PENGARUH IKLIM SEKOLAH TERHADAP KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA KELAS VII DI SMP TEUKU UMAR SEMARANG
SKRIPSI
disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Psikologi
oleh Ornela Hapsari 1511409039
JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2014
i
ii
iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto Sesungguhnya bersama setiap kesulitan ada kemudahan, Maka apabila kamu telah selesai (dari segala urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap (Q.S Al-Insyiroh, ayat 6,7 dan 8). Ketika tidak ada satupun yang dapat menyayangimu dengan sempurna. Tuhan masih selalu menyayangimu dengan sempurna (Penulis).
PERSEMBAHAN Karya sederhana ini dipersembahkan untuk : Ayah
dan
Ibu
tercinta,
yang
selalu
mendoakanku dari jauh, memberiku semangat dan selalu menyayangiku Sahabat-Sahabatku yang selalu memberiku motivasi (Ika, Meivita, Dewi, Agatha) Keluarga besar Kos Joglo Almamater Unnes angkatan 2009
iv
KATA PENGANTAR Alhamdulillahirabbil’alamin. Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat, hidayah, dan anugerah-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Pengaruh Iklim Sekolah terhadap Kedisiplinan Belajar Siswa Kelas VII di SMP Teuku Umar Semarang”. Bantuan, motivasi, dukungan, dan do’a dari berbagai pihak membantu penulis menyelesaikan skripsi ini, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih setulus hati kepada : 1. Drs. Hardjono, M.Pd, dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang 2. Dr. Edy Purwanto, M. Si, Ketua Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang yang telah membantu kelancaran ujian skripsi. 3. Amri Hana Muhammad, S.Psi., M.A sebagai penguji utama, terima kasih atas saran dan bimbingannya. 4. Drs. Sugeng Hariyadi, S.Psi, M.Si sebagai dosen pembimbing I yang telah membimbing dan meluangkan waktu sampai terselesaikannya skripsi ini. 5. Rahmawati Prihastuty, S.Psi, M.Si sebagai dosen pembimbing II dan sebagai dosen wali yang telah membimbing dan meluangkan waktu sampai terselesaikannya skripsi ini. 6. Bapak dan Ibu dosen yang telah membagikan ilmunya, terima kasih atas segala pengajarannya.
v
7. Kepala Sekolah, guru-guru dan para karyawan SMP Teuku Umar Semarang yang telah banyak membantu terlaksananya penelitian. 8. Ibu Ayu sebagai koordinator guru BK di SMP Teuku Umar Semarang yang telah banyak membantu dalam melaksanakan penelitian ini. 9. Ayah dan Ibu tercinta yang selalu mencurahkan kasih sayang, semangat, dan doa yang tiada henti untuk kesuksesan saya. Selesainya skripsi ini adalah sebuah hadiah kecil dari penulis untuk cinta kasih kalian. 10. Sahabat-sahabatku Ika, Vitria, Galih, Agatha, Meivita, Dewi, Yunika, Lian, Fajar yang selalu memberikan doa, semangat dan dukungannya. 11. Keluarga Besar Kos Joglo, khususnya untuk Nisa, Nanda, Pika, Yulia, Dian, Messie, Kak Rani, Kak Lita yang selalu menemani saya ketika jenuh mengerjakan skripsi. 12. Teman-teman Psikologi 2009 yang telah berjuang bersama-sama selama beberapa semester ini. 13. Semua pihak yang turut membantu penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih setulus hati kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi ini. Penulis berharap skripsi ini memberikan manfaat dan kontribusi dalam bidang psikologi dan semua pihak pada umumnya. Semarang, 13 Januari 2014
Penulis
vi
ABSTRAK Hapsari, Ornela 2014. Pengaruh Iklim Sekolah terhadap Kedisiplinan Belajar Siswa Kelas VII di SMP Teuku Umar Semarang. Skripsi. Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I: Drs. Sugeng Hariyadi, S.Psi, M.S. Pembimbing II: Rahmawati Prihastuty, S.Psi, M.Si. Kata Kunci: Iklim Sekolah, Kedisiplinan, Belajar Penelitian ini dilatarbelakangi dari fenomena di dunia pendidikan yang muncul saat ini adalah banyaknya siswa yang tidak disiplin dalam belajar, misalnya sering datang terlambat ke sekolah, membolos, mengumpulkan tugas tidak tepat waktu, tidak mengerjakan pekerjaan rumah, tidak mengikuti upacara bendera, dan lebih mengkhawatirkan lagi adalah berkelahi dengan teman yang terutama sering dilakukan oleh siswa. Kedisiplinan dipengaruhi oleh kepemimpinan kepala sekolah, kedisiplinan para guru dan interaksi antar semua unsur yang ada di sekolah, komponen-komponen ini di dalam dunia pendidikan di sebut dengan iklim sekolah Penelitian ini merupakan penelitian kuantitaif korelasional bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Iklim Sekolah terhadap Kedisiplinan Belajar Siswa Kelas VII di SMP Teuku Umar Semarang. Subjek pada penelitian berjumlah 70 subjek. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Simple Random Sampling. Data penelitian diambil menggunakan skala iklim sekolah dan skala kedisiplinan belajar. Metode analisis data yang digunakan adalah adalah korelasi product moment. Skala iklim sekolah terdiri dari 51 item yang valid dan koefisien alpha cronbach reliabilitasnya 0,943. Skala kedisiplinan belajar terdiri dari 35 item yang valid dan koefisien alpha cronbach reliabilitasnya 0,899. Berdasarkan analisis korelasi product moment diperoleh nilai r= 0,857 dengan taraf signifikansi atau p= 0,000 dimana p < 0,01. Hal tersebut menunjukkan bahwa pengaruh antara keduanya adalah positif. Jadi jika iklim sekolah tinggi maka kedisiplinan belajar juga tinggi. Berdasarkan analisis koefisien determinasi 34,4 % kedisiplinan belajar dapat dipengaruhi oleh iklim sekolah dan 65,6% dipengaruhi oleh faktor lain. Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan bagi sekolah SMP Teuku Umar untuk meningkatkan iklim sekolah agar lebih kondusif sehingga kedisiplinan belajar yang dimiliki para siswa semakin meningkat.
vii
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL ....................................................................................
i
PENGESAHAN ............................................................................................
ii
PERNYATAAN ............................................................................................
iii
MOTTO DAN PERUNTUKAN ...................................................................
iv
KATA PENGANTAR....................................................................................
v
ABSTRAK ...................................................................................................
vii
DAFTAR ISI ................................................................................................
viii
DAFTAR TABEL .........................................................................................
xii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................
xvi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xviii BAB 1
PENDAHULUAN ...........................................................................
1
1.1
Latar belakang .................................................................................
1
1.2
Rumusan Masalah ...........................................................................
13
1.3
Tujuan Penelitian .............................................................................
13
1.4
Manfaat Penelitian ...........................................................................
13
2
TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................
15
2.1
Iklim Sekolah .................................................................................
15
2.1.1
Pengertian Iklim Sekolah .................................................................
15
BAB
viii
2.1.2
Aspek-Aspek Iklim Sekolah ............................................................
17
2.1.3
Dimensi Iklim Sekolah ....................................................................
18
2.1.4
Iklim Sekolah yang Sehat.................................……………………
19
2.1.5
Norma-Norma Iklim Sekolah................…………... ..........................
22
2.1.6
Macam-Macam Iklim Sekolah ..........................................................
24
2.1.7
Karakteristik Iklim Sekolah ..............................................................
25
2.2
Kedisiplinan Belajar ........................................................................
26
2.2.1
Pengertian Kedisiplinan ....................................................................
26
2.2.1.1 Pentingnya Kedisiplinan...................................................................
28
2.2.1.2 Fungsi Disiplin .................................................................................
30
2.2.1.3 Unsur-Unsur Disiplin .......................................................................
31
2.2.1.4 Jenis-Jenis Disiplin .........................................................................
34
2.2.1.4 Pembentukan Disiplin .....................................................................
35
2.2.2
Pengertian Belajar ............................................................................
36
2.2.2.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar .....................................
37
2.2.2.2 Jenis-Jenis Belajar ...........................................................................
38
2.2.2.3 Prinsip-Prinsip Belajar ....................................................................
40
2.2.3
Pengertian Kedisiplinan Belajar ........................................................
41
2.2.4
Indikator Kedisiplinan Belajar ..........................................................
43
2.3
Pengaruh Iklim Sekolah terhadap Kedisiplinan Belajar Siswa...........
44
2.4
Kerangka Berpikir ............................................................................
50
2.5
Hipotesis ..........................................................................................
52
ix
BAB 3
METODE PENELITIAN ..................................................................
53
3.1
Jenis dan Desain Penelitian................................................................
53
3.1.1
Jenis Penelitian ..................................................................................
53
3.1.2
Desain Penelitian ...............................................................................
53
3.2
Variabel Penelitian..............................................................................
54
3.2.1
Identifikasi Variabel Penelitian ..........................................................
54
3.2.2
Definisi Operasional Variabel Penelitian ............................................
54
3.2.2.1 Kedisiplinan Belajar..........................................................................
54
3.2.2.2 Iklim Sekolah.....................................................................................
55
3.3
Hubungan Antar Variabel Penelitian ..................................................
56
3.4
Populasi dan Sampel ........................................................................
56
3.4.1
Populasi ............................................................................................
56
3.4.2
Sampel .............................................................................................
56
3.5
Metode dan Pengumpulan Data ........................................................
57
3.5.1
Skala Kedisiplinan Belajar................................................................
57
3.5.2
Skala Iklim Sekolah .........................................................................
59
3.6
Validitas dan Reliabilitas .................................................................
61
3.6.1
Validitas ...........................................................................................
61
3.6.2
Reliabilitas .......................................................................................
62
3.7
Uji Coba ..........................................................................................
63
3.7.1
Persiapan Uji Coba Instrumen ..........................................................
63
3.7.2
Pelaksanaan Uji Coba .......................................................................
65
x
3.7.3
Hasil Uji Coba Validitas...................................................................
65
3.7.3.1 Skala Kedisiplinan Belajar ...............................................................
65
3.7.3.2 Skala Iklim Sekolah ..........................................................................
67
3.7.4
Hasil Uji Coba Reliabilitas ...............................................................
69
3.8
Metode Analisis Data ........................................................................
69
4
HASIL DAN PEMBAHASAN .........................................................
71
4.1
Persiapan Penelitian .........................................................................
71
4.1.1
Orientasi Kancah Penelitian ..............................................................
71
4.1.2
Penentuan Subjek Penelitian ............................................................
72
4.2
Pelaksanaan Penelitian .....................................................................
73
4.2.1
Pengumpulan Data ..........................................................................
73
4.2.2
Pelaksanaan Skoring ........................................................................
73
4.3
Hasil Penelitian ................................................................................
74
4.3.1
Analisis Diskriptif ............................................................................
74
4.3.2
Gambaran Kedisiplinan Belajar Siswa SMP Teuku Umar ................
74
4.3.2.1 Gambaran Umum Kedisiplinan Belajar Siswa SMP Teuku Umar ....
75
4.3.2.2 Gambaran Spesifik Kedisiplinan Belajar Siswa SMP Teuku Umar Berdasarkan Tiap Indikator ...................................................
76
4.3.2.2.1Gambaran kedisiplinan belajar berdasarkan indikator dapat mengatur waktu belajar di rumah ....................................................
77
4.3.2.2.2Gambaran kedisiplinan belajar berdasarkan indikator rajin dan teratur belajar ................................................................................
78
4.3.2.2.3Gambaran kedisiplinan belajar berdasarkan indikator perhatian saat di kelas ....................................................................................
79
BAB
xi
4.3.2.2.4Gambaran kedisiplinan belajar berdasarkan indikator ketertiban diri saat belajar di sekolah ..............................................................
80
4.3.3
Gambaran Iklim Sekolah SMP Teuku Umar .....................................
82
4.3.3.1 Gambaran Umum Iklim Sekolah SMP Teuku Umar ..........................
82
4.3.3.2 Gambaran Spesifik Iklim Sekolah SMP Teuku Umar Berdasarkan Tiap Indikator ....................................................................................
84
4.3.3.2.1Gambaran iklim sekolah berdasarkan aspek interaksi. ....................
84
4.3.3.2.2Gambaran iklim sekolah berdasarkan aspek proses belajar .............
88
4.3.3.2.2Gambaran iklim sekolah berdasarkan aspek kondisi sekolah ...........
93
4.4
Metode Analisis Data ........................................................................
99
4.4.1
Uji Normalitas Data...........................................................................
99
4.4.2
Uji Linieritas ..................................................................................... 100
4.4.3
Uji Hipotesis ..................................................................................... 101
4.4.3.1 Analisis Regresi Sederhana ............................................................... 101 4.5
Pembahasan ...................................................................................... 105
4.5.1
Pembahasan Analisis Deskriptif Iklim Sekolah dengan Kedisiplinan Belajar Siswa kelas VII di SMP Teuku Umar Semarang ..........................................................................................
105
4.5.1.1 Pembahasan Analisis Diskriptif Iklim Sekolah .................................. 105 4.5.1.1 Pembahasan Analisis Diskriptif Kedisiplinan Belajar ....................... 108 4.5.2
4.6
Pembahasan Analisis Inferensial Iklim Sekolah dengan Kedisiplinan Belajar Siswa Kelas VII di SMP Teuku Umar Semarang ..........................................................................................
110
Keterbatasan Penelitian .....................................................................
114
xii
BAB 5
PENUTUP ......................................................................................... 118
5.1
Simpulan ...........................................................................................
118
5.2
Saran .................................................................................................
119
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 121 LAMPIRAN ................................................................................................. 124
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
1.1
Data Absensi Siswa Kelas VII Tahun 2012/2013 ................................. .
5
1.2
Data Keterlambatan Siswa Kelas VII Tahun 2012/2013 ........................ .
5
3.1
Blue Print Skala Kedisiplinan Belajar .................................................. .
58
3.2
Skoring Item Skala Kedisiplinan Belajar .............................................. .
59
3.3
Blue Print Skala Iklim Sekolah............................................................. .
59
3.4
Skoring Item Skala Iklim Sekolah ........................................................ .
60
3.5 Hasil Uji Coba Skala Kedisplinan Belajar ........................................... .
66
3.6
Sebaran Baru Skala Kedisiplinan Belajar.............................................. .
66
3.7
Hasil Uji Coba Skala Iklim Sekolah ..................................................... .
67
3.8
Sebaran Baru Skala Iklim Sekolah ........................................................ .
68
3.9
Interpretasi Reliabilitas ......................................................................... .
69
3.10 Penggolongan Kriketeria Analisis Berdasarkan Mean Hipotik .............. .
70
4.1
Gambaran Kedisiplinan Belajar Siswa SMP Teuku Umar ..................... .
75
4.2
Gambaran Kedisiplinan Belajar Indikator dapat Mengatur Waktu Belajar ................................................................................................. .
77
4.3
Gambaran Kedisiplinan Belajar Indikator Rajin dan Teratur Belajar ..... .
78
4.4
Gambaran Kedisiplinan Belajar Indikator Perhatian saat di Kelas ......... .
80
4.5
Gambaran Kedisiplinan Belajar Indikator Ketertiban Diri saat Belajar di Sekolah ................................................................................ .
81
Ringkasan Diskriptif Kedisiplinan Belajar Siswa Kelas VII di SMP Teuku . ................................................................................................
81
Gambaran Iklim Sekolah SMP Teuku Umar Semarang ....................... .
83
4.6
4.7
xiv
4.8
Gambaran Iklim Sekolah Berdasarkan Aspek Interaksi ..................... .
85
4.9
Gambaran Interaksi Peserta Didik dengan Guru ................................. .
86
4.10
Gambaran Interaksi Peserta Didik dengan Karyawan .......................... .
87
4.11
Gambaran Interaksi Peserta Didik dengan Peserta Didik Lain ............ .
88
4.12
Gambaran Iklim Sekolah Berdasarkan Aspek Proses Belajar ............. .
89
4.13
Gambaran Aspek Proses Belajar Berdasarkan Indikator Suasana Demokratis ........................................................................................ .
90
Gambaran Aspek Proses Belajar Berdasarkan Indikator Kepedulian.........................................................................................
91
Gambaran Aspek Proses Belajar Berdasarkan Indikator Keterbukaan.......................................................................................
92
Gambaran Aspek Proses Belajar Berdasarkan Indikator Kebersamaan ..................................................................................... .
93
Gambaran Iklim Sekolah Berdasarkan Aspek Kondisi Sekolah .............................................................................................
94
Gambaran Aspek Kondisi Sekolah Berdasarkan Indikator Keamanan .......................................................................................... .
95
Gambaran Aspek Kondisi Sekolah Berdasarkan Indikator Ketertiban .......................................................................................... .
96
Gambaran Aspek Kondisi Sekolah Berdasarkan Indikator Kebersihan dan Kesehatan ................................................................. .
97
4.21 Gambaran Aspek Kondisi Sekolah Berdasarkan Indikator Keindahan.......................................................................................... .
98
4.22
Ringkasan Diskriptif Iklim Sekolah SMP Teuku Umar Semarang ....... .
99
4.23
Uji Normalitas Data ........................................................................... . 100
4.24
Uji Linieritas ...................................................................................... . 101
4.14
4.15
4.16
4.17
4.18
4.19
4.20
4.25 Analisis Korelasi Iklim Sekolah Dengan Kedisiplinan Belajar ............ . 102 4.26 Analisis Koefisien Determinasi ........................................................... . 103
xv
4.27
Uji ANOVA........................................................................................ . 104
4.28
Analisis Persamaan Regresi Pengaruh Antara Iklim Sekolah Terhadap Kedisiplinan Belajar ........................................................... . 104
4.29
Interpretasi Terhadap Koefisien Korelasi (r) ....................................... . 111
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1
Halaman
Kerangka Berpikir Pengaruh Iklim Sekolah terhadap Kedisiplinan Belajar Siswa .......................................................................................
50
3.1
Hubungan Antar Variabel ....................................................................
56
4.1
Gambaran Umum Kedisiplinan Belajar Siswa Smp Teuku Umar..........
76
4.2
Ringkasan Diskriptif Kedisiplinan Belajar ...........................................
82
4.3
Gambaran Umum Iklim sekolah di SMP Teuku umar ...........................
84
4.4
Ringkasan Diskriptif Iklim Sekolah .....................................................
99
xvii
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1.
Instrumen Penelitian
2.
Tabulasi Data Skor Awal
3.
Uji Validitas dan Uji Reliabiltas Instrumen
4.
Tabulasi Data Skor Valid
5.
Tabulasi Data Penelitian Apek
6.
Uji Asumsi
7.
Surat Ijin Penelitian
8.
Dokumentasi
8.
Absensi Siswa
xviii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah Berbicara mengenai sumber daya manusia yang unggul dan berkualitas
tentu tidak bisa lepas dari masalah pendidikan. Pendidikan merupakan suatu proses dalam membentuk, mengarahkan dan mengembangkan kepribadian serta kemampuan seseorang. Pendidikan diharapkan mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi (Lacopa, 2012: 22). Sekolah sebagai lembaga yang mengembangkan proses pembelajaran selain bertujuan mengembangkan pengetahuan siswa, kepribadian, aspek sosial emosional, ketrampilan-ketrampilan, juga bertanggung jawab memberikan bimbingan dan bantuan terhadap peserta didik yang bermasalah, baik dalam belajar, emosional, maupun sosial sehingga dapat tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai dengan potensi masing-masing. Hasil pembelajaran tersebut, seharusnya berdampak baik bagi mutu pendidikan dan kehidupan bangsa Indonesia. Menurut Samana (dalam Werdiningsih, 2007: 2) dalam meningkatkan mutu pendidikan, banyak hal yang harus diperbaiki seperti kurikulum, tenaga kependidikan yang harus benar-benar profesional, adanya fasilitas yang memadai, sistem pendekatan guru yang sesuai, situasi sosial dengan ekologis di sekolah serta kondisi mental spiritual siswa yang termasuk di dalamnya masalah
1
2
kedisiplinan siswa. Kedisiplinan adalah perilaku seseorang yang sesuai dengan tata tertib atau aturan yang berlaku baik yang muncul dari kesadaran dirinya maupun karena karena adanya sanki atau hukuman (Lacopa, 2012: 26). Kedisiplinan yang menjadi kajian dalam penelitian ini adalah disiplin belajar. Kedisiplinan belajar merupakan kondisi yang sangat penting dan menentukan keberhasilan seorang siswa dalam proses belajar (Sudarma, 2007: 171). Proses belajar yang baik adalah proses belajar yang bisa memudahkan siswa dalam memahami materi pelajaran yang diajarkan. Belajar dengan disiplin yang terarah dapat menghindarkan diri dari rasa malas dan menimbulkan semangat siswa dalam belajar, yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan daya kemampuan belajar siswa. Disiplin adalah kunci sukses dan keberhasilan. Siswa yang tidak menyadari pentingnya kedisiplinan belajar akan menganggap hal tersebut merupakan tindakan yang sangat membosankan, sehingga untuk belajar harus dilakukan dengan paksaan dari orang lain yaitu orang tua dan guru. Disiplin memberikan manfaat yang besar dalam diri seseorang, untuk itulah kedisiplinan sangat diperlukan dalam usaha meningkatkan suatu kehidupan yang teratur dan meningkatkan prestasi dalam belajar karena sifatnya yang mengatur dan mendidik. Disiplin sebagai alat untuk mendidik yang digunakan dalam proses belajar dengan lingkungan, yang di dalamnya terdapat nilai-nilai yang membawa pengaruh dan perubahan perilaku. Prasetyo dan Muliadi (dalam Lacopa, 2010: 26) membagi indikator kedisiplinan siswa menjadi tiga macam, yaitu: disiplin di
3
dalam kelas, disiplin di luar kelas di dalam lingkungan sekolah dan disiplin belajar di rumah. Siswa yang memiliki disiplin belajar akan menunjukkan adanya kesiapan dalam mengikuti pelajaran kelas, hadir sebelum pelajaran dimulai, perhatian dan konsentrasi dalam belajar, tidak menyontek pada saat ujian, mengerjakan PR dan memiliki kelengkapan belajar misalnya buku dan alat belajar lainnya. Sebaliknya siswa yang kurang memiliki disiplin belajar maka tidak menunjukkan kesiapan dalam mengikuti pelajaran, membolos, tidak mengerjakan tugas-tugas dari guru, tidak mengerjakan PR, mengganggu kelas yang sedang belajar, menyontek, tidak memperhatikan pelajaran yang sedang dijelaskan oleh guru, berbicara dengan teman sebelah saat pelajaran berlangsung, terlambat hadir ke sekolah (Tu’u, 2004: 55). Fenomena di dunia pendidikan yang muncul saat ini adalah banyaknya siswa yang tidak disiplin dalam belajar, misalnya sering datang terlambat ke sekolah, membolos, mengumpulkan tugas tidak tepat waktu, tidak mengerjakan pekerjaan rumah, tidak mengikuti upacara bendera, dan lebih mengkhawatirkan lagi adalah berkelahi dengan teman yang terutama sering dilakukan oleh siswa. Kompas 2010 memuat berita mengenai razia yang dilakukan oleh pemerintah kota Tanggerang juga merazia pelajar di empat wilayah, yaitu Tanggerang kota, Ciledug, Batuceper, dan Karawaci, dari razia tersebut terjaring 50 siswa yang bolos sekolah di mall, warnet dan tempat nongkrong mereka. Pelajar yang terjaring razia terdiri dari siswa SMP dan SMA. Tujuan razia ini adalah untuk menertibkan pelajar, sehingga polisi tidak menahan pelajar tersebut (Hartanti, 2012: 125).
4
Lampost.co tahun 2013 menyatakan bahwa sebanyak 33 siswa SMP di Bandar Lampung mengundurkan diri menjadi peserta Ujian Nasional (UN) SMP sederajat tahun 2013. Sesuai dengan aturan, sekolah sudah berkali-kali mengunjungi siswa-siswa tersebut tapi ke-33 siswa tersebut berkeras tak mau mengikuti UN. “Pihak sekolah sudah jemput bola ke rumah siswa, tapi yang bersangkutan tetap tidak mau mengikuti UN. Selain itu, sebanyak 10 siswa juga tidak bisa mengikuti UN tahun ini karena dikeluarkan dari sekolah atau drop out (DO). Para siswa DO berasal dari sub rayon 11. Kebanyakan siswa DO karena alasan ketidakdisiplinan. Pada pelaksanaan UN hari pertama, dua siswa tidak hadir tanpa memberikan keterangan. Syamsidar menjelasakan satu siswa dari sub rayon 11 batal menjadi peserta UN karena meninggal dan dipastikan dua siswa harus mengikuti UN susulan karena sakit (http//www.Lompos.co//2013//33 Siswa SMP Tak Ikuti UN.htm). Menurut hasil pengamatan tidak terstruktur di SMP Teuku Umar Semarang, SMP tersebut memiliki visi, misi dan tujuan sekolah yaitu unggul dalam kedisiplinan sekolah. Pada kenyataanya masih ditemukan banyak siswa kelas VII yang kurang disiplin dalam belajar, antara lain beberapa siswa yang keluar saat jam pelajaran dan ada beberapa siswa yang membolos, yaitu rata-rata sekitar 3 hingga 4 siswa yang tidak masuk tanpa surat keterangan, banyaknya siswa yang sering terlambat masuk kelas, dan ada beberapa siswa yang mengabaikan tugas dari guru. Menurut hasil wawancara dengan guru BK, beberapa mata pelajaran yang kurang diminati oleh siswa seperti IPA (fisika, biologi), matematika dan Bahasa Inggris menjadikan siswa malas dan tidak
5
memperhatikan guru melainkan membuat gaduh dikelas, serta banyaknya siswa yang memanfaatkan jam kosong untuk keluar kelas dan terkadang mengganggu kelas lain. Masalah lain yang sering muncul diantara para siswa SMP ini adalah adanya perkelahian antar siswa karena siswa saling mengejek. Dalam penelitian ini dipilih siswa kelas VII SMP Teuku Umar Semarang sebagai subjek penelitian, karena di kelas VII tingkat kedisiplinan belajar siswa masih kurang. Hal ini disebabkan oleh latar belakang siswa dari beberapa SD yang kurang memperhatikan kedisiplinan dan pemilihan sekolah yang sebenarnya tidak diinginkan oleh siswa. Berikut adalah data yang diambil oleh peneliti pada tanggal 26 April 2013: Tabel 1.1 Data Absensi Siswa kelas VII Tahun 2012/2013 No
Bulan
1 2 3 4 5
Januari Februari Maret April Mei
Rekap Absensi Siswa Total siswa Rata-rata siswa dalam % 195 2,73% 141 2,05% 104 1,40% 148 2% 201 2, 81 %
Tabel 1.2 Data Keterlambatan Siswa Kelas VII Tahun 2012/2013 No
Bulan
1 2 3 4 5
Januari Februari Maret April Mei
Rekap keterlambatan Siswa Total siswa Rata-rata siswa dalam % 98 62 16 51 34
1,37% 0,90% 0,22% 0,69% 0,48%
6
Berdasarkan data diatas dengan jumlah subjek 286 siswa, maka diperoleh prosentase ketidakhadiran bulan januari 2,73%, februari 2,05%, maret 1,4%, april 2%, mei 2,81% sehingga diperoleh rata-rata absensi siswa selama 5 bulan adalah 2,198% dan prosentase keterlambatan siswa bulan januari 1,37%, februari 0,9%, maret 0,2%, april 0,69%, mei 0,48% sehingga diperoleh rata-rata keterlambatan siswa selama 5 bulan adalah 0,632%. Dari hasil prosentase diketahui bahwa ketidakhadiran siswa kelas VII (semester 2) pada bulan januari hingga maret mengalami penurunan namun pada bulan april hingga mei mengalami peningkatan, sedangkan prosentase keterlambatan siswa pada bulan januari hingga mei mengalami ketidakstabilan. Berdasarkan wawancara dengan guru BK di salah satu sekolah negeri, kelas dikatakan sehat apabila kehadiran siswa mencapai 97-98%, sedangkan hasil prosentase ketidakhadiran siswa kelas VII di SMP Teuku Umar masuk ke dalam ambang batas sekolah tidak sehat yang berarti sekolah tersebut memiliki kedisiplinan yang kurang. Beberapa perilaku yang dilakukan oleh para siswa seperti membolos, terlambat masuk sekolah, kurangnya minat dan semangat selama berlangsungnya pelajaran menunjukkan bahwa kedisiplinan belajar yang mereka miliki cukup rendah. Hal tersebut tidak sesuai dengan kondisi fisik sekolah yang mendukung untuk proses belajar mengajar serta sarana dan prasaran yang tersedia, yaitu terdapat 24 ruang kelas, 1 perpustakaan, 1 laboratorium IPA, 1 laboratorium komputer, 2 ruang osis, 2 lapangan olahrga. Banyak faktor yang mempengaruhi kedisiplinan belajar siswa seperti halnya siswa itu sendiri dan fasilitas yang tersedia di sekolah. Kedisiplinan siswa tidak hanya ditentukan oleh sarana dan
7
prasarana saja, namun kedisiplinan dipengaruhi oleh kepemimpinan kepala sekolah, kedisiplinan para guru dan interaksi antar semua unsur yang ada di sekolah, komponen-komponen ini di dalam dunia pendidikan di sebut dengan iklim sekolah. Hal ini beralasan karena ketika para siswa berada di sekolah, mereka berinteraksi dengan guru dan siswa lainnya yang dapat menumbuhkan dan mendorong semangat dalam proses belajar mengajar. Para guru seharusnya lebih memperhatikan dan dapat menciptakan iklim yang kondusif untuk meningkatkan kedisiplinan belajar siswa. Metode pengajaran yang diberikan guru, membuat siswa menjadi bosan. Misalnya guru yang hanya menyampaikan materi melalui cara yang sama secara berulang-ulang sehingga mengurangi minat siswa untuk mengikuti pelajaran, guru kurang bersikap interaktif dalam menyampaikan materi. Pemberian hukuman atau kredit point pada setiap pelanggaran yang dilakukan dikatakan cukup tegas meskipun untuk siswa kelas VII, namun hal tersebut masih kurang mendapatkan respon positif dari para siswa. Menurut Minarti (2011: 193) tujuan penengakkan disiplin sering tidak mendapatkan respon yang positif dari siswa. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu kepemimpinan guru atau kepala sekolah yang otoriter yang menyebabkan sikap siswa yang agresif ingin berontak akibat kekangan dan perlakuan yang tidak manusiawi, kurang diperhatikan kelompok minoritas baik yang berada di atas rata-rata dalam berbagai aspek yang ada hubungannya dengan kehidupan di sekolah, siswa kurang dilibatkan dan diikutsertakan dalam tanggung jawab sekolah, latar belakang kehidupan keluarga, sekolah kurang mengadakan
8
kerja sama dan saling melepas tanggung jawab. Menurut Ormord (2002: 213) penelitian selalu menunjukkan bahwa kualitas hubungan guru dan siswa adalah salah satu faktor terpenting yang mempengaruhi kesehatan emosi, motivasi dan pembelajaran siswa selama di sekolah. Ketika siswa memiliki hubungan yang positif dan suportif dengan guru, mereka memiliki self afficacy yang tinggi dan motivasi intrinsik yang lebih besar untuk belajar. Mereka juga terlibat dalam pembelajaran, self regulated, cenderung kurang nakal, dan berprestasi ditingkat yang lebih tinggi. Abraham Maslow (dalam Tulus 2004: 53) secara positif melihat tingkah laku individu dimotivasi pemenuhan kebutuhan. Pemenuhan kebutuhan ini menyebabkan adanya tingkah laku positif dan negatif. Kepatuhan dan ketaatan sebagai upaya dalam mencapai dan memenuhi kebutuhan tersebut. Sementara pelanggaran-pelanggaran disiplin sebagai reaksi negatif karena kurang terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan tersebut. Seorang siswa pasti memiliki suatu kebutuhan dasar, jika kebutuhan tersebut
tidak
terpenuhi
pasti
akan
menimbulkan
penyimpangan
atau
ketidakdisiplinan. Kebutuhan dasar itu meliputi, kebutuhan rasa aman (lingkungan yang nyaman dan aman), rasa memiliki (mendapatkan perhatian, penerimaan dari guru maupun teman), guru dapat membimbing demi kemajuan dalam belajarnya, guru memberikan kesempatan pada siswa untuk menunjukkan pengetahuan dan ketrampilannya, serta adanya rasa humor. Iklim sekolah merupakan bagian dari lingkungan belajar yang akan mempengaruhi kepribadian dan tingkah laku seseorang, sebab dalam melaksanakan tugas sekolahnya seorang siswa akan selalu berinteraksi dengan lingkungan belajarnya (Listyani, 2005: 20).
9
Soergiovanni dan Starratt (dalam Hadiyanto 2004: 178) mengatakan bahwa iklim sekolah merupakan karakteristik yang ada (the enduring characteristics),
yang
menggambarkan ciri-ciri psikologis (psychological
character) dari suatu sekolah yang membedakan suatu sekolah dari sekolah yang lain, mempengaruhi tingkah laku guru dan peserta didik dan merupakan perasaan psikologis (psychological feel) yang dimiliki guru dan peserta didik disekolah tertentu. Pola hubungan yang muncul dapat meliputi hubungan antara guru dengan murid, murid dengan murid, guru dengan guru dan guru dengan pimpinan sekolah. Pengajaran dan pembelajaran dari guru merupakan salah satu hal yang paling penting dalam dimensi iklim sekolah, kepala sekolah dan guru harus berusaha dengan jelas mengatur norma-norma, tujuan, dan nilai-nilai yang membentuk proses belajar dan mengajar. Iklim sekolah yang positif, sistem pembelajarannya bersifat kooperatif, menghormati dan saling percaya. Siswa sebagai seorang pelajar hampir setiap hari berada di sekolah sebagai tempat menuntut ilmu, sehingga mereka cukup akrab bergaul dengan kondisi sekolah. Kondisi sekolah tersebut meliputi fasilitas sekolah yang memadai, bagaimana hubungan siswa dengan guru, tata tertib sekolah serta norma dan sanksi yang diterapkan. Hubungan siswa dengan guru akan saling mempengaruhi satu sama lain. Hubungan sosial antara siswa dengan guru yang mutualistik merupakan unsur penting dalam kehidupan sekolah, hubungan siswa dengan siswa yang kurang baik, juga akan mengganggu dalam proses belajar. Faktor guru yang meliputi mengajar terlalu cepat, suara kurang keras, penguasaan materi
10
kurang baik, penguasaan kelas rendah, motivasi rendah, dan terlalu banyak jam mengajar akan membuat siswa merasa malas dalam mengikuti pelajaran. Guru yang memiliki sikap peduli, adil, demokratis, dan respek terhadap siswanya mampu mengurangi tingkat drop out siswa, tinggal kelas, dan perilaku salah suai di kalangan siswa. Proses kegiatan belajar mengajar yang menjadi intinya adalah siswa, sedangkan guru melakukan kegiatan pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa seoptimal mungkin, sehingga siswa tersebut mampu mengubah tingkah lakunya menjadi lebih baik dan siswa betul-betul berperan dan berpartisipasi aktif dalam melakukan kegiatan belajar. Guru yang dapat berinteraksi dengan siswa secara akrab, dapat menyebabkan proses belajar mengajar menjadi lebih baik dan lancar. Siswa yang merasa dekat dengan guru, maka akan berpartisipasi secara aktif dalam belajar. Partisipasi siswa dalam pelaksanaan pembelajaran berperan sangat penting, karena dari sinilah guru dapat memberikan perhatian yang berbeda kepada mereka yang kurang berpartisipasi (Sudarmo, 2007: 168). Menurut Jia (2009) yang meneliti tentang pengaruh persepsi siswa terhadap iklim sekolah di sosial emosional dan penyesuaian akademik (perbandingan remaja Cina dan remaja Amerika). Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa di Cina merasakan bahwa tingkat dukungan guru, dukungan siswasiswa lebih tinggi dibandingkan siswa di Amerika. Persepsi siswa terhadap dukungan guru dan dukungan siswa-siswa yang lain berhubungan positif dengan harga diri remaja. Hal itu dapat mengurangi gejala depresi bagi remaja Cina dan Amerika.
11
Menurut hasil penelitian yang dilakukan Werdiningsih (2007) tentang "Hubungan antara Sikap Siswa terhadap Sekolah dengan Kedisiplinan pada Siswa Kelas XI SMA Teuku Umar Semarang" yang meneliti 150 siswa SMA Teuku Umar menghasilkan koefisien korelasi 0,499 dengan p< 0,01 yang berarti ada hubungan signifikan antara sikap siswa terhadap sekolah dengan kedisiplinan siswa. Hasil penelitian yang diperoleh maka hipotesis dalam penelitian ini diterima dan dari hasil ini menunjukkan bahwa sumbangan efektif (SE) dari korelasi antara sikap terhadap sekolah dengan kedisiplinan siswa kelas XI SMA Teuku Umar Semarang sebesar 24,9001. Hasil penelitian yang dilakukan Listyani (2005) tentang "Pengaruh Kedisiplinan Siswa dan Iklim Sekolah Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas II Smk Negeri 5 Semarang" mendapatkan hasil dari 290 siswa sekolah Menegah Atas. Berdasarkan uji pengaruh antara kedisiplinan dan iklim sekolah terhadap prestasi belajar siswa menunjukan adanya pengaruh yang signifikan yang dibuktikan dari analisis varian yang diperoleh F hitung =36,856 > F tabel = 3,856. Besarnya pengaruh kedisiplinan dan iklim sekolah terhadap Y prestasi belajar siswa secara bersama-sama adalah 46,7%. Sedangkan sisanya yaitu 53,3% dari prestasi belajar siswa ditentukan oleh variabel lain selain kedisiplinan dan iklim sekolah yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil penelitian Arisana (2012) yang meneliti tentang Pengaruh Kedisiplinan Siswa dan Persepi Siswa Tentang Kualitas Mengajar Guru Terhadap Prestasi Belajar Akuntasi Siswa Kelas XI IPS MAN Yogyakarta II Tahun Ajaran 2011/2012. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS
12
MAN Yogyakarta II tahun ajaran 2011/2012
sebanyak 99 siswa. Hasil
penelitian menunjukkan kedisiplinan siswa dan persepsi siswa tentang kualitas mengajar guru secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI IPS MAN Yogyakarta II tahun ajaran 2011/2012. Masalah perilaku tidak disiplin disebabkan oleh faktor internal dan faktor ekternal. Faktor internal adalah faktor yang bersumber dari dalam diri anak sendiri, yang disebabkan oleh implikasi perkembangannya sendiri, misalnya kebutuhan tak terpuaskan, kurang cerdas, kurang kuat ingatannya, atau karena energi yang berlebihan. Faktor ekternal adalah faktor yang bersumber pada pengaruh-pengaruh luar seperti pelajaran yang sulit dipahami, cara guru mengajar kurang efektif, kurang menarik minat, sikap guru yang menekan, sikap yang tidak adil, bahasa guru kurang dipahami, atau sulit ditangkap dan alat belajar yang kurang lengkap (Hamalik 2010: 108). Dari fenomena tersebut peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tentang "Pengaruh Iklim Sekolah terhadap Kedisiplinan Belajar Siswa Kelas VII di SMP Teuku Umar Semarang"
13
1.2
Rumusan Masalah Berdasarkan pernyataan di atas, adapun rumusan masalah sebagai berikut
“Apakah ada pengaruh Iklim Sekolah terhadap Kedisiplinan Belajar siswa kelas VII di SMP Teuku Umar ?
1.3
Tujuan Penelitian Bertitik tolak dari latar belakang dan perumusan masalah di atas,
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh iklim sekolah terhadap kedisiplinan belajar siswa kelas VII di SMP Teuku Umar Semarang.
1.4
Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis Secara umum hasil penelitian diharapkan secara teoritis dapat memberikan sumbangan kepada psikologi pendidikan, utamanya pada kedisiplinan belajar. Secara khusus, penelitian ini memberikan kontribusi pada pendidikan berupa pengetahuan mengenai apakah ada pengaruh iklim sekolah terhadap kedisiplinan siswa. Ketika kedua variabel tersebut memiliki pengaruh, kiranya dapat disusun strategi untuk lebih memperhatikan
atau
mengolah
iklim
sekolah
sehingga
dapat
meningkatkan kedisiplinan belajar siswa. 1.4.2 Manfaat Praktis Pada manfaat praktis, penelitian ini memberikan pengetahuan bagi guru dan siswa. Bagi guru, dapat digunakan untuk menyusun strategi sesuai dengan hasil penelitian ini agar dapat meningkatkan kedisiplinan
14
belajar siswa. Bagi siswa, diharapkan dapat memperhatikan dirinya sendiri dan masa depannya, sehingga dapat mempertahankan atau meningkatkan kedisiplinan belajar untuk mencapai tujuan yang ingin diraih.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Iklim Sekolah
2.1.1 Pengertian Iklim Sekolah Bloom (dalam Hadiyanto, 2004: 153) mendefinisikan "iklim" dengan kondisi, pengaruh dan rangsangan dari luar yang meliputi pengaruh fisik, sosial, dan intelektual yang mempengaruhi peserta didik. Hoy and Miskell, CG (1987: 225) mengemukakan: “Organizatonal climate was defined as a set of internal characteristics that distinguishes one school from another and influences the behavior of its members”. Iklim organisasi didefinisikan sebagai seperangkat ciri internal yang membedakan satu sekolah dengan sekolah yang lain dan mempengaruhi tingkah laku manusia. Iklim sekolah adalah hati dan jiwa dari sekolah yang terdiri dari siswa, guru, kepala sekolah dan staf yang mencintai sekolah dan mereka selalu merindukan waktu-waktu di sekolah. Iklim sekolah adalah kualitas sekolah yang membantu setiap individu merasa dirinya dihargai saat berada di sekolah tersebut dan merasa adanya rasa kebersamaan (Jerome, 2005: 11). Iklim sekolah dapat didefinisikan sebagai kualitas sekolah dalam menciptakan tempat belajar yang sehat, tempat aspirasi, dan cita-cita siswa dan wali murid, merangsang antusias dan kreatifitas guru, mengangkat derajat seluruh anggota sekolah.
15
16
Menurut Sergiovanni dan Starratt (dalam Hadiyanto, 2004: 178) Iklim sekolah merupakan karakteristik yang ada (the enduring characteristics), yang menggambarkan ciri-ciri psikologis (psychological character) dari suatu sekolah tertentu, yang membedakan suatu sekolah dari sekolah yang lain, mempengaruhi tingkah laku guru dan peserta didik dan merupakan perasaan psikologis (psychological feel) yang dimiliki guru dan peserta didik di sekolah tertentu. Iklim sekolah adalah keadaan kehidupan yang berlangsung di sekolah dengan unsur-unsur yang berada di dalamnya yaitu interaksi adalah kehidupan proses belajar mengajar dan lingkungan (Sutisno, 2013: 65). Litwin dan Stringer (dalam Hadiyanto, 2004: 179) Iklim sekolah merupakan efek subyektif yang dirasakan (percieved subjective effects) dari sistem formal, gaya informal dari manager, dan faktor penting yang lain dari lingkungan pada sikap (attitude), kepercayaan (beliefs), nilai (values), dan motivasi (motivation) orang-orang yang bekerja pada suatu lembaga tertentu (sekolah). Iklim sekolah adalah situasi atau suasana yang muncul karena adanya hubungan antara kepala sekolah dengan guru, guru dengan guru, guru dengan peserta didik atau hubungan antar peserta didik yang menjadi ciri khas sekolah yang ikut mempengaruhi proses belajar mengajar di sekolah (Hadiyanto, 2004: 179). Menurut Hoy dan Miskell (dalam Hadiyanto, 2004: 177) menyebutkan bahwa iklim sekolah adalah produk akhir dari interaksi antar kelompok peserta didik di sekolah, guru-guru dan para pegawai tata usaha (administrators) yang bekerja untuk mencapai keseimbangan antara dimensi organisasi (sekolah) dengan
17
dimensi individu. Berdasarkan pendapat dari para ahli dapat disimpulkan bahwa iklim sekolah adalah segala sesuatu yang ada di lingkungan sekolah yang dirasakan dan berpengaruh terhadap perilaku individu yang terlibat di dalam sekolah. 2.1.2 Aspek-Aspek Iklim Sekolah Menurut Sutisno (2013: 65) sekolah bisa berfungsi dengan baik dan sempurna, diperlukan beberapa aspek iklim sekolah. Aspek iklim sekolah yang perlu diperhatikan meliputi : 1.
Interaksi dengan indikator interaksi peserta didik dengan guru, interaksi dengan karyawan, interaksi peserta didik dengan peserta didik lain
2.
Proses belajar dengan indikator suasana demokratis, kepedulian, keterbukaan dan kebersamaan.
3.
Kondisi sekolah, maksudnya kondisi sarana dan prasarana sekolah untuk menjalankan kegiatan keagamaan, meliputi sarana ibadah, tempat diskusi, ceramah, seminar dan dialog, serta sarana lain yang menunjang. Aspek kondisi sekolah memiliki indikator keamanan, ketertiban, kebersihan, kesehatan, dan keindahan Berdasarkan pendapat dari Sutisno mengenai tiga aspek iklim sekolah
yaitu aspek interaksi, aspek proses belajar mengajar, dan lingkungan fisik.
18
2.1.3 Dimensi Iklim Sekolah Dimensi iklim sekolah dikembangkan atas dasar dimensi umum yang dikemukakan oleh Moos dan Arter (dalam Hadiyanto, 2004: 179), yaitu dimensi hubungan (relationship), dimensi pertumbuhan/perkembangan pribadi (personal growth/development) dan dimensi perubahan dan perbaikan sistem (system maintenance and change). Disamping itu, Arter menambahkan satu dimensi lagi dalam rangka melengkapi dimensi-dimensi yang telah dikemukakan oleh Moos, yaitu dimensi lingkungan fisik (physical environment). Secara berturut-turut keempat dimensi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: 1.
Dimensi Hubungan Dimensi hubungan mengukur sejauh mana keterlibatan personalia yang ada disekolah seperti kepala sekolah, guru, dan peserta didik, saling mendukung dan membantu, dan sejauh mana mereka dapat mengekspresikan kemampuan mereka secara bebas dan terbuka. Skala-skala yang termasuk dalam dimensi ini diantaranya adalah dukungan peserta didik, afiliasi, keretakan, keintiman, kedekatan, dan keterlibatan.
2.
Dimensi pertumbuhan/ perkembangan pribadi Dimensi pertumbuhan pribadi yang disebut juga dimensi yang berorientasi pada tujuan utama sekolah dalam mendukung pertumbuhan/perkembangan pribadi dan motivasi diri guru untuk tumbuh dan berkembang. Skala-skala iklim sekolah yang dapat dikelompokkan ke dalam dimensi ini diantaranya adalah minat, profesional (professional interest), halangan (hidrence), kepercayaan (trust), standart prestasi (achievement standart), dan orientasi
19
pada tugas (task orientation). 3.
Dimensi perubahan dan perbaikan sistem Dimensi ini membicarakan sejauh mana iklim sekolah mendukung harapan, memperbaiki kontrol dan merespon perubahan. Skala-skala iklim sekolah yang termasuk dalam dimensi ini diantaranya adalah kebebasaan (staff freedom), partisipasi dalam pembuatan keputusan (participatory decision making), inovasi (innovation), tekanan kerja (work pressure), kejelasan (clarity) dan pengawasan (control).
4.
Dimensi lingkungan fisik Dimensi ini membicarakan sejauh mana lingkungan fisik seperti fasilitas sekolah dapat mendukung harapan pelaksanaan tugas. Skala-skala yang termasuk dalam dimensi ini diantaranya adalah kelengkapan sumber (resource adequacy), dan kenyaman (physical comfort). Berdasarkan pendapat Moos dan Arter, ada 4 dimensi mengenai iklim
sekolah, yaitu dimensi hubungan, pertumbuhan/perkembangan pribadi, dimensi perubahan dan perbaikan sistem dan dimensi lingkungan fisik. 2.1.4 Iklim Sekolah yang Sehat Iklim sekolah dapat dikategorisasikan sebagai iklim sekolah yang kondusif/sehat/positif untuk proses belajar mengajar. Menurut Jerome (2005: 89) empat masalah yang selalu dihadapi oleh sekolah, antara lain: 1.
Masalah mengenai mengelola lingkungan sekolah
2.
Masalah mengenai menyusun tujuan dan mengimplementasikan tujuan
20
3.
Masalah mengenai perbaikan perpaduan yang ada di sekolah
4.
Masalah menciptakan dan melestarikan kebudayaan sekolah Menurut Jerome (2005: 94), sekolah yang sehat yaitu sekolah yang
terlindungi dari komunitas yang tidak baik dan terhindar dari tekanan orangtua. Prinsip dari sekolah yang sehat yaitu adanya pemimpin yang dinamis, pemimpin berorientasi pada aturan dan hubungan sosial, guru-guru memiliki kemampuan untuk mengoperasikan sekolah, guru berkomitmen untuk mengajar dan mendidik, guru menciptakan tujuan yang bisa dicapai oleh siswa, dapat menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, para siswa mengerjakan tugas dengan baik, memiliki motivasi yang tinggi dan menghargai siswa satu sama lain, perlengkapan belajar mengajar di sekolah disediakan dengan teknologi baru, guru saling percaya, antusias dalam bekerja, dan bangga terhadap sekolah. A healthy organization is one which the techical, managerial, and institusional levels are in harmony. The organizational is meeting both its instrumental and exspressive needs, and is succesfully with distruptive outside forces as it directs its energies toward mission (Hoy and Miskell, 1987: 238). Menurut Hoy and Miskell iklim sekolah yang sehat digambarkan dengan terwujudnya keselarasan atau keserasian antara tingkat pelaksanaan, managerial, dan institusi dari sekolah itu sendiri. Sekolah berusaha memenuhi kebutuhankebutuhan instrumental dan kebebasan mengekspresikan, dan bertahan terhadap gangguan dari luar karena sekolah fokus pada misi yang dimilikinya. Menurut Sutisno (2013: 63) iklim sekolah yang tumbuh dan berkembang di sekolah digunakan oleh peserta didik sebagai media belajar. Peserta didik menjadikan iklim yang kondusif sebagai suatu perilaku, nilai-nilai, sikap dan cara
21
hidup untuk melakukan penyesuaian dengan lingkungan, dan sekaligus cara untuk memandang persoalan dan struktur yang melibatkan sejumlah orang dengan tugas melaksanakan suatu fungsi untuk memenuhi suatu kebutuhan (pendidikan). Hyman (dalam Hadiyanto 2004: 184) mengatakan bahwa iklim yang kondusif antara lain dapat mendukung : 1.
Interaksi yang bermanfaat diantara peserta didik;
2.
Memperjelas pengalaman-pengalaman guru dan peserta didik;
3.
Menumbuhkan semangat yang memungkinkan kegiatan-kegiatan di kelas maupun di sekolah berlangsung dengan baik;
4.
Mendukung saling pengertian antara guru dengan peserta didik. Banyak sekolah yang kuat memiliki budaya positif, ditandai dengan:
1.
Staf yang memiliki sebuah tujuan bersama, mencurahkan perhatian mereka untuk pembelajaran
2.
Kebersamaan dalam membangun dan kerja belajaran
3.
Merayakan acara ritual dan tradisi bersama-sama dengan murid dan orang tua
4.
Tidak kaku dan penuh humor (Peterson dalam sutisno, 2013: 65). Untuk meningkatkan iklim sekolah perlu diadakan adanya suatu
perbaikan, antara lain: 1.
Memperbaiki penampilan sekolah, termasuk sarana dan prasarana sekolah
2.
Memperbaiki dokumen sekolah dan menciptakan perubahan
3.
Perubahan iklim yang dapat membuat perubahan yang besar, dan perubahan tersebut dilakukan dalam jangka waktu yang singkat
4.
Melibatkan individu dan kelompok yang dapat membantu menciptakan
22
lingkungan iklim sekolah yang kondusif. 5.
Penentuan jangka panjang untuk menciptakan lingkungan yang sehat bagi seluruh warga sekolah (Jerome, 2005: 25). Menurut pendapat dari beberapa ahli mengenai iklim sekolah yang ideal
dapat disimpulkan sebagai berikut: adanya interaksi antar semua anggota sekolah, guru memiliki komitmen yang tinggi untuk mengajar, adanya keselarasan dan kebersamaan antar anggota sekolah, terciptanya lingkungan belajar yang kondusif, memiliki tujuan yang sama, dan peraturan sekolah tidak bersifat kaku. 2.1.5 Norma-Norma Iklim Sekolah Nasution mengatakan bahwa kehidupan di sekolah serta norma-norma yang berlaku disebut iklim sekolah. Norma-norma tersebut, menurut Basuki BS dan Ismail Arianto (dalam Sutisno, 2013: 63) antara lain: 1.
Keimanan, suatu norma yang berasal dari kepercayaan masing-masing. Misalnya iman kepada Tuhan, iman kepada Kitab.
2.
Ketaqwaan, contohnya adalah taqwa kepada Tuhan dengan menjalankan semua perintahNya dan menjauhi segala laranganNya.
3.
Kejujuran, dengan cara kita berani mengakui kesalahan yang pernah kita perbuat, tidak menyontek saat ujian berlangsung.
4.
Keteladanan, memberikan contoh yang baik untuk sesamanya, giat belajar, mengikuti lomba atas nama sekolah.
5.
Suasana demokratis, ikut dalam pemilihan susunan organisasi kelas atau organisasi sekolah dan para siswa ikut menyumbangkan pemikiran mereka demi kemajuan sekolah tersebut.
23
6.
Kepedulian, dengan cara saling membantu satu sama siswa yang saling membutuhkan.
7.
Keterbukaan, bila siswa mengalami kesulitan untuk menghadapi masalah bisa di sampaikan kepada wali kelas atau guru bk agar tidak terganggu selama jam pelajaran berlangsung, saling memberikan masukan untuk para guru dan para siswa.
8.
Kebersamaan, saling bekerja sama ketika diadakan lomba, saling menyayangi sesama anggota sekolah (siswa, guru, dan kepala sekolah).
9.
Keamanan, saling menjaga keamanan sekolah, tidak merusak fasilitas yang ada di sekolah.
10. Ketertiban, dengan cara menaati tata tertib yang berlaku di sekolah. 11. Kebersihan, dengan cara menjaga kebersihan di kelas, tidak membuang sampah di sembarang tempat, tidak mencorat coret dinding kelas. 12. Kesehatan, menjaga kesehatan dengan cara tidak membuang sampah di sembarang tempat agar tidak menimbulkan berbagai macam penyakit. 13. Keindahan, selalu menjaga kebersihan agar sekolah terlihat rapi, asri dan indah. 14. Sopan santun, para siswa wajib saling menghormati siswa lain, guru-guru atau kepala sekolah, tidak meletakkan kaki di meja, tidak meludah disembarang tempat, tidak berkata kotor. Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli, terdapat empat belas normanorma di dalam iklim sekolah yaitu norma keimanan, ketaqwaan, kejujuran, keteladanan,
suasana demokratis,
kepedulian,
keterbukaan,
kebersamaan,
24
keamanan, ketertiban, kebersihan, kesehatan, keindahan dan sopan santun. 2.1.6 Macam-Macam Iklim Sekolah Menurut Hoy dan Miskell (1987: 227) macam-macam iklim sekolah adalah sebagai berikut: 1.
Iklim Sekolah terbuka Ciri utama dari iklim sekolah terbuka adalah terciptanya hubungan yang baik antara kepala sekolah dengan anggota sekolah lainnya, seperti guru, murid, staf tata usaha. Sekolah penuh semangat dan daya hidup, memberikan kepuasan
pada
anggota
kelompok
dalam
memenuhi
kebutuhan-
kebutuhannya. Kepala sekolah ikut ambil bagian dalam mempertimbangkan, memutuskan serta memberikan dukungan terhadap suatu keputusan mengenai sekolah untuk kemajuan suatu sekolah. Kerjasama dan rasa hormat yang tinggi diantara anggota sekolah. Tata tertib yang yang berlaku di sekolah bersifat tidak mengekang, dan tidak terlalu membebankan para anggota disekolah tersebut. 2.
Iklim Sekolah Tertutup Ciri utama dari iklim sekolah tertutup adalah kepemimpinan kepala sekolah yang bersifat ketat, hubungan antar anggota sekolah bersifat acuh tak acuh masa bodoh, guru dan pengurus sekolah lainnya mengalami kepuasan kerja yang minim, sekolah menjadi sangat membosankan, organisasi tidak maju, semangat kerja kelompok rendah, karena para anggota disamping tidak memenuhi tuntutan pribadi, juga tidak dapat memperoleh kepuasan dari hasil karya mereka.
25
3.
Rangkaian Iklim sekolah Ciri utama dari rangkaian iklim sekolah adalah adanya gabungan antara iklim sekolah terbuka dan iklim sekolah tertutup. Rangkaian iklim yang dijelaskan oleh Halpin dan Croft (dalam Hoy dan Miskell, 1987: 229) ketika sekolah yang memiliki iklim terbuka dan iklim tertutup sekolah tersebut cenderung memiliki semangat kerja yang tinggi, memiliki pertimbangan yang baik, meminimalisir keretakan antar anggota sekolah. Berdasarkan pendapat Hoy dan Miskell dapat disimpulkan iklim sekolah
dibagi menjadi tiga macam, yaitu iklim sekolah terbuka, iklim sekolah tertutup, rangkaian iklim sekolah. 2.1.7 Karakteristik Iklim Sekolah Karakteristik iklim sekolah menurut Hoy dan Miskell (1987: 227) adalah sebagai berikut: 1. Guru dibebani oleh tugas-tugas rutin dari pihak sekolah. 2. Adanya hubungan yang hangat dan ramah antara guru yang satu dengan guru yang lain. 3. Guru memberikan tugas sekolah kepada siswa tetapi guru tidak bertanggung jawab dengan tugas tersebut. 4.
Meningkatnya mutu sekolah karena adanya kerjasama yang baik antar anggota sehingga menimbulkan kepuasaan dalam mengajar.
5.
Kepala sekolah melakukan pengawasan melalui pemerintahannya atau instruksinya kepada anggota sekolah dan memiliki tingkat kepekaan yang tinggi terhadap sekolah.
26
6.
Dalam menjalankan pemerintahannya kepala sekolah selalu berpedoman pada peraturan yang telah dibuat dan menjaga hubungan baik dengan guru-guru lain.
7.
Kepala sekolah mencoba untuk melakukan suatu tindakan yang berguna untuk kemajuan sekolahnya
8.
Perilaku utama yang ditetapkan oleh kepala sekolah bertujuan untuk memajukan organisasi sekolah melalui perilaku guru. Berdasarkan pendapat Hoy dan Miskell dapat disimpulkan mengenai
delapan karakteristik iklim sekolah yaitu guru dibebani oleh tugas dari pihak sekolah, menjalin hubungan yang baik diantara guru, guru memberikan tugas kepada siswa, kepala sekolah berusaha untuk meningkatkan mutu sekolah, adanya pengawasan yang dilakukan oleh kepala sekolah, kepala sekolah selalu berpedoman pada peraturan yang telah dibuat, kepala sekolah melakukan tindakan untuk kemajuan sekolah, kepala sekolah bertujuan memajukan organisasi sekolah.
2.2
Kedisiplinan Belajar
2.2.1 Pengertian Kedisiplinan Disiplin berasal dari kata yang sama dengan "disciple", yakni seseorang yang belajar dari atau secara sukarela mengikuti seorang pemimpin. Orangtua dan guru merupakan pemimpin dan anak merupakan murid yang belajar dari mereka hidup yang menuju ke hidup yang berguna dan bahagia. Jadi disiplin merupakan cara masyarakat mengajar anak perilaku moral yang disetujui kelompok (Hurlock 1994: 82). Tujuannya yaitu mengajarkan anak bagaimana berperilaku dengan cara yang sesuai dengan standar kelompok sosial, tempat mereka diidentifikasikan.
27
Dalam arti yang luas, disiplin mencakup setiap macam pengaruh yang ditunjukkan untuk membantu siswa agar mereka dapat memahami dan menyesuaikan diri dengan tuntutan yang mungkin ingin ditunjukkan siswa terhadap lingkungannya. Dengan disiplin, siswa diharapkan bersedia untuk tunduk dan mengikuti peraturan tertentu dan menjauhi larangan tertentu (Minarti, 2011: 192). Prijodarminto (dalam Tu’u, 2004: 31) mengatakan disiplin sebagai kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan atau ketertiban. Nilai-nilai tersebut telah menjadi bagian perilaku dalam kehidupannya. Perilaku itu tercipta melalui proses binaan melalui keluarga, pendidikan dan pengalaman. Disiplin menurut Djamari (2008: 17) adalah suatu tata tertib yang dapat mengatur tatanan kehidupan pribadi dan kelompok. Disiplin timbul dari dalam jiwa karena adanya dorongan untuk menaati tata tertib tersebut. Maman Rachman (dalam Tu’u, 2004: 32) mengartikan disiplin sebagai upaya mengendalikan diri dan sikap mental individu atau masyarakat dalam mengembangkan kepatuhan dan ketaatan terhadap peraturan dan tata tertib berdasarkan dorongan dan kesadaran yang muncul dari dalam hatinya. Berdasarkan beberapa definisi dari para ahli diatas, dapat disimpulkan pengertian disiplin adalah upaya sadar dari individu untuk melaksanakan dan menaati peraturan, tata tertib serta norma yang berlaku dalam masyarakat dan dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab.
28
2.2.1.1 Pentingnya Kedisiplinan Menurut Maman Rachman (dalam Tu’u, 2004: 35), menyebutkan pentingnya disiplin bagi para siswa adalah sebagai berikut: 1.
Memberikan dukungan bagi terciptanya perilaku yang tidak menyimpang;
2.
Membantu siswa memahami dan menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungan;
3.
Cara menyelesaikan tuntutan yang ingin ditunjukkan peserta didik terhadap lingkungannya;
4.
Untuk mengatur keseimbangan keinginan individu satu dengan individu lainnya;
5.
Menjauhi siswa melakukan hal-hal yang dilarang sekolah;
6.
Mendorong siswa melakukan hal-hal yang baik dan benar;
7.
Peserta didik belajar hidup dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik, positif dan bermanfaat baginya dan lingkungannya;
8.
Kebiasaan baik menyebabkan ketenangan jiwa dan lingkungan. Selanjutnya Hurlock (1994: 83) mengemukakan bahwa disiplin itu perlu
untuk perkembangan anak, karena ia memenuhi beberapa kebutuhan tertentu, diantaranya adalah: 1.
Disiplin memberi anak rasa aman dengan memberitahukan apa yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan.
2.
Dengan membantu anak menghindari perasaan bersalah dan rasa malu akibat perilaku yang salah, perasaan yang pasti mengakibatkan rasa tidak bahagia dan penyesuaian yang buruk. Disiplin memungkinkan anak hidup menurut
29
standar yang disetujui kelompok sosial dan dengan demikian memperoleh persetujuan sosial. 3.
Dengan disiplin, anak belajar bersikap menurut cara yang akan mendatangkan pujian yang akan ditafsirkan anak sebagai tanda kasih sayang dan penerimaan. Hal ini esensial bagi penyesuaian yang berhasil dan kebahagiaan.
4.
Disiplin yang sesuai dengan perkembangan berfungsi sebagai motivasi pendorong ego yang mendorong anak mencapai apa yang diharapkan darinya.
5.
Disiplin membantu anak mengembangkan hati nurani atau suara dari dalam yang membimbing dalam mengambil suatu keputusan dan pengendalian perilaku. Berdasarkan pentingnya kedisiplinan menurut para ahli adalah dengan
disiplin mereka dapat belajar berperilaku baik agar dapat diterima di lingkungan masyrakat, dengan disiplin siswa dapat belajar beradaptasi dengan lingkungan yang baik, dengan adanya disiplin akan muncul keseimbangan dalam menjalin hubungan dengan orang lain, sebagai motivasi yang mendorong anak mencapai apa yang diharapkan, dengan disiplin anak dapat mengambil keputusan terhadap suatu tindakan yang akan dilakukan. 2.2.1.2 Fungsi Disiplin Disiplin sangat penting dan dibutuhkan oleh setiap siswa. Disiplin menjadi prasyarat bagi pembentukan sikap, perilaku, dan tata kehidupan berdisiplin, yang akan mengantar seorang siswa sukses dalam belajar dan kelak ketika bekerja. Menurut Tu’u (2004: 38) fungsi dari disiplin adalah sebagai berikut:
30
1.
Menata kehidupan bersama Dalam hubungan tersebut diperlukan norma, nilai, peraturan untuk mengatur agar kehidupan dan kegiatannya dapat berjalan baik dan lancar. Disiplin berguna untuk meyadarkan seseorang bahwa dirinya perlu menghargai orang lain dengan cara menaati dan mematuhi peraturan yang berlaku.
2.
Membangun kepribadian Pertumbuhan kepribadian seseorang biasanya dipengaruhi oleh faktor lingkungan keluarga, lingkungan pergaulan, lingkungan masyarakat, dan lingkungan sekolah. Disiplin diterapkan dimasing-masing lingkungan tersebut memberi dampak bagi pertumbuhan kepribadian yang baik. Oleh karena itu, dengan disiplin seseorang dibiasakan mengikuti, mematuhi, menaati aturan-aturan yang berlaku.
3.
Melatih kepribadian Kepribadian yang tertib, teratur, taat, patuh, perlu dibiasakan dan dilatih. Pola hidup seperti itu mustahil terbentuk begitu saja. Hal ini memerlukan waktu dan proses yang memakan waktu. Perlu adanya latihan, pembiasaan diri, mencoba, berusaha dengan gigih bahkan gemblengan dan tamparan keras.
4.
Pemaksaan Disiplin dapat terjadi karena dorongan kesadaran diri. Disiplin dengan motif kesadaran diri lebih baik dan kuat. Dengan melakukan kepatuhan dan ketaatan atas kesadaran diri, bermanfaat bagi kebaikan dan kemajuan diri. Jadi disiplin dapat berfungsi sebagai pemaksaan kepada seseorang untuk mengikuti peraturan-peraturan yang berlaku dilingkungan itu.
31
5.
Hukuman Ancaman sanksi/hukuman sangat penting karena dapat memberikan dorongan dan kekuatan bagi siswa untuk menaati dan mematuhinya. Tanpa ancaman hukuman/sanksi, dorongan ketaatan dan kepatuhan dapat diperlemah. Motivasi untuk hidup mengikuti aturan yang berlaku menjadi lemah. Tata tertib yang sudah disusun dan disosialisasikan seharusnya diikuti dengan penerapan secara konsisiten dan konsekuen.
6.
Menciptakan lingkungan kondusif Sekolah sebagai lingkungan pendidikan perlu menjamin terselenggarnya proses pendidikan yang baik. Kondisi yang baik bagi proses tersebut adalah kondisi aman, tentram, tenang, tertib, teratur, saling menghargai, dan hubungan pergaulan yang baik. Apabila kondisi ini terwujud, sekolah akan menjadi lingkungan kondusif bagi kegiatan dan proses pendidikan. Berdasarkan pendapat dari Tu’u fungsi dari disiplin adalah mengatur tata
kehidupan manusia dalam masyarakat, disiplin sangat berpengaruh terhadap kepribadian seseorang, disiplin memaksa seseorang untuk mengikuti peraturanperaturan yang berlaku di lingkungan tersebut, pemberian hukuman sangat penting agar para siswa menaati dan mematuhi peraturan, menciptakan lingkungan yang kondusif bagi kegiatan dan proses belajar. 2.2.1.3 Unsur-Unsur Kedisiplinan Disiplin diharapkan mampu mendidik anak untuk berperilaku sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Disiplin mempunyai empat unsur pokok yaitu: Peraturan sebagai pedoman perilaku, konsistensi dalam peraturan, hukuman
32
untuk pelanggaran peraturan, dan penghargaan untuk perilaku yang baik yang sejalan dengan peraturan yang berlaku (Hurlock, 1994:84). 1. Peraturan Peraturan adalah pola yang ditetapkan untuk tingkah laku. Pola tersebut mungkin ditetapkan orang lain, guru atau teman bermain. Tujuannya membekali anak dengan perilaku yang disetujui dalam situasi tertentu misalnya peraturan sekolah dan peraturan di rumah. Fungsi peraturan adalah mempunyai nilai pendidikan sebab peraturan memperkenalkan kepada anak perilaku yang disetujui anggota kelompok. 2.
Hukuman Fungsi hukuman ada tiga macam, yaitu pertama menghalangi, maksudnya hukuman menghalangi pengulangan tindakan yang tidak diinginkan oleh masyarakat. Kedua mendidik, sebelum anak mengerti peraturan mereka akan dapat belajar bahwa tindakan tertentu benar dan yang lain salah dengan mendapat hukuman karena melakukan tindakan yang salah dan tidak menerima hukuman bila mereka melakukan tindakan yang diperbolehkan. Sedangkan fungsi ketiga memberi motivasi untuk menghindari perilaku yang tidak diterima masyarakat.
3.
Penghargaan Istilah penghargaan berarti tiap bentuk penghargaan untuk suatu hasil yang baik. Penghargaan tidak perlu berbentuk materi, tetapi dapat berupa kata-kata pujian, senyuman atau tepukan di punggung. Fungsi penghargaan ada tiga macam yaitu pertama mempunyai nilai mendidik. Bila suatu tindakan
33
disetujui, anak merasa hal itu baik. Kedua penghargaan berfungsi sebagai motivasi untuk mengulangi perilaku yang disetujui secara sosial. Dan ketiga penghargaan berfungsi untuk memperkuat perilaku yang disetujui secara sosial, tiada penghargaan melemahkan keinginan untuk mengulangi perilaku ini. Berdasarkan uraian di atas betapa pentingnya penghargaan yaitu motivasi anak untuk lebih giat belajar. 4.
Konsistensi Konsistensi adalah tingkat keseragaman atau stabilitas. Bila disiplin itu konstan akan ada kebutuhan perkembangan yang berubah. Konsistensi ini harus menjadi ciri semua aspek disiplin. Harus ada konsistensi dalam peraturan yang digunakan sebagai pedoman perilaku, konsistensi dalam cara peraturan yang diajarkan dan dipaksakan, dalam hukuman yang diberikan pada mereka yang tidak menyesuaikan pada standar, dan dalam penghargaan bagi mereka yang menyesuaikan. Fungsi konsistensi ada tiga macam, yaitu pertama mempunyai nilai
mendidik yang besar. Kedua konsistensi mempunyai nilai motivasi yang kuat. Sedang ketiga konsistensi mempertinggi penghargaan terhadap peraturan dan orang yang berkuasa. Berdasarkan pendapat Hurlock mengenai unsur-unsur dalam disiplin dapat disimpulkan sebagai berikut: peraturan sebagai pedoman berperilaku, konsistensi dalam peraturan yang digunakan sebagai pedoman untuk melaksanakan peraturan, hukuman untuk pelanggaran peraturan yang dilakukan secara sengaja, dan penghargaan diberikan kepada seseorang yang memiliki sikap disiplin yang baik.
34
2.2.1.4 Jenis Disiplin Menurut Hurlock (1994: 93) cara menanamkan disiplin adalah sebagai berikut: 1.
Disiplin otoriter Jenis disiplin ini ditandai dengan peraturan dan pengaturan yang keras untuk memaksakan perilaku yang diinginkan. Tekniknya mencakup hukuman yang berat bila terjadi kegagalan memenuhi standar sedikit, atau sama sekali tidak adanya persetujuan, pujian atau tanda–tanda penghargaan lainya bila individu memenuhi standar yang diharapkan.
2.
Disiplin Permisif Disiplin permisif tidak membimbing individu ke pola perilaku yang tidak disetujui sosial dan tidak menggunakan hukuman. Disiplin ini merupakan proses perkembangan dari disiplin otoriter yang telah dialami banyak orang. Individu diberikan kebebasan untuk mengambil keputusan sendiri dan berbuat sekehendak mereka sendiri.
3.
Disiplin Demokratis Disiplin
demokratis
merupakan
disiplin
berdasarkan
prinsip–prinsip
demokratis. Metode dalam disiplin ini menggunakan penjelasan, diskusi dan penalaran untuk membantu individu mengerti mengapa perilaku tertentu diharapkan. Metode ini lebih menekankan pada aspek edukatif dari disiplin daripada aspek hukumannya. Disiplin demokratis menggunakan hukuman dan penghargaan, dengan penekanan yang lebih besar pada penghargaan. Hukuman yang diberikan hanya jika individu secara sadar melanggar
35
peraturan dan biasanya tidak keras. Berdasarkan pendapat Hurlock dapat disimpulkan bahwa ada tiga jenis disiplin yaitu disiplin otoriter, disiplin permisif, dan disiplin demokratis. 2.2.1.5 Pembentukan Disiplin Tu’u (2004: 48) mengemukakan tujuh hal yang dapat mempengaruhi pembentukan disiplin (individu): 1.
Kesadaran diri sebagai pemahaman diri bahwa disiplin dianggap penting bagi kebaikan dan keberhasilan dirinya. Selain itu, kesadaran diri menjadi motif sangat kuat terwujudnya disiplin.
2.
Pengikutan dan ketaatan sebagai langkah penerapan dan praktik atas peraturan-peraturan yang mengatur perilaku individunya.
3.
Alat
pendidikan
untuk
mempengaruhi,
mengubah,
membina
dan
membentuk perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai yang ditentukan atau diajarkan. 4.
Hukuman sebagai upaya menyadarkan, mengoreksi, dan meluruskan yang salah sehingga orang kembali pada perilaku yang sesuai dengan harapan.
5.
Teladan
perbuatan
dan
tindakan
kerap
kali
besar
pengaruhnya
dibandingakan dengan kata-kata. 6.
Lingkungan berdisiplin. Bila berada dilingkungan berdisiplin, seseorang dapat terbawa oleh lingkungan tersebut.
7.
Latihan berdisplin. Disiplin dapat dicapai dan dibentuk melalui latihan dan kebiasaan.
36
Berdasarkan pendapat Tu’u dapat disimpulkan ada tujuh hal yang dapat mempengaruhi pembentukan disiplin, yaitu: mengikuti dan menaati peraturan, kesadaran diri, alat pendidikan, hukuman, teladan, lingkungan berdisiplin dan latihan berdisiplin dapat mempengaruhi dan membentuk perilaku disiplin pada seseorang. 2.2.2 Pengertian Belajar Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku. Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2010: 2). Belajar mengandung pengertian terjadinya perubahan dari persepsi dan perilaku, termasuk juga perbaikan perilaku. Hilgard dan Brower (dalam Hamalik, 2010: 45) mendefinisikan belajar sebagai perubahan dalam perbuatan melalui aktivitas, praktek, dan pengalaman. Gagne (dalam Slameto, 2010: 13) memberikan dua definisi mengenai belajar: 1.
Belajar ialah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, ketrampilan, kebiasaan, dan tingkah laku;
2.
Belajar adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang diperoleh dari instruksi.
37
Belajar menurut Sudjana (dalam Tu’u, 2004: 64) adalah proses aktif. Belajar adalah proses mereaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Tingkah laku sebagai hasil dari proses belajar dipengaruhi oleh berbagai faktor internal dan eksternal, yang paling berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar siswa adalah lingkungan sekolah, seperti guru, sarana, kurikulum, temanteman sekelas, disiplin dan peraturan sekolah. Berdasarkan pengertian menurut para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku individu yang tercipta dan terbentuk sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya. 2.2.2.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar Menurut Slameto (2010: 54) faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat digolongkan menjadi dua, yaitu faktor intern dan faktor ekstern: 1.
Faktor Intern 1. Faktor jasmaniah, yang terdiri dari faktor kesehatan, cacat tubuh. 2. Biologis, yang terdiri dari intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, kesiapan. 3. Faktor Kelelahan
2.
Faktor Ekstern 1. Faktor keluarga, yang terdiri dari cara mendidik anak, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orangtua. 2. Faktor sekolah, yang terdiri dari metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pengajaran,
38
waktu sekolah, standart pengajaran diatas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, tugas rumah. 3. Faktor Masyarakat, yang terdiri dari kegiatan siswa dalam masyarakat, media massa, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat. Berdasarkan
pendapat
Slameto
mengenai
faktor-faktor
yang
mempengaruhi belajar dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi belajar dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor intern (faktor yang berasal dari diri individu) dan faktor ekstern (faktor yang berasal dari luar diri individu). 2.2.2.2 Jenis-Jenis Belajar Menurut Slameto (2010: 5) jenis-jenis belajar adalah sebagai berikut: 1.
Belajar Bagian (part learing, fractioned learning) Umumnya belajar bagian dilakukan oleh seseorang bila dihadapkan pada materi belajar yang bersifat luas atau ekstensif. Dalam hal ini individu memecahkan seluruh materi pelajaran menajdi bagian-bagian yang satu sama lain berdiri sendiri.
2.
Belajar dengan wawasan (laerning by insight) Konsep ini diperkanalkan oleh W. Kohler, sebagai suatu konsep wawasan (insight) merupakan pokok utama dalam pembicaraan psikologi belajar dan proses berpikir. Menurut Gestalt terori wawasan meruapakan proses mereorganisasikan pola-pola tingkah laku yang telah terbentuk menjadi satu tingkah laku yang ada hubungannya dengan penyelesaian suatu persoalan.
39
3.
Belajar diskriminatif (discriminatif learning) Belajar disktiminatif diartikan sebgai suatu usaha untuk memilih beberapa sifat/stimulus dan kemudian menjadikannya sebagai pedoman dalam bertingkah laku.
4.
Belajar Global/keseluruhan (global whole learning) Bahan pelajaran dipelajari secara keseluruhan berulang sampai pelajar menguasainya. Metode belajar ini disebut metode Gestalt.
5.
Belajar insidental (incidental learning) Konsep ini bertentangan dengan anggapan bahwa belajar itu selalu berarah tujuan (intensional). Belajar disebut isidental bila tidak ada instruksi atau petunjuk yang diberikan pada individu mengenai materi yang akan diujikan kelak.
6.
Belajar instrumental (instrumental learning) Pada belajar instrumental, reaksi-reaksi seorang siswa yang diperlihatkan diikuti oleh tanda-tanda yang mengarah pada apakah siswa tersebut mendapatkan hadiah, hukuman, berhasil atau gagal. Dalam hal ini maka salah satu bentuk belajar instrumental yang khusus adalah “pembentukan tingkah laku”.
7.
Belajar intensional (intensional learning) Belajar dalam arah tujuan, merupakan lawan dari belajar isidental.
8.
Belajar Laten (latent learning) Dalam belajar laten, perubahan-perubahan tingkah laku yang terlihat tidak terjadi secara segera, dan oleh karena itu disebut laten.
40
9.
Belajar Mental (mental learning) Perubahan tingkah laku yang terjadi di sini tidak nyata terlihat, melainkan berupa perubahan proses kognitif karena adanya bahan yang dipelajari.
10. Belajar Produktif (productive learning) Belajar adalah mengatur kemungkinan untuk melakukan transfer tingkah laku dari situasi lain. Belajar disebut produktif bila individu mampu mentransfer prinsip menyelesaikan suatu persoalan dalam satu situasi ke situasi lain. 11. Belajar Verbal (verbal learning) Belajar verbal adalah belajar mengenai materi verbal dengan melalui latihan dan ingatan. Dasar dari belajar verbal diperlihatkan dalam eksperimen klasik dari Ebbinhaus. Berdasarkan pendapat Slameto dapat disimpulkan bahwa jenis-jenis belajar ada 11 macam, yaitu: belajar bagian, belajar dengan wawasan, belajar diskriminatif, belajar global, belajar insidental, belajar instrumental, belajar intensional, belajar laten, belajar mental, belajar produktif dan belajar verbal. 2.2.2.3 Prinsip-Prinsip Belajar Menurut Hamalik (2010: 54) prinsip-prinsip belajar adalah sebagai berikut: 1.
Belajar senantiasa bertujuan yang berkenaan dengan pengembangan perilaku siswa.
2.
Belajar didasarkan atas kebutuhan dan motivasi tertentu.
3.
Belajar dilaksanakan dengan latihan daya-daya, membentuk hubungan, dan melalui asosiasi, dan melalui penguatan.
41
4.
Belajar bersifat keseluruhan yang menitikberatkan pemahaman berpikir ritis, dan reorganisasi pengalaman.
5.
Belajar membutuhkan bimbingan, baik secara langsung oleh guru maupun secara tidak langsung melalui bantuan pengalaman pengganti.
6.
Belajar dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri individu dan faktor dari luar diri individu.
7.
Belajar sering dihadapkan kepada masalah dan kesulitan yang perlu dipecahkan.
8.
Hasil belajar dapat ditransferkan ke dalam situasi lain. Berdasarkan pendapat dari Hamalik dapat disimpulkan bahwa ada delapan
prinsip-prinsip dalam belajar yaitu belajar bertujuan dengan pengembangan perilaku siswa, belajar didasarkan atas kebutuhan dan motivasi, belajar membentuk hubungan asosiasi melalui penguatan, belajar bersifat keseluruhan, belajar membutuhkan bimbingan, belajar dipengaruhi oleh faktor intern dan faktor ekstern, belajar dihadapkan kepada masalah yang perlu dipecahkan, dan hasil dari belajar dapat ditransferkan ke dalam situasi lain. 2.2.3 Pengertian Kedisiplinan Belajar Kedisiplinan adalah adalah upaya sadar dari individu untuk melaksanakan dan menaati peraturan, tata tertib serta norma yang berlaku dalam masyarakat dan dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab. Sedangkan belajar adalah proses perubahan tingkah laku individu yang tercipta dan terbentuk sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya.
42
Menurut pengertian tersebut, dapat disimpulkan arti dari kedisiplinan belajar adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan atau kepatuhan, keteraturan, ketertiban, tanggung jawab, kesungguhan, dan kesadaran. Kedisiplinan muncul karena adanya kesadaran bahwa yang dilakukan itu baik dan bermanfaat bagi dirinya sendiri dan lingkungannya. Kedisiplinan belajar merupakan salah satu syarat yang dapat menentukan keberhasilan seseorang dalam mencapai tujuannya. Sikap disiplin sangat diperlukan dalam proses belajar karena dengan disiplin yang tinggi siswa dapat belajar dengan teratur dan dapat meraih prestasi yang baik dan optimal. Disiplin belajar berkaitan erat dengan kepatuhan siswa terhadap peraturan-peraturan tertentu, baik yang ditetapkan oleh diri sendiri maupun pihak lain. Dalam belajar siswa memiliki kesadaran sendiri untuk mematuhinya tanpa harus ada paksaan dari orang lain. Seorang siswa menerapkan ketaatan dan kepatuhan dalam segala aspek kehidupan, termasuk dalam pembelajaran, pengaturan waktu belajar, ketaatan maka akan berpengaruh terhadap prestasi belajar. Ciri-ciri siswa yang memiliki kedisiplinan terhadap lingkungan sekolah menurut Tu’u (2004: 36) yaitu siswa yang giat, gigih, serius, penuh perhatian, sunggh-sungguh dan kompetitif dalam kegiatan pembelajaran.
43
2.2.4 Indikator Kedisiplinan Belajar Hasil
penelitian
menemukan
indikator
yang
menunjukkan
pergeseran/perubahan hasil belajar siswa sebagai kontribusi mengikuti dan menaati peraturan sekolah. Indikator itu meliputi dapat mengatur waktu belajar di rumah, rajin dan teratur belajar, perhatian yang baik saat belajar di kelas, ketertiban diri saat belajar di kelas (Tu’u, 2004: 91). Pertama, dapat mengatur waktu. Dapat mengatur waktu belajar, waktu merupakan rangkaian saat ketika proses, perbuatan atau keadaan berada atau berlangsung. Waktu sebagai rentetan saat yang bergerak secara berurutan dalam rentang tertentu. Waktu harus diatur, ditata, dibagi agar dapat diisi dengan baik. Kedua, rajin dan teratur belajar. Rajin berarti suka, senang, kerapkali, berkelanjutan, dan sungguh-sungguh. Sikap rajin dan tertatur ini tidak terjadi begitu saja, tetapi terbentuk dari usaha, latihan dan usaha membiasakan diri. Ketiga, perhatian di kelas. Perhatian merupakan sikap dan tindakan melihat, mendengarkan dengan sungguh-sungguh terhadap satu yang sedang dihadapai. Dalam pembelajaran di kelas, perhatian siswa sudah semestinya tertuju pada pelajaran yang sedang berlangsung. Keempat, ketertiban di kelas. Kelas yang kondusif bagi kegiatan pembelajaran adalah kelas yang tenang dan tertib. Siswa yang ada di kelas diharapkan agar masing-masing menjaga dan menahan diri untuk melakukan halhal yang mengganggu ketenangan kelas. Dari hal tersebut, berikut diambil indikator-indikator yang dapat menunjang kedisiplinan belajar, antara lain: dapat mengatur waktu belajar, rajin
44
dan teratur belajar, perhatian yang baik saat belajar di kelas, ketertiban diri saat belajar.
2.3
Pengaruh Iklim Sekolah Terhadap Kedisiplinan Belajar Siswa Tiap orang selalu mengharapkan suatu keberhasilan dalam belajar.
Keberhasilan seseorang dalam belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktorfaktor tersebut munculnya dari dalam diri siswa itu sendiri tetapi dapat pula dari luar diri siswa. Salah satu faktor yang berasal dari dalam diri yang sangat berpengaruh adalah faktor kedisiplinan belajar. Disiplin belajar merupakan ketaatan terhadap semua ketentuan dan peraturan yang berlaku dalam belajar, baik itu peraturan tertulis atau tidak tertulis tanpa adanya keterpaksaan melainkan kesadaran pribadi. Siswa yang memiliki disiplin belajar yang tinggi akan menunjukkan adanya perubahan hasil belajar sebagai kontribusi mengikuti dan menaati peraturan sekolah. Indikator tersebut meliputi dapat mengatur waktu belajar, rajin dan teratur belajar, perhatian yang baik saat belajar di kelas, ketertiban diri saat belajar di kelas (Tu’u, 2004: 91). Tu’u (2004:93) menyatakan pencapaian hasil belajar yang baik selain karena adanya tingkat kecerdasan yang cukup, baik, dan sangat baik, juga didukung oleh adanya disiplin sekolah yang ketat dan konsisten, disiplin individu dalam belajar, dan juga karena perilaku yang baik. Sebaliknya ada siswa yang hasil belajarnya kurang memuaskan meskipun tingkat kecerdasannya baik atau sangat sekolah, ketaatan terhadap belajar di sekolah dan di rumah, ketaatan dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru.
45
Masalah perilaku tidak disiplin disebabkan oleh faktor internal dan faktor ekternal. Faktor internal adalah faktor yang bersumber dari dalam diri anak sendiri, yang disebabkan oleh implikasi perkembangannya sendiri, misalnya kebutuhan tak terpuaskan, kurang cerdas, kurang kuat ingatannya, atau karena energi yang berlebihan. Faktor ekternal adalah faktor yang bersumber pada pengaruh-pengaruh luar seperti pelajaran yang sulit dipahami, cara guru mengajar kurang efektif, kurang menarik minat, sikap guru yang menekan, sikap yang tidak adil, bahasa guru kurang dipahami, atau sulit ditangkap dan alat belajar yang kurang lengkap (Hamalik 2010: 108). Salah satu faktor eksternal dalam pembentukkan kedisiplinan siswa akan mampu ditunjang dengan terjadinya interaksi antara tenaga kependidikan dan siswa, terlebih lagi antara guru dan siswa. Artinya, di dalam pendidikan, komunikasi antara komunikator dan komunikan di dalamnya terjadi umpan balik antara guru dan murid. Interaksi semacam ini disebut interaksi edukatif, yaitu interaksi yang berlangsung dalam ikatan tujuan pendidikan. "Disiplin diri sendiri hanya akan tumbuh dalam suatu suasana ketika antara guru dan para peserta didik terjalin sikap persahabatan yang berakar pada dasar saling hormat menghormati dan saling percaya"(Minarti, 2011: 195). Iklim sekolah merupakan karakteristik characteristics),
yang
menggambarkan
ciri-ciri
yang ada psikologis
(the enduring (psycological
character) dari suatu sekolah tertentu, yang membedakan suatu sekolah dari sekolah yang lain, mempengaruhi tingkah laku guru dan peserta didik dan merupakan perasaan psikologis (psychological feel) yang dimiliki guru dan
46
peserta didik di sekolah tertentu (Sergiovanni dan Starratt dalam Hadiyanto, 2004: 178). Iklim sekolah merupakan bagian dari lingkungan belajar yang akan mempengaruhi
kepribadian
dan
tingkah
laku
seseorang,
sebab
dalam
melaksanakan tugas sekolahnya seorang siswa akan selalu berinteraksi dengan lingkungan belajarnya. Iklim sekolah memiliki peran yang penting dalam proses belajar mengajar di sekolah. Guru memegang peranan penting karena guru merupakan tenaga pendidikan dan pengajar yang berhubungan langsung dengan peserta didik. Guru sebagai pengajar dan pendidik tidak hanya berperan mentransformasikan ilmu pengetahuan melalui proses belajar mengajar, tetapi juga menyangkut pembinaan perkembangan kesadaran dan mental peserta didik. Iklim sekolah yang tumbuh dan berkembang di sekolah digunakan oleh para peserta didik sebagai media belajar. Peserta didik menjadikan iklim yang kondusif sebagai suatu perilaku, nilai-nilai, sikap untuk melakukan penyesuaian dengan lingkungan, dan sekaligus cara untuk memandang persoalan dan struktur yang melibatkan sejumlah orang dengan tugas dalam melaksanakan suatu fungsi untuk memenuhi suatu kebutuhan (pendidikan). Menurut Ormord (2002: 213) penelitian selalu menunjukkan bahwa kualitas hubungan guru dan siswa adalah salah satu faktor terpenting yang mempengaruhi kesehatan emosi, motivasi dan pembelajaran siswa selama di sekolah. Ketika siswa memiliki hubungan yang positif dan suportif dengan guru, mereka memiliki self afficacy yang tinggi dan motivasi intrinsik yang lebih besar
47
untuk belajar. Mereka juga terlibat dalam pembelajaran, self regulated, cenderung kurang nakal, dan berprestasi ditingkat yang lebih tinggi. Hasil penelitian Redan (2012) yang berjudul hubungan ketrampilan managerial kepala sekolah, iklim sekolah, dan moral kerja guru dengan kinerja guru sma negeri di kota merauke menemukan bahwa hasil analisis data ditemukan adanya hubungan yang signifikan antara iklim sekolah dan kinerja guru. Artinya, semakin baik dan kondusif iklim organisasi sekolah akan segera diikuti oleh semakin meningkatnya kinerja para guru SMA Negeri di Kota Merauke. Hubungan yang baik antara kepala sekolah dan guru-guru, antara sesama teman guru, antara guru dengan anak didik, dan antara sesama anak didik yang menjadi ciri khas sebuah sekolah sangat berpengaruh kepada kinerja guru dalam proses belajar mengajar di sekolah. Hasil penelitian Usman (2013) yang meneliti tentang hubungan kepribadian, komunikasi, kelompok teman sebaya, iklim sekolah dan perilaku bullying. Hasil penelitian menemukan bahwa iklim sekolah berpengaruh negatif dan signifikan terhadap perilaku bullying pada siswa se kota Gorontalo. Hasil penelitian ini sesuai dengan pernyataan dari Berger et.al (2008) yang mengungkapkan bahwa iklim sekolah yang dibangun dengan baik yaitu dengan menumbuhkan sikap toleransi yang tinggi antara guru, pimpinan sekolah, staf dan para siswa maka akan meminimalisir tumbuh dan berkembangnya perilaku bullying pada siswa. Hal ini menunjukkan bahwa iklim sekolah yang dibangun di sekolah tempat siswa belajar sangat baik sehingga kemungkinan siswa untuk melakukan perilaku bullying sangat rendah. Senada dengan hasil tersebut,
48
Bauman dan Del Rio (2005) mengungkapkan bahwa iklim sekolah yang dibangun dengan baik, di mana terdapat komunikasi yang efektif antara pimpinan sekolah, guru, staf dan para siswa serta terciptanya sekolah yang aman dan nyaman akan mereduksi dan meminimalisir terjadinya perilaku bullying di antara para siswa. Pengaruh iklim sekolah terhadap kedisiplinan belajar juga ditunjukkan oleh hasil penelitian Thorson (dalam Sutisno, 2013: 64), dari diskusi peserta didik tentang disiplin sekolah di Amerika menemukan bahwa para peserta didik sepakat terhadap konsekuensi dari suatu hukuman yang adil yang dilaksanakan secara kontinyu membuat para peserta didik terlibat aktif dalam membangun sekolah yang akan membantu mereka belajar perilaku-perilaku positif dan meningkatkan kepedulian mereka pada lingkungan. Penelitian yang dilakukan Khasanah dan Istiningrum (2012) tentang pengaruh persepsi siswa tentang metode mengajar guru dan disiplin belajar terhadap prestasi belajar Akuntansi siswa kelas x program keahlian Akuntansi Smkn 1 pengasih tahun ajaran 2011/2012 dengan motivasi belajar sebagai pemoderasi. Prestasi Belajar Akuntansi dipengaruhi oleh variabel persepsi siswa tentang metode mengajar guru dan disiplin belajar sebesar 92,1% dan selebihnya sebesar 7,9% di pengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti. Hal ini menunjukkan bahwa semakin baik Persepsi Siswa tentang metode mengajar guru dan semakin tinggi disiplin belajar maka prestasi belajar Akuntansi siswa akan semakin baik pula. Hasil penelitian Sasmito (2012) yang meneliti tentang pengaruh disiplin belajar dan lingkungan keluarga terhadap hasil belajar mata pelajaran Ekonomi
49
kompetensi dasar menafsirkan persamaan Akuntansi pada siswa kelas Xi IPS Sma Mardisiswa Semarang Tahun Pelajaran 2011/2012. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh disiplin belajar dan lingkungan keluarga terhadap hasil belajar mata pelajaran ekonomi kompetensi dasar menafsirkan persamaan Akuntansi pada siswa kelas XI IPS SMA Mardisiswa Semarang.
50
2.4
Kerangka Berpikir Kerangka berpikir yang melandasi penelitian ini menunjukkan adanya
pengaruh iklim sekolah terhadap kedisiplinan belajar siswa, seperti yang digambarkan pada bagan berikut:
Kedisiplinan Belajar
Faktor Eksternal: 1. Keluarga 2. Sekolah 3. Masyarakat
Faktor internal: 1. Jasmaniah 2. Biologis 3. kelelahan
Karakteristik sekolah
Aspek-aspek iklim sekolah: 1. Interaksi 2. Proses belajar 3. Kondisi sekolah
Membentuk iklim sekolah yang kondusif
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Pengaruh Iklim Sekolah terhadap Kedisiplinan Belajar Siswa
51
Berdasarkan gambar 2.1 dapat diketahui bahwa disiplin belajar merupakan ketaatan terhadap semua ketentuan dan peraturan yang berlaku dalam belajar, baik itu peraturan tertulis atau tidak tertulis tanpa adanya keterpaksaan melainkan kesadaran pribadi. Siswa yang memiliki disiplin belajar yang tinggi akan menunjukkan adanya perubahan hasil belajar sebagai kontribusi mengikuti dan menaati peraturan sekolah. Indikator tersebut meliputi dapat mengatur waktu belajar, rajin dan teratur belajar, perhatian yang baik saat belajar di kelas, ketertiban diri saat belajar di kelas (Tu’u, 2004: 91). Masalah perilaku disiplin disebabkan oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah faktor yang bersumber dari dalam diri anak tersebut, misalnya faktor jasmaniah, biologis dan kelelahan. Faktor eksternal adalah faktor yang bersumber pada pengaruh-pengaruh luar seperti faktor keluarga, sekolah, dan masyarakat. Salah satu faktor eksternal dalam pembentukkan kedisiplinan siswa adalah faktor dari sekolah. Setiap sekolah memiliki karakteristik yang membedakan antara sekolah satu dengan sekolah yang lain. Karakteristik tersebut di dalam dunia pendidikan disebut sebagai iklim sekolah, dimana iklim sekolah merupakan gambaran ciri-ciri psikologis dari suatu sekolah yang mempengaruhi tingkah laku guru dan peserta didik di sekolah tertentu. Iklim sekolah terdiri dari tiga aspek yaitu aspek interaksi, aspek proses belajar mengajar dan aspek kondisi sekolah. Iklim sekolah merupakan bagian dari lingungan belajar yang akan mempengaruhi
kepribadian
dan
tingkah
laku
seseorang,
sebab
dalam
melaksanakan tugas sekolahnya siswa akan selalu berinteraksi dengan lingkungan
52
belajarnya (Listyani, 2005: 20). Iklim sekolah yang kondusif, sistem pembelajaran bersifat kooperatif, menghormati dan saling percaya. Guru melakukan kegiatan pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa seoptimal mungkin, sehingga siswa mampu mengubah tingkah launya menjadi lebih baik dan siswa dapat berpartisipasi aktif dalam melakukan kegaiatan belajar. Dengan iklim sekolah yang kondusif maka dapat menunjang terbentuknya kedisiplinan belajar pada setiap siswa yaitu suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya
sendiri
dalam
berinteraksi
dengan
lingkungannya
yang
menunjukkan nilai-nilai ketaatan atau kepatuhan, keteraturan, ketertiban, tanggung jawab, kesungguhan, dan kesadaran. Dengan adanya kedisiplinan yang dimiliki siswa maka mereka akan memahami tentang bagaimana individuindividu dan kelompok memahami pekerjaan dan peran mereka masing-masing.
2.5
Hipotesis Berdasarkan latar belakang dan tinjauan pustaka yang dipaparkan, maka
dalam penelitian ini hipotesisnya berbunyi: ada pengaruh positif antara iklim sekolah terhadap kedisiplinan belajar siswa kelas VII di SMP Teuku Umar Semarang.
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
Bab tiga ini menjabarkan mengenai metode penelitian yang meliputi jenis dan desain penelitian, variabel penelitian, hubungan antara variabel penelitian, populasi dan sampel, metode pengumpulan data, validitas dan reliabilitas, hasil uji coba dan metode analisis data. 3.1
Jenis Penelitian dan Desain Penelitian
3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian kuantitatif dimana pendekatan analisis menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika (Azwar, 2011: 5). Data-data numerikal yang dimaksud adalah data-data yang berupa angka-angka sebagai alat untuk menemukan keterangan atau informasi mengenai apa yang ingin diketahui dalam penelitian ini, kemudian hasil dari data numerikal tersebut dianalis dengan menggunakan teknik statistik. 3.1.2 Desain Penelitian Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian korelatif. Penelitian korelatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui, menemukan ada atau tidaknya hubungan dan apabila ada, seberapa eratnya hubungan
53
54
serta berarti atau tidak hubungan itu (Arikunto, 2006: 270). Secara khusus penelitian ini merupakan jenis penelitian korelasional uji pengaruh yang bertujuan mencari hubungan (pengaruh) variabel bebas (x) terhadap variabel terikat (y). Pada penelitian ini, akan mencari tahu pengaruh iklim sekolah terhadap kedisiplinan belajar siswa kelas VII di SMP Teuku Umar Semarang.
3.2
Variabel Penelitian
3.2.1 Identifikasi Variabel Penelitian Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2006: 118). Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1.
Variabel Terikat/ Tergantung (Variabel Y)
: Kedisiplinan Belajar
2.
Variabel Bebas (Variabel X)
: Iklim Sekolah
3.2.2 Definisi Operasional Variabel Penelitian Definisi operasional adalah suatu definisi mengenai variabel yang dirumuskan berdasarkan karakteristik-karakteristik variabel tersebut yang dapat diamati (Azwar, 2011: 74). Definisi operasional ini dilakukan untuk menghindari kesalahpahaman mengenai data yang akan dikumpulkan dan untuk menghindari kesesatan alat pengumpulan data. 3.2.2.1 Kedisiplinan Belajar Kedisiplinan belajar merupakan kondisi belajar yang tercipta dan terbentuk melalui proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu
55
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan atau kepatuhan, keteraturan, ketertiban, tanggung jawab, dan kesadaran. Untuk mengungkap kedisiplinan belajar akan digunakan skala yang disusun berdasarkan indikator-indikator kedisiplinan belajar antara lain: dapat mengatur waktu belajar di rumah, rajin dan teratur saat belajar di kelas, perhatian yang baik saat di kelas, ketertiban diri saat belajar di sekolah. 3.2.2.2 Iklim Sekolah Iklim sekolah dalam penelitian ini adalah segala sesuatu yang ada di lingkungan sekolah yang dirasakan dan berpengaruh terhadap perilaku individu yang terlibat di dalam sekolah. Untuk mengungkap tingkatan iklim sekolah akan digunakan skala yang disusun berdasarkan aspek interaksi, aspek proses belajar, dan aspek kondisi sekolah. Aspek interaksi yang terdiri dari indikator interaksi peserta didik dengan guru, interaksi peserta didik dengan karyawan, interaksi peserta didik dengan peserta didik yang lain. Aspek proses belajar yang terdiri dari indikator suasana demokratis, kepedulian, keterbukaan dan kebersamaan. Aspek kondisi sekolah yang terdiri dari indikator keamanan, ketertiban, kebersihan, kesehatan, dan keindahan.
56
3.3
Hubungan Antar Variabel Penelitian Penelitian ini akan mencari pengaruh antara iklim sekolah sebagai variabel
bebas dengan kedisiplinan belajar sebagai variabel tergantung. Berikut ini adalah gambar hubungan antar variabel, yaitu: Kedisiplinan Belajar (Variabel Y)
Iklim sekolah (Variabel X)
Gambar 3.1 Hubungan Antar Variabel
3.4
Populasi dan Sampel
3.4.1 Populasi Arikunto (2006: 130) mengartikan populasi sebagai keseluruhan subjek penelitian. Objek pada populasi diteliti, hasilnya dianalisis, disimpulkan, dan kesimpulannya itu berlaku untuk seluruh populasi. Untuk populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Teuku Umar Semarang dengan jumlah 276 siswa. Sehingga jumlah populasi siswa kelas VII adalah 276, dengan karakteristik sebagai berikut: 1.
Siwa SMP Teuku Umar Semarang kelas VII angkatan tahun 2012-2013.
2.
Masih terdaftar sebagai siswa kelas VII di SMP Teuku Umar Semarang.
3.
Masih aktif mengikuti semua mata pelajaran.
3.4.2. Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2006: 131).
Dinamakan
penelitian
sampel
apabila
kita
bermaksud
untuk
57
menggeneralisasikan
hasil
penelitian
sampel.
Menggeneralisasikan
adalah
menggangkat kesimpulan penelitian sebagai suatu yang berlaku bagi populasi. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Simple Random Sampling, yaitu pengambilan anggota sampel, peneliti mencampur subjek-subjek di dalam populasi sehingga semua subjek dianggap sama. Cara demikian dilakukan karena anggota populasi dianggap homogen, sehingga semua populasi akan diambil sebagai subyek penelitian dengan cara melakukan pengundian. Jika jumlah subjeknya besar, dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih (Arikunto, 2006: 134). Peneliti mengambil 25% dari seluruh populasi sebagai sampel penelitian karena populasi yang tersedia 276 siswa, maka peneliti mengambil sampel sebanyak 70 siswa atau 25% dari populasi yang ada agar lebih representatif.
3.5
Metode dan Alat Pengumpul Data Metode pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini akan
menggunakan skala psikologi. Skala psikologi berupa konstrak atau konsep psikologis yang menggambarkan aspek kepribadian individu. Satu skala psikologi hanya diperuntukkan guna mengungkap suatu atribut tunggal (Azwar, 2011: 5-6). Skala ini akan mengukur baik variabel bebas yaitu iklim sekolah dan variabel terikat yaitu kedisiplinan belajar. 3.5.1 Skala Kedisiplinan Belajar Skala ini mengungkap tingkatan dari kedisiplinan belajar siswa. Skala ini menggunakan indikator hasil perubahan dari menaati peraturan sebagai indikator
58
kedisiplinan belajar yang akan diungkap antara lain 1) dapat mengatur waktu belajar di rumah, 2) rajin dan teratur saat belajar dikelas, 3) perhatian yang baik saat di kelas, 4) ketertiban diri saat belajar di sekolah, sebagaimana ditunjukkan dalam tabel 3.1 dibawah ini: Tabel 3.1 Blue Print Skala Kedisiplinan Belajar No
Indikator
1 2
Dapat mengatur waktu belajar di rumah Rajin dan teratur belajar
3
Perhatian yang baik saat di kelas
4
Ketertiban diri saat belajar di sekolah Jumlah
No Item F 2, 12, 22, 32 1, 7, 11, 17, 21, 27, 31, 41, 44 3, 13, 23, 33 6, 16, 26, 36, 37 22
UF 5, 15, 25, 35 4, 10, 14, 18 20, 24, 30, 34, 40, 43 9, 19, 29, 39 8, 18, 28, 38, 42 22
Total 8
9 10 44
Skala kedisiplinan belajar ini terdiri pernyataan favorable dan pernyataan unfavorable, dimana pernyataan-pernyataan tersebut mengarah kepada keadaan sebenarnya diri individu atau penilaian diri sendiri (self report). Skala ini menggunakan pengskalaan model likert dengan menggunakan empat kategori jawaban yang tertutup yaitu Selalu (SL), Sering (SR), Kadang-Kadang (KD), dan Tidak Pernah (TP). Skoring masing-masing item pernyataan kedisiplinan belajar dapat dilihat dalam tabel 3.2 dibawah ini:
59
Tabel 3.2 Skoring Item Skala Kedisiplinan Belajar Item Favorable Alternatif jawaban Selalu (SL) Sering (SR) Kadang-Kadang (KD) Tidak Pernah (TP)
Skor 4 3 2 1
Item Unfavorable Alternatif jawaban Selalu (SL) Sering (SR) Kadang-Kadang (KD) Tidak Pernah (TP)
Skor 1 2 3 4
3.5.2 Iklim Sekolah Skala ini mengungkap tingkatan iklim sekolah. Skala ini menggunakan aspekaspek interaksi, proses belajar dan kondisi sekolah. Aspek interaksi yang terdiri dari indikator interaksi peserta didik dengan guru, interaksi peserta didik dengan karyawan, interaksi peserta didik dengan peserta didik lain. Aspek proses belajar yang terdiri dari indikator suasana demokratis, kepedulian, keterbukaan dan kebersamaan. Aspek kondisi sekolah yang terdiri dari indikator keamanan, ketertiban, kebersihan, kesehatan, dan keindahan. Berdasarkan indikator-indikator tersebut, maka disusunlah blue print skala iklim sekolah sebagaimana ditunjukkan dalam tabel 3.3 dibawah ini: Tabel 3.3 Blue Print Skala Iklim Sekolah
No 1
Aspek interaksi
Indikator Interaksi peserta didik dengan guru Interaksi peserta didik dengan
No item Favorable Unfavorable 1, 21, 31, 41, 51 5, 15, 25, 35, 45
3, 13, 23
8, 18
Total 10
5
60
2
3
Proses belajar
Kondisi sekolah
karyawan Interaksi peserta didik dengan peserta didik lain Suasana demokratis Kepedulian
2, 12, 22, 32, 42
6, 16, 26, 36, 46
10
4, 14, 24,
17, 27
5
11, 33, 43, 53
28, 38
6
Keterbukaan
10, 20
30, 40
4
kebersamaan
52, 61
44, 54
4
Keamanan Ketertiban Kebersihan dan Kesehatan Keindahan
55, 65 9, 19, 29 7, 34, 50, 63, 66
48, 58 47, 56, 62 37, 39, 49, 59, 60
4 6 10
57, 67 36
64, 68 32
4 68
Jumlah
Skala iklim sekolah ini terdiri pernyataan favorable dan pernyataan unfavorable, dimana pernyataan-pernyataan tersebut mengarah kepada keadaan sebenarnya diri individu dan keadaan sekolah. Skala ini menggunakan pengskalaan model likert dengan menggunakan empat kategori jawaban yang tertutup yaitu selalu (SL), sering (SR), kadang - kadang (KD), dan tidak pernah (TP). Skoring masingmasing item pernyataan skala iklim sekolah dapat dilihat dalam tabel 3.4 dibawah ini: Tabel 3.4 Skoring Item Skala Iklim Sekolah Item Favorable Alternatif jawaban Selalu (SL) Sering (SR)
Skor 4 3
Item Unfavorable Alternatif jawaban Selalu (SL) Sering (SR)
Skor 1 2
61
Kadang – kadang (KD) Tidak pernah (TP)
3.6
2 1
Kadang – kadang (KD) Tidak pernah (TP)
3 4
Validitas dan Reliabilitas
3.6.1 Validitas Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya (Azwar, 2010: 5). Validitas juga dapat didefinisikan sebagai ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan (Arikunto, 2006: 168). Untuk menguji validitas tiap – tiap item dalam skala akan digunakan teknik korelasi Product Moment dengan bantuan SPSS versi 17.0 for windows karena item yang digunakan dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan korelasi antara skor item dan skor total item. Rumus teknik analisis Product Moment yaitu:
Keterangan : Rxy = koefisien korelasi antara skor tiap item dengan skor total ΣΧ = jumlah nilai masing-masing item ΣΥ = jumlah nilai total ΣΧΥ = jumlah nilai item dengan skor total N
= jumlah subjek
62
3.6.2 Reliabilitas Selain validitas, instrumen juga harus diukur reliabilitasnya. Reliabilitas adalah sejauhmana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Hasil pengukuran dapat dipercaya hanya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama diperleh hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subyek memang belum berubah. (Azwar, 2010: 4). Reliabilitas skala iklim sekolah dan skala kedisiplinan belajar akan menggunakan pendekatan reliabilitas konsistensi internal karena hanya melakukan perhitungan berdasarkan data dari instrumen saja. Menurut Azwar (2010: 42) pendekatan reliabilitas konsistensi internal bertujuan untuk melihat konsistensi antaritem atau antarbagian dalam tes itu sendiri. Analisis reliabilitas skala iklim sekolah dan skala kedisiplinan belajar akan menggunakan teknik Alpha Cronbach dengan bantuan SPSS Versi 17.0 For Windows. Rumus Alpha Cronbach adalah:
α= Keterangan : a
= koefisien alpha cronbach = varian antar butir = varian total
63
K 1
3.7
= jumlah item = bilangan konstan
Uji Coba
3.7.1 Persiapan Uji Coba Instrumen Suatu penelitian membutuhkan suatu alat pengumpul data atau instrumen yang tepat supaya mendapatkan hasil yang akurat dan terpercaya sesuai dengan tujuan penelitian. Langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti dalam membuat instrumen penelitian ini , yaitu: 1.
Menyusun layout penelitian Pengembangan instrumen yaitu dilakukan dengan cara mendefinisikan terlebih dahulu variabel-variabel penelitian kedalam suatu definisi yang disebut dengan definisi operasional. Definisi operasional kemudian dikembangkan lagi menjadi indikator-indikator yang mewakili variabel penelitian ke dalam blue print. Indikator-indikator inilah yang kemudian direpresentasikan dalam bentuk butirbutir item pernyataan yang disusun sedemikian rupa dalam skala penelitian sesuai dengan blue print.
2.
Menentukan karakteristik jawaban yang dikehendaki Menentukan jawaban dari masing – masing butir item dibuat menurut skala kontinum yang terdiri dari 4 alternatif jawaban, yaitu 4, 3, 2, 1 untuk item favorable dan 1, 2, 3, 4 untuk item unfavorable.
3.
Menyusun format instrumen
64
Format skala iklim sekolah dan kedisiplinan belajar disusun secara jelas untuk memudahkan siswa SMP Teuku Umar dalam mengisi skala penelitian. Skala penelitian disusun berbentuk booklet atau buku kecil. Alasan pemilihan bentuk booklet ini adalah untuk memudahkan subjek mengisi keseluruhan item yang dibagi menjadi 2 bagian (skala iklim sekolah dan kedisiplinan belajar) dalam satu wadah, sehingga tidak terpisah- pisah. Adapun format atau urutan isi instrumen dalam penelitian ini sebagai berikut: 1.
Halaman Sampul Skala Halaman sampul berisi judul skala yang digunakan dalam penelitian ini, namun judul tidak ditulis secara eksplisit mengenai variabel apa yang diukur melainkan hanya ditulis Skala Psikologi, Logo UNNES dan identitas institusi asal peneliti.
2.
Kata Pengantar Kata pengantar diawali dengan pemberian salam pembuka. Kemudian diikuti dengan penjelasan mengenai tujuan pembuatan skala tersebut, penjelasan singkat cara mengisi skala, permohonan kerjasama subjek untuk mengisi skala secara individual dan jujur sesuai dengan keadaan subjek, dan ucapan terima kasih. Diakhiri dengan salam penutup dan nama lengkap peneliti.
3.
Identitas Subjek Identitas subjek terdiri dari nama atau inisial, jenis kelamin, dan kelas.
4.
Petunjuk Pengisian Petunjuk pengisian terbagi menjadi 2 bagian dimana masing-masing bagian memiliki format pengisian jawaban yang sama. Namun setiap bagian selalu
65
diawali dengan petunjuk pengisian yang sesuai dengan formatnya. Petunjuk pengisian memberikan informasi jumlah item pernyataan, meminta subjek untuk membaca dengan seksama, cara mengisi instrumen, alternatif pilihan jawaban yang tersedia, contoh mengisi instrumen yang benar, cara mengoreksi jawaban yang keliru dan contoh mengoreksi jawaban yang keliru. 5.
Butir-butir Item Instrumen Butir-butir item instrumen adalah serangkaian pernyataan yang merupakan representasi indikator-indikator dari variabel yang hendak diteliti. Total item instrumen yang diuji cobakan sebanyak 112 item terdiri item skala iklim sekolah sebanyak 68 item dan skala kedisiplinan belajar sebanyak 44 item.
3.7.2 Pelaksanaan Uji Coba Pelaksanaan uji coba dilakukan tanggal 22 Agustus 2013 diberikan pada siswa kelas VII SMP Teuku Umar sebanyak 34 orang dengan menggunakan skala dengan jumlah total 112 item. Pelaksanaan uji coba terhadap skala penelitian dilakukan dalam satu tahap, yaitu uji validitas dan reliabilitas skala penelitian. skala iklim sekolah dan skala kedisiplinan belajar kemudian disusun dalam bentuk booklet dan diuji cobakan kepada 34 siswa kelas VII SMP Teuku Umar untuk mengetahui validitas dan reliabilitas baik skala iklim sekolah dan kedisiplinan belajar. Pemilihan subjek uji coba didasarkan karena memiliki karakteristik yang hampir sama dengan populasi. 3.7.3 Hasil Uji Coba Validitas 3.7.3.1 Skala Kedisiplinan Belajar
66
Berdasarkan hasil uji coba, diperoleh hasil bahwa skala kedisiplinan belajar yang terdiri dari 44 item terdapat 35 item yang valid dan 9 item yang tidak valid. Item dinyatakan valid pada skala kedisiplinan belajar mempunyai koefisien validitas berkisar dari 0,352 sampai dengan 0,668 dengan taraf signifikansi 5%. Hasil uji coba skala kedisiplinan belajar dapat dilihat dalam tabel 3.5 dibawah ini: Tabel 3.5 Hasil Uji Coba Skala Kedisiplinan Belajar No Item F 1 Dapat mengatur waktu belajar di 2, 12, 22, rumah 32 2 Rajin dan teratur belajar 1, 7, 11, 17, 21, 27, 31*, 41*, 44 3 Perhatian yang baik saat di kelas 3, 13*, 23, 33* 4 Ketertiban diri saat belajar di 6, 16, 26, sekolah 36, 37* Jumlah 22 Tanda bintang (*) : nomor item yang tidak valid No
Indikator
Total UF 5, 15*, 25, 8 35 4*, 10, 14,18 20, 24, 30, 34, 40, 43 9, 19, 29, 39 8*,18*,28, 38, 42 22
9 10 44
Item yang dinyatakan valid kemudian disusun kembali untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data penelitian, sedangkan item yang dinyatakan tidak valid dibuang, sehingga pada terdapat 35 item pada skala kedisiplinan belajar. Sebaran baru item untuk skala kedisiplinan belajar dapat dilihat dalam tabel 3.6 dibawah ini: Tabel 3.6 Sebaran Baru Item Skala Kedisiplinan Belajar No
Indikator
1
Dapat mengatur waktu belajar di
No Item F 1, 11, 21,
UF 4, 14, 24
Total 7
67
2
rumah Rajin dan teratur belajar
3
Perhatian yang baik saat di kelas
4
Ketertiban diri saat belajar di sekolah Jumlah
31 2, 7, 12, 17, 22, 32, 35 3, 13 9, 19, 23, 29 17
6, 8, 16, 18, 15 26, 28, 33, 34 5, 15, 25, 6 27 10, 20, 30 7 18
35
3.7.3.2 Skala Iklim Sekolah Berdasarkan hasil uji coba, diperoleh hasil bahwa skala iklim sekolah yang terdiri dari 68 item terdapat 51 item yang valid dan 17 item yang tidak valid. Item dinyatakan valid pada skala iklim sekolah mempunyai koefisien validitas berkisar dari 0,353 sampai dengan 0,689 dengan taraf signifikansi 5%. Hasil uji coba skala iklim sekolah dapat dilihat dalam tabel 3.7 dibawah ini: Tabel 3.7 Hasil Uji Coba Skala Iklim Sekolah
No 1
2
Aspek Interaksi
Proses
Indikator Interaksi peserta didik dengan guru Interaksi peserta didik dengan karyawan Interaksi peserta didik dengan peserta didik lain
Suasana
No item Favorable Unfavorable 1, 21, 31, 41, 51 5, 15*, 25, 35, 45
Total 10
3, 13*, 23*
8, 18*
5
2*, 12*, 22, 32*, 42*
6, 16, 26, 36, 46
10
4, 14, 24*
17, 27
5
68
belajar
3
Kondisi sekolah
demokratis Kepedulian
11, 33, 43, 53
28*, 38
6
Keterbukaan
10, 20
30, 40
4
Kebersamaa n
52, 61*
44, 54*
4
Keamanan Ketertiban Kebersihan dan Kesehatan Keindahan
55, 65* 9, 19, 29 7*, 34, 50*, 63, 66*
48, 58 47, 56, 62 37, 39, 49, 59, 60*
4 6 10
64, 68 32
4 68
57, 67 Jumlah 36 Tanda bintang (*) : nomor item yang tidak valid
Item yang dinyatakan valid kemudian disusun kembali untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data pada penelitian yang sebenarnya, sedangkan item yang dinyatakan tidak valid dibuang, sehingga terdapat 51 item pada skala iklim sekolah. Sebaran baru item untuk skala iklim sekolah dapat dilihat dalam tabel 3.8 dibawah ini: Tabel 3.8 Sebaran Baru Item Skala Iklim Sekolah
No 1
Aspek Interaksi
Indikator Interaksi peserta didik dengan guru Interaksi peserta didik dengan karyawan Interaksi peserta didik dengan
No item Favorable Unfavorable 1, 11, 21, 31, 41 5, 15, 25, 35
Total 9
2
6
2
12
9, 19, 29, 39, 49
6
69
peserta didik lain
2
3
Proses belajar
Kondisi sekolah
Suasana demokratis Kepedulian
3, 13
16, 26
4
4, 14, 24, 34
44
5
Keterbukaan
22, 32
7, 17
4
Kebersamaa n Keamanan Ketertiban Kebersihan dan Kesehatan Keindahan
36
46
2
23 8, 18, 28 38, 48
33, 43 27, 37, 47 10, 20, 30, 40
3 6 6
42, 45 24
50, 51 27
4 51
Jumlah
3.7.4 Hasil Uji Coba Reliabilitas Berdasarkan analisis menggunakan rumus Alpha Cronbach dengan bantuan SPSS Versi 17.0 For Windows diperoleh hasil untuk reliabilitas skala iklim sekolah diperoleh koefisien sebesar 0,943. Sedangkan untuk skala kedisiplinan belajar diperoleh koefisien sebesar 0,899. Kedua skala tersebut dinyatakan reliabel dalam kategori tinggi. Interpretasi reliabilitas kedua skala didasarkan pada tabel 3.9 (Arikunto, 2006: 245) dibawah ini: Tabel 3.9 Interpretasi Reliabilitas Besarnya Linier r 0,800 – 1,000 0,600 – 0,800 0,400 – 0,600 0,200 – 0,400
Interpretasi Tinggi Cukup Agak Rendah Rendah
70
0,000 – 0,200
Sangat Rendah
3.8 Metode Analisis Data Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik karena tehnik ini digunakan untuk menghitung antara dua atau lebih variabel (Arikunto, 2006: 314). Tehnik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi, karena digunakan untuk mengetahui bagaimana variabel dependen dapat diprediksi melalui variabel independen (Sugiyono, 2009: 153). Analisis regresi dapat digunakan untuk memutuskan variabel dependen mengalami kenaikan atau penurunan ketika variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan. Rumus tehnik analisis regresi sebagai berikut: Y = a + bX Keterangan: Y
: Kedisiplinan Belajar
X
: Iklim Sekolah
a
: Harga konstan
b
: koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan atau
penurunan variabel dependen yang berdasarkan pada variabel independen. Hasilnya akan dibandingkan dengan cara pemberian kriteria yang sesuai dalam Azwar (2010: 109), sehingga diperoleh sebagai berikut: Tabel 3.10 Penggolongan Kriteria Analisis Berdasarkan Mean Hipotetik Interval skor (µ + 1 σ) ≤ X
Kriteria Tinggi
71
(µ - 1 σ) ≤ X < (µ + 1 σ) X < (µ - 1 σ) Keterangan: µ: mean teoritis
Sedang Rendah
σ: mean deviasi
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini akan membahas hal yang berkaitan dengan proses penelitian, hasil analisis data dan pembahasan mengenai hubungan antara iklim sekolah dengan kedisiplinan belajar pada Siswa SMP Teuku Umar Semarang. Penelitian ini diharapkan akan memperoleh hasil sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, diperlukan analisis data yang tepat serta pembahasan mengenai analisis data tersebut secara jelas agar tujuan dari penelitian yang telah ditetapkan dapat tercapai. Data yang dipakai dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan skala psikologi. Data tersebut akan dianalisis menggunakan metode yang telah ditentukan, hal yang berkaitan dengan proses, hasil dan pembahasan akan diuraikan sebagai berikut. 4.1
Persiapan Penelitian
4.1.1 Orientasi Kancah Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Teuku Umar Semarang. Subjek penelitian adalah siswa yang masih aktif menjadi siswa di sekolah Teuku Umar. Subjek penelitian secara keseluruhan berjumlah 276 siswa, dengan sampel subjek sebanyak 70 siswa yang diambil dengan teknik simple random sampling. Penelitian yang bertempat di sekolah SMP Teuku Umar ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh iklim sekolah terhadap kedisiplinan belajar.
71
72
Pertimbangan melakukan penelitian di SMP Teuku Umar adalah sebagai berikut: a.
Ciri-ciri subjek yang akan diteliti memenuhi syarat tercapainya tujuan penelitian.
b.
Fenomena yang terjadi, yaitu masih banyaknya siswa yang kurang disiplin dalam belajarnya sehingga menyebabkan siswa yang tidak naik kelas dan tidak bisa mencapai target nilai yang diinginkan.
c.
Belum ada penelitian mengenai “Pengaruh Iklim Sekolah terhadap Kedisiplinan Belajar Siswa” di SMP Teuku Umar Semarang. SMP Teuku Umar Semarang berlokasi tidak jauh dari jalan Teuku Umar.
Pada tanggal 31 Desember 1985 menerima status SMP DIAKUI. Selanjutnya pada tanggal 3 April 1996 menerima jenjang akreditasi SMP DISAMAKAN. SMP Teuku Umar terus maju dan mengembangkan diri dengan memberikan pembinaan dan layanan positif kepada siswa melalui berbagai kegiatan, misalnya keagamanaan,
latihan dasar kepemimpinan OSIS, olah raga, kesenian,
kepramukaan serta BP/BK, diharapkan dapat menambah nilai bagi para siswa. 4.1.2 Penentuan Subjek Penelitian Subjek dari penelitian ini adalah seluruh siswa SMP Teuku Umar kelas VII angkatan 2012 – 2013. Pengambilan sampel dilakukan secara Simple Random Sampling, yaitu pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu , hal ini dilakukan karena anggota populasi dianggap homogen. Pengambilan sampel dengan cara melakukan undian. Undian dilakukan pada subjek penelitian sebanyak 276 siswa
73
dan sampelnya dipilih sebanyak 70 siswa. Seluruh subjek diberi nomor , yaitu dari 1 sampai dengan 276, sampel random dilakukan dengan cara undian. Subjek disuruh mengambil undian tersebut sesuai yang disediakan sebanyak 70 gulungan kertas, sehingga nomor nomor yang tertera pada gulungan kertas yang terambil merupakan nomor yang menjadi subjek penelitian. 4.2
Pelaksanaan Penelitian
4.2.1. Pengumpulan Data Pelaksanaan
penelitian
dilakukan
tanggal
10
September
2013.
Pengumpulan data menggunakan skala iklim sekolah dan skala kedisiplinan belajar kepada 70 orang subjek di SMP Teuku Umar Semarang. Setelah melalui pertimbangan, item-item yang tidak valid dibuang dengan alasan karena setiap aspek masih terwakili oleh item-item yang valid. Item-item yang valid disusun kembali untuk keperluan penelitian dan analisis hasil penelitian kepada subjek yang sebenarnya, maka ditetapkan skala iklim sekolah berjumlah 51 item, dan skala kedisiplinan belajar berjumlah 35 item dengan jumlah total item untuk penelitian sebanyak 86 item. 4.2.2. Pelaksanaan Skoring Setelah pengumpulan data, selanjutnya skala yang telah diisi responden kemudian dilakukan penskoringan. Langkah langkah penskoringan dilakukan dengan memberikan skor pada masing masing jawaban yang telah diisi oleh responden dengan rentang skor satu sampai empat pada skala iklim sekolah dan skala kedisiplinan belajar yang selanjutnya ditabulasi. Setelah dilakukan tabulasi langkah selanjutnya adalah melakukan olah data yang meliputi uji normalitas, uji
74
linieritas dan uji hipotesis.
4.3 Hasil Penelitian 4.3.1 Analisis Deskripsi Analisis deskriptif bertujuan untuk memberikan deskripsi mengenai subjek penelitian berdasarkan data dari variabel yang diperoleh dari kelompok subjek yang diteliti dan tidak dimaksudkan untuk pengujian hipotesis (Azwar 2011: 126). Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional. Hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan angka yang dideskripsikan dari kesimpulan yang didasari oleh angka yang diolah dengan metode statistik. Metode statistik digunakan untuk mengetahui besarnya mean teoritik dan standard deviasi (σ) dengan mendasarkan pada jumlah item, skor maksimal dan skor minimal pada masing-masing alternatif jawaban. Deskripsi ini dilakukan untuk menjawab permasalahan yang telah dirumuskan terlebih dahulu dan dalam penelitian ini permasalahan yang ingin diungkap adalah bagaimana hubungan antara Iklim sekolah dengan kedisiplinan belajar pada siswa SMP teuku umar Semarang. 4.3.2 Gambaran Kedisiplinan Belajar Siswa SMP Teuku Umar Salah satu skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala kedisiplinan belajar, dimana skala tersebut disusun berdasarkan indikatorindikator yang menyusunnya. Oleh karena itu, gambaran kedisiplinan belajar siswa dapat ditinjau baik secara umum maupun secara spesifik dari setiap indikatornya. Berikut merupakan gambaran kedisiplinan belajar siswa yang ditinjau secara umum dan spesifik. 4.3.2.1 Gambaran Umum Kedisiplinan Belajar Siswa SMP Teuku Umar
75
Dalam penelitian ini Kedisiplinan belajar pada siswa dapat dilihat dari empat indikator yang membentuknya. Keemapat indikator tersebut terdiri dari 35 item pertanyaan. Dengan skala likert 4, berikut adalah deskriptif persentasi hasil kedisiplinan belajar siswa. Jumlah item
= 35
Skor tertinggi
= 35 x 4 = 140
Skor terendah
= 35 x 1 = 35
Mean teoritis (µ)
=
Standar deviasi (σ)
=
=
= 87,5
= 17,5
Berdasarkan ketentuan diatas, maka dapat disajikan gambaran kedisiplinan belajar dalam bentuk tabel sebagai berikut: Tabel 4.1 Gambaran Kedisiplinan Belajar Siswa SMP Teuku umar Interval Skor µ + 1σ ≤ X µ - 1σ ≤ X < µ + 1σ X < µ - 1σ
Interval 105 ≤ X 70 ≤ X< 105 X < 70 Jumlah
Kriteria Tinggi Sedang Rendah
Frekuensi 48 22 0 70
Persentasi 68,57% 31,43% 0% 100%
Tabel diatas memberi informasi bahwa kedisiplinan belajar siswa SMP Teuku Umar lebih cenderung masuk ke dalam kategori tinggi, yang berarti sebagaian besar siswa memiliki sikap disiplin belajar yang sangat baik, dimana setiap resonden telah memiliki sikap yang mencerminkan kedisiplinan yang tinggi, antara lain dapat mengatur waktu belajar yang baik, rajin dan teratur
76
belajar, adanya perhatian yang baik saat di kelas, dan para siswa telah memiliki ketertiban diri saat belajar di sekolah. Berikut disajikan grafik histogram tentang kedisiplinan belajar siswa SMP Teuku Umar:
Diagram Kedisiplinan Belajar 69% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0%
31% Diagram Kedisiplinan Belajar 0.00% Tinggi
Sedang
Rendah
Gambar 4.1. Gambaran Umum Kedisiplinan Belajar Siswa Smp Teuku Umar
4.3.2.2 Gambaran Spesifik Kedisiplinan Belajar Siswa SMP Teuku Umar Berdasarkan Tiap Indikator Kedisiplinan belajar dapat dilihat dari empat indikator, yaitu dapat mengatur waktu belajar di rumah, rajin dan teratur belajar, perhatian yang baik saat di kelas, ketertiban diri saat belajar di sekolah. Setiap indikator pada kedisiplinan belajar dapat dilihat pada tabel dibawah.
4.3.2.2.1Gambaran kedisiplinan belajar berdasarkan indikator dapat mengatur waktu belajar di rumah.
77
Gambaran kedisiplinan belajar berdasarkan indikator dapat mengatur waktu belajar di rumah, dijelaskan sebagai berikut: Jumlah item
=7
Skor tertinggi
= 7 x 4 = 28
Skor terendah
=7x1=7
Mean teoritis (µ)
=
Standar deviasi (σ)
=
=
= 17,5
= 3,5
Berdasarkan ketentuan diatas, maka dapat disajikan gambaran kedisiplinan belajar berdasarkan indikator dapat mengatur waktu belajar, bentuk tabel sebagai berikut: Tabel 4.2 Gambaran kedisiplinan belajar indikator dapat mengatur waktu belajar Interval Skor µ + 1σ ≤ X µ - 1σ ≤ X < µ + 1σ X < µ - 1σ
Interval 21 ≤ X 14 ≤ X< 21 X < 14 Jumlah
Kriteria Tinggi Sedang Rendah
Frekuensi 41 29 0 70
Persentasi 58,57% 41,43% 0% 100%
Tabel diatas memberi informasi bahwa kedisiplinan belajar berdasarkan indikator dapat mengatur waktu belajar termasuk ke dalam kategori tinggi, yang berarti sebagaian besar siswa dapat mengatur waktu belajar yang baik saat di sekolah maupun dirumah, dengan siswa dapat mengatur waktu belajar akan mempermudah untuk menentukan waktu belajar yang baik dan tidak menyia-
78
nyiakan waktu untuk hal yang tidak bermanfaat. 4.3.2.2.2Gambaran kedisiplinan belajar berdasarkan indikator rajin dan teratur belajar. Gambaran kedisiplinan belajar berdasarkan indikator rajin dan teratur belajar, dijelaskan sebagai berikut: Jumlah item
= 15
Skor tertinggi
= 15 x 4 = 60
Skor terendah
= 15 x 1 = 15
Mean teoritis (µ)
=
Standar deviasi (σ)
=
=
= 37,5
= 7,5
Berdasarkan ketentuan diatas, maka dapat disajikan gambaran kedisiplinan belajar berdasarkan indikator rajin dan teratur belajar dalam bentuk tabel sebagai berikut: Tabel 4.3. Gambaran kedisiplinan belajar indikator rajin dan teratur belajar Interval Skor Interval Kriteria Frekuensi Persentasi µ + 1σ ≤ X 45 ≤ X Tinggi 46 65,71% µ - 1σ ≤ X < µ + 1σ 30 ≤ X< 45 Sedang 23 32,85% X < µ - 1σ X < 30 Rendah 1 1,42% Jumlah 70 100%
Tabel diatas memberi informasi bahwa kedisiplinan belajar berdasarkan indikator rajin dan teratur belajar lebih cenderung masuk ke kategori tinggi, yang
79
berarti sebagaian besar siswa telah memiliki sikap rajin dan tertur dalam belajar, karena dengan para siswa memiliki sikap tersebut maka mereka akan lebih mudah untuk mencapai hasil yang optimal. 4.3.2.2.3Gambaran kedisiplinan belajar berdasarkan indikator perhatian saat di kelas. Gambaran kedisiplinan belajar berdasarkan indikator perhatian saat di kelas, dijelaskan sebagai berikut: Jumlah item
=6
Skor tertinggi
= 6 x 4 = 24
Skor terendah
=6x1=6
Mean teoritis (µ)
=
Standar deviasi (σ)
=
=
= 15
=3
Berdasarkan ketentuan diatas, maka dapat disajikan gambaran kedisiplinan belajar berdasarkan indikator perhatian saat di kelas dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 4.4 Gambaran kedisiplinan belajar indikator perhatian saat di kelas Interval Skor Interval Kriteria Frekuensi Persentasi µ + 1σ ≤ X 18 ≤ X Tinggi 44 62,85% µ - 1σ ≤ X < µ + 1σ 12 ≤ X< 18 Sedang 24 34,28%
80
X < µ - 1σ
X< Jumlah
12
Rendah
2 70
2,85% 100%
Tabel diatas memberi informasi bahwa kedisiplinan belajar berdasarkan indikator perhatian saat di kelas lebih cenderung masuk ke kategori tinggi, yang berarti sebagaian besar siswa telah memiliki perhatian yang baik saat di kelas, dimana ketika proses belajar mengajar berlangsung, perhatian siswa sudah semestinya tertuju pada pelajaran yang sedang berlangsung. 4.3.2.2.4Gambaran kedisiplinan belajar berdasarkan indikator ketertiban diri saat belajar di sekolah. Gambaran kedisiplinan belajar berdasarkan indikator ketertiban diri saat belajar di sekolah, dijelaskan sebagai berikut: Jumlah item
=7
Skor tertinggi
= 7 x 4 = 28
Skor terendah
=7x1=7
Mean teoritis (µ)
=
Standar deviasi (σ)
=
=
= 17,5
= 3,5
Berdasarkan ketentuan diatas, maka dapat disajikan gambaran kedisiplinan belajar berdasarkan ketertiban diri saat belajar di sekolah dalam bentuk tabel sebagai berikut:
81
Tabel 4.5 Gambaran kedisiplinan belajar indikator ketertiban diri saat belajar di sekolah Interval Skor Interval Kriteria Frekuensi Persentasi µ + 1σ ≤ X 21 ≤ X Tinggi 60 85,71% µ - 1σ ≤ X < µ + 1σ 14 ≤ X< 21 Sedang 10 14,28% X < µ - 1σ X < 14 Rendah 0 0% Jumlah 70 100%
Tabel diatas memberi informasi bahwa kedisiplinan belajar berdasarkan indikator ketertiban diri saat belajar di sekolah lebih cenderung masuk ke kategori tinggi, yang berarti sebagaian besar siswa telah memiliki sikap tertib diri saat belajar di sekolah, sikap tersebut diperlukan selama proses belajar dan mengajar agar kondisi menjadi kondusif agar para siswa dan guru merasa nyaman saat berada di kelas serta memudahkan siswa dalam menerma pelajaran. Penjelasan secara deskriptif mengenai kedisiplinan belajar siswa kelas VII SMP Teuku Umar Semarang di atas dapat disajikan secara ringkas dalam tabel sebagai berikut. Tabel 4.6. Ringkasan Deskriptif Kedisiplinan Belajar Siswa Kelas VII SMP Teuku Umar Semarang
No 1 2 3 4
Kedisiplinan Belajar Indikator Dapat mengatur waktu belajar Rajin dan teratur belajar Perhatian di kelas Ketertiban diri saat belajar di sekolah
Tinggi 58,57% 65,71 % 62,85% 85,71 %
Kategorisasi Sedang Rendah 41,43 % 0% 32,85 % 1,42 % 34,28 % 2,85 % 14,28 % 0%
82
90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0%
Tinggi
Sedang Rendah dapat mengatur waktu belajar
rajin & tertur perhatian di belajar kelas
ketertiban diri saat belajar di sekolah
Gambar 4.2 Ringkasan Deskriptif Kedisiplinan Belajar 4.3.3 Gambaran Iklim Sekolah di SMP Teuku umar Selain skala kedisiplinan belajar, dalam penelitian ini juga menggunakan skala iklim sekolah. Skala ini tersusun berdasarkan tiga indikator diantaranya adalah interaksi, proses belajar, kondisi sekolah. Gambaran Iklim sekolah siswa dapat ditinjau baik secara umum maupun spesifik (dari tiap indikatornya). Berikut merupakan gambaran iklim sekolah siswa yang ditinjau secara umum dan secara spesifik. 4.3.3.1 Gambaran Umum Iklim sekolah Siswa SMP Teuku Umar Iklim sekolah dengan jumlah total tiga aspek dan dua belas indikator tersebut diungkap melalui skala dengan jumlah item sebanyak 51 item dengan skor tertinggi 4 dan skor terendah 1 pada masing-masing item. Jumlah Item
= 51
Skor tertinggi
= 51 x 4 = 204
Skor terendah
= 51 x 1 = 51
83
Mean teoritis (µ)
=
Standar deviasi (σ)
=
=
= 127,5
= 25,5
Berdasarkan ketentuan diatas, maka dapat disajikan gambaran iklim sekolah di SMP Teuku Umar dalam bentuk tabel sebagai berikut: Tabel 4.7 Gambaran Iklim Sekolah SMP Teuku Umar Semarang Interval Skor µ + 1σ ≤ X µ - 1σ ≤ X < µ + 1σ X < µ - 1σ
Interval 153 ≤ X 102 ≤ X< 153 X < 102 Jumlah
Kriteria Tinggi Sedang Rendah
Frekuensi 57 13 0 70
Persentasi 81,42% 18,57% 0% 100%
Tabel diatas memberi informasi bahwa iklim sekolah di SMP Teuku Umar lebih cenderung masuk ke kategori tinggi, yang berarti sebagaian besar siswa dan anggota sekolah dapat menjalankan perannya masing-masing, serta memiliki interaksi yang baik diantara para anggota sekolah, adanya keselarasan dan kebersamaan antar anggota, terciptanya lingkungan belajar yang kondusif serta memiliki tujuan yang sama. Berikut disajikan grafik histogram tentang kedisiplinan belajar siswa SMP Teuku Umar:
84
Diagram Iklim Sekolah 100%
81%
80% 60% 40% 20% 0%
Diagram Iklim Sekolah
19% 0.00% Tinggi
Sedang
Rendah
Gambar 4.3 Gambaran Umum Iklim sekolah di SMP Teuku umar 4.3.3.2 Gambaran Spesifik Iklim Sekolah Siswa Smp Teuku Umar Berdasarkan Tiap Indikator 4.3.3.2.1Gambaran iklim sekolah berdasarkan aspek interaksi. Gambaran iklim sekolah di SMP Teuku Umar indikator interaksi dijelaskan sebagai berikut. Jumlah item
= 17
Skor tertinggi
= 17 x 4 = 68
Skor terendah
= 27 x 1 = 17
Mean teoritis (µ)
=
Standar deviasi (σ)
=
=
= 42,5
= 8,5
Berdasarkan ketentuan diatas, maka dapat disajikan gambaran iklim sekolah di SMP Teuku Umar dalam bentuk tabel sebagai berikut:
85
Tabel 4.8 Gambaran Iklim Sekolah Berdasarkan Aspek Interaksi Interval Skor µ + 1σ ≤ X µ - 1σ ≤ X < µ + 1σ X < µ - 1σ
Interval 51 ≤ X 34 ≤ X< 51 X < 34 Jumlah
Kriteria Tinggi Sedang Rendah
Frekuensi 55 15 0 70
Persentasi 78,57% 21,42% 0% 100%
Tabel diatas memberi informasi bahwa iklim sekolah di SMP Teuku Umar lebih cenderung masuk ke kategori tinggi, yang berarti sebagaian besar siswa dapat menjalin interaksi yang positif dengan anggota sekolah lain. Responden mampu membangun hubungan yang baik dan tidak membeda-bedakan dalam memperlakukan siswa lain, guru dan karyawan sekolah. 1.
Gambaran iklim sekolah berdasarkan indikator interaksi dengan guru Gambaran iklim sekolah berdasarkan indikator interakasi dengan guru
dijelaskan sebagai berikut: Jumlah item
=9
Skor tertinggi
= 9 x 4 = 36
Skor terendah
=9x1=9
Mean teoritis (µ)
=
Standar deviasi (σ)
=
=
= 22,5
= 4,5
Berdasarkan ketentuan diatas, maka dapat disajikan gambaran iklim sekolah berdasarkan indikator interaksi peserta didik dengan guru dalam bentuk
86
tabel sebagai berikut: Tabel 4.9 Gambaran interaksi peserta didik dengan guru Interval Skor
Kriteria
27 ≤ X 18 ≤ X < 27 X < 18
Tinggi Sedang Rendah
Interaksi Peserta Didik dengan Guru F % 50 71,42 % 19 27,14% 1 1,42%
Tabel diatas memberi informasi bahwa iklim sekolah berdasarkan aspek interkasi peserta didik dengan guru lebih cenderung masuk ke kategori tinggi, yang berarti sebagaian besar siswa di SMP Teuku Umar mempu menjalin hubungan atau interaksi yang sangat baik dengan para guru yang mengajar di sekolah tersebut. 2.
Gambaran iklim sekolah berdasarkan indikator interaksi dengan karyawan Gambaran Iklim Sekolah berdasarkan indikator interakasi dengan
karyawan dijelaskan sebagai berikut: Jumlah item
=2
Skor tertinggi
=2x4=8
Skor terendah
=2x1=2
Mean teoritis (µ)
=
Standar deviasi (σ)
= =
=5
=1
Berdasarkan ketentuan diatas, maka dapat disajikan gambaran iklim sekolah berdasarkan indikator interaksi peserta didik dengan karyawan dalam
87
bentuk tabel sebagai berikut: Tabel 4.10 Gambaran Interaksi Peserta Didik dengan Karyawan
Interval Skor
Kriteria
6≤X 4≤X<6 X<4
Tinggi Sedang Rendah
Interaksi peserta didik dengan karyawan F % 16 22,85% 50 71,42 % 4 5,71 %
Tabel diatas memberi informasi bahwa iklim sekolah berdasarkan aspek interkasi peserta didik dengan karyawan sekolah lebih cenderung masuk ke kategori sedang, yang berarti sebagaian besar siswa di SMP Teuku Umar dapat menjalin hubungan yang cukup baik dengan karyawan yang bekerja di sekolah tersebut. 3.
Gambaran iklim sekolah berdasarkan indikator interaksi peserta didik dengan peserta didik lain Gambaran iklim sekolah berdasarkan indikator interakasi peserta didik
dengan peserta didik lain dapat dijelaskan sebagai berikut: Jumlah item
=6
Skor tertinggi
= 6 x 4 = 24
Skor terendah
=6x1=6
Mean teoritis (µ)
=
Standar deviasi (σ)
=
=
= 15
=3
88
Berdasarkan ketentuan diatas, maka dapat disajikan gambaran iklim sekolah berdasarkan indikator interaksi peserta didik dengan peserta didik lain dalam bentuk tabel sebagai berikut: Tabel 4.11 Gambaran Interaksi Peserta Didik dengan Peserta Didik Lain Interval Skor
Kriteria
18 ≤ X 12 ≤ X < 18 X < 12
Tinggi Sedang Rendah
Interaksi Peserta Didik dengan Pesera Didik lain F % 51 72,85% 19 27,14 % 0 0%
Tabel diatas memberi informasi bahwa iklim sekolah berdasarkan aspek interkasi peserta didik dengan peserta didik lain lebih cenderung masuk ke kategori tinggi, yang berarti sebagaian besar siswa di SMP Teuku Umar mampu menjalin interaksi yang sangat baik dengan semua siswa lain. 4.3.3.2.2Gambaran Iklim Sekolah Berdasarkan Aspek Proses belajar Gambaran proses belajar di SMP Teuku Umar dijelaskan sebagai berikut. Jumlah item
= 15
Skor tertinggi
= 15 x 4 = 60
Skor terendah
= 25 x 1 = 15
Mean teoritis (µ)
=
Standar deviasi (σ)
=
=
= 37,5
= 7,5
Berdasarkan ketentuan diatas, maka dapat disajikan gambaran iklim sekolah berdasarkan aspek proses belajar dalam bentuk tabel sebagai berikut:
89
Tabel 4.12 Gambaran Iklim sekolah berdasarkan aspek proses belajar Interval Skor µ + 1σ ≤ X µ - 1σ ≤ X < µ + 1σ X < µ - 1σ
Interval 45 ≤ X 30 ≤ X< 45 X < 30 Jumlah
Kriteria Tinggi Sedang Rendah
Frekuensi 54 16 0 70
Persentasi 77,14% 22,85% 0% 100%
Tabel diatas memberi informasi bahwa iklim sekolah berdasarkan aspek proses belajar lebih cenderung masuk ke kategori tinggi, yang berarti sebagaian besar siswa di SMP Teuku Umar memberikan respon yang sangat positif mengenai proses belajar mengajar yang sedang berlangsung di sekolah. Siswa mampu mengikuti proses belajar mengajar dengan baik, mampu mendengarkan penjelasan dari guru ketika berlangsung jam pelajaran, mampu mengikuti tata tertib yang berlaku selama jam sekolah berlangsung. 1.
Gambaran iklim sekolah berdasarkan aspek proses belajar dengan indikator suasana demokratis. Gambaran iklim sekolah berdasarkan aspek proses belajar dengan
indikator suasana demokratis dapat dijelaskan sebagai berikut: Jumlah item
=4
Skor tertinggi
= 4 x 4 = 16
Skor terendah
=4x1=4
Mean teoritis (µ)
=
Standar deviasi (σ)
=
=
= 10
=2
90
Berdasarkan ketentuan diatas, maka dapat disajikan gambaran iklim sekolah berdasarkan indikator suasana demokratis dalam bentuk tabel sebagai berikut: Tabel 4.13 Gambaran aspek proses belajar berdasarkan indikator suasana demokratis Interval Skor
Kriteria
12 ≤ X 8≤ X < 12 X<8
Tinggi Sedang Rendah
Suasana demokratis F % 17 24,28 % 49 70 % 4 5,71 %
Tabel diatas memberi informasi bahwa iklim sekolah berdasarkan indikator suasana demokratis lebih cenderung ke kategorisasi sedang, yang berarti sebagaian besar siswa di SMP Teuku Umar memberikan respon yang cukup positif terhadap suasana demokratis yang diterapkan di SMP Teuku Umar. 2.
Gambaran iklim sekolah berdasarkan aspek proses belajar dengan indikator kepedulian. Gambaran iklim sekolah berdasarkan aspek proses belajar dengan
indikator kepedulian dapat dijelaskan sebagai berikut: Jumlah item
=5
Skor tertinggi
= 5 x 4 = 20
Skor terendah
=5x1=5
Mean teoritis (µ)
=
Standar deviasi (σ)
=
=
= 12,5
= 2,5
91
Berdasarkan ketentuan diatas, maka dapat disajikan gambaran iklim sekolah berdasarkan indikator kepedulian dalam bentuk tabel sebagai berikut: Tabel 4.14 Gambaran Aspek Proses Belajar Berdasarkan Indikator Kepedulian Interval Skor
Kriteria
15 ≤ X 10 ≤ X < 15 X < 10
Tinggi Sedang Rendah
Kepedulian F 63 7 0
% 90 % 10 % 0%
Tabel diatas memberi informasi bahwa iklim sekolah berdasarkan indikator kepedulian lebih cenderung masuk ke kategori tinggi, yang berarti sebagaian besar siswa di SMP Teuku Umar memberikan respon yang sangat positif mengenai sikap peduli yang dilakukan oleh para anggota sekolah. 3.
Gambaran iklim sekolah berdasarkan aspek proses belajar dengan indikator keterbukaan. Gambaran iklim sekolah berdasarkan aspek proses belajar dengan
indikator keterbukaan dapat dijelaskan sebagai berikut: Jumlah item
=4
Skor tertinggi
= 4 x 4 = 16
Skor terendah
=4x1=4
Mean teoritis (µ)
=
Standar deviasi (σ)
=
=
= 10
=2
Berdasarkan ketentuan diatas, maka dapat disajikan gambaran iklim
92
sekolah berdasarkan indikator keterbukaan dalam bentuk tabel sebagai berikut: Tabel 4.15 Gambaran Aspek Proses Belajar Berdasarkan Indikator Keterbukaan Interval Skor 12 ≤ X 8 ≤ X < 12 X<8
Kriteria Tinggi Sedang Rendah
Keterbukaan F 59 11 0
% 84,28% 15,71 % 0%
Tabel diatas memberi informasi bahwa iklim sekolah berdasarkan indikator kepedulian lebih cenderung masuk ke kategori tinggi, yang berarti sebagaian besar siswa di SMP Teuku Umar memberikan respon yang sangat positif mengenai sikap terbuka yang dilakukan oleh anggota sekolah. 4.
Gambaran iklim sekolah berdasarkan aspek proses belajar dengan indikator kebersamaan. Gambaran iklim sekolah berdasarkan aspek proses belajar dengan
indikator kebersamaan dapat dijelaskan sebagai berikut: Jumlah item
=2
Skor tertinggi
=2x4=8
Skor terendah
=2x1=2
Mean teoritis (µ)
=
Standar deviasi (σ)
=
=
=5
=1
Berdasarkan ketentuan diatas, maka dapat disajikan gambaran iklim
93
sekolah berdasarkan indikator kebersamaan dalam bentuk tabel sebagai berikut: Tabel 4.16 Gambaran Aspek Proses Belajar Berdasarkan Indikator Kebersamaan Interval Skor 6≤X 4≤X<6 X<4
Kriteria Tinggi Sedang Rendah
Kebersamaan F 28 42 0
% 40 % 60 % 0%
Tabel diatas memberi informasi bahwa iklim sekolah berdasarkan indikator kepedulian lebih cenderung masuk ke kategori sedang, yang berarti sebagaian besar siswa di SMP Teuku Umar memberikan respon yang cukup positif mengenai sikap kebersamaan yang diterapkan dilingkungan sekolah, dimana para siswa merasa adanya dirinya dihargai satu sama lain. 4.3.3.2.3 Gambaran Iklim Sekolah Berdasarkan Aspek Kondisi sekolah Gambaran kondisi sekolah di SMP Teuku Umar dijelaskan sebagai berikut. Jumlah item
= 19
Skor tertinggi
= 19 x 4 = 76
Skor terendah
= 19 x 1 = 19
Mean teoritis (µ)
=
Standar deviasi (σ)
=
=
= 47,5
= 9,5
Berdasarkan ketentuan diatas, maka dapat disajikan gambaran iklim sekolah berdasarkan aspek kondisi sekolah dalam bentuk tabel sebagai berikut:
94
Tabel 4.17 Gambaran Iklim Sekolah Berdasarkan Aspek Kondisi Sekolah Interval Skor µ + 1σ ≤ X µ - 1σ ≤ X < µ + 1σ X < µ - 1σ
Interval 57 ≤ X 38 ≤ X< 57 X < 38 Jumlah
Kriteria Tinggi Sedang Rendah
Frekuensi 42 28 0 70
Persentasi 60% 40% 0% 100%
Tabel diatas memberi informasi bahwa iklim sekolah berdasarkan aspek kondisi sekolah lebih cenderung masuk ke kategori tinggi, yang berarti sebagaian besar siswa di SMP Teuku Umar memberikan respon yang sangat positif terhadap kondisi yang berada di sekolah tersebut. Sarana dan prasarana yang ada di sekolah di katakan cukup memadai untuk melakukan kegaiatan belajar mengajar, suasana yang ada di sekolah membuat para anggota sekolah menjadi nyaman berada dilingkungan tersebut. 1
Gambaran iklim sekolah berdasarkan aspek kondisi sekolah dengan indikator keamanan. Gambaran iklim sekolah berdasrkan aspek kondisi sekolah dengan
indikator keamanan, dapat dijelaskan sebagai berikut: Jumlah item
=3
Skor tertinggi
= 3 x 4 = 12
Skor terendah
=3x1=3
Mean teoritis (µ)
=
Standar deviasi (σ)
=
=
= 7,5
= 1,5
95
Berdasarkan ketentuan diatas, maka dapat disajikan gambaran iklim sekolah berdasarkan indikator keamanan dalam bentuk tabel sebagai berikut: Tabel 4.18 Gambaran Aspek Kondisi Sekolah Berdasarkan Indikator Keamanan Interval Skor 9≤X 6≤X<9 X<6
Kriteria Tinggi Sedang Rendah
Keamanan F 13 53 4
% 18,57% 75,71 % 5,71%
Tabel diatas memberi informasi bahwa iklim sekolah berdasarkan aspek kondisi sekolah berdasarkan indikator keamanan lebih cenderung masuk ke kategori sedang, yang berarti sebagaian besar siswa di SMP Teuku Umar memberikan respon yang cukup positif mengenai kondisi keamanan yang ada di sekolah tersebut. 2
Gambaran iklim sekolah berdasarkan aspek kondisi sekolah dengan indikator ketertiban. Gambaran iklim sekolah berdasrkan aspek kondisi sekolah dengan
indikator ketertiban, dapat dijelaskan sebagai berikut: Jumlah item
=6
Skor tertinggi
= 6 x 4 = 24
Skor terendah
=6x1=6
Mean teoritis (µ)
=
Standar deviasi (σ)
=
=
= 15
=3
96
Berdasarkan ketentuan diatas, maka dapat disajikan gambaran iklim sekolah berdasarkan indikator ketertiban dalam bentuk tabel sebagai berikut: Tabel 4.19 Gambaran Aspek Kondisi Sekolah Berdasarkan Indikator Ketertiban Interval Ketertiban Kriteria Skor F % 9≤X Tinggi 48 68,57% 6≤X<9 Sedang 22 31,42 % X<6 Rendah 0 0% Tabel diatas memberi informasi bahwa iklim sekolah berdasarkan aspek kondisi sekolah berdasarkan indikator ketertiban lebih cenderung masuk ke kategori tinggi, yang berarti sebagaian besar siswa di SMP Teuku Umar menilai bahwa di sekolah tersebut memiliki ketertiban yang cukup tinggi. 3
Gambaran iklim sekolah berdasarkan aspek kondisi sekolah dengan indikator kebersihan dan kesehatan Gambaran iklim sekolah berdasrkan aspek kondisi sekolah dengan
indikator kebersihan dan kesehatan, dapat dijelaskan sebagai berikut: Jumlah item
=6
Skor tertinggi
= 6 x 4 = 24
Skor terendah
=6x1=6
Mean teoritis (µ)
=
Standar deviasi (σ)
=
=
= 15
=3
Berdasarkan ketentuan diatas, maka dapat disajikan gambaran iklim
97
sekolah berdasarkan indikator kebersihan dan kesehatan dalam bentuk tabel sebagai berikut: Tabel 4.20 Gambaran Aspek Kondisi Sekolah Berdasarkan Indikator Kebersihan dan Kesehatan Interval Skor
Kriteria
18 ≤ X 12 ≤ X < 18 X < 12
Tinggi Sedang Rendah
Kebersihan dan Kesehatan F % 49 70 % 21 30 % 0 0%
Tabel diatas memberi informasi bahwa iklim sekolah berdasarkan aspek kondisi sekolah berdasarkan indikator kebersihan dan kesehatan lebih cenderung masuk ke kategori tinggi, yang berarti sebagaian besar siswa di SMP Teuku Umar memberikan respon yang sangat positif mengenai kebersihan dan kesehatan yang selalu terjaga. 4
Gambaran iklim sekolah berdasarkan aspek kondisi sekolah dengan indikator keindahan Gambaran iklim sekolah berdasrkan aspek kondisi sekolah dengan
indikator keindahan, dapat dijelaskan sebagai berikut: Jumlah item
=4
Skor tertinggi
= 4 x 4 = 16
Skor terendah
=4x1=4
Mean teoritis (µ)
=
Standar deviasi (σ)
=
=
= 10
=2
98
Berdasarkan ketentuan diatas, maka dapat disajikan gambaran iklim sekolah berdasarkan indikator keindahan dalam bentuk tabel sebagai berikut: Tabel 4.21 Gambaran Aspek Kondisi Sekolah Berdasarkan Indikator Keindahan Interval Skor
Kriteria
12 ≤ X 8 ≤ X < 12 X<8
Tinggi Sedang Rendah
Keindahan F 38 31 1
% 54,28% 44,28% 1,42 %
Tabel diatas memberi informasi bahwa iklim sekolah berdasarkan aspek kondisi sekolah berdasarkan indikator kebersihan dan kesehatan lebih cenderung masuk ke kategori tinggi, yang berarti sebagaian besar siswa di SMP Teuku Umar memberikan respon yang sangat positif mengenai keindahan yang dimiliki oleh sekolah tersebut. Penjelasan secara deskriptif mengenai Iklim sekolah di SMP Teuku Umar Semarang di atas dapat disajikan secara ringkas dalam tabel sebagai berikut.
Tabel 4.22 Ringkasan Deskriptif Iklim Sekolah SMP Teuku Umar Semarang
No 1 2 3
Iklim Sekolah Aspek Interaksi Proses belajar Kondisi Sekolah
Kategorisasi Tinggi Sedang Rendah 78,57 % 21,42 % 0% 77,14 % 22,85 % 0% 60% 40% 0%
99
80%
70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0%
Tinggi Sedang Rendah
Aspek interaksi
Proses belajar
kondisi sekolah
Gambar 4.4 Ringkasan Deskriptif Iklim Sekolah
4.4 Metode Analisis Data Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji normalitas data, uji linieritas dan uji regresi sederhana. 4.4.1 Uji Normalitas Data Uji normalitas data dilakukan untuk membuktikan apakah data yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan teknik One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test yang dilakukan dengan SPSS Versi 17.0 for Windows. Hasil uji normalitas adalah sebagai berikut Tabel 4.23 Uji Normalitas Data One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Kedisiplinan Iklim Sekolah Belajar N Normal Parameters Most Extreme
a,,b
70
70
Mean
162.9571
111.3000
Std. Deviation
13.32910
12.75448
.084
.150
Absolute
100
Differences
Positive
.061
.056
Negative
-.084
-.150
Kolmogorov-Smirnov Z
.707
1.259
Asymp. Sig. (2-tailed)
.700
.084
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Untuk mengetahui normal atau tidaknya sebaran, diperoleh jika p > 0,05 maka sebaran dinyatakan normal dan jika p < 0,05 maka dinyatakan tidak normal. Pada uji normalitas terhadap skala iklim sekolah diperoleh koefisien K-SZ sebesar 0,707, dengan nilai signifikansi sebesar 0,700 (p > 0,05 signifikan). Hasil tersebut menunjukkan sebaran data berdistribusi normal. Sedangkan untuk uji normalitas terhadap skala kedisiplinan belajar diperoleh koefisien K-SZ sebesar 1,259 dengan nilai signifikansi sebesar 0,084 (p > 0,05 signifikan). Hasil tersebut menunjukkan sebaran data berdistribusi normal. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kedua skala memiliki sebaran data berdistribusi normal. 4.4.2 Uji Linieritas. Uji linearitas dilakukan untuk menguji apakah pola sebaran variabel X dan Y membentuk garis linear atau tidak. Untuk menguji linearitas tersebut, digunakan SPSS Versi 17.0 for Windows. Untuk mengetahui linear atau tidak sebaran adalah dengan melihat jika p < 0,05 maka sebaran dinyatakan linear, dan jika p > 0,05 maka sebaran dinyatakan tidak linear. Hasil uji linearitas dapat dilihat dalam tabel berikut ini. Tabel 4.24 Uji Linieritas ANOVA Table
101
Kedisiplinan Belajar * Iklim Sekolah Between Groups Deviation (Combined) Linearity from Linearity Sum of Squares
8170.150 3862.247
Df
38
Mean Square
4307.903
Within Groups
Total
3054.550 11224.700
1
37
31
215.004 3862.247
116.430
98.534
F Sig.
2.182
39.197
1.182
.014
.000
.319
69
Berdasarkan tabel di atas, hasil perhitungan diperoleh F sebesar 39,197 dengan p = 0,000. Oleh karena p < 0,05, maka pola hubungan variabel iklim sekolah dengan kedisiplinan belajar siswa SMP Teuku Umar dapat dinyatakan linear. 4.4.3
Uji Hipotesis
4.4.3.1 Analisis Regresi Sederhana Penelitian ini dalam penghitungannya menggunakan program SPSS for windows 17.0. Tehnik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi sederhana, karena digunakan untuk mengetahui bagaimana variabel dependen dapat diprediksi melalui variabel independen (Sugiyono, 2006: 243). Hasil korelasi antara iklim sekolah dengan kedisiplinan belajar adalah sebagai berikut: Tabel 4.25 Analisis Korelasi Iklim Sekolah Dengan Kedisiplinan Belajar Correlations Kedisiplinan Belajar Iklim Sekolah Pearson Correlation Kedisiplinan Belajar
1.000
.587
102
Iklim Sekolah Sig. (1-tailed)
.587
1.000
.
.000
.000
.
Kedisiplinan Belajar
70
70
Iklim Sekolah
70
70
Kedisiplinan Belajar Iklim Sekolah
N
Berdasarkan tabel analisis korelasi di atas, diketahui bahwa koefisien korelasi (r) sebesar 0,587, dengan taraf signifikan p = 0,000. Suatu hasil penelitian dikatakan signifikan apabila taraf signifikan kurang dari 0,01. Pada penelitian ini didapatkan signifikan r hitung kurang dari 0,01. Oleh karena itu, iklim sekolah memiliki hubungan yang positif dengan kedisiplinan belajar dikarenakan pada koefisien korelasi bertanda positif. Artinya, semakin tinggi iklim sekolah maka semakin tinggi pula kedisiplinan belajar dan semakin rendah iklim sekolah maka semakin rendah pula kedisiplinan belajar. Data hasil penelitian tersebut signifikan berarti dapat digeneralisasikan atau dapat mencerminkan kondisi populasi yaitu kedisiplinan belajar siswa SMP Teuku Umar selama menjadi siswa di SMP Teuku Umar. Tabel 4.26 Analisis Koefisien Determinasi Model Summaryb Model 1 R
.587a
R Square
.344
Adjusted R Square
.334
Std. Error of the Estimate
10.40535
103
Change Statistics R Square Change
.344
F Change
35.672
df1
1
df2
68
Sig. F Change
.000
Durbin-Watson
1.921
a. Predictors: (Constant), Iklim Sekolah b. Dependent Variable: Kedisiplinan Belajar Koefisien determinasi disebut juga R square, berarti 34,4% kedisiplinan belajar dapat dipengaruhi oleh iklim sekolah sedangkan sisanya 65,6% (100% 34,4%) dipengaruhi oleh faktor lain. R square memiliki kisaran angka antara 0 sampai 1, semakin besar angka R square maka semakin kuat hubungan kedua variabel.
Tabel 4.27 Uji Anova ANOVAb Sum of Squares
Model 1
Df
Mean Square
Regression
3862.247
1
3862.247
Residual
7362.453
68
108.271
11224.700
69
Total
a. Predictors: (Constant), Iklim Sekolah
F 35.672
Sig. .000a
104
ANOVAb Sum of Squares
Model 1
Df
Mean Square
Regression
3862.247
1
3862.247
Residual
7362.453
68
108.271
11224.700
69
Total
F
Sig.
35.672
.000a
a. Predictors: (Constant), Iklim Sekolah b. Dependent Variable: Kedisiplinan Belajar Besaran F hitung yang didapat dari uji anova yaitu 35,672 dengan taraf signifikansi 0,000. Oleh karena probabilitas (0,000) lebih kecil dari 0,01 maka model regresi dapat dipakai untuk memprediksi kedisiplinan belajar. Hal tersebut memiliki arti bahwa ada pengaruh antara iklim sekolah terhadap kedisiplinan belajar, sehingga hipotesis kerja yang diajukan diterima. Persamaan garis regresi dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.28 Analisis Persamaan Regresi Pengaruh Antara Iklim Sekolah Terhadap Kedisiplinan Belajar Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model
B
1 ( (Constant)
19.832
15.365
.561
.094
Iklim Sekolah
Std. Error
Standardized Coefficients Beta
T .587
Sig.
1.291
.201
5.973
.000
Zeroorder .587
Partial
Y = 19,832 + (0,561)X
Part
.587 .587
a. Dependent Variable: Kedisiplinan Belajar Persamaan garis regresi dapat dilihat pada persamaan di bawah ini: Y = a + bX
Collinearity Statistics
Correlations
Tolerance
VIF
1.000 1.000
105
Keterangan: Y = Kedisiplinan Belajar a = konstanta X = Iklim Sekolah Dari persamaan garis regresi diatas dapat ditarik kesimpulan: 1. Nilai konstanta positif menunjukkan bahwa tanpa ditambahkan variabel konflik iklim sekolah maka kedisiplinan belajar adalah sebesar 19,832 2. Apabila iklim sekolah mengalami peningkatan sebesar 1 satuan, maka kedisiplinan belajar akan mengalami kenaikan sebesar 0,561.
4.5 Pembahasan 4.5.1 Pembahasan Analisis Deskriptif Iklim Sekolah dengan Kedisiplinan Belajar Siswa kelas VII di SMP Teuku Umar Semarang 4.5.1.1 Pembahasan Analisis Deskriptif Iklim Sekolah Iklim sekolah merupakan segala sesuatu yang ada di lingkungan sekolah yang dirasakan dan berpengaruh terhadap perilaku individu yang terlibat di dalam sekolah. Iklim sekolah ditunjukkan dengan tiga aspek, yaitu aspek interaksi yang terdiri dari indikator interaksi peserta didik dengan guru, interaksi peserta didik dengan karyawan, interaksi peserta didik dengan peserta didik lain. Aspek proses belajar yang terdiri dari indikator suasana demokratis, kepedulian, keterbukaan dan kebersamaan. Aspek kondisi sekolah yang terdiri dari indikator keamanan, ketertiban, kebersihan, kesehatan, dan keindahan. Secara umum iklim sekolah di SMP Teuku Umar berada pada kategori tinggi dengan persentase sebesar 81,42 % (57 orang). Sedangkan kategori sedang
106
yaitu sebesar 18,57 % (13 orang). Sesuai dengan indikator yang menyusunnya dan berdasarkan hasil tersebut dapat diartikan bahwa semua anggota sekolah menjalankan perannya masing-masing, serta adanya interaksi antar semua anggota sekolah, guru memiliki komitmen yang tinggi untuk mengajar, adanya keselarasan dan kebersamaan antar anggota sekolah, terciptanya lingkungan belajar yang kondusif, memiliki tujuan yang sama, dan peraturan sekolah tidak bersifat kaku. Hasil yang lebih rinci mengenai iklim sekolah digambarkan dalam tiga aspek dan lebih dijelaskan dalam dua belas indikator perilaku. Aspek yang paling menunjukkan iklim sekolah adalah aspek interaksi dengan semua anggota sekolah. Sebanyak 78,57 % responden menjalin interaksi yang positif dengan para anggota sekolah. Responden serta anggota sekolah lain mampu membangun hubungan yang baik, tidak membeda-bedakan dalam memperlakukan siswa, guru maupun karyawan sekolah yang lain. Perilaku kedua yang ditunjukkan dalam iklim sekolah adalah aspek proses belajar saat berada di sekolah. Berdasarkan hasil data yang diperoleh menunjukkan bahwa sebanyak 77,14% responden memiliki respon yang positif mengenai proses belajar mengajar yang sedang berlangsung di sekolah. Responden mengikuti proses belajar dengan baik, mendengarkan penjelasan dari guru ketika berlangsung jam pelajaran, mampu mengikuti tata tertib yang berlaku selama jam sekolah berlangsung. Perilaku ketiga yang ditunjukkan dalam iklim sekolah adalah aspek kondisi sekolah. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh sebanyak 60 % responden menilai bahwa kondisi sekolah cukup untuk layak digunakan dalam proses belajar
107
mengajar. Sarana dan prasarana yang ada di sekolah dikatakan cukup memadai untuk melakukan kegiatan belajar mengajar, suasana yang ada di sekolah membuat para anggota sekolah menjadi nyaman berada di lingkungan tersebut. Berdasarkan data di atas, maka dapat disimpulkan bahwa aspek interaksi dengan anggota sekolah merupakan perilaku terbanyak yang dilakukan dalam membentuk iklim sekolah yang positif yang dilakukan oleh 78,57 % (55 orang) subjek penelitian dan berada dalam kategori cukup tinggi. Hasil ini tidak sama dengan fenomena yang peneliti angkat. Studi pendahuluan diperkirakan bahwa iklim sekolah yang ada di SMP Teuku Umar berada dalam kategori rendah, namun setelah diadakan penelitian, hasilnya iklim sekolah di SMP Teuku Umar tergolong cukup tinggi, yang berarti ada perbedaan antara hasil penelitian awal dan hasil penelitian akhir. Hal ini dimungkinkan karena studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti kurang menggambarkan keadaan yang sebenarnya. Selain itu, peneliti kurang melihat siswa dan guru-guru yang lain yang memiliki sikap positif terhadap anak didiknya 4.5.1.2 Pembahasan Analisis Deskriptif Kedisiplinan Belajar Kedisiplinan belajar merupakan merupakan kondisi belajar yang tercipta dan terbentuk melalui proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan atau kepatuhan, keteraturan, ketertiban, tanggung jawab, dan kesadaran. Secara umum kedisiplinan belajar pada siswa di SMP Teuku Umar berada
108
pada kategori tinggi dengan persentase sebesar 68,57 % (48 orang). Sedangkan kategori sedang yaitu sebesar 31,43 % (22 orang). Sesuai dengan indikator yang menyusunnya dan berdasarkan hasil tersebut dapat diartikan bahwa siswa yang memiliki disiplin belajar yang baik akan dapat menentukan keberhasilan seseorang dalam mencapai tujuannya, dengan disiplin yang tinggi siswa dapat belajar dengan teratur dan dapat meraih prestasi yang baik dan optimal Hasil yang lebih rinci mengenai kedisiplinan belajar digambarkan dalam empat indikator. Indikator pertama yang ditunjukkan dalam kedisiplinan belajar adalah ketertiban diri saat belajar di sekolah. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh sebanyak 85,71 % (66 orang) responden yang memiliki sikap tertib diri saat belajar di sekolah, agar proses belajar dan mengajar berlangsung dengan kondusif para siswa dan guru saling bekerja sama dalam menjaga ketertiban di kelas. Kelas yang kondusif mempermudah para siswa dan guru saat jam pelajaran berlangsung, siswa menjadi nyaman saat berada di kelas serta siswa mudah menerima pelajaran, dan guru menjadi mudah untuk menyampaikan pelajaran. Indikator kedua yang menunjukkan kedisiplinan belajar adalah rajin dan teratur dalam belajar. Sebanyak 65,71 % (46 orang) responden memiliki sikap rajin dan tertur dalam belajar. Untuk membentuk Sikap rajin dan tertatur ini tidak terjadi begitu saja, tetapi terbentuk dari usaha, latihan dan usaha membiasakan diri. Perilaku ketiga yang ditunjukkan dalam kedisiplinan belajar adalah indikator perhatian di kelas. Berdasarkan hasil data yang diperoleh menunjukkan bahwa sebanyak 62,85% (44 orang) responden memiliki perhatian saat berada di
109
kelas. Responden harus memiliki perhatian yang baik saat berada di kelas ketika sedang berlangsung proses belajar mengajar, perhatian siswa sudah semestinya tertuju pada pelajaran yang sedang berlangsung. Adanya perhatian saat berada di kelas membantu siswa untuk lebih mengerti mengenai pelajaran yang sedang disampaikan oleh guru yang mengajar. Indikator keempat yang ditunjukkan dalam kedisiplinan belajar adalah dapat mengatur waktu belajar. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh sebanyak 58,57 % (41 orang) responden yang dapat mengatur waktu belajar, responden yang dapat mengatur waktu belajar dengan baik akan mempermudah untuk menentukan waktu yang digunakan untuk belajar dan waktu yang digunakan untuk hal-hal lainnya. Siswa yang dapat mengatur waktu belajar yang baik tidak menyia-nyiakan waktu untuk hal yang tidak bermanfaat. Berdasarkan data di atas, maka dapat disimpulkan bahwa ketertiban diri saat belajar di sekolah merupakan perilaku terbanyak dalam membentuk kedisiplinan belajar yang dilakukan oleh 85,71 % (66 orang) subjek penelitian dan berada dalam kategori cukup tinggi. Hasil ini tidak sama dengan fenomena yang peneliti angkat. Studi pendahuluan diperkirakan bahwa kedisiplinan belajar yang ada di SMP Teuku Umar berada dalam kategori rendah, namun setelah diadakan penelitian, hasilnya kedisiplinan belajar yang dimiliki oleh siswa kelas VII di SMP Teuku Umar tergolong cukup tinggi. Hal ini dimungkinkan karena studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti kurang menggambarkan keadaan yang sebenarnya, peneliti hanya melihat beberapa siswa yang sering melakukan pelanggaran dan kurang
110
bersikap kooperatif ketika sedang berlangsung proses belajar mengajar. Selain itu, data yang diambil sebagai patokan adalah data bebrapa bulan yang lalu sedangkan subjek telah mengalami perubahan selama beradaptasi dengan sekolah. 4.5.2 Pembahasan Analisis Inferensial Iklim Sekolah dengan Kedisiplinan Belajar Siswa Kelas VII di SMP Teuku Umar Semarang Data penelitian diolah dengan menggunakan SPSS for windows 17.0. Hasil penelitian ini yaitu nilai koefesien korelasi (r) = 0,587 dan taraf signifikansi p = 0,000. Koefisien korelasi dan taraf signifikansi tersebut menunjukkan bahwa ada pengaruh antara iklim sekolah terhadap kedisiplinan belajar, arah pengaruhnya yaitu positif dikarenakan koefisien korelasi (r) memiliki angka positif. Taraf signifikansi p 0,00 yang kurang dari 0,01 maka hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara iklim sekolah dengan kedisiplinan belajar. Berdasarkan hasil tersebut, semakin tinggi iklim sekolah maka semakin tinggi pula kedisiplinan belajar siswa kelas VII di SMP Teuku Umar, begitu juga sebaliknya. Hasil tersebut menunjukkan bahwa korelasi antara kedua variabel tersebut termasuk dalam agak rendah (sedang). Hal ini ditunjukkan dalam tabel interpretasi terhadap koefisien korelasi sebagai berikut (Arikunto, 2006: 276)
Tabel 4. 29 Interpretasi Terhadap Koefisien Korelasi (r)
111
No 1.
Interval Koefisien 0,800 – 1,00
Tingkat Hubungan Tinggi
2.
0,600 – 0,800
Cukup
3.
0,400 – 0,600
Agak rendah
4.
0,200 – 0,400
Rendah
5.
0,000 – 0,200
Sangat rendah
Hipotesis dalam penelitian ini menyatakan bahwa “ada pengaruh positif antara iklim sekolah terhadap kedisiplinan belajar siswa kelas VII di SMP teuku Umar Semarang”. Koefisien determinasi (R square) sebesar 34,4 %. Artinya, iklim sekolah memiliki pengaruh sebesar 34,4% terhadap tinggi rendahnya kedisiplinan belajar. Selebihnya 65,6% (100% - 34,4%) dipengaruhi oleh faktor lain. Menurut Slameto (2010: 54) faktor lain tersebut yaitu kondisi jasmaniah, biologis (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, kesiapan), kelelahan, faktor keluarga, faktor masyarakat (teman bergaul). Salah satu faktor eksternal dalam pembentukkan kedisiplinan siswa adalah iklim sekolah. Aspek-aspek yang mempengaruhi iklim sekolah yang pertama adalah aspek interaksi, apabila terjadi interaksi antara tenaga kependidikan dan siswa, terlebih lagi antara guru dan siswa. Artinya, di dalam pendidikan, komunikasi antara komunikator dan komunikan di dalamnya terjadi umpan balik antara guru dan murid. Interaksi semacam ini disebut interaksi edukatif, yaitu interaksi yang berlangsung dalam ikatan tujuan pendidikan. "Disiplin diri sendiri hanya akan tumbuh dalam suatu suasana ketika antara guru dan para peserta didik terjalin sikap persahabatan yang berakar pada dasar saling hormat menghormati
112
dan saling percaya"(Minarti, 2011: 195). Aspek yang kedua adalah proses belajar yaitu kepala sekolah, guru dan siswa bersama-sama saling menumbuhkan dan mendorong semangat dalam proses belajar mengajar sehingga dapat menciptakan iklim yang kondusif untuk meningkatkan kedisiplinan belajar siswa. Iklim sekolah yang kondusif system belajarnya bersifat kooperatif, menghomati dan saling percaya. Aspek yang ketiga adalah kondisi sekolah. Kondisi sekolah yang meliputi sarana dan prasarana sekolah yang memadai dan layak digunakan dalam proses belajar mengajar. Suasana seperti itulah yang membuat para anggota sekolah menjadi nyaman berada dilingkungan tersebut. Untuk itu dibutuhkan iklim sekolah yang kondusif untuk menunjang kedisiplinan belajar, yaitu tentang bagaimana individu-individu dan kelompok memahami pekerjaan dan peran mereka dalam organisasi sekolah. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Listiyani (2005) yang berjudul Pengaruh Kedisiplinan Siswa dan Iklim Sekolah terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas II SMK Negeri 5 Semarang yang menemukan bahwa berdasarkan uji pengaruh antara kedisiplinan dan iklim sekolah terhadap prestasi belajar siswa menunjukan adanya pengaruh yang signifikan. Dengan demikian semakin tinggi kedisiplinan siswa dan semakin baik iklim sekolah maka akan semakin baik pula prestasi belajar siswa dan sebaliknya semakin rendah kedisiplinan siswa dan iklim sekolah maka akan semakin jelek pula prestasi belajar siswa. Menurut Ormord (2002: 213) penelitian selalu menunjukkan bahwa
113
kualitas hubungan guru dan siswa adalah salah satu faktor terpenting yang mempengaruhi kesehatan emosi, motivasi dan pembelajaran siswa selama di sekolah. Ketika siswa memiliki hubungan yang positif dan suportif dengan guru, mereka memiliki self efficacy yang tinggi dan motivasi intrinsik yang lebih besar untuk belajar. Mereka juga terlibat dalam pembelajaran, self regulated, cenderung kurang nakal, dan berprestasi ditingkat yang lebih tinggi. Pengaruh antara iklim sekolah terhadap kedisiplinan belajar juga ditunjukkan oleh hasil penelitian Thorson (dalam Sutisno, 2013: 64), dari diskusi peserta didik tentang disiplin sekolah di Amerika menemukan bahwa para peserta didik sepakat terhadap konsekuensi dari suatu hukuman yang adil yang dilaksanakan secara kontinyu membuat para peserta didik terlibat aktif dalam membangun sekolah yang akan membantu mereka belajar perilaku-perilaku positif dan meningkatkan kepedulian mereka pada lingkungan. Penelitian Fyan dan Maehr (dalam Sutisno, 2013: 64), menunjukkan bahwa iklim sekolah yang sehat akan menumbuhkan budaya akademis peserta didik. Dari kedua penelitian ini diartikan adanya pengaruh iklim sekolah terhadap peserta didik dalam membantu mereka belajar perilaku-perilaku positif dan menumbuhkan budaya akademis salah satunya menunjang mereka dalam membentuk kedisiplinan belajar. Proses kegiatan belajar mengajar yang menjadi intinya adalah siswa, sedangkan guru melakukan kegiatan pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa seoptimal mungkin, sehingga siswa tersebut mampu mengubah tingkah lakunya menjadi lebih baik dan siswa betul-betul berperan dan berpartisipasi
114
aktif dalam melakukan kegiatan belajar. Guru yang dapat berinteraksi dengan siswa secara akrab, dapat menyebabkan proses belajar mengajar menjadi lebih baik dan lancar. Siswa yang merasa dekat dengan guru, maka akan berpartisipasi secara aktif dalam belajar. Partisipasi siswa dalam pelaksanaan pembelajaran berperan sangat penting, karena dari sinilah guru dapat memberikan perhatian yang berbeda kepada mereka yang kurang berpartisipasi (Sudarmo, 2007: 168). Iklim sekolah yang kuat antara lain ditunjukkan oleh kondisi kehidupan beragama, keteladanan, suasana demokratis, kebersihan, keamanan, keindahan dan ketertiban yang berkembang di sekolah (Sutisno, 2013: 5). Siswa SMP secara umum belum cukup mampu untuk mengatur dirinya tanpa ada stimulus dari luar, guru dan segenap pihak sekolah yang bertanggung jawab atas keberhasilan belajar siswa memiliki peran penting dalam menciptakan iklim sekolah yang kondusif, dimana berawal dari iklim yang kondusif kedisiplinan siswa dalam belajar akan terus tumbuh. Iklim sekolah di SMP Teuku Umar Semarang berada dalam kategori cukup tinggi dan kedisiplinan belajar siswa juga dalam kategori cukup tinggi. Hasil ini tidak sama dengan fenomena yang peneliti angkat. Studi pendahuluan diperkirakan bahwa kedisiplinan belajar para siswa kelas VII berada dalam kategori rendah, namun setelah diadakan penelitian, hasilnya kedisiplinan belajar pada siswa kelas VII tergolong tinggi. Hal ini dimungkinkan karena studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti kurang menggambarkan keadaan yang sebenarnya. Selain itu, data penelitian dengan data studi pendahuluan memiliki rentang waktu yang cukup lama, hal ini menunjukkan bahwa siswa berusaha
115
melakukan perubahan usaha yang nyata dalam memperoleh nilai atau hasil yang diinginkan yang bernilai atau berguna untuk kemajuan/keberhasilan.
4.6
Keterbatasan Penelitian Penelitian ini memiliki keterbatasan yang disebabkan antara lain sebagai
berikut: a.
Studi pendahuluan hanya dilakukan dengan cara observasi dan pengamatan sehingga hasilnya kurang menggambarkan keadaan yang sebenarnya. Hal ini mengakibatkan adanya perbedaan pada data hasil penelitian awal dan penelitian akhir. Maka peneliti perlu melakukan studi pendahuluan secara lebih mendalam.
b.
Penelitian dilakukan pada saat sekolah sedang mengadakan acara pertemuan orang tua murid sehingga kondisi kurang kondusif, dimungkinkan responden mengerjakan dengan tidak sungguh-sungguh dan asal selesai. Hal ini dapat menyebabkan jawaban yang diberikan tidak sesuai dengan keadaan responden yang sebenarnya sehingga mempengaruhi hasil penelitian.
116
BAB 5 PENUTUP
5.1 Simpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan, antara lain: 1. Ada pengaruh positif antara positif iklim sekolah terhadap kedisiplinan belajar siswa kelas VII di SMP teuku Umar Semarang”. Hasil penelitian ini yaitu nilai koefesien korelasi (r) = 0,587 dan taraf signifikansi p = 0,000. Koefisien determinasi (R square) sebesar 34,4 %. Artinya, iklim sekolah memiliki pengaruh sebesar 34,4% terhadap tinggi rendahnya kedisiplinan belajar. Selebihnya 65,6% (100% - 34,4%) dipengaruhi oleh faktor lain. Faktor lain tersebut yaitu kondisi jasmaniah, biologis (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, kesiapan), kelelahan, faktor keluarga, faktor masyarakat (teman bergaul). 2. Berdasarkan hasil analisis dinyatakan bahwa iklim sekolah pada SMP Teuku Umar
berada dalam kategori tinggi, dilihat dari aspek yang
memiliki kategori tinggi yaitu aspek interaksi dengan semua anggota sekolah. Sebanyak 78,57 % responden menjalin interaksi yang positif dengan para anggota sekolah. Responden serta anggota sekolah lain mampu membangun hubungan yang baik, tidak membeda-bedakan dalam memperlakukan siswa, guru maupun karyawan sekolah yang lain. Sedangkan pada variabel kedisiplinan belajar, indikator yang paling 116
117
menunjukkan sikap siswa yang memiliki kedisiplinan yang tinggi adalah indikator ketertiban diri saat belajar di sekolah. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh sebanyak 85,71 % (66 orang) responden yang memiliki sikap tertib diri saat belajar di sekolah, agar proses belajar dan mengajar berlangsung dengan kondusif para siswa dan guru saling bekerja sama dalam menjaga ketertiban di kelas. Kelas yang kondusif mempermudah para siswa dan guru saat jam pelajaran berlangsung, siswa menjadi nyaman saat berada di kelas serta siswa mudah menerima pelajaran, dan guru menjadi mudah untuk menyampaikan pelajaran.
5.2 Saran Berdasarkan pembahasan hasil penelitian, analisis data, dan kesimpulan, maka peneliti mengajukan saran-saran, sebagai berikut: 1. Bagi Guru dan Sekolah Guru disarankan tetap menjaga hubungan baik dengan siswa, mengoptimalkan sumber daya dalam proses belajar mengajar dan memperkaya sarana dan prasarana yang menunjang dalam proses belajar. Selain itu, guru dan sekolah juga dapat merancang kegiatan untuk lebih menjaga hubungan baik antara guru dan siswa. Hal-hal tersebut dimaksudkan sebagai langkah berkelanjutan untuk meningkatkan iklim sekolah dan kedisiplinan belajar siswa agar dapat meraih keberhasilan dengan usaha-usaha yang lebih baik.
118
2. Bagi Peneliti Selanjutnya Bagi
peneliti
selanjutnya
yang
akan
meneliti
maupun
mengembangkan penelitian serupa mengenai iklim sekolah dengan kedisiplinan belajar, disarankan agar peneliti selanjutnya melakukan studi pendahuluan secara lebih mendalam.
119
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Eds VI). Jakarta: Rineka Cipta Agus, Sasmito. 2012. Pengaruh Disiplin Belajar dan Lingkungan terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Kompetensi Dasar Menafsirkan Persamaan Akuntasi pada Siswa Kelas XI IPS SMA Mardisiswa Semarang Tahun Pelajaran 2011/2012. Jurnal. Vol 1 No. 1. Halaman 1-7. UNNES Azwar, Saifuddin. 2011. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar ______________. 2010. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. ______________. 2010. Penyusunan Skla Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Djamarah, Syaiful. 2008. Rahasia Sukses Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Hadiyanto. 2004. Mencari Sosok Desentralisasi Manajemen Pendidikan di Indonesia. Jakarta: PT. Asdi Mahasarya Hartanti, Sri. 2012 Pendekatan Kognitif untuk Menurunkan Kecenderungan Perilaku Deliquensi pada Remaja. Jurnal. Vol. IX. No. 2. Halaman 123146. Padang Hamalik, Oemar. 2010. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensido Hoy, and Miskel. 1987. Educational Administration. Theory, Research, and Practice. Amerika: Random House Hulock, Elizabeth. 1994. Perkembangan Anak Jilid 2. Erlangga Jerome, Freiberg. 1999. School Climate Measuring, Improving, and Sustaining Healthy Learning Environments. London. Jia, Yueming. 2009. The Influence of Student Perceptions of School Climate on Socioemotional and Academic Adjustment: A Comparison of Chinese and American Adolescents. Jurnal. Volume 80, No. 5, Pages 1514–1530 Khasanah, Umi. 2012. Pengaruh Persepsi Siswa tentang Metode Mengajar Guru dan Disiplin Belajar terhadap Prestasi Belajar Akuntasi Siswa Kelas X Program Keahlian Akuntasi SMKN 1 Pengasih Tahun Ajaran 2011/2012 dengan Motivasi Belajar Sebagai Pemoderasi. Jurnal. Vol. X No. 2. UNY Minarti, Sri. 2011. Manajemen Sekolah. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media 119
120
Listyani, Puri. 2005. Pengaruh Disiplin Belajar Dan Iklim Sekolah Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas II Smk Negeri 5 Semarang, Skripsi. Semarang: UNNES Lacopa, Arga dan Ismani. 2012. Pengaruh Kedisiplinan Siswa Dan Persepsi Siswa Tentang Kualitas Mengajar Guru Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI Ips Man Yogyakarta II Tahun Ajaran 2011/2012. Jurnal. Vol. X No. 2. Halaman 22-42. UNY Ormrod, Jeanne. 2009. Psikologi Pendidikan Membantu Siswa Tumbuh dan Berkembang. Jakarta: Erlangga Redan, Basilius. 2012. Hubungan Ketrampilan Managerial Kepala Sekolah, Iklim Sekolah, dan Moral Kerja Guru dengan Kinerja Guru SMA Negeri di Kota Merauke. Jurnal. Vol. 10. No. 3. Universitas Musamus Merauke Sudarmo, Ketut dan Sakdiah, Eva. M. 2007. pengaruh motivasi, disiplin, dan partisipasi siswa dalam pembelajaran terhadap prestasi belajar akuntansi. Jurnal Pendidikan Ekonomi. Vol. 2 No. 2. Halaman 145-183. UNNES Sugiono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta Sutisno, Rawita. 2013. Mengelola Sekolah Efektif (Perspektif Managerial dan Iklim Sekolah). Yogyakarta: Laks Bang Preesindo. Tri Minarti, Partono. 2006. Pengaruh Disiplin dan Lingkungan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Ekonomi. Jurnal, Vol. 1 No. 2. UNNES Tulus, Tu’u. 2004. Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta: Grasindo Usman, Irvan. 2013. Kepribadian, Komunikasi, Kelompok Teman Sebaya, Iklim Sekolah dan Perilaku Bullying. Jurnal. Vol. X. No. 1. Universitas Negeri Gorontalo Werdiningsih, Indriati. 2007. Hubungan Sikap terhadap Sekolah dengan Kedisiplinan pada Siswa Kelas XI SMA Teuku Umar Semarang, Skripsi. Semarang: UNNES
33
Siswa
SMP
Tidak
Mengikuti
UAN.
2013.
Lampost.Co.
121
http://lampost.co/berita/33-siswa-smp-tak-ikuti-un (diunduh tanggal 13 09 2013)
122
123
LAMPIRAN 1 (INSTRUMEN PENELITIAN)
124
No:
SKALA PSIKOLOGI
JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2013
125
Dengan hormat, Dalam rangka memenuhi persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan sarjana di Jurusan Psikologi FIP UNNES, saya membutuhkan sejumlah data yang hanya akan dapat saya peroleh dengan adanya kerja sama dari anda dalam mengisi skala ini. Skala ini terdiri dari dua bagian yaitu skala I dan skala II. Cara menjawabnya akan dijelaskan pada petunjuk pengisian. Untuk itu saya mengharapkan agar anda memperhatikan petunjuk pengisian dengan baik. Bila telah selesai dikerjakan, periksalah kembali jawaban anda agar tidak ada pernyataan yang terlewati untuk dijawab. Dalam mengisi skala ini, tidak ada jawaban yang benar dan salah, karena setiap orang akan memiliki jawaban yang berbeda. Saya mengharapkan jawaban yang paling sesuai dengan diri anda. Dengan demikian sudilah kiranya anda memberikan jawaban sendiri, jujur, dan tanpa mendiskusikannya dengan orang lain Kesediaan anda untuk mengisi skala ini merupakan bantuan yang amat besar bagi keberhasilan penelitian ini. Untuk itu saya mengucapkan banyak terima kasih.
Hormat Saya,
(Ornela Hapsari)
126
IDENTITAS DIRI
Silahkan anda mengisi identitas diri anda terlebih dahulu: Nama/ Inisial
:…..……………………………
Jenis kelamin
:..………………………………
Kelas
: ..………………………………
127
PETUNJUK PENGISIAN SKALA I
Pada skala I ini terdapat 68 pernyataan.Bacalah dan pahami baik-baik setiap pernyataan. Anda diminta untuk memilih salah satu alternatif jawaban yang tersedia di kanan dari setiap pernyataan berdasarkan pada kondisi anda yang sebenarnya. Berilah tanda ( ) pada salah satu alternatif jawaban. Berikut pilihan jawaban yang tersedia: SL : Selalu SR : Sering KD : Kadang-Kadang TP : Tidak Pernah Contoh Pengisian Skala: No Pernyataan SL SR KD TP 1 Sekolah saya terjaga kebersihannya Apabila anda ingin mengganti jawaban yang telah anda berikan sebelumnya, maka berilah tanda (=) pada tanda ( ) dan berikan tanda ( ) pada alternatif jawaban yang menurut anda sesuai. Contoh Koreksi Jawaban No Pernyataan 1 Sekolah saya kebersihannya
SL terjaga
SR
KD
TP
128
No Pernyataan 1 Saya menjaga hubungan yang baik dengan guru-guru di sekolah saya 2 Saya meminta bantuan teman bila menemukan kesulitan dalam mengerjakan tugas dari guru 3 Saya menghargai karyawan sekolah meskipun mereka tidak mengajar saya 4 Saya berani menyampaikan pendapat mengenai cara menagajar yang dipakai oleh guru 5 Hubungan saya dengan guru kurang harmonis 6 Saya hanya berdiam diri ketika tidak bisa mengerjakan tugas dari guru 7 Para siswa membuang sampah pada tempatnya 8 Bagi saya ada atau tidaknya karyawan di sekolah tidak masalah bagi saya
SL
SR
KD
TP
129
No Pernyataan 9 Saya menaati tata tertib sekolah demi kebaikan saya sendiri dan ketertiban lingkungan 10 Para guru mendorong siswa untuk lebih aktif dalam kegiatan belajar di kelas 11 Guru memberikan perhatian untuk siswa yang memiliki keterbatasan dalam belajar 12 Saya bekerjasama dengan teman bila menemukan kesulitan dalam mengerjakan tugas dari guru 13
14
15 16
Saya mengajak bercanda karyawan sekolah ketika bertemu Dalam membuat peraturan kelas, wali kelas melibatkan persetujuan dari para siswa Siswa dan guru di sekolah ini saling bersikap tidak peduli Saya lebih suka belajar sendiri daripada belajar kelompok
SL
SR
KD
TP
130
No Pernyataan 17 Guru saya tidak suka dikritik mengenai cara mengajarnya 18 Saya tidak pernah menyapa petugas yang bekerja di sekolah 19 Tata tertib di sekolah saya memiliki sanksi yang tegas 20 Guru menggunakan metode pengajaran yang mudah dipahami oleh siswa 21 Guru di sekolah saya berusaha untuk membangun kedekatan dengan para siswa 22 Saya berusaha membangun kedekatan dengan semua siswa di sekolah ini 23 Saya menyapa petugas sekolah ketika bertemu 24 Guru membuat kesepakatan dengan siswa dalam menentukan bentuk soal yang akan diujikan 25 Guru hanya bisa menyalahkan ketika siswa melakukan kesalahan tanpa mau mendengarkan penjelasan dari siswa
SL
SR
KD
TP
131
No Pernyataan 26 Bagi saya tugas kelompok hanya akan menunda penyelesaian tugas 27 Wali kelas membuat peraturan kelas secara sepihak 28 Guru menganggap bodoh siswa yang tidak dapat mengikuti pelajaran dengan baik 29 Tata tertib di sekolah saya berlaku untuk semua anggota sekolah 30 Guru tidak memberikan kesempatan siswa untuk bertanya mengenai materi yang disampaikan 31 Suasana di sekolah saya membuat guru akrab dengan para siswa 32 Saya tidak memilih-milih dalam berteman 33 Guru berusaha memahami karakteristik siswa untuk mendukung proses belajar mengajar 34 Kantin di sekolah saya terjaga kebersihannya 35 Guru tidak berusaha mendekatkan diri dengan para siswa
SL
SR
KD
TP
132
No Pernyataan 36 Saya hanya berteman dengan orang-orang yang berprestasi di sekolah 37 Saya tidak menjalankan piket kelas secara rutin 38 Guru tidak mengulang penjelasan mengenai materi pelajaran yang tidak saya mengerti 39 Kantin di sekolah saya terlihat sangat kotor 40 Guru hanya fokus kepada materi yang disampaikan tanpa memperhatikan siswa 41 Guru tidak membeda-bedakan dalam memberi perlakuan untuk siswa 42 Saya memberikan perhatian kepada teman yang memiliki masalah 43 Ketika ada materi yang tidak saya mengerti, guru bersedia menerangkan dengan lebih detail 44 Para siswa lebih suka mengobrol di kelas daripada mendengarkan guru yang sedang mengajar 45 Guru hanya memberi perhatian untuk siswa yang dianggap pintar
SL
SR
KD
TP
133
No Pernyataan 46 Saya tidak peduli ketika teman saya menghadapi suatu permsalahan 47 Saya pernah melanggar peraturan di sekolah 48 Saya kehilangan barang-barang berharga ketika saya sedang berada di luar kelas 49 Mushola di sekolah saya hanya dibersihkan ketika akan dipakai untuk shalat berjamaah 50 Setiap hari kami melakukan tugas piket tanpa disuruh oleh guru 51 Kepala sekolah menjadi mediator yang baik ketika ada masalah antara guru dengan siswa 52 Para siswa menciptakan suasana kondusif untuk mendukung proses belajar mengajar 53 Guru memberikan semangat kepada siswa untuk giat belajar 54 Semua kegiatan belajar hanya diserahkan kepada guru 55 Saya tidak pernah kehilangan barang-barang berharga ketika saya berada di sekolah
SL
SR
KD
TP
134
No Pernyataan 56 Ada atau tidaknya tata tertib tidak akan merubah perilaku saya 57 Setiap kelas, perlengkapan belajar mengajar selalu tertata rapi 58 Di sekolah saya pernah terjadi perkelahian antar siswa 59 Para siswa membuang sampah disembarang tempat 60 Banyak coretan di meja, kursi dan dinding sekolah saya 61 Guru, karyawan dan kepala sekolah saling membantu dalam kegiatan belajar mengajar 62 Bagi saya tata tertib di sekolah membatasi kreativitas saya 63 Mushola di sekolah saya terjaga kebersihannya 64 Taman di sekolah saya tidak terurus dengan baik 65 Di sekolah saya tidak pernah ada perkelahian antar siswa 66 Meja, kursi dan dinding di sekolah saya bebas dari coretan 67 Taman di sekolah saya terlihat rapi 68 Peralatan belajar mengajar tidak ada pada tempatnya
SL
SR
KD
TP
Ψ-Ψ-Ψ-SILAHKAN LANJUT KE SKALA II-Ψ-Ψ-Ψ
135
PETUNJUK PENGISIAN SKALA II
Pada skala II ini terdapat 44 pernyataan. Bacalah dan pahami baik-baik setiap pernyataan.Anda diminta untuk memilih salah satu alternatif jawaban yang tersedia dikanan dari setiap pernyataan berdasarkan pada kondisi anda yang sebenarnya.Berilah tanda ( ) pada salah satu alternatif jawaban. Berikut pilihan jawaban yang tersedia: SL : Selalu SR : Sering KD : Kadang-kadang TP : Tidak Pernah Contoh Pengisian Skala: No Pernyataan SL SR KD TP 1 Saya datang ke sekolah sebelum bel berbunyi Apabila anda ingin mengganti jawaban yang telah anda berikan sebelumnya, maka berilah tanda (=) pada tanda ( ) dan berikan tanda ( ) pada alternatif jawaban yang menurut anda sesuai. Contoh Koreksi Jawaban No Pernyataan 1 Saya datang ke sekolah sebelum bel berbunyi
SL
SR
KD
TP
136
No Pernyataan 1 Saya lebih suka belajar daripada bermain 2 Saya mengerjakan tugas terlebih dahulu sebelum bermain/menonton TV 3 Saya memperhatikan apa yang diterangkan oleh guru 4 Hari libur bagi saya adalah hari bebas bermain 5 Saya sibuk dengan kegiatan di luar sekolah sehingga saya malas belajar 6 Setiap hari saya sudah berada di sekolah sebelum bel berbunyi 7 Saya giat belajar agar mendapatkan peringkat di kelas 8 Saya mendapatkan poin karena terlambat masuk sekolah 9 Saya berbuat gaduh di dalam kelas 10 Saya tidak peduli terhadap peringkat kelas yang saya dapatkan 11 Saya suka mencatat penjelasan dari guru 12 Saya mengatur waktu untuk kegiatan lain agar tidak mengganggu jam belajar saya 13 Saya fokus dalam mengerjakan tugas di kelas 14 Saya lebih suka meminjam catatan teman daripada harus mencatat sendiri
SL
SR
KD
TP
137
No Pernyataan 15 Saya sulit menolak ajakan teman untuk pergi bermain 16 Saya memakai baju seragam sesuai dengan peraturan sekolah 17 Saya tidak suka membolos sekolah 18 Saya memakai baju seragam sesuai dengan trens yang sedang berlaku 19 Saya sulit untuk berkonsentrasi di dalam kelas 20 Saya hanya belajar sesuka hati saya 21 Sebelum berangkat sekolah saya mempelajari materi yang akan diterangkan oleh guru 22 Saya menolak ajakan teman saya untuk pergi bermain karena belajar untuk ujian esok hari 23 Saya memperhatikan pelajaran meskipun saya kurang menyukai pelajaran tersebut 24 Saya membolos sekolah ketika ada mata pelajaran yang tidak saya sukai 25 Saya hanya belajar seminggu 2 kali 26 Saya tidak pernah meninggalkan jam pelajaran tanpa seijin guru 27 Saya tidak suka menundanunda untuk mengerjakan tugas sekolah
SL
SR
KD
TP
138
No Pernyataan SL 28 Saya meninggalkan jam pelajaran hanya untuk pergi ke kantin 29 Saya malas untuk mendengarkan penjelasan dari guru 30 Saya terlambat mengumpulkan tugas 31 Saya belajar tanpa adanya perintah dari orangtua 32 Saya membuat jadwal belajar setiap hari 33 Saya aktif mengikuti setiap pelajaran yang diajarkan 34 Saya mengerjakan PR di sekolah 35 Saya menunda jam belajar hanya untuk melihat acara telivisi favorit saya 36 Saya menaati tata tertib di sekolah demi terciptanya kedisiplinan 37 Saya menitipkan HP kepada guru selama jam sekolah 38 Saya pernah melanggar tata tertib di sekolah 39 Saya tidak menyukai salah satu guru sehingga saya tidak peduli dengan pelajarannya
SR
KD
TP
139
No Pernyataan 40 Saya belajar karena ingin mendapatkan hadiah dari orang tua saya 41 Saya mempersiapkan alat tulis dan buku pelajaran sebelum berangkat sekolah 42 Ketika guru menerangkan pelajaran, saya hanya sibuk bermain HP 43 Saya lupa untuk membawa alat tulis dan buku pelajaran 44 Meskipun hari libur, saya tetap mengerjakan PR dari guru
SL
SR
KD
Ψ-Ψ-Ψ-TERIMA KASIH-Ψ-Ψ-Ψ
TP
140
LAMPIRAN 2 (Tabulasi Data Skor Awal)
141 Skala Iklim Sekolah Kode NO resp 1 3 1 R-1 4 2 R-2 2 3 R-3 4 4 R-4 3 5 R-5 3 6 R-6 3 7 R-7 2 8 R-8 2 9 R-9 2 10 R - 10 4 11 R - 11 3 12 R - 12 3 13 R - 13 2 14 R - 14 2 15 R - 15 2 16 R - 16 4 17 R - 17 4 18 R - 18 4 19 R - 19 4 20 R - 20 4 21 R - 21 3 22 R - 22 4 23 R - 23 4 24 R – 24 4 25 R – 25
2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 4 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 4 3 2
3 2 4 2 3 2 2 3 3 2 3 2 2 3 2 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4
4 2 4 2 1 1 2 3 1 2 2 2 2 1 1 3 3 1 2 3 4 2 2 2 4 3
5 3 2 3 1 2 1 4 3 4 2 2 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3
6 3 3 3 1 3 3 4 3 4 2 2 1 3 2 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3
7 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 2 2 3 2 4 3 4 2 4 4 3 3 2 3 1
8 1 4 1 2 2 3 3 1 1 1 1 3 2 2 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
9 3 3 2 3 3 3 3 4 4 3 3 2 3 2 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4
10 4 4 2 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 2 3 4 3 4
11 2 4 2 1 2 2 3 4 2 4 4 2 3 3 4 4 3 1 4 3 3 3 4 4 4
12 4 4 3 4 3 3 2 3 3 4 4 2 2 2 3 2 4 3 4 2 3 1 4 3 4
13 1 2 3 2 1 1 1 1 1 3 2 1 1 1 2 2 3 1 1 1 1 1 2 2 2
ITEM 14 15 3 4 4 4 2 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 1 4 4 2 4 2 2 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 4
16 3 2 3 4 1 1 3 4 4 4 2 1 3 1 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3
17 3 2 4 1 2 2 3 1 1 2 2 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3
18 2 3 3 4 3 3 3 3 3 2 4 3 3 2 3 4 4 3 1 4 3 2 3 4 2
19 1 4 3 4 2 2 4 4 2 4 3 4 3 1 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4
20 4 4 2 3 3 3 4 3 4 3 4 2 3 4 3 4 4 4 4 4 2 4 3 3 4
21 2 4 3 2 4 4 3 4 3 3 3 2 3 2 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3
22 4 4 2 4 3 2 2 3 2 1 3 2 2 2 3 4 3 4 4 3 3 4 4 2 4
23 2 4 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1 2 2 3 3 4 1 2 2 2 4 2 2 2
24 2 3 2 2 3 2 3 3 1 4 4 3 2 2 1 1 3 1 4 1 3 3 3 3 3
25 1 3 2 1 1 1 3 1 1 2 2 2 3 1 2 3 3 4 1 3 2 2 3 4 2
26 3 1 4 2 4 4 3 4 4 4 2 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4
27 1 2 2 1 3 3 3 3 3 3 3 1 1 1 2 2 4 4 4 4 4 2 4 4 3
28 4 2 3 1 4 4 3 3 2 3 3 3 4 4 3 1 4 4 4 3 3 3 4 4 3
142 ITEM NO
Kode resp
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
R–1 R–2 R–3 R–4 R–5 R–6 R–7 R–8 R–9 R – 10 R – 11 R – 12 R – 13 R – 14 R – 15 R – 16 R – 17 R – 18 R – 19 R – 20 R – 21 R – 22 R – 23 R – 24 R – 25
29 2 4 4 4 4 4 2 4 2 4 3 2 4 2 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4
30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 1 1 3 4 2 4 4 4 4 4 1 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 3 1 2 3 2 2 4 4 3 3 3 3 2 3 2 2 4 3 2 2 2 4 1 1 1 4 2 1 1 1 1 4 1 1 1 4 1 1 4 4 4 2 4 4 3 3 4 2 1 4 4 3 4 3 2 1 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 2 2 2 4 2 2 3 3 4 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 1 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 2 4 2 3 3 3 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 3 2 2 2 3 3 2 1 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 2 4 2 3 3 2 3 4 4 3 4 3 1 2 3 4 2 4 4 4 3 3 3 2 4 1 2 3 2 2 3 2 3 2 1 2 3 4 3 2 2 3 4 4 4 3 2 4 4 4 3 2 3 4 3 3 2 3 3 3 1 1 3 2 4 3 2 3 2 1 2 2 4 3 3 1 2 3 1 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 2 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 3 4 2 4 3 2 4 4 4 4 3 4 4 3 3 2 3 3 3 3 3 4 2 3 3 4 4 3 3 2 4 3 3 2 3 3 3 4 4 3 3 2 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 3 1 4 3 3 2 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 3 1 4 3 3 2 3 3 3
48 4 3 3 3 4 4 3 3 2 3 1 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
49 50 4 2 4 1 3 1 4 4 2 3 2 3 4 2 3 3 3 3 2 1 3 1 2 2 2 2 4 2 4 3 4 4 4 4 4 2 4 4 4 3 4 3 3 4 4 2 4 3 4 2 4 2
51 4 2 2 1 2 2 2 3 2 3 2 1 3 2 1 4 4 2 4 3 4 3 2 3 4 4
52 53 54 3 4 3 3 4 2 1 3 3 4 2 1 4 4 2 4 4 2 2 3 3 2 4 1 3 2 3 4 3 1 4 3 1 2 3 3 4 4 1 1 2 2 3 3 4 4 4 3 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 3 2 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 4 2 3 4 2 3 4
55 3 1 1 4 4 2 2 2 3 2 2 1 2 1 3 2 2 4 2 4 3 4 4 2 3 3
56 4 3 2 1 4 3 3 4 2 4 3 2 1 1 1 2 2 4 4 4 4 4 3 4 3 3
57 4 3 2 2 4 4 3 3 4 2 4 2 3 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 4
58 2 4 2 1 1 1 2 4 4 4 1 2 4 2 4 4 4 4 3 3 4 1 2 2 2 2
59 3 4 2 1 3 3 3 3 3 2 3 4 3 1 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3
143
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Kode resp R-1 R-2 R-3 R-4 R-5 R-6 R-7 R-8 R-9 R - 10 R - 11 R - 12 R - 13 R - 14 R - 15 R - 16 R - 17 R - 18 R - 19 R - 20 R - 21 R - 22 R - 23 R - 24 R - 25
ITEM 61 1 1 2 4 1 1 3 1 1 3 4 3 1 3 1 1 1 1 1 2 1 3 1 2 1
62 3 3 2 1 2 2 3 2 4 2 3 1 3 1 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4
63 4 4 4 4 4 4 3 2 2 4 4 2 4 2 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4
64 4 3 3 1 1 1 4 3 2 3 4 3 2 1 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3
65 2 2 1 1 1 1 1 3 2 2 4 3 4 1 2 1 1 2 3 2 2 1 2 3 1
66 2 2 2 1 2 2 1 1 3 3 1 1 2 2 2 2 2 1 1 2 1 1 2 4 1
67 1 4 3 4 4 4 2 2 2 1 1 1 2 1 3 4 4 4 4 4 2 1 3 3 3
68 2 3 3 3 3 3 1 2 2 4 3 4 3 2 4 4 4 4 3 3 2 3 4 4 4
Y 194 219 168 155 190 186 185 191 185 193 188 159 195 143 221 229 243 230 237 234 208 202 229 226 210
144
NO
26 27
28 29 30 31
32 33 34
R 26 R 27 R 28 R 29 R 30 R 31 R 32 R 33 R 34
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
23
24 25 26 27 28
29
30
4
3
3
3
3
4
4
2
4
4
3
2
2
4
4
3
4
4
4
4
4
4
2
3
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
3
4
3
3
4
4
4
3
2
4
4
2
3
4
4
4
4
4
3
2
4
4
4
4
4
4
2
3
4
1
3
2
2
2
4
3
2
2
1
4
4
3
3
4
4
3
2
2
2
3
1
1
3
2
4
3
4
3
4
2
2
3
4
3
3
4
4
3
2
1
4
1
3
2
4
3
4
1
2
3
3
3
2
4
4
2
3
2
3
2
3
3
2
2
4
4
3
2
4
3
3
2
2
3
4
2
4
2
4
2
2
2
2
2
3
4
3
2
2
3
3
3
2
4
4
4
3
2
4
3
1
3
4
4
4
4
4
4
2
4
2
4
4
1
4
4
3
3
2
1
2
1
4
2
4
4
3
4
2
4
4
3
4
2
4
1
4
4
4
1
1
3
2
4
4
1
3
3
1
1
3
1
2
2
3
3
3
4
1
4
1
1
2
4
4
3
3
4
1
3
2
3
1
3
3
4
2
2
3
2
3
3
4
3
2
2
2
2
4
2
3
3
3
3
3
2
2
2
2
2
2
2
2
3
4
3
145 NO
26
27
28 29
30 31 32 33
34
R 26 R 27 R 28 R 29 R 30 R 31 R 32 R 33 R 34
31 32 33 34 34 36 37 38 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59
60
3
4
4
4
4
4
3
1
4
4
4
3
4
3
4
4
3
4
4
2
4
4
4
2
4
4
2
3
3
4
1
2
4
4
4
3
4
4
3
1
3
3
4
4
4
4
4
4
2
3
3
3
1
3
4
3
3
4
2
4
2
2
3
3
3
3
2
3
2
2
4
1
3
4
3
3
3
2
2
2
3
3
1
4
3
3
2
4
4
3
4
3
3
3
4
3
4
3
3
2
3
3
3
2
3
2
3
2
4
4
2
2
2
2
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
4
4
3
4
2
2
3
3
3
3
3
3
3
3
4
4
4
2
4
4
3
4
3
4
4
4
4
3
4
4
3
3
2
2
4
4
4
1
2
4
4
2
2
3
2
4
2
1
1
2
4
3
3
1
3
2
4
1
4
3
1
4
3
2
1
3
3
1
2
4
2
3
3
3
4
1
4
4
3
2
4
2
3
3
3
1
4
3
4
4
3
1
1
4
4
3
1
2
3
3
2
4
3
3
4
2
2
1
2
3
2
2
3
3
4
1
3
3
1
1
4
2
3
3
2
1
2
3
3
3
146
NO 26 27 28 29 30 31 32 33 34
R - 26 R - 27 R - 28 R - 29 R - 30 R - 31 R - 32 R - 33 R - 34
61 1 2 3 1 2 1 4 4 3
62 4 4 2 3 2 4 2 4 3
63 4 3 2 4 3 4 2 3 3
64 3 4 2 3 2 4 4 3 2
65 2 2 1 3 3 3 4 3 3
66 2 3 1 2 3 2 4 2 3
67 2 3 1 2 3 4 3 2 4
68 3 3 3 2 2 3 1 2 2
Y 228 227 172 195 194 218 183 182 176
147 Skala Kedisiplinan Belajar NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Kode resp R-1 R-2 R-3 R-4 R-5 R-6 R-7 R-8 R-9 R - 10 R - 11 R - 12 R - 13 R - 14 R - 15 R - 16 R - 17 R - 18 R - 19 R - 20 R - 21 R - 22 R - 23 R - 24
1 3 1 3 4 3 3 3 2 2 2 3 4 2 3 3 1 2 2 2 3 2 3 2 3
2 3 1 3 2 4 2 2 3 3 3 3 4 2 4 3 1 2 1 3 3 3 1 2 4
3 2 1 2 1 1 3 3 2 2 2 2 3 2 2 1 2 1 1 1 2 1 3 2 3
4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 2 4 3 1 3 4 2 3 4 2 2 4 2 3
5 1 2 3 3 1 2 2 3 3 3 3 2 2 4 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1
6 2 2 3 1 3 2 2 2 2 2 3 3 1 3 1 3 1 3 2 3 1 2 2 2
7 3 1 3 4 1 1 1 2 2 2 2 1 2 1 1 3 1 1 1 3 1 3 1 2
8 2 2 1 3 3 1 1 1 2 3 1 2 1 1 1 3 3 1 3 1 1 2 1 1
9 1 1 2 2 3 1 1 1 1 1 2 2 1 3 1 1 1 1 1 1 1 3 3 1
10 2 3 1 3 1 1 3 2 3 1 4 1 1 2 2 1 1 2 1 1 2 2 1 3
1 1 2 1 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 1 1 1 2 3 3 1 3 2 2 2
12 3 1 2 3 3 1 3 2 2 3 3 4 1 4 3 3 1 3 1 1 2 2 2 2
1 3 2 1 3 1 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 1 4 2 4 2 3 1 3 3 2
1 4 2 2 1 3 3 2 2 1 1 4 4 2 3 2 1 1 1 1 2 2 2 1 2 1
1 5 2 3 2 2 3 2 1 2 4 2 4 2 3 4 2 2 2 2 2 4 2 2 2 2
1 6 1 1 3 2 1 1 4 1 2 2 3 2 3 1 2 1 2 2 1 3 1 1 1 2
ITEM 1 7 3 1 3 1 2 1 4 1 3 2 3 1 1 2 1 1 1 1 1 3 1 4 1 2
18 2 2 2 4 1 4 1 2 3 2 3 2 1 3 4 4 1 4 1 2 1 4 1 2
19 2 4 3 3 3 2 2 3 2 2 3 3 3 4 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2
20 3 3 4 2 3 1 2 4 3 4 2 4 2 3 3 1 2 1 2 4 1 3 2 3
21 4 1 4 4 3 2 4 3 4 1 3 3 3 3 2 3 1 2 3 4 2 2 1 3
22 3 1 2 2 1 1 4 1 3 3 3 1 2 3 2 3 1 4 1 3 1 2 2 3
23 2 1 3 3 1 3 3 2 2 3 2 1 2 3 1 1 2 3 1 3 2 3 1 4
24 1 1 1 3 3 1 3 1 2 2 4 3 1 3 1 1 3 1 1 2 4 1 1 3
25 2 2 1 4 3 1 4 1 3 2 4 2 1 4 1 2 1 1 2 1 2 2 1 1
26 1 1 3 3 3 1 4 2 3 2 3 2 2 3 1 2 2 2 2 2 2 3 1 2
2 7 3 1 3 1 4 1 3 3 3 2 2 3 1 3 2 2 1 3 3 2 2 3 2 2
28 1 2 2 4 3 3 3 1 2 2 2 3 1 4 1 1 3 1 3 1 2 3 1 1
29 2 2 2 3 3 1 4 2 3 2 3 3 2 2 1 3 2 1 3 3 1 1 1 1
30 2 2 2 4 3 3 2 3 3 3 1 2 1 2 1 1 2 2 1 2 2 2 2 3
148
25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
R– 25 R– 26 R– 27 R– 28 R– 29 R– 30 R– 31 R– 32 R– 33 R– 34
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11 12
13
14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
3
1
2
3
1
1
1
1
1
1
1
2
3
1
2
1
3
4
1
1
1
1
2
3
3
2
2
3
2
3
1
1
2
2
1
3
1
2
2
3
3
1
2
1
1
1
1
2
2
1
3
3
1
1
3
1
1
1
1
2
2
2
2
2
1
2
2
1
1
1
3
2
2
2
1
2
4
2
2
1
2
2
3
1
1
2
1
3
1
1
2
3
2
4
4
1
3
1
2
3
3
2
3
1
2
3
3
3
2
3
3
3
3
1
1
3
3
2
1
3
2
2
2
2
2
3
2
2
2
2
3
2
2
2
3
2
3
2
2
2
3
2
2
2
2
1
2
2
2
4
3
1
2
3
1
1
2
1
1
1
1
1
2
1
3
2
2
3
2
2
3
2
3
1
1
3
2
1
1
2
3
2
1
3
1
1
1
1
1
1
1
3
3
1
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
3
1
2
1
1
3
1
1
4
1
1
3
2
1
1
1
4
1
3
2
2
4
4
4
4
4
2
3
2
4
2
3
2
2
3
3
3
2
2
1
3
3
1
4
3
4
3
1
3
4
2
1
3
3
4
4
4
2
2
4
1
2
2
3
3
2
1
2
2
1
1
2
1
1
2
2
2
3
2
3
3
1
3
2
2
2
1
1
1
1
2
2
1
1
2
149
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Kode resp R–1 R–2 R–3 R–4 R–5 R–6 R–7 R–8 R–9 R - 10 R - 11 R - 12 R - 13 R - 14 R - 15 R - 16 R - 17 R - 18 R - 19 R - 20 R - 21 R - 22 R - 23 R - 24
ITEM 31 3 1 3 1 3 4 3 2 2 2 1 4 3 3 3 1 3 1 2 3 1 2 2 2
32 4 2 3 3 4 3 4 3 2 2 1 1 2 3 3 2 1 1 1 4 2 3 2 3
33 2 1 3 2 2 2 3 2 2 2 1 3 3 3 3 3 3 2 1 2 2 4 2 3
34 2 2 3 4 4 2 2 3 2 3 2 2 2 4 1 1 2 2 1 2 3 2 1 2
35 1 2 3 1 3 3 3 2 3 3 4 3 2 3 1 1 2 1 3 3 3 1 1 3
36 1 1 3 3 1 1 2 2 3 3 2 3 2 4 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2
37 4 3 4 1 4 4 3 4 2 4 3 2 2 1 3 3 4 3 2 3 3 3 3 4
38 2 2 4 3 2 3 4 2 2 1 4 2 2 2 1 1 1 1 2 2 2 1 3 1
Y 39 1 2 2 4 4 1 4 1 3 2 4 1 2 3 1 3 1 3 1 3 3 1 4 1
40 1 2 2 1 2 2 2 2 4 2 4 4 1 2 2 2 1 1 1 1 1 1 2 1
41 1 1 2 1 2 2 4 1 1 3 2 3 3 2 2 1 1 2 1 2 1 2 1 3
42 1 1 2 2 1 1 1 1 1 2 3 4 1 4 1 1 1 1 1 1 2 1 1 3
43 1 2 2 3 2 2 3 2 4 2 2 2 2 2 1 2 1 2 1 2 3 2 2 1
44 3 1 3 3 4 3 3 3 1 3 3 4 3 2 1 1 3 3 3 1 3 3 1 2
93 74 112 113 114 90 122 92 109 104 118 113 85 119 73 81 74 84 77 98 81 98 74 97
150
25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
R– 25 R– 26 R– 27 R– 28 R– 29 R– 30 R– 31 R– 32 R– 33 R– 34
31 32 33 34 35 36 37
38
39
40
41 42
43
44
4
2
2
1
1
1
2
3
1
1
1
1
1
2
1
1
2
3
3
1
4
2
1
1
3
3
2
2
1
3
2
1
3
2
2
3
2
2
3
1
2
2
3
4
3
2
1
1
4
3
1
2
1
3
2
3
3
3
2
2
2
2
4
2
1
1
1
2
2
3
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
2
3
3
1
3
1
1
2
1
4
2
1
1
1
1
1
3
4
3
3
4
3
1
3
3
4
1
1
2
1
1
3
3
2
3
2
1
3
3
4
1
2
1
2
4
3
1
2
1
2
3
4
2
1
1
2
1
1
1
Y 79 79 83 106 96 85 67 108 114 77
151
LAMPIRAN 3 (Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Instrumen)
152
UJI VALIDITAS IKLIM SEKOLAH Correlations
VAR00001
VAR00002
VAR00003
Pearson Correlation Sig. (2tailed) N
.002
Pearson Correlation
.199
Sig. (2tailed) N
.258
Pearson Correlation Sig. (2tailed) N
VAR00004
Pearson Correlation Sig. (2tailed) N
VAR00005
Pearson Correlation Sig. (2tailed) N
VAR00006
total ** .508
Pearson Correlation Sig. (2tailed) N
34
34 .574**
.000 34 .597**
.000 34 .438**
.010 34 .627**
.000 34
153
VAR00007
VAR00008
Pearson Correlation
.196
Sig. (2tailed) N
.266
Pearson Correlation Sig. (2tailed) N
VAR00009
Pearson Correlation Sig. (2tailed) N
VAR00010
Pearson Correlation Sig. (2tailed) N
VAR00011
VAR00012
Pearson Correlation
VAR00014
.000 34 **
.628
.000 34 .506**
.002 34 .470**
.005
Pearson Correlation
.128
Sig. (2tailed)
.470
34
34
Pearson Correlation
.108
Sig. (2tailed) N
.544
Pearson Correlation
.353
Sig. (2tailed)
.041
N VAR00015
**
.611
Sig. (2tailed) N
N VAR00013
34
Pearson Correlation
34 *
34 .186
154
Sig. (2tailed) N VAR00016
Pearson Correlation Sig. (2tailed) N
VAR00017
VAR00018
VAR00019
VAR00020
**
.452
.007 34 *
.382
Sig. (2tailed) N
.026
Pearson Correlation
.158
Sig. (2tailed) N
.373
Pearson Correlation
.361*
Sig. (2tailed) N
.036
Pearson Correlation
.433
Sig. (2tailed)
.010
Pearson Correlation Sig. (2tailed) N
VAR00022
34
Pearson Correlation
N VAR00021
.292
Pearson Correlation Sig. (2tailed) N
34
34
34 *
34 .599**
.000 34 **
.448
.008 34
155
VAR00023
VAR00024
VAR00025
VAR00026
VAR00027
VAR00028
Pearson Correlation
.310
Sig. (2tailed) N
.074
Pearson Correlation
.040
Sig. (2tailed) N
.821
Pearson Correlation
VAR00030
**
.000
Pearson Correlation
.409*
Sig. (2tailed) N
.016
Pearson Correlation
34
34 .689**
Sig. (2tailed) N
.000
Pearson Correlation
.166
Sig. (2tailed)
.347
34
34
Pearson Correlation
.388*
Sig. (2tailed) N
.023
Pearson Correlation
.425
Sig. (2tailed)
.012
N VAR00031
34 .613
Sig. (2tailed) N
N VAR00029
34
Pearson Correlation
34 *
34 **
.537
156
VAR00032
Sig. (2tailed) N
.001
Pearson Correlation
.216
Sig. (2tailed)
.219
N VAR00033
VAR00034
VAR00035
VAR00036
Pearson Correlation
Pearson Correlation
.366*
Sig. (2tailed) N
.033
Pearson Correlation
.367*
Sig. (2tailed) N
.033
Pearson Correlation
Pearson Correlation Sig. (2tailed) N Pearson Correlation Sig. (2tailed) N
VAR00039
**
.003
N
VAR00038
34 .500
Sig. (2tailed) N
Sig. (2tailed) VAR00037
34
Pearson Correlation Sig. (2tailed) N
34
34
34 **
.499
.003 34 .574**
.000 34 **
.546
.001 34 **
.640
.000 34
157
VAR00040
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
VAR00041
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
VAR00042
Pearson Correlation
34
34 **
.486
.004 34
Pearson Correlation
.422*
Sig. (2-tailed)
.013
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
VAR00047
.001
.519
N
VAR00046
**
.527
Sig. (2-tailed)
N
VAR00045
34
.114
Sig. (2-tailed)
VAR00044
.000
Pearson Correlation
N VAR00043
**
.664
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
34 .678**
.000 34 .594**
.000 34 **
.503
.002 34
158
VAR00048
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
VAR00049
.018
.192
Sig. (2-tailed)
.277
Pearson Correlation
.000 34
Sig. (2-tailed)
.022
Pearson Correlation
N
34 .580**
.000 34
Pearson Correlation
.319
Sig. (2-tailed)
.066
N
34 *
Pearson Correlation
.414
Sig. (2-tailed)
.015
N VAR00056
.584**
.392*
Sig. (2-tailed)
VAR00055
34
Pearson Correlation
N
VAR00054
34
Pearson Correlation
N
VAR00053
*
Sig. (2-tailed)
Sig. (2-tailed)
VAR00052
34 .404
N VAR00051
.001
Pearson Correlation
N VAR00050
**
.553
Pearson Correlation
34 **
.440
159
Sig. (2-tailed) N VAR00057
Sig. (2-tailed)
.038
Sig. (2-tailed)
.020
Pearson Correlation
.000 34
Sig. (2-tailed)
.078
Pearson Correlation
N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N VAR00064
.620**
.306
Sig. (2-tailed)
VAR00063
34
Pearson Correlation
N
VAR00062
*
.398
N
VAR00061
34
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
VAR00060
*
.357
N VAR00059
34
Pearson Correlation
N VAR00058
.009
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
34 -.601
**
.000 34 .800**
.000 34 **
.482
.004 34 **
.662
.000 34
160
VAR00065
Pearson Correlation
.033
Sig. (2-tailed)
.851
N VAR00066
34
Pearson Correlation
.078
Sig. (2-tailed)
.662
N VAR00067
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
34 **
.459
.006
N VAR00068
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
34 .452**
.007
N Total
Pearson Correlation
34 1
Sig. (2-tailed) N *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
34
161
UJI RELIABILTAS IKLIM SEKOLAH Case Processing Summary N Cases
Valid a
Excluded Total
34
% 100.0
0
0.0
34
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha .943
N of Items 51
162
UJI VALIDITAS KEDISIPLINAN BELAJAR Correlations
VAR00001
Pearson Correlation Sig. (2tailed) N
VAR00002
VAR00003
Pearson Correlation
.352*
Sig. (2tailed)
.041 34 .081
Sig. (2tailed)
.648
Pearson Correlation
34 .563**
.001 34 *
Pearson Correlation
.412
Sig. (2tailed)
.015
N
VAR00008
34
Pearson Correlation
N
VAR00007
.494**
Pearson Correlation
Sig. (2tailed)
VAR00006
34
.003
N VAR00005
.001
Sig. (2tailed) N
N VAR00004
Total ** .525
34
Pearson Correlation
.387*
Sig. (2tailed) N
.024
Pearson Correlation
.048
34
163
Sig. (2tailed) N VAR00009
Pearson Correlation Sig. (2tailed) N
VAR00010
VAR00011
VAR00012
VAR00013
VAR00015
**
.454
.007 34 *
.349
Sig. (2tailed) N
.043
Pearson Correlation
.364*
Sig. (2tailed) N
.034
Pearson Correlation
34
34 .515**
Sig. (2tailed) N
.002
Pearson Correlation
.072
Sig. (2tailed)
.686
Pearson Correlation
34
34 .442**
Sig. (2tailed) N
.009
Pearson Correlation
.315
Sig. (2tailed)
.070
N VAR00016
34
Pearson Correlation
N VAR00014
.787
34
34 *
Pearson Correlation
.414
Sig. (2tailed) N
.015 34
164
VAR00017
VAR00018
VAR00019
Pearson Correlation Sig. (2tailed) N
.005
Pearson Correlation
.134
Sig. (2tailed) N
.451
Pearson Correlation Sig. (2tailed) N
VAR00020
Pearson Correlation Sig. (2tailed) N
VAR00021
Pearson Correlation Sig. (2tailed) N
VAR00022
Pearson Correlation Sig. (2tailed) N
VAR00023
Pearson Correlation Sig. (2tailed) N
VAR00024
Pearson Correlation Sig. (2tailed) N
VAR00025
**
.468
Pearson Correlation
34
34 **
.526
.001 34 .544**
.001 34 .668**
.000 34 .448**
.008 34 .457**
.007 34 **
.490
.003 34 **
.583
165
Sig. (2tailed) N VAR00026
Pearson Correlation Sig. (2tailed) N
VAR00027
VAR00028
VAR00029
VAR00030
Pearson Correlation
VAR00032
**
.502
.003 34 **
.523
.002
Pearson Correlation
.403*
Sig. (2tailed) N
.018
Pearson Correlation
34
34 .579**
Sig. (2tailed) N
.000
Pearson Correlation
.421
Sig. (2tailed)
.013
34 *
34
Pearson Correlation
.291
Sig. (2tailed) N
.095
Pearson Correlation
.387
Sig. (2tailed)
.024
N VAR00033
34
Sig. (2tailed) N
N VAR00031
.000
34 *
34
Pearson Correlation
.279
Sig. (2tailed) N
.110 34
166
VAR00034
VAR00035
VAR00036
Pearson Correlation Sig. (2tailed) N
.000
Pearson Correlation
.400
Sig. (2tailed) N
.019
Pearson Correlation Sig. (2tailed) N
VAR00037
VAR00038
Pearson Correlation
**
.002 34 -.166
.432*
Pearson Correlation
34
.011 34 .491**
.003 34
Pearson Correlation
.408*
Sig. (2tailed) N
.017
Pearson Correlation
.277
Sig. (2tailed)
.113
N VAR00042
34 .510
Pearson Correlation
N
VAR00041
*
.349
Sig. (2tailed) VAR00040
34
Sig. (2tailed) N
Sig. (2tailed) N VAR00039
**
.631
Pearson Correlation
34
34 **
.457
167
VAR00043
Sig. (2tailed) N
.007
Pearson Correlation
.408
Sig. (2tailed)
.017
34 *
N VAR00044
Total
34 *
Pearson Correlation
.358
Sig. (2tailed) N
.037
Pearson Correlation
34 1
Sig. (2tailed) N *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
34
168
UJI RELIABILTAS KEDISIPLINAN BELAJAR
Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary
Cases
Valid a
Excluded Total
N 34
% 100.0
0
0.0
34
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha .899
N of Items 35
169
LAMPIRAN 4 (Tabulasi Data Skor Valid)
170 SKALA IKLIM SEKOLAH Kode NO resp 1 2 R-1 1 3 3 R-2 2 4 4 R-3 3 4 2 R 4 4 4 2 R-5 5 3 3 R-6 6 3 2 R-7 7 2 2 R-8 8 3 3 R-9 9 3 3 R - 10 10 3 2 R - 11 11 2 2 R - 12 12 4 4 R - 13 13 3 3 R - 14 14 2 3 R - 15 15 4 4 R - 16 16 3 2 R - 17 17 3 2 R - 18 18 3 2 R - 19 19 2 2 R - 20 20 4 4 R - 21 21 4 4 R - 22 22 2 4 R - 23 23 2 3 R - 24 24 4 2
3 2 2 1 2 2 2 2 3 2 2 1 2 2 2 2 2 4 2 4 4 3 2 2 2
4 4 3 4 4 2 4 2 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3
5 4 4 4 4 4 3 2 4 3 3 2 3 3 2 3 3 2 2 1 1 3 2 3 4
6 3 3 1 3 2 3 1 3 3 3 3 2 2 4 4 3 2 3 1 4 3 4 1 3
7 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 3 4 4 1 4 4 4 4
8 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 2 4 3 3 4 4 4 4 2 4 4 4 3 4
9 3 3 4 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 1 4 3 4 4 4 3 3
10 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 4 2 4 4 3 4 4 4 4
11 4 3 4 2 3 3 4 3 3 3 2 4 4 2 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4
12 4 4 4 3 2 3 4 3 4 3 2 3 4 4 2 2 3 2 3 4 4 4 2 4
13 3 4 3 4 1 4 4 1 3 4 3 3 4 4 4 4 2 4 3 4 3 4 3 4
ITEM 14 15 3 3 3 4 4 4 4 4 1 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 2 2 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4
16 4 4 2 3 1 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 1 3 4 4 4 4
17 3 4 1 4 4 3 4 4 4 3 2 3 4 4 4 3 4 4 3 2 4 1 4 2
18 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 1 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4
19 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 1 1 3 3 3 4 3
20 3 4 3 3 4 3 2 4 3 3 3 2 3 4 2 3 3 3 3 3 4 1 3 2
21 3 4 4 4 3 3 2 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 4 1 4 4 3 4 4
22 4 3 4 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4
23 2 2 3 1 1 2 2 1 2 2 1 3 1 1 1 2 4 4 2 2 2 4 2 4
24 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4
25 3 3 3 2 4 2 1 2 2 2 2 3 4 3 3 2 2 2 2 2 4 2 4 4
171 Kode resp
R-1 R-2 R-3 R-4 R-5 R-6 R-7 R-8 R-9 R - 10 R - 11 R - 12 R - 13 R - 14 R - 15 R - 16 R - 17 R - 18 R - 19 R - 20 R - 21 R - 22 R – 23 R – 24
ITEM 2 6 3 4 1 3 2 3 1 2 1 3 1 1 4 4 1 3 1 1 1 1 2 1 4 2
2 7 3 3 3 3 3 3 1 4 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 4 3 3 4
28
29
30
31
4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4
4 3 2 4 4 4 4 2 3 4 3 4 4 4 4 4 1 3 3 4 4 3 3 3
4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4
2 4 2 2 1 3 3 3 2 3 1 3 2 2 3 4 1 4 3 4 3 4 3 4
3 2 2 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 4
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
Y
3 3 2 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 4
4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4
3 4 4 3 3 2 3 4 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 2 4 4 3 4 3
2 3 4 3 2 3 4 3 4 2 2 2 3 2 3 3 3 4 2 4 3 3 3 4
3 3 3 1 2 4 3 4 3 4 2 3 3 2 2 4 3 2 2 4 1 1 2 2
2 4 4 3 3 2 2 4 3 2 3 2 3 3 2 4 4 4 2 4 4 1 3 2
4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 4
3 4 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 4 3 3 3
3 3 4 2 1 3 4 4 4 4 4 4 2 4 1 4 1 3 4 4 3 3 1 4
4 3 4 3 3 3 2 4 2 4 3 4 3 3 3 4 3 4 2 2 4 4 2 4
3 3 3 2 2 4 2 3 3 3 3 3 1 2 3 3 2 2 1 2 4 4 2 3
3 4 2 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 4 1 4 4
3 4 4 3 3 3 4 4 2 4 3 4 4 3 2 4 2 4 1 4 4 4 3 1
3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3 3 2 3 4 1 2 2
2 2 1 1 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 1 3 4 1 1 4 2 4 1
4 4 4 4 3 2 2 3 3 2 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4
3 4 3 3 2 4 4 3 3 4 2 4 3 2 4 4 3 4 4 4 4 1 4 4
4 4 4 2 4 4 3 4 3 4 3 4 2 4 3 4 3 4 3 4 4 1 4 4
4 4 4 3 2 3 4 4 3 4 2 4 2 2 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4
166 180 165 157 142 158 158 165 162 161 139 163 164 161 162 171 151 172 133 173 185 154 158 174
172
25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
R – 25 R – 26 R – 27 R – 28 R – 29 R – 30 R - 31 R - 32 R - 33 R - 34
1 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4
2 4 4 4 4 3 3 4 2 4 4
3 2 2 3 2 2 2 2 2 1 2
4 3 3 4 3 2 3 3 4 4 3
5 3 2 2 2 4 3 3 2 4 2
6 1 3 1 2 4 1 2 4 1 2
7 4 4 4 1 4 4 4 4 3 4
8 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4
9 3 4 4 4 3 3 4 3 4 2
10 4 4 4 4 4 4 4 2 3 3
11 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
12 4 4 3 4 2 3 4 3 4 4
13 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4
14 3 4 4 4 3 2 4 4 4 4
15 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4
16 4 4 3 4 1 3 4 4 2 4
17 4 4 3 4 3 3 4 3 1 4
18 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
19 3 2 3 1 3 2 2 1 3 4
20 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4
21 3 3 4 3 4 2 3 3 4 3
22 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4
23 2 2 3 4 2 2 2 2 3 4
24 4 4 3 4 4 3 4 4 4 2
25 4 2 3 2 3 2 2 4 3 2
173
25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
R25 R26 R27 R28 R29 R30 R31 R32 R33 R34
26 27 28 29 30 31
32
33 34 35 36 37 38
39
40 41 42 43
44
45 46
47
48
49
50
51
Y
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
3
2
4
2
4
2
3
4
4
3
4
4
180
1
3
4
4
4
4
4
3
4
4
4
3
4
4
3
4
4
3
4
4
3
4
4
4
3
4
180
3
3
4
4
2
4
4
4
4
3
3
1
2
4
3
3
4
3
4
2
2
3
2
2
3
3
165
1
2
4
4
4
4
4
3
4
4
4
1
2
4
3
4
4
4
4
1
3
4
4
1
1
1
162
2
1
2
4
2
4
2
4
3
1
2
1
2
2
4
3
2
2
4
2
2
4
4
4
4
3
150
2
3
3
4
4
3
3
3
4
4
3
3
4
4
3
3
3
3
3
2
3
2
4
3
2
3
155
1
2
4
4
4
4
4
3
4
4
4
1
2
4
3
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
177
1
2
4
3
4
1
4
4
4
3
3
2
4
4
2
4
3
1
4
2
3
3
4
4
2
4
161
1
3
4
2
4
2
4
4
4
4
4
3
4
4
3
4
4
3
4
4
4
1
4
3
4
4
171
1
1
4
4
4
1
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
2
4
4
4
1
4
4
4
4
174
174 Kedisiplinan Belajar Kode resp 1 2 R–1 3 2 R–2 4 2 R–3 2 3 R–4 3 2 R–5 3 3 R–6 2 2 R–7 2 2 R–8 3 3 R–9 3 3 R - 10 2 2 R - 11 3 3 R - 12 2 4 R - 13 3 2 R - 14 3 3 R - 15 2 2 R - 16 3 2 R - 17 2 2 R - 18 4 4 R - 19 2 2 R - 20 4 4 R - 21 4 4 R - 22 4 4 R - 23 2 2 R - 24 2 2 R - 25 4 2
3 2 3 4 3 3 3 2 4 3 4 3 4 3 3 2 2 2 4 2 4 4 3 2 3 3
4 3 3 4 2 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 2 3 2 4 2 2 4 4 3 3 3
5 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 4 4 3 2 4 2 4 2 4 4 4 3 4 4
6 3 4 2 4 1 4 1 3 3 4 1 3 2 1 3 3 3 4 4 4 4 1 4 4 4
7 4 3 4 3 3 3 3 4 3 1 3 4 3 3 3 3 2 4 4 4 4 4 2 4 4
8 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 2 3 3 2 3 3 4 4 3 4 4
9 3 4 3 2 3 4 3 4 3 2 3 3 4 3 2 4 2 3 3 3 4 4 3 4 4
10 3 3 4 3 3 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 4 1 4 3 4
11 4 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 2 2 2 4 3 4 2 4 4
12 3 4 4 4 4 2 4 3 3 2 4 2 2 4 3 3 2 4 3 4 2 4 2 2 4
13 3 3 2 4 4 3 4 2 3 3 4 4 3 4 2 2 2 4 2 3 3 4 2 1 4
ITEM 14 15 4 3 4 3 2 3 3 2 4 1 3 3 4 1 4 3 3 4 3 3 4 1 4 3 4 3 4 1 4 2 4 3 3 3 4 4 3 2 4 2 4 4 4 3 3 2 4 3 4 3
16 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 1 4 4 4 3 4 3
17 4 2 2 2 3 2 3 1 2 2 3 1 2 3 4 4 2 1 4 4 4 4 1 4 4
18 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4
19 4 4 4 4 3 4 2 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4
20 3 3 2 3 4 3 4 4 3 3 4 3 2 4 3 3 2 3 2 2 4 4 3 4 4
21 4 3 1 1 4 2 1 1 3 1 4 2 2 4 4 3 2 1 3 4 4 4 1 1 4
22 4 2 4 1 3 2 3 3 3 2 3 2 1 3 2 2 2 3 1 3 4 3 1 1 2
23 4 4 4 4 3 2 3 1 4 2 3 4 1 3 2 4 2 4 3 4 4 4 2 1 4
24 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 2 4 3 4 4 4 4 4 3 1 3
25 2 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 2 2 4 4 3 3 3
175 Kode resp R–1 R–2 R–3 R–4 R–5 R–6 R–7 R–8 R–9 R – 10 R – 11 R – 12 R – 13 R – 14 R – 15 R – 16 R – 17 R – 18 R – 19 R – 20 R – 21 R – 22 R – 23 R – 24 R – 25
26 3 3 2 3 4 3 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 4 3 4 4
27 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 2 3 3 3 2 3 4 4 4 3 4
28 4 4 3 2 4 3 4 3 3 3 4 3 3 4 2 3 3 4 4 2 4 4 3 3 3
29 4 4 4 4 3 3 4 4 3 2 3 4 3 3 4 4 2 4 2 4 4 4 3 4 4
30 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
31 3 2 4 4 1 2 1 2 3 1 1 3 2 1 2 4 1 3 2 4 3 3 2 4 4
32 2 2 4 2 1 2 1 1 3 2 1 2 2 1 3 4 2 3 2 2 3 4 2 4 2
33 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4
34 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 1 3 4 4 3 3 3
35 2 4 4 3 3 2 3 2 2 3 3 4 3 3 2 2 2 4 3 3 4 3 1 2 2
Y 115 114 115 105 114 105 108 111 115 96 112 114 103 112 94 116 89 121 94 120 134 129 92 108 124
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
R – 26
4
2
4
4
3
4
4
3
4
4
4
4
2
4
3
4
1
4
4
4
2
2
4
4
R – 27
2
3
3
4
4
3
4
3
3
4
3
4
4
4
2
4
2
4
4
3
1
3
4
3
1 4176
R – 28
2
2
4
2
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
4
4
4
3
4
2
4
3
4
R – 29
3
2
4
4
3
4
2
3
2
3
3
4
1
4
3
3
2
3
4
3
4
1
3
3
3
R - 30
2
2
4
4
4
2
4
3
4
3
4
3
3
4
3
4
4
4
4
3
2
3
3
3
4
R - 31
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
2
4
3
3
4
4
4
3
4
4
4
4
1
R - 32
2
3
4
2
4
3
3
4
4
3
2
4
3
3
2
4
2
4
4
2
1
1
2
4
2
R - 33
2
4
4
3
3
2
4
3
4
4
3
4
2
2
3
4
3
4
4
2
1
4
4
4
3
R - 34
4
2
3
3
4
4
4
4
4
4
4
2
4
4
3
4
4
4
4
3
4
2
4
4
4
R - 26 R - 27 R - 28 R - 29 R - 30 R - 31 R - 32 R - 33 R - 34
26 3 3 3 3 3 3 3 3 4
27 4 4 4 3 4 4 2 4 1
28 3 2 3 3 3 4 3 4 1
29 4 4 4 3 3 4 4 4 4
30 4 4 4 4 4 4 3 4 4
31 4 2 4 2 3 4 1 2 4
32 4 2 3 3 4 4 1 2 4
33 4 2 4 4 3 4 4 3 2
34 3 3 3 3 3 3 3 3 1
35 2 4 3 1 2 4 3 4 1
Y 118 112 123 103 115 129 99 113 116
177
LAMPIRAN 5 (Tabulasi Data Penelitian Per-Aspek)
178 SKALA IKLIM SEKOLAH DENGAN ASPEK INTERAKSI NO Kode resp 1 11 21 31 41 5 R-1 1 3 4 3 2 3 4 R-2 2 4 3 4 4 3 4 R-3 3 4 4 4 2 4 4 R-4 4 4 2 4 2 2 4 R-5 5 3 3 3 1 1 4 R-6 6 3 3 3 3 3 3 R-7 7 2 4 2 3 4 2 R 8 8 3 3 3 3 4 4 R-9 9 3 3 3 2 4 3 R - 10 10 3 3 3 3 4 3 R - 11 11 2 2 3 1 4 2 R - 12 12 4 4 4 3 4 3 R - 13 13 3 4 4 2 2 3 R - 14 14 2 2 3 2 4 2 R - 15 15 4 4 4 3 1 3 R - 16 16 3 4 3 4 4 3 R - 17 17 3 4 4 1 1 2 R - 18 18 3 3 4 4 3 2 R - 19 19 2 4 1 3 4 1 R - 20 20 4 4 4 4 4 1 R - 21 21 4 3 4 3 3 3 R - 22 22 2 4 3 4 3 2 R - 23 23 2 3 4 3 1 3 R 24 24 4 4 4 4 4 4
15 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4
25 3 3 3 2 4 2 1 2 2 2 2 3 4 3 3 2 2 2 2 2 4 2 4 4
35 3 4 4 3 3 2 3 4 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 2 4 4 3 4 3
2 3 4 2 2 3 2 2 3 3 2 2 4 3 3 4 2 2 2 2 4 4 4 3 2
6 3 3 1 3 2 3 1 3 3 3 3 2 2 4 4 3 2 3 1 4 3 4 1 3
12 4 4 4 3 2 3 4 3 4 3 2 3 4 4 2 2 3 2 3 4 4 4 2 4
9 3 3 4 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 1 4 3 4 4 4 3 3
19 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 1 1 3 3 3 4 3
29 4 3 2 4 4 4 4 2 3 4 3 4 4 4 4 4 1 3 3 4 4 3 3 3
39 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 4
49 3 4 3 3 2 4 4 3 3 4 2 4 3 2 4 4 3 4 4 4 4 1 4 4
56 61 56 52 49 51 51 53 53 53 44 59 56 54 56 56 43 51 41 62 62 53 52 61
179 NO 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
Kode resp R - 25 R - 26 R - 27 R - 28 R - 29 R - 30 R - 31 R - 32 R - 33 R - 34
1 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4
11 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
21 3 3 4 3 4 2 3 3 4 3
31 4 4 4 4 4 3 4 1 2 1
41 2 4 3 4 3 3 4 4 4 4
5 3 2 2 2 4 3 3 2 4 2
15 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4
25 4 2 3 2 3 2 2 4 3 2
35 4 4 3 4 1 4 4 3 4 4
2 4 4 4 4 3 3 4 2 4 4
6 1 3 1 2 4 1 2 4 1 2
12 4 4 3 4 2 3 4 3 4 4
9 3 4 4 4 3 3 4 3 4 2
19 3 2 3 1 3 2 2 1 3 4
29 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4
39 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4
49 3 4 2 1 4 3 4 4 3 4
58 60 56 55 55 52 60 52 58 56
180 SKALA IKLIM SEKOLAH DENGAN ASPEK PROSES BELAJAR NO Kode resp 3 13 16 26 4 14 24 R-1 1 2 3 4 3 4 3 4 R-2 2 2 4 4 4 3 3 4 R-3 3 1 3 2 1 4 4 4 R-4 4 2 4 3 3 4 4 4 R-5 5 2 1 1 2 2 1 3 R-6 6 2 4 3 3 4 3 3 R-7 7 2 4 3 1 2 4 4 R 8 8 3 1 3 2 3 3 3 R-9 9 2 3 3 1 4 4 4 R - 10 10 2 4 3 3 4 3 3 R - 11 11 1 3 3 1 4 3 3 R - 12 12 2 3 3 1 4 3 3 R - 13 13 2 4 4 4 3 4 4 R - 14 14 2 4 3 4 3 4 4 R - 15 15 2 4 3 1 4 3 4 R - 16 16 2 4 3 3 4 3 3 R - 17 17 4 2 3 1 4 3 4 R - 18 18 2 4 4 1 4 3 4 R - 19 19 4 3 1 1 3 2 4 R - 20 20 4 4 3 1 4 4 4 R - 21 21 3 3 4 2 4 4 4 R - 22 22 2 4 4 1 4 4 4 R - 23 23 2 3 4 4 3 3 3 R 24 24 2 4 4 2 3 4 4
34 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4
44 3 4 2 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 4 1 4 4
22 4 3 4 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4
32 2 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 4
7 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 3 4 4 1 4 4 4 4
17 3 4 1 4 4 3 4 4 4 3 2 3 4 4 4 3 4 4 3 2 4 1 4 2
36 2 3 4 3 2 3 4 3 4 2 2 2 3 2 3 3 3 4 2 4 3 3 3 4
46 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3 3 2 3 4 1 2 2
48 52 45 54 36 48 50 45 52 47 39 44 52 49 50 50 48 52 43 49 53 45 48 51
181
NO 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
Kode resp R - 25 R - 26 R - 27 R - 28 R - 29 R - 30 R - 31 R - 32 R - 33 R - 34
3 2 2 3 2 2 2 2 2 1 2
13 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4
16 4 4 3 4 1 3 4 4 2 4
26 4 1 3 1 2 2 1 1 1 1
4 3 3 4 3 2 3 3 4 4 3
14 3 4 4 4 3 2 4 4 4 4
24 4 4 3 4 4 3 4 4 4 2
34 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4
44 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4
22 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4
32 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4
7 4 4 4 1 4 4 4 4 3 4
17 4 4 3 4 3 3 4 3 1 4
36 4 4 3 4 2 3 4 3 4 3
46 3 3 2 3 2 3 3 3 4 4
55 53 52 50 40 45 53 52 47 51
182 SKALA IKLIM SEKOLAH DENGAN ASPEK KONDISI SEKOLAH NO Kode resp 23 33 43 8 18 28 27 37 R-1 1 2 3 3 4 4 4 3 3 R-2 2 2 3 3 4 4 4 3 3 R-3 3 3 2 3 4 4 4 3 3 R-4 4 1 3 2 3 4 3 3 1 R-5 5 1 4 2 3 3 3 3 2 R-6 6 2 3 4 3 3 4 3 4 R-7 7 2 4 2 4 4 4 1 3 R 8 8 1 4 3 3 3 3 4 4 R-9 9 2 3 3 3 4 4 3 3 R - 10 10 2 3 3 3 3 4 3 4 R - 11 11 1 4 3 2 4 4 2 2 R - 12 12 3 4 3 4 1 3 3 3 R - 13 13 1 4 1 3 4 4 3 3 R - 14 14 1 4 2 3 4 4 3 2 R - 15 15 1 3 3 4 4 4 3 2 R - 16 16 2 3 3 4 3 4 3 4 R - 17 17 4 4 2 4 4 4 2 3 R - 18 18 4 4 2 4 4 4 3 2 R - 19 19 2 3 1 2 3 4 2 2 R - 20 20 2 4 2 4 4 4 3 4 R - 21 21 2 3 4 4 4 4 4 1 R - 22 22 4 4 4 4 4 4 3 1 R - 23 23 2 3 2 3 3 3 3 2 R 24 24 4 4 3 4 4 4 4 2
47 2 2 1 1 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 1 3 4 1 1 4 2 4 1
38 2 4 4 3 3 2 2 4 3 2 3 2 3 3 2 4 4 4 2 4 4 1 3 2
48 4 4 4 4 3 2 2 3 3 2 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4
10 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 4 2 4 4 3 4 4 4 4
20 3 4 3 3 4 3 2 4 3 3 3 2 3 4 2 3 3 3 3 3 4 1 3 2
30 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4
40 3 4 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 4 3 3 3
42 4 3 4 3 3 3 2 4 2 4 3 4 3 3 3 4 3 4 2 2 4 4 2 4
45 3 4 4 3 3 3 4 4 2 4 3 4 4 3 2 4 2 4 1 4 4 4 3 1
50 4 4 4 2 4 4 3 4 3 4 3 4 2 4 3 4 3 4 3 4 4 1 4 4
51 4 4 4 3 2 3 4 4 3 4 2 4 2 2 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4
62 67 64 51 57 59 57 67 57 61 56 60 56 58 56 65 60 69 49 62 70 56 58 62
183
NO 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
Kode resp R - 25 R - 26 R - 27 R - 28 R - 29 R - 30 R - 31 R - 32 R - 33 R - 34
23 2 2 3 4 2 2 2 2 3 4
33 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4
43 2 3 3 4 2 3 4 1 3 2
8 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4
18 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
28 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4
27 4 3 3 2 1 3 2 2 3 1
37 4 3 1 1 1 3 1 2 3 4
47 4 4 3 4 4 2 4 3 1 1
38 3 4 2 2 2 4 2 4 4 4
48 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4
10 4 4 4 4 4 4 4 2 3 3
20 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4
30 4 4 2 4 2 4 4 4 4 4
40 3 3 3 3 4 3 3 2 3 4
42 4 4 4 4 2 3 4 3 4 4
45 2 4 2 1 2 2 4 2 4 4
50 4 3 3 1 4 2 4 2 4 4
51 4 4 3 1 3 3 4 4 4 4
67 67 57 57 55 58 64 57 66 67
184
LAMPIRAN 6 (UJI ASUMSI)
185
HASIL UJI NORMALITAS One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Kedisiplinan Iklim Sekolah Belajar N
70
70
Mean
162.9571
111.3000
Std. Deviation
13.32910
12.75448
Absolute
.084
.150
Positive
.061
.056
Negative
-.084
-.150
Kolmogorov-Smirnov Z
.707
1.259
Asymp. Sig. (2-tailed)
.700
.084
Normal Parametersa,,b Most Extreme Differences
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. HASIL UJI LINIERITAS ANOVA Table Kedisiplinan Belajar * Iklim Sekolah Between Groups Deviation (Combined) Linearity from Linearity Sum of Squares df Mean Square F Sig.
8170.150 3862.247 38
4307.903
Within Groups
Total
3054.550 11224.700
1
37
31
215.004 3862.247
116.430
98.534
2.182
39.197
1.182
.014
.000
.319
69
186
ANALISIS KORELASI IKLIM SEKOLAH DENGAN KEDISIPLINAN BELAJAR Correlations Kedisiplinan Belajar Iklim Sekolah Pearson Correlation Kedisiplinan Belajar
1.000
.587
.587
1.000
.
.000
.000
.
Kedisiplinan Belajar
70
70
Iklim Sekolah
70
70
Iklim Sekolah Sig. (1-tailed)
Kedisiplinan Belajar Iklim Sekolah
N
ANALSIS KOEFISIEN DETERMINASI Model Summary
b
Model 1 R
.587a
R Square
.344
Adjusted R Square
.334
Std. Error of the Estimate
10.40535
Change Statistics R Square Change
.344
Durbin-Watson
F Change
35.672
df1
1
df2
68
Sig. F Change
.000 1.921
c. Predictors: (Constant), Iklim Sekolah d. Dependent Variable: Kedisiplinan Belajar
187
UJI ANOVA ANOVAb Sum of Squares
Model 1
df
Mean Square
Regression
3862.247
1
3862.247
Residual
7362.453
68
108.271
11224.700
69
Total
F
Sig.
35.672
.000a
a. Predictors: (Constant), Iklim Sekolah b. Dependent Variable: Kedisiplinan Belajar ANALISIS PERSAMAAN REGRESI PENGARUH ANTARA IKLIM SEKOLAH TERHADAP KEDISIPLINAN BELAJAR Coefficientsa
Unstandardized Coefficients Model
B
Std. Error
1
19.832
15.365
.561
.094
(Constant) Iklim Sekolah
Standardiz ed Coefficien ts Beta
a. Dependent Variable: Kedisiplinan Belajar
.587
Collinearity Statistics
Correlations t
Sig.
1.291
.201
5.973
.000
Zeroorder
.587
Partial
Part Tolerance VIF
.587 .587
1.000 1.000
188
189
190
LAMPIRAN 7 (SURAT IJIN PENELITIAN)
191
192
193
LAMPIRAN 8 (DOKUMENTASI)
194
195
LAMPIRAN 9 (Data Absensi Siswa)
196
TABEL 1.1 Data Absensi Siswa Kelas VII Tahun 2012/2013 1. Bulan Januari kelas tgl 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 total Ʃ
7.1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 4 2 0 1 2 0 2 1 1 2 21
7.2 0 1 3 2 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 4 1 2 1 1 0 0 0 0 0 2 0 0 1 1 0 0 24
7.3 0 2 1 1 2 0 1 2 2 2 3 4 0 2 3 2 3 1 2 0 0 0 1 0 2 3 0 3 2 3 2 49
7.4 0 0 0 0 2 0 0 0 0 2 1 0 0 1 2 1 1 1 2 0 1 0 0 0 3 0 0 0 0 0 0 17
7.5 0 2 2 1 1 0 0 0 1 1 2 1 0 0 4 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 17
7.6 0 0 0 0 2 0 2 2 3 0 0 0 0 0 2 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 15
7.7 0 4 3 1 2 0 0 1 1 2 2 1 0 1 6 3 2 0 3 1 0 0 0 0 4 0 0 1 1 1 2 42
7.8 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 4 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 10
total total tidak siswa prosentase masuk 0 286 0.00% 10 286 3.50% 9 286 3.15% 5 286 1.75% 11 286 3.85% 0 286 0.00% 5 286 1.75% 7 286 2.45% 8 286 2.80% 7 286 2.45% 8 286 2.80% 7 286 2.45% 1 286 0.35% 10 286 3.50% 21 286 7.34% 9 286 3.15% 10 286 3.50% 4 286 1.40% 9 286 3.15% 1 286 0.35% 3 286 1.05% 5 286 1.75% 4 286 1.40% 0 286 0.00% 12 286 4.20% 6 286 2.10% 0 286 0.00% 7 286 2.45% 5 286 1.75% 5 286 1.75% 6 286 2.10% 195 68.18% 2.73%
197
2. Bulan Februari kelas tgl 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 total Ʃ
7.1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 2 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 7
7.2 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 11
7.3 2 3 0 1 1 1 1 1 1 0 1 2 2 1 1 1 0 3 2 2 2 2 2 0 2 2 2 3 41
7.4 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 2 2 6 1 2 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 19
7.5 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 3 2 0 0 0 0 2 0 12
7.6 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 2 2 0 0 0 3 0 1 3 1 1 0 1 0 2 2 1 0 21
7.7 1 0 0 1 1 1 1 3 1 0 0 3 2 3 1 3 0 2 2 0 0 0 0 0 1 1 0 0 27
7.8 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 3
total total tidak siswa prosentase masuk 7 286 2.45% 4 286 1.40% 0 286 0.00% 3 286 1.05% 3 286 1.05% 4 286 1.40% 2 286 0.70% 5 286 1.75% 3 286 1.05% 0 286 0.00% 4 286 1.40% 11 286 3.85% 7 286 2.45% 11 286 3.85% 5 286 1.75% 9 286 3.15% 0 286 0.00% 9 286 3.15% 9 286 3.15% 5 286 1.75% 8 286 2.80% 5 286 1.75% 4 286 1.40% 0 286 0.00% 6 286 2.10% 5 286 1.75% 7 286 2.45% 5 286 1.75% 141 49.30% 2.05%
198
3. Bulan Maret kelas tgl 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 total Ʃ
7.1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 3 0 1 1 1 0 3 3 0 0 0 0 0 0 0 14
7.2 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 4 0 1 0 1 6 0 0 2 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 17
7.3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 5
7.4 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 3 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 14
7.5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 1 1 1 0 0 0 1 3 0 2 0 0 0 0 0 0 0 11
7.6 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 4 0 0 0 1 1 3 4 0 0 0 0 0 0 0 16
7.7 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 2 2 3 0 1 2 5 5 2 0 0 0 0 0 0 0 0 25
7.8 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2
total total tidak siswa prosentase masuk 2 286 0.70% 4 286 1.40% 0 286 0.00% 0 286 0.00% 0 286 0.00% 0 286 0.00% 1 286 0.35% 1 286 0.35% 0 286 0.00% 0 286 0.00% 9 286 3.15% 0 286 0.00% 2 286 0.70% 7 286 2.45% 8 286 2.80% 20 286 6.99% 0 286 0.00% 2 286 0.70% 6 286 2.10% 9 286 3.15% 11 286 3.85% 10 286 3.50% 12 286 4.20% 0 286 0.00% 0 286 0.00% 0 286 0.00% 0 286 0.00% 0 286 0.00% 0 286 0.00% 0 286 0.00% 104 36.36% 1.40%
199
4. Bulan April kelas tgl 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 total Ʃ
7.1 0 1 0 1 0 0 0 2 1 1 1 0 1 0 2 0 1 1 1 2 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 17
7.2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 2 1 0 0 0 1 2 1 3 0 0 0 0 0 3 0 0 0 0 15
7.3 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 4
7.4 3 1 1 1 1 1 0 1 1 1 4 2 1 0 2 1 3 1 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 28
7.5 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 4 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 13
7.6 2 2 1 1 0 0 0 0 5 0 0 0 1 0 2 1 1 0 1 5 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 23
7.7 0 2 0 0 1 3 0 5 2 2 2 2 3 0 1 3 1 0 1 5 0 1 0 0 0 3 0 0 0 0 37
7.8 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 2 0 1 0 6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 11
total total tidak siswa prosentase masuk 5 286 1.75% 8 286 2.80% 3 286 1.05% 4 286 1.40% 3 286 1.05% 4 286 1.40% 0 286 0.00% 8 286 2.80% 10 286 3.50% 8 286 2.80% 8 286 2.80% 6 286 2.10% 7 286 2.45% 0 286 0.00% 8 286 2.80% 7 286 2.45% 9 286 3.15% 5 286 1.75% 6 286 2.10% 27 286 9.44% 0 286 0.00% 1 286 0.35% 0 286 0.00% 0 286 0.00% 0 286 0.00% 11 286 3.85% 0 286 0.00% 0 286 0.00% 0 286 0.00% 0 286 0.00% 148 51.75% 2%
200
5. Bulan Mei kelas tgl 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 total Ʃ
7.1 2 1 1 1 0 1 3 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 2 1 0 0 0 20
7.2 1 3 1 2 0 1 2 1 0 2 2 0 1 1 1 1 2 2 0 1 1 1 0 8 0 0 0 0 0 0 0 34
7.3 2 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 5
7.4 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 2 1 1 2 1 3 0 1 2 0 0 1 0 0 2 1 0 0 0 23
7.5 0 2 0 2 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0 5 0 0 1 0 0 0 0 17
7.6 1 4 0 1 0 3 2 2 0 2 5 0 2 1 0 1 0 1 0 0 2 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 30
7.7 3 2 3 4 0 1 4 3 0 3 3 0 4 3 3 3 3 3 0 2 3 0 0 9 0 0 1 1 0 0 0 61
7.8 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 11
total total tidak siswa Prosentase masuk 10 286 3.50% 13 286 4.55% 7 286 2.45% 12 286 4.20% 0 286 0.00% 8 286 2.80% 15 286 5.24% 8 286 2.80% 0 286 0.00% 10 286 3.50% 13 286 4.55% 0 286 0.00% 11 286 3.85% 7 286 2.45% 6 286 2.10% 11 286 3.85% 8 286 2.80% 10 286 3.50% 0 286 0.00% 5 286 1.75% 8 286 2.80% 1 286 0.35% 0 286 0.00% 27 286 9.44% 0 286 0.00% 0 286 0.00% 7 286 2.45% 4 286 1.40% 0 286 0.00% 0 286 0.00% 0 286 0.00% 201 70.28% 2.81%
201
Tabel 1.2 Data Keterlambatan Siswa Kelas VII Tahun 2012/2013 1. Bulan Januari kelas tgl 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 total Ʃ
7.1 0 5 1 0 0 0 0 3 0 2 2 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 3 4 0 0 3 0 0 3 2 0 30
7.2 0 0 2 0 0 0 1 0 0 0 2 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 2 1 0 0 1 0 0 1 0 0 12
7.3 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 6
7.4 0 0 3 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 0 0 2 1 0 0 1 0 0 1 1 0 15
7.5 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 2 0 0 0 1 1 0 8
7.6 0 0 1 2 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 2 0 0 0 0 0 9
7.7 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 1 0 1 1 0 0 0 0 0 8
7.8 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 3 0 0 3 0 0 1 1 0 0 0 0 0 10
total total keterlambatan siswa Prosentase siswa 0 286 0.00% 5 286 1.75% 9 286 3.15% 5 286 1.75% 0 286 0.00% 0 286 0.00% 2 286 0.70% 6 286 2.10% 0 286 0.00% 6 286 2.10% 5 286 1.75% 0 286 0.00% 0 286 0.00% 1 286 0.35% 0 286 0.00% 0 286 0.00% 0 286 0.00% 0 286 0.00% 12 286 4.20% 0 286 0.00% 0 286 0.00% 14 286 4.90% 7 286 2.45% 0 286 0.00% 4 286 1.40% 10 286 3.50% 0 286 0.00% 0 286 0.00% 7 286 2.45% 5 286 1.75% 0 286 0.00% 98 34.27% 1.37%
202
2. Bulan Februari kelas tgl 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 total Ʃ
7.1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 3 1 0 0 0 0 3 0 1 10
7.2 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 5
7.3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 2
7.4 2 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 4 1 1 0 0 0 2 0 2 16
7.5 1 1 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 5
7.6 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 3 0 0 0 0 0 2 0 2 9
7.7 0 2 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 2 1 0 0 0 0 1 0 2 10
7.8 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 2 1 0 0 0 0 0 0 0 5
total total keterlambatan siswa prosentase siswa 3 286 1.05% 5 286 1.75% 0 286 0.00% 0 286 0.00% 6 286 2.10% 0 286 0.00% 0 286 0.00% 1 286 0.35% 0 286 0.00% 0 286 0.00% 0 286 0.00% 0 286 0.00% 0 286 0.00% 0 286 0.00% 0 286 0.00% 0 286 0.00% 0 286 0.00% 0 286 0.00% 7 286 2.45% 15 286 5.24% 6 286 2.10% 2 286 0.70% 0 286 0.00% 0 286 0.00% 0 286 0.00% 9 286 3.15% 0 286 0.00% 8 286 2.80% 62 21.68% 0.90%
203
3. Bulan Maret kelas tgl 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 total Ʃ
7.1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5
7.2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 1 0 0 0 0 0 0 0 0 3
7.3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
7.4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 3
7.5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
7.6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
7.7 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7.8 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2
total total keterlambatan siswa prosentase siswa 0 286 0.00% 1 286 0.35% 0 286 0.00% 0 286 0.00% 0 286 0.00% 0 286 0.00% 0 286 0.00% 0 286 0.00% 0 286 0.00% 0 286 0.00% 0 286 0.00% 0 286 0.00% 0 286 0.00% 0 286 0.00% 0 286 0.00% 0 286 0.00% 0 286 0.00% 0 286 0.00% 5 286 1.75% 0 286 0.00% 8 286 2.80% 2 286 0.70% 0 286 0.00% 0 286 0.00% 0 286 0.00% 0 286 0.00% 0 286 0.00% 0 286 0.00% 0 286 0.00% 0 286 0.00% 16 5.59% 0.22%
204
4. Bulan April kelas tgl 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 total Ʃ
7.1 0 3 0 3 3 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 12
7.2 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5
7.3 0 1 0 2 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 3 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 9
7.4 0 3 0 1 2 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 9
7.5 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4
7.6 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5
7.7 0 1 0 0 3 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5
total total keterlambatan siswa prosentase 7.8 siswa 0 0 286 0.00% 0 10 286 3.50% 0 0 286 0.00% 0 6 286 2.10% 0 11 286 3.85% 0 0 286 0.00% 0 0 286 0.00% 0 0 286 0.00% 0 0 286 0.00% 0 0 286 0.00% 0 0 286 0.00% 0 5 286 1.75% 0 2 286 0.70% 0 0 286 0.00% 0 0 286 0.00% 2 9 286 3.15% 0 6 286 2.10% 0 2 286 0.70% 0 0 286 0.00% 0 0 286 0.00% 0 0 286 0.00% 0 0 286 0.00% 0 0 286 0.00% 0 0 286 0.00% 0 0 286 0.00% 0 0 286 0.00% 0 0 286 0.00% 0 0 286 0.00% 0 0 286 0.00% 0 0 286 0.00% 2 51 17.83% 0.69%
205
5. Bulan Mei kelas tgl 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 total Ʃ
7.1 0 0 0 2 0 0 0 0 0 1 2 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 7
7.2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4
7.3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 4
7.4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 2 0 1 0 0 0 0 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0 7
7.5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
7.6 0 0 0 0 0 0 1 2 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 5
7.7 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2
7.8 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4
total total keterlambatan siswa prosentase siswa 0 286 0.00% 0 286 0.00% 0 286 0.00% 2 286 0.70% 0 286 0.00% 0 286 0.00% 1 286 0.35% 2 286 0.70% 0 286 0.00% 3 286 1.05% 8 286 2.80% 0 286 0.00% 0 286 0.00% 0 286 0.00% 5 286 1.75% 0 286 0.00% 2 286 0.70% 4 286 1.40% 0 286 0.00% 0 286 0.00% 1 286 0.35% 1 286 0.35% 0 286 0.00% 5 286 1.75% 0 286 0.00% 0 286 0.00% 0 286 0.00% 0 286 0.00% 0 286 0.00% 0 286 0.00% 0 286 0.00% 34 11.89% 0.48%
206