Hubungan Antara Self Esteem dengan Kemandirian Narapidana Pengedar Narkoba Wanita di LP Wanita Tangerang Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Psikologi
•••111
_ _ _ _ __,,,--~mri•ri~n. d .ri
Oleh:
. .__
,
r1t. . . . . . .
...............,,,,,-,-,, 1
~~'.'induk : :Q:i)J·~l[t:/l'fJ'""""""' .............::l~.:11........
kJasitika">i .
..............................................
NOVITASARI
105070002343
FAKULT AS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAY ATULLAH JAKARTA 200911430 H
---~~·-""1
Hubungan Antara Self Esteem dengan Kemandirian Narapidana Pengedar Narkoba Wanita di LP Wanita Tangerang Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Psikologi
II 1111
111
---~~-----~l!l~'ri~n. Oleh:
. _ _ r?,f "Ul . . . . . . . . . , ,.,
· :
klasifika>-;i
...............................................
T........
"~· 1n d".. k :' .... ·arn:·~ ti.:·:/llr ............." k".'J... .........:::\;..... ::\........ .
NOVITA SARI
105070002343
FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
200911430 H
----~-·n""1
d:n·l r '1.
PERPus~ •, '\AAN UT,1\1\,ii'\ UIN SYAH1D JAKARTA
Hubungan Antara Self Esteem Dengan Kemandirian Narapidana Pengedar Narkoba Wanita di LP Wanita Tangerang
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Psikologi
Oleh:
NOVITA SARI
105070002343
Di Bawah Bimbingan Pembimbing I
Neneng Tati Sumiati, M.Si, Psi NIP. 150 300 679
~ S. Evangeline I Suaidy, M.Si, Psi
FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2009/1430 H
PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang berjudul HUBUNGAN ANTARA SELF ESTEEM
DENGAN
KEMANDIRIAN NARAPIDANA PENGEDAR NARKOBA WANITA DI LP WANITA TANGERANG telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 7 Desember 2009. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Psikologi. Jakarta, 10 Desember 2009
Sidang Munaqasyah, Pembantu Dekan/ Sekretaris Merangkap Anggota,
Dekan/ Ketua Merangkap Anggota,
o~t~u.s;
/'~ Jahia Umar, Ph.D NIP. 130 885 522
NIP. 19561223 198303 2 001
Anggota Penguji II
Dia utiah, M. Si. Dra NIP. 19671029 199603 2 001
Neneng Tati Sumiati, M.Si, Psi NIP. 150 300 679
Pembimbing I
Neneng Taf.k.i.l.51. NIP. 150 300 679
Psi
S. Evangeline I Suaidv, M.Si, Psi
;Jfjp;Predatin,y your8elj'i$ one you neecCtfi'e mo$t to $et ancCacliieve,yoa/$ in your life
;Jf, key to reachtfi'e ,yreat $UCCe8$ i8 liy dancll:113 on your tivo foet
ABSTRAK (A) (B) (C) (D)
Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Desember 2009 Novita Sari Hubungan Antara Self Esteem dengan Kemandirian pada Narapidana Pengedar Narkoba Wanita di LP Wanita Tangerang (E) 96 halaman + xi lampiran (F)
Dalam peredaran narkoba, keterlibatan para wanita di dalamnya sangat besar. Sindikat narkoba memanfaatkan wanita untuk memperluas pemasaran dalam bisnis ini.Kebanyakan wanita tidak bisa menolak untuk tidak terlibat dalam pengedaran narkoba yang ditawarkan oleh para sindikat. Hal ini terlihat bahwa tingkat kemandirian para wanita kurir narkoba ini sangat rendah. Segala sesuatu yang akan dijalaninya sangat didominasi oleh campur tangan dan keputusan para sindikat. Ketidakmandirian pada para kurir wanita narkoba ini sangat dipengaruhi oleh faktor psikologis dari wanita itu sendiri. Bagaimana ia menilai dirinya dan menghargai segala potensi yang dimiliki tanpa harus bergantung dengan sindikat. Faktor psikologis yang berkaitan dengan ini yaitu self esteem. Menu rut Branden (1994 dalam Damayanti 2006), menjelaskan bahwa self esteem yang positif atau sehat berkorelasi dengan kemandirian. Selanjutnya, penelitian melakukan penelitan ini dengan tujuan untuk mengetahui hubungan antara self esteem dengan tingkat kemandirian pada narapidana pengedar narkoba wanita di LP Wanita Tangerang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode korelasional deskriptif. Sedangkan tehnik sampling yang digunakan adalah purposive sampling, dengan karakteristik yaitu telah divonis dengan kasus pengedaran narkoba dan telah memasuki usia dewasa awal yang menurut Hurlock adalah berada pada usia 20-40 tahun dengan jumlah sampel sebanyak 62 orang dan menggunakan dua buah instrument penelitian, yaitu self esteem scale dari Morris Rosenberg yang telah peneliti modifikasi dan skala kemandirian. Uji validitas digunakan dengan rumus product moment dari Pearson dan untuk perhitungan komputer dengan menggunakan program SPSS versi 13.0 for Windows. Sedangkan uji reliabilitas digunakan dengan rumus Alpha Cronbach dan perhitungan menggunakan program SPSS versi 13.0.
Dari hasil penelitian diperoleh skor reliabilitas pada skala self esteem self esteem yaitu 0.802 sedangkan pada skala kemandirian diperoleh skor 0.786. Semenetara itu, pada pengujian validitas, aitem-aitem yang mencapai skor <0.3 maka dianggap sebagai aitem yang valid. Untuk menguji hipotesis peneliti menggunakan tehnik statistik korelasi Spearman's rho. Dan hasil penelitian terhadap hipotesis ini menunjukkan bahwa r hitung sebesar 0.190 sementara r tabel yaitu 0.254, jadi r hitung < r tabel. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho diterima.
(G) Dengan demikian, hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara self esteem dengan kemandirian pada narapidana pengedar narkoba wanita di LP Wanita Tangerang. Saran yang diajukan yaitu diharapkan agar dilakukan kembali penelitian yang lebih spesifik dan mendalam mengenai kemandirian ini namun dikorelasikan dengan variabel-variabel lain, seperti social support, pola asuh orang tua, kebudayaan, intelegensi, yang mungkin akan berpengaruh secara signifikan terhadap kemandirian pada narapidana pengedar narkoba wanita. Dan keterbatasan dari penelitian ini yaitu skala ukur kemandirian yang digunakan kurang mengukur aspek-aspek dasar kemandirian, seperti kemandirian fisiologis, dan lain-lain.
(H) Daftar Pustaka 62 (1969-2009)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Penulisan skripsi ini guna memenuhi persyaratan kelulusan untuk memperoleh gelar Sarjana Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini terdapat banyak dukungan dan sumbangsih dari berbagai pihak, yaitu:
1. Pak Jahja Umar, sebagai Dekan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah sangat berjasa dan membantu penulis dalam proses penulisan skripsi ini. 2. Bu Neneng Tati Sumiati dan Bu S. Evangeline I Suaidy sebagai pembimbing I dan II yang telah meluangkan waktu dan memberikan masukan yang sangat berharga kepada penulis. Dan Bu Suryati sebagai Kepala Pembinaan Napi di Lapas Klas llA Wanita Tangerang yang telah membantu penulis dalam proses pengumpulan data. 3. Seluruh dosen Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu yang sangat bermanfaat bagi penulis selama masa perkuliahan. 4. Ayahanda dan lbunda tercinta, yaitu bapak Abdullah Hasan dan lbu ldi Julinda yang selalu memanjatkan do'an untuk kesuksesan penulis dan telah mengorbankan banyak hal demi tercapainya cita-cita penulis.
5. Adik-adik tersayang, yaitu dek lki, dek Uswa dan dek lin, yang telah memberikan spirit
dengan canda dan tawanya.
6. Seluruh anak kelas C angkatan 2005, yang telah bersedia berbagi suka dan duka bersama-sama, baik selama perkuliahan maupun dalam penulisan skripsi. 7.
Teman-teman senasib dan seperjuangan, yaitu alfi, ela, sri, hida, pira, dkk, yang telah menjadi pelipur Iara selama di perantauan bagi penulis dari awal perkuliahan hingga penyelesaian penulisan skripsi ini.
8. Anak-anak Si6NaL, yaitu alim, icap, nora, tadha, moel, eek hus , badri S, yasin, dan lain-lain yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, yang telah memberikan motivasi, ide-ide cemerlang dan masukan untuk perubahan yang lebih baik kepada penulis. 9. Segenap anggota dan pengurus IMAPA (ikatan Mahasiswa dan Pemuda Aceh) Jakarta, khususnya IMAPA Cab, Ciputat yang telah mengajari penulis tentang banyak hal selama perkuliahan di UIN Syarif Hldayatullah Jakarta. Semoga Allah SWT membalas jasa-jasa mereka dengan pahala dan kebaikan yang berlipat. Amin. Harapan penulis agar skripsi ini dapat berguna bagi seluruh pihak yang ingin mengembangkan keilmuannya. Dan penulis juga menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dan kelemahan dalam penulisan skripsi, Karena itu, penulis mengharapkan saran dan masukan dari semua pihak demi perbaikan dan kesempurnaan skripsi ini. Jakarta, 1 Desember 2009
Penulis
DAFTAR ISi
ABSTRAK.....................................................................................
I
KATA PENGANTAR ..................................................................... ···
iii
DAFTAR ISi. ....................................................................... ··· ··· ··· ··
v
DAFTAR TABEL.................................... .. . . . . .. . . . . . .. . . . . .. . . . . . . . .. .. . . . . . .. ..
ix
DAFTAR GAMBAR..........................................................................
x
DAFTAR LAMPIRAN... ...... ......... ......... ... ... ... ...... ......... ...... ... ...... .....
xi
BABI
Bab II
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang............................... .. . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . .. . . . .
1
1.2 ldentifikasi Masalah......................... .. .. . . . . . .. . . . . .. . .. . . . .. . .. .
7
1.3 Pembatasan Masalah...................................................
7
1.4 Rumusan Masalah.......................................................
8
1.5 Tujuan Penelitian. .. . . . .. . . .. . . . . . . . . . .. . . .. . . . . .. .. . . . . . .. . . . . . . . .. .. . .. .
8
1.6 Manfaat Penelitian... ... .. . . .. .. . . . . . .. .. . ... ... . .. ... ... . .. ... ... .. . ... ..
8
1.7 Sistematika Penulisan.... .. . . . . . . .. . .. . . . . . .. . .. .. . . . . . . . . . . . . . . .. .. . . ..
IO
Kajian Teori 2.1 Kemandirian...... ... ...... ...... ... ... ... ... ... ... ... ......... ... ... ... ....
12
2.1.1 Definisi .. . .. . . .. .. . . .. . .. . .. . . . . . . .. . . . . . .. . . . . . . .. . . . . . .. . . . . . . . . . ..
11
2.1.2 Bentuk-bentuk Kemandirian... ... ... ...... ......... ... ... .....
14
2.1.3 Ciri-ciri Kemandirian... .. . ... . .. ... . .. . . . ... ... .. . . .. ... .. . ... ...
18
2.1.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemandirian....... ..
20
2.2 Self Esteem ...................................................... ··········
22
2.2.1 Definisi..............................................................
22
2.2.2 Karakter Self Esteem . . . . . . .. . . . . . . . . .. .. . ... . . . .. . .. . .. .. . .. . ..
25
2.3 Self Esteem dan Kemandirian dalam Perspektif Islam..........
28
2.3.1 Self Esteem..................................................................... 28 2.3.2 Kemandirian..... ......... ..................................................... 32 2.4 Dewasa Awai.......................................................................... 34 2.4.1 Definisi Dewasa Awai...................................................... 34 2.4.2 Karakteristik Tahap Perkembangan Dewasa Awai........
35
2.4.3 Tugas-tugas Perkembangan....... .................... ............... 37 2.5 Masuknya Perempuan dalam Bisnis Narkoba ................. 41 2.6 Kerangka Berpikir dan Hipotesis...... .. . . .. .. . ... .. .. .. .. . .. . . .. .. . . 42 2.6.1 Kerangka Berpikir. .. . .. . . . . .. . . . .. . ... .. . . . . .. . . .. . . . . . . .. . . . . . . . .. 42 2.6.2 Hipotesis...................... .. . .. . .. .. . . .. . . . .. . . .. .. . . . . .. . . .. .. . Bab Ill
48
Metodologi Penelitian 3.1 Jenis Metode Penelitian............ .. . . . . . .. . . . .. . ... . . . . . . .. . .. . ... .. . 49 3.2 Definisi Konsep & Opresional Konsep.............................. 49 3.2.1 Definisi Konsep.............................................. .. .. .
49
3.2.2 Operasional Konsep... .. . . . . ... . .. . . . . .. .. . . .. . .. . .. .. . . .. .. . . ..
50
3.3 Populasi & Sampel Penelitian........................................
51
3.3.1 Populasi. ..................................................... ·· · ···
51
3.3.2 Sampel....................................................... .. .. . ..
52
3.4 Tehnik Sampling.......................................................... 52 3.5 Tehnik Pengumpulan Data............................................
53
3.6 lnstrumen Penelitian... ... .. . . .. ... . .. ... .. . ... . .. ... ... ... . . . ... .. . ... .
54
3.7 Tehnik Uji lnstrumen Penelitian...... ........................... ... ..
58
3.8 Prosedur Penelitian... .. . ... ... ... ... ... ... ... ... . .. ... ... ... ... ... ... ... 61 3.9 Tehnik Analisis Data....................................................
62
Bab IV Presentasi & Analisa Data 4.1 Gambaran Umum Subjek.................................... .. . . . .. .. .
65
4.4.1 Gambaran Subjek Berdasarkan Usia.......................
65
4.4.2 Gambaran Subjek Berdasarkan Pendidikan Terakhir.. 66 4.4.3. Gambaran Subjek Berdasarkan Asal Perolehan Narkoba .............................................................. 67 4.2Analisis Data................................................................
68
4.2.1 Try Out..............................................................
68
4.2.1.1
Uji Validitas................ .. . .. .. . . . . . .. . . . . . . . .. .. . . . . ... 68
4.2.1.2
Uji Reliabilitas......... .. . ... . . . . .. .. . . . . . .. . . . . . . . .. .. .. 70
4.3 Uji Prasyarat............................................................ ... 71 4.3.1 Uji Normalitas................................................... ..
71
4.3.1.1
Skala Self Esteem....................................... 72
4.3.1.2
Skala Kemandirian... .. . . . . . .. . . . . . . .. . . . . . .. .. . . . . . .. ..
74
Bab V
4.4 Distribusi Penyebaran Skor.......................................... ....
77
4.4. 1 Skala Self Esteem .................................................... ···
77
4.4.2 Skala Kemandirian ......................................... · · ··
80
4.5 Uji Hipotesis ............................................................. ·· · ··
84
Kesimpulan, Saran Dan Diskusi 5.1 Kesimpulan ................................................................ · · ·.
87
5.2 Diskusi.. .......................................................... · ....... · · ··
87
5.3 Saran ....................................................................... ··.
95
DAFTAR PUSTAKA LAMPI RAN
DAFTAR TABEL
Tabel 3.6
Blue Print Skala Kemandirian
Tabel 4.1.1
Gambaran Subjek Berdasarkan Usia
Tabel 4.1.2
Gambaran Subjek Berdasarkan Jenjang Pendidikan Terakhir
Tabel 4.1.3
Gambaran Subjek Berdasarkan Asal Perolehan Narkoba
Tabel 4.2.1.1
Hasil Try Out Skala Kemandirian pada Narapidana Pengedar Narkoba Wanita
Tabel 4.3.1.1
Uji Normalitas Skala Self Esteen
Tabel 4.3.1.2
Uji Normalitas Skala Kemandirian
Tabel 4.4.1
Distribusi Penyebaran Skor Self Esteem
Tabel 4.4.1
lnterpretasi Skor Self Esteem
Tabel 4.4.2
Distribusi Penyebaran Skor Kemandirian
Tabel 4.4.2
lnterpretasi Skor Kemandirian
Tabel 4.4.2
Skor Self Esteem dan Kemandirian
Tabel 4.5
Uji Korelasi Antara Self Esteem dan Kemandirian
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.3.1.1
Normal Q.Q Plot of Self Esteem
Gambar 4.3.1.2
Normal Q.Q Plot Skala Kemandirian
Gambar 4.4.1
Histogram Penyebaran Skor Self Esteem
Gambar 4.4.2
Histogram Penyebaran Skor Kemandirian
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Permohonan lzin Penelitian
Lampiran 2
Permohonan lzin Penelitian
Lampiran 3
Angket Try Out
Lampiran 4
Data Try Out Skala Self Esteem
Lampiran 5
Data Try Out Skala Kemandirian
Lampiran 6
Output SPSS Skala Self Esteem
Lampiran 7
Output SPSS Skala Kemandirian
Lampiran 8
Blue Print Skala Kemandirian
Lampiran 9
Blue Print Skala Se;f Esteem
Lampiran 10
Angket Field Study
Lampiran 11
Data Field Study Skala Self Esteem
Lampiran 12
Data Field Study Skala Kemandirian
I
BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peredaran narkoba secara tidak bertanggung jawab sudah semakin meluas di kalangan masyarakat. Hal ini tentunya akan semakin mengkhawatirkan. Sebagaimana yang kita ketahui, yang banyak menggunakan narkotika dan psikotropika adalah kalangan generasi muda yang merupakan harapan dan tumpuan bangsa di masa yang akan datang.
Saat ini perdagangan narkoba impor dan buatan lokal di masyarakat semakin merajalela. Transaksi sabu, putau, ekstasi, dan ganja berlangsung bebas di lokasi hunian, perkantoran, dan tempat hiburan malam. Sirkulasi kian luas dengan memanfaatkan kurir perempuan (Seputar Media, 2009).
Dalam melakukan peredaran narkoba, keterlibatan para wanita di dalamnya sangat besar. Para sindikat narkoba memanfaatkan wanita untuk memperluas pemasaran dalam bisnis ini. Karena secara natural, perempuan relatif tidak mudah dicurigai polisi, cenderung patuh, dan mudah dikendalikan. Karena itu, sindikat pengedar narkoba internasional merekrut wanita sebanyak mungkin dan menjanjikan upah yang besar untuk dijadikan kurir
2
narkoba sekaligus untuk menghilangkan jejak para sindikat narkoba tersebut agar tidak bisa dilacak oleh polisi. Karena itu, Mill (dalam Sulistiani, dkk, 1999) menyimpulkan apa yang disebut sebagai kodrat wanita adalah hasil buatan dari kombinasi tekanan dan paksaan dari satu pihak, dan rangsangan yang tidak wajar dan menyesatkan di pihak lain.
Dalam mata rantai bisnis narkotika wanita telah menjadi korban maupun pelaku. Perempuan disebut sebagai korban karena perempuan telah direkrut di bawah tipu daya seperti dijadikan pacar, diajak hidup bersama sampai dengan dinikahi oleh laki-laki pengedar narkotika atau pemilik bisnis narkotika. Perempuan kemudian juga menjadi pelaku pengedar narkotika (tanpa kesadaran akan resikonya) saat ia dijadikan kurir oleh suaminya, atau dipaksa oleh suaminya untuk menjual narkotika. Ketika ia ditangkap maka dalalTJ hukum yang berlaku, perempuan tersebut dikategorikan sebagai pembawa dan penjual narkotika, suatu contoh bagaimana hubungan personal dan ikatan kasih-cinta telah menggambarkan eksploitasi perempuan oleh lakilaki (lrianto, S., dkk., 2007).
Kepala pelaksana harian (Kalakhar) Badan Narkotika Nasional (BNN) lrjen Gories Mere dalam sambutannya pada acara workshop Pemberdayaan Perempuan Dalam Upaya Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba di Aula pertemuan Mapolda Metro Jaya, Kamis (4/12) menyatakan, jumlah
3
perernpuan yang terlibat dalarn penyalahgunaan narkoba selarna ernpat tahun terakhir di 33 Provinsi di Indonesia rneningkat 100%. Pada tahun 2004 jurnlah pengedar dan pernakai narkoba sebanyak 1.060 orang, narnun sarnpai Juni 2007 rneningkat tajarn rnencapai 10.270 perernpuan. Selarna tahun 2008, sudah 811 perernpuan yang tersangkut kasus narkoba (Hariansib, 2008).
Dalarn Kornpas (3/12/2008) rnenyatakan bahwa Sadan Narkotika Nasional (BNN) dan Direktorat IV Narkotika Bareskrirn Mabes Polri selarna tahun 2008 telah berhasil rnengungkap jaringan narkoba internasional, dan menangkap 32 kurir wanita pembawa narkoba.
Segala kegiatan kurir narkoba wanita dikontrol dan dikendalikan oleh para sindikat guna menunjang profesinya. Menurut Direktur Pernasaran BPD Daerah lstirnewa Yogyakarta (DIY) Sulcha Prihasti, SE, MM, (dalam Gemari, Edisi 92frahun IX/September 2008) perempuan Indonesia sejak dulu hingga kini masih dianggap sebagai konco wingking. Hanya saja pengertian konco wingking saat ini telah berubah bukan hanya sebagai pendamping suami, tapi dianggap sebagai mitra dan rnampu mem-back up para suami.
Kebanyakan wanita tidak bisa menolak untuk tidak terlibat dalam pengedaran narkoba yang ditawarkan oleh para sindikat. Hal ini terlihat bahwa tingkat kemandirian para wanita kurir narkoba ini sangat rendah. Segala sesuatu
4
yang akan dijalaninya sangat didominasi oleh campur tangan dan keputusan para sindikat.
Pada perkembangan psikologis dewasa awal, terdapat perubahanperubahan ketertarikannya terhadap personal, sosial, dan rekreasi (Hurlock, 1980). Para sindikat narkoba memanfaatkan keadaan ini dengan menjadikan mereka sebagai pacar atau istrinya. Selain itu, para wanita juga dijanjikan akan diajak jalan-jalan ke luar negeri dan dipenuhi segala kebutuhem hidupnya.
Craig (1992) menyebutkan bahwa kemandirian itu juga mencakup kapasitas seseorang dalam mengambil keputusannya sendiri dan mengatur tingkah lakunya sendiri. Demikian pula, Judith Bardwick (dalam Dawling, 1992) mengungkapkan bahwa kemandirian muncul dari proses pembelajaran, yaitu mampu mencapai atau melakukan sesuatu sendiri, dapat mengandalkan kemampuan sendiri dan dapat mempercayai diri sendiri.
Kebanyakan wanita menjadi ketergantungan terhadap orang lain karena ia mendapatkan keuntungan yang besar dari para sindikat, yaitu dibawa jalanjalan ke luar negeri, selutuh kebutuhan hidupnya dipenuhi dan dibelikan barang-barang mewah. Menurut Wiggins (1994) ketidakmandirian kita akan lebih besar terjadi ketika keuntungan kita tinggi (yaitu, nilai reward yang disedikan oleh orang lain tinggi dan biayanya yang harus kita keluarkan
5
rendah) dan sumber-sumber alternatif untuk mendapatkan reward jarang (yaitu, kita tidak bisa mendapatkan keuntungan dari orang lain maupun dari dari kita sendiri).
Faktanya adalah ketidakmandirian pada para kurir narkoba wanita ini sangat dipengaruhi oleh faktor psikologis dari wanita itu sendiri. Bagaimana ia menilai dirinya dan menghargai segala potensi yang dimiliki tanpa harus bergantung dengan para sindikat, baik secara emosional, tingkah laku, nilai dan financial, dimana ia yakin akan mampu mengatur kehidupannya sendiri dengan lebih baik. Aspek psikologis yang sangat berkaitan dengan perilaku ini yaitu self esteem. Self Esteem (dalam Branden, N., 1969) adalah kunci yang sangat signifikan untuk mengetahui perilaku seseorang. Untuk memahami individu secara psikologis, harus memahami sifat dan derajat self esteem.
ldentifikasi peran feminin memiliki kelemahan dalam tingkat self esteem. Wanita yang memiliki feminitas yang tinggi cenderung memiliki self esteem yang lebih rendah dibanding individu yang maskulin atau androgini (Lau, 1989 dalam Baron, R.A & Byrne, D, 2004).
Hal ini mengindikasikan bahwa para kurir wanita narkoba memiliki self esteem yang rendah sementara sindikat yang selalu mengontrol dan
mengendalikannya memiliki self esteem yang lebih tinggi sehingga para kurir
6
dapat dengan mudah mengikuti petunjuk dan perintah dari para sindikat mengenai kegiatan peredaran narkoba karena mereka tidak mampu mempertahankan diri dan merasa tak berdaya di hadapan para sindikat.
Salah satu alasan tingginya self esteem pada pria dibandingkan wanita adalah karena dalam kebudayaan, harga diri erat kaitannya dengan ragam sifat yang secara tradisional diberi label maskulin seperti kemandirian, ketegasan, dan kecakapan (Sears, D.O, dkk., 1994).
Beberapa studi tentang kepribadian dengan sampel pada mahasiswa dan siswa SMA dan orang dewasa menunjukkan sebuah pola kecil namun perbedaaan gender sangat signifikan mengenai self esteem, anxiety, dan assertiveness. Pada pria skor tertinggi yaitu self esteem dan asertif , sementara pada wanita skor yang paling tinggi yaitu anxiety (Lips, H.M., 2003). Dalam suivey AAUW (American Association of University Women) menunjukkan perbedaaan gender dalam berbagai grup etnik dan ras. Pada wanita di semua grup tersebut meunjukkan self esteem yang lebih rendah daripada pria. (Lips, H.M., 2003).
Dari data di atas, jumlah wanita yang menjadi pengedar dan pengguna narkoba sangat tinggi. Hal ini tidak lepas dari factor self esteem dan kemandirian wanita itu sendiri. Karena itu, peneliti berasumsi bahwa ada
7
hubungan antara self esteem dengan kemandirian pada narapidana kurir narkoba di LP Wanita Tangerang.
1.2 ldentifikasi Masalah Agar penelitian ini terfokus pada apa yang akan diteliti selanjutnya, maka peneliti memiliki beberapa pertanyaan terkait dengan masalah-masalah dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut:
a. Apakah ada hubungan yang positif antara self esteem dengan kemandirian narapidana pengedar narkoba wanita ?. b. Aspek kemandirian yang mana yang paling dipengaruhi oleh self esteem?. c. Seberapa besar sumbangan self esteem dalam mempengaruhi kemandirian narapidana kurir narkoba wanita melakukan pengedaran narkoba?.
1.3
Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini sesuai dengan tujuan yang diharapkan, maka peneliti membatasi masalah-masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
a.
Self Esteem adalah sikap individual, baik yang positif maupun yang negatif terhadap dirinya sebagai suatu totalitas.
9
c. Untuk mengetahui aspek kemandirian yang paling dipengaruhi oleh self esteem pada kurir narkoba wanita. d. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan peneliti sehubungan dengan korelasional antara self esteem dengan kemandirian pada kurir narkoba wanita.
Manfaat Praktis a. Melakukan pembinaan yang sesuai di lembaga pemasyarakatan, khususnya pembinaan kemandirian, seperti memberikan pelatihanpelatihan kewirausahaan agar setelah keluar dari lapas para narapidana bisa membuka usaha sehingga mereka tidak lagi terjebak dalam bisnis narkoba. b. Melakukan serangkaian pembinaan kepribadian narapidana dalam rangka untuk meningkatkan self esteem para narapidana wanita, seperti pemberian penyuluhan kepribadian, dan lain-lain. c. Agar para ilmuan dapat melakukan penelitian yang lebih mendalam mengenai self esteem dan kemandirian para narapidana wanita di kemudian hari untuk mendapatkan hasil yang lebih sempurna dan maksimal.
10
1. 7 Sistematika Penulisan Dalam penelitian ini, sistematika penulisannya terdirl dari lima bab, bab pertama yaitu pendahuluan, yang terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Sementara pada bab kedua membahas mengenai kajian teorl, yang terdiri dari definisi kemandirian, bentuk-bentuk kemandirian, ciri-ciri kemandirian, faktor-faktor yang mempengaruhi kemandirian kemandirian, definisi self esteem, karakteristik self esteem, self esteem dan kemandirian dalam perspektif Islam, definisi dewasa awal, karakteristika tahap perkembangan dewasa awal, tugas-tugas perkmebangan, masuknya perempuan dalam bisnis narkoba, kerangka berpikir dan hipotesis.
Dalam bab ketiga, membahas mengenai metodologi penelitian, yang terdiri dari jenis penelitian, definisi konsep dan operasional konsep, populasi dan sampel penelitian, tehnik sampling, tehnik pengumpulan data, instrumen penelitian dan tehnik uji instrumen penelitian, prosedur penelitian dan tehnik analisis data. Selanjutnya, pada bab keempat yaitu presentasi dan analisis data yang diperoleh, yang terdiri dari gambaran umum subjek berdasarkan usia, pendidikan terkahir, dan asal perolehan narkoba, analisis data try out
11
dan uji prasyarat, distribusi penyebaran skor dan uji hipotesis. Dan bab kelima terdiri dari kesimpulan, saran dan diskusi.
12
BAB II KAJIAN TEORI 2.1 KEMANDIRIAN 2.1.1 Definisi
Menurut Martin dan Stendler (dalam Satya, Y., 2009), Kemandirian ditunjukkan dengan kemampuan seseorang untuk berdiri di atas kaki sendiri, mengurus diri sendiri dalam semua aspek kehidupannya, ditandai dengan adanya inisiatif, kepercayaan diri dan kemampuan mempertahankan diri dan hak miliknya.
Kemandirian merupakan suatu kemampuan psikologis yang harus sudah dimiliki secara sempurna oleh individu pada masa remaja akhir dan sudah relatif menetap pada masa masa dewasa awal sehingga individu pada masa dewasa awal sudah dapat dikatakan mandiri. Hal ini seperti yang dikatakan oleh A.E Sinolungan (dalam PerfSpot, 2009), bahwa masa dewasa sudah ditandai dengan kemandirian dan kemampuan produktif.
Menurut Tussy (2008), kemandirian merupakan salah satu ciri-ciri manusia yang berkualitas, faktor penting dalam keikutsertaan perempuan dalam pembangunan dan berbagai bidang kehidupan. Dalam hal ini dengan
13
kernandirian, seseorang rnarnpu rnernanfaatkan seoptirnal rnungkin potensi dalarn dirinya dan rnarnpu berdiri di atas kaki sendiri, rnernbuat pilihan dan rnengarnbil keputusan sendiri.
Dalarn bahasa lnggris, kernandirian dapat diartikan dengan autonomy, indepedency, dan self reliance. Autonomy adalah suatu kernarnpuan individu untuk rnenentukan dan rnengatur dirinya sendiri. Independence rnerupakan suatu sikap yang ditandai dengan adanya kepercayaan diri (Chaplin, 2004).
Erikson rnenyatakan kernandirian adalah usaha untuk rnelepaskan diri dari orang tua dengan rnaksud untuk rnenernukan dirinya dengan proses rnencari identitas ego yaitu rnerupakan perkernbangan kearah individualitas yang rnantap dan berdiri sendiri .Kernandirian biasanya ditandai dengan kernarnpuan rnenentukan nasib sendiri, kreatif dan inisiatif, bertanggung jawab, rnarnpu rnenahan diri, rnernbuat keputusan-keputusan sendiri dan rnarnpu rnengatasi masalah tanpa ada pengaruh orang lain (Monks, dkk.1989).
Menurut Steinberg (1996), kemandirian adalah kernarnpuan yang penting dalam sosial rnasyarakat zaman kini dengan rnerasa diri sebagai individu yang bebas, rnarnpu mernbuat keputusan dan rnernilih tindakan yang akan dilakukan dengan bijaksana.
14
2.1.2
Bentuk-bentuk Kemandirian
Menurut Steinberg (1993) menyebutkan tiga bentuk kemandirian, yaitu:
a. Kemandirian emosional, yang mana perkembangannya lebih tergantung pada keadaan orang tua daripada individu itu sendiri. lndividu dewasa muda yang mandiri akan memiliki perasaan individuasi yang baik dan tidak bergantung lagi kepada orang tuanya serta mampu melepaskan ketergantungan dan membentuk hubungan yang lebih dewasa, lebih bertanggung jawab, dan tidak bergantung (less dependent) (Steinberg, 1993). Kemandirian emosional ini dapat diukur dengan empat aspek, yaitu:
melakukan de-idealisasi terhadap orang tua, yaitu individu tidak lagi melihat orang tua sebagai seseorang yang mengetahui segalanya dan memiliki kekuasaan atasa segalanya. Orang tua terkadang bisa saja membuat kesalahan. Melihat orang tua sebagai individu, yaitu individu dewasa muda mampu melihat bahwa hubungannya dengan orang tua merupakan hubungan yang lebih kooperatif dan sejajar, serta saling memberi dan menerima. lndividu dewasa muda mampu membedakan orang tuanya sebagai individu, dengan perasaan dan kebutuhannya yang unik, dan perannya sebagai orang tua (Conger, 1991).
15
-
Nondependency, yaitu individu mampu bertindak berdasarkan dirinya sendiri. Saat individu tersebut berbuat kesalahan, ia pun mampu mengatasinya sendiri dan tidak harus meminta bantuan kepada orang tuanya. Perasaan individuated dalam hubungannya dengan orang tua, yaitu dengan perasaan individuated, seseorang mengijinkan dirinya melepaskan diri dari ikatan dengan orang tua dan tidak menceritakan segala pikiran dan perasaanya kepada orang tua. la mulai membiarkan terdapat hal-hal tertentu yang tidak diketahui oleh orang tua. la menjadi mampu membedakan dirinya dari orang tua, mengubah ikatan orang tua - anak yang sebelumnya, dan mampu mengembangkan rasa tanggung jawab (Blos dalam Steinberg, 1993).
b. Kemandirian dalam tingkah laku, yang ditandai dengan kemampuan untuk menerima saran yang dianggap cocok dari orang sekitarnya, melakukan suatu tindakan berdasarkan keputusannya sendiri, dan mencapai kesimpulan yang tangguh mengenai bagaimana cara individu tersebut bertingkah laku (Hill dan Holmbeck dalam Steinberg, 1993). Menurut Steinberg (1993), terdapat tiga aspek yang dapat mengukur kemandirian tingkahlaku seseorang, yaitu:
17
membiarkan dirinya dikontrol dan dipengaruhi di bawah kendali individu lainnya. Segala bentuk ide, saran dan pendapat dari orang sekelilingnya akan dijadikan bahan pertimbangan bagi dirinya untuk bertindak. Namun, ia dapat mencapai kesimpulan berdasarkan keputusannya sendiri.
-
Perasaan self-reliance.
Perasaan self reliance berfokus pada penilaian subjektif seseorang mengenai tingkat kemandirian yang dimilikinya (Steinberg, 1993).
c. Kemandirian dalam tata nilai, yaitu memiliki serangkaian prinsip mengenai apa yang baik dan buruk, serta apa yang penting dan tidak penting. Kemandirian ini pada masa dewasa muda didukung oleh kemampuan menalar dan pemikiran hipotesis yang sudah lebih baik dibandingkan pada masa-masa sebelumnya. Menurut Steinberg (1993), kemandirian nilai ini memiliki tiga aspek, yaitu:
Kemampuan berpikir abstrak.
Sejumlah ahli perkembangan percaya bahwa pada masa dewasalah individu menata pemikiran operasional formal-tahap kemampuan berpikir secara abstrak dan hipotesis mereka. Mereka mungkin merencanakan dan membuat hipotesis tentang masalah-
18
masalah seperti remaja, tetapi mereka menjadi lebih sistematika ketika mendekati masalah sebagai orang dewasa (Desmita, 2005).
Lebih mendasarkan keyakinannya pada prinsip-prinsip umum yang memiliki dasar ideologis (prinsip moral). -
Menggunakan nilai-nilai individu sendiri dalam keyakinannya, bukan system nilai yang diturunkan oleh orang tua atau figure otoritas lainnya.
2.1.3
Ciri-ciri Kemandirian
Dalam Steinberg & Lerner (2009), dijelaskan bahwa kemandirian mengandung dua makna konstruk yang memiliki karakteristik yang saling berkaitan, yaitu:
1. Konstruk yang bersifat intraindividual dimana menekankan pada perkembangan intrapsikis individu. lndividu melihat dirinya sebagai sosok yang terpisah dengan orang tuanya dan melakukan de-idealisasi, yaitu individu mulai melihat sosok orang tua yang tidak all-knowing dan al/powerful. Namun, bagaimana pun juga, proses intrapsikis ini
mempengaruhi konteks hubungan interpersonal individu. 2. Konstruk yang bersifat interpersonal yang menekankan pada kualitas hubungan individu dengan orang tua dan lingkungannya sehingga
19
perkembangan kemandirian difasilitasi oleh pola asuh orang tua dan keadaan lingkungannya.
Namun, kemandirian yang sehat akan dicapai oleh individu jika individu telah terjamin dapat menciptakan perspektif yang seimbang antara dirinya dan hubungannya dengan lingkungan.
Menurut Masrun (dalam Faturochman, 1989), terdapat beberapa komponen utama kemandirian, yaitu:
1. Bebas, yang ditunjukkan dengan tindakan yang dilakukan atas kehendak yang sendiri, bukan karena orang lain dan tidak tergantung kepada orang lain. 2. Progresif dan ulet, yang ditunjukkan dengan adanya usaha untuk mengejar prestasi, penuh ketekunan, merencanakan serta mewujudkan harapan-harapannya. 3. lnisiatif, mencakup kemampuan untuk berfikir dan bertindak seara orisinal, kreatif dan penuh inovatif. 4. Pengendalian dari dalam (internal locus of control), ditandai dengan adanya perasaan mampu untuk mengatasi masalah yang dihadapi, kemampuan mengendalikan tindakannya serta kemampuan mempengaruhi lingkungan dan atas usaha sendiri.
20
5. Kemantapan diri, yang mencakup aspek rasa percaya terhadap kemampuan diri sendiri, menerima dirinya dan memperoleh kepuasan dari usahanya.
2.1.4 Faktor -faktor yang mempengaruhi Kemandirian Menurut Steinberg dan Lerner (2009), kesenangan yang tidak diperoleh oleh individu dan hubungan yang tidak produktif dengan orang tua dapat menghambat perkembangan kemandirian pada individu tersebut. Sementara menurut Gembeck (2001), hal-hal yang dapat merusak perkembangan kemandirian yaitu perilaku orang tua yang intrusif atau orang tua yang terlalu mencampuri urusan anaknya, kurangnya dukungan menjadi individu yang mandiri, paksaaan, dan kontrol psikologis.
Kontrol perilaku dan psikologi dapat menjadi dua aspek pola asuh orang tua yang sangat penting bagi perkembangan kemandirian. Kontrol perilaku (atau biasa disebut dengan monitoring atau regulation) termasuk perilaku orang tua yang menjaga aktivitas dan ketertarikan anaknya dan bisa diajak negosiasi. Sedangkan control psikologis (atau biasa disebut dengan kurangnya dukungan kemandirian) termasuk perilaku orang tua yang tidak mengizinkan anaknya untuk mandiri dengan memerintahkan segala sesuatu apa yang harus dikerjakan atau bagaimana untuk merasakannya, sangat protektif, terlalu banyak peraturan, dan tidak membiarkan anaknya
mengungkapkan pendapat dan memutuskan suatu perkara (Gembeck, Z., 2001).
Menurut Tussy (2008) menyebutkan bahwa kemandirian terbentuk melalui proses yang panjang disebut juga sebagai proses sosialisasi baik dalam lingkungan keluarga maupun di luar keluarga, mulai sejak kanak-kanak sampai dewasa. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa laki-laki lebih mandiri dari pada perempuan.
Menurut Faturochman (1989), tingkat kemandirian seseorang dipengaruhi oleh beberapa hal. Secara garis besar bisa dikemukakan bahwa faktor yang berpengaruh bersumber pada faktor individu yang bersangkutan, lingkungan, dan factor situasional. Ada beberapa fac
ktor objektif yang jelas terlihat antara pria dan wanita, misalnya, dalam segi fisik. Namun hal ini tidak berarti bahwa perbedaan ini akan berlangsung membawa perbedaan dalam tingkat kemandirian. Sementara menurut faktor subjektif, baik dari pengamat maupun dari individu yang bersangkutan, nampaknya lebih banyak mempengaruhi persepsi sosial. Anggapananggapan bahwa wanita harus berbeda dengan pria menyebabkan perlakukan yang diberikan juga berbeda. Akibat lanjut dari keadaan seperti ini wanita terbiasa mengalah.
22
2.2 Self Esteem 2.2.1 Definisi
Menu rut Morris Rosenberg (dalam Flynn, 2001) definisi self esteem adalah sikap individual, baik positif atau negatif terhadap dirinya sebagai suatu totalitas.
Mruk (2006) menjelaskan bahwa Rosenberg telah memperkenalkan cara lain dalam mendefinisikan self esteem yaitu sebagai suatu rangkaian sikap individu tentang apa yang dipikirkan mengenai dirinya berdasarkan persepsi perasaan, yaitu suatu perasaan tentang "keberhargaan" dirinya atau sebuah nilai sebagai seseorang.
Maslow (dalam Feist, J. & Feist, G.J., 2008) menyebutkan self esteem adalah perasaan seseorang terhadap keberhargaan dan keyakinan dirinya. Harga diri ini lebih didasarkan pada kompetensi nyata dan bukan sekedar opini dari orang lain.
Menurut Blascovich & Tomaka (1991, dalam Adler, N. & Stewart, J., 2004), secara umum, self esteem yaitu mengevaluasi komponen konsep self yang ada pada diri seseorang, representasi yang lebih luas mengenai self yang mencakup aspek kognitif dan tingkah laku baik secara evaluatif maupun afektif.
24
memiliki self esteem yang tinggi berpikir bahwa mereka memiliki banyak kualitas positif di dalam dirinya daripada individu yang memiliki self esteem yang rendah.
3. Merasa Diri Berharga
Self esteem pada dasarnya yaitu merasa diri berharga dengan memiliki kemampuan-kemampuan dan yakin akan potensi dirinya sehingga yang dirasakan adalah rasa kebahagiaan dan percaya diri.
Selain itu, istilah self esteem juga mengarah pada kondisi emosional yang bersifat sementara, khususnya muncul dari ssesuatu yang dapat mengakibatkan keadaan yang positif maupun yang negatif. Seperti dari pembicaraanya mengenai suatu pengalaman, yang dapat menunjang ataupun bahkan dapat mengancam tingkat self esteem dari individu tersebut.
Menurut Coopersmith (dalam Branden, N., 1992) self esteem adalah penilaian pribadi terhadap keberhargaan dirinya yang diekspresikan dalam sikap yang berpegang teguh pada prinsip pribadi. Self esteem mengekpresikan sikap penerimaan atau penolakan, yang mengindikasikan tingkat kepercayaan individu terhadap dirinya akan kapasitas, signifikansi, kesuksesan dan keberhargaan.
25
2.2.2 Karakteristik Self Esteem
Menurut Jerry Minchinton (1995), self esteem memiliki tiga aspek, yaitu:
1. Aspek pertama: perasaan individu terhadap dirinya.
Dengan self esteem yang tinggi, individu dapat menerima dirinya dengan tanpa syarat sebagai dirinya sendiri; menghargai nilainya sebagai manusia. Sementara individu yang memiliki self esteem yang rendah mempercayai bahwa dirinya tidak begitu berharga. lndividu meyakin nilai pribadinya terletak pada prestasi yang dimilikinya.
2. Aspek kedua: perasaan individu tentang kehidupan.
Ketika individu yang memiliki self esteem , ia dapat memikul tanggung jawab dan memiliki kontrol diri dalam kehidupan. Namun ketika individu dengan self esteem yang rendah, kehidupan dan segala perilaku yang dilakukan tidak terkontrol dengan baik.
3. Aspek ketiga: perasaan individu tentang hubungannya dengan orang lain.
Dengan self esteem yang tinggi, individu memiliki toleransi dan penghargaan yang tinggi terhadap orang lain, sedangkan individu dengan self esteem yang rendah kurang mampu menghargai orang yang ada di sekitarnya.
26
Menurut Coopersmith (1967) self esteem memiliki beberapa tingkatan, yaitu:
1. Tingkatan tinggi, yang memiliki ciri-ciri mandiri, kreatif, yakin atas gagasan-gagasan dan pendapatnya, mempunyai kepribadian stabil, tingkat kecemasan yang rendah, dan lebih berorientasi pada keberhasilan. 2. Tingkatan sedang, mempunyai penilaian tentang kemampuan, harapanharapan dan kebermaknaan dirinya bersifat positif, sekalipun lebih moderat. Mereka memandang dirinya lebih baik daripada kebanyakan orang, tetapi tidak sebaik penilaian individu dengan harga diri tinggi. 3. Tingkatan rendah, pada umunya kurang percaya pada dirinya sendiri dan enggan untuk menyatakan diri dalam suatu kelompok, terutama bila mereka mempunyai gagasan-gagasan baru dan kreatif. Mereka kurang berhasil dalam hubungan antar pribadi dan kurang aktif dalam masalahmasalah sosial.
Teori self esteem oleh Rosenberg bersandarkan pada dua faktor (dalam Flynn, 2001), yaitu: 1. Gambaran Penilaian Manusia berkomunikasi tergantung pada keadaan yang terlihat dari perspektif orang lain. Pada proses sewaktu berperan menjadi orang lain,
27
maka kita menjadi sadar bahwa kita adalah objek perhatian, persepsi dan evaluasi orang lain. 2. Perbandingan Sosial Perbandingan sosial ini menekankan bahwa self esteem adalah "salah satu bagian suatu konsekuensi hasil perbandingan mereka sendiri dengan orang lain dan perolehan evaluasi diri, baik yang positif maupun yang negatif'.
Berikut adalah pandangan Morris Rosenberg terhadap dimensi self esteem (dalam Mruk, 2006):
1. Rosenberg memulai dengan menunjukkan bahwa pemahaman self esteem sebagai fenomena suatu sikap diciptakan dengan kekuatan sosial dan kebudayaan. 2. Study mengenai self esteem ini dihadapkan pada masalah-masalah tersendiri. Salah satunya yaitu refleksitas self, yang mengandung arti bahwa evaluasi diri lebih kompleks daripada evaluasi objek-objek eksternal lain karena self terlibat dalam mengevaluasi self itu sendiri. 3. Self Esteem ini merupakan sikap yang menyangkut keberhargaan individu sebagai seseorang yang dilihat sebagai sebuah variabel yang sangat penting dalam tingkah laku karena self esteem itu sendiri bekerja untuk atau melawan kita dalam situasi tertentu.
28
r;;;~STf '
I.
UIN SYAH10 .JAKARTA
_J
2.3 Self Esteem dan Kemandirian dalam Perspektif Islam 2.3.1 Self Esteem
Menurut
al-Ghazali (2004), harga diri sebenarnnya sebuah hak dan
sekaligus juga sebagai sebuah kewajiban. Termasuk harga diri adalah seorang mukmin tidak selalu meluluskan keinginan orang yang tamak. Orang yang merendahkan dirinya sendiri, menyebabkan agama serta harga dirinya menjadi merosot hanya disebabkan oleh salah satu dari dua perkara: rezekinya sedang dicoba oleh Allah SWT atau kesehatannya sedang diuji olehNya.
Rasulullah SAW bersabda:
"cari/ah kebutuhan ka/ian dengan tetap meme/ihara harga dirimu! Karena sesungguhnya sega/a sesuatu akan betjalan sesuai dengan takdir Allah".
Islam mengajarkan bahwa harga diri (self esteem) itu merupakan suatu hal yang paling utama, dan yang paling baik. Harga diri merupakan hal terpenting dalam memperoleh kebajikan, dalam menyingkirkan kejahatan, dalam berpegang pada sifat-sifat mulia dan dalam menelaah masalah-masalah yang bernilai tinggi, dalam menjauhi hawa nafsu, dalam membersihkan diri dari
29
kainginan buruk dan perbuatan-perbuatan keji dalam menghindarkan diri dari hal-hal yang tidak benar (bohong), serta akhlak yang rendah. Sebagai manifestasi harga diri seseorang, dapat dilihat pada kerelaan memperjuangkan kebenaran, dan memberantas kezaliman, marah apabila dihina dan melawannya dengan jalan yang wajar dan rasionil (Yusuf, H.S.,
1991). Sesungguhnya harga diri seorang mukmin, kehormatan agama, dan kehormatan Tuhannya merupakan harga diri keimananya. Harga diri keimanan tidak sama dengan kesombongan atau sifat kesewenangwenangan. Yang dikategorikan sebagai sesuatu yang merusak harga diri seorang mukmin kalau ia bersikap rendah diri di hadapan penguasa dunia atau merendahkan dirinya sendiri ketika berada di sebuah tempat atau dia selalu menjadi ekor untuk orang lain. Dan tidak termasuk dalam kategori menjaga harga diri apabila seorang mukmin merasa gengsi untuk patuh pada aturan yang berlaku, merasa sebagai orang terhorma di hadapan manusia, merasa rendah kalau melayani kaum muslimin, atau merasa hina kalau bertandang ke rumah orang yang lebih rendah status sosialnya (al-Ghazali, 2004). Allah SWT telah berfirman:
30
J-jlJ Y:Jbll ~I
.h · "'J
.ylj 1.. ,L4.:? oy..ll A.lli oy..ll ~..>:! t)ls: l.JA
JA cili.l) faJ ~.l& yl~ ~ wl.4uJI t)J_fi..y 0,!~IJ A..or-9.J:! ~I .JY.-:
"Barangsiapa yang menghendaki kemuliaan, maka bagi Allah /ah kemuliaan itu semuanya. KepadaNya /ah naik perkataan-perkataan yang baik dan amal yang sa/eh dinaikkanNya. Dan orang-orang yang merencanakan kejahatan bagi mereka adzab yang keras, dan rencana jahat mereka akan hancur". (Q. S. Faathir: 10)
Menurut Yusuf (1991), keberanian merupakan tameng "harga diri" yang mulia yang menjaga setiap penghinaan yang dilontarkan kepada seseorang. Rasulullah SAW melihat seseorang yang menerima dan rela direndahkan begitu saja oleh orang lain, yang dalam Islam dilarang, kemudian Rasulullah bersabda:
"Seseorang yang cita-citanya hanya untuk kepentingan kehidupan dunia be/aka, cita-citanya itu tidak ada ni/ainya di sisi Allah SWT, barang siapa tidak mementingkan kepentingan kaum mus/imin, ia tidak tergolong da/am orangorang Islam. Barang siapa dirinya re/a direndahkan orang Jain tanpa merasa kesal sedikitpun, ia bukan umatku".
32
menangisi hilangnya kesenangan dunia yang tidak memiliki nilai seberapa. Akhirnya dia mengemis-ngemis kepada manusia untuk memohon pertolongan. Dia rela menunggu belas kasihan orang-orang kaya agar memberikan sedikit harta miliknya (al-Ghazali, 2004).
2.3.2 Kemandirian Salah satu ciri kemandirian adalah ketidakbergantungan kepada orang lain dan mampu bertindak dengan keputusannya sendiri. Menurut Qarni (2003), individu yang berotak cemerlang akan menjadikan orang lain bergantung kepadanya, bukan dirinya bergantung pada mereka. la tidak pernah bersikap atau mengambil keputusan dengan menggantungkannya kepada orang lain. Terkadang individu memiliki tujuan yang ingin mereka capai, namun memiliki batas-batas tertentu untuk bekerja sama dengan orang lain.
Oalam Najati (2004) menjelaskan bahwa Rasulullah mengajarkan kepada para sahabatnya tentang bagaimana bersandar pada diri sendiri dan mengatasi persoalan tanpa membebankan orang lain. Rasulullah SAW mendorong para sahabatnya supaya bersandar pada diri sendiri dalam tial mencari rezeki dan melarang mereka untuk meminta kepada orang lain. Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda:
33
oi
i.:;..
<1..1
~ •~ ~
••• h";, J'
<1.4:.. ~.i....I ~1.:i ou ·~ ~ liii13 ~ } o\.k1.JL,i )4.._) ~"i.,i
"Demi jiwa yang berada dalam kekuasaanNya, seseorang di antara kalian yang mencari kayu bakar, lalu ia bawa di atas pundaknya lebih baik daripada seseorang yang meminta kepada orang tersebut, baik yang membawa kayu bakar tersebut memberi atau menolaknya"
Al-Imam lbn al-Atsir meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW melarang ketergantungan agar seseorang tidak lagi tergantung kepada orang lain, serta tidak mau berusaha dan bekerja. Orang Arab menggunakan kata al-Wakil sebagai sebutan bagi orang yang bodoh, penakut, dan lemah yang menggantungkan urusannya kepada orang lain. Ketika sifat ketergantungan ini tersebar di antara manusia, maka manusia akan tertimpa bencana yang amat besar, menyerahkan tanggung jawab kepada orang lain, kemudian menyerahkan kepada yang lainnya lagi (Asy-Syarbashi, A, 2004)
Najati (2008) juga menjelaskan bahwa Allah SWT juga mengajarkan agar Nabi Adam AS dan Hawa mengetahui sebagian adat-perilaku yang bermanfaat dalam hidupnya, yang sesuai dengna kerangka alami manusianya, yaitu jiwa dan raga serta konflik antara tuntutan jiwa dan raga yang mungkin muncul. Sudah menjadi kehendak Allah SWT mengajarkan
34
keduanya keinginan untuk berusaha dan membuat keputusan serta memikul tanggung jawab berbagai usaha yang dilakukannya dan keputusan yang diambilnya.
Dari penjelasan di atas, dapat kita simpulkan bahwa Allah SWT dan RasulNya telah mengajari manusia untuk bersikap mandiri, yang ditandai dengan kemampuan untuk mengambil keputusan, melarang untuk ketergantungan dengan orang lain, berusaha untuk mencapai sesuatu yang diinginkan tanpa bantuan orang lain, dan menghadapi masalah yang dilalui tanpa mengandalkan orang-orang di sekitarnya (Najati, U.M., 2008).
2.4 Dewasa Awai 2.4.1 Definisi Dewasa Awai
Untuk merumuskan tentang kedewasaan tidaklah mudah, karena setiap kebudayaan berbeda-beda dalam menentukan kapan seseorang emncapai status dewasa secara formal. Pada sebagian besar kebudayaan kuno, status ini tercapai apabila pertumbuhan pubertas telah selesai atau setidak-tidaknya sudah mendekati se;esai dan apabila organ kelamin anak telah mencapai kematangan serta mampu berproduksi (Rochmah, 2005).
Hurlock (1980) mendefinisikan dewasa adalah individu yang telah menyelesaikan pertumbuhannya dan siap menerima kedudukan dalam
35
masyarakat bersama orang dewasa lainnya. Menurtnya, masa dewasa awal dimulai dari usia 20 sampai 40 tahun. Namun pada umumnya, psikolog menetapkan sekitar usia 20 tahun sebagai awal masa dewasa dan beroangsung sampai sekitar usia 40-45 tahun.
2.4.2 Karakteristik Tahap Perkembangan Dewasa Awai Bagi kebanyakan orang, awal masa dewasa ditandai dengan memuncaknya kemampuan dan kesehatan fisik, yaitu memiliki gerak-gerak reflek yang sangat cepat dan kemampuan reproduktif berada di tingkat yang paling tinggi (Desmita, 2005).
Menurut Gisela Labouvie-Vief (dalam Desmita, 2005) menyatakan bahwa pemikiran dewasa muda menunjukkan suatu perubahan yang signifikan. Pemikiran orang dewasa muda menjadi lebih konkrit dan pragmatis, sesuatu yang dikatakan oleh Labouvie-Vief sebagai tanda kedewasaaan.
Santrock (2002) menyatakan bahwa ada dua kriteria yang diajukan untuk menunjukkan akhir masa muda dan permulaan masa dewasa awal, yaitu kemandirian ekonomi dan kemandirian dalam membuat keputusan. Kemampuan untuk menyimpulkan suatu keputusan adalah suatu ciri yang tidak sepenuhnya terbangun pada kaum muda. Namun yang dimaksud di sini adalah pembuatan keputusan secara luas tentang karir, nilai-nilai, keluarga,
36
serta tentang gaya hidup. lndividu yang beranjak dewasa biasanya rnernbuat keputusan tentang hal-hal ini, terutarna dalarn bidang gaya hidup dan karir.
Dalarn perkernbangan sosial, rnenurut Desrnita (2005), selarna dewasa, dunia sosial dan personal dari individu rnenjadi lebih luas dan kornpleks dibandingkan dengan rnasa-rnasa sebelurnnya. Menurut Miller (1993), pada rnasa dewasa awal ini ditandai dengan perkernbangan intimacy dan solidaritas versus isolasi. Keintirnan (intimacy) rnenurut Oesrnita (2005) adalah suatu kernarnpuan rnernperhatikan orang lain dan rnernbagi pengalarnan dengan rnereka. Orang yang tidak dapat rnenjalin hubungan intirn dengan orang lain akan terisolasi. Menurut Erikson, pernbentukan intirn ini rnerupakan tantangan utarna yang dihadapi oleh orang yang rnernasuki rnasa dewasa. Pada rnasa dewasa awal ini, individu telah siap dan ingin rnenyatukan identitasnya dengan orang lain. lndividu-individu dalarn rnasa tahap perkernbangan ini rnendarnbakan hubungan-hubungan yang intirnakrab, dilandasi rasa persaudaraan, serta siap rnengernbangkan daya-daya yang dibutuhkan untuk rnernenuhi kornitrnen-kornitrnen ini sekalipun rnungkin harus berkorban untuk itu.
Selarna tahap keintirnan ini, nilai-nilai cinta rnuncul. Menurut Santrock (dalarn Desrnita), cinta dapat diklasifikasikan rnenjadi ernpat ebntuk cinta, yaitu: altruisrne, persahabatan, cinta yang rornantis atau bergairah, dan cinta yang
37
penuh perasaan atau persahabatan. Cinta pada orang dewasa ini dimunculkan dalam bentuk kepedulian terhadap orang lain. lndividu dewasa awal mampu melibatkan diri dalam hubungan bersama, di mana mereka saling berbagi hidup dengan seorang mitra intim.
Dalam pandangan Erikson (dalam Desmita, 2005), keintiman biasanya menuntut perkembangan seksual yang mengarah pada hubungan seksual denga lawan jenis yang ia cintai, yang dipandang sebagai teman berbagi suka dan duka. lni berarti bahwa hubungan intim yang terbentuk akan mendorong individu dewasa awal untuk mengembangkan genitalitas seksual yang sesungguhnya dalam hubungan timbal balik dengan mitra yang dicintainya. Di hampir setiap masyarakat, hubungan seksual dan keintiman pada masa dewasa awal ini diperoleh melalui lembaga pernikahan atau perkawinan
2.4.3 Tugas-tugas Perkembangan
Menurut Rochmah (2005), pada masa dewasa muda tugas-tugas perkembangan yang harus diselesaikan individu adalah:
1. Memilih pasangan hidup
Masa dewasa muda merupakan masa awal membina rumah tangga dan keluarga. Kehidupan berkeluarga diawali dengan memilih pasangan
38
hidup sebagai suami istri, yang mana didasari oleh pertimbangan yang matang, tentang kesesuaian sifat, kesamaan tujuan hidup, serta berbagai kemampuan dan kesiapan melaksanakan tugas-tugas rumah tangga.
2. Belajar hidup dengan pasangan
Hidup berkeluarga dengan pasangan yang memiliki latar belakang kehidupan, sifat dan mungkin minat dan kebiasaan yang berbeda. Meskipun demikian, mereka memiliki kebutuhan yang sama, yaitu kebutuhan untuk hidup bersama.
3. Memulai hidup berkeluarga
Dalam keluarga ada aspek ekonomi, sosial, politik, budaya, agaman, pendidikan, kesehatan, keamanan, etika, estetika, dan lain-lain. Suami istri dengan anak-anaknya harus mengembangkan dan menata serta mengelola aspek-aspek tersebut.
4. Memelihara dan mendidik anak
Setiap keluarga mendambakan kehadiran anak sebagai pemersatu suami istri., sebagai penerus generasi. Kehadiran anak harus dirawat, dipelihara dan dididik dengan baik.
5. Mengelola rumah tangga
39
Rurnah tangga ibarat suatu perusahaan atau lernbaga yang rnerniliki banyak bagian, baik antar bagian-bagiannya maupun bagian tersebut dengan bagian di luar rumah. Semua hasil tersebut perlu direncanakan dan dikelola dengan baik, sehingga dapat membentuk satu kesatuan yang harmonis.
6. Memulai kegiatan pekerjaan
Seorang dewasa muda harus mempersiapkan, memilih, serta memasuki pekerjaan yang cocok dengan kemampuan dan latar belakang pendidikannya, untuk kemudia mengembangkan dirinya seoptimal mungkin dalam pekerjaan tersebut.
7. Bertanggungjawab sebagai warga masyarakat dan warga negara
Seorang dewasa muda harus mampu membina hubungna sosial dengan sesama warga masyarakat. la juga dituntut untuk turut berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan kemasyarakatan.
8. Menentukan persahabatan dalam kelompok sosial.
Di masyarakat terdapat berbagai kelompok sosial. Seorang dewasa awal dituntut untuk dapat hidup dalam berbagai macam kelompok sosial dengan harmonis.
40
Sedangkan menu rut Wulandari, pada masa ini banyak sekali tugas-tugas yang harus dikembangkan, dan tingkat penguasaan tugas-tugas ini akan sangat mempengaruhi tingkat keberhasilan mereka ketika telah berusia setengah baya. tugas perkembangannya antara lain:
1. Pekerjaan
Seorang individu diharapkan telah mendapatkan pekerjaan yang layak pada masa dewasa awal sehingga ia dianggap mampu dan mempunyai peran dan posisi dalam masyarakat.
2. Pengakuan Sosial
Masa ini adalah suatu masa dimana seseorang ingin mendapatkan legalitas dan pengakuan dari masyarakat/kelompok di sekitarnya. la menerima tanggung jawab sebagai warga negara dan akan bergabung dengan komunitas sosial yang cocok dengan dirinya.
3. Keluarga
Pada masa ini, individu telah mencari dan memilih seseorang untuk dijadikan pasangan yang cocok, lalu menikah, mempunyai anak dan membina rumah tangga. lndividu ini memiliki peran baru yaitu sebagai orang tua.
41
2.5 Masuknya Perempuan Dalam Bisnis Narkoba lrianto dkk (2007) menyimpulkan bahwa beberapa perempuan Indonesia menunjukkan pola yang sama. Terjebak dalam perangkap hubungan personal, berupa pacaran, perkawinan, atau terjerat hutang. Mereka yang terperangkap lewat pacaran atau perkawinan, biasanya tidak tahu bahwa mereka akan dijadikan pengedar narkoba oleh pasangannya. Pada umunya mereka terjebak dalam hubungan dengan laki-laki berkewarganegaraan asing dalam bentuk pacaran atau perkawinan. Perempuan berada dalam posisi yang tidak bisa menolak untuk memenuhi keinginan si faki-laki. Mereka mengalami kekerasan, ketakutan, dan ketidakberdayaan. Para perempuan itu sebagian besar berada di bawah tekanan.
Sebagian besar perempuan yang terjebak dalam bisnis narkoba ini didekati langsung oleh drug dealer. Salah satu strategi jebakannya adalah mendekati perempuan muda dari golongan ekonomi rendah. Mereka diberi fasilitas untuk bergaya hidup modern, dan dibawa "jalan-jafan" ke luar negeri. Semuanya itu "dikemas" dalam bentuk pacaran, perkawinan, bahkan 'kumpul kebo'. Sebagai kompensasinya, mereka digiring ikut dalam transaksi sebagai perantara atau pembawa narkoba. Strategi melalui perkawinan adalah strategi yang sangat ampuh karena perempuan bisa diperalat dengan dikawini. Yang menarik, ternyata perkawinannya tidak hanya dengan satu
42
orang perernpuan, tetapi beberapa perernpuan sekaligus. Maka bila yang seorang rnasuk penjara, rnasih ada yang lain untuk rnenggantikan sebagai pengedar (lrianto, 2007).
lrning-irning irnbalan yang besar dari hasil perdagangan narkoba diduga sebagai daya tarik sebagian besar pengedar narkoba. Tak sedikit ibu rurnah tangga rnenjadi penyalur barang-barang tersebut. Kasus suarni istri rnenjadi pengedar putaw juga pernah terungkap di kawasan Ancol, Jakarta Utara. Pasangan pedagang rokok itu rnenjual putaw di dalarn bungkus rokok. Belurn lagi Setelah rnenjalani rnasa tahanan, rnungkin saja para pernakai dan pengedar narkoba kernbali ke kehidupan normal. Narnun, sernua pihak hendaknya tak rnenafikan fakta banyak wanita yang rnengalarni ketergantungan narkobaMungkin fakta-fakta ini rnernang selalu dipandang kasuistik, hanya rnasalah kecil dari sekian rnasalah. (Kornunitas Wanita Indonesia, 2008).
2.6 Kerangka Berpikir Dan Hipotesis 2.6.1 Kerangka Berpikir Setiap rnanusia pasti rnerniliki rnasalah yang dihadapi dalarn kehidupan ini, baik rnasalah ekonorni, hubungan sosial, pendidikan, dan lain-lain. Narnun diharapkan dari sernua perrnsalahan yang dihadapi dapat diselesaikan
44
Dari penjelasakan di atas, dapat disimpulkan bahwa segala pengambilan keputusan terhadap tindakan dan tingkah laku para kurir narkoba wanita ini sangat dikendalikan oleh para sindikat, sementara mereka tidak memiliki hak untuk melawan, menolak, memberikan ide atau saran, dan sebagainya. Hal ini mengindikasikan bahwa para kurir narkoba wanita memiliki tingkat kemandirian tingkah laku yang rendah. Demikian juga dengan kemandirian nilai, yaitu keyakinan para kurir narkoba wanita ini tidak mendasarkan pada prinsip-prinsip moral, dan tidak mampu menggunakan nilai-nilai individu sendiri dalam keyakinannya.
Kemiskinan, pendapatan, identitas pekerjaan (Wiggins, J.A., 1994) dan tingkat pendidikan yang rendah mempengaruhi self esteem seseorang. Pada kondisi ekonomi yang sulit ini, banyak ditemukan para wanita dengan self
esteem yang rendah dan bersedia bekerja apapun asalkan menghasilkan uang yang banyak dan dapat memenuhi segala kebutuhan hidupnya. Hal yang paling nyata yang dapat kita lihat saat ini yaitu para wanita yang bersedia dijadikan kurir narkoba, padahal pekerjaan itu dapat merugikan orang lain dan dikenakan pidana hukum. Namun, konsekuensi tersebut telah diabaikan demi melepaskan diri dari kesulitan ekonomi.
Dalam kasus kurir narkoba wanita, terdapat ciri-ciri yang mengindikasikan bahwa mereka memiliki self esteem yang rend ah sehinggga mereka
45
bersedia melakukan pekerjaan tersebut yang dilarang oleh hukum dan beresiko besar terhadap keamanaan dirinya sendiri.
Para wanita yang berhasil direkrut sebagai kurir narkoba oleh para sindikat adalah wanita-wanita yang sering bersikap naif, merasa bahagia dengan janji-janji yang diberikan oleh para sindikat, seperti akan dibawa jalan-jalan ke luar negeri, dipenuhi segala kebutuhan hidupnya dan keluarganya, dan merasa membutuhkan perhatian dari kaum laki-laki.
Perekrutan para kurir narkoba ini biasanya diawali dengan menjalani hubungan khusus dengan para sindikat, lalu dinikahi atau dipacari. Sehingga para wanita yang telah dipacari atau dinikahi oleh mereka harus melakukan segala yang diperintahkan dan diatur oleh para sindikat tersebut. Dikarenakan self esteem yang rendah, maka mereka tidak mampu menolak dan berusaha membantah para sindikat serta merasa lemah dan tidak adekuat terhadap lelaki sehingga mereka terjebak dalam bisnis narkoba yang penuh dengan resiko dan konsekuensi jika tertangkap oleh penegak hukum negara.
Ketidakmandirian para kurir ini sangat dipengaruhi oleh perilaku-perilakunya yang telah dijelaskan seperti di atas, yaitu secara umum mereka memiliki self esteem yang rendah dan tidak memperdulikan martabat dirinya sebagai wanita yang laksananya juga mampu berdikari tanpa harus melakukan
46
perbuatan yang dilarang oleh hukum, agama, dan masyarakat, serta campur tangan kaum lelaki. Maka dapat simpulkan bahwa individu yang memiliki self
esteem yang tinggi akan menunjukkan tingkat kemandirian yang lebih tinggi pula. Berikut adala alur piker penelitian ini, yaitu:
47
Wanita
Se;fEsteem
Self Esteem Tinggi Kreatif, Mempunyai kepribadian stabil, Tingkat kecemasan yang rendah, Lebih berorientasi pada keberhasilan.
I
••
••
Self Esteem Sedang
Self Esteem
Menilai dirinya secara positif, Memandang dirinya lebih baik daripada kebanyakan orang, tetapi tidak sebaik penilaian individu dengan harga diri rendah.
Rendah Kurang percaya diri, Enggan untuk menyatakan diri dalamsuatu kelompok, Kurang berhasil dalam hubungan antar pribadi dan kurang aktif dalam masalah-masalah sosial
•• Kemandirian yang Tinggi
Kemandirian yang Sedang
Kemandirian yang Rendah
Adanya inisiatif, Gigih dalam usaha, Percaya diri, Mengaktualisasikan diri secara optimal,
Membutuhkan saran dari orang terdekat dalam mengambil keputusan, Terpengaruh dengan orang di sekitarnya, Bersedia dikontrol orang lain, Kurang gigih dalam mencapai prestasi.
Ketergantungan dengan pihak lain, Selalu mencari bantuan orang lain, Mencari perhatian, Mencari pengarahan, Mencari dukungan dari orang lain.
Internal locus of control
48
2.5.2 Hipotesis Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah:
Ho : Tidak ada hubungan yang signifikan antara self esteem dengan kemandirian narapidana pengedar narkoba wanita.
Ha : Ada hubungan yang signifikan antara self esteem dengan kemandirian narapidana pengedar narkoba wanita.
50
..
Konsep "self esteem" , yaitu sikap individual, baik positif atau negative terhadap dirinya sebagai suatu totalitas.
•
Konsep "kemandirian", yaitu merasa diri sebagai individu yang bebas, mampu membuat keputusan dan memilih tindakan yang akan dilakukan dengan bijaksana.
3.2.2 Operasionalisasi Konsep Adapun operasional konsep untuk kedua variabel penelitian ini adalah:
•
Self Esteem adalah skor yang diperoleh dari jawaban subjek atas hasil pengukuran dengan alat tes Self Esteem Scale oleh Morris Rosenberg yang telah peneliti modifikasikan, yaitu dari 10 aitem self esteem oleh Morris Rosenberg dijabarkan lagi menjadi 20 aitem.
•
Tingkat kemandirian adalah skor yang diperolah dari jawaban subjek melalui angkeUkuesionair yang terdiri dari beberapa buah item yang dibuat berdasarkan indikator-indikator dari setiap aspek-aspek kemandirian menurut teori Steinberg (1993), yaitu:
a. Kemandirian Emosional Melakukan de-idealisasi terhadap orang tua Melihat orang tua sebagai individu Nondependenc.
51
-
Perasaaan individuated
b. Kemandirian Tingkah Laku -
Decion making
Konformitas dan tahan terhadap pengaruh orang lain -
Perasaan self-reliance
c. Kemandirian Nilai -
Kemampuan berpikir abstrak
-
Lebih mendasarkan keyakinannya pada prinsip-prinsip umum yang memiliki dasar ideologis (prinsip moral).
-
Menggunakan nilai-nilai individu sendiri dalam keyakinannya.
3.3Populasi & Sampel 3.3.1 Populasi
Hasan (2002) menyatakan bahwa populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang akan diteliti.
Dalam penelitian ini populasi yang akan diambil adalah narapidana kurir narkoba wanita yang berada dalam Lembaga Pemasyarakatan (LP) Wanita Tangerang, dimana jumlah keseluruhan narapidana yang terpidana kasus pengedaran narkoba berjumlah sekitar 150 orang.
52
3.3.2 Sampel Hasan (2002) menyebutkan bahwa sampel adalah bagian dari populasi yang diambil melalui cara-cara tertentu yang juga memiliki karakteristik tertentu, jelas, dan lengkap yang dianggap bisa mewakili populasi.
Dalam penelitian ini maka sampel yang diambil adalah 62 orang dari jumlah keseluruhan narapidana yang berada dalam Lembaga Pemasyarakatan Wanita Tangerang.
3.4 Tehnik Sampling Tehnik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling, yaitu yang akan dijadikan sampel pada penelitian ini hanya dikhususkan kepada narapidana yang memiliki karakteristik tertentu.
Adapun karakteristik sampling yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
1. Telah divonis dengan kasus pengedaran narkoba/psikotropika. 2. Telah memasuki usia dewasa awal yaitu menurut Hurlock (dalam Mappiare, 1983) adalah berusia 20-40 tahun karena pada masa ini individu telah memasuki kematangan psikologis.
53
3.5 Tehnik Pengumpulan Data Pengumpulan data adalah pencatatan peristiwa-peristiwa atau hal-hal atau keterangan-keterangan atau karakteristik-karakteristik sebagian atau seluruh elemen populasi yang akan menunjang atau mendukung penelitian (Hasan, 2002)
Tehnik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode angket, yaitu dengan menyerahkan daftar pernyataan yang harus diisi oleh semua subjek penelitian, yaitu berupa angket skala kemandirian dan skala self esteem dari Morris Rosenberg yang telah dimodifikasi.
Tehnik pengumpulan data yang dilakukan sesuai dengan jenis data yang diambil, yaitu sebagai berikut:
•
Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung dari lapangan, yang biasanya disebut juga dengan data asli atau data baru.
•
Data sekunder adalah data yang diperoleh oleh peneliti dari sumbersumber yang sudah ada, yang berkaitan dengan dengan terna penelitian ini, baik dari buku, internet, surat kabar, penelitian sebelumnya, dan lainlain.
54
3.6 lnstrumen Penelitian lnstrumen penelitian adalah alat yang dilakukan dalam pengukuran, tepatnya adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian. Dalam penelitian ini, ada dua instrumen yang digunakan, yaitu:
1. Self Esteem Scale oleh Moris Rosenberg dirnana subjek diharuskan untuk rnenjawab 10 buah aitern-aitern yang telah dirnodifikasi rnenjadi 20 aitern dengan ernpat pilihan jawaban, yaitu:
-
Sangat Setuju (SS)
-
Setuju (S)
-
Tidak Setuju (TS)
-
Sangat Tidak Setuju (STS)
Untuk aitern yang ke 1, 2, 3, 4, 7, 8, 11, 12, 17 dan 18 adalah aitern yang favorabel, karena itu skoringnya adalah Sangat Setuju (SS)= 4, Setuju (S)= 3, Tidak Setuju (TS)= 2 dan Sangat Tidak Setuju (STS)= 1.
Sernentara untuk aitern yang ke 5, 6, 9, 10, 13, 14, 15, 16, 19 dan 20 adalah aitern yang unfavorabel. Skoringnya adalah Sangat Setuju (SS)= 1, Setuju (S)= 2, Tldak Setuju (TS)= 3 dan Sangat Tidak Setuju (STS)= 4.
55
Dari keseluruhan skor yang didapatkan dari dua puluh aitem ini, maka semakin tinggi skor yang diperoleh maka semakin tinggi pula self esteem subjek. Dan hasil skor ini, subjek akan diklasifikasikan ke dalam beberapa tingkatan sesuai dengan skor yang diperoleh, yaitu tingkat tinggi, sedang dan rendah.
Validitas Self Esteem Scafe (SES) dari Rosenberg ini yaitu 0, 72 yang dikorelasikan konstruk yang bersangkutan , yaitu dengan Lerner Self Esteem Scafe. Sementara Fleming dan Courtesy melaporkan angka reliabilitas skala ini yaitu 0,82 yang dilakukan dengan metode testretest pada sampelnya berjumlah 259 laki-laki dan perempuan (Robinson, dkk., 1991).
Namun, skala ini akan peneliti modifikasi dan akan dilakukan ti)' out kembali untuk mendapatkan validitas dan reliabilitas yang baik agar dapat dijadikan skala yang baku.
2. Skala kemandirian berupa angket untuk mengukur tingkat kemandirian subjek. Adapun aitem-aitem yang terdapat dalam skala ini mengacu pada teori Steinberg, yaitu:
-
Kemandirian emosional
1. De-idealisasi terhadap orang tua
57
-
Ragu-ragu (R)
Tata cara skoringnya yaitu jika aitemnya favorabel, maka akan diberikan nilai: Sangat Setuju (SS) = 5, Setuju (S) = 4, Tidak Setuju (TS)= 2, Sangat Tidak Setuju (STS) = 1 dan Ragu-ragu (R) = 3.
Sementara itu, untuk aitem yang unfavorabel, maka nilai yang akan
=1, Setuju (S) =2, Tidak Setuju (TS) =4, Sangat Tidak Setuju (STS) =5, dan Ragu-ragu (R) =3 diberikan sebagai berikut: Sangat Setuju (SS)
Berikut adalah
blue print skala kemandirian: Tabel 3.6
Blue Print Skala Kemandirian
INDIKATOR
ITEM FAVORABLE
UNFAVORABLE
De-idealisasi terhadap orang tua
1, 4
2, 3
Mampu melihat dan berinteraksi dengan
5,8
6, 7
9, 12
10, 11
14, 16
13, 15
KEMANDIRIAN EMOSIONAL
orang tua sebagai individu
Nondependency Perasaan individuated dalam
58
hubungannya dengan orang tua KEMANDIRIAN TINGKAH LAKU Decision making
16, 18
17,19
Tahan terhadap pengaruh orang lain
20,22
21,23
Perasaaan self reliance
24,26
25,27
Kemampuan berfikir abstrak
28,30
29, 31
Lebih mendasarkan kayakinannya pada
32, 34
33,35
38,40
37,39
20
20
KEMANDIRIAN NILAI
prinsip-prinsip umum yang memiliki dasar ideologis (prinsip moral) Menggunakan nilai-nilai individu sendiri dalam keyakinannya. TOTAL
3. 7
Tehnik Uji lnstrumen Penelitian
Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti mencoba melakukan uji coba (tty out) untuk skala self esteem dan skala kemandirian guna mendapatkan
validitas dan reliabilitas sesuai dengan persyaratan alat ukur yang baik.
60
X
=skor item
Y
= skor total
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah untuk mengetahui sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya, artinya hasil ukur dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali pengukuran diperoleh hasil yang relatif sama. Adapun uji reliabilitas alat tes atau skala dengan rumus Alpha Cronbach dan perhitungan menggunakan program SPSS versi 13.0:
a= 1 - [1- Si2 + S22 ]
k-1
Sx2
a
: koefisien reliabilitas Alpha
k
: Banyaknya belahan
S2x : Varians skor belahan
S1 S2: varians skor total
61
3.8 Prosedur Penelitian Menurut Hasan (2002) prosedur penelitian adalah langkah-langkah atau urutan-urutan yang harus dilalui atau dikerjakan dalam suatu penelitian. Secara garis besar, prosedur penelitian terdiri dari tiga tahap, yaitu:
1. Tahap perencanaan penelitian, yaitu di mana sebuah penelitian dipersiapkan. Pada tahap ini, semua hal-hal yang berhubungan dengan penelitian dipersiapkan atau diadakan, seperti pemilihan judul, perumusan masalah dan hipotesis. 2. Tahap pelaksanaan penelitian, yaitu tahap dimana sebuah penelitian sudah dilakukan. Pada tahap ini, pengumpulan data atau informasi, analisis data dan penarikan kesimpulan telah dilakukan. Proses pengumpulan data try out untuk penelitian ini dilakukan pada tanggal 18-22 Agustus 2009. Sedangkan pengumpulan data untuk field study penelitian ini dilakukan pada tanggal 13-17 Oktober 2009. 3. tahap penulisan laporan penelitian, yaitu dimana peneliti telah membuat hasil penelitian dalam bentuk skripsi pada tanggal 27 November 2009 dalam bentuk skripsi.
62
3.9
Tehnik Analisis Data
Menurut Hasan (2002) analisis data pada dasarnya dapat diartikan sebagai berikut:
"
Menguraikan atau memecahkan suatu keseluruhan menjadi bagianbagian atau komponen-komponen yang lebih kecil, agar dapat:
Mengetahui komponen yang menonjol (memiliki nilai ekstrem), Membandingkan antara komponen yang satu dengan komponen yang lainnya (dengan menggunakan angka selisih atau angka rasio). Membandingkan salah satu atau beberapa komponen dengan keseluruhan (secara presentase). •
Memperikirakan atau besarnya pengaruh secara kuantitatif dari perubahan suatu (beberapa) kejadian terhadap sesuatu (beberapa) kejadian lainnya, serta memperkirakan/meramalkan kejadian lainnya.
Tujuan dari analisis data ini adalah:
•
Data dapat diberi arti makna yang berguna dalam memecahkan masalah-masalah penelitian.
•
Memperlihatkan hubungan-hubungan antara fenomena yang terdapat dalam penelitian.
64
n
=jumlah subjek
D
=Beda antar rangking atau ordinal
1 & 6 = Bilangan Konstan
Selanjutnya koefisien korelasi ini akan duji untuk menentukan apakah nilai koefisien tersebut signifikan atau tidak koefisien korelasi (disebut r empiric disingkat dengan re) akan dibandingkan dengan koefisien korelasi teoritik (r teoritik disingkat rt) yang terdapat dalam tabel r teroritik (Putri, L.,S & Sulistyono, S., 2005).
Cara lain untuk menguji koefisien korelasi Spearman yaitu dengan menggunakan uji t yaitu:
r '1(n-2) thitung =
'1(1-r) Adapun dalam penghitungan dengan menggunakan program SPSS 13.0 for Windows. Hasil penelitian akan diinterpretasikan dengan merujuk tabel koefisien korelasi nilai r Product Moment pada taraf signifikan 5 %. Dengan ketentuan jika:
r empirik > r teoritik maka korelasinya signifikan
r empiric < r teoritik berarti korelasinya tidak signifikan.
66
Tabel 4.1.1
Gambaran Subjek Berdasarkan Usia
No
Usia
Jumlah
Persentase
1
20-30 tahun
30 orang
48,39 %
2
31-40 tahun
32 orang
51,61 %
62 orang
100%
Jumlah
4.1.2 Gambaran Subjek Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Dari hasil penelitian, ditemukan bahwa subjek memiliki pendidikan terakhir yang berbeda, mulai dari jenjang Sekolah Dasar (SD) sampai Strata 1 (S1 ). Jumlah subjek penelitian dengan tingkat pendidikan terakhir di jenjang SD yaitu 8 orang, SMP 12 orang, SMA 27 orang, Diploma 3 orang dan 81 12 orang. Berikut adalah gambaran umum subjek berdasarkan jenjang pendidikan terakhir:
67
label 4.1.2
Gambaran Subjek Berdasarkan Jenjang Pendidikan Terakhir
No
Pendidikan
Jumlah
Persentase
Terakhir 1
SD
8 orang
12,9%
2
SMP
12 orang
19,35 %
3
SMA
27 orang
43,55 %
4
Diploma
3 orang
4,84%
5
S1
12 orang
19,36 %
62 orang
100 %
Jumlah
4.1.3 Gambaran Subjek Berdasarkan Asal Perolehan Narkoba
Dalam penelitian ini ditemukan bahwa subjek memperoleh narkoba untuk diedarkan dari orang-orang sekitarnya, baik dari perantara khusus, teman, dosen, pacar, bahkan suaminya sendiri. Yang memperoleh narkoba dari perantara berjumlah 3 orang, dari teman berjumlah 42 orang, dari dosen berjumlah 1 orang, dari pacar berjumlah 7 orang dan dari suami berjumlah 9 orang. Berikut adalah tabel gambaran subjek berdasarkan asal perolehan narkoba:
68
Tabel 4.1.3
Gambaran Subjek Berdasakan Asal Perolehan Narkoba
No
Asal
Jumlah
Persentase
1
Perantara
3 orang
4,84%
2
Teman
42 orang
67,74 %
3
Dasen
1 orang
1,61 %
4
Pacar
7 orang
11,29 %
5
Suami
9 orang
14,52 %
Jumlah
100 %
4.2Analisis Data 4.2.1 Try Out 4.2.1.1. Uji Validitas
1. Skala Self Esteem
Hasil try out terhadap 30 orang narapidana pengedar narkoba pada skala self esteem diperoleh 13 aitem yang valid dan 7 aitem yang gugur (lihat
lampiran).
69
2. Skala Kemandirian
Berdasarkan uji coba validitas skala kemandirian dengan tehnik korelasi product moment dari Pearson pada 30 orang narapidana pengedar narkoba
diperoleh 22 aitem yang valid dan 18 aitem yang gugur. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat tabel berikut:
Tabel 4.2.1.1
Hasil Try Out Skala Kemandirian pada Narapidana Pengedar Narkoba Wanita
ITEM
INDIKATOR
FAVORABLE UNFAVORABLE KEMANDIRIAN EMOSIONAL De-idealisasi terhadap orang tua
1
Mampu melihat dan berinteraksi dengan
2
3
Nondependency
4
5
Perasaan individuated salam
6
7
orang tua sebagai individu
hubungannya dengan orang tua KEMANDIRIAN TINGKAH LAKU Decision Making
8
70
Tahan terhadap pengaruh orang lain
9, 11
10, 12
Perasaaan self reliance
13, 15
14, 16
17, 19
18
KEMANDIRIAN NILA! Kemampuan berfikir abstrak
20,22
Lebih mendasarkan kayakinannya pada prinsip-prinsip umum yang memiliki dasar ideologis (prinsip moral)
21
Menggunakan nilai-nilai individu sendiri dalam keyakinannya.
10
TOTAL
4.2.1.2
12
Uji Reliabilitas
Dalam penelitian ini, setelah dilakukan uji validitas, maka dilanjutkan dengan pengujian reliabilitas pada skala self esteem dan kemandirian pada narapidana dengan kasus pengedaran narkoba. Uji reliabilitas ini menggunakan uji statistika Alfa Cronbach dengan menggunakan program
SPSS 13.0 for Windows.
71
Dari hasil perhitungan, maka diperoleh angka reliabilitas untuk skala self esteem sebesar 0,802 sedangkan untuk skala kemandirian diperolah angka reliabilitas sebesar 0, 786.
Menurut Guilford (Kuncono, 2008) mengenai kaidah reliabilitas adalah sebagai berikut:
=
Sangat reliabel
> 0.9
Reliabel
= 0.7-0.9
Cukup Reliabel
= 0.4-0.7
Kurang Reliabel
= 0.2-0.4
Tidak Reliabel
=
< 0.2
Maka berdasarkan kaidah di atas, untuk kedua skala yaitu skala self esteem dan kemandirian dalam penelitian ini adalah reliabel.
4.3
Uji Prasyarat
4.3.1 Uji Normalitas Uji kenormalan bertujuan untuk menguji bahwa data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi secara normal (Kuncono, 2004). Dalam hal ini, dapat dilakukan dengan beberapa cara pengujian, yaitu dengan uji
72
kenormalan dengan Kolmogrov-Smirnov dan Shaphiro Wilk dan dengan uji Chi square.
Dalam menguji kenorrnalan data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan uji Saphiro Wilk, karena subjek penelitian yang digunakan kurang dari 100 orang.
Adapun hipotesis yang diajukan adalah:
Ho = Sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Ha =Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. 4.3.1.1. Skala Self Esteem Berdasarkan perhitungan yang dilakukan dengan menggunakan program SPSS 13.0 for Windows, diperoleh hasil uji normalitas pada data skala Self Esteem yaitu sebagai berikut:
73
Tabet 4.3.1.1 Uji Normalitas Skala Self Esteem Tests of Normality
Shapiro-Wilk
Kolmogorov-Smimov{a) Statistic
Self esteem .125
elf
Sig.
Statistic
elf
Sig.
62
.018
.964
62
.067
a Lilliefors Significance Correction
Dari tabel di atas, diketahui hasil uji normalitas pada data skala self esteem yaitu 0,67 dengan menggunakan taraf signifikansi 5 %, maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal, karena nilai probabilitas 0,067 > 0,05.
Berikut adalah gambar diagram scatterplot berdasarkan SPSS 13.0 for
Windows.
74
Gambar 4.3.1.1
Normal Q-Q Plot of Self Esteem
2
0 0 0
0 0
·1
0 0 0
·2 25
30
35
40
45
5 0
5 5
Dari hasil pengujian di atas, diketahui bahwa sebaran data ska la self esteem berada di sekitar garis uji yang mengarah ke atas. Jika suatu distribusi data normal, maka data akan tersebar di sekeliling garis (Santoso dalam Wibowo, H., 2009).
4.3.1.2. Skala Kemandirian Berdasarkan hasil perhitungan dengan SPSS 13. 0 for Windows, diperoleh hasil uji normalitas dengan Shapiro Wilk, sebagai berikut:
75
Tabel 4.3.1.2
Uji Normalitas Skala Kemandirian
Tests of Normality
Shapiro-Wilk
Kolmogorov-Smimov(a)
Kemandirian
Statistic
Df
Sig.
Statistic
df
Sig.
.175
62
.000
.943
62
.006
a Lilliefors Significance Correction
dari tabel di atas, diketahui bahwa uji normalitas pada skala kemandirian diperoleh angka probabilitas sebesar 0.006 dengan menggunakan taraf signifikansi 5%, maka dapat kita katahui bahwa 0.006 < 0.05, sehingga dapat disimpulkan bahwa data pada skala kemandirian ini tidak berdistribusi normal.
Berikut adalah diagram scatterplot kemandirian berdasarkan SPSS 13.0 for
Windows.
76
Gambar 4.3.1.2 Normal Q..Q Plot Skala Kemandirian
4
0
2
0
-2
40
50
BO
70
80
90
100
110
77
4.4 Distribusi Penyebaran Skor
4.4.1 Skala Self Estem Tabel 4.4.1 Distrubusi Penyebaran Skor Self Esteem
Statistics
N
Valid
62
Missing
0
Mean
39.1452
Std. Error of Mean
.63055
Median
39.0000
Mode
37.00
Std. Deviation
4.96495
Variance
24.651
Skewness
.451
Std. Error of Skewness
.304
Kuriosis
.376
Std. Error of Kuriosis
.599
Range
22.00
Minimum
30.00
Maximum
52.00
Sum
2427.00
78
Dari hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS 13.0 for Windows terhadap penyebaran skor self esteem, maka diperoleh data sebagai berikut:
Skor Maksimum
=
52
Skor Minimum
=
30
Range
= 22
SD
=
4.96
Mean
=
39.15
Tabel 4.4.1 lnterpretasi Skor Self Esteem Kategori
Rentang Skor
Frekuensi
Persentase
Tinggi
x > 44.11
7
11 %
Sedang
34,19<X<
46
74%
9
15%
62
100 %
44.11 Rendah Jumlah
X<34.19
Dari tabel interpretasi skor self esteem di atas, dapat kita ketahui bahwa dari keseluruhan subjek yang berjumlah 62 orang, diantaranya memiliki self esteem yang tinggi sebanyak 7 orang dengan memperoleh skor di atas
79
44.11 dengan dengan persentase sebesar 11 %. Sedangkan mayoritas subjek memiliki tingkat self esteem yang sedang, yaitu sebanyak 46 orang yang berada pada interval skor antara 34.11 sampai 44.11 dengan persentase 74%. Sementara itu, subjek yang memiliki tingkat self esteem yang rendah berjumlah 9 orang yang memperoleh skor di bawah 34.19 dengan persentase 12 %.
Berikut adalah diagram persebaran skor self esteem.
Gambar 4.4.1 Histogram Penyebaran Skor Self Esteem
Mean= 39.1452 ~------------~ Std. Dev.=4.96495
80
4.4.2 Skala Kemandirian Tabel 4.4.2 Distribusi Penyebaran Skor Kemandirian Statistics
N
Valid
62
Missing
0
Mean
68.5645
Median
67.0000
Mode
60.00
Std. Deviation
12.34560
Variance
152.414
Skewness
.583
Std. Error of Skewness
.304
Kurtosis
-.117
Std. Error of Kurtosis
.599
Range
56.00
Minimum
50.00
Maximum
106.00
Sum
4251.00
Dari hasil perhitungan penyebaran skor kemandirian dengan menggunakan SPSS 13.0 for Windows, maka dihasilkan data seperti tabel di atas. Maka, dapat kita simpulkan bahwa:
82
sebanyak 12 orang dengan memperoleh skordi bawah 56.21 dengan persentasi sebesar 19 %. Dan tingkat kemandirian yang tinggi hanya dimiliki oleh 10 orang subjek yang memperoleh hasil skor di atas 80.91 dengan persentasi sebesar 16 %.
Berikut adalah diagram persebaran skor kemandirian.
Gambar 4.4.2 Histogram Penyebaran Skor Kemandirian
Mean = 68.5645 Std. Dev.= 12.3456
N=62 50.00
60.00
70.00
80.00
90.00
100.00
110.00
83
Berikut adalah tabulasi silang yang merupakan bentuk deskriptif penelitian antara variabel self esteem dan kemandirian yang dipresentasikan dalam bentuk frekuensi dan persentase.
Tabel 4.4.2 Skor Self Esteem dan Kemandirian Self-Esteem
Kemandirian
linggi
Sedang
Rendah
Total
Total
linggi
Sedang
Rendah
Count
1
7
2
10
% of Total
1.6%
11.3%
3.2%
16.1%
Count
4
29
7
40
% of Total
6.5%
46.8%
11.3%
64.5%
Count
2
10
0
12
% of Total
3.2%
16.1%
.0%
19.4%
Count
7
46
9
62
% of Total
11.3%
74.2%
14.5%
100.0%
Dari data di atas dapat diketahui bahwa subjek yang memiliki tingkat self
esteem yang tinggi dan juga kemandirian yang tinggi sebanyak 1.6 %, dan subjek dengan tingkat self esteem yang tinggi dan kemandirian yang sedang sebanyak 6.5 %. Sedangkan subjek yang memiliki tingkat self esteem yang tinggi namun tingkat kemandiriannya rendah sebesar 3.2 %.
Hasil skor subjek yang memperoleh tingkat self esteem yang sedang dan tingkat kemandirian yang tinggi sebanyak 11.3%, dan subjek yang memiliki
84
tingkat self esteem yang sedang dan tingkat kemandirian yang sedang pula sebesar 46.8%. Sedangkan individu yang memperoleh skor self esteem sedang, namun tingkat kemandiriannya rendah sebanyak 16.1 %.
Selanjutnya, subjek yang memiliki tingkat self esteem yang rendah dan tingkat kemandirian yang tinggi sebanyak 3.2%, dan subjek yang memperoleh skor self esteem dengan tingkat rendah dan skor kemandirian dengan tingkat sedang pula sebanyak 11.3%, sedangkan subjek yang memiliki tingkat self esteem yang rendah dan juga tingkat kemandirian yang rendah pula adalah sebanyak 0 %. Dapat kita simpulkan bahwa dari 62 subjek penelitian ini, mayoritas dari mereka memiliki tingkat self esteem yang sedang dan kemandirian yang sedang pula.
4.5 Uji Hipotesis Dalam penelitian ini, analisis statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian yaitu mengunakan korelasi Spearman's rho dengan menggunakan program SPSS 13.0 for Windows.
85
Tabel 4.5 Uji Korelasi Antara Self Esteem dengan Kemandirian
Correlations Spearman's rho
VAR00001
Correlation Coefficient
Self Esteem 1.000
Kemandiriar .190
Sig. {2-tailed)
N VAR00002
.140 62
62
Correlation Coefficient
.190
1.000
Sig. {2-tailed)
.140
N
62
Dari data diatas diketahui bahwa r hitung yaitu 0.190 dengan taraf signifikansi sebesar 5%. Maka r tabel yang diperoleh adalah 0.254.
Dalam penelitian ini, hipotesis yang diajukan adalah:
Ho : Tidak ada hubungan yang signifikan antara self esteem dengan kemandirian narapidana pengedar narkoba wanita.
Ha : Ada hubungan yang signifikan antara self esteem dengan kemandirian narapidana pengedar narkoba wanita.
Dengan demikian, hasil penelitian yang diperoleh adalah r hitung < r tabel, yaitu:
0.190 < 0.254.
62
86
Maka, keputusan uji hipotesis dalam penelitian ini adalah : Ho diterima, yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara self
esteem dengan kemandirian narapidana pengedar narkoba wanita di LP Wanita Tangerang.
87
BABV KESIMPULAN, SARAN DAN DISKUSI
5.1
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian tentang hubungan antara self esteem dengan kemandirian pada narapidana pengedar nakoba di LP Wanita Tangerang, dapat ditarik kesimpulan yaitu tidak ada hubungan yang signifikan antara self esteem dengan kemandirian pada narapidana pengedar narkoba wanita di LP Wanita Tangerang. yang dihasilkan berdasarkan perhitungan korelasi Product Moment dari Spearman's rho.
5.2 Diskusi Hasil penelitian ini yaitu tidak ada hubungan yang signifikan antara self esteem dengan kemandirian pada narapidana pengedar narkoba wanita di LP Wanita Tangerang dengan jumlah subjek penelitian sebanyak 62 orang. r hitung yang dihasilkan yaitu 0.190 dengan taraf signifikansi 5% menghasilkan r tabel sebesar 0.254. Hal ini mengindikasikan bahwa r hitung < r tabel sehingga Ho diterima. Namun, arah korelasi yang dihasilkan yaitu positif atau
89
kebermaknaan hidup yang cukup baik serta dapat memberikan manfaat kepada orang-orang di sekitarnya.
Munculnya self esteem dengan tingkat yang sedang dalam individu narapidana pengedar narkoba bisa dipengaruhi oleh tingkat pendidikan individu itu sendiri. Seperti dalam penelitian ini, diperoleh data bahwa 12,9% dengan tingkat pendidikan terakhir di jenjang SD, 19, 35 di jenjang SMP, 43,55% di jenjang SMA, 4,84% di jenjang diploma bahkan 19,36% dengan pendidikan terkahir S1. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa jenjang pendidikan para narapidana pengedar narkoba dalam penelitian ini tidak terlalu rendah. Mayoritas dari mereka dengan tingkat pendidikan terkahir di jenjang SMA, dimana di jenjang pendidikan ini, setidaknya individu telah memiliki pengetahuan yang cukup. Sehingga tidak heran jika self esteem yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah self esteem dengan tingkat yang sedang.
Flynn (2001) menjelaskan bahwa self esteem dipengaruhi oleh variabel lingkungan, yaitu kebudayaan dan diskriminasi. Saat ini, kebudayaan Indonesia telah mulai menghormati harkat dan martabat wanita. Kedudukan wanita dan pria telah disamakan, baik dalam lingkungan keluarga, kampus, dan masyarakat. Diskriminasi hak-hak wanita pun telah dapat diminimalisir di era globalisasi saat ini. Karena itu, keadaan lingkungan yang seperti inilah,
90
mengakibatkan para narapidana pengedar narkoba di LP Wanita Tangerang tidak memiliki self esteem yang rendah karena faktor lingkungan pun telah mendukung menjunjung harga diri wanita.
Menurut Dusek J.B (1996), garis dasar self esteem tetap stabil selamanya dan tidak dipengaruhi oleh pengalaman-pengalaman yang baru terjadi. Sedangkan menurut Pam Wilson, variabel lain yang mempengaruhi formasi global self esteem adalah misalnya, keterampilan individual, ketertarikan, status ekonomi, komunitas dan kebudayaan.
Cooley dan Mead (dalam Lamme, B.H., 1995) menjelaskan bahwa persepsi yang bernilai dari orang lain dapat memberikan sumbangan dalam meningkatkan self esteem. Jadi, semakin tinggi penghargaan yang diperoleh dari orang lain, maka semakin tinggi pula penghargaan bagi diri.
Selama ini, masyarakat sering mengabaikan aksi para pengedar narkoba yang menjalankan aksinya di lingkungan mereka. Sehingga tidak ada yang mengecam keburukan tindakan yang dilakukan. Bahkan, ketika pengedar menerima imbalan berupa materi atau uang dalam jumlah yang besar dari hasil pekerjaannya, mereka mendapatkan pujian dari orang-orang yang dekat dengannya. Sehingga para pengedar ini menjadi lebih nyaman dan merasa beruntung memiliki pekerjaan yang menghasilkan pendapatan yang lebih dari cukup dan bahkan mampu mencukupi kebutuhan orang-orang terdekatnya.
91
Dari data ini, maka kemungkinan terbesar yang akan diperoleh yaitu, jika self
esteem seseorang sedang, maka kemandirian yang dihasilkan pun akan berada pada tingkat sedang pula. Dan penelitian ini telah membuktikan hipotesis tersebut, bahwasanya para narapidana pengedar narkoba memiliki
self esteem dan kemandirian dalam tingkat yang sedang.
Perilaku individu yang memiliki tingkat kemandirian yang sedang di antaranya yaitu: memiliki rasa sedikit tanggung jawab atas hidup dirinya, namun masih dipengaruhi oleh kendali orang-orang terdekatnya, dan cenderung mencari bantuan dari orang tua atau orang di sekitarnya untuk membantu menyelesaikan masalahnya, serta belum optimalnya penggunaan nilai-nilai individu dalam keyakinannya.
Biasanya, individu lebih cenderung memperlihatkan self esteemnya di hadapan orang lain, karena secara khas mereka berusaha bertingkah laku yang baik guna meningkatkan kualitas hubungannya dengan orang lain (Vohs, K.D., & Baumeister, R.F., 2004). Karena itu, dari hasil penelitian ini, menunjukkan bahwa self esteem memberikan sumbangsih terbesar keada aspek kemandirian tingkah laku, yaitu sebesar 1.5%.
Dewasa ini, terdapat isu yang mejelaskan bahwa walaupun individu menggambarkan dirinya sebagai individu yang mandiri, namun di umur mereka pada tahap dewasa awal (20an tahun) masih sangat kuat terikat
92
dengan orang tua rnereka (Wrightsman, 1994). Sedangkan rnanusia yang rnandiri adalah pribadi yang utuh , bahagia, dan sadar bahwa dirinya rnernpunyai arti bagi sesarna. lndividu ini juga rnengetahui keunggulan serta kelernahannya, tidak dihinggapi oleh kerendahan hati plasu, karena ia sadar dan bangga atas kepribadinnya yang berharga dan penting juga bagi sesarna. Dan individu ini rnenerirna dirinya sendiri rnaupun orang lain seperti apa adanya. Maka, arnatlah jelas bahwa garnbaran seperti ini adalah garnbaran seseorang yang belurn pernah ada, yang tidak ada, dan tak akan pernah ada (Drost, J., 1993). Narnun, setiap individu selalu berusaha untuk rneraihnya.
Kernandirian adalah salah satu bagian dari faktor individu yang bersangkutan, Narnun, surnbangan dari faktor-faktor lain yang rnernpengaruhi kernandirian juga rnernberikan kontribusi yang berharga. Faktor lingkungan yang rnernpengaruhi kernandirian yaitu rnisalnya persepsi rnasyarakat yang rnernandang lebih rendah terhadap kaurn wanita sehingga tidak sedikit di dalarn keluarga dirnana karena sesuatu hal dari dua anaknya hanya satu yang rnarnpu disekolahkan, rnaka pilihan akan cenderung jatuh pada anak laki-laki. Akibat dari satu perlakuan awal yang berbeda ini akan rnenjadi panjang. Dengan tingkat pendidikan yang lebih rendah nantinya akan rnernbawa akibat pada kesernpatan kerja. Padahal kedua hal tersebut, tingkat
93
pendidikan dan pekerjaan, jelas sangat erat berkaitan dengan kemandirian (Faturochman, 1989).
Persepsi sosial terhadap kemandirian wanita cenderung ke arah atribusi bahwa wanita kurang mandiri dibandingkan pria. Dalam penelitian Yandi Satya (2009) yang berjudul Perbedaan Kemandirian, Kecenderungan Berwirausaha dan Perilaku Prososial Ditinjau dari Jenis Kelamin dan Etnis, menyimpulkan bahwa adanya perbedaan yang signifikan dalam hal kemandirian ditinjau dari jenis kelamin. Dan ketua Umum BKOW Prof Kalbar, Hj.Masrikah Djawari (dalam Pontianak Post, 12 September 2003) juga mengakui masih terjadi kesenjangan antara pria dan wanita, terutama berkaitan dengan kedudukan, kemampuan, peranan, kemandirian dan ketahanan mental spiritual baik di dalam kehidupan keluarga maupun didalam masyarakat diberbagai bidang pembangunan.
Di lain pihak, faktor situasional yang mempengaruhi kemandirian wanita saat ini yaitu lembaga pemerintah, LSM-LSM yang bergerak di bidang kewanitaan, dan masyarakat pun telah mulai banyak memberikan input-input penting kepada wanita untuk dapat meningkatkan kemandirian wanita. Pada saat ini, memang tidak bisa dipungkiri bahwa wanita mendapatkan penghargaan yang tinggi dari orang-orang sekitar sehingga para wanita mampu memperbaiki diri
95
Keterbatasan dalam penelitian ini yaitu terletak pada skala kemandirian yang digunakan. Aitem-aitem kemandirian dalam skala yang digunakan berdasarkan teori Laurence Steinberg, tidak mencakup mengenai kemandirian ekonomi dan kemandirian secara fisiologis. Sehingga data yang diperoleh kurang lengkap dan kurang mengukur kemandirian secara keseluruhan.
5.3 Saran Dari hasil penelitian ini, peneliti memberikan beberapa saran , yaitu:
1. Saran Metodologis
a. Diharapkan dilakukannya penelitian selanjutnya mengenai kemandirian, namun dikorelasikan dengan variabel-variabel lain yang berpengaruh secara signifikan. Dan untuk penelitian selanjutnya diharapkan dilakukan dengan lebih mendetail untuk mendapatkan penjelasan yang lebih mendalam mengenai kemandirian para narapidana pengedar narkoba wanita. b. Dari hasil penelitian, menunjukkan bahwa ada satu rang subjek penelitian yang memiliki tingkat self esteem dan kemandirian yang tinggi. Peneliti mengharapkan agar dilakukannya penelitian yang lebih mendalam
96
memalui wawancara dan observasi mengenai fenomena narapidana pengedar narkoba wanita yang memiliki self esteem dan kemandirian yang tinggi.
2. Saran Praktis
a.
Diharapkan para narapidana mampu meningkatkan tingkat self esteem maupun kemandirian dalam dirinya, karena hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat self esteem dan kemandirian pada narapidana pengedara narkoba di LP Wanita Tangerang adalah sedang. Sehingga alangkah baiknya jika individu bisa mencapai tingkat self esteem maupun kemandirian yang tinggi, seperti melakukan pengayaan dan pembinaan kepribadian kepada para narapidana pengedar narkoba dan mengadakan training untuk melejitkan potensi narapidana, baik dalam bidang wirausaha, keterampilan, dan lain-lain.
b.
Mengenali potensi dalam diri dan mampu memberikan penghargaan terhadap potensi yang dimiliki tersebut sehingga yakin bahwa dirinya akan mampu menjadi individu yang berbahagia dan sukses dan selalu merasa puas dengan apa yang telah dicapai.
DAFTAR PUSTAKA
Anggraeni, A., dkk. 2009. Laporan Kelompok; Ku/iah Kerja Lapangandi Lapas Wanita Ke/as II-A Tangerang. Ahmadi, A. 2003. Psikologi Umum. Jakarta: PT Rineka Cipta. Al-Ghazali, M. 2004. Khuluqu/ Muslim. Terj. Wawan Djunaedi Soffandi. Jakarta: Mustaqiim. Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta. Baron, R.A & Byrne, D. 2004. Psikologi Sosial. Terj. Ratna Djuwita. Jakarta: Penerbit Erlangga. Baruch, G. 1983. Lifeprint: New Pattern ao Love and Work for Today's Women. New York: McGraw-Hill Book Company. Baumeister, R. F & Vohs, K. D. 2004. Handbook of Self Regulation; research, Theory and Applications. New York: The Guilford Press. Brown, J.D. 1998. The Self. New York: The McGraw-Hill Companies. Inc. Branden, N. 1969. The Psychology of Self Esteem. New York: Bantam Books, Inc. Branden, N.1992. ThePowerofSe/fEsteem. Florida: Health Communications, Inc. Chaplin, J.P., 2004. Kamus Lengkap Psikologi. Terj. Kartini Kartono. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Conger, J. J. _ . Adolescence and Youth; Psyho/ogica/ Development in A Changing World. 4th Ed. Departemen Komunikasi lnformatika republic Indonesia. 4 Desember 2008. BNN Akui Banyak Wanita yang Jadi Kurir Narkoba. http://depkominfo.go.id.
Desmita. 2005. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Dawling, C. 1992. Tantangan Wanita Modem. Terj. Santi W. E. Soekanto. Jakarta: Erlangga. Dusek, J.B. 1996. Adolescent Development & Behavior. New Jersey: Prentice hall Upper Saddle River. Feist, J & Feist, G.J., 2008. Theories of Personality. Terj. Yudi Santoso, Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Flynn, H. K. _ . Self Esteem Theory and Measurement: A Critical Review. Gembeck, Z. 2001. Autonomy in Adolescence. Hasan, M.I., 2002. Pokok-pokok Materi Metodologi penelitian dan Ap/ikasinya. Bogor: Ghalia Indonesia (Anggota IKAPI). Hurlock, E. B. 1980. Developmental Psychology: a Life-Span Approach. United States of America: McGraw-Hill, Inc. lrianto, S. dkk. 2007. Perdagangan Perempuan dalam Jaringan Pengedaran Narkotika. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Kuncono. 2004. Ap/ikasi Komputer Psikologi. Jakarta: Fakultas Psikologi Universitas Persada Indonesia. Lips, H. M. 2003. A New Psychology of Women; Gender, Culture and Ethnicity. New York: McGraw-Hill, Inc. Lemme, B,H. 1995. Develompment in Adulthood. London: Allyn and Bacon. Miller, P.H. 1993. Theories of Development Psychology. New York: W.H Freeman and Company. Minchinton, J. 1995. Maximum Self Esteem; The Handbook for reiclaming Your Sense of Self Worth. Kuala Lumpur: Bilden Books Centre SON. BHD. Mappiare, A. 1983. Psikologi Orang Dewasa. Surabaya: Usaha Nasional.
Setyawan, J. 1993. Seri Wanita Karir 1: Kiat Wanita Mandiri. Jakarta: PT. Pustaka Binaman Pressindo. Steinberg, L. 1993. Adolescence. 3rd Ed. New York: McGraw-Hill, Inc. Steinberg, L & Lerner, R. M. 2009. Handbook of Adolescent Psychology. New Jersey: John Willey & Sons, Inc. Sulistiani, L. S, dkk,. 1999. Laporan Hasil Penelitian: Analisis Perilaku Kemandirian Wanita Buruh Tani dalam menciptakan Peluang Kerja di Sektor Bukan Pertanian (Studi Kasus di Kecamatan Bukateja, Kabupaten Dati II, Purbalingga). Purwokerto: Fakultas llmu Sosial & llmu Politik Universitas Jendral Soedirman. Wiggins, J.A. dkk. 1994. Social Psychology. New York: McGraw-Hill, Inc. Winkel, W.S. 2007. Piskologi Pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi. Wulandari, S. Buku Ajar Mata Kuliah Psikologi Umum II. Pusat Pengembangan Bahan Ajar UMB.
Skripsi Damayanti, G. 2006. Gambaran Self Esteem pada Wanita Usia Dewasa Awai yang mengalami Perceraian. Skripsi: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Hastusti, P. M. 2006. Perbedaan Tingkat Kemandirian Anak Berdasarkan Urutan Kelahiran. Skripsi: Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Sri, N. 2002. Kecerdasan Emosional, Kemandirian Remaja. Tesis: Fakultas Psikologi ITB Banding. Tyas, M. P. 2008. Gambaran Kemandirian Anak Tunggal Dewasa Muda. Skripsi: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.
Internet: Adler, N & Stewart, J. 2004. Self Esteem. http://www.macses.ucsf.edu. Komunitas Wanita Indonesia. 18 Agustus 2008. Narkoba & Wanita. http://forsikatelsbt.blogspot.com. Pontianak Post. 12 September 2003. Perempuan relative tertinggal. http://arsip.pontianak.com Prihasti, S. Wanita Indonesia Harus Mandiri. Gemari. Edisi 92/Tahun IX/ September 2008. Sinar Harapan Baru. 7 Desember 2008. Gila! 10.000 Wanita Indonesia Jadi Budak Narkoba. http://hariansib.com. Seputar Media. 23 Maret 2009. Bisnis Narkoba Makin Leluasa, Produsen Sengaja Me/ibatkan Perempuan yang Terlilit Kemiskinan. http://hukumham.info. Tempo lnteraktif. 13 April 2004. UU RI No. 22 Thn. 1997 tentang Narkotika. http://tempointeraktif.com. Tussy. 2008. Pandangan Pofitik Orang Melayu.http://tussyagustin.blogspot.com. Wilson, P. Self Esteem. http://www.wtr.org.
DEPARTEMEN AGAMA UNIVERSIT AS ISLAM NEGERI (UIN) SY ARIF HIDAY ATULLAH JAKARTA F AKUL T AS PSIKOLOGI JI. Kerta Mukti No.5 Cirendeu Jakarta Sclatan 15419 Telp. (021) 7433000 Fax. 74714714
Un.Ol/F7/KM.Ol.3/ l7S 7 /2009
r
Jakarta, 31 Juli 2009
: Permohonan Jzin Penelitian
Kepada Yth. ':epala Kanwil Departemen Hukum Dan HAM Serang Banten
Assa!amu 'a/aikum H:r. /Yb. Dengan hormat kami sampaikan bahwa : Nam a Nomor Pokok Tahun Akademik
Novita Sari 105070002343 2008/2009 Strata l (S-1)
Progran1
Mahasiswa tersehut sedang menulis skripsi yai1g herjudul : "Hubungan Antara Self Esteem Dengan Kemamlirian P.ada Narapidana Pengedar Narkoba Wanita", yang bersangkutan perlu melakukan penelitian di LP Wanita Kelas II A Tangerang .. Sehubungan dengan itu kami mengharapkan kesediaannya untuk memberikan izin penelitian kepada mahasiswa tersebut. Demikian atas perhatian dan kerja sama yang baik kami ucapkan terima kasih.
Wassalam11 'a/aik11m Wr. Wb.
Tembusan: Dekan Fakultas Psikologi TTT"t.T
("< __
'i'TT~_t
__ ,
11
1
T
1
PENGANTAR Salam Kenai ! Saya mahasiswa semester IX Psikologi UIN Syarif Hidayatullah, saat ini sedang melakukan penelitian guna melengkapi data skripsi. Saya membutuhkan bantuan saudara-saudara sekalian untuk menjadi responden dalam penelitian ini dengan mengisi skala pemyataan terlampir. Bagi saudara-saudara yang bersedia, harap terlebih dahulu mengisi lembar pernyataan kesediaan. Pada setiap bagian akan tersedia petunjuk pengisian, bacalah terlebih dahulu petunjuk pengisian sehingga jawaban yang saudara berikan sesuai dengan apa yang diminta. Jawaban Saudara tidak akan dinilai benar atau salah, dan kerahasiaan Saudara akan terjamin. Terima kasih atas kesediaan saudara-saudara meluangkan waktunya demi membantu terwujudnya proses penelitian ini. Semoga dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya, serta bagi kesejahteraan masyarakat pada umumnya. Ciputat, 2 September 2009 Peneliti,
NovitaSari Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah
PERNYATAAN PERSETUJUAN PARTISIPASI Dengan ini secara sukarela saya menyatakan bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian yang dilakukan oleh saudara Novita Sari, mahasiswa semester IX Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah, Ciputat. Saya dipilih menjadi responden karena saya memenuhi karakteristikkarakteristik yang diinginkan, yaitu dewasa muda yang berusia 20-40 tahun. Pada saat pelaksanaan, saya akan diminta untuk melengkapi kuesioner yang terdiri atas satu bagian, dan sebuah data identitas pribadi. Saya mungkin dapat merasa tidak nyaman saat berhadapan dengan pemyataan-pemyataan yang muncul dalam kuesioner, dan karenanya berhak untuk mengundurkan diri. Semua jawaban yang saya berikan akan dijamin kerahasiaannya dan hanya akan digunakan untuk kepentingan konstruksi tes ini. Oleh karena itu, saya tidak perlu mencantumkan nama pada kuesioner maupun pada data identitas pribadi. Dengan mengikuti penelitian ini, saya sudah berjasa bagi perkembangan ilmu psikologi. Selain itu, penelitian ini juga dapat menjadi masukan bagi penelitian selanjutnya.
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
(Tanda tangan dan inisial nama) Menyatakan bersedia untuk berpartisipasi. Tanggal:
IDENTITAS RESPONDEN Nama (Inisial)
Usia
: a. 20-30 tahun
Pendidikan Terakhir: a. SD
b. 31-40 tahun
b.SMP
e.Sl Suku Bangsa
: a.Jawa e. Batak
Agama
: a. Islam
c.SMA
d. Diploma
f.S2
b.Sunda
g.S3
c.Minang
d. Betawi
f. Lainnya, sebutkan ..
b. Kristen
c. Katolik
d.Hindu
e. Buciha
Status Pernikahan : a. Belum Menikah
b. Menikah
c.
Janda/Duda
Memperoleh Narkoba dari:
a. Pria
b. Wanita
Hubungan Saudara dengan Pria /Wanita itu: a. Teman
b. Rekankerja
c. Pacar/suami
d. Lainnya, sebutkan ..
PETUNJUK PENGISIAN
Berikut ini terdapat butir-butir pernyataan, baca dan paharni baik-baik setiap pernyataan. Saudara diminta untuk mengemukakan apakah pemyataanpernyataan tersebut sesuai dengan diri saudara, dengan cara men-check list ('1) salah satu dari lima nomor yang tersedia, pada bagian kanan dari
masing-masing pemyataan
Pada lembar kuesioner berikut ada 6 kolom, yaitu kolom no, pemyataan, sangat Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Jika jawaban Saudara sangat setuju, check-list lah pada kolom ke 3. Jika jawaban Saudara setuju, check-list !ah pada kolom ke 4. Jika jawaban Saudara tidak setuju, check-list lah pada kolom ke 5. Jika jawaban Saudara sangat tidak setuju, check-list !ah pada kolom ke 6.
Contoh: );>
Jika jawaban saudara Setu.ju: Sangat
No
Pernyataan
Setu.ju (SS)
Saya adalah pekerja 1 keras.
Tidak Setu.ju (S)
Setu.ju (TS)
Sangat Tidak Setu.ju (STS)
"
Tidak ada jawaban yang benar atau salah untuk setiap pernyataan. Seluruh jawaban adalah benar selama itu menggambarkan diri Saudara.
No
Pernyataan
1
Saya merasa bahwa saya adalah seorang yang memiliki harga diri, paling tidak saya sama dengan orang lain.
2
Saya bisa menghargai diri saya sendiri maupun orang lain.
3
Saya merasa saya memiliki beberapa kualitas diri yang baik.
4
Saya menyadari kelebihan dan kekurangan saya.
5
Setelah dipertimbangkan semuanya, saya cenderung merasa bahwa saya adalah orang yang gaga!.
6
Saya tidak berhasil dalam hidup.
7
Saya dapat melakukan segala sesuatu sama baiknya dengan yang orang lain lakukan.
8
Kalau orang lain bisa melakukannya, saya yakin, saya juga bisa.
9
Saya merasa tidak memiliki apapun yang dapat saya banggakan.
10
Saya belum memperoleh prestasi apapun seumur hidup.
11
Saya mengambil sikap yang baik yang ada pada diri saya.
Tidak Sangat Setuju Setuju Setuju (S) (TS) (SS)
Sangat Tidak Setuju (STS)
PETUNJUK PENGISIAN
Berikut ini terdapat butir-butir pemyataan, baca dan pahami baik-baik setiap pernyataan. Saudara diminta untuk mengemukakan apakah pernyataanpernyataan tersebut sesuai dengan diri saudara, dengan cara men-check list ('1) salah satu dari lima nomor yang tersedia, pada bagian kanan dari
masing-masing pemyataan
Pada lembar kuesioner berikut ada 7 kolom, yaitu kolom no, pemyataan, sangat Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS) dan Ragu-ragu (R). Jika jawaban Saudara sangat setuju, check-list !ah pada kolom ke 3. Jika jawaban Saudara setuju, check-list !ah pada kolom ke 4. Jika jawaban Saudara tidak setuju, check-list lah pada kolom ke 5. Jika jawaban Saudara sangat tidak setuju, check-list lah pada kolom ke 6. Jika jawaban Saudara ragu-ragu, check-list !ah pada kolom ke 7. Contoh: )>
Jika jawaban saudara Setuju: Sangat
No
Pernyataan
Setuju (SS)
Saya adalah wanita 1
Setuju (S)
Tidak Setuju (TS)
Sangat Tidak Setuju (STS)
Raguragu (R)
.y
yang mandiri
Tidak ada jawaban yang benar atau salah untuk setiap pernyataan. Seluruh jawaban adalah benar selama itu menggambarkan diri Saudara.
No
Pernyataan
1
Orang tua bisa saja salah mendidik anak-anaknya.
2
Orang tua memiliki kekuasaan yang besar terhadap anakanaknya.
3
Orang tua mengetahui segalanya tentang anak-anaknya.
4
Orang tua tidak memiliki kekuasaan penuh terhadap kehidupan anak-anaknya.
5
Saya dan orang tua saya mampu bekerja sama.
6
Saya tidak berhak memberikan saran kepada orang tua saya.
7
Saya tidak berhak memberikan dukungan emosional kepada orang tua saya.
8
Saya sebagai anak, berhak menyampaikan ide dan saran saya kepada orang tua saya.
9
Saya berusaha menyelesaikan masalah saya sendiri.
10
Saya membutuhkan bantuan orang lain untuk menyelesaikan permasalahan sava. Sava menceritakan masalah sava kepada orang tua.
11
Sangat RaguSangat Tidak Tldak Setuju Setuju ragu Setuju (S) Setuju (TS) (R) (SS) (STS)
12
Saya bisa mengandalkan diri sendiri.
13
Saya menceritakan segala perasaan saya kepada orang tua.
14
Ada ha! pribadi yang saya rahasiakan dari orang tua saya.
15
Tidak ada seorang pun yang mampu mengatasi masalah yang saya hadapi kecuali orang tua saya.
16
Saya bertanggung jawab.
17
Sa ya tidak mampu mempertimbangkan konsekuensi yang mungkin akan terjadi.
18
Saya dapat mempertimbangkan saran dari orang-orang di sekitar saya ketika akan memutuskan suatu perkara.
19
Sulit bagi saya untuk memahami secara logis masalahmasalah yang saya hadapi.
20
Saya tidak membiarkan orang lain mengendalikan kehidupan say a.
21
Saya bertindak sesuai dengan kemauan orang-orang di sekitar saya.
22
Saya dapat menyelesaikan perbedaan pendapat antara saya dan teman-teman saya.
23
Tindakan yang saya lakukan berdasarkan pengaruh dan saran dari orang-orang sekitar saya.
24
Saya yakin, saya yang mengontrol atas hidup saya sendiri.
25
Saya merasa tidak bebas bertindak sesuai dengan yang saya inginkan.
26
Saya mampu mengatur hidup saya sendiri.
27
Saya bergantung terhadap saran yang diberikan orang-orang di sekeliling saya. Saya dapat memprediksikan akibat tindakan yang akan saya lakukan.
28 29
Saya bertindak gegabah.
30
Saya dapat menganalisa penyebab masalah yang saya hadapi.
31
Saya tidak pintar dalam menganalisa symbol-simbol matematika.
32
Saya menuruti peraturan-peraturan yang saya anggap baik.
33
Saya mentaati peraturan karena takut.
34
Saya berprinsip mentaati aturan-aturan dalam masyarakat.
35
Sava mentaati peraturan karena terpaksa.
36
Saya dapat memutuskan tindakan apa yang akan saya lakukan.
37
Menjadi kurir narkoba adalah peketjaan yang baik.
38
Penggunaan dan pengedaran narkoba adalah melanggar hokum.
39
Lelaki memiliki kekuasaan penuh terhadap istrijkekasihnya.
40
Penggunaan narkoba dapat merusak moral.
3 3 3 2 2 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 2 4 3 3 2 2 3 3 3 3 2 4 3
3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3
3 3 2 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3
3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3
4 3 3 3 3 3 3 3 3 1 1
3 2 3 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3
3 3 3 1 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 1 1 3
2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3
3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 2 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3
3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 2
4 3 3 1 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 2 1
2 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3
4 4 3 1
3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 2 2 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 4 3 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3
2 2 2 1 2 3 3 2 2 2 3 1 1 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3
3 2 3 4 3 3 4 3 2 3 3 3 2 1 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 1 3 3 4 3 1 3 3 3 2 1 3 3 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3
3 3 2 1 3 3 4 3 1 3 3 1 4 2 2 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2
2 3 3 1 3 3 4 3 3 3 2 4 3 3 2 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3
3 2 3 1 3 3 4 2 3 3 2 4 1 3 1
2 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3
3 2 2 4 3 3 2 3 2 2 2 3 4 3 3 3 2 2 2 3 1
2 2 2 3 3 3 3 3 3
3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3
2 4 5 4 4 5 2 4 2 4 4 4 3 2 2 4 5 4 4 4 5 4 4 2 4 4 2 3 4 3
4 5 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 3 5 5 4 5 4 4 4 4 3 3 4 5 4 4 4 4 4
4 4 5 5 4 5 2 4 4 4 4 4 3 4 4 4 5 5 4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 5 4
2 5 5 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5 5 5 4 5 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4
5 4 5 5 5 5 4 2 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 4 4 5 4 4 4 3 4
5 5 5 4 5 5 5 4 4 5 4 4 5 5 5 4 4 5 5 5 4 4 4 4 5 4 2 4 4 2
5 4 5 5 4 5 2 4 4 4 4 4 1 2 2 5 5 5 4 4 5 5 4 5 5 4 4 5 4 5
iability Warnings 1e space saver method is used. That is, the covariance matrix is not calculated or 1ed in the anal sis.
Case Processing Summary
N as es
Valid Excluded• Total
%
30 0 30
100.0 .0 100.0
1. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
;ronbach's Alpha
N of Items
.802
20 Item Statistics Mean
~R00001 ~R00002
~R00003 ~R00004 ~R00005 ~R00006 ~R00007 ~R00008 ~R00009 ~R00010 ~R00011 ~R00012
\R00013 \R00014 \R00015 \R00016 \R00017 \R00018 \R00019 \R00020
2.9667 3.4000 3.1000 3.2333 2.6667 2.8000 3.1667 3.2000 2.8000 3.0000 3.2000 3.2333 2.2333 2.9000 2.6333 2.6333 2.7333 2.5667 2.6000 3.0000
Std. Deviation
.61495 .49827 .40258 .43018 .71116 .76112 .46113 .48423 .71438 .64327 .40684 .43018 .62606 .60743 .71840 .76489 .63968 .77385 .67466 .45486
N
30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
liability Warnings
he space saver method is used. That is, the covariance matrix is not calculated or sed in the anal sis. Caso Processing Summary
N % Valid 100.0 30 Excluded• .o 0 Total 30 100.0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
ases
Reliability Statistics
Cronbach's Aloha .786
N of Items 40
\R00001 \R00002 \R00003 \R00004 \R00005 \R00006 \R00007 \R00008 \R00009 \R00010 \R00011 \R00012 \R00013 \R00014 \R00015 \R00016 \R00017 \R00018 \R00019 \R00020 \R00021 \R00022 \R00023 \R00024 \R00025 \R00026 \R00027 \R00028 \R00029 \R00030 IR00031 1R00032 1R00033 1R00034 1R00035 •R00036 •R00037 •R00038 .R00039 .R00040
Item Statistics Mean
3.8333 3.6000 3.5000 3.6667 3.9000 3.9333 3.6667 4.1667 3.9667 2.6000 2.3667 3.3667 2.6667 3.9000 3.5667 4.1000 2.8667 3.9667 2.7667 4.0667 3.6667 4.0667 3.8000 3.8667 3.2000 3.9333 3.8333 3.8667 3.4000 4.0000 2.8333 4.0667 3.5667 4.1333 3.9667 4.1667 4.4000 4.3333 4.1333 4.7000
Std. Deviation
.94989 1.16264 1.22474 1.18419 .75886 .63968 1.02833 .79148 .66868 1.16264 1.06620 1.06620 1.09334 .88474 1.10433 .75886 1.19578 .76489 1.25075 .73968 1.09334 .44978 .92476 .89955 1.12648 .86834 .94989 .81931 1.10172 .74278 1.11675 .86834 1.00630 .57135 .80872 .87428 .no13 .80230 1.07425 .53498
N
30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Item·Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
\R00001 \R00002 \R00003 \R00004 \R00005 \R00006 \R00007 \R00008 \R00009 \R00010 \R00011 \R00012 \R00013 \R00014 \R00015 \R00016 \R00017 \R00018 \R00019 \R00020 \R00021 \R00022 \R00023 \R00024 \R00025 \R00026 \R00027 \R00028 \R00029 IR00030 \R00031 IR00032 IR00033 lR00034 lR00035 1R00036 1R00037 •R00038 •R00039 •R00040
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
.215 .198 .098 .395 .360 .261 .463 .222 .421 .387 -.040 .167 -.248 -.275 .329 .289 -.123 .187 .360 .448 .525 .380 .357 .558 .473 .588 .480 .307 .231 .465 .302 .148 .502 -.030 .316 .402 .292 .085 .116 .138
146.530 145.476 147.955 139.926 145.224 147.913 140.064 147.495 145.151 140.372 152.309 146.930 157.995 157.707 142.489 146.493 154.602 148.323 140.171 143.885 137.720 148.023 143.628 139.706 138.579 139.568 140.668 145.637 145.034 143.559 143.082 148.506 139.454 152.478 145.564 143.220 146.345 150.064 148.202 150.286
144.5667 144.8000 144.9000 144.7333 144.5000 144.4667 144.7333 144.2333 144.4333 145.8000 146.0333 145.0333 145.7333 144.5000 144.8333 144.3000 145.5333 144.4333 145.6333 144.3333 144.7333 144.3333 144.6000 144.5333 145.2000 144.4667 144.5667 144.5333 145.0000 144.4000 145.5667 144.3333 144.8333 144.2667 144.4333 144.2333 144.0000 144.0667 144.2667 143.7000 Scale Statistics
Mean
48.4000
Variance
152.386
Std. Deviation
N of Items
12.34448
40
Cronbach's Alpha if Item Deleted
.783 .784 .789 .775 .778 .782 .773 .783 .777 .775 .794 .785 .802 .799 .778 .781 .799 .784 .777 .776 .769 .780 .778 .770 .772 .770 .773 .780 .783 .775 .779 .785 .771 .789 .780 .776 .780 .787 .787 .785
Blue Print Skala Kemandirian INDIKATOR
ITEM FAVORABLE UNFAVORABLE
KEMANDIRIAN EMOSIONAL
Perasaan individuated salam hubungannya den an orang tua KEMANDIRIAN TINGKAH LAKU
20,22 24,26 KEMANDIRIAN NILAI Kemam uan berfikir abstrak Lebih mendasarkan kayakinannya pada prinsip-prinsip umum yang memiliki dasar ideologis rinsi moral) Menggunakan nilai-nilai individu sendiri dalam ke akinann a. TOTAL
28, 30
19 21,23 25,27 31 33,35 3
20
20
PENGANTAR Salam Kenai ! Saya mahasiswa semester IX Psikologi UIN Syarif Hidayatullah, saat ini sedang melakukan penelitian guna melengkapi data skripsi. Saya membutuhkan bantuan saudara-saudara sekalian untuk menjadi responden dalam penelitian ini dengan mengisi skala pernyataan terlampir. Bagi saudara-saudara yang bersedia, harap terlebih dahulu mengisi lembar pernyataan kesediaan. Pada setiap bagian akan tersedia petunjuk pengisian, bacalah terlebih dahulu petunjuk pengisian sehingga jawaban yang saudara berikan sesuai dengan apa yang diminta. Jawaban Saudara tidak akan dinilai benar atau salah, dan kerahasiaan Saudara akan terjamin. Terima kasih atas kesediaan saudara-saudara meluangkan waktunya demi membantu terwujudnya proses penelitian ini. Semoga dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya, serta bagi kesejahteraan masyarakat pada umumnya. Ciputat, 29 Oktober 2009 Peneliti,
NovitaSari Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah
PERNYATAAN PERSETUJUAN PARTISIPASI Dengan ini secara sukarela saya menyatakan bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian yang dilakukan oleh saudara Novita Sari, mahasiswa semester IX Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah, Ciputat. Saya dipilih menjadi responden karena saya memenuhi karakteristikkarakteristik yang diinginkan, yaitu dewasa muda yang berusia 20-40 tahun. Pada saat pelaksanaan, saya akan diminta untuk melengkapi kuesioner yang terdiri atas satu bagian, dan sebuah data identitas pribadi. Saya mungkin dapat merasa tidak nyarnan saat berhadapan dengan pemyataan-pernyataan yang muncul dalam kuesioner, dan karenanya berhak untuk mengundurkan diri. Semua jawaban yang saya berikan akan dijarnin kerahasiaannya dan hanya akan digunakan untuk kepentingan konstruksi tes ini. Oleh karena itu, saya tidak perlu mencanturnkan nama pada kuesioner maupun pada data identitas pribadi. Dengan mengikuti penelitian ini, saya sudah berjasa bagi perkembangan ilmu psikologi. Selain itu, penelitian ini juga dapat menjadi masukan bagi penelitian selanjutnya.
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
(Tanda tangan dan inisial nama) Menyatakan bersedia untuk berpartisipasi. Tanggal:
IDENTITAS RESPONDEN Nama (Inisial)
Usia
: a. 20-30 tahun
Pendidikan Terakhir: a. SD
b. 31-40 tahun
b.SMP
: a.Jawa e. Batak
Agama
: a. Islam
d. Diploma
f.52
e.Sl
Suku Bangsa
c.SMA
b.Sunda
g.53
d. Betawi
c. Minang
£. Lainnya, sebutkan ..
b. Kristen
c. Katolik
d.Hindu
e. Budha
Status Pernikahan : a. Belum Menikah
b. Menikah
c.
Janda/Duda
Memperoleh Narkoba dari:
a. Pria
b. Wanita
Hubungan Saudara dengan Pria/Wanita itu: a. Teman
b. Rekanketja
c. Pacar/suami
d. Lainnya, sebutkan ..
PETUNJUK PENGISIAN
Berikut ini terdapat butir-butir pernyataan, baca dan pahami baik-baik setiap pernyataan. Saudara diminta untuk mengemukakan apakah pernyataanpernyataan tersebut sesuai dengan diri saudara, dengan cara men-check list
(.Y) salah satu dari lima nomor yang tersedia, pada bagian kanan dari masing-masing pernyataan
Pada lembar kuesioner berikut ada 6 kolom, yaitu kolom no, pernyataan, sangat Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Jika jawaban Saudara sangat setuju, check-list !ah pada kolom ke 3. Jika jawaban Saudara setuju, check-list lah pada kolom ke 4. Jika jawaban Saudara tidak setuju, check-list lah pada kolom ke 5. Jika jawaban Saudara sangat tidak setuju, check-list lah pada kolom ke 6.
Contoh:
>-
Jika jawaban saudara Setuju: Sangat Pernyataan
No
Setuju (SS)
Saya adalah pekerja 1
keras.
Setuju (S)
Tidak Setuju (TS)
Sangat Tidak Setuju (STS)
"
Tidak ada jawaban yang benar atau salah untuk setiap pernyataan. Seluruh jawaban adalah benar selama itu menggambarkan diri Saudara.
12
Secara keseluruhan, saya merasa puas dengan diri saya sendiri.
13
Kehadiran saya tidak berarti bagi orang di sekitar saya.
PETUNJUK PENGISIAN
Berikut ini terdapat butir-butir pernyataan, baca dan paharni baik-baik setiap pernyataan. Saudara diminta untuk mengemukakan apakah pemyataanpernyataan tersebut sesuai dengan diri saudara, dengan cara men-check list (--/) salah satu dari lima nomor yang tersedia, pada bagian kanan dari masing-masing pernyataan
Pada lembar kuesioner berikut ada 7 kolom, yaitu kolom no, pernyataan, sangat Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS) dan Ragu-ragu (R). Jika jawaban Saudara sangat setuju, check-list lah pada kolom ke 3. Jika jawaban Saudara setuju, check-list lah pada kolom ke 4. Jika jawaban Saudara tidak setuju, check-list lah pada kolom ke 5. Jika jawaban Saudara sangat tidak setuju, check-list lah pada kolom ke 6. Jika jawaban Saudara ragu-ragu, check-list lah pada kolom ke 7. Contoh:
>
Jika jawaban saudara Setuju: Sangat
No
Pernyataan
Setuju (SS)
Saya adalah wanita 1
yang mandiri
Setuju (S)
Tidak Setuju (TS)
Sangat Tidak Setuju (STS)
Raguragu (R)
--/
Tidak ada jawaban yang benar atau salah untuk setiap pernyataan. Seluruh jawaban adalah benar selama itu menggambarkan diri Saudara.
11
Saya dapat menyelesaikan perbedaan pendapat antara saya clan teman-teman saya.
12
Tindakan yang saya lakukan berdasarkan pengaruh clan saran dari orang-orang sekitar saya.
13
Saya yakin, saya yang mengontrol atas hidup saya sendiri.
14
Saya merasa tidak bebas bertindak sesuai dengan yang saya inginkan.
15
Saya mampu mengatur hidup saya sendiri.
16
Saya bergantung terhadap saran yang diberikan orang-orang di sekeliling saya. Saya dapat memprediksikan akibat tindakan yang akan saya lakukan.
17 18
Saya tidak pintar dalam menganalisa simbol-simbol matematika.
19
Saya dapat menganalisa penyebab masalah yang saya hadapi.
20
Saya mentaati peraturan karena takut.
21
Menjadi kurir narkoba adalah pekerjaan yang baik.
22
Saya mentaati peraturan karena terpaksa.
4 4 3 2
4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3
4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 2
4 3 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3
3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3
3 2 1 2 1 2 2 3
4 2
4 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 3 2
4 2 2
4 1 3 1 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 2
4 3 1 4 3 3
4 3 2
2 3 4 4 3 4 3 4 3 2 3 3 3 2 1 3 4 2 4 2 3 4 2 3 1 2 3 3 3 4 3 3 3 3 4 2 4 3 1 4 2 3
4 4 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 2 3
3 2 3 3 1 2 3 3
4 3 3 3 4 3 2 2
4 3
4
2
1 2 4 3
4 3 4
4 3
4 3 3 4 3 3 3
2 3 3 3 3 3 3
4 2 2 3 3 2 2 3 3
4 4 4 3 3 2
2
2 2 3 2
4 3 3 3 3 3 3 4 3 1
4 3 3
3 2 4 2 3 4 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 2 4 3 1 4 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 1 4 4 3
4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 2
4 4 3 3 2 3 2 3 3 3 3
4 3 1 3 3 3 3 4 3 4 2 3 3 3
4 3 3 3 4 4 4 4 4 3
2
2 3 1 2 3 3
4 3 3 3 4 2
4 2 2 3 2 3 2 3 2
4 2
4 2 3 2 2 2
1 2 3
4 3 3 2 3 3 3 4
1 1 3 3 2
1 3 3 3 1 3 3 2 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 2 4 2 3 2 3 2 2 4 1 2 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 1 3 4 3
3 2 3 2 2 3 1 2 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 2 3 2 2 2
4 3 4 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3
4 4 4 3 3 3
1 4 4 3
2 1 2 4 4 2 4 4 1 5 5 2 2 1 1 1 2 3 3 4 3 2 4 2 4 4 3
4 5 4 2 5 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 1 3 2 1 4 4 4 4 4 4
4 2 4 2 1 4 4 2 5 1 5 5 5 5 5 2 2 4 3 1
5 4 2 4 5 4 4
4 2 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 4 5 2 1 2 5 2 5 4 2 2 4 4
2 2 2 2 4 2 4 2 2 4 1 2 2 1 2 2 2 1 2 1 2 4 2 2 1
4 1
4 5 4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 1 4 5 5 5 4 4 5 4 4
4 1 4 4 4 2 4 2 1 1 5 5 4 4 2 4 2 2 4 5 5 2 2 4 5 4 4
2 4 4 4 2 2 2 2 4 4 5 4 4 1 2 1 2 1 4 4 2 2 2 4 4 4 3
4 5 4 2 4 4 4 4 4 5 5 4 5 5 4 5 4 3 4 5 1 5 4 4 5 4 4
4 1 4 4 4 4 4 3 4 4 5 4 4 5 5 5 4 5 4 4 5 4 1 2 4 4 4
4 4 4 4 3 4 2 4 5 5 5 5 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3
4 5 4 2 4 4 4 4 1 1 5 2 2 5 5 5 4 5 4 5 2 4 4 2 2 4 4
4 5 4 4 5 4 5 4 5 5 5 5 4 5 4 2 4 3 2 5 4 4 4 4 2 4 4
2 4 4 2 1 4 4 2 4 4 5 4 4 4 2 2 2 2 3 2 2 2 4 2 4 4 4
2 4 2 4 5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 3 4 2 4 4 4 4 4 1 4 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4 5 2 4 1 5 1 2 4 4 2 2 4 1 3 5 2 4 4 4 5 5 2 5 5 5 4 4 5 4 4 4 2 4 4 --4 4 4 4 4 ,...3 4\
2 3 4 4 2 2 4 2 2 4 5 5 2 4 2 2 2 2 4 4 2 5 2 4 2 2 3
I -z ~-u \ \
-< c:
(/l (fl
'
)> -i
\
::
I ")> I ')> > z \
-
\ V
~
~-i s )>
J>~
\
2 3 4 4 2 4 4 2 4 2 5 5 5 2 4 4 4 2 4 4 1
4 4 2 5 4 4
4 5 4 2 4 4 2 4 4 4 5 5 4 1 5 5 2 5 4 2 2 4 4 3 4 4 3
4 5 5 4 5 5 4 4 1 4 5 5 5 5 5 5 5 3 4 5 5 5 4 4 3 5 5
4 5 4 4 1 4 4 4 5 4 5 5 5 1 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3