USAHA BIMBINGAN KONSELING ISLAMI DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP MUHAMMADIYAH 4 SURAKARTA
NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Tugas Dan Syarat – Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Program Studi Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah)
Disusun Oleh: NUR ROHMA SRI HIDAYATI G 000 080 029
FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012
ABSTRAK
Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan dirinya sehingga mampu menghadapi setiap perubahan yang terjadi. Keberadaan bimbingan konseling di lembaga pendidikan yang mengatasnamakan Islam dalam menjalankan tugas bimbingannya tentu harus berpegang teguh pada ajaran Islam yang baik. Salah satu tugas guru BK adalah membantu meingkatkan motivasi belajar. Motivasi adalah keadaan internal organisme (manusia ataupun hewan) yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu. Bagaimana usaha bimbingan konseling Islami dalam meningkatkan motivasi belajar siswa di SMP Muhammadiyah 4 Surakarta, serta adakah hambatan dalam melaksanakan usahanya itu merupakan sesuatu yang perlu kita ketahui. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui usaha bimbingan konseling dalam meningkatkan motivasi belajar siswa di SMP Muhammadiyah 4 Surakarta serta mengetahui hambatan bimbingan konseling dalam meningkatkan motivasi belajar. Manfaat penelitian ini adalah menambah khasanah pengetahuan dan wawasan mengenai pendidikan, terutama cara-cara peningkatan motivasi belajar siswa yang dilakukan BKI di SMP Muhammadiyah 4 Surakarta. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan. Sumber data yang diperoleh dari data primer, yaitu dari sampel siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 4 Surakarta dan guru BK, serta dari data sekunder (buku-buku, jurnal dan penelitian sebelumnya yang menjadi reverensi). Metode pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan analisis deskriptif kualitatif yaitu setelah data terkumpul, kemudian dilakukan reduksi data kemudian data tersebut disajikan secara narasi, kemudian dilakukan verifikasi data. Kesimpulan dari penelitian ini adalah usaha yang dilakukan bimbingan konseling Islami dalam meningkatkan motivasi belajar siswa yaitu dengan cara meningkatkan gairah belajar siswa, memberikan harapan yang realistis, memberikan insentif, serta memberikan pengarahan untuk melangkah lebih maju dan sesuai dengan ajaran agama Islam. Langkah-langkah yang digunakan bimbingan konseling dalam usaha mengatasi masalah siswa sehingga tercipta sikap dan belajar yang baik yaitu dengan; (1) Mengidentifikasi masalah siswa. (2) Mencari latar belakang masalah yang dihadapi siswa. (3) Memberikan bantuan berupa bimbingan belajar dan sosial. Motivasi belajar siswa di SMP Muhammadiyah 4 Surakarta setelah mendapatkan bimbingan dan konseling Islami dapat dikatakan sudah ada peningkatan dengan ditandai siswa tidak lagi melanggar peraturan sekolah serta tidak ada masalah dalam belajar, prestasi mulai meningkat.
Kata kunci: Konseling Islami dan Motivasi Belajar
2
PENDAHULUAN Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan dirinya sehingga mampu menghadapi segala perubahan yang terjadi di dunia. Dalam rangka membangun manusia Indonesia yang sesungguhnya dan seutuhnya pembangunan di bidang pendidikan merupakan sarana dan wahana yang sangat baik untuk pembinaan sumber daya manusia, oleh karena itu bidang pendidikan perlu mendapat perhatian dan penanganan secara intensif oleh pemerintah dan pengelola pendidikan khususnya. Disinilah pentingnya bimbingan konseling Islami yang mengedepankan dan memusatkan penanaman nilai-nilai Islam dalam pelaksanaannya. Hal tersebut tidak hanya menyelesaikan masalah siswa dalam hubungannya dengan belajar, namun juga dalam masalah yang berhubungan dengan tingkah laku siswa yang tidak sesuai dengan tuntunan Islam. Bimbingan Konseling islami merupakan suatu layanan yang tidak hanya mengupayakan mental yang sehat dan hidup bahagia, Bimbingan Konseling Islami juga menuntut kearah hidup yang sakinah karena selalu dekat dengan Allah SWT. (Marsudi, 2007: 53) Konsep bimbingan konseling Islami tidak dapat terlepas dengan hakekat manusia menurut Islam. Pada dasarnya manusia adalah makhluk Allah, keberadaannya di dunia sebagai kholifah Allah. Implikasi dari perbuatannya semua diketahui Allah dan terjadi atas takdir Allah. Tujuan bimbingan konseling islami tidak hanya terpecahkannya masalah siswa, tetapi juga untuk meningkatkan kesadaran serta menyiapkan siswa
agar mampu melaksanakan tugas sebagai khalifah Allah di bumi (Marsudi, 2007: 56). Inti pelaksanaan bimbingan konseling Islami adalah penjiwaan agama dalam pribadi siswa sehubungan dengan usaha memecahkan masalah dalam kehidupannya. Siswa dibimbing sesuai dengan perkembangan sikap dan perasaan keagamaan sesuai dengan tingkat dan situasi kehidupan psikologinya. Dengan keadaan demikian sikap dan pribadi pembimbing sangat berpengaruh terhadap kejiwaan siswa, oleh karena anak pada saat menderita kesulitan sangat peka terhadap pengaruh kejiwaan dari pribadi pembimbingnya (Arifin, 1995: 25). Pegaruh orang lain terhadap kejiwaan seseorang termasuk dalam motivasi. Motivasi adalah gejala psikologi yang terbagi menjadi 2 bentuk yaitu: motivasi instrinsik adalah dorongan yang berasal dari diri sendiri atau meyatu dengan tugas yang dilakukannya dan yang kedua motivasi ekstrinsik adalah dorongan yang datangnya dari luar diri seseorang yang tidak berkaitan dengan tugas yang dilakukannya. Keduanya sangat diperlukan dalam pelaksanaan belajar. Motivasi sangat diperlukan dalam proses belajar, sebab bagi seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tidak akan mungkin melakukan aktifitas belajar. Hal ini merupakan pertanda bahwa sesuatu yang akan dikerjakan itu menyentuh sesuai dengan kebutuhanya. Segala sesuatu yang dapat menarik minat orang lain belum tentu menarik minat orang tertentu selama sesuatu itu tidak bersentuhan dengan kebutuhannya (Djamarah, 2002: 114)
Di setiap lembaga pendidikan mempunyai tujuan tertentu sesuai dengan coraknya masing-masing, seperti halnya dalam lembaga pendidikan Islam yang bertujuan untuk membentuk manusia yang berakhlak atau berkepribadian muslim. Begitu juga dengan tujuan bimbingan konseling yang ada di SMP Muhammadiyah 4 Surakarta, yaitu selain untuk membentuk manusia yang berakhlak atau berkepribadian muslim di sini juga memberi materi di kelas menyangkut tentang bimbingan konseling dan budi pekerti, memberi pembinaan pada masing-masing siswa baik individu maupun kelompok, serta membantu memecahkan masalah yang dihadapi oleh siswa. Sebagian siswa di SMP Muhammadiyah 4 Surakarta mengalami motivasi belajar yang bisa dianggap kurang, dikarenakan ada beberapa siswa yang hasil belajarnya rendah dibawah rata-rata,kemudian menunjukkan sikap yang kurang wajar seperti suka menentang, tidak mau menyelesaikan tugas yang diberikan guru, serta suka membolos, mengganggu dan lain sebagainya. Berdasarkan kasus-kasus tersebut, maka guru BK di SMP Muhammadiyah 4 Surakarta melakukan suatu strategi. Strategi dalam memberikan motivasi agar siswa memiliki semangat dalam belajarnya dengan menumbuhkan kesadaran serta motivasi yang sangat kuat dan semangat tanpa meninggalkan unsur Islami. Hal ini dilakukan agar siswa dapat menemukan arti dan tujuan hidupnya, serta mampu memahami bahwa masalah yang datang adalah ujian dan dapat diselesaikan melalui proses perjalanan waktu, maka siswa akan mulai berjuang demi hidupnya
sendiri. Menjadikan diri siswa untuk mentaati peraturan yang berlaku secara sadar tanpa harus takut terhadap guru BK serta lingkungan yang tak bermasalah, karena ini salah satu pengaruh yang dapat menjadikan motivasi bagi siswa dalam meningkatkan belajarnya. LANDASAN TEORI Bimbingan berarti proses bantuan yang diberikan kepada seseorang agar mampu mengembangkan potensi yang dimiliki seperti bakat, minat dan kemampuan, mengenali diri sendiri, mengatasi permasalahanpermasalahan sehingga mereka mampu menentukan sendiri jalan hidupnya secara bertanggung jawab tanpa bergantung pada orang lain (Sukardi, 1983: 21). Bimbingan dan konseling Islami memberikan pelayanan membantu siswa untuk mencapai perkembangan secara utuh yang meliputi empat dimensi; keindivudual, kesosialan, kesusilaan dan keagamaan. Dengan perkembangan yang menyeluruh siswa diharapkan mampu menjalani kehidupan dengan baik di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Bimbingan dan konseling Islami merupakan segala kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dalam rangka memberikan bantuan kepada orang lain yang mengalami kesulitankesulitan rohaniyah dalam lingkungan hidupnya agar orang tersebut mampu mengatasinya sendiri karena timbul kesadaran atau penterahan diri terhadap kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa, sehingga timbul pada diri pribadinya suatu cahaya harapan kebahagiaan hidup saat sekarang dan masa depannya (Arifin, 1976: 25).
Faqih (2001: 36) merumuskan tujuan bimbingan dan konseling Islami adalah sebagai berikut: a. Tujuan umum; Membantu mewujudkan manusia seutuhnya agar mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. b. Tujuan khusus; 1) Membantu menghadapi masalah. 2) Membantu memelihara situasi dan kondisi belajar agar tetap baik dan mengembangkannya agar lebih baik, sehingga tidak menjadi masalah bagi dirinya dan orang lain. Berdasarkan tujuan bimbingan dan konseling, para pembimbing memerlukan beberapa metode untuk memudahkan proses bimbingan. Arifin (1976: 54-57) menyebutkan beberapa metode, antara lain: a. Metode Interview (wawancara) Fakta yang didapat dari interview baik berupa fakta psikologis dapat dijadikan bahan masukan yang berharga untuk membantu memecahkan masalah. b. Metode Kelompok Dengan menggunakan metode kelompok, pembimbing akan dapat mengembangkan sikap sosial, sikap memahami peranan anak bimbing dalam lingkungannya menurut penglihatan orang lain dalam kelompok itu karena dia ingin mendapatkan pandangan baru tentang dirinya dari orang lain serta hubungannya dengan orang lain. c. Metode yang dipusatkan pada Klien Penggunaan metode ini didasari bahwa klien sebagai makhluk yang utuh yang memiliki kemampuan berkembang sendiri dan mencari kematangan diri
sendiri. Jadi konselor harus bersikap sabar mendengarkan dengan penuh perhatian segala ungkapan batin klien yang diutarakan kepadanya. d. Metode Directive Counselling Metode ini tidak hanya dipergunakan oleh para konselor saja melainkan juga dipakai oleh para guru, dokter, ahli hukum dan sebagainya, untuk mencari informasi tentang keadaan klien. Dengan mengetahui keadaan klien konselor dapat memberikan bantuan pemecahan problema yang dihadapi. Peran konselor adalah merefleksikan kembali segala tekanan batin atau perasaan yang diderita oleh klien. Jadi konselor hanya bersikap menerima atau menaruh perhatian terhadap penderitan klien serta mendorongnya untuk mengembangkan kemampuannya sendiri mengatasi problema tanpa adanya paksaan mengikuti nasehat konselor. e. Metode Educative (metode pencerahan) Metode yang menekan usaha mengorek sumber perasaan yang dirasa menjadi beban tekanan batin klien serta mengaktifkan kekuatan/tenaga jiwa klien (potensi dinamis) dengan melalui pengertian tentang situasi yang dialami olehnya.. Menurut Tohirin, 2007 layanan Bimbingan Konseling Islam antara lain: 1) Layanan Orientasi Layanan untuk membantu siswa memahami lingkungan sekolah dan luar sekolah yang baru mereka masuki. 2) Layanan Informasi
Layana yang diberikan seperti informasi tentang perkembangan diri, tentang nilainilai dan moral, pendidikan, sosial dan budaya, informasi tentang kehidupan beragama. 3) Layanan Penempatan dan Penyaluran Membantu siswa memperoleh penempatan dan penyaluran tepat sesuai dengan potensi, bakat dan minat, serta kondisi kepribadiannya. 4) Layanan Bimbingan Belajar Layanan pengembangkan diri tentang sikap dan kebiasaan belajar yang baik, materi belajar yang cocok dengan kecepatan dan kesulitan belajarnya, serta berbagai kegiatan belajar lainnya. 5) Layanan Konseling Perorangan Layanan untuk mendapatkan layanan secara perorangan dengan guru pembimbing dalam rangka membahas dan menuntaskan permasalahan siswa. 6) Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok Layanan untuk membahas dan mengentaskan permasalahan yang dialaminya melalui dinamika kelompok, masalah yang dibahas merupakan masalah-masalah pribadi yang dialami masingmasing siswa. Pengertian dasar motivasi adalah kondisi internal organisme (manusia ataupun hewan) yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu. Dalam pengertian ini motivasi berarti pengumpul daya untuk bertingkah secara terarah (Mahmud, 2010: 100). Sedangkan Djamarah (2002: 114) mengungkapkan arti motivasi adalah sebagai pendorong pengubah energi dalam diri seseorang ke dalam bentuk aktifitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu.
Kesulitan belajar merupakan suatu kondisi anak didik tidak dapat belajar secara wajar, disebabkan adanya ancaman, hambatan ataupun gangguan dalam belajar. Gangguan dari sudut intern dan ekstern anak didik. a. Faktor Anak Didik 1) Intelegansi (IQ) yqng kurang baik. 2) Faktor emosional yang kurang baik. 3) Aktifitas belajar yang kurang. 4) Latar belakang pengalaman yang pahit. 5) Keadaan fisik yang kurang menunjang. 6) Kesehatan yang kurang baik 7) Kehidupan seks yang tak terkendali 8) Pengetahuan dan ketrampian b. Faktor Sekolah Kenyamanan dan ketenangan dalam belajar akan ditentukan sejauh mana kondisi dan sistem sosial di sekolah dalam menyediakan lingkungan yang kondusif dah kreatif. Faktor penyebabnya ntara lain: 1) Pribadi guru yang kurang baik. 2) Guru tidak berkualitas 3) Hubungan guru dengan siswa kurang harmonis 4) Guru-guru menuntut standar pelajaran di atas kemampuan anak 5) Cara guru mengajar yang kurang baik 6) Alat/media yang kurang memadai 7) Waktu sekolah dan disiplin yang kurang c. Faktor Keluarga Keluarga adalah lembaga pendidikan informal (luar sekolah) yang diakui keberadaannya dalam dunia
pendidikan. Faktor dalam keluarga yang menjadi penyebab kesulitan belajar anak sebaga berikut: 1) Kurangnya kelengkapan alat.alat belajar bagi nak dirumah. 2) Kurangnya biaya pendidikan yang disediakan orang tua. 3) Anak tidak mempunyai ruang dan tempat belajar yang khusus. 4) Perhatian orang tua yang tidak memadai. 5) Anak yang terlalu banyak membantu orang tua. d. Faktor Masyarakat Sekitar Jika keluarga adalah komunitas masyarakat kecil, maka masyarakat adalah komunitas masyarakat dalam kehidupan sosial yang tersebar. Anak didik hidup dalam komuitas masyarakat yang heterogen adalah suasana kenyataan yang harus diakui. Kegaduhan, kebisingan, keributan, pertengkaran dan sebagainya sudah merupakan bagian dari kehidupan masyarakat yang hederogen. Dalam memberikan bantuan bimbingan belajar kepada murid, maka pembimbing harus dapat: a. Memberikan informasi yang diperlukan dalam proses belajar. b. Membantu siswa dalam mengatasi masalah pribadi. c. Mengevaluasi hasil setiap kegiatan yang telah dilakukan. d. Memberikan kesempatan yang memadai agar setiap siswa dapat belajar sesuai dengan karakteristik pribadinya. e. Mengenal dan memahami setiap siswa baik secara individual maupun secara kelompok (Abu Ahmadi, 2008: 109-117). Langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam bimbingan meliputi:
1) Pengumupan data, yaitu suatu pengamatan langsung yang dilakukan untuk menemukan sumber penyebab kesulitan belajar. 2) Analisis data, data yang telah dikumpulkan kemudian diolah dan disajikan untuk mengetahui secara pasti sebab-sebab kesulitan belajar yang dialami oleh anak. 3) Diagnosis, merupakan keputusan (penentuan) mengenai hasil dari pengolahan data. Diagnosis ini dapat berupa keputusan mengenai jenis kesulitan belajar anak (berat dan ringannya), keputusan mengenai faktor-faktor yang ikut menjadi sumber penyebab kesulitan belajar, serta keputusan mengenai faktor utama penyebab kesulitan belajar, dan sebagainya. 4) Prognosis, setelah diketahui faktor penyebab timbulnya masalah pada siswa, pembimbing menetapkan langkah-langkah bantuan yang akan diambil atau menyususn rencana/program yang diharapkan dapat membantu mengatasi masalah kesulitan belajar anak didik. 5) Treatment/ terapi, pemberian bantuan kepada siswa yang mengalami kesulitan belajar sesuai dengan program yang telah disusun pada tahap prognosis tersebut. 6) Evaluasi/ follow up, dilakukan untuk melihatkan apakah upaya bantuan yang telah diberikan memperoleh hasil atau tidak (Abu Ahmadi, 2008: 97-100). De Decce dan Grawford (1974) menyebutkan empat fungsi guru sebagai pengajar yang berhubungan dengan cara pemeliharaan dan peningkatan motivasi belajar anak didik; a. Menggairahkan anak didik
Guru harus berusaha menghindari hal-hal yang monoton dan membosankan. Ia harus memelihara minat anak didik dalam belajar. Untuk dapat meningkatkan gairah anak didik, guru harus mempunyai pengetahuan yang cukup mengenai disposisi awal setiap anak didiknya. b. Memberikan harapan realistis Guru perlu memiliki pengetahuan yang cukup mengenai keberhasilan atau kegagalan akademis setiap anak didik di masa lalu. Dengan demikian, guru dapat membedakan antara harapanharapan yang realistis, pesimistis atau terlalu optimis. c. Memberikan intensif Bila anak didik mengalami keberhasilan, guru diharapkan memberikan hadiah kepada anak didik atas keberhasilannya. Sehingga anak didik terdorong untuk melakukan usaha lebih lanjut guna mencapai tujuantujuan pengajaran. d. Mengarahkan perilaku anak didik Guru dituntut memberikan respon terhadap anak didik yang tidak terlibat langsung dalam kegiatan belajar di kelas. Anak didik yang diam, membuat keributan, yang berbicara semaunya, dan sebagainya harus diberikan teguran secara arif dan bijaksana(dalam Djamarah, 2002: 134-136). METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan yang bersifat deskriptif, yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif yang berupa kata-kata tertulis atau
lisan dari orang-orang dan pelaku yang diamati (Moleong, 1989: 3). Sedangkan metode yang digunakan: 1) Metode Observasi, yang dilakukan adalah observasi secara langsung dalam situasi yang sebenarnya, seperti observasi untuk mengetahui sarana dan prasarana yang disediakan sekolah, upaya yang dilakukan sekolah, serta proses bimbingan konseling secara Islami. 2) Metode Wawancara, untuk mengambil data tentang pelaksanaan bimbingan konseling Islami. 3) Metode Dokumentasi, digunakan untuk mengetahui sumber dokumen dari SMP Muhammadiyah 4 Surakarta, mengenai letak geografis, sejarah berdirinya, struktur organisasi sekolah, dan pelaksanaan bimbingan konseling secara islami di Sekolah ini. HASIL PENELITIAN Berdasarkan dari data hasil wawancara kepada guru BK dalam hal tujuan bimbingan konseling di SMP Muhammadiyah Surakarta yaitu: a. Tujuan secara umum adalah untuk membantu mengembangkan diri secara optimal sesuai dengan tahap perkembangan yang dimiliki siswa. Tujuan umum bimbingan dan konseling di SMP Muhammadiyah 4 Surakarta meliputi; Membantu mengetahui dan memahami diri sendiri sesuai kemampuan yang ada. Membantu mengembangkan minat belajar siswa. Membantu mengembangan potensi pada diri siswa. Memberi nasehat untuk menjadikan siswa yang
beriman dan bertakwa kepada Allah SWT. Membantu untuk beradaptasi dengan lingkungan sekitar. b. Tujuan secara khusus, meliputi; Membantu menghadapi masalah yang mengakibatkan perilaku menyimpang dalam kaitannya dengan normanorma agama dan aturan yang ada di sekolah terutama dalam masalah yang dapat menganggu motivasi belajar siswa. Menanamkan ajaran agama kepada siswa agar dapat memahami, mengerti dan benar-benar mengamalkan ajaran agama Islam. Tujuan yang diadakan bimbingan konseling di SMP Muhammadiyah 4 Surakarta lebih ditekankan pada bimbingan konseling Islami, sehingga dalam rangka pembinaan mental dan akhlak siswa juga ditekankan pada kedisiplinan mematuhi tata tertib sekolah, patuh dan taat kepada peraturan yang berlaku di SMP Muhammadiyah 4, sehingga tidak akan mengganggu dalam belajar. (Wawancara dengan Guru BK, 7 September 2012) Metode yang diterapkan di SMP Muhammadiyah 4 Surakarta dalam memberikan pelayanan bimbingan konseling menggunakan beberapa metode, antara lain metode kelompok, metode wawancara dan metode konferensi kasus. a. Metode kelompok, metode ini digunakan untuk melaksanakan bimbingan kelompok dan menangani permasalahan yang dialami siswa melalui dinamika kelompok.
b. Metode wawancara, digunakan untuk mendapatkan pernyataan atau keterangan yang mendalam tentang siswa yang memiliki masalah. c. Metode konferesi kasus, metode ini digunakan untuk membahas permasalahan yang dialami siswa dalam suatu forum diskusi yang dihadiri oleh pihak-pihak tertentu yang terkait dengan permasalahan tersebut serta upaya penyelesaiannya. Pihak-pihak tertentu itu antara lain guru BK, guru pelajaran, walikelas, kepala sekolah dan orangtua siswa. Penggunaan metode bimbingan dan konseling dalam fungsi pencegahan sebaiknya guru BK bekerjasama dengan guru mate pelajaran supaya pada saat mengajar guru pelajaran menggunakan metode yang lebih vang lebih vatiatif yaitu penggunaan metode belajar yang bersifat active learning sehingga siswa tidak jenuh dan dpat menambah kreatifitas siswa dalam belajar. Sedangkan penggunaan metode untuk fungsi pengentasan sudah sesuai dengan yang diharapkan. Dan lebih optimal dengan menggunakan metode konferensi kasus, karena terjalin kerjasama antar beberapa pihak yang bersangkutan sehingga lebih memudahkan untuk menyelesaikan masalah siswa. Berdasarkan hasil observasi di lapangan, terdapat contoh kasus yang mempunyai masalah dalam belajar. Adapun penjelasan penyelesaian yang dilakukan guru BK dengan menggunakan Bimbingan dan Konseling Islami sebagai berikut: *Masalah prestasi belajar menurun Guru BK memberi pelayanan kepada siswa dengan konseling individu. Setelah dilakukan kegiatan pelayanan BK, berdasarkan perilaku
sehari-hari yang dilakukan siswa A guru BK melakukan identifikasi masalah dan menunjukkan bahwa siswa Asering tidak masuk sekolah tanpa keterangan, menggangu teman saat pelajaran berlangsung, sulit konsentrasi saat belajar, dikucilkan dari pergaulan temanteman di sekolah. Dari beberapa masalah yang dialami siswa A, guru BK mengumpulkan data dari siswa A yang berupa data diri, data prestasi yang didapat dari guru mata pelajaran dan juga data lingkungan dengan memanggil perwakilan dari teman sekelasnya untuk dimintai keterangan. Setelah guru BK menganalisis mengapa siswa A prestasinya menurun serta dikucilkan teman-temannya ternyata siswa A sering berperilaku semaunya sendiri dan sering menggangu temannya saat pelajaran berlangsung karena siswa A tidak bisa konsentrasi belajar. Guru juga melakukan home visit untuk mencaritahu kepada orangtuanya mengapa siswa A berlaku seperti itu. Dari hasil wawancara degan orang tua siswa A ternyata siswa A di rumah jarang belajar, dia susah sekali disuruh belajar alasannya tidak ada PR (Pekerjaan Rumah). Setelah mengetahui faktor-faktor penyebab pemasalahan yang dialami siswa A selanjutnya guru BK menerapkan langkah-langkah bantuan untuk mengatasi masalah siswa A tersebut. Treatment yang dilakukan Guru BK yaitu dengan memanggil siswa A untuk diberikan nasehat dan pengarahan bahwa belajar itu penting, karena jika tidak diperbaiki belajarnya maka siswa A bisa saja tidak naik kelas. Maka dari itu guru Bk bekerjasama dengan guru pelajaran, teman sekelasnya
serta walikelas untuk memberikan bimbingan belajar berupa jam tambahan dan pada saat di kelas berharap teman-temannya membantu siswa A apabila kurang jelas dalam pelajaran, serta memberikan pengajaran remedial dalam beberapa mata pelajaran tertentu yang dianggap hasilnya kurang maksimal. Untuk pegawasan dirumah guru juga meminta kepada orang tuanya agar memperhatikan anaknya dalam belajar. Dengan pelaksanaan pemberian bimbingan belajar kepada siswa A telah memberikan hasil dimana prestasi belajar meningkat dan perilaku siswa A berubah sehingga tidak lagi dikucilkan temannya (Wawancara dengan Guru BK, 17 Oktober 2012). Bimbingan konseling dalam meningkatkan motivasi belajar siswa dapat dilakukan oleh kepala sekolah, guru pelajaran, wali kelas, guru BK serta segenap karyawan di SMP Muhammadiyah 4 Surakarta. Berdasarkan kasus-kasus yang ada, secara umum yang dilakukan antara lain: 1) Mengidentifikasi masalah dengan pengumpulan data siswa yang bermasalah sehingga akan menemukan latar belakang masalah. 2) Melakukan konseling untuk menindaklanjuti permasalahan siswa, langkah ini terbagi menjadi 3 bagian pengelompokan masalah yaitu: Pertama, masalah ringan, seperti: kurang memperhatikan guru pada saat menjelaskan pelajaran, keluar kelas tanpa ijin, membuat contekan ketika ujian. Maka dari itu guru pelajaran serta guru BK mengidentifikasi kepada siswa dan menganalisis mengapa
mereka tidak memperhatikan penjelasan guru saat mengajar serta guru memberikan pengarahan kepasa siswa agar tidak mengulanginya kembali dan tidak ketinggalan pelajaran. Kedua, masalah sedang, seperti: apabila terdapat siswa yang memiliki kemampuan belajar yang rendah, maka guru pelajaran bekerja sama dengan wali kelas dan meminta ijin untuk memberikan jam tambahan kepada siswa yang memiliki kemampuan rendah di luar jam sekolah serta guru pelajaran melakukan persiapan untuk mengajar yang ekstra apabila terdapat siswa yang mempunyai kemampuan rendah dalam belajar. Ketiga, masalah berat, masalah ini berupa perilaku atau perbuatan siswa yang melanggar peraturan yang berlaku di sekolah seperti keluar sekolah saat jam sekolah tanpa ijin, mencuri, membawa HP, berkelahi dengan teman dan sebagainya. Maka dari itu bagi yang mengetahuinya akan melapor perbuatan siswa kepada guru, wali kelas atau guru BK guna untuk menindaklanjuti perbuatan siswa yang melanggar peraturan sekolah tersebut. Tindak lanjut yang dilakukan guru berupa: pemanggilan personal, pemanggilan orangtua untuk dimintai penjelasan dan diberikan pengarahan agar menjadi lebih baik, serta pembuatan surat pernyataan. 3) Meberikan intensif atau reward kepada siswa yang yang berhasil, seperti pemberian beasiswa kepada siswa yang memiliki prestasi tinggi. Selain itu guru juga menampilkan film-film yang memiliki nilai-nilai motivasi
sehingga siswa dapat mengambil pelajaran sebagai motivasi dalam meningkatkan kedisiplinan belajar. 4) Strategi layanan dalam penyelesaian masalah Sekolah yang memiliki anak didik yang berprestasi merupakan harapan dari guru-guru di setiap sekolah tidak lain di SMP Muhammadiyah 4 Surakarta. Namun pada keyataannya masih ada siswa yang mempunyai motivasi belajar yang rendah, dengan itu maka guru di SMP Muhammadiyah 4 Surakarta memberikan layanan-layanan guna menciptakan siswa yang memiliki wawasan dan memiliki motivasi dalam belajar. Layanan yang diberikan berupa layanan orientasi, layanan informasi, layanan penempatan dan penyaluran, layanan bimbingan belajar, layanan bimbingan konseling individu serta kelompok, koferensi kasus dan home visit (kunjungan rumah). Dengan materi pengenalan, pengembangan pribadi dan belajar. (Wawancara dengan guru BK, 17 Oktober 2012) KESIMPULAN Usaha yang dilakukan bimbingan konseling Islami dalam meningkatkan motivasi belajar siswa yaitu dengan: 1. Cara meningkatkan gairah belajar siswa. 2. Memberikan harapan yang realistis. 3. Memberikan intensif kepada siswa yang berhasil dalam belajar dan berprestasi. 4. Memberikan pengarahan untuk melangkah lebih maju dan sesuai dengan ajaran agama Islam.
Langkah-langkah yang digunakan bimbingan konseling dalam usaha mengatasi masalah siswa sehingga tercipta sikap dan belajar yang baik yaitu dengan beberapa tahap, seperti: (a) pengumpulan data, (b) analisis, kemudian (c) diagnosa guna untuk mengetahui faktor penyebab masalah itu muncul, (d) prognosis, (e) kemudian terapi, yaitu melaksanakan jenis bantuan kepada siswa yang bermasalah, (f) terakhir guru pelakukan evaluasi berhasil atau belum usaha yang dilakukan guru. Hambatan dalam pelaksanaan bimbingan konseling berupa: (a) Pemantauan orang tua terhadap anak sangat terbatas atau kurang. (b)Lemahnya kemauan anak untuk berubah menjadi yang lebih baik. (c)Lingkungan yang kurang baik. Motivasi belajar siswa di SMP Muhammadiyah 4 Surakarta setelah mendapatkan bimbingan dan konseling Islami dapat dikatakan sudah ada peningkatan. Karena setelah mendapatkan bimbingan, siswa tidak lagi melanggar peraturan sekolah serta tidak ada masalah dalam belajar, prestasi mulai meningkat. SARAN 1. Kepada Kepala Sekolah Sebagai pemimpin sekolah diharapkan lebih berperan dalam memantau perkembangan serta peningkatan layanan bimbingan konseling agar tercapainya tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. 2. Kepada guru Bimbingan Konseling a. Demi kesuksesan pelaksanaan bimbingan konseling tentu tidak akan lepas dari
keprofesionalan guru BK, maka dari itu sudah selayaknya profesionalitas menjadi perhatian penting. b. Keberadaan bimbingan konseling di lembaga pendidikan Islam sudah seharusnya menyelenggarakan bimbingan sesuai dengan ajaran agama Islam. Focus bimbingan konseling Islami berkaitan dengan aspek keagamaan siswa terkait masalah hubungan manusia dengan Allah SWT. c. Hendaknya guru BK memberikan teladan dan contoh yang baik kepada siswanya. d. Untuk meningkatkan prestasi siwa maka perlu adanya koordinasi antara guru BK, guru pelajara, wali kelas serta orangtua. 3. Kepada siswa Kesabaran dan ketekunan dari para siswa sangat diperlukan guna meningkatkan mutu pendidikan dalam meraih cita-cita. Belajar demi masa depan yang cemerlang. Waktu tidak akan terulang kembali, maka rajinlah belajar demi keberhasilan dan kesuksesan. 4. Guru mata pelajaran Keprofesionalitas sebagai guru mata pelajaran sangat diperlukan, serta diharapkan guru pelajaran mampu mengembangkan metode dalam pembelajaran yang bersifat active learning supaya siswa tidak merasa jenuh saat belajar. DAFTAR PUSTAKA Abu dan Widodo. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Arifin, HM. 1995. Pokok-pokok Pikiran Tentang Bimbingan dan Penyuluhan Agama. Jakarta: Rhineka Cipta.
Margono. 2002. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rhineka Cipta.
Marsudi, Saring dkk. 2007. Layanan Bimbingan Konseling di Sekolah. Surakarta: Muhammadiyah University Press.
Barkan, Adz Dzaky. 2004. Konseling dan Psikologi Islam. Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru.
Moleong, Lexy. 1989. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya
Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: Rhineka Cipta.
Prayitno dan Erman A. 1999. Dasardasar Bimbingan Konseling. Jakarta: Rhineka Cipta.
Dahlan, Abdul Cholid. 2009. Bimbingan dan Konseling Islami. Yogyakarta: Pura Pustaka.
Sukardi, Dewa Ketut. 1988. Dasardasar Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Denpasar: Usaha Nasional.
Depag. 2005. Al-Qur’an dan Terjemahannya. Jakarta: Syaamil Cipta Media. Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka. Faqih, AR. 2001. Bimbingan Konseling Dalam Islam. Yogyakarta: UII Press. Mahmud. 2010. Psikologi Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2011. Metode penelitian pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Tohirin, 2007. Bimbingan dan Konseling Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi). Jakarta: Raja Grafindo Persada.