PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SELF ESTEEM DAN OBESITAS PADA WANITA DEWASA AWAL
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi
Disusun Oleh :
Yosua Cahyo Putro 129114024
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN MOTTO
SEGALA PERKARA DAPAT KUTANGGUNG DI DALAM DIA, YANG MEMBERI KEKUATAN KEPADAKU – FILIPI 4:13
IF YOU THE FREAK ONE, LETS BE THE BEST FREAK THAT YOU’VE EVER SEEN
ALL YOU CAN DO IS JUST TRYING, ALL YOU CAN EARN IS THE RESULT OF YOUR HARDWORK!
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
Untuk setiap rumah, yang tak pernah bosan menerima pulang dalam hidup saya
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SELF ESTEEM DAN OBESITAS PADA WANITA DEWASA AWAL Yosua Cahyo Putro
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara self esteem dan obesitas pada wanita dewasa awal. Hipotesis yang diajukan oleh peneliti adalah adanya hubungan negatif antara variabel self esteem terhadap obesitas. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode korelasional. Subjek yang digunakan merupakan mahasiswa wanita Universitas Sanata Dharma dan warga wanita Gereja Kristen Jawa Demakijo yang berada pada usia 18-40 tahun. Metode pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan skala Likert untuk self esteem dan Indeks Massa Tubuh untuk obesitas. Koefisien reliabilitas skala self esteem adalah sebesar (α = 0,892). Analisis data menggunakan teknik korelasi product moment. Hasil analisis data menunjukkan adanya korelasi signifikan antara variabel self esteem dengan variabel obesitas, yaitu sebesar r = 0,581 (p = 0,00)., sehingga hipotesis dalam penelitian ini dapat diterima. Kedua aspek dari variabel self esteem memiliki kontribusi terhadap variabel obesitas. Kontribusi aspek feelings of belonging memiliki nilai koefisien sebesar -0,269. Sementara kontribusi aspek power memiliki nilai koefisien sebesar -0,162. Lebih jauh, ternyata kontribusi aspek feelings of belonging lebih besar dan signifikan daripada aspek power. Oleh karena hal tersebut, implikasi hasil penelitian ini akan dibahas lebih lanjut dalam skripsi ini.
Kata kunci: self esteem, obesitas, wanita dewasa awal.
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SELF ESTEEM AND OBESITY IN EARLY ADULT WOMAN
Yosua Cahyo Putro
ABSTRACT This research is aimed to find the relations between self esteem and obesity at early adult woman. Hypothesis that proposed in this research is there was a negative correlation between self esteem and obesity in early adult woman. This research was a quantitative research with correlational method. Subjects in this research was 70 early adult woman in Sanata Dharma University and Gereja Kristen Jawa Demakijo. A method that used to collect the data in this research was Likert Scale. The scale of self esteem has been compiled by researcher. The coefficient reliability of self esteem scale was (α = 0,892). Data analyze that used in this research was Carl Pearson product moment correlation technique. The result of data analyze showed that there was a significant negative correlation between self esteem and obesity, that the score of correlation was r = 0,581 (p = 0,00). So, the hypothesis in this research was accepted. In conclusion, there was a negative relationship between both variables, which mean the higher self esteem in oneself, the lower obesity in early adult woman. Both aspect of self esteem had contribution toward obesity. Contribution of feelings of belonging aspect had coefficient score -0,269. Meanwhile, contribution of power aspect had coefficient score -0,162. Furthermore, contribution of feelings of belonging was larger and significant than power. Therefore, the implication of this research will be discussed at this thesis.
Keyword: Self esteem, obesity, early adult woman
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kepada Tuhan Yesus Kristus dan seluruh semesta, pun juga seluruh elemen di dalamnya, atas waktu yang luar biasa, sehingga penulis mampu menyelesaikan tulisannya. Penulis menyadari bahwa proses penyusunan skripsi ini tidak akan berhasil tanpa bantuan dari berbagai pihak yang membantu. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1.
Tuhan Yesus, pemberi jalan, yang tak pernah meninggalkan. Matur nuwun sanget Gusti tumrap menapa ingkang sampun Gusti paringi.
2.
Bapak Dr. T. Priyo Widiyanto, M.Si, selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.
3.
Bapak Paulus Eddy Suhartanto, M.Si, Kepala Program Studi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma
4.
Ibu Dr. Tjipto Susana, selaku Dosen Pembimbing Skripsi. Terima kasih sekali atas bimbingan dan kesabaran pada pesawat Lion ibuk satu ini
5.
Bapak Hadrianus Wahyudi, selaku Dosen Pembimbing Akademik atas bantuan dalam segala proses kuliah yang tiada duanya.
6.
Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. Terima kasih atas bimbingannya. Terkhusus kepada Suster Wina dan Bu Dewi, saya akan selalu merindukan ruang 3x4 milik Suster dan Ibu.
7.
Segenap Karyawan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. Terkhusus kepada Mas Gandung, Bu Nanik, dan Mas Muji “Glory” x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Brodin. Terima kasih banyak atas bantuan dalam segala administrasi dan laboratorium. 8.
Wanita pagi subuh dalam kehidupan saya, Ibuk. Tak ada yang lebih cinta, tak ada lebih sayang daripada Ibuk. Si pemalas ini sayang Ibuk apapun itu
9.
Pria yang selalu menyayangi saya dalam diam, Bapak. “Action Speaks More”, terima kasih untuk segalanya Pak!
10.
Kedua gadis manis manja yang tak bosan gedar-gedor pintu kamar, Putri dan Tia. Sabar ya, habis ini kakak temenin liat sunset bareng di Parangndog.
11.
Karib sepanjang masa, Jalu, Wikan, Gitong, Lalak. Nek ra ono koe kabeh, aku ra bakal koyo tekan kene. Suwun banget sakmodare!!
12.
Lia, Judeth, Penyik, Rezky, Komang, Mondri. Suwun banget iso tak repoti sakpenak wudelku, aku raiso ngenei opo-opo sakliyane matur nuwun.
13.
Para manusia penyelamat skripsi, Erlin, Zelda, Bendot, Koh Akeng, Rosi, Flora, Anggit, Grace, Felinsa, dan semuanya. Thankies berat pokokke!!
14.
Buat Mondri, Yatim, dan Panjul. Kamar kost karo kamar omahmu raono gantine!
15.
Yang tak akan terlupa, Keluarga Kobra “Lintang, Lona, Menuk, Unyil, Sonia, Teteh, Suged, Komang, Bella, Yuda”, Cabe Edan “Bebing, Clak, Lia, Viony, Leviana, Anette”, Crocodile Drugs “Aprek, Bendot, Grego, Efan, Ojek, Sakti, Gede, Sinyo”, Panti PF’15 “Judeth, Bendot, Melani,
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING .............................. ii HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii HALAMAN MOTO ....................................................................................... iv HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... v HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................... vi ABSTRAK ..................................................................................................... vii ABSTRACT ..................................................................................................... viii HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ................... ix KATA PENGANTAR .................................................................................... x DAFTAR ISI .................................................................................................. xiii DAFTAR TABEL .......................................................................................... xvi DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvii DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xviii BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................. 1 A. Latar Belakang ................................................................................. 1 B. Rumusan Masalah ............................................................................ 11 C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 11 D. Manfaat Penelitian ........................................................................... 12 1. Manfaat Teoritis ........................................................................... 12 2. Manfaat Praktis ............................................................................ 12 xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II. LANDASAN TEORI ...................................................................... 13 A. Obesitas ............................................................................................ 13 1. Definisi Obesitas .......................................................................... 13 2. Faktor Penyebab Obesitas ............................................................ 15 3. Dampak Obesitas ......................................................................... 19 B. Self Esteem ...................................................................................... 21 1. Definisi ......................................................................................... 21 2. Aspek Self Esteem ........................................................................ 24 3. Model Self Esteem ....................................................................... 28 C. Wanita Dewasa Awal ....................................................................... 35 D. Hubungan antara Self Esteem dan Obesitas ..................................... 36 E. Skema Pengaruh Self Esteem Terhadap Obesitas ............................ 44 F. Hipotesis ........................................................................................... 45 BAB III. METODE PENELITIAN ................................................................ 46 A. Jenis Penelitian................................................................................. 46 B. Identifikasi Variabel Penelitian........................................................ 46 C. Definisi Operasional ........................................................................ 47 1. Self Esteem ................................................................................... 47 2. Obesitas ........................................................................................ 48 D. Subjek Penelitian ............................................................................. 48 E. Metode Pengumpulan Data .............................................................. 49 1. Alat Ukur Indeks Massa Tubuh ................................................... 50 2. Skala Self Esteem ......................................................................... 51 xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Alasan Pembuatan Skala Self Esteem .......................................... 56 F. Validitas Dan Reliabilitas ................................................................. 57 1. Validitas ...................................................................................... 58 2. Reliabilitas ................................................................................. 59 G. Metode Analisis Data ....................................................................... 61 BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 62 A. Pelaksanaan Penelitian ..................................................................... 62 B. Deskripsi Subjek Penelitian ............................................................. 63 C. Deskripsi Data Penelitian ................................................................. 64 D. Uji Asumsi dan Hasil Penelitian ...................................................... 67 E. Pembahasan ...................................................................................... 71 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 76 A. Kesimpulan ...................................................................................... 76 B. Saran................................................................................................. 77 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 84 LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................. 91
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
TABEL 1. Kategorisasi Indeks Massa Tubuh ............................................... 14 TABEL 2. Kategorisasi Indeks Massa Tubuh ............................................... 51 TABEL 3. Blue Print Skala Self Esteem Sebelum Uji Coba .......................... 54 TABEL 4. Blue Print Skala Self Esteem Setelah Uji Coba ............................ 55 TABEL 5. Blue Print Skala Self Esteem Setelah Uji Coba (Nomor Baru) ... 55 TABEL 6. Usia dan Indeks Massa Tubuh ...................................................... 63 TABEL 7. Profesi Subjek ............................................................................... 63 TABEL 8. Perbandingan Rerata .................................................................... 64 TABEL 9. Kategorisasi Tingkat Self Esteem Subjek ..................................... 65 TABEL 10. Kategorisasi Obesitas Subjek ..................................................... 66 TABEL 11. Uji Linearitas .............................................................................. 67 TABEL 12. Uji Normalitas ............................................................................ 68 TABEL 13. Hasil Uji Korelasi ....................................................................... 68 TABEL 14. Uji Regresi Aspek Power dan Feelings of Belonging terhadap Obesitas ......................................................................... 69 TABEL 15. Sumbangan Self Esteem Terhadap Obesitas ................................. 71
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1. Skala Self Esteem (Uji Coba)................................................ 86 LAMPIRAN 2. Skala Self Esteem (Setelah Uji Coba) ................................... 93 LAMPIRAN 3. Hasil Seleksi Skala Self Esteem ............................................ 101 LAMPIRAN 4. Reliabilitas Skala Self Esteem............................................... 103 LAMPIRAN 5. Deskripsi Data Penelitian ..................................................... 104 LAMPIRAN 6. Linearitas Self Esteem dan Obesitas .................................... 105 LAMPIRAN 7. Normalitas Self Esteem dan Obesitas ................................... 106 LAMPIRAN 8. Korelasi Product Moment Self Esteem dan Obesitas ........... 107 LAMPIRAN 9. Uji Regresi Aspek Power dan Feelings of Belonging terhadap Obesitas ............................................................................... 108 LAMPIRAN 10. Sumbangan Self Esteem Terhadap Obesitas ...................... 109
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR 1. Skema Pengaruh Self Esteem Terhadap Obesitas .................. 44
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia pada dasarnya memiliki berbagai macam kebutuhan dalam kehidupannya. Maslow mengatakan, bahwa dalam diri manusia terdapat hierarki kebutuhan (Feist & Feist, 2006). Kebutuhan yang dimiliki manusia tersebut kebutuhan fisiologis, rasa aman, kebutuhan akan rasa dimiliki-memiliki dan kasih sayang kebutuhan akan harga diri dan penghargaan dari orang lain, dan yang terakhir adalah kebutuhan akan aktualisasi diri (Goble, 1987). Susunan hierarki yang dikemukakan oleh Maslow dimulai dari kebutuhan fisiologis yang paling mendasar hingga kebutuhan akan aktualisasi diri sebagai puncaknya, di mana untuk mencapai tahapan kebutuhan selanjutnya, kebutuhan yang paling mendasar haruslah terpenuhi terlebih dahulu. (Goble, 1987). Kebutuhan paling dasar dari manusia adalah kebutuhan fisiologis, di mana kebutuhan ini adalah kebutuhan untuk mempertahankan kehidupan manusia secara fisik (Feist & Feist, 2006). Kebutuhan fisiologis tersebut antara lain kebutuhan akan makanan, minuman, tempat berteduh, tidur, dan oksigen (Goble, 1987). Dikarenakan kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan yang terletak paling dasar pada hierarki Maslow, maka kebutuhan ini menjadi potensi paling dasar dalam memenuhi kebutuhan selanjutnya (Feist & Feist, 2010). Selain itu, kebutuhan fisiologi ini juga memiliki kekhasan. Hal yang khas dari kebutuhan fisiologi adalah hakikat pengulangannya, di mana ketika manusia selesai memenuhi kebutuhannya fisiologisnya dengan makan, ia akan bisa merasa lapar
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
lagi (Feist & Feist, 2006). Hal ini membuat manusia akan terus menerus mencari sumber daya dari kebutuhan fisiologis ini, dikarenakan kebutuhan fisiologis ini terus berulang secara terus menerus. Seperti sudah dijelaskan sebelumnya, salah satu bagian dari kebutuhan fisiologis pada diri manusia adalah kebutuhan akan makanan. Oleh karena hal itu, makan menjadi kebutuhan dasar bagi manusia. Makan sendiri menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah memasukkan sesuatu ke mulut, mengunyah dan menelannya (Depdikbud, 2005). Dalam melakukan aktivitas makan ini, pada umumnya akan terbentuk pola makan pada diri manusia. Menurut Harper (1986), pola makan (dietary pattern) adalah cara yang ditempuh seseorang atau sekelompok untuk memilih makanan dan mengonsumsinya sebagai reaksi terhadap pengaruh fisiologis, psikologis, budaya dan sosial. Pemilihan makanan dan banyaknya makanan yang dikonsumsi oleh manusia itu sendiri akan memenuhi kebutuhan fisiologisnya dan menghilangkan rasa lapar. Namun, jika manusia tidak teratur dan berlebihan dalam mengonsumsi makanan akan menimbulkan obesitas pada dirinya. Obesitas adalah penumpukan lemak yang berlebihan ataupun abnormal yang dapat mengganggu kesehatan (World Health Organization, 2011). Menurut Myers (2004), seseorang dikatakan obesitas apabila terjadi pertambahan atau pembesaran sel lemak tubuh mereka. Sementara itu, menurut Dariyo (2004) yang dimaksud dengan obesitas adalah kelebihan berat badan dari ukuran normal sebenarnya. Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, dapat dilihat bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
obesitas erat kaitannya dengan kelebihan berat badan dan penumpukan sel lemak, sehingga dapat mengganggu kesehatan. Penyebab dari obesitas sendiri bermacam-macam. Menurut Papalia, Olds, Feldma dan Rice (dalam Wulandari, 2007) ada tiga penyebab obesitas yakni, faktor fisiologis, faktor psikologis dan faktor kecelakaan. Faktor fisiologis adalah faktor yang muncul dari berbagai variabel, baik yang bersifat herediter maupun non herediter. Kemudian, faktor psikologis adalah bagaimana gambaran kondisi emosional yang tidak stabil yang menyebabkan kecenderungan seorang individu untuk melakukan pelarian diri dengan cara banyak makan makanan yang mengandung kalori atau kolestrol tinggi. Kondisi ini biasanya bersifat ekstrim, artinya menimbulkan gejolak emosional yang sangat dahsyat dan bersifat traumatis. Sementara itu, faktor kecelakaan adalah kecelakaan yang menyebabkan cidera otak terutama pada pusat pengaturan rasa lapar. Kerusakan syaraf otak ini menyebabkan individu tidak pernah merasa kenyang, walaupun telah makan makanan yang banyak, dan akibatnya badan individu menjadi gemuk. Obesitas dewasa ini menjadi masalah yang semakin merebak. Dilansir The Lancet, jumlah orang gemuk dunia naik dari 875 juta orang pada 1980 menjadi 2,1 miliar pada 2013 (“Jumlah Orang Obesitas di Indonesia Terus Meningkat”, 2014). Melihat data tersebut, sebenarnya hampir sepertiga penduduk dunia mengalami kegemukan. Sementara itu, di Indonesia lebih dari 40 juta orang dewasa mengalami obesitas atau kegemukan (“Jumlah Orang Obesitas di Indonesia Terus Meningkat”, 2014). Individu yang mengalami obesitas itu pun juga memiliki resiko terkena berbagai penyakit degenarif, mulai dari diabetes,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
serangan jantung, stroke, hingga kanker (“Jumlah Orang Obesitas di Indonesia Terus Meningkat”, 2014). Prevalensi obesitas juga mengalami peningkatan di seluruh dunia, hal ini membuat meningkatnya prevalensi obesitas merupakan masalah kesehatan utama diseluruh dunia (Park & Kim, 2012). Sekitar 2,8 juta orang dewasa meninggal setiap tahun terkait dengan kelebihan berat badan dan obesitas. Secara keseluruhan lebih dari 10% dari populasi orang dewasa di dunia menderita obesitas, dan hampir 300 juta adalah wanita (WHO, 2013). Untuk Indonesia sendiri, angka obesitas juga terus meningkat. Berdasarkan data Balitbang Kemenkes RI (2013), pada laki-laki dewasa terjadi peningkatan dari 13,9% pada tahun 2007 menjadi 19,7 % pada tahun 2013. Sedangkan pada wanita dewasa terjadi kenaikan yang sangat ekstrim mencapai 18,1 %. Dari 14,8% pada tahun 2007 menjadi 32,9 % pada tahun 2013 (Balitbang Kemenkes RI, 2013). Berbagai penelitian sebenarnya juga telah dilakukan guna menanggapi fenomena obesitas ini. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa obesitas berkaitan erat dengan penyakit kronis dan kematian (Calle, Rodriguez, Walkerthurmond, & Thun, 2003). Selain itu, obesitas juga memiliki hubungan dengan depresi, di mana individu yang mengalami obesitas, maka ia juga akan mengalami depresi (Roberts, Deleger, Strawbridge, & Kaplan. 2003). Noppa dan Walson (dalam Roberts dkk, 2003) menemukan, bahwa depresi memprediksi pertambahan berat badan pada individu selama 6 tahun kedepan. Selain itu, depresi juga memprediksi obesitas pada individu selama 5 tahun ke depan, jika tidak dilakukan langkah penyesuaian (Roberts dkk, 2003). Di sisi lain, pola makan juga memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
hubungan dengan obesitas (Ma, Bertone, Stanek, Reed, Hebert, Cohen, Merriam, dan Ocekene, 2003). Individu yang melewatkan sarapan di pagi, cenderung mengalami obesitas. Selain itu, individu yang melakukan sarapan dan makan malam tidak di rumah juga memiliki resiko obesitas lebih tinggi (Ma dkk, 2003). Hal ini juga didukung oleh studi yang dilakukan oleh McCory dkk (dalam Ma dkk, 2003), di mana frekuensi makan di restoran pada individu dewasa memiliki korelasi positif dengan pertambahan berat badan dan resiko obesitas. Penelitian yang dilakukan oleh Kruger, Blanck, dan Gillespie (2008) juga menemukan bahwa penyebab obesitas adalah kurangnya aktivitas fisik. Lebih jauh, aktivitas fisik yang kurang pada individu akan mengakibatkan resiko obesitas menjadi lebih besar (Dietz, 2004). Hal ini dikarenakan tidak terbakarnya secara maksimal lemak dalam tubuh. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ma dan Kruger, dalam menghindari obesitas individu harus mampu mengontrol perilaku makan mereka dan tetap melakukan aktivitas fisik. Peneliti menemukan sebuah variabel lain yang dianggap menjadi dasar dalam individu berperilaku, yaitu self esteem atau harga diri. Self esteem merupakan penilaian individu mengenai dirinya (Coopersmith dalam Harre & Lamb, 1996). Self esteem juga mempunyai peran penting terhadap sikap dan perilaku individu (Santrock, 2007). Sehingga, self esteem menjadi hal yang penting bagi individu untuk menentukan bagaimana individu tersebut berperilaku. Self esteem meliputi dua aspek, yaitu penerimaan diri dan penghormatan diri. Kedua aspek tersebut memiliki 5 dimensi yaitu dimensi akademik, sosial,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
emosional, keluarga, dan fisik. Dimensi akademik mengacu pada persepsi individu terhadap kualitas pendidikan individu, dimensi sosial mengacu pada persepsi individu terhadap hubungan sosial individu, dimensi emosional merupakan keterlibatan individu terhadap emosi individu, dimensi keluarga mengacu pada keterlibatan individu dalam partisipasi dan integrasi di dalam keluarga, dan dimensi fisik yang mengacu pada persepsi individu terhadap kondisi fisik individu (Rosenberg dalam Albo, Nunez, Navarro, Grijalvo, 2007). Selain kedua aspek yang diutarakan oleh Rosenberg, terdapat aspek lain dalam self esteem yaitu feelings of belonging dan sense of mastery. Feelings of belonging sendiri berbicara mengenai bagaimana individu menghargai dan mencintai dirinya (Rogers & Dymond, 1954). Sementara itu, sense of mastery merupakan aspek self esteem yang tentang persepsi individu mengenai dampak diri mereka bagi dunia di sekitarnya (Brisset , 1972). Aspek dari self esteem juga diutarakan oleh Coopersmith (1967), di mana aspek dari self esteem adalah power dan competence. Power merupakan aspek self esteem yang mengulasi mengenai bagaimana individu mampu mengontrol perilaku dirinya. Competence merupakan aspek self esteem yang berbicara mengenai bagaimana individu mengenali dan menyesuaikan dirinya dengan kondisi-kondisi yang terjadi dalam lingkungannya (Coopersmith, 1967). Beberapa penelitian pun telah dilakukan antara self esteem dengan variabel lain. Salah satu penelitian tersebut adalah penelitian yang dilakukan oleh Orth, Robins, dan Roberts (2008) yang meneliti hubungan antara self esteem yang rendah dengan depresi. Hasil yang ditemukan adalah adanya korelasi negatif yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
kuat antara self esteem dengan depresi, sehingga self esteem yang rendah membuat tingkat depresi menjadi tinggi. Pada penelitian lain yang dilakukan oleh Moksnes, Moljord, Espnes, dan Byrne (2013) mengenai self esteem. Hasil yang didapat adalah terdapat korelasi yang signifikan dan positif antara self esteem dan life satisfaction, sehingga semakin tinggi self esteem, semakin tinggi juga kepuasan akan hidup yang dimiliki oleh individu. Peneleti juga menemukan studi mengenai self esteem yang menunjukkan adanya hubungan yang positif antara self esteem dengan kesehatan fisik (Chang, Nien, Tsai, Etnier, 2010), sehingga semakin tinggi self esteem individu makan semakin baik pula kesehatan fisiknya. Peneliti juga menemukan sebuah variabel lain yaitu regulasi diri. Regulasi diri merupakan kemampuan untuk merencanakan, mengarahkan, dan memonitor perilaku untuk mencapai sutau tujuan tertentu dengan melibatkan unsur fisik, kognitif, emosional, dan sosial (Brown, dalam Neal & Carey, 2005). Aspek dari regulasi
diri
sendiri
adalah
metakognisi,
motivasi,
dan
perilaku.
Metakognisi menurut Schunk & Zimmerman (1998) adalah kemampuan individu dalam merencanakan, mengorganisasikan atau mengatur, menginstruksikan diri, memonitor dan melakukan evaluasi dalam aktivitas belajar. Sementara itu, motivasi merupakan pendorong (drive) yang ada pada diri individu yang mencakup persepsi terhadap efikasi diri, kompetensi otonomi yang dimiliki dalam aktivitas belajar. motivasi merupakan fungsi dari kebutuhan dasar untuk mengontrol dan berkaitan dengan perasaan kompetensi yang dimiliki setiap individu (Schunk & Zimmerman ,1998). Kemudian, aspek perilaku Perilaku menurut Zimmerman dan Schunk (1998) merupakan upaya individu untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
mengatur diri, menyeleksi, dan memanfaatkan lingkungan maupun menciptakan lingkungan yang mendukung aktivitas belajar. Kedua variabel ini memiliki aspek yang sama, terutama dalam hal mengontrol perilaku diri, di mana self esteem memiliki aspek power dan regulasi diri memiliki aspek perilaku. Namun, ada satu bagian yang menjadi ciri khas dari self esteem, yaitu bagaimana individu menghargai dirinya. Penghargaan diri ini tidak terdapat dalam ketiga aspek regulasi diri. Sementara itu, pada self esteem penghargaan diri terdapat dalam aspek feelings of belongings. Maka dari hal tersebut dapat terlihat perbedaan dari self esteem dan regulasi diri. Penelitian mengenai self esteem dan obesitas sebenarnya pernah dilakukan French, Story, dan Perry (1995) yang menemukan hubungan negatif antara self esteem dan obesitas pada anak dan remaja. Individu yang mengalami obesitas cenderung memiliki self esteem yang lebih rendah dibandingkan individu yang tidak mengalami obesitas, begitu juga sebaliknya. Selain itu, juga terdapat hubungan negatif antara self esteem dan body esteem (French dkk, 1995). Meskipun begitu, kekuatan dari hubungan kedua variabel ini masih lemah. Hal ini di karenakan tidak semua literatur mengenai hubungan antara self esteem dan obesitas menemukan adanya hubungan antara self esteem dan obesitas (French dkk, 1995). Belum adanya fokus pada subjek pria atau wanita membuat penelitian sebelumnya tidak mengetahui individu mana yang lebih beresiko terkena obesitas. Subjek yang berada pada masa anak-anak dan remaja juga menjadi kekurangan penelitian sebelumnya, karena kondisi self esteem subjek masih fluktuatif. Pemilihan alat ukur pada penelitian sebelumnya juga kurang tepat, karena aspek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
pada alat ukur sebelumnya tidak menyasar pemilihan perilaku yang dilakukan oleh subjek. Oleh karena kelemahan itu, peneliti sebelumnya menyarankan agar dilakukan penelitian lebih lanjut, di mana subjek dalam penelitian selanjutnya harus lebih dispesifikkan pria atau wanita. Hal ini dilakukan agar dapat dilihat individu manakah yang memiliki resiko obesitas yang lebih besar pada self esteem yang rendah. Di sisi lain, peneliti juga memberikan saran, agar penelitian selanjutnya juga menjelaskan secara spesifik latar belakang lingkungan di mana penelitian dilaksanakan. Hal ini di karenakan budaya maupun keadaan lingkungan dapat mempengaruhi angka obesitas pada individu yang hidup di daerah tersebut. Penelitian kali ini, akan mengambil subjek wanita pada usia masa dewasa awal. Hurlock (1999) mengatakan bahwa masa dewasa awal dimulai pada umur 18 tahun sampai umur 40 tahun, saat perubahan-perubahan fisik dan psikologis yang menyertai berkurangnya kemampuan reproduktif. Santrock (2002) menambahkan masa dewasa awal adalah masa untuk bekerja dan menjalin hubungan dengan lawan jenis, terkadang menyisakan sedikit waktu untuk hal lainnya. Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa individu pada masa dewasa awal adalah individu yang mulai bekerja dan menjalin hubungan dengan orang lain, sehingga waktu mereka akan difokuskan ke dua hal tersebut. Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh French, Story, dan Perry (1995), subjek yang digunakan adalah anak-anak dan remaja. Keadaan self esteem pada anak-anak dan remaja lebih fluktuatif dan tidak stabil bila dibandingan dengan individu pada masa dewasa awal (Orth, Trzesniewski, Robins, 2010).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Oleh karena hal tersebut, peneliti kemudian memilih individu pada masa dewasa awal karena memiliki self esteem yang lebih stabil. Peneliti juga menemukan bahwa alat ukur yang digunakan dalam penelitian sebelumnya belum mampu mengukur hubungan antara self esteem dan obesitas secara maksimal. Sebagai contoh, 6 penelitian yang menggunakan skala self esteem Rossenberg, hanya satu yang mampu membuktikan adanya hubungan antara self esteem dan obesitas. Hasil tersebut membuat peneliti kemudian memutuskan untuk membuat alat ukur baru dalam penelitian kali ini agar mampu mengetahui hubungan antara self esteem dan obesitas secara lebih maksimal. Survey yang dilakukan oleh Balitbangkes (2010) menunjukkan bahwa prevalensi obesitas pada wanita dewasa lebih besar daripada prevalensi obesitas nasional (Balitbangkes, 2010). Studi yang dilakukan dengan melihat data kesehatan dari National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES) pada tahun 1999-2010 menemukan bahwa wanita memiliki resiko sebesar 46,9 % terkena obesitas kelas III, jika terkena obesitas di usia 25 tahun, di mana usia ini merupakan usia dewasa awal (“Usia Awal Terkena Obesitas Menentukan Kesehatan Tubuh Dikemudian Hari”, 2014). Dengan mengalami obesitas pada usia 25 tahun peneliti mengatakan bahwa resiko terhadap penyakit komplikasi lebih rentan seperti hipertensi, peradangan, dan diabetes. Usia tersebut merupakan usia di mana individu berada dalam masa dewasa awal. Peneliti kemudian memutuskan untuk meneliti wanita dewasa awal pada penelitian kali ini. Dalam keseharian, peneliti mengamati bahwa obesitas memberikan dampak lain pada wanita dewasa awal di lingkungan peneliti. Seperti di Fakultas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Psikologi Universitas Sanata Dharma dan Gereja Kristen Jawa Demakijo, peneliti menemukan bahwa wanita yang mengalami obesitas cenderung akan lebih boros dalam menggunakan uang mereka. Mereka menggunakan pakaian dan kosmetik yang bermerk agar terlihat cantik. Wanita yang terkena obesitas juga tidak percaya diri apabila diminta tampil di depan umum. Hal ini dikarenakan adanya perasaan dari diri mereka pribadi bahwa gendut itu tidak cantik. Melihat penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, peneliti berasumsi bahwa self esteem memiliki hubungan dengan obesitas. Namun, dikarenakan kurang kuatnya hubungan antara kedua variabel dan subjek yang belum spesifik, peneliti perlu melihat lebih dalam untuk melihat apakah benar-benar terdapat hubungan antara self esteem dengan obesitas. Oleh karena itu, berdasarkan hipotesis awal muncullah sebuah pertanyaan penelitian, apakah ada hubungan antara self esteem dan obesitas? B. Rumusan Masalah 1. Apakah ada hubungan antara self esteem dengan obesitas pada wanita di masa dewasa awal? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara self esteem dan obesitas yang dimiliki oleh wanita dewasa awal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan wawasan dalam lingkup Psikologi Klinis. Selain itu, juga memberikan bukti empiris mengenai hubungan antara self esteem dan obesitas pada wanita dewasa awal. 2. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan mampu membantu dalam usaha menanggulangi permasalahan obesitas yang ada pada wanita dewasa awal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI A. Obesitas 1. Definisi Obesitas Obesitas dalam kamus besar Indonesia memiliki makna penumpukan lemak yang berlebihan di dalam badan (Depdikbud, 2005). World Health Organization
(2011)
mendefinisikan
bahwa
obesitas
merupakan
suatu kondisi medis berupa kelebihan lemak tubuh yang terakumulasi sedemikian rupa sehingga menimbulkan dampak merugikan bagi kesehatan, yang kemudian menurunkan harapan hidup dan/atau meningkatkan masalah kesehatan. Menurut Mayer (dalam Utomo, Said, Junaidi, Rahayu, Setya, 2012) obesitas merupakan keadaan patologis karena penimbunan lemak melebihi yang diperlukan oleh tubuh. Priyani (1998) juga mengemukakan bahwa obesitas merupakan kondisi terjadinya kelebihan kadar lemak dalam tubuh. Seseorang yang mengalami obesitas akan mengalami keadaan lemak tubuh yang melebihi batas normal. Morre (1997) mengatakan bahwa obesitas berhubungan dengan kelebihan berat badan dari berat badan ideal. Mu’tadin (2002) juga mengatakan bahwa obesitas adalah keadaan dimana seseorang memiliki berat badan yang lebih berat dibandingkan berat badan idealnya. Berdasarkan hal tersebut, dapat dikatakan bahwa individu yang mengalami obesitas juga akan memiliki berat badan yang melebihi berat badan idealnya.
13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Banyak cara untuk menentukan seorang individu mengalami obesitas atau tidak. Prawiro (dalam Asri & Setiasih, 2004) menyatakan bahwa salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengukur derajat obesitas adalah menggunakan BMI (body mass indeks) atau IMT (indeks massa tubuh) yang diperoleh dengan membagi berat badan (kg) dengan kuadrat dari tinggi badan . WHO (dalam Roche, 2008) mengkategorisasikan berat badan orang Asia berdasarkan indeks massa tubuh sebagai berikut: Tabel 1 Kategorisasi Indeks Massa Tubuh Kategori Underweight
IMT ( <18,5
)
Resiko Penyakit Penyerta Rendah (tetapi resiko terhadap masalah klinis lain meningkat)
Normal
18,5-22,9
Obesitas
>23
At Risk
23,0-24,9
Meningkat
Obese I
25,0-29,9
Sedang
Obese II
>30
Rata-rata
Berbahaya
Berdasarkan uraian sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa individu yang mengalami obesitas adalah individu yang mengalami kelebihan lemak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
tubuh. Selain itu, berat badan individu berada di atas berat badan normal dan indeks massa tubuh individu tersebut mencapai maupuan melebihi 25,0. 2. Faktor Penyebab Obesitas Obesitas secara sederhana disebabkan karena ketidakseimbangan energi dan makanan yang masuk dengan yang dikeluarkan (Wilbron, Beckham, Campbell, Harvey, Galbreath, dkk, 2005). Ketidakseimbangan energi dan makanan yang masuk ini menyebabkan adanya penumpukan lemak dalam tubuh. Penumpukan lemak ini sendiri bergantung pada interaksi kompleks yang berlipat antara faktor biologis, lingkungan, dan psikologis (Karasu, 2012). Oleh karena hal tersebut, penyebab mendasar dari obesitas sebenarnya adalah ketidakseimbangan antara makanan yang masuk dan keluar, entah keluar dalam bentuk energi untuk beraktifitas, maupun keluar akibat dari proses pencernaan (Wilbron dkk, 2005). Di sisi lain, menurut riset yang dilakukan belakangan ini, faktor genetik, psikologis, dan perilaku juga memiliki peran yang signifikan dalam etiologi obesitas (Wilbron dkk, 2005). Menurut Papalia, Olds, Feldman, dan Rice (dalam Utomo, dkk, 2012) ada tiga penyebab obesitas, antara lain disebabkan oleh: a. Faktor Fisiologis Faktor-faktor fisiologis dapat herediter maupun nonherediter. Variabel yang bersifat herediter (internal faktor) merupakan variabel yang berasal dari faktor keturunan. Sedangkan faktor yang bersifat nonherediter (eksternal faktor) merupakan faktor yang berasal dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
luar individu, misalnya jenis makanan yang dikonsumsi dan taraf kegiatan yang dilakukan individu. b. Faktor Psikologis Sebab-sebab psikologis terjadinya kegemukan ialah bagaimana gambaran kondisi emosional yang tidak stabil yang menyebabkan kecenderungan seorang individu untuk melakukan pelarian diri dengan cara banyak makan makanan yang mengandung kalori atau kolestrol tinggi. Kondisi ini biasanya bersifat ekstrim, artinya menimbulkan gejolak emosional yang sangat dahsyat dan bersifat traumatis. Secara lebih mendalam, dijelaskan bahwa faktor psikologis ini mengarah pada depresi dan kecemasan yang dimiliki oleh individu. Individu yang memiliki tingkat stress dan kecemasan yang tinggi akan lebih beresiko terkena obesitas (Stunkard, Faith, & Allison, 2003). Pernyataan tersebut juga didukung oleh Dallman, Pecoraro, Akana, La Fleur, Gomez, Houshyar, Bell, Bhatnagar, Laugero, & Manalo (2003) bahwa obesitas dapat terjadi ketika individu mengalami depresi. Hal ini dikarenakan coping stress yang dilakukan oleh individu tersebut, terutama wanita adalah melakukan perilaku makan secara emosional (Stunkard, Faith, & Allison, 2003). Hal tersebut juga senada dengan pernyataan yang diutarakan oleh Dallman dkk (2003) dimana ketika individu mengalami depresi, individu akan melakukan perilaku makan secara emosional, makan makanan yang memiliki tingkat kalori yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
tinggi, dan tidak adanya aktivitas fisik. Hal ini menyebabkan individu wanita yang mengalami depresi memiliki prevalensi obesitas lebih tinggi 2,5 kali lipat dibandingkan yang tidak mengalami depresi (Dallman dkk, 2008). Depresi, kecemasan, dan coping stress yang buruk merupakan indikasi bahwa individu memiliki self esteem yang rendah. Studi literatur yang dilakukan oleh French dkk (1995) menunjukkan bahwa salah satu penyebab obesitas pada individu adalah self esteem rendah. Rendahnya self esteem ini berpengaruh pada perilaku makan individu yang tidak teratur, sehingga menyebabkan obesitas. c. Faktor Kecelakaan atau Cidera Otak Salah satu faktor penyebab obesitas adalah kecelakaan yang menyebabkan cidera otak terutama pada pusat pengaturan rasa lapar. Kerusakan syaraf otak ini menyebabkan individu tidak pernah merasa kenyang, walaupun telah makan makanan yang banyak, dan akibatnya badan individu menjadi gemuk Mu’tadin (2002) mengatakan obesitas dipengaruhi oleh faktor genetik, disfungsi salah satu bagian otak, pola makan yang berlebih, kurang gerak atau kurang berolahraga, dan gangguan emosi. Di sisi lain, peningkatan penderita obesitas juga diakibatkan kondisi lingkungan yang secara implisit membuat aktivitas fisik berkurang dan secara eksplisit mendorong untuk mengkonsumsi makanan yang tinggi akan kadar lemak dan gulanya (Wadden, Brownell, Foster,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
2002). Lebih jauh, tidak adanya aktivitas fisik ini mengakibatkan lemak dalam tubuh tidak dibakar dengan baik, sehingga proses pembakaran lemak dalam tubuh tidak berjalan maksimal (Kruger dkk, 2008). Tidak hanya kondisi lingkungan yang menjadi faktor penyebab obesitas, Wadden dkk (2002) menemukan bahwa saat ini banyak makanan yang tidak sehat dan memiliki kualitas buruk sehingga individu lebih rentan terkena obesitas. Penelitian yang dilakukan oleh Ma, dkk (2003) juga menemukan penyebab dari obesitas, yaitu pola makan. Pola makan yang diungkapkan oleh Ma, dkk (2003) merupakan pola makan di luar rumah
saat
sarapan
dan
makan
malam.
Penelitian
mereka
menunjukkan bahwa semakin tinggi frekuensi individu sarapan dan makan malam diluar, maka semakin tinggi pula resiko individu tersebut terkena obesitas (Ma, dkk, 2003). Hal ini dikarenakan kebanyakan individu tergoda dengan makanan yang disajikan oleh restoran, padahal makanan tersebut mengandung kadar lemak dan kolesterol yang tinggi (Lin, Guthrie, & Frazao, 1999). Di sisi lain, konsumsi makanan saat malam hari, terutama yang mengandung banyak karbohidrat dan lemak, juga akan membuat individu rentan terkena obesitas akibat dari efek regulasi hormonal dari energy dan metabolisme lemak (Ma, dkk, 2003). Ditemukan juga penyebab lain dari obesitas, yaitu BED atau Binge-eating Disorder. BED ini merupakan perilaku makan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
berlebihan yang dilakukan secara berulang-ulang dan tak terkontrol tanpa diikuti dengan perilaku memuntahkan seperti pada anorexia maupun bulimia (Hill, 2005). Individu yang mengalami BED ini ditandai dengan adanya fluktuasi yang ekstrim pada perubahan berat badan, fungsi sosial yang melemah, terjadi depresi, dan self esteem yang rendah pada individu tersebut. Akibat dari perilaku makanan yang berlebihan dan berulang-ulang inilah yang menyebabkan individu mengalami obesitas. Berdasarkan paparan tersebut, dapat disimpulkan bahwa penyebab obesitas bermacam-macam. Tidak hanya dari pola makan dan makanan yang dikonsumsi oleh individu, tetapi juga lingkungan di mana individu tersebut beraktivitas. Kualitas makanan di lingkungan individu juga menjadi krusial. Selain itu faktor genetik dan kecelakaan yang menyebabkan disfungsi pada bagian otak individu juga dapat memicu obesitas. Di sisi lain, keadaan psikologis individu yang tidak stabil dan kuat juga dapat membuat individu mengalami obesitas. 3. Dampak Obesitas Menurut Pingkan (2010), banyak sekali risiko gangguan kesehatan yang dapat terjadi pada individu yang mengalami obesitas. Bouchard,
Sephard,
dan
Stephens
(dalam
Franzio,
2002)
mengutarakan bahwa obesitas menyebabkan meningkatnya resiko penyakit jantung, diabetes, kanker, hipertensi, kolesterol yang tinggi,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
stroke, penyakit pada hati dan kantung empedu, sleep apnea, osteoarthritis, depresi, dan kecemasan. Manson dkk (dalam Suyono & Djauzi, 1994) juga menemukan bahwa individu yang mengalami obesitas memiliki resiko mengalami jantung koroner. Semakin parah individu tersebut terkena obesitas, semakin besar pula resiko yang dirinya alami. Dampak dari obesitas tidak hanya berupa dampak secara klinis saja. Fabricatore dan Wadden (2005) menemukan bahwa individu yang mengalami obesitas akan menerima stressor lebih banyak daripada individu yang tidak terkena obesitas, sehingga lebih mudah mengalami depresi. Bahkan, tingkat depresi yang dialami penderita obesitas akan lebih tinggi jika terjadi pada wanita (Kulie, Slattengren, Redmer, Counts, Eglash, Schrager, 2011). Epstein dan Wing (dalam Franzio, 2002) mengatakan bahwa anak yang menderita obesitas akan mengalami bullying, ejekan dari teman sebaya, pola makan yang kacau, self-image yang rendah, dan diskriminasi dalam pendidikan. Peneliti lain, yaitu Hebl dan Mannix (dalam Fabricatore & Wadden, 2005) menemukan salah satu stressor yang dialami oleh individu yang mengalami obesitas adalah penilaian yang tidak adil terhadap individu yang menderita obesitas di dunia kerja. Beberapa studi juga menemukan perlakuan diskriminatif pada individu yang menderita obesitas, terutama wanita pada semua tingkat pekerjaan, termasuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
seleksi,
penempatan,
kompensasi,
promosi,
disiplin,
dan
pemberhentian (Fabricatore & Wadden, 2005). Kulie dkk (2011) menemukan bahwa terdapat dampak obesitas yang juga hanya dialami oleh wanita saja. Obesitas sering dikaitkan dengan gangguan pada siklus menstruasi (Kulie dkk, 2011). Penelitian yang dilakukan oleh Kulie menemukan bahwa 30% sampai 47 % wanita yang menderita obesitas mengalami gangguan siklus menstruasi. Kehamilan pada wanita obesitas juga menyebabkan membengkaknya pengeluaran dalam menjalani proses kehamilan (Kulie dkk, 2011). Selain itu, wanita yang mengalami obesitas juga lebih sering melahirkan secara sesar dan memiliki resiko yang tinggi ketika menjalani proses persalinan, seperti diabetes dan hipertensi (Kulie dkk, 2011). Ibu yang mengalami obesitas juga diasosikan dengan berkurangnya durasi dalam menyusui (Kulie dkk, 2011). Selain itu, angka kematian karena kanker serviks pada wanita yang mengalami obesitas juga lebih tinggi (Kulie dkk, 2011). B. Self Esteem 1. Definisi Self Esteem Coopersmith (dalam Harre & Lamb, 1996) menyatakan bahwa self esteem adalah penilaian individu mengenai dirinya. Self esteem juga merupakan sikap positif ataupun negatif terhadap diri individu (Rosenberg dalam Murk, 2006). Lebih lanjut Ferris, Brown, Lian, dan Keeping (2009) menyatakan bahwa self esteem merupakan penilaian positif maupun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
negatif secara menyeluruh terhadap diri seseorang. Hal itu menyatakan sikap menyetujui atau tidak menyetujui hal yang berhubungan dengan dirinya, dan menunjukkan sejauh mana orang menganggap dirinya mampu, berarti, sukses, dan berharga (Coopersmith dalam Harre & Lamb, 1996). Santrock (2007) juga menjelaskan bahwa evaluasi yang terjadi terhadap dirinya sendiri ini adalah evaluasi secara positif maupun negatif. Berdasarkan hal tersebut, self esteem merupakan penilaian positif maupun negatif individu mengenai dirinya secara menyeluruh, di mana hal tersebut meliputi sikap dan pandangan individu akan dirinya. Self esteem juga membuat
seorang
individu
memiliki
keyakinan
untuk
mampu
melaksanakan suatu hal maupun tugas. Self esteem dapat dikatakan sebagai komponen evaluatif dari konsep diri (Baumeister dalam Baumgardner & Crothers, 2010). Ini merupakan rasa penghargaan terhadap diri sendiri dan merupakan hasil dari menilai dirinya sendiri (Baumgardner & Crothers, 2010). Evaluasi ini memperlihatkan bagaimana individu menilai dirinya sendiri dan diakui atau tidaknya kemampuan dan keberhasilan yang diperolehnya (Santrock, 2007). Penilaian tersebut terlihat dari penghargaan terhadap keberadaan dan keberartian dirinya (Santrock, 2007). Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa self esteem merupakan komponen evalutif dari konsep diri. Komponen evaluatif ini mengevalulasi diri terhadap kualitaskualitas dalam dirinya, mengevalusi diri secara positif dan negatif, dan terjadi secara terus menerus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Self esteem juga berhubungan dengan well-being dan kesejahteraan dan kebahagiaan individu. Hanna (dalam Salmiyati, 2011) menyatakan bahwa self esteem merupakan dasar untuk membangun well-being (kesejahteraan) dan kebahagiaan dalam kehidupan individu. Hal tersebut diperkuat oleh Orth dan Robins (2010) yang mengatakan bahwa self esteem merupakan prediktor dari kesuksesan dan well-being individu. Self esteem berkaitan dengan kepuasan hidup dalam berbagai macam kultur dan kebudaayaan (Diener & Diener dalam Baumgardner & Crothers, 2010). Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa self esteem merupakan dasar untuk membangun well-being yang baik. Self esteem juga merupakan salah satu dimensi dari konsep diri, serta merupakan salah satu aspek kepribadian yang mempunyai peran penting terhadap sikap dan perilaku individu (Santrock, 2007). Hal ini diperkuat oleh pernyataan McAuley, Elavsky, Motl, Konopack, Hu, dan Marquez (2005) di mana banyak penelitian yang menyebutkan bahwa perilaku dipengaruhi oleh self esteem. Sejalan dengan hal tersebut, Gianini dan Smith (2008) menyatakan bahwa self esteem memiliki hubungan dengan perilaku makan. Menurut mereka, self esteem menjadi kunci keberhasilan individu dalam mengatur perilaku makan mereka. Individu yang memiliki self esteem yang rendah cenderung akan gagal mengatur perilaku makan mereka (Gianini & Smith, 2008). Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa self esteem merupakan salah satu aspek kepribadian yang memiliki peran penting dalam sikap dan perilaku.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Berdasarkan paparan tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa self esteem merupakan komponen evaluatif dari diri. Self esteem ini kemudian menilai diri terhadap kualitas-kualitas dalam dirinya secara positif maupun negatif. Penilaian individu tersebut juga menjadi dasar untuk membangun well-being diri yang baik. Sehingga, self esteem menjadi aspek kepribadian yang berperan penting dalam sikap dan perilaku. 2. Aspek Self Esteem Tokoh yang pertama kali membuat alat ukur mengenai self esteem adalah Morris Rosenberg. Dalam pembuatannya Rossenberg ( dalam Flynn, 2001) menyatakan terdapat dua aspek yang mendasari alat ukur self esteem yang ia buat, yaitu: a. Gambaran Penilaian Gambaran penilaian merupakan bagian di mana individu menjadi objek perhatian, persepsi, dan evaluasi. Sebelum menjadi objek perhatian persepsi, dan evaluasi individu yang lain. Individu perlu memiliki gambaran penilaian akan dirinya sendiri. Oleh karena hal tersebut evaluasi dan persepsi individu akan dirinya sendiri menjadi krusial. b. Perbandingan Sosial Perbandingan sosial ini menekankan bahwa self esteem adalah salah satu bagian dari suatu konsekuensi hasil perbandingan diri mereka sendiri dengan orang lain. Konsekuensi ini juga didapat dari evalusi diri individu, baik yang positif maupun negatif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Tidak hanya Rosenberg yang menemukan aspek self esteem. Rogers dan Dymond (1954) menemukan bahwa terdapat aspek lain dari self esteem yaitu feelings of belonging. Feelings of belonging merupakan perasaan menghargai dan mencintai individu akan
dirinya
sendiri.
Aspek
ini
menjelaskan
bagaimana
penghargaan dan rasa cinta individu akan dirinya sendiri, di mana penghargaan dan rasa cinta individu akan dirinya tersebut tidak memerlukan alasan apapun, sehingga murni dari bagaimana individu apa adanya. Sementara itu, Brisset (1972) mengutarakan bahwa terdapat sebuah aspek dalam self esteem yaitu sense of mastery. Sense of mastery merupakan aspek self esteem yang berbicara mengenai persepsi individu mengenai dampak diri mereka bagi dunia di sekitarnya. Sense of mastery sendiri diperoleh ketika individu melakukan sebuah aktivitas atau dalam proses menyelesaikan sebuah rintangan. Sejauh mana keberhasilan individu dalam menyelesaikan masalah tersebut dan dampaknya pada lingkungan dan individu di sekitarnya akan sangat krusial terhadap aspek ini. Tidak hanya tokoh itu saja yang berbicara mengenai aspek self esteem. Coopersmith (1967) juga berbicara mengenai aspek self esteem. Aspek self esteem menurut Coopersmith yaitu: a. Power
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Power merupakan aspek self esteem yang berbicara mengenai kemampuan individu untuk mengontrol tingkah laku dirinya sendiri. Sebelum individu mampu mengontrol orang lain, individu diharuskan untuk mengontrol dirinya. Ketika individu mampu mengontrol dirinya sendiri maka self esteem individu akan semakin tinggi. b. Competence Competence merupakan kemampuan individu dalam mengenali dan menyesuaikan dirinya dengan kondisi-kondisi yang terjadi dalam lingkungannya. Ketika individu mampu mengenali dan menyesuaikan dirinya dengan kondisi-kondisi yang terjadi dalam lingkungannya, maka self esteem individu akan semakin tinggi. Berdasarkan ulasan tersebut maka terdapat enam aspek self esteem. Keenam aspek self esteem tersebut adalah gambaran penilaian, perbandingan sosial, feelings of belonging, sense of mastery, power, competence. Pada umumnya, dalam pembuatan alat ukur, banyak peneliti menggunakan aspek dari Morris Rosenberg. Namun, pada penelitian kali ini, peneliti lebih memilih menggunakan aspek feelings of belonging dan power. Hal ini dikarenakan, pada studi sebelumnya yang dilakukan oleh French dkk (1995), dari 6 penelitian yang menggunakan aspek Rosenberg, hanya satu kali saja yang mampu menunjukkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
hubungan antara self esteem dan obesitas. Hal ini dikarenakan French dkk (1995) aspek self esteem dari alat ukur Rosenberg dinilai kurang mampu menjangkau variabel obesitas yang diteliti. Oleh karena alasan tersebut, peneliti tidak menggunakan alat ukur milik Rossenberg. Feelings of belonging yang merupakan aspek self esteem yang berbicara mengenai bagaimana individu menghargai dan mencintai dirinya. Penelitian yang dilakukan oleh McAuley, Elavsky, Motl, Konopack, Liang Hu, dan Marquez (2005) menyatakan bahwa salah satu cara bentuk penghargaan individu akan dirinya adalah dengan melakukan aktivitas fisik. Aktivitas ini ditujukan untuk menjaga kondisi kesehatan individu itu sendiri. Di sisi lain penelitian yang dilakukan oleh Ma, dkk (2003) dimana aktivitas fisik memiliki korelasi negatif dengan obesitas menunjukkan bahwa peran aktivitas fisik menjadi krusial dalam menanggulangi obesitas. Oleh karena itu, penghargaan diri menjadi aspek yang akan digunakan peneliti untuk mengetahui hubungan antara self esteem dan obesitas. Sementara itu, power merupakan aspek self esteem yang berbicara mengenai bagaimana individu mampu mengontrol dirinya. Penelitian yang dilakukan oleh Ma, dkk (2003) menunjukkan bahwa salah satu penyebab obesitas adalah pola makan di luar rumah saat sarapan dan makan malam. Hal ini dikarenakan individu tidak mampu menahan godaan makanan di restoran yang terlihat lebih enak. Oleh karena hal tersebut peran kontrol diri juga menjadi krusial dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
menanggulangi obesitas, sehingga peneliti juga memilih aspek ini untuk mengetahui hubungan antara self esteem dan obesitas. Kedua aspek ini dipilih karena peneliti merasa penyebab obesitas yang paling umum adalah perilaku makan dan aktivitas fisik. Perilaku makan yang tidak teratur dan seimbang ditambah kurangnya aktivitas fisik dalam membakar lemak tubuh, menjadi pemicu utama individu terkena obesitas. Aspek feelings of belonging dan power adalah aspek yang akan menjadi penentu bagaimana individu memilih perilaku yang akan mereka jalani.
Jika individu menghargai dan
mencintai dirinya, tentu individu akan melakukan aktivitas fisik sebagai respon perilaku agar dirinya tetap sehat. Pengontrolan pola makan juga merupakan respon perilaku dari individu terhadap berbagai macam pilihan tempat dan waktu makan. Restoran memang menyajikan makanan yang lebih menarik, tetapi individu yang memiliki kontrol diri yang baik bisa memilah bahwa kandungan gizi dalam makanan jauh lebih penting dan baik bagi kesehatan dirinya. Saat malam hari, individu juga tidak jarang merasakan keinginan untuk makan. Individu dengan kontrol diri yang baik akan mampu menahan keinginan makan tersebut dan makan keesokan harinya, sehingga mampu menghindarkan individu dari obesitas. 3. Model Self Esteem Penelitian mengenai berbagai macam model self esteem dewasa ini semakin sering dilakukan oleh para peneliti. Hal ini membuat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
banyak model dari self esteem kemudian dapat diketahui. Branden (1969) dalam studinya menemukan terdapat dua model self esteem yaitu: a. Authentic atau genuine self esteem Model ini merupakan self esteem yang mendapatkan rasa bangga yang bersumber dari hal internal. Hal internal di sini adalah individu lebih menggantungkan diri mereka pada hal seperti penerimaan diri, tanggung jawab akan diri, dan rasa berharga akan diri mereka pribadi. b. Pseudo-self esteem Pseudo-self esteem merupakan model self esteem yang mendapatkan rasa bangga pada diri dari hal eksternal. Hal eksternal tersebut seperti pujian, penerimaan orang lain, kekayaan, atau status sosial. Individu yang memiliki self esteem model ini cenderung menggantungkan diri mereka pada sumber eksternal, sehingga hal ini menunjukkan
bahwa
mereka
memiliki
kekurangan
dalam
penerimaan diri, tanggung jawab akan diri, dan sumber internal lainnya. Self esteem yang mereka miliki juga tidak kokoh sehingga lemah terhadap ancaman yang muncul pada mereka. Creemers, Engels, Scholte, Prinstein, dan Wiers (2012) memiliki model lain mengenai self esteem. Mereka mengutarakan bahwa self esteem memiliki model lain yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
a.
Implicit self esteem Implisit self esteem merupakan identifikasi yang kurang akurat terhadap dampak dari perilaku diri dan evaluasi pada asosiasi diri dan pemisahan diri dengan objek (Greenwald & Banaji, 1995). Implicit self esteem juga merupakan mode yang lebih eksperimental, terbentuk dari proses yang intuitif dan otomatis dari pengalaman afektif (Dijksterhuis dalam Epstein & Morling, 1995). Lebih jauh, implicit self esteem juga relatif lebih otomatis, juga merupakan evaluasi afektif dari diri yang berada di luar kesadaran (Bosson, Swan, dan Pennebaker, 2000).
b. Explicit self esteem Explicit self esteem lebih merefleksikan produk dari proses kognitif,
terbentuk
dari
proses
yang
rasional
dan
sadar
(Dijksterhuis dalam Epstein & Morling, 1995). Proses yang terjadi merupakan proses dari stimulus yang relevan terhadap diri individu (Dijksterhuis dalam Epstein & Morling, 1995). Di sisi lain, explicit self esteem juga menjadi indikator nilai interpersonal individu yang diterima dari interaksinya terhadap orang lain (Leary, 2005). Kedua model self esteem ini sebenarnya terdapat pada setiap individu manusia. Pada perkembangannya, teori mengasumsikan bahwa implicit self esteem berkembang lebih awal dan lebih primitif daripada explicit self esteem (Bosson, Brown, Zeiger-Hill, dan Swann, 2003). Primitifnya implicit self esteem menyebabkan evaluasi yang terdapat implicit self esteem lebih otomatis,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
sehingga lebih tidak sadar, tidak disengaja, dan tidak terkontrol daripada evaluasi yang explicit (Bargh dalam Greenwald & Banaji, 1995). Hal ini juga menyebabkan evaluasi yang terjadi pada explicit self esteem lebih cenderung pada penilaian kognitif yang lebih pada diri (Swann & Schroeder, 1995). Penelitian pada kedua model self esteem ini juga sudah mulai dilakukan. Salah satu penelitian menunjukkan bahwa implicit self esteem yang tinggi merujuk pada depresi pada individu di masa dewasa (Franck, De Raedt, Dereu, dan Van Abbeele, 2007). Analisis tersebut diperkuat dengan penelitian yang dilakukan juga oleh Franck, De Raedt, dan De Houwer (2007) di mana ditemukan simptom depresi pada individu dewasa dengan implicit self esteem yang tinggi. Namun, fakta tersebut sebenarnya tidak serta merta melabelkan bahwa implicit self esteem selalu berdampak negatif. Implicit self esteem sebenarnya diindikasikan sebagai ideal self atau diri ideal (Franck dkk, 2007). Sementara itu, explicit self esteem merepresentasikan actual self atau keadaan diri yang sebenarnya (Franck dkk, 2007). Secara lebih spesifik, terdapat dua bentuk (dispreances) implicit dan explicit self esteem, yaitu: a. Defensive atau Fragile Self Esteem Bentuk ini merupakan keadaan di mana terdapat explicit self esteem yang tinggi dan implicit self esteem yang rendah (Bosson, Swann, Pennebaker, 2003).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
b. Damaged Self Esteem Sebaliknya, damaged self esteem merupakan kondisi di mana terdapat explicit self esteem yang rendah dan implicit self esteem yang tinggi (Schroder-Abe, Rudolph, Wiesner, dan Schutz, 2007). Individu yang mengalami damaged self esteem terjebak diantara tujuan dan realitas yang terjadi pada diri mereka. Berdasarkan penjelasan tersebut, kedua model self esteem ini sebenarnya sama pentingnya, namun harus seimbang. Tidak berhenti sampai di situ saja, Brown (2014) dalam buku yang dituliskannya juga mengutarakan model self esteem. Brown (1997) membuat model self esteem menjadi tiga bagian, yaitu: a. Global Self Esteem Peneliti mendiskripsikan bagian ini sebagai bentuk umum dari self esteem. Sifat dari self esteem ini cenderung tetap dan tidak berubah, entah dalam periode waktu maupun situasi yang berbeda. Sehingga, self esteem pada bagian ini merupakan pandangan umum dari self esteem yang dimiliki oleh individu, di karenakan mencakup semua bagian dari self esteem individu. b. Self Evaluations Self evaluations
merupakan perwujudan cara self esteem dalam
mengevaluasi berbagai macam kemampuan dan atribut yang dimiliki oleh individu. Sehingga self evalutions dapat dikatakan sebagai bagian self
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
esteem yang mengevaluasi individu dari berbagai macam sisi. Bagian ini jugalah yang menjadi pembentuk dari global self esteem. c. Feelings of Self Worth Bagian self esteem ini berhubungan dengan sisi emosional individu. Feelings of self worth merupakan sisi emosional self esteem pada diri individu yang terbentuk dari hasil positif maupun negatif yang individu alami dalam kesehariannya. Perasaan bangga maupun malu pada diri individu merupakan contoh dari bagian self esteem ini. Maka dari itu, bagian self esteem ini merupakan perasaan secara umum pada individu terhadap dirinya. Tak hanya sampai di situ saja, McAuley dkk (2005) menyampaikan bahwa ada model lain dari self esteem yaitu physical self esteem. Physical self esteem merupakan bagian dari self esteem yang berhubungan dengan aktivitas fisik. Secara lebih detail, McAuley dkk (2005) menjelaskan physical self esteem merupakan seberapa banyak individu melakukan aktivitas fisik. Aktivitas fisik yang dilakukan oleh individu ini merupakan bentuk penghargaan individu terhadap diri mereka. Semakin individu menghargai diri mereka, maka individu akan merawat diri mereka, di mana bentuk perawatan diri yang dilakukan oleh individu yang memiliki pshysical self esteem yang tinggi adalah dengan melakukan aktivitas fisik untuk menjaga kesehatan mereka (McAuley, dkk, 2005). Oleh karena hal tersebut, physical self esteem ini menjadi bagian yang penting dalam pembentukan self esteem individu secara keseluruhan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Dari keseluruhan model self esteem tersebut, peneliti memilih global self esteem dan physical self esteem. Global self esteem merupakan bentuk umum dari self esteem. Sifat dari self esteem yang cenderung tetap dan tidak berubah, entah dalam periode waktu maupun situasi yang berbeda, menjadi hal yang penting dalam mengukur self esteem. Kritik pada penelitian sebelumnya yang mengungkapkan bahwa masih tidak stabilnya self esteem yang dimiliki oleh subjek (Orth, dkk, 2011), menjadi hal yang mendasar mengapa kestablian self esteem menjadi penting. Hal ini menyebabkan hasil penelitian sebelumnya kurang maksimal. Sementara itu physical self esteem merupakan bagian dari self esteem yang berhubungan dengan aktivitas fisik. Secara lebih detail, McAuley dkk (2005) menjelaskan physical self esteem merupakan seberapa banyak individu melakukan aktivitas fisik. Aktivitas fisik yang dilakukan oleh individu ini merupakan bentuk penghargaan individu terhadap diri mereka. Penghargaan individu akan dirinya ini juga merupakan bentuk salah satu dari aspek self esteem yaitu feelings of belonging. Obesitas yang merupakan keadaan kelebihan lemak pada tubuh (Priyani, 1998), tentu saja dapat dihindari jika lemak pada tubuh tersebut dapat dibakar. Aktivitas fisik yang merupakan aktivitas yang dapat membakar lemak pada tubuh tentu saja menjadi salah satu kunci untuk individu dapat menghindari obesitas. Physical self esteem inilah yang mendorong individu untuk melakukan perilaku aktivitas fisik. Dari sekian banyak pilihan perilaku yang ada, individu tetap akan memilih melakukan aktivitas fisik jika memiliki physical self esteem yang baik. Pemilihan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
aktivitas fisik ini juga dilakukan karena individu merasa bahwa dirinya berharga, sehingga kesehatan dirinya harus dijaga. Oleh karena itu, individu kemudian melakukan aktivitas fisik sebagai bentuk penghargaan akan dirinya. Penekanan pada aktivitas fisik inilah yang menjadi alasan pemilihan physical self esteem. C. Wanita Dewasa Awal Istilah adult atau dewasa awal berasal dari bentuk lampau kata adultus yang berarti telah tumbuh menjadi kekuatan atau ukuran yang sempurna atau telah menjadi dewasa. Hurlock (1999) mengatakan bahwa masa dewasa awal dimulai pada umur 18 tahun sampai umur 40 tahun, saat perubahanperubahan fisik dan psikologis terjadi, yang juga menyertai berkurangnya kemampuan reproduktif. Selain itu, pada masa dewasa awal ini juga, keadaan self esteem seorang individu mulai stabil dan tidak fluktuatif (Orth, dkk, 2011). Pada masa ini, individu menggunakan sebagian besar waktunya untuk bekerja, menjalin hubungan dengan lawan jenis (Santrock, 2002). Selain kedua hal tersebut, perkembangan fisik pada juga mencapai masa puncak di masa dewasa awal, tetapi juga mulai terjadi penuruan pada akhir periode ini (Santrock, 2002). Hal ini mebuat perhatian akan kesehatan juga meningkat, terutama pada diet, berat badan, olahraga, dan ketergantungan. Di sisi lain, Kenniston (dalam Santrock, 2002) mengemukakan bahwa masa dewasa muda merupakan masa kesementaraan ekonomi dan pribadi, sehingga terjadi perjuangan antara ketertarikan pada kemandirian dan menjadi terlibat sosial.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Berdasarkan uraian tersebut, maka pada masa dewasa muda individu akan dihadapkan kepada banyak hal dan tuntutan, sehingga individu harus mampu membagi waktu dan energi mereka dalam menghadapi semuanya. Wanita sendiri menurut KBBI (Depdikbud, 2005) merupakan perempuan yang sudah mencapai tahap dewasa. Ketika memasuki masa dewasa, terutama masa dewasa awal, wanita memiliki kerentanan terhadap masalah kesehatan yaitu kegemukan atau obesitas (Dariyo, 2003). Hal ini senada dengan yang diutarakan oleh Fallon (1990) di mana terdapat lebih banyak perempuan yang berat badannya lebih berat daripada berat badan ideal. Pendapat Fallon diperkuat dengan fakta yang ditemukan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (2010) dimana prevalensi obesitas pada wanita dewasa lebih besar daripada prevalensi obesitas nasional. Studi yang dilakukan dengan melihat data
kesehatan
dari National
Health
and
Nutrition
Examination
Survey (NHANES) pada tahun 1999-2010 juga menemukan bahwa wanita memiliki resiko sebesar 46,9 % terkena obesitas kelas III, jika terkena obesitas di usia 25 tahun (“Usia Awal Terkena Obesitas Menentukan Kesehatan Tubuh Dikemudian Hari, 2014). Maka dari itu, wanita pada masa dewasa awal memiliki kerentanan terhadap masalah kesehatan. Masalah kesehatan yang rentan diderita oleh perempuan pada masa dewasa awal adalah obesitas. D. Hubungan Antara Self Esteem dan Obesitas Wanita dewasa awal dalam kehidupan sehari-harinya dihadapkan dengan berbagai macam kesibukan. Berbeda dengan masa remaja, ketika wanita telah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
memasuki masa dewasa, wanita akan mulai menjadi mandiri. Mandiri dalam hal ini adalah wanita menjadi mandiri dalam mengambil keputusan dan pilihan dalam kehidupannya. Hal ini membuat wanita juga harus siap menanggung konsekuensi akan pilihan yang telah diambil oleh dirinya. Wanita pada masa dewasa awal juga mulai bekerja mencari nafkah sendiri. Meskipun pada umumnya prialah yang mencari nafkah, namun pada dewasa ini sudah banyak wanita yang juga memilih berkarier. Di samping itu, wanita pada masa dewasa awal juga mulai menjalin relasi dengan lawan jenis. Hubungan dalam hal ini juga bisa berakhir dengan hubungan relasi romantis. Tidak sampai di situ saja, wanita pada masa dewasa awal juga diharuskan memperhatikan kesehatan. Perhatian terhadap kesehatan dalam ranah ini adalah mengenai diet, berat badan, olah raga, dan ketergantungan. Hal ini dikarenakan pada masa dewasa awal lebih banyak perempuan yang berat badannya lebih berat daripada berat badan ideal (Fallon, 1990). Studi yang dilakukan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (2010) juga menemukan bahwa prevalensi obesitas pada wanita dewasa lebih besar daripada prevalensi obesitas nasional. Obesitas sendiri merupakan suatu kondisi medis berupa kelebihan lemak tubuh yang terakumulasi sedemikian rupa sehingga menimbulkan dampak merugikan bagi kesehatan, yang kemudian menurunkan harapan hidup dan meningkatkan masalah kesehatan (WHO, 2013). Di sisi lain, Moore (1997) mengatakan bahwa obesitas berhubungan dengan kelebihan berat badan dari berat badan ideal. Kebutuhan untuk makan yang merupakan kebutuhan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
mendasar bagi setiap individu justru akan berbalik menjadi masalah jika berlebihan dan tidak terkontrol. Penyebab obesitas pun juga bermacam-macam. Menurut Papalia Olds, Feldma dan Rice (dalam Utomo 2012) ada tiga penyebab obesitas yakni, faktor fisiologis, faktor psikologis dan faktor kecelakaan. Faktor fisiologis adalah faktor yang muncul dari berbagai variabel, baik yang bersifat herediter maupun non herediter. Kemudian, faktor psikologis adalah bagaimana gambaran kondisi emosional yang tidak stabil yang menyebabkan kecenderungan seorang individu untuk melakukan pelarian diri dengan cara banyak makan makanan yang mengandung kalori atau kolestrol tinggi. Kondisi ini biasanya bersifat ekstrim, artinya menimbulkan gejolak emosional yang sangat dahsyat dan bersifat traumatis. Sementara itu, faktor kecelakaan adalah kecelakaan yang menyebabkan cidera otak terutama pada pusat pengaturan rasa lapar. Obesitas bisa juga disebabkan oleh deperesi yang dirasakan individu, sehingga individu tersebut melakukan perilaku makan secara emosional, makan makanan yang memiliki tingkat kalori yang tinggi, dan tidak adanya aktivitas fisik (Dallman, dkk, 2008). Wadden dkk (2002) juga menemukan bahwa peningkatan penderita obesitas akibat kondisi lingkungan yang secara implisit membuat aktivitas fisik berkurang dan secara eksplisit mendorong untuk mengkonsumsi makanan yang tinggi akan kadar lemak dan gulanya. Selain kondisi lingkungan yang membuat aktivitas fisik berkurang, Wadden dkk (2002) juga menemukan bahwa saat ini banyak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
makanan yang tidak sehat dan memiliki kualitas buruk sehingga individu lebih rentan terkena obesitas. Dampak dari obesitas ini juga berbahaya. Bouchard, Sephard, dan Stephens (dalam Franzio, 2002) mengutarakan bahwa obesitas menyebabkan meningkatnya resiko penyakit jantung, diabetes, kanker, hipertensi, kolesterol yang tinggi, stroke, penyakit pada hati dan kantung empedu, sleep apnea, osteoarthritis, depresi, dan kecemasan. Epstein dan Wing (dalam Franzio, 2002) mengatakan bahwa anak yang menderita obesitas akan mengalami bullying, ejekan dari teman sebaya, pola makan yang kacau, self-image yang rendah, dan diskriminasi dalam pendidikan. Berdasarkan uraian di atas, sebenarnya wanita pada masa dewasa awal memerlukan banyak asupan energi untuk menyelesaikan segala tanggung jawab mereka. Sumber energi setiap individu tentu saja diperoleh dari aktivitas makan yang individu lakukan. Oleh karena hal inilah juga, makan menjadi kebutuhan mendasar setiap individu dan akan dilakukan secara berulang-ulang. Berulangnya aktivitas makan yang dilakukan oleh individu tentu saja menimbulkan resiko tersendiri ketika aktivitas makan tersebut tidak terkontrol. Tidak terkontrolnya aktivitas makan membuat asupan makan menjadi
tidak
seimbang.
Ketidakseimbangan
ini
menyebabkan
ketidakseimbangan berat badan dan berdampak pada terjadinya obesitas (Moore, 1997). Setiap individu sebenarnya dibekali dengan kekuatan untuk mengontrol diri mereka sendiri. Kekuatan untuk mengontrol diri ini berada pada self
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
esteem yang dimiliki oleh individu. Self esteem sendiri merupakan penilaian individu mengenai dirinya (Coopersmith dalam Harre dan Lamb, 1996). Penilaian individu ini juga meliputi penilaian positif dan negatif pada diri individu tersebut (Brown dalam Ferris dkk, 2009). Penilaian individu ini akan dirinya ini akan mengarahkan pada bagaimana individu berperilaku. Pemilihan perilaku berdasarkan apa yang baik dan buruk bagi individu inilah yang akan menjadi kontrol diri bagi individu. Individu kemudian akan mampu memilih perilaku yang menurut individu tersebut baik akan dirinya dan perilaku yang buruk akan dihindari. Penilaian yang dilakukan individu terhadap dirinya sendiri ini juga membuat individu memiliki rasa penghargaan terhadap dirinya sendiri (Baumgardner & Crothers, 2010). Kekuatan untuk mengontrol yang berada dalam self esteem disebut dengan power. Power merupakan salah satu aspek dari self esteem yang berbicara
mengenai
kemampuan
individu
mengontrol
perilakunya
(Coopersmith, 1967). Apabila self esteem yang dimiliki oleh seorang individu tinggi, maka kemampuan individu untuk mengontrol perilakunya tentu saja akan semakin baik. Oleh karena hal tersebut ketika self esteem seorang individu tinggi, individu tersebut akan cenderung terhindar dari obesitas. Hal ini dikarenakan individu akan mampu mengontrol perilaku makannya, sehingga berat badan maupun kadar lemak pada diri individu akan seimbang. Penelitian yang dilakukan oleh Ma, dkk (2003) menunjukkan bahwa individu yang memiliki frekuensi sarapan dan makan malam di luar rumah yang tinggi akan memiliki risiko obesitas yang semakin tinggi pula. Hal ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
dikarenakan individu tergoda oleh makanan yang disajikan di restoran, padahal makanan di restoran memiliki kadar lemak dan kolesterol yang tinggi, sehingga individu menjadi rentan akan obesitas (Lin, dkk, 1999). Selain frekuensi sarapan dan makan malam di luar rumah, konsumsi makanan saat malam hari, terutama yang mengandung banyak karbohidrat dan lemak, juga akan membuat individu rentan terkena obesitas akibat dari efek regulasi hormonal dari energi dan metabolisme lemak (Ma, dkk, 2003). Oleh karena hal tersebut, diperlukan kontrol individu akan perilakunya. Seperti sudah dijelaskan sebelumnya, peran aspek power pada self esteem sebagai pengontrol perilaku individu menjadi krusial untuk menghindarkan individu dari obesitas. Hal ini dikarenakan ketika individu memiliki self esteem yang tinggi, maka individu tersebut mampu mengontrol perilakunya dan tidak tergoda untuk makan di luar rumah. Penelitian dewasa ini menemukan salah satu penyebab lain dari obesitas yaitu binge eating disorder atau BDE. BDE ini merupakan perilaku makan berlebihan yang dilakukan secara berulang-ulang dan tak terkontrol tanpa diikuti dengan perilaku memuntahkan seperti pada anorexia maupun bulimia (Hill, 2009). Oleh karena perilaku makan berlebihan yang dilakukan secara berulang-ulang inilah individu menderita obesitas. Hill (2009) mengutarakan penyebab dari BDE sendiri adalah individu memiliki self esteem yang rendah. Lemahnya self esteem yang dimiliki oleh individu membuat individu kembali tidak mampu mengontrol perilaku makannya seperti telah dijelaskan sebelumnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Peneliti merasa pengontrolan diri saja tidak cukup dalam menanggulangi obesitas pada individu. Mengingat makan merupakan proses yang terus berulang, maka makanan dalam tubuh tetap memiliki resiko untuk menumpuk. Hal ini juga disampaikan oleh Lin, dkk (1999) bahwa resiko lemak menumpuk tetap ada, apabila individu melakukan aktivitas makan terlalu malam, sehingga proses pencernaan menjadi tidak maksimal. Lebih jauh lagi, Lin dkk (1999) juga menyampaikan bahwa ketika hasil proses pencernaan yang berupa lemak dan gula ini tidak dibakar dengan maksimal, akan semakin meningkatkan resiko individu akan obesitas. Dalam menghadapi fakta tersebut, self esteem memiliki salah satu model yang disebut dengan physical self esteem. Model self esteem ini merupakan bagian dari self esteem yang berhubungan dengan aktivitas fisik (McAuley, 2005). Secara lebih detail, McAuley dkk (2005) menjelaskan physical self esteem merupakan seberapa banyak individu melakukan aktivitas fisik. Aktivitas fisik yang dilakukan oleh individu ini merupakan bentuk penghargaan individu terhadap diri mereka. Semakin individu menghargai diri mereka, maka individu akan merawat diri mereka, di mana bentuk perawatan diri yang dilakukan oleh individu yang memiliki pshysical self esteem yang tinggi adalah dengan melakukan aktivitas fisik untuk menjaga kesehatan mereka (McAuley, dkk, 2005). Bentuk penghargaan diri ini juga merupakan bentuk aspek dari self esteem yaitu feelings of belonging. Feelings of belonging sendiri merupakan aspek dari self esteem yang berbicara mengenai bagaimana individu menghargai dan mencintai dirinya. Ketika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
individu banyak melakukan aktivitas fisik, tentu saja individu akan terhindar dari obesitas. Hal ini dikarenakan lemak dan gula yang ada dalam tubuh individu dapat terbakar dan hilang ketika melakukan aktivitas fisik (Kruger dkk, 2008). Sehingga, kandungan lemak pada tubuh pun menjadi seimbang, sehingga obesitas dapat dihindari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Gambar 1. Skema Pengaruh Self Esteem Terhadap Obesitas
WANITA DEWASA AWAL
SELF ESTEEM
POWER
FEELINGS OF BELONGING
INDIVIDU MAMPU UNTUK MENGONTROL PERILAKU DIRINYA SENDIRI.
INDIVIDU MENGHARGAI DAN MENCINTAI DIRI MEREKA SENDIRI
1. TIDAK SARAPAN DAN MAKAN MALAM DI LUAR RESTORAN 2. TIDAK MAKAN LARUT MALAM
MELAKUKAN AKTIVITAS FISIK DAN BEROLAH RAGA
LEMAK DALAM TUBUH NORMAL
KECENDERUNGAN OBESITAS RENDAH
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
E. Hipotesis Berdasarkan paparan tersebut, maka peneliti memiliki hipotesis bahwa terdapat hubungan negatif antara self esteem dan obesitas. Sehingga ketika self esteem tinggi, maka individu memiliki tingkat obesitas yang rendah, sebaliknya ketika self esteem pada individu rendah maka tingkat obesitas akan tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Pada penelitian kali ini, peneliti menggunakan metode penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan metode penelitian dengan mengumpulkan data yang dapat dianalisis dan disimpulkan dengan perhitungan statistik (Azwar, 2012). Data yang akan dianalisis merupakan data angka, yang diperoleh dari pengukuran menggunakan skala terhadap variable-variabel yang terdapat dalam penelitian ini. Penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti juga merupakan penelitian korelasional di mana penelitian ini merupakan penelitian yang memiliki karakteristik berupa hubungan antara dua variabel atau lebih (Supratiknya, 2014). Berdasarkan hal tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk melihat adakah hubungan negatif antara kedua variabel yaitu self esteem dan obesitas.
B. Identifikasi Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan dua buah variabel, yaitu variabel bebas (independent) dan tergantung (dependent). Variabel bebas (independent) merupakan variabel yang mempengaruhi atau variabel yang menyebabkan terjadi perubahan maupun munculnya variabel tergantung (dependent). Sementara itu, variabel tergantung (dependent) adalah variabel yang dipengaruhi atau muncul akibat dari adanya variabel bebas (independent). Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa variabel bebas (independent)
46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
merupakan “dia yang mempengaruhi”, sementara itu variabel tergantung (dependent) merupakan ”dia yang dipengaruhi”. Berdasarkan teori tersebut dan rumusan hipotesis penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa yang menjadi variabel penelitian ini adalah: a. Variabel Independen
: Self Esteem
b. Variabel Dependen
: Obesitas
C. Definisi Operasional Definisi operasional merupakan definisi yang digunakan untuk memberikan gambaran bagaimana suatu variabel akan diukur (Mustafa, 2009). Pada penelitian ini, definisi operasional kedua variabel adalah sebagai berikut: 1. Self Esteem Self esteem merupakan pandangan dan penilaian individu terhadap dirinya sendiri. Penilaian individu terhadap dirinya sendiri ini menjadi dasar individu untuk berperilaku. Pada penelitian kali ini, self esteem diukur melalui kualitas maupun rendahnya nilai (skor) yang diperoleh dari skala self esteem. Skala self esteem sendiri disusun oleh peneliti mengacu pada aspek power dan feelings of belonging. Semakin tinggi skor total yang diperoleh pada skala self esteem, maka semakin tinggi pula self esteem yang ada pada diri individu tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Sebaliknya, ketika skor total pada skala self esteem rendah, maka rendah pula self esteem yang ada pada diri individu. 2. Obesitas Obesitas merupakan keadaan di mana individu yang mengalami kelebihan lemak tubuh yang terakumulasi sedemikian rupa, sehinga jika diukur menggunakan skala indeks massa tubuh individu tersebut akan memiliki skor diatas 25,0. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur tingkat obesitas pada diri individu adalah skala indeks massa tubuh. Tingkat obesitas pada diri individu dapat dilihat dari skor total yang diperoleh dari skala indeks massa tubuh. Ketika skor total pada indeks massa tubuh melebihi 25,0, maka tingkat obesitas individu tersebut semakin tinggi. Sementara ketika skor total indeks massa tubuh dibawah 25,0, maka tingkat obesitas pada individu semakin rendah.
D. Subjek Penelitian Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh
peneliti
untuk
dipelajari
dan
kemudian
ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2000). Populasi dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti kali ini adalah wanita pada masa dewasa awal yang mengalami obesitas. Kriteria populasi dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah wanita dewasa awal yang memiliki skor indeks massa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
tubuh lebih besar dari 25,0. Jumlah populasi wanita pada masa dewasa awal yang amat besar, maka tidak memungkinkan untuk peneliti mengamatinya secara keseluruhan. Oleh karena itu, peneliti perlu mengambil sampel penelitian dari keseluruhan populasi untuk diamati. Sampel merupakan sebagian yang diambil dari keseluruhan obyek yang diteliti, yang dianggap mewakili terhadap seluruh populasi dan diambil dengan menggunakan teknik tertentu (Taniredja & Mustafidah, 2011). Berdasarkan hal tersebut, sampel yang diambil dalam penelitian ini merupakan wanita pada masa dewasa awal yang berdomisili di Yogyakarta. Subjek pada penelitian ini dipilih dengan menggunakan convinience sampling yang merupakan teknik untuk menentukan sampel berdasarkan anggota populasi yang ditemui peneliti dan bersedia menjadi subjek penelitian (Siregar, 2013). Metode ini dipilih karena dapat memudahkan peneliti untuk mendapatkan subjek penelitian.
E. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara menyebarkan alat ukur kepada subjek penelitian yang telah ditentukan oleh peneliti. Dalam penelitian ini terdapat dua buah alat ukur yang akan diberikan kepada subjek penelitian. Kedua alat ukut tersebut merupakan alat ukur indeks massa tubuh dan alat ukur berupa skala self esteem. Alat ukur yang pertama, yaitu indeks massa tubuh merupakan alat ukur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
standard yang digunakan untuk mengetahui tingkat obesitas individu. Kemudian, alat ukur berupa skala self esteem merupakan buah karya dari peneliti yang didasarkan pada aspek variabel self esteem. 1. Alat Ukur Indeks Massa Tubuh Dalam mengkategorikan subjek menjadi individu yang mengalami maupun tidak, maka peneliti kemudian menggunakan alat ukur indeks massa tubuh (IMT). Alat ukur indeks massa tubuh merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk
mengukur derajat obesitas.
Dalam mengukur derajat obesitas, indeks massa tubuh menggunakan rumus sebagai berikut:
� ��� �� �
�� ��� �� �
��
2
= Skor Obesitas
Pada perhitungan tersebut, untuk mengukur derajat obesitas dapat dilakukan dengan cara membagi berat badan (kg) dengan kuadrat dari tinggi badan �
2
(Prawiro dalam Asri & Setiasih, 2004).
WHO (dalam Roche, 2008) mengkategorisasikan berat badan
orang Asia berdasarkan indeks massa tubuh sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Tabel 2 Kategorisasi Indeks Massa Tubuh Kategori
IMT (��/�2 )
Underweight
<18,5
Normal
18,5-22,9
Obesitas
>23
At Risk
23,0-24,9
Obese I
25,0-29,9
Obese II
>30
Berdasarkan tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa individu yang mengalami obesitas adalah individu yang memiliki skor indeks massa tubuh lebih dari 25,0. 2. Skala Self Esteem Untuk mengkategorikan subjek menjadi individu dengan self esteem yang tinggi maupun rendah, maka peneliti kemudian membuat skala self esteem. Skala sendiri merupakan teknik pengumpulan data yang memungkinkan peneliti
mempelajari sikap-sikap, keyakinan,
perilaku, dan karakteristik (Siregar, 2013). Pembuatan skala self esteem ini dibuat berdasarkan dua buah aspek yang ada dalam self esteem yaitu power dan feeling of belongings. Menurut Coopersmith (1967), power merupakan aspek self esteem yang berbicara mengenai kemampuan individu untuk mengontrol tingkah laku dirinya maupun orang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Sebelum individu mampu mengontrol orang lain, individu diharuskan untuk mengontrol dirinya terlebih dahulu. Sementara itu, menurut Brown (2013) feeling of belongings merupakan aspek self esteem yang berbicara mengenai perasaan menghargai dan mencintai individu akan dirinya sendiri. Aspek ini menjelaskan bagaimana penghargaan dan rasa cinta individu akan dirinya sendiri, di mana penghargaan dan rasa cinta individu akan dirinya tersebut tidak memerlukan alasan apapun, sehingga murni apa adanya. Skala yang digunakan peneliti sendiri merupakan jenis skala Likert, di mana akan terdiri dari pernyataan favorable dan unfavorable dengan empat alternatif pilihan jawaban yaitu Sangat Tidak Sesuai (STS), Tidak Sesuai (TS), Sesuai (S), dan Sangat Sesuai (SS). Pernyataan favorable merupakan merupakan pernyataan-pernyataan yang bila disetujui atau dipilih oleh subjek menunjukkan sikap positif maupun objek yang menjadi sasaran perhatian. Sementara itu, pernyataan unfavorable merupakan pernyataan yang bila disetujui atau dipilih oleh subjek akan mencerminkan sikap negatif atau tidak menyukai objek yang menjadi pusat perhatian (Anderson dalam Supratiknya, 2014). Di sisi lain, adanya empat pilihan jawaban ini bertujuan agar subjek dapat mempertimbangkan dengan matang sejauh mana isi pernyataan dari skala self esteem ini menggambarkan keadaan dirinya maupun juga perilakunya (Azwar, 2012). Selain itu, empat pilihan jawaban ini juga dimaksudkan untuk menghindari tendency
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
netral, sehingga subjek bisa memilih jawaban yang lebih memihak, di mana secara tidak langsung memaksa subjek memilih antara jawaban favorable dan unfavorable, yang artinya tidak memberikan subjek kesempatan untuk memberikan jawaban netral (Supratiknya, 2014). Nantinya, pada pernyataan yang bersifat favorable, masing-masing respon mulai “Sangat Tidak Sesuai (STS)” hingga “Sangat Sesuai (SS)” akan diberik skor berturut-turut 1, 2, 3, 4. Sebaliknya, pada pernyataan yang bersifat unfavorable, masih masing-masing respon mulai “Sangat Tidak Sesuai (STS)” hingga “Sangat Sesuai (SS)” akan diberik skor berturut-turut 4, 3, 2, 1. Skala Likert sendiri merupakan metode penilaian terjumlahkan atau method summated rating (Supratiknya, 2014). Skala ini akan melihat skor total subjek dari setiap pernyataan, di mana skor totalnya merupakan jumlah skor setiap pernyataan atau item skala. Jawaban subjek pada dasarnya merupakan sebuah penilaian atau rating. Penilaian
tersebut
kemudian
dijumlahan
untuk
mendapatkan
pengukuran tentang sikap subjek terhadap objek psikologis atau tentang taraf
kepemilikan
subjek
atas
atribut
psikologi
yang
diukur
(Supratiknya, 2014). Peneliti akan melihat skor total subjek pada skala self esteem ini untuk melihat tinggi rendahnya self esteem yang dimiliki oleh subjek. Melihat penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi skor total subjek maka akan tingkat self esteem akan semakin tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Sebaliknya, semakin rendah skor total subjek, semakin rendah pula tingkat self esteem yang akan dimiliki oleh subjek. Tabel 3 Blue Print Skala Self Esteem Sebelum Uji Coba Indikator
Nomor item Favorable
Perasaan
menghargai 1,2,4,7,23,24,
individu akan dirinya
Total
Unfavorable 16,18,19, 22,26,27
13
28, 30,31, 39,40,41
12
3, 5,6,9, 11,12,35
16
36
sendiri. Perasaan individu
8, 10, ,13, 29,
mencintai dirinya
32,33
sendiri. Kemampuan individu untuk mengontrol tingkah laku dirinya
15, 17,20,2138,3 7,25,
sendiri.
Skala self esteem yang dibuat oleh peneliti berjumlah 41 item, di mana terdiri dari 21 item favorable dan 20 item unfavorable. Berdasarkan hasil SPSS 16.0 for Windows terhadap 41 item self esteem tersebut diperoleh sebaran korelasi item total bergerak dari angka 0,05 hingga 0,53. Dengan menggunakan nilai kritis untuk menggugurkan item sebesar 0,30, didapatkan sebanyak 8 item yang gugur. Pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
akhirnya diperoleh 33 item yang dianggap baik dan memenuhi standard. Berikut tabel distribusi setelah ujicoba. Tabel 4 Blue Print Skala Self Esteem Setelah Uji Coba Indikator
Nomor item Favorable
Unfavorable
1,2,4,7,23*,2
16,18*,19,
4,36
22,26,27*
Perasaan individu
8, 10, ,13*,
28, 30*,31,
mencintai dirinya
29, 32,33
39,40,41
15,
3*,5*,6,9,
17*,20,2138,
11,12,35
Perasaan
menghargai
individu akan dirinya
Total
10
sendiri. 10
sendiri. Kemampuan individu untuk mengontrol tingkah laku dirinya
13
37,25,
sendiri. *item yang gugur Tabel 5 Blue print Skala Self Esteem Setelah Uji Coba (Nomor Baru) Indikator
Perasaan
menghargai
individu akan dirinya
Nomor item Favorable
Unfavorable
1,2,3,5,18,28
13,14, 17,20
Total
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Indikator
Nomor item
Total
Favorable
Unfavorable
6, 8, 22,24,25
21, 23,32, 31,33
10
12, 15, 16,
4,7,9,10,27
13
sendiri. Perasaan individu mencintai dirinya sendiri. Kemampuan individu untuk mengontrol
19,30,29
tingkah laku dirinya sendiri. Total
33
3. Alasan Pembuatan Skala Self Esteem Self esteem merupakan komponen evaluatif dari diri. Self esteem ini kemudian menilai diri terhadap kualitas-kualitas dalam dirinya secara positif maupun negatif. Penilaian individu tersebut juga menjadi dasar untuk membangun well-being diri yang baik. Sehingga, self esteem menjadi aspek kepribadian yang berperan penting dalam sikap dan perilaku. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teori milik Rogers & Dymond serta Coopersmith. Menurut Rogers & Dymond (1954), salah satu aspek dari self esteem adalah feelings of belonging. Feelings of belonging adalah perasaan menghargai dan mencintai individu akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
dirinya sendiri (Rogers & Dymond, 1954). Sementara itu, menurut Coopersmith (1967) salah satu aspek self esteem adalah power. Power merupakan aspek self esteem yang berbicara mengenai kemampuan individu untuk mengontrol tingkah laku dirinya sendiri (Coopersmith, 1967). Pada umumnya dalam pembuatan alat ukur, banyak peneliti menggunakan aspek dari Morris Rosenberg. Namun, pada penelitian kali ini, peneliti lebih memilih menggunakan aspek feelings of belonging dan power. Hal ini dikarenakan, pada studi sebelumnya yang dilakukan oleh French dkk (1995), dari 6 penelitian yang menggunakan aspek Rosenberg, hanya satu penelitian saja yang mampu menunjukkan hubungan antara self esteem dan obesitas. Hal ini dikarenakan French dkk (1995) aspek self esteem dari alat ukur Rosenberg dinilai kurang mampu menjangkau variabel obesitas yang diteliti. Oleh karena alasan tersebut, peneliti tidak menggunakan alat ukur milik Rossenberg dan lebih memilih membuat skala self esteem sendiri menggunakan aspek milik Rogers dan Dymond serta Coopersmith.
F. Validitas dan Reliabilitas Pada pembuatan sebuah skala, validitas dan reliabilitas menjadi suatu hal yang sangat penting. Hal ini dikarenakan validitas dan reliabilitas yang baik pada sebuah alat ukur menunjukkan bahwa hasil dari alat ukur tersebut dapat dipertanggungjawabkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
1. Validitas Validitas merupakan karakteristik utama yang harus dimiliki oleh setiap skala (Azwar, 2012). Validitas seringkali dikonsepkan sebagai sejauh mana alat ukur mampu mengukur atribut yang seharusnya diukur (Azwar, 2012). Pada penelitian ini, validitas yang digunakan merupakan validitas isi. Validitas isi merupakan validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap isi tes dengan analisis rasional atau lewat professional judgment (Azwar, 2012). Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan mengkonsultasikan item pada skala yang telah dibuat kepada pihak yang berkompeten, di mana dalam hal ini adalah dosen pembimbing. Salah satu indikator item yang dibuat dapat dikatakan sebagai item yang baik adalah ketika memiliki daya diskriminasi item yang baik. Daya diskriminasi item merupakan sejauh mana item mampu membedakan antara individu yang memiliki dan tidak memiliki atribut yang akan diukur (Azwar, 2012). Berkaitan dengan validitas pada sebuah skala, perlu diperhatikan untuk melihat korelasi skor item dengan skor item total, yang akan menghasilkan koefisien korelasi item total (rix). Koefisien korelasi dikatakan baik apabila batasan koefisien korelasi tersebut = 0,30 (Azwar, 2012). Namun, jika ternyata jumlah item yang lolos masih tidak mencukupi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
dengan jumlah yang diinginkan, maka dapat dipertimbangkan untuk menurunkan batasan koefisien korelasi menjadi 0,25 (Azwar, 2012). Selebihnya, item yang memiliki koefisien korelasi dibawah batasan tersebut disebut memiliki daya beda yang rendah (Azwar, 2012). 2. Reliabilitas Azwar (2012) mengemukakan bahwa reliabilitas menunjuk pada taraf kepercayaan atau konsistensi hasil ukur. Dalam menguji reliabilitas bisa menggunakan data jawaban respon, yang dihasilkan dari uji coba item. Reliabilitas sendiri dapat dinyatakan dengan koefisien reliabilitas (rix), yang memiliki rentang 0 hingga 1,0. Melihat hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi koefisien reliabilitas mendekati angka 1,00 maka semakin tinggi juga reliabilitasnya
(Azwar,
2012).
Dalam
penelitian
ini,
peneliti
menggunakan pendekatan konsistensi internal untuk mengetahui tinggi rendah reliabilitas alat ukur yang akan digunakan. Pendekatan konsistensi internal yang dilakukan oleh peneliti sendiri akan menggunakan teknik estimasi Alpha (α) dari Cronbach. Sementara itu, data yang digunakan untuk menghitung koefisien reliabilitas Alpha diperoleh dari penyajian skala yang dikenakan hanya sekali saja pada sekelompok responden (Azwar, 2012). Hasil perhitungan koefisien reliabilitas skala self esteem adalah sebesar 0,892.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
G. Metode Analisis Data Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara self esteem dengan obesitas pada wanita dewasa awal. 1. Uji Asumsi Uji asumsi terbagi menjadi dua jenis, yaitu uji normalitas dan uji linearitas. Uji normalitas digunakan untuk melihat normal atau tidaknya sebuah data. Sementara itu, uji linearitas digunakan untuk melihat linear atau tidaknya sebuah data. 2. Uji Hipotesis Uji hipotesis merupakan sebuah pengujian untuk melihat hasil dari hipotesis penelitian dengan menggunakan teknik korelasi product moment dari Carl Pearson, dengan masing-masing aspek yang terdapat pada variabel independent (self esteem) dikorelasikan dengan variabel obesitas. Teknik ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara variabel self esteem dengan variabel obesitas. Selain itu, teknik tersebut juga berfungsi untuk melihat arah hubungan diantara kedua variabel tersebut, apakah berarah positif (+) atau berarah negatif (-). 3. Analisis Tambahan Oleh karena dalam penelitian ini terdapat kebutuhan untuk melihat sumbangan dari variabel self esteem terhadap variabel obesitas, maka peneliti kemudian melakukan analisis tambahan. Analisis tambahan yang dilakukan peneliti menggunakan analisis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
regresi untuk mengetahui seberapa besar sumbangan masingmasing aspek variabel self esteem yaitu power dan feelings of belonging terhadap variabel obesitas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penelitian Pengambilan data dilaksanakan dua periode, yaitu pada tanggal 23 November 2016 hingga 2 Desember 2016 dan tanggal 6 Desember 2016. Penelitian ini dilaksanakan di Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Gereja Kristen Jawa Demakijo. Subjek penelitian ini adalah wanita dewasa awal yang menderita obesitas. Pada pengambilan data periode pertama yang dilaksanakan pada 23 November 2016 hingga 2 Desember 2016, peneliti mengambil data di Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Gereja Kristen Jawa Demakijo. Jumlah subjek yang diambil datanya pada pengambilan data periode pertama sebanyak 55 subjek. Namun, hanya 45 eksemplar skala yang memenuhi persyaratan yaitu menderita obesitas. Peneliti menduga, beberapa subjek mengisi kolom tinggi badan dan berat badan tidak sesuai dengan keadaan subjek apa adanya. Hal ini kemudian membuat peneliti kembali melakukan pengambilan data pada 6 Desember 2016 dengan mengambil data sebanyak 25 subjek. Pada periode pengambilan data yang kedua ini, peneliti mengukur langsung tinggi badan dan berat badan subjek. Hal ini dilakukan untuk menanggulangi ketidaksesuaian antara data yang didapat dan keadaan sesungguhnya. Dari 25 eksemplar skala yang disebar, semua memenuhi persyaratan, sehingga total subjek pada penelitian ini adalah 70 subjek.
62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
B. Deskripsi Subjek Penelitian Subjek pada penelitian ini berjumlah 70 subjek. Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menyajikan rangkuman data subjek berdasarkan usia dan jenis pekerjaan. Tabel 6 Usia dan Indeks Massa Tubuh Usia
Indeks Massa Tubuh
Rerata
22,18
28,46
Median
23
28,83
Modus
24
29,00
Standar Deviasi
2,57
2,02
Tabel 6 menunjukkan bahwa variasi usia pada subjek penelitian masih belum mampu mewakili populasi secara keseluruhan. Peneliti belum mampu mendapatkan subjek dari keseluruhan usia masa dewasa awal yang berkisar dari usia 18 tahun hingga 40 tahun (Hurlock, 1999). Tabel 7 Profesi Subjek Jenis Profesi
Jumlah
Persen
Mahasiswa
54
77,14%
PNS
2
2,85%
Freelancer
5
7,14%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Jenis Profesi
Jumlah
Persen
Pegawai Cafe
2
2,85%
Penjaga Toko
3
4,28%
Ibu Rumah Tangga
4
5,71%
Total
70
100%
C. Deskripsi Data Penelitian Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Gereja Kristen Jawa Demakijo, peneliti memperoleh data hasil penelitian yang membandingkan antara data empiris dan data teoritis. Perbandingan antara rerata empiris dan rerata teoritis dilakukan untuk mengetahui hubungan antara self esteem dan obesitas. Berikut ini adalah tabel rincian yang berisi data empiris dan data teoritis: Tabel 8 Perbandingan Rerata Statistik
Rerata
Xmax
Xmin
df
T
Std.
Sig
Deviation Variabel Self
Empiris
99,1
110
91
-
-
Esteem
Teoritis
82,5
132
33
69
28.029
4.59
0.00
Berdasarkan hasil uji t, yaitu (t(69)= 28,02 , p = 0,00) , dapat disimpulkan bahwa rerata empiris memiliki perbedaan yang signifikan dengan rerata teoritis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
karena memiliki signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 dengan nilai p = 0,00 (p<0,05). Lebih jauh, subjek memiliki nilai rerata empiris sebesar 99,1 lebih tinggi daripada rerata teoritis yaitu 82,5. Hal ini menunjukkan bahwa nilai rerata empiris lebih besar daripada teoritis 99,1 > 82,5. Hasil yang didapat juga menunjukkan bahwa tingkat self esteem subjek sebenarnya di atas rata-rata. Selain itu, self esteem juga dapat dikategorikan berdasarkan standar deviasi (σ) dan rerata teoritik (µ). Penggunaan kategori jenjang bertujuan menempatkan subjek ke dalam kelompok terpisah secara berjenjang pada suatu data kontinum berdasarkan variabel yang diukur. Kontinum jenjang yang digunakan terdiri dari tiga kategori, yaitu tinggi, sedang, dan rendah (Azwar, 2012). Norma kategori tersebut adalah sebagai berikut: Tabel 9 Kategorisasi Tingkat Self Esteem Subjek Skor (µ + 1,0 σ) ≤
Kategori
N
Prosentase
99 ≤ X
Tinggi
30
42,8%
66 < X < 99
Sedang
40
57,2%
X < 62,5
Rendah
0
0%
X (µ - 1,0 σ) < X < (µ + 1,0 σ) X < (µ - 1,0 σ)
Untuk skala self esteem mempunyai rentang minimum 1x33 = 33 dan rentang maksimum 4x33 = 132, sehingga jarak luas sebaran sebesar 132-33 = 99.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Untuk standar deviasi skala self esteem sendiri adalah sebesar 99:6 = 16,5, serta rerata teoritik sebesar 82,5. Berdasarkan kategorisasi tersebut, maka dapat dilihat bahwa sebanyak 40 subjek atau 57,2%% subjek berada dalam kategori sedang. Sementara itu sebanyak 30 subjek atau 42,8% subjek berada pada kategori tinggi. Maka dapat disimpulkan bahwa mayoritas subjek berada kategori tingkat self esteem sedang. Sementara itu untuk tingkat obesitas subjek dapat dikategorikan menggunakan tingkatan indeks massa tubuh yang disebutkan oleh WHO (dalam Roche, 2008). Tabel kategorisasi indeks massa tubuh subjek tersebut adalah sebagai berikut: Tabel 10 Kategorisasi Obesitas Subjek n
Prosentase
25,0-29,9
56
80%
>30
14
20%
70
100%
Kategori
IMT (
Obese I
Obese II
)
Total
Berdasarkan kategorisasi tersebut maka dapat dilihat sebanyak 56 subjek atau 80% subjek berada pada kategori obesitas I. Di sisi lain, sebanyak 14 atau 20% subjek berada kategori obesitas II. Maka, dapat ditarik kesimpulan bahwa mayoritas subjek berada pada kategori obesitas I.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
D. Uji Asumsi dan Hasil Penelitian a. Linearitas Tabel 11 Uji Linearitas Sum of
Df.
Squares IMT*SE
Between
Mean
F
Sig.
Square
(Combined)
174.365
19
9.177
4.23
.000
Linearity
95.458
1
95.458
44.0
.000
Groups
8 Deviation
78.907
18
4.384
From
2.02
.026
5
Linearity Within
4.384
Groups Total
2.02
.026
5 2.165
Uji Linearitas merupakan suatu pengujian statistik yang berfungsi untuk melihat apakah data yang diperoleh memiliki sifat linear atau tidak. Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa nilai signifikansi sebesar 0.000. hasil tersebut menunjukkan nilai signifikansi yang diperoleh lebih kecil dari nilai α = 5% atau p<0,05. Hal ini menunjukkan bahwa antara variabel self esteem dan obesitas memiliki sifat yang linear.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
b. Normalitas Tabel 12 Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnova
IMT
Statistic .103
Df 70
Sig .062
SE
.095
70
.195
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa variabel self esteem dan obesitas memiliki data yang normal. Hal ini dapat terlihat dari signifikansi yang diperoleh masing-masing variabel yaitu self esteem sebesar 0,195 dan obesitas sebesar 0,62. Signifikansi kedua variabel tersebut diatas 0,05. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa distribusi data dalam kedua item tersebut normal. c. Uji Hipotesis Peneliti melakukan uji hipotesis dengan teknik korelasi Product Moment melalui program Windows SPSS versi 16.00. Analisis data ini dilakukan untuk menguji hipotesis yang telah ditentukan sebelumnya oleh peneliti. Hipotesis yang telah ditentukan sebelumnya oleh peneliti adalah terdapat hubungan negatif antara self esteem dan obesitas. Tabel 13 Hasil Uji Korelasi
IMT
Pearson Correlation Sig. (1-tailed)
IMT 1
SE -.581 .000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
SE
N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N
70 1
-.581 .000 70
70
Berdasarkan hasil tabel di atas, dapat kita lihat bahwa koefisien korelasi sebesar -0,581 dengan nilai p = 0,00 (p<0,01). Data ini menunjukkan adanya hubungan negatif antara variabel self esteem dengan obesitas. Hubungan negatif ini menunjukkan bahwa semakin individu memiliki self esteem yang tinggi, maka semakin rendah tingkat obesitas pada individu tersebut. Sebaliknya, semakin rendah self esteem individu tersebut, maka semakin tinggi tingkat obesitas pada individu tersebut. Hal ini menyimpulkan bahwa hipotesis penelitian ini diterima. Lebih jauh, peneliti melakukan uji korelasi menggunakan korelasi Product Moment melalui program Windows SPSS versi 21.00 pada setiap aspek dari self esteem terhadap obesitas. Hal ini dilakukan untuk melihat seberapa besar korelasi antara tiap aspek self esteem terhadap obesitas. Tabel 14 Uji Regresi Aspek Power dan Feelings of Belonging terhadap Obesitas Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
t
Sig.
12.445
.000
Coefficients B
Std. Error
Beta
(Constant)
51.099
4.106
Fob
-.269
.053
-.518
-5.103
.000
Pow
-.162
.089
-.185
-1.818
.074
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Untuk melihat besarnya sumbangan yang diberikan oleh variabel self esteem terhadap variabel obesitas, maka dapat dilihat dari analisis korelasi antara variabel self esteem (Y) dengan variabel obesitas (Y’). Dalam mencari Y’ digunakan rumus Y’ = a + b1X1 + b2X2. Kemudian dijelaskan bahwa a merupakan konstanta / intersep, b1 merupakan koefisien regresi variabel feelings of belonging, X1 merupakan nilai aspek feelings of belonging , b2 merupakan koefisien regresi variabel power, dan X2 merupakan nilai aspek power. Berdasarkan uji regresi menggunakan SPSS for Windows 21.0 didapatkan nilai Konstanta / intersep sebesar 51,099. Secara matematis, hal ini menyatakan bahwa jika nilai aspek dari variabel bebas yaitu XI dan X2 sama dengan nol, maka nilai Y’ adalah 51,099. Kemudian, koefisien regresi aspek feelings of belonging (b1) adalah 0,269. Hal ini menunjukkan bahwa setiap peningkatan satu skor aspek feelings of belonging (X1) dengan asumsi aspek lain konstan, akan menyebabkan pengurangan nilai Y’ sebesar 0,269. Koefisien regresi aspek power (b2) adalah -0,162. Hal ini menunjukkan bahwa setiap peningkatan satu skor aspek power (X2) dengan asumsi aspek lain konstan, akan menyebabkan pengurangan nilai Y’ sebesar 0,162. Di sisi lain, untuk melihat besarnya sumbangan self esteem terhadap obesitas, perlu diketahui koefisien determinasi atau (
.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Tabel 15 Sumbangan Self Esteem Terhadap Obesitas Mo
R
del
R
Adjuste
Std.
Squar
dR
Error of
-
e
Square
the
Watso
Estimat
n
e
Change Statistics
Durbin
R
F
d
df
Sig. F
Square
Chang
f
2
Chang
Chang
e
1
17.752
2
e
e 1
.589a
.346
.327
1.66
.346
67
Dari hasil analisis didapatkan (RYY’) = 0,589 dan Nilai tersebut memiliki arti bahwa koefisien determinasi (
.000
1.916
= 0.346. dari variabel
self esteem terhadap variabel obesitas adalah sebesar 0,346 (35%). Hal ini menunjukkan adanya sumbangan efektif dari variabel self esteem sebesar 35% terhadap obesitas pada wanita dewasa awal. Hasil ini juga menunjukkan bahwa ada sumbangan 65% yang berasal dari variabel lain. E. Pembahasan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara self esteem dan obesitas. Berdasarkan hasil analasis statistik uji hipotesis menggunakan teknik korelasi product moment melalui windows spss 16.00 didapatkan koefisien korelasi sebesar -0,581 dengan nilai p = 0,00 (p<0,01), sehingga hipotesis terbukti. Hal ini menunjukkan adanya hubungan negatif signifikan antara variabel self esteem dan obesitas. Semakin tinggi self esteem yang dimiliki oleh wanita dewasa awal, maka semakin rendah tingkat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
obesitasnya, begitu juga sebaliknya.
Self esteem sebagai dasar individu
melakukan perilaku membuat wanita dewasa awal mampu menentukan mana perilaku yang baik bagi dirinya dan yang perlu dihindari. Pengontrolan pada perilaku makan dan melakukan aktivitas fisik meminimalisir terjadinya penumpukan lemak pada tubuh, sehingga sehingga individu terhindar dari obesitas. Berdasarkan uji hipotesis yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa self esteem memiliki peran dalam terjadinya obesitas pada seorang individu. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh French dkk (1995) di mana self esteem yang dimiliki oleh seorang individu memiliki pengaruh terhadap tingkat obesitas yang dimiliki oleh individu tersebut. Hal ini dikarenakan aspek dari self esteem yaitu feelings of belonging dan power merupakan karakteristik dalam diri individu untuk mampu mengatur pola makan dan merawat diri mereka, sehingga terhindar dari obesitas. Berdasarkan uji hipotesis yang telah dilakukan, juga didapatkan hasil bahwa self esteem memberikan dampak terhadap terjadinya obesitas pada diri individu. Hasil dari analisis regresi menggunakan windows spss 21.00, diperoleh hasil bahwa self esteem mempunyai kontribusi terhadap obesitas sebesar 35%. Hal ini menunjukkan bahwa masih ada kontribusi sebesar 65% dari variabel lain terhadap obesitas. Hal ini didukung oleh Roberts, Deleger, Strawbridge, dan Kaplan yang mengatakan bahwa masih terdapat variabel yang berkontribusi dalam terjadinya obesitas pada diri individu, antara lain depresi dan kesehatan mental (2003).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Lebih jauh, berdasarkan uji regresi antara kedua aspek self esteem terhadap obesitas menggunakan teknik regresi melalui windows spss 21.00. Diperoleh hasil di mana nilai konstanta atau intersep (Y’) adalah 51,099. Kemudian, nilai koefisien aspek feelings of belonging adalah -0,269. Sementara nilai koefisien aspek power adalah sebesar -0,162. Hal ini menunjukkan bahwa setiap peningkatan satu skor aspek feelings of belonging (X1) dengan asumsi aspek lain konstan, akan menyebabkan pengurangan nilai Y’ sebesar 0,269. Lalu, setiap pengingkatan satu skor aspek power dengan asumsi aspek lain konstan, akan menyebabkan pengurangan nilau Y’ sebesar 0,162. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pengaruh aspek feelings of belonging lebih besar daripada aspek power terhadap obesitas. Jika kita melihat kembali pengaruh kedua aspek self esteem yaitu power dan feelings of belonging, didapatkan hasil bahwa nilai koefisien aspek feelings of belonging lebih tinggi dibandingkan power, yaitu dengan skor -0,269. Di sisi lain, nilai koefisien aspek feelings of belonging juga signifikan (p=0,00), sementara nilai koefisien aspek power tidak siginifkan (p=0,074). Hal ini menunjukkan bahwa korelasi antara aspek feelings of belonging terhadap obesitas lebih kuat daripada power. Feelings of belonging berbicara mengenai aktivitas fisik yang dilakukan oleh individu sebagai bentuk penghargaan atas dirinya. Penelitian yang dilakukan oleh Kruger dkk (2008) menunjukkan bahwa aktivitas fisik merupakan hal yang selalu dilakukan untuk menghindari obesitas. Tetap adanya makanan yang masuk ke dalam setiap harinya, maka diperlukan cara untuk membakar hasil proses pencernaannya. Aktivitas fisik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
inilah yang kemudian yang membakar hasil proses pencernaan pada tubuh, sehingga tubuh mampu terhindar dari obesitas. Lin, dkk (1999) mengatakan bahwa resiko obesitas masih tetap ada meskipun individu mengontrol pola makan mereka. Hal ini dikarenakan masih terdapat kemungkinan terjadinya penumpukan lemak akibat aktivitas makan. Makan yang merupakan proses yang berulang kali dilakukan oleh individu, maka diperlukan pembakaran pada hasil proses pencernaan makanan tersebut yang berupa lemak dan gula. Ketika individu tidak mampu membakar hasil proses pencernaan mereka dengan baik, resiko obesitas justru akan semakin meningkat (Lin dkk, 1999). Feelings of belonging merupakan aspek self esteem yang berbicara mengenai bagaimana individu menghargai dan mencintai dirinya (Brown, 2013). Aspek ini merujuk pada salah satu model self esteem yaitu physical self esteem. Physical self esteem merupakan model self esteem yang berbicara mengenai seberapa banyak individu melakukan aktivitas fisik (McAuley, dkk, 2003). Aktivitas fisik yang dilakukan oleh individu ini merupakan bentuk penghargaan individu terhadap diri mereka. Semakin individu menghargai diri mereka, maka individu akan merawat diri mereka, di mana bentuk perawatan diri yang dilakukan oleh individu yang memiliki pshysical self esteem yang tinggi adalah dengan melakukan aktivitas fisik untuk membakar hasil proses pencernaan dalam tubuh, dalam rangka menjaga kesehatan mereka (McAuley, dkk, 2005). Ketika pembakaran hasil proses pencernaan dapat berjalan dengan maksimal, maka obesitas pun dapat dihindari. Hal inilah yang menyebabkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
aspek feelings of belonging menjadi krusial dalam individu mencegah terjadinya obesitas. Selain itu berdasarkan hasil analisis deskriptif data pada 70 subjek penelitian didapatkan hasil rerata empiris self esteem lebih tinggi dibandingkan rerata teoritis, di mana skor rerata empiris self esteem adalah 99,1 dan rerata teoritis self esteem adalah 82,5. Hal ini menunjukkan bahwa pada umumnya penelitian memiliki self esteem yang di atas rata-rata. Data persebaran tingkat self esteem subjek juga mendukung hasil tersebut. Dari total 70 subjek tidak ada yang masuk dalam kategori self esteem rendah. Untuk kategori self esteem sedang terdapat 40 subjek dan 30 sisanya masuk dalam kategori self esteem tinggi. Hal ini dikarenakan keadaan self esteem individu pada masa dewasa awal umumnya sudah lebih baik dan stabil daripada masa remaja, di mana pada masa remaja self esteem seorang individu cenderung lebih rendah dan fluktuatif (Orth, dkk, 2010). Oleh karena itu, tingkat self esteem pada subjek penelitian kali ini di atas rata-rata. Sementara itu berdasarkan hasil analisis deskriptif data pada 70 subjek penelitian, didapatkan hasil kategorisasi tingkat obesitas subjek. Dari total 70 subjek, 56 subjek menderita obesitas I. Sementara itu, 14 yang lain menderita obesitas II. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa mayoritas subjek berada pada kategori obesitas I.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Ada hubungan negatif (-) yang signifikan antara self esteem dan obesitas pada wanita dewasa awal. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi self esteem wanita dewasa awal, maka semakin rendah obesitas yang dimiliki oleh wanita dewasa awal tersebut, begitu juga sebaliknya. 2. Meskipun kedua aspek dari self esteem yaitu power dan feelings of belonging, pada penelitian kali memiliki kontribusi terhadap terjadinya obesitas, namun kontribusi aspek power tidak signifikan. Oleh karena itu, perlu adanya perhatian lebih terhadap aspek feelings of belonging dikarenakan aspek inilah yang memiliki kontribusi signifikan terhadap terjadinya obesitas. 3. Sumbangan efektif variabel self esteem terhadap obesitas adalah sebesar 35%. Hal ini menunjukkan bahwa variasi obesitas dapat dijelaskan dari variasi self esteem dengan sumbangan efektif sebesar 35% dan variabel lain sebesar 65%
76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
B. Saran Berdasarkan penelitian ini, terdapat beberapa saran yang dapat peneliti ajukan, yaitu: 1. Bagi wanita dewasa awal Wanita dewasa awal diharapkan mampu meningkatkan feelings of belonging mereka, yaitu rasa penghargaan akan diri sendiri. Hal ini dapat dilakukan dengan tetap menyempatkan diri melakukan olahraga di tengah-tengah kesibukan mereka. Olahraga yang dapat dilakukan antara lain jogging dan berenang, serta minimal dilakukan seminggu sekali. 2. Bagi para peneliti yang memiliki topik yang sama a. Peneliti berharap jika ada peneliti yang berminat menggunakan topik yang serupa dalam penelitiannya agar memperhatikan pengambilan data dalam rangka mencari indeks massa tubuh subjek. Perlu dilakukan pengukuran tinggi badan dan berat badan secara langsung agar subjek tidak melakukan faking dalam proses pengisian skala. b. Peneliti juga berharap pada penelitian selanjutnya agar memperhatikan jumlah subjek. Peneliti merasa jumlah subjek masih sedikit, sehingga belum secara sempurna mewakili populasi. Oleh karena itu pada penelitian selanjutnya diharapkan bisa menambah subjek pada topik penelitian yang serupa. c. Kurang bervariasinya usia subjek juga menjadi kekurangan pada penelitian kali ini. Peneliti selanjutnya diharapkan mencari subjek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
pada kelompok usia yang lebih bervariasi, sehingga dapat mewakili populasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Ahmed, E. A., Ahmed, A. A., Huque, M. S., Abdulhameed, A., Khan, I., Muttappallymyalil, J. (2015). Obesity Among University Student: A Cross-Sectional Study in Ajman, UAE. Gulf Medical Journal, 4 (S2), S14-S23. Diunduh dari www.gulfmedicaljournal.com Albo, J. M., Nunez, J. L., Navarro. J. G., Grijalvo. F. (2007). The Rosenberg Selfesteem Scale: Translation and Validation in Universuty Students. The Spanish Journal of Psychology, Vol 10, No. 2, 458 – 467. Asri, N. D., & Setiasih. (2004). Penerapan Metode Akupuntur Pada Wanita Penyandang Obesitas. ANIMA Vol. 19 No.3, 286-296 Azwar, S. (2012). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Belajar. Balitbangkes RI. (2010). Riset Kesehatan Dasar 2010. Jakarta. Balitbang Kemenkes RI. (2013). Riset Kesehatan Dasar; RISKESDAS. Jakarta: Balitbang Kemenkes RI Baumgardner, S.R., & Crothers, M. K., (2010). Positive Psychology. United States of America: Pearson Prentice Hall. Bosson, J. K., Brown, R. P., Zeigler-Hill, V., & Swann, W. B., Jr. (2003). Selfenhancement tendencies among people with high explicit self-esteem: The moderating role of implicit self-esteem. Self and Identity, 2, 169-187. Bosson, J. K., Swann, W. B., Pennebaker, J. W., (2000). Stalking The Perfect Measure of Implicit Self-Esteem: The Blind Men and The Elephant Revisited. Journal of Personality Social Psychology, 79 (4), 631-43. Diunduh dari https://www.ncbi.nlm.nih.gov/ Branden, Nathaniel. (1969). The Psychology of Self Esteem. San Fransisco: JoseyBass.Inc Brissett, D. (1972). Toward a clarification of self-esteem. Journal of Psychiatry, 35, 255-263. Brown, Jonathon. D., (1997). The Self. Oxford: Psychology Press. Diunduh dari https://www.routledge.com/ Calle EE, Rodriguez C, Walkerthurmond K, Thun MJ. (2003). Overweight, obesity, and mortality from cancer in a prospectively studied cohort of U.S. adults. The New England Journal of Medicine 348 (17), 1625– 38. 79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Chang, Y. K., Nien, Y. H., Tsai, C. L., & Etnier, J. L. (2010). Physical activity and cognition in older adults: the potential of Tai Chi Chuan. Journal of Aging and Physical Activity, 18, 451-472. Coopersmith, S., (1967). The Antecedents of Self Esteem. San Fransisco: W. H. Freeman Company. Creemers, D. H. M., Scholte, R. H. J., Engels, R. C. M. E., Prinstein, M. J., Wiers, R. W. H. J., (2012). Implicit and Explicit Self-Esteem As Concurrent Predictors of Suicidal Ideation, Depressive Symptoms, and Loneliness. Journal of Behavior Therapy and Experimental Psychiatry, 43 (1). 638646. Diunduh dari http://devpsychopathologyru.nl Dallman, M. F., Pecoraro, N., Akana, S. F., La Fleur, S. E., Gomez, F., Houshyar, H., Bell, M. E., Bhatnagar, S., Laugero, K. D., Manalo, S. (2003). Chronic Stress and Obesity: A New View of “Comfort Food”. Proceeding of the National Academy of Sciences of the United States of America, 100 (20), 11696-701. Dariyo, Agoes. (2004). Psikologi Perkembangan Remaja. Bogor: Ghalia Indonesia. Depdikbud, (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Epstein, S., & Morling, B. (1995). Is The Self Motivated To Do More Than Enhance and/or Verify Itself?. Dalam M. H. Kernis (Ed.), Efficacy, agency, and self-esteem (pp. 9–30). New York: Plenum Fabricatore, A. N., & Wadden, T. A., (2005). Lifestyle Modification in the Treatment of Obesity. Dalam Goldstein, D. J., The Management of Eating Disorders and Obesity (Eds 2nd). . New Jersey: Human Press Fallon, A. (1990). Body Images: Development, Deviance, and Change. New York: Guilford Press. Feist, J., & Gregory J. Feist. (2006). Theories of Personality Sixth Edition. United States: McGraw-Hill Companies Inc. Ferris, L. D., Brown, D. J., Lian, H., Keeping, L. M., (2009). When Does SelfEsteem Relate to Deviant Behavior? The Role of Contingencies of Self Worth. Journal of Applied Psychology, 94 (5), 1345-1353. Diunduh dari http://psycnet.apa.org/psycinfo/2009-12532-017 Flynn, H.K.. (2001). Self-esteem Theory and measurement : a critical review. Journal of Feminist Theory & Culture, 3. Diunduh dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
http://journals.sfu.ca/thirdspace/index.php/journal/article/viewArticle/koh l er-flynn/164 Frank, E., De Raedt, R., Dereu, M., Van den Abbeele, D. (2007). Implicit and Explicit Self Esteem in Currently Depressed Individuals With and Without Suicidal Ideation. Journal of Behavior Therapy and Experimental Psychiatry. 38 (1), 75-85. (Diterbitkan 10 Juli 2006) Frank, E., De Raedt, R., De Houwer, J. (2007). Implicit But Not Explicit SelfEsteem Predicts Future Depressive Symptomatology. Behaviour Research and Therapy. 45 (10), 2448-55. (Dipublikasikan 4 Februari 2007). Franzio, Shields. (2002). The Body Esteem Scale A Handbook of Theory, and Clinical Practice. New York : The Guilford Press French, Simone. A., Story, M., Perry. Cheryl. L., (1995). Self Esteem and Obesity in Children and Adolescent: A Literature Review. Obesity Research Volume 3, 5. Gianini, L, M., & Smith, J. E., (2008). Body Dissatisfaction Mediates the Relationship between Self-Esteem and Restrained Eating in Female Undergraduates. International Journal of Behavior Consultation and Therapy, 4(1). Diunduh dari http://files.eric.ed.gov/fulltext/EJ861335.pdf Goble, G. F. (1987). Mazhab Ketiga Psikologi Humanistik Abraham Maslow. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Greenwald, A. G., Banaji, M. R., (1995). Implicit Social Cognition: Attitudes, Self Esteem, and Stereotypes. Psychological Review, 102 (1), 4-27. Diunduh dari https://faculty.washington.edu Harper I, Deaton BJ, Driskel JA. (1986). Pangan, Gizi dan Pertanian. Alih bahasa : Suhardjo. Universitas Indonesia Press, Jakarta. Harre, Rom. & Roger, Lamb. (1996). Ensiklopedi Psikologi. Terjemahan Ediati Kamil. Jakarta: Arcan. Hill, A. J., (2009). Social and Psychological Factors in Obesity, in Obesity: Science to Practice (Eds G. Williams and G. Frühbeck). UK: John Wiley & Sons, Ltd. Hurlock, E. B. (1999). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Ruang Kehidupan. Edisi 5. Jakarta: Erlangga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Jumlah Orang Obesitas di Indonesia Terus Meningkat. (2014, 14 Juni). Diunduh dari http://nationalgeographic.co.id/berita/2014/06/jumlah-orangobesitas-di-indonesia-terus-meningkat Karasu, Sylvia, R., (2012). Of Mind and Matter: Psychological Dimensions in Obesity. American Journal of Psychoterapy, Vol. 66, No.2 Kruger, J., Blanck, H. M., Gillespie, C. (2008). Dietary Practices, Dining Out Behavior, and Physical Activity Correlates of Weight Loss Maintenance. Preventing Chronic Disease, 5 (1), A11. Kulie, Teresa., Slattengren, Andrew., Redmer, Jackie., Counts., Eglash, Anne., Schrager, Sarina. (2011). Obesity and Women’s Health: An EvidenceBased Review. Journal of The American Board of Family Medicine, 24, 75-85. Diunduh dari http://www.jabfm.org/content/24/1/75 Leary. M. R., (2005). Sociometer Theory and The Pursuit of Relational Value: Getting To The Root of Self-Esteem. European Review of Social Psychology, 16, 75 – 111. Lin, B., Guthrie, J. F., Frazao, E., (1999). Nutrient Contribution of Food Away From Home, America Eating Habits: Changes and Consequences . Washington, DC: US Dept of Agriculture, Economic Research Service, 213-242. Ma, Y., Bertone, E,R., Stanek, E, J., Reed, G, W., Hebert, J, R., Cohen, N, L., Merriam, P, A., Ockene, I, S,. (2003). Association between Eating Pattern and Obesity in Free living US Adult Population. American Journal of Epidemiology, 158(1): 85-92. McAuley, E., Elavsky, S., Motl, R, W., Konopack, J, F., Hu, L., Marquez, D. X., (2005). Physical Activity, Self Efficacy, and Self Esteem: Longitudinal Relationships in Older Adults. Journal of Gerontolog: PSYCHOLOGICAL SCIENCES, 60(5), 268-275. Diunduh dari http://psychsocgerontology.oxfordjournals.org/ Moksnes, U. K., Moljord, I. E., Espnes, G. A., & Byrne, D. G. (2010). The Association Between Stress and Emotional States in Adolescents: The Role of Gender and Self-Esteem. Personality and Individual Differences, 430- 435. Moore, Mary Courtney. (1997). Terapi Diet dan Nutrisi. Jakarta : Hipokrates Murk. C. J., (2006). Self-Esteem Research, Theory, and Practice : Toward A Positive Psychology of Self-Esteem (Ed 3). New York : Springer Publishing Company Inc
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Mustafa, Zainal. (2011). Mengurai Variabel Hingga Intrumentasi. Yogyakarta: Graha Ilmu. Mu’tadin, Z. (2002). Pengantar Pendidikan dan Ilmu Perilaku Kesehatan. Yogyakarta. Andi Offset Myers,
Michael D. (2004). Definition http://www.weight.com/definition.asp
of
Obesity.
Diunduh
dari
Neal, D., & Carey, K. (2005). A Follow-Up Psychometric Analysis Of The SelfRegulation Questionnaire. Psychology of Addictive Behaviors, 19(4), 414–422. Neumark-Sztainer, D., Paxton, S., Hannan, P., Haines, J., & Story, M. (2006). Does body satisfaction matter? Five-year longitudinal associations between body satisfaction and health behaviors in adolescent females and males. Journal of Adolescent Health, 39, 244-251. Orth, U., Robins, R. W., & Roberts, B. W. (2008). Low Self-Esteem Prospectively Predicts Depression in Adolescence and Young Adulthood. Journal of Personality and Social Psychology, 695-708. Orth, U. Trzesniewski, K.H. Robins, R.W. (2010_. Self-Esteem Development From Young Adulthood to Old Age: A Cohort-Sequential Longitudinal Study. Journal of Personality and Social Psychology, 2010, Vol. 98, No. 4, 645–658 Pingkan, Palilingan. (2010). Apakah Anak Anda Obesitas?. Diunduh dari http://www.ekahospital.com/uploads/bulletins/final/%/20/draf.pdf\ Park, Hyejin., & Kisok, Kim. (2012). Association of Alcohol Consumption with Lipid Profile in Hypertensive Men. Oxford Journals – Alcohol and Alcoholism. Diunduh dari http://alcalc.oxfordjournals.org/content/early/2012/02/26/alcalc.ags019 Priyani. (1998). Obesitas dan Pengelolaannya. Widya Darma, edisi Oktober, 99109. Pratiwi, L. R., (2011). Hubungan Kebermaknaan Hidup Dengan Self Esteem Pada Penghuni/Siswa Pusat Rehabilitasi Narkoba Rumah Damai. (Skripsi, Semarang, Universitas Negeri Semarang). Diunduh dari http://lib.unnes.ac.id Roberts, R. E., Deleger, S., Strawbride, W, J., Kaplan, G. A., (2003). Prospective Association Between Obesity and Depression; Evidence from The
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Alameda County Study. School of Public, The University of Texas Health Science Center. International Journal of Obesity, 514-21. Roche. (2008). Weight Management. Roche Indonesia: Jakarta Rogers, C. R., & Dymond, R. (1954). (Eds.). Psychotherapy and personality change. Chicago: University of Chicago Press. Salmiyati. 2011. Harga diri (self-esteem) Remaja Panti Asuhan Di Pekanbaru. Fakultas Psikologi UIN Suska Riau (dipublikasikan). Santrock, J.W. (2002). Life-Span Development: Perkembangan Masa Hidup (edisi kelima). (Penerj. Achmad Chusairi, Juda Damanik; Ed. Herman Sinaga, Yati Sumiharti). Jakarta: Erlangga. Santrock, J. W., (2007). Psikologi Perkembangan. Edisi 11 Jilid 1. Jakarta: Erlangga Schröder-Abé, M., Rudolph, A., & Schütz, A. (2007). Implicit Self-Esteem: Assessment Options and Discrepancies with Explicit Self-Esteem. Paper disajikan dalam The 9th European Conference on Psychological Assessment, Thessaloniki, Yunani. Schunk, D. H., & Zimmerman, B. J. (1998). Self Regulated Learning: From Teaching to Self Reflective Practice. New York : The Guilford Press. Siregar, Syofian. (2013). Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT. Bumi Aksara Stunkard, A. J., Faith, M. S., Allison, K. C., (2003). Depression and Obesity. A Journal of Psychiatric Neuroscience and Therapeutics, Vol. 54, 3, 330337. Sugiyono. (2000). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Supratiknya, A. (2014). Pengukuran Psikologis. Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma. Suyono, S., Djauzi, S., (1994). Penyakit Degeneratif dan Gizi Lebih Baik. Widya Karya Pangan dan Gizi V. Jakarta: LIPI. Swann, W B., Jr., & Schroeder, D. G. (1995). The Search For Beauty and Truth: A Framework For Understanding Reactions To Evaluations. Personality and Social Psycbologv Bulletin, 21, 1307-1318.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Taniredja, T. & Mustafidah, H. (2011). Penelitian Kuantitatif (Sebuah Pengantar). Bandung: Alfabeta. Usia Awal Terkena Obesitas Menentukan Kesehatan Tubuh Dikemudian Hari. (2014, 7 Mei). Diunduh dari https://duniafitnes.com/news/usia-awalterkena-obesitas-menentukan-kesehatan-tubuh-dikemudian-hari.html Utomo, G. T., Said, Junaidi,. Rahayu, Setya. (2012). Latihan Senam Aerobik Untuk Menurunkan Berat Badan, Lemak, Dan Kolesterol. Journal of Sport Sciences and Fitness. Diunduh dari http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jssf/article/view/205/235
Wadden, T. A., Brownell, K. D., Foster, G. D., (2002). Obesity: Responding to The Global Epidemic. Journal of Consulting and Clinical Psychology, 70(30), 510-525. Wilborn, C., Beckham, J., Campbell, B., Harvey, T., Galbreath, M., La, Bounty P., et al. (2005). Obesity: prevalence, theories, medical consequences, management, and research directions. Journal International Social Sports Nutrition, 2, 4–31. World Health Organization. (2011). Childhood Overweight and Obesity. Diunduh dari http://www.who.int/dietphysicalactivity/childhood/en.html World Health Organization. (2013). About Cardiovascular diseases. Diunduh dari http://www.who.int/cardiovascular_diseases/about_cvd/en/ accessed on. Wulandari, Tri dan Zulkaida, Anita. (2007). Self Regulated Behavior Pada Remaja Putri yang mengalami Obesitas. Jurnal PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitek, & Sipil), 5, 1858-2559. Diunduh dari http://www.balipost.co.id/balipostcetak/2004/3/7/ce2.html
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 1 Skala Self Esteem (Uji Coba)
Perkenalkan, saya Yosua Cahyo Putro. Saya adalah mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. Dalam rangka memenuhi persyaratan untuk menyelesaikan tugas akhir, maka saya mengharapkan partisipasi anda untuk mengisi kuesioner ini. Topik saya dalam penelitian ini adalah mengenai pandangan terhadap diri sendiri. Informasi yang anda berikan akan menjadi informasi yang berguna apabila anda memberikan jawaban yang jujur, spontan, dan apa adanya. Tidak ada jawaban yang benar atau yang salah, maka silakan anda memberikan jawaban yang paling sesuai dengan diri anda. Saya memahami bahwa mungkin saja jawaban yang anda berikan bersifat rahasia. Oleh karena itu, saya akan menjaga kerahasiaan identitas dan jawaban yang telah anda berikan. Saya hanya akan menggunakan informasi dari anda untuk kepentingan penelitian ini saja. Saya mengucapkan terimakasih atas kerjasama dan kesediaan anda untuk mengisi kuesioner ini.
86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
LEMBAR PERNYATAAN KESEDIAAN Setelah membaca dan memahami informasi yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sdr. Yosua Cahyo Putro, saya bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini. Saya berpartisipasi secara suka rela dan tanpa paksaan atau tekanan dari pihak tertentu. Semua jawaban yang saya berikan dalam skala penelitian merupakan jawaban yang jujur dan murni berasal dari diri saya yang sesungguhnya, dan bukan berdasarkan apa yang benar atau salah dan apa yang baik atau buruk dalam masyarakat. Saya juga mengijinkan peneliti untuk menggunakan jawabanjawaban yang saya berikan untuk kepentingan penelitian ini.
Menyetujui, …, ……………. 2016
.........................................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
DATA IDENTITAS
Inisial
:
Usia
:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
PETUNJUK PENGERJAAN Berikut ini terdapat 41 pernyataan, bacalah dan pahami setiap pernyataan yang ada dengan seksama. Berilah tanda silang (X) di dalam pilihan kotak yang tersedia, yaitu : SS
: Bila pernyataan tersebut “SANGAT SETUJU” dengan diri
Anda S
: Bila pernyataan tersebut “SETUJU” dengan diri Anda
TS
: Bila pernyataan tersebut “TIDAK SETUJU” dengan diri
Anda STS : Bila pernyataan tersebut “SANGAT TIDAK SETUJU” dengan diri Anda Anda bebas dalam menentukan pilihan atas jawaban Anda sendiri. Dalam hal ini tidak ada jawaban yang benar maupun jawaban yang salah, karena jawaban yang Anda pilih mencerminkan diri Anda masing-masing. Contoh cara pengisian : Pernyataan Saya gemar menonton film
SS
S
TS
X
Ketika Anda keliru dalam memilih jawaban, Anda dapat memberikan tanda sama dengan (=) pada jawaban yang telah anda pilih sebelumnya dan memberikan tanda silang (X) pada jawaban yang lebih menggambarkan diri Anda.
STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Contoh koreksi : Pernyataan Saya gemar menonton film
SS
S
TS
X
STS
X
Pastikan tidak ada jawaban yang terlewatkan. Selamat Mengerjakan !
No.
Pernyataan
1.
Saya merasa diri saya berguna bagi orang di sekitar saya.
2.
Saya merasa harus menjaga kebersihan diri dengan baik.
3.
Saya merasa berpenampilan yang baik adalah hal penting.
4.
Saya menjaga diri saya agar tidak mudah dilecehkan orang lain.
5.
Saya rasa penting untuk menjaga kesehatan diri saya.
6.
Saya merasa diri saya istimewa.
7.
Saya merasa setiap bagian dari diri saya sangatlah berharga.
8.
Saya menyukai diri saya sendiri
9.
Saya bangga dengan diri saya sendiri.
10.
Saya mampu menerima diri saya apa adanya.
11.
Saya memberikan perhatian pada diri saya sendiri.
12.
Penting bagi saya untuk merawat diri saya
SS
S
TS
STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
No.
Pernyataan
SS
sendiri. 13.
Saya merasa memprioritaskan diri saya sendiri merupakan suatu hal yang perlu dilakukan.
14.
Saya mampu mengatur apa yang akan saya lakukan dalam kehidupan sehari-hari.
15.
Saya bisa menahan keinginan saya akan suatu hal, yang sebenarnya tidak saya butuhkan.
16.
Saya bisa menolak ajakan teman saya untuk melakukan
sesuatu
yang
saya
rasa
akan
merugikan diri saya sendiri. 17.
Saya merupakan pribadi yang disiplin.
18.
Saya paham betul akan dampak dan tujuan dari apa yang saya lakukan.
19.
Saya selalu berhati-hati dalam dalam berperilaku.
20.
Saya bisa mengetahui kapan saya harus bertindak dan kapan saya harus diam.
21.
Saya mampu mengendalikan emosi saya.
22.
Saya merasa keberadaan diri saya hanya menyusahkan orang lain.
23.
Kebersihan bukan merupakan hal yang penting bagi saya.
24.
Setiap orang bisa melecehkan diri saya, dan itu merupakan hal yang wajar.
25.
Saya merasa sakit merupakan hal yang wajar dan saya tidak perlu melakukan pencegahan khusus atas hal tersebut.
26.
Saya merasa diri saya buruk.
27.
Saya tidak khawatir diri saya sendiri terluka.
28.
Saya membenci keadaan diri saya sendiri.
S
TS
STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
No.
Pernyataan
SS
29.
Saya merasa malu dengan diri saya.
30.
Saya merasa jengkel dan tidak puas dengan
S
TS
STS
keadaan diri saya sendiri. 31.
Saya merasa keadaan diri saya bukanlah hal yang penting.
32.
Saya merasa buang-buang waktu untuk merawat diri saya sendiri.
33.
Saya merasa hal-hal mengenai diri saya pribadi tidak terlalu penting dan bisa dikesampingkan.
34.
Saya hanya mengikuti keinginan saya semata dalam berperilaku.
35.
Saya tidak bisa membedakan mana kebutuhan dan keinginan saya.
36.
Saya selalu menerima ajakan teman saya untuk melakukan sesuatu.
37.
Melanggar aturan adalah hal yang biasa bagi saya.
38.
Dalam
berperilaku,
saya
hanya
mengikuti
lingkungan di sekitar saya. 39.
Dalam
berperilaku,
saya
biasanya
seenak
kehendak saya sendiri. 40
Saya
tidak
bisa
menghentikan
melakukan
kegiatan yang saya sukai. 41.
Saya memiliki emosi yang tidak stabil.
Periksa kembali jawaban anda, jangan sampai ada yang terlewati atau kosong. Terima kasih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Lampiran 2 Skala Self Esteem (Setelah Uji Coba)
Perkenalkan, saya Yosua Cahyo Putro. Saya adalah mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. Dalam rangka memenuhi persyaratan untuk menyelesaikan tugas akhir, maka saya mengharapkan partisipasi anda untuk mengisi kuesioner ini. Topik saya dalam penelitian ini adalah mengenai pandangan terhadap diri sendiri. Informasi yang anda berikan akan menjadi informasi yang berguna apabila anda memberikan jawaban yang jujur, spontan, dan apa adanya. Tidak ada jawaban yang benar atau yang salah, maka silakan anda memberikan jawaban yang paling sesuai dengan diri anda. Saya memahami bahwa mungkin saja jawaban yang anda berikan bersifat rahasia. Oleh karena itu, saya akan menjaga kerahasiaan identitas dan jawaban yang telah anda berikan. Saya hanya akan menggunakan informasi dari anda untuk kepentingan penelitian ini saja. Saya mengucapkan terimakasih atas kerjasama dan kesediaan anda untuk mengisi kuesioner ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
LEMBAR PERNYATAAN KESEDIAAN Setelah membaca dan memahami informasi yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sdr. Yosua Cahyo Putro, saya bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini. Saya berpartisipasi secara suka rela dan tanpa paksaan atau tekanan dari pihak tertentu. Semua jawaban yang saya berikan dalam skala penelitian merupakan jawaban yang jujur dan murni berasal dari diri saya yang sesungguhnya, dan bukan berdasarkan apa yang benar atau salah dan apa yang baik atau buruk dalam masyarakat. Saya juga mengijinkan peneliti untuk menggunakan jawabanjawaban yang saya berikan untuk kepentingan penelitian ini.
Menyetujui, …, ……………. 2016
……………………...
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
DATA IDENTITAS
Inisial
:
Usia
:
Tinggi Badan
:
Berat Badan
:
Jenis Pekerjaan
:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
PETUNJUK PENGERJAAN Berikut ini terdapat 33 pernyataan, bacalah dan pahami setiap pernyataan yang ada dengan seksama. Berilah tanda silang (X) di dalam pilihan kotak yang tersedia, yaitu : SS
: Bila pernyataan tersebut “SANGAT SETUJU” dengan diri
Anda S
: Bila pernyataan tersebut “SETUJU” dengan diri Anda
TS
: Bila pernyataan tersebut “TIDAK SETUJU” dengan diri
Anda STS : Bila pernyataan tersebut “SANGAT TIDAK SETUJU” dengan diri Anda Anda bebas dalam menentukan pilihan atas jawaban Anda sendiri. Dalam hal ini tidak ada jawaban yang benar maupun jawaban yang salah, karena jawaban yang Anda pilih mencerminkan diri Anda masing-masing. Contoh cara pengisian : Pernyataan Saya gemar menonton film
SS
S
TS
X
Ketika Anda keliru dalam memilih jawaban, Anda dapat memberikan tanda sama dengan (=) pada jawaban yang telah anda pilih sebelumnya dan memberikan tanda silang (X) pada jawaban yang lebih menggambarkan diri Anda.
STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Contoh koreksi : Pernyataan
SS
Saya gemar menonton film
X
S
TS X
Pastikan tidak ada jawaban yang terlewatkan. Selamat Mengerjakan !
STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
No.
Pernyataan
SS S
1.
Saya merasa diri saya berguna bagi orang di sekitar saya.
2.
Saya merasa harus menjaga kebersihan diri dengan baik.
3.
Saya menjaga diri saya agar tidak mudah dilecehkan orang lain.
4.
Dalam berperilaku, saya biasanya seenak kehendak saya sendiri.
5.
Saya merasa setiap bagian dari diri saya sangatlah berharga.
6.
Saya menyukai diri saya sendiri
7.
Dalam
berperilaku,
saya
hanya
mengikuti lingkungan di sekitar saya. 8.
Saya mampu menerima diri saya apa adanya.
9.
Melanggar aturan adalah hal yang biasa bagi saya.
10. Saya selalu menerima ajakan teman saya untuk melakukan sesuatu. 11. Saya mampu mengatur apa yang akan saya lakukan dalam kehidupan seharihari. 12. Saya bisa menahan keinginan saya akan suatu hal, yang sebenarnya tidak saya butuhkan.
TS
STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
13. Kebersihan bukan merupakan hal yang penting bagi saya. 14. Saya merasa sakit merupakan hal yang wajar dan saya tidak perlu melakukan pencegahan khusus atas hal tersebut. 15. Saya bisa mengetahui kapan saya harus bertindak dan kapan saya harus diam. 16. Saya mampu mengendalikan emosi saya. 17. Saya merasa keberadaan diri saya hanya menyusahkan orang lain. 18. Saya
rasa
penting
untuk
menjaga
kesehatan diri saya. 19. Saya paham betul akan dampak dan tujuan dari apa yang saya lakukan. 20. Saya merasa diri saya buruk. 21. Saya membenci keadaan diri saya sendiri. 22. Saya bangga dengan diri saya sendiri. 23. Saya merasa keadaan diri saya bukanlah hal yang penting. 24. Saya memberikan perhatian pada diri saya sendiri. 25. Penting bagi saya untuk merawat diri saya sendiri. 26. Saya hanya mengikuti keinginan saya semata dalam berperilaku.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
27. Saya tidak bisa membedakan mana kebutuhan dan keinginan saya. 28. Saya merasa diri saya istimewa. 29. Saya merupakan pribadi yang disiplin. 30. Saya bisa menolak ajakan teman saya untuk melakukan sesuatu yang saya rasa akan merugikan diri saya sendiri. 31. Saya merasa malu dengan diri saya. 32
Saya merasa buang-buang waktu untuk merawat diri saya sendiri.
33. Saya merasa hal-hal mengenai diri saya pribadi tidak terlalu penting dan bisa dikesampingkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Lampiran 3 Hasil Seleksi Item Skala Self Esteem
Item-Total Statistics Scale Mean if Item Scale Variance if Deleted
Item Deleted
Corrected Item-
Cronbach's Alpha
Total Correlation
if Item Deleted
VAR00001
119.34
84.530
.316
.879
VAR00002
118.96
83.170
.349
.879
VAR00003
119.93
83.823
.183
.882
VAR00004
119.11
83.331
.343
.879
VAR00005
120.23
84.421
.130
.884
VAR00006
119.51
81.970
.404
.878
VAR00007
119.09
82.063
.442
.877
VAR00008
119.35
81.886
.424
.877
VAR00009
119.60
82.626
.362
.878
VAR00010
119.45
81.462
.463
.877
VAR00011
119.44
81.340
.401
.878
VAR00012
119.70
82.838
.375
.878
VAR00013
119.65
85.806
.050
.884
VAR00014
119.44
81.764
.543
.876
VAR00015
119.43
83.480
.313
.879
VAR00016
119.24
81.215
.361
.879
VAR00017
119.37
83.892
.299
.879
VAR00018
119.36
84.071
.148
.884
VAR00019
119.53
83.181
.326
.879
VAR00020
119.36
82.940
.454
.877
VAR00021
119.54
83.645
.331
.879
VAR00022
119.35
82.210
.483
.877
VAR00023
119.24
83.659
.295
.879
VAR00024
119.08
83.044
.385
.878
VAR00025
119.44
81.239
.531
.875
VAR00026
119.32
80.018
.606
.874
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
VAR00027
119.67
84.708
.136
.883
VAR00028
119.38
80.278
.591
.874
VAR00029
119.43
82.066
.494
.876
VAR00030
119.62
83.814
.247
.880
VAR00031
119.35
81.927
.492
.876
VAR00032
119.37
84.013
.375
.879
VAR00033
119.25
83.785
.318
.879
VAR00034
119.49
83.020
.324
.879
VAR00035
119.54
82.150
.397
.878
VAR00036
119.46
81.483
.487
.876
VAR00037
119.76
81.598
.377
.878
VAR00038
119.32
81.674
.475
.876
VAR00039
119.48
80.575
.632
.874
VAR00040
119.21
82.935
.377
.878
VAR00041
119.41
82.305
.466
.877
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Lampiran 4 Reliabilitas Skala Self Esteem
Reliability Statistics Cronbach's Alpha .892
N of Items 33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Lampiran 5 Deskripsi Data Penelitian
One-Sample Statistics Xmax N SE (Empiris)
70
Xmin
t
Mean 99.1
Sig. (2Std. Deviation
110
91 28.092
.000 4.594
SE (Teoritis)
70
82. 5
132
tailed)
33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Lampiran 6 Linearitas Self Esteem dan Obesitas ANOVA Table Sum of Squares IMT * Between Groups
F
Sig.
174.365
19
95.458
1
78.907
18
4.384 2.025
Within Groups
108.258
50
2.165
Total
282.623
69
SE
(Combined)
df Mean Square
Linearity
Deviation from Linearity
9.177 4.239 95.458
44.08 8
.000 .000
.026
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Lampiran 7 Normalitas Self Esteem dan Obesitas Tests of Normality a
Kolmogorov-Smirnov Statistic
df
Shapiro-Wilk
Sig.
Statistic
df
Sig.
IMT
.103
70
.062
.965
70
.046
SE
.095
70
.195
.954
70
.011
a. Lilliefors Significance Correction
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Lampiran 8 Korelasi Product Moment Self Esteem dan Obesitas
Correlations IMT IMT
Pearson Correlation
SE 1
Sig. (1-tailed) N SE
Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N
-.581
**
.000 70
70
**
1
-.581
.000 70
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Lampiran 9 Uji Regresi Aspek Power dan Feelings of Belonging terhadap Obesitas
Coefficients
Model
a
Unstandardized Coefficients
Standardized
t
Sig.
Coefficients B (Constant) 1
Std. Error
Beta
51.099
4.106
12.445
.000
fob
-.269
.053
-.518 -5.103
.000
pow
-.162
.089
-.185 -1.818
.074
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Lampiran 10 Sumbangan Self Esteem Terhadap Obesitas b
Model Summary Mo
R
R
del
1
.589
a
Adjusted Std. Error
Change Statistics
Squ
R
of the
R
F
are
Square
Estimate
Square
Chang
Change
e
.346
.327
1.66048
.346 17.752
df1
df2
DurbinSig. F
Watson
Change
2
67
.000
1.916