PENGARUH LAYANAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI SMP ISLAM HIDAYATULLAH BANYUMANIK SEMARANG SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Dalam Program Studi Kependidikan Islam
Oleh: TRIYONO AGUSTOMO NIM 073311007
FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2011
i
ii
Semarang, 9 Desember 2011 NOTA PEMBIMBING Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo di Semarang Assalamu ’alaikum wr. wb. Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan, dan koreksi naskah skripsi dengan : Judul
: PENGARUH LAYANAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI SMP ISLAM HIDAYATULLAH SEMARANG
Nama
: Triyono Agustomo
NIM
: 073311007
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi
: Kependidikan Islam
Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam Sidang Munaqasyah. Wassalamu ‘alaikum wr. wb.
Pembimbing I
Fahrurrozi, M.Ag NIP. 19770816 200501 1 003
ii
Semarang, 9 Desember 2011 NOTA PEMBIMBING Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo di Semarang Assalamu ’alaikum wr. wb. Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan, dan koreksi naskah skripsi dengan : Judul
: PENGARUH LAYANAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI SMP ISLAM HIDAYATULLAH SEMARANG
Nama
: Triyono Agustomo
NIM
: 073311007
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi
: Kependidikan Islam
Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam Sidang Munaqasyah. Wassalamu ‘alaikum wr. wb.
Pembimbing II
Fatkuroji, M.Pd NIP.19770415 200701 1 032
iii
MOTTO
Ikutilah orang yang tiada minta Balasan kepadamu; dan mereka adalah orangorang yang mendapat petunjuk. (QS: Yasin: 21)
iv
PERSEMBAHAN
Karya kecil ini kupersembahkan kepada: 1. Alm Ayahanda (Bpk. Widodo) dan Ibunda (Ibu Endang Tri Kadarsih), beserta keluarga besarku, yang telah banyak memberikan segalanya bagiku hingga Aku seperti ini. Tiada yang dapat penulis perbuat untuk membalas kebaikan mereka. Hanya sekuntum do’a yang dapat Aku berikan, jazakum
Allah
Jazakum katsir “semoga Allah SWT membalas amal kebaikan mereka dengan balasan yang berlipat ganda” Amin. 2. Kakakku Ika Purwanti, Dwi Yulianto dan adikku Helmi Pramono yang senantiasa selalu memberikan api semangat bagiku dalam menyelesaikan tugas terakhir di bangku kuliah selama ini. 3. Bapak Fahrurrozi, M.Ag dan Bapak Fatkuroji, M.Pd., untuk kesabarannya membimbing dan mengarahkan penulis sampai karya tulis ini selesai. 4. Kepala Sekolah, guru, staf, dan karyawan SMP ISLAM HIDAYATULLAH Semarang yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian. 5. Semua sahabat-sahabatku di KI-07 yang tak bisa penulis sebutkan satu persatu, do’a dan semangat kalian menjadi motivasi bagiku untuk selalu menjadi yang terbaik. 6. Seseorang yang telah menjadi perantara Tuhan dalam membuka nuraniku, yang tak pernah lelah memberikan semangat, motivasi dalam menyelesaikan karya tulis ini serta pelajaran amat berharga tentang arti sebuah kehidupan untukku, terima kasih adek kiky.
v
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama
: Triyono Agustomo
NIM
: 073311007
Jurusan/ Program Studi
: Kependidikan Islam
Menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/ karya saya sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.
Semarang, 9 Desember 2011 Saya yang menyatakan
Triyono Agustomo NIM. 073311007
vi
ABSTRAK Judul Penulis NIM
: Pengaruh Layanan Perpustakaan Terhadap Prestasi Belajar Siswa di SMP Islam Hidayatullah Banyumanik Semarang : Triyono Agustomo : 073311007
Perpustakaan merupakan sarana yang vital dalam proses belajar mengajar, oleh karena itu perpustakaan dipandang sebagai jantung pendidikan. Kegiatan proses belajar mengajar siswa tidak lagi dipandang sebagai objek belajar tetapi siswa dipandang sebagai sumber belajar. Siswa juga dituntut untuk dapat menemukan pemecahan dari berbagai persoalan yang berkaitan dengan proses belajar, membaca, meneliti, dan berbagai kegiatan lain yang bersifat positif dan produktif, sehingga diperlukan perpustakaan sekolah sebagai salah satu penunjangnya. Perpustakaan sekolah sebagai sarana pendidikan yang amat penting harus diselenggarakan secara efektif dan efisien. Lebih-lebih jika kita lihat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini sedemikian pesatnya, maka peran perpustakaan sebagai sumber informasi sangat kuat dan mutlak diperlukan di sekolah. Sedemikian pentingnya perpustakaan, sehingga di ibaratkan sebagai jantung pendidikan yang memiliki kemampuan dan kekuatan yang langsung mempengaruhi hasil pendidikan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh layanan perpustakaan sekolah terhadap prestasi belajar siswa dan seberapa besar pengaruh layanan perpustakaan sekolah terhadap prestasi belajar siswa di SMP Islam Hidayatullah Semarang. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan angket sedangkan analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis data statistik. Dari hasil penyebaran angket layanan perpustakaan sekolah di SMP Islam Hidayatullah (X) dapat diketahui rata-rata nilai angket sebesar 44,1, sedangkan untuk rata-rata prestasi belajar siswa (Y) sebesar 72,56. Data penelitian tersebut menunjukkan layanan perpustakaan sekolah berpengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa SMP Hidayatullah Banyumanik Semarang, dengan nilai Regresi yaitu 3,427403537. Dengan demikian maka Freg < F0,01 = 7,60 dan F0,05 = 4,18 hai ini menunjukkan tidak ada signifikan. Kesimpulan hasil penelitian yang telah dilakukan yaitu ada pengaruh layanan perpustakaan sekolah terhadap prestasi belajar siswa di SMP Islam Hidayatullah Semarang. Adapun pengaruhnya sebesar 11%, dengan koefisien korelasi rxy = 0,3302 < rtabel (0,361) pada taraf signifikan 5% dan rxy = 0,3302 < rtabel (0,463) pada taraf signifikan 1% , ini berarti tidak signifikan. Jika hasil perhitungan diformulasikan kedalam hitungan persen (%) maka 2 )2 . 100 % = 0,10903204. 100 % = 10,903204 % jika K p rxy 100 % = ( di bulatkan menjadi 11 %. Dari pengaruh tersebut dapat diketahui bahwa layanan perpustakaan sekolah mempunyai pengaruh yang cukup penting dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik.
vii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim Syukur Alhamdulillah kehadiran Allah SWT, karena ijin dan ridha-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ” Pengaruh Layanan Perpustakaan Sekolah Terhadap Prestasi Belajar Siswa di SMP Islam Hidayatullah Semarang”. Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, Nabi akhir zaman dan pembawa rahmat bagi makhluk seluruh alam. Dalam penulisan ini, penulis menyadari masih jauh dari kesempurnaan. Hal ini terlepas dari keterbatasan penulis sebagai manusia dengan segala kekurangan dan kekhilafan. Tidak ada kata yang pantas penulis ungkapkan kepada pihak-pihak yang membantu proses pembuatan skripsi ini, kecuali terima kasih yang sebesarbesarnya kepada: 1. Dr. Suja’i, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang. 2. Dr. Musthofa, M.Ag. selaku Ketua Jurusan Kependidikan Islam Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang. 3. Fatkuroji, M.Pd. selaku pembimbing I dan Fatkuroji, M.Pd. selaku pembimbing II yang telah berkenan untuk meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya, untuk membimbing dan mengarahkan penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. 4. Dosen jurusan Kependidikan Islam yang telah membekali penulis dengan berbagai ilmu pengetahuan dan pengalaman 5. Kepala Sekolah,
guru,
staf, dan karyawan sekolah SMP
ISLAM
HIDAYATULLAH Semarang yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian. 6. Kepala Perpustakaan SMP Islam Hidayatullah Semarang yang telah memberikan bimbingan kepada penulis dalam melakukan penelitian.
viii
7. Kedua orang tua dan keluarga besarku yang tidak henti-hentinya memberikan dorongan baik moril maupun materiil dan tidak pernah bosan mendoakan penulis dalam menempuh studi dan mewujudkan cita-cita. 8. Teman-teman penulis yang ikut memberikan motivasi selama menempuh studi, khususnya dalam proses penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu. Semoga Allah SWT membalas semua amal kebaikan mereka dengan balasan yang lebih dari yang mereka berikan. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, baik dari segi materi, metodologi dan analisisnya. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya hanya kepada Allah SWT penulis berharap, semoga apa yang tertulis dalam skripsi ini bisa bermanfaat khususnya bagi penulis dan bagi para pembaca pada umumnya. Amin.
Semarang, 9 Desember 2011 Penulis
Triyono Agustomo 073311007
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................
i
PENGESAHAN .................................................................................................
ii
NOTA PEMBIMBING ...................................................................................... iii MOTTO .............................................................................................................
v
PERSEMBAHAN ............................................................................................. vi PERNYATAAN KEASLIAN ........................................................................... vii ABSTRAK ........................................................................................................ viii KATA PENGANTAR ...................................................................................... viii DAFTAR ISI .....................................................................................................
x
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xii DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah...................................................................
1
B. Rumusan Masalah Penelitian ...........................................................
4
C. Manfaat Penelitian............................................................................
4
D. Tujuan Penelitian .............................................................................
4
BAB II LANDASAN TEORI .............................................................................
6
A. Kajian Pustaka ..................................................................................
6
B. Layanan ...........................................................................................
7
1. Pengertian Layanan ...................................................................... 7 2. Karakteristik Layanan . ...............................................................
8
3. Kualitas Layanan ....................................................................... 10 4. Dimensi kualitas layanan ........................................................... 10 C. Perpustakaan Sekolah ...................................................................... 11 1. Pengertian Pepustakaan Sekolah ................................................ 11 2. Fungsi Perpustakaan ................................................................... 15 D. Layanan Perpustakaan ..................................................................... 18 E. Sistem Layanan Perpustakaan ......................................................... 18 x
1. Sistem Layanan Terbuka ............................................................ 18 2. Sistem Layanan Tertutup ......... ..................................................
20
F. Jenis Layanan ................................. ................................................
21
G. Belajar ................................................... .......................................... 27 1. Teori Belajar ................................................................................ 27 2. Model Belajar ............................................................................ 36 3. Prestasi Belajar .......................................................................... 44 4. Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar .............................. 47 H. Hipotesis .......................................................................................... 58 BAB III METODE PENELITIAN..................................................................... 59 A. Jenis Penelitian .............................................................................. 59 B. Tempat dan waktu Penelitian ......................................................... 59 C. Populasi dan Sampel Penelitian ..................................................... 59 1. Populasi ...................................................................................... 59 2. Sampel Penelitian ....................................................................... 60 D. Variabel dan Indikator ................................................................... 61 E. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 62 F. Teknik Analisis Data .................................................................... 64 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 69 A. Profil Lokasi Penelitian ............................................................... 69 B. Hasil Penelitian ............................................................................. 73 C. Pengujian Hipotesis ..................................................................... 76 D. Pembahasan Hasil Penelitian ....................................................... 82 E. Keterbatasan Penelitian ................................................................ 83 BAB V PENUTUP ............................................................................................. 84 A. Simpulan ....................................................................................... 84 B. Saran ............................................................................................. 85
Daftar Pustaka Daftar Lampiran Riwayat Hidup
xi
DAFTAR TABEL
Tabel
Hal
1.1 Jumlah Populasi Penelitian....................................................................
49
1.2 Jumlah Sampel Penelitian .....................................................................
49
2.1 Indikator Penelitian ...............................................................................
50
2.2 Kisi-kisi angket ....................................................................................
49
3.1 Analisis Perhitungan Validitas Butir Soal ............................................
58
3.2 Ringkasan Hasil Penelitian x dan y ......................................................
60
3.3 Rumus Analissi Regresi ......................................................................
65
3.4 Hasil Analisis Regresi Satu Prediktor .................................................
66
xii
DAFTAR GAMBAR
4.1 Faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar ...........................
46
xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang Perkembangan ilmu saat ini sangat cepat, sehingga mempengaruhi tuntutan masyarakat terhadap dunia pendidikan baik secara kualitas maupun kuantitas sehingga lembaga pendidikan harus mampu mengikuti perkembangan sesuai dengan perkembangan pendidikan. Perpustakaan sekolah merupakan salah satu program pendidikan jangka panjang, sehingga pendidikan ini tidak dapat langsung dilihat karena harus melalui suatu proses. Pemanfaatan perpustakaan jangka panjang akan diketahui perbedaan antara siswa yang tidak memanfaatkan perpustakaan dengan siswa yang memanfaatkan perpustakaan. Perpustakaan merupakan sarana yang vital dalam proses belajar mengajar, oleh karena itu perpustakaan dipandang sebagai jantung pendidikan. Kegiatan proses belajar mengajar siswa tidak lagi dipandang sebagai objek belajar tetapi siswa dipandang sebagai sumber belajar. Siswa juga dituntut untuk dapat menemukan pemecahan dari berbagai persoalan yang berkaitan dengan proses belajar, membaca, meneliti, dan berbagai kegiatan lain yang bersifat positif dan produktif, sehingga diperlukan perpustakaan sekolah, laboratorium, alat-alat peraga yang memadahi agar proses belajar dapat tercipta secara harmonis dan dinamis. Konsep pendidikan sekarang tidak lagi menempatkan guru sebagai salah satu sumber pengetahuan, tetapi siswa dapat datang ke perpustakaan untuk mencari informasi yang dibutuhkan. Perpustakaan sekolah akan menjawab segala permasalahan pada siswa yang berkaitan dengan tugas-tugas dari guru, sehingga perpustakaan merupakan sarana yang diharapkan oleh seluruh siswa, guru, dan karyawan sekolah. Melalui perpustakaan sekolah, kepandaian membaca ini dimanfaatkan dan dikembangkan, dengan tuntunan guru dan pustakawan sebagai pembimbing siswa untuk mencari informasi yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan belajar mengajar. Perpustakaan seklah sangat bermanfaat dalam penyelenggaraan dan proses belajar mengajar, sehingga setiap sekolah diwajibkan untuk menyedikan 1
perpustakaan karena perpustakaan merupakan bagian dari kegiatan sekolah. Perpustakaan sekolah merupakan bagian terpenting dari komponen pendidikan yang tidak dapat dipisahkan keberadaannya dari lingkungan sekolah. Sebagai salah satu sarana pendidikan, pustakawan sekolah berfungsi sebagai penunjang belajar para siswa, juga membantu siswa dan guru dalam memacu tercapinya tujuan pendidikan di sekolah. Perpustakaan sekolah merupakan tempat membaca yang memungkinkan para guru dan siswa memperoleh kesempatan untuk memperluas dan menambah pengetahuan dalam proses belajar mengajar. Keberadaan perpustakaan selama ini belum dapat perhatian. Perpustakaan yang ada disekolah diposisikan sebagai pelengkap saja, setiap pergantian kurikulum para guru mendapat penataan manajemen sekolah. Tetapi nasib perpustakaan jarang dipikirkan. Dalam undang-undang RI nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pada bab 1 ayat 23 disebutkan bahwa “sumber daya pendidikan adalah sebagai segala sesuatu yang digunakan dalam penyelenggaraan pendidikan yang meliputi tenaga pendidik, masyarakat, dana, sarana dan prasarana”. Tidak disebutkan dengan jelas komponen apa saja yang dimaksud dengan sarana prasarana. Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (UU No. 2 Tahun 1989 pasal 35), dijelaskan bahwa setiap satuan pendidikan baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun masyarakat harus menyediakan sumber belajar. Pada penjelasan pasal tersebut diterangkan bahwa salah satu sumber belajar adalah perpustakaan. Perpustakaan sering dikatakan sebagai jantung sebuah lembaga pendidikan, baik di pendidikan tinggi, sekolah, madrasah. Perpustakaan sebagai salah satu perangkat penyelenggara pendidikan yang berdaya upaya ikut serta mengemban misi induk. Keberadaan perpustakaan harus sejalan dengan badan induknya yaitu pendidikan sekolah, madrasah, pesantren dll. Fungsi perpustakaan mengarahkan kepada tiga hal yang mendasar, yaitu sebagai salah satu sarana pelestarian bahan pustaka, sebagai sumber informasi ilmu pengetahuan, teknologi dan kebudayaan, sebagai sarana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan menunjang ilmu pembangunan nasional. Peranan perpustakaan sekolah dalam meningkatkan 2
prestasi belajar adalah adanya petugas yang profesional, petugas perpustakaan yang ada selain mempu melayani siswa dalam menggunakan perpustakaan juga mampu mengasuh siswa bagaimana membaca yang baik dan benar, dengan kata lain mereka juga tergolong pendidik dan pengajar selain manager dan leader perpustakaan. Pasal 45 undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasioanal menyebutkan bahwa “setiap satuan pendidikan formal dan non formal menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional dan kejiwaan peserta didik”. Salah satu sarana pendidikan yang berpengaruh terhadap hasil pendidikan adalah perpustakaan, dimana perpustakaan ini harus memungkinkan tenaga kependidikan dan para peserta didik memperoleh kesempatan untuk memperluas dan memperdalam pengetahuan dengen membaca bahan pustaka yang mengandung ilmu pengetahuan yang diperlukan. Perpustakaan sekolah sebagai sarana pendidikan yang amat penting harus diselenggarakan secara efektif dan efisien. Lebih-lebih jika kita lihat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini sedemikian pesatnya, maka peran perpustakaan sebagai sumber informasi sangat kuat dan mutlak diperlukan di sekolah. Sedemikian pentingnya perpustakaan, sehingga di ibaratkan sebagai jantung pendidikan yang memiliki kemampuan dan kekuatan yang langsung mempengaruhi hasil pendidikan. Oleh karena itu baik secara struktural maupun operasional perpustakaan sekolah perlu penanganan lebih serius. Akan tetapi pada kenyataannya belum seluruh sekolah di negeri ini memiliki perpustakaan yang memadahi, dan yang lebih penting adalah bagaimana agar murid memiliki kegemaran membaca dan mampu memanfaatkannya secara optimal perpustakaan yang ada berapapun sedikitnya koleksi. Penulis mengambil objek di SMP Islam Hidayatullah yang ada di Semarang, sebab SMP tersebut merupakan salah satu SMP di kota Semarang yang mengingat pentingnya perpustakaan sekolah. Akan tetapi selama ini kelihatannya belum begitu banyak peneliti yang membahas tentang layanan perpustakaan secara 3
spesifik. Peneliti akan mengkaji seberapa besar pengaruh layanan prpustakaan sekolah terhadap prestasi belajar siswa. Pengelolaan dan pendayagunaan perpustakaan yang baik dan dilengkapi dengan sarana yang memadahi diharapkan dapat menunjang pencapaian tujuan (hasil belajar) yang pada gilirannya mendapatkan mutu sekolah yang baik.
B. Permasalahan Permasalahan yang akan di ungkap dalam penelitian ini adalah: 1.
Adakah pengaruh layanan perpustakaan sekolah terhadap prestasi belajar siswa di SMP Islam Hidayatullah Semarang?
2.
Seberapa besar pengaruh layanan perpustakaan sekolah terhadap prestasi belajar siswa di SMP Islam Hidayatullah semarang?
C. Manfaat penelitian Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Bagi siswa Penelitian ini dapat memberikan masukan tentang pentingnya layanan
perpustakaan sekolah sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar. 2.
Bagi guru Penelitian ini dapat memberi masukan dalam menentukan kebijakan dalam
peningkatan layanan perpustakaan sekolah sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar. 3.
Bagi pembaca Penelitian ini dapat memberikan tambahan kepustakaan bagi para pembaca
maupun peneliti selanjutnya, khususnya tentang pengaruh layanan perpustakaan sekolah terhadap prestasi belajar siswa.
D. Tujuan penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas maka secara operasional, tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah:
4
1.
Mengetahui pengaruh layanan perpustakaan sekolah terhadap prestasi belajar siswa di SMP Islam Hidayatullah Semarang.
2.
Mengetahui seberapa besar pengaruh layanan perpustakaan sekolah terhadap prestasi belajar siswa di SMP Islam Hidayatullah Semarang.
5
BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Kajian Pustaka Nurul Faizah (3102130), dalam skripsinya yang berjudul “Pengaruh Pengelolaan Perpustakaan Dan Implikasinya Dalam Peningkatan Mutu Madrasah di MTs Negeri Kendal”, menyebutkan bahwa pengelolaaan perpustakaan yang profesional dan pelayanan yang baik sekaligus tempat dan sarana yang baik dan nyaman, sisiwa menjadi lebih semangat dan merasa enjoy ketika sedang membaca buku di perpustakaan, sementara itu adanya pronsip-prinsip managemen (planning, organizing, actuating, controlling, evaluating) yang diterapkan di MTs Negeri Kendal memberi dampak tersendiri bagi sekolah tersebut.1 Rodhoatul Khomsyah (3101016), dalam skripsinya yang berjudul, “Pengaruh Perpustakaan Sekolah Terhadap peningkatan Prestasi Belajar PAI di MAN Kendal”. Menyebutkan bahwa keberadaan perpustakaan mempunyai peran besar dalam keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran. Prestasi belajar PAI siswa meningkat karena siswa rajin membaca buku di perpustakaan. Disebutkan juga perpustakaan sebagai sumber belajar harus menyediakan koleksi bahan pustaka, layanan peminjaman, serta layanan administrasi. Koleksi bahan pustaka yang lengkap membantu para siswa untuk lebih mendalami apa yang telah mereka pelajari di dalam kelas.2 Meskipun ada kemiripan hasil penelitian diatas, namun penelitian dan skripsi ini berbeda dengan yang sudah ada. 1
Nurul Faizah (3102130), “Pengaruh Pengelolaan Perpustakaan Dan Implikasinya
Dalam Peningkatan Mutu Madrasah di MTs Negeri Kendal”, semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang 2006. 2
Rodhoatul Khomsyah (3101016), “Pengaruh Pengelolaan Perpustakaan Dan
Implikasinya Dalam Peningkatan Mutu Madrasah di MTs Negeri Kendal”, (Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang 2006).
6
Manshur Hidayat NIM. 3199114, dalam skripsinya yang berjudul “Pengaruh Membaca Buku-Buku Agama Perpustakaan Terhadap Prestasi Belajar PAI Siswa SMP N 1 Wirosari Grobogan”, menyebutkan bahwa ada pengaruh positif antara minat baca buku pelajaran di perpustakaan dengan prestasi belajar siswa. Kurangnya minat baca siswa dengan memanfaatkan buku-buku yang ada di perpustakaan sedikit akan berpengaruh negative terhadap prestasi belajar siswa. Sebaliknya dengan minat baca yang lebih pada perpustakaan, baik buku umum maupun buku-buku pelajaran akan berpengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa. Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa hendaknya setiap anak didik diberikan suatu pembinaan atau bimbingan-bimbingan agar siswa gemar untuk membaca, baik di rumah maupun di sekolah dengan memanfaatkan perpustakaan. Untuk itu perlu diimbangi dengan adanya fasilitas perpustakaan yang memadai yang didukung dengan petugas perpustakaan yang cakap.3 B. Layanan 1. Pengertian Layanan Jasa/pelayanan merupakan suau kinerja penampilan, tidak berwujud dan cepat hilang, lebih dapat dirasakan dari pada dimiliki, serta pelanggan lebih dapat berpartisipasi aktif dalam proses mengkonsumsi jasa tersebut. Dalam strategi pemasaran, definisi jasa harus diamati dengan baik, karena pengertiannya sangat berbeda dengan produk berupa barang. Kondisi dan cepat lambatnya pertumbuhan jasa akan sangat bergantung pada penilaian pelanggan terhadap kinerja yang ditawarkan oleh pihak produsen.4 layanan merupakan satu kegiatan di perpustakaan yang melayani peminjaman dan pengembalian buku. Kegiatan ini juga dilakukan semua 3
Manshur Hidayat (3199114), Pengaruh Membaca Buku-Buku Agama Perpustakaan
Terhadap Prestasi Belajar PAI Siswa SMP N 1 Wirosari Grobogan, (Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, 2004). 4
J. Supranto, Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan Untuk Menaikkan Pangsa Pasar,
Rineka Cipta. Jakarta, 1997. Hlm. 227
7
jenis perpustakaan, baik perpustakaan umum, perpustakaan sekolah, maupun perpustakaan khusus. Agar tujuan dan fungsi perpustakaan dapat tercapai dengan baik sesuai dengan sasaran yang telah ditentukan maka perpustakaan perlu dikelola dengan baik. Melalui pengelolaan yang baik diharapkan tujuan perpustakaan sekolah dapat tercapai, yaitu membantu meningkatkan pengetahuan keterapilan serta nilai sikap siswa dan guru dalam meningkatkan mutu lulusan melalui penyediaan bahan pustaka dan fasilitas lainnya seperti ruang baca, bantuan pencarian informasi ilmiah dan sebagainya.
2. Karakteristik Layanan/Jasa Layanan/jasa
memiliki
empat
karakteristik
utama
yang membedakannya dengan barang, yaitu : a) Tidak berwujud (intangibility) Layanan merupakan sesuatu yang tidak berwujud, tidak dapat diraba, dirasa, didengar atau dicium sebelum jasa atau layanan tersebut dibeli. Seorang konsumen akan percaya kepada penyedia jasa
apabila
penyedia
layanan
mampu
mengarahkan
atau
meyakinkan konsumen agar bersedia membeli jasa yang ditawarkan. b) Tidak terpisahkan (inseparibility) Pada umumnya jasa yang diproduksi (dihasilkan) dan dirasakan pada waktu bersamaan dan apabila dikehendaki oleh seseorang untuk diserahkan kepada pihak lainnya, maka dia akan tetap merupakan bagian dari jasa tersebut. c) Keanekaragaman Mutu jasa tergantung pada siapa yang menyediakan jasa disamping waktu, tempat, dan bagaimana disediakan. d) Tak tahan lama (mudah lenyap) Jasa tidak dapat disimpan untuk dijual atau dipakai kemudian. Mudah lenyapnya jasa tidak menjadi masalah bila
8
permintaan tetap karena muda untuk lebih dahulu mengatur staf untuk melakukan jasa itu.5 Philip Kotler membagi macam-macam jasa sebagai berikut: a) Barang berwujud murni Di sini hanya terdiri dari barang berwujud seperti sabun, pasta gigi. Tidak ada jasa yang menyertai produk tersebut. b) Barang berwujud yang disertai jasa Di sini terdiri dari barang berwujud yang disertai dengan satu atau lebih jasa untuk mempertinggi daya tarik pelanggan. Contohnya: produsen mobil tidak hanya menjual mobil saja, melainkan juga kualitas dan pelayanan kepada pelanggannya (reparasi, pelayanan pasca jual). c) Campuran Di sini terdiri dari barang dan jasa dengan proporsi yang sama. Contohnya: restoran yang harus didukung oleh makanan dan pelayanannya. d) Jasa utama yang disertai barang dan jasa tambahan Di sini terdiri dari jasa utama dengan jasa tambahan dan/atau barang pelengkap. Contohnya: penumpang pesawat terbang membeli jasa transportasi. Mereka sampai di tempat tujuan tanpa sesuatu hal berwujudyang memperlihatkan yang memperlihatkan pengeluaran mereka.
Namun,
perjalanan
tesebut
meliputi
barang-barang
berwujud, seperti makanan dan minuman, potongan tiket dan majalah penerbangan. Jasa tersebut membutuhkan barang padat modal ( pesawat udara ) agar terealisasi, tapi komponen utamanya adalah jasa.
5
Kotler, Philip. Manajemen Pemasaran Analisis Perencanaan, Implementasidan Kontrol,, (Jakarta: PT. Prenhallindo), 1998. Hlm. 227
9
e) Jasa murni Di sini hanya terdiri dari jasa. Contohnya adalah: jasa menjaga bayi, psikoterapi.6 3. Kualitas Jasa atau layanan Kualitas adalah sebuah kata yang bagi penyedia jasa merupakan sesuatu yang harus dikerjakan dengan baik. Aplikasi kualitas sebagai sifat dari penampilan produk atau kinerja merupakan bagian utama strategi
perusahaan
dalam
rangka
meraih
keunggulan
yang
berkesinambungan, baik sebagai pemimpin pasar ataupun sebagai strategi untuk terus tumbuh. Keunggulan suatu produk jasa adalah tergantung dari keunikan serta kualitas yang diperlihatkan oleh jasa tersebut,
apakah
sudah
pelanggan/pengguna jasa.
sesuai
dengan
harapan
dan
keinginan
7
4. Dimensi Kualitas layanan Ada delapan dimensi kualitas yang dan dapat digunakan sebagai kerangka perencanaan strategis dan analisis, terutama untuk produk manufaktur. Dimensi tersebut adalah: a) Kinerja (performance) karakteristik operasi pokok dari produk inti. b) Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan (features), yaitu karakteristik sekunder atau pelengkap. c) Kehandalan (reliability), yaitu kemungkinan kecil akan mengalami kerusakan atau gagal dipakai. d) Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to specifications), yaitu sejauh mana karakteristik desain dan operasi memenuhi standartstandart yang telah ditetapkan sebelumnya. e) Daya tahan (durability), berkaitan dengan beberapa lama produk tersebut dapat terus digunakan. 6
Supranto. J, Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan Untuk Menaikkan Pangsa Pasar,. (Jakarta:Rineka Cipta), 1997. Hlm. 228
7
Supranto. J, Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan Untuk Menaikkan Pangsa Pasar,. (Jakarta:Rineka Cipta), 1997. Hlm. 228
10
f) Serviceability, meliputi kecepatan, kompetensi, kenyamanan, mudah direparasi, penanganan keluhan yang memuaskan. g) Estetika, yaitu daya tarik produk terhadap panca indera. h) Kualitas yang dipersepsikan (perceived quality), yaitu citra dan reputasi produk serta tanggung jawab perusahaan terhadapnya. Bila dimensi-dimensi diatas lebih banyak diterapkan pada perusahaan manufaktur, maka berdasarkan berbagai penelitian terhadap jenis jasa, Zeithaml, Berry dan Parasuraman berhasil mengidentifisikan lima karakteristik yang digunakan oleh para pelanggan dalam mengevaluasi kualitas jasa yaitu: 1. Bukti langsuing (tangibles) meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai dan sarana komunikasi. 2. Keandalan (reliability) yakni kemampuan memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan segera, akurat dan memuaskan. 3. Daya tanggap (responsiveness) yaitu keinginan para staf untuk membantu para pelanggan dan memberikan pelayanan dengan tanggap. 4. Jaminan
(assurance)
mencangkup
kemampuan,
pengetahuan,
kesopanan dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf, bebas dari resiko, bahaya dan keragu-raguan. 5. Empati (emphaty) meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang baik, perhatian pribadi dan memahami kebutuhan para pelanggan.8
C. Perpustakaan 1. Pengertian perpustakaan Perpustakaan adalah sebuah ruangan, bagian sebuah gedung, ataupun gedung itu sendiri yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya yang biasanya disimpan menurut tat susunan tertentu 8
Tjiptono, Fandy dan Diana, Anatasia, Total Quality Management, (Jakarta: Andi Offset), 1995. hlm. 27
11
untuk digunakan pembaca, bukan untuk dijual.9Secara etimologis istilah perpustakaan berasal dari kata dasar “pustaka” yang berarti buku, kitab.10 Dalam bahasa asing dikenal dengan istilah library (Inggris), liber atau libri (Latin), bebliotheek (Belanda), bebliothek (Jerman), bibilotheque (Perancis), biblioteca (Spanyol) dan biblia (Yunani).11 Istilah Pustaka ini kemudian
ditambah
awalan
“per”
dan
akhiran
“an”
menjadi
perpustakaan. Perpustakaan mengandung arti (a) tempat, gedung yang disediakan untuk pemeliharaan dan penggunaan dan sebagainya, (b) koleksi buku, majalah dan bahan kepustakaan lainnya yang disimpan untuk dibaca, dipelajari dan dibicarakan.12 Dari kata dasar itu kemudian menimbulkan istilah turunan lain seperti: bahan pustaka, pustakawan, kepustakaan,
dan
ilmu
pengetahuan.13
Ada
beberapa
definisi
perpustakaan, di antaranya adalah sebagai berikut: a. Perpustakaan adalah suatu unit kerja dari satu badan atau lembaga tertentu yang mengelola bahan-bahan pustaka, baik berupa buku-buku maupun bukan berupa buku (non book material) yang diatur secara sistematis menurut aturan tertentu sehingga dapat digunakan sebagai sumber informasi oleh setiap pemakainya.14 b. Darmono memberikan definisi perpustakaan sebagai salah satu unit kerja yang berupa tempat untuk mengumpulkan, menyimpan, mengelola dan mengatur koleksi bahan pustaka secara sistematis untuk digunakan oleh pemakai sebagai sumber informasi sekaligus sebagai sarana belajar yang menyenangkan.15 9
Qalyubi Syihabuddin dkk., Dasar-Dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi (UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta), 2007. Hlm. 287 10 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1994), hlm. 802. 11 Sudjatmo, Pengantar Perpustakaan, (Semarang: Perpustakaan Daerah Propinsi Jawa Tengah, 2002), hlm. 1-2. 12 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Umum Bahasa Indonesia, edisi 3, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), cet.2, hlm. 912. 13 Fatah Syukur NC, Teknologi Pendidikan, (Semarang: RaSAIL, 2004), hlm. 102. 14 Ibrahim Bafadal, Pengelolaan Perpustakaan Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), hlm. 3. 15 Darmono, Manajemen dan Tata Kerja Perpustakaan Sekolah, (Jakarta: Gramedia Widia Sarana Indonesia, 2001), hlm. 2.
12
c. Menurut P. Sumardji, perpustakaan adalah koleksi yang terdiri dari bahan-bahan tertulis, tercetak maupun grafis lainnya seperti film, slide, piringan hitam, tape, dalam ruangan atau gedung yang diatur dan diorganisasikan dengan sistem tertentu agar dapat digunakan untuk keperluan studi, penelitian, pembacaan dan lain sebagainya.16 d. Menurut C. Larasati Milburga, dkk., perpustakaan adalah suatu unit kerja yang berupa tempat menyimpan koleksi bahan pustaka yang diatur secara sistematis dengan cara tertentu untuk dipergunakan secara
berkesinambungan
oleh
pemakainya
sebagai
sumber
informasi.17 Pengertian perpustakaan sekolah merupakan turunan dari pengertian perpustakaan secara umum. Menurut Carter V. Good sebagaimana yang dikutip oleh Ibrahim Bafadal memberikan definisi perpustakaan sekolah sebagai koleksi yang diorganisasikan di dalam suatu ruang agar dapat digunakan oleh murid-murid dan guru-guru, yang dalam penyelenggaraannya diperlukan seorang pustakawan yang bisa diambil dari salah seorang guru.18 Ibrahim Bafadal sendiri berpendapat bahwa perpustakaan sekolah adalah kumpulan bahan pustaka, baik berupa buku-buku maupun bukan buku (non book material) yang diorganisasikan secara sistematis dalam suatu ruang sehingga dapat membantu murid-murid dan guru-guru dalam proses belajar mengajar di sekolah.19 Menurut C. Larasati Milburga, dkk, perpustakaan sekolah ialah suatu unit kerja dari sebuah lembaga persekolahan yang berupa tempat menyimpan koleksi bahan pustaka penunjang proses pendidikan yang diatur secara sistematis, untuk dipergunakan secara berkesinambungan 16
P. Sumardji, Perpustakaan Organisasi dan Tatakerjanya, (Yogyakarta: Kanisius, 1991),
hlm. 13. 17
C. Larasati Milburga, et.all., Membina Perpustakaan Sekolah, (Yogyakarta: Kanisius, 1986),
hlm. 17. 18
Ibrahim Bafadal, Pengelolaan Perpustakaan Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001),
hlm. 4. 19
Darmono, Manajemen dan Tata Kerja Perpustakaan Sekolah, (Jakarta: Gramedia Widia Sarana Indonesia, 2001), hlm. 5.
13
sebagai sumber informasi untuk memperkembangkan dan memperdalam pengetahuan, baik oleh pendidik maupun yang dididik di sekolah tersebut.20 Pendapat dari para ahli di atas, meskipun terlihat ada sedikit perbedaan akan tetapi sebenarnya mengarah pada satu pengertian. Dari ketiga pendapat di atas, yang memberikan penjelasan paling lengkap adalah pendapat dari Ibrahim Bafadal, sebab dalam definisi tersebut sudah dijelaskan bahwa koleksi yang ada di perpustakaan bukan hanya buku, akan tetapi juga koleksi non buku (non book material). Hal inilah yang membedakan pendapat Ibrahim Bafadal dengan pendapat-pendapat yang lain yang hanya menyebutkan “bahan pustaka” sebagai koleksi yang ada di perpustakaan. Penyebutan “bahan pustaka” yang belum jelas ini dikhawatirkan akan memberikan pemahaman yang kurang tepat tentang bahanbahan pustaka yang ada di perpustakaan. Dari beberapa definisi di atas dapat penulis simpulkan bahwa secara garis besar perpustakaan adalah salah satu unit kerja/lembaga tertentu yang bertugas mengumpulkan, menyimpan, mengelola dan mengatur koleksi bahan pustaka baik yang tertulis, tercetak, maupun grafis lainnya, seperti film, slide, piringan hitam, tape, yang diatur dan diorganisasikan
secara
sistematis
untuk
dipergunakan
secara
berkesinambungan sebagai sumber informasi sekaligus sebagai sarana belajar yang menyenangkan bagi setiap pemakainya. Dengan demikian pengertian perpustakaan sekolah tidak jauh beda dengan pengertian perpustakaan umum, hanya saja tempatnya di sebuah lembaga pendidikan. Jadi, perpustakaan sekolah ialah suatu unit kerja dari lembaga pendidikan yang berupa tempat untuk mengumpulkan, menyimpan, mengelola dan mengatur koleksi bahan pustaka baik yang tertulis, tercetak maupun grafis lainnya (seperti film, slide, piringan hitam, tape) yang diatur dan diorganisasikan secara sistematis untuk 20
C. Larasati Milburga, et.all., Membina Perpustakaan Sekolah, (Yogyakarta: Kanisius, 1986),
hlm. 54.
14
dipergunakan secara berkesinambungan sehingga dapat membantu murid-murid dan guru-guru dalam proses belajar mengajar. Perpustakaan sekolah adalah tempat kumpulan buku-buku atau tempat buku dihimpun dan di oragnisasikan sebagai media belajar siswa, sedangkan menurut Wafford, menerjemahkan perpustakaan sebagai salah satu organisasi sumber belajar yang menyimpan, mengelola, dan memberikan layanan bahan pustaka baik buku maupun non buku kepada masyarakat tertentu maupun masyarakat umum. Perpustakaan sekolah adalah saran penunjang proses kegiatan belajar mengajar dinamakan “Sumber Daya Pendidikan”(UU no 2 Tahun 1989). Dalam UU no.2 tahun 1989 pasal 35 disebutkan bahwa “setiap satuan pendidikan jalur pendidikan sekolah yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun masyarakat harus menyediakan sumber belajar”. Perpustakaan diartikan sebuah ruangan atau gedung yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya yang biasanya disimpan menurut tata susunan tertentu yang digunakan pembaca bukan untuk dijual.21. 2. Fungsi perpustakaan sekolah a. Fungsi Utama Perpustakaan 1) Penyimpanan Perpustakaan bertugas menyimpan koleksi (informasi) yang diterimanya. Hal itu tampak sekali pada perpustakaan nasional yang ada pada setiap negara. Hal itu didasarkan pada kenyataan bahwa tidak semua bahan pustaka (koleksi yang mengandung informasi) dapat terjangkau (dimiliki atau dibeli) oleh masyarakat atau orang yang membutuhkannya, bahkan oleh pemerintah untuk mengatasi keterbatasan pembelian koleksi, yaitu dengan membuat (mengeluarkan) peraturan yang disebut Undang-Undang Deposit. 2) Pendidikan
21
Sulistiyo Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan, Jakarta: Universitas Terbuka,
Depdikbud, 1993.
15
Pendidikan perpustakaan merupakan tempat belajar seumur hidup. Sebagai tempat belajar, perpustakaan sangat berarti bagi mereka yang sudah bekerja atau telah meninggalkan bangku sekolah dan mereka yang putus sekolah. Perpustakaan selalu dikaitkan dengan buku, sedangkan buku selalu dihubungkan dengan kegiatan belajar. Jika kegiatan belajar meliputi belajar di dalam dan di luar sekolah perpustakaan berkaitan dengan kedua hal itu. 3) Penelitian Perpustakaan berfungsi menyediakan berbagai macam koleksi (informasi) untuk keperluan penelitian yang dilakukan oleh pemakai. Kegiatan penelitan itu dilakukan oleh para pemakai perpustakaan, mulai dari murid sekolah dasar hingga penelitian pemenang hadiah nobel. Kedalam dan cakupan pada setiap penelitian
dapat
berbeda,
meskipun
topiknya
informasi
bagi
sama,
yaki
bertanggung pada tujuannya. 4) Informasi Perpustakaan
menyediakan
pemakai
yang
disesuaikan dengan jenis perpustakaan. Informasi juga disediakan untuk menjawab pertanyaan yang diajukan oleh pemakai. Jawabanjawaban itu, antara lain disediakan melalui bahan referensi atau rujukan.
Apabila
perpustakaan
dipandang
sebagai
sumber
informasi. 5) Rekreasi kultural Perpustakaan
berfungsi
menyimpan
khazanah
budaya
dari
masyarakat sekitar perpustakaan melalui penyediaan bahan bacaan. Fungsi kultural dilakukan dengan cara mengadakan berbagai kegiatan, misalnya pameran, ceramah, pertunjukan kesenian, dan penyediaan bahan bacaan yang dapat menghibur bagi pemakai. 22
22
Qalyubi Syihabuddin dkk, Dasar-Dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi (UIN Sunan
Kalijaga, Yogyakarta). 2007. Hlm. 17
16
b. Fungsi Pendukung Perpustakaan Fungsi pendukung perpustakaan yaitu menghimpun, memelihara dan memberdayakan semua koleksi bahan pustaka. Adapun rinciannya sebagai berikut: 1) Pengadaan
bahan
pustaka,
meliputi
:
menghimpun
atau
mengumulkan, membeli, menerima sumbangan atau bantuan, tukar menukar, mengadakan, menerbitkan, kerjasama. 2) Pengelolaan mencakup : registrasi, pengecapan, katalogisasi, klasifikasi, pengetikan kartu buku, pengetikan kartu katalog, pembuatan nomor barcode, pembuatan perlengkapan buku, slip buku, slip tanggal, sampul, pembuatan lembar kerja, penjajaran kartu, penyusunan pada waktu tempat tertentu, pemasukan data. 3) Layanan, meliputi kegiatan : sirkulasi, keanggotaan , referensi, bimbingan dan penyuluhan kepada pemakai, layanan pembaca. 4) Pemasyarakatan atau sosialisasi meliputi : publikasi, promosi, mengundang tokoh, pakar, figur publik, dan lain-lain. 5) Kerjasama layanan antar perpustakaan mencakup kegiatan : pengolahan, katalog induk, pembinaan dan pengembangan profesi, sistem jaringan. Fungsi Perpustakaan Sekolah Perpustakaan Sekolah menurut Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 0103/O/1981, tanggal 11 Maret 1981, mempunyai fungsi sebagai : a) Pusat kegiatan belajar-mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan seperti tercantum dalam kurikulum sekolah. b) Pusat Penelitian sederhana yang memungkinkan para siswa mengembangkan kreativitas dan imajinasinya. c) Pusat membaca buku-buku yang bersifat rekreatif dan mengisi waktu luang (buku-buku hiburan). Semua fungsi tersebut akan tergambar dalam koleksi pepustakaan bersangkutan.
17
D. Layanan Perpustakaan Layanan perpustakaan merupakan salah satu unsur penting dalam penyelenggaraan suatu perpustakaan. “Layanan perpustakaan adalah menawarkan semua bentuk koleksi yang dimiliki perpustakaan kepada pemakai yang datang ke perpustakaan dan meminta informasi yang dibutuhkan”.23 Melalui layanan perpustakaan pengguna dapat memperoleh hal-hal sebagai berikut: a. Informasi yang dibutuhkan secara optimal. b. Manfaat berbgai perkakas penelusuan tersedia. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa melalui kegiatan pelayanan yang diselenggarakan, perpustakaan dapat membantu pengguna untuk memperoleh informasi sesuai dengan kebutuhannya. Perpustakaan memiliki berbagai macam pelayanan sesuai dengan kondisi atau kemampuan dan perkembangan perpustakaan.
E. Sitem Layanan Perpustakaan Demi kelancaran pelaksanaan pelayanan, setiap perpustakaan harus melaksanakan
sistem
pelayanan.
Secara
umum
sistem
layanan
perpustakaan ada dua macam, yaitu sistem layanan terbuka dan sistem layanan tertutup. Kedua sistem tersebut akan dibahas pada uraian berikut: 1. Sistem Layanan Terbuka Sistem layanan terbuka merupakan salah satu dari sistem layanan perpustakaan. Sistem layanan terbuka adalah sistem yang “memberikan kebebasan kepada pengunjung untuk memasuki ruangan koleksi dan memilih sendiri koleksi yang dibutuhkannya”. Sedangkan sistem layanan terbuka adalah “suatu layanan yang memungkinkan pengguna untuk masuk ke ruang koleksi untuk memilih, mengambil sendiri koleksi yang sesuai”. Dari pendapat diatas dapat disimpulkan 23
Darmono, Manajemen dan Tata Kerja Perpustakaan Sekolah, (PT. Gramedia
Widiasarana Indonesia, Jakarta), 2001. Hlm. 134
18
bahwa sistem layanan terbuka adalah suatu sistem yang memberikan kebebasan kepada pengguna untuk mencari sendiri koleksi yang dibutuhkan.24 Sistem layanan terbuka dalam pelaksanaannya memiliki beberapa keuntungan dan kerugian. Ada beberapa keuntungan yang diperoleh dengan menerapkan sistem layanan terbuka antara lain: a. Pemakai dapat melakukan pengembalian sendiri bahan pustaka yang di kehendaki dari jajaran koleksi. b. Pemakai dilatih untuk dapat dipercaya dan diberi tanggung jawab terhadap terpeliharanya koleksi yang dimiliki perpustakaan. c. Pemakai akan merasa lebih puas karena ada kemudahan dalam menemukan bahan pustaka dan alternatif lain jika yang dicari tidak ditemukan. d. Dalam sistem ini tenaga perpustakaan yang bertugas untuk mengambil bahan pustaka tidak diperlukan sehingga bisa diberi tanggung jawab di bagian lain.25 Walaupun banyak keuntungan yang diperoleh dari sistem terbuka, namun ada kerugian akibat sistem terbuka antara lain: a. Ada kemungkinan pengaturan buku di rak penempatan (jajaran) menjadi kacau karena mereka melakukan browsing. Buku yang sudah dicabut dari jajaran rak dikembalikan lagi oleh pemakai secara tidak tepat. b. Ada kemungkinan buku yang hilang relatif lebih besar bila dibandingkan dengan sistem yang bersifat tertutup. c. Memerlukan ruangan yang lebih luas untuk jajaran koleksi agar lalulintas atau mobilitas pemakai lebih leluasa. d. Membutuhkan keamanan yang lebih baik agar kebebasan untuk mengambil sendiri bahan pustaka dari jenjang koleksi tidak
24
H. S. Lasa. Manajemen Perpustakaan, (Gama Media: Yogyakarta), 2005, hlm. 5 Darmono, Manajemen dan Tata Kerja Perpustakaan Sekolah, (PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta), 2001. Hlm. 140 25
19
menimbulkan berbagai akses seperti peningkatan kehilangan atau perobekan bahan pustaka. Berdasarkan uraian diatas dapat diseimpulkan bahwa sistem layanan terbuka merupakan sistem yang memberikan kebebasan kepada pengguna untuk mencari dan mengambil sendiri koleksi yang dikehendaki dari jajaran koleksi. Namun sistem layanan terbuka membutuhkan keamanan yang lebih baik karena kemungkinan buku hilang relatif lebih besar. 2. Sistem Layanan Tertutup Selain sistem layanan terbuka juga terdapat sistem layanan tertutup yang diterapkan perpustakaan. Sistem layanan tertutup adalah sistem layanan yang tidak memperbolehkan pengunjung perpustakaan masuk ke ruang koleksi, tetapi pengunjung boleh memilih pustaka yang ingin di pinjam melalui katalog perpustakaan dan setelah ditemukan sandi bukunya, dapat diminta pada petugas untuk mengambilnya.26 Sistem layanan tertutup adalah suatu layanan yang tidak memungkinkan pengguna untuk memilih dan mengambil sendiri akan koleksi perpustakaan. Koleksi yang ingin dipinjam dapat dipilih melalui daftar atau katalog yang tersedia koleksinya akan diambil oleh petugas.27 Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa sistem layanan tertutup adalah sistem layanan yang tidak memberikan kebebasan kepada pengguna untuk mencari sendiri koleksi yang ada di perpustakaan. Koleksi yang ingin dipinjam harus dicari melalui katalog, kemudian pengguna mancatat data buku yang akan dipinjam dan diberikan kepada petugas layanan untuk diambil dari jajaran koleksi. Dalam pelaksanaannnya sistem layanan tertutup memiliki beberapa keuntungan. Keuntungan sistem layanan tertutup adalah sebagai berikut : 26
Soeasiminah, Perpustakaan Kepustakaan dan Pustakawan, (Gama Media Yogyakarta), 1992, hlm. 131 27 H. S. Lasa. Manajemen Perpustakaan, (Gama Media: Yogyakarta), 2005, hlm. 5
20
a. Letak buku di rak selalu terpelihara karena pengambilan buku dilakukan oleh petugas. b. Angka kehilanan bahan pustaka atau buku dapat ditekan dengan memasukkan slip buku yang dipinjam. c. Tidak memerlukan petugas khusus untuk mengawasi pengunjung perpustakaan. Selain keuntungan diatas, sistem layanan tertutup juga memiliki kerugian yaitu : a. Pengunjung tidak akrab dengan bahan pustaka. b. Tidak puas memilih koleksi karena hanya lewat kartu katalog. c. Kartu katalog lekas rusak karena sering digunakan, berarti menambah tugas untuk selalu memperbaiki kartu katalog. d. Banyak buku yang kurang dikenal oleh pengunjung sehingga tidak pernah dipinjam. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sistem layanan tertutup merupakan sistem yang tidak memperbolehkan pengguna untuk mancari dan mengambil sendiri koleksi yang dibutuhkan dari jajaran koleksi, melainkan haris melalui petugas perpustakaan sehingga kerapian dan kehilangan buku lebih terjamin. 3. Jenis layanan Kegiatan
perpustakaan
tidak
dapat
dilaksanakan
secara
maksimal tanpa adanya layanan, karena layanan merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan suatu perpustakaan. Oleh karena itu perpustakaan harus berupaya untuk menyediakan berbagai layanan yang sesuai dengan kebutuhan pengguna. Jenis layanan tersebut akan dibahas satu persatu pada uraian berikut : a. Pelayanan Sirkulasi Layanan sirkulasi adalah layanan kepada pemakai perpustakaan berupa peminjaman bahan pustaka yang dimiliki perpustakaan.28 28
Darmono, Manajemen dan Tata Kerja Perpustakaan Sekolah, (PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta), 2001. Hlm. 141
21
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa layanan sirkulasi merupakan kegiatan pelayanan peminjaman dan pengembalian bahan pustaka yang berhubungan langsung dengan pemakai perpustakaan. Adapun tugas-tugas yang harus dilaksanakan pelayanan sirkulasi yaitu sebagai berikut : 1) Mengawasi pintu masuk dan keluar perpustakaan 2) Pendaftaran
anggota,
perpanjangan
eanggotaan
dan
pengunduran diri anggota perpustakaan. 3) Meminjamkan serta mengembalikan buku dan memperpanjang waktu peminjaman. 4) Menarik denda buku yang terlambat dikembalikan. 5) Mengeluarkan surat peringatan bagi buku yang terlambat dikembalikan pada waktunya. 6) Tugas yang berkaitan denan peminjaman buku, khususnya buku hilang atau rusak. 7) Bertanggung jawab atas segala berkas peminjaman. 8) Membuat statistik peminjaman. 9) Peminjaman antar perpustakaan. 10) Mengawasi urusan penitipan tas, jas, mantel, dan sebagainya milik pengunjung perpustakaan. 11) Tugas lainnya terutama yang berkaitan dengan peminjaman.29 Dari pendapat di atas dapat dinyatakan bahwa pelayanan sirkulasi memiliki
tugas
seperti
pendaftaran
anggota,
peminjaman,
perpanjangan waktu peminjaman dan pengembalian buku, menarik denda bagi buku yang terlambat dikembalikan, membuat statistik peminjaman serta tugas layanan terutama yang berkaitan dengan peminjaman.
29
Sulistiyo Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan, Jakarta: Universitas Terbuka, Depdikbud, 1993. Hlm. 257
22
b. Pelayanan Referensi Salah satu pelayanan yang ada di perpustakaan adalah pelayanan referensi. Pelayanan ini merupakan suatu kegiatan yang membantu pengguna
untuk
menemukan
informasi
yang
dibutuhkan.
Pengertian layanan referensi adalah : 1) Salah satu kegiatan pokok yang dilakukan di perpustakaan yang khusus menyajikan koleksi referensi kepada para pemakai perpustakaan. 2) Suatu kegiatan layanan untuk membantu para pemakai atau pengunjung perpustakaan menenmukan informasi dengan cara : a) Menerima pertanyaan dari para pemakai perpustakaan kemudian menjawab dengan menggunakan koleksi referensi. b) Memberikan bimbingan untuk menenmukan koleksi referensi yang
diperlukan
untuk
menemukan
informasi
yang
dibutuhkan oleh pemakai perpustakaan. c) Memberikan bimbingan kepada pemakai perpustakaan bagaimana menggunkan setiap bahan pustaka koleksi referensi. Menurut Darmono layanan referensi adalah layanan yang diberikan oleh perpustakaan untuk koleksi khusus seperti kamus, ensiklopedi, almanak, direktori, buku tahunan yang beris informasi teknis dan singkat. Koleksi ini tidak boleh dibawa pulang oleh pengunjung perpustakaan tetapi hanya untuk dibaca ditempat.30 Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pelayanan referensi merupakan kegiatan yang dilaksanakan oleh perpustakaan untuk membantu para pemakai perpustakaan menenmukan informasi dan menggunakan koleksi referensi
30
Darmono, Manajemen dan Tata Kerja Perpustakaan Sekolah, (PT. Gramedia
Widiasarana Indonesia, Jakarta), 2001. Hlm. 141
23
seperti kamus, ensiklopedi, almanak, direktori serta buku tahunan dan lain sebagainya. c. Pelayanan Audiovisual Selain pelayanan sirkulasi dan referensi, pelayanan audiovisual juga dapat digunakan untuk membantu pengguna perpustakaan. Dalam
perputakaan
Perpustakaan
perguruan
Perguruan
Tinggi
tinggi
:
Buku
Pedoman
(PPT)
dinyatakan
bahwa,
“pelayanan audiovisual adalah kegiatan meminjam bahan pustaka audiovisual kepada pengguna untuk ditayangkan dengan bantuan perlengkapan di dalam perpustakaan”. Sedangkan tujuan pelayanan audiovisual dalam perpustakaan perguruan tinggi dalam buku pedoman perpustakaan perguruan tinggi adalah : 1) Menyediakan
media
khusus
untuk
tujuan
pendidikan,
pengajaran, penelitian dan rekreasi. 2) Memotivasi pengguna agar lebih banyak memanfaatkan fasilitas perpustakaan. 3) Meningkatkan kualitas penyampaian informasi dan pesan pendidikan. 4) Meningkatkan daya ingat pengguna melalui bahan pustaka audiovisual disamping bahan bacaan. Adapun bahan atau pelengkapan layanan audiovisual yang dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu sebagai berikut : 1) Bahan perpustakan yang melalui perlengkapannya hanya menampilkan citra, misalnya slaid, beningan (transparancy), dan bahan perpustakaan renik. 2) Bahan perpustakaan yang melalui perlengkapannya hanya mengeluarkan bunyi, misalnya kaset audio, piringan hitam, cakram optik. 3) Bahan
perpustakaan
yang
melalui
perlengkapannya
menampilkan citra disertai bunyi, misalnya kaser atau cakram video melalui mesin video, film suara melalui proyektor film.
24
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa layanan audiovisual merupakan salah satu pelayanan yang dapat memberikan motivasi kepada pengguna untuk menggunakan layanan yang ada di perpustakaan. Layanan audiovisual juga terdiri dari berbagai macam bahan yang dapat dipakai pengguna perpustakaan sesuai dengan kebutuhannya.31 d. Pelayanan Terbitan Berseri Salah satu jenis pelayanan yang dapat mendukung terselenggaranya kegiatan yang ada di perpustakaan adalah pelayanan terbitan berseri. Pelayanan terbitan berseri adalah kegiatan melayankan terbitan berseri kepada pengguna perpustakaan misalnya, jurnal, surat kabar, majalah dan terbitan lainnya yang mempunyai kala terbit tertentu. Pelayanan terbitan berseri selalu memberikan informasi yang mutakhir dalam setiap terbitannya. Terbitan ini juga merupakan sarana yang efektif dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Terbitan berseri mempunyai peran sebagai berikut : 1) Memberi ruang untuk menampung ide, gagasan, pengalaman seseorang. 2) Menjadi media untuk menyampaikan hasil-hasil penemuan terbaru dalam bidang tertentu. 3) Sumber untuk memperluas wawasan seseorang. 4) Sumber untuk mengetahui keahlian seseorang.32 Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa terbitan berseri adalah salah satu jenis koleksi yang dibutuhkan di perpustakaan untuk memenuhi kebutuhan informasi pengguna perpustakaan. Dengan adanya
elayanan
terbitan
berseri
diharapkan
pengguna
perpustakaan tertarik untuk memanfaatkan koleksi tersebut.
31
Pedoman PPT, Jakarta: Dirjen DIKTI, 1994, hlm. 71
32
Saleh, Abdul Rahman, dan Yuyu Yulia Toha, Pengelolaan Terbitan Berseri, Jakarta:
Universitas Terbuka, 1996, hlm. 26
25
e. Pelayanan Bimbingan Pengguna Pelayanan bimbingan pengguna merupakan salah satu pelayanan yang ada di perpustakaan dalam rangka menambah pengetahuan pengguna
tentang
perpustakaan
perpustakaan.
yaitu
memberikan
Bimbingan penjelasan
pengguna penggunaan
perpustakaan kepada sekelompok pengguna baru perpustakaan. Pendidikan pemakai adalah usaha bimbingan atau petunjuk kepada pemakai tentang cara memanfaatkan koleksi bahan pustaka yang tersedia secara efektif dan efisien. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan pengguna dimaksudkan untuk dapat memanfaatkan layanan dan fasilitas yang tersedia di perpustakaan dan untuk membantu mencari bahan-bahan yang diperlukan oelh pengguna perpustakaan. Secara umum tujuan bimbingan penggunaadalah : 1) Meningkatkan keterampilan pengguna agar memanfaatkan perpustakaan. 2) Membekali pengguna dengan teknik yang memadai dan sesuai untuk menemukan informasi subjek tertentu. 3) Meningkatkan
pemanfaatan
sumber
dan
pelayanan
perpustakaan. 4) Menyiapkan pengguna agar dapat mengantisipasi perkembangan ilmu dan teknologi. Dari pendaat diatas dapat diketahui bahwa tujuan diadakannya bimbingan pengguna di perpustakaan terutama untuk meningkatkan minat dan keterampilan pengguna perpustakaan untuk menemukan informasi yang sesuai dengan kebutuhan, sehingga pengguna dapat memanfaatkan perpustakaan secara maksimal.
26
F. Belajar 1. Teori belajar Jika menelaah literatur psikologi, kita akan menemukan banyak teori belajar yang bersumber dari aliran-aliran psikologi. Dalam tulisan ini akan dikemukakan lima jenis teori belajar, yaitu: a. Teori Behaviorisme Behaviorisme merupakan salah aliran psikologi yang memandang individu hanya dari sisi fenomena jasmaniah, dan mengabaikan aspek – aspek mental. Dengan kata lain, behaviorisme tidak mengakui adanya kecerdasan, bakat, minat dan perasaan individu dalam suatu belajar. Peristiwa belajar semata-mata melatih refleks-refleks sedemikian rupa sehingga menjadi kebiasaan yang dikuasai individu. Beberapa hukum belajar yang dihasilkan dari pendekatan behaviorisme ini, diantaranya : 1) Connectionism ( S-R Bond) menurut Thorndike. Thorndike melakukan eksperimen terhadap kucing, dari hasil eksperimennya dihasilkan hukum-hukum belajar, diantaranya: a) Law of Effect; artinya bahwa jika sebuah respons menghasilkan efek yang memuaskan, maka hubungan Stimulus – Respons akan semakin kuat. Sebaliknya, semakin tidak memuaskan efek yang dicapai respons, maka semakin lemah pula hubungan yang terjadi antara Stimulus- Respons. b) Law of Readiness; artinya bahwa kesiapan mengacu pada asumsi bahwa kepuasan organisme itu berasal dari pemdayagunaan satuan pengantar (conduction unit), dimana unit-unit ini menimbulkan kecenderungan yang mendorong organisme untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu. c) Law of Exercise; artinya bahwa hubungan antara Stimulus dengan Respons akan semakin bertambah erat, jika sering dilatih dan akan semakin berkurang apabila jarang atau tidak dilatih.
27
2) Classical Conditioning menurut Ivan Pavlov Berdasarkan eksperimen yang dilakukan Pavlov terhadap seekor anjing menghasilkan hukum-hukum belajar, diantaranya : a) Law of Respondent Conditioning yakni hukum pembiasaan yang dituntut. Jika dua macam stimulus dihadirkan secara simultan (yang salah satunya berfungsi sebagai reinforcer), maka refleks dan stimulus lainnya akan meningkat. b) Law of Respondent Extinction yakni hukum pemusnahan yang dituntut. Jika refleks yang sudah diperkuat melalui Respondent conditioning itu didatangkan kembali tanpa menghadirkan reinforcer, maka kekuatannya akan menurun. 3) Operant Conditioning menurut B.F. Skinner Eksperimen yang dilakukan B.F. Skinner terhadap tikus dan selanjutnya terhadap burung merpati menghasilkan hukum-hukum belajar, diantaranya : a) Law of operant conditining yaitu jika timbulnya perilaku diiringi dengan stimulus penguat, maka kekuatan perilaku tersebut akan meningkat. b) Law of operant extinction yaitu jika timbulnya perilaku operant telah diperkuat melalui proses conditioning itu tidak diiringi stimulus penguat, maka kekuatan perilaku tersebut akan menurun bahkan musnah. Menurut Reber menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan operant adalah sejumlah perilaku yang membawa efek yang sama terhadap lingkungan. Respons dalam operant conditioning terjadi tanpa didahului oleh stimulus, melainkan oleh efek yang ditimbulkan oleh reinforcer. Reinforcer itu sendiri pada dasarnya adalah stimulus yang meningkatkan kemungkinan timbulnya sejumlah respons tertentu, namun tidak sengaja diadakan sebagai pasangan stimulus lainnya seperti dalam classical conditioning.
28
4) Social Learning menurut Albert Bandura Teori belajar sosial atau disebut juga teori observational learning adalah sebuah teori belajar yang relatif masih baru dibandingkan dengan teori-teori belajar lainnya. Berbeda dengan penganut Behaviorisme lainnya, Bandura memandang Perilaku individu tidak semata-mata refleks otomatis atas stimulus (S-R Bond), melainkan juga akibat reaksi yang timbul sebagai hasil interaksi antara lingkungan dengan skema kognitif individu itu sendiri. Prinsip dasar belajar menurut teori ini, bahwa yang dipelajari individu terutama dalam belajar sosial dan moral terjadi melalui peniruan (imitation) dan penyajian contoh perilaku (modeling). Teori ini juga masih memandang pentingnya conditioning. Melalui pemberian reward dan punishment, seorang individu akan berfikir dan memutuskan perilaku sosial mana yang perlu dilakukan. Sebetulnya
masih
banyak
tokoh-tokoh
lain
yang
mengembangkan teori belajar behavioristik ini, seperti : Watson yang menghasilkan prinsip kekerapan dan prinsip kebaruan, Guthrie dengan teorinya yang disebut Contiguity Theory yang menghasilkan Metode Ambang (the treshold method), metode meletihkan (The Fatigue Method) dan Metode rangsangan tak serasi (The Incompatible Response Method), Miller dan Dollard dengan teori pengurangan dorongan. b. Teori Belajar Kognitif menurut Piaget Piaget merupakan salah seorang tokoh yang disebut-sebut sebagai pelopor aliran konstruktivisme. Salah satu sumbangan pemikirannya yang
banyak
perkembangan
digunakan kognitif
sebagai
individu
rujukan yaitu
teori
untuk
memahami
tentang
tahapan
perkembangan individu. Menurut Piaget bahwa perkembangan kognitif individu meliputi empat tahap yaitu : (1) sensory motor; (2) pre operational; (3) concrete operational dan (4) formal operational. Pemikiran lain dari Piaget tentang proses rekonstruksi pengetahuan
29
individu yaitu asimilasi dan akomodasi. Menurut James Atherton menyebutkan bahwa asisimilasi adalah “the process by which a person takes material into their mind from the environment, which may mean changing the evidence of their senses to make it fit” dan akomodasi adalah “the difference made to one’s mind or concepts by the process of assimilation” (“proses dimama seseorang mengambil materi dalam pikiran, lingkungannya yang mungkin berarti menambah kenyataan indrawi untuk membuatnya sesuai” dan akomodasi adalah “perbedaan dibuat untuk akal seseorang atau konsep dengan proses asomilasi”). Dikemukakannya pula, bahwa belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif peserta didik. Peserta didik hendaknya diberi kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan obyek fisik, yang ditunjang oleh interaksi dengan teman sebaya dan dibantu oleh pertanyaan tilikan dari guru. Guru hendaknya banyak memberikan rangsangan kepada peserta didik agar mau berinteraksi dengan lingkungan secara aktif, mencari dan menemukan berbagai hal dari lingkungan. Implikasi teori perkembangan kognitif Piaget dalam pembelajaran adalah : 1) Bahasa dan cara berfikir anak berbeda dengan orang dewasa. Oleh karena itu guru mengajar dengan menggunakan bahasa yang sesuai dengan cara berfikir anak. 2) Anak-anak akan belajar lebih baik apabila dapat menghadapi lingkungan dengan baik. Guru harus membantu anak agar dapat berinteraksi dengan lingkungan sebaik-baiknya. 3) Bahan yang harus dipelajari anak hendaknya dirasakan baru tetapi tidak asing. 4) Berikan peluang agar anak belajar sesuai tahap perkembangannya. 5) Di dalam kelas, anak-anak hendaknya diberi peluang untuk saling berbicara dan diskusi dengan teman-temanya.
30
c. Teori Pemrosesan Informasi dari Robert Gagne Asumsi yang mendasari teori ini adalah bahwa pembelajaran merupakan
faktor
yang sangat
penting dalam perkembangan.
Perkembangan merupakan hasil kumulatif dari pembelajaran. Menurut Gagne bahwa dalam pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi, untuk kemudian diolah sehingga menghasilkan keluaran dalam bentuk hasil belajar. Dalam pemrosesan informasi terjadi adanya interaksi antara kondisi-kondisi internal dan kondisi-kondisi eksternal individu. Kondisi internal yaitu keadaan dalam diri individu yang diperlukan untuk mencapai hasil belajar dan proses kognitif yang terjadi dalam individu. Sedangkan kondisi eksternal adalah rangsangan dari lingkungan yang mempengaruhi individu dalam proses pembelajaran. Menurut Gagne tahapan proses pembelajaran meliputi delapan fase yaitu, (1) motivasi; (2) pemahaman; (3) pemerolehan; (4) penyimpanan; (5) ingatan kembali; (6) generalisasi; (7) perlakuan dan (8) umpan balik. d. Teori Belajar Gestalt Gestalt berasal dari bahasa Jerman yang mempunyai padanan arti sebagai “bentuk atau konfigurasi”. Pokok pandangan Gestalt adalah bahwa obyek atau peristiwa tertentu akan dipandang sebagai sesuatu keseluruhan yang terorganisasikan. Menurut Koffka dan Kohler, ada tujuh prinsip organisasi yang terpenting yaitu : Hubungan bentuk dan latar (figure and gound relationship); yaitu menganggap bahwa setiap bidang pengamatan dapat dibagi dua yaitu figure (bentuk) dan latar belakang. Penampilan suatu obyek seperti ukuran, potongan, warna dan sebagainya membedakan figure dari latar belakang. Bila figure dan latar bersifat samar-samar, maka akan terjadi kekaburan penafsiran antara latar dan figure. 1) Kedekatan (proxmity); bahwa unsur-unsur yang saling berdekatan (baik waktu maupun ruang) dalam bidang pengamatan akan dipandang sebagai satu bentuk tertentu.
31
2) Kesamaan (similarity); bahwa sesuatu yang memiliki kesamaan cenderung akan dipandang sebagai suatu obyek yang saling memiliki. 3) Arah bersama (common direction); bahwa unsur-unsur bidang pengamatan yang berada dalam arah yang sama cenderung akan dipersepsi sebagi suatu figure atau bentuk tertentu. 4) Kesederhanaan (simplicity); bahwa orang cenderung menata bidang pengamatannya bentuk yang sederhana, penampilan reguler dan cenderung membentuk keseluruhan yang baik berdasarkan susunan simetris dan keteraturan; dan 5) Ketertutupan (closure) bahwa orang cenderung akan mengisi kekosongan suatu pola obyek atau pengamatan yang tidak lengkap. Terdapat empat asumsi yang mendasari pandangan Gestalt, yaitu: 1) Perilaku “Molar“ hendaknya banyak dipelajari dibandingkan dengan perilaku “Molecular”. Perilaku “Molecular” adalah perilaku dalam bentuk kontraksi otot atau keluarnya kelenjar, sedangkan perilaku “Molar” adalah perilaku dalam keterkaitan dengan lingkungan luar. Berlari, berjalan, mengikuti kuliah, bermain sepakbola adalah beberapa perilaku “Molar”. Perilaku “Molar” lebih mempunyai makna dibanding dengan perilaku “Molecular”. 2) Hal yang penting dalam mempelajari perilaku ialah membedakan antara
lingkungan
geografis
dengan
lingkungan
behavioral.
Lingkungan geografis adalah lingkungan yang sebenarnya ada, sedangkan lingkungan behavioral merujuk pada sesuatu yang nampak. Misalnya, gunung yang nampak dari jauh seolah-olah sesuatu yang indah. (lingkungan behavioral), padahal kenyataannya merupakan suatu lingkungan yang penuh dengan hutan yang lebat (lingkungan geografis). 3) Organisme tidak mereaksi terhadap rangsangan lokal atau unsur atau suatu bagian peristiwa, akan tetapi mereaksi terhadap keseluruhan obyek atau peristiwa. Misalnya, adanya penamaan kumpulan
32
bintang, seperti : sagitarius, virgo, pisces, gemini dan sebagainya adalah contoh dari prinsip ini. Contoh lain, gumpalan awan tampak seperti gunung atau binatang tertentu. 4) Pemberian makna terhadap suatu rangsangan sensoris adalah merupakan suatu proses yang dinamis dan bukan sebagai suatu reaksi yang statis. Proses pengamatan merupakan suatu proses yang dinamis dalam memberikan tafsiran terhadap rangsangan yang diterima. Aplikasi teori Gestalt dalam proses pembelajaran antara lain : 1) Pengalaman tilikan (insight); bahwa tilikan memegang peranan yang penting dalam perilaku. Dalam proses pembelajaran, hendaknya peserta didik memiliki kemampuan tilikan yaitu kemampuan mengenal keterkaitan unsur-unsur dalam suatu obyek atau peristiwa. 2) Pembelajaran yang bermakna (meaningful learning); kebermaknaan unsur-unsur yang terkait akan menunjang pembentukan tilikan dalam proses pembelajaran. Makin jelas makna hubungan suatu unsur akan makin efektif sesuatu yang dipelajari. Hal ini sangat penting dalam kegiatan pemecahan masalah, khususnya dalam identifikasi masalah dan pengembangan alternatif pemecahannya. Hal-hal yang dipelajari peserta didik hendaknya memiliki makna yang jelas dan logis dengan proses kehidupannya. 3) Perilaku bertujuan (pusposive behavior); bahwa perilaku terarah pada tujuan. Perilaku bukan hanya terjadi akibat hubungan stimulusrespons, tetapi ada keterkaitannya dengan dengan tujuan yang ingin dicapai. Proses pembelajaran akan berjalan efektif jika peserta didik mengenal tujuan yang ingin dicapainya. Oleh karena itu, guru hendaknya menyadari tujuan sebagai arah aktivitas pengajaran dan membantu peserta didik dalam memahami tujuannya. 4) Prinsip ruang hidup (life space); bahwa perilaku individu memiliki keterkaitan dengan lingkungan dimana ia berada. Oleh karena itu,
33
materi yang diajarkan hendaknya memiliki keterkaitan dengan situasi dan kondisi lingkungan kehidupan peserta didik. 5) Transfer dalam Belajar; yaitu pemindahan pola-pola perilaku dalam situasi pembelajaran tertentu ke situasi lain. Menurut pandangan Gestalt, transfer belajar terjadi dengan jalan melepaskan pengertian obyek dari suatu konfigurasi dalam situasi tertentu untuk kemudian menempatkan dalam situasi konfigurasi lain dalam tata-susunan yang tepat. Judd menekankan pentingnya penangkapan prinsipprinsip pokok yang luas dalam pembelajaran dan kemudian menyusun ketentuan-ketentuan umum (generalisasi). Transfer belajar akan terjadi apabila peserta didik telah menangkap prinsipprinsip pokok dari suatu persoalan dan menemukan generalisasi untuk kemudian digunakan dalam memecahkan masalah dalam situasi lain. Oleh karena itu, guru hendaknya dapat membantu peserta didik untuk menguasai prinsip-prinsip pokok dari materi yang diajarkannya. e. Teori Belajar Alternatif Konstruktivisme Teori
belajar
konstruktivisme
adalah
sebuah
teori
yang
memberikan kebebasan terhadap manusia yang ingin belajar atau mencari kebutuhannya dengan kemampuan menemukan keinginan atau kebutuhannya tersebut dengan bantuan fasilitasi orang lain.Sehingga teori ini memberikan keaktifan terhadap manusia untuk belajar menemukan sendiri kompetensi, pengetahuan, atau teknologi dan hal lain yang diperlukan guna mengembangkan dirinya sendiri. Hasil belajar bergantung pada pengalaman dan perspektif yang dipakai dalam interpretasi pribadi. Sebaliknya, fungsi pikiran menginterpretasi peristiwa, obyek, perspektif yang dipakai, sehingga makna hasil belajar bersifat individualistik. Suatu kegagalan dan kesuksesan dilihat sebagai beda interpretasi yang patut dihargai dan sukses belajar sangat ditentukan oleh kebebasan siswa melakukan pengaturan dari dalam diri siswa. Tujuan pembelajaran adalah belajar
34
how to learn. Penyajian isi KBM fakta diinterpretasi untuk mengkonstruksikan pemahaman individu melalui interaksi sosial. Untuk mendukung kualitas pembelajaran maka sumber belajar membutuhkan data primer, bahan manipulatif dengan penekanan pada proses penalaran dalam pengambilan kesimpulan. Sistematika evaluasi lebih menekankan pada penyusunan makna secara aktif, keterampilan intergratif dalam masalah nyata, menggali munculnya jawaban divergen dan pemecahan ganda. Evaluasi dilihat sebagai suatu bagian kegiatan belajar mengajar dengan penugasan untuk menerapkan pengetahuan dalam konteks nyata sekaligus sebagai evaluasi proses untuk memecahkan masalah. Selama ini masyarakat kita berada dalam suatu budaya dimana belajar dipandang sebagai suatu proses mengkonsumsi pengetahuan. Guru bukan sekadar fasilitator, melainkan sebagai sumber tunggal pengetahuan
di
depan
kelas.
Pembelajaran
yang
sedang
dikampanyekan, disosialisasikan justru berbeda dengan pandangan tersebut. Belajar adalah suatu proses dimana siswa memproduki pengetahuan. Siswa menyusun pengetahuan, membangun makna (meaning making), serta mengkonstruksi gagasan. Pada dasarnya teori kontruktivisme menekankan bahwa belajar adalah meaning making atau membangun makna, sedang mengajar adalah schaffolding atau memfasilitasi. Oleh karena itu skenario suatu pembelajaran maupun kegiatan belajar mengajar yang hanya terhenti pada tahapan dimana siswa mengumpulkan data dan memperoleh informasi dari luar yakni guru, narasumber, buku, laboratorium dan lingkungan ke dalam ingatan siswa saja, belumlah cukup, karena siswa masih berada pada tingkatan mengkonsumsi pengetahuan. Karena itu perlu langkah-langkah yang menunjukkan
tindakan
siswa
mengkonstruksi
gagasan
untuk
35
memproduksi pengetahuan. Langkah-langkah inilah yang sedang disosialisasikan dua tahun terakhir.33 2. Model Belajar Model-model belajar yang dimaksud adalah berbagai cara-gaya belajar siswa dalam aktivitas pembelajaran, baik di kelas ataupun dalam kehidupannya sehari-hari antar sesama temannya atau orang yang lebih tua. Dengan memahami model-model belajar ini, diharapkan para guru (kita semua) dapat membelajarkan siswa secara efisien sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif. Ada berbagai model belajar yang akan dibahas, yaitu: a. Peta Pemikiran Buzan mengemukakan bahwa otak manusia bekerja mengolah informasi melalui mengamati, membaca, atau mendengar tentang sesuatu hal berbentuk hubungan fungsional antar bagian (konsep, kata kunci), tidak parsial terpisah satu sama lain dan tidak pula dalam bentuk narasi kalimat lengkap. Sebagai contoh, kalau dalam pikiran kita ada kata (konsep) Bajuri, maka akan terkait dengan kata lain secara fungsional, seperti gemuk, supir bajay, kocak, sederhana, atau ke tokoh lain Oneng, Ema, Ucup, Hindun, dan lain-lain dengan masing-masing karakternya. Demikian pula kata dalam pikiran kita terlintas FKIP Universitas
Langlangbuana
Bandung
akan
terkait
alamatnya,
pejabatnya, dosen-dosen dan staf administrasi, dan besar penghargaan untuk perkuliahan per-sks. Silakan anda mencoba menuliskan / menggambarkan peta pikiran tentang Bajuri dan FKIP Unla di atas. Kalau dibuat narasinya akan ada perbedaan redaksi, meskipun dengan makna yang tidak berbeda. Dalam bidang studi keahlian anda, misalnya ambil satu materi dalam pelajaran Matematika, Akuntansi, Agama, atau yang lainnya. Silakan buat (tulis-gambar) peta pikiran yang terlintas kemudian 33
http://dwipurnomoikipbu.files.wordpress.com/2011/10/teori-teori-belajar.doc
36
narasikan secara lisan. Tulisan atau gambar peta pikiran tersebut dinamakan dengan peta konsep (concept map). Selanjutnya Buzan mengemukakan bahwa cara belajar siswa yang alami (natural) adalah sesuai dengan cara kerja otak seperti di atas berupa pikiran. Yang produknya berupa peta konsep. Dengan demikian belajar akan efektif dengan cara membuat catatan kreatif yang merupakan peta konsep, sehingga setiap konsep utama yang dipelajari semuanya teridentifikasi tidak ada
yang terlewat dan kaitan
fungsionalnya jelas, kemudian dinarasikan dengan gaya bahasa masingmasing. Dengan demikian konsep mendapat retensi yang kuat dalam pikiran, mudah diingat dan dikembangkan pada konsep lainnya. Belajar dengan menghafalkan kalimat lengkap tidak akan efektif, di samping bahasa yang digunakan menggunakan gaya bahasa penulis. Mengingat hal itu, sajian guru dalam pembelajaran harus pula dikondisikan berupa sajian peta konsep, guru membumbuinya dengan narasi yang kreatif. Selanjutnya, Buzan mengemukakan bahwa kemampuan otak manusia dapat memproses informasi berupa bahasa sebanyak 600 – 800 kata permenit. Dengan kemampuan otak seperti itu dibandingkan dengan kemampuan komputer sangat tinggi. Jika benar-benar dimanfaatkan secara optimal, setiap kesempatan dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran diri dalam segala hal. Hanya sayang banyak orang yang mengabaikannya atau digunakan untuk hal-hal yang kurang bermanfaat untuk peningkatan kualitas diri, misalnya berangan-angan, menonton, mengobrol atau bercanda tanpa makna.34 b. Kecerdasan Ganda Goleman mengemukakan bahwa struktur otak, sebagai instrumen kecerdasan, terbagi dua menjadi kecerdasan intelektual pada otak kiri dan kecerdasan emosional pada otak kanan. Kecerdasan intelektual mengalir-bergerak (flow) antara kebosananbila tuntutan pemikiran 34
Buzan, Tony, Use Both Sides of Yoru Brain, 3rd ed. New York: Penguin Books. 1989.
37
rendah dan kecemasan bila terjadi tuntutan banyak. Bila terjadi kebosanan otak akan mengisinya dengan aktivitas lain, jika positif akan mengembangkan penalaran akan tetapi jika diisi dengan aktivitasa negatif, misal kenakalan atau lamunan, inlah yang disebut dengan siasia atau mubadzir.35 Sebaliknya jika tuntutan kerja otak tinggi akan terjadi kecemasankelelahan. Kondisi ini akan bisa dinetralisir dengan relaksasi melalui penciptaan
suasana kondusif,
misalnya
keramahan,
kelembutan,
senyum-tertawa, suasana nyaman dan menyenangkan, atau meditasi keheningan dengan prinsip kepasrahan kepada sang Pencipta. Dengan demikian aktivitas otak kiri semestinya dibarengi dengan aktivitas otak kanan. Sel syaraf pada otak kiri berfungsi sebagai alat kecerdasan yang sifatnya logis, sekuensial, linier, rasional, teratur, verbal, realitas, ide, abstrak, dan simbolik. Sedangkan sela syaraf otak kanan berkaitan dengan kecerdasan yang sifatnya acak, intuitif, holistic, emosional, kesadaran diri, spasial, musik, dan kreativitas. Penting untuk diketahui bahawa kecerdasan intelkektual berkontribusi untuk sukses individu sebesar 20% sedangkan kecerdasan emosional sebesar 40%, siswanya sebanyak 40% dipengaruhi oleh hal lainnya. Menurut Ary Ginanjar dan Jalaluddin Rahmat mengukakan kecerdasan ketiga, yaitu Kecerdasan Spiritual (nurani-keyakinan) atau kecerdasan fitrah yang berkenaan dengan nilai-nilai kehidupan beragama. Sebagai orang beragama, kita semestinya berkeyakinan tinggi terhadap kecerdasan ini, bukankah ada ikhtiar dan ada pula taqdir, ada do’a sebagai permintaan dan harapan, dan ibadah lainnya. Bukankan ketentraman individu karena keyakinan beragama ini.36 Sedangkan Gardner mengemukakan tentang kecerdasan ganda yang sifatnya mulkti dengan akronim Slim n Bill, yaitu Spacial-visual , 35 36
Goleman, Daniel, Emotional Intelligence. New York: Bantam Books. 1995. Ary Ginanjar Agustian . Emotional Spritual Quotient (ESQ). Jakarta: Arga. 2002
38
Linguistic-verbal, natural,
Interpersonal-communication,
Body-kinestic,
Musical-rithmic,
Intrapersonal-reflective,
Logic-thinking-
reasoning.37 c. Metakognitif Secara harfiah, metakognitif bisa diterjemahkan secara bebas sebagai kesadaran berfikir, berpikir tentang apa yang dipikirkan dan bagaimana
proses
berpikirnya, yaitu
aktivitas
individu
untuk
memikirkan kembali apa yang telah terpikir serta berpikir dampak sebagai akibat dari buah pikiran terdahulu. Sharples & Mathew mengemukakan pendapat bahwa metakognitrif dapat dimanfaatkan untuk menerapkan pola pikir pada situasi lain yang dihadapi. Kemampuan
metakognitif
setiap
individu
akan
berlainan,
tergantung dari variabel meta kognitif, yaitu kondisi individu, kompleksitas, pengetahuan, pengalaman, manfaat, dan strategi berpikir. Holler mengemukakan bahwa aktivitas metakognitif tergantung pada kesadaran individu, monitoring, dan regulasi. Komponen meta kognitif menurut Sharples & Mathew ada 7, yaitu: refleksi kognitif, strategi, prediksi, koneksi, pertanyaan, bantuan, dan aplikasi.
Sedangkan
Holler
berpendapat
tentang
komponen
metakognitif, yaitu: kesadaran, monitoring, dan regulasi. Metakognitif bisa digolongkan pada kemampuan kognitif tinggi karena memuat unsure analisis, sintesis, dan evaluasi sebagai cikal bakal tumbuhkembangnya kemampuan inkuiri dan kreativitas. Oleh karena itu pelaksanaan pembelajaran semestinya membiasakan siswa untuk melatih kemampuan metakognitif ini, tidak hanya berpikir sepintas dengan makna yang dangkal.
37
Gardner, Howard. Frame of Mind: The Theory of Multiple Ilntelligences. New York:
Basic Bools. 1985
39
d. Komunikasi Siswa dalam belajar tidak akan lepas dari komunikasi antar siswa, siswa dengan fasilitas belajar, ataupun dengan guru. Kemampuan komunikasi setiap individu akan mempengaruhi proses dan hasil belajar yang bersangkutan dan membentuk kepribadiannya, ada individu yang memiliki pribadi positif dan ada pula yang berkpribadian negatif. Perhatikan hasil penelitian Jack Canfield, untuk kita simak dan renungkan,bahwa seorang anak ayang masih polos-natural, setiap hari biasa menerima 460 komentar negatif dan 75 komentar positif dari oarng yang lebih tua dalam kehidupannya. Akibatnya sungguh mengejutkan, anak yang pada awalnya secara alami penuh keyakinan, keberanian, suka tantangan, ingin mencoba, ingin tahu dengan pengaruh komunikasi negatif yang lebih dominan dari orang sekelilingnya, ternyata lama kelamaan keyakinannya terguncang dan rasa percaya dirinya menurun, sehingga dia tumbuh menjadi penakut, pemalu, raguragu, menghindar, membiarkan, dan cemas. Dampak selanjutnya pada waktu bersekolah, belajar menjadi beban dan rasa percaya dirinya berkurang. Makin lama ia makin dewasa, pribadinya berpola negative, seperti pesimis, mudah menyerah, dikendalikan keadaan, prasangka, pembenaran, menimpakan kesalahan, dan sibuk dengan alasan. Berbeda dengan individu yang memiliki pribadi positif, yaitu optimis, mengendalikan keadaan, ada kebebasan memilih, punya alternative, partisipatif, dan mau memperbaiki diri. Sebagai guru, tentunya akan berhadapan dengan siswa yang berkepribadian negative seperti di atas dan tentunya tidak untuk dibiarkan karena profesi guru adalah amanat. Bagaimanakh menghadapi siswa dengan pola pribadi seperti itu? Caranya anatar lain dengan cara tidak memvonis, katakana “saya ….” bukan katanya, jangan sungkan untuk apologi jika kesalahan, tumbuhkan citra positif, bersikap mengajak dan bukan memerintah, dan jaga komunikasi non verbal (eksprsi wajah, nada suara, gerak tubuh, dan sosok panutan). Mengapa
40
demikian? Karena cara berkomunikasi akan langsung berkenaan dengan akal dan rasa, yang selanjutnya mempengaruhi poses pembelajaran. e. Kebermaknaan Belajar Dalam belajar apapun, belajar efektif (sesuai tujuan) semestinya bermakna. Agar bermakna, belajar tidak cukup dengan hanya mendengar dan melihat tetapi harus dengan melakukan aktivitas (membaca,
bertanya,
menjawab,
berkomentar,
mengerjakan,
mengkomunikasikan, presentasi, diskusi). Dalam bahasa Sunda ada pepatah “pok-pek-prak” yang berarti bahwa belajar mempunya indikator berkata-pok (bertanya-menjawabdiskusi,presentasi). menduga,
Mencoba-pek
menyimpulkan,
(menyelidiki,
menemukan),
dan
meng-identifikasi, melaksanakan-prak
(mengaplikasikan, menggunakan, memanfaatkan, mengembangkan). Tokoh pendidikan nasional Ki Hajar Dewantoro mengemukakan tiga prinsip pembelajaran ing ngarso sung tulodo (jadi pemimpin-guru jadilah teladan bagi siswanya), ing madyo mangun karso (dalam pembelajaran membangun ide siswa dengan aktivitas sehingga kompetensi siswa terbentuk), tut wuri handayani (jadilah fasilitator kegiatan siswa dalam mengembangkan life skill sehingga mereka menjadi pribadi mandiri). Dengan perkataan lain, pembelajaran adalah solusi tepat untuk pelaksanaan kurikulum 2006, dan bukan dengan kegiatan mengajar. Selanjutnya, Vernon A Madnesen san Peter Sheal mengemukakan bahwa kebermaknaan belajar tergantung bagaimana cbelajar. Jika belajar hanya dngan membaca kebermaknaan bisa mencapai 10%, dari mendengar 20%, dari melihat 30%, mendengar dan melihat 50%, mengatakan-komunikasi mencapai 70 %, da belajar dengan melakukan dan mengkomunikasikan besa mencapai 90%. Dari uraian di atas implikasi terhadap pembelajaran adalah bahwa kegiatan pembelajaran identik dengan aktivitas siswa secara optimal,
41
tidak cukuop dengan mendengar dan melihat, tepai harus dengan handson, minds-on, konstruksivis, dan daily life (kontekstual). f. Konstruksivisme Dalam paradigma pembelajaran, guru menyajikan persoalan dan mendorong (encourage) siswa untuk mengidentifikasi, mengeksplorasi, berhipotesis, berkonjektur, menggeneralisasi, dan inkuiri dengan cara mereka sendiri untuk menyelesaikan persoalan yang disajikan. Sehingga jenis komunikasi yang dilakukan antara guru-siswa tidak lagi bersifat transmisi sehingga menimbulkan imposisi (pembebanan), melainkan lebih bersifat negosiasi sehingga tumbuh suasana fasilitasi. Dalam kondisi tersebut suasana menjadi kondusif (tut wuri handayani) sehingga dalam belajar siswa bisa mengkonstruksi pengetahuan dan opengalaman yang diperolehnya dengan pemaknaan yang lebih baik. Siswa membangun sendiri konsep atau struktur materi yang dipelajarinya, tidak melalui pemberitahuan oleh guru. Siswa tidak lagi menerima paket-paket konsep atau aturan yang telah dikemas oleh guru, melainkan siswa sendiri yang mengemasnya. Mungkin saja kemasannya tidak akurat, siswa yang satu dengan siswa lainnya berbeda, atau mungkin terjadi eksalahan, di sinilah tugas guru memberikan bantuan dan arahan (scalfolding) sebagai fasilitator dan pembimbing. Keslahan siswa merupakan bagian dari belajar, jadi harus dihargai karena hal itu cirinya ia sedang belajar, ikut partisipasi dan tidak menghindar dari aktivitas pembelajaran. Hal
inilah
yang
disebut
dengan
konstruksivisme
dalam
pembelajaran, dan memang pembelajaran pada hakikatnya adalah konstruksivisme, karena pembelajaran adalah aktivitas siswa yang sifatnya proaktif dan reaktif dalam membangun pengetahuan. Agar konstruksicvisme
dapat
terlaksana
secara
optimal,
Confrey
menyarankan konstruksivisme secara utuh (powerfull constructivism), yaitu: konsistensi internal, keterpaduan, kekonvergenan, refeleksi-
42
eksplanasi, kontinuitas historical, simbolisasi, koherensi, tindak lanjut, justifikasi, dan sintaks (SOP). g. Prinsip Belajar Aktif Ada dua jenis belajar, yaitu belajar secara aktif dan secara reaktif (pasif). Belajar secara aktif indikatornya adalah belajar pada setiap situasi, menggunakan kesempatan untuk meraih manfaat, berupaya terlaksana, dan partisipatif dalam setiap kegiatan. Sedangakan belajar reaktif indikatornya adalah tidak dapat melihat adanya kesempatan belajar, mengabaikan kesempatan, membiarkan segalanya terjadi, menghindar dari kegiatan. Dari indikator belajar aktif, sesuai dengan pengertian kegiatan pembelajaran di atas, maka prinsip belajar yang harus diterapkan adalah siswa
harus
sebagai
mengkomunikasikan
subjek,
sehingga
belajar
kecerdasan
dengan
melakukan-
emosionalnya
dapat
berkembang, seperti kemampuan sosialisasi, empati dan pengendalian diri. Hal ini bisa terlatih melalui kerja individual-kelompok,diskusi, presentasi, tanya-jawab, sehingga terpukul rasa tanggung jawab dan disiplin diri. Prinsip belajar yang dikemuakan oleh Treffers adalah memiliki indikator
mechanistic
(latihan,
mengerjakan),
structuralistic
(terstruktur, sitematik, aksionmatik), empiristic (pengalaman induktifdeduktif), dan realistic-human activity (aktivitas kehidupan nyata). Prinsip tersebut akan terwujud dengan melaksanakan pembelajaran dengan memperhatikan keterlibatan intelektual-emosional, kontekstualtrealistik, konstruksivis-inkuiri, melakukan-mengkomunikasikan, dan inklusif life skill.38
38
http://pkab.wordpress.com/2008/04/29/Model Belajar dan Pembelajaran Berorientasi
Kompetensi Siswa
43
G. Prestasi Belajar Belajar adalah salah satu kegiatan yang memenuhi kebutuhan sekaligus tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Sejak lahir manusia telah mulai melakukan
kegiatan
belajar
untuk
memenuhi
kebutuhan
sekaligus
mengembangkan dirinya. Mendefinisikan belajar adalah suatu aktifitas mental dan psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, keterampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat konstan dan berkas.39 Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan yang terjadi setelah proses belajar adalah perubahan yang positif. Jadi subjek belajar akan mengalami perubahan tingkah laku menjadi lebih baik setelah adanya pengalaman dan latihan. Prinsip-prinsip belajar secara umum adalah belajar sebagai usaha memperoleh perubahan tingkah laku, hasil belajar ditandai dengan perubahan aspek tingkah laku, belajar merupakan suatu proses, proses belajar terjadi karena adanya dorongan dan tujuan yang hendak dicapai. Prestasi berarti penguasaan atau ketrampilan yang di kembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru. Berdasarkan hal itu, prestasi belajar siswa dapat dirumuskan sebagai berikut: 1.
Prestasi belajar siswa adalah hasil belajar yang dicapai siswa ketika mengikuti dan mengerjakan tugas kegiatan pembelajaran di sekolah.
2.
Prestasi belajar siswa tersebut terutama nilai aspek kognitifnya karena bersangkutan dengan kemampuan siswa dalam pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesa dan evaluasi.
39
W. S. Winkel, Psikologi Pengajaran, Semarang: Media Wiyata, 2003, hlm. 58
44
3.
Prestasi belajar siswa dibuktikan dan ditunjukkan melalui nilai atau angka nilai dari hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru terhadap tugas siswa dan ulangan-ulangan atau ujian yang ditempuhnya.40
Prestasi belajar merupakan kemampuan aktual yang dapat diukur secara langsung dengan tes. Dari definisi tersebut dapat diperoleh unsur prestasi belajar adalah sebagai berikut: 1.
Prestasi merupakan kecakapan yang nyata.
2.
Kecakapan tersebut dapat diukur secara langsung.
3.
Sebagai alat pengukur adalah tes.
Jadi prestasi belajar siswa merupakan hasil yang dicapai siswa berupa penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran yang ditunjukkan dengan nilai tes mata pelajaran. Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang.41 Perubahan yang terjadi setelah proses belajar adalah perubahan positif. Jadi subjek belajar akan mengalami perubahan tingkah laku menjadi lebih baik setelah adanya pengalaman dan latihan. Hasil belajar harus memenuhi syarat-syarat, bahwa hasil belajar merupakan: 1.
Pencapaian tujuan belajar
2.
Hasil dari proses disadari
3.
Hasil dari latihan yang di ujicoba atau disengaja
4.
Perbuatan yang berfungsi mempengaruhi tingkah laku dalam kurun waktu tertentu.
Jadi hasil belajar adalah perbuatan yang merupakan pencapaian dari tujuan belajar yang telah ditetapkan sebelumnya, proses yang disadari, dan latihan yang telah di uji coba, yang berfungsi mempengaruhi tingkah laku dalam kurun waktu tertentu.42 40
Tulus Tu’u, S.Th., MM.Pd., Peran Pada Perilaku dan Prestasi Siswa, PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta, 2004, hlm. 75 41 Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: CV. Sinar Baru,1989, hlm. 28 42 TIM Pengembangan MKDK IKIP Semarang, Psikologi Belajar, Semarang: IKIP Semarang Pres, 1990. Hlm. 30
45
Hasil belajar akan tampak pada setiap perubahan pada aspek-aspek tingkah laku manusia. Adapun aspek-aspek tersebut adalah : 1. Pengetahuan 2. Pengertian 3. Kebiasaan 4. Keterampilan 5. Apresiasi 6. Emosional 7. Hubungan sosial 8. Jasmani 9. Etis atau budi pekerti 10. Sikap Hasil belajar akan terjadi pada aspek-aspek tingkah laku manusia sesuai dengan tujuan dan jenis belajar yang dilakukan.43 Belajar bukanlah suatu aktivitas yang berdiri sendiri. Ada unsur lain yang terlibat langsung didalamnya, yaitu raw input, learning teaching process, output, environmental input dan instrumental input.44 ENVIRONMENTAL INPUT
RAW INPUT
LEARNING TEACHING PROCESS
OUTPUT
INSTRUMENTAL INPUT Gambar 1.1 : Faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar Sumber
: Djamarah ( 2002 : 142 )
43
Oemar Hamalik, Psikologi Belajar Mengajar, Bandung : Sinar Baru Algesindo, 2003,
44
Djamarah, Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2002, Hlm. 141
hlm. 30
46
Dalam gambar diatas di sajikan gagasan, bahwa masukan mentah (raw input) merupakan bahan pengalaman belajar tertentu dalam proses belajar mengajar (learning teaching process) dengan harapan dapat berubah menjadi keluaran (output) dengan kualifikasi tertentu. Di dalam proses belajar mengajar itu ikut berpengaruh sejumlah faktor lingkungan, yang merupakan masukan dari lingkungan (environmental input) dan sejumlah faktor instrumental (instrumental input) yang dengan sengaja dirancang dan dimanipulasikanguna menunjang tercapainya keluaran yang dikehendaki. Dalam proses belajar mengajar tersebut akan di peroleh hasil belajar atauprestasi belajar. Dengan demikian komponen atau faktor yang mempengaruhi proses belajar mengajar akan mempengaruhi prestasi belajar. Faktor tersebut atau komponen tersebut meliputi tujuan, bahan pelajaran, kegiatan belajar mengajar, metode, alat, sumber, dan evaluasi.45 1. Faktor-faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar Belajar merupakan suatu proses dan banyak faktor yang mempengaruhi dalam pencapaian prestasi belajar subyek belajar. Berikut akan dijabarkan menurut pendapat beberapa ahli mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar. Menurut pendapat Vernon A Magnesen: orang belajar 10% dari apa yang dibaca, 20% dari apa yang didengar, 30% dari apa yang dilihat, 50% dari apa yang dilihat dan didengar, 70% dari apa yang dikatakan, dan 90% dari apa yang dikatakan dan dilakukan. Kalau demikian, strategi pembelajaran yang lebih memberi hasil yang baik bagi siswa adalah pelajaran yang banyak melibatkan siswa berfikir,
berbicara,
berargumentasi
dan
mengutarakan
gagasan-
gagasannya. Berdasarkan uraian itu, prestasi siswa dalam pembelajaran dipengaruhi oleh peran dan strategi guru dalam pembelajaran. Pertama, 45
Djamarah, Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2002, Hlm. 48
47
strategi pendekatan pribadi terhadap siswa yang kurang menonjol dalam bidang-bidang tertentu. Kedua, strategi guru melibatkan siswa dalam pembelajaran secara penuh dengan suasana gembira dan menyenangkan. Ketiga, strategi guru membuat alat bantu dan menciptakan ruangan yang hidup.46 Sedangkan menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, factorfaktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah, faktor jasmaniah baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh. Yang termasuk faktor ini adalah penglihatan, pendengaran, struktur tubuh dan sebagainya. Selain itu yaitu faktor psikologis, yang meliputi potensi yaitu kecerdasan dan bakat, sikap, kebiasaan, minat, motivasi, emosi, penyesuaian diri.47 Menurut Slameto, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu.48 a) Faktor Intern Di dalam membicarakan faktor intern ini, akan dibahas menjadi tiga faktor yaitu faktor jasmani, faktor psikologis, dan faktor kelelahan. 1) Faktor Jasmaniah faktor jasmaniah(sehat) berarti dalam keadaan baik segenap badan serta bagian-bagiannya/bebas dari penyakit. Kesehatan adalah keadaan atau hal sehat. Kesehatan seseorang berpengaruh terhadap belajarnya. Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan seseorang terganggu. Oleh karena itu, agar seseorang dapat belajar dengan baik haruslah mengusahakan kesehatan badannya tetap terjamin dengan cara selalu menghindarkan ketentuan-ketentuan
46
Tulus Tu’u, Peran Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi Siswa, hlm. 78.
47
Abu Ahmadi, Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, ( Jakarta; PT Rineka Cipta, 2004) hlm. 138. 48
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi, hlm. 54.
48
tentang bekerja, belajar, istirahat, tidur, makan, olah raga, rekreasi dan ibadah. 2) Faktor Psikologis Intelegensi merupakan salah satu faktor psikologis dalam belajar. Intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dengan cara cepat dan efektif, mengetahui/ menggunakan
konsep-konsep
yang
abstrak
secara
efektif,
mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat. Intelegensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar dalam situasi yang sama, siswa yang mempunyai tingkat intelegensi yang tinggi akan lebih berhasil dari pada yang mempunyai tingkat intelegensi yang rendah, walaupun begitu siswa yang mempunyai tingkat intelegensi yang tinggi belum pasti berhasil dalam belajarnya.49 3) Faktor Kelelahan Kelelahan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan timbul kecenderungan untuk membaringkan tubuh. Sedangkan kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang. Kelelahan rohani dapat terjadi terus menerus memikirkan masalah yang dianggap berat tanpa istirahat.50 Dari uraian diatas dapat dimengerti bahwa kelelahan itu mempengaruhi belajar. Agar siswa dapat belajar dengan baik haruslah menghindari jangan sampai terjadi kelelahan dalam belajarnya, sehingga perlu diusahakan kondisi yang bebas dari kelelahan. 49
Daryanto, Belajar dan Mengajar, (Bandung: CV Yrama Widya, 2010), hlm. 37.
50
Daryanto, Belajar dan Mengajar, hlm. 40.
49
Kelelahan baik secara jasmani maupun rohani dapat diredakan dengan cara-cara sebagai berikut: - Tidur - Istirahat - Mengusahakan variasi dalam belajar, juga dalam bekerja - Menggunakan obat-obat yang bersifat melancarkan peredaran darah - Rekreasi dan ibadah yang teratur - Olahraga secara teratur - Mengimbangi makan dengan makanan yang memenuhi syarat kesehatan Jadi kondisi tubuh besar pengaruhnya terhadap belajar seseorang. Orang yang ingin belajarnya sukses maka ia harus menjaga kondisi tubuhnya. b) Faktor Ekstern Faktor ekstern yang berpengaruh terhadap belajar, dapatlah dikelompokkan menjadi 3 faktor yaitu: faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat.51 a) Faktor Keluarga Cara orang tua mendidik anaknya besar pengaruhnya terhadap belajar anaknya. Hal ini dipertegas oleh Sutjipto Wirowidjojo pernyatannya yang menyatakan bahwa keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan utama. Orang tua yang kurang atau tidak memperhatikan pendidikan anaknya, misalnya mereka
acuh
tak
acuh
terhadap
belajar
anaknya,
tidak
memperhatikan sama sekali akan kepentingan-kepentingan dan kebutuhan-kebutuhan anaknya dalam belajar, tidak mengatur waktu belajarnya, tidak menyediakan/ melengkapi alat belajarnya, tidak memperhatikan apakah anaknya belajar atau tidak, tidak mau tau
51
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi, hlm. 60.
50
bagaimanakah kemajuan belajar anaknya dan lain-lain dapat menyebabkan anak tidak/kurang berhasil dalam belajarnya. Dalam sebuah hadits riwayat Bukhori dan Muslim Nabi SAW bersabda :
Artinya : Setiap anak yang lahir dalam keadaan suci (fitrah) hingga ia dapat merubah lisannya, maka orang tualah yang menjadikan yahudi, nasrani atau majusi. (H.R. Bukhori dan Muslim). 52 Selain faktor cara orang tua mendidik, keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan belajar anak. Anak yang sedang belajar selain harus terpenuhi kebutuhan pokoknya seperti, makan, pakaian, perlindungan kesehatan dan lain-lain, juga membutuhkan fasilitas belajar seperti ruang belajar, meja, kursi, penerangan, alat tulis menulis, buku-buku dan lain-lain. Fasilitas belajar itu hanya dapat terpenuhi jika keluarga mempunyai cukup uang. Jika anak hidup dalam keluarga yang miskin, kebutuhan pokok anak kurang terpenuhi akibatnya kesehatan anak terganggu, sehingga belajar anak juga terganggu. b) Faktor sekolah Faktor yang mempengaruhi belajar ini mencakup metode mengajar, guru, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran, waktu sekolah, dan metode belajar. Berikut akan dibahas satu persatu. 1) Metode mengajar Terutama dalam belajar di sekolah, faktor guru dan cara mengajarnya merupakan faktor yang penting pula. Bagaimana sikap dan kepribadian guru, tinggi rendahnya pengetahuan yang 52
Musnad Imam Ahmad bin Hambal, (Bairut, Libanon: Darul Al Kutubi), hlm.312
51
dimiliki guru, dan bagaimana cara guru itu mengajarkan pengetahuan itu kepada anak-anak didiknya, turut menentukan bagaimana hasil belajar yang dapat dicapai anak.53 Metode mengajar adalah suatu cara atau jalan yang harus dilalui dalam mengajar, mengajar adalah menyajikan bahan pelajaran oleh seseorang kepada orang lain agar orang lain itu menerima menguasai dan mengembangkannya. Metode mengajar guru yang kurang baik akan mempengaruhi belajar siswa yang kurang baik pula. Metode mengajar yang kurang baik itu dapat terjadi misalnya karena guru kurang persiapan dan kurang menguasai
bahan
pelajaran
sehingga
guru
tersebut
menerangkannya tidak jelas sehingga siswa kurang senang terhadap pelajaran atau gurunya, akibatnya siswa malas untuk belajar. Guru adalah pengajar yang mendidik. Ia tidak hanya mengajar bidang studi yang sesuai dengan keahliannya, tetapi juga menjadi pendidik generasi muda bangsanya. Sebagai pendidik, ia memusatkan perhatian pada kepribadian siswa, khususnya berkenaan dengan kebangkitan belajar. Kebangkitan belajar tersebut merupakan wujud emansipasi diri siswa. Sebagai guru yang pengajar, ia bertugas mengelola kegiatan belajar siswa di sekolah.54 Guru yang lama biasa mengajar dengan metode ceramah saja, siswa akan menjadi bosan, mengantuk, pasif dan hanya mencatat saja. Guru yang progresif berani mencoba metodemetode yang baru, yang dapat membantu meningkatkan kegiatan belajar mengajar dan meningkatkan motivasi siswa untuk belajar.
53
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya,2011), hlm.
104 54
Dimyati, Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, hlm. …..
52
2) Kurikulum Kurikulum adalah a plant for learning yang merupakan unsur substansial dalam pendidikan, tanpa kurikulum kegiatan belajar mengajar tidak akan berlangsung, sebab materi apa yang harus guru sampaikan dalam suatu pertemuan kelas, belum guru programkan sebelumnya. Itulah sebabnya untuk semua mata pelajaran setiap guru memiliki kurikulum untuk mata pelajaran yang dipegang dan diajarkan kepada anak didik. Setiap guru harus mempelajari dan menjabarkan isi kurikulum kedalam program yang lebih rinci.55 Jelaslah bahan pelajaran itu mempengaruhi belajar siswa. Kurikulum yang kurang baik berpengaruh tidak baik terhadap hasil belajar. Guru perlu mendalami siswa dengan baik, harus mempunyai perencanaan yang mendetail agar dapat melayani siswa belajar secara individual, namun kurikulum yang sekarang belum dapat memberikan pedoman perencanaan yang demikian. Jadi kurikulum diakui dapat mempengaruhi prestasi belajar anak didik di sekolah. 3) Relasi guru dengan siswa Proses belajar mengajar terjadi antar guru dengan siswa, proses tersebut juga dipengaruhi oleh relasi yang ada dalam proses belajar itu sendiri, jadi cara belajar siswa juga dipengaruhi oleh hubungan dengan gurunya. Di dalam hubungan (relasi guru dengan siswa) yang baik, siswa akan menyukai gurunya, juga akan menyukai mata pelajaran yang diajarkan sehingga siswa akan berusaha mempelajari sebaik-baiknya. Guru yang kurang berinteraksi dengan siswa secara akrab menyebabkan proses belajar mengajar itu kurang lancar. Siswa
55
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, hlm.180
53
merasa jauh dari guru maka segan berpartisipasi secara aktif dalam belajar. 4) Relasi siswa dengan siswa Guru yang kurang mendekati siswa dan kurang bijaksana, tidak akan melihat bahwa di dalam kelas ada kelompok yang saling bersaing secara tidak sehat, jiwa kelas tidak terbina bahkan hubungan masing-masing individu tidak tampak. Siswa yang mempunyai sifat-sifat atau tingkah laku yang kurang menyenangkan teman lain, mempunyai rasa rendah diri atau sedang mengalami tekanan-tekanan batin, akan diasingkan dari kelompoknya, akibatnya makin parah masalahnya dan akan mengganggu belajarnya. Lebih-lebih ia menjadi malas untuk masuk sekolah. Menciptakan hubungan yang baik antara siswa dengan siswa adalah perlu, agar dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap belajar anak/siswa. 5) Disiplin sekolah56 Kedisiplinan sekolah erat hubungannya dengan kerajinan siswa dalam sekolah dan juga dalam belajar. Kedisiplinan sekolah mencakup
kedisiplinan
guru
dalam
mengajar
dengan
melaksanakan tata tertib, kedisiplinan pegawai/karyawan dalam pekerjaan administrasi dan kebersihan/keteraturan kelas, gedung sekolah, halaman dan lain-lain. Begitu juga kedisiplinan kepala sekolah dalam mengelola seluruh staf beserta siswa-siswanya, dan kedisiplinan team BP dalam pelayanannya kepada siswa. Seluruh staf sekolah yang mengikuti tata tertib dan bekerja dengan disiplin membuat siswa menjadi disiplin pula. Selain itu akan memberi pengaruh yang positif terhadap belajar siswa. Banyak sekolah yang dalam pelaksanaan disiplin kurang, sehingga mempengaruhi sikap siswa dalam belajar. Kurang bertanggung
56
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi, hlm. 67.
54
jawab, karena bila tidak melaksanakan tugas, akhirnya tidak ada sanksi. Hal mana dalam proses belajar, siswa perlu disiplin, untuk mengembangkan motivasi yang kuat. Dengan demikian agar siswa belajar lebih maju, siswa harus disiplin di dalam belajar baik di sekolah, di rumah dan di perpustakaan. Agar siswa berdisiplin maka haruslah guru beserta staf yang lain ikut disiplin. 6) Alat Pelajaran Alat pelajaran erat hubungannya dengan cara belajar siswa. Karena alat pelajaran yang dipakai oleh guru pada waktu mengajar dipakai pula oleh siswa untuk menerima pula bahan yang diajarkan. Alat pelajaran yang lengkap dan tepat akan memperlancar penerimaan bahan pelajaran yang diberikan kepada siswa. Jika siswa mudah menerima pelajaran dan menguasainya, maka belajarnya akan menjadi lebih giat dan lebih maju. 7) Waktu sekolah Waktu sekolah ialah waktu terjadinya proses belajar mengajar di sekolah, waktu itu dapat pagi hari, siang, sore atau malam hari. Waktu sekolah juga mempengaruhi belajar siswa.57 Jika terjadi siswa terpaksa masuk sekolah di sore hari, sebenarnya kurang dapat dipertanggungjawabkan. Dimana siswa harus beristirahat, tetapi terpaksa masuk sekolah, hingga mereka mendengarkan pelajaran sambil mengantuk dan sebagainya. Sebaliknya siswa belajar di pagi hari, pikiran masih segar, jasmani dalam kondisi yang baik. Jika siswa bersekolah pada waktu kondisi badannya sudah lelah/lemah, misalnya pada siang hari, akan mengalami kesulitan di dalam menerima pelajaran. Kesulitan itu disebabkan karena siswa sukar berkonsentrasi dan berfikir pada kondisi badan yang lemah tadi. Jadi, memilih waktu
57
Daryanto, Belajar dan Mengajar, hlm. 67.
55
sekolah yang tepat akan memberi pengaruh yang positif terhadap belajar. 8) Metode belajar Banyak siswa melaksanakan cara belajar yang sudah salah. Dalam hal ini perlu pembinaan dari guru. Dengan cara belajar yang tepat akan efektif pula hasil belajar siswa itu. Juga dalam pembagian waktu untuk belajar. Kadang-kadang siswa belajar tidak teratur atau terus-menerus karena besok akan tes. Dengan belajar demikian siswa akan kurang beristirahat, bahkan mungkin dapat jatuh sakit. Maka perlu belajar secara teratur setiap hari dengan pembagian waktu yang baik, memilih cara belajar yang tepat dan cukup istirahat akan meningkatkan hasil belajar. c) Faktor masyarakat Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap belajar siswa. Pengaruh itu terjadi karena keberadaannya siswa dalam masyarakat. Pada uraian berikut ini penulis membahas tentang kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat, yang semuanya mempengaruhi belajar anak.58 1) Kegiatan siswa dalam masyarakat Kegiatan siswa dalam masyarakat dapat menguntungkan terhadap perkembangan pribadinya. Tetapi jika siswa ambil bagian dalam kegiatan masyarakat yang terlalu banyak, misalnya berorganisasi, kegiatan-kegiatan sosial, keagamaan dan lain-lain, belajarnya akan terganggu, lebih-lebih jika tidak bijaksana dalam mengatur waktunya. Membatasi kegiatan siswa dalam masyarakat sangatlah perlu, supaya jangan sampai mengganggu belajarnya, kecuali kegiatan yang mendukung belajar.
58
Daryanto, Belajar dan Mengajar, hlm.49
56
2) Mass Media Yang termasuk dalam mass media adalah bioskop, radio, TV, surat kabar, majalah, buku-buku, komik-komik dan lain-lain. Semuanya itu ada dan beredar dalam masyarakat. Mass media yang baik memberi pengaruh yang baik terhadap siswa dan juga terhadap belajarnya. Sebaliknya mass media yang jelek juga berpengaruh jelek terhadap siswa. Jika demikian perlulah kiranya siswa mendapatkan bimbingan dan kontrol yang cukup bijaksana dari pihak orang tua dan teman bergaul. 3) Bentuk Kehidupan Masyarakat Kehidupan masyarakat disekitar siswa juga berpengaruh terhadap belajar siswa. Masyarakat yang terdiri dari orang-orang yang tidak terpelajar, penjudi, suka mencuri dan mempunyai kebiasaan yang tidak baik, akan berpengaruh jelek kepada siswa yang berada di situ. Anak/siswa tertarik untuk ikut berbuat seperti yang dilakukan orang-orang sekitarnya. Akibatnya belajarnya akan terganggu dan bahkan anak akan kehilangan semangat belajar karena perhatiannya semula berpusat pelajaran berpindah ke perbuatan-perbuatan yang selalu dilakukan orang-orang disekitarnya. Sebaliknya jika lingkungan anak adalah orang-orang yang terpelajar baik-baik, mereka mendidik dan menyekolahkan anak-anaknya, antusias dengan cita-cita yang akan masa depan anaknya, anak/siswa terpengaruh juga ke hal-hal yang dilakukan oleh orang-orang lingkungannya, sehingga akan berbuat seperti orang-orang yang ada di lingkungannya. Pengaruh itu dapat mendorong semangat anak untuk belajar lebih giat lagi. Perlu mengusahakan lingkungan yang baik agar dapat memberi pengaruh yang positif terhadap anak sehingga dapat belajar dengan sebaik-baiknya. Jadi, keberhasilan siswa mencapai hasil belajar yang baik dipengaruhi oleh berbagai macam faktor. Faktor itu terdiri dari
57
tingkat kecerdasan yang baik, pelajaran sesuai bakat yang dimiliki,
ada
minat
dan
perhatian
yang
tinggi
dalam
pembelajaran, motivasi yang baik dalam belajar, cara belajar yang baik dan strategi pembelajaran variatif yang dikembangkan guru. Suasana keluarga yang member dorongan anak untuk maju. Selain itu lingkungan sekolah yang tertib, teratur, disiplin, yang kondusif bagi kegiatan kompetisi siswa dalam pembelajaran.
H. Hipotesis Penelitian Hipotesis
adalah
jawaban
yang
bersifat
sementara
terhadap
permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Hipotesis
merupakan
jawaban
yang
bersifat
sementara
terhadap
permasalahan penelitian tentang tingkah laku, fenomena (gejala), sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Berdasarkan uraian di atas maka hipotesis dalam penelitian ini adalah: Ada pengaruh pengaruh layanan Perpustakaan Sekolah terhadap prestasi belajar siswa di SMP Islam Hidayatullah Semarang.
58
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang peneliti lakukan adalah penelitian kuantitatif, yaitu suatu peroses menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai alat untuk menemukan keterangan mengenai pengaruh pengaruh layanan perpustakaan sekolah terhadap prestasi belajar siswa di SMP Islam Hidayatullah Semarang. B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Pada penelitian ini, peneliti SMP Islam Hidayatullah Semarang Sebagai objeknya. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama satu bulan, terhitung sejak tanggal 2 November 2011 sampai 30 November 2011. C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian Sugiyono memberikan pengertian bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.1 Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMP Islam Hidayatullah Semarang dengan jumlah 300 siswa.
1
Riduwan, Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula,
(Bandung: Alfabeta, 2008), hlm.54.
59
2. Sampel Penelitian Sampel adalah himpunan dari bagian suatu populasi sebagai bagian dari populasi sampai memberikan gambaran yang benar tentang populasi.2 Pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan teknik random sampling (sampel secara acak) dimana teknik ini memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Untuk sekedar ancer-ancer, maka apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tetapi jika jumlah subyeknya besar, dapat diambil antara 10-15% atau 20-25%.3 Dari jumlah populasi yang ada sebanyak 300 siswa, maka peneliti mengambil 10% dari jumlah tersebut sebanyak 30. TABEL 1.1 JUMLAH POPULASI PENELITIAN No
KELAS
POPULASI
1
VII
105
2
VIII
90
3
IX
95
TABEL 1.2 SAMPEL PENELITIAN
2 3
No
KELAS
JUMLAH
1
VII
11
2
VIII
9
3
IX
10
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, hlm. 57
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2006), hlm. 134.
60
D. Variabel dan Indikator 1. Variabel Penelitian Terdapat dua variabel dalam penelitian ini yakni variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y). Variabel Bebas (X) dari penelitian ini adalah layanan perpustakaan sekolah, sedangkan Variabel Terikat (Y) prestasi belajar siswa.
2.
Indikator Penelitian Tabel 2.1 No 1
Variabel Layanan
Sub
Indikator
Variabel 1. Layanan
1.1 fasilitas fisik, perlengkapan,
perpustakaan
dalam
pegawai
dan
sekolah (X)
sifat bukti
komunikasi.
sarana
langsung 2. Layanan
2.1 kemampuan
memberikan
dalam
pelayanan
sifat
dengan segera, akurat dan
keandalan
memuaskan.
3. Layanan
3.1 keinginan
yang
para
dijanjikan
staf
untuk
dalam
membantu para pelanggan dan
sifat daya
memberikan pelayanan dengan
tanggap
tanggap.
4. Layanan
4.1 kemampuan,
pengetahuan,
dalam
kesopanan dan
sifat
dapat
sifat
dipercaya yang dimiliki para
jaminan
staf, bebas dari resiko, bahaya dan keragu-raguan.Kecukupan waktu
dalam
peminjaman
buku.
61
5. Layanan
5.1 kemudahan dalam melakukan
dalam
hubungan, komunikasi yang
sifat
baik, perhatian pribadi dan
empati
memahami
kebutuhan
para
pelanggan. 2
Prestasi
1. Hasil
belajar siswa
belajar
(Y)
siswa
1.1 Nilai rata-rata ujian di rapor
E. Teknik Pengumpulan Data Teknik yang digunakan untuk memperoleh data pada penelitian ini adalah menggunakan angket. Angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain yang bersedia memberikan respon sesuai dengan permintaan pengguna.4 Dalam penelitian ini, tujuan peneliti menyebarkan angket adalah mencari informasi yang lengkap mengenai prestasi belajar siswa dengan diterapkannya layanan perpustakaan sekolah. Metode angket yang digunakan adalah metode angket tertutup, dimana responden tidak diberi kesempatan menjawab dengan kata-kata sendiri. Tabel. 2.3 KISI-KISI ANGKET No 1
Variabel Layanan
4
Sub Variabel 1. Layanan
No Item
Indikator 1.1 Fasilitas
Soal fisik, 1,2,3
Perpustakaan
bukti
perlengkapan,
perpustakaan
langsung
pegawai dan sarana
Riduwan, Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2009),
hlm. 25-26.
62
komunikasi 2. layanan keandalan
2.1 Kemampuan
4,5
memberikan pelayanan
yang
dijanjikan
dengan
segera,
akurat
dan
memuaskan. 3
Layanan
3.1 Membantu
para 6,7,8,9
Daya
pelanggan
dan
Tanggap
memberikan pelayanan
dengan
tanggap 4
Layanan
4.1 Kemampuan,
Jaminan
pengetahuan,
10,11
kesopanan dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki bebas
para dari
staf, resiko,
bahaya dan keraguraguan. 5
Layanan Empati
5.1 Kemudahan
dalam 12,12,14,1
melakukan hubungan, 5 komunikasi baik,
yang perhatian
pribadi
dan
memahami kebutuhan para pelanggan.
63
F. Teknik Analisis Data Dalam menganalisis data yang telah terkumpul dari penelitian yang bersifat kuantitatif ini maka peneliti menggunakan analisis data statistik dengan langkah-langkah sebagai berikut. 1. Analisis Pendahuluan Deskripsi data penelitian merupakan tahapan analisa penelitian pertama kali yang dilakukan dengan cara memasukan hasil pengolahan data angket responden kedalam tabel data frekuensi. Dalam
analisa
ini
akan
dicari
gambaran
tentang
layanan
perpustakaan sekolah dan dampaknya terhadap prestasi belajar siswa di SMP Islam Hidayatullah Semarang melalui pemberian angket. Pengolahan data angket akan penulis lakukan dengan pensekoran pada tiap-tiap item dari angket responden dengan menggunakan standar sebagai berikut: a) Alternatif jawaban sangat puas (SP) dengan bobot nilai 5 b) Alternatif jawaban puas (P) dengan bobot nilai 4 c) Alternatif jawaban cukup puas (CP) dengan bobot nilai 3 d) Alternatif jawaban kurang puas (KP) dengan bobot nilai 2 e) Alternatif jawaban tidak puas (TP) dengan bobot nilai 15 1) Analisis Uji Validitas Angket Validitas angket yang digunakan pada penelitian ini adalah validitas isi (content validity). Sebuah angket dikatakan memiliki validitas isi apabila penyusunan angket disesuaikan indikator-indikator yang mengacu pada buku-buku yang digunakan atau dikonsultasikan pada pakarnya. Untuk mengetahui validitas soal angket digunakan rumus : rxy =
N XY X Y
N X
2
X
2
N Y
2
Y
2
Keterangan : rxy 5
: Koefisien korelasi antara x dan y
Riduwan, Dasar-Dasar Statistika, (Bandung: alfabeta, 2008), hlm. 39.
64
X
: Jumlah skor tiap butir
Y
: Jumlah skor total yang diperoleh tiap subyek yang diteliti
N
: Jumlah responden
2) Analisis Reliabilitas Untuk mengetahui reliabilitas angket maka peneliti menggunakan rumus alfa sebagai berikut:6
Ket : r11 : Nilai Reliabilitas : Jumlah varians skor tiap-tiap item : Varians total : Jumlah item Langkah-langkah dalam mencari nilai reliabilitas dengan metode Alpha adalah sebagai berikut: Langkah 1 : menghitung varians skor tiap-tiap item dengan rumus:
Dimana : = Varians skor tiap-tiap item Jumlah Kuadrat item Jumlah item
dikuadratkan
Jumlah responden Langkah 2 : kemudian menjumlah varians semua item dengan rumus:
: 6
Riduwan, Dasar-Dasar Statistika, hlm.115.
65
Jumlah varians Semua item = Varians Item ke-1,2,......n Langkah 3 : menghitung varians total dengan rumus:
Varians total Jumlah kuadrat X total Jumlah X total dikuadratkan Jumlah responden
2.
Analisis akhir a. Analisi regresi sederhana Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik analisis regresi sederhana. Dalam penelitian ini layanan perpustakaan sekolah sebagai varibel (X) dan prestasi belajar siswa sebagai variabel (Y). Persamaan regresi sederhana dapat dicari dengan rumus
7
.
Dimana: = (di baca Y topi) subyek variabel yang diproyeksikan X= variabel bebas yang mempunyai nilai tertentu untuk diprediksikan a = nilai konstanta harga Y jika X = 0 b = nilai arah sebagai penentu ramalan (prediksi) yang menunjukan nilai peningkatan atau penurunan Di mana nilai a (konstanta), dan b (koefisien regresi untuk variabel X ) dapat diperoleh melalui rumus sebagai berikut:
7
Danang Suryoto, Analisis Regresi dan Uji Hipotesis, (Yogyakarta: Media Pressindo,
2009), hlm. 9.
66
Berikut ini adalah langkah-langkah menjawab regresi sederhana, Langkah 1. Membuat Ha dan Ho dalam bentuk kalimat Langkah 2. Membuat Ha dan Ho dalam bentuk statistik Langkah 3.
Membuat tabel penolong untuk menghitung angka
statistik. Langkah 4. Masukan angka-angka statistik dari tabel penolong dengan rumus
Langkah 5. Mencari jumlah kuadrat regresi
dengan rumus:
Langkah 6. Mencari jumlah kuadrat regresi
denagn
rumus:
Langkah 7. Mencari jumlah kuadrat Residu (
) dengan rumus:
Langkah 8. Mencari rata-rata jumlah kudrat regresi (
) dengan
rumus :
Langkah 9. Mencari rata-rata jumlah kuadrat regresi ( dengan rumus :
Langkah 10. Mencari rata-rata jumlah kuadrat residu
dengan
rumus :
Langkah 11. Menguji signifikansi dengan rumus :
67
Kemudian, kaidah pengujian signifikansi : Jika
maka artinya signifikan.
Jika
maka artinya tidak signifikan
Langkah 12.
Membuat kesimpulan dari perhitungan yang telah
dilakukan. b. Analisis uji signifikansi Analisis ini peneliti gunakan untuk membuat interpretasi lebih lanjut dengan mengecek signifikansi dari membandingkan
dalam
yaitu dengan cara
(F tabel) pada taraf signifikansi 5%
atau 1%. Jika
lebih besar dari
5% atau 1%, maka hipotesis
signifikan. Berarti ada pengaruh yang positif dari layanan perpustakaan sekolah terhadap prestasi belajar siswa di SMP Islam Hidayatullah Semarang. Akan tetapi jika
lebih kecil dari
5% atau 1%, maka
hipotesis non signifikan, yang artinya tidak ada pengaruh yang positif dari layanan perpustakaan sekolah terhadap prestasi belajar siswa di SMP Islam Hidayatullah Semarang. Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:8
Dimana: = harga bilangan f untuk garis regresi = rerata kuadrat garis regresi = rerata kuadrat garis residu
8
Sutrisno Hadi, Analisi Regresi, (Yogyakarta: ANDI), hlm. 13.
68
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil Lokasi Penelitian SMP Islam Hidayatullah adalah salah satu sekolah swasta yang bernuansa Islami di kota Semarang. Sekolah ini berasal dan berafa dalam naungan Yayasan Abul Yatama. Yayasan ini berdiri di Semarang pada tanggal 27 Juli 1984 atas prakarsa Bapak Hasan Thoha Putra yang menjadi ketua yayasan hingga sekarang. Dan mulai tanggal tersebut Yayasan Abul Yatama diakui keberadaannya secara legal. SMP Islam Hidayatullah secara legal formal berdiri sejak keluarnya SK (Surat Keputusan) No. 903/i.03/i/1996 tertanggal 2 Juli 1992. Hingga sekarang SMP Islam Hidayatullah menempati gedung mandiri yang secara geografis terletak di Jl. Cemara Raya No. 290 Banyumanik Semarang 50267 Telp. 024 7470194, Fax 024 7475606. SMP Islam Hidayatullah memiliki status akreditasi dengan status akreditasi A, sesuai No. 001/BAS KOTA-33/IV/2006 pada tanggal 20 April 2006. Selama berdirinya hingga sekarang SMP Islam Hidayatullah telah di pimpin oleh 4 kepala sekolah yaitu : 1. Drs. Kastori 2. Suprapto Haris Setiawan, S.Ag 3. Adi Sucipto, S.Pd 4. Muhammad Nuh, S.Pd (Kepala Sekolah sekarang) Selama perkembangannya, SMP Islam Hidayatullah telah berkembang dengan pesatnya, sehingga mampu menjadi salah satu sekolah swasta unggulan yang bernuansa Islami di kota Semarang. Perpustakaan merupakan salah satu sarana penunjang dalam proses belajra dan mengajar di sekolah. Perpustakaan sekolah bukan hanya unit kerjayang menyediakan bacaan guna menambah pengetahian dan wawasan murid, tetapi juga merupakan bagian yang integral dalam pembelajaran.
69
Artinya, penyelenggaraan perpustakaan sekolah harus sejalan dengan visi dan misi sekolah dengan mengadakan bahan bacaan bermutu yang sesuai dengan kurikulum. Agar semua hal tersebut dapat terwujud, perpustakaan tentunya juga harus memiliki system manajemen atau keadministrasian yang efektif. Oleh karena itu untuk menunjang pembelajaran di SMP Hidayatullah, disediakan sebuah perpustakaan yang letaknya di lantai tiga, tapi karena ada kebijakan baru perpustakaan sekarang letaknya di pindah di lantai dua gedung aula. Perpustakaan tersebut digunakan secara bersama oleh SMA dan SMP Hidayatullah. Hal ini disebabkan kedua unit berada dalam satu lokasi yang sama, dan perpustakaannya dikelola oleh pustakawan yaitu Bapak Hadiyanto Akhmad. Aktifitas perpustakaan di mulai pada pukul 07.30 – 13.30 WIB setiap hari senin – jum’at, dengan jam istirahat (untuk sholat dhuhur) pada pukul 11.30 - 12.30 WIB. Sedangkan pada hari sabtu pelayanan dimulai pada pukul 07.30 - 10.00. Dalam aktifitasnya sehari-hari, pustakawan tidak memberikan pelayanan yang berbeeda terhadap pengunjung dari SMP maupun SMA. Tidak hanya siswa, para guru dan karyawanpun ikut merasakan manfaat perpustakaan yang ada. Disamping buku-buku best seller yang bersifat fiksi, non fiksi, journal, Koran dan majalah. Dengan adanya buku bacaan tambahan ini di harapkan para pengunjung bisa memperoleh informasi yang actual dan factual. Untuk menjaga kedisiplinan, perpustakaan memberikan tata tertib yang harus di patuhi oleh pengunjung. Tata tertib tersebut antara lain : 1. Mengisi buku kunjungan 2. Meletakkan tas dan barang bawaan pada tempat yang tersedia 3. Tidak diperkenankan makan dan minum 4. Tidak diperkenankan membuat gaduh Untuk
lebih
mengoptimalkan
keberadaannya,
perpustakaan
meminjamkan buku-buku yang ada dengan ketentuan sebagai berikut : 1. Syarat Peminjaman : a. Kartu Perpustakaan 70
b. Koleksi yang di pinjam Max. 2 buku c. Kartu tidak boleh dipinjamkan 2. Syarat Pengembalian : a. Kartu perpustakaan b. Denda keterlambatan Rp 100,-/buku/hari 3. Ketentuan Peminjaman buku paket : a. Berlaku 1 tahun pelajaran b. Peminjaman awal semester 1, pengembalian akhir semester 2 c. Peminjaman sesuai dengan nomor buku yang ditentukan d. Lembar bukti peminjaman e. Buku harus disampul plastic f. Tidak boleh dirusak/dicorat-coret g. Apabila rusak/hilang, dikenai sanksi (mengganti buku) Tugas utama pustakawan adalah mengelola keluar masuknya buku, mengklarifikasikan buku, mencatat laporan peminjaman, merapikan ruangan beserta isinya, melakukan penataan ulang buku-buku yang tidak sesuai dengan kelasnya lain-lain. Selain itu, pustakawn juga harus membuat dan menyimpan data-data yang berkaitan dengan perpustakaan untuk dijadikan dokumen atau laporan perpustakaan. Data atau dokumen yang harus disusun dan perhatikan oleh pustakawan diantaranya : 1. Berkas Guru dan Karyawan a. Rekap harian peminjaman koleksi b. Grafik peminjaman bulanan c. Data dan Grafik peminjaman semester 1 d. Data dan Grafik peminjaman semester 2 e. Data dan Grafik peminjaman satu tahun f. Rekap harian kunjungan perpustakaan g. Data dan Grafik kunjungan semester 1 h. Data dan Grafik kunjungan semester 2 i. Data dan Grafik kunjungan satu tahun
71
2. Berkas SMP a. Rekap harian peminjaman koleksi b. Grafik peminjaman bulanan c. Data dan Grafik peminjaman semester 1 d. Data dan Grafik peminjaman semester 2 e. Data dan Grafik peminjaman satu tahun f. Rekap harian kunjungan perpustakaan g. Grafik Kunjungan bulanan h. Data dan Grafik kunjungan semester 1 i. Data dan Grafik kunjungan semester 2 j. Data dan Grafik kunjungan satu tahun Selain berkas-berkas tersebut, pustakawan juga harus menyiapkan dan membuat laporan tentang berbagai koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan SMP-SMA Islam Hidayatullah. Dan koleksi tersebut adalah sebagai berikut : 1. Koleksi non buku (majalah) 2. Koleksi non buku (yang di langgan) 3. Data penambahan koleksi bulanan 4. Data penambahan koleksi per kelas 5. Data dan grafik TP. 2001/2002-2007/2008 6. Data dan grafik penambahan kolekso 7. Koleksi pustaka SMP-SMA Islam Hidayatullah Pengadaan buku perpustakaan dilakukan satu kali dalam setiap semesternya. Kemudian buku-buku tersebut dikeluarkan minimal 10 buku tiap tiga bulannya untuk dikonsumsi oleh pembaca. Pengelola buku yang dilaksanakan selama ini masih terbatas pada pemeliharaan, tanpa adanya penyiangan guna pembaharuan. Apabila ditemukan buku yang rusak dan tidak layak dipakai, maka dilakukan perbaikan. Koleksi
yang di
miliki
oleh
perpustakaan
SMP-SMA Islam
Hidayatullah terbagi dalam dua kategori, yaitu : 1. Fiksi (Cerita), terdiri dari cerpen, novel, komik dan karya sastra
72
2. Non fiksi, terdiri dari buku paket (buku pelajaran), buku agama, buku umum (non agama) dan buku referensi (buku yang hanya untuk di baca di perpustakaan) Untuk meningkatkan minat baca pengunjung, perpustakaan SMP-SMA Hidayatullah mengadakan program reward (penghargaan). Penghargaan tersebut di tujukan kepada : 1. Guru/siswa pengunjung teraktif 2. Guru/siswa peminjam koleksi perpustakaan terbanyak, dan 3. Kelas pengunjung terbanyak
B. Hasil Penelitian Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian maka pada bab IV ini akan disajikan deskripsi data, pengolahan data dan keputusan-keputusan uji hasil penelitian. Sebagaimana yang telah dipaparkan dalam bab III, pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan angket. Data dari penelitian tentang Pengaruh Layanan Perpustakaan Sekolah Terhadap Prestasi Belajar Siswa Di SMP Islam Hidayatullah Semarang yang diperoleh dari angket yang telah di berikan kepada responden sebanyak 30 siswa (lihat dilampiran 1) dari total siswa 300. Maka secara rinci data hasil penelitian dapat disajikan sebagai berikut. 1. Uji Validitas Data uji validitas ini disebarkan kepada 30 siswa SMP Hidayatullah yang menggunakan jasa perpustakaan. Uji validitas digunakan untuk mengetahui valid atau tidaknya butir angket tersebut. Data uji validitas dapat dilihat pada lampiran 5. Hasil
analisis
perhitungan
validitas
butir
soal
(rhitung)
dikonsultasikan dengan harga kritik r product momen, pada taraf signifikan 5 % dan 1% dengan N = 30. Jika harga r hitung > r tabel maka
73
butir soal tersebut dikatakan valid. Dan sebaliknya, jika harga r hitung < r tabel maka butir soal tersebut dikatakan tidak valid. Berdasarkan hasil perhitungan uji validitas butir soal pada lampiran 3 diperoleh data sebagai berikut.
Tabel 3.1 Analisis Perhitungan Validitas Butir Soal Layanan Perpustakaan No
Validitas Keterangan
Soal
rhitung
rtabel 5%
rtabel 1%
1
0,364
0,361
0,463
2
0,454
Valid
3
0,520
Valid
4
1,217
Valid
5
0,688
Valid
6
0,689
Valid
7
0,575
Valid
8
0,596
Valid
9
0,724
Valid
10
0,527
Valid
11
0,478
Valid
12
0,470
Valid
13
0,714
Valid
14
0,531
Valid
15
0,443
Valid
Valid
2. Analisis Reliabilitas Setelah uji validitas
selesai dilakukan, selanjutnya adalah uji
reliabilitas pada instrumen tersebut. Uji reliabilitas digunakan untuk
74
mengetahui tingkat konsistensi jawaban tetap atau konsisten untuk diujikan kapan saja instrumen tersebut disajikan.
r Harga r11 yang diperoleh dikonsultasikan dengan harga tabel product moment dengan taraf signifikan 5 %. Soal dikatakan reliabilitas jika harga
r11 > rtabel . Berdasarkan hasil perhitungan pada lampiran 4, koefisien reliabilitas butir soal untuk layanan perpustakaan sekolah diperoleh r11 = 0,792107142, sedang
rtabel
product moment dengan taraf signifikan 5 %
dengan N=30 diperoleh
rtabel
= 0.361 dan pada taraf signifikansi 1%
rtabel
=
r 0,463. Karena r11 > tabel artinya koefisien reliabilitas butir soal uji coba memiliki kriteria pengujian yang tinggi (reliabel). 3. Data Hasil Penelitian Data penelitian ini diperoleh dari angket yang disebarkan pada 30 mahasiswa fakultas tarbiyah dapat dilihat pada lampiran 5. Akan tetapi pada bab ini akan ditampilkan ringkasan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti. Tabel 3.2 Ringkasan Hasil Penelitian Tentang Pengaruh Layanan Perpustakaan Sekolah(X) Terhadap Prestasi Belajar Siswa (Y) X 45 49 38 53 44 36 40 47 43 36
Y 74 72 76 82 80 71 65 70 67 56
X2 2025 2401 1444 2809 1936 1296 1600 2209 1849 1296
Y2 5476 5184 5776 6724 6400 5041 4225 4900 4489 3136
XY 3330 3528 2888 4346 3520 2556 2600 3290 2881 2016
75
43 38 33 39 38 48 45 39 35 33 35 51 47 45 43 39 38 36 37 40 1233
72 69 79 71 72 69 78
78 71 67 65 74 73 81 76 74 67 76 72 80 2177
1849 1444 1089 1521 1444 2304 2025 1521 1225 1089 1225 2601 2209 2025 1849 1521 1444 1296 1369 1600 51515
5184 4761 6241 5041 5184 4761 6084 6084 5041 4489 4225 5476 5329 6561 5776 5476 4489 5776 5184 6400 158913
3096 2622 2607 2769 2736 3312 3510 3042 2485 2211 2275 3774 3431 3645 3268 2886 2546 2736 2664 3200 89770
Keterangan : ∑X = 1233 ∑Y = 2177 ∑X2 = 51515 ∑Y2 = 158913 ∑XY= 89770 C. Pengujian Hipotesis Analisis ini digunakan untuk membuktikan diterima atau ditolaknya hipotesis yang diajukan oleh peneliti. Adapun hipotesis yang diajukan oleh peneliti adalah “terdapat pengaruh yang signifikan dari layanan perpustakaan sekolah terhadap prestasi belajar siswa”. Untuk membuktikan hipotesis tersebut digunakan rumus regresi satu prediktor dengan skor deviasi yang diperoleh dari data tersebut diatas.
76
Adapun langkah pokok dalam regresi satu prediktor dengan skor deviasi ini adalah:
1. Mencari hubungan antara prediktor (X) dengan kriterium(Y). Korelasi antara prediktor X dengan kriterium Y dapat dicari melalui teknik Korelasi pruduct moment person, dengan rumus
∑
∑ ∑
Untuk menyelesaikan perhitungan dengan rumus tersebut maka di perlukan langkah-langkah sebagai berikut: 1. ∑ xy ∑ XY
∑ ∑
∑ 89770
!! "" !#
∑ 89770 89474,7 ∑ 295,3 1. ∑ ∑ &
' (
∑ 51515 ∑ 51515
!! !#
) # *+ !#
∑ 51515 50676,3 ∑ 838,7 2. ∑ ∑ -
. (
∑ 158931 ∑ 158931
"" !#
/"!+! + !#
∑ 158931 157977,633 ∑ 953,367 Dari perhitungan diatas, kemudian dimasukan kedalam rumus korelasi product moment pearson sebagai berikut:
77
∑
∑ ∑
+),! *!* *!*,"+)!,!0"
+),! "++)**,+# +
+) +),! *+/,+" +"
0,330240428 330240428 Berdasarkan uji hubungan antara variabel perpustakaan dengan sistem otomasi terhadap kepuasan mahasiswa diperoleh indeks korelasi rxy = 0,330240428 330240428
2. Menguji apakah hubungan itu signifikan atau tidak Setelah diadakan uji korelasi dengan korelasi product moment, moment maka hasil yang diperoleh dikonsultasikan dengan
pada taraf signifikansi 5% dan
1% dengan asumsi sebagai berikut: a. Jika
berarti signifikan artinya hipotesis diterima
b. Jika
berarti tidak signifikan nifikan artinya hipotesis
ditolak. Dari hasil uji korelasi product momen di ketahui bahwa 0,330240428 berarti berarti tidak signifikan ifikan artinya hipotesis di tolak, karena 0,330240428 330240428 < r tabel (0,361) pada taraf signifikan 5% dan r tabel (0,463) pada taraf signifikansi 1% . Jika hasil perhitungan
diformulasikan kedalam hitungan hitunga persen (%)
2
K p = rxy ⋅ 100 % = (0,3302 3302)2 . 100 % = 0,10903204. 0,10903204 100 % = 10,903204 % jika di bulatkan menjadi 11 %
78
Maka,, menjadi 11%. Dalam hal ini berarti ada hubungan dari layanan perpustakaan sekolah terhadap prestasi belajar siswa sebesar 11% 11 dan sisanya sebesar 89% kemungkinan besar dipengaruhi oleh perihal lainnya. Seperti pengetahuan, motivasi, lingkungan, sikap dll. dll
3. Mencari persamaan regresi Untuk kita dapat mencari persamaan regresi ini menggunakan rumus: dengan langkah-lagkah langkah sebagai berikut: 1. 1 1
2.∑ '.3 3 ∑ ' . ∑ . 2 .∑ ' 3 ∑ 3 '
30 89770 89770 12332177 51515 1233 30 51515
2693100 2684241 1545450 1520289 8859 1 25161 1
1 0,352092524 352092524
2. 4
∑ .35.∑ 2
2177 0,352092524 1233 0 30 434 2177 434,13008291 4 30 4
4
"/ ,*" !#
4 58,096 Setelah diketahui a dan b maka kemudian dilanjutkan dengan masuk pada rumus persamaan regresi: -6 4 7 1& -6 58,096 7 0,352&
79
4. Analisis varian garis regresi Analisis ini digunakan untuk mencari hubungan antara kriterium dengan prediktor dengan menggunkan rumus regresi satu prediktor skor deviasi. -6 4 7 1& -6 58,096 7 0,352& Selanjutnya dimasukan kedalam rumus 89:;
<=>?@ <=>?A
yang dihasilkan
dari rumus-rumus sebagai berikut: 89:;
BCDE BCDF ∑ ∑
GC9:;
GC9:H ∑
∑ ∑
BC9:;
GC9:; I19:;
BC9:H
GC9:; I19:; Untuk lebih jelasnya tercantum dalam tabel berikut:
Tabel 3.3 Rumus Analissi Regresi Sumber Variasi Regresi (reg)
Db 1
Residu (res)
N-2
Total (T)
N-1
JK ∑ ∑ ∑
∑ ∑
RK
Freg
GC9:; I19:;
BC9:; BC9:H
GC9:; I19:;
-
-
-
∑
Dari langkah-langkah terdahulu dapat diketahui : N = 30 ∑x2 = 838,7 ∑y2 = 953,367
80
∑xy = 295,3 Maka :
a. GC9:; GC9:;
∑ ∑ +),! *!*," *" # ,#+
*!*,"
= 103,972 b. GC9:H ∑
∑ ∑
GC9:H 953,367
*" # ,#+ *!*,"
953,367 103,972 849,395 J=>?@
c. BC9:; K5
>?@
#!,+*
103,972 d. BC9:H
J=>?A K5>?A */+,!+) *
30,3355 e. 89:;
<=>?@ <=>?A #!,+"
!#,!!)) = 3,427403537 jika di bulatkan menjadi 3,428 Untuk lebih jelasnya tercantum dalam tabel berikut:
Tabel 3.4 Hasil Analisis Regresi Satu Prediktor Sumber
Db
JK
RK
Freg
Regresi (reg)
1
103,98
322,11
3,428
Residu (res)
28
849,387
14,277
-
Variasi
81
Total (T)
29
953,367
-
-
JK N +)!,!0" JK OPQ #!,+* JK OPR */+,!*" dbN + dbOPQ dbOPR *
dapat dicari pada tabel distribusi F (dapat dilihat dilampiran 7) angka 1 untuk pembilang dan angka a 30 untuk penyebut.. Dan pada tabel terlihat FTabel = 4,18. Kemudian dimasukan pada kaidah pengujian signifikansi, yaitu Jika FHitung ≥ FTabel maka artinya signifikan dan Jika FHitung < FTabel maka artinya tidak signifikan, dengan taraf 5%. Ternyata Fhitung = 3,427403537 ≤ FTabel = 4,18. Maka artinya ada pengaruh layanan perpustakaan terhadap prestasi belajar siswa sebesar 3,427403537.
D. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Seperti yang telah diterangkan dalam bab II bahwasannya sebuah layanan perpustakaan dapat membantu kualitas kerja para pustakawan, sehingga kemungkinan besar dapat memberikan layanan prima kepada para pemustakanya. Sehingga layanan perpustakaan berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa sebagai pengguna jasa perpustakaan. 2. Setelah diketahui dari perhitungan statistik dengan koefisien korelasi dan analisis regresi, dimana terdapat korelasi yang positif antara layanan perpustakaan sekolah (X) terhadap terhadap prestasi belajar siswa (Y). Hal ini ditunjukkan oleh koefisien korelasi 0,330240428 < r tabel (0,361) pada taraf signifikan 5% dan 0,330240428 < r tabel (0,463) pada taraf signifikan 1% , ini berarti tidak signifikan. Jika hasil perhitungan diformulasikan kedalam hitungan hitungan persen (%) maka menjadi 11%. Dalam hal ini berarti ti ada hubungan dari layanan perpustakaan sekolah terhadap
82
prestasi belajar siswa sebesar 10,903204% atau 11%. Sementara itu, perhitungan Freg = 3,427403537 < FTabel = 4,18 pada taraf signifikan 5% dan Freg = 3,427403537 < FTabel = 7,60 pada taraf signifikansi 1%, maka dalam hal ini berarti tidak signifikan. Dengan demikian dapat diketahui bahwa ada pengaruh antara layanan perpustakaan sekolah terhadap prestasi belajar siswa di SMP Islam Hidayatullah Semarang sebesar 3,427403537.
E. Keterbatasan Penelitian Penelitian ini dapat dikatakan sangat jauh dari sempurna, karena dalam penelitian
yang
penulis
lakukan
mempunyai
banyak
keterbatasan.
Keterbatasan itu antara lain : 1.
Keterbatasan Tempat Penelitian Penelitian yang penulis lakukan hanya terbatas pada satu tempat, yaitu SMP Islam Hidayatullah Semarang. Apabila ada hasil penelitian di tempat lain yang berbeda, akan tetapi kemungkinannya tidak jauh menyimpang dari hasil penelitian yang penulis lakukan.
2.
Keterbatasan Waktu Penelitian Penelitian ini hanya dilaksanakan selama pembuatan skripsi. Waktu yang singkat ini termasuk sebagai salah satu faktor yang dapat mempersempit ruang gerak penelitian. Sehingga dapat berpengaruh terhadap hasil penelitian yang penulis lakukan.
3.
Keterbatasan dalam Objek Penelitian Dalam penelitian ini penulis hanya meneliti tentang Layanan perpustakaan sekolah terhadap prestasi belajar siswa. Dari berbagai keterbatasan yang penulis paparkan di atas maka dapat
dikatakan bahwa inilah kekurangan dari penelitian ini yang penulis lakukan. Meskipun banyak hambatan dan keterbatasan yang dihadapi dalam melakukan penelitian ini, penulis bersyukur bahwa penelitian ini dapat terselesaikan dengan lancar.
83
BAB V PENUTUP
A. Simpulan Berdasarkan penelitian skripsi yang telah dilakukan dengan judul pengaruh layanan perpustakaan terhadap prestasi belajar siswa di SMP Islam Hidayatullah Semarang dapat ditarik kesimpulan bahwa: 1. Ada pengaruh antara layanan perpustakaan sekolah dengan prestasi belajar siswa di SMP Islam Hidayatullah Banyumanik Semarang sebesar 11%. 2. Setelah diketahui dari perhitungan statistik dengan koefisien korelasi dan analisis regresi, dimana terdapat korelasi yang positif antara layanan perpustakaan sekolah (X) terhadap prestasi belajar siswa (Y). Hal ini ditunjukkan oleh koefisien korelasi pada taraf signifikan 5% dan
< rtabel (0,361) < rtabel (0,463)
pada
taraf signifikan 1% , ini berarti tidak signifikan. Jika hasil perhitungan diformulasikan kedalam hitungan persen (%) maka K p rxy 2 100 % = )2 . 100 % = 0,10903204. 100 % = 10,903204 % jika di bulatkan
(
menjadi 11 %
Sementara itu, perhitungan Freg = 3,427403537 < FTabel = 4,18 pada taraf signifikan 5% dan Freg = 3,427403537 < FTabel = 7,60 pada taraf signifikansi 1%, maka dalam hal ini berarti tidak signifikan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh antara layanan perpustakaan sekolah terhadap prestasi belajar siswa di SMP Islam Hidayatullah Semarang sebesar 3,427403537.
B. Saran Berdasarkan hasil penelitan yang telah dilakukan, ada beberapa saran yang ingin peneliti sampaikan: 1. SDM (pustakawan) yang dimiliki perpustakaan hendaknya adalah orangorang yang memiliki latar pendidikan ilmu perpustakaan dengan jumlah pustakawan disesuaikan dengan kebutuhan perpustakaan, karena hal ini
84
akan sangat berpengaruh pada sistem kerja yang berlangsung. Keberadaan pustakawan ini akan sangat mendukung terciptanya perpustakaan yang bermanfaat dan menunjang kemajuan pendidikan dan tercapainya tujuan pendidikan nasional. 2. Pada pembahasan diatas disebutkan bahwa terdapat hubungan antara layanan perpustakaan sekolah terhadap prestasi belajar siswa sebesar 11%. Maka, sisanya sebesar 89% kemungkinan besar dipengaruhi oleh beberapa variabel yang diantaranya: a. Pengetahuan b. Pengertian c. Kebiasaan d. Keterampilan e. Motivasi f. Hubungan sosial g. Jasmani h. Etis atau budi pekerti i. Sikap C. Penutup Alhamdulillah penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT sebagai rasa syukur
yang
sangat
mendalam
sehingga
penulis
akhirnya
dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini, dan berkat rahmat, hidayah dan inayahNya, penulis memiliki kemampuan untuk menyelesaikan penyusunan skripsi yang sederhana ini. Terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu proses pelaksanaan penyusunan skripsi ini dari awal hingga akhir. Semoga bantuan baik berupa doa, materi maupun tenaga dan pikiran yang telah diberikan kepada penulis mendapat balasan dan diterima sebagai amal saleh di hadapan Allah SWT. Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan yang tidak terlepas dari kesalahan dan kekurangan. Oleh
85
karena itu, kritik dan saran yang konstruktif dari berbagai pihak sangat penulis harapkan demi kelengkapan dan kesempurnaan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya. Wa Allahu a’lam bi al-shawab.
86
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Muhamad. 1993. Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Bandung: Angkasa. Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Ary Ginanjar Agustian (2002). Emotional Spritual Quotient (ESQ). Jakarta: Arga. B. Suryosubroto, 1984, Dimensi-Dimensi Administrasi Pendidikan di Sekolah, Yogyakarta: Bina Aksara. Basuki, Sulistiyo, 1993, Pengantar Ilmu Perpustakaan, Jakarta: Universitas Terbuka, Depdikbud. Buzan, Tony (1989). Use Both Sides of Yoru Brain, 3rd ed. New York: Penguin Books. Darmono, 2001, Manajemen dan Tata Kerja Perpustakaan Sekolah, Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia. Daryanto, 2010, Belajar dan Mengajar, Bandung: CV Yrama Widya. Djamarah, 2002, Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta. Fatah Syukur NC, 2004, Teknologi Pendidikan, Semarang: RaSAIL Gardner,
Howard
(1985). Frame
of
Mind:
The
Theory
of
Multiple
Ilntelligences. New York: Basic Bools. Goleman, Daniel (1995). Emotional Intelligence. New York: Bantam Books. Gronroos, C, 1990, Service Management And Marketing: Managing The Moment Of Truth In Service Competition. Massachusetts:Lexington. http://pkab.wordpress.com/2008/04/29/Model
Belajar
dan
Pembelajaran
Berorientasi Kompetensi Siswa Ibrahim Bafadal, 2001, Pengelolaan Perpustakaan Sekolah, Jakarta: Bumi Aksara. Kotler,
Philip.
1998.
Manajemen
Pemasaran
Analisis
Perencanaan,
Implementasidan Kontrol, Jakarta: PT. Prenhallindo. Larasati Milburga, et.all., 1986, Membina Perpustakaan Sekolah, Yogyakarta: Kanisius.
Loekmono, Lobby. 1994. Belajar Bagaimana Belajar. Jakarta: Gunung Mulia Mastuhu, 2004, Menata Ulang Pemikiran Sistem Pendidikan Nasional Abad 21, Yogyakarta: Safiria Insani Press. Mudjiono Dimyati, 2009, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: PT Rineka Cipta. Mudyahardjo, Redja. 2001. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers Musnad Imam Ahmad bin Hambal, Bairut, Libanon: Darul Al Kutubi Nana Sudjana, 1989, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: CV. Sinar Baru. Oemar Hamalik, 2003, Psikologi Belajar Mengajar, Bandung : Sinar Baru Algesindo. P. Sumardji, 1991, Perpustakaan Organisasi dan Tatakerjanya, Yogyakarta: Kanisius. Poerwodarminto. 1991. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Purwanto, 2011, Ngalim, Psikologi Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosda Karya. Qalyubi Syihabuddin dkk. 2007, Dasar-Dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga. Rahman, Maman. 1999. Konsep dan Analisis Statistika. Semarang: IKIP Semarang Press. Riduwan, 2008, Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Kryawan dan Penelitian Pemula, Bandung: Alfabeta. Riduwan, 2008, Dasar-Dasar Statistika, Bandung: alfabeta. Riduwan, 2009, Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian, Bandung: Alfabeta. Slameto, 2003, Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta. Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Soeasminah. 1992, Perpustakaan Kepustakaan dan Pustakawan, Gama Media Yogyakarta. Sudjana. 2001. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.
Sudjatmo, Pengantar Perpustakaan, 2002, Semarang: Perpustakaan Daerah Propinsi Jawa Tengah. Supranto. J, 1997 , Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan Untuk Menaikkan Pangsa Pasar, Jakarta: Rineka Cipta. Syah, Muhibbin. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta: Grafindo Persada. Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, 2002, Kamus Umum Bahasa Indonesia, edisi 3, Jakarta: Balai Pustaka, cet.2 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1994, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka. Tjiptono, Fandy dan Diana, Anatasia. 1995. Total Quality Management, Jakarta: Andi Offset. Tulus Tu’u, S.Th., MM.Pd. 2004, Peran Pada Perilaku dan Prestasi Siswa, Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia. W. S. Winkel, 2003, Psikologi Pengajaran, Semarang: Media Wiyata. Walgito, Bimo. 1994. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi Offset.
Lampiran 1 DAFAR NAMA RESPONDEN No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
NAMA
Bimo Edwinanto Muhammad Dzulfiqar Azhar Baba Muhammad Ilham Permana Vel Hafizh Juan Atrya Hanif Aldama Gustaf Rizaldy Adam Nadzief Nurrohman R. Indramusa Waskitho Agung Wibowo Maheza Bintang Ramadan Muhadzib Raihan Yoga Seno Aji Aland Iqbal Telaumbanua Muhammad Farsha Kautsar Adha Axel Arief Fanny Muhammad Fakih Khafiddin Monika Retno Suwido Safira Rachmadany Andika Achmad Sya'id Fariz Rahman Burhani Khansa Hanun Augie Ath Thaariq Sekar Mayang Meidiana Yasmin Hervira Aghnia Zahra Ramadhana Silmi Fathunnisa Zahra Rima Putri Rayshan Mirza El Muhammady Yusril Sudiro Abdul Manap SA Nabih Rustanura Rofif Zainul Muttaqin Abdullah Syarif Muhammad Khairullah Harto
Lampiran 2 Kisi-kisi Instrumen No 1
Variabel Layanan
Sub
Indikator
Variabel 1. Layanan
1.1 fasilitas fisik, perlengkapan,
perpustakaan
dalam
pegawai
dan
sekolah (X)
sifat bukti
komunikasi.
sarana
langsung 2. Layanan
2.1 kemampuan
memberikan
dalam
pelayanan
sifat
dengan segera, akurat dan
keandalan
memuaskan.
3. Layanan
3.1 keinginan
yang
para
dijanjikan
staf
untuk
dalam
membantu para pelanggan dan
sifat daya
memberikan pelayanan dengan
tanggap
tanggap.
4. Layanan
4.1 kemampuan,
pengetahuan,
dalam
kesopanan
sifat
dipercaya, bebas dari resiko,
jaminan
bahaya
dan
dan
sifat
dapat
keragu-
raguan.Kecukupan
waktu
dalam peminjaman buku. 5. Layanan
5.1 kemudahan dalam melakukan
dalam
hubungan, komunikasi yang
sifat
baik, perhatian pribadi dan
empati
memahami
kebutuhan
para
pelanggan. 2
Prestasi
1. Hasil
belajar
belajar
siswaa (Y)
siswa
1.1 Nilai rata-rata ujian atau rapor
Lampiran 3
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
NAMA BIMO EDWINANTO
MUHAMMAD DZULFIQAR AZHAR BABA Muhammad Ilham Permana VEL HAFIZH J A HANIF ALDAMA
GUSTAF RIZALDY ADAM NADZIEF N R. INDRAMUSA WASKITHO AGUNG WIBOWO MAHEZA BINTANG RAMADAN
MUHADZIB RAIHAN YOGA SENO AJI ALAND IQBAL T MUHAMMAD FARSHA KAUTSAR ADHA AXEL AF MUHAMMAD FAKIH KHAFIDDIN Monika Retno Suwido SAFIRA RACHMADANY ANDIKA ACHMAD SYA'ID Fariz Rahman Burhani Khansa Hanun AAT
1 3 4 2 4 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3
2 3 4 3 4 2 3 2 4 3 1 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3
3 3 3 2 4 3 2 2 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3
4
5
6
item soal 7 8 9
3 3 2 3 2 1 2 2 2 2 2 3 2 2 1 4 3 2 2 1
3 3 2 4 4 3 2 3 3 2 3 2 2 3 3 2 3 2 3 2
3 3 2 3 2 2 3 4 4 3 3 1 1 3 3 3 3 3 3 2
3 4 2 3 3 2 4 3 3 3 4 3 1 1 2 4 3 3 2 2
3 4 2 3 2 3 3 4 4 2 4 2 1 2 2 4 3 2 2 2
3 3 4 4 3 2 2 3 2 2 3 2 3 2 3 4 4 3 3 2
10 3 3 2 4 4 2 2 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2
11
12
13
3 2 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 1 3 4 3 2 3 3 2
3 2 4 3 4 3 2 2 2 3 4 3 1 3 2 3 3 3 2 3
3 4 2 4 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 1 2 2
14 3 4 3 3 4 2 3 3 2 3 2 2 4 3 2 3 3 3 2 2
15
total skor
3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2
45 49 38 53 44 36 40 47 43 36 43 38 33 39 38 48 45 39 35 33
total skor kuadrat 2025 2401 1444 2809 1936 1296 1600 2209 1849 1296 1849 1444 1089 1521 1444 2304 2025 1521 1225 1089
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Sekar Mayang M Y Hervira Aghnia Z R Silmi Fathunnisa Zahra Rima Putri Rayshan Mirza EM Yusril Sudiro A.M.S.A Nabih Rustanura Rofif Zainul Muttaqin Abdullah Syarif Muhammad Khairullah Harto
Jumlah
3 2 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 2 2 2 85 84 81 73 83 82 82 81 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3
3 4 3 3 2 2 3 2 3 3
2 4 3 3 2 2 3 3 3 3
2 3 2 3 3 2 3 3 2 3 83
1 2 3 1 2 35 3 3 5 3 3 51 4 3 4 3 3 47 1 4 3 3 3 45 3 3 3 3 3 43 3 3 4 2 3 39 3 2 2 3 2 38 2 3 2 2 2 36 3 3 2 3 2 37 2 3 2 3 3 40 82 85 84 83 82 83 1233 2 3 3 3 3 2 2 2 2 3
1225 2601 2209 2025 1849 1521 1444 1296 1369 1600 51515
Lampiran 4 X 45 49 38 53 44 36 40 47 43 36 43 38 33 39 38 48 45 39 35 33 35 51 47 45 43 39 38 36 37 40 1233 Keterangan : ∑X ∑Y ∑X2 ∑Y2 ∑XY
Y 74 72 76 82 80 71 65 70 67 56 72 69 79 71 72 69 78
78 71 67 65 74 73 81 76 74 67 76 72 80 2177 = 1233 = 2177 = 51515 = 158913 = 89770
X2 2025 2401 1444 2809 1936 1296 1600 2209 1849 1296 1849 1444 1089 1521 1444 2304 2025 1521 1225 1089 1225 2601 2209 2025 1849 1521 1444 1296 1369 1600 51515
Y2 5476 5184 5776 6724 6400 5041 4225 4900 4489 3136 5184 4761 6241 5041 5184 4761 6084 6084 5041 4489 4225 5476 5329 6561 5776 5476 4489 5776 5184 6400 158913
XY 3330 3528 2888 4346 3520 2556 2600 3290 2881 2016 3096 2622 2607 2769 2736 3312 3510 3042 2485 2211 2275 3774 3431 3645 3268 2886 2546 2736 2664 3200 89770
Lampiran 5 Perhitungan uji validitas layanan perpustakaan sekolah
. ∑ ∑ . ∑
. ∑ . . ∑
.
Berikut ini adalah perhitungan validitas butir soal no.1, dan untuk butir soal yang lain dihitung dengan cara yang sama. Jika rhitung > rtabel maka butir soal valid. X 3 4 2 4 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2
Y
74 72 76 82 80 71 65 70 67 56 72 69 79 71 72 69 78
78 71 67 65 74 73 81 76 74 67 76
X² 9 16 4 16 4 9 9 9 9 4 4 9 9 9 9 9 9 9 4 9 9 9 9 9 9 9 9 4
Y² 5476 5184 5776 6724 6400 5041 4225 4900 4489 3136 5184 4761 6241 5041 5184 4761 6084 6084 5041 4489 4225 5476 5329 6561 5776 5476 4489 5776
XY 222 288 152 328 160 213 195 210 201 112 144 207 237 213 216 207 234 234 142 201 195 222 219 243 228 222 201 152
2 3
72 80
85
2177
4 9 249
5184 6400 158913
144 258 6200
Dari data tersebut diatas, maka kemudian dimasukkan kedalam rumus diatas:
. ∑ ∑ . ∑
. ∑ . . ∑
.
.
. . . .
√ ,
,
Pada harga tabel kritik dari r product moment dengan α = 5% dan N = 30, diperoleh r tabel = 0,361, karena rhitung > rtabel , maka soal nomor 1 Valid Berikut ini adalah perhitungan validitas butir soal no.2, dan untuk butir soal yang lain dihitung dengan cara yang sama. Jika rhitung > rtabel maka butir soal valid. X 3 4 3 4 2 3 2 4 3 1 2
Y
74 72 76 82 80 71 65 70 67 56 72
X² 9 16 9 16 4 9 4 16 9 1 4
Y² 5476 5184 5776 6724 6400 5041 4225 4900 4489 3136 5184
XY 222 288 228 328 160 213 130 280 201 56 144
3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 4 3 3 2 2 3 2 3 3
69 79 71 72
84
2177
69 78
78 71 67 65 74 73 81 76 74 67 76 72 80
9 9 9 4 9 9 9 4 9 9 16 9 9 4 4 9 4 9 9 250
4761 6241 5041 5184 4761 6084 6084 5041 4489 4225 5476 5329 6561 5776 5476 4489 5776 5184 6400 158913
207 237 213 144 207 234 234 142 201 195 296 219 243 152 148 201 152 216 258 6149
Dari data tersebut diatas, maka kemudian dimasukkan kedalam rumus diatas:
. ∑ ∑ . ∑
. ∑ . . ∑
.
.
. . . .
√ ,
,
Pada harga tabel kritik dari r product moment dengan α = 5% dan N = 30, diperoleh r tabel = 0,361, karena rhitung > rtabel , maka soal nomor 2 Valid
Lampiran 6 Perhitungan Uji Reabilitas
No Responden 1 UC-01 2 UC-02 3 UC-03 4 UC-04 5 UC-05 6 UC-06 7 UC-07 8 UC-08 9 UC-09 10 UC-10 11 UC-11 12 UC-12 13 UC-13 14 UC-14 15 UC-15 16 UC-16 17 UC-17 18 UC-18 19 UC-19 20 UC-20 21 UC-21 22 UC-22 23 UC-23 24 UC-24 25 UC-25 26 UC-26 27 UC-27 28 UC-28 29 UC-29 30 UC-30
Jumlah
1 3 4 2 4 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3
∑# ! " $ & ∑ #%
2 3 4 3 4 2 3 2 4 3 1 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 4 3 3 2 2 3 2 3 3
3 3 3 2 4 3 2 2 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 2 4 3 3 2 2 3 3 3 3
4
5
6
item soal 7 8 9
3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 2 2 2 2 2 3 4 3 3 3 2 4 2 3 2 1 3 2 2 3 2 2 3 4 3 2 3 4 3 4 2 3 4 3 4 2 2 3 3 2 2 3 3 4 4 3 2 1 3 2 2 2 1 1 1 2 3 3 1 2 1 3 3 2 2 4 2 3 4 4 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 2 2 1 2 2 2 2 3 2 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 2 2 2 85 84 81 73 83 82 82 81
3 3 4 4 3 2 2 3 2 2 3 2 3 2 3 4 4 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 2 3 83
total skor total 10 11 12 13 14 15 skor kuadrat 3 3 3 3 3 45 2025 3 2 2 4 4 3 49 2401 3 3 4 2 3 3 38 1444 2 4 3 4 3 3 53 2809 4 3 4 3 4 3 4 44 1936 3 3 2 2 3 36 1296 2 4 2 3 3 3 40 1600 2 3 2 3 3 3 4 47 2209 4 2 2 2 3 43 1849 3 3 3 3 3 2 3 36 1296 4 4 2 2 3 43 1849 3 3 3 3 2 2 3 38 1444 1 1 2 4 3 33 1089 3 3 3 3 3 3 39 1521 2 4 2 3 2 3 3 38 1444 3 3 3 3 3 48 2304 3 2 3 3 3 3 3 45 2025 3 3 1 3 3 39 1521 3 3 2 2 2 3 35 1225 2 2 3 2 2 2 2 33 1089 1 2 3 1 2 35 1225 2 3 3 5 3 3 3 51 2601 4 3 4 3 3 47 2209 3 1 4 3 3 3 3 45 2025 3 3 3 3 3 43 1849 3 3 3 4 2 3 39 1521 2 3 2 2 3 2 2 38 1444 2 3 2 2 2 36 1296 2 3 3 2 3 2 2 37 1369 2 3 2 3 3 40 1600 3 82 85 84 83 82 83 1233 51515
Lampiran 7 Jumlah Kuadrat Skor Item No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 16 16 9 9 9 9 16 16 9 9 4 4 16 16 9 4 9 4 4 4 4 4 4 16 4 9 16 4 9 9 16 16 16 9 16 9 9 9 16 16 16 9 16 9 9 4 4 9 4 16 4 9 4 9 16 9 16 9 16 9 9 9 4 1 9 4 4 9 4 4 9 9 4 4 9 9 4 4 4 4 9 16 9 4 4 16 4 9 9 9 9 16 9 4 9 16 9 16 9 16 9 4 9 9 9 9 9 9 4 9 16 9 16 4 9 16 4 4 4 9 4 1 4 4 4 9 9 4 4 9 9 9 9 9 4 4 4 4 4 9 9 16 16 9 9 16 16 4 4 9 9 9 9 9 4 1 9 4 4 9 9 9 9 4 4 9 9 9 4 4 1 1 1 9 9 1 1 4 16 9 9 9 9 4 9 9 1 4 4 4 9 9 9 9 9 9 4 4 1 9 9 4 4 9 9 16 4 9 4 9 9 9 9 16 4 9 16 16 16 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 16 9 4 9 9 9 9 9 9 4 4 4 9 9 4 9 9 9 9 1 9 9 4 4 4 4 9 9 4 4 9 4 9 4 4 4 9 9 9 9 1 4 4 4 4 4 4 4 9 4 4 4 9 9 4 9 4 9 9 9 4 4 1 4 9 1 4 9 16 16 16 9 9 9 16 9 9 9 9 25 9 9 9 9 9 16 9 9 9 9 4 9 16 9 16 9 9 9 9 9 9 16 9 9 9 9 9 1 16 9 9 9 9 4 4 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 4 4 9 4 9 4 9 4 4 9 9 16 4 9 9 9 9 4 9 4 9 4 9 4 9 4 4 9 4 4 4 9 4 9 9 9 4 9 4 4 9 4 4 4 4 9 9 4 9 9 4 4 4 4 9 9 4 9 4 9 9 9 9 9 4 4 4 9 9 4 9 4 9 9 249 250 229 197 241 238 242 239 243 236 263 250 251 238 235
Langkah 1: menghitung varians skor tiap-tiap item dengan rumus:
'$ '$ '$
∑ $
(∑ )
,
'$ ,
Perhitungan seperti pada langkah, dilakukan untuk memperoleh *+ 1 , *+ 2 , dan seterusnya sampai pada item yang terakhir. Langkah 2 : menjumlah varians semua item dengan rumus:
∑ *. */ 0 *1 … … . *3
∑ *. 4./ 0 4.1 0 4.5 0 4.6 0 4.7 0 4.8 0 4.9 0 4.: 0 4.; 0 4./< 0 4.// 0 0 4./1 0 4./5 0 4./6 0 4./7
∑ *+ 0,272 0 0,493 0 0,343 0 0,645 0 0,378 0 0,462 0 0,595 0 0,676 0 0,445 0 0,396 0 0,738 0 0,493 0 0,712 0 0,462 0 0,179
∑ *. 7,289
Langkah 3 : menghitung varians total dengan rumus:
*E *E *E
∑ FGH
∑ IG H J
∑ FGH
∑ IG H J
K K
H LM
5<
*E
7<898,55
*E
:5:,9 5<
*E 27,96
5<
Kemudian dimasukkan pada rumus: O
N// O1! 1 /7
∑ *+
*P
!
7,289
N// 151! 1 27,96 ! /7
N// ! 1 0,2607 14
N// 1,0714 0,7393 N// 0,792107142 Jika dibandingkan dengan NEQRST (N-1)= 30-1=29. Pada taraf signifikansi 5% maka diperoleh NEQRST 0,367. NU.EV3W X NEQRST maka hasilnya reliabel
INSTRUMEN PENELITIAN
NAMA
:
KELAS
:
SEKOLAH
:
ISILAH DENGAN TANDA CENTANG (√) UNTUK SETIAP ITEM SOAL YANG BERADA DI BAWAH. Layanan bukti langsung No
ITEM SOAL
TP
1.
Kebersihan dan kerapian ruang perpustakaan.
2
Kelengkapan koleksi buku di perpustakaan.
3
Kenyamanan ruang baca di perpustakaan. Layanan keandalan
4
Ketetapan dan kesesuaian memberikan pelayanan dalam peminjaman dan pengembalian buku.
5
Respon yang baik dalam menerima kritik dan Saran. Layanan Daya Tanggap
6
Ketanggapan
petugas
perpustakaan
dalam
membantu siswa. 7
Petugas perpustakaan memberikan informasi yang jelas dan mengerti kepada siswa.
8
Antusiasme (kesigapan) petugas perpustakaan dalam memberikan tanggapan terhadap keluhan atau permasalahan siswa di perpustakaan.
9
Respon yang baik dari petugas perpustakaan dalam menerima kritis dan saran.
KP CP
P
SP
Layanan Jaminan 10
Kenyamanan dalam melakukan kegiatan di Perpustakaan.
11
Kecukupan waktu dalam peminjaman buku.
12
Kesesuaian
dalam
memberikan
denda
atas
keterlambatan pengembalian buku. Layanana Empati 13
Keramahan
petugas
perpustakaan
dalam
memberikan pelayanan kepada siswa. 14
Kesabaran
petugas
perpustakaan
dalam
memberikan pelayanan kepada siswa. 15
Komunikasi dan hubungan baik antara petugas perpustakaan dan siswa.
Keterangan : TP
: Tidak Puas dengan nilai (1)
KP
: Kurang Puas dengan nilai (2)
CP
: Cukup Puas dengan nilai (3)
P
: Puas dengan nilai
SP
: Sangat Puas dengan nilai (5)
(4)
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Identitas diri 1. Nama lengkap
: Triyono Agustomo
2. Tempat, Tanggal lahir
: Semarang, 16 Agustus 1986
3. Alamat
: Kp. Sedompyong 1 No. 4 RT.07 RW.XI Kel. Kemijen Kec. Semarang Timur 50128
B.
Hp
: 085741553071
e-mail
:
[email protected]
Riwayat pendidikan 1. Pendidikan formal a. SD Negeri Citarum03 Semarang tamat Tahun 1998 b. SMP Negeri 38 Semarang tamat Tahun 2001 c. SMA Negeri 16 Semarang tamat Tahun 2004 d. IAIN Walisongo Semarang tamat tahun 2012
Semarang. 09 Desember 2011 Penulis,
Triyono Agustomo NIM 073311007