PENGARUH BIMBINGAN DAN KONSELING TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA SMP BABUS SALAM CIMONE-TANGERANG
SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Oleh : CICI INDRAYANTI NIM: 206011000031
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011
PENGARUH BIMBINGAN DAN KONSELING TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA SMP BABUS SALAM CIMONE-TANGERANG
SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Oleh: CICI INDRAYANTI NIM. 206011000031
Di Bawah Bimbingan:
Drs. H. PAIMUN NIP. 150 012 567
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011
ABSTRAK Nama Nim Judul
: Cici Indrayanti : 206011000031 : PENGARUH BIMBINGAN DAN KONSELING TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA
Bimbingan dan konseling dewasa ini telah menjadi salah satu pelayanan pendidikan yang sangat dirasakan keperluan dan urgensinya di sekolah Indonesia mulai tahun 1962-1963 telah mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk memasukkan program bimbingan konseling sebagai salah satu bidang penting dalam program sekolah yang bertujuan membimbing untuk membantu siswa menyelesaikan masalah-masalah pendidikan dan jurusan yang dipilih. Ada tiga permasalahan yang menjadi kajian pokok penelitian ini, yang pertama bagaimana motivasi belajar siswa di SMP Babus Salam Cimone Tangerang, yang kedua apa saja pelayanan bimbingan konseling yang diberikan sekolah kepada siswa di SMP Babus Salam Cimone Tangerang dan ketiga seberapa besar pengaruh layanan bimbingan dan konseling terhadap motivasi belajar siswa di SMP Babus Salam Cimone Tangerang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui motivasi belajar siswa di SMP Babus Salam Cimone Tangerang, jenis layanan bimbingan konseling yang dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa di SMP Babus Salam Cimone Tangerang dan seberapa besar pengaruh bimbingan konseling terhadap motivasi belajar siswa di SMP Babus Salam Cimone Tangerang. Populasi penelitian ini adalah siswa SMP Babus Salam Cimone Tangerang sebanyak 303 orang, semetara sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 30 orang siswa dan 27 orang guru Babus Salam Cimone tangerang. Tehnik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik random sampling yaitu dengan cara diacak dan undian. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah observasi, wawancara dan angket. Adapun pengaruh bimbingan dan konseling terhadap motivasi belajar siswa yaitu berpengaruh positif dengan pemberian pelayanan BK yang meliputi layanan orientasi, layanan informasi, layanan penempatan dan penyaluran, layanan penguasaan konten, layanan konseling perorangan, layanan bimbingan kelompok, layanan konseling kelompok dan layanan konsultasi. Dari hasil analisis data anket siswa dengan menggunakan rumus korelasi product moment diperoleh ϒ kerja 0.639. Setelah dikonsultasikan dengan tabel harga kritik pada n 30 dengan taraf signifikan 95% 0.361 dan 99% 0.463. Kemudian dari hasil data angket guru diperoleh ϒ kerja 0.746. Setelah dikonsultasikan dengan tabel harga kritik pada n 27 dengan taraf signifikan 95% 0.381 dan 99% 0.487 diperolah kesimpulan bahwa terdapat pengaruh bimbingan dan konseling terhadap motivasi belajar siswa di SMP Babus Salam Cimone Tangerang tahun 2010/2011. Dengan taraf signifikan cukup.
i
KATA PENGANTAR
Segala puja dan puji bagi Allah SWT pemilik jagad raya ini pengasih dan penyayang yang maha kuat dan lagi maha perkasa, segala rasa syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang karena berkat taufiq, hidayah, dan rahmatNya penulis mampu menyelesaikan tugas akhir dalam studi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta berupa penyusunan skripsi yang berjudul “Pengaruh Bimbingan dan Konseling Terhadap Motivasi Belajar Siswa”. Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW sebagai pemberi syafaat dan penyelamat ummat dari kebodohan dan kenistaan menuju keimanan dan keislaman. Disamping itu tak lupa pula penulis haturkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah ikut andil demi terselesainya penulisan skripsi ini, baik berupa bimbingan, saran, kritik, motivasi maupun do’a. Terkhusus ucapan terima kasih ini penulis haturkan kepada: 1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Ketua dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Bpk. Drs. H. Paimun, sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah menyediakan waktu, pikiran dan tenaganya untuk memberikan bimbingan, pengarahan dan petunjuknya kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini. 4. Bapak-bapak dan ibu- ibu dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah mendidik penulis dengan rasa pengabdian yang tinggi. Semoga ilmu yang diberikan dapat dijadikan bekal perjalanan selanjutnya. 5. Pimpinan dan karyawan/ti Perpustakaan Utama Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan perpustakaan Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
ii
iii
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan pinjaman buku-buku yang sangat penulis butuhkan dalam penulisan skripsi ini. 6. Keluarga besar SMP Babus Salam Cimone Tangerang yang telah memberikan fasilitas bagi penulis untuk mengadakan penelitian. 7. Ayahanda (Huzaini) dan Ibunda (Sutia) yang telah membesarkan penulis dengan penuh kasih sayang, memberikan motivasi dan bantuan baik moril maupun materil. Terimakasih atas do’a dan pengorbanan yang telah diberikan. Semoga Allah senantiasa mencurahkan rahmat dan kasih sayangNya kepada mereka berdua. Amin. 8. Kekasih tersayang Robby Habibie yang senantiasa memberikan dorongan dan semangat kepada penulis untuk terus menulis skripsi ini hingga dapat terselesaikan, serta sahabatku tercinta Ika & Vina terimakasih atas do’a dan support dari kalian. Chayyooo!!! 9. Seluruh keluarga besar penulis dan semua pihak yang telah membantu penulis baik berupa nasehat maupun dorongan semangat yang tidak mungkin disebutkan satu persatu namanya, hanya doa kepada Allah yang dapat penulis panjatkan semoga menjadi amal yang sholeh dan semoga mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT. Amin. Dalam hal ini penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan dan kelemahan. Untuk itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Dengan tersusunnya skripsi ini semoga bermanfaat bagi kita semua serta mendapat ridlo dari Allah SWT. Amin
Penulis ci2
iii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................................. i KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii DAFTAR ISI ........................................................................................................ iv DAFTAR TABEL ............................................................................................... vi BAB I
PENDAHULUAN .................................................................................1 A. Latar Belakang Masalah ...................................................................1 B. Identifikasi, Pembatasan, Perumusan Masalah ................................3 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .........................................................4
BAB II
KAJIAN TEORI ...................................................................................5 A. Motivasi Belajar ..............................................................................5 1. Pengertian Motivasi Belajar .......................................................5 2. Macam-macam Motivasi ............................................................6 3. Fungsi Motivasi ..........................................................................8 4. Perlunya Motivasi .......................................................................9 5. Cara Memotivasi Siswa ...........................................................10 B. Bimbingan dan Konseling .............................................................13 1. Pengertian Bimbingan dan Konseling ......................................13 2. Tujuan Bimbingan dan Konseling ............................................16 3. Fungsi Bimbingan dan Konseling ............................................18 4. Jenis Layanan Bimbingan dan Konseling dalam meningkatkan motivasi ..................................................19 5. Peran Bimbingan dan Konseling dalam meningkatkan motivasi ..................................................23 C. Kerangka Bepikir dan Hipotesis ....................................................25
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................................29 A. Variabel Penelitian ........................................................................29 B. Populasi dan Sampel ......................................................................29
iv
v
C. Metode Penelitian ..........................................................................31 D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................31 E. Teknik Analisis Data .....................................................................32
BAB IV HASIL PENELITIAN ........................................................................34 A. Gambaran Umum SMP Babus Salam Cimone Tangerang ............34 B. Deskripsi Data ...............................................................................43 C. Analisa Data ..................................................................................49 D. Interpretasi Data ............................................................................57
BAB V
PENUTUP ...........................................................................................59 A. Kesimpulan ....................................................................................59 B. Saran ..............................................................................................60
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
v
DAFTAR TABEL
Tabel 1
Keadaan Siswa SMP Babus Salam Dalam Populasi dan Sampel
Tabel 2
Interpretasi Nilai Kritik
Tabel 3
Keadaan Guru SMP Babus Salam Menurut Ijazah dan Bidang Tugasnya
Tabel 4
Keadaan Karyawan SMP Babus Salam Menurut Ijazah dan Tugasnya
Tabel 5
Keadaan Siswa SMP Babus Salam menurut Kelas dan Jenis Kelamin
Tabel 6
Keadaan Sarana dan Prasarana SMP Babus SalamMenurut Jumlah dan Kondisinya
Tabel 7
Hasil Angket Siswa Variabel X (Bimbingan Konseling)
Tabel 8
Hasil Angket Siswa Variabel Y (Motivasi Belajar)
Tabel 9
Hasil Angket Guru Variabel X (Bimbingan dan Konseling)
Tabel 10
Hasil Angket Guru Variabel Y (Motivasi Belajar)
Tabel 11
Korelasi Product Moment Angket Siswa Variabel X terhadap Y
Tabel 12
Harga Kritik dan Korelasi Product Moment Siswa
Tabel 13
Korelasi Product Moment Angket Guru Variabel X Terhadap Y
Tabel 14
Harga Kritik dan Korelasi Product Moment Guru
Tabel 15
Interpretasi Nilai Kritik
vi
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Bimbingan dan konseling dewasa ini telah menjadi salah satu pelayanan pendidikan yang sangat dirasakan keperluan dan urgensinya. Di sekolah Indonesia mulai tahun 1962-1963 telah mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk memasukkan program bimbingan konseling sebagai salah satu bidang penting dalam program sekolah. Pekerjaan pelopor dalam bidang ini dimulai di Amerika Serikat kira-kira 80 tahun yang lalu.1 Namun dalam hal ini penulis memfokuskan bimbingan konseling dalam ruang lingkup sekolah, yang bertujuan membimbing untuk membantu siswa menghadapi dan menyelesaikan masalah-masalah pendidikan dan jurusan yang dipilih. Dalam proses pendidikan, bimbingan dan konseling sangatlah diperlukan karena bimbingan konseling membantu seseorang agar mencapai prestasi, hasil dengan kemampuan yang dimiliki secara maksimal. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 “Pendidikan nasioanal berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, …”.2
1 Djumhur dan Moh. Surya, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah (Guidance & Counseling), (Bandung: CV. Ilmu, 1975), h. 1 2 Depdiknas, Panduan Model Pengembangan Diri, h.8
1
2
Pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi tersebut merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses pembelajaran. Interaksi dalam peristiwa pembelajaran mempunyai arti yang lebih luas, tidak sekedar hubungan guru dengan siswa, tetapi berupa interaksi edukatif. Dalam hal ini bukan hanya penyampaian pesan berupa materi pelajaran, melainkan penanaman sikap dan nilai pada diri siswa yang sedang belajar.3 Diantara beberapa faktor yang mempengaruhi aktifitas belajar siswa adalah motivasi. Motivasi adalah gejala psikologis dalam bentuk dorongan yang timbul pada diri seseorang sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Motivasi mempunyai peranan yang strategis dalam aktivitas belajar siswa. Tidak ada seorang pun yang belajar tanpa motivasi. Tidak ada motivasi berarti tidak ada kegiatan belajar. Agar peranan motivasi lebih optimal, maka prinsip-prinsip motivasi dalam belajar tidak hanya sekedar diketahui, tetapi harus diterangkan dalam aktivitas belajar mengajar.4 Dengan melihat perkembangan motivasi belajar siswa di SMP Babus Salam Cimone Tangerang yang berlandaskan pendidikan agama Islam, tentunya perlu bimbingan yang memadai dan tenaga pembimbing atau konselor yang profesional, baik dari segi kompetensi, sistem metode ataupun hal-hal yang terkait dengan bimbingan demi terbentuknya kepribadian siswa yang Islami. Dengan melihat fenomena yang ada, maka penulis tertarik untuk meneliti “Pengaruh Bimbingan dan Konseling Terhadap Motivasi Belajar Siswa di SMP Babus Salam Cimone Tangerang”.
3 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1995), h. 4 4 Syaiful Bahri Djamrah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002), h. 118
3
B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian sebelumnya, maka penulis mengidentifikasikan masalah di atas sebagai berikut: a. Motivasi belajar siswa b. Hal-hal yang mempengaruhi motivasi belajar siswa c. Bimbingan konseling di SMP Babus Salam Cimone Tangerang. d. Layanan bimbingan konseling belajar di SMP Babus Salam Cimone Tangerang. e. Pengaruh layanan bimbingan konseling terhadap motivasi belajar. 2. Pembatasan Masalah Agar penelitian ini terarah dan tidak menimbulkan kerancuan yang dikarenakan luasnya pembahasan juga keterbatasan peneliti dalam hal kemampuan dan pengetahuan, untuk itu peneliti bermaksud membatasi masalah ini hanya pada: a. Motivasi belajar siswa SMP Babus Salam Cimone Tangerang. b. Layanan bimbingan konseling di SMP Babus Salam Cimone Tangerang. c. Pengaruh layanan bimbingan konseling terhadap motivasi belajar siswa SMP Babus Salam Cimone Tangerang. 3. Perumusan Masalah Dari pembatasan masalah di atas, maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut yaitu: a.
Bagaimana motivasi belajar siswa di SMP Babus Salam Cimone Tangerang?
b.
Apa saja pelayanan bimbingan konseling yang diberikan sekolah kepada siswa?
c.
Seberapa besar pengaruh layanan bimbingan konseling terhadap motivasi belajar siswa SMP Babus Salam Cimone Tangerang?
4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian a. Untuk mengetahui motivasi belajar siswa di SMP Babus Salam Cimone Tangerang. b. Ingin mengetahui jenis layanan bimbingan konseling yang dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa di SMP Babus Salam Cimone Tangerang. c. Ingin mengetahui seberapa besar pengaruh bimbingan konseling terhadap motivasi belajar siswa di SMP Babus Salam Cimone Tangerang. 2. Manfaat Penelitian a. Sebagai masukan bagi para guru di SMP Babus Salam Cimone Tangerang untuk melakukan kegiatan bimbingan dan konseling dalam rangka manumbuhkan motivasi belajar siswa. b. Sebagai masukan bagi para siswa di SMP Babus Salam Cimone Tangerang agar bisa memilih jenis layanan bimbingan konseling yang dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa. c. Sebagai acuan bagi peneliti yang akan datang dalam melakukan penelitian.
5
BAB II KAJIAN TEORI
A. Motivasi Belajar 1. Pengertian Motivasi Belajar Kata “motif”, diartikan sebagai daya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek, untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Bahkan motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi intern (kesiap siagaan). Berawal dari kata “motif” itu, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan atau mendesak. Menurut M. Alisuf Sabri motif adalah ”dorongan atau kekuatan dari dalam diri seseorang yang mendorong orang untuk bertingkah laku atau berbuat sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu.1 Menurut Mc. Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan di dahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian yang dikemukakan Mc. Donald ini mengandung tiga elemen penting, yaitu:
1
M. Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum Dan Perkembangan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1997), Cet. Ke-2, h. 128
5
6
a. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu manusia. Perkembangan motivasi akan membawa beberapa perubahan energi di dalam sistem yang ada pada organisme manusia. Karena menyangkut perubahan energi manusia (walaupun motivasi itu muncul dari dalam diri manusia), penampakannya akan menyangkut kegiatan fisik manusia. b. Motivasi ditandai dengan munculnya, rasa/”feeling”, afeksi seseorang. Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia. c. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini sebenarnya merupakan respon dari suatu aksi, yakni tujuan. Motivasi
memang
muncul
dari
dalam
diri
manusia,
tetapi
kemunculannya karena terangsang/terdorong oleh adanya unsur lain, dalam hal ini adalah tujuan. Tujuan ini akan menyangkut soal kebutuhan.2 Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah dorongan atau kekuatan dari dalam diri seseorang yang sewaktu-waktu dapat muncul karena adanya kebutuhan untuk mencapai tujuan yang sangat mendesak. 2. Macam-Macam Motivasi Berbicara tentang macam atau jenis motivasi ini dapat dilihat dari berbagai sudut pandang. Dengan demikian motivasi atau motif-motif yang aktif itu sangatlah bervariasi, diantaranya yaitu: a. Motif dilihat dari dasar pembentukannya 1) Motif-Motif Bawaan Yang dimaksud dengan motif pembawaan adalah motif yang dibawa sejak lahir, jadi motivasi itu ada tanpa dipelajari. Sebagai contoh misalnya : dorongan untuk makan, dorongan untuk
2
Sardiman A. M, Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta Raja Grafindo Persada, 1996), Cet. Ke-6, h. 74
7
minum, seksual, bergerak dan istirahat, dan lain sebagainya. Motifmotif yang diisyaratkan secara biologis.3 2) Motif-Motif Yang Dipelajari Maksudnya motif-motif yang timbul karena dipelajari. Sebagai contoh: dorongan untuk belajar suatu cabang ilmu pengetahuan, dorongan untuk mengajar sesuatu di dalam masyarakat. Motif-motif ini seringkali disebut dengan motif-motif yang diisyaratkan secara sosial.4 b. Motivasi Intrinsik Jenis motivasi ini timbul dari dalam diri individu sendiri tanpa adanya paksaan dorongan dari orang lain, tetapi atas kemauan diri sendiri.5 Misalnya anak mau belajar karena ingin memperoleh pengetahuan. c. Motivasi Ektrinsik Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar diri individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain sehingga dengan kondisi yang demikian akhirnya ia mau melakukan sesuatu atau belajar. Misalnya seseorang anak mau belajar karena disuruh oleh orang tuanya agar mendapat peringkat pertama di kelasnya. Dari berbagai macam motivasi diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi itu bisa timbul tanpa harus dipelajari. Dalam hal ini adalah dorongan-dorongan yang bersifat fisik, seprti lapar, haus, seks, dan sebagainya. Sedangkan motif yang dipelajari yaitu motif yang diisyaratkan secara sosial atau dorongan-dorongan yang berhubungan dengan orang lain, seperti dorongan ingin selalu berbuat baik, dan sebagainya.
3
Abdul Rohman Shaleh, Psikologi Suatu Pengantar Dalam Perspektif Islam, (Jakarta: Kencana, 2008), Cet. 3, h. 193-194 4 Sardiman A. M, Interaksi dan Motifasi Belajar Mengajar, h. 89 5 Sardiman A. M, Interaksi dan Motifasi Belajar Mengajar, h. 90
8
3. Fungsi Motivasi Seorang pelajar akan giat belajar apabila akan menghadapi ujian. Serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh seorang pelajar sebanarnya dilatar belakangi oleh sesuatu atau yang secara umum dinamakan motivasi. Mativasi inilah yang mendorong mengapa pelajar itu melakukan suatu kegiatan belajar. Begitu juga untuk belajar sangat diperlukan adanya motivasi. Hasil belajar akan menjadi optimal kalau ada motivasi. Makin tepat motivasi yang diberikan akan makin berhasil pula pelajaran itu. Jadi motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi siswa. Perlu ditegaskan, bahwa motivasi bertalian dengan suatu tujuan. Sehubungan dengan hal tersebut ada tiga fungsi motivasi yaitu:6 a. Pengarah Perbuatan Yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Seseorang siswa yang akan menghadapi ujian dengan harapan dapat lulus, tentu akan melakukan kegiatan belajar dan tidak akan menghabiskan waktunya untuk bermain kartu atau membaca komik, sebab tidak serasi dengan tujuan. b. Pendorong Perbuatan Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan. c. Penggerak Perbuatan Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuan.
6
Sardiman A. M, Interaksi dan Motifasi Belajar Mengajar, h. 85
9
4. Perlunya Motivasi Motivasi sangat diperlukan dalam proses pembelajaran. Dengan motivasi inilah siswa menjadi tekun dalam belajar, dan dengan motivasi itu pulalah kualitas hasil belajar siswa juga kemungkinan dapat diwujudkan. Siswa yang dalam proses belajar mempunyai motivasi yang kuat dan jelas pasti akan tekun dan berhasil belajarnya. Hal ini dapat dipahami karena siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi akan tekun dalam belajar dan terus belajar secara kontinyu tanpa mengenal putus asa serta dapat mengesampingkan hal-hal yang dapat mengganggu kegiatan belajar. Dalam hal ini guru bertanggung jawab melaksanakan sistem pembelajaran agar berhasil dengan baik. Keberhasilan ini bergantung pada upaya guru membangkitkan motivasi belajar siswanya. Menurut Oemar Hamalik pada garis besarnya motivasi mengandung nilai-nilai sebagai berikut:7 a. Motivasi menentukan tingkat keberhasilan atau gagalnya kegiatan belajar siswa. Belajar tanpa motivasi sulit untuk mencapai keberhasilan secara optimal. b. Pembelajaran yang bermotivasi pada hakikatnya adalah pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan, dorongan, motif, minat yang ada pada diri siswa. Pembelajaran tersebut sesuai dengan tuntutan demokrasi dalam pendidikan. c. Pembelajaran yang bermotivasi menuntut kreativitas dan imajinitas guru untuk berupaya secara sungguh-sungguh mencari cara-cara yang relevan dan serasi guna membangkitkan dan memelihara motivasi belajar siswa. Guru hendaknya berupaya agar siswa memiliki motivasi sendiri (self motivation) yang baik. d. Berhasil atau gagalnya dalam membangkitkan dan mendayagunakan motivasi 7
dalam
proses
pembelajaran
berkaitan
dengan
upaya
Oemar Hamalik, Psikologi Belajar dan Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algessindo, 2002), h. 109
10
pembinaan disiplin kelas. Masalah ketidakdisiplinan kelas dapat timbul karena kegagalan dalam penggerak motivasi belajar. e. Penggunaan asas motivasi merupakan sesuatu yang esensial dalam proses pembelajaran. Motivasi merupakan bagian yang integral daripada prinsip-prinsip belajar dan pembelajaran. Motivasi menjadi salah satu faktor yang turut menentukan pembelajaran yang efektif. Alisuf Sabri mengemukakan peranan motivasi dalam belajar adalah sebagai berikut: a. Pendorong orang untuk berbuat dalam mencapai tujuan. b. Penentu arah perbuatan yakni kearah tujuan yang hendak dicapai. c. Penseleksi perbuatan sehingga perbuatan orang yang mempunyai motivasi senantiasa selektif dan tetap terarah kepada tujuan yang hendak dicapai.8 5. Cara Memotivasi Siswa Di dalam kegiatan pembelajaran peranan motivasi baik intrinsik maupun ektrinsik sangat diperlukan. Motivasi bagi pelajar dapat mengembangkan
aktivitas
dan
inisiatif,
dapat
mengarahkan
dan
memelihara ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar. Dalam kaitan itu perlu diketahui bahwa cara menumbuhkan motivasi adalah bermacam-macam. Ada beberapa cara untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah, diantaranya adalah : a. Memberi Angka Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya. Banyak siswa belajar, yang justru untuk mencapai angka/nilai yang baik, sehingga siswa biasanya yang dikejar adalah nilai ulangan atau nilai-nilai pada raport. Banyak murid belajar untuk mencapai angka baik dan untuk itu berusaha dengan segenap tenaga. Angka itu bagi mereka merupakan
8
Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996), cet.11, h. 86
11
motivasi yang kuat. Akan tetapi ada pula yang bekerja untuk naik kelas saja. Angka itu harus benar-benar menggambarkan hasil belajar anak.9 b. Hadiah Hadiah dapat membangkitkan motivasi apabila setiap orang mempunyai harapan untuk memperolehnya. Bagi pelajar, hadiah juga dapat merusak oleh sebab menyimpangkan pikiran anak dari tujuan belajar yang sebenarnya.10 c. Kompetisi Kompetisi sering kali digunakan sebagai alat untuk mencapai prestasi yang lebih tinggi di lapangan industri, perdagangan, dan juga di sekolah. Kompetisi sering mempertinggi hasil belajar, baik kompetisi individu maupun kompetisi antar kelompok, dalam hal ini banyak sikap anak yang berlainan.11 d. Memberi Ulangan Para siswa akan menjadi giat belajar kalau mengetahui akan ada ulangan. Oleh karena itu memberi ulangan ini juga merupakan sarana motivasi. Tetapi yang harus diingat oleh guru, adalah jangan terlalu sering (misalnya setiap hari) karena bisa membosankan dan bersifat rutinitas. Dalam hal ini guru harus juga terbuka, maksudnya kalau akan ulangan harus diberitahukan kepada siswa.12 e. Mengetahui Hasil Dengan mengetahui hasil pekerjaan, apalagi kalau terjadi kemajuan, akan mendorong siswa untuk lebih giat belajar. Semakin mengetahui bahwa grafik hasil belajar meningkat, maka ada motivasi pada diri siswa untuk terus belajar, dengan suatu harapan hasilnya terus meningkat.13
9
Noehi Nasution, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Universitas Terbuka, 1982), h. 81 Noehi Nasution, Psikologi Pendidikan, h. 82 11 Noehi Nasution, Psikologi Pendidikan., h. 83 12 Sardiman A.M, Interaksi dan Motifasi Belajar Mengajar, h. 93 13 Sardiman A. M, Interaksi dan Motifasi Belajar Mengajar, h. 93
10
12
f. Pujian Apabila ada siswa yang sukses dan berhasil menyelesaikan tugas dengan baik, perlu diberikan pujian. Pujian ini adalah bentuk reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan motivasi yang baik. Oleh karena itu supaya pujian ini merupakan motivasi, pemberiannya harus tepat. Dengan pujian yang tepat akan memupuk suasana yang menyenangkan dan mempertinggi gairah belajar serta sekaligus akan membangkitkan harga diri.14 g. Hasrat Untuk Belajar Harat untuk belajar, berarti ada unsur kesenganjaan, ada maksud untuk belajar. Hal ini akan lebih baik, bila dibandingkan segala sesuatu kegiatan yang tanpa maksud. Hasrat untuk belajar berarti pada diri anak didik itu memang ada motivasi untuk belajar, sehingga sudah barang tentu hasil akan lebih baik.15 h. Minat Motivasi sangat erat hubungannya dengan unsur minat. Motivasi muncul karena ada kebutuhan, begitu juga minat sehingga tetaplah kalau minat merupakan alat motivasi yang pokok. Proses belajar itu akan berjalan lancar kalau disertai dengan minat.16 i. Pemberian Pelayanan BK Apabila ada siswa yang tidak termotivasi atau malas dalam belajar, maka perlu diberikan pelayanan bimbingan dan konseling. Dalam prosesnya siswa diberikan nasehat-nasehat dan motivasi agar lebih giat dalam belajar. Hal ini merupakan salah satu upaya untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa.
14
Noehi Nasution, Psikologi Pendidikan., h. 84 Sardiman A. M, Interaksi dan Motifasi Belajar Mengajar, h. 94 16 Sardiman A. M, Interaksi dan Motifasi Belajar Mengajar, h. 94 15
13
B. Bimbingan dan Konseling 1. Pengertian Bimbingan dan Konseling Secara etimologis kata bimbingan merupakan terjemahan dari ”Guidance” berasal dari kata kerja ”to guide” yang mempunyai arti menunjukkan, membimbing, menuntun, ataupun membantu. Sesuai dengan istilahnya, maka secara umum bimbingan dapat diartikan sebagai suatu bantuan atau tuntunan.17 Namun meskipun demikian, tidak berarti semua bentuk bantuan atau tuntunan adalah bimbingan. Bantuan dalam pengertian bimbingan menurut terminologi bimbingan dan konseling haruslah memenuhi syarat-syarat tertentu sebagaimana dikemukakan di bawah ini. Definisi bimbingan yang pertama dikemukakan dalam Year’s Book of Education 1955, yang menyatakan: Guidance is a process of helping individual through their own effort to discover and develop their potentialities both for personal happiness and social usefulness Bimbingan adalah suatu proses membantu individu melalui usahanya sendiri untuk menemukan dan mengembangkan kemampuannya agar memperoleh kebahagiaan pribadi dan kemanfaatan sosial.18 Bimbingan merupakan pemberian bantuan oleh seseorang kepada orang lain dalam menentukan pilihan, penyesuaian, dan pemecahan masalah.19 Para ahli memiliki pengertian yang beragam untuk memahami pengertian bimbingan, namun peneliti hanya mengambil beberapa diantaranya, DR. Moh, Surya (1986;6) mengemukakan definisi bimbingan sebagai berikut: …bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan yang terus menerus dan sistematis dari pembimbing kepada yang dibimbing agar 17
Hallen A, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), cet. Ke-1, h. 3 Hallen A, Bimbingan dan Konseling, h. 3 19 Dewa Ketut Sukardi, Bimbingan Dan Penyuluhan Belajar Di Sekolah, (Surabaya: Usaha Nasional), h. 65 18
14
tercapai kemandirian dalam pemahaman diri, penerimaan diri, pengarahan diri dan perwujudan diri dalam mencapai tingkat perkembangan yang optimal dan penyesuaian diri dengan lingkungan.20 Miller (1961) dalam Surya (1988), menyatakan bahwa bimbingan merupakan proses bantuan terhadap individu untuk mencapai pemahaman diri dan pengarahan diri yang dibutuhkan untuk melakukan penyesuaian diri secara maksimal kepada sekolah (dalam hal ini termasuk madrasah), keluarga dan masyarakat.21 Sementara
Rohman
Natawidjaja
(1987:
37)
mengartikan
bimbingan sebagai suatu proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan, supaya individu tersebut dapat memahami dirinya, sehingga dia sanggup mengarahkan dirinya dan dapat bertindak secara wajar sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga, masyarakat dan kehidupan pada umumnya.22 Adapun pengertian konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok agar mampu mandiri dan berkembang secara optimal dalam bidang pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kemampuan belajar, dan perencanaan karir melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung, berdasarkan norma-norma yang berlaku.23 Rogers (1942) mengemukakan pengertian konseling sebagai berikut: ”Konseling adalah serangkaian hubungan langsung dengan individu yang bertujuan untuk membantu dia dalam merubah sikap dan tingkahlakunya.”24
20
Hallen A, Bimbingan dan Konseling, h. 5 Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah, (Jakarta: PT. Raja Grapindo Persada, 2007), h. 16-17 22 Syamsu Yusuf, L.N dan A. Juntika Nurihsan, Landasan Bimbingan dan Konseling, (Bandung: PT. REMAJA ROSDAKARYA, 2005), h. 6 23 Depdiknas, Panduan Model Pengembangan Diri, h.188 24 Hallen A, Bimbingan dan Konseling, h. 10 21
15
Bimbingan dan konseling adalah proses pemberian bantuan yang terarah, kontinyu dan sistematis kepada setiap siswa agar dapat mengembangkan potensi yang dimiliki secara optimal dengan cara menginternalisasikan kemandirian dalam pemahaman diri, penerimaan diri, pengarahan diri dan perwujudan diri dalam mencapai tingkat perkembangan yang optimal dan penyesuaian diri dengan lingkungan. Dalam hubungan ini hendaknya firman Allah berikut ini tetap dijadikan
pegangan,
karena
mengandung
nilai optimisme
dalam
pelaksanaan kegiatan bimbingan konseling.
" ! “… dan sesungguhnya kamu dapat memberikan petunjuk kepada orang lain ke arah jalan yang benar” (QS. Assyura: 52)25 Dengan demikian bimbingan konseling mempunyai pengertian sebagai suatu bantuan yang diberikan oleh seorang pembimbing kepada orang lain (klien) dengan harapan klien tersebut dapat memecahkan masalahnya dan dapat memahami dirinya dan mengarahkan dirinya sesuasi
dengan
kemampuan
dan
potensinya
sehingga
mencapai
penyesuaian diri dengan lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Dari uraian di atas, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa bimbingan dan konseling sangat perlu diberikan kepada siswa agar tercapainya
kemandirian
dalam
pemahaman
diri
serta
dapat
mengembangkan potensi yang dimilikinya secara optimal sesuai dengan bakat dan kemampuannya, dan untuk membantu peserta didik agar mampu mencegah dan menghindarkan diri dari berbagai permasalahan yang dapat menghambat perkembangan dirinya serta mengatasi masalah yang dialaminya.
25
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung: CV Penerbit J-ART, 2005), h. 490
16
2. Tujuan Bimbingan dan Konseling Dalam Buku W.S. Winkel, Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah: Tujuan bimbingan dapat dibedakan atas tujuan sementara dan tujuan akhir. Tujuan sementara adalah: supaya orang bersikap dan bertindak sendiri dalam situasi hidupnya sekarang ini, misalnya melanjutkan atau memutuskan hubungan percintaan, mengambil sikap dalam pergaulan, mendaftarkan diri pada fakultas perguruan tinggi tertentu. Tujuan akhir ialah: supaya orang mampu mengatur kehidupannya sendiri, mengambil sikap sendiri, mempunyai pandangan sendiri dan menanggung sendiri konsekuensi atau resiko dari tindakan-tindakannya. Diharapkan supaya orang yang dibimbing sekarang ini akan berkembang lanjut, sehingga semakin memiliki kemampuan berdiri sendiri.26 Adapun menurut Drs. Paimun tujuan umum dari bimbingan dan konseling yaitu mempunyai tujuan yang sama dengan tujuan pendidikan, yaitu tercapainya perkembangan kepribadian yang optimal dan harmonis diantara unsur-unsurnya yang meliputi fisik, mental, emosional, sosial, dan moral, bahkan spiritual (religius). Apabila kepribadian telah berkembang secara optimal dan harmonis maka peserta didik dapat dikatakan telah dewasa. Tujuan pendidikan adalah kedewasaan, sedangkan tujuan bimbingan adalah kemandirian. Dalam ilmu pendidikan orang dewasa adalah orang yang sudah mampu mandiri. Orang yang sudah mandiri adalah orang yang sudah mampu bertanggung jawab.27 Tujuan bimbingan secara khusus yang merupakan penjabaran dari tujuan umum telah banyak dirumuskan dalam definisi Bimbingan, antara lain bimbingan dinyatakan sebagai bantuan yang diberikan kepada individu agar individu tersebut: a. Mengerti dirinya dan lingkungan. Mengerti diri meliputi pengenalan kemampuan, bakat khusus, minat, cita-cita dan nilai-nilai hidup yang dimilikinya untuk perkembangan dirinya. Mengerti lingkungan meliputi pengenalan lingkungan baik lingkungan fisik, sosial, maupun budaya. b. Mampu memilih, memutuskan dan merencanakan hidupnya secara bijaksana baik dalam bidang pendidikan, pekerjaan dan sosial-pribadi.
26
W.S. Winkel, Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah, (Jakarta: PT Gramedia, 1987), Cet. Ke-1, h. 17. 27 Paimun, Bimbingan dan Konseling Sari Perkuliahan, (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2008), h. 19-20
17
Termasuk di dalamnya membantu individu untuk memilih bidang studi, karier, dan pola hidup pribadinya. c. Mengembangkan kemampuan dan kesanggupannya secara maksimal. d. Memecahkan masalah yang dihadapi secara bijaksana. Bantuan ini termasuk memberikan bantuan menghilangkan kebiasaan-kebiasaan buruk atau sikap hidup yang menjadi sumber timbulnya masalah. e. Mengelola
aktivitas
kehidupannya,
mengembangkan
sudut
pandangannya, dan mengambil keputusan serta mempertanggung jawabkannya. f. Memahami dan mengarahkan diri dalam bertindak serta bersikap sesuai dengan tuntutan keadaan lingkungannya.28 Tujuan bimbingan di atas selaras dengan firman Allah SWT dalam surat Al-Baqarah ayat 148 yang berbunyi:
"'() & $ % ####
”...maka berlomba-lombalah kamu (dalam berbuat) kebaikan...” (Qs. Al-Baqarah: 148)29 Dalam surat An-Nahl ayat 125 terdapat firman Allah SWT yang berbunyi:
"'! & *+, ”Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik pula”. (Q. S. An-Nahl: 125)30
28
Yusuf Gunawan, Pengantar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: PT Prenhallindo, 2001), h. 41-42. 29 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 37 30 Mahmud Yunus, Tafsir Qur’an Karim, (Jakarta: PT. Hidakarya Agung, 2004), h. 399
18
Adapun tujuan akhir bimbingan dan konseling adalah agar siswa yang dibimbing dapat membimbing dirinya sendiri (self-guidance). Individu dipandang telah mampu membimbing dirinya sendiri apabila: a. Telah mampu memahami diri (self understanding) baik memahami kekuatan-kekuatannya ataupun kelemahan-kelemahannya. b. Menerima dirinya (self acceptance) dengan segala kelebihan dan kekurangannya. c. Dapat mengarahkan diri (self direction) kepada tujuan mulia yang bermanfaat bagi kehidupannya. d. Mengaktualisasikan potensi-potensi dirinya (self actualization, self realization) dengan cara-cara yang terpuji tanpa ada pihak-pihak yang dirugikan. Apabila seseorang sudah berada dalam keadaan demikian maka itulah yang dikatakan self-reliance, yaitu orang yang mampu berdiri diatas kaki sendiri, orang yang mampu bertanggung jawab, orang yang sudah mandiri (independence). Kemandirian memungkinkan tercapainya kesejahteraan (welfare). Inilah tujuan akhir bimbingan dan konseling.31 3. Fungsi Bimbingan dan Konseling Adapun fungsi bimbingan dan konseling yaitu: a. Fungsi Pemahaman, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik memahami diri dan lingkungannya. b. Fungsi Pencegahan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik mampu mencegah atau menghindarkan diri dari berbagai permasalahan yang dapat menghambat perkembangan dirinya. c. Fungsi pengentasan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik mengatasi masalah yang dialaminya. d. Fungsi Pemeliharaan dan Pengembangan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik memelihara dan menumbuhkembangkan berbagai potensi dan kondisi positif yang dimilikinya.32 Dilihat dari beberapa fungsi yang telah dijelaskan di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa bimbingan dan konseling sangat perlu diberikan kepada siswa karena dalam kehidupan manusia selalu dihadapkan pada masalah kehidupan. Oleh karena itu, bimbingan konseling dibutuhkan untuk mencegah atau memberi solusi atas persoalan31 32
Paimun, Bimbingan dan Konseling Sari Perkuliahan, h. 20-21 Depdiknas, Panduan Model Pengembangan Diri, h. 189
19
persoalan tersebut, dengan fungsi yang telah disebutkan di atas, maka setiap individu dapat menikmati kehidupan secara normal dan bahagia. 4. Jenis Layanan Bimbingan dan Konseling Dalam Meningkatkan Motivasi Adapun jenis-jenis layanan bimbingan dan konseling dalam meningkatkan motivasi belajar siswa yang akan penulis sampaikan yaitu mencakup beberapa hal sebagai berikut: a. Layanan Orientasi Layanan orientasi yaitu layanan bimbingan yang dilakukan untuk memperkenalkan siswa baru dan atau seseorang terhadap lingkungan yang baru dimasukinya.33 Adapun pelayanan yang dapat diberikan antara lain orientasi kehidupan di sekolah yang lebih tinggi, misalnya kehidupan di sekolah menengah (struktur sekolah, peraturanperaturan sekolah, kewajiban-kewajiban siswa, mata-mata pelajaran, penjurusan di SMA). Apabila siswa telah dikenalkan dengan pilihan sekolah lanjutan maka siswa dapat mengetahui mana yang lebih cocok dan mana yang tidak cocok dengan dirinya, kemudian dengan pilihan sekolah lanjutan yang cocok dengan bakat dan minatnya maka akan dapat menimbulkan motivasi. Pelayanan ini sangat bermanfaat karena siswa memperoleh pengalaman-pengalaman praktis sebelum mereka terjun ke lapangan kerja atau masyarakat yang sebenarnya. Mereka yang telah melakukan orientasi biasanyan tidak canggung lagi menghadapi situasi yang sebenarnya yang akan mereka alami dan tidak belajar terlalu banyak dalam situasi baru yang mereka masuki, karena dalam orientasi mereka sudah belajar melakukan adjustment.34
33
Prayitno dan Erman Amti, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: PT. RINEKA CIPTA, 2004), Cet. Ke-2, h. 255 34 Paimun, Bimbingan dan Konseling Sari Perkuliahan, (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2008), h. 39-40
20
b. Layanan Informasi Layanan informasi yaitu layanan yang membantu peserta didik menerima dan memahami berbagai informasi seperti informasi belajar, sosial, karir atau jabatan, dan pendidikan lanjutan. Layanan ini bertujuan agar para siswa mengetahui cara-cara belajar yang efektif, jenis-jenis
sekolah
untuk
melanjutkan
pendidikan,
jenis-jenis
jabatan/pekerjaan yang ada dalam masyarakat, serta jenis-jenis organisasi atau lembaga-lembaga yang ada dalam masyarakat untuk selanjutnya bagi mereka yang berpotensi, berbakat dan berminat dapat merencanakan untuk memasukinya apabila telah selesai menempuh pendidikan yang sekarang sedang berlangsung. Manfaat pelayanan informasi sangat besar, terutama karena pelayanan tersebut dapat mendorong motivasi untuk melanjutkan pelajaran, menambah kemampuan dan keterampilan serta memilih pekerjaan yang sesuai dengan cita-citanya, membantu menyalurkan bakat dan cita-cita siswa, menunjang keberhasilan belajar, membantu merencanakan dalam memilih pekerjaan yang sesuai dengan bakat, latar belakang pendidikan dan kepribadiannya.35 c. Layanan Penempatan dan Penyaluran Layanan penempatan dan penyaluran yaitu layanan yang membantu peserta didik memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat di dalam kelas, kelompok belajar, jurusan atau program studi, program latihan, magang, dan kegiatan ekstrakurikuler.36 Layanan ini bertujuan agar peserta didik dapat mengembangkan segenap bakat, minat dan segenap potensi lainnya. Manfaat pelayanan penempatan dan penyaluran adalah membantu
siswa
agar
dapat
berhasil
dalam
belajar,
dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungan, dapat mengembangkan potensi dan bakat siswa serta menunjang tercapainya cita-cita. Siswa yang 35 36
Paimun, Bimbingan dan Konseling Sari Perkuliahan, h. 39 Depdiknas, Panduan Model Pengembangan Diri, h.189
21
memperoleh pelayanan penempatan dan penyaluran yang tepat memungkinkan dia meningkatkan motivasinya untuk belajar agar dapat meneruskan pendidikannya dengan sukses dan dapat menduduki jabatan (pekerjaan) secara professional yang akan mengantarkannya kepada kesejahteraan dalam pekerjaannya. d. Layanan Penguasaan Konten Layanan penguasaan konten yaitu layanan yang membantu peserta didik menguasai konten tertentu, terutama kompetensi dan atau kebiasaan yang berguna dalam kehidupan di sekolah atau madrasah, keluarga dan masyarakat. Layanan ini memungkinan peserta didik mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik dalam penguasaan kompetensi yang cocok dengan kecepatan dan kemampuan dirinya serta berbagai aspek tujuan dan kegiatan belajar lainnya, dengan tujuan agar peserta didik dapat mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik. e. Layanan Konseling Perorangan Layanan konseling perorangan yaitu layanan yang membantu peserta didik dalam mengentaskan masalah pribadinya. Layanan ini memungkinan peserta didik mendapatkan layanan langsung tatap muka (secara
perorangan)
untuk
mengentaskan
permasalahan
yang
dihadapinya dan yang menghambat perkembangan dirinya. Tujuan layanan konseling perorangan adalah agar peserta didik dapat mengentaskan masalah yang dihadapinya. Pelayanan konseling merupakan pelayanan dan sekaligus merupakan teknik bimbingan dan konseling. Pelayanan konseling perorangan biasanya diberikan kepada siswa yang memiliki permasalahan pribadi. Jadi apabila permasalahan telah diatasi, maka siswa dapat meningkatkan motivasi belajarnya sesuai dengan arahan yang diberikan oleh guru bimbingan dan konseling selama proses konselimg berlangsung.
22
f. Layanan Bimbingan Kelompok Layanan bimbingan kelompok yaitu layanan yang membantu peserta didik dalam pengembangan pribadi, kemampuan hubungan sosial, kegiatan belajar, karir atau jabatan, dan pengambilan keputusan, serta melakukan kegiatan tertentu melalui dinamika kelompok. Layanan ini bertujuan agar peserta didik dapat memperoleh bahan dan membahas pokok bahasan (topik) tertentu untuk menunjang pemahaman dan pengembangan kemampuan sosial, serta untuk pengambilan keputusan atau tindakan tertentu melalui dinamika kelompok. Kegiatan kelompok merupakan teknik yang baik dalam bimbingan, karena kelompok memberikan kesempatan kepada individu untuk berpartisipasi dengan sebaik-baiknya. Banyak kegiatan tertentu yang lebih berhasil jika dilakukan dalam kelompok. Untuk mengembangkan bakat-bakat dan menyalurkan dorongan-dorongan dapat dilakukan melalui kegaiatan kelompok. Dengan kegiatan ini setiap anak mendapat kesempatan untuk meyumbangkan pikirannya, juga dapat mengembangkan rasa tanggung jawab. Dengan adanya rasa tanggung jawab maka dapat menimbulkan semangat dan motivasi dalam belajar. g. Layanan Konseling Kelompok Layanan konseling kelompok yaitu layanan yang membantu peserta didik dalam pembahasan dan pengentasan masalah pribadi melalui dinamika kelompok. Layanan ini memungkinkan peserta didik (masing-masing anggota kelompok) memperoleh kesempatan untuk pengentasan masalah pribadi melalui dinamika kelompok misalnya memberikan layanan konseling kepada sekelompok siswa yang tawuran, menggunakan narkoba, dan sebagainya. Apabila masalah tersebut telah teratasi dan siswa menyadari bahwa perlunya untuk meninggalkan masalah tersebut maka timbul motivasi untuk belajar lebih giat.
23
h. Layanan Konsultasi Layanan konsultasi yaitu layanan yang membantu peserta didik dan atau pihak lain dalam memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara yang perlu dilaksanakan dalam menangani kondisi dan atau masalah peserta didik. Bagi siswa yang mengalami masalah belajar bisa konsultasi dengan guru BK, misalnya kesulitan dalam mengingat pelajaran, kesulitan cara membagi waktu belajar, kesulitan dalam menyusun jadwal kegiatan belajar. Dengan adanya layanan konsultasi ini memungkinkan siswa diberikan motivasi atau solusi yang benar sehingga dapat mengurangi masalah yang dialami para siswa. 5. Peran Bimbingan dan Konseling Dalam Meningkatkan Motivasi Permasalahan yang dialami para siswa di sekolah sering kali tidak dapat dihindari, meski dengan pengajaran yang baik sekalipun. Hal ini terlebih lagi disebabkan karena sumber-sumber permasalahan siswa banyak yang terletak di luar sekolah. Dalam kaitan itu, permasalahan siswa tidak boleh dibiarkan begitu saja. Apabila misi sekolah adalah menyediakan pelayanan yang luas untuk secara efektif membantu siswa mencapai
tujuan-tujuan
permasalahannya,
maka
perkembangannya segenap
kegiatan
dan
dan
mengatasi
kemudahan
yang
diselenggarakan sekolah perlu diarahkan ke sana. Di sinilah dirasakan perlunya pelayanan bimbingan dan konseling di samping kegiatan pengajaran. Dalam tugas pelayanan yang luas, bimbingan dan konseling di sekolah adalah pelayanan untuk semua murid yang mengacu pada keseluruhan perkembangan mereka, yang meliputi keempat
dimensi
kemanusiaannya yaitu dimensi keindividualan (individualitas), kesosialan (sosialitas), kesusilaan (moralitas), dan keberagamaan (religiusitas) dalam rangka mewujudkan manusia seutuhnya. Sebagaimana permasalahan yang telah dijelaskan di atas, maka peran bimbingan dan konseling pada dasarnya adalah membantu individu dan kelompok individu anggota masayarakat untuk:
24
a. Mengurangi sampai seminimal mungkin dampak sumber-sumber permasalahan
yang
dapat
menghambat
pengembangan
hakikat
kemanusiaan dengan keempat dimensi menuju manusia seutuhnya yang sesuai dengan tuntutan masyarakat b. Mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh individu dan kelompok individu c. Memperkembangkan diri individu dan kelompok individu seoptimal mungkin.37 Dikemukakan dalam Surat Keputusan Pendayagunaan Aparatur Negara, Nomor 026 Tahun 1989 menyebutkan secara eksplisit pekerjaan bimbingan dan penyuluhan (konseling) dan pekerjaan megajar yang satu sama lain berkedudukan seimbang dan sejajar. Dalam Surat Keputusan tersebut disebutkan bahwa seorang guru di sekolah dapat mengerjakan kegiatan mengajar atau kegiatan pelayanan bimbingan dan penyuluhan.38 Keberadaan pelayanan bimbingan dan penyuluhan di sekolah di pertegas lagi oleh Peraturan Pemerintah No. 28 tahun 1990 (tentang Pendidikan Dasar) dan No. 29 tahun 1990 (tentang Pendidikan Menengah). Dalam kedua peraturan pemerintah itu disebutkan dalam Bab X, bahwa: a. Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan, dan merencanakan masa depan; b. Bimbingan diberikan oleh guru pembimbing Dalam penjelasannya Peraturan Pemerintah No. 29 tahun 1990 menyebutkan bahwa: 1) Bimbingan dalam rangka menemukan pribadi siswa, dimaksudkan untuk membantu siswa mengenal kelebihan dan kekurangan yang ada pada dirinya;
37 38
Prayitno dan Erman Amti, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, h. 35 Prayitno dan Erman Amti, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, h. 30
25
2) Bimbingan dalam rangka mengenal lingkungan, dimaksudkan untuk membantu siswa menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial, ekonomi, budaya serta alam yang ada; 3) Bimbingan
dalam
rangka
merencanakan
masa
depan,
mempersiapkan diri untuk langkah yang dipilihnya setelah tamat belajar pada sekolah menengah serta karirnya di masa depan.39 Peraturan perundangan tersebut di atas memberikan legalisasi yang cukup mantap tentang keberadaan pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah. Boleh dikatakan pekerjaan bimbingan dan konseling tidak dapat diganggu gugat lagi keberadaannya. Dari uraian di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah telah diterima dan menjadi suatu pekerjaan yang tugas dan ruang lingkupnya jelas. Jadi, dalam memenuhi misinya itu sekolah perlu menyelenggarakan kegiatan pendidikan dalam arti yang seluas-luasnya agar dapat menciptakan suasana pengajaran dan suasana kelas yang menyejukkan, bersemangat, luwes dan subur. Isi pengajaran dalam arti yang luas itu secara langsung mengait materi-materi yang relevan dengan keempat dimensi dan pengembangan manusia yang seutuhnya.
C. Kerangka Berpikir dan Hipotesis 1. Kerangka Berpikir Minat belajar berbeda dengan kesenangan atau minat terhadap halhal yang sifatnya sementara, dimana hal tersebut bukan dalam kekuatan atau motivasi tindakan, melainkan dalam ketetapan. Rasa bosan adalah lawan dari minat. Minat siswa memegang peranan penting dalam kehidupan siswa sebagai sumber motivasi untuk belajar, sumber aspirasi, kegembiraan dan prestasi. Anak yang merasa bosan atau sesungguhnya tidak suka belajar, menunjukkan dengan prilaku yang menjengkelkan para guru dan teman 39
Peraturan Pemerintah No. 29 tahun 1990 Tentang Pendidikan Menengah, h. 43
26
sekelasnya yang akan meningkatkan rasa tidak suka mereka akan belajar. Rasa bosan ini sangat berpengaruh pada minat belajar anak di sekolah, oleh karena itu seorang guru dituntut harus pandai mengatur kondisi dan situasi agar anak didiknya tidak merasa bosan. Motivasi memang merupakan faktor yang mempunyai arti penting bagi seorang anak didik. Apalah artinya anak didik pergi ke sekolah tanpa motivasi untuk belajar. Untuk bermain-main berlama-lama di sekolah adalah bukan waktunya yang tepat. Untuk mengganggu teman atau membuat keributan adalah suatu perbuatan yang kurang terpuji bagi orang terpelajar seperti anak didik. Maka, anak didik datang ke sekolah bukan untuk itu semua, tetapi untuk belajar demi masa depannya kelak di kemudian hari. Setiap proses pembelajaran selalu menghasilkan hasil belajar. Masalah yang dihadapi adalah sampai di tingkat mana prestasi (hasil) belajar yang telah dicapai. Sehubungan dengan hal inilah keberhasilan proses belajar itu dibagi atas beberapa tingkatan atau taraf. Tingkat keberhasilan belajar tersebut adalah sebagai berikut: a. Istimewa (maksimal): apabila seluruh bahan pelajaran yang dipelajari siswa dapat dikuasai olehnya. b. Baik sekali (optimal): apabila sebagian besar (76%-99%) bahan pelajaran yang dipelajari siswa dapat dikuasainya. c. Baik (minimal): apabila bahan pelajaran yang dipelajari siswa hanya 60%-75% saja yang dikuasainya d. Kurang: apabila bahan pelajaran yang dipelajari oleh siswa 60% dikuasainya.40 Dengan melihat data yang terdapat dalam format daya serap siswa dalam pelajaran dan persentase keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan instruksional khusus tersebut, dapatlah diketahui keberhasilan proses belajar siswa yang telah dilakukannya. 40
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002), h. 118
27
Setiap tujuan yang dirumuskan menghendaki penggunaan metode yang sesuai. Untuk mencapai satu tujuan tidak mesti menggunakan satu metode, tetapi bisa juga menggunakan lebih dari satu metode. Apalagi bila rumusan tujuan itu lebih dari dua rumusan tujuan. Dalam hal ini diperlukan penggabungan penggunaan metode mengajar. Dengan begitu kekurangan metode yang satu dapat ditutupi oleh kelebihan metode yang lain. Strategi metode mengajar yang saling melengkapi ini akan mengahasilkan hasil belajar siswa yang lebih baik dari pada penggunaan satu metode. Penggunaan metode yang bervariasi akan memicu keberhasilan belajar siswa. Dalam kaitannya dengan hal ini, maka pelayanan bimbingan dan konseling untuk meningkatkan motivasi belajar siswa akan sangat dominan. Karena bagaimanapun juga belajar tanpa motivasi yang kuat dari diri siswa itu sendiri tidak akan bisa mencapai tujuan keberhasilan belajar siswa itu sendiri. Disamping itu sejalan dengan inti tujuan pendidikan yaitu terwujudnya kepribadian yang optimal dari setiap peserta didik. Tujuan ini pulalah yang ingin dicapai oleh layanan bimbingan dan konseling. Untuk mencapai tujuan tersebut, setiap kegiatan pendidikan hendaknya diarahkan untuk tercapainya pribadi-pribadi yang berkembang optimal sesuai potensi dan karakteristiknya masing-masing. Guna mewujudkan pribadi yang berkembang optimal, kegiatan pendidikan hendaknya bersifat menyeluruh dan tidak hanya bersifat instruksional belaka, tetapi yang meliputi kegiatan yang menjamin bahwa setiap peserta didik secara pribadi memperoleh layanan
sehingga akhirnya dapat
berkembang secara optimal. Dalam kaitan ini, bimbingan dan konseling mempunyai peranan yang sangat penting dalam pendidikan, yaitu membantu setiap pribadi peserta didik agar berkembang secara optimal. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa bimbingan konseling yang diterima oleh seorang siswa dari guru bimbingan konseling dapat menumbuhkan minat belajar siswa, keberhasilan siswa dalam belajar, hingga mencapai tujuan yang dicita-citakan bersama. Dengan demikian
28
berarti bimbingan konseling yang pernah diterima oleh siswa dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa tersebut. 2. Hipotesis Ho
: tidak terdapat pengaruh positif yang signifikan antara bimbingan konseling dengan motivasi belajar siswa.
Ha
: terdapat pengaruh positif yang signifikan antara bimbingan konseling dengan motivasi belajar siswa.
29
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Variabel Penelitian Variabel penelitian yang peneliti maksud adalah variabel bebas (X) ialah bimbingan konseling dan variabel terikat (Y) ialah motivasi belajar. Adapun variabel bebas (X) yaitu variabel yang dapat mempengaruhi variabel terikat (Y), sedangkan variabel terikat (Y) yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas (X).
B. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan wilayah secara umum yang terdiri atas objek atau subjek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian diambil kesimpulannya.1 Populasi yang menjadi subjek penelitian ini adalah siswa siswi SMP Babus Salam Cimone Tangerang tahun ajaran 2010 yang terdiri dari kelas I, kelas II, dan kelas III yang berjumlah 303 orang.
1
Sugiono, Metodologi Penelitian, (Bandung: CV. Alfabeta, 1999) h. 7
29
30
2. Sampel Sampel adalah “sebagian atau wakil populasi yang diteliti”2 Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik random sampling yaitu teknik pengambilan sampel secara acak. Teknik ini dapat digunakan karena dilakukan secara acak, yaitu sampel yang diambil dari siswa-siswi di SMP Babus Salam Cimone Tangerang yang terdiri dari 3 kelas, yang masing-masing kelasnya diambil sampel 10 orang yaitu dengan cara undian, dan langkah-langkahnya antara lain sebagai berikut: a. Membuat daftar nama semua subjek atau individu di kertas kecil b. Menggulung kertas itu baik-baik c. Memasukkan gulungan kertas tersebut ke dalam tempolong d. Mengambil kertas gulungan satu-persatu sampai jumlah yang penulis perlukan tercapai. Sampel ini digunakan untuk menentukan siswa-siswi SMP Babus Salam Cimone Tangerang yang akan menjadi responden, sehingga 30 orang tersebut terpilih sebagai sampel dan ditambah 27 orang guru yang akan menjadi sampel. Adapun perincianya terdapat pada tabel berikut.
TABEL 1 KEADAAN SISWA SMP BABUS SALAM DALAM POPULASI DAN SAMPEL
2
NO
KELAS
POPULASI
SAMPEL
1
I
95
10
2
II
85
10
3
III
123
10
JUMLAH
303
30
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Bina Aksara,1998) h. 131
31
C. Metode Penelitian 1. Penelitian Kepustakaan (library research) Penelitian kepustakaan yaitu pengumpulan data dan informasi dengan cara membaca buku-buku , majalah, naskah, makalah-makalah dan sumber lain yang berkaitan dengan judul skripsi. 2. Penelitian Lapangan (field research) Penelitian lapangan yaitu pengumpulan data dari lokasi penelitian yang tujuan utamanya mencari jawaban dari pertanyaan dalam perumusan masalah.
D. Teknik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data yang valid dalam penelitian ini, maka peneliti mempergunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut: 1. Observasi Observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan pada objek yang diselidiki secara seksama serta melakukan pencatatan secara sistematis. Dalam melakukan observasi, peneliti melakukannya dengan cara mengamati lingkungan sekolah dan mencatat apabila ada hal-hal yang dianggap penting dalam melakukan penelitian ini. Dalam penelitian ini teknik observasi penulis gunakan untuk: a. Mengamati lokasi penelitian secara langsung b. Mengamati kondisi siswa dan para guru c. Mengamati sarana dan prasarana. 2. Interview atau Wawancara Interview adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewancara (interviewer) untuk memperoleh informasi dari terwancara3. Target yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mendapatkan data akurat, jujur dan dapat dipertanggung jawabkan tentang pengaruh bimbingan dan 3
Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Rosda karya, 2002) h.135
32
konseling terhadap motivasi belajar siswa. Untuk keperluan itu maka peneliti akan menggunakan petunjuk umum wawancara dimana peneliti harus membuat kerangka dan garis besar pokok pertanyaan4. Peneliti melakukan wawancara khususnya kepada guru bimbingan konseling seputar pelaksanaan bimbingan dan konseling di SMP Babus Salam Cimone Tangerang. 3. Angket Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden tentang motivasi belajar dan pelayanan bimbingan dan konseling yang diperlukan. Dalam hal ini, penulis menyebarkan angket (daftar pertanyaan) kepada seluruh responden yang berisikan pertanyaan tentang masalah yang akan diteliti dan responden hanya memilih satu jawaban yang paling tepat sesuai keadaan sebenarnya.
E. Teknik Analisis Data Untuk menganalisa data yang telah dikumpulkan peneliti akan mempergunakan analisa data yang sesuai dengan jenis data dalam penelitian ini. Sedangkan rumus yang akan di pergunakan adalah rumus korelasi product moment.
r
XY =
xy (
4
x2 ) (
y2 )
Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, h.136
33
Keterangan : r
XY = Koefisien korelasi antara gejala x dan gejala y
xy
= Jumlah product dari x dan y
x² = jumlah gejala x kecil kuadrat y² = jumlah gejala y kecil kuadrat TABEL 2 INTERPRETASI NILAI KRITIK Besar Nilai r Antara 0,800 sampai dengan 1,00
Interpretasi Tinggi
0,600 sampai dengan 0,800
Cukup
0,400 sampai dengan 0,600
Agak rendah
0,200 sampai dengan 0,400
Rendah
0,000 sampai dengan 0,200
Sangat rendah (Tidak berkorelasi)5
5
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Bina Aksara,1998) h. 276
34
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum SMP Babus Salam Cimone Tangerang 1. Sejarah Berdirinya SMP Babus Salam Cimone Tangerang SMP Babus Salam adalah Sekolah Menengah Pertama yang berada di bawah naungan Yayasan Pondok Pesantren Babus Salam sebagai
salah satu Lembaga Pendidikan Islam tua, bertujuan untuk membentuk pribadi muslim yang bertaqwa dengan kualitas Iman, Ilmu dan Amal serta memenuhi harapan Agama, Nusa dan Bangsa. Jauh sebelum tahun kemerdekaan Republik Indonesia tahun 1945, KH. Arsyad telah merintis Yayasan Pendidikan Islam. Sekian tahun lamanya Kyai Arsyad mengajarkan berbagai ilmu kepada para muridnya yang datang dari berbagai pelosok daerah. Namun kemudian, pada tahuntahun dimana terjadi agresi Belanda terhadap Indonesia dan keadaan negara yang terus bergolak di bawah pemerintah Hindia Belanda, berbagai aktifitas dan kegiatan selalu berada dibawah tekanan pihak penjajah, sampai-sampai ibadah pun adakalanya mendapat tekanan. Pendidikan Islam ini pun mengalami gangguan besar karena tekanantekanan dari sana-sini yang akhirnya Kyai Arsyad terpaksa menghentikan sementara pendidikan Islam ini dan meninggalkan yayasan pendidikan Islam ini untuk bergerilya memanggul senjata bersama pejuang lainnya
34
35
karena tak rela martabat Indonesia terus diinjak-injak, yang pada akhirnya beliau gugur sebagai syahid. Namun 16 tahun kemudian lamanya tanpa kegiatan belajar mengajar, Kyai Rifa’I yang mana beliau adalah menantu dari Kyai Arsyad harus memulai semuanya dari awal lagi dengan mengajar murid pertama beliau bernama H. Said yang telah berkeluarga dan juga telah memiliki Yayasan pendidikan sendiri. Namun pada akhirnya murid-muridnya terus bertambah sampai mencapai 60 orang. Tahun 1992, beliau mengangkat menantu bernama Anwar Wahdi Hasi yang menikah dengan putri ke-4 beliau, yang pada akhirnya melanjutkan estafet kepemimpinan Yayasan Pendidikan Islam ini mulai dari tahun 1993. Atas ide Kyai Rifa’i sendiri nama Yayasan Pendidikan Islam ini dirubah menjadi
Yayasan Pondok Pesantren Babus Salam.
Begitu juga dengan metode belajar mengajar pun telah dikembangkan Tahun 1993, Anwar Wahdi Hasi melanjutkan proses belajar mengajar di Yayasan Pondok Pesantren Babus Salam. Dengan berbagai pengalaman akademik yang beliau punya dengan mencoba terus mengembangkan Yayasan Pondok Pesantren Babus Salam dengan menerapkan sistem baru. Awalnya jumlah murid Yayasan Pondok Pesantren Babus Salam masih 5 orang. Namun kepercayaan masyarakat pun kian bertambah dan sampailah murid berjumlah 78 orang. Pada saat itulah Yayasan Pondok Pesantren Babus Salam mencoba untuk memadukan kurikulum pendidikan Islam dengan kurikulum pemerintah yang akhirnya memakai kurikulum DIKNAS (Pendidikan Nasional), ini semua bertahan sampai saat ini. Dengan status yang sudah berubah, dan bangunan yang sudah semakin berkembang dan memadai dari sebelumnya, tentunya Yayasan Pondok Pesantren Babus Salam semakin dipercaya oleh masyarakat untuk memasukkan putra-putri mereka ke Yayasan Pondok Pesantren Babus Salam. Dengan melihat data perkembangan siswa tersebut, maka Yayasan Pondok Pesantren Babus Salam menambah jenjang pendidikan formalnya
36
ke jenjang yang lebih tinggi, mengingat kepercayaan masyarakat semakin besar untuk menitipkan putra-putrinya di Yayasan Pondok Pesantren Babus Salam, maka didirikanlah satu jenjang lagi yaitu SMP Babus Salam, tepatnya pada bulan Juli tahun 1995 Yayasan Pondok Pesantren Babus Salam menunjuk Bapak Faizuddin Said sebagai Kepala SMP. Namun karena kesibukan beliau dan ingin lebih berkonsentrasi di tempat lain, maka pada Tahun Pelajaran 2003 Yayasan Pondok Pesantren Babus Salam kembali menunjuk Amin Mustakim, S. Sos. I sebagai Kepala Sekolah berikutnya. Hal tersebut berlanjut sampai tahun 2008 yang kemudian Unit SMP ini di pimpin oleh Achmad Rhojali Syahri, S. Ag. 2. Visi dan Misi a. Visi Visi pada umumnya dirumuskan dengan kalimat : 1) filosofis, 2) khas, 3) syarat makna. Adapun visi yang dirumuskan oleh SMP Babus Salam Cimone Tangerang ialah: “Mempersiapkan insan-insan didik berkualitas, dengan keshalihan dunia dan akhirat, yang memungkinkan mereka menjadi insan-insan berprestasi dan berakhlak mulia”. SMP Babus Salam memilih visi ini untuk tujuan jangka panjang, jangka menengah dan jangka pendek. Visi ini menjiwai warga SMP Babus
Salam
untuk
selalu
mewujudkannya
setiap
saat
dan
berkelanjutan dalam mencapai tujuan sekolah. Visi tersebut mencerminkan profil dan cita-cita sekolah yang : a. Berorientasi ke depan b. Berpegang pada prinsip pengembangan potensi secara inovatif dengan tetap memperhatikan kearifan lokal. c. Mendorong profesionalisme dengan tetap mengusung semangat egalitarianisme. d. Mendorong terbangunnya komitmen seluruh warga sekolah untuk tercapainya tujuan pendidikan e. Mengarahkan langkah-langkah strategis (misi) sekolah/madrasah.
37
Untuk mencapai visi tersebut, perlu dilakukan suatu misi berupa kegiatan jangka panjang dengan arah yang jelas. Berikut ini merupakan misi yang dirumuskan berdasarkan visi di atas. b. Misi Adapaun misi SMP Babus Salam Cimone Tangerang adalah sebagai berikut: 1. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif sehingga setiap siswa berkembang secara optimal, sesuai dengan potensi yang dimiliki. 2. Menumbuhkan semangat ukhuwah Islamiyah (persaudaraan Islam) kepada seluruh warga sekolah. 3. Mendorong dan membantu setiap siswa untuk mengenali potensi dirinya, sehingga dapat berkembang secara optimal. 4. Menumbuhkan dan mendorong terbentuknya kepribadian yang sesuai dengan prinsip akhlakul karimah dalam kehidupan sehari-hari 5. Mendorong lulusan yang berkualitas, berprestasi, berakhlak mulia, dan bertaqwa pada Tuhan Yang Maha Esa. Berikut ini merupakan jabaran tujuan yang diuraikan dari visi dan misi SMP Babus Salam Cimone Tangerang agar komunikatif dan bisa diukur sebagai berikut: 1. Menciptakan dan menyelenggarakan proses pendidikan yang berorientasi pada target pencapaian efektivitas proses pendidikan dan pembelajaran berdasarkan konsep Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS) 2. Mewujudkan
sistem
kepemimpinan
yang
kuat
dalam
mengakomodasi, menggerakkan dan menyerasikan semua sumber daya pendidikan yang tersedia 3. Mengelola tenaga pendidik dan kependidikan secara efektif berdasarkan analisis kebutuhan, perencanaan, pengembangan, evaluasi kerja, hubungan kerja, imbal jasa yang memadai
38
4. Penanaman budaya mutu kepada seluruh warga pendidikan yang di dasarkan pada keterampilan atau skill dan profesionalisme 5. Menciptakan sistem kebersamaan melalui team work yang kompak, cerdas dan dinamis dalam rangka menghasilkan output pendidikan yang berkualitas dan berakhlak mulia 6. Menciptakan sikap kemandirian secara kelembagaan melalui peningkatan sumbar daya yang memadai 7. Mengembangkan dan meningkatkan adanya partisipasi seluruh stake holders pendidikan dengan dilandasi sikap tanggung jawab dan dedikasi 8. Menciptakan dan mengembangkan sistem pengelolaan yang transparan dalam pengambilan keputusan 9. Program peningkatan mutu, kualitas prestasi output santri dalam bidang akademik maupun non akademik secara berkelanjutan (sustainabilitas) 10. Memprioritaskan pelayanan pendidikan kepada seluruh santri dalam rangka meminimalisasi angka drop out 11. Memberi rasa kepuasan bagi seluruh warga pendidikan sesuai dengan tugas pokok, fungsi dan kewenangannya. 3. Keadaan Guru dan Karyawan a.
Guru Guru atau Pendidik merupakan salah satu bagian integral dalam keseluruhan proses pembelajaran. Pendidik merupakan salah satu komponen yang harus ada dalam kegiatan pembelajaran. Dengan tersedianya para pendidik maka proses pembelajaran dapat terlaksana dengan baik. Di SMP Babus Salam Cimone Tangerang jumlah keseluruhan tenaga pendidik adalah 27 orang guru yang terdiri dari 20 orang guru laki-laki dan 7 orang guru perempuan yang sebagian besar merupakan lulusan sarjana (S1). Untuk lebih jelasnya tentang keadaan
39
guru/pendidik di SMP Babus Salam Cimone Tangerang dapat dilihat pada tabel berikut. TABEL 3 KEADAAN GURU SMP BABUS SALAM MENURUT IJAZAH DAN BIDANG TUGASNYA TAHUN 2010/20111
Pendidikan
No
Nama
L/P
1
Achmad Rhojali Syahri, S.Ag
L
S1
TIK
2
H. Ahmad. Zaenuri, S.Pd.I
L
S1
PAI
3
Abdurrachman, S.Pd.I
L
S1
PAI
4
Muh. Eman, S.Pd.I
L
S1
PAI
5
Luki Lukmansyah
L
D3
PKN
6
Zaenal Arifin, S.Pd.I
L
S1
Bhs. Indonesia
7
Fathurrahman Hasi, S.Sos.I
L
S1
Bhs. Indonesia
8
Alfan Wahyuddin, SS
L
S1
Bhs. Indonesia
9
M. R. Budiman, S.Pd.I
L
S1
Bhs. Inggris
10
Sutisna
L
D3
Bhs. Inggris
11
Syarifah Alawiyah
P
D3
Bhs. Inggris
12
Riyanto, S.Ag
L
S1
Matematika
13
Roihanatus Sh, SP
P
S1
Matematika
14
Ahmad Saefi, SPd.I
L
S1
Matematika
15
Yuni Sakbania, SP
P
S1
IPA
16
Nurrohmah, S.Pd
P
S1
IPA
1
Terakhir
Guru Bid. Studi
Dokumen SMP Babus Salam Cimone, (Tangerang: Tahun Ajaran 2010/ 2011)
40
17
Lukman Hidayat, S.Tk
L
S1
IPA
18
Irma Afriyanti, S.Pd
P
S1
IPS
19
Muh. Yusuf, S.Pd.I
L
S1
IPS
20
Amin Mustakim, S.Sos.I
L
S1
IPS
21
Syifa Fauziyah
P
-
Seni dan Budaya
22
Zein Alaydrus, S.Pd.I
L
S1
Penjaskes
23
Muh. Epan, S.Kom
L
S1
TIK
24
Hj. Yayah Fauziah
P
-
Peng. Diri
25
Ahmad Sya'roni, S.Pd.I
L
S1
Bhs. Arab
26
Sarjana Syarifi
L
-
Bhs. Arab
27
Abdul Haris, S.Pd.I
L
S1
Bhs. Arab
b. Karyawan Kelancaran dan keberhasilan suatu pendidikan sangat ditentukan oleh peran serta karyawan yang baik, teratur, serta terencana. Yang dimaksud karyawan disini adalah kepala perpustakaan, kepala Lab. IPA, kepala Lab. IPS, staff tata usaha, staff kebersihan, dan satpam. Selanjutnya untuk mengetahui keadaan karyawan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
TABEL 4 KEADAAN KARYAWAN SMP BABUS SALAM MENURUT IJAZAH DAN TUGASNYA TAHUN 2010/2011
No
Nama
L/P
Lulusan
Jabatan
1
Siti Muniroh
P
Administrasi/ D3
Staf TU
41
2
Siti Juhanah
P
Administrasi/ SMK
Staf TU
3
Ammatul Azizah
P
SLTA
K. perpustakaan
4
Ahmad Afandi
L
SLTA
K. Lab. IPA
5
Badrul Ulum
L
SLTA
K. Lab. Komp
6
Rifki Fitra Hadi
L
SLTA
Penjaga Sekolah
7
Khoirul Rozikin
L
SLTA
Office Boy
4. Keadaan Siswa Adapun keadaan siswa SMP Babus Salam Cimone Tangerang yaitu terdiri dari kelas I, II, dan III yang mana jumlah keseluruhannya adalah 303 orang siswa yakni 142 orang laki-laki dan 161 orang perempuan. Untuk lebih jelasnya keadaan siswa SMP Babus Salam Cimone Tangerang dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
TABEL 5 KEADAAN SISWA SMP BABUS SALAM MENURUT KELAS DAN JENIS KELAMIN TAHUN 2010/2011
No
Kelas
1
Jenis Kelamin
Jumlah
L
P
I
43
52
95
2
II
40
45
85
3
III
59
64
123
142
161
303
Jumlah
42
5. Keadaan Sarana dan Prasarana Untuk menunjang pelaksanaan pendidikan, saat ini SMP Babus Salam Cimone Tangerang telah memiliki berbagai sarana dan prasarana dalam memudahkan proses pembelajaran. Untuk lebih jelasnya keadaan sarana dan prasarana di SMP Babus Salam Cimone Tangerang dapat dilihat pada tabel berikut. TABEL 6 KEADAAN SARANA DAN PRASARANA SMP BABUS SALAM MENURUT JUMLAH DAN KONDISINYA No
Sarana dan Prasarana
Jumlah
Kondisi
1
Luas Tanah
1070 m2
Baik
2
Luas Bangunan
750 m2
Baik
3
Keadaan Status Tanah
Milik Yayasan
Baik
4
Ruang Kelas
16
Baik
5
Ruang Perpustakaan
1
Baik
6
Ruang Lab. Biologi
1
Baik
7
Ruang Lab. Kimia
1
Baik
8
Ruang Lab. Fisika
1
Baik
9
Ruang Lab. Komputer
1
Baik
10
Ruang Lab. Bahasa
0
-
11
Ruang Pimpinan
1
Baik
12
Ruang Guru
1
Baik
43
13
Ruang Tata Usaha
1
Baik
14
Tempat Beribadah
1
Baik
15
Ruang Konseling
1
Baik
16
Ruang UKS
1
Cukup Baik
17
Ruang Osis
2
Baik
18
WC Siswa
8
CukupBaik
19
WC Guru
4
Baik
20
Gudang
1
CukupBaik
21
Ruang Tamu
1
Baik
22
Tempat Bermain/Olahraga
2
Baik
23
Koperasi
1
Baik
24
Kantin
1
Cukup Baik
B. Deskripsi Data Setelah penulis mengadakan penelitian pada lokasi yang telah penulis tentukan yakni SMP Babus Salam Cimone Tangerang, maka dapatlah penulis mengumpulkan data dari lokasi yang penulis teliti tersebut, baik yang diperoleh dari penyebaran angket, wawancara, maupun dari pengamatan langsung melalui indera (observasi). Untuk mengetahui pengaruh Bimbingan dan Konseling terhadap motivasi belajar siswa SMP Babus Salam Cimone Tangerang maka penulis mengadakan penelitian dengan cara penyebaran angket pada 27 orang guru
44
dan 30 orang siswa dari 3 kelas sebagaimana yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya. Berangkat dari hal diatas, maka penyajian data yang akan penulis lakukan pada bab ini yaitu dengan cara mentabulasi sebelum penulis menganaliasanya.
Sebagai
gambaran
selengkapnya
dapatlah
penulis
mentabulasi sebagai berikut:
TABEL 7 HASIL ANGKET SISWA VARIABEL X (BIMBINGAN KONSELING)
NOMOR ANGKET VARIABEL X
NO
SKOR RES
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
1
4
4
4
3
4
3
4
4
3
4
4
4
4
49
2
4
4
4
3
3
3
3
2
4
3
4
4
4
45
3
4
3
4
4
4
2
4
4
4
4
4
4
4
49
4
4
4
3
3
4
3
4
4
4
4
4
4
4
49
5
3
3
4
4
3
3
3
3
4
4
4
3
4
45
6
4
3
4
3
3
3
3
3
3
3
4
4
4
44
7
4
4
3
4
2
3
4
3
3
4
4
4
4
46
8
4
3
4
4
4
3
3
4
4
4
4
4
4
49
9
4
3
4
4
3
3
3
2
2
4
4
3
4
43
10
3
4
3
4
2
3
4
2
4
4
4
4
4
45
11
4
4
3
4
4
3
3
2
4
4
4
4
4
47
12
4
4
4
4
3
3
3
3
3
4
4
4
4
47
13
4
4
3
4
4
3
4
3
4
2
2
4
4
45
14
4
3
4
4
2
3
4
4
4
4
4
4
4
48
15
4
4
3
3
4
3
3
4
4
3
2
3
4
44
45
16
4
4
3
4
3
3
3
3
3
3
4
4
4
45
17
4
3
4
2
4
3
4
4
3
4
3
4
4
46
18
3
4
4
4
4
3
4
4
2
4
3
4
4
47
19
4
3
3
3
4
3
3
3
4
4
3
4
4
45
20
4
3
4
4
3
3
4
4
4
4
4
4
4
49
21
4
3
3
3
4
3
4
3
3
3
4
4
4
45
22
4
4
4
4
3
2
4
4
3
3
3
4
4
46
23
4
3
3
4
3
3
3
4
4
4
4
4
4
47
24
4
4
3
4
4
2
4
3
4
4
4
4
4
48
25
3
4
4
4
3
3
4
4
3
2
3
4
4
45
26
3
4
4
4
2
3
4
3
3
4
3
4
4
45
27
4
4
3
2
4
3
4
4
4
3
4
4
4
47
28
4
4
4
4
3
3
4
4
4
2
4
4
4
48
29
4
4
3
4
4
3
4
4
4
3
4
4
4
49
30
4
4
4
3
4
3
3
4
4
4
4
4
4
49
TABEL 8 HASIL ANGKET SISWA VARIABEL Y (MOTIVASI BELAJAR)
NOMOR ANGKET VARIABEL Y
NO
SKOR RES
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
1
3
4
2
4
3
4
4
3
4
2
4
4
4
45
2
2
2
3
3
2
4
4
2
2
2
2
2
2
32
3
4
4
2
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
49
4
3
4
4
4
3
4
4
3
2
4
4
4
4
47
5
3
2
2
3
2
4
4
2
2
2
2
2
2
32
46
6
2
2
3
2
2
4
4
2
3
2
2
2
4
34
7
4
2
2
2
4
4
4
2
2
2
2
2
4
36
8
3
3
4
3
2
4
4
4
3
4
4
4
4
46
9
2
2
3
2
2
4
4
3
2
2
3
4
4
37
10
4
4
2
2
3
4
4
2
2
3
4
4
3
41
11
4
4
4
4
3
4
2
4
3
4
4
3
4
47
12
4
2
4
2
3
3
4
3
4
3
4
4
3
43
13
2
3
4
4
3
4
3
3
2
3
4
4
4
43
14
3
2
2
2
2
4
2
2
2
4
2
3
4
34
15
2
2
4
4
3
3
4
2
2
3
3
4
4
40
16
3
3
4
2
2
3
4
2
3
3
2
4
2
37
17
4
4
2
2
2
4
4
3
2
2
4
4
4
41
18
2
3
2
2
3
2
4
4
3
2
2
3
4
36
19
2
2
3
2
2
3
3
2
2
4
4
2
3
34
20
4
3
3
4
2
3
4
4
4
3
3
4
4
45
21
2
4
4
3
2
4
4
3
2
3
4
4
4
43
22
2
4
4
4
2
3
4
3
3
4
4
2
4
43
23
4
2
2
3
3
4
4
3
4
4
4
4
4
45
24
4
3
4
4
3
4
4
3
3
3
4
4
4
47
25
3
2
4
4
4
3
2
3
4
4
4
4
4
45
26
3
4
2
2
3
4
3
3
4
4
4
3
3
42
27
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
3
4
4
49
28
3
4
4
4
4
2
4
4
4
4
4
4
4
49
29
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
3
3
4
49
30
4
3
3
4
4
4
4
4
4
4
3
3
4
48
47
TABEL 9 HASIL ANGKET GURU VARIABEL X (BIMBINGAN KONSELING)
NOMOR ANGKET VARIABEL X
NO
SKOR RES
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
1
4
3
3
4
2
3
4
2
3
4
4
4
4
44
2
4
3
3
4
2
4
2
4
3
3
4
4
4
44
3
3
3
3
2
3
4
3
2
2
3
4
4
4
40
4
3
3
3
3
2
4
3
3
4
4
4
4
4
44
5
4
2
2
2
2
4
3
4
3
3
4
4
4
41
6
3
3
3
3
2
4
3
4
4
4
4
3
3
43
7
4
3
3
3
2
4
3
3
4
4
4
4
4
45
8
3
4
2
4
3
4
3
3
2
4
4
3
4
43
9
3
3
3
3
3
4
3
3
4
4
4
4
4
45
10
3
3
4
4
3
4
4
3
3
3
4
4
2
44
11
3
4
4
3
3
3
3
4
3
4
4
3
4
45
12
4
4
3
3
3
3
3
3
3
4
4
4
4
45
13
4
3
4
3
2
3
2
3
4
4
4
4
4
44
14
3
2
3
3
3
3
4
4
2
4
4
4
4
43
15
3
4
4
2
2
3
3
4
4
2
4
4
4
43
16
4
3
3
4
2
3
3
2
4
2
4
3
4
41
17
4
3
4
4
1
3
2
3
3
3
4
3
3
40
18
4
4
4
4
1
3
3
4
4
4
4
3
3
45
19
3
3
3
4
2
2
4
4
4
4
4
4
4
45
20
4
4
4
4
2
2
3
3
3
4
4
4
2
43
21
3
4
4
4
2
2
3
4
4
3
4
4
4
45
22
4
3
4
4
2
2
4
4
3
2
4
3
2
41
48
23
3
3
4
4
2
2
3
4
4
4
4
3
3
43
24
4
3
3
4
2
3
4
4
4
2
4
4
2
43
25
3
3
4
2
2
3
4
4
3
3
4
4
4
43
26
3
3
3
4
2
3
3
3
4
3
4
3
3
41
27
3
4
4
4
2
3
2
4
2
3
4
4
4
43
TABEL 10 HASIL ANGKET GURU VARIABEL Y (MOTIVASI BELAJAR)
NOMOR ANGKET VARIABEL Y
NO
SKOR RES
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
1
3
4
4
2
4
4
3
2
2
4
4
4
4
44
2
2
3
2
4
4
4
4
2
4
4
4
4
4
45
3
4
3
4
2
4
4
2
2
2
2
2
4
4
39
4
3
4
3
4
4
4
3
2
2
3
4
4
4
44
5
4
3
3
2
4
4
2
2
2
2
4
4
4
40
6
3
4
3
3
2
2
3
3
3
4
3
4
4
41
7
3
3
4
3
4
4
2
3
2
4
4
4
4
44
8
4
3
3
3
4
4
3
2
2
2
4
4
4
42
9
3
3
3
3
4
4
3
2
3
4
4
4
4
44
10
4
2
3
4
4
4
2
4
2
3
4
4
4
44
11
3
4
2
4
4
4
3
3
3
2
3
4
4
43
12
4
2
3
2
4
4
4
4
2
4
4
4
4
45
13
3
4
3
2
3
4
2
2
3
3
4
4
4
41
14
3
3
2
3
3
4
3
3
2
4
4
4
4
42
15
4
3
2
3
4
4
3
4
2
4
4
4
4
45
49
16
3
3
3
2
3
4
2
2
2
3
4
4
4
39
17
3
2
3
2
3
4
4
2
3
2
4
4
4
40
18
4
3
2
3
4
4
3
3
2
3
4
4
4
43
19
4
2
2
4
4
4
3
3
2
4
4
4
4
44
20
4
3
2
3
4
4
3
3
3
4
4
4
4
45
21
3
3
3
2
4
4
2
4
4
3
4
4
4
44
22
3
2
2
2
4
4
2
2
3
3
4
4
4
39
23
4
3
4
3
4
4
2
3
2
3
4
4
4
44
24
4
2
4
3
4
4
3
3
2
4
4
4
4
45
25
3
3
4
2
4
4
2
3
4
3
4
4
4
44
26
3
2
3
2
4
4
2
4
2
2
4
4
4
40
27
3
4
2
2
3
4
2
3
4
3
2
4
4
40
C. Analisa Data Pada pembahasan sebelumnya telah penulis paparkan data penelitian yang telah penulis peroleh dari responden yang terdiri dari 30 orang siswa dan 27 orang guru. Namun data tersebut belum dapat membuktikan kebenaran hipotesis yang disajikan pada bab II bagian C, tentang pengaruh bimbingan dan konseling terhadap motivasi belajar siswa SMP Babus Salam Cimone Tangerang. Maka untuk membuktikan kebenaran hipotesis tersebut, data yang telah penulis sajikan sebelumnya perlu pengolahan dan analisa lebih lanjut. Pada pembahasan ini penulis mencoba melakukan analisa hasil penelitian secara kuantitatif. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh bimbingan dan konseling terhadap peningkatan motivasi belajar siswa SMP Babus Salam Cimone Tangerang, penulis menggunakan tehnik analisa statistik product moment dengan rumus sebagai berikut :
50
xy ϒ
XY = ( x² ) ( y² )
Keterangan ϒ
XY
: : Koefesien korelasi antara gejala x dan gejala y
xy
: Jumlah product dari x dan y
x²
: Deviasi dari nilai pada variabel X di kuadratkan
y²
: Deviasi dari nilai pada variabel Y di kuadratkan
Tahap awal perlu dicari koefisien pengaruh antara variabel X (bimbingan dan konseling) terhadap variabel Y (motivasi belajar) melalui pengoreksian dan penganalisaan angket variabel X dan variabel Y dengan ketentuan apabila menjawab a = 4, b = 3, c = 2, d = 1 kemudian hasil pengoreksian dimasukkan dalam tabel 7 dan 8 (variabel X dan Y) untuk hasil angket siswa dan tabel 9 dan 10 (variabel X dan Y) untuk hasil angket guru, langkah ini dilalukan untuk mengetahui jumlah skor tiap responden, dengan menjumlahkan variabel X menjadi X dan variabel Y menjadi Y. Kemudian menjumlah atau memasukkan X dan Y kedalam tabel korelasi product moment antara variabel X terhadap variabel Y dengan langkah sebagai berikut : 1.
a. Menghitung x dengan rumus X N b. Menghitung y dengan rumus Y N
2.
a. Mencari deviasi x dengan rumus X - x b. Mencari deviasi y dengan rumus Y - y
51
3.
a. Mengkuadratkan deviasi x menjadi x² dan menjumlahkannya menjadi x² b. Mengkuadratkan deviasi y menjadi y² dan menjumlahkannya menjadi y²
4.
Mengkalikan x dan y menjadi xy dan menjumlahkannya menjadi xy
5.
Memasukkan kedalam rumus product moment angka simpangan
6.
Mengkonsultasikan hitungan tabel product moment
7.
Menguji hipotesa. Langkah-langkah tersebut diatas dapat dilihat secara berturut-turut
pada tabel berikut sehingga akan diperoleh hasil sebagai berikut. TABEL 11 KORELASI PRODUCT MOMENT ANGKET SISWA VARIABEL X TERHADAP Y TENTANG BIMBINGAN DAN KONSELING TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA
NO
X
Y
x
y
x²
y²
xy
1
49
45
2.47
3.03
6.10
9.18
7.48
2
45
32
-1.53
-9.97
2.34
99.40
15.25
3
49
49
2.47
7.03
6.10
49.42
17.36
4
49
47
2.47
5.03
6.10
25.30
12.42
5
45
32
-1.53
-9.97
2.34
99.40
15.25
6
44
34
-2.53
-7.97
6.40
63.52
20.16
7
46
36
-0.53
-5.97
0.28
35.64
3.16
8
49
46
2.47
4.03
6.10
16.24
9.95
9
43
37
-3.53
-4.97
12.46
24.70
17.54
10
45
41
-1.53
-0.97
2.34
0.94
1.48
52
11
47
47
0.47
5.03
0.22
25.30
2.36
12
47
43
0.47
1.03
0.22
1.06
0.48
13
45
43
-1.53
1.03
2.34
1.06
-1.58
14
48
34
1.47
-7.97
2.16
63.52
-11.72
15
44
40
-2.53
-1.97
6.40
3.88
4.98
16
45
37
-1.53
-4.97
2.34
24.70
7.60
17
46
41
-0.53
-0.97
0.28
0.94
0.51
18
47
36
0.47
-5.97
0.22
35.64
-2.81
19
45
34
-1.53
-7.97
2.34
63.52
12.19
20
49
45
2.47
3.03
6.10
9.18
7.48
21
45
43
-1.53
1.03
2.34
1.06
-1.58
22
46
43
-0.53
1.03
0.28
1.06
-0.55
23
47
45
0.47
3.03
0.22
9.18
1.42
24
48
47
1.47
5.03
2.16
25.30
7.39
25
45
45
-1.53
3.03
2.34
9.18
-4.64
26
45
42
-1.53
0.03
2.34
0.00
-0.05
27
47
49
0.47
7.03
0.22
49.42
3.30
28
48
49
1.47
7.03
2.16
49.42
10.33
29
49
49
2.47
7.03
6.10
49.42
17.36
30
49
48
2.47
6.03
6.10
36.36
14.89
JML
1396
1259
97.47
882.97
187.53
Kemudian setelah penulis kerjakan koefisien korelasi dengan statistik product moment, maka selanjutnya dimasukkan kedalam rumus dengan keterangan sebagai berikut :
53
a.
X
= 1396
Y
= 1259 x
b.
MX
1396
= ---------- = --------------- = 46.53 N
30
y
1259
c.
MY
= ----------- = -------------- = 41.97
d.
X
2
= 97.47
e.
Y
2
= 882.97
f.
XY = 187.53
N
30
Kemudian dari hasil di atas dirumuskan ke dalam rumus korelasi product moment sebagai berikut : rxy
=
xy 2
( x ) ( y2 ) =
187.53 (97.47) (882.97)
=
187.53 86063.09
=
187.53 293.37
=
0.639
Dengan memperhatikan tabel harga kritik dari
ϒ
product moment
dengan n = 30 siswa maka taraf signifikan 5% = 0.361 dan taraf signifikan 1% = 0.463 sebagaimana terlampir.
54
TABEL 12 HARGA KRITIK DAN KORELASI PRODUCT MOMENT
Interpretasi Kepercayaan N
30
95%
99%
0.361
0.463
Dari harga kritik di atas dapat diketahui bahwa hasil
ϒ
product
moment pengaruh variabel X terhadap Y (0.639) lebih besar dari pada nilai signifikan 5% dan 1%. Dengan demikian maka terbukti bahwa hipotesis kerja (Ha) yang menyatakan bahwa “terdapat pengaruh bimbingan dan konseling terhadap motivasi belajar siswa SMP Babus Salam Cimone Tangerang” diterima. Hipotesis nihil (Ho) yang menyatakan tidak terdapat pengaruh bimbingan dan konseling terhadap motivasi belajar siswa SMP Babus Salam Cimone Tangerang dinyatakan ditolak. Kemudian setelah penulis menganalisa hasil angket siswa, agar penelitian ini lebih akurat dan dapat dipercaya penulis juga menganalisa hasil angket guru dengan cara atau rumus yang sama. Sebagai gambaran selengkapnya dapatlah dilihat pada tabel berikut dan akan diperoleh hasil sebagai berikut: TABEL 13 KORELASI PRODUCT MOMENT ANGKET GURU VARIABEL X TERHADAP Y TENTANG BIMBINGAN DAN KONSELING TERHADAP PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA
NO
X
Y
x
y
x²
y²
xy
1
44
44
0.81
1.41
0.66
1.99
1.14
55
2
44
45
0.81
2.41
0.66
5.81
1.95
3
40
39
-3.19
-3.59
10.18
12.89
11.45
4
44
44
0.81
1.41
0.66
1.99
1.14
5
41
40
-2.19
-2.59
4.80
6.71
5.67
6
43
41
-0.19
-1.59
0.04
2.53
0.30
7
45
44
1.81
1.41
3.28
1.99
2.55
8
43
42
-0.19
-0.59
0.04
0.35
0.11
9
45
44
1.81
1.41
3.28
1.99
2.55
10
44
44
0.81
1.41
0.66
1.99
1.14
11
45
43
1.81
0.41
3.28
0.17
0.74
12
45
45
1.81
2.41
3.28
5.81
4.36
13
44
41
0.81
-1.59
0.66
2.53
-1.29
14
43
42
-0.19
-0.59
0.04
0.35
0.11
15
43
45
-0.19
2.41
0.04
5.81
-0.46
16
41
39
-2.19
-3.59
4.80
12.89
7.86
17
40
40
-3.19
-2.59
10.18
6.71
8.26
18
45
43
1.81
0.41
3.28
0.17
0.74
19
45
44
1.81
1.41
3.28
1.99
2.55
20
43
45
-0.19
2.41
0.04
5.81
-0.46
21
45
44
1.81
1.41
3.28
1.99
2.55
22
41
39
-2.19
-3.59
4.80
12.89
7.86
23
43
44
-0.19
1.41
0.04
1.99
-0.27
24
43
45
-0.19
2.41
0.04
5.81
-0.46
25
43
44
-0.19
1.41
0.04
1.99
-0.27
56
26
41
40
-2.19
-2.59
4.80
6.71
5.67
27
43
40
-0.19
-2.59
0.04
6.71
0.49
JML
1166
1150
66.07
118.52
66.04
Kemudian setelah penulis kerjakan koefisien korelasi dengan statistik product moment, maka selanjutnya dimasukkan kedalam rumus dengan keterangan sebagai berikut : a.
X = 1166 Y = 1150 x
b.
1166
MX = ---------- = --------------- = 43.19 N
27 y
c.
1150
MY = ----------- = -------------- = 42.59 N
27
d.
X2 = 66.07
e.
Y2 = 118.52
f.
XY = 66.04
Kemudian dari hasil di atas dirumuskan ke dalam rumus korelasi product moment sebagai berikut : rxy
=
xy ( x2 ) ( y2 )
=
66.04 (66.07) (118.52)
=
66.04 7831.09
=
66.04 88.49
=
0.746
57
Dengan memperhatikan tabel harga kritik dari r product moment dengan n = 27 orang guru maka taraf signifikan 5% = 0,381 dan taraf signifikan 1% = 0,487 sebagaimana terlampir.
TABEL 14 HARGA KRITIK DAN KORELASI PRODUCT MOMENT
Interpretasi Kepercayaan N
27
95%
99%
0,381
0,487
Dari harga kritik di atas dapat diketahui bahwa hasil
ϒ
product
moment pengaruh variabel X terhadap Y (0.746) lebih besar dari pada nilai signifikan 5% dan 1%. Dengan demikian maka berarti terbukti hipotesis kerja (Ha) yang menyatakan bahwa “terdapat pengaruh bimbingan dan konseling terhadap motivasi belajar siswa SMP Babus Salam Cimone Tangerang” diterima. Dan hipotesis nihil (Ho) yang menyatakan tidak terdapat pengaruh bimbingan dan konseling terhadap motivasi belajar siswa SMP Babus Salam Cimone Tangerang dinyatakan ditolak.
D. Interpretasi Data Setelah melakukan perhitungan melalui analisa ϒ product moment, selanjutnya penulis melakukan interpretasi data. Berdasarkan data-data yang telah penulis analisa mengenai pengaruh bimbingan dan konseling terhadap motivasi belajar siswa SMP Babus Salam Cimone Tangerang, maka penulis menginterpretasikan bahwa bimbingan dan konseling cukup berpengaruh
58
dalam meningkatkan motivasi belajar siswa SMP Babus Salam Cimone Tangerang. Sebagaimana data responden (lihat tabel 7-10). Dengan mengkonsultasikan nilai ϒ product moment yang di peroleh dari hasil analisa angket siswa (0.639) dan hasil analisa angket guru (0.746) kedalam tabel ϒ product moment lampiran II atau tabel interpretasi nilai ϒ sebagaimana tabel berikut: TABEL 15 TABEL INTERPRETASI NILAI KRITIK
Interprestasi
Besar Nilai ϒ Antara 0,800
sampai dengan
1,00
Tinggi
0,600
sampai dengan
0,800
Cukup
0,400
sampai dengan
0,600
Agak rendah
0,200
sampai dengan
0,400
Rendah
0,000
sampai dengan
0,200
Sangat rendah (Tidak berkorelasi)2
Dengan ini maka berarti pengaruh bimbingan dan konseling terhadap motivasi belajar siswa SMP Babus Salam Cimone Tangerang berada pada interval 0,600 sampai dengan 0,800 yang berarti termasuk pada kategori Cukup.
2
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, h. 276
59
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan uraian di atas, maka penulis dapat menarik kesimpulan terhadap penelitian ini diantaranya: 1.
Setelah peneliti menganalisa hasil angket siswa dan guru di SMP Babus Salam Cimone Tangerang, penulis menemukan pengaruh yang dihasilkan dari kegiatan bimbingan dan konseling (BK) cukup memberikan pengaruh yang positif yang dapat membangkitkan motivasi belajar siswa. Dalam hal ini terdapat sinkronisasi antara analisa penulis dengan hasil wawancara guru bimbingan dan konseling (BK) SMP Babus Salam Cimone Tangerang.
2.
Bimbingan dan Konseling di SMP Babus Salam Cimone Tangerang memberikan pelayanan BK berupa layanan orientasi, layanan informasi, layanan penyaluran dan penempatan, layanan konseling perorangan, layanan bimbingan kelompok, layanan konseling kelompok, dan layanan konsultasi. Dari berbagai jenis layanan tersebut dapat diketahui program layanan bimbingan dan konseling dapat membantu dalam memotivasi belajar siswa.
3.
Setelah hasil analisa angket siswa ϒ product moment variabel X terhadap Y dikonsultasikan dengan tabel harga kritik taraf signifikan 5% = 0.361
59
60
dan 1% = 0.463, dan hasil analisa angket guru ϒ product moment variabel X terhadap Y dikonsultasikan dengan tabel harga kritik taraf signifikan 5% = 0.381 dan 1% = 0.487, maka penulis simpulkan pengaruh bimbingan dan konseling terhadap motivasi belajar siswa memiliki pengaruh positif dan signifikan. 4.
Setelah hasil analisa ϒ product moment variabel X terhadap Y dikonsultasikan dengan tabel interpretasi ϒ, maka penulis dapat menyimpulkan hasil analisa tersebut berada pada interval 0,600 sampai dengan 0,800. Dengan demikian terbukti tingkat pengaruh bimbingan dan konseling terhadap motivasi belajar siswa SMP Babus Salam Cimone Tangerang termasuk dalam kategori Cukup.
B. Saran Pada akhir penulisan skripsi ini, berdasarkan hasil penelitian selama di lokasi dan demi kemajuan, perkembangan pendidikan nasional pada umumnya serta peningkatan perkembangan pendidikaan khususnya di lembaga tersebut untuk masa mendatang maka penulis sampaikan saran-saran sebagai berikut kepada: 1. Pihak Sekolah Pihak sekolah hendaknya memperhatikan adanya kegiatan BK, karenan BK merupakan bagian integral dari pendidikan agar seluruh kebutuhan peserta didik dapat terpenuhi secara maksimal. 2. Guru Guru hendaknya dapat mendukung dan membantu kegiatan BK agar program pelayanan bimbingan konseling ini dapat berjalan dengan lancar. 3. Guru BK Guru BK diharapkan agar tetap bekerja sama dengan baik antara pihak-pihak yang terlibat dengan kegiatan pelayanan BK agar program layanan BK tersebut dapat berjalan secara efektif.
61
4. Siswa Siswa hendaknya berkonsultasi kepada guru BK jika mempunyai masalah
yang
dapat
menyebabkan
penurunan
motivasi
dalam
pembelajaran dan siswa diharapkan dapat mengikuti setiap layanan yang diberikan oleh guru BK agar dapat meningkatkan motivasi belajar.
DAFTAR PUSTAKA A, M, Sardiman., Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996. Arikunto, Suharsimi., Prosedur Penelitian, Jakarta: Bina Aksara,1998. Departemen Agama RI., Al-Qur’an dan Terjemahnya, Bandung: CV Penerbit JART, 2005. Depdiknas., Panduan Model Pengembangan Diri Djamrah, Bahri, Syaiful., Psikologi Belajar, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002. Djumhur., dan Surya, Moh., Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah (Guidance & Counseling), Bandung: C.V ilmu, 1975. Gunawan, Yusuf., Pengantar Prenhallindo, 2001.
Bimbingan
dan
Konseling,
Jakarta:
PT
Hallen., Bimbingan dan Konseling, Jakarta: Ciputat Pers, 2002. Hamalik, Oemar., Psikologi Belajar dan Mengajar, Bandung: Sinar Baru Algessindo,2002. L.N, Yusuf, Syamsu., dan Nurihsan, Juntika, A., Landasan Bimbingan dan Konseling, Bandung: PT. REMAJA ROSDAKARYA, 2005. Mahmud Yunus., Tafsir Qur’an Karim, Jakarta: PT. Hidakarya Agung, 2004. Moleong, J, Lexy., Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Rosda karya, 2002. Nasution, Noehi., Psikologi Pendidikan, Jakarta: Universitas Terbuka, 1982. Paimun., Bimbingan dan Konseling Sari Perkuliahan, Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2008. Peraturan Pemerintah No. 29 tahun 1990 Tentang Pendidikan Menengah. Prayitno.,dan Amti, Erman., Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, Jakarta: PT. RINEKA CIPTA, 2004. Sabri, Alisuf, M., Pengantar Psikologi Umum Dan Perkembangan, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1997.
_____, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996. Shaleh, Rohman, Abdul., Psikologi Suatu Pengantar Dalam Perspektif Islam, Jakarta: Kencana, 2008. Sugiono., Metodologi Penelitian, Bandung: CV. Alfabeta, 1999. Sukardi, Ketut, Dewa., Bimbingan Dan Penyuluhan Belajar Di Sekolah, Surabaya: Usaha Nasional Tohirin., Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah, Jakarta: PT. Raja Grapindo Persada, 2007. Usman, Uzer, Moh., Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1995. Winkel, W.S., Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah, Jakarta: PT Gramedia, 1987.
BERITA WAWANCARA PENGARUH BIMBINGAN DAN KONSELING TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP BABUS SALAM CIMONE TANGERANG TAHUN 2010 / 2011 Interview
: Fathurrahman, S.Sos.I
Jabatan
: Koordinator BK
Hari/ Tanggal
: Rabu, 16 Februari 2011
Tempat
: SMP Babus Salam Cimone Tangerang
PERTANYAAN 1. Usaha-usaha apa saja yang dilakukan oleh guru BK dalam meningkatkan motivasi belajar siswa? 2. Layanan atau kegiatan seperti apa yang biasa diberikan oleh guru BK kepada siswa? 3. Bagaimana tindakan/upaya guru BK terhadap siswa yang tidak memiliki motivasi dalam belajar? 4. Bagaimana pengaruh yang dihasilkan dari pelayanan bimbingan konseling yang diberikan oleh guru BK terhadap motivasi belajar siswa? 5. Kesulitan atau kendala apa yang sering dihadapi ketika memberikan pelayanan bimbingan konseling?
JAWABAN 1. Usaha yang kami lakukan ialah dengan mencari tahu karakteristik siswa tersebut dalam berbagai aspek, misalnya mengetahui bakat dan minat siswa tersebut. Dengan mengetahui bakat dan minatnya, kami dapat membimbingnya dan menyalurkannya dalam berbagai perlombaan. 2. Layanan yang biasa kami berikan yaitu sangat bervariasi, diantaranya: layanan orientasi, layanan informasi, layanan penempatan dan penyaluran, layanan penguasaan konten, layanan konseling perorangan, layanan bimbingan kelompok, layanan konseling kelompok dan layanan
konsultasi. Layanan-layanan ini diberikan sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan siswa. 3. Bagi siswa yang tidak memiliki motivasi dalam belajar, kami memberikan perhatian khusus. Dalam hal ini, kami biasanya mendatangi rumahnya dan meminta kerja sama dengan orang tuanya dalam rangka menigkatkan motivasi belajar siswa. 4. Pengaruh yang dihasilkan dari kegiatan BK sampai saat ini cukup memberikan hasil yang positif, dapat membangkitkan motivasi belajar siswa. 5. Sampai saat ini belum ada kesulitan ketika memberikan pelayanan BK karena kami dapat mengawasi secara langsung bagaimana sikap peserta didik selama disekolah.
Interviewed
Interviewer
Koordinator BK SMP Babus Salam Cimone Tangerang
Fathurrahman, S.Sos.I
Cici Indrayanti
ANGKET PENELITIAN PENGARUH BIMBINGAN DAN KONSELING TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP BABUS SALAM CIMONE TANGERANG TAHUN 2010 / 2011 A. DATA RESPONDENT/SISWA No. Angket Nama Kelas
: …………………………………. : …………………………………. : ………………………………….
B. PETUNJUK 1. Isilah Biodata Anda dengan lengkap! 2. Bacalah pertanyaan dibawah ini dengan teliti! 3. Pilihlah salah satu jawaban a, b, atau c dengan memberi tanda silang (X) seseuai dengan keadaan yang sebenarnya! C. PERTANYAAN 1. Apakah pada setiap semester anda diminta oleh sekolah anda untuk mengisi data tentang diri anda? a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
2. Apakah anda selalu memenuhi permintaan tersebut? a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
3. Apakah anda diberi tugas rumah (PR) secara perorangan oleh guru anda dalam mata pelajaran tertentu? a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
4. Apakah tugas tersebut dikerjakan selesai tepat waktu? a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
5. Apakah anda pernah diberikan tugas secara berkelompok oleh guru anda dalam mata pelajaran tertentu? a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
6. Apakah setiap tugas kelompok tersebut selalu dapat menambah semangat belajar anda? a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
7. Apakah anda pernah diberikan tugas diskusi oleh guru anda? a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
8. Apakah dengan adanya tugas diskusi tersebut anda selalu terdorong untuk ikut berpendapat? a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
9. Apakah anda pernah disuruh oleh guru anda mengikuti kegiatan ekstrakulikuler di sekolah anda? a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
10. Apakah dengan mengikuti kegiatan ekstrakulikuler tersebut membuat anda selalu lebih aktif dalam berlatih/belajar? a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
11. Apakah anda pernah diminta untuk praktek oleh guru anda dalam mata pelajaran tertentu? a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
12. Apakah setiap kegiatan praktek tersebut selalu membuat anda tambah tertarik untuk belajar lebih giat? a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
13. Apakah anda pernah diberi kesempatan untuk mengikuti lomba oleh guru anda dalam bidang tertentu? a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
14. Apakah dengan mengikuti lomba selalu membuat anda tambah rajin belajar? a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
15. Apakah anda pernah diajar oleh teman anda yang lebih pandai dalam bidang tertentu (misalnya membaca Al-Qur’an)? a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
16. Apakah dengan diajar oleh teman anda yang lebih pandai tersebut dapat membuat anda selalu lebih giat dalam belajar? a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
17. Apakah anda pernah disuruh mengikuti pelajaran untuk memperbaiki nilai hasil belajar anda (remedial)? a. selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah 18. Apakah dengan mengikuti remedial tersebut membuat anda selalu lebih terdorong untuk rajin belajar? a. selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah 19. Apakah anda diberi informasi bagaimana cara membuat jadwal belajar? a. selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah 20. Apakah dengan mendapat informasi cara membuat jadwal belajar tersebut dapat membuat anda untuk selalu disiplin dalam belajar? a. selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah 21. Apakah anda diberi informasi cara mengatur waktu belajar? a. selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah 22. Apakah dengan mengetahui cara mengatur waktu belajar tersebut selalu dapat menambah semangat anda dalam belajar? a. selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah 23. Apakah guru anda menginformasikan cara belajar yang baik? a. selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah 24. Apakah dengan mengetahui cara belajar yang baik dapat mendorong anda untuk selalu rajin belajar? a. selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah 25. Apakah anda diberikan penerangan/sarana yang cukup memadai untuk belajar? a. selalu b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah 26. Apakah dengan penerangan/sarana yang memadai tersebut selalu membuat anda ingin belajar? a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
ANGKET PENELITIAN PENGARUH BIMBINGAN DAN KONSELING TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP BABUS SALAM CIMONE TANGERANG TAHUN 2010 / 2011 A. DATA RESPONDENT/GURU No. Angket Nama Guru Bid. Studi
: …………………………………. : …………………………………. : ………………………………….
B. PETUNJUK 1. Isilah Biodata Anda dengan lengkap! 2. Bacalah pertanyaan dibawah ini dengan teliti! 3. Pilihlah salah satu jawaban a, b, atau c dengan memberi tanda silang (X) seseuai dengan keadaan yang sebenarnya! C. PERTANYAAN 1. Apakah anda memberikan tugas rumah (PR) secara individual kepada murid anda? a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
2. Apakah tugas tersebut dikerjakan selesai tepat waktu oleh murid anda? a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
3. Apakah anda pernah memberikan tugas secara berkelompok kepada siswa anda? a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
4. Apakah tugas kelompok tersebut selalu dapat menambah semangat belajar siswa anda? a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
5. Apakah anda pernah memberikan tugas diskusi kepada siswa anda? a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
6. Apakah dengan adanya tugas diskusi tersebut murid anda selalu terdorong untuk ikut berpendapat? a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
7. Apakah anda pernah menyuruh siswa anda mengikuti kegiatan ekstrakulikuler di sekolah anda? a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
8. Apakah kegiatan ekstrakulikuler tersebut dapat membuat murid anda untuk selalu lebih aktif dalam berlatih/belajar? a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
9. Apakah anda pernah meminta siswa anda untuk praktek dalam mata pelajaran anda? a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
10. Apakah kegiatan praktek tersebut dapat membuat murid anda tambah tertarik untuk belajar lebih giat? a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
11. Apakah anda pernah memberikan kesempatan kepada siswa anda untuk mengikuti lomba dalam bidang tertentu? a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
12. Apakah dengan mengikuti lomba selalu dapat membuat murid anda tambah rajin belajar? a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
13. Apakah anda pernah menyuruh murid anda mengikuti pelajaran untuk memperbaiki nilai hasil belajarnya (remedial)? a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
14. Apakah dengan mengikuti remedial tersebut dapat membuat murid anda lebih terdorong untuk selalu rajin belajar? a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
15. Apakah anda menginformasikan kepada murid anda bagaimana cara membuat jadwal belajar? a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
16. Apakah dengan informasi cara membuat jadwal belajar tersebut dapat membuat murid anda selalu disiplin dalam belajar? a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
17. Apakah anda menginformasikan kepada murid anda cara mengatur waktu belajar? a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
18. Apakah dengan informasi cara mengatur waktu belajar tersebut dapat menambah semangat murid anda dalam belajar? a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
19. Apakah anda menginformasikan cara belajar yang baik kepada murid anda? a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
20. Apakah dengan mengetahui cara belajar yang baik dapat mendorong murid anda untuk selalu rajin belajar? a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
21. Pernahkah anda memotivasi atau mendorong murid anda untuk selalu giat belajar? a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
22. Apakah motivasi tersebut selalu dapat membuat murid anda rajin belajar? a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
23. Apakah anda pernah memberikan pujian kepada murid anda yang berprestasi? a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
24. Apakah dengan pujian tersebut dapat membuat murid anda untuk selalu giat belajar? a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
25. Apakah anda pernah memberikan hadiah atas keberhasilan yang dicapai oleh murid anda? a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
26. Apakah dengan adanya hadiah tersebut siswa selalu giat dalam belajar? a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pernah