JURNAL ILMU PERPUSTAKAAN Volume 2, Nomor 4, Tahun 2013 Halaman 32-40 Online dari http: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jip
PENGARUH LAYANAN PERPUSTAKAAN KELILING TERHADAP KEMAMPUAN LITERASI INFORMASI “WANITA TUNA SUSILA(WTS)” DI LOKALISASI GAMBILANGU SEMARANG
Seno Tri Bayu Aji, Heriyanto * Program Studi Ilmu Perpustakaan, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedarto, SH Tembalang, Semarang email:
[email protected]
Abstract
A mobile library is a library can move from place to place which is equidistant and not enabled her to build a library fixed. Service a mobile library move by bringing and materials is as library book magazines, newspapers, and materials pustaka adapted to place and other locations will be visited. The aim of this research is to find out the influence of a mobile library services against ability literasi information sluttish woman in localization Gambilangu Semarang. This research using methods research descriptive qualitative with a kind of descriptive. In determining an informer researchers use sampling techniques purposive where an informer obtained from certain consideration which is considered can provide the results of optimally and obtained the five a sluttish woman as an informer. A method of collecting data used is observation, interview and documentation. Engineering analisi the data used in this research are analysis Miles and Huberman. From the research is known to the result that service a mobile library very effective. It is seen from the large number of visitors being a member just a mobile library. Though still the presence of deficiencies that are conveyed by the informer, including the number and the diversity of the collection, time tableside and service remained less meet the needs of pemustaka in the area of localizing Gambilangu Semarang. Mostly service informant opining favorably to a mobile library is serving in the area of Gambilangu Semarang. Keywords: literacy information, a mobile library, localization of Gambilangu Semarang, Sluttish Woman. Abstrak Penelitian berjudul Pengaruh Layanan Perpustakaan Keliling terhadap Kemampuan Literasi Informasi Wanita Tuna Susila di Lokalisasi Gambilangu Semarang ini menggunakan metode penelitian Deskriptif Kualitatif dengan jenis Deskriptif. Dalam menentukan informan peneliti menggunakan teknik purposive sampling dimana
JURNAL ILMU PERPUSTAKAAN Volume 2, Nomor 4, Tahun 2013 Halaman 32-40 Online dari http: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jip
informan diperoleh dari pertimbangan tertentu yang dipandang dapat memberikan hasil secara maksimal, dan diperoleh 5 orang Wanita Tuna Susila sebagai Informan. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah Observasi, Wawancara, dan Dokumentasi. Teknik analisi data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis Miles dan Huberman. Dari hasil penelitian ini diketahui hasil bahwa Layanan Perpustakaan Keliling sangat efektif. Hal ini dilihat dari banyaknya jumlah pengunjung yang menjadi anggota di perpustakaan keliling. Meskipun masih adanya kekurangan-kekurangan yang disampaikan oleh para informan, diantaranya Jumlah dan Keragaman koleksi, waktu Kunjungan serta Layanan yang dirasa masih kurang memenuhi kebutuhan Pemustaka di kawasan Lokalisasi Gambilangu Semarang. Sebagian besar informan berpendapat positif terhadap Layanan Perpustakaan Keliling ini yang melayani di kawasan Gambilangu Semarang. Kata kunci: literasi informasi, perpustakaan keliling, Lokalisasi Gambilangu Semarang, Wanita Tuna Susila.
* Penulis Penanggung Jawab
1. Pendahuluan 1.1 latar Belakang Perpustakaan keliling merupakan salah satu perangkat penyelengaraan pendidikan non formal yang berupaya untuk ikut serta mencerdaskan kehidupan bangsa, sebagaimana diamanatkan oleh UndangUndang Dasar 1945. Setiap unit perpustakaan keliling bertugas untuk dapat melayani beberapa desa, sehingga jangkauan layanan dapat lebih luas. Perpustakaan keliling tidak saja bermanfaat bagi masyarakat kota yang karena suatu hal tidak dapat menikmati layanan perpustakaan umum, tetapi juga bermanfaat bagi masyarakat pedesaan yang tidak dilayani oleh perpustakaan menetap. Dalam keputusan Presiden Nomor 11 Tahun 1989 ditegaskan bahwa “Perpustakaan merupakan salah satu sarana pelestarian
bahan pustaka sebagai hasil budaya dan mempunyai fungsi sebagai sumber informasi ilmu pengetahuan, teknologi, dan kebudayaan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional. Literasi informasi pertamakali ditemukan oleh pemimpin American Information Industry Association, Paul G. Zurkowski pada tahun 1974 dalam proposalnya yang ditujukan kepada The National Commission on Libraries and Information Science (NCLIS) di Amerika Serikat. Paul Zurkowski menggunakan ungkapan tersebut untuk menggambarkan “teknik dan kemampuan” yang dikenal dengan istilah Literasi Informasi yaitu kemampuan untuk memanfaatkan berbagai alat- alat informasi serta sumber- sumber Informasi Primer untuk memecahkan masalah mereka.
JURNAL ILMU PERPUSTAKAAN Volume 2, Nomor 4, Tahun 2013 Halaman 32-40 Online dari http: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jip
Pengertian Literasi Informasi secara umum adalah kemelekan atau keberaksaraan informasi. Menurut kamus bahasa inggris pengertian Literacy adalah kemelekan huruf atau kemampuan membaca dan information adalah informasi, maka literasi informasi adalah kemelekan terhadap informasi. Menurut Dictionary for Library and Information Science oleh Reitz(2004:356) literasi informasi adalah skill dalam mencari satu kebutuhan informasi, termasuk pemahaman tentang bagaimana perpustakaan di organisir, serta keakraban dengan sumberdaya yang mereka berikan (termasuk format informasi dan alat pencarian otomatis), dan juga pengetahuan teknik yang umum dilakukan.
2. Tinjauan Literatur 2.1 Perpustakaan Umum Perpustakaan umum merupakan perpustakaan yang dekat dengan masyarakat karena memiliki ciri yang terbuka untuk umum. Ciri-ciri Perpustakaan umum menurut Sulistyo Basuki (1991: 46) yang di ungkapkan dalam buku Pengantar Ilmu Perpustakaan adalah sebagai berikut:
(1950: ix dalam Greska 1996: 19) menyatakan bahwa: “the estention of public library service so that they reach more and more people”. Yang artinya bahwa layanan ekstensi yang dilaksanakan oleh Perpustakaan umum ialah penyelengaraan Perpustakaan Keliling. 2.2 Perpustakaan Keliling Menurut Mastini Hardjoprakoso dalam Panduan Penyelengaraan Perpustakaan Keliling (1992), Perpustakaan Keliling adalah Perpustakaan yang bergerak dengan membawa bahan pustaka seperti buku dan lain-lain untuk melayani masyarakat dari satu tempat ke tempat lain yang belum terjangkau oleh layanan Perpustakaan menetap (Perpustakaan umum). Perpustakaan Keliling merupakan salah satu perangkat penyelengaraan pendidikan non formal yang berupaya untuk ikut serta mencerdaskan kehidupan bangsa, sebagaimana di amanatkan oleh UndangUndang Dasar 1945. 2.2.1 Tugas dan Fungsi Perpustakaan Keliling
a. Tidak memandang perbedaan jenis kelamin, agama, kepercayaan, ras, usia, pandangan politik, dan pekerjaan. b. Dibiayai oleh umum. c. Jasa yang diberikan pada hakikatnya bersifat cuma-cuma/ gratis.
Perpustakaan keliling memiliki fungsi dan tugas untuk melayani masyarakat dari suatu tempat ke tempat lain yang belum terjangkau oleh layanan Perpustakaan menetap (Perpustakaan umum). Berikut ini merupakan beberapa tugas dan fungsi Perpustakaan Keliling menurut Perpustakaan Nasional RI (1992), diantaranya:
Salah satu fungsi Perpustakaan umum adalah “sebagai mediator bagi pemustaka, serta sumber informasinya berpotensi memberikan informasi kepada segenap anggota masyarakat yang membutuhkannya”. (Yusuf, 1995:23). Salah satu bentuk layanan yang diberikan oleh Perpustakaan umum kepada masyarakat adalah layanan ekstensi. Layanan ekstensi merupakan perluasan layanan yang diberikan oleh Perpustakaan umum, hal ini seperti yang dikemukakan oleh Mc Calvin
1. Untuk membantu melayani masyarakat yang belum terjangkau oleh Perpustakaan menetap, yang bisa dikarenakan oleh berbagai macam situasi dan kondisi sehingga tidak dapat datang ke Perpustakaan umum. 2. Mengenalkan layanan-layanan yang ada diperpustakaan kepada masyarakat umum yang belum mengenal Perpustakaan.
JURNAL ILMU PERPUSTAKAAN Volume 2, Nomor 4, Tahun 2013 Halaman 32-40 Online dari http: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jip
3. Memberikan layanan yang bersifat sementara sampai dibangunnya perpustakaan menetap di tempat tersebut. 4. Perpustakaan Keliling sebagai sarana untuk menemukan lokasi yang tepat dibangunnya Perpustakaan menetap. 5. Sebagai perantara antar Perpustakaan umum dan cabangcabangnya. 6. Sebagai sarana pengganti dari perpustakaan menetap yang dikarenakan terdapatnya situasi tidak memungkinkan untuk dibangunya Perpustakaan menetap, misalnya jumlah penduduknya yang terlalu sedikit. 2.2.2 Maksud dan Tujuan Perpustakaan Keliling Sesuai dengan tugas dan fungsi yang diemban oleh Perpustakaan Keliling, maka maksud dan tujuan diselengarakan Perpustakaan Keliling menurut Perpustakaan Nasional RI (1992) adalah: a. Memeratakan Layanan informasi dan bacaan kepada masyarakat sampai daerah terpencil yang belum/ tidak memungkinkan didirikan perpustakaan menetap. b. Membantu Perpustakaan umum dalam mengembangkan Pendidikan informal kepada mayarakat umum. c. Memperkenalkan buku-buku dan bahan pustaka lainnya kepada masyarakat. d. Memperkenalkan jasa-jasa yang ada di Perpustakaan kepada masyarkat, sehingga dapat menumbuhkan budaya untuk memanfaatkan jasa perpustakaan pada kalangan masyarakat. e. Meningkatkan minat baca dan mengembangkan cinta buku pada mayarakat.
f.
Mengadakan kerjasama dengan lembaga masyarakat sosial, pendidikan, dan pemerintah daerah dalam meningkatkan kemampuan intelektual dan kultural masyarakat.
2.2.3 Jenis Koleksi Perpustakaan Keliling Perpustakaan Nasional RI (1992: 10) pada dasarnya bahan pustaka koleksi perpustakaan keliling yang dapat dilayankan kepada pemakai jasa Perpustakaan Keliling dapat dikelompokkan menjadi tiga, diantaranya : 1. Bahan pustaka tercetak Yang termasuk kedalam kelompok ini antara lain adalah : Buku, Surat kabar, majalah, buletin, selebaran, pamflet. 2. Bahan pustaka terekam Yang termasuk kedalam kelompok ini antara lain : Slide, filmstrip, kaset-audio, kaset-video, dan film. 3. Bahan pustaka yang tidak tercetak dan tidak terekam Koleksi ini dapat berupa pusat sumber belajar yang bermanfaat bagi anak-anak yang tidak sempat belajar di rumah maupun di sekolah. Koleksi ini dapat berupa kumpulan mainan anak, berbagai jenis batubatuan, manik-manik, dan lain-lain. 2.2.4 Jenis-jenis Layanan Perpustakaan Keliling Jenis-jenis layanan yang dapat diusahakan oleh Perpustakaan Keliling menurut Perpustakaan Nasional RI (1992: 23-27) antara lain: Layanan Sirkulasi Layanan Referensi Layanan Membca di Perpustakaan Pembacaan Cerita (Story Telling) Pemutaran Film Layanan Dokumentasi Layanan Jasa Informasi
JURNAL ILMU PERPUSTAKAAN Volume 2, Nomor 4, Tahun 2013 Halaman 32-40 Online dari http: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jip
2.3 Literasi Informasi Literasi Informasi adalah kemampuan seseorang untuk mengidentifikasi informasi yang dibutuhkannya, mengakses dan menemukan informasi, mengevaluasi informasi, dan menggunakan informasi secara efektif dan etis (Naibaho, 2007: 7-8). Literasi informasi merupakan kemampuan yang sangat penting dimiliki seseorang terutama dalam dunia perguruan tinggi karena pada saat ini semua orang dihadapkan dengan berbagai jenis sumber informasi yang berkembang sangat pesat, namun belum tentu semua informasi yang ada dan diciptakan tersebut dapat dipercaya dan sesuai dengan kebutuhan informasi para pencari informasi. Literasi informasi juga sangat berguna dalam dunia perguruan tinggi untuk mendukung pendidikan dan dalam implementasi kurikulum berbasis kompetensi yang mengharuskan peserta didik untuk menemukan informasi bagi dirinya sendiri dan memanfaatkan berbagai sumber informasi. Menurut Gunawan (2008: 3) Literasi informasi bermanfaat dalam persaingan di era globalisasi informasi sehingga pintar saja tidak cukup tetapi yang utama adalah kemampuan dalam belajar secara terus menerus. Menurut Adam (2009: 1) bahwa terdapat beberapa manfaat literasi informasi, yaitu : 1) Membantu mengambil keputusan 2) Menjadi manusia pembelajar di era ekonomi pengetahuan 3) Menciptakan pengetahuan baru
3. Metode Penelitian Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui Pengaruh Layanan Perpustakaan keliling Terhadap Kemampuan Literasi Informasi “Wanita Tuna Susila (WTS)” di Lokalisasi Gambilangu Semarang. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif
dengan jenis deskriptif, yaitu penelitian yang bermaksut untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode analisis data induktif. Pendekatan induktif ini dimaksudkan untuk menyimpulkan hasil dari observasi, wawancara dan data yang terkumpul lainnya. Menurut (Moleong, 2011: 247) Teknik analisa data dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut : 1. Menelaah semua data yang tersedia dari berbagai sumber 2. Mengadakan reduksi data dengan cara membuat rangkuman inti 3. Melakukan pemeriksaan keabsahan data 4. Penafsiran data yang diperoleh melalui pengamatan, wawancara, kuisioner. Menurut Miles dan Huberman dalam Herdiansyah (2011) didalam melakukan pengolahan data terdapat empat tahapan yang harus dilakukan, antara lain: 1. Pengumpulan data Pada tahapan ini pengumpulan data untuk penelitian kualitatif bisa dilakukan disaat sebelum penelitian, pada saat penelitian, dan bahkan pada saat berakhirnya penelitian. Namun sebaiknya proses pengumpulan data ini sudah dilakukan ketika penelitian masih berupa draft, dengan kata lain ketika penelitian kualitatif baru dimulai. 2. Reduksi data Merupakan proses penggabungan dan penyeragaman segala bentuk data yanng diperoleh menjadi satu bentuk tulisan (script) yang dianalisis, dengan kata lain reduksi
JURNAL ILMU PERPUSTAKAAN Volume 2, Nomor 4, Tahun 2013 Halaman 32-40 Online dari http: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jip
data adalah proses pengubahan bentuk data dari hasil wawancara, observasi, dan hasil studi pustaka diubah menjadi bentuk tulisan (script) 3. Display Data Setelah semua data di ubah kedalam bentuk tulisan (script), langkah selanjutnya adalah melakukan Display data, Display data adalah mengolah data setengah jadi yang sudah seragam kedalam bentuk tulisan dan sudah memiliki alur tema yang jelas kedalam suatu matriks kategorisasi sesuai dengan tema yang sudah dikelompokkan dan dikategorikan, serta akan memecah tema-tema tersebut kedalam bentuk yang lebih konkret dan sederhana yang disebut dengan subtema yang diakhiri dengan memberikan kode (coding) dari subtema tersebut sesuai dengan yang sebelumnya dilakukan yaitu reduksi data. 4. Kesimpulan/Verifikasi Kesimpulan/verifikasi merupakan tahapan akhir dalam rangkaian analisis data penelitian kualitatif. Pada tahapan terakhir ini nantinya akan diambil kesimpulan yang mana kesimpulan ini menjurus kepada jawaban dari pertanyaan penelitian yang diajukan sebelumnya dan mengungkap “What” dan “How” dari temuan penelitian tersebut. Pada tahap ini penulis menarik kesimpulan dari data yang telah disimpulkan sebelumnya kemudian melakukan pengecekan ulang dengan mencocokkan dengan data yang dimiliki penulis pada saat penelitian.
4. Hasil Penelitian Layanan perpustakaan keliling ini mendapatkan tanggapan positif serta membawa perubahan pola pikir dari
masyarakat yang tinggal dikawasan lokalisasi Gambilangu Semarang. 4.1 Pengetahuan Pemustaka Terhadap Layanan Perpustakaan Keliling Pengetahuan responden akan adanya Layanan Perpustakaan Keliling di kawasan lokalisasi Gambilangu Semarang diungkapkan oleh kelima orang responden bahwa mereka mengetahui tentang keberadaan Layanan Perpustakaan Keliling sebelum penulis melakukan penelitian. 4.1.1 Jumlah dan Ragam Koleksi Jumlah dan ragam koleksi yang dimiliki oleh Perpustakaan Keliling Daerah Jawa Tengah dirasakan oleh para pemustaka dikawasan Gambilangu Semarang masih kurang untuk dapat memenuhi kebutuhan informasi mereka serta koleksinya yang masih kurang beragam, hal ini berpengaruh kepada informasi yang mereka dapatkan kurang ter up date sehingga mereka akan tertinggal apabila adanya hal-hal baru. 4.1.2 Waktu Kunjungan Waktu kunjungan yang dimaksud disini adalah waktu dimana Perpustakaan Keliling memberikan layanan Kepada pemustaka yang tinggal dikawasan Gambilangu Semarang. Dari semua pernyataan kelima orang informan penulis menyimpulkan bahwa waktu kunjungan yang diberikan oleh Perpustakaan Keliling saat ini masih kurang, yang mana pada saat ini Perpustakaan Keliling hanya beroperasi didaerah tersebut pada hari senin saja, sehingga para informan mengarapkan adanya penambahan waktu dan hari kunjungan Perpustakaan Keliling ke daerah mereka. Hal ini dimaksudkan supaya pengguna perpustakaan keliling bisa lebih banyak lagi dan mereka bisa memanfaatkan atau menggunakan Layanan Perpustakaan Keliling itu secara lebih maksimal. 4.1.3 Layanan
JURNAL ILMU PERPUSTAKAAN Volume 2, Nomor 4, Tahun 2013 Halaman 32-40 Online dari http: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jip
Salah satu tugas pustakawan disini adalah melayani pemustaka serta membantu masyarakat dalam pengembangan minat baca dan memberikan layanan sirkulasi bahan pustaka kepada masyarakat. Setelaha dilakukan penelitian didapatkan hasil bahwa mereka para pemustaka mengharapkan adanya peningkatan layanan supaya mereka bisa memanfaatkan Perpustakaan Keliling ini secara lebih maksimal lagi dan layanan tersebut diharapakan bisa memudahkan dalam proses pencarian informasi terutama bagi anggota-anggota baru yang masih awam tentang cara-cara pencarian inofrmasi di Perpustakaan Keliling. 4.2 Kemampuan Dalam Kebutuhan Informasi
Memahami
Kemampuan dalam memahami kebutuhan informasi merupakan kemampuan umum yang dimiliki oleh setiap orang. Akan tetapi tidak semua orang dapat dikatakan mempunyai kemampuan literasi informasi. Dari hasil penelitian terhadap kelima orang informan di lokalisasi Gambilangu Semarang diketahui bahwa mayoritas informan mampu mengetahui kebutuhan informasi apa saja yang mereka butuhkan, jadi sebelum mereka berkunjung ke Perpustakaan Keliling mereka sudah mengetahui koleksi-koleksi apa saja yang akan mereka pinjam sehingga mereka dapat mengetahui apakah informasi yang mereka butuhkan sudah terpenuhi atau belum. 4.3 Kemampuan Dalam Mencari Koleksi Dari hasil wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti didapatkan hasil bahwa dari kelima orang informan, empat orang diantaranya sudah mampu mencari sendiri informasi yang mereka butuhkan ke rak buku, ketika mereka menemui kesulitan barulah mereka bertanya kepada petugas perpustakaan keliling, sedangakan satu orang informan dalam mencari koleksi yang dibutuhkannya dia langsung bertanya kepada petugas yang ada, hal ini
dikarenakan satu orang informan ini termasuk kedalam anggota yang jarang berkunjung ke perpustakaan keliling. 4.4 Kemampuan Dalam Menggunakan Informasi Setelah memahami kebutuhan informasi dan mengerti dalam mencari informasi para informan diharapkan mampu dalam menggunakan informasi, dari hasil wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti terhadap kelima orang informan diketahui bahwa mayoritas para informan menggunakan informasi yang mereka dapatkan di perpustakaan keliling untuk menambah pengetahuan dan untuk mengisi waktu luang mereka supaya mereka mempunyai kegiatan yang lebih positif. 4.5 Kendala yang dihadapi Pemustaka Kendala yang sering dihadapi oleh para informan dalam memanfaatkan koleksi yang ada pada layanan perpustakaan keliling adalah pada penataan koleksi yang kurang rapi sehingga menyulitkan pemustaka pada saat proses pencarian informasi. Kemudian tindakan yang dapat dilakukan oleh pemustaka adalah dengan cara mencari berulangkali di setiap rak-rak buku yang ada karena koleksi yang tecampur sehingga berkemungkinan koleksi yang dicari tidak terletak ditempatnnya, pemustaka juga bisa mencari buku-buku yang dibutuhkan pada keranjang dimana tempat buku-buku yang habis dipinjam tetapi belum di kembalikan ke rak buku oleh petugas perpustakaan keliling. 4.5 Peran Pustakawan Pustakawan mempunyai peranan penting dalam upaya pemenuhan kebutuhan informasi pemustaka. Pada layanan perpustakaan keliling yang melayani kawasan Gambilangu Semarang, Pustakawan berperan sebagai pengelola yang bertugas mempromosikan
JURNAL ILMU PERPUSTAKAAN Volume 2, Nomor 4, Tahun 2013 Halaman 32-40 Online dari http: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jip
perpustakaan keliling kepada masyarakat yang tinggal di daerah tersebut supaya mereka bisa menjadi anggota tetap perpustakaan keliling dan memanfaatkannya untuk mengisi waktu luang mereka. Pustakawan juga dituntut untuk dapat melayani dan membantu apabila ada seorang pemustaka yang mau menjadi anggota tetap maupun membantu pemustaka yang menemui kesulitan dalam proses pencarian informasinya.
antusiasme warga terhadap Layanan Perpustakaan Keliling sangat tinggi. 4. Dari hasil wawancara kepada semua informan menginginkan adanya peningkatan layanan yang sudah ada saat ini agar proses pencarian informasi mereka menjadi lebih efisien dan hemat waktu.
Daftar Pustaka 5. Simpulan ACRL. Berdasarkan hasil dari penelitian dan wawancara yang telah dilakukan pada tanggal 03 juni- 03 juli 2013 di kawasan Lokalisasi Gambilangu Semarang, yang bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Layanan Perpustakaan Keliling Terhadap Kemampuan Literasi Informasi Wanita Tuna Susila di Lokalisasi Gambilangu Semarang maka dapat diambil kesimpulan bahwa : 1. Layanan Perpustakaan Keliling mendapatkan tanggapan positif dari masyarakat yang tinggal di kawasan Lokalisasi Gambilangu Semarang. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya jumlah pengunjung yang datang dan menjadi anggota tetap. 2. Para informan mengharapkan adanya penambahan jumlah dan keragaman koleksi, karena koleksi yang sudah ada saat ini dirasa masih belum cukup untuk memenuhi kebutuhan akan informasi bagi para pemustaka, dan mayoritas pemustaka sudah merasa bosan dengan koleksi yang ada saat ini, serta koleksi buku bacaan anak-anak yang belum cukup. 3. Mayoritas para informan mengharapkan adanya penambahan waktu kunjungan Layanan Perpustakaan Keliling ke kawasan Lokalisasi Gambilangu Semarang, hal ini menggambarkan bahwa
2004. Information Literacy Competency Standards for Higher Education. http://www.ala.org/acrl/acrlstandard s/informationliteracycompetency.ht m. Diakses 01 Juni 2013.
American Library Association (ALA). 1989. Presidential Committee on Information Literacy. Final Report. Chicago: American Library Association. http://www.ala.org/acrl/publications/ whitepapers/presidential. Diakses 01 Juni 2013. Gunawan, Agustin Widy, et al. 2008. Tujuh Langkah literasi Informasi: Knowledge Management. Jakarta: Universitas Atmajaya. Hancock, Vicky E. 1999. Information Literacy For Life Long Learning. ERIC Digest. http://www.erigdigest.org/19992/information.htm. Diakses 20 Mei 2013. Hardjoprakoso, Mastini. 1992. Panduan Penyelengaraan Perpustakaan Keliling/ kata pengantar. Ed.1, cet. 1. Jakarta: Perpustakaan Nasional RI.
JURNAL ILMU PERPUSTAKAAN Volume 2, Nomor 4, Tahun 2013 Halaman 32-40 Online dari http: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jip
Lasa, HS. 2001. Leksikan Kepustakawanan Indonesia. Yogyakarta: Gama Media.
Sangadji, Etta Mamang. 2010. Metodologi Penelitian: Pendekatan Praktis dalam Penelitian. Yogyakarta: Andi.
Moleong, Lexy J. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sugiyono. 2010. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Prastowo, Andi. 2011. Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rencana Penelitian. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Putranto. Rohmat. 2007. Efektifitas Layanan Perpustakaan Keliling di Lembaga Pemasyarakatan Klas 1 Semarang. Skripsi.
Sulistyo-Basuki. 2006. Metode Penelitian. Jakarta: Wedatama Widya Sastra. Suryana, Cahya. 2010. Data dan jenis Data Penelitian. Wordpress.com: diakses 03 juni 2013. Tarigan, Novia Valentina. 2007. Studi Deskriptif tentang Literasi Informasi Mahasiswa Departemen Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Skripsi.