1
PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMP ISLAM HIDAYATULLAH SEMARANG
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Program 1 (S1) dalam Ilmu Tarbiyah Jurusan Kependidikan Islam
Oleh : MUHAMMAD SIBARIL MAJDI NIM : 053311315
FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2011
2
3
4
5
PERNYATAAN KEASLIAN Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Muhammad Sibaril Majdi
NIM
: 053311315
Jurusan/Program Studi
: Kependidikan Islam
Menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya saya sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.
Semarang, 30 juni 2011 Saya yang menyatakan,
Muhammad Sibaril Majdi NIM: 053311315
ABSTRAK : Pengaruh Layanan Bimbingan dan Konseling dengan Motivasi Belajar Peserta Didik di SMP Islam Hidayatullah Semarang Penulis : Muhammad Sibaril Majdi NIM : 053311315 Skripsi ini membahas tentang pengaruh layanan bimbingan dan konseling dengan motivasi belajar peserta didik di SMP Islam Hidayatullah Semarang. kajiannya dilatarbelakangi oleh pentingnya motivasi belajar siswa. Sedangkan layanan bimbingan dan konseling merupakan suatu wadah menumbuhkembangkan motivasi belajar tersebut. Penelitian ini dimaksudkan Judul
6
untuk menjawab permasalahan: (1) Bagaimana pengaruh layanan bimbingan konseling di SMP Islam Hidayatullah Semarang, (2) Seberapa besar pengaruh layanan bimbingan konseling terhadap motivasi belajar peserta didik di SMP Islam Hidayatullah Semarang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1). Apakah ada Pengaruh layanan bimbingan dan konseling (X), dengan motivasi belajar peserta didik (Y), Dalam metode ini peneliti menggunakan metode survey dengan rumus regresi sederhana, subyek penelitian sebanyak 99 responden, dengan menggunakan teknik random sampling. Pengumpulan data menggunakan instrument sebelum digunakan untuk mendapatkan data yang objektif, terlebih dahulu dilakukan pengujian validitas dan reabilitas. Data penelitian yang terkumpul di analisis dengan menggunakan teknik analisis statistik deskriptif. Hasil penelitian ini, setelah pengujian hipotesis penelitian menggunakan analisis statistik deskriptif dengan rumus regresi sederhana. Pengujian hipotesis menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif antara layanan bimbingan konseling terhadap tingkat motivasi belajar peserta didik, di tunjukkan oleh koefisiens. rxy = 5999032692 di bulatkan 0, 657 pada taraf signifikan 5% dan 1% = 43,16% Berdasarkan hasil penelitian ini di harapkan akan menjadi bahan informasi dan masukan bagi civitas akademik, para mahasiswa, para tenaga pengajar kuliah jurusan dan program studi di Fakultas Tarbiyah IAIN Semarang terutama kepada jajaran pengurus dan guru SMP Islam Hidayatullah agar dalam memberi dorongan kepada siswa senantiasa meningkatkan motivasi belajar.
KATA PENGANTAR
بسم اهلل الزحمن الزحيم Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah menganugrahi taufiq serta hidayah-Nya kepada kita semua, solawat serta salam semoga senantiasa dilimpahkan atas Nabi Agung Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat serta pengikutnya. Berkat rahmat dan hidayah Allah SWT penulis dapat menyelesaikan skripsi yang sederhana ini guna memenuhi syarat untuk memperoleh gelar sarjana dalam
ilmu
tarbiyah
dengan
harapan
pengembangan keilmuan di bidang pendidikan
dapat
memberikan
konstribusi
7
Dengan kerendahan hati dan penuh kesadaran, penulis sampaikan bahwa skripsi ini tidak akan mungkin terselesaikan tanpa adanya dukungan dan bantuan dari semua pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Adapun ucapan terimakasih secara khusus penulis sampaikan kepada: 1. Prof. Dr. Muhibin, M.Ag. selaku Rektor IAIN Walisongo Semarang. 2. Bapak Dr. Suja’i, M. Ag. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semrang. 3. Bapak Musthofa, Dr. M.A.g selaku kajur Kependidikan Islam 4. Bapak Fatkurroji M. Pd dan Bapak Drs Wahyudi, M. Pd selaku pembimbing yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi ini. 5. Bapak Mohammad Nuh selaku kepala sekolah SMP Islam Hidayatullah Semarang yang telah memberikan izin tempat dalam pembuatan skripsi serta bapak, ibu, serta karyawan SMP Islam Hidayatullah Semarang. 6. Bapak Fahrurrozi, M. Ag selaku wali study yang telah mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi. 7. Bapak dan ibu dosen yang telah membekali ilmu pengetahuan dan ketrampilan serta membantu kelancaran selama kuliah. Penulis menyadari dalam pembuatan skripsi ini masih banyak kekurangan dan kelemahan dari segi subtansial (ISI) maupun metodologi. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat kontruktif dari semua pihak guna kesempurnaan skripsi ini.
Semarang, 30 Mei 2011
M. Sibaril Majdi NIM : 053311315
8
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ……………………………………………………..
i
PERTANYAAN KEASLIAN ……………………………………………
ii
PENGESAHAN …………………………..………………………………
iii
NOTA PEMBIMBING ……………………….…………………………..
iv
ABSTRAK ………………………………………………………………..
vi
KATA PENGATAR ……………………………………………….……..
vii
DAFTAR ISI ……………..………………………………………………
ix
BAB I : PENDAHULUAN ……………………………………………..
1
A. Latar Belakang Masalah …………………………………….
1
B. Rumusan Masalah …………………………………………...
3
C. Tujuan Penelitian ……………………………………............
3
9
BAB II : LANDASAN TEORI …………………………………………
5
A. Kajian Pustaka ………………………………………..............
5
1. Bimbingan dan Konseling ……………..............................
5
a) Pengertian Bimbingan dan Konseling ……..................
5
b) Pengertian Bimbingan …………………………………
6
c) Pengertian Konseling ………………………………….
8
d) Fungsi Bimbingan dan Konseling terhadap Siswa …….
9
1) Fungsi Penyaluran (distributive) …..……………..
9
2) Fungsi Pengadaptasian (adaptif ) ………………… 10 3) Fungsi Penyesuaian (adjustive) …….…………….
10
e) Tujuan Bimbingan dan Konseling …….……………..
10
1) Tujuan Umum ……………………………………
11
2) Tujuan Khusus ……………………………...........
11
f) Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling ………..........
11
g) Strategi Konselor untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik …………………………............
22
1) Jenis Program ……………………………………
22
2) Materi Program ………………………………….
22
3) Rincian Program …………………………………
23
4) Tahap-Tahap pelaksanaan program satuan kegiatan..23 2. Tingkat Motivasi Belajar Peserta Didik ..………….......... 24 a. Pengertian Motivasi Belajar ………………………… 24 b. Fungsi Motivasi Belajar ……………………………..
25
c. Gejala Kesulitan Belajar Peserta Didik …………….
27
d. Faktor-faktor penyebab kesulitan belajar peserta didik...29 B. Kerangka Teoritik ………………………………………….
31
C. Rumusan Hipotesis …………………………………………
32
BAB III : METODE PENELITIAN …………………………………..
33
A. Jenis Penelitian …………………………………………...
33
B. Tempat dan Waktu Penelitian ……………………………
33
10
C. Populasi Penelitian ……………………………………….
33
D. Variabel Penelitian dan Indikator ……………………….
34
E. Pengumpulan Data Penelitian ……………………………
35
F. Analisi Data Penelitian …………………………………...
38
BAB IV : PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ………………....
41
A. Diskripsi data hasil penelitian …………………………...
41
1. Gambaran umum SLTP Islam Hidayatullah Semarang ..
41
2. Struktur Organisasi Sekolah ………………………...
42
3. Sarana dan Prasarana ……………………………….
43
4. Keadaaan Guru dan Siswa ………………………….
44
5. Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di SMP Islam Hidayatullah ………………………………………..
44
B. Pengujian Hipotesis …………………………………….
45
1. Regresi linier Sederhana …………………………...
48
2. Koefisien Korelasi, uji Signifikansi koefisien korelasi dan koefisien determinasi pada regresi linier sederhana …
52
C. Pembahasan Hasil Penelitian ……………………………
54
D. Keterbatasan Penelitian …………………………………
54
BAB V : PENUTUP ………………………………………………….
56
A. Kesimpulan ……………………………………………….
56
B. Saran ………………………………………………………
56
C. Penutup ……………………………………………………
57
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP
11
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Bimbingan dan konseling termasuk apa yang disebut “Helping Prefesions”, bersama dengan profesi seorang psikolog dan seorang psikiater yang juga memberikan bantuan kepada sesama yang bersifat psikis atau psikologis. Tujuan pelayanan bimbingan di sekolah tidak berbeda dengan tujuan pelayanan bimbingan yang diberikan kepada masyarakat diluar lingkungan sekolah, meskipun pelayanan bimbingan di sekolah harus disesuaikan dengan taraf perkembangan subjek yang dilayani. Maklum, peserta didik di sekolah belum mencapai taraf kedewasaan penuh dan masih berada dalam fase hidup menerima pendidikan di sekolah"1. Bimbingan dan konseling merupakan salah satu bentuk layanan bimbingan
yang
penting
diselenggarakan
di
sekolah.
Pengalaman
menunjukkan bahwa kegagalan-kegagalan yang dialami oleh peserta didik dalam motivasi belajar tidak selalu disebabkan oleh kegagalan atau rendahnya inteligensi, akan tetapi dengan seiringnya kegagalan belajar itu terjadi disebabkan karena mereka kurang mendapatkan layanan bimbingan dan konseling yang memadai. Begitu juga yang terjadi di SMP Islam Hidayatullah Semarang tahun ajaran 2010 / 2011, banyak mengalami problematika yang menghambat tujuan pendidikan nasional, kurangnya motivasi peserta didik merupakan problem pendidikan seperti : peserta didik kurang merespon dan mematuhi peraturan di sekolah. Dalam lapangan operasional bimbingan dan konseling sekolah merupakan lembaga yang sangat penting untuk memberikan solusi bagi peserta didik yang mempunyai masalah seperti kurangnya motivasi belajar. Di sekolah pelayanan bimbingan dan konseling diharapkan dapat tumbuh dan berkembang dengan amat baik mengingat sekolah merupakan lahan yang 1
W.S. Winkel, Bimbingan Dan Konseling Di Institusi Pendidikan, (Penerbit: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta, 1991), hal. 85
12
secara potensial sangat subur, dalam hal ini peran guru sangat penting dikarenakan terlibat langsung dalam pengajaran yang apabila pengajaran itu dikehendaki mencapai taraf keberhasilan yang tinggi. Dalam kaitan ini guru amat memperhatikan bagaimana proses belajar berlangsung dan bagaimana layanan belajar tersebut bisa berjalan dengan semestinya. Kenyataan menunjukkan bahwa manusia dalam kehidupan sering menghadapi persoalan yang silih berganti. Persoalan yang satu dapat teratasi, persoalan yang lain timbul, demikian seterusnya. Berdasarkan atas kenyataan bahwa manusia tidak sama antara satu dengan yang lain, baik sifat maupun kemampuan, maka ada manusia yang sanggup mengatasi persoalan tanpa bantuan dari pihak lain, tetapi tidak sedikit manusia yang tidak sanggup mengatasi persoalan tanpa bantuan atau pertolongan dari orang lain. Permasalahan yang dialami para peserta didik di sekolah seringkali tidak dapat dihindari meski dengan pengajaran yang baik sekalipun. Hal ini terlebih lagi disebabkan karena sumber-sumber permasalahan peserta didik banyak yang terletak di luar sekolah. Keberadaan Bimbingan dan Konseling di SMP Islam Hidayatullah Banyumanik Semarang merupakan salah satu upaya pendukung sekolah untuk membantu peserta didik supaya segala permasalahan agar dapat teratasi secara optimal terutama dalam hal belajar peserta didik, sehingga visi dan misi sekolah merupakan tujuan universal sebuah institusi atau lembaga untuk mengarahkan dan mejadi barometer keberhasilan tujuan yang ingin dicapai. Tugas membimbing di SMP Islam Hidayatullah Semarang ini sesuai tugas dan fungsi adanya Bimbingan dan Konseling di sekolah yaitu membantu tenaga pendidik lainnya untuk melaksanakan proses belajar mengajar agar berjalan secara lancar sesuai arah dan tujuan pendidikan serta meningkatkan belajar siswa dalam berprestasi. Pelayanan pendidikan bagi anak yang kurang disiplin tidak didasarkan atas landasan teoritik yang dapat diandalkan mungkin bukan hanya tidak efektif dan efisien untuk mencapai tujuan tetapi juga akan menimbulkan kerugian bagi anak.
13
Sebagai contoh, semua guru mengetahui bahwa motivasi dapat meningkatkan prestasi belajar anak dan dapat meningkatkan kedisiplinan anak, tetapi tidak banyak guru yang mengetahui bagaimana membangkitkan motivasi belajar dan kedisiplinan anak tersebut. Dalam kelas yang siswanya memiliki kemampuan hiterogen misalnya, mungkin guru akan menciptakan interaksi belajar yang kompetitif karena ia beranggapan bahwa kompetisi biasa meningkatkan motivasi belajar oleh karena itu guru, khususnya guru BK harus memiliki teori-teori dalam bimbingan dan konseling terhadap anak yang kurang belajar.
B. Rumusan Masalah Dari deskripsi permasalahan yang telah dikemukakan dalam latar belakang
tersebut
dapat
memberikan
kerangka
bagi
penulis
untuk
merumuskan pokok permasalahan yang relevan dengan judul skripsi tersebut. Adapun pokok permasalahan itu adalah: 1. Bagaimana
pengaruh layanan bimbingan konseling di SMP Islam
hidayatullah Semarang? 2. Seberapa besar pengaruh layanan bimbingan konseling terhadap motivasi belajar peserta didik?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Setelah dipaparkan tentang permasalahan yang peneliti ambil diatas, maka tujuan dari penelitian tersebut adalah 1. Untuk mengetahui pengaruh layanan bimbingan konseling terhadap tingkat motivasi belajar peserta didik. 2. Untuk menjelaskan beberapa strategi bimbingan konseling terhadap motivasi belajar Peserta didik. Adapun Manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Secara Teoritis Dalam penelitian ini, sesuai hakekat dari penelitian yaitu adanya kesenjangan antara teori dengan praktek dilapangan. Untuk itu, adapun
14
manfaat dari penelitian ini secara teoritis yaitu mengembalikan kebenarankebenaran teoritis terhadap permasalahan layanan bimbingan dan konseling sesuai dengan tujuannya hingga dapat menjadikan wadah motivasi belajar bagi siswa dan juga sebagai saran demi kemajuan layanan bimbingan dan konseling SMP Islam Hidayatullah kedepan. Dan sebagai rujukan teori terhadap layanan bimbingan dan konseling di tempat lainnya. 2. Secara Praksis a. Bagi Siswa 1) Siswa dapat mengetahui manfaat layanan bimbingan dan konseling hingga dapat menumbuhkan gairah belajar siswa. 2) Fungsi Bimbingan dan Konseling dapat kembali menumbuhkan gairah motivasi belajar kepada siswa. b. Bagi Petugas Layanan Bimbingan dan Konseling dan Lembaga Dapat mengetahui dan menindaklanjuti tentang pengaruh layanan bimbingan dan konseling dengan motivasi belajar siswa guna menjadikan pertimbangan untuk meningkatkan kinerja pelayanan bimbingan dan konseling yang lebih professional dan kreatif dalam melaksanakan tugas dan amanat dalam mengelola sesuai dengan kebutuhan siswa.
15
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka 1. Bimbingan dan Konseling a) Pengertian Bimbingan dan Konseling Pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah dan madrasah dari tingkat satuan pendidikan sekolah dasar hingga perguruan tinggi, dewasa ini saling butuhkan. Seiring dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), berbagai persoalanpun muncul dengan segala kompleksitasnya. Dunia penidikan tampaknya belum sepenuhnya mampu menjawab berbagai persoalan akibat perkembangan IPTEK, indikasinya adalah munculnya berbagai penyimpangan perilaku di kalangan peseta didik yang seyogiyanya tidak di lalukukan oleh seorang atau orang yang di sebut terdidik. Selain itu, potensi (fitrah) siswa sebagai individu sebagai bakat, minat, cita-cita, dan lain sebagainya juga belum berkembang dan tersalurkan secara optimal melalui proses pendidikan dan pembelajaran di kelas. Guna memecahkan persoalan-persoalan di atas, proses pendidikan dan pembelajaran perlu di sinergi dengan pelayanan bimbingan dan dan konseling. optimalisasi pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah dan madrasah benar-benar memberikan kontribusi pada pencapaian visi, misi, dan tujuan sekolah dan madrasah yang bersangkutan. Optimalisasi pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah dan madrasah perlu di dukung oleh sumber daya manusia (petugas pelayanan BK) yang memadai; dalam arti memiliki pengetahuan dan wawasan tentang bimbingan dan konseling. Bimbingan
dan
konseling
di
sekolah
merupakan
bentuk
pelanyanan dan bukan mata pelajaran yang diberikan kepada peserta didik. Sebagai kegiatan pelayanan, bimbingan dan konseling merupakan keterpaduan dari segenap pelayanan di sekolah baik yang menyangkut
16
pelajaran maupun latihan. di sekolah bimbingan dan konseling memperhatikan tujuan pendidikan, kurikulum dan peserta didik. b) Pengertian bimbingan Bimbingan
dan
konseling
merupakan
terjemahan
dari
“guidance” dan “counseling” dalam bahasa Inggris secara harfiah istilah guidance dari akar kata guide berarti mengarahkan (to direct) memandu (to pilot), mengelola (to manage), menyetir (to steer).2 Hal ini dapat kita lihat dalam firman Allah surat Al-kahfi : 10
Artinya: (ingatlah) tatkala para pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam gua, lalu mereka berdoa: "Wahai Tuhan Kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami ini.3 (QS. Alkahfi: 10) Bimbingan adalah suatu proses membantu individual melalui usahanya
sendiri
kemampuannya
untuk
agar
kemanfaatan sosial.
menemukan
memperoleh
dan
mengembangkan
kebahagiaan
pribadi
dan
4
Adapun, secara terminologis bimbingan dapat di artikan sebagai berikut. Miller (1961) dalam Surya (1988), menyatakan bahwa bimbingan merupakan proses bantuan terhadap individu untuk mencapai pemahaman diri dan pengarahan diri yang dibutuhkan untuk
2
Syamsu Yusuf, L.N. dan Ahmad Juntika, Nurichsan, Landasan Bimbingan dan Konseling, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008), cet. 3, hlm. 5 3 Bahtiar sirin, terjemahan dan tafsir Alqur’an, Departemen agama Ri Jakarta 1978. Hlm. 619 4 Hallen., Bimbingan dan Konseling, ( Jakarta : Ciputat Parrs, 2002 ), hlm 3
17
melakukan penyesuaian diri secara maksimum kepada sekolah (dalam hal ini termasuk madrasah), keluarga dan masyarakat.5 Selanjutnya Syuryo (1988) mengutip pendapat Crow & Crow (1960) menyatakan bahwa bimbingan adalah bantuan yang di berikan oleh seseorang laki-laki maupun perempuan yang memiliki pribadi baik dan pendidikan yang memedai, kepada seseorang (individu) dan setiap usia untuk menolongnya mengembangkan kegiatan-kegiatan hidupnya sendiri, mengembangkan arah pandangannya sendiri, membuat pilihan sendiri, dan memikul bebannya sendiri.6 Bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada individu dalam membuat pilihan-pilihan dan penyesuaian-penyesuaian yang bijaksana. Bantuan itu berdasarkan atas prinsip demokrasi yang merupakan tugas dan hak setiap individu untuk memilih jalan hidupnya sendiri sejauh tidak mencampuri hak orang lain. (Jones, Staffire dan Stewart, 1970).7 Bimbingan adalah pemberian bantuan kepada seseorang atau kepada sekelompok orang dalam membuat pilihan–pilihan secara bijaksana dan dalam mengadakan penyesuaian diri terhadap tuntutantuntutan hidup.8 Berdasarkan definisi bimbingan yang telah dikemukakan oleh para ahli seperti yang diatas maka dapat disimpulkan bahwa bimbingan adalah merupakan proses pemberian bantuan yang terus menerus dari seorang konselor yang telah dipersiapkan kepada individu yang membutuhkannya dalam rangka mengembangkan seluruh potensi yang dimilikinya secara optimal dengan menggunakan berbagai macam media dan teknik bimbingan dalam suasana asuhan yang normatif agar
3
Tohorin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (berbasis Integrasi), (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2009).hlm.16-17 4 Ibid.hlm.17 7 Prayitno dan Erman Amti, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta : Rineka Cipta, 1999), hlm 94-95 8 W.S. Winkel, Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah, ( Jakarta : Grasindo, 1991 ), hlm 17
18
tercapai kemandirian sehingga individu dapat bermanfaat baik bagi dirinya sendiri maupun bagi lingkungannya.9 c) Pengertian konseling Secara istilah konseling dari bahasa latin adalah “consilium” yang berarti “dengan” atau “bersama” yang dirangkai dengan “menerima” atau “memahami”. Sedang dalam bahasa Anglo-Saxon, istilah konseling berasal dari “sellan” yang berarti “menyerahkan” atau “menyampaikan”.10 Secara historis asal mula pengertian konseling adalah untuk memberi nasehat, seperti nasehat hukum, penasehat perkawinan. Kemudian
nasehat
itu
berkembang
kebidang-bidang,
bisnis,
manajemen, otomotif, investasi, dan finansial.11 Sedangkan menurut sauiful akhyar lubis, konseling di katakan sebagai layanan bantuan kepada klien/konseli untuk mengetahui, mengenal dan memahami kembali keadaan dirinya. Dengan pengertian lain, mengingatkan kembali klien/konseli akan fitranya.12 Dalam bahasa arab konseling sering di kaitkan dengan kata al-Irsyad13 yakni petunjuk sebagaimana firman Allah dalam QS. Al-kahfi ayat (17)
مَنْ َيهْدِاهللُ َفهُىَا ْل ُمهْتَدِ ۖ َومَنْ يُضْلِلْ فَلَنْ تَجِدَ َلوُ وَلِ ّياً َمزْشِدًا Artinya: Barangsiapa yang di beri petunjuk oleh allah, maka dialah yang mendapat petunjuk: dan barang siapa yang di sesatkannya, maka kamu tidak akan mendapatkan seorang pemimpinpun untuk dapat memberi petunjuk kepadanya. (QS. Al-kahfi: 17)14
9
Hallen , op cit., hlm 9 Prayitno dan Erman Amti, op. cit., hlm 99 11 Wills S. Sofyan, Konseling Individual, Teori dan Praktek, (Bandung : Alfabeta, 2007), 10
hlm 17 12
Saiful Akhyar lubis, konseling islami:kyai dan pesantern, (Yogyakarta :elSa pres, 2007),
hlm. 97. 13
Ibid.hlm.78. Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Qur’an, Departemen Agama Republik Indonesia,al-Qur’an dan Terjemahannya, (Semarang: CV. Toha Putra, 1990), hlm. 445 14
19
Dari pendapat diatas konseling dapat di simpulkan bahwa konseling
merupakan
memfokuskan
pada
bantuan
secara
perkembangan
individu/personal
dan
penyesuaian
yang
ndividu,
pemecahan masalah dan kebutuhan untuk membuat kepuasan, hal ini berpusat pada permintaan klien proses ini di maksudkan untuk menciptakan sebuah kontek atau hubungan psikologis antara konselor dan klien dan akan berlanjut dan berlaku pada kondisi-kondisi tertentu berpijak pada kesuksesan proses konseling. d) Fungsi Bimbingan dan Konseling terhadap Siswa Fungsi bimbingan dan konseling dapat ditunjukkan kepada peserta didik yang mengalami persoalan yang serius, maka dapat dikatakan bahwa bimbingan dan konseling sangat menunjang perkembangan peserta didik secara optimal, terutama dalam proses belajar mengajar. Bimbingan dan konseling tidak hanya sebagai pengiring dalam proses pendidikan dan pengajaran, tetapi merupakan bagian integral dari pendidikan dalam lingkup sekolah. Dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling yang merupakan bagian integral dari proses pendidikan, terdapat 3 fungsi utama, yaitu penyaluran (distribitive), pengadaptasian (adaptive), penyesuaian (adjustive). 1) Fungsi Penyaluran (Distribitive) Yaitu fungsi bimbingan sebagai pemberi bantuan kepada peserta
didik
dalam
memilih
kemungkinan-kemungkinan
kesempatan yang terdapat dalam lingkup sekolah. Di antaranya adalah memilih mata pelajaran atau kelompok program, memilih sekolah lanjutan dan karir atau lapangan kerja. Di samping itu dalam fungsi penyaluran ini adalah membantu peserta didik dalam memilih
kegiatan-kegiatan
kurikulum,
kelompok
organisasi dan sebagainya yang ada di sekolah.
belajar,
20
2) Fungsi Pengadaptasian (Adaptive) Yaitu fungsi bimbingan sebagai pemberi bantuan kepada staf sekolah (terutama guru-guru) untuk mengadaptasikan perilaku mendidik staf sekolah, dan terutama program pengajaran dan integrasi
belajar
mengajar
guru-guru
dengan
kebutuhan,
kecakapan, bakat, dan minat peserta didik. dalam pelaksanaan fungsi pengadaptasian ini, kerjasama antara guru-guru dengan konselor sangat utama dan sangat memerlukan kecakapan humam relationship yang tinggi bagi konselor dan guru dengan bekal utama saling mengerti dan memahami bahwa tugas mendidik mereka adalah semata bagi kepentingan peserta didik. 3) Fungsi Penyesuaian (Adjustive) Yaitu fungsi bimbingan sebagai pemberi bantuan kepada peserta didik agar mereka memperoleh penyesuaian pribadi dan maju secara optimal dalam perkembangan pribadinya. Pelaksanaan fungsi ini diwujudkan dalam membantu peserta didik menghadapi masalah penyesuaian yang dialaminya; yaitu melalui identifikasi diri dan masalahnya, memahami diri dan masalahnya sehingga peserta
didik
dapat
memecahkan
sendiri
masalah
yang
dihadapinya.15 e) Tujuan Bimbingan dan Konseling. 1.) Memiliki kebiasaan belajar yang positif, seperti kebiasaan membaca buku, disiplin dalam belajar, mampunyai perhatian terhadap semua pelajaran, dan aktif mengikuti semua kegiatan belajar yang diprogramkan. 2.) Memiliki motif yang tinggi untuk belajar secara hayat. 3.) Memiliki keterampilan atau teknik belajar yang efektif, seperti keterampilan membaca buku, menggunakan kamus, mencatat pelajaran, dan mempersiapkan diri menghadapi ujian. 15
Khairul umam dan A. Achyar Aminudin, Bimbingan dan Penyuluhan, (Bandung: Pustaka Setia, 1995 ), hlm 24-25.
21
4.) Memiliki
keterampilan
untuk
menetapkan
diri
dalam
memperdalam pelajaran tertentu, dan berusaha memperoleh informasi tentang berbagai hal dalam rangka mengembangkan wawasan yang lebih luas. 5.) Memiliki kesiapan mental dan kemampuan untuk menghadapi ujian.16 Sedangkan tujuan bimbingan dan konseling menurut Dewa Ketut Sukardi dapat dibagi menjadi dua yaitu : 1) Tujuan umum Tujuan umum bimbingan dan konseling adalah sesuai dengan tujuan pendidikan, sebaagaimana dinyatakan dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) Tahun 2003 (UU No. 20/2003), yaitu menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab 2) Tujuan khusus Secara khusus bimbingan dan konseling bertujuan untuk membantu siswa agar dapat mencapai tujuan-tujuan perkembangan meliputi aspek pribadi, sosial, belajar dan karier. 17 f) Pelaksanaan bimbingan dan konseling Pelaksanaan bimbingan dan konseling merupakan kegiatan yang bersumber pada kehidupan manusia. Kenyataan menunjukkan bahwa manusia di dalam kehidupannya sering menghadapi persoalan16
Syamsu yusuf , et al., landasan bimbingan dan konseling, (program pasca sarjana universitas pendidikan Indonesia), hlm. 15 17 Dewa Ketut Sukardi, Bimbingan dan Konseling di Sekolah, (Jakarta : Rineka Cipta, 2002), hlm 28-29
22
persoalan yang silih berganti. Dengan demikian maka pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah terdapat butiran-butiran pokok tentang bimbingan dan konseling yang berlaku umum untuk peserta didik sebagai layanan di segenap jenjang dan jenis pendidikan. Pola umum bimbingan dan konseling di sekolah sering disebut dengan BK pola 17, karena di dalamnya terdapat 17 butir pokok yang amat perlu diperhatikan dalam penyelenggaraannya di sekolah. Pola umum tersebut dapat digambarkan dengan diagram berikut ini:18 Wawasan bimbingan dan konseling
Bimb. Pribadi
Bimb. Belajar
Layanan Orientasi
Layanan Penem/Peny
Bimb. Karier
Layanan kons. Pero
Layanan Informasi
Layanan Pembelajaran
Instrumentasi BK
Konferensi Kasus
Himpunan Data
18
Bimb. Sosial
Layanan kons kelompok Layanan Bimb Kelompok
Alih tangan Kasus
Kunjungan Rumah
Prayitno, Panduan Kegiatan Pengawasan Bimbingan dan Konseling di Sekolah, ( Jakarta : Rineka Cipta, Cet Pertama, 2001 ), hlm 65
23
Keterangan : Dari diagram diatas dapat ditarik pengertian sebagai berikut : a. Seluruh kegiatan bimbingan dan konseling (BK) didasari satu pemahaman yang menyeluruh dan terpadu tentang wawasan dasar BK yang meliput pengertian, tujuan, fungsi, prinsip dan asas-asas BK. b. Kegiatan BK secara menyeluruh meliputi empat bidang bimbingan yaitu : bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar dan bimbingan karier. c. Kegiatan
Bk
dalam
keempat
bidang
bimbingannya
itu
diselenggarakan melalui tujuh (7) jenis layanan, yaitu: layanan orientasi,
informasi,
penempatan/penyaluran,
pembelajaran,
konseling perorangan, bimbingan kelompok dan konseling kelompok. d. Untuk mendukung ke jutuh (&) layanan itu diselenggarakan lima jenis kegiatan pendukung, yaitu: instrumentasi bimbingan dan konseling, himpunan data, konfrensi kasus, kunjungan rumah dan alih tangan kasus.19 Bimbingan dan konseling merupakan layanan yang di tentukan dengan pengukuran dan penilaian secara bulat dari
4 aspek
pelaksanaan yaitu bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar,dan bimbingan karier. Adapun empat bidang bimbingan yang hendaknya menjadi daerah kerja bagi kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah, bidang-bidang tersebut yaitu bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar, bimbingan karier. Masing-masing bidang tersebut dapat dirinci ke dalam butir-bitur materi pokok sebagaimana tertera pada daftar berikut :
19
Ibid hlm, 66
24
No
Bidang Bimbingan 1
1.
Bimbingan Pribadi
SD
SLTP
SMU/SMK
2
3
4
1. Penanaman
1. Pemantapan
1. Pemantapan
sikap kebiasaan
kebiasaan
dalam beriman
pengembangan
kebiasaan serta
dan
sikap
pengembangan
bertaqwa
kepada Tuhan
beriman
Yang
bertaqwa
Maha
Esa.
dan
dalam dan
pemahaman
tuhan
yang maha esa.
wawasan
dan
bertaqwa
terhadap Tuhan
2. Pemahaman dan
tentang
dan
dalam beriman
terhadap
2. Pengenalan dan
sikap
kekuatan diri dan
Yang
Maha
Esa.
kekuatan
diri
arah
sendiri
dan
pengembanganny
pemahaman
penyalurannya
a
tentang
untuk kegiatan-
kegiatan
kegiatan
kreatif
dan
dan
produktif
baik
pengembangan
yang
kreatif
dan
2. Pemantapan
melalui yang
produktif, baik
dalam
dalam kegiatan
sehari-hari,
sehari-hari
masyarakat
di
kegiatan di
maupun
maupun untuk
peranannya
perannya
masa depan.
masa depan. 3. Pengenalan dan
nya
diri
untuk
kegiatankegiatan
sekolah
di
kekuatan
untuk di
yang
kreatif, produktif, baik dalam
3. Pemahaman
kehidupan
bakat dan minat
sehari-hari
pemahaman
pribadi,
maupun
tentang
bakat
penyaluran
dan
minat
pengembanganny
pribadi
serta
a
penyaluran dan
kegiatan
pengembangan
kreatif
serta dan
peranannya di masa depan.
melalui
3. Pemantapan
yang
pemahaman
dan
tentang
bakat
25
nya
melalui
kegiatankegiatan
produktif.
dan
4. Pengenalan yang
kreatif
dan
produktif. 4. Pengenalan dan pemahaman
kelemahan
pribadi diri
serta
penyaluran dan
dan
pengembangan
penanggulangann
nya
ya.
pada/melalui
5. Pengembangan
kegiatan-
tentang
kemampuan
kegiatan
kelemahan diri
mengambil
kreatif
sendiri
keputusan
dan
minat
usaha-usaha.
lebih
penanggulanga
dan
nnya
diri.
yang
yang dan
produktif.
kompleks
4. Pemantapan
pengarahan
pemahaman tentang
5. Pengembangan
6. Pemahaman
kemampuan
dengan
dan
mengambil
pengamalan
usaha
keputusan
hidup sehat.
penanggulanga
sederhana dan mengarahkan diri. 6. Perencanaan
kelemahan diri usaha-
nnya.. 5. Pemantapan kemampuan mengarahkan
serta
diri
sesuai
penyelenggaraa
dengan
n hidup sehat.
keputusan yang telah diambilnya. 6. Pemantapan kemampuan mengambil keputusan. 7. Pemantapan dalam perencanaan
26
dan penyelenggaran hidup
sehat,
baik
secara
rohaniyah maupun jasmaniyah. 2
Bimbingan Sosial
1. Pengembanga
1. Pengembangan
1. Pemantapan
n kemampuan
kemampuan
kemampuan
berkomunikas
berkomunikasi,
berkomunikasi
i baik melalui
baik secara lisan
baik
ragam
lisan
maupun tulisan.
ragam
maupun lisan
2. Pengembangan
secara efektif.
kemampuan
2. Pengembanga
melalui lisan
maupun tulisan secara efektif.
bertingkahlaku
2. Pemantapan
n kemampuan
dan berhubungan
kemampuan
bertingkah
sosial,
baik
di
menerima dan
rumah,
sekolah,
menyampaikan
di
pendapat serta
laku
dan
berhubungan
maupun
sosial, baik di
masyarakat
berargomentasi
rumah,
dengan
secara dinamis,
menjunjung
kreatif,
tinggi tatakrama,
produktif.
di
sekolah maupun
di
masyarakat
sopan
dengan
serta
menjunjung
agama,
adat
bertingkahlaku
tinggi
istiadat,
dan
dan
tata
santun
3. Pemantapan
nilai-nilai
kemampuan
krama, sopan
kebiasaan
santun,
berlaku.
serta
niali-nilai agama,
adat,
yang
berhubungan social, baik di
3. Pengembangan
rumah,
di
hubungan
sekolah,
di
yang
peraturan, dan
harmonis dengan
tempat
kebiasaan
teman sebaya di
latihan/kerja/un
27
yang berlaku.
dalam dan di luar
it
3. Pengembanga
sekolah serta di
dimasyarakat
masyarakat pada
luas
umumnya.
menjunjung
n
hubungan
yang danamis dan
4. Pemahaman dan
maupun
dengan
tinggi
tata
harmonisserta
pengalaman
prosuktif
disiplin
dengan teman
peraturan
nilai-nilai
sebaya.
sekolah.
agama,
adat,
hokum,
ilmu
4. Pengenalan
dan
karma,
sopan
santun,
serta
dan
dan kebiasaan
pemahaman
yang berlaku.
peraturan dan
4. Pemantapan
tuntutan
hubungan yang
sekolah,
dinamis,
rumah
dan
harmonis,
lingkungan,
produktif
serta
dengan
kesadaran
sebaya baik di
untuk
sekolah
melaksanakan
sama,
nya
sekolah lain,
teman
yang di yang
di
luar
sekolah maupun
di
masyarakat umumnya. 5. Pemantapan pemahaman kondisi
dan
peraturan sekolah upaya
serta
28
pelaksanaannya secara dinamis dan bertanggung jawab. 6. Orentasi tentang
hidup
berkeluwarga. 3
Bimbingan Belajar
1. Pengembangan sikap
dan
1. Pengembangan sikap
1. Pemantapan dan
dan
kebiasaaan
kebiasaan
belajar
yang baik dalam
efektif
dan
mencari
mencari informasi
efesian
serta
informasi dari
dari
berbagai
produktif, baik
berbagai
sumber
dalam
dalam mencari
sumber belajar,
bersikap terhadap
informasi dari
bersikap
guru dan staf yang
berbagai
terkait,
sumber belajar,
dan
mengerjakan
bersikap
narasumber
tugas,
lainnya,
perkembangan
dan
mengikuti
ketrampilan, serta
narasumber
pelajaran
dalam
lainnya,
sehari-hari,
program penilaian,
mengembangka
mengerjakan
perbaikan
n keterampilan
tugas,
pengayaan.
terhadap
untuk
guru
mengembangka n
ketrampilan
belajar,
dan
belajar
sikap
dan
menjalani
dan
kebiasaan yang
terhadap
guru
belajar,
2. Menumbuhkan
mengerjakan
disiplin belajar dan
tugas-tugas
berlatih,
pelajaran, dan
baik
menjalani
secara
program
maupun
program
penilaian.
kelompok.
penilaian hasil
2. Pengembangan
mandiri
3. Mengembangkan
menjalani
belajar,
29
disiplin belajar
penguasaan materi
menjalani
dan
berlatih,
program belajar di
latihan
baik
secara
SLTP.
ketrampilan
mandiri
4. Mengembangkan
kejuruan,
maupun
pemahaman
menjalani
kelompok.
pemanfaatan
3. Pemantapan
dan
dan
program fisik,
penilaian teori
dan
sosial, dan budaya
maupun praktik
pengembangan
dilingkungan
kejuruan.
penguasaan
sekolah atau alam
materi
sekitar
pelajaran
kondusi
di
untuk
2. Pemantapan penguwasaan
pengembangan
materi program
SD.
pengetahuan,
belajar
4. Orientasi
keterampilan
belajar disekolah
dan
pengembangan. 5. Orientasi belajar di
di
sekolah umum/kejuruan sesuai
dengan
lanjutan tingkat
sekolah menengah,
perkembangan
pertama.
baik
ilmu,
umum
maupun kejuruan.
teknologi, kesenian,
dan
tuntudan dunia kerja. 3. Pemantapan disiplin belajar dan
berlatih
secara mandiri maupun kelompok. 4. Pemantapan pemahaman dan pemanfaatan kondisi
fisik
30
sosial
dan
budaya
yang
ada di sekolah, lingkungan sekitar
dan
masyarakat untuk pengembangan pengetahuan dan kemampuan, pengembangan pribadi,
serta
pengembangan ketrampilan kejuruan. 5. Orientasi belajar
di
perguruan tinggi,
dan/
atau pendidikan tambahan/ pendidikan lebih tinggi. 4
Bimbingan Karier
1. Pengenalan awal
terhadap
1. Pengenalan
1. Pemantauan
konseb
diri
pemahaman
dunia kerja dan
berkaitan dengan
diri berkenaan
usaha
bakat
dengan
memperoleh
kecendrungan
dan
penghasilan
pilihan
yang hendak di
untuk
serta
memenuhi
perkembangan
dengan
jabatan arah
karier
kejuruan
kembangkan. 2. Pemantapan
31
kebutuhan
karier.
hidup
dalam
2. Pengenalan
2. Pengenalan
dan
kejuruan
kerja
sesuai
dengan
organisasi dan
karier khususnya
bakat,
minat
informasi
berkenaan dengan
dan
pilihan pekerjaan.
kemampuan
karier
bimbingan
karier
secara
sederhana.
3. Orientasi
3. Pengenalan dan
dan
informasi jabatan
3. Orientasi
dan
pemahaman
dan
diri secara awal
memperoleh
terhadap dunia
berkenaan
penghasilan.
kerja dan usaha
dengan
usaha
yang dimiliki.
4. Pengenalan
informasi
memperoleh
kecerdasan
berbagai lapangan
penghasilan.
karier
kerja yang dapat
4. Pengembangan
yang
hendak
di
kembangkan. 4. Orientasi
dan
dimasuki.
dan
5. Orientasi
dan
pemantapan
informasi
informasi
informasi
pendidikan
tentang
sederhana
menengah
terhadap
umum
pendidikan
kejuruan
yang
dengan
lebih
baik maupun sesuai cita-cita
tinggi
dan
khususnya
pengembangan
dalam
karirer.
kaitannya dengan
karier
yang hendak di kembangkan.
tuntutan dunia kerja.
32
g) Strategi Konselor Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik 1) Jenis program a. Program tahunan yang di dalamnya meliputi program semesteran dan bulanan, yaitu program yang akan di laksanakan selama satu tahun pelajaran dalam unit semesteran dan bulanan. Program ini mengumpulkan seluruh kegiatan selama
satu
tahun untuk masing-masing kelas. Program
tahunan di pecah menjadi program semesteran di pecah menjadi program bulanan. b. Program bulanan yang di dalamnya meliputi program mingguan dan harian, yaitu program yang akan di laksanakan selama satubulan dan harian. Program ini mengumpulkan seluruh kegiatan selama satu bulan untuk kurun bulan yang sama dengan tahun-tahun sebelumnya dengan modifikasi sesuai dengan kebutuhan sisiwa. Program bulanan merupakan jabaran dari program bulanan20 c. Program harian, yaitu program yang akan di laksanakan pada hari-hari tertentu dalam seminggu. Program harian merupakan jabaran dari program mingguan untuk kelas tertentu, Program ini di buat secara tertulis pada satuan layanan (satlan) dan atau kegiatan pendukung (satkung) bimbingan dan konseling. 2) Materi program Program bimbingan dan konseling untuk setiap priode berisikan materi yang merupakan sinkronisasi dari unsur-unsur.21 a. Tugas perkembangan siswa yang mendapatkan layanan b. Bidang-bidang bimbingan c. Jenis-jenis layanan dan kegiatan pendukung dan bimbingan dan konseling 20 21
Anas salahuddin, bimbingan dan konseling, (Bandung: pustaka setia, cet. 1, 2010), hlm.67 Ibid., hlm 68-69
33
3) Rincian program Program untuk priode yang lebih besar di jabarkan menjadi program-program yang lebih kecil lagi: a. Program tahunan diperinci menjadi program semesteran b. Program semester diperinci menjadi program bulanan c. Program bulanan diperinci menjadi program mingguan d. Program mingguan diperinci menjadi program harian 4) Tahap-tahap pelaksanaan program satuan kegiatan. Pelaksanaan program satuan kegiatan, yaitu kegiatan layanan dan kegiatan bimbingan konseling secara seluruhan. Tahaptahap yang harus di tempuh adalah sebagai berikut. 1. Tahap perencanaan, program satuan layanan kegiatan pendukung direncanakan secara tertulis dengan
memuat sasaran, tujuan,
materi, dan rencana penelitian 2. Tahap pelaksanaan, program tertulis satuan kegiatan (layanan atau pendukung) dilaksanakan sesuai dengan perencanannya 3. Tahap penelitian, hasil kegiatan di ukur dengan nilai 4. Tahap analisis hasil, hasil penelitian di analisis untuk mengetahui aspek-aspek yang perlu mendapat perhatian lebih lanjut 5. Tahap tindak lanjut, hasil kegiatan ditindak lanjuti berdasarkan hasil analisi sebelumnya, melalui layanan dan atau kegiatan pendukung yang relevan. Adapun langkah-langkah pelaksanaan studi kasus, menurut prayitno (1999:77, dalam: Ansari, 2008) yang harus lebih dulu di perhatikan seorang konselor dalam menangani sebuah kasus taitu: a. Pengenalan awal tentang kasus (di awalkan sejak kasus itu di hadapkan) b. Pengembangan ide-ide tentang rincian masalah yang terkandung di dalam kasus itu c. Penjelajahan lebih lanjut tentang seluk beluk kasus tersebut
34
d. Pelaksanaan
upaya-ipaya
kasus
untuk
mengatasi
atau
memecahkan sumber pokok permasalahan.
2. Tingkat Motivasi Belajar Peserta Didik. a. Pengertian Motivasi Belajar Pengertian motivasi belajar secara etimologis, motivasi berasal dari bahasa inggris”motivation” dan merupakan kata dasar motif yang berarti menggerakkan22 Ada beberapa ahli yang memberikan definisi untuk menggambarkan gambaran yang jelas mengenai motivasi yang dikemukakan di bawah ini: 1) S.Nasution motivasi adalah usaha untuk menyediakan kondisikondisi sehingga anak itu mau dan ingin melakukan sesuatu23 2) M.Ngalim purwanto mengemukakan motivasi adalah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk bertindak melakukan sesuatu.24 3) Dr.I.L Pasaribu dan simanjutak, bahwa motivasi adalah suatu tenaga (dorongan,alasan, kemauan) dari alam yang menyebabkan kita berbuat atau bertindak yang mana tindakan itu di arahkan tujuan tertentu25 Menurut Slameto belajar adalah suatu proses usaha yang di lakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan.26
22
S. Wojowasito dan W.J.S. Poerwadarminto, Kamus Lengkap Inggris-Indonesia (Bandung:Hasta, 1989), hlm.19 23 S. Nasution, Didaktik Asas-asas Mengajar,(Jakarta:Bumi Aksara, 2000),Cet II, hlm. 73 24 M, Ngalim purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1985), tnp hlm. 25 IL, Pasribu dan simanjutak, Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Tarsito,1983), hlm. 50 26 Slameto, Belajar dan Factor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), hlm. 2
35
Dalam hadits disebutkan:
(رواه ابى داود.ِعلًَ سَا ِئ ِز ا ْلكَىَاكِب َ ل الْ َق َمزِ لَ ْيلَ َة الْبَ ْد ِر ِض ْ َعلًَ ا ْلعَابِ ِد كَف َ ل ا ْلعَالِ ِم ُض ْ َف (والتزمذي والنسائً وابن ماجة عن ابً الدردا Artinya: “Kelebihan orang yang berilmu dari orang yang beribadah (yang bodoh) bagaikan kelebihan bulan pada malam purnama dan semua bintang-bintang yang lain.” (Diriwayatkan oleh Abu Dawud, At-Tirmidzi, An-Nasa’i, dan Ibnu Majah dari Abu Darda).27 Dalam hadits-hadits ini sangat jelas sekali memberikan motivasi kepada manusia bahkan mewajibkan kepada tiap-tiap muslim baik laki-laki maupun perempuan untuk selalu belajar dan menuntut ilmu dan kedudukan orang yang berilmu itu melebihi daripada orang yang beribadah (yang bodoh) yang tanpa ilmu pengetahuan bagaikan bulan di antara bintang-bintang.
b. Fungsi Motivasi Belajar Perlu di tegaskan, bahwa motivasi bertalian dengan suatu tujuan, ada dua pendekatan yang biasa di pakai untuk meninjau dan memahami motivasi yaitu: 1) Motivasi sebagai suatu proses pengetahuan tentang proses ini dapat membantu guru menjelaskan tingkah laku yang di amati dan meramalkan tingkah laku orang lain. 2) Menentukan ciri-ciri proses ini berdasarkan petunjuk-petunjuk tingkah laku seseorang, petunjuk-petunjuk dapat di percaya apabila tampak kegunaannya. Sehubungan dengan hal tersebut di atas ada tiga fungsi motivasi.28
27 28
Muhammad Abu Bakar, Hadits Tarbiyah 1, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1995). hlm. 34 Sardiman AM, Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar, ( Jakarta: Rajawali ,1986).
36
1) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan di kerjakan. 2) Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak di capai. demikian dengan motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus di kerjakan sesuai dengan rumus tujuannya. 3) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbutan apa yang harus di kerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan-menyisihkan
perbuatan-perbuatan
yang
tidak
bermanfaat bagi tujuan tersebut. Di samping itu, ada juga fungsi-fungsi lain. Motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha karena adanya motivasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik. Dengan kata lain bahwa dengan adanya usaha yang tekun dan terutama di dasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar tersebut akan melahirkan prestasi yang baik. Intensitas motivasi siswa akan menentukan tingkat pencapian prestasi belajar29 Belajar merupakan kegiatan inti yang dilakukan peserta didik di sekolah, sebab semua usaha di sekolah diperuntukan bagi keberhasilan proses belajar bagi setiap peserta didik yang sedang belajar di sekolah. Guru pembimbing mempunyai tugas untuk memberikan layanan pembelajaran kepada peserta didik dalam membantu mengembangkan diri, sikap dan kebiasaan belajar yang baik
untuk
menguasai
pengetahuan
dan
keterampilan
serta
menyiapkan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Kesulitan belajar merupakan suatu kondisi tertentu yang ditandai
dengan
adanya
hambatan-hambatan
dalam
kegiatan
mencapai suatu tujuan, sehingga memerlukan usaha yang lebih keras lagi untuk dapat mengatasinya. Kesulitan belajar dapat diartikan
29
Ibid, hlm85
37
sebagai suatu kondisi dalam proses belajar yang di tandai oleh adanya hambatan-hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar. Pengertian kesulitan belajar mempunyai pengertian yang sangat luas, termasuk pengertian seperti; “learning disorder”, “learning disabilities”, “ learning disfunction”, “under achiever”, “slow learner”. Learning disorder atau kekacauan belajar adalah keadaan dimana proses belajar seseorang terganggu karena timbulnya respon yang bertentangan. Learning disabilities atau ketidak mampuan belajar adalah mengacu kepada gejala dimana anak tidak mampu belajar atau menghindari belajar, sehingga hasil belajar yang dicapai berada dibawah potensi intelektualnya. Learning disfunction mengacu kepada gejala dimana proses belajar tidak berfungsi dengan baik, meskipun sebenarnya anak tidak menunjukkan adanya sub normalitas mental, gangguan alat indra atau gangguan psikologis lainnya. Underachiever adalah mengacu kepada anak-anak yang memiliki tingkat potensi intelektual yang tergolong di atas normal, tetapi prestasi belajarnya rendah. Slow learner atau lambat belajar adalah anak-anak yang lambat dalam proses belajarnya, sehingga ia membutuhkan waktu yang lama dibandingkan dengan sekelompok anak lain yang memiliki taraf potensi intelektual yang sama.30 c. Gejala Kesulitan Belajar Peserta Didik Sudah menjadi harapan setiap pendidik, agar peserta didiknya dapat mencapai hasil belajar yang sebaik-baiknya sesuai dengan tujuan yang telah digariskan dalam proses belajar mengajar di sekolah. Namun banyak peserta didik yang menunjukkan tidak dapat mencapai hasil belajar sebagaimana yang diharapkan oleh para pendidiknya. Dalam proses belajar mengajar guru atau pendidik sering menghadapi masalah peserta didik yang tidak dapat mengikuti 30
Sitti Hartinah, Konsep Dasar Bimbingan dan Konseling Belajar, ( Tegal : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, 2008 ), hlm 2-3
38
pelajaran dengan lancar, ada peserta didik yang memperoleh prestasi belajar yang rendah, meskipun telah diusahakan untuk belajar dengan sebaik-baiknya, dan lain sebagainya. Dalam hal menghadapi peserta didik yang mengalami kesulitan dalam belajar, pemahaman yang utuh dari guru tentang kesulitan belajar yang dialami oleh peserta didiknya, merupakan dasar dalam usaha memberikan bantuan dan bimbingan yang tepat.31 Menurut Moh. Surya, ada beberapa ciri tingkah laku dari gejala kesulitan belajar, antara lain : 1) Menunjukkan hasil belajar yang rendah 2) Hasil yang dicapai tidak sesuai dengan usaha yang dilakukan. 3) Lambat dalam melakukan tugas-tugas kegiatan belajar, ia selalu tertinggal dari kawan-kawannya dalam menyesuaikan tugas dengan waktu yang tersedia. 4) Menunjukkan sikap-sikap yang kurang wajar, seperti acuh tak acuh, menentang, berpura-pura dan sebagainya. 5) Menunjukkan tingkah laku yang berkelebihan, seperti membolos, datang
terlambat,
tidak
mengerjakan
pekerjaan
rumah,
memganggu di dalam dan di luar kelas, tidak mau mencatat pelajaran, mengasingkan diri, tidak mau kerja sama. 6) Menunjukkan gejala emosional yang kurang wajar, seperti pemurung, mudah tersinggung, pemarah. Dari apa yang dikemukakan di atas dapat dipahami adanya beberapa gejala kesulitan belajar yang dialami oleh para peserta didik. Dari gejala- gejala tersebut diharapkan pendidik atau guru dapat memahami dan mengidentifikasi mana peserta didik yang mengalami kesulitan belajar dan mana pula yang tidak.32
31
32
Hallen, Bimbingan dan Konseling, ( Jakarta : Ciputat Pers, 2002 ), hlm 128 Ibid., hlm 129
39
d. Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Didik Faktor-faktor penyebab kesulitan belajar dapat digolongkan ke dalam dua golongan, yaitu : 1) Faktor Intern ( faktor dari dalam diri manusia itu sendiri ) yang meliputi : Faktor yang menyangkut seluruh diri pribadi, termasuk fisik maupun mental yang ikut menentukan berhasil atau tidaknya seorang belajar. Dalam belajar tidak hanya menyangkut segi intelek, tetapi juga menyangkut segi mental. Kesehatan mental dan ketenangan emosional akan menimbulkan hasil belajar yang membawa harga diri seseorang. Adapun faktor intern yang di sebabkan bersifat fisik adalah bersifat psikomotorik yang mana rendahnya kapasitas intelektual siswa yang di sebabkan karena sakit, sehingga saraf sensoris dan motorisnya lemah, akibatnya rangsangan yang diterima melalui inderanya tidak dapat di teruskan ke otak.33 2) Faktor psikologi Faktor yang disebabkan psikologi adalah bersifat rohani yang mana belajar memerlukan kesiapan rohani, ketenangan dengan baik. Jika hal seperti yang diatas tidak ada pada diri peserta didik maka belajar sulit dapat masuk. Adapun faktor rohani meliputi : a. Intelegensi, anak yang IQ nya tinggi dapat menyelesaikan segala persoalan yang dihadapi. Anak yang normal (90-110) dapat menamatkan SD tepat pada waktunya. Mereka yang IQ nya (110-140 ) dapat digolongkan cerdas, 140 ke atas tergolong jenius. Sedangkan mereka yang mempunyai IQ kurang dari 90 tergolong lemah mental, anak ini lah yang layak mengalami kesulitan belajar.
33
Sitti Hartinah, op.cit., hlm19-18
40
b. Bakat adalah potensi atau kecakapan dasar yang di bawa sejak lahir. c. Minat, tidak ada minat seorang anak terhadap pelajaran akan timbul kesulitan belajar. Belajar yang tidak ada minatnya mungkin tidak sesuai
dengan bakatnya, tidak sesuai dengan
kebutuhan, tidak sesuai dengan kecakapan. d. Motivasi, motivasi sebagai faktor inner (batin) berfungsi menimbulkan, mendasari, mengarahkan perbuatan belajar.34 3) Faktor Ekstern ( faktor dari luar manusia ) a. Faktor-faktor non sosial Faktor yang bersumber dari luar individu yang bersangkutan, misalnya; faktor sekolah, faktor alat, kondisi gedung, kurikulum, waktu sekolah dan disiplin kurang b.
Faktor-faktor sosial Faktor yang disebabkan keadaan yang datang dari luar diri peserta didik. Seperti; faktor keluarga, walaupun keluarga merupakan pusat pendidikan pertama dan paling utama akan tetapi dapat juga sebagai faktor penyebab kesulitan belajar. yang termasuk faktor ini adalah orang tua, karena orang tua mempunyai peran penting dalam pengembangan potensi anak, jika orang tuanya acuh tak acuh, tidak memperhatikan kemauan belajar anak-anaknya, akan menjadi penyebab kesulitan belajarnya.35 Perlu ditegaskan bahwa dalam kamus pendidikan, Smith menambahkan disamping faktor tersebut diatas terdapat faktor lain antara lain sebagai berikut; yaitu faktor metode belajar dan belajar masalah sosial dan emosional, intelektual, dan mental.
34 35
Ibid., hlm 20 Ibid., hlm 22
41
B. Kerangka Teoritik Sebagaimana yang telah di bahas bahwa bimbingan dan konseling adalah bantuan yang diberikan kepada peserta didik dalam rangka upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan dan merencanakan masa depan. Pengertian tersebut telah secara langsung memuat pengertian dan tujuan pokok bimbingan dan konseling di sekolah. Bimbingan dan konseling merupakan layanan yang di tentukan dengan pengukuran dan penilaian secara bulat dari 4 aspek pelaksanaan yaitu bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar,dan bimbingan karier. Pengertian ini yang dimaksud adalah keikut sertaan secara aktif di dalam kegiatan membantu peserta didik untuk mengatasi gejala-gejala yang tampak menghambat dalam proses menerima pelajaran. Sehingga dapat tercapainya kemampuan mengaktualisasikan (mewujudkan) dirinya di tengahtengah masyarakat sesuai dengan potensi yang ada pada dirinya, kematangan mental dan kecakapan intektual peserta didik meliputi kecerdasan umum, bakat, kecakapan ranah cipta yang diperoleh lewat pengalaman belajar. Penulisan dan penelitian tentang bimbingan dan konseling bukanlah hal yang baru, dan sudah banyak dilakukan oleh banyak orang atau peneliti, baik yang berupa skripsi, disertasi, dan juga tulisan ilmiah lainnya. Kajian pustaka di sini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan membantu pembahasan penelitian, kajian pustaka yang mencakup tentang hubungan layanan bimbingan dan konseling dengan tingkat motivasi belajar peserta didik antara lain : Pengaruh motivasi belajar terhadap kedisiplinan santri di psantren putri al-amin Kec. Mranggen Kab.Demak.” di susun oleh Yulidatu Qoiriyah36 skripsi ini membahas tentang motifasi belajar peserta didik dan kedisiplinan, Dalam skripsi ini penulis banyak mengulas tentang motifasi belajar dan kedisiplinan peserta didik ,tetapi skripsi tersebut sangat membantu peneliti 36
Yulidatul Qoriah (319943), pengaruh motifasi belajar terhdap kedisiplinan santri alamien kec. Mranggen kab. Demak, (semarang:fakultas Tarbiyah, 2003)
42
dalam skripsi yang akan peneliri kaji
sangat membantu dalam aspek
bimbingan konseling untuk mengetahui tingkat motivasi belajar peserta didik di SMP Islam Hidayatullah Semarang. Skripsi yang berjudul hubunan layanan bimbingan dan konseling dengan kemampuan mengatasi kesulitan belajar peserta didik di SMP Islam Hidayatullah semarang Tahun pelajaran 2009/2010, yang di susun oleh Arif Hidayat.37 Dalam skrispsi ini penulis banyak mengulas tentang kesulitan peserta didik dalam mengatasi belajar waluapun hanya membahas tentang prestasi siswa tapi skripsi tersebut sangat membantu dalam melakukan penelitian terhadap kedisiplinan peserta didik. Ada kesamaan obyek penelitian yaitu tentang kedisiplinan motivasi belajar sama kesulitan belajar, penekanannya adalah bagaimana motivasi siswa belajar disiplin serta kesulitan belajar, adapun penelitian yang hendak di teliti mencakup hubungan layanan bimbingan konseling terhadap motivasi belajar peserta didik di SMP islam hidayatulah semarang.
C. Rumusan Hipotesis Dalam penelitian ini penulis mengajukan hipotesis “Terdapat pengaruh antara layanan bimbingan dan konseling dengan motivasi belajar di SMP Hidayatullah.
37
Arif Hidayat (3105042), Hubungan Bimbingan dan Konseling Dengan Kemampuan Mengatasi Kesulitan Belajar Peserta Didik Di SMP Islam Hidayatullah.(Semarang: Fakultas Tarbiyah, 2005)
43
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei atau peninjauan secara langsung pada lokasi penelitian untuk memperoleh data sehubungan dengan pelaksanaan bimbingan
dan konseling
terhadap
memotivasi belajar peserta didik yang sedang di teliti oleh peneliti dengan menggunakan rumus regresi sederhana Adapun teknik regresi sederhana digunakan untuk menentukan hubungan antara dua variabel. Dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui ada atau tidak adanya pengaruh antara pelaksanaan bimbingan dan konseling terhadap motivasi belajara peserta didik. B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama 27 hari, yaitu di mulai dari tanggal 02 februari 2011 dan berakhir pada tanggal 28 februari 2011. Adapun lokasi yang menjadi objek penelitian adalah SMP Islam Hidayatullah Semarang yang berlokasi di daerah Banyumanik, tepatnya di Jl. Durian Selatan I No 6 Srondol Banyumanik, kodia Semarang C. Populasi Penelitian Populasi adalah seluruh peserta didik
yang dimaksudkan untuk
diselidiki. Populasi merupakan batasan sejumlah objek atau individu yang paling sedikit mempunyai sifat sama.38 Pengertian populasi dalam hal penelitian ini adalah merupakan subjek yang akan dipergunakan sebagai sasaran penelitian, dalam hal ini yang dimaksud adalah semua siswa kelas VII, SMP Islam Hidayatullah Semarang tahun ajaran 2011 yaitu:
38
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta : Rineka Cipta, 1992 ), hlm 108
44
Tabel .I. Populasi Penelitian No
KELAS
RUANG
JUMLAH
1
VIII
MUSLIM
24
2
VIII
ABU DAWUD
24
3
VIII
ASMA’
26
4
VIII
HAFSHAH
25
Jumlah
99
D. Variabel Penelitian dan Indikator Penelitian Variabel penelitian dapat diartikan sebagai gejala bervariasi, yang menjadi objek penelitian. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel bebas atau variabel independent dan variabel terikat atau variabel dependent. a. Variabel bebas atau variabel independent Variabel bebas atau variabel independent adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependent.39 Pada variabel ini yang berperan memberikan pengaruh motivasi adalah pelaksanaan bimbingan dan konseling dengan indikator: Tabel .II. Variabel Bimbingan Konseling No
Sub variabel
Indikator
1
Menemukan bakat peserta didik
Bakat
2
Ketekunan dan tingkat usaha peserta didik Usaha belajar dalam menguasai pelajaran
3
Memberikan dorongan kegiatan belajar
Dorongan belajar
4
Memberikan pelajaran tambahan
Pelajaran
5
Melakukan bimbingan kelompok belajar
Bimbimngan kelompok
39
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatf R dan D, (Bandung: Alfabeta, 2006, Cet 2 ), hlm 43
45
b. Variabel Terikat atau Variabel Dependent Variabel terikat adalah variabel penelitian yang diukur atau dipengaruhi untuk mengetahui besarnya efek atau pengaruh variabel lain. Besar efek tersebut diamati dari ada atau tidak adanya, timbul-hilangnya yang tampak sebagai akibat perubahan pada variabel lain.40 Jadi pada variabel ini yang dipengaruhi adalah kemampuan siswa dalam memotivasi belajar dengan indikator: Tabel .III. Variabel Motivasi Belajar No
Sub variabel
Indikator
1
Menemukan kepribadian sendiri
2
Dapat
menyesuaikan
diri
Kepribadian sendiri dengan Lingkungan
lingkungan 3
Merencanakan masa depan
4
Keaktifan mengungkapkan dan mencari Keaktifan
5
Masa depan
pemecahan
pendapat
Mampu menyelesaikan masalah sendiri
Masalah pribadi
mengungkapkan
E. Pengumpulan Data Penelitian Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian, pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber. Adapun pengumpulan data yang peneliti gunakan adalah angket. 1. Teknik Angket Kuesioner atau angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.41 Dengan demikian angket dimaksudkan sebagai suatu daftar pertanyaan untuk memperoleh data berupa jawaban-jawaban dari responden.
40
Saifuddin Azwar, Metode Penelitian, ( Yogyakarta : Pustaka Pelajar 1998 Cer 1 ) , hlm
41
Sugiyono, op. cit., hlm 158
62
46
Tujuan angket ini adalah untuk memperoleh informasi yang relevan dengan tujuan penelitian serta memperoleh informasi yang reliabel dan valid. Dalam hal ini, peneliti menentukan penggunaan angket skala psikologis yang digunakan untuk mencari data tentang pelaksanaan bimbingan dan konseling juga motivasi belajar peserta didik di SMP Islam Hidayatullah Semarang tahun ajaran 2011. Dalam variabel Independen hubungan pelaksanaan bimbingan dan konseling meliputi : bantuan yang diberikan kepada setiap individu, baik yang mempunyai masalah atau tidak mempunyai masalah. Sedangkan dalam variabel dependen kemampuan peserta didik untuk memotivasi belajar yaitu : kemampuan mendorong kegiatan belajar dalam menguasai pelajaran, bagaimana mengatasi kemungkinan-kemungkinan timbulnya kesulitan motivasi. Metode ini digunakan karena pertimbangan waktu, tenaga dan biaya disamping itu objek yang diteliti akan lebih mudah memberikan jawaban sesuai dengan keadaan peserta didiik karena soal-soal yang diberikan ke responden sifatnya pertanyaan tertutup, sehingga data dan pribadi responden di rahasiakan. Adapun kisi-kisi soal yang di berikan oleh peserta didik sebagai berikut :
Jumlah
Nomor
item
Soal
2
1-2
2
3-4
2
5-6
4. Memberikan pelajaran tambahan.
2
7-8
5. Memberikan bimbingan
2
9-10
Variabel
Indikator 1. Menemukan bakat
peserta
didik. 2. Ketekunan dan tingkat usaha peserta didik dalam menguasai Bimbingan
pelajaran.
Konseling 3. Memberikan dorongan kegiatan belajar.
47
kelompok belajar. 1. Menemukan
2
1-2
2
3-4
3. Merencanakan masa depan.
2
5-6
4. Keaktifan mengungkapkan
2
7-8
5. Menyelesaikan masalah sendiri.
2
9-10
kepribadian sendiri. 2. Dapat menyesuaikan diri dengan Tingkat motivasi
lingkungan.
2. Teknik observasi Metode observasi dapat diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian.42 Dalam teknik observasi, peneliti menggunakan teknik observasi terstruktur dalam artinya observasi yang telah dirancang secara sistematis, tentang apa yang akan diamati, kapan dan dimana tempatnya. 3. Teknik dokumentasi Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku-buku, majalah, agenda dan sebagainya.43 Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang keadaan umum SLTP islam HIdayatullah Semarang, struktur organisasi, sarana dan prasarana yang didokumentasikan dan dapat melengkapi data yang diperlukan. 4. Teknik pengumpulan data Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian, pengumpulan
42
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta : Rineka Cipta, 2000 ), hlm 158 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, ( Jakarta : Rinneka Cipta, 1993 ), ed II, hlm 202 43
48
data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber. Adapun pengumpulan data yang peneliti gunakan adalah angket.
F. Analisis Data Penelitian 1. Analisis pendahuluan Dalam analisa pendahuluan digunakan untuk mengubah data kualitatif ke dalam data kuantitatif untuk memudahkan perhitunan dalam memahami data yang ada dalam data selanjutnya. Adapun langkahlangkah yang diambil untuk mengubah data tersebut adalah dari angket yang terdiri dari 20 soal untuk masing-masing variabel. Dengan penggunaan skala likert (walaupun sebenarnya skala likert sendiri bukan merupakan skala, melainkan suatu cara yang lebih sistematis untuk memberikan skor pada indeks), yakni dengan cara setiap responden diberikan empat alternatif jawaban yang kemudian memberikan nilai kuantitatif pada setiap alternatif jawaban denagn ketentuan sebagai berikut a. Alternatif jawaban SS dengan bobot nilai 4 b. Alternatif jawaban S dengan bobot nilai 3 c. Alternatif jawaban TS dengan bobot nilai 2 d. Alternatif jawaban STS dengan bobot nilai 1 Kemudian nilai setiap pertanyaan dijumlahkan untuk mendapatkan nilai total, dan selanjutnya niali total tersebut dijadikan indicator gejala yagn akan diukur.44 2. Analisis lanjutan Setelah data terkumpul dari proses pengumpulan data, selanjutnya data dianalisa dengan menggunakan analisis statistik deskriptif. Untuk mengetahui hubungan bmbingan dan konseling dengan kemampuan mengatasi kesulitan belajar peserta didik di SMP Islam Hidayatullah Semarang, dengan menggunakan rumus regresi satu prediktor dengan beberapa tahapan sebagai berikut : 44
Koentjaraningrat, Metode-metode Penelitian Masyarakat, (Jakarta : Gremedia Pustaka Umum, 1997), hlm 3
49
a. Mencari persamaan garis regresi satu predictor x dan kriterium y ke dalam rumus skor deviasi dengan rumus45 : 𝒀=a+bX
Keterangan : 𝑌 =Nilai yang di prediksikan a
= konstanta atau nilai harga X = 0
b
= koefisien regresi
X = Nilai variabel independen
b. Mencari koefisiensi korelasi antara predictor x dan y dengan menggunakan teknik korelasi product moment tangkar dari pearson, dengan menggunakan rumus umum tanpa menghitung stanar deviasi : X 1) X N
2
Y Y N 2)
2
2
2
3)
XY
rxy =
X Y N
xy x y 2
2
Keterangan :
45
rxy
: Angka indeks korelasi “ r “ product moment
∑x 2
: Jumlah deviasi skor x setelah terlebih dulu di kuadratkan
∑y 2
: Jumlah deviasi skor y setelah terlebih dulu di kuadratkan
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, ( Bandung : Alfabeta, 2006 ), hlm 211-212
50
∑xy
: Jumlah hasil perkalian antara skor x dan y
N
: Jumlah subjek uji coba.46
c. Untuk mencari nilai bilangan harga F garis regresi untuk menentukan signifikan atau tidaknya dengan rumus : F
reg
RK reg RK res
Keterangan : F reg
= Harga bilangan F untuk garis regresi
RK reg
= Rerataa kuadrat garis regresi
RK res
= Rerata kuadrat garis residu
Setelah diperoleh nilai rxy lalu dikonsultasikan ke tabel nilai “r” dengan dua alternatif : a) Jika r xy lebih besar dari r t 5% atau 1% berarti signifikan dengan hipotesis diterima b) Jika r xy lebih kecil dari r t 5% atau 1% berarti non-signifikan dengan hipotesis ditolak.
46
Anas sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, ( Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2004 ), Cet 14, hlm 204s
51
BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data Hasil Penelitian 1. Gambaran umum SLTP Islam Hidayatullah Semarang a. Profil SLTP Islam Hidayatullah47 SLTP Islam Hidayatullah Semarang merupakan salah satu lembaga pendidikan menengah yang bernuansakan Islam di kota Semarang yang memiliki peran pada masa datang dalam rangka mempersiapkan generasi muda yang beriman, berilmu, cerdas, jujur, dan bertanggung jawab. Pada awalnya SLTP Islam Hidayatullah menggunakan kurikulum 1994 yang berisi tentang daftar mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik untuk menyelesaikan studinya. Namun berdasarkan surat edaran kepala kantor Departemen Agama Jateng No. Wk / 5. a / PP.00 / 2004 pada tanggal 14 April 2004 berubah menggunakan Kurikulum
Berbasis
Kompetensi
(KBK)
mulai
ajaran
tahun
2004/2005, dan belum lama masa penggunaan kurikulum tersebut, oleh pemerintah di ganti dengan kurikulum baru yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang pelaksanaannya telah disesuaikan dengan kurikulum di SLTP Islam Hidayatullah. b. Profil bimbingan dan konseling SLTP Islam hidayatullah semarang Visi
: Optimalisasi potensi setiap siswa berjalan dengan tugas perkembangannya.
MISI
: Menjadi urut yang kredibel untuk mengoptimalkan potensi siswa sejalan dengan tugas perkembangannya dengan prinsip layanan tepat dan santun.
47
Wawancara dengan muhammad Nuh selaku kepala sekolah SMP islam hidayatullah Semarang tanggal 3februari 2011
52
Target
:
1) Membantu sekolah mendapatkan informasi mengenai profil kepribadian siswa baru. 2) Membantu sekolah menyiapkan siswa baru dan lanjutan (kelas VIII dan IX) yang masuk memiliki kesiapan dan motivasi belajar yang baik. 3) Membantu sekolah menjamin siswa baru dan lanjutan (kelas VIII dan IX) yang masuk memiliki perilaku yang berakar pada budaya sekolah yang islami. 4) Membantu sekolah mengoptimalkan perkembangan potensi siswa (yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik sejalan dengan perkembangannya) dengan baik. 5) Menjadi patner bagi guru dan orang tua dalam mengoptimalkan perkembangan psikologis anak. 6) Membantu sekolah mengembangkan kemandirian siswa di bidang pribadi, sosial, dan karir. 7) Memiliki berbagai data dan informasi perkembangan siswa. 2. Struktur organisasi sekolah48
STRUKTUR ORGANISASI SEKOLAH KEPALA SEKOLAH Tata Usaha Wa. Kepsek Kurikulum
Wali Kelas
Teknisi
Laboratorium
Media Pendidikan
48
Koordinator Mata Pelajaran Documen tasi power poin tanggal 6 februari 2011 Guru Mata Pelajaran Guru Pembimbing Garis Komando
Garis Koordinasi
Kesiswaan
Sar-Pras
Humnas
Pustakawan
53
3. Sarana dan prasarana49 a. Bangunan gedung 1) Ruang belajar 2) Ruang perpustakaan 3) Ruang Laboratorium 4) Ruang keterampilan 5) Lapangan olah raga 6) Ruang UKS/PMR 7) Ruang BK 8) Ruang kepala sekolah 9) Ruang guru 10) Ruang koperasi 11) Ruang tata usaha 12) Ruang jaga/ Pos Keamanan 13) Kamar mandi dan kamar kecil b. Perpustakaan 1) Buku/koleksi sesuai kebutuhan peserta didik 2) Meja dan kursi pengelola 3) Tempat penitipan 4) Tempat sampah 5) Papan pengumuman 6) Ruang baca yang nyaman dan cukup terang c. Laboratorium 1) Alat-alat laboratorium 2) Kotak P3K 3) Alat pemadam kebakaran 4) Kursi dan meja pengelola 5) Tempat pengumuman 6) Tempat penitipan barang 49
Observasi Tanggal 8 februari 2011
54
4. Keadaan guru dan siswa a. Keadaan guru Suatu lembaga pendidikan dapat di katakan sebagai lembaga pendidikan apabila mempunyai dua unsur pokok dalam proses pendidikan dan pengajaran, yaitu pendidikan peserta didik. Adapun tenaga pengajar di SMP Islam Hidayatullah Semarang berjumlah orang14 guru Tenaga pengajaran smp islam hidayatullah semarang adalah lulusan dari IAIN WS, IKIP, UNDIP, UNNES, UNAKI. Hal ini sangat mendukung keberhasilan proses belajar mengajar, karena para pendidiknya punya bekal yang cukup dan sesuai dengan bidangnya masing-masing. b. Keadaan peserta didik Peserta didik yang mendaftar di SMP Islam Hidayatullah semarang berasal dari berbagai daerah antara lain daerah Srondol, Ungaran, maupun Banyumanik sendiri.50 Adapun jumlah keseluruhan dari kelas VIII adalah 99
5. Pelaksanaan bimbingan dan konseling di SMP Islam Hidayatullah Pelaksanaan bimbingan dan konseling merupakan kegiatan yang bersumber pada kehidupan manusia. Kenyataan menunjukkan bahwa manusia di dalam kehidupan sering menghadapi persoalan-persoalan yang silih berganti. Hal ini juga terjadi pada peserta didik SMP Islam hidayatullah semarang yang mana dalam pelaksanaan bimbingan konseling guru bimbingan menangani peserta didik yang sedang memiliki masalah baik pribadi maupun pelajaran. Uraian tugas dan tanggung jawab bimbingan dan konseling yaitu: a. Bimbingan dan konseling membantu kepala sekolah dalam kegiatan sebagai berikut: 50
Wawancara dengan muhammad Nuh selaku kepala sekolah SMP Islam Hidayatullah Semarang dan documentasi tanggal 9 februari 2011
55
b. Penyusunan program dan pelaksanaan bimbingan dan konseling. c. Assessment calon siswa SMP Islam Hidayatullah. d. Koordinasi dengan wali kelas dalam rangka mengatasi masalahmasalah yang dihadapi siswa. e. Memberikan layanan bimbingan konseling kepada siswa. f. Mengadakan penilaian atau evaluasi pelaksanaan bimbingan konseling. g. Menyusun laporan pelaksanaan bimbingan konseling. h. Memberikan bimbingan studi lanjut dengan tepat. Adapun pengaruh dari layanan bimbingan dan konseling dengan motivasi belajar adalah: 1. Guru mendatangi di kelas untuk mengidintifikasi masalah anak 2. Guru memberikan waktu untuk berkonsultasi tentang masalah yang di hadapi anak 3. Guru mengamati kegiatan yang di lakukan siswa dan bertindak seolaholah sebagai penonton sambil mencatat peristiwa-peristiwa yang di amati B. Pengujian Hipotesis Setelah diketahui nilai hubungan pelaksanaan bimbingan dan konseling terhadap tingkat motivasi
belajar peserta didik, dimana nilai
hubungan pelaksanaan bimbingan dan konseling sebagai variabel X dan motivasi belajar peserta didik sebagai variabel Y, maka untuk mengetahui seberapa hubungan pelaksanaan bimbingan dan konseling dengan motivasi belajar didik, penelitian dengan menggunakan regresi sederhana. Sebelum sampai pada pengolahan data, terlebih dahulu peneliti kemukakan data mentah hubungan pelaksanaan bimbingan dan konseling dengan motivasi belajar peserta didik.
56
NO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
NAMA ADI ANDHIKA DIMANA ADITYA SURYA PANGESTU ADITYA ZULFIKAR FIRDHA ALDHO PRIYO WIBISONO ALDINO BAYU RACHMAT ANTYO ANUNG ANINDITO DICKY FIRMANSYAH FAUZI MUHAMMAD HANIF GALIH DWI WICAKSONO IMAN PRADANA FIFNI K. KEVIN SHIDDIQY AZKA M WAHYU SETYA AJI MOCHAMMAD SYUKRON N. MOCHAMMAD FAIK P. MUCHAMMAD MUCHDHOR MUHAMMAD NUGRAHA AJI NUGRAHASTO PRIHADI U. RAMA RIZQI YUDHANTA E. RINANDA ASRIAN ILMANTA RIZKY EGGY SYAH PUTRA ROFIF ZAINUL MUTTAQIN RYAN RAHARDIAN CAHYA ZULFAN MUSAFA BAGAS ALAN BUDI PRAKOSO ABDULLAH SYARIF ADNAN MARTADININGRAT S. ANANSYAH VEBRIANTO BAGAS HIMAWAN WIRATIKTA DESEVAN DIDAR SURYA NEGARA DHARMAWAN BAGUS SAPUTRA DIMAS RIEZKI FIRMANSYAH ELDWIN MAULANA IRFAN FARIZ MUHAMMAD R. KRISTIANTO TRICAHYA P. LUTFIAN ARYA DIPA MUHAMMAD FIRMANSYAH M. KHAIRULLAHHARTO MUSAYEH ACHMAD HAYKAL
X 26 31 26 26 30 30 30 24 28 27 27 26 31 26 29 32 30 34 26 30 29 28 31 28 27 30 29 28 25 24 23 29 28 28 33 26 27 30
Y 30 29 27 30 30 30 30 25 28 31 33 30 31 30 30 29 35 29 31 31 31 35 35 32 27 30 29 28 25 24 23 29 28 35 33 30 24 30
XY 780 899 702 780 900 900 900 600 784 837 891 780 961 780 870 928 1050 986 806 930 899 980 1085 896 729 900 841 784 625 576 529 841 784 980 1089 780 648 900
X2 676 961 676 676 900 900 900 576 784 729 729 676 961 676 841 1024 900 1156 676 900 841 784 961 784 729 900 841 784 625 576 529 841 784 784 1089 676 729 900
Y2 900 841 729 900 900 900 900 625 784 961 1089 900 961 900 900 841 1225 841 961 961 961 1225 1225 1024 729 900 841 784 625 576 529 841 784 1225 1089 900 576 900
57
39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77
NAUFAL ANDRI MAHENDRA NURINDRA EKA PUTRA OKTOVANI AL GHIFARI P. PRASETYO ILHAM IBRAHIM PUTRA FISABIL MUHAMMAD RADYA GERALDI RAKA SUKMA BRAMANTYA RASYHAN MIRZA EL M. RISRIKY MITRA FATH RIVARDY OKKA BINTANG R. AHMAD FAISHAL KHAIRULLAH DIAS MAREDA HILMANAUFA MAULANA HUSEIN NABIL MURSYID HASAN MUSTAFA RADITYA CAHYO NUGROHO RAGIL PRAMUDYANTO YUSRIL SUDIRO ABDUL MANAF A MADE DEA RONA ALMAS ANITA MEILAWATI ARTISA RIZKI JENIUSA ASTRID PRISCILLIA AZKA KHOIRUNNISA DARA RAHISYA SURYA DHIVA CAEZARA RIZKY S. DIENI NUR HIKMAH ELVARIESTA FIRMENING DYAH IQLIMA BAHRUNNAJAH KINTAN AYLA DIANDRA KURNIANI PANJI R. MAHARANI KHARISMA W. NURUL HARDIYANTI PUTRI D. TRIANA ZULFA ARDIYANI VERA YULINIA ANGGRAENI DIRA DEVIRA ADZKIA ZAKIYYATUN NISA AINA' AL MARDHIYAH ANINDA RISQI RAHMAWATI ANISA SETIA PRATIWI
28 26 29 24 29 25 31 27 28 26 27 28 27 29 28 29 30 33 30 24 30 26 29 32 26 30 32 33 28 28 27 26 26 31 39 28 32 31 22
28 33 29 31 27 28 33 24 31 31 28 29 27 29 28 29 30 33 30 24 30 26 29 32 26 30 32 33 28 28 27 26 26 31 39 28 32 31 22
784 858 841 744 783 700 1023 648 868 806 756 812 729 841 784 841 900 1089 900 576 900 676 841 1024 676 900 1024 1089 784 784 729 676 676 961 1521 784 1024 961 484
784 676 841 576 841 625 961 729 784 676 729 784 729 841 784 841 900 1089 900 576 900 676 841 1024 676 900 1024 1089 784 784 729 676 676 961 1521 784 1024 961 484
784 1089 841 961 729 784 1089 576 961 961 784 841 729 841 784 841 900 1089 900 576 900 676 841 1024 676 900 1024 1089 784 784 729 676 676 961 1521 784 1024 961 484
58
78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99
BELLA YULIANA L. BINA ARIEFINA EFFENDI DARA AYU NOVEANA S. DEWI ARINI DINDA PUTRI KLARITA D. ESSY NURRIFTA ISMA FADHILA AYU SEKARANI FAJRIN AINNU ZULFA FARAH KEMALA PRATI D. LARASATI DITA ARDINA MAHARANI WISNU PUTRI MUNA KHANSA NABILA NABELLA DESTIANA RAHMA NANDA AYU PRAMONO NONIKA INGGIHARTI NUR LATIFAH RAHMATUL HAQIQI RISTYANNA INDRASWIDYAR SHADILLAH ILHAMI REZQI H. SILMI MUTIA YUSINTA SEKAR A. ZELYA OKTAVIA C. JUMLAH
32 30 27 29 32 30 27 25 26 30 30 25 29 33 28 28 34 29 29 29 27 25 2820
32 30 27 29 32 30 27 23 32 30 27 26 28 33 26 29 33 30 31 31 29 30 2910
1024 900 729 841 1024 900 729 575 832 900 810 650 812 1089 728 812 1122 870 899 899 783 750 83405
1024 900 729 841 1024 900 729 625 676 900 900 625 841 1089 784 784 1156 841 841 841 729 625 81058
1. Regresi linier sederhana a. Persamaan regresi linier sederhana Berdasarkan
data
yang
diperoleh,
kemudian
dilakukan
perhitungan analisis regresi linier sederhana. Rumus umum persamaan regresi linier sederhana adalah 𝑌 = a + bx. Dengan koefisien a dan b dicari dengan perhitungan sebagai berikut: 𝑎= = =
𝑋𝑖2 −
𝑌𝑖 𝑛
𝑋𝑖2 −
𝑋𝑖 𝑋𝑖
𝑋 𝑖 𝑌𝑖 2
2910 × 81058 − 2820 × 83405 99 × 81058 − 7952400 235878780 − 235202100 8024742 − 7952400
1024 900 729 841 1024 900 729 529 1024 900 729 676 784 1089 676 841 1089 900 961 961 841 900 86374
59
=
676680 72342
= 9,354 𝑏=
𝑛
𝑋 𝑖 𝑌𝑖 − 𝑛
𝑋𝑖2 −
𝑋𝑖
𝑌𝑖
𝑋𝑖 2
=
99 × 83405 − 2820 × 2910 99 × 81058 − 7952400
=
8257095 − 8206200 8024742 − 7952400
=
50895 72342
= 0,703 𝑌 = a + bx = 9,354 + 0,703X 1) Uji kelinieran dan keberartian arah regresi Tabel ANOVA untuk regresi linier sederhana 𝑭𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍
1,399
1,88
Jumlah kuadrat (JK)
Total
99
86374
Regresi (a)
1
Regresi (b|a)
1
361,412
361,412
Karena
Residu
97
476,224
4,909
𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
Tuna Cocok
8
76,73
6,394
atau 1,399 <
Kesalahan
89
399,494
4,699
1,88 maka
Variasi
Rata-rata jumlah kuadrat (RJK) -
𝑭𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈
Deraja t bebas (db)
Sumber
85536,364 85536,364
Kesimpulan:
metode regresi Y atas X berpolar Linier
2) Uji Kelinieran Regresi Sederhana Ho = model regresi linier Hi = model regresi Tidak linier
60
N = 99 𝑋 = 2820 𝑌 = 2910 𝑋 2 = 81058 𝑌 2 = 86374 𝑋𝑌 = 83405 𝑋𝑌 =
𝑋
𝑋𝑌 −
= 83405 −
𝑌 𝑁
2820 (2910) 99 8206200
= 83405 − 99 = 83405 − 82890,909 = 514,09091 𝑋2 =
𝑋 𝑁
𝑋2 −
2820 2
= 81058 − = 81058 −
2
99 7952400 99
= 81058 – 80327,27273 = 730,72727 2
𝑌 =
𝑌 𝑁
2
𝑌 −
= 86374 −
2
8468100 99
= 86374 − 85536,36364 = 837,63636
𝐽𝐾𝑅𝑒𝑔 =
𝑋𝑌 𝑋2
2
514,09091 2 = 730,72727 =
267289,4637 730,72727
61
= 361,6800338 𝑌2 −
𝐽𝐾𝑅𝑒𝑠 =
𝑋𝑌 𝑋2
2
= 837,63636 − 361,6800338 = 475,9563262 𝑅𝐾𝑅𝑒𝑔 = =
𝑗𝑘𝑅𝑒𝑔 𝑑𝑏𝑅𝑒𝑔 361,680038 1
= 361,680038 𝑅𝐾𝑅𝑒𝑠 =
𝐽𝐾𝑅𝑒𝑠 𝑑𝑏𝑅𝑒𝑠
475,9563262 99 − 2 475,9563262 = 97 =
= 4,906766249 𝑇𝑇𝑜𝑡 = 𝑌 2 = 837,63636 𝐹𝑅𝑒𝑔 = =
𝑅𝐾𝑅𝑒𝑔 𝑅𝐾𝑅𝑒𝑠 361,680038 4,906766249
= 73,71046829 = 73,710
3) Uji Keberartian Regresi Dari hasil perhitungan diperoleh nilai 𝐹𝑅𝑒𝑔 = 73,710. Harga ini dikonsultasikan dengan 𝛼 = 5% dengan dk1 = 1 dan dk2 = 97 diperoleh nilai 𝐹 1−𝛼
(1,𝑛−2)
= 3,936. Dengan demikian 𝐹𝑟𝑒𝑔 >
𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 yaitu 73,710 < 3,936 ini berarti persamaan 𝑌 = 9,354 + 0,703X signifikan/berarti.
62
2. Koefisien korelasi, uji signifikansi koefisien korelasi dan koefisien determinasi pada regresi linier sederhana - Rumus koefisien korelasi
𝑟
𝑁
𝑥𝑦 = {𝑁
=
𝑋 2 −( 𝑋)2 }{𝑁
𝑌 2 −( 𝑌)2 }
99 × 83405 − 2820 × 2910
=
=
𝑋𝑌−( 𝑋)( 𝑌)
99 × 81058 − 7952400
99 × 86374 − 8468100
50895 72342 ×82926 50895 5999032692
= 0,657
- Uji Signifikansi Koefisien Korelasi Ho = persamaan regresi signifikan Hi = persamaan regresi tidak signifikan 𝑡= 𝑡= 𝑡=
𝑟 𝑛−2 1 − 𝑟2 0,657 99 − 2 1 − 0,432 6,471 0,754
𝑡 = 8,585 1. Kaidah pengujian signifikansi: Jika 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≥ 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 , maka tolak 𝐻𝑜 (signifikan) Jika 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≤ 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 , maka tolak 𝐻𝑎 (tidak signifikan) 2. Cari nlai 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 menggunakan table T dengan rumus: Taraf signifikansinya α = 0,05 𝑑𝑏 = 𝑛 − 2 = 99 − 2 = 97 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 𝑡(1−𝛼) 𝑑𝑏 𝑟𝑒𝑔 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 𝑡 1−0,05
𝑏|𝑎 , 𝑑𝑏 𝑅𝑒𝑠
1 , 97
𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 1,66 Karena 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≥ 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 , atau 8,585 > 1,66 maka signifikan.
63
3. Kesimpulan: karena 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≥ 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒 𝑙 maka tolak 𝐻𝑜 dan terima 𝐻𝑎 . Dengan demikian, ada pengaruh yang signifikan antara layanan bimbingan konseling dengan tingkat motivasi belajar. - Koefisien Determinasi Koefisien Determinasi = 𝑅 2 × 100% = 0,657 × 100% = 43,16% Jadi besarnya pengaruh layanan bimbingan konseling dengan tingkat motivasi belajar adalah 43,16%. Persamaan linier sederhana antara bimbingan konseling dan motivasi belajar yang diperoleh dari hasil perhitungan adalah 𝑌 = 9,354 + 0,703X. Dari persamaan tersebut, jika x = 0 maka diperoleh bimbingan konseling sebesar 9,354. Ini berarti apabila seorang peserta didik tidak mempunyai motvasi belajar, maka diperkirakan peserta didik tersebut mendapat nilai 9,354 untuk motivasi belajar. Karena koefisien b = 0,703 bertanda positif berarti bahwa semakin tinggi tingkat motivasi belajar peserta didik. a. Koefisien korelasi pada regresi linier Koefisien korelasi antara bimbingan konseling (X) dan motivasi belajar (Y) dengan perhitungan manual menggunakan Microsoft Excel diperoleh nilai r = 0,657 atau dengan perhitungan korelasi berbantuan SPSS. b. Uji signifikansi koefisien korelasi Dari hasil perhitungan diperoleh nilai
𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 73,622.
Harga ini dikonsultasikan dengan 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 3,94. Karena 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
yaitu 73,622 > 3,94 maka signifikan. Ini berarti bahwa
bimbingan konseling berpengaruh terhadap motivasi belajar. c. Koefisien determinasi pada regresi linier Antara bimbingan konseling (X) dan motivasi belajar (Y) diperoleh nilai koefisien determinasi sebesar 43,16%. Ini berarti
64
pengaruh terhadap bimbingan koseling dan tingkat motivasi belajar sebesar 43,16%.
C. Pembahasan Hasil Penelitian Seperti
telah
disebutkan,
penelitian
diatas
antara
hubungan
pelaksanaan bimbingan dan konseling terhadap tingkat motivasi belajar peserta didik di SLTP Islam Hidayatullah Semarang. Dari perhitungan diatas ternyata angka regresi antara variabel X dengan variabel Y tidak bertanda negatif, berarti diantara kedua variabel tersebut terdapat regresi positif yang di terima. Adapun interpretasi dengan menggunakan tabel nilai “r” : db=N–2 = 99 – 2 = 97. Dengan memeriksa tabel nilai “r” product regresi sederhanat ternyata bahwa dengan db sebesar 97, pada taraf signifikan 5% diperoleh r tabel = 3,936; sedangkan pada taraf signifikan 1% diperoleh r tabel = 73,710. Karena rxy atau r o pada taraf signifikan 5% lebih kecil dari r
tabel
atau rt, maka pada
taraf signifikan 5% Hipotesisi Nol Ditolak, sedangkan Hipotesis Alternatif disetujui/diterima, berarti bahwa pada taraf signifikan 5% itu memang terdapat korelasi positif yang signifikan antara variabel X dengan variabel Y. Selanjutnya, pada taraf signifikan 1% lebih kecil dari r
tabel
(73,710 > 3,936),
maka dalam taraf signifikan 1% itu hipotesis nihil ditolak, sedangkan hipotesis alternatif diterima. Dengan demikian, temuan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa hipotesis kerja ada pengaruh positif yang signifikansi. Pengaruh layanan bimbingan dan konseling dengan tingkat motivasi belajar peserta didik di SLTP Islam Hidayatullah Semarang dengan kata lain ada pengaruh positif yang signifikan. D. Keterbatasan Penelitian Penelitian ini pada dasarnya final, namun harapan peneliti ada penelitian lanjutan yang mengembangkan dan mengkaji ulang hasil penelitian ini. Peneliti menyadari bahwa penelitian yang telah dilaksanakan ini jauh dari sempurna dan banyak hal yang menghambat dan menjadi kendala dalam
65
penelitian ini. Hal ini terjadi karena keterbatasan kemampuan penelitian dan juga saran yang penting, misalnya yang
diteliti tentang motivasi belajar
peserta didik saja. Disamping itu, penelitiannya mengambil 99 responden, sehingga hasilnya bisa menggambarkan keadaan yang sesungguhnya. Sedangkan dari isi indikator, baik untuk variabel hubungan pelaksanaan bimbingan dan konseling dengan motivasi belajar semua hal yang diteliti. Meskipun penelitian ini sudah bisa menjawab permasalahan yang ada.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan
hasil
penelitian
“Pengaruh
Layanan
Bimbingan
Konseling terhadap Tingkat Motivasi Belajar Peserta didik di SMP Islam Hidayatullah Semarang” dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Pengaruh layanan bimbingan konseling terhadap tigkat motivasi belajar peserta didik dilakukan sebanyak 4 pertemuan. Pertemuan dilakukan pada kelas VIII sebanyak 4 kelas. Keempat kelas ini mendapat perlakuan yang sama yaitu mendapat bimbingan konseling dari guru. Layanan bimbingan berupa konsultasi diantaranya motivasi belajar, memecahkan masalah dan memperbaiki siswa yang bermasalah. 2. Berdasarkan hasil penelitian analisis data diketahui bahwa adanya pengaruh yang signifikan antara layanan bimbingan konseling dengan tingkat motivasi belajar. Hal ini didasarkan pada uji Regresi Linear Sederhana yaitu uji koefisien korelasi diperoleh 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 8,585 dan 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 1,66 karena 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≥ 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
berarti Ho ditolak. Sehingga terdapat
adanya hubungan antara layanan bimbingan konseling dengan tingkat motivasi belajar sebesar 43,16% B. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yaang selanjutnya peneliti menyampaikan saran-saran yang kiranya dapat memberikan manfaat kepada pihak-pihak yang terkait atas hasil penelitian ini. Adapun saran-saran yang dapat di sampaikan adalah sebagai berikut : 1. Bagi para pendidik, khususnya bidang studi bimbingan konseling hendaknya bisa memberikan motivasi kepada peserta didik agar selalu aktif dalam bimbingan konseling dan guru memberikan dorongan pada peserta didik agar rajin belajar. 2. Berdasarkan hasil penelitian hubungan layanan bimbingan konseling 66
terhadap tingkat motivasi belajar peserta didik adalah sebesar 43,16%, untuk menambah motivasi belajar hendaknya dapat di motivasi oleh orang tua, bimbingan belajar, dan para guru. C.
Penutup Peneliti sadar bahwa dalam proses terselesaikannya penelitian ini, masih banyak kesalahan dan kekeliruan dalam menyusunan skripsi ini, hal ini dikarenakan keterbatasan ilmu dan kekhilafan yagn dimiliki peneliti. Oleh karena itu saran dan kriktik yang bersifat konstruktif sangat diharapkan oleh peneliti. Akhirnya peneliti berdoa semoga karya ini atau skripsi ini bisa bermanfaat bagi peneliti pada khususnya dan pada umumnya bagi kita semua. Amin
67
DAFTAR PUSTAKA Akhyar lubis, Saiful, Konseling Islami: Kyai dan Pesantren, Yogyakarta: elSa pres, 2007. Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta, 1992. , Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rinneka Cipta, 1993. Azwar, Saifuddin, Metode Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar 1998. Dokumentasi power point tanggal 6 februari 2011 Hartinah, Sitti, Konsep Dasar Bimbingan dan Konseling Belajar, Tegal: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, 2008. Hallen, Bimbingan dan Konseling, Jakarta: Ciputat Pers, 2002. Hidayat, Arif (3105042), Hubungan Bimbingan dan Konseling Dengan Kemampuan Mengatasi Kesulitan Belajar Peserta Didik Di SMP Islam Hidayatullah.Semarang: Fakultas Tarbiyah, 2005. IL, Pasribu dan Simanjutak, Proses Belajar Mengajar, Bandung: Tarsito,1983. Ketut Sukardi, Dewa, Bimbingan dan Konseling di Sekolah, Jakarta: Rineka Cipta, 2002. Khairul Umam dan A. Achyar Aminudin, Bimbingan dan Penyuluhan, Bandung: Pustaka Setia, 1995. Koentjaraningrat, Metode-metode Penelitian Masyarakat, Jakarta: Gremedia Pustaka Umum, 1997. Observasi Tanggal 8 februari 2011 Prayitno dan Erman Amti, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, Jakarta: Rineka Cipta, 1999. , Panduan Kegiatan Pengawasan Bimbingan dan Konseling di Sekolah, Jakarta: Rineka Cipta, 2001. Purwanto, Ngalim, Psikologi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1985.
68
Qoriah , Yulidatul (319943), pengaruh motifasi belajar terhdap kedisiplinan santri al-amien kec. Mranggen kab. Demak, semarang: fakultas Tarbiyah, 2003. Salahuddin, Anas, Bimbingan dan Konseling, Bandung: Pustaka Setia, 2010. Sardiman AM, Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: 1986.
Rajawali,
Sirin, Bahtiar, terjemahan dan tafsir Alqur’an, Departemen agama Ri Jakarta 1978. Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta, 2003. S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta : Rineka Cipta, 2000. S. Nasution, Didaktik Asas-asas Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, 2000. S. Wojowasito dan W.J.S. Poerwadarminto, Kamus Lengkap Inggris-Indonesia Bandung: Hasta, 1989. Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatf R dan D, Bandung: Alfabeta, 2006. Sudijono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2004. Tohorin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah berbasis Integrasi, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2009. Wawancara dengan Muhammad Nuh selaku kepala sekolah SMP Islam Hidayatullah Semarang tanggal 3 februari 2011 Wawancara dengan Muhammad Nuh selaku kepala sekolah SMP Islam Hidayatullah Semarang dan dokumentasi tanggal 9 februari 2011 Wills S. Sofyan, Konseling Individual, Teori dan Praktek, Bandung: Alfabeta, 2007. W.S. Winkel, Bimbingan Dan Konseling Di Institusi Pendidikan, Penerbit: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta, 1991. W.S. Winkel, Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah, Jakarta: Grasindo, 1991.
69
Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Qur’an, Departemen Agama Republik Indonesia,al-Qur’an dan Terjemahannya, Semarang: CV. Toha Putra, 1990. Yusuf, Syamsul , et al., Landasan Bimbingan dan Konseling, Program Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia. et.al., Landasan Bimbingan dan Konseling, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008.
70
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: M. Sibaril Majdi
Tempat/tgl. Lahir
: Demak, 27 Oktober 1987
Jenis Kelamin
: Laki – laki
Agama Alamat
: Islam : Babalan, Rt 03/Rw 04 Wedung Demak
Riwayat Pendidikan Formal
1. MI Nurul Ittihad Demak (lulus tahun 1999) 2. Mts Nurul Ittihad Demak (lulus tahun 2002) 3. MA I’anatut Tholibin Pati (lulus tahun 2005)
Riwayat Pendidikan Non Formal
1. Pondok Pesantren Nurwiyyah Pati tahun 2002-2005
71
ANGKET PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMP ISLAM HIDAYATULLAH SEMARANG
A. PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr, Wb. Untuk kepentingan penelitian dalam rangka penyusunan skripsi untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan pada IAIN Walisongo Semarang Jurusan Kependidikan Islam dengan judul. “PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMP ISLAM HIDAYATULLAH SEMARANG”. Maka saya meminta bantuan pada peserta didik di SMP Islam Hidayatullah Semarang untuk mengisi angket yang saya sampaikan ini. Perlu diketahui bahwa angket ini hanya digunakan dalam penelitian dan tidak mempengaruhi hasil belajar atau nilai raport peserta didik. Demikian atas bantuannya saya ucapkan terima kasih. Wassalamu’aliakum Wr, Wb.
Semarang, 02 Februari 2011 Penyusun
M. Sibaril Majdi 053311315
72
B. PERHATIAN 1. Bacalah petunjuk pengisiannya. 2. Isilah data-data pribadi anda di bawah ini: Nama
:
Jenis kelamin : Sekolah
:
Alamat
:
C. PETUNJUK 1. Berilah tanda cek ( v ) untuk setiap pertanyaan pada salah satu kolom jawaban yang tersedia sebagai jawaban pribadi anda yang paling sesuai dengan keadaan sebenarnya, pilih salah satu tanpa pengaruh dan pertimbangan teman lain. SS
: Sangat setuju
S
: Setuju
TS
: Tidak setuju
STS
: Sangat tidak setuju
Contoh : No
Butir /soal
Alternatif jawaban SS
1
Informasi selalu
yang
dijadikan
anda bekal
S
TS
STS
peroleh V untuk
motivasi belajar.
2. Pilihan yang baik adalah bila anda memilih sesuai dengan keadaan diri anda. 3. Sangat diharapkan agar anda mengisi pilihan dari seluruh pertanyaan nomor 1 (satu) sampai dengan selesai. 4. Saya jamin kerahasiaan pilihan anda. 5. Selamat mengerjakan.
73
D. Kisi-Kisi Instrumen Angket Penelitian Variabel Bimbingan Konseling
Sub Variabel
Indikator
1. Menemukan bakat
Nomor Soal
Jml
Bakat
1,2
2
Usaha belajar
3,4
2
5,6
2
7,8
2
9,10
2
1,2
2
Lingkungan
3,4
2
Masa depan
5,6
2
7,8
2
9,10
2
20
20
peserta didik. 2. Ketekunan dan tingkat usaha peserta didik dalam menguasai pelajaran. 3. Memberikan dorongan
Dorongan
kegiatan belajar.
belajar
4. Memberikan pelajaran
Pelajaran
tambahan. 5. Memberikan bimbingan
Bimbingan
kelompok belajar. Tingkat Motivasi
1. Menemukan
kelompok Kepribadian
kepribadian sendiri. 2. Dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan. 3. Merencanakan masa depan.
diri
4. Keaktifan
Keaktifan
mengungkapkan
Pendapat
5. Menyelesaikan masalah sendiri.
Masalah pribadi
Jumlah
E. Bobot Skor Pada Instrumen Angket Penelitian Bobot skor pada tiap-tiap soal angket penelitian adalah sebagai berikut: -
Untuk alternatif jawaban a dengan nilai 4.
-
Untuk alternatif jawaban b dengan nilai 3.
-
Untuk alternatif jawaban c dengan nilai 2. 74
-
Untuk alternatif jawaban d dengan nilai 1.
F. Butir-Butir Angket Sebagai Instrumen Penelitian Butir-butir angket sebagai Instrumen Penelitian, sebagaimana terlampir.
ANGKET PENELITIAN I. DAFTAR PERTANYAAN BIMBINGAN KONSELING 1. Menemukan bakat peserta didik. 1.1.Apakah saudara setuju jika guru bimbingan konseling mengembangkan potensi bakat peserta didik? a. Sangat setuju
c. Setuju
b. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
1.2.Menurut saudara tugas di antara guru bimbingan konseling adalah mengembangkan bakat anak? a. Sangat setuju
c. Setuju
b. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
2. Ketekunan tingkat usaha peserta didik dalam menguasai pelajaran. 2.3.Apakah saudara selalu momotivasi anak untuk giat belajar? a. Sangat sutuju
c. Setuju
b. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
2.4.Apakah guru bimbingan konseling memberikan tugas tambahan pada anak
.
agar munguasi pelajaran?
a. Sangat sutuju
c. Setuju
b. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
3. Memberikan dorongan kegiatan belajar. 3.5.Apakah guru bimbingan konseling menginstruksikan belajar kelompok untuk memotivasi anak? a. Sangat sutuju
c. Setuju
b. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
75
3.6.Apakah guru bimbingan konseling memberi saran agar siswa belajar kelompok? a. Sangat sutuju
c. Setuju
b. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
4. Memberikan pelajaran tambahan. 4.7.Apakah saudara setuju jika guru bimbingan konseling memberi remidi terhadap anak? a. Sangat sutuju
c. Setuju
b. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
4.8.Apakah saudara setuju jika guru bimbingan konseling memberikan pekerjaan rumah untuk pelajaran tambahan? a. Sangat sutuju
c. Setuju
b. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
5. Memberikan bimbingan kelompok belajar. 5.9.Apakah guru bimbingan konseling menerapkan bimbingan kelompok? a. Sangat sutuju
c. Setuju
b. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
5.10.Apakah saudara setuju jika bimbingan kelompok meerupakan metodhe dalam anak bermasalah? a. Sangat sutuju
c. Setuju
b. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
II. DAFTAR PERTANYAAN TINGKAT MOTIVASI BELAJAR 1. Menemukan kepribadian sendiri. 1.1.Apakah anda setuju perubahan sikap yang lebih baik ini merupakan bimbingan dari bimbingan konseling? a. Sangat sutuju
c. Setuju
b. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
1.2.Apakah anda setuju jika bimbingan konseling membantu untuk bisa menemukan kepribadian peserta didik? a. Sangat sutuju
c. Setuju
b. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
76
2. Dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan 2.3.Apakah peran bimbingan konseling dapat memberi kesadaran untuk bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan? a. Sangat sutuju
c. Setuju
b. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
2.4.Apakah anda setuju berkat adanya bimbingan konseling anak bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan? a. Sangat sutuju
c. Setuju
b. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
3. Merencanakan masa depan. 3.5.Apakah anda setuju bahwa bimbingan konseling dapat mengarahkan anak merencanakan masa depan? a. Sangat sutuju
c. Setuju
b. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
3.6.Apakah anda ingin belajar untuk mendapatkan masa depan yang cerah? a. Sangat sutuju
c. Setuju
b. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
4. Keaktifan mengungkapkan pendapat 4.7.Apakah anda setuju keberanian saudara mengungkapkan pendapat dalam kelas merupakan motivasi dari bimbingan konseling? a. Sangat sutuju
c. Setuju
b. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
4.8.Apakah keberanian anda untuk menjawab pertanyaan di kelas merupakan keinginan bimbingan konseling? a. Sangat sutuju
c. Setuju
b. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
5. Menyelesaikan masalah sendiri. 5.9.Apakah guru bimbingan konseling memberi pekerjaan rumah jika mau ada ujian? a. Sangat sutuju
c. Setuju
77
b. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
5.10.Jika ada tugas pekerjaan rumah saya tidak faham maka saya akan bertanya pada guru bimbingan konseling? a. Sangat sutuju
c. setuju
b. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
78