Media Prestasi Jurnal Ilmia STKIP PGRI NGAWI Vol.12 No. 2(2013) p556-p62 Pendidikan PENGARUH SIKAP SISWA TERHADAP MATEMATIKA PADA PRESTASI BELAJAR SISWA SMP DI KABUPATEN MAGETAN ERNY UNTARI, M.Pd. Dosen Tetap STKIP PGRI Ngawi Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh sikap siswa terhadap matematika pada prestasi belajar matematika siswa. Penelitian ini merupakan penelitian semu, yang meliputi tahap perencanaa, pelaksanaan, pelaksanaa , analisa data dan hasil penelitian. Subyek penelitian adalah siswa kelas VIII SMP di Kabupaten Magetan tahun pelajaran 2011/2012. Teknik pengumpulan pengumpulan data meliputi angket dan tes. Analisis data yang digunakan analisis variansi satu jalan dengan sel tak sama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh antara sikap siswa terhadap matematika pada prestasi belajar matematika siswa, dengan deskripsi:1) deskripsi:1) prestasi belajar siswa yang memilki sikap terhadap matematika tinggi lebih baik daripada prestasi belajar siswa yang memiliki sikap terhadap matemaika sedang dan rendah 2) prestasi belajar siswa yang memiliki sikap terhadap matematika sedang lebih baik baik daripada prestasi belajar siswa yang memiliki sikap terhadap matematika rendah. Kata Kunci: Sikap siswa terhadap matematika, prestasi belajar siswa
Latar Belakang Masalah Banyak orang memandang matematika sebagai bidang studi yang sulit. Meskipun demikian, semua orang harus mempelajarinya karena merupakan sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari. hari. Seperti halnya bahasa, membaca, dan menulis kesulitan belajar matematika ematika harus diatasi sedini mungkin. Hasil belajar seorang siswa dalam proses pembelajaran ditentukan oleh faktor internal dan faktor eksternal. Salah satu faktor internal adalah sikap pada diri siswa yaitu sikap siswa pada matematika, sebagai reaksi afektif af pada diri siswa dan diketahui sebagai kecenderungan mendekati atau menghindar dari matematika, dan diwarnai oleh unsur senang atau tidak senang terhadap matematika. Sikap siswa terhadap matematika merupakan faktor yang mempengaruhi dalam hasil belajar belaj siswa. Dengan demikian, pembelajaran yang berlangsung hendaknya dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap matematika, sehingga akan diperoleh hasil yang optimal. Mengingat pentingnya kemampuan matematika bagi siswa dalam proses belajar selanjutnya, maka masalah rendahnya hasil belajar matematika siswa SMP perlu diupayakan pemecahannya.
Identifikasi Masalah Berdasarkan paparan latar belakang di atas dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut: Prestasi belajar matematika siswa masih rendah, bilaa dibandingkan dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran yang lain. Prestasi belajar matematika siswa yang masih rendah mungkin diakibatkan rendahnya sikap siswa terhadap matematika. Terkait dengan ini perlu dikaji apakah benar bahwa sikap siswa terhadap matematika berpengaruh terhadap hasil belajarnya. Pembatasan Masalah Agar permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini lebih terarah dan tidak menyimpang dari apa yang akan menjadi tujuan dilaksanakannya penelitian, maka peneliti perlu memberikan emberikan batasan-batasan batasan permasalahan. Adapun pembatasan masalah pada penelitian ini adalah : Sikap siswa terhadap matematika dimaksudkan adalah reaksi afektif pada diri siswa sebagai kecenderungan menghindar atau mendekati matematika, dan diwarnai unsur unsure senang atau tidak senang terhadap matematika.
56
Media Prestasi Jurnal Ilmia STKIP PGRI NGAWI Vol.12 No. 2(2013) p56-p62 Pendidikan Prestasi belajar matematika yang dimaksud adalah prestasi belajar matematika siswa kelas VIII SMP se Kabupaten Magetan semester ganjil tahun pelajaran 2011/2012 pada pokok bahasan persamaan garis lurus.
proses membuat penalaran atas apa yang dipelajari dengan cara menca mencari makna. Membandingkan dengan apa yang telah ia ketahui dengan apa yang ia perhatikan dalam pengalaman yang baru (Paul Suparno, 2004 : 61). Dari beberapa pendapat tesebut di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses aktif yang dilakukan oleh individu indi dengan mengkonstruksikan pengetahuan atau pengalaman baru kemudian menghubungkan dengan pengalaman yang telah dimiliki sebelumnya, sehingga timbul perubahan aspek kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), psikomotor (keterampilan).
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah tersebut di atas, permasalahan penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: Manakah yang mempunyai prestasi belajar matematika yang lebih baik, siswa yang memiliki sikap terhadap matematika tinggi, sedang atau rendah?
Hakikat Prestasi Belajar Menurut Gagne dalam Winkel (1996 : 482) “ Kemampuan-kemampuan kemampuan itu digolongkan atas kemampuan dalam hal informasi verbal, kemahiran intelektual, pengaturan kegiatan kognitif, kemampuan motorik, dan sikap.” Kemampuan-kemampuan kemampuan tersebut merupaka kemampuan emampuan internal yang harus dinyatakan dalam suatu prestasi. Pencapaian prestasi belajar siswa tidak hanya tergantung dari siswa itu sendiri, akan tetapi juga dipengaruhi oleh faktor dari luar diri siswa yang belajar. Hal ini seperti dikemukakan oleh Mulyono ono Abdurrahman (1996 : 35) yaitu prestasi atau hasil belajar dipengaruhi oleh faktor yang berasal dari dalam diri siswa dan faktor yang berasal dari lingkungannya.
Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah, tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut: Untuk mengetahui manakah yang mempunyai prestasi belajar matematika yang lebih lebi baik, siswa yang memiliki sikap terhadap matematika tinggi, sedang atau rendah. Manfaat Penelitian Dengan mengetahui pengaruh sikap siswa terhadap matematika, dapat dimanfaatkan sejauh mana pengaruhnya terhadap prestasi belajar matematika siswa. Pengertian Belajar Belajar merupakan faktor yang penting sebagai upaya mencapai tujuan pendidikan. Para ahli telah banyak mengemukakan pengertian belajar. Slameto (2003 : 2) menyatakan bahwa belajar merupakan kata yang tidak asing lagi bagi semua orang. Semua orang pernah mendengar endengar atau bahkan melakukan apa yang disebut dengan belajar. Tidak setiap orang tahu dan megerti tentang pengertian belajar yang sebenarnya. Belajar adalah aktivitas mental yang berlangsung dalam interaksi dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan perubahanperubahan, pengetahuan, pemahaman, ketrampilan dan nilai sikap serta perubahan itu bersifat konstan dan berbekas (W.S. Winkel, 1991 : 36). Lebih lanjut belajar adalah suatu proses yang berlangsung dari keadaan tidak tahu menjadi tahu atau dari tahu menjadi menjad lebih tahu, dari belum cerdas menjadi cerdas, dari sikap belum baik menjadi baik, dari pasif menjadi aktif, dari tidak teliti menajadi teliti (Purwoto, 2003 : 21). Belajar juga merupakan
Faktor-faktor faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh ddua faktor utama yaitu dari dalam diri siswa dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan. Menurut Slameto (2003 : 72), faktor-faktor faktor yang mempengaruhi belajar adalah: Faktor-faktor faktor internal yaitu yang ada dalam individu yang sedang belajar. lajar. Faktor internal ini meliputi (1) faktor jasmaniah (kesehatan, cacat tubuh), (2) faktor psikologis (intelegensia, perhatian, minat, sikap, bakat, motivasi, kematangan, kesiapan), (3) faktor kelelahan. Faktor eksternal adalah faktor yang ada di luar individu ndividu yang sedang belajar. Faktor eksternal meliputi (1) faktor keluarga, (2) faktor sekolah, (3) faktor masyarakat.
57
Media Prestasi Jurnal Ilmia STKIP PGRI NGAWI Vol.12 No. 2(2013) p56-p62 Pendidikan Dalam penelitian ini faktor internal yang dibahas adalah sikap siswa, sedangkan faktor eksternalnya adalah model atau metode pembelajaran.
dipandang sebagai hasil belajar yang relatif stabil. Berdasarkan pendapat tersebut, yang dimaksud sikap siswa terhadap matematika adalah reaksi afektif pada diri siswa yang merupakan hasil belajar dan diketahui sebagai kecenderungan mendekati atau menghindar terhadap matematika dan diwarnai oleh unsur senang atau tidak senang terhadap matematika. Selanjutnya sikap siswa terhadap matematika dapat diketahui dari komponen kognisi, afeksi, dan konasi dari sikap siswa terhadap matematika. Komponen kognisi siswa terungkap melalui jawaban dari pertanyaan ap apa yang difikirkan atau dipersesikan tentang matematika, komponen afeksi siswa terungkap melalui jawaban dari pertanyaan tentang apa yang dirasakan (senang / tidak senang) terhadap matematika, dan komponen konasi siswa terungkap melalui jawaban dari pertanyaan aan bagaimana kesediaan / kesiapan untuk bertindak terhadap matematika.
Pengertian sikap terhadap matematika Hasil belajar seoarang siswa dalam proses pembelajaran ditentukan oleh faktor internal dan faktor eksternal. Salah satu faktor internal adalah sikap pada diri siswa, yaitu sikap terhadap matematika sebagai reaksi aksi afektif pada diri siswa yang merupakan hasil belajar dan diketahui sebagai kecenderungan mendekati atau menghindar, dan diwarnai unsur senang atau tidak senang terhadap matematika. Menurut Haris dalam Mar’at (1981 : 9) menyatakan bahwa sikap adalah sebagai bagai suatu konstruk psikologik atau variabel tersembunyi yang perlu ditafsirkan dari reaksi yang dapat diawasi dan memiliki konsistensi. Reaksi tersebut diketahui sebagai kecenderungan mendekati atau menghindar dari obyek, di sampin diwarnai oleh unsur senang nang atau tidak senang sesuai dengan identitaasnya. Selanjutnya Shaver dalam Mar’at (1981 : 21) menyatakan untuk bertindak senang atau tidak senang terhadap obyek tertentu mencakup komponen kognisi, afeksi, dan konasi. Komponen kognisi akan menjawab pertanyaan pert apa yang difikirkan atau dipersepsikan tentang obyek. Komponen afeksi menjawab pertanyaan tentang apa yang dirasakan (senang / tidak senang) terhadap obyek. Komponen konasi akan menjawab pertanyaan bagaimana kesediaan atau kesiapan untuk bertindak terhadap obyek. Saifuddin Azwar (1995 : 7) merangkum pendapat para ahli menyatakan bahwa komponen kognisi, afeksi, dan konasi sebagai tiga komponen yang menyatu ke dalam konsepsi mengenai sikap. Lebih lanjut dikatakan bahwa dengan melihat salah satu saja diantara ketiga komponen tersebut sikap seseorang sudah dapat diketahui. Meskipun demikian, diskripsi lengkap mengenai sikap individu tentu harus diperoleh dengan melihat ketiga macam komponen tersebut. Dari pendapat di atas, terangkum bahwa sikap dipandang ndang sebagai seperangkat reaksireaksi reaksi afektif terhadap obyek berdasarkan hasil penalaran, pemahaman, penghayatan, dan penilaian individu. Jika dilihat dari proses perubahan sikap tersebut, maka sikap dapat
Keterkaitan sikap dan proses pembelajaran Seorang siswa sebelum mengikuit proses pembelajaran, kesiapan belajar sangat diperlukan. Faktor kesiapan ini erat hubungannya dengan masalah ah kematangan, minat, kebutuhan, dan usaha. Belajar dengan minat akan mendorong siswa belajar lebih baik. Minat ini timbul apabila siswa tertarik atau senang sesuatu yang akan dipelajari karena akan bermakna bagi dirinya. Minat tanpa adanya usaha sikap yang yan baik, maka belajar akan sulit berhasil. Oemar Hamalik (2001 : 32) mengatakan bahwa belajar yang efektif sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor faktor kondisional yang ada, seperti : a) belajar siswa akan lebih berhasil jika siswa merasa berhasil dan mendapatka kepuasan. b) faktor kesiapan belajar. Siswa yang telah siap belajar akan dapat melakukan kegiatan belajar lebih mudah dan lebih berhasil. Faktor kesiapan ini erat hubungannya dengan masalah kematangan, minat, kebutuhan dan tugas tugas-tugas perkembangan. c) faktor tor minat dan usaha. Belajar dengan minat akan mendorong siswa belajar lebih baik daripada belajar tanpa minat. Minat ini timbul apabila siswa tertarik akan ssesuatu karena sesuai dengan kebutuhannya atau merasa bahwa sesuatu yang akan dipelajari bermakna bagi dirinya. Namun minat tanpa usaha yang baik, maka belajar juga akan sulit berhasil. 58
Media Prestasi Jurnal Ilmia STKIP PGRI NGAWI Vol.12 No. 2(2013) p56-p62 Pendidikan Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa sikap siswa terhadap matematika merupakan faktor yang mempengaruhi dalam hasil belajar siswa. Dengan demikian, pembelajaran embelajaran yang berlangsung hendaknya dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap matematika, sehingga akan diperoleh hasil belajar yang optimal.
Siswa yang memilki sikap terhadap matematika sedang memiliki prestasi belajar matematika yang lebih baik dibandingkan siswa yang memilki sikap terhadap matematika rendah. Tempat dan subyek penelitian an Penelitian dilaksanakan di SMP Kabupaten Magetan. Subyek penelitian ini adalah siswa semester genap Kelas VIII semester gasal tahun pelajaran 2011/2012.
Kerangka Berpikir Berdasarkan penyajian deskripsi di atas, dapat disusun suatu kerangka berpikir untuk memperjelas mperjelas arah dan maksud penelitian. Kerangkaberpikir ini disusun berdasarkan variabel yang dipakai dalam penelitian yaitu sikap siswa terhadap matematika dan prestasi belajar. Pembelajaran dengan memperhatikan sikap siswa terhadap matematika ialah memanfaatkan aatkan sikap tersebut sebagai potensi yang memang harus didayagunakan dalam proses pembelajaran. Sikap siswa tehadap matematika ini merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap hasil belajar siswa dalam belajar matematika. Berdasarkan uraian di atas ternyata sikap siswa terhadap matematika merupakan faktor yang perlu diperhatikan guru dalam proses pembelajaran matematika. Sikap siswa terhadap matematika sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa dalam belajar matematika. a. Siswa yang memiliki sikap terhadap matematika tinggi cenderung lebih semangat belajar bila dibandingkan dengan siswa yang memiliki sikap terhadap matematika sedang maupun rendah. Dengan demikian, siswa yang memiliki sikap terhadap matematika tinggi akan memiliki hasil belajar yang lebih baik dibandingkan siswa yang memiliki sikap terhadap matematika sedang maupun rendah.
Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada semester gasal tahun pelajaran 2011/2012 Jenis Penelitian Penelitian ini adalah merupakan penelitian eksperimen semu. Seperti dikemukakan Budiyono (2003 : 82), “Tujuan eksperimental semu adalah untuk memperoleh informasi yang merupakan perkiraan bagi informasi yang dapat diperoleh dengan eksperimen eksperim yang sebenarnya dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengontrol dan memanipulasi semua variabel yang relevan”. Populasi Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa Kelas VIII SMP di Kabupaten Magetan tahun ajaran 2011/2012, yang terdiri dari 53 sekolah. Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik stratified cluster random sampling. Sampel penelitian adalah siswa Kelas VIII SMP di Kabupaten Magetan, yang terdiri dari tiga sekolahan, SMPN 1 Plaosan, SMPN 1 P Parang, SMPN 2 Kawedanan, masing-masing masing diambl satu kelas. Identifikasi Variabel Penelitian Dalam penelitian ini ada 2 variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel Variabelvariabel itu adalah sebagai berikut :
Hipotesis Penelitian Berdasarkan landasan teori dan kerangka berpikir di atas, dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut : Terdapat pengaruh antara sikap siswa terhadap matematika pada prestasi belajar matematika siswa, dengan deskripsi sebagai berikut: Siswa yang memiliki sikap terhadap matematika tinggi memiliki prestasi belajar matematika lebih baik dibandingkan siswa yang ng memiliki sikap terhadap matematika sedang dan rendah.
Variabel Bebas Variabel bebas dalam penelitian ini adalah sikap siswa terhadap matematika. Sikap siswa terhadap matematika Definisi operasioanal sikap siswa terhadap matematika adalah reaksi afektif pada diri siswa yang diketahui sebagai 59
Media Prestasi Jurnal Ilmia STKIP PGRI NGAWI Vol.12 No. 2(2013) p56-p62 Pendidikan kecenderungan mendekati atau menghindar dari matematika dan diwarnai oleh unusr senang atau tidak senang pada matematika. Indikator Skor hasil angket sikap siswa terhadap matematika yang mengacu pada dimensi sikap dan obyek sikap. Dimensi sikap meliputi komponen kognisi: persepsi, kepercayaan dan da stereotipe (pengalaman); man); komponen afeksi: perasaan senang atau tidak senang; komponen konasi: kecenderungan berperilaku. Obyek sikap meliputi aspek matematika, belajar matematika di sekolah dan belajar matematika di rumah.
sejumlah pertanyaan-pertanyaan pertanyaan atau suruhan suruhansuruhan kepada subyek peneliti. Tes dalam penelitian ini berbentuk tes tertulis bentuk pilihan ganda yang memuat beberapa pertanyaan soal matematika. Jika siswa menjawab benar diberi nilai 1 dan jika salah diberi nilai 0. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yang berupa soal tes digunakan untuk memperoleh data prestasi belajar matematika siswa dan angket yang digunakan untuk memperoleh mperoleh data tentang sikap siswa terhadap matematika.
Variabel terikat kat dalam penelitian ini adalah Variabel terikat prestasi belajar siswa Definisi operasional : prestasi belajar siswa yaitu prestasi yang berupa kemampuan hasil belajar yang berupa skor atau angka yang diperoleh siswa setelah mengikuti proses pembelajaran matematika. Indikator ator : berupa nilai tes prestasi belajar setelah memperoleh perlakuan atau pembelajaran. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Metode Angket Menurut Budiyono (2003 : 47) metode angket adalah cara pengumpulan data melalui pengajuan pertanyaan-pertanyaan pertanyaan tertulis kepada subyek penelitian, responden atau sumber data dan jawabannya diberikan pula secara tertulis. Kategori angket dibagi menjadi tiga kategori yaitu aitu tinggi, sedang dan rendah. Dalam penelitian ini, angket sikap siswa terhadap matematika disusun dengan menggunakan skala Likert dengan lima jawaban, yaitu Sangat Tidak Setuju (STS), Tidak Setuju (TS), Agak Setuju (AS), Setuju (S) dan Sangat Setuju (SS).
Uji Prasyarat Analisis Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel penelitian diambil dari populasi berdistribusi normal atau tidak. Untuk menguji normalitas ini digunakan metode etode Lilliefors. Uji Homogenitas Variansi Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi penelitian mempunyai variansi yang sama atau tidak. Untuk menguji homogenitas ini digunakan metode Bartllet dengan statistik uji Chi kuadrat. Pengujian Hipotesis Penelitian Pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan analisis variansi satu jalan dengan sel tak sama. Uji Komparasi Ganda Apabila H0 ditolak maka perlu dilakukan uji lanjut anava. Metode yang digunakan untuk uji lanjut adalah metode Scheffe’. Data Skor Angket Sikap Siswa Terhadap Matematika Data skor angket sikap siswa terhadap matematika dikumpulkan menggunakan Instrumen angket yang dilakukan setelah berakhirnya pembelajaran. Dari kedua data skor angket sikap siswa terhadap matematika yang diperoleh mempunyai rata – rata ( ) sebesar 116,677 dan simpangan baku (s) sebesar 9,367. Selanjutnya data skor sikap siswa terhadap matematika tematika dikelompokkan ke dalam tiga kategori yaitu sikap siswa terhadap matematika tinggi, sedang dan rendah. Sikap siswa terhadap matematika tinggi adalah siswa yang mempunyai skor lebih dari atau sama dengan 121,045, sikap siswa terhadap matematika sedang ng adalah siswa yang
Metode Tes Budiyono (2003 : 54) Metode tes adalah cara pengumpulan data ta yang menghadapkan sejumlah pertanyaan-pertanyaan pertanyaan atau suruhansuruhan suruhan kepada subyek penelitian. Menurut Suharsimi Arikunto (1992 : 139) Tes adalah serentak pertanyaan atau latihan atau alat yang digunakan untuk mengukur kemampuan atau bakat yang dimiliki ki individu atau cara pengumpulan data yang menghadapkan 60
Media Prestasi Jurnal Ilmia STKIP PGRI NGAWI Vol.12 No. 2(2013) p56-p62 Pendidikan mempunyai skor lebih dari atau sama dengan111,677 atau kurang dari 121,045 dan sikap siswa terhadap matematika rendah adalah siswa yang mempunyai skor kurang dari 111,677. Data Prestasi Belajar Matematika Siswa Data prestasi belajarr matematika kelas VIII diperoleh dari tes prestasi belajar matematika. Data prestasi belajar matematika 30siswa kelas VIII-F F SMPN 1 Plaosan, 34 siswa kelas VIII-D D dari SMPN 1 Parang dan 37 siswa kelas VIII-C SMPN 2 Kawedanan. Hasil Analisis Data Kemampuan Awal Kemampuan awal pada penelitian ini diambilkan dari hasil ulangan pada pokok bahasan kedua yaitu fungsi. Kemudian data tersebut diuji normalitas, uji homogenitas. Uji Prasyarat Uji prasyarat dalam penelitian ini adalah uji normalitas dan uji homogenitas. enitas. Uji normalitas untuk mengetahui bahwa sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal, uji normalitas menggunakan uji Lilliefors. Sedangkan uji homogenitas untuk mengetahui apakah variansi-variansi variansi berasal dari populasi yang homogen, uji homogenitas ogenitas menggunakan uji Bartlett. Uji normalitas Uji normalitas data prestasi belajar matematika siswa kelas VIII semester I materi persamaan garis lurus meliputi uji normalitas untuk: Kelompok siswa dengan sikap terhadap matematika tinggi, sedang dan rendah.. rendah. Uji homogenitas untuk prestasi belajar matematika siswa kelas VIII materi persamaan garis lurus meliputi uji homogenitas untuk: Kelompok siswa dengan sikap terhadap matematika tinggi, sedang dan rendah.
µ3 dan µ2 vs µ3. Ini berarti siswa yang memiliki sikap terhadap matematika tinggi dan sedang, siswa yang memiliki sikap terhadap matematika tinggi dan rendah dan siswa yang memiliki sikap terhadap matematika tinggi dan rendah mempunyai nyai pengaruh yang berbeda pada prestasi belajar matematika. Jika dilihat dari rerata masing-masing masing tingkat sikap siswa terhadap matematika yaitu 81,46; 68,54; 57,45 maka terdapat kecenderungan siswa yang memiliki sikap terhadap matematika lebih tinggi prestasi stasi belajar matematikanya lebih baik dibandingkan siswa yang memiliki sikap terhadap matematika lebih rendah. Jadi dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar matematika siswa yang memilki sikap terhadap matematika tinggi lebih baik daripada prestasi belajar belaja matematika siswa yang memiliki sikap terhadap matematika sedang maupun rendah, dan prestasi belajar matematika siswa yang memilki sikap terhadap matematika sedang lebih baik daripada prestasi belajar matematika siswa yang memilki sikap terhadap matematik matematika rendah. Kesimpulan Penelitian Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut. Prestasi belajar matematika siswa yang memilki sikap terhadap matematika tinggi lebih baik daripada prestasi belajar matematika siswa iswa yang memiliki sikap terhadap matematika sedang maupun rendah, dan prestasi belajar matematika siswa yang memilki sikap terhadap matematika sedang lebih baik daripada prestasi belajar matematika siswa yang memilki sikap terhadap matematika rendah. Saran Dalam pembelajaran guru perlu memperhatikan sikap siswa terhadap matematika, karena dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat sikap siswa terhadap matematika terbukti berpengaruh terhadap prestasi belajar matematika. Guru diharapkan senantiasaa dapat menciptakan pembelajaran yang dapat menumbuhkan sikap siswa terhadap matematika misalnya dengan pujian, hadiah, suasana kelas yang menyenangkan, menghubungkan pelajaran matematika dengan kebutuhan dan minat anak, sehingga dapat memupuk sikap positif positi siswa terhadap matematika.
Uji Anava Hasil perhitungan uji hipotesis ipotesis dengan d analisis variansi satu jalan dengan sel tidak sama dan taraf signifikansi α = 0,05 menunjukkan F0,05;2;98=3,00, sedangkan F0bs sebesar 119,7749, sehingga Fobs lebih besar daripada Ftabel, dengan demikian H0 ditolak. Hal ini berarti terdapat pengaruh sikap siswa terhadap matematika pada prestasi belajar matematika siswa, artinya terdapat perbedaan prestasi belajar antara tingkat sikap siswa terhadap matematika tinggi, sedang dan rendah. Dengan uji komparasi yang dilakukan tampak bahwa H0 ditolak untuk µ1 vs µ2,µ1 vs 61
Media Prestasi Jurnal Ilmia STKIP PGRI NGAWI Vol.12 No. 2(2013) p56-p62 Pendidikan Slameto. 2003. Belajar dan faktorfaktor faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Suharsimi A. 1999. Dasar Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta:Bina Aksara. Sumadi Suryabrata. 1987. Pengembangan Tes Hasil Belajar.Jakarta : Rajawali. Sujana. 2000. Strategi Pembellajaran. Bandung:CV Production. Winkel. 1991. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Widia Sarana. Saifuddin Azwar. 2005. Sikap Manusia teori dan Pengukurannya. Yokyakarta:Pustaka Pelajar. Winkel, W.S. 1996. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta:Gramedia
Kepada Peneliti/ Calon Peneliti Penulis berharap agar hasil penelitian ini dapat digunakan untuk kepentingan penelitian selanjutnya bagi peneliti yang lain. Penulis juga berharap agar peneliti atau calon peneliti dapat meneruskan atau mengembangkan penelitian ini untuk variabel–variabel variabel lain sehingga dapat menambah wawasan dan pendidikan pada umumnya. DAFTAR PUSTAKA Budiyono. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Surakarta : UNS Press. Budiyono. 2009. Statistika Dasar Untuk Penelitian. Surakarta : UNS Press. Muhammad Nur. Pengantar Teori Te Tes. Jakarta. PPLPTK Dirjen Dikti Depdikbud. Mulyono Abdurrahman. 1999. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Oemar Hamalik. 1995. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara. Purwoto. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika. matika. Surakarta : Sebelas Maret University Press.
62