SKRIPSI KEMAMPUAN LITERASI INFORMASI MAHASISWA PADA LAYANAN AMERICAN CORNER DI UPT PERPUSTAKAAN IAIN WALISONGO SEMARANG MENURUT ASSOCIATION OF COLLEGE AND RESEARCH LIBRARIES
Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Humaniora
Disusun Oleh: Yusuf Dzul Ikram Al Hamidy A2D008062
PROGRAM STUDI S1 ILMU PERPUSTAKAAN FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2012
PERNYATAAN
Dengan ini saya, Nama
: Yusuf Dzul Ikram Al Hamidy
NIM
: A2D008062
Jurusan
: S1 Ilmu Perpustakaan
menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan ini adalah benar-benar hasil karya sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Selain itu, tidak terdapat karya serupa yang pernah diajukan untuk mendapatkan gelar sarjana pada Program Studi S1 Ilmu Perpustakaan ataupun pada Program Studi lainnya kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini serta disebutkan dalam daftar pustaka. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip berdasarkan kode etik ilmiah.
Semarang, 7 September 2012 Yang menyatakan,
Yusuf Dzul Ikram Al Hamidy NIM. A2D008062
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto: Pengalaman adalah guru terbaik
Kupersembahkan skripsi ini untuk:
Kedua orang tuaku UNDIP Almamaterku Teman-temanku Semua yang membaca skripsi ini
HALAMAN PERSETUJUAN
Skripsi dengan judul “Kemampuan Literasi Informasi Mahasiswa pada Layanan American Corner di UPT Perpustakaan IAIN Walisongo Semarang menurut Association of College and Research Libraries” telah disetujui pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia skripsi pada:
Hari
: Jumat
Tanggal
: 7 September 2012
Semarang, 7 September 2012 Dosen Pembimbing
Heriyanto, S.Sos, MIM NIP.197704082010121001
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb. Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah –Nya kepada penulis, akhirnya penulisan skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan kelulusan pada program studi Sarjana Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro Semarang. Penulis menyadari bahwa hanya dengan bimbingan serta bantuan dari beberapa pihak, penulis dapat menyusun skripsi ini. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada yang terhormat: 1. Bapak Prof Sudharto P Hadi, MES, PhD, sebagai Rektor Universitas Diponegoro Semarang yang telah memberikan kesempatan studi kepada penulis; 2. Bapak Dr. Agus Maladi Irianto, M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro Semarang, yang telah memberikan berbagai kemudahan dan fasilitas dalam studi maupun penyusunan skripsi; 3. Ibu Dra. Sri ati, M.Si, selaku Ketua Program Studi S1 Ilmu Perpustakaan; 4. Bapak Heriyanto, S.Sos, MIM, selaku Dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, petunjuk dan arahan kepada penulis selama penyusunan skripsi; 5. Seluruh dosen S1 Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Univeritas Diponegoro Semarang yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan selama mengikuti kuliah; 6. Ibu Dra. Sri ati, M.Si dan Ibu Endang Fatmawati, M.Si, M.A, selaku Dosen penguji yang telah memberikan saran dan masukan demi sempurnanya skripsi ini; 7. Staf-staf administrasi Jurusan Ilmu Perpustakaan yang telah banyak membantu penulis selama ini; 8. Bapak Miswan, S.Ag, SIP, M.Hum, selaku Kepala UPT Perpustakaan IAIN Walisongo Semarang yang telah memberikan ijin studi kepada penulis untuk melakukan penelitian; 9. Bapak Bahrul Ulumi, S.Ag, M.Hum, selaku Pembimbing lapangan di American Corner UPT Perpustakaan IAIN Walisongo Semarang; 10. Bapak dan Ibu tersayang yang telah memberikan motivasi dalam penyelesaian skripsi ini; 11. Teman-teman seperjuangan S1 Ilmu Perpustakaan angkatan 2008, terima kasih atas kerjasamanya selama 4 tahun ini, kalian memang luar biasa; 12. Buat teman seperjuanganku, Supriyono, Swadia Gandi Mahardika, Anshor Uluum id Hudha, yang telah bersama-sama melewati hari hariku sejak awal kuliah sampai saat ini;
13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu hingga selesainya skripsi ini. Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Namun penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Semarang, 7 September 2012 Penulis
Yusuf Dzul Ikram Al Hamidy
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................. i HALAMAN PERNYATAAN.................................................................................. ii MOTTO DAN PERSEMBAHAN............................................................................ iii HALAMAN PERSETUJUAN.................................................................................. iv HALAMAN PENGESAHAN................................................................................... v KATA PENGANTAR............................................................................................... vi DAFTAR ISI.............................................................................................................. viii DAFTAR GAMBAR................................................................................................. xi DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................. xii DAFTAR SINGKATAN........................................................................................... xiii ABSTRAK................................................................................................................. xiv BAB I.
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang............................................................................. 1 1.2 Perumusan Masalah..................................................................... 4 1.3 Waktu dan Tempat Penelitian...................................................... 5 1.4 Tujuan Penelitian..........................................................................5 1.5 Manfaat Penelitian........................................................................5 1.6 Batasan Istilah.............................................................................. 6 1.7 Kerangka Pemikiran.....................................................................7 1.8 Sitematika Penulisan.................................................................... 7
BAB II.
TINJAUAN LITERATUR 2.1 Pengertian Literasi Informasi....................................................... 8 2.2 Tujuan Literasi Informasi............................................................. 11 2.3 Manfaat Literasi Informasi........................................................... 12 2.4 Kriteria Literasi Informasi ........................................................... 14 2.5 Keterampilan Literasi Informasi.................................................. 17 2.6 Manfaat Kompetensi Literasi Informasi pada Perguruan Tinggi. 24 2.7 Standar Literasi Informasi pada Perguruan Tinggi...................... 26
BAB III.
METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian........................................................................ 34 3.2 Objek dan Subjek Penelitian........................................................ 34 3.3 Jenis dan Sumber Data................................................................. 35
3.4 Informan....................................................................................... 35 3.5 Teknik Pengumpulan Data........................................................... 37 3.6 Teknik Pengolahan dan Analisis Data......................................... 38 BAB IV.
GAMBARAN UMUM AMERICAN CORNER di UPT PERPUSTAKAAN IAIN WALISONGO SEMARANG 4.1 Sejarah Singkat UPT Perpustakaan IAIN Walisongo Semarang. 39 4.2 Struktur dan Tugas Pokok Organisasi UPT Perpustakaan IAIN Walisongo Semarang................................................................... 40 4.3 Sejarah American Corner............................................................ 41 4.4 Struktur, Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi American Corner......................................................................... 42 4.5 Jenis Layanan yang Tersedia di American Corner...................... 45 4.6 Kegiatan Umum American Corner 46
BAB V.
PEMBAHASAN 5.1 Kemampuan Literasi Informasi Mahasiswa................................47 5.1.1 Kemampuan Mahasiswa Menentukan Jenis dan Batas Informasi............................................................................ 47 5.1.1.1 Mendefinisikan Informasi yang Ingin Diperoleh... 47 5.1.1.2 Menentukan Jenis Informasi.................................. 48 5.1.2 Kemampuan Mengakses Informasi yang Diperlukan dengan Efektif dan Efisien.................................................49 5.1.2.1 Strategi yang Digunakan dalam Mengakses Informasi................................................................ 49 5.1.3 Kemampuan Mengevaluasi Informasi dan Sumbernya Secara Kritis....................................................................... 53 5.1.3.1 Menyaring Informasi dari Hasil Penelusuran.........53 5.1.3.2 Mengolah Informasi yang Diperoleh..................... 54 5.1.4 Kemampuan Menggunakan dan Mengkomunikasikan Informasi dengan Efektif dan Efisien................................ 55 5.1.5 Kemampuan Memahami Isu Hukum Seputar Penggunaan akses Informasi Secara Etis dan Legal.............................. 56 5.2 Penggunaan Metode yang Efektif dalam Menelusur Informasi.. 57 5.3 Ringkasan Pembahasan............................................................... 57
BAB VI.
PENUTUP 6.1 Simpulan.................................................................................... 62 6.2 Saran.......................................................................................... 64
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1: Kerangka Pemikiran.................................................................................7 Gambar 2: Denah Lokasi UPT Perpustakaan IAIN Walisongo Semarang................40 Gambar 3: Denah Lokasi American Corner.............................................................. 42 Gambar 4: Struktur Organisasi American Corner..................................................... 43
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Lembar Konsultasi Skripsi.................................................................... 67 Lampiran 2: Standar Literasi Informasi Menurut Association of College and Research Libraries (ACRL).................................................................... 68
Lampiran 3: Pedoman Wawancara............................................................................ 87 Lampiran 4: Reduksi Data......................................................................................... 88 Lampiran 5: Surat Pengantar Penelitian....................................................................104
DAFTAR SINGKATAN
1. NCLIS
: The National Commission on Libraries and Information Science.
2. UNESCO : United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization. 3. OPAC
: Online Public Access Catalog.
4. WEBPAC : Web Public Access Catalog. 5. ACRL
: Association of College and Research Libraries.
6. UPT
: Unit Pelaksana Teknis.
7. IAIN
: Institut Agama Islam Negeri.
ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan literasi informasi mahasiswa pada layanan American Corner di UPT Perpustakaan IAIN Walisongo Semarang dengan menggunakan standar yang dibuat oleh Association of College and Research (ACRL). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode deskriptif kualitatif. Peneliti menentukan jumlah informan sebanyak 8 mahasiswa yang dipilih menurut kriteria yang ditentukan oleh peneliti yaitu mahasiswa yang mengambil disiplin ilmu non eksak dan sering berkunjung ke American Corner serta mahasiswa yang benar-benar sedang melakukan pencarian informasi di American Corner. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Juli 2012. Hasil analisis menunjukkan literasi informasi yang dimiliki mahasiswa IAIN Walisongo Semarang dengan menggunakan standar penilaian yang dibuat oleh ACRL adalah sebagai berikut: kemampuan yang dimiliki separuh mahasiswa untuk menentukan jenis dan batas informasi dapat dikatakan masih kurang baik. Dalam hal kemampuan dalam mengakses informasi, dapat disimpulkan sebagian besar mahasiswa belum memiliki kemampuan yang baik. Dalam mengevaluasi informasi yang diperoleh secara kritis, mayoritas mahasiswa belum melakukannya dengan baik. Setelah itu, kemampuan sebagian besar mahasiswa dalam menggunakan dan mengkomunikasikan informasi secara efektif dan efisien sudah baik. Terakhir, pemahaman terhadap isu hukum seputar informasi secara etis dan legal dapat dikatakan sudah baik. Dari penjabaran kemampuan yang dimiliki oleh mahasiswa, maka dapat dikatakan literasi informasi mahasiswa IAIN Walisongo Semarang belum baik.
Kata Kunci: Literasi Informasi, Penelusuran Informasi, Association of College and Research, American Corner UPT Perpustakaan IAIN Walisongo Semarang
BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Informasi adalah kebutuhan yang harus dipenuhi setiap orang, karena informasi sudah
menjadi kebutuhan utama setiap individu terutama dalam dunia pendidikan. Salah satunya dalam dunia perguruan tinggi. Mahasiswa dituntut untuk memperoleh informasi berupa bahan-bahan yang berhubungan dengan perkuliahan untuk mendukung dan menunjang kegiatan perkuliahan mereka atau dengan kata lain mengembangkan dan memperluas materi secara mandiri. Saat mencari informasi yang cepat, tepat dan relevan maka seorang mahasiswa harus memiliki kemampuan dalam memperoleh informasi tersebut. Peserta didik dalam hal ini mahasiswa harus memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi, menemukan, mengevaluasi, menyusun, menciptakan, menggunakan dan mengkomunikasikan informasi kepada orang lain untuk menyelesaikan dan mencari jalan keluar dari suatu masalah. Bila telah memiliki kemampuan tersebut barulah seorang mahasiswa dapat dikatakan memiliki kemampuan literasi informasi. Pertama kali konsep literasi informasi diperkenalkan oleh Zurkowski (President Information Industries Association) pada tahun 1974, ketika ia mengajukan sebuah proposal kepada The National Commission on Libraries and Information Science (NCLIS), USA. Zurkowski (1974:6) menulis: “People trained in the application of information resources to their work can be called information literate. They have learned techniques and skill for utilizing the wide range of information tools as well as primary sources in molding information solutions to their problems.” Merujuk pada tulisannya dapat diartikan orang-orang yang dilatih dalam mengaplikasikan sumber-sumber informasi untuk pekerjaan mereka dapat disebut dengan information literate (terlatih dalam memanfaatkan informasi).
Kemampuan meliterasi informasi sangat diperlukan karena merupakan bekal pembelajaran seumur hidup bagi mahasiswa karena dengan memiliki kemampuan tersebut dapat menyelesaikan masalah secara kritis, logis, dan tidak mudah percaya terhadap informasi yang diterima dan dapat berinteraksi terhadap informasi yang berbeda-beda. Literasi informasi juga merupakan kunci keberhasilan mahasiswa di era globalisasi informasi.
Semua orang dihadapkan dengan berbagai informasi yang dikemas dalam berbagai bentuk yang bisa diakses dengan mudah dan cepat di era globalisasi informasi. Hal ini menimbulkan ledakan informasi dan disinilah diperlukan kemampuan literasi informasi oleh mahasiswa agar mampu mengikuti perkembangan informasi. Kemampuan untuk mendapatkan informasi dalam pemenuhan kebutuhan informasi tidak muncul dengan sendirinya, sehingga kemampuan untuk mendapatkan informasi adalah kemampuan yang dimiliki oleh setiap orang dengan tingkat kemampuan yang berbeda-beda. Tingkat kemampuan yang berbeda inilah yang menentukan seberapa baik hasil dari analisis informasi yang ditemukan atau produk informasi yang dihasilkan. Kemampuan untuk memperoleh, menganalisis, mengolah dan menyajikan informasi merupakan kemampuan yang dimiliki setiap orang tetapi belum tentu semua orang tersebut dikatakan literat terhadap informasi. Seseorang dikatakan mampu mencari informasi dengan baik apabila dia mampu menentukan topik dari kebutuhan informasinya dan mengetahui sumber-sumber informasi untuk memperoleh informasi seperti internet, jurnal, database, dan lain-lain. Sehingga tujuan dari literasi informasi itu adalah untuk mengetahui bagaimana menemukan informasi dan menggunakan informasi tersebut dalam memenuhi kebutuhan informasinya.
Mahasiswa
membutuhkan
informasi
dalam
mendukung
kegiatan
perkuliahannya. Informasi yang dibutuhkanpun memiliki tingkat keakuratan dan kerelevanan yang lebih tinggi.
Untuk mengukur kemampuan literasi informasi tersebut dalam penelitian ini, peneliti menggunakan lima standard literasi informasi dari Association Of College and Research Libraries (ACRL). Alasan peneliti menggunakan standar ini karena standar ini dapat digunakan oleh Perguruan Tinggi untuk mengukur kemampuan literasi informasi akademis seperti dosen, mahasiswa, pustakawan dan staf-staf lainnya Layanan American Corner di UPT Perpustakaan IAIN Walisongo Semarang menjadi lokasi penelitian ini. Perpustakaan Perguruan Tinggi
merupakan
perpustakaan
yang
bertujuan untuk memenuhi keperluan informasi masyarakat perguruan tinggi, khususnya staf pengajar dan mahasiswa serta tenaga administrasi perguruan tinggi. Layanan American Corner adalah salah satu fasilitas yang disediakan oleh Perpustakaan IAIN Walisongo Semarang bagi mahasiswa. Layanan American Corner khusus bertujuan menyediakan akses informasi berbasis elektronik seperti penelusuran sartikel ilmiah, e-journal dan lain-lain. Jika dibandingkan dengan UPT Perpustakaan IAIN Walisongo Semarang mahasiswa lebih merasa nyaman dalam melakukan pencarian informasi di American Corner. Pengguna juga dapat membawa laptop sendiri untuk mengakses internet di layanan American Corner karena tersedia hotspot area. Layanan digital juga menyediakan bantuan penelusuran kepada pengguna layanan digital. Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian terhadap kemampuan literasi informasi mahasiswa dalam memperoleh informasi dan memenuhi kebutuhan informasinya. Penulis ingin melihat bagaimana kemampuan mahasiswa dalam mencari, menganalisis informasi, teknik yang digunakan, dan sumber informasi apa saja yang dipilih dalam memenuhi kebutuhan informasinya. Oleh sebab itu, penulis memilih judul “Kemampuan Literasi Informasi Mahasiswa di Layanan pada American Corner di UPT
Perpustakaan IAIN Walisongo Semarang menurut Association of College and Research Libraries”. 1.2
Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diungkapkan diatas maka permasalahan yang
akan penulis angkat dalam penelitian ini adalah: “Kemampuan literasi informasi mahasiswa pada layanan American Corner di UPT Perpustakaan IAIN Walisongo Semarang menurut Association of College and Research Libraries”. 1.3
Waktu dan Tempat Penelitian Waktu untuk penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan Juli 2012
dan menggunakan layanan American Corner UPT Perpustakaan IAIN Walisongo Semarang sebagai tempat penelitian. 1.4
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan literasi informasi
mahasiswa pada layanan American Corner di UPT Perpustakaan IAIN Walisongo Semarang menurut Association of College and Research Libraries. 1.5 1.
Manfaat Penelitian Untuk mahasiswa yaitu sebagai bahan untuk lebih mendalami mengenai literasi informasi.
2.
Sebagai bahan rujukan untuk pustakawan supaya lebih berperan aktif dalam memberikan arahan kepada pengguna tentang literasi informasi.
3.
Untuk layanan American Corner UPT Perpustakaan IAIN Walisongo Semarang yaitu sebagai bahan masukan dan kebijakan dalam meningkatkan kemampuan literasi informasi mahasiswa.
1.6
Batasan Istilah 1. Literasi informasi adalah kemampuan yang diperlukan seseorang untuk mengenali kapan informasi diperlukan dan memiliki kemampuan menemukan, menilai
dan
menggunakannya
secara
efektif
informasi
yang
diperlukan.(ALA,1989) 2. Mahasiswa adalah orang yang terdaftar dan menjalani pendidikan pada perguruan tinggi. Berdasarkan jenjang studi yang ditempuhnya mahasiswa dapat dikelompokan ke dalam kelompok mahasiswa program Diploma, mahasiswa Strata 1 (S1), Strata 2 (S2) dan mahasiswa Strata 3 (S3). 3. Layanan American Corner adalah program kemitraan antara Kedutaan Amerika Serikat di Jakarta dengan universitas-universitas terkemuka di Indonesia berupa sebuah layanan yang menyediakan akses untuk mendapatkan informasi mengenai politik, ekonomi, kebudayaan, pendidikan dan kehidupan sosial di Amerika melalui koleksi buku-buku, internet, CD-ROM, DVD, database online dan kegiatan –kegiatan terbuka bagi masyarakat luas. 4.
Standar penilaian literasi informasi, untuk menilai literasi informasi individu dalam penelitian ini menggunakan standar literasi yang dikeluarkan oleh Association of College and Research Libraries.
I.7
Kerangka Pemikiran Peningkatan kebutuhan informasi
Mampu menentukan jenis dan sifat informasi yang dibutuhkan.
Ledakan informasi
Menunjang kegiatan perkuliahan mahasiswa
Untuk memenuhi
kebutuhan informasi
Assosiation of College and Research Libraries
Literasi Informasi -
Observasi Wawancara Dokumentasi
Mengakses informasi secara efektif dan efisien Mengevaluasi informasi dan sumber-sumber secara kritis dan menjadikan informasi yang dipilih sebagai dasar pengetahuan.
Kemampuan literasi informasi mahasiswa
Gambar 1 Kerangka Pemikiran Sumber: konsep dikembangkan oleh peneliti, 2012
I.8
Menggunakan dan mengkomunikasika n informasi dengan efektif dan efisien. Memahami isu ekonomi, hukum dan sosial sekitar penggunaan dan pengaksesan informasi secara
Sistematika Penulisan
BAB I, Pendahuluan, berisi tentang latar belakang, permasalahan, waktu dan tempat penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan istilah, kerangka pikir, sistematika penulisan.
BAB II, Landasan Teori, berisi tentang pengertian literasi informasi, tujuan literasi informasi, manfaat literasi informasi, kriteria literasi informasi, keterampilan literasi informasi, manfaat kompetensi literasi pada perguruan tinggi, standar literasi pada perguruan tinggi. BAB III, Metode Penelitian, berisi tentang metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kualitatif studi kasus. Jenis dan sumber data yang dipakai, teknik pengumpulan data. BAB IV, Gambaran Umum UPT Perpustakaan IAIN Walisongo Semarang, berisi tentang sejarah UPT Perpustakaan IAIN Walisongo Semarang, sejarah berdirinya American Corner, struktur organisasi UPT Perpustakaan IAIN Walisongo Semarang, struktur organisasi American Corner, dan jenis layanan American Corner. BAB V, Hasil Laporan Penelitian dan Pembahasan, berisi tentang hasil penelitian, pembahasan dan analisis data. BAB VI, Penutup, berisi tentang simpulan dan saran.
BAB II TINJAUAN LITERATUR
2.1
Pengertian Literasi Informasi
Menurut Bundy dalam Hasugian (2009:200) “Literasi informasi adalah seperangkat
keterampilan
yang
diperlukan
untuk
mencari,
menganalisis
dan
memanfaatkan informasi”. Tidak jauh berbeda dengan pengertian di atas dalam laporan penelitian America Library Association’s Presidental Commite on Information Literacy (1989:1) dikatakan bahwa “information literacy is a set of abilities requiring individuals to recognize when information is needed and have the ability to locate, evaluate, and use effectivelly the needeed information”.
Berdasarkan
pendapat di atas dikatakan bahwa literasi informasi adalah
seperangkat kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki seseorang untuk mengetahui kapan informasi dibutuhkan, kemampuan untuk menemukan, mengevaluasi dan menggunakan secara efektif kebutuhan informasinya.
Bila dikaitkan dengan perguruan tinggi, maka penerapan literasi informasi dapat diterapkan oleh mahasiswa, dosen, para peneliti dalam menentukan apa yang mereka butuhkan dan bekerjasama dengan pustakawan dalam menentukan strategi penelusuran informasi.
Berdasarkan perspektif pendidikan oleh Bruce (2003:3) dikatakan bahwa “Information Literacy defines as the ability to access, evaluate, organise and use information in order to learn, problem-solve, make decisions in formal and informal learning contexts, at work, at home and in educational settings”.
Bruce (2003:3) menyatakan bahwa literasi informasi merupakan sebuah kemampuan dalam mengakses, mengevaluasi, mengorganisir dan menggunakan informasi dalam proses belajar, pemecahan masalah, membuat suatu keputusan formal dan informal dalam konteks belajar, pekerjaan, rumah maupun dalam pendidikan.
Pertemuan yang diadakan di Mesir pada tanggal 6-9 November 2005 dalam Alexandria Proclamation yang diedit oleh
Garner (2006:3) dikatakan bahwa literasi
merupakan inti pembelajaran seumur hidup dan merupakan dasar bagi manusia di era digital ini. Dalam laporan ini dikatakan bahwa literasi informasi adalah:
-
Kemampuan dasar dalam menentukan kebutuhan informasi, menemukan, mengevaluasi, membuat dan menerapkan informasi dalam konteks budaya dan sosial.
-
Sebagai kunci dan pedoman seseorang dalam mengakses informasi secara efektif serta penggunaan dan pembuatan konten dalam mendukung pembangunan ekonomi, pendidikan, kesehatan, pelayanan manusia dan aspek lainnya.
-
Kemampuan dasar dalam mempelajari teknologi informasi. Ini merupakan kemampuan yang sangat penting karena dengan memahami teknologi informasi maka akan semakin mudah seseorang memenuhi kebutuhan informasinya.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Nasution (2010:57) sebelumnya mengenai literasi informasi di perguruan tinggi pada mahasiswa jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi USU menunjukkan bahwa program studi yang di
dalam kurikulumnya
mengandung literasi informasi akan menjadikan mahasiswa menjadi literat terhadap informasi. Ini dapat dilihat dari kemampuan mahasiswanya dalam mengidentifikasi, mengakses, mengevaluasi dan mengkomunikasikan informasi.
Berdasarkan berbagai definisi literasi informasi yang diuraikan di
atas maka
defenisi literasi informasi adalah kemampuan yang dimiliki seseorang dalam mencari, menemukan, menganalisis, mengevaluasi, mengkomunikasikan informasi yang berfungsi dalam pemenuhan kebutuhan informasi yang akan memecahkan berbagai masalah. Literasi informasi juga didukung oleh peranan perpustakaan dalam memperkenalkan istilah literasi informasi dan memperoleh kemampuan literasi informasi tersebut. Penguasaan teknologi informasi juga akan sangat memudahkan seseorang memiliki literasi informasi. Oleh karena itu, literasi informasi merupakan proses pembelajaran seumur hidup yang akan menjadi bekal seseorang dalam mencari informasi bukan hanya dalam pendidikan.
2.2
Tujuan Literasi Informasi
Literasi informasi merupakan kemampuan yang sangat penting dimiliki seseorang terutama dalam dunia perguruan tinggi karena pada saat ini semua orang dihadapkan dengan berbagai jenis sumber informasi yang berkembang sangat pesat, namun belum tentu semua informasi yang ada dan diciptakan tersebut dapat dipercaya dan sesuai dengan kebutuhan informasi para pencari informasi.
Literasi
informasi akan
memudahkan seseorang untuk belajar secara mandiri dimana pun berada dan berinteraksi dengan berbagai informasi.
Literasi informasi juga sangat berguna dalam dunia perguruan tinggi untuk mendukung pendidikan dan dalam implementasi kurikulum berbasis kompetensi yang mengharuskan peserta didik untuk menemukan informasi bagi dirinya sendiri dan memanfaatkan berbagai sumber informasi. Selain itu dengan memiliki literasi informasi maka para peserta didik mampu berpikir secara kritis dan logis serta tidak mudah percaya
terhadap informasi yang diperoleh sehingga perlu mengevaluasi terlebih dahulu informasi yang diperoleh sebelum menggunakannya.
Menurut Doyle dalam Wijetunge (2005:33) dengan memiliki keterampilan literasi informasi maka seorang individu mampu:
a. Menentukan informasi yang akurat dan lengkap yang akan menjadi dasar dalam membuat keputusan. b. Menentukan batasan informasi yang dibutuhkan. c. Memformulasikan kebutuhan informasi. d. Mengidentifikasi sumber informasi potensial. e. Mengembangkan strategi penelusuran yang sukses. f. Mengakses informasi yang dibutuhkan secara efektif dan efisien. g. Mengevaluasi informasi. h. Mengorganisasikan informasi. i. Menggabungkan informasi yang dipilih menjadi dasar pengetahuan seseorang. j. Menggunakan informasi secara efektif untuk mencapai tujuan tertentu. Literasi informasi dibutuhkan di era globalisasi informasi agar pengguna memiliki kemampuan untuk menggunakan informasi dan teknologi komunikasi dan aplikasinya untuk mengakses dan membuat informasi. Misalnya kemampuan dalam menggunakan alat penelusuran internet.
Berdasarkan tujuan yang diuraikan di atas, maka literasi informasi memiliki tujuan dalam membantu seseorang dalam memenuhi kebutuhan informasinya
baik untuk
kehidupan pribadi (pendidikan, kesehatan, pekerjaan) maupun lingkungan masyarakat.
2.3
Manfaat Literasi Informasi
Jelaslah bahwa dengan memiliki literasi informasi kita memiliki kemudahankemudahan dalam melakukan berbagai hal yang berhubungan dengan kegiatan penelusuran informasi. Menurut Gunawan (2008:3) literasi informasi bermanfaat dalam persaingan di era globalisasi informasi sehingga pintar saja tidak cukup tetapi yang utama adalah kemampuan dalam belajar secara terus-menerus.
Menurut Adam (2009:1) bahwa terdapat beberapa manfaat literasi informasi yaitu:
1. Membantu mengambil keputusan.
Literasi informasi membantu kita dalam mengambil keputusan untuk memecahkan masalah. Ketika orang tersebut memiliki informasi yang cukup maka orang tersebut dapat mengambil keputusan dengan tepat.
2. Menjadi manusia pembelajar di era ekonomi pengetahuan.
Dengan memiliki kemampuan literasi informasi maka semakin terbuka kesempatan untuk selalu melakukan pembelajaran sehingga dapat belajar secara mandiri.
3. Menciptakan pengetahuan baru.
Seseorang yang memiliki kemampuan literasi informasi akan mampu memilih informasi mana yang benar dan yang salah. Sehingga tidak mudah percaya dengan informasi yang diperoleh dan dengan begitu akan muncul pengetahuan baru.
Menurut Hancock (2004:1) manfaat literasi informasi untuk pelajar adalah pelajar dan guru akan dapat menguasai pelajaran mereka dalam proses belajar mengajar dan
siswa tidak akan tergantung kepada guru karena dapat belajar secara mandiri dengan kemampuan literasi informasi yang dimiliki. Hal ini dapat dilihat dari penampilan dan kegiatan mereka di lingkungan belajar. Mahasiswa yang literat juga akan berusaha belajar mengenai berbagai sumber daya
informasi
dan cara penggunaan sumber-sumber
informasi.
Berdasarkan beberapa pendapat yang diuraikan di atas maka dapat dikatakan bahwa literasi informasi bermanfaat di era globalisasi informasi bagi semua orang baik pelajar, pekerja, dan dalam lingkungan masyarakat. Setiap orang yang memiliki literasi informasi maka dapat menciptakan pengetahuan baru dengan menggabungkannya dengan pengetahuan yang sebelumnya ada dan memudahkan dalam pengambilan keputusan ketika menghadapi berbagai masalah maupun ketika membuat suatu kebijakan.
2.4
Kriteria Literasi Informasi
Literasi informasi merupakan kemampuan yang sangat diperlukan dalam memenuhi kebutuhan seseorang. Dalam memenuhi kebutuhan tersebut terdapat beberapa kriteria dalam literasi informasi. Menurut Shapiro dalam Pendit (2007:7) bahwa terdapat 7 (tujuh) keterampilan yang dibutuhkan dalam era digital yaitu:
a. Tool literacy: kemampuan memahami dan menggunakan teknologi informasi secara konseptual dan praktikal, termasuk di dalamnya kemampuan menggunakan perangkat lunak, keras, multimedia yang relevan dengan bidang kerja atau studi. b. Resources literacy: kemampuan memahami bentuk, format, lokasi, dan cara mendapatkan sumber daya informasi terutama jaringan informasi yang terus berkembang. c. Social structural literacy: pemahaman tentang bagaimana informasi dihasilkan oleh berbagai pihak di dalam sebuah masyarakat. d. Research literacy: yaitu kemampuan menggunakan peralatan berbasis teknologi informasi sebagai alat riset.
e. Publishing literacy: kemampuan untuk menyusun dan menerbitkan publikasi dan ide ilmiah ke kalangan masyarakat dengan memanfaatkan komputer dan internet. f. Emerging technology literacy: kemampuan yang memungkinkan seseorang untuk terus menerus menyesuaikan diri dan mengikuti perkembangan tekhnologi dan bersama-sama dengan komunitasnya ikut menentukan arah pemanfaatan tekhnologi informasi untuk kepentingan pengembangan ilmu. g. Critical literacy: kemampuan melakukan evaluasi secara kritis terhadap untung rugi menggunakan teknologi telematika dalam kegiatan ilmiah. Sementara itu, menurut Breivik dalam Kuhlthau (1987:12), disebutkan bahwa kriteria literasi informasi yaitu:
a. Kemampuan dan pengetahuan (skill and knowledge)
Literasi informasi dimulai dengan sebuah pengetahuan mengenai sumber informasi dan peralatan dalam memperoleh informasi misal indeks untuk mengakses informasi. Kemampuan dibutuhkan untuk menentukan strategi dan teknik apa yang digunakan dalam mengakses informasi ketika informasi dibutuhkan.
b. Sikap (attitudes)
Karakteristik yang kedua adalah sikap. Sikap ini meliputi ketekunan, perhatian secara detail dan keragu-raguan (misalnya penyebab menerima informasi yang diperoleh).
c. Waktu dan intensitas penggunaan (time and labor intensive)
Salah satu karakteristik yang paling penting adalah waktu dan penggunaan informasi. Kegunaan dari kemampuan ini adalah untuk mengetahui apakah informasi digunakan secara efektif atau tidak.
d. Pengendali kebutuhan (need driven)
Maksudnya adalah bagaimana seseorang mengidentifikasi informasi yang akan dicari dan bagaimana memecahkan masalah dalam pencarian dan penggunaan informasi.
e. Literasi komputer (computer literacy)
Karakteristik yang dibutuhkan dalam mendukung kemampuan literasi yaitu bagaimana menggunakan teknologi komputer dalam mencari informasi.
Berdasarkan dua pendapat di atas dapat dikatakan bahwa apabila kriteria tersebut dapat terpenuhi oleh seseorang maupun suatu negara maka tingkat keterpakaian terhadap informasi akan tinggi dan tidak ada lagi yang buta terhadap informasi. Namun untuk memenuhi kriteria tersebut diperlukannya bantuan seperti pustakawan. Oleh karena itu, pustakawan juga harus mengerti kriteria tersebut dan menguasai literasi informasi.
2.5
Keterampilan Literasi Informasi
Literasi sangat diperlukan agar dapat hidup sukses dan berhasil dalam era masyarakat informasi dan dalam penerapan kurikulum berbasis kompetensi di dunia pendidikan.
Dengan memiliki literasi informasi maka seseorang akan terus berusaha
belajar untuk memperoleh informasi dan menciptakan pengetahuan-pengetahuan baru. Untuk itu ada beberapa langkah-langkah dalam memperoleh kemampuan tersebut.
Menurut Gunawan (2008:9) ada 7 (tujuh) langkah dalam memperoleh kemampuan literasi informasi. Tujuh langkah keterampilan tersebut adalah:
1. Merumuskan masalah
Langkah awal dalam perumusan masalah adalah mengidentifikasi masalah. Langkahlangkah dalam perumusan masalah adalah:
- Melakukan analisis situasi
Analisis situasi adalah mencari informasi yang dapat diperoleh melalui perpustakaan, toko buku, internet dan pusat-pusat informasi lainnya.
-
Brainstroming
Brainstroming adalah teknik yang digunakan dalam mengembangkan dan menciptakan ide-ide baru untuk penyelesaian suatu masalah.
- Mengajukan pertanyaan
Kegiatan ini bertujuan untuk mendorong berpikir secara kritis.
- Memvisualisasikan pemikiran (mind mapping)
Kegiatan memvisualisasikan pemikiran dilakukan dengan penggambaran hubungan diantara konsep-konsep.
2. Mengidentifikasi sumber informasi
Sumber-sumber informasi terdiri dari sumber informasi tercetak (buku, jurnal, majalah, laporan penelitian) dan sumber elektronik (melalui internet yaitu jurnal elektronik, buku elektronik, dan informasi-informasi elektronik lainnya). Ada beberapa kriteria penilaian sumber informasi:
a. Relevansi
Relevansi adalah menilai sejauh mana informasi yang dikandung sesuai dengan topik yang dibahas dan dapat dilihat dari kedalaman dan sumber referensi yang jelas.
b. Kredibilitas
Kredibilitas adalah menentukan sejauh mana sumber informasi dapat dipercaya. Kredibilitas dapat dilihat dari:
- Kredibilitas pencipta dan penanggung jawab
Dilihat dari sejauh mana suatu lembaga dan pencipta menghasilkan karya dan bagaimana latar belakang dari penanggung jawab dan pencipta bisa dilihat dari biografi penanggung jawab.
- Proses pembuatan
Proses pembuatan dapat dilihat dari proses penelaan. Suatu karya akan semakin berkualitas apabila melewati suatu proses penelaan dari para ilmuwan.
- Pemanfaatan
Pemanfaatan sumber informasi dapat dilihat dari seberapa sering orang menggunakan sumber informasi tersebut atau dengan kata lain tingkat pemanfaatannya.
c. Kemuktahiran
Kemutakhiran sumber informasi dapat dilihat dari tahun terbit, keterangan kapan revisi terakhir kali, keterangan kapan revisi secara berkala dan daftar pustaka. Sedangkan kalau
melalui sumber internet, kemutakhiran dapat dilihat kapan situs tersebut dibuat dan kapan terakhir kali di up date.
3. Mengakses informasi
Langkah langkah dalam mengakses informasi adalah:
a. Mengetahui kebutuhan informasi.
b. Mengidentifikasi alat penelusuran yang relevan seperti di perpustakaan OPAC, Katalog, WEBPAC dan di internet seperti search engine, meta search engine.
c. Menyusun strategi penelusuran misalnya dengan operator boolean.
4. Menggunakan informasi
Sumber informasi yang ditawarkan di era globalisasi informasi sangat banyak tetapi belum semua informasi tersebut sesuai dengan kebutuhan informasi. Sehingga perlu melakukan seleksi terhadap informasi dengan kriteria sebagai berikut:
a. Relevan
Informasi dikatakan relevan jika sesuai dengan masalah yang dibahas.
b. Akurat
Informasi yang akurat adalah informasi yang tidak menyesatkan. Sehingga untuk membutikannya perlu diperiksa terlebih dahulu.
c. Objektif
Suatu karya dikatakan objektif apabila berdasarkan fakta dan fenomena yang dapat diamati.
d. Kemutakhiran
Kemutakhiran informasi
dapat dilihat dari waktu pengumpulan informasi, waktu
publikasi, waktu pemberian hak cipta atau paten, dan waktu publikasi sumber-sumber yang mendukung bila berbentuk tulisan.
e. Kelengkapan dan kedalaman suatu karya
Kelengkapan dan kedalaman suatu karya dapat dilihat dari sejauh mana kemampuan pencipta informasi menguasai bidang tersebut.
5. Menciptakan karya
Penciptaan suatu karya harus berdasarkan persyaratan COCTUC yaitu:
a. Kejelasan (Clarifity)
Suatu karya ditulis harus berdasarkan langkah-langkah, tidak berbelit-belit/langsung ke topik permasalahan, disusun secara logis dan menggunakan sudut pandang yang konsisten.
b. Organisasi (Organization)
Pengorganisasian suatu karya dilakukan dengan cara penyusunan ide-ide yang akan dibahas dalam karya tersebut.
c. Koherensi dan pertalian (Coherence)
Pertalian suatu karya dapat dilihat dari hubungan yang jelas antara ide-ide maupun gagasan-gagasan yang dibahas dalam topik tersebut.
d. Transisi (Transision)
Transisi diperlukan agar suatu informasi mudah dimengerti. Transisi disebut juga dengan penghubung. Transisi dibuat antara kalimat-kalimat, paragraf ke paragraf dan ide ke ide. Transisi juga bisa dilakukan dengan menggunakan kata ganti.
e. Kesatuan (Utility)
Suatu karya yang baik adalah apabila memiliki satu kesatuan misalnya kalimat demi kalimat dan paragraf demi paragraf.
f. Kepadatan (Conciseness)
Kepadatan suatu karya dapat dilakukan dengan cara menghindari penggunan kata-kata atau frase-frase berlebihan dan berbelit-belit. Plagiarisme merupakan hal yang harus dihindari dalam menciptakan suatu karya. Hal ini dilakuka n dengan mencantumkan sumber informasi yang diambil setiap kali digunakan.
6. Mengevaluasi
Kegiatan mengevaluasi suatu karya dapat dilakukan dengan membaca karya yang akan dievaluasi. Kita harus membaca secara teliti agar dapat melihat kesalahan-kesalahan yang mungkin timbul baik pada bagian pendahuluan, isi dan penutup.
7. Menarik pelajaran
Pelajaran dapat diperoleh berdasarkan kesalahan-kesalahan, kegagalan-kegagalan dan pengalaman baik pengalaman sendiri maupun orang lain. Pelajaran ini juga dilakukan dengan membuat sebuah catatan mengenai apa saja yang telah dilakukan dan dipelajari.
Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat dikatakan bahwa untuk memperoleh literasi informasi seseorang harus menguasai dan mempelajari langkah-langkah dalam memperoleh kemampuan literasi informasi. Apabila langkah-langkah literasi informasi tersebut dikuasai maka kemampuan literasinya akan semakin meningkat.
2.6
Manfaat Kompetensi Literasi Informasi pada Perguruan Tinggi
Pendidikan berperan dalam menjadikan seseorang
literat terhadap informasi
sehingga semua orang dapat memperoleh informasi sesuai dengan kebutuhannya. Saat ini literasi informasi merupakan menjadi komponen yang penting di perguruan tinggi. Breivik (1991:1) menyarankan agar literasi informasi menjadi bagian penting dalam pendidikan. Proses tersebut akan berjalan dengan baik bila didukung oleh kompetensi literasi informasi.
Seperti penelitian yang dilakukan Tarigan (2009:43) sebelumnya mengenai studi deskriptif tentang literasi informasi mahasiswa departemen studi psikologi Fakultas Kedokteran USU menunjukkan bahwa kemampuan literasi mahasiswa departemen studi psikologi Fakultas Kedokteran USU masih kurang sehingga harus ada kerjasama antara departemen studi psikologi USU dan Perpustakaan USU untuk mengadakan bimbingan literasi informasi atau orientasi perpustakaan guna menciptakan mahasiswa yang literat informasi.
Menurut Association of College and Research Libraries (ACRL) (2000:4), literasi informasi pada perguruan tinggi bermanfaat dalam pembelajaran sepanjang hayat yang akan menjadi dasar dalam pekerjaan dan karier di masa yang akan datang.
Menurut Gunawan (2008:3) literasi informasi dibutuhkan dalam implementasi kurikulum berbasis kompetensi yang mengharuskan peserta didik untuk memanfaatkan sumber informasi dalam berbagai format.
Hal yang sama juga dikatakan oleh California State University dalam Hasugian (2009:204) bahwa manfaat kompetensi literasi informasi dalam dunia perguruan tinggi yaitu:
a. Menyediakan metode yang telah teruji untuk dapat memandu mahasiswa ke berbagai sumber informasi yang terus berkembang. Sekarang ini individu berhadapan dengan informasi yang beragam dan berlimpah. Informasi tersedia melalui perpustakaan, sumber-sumber komunitas, organisasi khusus, media dan internet. b. Mendukung usaha nasional untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Lingkungan belajar yang proaktif mensyaratkan setiap mahasiswa memiliki kompetensi literasi informasi. Dengan keahlian informasi tersebut maka mahasiswa akan selalu dapat mengikuti perkembangan bidang ilmu yang dipelajarinya. c.
Menyediakan perangkat tambahan untuk memperkuat isi perkuliahan. Dengan kompetensi literasi informasi yang dimilikinya maka mahasiswa dapat mencari bahanbahan yang berhubungan dengan perkuliahan sehingga dapat menunjang isi perkuliahan tersebut.
d.
Meningkatkan pembelajaran seumur hidup. Meningkatkan pembelajaran seumur hidup adalah misi utama dari institusi pendidikan tinggi. Dengan memastikan bahwa setiap individu memiliki kemampuan intelektual dalam berfikir secara kritis yang ditunjang dengan kompetensi informasi yang dimilikinya maka individu dapat melakukan pembelajaran seumur hidup secara mandiri. Berdasarkan berbagai pendapat di atas maka diketahui bahwa literasi informasi
merupakan kunci utama di perguruan tinggi dalam meningkatkan pengetahuan peserta didik. Mahasiswa yang memahami literasi informasi akan mampu belajar secara mandiri,
berhadapan dengan berbagai sumber informasi dan menjadi bekal dalam pelaksanaan pembelajaran sepanjang hayat di era globalisasi informasi ini.
2.7
Standar Literasi Informasi pada Perguruan Tinggi
Standar ini dikaji oleh Komite Standar ACRL dan disetujui oleh Dewan Direksi Association of College and Research Libraries (ACRL) pada 18 Januari 2000. ACRL telah mengeluarkan lima standar literasi informasi dalam dunia perguruan tinggi dan kelima standar tersebut memiliki 20 indikator. Standar literasi ini berisi daftar sejumlah kemampuan yang digunakan dalam menentukan kemampuan seseorang dalam memahami informasi. Dalam standar
ini terdapat cara bagaimana mahasiswa dapat berinteraksi
dengan informasi. Standar ini juga digunakan oleh fakultas, pustakawan dan staff lainnya dalam mengembangkan metode untuk mengukur pembelajaran mahasiswa sesuai dengan misi institusi tersebut. Indikator tersebut dapat dilihat di lampiran 2 tentang standar literasi informasi menurut Association of College and Research Libraries (ACRL).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Siregar (2008:63) sebelumnya mengenai perbandingan model literasi informasi untuk pendidikan tinggi Standar ACRL layak dijadikan pustakawan sebagai acuan dalam pembuatan model literasi dan bisa diadaptasikan dengan situasi dan kondisi istitusi. Elemen dalam standar lebih baik dicocokkan dengan kebijakan institusi, anggaran dan pertanggungjawabannya serta prioritas kebutuhan.
Standar literasi informasi ACRL (2000:8) tersebut yaitu:
1. Mahasiswa yang literat informasi mampu menentukan jenis dan sifat informasi yang dibutuhkan. a. Mahasiswa mendefinisikan dan menyampaikan kebutuhan informasinya.
b.
Mahasiswa mengidentifikasi berbagai jenis dan bentuk sumber informasi yang potensial.
c. Mahasiswa mempertimbangkan biaya dan keuntungan yang diperoleh dari informasi yang dibutuhkan. d. Mahasiswa mengevaluasi kembali sifat dan batasan informasi yang dibutuhkan. 2. Mahasiswa yang literat informasi mengakses kebutuhan informasi secara efektif dan efisien. a. Mahasiswa memilih metode penelitian dan sistem temu kembali informasi yang paling tepat untuk mengakses informasi yang dibutuhkan. b. Mahasiswa membangun dan menerapkan strategi penelusuran yang efektif. c.
Mahasiswa melakukan sistem temu kembali secara online atau pribadi dengan menggunakan berbagai metode.
d. Mahasiswa memperbaiki strategi penelusuran jika diperlukan. e. Mahasiswa mengutip, mencatat dan mengolah informasi dan sumber-sumbernya. 3. Mahasiswa yang literat mengevaluasi informasi dan sumber-sumber secara kritis dan menjadikan informasi yang dipilih sebagai dasar pengetahuan. a. Meringkas ide utama yang dikutip dari informasi yang dikumpulkan. b.
Mahasiswa menentukan dan menerapkan kriteria awal untuk mengevaluasi informasi dan sumber-sumbernya.
c. Mahasiswa mampu mensintesis ide utama untuk membangun konsep baru. d. Mahasiswa membandingkan pengetahuan baru dengan pengetahuan lama untuk menentukan nilah tambah, kontradiksi, atau karakteristik informasi unik lainnya dari informasi. e. Mahasiswa menentukan apakah pengetahuan baru memberi dampak terhadap sistem nilai individu dan mengambil langkah-langkah untuk menyatukan perbedaan. f. Mahasiswa menentukan bila query perlu direvisi. 4. Mahasiswa yang literat menggunakan dan mengkomunikasikan informasi dengan efektif dan efisien.
a. Mahasiswa menerapkan informasi baru dan yang lama untuk merencanakan dan menciptakan hasil.
b. Mahasiswa merevisi proses pengembangan untuk hasil. c. Mahasiswa mengkomunikasikan hasil secara efektif kepada orang lain. 5. Mahasiswa yang literat informasi memahami isu ekonomi, hukum dan sosial sekitar penggunaan dan pengaksesan informasi secara etis dan hukum.
a.
Mahasiswa memahami isu-isu ekonomi, hukum dan aspek sosial mengenai informasi dan teknologi informasi.
b.
Mahasiswa mematuhi hukum, peraturan, kebijakan intitusi, dan etika yang berhubungan dengan pengaksesan dan penggunaan sumber informasi.
c.
Mahasiswa mengetahui penggunaan mengkomunikasikan informasi.
sumber-sumber
informasi
dalam
Hasil yang dicapai pada standar pertama dalam hal mendefinisikan dan menyampaikan kebutuhan informasinya adalah mahasiswa mampu berdiskusi dengan pengajar, mengikuti diskusi-diskusi termasuk diskusi kelas dan elektronik dalam merumuskan kebutuhan informasi; menjelajahi sumber informasi; mengidentifikasikan kebutuhan informasi dan mengidentifikasikan konsep dan kata kunci untuk menjelaskan informasi yang dibutuhkan.
Hasil yang dicapai dalam hal
mengidentifikasi berbagai jenis bentuk
sumber
informasi adalah mahasiswa mengetahui bagaimana proses informasi dihasilkan, disusun dan disebarkan; mengidentifikasi nilai dan perbedaan setiap sumber informasi (misalnya buku, situs web); mengidentifikasi kemutakhiran informasi; dan dapat membedakan mana sumber informasi primer dan sumber informasi sekunder serta cara penggunaanya.
Hasil yang dicapai dalam hal mempertimbangkan biaya dan keuntungan diperoleh dari informasi yang dibutuhkan adalah mahasiswa mampu membuat keputusan dalam memperluas proses pencarian (misalnya meminjam ke perpustakaan lain, menggunakan
kata kunci lain); belajar sebuah bahasa baru dan kemampuan baru; dan membuat proses perencanaan dalam memperoleh informasi yang dibutuhkan.
Hasil yang dicapai dalam mengevaluasi dan menentukan jenis dan batasan sumber informasi adalah mampu memperjelas dan memperbaiki masalah.
Hasil yang dicapai pada standar kedua dalam memilih metode penelitian yang sesuai untuk mengakses informasi penelitian adalah mampu mengidentifikasi metode penelitian; meneliti ruang lingkup, isi dan sistem penelusuran.
Hasil yang dicapai dalam hal menerapkan dan memilih strategi penelusuran adalah mahasiswa mampu mengidentifikasi kata kunci, sinonim dan istilah lainnya; menyeleksi kosa kata terkendali dan menerapkan strategi penelusuran (misalnya menggunakan operator boolean, truncation dan proximity).
Hasil yang dicapai dalam hal temu kembali secara pribadi maupun online adalah mahasiswa mampu menggunakan sistem temu kembali untuk mendapatkan sumber informasi; menggunakan layanan lain untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan; dan menggunakan surat, survei dan wawancara dalam mendapatkan informasi primer.
Hasil yang dicapai dalam hal memperbaiki strategi penelusuran jika diperlukan adalah
mahasiswa mampu menilai kerelevansian informasi yang diperoleh dengan
kebutuhan informasi, melakukan penelusuran ulang dan menggunakan strategi baru dalam penelusuran informasi.
Hasil yang dicapai dalam hal mengutip, mencatat dan mengolah informasi dan sumber-sumbernya adalah mahasiswa mampu mencatat kutipan informasi yang terkait
untuk dipakai sebagai rujukan dan menggunakan berbagai teknologi informasi untuk mengelola informasi yang diperoleh.
Hasil yang dicapai pada standar ketiga dalam meringkas ide utama yang dikutip dari informasi yang dikumpulkan adalah mahasiswa mampu
menentukan ide utama dan
mengenali materi dari informasi yang dibutuhkan.
Hasil yang dicapai dalam menentukan dan menerapkan kriteria awal untuk mengevaluasi informasi dan sumber-sumbernya adalah mahasiswa mampu mengevaluasi informasi dari segi reabilitas, validitas, ketepatan waktu; mengenali konteks budaya, konteks fisik dan konteks lainnya yang berkaitan dengan terciptanya informasi.
Hasil yang dicapai dalam mensintesis ide utama untuk membangun konsep baru adalah mahasiswa mampu mengenali hubungan antar konsep dan menggabungkannya serta kemampuan dalam memanfaatkan komputer dan teknologi lain (seperti multimedia, audio visual).
Hasil yang dicapai dalam membandingkan pengetahuan baru dengan pengetahuan lama untuk menentukan nilah tambah, kontradiksi, atau karakteristik informasi unik lainnya dari informasi adalah mahasiswa mampu menarik kesimpulan dari informasi yang diperoleh serta melakukan pengujian terhadap teori yang diperoleh berdasarkan disiplin ilmunya dan memadukan antara pengetahuan yang sebelumnya dengan informasi yang diperoleh.
Hasil yang dicapai dalam menentukan apakah pengetahuan baru memberi dampak terhadap sistem nilai individu adalah mahasiswa mampu menentukan apakah informasi yang diperoleh bisa dimanfaatkan atau tidak.
Hasil yang dicapai dalam membuktikan kebenaran dari pemahaman dan interpretasi informasi melalui diskusi dengan individu lain, para ahli dan praktisi adalah mahasiswa mampu mengikuti diskusi-diskusi, komunikasi elektronik (misalnya: jejaringan sosial) dan mencari berbagai pendapat para ahli melalui berbagai mekanisme (misalnya wawancara dan email).
Hasil yang dicapai dalam menentukan apakah query adalah mahasiswa mampu meninjau ulang strategi penelusuran dan sarana pencari informasi jika diperlukan.
Hasil yang dicapai dalam menerapkan informasi baru dan yang lama untuk merencanakan dan menciptakan hasil
adalah mahasiswa mampu
menciptakan
pengetahuan baru dan mengintregasikan informasi yang baru dan yang sebelumnya sudah ada dalam mendukung tujuan penulisan karya
Hasil yang dicapai pada standar empat dalam mengkomunikasikan informasi kepada orang lain secara efektif
adalah mahasiswa
mampu
memilih media dan bentuk
komunikasi dalam menciptakan dan menampilkan suatu karya.
Hasil yang dicapai dalam mengkomunikasikan informasi kepada orang lain secara efektif
adalah mahasiswa
mampu
memilih media dan bentuk komunikasi dalam
menciptakan dan menampilkan suatu karya.
Hasil belajar yang dicapai pada standar lima dalam memahami isu-isu ekonomi, politik, sosial mengenai informasi dan teknologi informasi adalah mahasiswa mampu mendiskusikan isu-isu yang berkaitan dengan kerahasiaan dan keamanan pada media elektronik dan cetak dan memahami hak cipta.
Hasil belajar yang dicapai dalam mematuhi hukum, peraturan, kebijakan intitusi, dan etika yang berhubungan dengan pengaksesan dan penggunaan sumber informasi adalah mahasiswa mampu berpartisipasi dalam diskusi-diskusi elektronik; menggunakan kata sandi dan bentuk pengenalan lainnya yang resmi untuk mengakses sumber informasi; dan menunujukkan pemahaman mengenai plagiarisme.
Hasil belajar yang dicapai dalam mengetahui penggunaan sumber-sumber informasi dalam mengkomunikasikan informasi adalah mahasiswa mampu memilih gaya pencatatan dokumen dan menggunakan secara konsisten dan mendapatkan izin tertulis dalam hal hak cipta (ACRL, 2008:8).
Lima standar beserta indikator-indikator di atas berguna bagi akademis seperti mahasiswa, dosen pustakawan dan staff lainnya dalam menentukan dan mengetahui apakah seseorang dapat dianggap memiliki kemampuan literasi informasi. Dengan memiliki kompetensi standar literasi tersebut maka mahasiswa akan lebih peka terhadap kebutuhan informasi. Oleh karena itu, untuk memperoleh kompetensi tersebut sangatlah diperlukan peranan institusi dan perpustakaan dalam meningkatkan kemampuan pemahaman informasi untuk meningkatkan pembelajaran dan efektifitas institusi. Oleh sebab itu, peneliti menggunakan lima standar literasi informasi tersebut sebagai indikator untuk mengukur kemampuan literasi informasi mahasiswa IAIN Walisongo Semarang.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1.
Metode Penelitian Metode adalah cara yang teratur dan terpikir baik untuk mencapai maksud, cara kerja
sistematis untuk memudahkan pelaksanaan sebuah kegiatan untuk mencapai tujuan yang ditentukan. Dengan demikian metode penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode yang digunakan dalam penelitian (Sulistyo-Basuki, 2010: 22). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Menurut Sulistyo-Basuki (2010:110) mengatakan bahwa penelitian deskriptif mencoba mencari deskripsi yang tepat yang cukup dari semua aktivitas, objek, proses, dan manusia. Penelitian deskriptif berkaitan dengan pengumpulan fakta dan data secara valid untuk memberikan gambaran mengenai permasalahan yang diteliti. Kategori bentuk yang digunakan dalam penelitian deskriptif ini adalah studi kasus. Sulistyo-Basuki (2006:113) menyatakan studi kasus merupakan kajian mendalam tentang peristiwa, lingkungan, dan situasi tertentu yang dimungkinkan untuk memahami hal tertentu. 3.2.
Objek dan Subjek Penelitian Yang dijadikan objek penelitian ini adalah kemampuan literasi informasi mahasiswa,
sedangkan subjek penelitiannya adalah pegawai American Corner dan mahasiswa. 3.3.
Jenis dan Sumber Data
Dalam penelitian ini sumber data yang digunakan adalah: 1. Data Primer Data yang didapat dari sumber informan pertama yaitu individu atau perseorangan seperti hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti. Ini diperoleh melalui
wawancara dengan pegawai yang ada dalam American Corner yang dianggap tahu mengenai masalah dalam penelitian. Data primer ini antara lain: - Catatan hasil wawancara - Hasil observasi ke lapangan secara langsung dalam bentuk catatan tentang situasi dan kejadian - Data-data mengenai informan 2. Data Sekunder Data Sekunder merupakan data primer yang sudah diolah lebih lanjut dan disajikan oleh pihak pengumpul data primer atau pihak lain misalnya dalam bentuk tabel-tabel atau diagram-diagram. Data ini digunakan untuk mendukung infomasi primer yang diperoleh baik dari dokumen, maupun dari observasi langsung ke lapangan. Data sekunder antara lain: sejarah berdirinya perpustakaan dan perkembangannya, fasilitas yang dimiliki, dan koleksi perpustakaannya. 3.4.
Informan Menurut Sugiyono, dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan populasi, karena
penelitian kualitatif berangkat dari kasus tertentu yang ada pada situasi sosial tertentu dan hasil kajiannya tidak akan diberlakukan pada populasi, tetapi ditransferkan ke tempat lain pada situasi sosial dalam kasus yang dipelajari. Sampel dalam penelitian kualitatif bukan dinamakan responden, tetapi sebagai narasumber, partisipan atau informan.(Sugiyono, 2010:50). Subjek penelitian ini menjadi informan yang akan memberikan berbagai informasi yang diperlukan selama proses penelitian. Informan adalah seseorang yang benar-benar mengetahui suatu persoalan atau permasalahan tertentu yang darinya dapat diperoleh informasi yang jelas, akurat, dan terpercaya baik berupa pernyataan, keterangan, atau datadata yang dapat membantu dalam memahami persoalan atau permasalahan tersebut.
Metode penentuan informan yang penulis pakai adalah purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2009:218). Sampel diambil secara purposive dengan maksud tidak harus mewakili seluruh populasi, sample yang diambil menjelaskan
keadaan
memiliki
sebenarnya
tentang
pengetahuan obyek
yang
cukup
serta mampu
penelitian. Dengan menggunakan
purposive sampling, diharapkan kriteria sampel yang diperoleh benar-benar sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan. Kriteria informannya adalah mahasiswa yang mengambil disiplin ilmu non eksak dan sering berkunjung ke American Corner serta mahasiswa yang benar-benar sedang melakukan pencarian informasi di American Corner UPT Perpustakaan IAIN Walisongo Semarang. Peneliti menentukan informan berdasarkan arahan dari pustakawan American Corner, yaitu siapa saja yang sering berkunjung dan menggunakan layanan. Yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah delapan mahasiswa IAIN Walisongo Semarang. Delapan mahasiswa tersebut diambil dari mahasiswa yang berkunjung dan menggunakan fasilitas American Corner. 3.5.
Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini digunakan teknik pengumpulan data observasi, wawancara dan
dokumentasi. Ketiga teknik tersebut dijelaskan sebagai berikut: 1. Observasi “Pada observasi ini, peneliti mengamati peristiwa, kejadian, pose, dan sejenisnya disertai dengan daftar yang perlu diobservasi” (Sulistyo-Basuki, 2010:149)
2. Wawancara “Wawancara merupakan salah satu metode pengumpulan data dengan cara bertanya langsung kepada responden untuk mendapatkan informasi” (Musa dan Nurfitri, 1988:49) 3. Dokumentasi “Pengumpulan data diperoleh dari buku-buku dan internet yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan. Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu yang bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang” (Sugiyono, 2009:240) 3.6.
Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Untuk
menganalisis
penelitian
ini,
maka
dilakukan
dengan
langkah-
langkah sebagai berikut: 1. Pengumpulan
informasi,
melalui
wawancara,
maupun
observasi
langsung. 2. Reduksi. Langkah ini adalah untuk memilih informasi mana yang sesuai dan tidak sesuai dengan masalah penelitian. 3. Penyajian. Setelah informasi dipilih maka disajikan bisa dalam bentuk tabel, dan uraian penjelasan. 4. Tahap akhir adalah menarik kesimpulan. (Miles dan Huberman, 1992: 18)
BAB IV GAMBARAN UMUM AMERICAN CORNER di UPT PERPUSTAKAAN IAIN WALISONGO SEMARANG 4.1
Sejarah Singkat UPT Perpustakaan IAIN Walisongo Semarang Perpustakaan IAIN Walisongo Semarang tumbuh dan berkembang seiring dengan
pertumbuhan dan perkembangan IAIN Walisongo Semarang. Perpustakaan ini dibuka secara resmi pada tanggal 15 September 1973, tiga tahun setelah peresmian lembaga induknya (IAIN). Pada awal berdirinya, perpustakaan menempati satu ruangan di gedung kampus IAIN, Jl. Ki Mangunsarkoro No. 17 Semarang. Tahun 1976 IAIN pindah ke kampus baru di Jrakah dan perpustakaan menempati dua ruangan di gedung C. Selanjutnya pada tahun 1979 perpustakaan menempati gedung tersendiri (yang saat ini menjadi gedung pascasarjana). Pada awal tahun 1994 perpustakaan pindah ke gedung baru berlantai 2 di kampus III, Jl. Prof. Dr. Hamka Km.2 Ngaliyan Semarang hingga sekarang. Adapun denah lokasi UPT Perpustakaan IAIN Walisongo Semarang seperti terlihat pada gambar 2 berikut:
Gambar 2 Denah Lokasi UPT Perpustakaan IAIN Walisongo Semarang Sumber: diolah oleh peneliti, 2012
4.2
Struktur dan Tugas Pokok Organisasi UPT Perpustakaan IAIN
Walisongo
Semarang Tugas pokok UPT Perpustakaan IAIN Walisongo Semarang adalah memberikan pelayanan koleksi untuk keperluan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, mengadakan kerjasama antar perpustakaan, membuat rencana pengembangan, mengendalikan, mengevalusai, dan menyusun laporan kepustakaan Perpustakaan merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Rektor. Perpustakaan terdiri dari: Kepala dan lima Koordinator Bidang. Lima bidang tersebut adalah Bidang Tata Usaha, Layanan Teknis, Layanan Sirkulasi, Layanan Referensi, dan Bidang Otomasi dan Pengembangan.
UPT Perpustakaan IAIN Walisongo Semarang juga menyelenggarakan berbagai kegiatan yang bersifat edukatif, intelektual, rekreatif dan kultural seperti seminar, diskusi, bedah buku, talkshow, pemutaran film dan lain-lain yang dilaksanakan baik secara reguler maupun insidental. 4.3
Sejarah American Corner American Corner merupakan pusat informasi yang dikembangkan atas kerjasama
IAIN Walisongo dengan Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta. American Corner mulai beroperasi pada tanggal 25 Januari 2005 dan terbuka untuk masyarakat umum yang terletak di lantai dua UPT Perpustakaan IAIN Walisongo Semarang. American Corner menyediakan sumber-sumber informasi dalam bentuk buku, jurnal, CD-ROM, DVD dan jurnal elektronik. Jumlah koleksi buku yang ada di American Corner berjumlah 3000 eksemplar. Semua koleksi di American Corner hanya untuk dibaca di tempat atau difotokopi. Pemakai juga dapat mengakses informasi lewat internet yang telah disediakan dengan 4 buah workstation. Adapun denah lokasi American Corner di UPT Perpustakaan IAIN Walisongo Semarang seperti terlihat pada gambar 2 berikut:
Gambar 3 Denah Lokasi American Corner di UPT Perpustakaan IAIN Walisongo Semarang Sumber: diolah oleh peneliti, 2012
4.4
Struktur, Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi American Corner Adapun struktur organisasi American Corner di UPT Perpustakaan IAIN Walisongo
Semarang seperti terlihat pada gambar 4 berikut:
Kepala Perpustakaan Miswan, S.Ag., SIP., M.Hum
Koordinator American Corner Bahrul Ulumi S.Ag
Staff American Corner M. Fahmi Brilianto
Gambar 4 Struktur Organisasi American Corner di UPT Perpustakaan IAIN Walisongo Semarang Sumber: diolah oleh peneliti dari buku panduan perpustakaan IAIN Walisongo, 2010
Berikut ini adalah tugas dari koordinator American Corner: Menyusun program kerja tahunan bidang layanan American Corner. Mengajukan usulan pengadaan bahan koleksi. Mengadakan roundtable discussion sekali dalam satu minggu. Mengadakan seminar bekerjasama dengan IRC (Information Resource Center) kedutaan besar Amerika Serikat. Mengadakan presentasi beasiswa ke Amerika Serikat. Membuat laporan setiap kegiatan ke IRC (Information Resource Center) kedutaan besar Amerika Serikat. Berikut ini adalah tugas dari staff American Corner: Melakukan inventarisasi bahan koleksi. Mengkatalog bahan koleksi.
Melakukan klasifikasi. Melengkapi bahan koleksi dengan label dan barcode. Melayani penelusuran jurnal ilmiah. Membuat laporan statistik kunjungan dan penggunaan fasilitas American Corner setiap bulan IRC (Information Resource Center) kedutaan besar Amerika Serikat. Membuat laporan kegiatan tahunan. American Corner melaksanakan tugas-tugas pokok sebagai berikut:
Menyusun program kerja tahunan bidang layanan American Corner.
Mengajukan usulan pengadaan bahan koleksi.
Melakukan inventarisasi bahan koleksi.
Mengkatalog bahan koleksi.
Melakukan klasifikasi.
Melengkapi bahan koleksi dengan label dan barcode.
Mengadakan roundtable discussion sekali dalam satu minggu.
Mengadakan seminar bekerjasama dengan IRC (Information Resource Center) kedutaan besar Amerika Serikat.
Melayani penelusuran jurnal ilmiah.
Mengadakan presentasi beasiswa ke Amerika Serikat.
Membuat laporan setiap kegiatan ke IRC (Information Resource Center) kedutaan besar Amerika Serikat.
Membuat laporan statistik kunjungan dan penggunaan fasilitas American Corner setiap bulan IRC (Information Resource Center) kedutaan besar Amerika Serikat.
Membuat laporan kegiatan tahunan.
Adanya American Corner ini memiliki fungsi yaitu menjembatani perbedaan kebudayaan antara Amerika dan Indonesia. 4.5.
Jenis Layanan yang Tersedia di American Corner 1. Layanan Internet Layanan internet American corner merupakan salah satu jenis layanan yang tersedia di UPT Perpustakaan IAIN Walisongo. Setiap pemustaka yang dating kesana dapat dengan mudah menggunakan fasilitas internet yang tersedia. Dengan adanya layanan internet ini dapat membantu pemustaka dalam penelusuran informasi yang mereka inginkan. Di American corner disediakan 4 buah workstation untuk layanan internet ini.
2. Layanan Baca di Tempat Layanan baca di tempat ini berisi koleksi cetak berupa referensi dan buku-buku di bidang karya fiksi, bisnis, ilmu sosial dan/atau teknik, politik, pendidikan, dan kebudayaan amerika yang berjumlah 1300 koleksi buku. Akan tetapi, semua koleksi ini hanya untuk dibaca di tempat atau difotokopi. 3. Layanan Multimedia Layanan ini menyediakan akses ke multimedia seperti produk-produk video dan audio seperti CD dan DVD koleksi musik dan film, dan CD-ROM untuk sumber referensi. Pemustaka American Corner dapat mengakses jurnal elektronik EBSCO yang memuat lebih dari 7.900 jurnal ilmiah yang tersedia full text yang diterbitkan oleh Biro Informasi Departemen Luar Negeri Amerika Serikat.
4.6.
Kegiatan Umum American Corner Mendatangkan ahli-ahli dari Amerika menampilkan pembicaraan mengenai berbagai aspek Amerika. Cendekia Amerika mengadakan seminar dan konferensi bersama cendekia Indonesia. Cendekia Indonesia memberikan ceramah dengan topik-topik Indonesia dan Amerika. Pameran yang mempertunjukkan keragaman budaya dan kegiatan sosial di Amerika. Informasi pendidikan bagi yang ingin belajar di Amerika. Peserta program pertukaran pelajar yang disponsori pemerintah Amerika berbagi pengalaman mereka selama di Amerika. Mahasiswa yang berkunjung ke American Corner biasanya untuk mencari informasi
yang mereka butuhkan untuk tugas kuliah mereka dengan memanfaatkan layanan internet atau layanan baca di tempat. Mahasiswa juga memanfaatkan layanan multimedia dengan memutar CD/DVD yang disediakan. Meskipun American Corner di buka untuk masyarakat umum, pemustaka di American Corner jarang yang dari luar. Kebanyakan pemustaka American Corner adalah mahasiswa IAIN Walisongo sendiri.
BAB V PEMBAHASAN 5.1
Kemampuan Literasi Informasi Mahasiswa Dalam bab lima ini disajikan mengenai data yang diperoleh berkaitan dengan
kemampuan literasi informasi mahasiswa pada layanan American Corner di UPT Perpustakaan IAIN Walisongo Semarang menurut Association of College and Research Libraries. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan literasi informasi yang dimiliki mahasiswa serta untuk mengidentifikasi literasi informasi mahasiswa sesuai dengan standar yang dibuat oleh Association of College and Research Libraries (ACRL). 5.1.1 Kemampuan mahasiswa menentukan jenis dan batas informasi 5.1.1.1 Mendefinisikan informasi yang ingin diperoleh Seorang
mahasiswa
yang literate akan
mendefinisikan dan menyampaikan
kebutuhan informasinya dengan jelas, dengan cara mendefinisikan informasi yang ingin diperoleh kemudian dapat menentukan topik atau subyek yang akan dicari sehingga dapat diketahui sumber yang tepat. Cara tersebut merupakan bagian dari merumuskan langkah untuk memperoleh informasi. Ada berbagai bentuk rumusan masalah, antara lain dengan menentukan kalimat topik yang akan dicari. Mengenai hal itu, seorang informan menyampaikan pernyataan sebagai berikut: “Ya, sebelum saya mencari informasi biasanya saya tentukan dulu topik dari informasi yang akan saya cari. Agar lebih terfokus pada informasi yang akan saya cari.” (Wawancara dengan Anis, tanggal 11 Juni 2012).
Selain itu juga ada 1 mahasiswa yang membuat catatan kecil yang berisi point-point penting tentang informasi yang akan dicari. Hal tersebut tersirat dalam wawancara dengan informan sebagai berikut: “Ya, saya membuat daftar catatan dulu tentang pembahasan yang akan saya cari. Biar lebih terfokus pada pembahasan yang akan saya cari.” (Wawancara dengan Sukarni, tanggal 11 Juli 2012). Namun ada juga beberapa informan yang tidak merumuskan masalah dulu sebelum melakukan pencarian. Mereka langsung melakukan pencarian menggunakan layanan internet. Seperti yang diungkapkan oleh salah satu mahasiswa sebagai berikut: “Tidak, biasanya saya langsung saja mencari informasi yang saya butuhkan. Lebih praktis dan efisien waktu.” (Wawancara dengan Aziz, tanggal 1 Juni 2012). Berdasarkan data yang telah diperoleh 4 mahasiswa memilih langsung melakukan pencarian tanpa merumuskan masalah terlebih dahulu, sedangkan 4 mahasiswa lainnya memilih merumuskan masalah terlebih dahulu, berarti hal ini hampir sesuai dengan standar literasi informasi yang pertama yaitu kemampuan mahasiswa menentukan jenis dan batas informasi. Dengan begitu dapat diindikasikan bahwa sebagian mahasiswa
hampir
memenuhi kriteria mahasiswa yang literat dalam hal kemampuan merumuskan masalah. 5.1.1.2 Menentukan jenis informasi Kemampuan untuk menentukan jenis dan batas informasi dapat juga dilihat dari pemanfaatan informasi dalam beberapa jenis sumber informasi seperti primer, sekunder dan tersier. Jenis sumber informasi tersier contohnya skripsi, tesis, desertasi. Contoh jenis sumber informasi sekunder seperti ensiklopedi dan kamus, sedangkan jenis sumber informasi tersier contohnya katalog dan almanak. Ada 3 mahasiswa yang memilih untuk menggunakan jenis sumber informasi sekunder salah satu alasannya adalah karena jenis sumber informasi sekunder lebih bisa dimengerti. Seperti pendapat salah satu informan berikut ini:
“Saya memilih informasi sekunder karena sudah berupa dokumen yang dibukukan jadi lebih enak untuk dibaca dan dimengerti.” (Wawancara dengan Taufik 12 Juni 2012). Selain itu ada 2 mahasiswa yang memilih menggunakan jenis sumber informasi tersier salah satu alasannya adalah memudahkannya dalam penelusuran informasi. Berikut ini pernyataan dari informan tersebut: “Tersier, karena perpustakaan menyediakan layanan catalog khusus untuk pencarian informasi jadi memudahkan saya dalam mencari informasi.” (Wawancara dengan Yoga 12 Juni 2012). Ada 1 informan yang memutuskan untuk memilih jenis sumber informasi primer yang menurutnya bisa memenuhi kebutuhan informasinya. Berikut ini pernyataannya: “Primer, karena menurut saya sumber primer bisa mewakili informasi yang saya butuhkan, lebih akurat dan terpercaya.” (Wawancara dengan Aziz 1 Juni 2012). Sedangkan sisanya memilih memakai 2 jenis sumber informasi untuk memenuhi kebutuhannya. Seperti yang diungkapkan oleh salah satu mahasiswa menyatakan, “kalau untuk mengerjakan tugas saya memilih primer kalau untuk refreshing saya memilih tersier, kalau gak ada kerjaan biasanya suka browsing atau baca literatur untuk menambah wawasan saja.” (Wawancara dengan Muhammad Choirul Manan 11 Juni 2012). Berdasarkan data di atas jenis sumber informasi yang dipilih oleh mayoritas mahasiwa dalam melakukan pencarian informasi adalah jenis sumber informasi sekunder. Mahasiswa yang literate seharusnya menggunakan berbagai jenis sumber informasi, sehingga mahasiswa tidak membatasi jenis informasi yang dipilih sebagai sumber. 5.1.2 Kemampuan mengakses informasi yang diperlukan dengan efektif dan efisien 5.1.2.1 Strategi yang digunakan dalam mengakses informasi Standar selanjutnya informasi
yang
dari
dibutuhkan
literasi
dengan
informasi
efektif
dan
adalah efisien.
kemampuan
mengakses
Kemampuan mengakses
informasi yang efektif dan efisien dapat dilihat dari cara mahasiswa memilih strategi yang tepat saat menelusur informasi, yaitu dalam proses mengakses informasi, apa yang dilakukan mahasiswa untuk menelusur atau mendapatkan informasi yang diinginkan. Ada 6 dari 8 mahasiswa yang memilih langsung menggunakan internet untuk mendapatkan informasi yang diinginkan. Berikut ini salah satu pernyataan dari mahasiswa: “Saya mencari melalui online, kalau misal tidak ada baru saya mencarinya melalui manual. Saya mencari informasi dengan cara online agar lebih efisien waktu.” (Wawancara dengan Taufik 12 Juni 2012). Sedangkan 2 sisanya memilih mencari informasi secara manual dengan menelusur informasi cetak yang ada di rak, seperti yang diungkapkan oleh salah satu mahasiswa sebagai berikut: “Biasanya saya mencari informasi dengan cara mencarinya langsung ke rak jika tidak ketemu baru saya browsing internet karena saya biasanya memang jarang mencari informasi di internet, soalnya saya agak bingung karena banyak sekali informasi yang muncul jika mencari di internet.” (Wawancara dengan Sukarni 11 Juni 2012). Dari hasil diatas dapat diinterpretasikan bahwa sebagian besar mahasiswa menggunakan internet untuk penelusuran informasi karena cara tersebut dianggap efektif dan efisien dalam menelusur informasi, sedangkan sisanya memilih menelusur informasi cetak yang ada di rak terlebih dahulu. Kemampuan mengakses informasi dengan efektif juga dilihat dari pengetahuan mahasiswa tentang strategi penelusuran informasi. Salah satu cara untuk mengukurnya adalah dengan menggunakan kata kunci yang memungkinkan mahasiswa untuk mencari data melalui penggunaan satu kata, atau sebuah frasa. Jadi apabila penelusuran dilakukan dengan kata kunci, maka nantinya hasil pencarian terlalu luas dan kurang spesifik. Penggunaan kata kunci sebagai strategi dalam penelusuran informasi dilakukan oleh sebagian besar mahasiswa, contohnya seperti halnya yang diungkapkan oleh salah satu mahasiswa berikut:
“Ya, saya menggunakan kata kunci dalam mencari informasi. Cara saya menenetukan kata kunci dengan mengetik subjek buku/informasi yang saya butuhkan.” (Wawancara dengan Taufik 12 Juni 2012). Tetapi lain halnya dengan mahasiswa berikut ini, yaitu Anis mereka memilih strategi penelusuran dengan cara penggunaan tanda petik (“ “). Tanda ini digunakan untuk mencari sumber informasi yang mengandung frasa. Dengan demikian, menurut mereka dengan penggunaan tanda petik dapat menjadi pembeda informasi yang akan mahasiswa cari, kemudian dengan menggunakan tanda petik maka informasinya dapat mengerucut dan tidak terlalu meluas. Sebagai contoh seperti yang dilakukan oleh Anis berikut petikan wawancaranya: “Iya, langsung mengetikkan kata kunci dengan tambahan tanda kutip biar langsung tertuju dengan informasi yang saya cari, mengetikkan topik yang ingin saya cari.” (Wawancara dengan Anis 11 Juni 2012). Berdasarkan hasil penelitian di atas tidak ada yang menggunakan strategi penelusuran menggunakan boolean logic ataupun simbol-simbol lainnya maupun dengan pemotongan kata, hanya ada satu mahasiswa yang menggunakan (“) tanda petik. Mayoritas dari mahasiswa hanya menggunakan kata kunci sebagai strategi dalam
penelusuran
informasi. Penulis menyimpulkan bahwa pengetahuan mahasiswa tentang strategi pencarian informasi masih kurang karena ada beberapa strategi lainnya yang belum digunakan oleh mahasiswa misalnya: tanda kurung ( ), maupun dengan cara pemotongan kata. Penggunaan
berbagai macam strategi penelusuran informasi, akan dapat mempermudah
mahasiswa dalam melakukan pencarian, dan jika tidak menemukan informasi dengan satu strategi dapat dibutuhkan.
menggunakan strategi lain
untuk
mendapatkan informasi yang
Kemampuan mengakses informasi dengan efektif adalah mengevaluasi kembali strategi penelusuran bila informasi yang diperoleh tidak sesuai dengan kebutuhan. Jika informasi yang diperoleh tidak sesuai dengan informasi yang dibutuhkan, apakah menurut mahasiswa kata kunci yang digunakan sudah tepat. Disamping itu, bagaimana mahasiswa tersebut mengetahui bahwa kata kunci yang digunakan sudah tepat atau belum. Berikut ini pernyataan sebagian mahasiswa: “Sebagian salah cuma kalau salah saya coba lagi cari kata kunci lain, tahunya ketika kata kunci itu saya masukkan maka yang diharapkan muncul itu sesuai apa yang saya harapkan.” (Wawancara dengan Muhammad Choirul Manan 11 Juni 2012). “Kadang sudah tepat kadang belum, kalau belum tertuju ya cari kata kunci yang lain, kalau langsung tertuju pada pembahasan yang kita cari.” (Wawancara dengan Anis 11 Juni 2012). “Sudah, karena ketika saya mengetikkan topik yang saya gunakan sebagai kata kunci selalu menampilkan informasi yang saya butuhkan.” (Wawancara dengan Heni 1 Juni 2012). Berdasarkan data yang ada, sebagian besar mahasiswa mengatakan bahwa kata kunci yang digunakan sudah tepat, hanya ada 4 mahasiswa yang mengatakan sudah tepat. Sementara 4 mahasiswa yang lain mengatakan belum tepat, 3 diantaranya yang mengatakan belum mengevaluasi kembali strategi penelusuran yang digunakan jika informasi yang diperoleh tidak sesuai dengan yang dibutuhkan. Hal ini mengindikasikan literasi informasi mahasiswa sudah baik dalam mengakses informasi dengan efektif, sebab mayoritas mahasiswa mengevaluasi kembali strategi penelusuran informasi berupa penggunaan kata kunci yang telah digunakan. Mengevaluasi kembali strategi penelusuran diperlukan jika informasi yang diperoleh tidak sesuai dengan informasi yang dibutuhkan, dalam mengevaluasi mahasiswa harus menaksir kualitas, kuantitas dan relevansi dari hasil pencarian maka dapat ditentukan alternatif strategi penelusuran lain yang akan digunakan selanjutnya dan pada akhirnya
mahasiswa harus mengulang pencarian dengan menggunakan strategi yang diubah sebagai suatu hal yang penting. Mahasiswa yang literat akan memperbaiki strategi penelusuran jika diperlukan. 5.1.3 Kemampuan mengevaluasi informasi dan sumbernya secara kritis 5.1.3.1 Menyaring informasi dari hasil penelusuran Standar ketiga dari literasi informasi adalah kemampuan mengevaluasi informasi dan sumbernya secara kritis. Setelah kita memperoleh informasi, maka kita harus mengevaluasi informasi tersebut untuk mengetahui apakah informasi yang kita peroleh sudah sesuai dengan
apa yang kita butuhkan atau tidak. Dalam hal ini, yang peneliti
fokuskan adalah bagaimana mahasiswa menyaring informasi yang dari hasil penelusuran informasi. Sebagian besar mahasiswa mengevaluasi informasi hanya dengan membaca sekilas saja hasil dari penelusuran informasi. Seperti yang diungkapkan oleh beberapa mahasiswa berikut ini, “membacanya ulasannya sekilas mungkin ada yang nyambung atau singkron saya buka tapi saya tidak hanya membuka satu tapi banyak satu per satu saya seleksi lagi.” (Wawancara dengan Muhammad Choirul Manan 11 Juni 2012) “membaca ulasan kalau misal tepat, buka beberapa sesuai dengan yang kita cari.” (Wawancara dengan Anis 11 Juni 2012) Hanya sebagian kecil mahasiswa mengevaluasi informasi dengan membuka satu per satu hasil dari penelusuran informasi. Berikut ini pernyataan dari mahasiswa: “Saya buka satu per satu hasil dari informasi yang muncul dan saya baca keseluruhan isi informasinya.” (Wawancara dengan Hendi 11 Juni 2012) Cara mengevaluasi yang baik adalah dengan membaca informasi secara keseluruhan. Setelah mengetahui subyeknya dan informasi tersebut relevan dengan informasi yang dibutuhkan maka untuk mengevaluasi isi dokumen dan untuk menemukan informasi yang
benar-benar dibutuhkan maka perlu membaca informasi secara utuh. Dari data yang diperoleh
sebagian besar
mahasiswa
melakukan
hal
yang kurang
tepat
dan
mengindikasikan bahwa literisasi informasi yang dimiliki mahasiswa masih kurang, karena mahasiswa yang literate terhadap informasi akan mengevaluasi secara kritis informasi yang telah diperoleh. Kemampuan mahasiswa dalam mengevaluasi informasi juga dapat dilihat dari berdasarkan apa mahasiswa menyaring informasi tersebut. Semua mahasiswa memilih informasi berdasarkan dengan kesesuaian informasi yang dicari dengan hasil penelusuran. Seperti penyataan mahasiswa berikut ini, “berdasarkan pembahasan yang akan kita cari, kecocokan atau tidak dengan materi yang akan kita bahas kalau cocok ya dipilih saja” (Wawancara dengan Anis 11 Juni 2012). 5.1.3.2 Mengolah informasi yang diperoleh Untuk mengevaluasi informasi mahasiswa perlu mengolah informasi dengan meringkas ide utama dari informasi yang dikumpulkan. Maka dari itu, peneliti memberikan pertanyaan bagaimana cara mengolah informasi yang telah didapat. Sebagian besar mahasiswa memilih menyalin informasi yang didapat. Seperti yang diungkapkan mahasiswa berikut ini, “Saya mengolah infromasi dengan cara mengambil kalimat-kalimat yang penting dan sesuai dengan apa yang saya butuhkan dan informasi tersebut juga jelas isinya kemudian saya kopy pastekan ke dalam MS Word.” (Wawancara dengan Taufik 12 Juni 2012) Ada 1 mahasiswa yang membuat mencatat hasil penelusuran informasi. Berikut ini pernyataannya: “Kalau saya mencatat atau mengcopy informasi yang sekiranya saya butuhkan saja.” (Wawancara dengan Sukarni 11 Juni 2012)
Dari jawaban di atas, diketahui bahwa mayoritas mahasiswa telah melakukan evaluasi cukup baik, dan mengindikasikan tingkat literasi mahasiswa dalam mengevaluasi informasi sudah memenuhi standar literasi informasi menurut Association Of College and Research Libraries (ACRL). 5.1.4 Kemampuan menggunakan dan mengkomunikasikan informasi dengan efektif dan efisien Standar ke empat dari literasi informasi adalah kemampuan dalam menggunakan informasi dan mengkomunikasikan informasi dengan efektif dan efisien. Seperti penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Nasution (2010:57) menyatakan bahwa salah satu kemampuan literasi informasi mahasiswa dapat dilihat dengan kemampuannya dalam mengkomunikasikan informasi. Seorang mahasiswa dikatakan literat apabila memiliki kemampuan mengkomunikasikan informasi yang diperoleh kepada orang lain misalnya mendiskusikan. Dalam penelitian ini, mahasiswa sudah memenuhi standar literasi informasi tentang mengkomunikasikan informasi yang dimilikinya. Hal ini dinyatakan oleh tujuh orang mahasiswa yang memilih mengkomunikasikan informasi yang dimilikinya. Hanya satu mahasiswa yang tidak mengkomunikasikan informasi yang diperoleh kepada orang lain. Seperti halnya yang dilakukan oleh beberapa mahasiswa, yang tersirat dalam petikan wawancara berikut: “Ya, biasanya informasi yang saya dapat saya informasikan ke orang lain, biasanya informasi yang baru saya dapat, saya diskusikan dengan teman saya.” (Wawancara dengan Yoga 12 Juni 2012) “Ya saya mengkomunikasikan informasi yang saya dapat. Siapa tahu informasi yang saya dapat tersebut bisa berguna bagi orang lain.” (Wawancara dengan Taufik 12 Juni 2012) Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa pada umumnya mahasiwa mengkomunikasikan informasi yang diperoleh kepada orang lain misalnya mendiskusikan.
Mengkomunikasikan informasi merupakan kegiatan penyampaian informasi yang diperoleh kepada orang lain. Mengkomunikasikan informasi dapat dilakukan dengan cara berdiskusi kepada orang lain dan membahas informasi yang diperoleh tersebut. Kegiatan mengkomunikasikan
informasi
ini akan
membantu
seseorang
untuk
menciptakan
pengetahuan baru. 5.1.5 Kemampuan dalam memahami isu hukum seputar penggunaan akses informasi secara etis dan legal Standar dari literasi informasi yang terakhir adalah kemampuan dalam memahami isu ekonomi, hukum, dan sosial seputar penggunaan akses informasi secara etis dan legal. Mahasiswa yang literate terhadap informasi mampu untuk memahami isu hukum di seputar informasi, berarti mahasiswa memperlihatkan pemahaman dari kepemilikan hak cipta dan kejujuran menggunakan informasi yang memiliki hak cipta. Dalam penelitian ini, mahasiswa sudah cukup paham mengenai masalah plagiat, mereka tahu bagaimana caranya mempertanggung jawabkan suatu informasi dan menghargai karya orang lain dengan cara mencantumkan sumber asal informasi di setiap hasil karya yang mereka buat. Berikut beberapa petikan wawancara dengan mahasiswa: “Ya, saya selalu mencantumkan sumber informasi yang saya dapat di daftar pustaka karena dosen selalu menayakan hal itu.” (Wawancara dengan Anis tanggal 11 Juni 2012) “Sudah, setiap saya membuat tugas kuliah saya selalu memasukkan darimana infomasi itu saya dapatkan.” (Wawancara dengan Hendi tanggal 11 Juni 2012) “Saya kira sudah, karena saya setiap mengambil/mengutip informasi dari orang lain pasti saya kasih sumbernya darimana informasi tersebut didapat.” (Wawancara dengan Taufik tanggal 12 Juni 2012) Berdasarkan data yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa literasi informasi mahasiswa dalam memahami isu hukum sudah baik dan sudah sesuai dengan standar literasi informasi menurut Association Of College and Research Libraries.
5.2 Penggunaan metode yang efektif dalam menelusur informasi Pada saat informan menggunakan kata kunci pada kolom isian pencarian, search engine akan menampilkan semua dokumen yang memuat kata kunci tersebut. Informasi yang ditampilkan sampai jutaan informasi. Jika informan mengetikkan kata kunci yang kurang spesifik, maka search engine akan menampilkan informasi yang terlalu banyak, bahkan kadang menampilkan dokumen-dokumen yang tidak relevan dengan apa yang diinginkan informan. Mahasiswa menganggap metode yang digunakan belum efektif karena hal itu melelahkan dan membuang banyak waktu. Hal ini dinyatakan oleh empat orang mahasiswa, seperti pernyataan oleh salah satu mahasiswa berikut ini: “belum, karena saya masih memerlukan waktu yang cukup lama dalam menemukan informasi yang saya butuhkan.” (Wawancara dengan Sukarni 11 Juni 2012) Akan tetapi, 4 mahasiswa menganggap metode yang digunakan sudah efektif. Seperti pernyataan beberapa mahasiswa berikut ini: “Ya sudah efektif karena tidak memerlukan waktu lama dan informasi yang saya butuhkan langsung ketemu.” (Wawancara dengan Mr. Taufik 12 Juni 2012) “Ya, menurut saya sudah cukup membantu dan efektif.” (Wawancara dengan Yoga 12 Juni 2012) 5.3
Ringkasan pembahasan Literasi informasi mahasiswa yang diukur menggunakan standar yang dibuat
oleh Association Of College and Research Libraries (ACRL) (2000) meliputi: 1. Kemampuan menentukan jenis dan batas informasi yang diperlukan. 2. Kemampuan mengakses informasi yang diperlukan dengan efektif dan efisien. 3. Kemampuan mengevaluasi informasi dan sumbernya secara kritis. 4. Kemampuan tertentu.
menggunakan
informasi dengan
efektif untuk mencapai tujuan
5. Kemampuan untuk memahami isu ekonomi, hukum dan sosial secara etis dan legal. Dalam aspek kemampuan mahasiswa menentukan jenis dan batas informasi, hal yang pertama dapat dilihat dari apa yang pertama kali dilakukan mahasiswa sebelum melakukan pencarian . Berdasarkan dari hasil penelitian, mayoritas mahasiswa memilih tidak merumuskan masalah terlebih dahulu dan langsung melakukan pencarian, berarti ini hal ini tidak sesuai dengan standar literasi informasi, sehingga dapat diindikasikan bahwa mayoritas mahasiswa belum memenuhi kriteria mahasiswa yang literat dalam hal kemampuan merumuskan masalah. Selain dalam merumuskan masalah, aspek kedua dari kemampuan mahasiswa dalam menentukan jenis dan batas informasi dapat dilihat dari pemanfaatan informasi dalam beberapa jenis sumber informasi seperti primer, sekunder dan tersier, sedangkan contoh jenis sumber informasi sekunder seperti ensiklopedi dan kamus. Dari hasil penelitian, dapat diintepretasikan bahwa seluruh mahasiswa lebih senang
menggunakan jenis sumber informasi sekunder. Mahasiswa
yang
literate
seharusnya menggunakan berbagai jenis informasi sehingga mahasiswa tidak membatasi jenis informasi yang dipilih sebagai sumber. Dalam kemampuan mengakses informasi yang diperlukan dengan efektif dan efisien,
hal
tersebut
dapat
dilihat
dari
pengetahuan
mahasiswa tentang strategi
penelusuran informasi. Berdasarkan hasil penelitian, hanya sedikit
yang
menggunakan
strategi penelusuran menggunakan boolean logic, menggunakan (“) tanda petik ataupun simbol- simbol lainnya maupun dengan pemotongan kata. Mayoritas dari mahasiswa hanya menggunakan kata kunci sebagai strategi dalam penelusuran informasi, sehingga mahasiswa belum dapat dikatakan literate informasi dalam hal kemampuan mengakses informasi dengan efektif dan efisien.
Dalam kemampuan mengevaluasi informasi dan sumbernya secara kritis, aspek pertama dapat dilihat dari bagaimana cara mahasiswa menge5aluasi isi dokumen yang telah diperoleh. Menurut hasil penelitian, dapat diintepretasikan
bahwa
di
dalam
mengevaluasi dokumen yang diperoleh mayoritas mahasiswa menyatakan tidak membaca informasi yang diperoleh secara keseluruhan. setelah mengevaluasi dokumen yang telah diperoleh, langkah selanjutnya adalah berdasarkan apa mahasiswa menyaring informasi tersebut. Semua mahasiswa memilih informasi berdasarkan dengan kesesuaian informasi yang dicari dengan hasil penelusuran. Untuk selanjutnya yang dilakukan setelah menyaring informasi
adalah
mengolah informasi, mahasiswa perlu mengolah informasi dengan
meringkas ide utama dari informasi yang dikumpulkan. Maka dari itu, peneliti memberikan pertanyaan bagaimana cara mengolah informasi yang telah didapat. Sebagian besar mahasiswa memilih menyalin informasi yang didapat.
Dari
hasil
penelitian
dapat
disimpulkan bahwa mayoritas mahasiswa sudah melakukan evaluasi secara kritis. Aspek yang keempat untuk menilai tingkat literasi mahasiswa adalah kemampuan dalam menggunakan informasi dan mengkomunikasikan secara efektif. Hal itu dapat dinilai dari kemampuan mengkomunikasikan informasi yang diperoleh kepada orang lain misalnya mendiskusikan. Dari hasil penelitian, sebagian besar mahasiswa memilih untuk mengkomunikasikan informasinya. Maka dapat dikatakan sebagai mahasiswa yang literate terhadap informasi. Aspek terakhir yang dapat digunakan untuk menilai tingkat literasi informasi adalah kemampuan dalam memahami isu ekonomi, hukum, dan sosial seputar penggunaan akses informasi secara etis dan legal. Hal ini dapat dilihat dari bagaimana tindakan mahasiswa dalam penggunaan karya orang lain. Menurut hasil penelitian, mahasiswa sudah cukup paham mengenai masalah plagiat, mereka tahu bagaimana caranya mempertanggung
jawabkan suatu informasi dan menghargai karya orang lain dengan cara mencantumkan sumber asal informasi di setiap hasil karya yang mereka buat. Dalam melakukan pencarian informasi, mahasiswa biasanya menerapkan metode penelusuran yang dianggap efektif. Mayoritas mahasiswa menganggap metode penelusuran informasi yang diterapkannya sudah efektif. Akan tetapi, masih ada mahasiswa yang masih beranggapan bahwa metode yang digunakan belum efektif dalam kegiatan penelusuran informasi. Hal ini bisa dilihat jika informan mengetikkan kata kunci yang kurang spesifik, maka search engine akan menampilkan informasi yang terlalu banyak, bahkan kadang menampilkan dokumen-dokumen yang tidak relevan dengan apa yang diinginkan informan. Informan menganggap hal tersebut tidak efisien dan melelahkan.
BAB VI PENUTUP 6. 1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka peneliti dapat mengambil simpulan sebagai berikut: 1.
Kemampuan mahasiswa menentukan jenis dan batas informasi dapat dikatakan masih kurang baik karena sebagian mahasiswa tidak pernah merumuskan masalah terlebih dahulu sebelum melakukan pencarian informasi dan hanya menggunakan salah satu jenis sumber informasi.
2.
Untuk menelusur informasi yang dibutuhkan, mahasiswa lebih memilih menggunakan internet sebagai sarana penelusuran. Namun, teknik penelusuran yang digunakan mahasiswa belum tepat karena mayoritas mahasiswa hanya mengetikkan kata kunci sebagai strategi dalam penelusuran suatu informasi, mereka tidak menggunakan berbagai strategi seperti operator boolean, penggunaan tanda petik (“ “), maupun dengan pemotongan kata. Sehingga penelusuran informasi yang dilakukan mahasiswa belum efektif dan efisien. Namun disisi lain dapat disimpulkan bahwa mahasiswa telah memiliki
kemampuan
yang
baik dalam mengakses informasi, sebab mayoritas
mahasiswa mengevaluasi kembali strategi penelusuran informasi berupa penggunaan kata kunci yang telah digunakan. 3.
Dalam hal mengevaluasi informasi yang diperoleh secara kritis mayoritas mahasiswa selalu mengevaluasi informasi yang telah diperoleh. Di dalam mengevaluasi informasi, masih kurang baik karena mayoritas mahasiswa mengevaluasi suatu informasi dengan cara membaca dokumen secara sekilas. Di sisi lain sudah baik,
karena semua mahasiswa dapat menyaring informasi yang mereka butuhkan berdasarkan dengan kesesuaian informasi yang dicari dengan hasil penelusuran dan untuk mengolah informasi mahasiswa memilih menyalin informasi yang telah diperoleh. Hal ini mengindikasikan bahwa mahasiswa sudah literate dalam hal mengevaluasi informasi dan sumbernya. 4.
Dalam hal kemampuan
menggunakan dan mengkomunikasikan informasi
efektif dan efisien sudah
baik,
karena
mayoritas
mahasiswa
dengan selalu
mengkomunikasikan informasinya kepada orang lain misalnya dengan mendiskusikan informasi yang diperoleh kepada temannya. 5.
Pemahaman terhadap isu hukum seputar informasi secara etis dan legal dapat dikatakan
sudah
baik.
Hal
ini
dapat
dilihat
dari
semua mahasiswa
yang
menghindari tindakan plagiat terhadap karya orang lain dengan mencantumkan sumber asal informasi yang diperoleh pada setiap kutipan yang dibuat. 6.
Dalam penggunaan metode yang efektif dalam menelusur informasi 4 mahasiswa menganggap metode yang digunakan untuk menelusur informasi sudah efektif, karena tidak memerlukan waktu yang lama untuk menemukan informasi yang dibutuhkan. Sementara itu, 4 mahasiswa lainnya menganggap belum efektif karena masih memerlukan waktu yang cukup lama untuk menemukan informasi yang dibutuhkan.
6. 2 Saran 1.
Diharapkan kepada mahasiswa IAIN Walisongo Semarang penelitian untuk
yang menjadi objek
menggali lagi keahlian literasi informasi dalam kemampuan
menentukan jenis dan batas informasi, strategi penelusuran informasi dan mengevaluasi informasi dan sumbernya secara kritis.
2.
Kepada pihak institusi, dalam hal ini hendaknya ada kerjasama antara UPT Perpustakaan IAIN Walisongo dan American Corner untuk memberikan seminar atau pelatihan literasi informasi kepada mahasiswa. Khususnya tentang strategi penelusuran informasi lainnya misalnya penggunaan operator boolean, tanda ( ), tanda (“) dan pemotongan kata, karena penggunaan berbagai macam strategi penelusuran informasi, akan mempermudah mahasiswa dalam melakukan pencarian, dan jika tidak menemukan informasi dengan satu strategi dapat menggunakan strategi lain untuk mendapatkan informasi.
DAFTAR PUSTAKA
Adam.
2008. Literasi Informasi. Diaksestanggal [http://perpus.umy.ac.id/2009/02/19/literasi-informasi/].
10
Maret
2012.
American Library Association (ALA). 1989. Presidential Committee on Information Literacy: Final Report. Diakses tanggal 10 Maret 2012. [http://www.ala.org/ala/mgrps/divs/acrl/publications/whitepapers/presidential.cfm]. Angeley, R dan Purdue, J. 2000. Information Literacy: an Overview. Diakses tanggal 12 Maret 2012. [http://www.infolit.com]. Association of College & Research Libraries(ACRL). 2000. Information Literacy Competency Standards for Higher Education. Diakses tanggal 12 Maret 2012. [http://www.ala.org/ala/mgrps/divs/acrl/standards/standards.pdf]. Breivik, P.S. 1991. Literacy in an Information Society. Diakses tanggal 12 Februari 2012. [www.libraryinstruction.com/informationliteracy2.htm]. Bruce, C, Philip, C dan Kelmut, K. 2003. Seven Faces of Information Literacy: Towards Inviting Students Into New Experiences.Diakses tanggal 14 Maret 2012. [http://crm.hct.ac.ae/events/archive/2003/speakers/bruce.pdf]. Bundy, A. 2004. Australian and New Zealand Information Literacy Framework: Principles, Standards and Practice. Diakses tanggal 14 Maret 2012. [http://www.ala.org.com]. Garner. 2006. High-Level Colloquium on Information Literacy and Lifelong Learning. Diakses 17 Maret 2012. [www.ifla.org/III/wsis/High-Level-Colloquium.pdf]. Gunawan, A.W, dkk. 2008.“7 Langkah Literasi Informasi: Knowledge Managemen”. Jakarta: Universitas Atmajaya. Hancock, V.E. 2004. Information Literacy for Lifelong Learning. Diakses tanggal 17 Maret 2012. [http://www.ericdigests.org/lifelong.htm]. Hasugian, J. 2009. Dasar-Dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi. Medan: USU Press. Kuhlthau, C.C.1987. Information Skills for Information Society a Review of Research:an Eric Information Analysis Product. Diakses tanggal 18 Maret 2012. [http://library.humboldt.edu/ic/general_competency/kuhlthau.html]. Musa, M. dan Titi N. 1988. Metodologi Penelitian. Jakarta: C.V. Fajar Agung. Miles, M. B. dan A. Michael H. 1992. Analisis data kualitatif: buku sumber tentang metodemetode baru. Jakarta: UI Press. Nasution, L.F.R. 2009. Literasi Informasi Program Studi Ilmu Perpustakaan (S-1) Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara: Smester VII/T.A 2009/2010. Medan: USU. Diakses tanggal 15 Maret 2012.[http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/13518].
Pendit, P.L. 2007. Perpustakaan Digital Perguruan Tinggi: Tantangan Peningkatan Kualitas Jasa. Diakses tanggal 18 Maret 2012. [http//www.infolit.com]. Siregar, D.S. 2008. Perbandingan Model Literasi Informasi untuk Perguruan tinggi. Medan:USU. Diakses tanggal 15 Maret 2012. [http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/16768]. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2010. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Sulistyo-Basuki .2006. Metode Penelitian. Jakarta: Wedatama Widya Sastra. .2010. Metode Penelitian. Jakarta: Penaku. Tarigan, N.V. 2007. Studi Deskriptif Tentang Literasi Informasi Mahasiswa Depertemen Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Medan: USU. Diakses tanggal 15 Maret 2012. [http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/13634]. Wijetunge, P dan Uditha Alahakoon. 2005. Empowering 8: the Information Literacy Model Developed in SriLanka to Underpin Changing Education Paradigms of Sri Lanka. Diakses tanggal 20 Maret 2012. [www.cmb.ac.lk/academic/institute/nilis/reports/informationliteracy.pdf]. Zurkowski, 1974. “The National Commission on Libraries and Information Science (NCLIS)”. USA.
Approved by the Board o f Directors o f the Association o f College and Research Libraries on January 18, 2000
Endorsed by the American Association for Higher Education (October 1999) and the Council o f Independent Colleges (February 2004)
© American Library Association, 2000
Information Literacy Competency Standards for Higher Education The are available for downloading at: http://www.ala.org/acrl/ilcomstan. html.
Five print copies of this publication are available per library without charge. Additional copies may be purchased from the Association of College and Research Libraries for $25.00 for a package of 25. Orders (along with check or money order made payable to Association of College and Research Libraries) should be sent to: Association of College and Research Libraries Attn: Info Lit Standards Fulfillment 50 East Huron Street Chicago, IL 60611
Information Literacy Competency Standards for Higher Education
The Association of College and Research Libraries
A division of the American Library Association Chicago, Illinois
Information
Literacy
Competency
Standards
for Higher Education Index
Information Literacy Defined ....................................................... 2 Information Literacy and Information Technology ....................... 3 Information Literacy and Higher Education ................................. 4 Information Literacy and Pedagogy ............................................. 4 Use of the Standards .................................................................... 5 Information Literacy and Assessment........................................... 6 Standards, Performance Indicators and Outcomes ........................ 8 Appendix I: Selected Information Literacy Initiatives................. 15 Developers of the Information Literacy Competency Standards . 16 Information Literacy Defined
Information literacy is a set of abilities requiring individuals to "recognize when information is needed and have the ability to locate, evaluate, and use effectively the needed information."1 Information literacy also is increasingly important in the contemporary environment of rapid technological change and proliferating information resources. Because of the escalating complexity of this environment, individuals are faced with diverse, abundant information choices—in their academic studies, in the workplace, and in their personal lives. Information is available through libraries, community resources, special interest organizations, media, and the Internet—and increasingly, information comes to individuals in unfiltered formats, raising questions about its authenticity, validity, and reliability. In addition, information is available through multiple media, including graphical, aural, and textual, and these pose new challenges for individuals in evaluating and understanding it. The uncertain quality and expanding quantity of information pose large challenges for society. The sheer abundance of information will not in itself create a more informed citizenry without a complementary cluster of abilities necessary to use information effectively. Information literacy forms the basis for lifelong learning. It is common to all disciplines, to all learning environments, and to all levels of education. It enables learners to master content and extend their investigations, become more self-directed, and assume greater control over their own learning. An information literate individual is able to: ♦ Determine the extent of information needed ♦ Access the needed information effectively and efficiently
Information Literacy Competency Standards for Higher Education, © ALA, 2000 77
♦ ♦ ♦ ♦
Evaluate information and its sources critically Incorporate selected information into one's knowledge base Use information effectively to accomplish a specific purpose Understand the economic, legal, and social issues surrounding the use of information, and access and use information ethically and legally
Information Literacy and Information Technology
Information literacy is related to information technology skills, but has broader implications for the individual, the educational system, and for society. Information technology skills enable an individual to use computers, software applications, databases, and other technologies to achieve a wide variety of academic, work-related, and personal goals. Information literate individuals necessarily develop some technology skills. Information literacy, while showing significant overlap with information technology skills, is a distinct and broader area of competence. Increasingly, information technology skills are interwoven with, and support, information literacy. A 1999 report from the National Research Council promotes the concept of "fluency" with information technology and delineates several distinctions useful in understanding relationships among information literacy, computer literacy, and broader technological competence. The report notes that "computer literacy" is concerned with rote learning of specific hardware and software applications, while "fluency with technology" focuses on understanding the underlying concepts of technology and applying problem-solving and critical thinking to using technology. The report also discusses differences between information technology fluency and information literacy as it is understood in K-12 and higher education. Among these are information literacy's focus on content, communication, analysis, information searching, and evaluation; whereas information technology "fluency" focuses on a deep understanding of technology and graduated, increasingly skilled use of it.2 "Fluency" with information technology may require more intellectual abilities than the rote learning of software and hardware associated with "computer literacy", but the focus is still on the technology itself. Information literacy, on the other hand, is an intellectual framework for understanding, finding, evaluating, and using information—activities which may be accomplished in part by fluency with information technology, in part by sound investigative methods, but most important, through critical discernment and reasoning. Information literacy initiates, sustains, and extends lifelong learning through abilities which may use technologies but are ultimately independent of them.
Information Literacy Competency Standards for Higher Education, © ALA, 2000 78
Information Literacy and Higher Education
Developing lifelong learners is central to the mission of higher education institutions. By ensuring that individuals have the intellectual abilities of reasoning and critical thinking, and by helping them construct a framework for learning how to learn, colleges and universities provide the foundation for continued growth throughout their careers, as well as in their roles as informed citizens and members of communities. Information literacy is a key component of, and contributor to, lifelong learning. Information literacy competency extends learning beyond formal classroom settings and provides practice with self-directed investigations as individuals move into internships, first professional positions, and increasing responsibilities in all arenas of life. Because information literacy augments students' competency with evaluating, managing, and using information, it is now considered by several regional and discipline-based accreditation associations as a key outcome for college students.3 For students not on traditional campuses, information resources are often available through networks and other channels, and distributed learning technologies permit teaching and learning to occur when the teacher and the student are not in the same place at the same time. The challenge for those promoting information literacy in distance education courses is to develop a comparable range of experiences in learning about information resources as are offered on traditional campuses. Information literacy competencies for distance learning students should be comparable to those for "on campus" students. Incorporating information literacy across curricula, in all programs and services, and throughout the administrative life of the university, requires the collaborative efforts of faculty, librarians, and administrators. Through lectures and by leading discussions, faculty establish the context for learning. Faculty also inspire students to explore the unknown, offer guidance on how best to fulfill information needs, and monitor students' progress. Academic librarians coordinate the evaluation and selection of intellectual resources for programs and services; organize, and maintain collections and many points of access to information; and provide instruction to students and faculty who seek information. Administrators create opportunities for collaboration and staff development among faculty, librarians, and other professionals who initiate information literacy programs, lead in planning and budgeting for those programs, and provide ongoing resources to sustain them. Information Literacy and Pedagogy
The Boyer Commission Report, Reinventing Undergraduate Education, recommends strategies that require the student to engage actively in "framing of a significant question or set of questions, the research or creative exploration to find answers, and the communications skills to convey
Information Literacy Competency Standards for Higher Education, © ALA, 2000 79
the results..."4 Courses structured in such a way create student-centered learning environments where inquiry is the norm, problem solving becomes the focus, and thinking critically is part of the process. Such learning environments require information literacy competencies. Gaining skills in information literacy multiplies the opportunities for students' self-directed learning, as they become engaged in using a wide variety of information sources to expand their knowledge, ask informed questions, and sharpen their critical thinking for still further self-directed learning. Achieving competency in information literacy requires an understanding that this cluster of abilities is not extraneous to the curriculum but is woven into the curriculum's content, structure, and sequence. This curricular integration also affords many possibilities for furthering the influence and impact of such student-centered teaching methods as problem-based learning, evidence-based learning, and inquiry learning. Guided by faculty and others in problembased approaches, students reason about course content at a deeper level than is possible through the exclusive use of lectures and textbooks. To take fullest advantage of problembased learning, students must often use thinking skills requiring them to become skilled users of information sources in many locations and formats, thereby increasing their responsibility for their own learning. To obtain the information they seek for their investigations, individuals have many options. One is to utilize an information retrieval system, such as may be found in a library or in databases accessible by computer from any location. Another option is to select an appropriate investigative method for observing phenomena directly. For example, physicians, archaeologists, and astronomers frequently depend upon physical examination to detect the presence of particular phenomena. In addition, mathematicians, chemists, and physicists often utilize technologies such as statistical software or simulators to create artificial conditions in which to observe and analyze the interaction of phenomena. As students progress through their undergraduate years and graduate programs, they need to have repeated opportunities for seeking, evaluating, and managing information gathered from multiple sources and discipline-specific research methods. Use of the Standards
Information Literacy Competency Standards for Higher Education provides a framework for assessing the information literate individual. It also extends the work of the American Association of School Librarians Task Force on Information Literacy Standards, thereby providing higher education an opportunity to articulate its information literacy competencies with those of K-12 so that a continuum of expectations develops for students at all levels. The competencies presented here outline the process by which faculty, librarians and others pinpoint specific indicators that identify a student as information literate.
Information Literacy Competency Standards for Higher Education, © ALA, 2000 80
Students also will find the competencies useful, because they provide students with a framework for gaining control over how they interact with information in their environment. It will help to sensitize them to the need to develop a metacognitive approach to learning, making them conscious of the explicit actions required for gathering, analyzing, and using information. All students are expected to demonstrate all of the competencies describedn in this document, but not everyone will demonstrate them to the same level of proficiency or at the same speed. Furthermore, some disciplines may place greater emphasis on the mastery of competencies at certain points in the process, and therefore certain competencies would receive greater weight than others in any rubric for measurement. Many of the competencies are likely to be performed recursively, in that the reflective and evaluative aspects included within each standard will require the student to return to an earlier point in the process, revise the information-seeking approach, and repeat the same steps. To implement the standards fully, an institution should first review its mission and educational goals to determine how information literacy would improve learning and enhance the institution's effectiveness. To facilitate acceptance of the concept, faculty and staff development is also crucial. Information Literacy and Assessment
In the following competencies, there are five standards and twenty-two performance indicators. The standards focus upon the needs of students in higher education at all levels. The standards also list a range of outcomes for assessing student progress toward information literacy. These outcomes serve as guidelines for faculty, librarians, and others in developing local methods for measuring student learning in the context of an institution's unique mission. In addition to assessing all students' basic information literacy skills, faculty and librarians should also work together to develop assessment instruments and strategies in the context of particular disciplines, as information literacy manifests itself in the specific understanding of the knowledge creation, scholarly activity, and publication processes found in those disciplines. In implementing these standards, institutions need to recognize that different levels of thinking skills are associated with various learning outcomes—and therefore different instruments or methods are essential to assess those outcomes. For example, both "higher order" and "lower order" thinking skills, based on Bloom's Taxonomy of Educational Objectives, are evident throughout the outcomes detailed in this document. It is strongly suggested that assessment methods appropriate to the thinking skills associated with each outcome be identified as an integral part of the institution's implementation plan.
Information Literacy Competency Standards for Higher Education, © ALA, 2000 81
For example, the following outcomes illustrate "higher order" and "lower order" thinking skills: "Lower Order" thinking skill: Outcome 2.2.a. Identifies keywords, synonyms, and related terms for the information needed. "Higher Order" thinking skill: Outcome 3.3.b. Extends initial synthesis, when possible, to a higher level of abstraction to construct new hypotheses that may required additional information. Faculty, librarians, and others will find that discussing assessment methods collaboratively is a very productive exercise in planning a systematic, comprehensive information literacy program. This assessment program should reach all students, pinpoint areas for further program development, and consolidate learning goals already achieved. It also should make explicit to the institution's constituencies how information literacy contributes to producing educated students and citizens. Notes 1. American Library Association. Presidential Committee on Information Literacy. Final Report. (Chicago: American Library Association, 1989.) http://www.ala.org/ala/acrl/acrlpubs/whitepapers/presidential.htm 2. National Research Council. Commission on Physical Sciences, Mathematics, and Applications. Committee on Information Technology Literacy, Computer Science and Telecommunications Board. Being Fluent with Information Technology. Publication. (Washington, D.C.: National Academy Press, 1999) http://www.nap.edu/books/030906399X/html/ 3. Several key accrediting agencies concerned with information literacy are: The Middle States Commission on Higher Education (MSCHE), the Western Association of Schools and College (WASC), and the Southern Association of Colleges and Schools (SACS). 4. Boyer Commission on Educating Undergraduates in the Research University. Reinventing Undergraduate Education: A Blueprint for America's Research Universities. http://naples.cc.sunysb.edu/Pres/boyer.nsf/
Information Literacy Competency Standards for Higher Education, © ALA, 2000 82
Standards, Performance Indicators, and Outcomes Standard One
The information literate student determines the nature and extent of the information needed. Performance Indicators: 1. The information literate student defines and articulates the need for information. Outcomes Include:
a. Confers with instructors and participates in class discussions, peer workgroups, and electronic discussions to identify a research topic, or other information need b. Develops a thesis statement and formulates questions based on the information need c. Explores general information sources to increase familiarity with the topic d. Defines or modifies the information need to achieve a manageable focus e. Identifies key concepts and terms that describe the information need f. Recognizes that existing information can be combined with original thought, experimentation, and/or analysis to produce new information 2. The information literate student identifies a variety of types and formats of potential sources for information. Outcomes Include:
a. Knows how information is formally and informally produced, organized, and disseminated b. Recognizes that knowledge can be organized into disciplines that influence the way information is accessed c. Identifies the value and differences of potential resources in a variety of formats (e.g., multimedia, database, website, data set, audio/visual, book) d. Identifies the purpose and audience of potential resources (e.g., popular vs. scholarly, current vs. historical) e. Differentiates between primary and secondary sources, recognizing how their use and importance vary with each discipline f. Realizes that information may need to be constructed with raw data from primary sources 3. The information literate student considers the costs and benefits of acquiring the needed information.
Information Literacy Competency Standards for Higher Education, © ALA, 2000 83
Outcomes Include:
a. Determines the availability of needed information and makes decisions on broadening the information seeking process beyond local resources (e.g., interlibrary loan; using resources at other locations; obtaining images, videos, text, or sound) b. Considers the feasibility of acquiring a new language or skill (e.g., foreign or discipline-based) in order to gather needed information and to understand its context c. Defines a realistic overall plan and timeline to acquire the needed information 4. The information literate student reevaluates the nature and extent of the information need. Outcomes Include:
a. Reviews the initial information need to clarify, revise, or refine the question b. Describes criteria used to make information decisions and choices Standard Two
The information literate student accesses needed information effectively and efficiently. Performance Indicators: 1. The information literate student selects the most appropriate investigative methods or information retrieval systems for accessing the needed information. Outcomes Include:
a. Identifies appropriate investigative methods (e.g., laboratory experiment, simulation, fieldwork) b. Investigates benefits and applicability of various investigative methods c. Investigates the scope, content, and organization of information retrieval systems d. Selects efficient and effective approaches for accessing the information needed from the investigative method or information retrieval system 2. The information literate student constructs and implements effectively-designed search strategies. Outcomes Include:
a. Develops a research plan appropriate to the investigative method b. Identifies keywords, synonyms and related terms for the information needed c. Selects controlled vocabulary specific to the discipline or information retrieval source
Information Literacy Competency Standards for Higher Education, © ALA, 2000 84
d. Constructs a search strategy using appropriate commands for the information retrieval system selected (e.g., Boolean operators, truncation, and proximity for search engines; internal organizers such as indexes for books) e. Implements the search strategy in various information retrieval systems using different user interfaces and search engines, with different command languages, protocols, and search parameters f. Implements the search using investigative protocols appropriate to the discipline 3. The information literate student retrieves information online or in person using a variety of methods. Outcomes Include:
a. Uses various search systems to retrieve information in a variety of formats b. Uses various classification schemes and other systems (e.g., call number systems or indexes) to locate information resources within the library or to identify specific sites for physical exploration c. Uses specialized online or in person services available at the institution to retrieve information needed (e.g., interlibrary loan/document delivery, professional associations, institutional research offices, community resources, experts and practitioners) d. Uses surveys, letters, interviews, and other forms of inquiry to retrieve primary information 4.
The information literate student refines the search strategy if necessary.
Outcomes Include:
a. Assesses the quantity, quality, and relevance of the search results to determine whether alternative information retrieval systems or investigative methods should be utilized b. Identifies gaps in the information retrieved and determines if the search strategy should be revised c. Repeats the search using the revised strategy as necessary 5. The information literate student extracts, records, and manages the information and its sources. Outcomes Include:
a. Selects among various technologies the most appropriate one for the task of extracting the needed information (e.g., copy/paste software functions, photocopier, scanner, audio/visual equipment, or exploratory instruments) b. Creates a system for organizing the information c. Differentiates between the types of sources cited and understands the elements and correct syntax of a citation for a wide range of resources
Information Literacy Competency Standards for Higher Education, © ALA, 2000 85
d. Records all pertinent citation information for future reference e. Uses various technologies to manage the information selected and organized Standard Three
The information literate student evaluates information and its sources critically and incorporates selected information into his or her knowledge base and value system. Performance Indicators: 1. The information literate student summarizes the main ideas to be extracted from the information gathered. Outcomes Include:
a. Reads the text and selects main ideas b. Restates textual concepts in his/her own words and selects data accurately c. Identifies verbatim material that can be then appropriately quoted 2. The information literate student articulates and applies initial criteria for evaluating both the information and its sources. Outcomes Include:
a. Examines and compares information from various sources in order to evaluate reliability, validity, accuracy, authority, timeliness, and point of view or bias b. Analyzes the structure and logic of supporting arguments or methods c. Recognizes prejudice, deception, or manipulation d. Recognizes the cultural, physical, or other context within which the information was created and understands the impact of context on interpreting the information 3. The information literate student synthesizes main ideas to construct new concepts. Outcomes Include:
a. Recognizes interrelationships among concepts and combines them into potentially useful primary statements with supporting evidence b. Extends initial synthesis, when possible, at a higher level of abstraction to construct new hypotheses that may require additional information c. Utilizes computer and other technologies (e.g. spreadsheets, databases, multimedia, and audio or visual equipment) for studying the interaction of ideas and other phenomena
Information Literacy Competency Standards for Higher Education, © ALA, 2000 86
4. The information literate student compares new knowledge with prior knowledge to determine the value added, contradictions, or other unique characteristics of the information. Outcomes Include:
a. Determines whether information satisfies the research or other information need b. Uses consciously selected criteria to determine whether the information contradicts or verifies information used from other sources c. Draws conclusions based upon information gathered d. Tests theories with discipline-appropriate techniques (e.g., simulators, experiments) e. Determines probable accuracy by questioning the source of the data, the limitations of the information gathering tools or strategies, and the reasonableness of the conclusions f. Integrates new information with previous information or knowledge g. Selects information that provides evidence for the topic 5. The information literate student determines whether the new knowledge has an impact on the individual's value system and takes steps to reconcile differences. Outcomes Include:
a. Investigates differing viewpoints encountered in the literature b. Determines whether to incorporate or reject viewpoints encountered 6. The information literate student validates understanding and interpretation of the information through discourse with other individuals, subject-area experts, and/or practitioners. Outcomes Include:
a. Participates in classroom and other discussions b. Participates in class-sponsored electronic communication forums designed to encourage discourse on the topic (e.g., e-mail, bulletin boards, chat rooms) c. Seeks expert opinion through a variety of mechanisms (e.g., interviews, e-mail, listservs) 7. The information literate student determines whether the initial query should be revised. Outcomes Include:
a. Determines if original information need has been satisfied or if ad- ditional information is needed b. Reviews search strategy and incorporates additional concepts as necessary
Information Literacy Competency Standards for Higher Education, © ALA, 2000 87
c. Reviews information retrieval sources used and expands to include others as needed Standard Four
The information literate student, individually or as a member of a group, uses information effectively to accomplish a specific purpose. Performance Indicators: 1. The information literate student applies new and prior information to the planning and creation of a particular product or performance. Outcomes Include:
a. Organizes the content in a manner that supports the purposes and format of the product or performance (e.g. outlines, drafts, story boards) b. Articulates knowledge and skills transferred from prior experiences to planning and creating the product or performance c. Integrates the new and prior information, including quotations and paraphrasings, in a manner that supports the purposes of the product or performance d. Manipulates digital text, images, and data, as needed, transferring them from their original locations and formats to a new context 2. The information literate student revises the development process for the product or performance. Outcomes Include:
a. Maintains a journal or log of activities related to the information seeking, evaluating, and communicating process b. Reflects on past successes, failures, and alternative strategies 3. The information literate student communicates the product or performance effectively to others. Outcomes Include:
a. Chooses a communication medium and format that best supports the purposes of the product or performance and the intended audience b. Uses a range of information technology applications in creating the product or performance c. Incorporates principles of design and communication d. Communicates clearly and with a style that supports the purposes of the intended audience
Information Literacy Competency Standards for Higher Education, © ALA, 2000 88
Standard Five
The information literate student understands many of the economic, legal, and social issues surrounding the use of information and accesses and uses information ethically and legally. Performance Indicators: 1. The information literate student understands many of the ethical, legal and socioeconomic issues surrounding information and information technology. Outcomes Include:
a. Identifies and discusses issues related to privacy and security in both the print and electronic environments b. Identifies and discusses issues related to free vs. fee-based access to information c. Identifies and discusses issues related to censorship and freedom of speech d. Demonstrates an understanding of intellectual property, copyright, and fair use of copyrighted material 2. The information literate student follows laws, regulations, institutional policies, and etiquette related to the access and use of information resources. Outcomes Include:
a. b. c. d. e. f.
Participates in electronic discussions following accepted practices (e.g. "Netiquette") Uses approved passwords and other forms of ID for access to infor-mation resources Complies with institutional policies on access to information resources Preserves the integrity of information resources, equipment, sys-tems and facilities Legally obtains, stores, and disseminates text, data, images, or sounds Demonstrates an understanding of what constitutes plagiarism and does not represent work attributable toothers as his/her own g. Demonstrates an understanding of institutional policies related to human subjects research 3. The information literate student acknowledges the use of information sources in communicating the product or performance. Outcomes Include:
a. Selects an appropriate documentation style and uses it consistently to cite sources b. Posts permission granted notices, as needed, for copyrighted material
Information Literacy Competency Standards for Higher Education, © ALA, 2000 89
Appendix I: Selected Information Literacy Initiatives ♦ In 1989 the American Library Association (ALA) Presidential Committee on Information Literacy issued a Final Report which defined four components of information literacy: the ability to recognize when information is needed and to locate, evaluate and use effectively the needed information.http://www.ala.org/ala/acrl/acrlpubs/whitepapers/presidential.htm. ♦ In 1990, the National Forum on Information Literacy (NFIL) was founded as a response to the recommendations of the ALA Presidential Committee Final Report. NFIL is a "coalition of over 75 education, business, and governmental organizations working to promote international and national awareness of the need for information literacy and encouraging activities leading to its acquisition." Forum members promote information literacy nationally, internationally, and within their own programs. http://www.infolit.org/index.html ♦ In March 1998 NFIL issued, A Progress Report on Information Literacy: An Update on the American Library Association Presidential Committee on Information Literacy: Final Report. http://www.infolit.org/documents/progress.html ♦ In 1998 the American Association of School Libraries (AASL) and the Association of Educational Communications and Technology (AECT) published Information Literacy Standards for Student Learning. The AASL/AECT standards detail competencies for students in K-12. ♦ Since 1989, in the absence of national standards, many states, school districts, state university systems, and local institutions have developed information literacy competency standards. http://www. fiu.edu/~library/ili/iliweb.html
Information Literacy Competency Standards for Higher Education, © ALA, 2000 90
Developers of
the
Information
Literacy Competency
Standards Patricia Iannuzzi, Chair
Barton Lessin
Associate University Librarian and Director University of California, Berkeley
[email protected]
Assistant Dean and Director, Science and Engineering Library Wayne State University
[email protected]
Mike Eisenberg
Bonnie Gratch Lindauer
Director, School of Library and Information Science University of Washington
[email protected]
Coordinator of Reference Services, City College of San Francisco
[email protected]
Donald W. Farmer
Hannelore B. Rader
Vice President for Academic Affairs Kings College (PA)
University Librarian University of Louisville
[email protected]
Craig Gibson
Oswald Ratteray
Associate University Librarian for Public Services George Mason University Libraries (VA)
[email protected]
Assistant Director for Constituent Services & Special Programs Middle States Commission on Higher Education
[email protected]
Lori A. Goetsch
Director of Libraries for Public Services University of Maryland
[email protected]
Althea H. Jenkins, Ex-Officio
Executive Director Association of College and Research Libraries
[email protected]
Information Literacy Competency Standards for Higher Education, © ALA, 2000 91
Citing the standards
American Psychological Association (APA Style)
Information literacy competency standards for higher education. (2000).[Brochure]. Chicago: Association of College & Research Libraries. Online citation Information literacy competency standards for higher education. (2000).Retrieved [insert month-day-year accessed] from http://www.acrl.org/ala/mgrps/divs/acrl/standards/standards.pdf Chicago Manual of Style
Information literacy competency standards for higher education. 2000 Chicago: Association of College & Research Libraries. Online citation Information Literacy Competency Standards for Higher Education. Association of College & Research Libraries, 2000; http://www.acrl.org/ala/mgrps/divs/acrl/standards/standards.pdf. Modern Language Association (MLA Style)
Information Literacy Competency Standards for Higher Education. Chicago: Association of College & Research Libraries, 2000 Online citation "Information Literacy Competency Standards for Higher Education." 2000. Association of College & Research Libraries. [Day-month-year accessed]
1. Ketika anda ingin mencari informasi, apakah anda merumuskan masalah terlebih dahulu? Alasannya kenapa? 2. Ada 3 jenis sumber informasi yaitu primer, sekunder, tersier. Apakah anda tau mengenai hal tersebut? 3. Dalam mencari informasi, jenis informasi mana yang anda pilih? Mengapa? 4. Bagaimana cara anda untuk mendapatkan informasi tersebut? 5. Mengapa anda memilih menggunakan cara tersebut untuk mencari informasi yang anda butuhkan? 6. Apakah anda menggunakan kata kunci dalam mencari informasi? Bagaimana cara anda menentukan kata kunci tersebut? 7. Apakah menurut anda kata kunci yang anda gunakan sudah tepat? bagaimana anda mengetahui bahwa kata kunci yang anda gunakan sudah tepat atau belum? 8. Bagaimana anda menyaring informasi yang anda dapatkan setelah menelusur informasi dengan kata kunci yang anda tentukan? 9. Berdasarkan apa anda menyaring informasi tersebut? 10. Setelah anda mendapatkan informasi, bagaimana cara anda mengolah informasi tersebut agar sesuai dengan kebutuhan anda? 11. Apakah anda mengkomunikasikan kembali informasi yang anda dapatkan? 12. Menurut anda, apakah metode/cara penelusuran informasi yang anda lakukan selama ini sudah efektif? 13. Apakah anda sudah mematuhi aturan/etika dalam menggunakan informasi?
HASIL DATA LAPANGAN
Indikator: mahasiswa yang literat informasi mampu menentukan jenis dan sifat informasi yang dibutuhkan
1
Nama Informan (Disamarkan) Aziz
2
Heni
Ketika anda ingin mencari informasi, apakah anda merumuskan masalah terlebih dahulu? alasannya kenapa?
3
Sukarni
Ketika anda ingin mencari informasi, apakah anda merumuskan masalah terlebih dahulu? alasannya kenapa?
4
Hendi
Ketika anda ingin mencari informasi, apakah anda merumuskan masalah terlebih dahulu? alasannya kenapa?
5
Anis
Ketika anda ingin mencari informasi, apakah anda merumuskan masalah terlebih dahulu? alasannya kenapa?
No
Pertanyaan
Jawaban
Interpretasi
Ketika anda ingin mencari informasi, apakah anda merumuskan masalah terlebih dahulu? alasannya kenapa?
“tidak, biasanya saya langsung saja mencari informasi yang saya butuhkan. Lebih praktis dan efisien waktu.” (1/6/2012) “ya, saya menentukan topik pembahasan dulu sebelum mencari informasi. Supaya tahu apa informasi yang akan saya cari.” (1/6/2012) “ya, saya membuat daftar catatan dulu tentang pembahasan yang akan saya cari. Biar lebih terfokus pada pembahasan yang akan saya cari.” (11/6/2012) “tidak, kalau saya langsung mencari informasi yang saya inginkan. Karena biar lebih cepat.” (11/6/2012) “ya, sebelum saya mencari informasi biasanya saya tentukan dulu topik dari informasi yang akan saya cari. Agar lebih terfokus pada informasi
Aziz tidak merumuskan masalah terlebih dahulu karena lebih praktis dan efisien waktu.
Heni merumuskan informasi terlebih dahulu karena agar tahu informasi yang akan dicari.
Sukarni merumuskan informasi terlebih dahulu agar lebih fokus dalam mencari informasi yang dibutuhkan.
Hendi tidak merumuskan masalah terlebih dahulu karena lebih cepat.
Anis merumuskan informasi terlebih dahulu agar lebih fokus dalam mencari informasi yang dibutuhkan.
6
Muhammad Choirul Manan
7
Yoga
8
Taufik
yang akan saya cari.” (11/6/2012) Ketika anda ingin mencari ”tidak, saya langsung informasi, apakah anda saja mencari informasi merumuskan masalah yang saya cari. Karena terlebih dahulu? alasannya menurut saya kenapa? menghabiskan banyak waktu.” (11/6/2012) Ketika anda ingin mencari “ya, saya mencari tahu informasi, apakah anda terlebih dahulu topik merumuskan masalah dari pembahasan yang terlebih dahulu? alasannya akan saya cari agar kenapa? lebih fokus dalam mencari informasi.” (12/6/2012) Ketika anda ingin mencari “tidak, saya langsung informasi, apakah anda mencari informasi yang merumuskan masalah saya butuhkan. Klo terlebih dahulu? alasannya menurut saya lebih kenapa? efisien waktu saja.” (12/6/2012)
1
Nama Informan (Disamarkan) Aziz
2
Heni
Dalam mencari informasi, jenis informasi mana yang anda pilih, mengapa ?
3
Sukarni
Dalam mencari informasi, jenis informasi mana yang anda pilih, mengapa ?
No
Muhammad Choirul Manan tidak merumuskan masalah terlebih dahulu karena hanya menghabiskan waktu saja.
Yoga merumuskan informasi terlebih dahulu agar lebih fokus dalam mencari informasi yang dibutuhkan.
Taufik tidak merumuskan masalah terlebih dahulu karena lebih efisien waktu.
Pertanyaan
Jawaban
Interpretasi
Dalam mencari informasi, jenis informasi mana yang anda pilih, mengapa ?
“primer, karena menurut saya sumber primer bisa mewakili informasi yang saya butuhkan, lebih akurat dan terpercaya.” (1/6/2012) “sekunder, karena informasi yang saya butuhkan ada di situ dan dosen juga mengarahkan untuk menggunakan sumber informasi sekunder.” (1/6/2012) “sekunder, karena yang ada di dalam informasi sekunder sesuai dengan
Aziz lebih memilih jenis sumber informasi primer karena informasi yang ada di dalam informasi primer lebih akurat dan terpercaya,
Heni memilih jenis sumber informasi sekunder karena menurutnya bisa memenuhi kebutuhan informasinya dan atas arahan dari dosen untuk menggunakan sumber informasi sekunder. Sukarni memilih jenis sumber informasi sekunder karena informasi yang dibutuhkan ada
4
Hendi
Dalam mencari informasi, jenis informasi mana yang anda pilih, mengapa ?
5
Anis
Dalam mencari informasi, jenis informasi mana yang anda pilih, mengapa ?
6
Muhammad Choirul Manan
Dalam mencari informasi, jenis informasi mana yang anda pilih, mengapa ?
7
Yoga
Dalam mencari informasi, jenis informasi mana yang anda pilih, mengapa ?
8
Taufik
Dalam mencari informasi, jenis informasi mana yang anda pilih, mengapa ?
informasi yang saya butuhkan.” (11/6/2012) “primer dan sekunder, karena informasinya lebih valid.” (11/6/2012) “tersier, karena dosen lebih menganjurkan itu, klo kita sendiri disuruh memahami skripsi juga belum terlalu paham.” (11/6/2012) ”klo untuk mengerjakan tugas saya memilih primer klo untuk refreshing saya milih tersier, klo gak ada kerjaan biasanya suka browsing atau baca literature untuk menambah wawasan saja.” (11/6/2012) “tersier, karena perpustakaan menyediakan layanan catalog khusus untuk pencarian informasi jadi memudahkan saya dalam mencari informasi.” (12/6/2012) “Saya memilih informasi sekunder karena sudah berupa dokumen yang dibukukan jadi lebih enak untuk dibaca dan dimengerti.” (12/6/2012)
di sumber informasi sekunder. Hendi memilih primer dan sekunder karena 2 jenis sumber informasi tersebut lebih valid. Anis memilih tersier karena anjuran dari dosen dan dia juga belum bisa untuk memahami skripsi.
Muhammad Choirul Manan memilih primer dan tersier tergantung kebutuhannya.
Yoga memilih tersier karena memudahkan dia dalam mencari informasi.
Taufik memilih sekunder karena jenis sumber informasi ini lebih enak untuk di baca dan dimengerti.
Indikator: mahasiswa yang literat informasi mengakses kebutuhan informasi secara efektif dan efisien.
No
Nama Informan (Disamarkan)
Pertanyaan
Jawaban
Interpretasi
1
Aziz
2
Heni
3
Sukarni
Bagaimana cara anda untuk mendapatkan informasi tersebut?
4
Hendi
5
Anis
6
Muhammad Choirul Manan
7
Yoga
8
Taufik
Bagaimana cara anda untuk mendapatkan informasi tersebut? Bagaimana cara anda untuk mendapatkan informasi tersebut? Bagaimana cara anda untuk mendapatkan informasi tersebut? Bagaimana cara anda untuk mendapatkan informasi tersebut? Bagaimana cara anda untuk mendapatkan informasi tersebut?
No 1
Nama Informan (Disamarkan) Aziz
Bagaimana cara anda untuk mendapatkan informasi tersebut? Bagaimana cara anda untuk mendapatkan informasi tersebut?
Pertanyaan Mengapa anda memilih menggunakan cara tersebut untuk mencari informasi yang anda butuhkan?
“ browsing di google.” (1/6/2012) “Menelusur ke rak lansung mencari buku yang dibutuhkan klo di sana tidak ada baru browsing internet.” (1/6/2012) “biasanya saya mencari informasi dengan cara mencarinya langsung ke rak jika tidak ketemu baru saya browsing internet.” (11/6/2012) “browsing di google.” (11/6/2012) “browsing internet.” (11/6/2012) ”browsing di google.” (11/6/2012) “browsing internet.” (12/6/2012) “Saya mencari melalui online, kalau misal tidak ada baru saya mencarinya melalui manual.” (12/6/2012)
Jawaban “karena saya sudah biasa mencari informasi di internet menurut saya lebih cepat dalam menemukan informasi yang saya inginkan.”
Aziz lebih memilih cara browsing di internet untuk mendapatkan informasi. Heni lebih menyukai memanfaatkan koleksi cetak untuk mendapatkan informasi.
Sukarni lebih memilih memanfaatkan koleksi cetak untuk mendapatkan informasi.
Hendi memilih browsing di internet untuk mendapatkan informasi. Anis memilih browsing di internet untuk mendapatkan informasi. Muhammad Choirul Manan memilih browsing di internet untuk mendapatkan informasi. Yoga memilih browsing di internet untuk mendapatkan informasi. Taufik memilih browsing di internet untuk mendapatkan informasi.
Interpretasi Aziz lebih cepat dalam menemukan informasi yang dia inginkan.
2
Heni
Mengapa anda memilih menggunakan cara tersebut untuk mencari informasi yang anda butuhkan?
3
Sukarni
Mengapa anda memilih menggunakan cara tersebut untuk mencari informasi yang anda butuhkan?
4
Hendi
Mengapa anda memilih menggunakan cara tersebut untuk mencari informasi yang anda butuhkan?
5
Anis
6
Muhammad Choirul Manan
7
Yoga
8
Taufik
Mengapa anda memilih menggunakan cara tersebut untuk mencari informasi yang anda butuhkan? Mengapa anda memilih menggunakan cara tersebut untuk mencari informasi yang anda butuhkan? Mengapa anda memilih menggunakan cara tersebut untuk mencari informasi yang anda butuhkan? Mengapa anda memilih menggunakan cara
(1/6/2012) “karena klo browsing di internet ada sumber informasi yang tidak terpercaya jadi saya cari dulu di koleksi yang ada di rak.” (1/6/2012) “karena saya biasanya memang jarang mencari informasi di internet, soalnya saya agak bingung karena banyak sekali informasi yang muncul jika mencari di internet.” (11/6/2012) “klo di google menampilkan banyak informasi jadi saya bisa mendapatkan banyak informasi dan bisa membandingkannya supaya sesuai dengan yang saya butuhkan.” (11/6/2012) “karena langsung tertuju pada informasi yang saya butuhkan.” (11/6/2012)
Menurut Heni informasi yang ada di dalam internet belum bisa dipercaya keakuratannya.
Alasan Sukarni adalah dia menjadi agak bingung jika harus mencari informasi di internet karena banyak informasi yang muncul.
Menurut Hendi lebih banyak informasi yang muncul jadi dia bisa dibuat bahan perbandingan.
Karena menurut Anis dengan caranya tersebut bisa langsung tertuju pada informasi yang dia butuhkan.
”karena lebih praktis dalam mencari informasi yang saya inginkan.” (11/6/2012)
Muhammad Choirul Manan merasa caranya lebih praktis dalam mencari informasi.
“karena lebih cepat dalam mencari informasi yang saya butuhkan.” (12/6/2012)
Menurut Yoga lebih cepat dalam mencari informasi.
“Saya mencari informasi dengan cara online agar lebih
Menurut Taufik caranya lebih efisien waktu dalam mencari
tersebut untuk mencari informasi yang anda butuhkan?
1
Nama Informan (Disamarkan) Aziz
2
Heni
3
Sukarni
4
Hendi
5
Anis
6
Muhammad Choirul Manan
No
efisien waktu.” (12/6/2012)
informasi.
Pertanyaan
Jawaban
Apakah anda menggunakan kata kunci dalam mencari informasi? Bagaimana cara anda menentukan kata kunci tersebut? Apakah anda menggunakan kata kunci dalam mencari informasi? Bagaimana cara anda menentukan kata kunci tersebut? Apakah anda menggunakan kata kunci dalam mencari informasi? Bagaimana cara anda menentukan kata kunci tersebut? Apakah anda menggunakan kata kunci dalam mencari informasi? Bagaimana cara anda menentukan kata kunci tersebut? Apakah anda menggunakan kata kunci dalam mencari informasi? Bagaimana cara anda menentukan kata kunci tersebut?
“iya, kata kunci yang saya masukkan di sesuaikan dengan topik yang akan saya cari.” (1/6/2012)
Aziz menggunakan kata kunci dalam penelusuran informasi, cara menentukan kata kuncinya disesuaikan dengan topik yang akan dicari.
“iya, biasanya saya sesuaikan dengan topik yang akan saya cari.” (1/6/2012)
Heni menggunakan kata kunci dalam penelusuran informasi, cara menentukan kata kuncinya disesuaikan dengan topik yang akan dicari.
“iya, disesuaikan dengan topik yang ingin saya cari.” (11/6/2012)
Sukarni menggunakan kata kunci dalam penelusuran informasi, cara menentukan kata kuncinya disesuaikan dengan topik yang akan dicari.
“iya saya menggunakan kata kunci, kata kuncinya saya sesuaikan dengan topik yang ingin dicari.” (11/6/2012) “iya, langsung mengetikkan kata kunci dengan tambahan tanda kutip biar langsung tertuju dengan informasi yang saya cari, mengetikkan topik yang ingin saya cari.” (11/6/2012) ”iya, saya memprediksikan sendiri kata kunci yang
Hendi menggunakan kata kunci dalam penelusuran informasi, cara menentukan kata kuncinya disesuaikan dengan topik yang akan dicari.
Apakah anda menggunakan kata kunci dalam mencari informasi?
Interpretasi
Anis menggunakan kata kunci dengan tambahan tanda kutip dalam penelusuran informasi, cara menentukan kata kuncinya disesuaikan dengan topik yang akan dicari.
Muhammad Choirul Manan menggunakan kata kunci dalam penelusuran informasi, cara
7
Yoga
8
Taufik
1
Nama Informan (Disamarkan) Aziz
2
Heni
3
Sukarni
No
Bagaimana cara anda menentukan kata kunci tersebut?
akan saya pakai.” (11/6/2012)
Apakah anda menggunakan kata kunci dalam mencari informasi? Bagaimana cara anda menentukan kata kunci tersebut? Apakah anda menggunakan kata kunci dalam mencari informasi? Bagaimana cara anda menentukan kata kunci tersebut?
“iya, kata kunci yang biasa saya pakai biasanya topik dari informasi yang saya butuhkan.” (12/6/2012) “Ya, saya menggunakan kata kunci dalam mencari informasi. Cara saya menenetukan kata kunci dengan langsung mengetik subjek buku/informasi yang saya butuhkan.” (12/6/2012)
Taufik menggunakan kata kunci dalam penelusuran informasi, cara menentukan kata kuncinya disesuaikan dengan informasi yang akan dicari.
Pertanyaan
Jawaban
Interpretasi
Apakah menurut anda kata kunci yang yang anda gunakan sudah tepat? Bagaimana anda mengetahui bahwa kata kunci yang anda gunakan sudah tepat atau belum? Apakah menurut anda kata kunci yang yang anda gunakan sudah tepat? Bagaimana anda mengetahui bahwa kata kunci yang anda gunakan sudah tepat atau belum? Apakah menurut anda kata kunci yang yang anda gunakan sudah tepat? Bagaimana anda mengetahui bahwa kata kunci yang anda gunakan
menentukan kata kuncinya dengan memprediksikan sendiri kata apa yang akan dipakai sebagai kata kunci. Yoga menggunakan kata kunci dalam penelusuran informasi, cara menentukan kata kuncinya disesuaikan dengan topik yang akan dicari.
“Sudah, karena informasi yang saya cari selalu ketemu.” (1/6/2012)
Menurut Aziz kata kunci yang digunakan sudah tepat karena informasi yang dicari selalu ketemu.
“sudah, karena ketika saya mengetikkan topik yang saya gunakan sebagai kata kunci selalu menampilkan informasi yang saya butuhkan.” (1/6/2012) “sudah, biasanya saya sesuaikan ide pokok yang dibahas dengan topik yang saya cari.” (11/6/2012)
Menurut Heni kata kunci yang digunakan sudah tepat karena informasi yang dicari selalu ketemu.
Sukarni kata kunci yang digunakan sudah tepat, dengan cara melihat kecocokan antara ide pokok yang dibahas dalam informasi yang ditemukan dengan topik yang dicari.
4
Hendi
5
Anis
6
Muhammad Choirul Manan
7
Yoga
8
Taufik
sudah tepat atau belum? Apakah menurut anda kata kunci yang yang anda gunakan sudah tepat? Bagaimana anda mengetahui bahwa kata kunci yang anda gunakan sudah tepat atau belum? Apakah menurut anda kata kunci yang yang anda gunakan sudah tepat? Bagaimana anda mengetahui bahwa kata kunci yang anda gunakan sudah tepat atau belum? Apakah menurut anda kata kunci yang yang anda gunakan sudah tepat? Bagaimana anda mengetahui bahwa kata kunci yang anda gunakan sudah tepat atau belum?
“belum, karena terkadang informasi yang saya inginkan jarang ketemu.” (11/6/2012)
“kadang sudah tepat kadang belum, klo belum tertuju ya cari kata kunci yang lain, klo langsung tertuju pada pembahasan yang kita cari.” (11/6/2012) ”sebagian salah cuma klo salah saya coba lagi cari kata kunci lain, taunya ketika kata kunci itu saya masukkan maka yang diharapkan muncul itu sesuai apa yang saya harapkan.” (11/6/2012) Apakah menurut anda “Terkadang kata kunci kata kunci yang yang anda yang saya telusur belum tepat, tapi gunakan sudah tepat? apabila kata kunci yg Bagaimana anda saya pakai masih tidak mengetahui bahwa kata tepat, maka saya akan kunci yang anda gunakan menggunakan kata sudah tepat atau belum? kunci subyek lain yang hampir berdekatan atau yang hampir sama dengan kata kunci yg saya inginkan.” (12/6/2012) Apakah menurut anda “Kata kunci yang saya kata kunci yang yang anda gunakan sudah tepat, saya mengetahuinya gunakan sudah tepat? dari informasi yang Bagaimana anda saya butuhkan sudah mengetahui bahwa kata ada/ ketemu.” kunci yang anda gunakan (12/6/2012) sudah tepat atau belum?
Hendi kata kunci yang digunakan belum tepat karena informasi yang dicari jarang ketemu.
Menurut Anis kata kunci yang digunakan terkadang belum tepat, hal tersebut dapat dilihat kecocokannya antara hasil dari penelusuran informasi yang dicari dengan kata kunci yang digunakan. Menurut Muhammad Choirul Manan kata kunci yang digunakan terkadang belum tepat, hal tersebut dapat dilihat kecocokannya antara hasil dari penelusuran informasi yang dicari dengan kata kunci yang digunakan. Menurut Yoga kata kunci yang digunakan terkadang belum tepat, hal tersebut dapat dilihat kecocokannya antara hasil dari penelusuran informasi yang dicari dengan kata kunci yang digunakan.
Menurut Taufik kata kunci yang digunakan sudah tepat karena informasi yang dicari selalu ketemu.
Indikator: mahasiswa yang literat mengevaluasi informasi dan sumber-sumber secara kritis dan menjadikan informasi yang dipilih sebagai dasar pengetahuan.
1
Nama Informan (Disamarkan) Aziz
2
Heni
3
Sukarni
4
Hendi
5
Anis
6
Muhammad Choirul Manan
No
Pertanyaan Bagaimana anda menyaring informasi yang anda dapatkan setelah menelusur informasi dengan kata kunci yang anda tentukan? Bagaimana anda menyaring informasi yang anda dapatkan setelah menelusur informasi dengan kata kunci yang anda tentukan? Bagaimana anda menyaring informasi yang anda dapatkan setelah menelusur informasi dengan kata kunci yang anda tentukan? Bagaimana anda menyaring informasi yang anda dapatkan setelah menelusur informasi dengan kata kunci yang anda tentukan? Bagaimana anda menyaring informasi yang anda dapatkan setelah menelusur informasi dengan kata kunci yang anda tentukan? Bagaimana anda menyaring informasi yang anda dapatkan setelah menelusur informasi dengan kata kunci yang anda tentukan?
Jawaban
Interpretasi
“saya buka satu per satu.” (1/6/2012)
Cara Aziz menyaring informasi adalah dengan membuka satu per satu hasil pencarian informasi yang muncul.
“saya membaca sekilas sedikit pembahasannya yang tampil sebelum saya membuka website yang membahas informasi yang saya butuhkan.” (1/6/2012) “dengan melihat sekilas ide pokok yang dibahas.” (11/6/2012)
Cara Heni menyaring informasi adalah dengan membaca sekilas pembahasan yang tampil sebelum membuka website yang membahas informasi yang dibutuhkan.
“membuka satu per satu.” (11/6/2012)
Cara Hendi menyaring informasi adalah dengan membuka satu per satu hasil pencarian informasi yang muncul.
“membaca ulasan klo misal tepat buka beberapa sesuai dengan yang kita cari.” (11/6/2012)
Cara Anis menyaring informasi adalah dengan membaca sekilas ulasannya jika hasilnya tepat sesuai yang di inginkan maka dibuka beberapa sesuai yang dicari. Muhammad Choirul Manan membaca sekilas ulasannya jika ada yang sesuai dengan yang diinginkan langsung dibuka dan tidak hanya membuka satu tapi banyak dan akan diseleksi lagi.
”membaca ulasannya sekilas mungkin ada yang nyambung atau singkron saya buka tapi saya tidak hanya membuka satu tapi banyak satu per satu
Cara Sukarni menyaring informasi adalah dengan melihat sekilas sedikit ide pokok yang dibahas.
7
Yoga
8
Taufik
Bagaimana anda menyaring informasi yang anda dapatkan setelah menelusur informasi dengan kata kunci yang anda tentukan? Bagaimana anda menyaring informasi yang anda dapatkan setelah menelusur informasi dengan kata kunci yang anda tentukan?
1
Nama Informan (Disamarkan) Aziz
2
Heni
3
Sukarni
4
Hendi
Berdasarkan apa anda menyaring informasi informasi tersebut?
5
Anis
Berdasarkan apa anda menyaring informasi informasi tersebut?
6
Muhammad
Berdasarkan apa anda
No
Pertanyaan Berdasarkan apa anda menyaring informasi informasi tersebut? Berdasarkan apa anda menyaring informasi informasi tersebut? Berdasarkan apa anda menyaring informasi informasi tersebut?
saya seleksi lagi.” (11/6/2012) “dengan membuka satu satu.” (12/6/2012)
Cara Yoga menyaring informasi adalah dengan membuka satu per satu hasil pencarian informasi yang muncul.
“Saya menyaring informasi dengan menentukan kalimat kalimat yang saya kira tepat untuk saya butuhkan.” (12/6/2012)
Cara Taufik dengan melihat kalimat ulasan yang tampil pada hasil pencarian.
Jawaban
Interpretasi
“Berdasarkan informasi Aziz menyaring informasi yang saya butuhkan.” berdasarkan apa yang dia (1/6/2012) butuhkan. “berdasarkan informasi Heni menyaring informasi yang saya cari.” berdasarkan apa yang dia cari. (1/6/2012) “kesesuaian antara kata Sukarni menyaring informasi kunci yang saya pakai berdasarkan kesesuaian antara dengan topik yang di informasi yang dicari dengan bahas.” (11/6/2012) topik yang dibahas di hasil pencarian. “berdasarkan sesuai Hendi menyaring informasi tidaknya dengan berdasarkan sesuai tidaknya informasi yang saya dengan informasi yang saya cari. cari.” (11/6/2012) “berdasarkan Anis menyaring informasi pembahasan yang akan berdasarkan kecocokan dengan kita cari, kecocokan pembahasan/materi yang dicari. atau tidak dengan materi yang akan kita bahas klo cocok ya dipilih saja.” (11/6/2012) ”berdasarkan keinginan Muhammad Choirul Manan
Choirul Manan
menyaring informasi informasi tersebut?
7
Yoga
Berdasarkan apa anda menyaring informasi informasi tersebut?
8
Taufik
Berdasarkan apa anda menyaring informasi informasi tersebut?
1
Nama Informan (Disamarkan) Aziz
2
Heni
3
Sukarni
4
Hendi
5
Anis
No
saya.” (11/6/2012)
menyaring informasi berdasarkan apa yang dia butuhkan. “Dalam menyaring Yoga menyaring informasi informasi yang saya berdasarkan kelengkapan isi butuhkan, saya memilih informasi tersebut (full text) informasi yang sesuai supaya tidak terjadi kesamaan dan lengkap sekaligus, hal ini agar tidak terjadi informasi. penggandaan informasi yang sama.” (12/6/2012) Taufik menyaring informasi “Saya menyaring informasi tersebut berdasarkan apa yang dia berdasarkan kebutuhan butuhkan. informasi yang saya perlukan.” (12/6/2012)
Pertanyaan
Jawaban
Interpretasi
Setelah anda mendapatkan informasi, bagaimana cara anda mengolah informasi tersebut agar sesuai dengan kebutuhan anda? Setelah anda mendapatkan informasi, bagaimana cara anda mengolah informasi tersebut agar sesuai dengan kebutuhan anda? Setelah anda mendapatkan informasi, bagaimana cara anda mengolah informasi tersebut agar sesuai dengan kebutuhan anda? Setelah anda mendapatkan informasi, bagaimana cara anda mengolah informasi tersebut agar sesuai dengan kebutuhan anda? Setelah anda mendapatkan informasi, bagaimana cara anda mengolah informasi
“saya copy pastekan ke MS Word.” (1/6/2012)
Aziz melakukanya dengan cara mengcopy paste ke dalam MS Word.
“klo saya mencatat atau mengcopy informasi yang sekiranya saya butuhkan saja.” (1/6/2012) “mencatat yang saya anggap sesuai dengan apa yang saya cari.” (11/6/2012)
Heni melakukanya dengan cara mencatat/mengcopy paste ke dalam MS Word.
“saya mengcopy paste ke MS Word.” (11/6/2012)
Hendi melakukanya dengan cara mengcopy paste ke dalam MS Word.
“biasanya saya mengcopy inti-intinya kadang juga saya
Anis melakukanya dengan cara mengcopy paste ke dalam MS Word.
Sukarni melakukanya dengan cara mencatatnya.
tersebut agar sesuai dengan kebutuhan anda?
6
Muhammad Choirul Manan
7
Yoga
8
Taufik
mengcopy halamannya.” (11/6/2012) Setelah anda mendapatkan ”biasanya di copy paste informasi, bagaimana cara kemudian di transfer ke anda mengolah informasi MS word nanti MS tersebut agar sesuai word itu disimpan di dengan kebutuhan anda? flashdisk.” (11/6/2012) Setelah anda mendapatkan “Setelah sekiranya informasi, bagaimana cara informasi yang saya anda mengolah informasi dapat dari alat telusur, maka informasi tersebut agar sesuai tersebut saya liat isinya dengan kebutuhan anda? atau sedikit membaca isinya kemudian saya mengambil kesimpulannya. Apa bila isi dari informasi tersebut sesuai dengan apa yang saya butuhkan, Maka saya merasa informasi tersebut tepat sesuai dengan kebutuhan saya, setelah itu yang saya lakukan copy paste informasi tersebut ke MS word.” (12/6/2012) Setelah anda mendapatkan “Saya mengolah informasi, bagaimana cara infromasi dengan cara anda mengolah informasi mengambil kalimatkalimat yang penting tersebut agar sesuai dan sesuai dengan apa dengan kebutuhan anda? yang saya butuhkan dan informasi tersebut juga jelas isinya kemudian saya copy pastekan ke dalam MS word.” (12/6/2012)
Muhammad Choirul Manan melakukanya dengan cara mengcopy paste ke dalam MS Word. Yoga melakukanya dengan cara membaca sedikit isi informasi kemudian diambil kesimpulannya jika merasa sudah tepat dengan kebutuhan lalu di copy paste ke dalam MS Word.
Taufik melakukanya dengan cara mengambil kalimat-kalimatyang penting sesuai dengan kebutuhan kemudian mengcopy paste ke dalam MS Word.
Indikator: mahasiswa yang literat menggunakan dan mengkomunikasikan informasi dengan efektif dan efisien
No 1
Nama Informan (Disamarkan) Aziz
Pertanyaan Apakah anda
Jawaban “iya, saya selalu
Interpretasi Aziz selalu mengkomunikasikan
mengkomunikasikan kembali informasi yang anda dapatkan?
2
Heni
Apakah anda mengkomunikasikan kembali informasi yang anda dapatkan?
3
Sukarni
4
Hendi
Apakah anda mengkomunikasikan kembali informasi yang anda dapatkan? Apakah anda mengkomunikasikan kembali informasi yang anda dapatkan?
5
Anis
Apakah anda mengkomunikasikan kembali informasi yang anda dapatkan?
6
Muhammad Choirul Manan
7
Yoga
Apakah anda mengkomunikasikan kembali informasi yang anda dapatkan? Apakah anda mengkomunikasikan kembali informasi yang anda dapatkan?
mengkomunikasikan informasi yang saya dapat dengan temanteman saya.” (1/6/2012) “tergantung tugas klo tugas kelompok saya komunikasikan sama teman klo individu ya buat saya sendiri.” (1/6/2012) “ya, saya mengkomunikasikan kembali .” (11/6/2012)
kembali informasi yang diperolehnya.
“sebenarnya ada keinginan untuk mengkomunikasikan informasi yang saya peroleh tapi saya selalu lupa untuk mengkomunikasikanya. ” (11/6/2012) “biasanya saya yang mencari informasi buat teman-teman jadi saya sering mengkomunikasikan informasi yang saya dapatkan itu.” (11/6/2012) ”sering juga sama teman-teman dekat.” (11/6/2012)
Hendi selalu lupa untuk memngkomunikasikan kembali informasi yang diperolehnya.
Heni mengkomunikasikan kembali informasi jika ada tugas kelompok saja.
Sukarni mengkomunikasikan kembali informasi yang diperolehnya.
Anis mengkomunikasikan kembali informasi yang diperolehnya.
Muhammad Choirul Manan mengkomunikasikan kembali informasi yang diperolehnya.
“Ya, biasanya Yoga mengkomunikasikan informasi yang saya kembali informasi yang dapat saya diperolehnya. informasikan ke orang lain, biasanya informasi yang baru saya dapat, saya diskusikan dengan teman saya.” (12/6/2012)
8
Taufik
Apakah anda mengkomunikasikan kembali informasi yang anda dapatkan?
“Ya saya mengkomunikasikan informasi yang saya dapat. Siapa tahu informasi yang saya dapat tersebut bisa berguna bagi orang lain.” (12/6/2012)
1
Nama Informan (Disamarkan) Aziz
2
Heni
3
Sukarni
4
Hendi
Menurut anda, apakah metode/cara penelusuran informasi yang anda lakukan selama ini sudah efektif?
“belum, karena saya masih agak kesulitan menemukan informasi yang saya butuhkan.” (11/6/2012)
5
Anis
Menurut anda, apakah metode/cara penelusuran informasi yang anda lakukan selama ini sudah efektif?
6
Muhammad Choirul Manan
Menurut anda, apakah metode/cara penelusuran
“klo menurut saya sudah tepat sepengetahuan saya tapi mungkin ada yang lebih tepat, dan menurut saya itu efektif.” (11/6/2012) ”belum tau pasti, memang kebiasan
No
Pertanyaan
Taufik mengkomunikasikan kembali informasi yang diperolehnya.
Jawaban
Interpretasi
Menurut anda, apakah metode/cara penelusuran informasi yang anda lakukan selama ini sudah efektif? Menurut anda, apakah metode/cara penelusuran informasi yang anda lakukan selama ini sudah efektif? Menurut anda, apakah metode/cara penelusuran informasi yang anda lakukan selama ini sudah efektif?
“sudah, sejauh ini efektif karena saya selalu menemukan informasi yang butuhkan.” (1/6/2012) “belum, karena saya kadang kesulitan dalam menemukan informasi yang saya inginkan.” (1/6/2012) “belum, karena saya masih memerlukan waktu yang cukup lama dalam menemukan informasi yang saya butuhkan.” (11/6/2012)
Aziz menganggap metode/cara dalam penelusuran informasi selama ini sudah efektif karena informasi yang dibutuhkan selalu ketemu. Heni menganggap metode/cara dalam penelusuran informasi selama ini belum efektif karena kesulitan dalam menemukan informasi yang diinginkan. Sukarni menganggap metode/cara dalam penelusuran informasi selama ini belum efektif karena membutuhkan waktu yang cukup lama dalam menemukan informasi yang di butuhkan. Hendi menganggap metode/cara dalam penelusuran informasi selama ini belum efektif karena masih kesulitan dalam menemukan informasi yang di butuhkan. Anis menganggap metode/cara dalam penelusuran informasi selama ini sudah efektif karena informasi yang dibutuhkan selalu ketemu.
Muhammad Choirul Manan belum tahu pasti apakah
informasi yang anda lakukan selama ini sudah efektif? 7
Yoga
8
Taufik
Menurut anda, apakah metode/cara penelusuran informasi yang anda lakukan selama ini sudah efektif? Menurut anda, apakah metode/cara penelusuran informasi yang anda lakukan selama ini sudah efektif?
sehari hari saja melakukan itu karena suka dan keinginan.” (11/6/2012) “Ya, menurut saya sudah cukup membantu dan efektif.” (12/6/2012) “Ya sudah efektif karena tidak memerlukan waktu lama dan informasi yang saya butuhkan langsung ketemu.” (12/6/2012)
metode/cara yang digunakan sudah efektif atau tidak.
Yoga menganggap metode/cara dalam penelusuran informasi selama ini sudah efektif karena informasi yang dibutuhkan selalu ketemu. Taufik menganggap metode/cara dalam penelusuran informasi selama ini sudah efektif karena informasi yang dibutuhkan selalu ketemu.
Indikator: mahasiswa yang literat informasi memahami isu ekonomi, hukum, dan social sekitar penggunaan dan pengaksesan informasi secara etis dan hokum.
1
Nama Informan (Disamarkan) Aziz
2
3
No
Pertanyaan
Jawaban
Apakah anda sudah mematuhi aturan/etika dalam menggunakan informasi?
“sudah, karena saya selalu mencantumkan darimana sumber informasi itu saya dapatkan.” (1/6/2012)
Heni
Apakah anda sudah mematuhi aturan/etika dalam menggunakan informasi?
Sukarni
Apakah anda sudah mematuhi aturan/etika dalam menggunakan informasi?
“sudah, karena dosen pun selalu meminta darimana sumber informasi tersebut saya dapatkan jadi saya selalu tulis darimana sumber informasi yang saya dapatkan di daftar pustaka.” (1/6/2012) “sudah, biasanya saya tidak lupa mencantumkan darimana informasi tersebut saya peroleh.” (11/6/2012)
Interpretasi Aziz sudah mematuhi aturan/etika dalam menggunakan informasi karena selalu mencantumkan darimana sumber informasi tersebut didapatkan. Heni sudah mematuhi aturan/etika dalam menggunakan informasi karena selalu mencantumkan darimana sumber informasi tersebut didapatkan.
Sukarni sudah mematuhi aturan/etika dalam menggunakan informasi karena selalu mencantumkan darimana sumber informasi tersebut didapatkan.
4
Hendi
Apakah anda sudah mematuhi aturan/etika dalam menggunakan informasi?
5
Anis
Apakah anda sudah mematuhi aturan/etika dalam menggunakan informasi?
6
Muhammad Choirul Manan
Apakah anda sudah mematuhi aturan/etika dalam menggunakan informasi?
7
Yoga
Apakah anda sudah mematuhi aturan/etika dalam menggunakan informasi?
8
Taufik
Apakah anda sudah mematuhi aturan/etika dalam menggunakan informasi?
“sudah, setiap saya membuat tugas kuliah saya selalu memasukkan darimana infomasi itu saya dapatkan.” (11/6/2012) “ya saya selalu mencantumkan sumber informasi yang saya dapat di daftar pustaka karena dosen selalu menayakan hal itu.” (11/6/2012) ”iya saya mencantumkan sumber informasi yang saya dapatkan di daftar pustaka .” (11/6/2012) “Ya sudah, dalam melakukan telusur informasi yang saya lakukan, saya mengikuti aturan dan etika yg berlaku.” (12/6/2012) “Saya kira sudah, karena saya setiap mengambil/mengutip informasi dari orang lain pasti saya kasih sumbernya darimana informasi tersebut didapat.” (12/6/2012)
Hendi sudah mematuhi aturan/etika dalam menggunakan informasi karena selalu mencantumkan darimana sumber informasi tersebut didapatkan. Anis sudah mematuhi aturan/etika dalam menggunakan informasi karena selalu mencantumkan darimana sumber informasi tersebut didapatkan. Muhammad Choirul Manan sudah mematuhi aturan/etika dalam menggunakan informasi karena selalu mencantumkan darimana sumber informasi tersebut didapatkan. Yoga sudah mematuhi aturan/etika dalam menggunakan informasi karena selalu mencantumkan darimana sumber informasi tersebut didapatkan. Taufik sudah mematuhi aturan/etika dalam menggunakan informasi karena selalu mencantumkan darimana sumber informasi tersebut didapatkan.