POLA REHABILITASI SOSIAL WANITA TUNA SUSILA DI UNIT PELAKSANA TEKNIS REHABILITASI SOSIAL TUNA SUSILA KOTA KEDIRI THE PATTERNS OF PROSTITUTE SOCIAL REHABILITATION IN TECHNICAL IMPLEMENTATION UNIT FOR PROSTITUTE SOCIAL REHABILITATION IN KEDIRI Windha Indrawati* Margono** Siti Awaliyah** *Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan FIS UM, E-mail :
[email protected] **Dosen Pembimbing Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan FIS UM, Jalan Semarang 5 Malang 65145
Abstrak : Rehabilitasi merupakan segala daya upaya, baik dalam bidang kesehatan, sosial, kejiwaan, pendidikan, ekonomi, maupun bidang lainnya yang dikoordinir menjadi suatu proses. Tujuan dari rehabilitasi tersebut adalah untuk memulihkan tenaga penderita cacat baik jasmani maupun rohani. Rehabilitasi diberikan kepada seseorang yang membutuhkannya, tidak terkecuali wanita tuna susila. Wanita tuna susila perlu mendapatkan bimbingan agar menjadi wanita yang lebih bermoral. Banyak langkah untuk menanggulangi masalah WTS, diantaranya membangun tempat rehabilitasi, yaitu seperti halnya UPT RSTS Kota Kediri. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif, lebih tepatnya yaitu deksriptif kualitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dan juga dokumentasi. Sementara hasil dari penelitian ini antara lain : (1) Perencanaan program UPT RSTS Kediri, (2) Pelaksanaan program UPT RSTS Kediri, (3) Hasil program kegiatan UPT RSTS Kediri, (4) Kendala yang dihadapi UPT RSTS Kediri, (5) Upaya untuk menanggulangi kendala yang di hadapi UPT RSTS Kediri. Kata Kunci : Rehabilitasi, Wanita Tuna Susila, UPT RSTS Kediri
Abstract : Rehabilitation is all of the effort, better in healthy side, social, psychological, education, economic and other side that coordinate to be a process. The purpose of rehabilitation is to cure disable’s power better in physical and spiritual. Someone who need rehabilitation is not only prostitute. Prostitute should give the education to make them being moralist. There are someway to reduce the problem of WTS, such as, build the place of rehabilitation care, like UPT RSTS Kediri. This research use
qualitative method, actually qualitative descriptive. The collecting data are from observation, interview, and decumentation. The result of this research are, (1) the planning of UPT RSTS program, (2) the implementation of UPT RSTS program, (3) the result of UPT RSTS program, (4) the problem faced by UPT RSTS, (5) the effort to faced the problem of UPT RSTS Kediri. Keywords : Rehabilitation, Prostitute, UPT RSTS Kediri
Dalam perkembangan kepribadian seseorang maka remaja mempunyai arti khusus, namun masa remaja mempunyai tempat yang tidak jelas dalam rangkaian proses perkembangannya. Perempuan menjadikan dirinya menjadi wanita tuna susila biasanya hanya ingin mendapatkan sesuatu mereka rela menjajakan dirinya. Tetapi tidak hanya hal itu,biasanya ada juga mengalami broken home (keluarga yang berantakan). Dengan adanya kelakuan para remaja yang mengikuti alur dunia malam dan penyimpangan moral tersebut, tanpa memfilter baik buruknya dunia malam, para remaja tanpa menyadari bahwa para remaja tersebut sudah bisa dikatakan menjadi wanita tuna susila. Di dalam kota Kediri terdapat suatu tempat rehabilitasi untuk merehab para wanita tuna susila, yaitu UPT RSTS Kediri. Rehabilitasi merupakan segala daya upaya,baik dalam bidang kesehatan, sosial, kejiwaan, pendidikan, ekonomi, maupun bidang lain yang di koordinir menjadi suatu proses, dan bertujuan untuk memulihkan tenaga penderita cacat baik jasmaniah maupun rohaniah, untuk menduduki kembali tempat di masyarakat sebagai anggota penuh dan berguna bagi masyarakat. Tujuan rehabilitasi adalah terwujudnya anak atau peserta didik berkelainan menjadi lebih berguna. Sasaran rehabilitasi adalah individu sebagai suatu totalitas yang terdiri dari aspek jasmani, kejiwaan, dan sebagai anggota masyarakat. fungsi dari rehabilitasi adalah untuk pencegahan, penyembuhan atau pemulihan dan pemeliharaan. Wanita tuna susila (WTS) adalah salah satu bentuk perilaku yang menyimpang di masyarakat yaitu perilaku yang tidak berhasil menyesuaikan diri dengan
kehendak-kehendak
masyarakat. Menurut Subroto
masyarakat
atau
kelompok
tertentu
dalam
(2005: 77) , WTS (Wanita tuna susila) disebut pelacur dari kata dasar lacur. Istilah ini berarti malang, celaka, gagal, sial, dan tidak jadi. Sebutan yang ditujukan kepada mereka sangat bervariasi, diantaranya adalah perempuan jalanan, lonte, sundal, pekerja seks, pelacur, atau begenggek. Terdapat sebuah anggapan yang sangat apriotik, bahwa para pelacur atau penjaja cinta adalah orang-orang pinggiran (terpinggirkan) dari kehidupan masyarakat, namun pada dasarnya mereka sama seperti manusia lainnya hanya nasib dan jalan yang mereka tempuh berbeda (Syam, 2010: 13). Faktor yang menjadi alasan untuk terpaksa melakukan perbuatan yang melanggar norma salah satunya adalah faktor keluarga, keluarga merupakan lingkungan yang terdekat untuk membesarkan, mendewasakan. Kegunaan hasil penelitian dapat diklasifikasikan menjadi manfaat teoritis dan manfaat praktis. Manfaat teoritis artinya hasil penelitian bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan obyek penelitian.
METODE PENELITIAN Dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian kualitatif.
Pendekatan kualitatif mengarah pada metode penelitian deskriptif dimana data yang dikumpulkan berupa gambar, kata-kata dan angka. Pendekatan kualitatif diarahkan pada latar dan individu secara utuh, dan mempunyai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif (Moleong,2007: 6). Data yang dikumpulkan untuk bahan penelitian ini di dapat dengan cara melalui wawancara secara mendalam dengan mengumpulkan data ini kepada kepala atau ketua dan perangkat yang masuk didalam struktur organisasi di UPT RSTS Kediri, selain itu data atau wawancara juga dapat diperoleh dari masyarakat yang berada di dalam UPT RSTS Kediri. Lokasi penelitian di Jalan semeru no.292 desa Campurejo Kecamatan Mojoroto kota Kediri Dalam penelitian kualitatif peneliti bertindak sebagai instrumen atau poin atau inti penelitian. Pengumpulan data bisa didapatkan dengan berbagai bentuk, seperti halnya berupa dokumen-dokumen
yang dapat digunakan untuk
menunjang keberhasilan dari proses penelitian. Peneliti memilik peranan yang sangat penting pada saat proses penelitian, sebab peneliti berfungsi sebagai
perencana , pelaksana, pengumpulan data, penganalisis , dan sebagai inti dari wawancara. HASIL Perencanaan Program Kegiatan Unit Pelaksana Teknis Rehabilitasi Sosial Tuna Susila UPT RSTS untuk waktu merencanakan program kegiatan yaitu setahun sebelum kegiatan, Sedangkan penyusunan perencanaan program tersebut, di buat oleh Kepala UPT RSTS Kota Kediri, bagian TU UPT RSTS dan kemudian melibatkan saksi masing-masing bagian untuk ikut serta merencanakan program kegiatan tersebut. dana anggaran, setiap tahunnya selalu berbeda-beda, ada kalanya dana anggaran turun, dan ada kalanya juga anggaran dana naik, dan untuk tahun 2014 ini, UPT RSTS Kota Kediri mendapatkan anggaran dana sebesar Rp1.053.300.000,- dari provinsi, dan dana tersebut sudah untuk meliputi gaji pegawai dan instruktur, dan juga untuk keperluan para klien untuk makan, minum, bekal saat keluar dari UPT RSTS, dan sebagainya selama di rehab di UPT RSTS Kota Kediri. Di dalam UPT RSTS ada beberapa keterampilan dan bimbingan untuk para klien, di antaranya yaitu ada keterampilan tataboga, tatabusana, rias pengantin dan rias rambut, dari keempat keterampilan tersebut klien wajib memilihnya salah satu, selain itu ada 2 keterampilan yang wajib diikuti oleh klien, yaitu keterampilan bordir dan kerajinan tangan. Sedangkan bimbingan yang wajib diikuti oleh klien adalah bimbingan sosial, mental, dan fisik. Pelaksanaan Program Kegiatan Unit Pelaksanaan Teknis Rehabilitasi Sosial Tuna Susila Pelaksanaan program kegiatan UPT RSTS dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan oleh pegawai. Untuk keterampilan tatabusana, tataboga, rias pengan, dan rias rambut dilakukan setiap hari senin sampai dengan kamis pukul 10.00 sampai dengan pukul 12.00 dengan instruktur yang sudah disediakan oleh UPT RSTS. Untuk keterampilan bordir dilaksanakan setiap hari rabu pukul 07.00 sampa dengan pukul 08.00, dan keterampilan kerajinan tangan dilaksanakan setiap hari jumat pukul 09.00 sampai dengan puku 11.00. Kemudian
untuk bimbingan sosial dilaksanakan setiap hari rabu pukul 08.00 sampai dengan 09.45, untuk bimbingan mental dilakukan setiap hari senin dan kamis pukul 12.00 sampai dengan pukul 14.00, dan bimbingan fisik dilakukan setiap hari jumat pukul 06.30 sampai pukul 08.00. Hasil dari program kegiatan rehabilitasi terhadap wanita tuna susila di Unit Pelaksana Teknis Rehabilitasi Sosial Tuna Susila Kota Kediri Pelaksanaan program kegiatan keterampilan-ketarmpilan dan bimbinganbimbingan di UPT RSTS Kota Kediri mempunyai dampak yang positif bagi mereka para klien. Perubahan dari diri klien saat mengikuti berbagai pelaksanaan kegiatan keterampilan-keterampilan yang di berikan oleh UPT RSTS Kota Kediri adalah mereka mampu membuat atau berkreasi dari keterampilan yang mereka pilih. Selain dari keterampilannya, para klien juga menjadi lebih bermoral lagi karena adanya bimbingan-bimbingan dari UPT RSTS Kediri. Kendala yang dihadapi terhadap wanita tuna susila di Unit Pelaksana Teknis Rehabilitasi Sosial Tuna Susila Kota Kediri Dalam melaksanakan kegiatan program, ada kalanya mengalami kendala. Seperti halnya saat kegiatan keterampilan dan bimbingan berlangsung, banyak saja para klien yang sudah direhab di UPT RSTS Kota Kediri mempunyai banyak seribu alasan untuk tidak mengikuti kegiatan-kegiatan yang diberikan oleh UPT RSTS Kota Kediri. Yang salah satu contohnya ada klien berperilaku semaunya sendiri, klien melakukan hal tersebut dikarenakan klien datang ke UPT RSTS dengan keadaan terpaksa dikarenakan klien berasal dari cakupan pihak berwajib, maka dari itu para klien malas untuk mengikuti kegiatan-kegiatan yang diberikan oleh UPT RSTS Kediri. Selain itu kendala yang ada adalah saat instruktur tidak dapat hadir untuk membimbing.
Upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan atau kendala terhadap wanita tuna susila di Unit Pelaksana Teknis Rehabilitasi Sosial Tuna Susila Kota Kediri Upaya yang dilakukan para instruktur-instruktur dari program kegiatan keterampilan-keterampilan dan bimbingan-bimbingan adalah dengan cara merangkul para klien, dan dengan memahami karakter masing-masing para klien yang sudah di rehab di UPT RSTS Kota Kediri. Selain itu instruktur juga bersikap sabar tapi tegas untuk menghadapi para klien. Instruktur bersikap tegas kepada klien supaya klien tidak meremehkan instruktur. Dengan seperti itu perlahanlahan klien menjadi lebih teratur. Sedangkan upaya apabila instruktur tidak dapat hadir, biasanya para pegawai yang akan menggantikannya. Kesimpulan dan saran Dari temuan penelitian dan pembahasan, diperoleh lima simpulan hasil penelitian sebagai berikut: (1) perencanaan Program Kegiatan Rehabilitasi di Unit Pelaksana Teknis Rehabilitasi Sosial Tuna Susila Kota Kediri, (2) pelaksanaan Program Kegiatan Rehabilitasi di Unit Pelaksana Teknis Rehabilitasi Sosial Tuna Susila Kota Kediri, (3) hasil dari Program Kegiatan Rehabilitasi di Unit Pelaksana Teknis Rehabilitasi Sosial Tuna Susila Kediri, (4) kendala yang Dihadapi Terhadap Wanita Tuna Susila di Unit Pelaksana Teknis Rehabilitasi Sosial Tuna Susila Kediri, (5) upaya yang Dilakukan Untuk Mengatasi Kendala Terhadap Wanita Tuna Susila di Unit Pelaksana Teknis Rehabilitasi Sosial Tuna Susila. Sedangkan berdasarkan temuan penelitian, pembahasan dan kesimpulan tersebut, peneliti memberikan saran yaitu (1) UPT RSTS seharusnya memperluas jangkauan dalam membimbing eks WTS, jadi tidak hanya 60 orang saja, (2)
dalam membimbing klien seharusnya tidak dibatasi, seperti diberi 4 bulan, waktu tersebut dalam membimbing sangatlah kurang, (3) selain mengadakan keterampilan dan bimbingan, seharusnya UPT RSTS mengadakan pertemuan keluarga agar keluarga lebih mengawasinya, (4) diharapkan para remaja sebagai penerus bangsa dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk dalam memfilter pekerjaan, (5) untuk masyarakat sebagai acuan agar selalu melindungi keluarganya satu sama lain, agar tidak terjerumus dalam pergaulan yang salah. DAFTAR RUJUKAN Arikunto, Suharsimi. 1997. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rieneka Cipta. Istiningtyas, Rian, 2012. Pengertian Rehabilitasi, (online), (http://rianplbuns2012.blogspot.com/2012/10/pengertian-rehabilitasi.html), diakses 24 September 2013. Moleong, Lexy. 2007. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya. Subroto, bambang. 2005. Corporate Governance Or Good Corruption Governance? Pemaparan Kisah Klasik yang Inspiratif. Jakarta: PT.Elex Media Komputindo. Syam, N.2010. Agama Pelacur: Dramaturgi Trasendental. Yogyakarta: LkiS.