HUBUNGAN ANTARA SELF ESTEEM DAN RELIGIUSITAS DENGAN INTENSI UNTUK BERHENTI MENJADI WANITA TUNA SUSILA SISWA PSKW MULYA JAYA
Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)
Disusun oleh : ISNI PRIHATINI NOVIANSJAH NIM: 106070002252
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H / 2010 M
HUBUNGAN ANTARA SELF ESTEEM DAN RELIGIUSITAS DENGAN INTENSI UNTUK BERHENTI MENJADI WANITA TUNA SUSILA SISWA PSKW MULYA JAYA
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk memenuhi syarat-syarat memperoleh gelar Sarjana Psikologi
Oleh : ISNI PRIHATINI NOVIANSJAH NIM : 106070002252
Di Bawah Bimbingan :
Pembimbing I
Pembimbing II
Dra. Fadhilah Suralaga, M.Si NIP. 19561223 198303 2001
Gazi Saloom, M.Si NIP. 19711214 200701 1 014
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431H/2010M
PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI Skripsi yang berjudul HUBUNGAN ANTARA SELF ESTEEM DAN RELIGIUSITAS DENGAN INTENSI UNTUK BERHENTI MENJADI WANITA TUNA SUSILA SISWA PSKW MULYA JAYA telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 16 November 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1 (S1) pada Fakultas Psikologi. Jakarta, 16 November 2010 Sidang Munaqasyah
Dekan/ Ketua merangkap anggota
Pembantu Dekan/ Sekretaris merangkap anggota
Jahja Umar, Ph.D NIP. 130 885 522
Dra. Fadhilah Suralaga, M.Si NIP.19561223 198303 2001
Anggota :
Ikhwan Lutfi, M. Psi NIP. 19730710 200501 1 006
Gazi Saloom, M. Si NIP.19711214 200701 1 014
PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Isni Prihatini Noviansjah NIM : 106070002252
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Hubungan Antara Self Esteem dan Religiusitas dengan Intensi Untuk Berhenti Menjadi Wanita Tuna Susila Siswa PSKW Mulya Jaya” adalah benar merupakan karya saya sendiri dan tidak melakukan tindakan plagiat dalam penyusunan skripsi tersebut. Adapun kutipan-kutipan yang ada dalam penyusunan skripsi ini telah saya cantumkan sumber pengutipannya dalam daftar pustaka.
Saya bersedia untuk melakukan proses yang semestinya sesuai dengan UndangUndang jika ternyata skripsi ini secara prinsip merupakan plagiat atau jiplakan dari karya orang lain.
Demikian pernyataan ini saya buat untuk dipergunakan sebaik-baiknya.
Jakarta, 16 November 2010
Isni Prihatini Noviansjah NIM : 106070002252
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO :
Perempuan-perempuan yang keji untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji untuk perempuanperempuan yang keji (pula), sedangkan perempuanperempuan yang baik untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik untuk perempuan-perempuan yang baik (pula). (An-Nur:26)
PERSEMBAHAN : Karya sederhana ini kupersembahkan untuk Papa dan Mama serta orang-orang yang kusayangi yang telah memberi makna dan pelajaran hidup untuk menjadi dewasa.
ABSTRAK (A) Fakultas Psikologi (B) Oktober 2010 (C) Isni Prihatini Noviansjah (D) Hubungan Antara Self Esteem dan Religiusitas dengan Intensi untuk berhenti menjadi Wanita Tuna Susila siswa PSKW Mulya Jaya (E) xvi + 112 halaman (F) Belakangan ini, berita di media massa membukakan mata bahwa globalisasi juga berdampak pada penyebaran dan perluasan ruang lingkup operasi perempuan penghibur atau yang biasa disebut wanita pekerja seks komersial. Perkembangan pekerja seks komersial di Indonesia dari tahun ke tahun semakin meningkat. Aksi para pekerja seks dalam praktek prostitusi ini tidak terlepas dari pengawasan dan penindaklanjutan yang dilakukan oleh pihak keamanan dan petugas satpol PP setempat. Setelah itu, para pekerja seks komersial yang terkena razia oleh petugas tramtib segera dibawa ke dinas sosial untuk selanjutnya diproses dan ditempatkan ke panti rehabilitas. Salah satu panti rehabilitas yang berada di Jakarta yaitu Panti Sosial Karya Wanita Mulya Jaya, Pasar Rebo. Pembinaan yang dilakukan oleh PSKW Mulya Jaya berupa pembinaan mental dan rohani yang bertujuan untuk meningkatkan self esteem dan religiusitas siswa agar siswa tersebut memiliki intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara self esteem dan religiusitas dengan intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila siswa PSKW Mulya Jaya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Sampel penelitian ini berjumlah 42 orang yang ditentukan dengan teknik non-probability sampling dengan metode sampling jenuh. Instrumen penelitian yang digunakan berupa skala yang terdiri dari skala self esteem, skala religiusitas, dan skala intensi dengan model skala Likert. Nilai reliabilitas skala self esteem dengan 31 item yang valid adalah sebesar 0,8704, nilai reliabilitas skala religiusitas dengan 13 item yang valid adalah sebesar 0,6972, dan nilai reliabilitas skala intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila dengan 2 item yang valid adalah sebesar 0,9050. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan positif yang signifikan antara self esteem dan religiusitas dengan intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila siswa PSKW Mulya Jaya. Nilai r hitung antara self esteem dengan intensi sebesar 0,524 dengan nilai p value 0,00< 0,05. Sedangkan nilai r hitung antara religiusitas dengan intensi sebesar 0,509 dengan nilai p value 0,00 < 0,05. Arah hubungan adalah positif, yang berarti semakin tinggi self esteem dan religiusitas seseorang, maka semakin tinggi pula intensi seseorang untuk berhenti menjadi wanita tuna susila pada siswa PSKW Mulya Jaya. Dari hasil uji regresi, diketahui
bahwa self esteem dan religiusitas secara bersama memberikan kontribusi sebesar 37,3% terhadap intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila. Self esteem memberikan kontribusi yang lebih besar (27,5%) terhadap intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila dibandingkan religiusitas (9,8%). Aspek self esteem yang ketiga, yaitu perasaan dalam kaitannya dengan orang lain adalah variabel yang memberikan kontribusi paling besar terhadap intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila, yaitu sebesar 26,3%. Hal ini berarti bahwa siswa PSKW Mulya Jaya cukup dapat menghormati orang lain dan memiliki toleransi terhadap orang lain. Untuk penelitian selanjutnya, disarankan agar dapat mengembangkan item-item pernyataan pada skala religiusitas dan skala intensi, baik dari segi kualitas pernyataan atau pertanyaan agar dapat lebih mengukur apa yang ingin diukur. Selain itu, jika ingin melakukan penelitian dengan sampel yang serupa, maka disarankan untuk memperbanyak jumlah responden dan dalam pengambilan data dilakukan di masa akhir pembinaan agar lebih terlihat intensi siswa PSKW Mulya Jaya untuk berhenti menjadi wanita tuna susila. (G) Bahan Bacaan: 30 bahan (1975-2009)
ABSTRACT (A) Faculty of Psychology (B) October 2010 (C) Isni Prihatini Noviansjah (D) The Relationship between Self Esteem and Religiousness with the Intention to Quit Being a Prostitute PSKW Mulya Jaya Student (E) xvi + 112 Pages (F) Recently, the news in mass media has opened the eyes that globalization also impact on the spread as well as the broadening of the scope of operation entertainment women or better known as prostitute. The growth of prostitutes in Indonesia from year to year has been on the rise. Their actions in prostitution practice are related to the supervision and follow up by national security (police) and local officials Satpol PP. Afterward, prostitutes that get caught by the police’s raids are brought to a social institution to be processed and put into a rehabilitation center. One of rehabilitation center in Jakarta is Panti Sosial Karya Wanita Mulya Jaya, which is located in Pasar Rebo, Jakarta. The education brought by PSKW Mulya Jaya is in the form of mental education as well as spiritual, which purpose is to raise their self-esteem and piousness so that they will have the intention to quit being a prostitute. The purpose of this research is to know the relationship between self-esteem and religiousness with the intention to quit being a prostitute on student of PSKW Mulya Jaya. This research will be using the quantitative approach, with a sample of about 42 people that are decided through the non-probability sampling with the purposive sampling method. As for the research instrument are self-esteem scale, religiousness scale, and intention scale with Likert scale model will be used. The value of reliability of self esteem scale with 31 items which are valid is 0.8704, while the value of reliability of religiousness scale with 13 items which are valid is 0.6972, and the value of reliability of intention to quit being a prostitute scale with 2 items which are valid is 0.9050. The result of this research shows that there is a significantly positive relationship between self esteem and religiousness with the intention to quit being a prostitute on student of PSKW Mulya Jaya. The value of r between self esteem and intention is 0.524 with the value of p 0.00<0.05. The direction of the relationship is positive, meaning that the higher one’s self esteem and religiouness, so the higher one’s intention to quit being a prostitute will be. From the result of the regression test, it is known that self esteem and religiouness together give a contribution of about 37.5% toward the intention to quit being a prostitute. Self esteem gives a much higher contribution (27.5%) toward the intention to quit being a prostitute rather than religiousness (9.8%). The third aspect of self esteem, the emotion towards other, is a variable that gives the biggest contribution toward to the
intention to quit being a prostitute, which is up to 26.3%. This means that the PSKW Mulya Jaya students have enough respect and tolerant to others. For future research, it is highly advisable to develop the scales’ items on the religiousness scale and intention scale, be it from the quality of statement or questions, so that it is possible to better measure what is needed. In addition, if another research with similar samples are to be done, it is advisable to increase the number of respondents and that the data collection can be done during the last stage of institutionalization so that the student’s intention to quit being a prostitute can be more visibly seen and felt. (G) Reference: 30 Resources (1975-2009)
KATA PENGANTAR Alhamdulillah dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia yang diberikan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini yang berjudul “Hubungan antara Self Esteem dan Religiusitas dengan Intensi untuk Berhenti Menjadi Wanita Tuna Susila Siswa PSKW Mulya Jaya”. Sholawat serta salam tidak lupa penulis sampaikan kepada Rasulullah SAW, keluarga, para sahabat, dan pengikutnya. Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat unutk mencapai gelar Sarjana Psikologi pada Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dengan selesainya penulisan skripsi ini, penulis menyadari bahwa keberhasilan penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak baik langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, sudah sepantasnya penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Jahja Umar, Ph.D, Dekan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta beserta jajarannya yang telah memberikan kesempatan kepada penulis agar dapat menuntut ilmu dengan baik. 2. Ibu Dra.Fadhilah Suralaga, M.Si, pembimbing I. Penulis sangat berterima kasih karena Ibu telah memberikan waktu yang banyak dalam proses bimbingan skripsi ini. Terima kasih juga atas segala arahan, masukan, kritik yang membangun, serta koreksi yang sangat detail dalam penyelesaian skripsi ini. 3. Bapak Gazi Saloom, M.Si, pembimbing II, yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, arahan, nasihat dan sarannya dalam penulisan skripsi ini. 4. Bapak Choliluddin A.S, M.Ag, yang telah memberikan bimbingan akademik selama masa-masa perkuliahan penulis. 5. Bapak Drs. M. Ali Samantha, MM, kepala PSKW Mulya Jaya Jakarta yang telah mengijinkan penulis untuk melaksanakan penelitian di PSKW Mulya Jaya Jakarta. 6. Seluruh responden yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk mengisi angket. 7. Seluruh dosen Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan banyak ilmu dari awal perkuliahan hingga selesainya skripsi ini. Terima kasih untuk Bu Yunita yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menjadi salah seorang Mentor Akademis di tahun akhir perkuliahan sehingga penulis mendapatkan banyak pembelajaran dan pengalaman akademis. Terima kasih untuk Pak Luthfi atas saran dan masukannya. Terima kasih pula untuk Bu Desi, Bu Eva, Bu Mulya, Bu Yufi, Bu Zulfa, atas kerjasamanya di PLP selama ini.
8. Kedua orang tuaku tersayang, Drs. Muchtarsjah dan Bonita M. Olii yang selalu menyelipkan nama penulis disetiap doa yang dipanjatkan. Terima kasih banyak atas bantuan moril maupun materil yang telah diberikan selama ini. Mama dan papa selalu menjadi penyemangat bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Tidak lupa pula untuk kakakku dan kedua adikku atas bantuan dan support yang diberikan selama ini. 9. Oma dan nenekku, yang selalu mendoakan dan memberikan nasehat-nasehat yang bijak kepada penulis. Dan untuk seluruh keluargaku yang menyayangiku dan mendukungku. 10. Teguh Iman Santoso, yang tidak pernah penulis duga kehadirannya dalam hidup penulis di akhir perkuliahan, telah memberikan banyak kasih sayang, doa, dukungan, bantuan dan semangatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. 11. Sahabatku tersayang, Nadiah, Malini, Retha, Shila, Mut, Mita, Ega, Nining, Adel, terima kasih atas persahabatan yang terjalin indah selama empat tahun. Juga sahabat terbaikku, Rika, Dara, Hani, Amal, Siti, Danny, Suci, Adiyo, Rudhi, Pras, Adit, Aji, yang telah memberikan warna lain dalam menjalani masa-masa perkuliahan hingga selesainya skripsi ini. Terima kasih atas semua canda tawa dan kebersamaannya selama ini. 12. Teman-teman Mentor Akademis, yang telah menyempatkan waktunya untuk melakukan brainstorming bersama penulis. 13. Teman-teman seperjuangan angkatan 2006, khususnya kelas C. Terima kasih untuk kebersamaan yang indah dan pembelajarannya selama ini. 14. Seniorku, kak Ady, mbak Niar, mbak Retno, mbak Nida yang telah bersedia membagi ilmunya dan meminjamkan bukunya. 15. Mbak Rini, yang bersedia direpotkan dan Kak Agus yang menyediakan waktunya untuk mengajari SPSS. 16. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, karena dukungan moral serta pengertian mereka sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini. Hanya asa dan doa yang penulis panjatkan semoga pihak yang membantu penyelesaian skripsi ini mendapatkan balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT. Amin. Akhir kata, besar harapan penulis semoga skripsi ini memberikan manfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi siapa saja yang membaca. Jakarta, Oktober 2010
Penulis
DAFTAR ISI Halaman Judul Halaman Persetujuan .................................................................................................ii Halaman Pengesahan ................................................................................................iii Halaman Pernyataan .................................................................................................iv Motto dan Persembahan.............................................................................................v Abstrak .......................................................................................................................vi Abstract ....................................................................................................................viii Kata Pengantar ...........................................................................................................x Daftar Isi ....................................................................................................................xii Daftar Tabel ..............................................................................................................xiv Daftar Lampiran ......................................................................................................xvi
BAB I: Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................................1 1.2 Pembatasan dan Perumusan Masalah 1.2.1 Pembatasan Masalah ...............................................................................13 1.2.2 Perumusan Masalah .................................................................................14 1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................................15 1.4 Manfaat Penelitian ...............................................................................................15 1.5 Sistematika Penulisan ..........................................................................................16
BAB II : Kajian Pustaka 2.1 Intensi ..................................................................................................................18 2.1.1 Pengertian Intensi ....................................................................................18 2.1.2 Faktor-Faktor Pembentuk Intensi ............................................................20 2.1.3 Intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila ..................................28 2.2 Self Esteem ..........................................................................................................30 2.2.1 Pengertian Self Esteem ............................................................................30 2.2.2 Aspek-Aspek Self Esteem ........................................................................33 2.2.3 Karakteristik Individu berdasarkan Tingkatan Self Esteem .....................36 2.3 Religiusitas ..........................................................................................................38 2.3.1 Pengertian Religiusitas ............................................................................38 2.3.2 Dimensi Religiusitas ...............................................................................40 2.4 Kerangka Berpikir ...............................................................................................44 2.5 Hipotesis Penelitian .............................................................................................52
BAB III : Metode Penelitian 3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian .....................................................................53 3.2 Populasi dan Sampel ...........................................................................................54 3.2.1 Populasi ...................................................................................................54 3.2.2 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ...............................................54 3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional .....................................................56 3.4 Pengumpulan Data ..............................................................................................58 3.5 Uji Instrumen .......................................................................................................64 3.5.1 Uji Validitas .............................................................................................65 3.5.2 Uji Reliabilitas .........................................................................................68 3.6 Prosedur Penelitian ..............................................................................................70 3.7 Teknik Analisa Data ............................................................................................72
BAB IV : Analisa Hasil Penelitian 4.1 Gambaran Umum Responden..............................................................................73 4.1.1 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Usia ....................................73 4.1.2 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ...........74 4.1.3 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Status Pernikahan ...............75 4.1.4 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Suku ...................................75 4.1.5 Gambaran Umum Berdasarkan Lamanya menjadi WTS ........................76 4.1.6 Gambaran Umum Berdasarkan Alasan menjadi WTS ............................77 4.2 Deskripsi Hasil Penelitian ...................................................................................78 4.3 Kategorisasi Berdasarkan Penyebaran Skor Responden .....................................79 4.3.1 Kategorisasi Skor Self Esteem .................................................................79 4.3.2 Kategorisasi Skor Religiusitas ................................................................80 4.3.3 Kategorisasi Skor Intensi ........................................................................81 4.4 Hasil Uji Hipotesis ..............................................................................................82 4.5 Analisis Tambahan ..............................................................................................98
BAB V : Kesimpulan, Diskusi, Saran 5.1 Kesimpulan ........................................................................................................101 5.2 Diskusi ...............................................................................................................102 5.3 Saran ..................................................................................................................107 5.3.1 Saran Teoritis .........................................................................................107 5.3.2 Saran Praktis ..........................................................................................108 Daftar Pustaka .........................................................................................................110 Lampiran A Lampiran B Lampiran C
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1
Pilihan Jawaban
Tabel 3.2
Blue Print Try Out Skala Self Esteem
Tabel 3.3
Blue Print Try Out Skala Religiusitas
Tabel 3.4
Blue Print Try Out Skala Sikap
Tabel 3.5
Blue Print Try Out Skala Norma Subjektif
Tabel 3.6
Blue Print Try Out Skala PBC
Tabel 3.7
Blue Print Try Out Skala Intensi
Tabel 3.8
Hasil Try Out Skala Self Esteem
Tabel 3.9
Hasil Try Out Skala Religiusitas
Tabel 3.10
Hasil Try Out Skala Faktor Penentu Intensi
Tabel 3.11
Hasil Try Out Skala Intensi
Tabel 4.1
Gambaran Umum Responden berdasarkan Usia
Tabel 4.2
Gambaran Umum Responden berdasarkan Pendidikan Terakhir
Tabel 4.3
Gambaran Umum Responden berdasarkan Status Pernikahan
Tabel 4.4
Gambaran Umum Responden berdasarkan Suku
Tabel 4.5
Gambaran Umum Responden berdasarkan Lamanya menjadi WTS
Tabel 4.6
Gambaran Umum Responden berdasarkan Alasan menjadi WTS
Tabel 4.7
Statistik Deskriptif Variabel Penelitian
Tabel 4.8
Penyebaran Skor Skala Self Esteem
Tabel 4.9
Penyebaran Skor Skala Religiusitas
Tabel 4.10
Penyebaran Skor Skala Intensi
Tabel 4.11
Uji Korelasi Self Esteem dan Religiusitas dengan Intensi
Tabel 4.12
Uji Regresi Self Esteem dan Religiusitas dengan Intensi
Tabel 4.13
Anova Uji Regresi Self Esteem dan Religiusitas dengan Intensi
Tabel 4.14
Koefisien Persamaan Regresi Self Esteem, Religiusitas, dan Intensi
Tabel 4.15
Uji Korelasi Aspek Self Esteem dengan Intensi
Tabel 4.16
Proporsi varian oleh masing-masing aspek self esteem pada Intensi
Tabel 4.17
Koefisien Regresi Aspek Self Esteem dengan Intensi
Tabel 4.18
R square Aspek Self Esteem dengan Intensi
Tabel 4.19
Uji Korelasi Aspek Religiusitas dengan Intensi
Tabel 4.20
R square Aspek Religiusitas dengan Intensi
Tabel 4.21
Uji Korelasi Self Esteem, Religiusitas, Sikap, Norma Subjektif, PBC, dengan Intensi
Tabel 4.22
R square Self Esteem, Religiusitas, Sikap, Norma Subjektif, PBC, dengan Intensi
Tabel 4.23
R square Sikap, Norma Subjektif, PBC, dengan Intensi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A
Skala Variabel Penelitian dan Uji Validitas dan Reliabilitas Skala Variabel Penelitian
Lampiran B
Uji Hipotesis dan Uji Regresi
Lampiran C
Data Mentah
DAFTAR ISI
Halaman Judul Halaman Persetujuan ....................................................................................................................i Halaman Pengesahan ...................................................................................................................ii Halaman Pernyataan ...................................................................................................................iii Motto .............................................................................................................................................iv Abstrak ..........................................................................................................................................v Kata Pengantar ...........................................................................................................................vii Daftar Isi .......................................................................................................................................x Daftar Tabel ...............................................................................................................................xiii Daftar Lampiran ........................................................................................................................xix
BAB I: Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah ......................................................................................................1 1.2 Pembatasan dan Perumusan Masalah 1.2.1
Pembatasan Masalah ..............................................................................................13
1.2.2
Perumusan Masalah ................................................................................................14
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................................................15 1.4 Manfaat Penelitian ..............................................................................................................15 1.5 Sistematika Penulisan .........................................................................................................16
BAB II : Kajian Pustaka 2.1 Intensi ...................................................................................................................................18 2.1.1
Pengertian Intensi ....................................................................................................18
2.1.2
Faktor-Faktor Pembentuk Intensi .........................................................................20
2.1.3
Intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila ..............................................28
x
2.2 Self Esteem ............................................................................................................................30 2.2.1
Pengertian Self Esteem ............................................................................................30
2.2.2
Aspek-Aspek Self Esteem ........................................................................................33
2.2.3
Karakteristik Individu berdasarkan Tingkatan Self Esteem ..............................36
2.3 Religiusitas ...........................................................................................................................38 2.3.1
Pengertian Religiusitas ............................................................................................38
2.3.2
Dimensi Religiusitas ................................................................................................40
2.4 Kerangka Berpikir ..............................................................................................................44 2.5 Hipotesis Penelitian .............................................................................................................52
BAB III : Metode Penelitian 3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian ...................................................................................53 3.2 Populasi dan Sampel ...........................................................................................................54 3.2.1
Populasi ....................................................................................................................54
3.2.2
Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel .............................................................54
3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ...................................................................56 3.4 Pengumpulan Data ..............................................................................................................58 3.5 Uji Instrumen .......................................................................................................................64 3.5.1
Uji Validitas .............................................................................................................65
3.5.2
Uji Reliabilitas .........................................................................................................68
3.6 Prosedur Penelitian .............................................................................................................70 3.7 Teknik Analisa Data ...........................................................................................................72
BAB IV : Analisa Hasil Penelitian 4.1 Gambaran Umum Responden ...........................................................................................73 4.1.1 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Usia ...............................................73 4.1.2
Gambaran Umum Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ...................74
4.1.3
Gambaran Umum Responden Berdasarkan Status Pernikahan .......................75
4.1.4
Gambaran Umum Responden Berdasarkan Suku ..............................................75 xi
4.1.5
Gambaran Umum Berdasarkan Lamanya menjadi WTS ..................................76
4.1.6
Gambaran Umum Berdasarkan Alasan menjadi WTS ......................................77
4.2 Deskripsi Hasil Penelitian ...................................................................................................78 4.3 Kategorisasi Berdasarkan Penyebaran Skor Responden ...............................................79 4.3.1
Kategorisasi Skor Self Esteem ................................................................................79
4.3.2
Kategorisasi Skor Religiusitas ................................................................................80
4.3.3
Kategorisasi Skor Intensi ........................................................................................81
4.4 Hasil Uji Hipotesis ...............................................................................................................83 4.5 Analisis Tambahan .............................................................................................................98
BAB 5 : Kesimpulan, Diskusi, Saran
5.1 Kesimpulan ........................................................................................................................102 5.2 Diskusi ................................................................................................................................103 5.3 Saran ..................................................................................................................................108 5.3.1
Saran Teoritis ........................................................................................................108
5.3.2
Saran Praktis .........................................................................................................109
Daftar Pustaka
xii
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Belakangan ini, berita di media massa membukakan mata bahwa globalisasi juga berdampak pada penyebaran dan perluasan ruang lingkup operasi perempuan penghibur atau yang biasa disebut wanita pekerja seks komersial. Perkembangan pekerja seks komersial di Indonesia dari tahun ke tahun semakin meningkat. Pelakunya pun tidak hanya wanita dewasa, melainkan gadis di bawah umur, yang masih bersekolah juga melakukan praktik prostitusi. Statistik menunjukkan bahwa kurang lebih 75% dari jumlah pelacur adalah wanita-wanita muda di bawah umur 30 tahun. Mereka itu pada umumnya memasuki dunia pelacuran pada usia yang muda, yaitu 13-24 tahun dan yang paling banyak ialah usia 17-21 tahun. (Kartono, 2007). Sedangkan menurut Deputi Perlindungan Anak pada Kementrian Negara Pemberdayaan Perempuan, Dr Surjadi Soeparman MPH, diperkirakan 30 persen pelacur atau pekerja seks komersial (PSK) di Indonesia dijalani oleh anak-anak di bawah umur atau di bawah usia 18 tahun.
Di Jawa Timur, pada tahun 1960-1970 tercatat 4.600 pekerja seks komersial, tetapi diperkirakan di luar jumlah itu masih ada tambahan 1.000 orang
2
lagi. Di Jawa Tengah ada 2.404 pelacur di 486 rumah pelacuran. Di Jakarta sendiri jumlahnya 6.500 orang. Pada tahun 1990, ketika jumlah penghuni kota meroket, sektor primer tidak mampu menyediakan lapangan kerja sebanyak pertambahan itu. Hanya 49% dari penduduk usia kerja yang dapat ditampung. Untuk tenaga kerja wanita, terbanyak lowongan berada di pabrik, di jasa penjualan, hotel dan restoran, dan rumah-rumah tangga. Tetapi karena upah kurang memadai, para perempuan itu melirik industri seks yang memberi peluang penghasilan lima sampai 10 kali lipat. Data resmi menyebutkan, jumlah "pekerja seks" pada tahun1994/1995 tercatat 71.281. Tidak termasuk yang di luar pagar lokalisasi. Tetapi ahli ilmu sosial Daniel Dhakidae pernah menghitunghitung,
pada
tahun
1971
saja
ada
106.840
wanita
tuna
susila.
(http://www.hamline.edu/apakabar/basisdata/1997/07/26/0018.html)
Di Indonesia, UNICEF melaporkan bahwa sekitar 30 persen (sekitar 40-70 ribu anak) terjerumus ke prostitusi berusia di bawah 18 tahun. Mereka tersebar di beberapa daerah seperti Batam, Bali, serta beberapa kota lain yang memiliki fasilitas wisata. Selain karena ditipu, kemiskinan menjadi alasan utama banyak anak terjerumus ke prostitusi. Berdasarkan data yang dilakukan di wilayah Jakarta dan Jawa Barat; wanita pekerja seks komersial dewasa di Jakarta sebanyak 4.704 (80%) dan sebanyak 10.041 (80%) di Jawa Barat. Sedangkan jumlah pekerja seks komersial yang berusia di bawah umur 1.020 (20%) di
3
Jakarta
dan
sebanyak
2.511
(20%)
di
Jawa
Barat.
(http://indonesiabreakingnewsonline.blogspot.com/2008/07/30-psk-indonesiaanak-di bawah -umur.html)
Pada tahun 2003, jumlah pekerja seks komersial kian meningkat di kotakota besar. ILO-IPEC melakukan kajian dan memperkirakan jumlah pekerja seks komersial di bawah 18 tahun sekitar 1.244 anak di Jakarta, Bandung sebanyak 2.511 anak, Yogyakarta sebanyak 520 anak, Surabaya sebanyak 4.990 anak, dan di Semarang sebanyak 1.623 anak. Namun jumlah ini dapat menjadi beberapa kali lipat lebih besar mengingat banyaknya pekerja seks komersial bekerja di tempat-tempat tersembunyi, ilegal dan tidak terdata. (Tempo Interaktif, 2003) Sementara itu, jumlah pekerja seks di Cirebon juga mengalami peningkatan pada tahun 2010. Hal tersebut diungkapkan Kepala Bagian Kesra Kabupaten Cirebon, Deni Agustin. Menurut Deni, saat ini jumlah pekerja seks komersial di Kabupaten Cirebon yang tercatat sebanyak 3.000 orang. (Tempo Interaktif, 2010)
Aksi para pekerja seks dalam praktek prostitusi ini tidak terlepas dari pengawasan dan penindaklanjutan yang dilakukan oleh pihak keamanan dan petugas satpol PP setempat. Biasanya petugas satpol PP ini menjaring para pekerja seks komersial yang berada di tempat-tempat hiburan atau hotel tertentu, yang sebelumnya telah mendapat informasi dari para warga masyarakat di
4
sekitar lingkungan tersebut. Setelah itu, para pekerja seks komersial yang terkena razia oleh petugas tramtib segera dibawa ke dinas sosial untuk selanjutnya diproses dan ditempatkan ke panti rehabilitas. Salah satu panti rehabilitas yang berada di Jakarta yaitu Panti Sosial Karya Wanita Mulya Jaya, Pasar Rebo.
PSKW Mulya Jaya merupakan unit pelaksana teknis Departemen Sosial RI yang memberikan pelayanan dan rehabilitasi sosial kepada wanita tuna susila (pekerja seks komersil), antara lain: pembinaan fisik, mental, sosial, mengubah sikap dan tingkah laku, pelatihan keterampilan, resosialisasi dan pembinaan lanjut kepada penyandang masalah tuna susila agar mampu melaksanakan fungsi sosialnya dan mandiri dalam kehidupan bermasyarakat. PSKW Mulya Jaya ini telah berdiri sejak tahun 1959 dan memiliki daya tampung sebanyak 110 orang. Ada beberapa program kegiatan yang dilakukan dalam upaya pembinaan mental dan fisik yang diberikan kepada para pekerja seks komersil ini, yaitu antara lain Praktek Belajar Kerja (PBK), Bimbingan Lanjut (Binjut), dan Widya Wisata.
Salah satu faktor yang menyebabkan wanita menjadi pekerja seks komersial adalah tuntutan ekonomi. Hal itu pulalah yang menjadi faktor wanita tuna susila sulit untuk berhenti menjadi pekerja seks komersial. Mereka merasa bahwa tuntutan hidup lebih penting untuk dipenuhi walaupun harus dengan cara melakukan praktek prostitusi. Mereka merasa tidak mampu untuk melakukan pekerjaan lain yang halal dan menganggap diri mereka tidak berharga. Mereka
5
merasa tidak aman dengan diri mereka sehingga mereka sulit untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya. Oleh karena itu, mereka memilih dan mau menjalani profesi sebagai wanita tuna susila karena mereka menilai rendah keberhargaan diri mereka.
Menurut beberapa pengakuan dari mereka, dengan menjalani profesi sebagai pekerja seks komersial, sedikit banyak mereka menerima pandangan atau perlakuan yang negatif dari lingkungan sosialnya. Mereka menerima begitu banyak hinaan dan celaan dari orang-orang disekitarnya. Setiap kali seseorang mengatakan sesuatu yang merendahkan dirinya, mereka menerimanya begitu saja. Hal ini akan membuat mereka semakin menilai diri mereka sebagai individu yang tidak berarti dan tidak berharga. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Coopersmith (dalam Burn, 1993) bahwa penilaian yang diberikan individu terhadap dirinya sendiri, yang ditampilkan dalam sikap penerimaan atau penolakan dan menunjukkan keyakinan individu kepada diri sendiri bahwa ia mampu, berarti, berhasil, dan berharga disebut self esteem. Seseorang yang menilai dirinya tidak berharga berarti orang tersebut memiliki self esteem yang rendah.
Menurut salah satu pembimbing di PSKW Mulya Jaya, pembinaan mental yang dilakukan pada siswa PSKW Mulya Jaya bertujuan untuk meningkatkan harga diri (self esteem) para pekerja seks komersil tersebut agar mereka mampu
6
menampilkan sikap penerimaan dan menunjukkan keyakinan atas diri mereka bahwa mereka mampu, berarti, berhasil, dan berharga. Self esteem merupakan salah satu aspek yang menentukan keberhasilan seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungan sosialnya. Individu yang menilai tinggi keberhargaan dirinya merasa puas atas kemampuan diri dan merasa menerima penghargaan positif dari lingkungan. Hal ini akan menimbulkan perasaan aman dalam diri individu sehingga ia mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya.
Dengan adanya pembinaan dan pelatihan keterampilan yang diberikan oleh petugas dinas sosial PSKW Mulya Jaya selama 6 bulan diharapkan juga dapat meningkatkan kekuatan dan kemampuan para siswa dalam hal fisik, ekonomi, pengetahuan, keterampilan, dan mental mereka sehingga diharapkan mereka tidak menunjukkan perilaku prostitusi lagi dan memiliki intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila apabila mereka telah keluar dari PSKW Mulya Jaya. Karena individu dengan self esteem yang tinggi dapat mengekspresikan diri dengan baik, tidak terpengaruh pada penilaian orang lain terhadap dirinya, dan memiliki keyakinan akan dirinya bahwa ia memang mempunyai kemampuan, kecakapan, dan kualitas diri yang tinggi untuk melakukan pekerjaan yang lebih layak.
Selain berbagai keterampilan dan pembinaan diri, PSKW Mulya Jaya juga memberikan pembelajaran keagamaan. Bentuk kegiatan tersebut antara lain:
7
membaca Al-Qur’an, ceramah keagamaan, zikir bersama, dan bimbingan penyuluhan Islam dan perkawinan agar mereka dapat bertobat dan menjadi wanita yang baik. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan religiusitas pada diri siswa. Menurut Siaga (dalam Zubaidi, 1994), kesadaran religius yang tinggi akan mendorong seseorang untuk selalu berusaha berbuat baik, berpegang pada moral, dan selalu berupaya untuk menyelaraskan diri dengan nilai yang tertinggi dalam hidup ini, yaitu Tuhan.
Namun pada kenyataannya, upaya pembinaan mental dan rohani yang dilakukan pihak PSKW Mulya Jaya kepada para siswa belum begitu berpengaruh terhadap diri mereka. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang penulis peroleh bahwa ternyata beberapa siswa di PSKW Mulya Jaya masih menunjukkan perilaku yang masih bercirikan seorang pekerja seks komersial. Beberapa dari mereka masih ada yang senang menggunakan make-up yang tebal, menggoda petugas dan pengunjung laki-laki, bahkan ada yang nekat keluar dari kamar mandi dan berjalan ke kamarnya tanpa sehelai benang pun. Ada juga beberapa siswa yang sudah lebih dari satu kali masuk PSKW Mulya Jaya.
Diduga, sikap prostitusi yang ditampilkan oleh para siswa PSKW Mulya Jaya tersebut dipengaruhi oleh belief atau sejumlah belief yang dimilikinya. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Fishbein dan Ajzen (1975) bahwa belief mengarah pada penilaian subjektif individu terhadap berbagai aspek yang
8
ada disekitarnya. Belief seseorang terhadap suatu objek akan menentukan sikapnya terhadap objek sikap tersebut. Selanjutnya, sikap terhadap suatu objek tersebut akan mengarahkan intensi individu terhadap suatu objek. Bila para siswa PSKW Mulya Jaya masih menampilkan sikap prostitusi maka kemungkinan mereka masih memiliki intensi untuk menjadi wanita tuna susila dan kembali melakukan praktek prostitusi setelah keluar dari PSKW Mulya Jaya.
Hasil penelitian dalam Journal of Chinese Clinical Medicine vol 2 no.1 yang berjudul Effect of self esteem on substance-abuse, thieve, and prostitution menunjukkan bahwa self esteem seseorang memiliki pengaruh terhadap perilaku kekerasan, pencurian, dan prostitusi yang mereka lakukan (Alavi, 2007). Jadi, perilaku prostitusi yang dilakukan seseorang dipengaruhi oleh self esteem yang mereka miliki. Perilaku prostitusi yang dimunculkan oleh individu bergantung pada seberapa besar intensi individu tersebut untuk berhenti menjadi wanita tuna susila.
Menurut Fishbein dan Ajzen (1975), intensi mempengaruhi individu untuk bertingkah laku. Beberapa penelitian mengenai peran intensi terhadap perilaku telah dilakukan, seperti dalam Jurnal Psikologi Sosial volume 13 no.1 mengenai Relationship between intention to obey traffic signs and disobeying traffic signs behavior on bus driver in Jakarta (Ayuningtyas, 2008). Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara intensi
9
mematuhi tanda-tanda lalu lintas dan tingkah laku melanggar tanda-tanda lalu lintas, yang berarti semakin tinggi intensi mematuhi tanda-tanda lalu lintas maka semakin rendah tingkah laku melanggar tanda-tanda lalu lintas.
Hasil penelitian lain mengenai hubungan attitude, subjective norm, dan perceived behavioral control dengan intensi untuk bertingkah laku menunjukkan bahwa attitude, subjective norm, dan perceived behavioral control secara signifikan memberi sumbangan terhadap intensi untuk melakukan safety performance pada pekerja drilling (Abdullah, 2002). Selanjutnya, pada penelitian lain dalam Jurnal Psikologi. Vol. 8, No. 2 mengenai hubungan antara prasangka terhadap kelompok dan intensi untuk bertingkah laku agresi pada pelajar sebuah SMK di Jakarta yang terlibat tawuran memberikan hasil bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara prasangka terhadap kelompok dengan intensi untuk bertingkah laku agresi, di mana semakin kuat prasangka seseorang terhadap suatu kelompok lain, maka akan semakin tinggi pula intensi untuk bertingkah laku agresi terhadap kelompok tersebut (Sheila, 2001). Lalu, pada penelitian mengenai hubungan antara adversity quotient (AQ) dengan intensi sembuh pada pengguna narkoba di panti rehabilitas diperoleh hasil bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara adversity quotient dengan intensi sembuh pada pengguna narkoba, di mana jika adversity quotient para pengguna narkoba tinggi maka intensi untuk sembuh juga tinggi dan akan memunculkan perilaku sembuh para pengguna narkoba (Wulandari, 2009).
10
Selain itu, terdapat beberapa penelitian mengenai hubungan antara self esteem dengan intensi, yaitu pada penelitian dalam Jurnal Psikologi. Vol. 9, No. 1 mengenai hubungan antara nilai sosial obat dan self esteem dengan intensi penyalahgunaan obat pada remaja menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara nilai sosial obat dan self esteem dengan intensi penyalahgunaan obat. Nilai sosial obat secara mandiri tidak ada hubungan dengan intensi penyalahgunaan obat sedangkan self esteem secara mandiri memiliki hubungan yang signifikan dengan intensi penyalahgunaan obat (Prasetya, 2002). Pada penelitian yang dilakukan oleh Sujana Y.E & Ratna Wulan (1994) dalam Jurnal Psikologi 1994 No.2, 1-8 mengenai hubungan antara kecenderungan pusat kendali dengan intensi menyontek diperoleh hasil bahwa tidak ada hubungan antara kecenderungan pusat kendali dengan intensi menyontek namun terdapat hubungan negatif antara harga diri (self esteem) dengan intensi menyontek. Hal ini menunjukkan bahwa self esteem juga berkaitan dengan intensi.
Adapun hasil penelitian mengenai keterkaitan antara religiusitas dengan intensi, yaitu pada penelitian pengaruh perilaku beragama dan nilai sosial obat terhadap intensi penyalahagunaan obat pada remaja menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang sangat signifikan antara perilaku beragama dan nilai sosial obat terhadap intensi penyalahgunaan obat, dimana nilai sosial obat memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap intensi penyalahgunaan obat yang akan memunculkan perilaku penyalahgunaan obat. (Nuzullia, 2005). Penelitian
11
mengenai hubungan religiusitas dengan intensi untuk menabung di Bank Syariah (Zulhairi, 2005) juga memberikan hasil bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara religiusitas dengan intensi untuk menabung. Lalu pada penelitian mengenai hubungan komitmen beragama dengan intensi berhenti menyalahgunakan narkoba pasca program rehabilitas diperoleh hasil bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara komitmen beragama dengan intensi berhenti menyalahgunakan narkoba pasca program rehabilitasi. (Handoyo, 2009). Variabel komitmen beragama dalam penelitian tersebut termasuk dalam dimensi religiusitas yang dikemukakan oleh Fetzer (1999).
Berdasarkan hasil penelitian mengenai hubungan antara pendapat tentang perkawinan dengan intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila diperoleh hasil bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara kedua variabel tersebut dan sebanyak 65% dari 40 orang siswa PSKW Mulya Jaya memiliki intensi yang tinggi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila (Rachmawati, 1993). Selain itu, pada penelitian mengenai hubungan antara persepsi mengenai penolakan lingkungan sosial dengan intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila diperoleh hasil bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara kedua variabel tersebut dan sebanyak 61,7% dari 34 siswa rehabilitas memiliki intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila.
12
Menurut peneliti, ada beberapa faktor eksternal yang mungkin mempengaruhi perilaku para warga binaan yang masih bertingkah laku seperti pekerja seks komersial di PSKW Mulya Jaya, yaitu pembinaan yang kurang maksimal dan kurang efektif karena kurangnya petugas dinas sosial yang menangani mereka, dan kurangnya dukungan dari keluarga dan orang-orang terdekat mereka. Sedangkan faktor internalnya dapat berupa: kebiasaan perilaku prostitusi yang sudah ada dalam diri mereka sebelum masuk panti yang sulit dihilangkan, adanya rasa kebutuhan atau hasrat yang masih tinggi untuk melakukan hubungan seks, rasa frustasi, kualitas konsep diri yang dalam hal ini berkaitan dengan harga diri (self esteem) dan kesadaran keagamaannya.
Berdasarkan fenomena di atas, peneliti merasa tertarik meneliti faktorfaktor internal yang berkaitan dengan fenomena yang peneliti amati sekarang bahwa beberapa wanita pekerja seks komersial yang telah mendapat pembinaan di panti rehabilitas masih menunjukkan sikap prostitusinya sehingga tidak sedikit wanita yang telah keluar dari panti rehabilitas kembali terlibat dalam praktik prostitusi lagi demi mendapatkan imbalan jasa atau hanya sekedar pemuasan nafsu seksual semata. Selain itu, berdasarkan beberapa hasil penelitian sebelumnya mengenai keterkaitan antara self esteem dengan intensi serta religiusitas dengan intensi yang telah dipaparkan di atas, peneliti merasa tertarik untuk menjadikan kedua konstruk, yaitu self esteem dan religiusitas sebagai independent variabel dan menguji hubungan antara kedua konstruk tersebut
13
dengan intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila sebagai dependent variabel. Peneliti ingin mengetahui apakah ada hubungan yang signifikan antara self esteem dan religiusitas dengan intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila pada siswa PSKW Mulya Jaya, seberapa besar kontribusi self esteem dan religiusitas terhadap intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila siswa PSKW Mulya Jaya, serta aspek self esteem dan religiusitas mana yang paling berkontribusi terhadap intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila siswa PSKW Mulya Jaya.
1.2 Pembatasan dan Perumusan Masalah 1.2.1 Pembatasan Masalah Agar penelitian ini tidak membahas hal-hal yang diluar jangkauan penelitian, maka dibuat pembatasan masalah demi kemudahan penelitian kedepannya. Peneliti hanya membatasi penelitian pada variabel intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila, self esteem, dan religiusitas. Adapun pembatasan ketiga variabel tersebut sebagai berikut: 1. Intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila adalah kecenderungan subjektif seseorang di mana ia memiliki keinginan untuk berhenti untuk menjadi wanita tuna susila, seperti mencari pekerjaan yang lebih halal setelah ia keluar dari panti rehabilitasi, menghindari perbuatan dosa, dapat berkumpul lagi bersama keluarga, dan menjadi tekun beribadah.
14
2. Self Esteem adalah evaluasi perasaan dan penilaian individu terhadap dirinya, kehidupannya, dan kaitan dengan orang lain.
3. Religiusitas adalah manifestasi seberapa jauh individu penganut agama merasakan pengalaman beragama sehari-hari (daily spiritual experience), ekspresi keagamaan sebagai sebuah nilai (value), keyakinan (belief), memaafkan (forgiveness), melatih diri dalam beragama (private religious practice), penggunaan agama sebagai coping (religious/spiritual coping), dan komitmen beragama (commitment).
4. Siswa PSKW Mulya Jaya adalah para wanita mantan pekerja seks komersial yang berusia 15-65 tahun dan menjadi siswa PSKW Mulya Jaya angkatan kedua tahun 2010 serta mendapat pembinaan mental dan rohani di Panti Sosial Karya Wanita Mulya Jaya, Pasar Rebo Jakarta Timur.
1.2.2 Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas, peneliti merumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut: 1. Apakah ada hubungan yang positif antara self esteem dan religiusitas dengan intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila pada siswa di Panti Sosial Karya Wanita Mulya Jaya?
15
2. Seberapa besar kontribusi self esteem dan religiusitas secara bersama terhadap intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila pada siswa Panti Sosial Mulya Jaya? 3. Aspek self esteem mana yang paling berkontribusi terhadap intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila? 4. Aspek religiusitas mana yang paling berkontribusi terhadap intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila?
1.3 Tujuan Penelitian Dalam penelitian ini, tujuan yang ingin dicapai adalah memperoleh data tentang ada tidaknya hubungan positif yang signifikan antara self esteem dan religiusitas dengan intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila siswa PSKW Mulya Jaya.
1.4 Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Secara teoritis, penelitian ini dapat memperkaya khasanah ilmu psikologi, khususnya mengenai teori intensi yang berhubungan dengan sikap dan tingkah laku individu pada psikologi sosial dan psikologi klinis.
16
2. Manfaat Praktis a) Penelitian ini dapat memberikan informasi kepada pihak panti rehabilitas PSKW Mulya Jaya mengenai self esteem dan religiusitas yang dimiliki oleh siswa PSKW Mulya Jaya agar dapat merancang kegiatan dan pelatihan self esteem yang sesuai bagi mereka sehingga bila mereka telah keluar dari panti, mereka memiliki intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila dan tidak melakukan praktek prostitusi lagi serta lebih banyak melakukan aktivitas yang lebih positif.
b) Bagi pihak LSM, penelitian ini dapat memberikan informasi yang berkaitan dengan praktek prostitusi yang dilakukan para pekerja seks komersial sehingga untuk ke depannya dapat dilakukan upaya pencegahan dan pemberantasan praktek prostitusi yang semakin marak terjadi di masyarakat.
1.5 Sistematika Penulisan Penulisan hasil penelitian ini mengacu pada pedoman penulisan skripsi Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, dengan sistematika sebagai berikut: Bab 1 : Pendahuluan Meliputi latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan
17
penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab 2 : Kajian Teori Meliputi pengertian intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila, faktor-faktor pembentuk intensi, pengertian self esteem, aspek-aspek self esteem, karakteristik individu berdasarkan tingkatan self esteem, pengertian religiusitas, dimensi religiusitas, kerangka berpikir, dan hipotesis penelitian.
Bab 3 : Metodologi Penelitian Meliputi pendekatan dan metode penelitian, populasi dan sampel, variabel penelitian dan definisi operasional, pengumpulan data, uji instrumen, prosedur penelitian, dan teknik analisa data.
Bab 4 : Hasil Penelitian Meliputi gambaran umum responden, deskripsi hasil penelitian, kategorisasi berdasarkan penyebaran skor responden, hasil uji hipotesis, analisis tambahan.
Bab 5 : Penutup Meliputi kesimpulan, diskusi, dan saran.
18
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Dalam bab ini, akan dibahas mengenai variabel intensi sebagai dependent variabel, serta self esteem dan religiusitas sebagai independent variabel. Selain itu, dalam subbab kerangka berpikir akan dibahas mengenai keterkaitan antara ketiga variabel tersebut sehingga memunculkan beberapa hipotesis penelitian.
2.1 Intensi 2.1.1 Pengertian Intensi Fishben dan Ajzen (1975) mengatakan tentang intensi di dalam bukunya bahwa “…intention as a person’s location on subjective probability dimension involving a relation between himself and some action. A behavioral intention refers to a person’s subjective probability that he will perform some behavior.
Dari definisi di atas, dapat dikatakan bahwa intensi merupakan bagian diri seseorang dalam dimensi subjektif yang melibatkan hubungan antara dirinya dengan tindakan; Intensi merupakan dasar munculnya perilaku. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada bagan di bawah ini.
19
Informational base
Stimulus Condition Experimental situasion Characteristic of target person Behavioral variations Situasional variations Variations of time Individual differences Characteristics of references
Beliefs about consequences of the behavior Evaluation of consequences
Attitude toward the behavior
Intention Informational base Normative Beliefs Motivational to comply
Subjective norm
Bagan 1.Skema terbentuknya intensi menurut Fishbein dan Ajzen
Besarnya bobot untuk masing-masing faktor menunjukkan pengaruh yang diberikan terhadap timbulnya suatu perilaku. Pada suatu situasi tertentu, bobot untuk salah satu determinan dapat memiliki pengaruh yang lebih besar dibandingkan dengan determinan lain dalam menentukan intensi perilaku.
Intensi terdiri dari empat elemen yang berbeda, yaitu: perilaku, target objek yang mengarahkan tingkah laku, situasi di mana tingkah laku ditampilkan, waktu (saat) tingkah laku ditampilkan. Untuk setiap level spesifikasi, intensi ditentukan oleh sikap terhadap perilaku serta norma
Behavior
20
subjektif. Untuk mendapatkan ketepatan peramalan mengenai intensi dapat diperoleh jika komponen sikap dan normatif diukur pada level spesifikasi yang sama dengan intensinya.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila adalah kecenderungan subjektif seseorang di mana ia akan menampilkan beberapa tingkah laku, dalam hal ini ialah berhenti untuk menjadi wanita yang menjual diri dengan tidak melakukan perbuatanperbuatan seksual sebagai mata pencaharian dengan dorongan seks yang tidak wajar dan tidak terintegrasi dalam bentuk pelampiasan nafsu-nafsu seks tanpa kendali dengan banyak orang.
Menurut Fishbein dan Ajzen (1975) terdapat dua faktor utama yang menentukan intensi dalam memunculkan suatu perilaku yaitu sikap terhadap perilaku dan norma subjektif. Kedua aspek ini akan dibahas satupersatu.
2.1.2 Faktor-faktor Pembentuk Intensi 2.1.2.1 Sikap Fishben dan Ajzen (1975) menempatkan istilah sikap semata-mata mengacu pada letak seseorang pada dimensi evaluatif atau afektif berkenaan dengan beberapa objek, tindakan, atau kejadian. Sikap mewakili
21
perasaan umum suka atau tidak seseorang terhadap beberapa stimulus objek. Sikap seseorang terhadap suatu tingkah laku tertentu merupakan fungsi dari belief orang tersebut tentang konsekuensi dari tingkah laku dan evaluasinya terhadap konsekuensi tersebut. Timbulnya suatu sikap terhadap tingkah laku dipengaruhi oleh belief yang dimilikinya. Belief menurut Fishbein dan Ajzen (1975), mengarah pada penilaian subjektif seseorang terhadap berbagai aspek yang ada di sekitarnya. Belief merupakan kemungkinan subjektif dari hubungan antara objek belief dan sejumlah objek nilai, konsep, atau atribut. Belief seseorang terhadap suatu objek akan menentukan sikapnya terhadap objek sikap. Belief yang membentuk sikap ini dinamakan behavioral belief.
Jika seseorang membentuk belief terhadap objek, secara otomatis ia akan membentuk sikap terhadap objek tersebut. Kekuatan belief atau kekuatan antara objek dan atribut tidak sama pada setiap orang. Kekuatan belief diukur dengan cara menilai probabilitas subjektif yang dikaitkan dengan hubungan objek dan atribut. Belief seseorang mengenai suatu objek dapat digali melalui elisitasi dalam bentuk menghimpun respon bebas dengan cara meminta subjek untuk menilai karakteristik, kualitas, dan atribut dari objek tersebut.
22
Fishbein dan Ajzen (1975) mengatakan bahwa keyakinan (belief) terhadap suatu tingkah laku tertentu ditentukan oleh 5 sampai 9 keyakinan utama. It can therefore be argued that a person’s attitude toward an object is primarily determined by no more than five to nine beliefs about the object, these are the beliefs that are salient at a given point in time. (Fishbein & Ajzen, 1975) Pengertian salient belief, yaitu belief-belief terhadap objek yang dimiliki seseorang yang berfungsi sebagai determinan (penentu) sikapnya pada waktu tertentu.
2.1.2.2 Norma Subjektif Fishbein & Ajzen (1975) mendefinisikan norma subjektif sebagai berikut: … is the person’s perception that most people who are important to him think he should or should not perform the behavior in question. (Fishbein & Ajzen, 1975)
Definisi ini menerangkan keyakinan-keyakinan atau persepsi individu yang berhubungan dengan harapan atau keinginan orang lain mengenai sebuah tingkah laku yang mempengaruhi individu untuk
23
melakukan tingkah laku tersebut. Dengan kata lain, bahwa norma subjektif ini merupakan persepsi seorang individu mengenai pengaruh lingkungan sosial yang mempengaruhi keyakinan terhadap individu untuk melakukan tingkah laku tertentu.
Orang-orang yang menjadi acuan individu dalam menampilkan tingkah laku disebut significant other. Norma subjektif terbentuk dari belief individu tentang hal-hal normatif (apa yang sebaiknya dilakukan atau tidak dilakukan), yang sifatnya subjektif. Hal ini berarti normative belief tersebut pada setiap individu, tergantung pendapat siapa yang ia dengarkan dan motivasinya untuk mematuhi pendapat itu. Norma subjektif individu ditentukan oleh pendapat dan harapan yang dirasakan dekat dengannya dan secara signifikan mempengaruhi terbentuknya sebagian belief seseorang. Norma subjektif juga berisi tentang harapan atau tuntutan lingkungan terhadap warganya. Norma subjektif juga dapat berisi norma-norma larangan unutk melakukan sesuatu yang dibenci atau dihindari oleh masyarakat tertentu. Hal ini oleh Fishbein (1975) disebut sebagai motivation to comply.
Secara ringkas, dapat disimpulkan bahwa norma subjektif ditentukan oleh dua hal, yaitu:
24
1. Normative belief, yaitu keyakinan yang berhubungan dengan pendapat tokoh panutan (significant others) tentang apakah subjek harus melakukan atau tidak perilaku tertentu. 2. Motivation to comply, yaitu seberapa jauh motivasi individu untuk mengikuti pendapat tokoh panutan tersebut.
Selain dua determinan tersebut, yaitu sikap terhadap perilaku dan norma subjektif, terdapat satu aspek yang menurut Ajzen (1988) juga yang membentuk intensi terhadap suatu perilaku. Aspek itu ialah perceived behavioral control.
2.1.2.3 Perceived Behavioral Control (Ajzen, 1988) Selanjutnya Icak Ajzen pada tahun 1988 mengembangkan teori Reasoned Action di atas dengan menambahkan faktor perceived behavioral control sebagai faktor ketiga yang berpengaruh terhadap intensi seseorang. Penambahan faktor ketiga ini dilakukan Ajzen, karena menurutnya teori Reasoned Action tahun 1975 belum dapat menjelaskan tingkah laku yang seratus persen tidak dapat dikendalikan sendiri.
Ajzen (1988:132) mendefinisikan perceived behavioral control sebagai berikut:
25
“perceived behavioral control refers to the perceived ease or difficulty of performing the behavior and it is assumed to reflect past experience as well as anticipated impediments and obstacles.”
Jadi, dapat dikatakan bahwa perceived behavioral control (PBC) adalah kemudahan atau kesulitan yang dirasakan atau dipersepsikan oleh individu untuk menampilkan tingkah laku yang dipengaruhi oleh faktorfaktor diluar kuasa seseorang. Bila intensi merefleksikan kesediaan seseorang untuk mencoba memunculkan suatu tingkah laku, maka perceived behavioral control merupakan suatu pertimbangan tentang beberapa keterbatasan realistis yang mungkin muncul (Ajzen, 1988).
Perceived behavioral control merupakan bentuk umum dari teori sikap Fishbein dan Ajzen (1975), dan dipakai untuk tingkah laku yang tidak sepenuhnya berada di bawah kontrol kemauan subjek sendiri. Pada penelitian ini, tingkah laku berhenti menjadi wanita tuna susila diasumsikan sebagai tingkah laku yang tidak sepenuhnya berada di bawah kontrol kemauan subjek sendiri, sebab untuk mewujudkan intensinya ini ada beberapa faktor dari luar yang dapat menjadi penghambat. Faktorfaktor yang dapat menjadi penghambat itu antara lain: sulitnya mencari pekerjaan lain, ajakan kembali berprofesi sebagai wanita tuna susila dari teman-teman dan lain-lain. Bilamana tingkah laku sepenuhnya berada di
26
bawah subjek sendiri, maka PBC dapat dihilangkan dari bagan-bagan Fishbein dan Ajzen (1998).
Seperti halnya sikap dan norma subjektif, PBC juga ditentukan oleh suatu belief yang disebut control belief yang menjadi dasar untuk mempersepsikan kontrol terhadap tingkah laku. Ada dua jenis perceived behavioral control. Pertama adalah perceived behavioral control believe (PBCB). PBCB terbentuk dari belief yang disebut control belief yaitu persepsi seseorang yang lebih menekankan atau mempertimbangkan beberapa hambatan realistis yang ada dalam menampilkan tingkah laku yang diinginkan. Variabel ini diasumsikan mencerminkan pengalaman masa lalu dan rintangan-rintangan yang diantisipasikan dari tingkah laku.
Sedangkan yang kedua disebut sebagai perceived behavioral control direct (PBCD), yaitu sejauh mana kontrol yang dimiliki seseorang terhadap tingkah laku yang dilakukannya. Variabel ini memiliki pengaruh langsung terhadap intensi tingkah laku. Oleh karena itu, dapat menjadi pengganti untuk mengukur keterampilan kontrol sebenarnya, maka variabel ini memiliki kemungkinan untuk mempengaruhi tingkah laku.
Ajzen (1985) dalam theory of planned behavior mengemukakan bahwa intensi dipengaruhi oleh tiga determinan atau penentu, yaitu sikap
27
terhadap tingkah laku, norma subjektif, dan perceived behavioral control. Pendapat Ajzen ini untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan di bawah ini: Sikap terhadap tingkah laku
Norma Subjektif
Intensi
Tingkah laku
Perceived Behavioral Control Bagan 2. Skema terbentuknya intensi menurut Ajzen (1988).
Dari bagan di atas, dapat disimpulkan dua hal. Pertama, PBC mempunyai implikasi motivasional terhadap intensi. Seseorang yang memiliki banyak hambatan untuk melakukan suatu tingkah laku akan berpengaruh terhadap intensinya untuk melakukan tingkah laku itu. PBC dapat pula mempengaruhi tingkah laku secara langsung (via intensi) dan dapat digunakan untuk meramalkan tingkah laku tertentu. Tetapi jika seseorang memiliki informasi yang sedikit, kebutuhan dan sumber dayanya berubah, maka PBC menjadi tidak realistis lagi untuk dipakai meramalkan tingkah laku (Ajzen, 1988).
28
2.1.3 Intensi untuk Berhenti menjadi Wanita Tuna Susila Intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila mengarah pada probabilitas subjektif warga binaan PSKW untuk berhenti menjadi wanita tuna susila dan dapat menunjukkan seberapa besar untuk melakukannya. Bila dijabarkan menurut empat elemen yang terdapat dalam intensi, yaitu tingkah laku, objek target, situasi, dan waktu, maka tingkah laku berhenti menjadi wanita tuna susila dapat dijabarkan sebagai berikut: a. Berhenti adalah tingkah laku spesifik. b. Berhenti menjadi wanita tuna susila adalah target objek dilakukannya tingkah laku. c. Pada setiap situasi dan kondisi adalah konteks situasi dilakukannya tingkah laku. d. Pada masa pembinaan dan setelah keluar dari PSKW Mulya Jaya adalah waktu dilakukannya tingkah laku.
Sebagaimana dikemukakan di atas, dalam model theory of planned behavior dari Ajzen (1988), intensi ditentukan oleh tiga determinan, yaitu sikap terhadap tingkah laku, norma subjektif, dan perceived behavioral control. Oleh karena itu, intensi warga binaan PSKW Mulya Jaya untuk berhenti menjadi wanita tuna susila diduga berhubungan secara signifikan dengan sikapnya terhadap tingkah laku untuk berhenti menjadi wanita tuna susila, norma
29
subjektif terhadap berhenti menjadi wanita tuna susila, dan PBC untuk berhenti menjadi wanita tuna susila.
Sikap warga binaan PSKW Mulya Jaya terhadap intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila dapat berupa sikap positif (favorable) atau negatif (unfavorable). Posisi sikap seperti itu terbentuk dari belief-belief warga binaan PSKW Mulya Jaya mengenai konsekuensi jika berhenti menjadi wanita tuna susila dan juga oleh evaluasi beliefnya terhadap konsekuensi-konsekuensi tersebut.
Norma subjektif terhadap intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila berkaitan dengan orang-orang di sekitar subjek (warga binaan) yang memiliki pengaruh dan dianggap signifikan bagi dirinya. Dalam menghadapi kondisi-kondisi tertentu, subjek diasumsikan akan mempertimbangkan harapan dan keinginan orang-orang tersebut. Oleh karena itu, hal lain yang turut mempengaruhi pembentukan norma subjektif adalah motivasi subjek untuk mematuhi harapan dan keinginan orang-orang tersebut.
Sedangkan PBC untuk berhenti menjadi wanita tuna susila berhubungan dengan persepsi subjek terhadap kondisi yang memudahkan atau menyulitkan untuk berhenti menjadi wanita tuna susila.
30
Selain dari ketiga determinan yang telah dikemukakan oleh Fishben (1975) dan Ajzen (1988), terdapat beberapa aspek yang juga dapat mempengaruhi intensi individu untuk melakukan suatu perilaku. Hal ini tergantung dari konteks penelitian yang digunakan. Hasil penelitian dalam Journal of Chinese Clinical Medicine vol 2 no.1 yang berjudul Effect of self esteem on substance-abuse, thieve, and prostitution menunjukkan bahwa self esteem seseorang memiliki pengaruh terhadap perilaku kekerasan, pencurian, dan prostitusi yang mereka lakukan. Jadi, perilaku prostitusi yang dilakukan seseorang dipengaruhi oleh self esteem yang mereka miliki. Dengan kata lain, intensi seseorang untuk menampilkan perilaku prostitusi atau menjadi wanita tuna susila dipengaruhi oleh self esteem yang dimiliki.
2.2 Self Esteem 2.2.1 Pengertian Self Esteem Branden Nathaniel (1969), mengemukakan bahwa self esteem adalah penilaian diri individu yang memiliki pengaruh yang amat sangat terhadap proses pemikiran, emosi, keinginan, nilai, dan tujuan individu. Self esteem suatu merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia karena bisa berfungsi sebagai kontributor utama dalam proses kehidupan seseorang. Self esteem sangat diperlukan bagi tercapainya pengembangan hidup yang sehat dan
31
normal serta mengandung nilai-nilai kelangsungan hidup (survival value).
Chaplin (2006) menyamakan istilah self esteem dengan self evaluation, yaitu suatu penilaian atau pertimbangan yang dibuat seseorang mengenai diri sendiri. Sementara Coopersmith (dalam Burn, 1993) menjelaskan bahwa self esteem (harga diri) adalah “The evaluation which the individual makes and customarily maintains which regard to him self; it’s expresses an attitude of approval or dis approval and indicates the extent to which the individual believes him self to be capable significance, successful and worthy” Self esteem merupakan evaluasi atau penilaian yang dibuat individu mengenai
keberhargaan
dirinya,
yang
ditampilkan
dalam
sikap
penerimaan atau penolakan dan menunjukkan keyakinan individu kepada diri sendiri bahwa ia mampu, berarti, berhasil, dan berharga.
Sedangkan Rosenberg (dalam Burn, 1993) mendefinisikan self esteem sebagai suatu sikap positif atau negatif terhadap suatu objek khusus, yaitu “diri”. Selain itu, Minchinton (1995) juga mendefinisikan self esteem adalah harga yang ditempatkan individu pada dirinya. Selanjutnya, Minchinton (1995) memberikan penjelasan bahwa harga diri adalah penilaian dari keberhargaan diri sebagai manusia, berdasarkan pada setuju atau tidak setuju dari diri dan perilaku diri sendiri.
32
Menurut Frey dan Carlock (1984), self esteem merupakan suatu evaluasi. Self esteem mengacu pada penilaian mengenai negatif, positif, atau netral, yang ditempatkan individu terhadap dirinya. Individu dengan self esteem yang tinggi menghormati dirinya, menganggap keberhargaan dirinya, dan memandang dirinya sama seperti orang lain. Mereka tidak berpura-pura untuk menjadi sempurna, mereka menyadari kekurangannya, dan
mereka
mengharapkan
untuk
dapat
mengembangkan
dan
meningkatkan dirinya.
Selanjutnya, Santrock (2003) mengatakan bahwa self esteem adalah dimensi penilaian (evaluatif) global dari kepribadian atau suatu penilaian atau pencitraan diri yang mengacu pada suatu bidang keterampilan yang berbeda dan penilaian diri secara umum.
Dari beberapa definisi dan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa self esteem adalah evaluasi perasaan dan penilaian individu terhadap dirinya, kehidupannya, dan kaitan dengan orang lain. Self esteem tersebut mempunyai peran yang penting dan berpengaruh besar terhadap sikap dan perilaku individu.
33
2.2.2 Aspek-Aspek Self Esteem Self esteem bukanlah sifat atau aspek tunggal saja, melainkan sebuah kombinasi dari beragam sifat dan perilaku. Dalam bukunya, Maximum Self Esteem, Minchiton (1995) menjabarkan tiga aspek self esteem, yaitu perasaan mengenai diri sendiri, perasaan terhadap hidup serta perasaan dalam kaitannya dengan orang lain.
a. Perasaan Mengenai Diri Sendiri 1) Menerima diri sendiri, maksudnya individu menerima dirinya secara nyata dan penuh, nyaman dengan dirinya sendiri, dan memiliki perasaan yang baik tentang diri sendiri, apapun kondisi yang dihadapi saat ini. Individu memandang bahwa dirinya memiliki keunikan tersendiri, menghargai setiap potensi yang dimiliki tanpa mengeluh. 2) Menghormati diri sendiri. Individu memiliki self-respect dan keyakinan yang dalam bahwa dirinya penting, kalaupun bukan bagi orang lain, setidaknya bagi dirinya sendiri. Individu dengan self esteem yang akan merasa kasihan dan memaafkan dirinya sendiri; menyukai dirinya sendiri dengan ketidaksempurnaan yang dimiliki. 3) Menghargai keberhargaan dirinya. Individu tidak terpengaruh dengan pendapat orang lain mengenai dirinya. Individu tidak merasa lebih baik bila dipuji dan tidak merasa lebih buruk jika
34
dirinya dihina oleh orang lain. Perasaan baik mengenai dirinya tidak bergantung pada keadaan kondisi luar atau sesuatu yang akan atau telah dilakukan.
4) Memegang kendali atas emosi diri sendiri. Individu merasa terbebas dari perasaan yang tidak menyenangkan atas rasa bersalah, rasa marah, rasa takut, dan kesedihan. Emosi umum yang paling kuat terjadi adalah rasa bahagia karena individu merasa senang dengan dirinya dan kehidupannya. (Minchinton, 1995:21).
b. Perasaan terhadap Hidup 1) Menerima kenyataan. Perasaan terhadap hidup berarti menerima tanggung jawab atas setiap bagian hidup yang dijalaninya. Individu dengan self esteem yang tinggi akan dengan lapang dada dan tidak menyalahkan keadaan hidup ini (orang lain) atas segala masalah yang dihadapinya. Ia sadar bahwa semuanya itu terjadi berkaitan dengan pilihan dan keputusannya sendiri, bukan karena faktor eksternal. Individu menyadari bahwa ia memiliki kekuatan untuk mengubah kehidupannya seperti yang mereka pilih. Individu mengetahui apa yang benar dan terbaik bagi dirinya.
35
2) Memegang kendali atas diri sendiri. Individu yang memiliki self esteem yang tinggi tidak berusaha untuk mengendalikan orang lain atau situasi yang ada. Sebaliknya, Ia akan dengan mudah menyesuaikan diri dengan keadaan. (Minchinton, 1995:23)
c. Perasaan dalam kaitannya dengan orang lain 1) Menghormati orang lain. Individu menghormati hak-hak orang lain sebagaimana mereka berada, melakukan seperti yang mereka pilih, dan hidup seperti mereka selama mereka juga menunjukkan rasa hormat atau kesopanan yang sama kepada dirinya dan orang yang lain. Individu dengan self esteem yang tinggi tidak memaksa nilainilai atau keyakinannya pada orang lain. 2) Memiliki toleransi terhadap orang lain. Individu dengan self esteem tinggi akan menerima kekurangan orang lain, fleksibel, dan bertanggung jawab dalam hubungannya dengan orang lain. Individu memandang semua orang memiliki keberhargaan yang sama dan layak untuk dihormati. Ia menghormati kebutuhan dirinya serta mengakui kebutuhan orang lain. (Minchinton, 1995:25)
36
2.2.3 Karakteristik Individu berdasarkan Tingkatan Harga Diri (Self Esteem) Minchinton (1995) menjelaskan
sekurang-kurangnya
terdapat
beberapa karakteristik individu ditinjau dari tinggi rendahnya atau positif negatifnya self esteem, yaitu: a. Karakteristik individu dengan self esteem tinggi 1) Seseorang yang memiliki self esteem yang tinggi, ia akan memiliki ciri-ciri seperti: dapat menerima dan mengapresiasikan dirinya sendiri dalam kondisi apapun, merasa nyaman dengan keadaan dirinya, berprasangka baik terhadap dirinya sendiri, jika tidak bagi orang lain, setidaknya bagi dirinya sendiri serta memiliki kontrol emosi yang baik dan terbebas dari perasaan yang tidak menyenangkan, kemarahan, ketakutan, kesedihan dan rasa bersalah. 2) Seseorang yang memiliki self esteem yang tinggi memiliki suatu keyakinan bahwa ia memiliki rasa bertanggung jawab dan merasa mampu mengontrol setiap bagian kehidupannya. 3) Tingginya self esteem dapat terlihat dari bagaimana cara seseorang dalam bentuk rasa penghormatan, toleransi, kerja sama dan saling memiliki antara satu dengan yang lain. 4) Seseorang dengan self esteem yang tinggi dapat merancang, merencanakan, dan merealisasikan segala sesuatu yang diharapkan atau menjadi tujuan hidupnya secara optimal.
37
b. Karakteristik individu dengan self esteem yang rendah 1) Seseorang dengan self esteem yang rendah meyakini bahwa dirinya memiliki kemampuan instrinsik yang kecil, meragukan kemampuan dirinya, merasa bahwa keberhasilan yang diperolehnya merupakan sebuah prestasinya, selalu takut untuk mencoba segala sesuatu dan memiliki kontrol emosi yang buruk, merasa tidak bahagia, tertekan serta merasa bahwa dirinya tidak berarti atau sia-sia. 2) Seseorang dengan self esteem yang rendah merasa bahwa kehidupan ini berada di luar kontrol dan tanggung jawab dirinya dan berjalan begitu saja, terkadang merasa lemah dan merasa di bawah kontrol atau kendali orang lain. 3) Seseorang yang memiliki self esteem yang rendah tidak dapat merasakan arti pentingnya hubungan interpersonal, bersikap tidak toleran, kurang dapat bekerja sama, dan kurang rasa memiliki antara satu sama lainnya. 4) Seseorang dengan self esteem yang rendah juga kurang
dapat
merancang, merencanakan, dan merealisasikan segala sesuatu yang diharapkan atau menjadi tujuan hidupnya secara optimal. (Minchinton, 1995)
Individu dengan self esteem yang tinggi dikatakan akan lebih mudah beradaptasi
dengan
lingkungan
mereka,
karena
mereka
dapat
38
mengekspresikan diri dengan baik dalam lingkungan di mana mereka berada. Lain halnya dengan individu yang memiliki self esteem rendah, mereka dikatakan kurang dapat mengekspresikan diri dengan baik dan sangat tergantung pada lingkungan mereka. Kebanyakan dari mereka merasa takut akan mengalami kegagalan dalam mengadakan hubungan sosial dengan orang lain dalam lingkungan mereka karenanya secara pasif selalu mengikuti apa yang ada di dalam lingkungan.
Selain self esteem, religiusitas juga berkaitan dengan intensi individu untuk melakukan suatu tingkah laku. Berdasarkan beberapa penelitian sebelumnya (Zulhari, 2005; Handoyo, 2009; Nuzullia, 2005) diperoleh hasil bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara religiusitas dengan intensi terhadap suatu perilaku. Dengan kata lain, religiusitas juga dapat mempengaruhi individu untuk memunculkan suatu perilaku.
2.3 Religiusitas 2.3.1 Pengertian Religiusitas Religiusitas berasal dari akar kata religion (agama). Harun Nasution (dalam Rakhmat, 1997) merunut pengertian agama berdasarkan asal kata, yaitu al-Din, religi (relegare, religere), dan agama. Al-din (semit) berarti undang-undang atau hukum. Kemudian dalam bahasa Arab, kata ini
39
mengandung arti menguasai, menundukkan, patuh, utang, balasan, kebiasaan. Sedangkan dari kata religi (latin) atau relegare berarti mengumpulkan dan membaca. Kemudian religare berarti mengikat. Adapun kata agama tediri dari a = tidak; gam= pergi mengandung arti tidak pergi, tetap di tempat atau diwarisi turun temurun.
Bertitik tolak dari pengertian kata-kata tersebut menurut Harun Nasution, intisarinya adalah ikatan. Karena itu agama mengandung arti ikatan yang harus dipegang dan dipatuhi manusia. Ikatan dimaksud berasal dari suatu kekuatan yang lebih tinggi dari manusia sebagai kekuatan gaib yang tak dapat ditangkap dengan pancaindera, namun mempunyai pengaruh yang besar sekali terhadap kehidupan manusia sehari-hari (Rakhmat, 1997).
Agama adalah sebuah sistem yang berdimensi banyak. Glock & Stark (dalam Ancok, 2001) mendefinisikan agama adalah sistem simbol, sistem keyakinan, sistem nilai dan sistem perilaku yang terlembagakan dan semuanya berpusat pada persoalan yang dihayati sebagai yang paling maknawi (ultimate meaning).
Selanjutnya Fetzer (1999) juga mendefinisikan religiusitas adalah sesuatu yang lebih menitikberatkan pada masalah perilaku, sosial, dan
40
merupakan sebuah doktrin dari setiap agama atau golongan. Karenanya doktrin yang dimiliki oleh setiap agama wajib diikuti oleh setiap pengikutnya.
Dari penjelasan para ahli yang memaparkan tentang pengertian religiusitas, peneliti menyimpulkan bahwa religiusitas adalah manifestasi seberapa jauh individu penganut agama merasakan pengalaman beragama sehari-hari (daily spiritual experience), ekspresi keagamaan sebagai sebuah nilai (value), keyakinan (belief), memaafkan (forgiveness), melatih diri dalam beragama (private religious practice), penggunaan agama sebagai coping (religious/spiritual coping), dan komitmen beragama (commitment).
2.3.2 Dimensi Religiusitas Dalam sebuah laporan penelitian yang diterbitkan oleh John E. Fetzer Institute (1999) yang berjudul Multidimensional Measurement of Religiousness, Spirituality for Use in Health Research menjelaskan 12 dimensi religiusitas, antara lain: daily spiritual experiences, meaning, values, beliefs, forgiveness, private religious practices, religious/spiritual coping,
religious
support,
religious/spiritual
history,
commitment,
organizational religiousness, dan religious preference. a. Daily Spiritual Experiences, merupakan dimensi yang memandang dampak agama dan spiritual dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hal
41
ini, daily experiences merupakan persepsi individu terhadap sesuatu yang berkaitan dengan transenden dalam kehidupan sehari-hari dan persepsi terhadap interaksinya pada kehidupan tersebut, sehingga daily spiritual experiences lebih kepada pengalaman dibandingkan kognitif. (Underwood, dalam Fetzer 1999) b. Meaning. Konsep meaning dalam hal religiusitas sebagaimana konsep meaning yang dijelaskan oleh Viktor Frankl yang biasa disebut dengan istilah kebermaknaan hidup. Adapun meaning yang dimaksud disini ialah yang berkaitan dengan religiusitas atau yang disebut religionmeaning yaitu sejauhmana agama dapat menjadi tujuan hidupnya. (Pragament, dalam Fetzer 1999) c. Value, menurut Idler (dalam Fetzer, 1999) adalah pengaruh keimanan terhadap nilai-nilai hidup, seperti mengajarkan tentang nilai cinta, saling menolong, saling melindungi, dan sebagainya. d. Konsep belief menurut Idler (dalam Fetzer, 1999) merupakan sentral dari religiusitas. Dalam bahasa Indonesia belief disebut keimanan, yakni kebenaran yang diyakini dengan hati dan diamalkan dengan perbuatan. e. Forgiveness, dimensi ini maksudnya adalah suatu tindakan memaafkan dan bertujuan untuk memaafkan orang yang melakukan kesalahan dan
42
berusaha keras untuk melihat orang itu dengan belas kasihan, kebajikan, dan cinta. Dimensi forgiveness menurut Idler (dalam Fetzer, 1999) mencakup lima dimensi turunan, yaitu pengakuan dosa, merasa diampuni oleh Tuhan, merasa dimaafkan oleh orang lain, dan memaafkan diri sendiri. f. Private religious practice menurut Levin (dalam Fetzer, 1999) merupakan perilaku beragama dalam mempelajari agama meliputi: ibadah,
mempelajari
kitab,
dan
kegiatan-kegiatan
lain
untuk
meningkatkan religiusitasnya. g. Religious/Spiritual
Coping
merupakan
coping
stress
dengan
menggunakan pola dan metode religius seperti dengan berdoa, beribadah untuk menghilangkan stres, dan sebagainya. Menurut Pragament (1998, dalam Fetzer Institute, 1999) menjelaskan bahwa terdapat tiga jenis coping secara religius, yaitu: 1) Deferring style, yaitu membebankan coping kepada Tuhan, yaitu dengan cara berdoa dan meyakini bahwa Tuhan akan menolong hambaNya dan menyerahkan semuanya kepada Tuhan. 2) Collaborative style, yaitu hamba meminta solusi kepada Tuhan dan antara Tuhan dengan hamba-Nya saling bertanggung jawab dalam menjalankan coping.
43
3) Self-directing style, yaitu individu bertanggung jawab sendiri dalam menjalankan coping. h. Religious Support menurut Krause (dalam Fetzer, 1999) adalah aspek hubungan sosial antara individu dengan pemeluk agama sesamanya. Dalam Islam, hal semacam ini sering disebut al-Ukhuwah-al Islamiyah. i. Religious/Spiritual History adalah seberapa jauh individu berpartisipasi untuk agamanya selama hidupnya dan seberapa jauh agama mempengaruhi perjalanan hidupnya. j. Commitment menurut Williams (dalam Fetzer, 1999) adalah seberapa jauh individu mementingkan agamanya, komitmen, serta berkontribusi kepada agamanya. k. Organizational religiousness merupakan konsep yang mengukur seberapa jauh individu ikut serta dalam lembaga keagamaan yang ada di masyarakat dan beraktivitas di dalamnya. (Idler, dalam Fetzer 1999) l. Religious preferences menurut Ellison (dalam Fetzer, 1999) yaitu memandang sejauh mana individu membuat pilihan dan memastikan pilihan agamanya.
44
2.4 Kerangka Berpikir Perkembangan pekerja seks komersial di Indonesia dari tahun ke tahun semakin meningkat. Pelakunya pun tidak hanya wanita dewasa, melainkan gadis di bawah umur, yang masih bersekolah juga melakukan praktik prostitusi. Statistik menunjukkan bahwa kurang lebih 75% dari jumlah pelacur adalah wanita-wanita muda di bawah umur 30 tahun. Mereka itu pada umumnya memasuki dunia pelacuran pada usia yang muda, yaitu 13-24 tahun dan yang paling banyak ialah usia 17-21 tahun. (Kartono, 2007). Sedangkan menurut Deputi Perlindungan Anak pada Kementrian Negara Pemberdayaan Perempuan, Dr Surjadi Soeparman MPH, diperkirakan 30 persen pelacur atau pekerja seks komersial (PSK) di Indonesia dijalani oleh anak-anak di bawah umur atau di bawah usia 18 tahun.
Di Indonesia, UNICEF melaporkan bahwa sekitar 30 persen (40-70 ribu anak) terjerumus ke prostitusi berusia di bawah 18 tahun. Mereka tersebar di beberapa daerah seperti Batam, Bali, serta beberapa kota lain yang memiliki fasilitas wisata. Selain karena ditipu, kemiskinan menjadi alasan utama banyak anak terjerumus ke prostitusi. Berdasarkan data yang dilakukan di wilayah Jakarta dan Jawa Barat; wanita pekerja seks komersial dewasa di Jakarta sebanyak 10.041 (80%) dan sebanyak 5.644 (80%) di Jawa Barat. Sedangkan jumlah pekerja seks komersial yang berusia di bawah umur adalah 1.020 (20%)
45
di
Jakarta
dan
sebanyak
1.224
(20%)
di
Jawa
Barat.
(http://indonesiabreakingnewsonline.blogspot.com/2008/07/30-psk-indonesiaanak-di bawah -umur.html)
Aksi para pekerja seks dalam praktek prostitusi ini tidak terlepas dari pengawasan dan penindaklanjutan yang dilakukan oleh pihak keamanan dan petugas satpol PP setempat. Setelah itu, para pekerja seks komersial yang terkena razia oleh petugas tramtib segera dibawa ke dinas sosial untuk selanjutnya diproses dan ditempatkan ke panti rehabilitas. Salah satu panti rehabilitas yang berada di Jakarta yaitu Panti Sosial Karya Wanita Mulya Jaya.
PSKW Mulya Jaya merupakan unit pelaksana teknis Departemen Sosial RI yang memberikan pelayanan dan rehabilitasi sosial kepada wanita tuna susila (pekerja seks komersil), antara lain: pembinaan fisik, mental, sosial, mengubah sikap dan tingkah laku, pelatihan keterampilan, resosialisasi dan pembinaan lanjut kepada penyandang masalah tuna susila agar mampu melaksanakan fungsi sosialnya dan mandiri dalam kehidupan bermasyarakat. PSKW Mulya Jaya ini telah berdiri sejak tahun 1959 dan memiliki daya tampung sebanyak Secara umum, pembinaan mental rohani dan pelatihan keterampilan yang dilakukan PSKW Mulya Jaya bertujuan untuk meningkatkan self esteem dan kesadaran religius siswa binaannya agar mereka memiliki keinginan untuk berhenti menjadi wanita tuna susila.
46
Coopersmith (dalam Burn, 1993) menjelaskan bahwa self esteem merupakan evaluasi atau penilaian yang dibuat individu mengenai keberhargaan dirinya, yang ditampilkan dalam sikap penerimaan atau penolakan dan menunjukkan keyakinan individu kepada diri sendiri bahwa ia mampu, berarti, berhasil, dan berharga. Minchinton (1995) juga mendefinisikan self esteem adalah penilaian dari keberhargaan diri sebagai manusia terkait dengan perasaannya mengenai diri sendiri, perasaannya terhadap hidup, dan perasaannya dalam kaitannya dengan orang lain. Seorang wanita tuna susila atau pekerja seks komersil cenderung memiliki self esteem yang rendah, oleh karena itu ia memilih dan mau menjalani profesi sebagai pekerja seks komersial. Ia merasa tidak mampu untuk melakukan pekerjaan halal yang lain dan menganggap dirinya tidak berharga. Ia merasa tidak aman dalam dirinya sendiri sehingga ia sulit untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Coopersmith (dalam Burn, 1993) mengenai karakteristik individu yang memiliki self esteem yang rendah ialah salah satunya sulit untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Dengan adanya pembinaan mental dan kegiatan keterampilan yang diberikan pihak PSKW Mulya Jaya selama 6 bulan tersebut diharapkan dapat meningkatkan self esteem pada diri warga binaan sehingga mereka mampu menampilkan sikap penerimaan dan menunjukkan keyakinan atas diri mereka bahwa mereka mampu, berarti, berhasil, dan berharga. Karena self esteem
47
merupakan salah satu aspek yang diduga dapat menentukan keberhasilan seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungan sosialnya. Individu yang menilai tinggi keberhargaan dirinya merasa puas atas kemampuan diri dan merasa menerima penghargaan positif dari lingkungan. Hal ini akan menimbulkan perasaan aman dalam diri individu sehingga ia mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya.
Selain itu, diharapkan para siswa PSKW Mulya Jaya tidak lagi menunjukkan perilaku prostitusi, baik ketika masih berada di lingkungan panti rehabilitasi, maupun setelah mereka keluar dari panti rehabilitasi dan mereka memiliki intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Fishben dan Ajzen (1975) bahwa intensi seseorang terhadap suatu objek ditentukan oleh sikap terhadap tingkah laku tersebut dan timbulnya sikap terhadap tingkah laku dipengaruhi oleh belief atau sejumlah belief yang dimilikinya. Peneliti berasumsi bahwa belief yang dimiliki individu berkaitan dengan penilaian yang diberikan individu terhadap dirinya sendiri atau yang disebut dengan self esteem. Seperti yang telah dijelaskan dalam Journal of Chinese Clinical Medicine vol 2 no.1 yang berjudul Effect of self esteem on substance-abuse, theft, and prostitution bahwa self esteem seseorang memiliki pengaruh terhadap perilaku kekerasan, pencurian, dan prostitusi yang mereka lakukan. Jadi, perilaku prostitusi yang dilakukan oleh wanita tuna susila dipengaruhi oleh self esteem yang mereka miliki sehingga seorang warga binaan
48
yang memiliki self esteem yang tinggi tidak akan menampilkan perilaku prostitusi lagi dan memiliki intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila.
Selain pembinaan keterampilan dan self esteem, para siswa PSKW Mulya Jaya juga diberikan pembinaan rohani yang bertujuan untuk meningkatkan religiusitas dalam diri mereka. Seperti yang dikemukakan oleh Fetzer (1999) bahwa religiusitas seseorang dapat dilihat dari beberapa aspek yang dimiliki, yaitu : daily spiritual experiences, values, beliefs, forgiveness, private religious practices, religious/spiritual coping, religious support, religious/spiritual history, commitment, organizational religiousness, dan religious preference. Menurut asumsi peneliti, religiusitas yang dimiliki seseorang juga dipengaruhi oleh belief atau keyakinan individu terhadap ajaran-ajaran agama yang dianutnya. Belief tersebut dapat berkaitan dengan tiga determinan pembentuk intensi, yaitu sikap, norma subjektif, dan perceived behavioral control, yang kemudian akan membentuk intensi siswa PSKW Mulya Jaya untuk berhenti menjadi wanita tuna susila.
Menurut Fishben dan Ajzen (1975), intensi mempengaruhi individu untuk bertingkah laku. Intensi adalah kecenderungan subjektif seseorang di mana ia akan menampilkan beberapa tingkah laku. Beberapa penelitian mengenai peran intensi terhadap perilaku telah dilakukan, yaitu dalam Jurnal Psikologi Sosial volume 13 no.1 mengenai Relationship between intention to obey traffic signs
49
and disobeying traffic signs behavior on bus driver in Jakarta (2008), Hubungan attitude, subjective norm, dan perceived behavioral control dengan intensi untuk bertingkah (Abdullah, 2002), dalam Jurnal Psikologi. Vol. 8, No. 2 mengenai Hubungan antara prasangka terhadap kelompok dan intensi untuk bertingkah laku agresi pada pelajar sebuah SMK di Jakarta yang terlibat tawuran (Sheila, 2001), serta Hubungan antara adversity quotient (AQ) dengan intensi sembuh pada pengguna narkoba di panti rehabilitas (Wulandari, 2009). Dari beberapa penelitian tersebut diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara konstruk yang digunakan sebagai independent variabel maupun dependent variabel dengan intensi terhadap suatu perilaku.
Selain itu, terdapat beberapa penelitian mengenai keterkaitan antara self esteem dengan intensi, yaitu penelitian dalam Jurnal Psikologi. Vol. 9, No. 1 mengenai hubungan antara nilai sosial obat dan self esteem dengan intensi penyalahgunaan obat pada remaja (Prasetya, 2002) dan penelitian yang dilakukan oleh Sujana Y.E & Ratna Wulan (1994) dalam Jurnal Psikologi 1994 No.2, 1-8 mengenai hubungan antara kecenderungan pusat kendali dengan intensi menyontek. Hasil kedua penelitian tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara self esteem dan intensi terhadap suatu perilaku.
Adapun hasil penelitian mengenai keterkaitan antara religiusitas dengan intensi, yaitu pada penelitian pengaruh perilaku beragama dan nilai sosial obat
50
terhadap intensi penyalahagunaan obat pada remaja (Nuzullia, 2005), hubungan komitmen beragama dengan intensi berhenti menyalahgunakan narkoba pasca program rehabilitasi (Handoyo, 2009), dan hubungan religiusitas dengan intensi untuk menabung di Bank Syariah (Zulhairi, 2005). Dari beberapa penelitian tersebut diperoleh hasil yang menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara religiusitas dengan intensi terhadap suatu perilaku.
Selanjutnya, hasil penelitian mengenai hubungan antara pendapat tentang perkawinan dengan intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila diperoleh hasil bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara kedua konstruk tersebut dan sebanyak 65% dari 40 orang siswa PSKW Mulya Jaya memiliki intensi yang tinggi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila (Rachmawati, 1993). Selain itu, pada penelitian mengenai hubungan antara persepsi mengenai penolakan lingkungan sosial dengan intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila diperoleh hasil bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara kedua konstruk tersebut dan sebanyak 61,7% dari 34 siswa rehabilitas memiliki intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila.
Berdasarkan beberapa hasil penelitian sebelumnya mengenai keterkaitan antara self esteem dengan intensi serta religiusitas dengan intensi yang telah dipaparkan di atas, diduga bahwa self esteem dan religiusitas berhubungan positif yang signifikan dengan intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila.
51
Artinya, semakin tinggi self esteem dan religiusitas, maka akan semakin tinggi pula intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila pada warga binaan PSKW Mulya Jaya.
Bagan Kerangka Berpikir Pembinaan mental
Self Esteem
Intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila
Warga Binaan PSKW Mulya jaya
Pembinaan rohani
Religiusitas
Daily Spiritual Experiences
Value
Belief
Forgiveness
Private religious practice
Religious/Spiritual Coping
Commitment
52
2.7 HIPOTESIS PENELITIAN Ho : Tidak ada hubungan positif yang signifikan antara self esteem dan religiusitas dengan intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila pada siswa PSKW Mulya Jaya. Ha : Ada hubungan positif yang signifikan antara self esteem dan religiusitas dengan intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila pada siswa PSKW Mulya Jaya.
53
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini menjelaskan tentang pendekatan dan metode penelitian, populasi dan sampel, variabel penelitian dan definisi operasional, pengumpulan data, uji instrumen, prosedur penelitian, dan teknik analisa data.
Pada penelitian ini, yang hendak diteliti adalah apakah ada hubungan yang signifikan antara masing-masing variabel independent terhadap intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila. Oleh karena itu, pendekatan yang digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian tersebut adalah pendekatan kuantitatif, di mana temuan penelitian merupakan hasil kesimpulan statistik beserta analisisnya.
3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah penelitian yang datanya berbentuk angka-angka dan dianalisis menggunakan statistik. Pendekatan ini dipilih karena peneliti mengolah data dalam bentuk angka-angka ke dalam analisis statistik. Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
54
deskriptif dengan jenis penelitian korelasional, yaitu penelitian yang dirancang untuk menentukan tingkat hubungan variabel-variabel yang berbeda dalam suatu populasi. Pengukuran korelasional digunakan untuk menentukan besarnya arah hubungan. (Sevilla, et.al, 1993). Alasan peneliti menggunakan penelitian korelasi adalah karena penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara tiga variabel, yaitu antara self esteem, religiusitas, dan intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila.
3.2 Populasi dan Sampel 3.2.1 Populasi Kerlinger (dalam Sevilla, 1993) menyatakan bahwa populasi sebagai keseluruhan anggota, kejadian, atau objek-objek yang telah ditetapkan dengan baik. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh wanita tuna susila yang berada di Panti Sosial Karya Wanita (PSKW) Mulya Jaya angkatan kedua tahun 2010 yang berjumlah 53 orang.
3.2.2 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel Menurut Ferguson (dalam Sevilla, 1993), sampel adalah beberapa bagian kecil atau cuplikan yang ditarik dari populasi. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh populasi siswa PSKW
55
Mulya Jaya yang sesuai dengan karakteristik sampel dan berjumlah 42 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik non-probability sampling yaitu pengambilan sampel dimana setiap objek penelitian yang diambil tidak memiliki peluang yang sama untuk dijadikan sampel penelitian. Bentuk yang digunakan dalam nonprobability sampling adalah jenis purposive sampling yaitu pengambilan sampel
yang
digunakan
apabila
peneliti
memiliki
pertimbangan-
pertimbangan tertentu dengan tujuan tertentu pula. (Sevilla dkk, 1993).
Adapun karateristik sampel yang digunakan sebagai berikut: a. Wanita tuna susila, yaitu wanita yang melakukan hubungan seksual dengan pria secara berganti-ganti yang bukan merupakan pasangannya yang sah menurut hukum maupun agama, untuk mendapatkan imbalan uang atau yang lainnya. b. Terdaftar sebagai penghuni panti rehabilitasi PSKW Mulya Jaya (sebagai siswa) yang telah mendapat binaan mental dan rohani. c. Beragama Islam d. Dapat membaca dan menulis
56
3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Menurut Sevilla dkk (1993), variabel adalah suatu karakteristik yang mempunyai dua atau lebih nilai atau sifat yang satu sama lain terpisah. Adapun variabel-variabel dalam penelitian ini, yaitu: •
Variabel Terikat (DV)
:
Intensi untuk berhenti menjadi Wanita Tuna Susila
•
Variabel Bebas 1 (IV)
:
Self Esteem
•
Variabel Bebas 2 (IV)
:
Religiusitas
Definisi operasional yang dipakai untuk ketiga variabel ini adalah sebagai berikut: a. Intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila adalah kecenderungan subjektif seseorang dimana ia memiliki keinginan untuk berhenti menjadi wanita tuna susila, seperti mencari pekerjaan yang lebih halal setelah ia keluar dari panti rehabilitasi, menghindari perbuatan dosa, dapat berkumpul lagi bersama keluarga, dan menjadi tekun beribadah.
b. Self Esteem adalah evaluasi perasaan dan penilaian individu terhadap dirinya, kehidupannya, dan kaitan dengan orang lain.
c. Religiusitas adalah sesuatu yang lebih menitikberatkan pada masalah perilaku, sosial, dan merupakan sebuah doktrin dari setiap agama atau golongan karena
57
doktrin yang dimiliki oleh setiap agama wajib diikuti oleh setiap pengikutnya. Adapun beberapa hal yang didefinisikan secara operasional mengenai religiusitas ialah indikator religiusitas yang dikemukakan oleh John E. Fetzer (1999) yang dalam penelitian ini hanya menggunakan tujuh dimensi religiusitas karena ketujuh dimensi ini lebih relevan dengan penelitian ini. Ketujuh dimensi tersebut ialah sebagai berikut: 1) Merasakan
pengalaman
beragama
sehari-hari
(daily
spiritual
experience) 2) Ekspresi keagamaan sebagai sebuah nilai (value) 3) Keyakinan (belief) 4) Memaafkan (forgiveness) 5) Melatih diri dalam agama (private religious practice) 6) Penggunaan agama sebagai coping (religious/spiritual coping) 7) Komitmen beragama (commitment)
Selain ketiga variabel inti tersebut, ada beberapa variabel lain yang turut diikutsertakan. Oleh karena peneliti menggunakan teori intensi dari Fishbein dan Ajzen (1988), maka variabel-variabel atau determinan pembentuk intensi, yaitu sikap terhadap perilaku, norma subjektif, dan PBC juga dijelaskan. Berikut adalah penjelasan definisi operasionalnya.
58
a. Sikap, yaitu besarnya perasaan positif atau negatif terhadap suatu objek sikap, dalam hal ini berhenti menjadi wanita tuna susila. b. Norma subjektif, yaitu keyakinan individu bahwa sebagian besar dari significant others akan mengharapkan individu tersebut untuk berhenti atau tidak berhenti menjadi wanita tuna susila. c. Perceived behavioral control, yaitu persepsi kontrol yang dimiliki individu dan faktor-faktor yang mendukung atau menghambat untuk berhenti menjadi wanita tuna susila.
3.4 Pengumpulan Data 3.4.1 Teknik Pengumpulan Data Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner atau angket. Kuesioner adalah suatu daftar pertanyaan atau pernyataan mengenai suatu hal atau dalam suatu bidang yang bertujuan untuk memperoleh data berupa jawaban-jawaban dari para responden. Adapun instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian ini adalah kuesioner dalam bentuk skala Likert. Skala yang digunakan adalah skala self esteem, skala religiusitas, dan skala intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila, berisi pernyataan-
59
pernyataan yang sesuai dengan indikator variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Skala self esteem dan skala intensi disusun dengan menggunakan empat pilihan jawaban, yaitu sangat sesuai (SS), sesuai (S), tidak sesuai (TS) dan sangat tidak sesuai (STS) dengan tidak menggunakan pilihan jawaban tengah (netral/ragu-ragu). Sedangkan skala religiusitas disusun dengan menggunakan empat pilihan jawaban, yaitu selalu, sering, kadang-kadang, dan tidak pernah. Peneliti membagi dua kategori item pernyataan, yaitu favorable dan unfavorable serta menentukan bobot nilai. Untuk item favorable, skor subjek bergerak dari nilai 4,3,2,1. Sementara untuk item unfavorable, skor subjek bergerak dari nilai 1,2,3,4. Tabel 3.1 Pilihan Jawaban
Favorable
Unfavorable
SS (sangat sesuai) S (sesuai) TS (tidak sesuai) STS (sangat tidak sesuai)
4 3 2 1
1 2 3 4
a) Skala Self Esteem (X1) Skala self esteem dalam penelitian ini diadopsi dan diadaptasi dari Self Esteem Inventory serta disusun menggunakan model skala Likert, dimana item-item dalam skala ini dirancang berdasarkan tiga aspek self esteem menurut teori Minchinton (1993), yaitu:
60
1) Perasaan seseorang mengenai dirinya sendiri (a) Menerima diri sendiri (b) Menghormati diri sendiri (c) Menghargai keberhargaan diri (d) Memegang kendali atas emosi diri 2) Perasaan seseorang terhadap hidup (a) Menerima kenyataan (b) Memegang kendali atas diri sendiri 3) Perasaan dalam kaitannya dengan orang lain (a) Menghormati orang lain (b) Memiliki toleransi terhadap orang lain
61
Tabel 3.2 Blue Print Skala Try Out Self Esteem No. 1.
2.
3.
Aspek Indikator Perasaan terhadap a) Menerima diri sendiri diri sendiri b) Menghormati diri sendiri c) Menghargai keberhargaan diri d) Memegang kendali atas emosi diri Perasaan tentang a) Menerima hidup kenyataan
Item 1, 8, 10, 39 5, 11, 42
3, 7, 12, 29, 36, 38, 40 4, 6, 16, 21, 26, 33, 44 9, 19, 24, 27, 30, 31, 35, 37, 49 b) Memegang 14, 15, 17, kendali atas 20, 22, 41, diri sendiri 47 Perasaan dalam a) Menghormati 2, 13, 18, kaitannya dengan orang lain 23, 28, 34, orang lain 43, 45, 50 b) Memiliki 25, 32, 46, toleransi 48 terhadap orang lain Jumlah
Jumlah 4 3 7 7 9 7 9 4
50
b). Skala Religiusitas (X2) Dalam penelitian ini, skala religiusitas diadopsi dan diadaptasi dari Brief Multidimensional Measure of Religiousness/Spirituality berdasarkan teori multidimensional religiusitas oleh Fetzer Institute (1999).
62
Tabel 3.3 Blue Print Try Out Skala Religiusitas
No. 1.
Dimensi Daily Spiritual Experience
Indikator
2.
Value
3.
Belief
4.
Forgiveness
5.
6.
7.
Private Religious Practice Religious/ Spiritual Coping
Mendapatkan sesuatu dari agama Nilai-nilai yang terkandung dalam agama Keyakinan kepada Allah dan nilai-nilai agama Memaafkan orang lain Memaafkan diri sendiri Merasa diampuni oleh Allah Melakukan praktek agama
2, 15, 33, 35
Jumlah 5 4
3, 17
4
3
5, 6, 18, 19, 29, 30
-
6
20 7
4 8
21 9, 10, 22, 23, 31
Meminta solusi 11, 12, kepada Allah
Commitment
Total
Merasakan adanya Allah
Item Item Favorable Unfavorable 1, 16, 27, 28, 34,
Memberikan 13, kontribusi kepada agama Menerapkan 14 ajaran agama dalam kehidupan
-
5
24, 25, 32
5
26
3
35
63
c). Skala Intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila Berdasarkan teori intensi Fishben dan Ajzen (1975), maka dibuat juga skala untuk melihat faktor penentu intensi, yaitu skala sikap terhadap tingkah laku yang terdiri dari 28 item, skala norma subjektif yang terdiri dari 18 item, skala kontrol perilaku yang dipersepsi. yang terdiri 7 item. Ketiga skala tersebut dibuat berdasarkan hasil elisitasi pada siswa PSKW Mulya Jaya dan digunakan sebagai analisis tambahan. Skala intensi sendiri terdiri dari 2 item. Tabel 3.4 Blue Print Skala Try Out Sikap Aspek
Indikator
Jumlah Item 14 14
Attitude towards a) behavioral belief the behavior b) outcome evaluations Total
28
Tabel 3.5 Blue Print Skala TryOut Norma Subjektif Aspek Subjective Norm Total
Indikator a) Normative belief b) Motivation to comply
Jumlah Item 9 9 18
64
Tabel 3.6 Blue Print Skala TryOut PBC Aspek
Perceived Behavioral Control
Indikator
Jumlah Item
Belief about ease or difficulty of control behavior
7
Total
7
Tabel 3.7 Blue Print Skala TryOut Intensi untuk berhenti menjadi WTS No.
Aspek Intensi
Indikator
Jumlah Item
Behavioral Intention
2
Total
2
3.5 Uji Instrumen Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti melakukan uji instrumen dengan 141 item dari 3 skala, yaitu skala self esteem sebanyak 50 item, skala religiusitas sebanyak 35 item dan skala intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila sebanyak 2 item. Uji instrument diberikan kepada 30 warga binaan Panti Sosial Bina Karya Wanita Harapan Mulia, Kedoya pada tanggal 26 Agustus 2010. Uji instrument ini dilakukan dengan maksud:
65
a. mengetahui validitas instrument di mana skor tiap item dikorelasikan dengan skor total. b. mengetahui tingkat reliabilitas instrument yang digunakan untuk mengukur tingkat reliabilitas skala tersebut.
3.5.1 Uji Validitas Anastasi memberikan definisi bahwa suatu tes dikatakan valid bila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur (Anastasi& Urbina, 1997). Menurut Cronbach (dalam Azwar, 2008), koefisien validitas suatu kontruk yang baik ialah > 0,3. 3.5.1.1 Validitas Self Esteem Dari tabel hasil tryout skala self esteem dapat kita lihat bahwa ada 31 item yang valid, yang terbagi dalam item perasaan terhadap diri sendiri, perasaan tentang hidup, dan perasaan dalam kaitannya dengan orang lain.
66
Tabel 3.5 Hasil TryOut Skala Self Esteem No. Aspek Indikator terhadap e) Menerima diri 1. Perasaan diri sendiri sendiri f) Menghormati diri sendiri g) Menghargai keberhargaan diri h) Memegang kendali atas emosi diri tentang c) Menerima 2. Perasaan hidup kenyataan
3.
d) Memegang kendali atas diri sndiri Perasaan dalam c) Menghormati orang kaitannya dengan lain orang lain d) Memiliki toleransi terhadap orang lain Jumlah
Item 8, 39
Jumlah 2
11, 42
2
29, 36 , 38
3
6, 16, 21, 33, 44 19, 27, 31, 35, 37, 49
5
17, 20, 47
3
2, 18, 28, 34, 43, 45, 50 25, 46, 48
7
6
3 31
3.5.1.2 Validitas Religiusitas Dari tabel hasil tryout skala religiusitas dapat kita lihat bahwa ada 13 item yang valid, yang terbagi dalam item daily spiritual experience, value, belief, forgiveness, private religious practice, religious/spiritual coping, dan commitment.
67
Tabel 3.6 Hasil Tryout Skala Religiusitas No. 1.
2. 3. 4.
Dimensi
Item Favorable Daily Spiritual 2, 28, 35 Experience Value Belief Forgiveness
3 5, 18 7, 20
Item Unfavorable -
Jumlah 1 2 1 2 2
5. 6. 7.
Private Religious 22 Practice 11, 12, Religious/ Spiritual Coping 13 Commitment Total
-
1
24
3 1 13
3.5.1.3 Validitas Intensi Untuk Berhenti Menjadi Wanita Tuna Susila Dari tabel hasil tryout skala intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila dapat kita lihat bahwa ada 2 item yang valid, sedangkan untuk faktor penentu intensi terdapat 38 item yang terbagi dalam item attitude towards the behavior, subjective norm, dan perceived behavioral control.
68
Tabel 3.7 Hasil TryOut Skala Faktor Penentu Intensi untuk berhenti menjadi WTS No.
Aspek
Indikator
Jumlah Item 9 12
c) behavioral belief the d) outcome evaluations
1.
Attitude towards behavior
2.
Subjective Norm
c) Normative belief d) Motivation to comply
5 7
3.
PBC
Belief about ease or difficulty of control behavior
5
Tabel 3.8 Hasil TryOut Skala Intensi untuk berhenti menjadi WTS Aspek Intensi
Indikator
Behavioral Intention
Jumlah Item 2
3.5.2 Uji Reliabilitas Anastasi dan Urbina (1997) memberikan pengertian bahwa suatu tes dikatakan reliabel apabila tes tersebut mampu memberikan hasil yang konsisten meskipun tes tersebut diberikan dan diskor oleh penilai yang
69
berbeda, atau diberikan pada waktu yang berlainan, atau menggunakan bentuk paralel dari tes tersebut.
Uji reliabilitas dilakukan pada 30 warga binaan Panti Sosial Bina Karya Wanita Harapan Mulia, Kedoya pada tanggal 26 Agustus 2010. Uji reliabilitas ketiga skala ini menggunakan uji statistik Alpha Cronbach dengan menggunakan SPSS versi 11.5. Suatu konstruk atau variabel dikatakan memiliki reliabilitas yang baik bila memiliki koefisien reliabilitas diatas 0,6 dan mendekati angka 1. (Azwar, 2008). Hasil uji reliabilitas skala self esteem, skala religiusitas, dan skala intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila adalah sebagai berikut: a. Nilai reliabilitas skala self esteem dengan 31 item yang valid adalah sebesar 0,8704. Jadi, skala self esteem ini dapat dikatakan reliabel dan dapat digunakan sebagai alat ukur penelitian. b. Nilai reliabilitas skala religiusitas dengan 13 item yang valid adalah sebesar 0,6972. Jadi, skala religiusitas ini dapat dikatakan reliabel dan dapat digunakan sebagai alat ukur penelitian. c. Nilai reliabilitas skala intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila dengan 2 item yang valid adalah sebesar 0,9050. Oleh karena itu, skala intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila ini dapat dikatakan reliabel dan dapat digunakan sebagai alat ukur penelitian.
70
3.6 Prosedur Penelitian Prosedur dalam penelitian ini dilakukan melalui empat tahapan umum, yakni sebagai berikut: 1. Persiapan penelitian
Dimulai dengan perumusan masalah dan pembatasan masalah.
Menentukan variabel-variabel yang akan diteliti.
Melakukan studi pustaka untuk mendapatkan gambaran dan landasan teori yang tepat mengenai variabel penelitian.
Menentukan, menyusun dan menyiapkan alat ukur yang digunakan dalam penelitian, yaitu skala self esteem, skala religiusitas, dan skala intensi yang dirancang berupa skala Likert. Untuk skala self esteem dan religiusitas, peneliti mengadopsi dan mengadaptasi dari skala baku. Sedangkan skala intensi, terlebih dahulu peneliti melakukan elisitasi yang kemudian hasilnya dinilai oleh expert judgement.
Menentukan lokasi dan menyelesaikan administrasi perizinan
2. Pengujian alat ukur Peneliti melakukan uji coba alat ukur pada ketiga skala, yaitu self esteem, religiusitas, dan intensi pada warga binaan di Panti Sosial Bina Karya Wanita Harapan Mulia pada tanggal 26 Agustus 2010.
71
Tahap pengambilan data
Menentukan jumlah sampel penelitian.
Memberikan penjelasan mengenai tujuan penelitian dan meminta kesediaan responden untuk mengisi skala penelitian.
Memberikan alat ukur yang telah disiapkan kepada 35 responden .
Setelah uji coba dilakukan, peneliti melakukan uji validitas dan reliabilitas. Uji validitas skala dilakukan dengan cara mengkorelasikan skor tiap item dengan skor total, dengan menggunakan rumus korelasi Product Moment dari Pearson dan perhitungannya menggunakan program SPSS versi 11.5. maka diperoleh reliabilitas dari skala self esteem sebesar 0,8704, skala religiusitas sebesar 0,6972 dan skala intensi sebesar 0,9050. Ketika alat ukur ini dapat disimpulkan memiliki reliabilitas yang baik karena suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai alpha Cronbach > 0.60
3. Tahap Field Study Penelitian sesungguhnya dilakukan selama 5 hari, yaitu pada tanggal 30-31 Agustus 2010 dan tanggal 1-3 September 2010. Peneliti menyebarkan skala self esteem yang terdiri dari 31 item, skala religiusitas 13 item, dan skala intensi 2 item kepada 42 warga binaan PSKW Mulya Jaya.
72
4. Pengolahan Data
Melakukan skoring terhadap hasil skala yang telah diisi oleh responden.
Menghitung dan membuat tabulasi data yang diperoleh, kemudian membuat tabel data.
Melakukan analisa data dengan menggunakan metode statistik untuk menguji hipotesis penelitian.
Membuat kesimpulan dan laporan akhir penelitian.
3.7 Teknik Analisa Data Metode analisis data yang digunakan untuk mengetahui adanya hubungan antara self esteem dan religiusitas dengan intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila adalah dengan menggunakan analisis regresi. Analisis regresi adalah suatu analisa yang mengukur pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Jika pengukuran pengaruh ini melibatkan dua variabel bebas dan satu variabel terikat maka teknik analisis yang digunakan ialah regresi berganda. Dalam penelitian ini, untuk mendapatkan hasil analisis regresi berganda, peneliti menggunakan software SPSS versi 11.5.
73
BAB IV ANALISA HASIL PENELITIAN
Bab berikut ini akan membahas mengenai presentasi dan analisis data meliputi gambaran umum responden, analisis deskriptif, kategorisasi, dan hasil uji hipotesis.
4.1 Gambaran Umum Responden Penelitian ini dilakukan di Panti Sosial Karya Wanita Mulya Jaya, Pasar Rebo, Jakarta Timur. Subjek penelitian dalam penelitian ini sebanyak 42 siswa PSKW Mulya Jaya yang telah mendapat pembinaan mental dan rohani. 4.1.1 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Usia Tabel 4.1 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Usia Usia 16-25 tahun 26-35 tahun 36-45 tahun 46-55 tahun 56-65 tahun Jumlah
N
Presentase
14 18 8 1 1 42
33,3% 42,9% 19,0% 2,4% 2,4% 100%
74
Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa responden dalam penelitian ini didominasi oleh responden yang berusia 26-35 tahun sebanyak 18 orang dengan presentase sebesar 42,9%. Sedangkan responden yang berusia 16-25 tahun sebanyak 14 orang dengan presentase 33,3 %, yang berusia 36-45 tahun sebanyak 8 orang dengan presentase 19,0% dan sisanya masing-masing 1 orang dengan presentase 2,4% pada responden yang berusia 46-55 tahun dan 56-65 tahun. 4.1.2 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Tabel 4.2 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Pendidikan SD SMP SMA Jumlah
N
Presentase
26 14 2 42
61,9 % 33,3 % 4,8 % 100 %
Berdasarkan tabel di atas, maka dapat diketahui bahwa responden dalam penelitian ini didominasi oleh responden yang berlatar belakang pendidikan SD sebanyak 26 orang dengan presentase sebesar 61,9%. Sedangkan yang berlatar belakang pendidikan SMP
sebanyak 14 orang dengan presentase sebesar
33,3%, dan yang berlatar belakang pendidikan SMA sebanyak 2 orang dengan presentase sebesar 4,8%.
75
4.1.3 Gambaran Umum Responden berdasarkan Status Pernikahan Tabel 4.3 Gambaran Umum Responden berdasarkan Status Pernikahan Status Pernikahan Belum Menikah Janda Cerai Janda Mati Masih Bersuami Jumlah
N
Presentase
5 17 6 14 42
11,9 % 40,5 % 14,3 % 33,3 % 100 %
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa responden yang belum menikah sebanyak 5 orang dengan presentase 11,9%, responden yang janda cerai sebanyak 17 orang dengan presentase 40,5%, responden yang janda mati sebanyak 6 orang dengan presentase 14,3%, dan responden yang masih bersuami cukup banyak, yaitu 14 orang (33,3%). 4.1.4 Gambaran Umum Responden berdasarkan Suku Tabel 4.4 Gambaran Umum Responden berdasarkan Suku Suku Sunda Jawa Betawi Palembang Jumlah
N
Presentase
24 12 5 1 42
57,1% 28,6% 11,9% 2,4% 100%
76
Berdasarkan tabel di atas, maka dapat diketahui bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini didominasi oleh suku Sunda sebanyak 24 orang dengan presentase 57,1%. Sedangkan sebagian yang lain dari mereka berasal dari suku Jawa sebanyak 12 orang dengan presentase 28,6%, suku Betawi sebanyak 5 orang dengan presentase 11,9%, dan suku Palembang sebanyak 1 orang dengan presentase 2,4%. 4.1.5. Gambaran Umum Responden berdasarkan Lamanya menjadi WTS Tabel 4.5 Gambaran Umum Responden berdasarkan Lamanya menjadi WTS Lamanya menjadi WTS 1 - 10 bulan 11-20 bulan 21-30 bulan 31-40 bulan 41-50 bulan 51-60 bulan Jumlah
N
Presentase
25 10 3 2 1 1 42
59,5% 23,8% 7,1% 4,8% 2,4% 2,4% 100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa sebagian besar responden menjadi WTS < 1 tahun, yaitu sebanyak 25 orang dengan presentase sebesar 59,5%. Sedangkan responden yang telah menjadi WTS selama 1-3 tahun sebanyak 15 orang dengan presentase 35,7%. Dari 42 responden ini, hanya 2 orang yang telah menjadi WTS ≥ 4 tahun dengan presentase 4,8%.
77
4.1.6. Gambaran Umum Responden berdasarkan Alasan Menjadi WTS Tabel 4.6 Gambaran umum responden berdasarkan alasan menjadi WTS Alasan Menjadi WTS Faktor ekonomi Sakit hati Iseng Jumlah
N
Presentase
38 1 3 42
90,5% 2,4% 7,1% 100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar alasan siswa PSKW Mulya Jaya menjadi wanita tuna susila adalah karena faktor ekonomi dengan presentase sebesar 90,5%. Kemudian 3 dari 42 siswa menjadi wanita tuna susila karena iseng dan 1 orang menjadi wanita tuna susila karena sakit hati.
78
4.2 Deskripsi Hasil Penelitian Tabel 4.7 Deskripsi Umum Skor Perhitungan Statistik Skala Self Esteem, Religiusitas, dan Intensi Untuk Berhenti menjadi WTS
N SE RELIGIUS INTENSI Valid N (listwise)
Range
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
42
66
54
120
91.45
10.712
42
32
20
52
42.33
5.896
42
6
2
8
6.86
1.407
42
Berdasarkan tabel 4.7, dapat diketahui jumlah subjek penelitian sebanyak 42 orang dengan skor self esteem terendah adalah 54, sedangkan skor self esteem tertinggi ialah 120 dengan skor rata-rata 91,45. Sedangkan skor religiusitas terendah adalah 20 dan skor religiusitas yang tertinggi ialah 52 dengan skor rata-rata 42,33. Pada skala intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila skor terendah adalah 2 sedangkan skor tertinggi ialah 8 dengan nilai rata-rata 6,86.
79
4.3 Katego orisasi Berrdasarkan n Penyebaaran Skor Respondeen 44.3.1 Kategorisasi Skorr Self Esteem m Untuk menngetahui skoor self esteem yang diperoleh respoonden tersebbut tinggi atau rendaah, maka disajikan d norrma skor skala s self esteem e setellah diketah hui nilai makksimum, minnimum dan range r yang disajikan d padda tabel 4.7.
Peneliti membagi m klassifikasi skorr self esteem menjadi tiga kategoori, r Darri tabel 4.77, diketahuii bahwa skkor yaitu tinggi, sedaang, dan rendah. maksim mum self estteem adalah 120, skor minimumnya m a adalah 54, dan rangennya sebesaar 66. Maka nilai
yangg diperoleh adalah 66 dibagi d 3, yaitu 22. Denggan
begitu,, kategorisassi yang didappat untuk self lf esteem adaalah sebagai berikut:
Tabel 4.88 Penyebaran n Skor Skalla Self-Esteeem Katego ori
Rumus
Tinggi
X > 2 + min m X < + min ≤ X ≤ 2 + min X < + min
Sedang g Rendah h
Rentangan R R Score Raw > 98
Jumlaah Subjeek 9
66 – 98
32
76,22%
< 66 ∑
1 42
2,4% % 1000%
Perssen 21,44%
Berdasarkaan gambarann tabel di ataas dapat terliihat bahwa sebagian s bessar respon nden memilikki self esteem m yang sedaang dengan presentase p s sebesar 76,2% %. Sedang gkan 9 orangg dari 42 responden meemiliki self esteem e yang tinggi denggan
80
presen ntase 21,4% dan hanya 1 orang daari 42 respoonden yang memiliki self esteem m yang rendaah dengan presentase 2,44%.
4.3.2 Kategorisasi Skorr Religiusitaas Untuk menngetahui skoor religiusitaas yang dipeeroleh respoonden tersebbut tinggi atau rendah,, maka disajiikan norma skor s religiussitas setelah diketahui niilai maksim mum, minim mum dan rannge pada tabeel 4.7 di atass.
Peneliti membagi m klaasifikasi skoor religiusitaas menjadi tiga kategoori, yaitu tinggi, sedaang, dan rendah. r Darri tabel 4.77, diketahuii bahwa skkor maksim mum sebesaar 52, skor minimum m sebbesar 20, dann range sebesar 32. Maaka nilai
yang dipperoleh adalah 32 dibaagi 3, yaitu 10,67. Berrikut ini akkan
digamb barkan pada tabel persebbaran skor reeligiusitas reesponden pennelitian. Tabel 4.99 Penyebaaran Skor Religiusitas R Kategori
R Rumus
Tinggi
X > 2 + min X < + min m ≤X≤2 + min X < + min
Sedang Rendah
Ren ntangan Raw w Score > 41,34
Jumlah Subjek 30
30,677 – 41,34
11
26,2%
< 30,67 ∑
1 42
2,4% 100%
Persen 71,4%
T Tabel 4.8 di atas meenggambarkaan bahwa sebagian beesar responnden memiliiki r religiusitas yang y tinggi dengan presentase sebeesar 71,4%. Sedangkan 11 orang dari
81
42 respondeen memiliki religiusitas yang sedangg dengan preesentase 26,2% dan hannya 1 orang dari mereka mem miliki religiuusitas yang rendah r dengan presentasse 2,4%.
4.3.3 Kateg gorisasi Skoor Intensi un ntuk berhen nti menjadi WTS Untuk menngetahui skkor intensi untuk u berheenti menjaddi wanita tuuna susilaa yang diperroleh responnden tersebuut tinggi ataau rendah, maka m disajikkan normaa skor intenssi untuk berhhenti menjaddi wanita tunna susila settelah diketahhui nilai maksimum, m m minimum, d range paada tabel 4.7 di atas. dan Peneliti meembagi klasiifikasi skor intensi untukk berhenti menjadi m wannita s menjaadi tiga kateegori, yaitu tinggi, t sedanng, dan renddah. Dari tabbel tuna susila 4.7, diketahui d baahwa maksim mum skor inntensi untukk berhenti menjadi m wannita tuna susila s adalahh 8, skor miinimumnya 2, 2 dan rangeenya adalah 6. Berikut ini akan digambarkaan pada tabeel persebarann skor intensi untuk berrhenti menjaadi wanitta tuna susilaa pada responnden penelittian.
Tabel 4.100 Penyebaraan Skor Inteensi Untuk Berhenti Menjadi M WTS Kategori
R Rumus
Tinggi
X > 2 + min X < + min m ≤X≤2 + min X < + min
Sedang Rendah
ntangan Ren Raw w Score >6
Jumlah Subjek 27
4–6
13
31%
<4 ∑
2 42
4,7% 100%
Persen 64,3%
82
Berdasarkan tabel 4.8 di atas, dapat terlihat bahwa sebanyak 27 orang dari 42 responden memiliki intensi yang tinggi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila dengan presentase 64,3%. Sedangkan responden yang memiliki intensi yang sedang untuk berhenti menjadi wanita tuna susila sebanyak 13 orang dengan presentase 31% dan hanya 2 orang yang memiliki intensi yang rendah untuk berhenti menjadi wanita tuna susila.
4.4 Hasil Uji Hipotesis Analisis statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis pada penelitian ini menggunakan rumus regresi berganda untuk mencari hubungan self esteem dan religiusitas secara bersama-sama dengan intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila. Dalam perhitungannya, peneliti menggunakan program SPSS versi 11.5 Berikut ini adalah hasil perhitungannya. Tabel 4.11 Correlations
Pearson Correlation Sig. (1-tailed)
N
INTENSI 1.000
SE .524
RELIGIUS .509
SE
.524
1.000
.429
RELIGIUS
.509
.429
1.000
.
.000
.000
INTENSI
INTENSI SE
.000
.
.002
RELIGIUS
.000
.002
.
INTENSI
42
42
42
SE
42
42
42
RELIGIUS
42
42
42
83
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui nilai r hitung antara self esteem dan intensi sebesar 0,524 dan nilai p value sebesar 0,00. Sedangkan nilai r hitung antara religiusitas dan intensi sebesar 0,509 dan nilai p value sebesar 0,00. Karena nilai p value < 0,05 , maka hipotesis nol yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara self esteem dan religiusitas dengan intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila ditolak.
Tabel 4.12 Model Summary
Model
1
R
.611(a)
R Square
.373
Adjusted R Square
.341
Std. Error of the Estimate
1.142
Change Statistics R Square Change
F Change
.373
11.622
df1 2
df2 39
Sig. F Change .000
a Predictors: (Constant), RELIGIUS, SE
Berdasarkan data yang diperoleh melalui tabel di atas, terlihat bahwa koefisien determinasi R square (R2) menunjukkan nilai sebesar 0,373 atau 37,3%. Hal ini menunjukkan bahwa kedua variabel, yakni self esteem dan religiusitas secara bersama memberikan sumbangsih terhadap variabel intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila sebesar 37,3%. Dengan demikian, perubahan variabel intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila sebesar 62,7% dapat dijelaskan oleh variabel lain selain self esteem dan religiusitas.
Setelah diketahui nilai r square signifikansi sumbangsih kedua variabel X terhadap variabel Y, kemudian dilakukan penghitungan Anova (uji linearitas) untuk
84
mengetahui apakah model persamaan garis regresi yang dipergunakan tepat diterapkan dalam perhitungan regresi ini. Hasilnya disajikan pada tabel Anova (b) berikut: Tabel 4.13 ANOVA(b)
Model 1
Regression Residual
Sum of Squares 30.302 50.841
Total
81.143 a Predictors: (Constant), RELIGIUS, SE
df 2
Mean Square 15.151
39
1.304
F 11.622
Sig. .000(a)
41
b Dependent Variable: INTENSI
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai F hitung yang diperoleh adalah sebesar 11,622 dengan p value 0,000. Karena p value yang diperoleh < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa model persamaan garis regresi yang dipergunakan dalam penelitian ini dapat diterapkan.
Setelah diketahui nilai r hitung untuk menguji persamaan regresi, kemudian dilakukan perhitungan nilai konstanta dari kedua variabel X. Hasilnya disajikan dalam tabel Coeficients (a) berikut:
85
Tabel 4.14 Coefficients(a) Mode l
Unstandardized Coefficients Std. B Error 1 (Constant) -1.160 1.683 SE .049 .018 RELIGIUS .083 .033 a Dependent Variable: INTENSI
Standardized Coefficients
t
Sig.
Correlations Zeroorder
Beta .375 .348
-.689 2.672 2.481
.495 .011 .018
.524 .509
Partial
Part
.393 .369
.339 .315
Pada tabel 4.14 di atas dapat diketahui bahwa nilai t hitung antara self esteem dan intensi sebesar 2,672 dengan p value sebesar 0,011, sedangkan nilai t hitung antara religiusitas dengan intensi sebesar 2,481 dengan p value 0,018. Hal ini menunjukkan bahwa variabel self esteem lebih berpengaruh terhadap intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila dibandingkan dengan variabel religiusitas. Artinya, jika ingin meningkatkan intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila, maka intervensi yang paling utama adalah dengan meningkatkan self esteem mereka. Selain itu, dari tabel 4.12 pada kolom beta dapat diketahui koefisien regresi dari masing-masing variabel sehingga dapat diperoleh persamaan garis regresi, yaitu: Y’ = - 1,160 + 0,049 X1 + 0,083 X2 Keterangan: Y’ = intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila X1 = self esteem X2 = religiusitas
86
Dengan model persamaan ini, dapat diperkirakan intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila dengan self esteem dan religiusitas. Nilai koefisien positif menunjukkan hubungan positif, dimana variabel intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila akan naik sebesar 0,049 dengan self esteem. Demikian pula, intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila akan meningkat sebesar 0,083 dengan religiusitas.
Kemudian, dari tabel 4.12 pada kolom partial juga dapat dilihat kontribusi masing-masing independent variabel, yaitu self esteem dan religiusitas secara mandiri terhadap intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila apabila salah satu independent variabel tersebut dikontrol. Kontribusi self esteem terhadap intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila apabila variabel religiusitas dikontrol adalah sebesar 0,393 atau 39,3%, sedangkan kontribusi religiusitas terhadap intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila apabila variabel self esteem dikontrol adalah sebesar 0,369 atau 36,9%. Jadi, dapat disimpulkan bahwa variabel self esteem lebih besar kontribusinya terhadap intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila.
Selanjutnya, peneliti menguji aspek-aspek dalam self esteem terhadap intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila sehingga dapat diketahui aspek yang paling berpengaruh. Sebelum melakukan uji regresi, peneliti melakukan uji korelasi dengan menggunakan SPSS 11.5. Berikut ini hasil uji korelasinya.
87
Tabel 4.15 Correlations
Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
N
INTENSI
INTENSI 1.000
ASPEK1 .389
ASPEK2 .472
ASPEK3 .513
ASPEK1
.389
ASPEK2
.472
1.000
.541
.670
.541
1.000
ASPEK3
.748
.513
.670
.748
1.000
INTENSI
.
.005
.001
.000
ASPEK1
.005
.
.000
.000
ASPEK2
.001
.000
.
.000
ASPEK3
.000
.000
.000
.
INTENSI
42
42
42
42
ASPEK1
42
42
42
42
ASPEK2
42
42
42
42
ASPEK3
42
42
42
42
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai tertinggi adalah variabel atau aspek self esteem yang ketiga, yaitu perasaan dalam kaitannya dengan orang lain sebesar 0,513. Kemudian diikuti oleh variabel atau aspek self esteem yang kedua, yaitu perasaan tentang hidup dengan nilai sebesar 0,472, dan yang terakhir adalah variabel atau aspek self esteem yang pertama, yaitu perasaan mengenai diri sendiri dengan nilai sebesar 0,389. Maka, variabel yang pertama kali dimasukkan dalam uji regresi adalah variabel atau aspek self esteem yang ketiga karena memiliki nilai korelasi yang paling tinggi dengan intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila.
Dari hasil uji regresi dengan menggunakan SPSS 11.5, diperoleh R2 dari kontribusi aspek self esteem ketiga, yaitu perasaan dalam kaitannya dengan orang lain sebesar 0,263. Hal ini berarti 26,3% dari bervariasinya intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila berkenaan dengan aspek perasaan dalam kaitannya dengan orang
88
lain. Kemudian, peneliti memasukkan variabel atau aspek kedua dalam perhitungan, dengan hasil R2 sebesar 0,280. Hal ini berarti intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila mendapat kontribusi dari aspek kedua, yaitu perasaan tentang hidup sebesar 28,0% - 26,3% = 1,7%.
Kemudian, peneliti menambahkan lagi variabel atau aspek pertama dengan menggunakan perangkat yang sama seperti sebelumnya. Dari hasil uji regresi tersebut diperoleh R2 sebesar 0,283 yang berarti bahwa 28,3% dari intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila dipengaruhi oleh aspek perasaan dalam kaitannya dengan orang lain, perasaan tentang hidup dan perasaan mengenai diri sendiri. Sehingga perasaan mengenai diri sendiri hanya memberikan kontribusi sebesar 28,3% - 28,0% = 0,3% terhadap intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila.
Berikut gambaran R2 dan tingkat signifikansinya dijelaskan dalam tabel 4.16 Tabel 4.16 Proporsi varian oleh masing-masing aspek self esteem pada intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila IV X1 X12 X123 Total
R2 0,263 0,280 0,283
R2 change
F hitung
F tabel
0,263 0,017 0,003 0,283
14,251 0,92 0,158
4,08 4,08 4,08
Signifikansi Sangat signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan
89
Keterangan: X1
= perasaan dalam kaitannya dengan orang lain
X12
= perasaan dalam kaitannya dengan orang lain, perasaan tentang hidup
X123
= perasaan dalam kaitannya dengan orang lain, perasaan tentang hidup, dan
perasaan mengenai diri sendiri.
Signifikansi sumbangan tiap varibel pada tabel 4.17 diperoleh dari Fhitung dibandingkan dengan Ftabel. Untuk memperoleh Fhitung, digunakan rumus sebagai berikut: F =
r2 /k (1-r2)/(n-k-1)
Jika Fhitung > Ftabel maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan variabel-variabel tersebut terhadap intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila.
Kemudian peneliti melihat koefisien regresi masing-masing variabel dari output SPSS 11.5, seperti tabel 4.17 di bawah ini:
90
Tabel 4.17 Hasil Analisis Regresi Coefficients(a) Unstandardized Coefficients
Model
1
Standardized Coefficients
t
Sig.
B 1.067
Std. Error 1.824
.585
.562
ASPEK3
.105
.077
.321
1.362
.181
ASPEK2
.067
.071
.195
.938
.354
.025 a Dependent Variable: INTENSI
.068
.068
.369
.714
(Constant)
ASPEK1
Beta
Selanjutnya berdasarkan hasil output maka dapat dilihat kontribusi masing-masing aspek self esteem terhadap intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila dengan penjabaran sebagai berikut: 1. Aspek perasaan dalam kaitannya dengan orang lain dengan intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila diperoleh nilai R2 change sebesar 0,263, yang berarti bahwa aspek perasaan dalam kaitannya dengan orang lain memiliki kontribusi yang paling besar dalam mempengaruhi intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila. Selain itu, untuk koefisien regresi diperoleh nilai sebesar 0,105, yang berarti bahwa perasaan dalam kaitannya dengan orang lain secara positif mempengaruhi intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila, dengan kriteria signifikan. Maka dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi perasaan dalam kaitannya dengan orang lain, maka intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila juga semakin tinggi. 2. Aspek perasaan tentang hidup dengan intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila diperoleh nilai R2 change sebesar 0,017, yang berarti bahwa
91
perasaan tentang hidup memberikan kontribusi 1,7% dalam mempengaruhi intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila. Sedangkan koefisien regresinya diperoleh nilai sebesar 0,067, maka perasaan tentang hidup secara positif mempengaruhi intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila, dengan kriteria tidak signifikan. 3. Aspek perasaan mengenai diri sendiri dengan intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila diperoleh nilai R2 change sebesar 0,003, yang berarti bahwa perasaan mengenai diri sendiri hanya memberikan kontribusi 0,3% dalam mempengaruhi intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila. Adapun koefisien regresinya sebesar 0,025, yang berarti bahwa perasaan mengenai diri sendiri secara positif mempengaruhi intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila, dengan kriteria tidak signifikan. 4. Sedangkan interaksi antara ketiga aspek self esteem terhadap intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila dihitung dengan menggunakan SPSS 11.5. Berikut ini tabelnya:
Tabel 4.18 Model Summary
Model
1
R
.532(a)
R Square
.283
Adjusted R Square
.226
Std. Error of the Estimate
Change Statistics R Square Change
F Change
.283
5.000
1.237
a Predictors: (Constant), ASPEK1, ASPEK2, ASPEK3
df1 3
df2 38
Sig. F Change .005
92
Dari tabel di atas dapat dilihat nilai F 0,005 < 0,05, yang berarti bahwa interaksi perasaan mengenai diri sendiri, perasaan tentang hidup, dan perasaan dalam kaitannya dengan orang lain berpengaruh secara signifikan terhadap intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila. Dengan R2 sebesar 0,283, yang berarti bahwa interaksi dari ketiga aspek atau variabel tersebut memberikan kontribusi 28,3% terhadap intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila.
Berdasarkan uraian di atas, dapat dilihat bahwa variabel atau aspek yang memiliki kontribusi paling besar dan paling signifikan dalam mempengaruhi intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila adalah perasaan dalam kaitannya dengan orang lain.
Dari hasil analisis regresi tersebut diperoleh persamaan regresi sebagai berikut: Y’ = 1,067 + 0,105X1+ 0,067X2 + 0,025X3 Keterangan: X1
: perasaan dalam kaitannya dengan orang lain
X2
: perasaan tentang hidup
X3
: perasaan mengenai diri sendiri Dengan model persamaan ini, dapat diperkirakan intensi untuk berhenti
menjadi wanita tuna susila dengan aspek self esteem, yaitu perasaan dalam kaitannya dengan orang lain, perasaan tentang hidup, dan perasaan mengenai diri sendiri. Nilai
93
koefisien positif menunjukkan hubungan positif, dimana variabel intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila akan naik sebesar 1,067 dengan perasaan dalam kaitannya dengan orang lain. Demikian pula, intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila akan meningkat sebesar 0,067 dengan perasaan tentang hidup, dan juga akan meningkatkan sebesar 0,025 dengan perasaan mengenai diri sendiri.
Selanjutnya, peneliti menguji aspek-aspek religiusitas terhadap intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila sehingga dapat diketahui aspek religiusitas yang paling berkontribusi terhadap intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila. Berikut ini hasil uji korelasi dengan menggunakan SPSS 11.5.
94
Tabel 4.19 Correlations
DSE
VALUE
BELIE F
FORG IVEN
PRP
1.000
.374
.432
.538
.169
.240
.234
.498
.374
1.00 0
.652
.604
.047
.229
.297
.394
VALUE
.432
.652
1.000
.640
.156
.343
.508
.455
BELIEF
.538
.604
.640
1.000
-.126
.177
.155
.398
.169
.047
.156
-.126
1.000
.268
.493
.396
.240
.229
.343
.177
.268
1.000
.332
.306
.234
.297
.508
.155
.493
.332
1.00 0
.442
.498
.394
.455
.398
.396
.306
.442
1.000
.
.007
.002
.000
.143
.063
.068
.000
DSE
.007
.
.000
.000
.383
.072
.028
.005
VALUE
.002
.000
.
.000
.162
.013
.000
.001
BELIEF
.000
.000
.000
.
.213
.131
.163
.005
.143
.383
.162
.213
.
.043
.000
.005
.063
.072
.013
.131
.043
.
.016
.024
.068
.028
.000
.163
.000
.016
.
.002
.000
.005
.001
.005
.005
.024
.002
.
42
42
42
42
42
42
42
42
DSE
42
42
42
42
42
42
42
42
VALUE
42
42
42
42
42
42
42
42
BELIEF
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
RC
42
42
42
42
42
42
42
42
COMIT MEN
42
42
42
42
42
42
42
42
INTENSI Pearson Correlati on
INTENSI
DSE
FORGIV EN PRP RC
Sig. (1tailed)
COMIT MEN INTENSI
FORGIV EN PRP RC
N
COMITME N
RC
COMIT MEN INTENSI
FORGIV EN PRP
95
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai tertinggi adalah variabel atau aspek belief, dengan nilai sebesar 0,538. Maka, variabel ini yang pertama kali dimasukkan dalam uji regresi kedua karena memiliki nilai korelasi yang paling tinggi dengan intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila.
Dari hasil uji regresi dengan menggunakan SPSS 11.5, diperoleh R2 dari kontribusi aspek belief sebesar 0,290. Hal ini berarti 29,0% dari bervariasinya intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila berkenaan dengan aspek belief. Kemudian, peneliti memasukkan variabel atau aspek commitment, dengan hasil R2 sebesar 0,385. Hal ini berarti 38,5% dari intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila dapat diprediksi oleh belief dan commitment sehingga intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila mendapat kontribusi dari aspek commitment sebesar 38,5% - 29,0% = 9,5%.
Kemudian, peneliti menambahkan lagi variabel atau aspek value dengan menggunakan perangkat yang sama seperti sebelumnya. Dari hasil uji regresi tersebut diperoleh R2 sebesar 0,386 yang berarti bahwa 38,6% dari intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila dipengaruhi oleh aspek belief, commitment, dan value. Sehingga aspek value hanya memberikan kontribusi sebesar 38,6% - 38,5% = 0,1% terhadap intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila.
96
Peneliti menambahkan lagi aspek daily spiritual experience dalam perhitungan regresi dan diperoleh R2 sebesar 0,386 yang berarti bahwa aspek daily spiritual experience tidak memberikan kontribusi terhadap intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila karena tidak ada penambahan nilai R2. Lalu, peneliti memasukkan lagi aspek private religious practice dan diperoleh R2 sebesar 0,390 yang berarti bahwa 39% dari intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila dipengaruhi oleh belief, commitment, value, daily spiritual experience, dan private religious practice sehingga aspek private religious practice memberikan sumbangsih sebesar 39,0 % - 38,6% = 0,4%.
Setelah itu, penelitian menambahkan aspek religious coping dan diperoleh nilai R2 sebesar 0,390 yang berarti bahwa tidak ada penambahan R2 sehingga religious coping tidak memberikan kontribusi terhadap intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila. Kemudian, peneliti memasukkan lagi variabel atau aspek forgiveness dan diperoleh nilai R2 sebesar 0,398 atau 39,8% dari intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila dipengaruhi oleh belief, commitment, value, daily spiritual experience, private religious practice, religious coping, dan forgiveness, sehingga forgiveness memberikan sumbangsih sebesar 39,8% - 39,0% = 0,8%. Dari uraian di atas, maka dapat dilihat bahwa aspek belief (29%) yang memiliki kontribusi yang paling besar dan signifikan terhadap intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila. Lalu secara berurutan diikuti oleh aspek commitment (9,5%), forgiveness
97
(0,8%), private religious practice (0,4%), value (0,1%), daily spiritual experience (0%) dan religious coping (0%).
Selanjutnya, peneliti melihat interaksi antara ketujuh aspek religiusitas terhadap intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila dihitung dengan menggunakan SPSS 11.5. Berikut ini tabelnya:
Tabel 4.20 Model Summary
Mod el
1
R
.631(a)
R Square
.398
Adjusted R Square
.275
Std. Error of the Estimate
1.198
Change Statistics R Square Change
F Change
.398
3.218
df1
df2
7
34
Sig. F Change .010
a Predictors: (Constant), FORGIVEN, DSE, PRP, COMITMEN, RC, BELIEF, VALUE
Dari tabel di atas dapat dilihat nilai F 0,010 < 0,05, yang berarti bahwa interaksi belief, commitmen, value, daily spiritual experience, private religious practice, religious coping dan
forgiveness berpengaruh secara signifikan terhadap intensi
untuk berhenti menjadi wanita tuna susila. Dengan R2 sebesar 0,398, yang berarti bahwa interaksi dari ketujuh aspek atau variabel tersebut memberikan kontribusi 39,8% terhadap intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila.
98
4.5 Analisis Tambahan Berdasarkan teori Fishben&Ajzen (1975) yang mengemukakan bahwa intensi terbentuk oleh tiga determinan, yaitu sikap terhadap tingkah laku, norma subjektif, dan perceived behavioral control maka peneliti menambahkan analisis mengenai kaitan antara faktor-faktor penentu intensi tersebut beserta self esteem dan religiusitas terhadap intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila. Sebelumnya, peneliti melakukan uji korelasi antara self esteem, religiusitas, dan faktor-faktor penentu intensi, yaitu sikap terhadap tingkah laku, norma subjektif, dan perceived behavioral control terhadap intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila dengan menggunakan SPSS 11.5. Berikut hasil uji korelasinya:
Tabel 4.21 Correlations INTENSI Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
N
INTENSI SE RELIGIUS SIKAP NORMASUB PBC INTENSI SE RELIGIUS SIKAP NORMASUB PBC INTENSI SE RELIGIUS SIKAP NORMASUB PBC
SE
RELIGIUS
SIKAP
NORMASUB
PBC
1.000
.524
.509
.682
.316
.654
.524 .509 .682 .316 .654 . .000 .000 .000 .021 .000 42 42 42 42 42 42
1.000 .429 .652 .457 .297 .000 . .002 .000 .001 .028 42 42 42 42 42 42
.429 1.000 .644 .072 .365 .000 .002 . .000 .325 .009 42 42 42 42 42 42
.652 .644 1.000 .122 .602 .000 .000 .000 . .220 .000 42 42 42 42 42 42
.457 .072 .122 1.000 .195 .021 .001 .325 .220 . .108 42 42 42 42 42 42
.297 .365 .602 .195 1.000 .000 .028 .009 .000 .108 . 42 42 42 42 42 42
99
Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa variabel sikap memiliki korelasi yang paling besar dengan intensi berhenti menjadi wanita tuna susila dengan nilai korelasi sebesar 0,682. Oleh karena itu, variabel sikap yang pertama kali dimasukkan dalam uji regresi, kemudian secara berurutan dimasukkan variabel PBC, self esteem, religiusitas, dan norma subjektif. Dari hasil uji regresi, diperoleh hasil kontribusi masing-masing independent variabel tersebut terhadap intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila, yaitu variabel sikap memberikan kontribusi sebesar 0,465 atau 46,4% terhadap intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila. Lalu secara berurutan diikuti dengan variabel perceived behavioral control (9,3%), self esteem (2,4%), norma subjektif (1,6%) dan religiusitas (1,0%).
Dari hasil uji regresi dengan menggunakan SPSS 11.5, diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 4.22 Model Summary
Model
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Change Statistics R Square Change
1
F Change
.780 .608 .554 .940 .608 11.179 (a) a Predictors: (Constant), PBC, NORMASUB, RELIGIUS, SE, SIKAP
df1 5
df2 36
Sig. F Chan ge .000
Berdasarkan data yang diperoleh melalui tabel di atas, terlihat bahwa koefisien determinasi R square (R2) menunjukkan nilai sebesar 0,608 atau
100
60,8%. Hal ini menunjukkan bahwa kelima variabel, yakni self esteem, religiusitas, sikap terhadap tingkah laku, norma subjektif, dan perceived behavioral control secara bersama memberikan sumbangsih terhadap variabel intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila sebesar 60,8%.
Selain itu, peneliti juga melihat kontribusi ketiga faktor pembentuk intensi, yaitu sikap, norma subjektif, dan perceived behavioral control terhadap intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila. Berikut ini hasil uji regresinya: Tabel 4.23 Model Summary
Model
1
R
.771(a)
R Square
.594
Adjusted R Square
.562
Std. Error of the Estimate
Change Statistics R Square Change
F Change
df1
.594
18.539
3
.931
df2 38
Sig. F Change .000
a Predictors: (Constant), PBC, NORMASUB, SIKAP
Dari hasil perhitungan uji regresi menggunakan SPSS 11.5, diperoleh hasil bahwa variabel sikap, norma subjektif, dan perceived behavioral control secara bersama memberikan sumbangsih sebesar 59,4% terhadap intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila.
101
BAB V KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN
Dalam bab ini, akan dibahas mengenai kesimpulan, diskusi, serta saran dari hasil penelitian.
5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data penelitian yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: a. Ada hubungan yang signifikan antara self esteem dan religiusitas secara bersama dengan intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila pada siswa PSKW Mulya Jaya. Hal ini berarti semakin tinggi self esteem dan religiusitas siswa PSKW akan semakin tinggi intensinya untuk berhenti menjadi wanita tuna susila. b. Self esteem dan religiusitas secara bersama memberikan sumbangsih sebesar 37,3% terhadap intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila. Self esteem memberikan kontribusi yang lebih besar (27,5%) dan signifikan terhadap intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila dibandingkan religiusitas (9,8%).
102
c. Aspek self esteem yang ketiga, yaitu perasaan dalam kaitannya dengan orang lain adalah variabel yang memberikan kontribusi paling besar terhadap penentuan intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila, yaitu sebesar 26,3%. d. Aspek religiusitas yang memberikan kontribusi paling besar
terhadap
intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila adalah aspek belief, yaitu sebesar 29,0%.
5.2 Diskusi Berdasarkan hasil penelitian terbukti bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara self esteem dan religiusitas dengan intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila pada siswa PSKW Mulya Jaya. Hal tersebut berarti bahwa semakin tinggi self esteem dan religiusitas seseorang, maka akan semakin tinggi pula intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Prasetya (2002) dan Sujana & Wulan (1994) bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara self esteem dan intensi serta penelitian yang dilakukan oleh Nuzullia (2005) dan Zulhairi (2005) bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara religiusitas dengan intensi.
Dari hasil penelitian, diketahui pula bahwa self esteem, baik secara mandiri maupun bersama dengan religiusitas, memberikan kontribusi yang lebih
103
besar terhadap intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila. Hal ini berarti intensi siswa PSKW Mulya Jaya untuk berhenti menjadi wanita tuna susila lebih dipengaruhi oleh self esteem yang mereka miliki. Menurut Minchinton (1995) self esteem ialah penilaian individu yang diberikan terhadap dirinya sendiri. Penilaian individu terhadap keberhargaan dirinya sebagai manusia, berdasarkan penerimaan atau penolakan terhadap dirinya dan tingkah lakunya. Sebagian besar (76,2%) siswa PSKW Mulya Jaya memiliki self esteem yang sedang dan 21,4% yang memiliki self esteem yang tinggi, sedangkan hanya 2,4% siswa memiliki self esteem yang rendah berarti bahwa mereka cukup dapat menerima dan mengapresiasikan diri mereka sendiri, cukup merasa nyaman dengan keadaan dirinya, berprasangka baik terhadap dirinya sendiri, serta memiliki kontrol emosi yang cukup baik dan terbebas dari perasaan yang tidak menyenangkan, kemarahan, ketakutan, kesedihan dan rasa bersalah.
Minchinton (1995) menjabarkan tiga aspek self esteem, yaitu perasaan mengenai diri sendiri, perasaan tentang hidup, dan perasaan dalam kaitannya dengan orang lain. Dari hasil penelitian diketahui bahwa aspek perasaan dalam kaitannya dengan orang lain yang paling mempengaruhi intensi siswa PSKW Mulya Jaya untuk berhenti menjadi wanita tuna susila. Hal ini berarti bahwa mereka cukup dapat menghormati orang lain dan memiliki toleransi terhadap orang lain.
104
Meskipun religiusitas memiliki kontribusi yang lebih rendah dibanding self esteem untuk memprediksi intensi berhenti menjadi wanita tuna susila dalam penelitian ini, namun religiusitas memiliki korelasi dengan intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila, terutama pada aspek belief, yaitu kebenaran yang diyakini dengan hati dan diamalkan dengan perbuatan. (Fetzer, 1999). Belief yang dimiliki siswa PSKW Mulya Jaya menjadi prediktor yang baik dalam memprediksi intensi mereka untuk berhenti menjadi wanita tuna susila, namun dalam hal daily spiritual experience, value, forgiveness, private religius practice, religious/spiritual coping, dan commitment yang mereka miliki masih kurang untuk memprediksi intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila. Artinya, belief merupakan aspek dasar keberagamaan yang berpengaruh terhadap intensi. Hal ini dapat dijelaskan karena aspek belief pada religiusitas juga berkaitan dengan tiga determinan pembentuk intensi, yaitu sikap, norma subjektif, dan perceived behavioral control yang ketiga determinan tersebut dibentuk oleh determinan lain, yaitu keyakinan (belief). Intensi merupakan bagian diri seseorang dalam
dimensi subjektif yang melibatkan hubungan
antara dirinya dengan tindakan. Intensi merupakan dasar munculnya perilaku. (Fishben & Ajzen, 1975)
Dalam kaitannya dengan intensi, peneliti berasumsi bahwa belief pada aspek religiusitas dapat berperan sebagai behavioral belief yang pada akhirnya akan membentuk sikap terhadap tingkah laku. Sebagai contoh adalah keyakinan
105
bahwa menjadi wanita tuna susila adalah suatu dosa besar dan diharamkan dalam agama akan membentuk sikap negatif terhadap tingkah laku untuk menjadi wanita tuna susila. Pada penelitian ini, sebanyak 64,3% siswa PSKW Mulya Jaya memiliki intensi yang tinggi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila, 31% siswa yang memiliki intensi yang sedang untuk berhenti menjadi wanita tuna susila, dan 4,7% siswa yang memiliki intensi yang rendah untuk berhenti menjadi wanita tuna susila. Jadi, dapat dikatakan bahwa sebagian besar siswa PSKW Mulya Jaya sudah memiliki kecenderungan untuk berhenti menjadi wanita tuna susila dengan tidak melakukan perbuatan-perbuatan seksual sebagai mata pencaharian.
Dari hasil penelitian, diketahui pula bahwa intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila berhubungan secara signifikan dengan sikap, norma subjektif, dan perceived behavioral control. Nilai korelasi antara sikap dengan intensi berhenti menjadi wanita tuna susila sebesar 0,682, norma subjektif dengan intensi berhenti menjadi wanita tuna susila sebesar 0,316, dan perceived behavioral control dengan intensi berhenti menjadi wanita tuna susila sebesar 0,654. Jadi, dapat dikatakan bahwa sikap memiliki korelasi yang paling besar dan juga memberikan kontribusi yang paling besar (46,5%) terhadap intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Fishben&Ajzen (1975) yang menyatakan bahwa sikap merupakan komponen yang paling menentukan intensi. Dapat dikatakan bahwa
106
keinginan siswa PSKW Mulya Jaya untuk berhenti menjadi wanita tuna susila setelah keluar dari panti rehabilitasi lebih dipengaruhi oleh penilaian mereka terhadap berhenti menjadi wanita tuna susila.
Berdasarkan hasil data yang diperoleh, diketahui sebagian besar responden dalam penelitian ini berlatar belakang pendidikan SD, memiliki status pernikahan janda cerai dan menjadi wanita tuna susila karena faktor ekonomi. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Soekanto (dalam Kartono, 2007) yang menyatakan bahwa faktor eksternal yang menyebabkan seseorang menjadi wanita tuna susila adalah karena kemiskinan atau tekanan ekonomi, tingkat pendidikan yang rendah, dan diputuskan pacar atau ditinggal suami. Selain itu, Kartono (2007) juga menjelaskan motif-motif yang melatarbelakangi perilaku prostitusi adalah karena adanya kecenderungan melacurkan diri untuk menghindarkan diri dari kesulitan hidup, tekanan ekonomi, dan kompensasi terhadap perasaan-perasaan inferior.
Dalam penelitian ini, dominasi kategori skor ketiga variabel menunjukkan bahwa self esteem siswa PSKW berada pada tingkatan sedang dengan religiusitas tinggi serta intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila yang tinggi. Hal ini berarti pembinaan mental dan rohani atau keagamaan yang dilakukan PSKW Mulya Jaya kepada siswa-siswanya tergolong cukup baik dalam meningkatkan self esteem dan religiusitas mereka sehingga mereka cukup
107
memiliki intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila setelah keluar dari panti rehabilitas.
5.3 Saran Dalam penelitian ini tentu saja masih terdapat kekurangan atau keterbatasan, antara lain segi kualitas dan kuantitas item pada skala, khususnya skala religiusitas. Meskipun skala religiusitas dan skala self esteem tersebut merupakan skala baku yang sudah diadopsi dan diadaptasi namun belum begitu sesuai dengan budaya dan latar belakang pendidikan subjek penelitian. Begitu juga dengan skala intensi yang cenderung bersifat social desirability. Selain itu, pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan pada saat 3 bulan masa pembinaan, juga jumlah sampel yang tidak terlalu banyak sehingga belum menggambarkan kondisi yang sebenarnya. Oleh karena itu, berdasarkan pengalaman tersebut, peneliti memberikan beberapa saran teoritis dan saran praktis sebagai berikut:
5.3.1. Saran Teoritis a. Untuk penelitian selanjutnya yang serupa, peneliti menyarankan agar lebih memperhatikan item-item pernyataan pada skala, khususnya pada skala religiusitas dan skala intensi, baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya pernyataan atau pertanyaan agar dapat lebih mengukur apa yang ingin
108
diukur. Untuk item-item pada skala intensi, sebaiknya lebih dikembangkan agar bisa mendapatkan respon yang sebenarnya dari responden. b. Peneliti juga menyarankan untuk memperbanyak jumlah responden dalam penelitian selanjutnya, agar hasil yang didapat lebih menggambarkan kondisi yang sebenarnya. c. Peneliti juga menyarankan agar dalam pengambilan data dilakukan di masa akhir pembinaan agar lebih terlihat intensi siswa untuk berhenti menjadi wanita tuna susila. d. Peneliti menyarankan dalam pengumpulan data penelitian tidak hanya menggunakan angket saja, melainkan dilengkapi dengan observasi dalam jangka waktu tertentu dan wawancara kepada pihak yang terkait agar informasi yang didapatkan lebih komprehensif.
5.3.2. Saran Praktis Bagi pihak PSKW Mulya Jaya dan panti-panti rehabilitas wanita tuna susila yang lain hendaknya: a. Lebih memperbanyak kegiatan pembinaan mental yang bertujuan untuk meningkatkan self esteem siswa PSKW Mulya Jaya, khususnya yang berkaitan dengan aspek perasaan mengenai diri sendiri agar mereka dapat memiliki intensi yang tinggi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila.
109
b. Memberikan lebih banyak kegiatan pembinaan mental dan keagamaan yang memperkuat keimanan (belief) sehingga mereka memiliki intensi yang tinggi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila.
110
111
112
DAFTAR PUSTAKA Abdullah, Alifah. (2002). Hubungan attitude, subjective norm, dan perceived behavioral control dengan intensi untuk bertingkah laku. Jakarta: Fakultas Psikologi UI Ancok, J. (2001). Psikologi islami. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001. Ajzen, Icek. (1991). Attitude, personality and behavior. British: Open University Press. Anastasi, A., & Urbina, S. (2007). Psychological testing. 7th ed. New Jersey: Prentice Hall, Inc. Ayuningtyas, Diah Setyowati & Guritnaningsih A. Santoso. (2008). Relationship between intention to obey traffic signs and disobeying traffic signs behavior on bus driver in Jakarta. Jurnal Psikologi Sosial Vol.13, No. 1 Januari Azwar, Saifuddin. (2000). Reliabilitas dan validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Ali Bugis, Fajar. (2007). Hubungan antara self esteem dengan kemampuan interpersonal remaja. Jakarta: Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Burn, R.B. (1993). Konsep diri: teori, pengukuran, perkembangan, dan perilaku. Alih bahasa oleh Eddy. Jakarta: Arcan Fishben, Martin., Ajzen, Icek. (1975). Belief, attitude, intention and behavior. Canada: Addison-Wesley Publishing Company. Fetze Institute and National Institute on Aging Working Group. (1999). Multidimensional measurement of religiousness, spirituality for use in health research. Fetzer Institute in Collaboration with the National Institute on Aging. Kalamazoo. Frey, Diane Ph. D & Jesse Carlock, Ph. D. (1994). Enhancing self esteem. USA: Accelerated Development Inc.
112
Handoyo, Restu Tri. (2009). Hubungan komitmen beragama dengan intensi berhenti menyalahgunakan narkoba pasca program rehabilitas. Jakarta: Fakultas Psikologi UI Kartono, Kartini. (2007). Pathologi sosial. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Kerlinger, Fred. (2006). Asas-Asas penelitian behavioral edisi ketiga. Yogyakarta: Gajah Mada University Press Minchinton, Jerry. (1993). Maximum self esteem, The handbook for reclaiming your sense of self worth. Kuala Lumpur: Golden Books Center Nasimah, Syaidati. (2009). Hubungan self esteem dengan orientasi masa depan pada remaja. Jakarta: Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Nathaniel, Branden. (2005). The power of self esteem. Bantam Interaksa Book Nurmalasari, Ika. (2009). Kebermaknaan hidup pada wanita tuna susila di panti sosial karya wanita (PSKW) Mulya Jaya. Jakarta: Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Nuzullia, E. (2005). Pengaruh perilaku beragama dan nilai sosial obat terhadap intensi penyalahgunaan obat pada remaja. Fakultas Psikologi UMM Prasetya, Berta Esti Ari. (2002). Hubungan antara nilai sosial obat dan self esteem dengan intensi penyalahgunaan obat pada remaja. Jurnal Psikologi. Vol. 9, No. 1 Rachmawati, Anies. (1998). Hubungan pendapat tentang perkawinan dengan intensi untuk berhenti menjadi wanita tuna susila pada siswa PSKW Mulya Jaya. Jakarta: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia Ramadhani, Siska. (2009). Perbedaan self esteem antara PSK yang mendapat binaan dan yang tidak mendapat binaan di PSKW Mulya Jaya. Jakarta: Fakultas UIN Syarif Hidayatullah Santrock, J.W. (2003). Child development,(10th ed). New York: McGraw-Hill Sevilla, et all . (1993). Pengantar metodologi penelitian. Jakarta: UI-Press.
112
Sheila, Mawar. (2001). Hubungan antara prasangka terhadap kelompok dan intensi untuk bertingkah laku agresi pada pelajar sebuah SMK di Jakarta yang terlibat tawuran. Jurnal Psikologi. Vol. 8, No. 2 Sugiyono. (2008). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sujana Y.E & Ratna Wulan. (1994). Hubungan antara kecenderungan pusat kendali dengan intensi menyontek. Jurnal Psikologi 1994 No.2, 1-8 Tarmizi. (2010). Hubungan religiusitas dengan kepuasan hidup pada lanjut usia yang mengikuti kajian keagamaan di yayasan wakaf paramadina Pondok Indah Plaza 1. Jakarta: Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Wulandari, Anggi Setio (2009). Hubungan antara adversity quotient (AQ) dengan intensi sembuh pada pengguna narkoba di panti rehabilitas. Fakultas Ilmu Pendidikan UNS Zulhairi (2005). Hubungan religiusitas dengan intensi untuk menabung di Bank Syariah. Jakarta: Fakultas Psikologi UI
Website http://www.cjmed.net/html/2007121_95.html?PHPSESSID=b82f3689de11b315d333 c9c72707fb34 http://indonesiabreakingnewsonline.blogspot.com/2008/07/30-psk-indonesia-anak-dibawah-umur.html http://www.komnasperempuan.or.id/wp-content/uploads/2009/02/ketika-merekadijual.pdf
-sAssalammua’laikum Wr Wb Saya adalah mahasiswa tingkat akhir di Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Saat ini saya sedang mengadakan penelitian yang merupakan kelengkapan penyusunan skripsi yang saya lakukan sebagai syarat untuk menempuh ujian akhir. Untuk itu, saya mohon kesediaan Anda untuk menjadi responden dan mengisi kuesioner terlampir. Data maupun jawaban yang Anda berikan terjamin kerahasiaannya dan hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian ini. Tidak ada jawaban yang benar ataupun salah. Isilah kuesioner ini dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan pribadi Anda, tidak perlu memberikan jawaban yang seharusnya atau yang sebaiknya terjadi. Saya harap anda bersedia memeriksa kembali kelengkapan jawaban Anda untuk memastikan tidak ada bagian yang terlewatkan. Bantuan dan partisipasi Anda sangat diharapkan dalam penelitian ini. Atas kesediaan waktu Anda, saya ucapkan terima kasih.
Wassalamua’laikum Wr Wb.
Hormat Saya Isni
Petunjuk Untuk keperluan pendataan, saya membutuhkan beberapa informasi mengenai diri Anda. Data maupun jawaban yang anda berikan akan dijaga kerahasiaanya dan hanya akan digunakan untuk melengkapi data penelitian ini. Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan Anda menjawab sejujur-jujurnya. Terima Kasih 1. Nama ( inisial) : 2. Usia Anda saat ini :
tahun
3. Pendidikan Anda terakhir:
SD
: lulus / tidak lulus, kelas…
SMP
: lulus / tidak lulus, kelas…
SMA : lulus / tidak lulus, kelas…
4. Jenis sekolah: a) Agama b) Umum 5. Bagaimana status diri Anda sekarang? a) Belum menikah b) Janda cerai c) Janda mati d) Masih bersuami 6. Agama : 7. Anda berasal dari suku apa? 8. Sebelum masuk ke panti rehabilitas Harapan Mulia, berapa lama Anda telah bekerja sebagai wanita tuna susila? 9. Siapa yang mendorong Anda untuk bekerja sebagai wanita tuna susila? 10. Mengapa Anda bekerja sebagai wanita tuna susila? 11. Kapan Anda masuk ke panti rehabilitas Harapan Mulia?
Bagian 1 Petunjuk Bacalah dengan seksama setiap pernyataan, lalu berilah tanda silang (X) pada jawaban yang paling sesuai dengan keadaan Anda saat ini atau yang menggambarkan diri Anda dengan pilihan jawaban sebagai berikut: SS
: Sangat Sesuai
S
: Sesuai
TS
: Tidak Sesuai
STS
: Sangat Tidak Sesuai
Contoh: No.
Pernyataan
SS
S
Saya menyukai diri saya
TS
STS
TS
STS
X
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
Pernyataan Saya menerima diri saya apa adanya. Saya yakin orang lain berperilaku karena suatu alasan yang baik. Pendapat saya mengenai diri saya lebih penting daripada pendapat orang lain mengenai diri saya. Jika mengingat masa lalu, saya hanya fokus pada hal-hal yang menyenangkan Saya memaafkan diri saya atas kesalahan yang saya lakukan. Saya tidak menghukum diri saya untuk kesalahan yang saya lakukan dengan merasa bersalah. Saya menyukai diri saya tanpa memperhatikan perasaan orang lain terhadap saya. Saya tidak takut gagal atau kalah. Saya tidak membandingkan diri saya dengan orang lain. Saya merasa berharga walaupun saya melakukan sesuatu dengan tidak sempurna Saya sama pentingnya dengan orang lain.
SS
S
12.
13. 14.
15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30.
Pernyataan Saya tidak menerima ajakan orang lain untuk melakukan sesuatu yang bertentangan dengan nilai yang saya anggap lebih baik. Saya membiarkan orang lain untuk mengalami akibat dari tindakan mereka. Ketika menginginkan orang-orang untuk melakukan sesuatu untuk saya, saya meminta langsung kepada mereka. Saya memandang masalah sebagai kesempatan memperbaiki hidup. Saya merasa cukup nyaman untuk menyesuaikan diri dengan keadaan saya. Bagi saya, setiap kejadian dalam hidup merupakan sesuatu yang berharga. Saya tidak menuntut orang lain untuk menggunakan standar dan harapan saya saya. Saya bertanggung jawab penuh atas masalahmasalah saya. Saya mengendalikan seluruh tingkah laku saya, termasuk kebiasaan-kebiasaan saya. Saya tidak menghukum diri saya dengan perasaan buruk. Saya tidak mau disalahkan karena rasa sakit yang dialami orang lain. Saya tidak menyanjung atau merendahkan orang lain. Saya menganggap segala sesuatu dengan benar tanpa pembuktian yang masuk akal. Saya menganjurkan orang lain untuk berkembang dan dewasa daripada bergantung kepada saya. Saya tetap mengontrol emosi saya Saya tidak melimpahkan masalah dan kesalahan saya pada orang lain. Saya tidak mengharapkan seseorang berubah hanya untuk menyenangkan saya. Saya merasa baik, tidak peduli bagaimana keadaan yang saya jalani. Saya menerima kehidupan saya dengan ikhlas, tidak peduli apa yang akan terjadi nanti.
SS
S
TS
STS
No. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39.
40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48.
49.
Pernyataan Saya bertanggung jawab atas apa yang terjadi dalam hidup saya. Saya memenuhi kebutuhan saya terlebih dahulu sebelum memenuhi kebutuhan orang lain. Saya tidak mengijinkan kebiasaan buruk mengontrol tindakan saya. Saya tidak mencoba untuk mengelabui orang lain untuk melakukan sesuatu yang saya inginkan. Saya tidak harus melakukan suatu hal hanya karena orang lain meminta saya melakukannya. Nilai saya sebagai manusia sama besarnya dengan orang lain. Saya tidak mau terlibat dengan hal-hal yang tidak berguna. Saya tidak menilai harga diri saya dengan membandingkannya dengan orang lain. Kepandaian atau prestasi saya tidak ada hubungannya dengan harga diri saya sebagai manusia. Pendapat orang lain mengenai diri saya tidak sepenting dengan pendapat saya sendiri. Saya menerima semua akibat atas tindakan saya, namun saya tidak merasa bersalah karenanya. Saya memaafkan diri saya saat saya melakukan kesalahan. Saya tidak mencoba untuk mempengaruhi orang lain. Saya tidak memikirkan kenangan yang tidak menyenangkan. Saya menerima orang lain tanpa menilai mereka atau perilaku mereka. Saya berharga dan bernilai seperti orang lain di dunia ini. Saya tidak bertanggung jawab sebagai penyebab emosi seseorang. Saya menghormati dan menghargai diri saya sebagaimana saya menghormati dan menghargai orang lain. Saya berpikiran terbuka terhadap semua hal.
SS
S
TS
STS
No. 50.
Pernyataan SS Saya tidak melindungi orang lain dari akibat tindakan mereka.
S
TS
STS
Bagian 2 Petunjuk: Bacalah setiap pertanyaan dan pernyataan di bawah ini dengan seksama. Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang sesuai dengan diri Anda atau yang anda rasakan. Contoh: Saya yakin dengan agama yang saya anut. a. Sangat Setuju b. Setuju
c. Tidak Setuju d. Sangat Tidak Setuju
1. Saya merasakan kehadiran Allah. a. selalu
c. kadang-kadang
b. sering
d. tidak pernah
2. Saya menemukan kekuatan dan kenyamanan dalam agama saya. a. selalu
c. kadang-kadang
b. sering
d. tidak pernah
3. Agama menjadi landasan hidup saya. a. sangat setuju
c. tidak setuju
b. setuju
d. sangat tidak setuju
4. Saya percaya dengan agama saya, namun banyak hal lain yang lebih penting dalam hidup. a. sangat setuju
c. tidak setuju
b. setuju
d. sangat tidak setuju
5. Saya yakin Allah mengamati setiap tingkah laku saya. a. sangat setuju
c. tidak setuju
b. setuju
d. sangat tidak setuju
6. Saya bertanggung jawab untuk mengurangi segala penderitaan dan kerusakan di muka bumi. a. sangat setuju
c. tidak setuju
b. setuju
d. sangat tidak setuju
7. Saya memaafkan diri saya atas kesalahan yang telah saya lakukan. a. selalu
c. jarang
b. sering
d. tidak pernah
8. Saya sulit memaafkan diri saya atas kesalahan yang saya lakukan. a. selalu
c. jarang
b. sering
d. tidak pernah
9. Apakah anda melaksanakan solat wajib meskipun sendiri (tidak berjamaah) ? a. selalu
c. kadang-kadang
b. sering
d. tidak pernah
10. Apakah anda menonton atau mendengarkan ceramah agama di TV? a. selalu
c. kadang-kadang
b. sering
d. tidak pernah
11. Saya menganggap hidup saya sebagai bagian dari kekuatan spiritual keagamaan. a. selalu
c. kadang-kadang
b. sering
d. tidak pernah
12. Saya meminta bantuan Allah dalam mengatasi kesulitan yang saya hadapi. a. selalu
c. kadang-kadang
b. sering
d. tidak pernah
13. Saya berpegang teguh pada ajaran agama dalam hidup saya. a. selalu
c. kadang-kadang
b. sering
d. tidak pernah
14. Saya curahkan seluruh hidup saya untuk urusan agama. a. selalu
c. kadang-kadang
b. sering
d. tidak pernah
15. Saya merasakan ketenangan dan kedamaian yang sangat dalam dalam diri saya. a. selalu
c. kadang-kadang
b. sering
d. tidak pernah
16. Saya ingin untuk lebih dekat dengan Allah. a. selalu
c. kadang-kadang
b. sering
d. tidak pernah
17. Keyakinan saya membantu saya untuk mengetahui mana yang benar dan yang salah. a. sangat setuju
c. tidak setuju
b. setuju
d. sangat tidak setuju
18. Kebaikan dan cinta Allah lebih besar dari yang saya bayangkan. a. sangat setuju
c. tidak setuju
b. setuju
d. sangat tidak setuju
19. Ketika menghadapi kejadian yang tragis, saya masih ingat bahwa Allah menyayangi saya dan ada harapan untuk masa depan. a. sangat setuju
c. tidak setuju
b. setuju
d. sangat tidak setuju
20. Saya memaafkan orang-orang yang menyakiti saya. a. selalu
c. jarang
b. sering
d. tidak pernah
21. Saya yakin Allah memaafkan kesalahan saya. a. selalu
c. jarang
b. sering
d. tidak pernah
22. Apakah anda membaca Al-Qur’an? a. selalu
c. kadang-kadang
b. sering
d. tidak pernah
23. Apakah anda membaca buku-buku agama? a. selalu
c. kadang-kadang
b. sering
d. tidak pernah
24. Saya ragu apakah Allah bersama saya ketika mengalami kesulitan. a. selalu
c. kadang-kadang
b. sering
d. tidak pernah
25. Saya mencoba untuk mengatasi masalah tanpa bergantung kepada Allah. a. selalu
c. kadang-kadang
b. sering
d. tidak pernah
26. Menurut saya, hidup ini bukan bagian dari urusan agama. a. selalu
c. kadang-kadang
b. sering
d. tidak pernah
27. Saya merasakan cinta Allah kepada saya, baik secara langsung ataupun melalui orang lain. a. selalu
c. kadang-kadang
b. sering
d. tidak pernah
28. Saya tersentuh secara spiritual dengan keindahan ciptaan Allah. a. Selalu
c. kadang-kadang
b. Sering
d. tidak pernah
29. Saya merasa penting bagi saya untuk meyakini Allah a. sangat setuju
c. tidak setuju
b. setuju
d. sangat tidak setuju
30. Menurut saya, segala sesuatu yang terjadi sudah ada tujuannya. a. sangat setuju
c. tidak setuju
b. setuju
d. sangat tidak setuju
31. Apakah anda berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan? a. selalu
c. kadang-kadang
b. sering
d. tidak pernah
32. Saya merasa bahwa situasi stress yang saya alami adalah hukuman Allah kepada saya atas dosa-dosa saya. a. selalu
c. kadang-kadang
b. sering
d. tidak pernah
33. Saya merasa nyaman dengan agama saya. a. Selalu
c. kadang-kadang
b. Sering
d. tidak pernah
34. Saya meminta pertolongan Allah dalam menjalani aktifitas saya sehari-hari. a. Selalu
c. kadang-kadang
b. Sering
d. tidak pernah
35. Saya merasa sangat bersyukur kepada Allah atas berkah yang saya dapatkan. a. selalu
c. kadang-kadang
b. sering
d. tidak pernah
Bagian 3 Petunjuk: Bacalah pernyataan di bawah ini dengan seksama, lalu berilah tanda silang (X) pada pilihan jawaban yang sesuai dengan diri Anda atau yang Anda rasakan. Pilihan Jawaban: SS
: Sangat Setuju
S
: Setuju
TS
: Tidak Setuju
STS
: Sangat Tidak Setuju
No.
Pernyataan
1.
Berhenti menjadi wanita tuna susila berarti tidak akan “terjun” lagi ke dunia malam Berhenti menjadi wanita tuna susila berarti bertaubat dan kembali ke jalan yang benar Berhenti menjadi wanita tuna susila berarti menjadi wanita baik-baik Berhenti menjadi wanita tuna susila berarti menjadi ibu rumah tangga yang baik Berhenti menjadi wanita tuna susila mencari pekerjaan lain yang halal
2. 3. 4. 5.
SS
S
TS
STS
No.
Pernyataan
6.
Berhenti menjadi wanita tuna susila berarti bisa berkumpul lagi dengan keluarga Berhenti menjadi wanita tuna susila berarti makan makanan dari hasil yang halal Berhenti menjadi wanita tuna susila berarti bisa mendekatkan diri dengan Allah Berhenti menjadi wanita tuna susila berarti tidak dikucilkan oleh masyarakat Berhenti menjadi wanita tuna susila berarti menghindari perbuatan dosa Berhenti menjadi wanita tuna susila berarti terhindar dari penyakit kelamin Berhenti menjadi wanita tuna susila berarti tidak mendapat hinaan dari orang lain Berhenti menjadi wanita tuna susila membuat hidup menjadi lebih tenang Berhenti menjadi wanita tuna susila berarti mengalami kekurangan ekonomi
7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.
SS
S
TS
STS
Bagian 4 Petunjuk: Bacalah pernyataan di bawah ini dengan seksama, lalu lengkapi pernyataan tersebut dengan memberi tanda silang (X) pada pilihan jawaban yang sesuai dengan diri Anda atau yang Anda rasakan. No.
Pernyataan
1.
Tidak akan “terjun” lagi ke dunia malam merupakan hal yang… Bertaubat dan kembali ke jalan yang benar merupakan hal yang… Menjadi wanita baik-baik merupakan hal yang… Menjadi ibu rumah tangga yang baik merupakan hal yang… Mencari pekerjaan lain yang halal merupakan hal yang… Bisa berkumpul lagi dengan keluarga merupakan hal yang… Makan makanan dari hasil yang halal merupakan hal yang…
2. 3. 4. 5. 6. 7.
Sangat Positif positif
Tidak Sangat positif Tidak Positif
No.
Pernyataan
8.
Bisa mendekatkan diri dengan Allah merupakan hal yang… Tidak dikucilkan oleh masyarakat merupakan hal yang… Menghindari perbuatan dosa merupakan hal yang… Terhindar dari penyakit kelamin merupakan hal yang… Tidak mendapat hinaan dari orang lain merupakan hal yang… Hidup menjadi lebih tenang merupakan hal yang… Kekurangan ekonomi merupakan hal yang…
9. 10. 11. 12. 13. 14.
Sangat Positif Positif
Tidak Sangat Positif Tidak Positif
Bagian 5 Petunjuk: Berilah tanda silang (X) pada pilihan jawaban yang sesuai dengan diri Anda atau yang Anda rasakan. Di bawah ini adalah orang atau pihak yang mendukung saya untuk berhenti menjadi wanita tuna susila: No.
Orang atau pihak
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Orang tua Teman Keluarga Kakak Suami atau pacar Anak Ustad Pemilik tempat usaha (“mami”) Teman-teman seprofesi
9.
Sangat Mendukung Tidak mendukung mendukung
Sangat Tidak mendukung
Bagian 6 Petunjuk: Berilah tanda silang (X) pada pilihan jawaban yang sesuai dengan diri Anda atau yang Anda rasakan. Di bawah ini adalah orang atau pihak yang akan saya ikuti perintah atau sarannya untuk berhenti menjadi wanita tuna susila: No.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Orang atau pihak
Sangat Diikuti Tidak Sangat Diikuti Diikuti Tidak Diikuti
Orang tua Teman Keluarga Kakak Suami atau pacar Anak Ustad Pemilik tempat usaha (“mami”) Teman-teman seprofesi
Bagian 7 Petunjuk Bacalah pernyataan di bawah ini dengan seksama, lalu berilah tanda silang (X) pada pilihan jawaban yang sesuai dengan diri Anda atau yang Anda rasakan. No.
Pernyataan
1.
Ketika mengingat dosa mendorong niat saya untuk berhenti menjadi wanita tuna susila Ketika mendengar ceramah dari pak ustad mendorong niat saya untuk berhenti menjadi wanita tuna susila Mendapatkan pekerjaan yang halal mendorong niat saya untuk berhenti menjadi wanita tuna susila Kesulitan ekonomi menghambat niat saya untuk berhenti menjadi wanita tuna susila
2
3.
4.
Sangat Setuju
Setuju
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
No.
Pernyataan
5.
Sulit mendapatkan pekerjaan yang lain menghambat niat saya untuk berhenti menjadi wanita tuna susila Pelanggan yang masih sering menghubungi menghambat niat saya untuk berhenti menjadi wanita tuna susila Teman-teman seprofesi yang masih terus mengajak “terjun” lagi menghambat niat saya untuk berhenti menjadi wanita tuna susila
6.
7.
Sangat Setuju
Setuju
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
Bagian 8 Petunjuk Bacalah pernyataan di bawah ini dengan seksama, lalu berilah tanda silang (X) pada pilihan jawaban yang sesuai dengan diri Anda atau yang Anda rasakan.
Pernyataan
Sangat Ingin
Ingin
Tidak Ingin
Sangat Tidak Ingin
Saya berhenti menjadi wanita tuna susila
Pernyataan
Sangat Mungkin Tidak Mungkin Mungkin
Saya berhenti menjadi wanita tuna susila
Sangat Tidak Mungkin
Assalammua’laikum Wr Wb Saya adalah mahasiswa tingkat akhir di Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Saat ini saya sedang mengadakan penelitian yang merupakan kelengkapan penyusunan skripsi yang saya lakukan sebagai syarat untuk menempuh ujian akhir. Untuk itu, saya mohon kesediaan Anda untuk menjadi responden dan mengisi kuesioner terlampir. Data maupun jawaban yang Anda berikan terjamin kerahasiaannya dan hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian ini. Tidak ada jawaban yang benar ataupun salah. Isilah kuesioner ini dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan pribadi Anda, tidak perlu memberikan jawaban yang seharusnya atau yang sebaiknya terjadi. Saya harap anda bersedia memeriksa kembali kelengkapan jawaban Anda untuk memastikan tidak ada bagian yang terlewatkan. Bantuan dan partisipasi Anda sangat diharapkan dalam penelitian ini. Atas kesediaan waktu Anda, saya ucapkan terima kasih.
Wassalamua’laikum Wr Wb.
Hormat Saya Isni
1
Petunjuk Untuk keperluan pendataan, saya membutuhkan beberapa informasi mengenai diri Anda. Data maupun jawaban yang anda berikan akan dijaga kerahasiaanya dan hanya akan digunakan untuk melengkapi data penelitian ini. Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan Anda menjawab sejujur-jujurnya. Terima Kasih 1. Nama ( inisial) : 2. Usia Anda saat ini :
tahun
3. Pendidikan Anda terakhir:
SD
: lulus / tidak lulus, kelas…
SMP
: lulus / tidak lulus, kelas…
SMA : lulus / tidak lulus, kelas…
4. Jenis sekolah: a) Agama b) Umum 5. Bagaimana status diri Anda sekarang? a) Belum menikah b) Janda cerai c) Janda mati d) Masih bersuami 6. Agama : 7. Anda berasal dari suku apa? 8. Sebelum masuk ke PSKW Mulya Jaya, berapa lama Anda telah bekerja sebagai wanita tuna susila? 9. Siapa yang mendorong Anda untuk bekerja sebagai wanita tuna susila? 10. Mengapa Anda bekerja sebagai wanita tuna susila? 11. Kapan Anda masuk ke PSKW Mulya Jaya? 12. Berapa kali Anda masuk ke PSKW Mulya Jaya?
2
Bagian 1 Petunjuk Bacalah dengan seksama setiap pernyataan, lalu berilah tanda silang (X) pada jawaban yang paling sesuai dengan keadaan Anda saat ini atau yang menggambarkan diri Anda dengan pilihan jawaban sebagai berikut: SS
: Sangat Sesuai
S
: Sesuai
TS
: Tidak Sesuai
STS
: Sangat Tidak Sesuai
Contoh: No.
Pernyataan
SS
S
Saya menyukai diri saya
X
Pernyataan SS Saya yakin orang lain berperilaku karena suatu alasan yang baik. Saya tidak menghukum diri saya untuk kesalahan yang saya lakukan dengan merasa bersalah. Saya tidak takut gagal atau kalah.
S
TS
STS
TS
STS
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Saya sama pentingnya dengan orang lain Saya merasa cukup nyaman untuk menyesuaikan diri dengan keadaan saya. Bagi saya, setiap kejadian dalam hidup merupakan sesuatu yang berharga. Saya tidak menuntut orang lain untuk menggunakan standar dan harapan saya saya. Saya bertanggung jawab penuh atas masalahmasalah saya. Saya mengendalikan seluruh tingkah laku saya, termasuk kebiasaan-kebiasaan saya. Saya tidak menghukum diri saya dengan perasaan buruk. 3
11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22.
23. 24. 25. 26. 27. 28. 29.
Pernyataan Saya menganjurkan orang lain untuk berkembang dan dewasa daripada bergantung kepada saya. Saya tidak melimpahkan masalah dan kesalahan saya pada orang lain. Saya tidak mengharapkan seseorang berubah hanya untuk menyenangkan saya. Saya merasa baik, tidak peduli bagaimana keadaan yang saya jalani. Saya bertanggung jawab atas apa yang terjadi dalam hidup saya. Saya tidak mengijinkan kebiasaan buruk mengontrol tindakan saya. Saya tidak mencoba untuk mengelabui orang lain untuk melakukan sesuatu yang saya inginkan. Saya tidak harus melakukan suatu hal hanya karena orang lain meminta saya melakukannya. Nilai saya sebagai manusia sama besarnya dengan orang lain. Saya tidak mau terlibat dengan hal-hal yang tidak berguna. Saya tidak menilai harga diri saya dengan membandingkannya dengan orang lain. Kepandaian atau prestasi saya tidak ada hubungannya dengan harga diri saya sebagai manusia. Saya memaafkan diri saya saat saya melakukan kesalahan. Saya tidak mencoba untuk mempengaruhi orang lain. Saya tidak memikirkan kenangan yang tidak menyenangkan. Saya menerima orang lain tanpa menilai mereka atau perilaku mereka. Saya berharga dan bernilai seperti orang lain di dunia ini. Saya tidak bertanggung jawab sebagai penyebab emosi seseorang. Saya berpikiran terbuka terhadap semua hal.
4
SS
S
TS
STS
No. 30.
31.
Pernyataan SS Saya menghormati dan menghargai diri saya sebagaimana saya menghormati dan menghargai orang lain. Saya tidak melindungi orang lain dari akibat tindakan mereka.
S
TS
STS
Bagian 2 Petunjuk: Bacalah setiap pertanyaan dan pernyataan di bawah ini dengan seksama. Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang sesuai dengan diri Anda atau yang anda rasakan. Contoh: Saya yakin dengan agama yang saya anut. a. Sangat Setuju b. Setuju
c. Tidak Setuju d. Sangat Tidak Setuju
1. Saya menemukan kekuatan dan kenyamanan dalam agama saya. a. selalu
c. kadang-kadang
b. sering
d. tidak pernah
2. Agama menjadi landasan hidup saya. a. sangat setuju
c. tidak setuju
b. setuju
d. sangat tidak setuju
3. Saya yakin Allah mengamati setiap tingkah laku saya. a. sangat setuju
c. tidak setuju
b. setuju
d. sangat tidak setuju
4. Saya memaafkan diri saya atas kesalahan yang telah saya lakukan. a. selalu
c. jarang
b. sering
d. tidak pernah
5
5. Saya menganggap hidup saya sebagai bagian dari kekuatan spiritual keagamaan. a. selalu
c. kadang-kadang
b. sering
d. tidak pernah
6. Saya meminta bantuan Allah dalam mengatasi kesulitan yang saya hadapi. a. selalu
c. kadang-kadang
b. sering
d. tidak pernah
7. Saya berpegang teguh pada ajaran agama dalam hidup saya. a. selalu
c. kadang-kadang
b. sering
d. tidak pernah
8. Kebaikan dan cinta Allah lebih besar dari yang saya bayangkan. a. sangat setuju
c. tidak setuju
b. setuju
d. sangat tidak setuju
9. Saya memaafkan orang-orang yang menyakiti saya. a. selalu
c. jarang
b. sering
d. tidak pernah
10. Apakah anda membaca Al-Qur’an? a. selalu
c. kadang-kadang
b. sering
d. tidak pernah
11. Saya ragu apakah Allah bersama saya ketika mengalami kesulitan. a. selalu
c. kadang-kadang
b. sering
d. tidak pernah
12. Saya tersentuh secara spiritual dengan keindahan ciptaan Allah. a. Selalu
c. kadang-kadang
b. Sering
d. tidak pernah
13. Saya merasa sangat bersyukur kepada Allah atas berkah yang saya dapatkan. a. selalu
c. kadang-kadang
b. sering
d. tidak pernah 6
Bagian 3 Petunjuk: Bacalah pernyataan di bawah ini dengan seksama, lalu berilah tanda silang (X) pada pilihan jawaban yang sesuai dengan diri Anda atau yang Anda rasakan. Pilihan Jawaban: SS
: Sangat Setuju
S
: Setuju
TS
: Tidak Setuju
STS
: Sangat Tidak Setuju
No.
Pernyataan
1.
Berhenti menjadi wanita tuna susila berarti bertaubat dan kembali ke jalan yang benar Berhenti menjadi wanita tuna susila berarti menjadi wanita baik-baik Berhenti menjadi wanita tuna susila berarti menjadi ibu rumah tangga yang baik Berhenti menjadi wanita tuna susila mencari pekerjaan lain yang halal
2. 3. 4.
5. 6. 7. 8. 9.
SS
S
TS
STS
Berhenti menjadi wanita tuna susila berarti makan makanan dari hasil yang halal Berhenti menjadi wanita tuna susila berarti bisa mendekatkan diri dengan Allah Berhenti menjadi wanita tuna susila berarti terhindar dari penyakit kelamin Berhenti menjadi wanita tuna susila berarti tidak mendapat hinaan dari orang lain Berhenti menjadi wanita tuna susila membuat hidup menjadi lebih tenang
Bagian 4 Petunjuk: Bacalah pernyataan di bawah ini dengan seksama, lalu lengkapi pernyataan tersebut dengan memberi tanda silang (X) pada pilihan jawaban yang sesuai dengan diri Anda atau yang Anda rasakan. 7
No.
Pernyataan
1.
Tidak akan “terjun” lagi ke dunia malam merupakan hal yang… Bertaubat dan kembali ke jalan yang benar merupakan hal yang… Menjadi wanita baik-baik merupakan hal yang…
2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
Sangat Positif positif
Tidak Sangat positif Tidak Positif
Menjadi ibu rumah tangga yang baik merupakan hal yang… Mencari pekerjaan lain yang halal merupakan hal yang… Bisa berkumpul lagi dengan keluarga merupakan hal yang… Makan makanan dari hasil yang halal merupakan hal yang… Bisa mendekatkan diri dengan Allah merupakan hal yang… Tidak dikucilkan oleh masyarakat merupakan hal yang… Menghindari perbuatan dosa merupakan hal yang… Terhindar dari penyakit kelamin merupakan hal yang… Tidak mendapat hinaan dari orang lain merupakan hal yang…
Bagian 5 Petunjuk: Berilah tanda silang (X) pada pilihan jawaban yang sesuai dengan diri Anda atau yang Anda rasakan. Di bawah ini adalah orang atau pihak yang mendukung saya untuk berhenti menjadi wanita tuna susila: No.
1. 3. 4.
Orang atau pihak
Sangat Mendukung Tidak mendukung mendukung
Orang tua Keluarga Kakak 8
Sangat Tidak mendukung
6. 7.
Anak Ustad
Bagian 6 Petunjuk: Berilah tanda silang (X) pada pilihan jawaban yang sesuai dengan diri Anda atau yang Anda rasakan. Di bawah ini adalah orang atau pihak yang akan saya ikuti perintah atau sarannya untuk berhenti menjadi wanita tuna susila: No.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Orang atau pihak
Sangat Diikuti Tidak Sangat Diikuti Diikuti Tidak Diikuti
Orang tua Teman Keluarga Kakak Suami atau pacar Anak Ustad
Bagian 7 Petunjuk Bacalah pernyataan di bawah ini dengan seksama, lalu berilah tanda silang (X) pada pilihan jawaban yang sesuai dengan diri Anda atau yang Anda rasakan. No.
Pernyataan
1.
Ketika mengingat dosa mendorong niat saya untuk berhenti menjadi wanita tuna susila Ketika mendengar ceramah dari pak ustad mendorong niat saya untuk berhenti menjadi wanita tuna susila Mendapatkan pekerjaan yang halal mendorong niat saya untuk berhenti menjadi wanita tuna susila
2
3.
Sangat Setuju
9
Setuju
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
No.
Pernyataan
5.
Sulit mendapatkan pekerjaan yang lain menghambat niat saya untuk berhenti menjadi wanita tuna susila Pelanggan yang masih sering menghubungi menghambat niat saya untuk berhenti menjadi wanita tuna susila
6.
Sangat Setuju
Setuju
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
Bagian 8 Petunjuk Bacalah pernyataan di bawah ini dengan seksama, lalu berilah tanda silang (X) pada pilihan jawaban yang sesuai dengan diri Anda atau yang Anda rasakan.
Pernyataan
Sangat Ingin
Ingin
Tidak Ingin
Sangat Tidak Ingin
Saya berhenti menjadi wanita tuna susila
Pernyataan
Sangat Mungkin Tidak Mungkin Mungkin
Saya berhenti menjadi wanita tuna susila
10
Sangat Tidak Mungkin
Uji Regresi Self Esteem dan Religiusitas dengan Intensi Model Summary
Model
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1
.611(a) .373 .341 a Predictors: (Constant), RELIGIUS, SE
Change Statistics
1.142
R Square Change .373
F Change 11.622
df1
df2 2
39
Sig. F Change .000
ANOVA(b)
Model 1
Sum of Squares Regressio n Residual
df
Mean Square
30.302
2
15.151
50.841
39
1.304
Total
81.143 a Predictors: (Constant), RELIGIUS, SE b Dependent Variable: INTENSI
F
Sig.
11.622
.000(a)
41
Coefficients(a) Unstandardized Coefficients Std. B Error
Model
1
(Consta nt) SE
-1.160
Standardized Coefficients
T
Correlations Zeroorder
Beta
1.683
.049 RELIGI .083 US a Dependent Variable: INTENSI
Sig.
-.689
.495
Partial
Part
.018
.375
2.672
.011
.524
.393
.339
.033
.348
2.481
.018
.509
.369
.315
Uji Regresi Aspek Self Esteem dengan Intensi Model Summary
Model
1
R
.513(a)
R Square
Adjusted R Square
.263
a Predictors: (Constant), ASPEK3
.244
Std. Error of the Estimate
1.223
Change Statistics R Square Change
F Change
.263
14.251
df1
Sig. F Change
df2 1
40
.001
ANOVA(b)
Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
21.316
1
21.316
Residual
59.827
40
1.496
81.143 a Predictors: (Constant), ASPEK3 b Dependent Variable: INTENSI
41
Total
F
Sig.
14.251
.001(a)
Model Summary
Model
R
Adjusted R Square
R Square
Std. Error of the Estimate
1
.530(a) .280 .244 a Predictors: (Constant), ASPEK2, ASPEK3
Change Statistics
1.224
R Square Change .280
F Change 7.601
df1
df2 2
39
Sig. F Change .002
ANOVA(b)
Model 1
Sum of Squares Regressio n Residual
df
Mean Square
22.758
2
11.379
58.385
39
1.497
Total
81.143 a Predictors: (Constant), ASPEK2, ASPEK3 b Dependent Variable: INTENSI
F
Sig.
7.601
.002(a)
41
Model Summary
Model
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Change Statistics
1
.532(a) .283 .226 1.237 a Predictors: (Constant), ASPEK1, ASPEK2, ASPEK3
R Square Change .283
F Change 5.000
df1
df2 3
ANOVA(b)
Model 1
Regression Residual Total
Sum of Squares 22.966 58.176
df 3
Mean Square 7.655
38
1.531
81.143 41 a Predictors: (Constant), ASPEK1, ASPEK2, ASPEK3
F 5.000
Sig. .005(a)
38
Sig. F Change .005
b Dependent Variable: INTENSI Coefficients(a) Unstandardized Coefficients Std. B Error 1 (Constant) 1.067 1.824 ASPEK3 .105 .077 ASPEK2 .067 .071 ASPEK1 .025 .068 a Dependent Variable: INTENSI Model
Standardized Coefficients
t
Sig.
Correlations Zeroorder
Beta .321 .195 .068
.585 1.362 .938 .369
.562 .181 .354 .714
Partial
.513 .472 .389
Part
.216 .151 .060
.187 .129 .051
Uji Regresi Aspek Religiusitas dengan Intensi Model Summary
Model
R
R Square
Adjusted R Square
1 .538(a) .290 a Predictors: (Constant), BELIEF
Std. Error of the Estimate
.272
1.200
Change Statistics R Square Change .290
F Change 16.311
df1
df2 1
40
Sig. F Change .000
Model Summary
Model
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Change Statistics R Square Change
1
.621(a)
.385
.354
1.131
.385
F Change
df1
12.217
Sig. F Change
df2 2
39
.000
a Predictors: (Constant), COMITMEN, BELIEF Model Summary
Model
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Change Statistics R Square Change
1
.621(a)
.386
.337
1.145
a Predictors: (Constant), VALUE, COMITMEN, BELIEF
.386
F Change 7.961
df1
Sig. F Change
df2 3
38
.000
Model Summary
Model
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Change Statistics
R Square Change 1 .621(a) .386 .320 1.160 .386 a Predictors: (Constant), DSE, COMITMEN, BELIEF, VALUE
F Change 5.819
df1
df2 4
37
Sig. F Change .001
Model Summary
Model
1
R
.625(a)
R Square
.390
Adjusted R Square
.306
Std. Error of the Estimate
1.172
Change Statistics R Square Change
F Change
.390
4.608
df1
Sig. F Change
df2 5
36
.002
35
Sig. F Change .006
a Predictors: (Constant), PRP, BELIEF, COMITMEN, DSE, VALUE
Model Summary
Model
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Change Statistics
R Square F Change Change 1 .625(a) .390 .286 1.189 .390 3.733 a Predictors: (Constant), RC, BELIEF, PRP, COMITMEN, DSE, VALUE
df1
df2 6
Model Summary
Model
1
R
.631(a)
R Square
.398
Adjusted R Square
.275
Std. Error of the Estimate
1.198
Change Statistics R Square Change
F Change
.398
3.218
df1
a Predictors: (Constant), COMITMEN, PRP, BELIEF, RC, FORGIVEN, DSE, VALUE
Sig. F Change
df2 7
34
.010
ANOVA(b)
Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
32.335
7
4.619
Residual
48.808
34
1.436
F
Sig.
3.218
.010(a)
Total
81.143 41 a Predictors: (Constant), COMITMEN, PRP, BELIEF, RC, FORGIVEN, DSE, VALUE b Dependent Variable: INTENSI
Coefficients(a) Unstandardized Coefficients
Model
Standardized Coefficients
(Constant)
B 1.024
Std. Error 1.500
DSE
-.015
.139
-.020
VALUE
.044
.471
BELIEF
.505
.231
FORGIVEN
.102
PRP
.089
-.027 COMITME .449 N a Dependent Variable: INTENSI
1
RC
t
Sig.
Beta .683
.499
-.105
.917
.021
.094
.926
.438
2.181
.036
.149
.116
.682
.500
.232
.056
.383
.704
.136
-.036
-.199
.844
.282
.275
1.594
.120
Uji Regresi Self Esteem, Religiusitas, Sikap, Norma Subjektif, PBC dengan Intensi Model Summary
Model
R
Adjusted R Square
R Square
Std. Error of the Estimate
Change Statistics R Square F Change Change df1 df2 1 .780(a) .608 .554 .940 .608 11.179 5 36 a Predictors: (Constant), PBC, NORMASUB, RELIGIUS, SE, SIKAP
Sig. F Change .000
ANOVA(b)
Model 1
Sum of Squares Regressio n Residual
df
Mean Square
49.355
5
9.871
31.788
36
.883
F
Sig.
11.179
.000(a)
Total
81.143 41 a Predictors: (Constant), PBC, NORMASUB, RELIGIUS, SE, SIKAP b Dependent Variable: INTENSI
Uji Regresi Sikap, Norma Subjektif, dan PBC dengan Intensi Model Summary
Model
1
R
.771(a)
R Square
.594
Adjusted R Square
.562
Std. Error of the Estimate
.931
a Predictors: (Constant), PBC, NORMASUB, SIKAP
Change Statistics R Square Change
F Change
.594
18.539
df1
Sig. F Change
df2 3
38
.000
Validitas dan Reliabilitas Skala Self Esteem R E L I A B I L I T Y
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48.
VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00005 VAR00006 VAR00007 VAR00008 VAR00009 VAR00010 VAR00011 VAR00012 VAR00013 VAR00014 VAR00015 VAR00016 VAR00017 VAR00018 VAR00019 VAR00020 VAR00021 VAR00022 VAR00023 VAR00024 VAR00025 VAR00026 VAR00027 VAR00028 VAR00029 VAR00030 VAR00031 VAR00032 VAR00033 VAR00034 VAR00035 VAR00036 VAR00037 VAR00038 VAR00039 VAR00040 VAR00041 VAR00042 VAR00043 VAR00044 VAR00045 VAR00046 VAR00047 VAR00048
A N A L Y S I S
-
S C A L E
(A L P H A)
Mean
Std Dev
Cases
3.4667 3.2000 2.6000 2.4333 3.2333 2.6667 2.5667 3.1000 3.3333 2.9000 2.9000 2.4333 1.8333 2.9667 3.5333 3.3333 3.2667 2.7667 3.6000 3.4333 3.3333 2.6333 3.1333 2.5667 3.1667 3.6667 3.1000 2.8667 2.7000 2.9667 3.7667 3.2667 3.3000 2.9667 3.0000 3.3667 3.5000 3.1000 3.2667 2.8333 2.2000 3.5333 3.2333 2.9333 2.7333 2.9667 2.7000 3.6667
.6814 .5509 .8137 1.0063 .5683 .7112 .8172 .7120 .4795 .7589 .6074 .8172 .5921 .8503 .5074 .4795 .7849 .8976 .4983 .6789 .6609 1.0334 .8193 .8976 .6477 .4795 1.1552 1.0080 .8367 .8087 .4302 .5208 .7944 1.0981 .9826 .8503 .8200 1.0289 .8277 .9129 .8052 .5713 .9353 1.0807 1.1121 .9994 .8769 .5467
30.0 30.0 30.0 30.0 30.0 30.0 30.0 30.0 30.0 30.0 30.0 30.0 30.0 30.0 30.0 30.0 30.0 30.0 30.0 30.0 30.0 30.0 30.0 30.0 30.0 30.0 30.0 30.0 30.0 30.0 30.0 30.0 30.0 30.0 30.0 30.0 30.0 30.0 30.0 30.0 30.0 30.0 30.0 30.0 30.0 30.0 30.0 30.0
R E L I A B I L I T Y
49. 50.
VAR00049 VAR00050
Statistics for SCALE _
Mean 152.5000
R E L I A B I L I T Y
A N A L Y S I S
-
S C A L E
(A L P H A)
Mean
Std Dev
Cases
3.3667 3.1000
.6687 .9229
30.0 30.0
Variance 218.7414
Std Dev 14.7899
A N A L Y S I S
-
N of Variables 50
S C A L E
(A L P H A)
Item-total Statistics
VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00005 VAR00006 VAR00007 VAR00008 VAR00009 VAR00010 VAR00011 VAR00012 VAR00013 VAR00014 VAR00015 VAR00016 VAR00017 VAR00018 VAR00019 VAR00020 VAR00021 VAR00022 VAR00023 VAR00024 VAR00025 VAR00026 VAR00027 VAR00028 VAR00029 VAR00030 VAR00031 VAR00032 VAR00033
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
149.0333 149.3000 149.9000 150.0667 149.2667 149.8333 149.9333 149.4000 149.1667 149.6000 149.6000 150.0667 150.6667 149.5333 148.9667 149.1667 149.2333 149.7333 148.9000 149.0667 149.1667 149.8667 149.3667 149.9333 149.3333 148.8333 149.4000 149.6333 149.8000 149.5333 148.7333 149.2333 149.2000
217.8954 212.7690 211.5414 212.9609 214.6851 210.0057 219.9954 208.3172 214.6954 213.5586 210.2483 225.0299 214.7816 212.9471 215.4126 210.1437 207.5644 206.9609 213.7483 210.0644 212.2126 214.0506 215.2057 221.0989 210.5057 215.1092 202.5241 200.8609 206.0276 219.2920 211.8575 217.2195 208.3724
Corrected ItemTotal Correlation .0190 .3528 .2762 .1623 .2242 .3993 -.0793 .4825 .2716 .2077 .4612 -.2837 .2080 .2044 .2062 .6020 .4670 .4249 .3257 .4175 .3164 .1198 .1192 -.1185 .4159 .2419 .4526 .5902 .5002 -.0503 .5349 .0815 .4246
Alpha if Item Deleted .8723 .8680 .8688 .8715 .8694 .8669 .8747 .8657 .8690 .8698 .8664 .8779 .8696 .8701 .8696 .8657 .8657 .8661 .8684 .8668 .8682 .8725 .8714 .8760 .8669 .8693 .8654 .8625 .8649 .8741 .8667 .8709 .8663
VAR00034 VAR00035 VAR00036 VAR00037 VAR00038 VAR00039 VAR00040 VAR00041 _
149.5333 149.5000 149.1333 149.0000 149.4000 149.2333 149.6667 150.3000
203.9126 200.2586 208.2575 207.1034 202.8000 208.8057 216.4368 216.5621
R E L I A B I L I T Y
A N A L Y S I S
.4344 .6299 .3977 .4646 .5079 .3867 .0548 .0646
.8658 .8618 .8667 .8656 .8642 .8669 .8730 .8723
-
(A L P H A)
S C A L E
Item-total Statistics
VAR00042 VAR00043 VAR00044 VAR00045 VAR00046 VAR00047 VAR00048 VAR00049 VAR00050
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
148.9667 149.2667 149.5667 149.7667 149.5333 149.8000 148.8333 149.1333 149.4000
212.8609 206.4092 199.1506 197.9782 200.1195 209.3379 209.5920 210.8092 203.6966
Corrected ItemTotal Correlation .3331 .4263 .6040 .6239 .6232 .3403 .5591 .3855 .5388
Reliability Coefficients N of Cases = Alpha =
30.0
N of Items = 50
.8704
Alpha if Item Deleted .8681 .8661 .8619 .8613 .8618 .8677 .8656 .8672 .8639
Validitas dan Reliabiltas Skala Religiusitas
R E L I A B I L I T Y
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35.
VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00005 VAR00006 VAR00007 VAR00008 VAR00009 VAR00010 VAR00011 VAR00012 VAR00013 VAR00014 VAR00015 VAR00016 VAR00017 VAR00018 VAR00019 VAR00020 VAR00021 VAR00022 VAR00023 VAR00024 VAR00025 VAR00026 VAR00027 VAR00028 VAR00029 VAR00030 VAR00031 VAR00032 VAR00033 VAR00034 VAR00035
Statistics for SCALE _
Mean 117.7333
A N A L Y S I S
-
S C A L E
(A L P H A)
Mean
Std Dev
Cases
3.7000 3.7333 3.6000 2.2333 3.8667 3.1333 3.7000 2.6667 3.4667 2.8000 2.8667 3.8000 3.7000 3.5667 3.0333 3.9333 3.7667 3.7333 3.7667 3.6667 3.9000 2.5667 2.6333 2.1000 2.7333 2.8333 3.6333 3.6667 3.8667 3.3667 3.5667 2.4333 3.9333 3.9333 3.8333
.6513 .5833 .8137 1.0400 .4342 .9732 .7022 1.1842 .9371 .9248 1.3322 .6103 .6513 .7279 .9994 .2537 .4302 .6397 .5683 .8023 .4026 .9714 .8503 1.4227 1.3374 1.2058 .7184 .5467 .3457 .7184 .7279 1.3566 .2537 .3651 .5921
30.0 30.0 30.0 30.0 30.0 30.0 30.0 30.0 30.0 30.0 30.0 30.0 30.0 30.0 30.0 30.0 30.0 30.0 30.0 30.0 30.0 30.0 30.0 30.0 30.0 30.0 30.0 30.0 30.0 30.0 30.0 30.0 30.0 30.0 30.0
Variance 75.7885
Std Dev 8.7057
N of Variables 35
R E L I A B I L I T Y
A N A L Y S I S
-
S C A L E
(A L P H A)
Item-total Statistics
VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00005 VAR00006 VAR00007 VAR00008 VAR00009 VAR00010 VAR00011 VAR00012 VAR00013 VAR00014 VAR00015 VAR00016 VAR00017 VAR00018 VAR00019 VAR00020 VAR00021 VAR00022 VAR00023 VAR00024 VAR00025 VAR00026 VAR00027 VAR00028 VAR00029 VAR00030 VAR00031 VAR00032 VAR00033 VAR00034 VAR00035 _
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
114.0333 114.0000 114.1333 115.5000 113.8667 114.6000 114.0333 115.0667 114.2667 114.9333 114.8667 113.9333 114.0333 114.1667 114.7000 113.8000 113.9667 114.0000 113.9667 114.0667 113.8333 115.1667 115.1000 115.6333 115.0000 114.9000 114.1000 114.0667 113.8667 114.3667 114.1667 115.3000 113.8000 113.8000 113.9000
72.2402 72.1379 68.8782 79.1552 72.1195 73.5586 69.4816 75.7885 72.2023 71.0299 66.8092 70.4092 68.3782 72.7644 69.8724 74.7862 75.2057 70.1379 75.6885 68.2713 74.3506 68.9023 74.4379 66.5161 73.1724 70.3000 73.4034 71.4437 74.5333 75.2057 73.4540 69.7345 74.6483 74.5793 71.8862
R E L I A B I L I T Y
Corrected ItemTotal Correlation .2822 .3341 .4626 -.2404 .4720 .0768 .4966 -.0680 .1700 .2504 .3308 .4889 .6486 .2008 .2943 .2137 .0533 .4892 -.0225 .5184 .1838 .3685 .0428 .3123 .0362 .1995 .1518 .4378 .1902 .0054 .1446 .1860 .2454 .1706 .3537
A N A L Y S I S
-
S C A L E
Reliability Coefficients N of Cases = Alpha =
.6972
30.0
N of Items = 35
Alpha if Item Deleted .6875 .6858 .6743 .7260 .6835 .7009 .6749 .7168 .6938 .6879 .6804 .6778 .6681 .6914 .6843 .6942 .6977 .6770 .7017 .6709 .6936 .6786 .7017 .6828 .7110 .6931 .6942 .6818 .6938 .7022 .6946 .6961 .6936 .6942 .6847
(A L P H A)
Validitas dan Reliabilitas Skala Intensi ****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ****** _
R E L I A B I L I T Y
1. 2.
VAR00001 VAR00002
Statistics for SCALE
Mean 6.7667
A N A L Y S I S
-
S C A L E
(A L P H A)
Mean
Std Dev
Cases
3.4000 3.3667
.8550 .8087
30.0 30.0 N of Variables 2
Variance 2.5299
Std Dev 1.5906
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected ItemTotal Correlation
3.3667 3.4000
.6540 .7310
Item-total Statistics
VAR00001 VAR00002
Alpha if Item Deleted
.8278 .8278
. .
Reliability Coefficients N of Cases = Alpha =
.9050
30.0
N of Items =
2
Validitas dan Reliabilitas Sikap
R E L I A B I L I T Y
A N A L Y S I S
-
S C A L E
(A L P H A)
Item-total Statistics
VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00005 VAR00006 VAR00007 VAR00008 VAR00009 VAR00010 VAR00011 VAR00012 VAR00013 VAR00014 VAR00015 VAR00016 VAR00017 VAR00018 VAR00019 VAR00020 VAR00021 VAR00022 VAR00023 VAR00024 VAR00025 VAR00026 VAR00027 VAR00028
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected ItemTotal Correlation
Alpha if Item Deleted
96.3333 96.5000 96.5333 96.3333 96.4000 96.3667 96.4667 96.3000 96.4667 96.3667 96.4667 96.4667 96.5333 97.6333 96.5333 96.6333 96.7333 96.5000 96.5667 96.6000 96.7333 96.4333 96.7667 96.6000 96.5667 96.6333 96.4333 97.6000
66.0920 63.0862 57.8437 63.1954 61.1448 65.4816 63.3609 64.3552 65.7057 65.7575 64.2575 62.9471 60.8782 71.2747 64.2575 59.8954 57.8575 64.5345 61.8402 60.7310 56.8230 63.6333 59.7023 58.2483 64.0471 63.5506 65.3575 70.1103
.1625 .5523 .7337 .6942 .6813 .2849 .5316 .4277 .2117 .2425 .4079 .5893 .6530 -.2705 .3316 .7431 .7238 .3062 .6935 .6559 .8143 .5139 .7741 .6900 .4047 .4592 .2700 -.2171
.8788 .8715 .8640 .8704 .8678 .8766 .8720 .8741 .8780 .8773 .8744 .8709 .8680 .9042 .8758 .8655 .8643 .8764 .8685 .8678 .8611 .8725 .8648 .8655 .8743 .8732 .8769 .8988
Reliability Coefficients N of Cases = Alpha =
30.0
N of Items = 28
.8778
Validitas dan Reliabilitas Norma Subjektif
R E L I A B I L I T Y
A N A L Y S I S
-
S C A L E
(A L P H A)
Item-total Statistics
VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00005 VAR00006 VAR00007 VAR00008 VAR00009 VAR00010 VAR00011 VAR00012 VAR00013 VAR00014 VAR00015 VAR00016 VAR00017 VAR00018
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected ItemTotal Correlation
Alpha if Item Deleted
54.8000 55.3000 55.0667 55.2667 54.8333 55.2000 55.0667 56.5333 56.3000 54.8000 55.5333 55.0333 54.9667 54.9000 55.1333 55.0000 56.6000 56.4333
31.2690 33.5966 28.0644 28.7540 33.9368 31.8207 29.5126 32.1195 36.9759 32.0276 32.2575 29.4816 32.7920 32.0931 31.0161 31.0345 34.3862 40.3230
.6145 .2452 .7573 .6436 .2257 .4448 .7139 .2778 -.1948 .4940 .3055 .5567 .4149 .6658 .6096 .4775 .0193 -.4352
.7195 .7438 .6950 .7058 .7450 .7291 .7055 .7429 .7828 .7276 .7397 .7149 .7338 .7234 .7183 .7249 .7728 .8153
Reliability Coefficients N of Cases = Alpha =
30.0
N of Items = 18
.7489
Validitas dan Reliabilitas PBC
R E L I A B I L I T Y
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
A N A L Y S I S
VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00005 VAR00006 VAR00007
Statistics for SCALE
Mean 19.2333
-
S C A L E
(A L P H A)
Mean
Std Dev
Cases
3.8667 3.5333 3.7333 2.2000 2.0000 2.0333 1.8667
.3457 .9371 .4498 1.1861 .9469 .8503 .8604
30.0 30.0 30.0 30.0 30.0 30.0 30.0 N of Variables 7
Variance 10.1161
Std Dev 3.1806
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected ItemTotal Correlation
Alpha if Item Deleted
15.3667 15.7000 15.5000 17.0333 17.2333 17.2000 17.3667
9.9644 10.1483 9.9138 5.4126 6.6678 6.5793 6.8609
.0147 -.1525 .0000 .5973 .5218 .6451 .5580
.6163 .7165 .6233 .4108 .4675 .4260 .4608
Item-total Statistics
VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00005 VAR00006 VAR00007
Reliability Coefficients N of Cases = Alpha =
30.0
N of Items =
.5939
7
Hasil Validitas dan Reliabilitas Skala Intensi (all)
R E L I A B I L I T Y
A N A L Y S I S
-
S C A L E
(A L P H A)
Item-total Statistics
VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00005 VAR00006 VAR00007 VAR00008 VAR00009 VAR00010 VAR00011 VAR00012 VAR00013 VAR00014 VAR00015 VAR00016 VAR00017 VAR00018 VAR00019 VAR00020 VAR00021 VAR00022 VAR00023 VAR00024 VAR00025 VAR00026 VAR00027 VAR00028 VAR00029 VAR00030 VAR00031 VAR00032 VAR00033 VAR00034 VAR00035 VAR00036 VAR00037 VAR00038 VAR00039 VAR00040 VAR00041
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected ItemTotal Correlation
Alpha if Item Deleted
188.5000 188.6667 188.7000 188.5000 188.5667 188.5333 188.6333 188.4667 188.6333 188.5333 188.6333 188.6333 188.7000 189.8000 188.7000 188.8000 188.9000 188.6667 188.7333 188.7667 188.9000 188.6000 188.9333 188.7667 188.7333 188.8000 188.6000 189.7667 188.5000 189.0000 188.7667 188.9667 188.5333 188.9000 188.7667 190.2333 190.0000 188.5000 189.2333 188.7333 188.6667
240.5345 235.2644 226.2862 235.2931 229.2885 240.2575 236.3782 236.0506 240.5161 239.7747 236.7230 232.4471 230.3552 253.0621 235.8724 228.7172 225.2655 237.4023 232.9609 232.5299 224.0931 235.9724 229.3057 227.7023 237.3057 235.4069 238.8690 245.7713 234.1207 236.8966 222.8747 220.6540 238.1885 232.4379 224.3920 236.7368 248.7586 235.2931 231.2885 223.0299 236.8506
.1422 .4955 .6511 .6316 .7652 .1870 .4316 .4904 .1417 .2255 .4073 .7119 .6454 -.3346 .3864 .7187 .6868 .3016 .6293 .5164 .7365 .4781 .6955 .5843 .3405 .4571 .2669 -.1291 .4586 .2955 .7480 .8070 .2523 .4774 .8189 .1933 -.2512 .3930 .4442 .7094 .3347
.9035 .9010 .8983 .9007 .8984 .9032 .9015 .9012 .9035 .9029 .9017 .8995 .8992 .9130 .9017 .8984 .8978 .9024 .8999 .9003 .8971 .9012 .8987 .8991 .9021 .9012 .9027 .9090 .9010 .9024 .8968 .8958 .9028 .9006 .8967 .9041 .9094 .9015 .9008 .8972 .9021
R E L I A B I L I T Y
A N A L Y S I S
-
S C A L E
(A L P H A)
Item-total Statistics
VAR00042 VAR00043 VAR00044 VAR00045 VAR00046 VAR00047 VAR00048 VAR00049 VAR00050 VAR00051 VAR00052 VAR00053 VAR00054 VAR00055 VAR00056
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected ItemTotal Correlation
Alpha if Item Deleted
188.6000 188.8333 188.7000 190.3000 190.1333 188.4667 188.8000 188.6000 189.5333 189.3333 189.3667 189.2000 189.3000 188.5000 188.7000
232.3862 229.2471 232.7690 246.6310 263.6368 239.2230 220.7862 233.0759 233.0851 228.0920 232.3092 236.6483 240.1483 235.3621 233.2517
.7433 .6890 .4039 -.1515 -.6549 .3216 .7583 .6920 .2289 .4823 .3761 .2037 .0570 .6256 .4108
.8994 .8987 .9013 .9099 .9169 .9025 .8963 .8998 .9051 .9003 .9017 .9039 .9064 .9007 .9012
Reliability Coefficients N of Cases = Alpha =
.9034
30.0
N of Items = 56
Korelasi Self Esteem dan Religiusitas dengan Intensi (Product Pearson)
Correlations Descriptive Statistics Mean 6.86
Std. Deviation 1.407
SE
91.45
10.712
42
RELIGIUS
42.33
5.896
42
INTENSI
N 42
Correlations
Pearson Correlation Sig. (1-tailed)
N
INTENSI 1.000
SE .524
SE
.524
1.000
.429
RELIGIUS
.509
.429
1.000
INTENSI
INTENSI
RELIGIUS .509
.
.000
.000
SE
.000
.
.002
RELIGIUS
.000
.002
.
INTENSI
42
42
42
SE
42
42
42
RELIGIUS
42
42
42
Korelasi Aspek Self Esteem dengan Intensi Descriptive Statistics
INTENSI
Mean 6.86
Std. Deviation 1.407
N
ASPEK3
29.31
4.291
42
ASPEK2
27.21
4.088
42
ASPEK1
34.93
3.815
42
42
Correlations
Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
N
INTENSI
INTENSI 1.000
ASPEK3 .513
ASPEK2 .472
ASPEK1 .389
ASPEK3
.513
1.000
.748
.670
ASPEK2
.472
.748
1.000
.541
ASPEK1
.389
.670
.541
1.000
INTENSI
.
.000
.001
.005
ASPEK3
.000
.
.000
.000
ASPEK2
.001
.000
.
.000
ASPEK1
.005
.000
.000
.
INTENSI
42
42
42
42
ASPEK3
42
42
42
42
ASPEK2
42
42
42
42
ASPEK1
42
42
42
42
Korelasi Aspek Religiusitas dengan Intensi Descriptive Statistics Mean 6.86
Std. Deviation 1.407
10.62
1.886
42
VALUE
3.60
.665
42
BELIEF
7.31
1.220
42
FORGIVEN
5.93
1.599
42
PRP
2.55
.889
42
RC
8.88
1.877
42
COMITMEN
3.45
.861
42
INTENSI DSE
N 42
Correlations INTENSI Pearson Correlation
Sig. (1tailed)
N
INTENSI
DSE
VALUE
BELIEF
FORGIVEN
PRP
RC
COMITMEN
.432
.538
.169
.240
.234
.498
1.000
.374
DSE
.374
1.000
.652
.604
.047
.229
.297
.394
VALUE
.432
.652
1.000
.640
.156
.343
.508
.455
BELIEF
.538
.604
.640
1.000
-.126
.177
.155
.398
FORGIVEN
.169
.047
.156
-.126
1.000
.268
.493
.396
PRP
.240
.229
.343
.177
.268
1.000
.332
.306
RC
.234
.297
.508
.155
.493
.332
1.000
.442
COMITMEN
.498
.394
.455
.398
.396
.306
.442
1.000
.
.007
.002
.000
.143
.063
.068
.000
INTENSI DSE
.007
.
.000
.000
.383
.072
.028
.005
VALUE
.002
.000
.
.000
.162
.013
.000
.001
BELIEF
.000
.000
.000
.
.213
.131
.163
.005
FORGIVEN
.143
.383
.162
.213
.
.043
.000
.005
PRP
.063
.072
.013
.131
.043
.
.016
.024
RC
.068
.028
.000
.163
.000
.016
.
.002
COMITMEN
.000
.005
.001
.005
.005
.024
.002
.
INTENSI
42
42
42
42
42
42
42
42
DSE
42
42
42
42
42
42
42
42
VALUE
42
42
42
42
42
42
42
42
BELIEF
42
42
42
42
42
42
42
42
FORGIVEN
42
42
42
42
42
42
42
42
PRP
42
42
42
42
42
42
42
42
RC
42
42
42
42
42
42
42
42
COMITMEN
42
42
42
42
42
42
42
42
Korelasi Self Esteem, Religiusitas, Sikap, Norma Subjektif, PBC dengan Intensi Descriptive Statistics Mean 6.86
Std. Deviation 1.407
SE
91.45
10.712
42
RELIGIUS
42.33
5.896
42
SIKAP
72.79
8.533
42
NORMASUB
40.14
9.483
42
PBC
15.95
2.273
42
INTENSI
N 42
Correlations INTENSI Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
N
INTENSI
SE
RELIGIUS
1.000
.524
SE
.524
RELIGIUS
.509
SIKAP
SIKAP
NORMASUB
.509
.682
.316
.654
1.000
.429
.652
.457
.297
.429
1.000
.644
.072
.365
.682
.652
.644
1.000
.122
.602
NORMASUB
.316
.457
.072
.122
1.000
.195
PBC
.654
.297
.365
.602
.195
1.000
INTENSI
.
.000
.000
.000
.021
.000
SE
.000
.
.002
.000
.001
.028
RELIGIUS
.000
.002
.
.000
.325
.009
SIKAP
.000
.000
.000
.
.220
.000
NORMASUB
.021
.001
.325
.220
.
.108
PBC
.000
.028
.009
.000
.108
.
INTENSI
42
42
42
42
42
42
SE
42
42
42
42
42
42
RELIGIUS
42
42
42
42
42
42
SIKAP
42
42
42
42
42
42
NORMASUB
42
42
42
42
42
42
PBC
42
42
42
42
42
42
Korelasi Sikap, Norma Subjektif, PBC dengan Intensi Correlations
Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
N
PBC
INTENSI 1.000
SIKAP .682
SIKAP
.682
NORMASUB
.316
PBC
INTENSI
INTENSI
NORMASUB .316
PBC .654
1.000
.122
.602
.122
1.000
.195
.654
.602
.195
1.000
.
.000
.021
.000
SIKAP
.000
.
.220
.000
NORMASUB
.021
.220
.
.108
PBC
.000
.000
.108
.
INTENSI
42
42
42
42
SIKAP
42
42
42
42
NORMASUB
42
42
42
42
PBC
42
42
42
42
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42
Nama Atik Bariah Neneng Komariahsari Sri Fatmawati Nia Arya Ardianti Putri (CND) Sari Rahayu Mimin Penny Sri Rahayu Arnasih Dewi Ismayanti Mega Ratna Sari Susi Ukesih Yesa Apridiana Acih Mintarsih Arti Hartati Rukiah Dewi Dewi Surpi RSK Riska Siti YNT Nia Siti Malihah Rina Nurhayati Anis Erna Lastri Iin Santika Marisa Marviana P. D Santi Dewi Dede Fidia Bayu Lestari Shanty Aga Dewi Silviana Tri Winarni Farida Sumiati
1
12 4 4 4 4 4 2 4 4 2 4 4 2 4 3 4 1 4 4 4 3 3 4 2 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 4 3 4 4
13 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 2 4 2 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 2 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 1 4 3 3 4 4 4 4
Total 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 1 4 4 3 4 4 4 4
12 12 12 12 12 10 10 12 6 12 9 10 10 11 12 6 12 12 12 9 11 12 8 10 11 9 11 12 10 11 12 12 12 10 4 12 9 10 12 11 12 12
Value 2 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 2 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 1 4 3 4 4 4 3 4
Belief 3
8 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 1 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 1 4 3 4 4 4 4 4
Total 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 1 4 3 3 4 4 4 4
8 8 8 8 8 8 8 8 7 8 6 7 7 8 8 7 8 4 6 6 7 8 6 8 8 8 8 8 7 8 8 7 8 7 2 8 6 7 8 8 8 8
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42
Nama Atik Bariah Neneng Komariahsari Sri Fatmawati Nia Arya Ardianti Putri (CND) Sari Rahayu Mimin Penny Sri Rahayu Arnasih Dewi Ismayanti Mega Ratna Sari Susi Ukesih Yesa Apridiana Acih Mintarsih Arti Hartati Rukiah Dewi Dewi Surpi RSK Riska Siti YNT Nia Siti Malihah Rina Nurhayati Anis Erna Lastri Iin Santika Marisa Marviana P. D Santi Dewi Dede Fidia Bayu Lestari Shanty Aga Dewi Silviana Tri Winarni Farida Sumiati
1
7 2 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 4 2 3 4 3 1 3 3 4 4 3 4 3
13 3 2 2 4 4 3 1 3 4 2 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 4 2 3 4 3 3 2 2 4 1 4 3 3 2 3 2 3
17 4 2 4 4 3 3 2 2 4 3 4 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 2 4 3 3 3 4 4 2 3 3 1 3 3 4 3 4 3 3
24 3 2 2 3 3 3 1 2 4 1 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 4 2 3 3 3 2 3 4 4 1 1 4 4 1 4 3 4 4 4 3 3
26 2 2 4 4 3 4 3 1 2 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 4 3 4 3 4 2 4 4 4 2 3 3 4 4 4 2 4 3 4 3 3
3 2 3 4 1 3 2 2 2 4 3 3 3 4 3 2 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 4 4 2 2 4 1 4 3 4 2 3 3 3
31
11 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 3 2 1 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 4 3 4 2 1 4 2 3 3 4 1 2 3 3
27 3 4 3 3 3 2 2 4 1 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 2 3 1 4 4 2 3 1 1 1 2 4 3 3 2 2
Total
30 3 3 3 4 4 4 3 1 2 3 1 2 4 2 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 2 3 4 3 2 2 2 2 3 4 2 4 4 3
3 4 4 4 4 4 3 1 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 3 3
29 26 31 36 31 32 21 21 29 28 28 28 32 30 31 26 29 26 28 30 30 31 27 30 28 34 25 31 33 37 32 24 28 33 15 32 29 39 28 34 30 29
Data Field Test Skala Intensi untuk berhenti menjadi WTS No. Nama 1 2 Total 1 Atik Bariah 3 3 6 2 Neneng Komariahsari 3 4 7 3 Sri Fatmawati 4 3 7 4 Nia 4 3 7 5 Arya Ardianti 4 3 7 6 Putri (CND) 4 4 8 7 Sari Rahayu 4 3 7 8 Mimin 4 4 8 9 Penny 3 3 6 10 Sri Rahayu 3 3 6 11 Arnasih 3 3 6 12 Dewi Ismayanti 3 3 6 13 Mega Ratna Sari 4 3 7 14 Susi 4 4 8 15 Ukesih 3 3 6 16 Yesa Apridiana 4 3 7 17 Acih Mintasih 4 4 8 18 Arti Hartati 4 4 8 19 Rukia R ki h 3 3 6 20 Dewi 2 3 5 21 Surpi 4 3 7 22 RSK 4 4 8 23 Riska 3 3 6 24 Siti 4 4 8 25 YNT 3 3 6 26 Nia 4 4 8 27 Siti Malihah 4 4 8 28 Rina 4 4 8 29 Nurhayati 4 4 8 30 Anis 3 4 7 31 Erna 4 4 8 32 Lastri 1 1 2 33 Iin Santika 3 3 6 34 Marisa Marviana P. D 4 4 8 35 Santi Dewi 1 1 2 36 Dede Fidia 3 4 7 37 Bayu Lestari 3 3 6 38 Shanty Aga Dewi 4 4 8 39 Silviana 4 3 7 40 Tri Winarni 4 4 8 41 Farida 4 4 8 42 Sumiati 4 4 8
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42
Nama Atik Bariah Neneng Komariahsari Sri Fatmawati Nia Arya Ardianti Putri (CND) Sari Rahayu Mimin Penny Sri Rahayu Arnasih Dewi Ismayanti Mega Ratna Sari Susi Ukesih Yesa Apridiana Acih Mintasih Arti Hartati Rukiah Dewi Surpi RSK Riska Siti YNT Nia Siti Malihah Rina Nurhayati Anis Erna Lastri Iin Santika Marisa Marviana P. D Santi Dewi Dede Fidia Bayu Lestari Shanty Aga Dewi Silviana Tri Winarni Farida Sumiati
1
2 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 1 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4
3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 1 4 4 2 4 3 4 4 4 4 4
4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 1 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4
5 3 3 4 1 2 2 3 4 3 3 3 1 2 2 2 3 3 3 2 2 2 4 2 3 3 3 2 3 2 3 3 4 1 2 4 3 1 2 4 4 2 3
Total 3 3 2 1 1 3 3 4 1 2 3 2 3 3 2 1 3 3 3 2 2 3 3 4 3 3 1 3 2 3 3 4 1 2 4 3 2 2 4 4 2 3
18 17 16 14 12 17 16 20 15 15 15 13 15 17 16 15 18 18 14 13 16 18 14 18 15 18 12 18 16 18 18 11 14 16 12 18 14 16 20 20 16 18
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42
Data Field Test Skala PBC Nama 1 Atik Bariah Neneng Komariahsari Sri Fatmawati Nia Arya Ardianti Putri (CND) Sari Rahayu Mimin Penny Sri Rahayu Arnasih Dewi Ismayanti Mega Ratna Sari Susi Ukesih Yesa Apridiana Acih Mintasih Arti Hartati Rukiah Dewi Surpi RSK Riska Siti YNT Nia Siti Malihah Rina Nurhayati Anis Erna Lastri Iin Santika Marisa Marviana P. D Santi Dewi Dede Fidia Bayu Lestari Shanty Aga Dewi Silviana Tri Winarni Farida Sumiati
2 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 1 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4
3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 1 4 4 2 4 3 4 4 4 4 4
4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 1 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4
5 3 3 4 1 2 2 3 4 3 3 3 1 2 2 2 3 3 3 2 2 2 4 2 3 3 3 2 3 2 3 3 4 1 2 4 3 1 2 4 4 2 3
Total 3 3 2 1 1 3 3 4 1 2 3 2 3 3 2 1 3 3 3 2 2 3 3 4 3 3 1 3 2 3 3 4 1 2 4 3 2 2 4 4 2 3
18 17 16 14 12 17 16 20 15 15 15 13 15 17 16 15 18 18 14 13 16 18 14 18 15 18 12 18 16 18 18 11 14 16 12 18 14 16 20 20 16 18
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Data TryOut Skala Intensi Untuk Berhenti Menjadi WTS Nama 1 2 Total Suryani Nining Dewi Tantri Ema Rachmawati Rita Yuyu Liana Ika Dewi Mujanah Parmini Tasmi Tenti Nadia Yuliana Komariah Hartinah Iin Asih Umi Titin Siti Maryati Rumiyati Reni Safitri Dewi Lestari Sri Lestari Sumiyati Susi Anisa Veranita Cindarwati
3 3 4 4 3 4 4 4 3 2 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 1 3 4 1 3 3 4 4 4
3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 1 3 4 1 4 3 4 3 4
6 6 7 8 6 7 8 8 6 5 7 8 6 8 6 8 8 8 8 7 8 2 6 8 2 7 6 8 7 8
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42
Nama Atik Bariah Neneng Komariahsari Sri Fatmawati Nia Arya Ardianti Putri (CND) Sari Rahayu Mimin Penny Sri Rahayu Arnasih Dewi Ismayanti Mega Ratna Sari Susi Ukesih Yesa Apridiana Acih Mintarsih Arti Hartati Rukiah Dewi Dewi Surpi RSK Riska Siti YNT Nia Siti Malihah Rina Nurhayati Anis Erna Lastri Iin Santika Marisa Marviana P. D Santi Dewi Dede Fidia Bayu Lestari Shanty Aga Dewi Silviana Tri Winarni Farida Sumiati
1
7 2 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 4 2 3 4 3 1 3 3 4 4 3 4 3
13 3 2 2 4 4 3 1 3 4 2 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 4 2 3 4 3 3 2 2 4 1 4 3 3 2 3 2 3
17 4 2 4 4 3 3 2 2 4 3 4 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 2 4 3 3 3 4 4 2 3 3 1 3 3 4 3 4 3 3
24 3 2 2 3 3 3 1 2 4 1 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 4 2 3 3 3 2 3 4 4 1 1 4 4 1 4 3 4 4 4 3 3
26 2 2 4 4 3 4 3 1 2 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 4 3 4 3 4 2 4 4 4 2 3 3 4 4 4 2 4 3 4 3 3
3 2 3 4 1 3 2 2 2 4 3 3 3 4 3 2 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 4 4 2 2 4 1 4 3 4 2 3 3 3
31
11 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 3 2 1 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 4 3 4 2 1 4 2 3 3 4 1 2 3 3
27 3 4 3 3 3 2 2 4 1 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 2 3 1 4 4 2 3 1 1 1 2 4 3 3 2 2
Total
30 3 3 3 4 4 4 3 1 2 3 1 2 4 2 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 2 3 4 3 2 2 2 2 3 4 2 4 4 3
3 4 4 4 4 4 3 1 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 3 3
29 26 31 36 31 32 21 21 29 28 28 28 32 30 31 26 29 26 28 30 30 31 27 30 28 34 25 31 33 37 32 24 28 33 15 32 29 39 28 34 30 29
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Data TryOut Skala PBC Nama 1 2 Suryani Nining Dewi Tantri Ema R. Rita Yuyu Liana Ika Dewi Mujanah Parmini Tasmi Tenti Nadia Yuliana Komariah Hartinah Iin Asih Umi Titin Siti Maryati Rumiyati Reni Safitri Dewi Lestari Sri Lestari Sumiyati Susi Anisa Veranita Cindarwati
4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4
3 4 1 4 4 4 3 4 3 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 3 4 1 4 3 4 4 4 3 4 4
4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4
5 4 3 4 2 1 3 1 2 1 2 1 2 2 1 1 1 1 4 2 3 1 2 2 2 1 4 1 4 4 4
6 3 3 4 2 2 2 1 2 1 2 1 4 2 1 1 1 1 3 2 3 1 2 2 2 1 2 1 2 2 4
7 3 3 4 1 2 3 1 2 1 2 1 2 2 1 1 1 2 4 2 3 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2
Total 3 3 4 1 2 2 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 2 3 2 2 1 3 2 1 3 2 3 1 2 2
24 19 28 18 19 20 16 18 16 20 16 17 20 16 16 16 16 26 20 22 16 18 19 17 19 22 19 18 22 24