PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PERBEDAAN TINGKAT KEPUASAN PERKAWINAN PADA WANITA DEWASA AWAL DAN WANITA DEWASA MADYA
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi
Disusun oleh: Caecilia Adelina Lestari Ndaumanu 109114100
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015
i
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PENGESAHAN SKRIPSI PERBEDAAN TINGKAT KEPUASAN PERKAWINAN PADA WANITA DEWASA AWAL DAN WANITA DEWASA MADYA
Dipersiapkan dan ditulis oleh : Caecilia Adelina Lestari Ndaumanu NIM : 109114100
Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal dan dinyatakan memenuhi syarat
Susunan Panitia Penguji:
Nama Lengkap
Tanda Tangan
Penguji 1
.........................
Penguji 2
.........................
Penguji 3
.........................
Yogyakarta, …………………… Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Dekan, ii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
iii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
HALAMAN MOTTO
Bagaikan kuncup mawar waktunya mekar Percayalah… Tuhan jadikan semua indah pada waktuNya
Anak muda yang hebat Memberanikan diri saat takut Merajinkan diri saat malas -Mario Teguh-
As long as there is life There is hope -Tamora Pierce-
iv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan kepada Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria
Mami, Papi, Nona, dan Oeni yang senantiasa mendukung Kekasih yang setia menemani
Dosen Pembimbing yang selalu memberi masukan
Fakultasku, Psikologi USD
v
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
vi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PERBEDAAN TINGKAT KEPUASAN PERKAWINAN PADA WANITA DEWASA AWAL DAN WANITA DEWASA MADYA Caecilia Adelina Lestari Ndaumanu ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan tingkat kepuasan perkawinan pada wanita dewasa awal dan wanita dewasa madya. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif komparatif yang melibatkan 100 subjek. Subjek dalam penelitian ini merupakan perempuan berusia 20-60 tahun, telah menikah dan tinggal di Yogyakarta. Untuk pengambilan data, peneliti menggunakan Skala Kepuasan Perkawinan yang memiliki koefisien reliabilitas sebesar 0,963. Data kemudian dianalisis dengan uji parametrik independent sample t-test. Hasil analisis statistik menunjukkan tidak ada perbedaan tingkat kepuasan perkawinan pada wanita dewasa awal dan wanita dewasa madya (Sig. = 0,461, p > 0.05). Kata kunci : tingkat kepuasan perkawinan, wanita, dewasa awal, dewasa madya
vii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DIFFERENT LEVELS OF MARITAL SATISFACTION ON EARLY ADULT WOMEN AND MIDDLE ADULT WOMEN Caecilia Adelina Lestari Ndaumanu ABSTRACT This research aimed to know different levels of marital satisfaction on early adult women and middle adult women. This research was a quantitative comparative research that involved 100 subjects. The subjects were married women whose ages are 20-60 years old and live in Yogyakarta. The researcher used Marital Satisfaction Scale with reliability coefficient is 0.963. Data were analyzed using parametric independent sample t-test. According to the result of statistic analysis, there were no different levels of of marital satisfaction on early adult women and middle adult women (Sig. = 0,461, p > 0.05). Keywords : levels of marital satisfaction, women, early adults, middle adults
viii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KATA PENGANTAR Puji syukur dan terima kasih penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat dan anugerah-Nya sehingga skripsi yang berjudul “Perbedaan Tingkat Kepuasan Perkawinan pada Wanita Dewasa Awal dan Wanita Dewasa Madya” ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Psikologi di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Pemilihan kepuasan perkawinan sebagai topik skripsi berawal dari keprihatinan penulis akan maraknya kasus perceraian pada wanita berlatarkan kurangnya keharmonisan dan kepuasan yang semakin meningkat belakangan ini. Penulis berharap skripsi ini dapat memberi manfaat bagi orang banyak, terutama bagi para wanita. Selain itu, penulis juga berharap skripsi ini dapat memunculkan lebih banyak penelitian mengenai kepuasan perkawinan sehingga hal-hal yang tidak diinginkan akibat tidak adanya kepuasan tersebut bisa diantisipasi. Penulisan skripsi ini tentunya dapat selesai berkat dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada : 1.
Bpk. Dr. T. Priyo Widiyanto, M.Si., selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma dan juga dosen pembimbing akademik.
2.
Ibu Ratri Sunar Asusti, M.Si., selaku Kepala Program Studi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.
x
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3.
Ibu Dra. Lusia Paratidarmanastiti, M.S., selaku Dosen Pembimbing Skripsi. Terima kasih atas kesabaran, perhatian, bantuan dan bimbingan yang telah diberikan selama proses penulisan skripsi ini.
4.
Segenap Bapak / Ibu staf pengajar di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.
5.
Ibu Sylvia Carolina MYM, M.Si., atas kesediaannya membimbing penulis.
6.
Mami, Papi, Oeni, Nona, K Melky, Al. Terima kasih atas kasih sayang, doa, semangat, dan dukungan yang tak pernah berhenti diberikan selama ini.
7.
Mama Tien, Om No, Ka Nona, Ka El, Ewin dan semua kakak-kakak di Jakarta yang telah memberikan doa, perhatian, dan semangat selama ini.
8.
Calvin Alberto Fanggidae, pacar yang terkasih. Terima kasih untuk segenap cinta, kesabaran, semangat, perhatiannya. Terima kasih juga untuk bantuan dan waktunya selama ini.
9.
Seluruh karyawan Fakultas Psikologi Sanata Dharma : Bu Nanik, Mas Gandung, Pak Gie, Mas Muji, dan Mas Donny, dan semua student staff (Arum, Nety, Yoan, Cilla, Clara, Hervy) yang telah membantu kelancaran proses penyelesaian skripsi ini.
10. Karyawan perpustakaan Universitas Sanata Dharma, di Kampus Paingan dan Kampus Mrican. 11. Untuk Om Moris, Tante Tutik, Mima, Alo, Tyas, dan Bu Susi yang telah membantu proses pengambilan data. 12. Untuk Miss Agatha, Miss Tris, Ifa serta seluruh staf pengajar di TK Ceria. Terima kasih sekali atas bantuan dan kerja samanya dalam pengambilan data.
xi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
13. Untuk semua responden yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, terimakasih atas waktunya mengisi kuesioner penelitian. 14. Untuk para sahabatku, Marcella, Lorensia, Yohanna, Celly. Terimakasih untuk waktu luar biasa yang telah kita habiskan bersama 15. Seluruh teman-teman angkatan 2010 Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma, terutama (Engger, Mb Anna, Hilda, Maya, Monic, Mega, Shella) terima kasih untuk sharing, masukan, dan bantuannya. 16. Seluruh pihak yang telah membantu selesainya skripsi ini, yang tidak bisa disebutkan satu per satu. Terima kasih. Pada akhirnya penulis menyadari bahwa skripsi ini memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang dapat membuat skripsi ini menjadi lebih baik lagi. Semoga skripsi ini dapat menambah pengetahuan dalam bidang psikologi yang terkait dengan kepuasan perkawinan.
Yogyakarta, 23 Oktober 2015 Penulis
(Caecilia Adelina lestari Ndaumanu)
xii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ..................................ii HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................................... iii HALAMAN MOTTO ......................................................................................... iv HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... v HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ....................................... vi ABSTRAK ..........................................................................................................vii ABSTRACT ........................................................................................................viii HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH .................... ix KATA PENGANTAR .......................................................................................... x DAFTAR ISI ......................................................................................................xiii DAFTAR TABEL ............................................................................................xvii DAFTAR SKEMA ..........................................................................................xviii DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xix BAB I
PENDAHULUAN......................................................................... 1 A. Latar Belakang .......................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ..................................................................... 8 C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 8 D. Manfaat Penelitian .................................................................... 8 1. Manfaat Teoritis .................................................................... 8 2. Manfaat Praktis ...................................................................... 9
xiii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB II
LANDASAN TEORI.................................................................. 10 A. Kepuasan Perkawinan ............................................................. 10 1. Perkawinan .......................................................................... 10 2. Kepuasan Perkawinan ......................................................... 11 3. Aspek-Aspek Kepuasan Perkawinan ................................... 13 4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan perkawinan . 18 B. Wanita Dewasa Awal dan Wanita Dewasa Madya ................. 21 1. Wanita Dewasa Awal .......................................................... 21 2. Wanita Dewasa Madya........................................................26 C. Dinamika Perbedaan Tingkat Kepuasan Perkawinan pada Wanita Dewasa Awal dan Wanita Dewasa Madya ................ 29 D. Skema Penelitian ..................................................................... 36 E. Hipotesis Penelitian ................................................................. 37
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN ............................................... 38 A. Jenis Penelitian ........................................................................ 38 B. Identifikasi Variabel Penelitian ............................................... 38 1. Variabel Tergantung ............................................................ 38 2. Variabel Bebas..................................................................... 38 C. Definisi Operasional Variabel Penelitian ................................ 38 1. Tingkat Kepuasan Perkawinan ............................................ 38 2. Tahapan Usia Subjek ........................................................... 40 D. Subjek Penelitian..................................................................... 40
xiv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
E. Metode dan Instrumen Penelitian ............................................ 41 F. Kredibilitas Instrumen Penelitian ............................................ 42 1. Uji Validitas......................................................................... 42 2. Analisis Aitem ..................................................................... 44 3. Uji Reliabilitas ..................................................................... 46 G. Metode Analisis Data .............................................................. 47 1. Uji Asumsi ........................................................................... 47 a. Uji Normalitas ................................................................. 47 b. Uji Homogenitas ............................................................. 48 2. Uji Hipotesis ........................................................................ 48 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................ 49 A. Pelaksanaan Penelitian ............................................................ 49 B. Deskripsi Subjek Penelitian..................................................... 49 C. Hasil Penelitian........................................................................ 51 1. Deskripsi Data Penelitian .................................................... 52 2. Uji Hipotesis ........................................................................ 53 D. Analisis Tambahan .................................................................. 56 E. Pembahasan ............................................................................. 57
BAB V
PENUTUP ................................................................................... 60 A. Kesimpulan ............................................................................. 60 B. Saran ........................................................................................ 60 1. Bagi Wanita Dewasa Awal dan Wanita Dewasa Madya ..... 60 2. Bagi Penelitian Selanjutnya ................................................. 60
xv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 62 LAMPIRAN ........................................................................................................ 67
xvi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR TABEL Tabel 1. Skor Penilaian Skala Kepusan Perkawinan .......................................... .42 Tabel 2.Blue-print Skala Kepuasan Perkawinan Sebelum Try-out ..................... 43 Tabel 3. Blue-print Skala Kepuasan Perkawinan Sesudah Try-out ..................... 45 Tabel 4. Blue-print Skala Kepuasan Perkawinan Final ....................................... 46 Tabel 5. Data Statistik Reliabilitas Sebelum dan Sesudah Seleksi Aitem ........... 47 Tabel 5a. Data Statistik Reliabilitas Sebelum Seleksi Aitem .............. 47 Tabel 5b. Data Statistik Reliabilitas Sesudah Seleksi Aitem .............. 47 Tabel 6. Deskripsi Subjek Penelitian ................................................................... 50 Tabel 7. Deskripsi Data Penelitian ....................................................................... 51 Tabel 8. Ringkasan Uji Normalitas ...................................................................... 53 Tabel 8a. Ringkasan Uji Normalitas Subjek Dewasa Awal ................ 53 Tabel 8b. Ringkasan Uji Normalitas Subjek Dewasa Madya ............. 53 Tabel 9. Ringkasan Uji Homogenitas .................................................................. 54 Tabel 10. Ringkasan Hasil Uji Independent Sample T-test ................................. 54 Tabel 11. Ringkasan Hasil Perbandingan antar Aspek Kepuasan Perkawinan ... 56
xvii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR SKEMA Skema 1
Dinamika Perbedaan Tingkat Kepuasan Perkawinan pada Wanita Dewasa Awal dan Wanita Dewasa Madya..................................36
xviii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1
Skala Kepuasan Perkawinan Sebelum Try-out............................ 67
Lampiran 2
Skala Kepuasan Perkawinan Sesudah Try-out ............................ 78
Lampiran 3
Hasil Uji Reliabilitas dan Kualitas Aitem Skala Kepuasan Perkawinan .................................................................................. 90
Lampiran 3
Hasil Uji Reliabilitas dan Kualitas Aitem Skala Kepuasan Perkawinan .................................................................................. 90
Lampiran 4
Hasil SPSS Uji Analisis dan Uji Hipotesis.................................. 95
Lampiran 5
Hasil SPSS Data Analisis Tambahan .......................................... 98
xix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
20
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Setiap individu yang menikah pasti ingin mendapatkan kepuasan dalam perkawinanya. Kepuasan perkawinan merupakan kondisi dimana seseorang mendapatkan manfaat dari pasangannya dalam kehidupan perkawinan (Stone & Shackelford, 2007). Hawkins (dalam Pujiastuti & Retnowati, 2004) mengemukakan bahwa, kepuasan perkawinan merupakan perasaan subyektif yang dirasakan seseorang berkaitan dengan aspek dalam perkawinan, seperti rasa bahagia dan puas, serta pengalaman yang menyenangkan bersama pasangan. Kepuasan perkawinan menjadi salah satu penentu kesejahteraan dalam kehidupan perkawinan (Hurlock, 1990). Menurut Larson dan Holman (1994), kepuasan perkawinan yang tinggi akan meningkatkan kualitas dan menjaga stabilitas perkawinan itu sendiri. Semakin
tinggi
perkawinannya
tingkat
kepuasan
dan
komitmen
semakin
pasangan
tersebut
ingin
pasangan
dalam
mempertahankan
perkawinanya (Clements dkk dalam Hirschberger, 2009). Kepuasan perkawinan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut diantaranya yaitu, gender (Cohen, Geron, & Farchi, 2009; Kurdek, 2005;), durasi perkawinan (Gottman & Levenson, 2000), tahapan usia (Gorchoff dkk, 2008) dan latar belakang pendidikan (Papalia dkk, 2014). Faktor lain yang berpengaruh antara lain, faktor pra perkawinan (Larson dan Holman, 1994), dan kepribadian (Sari dkk, 2012). Selain itu komitmen 1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 2
(Wismanto, 2004), komunikasi (Fincham, 2004), dan proses kognitif (Hojati dkk, 2014) juga disebutkan berpengaruh terhadap kepuasan perkawinan. Salah satu faktor yang sering dikaitkan dengan kepuasan perkawinan yaitu gender. Beberapa penelitian menyebutkan terdapat perbedaan tingkat kepuasan perkawinan pada wanita dan laki-laki. Perbedaan ini terletak pada aspek emosional atau afeksi (Helgeson, 2012). Keterlibatan secara emosional dalam sebuah hubungan dapa mempenharuhi kualitas dan stabilitas dari hubungan itu (Waller dalam Helgeson, 2012). Penelitian Sprecher dkk (dalam Helgeson, 2012) menunjukkan bahwa dalam suatu hubungan, wanita lebih terlibat
secara
emosional
dibandingkan
laki-laki.
Helgeson
(2012)
menambahkan, keterlibatan emosional ini harus seimbang antara laki-laki dan perempuan. Jika hanya salah satu pasangan yang lebih terlibat secara emosional maka hal ini berpengaruh pada ketidakstabilan hubungan, hal ini terutama lebih berpengaruh pada perempuan. Peran gender juga menentukan perbedaan kepuasan perkawinan pada wanita dan laki-laki. Wanita lebih fokus pada orang-orang disekitar dirinya, hal ini yang menyebabkan emosi dan perilaku orang lain mempengaruhi emosi dan perilaku seorang wanita. Sementara laki-laki lebih berfokus pada diri sediri sehingga emosi dan perilaku laki-laki lebih ditentukan oleh hal-hal yang berhubungan dengan diri sendiri (Helgeson, 2012). Bagi wanita kemampuan suami dalam mengkomunikasikan emosi berpengaruh terhadap kepuasan perkawinannya, sementara bagi laki-laki kemampuan sang istri dalam
mengkomunikasikan
emosi
tidak
mempengaruhi
kepuasan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 3
perkawinannya (Cordova dkk dalam Helgeson, 2012). Emosi dari suami juga berpengaruh terhadap emosi istri sedangkan emosi istri tidak mempengaruhi emosi suami (Larson dan Pleck dalam Helgeson, 2012). Wanita akan merasakan kepuasan dalam perkawinannya apabila suaminya menunjukkan perhatian dan ekspresi emosi yang positif (Wilcox dan Nock dalam Papalia dkk, 2014). Perbedaan kepuasan perkawinan pada wanita dan laki-laki juga dipengaruhi oleh dimensi keadilan (Helgeson, 2012). Helgeson menjelaskan, keadilan dalam perkawinan terjadi apabila pasangan merasa apa yang diberikan dan apa yang didapatkannya dari perkawinan seimbang dengan apa yang diberikan dan didapatkan oleh pasangannya. Penelitian DeMaris (dalam Helgeson, 2012) menunjukkan dimensi keadilan lebih tampak berpengaruh pada wanita dibandingkan laki-laki. Wanita yang merasa mendapatkan manfaat yang lebih dibandingkan pasangannya cenderung memiliki kepuasan perkawinan yang rendah, sedangkan wanita yang merasa mendapatkan manfaat yang kurang dibandingkan pasangannya cenderung ingin bercerai. Penelitian longitudinal yang dilakukan Wamboldt dan Reiss (dalam Larson dan Holman, 1994) menunjukkan bahwa karakter kepribadian istri lebih mempengaruhi kestabilan dari suatu perkawinan dibandingkan karakter kepribadian dari suami. Oleh karena itu stabil atau tidaknya suatu perkawinan lebih banyak dipengaruhi oleh penilaian dari seorang istri. Selain itu, data perceraian di Indonesia pada tahun 2013 menunjukkan jumlah kasus perceraian yang diajukan oleh wanita lebih besar dibandingkan laki-laki
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 4
(13,84% : 1,14%, BPS 2009-2013). Hal tersebut menjelaskan mengapa wanita cenderung merasa tidak puas terhadap perkawinanya dibandingkan laki-laki. Berdasarkan data dan uraian tersebut peneliti tertarik untuk meneliti tingkat kepuasan perkawinan pada wanita. Selain gender, tahapan usia juga berperan dalam mempengaruhi tingkat kepuasan perkawinan. Banyak penelitian mengenai tingkat kepuasan perkawinan serta hubungannya dengan tahapan usia yang sudah dilakukan namun penelitian-penelitian tersebut menunjukkan hasil yang tidak konsisten atau bertentangan. Sebagai contoh penelitian Gilford dan Bengston (1979) menemukan perbedaan tingkat kepuasan perkawinan pada pasangan yang berada dalam tahapan usia dewasa awal dan tahapan usia dewasa madya dimana pasangan dewasa awal menunjukkan tingkat kepuasan perkawinan yang lebih tinggi dibandingkan dengan pasangan pada tahapan usia dewasa madya. Tahapan usia dewasa awal dimulai pada usia 20-an sampai kira-kira usia 40-an, pada masa ini terjadi perubahan fisik dan psikologis serta berkembangnya kemampuan reproduktif (Hurlock, 1990). Pada masa ini individu akan melewati tahap pertama dari siklus kehidupan berkeluarga yaitu meninggalkan rumah dan menjadi orang dewasa yang hidup sendiri. Setelah melewati tahap pertama, individu akan memasuki tahap kedua yaitu membentuk keluarga melalui perkawinan sebagai pasangan suami istri yang baru (Santrock, 2002). Hal ini sesuai dengan tugas perkembangan individu dewasa awal yaitu memilih pasangan dan hidup berkeluarga (Havighurst, dalam Mappiare, 1983; Erikson dalam Santrock, 2002).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 5
Beberapa penelitian menunjukkan kepuasan perkawinan mencapai puncaknya pada awal kehidupan perkawinan dimana individu berada pada tahapan usia dewasa awal (Gilford & Bengston, 1979; Gottman & Notarius, 2000; Karney & Bradbury, 1995; DeGenova, 2008). Serupa dengan hasil penelitian diatas, penelitian longitudinal yang dilakukan oleh Orbuch dkk (dalam Hirschberger (2009) menemukan bahwa, kepuasan perkawinan dari masa dewasa awal hingga masa dewasa akhir membentuk kurva U, yang berarti kepuasan perkawinan mencapai puncak pada tahapan usia dewasa awal, menurun secara perlahan pada masa dewasa madya dan kemudian meningkat lagi pada masa dewasa akhir (White & Booth, 1991). Hal ini dikarenakan pasangan yang berada pada tahap awal perkawinan menjaga keromantisannya dengan cara sering bercinta, berbicara secara terbuka, dan menghabiskan waktu sebanyak mungkin bersama (Benokraitis, 1996). Bertolak belakang dengan hal diatas, penelitian Gorchoff dkk (2008) menunjukkan tingkat kepuasan perkawinan pada tahapan usia dewasa madya mengalami peningkatan dibandingkan tahapan usia dewasa awal. Tahapan usia dewasa madya berada pada rentang usia 40-an hingga 60-an (Hurlock, 1990). Masa dewasa madya biasanya ditandai dengan perubahan fisik seperti tanda menopaus (Santrock, 2002). Pada masa ini individu memiliki tugas perkembangan diantaranya membantu serta mengarahkan generasi berikutnya menjadi pribadi yang lebih baik dan mencapai serta mempertahankan prestasi yang memuaskan, termasuk didalamnya mempertahankan perkawinannya (Santrock, 2002).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 6
Beberapa
hal
yang
menjelaskan
mengapa
tingkat
kepuasan
perkawinan pada tahapan usia dewasa madya lebih tinggi dibandingkan tahapan usia dewasa awal, diantaranya pasangan pada tahapan usia dewasa awal dianggap masih perlu melakukan penyesuaian dalam kehidupan perkawinan (Hurlock, 1990). Wanita pada tahapan usia dewasa awal juga mengalami perubahan status dari belum menikah menjadi menikah, hal ini mengubah pola peran serta kehidupan mereka (Fisher dalam Trokan, 1998). Perubahan dalam perkawinan ini lebih signifikan tampak pada wanita dimana terjadi pergeseran peran dari wanita single menjadi seorang ibu. Masalahmasalah yang berkaitan dengan pembagian peran yang tidak merata serta tidak adanya dukungan dari suami pada masa ini bisa memicu konflik dan menyebabkan wanita merasakan kepuasan perkawinan yang rendah (Dew & Wilkox, 2011). Dari segi emosi, wanita pada tahapan usia dewasa awal (27 tahun sampai 35 tahun) lebih sering mengalami ketidakstabilan emosi dibandingkan wanita pada tahapan usia dewasa madya karena pada masa tersebut individu banyak menghadapi masalah terkait usaha untuk menjaga kelanggengan pernikahan (Mappiare, 1983). Sedangkan wanita pada tahapan usia dewasa madya
mengalami pematangan dari segi emosi, lebih toleran terhadap
pasangan, dan lebih bisa menyesuaikan diri dengan kehidupan perkawinannya (Salkind, 2009). Rasa aman, kesetiaan dan daya tarik emosional merupakan elemen yang penting pada perkawinan di masa dewasa madya (Santrock, 2002). Pasangan saling berbagi pengetahuan, dan menerima tanggung jawab
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 7
demi kepuasan bersama, Bersheid (dalam Santrock, 2002). Selain itu salah satu faktor yang menyebabkan tingginya tingkat kepuasan perkawinan pada tahapan usia dewasa madya berkaitan dengan sindrom sarang kosong. Pada tahapan usia ini wanita memiliki lebih sedikit tanggung jawab di rumah karena anak-anak sudah beranjak dewasa (Desmita, 2006). Keadaan ini bisa memberi kesempatan hidup yang baru bagi pasangan pada masa dewasa madya yang tidak memiliki waktu bersama pasangan pada saat usia dewasa awal karena harus mengurusi anak. Pada perkawinan yang baik, masa ini dapat digunakan oleh pasangan untuk lebih banyak menghabiskan waktu yang berkualitas bersama pasangannya (Papalia, Olds & Feldman, 2014). Berdasarkan uraian dan data diatas, terlihat bahwa hasil penelitian mengenai tingkat kepuasan perkawinan yang sudah banyak dilakukan menunjukkan hasil yang bertentangan. Beberapa penelitian menunjukkan tingkat kepuasan perkawinan pada tahapan usia dewasa awal lebih tinggi dibandingkan tahapan usia dewasa madya (Gilford & Bengston, 1979; Gottman & Notarius, 2000; Karney & Bradbury, 1995; DeGenova, 2008), sementara itu penelitian lainnya menunjukan tingkat kepuasan perkawinan pada tahapan usia dewasa madya lebih tinggi dibandingkan tingkat kepuasan perkawinan pada tahapan usia dewasa awal (Gorchoff dkk, 2008; Salkind, 2009; Desmita, 2006). Untuk itu, peneliti ingin melihat apakah ada perbedaan tingkat kepuasan perkawinan pada tahapan usia dewasa awal dan tahapan usia dewasa madya khususnya pada wanita.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 8
B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas, masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah ada perbedaan tingkat kepuasan perkawinan pada wanita dewasa awal dan wanita dewasa madya?
C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada perbedaan tingkat kepuasan perkawinan pada wanita dewasa awal dan wanita dewasa madya.
D. Manfaat Penelitian 1.
Manfaat Teoritis Penelitian ini dapat memberikan sumbangan bagi ilmu Psikologi khususnya Psikologi Perkawinan dan Keluarga mengenai gambaran tingkat kepuasan perkawinan pada wanita dewasa awal dan dewasa madya serta perbedaan keduanya.
2.
Manfaat Praktis a.
Bagi Wanita Dewasa Awal Apabila terdapat perbedaan tingkat kepuasan perkawinan pada wanita dewasa awal dan wanita dewasa madya, maka wanita pada tahapan usia dewasa awal diharapkan bisa memenuhi aspek-aspek kepuasan pada rentang usia terutama dewasa awal sehingga bisa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 9
menghindari ketegangan emosi yang berujung pada rendahnya tingkat kepuasan perkawinan. b.
Bagi Wanita Dewasa Madya Apabila terdapat perbedaan tingkat kepuasan perkawinan pada wanita dewasa awal dan wanita dewasa madya, maka wanita pada tahapan usia dewasa madya diharapkan mampu mempertahankan pemenuhan aspek-aspek kepuasan dalam perkawinan sehingga dapat menjaga kualitas serta stabilitas perkawinannya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kepuasan Perkawinan 1. Perkawinan Undang-undang nomor 1 tahun 1974 tentang perkawinan menyatakan bahwa, perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga atau rumah tangga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Landis & Landis (1963) menyebutkan pengertian perkawinan sebagai suatu komitmen antara sepasang manusia yang dimaksud adalah laki-laki dan perempuan untuk hidup bersama. Yuwana dan Maramis (1991) menjelaskan perkawinan sebagai suatu kesatuan yang menjanjikan keakraban dan pemenuhan kebutuhankebutuhan interpersonal. Tujuan dari perkawinan adalah penyatuan dan dalam proses penyatuan itu suami dan istri diharapkan dapat mencapai kebahagiaan perkawinan. Perkawinan adalah relasi personal antara seorang pria dan wanita yang mempu membangun persahabatan personal yang intensif dan ada hubungan timbal balik (Raharso, 2008). Secara garis besar perkawinan dapat didefinisikan sebagai suatu ikatan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang berkomitmen
10
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 11
untuk memenuhi kebutuhan masing-masing serta memiliki tujuan untuk mencapai kebahagiaan dan kepuasan perkawinan.
2. Kepuasan Perkawinan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kepuasan berarti merasa senang, merasa lega dan gembira karena sudah terpenuhinya hasrat hati. Kotler (2000) mendefinisikan kepuasan sebagai sikap positif individu terhadap sesuatu, yang timbul berdasarkan penilaiannya terhadap hal tersebut. Secara umum kepuasan berarti perasaan senang karena terpenuhinya keinginan atau kebutuhan seseorang terhadap suatu objek. Kepuasan merupakan hasil dari penyesuaian antara harapan dan kenyataan (Klemer dalam Andhianita & Andayani, 2005). Apabila sesuatu terjadi sesuai dengan apa yang diharapkan maka akan menimbulkan kepuasan. Secara garis besar kepuasan dapat didefinisikan sebagai reaksi positif dari seseorang karena harapannya terhadap sesuatu terpenuhi. Beberapa
ahli
menyebutkan
kepuasan
perkawinan
sebagai
kebahagiaan perkawinan (Hurlock, 1990; Santrock, 2002; Papalia, 2014). Hawkins (dalam Olson dan Hamilton, 1983) menjelaskan bahwa kepuasan perkawinan yaitu perasaan bahagia, puas, dan senang yang bersifat subyektif yang dirasakan oleh pasangan suami istri sehubungan dengan aspek-aspek yang terdapat dalam perkawinan. Wood dan Rhodes (1989) berpendapat, kepuasan perkawinan merupakan evaluasi subjektif dari individu terhadap pengalaman yang didapatkan dari hubungan perkawinan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 12
Menurut Snyder (1979), kepuasan perkawinan adalah sejauh mana suami dan istri menilai aspek-aspek dalam hubungan perkawinannya. Sadarjoen (2005) menambahkan, kepuasan perkawinan dapat tercapai apabila kedua pasangan mampu memenuhi kebutuhan pasangan masing-masing. Atchley (Kulik, 2002) mengatakan bahwa kepuasan perkawinan adalah persepsi individu terhadap kualitas perkawinannya. Kepuasan perkawinan merupakan kondisi dimana seseorang mendapatkan manfaat dari pasangannya dalam kehidupan perkawinan (Stone & Shackelford, 2007). Semakin besar manfaat yang diperoleh dari suatu perkawinan maka kepuasan perkawinan akan semakin tinggi. Menurut Lasswell dan Lasswell (1987), kepuasan perkawinan merupakan salah satu cara mengukur baik buruknya suatu perkawinan. Pendapat Lasswell tersebut didukung oleh Chappel dan Leigh dalam Pujiastuti dan Retnowati (2004), yang
menyatakan bahwa kepuasan
perkawinan merupakan evaluasi subjektif terhadap kualitas perkawinan. Apabila pasangan puas terhadap perkawinan maka berarti keinginan dan tujuan dalam perkawinan sudah terpenuhi dan kehidupan terasa lebih lengkap. Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat dikatakan bahwa kepuasan perkawinan merupakan reaksi atau perasaan senang yang diperoleh oleh suami maupun istri karena terpenuhinya kebutuhan dan harapan keduanya dalam kehidupan perkawinan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 13
3. Aspek-aspek Kepuasan Perkawinan Rosen-Grandon dkk (2004) menjabarkan tiga aspek yang menentukan kepuasan perkawinan yaitu cinta, kesetiaan, dan nilai kebersamaan. Ketiga aspek ini masing-masing memiliki indikator diantaranya sebagai berikut. a. Cinta Komponen cinta terdiri atas komunikasi dan afeksi, yaitu rasa nyaman yang dirasakan pasangan saat saling membagi dan menerima informasi. Komunikasi meliputi keterbukaan, kejujuran, saling percaya dan
menjadi
pendengar
yang
baik.
Afeksi
meliputi
saling
menghormati, kemampuan memaafkan, menunjukkan perasaan, memberikan perhatian dan peka terhadap kebutuhan pasangan. b. Kesetiaan Komponen kesetiaan terdiri atas sikap berkomitmen terhadap perkawinan, dan mampu membangun keintiman bersama pasangan. c. Nilai-nilai bersama Nilai-nilai bersama meliputi aturan yang telah disepakati oleh suami maupun istri dalam hal kepercayaan kepada Tuhan, kesepakatan dalam menyelesaikan konflik, pengambilan keputusan bersama dalam manajemen konflik dan dalam hal berbagi peran mendidik anak. Sementara itu, Wismanto (2004), menjabarkan karakteristik kepuasan perkawinan sebagai berikut: a. Kesediaan berkorban untuk menerima perilaku pasangan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 14
b. Penyesuaian diadik, yaitu suami dan istri saling melakukan penyesuaian dalam perkawinannya. c. Kesetaraan pertukaran, yaitu keuntungan dari hasil hubungan suamiistri sesuai kontribusi yang telah diberikan masing-masing pasangan. Artinya pasangan merasakan kepuasan dari hubungan perkawinan tersebut. d. Persepsi terhadap perilaku pasangan, yaitu bagaimana cara pasangan memandang perilaku pasangan dengan lebih positif. Menurut Collins & Coltrane (1991), beberapa karakteristik perkawinan yang memuaskan diantaranya yaitu, saling percaya, saling memahami, kehidupan seks yang menyenangkan, adanya anak, kesamaan minat, berbagi pekerjaan rumah tangga, kehidupan ekonomi yang cukup. Lewis & Spanier dalam Rosen-Grandon dkk (2004) menambahkan, terdapat tiga proses interaksi yang terjadi dalam perkawinan yang memuaskan diantaranya pengambilan keputusan bersama, perasaan saling memiliki antar pasangan dan saling mengekspresikan afeksi terhadap pasangannya. Sementara itu, Myers dalam Desmita (2006) mengatakan, suatu hubungan akan langgeng apabila didasarkan pada persamaan minat dan nilai, saling berbagi perasaan dan dukungan materi, serta secara intim membuka diri terhadap pasangan. Kebahagiaan perkawinan juga dapat tercapai apabila terjadi peningkatan sumber daya ekonomi, pengambilan keputusan yang setara, sikap gender non tradisional, dan pembagian tugas
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 15
rumah tangga yang merata (Papalia dan Feldman, 2014). Robinson & Blanton (1993) juga mengungkapkan karakteristik dari kehidupan perkawinan yang bahagia yaitu adanya keintiman, komitmen, komunikasi, kesetaraan gender, dan kesamaan orientasi agama. Fowers & Olson (1993) menjabarkan 10 aspek perkawinan yang memuaskan diantaranya: a.
Komunikasi Laswell (1991) membagi komunikasi perkawinan menjadi lima elemen dasar, yaitu: keterbukaan diantara pasangan, kejujuran terhadap pasangan, kemampuan untuk mempercayai satu sama lain, sikap empati terhadap pasangan, dan kemampuan menjadi pendengar yang baik (listening skill).
b.
Waktu luang Aspek ini meliputi harapan-harapan dalam mengisi waktu luang bersama pasangan dan apakah suatu kegiatan dilakukan sebagai pilihan individu atau pilihan bersama.
c. Orientasi keagamaan Meliputi sikap dan perilaku yang menunjukkan keyakinan pada suatu agama termasuk cara mendidik anak sesuai aturan keagamaan. d. Strategi menangani konflik Meliputi sikap saling mendukung dan percaya pada pasangan serta berdiskusi dalam mencapai penyelesaian masalah. e. Manajemen keuangan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 16
Berkaitan dengan cara pasangan mengatur keuangan, bentuk-bentuk pengeluaran dan pembuatan keputusan tentang keuangan. f. Orientasi seksual Meliputi kemampuan mengungkapkan hasrat dan cinta, dan mengenali tanda-tanda yang diberikan pasangan sehingga dapat tercipta kepuasan seksual, memahami kebutuhan seksual pasangan. g. Keluarga dan Teman Hal ini meliputi harapan dan perasaan senang menghabiskan waktu bersama keluarga besar dan teman- teman, kesepakatan dalam membagi waktu antara pasangan dan keluarga atau teman, serta kebebasan dalam menjalin hubungan dengan teman dan keluarga. h. Pengasuhan anak Dalam hal ini pasangan membuat kesepakatan dalam hal jumlah anak, peran suami istri dalam mengasuh dan mendidik anak, serta bagaimana pola pengasuhan yang diterapkan. i. Personality Issue Bagaimana cara pasangan menanggapi perilaku dan kebiasaan pasangannya, menerima dan memahami perilaku pasangan yang berubah saat menikah. j. Egalitarian Role Aspek ini meliputi sikap pengertian dari suami maupun istri dalam menanggapi perannya masing-masing. Dalam hal ini suami maupun istri saling mengerti dan mendukung pasangannya, misalnya suami
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 17
yang tidak melarang istri bekerja dan tidak keberatan dengan pendapatan istri yang lebih besar darinya. Berdasarkan
uraian
diatas,
aspek-aspek
dalam
perkawinan antara lain: a. Komunikasi, yang memiliki beberapa indikator diantaranya: 1) Keterbukaan dalam komunikasi 2) Kejujuran dalam menyampaikan informasi 3) Menjadi pendengar yang baik b. Afeksi, yang memiliki indikator: 1) Memberikan perhatian pada pasangan c. Kesetiaan, beberapa indikatornya antara lain: 1) Berkomitmen untuk hidup bersama pasangan selamanya d. Kepuasan ekonomi 1) Puas dengan pendapatan pasangan 2) Sepakat dalam mengelola keuangan e. Kepuasan seksual, memiliki beberapa indikator seperti: 1) Mampu mengungkapkan hasrat seksual 2) Mengenali kebutuhan seksual pasangan f. Pembagian peran 1) Kesepakatan dalam berbagi pekerjaan rumahtangga 2) Kesepakatan dalam mendidik anak g. Manajemen konflik 1) Kemampuan menyelesaikan masalah
kepuasan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 18
2) Pengambilan keputusan bersama 4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Perkawinan Miller (dalam Hurlock, 1990) mengatakan bahwa kepuasan perkawinan dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya: a. Status sosial, pasangan suami istri yang memiliki status sosial menengah
keatas
cenderung
lebih
positif
dalam
menilai
perkawinannya. b. Usia perkawinan, usia 15 tahun awal perkawinan cenderung menghadapi banyak perubahan dalam kehidupan perkawinan sehingga menimbulkan banyak masalah yang menyebabkan ketidakpuasan pada perkawinan. Kepuasan perkawinan juga menurun saat pasangan memasuki awal kehidupan dewasa madya (Papalia & Feldman, 2014). Helen Fischer dalam Trokan (1998) menemukan bahwa usia perkawinan 2-5 tahun cenderung mengalami tingkat kepuasan perkawinan yang rendah, sedangkan durasi 0 hingga 2 tahun perkawinan dianggap kurang memprediksi kepuasan perkawinan karena masa tersebut masuk dalam fase bulan madu. c. Jumlah anak, kehadiran anak serta jumlah anak yang terlalu banyak dapat menimbulkan ketidakpusan dalam perkawinan karena istri lebih banyak menghabiskan waktu mengurus anak dan waktu bersama suami menjadi berkurang. d. Jarak kelahiran anak, jarak kelahiran anak yang berdekatan bisa menimbulkan konflik dikemudian hari terutama saat anak-anak
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 19
beranjak sekolah dan memerlukan biaya pendidikan yang tidak sedikit sementara kehidupan ekonomi keluarga tidak cukup. e. Komunikasi. Saling terbuka dan percaya dalam berkomunikasi antar pasangan dapat meningkatkan kepuasan perkawinan. f. Agama Pasangan yang memiliki kesamaan agama serta keyakinan spiritual akan lebih mudah dalam menyesuaikan diri dalam perkawinannya (Benson, 1955). Agama juga dapat membuat pasangan lebih setia dalam perkawinannya serta meningkatkan kualitas perkawinan (Dollahite dan Lambert, 2007). Stone dan Shackelford (2007) mengemukakan beberapa faktor yang berpengaruh terhadap kepuasan perkawinan diantaranya : a.
Gender Cohen dkk (2009) menemukan bahwa kepuasan perkawinan pada suami dipengaruhi oleh karakteristik perkawinan itu sendiri dan tidak mempengaruhi emosi mereka namun pada istri baik karakteristik maupun emosi memiliki pengaruh dalam menentukan kepuasan perkawinannya.
b.
Tahapan Usia Tingkat kepuasan perkawinan berbeda pada tiap tahapan usia. Gilford dan Bengston (1979) menyebutkan kepuasan perkawinan mencapai puncak pada tahapan usia dewasa awal sedangkan Gorchoff dkk
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 20
(2008) menemukan kepuasan perkawinan meningkat pada tahapan usia dewasa madya. c.
Pola interaksi Pola interaksi antar pasangan suami istri dapat mempengaruhi seberapa puasnya mereka dalam perkawinan. Pola Interaksi yang dapat memberikan kepuasan pada pasangan adalah saling melakukan penyesuaian diri dengan baik.
d.
Dukungan sosial Individu yang mendapatkan dukungan sosial dari lingkungannya akan memiliki penilaian yang baik terhadap pasangan dan perkawinannya.
e.
Karakteristik kepribadian suami-istri kepribadian salah satu pasangan mempengaruhi kepuasan perkawinan pasangan lainnya. Seseorang cenderung mencari pasangan hidup yang memiliki karakteristik kepribadian yang mirip dengan dirinya (Burpee & Langer, 2005). Menurut Caspi dan Herbener (dalam Burpee & Langer, 2005), hal ini dikarenakan pasangan yang memiliki kesamaan karakteristik kepribadian tidak terlalu sering berargumen dan jarang memiliki kesalahpahaman.
f.
Anak Ada atau tidak adanya anak berpengaruh terhadap perasaan puas terhadap perkawinan. Anak dapat menjadi penentu kebahagiaan dalam sebuah perkawinan karena dengan mengandung, melahirkan serta membesarkan anak wanita merasakan kepuasan dalam perkawinannya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 21
terkait perannya sebagai seorang ibu (Dew dan Wilcox, 2011). Dibandingkan keluarga yang tidak memiliki anak, pasangan dengan anak lebih menunjukkan kepuasan dalam perkawinannya. g.
Latar belakang keluarga Kepuasan perkawinan dari orangtua pasangan dapat mempengaruhi kepuasan perkawinan pasangan itu. Latar belakang keluarga meliputi perceraian orangtua dan dukungan dari orangtua serta mertua (Larson & Holman, 1994). Sementara itu Larson dalam Holman dkk (1994) juga menjabarkan
beberapa faktor pra-perkawinan yang juga mempengaruhi kepuasan perkawinan, antara lain: alasan menikah, kepercayaan atau harapan, perilaku sebelum menikah, asal-usul keluarga, karakteristik kepribadian individu, relasi sosial, proses interaksi pasangan, hubungan orangtua dan anak, kepuasan perkawinan orangtua. Berdasarkan uraian di atas, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kepuasan perkawinan diantaranya, gender, agama, tahapan usia, penyesuaian diri, latar belakang keluarga, kepribadian pasangan, ada atau tidak adanya anak, lama perkawinan, dan pola interaksi yang terjadi antar pasangan. B. Wanita dewasa awal dan wanita dewasa madya 1.
Wanita Dewasa Awal Masa dewasa awal dimulai pada usia 22 tahun hingga 39 tahun (Santrock, 2002). Menurut Havighurst dalam Mappiare (1983), wanita
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 22
dewasa awal memiliki tugas perkembangan yaitu memilih pasangan dan hidup berkeluarga. Penelitian Whitehead & Poponoe menemukan bahwa 90% dewasa awal akan memilih untuk menikah (Papalia dan Feldman, 2014). Menurut Erikson, wanita dewasa awal berada dalam tahap perkembangan intimasi vs isolasi. Intimasi berarti individu dewasa awal memiliki tugas perkembangan untuk membangun keintiman (Erikson dalam Monks dkk, 2006). Keintiman berarti komitmen individu terhadap orang lain
yang membuahkan hubungan yang hangat dan bermakna
melalui interaksi yang intim (Salkind, 2009). Salah satu cara membangun keintiman yaitu dengan membina hubungan dengan lawan jenis melalui pacaran pada masa remaja. Keintiman yang terjalin pada masa remaja ini akan mencapai puncaknya pada masa dewasa awal yaitu mulai berkomitmen
melalui
perkawinan.
Bagi
perempuan,
perkawinan
merupakan hal yang penting karena ia dapat hidup bersama dengan lakilaki yang dicintainya (Kartono, dalam Eriany, 1997). Jika individu mampu membangun keintiman maka ia akan mulai membangun keluarga baru, namun apabila individu tidak berhasil pada tahap ini maka ia akan terjebak dalam tahap isolasi dimana individu akan cenderung menutup diri dari dunia luar. Santrock (2002) juga menambahkan, wanita pada usia dewasa awal memiliki beberapa tugas perkembangan diantaranya memilih jodoh, belajar hidup dengan suami, membentuk keluarga, dan menemukan kelompok sosial. Pada masa ini pula indvidu mulai memilih pasangan dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 23
menikah dengan tujuan membangun intimasi, berkomitmen, mendapatkan dan memberikan afeksi, menjalin persahabatan, memenuhi kebutuhan seksual, mendapatkan pendampingan, sumber identitas baru, dan harga diri (Myers dalam Papalia dan Feldman (2014). Davidoff dalam Desmita (2006) menjabarkan problem perkawinan dewasa awal diantaranya: a.
Pasangan gagal mempertemukan dan menyesuaiakan kebutuhan dan harapan satu sama lain
b.
Salah satu pasangan kesulitan menerima perbedaan dalam kebiasan kebutuhan, pendapat, kerugian dan nilai, masalah keuangan dan anakanak
c.
Perasaan cemburu dan perasaan memiliki yang berlebihan, pasangan kurang mendapat kebebasan
d.
Pembagian tugas dan wewenang yang tidak adil
e.
Kegagalan dalam berkomunikasi, dikarenakan pasangan muda masih memiliki ego yang kuat sehingga cenderung tidak mau mengalah. Selain itu pasangan awal tidak terbuka dalam mengungkapkan perasaan.
f.
Masing-masinng pasangan tumbuh dan berkembang ke arah yang berbeda, tidak sejalan mencari minat dan tujuan.
g.
Pasangan muda atau dewasa awal kesulitan menyesuaikan diri dengan peran dan tanggungjawab baru
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 24
Wanita dewasa awal yang menikah tentu harus melakukan penyesuaian terhadap perkawinannya. Hurlock (1990) menyebutkan beberapa penyesuaian yang perlu dilakukan pasangan yang baru menikah diantaranya, penyesuaian terhadap pasangan, penyesuaian seksual, penyesuaian keuangan, dan penyesuaian dengan keluarga pasangan. Wanita dewasa awal juga mengalami beberapa penyesuaian terkait perbedaan pandangan dan harapan yang ia miliki dengan pandangan dan harapan yang dimiliki pasangannya (Kail & Cavanaugh, 2010). Perkawinan bagi wanita dewasa awal merupakan hal yang penting karena ia dapat hidup bersama dengan laki-laki yang dicintainya melalui sebuah perkawinan (Kartono, dalam Eriany, 1997). Namun perkawinan pada masa dewasa awal juga dapat menjadi suatu hal yang tidak menyenangkan apabila suami atau istri sulit menyesuaikan diri dengan peran dan peraturan baru dalam rumah tangga mereka. Selain itu, wanita dewasa awal cenderung memiliki konsep pasangan yang ideal. Apabila konsep pasangan ini tidak sesuai dengan kenyataan saat menikah maka wanita dewasa awal cenderung tidak puas dan memiliki penilaian yang rendah terhadap perkawinannya. Hurlock (1990) menjabarkan beberapa penyesuaian yang perlu dilakukan pasangan pada usia dewasa awal dalam menghadapi perkawinan diantaranya: a.
Penyesuaian dengan pasangan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 25
Dalam menyesuaiakan diri dengan pasangan, wanita dewasa awal diharapkan mampu menerima perbedaan yang ada pada dirinya dan pasangannya, menjalin komunikasi secara terbuka dan menjaga hubungan yang hangat dan mesra. b.
Penyesuaian seksual Wanita dewasa awal diharapkan mampu membuat kesepakatan bersama suaminya mengenai hal-hal yang berhubungan dengan harapan dalam melakukan hubungan seksual.
c.
Penyesuaian Ekonomi Pasangan suami istri tentu harus mulai memikirkan cara mengolah keuangan keluarga, dan membuat kesepakatan mengenai siapa yang akan bekerja serta bagaimana mengelola kehidupan ekonomi mereka.
d.
Penyesuaian Peran Hal ini paling sering dirasakan oleh wanita yang mengalami perubahan peran dari wanita single menjadi seorang istri maupun ibu. Dalam hal ini wanita dewasa awal yang menikah perlu mendapatkan dukungan dari suaminya agar dia bisa menyesuaikan diri dengan peran barunya.
e.
Penyesuaian dengan pihak keluarga pasangan Seringkali dijumpai wanita dewasa awal yang menikah memiliki hubungan yang kurang menyenangkan dengan mertua. Pasangan baru harus bisa menyesuaiakan diri dengan keluarga pasangannya, dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 26
menganggap keluarga pasangan sebagai bagian dari keluarganya yang baru. 2.
Wanita Dewasa Madya Pada umumnya usia dewasa madya atau usia setengah baya berada pada rentang usia 40 hingga 60 tahun (Hurlock, 1990). Masa tersebut pada akhirnya akan ditandai oleh perubahan fisik (menopaus). Masa dewasa madya bagi wanita merupakan masa transisi menjadi seorang ibu dengan anak remaja, masa mempertahankan prestasi yang didapatkan, serta masa dimana harus melakukan penyesuaian baru dalam kehidupannya. Santrock (2002) menjabarkan tugas-tugas perkembangan yang harus dituntaskan pada usia dewasa madya diantaranya: a. Memantapkan pengamalan ajaran agama b. Mencapai tanggung jawab sosial sebagai warga Negara c. Membantu anak yang sudah remaja untuk belajar menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab sesuai tahap generativity dari Erikson yaitu untuk membimbing generasinya menjadi lebih dewasa dengan member contoh, mengajar dan mengontrol d. Menerima dan menyesuaikan diri terhadap perubahan-perubahan fisik e. Mencapai dan mempertahankan standar hidup ekonomis serta mencapai dan mempertahankan prestasi
yang memuaskan dalam
karier serta aktif dalam organisasi sosial (desmita, 2006) f. Memantapkan peran-perannya sebagai orang dewasa dan mencapai tanggungjawab sosial secara penuh
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 27
Levinson (Monks, 2006) menyebutkan masa dewasa madya sebagai fase menjadi diri sendiri, mencapai kestabilan, serta menguasasi dan mengatasi kelemahan. Pada usia ini wanita memiliki lebih sedikit tanggung jawab dirumah karena anak-anak sudah beranjak dewasa (Desmita, 2006). Wanita dewasa madya akan puas jika mampu mengajar anak-anak, menolong anak menjadi dewasa, menyediakan bantuan bagi orang lain, melihat bahwa sumbangan yang diberikan memberikan manfaat. Meskipun demikian, menurut Hurlock (1990) wanita dewasa madya juga mengalami beberapa stress dalam kehidupannya yaitu: a.
Stress somatik, yang disebabkan oleh keadaan fisik yang melemah dan berubah pada usia tua.
b.
Stress ekonomi, meliputi beban keuangan untuk pendidikan anak dan kesejahteraan keluarga.
c.
Stress psiklogis, yang bisa berasal dari kematian pasangan, kepergian anak dari rumah, atau kebosanan terhadap perkawinan. Selain itu, wanita dewasa madya juga mengalami beberapa kendala
dalam perkawinannya diantaranya: a.
Perubahan peran Wanita dewasa madya yang sudah menjalani kehidupan sebagai seorang ibu selama bertahun-tahun harus menyesuaikan diri dengan peran
baru
saat
anak-anaknya
telah
beranjak
dewasa
dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 28
meninggalkan rumah. Banyak wanita dewasa madya yang merasa kesepian karena ditinggal anak-anaknya. b.
Kebosanan Wanita dewasa madya yang menjalani kehidupan berumah tangga selama bertahun-tahun terkadang dilanda kebosanan. Apalagi bagi wanita dewasa madya yang mengabdikan seluruh hidupnya untuk keluarga sementara merasa tidak puas karena tidak ada kesempatan untuk mengembangkan diri.
c.
Tidak puas dengan penyesuaian seksual Hal ini disebabkan karena keinginan untuk melakukan hubungan seksual bagi pria dan wanita berbeda pada usia dewasa madya sehingga menimbulkan beberapa perselisihan.
d.
Perasaan curiga Perasaan curiga bahwa suami berselingkuh dengan wanita lain sering dialami wanita dewasa madya yang suaminya lebih sibuk dengan pekerjaannya dan dia hanya melakukan pekerjaan rumah tangga. Wanita dewasa madya juga sering merasa pekerjaannya dirumah tidak dihargai suami atau suami lebih mementingkan karir daripada istrinya. Namun demikian, kebanyakan wanita dewasa madya juga mampu
menyesuaiakan diri terhadap perkawinannya dengan lebih baik. Hal ini dikarenakan wanita dewasa madya sudah memiliki pengalaman dalam berumahtangga yang cukup lama sehingga lebih positif dalam menilai perkawinannya (Santrock, 2002). Dalam perkawinan, wanita pada masa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 29
dewasa madya memandang pasangannya sebagai pribadi yang seutuhnya (Salkind, 2009), menerima kelebihan maupun kekurangan pernikahannya, mengenali pola konflik dengan baik, serta memiliki harapan yang lebih realistis terhadap satu sama lain karena telah melewati kehidupan rumah tangga yang cukup lama (Santrock, 2002). Pernikahan yang telah berlangsung lama ini memiliki kecenderungan lebih kecil untuk bercerai karena kemapanan finansial dan emosional yang telah dibangun (Papalia, Old & Feldman, 2011). Pernikahan yang bertahan hingga masa dewasa madya dianggap telah mencapai stabilitas (Campbell, dalam Santrock, 2002). Pada masa ini pula, wanita mengalami suatu fase dalam kehidupannya yang disebut sindrom sarang kosong. Sebutan ini digunakan untuk menyebutkan keadaan dimana seorang ibu merasakan kesepian karena anak-anak mulai beranjak dewasa dan meninggalkan rumah untuk menjalani kehidupannya sendiri. Dalam perkawinan yang baik, keadaan ini mungkin digunakan sebagai masa bulan madu kedua karena pasangan lebih banyak menghabiskan waktu bersama (Papalia & Feldman, 2014).
C. Dinamika Perbedaan Kepuasan Perkawinan pada Wanita Berdasarkan Tahapan Usia Dewasa Awal dan Dewasa Madya Kepuasan perkawinan menjadi salah satu penentu kesejahteraan dalam kehidupan perkawinan (Hurlock, 1990). Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap kepuasan perkawinan yaitu gender (Helgeson, 2012). Helgeson
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 30
menyebutkan, karena wanita secara sosial berfokus pada lingkungan sekitarnya maka emosi dan perilaku pasangan lebih mempengaruhi penilaiannya terhadap perkawinannya. Wanita juga dikatakan lebih terlibat secara emosional dalam sebuah hubungan dibandingkan laki-laki sehingga apapun yang mempengaruhi keadaan emosionalnya akan mempengaruhi penilaiannya terhadap kepuasan perkawinan. Selain itu karakter kepribadian dari wanita juga lebih berpengaruh pada kestabilan perkawinan, hal ini yang kemuadian dinilai sebagai pemicu tingginya angka perceraian yang diajukan oleh wanita (Helgeson, 2012). Selain gender, tahapan usia juga mempengaruhi kepuasan perkawinan (Gorchoff, John &Helson, 2008). Dalam penelitiannya, Gorchoff dkk menemukan bahwa dewasa madya lebih puas dalam perkawinannya dibandingkan dewasa awal. Perbedaan ini terkait dengan tugas perkembangan serta karakteristik wanita pada tahapan usia dewasa awal dan dewasa madya. Seperti yang diketahui, wanita pada tahapan usia dewasa awal mengalami banyak perubahan dalam kehidupannya baik itu perubahan fisik, kognitif maupun emosi (Papalia, Old, Feldman 2010). Dari segi fisik, wanita pada tahapan usia dewasa awal berada pada puncak kesehatan, kekuatan, daya tahan dan fungsi motorik mereka (Papalia, Old, Feldman, 2010). Pada masa ini individu berada pada kondisi yang paling sehat, jarang mengalami penyakit kronis serta mengetahui bagaimana cara meningkatkan kesehatan (Santrock, 2002). Masa dewasa awal juga merupakan usia reproduktif, artinya pada masa dewasa awal seorang wanita
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 31
akan mengalami perubahan peran ketika menikah dan memiliki anak atau bereproduksi (Hurlock, 1990). Pada masa ini wanita mengalami perubahan menjadi ibu atau orangtua dan melakukan banyak penyesuaian terkait peran baru terutama dalam perkawinan. Secara kognitif wanita pada usia dewasa awal memiliki pemikiran yang lebih logis dan sistematis dibandingkan saat remaja (Santrock, 2002). Horn (dalam Santrock, 2002) mengatakan, pada masa dewasa awla individu memiliki kemampuan untuk berpikir secara abstrak atau yang disebut Fluid Intelligence. Sementara itu menurut Schaie (dalam Santrock, 2002) secara umum individu pada masa dewasa awal melewati dua fase kognitif yaitu fase mencapai prestasi dan fase tanggung jawab. Fase mencapai prestasi ini terjadi pada saat individu mulai menerapkan pengetahuannya pada suatu situasi tertentu yang memerlukan tujuan jangka panjang seperti pernikahan dan karir. Sementara fase tanggungjawab merupakan perluasan kemampuan kognitif dimana indivdu mulai memberikan perhatian dan meningkatkan tanggung jawab pada suatu hal baru misalnya bertanggungjawab pada keluarga baru (Schaie dalam Santrock, 2002). Dari segi emosional, masa dewasa awal dipandang sebagai masa ketegangan emosional (Hurlock, 1990). Ketegangan emosional lebih sering tampak pada wanita, hal ini dikarenakan dalam sebuah hubungan, wanita lebih menunjukkan ketergantungan emosional dibandingkan laki-laki (Helgeson, 2012). Hal ini terjadi apabila wanita tidak mampu mengatasi masalah-masalah dalam kehidupannya terkait dengan peran barunya sebagai
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 32
seorang istri atau ibu (Hurlock, 1990). Selain itu, wanita pada tahapan usia dewasa awal juga memiliki tugas perkembangan untuk membangun keintiman dengan orang lain yang biasanya terwujud dalam sebuah perkawinan (Salkind, 2009). Perkawinan pada masa dewasa awal tidak luput dari masalah (Gunarsa, 1990). Pasangan suami istri pada masa dewasa awal masih harus mencoba dan melakukan penyesuaian dalam kehidupan perkawinan (Hurlock, 1990). Perubahan dalam perkawinan ini lebih signifikan pada perempuan dimana terjadi pergeseran peran dari wanita single menjadi seorang ibu (Dew & Wilkox, 2011). Hal ini mengubah pola peran serta kehidupan mereka (Trokan, 1998). Penyesuaian dan perubahan yang dilakukan dalam kehidupan seorang wanita dewasa awal yang menikah terkadang tidak berjalan mulus. Wanita dewasa awal seringkali menjumpai kesulitan dalam perkawinannya diantaranya kesulitan menyesuaikan diri dengan suami yang tidak sesuai harapannya, kehidupan ekonomi yang masih harus ditingkatkan, perubahan peran menjadi istri yang terikat dengan suami serta menjadi ibu, serta penyesuaian dengan mertua dan teman-teman (Hurlock, 1990). Dalam menghadapi perkawinan, wanita dewasa awal lebih banyak mengandalkan kemampuan berpikir secara abstrak (fluid intelligence) dari pengetahuan yang didapatkan selama masa remaja (Murray dalam Huston dkk, 2001. Wanita pada tahapan usia dewasa awal banyak melakukan penyesuaian baru dan lebih sering mencoba karena belum memiliki informasi yang cukup mengenai perkawinan. Dari segi emosional, emosi wanita dewasa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 33
awal masih bergantung pada pasangannya sehingga bisa dikatakan wanita dewasa awal memiliki emosi yang belum stabil dibandingkan wanita pada masa dewasa madya (Santrock, 2002). Hal ini mengakibatkan wanita dewasa awal memiliki penilaian yang cenderung rendah terhadap perkawinan. Hal ini pula yang mengakibatkan banyak wanita mengajukan gugatan cerai pada usia dewasa awal. Sementara itu wanita pada tahapan dewasa madya juga melalui beberapa perubahan dalam kehidupannya. Dari segi fisik, wanita pada tahapan usia dewasa madya mengalami perubahan terkait penurunan fungsi seksual dan reproduksinya (Papalia, Old, Feldman, 2010) atau yang lebih dikenal dengan istilah menopause. Pada masa menopause ini, wanita mengalami beberapa sindrom seperti berhentinya menstruasi, berhentinya sistem reproduksi, tegang dan panas pada bagian tubuh tertentu (Hurlock, 1990). Dari segi kognitif, individu yang berada pada tahapan usia dewasa madya mengalami penurunan dalam daya ingat (Santrock, 2002). Namun menurut Horn kecerdasan kognitif yang membutuhkan kemampuan verbal (Crystallized Intelligence) meningkat seiring bertambahnya usia. Selain itu dari segi kognitif individu pada masa dewasa madya memasuki fase eksekutif dimana seseorang mulai bertanggungjawab pada sistem kemasyarakatan dan organisasi sosial (Schaie dalam Santrock, 2002). Secara emosional, wanita dewasa madya lebih bisa mengontrol emosinya, mementingkan rasa aman dan saling berbagi pengetahuan bersama
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 34
pasangannya (Santrock, 2002). Wanita pada masa ini juga mengalami penurunan emosi negatif dan mulai belajar menerima apa yang terjadi dalam dirinya (Papalia, Old, feldman, 2010). Dukungan sosial dari teman dan pasangan serta faktor agama berperan penting dalam memberikan kebahagiaan bagi wanita dewasa madya (Myers dalam Papalia dkk, 2010). Hal ini yang menyebabkan wanita pada tahapan dewasa madya mudah beradaptasi dengan perubahan dalam perkawinannya. Meskipun mengalami banyak perubahan dalam kehidupannya, wanita pada tahapan usia dewasa madya sudah bisa mengenali pola-pola konflik, cara mengatasinya dan lebih realistik terhadap perkawinannya dibandingkan pada masa dewasa awal (Santrock, 2002). Selain itu pada masa dewasa madya wanita memiliki banyak waktu luang yang bisa dihabiskan bersama pasangan setelah melepas anak-anak yang beranjak dewasa (Santrock, 2002). Fase ini disebut juga fase sarang kosong atau “empty nest’ dimana wanita lebih banyak menghabiskan waktunya untuk melakukan kegiatan yang sesuai keinginan mereka sendiri secara bebas seperti hobi, olahraga ataupun membaca (Santrock, 2002). Selain itu, pada masa ini wanita juga kembali mendekatkan diri dengan pasangan sehingga dapat kembali merasakan kebahagiaan serta kepuasan dalam perkawinannya, bahkan cenderung lebih puas dibandingkan selama 4 tahun pertama (Papalia dkk, 2010). Vaillant (dalam Santrock, 2002) menyebutkan, individu pada masa dewasa madya memiliki perasaan yang lebih rileks dalam menyikapi suatu masalah. Hal ini
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 35
membuat wanita lebih dapat mengontrol emosinya dan memandang pasangan serta perkawinannya secara lebih positif. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa wanita dewasa madya juga mengalami perubahan-perubahan dalam kehidupannya namun karena kondisi emosi yang cenderung stabil serta adanya waktu luang yang dapat dihabiskan bersama pasangan, wanita pada tahapan usia dewasa madya memandang perkawinannya dengan lebih positif dibandingkan wanita pada tahapan usia dewasa awal. Selain itu karena kemampuan kognitif wanita dewasa awal yang terbatas pada penalaran abstraksi membuat wanita dewasa awal kurang memiliki pengetahuan yang didapatkan dari pengalaman sendiri mengenai perkawinan sehingga kurang mudah menyesuaikan diri dengan perkawinanya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 36
D. Skema Penelitian Berdasarkan kajian teori di atas, dapat dirumuskan kerangka berpikir penelitian ini sebagai berikut.
Kepuasan Perkawinan a. b. c. d. e. f. g.
Komunikasi Afeksi Kesetiaan Kepuasan Ekonomi Kepuasan Seksual Pembagian Peran Manajemen Konflik
Wanita Dewasa Awal
Wanita Dewasa Madya
a. Kemampuan berpikir abstrak b. Mengurusi anak, memiliki sedikit waktu luang bersama suami c. Ketergantungan emosi pada pasangan dan emosi tidak stabil
a. Kemampuan mengintegrasikan pengetahuan dan pengalaman b. Memiliki banyak waktu luang bersama suami karena kepergian anak-anak dari rumah c. Kemandirian emosional dan kemampuan mengontrol emosi
Tingkat Kepuasan Perkawinan Rendah
Tingkat Kepuasan Perkawinan Tinggi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 37
E. Hipotesis Penelitian Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: 1. Ada perbedaan yang signifikan tingkat kepuasan perkawinan pada wanita dewasa awal dan wanita dewasa madya. 2. Wanita dewasa madya memiliki tingkat kepuasan yang lebih tinggi dibandingkan wanita dewasa awal.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif komparatif. Penelitian komparatif
adalah
penelitian
yang
bertujuan
untuk
membandingkan
keberadaan satu variable pada dua sampel yang berbeda, atau pada waktu yang berbeda (Sugiyono, 2012). Pada penelitian ini, peneliti ingin membandingkan variabel tingkat kepuasan perkawinan pada perempuan dewasa awal dan perempuan dewasa madya.
B. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012). Variabel-variabel dalam penelitian ini antara lain: 1. Variabel Tergantung
: Tingkat kepuasan perkawinan.
2. Variabel Bebas
: Tahapan Usia subjek.
C. Definisi Operasional Variabel Penelitian 1. Tingkat KepuasanPerkawinan Tingkat kepuasan perkawinan adalah tingkat reaksi atau perasaan senang yang diperoleh wanita karena terpenuhinya kebutuhan dan
38
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 39
harapannya dalam kehidupan perkawinan. Tingkat kepuasan perkawinan diukur dengan menggunakan skala kepuasan perkawinan yang dibuat oleh peneliti. Semakin tinggi subjek mendapat skor dalam penelitian ini, maka semakin tinggi tingkat kepuasan perkawinan subjek. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah subjek mendapat skor dalam penelitian, maka semakin rendah tingkat kepuasan perkawinan subjek. Adapun skala kepuasan perkawinan memiliki aspek dan indikator sebagai berikut: a.
b.
Komunikasi, yang memiliki beberapa indikator diantaranya: 1)
Keterbukaan dalam komunikasi
2)
Kejujuran dalam menyampaikan informasi
3)
Menjadi pendengar yang baik
Afeksi, yang memiliki indikator: 1)
c.
Kesetiaan, beberapa indikatornya antara lain: 1)
d.
e.
f.
Memberikan perhatian pada pasangan
Berkomitmen untuk hidup bersama pasangan selamanya
Kepuasan ekonomi 1)
Puas dengan pendapatan pasangan
2)
Sepakat dalam mengelola keuangan
Kepuasan seksual, memiliki beberapa indikator seperti: 1)
Mampu mengungkapkan hasrat seksual
2)
Mengenali kebutuhan seksual pasangan
Pembagian peran 1)
Kesepakatan dalam berbagi pekerjaan rumahtangga
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 40
2) g.
Kesepakatan dalam mendidik anak
Manajemen konflik 1)
Kemampuan menyelesaikan masalah
2)
Pengambilan keputusan bersama
2. Tahapan Usia Subjek Terdapat dua kelompok tahapan usia subyek dalam penelitian ini yaitu, tahapan usia subyek dewasa awal dan tahapan usia subyek dewasa madya. Rentang usia subjek dewasa awal yaitu 20 tahun hingga 39 tahun, sementara rentang usia subjek dewasa madya yaitu 40 tahun hingga 60 tahun. Untuk membedakan subyek dewasa awal dan dewasa madya, peneliti mengelompokkan skala berdasarkan data usia yang diisi oleh subjek.
D. Subjek Penelitian Peneliti
menggunakan
teknik
nonprobability
sampling
dalam
mengambil sampel penelitian, yaitu teknik pengambilan sampel di mana setiap anggota populasi tidak memiliki kesempatan atau peluang yang sama sebagai sampel (Noor, 2012). Dalam hal ini peneliti menggunakan teknik purposive sampling. Teknik ini digunakan karena pengambilan sampel didasarkan pada pertimbangan tertentu berdasarkan ciri atau sifat populasi yang sudah ditentukan peneliti (Sumanto, 2014).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 41
Subjek dalam penelitian ini adalah wanita yang berdomisili di Provinsi D.I Yogyakarta yang memiliki beberapa ciri, diantaranya: 1. Wanita dengan rentang usia 20-60 tahun yang sudah menikah 2. Minimal usia perkawinan adalah 2 tahun, karena durasi perkawinan dibawah dua tahun dianggap sebagai masa bulan madu dan kurang dapat memprediksi kepuasan perkawinan (Fischer dalam Trokan, 1998). 3. Tinggal serumah dengan suami, hal ini dikarenakan terdapat beberapa aspek dalam kepuasan perkawinan yang membutuhkan kerjasama suami istri secara langsung seperti komunikasi, afeksi, kepuasan seksual dan pembagian peran. 4. Memiliki anak, karena pasangan yang memiliki anak cenderung lebih puas dan merasa perannya sebagai orangtua terpenuhi dibandingkan pasangan tanpa anak (Dew dan Wilcox, 2011; Santrock, 2002). E. Metode dan Instrumen Penelitian Metode yang digunakan untuk penelitian ini adalah
dengan
menggunakan skala kepuasan perkawinan. Skala kepuasan perkawinan tersebut disusun berdasarkan indikator yang telah disebutkan diatas. Skala ini merupakan skala Likert, di mana subjek diminta menyatakan kesetujuanketidaksetujuannya terhadap pernyataan-pernyataan mengenai
kepuasan
perkawinan yang peneliti susun. Respon jawaban terhadap pernyataanpernyataan dalam skala terdiri atas empat respon yaitu, Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 42
Setiap aitem yang mewakili indikator dibagi dalam dua jenis pernyataan, yaitu pernyataan yang bersifat favorable dan pernyataan yang bersifat unfavorable. Pernyataan yang bersifat favorable adalah pernyataan yang jika disetujui akan mendukung atribut yang diukur. Sebaliknya pernyataan unfavorable adalah pernyataan yang jika disetujui akan menunjukkan sikap negatif atau tidak mendukung atribut yang diukur (Supratiknya, 2014). Pemberian skor dalam pilihan jawaban untuk aitem favorable adalah 4 untuk pilihan respon “Sangat Setuju” (SS), skor 3 untuk respon “Setuju” (S), skor 2 untuk respon “Tidak Setuju” (TS), dan skor 1 untuk respon “Sangat Tidak Setuju” (STS). Sedangkan untuk aitem unfavorable, skornya adalah 1 untuk pilihan respon “Sangat Setuju” (SS), skor 2 untuk respon “Setuju” (S), skor 3 untuk respon “Tidak Setuju” (TS), dan skor 4 untuk respon “Sangat Tidak Setuju” (STS). Tabel 1. Skor Penilaian Skala Kepuasan Perkawinan. Respon Jawaban
Favorable
Unfavorable
Sangat Setuju (SS)
4
1
Setuju (S)
3
2
Tidak Setuju (TS)
2
3
Sangat Tidak Setuju (STS)
1
4
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 43
Tabel 2. Blue-print Skala Kepuasan Perkawinan sebelum try-out. No.
Aspek
Nomor Aitem Favorable
Komunikasi
Jumlah
Bobot
12
18,2%
10
15,2%
Unfavorable
1, 9, 21, 26, 33, 17, 31, 36, 40,
1.
Afeksi
56,
48, 54
3, 18, 27, 30, 35
10, 11, 49, 57,
2. 65 3.
Kesetiaan
23, 37, 61
8, 19, 45
6
9%
Kepuasan
2, 12, 14, 28, 47
20, 32, 43, 50,
10
15,2%
4. 62
Ekonomi Kepuasan
4, 25, 44, 51, 59
5, 13, 41, 55, 63
10
15,2%
6, 15, 38, 42, 46
24, 29, 52, 58,
10
15,2%
8
12%
66
100%
5. Seksual Pembagian 6. 60
Peran Manajemen
7, 22, 34, 66
16, 39, 53, 64
7. Konflik TOTAL
F. Kredibilitas Instrumen Penelitian 1. Uji Validitas Validitas adalah kualitas yang menunjukkan sejauh mana suatu tes sungguh-sungguh mengukur atribut psikologis yang hendak diukurnya (Supratiknya, 2014). Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 44
validitas isi yaitu tingkat di mana suatu tes mengukur lingkup isi yang dimaksud (Sumanto, 2014). Salah satu cara yang dapat mendukung validitas isi adalah dengan menyajikan blue print (Azwar, 2013). Dalam mengembangkan isi dari sebuah skala, pada uji validitas dilakukan juga analisis rasional melalui professional judgement (Azwar, 2003). Dalam hal ini peneliti melakukan pengujian validitas isi dengan bantuan professional judgement yaitu Dosen Pembimbing Skripsi. 2. Analisis Aitem Analisis aitem dilakukan untuk menguji kualitas sebuah skala psikologi yang dilihat dari setiap aitem dan untuk mendukung validitas sebuah skala (Azwar,2013). Tujuan dari analisis aitem adalah memilih aitem-aitem yang akan membentuk sebuah skala yang bersifat homogen atau memiliki daya diskriminasi yang baik (Supratiknya, 2014) Batasan koefisien korelasi rix ≥ 0,30 digunakan sebagai kriteria pemilihan aitem. Semua aitem yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,30 daya pembedanya dianggap memuaskan dan dapat digunakan, sedangkan aitem yang memiliki koefisien korelasi kurang dari
0,30
dianggap sebagai aitem yang memiliki daya diskriminasi rendah atau dianggap kurang baik dan tidak digunakan (Azwar, 2013). Pengambilan data uji coba dilakukan pada bulan mei 2015 dengan jumlah subjek sebanyak 50 orang. Analisis aitem dalam penelitian ini menggunakan SPSS For Windows 16.0 dengan melihat Corrected ItemTotal Correlation pada Reliability Statistics. Berdasarkan data yang ada dari
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 45
66 aitem yang disajikan, terdapat 4 aitem yang tidak memenuhi syarat. Keempat aitem ini dinyatakan gugur karena memiliki nilai koefisien korelasi kurang dari 0.30. Dari 66 aitem, terdapat 62 aitem yang dinyatakan memenuhi syarat. Tabel 3. Blue-print Skala Kepuasan Perkawinan sesudah try-out. No.
Aspek
Nomor Aitem Favorable
Komunikasi
Jumlah
Bobot
12
19,3%
10
16%
Unfavorable
1, 9, 21, 26, 33, 17, 31, 36, 40,
1.
Afeksi
56,
48, 54
3, 18, 27, 30, 35
10, 11, 49, 57,
2. 65 3.
Kesetiaan
23, 37, 61
8, 19, 45
6
9,7%
Kepuasan
2, 12, 14, 28, 47
20, 32, 43, 50,
10
16%
4. 62
Ekonomi Kepuasan
4, 25, 44, 51, 59
5, 13, 41, 55, 63
9
15%
6, 15, 38, 42, 46
24, 29, 52, 58,
8
13%
7
11%
62
100%
5. Seksual Pembagian 6. 60
Peran Manajemen
7, 22, 34, 66
16, 39, 53, 64
7. Konflik TOTAL
Keterangan : Aitem yang gugur ditandai dengan angka yang dicetak tebal
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 46
Tabel 4. Blue-print Skala Kepuasan Perkawinan final. No.
Aspek
Nomor Aitem Favorable
Komunikasi
Jumlah
Bobot
12
19,3%
10
16%
Unfavorable
7, 9, 24, 27, 48, 28, 30, 8, 39, 26,
1.
Afeksi
59
42
6, 29, 41, 21, 17
40, 25, 50, 22,
2. 11 3.
Kesetiaan
56, 4, 60
49, 18, 38
6
9,7%
Kepuasan
16, 23, 10, 19, 45
61, 20, 5, 43, 51
10
16%
32, 47, 14, 54, 37
58, 3, 62, 57
9
15%
31, 15, 1, 33
44, 55, 13, 36
8
13%
53, 35, 12, 46
34, 2, 52
7
11%
62
100%
4. Ekonomi Kepuasan 5. Seksual Pembagian 6. Peran Manajemen 7. Konflik TOTAL
3. Uji Reliabilitas Realibitas mengacu pada sejauh mana suatu hasil pengukuran dapat dipercaya dan konsisten (Azwar, 2014). Koefisien reliabilitas (rxx’) berada dalam rentang angka dari 0 sampai dengan 1,00. Semakin koefisien
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 47
reliabilitas mendekati angka 1,00 berarti pengukuran semakin reliabel, semakin mendekati angka 0 berarti pengukuran tidak reliabel. Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan Alfa Cronbach dengan program SPSS For Windows 16.0. Berdasarkan data Reliability Statistics, koefisien skala sebelum seleksi aitem sebesar 0,961 dan koefisien skala setelah seleksi aitem sebesar 0,963. Skala penelitian ini dinyatakan reliabel karena memiliki koefisien skala mendekati 1,00.
Tabel 5. Tabel 5a. Data Statistik Reliabilitas Sebelum Seleksi Aitem Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items .961
66
Tabel 5b. Data Statistik Reliabilitas Setelah Seleksi Aitem Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items .963
62
G. Metode Analisis Data 1. Uji Asumsi a. Uji Normalitas Uji normalitas adalah uji yang dilakukan untuk mengecek apakah data penelitian berasal dari populasi yang sebarannya normal (Santoso, 2010). Uji ini perlu dilakukan karena semua perhitungan statistik baru
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 48
dapat dilakukan apabila memiliki asumsi normalitas sebaran (Santoso, 2010). Untuk melakukan uji normalitas, peneliti menggunakan teknik analisis Kolmogorov-Smirnov. Kriteria pengujian uji normalitas adalah apabila nilai signifikansi p lebih besar daripada 0,05 berarti sebaran datanya normal (Santoso, 2010). b. Uji Homogenitas Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui varian populasi data apakah antara dua kelompok memiliki varian yang sama atau berbeda (Priyatno, 2014). Uji ini merupakan prasyarat dalam uji hipotesis independent sample t-test (Priyatno, 2014). Kriteria pengujian uji homogenitas adalah apabila nilai siginfikansi p lebih besar daripada 0,05 berarti data penelitian homogeny atau tidak memiliki perbedaan varian (Priyatno, 2014) 2. Uji Hipotesis Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan tingkat kepuasan perkawinan pada wanita dewasa awal dan wanita dewasa madya. Oleh karena itu peneliti menggunakan uji independent sample t-test untuk menguji hipotesis penelitian. Independent sample t-test digunakan untuk menguji dua rata-rata dari kelompok data yang independen (Priyatno, 2014).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penelitian Pengambilan data penelitian dilakukan pada tanggal 22 Juni 2015 hinggga tanggal 20 Juli 2015. Pengambilan data penelitian dilakukan dengan menggunakan skala kepuasan perkawinan yang dibuat oleh peneliti. Peneliti melakukan pengambilan data dengan cara menyebarkan kuesioner kepada subjek secara langsung maupun dengan bantuan orang lain. Pengambilan data secara langsung dilakukan dengan cara memberikan kuesioner kepada subjek yang berdomisili di Kabupaten Sleman dan Yogyakarta. Sementara untuk pengambilan data lainnya dilakukan dengan cara menitipkan kuesioner pada beberapa kerabat peneliti yang bekerja sebagai guru, pegawai negri sipil dan karyawan swasta yang tersebar di Kecamatan Depok Sleman dan Kecamatan Gondokusuman Yogyakarta.
B. Deskripsi Subjek Penelitian Penelitian ini melibatkan 100 subjek dengan rentang usia 20 tahun hingga 60 tahun yang berada di Yogyakarta. Subjek dalam penelitian ini adalah wanita yang sudah menikah, memiliki anak dan masih tinggal bersama dengan suami. Peneliti mendeskripsikan subjek penelitian berdasarkan latar belakang pendidikan, pekerjaan, usia dan penghasilan suami istri per bulan.
49
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 50
Tabel 6. Deskripsi Subjek Penelitian Pendidikan Terakhir SMP SMA S1 S2 Usia (Tahun) 20 40 21 41 22 42 23 43 24 44 25 45 26 46 27 47 28 48 29 49 30 50 31 51 32 52 33 53 34 54 35 55 36 56 37 57 38 58 39 59 Pekerjaan Wiraswasta Ibu Rumah Tangga PNS Penghasilan/bulan Rp < 1.000.000 Rp 1.000.000-2.000.000 Rp 3.000.000-4.000.000 Rp >5.000.000 Rp >10.000.000
Dewasa Awal Dewasa Madya 7 15 26 19 16 14 1 2
Total 22 45 30 3
0 1 1 2 1 2 1 2 2 3 3 1 9 2 5 4 1 1 7 2
6 2 5 4 3 3 2 3 3 1 2 2 5 1 1 3 1 1 1 1
23 17 10
9 24 17
32 41 27
5 29 5 11 0
3 18 19 8 2
8 47 24 19 2
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 51
Setelah peneliti mengumpulkan data, peneliti mengelompokkan subjek berdasarkan tahapan usia dewasa awal (usia 20-39 tahun) dan tahapan usia dewasa madya (40-59 tahun). Setiap usia diwakili oleh setidaknya satu subjek. Jumlah subjek terbanyak pada tahapan usia dewasa awal berada pada usia 32 tahun dengan jumlah subjek 9 orang. Jumlah subjek terbanyak pada tahapan usia dewasa madya berada pada usia 40 tahun yaitu sebanyak 6 orang. Subjek termuda pada tahapan usia dewasa awal berusia 21 tahun sedangkan subjek tertua berusia 39 tahun. Subjek termuda pada tahapan usia dewasa madya berusia 40 tahun sedangkan subjek tertua berusia 59 tahun. Ratarata usia subjek pada tahapan usia dewasa awal adalah 31,76 tahun. Rata-rata subjek pada tahapan usia dewasa madya adalah 47,22 tahun. C. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Data Penelitian Deskripsi data penelitian berisi informasi mengenai jumlah subjek dalam tiap kelompok sampel, nilai minimum dan maksimum yang diperoleh subjek, nilai rerata dan nilai standar deviasi. Deskripsi data dalam penelitian ini telah dikelompokkan sesuai dengan usia. Untuk lebih jelasnya, deskripsi data penelitian diuraikan dalam tabel berikut. Tabel 7. Deskripsi Data Penelitian Deskripsi N Minimum Maksimum Rerata Standar Deviasi
Kelompok Usia Dewasa Awal Dewasa Madya 50 50 106.00 117.00 243.00 240.00 193.8400 197.6000 24.06315 26.63817
Total 106.00 243.00 195.7200 25.32539
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 52
Tingkat kepuasan perkawinan dalam penelitian ini dilihat dari nilai rerata pada kelompok usia subjek yang ada. Nilai rerata pada setiap kelompok usia tersebut merupakan nilai rerata empirik yang kemudian akan dibandingkan dengan nilai rerata teoritis. Apabila nilai rerata empirik lebih besar daripada nilai rerata teoritis maka dapat disimpulkan bahwa tingkat kepuasan perkawinan kelompok subjek tersebut termasuk dalam kategori tinggi. Berdasarkan perhitungan manual dengan menggunakan rumus, diperoleh nilai rerata teoritik sebesar 155.
Ket.
�=
� ��� + � � 2
∑�
µ = Mean Teoritik Imaks = Skor tertinggi aitem Imin = Skor terendah aitem ∑ k= Jumlah Aitem Hasil tersebut menunjukkan bahwa nilai rerata empirik (M = 195,72) lebih tinggi daripada nilai rerata teoritik (M = 155). Maka dapat disimpulkan bahwa, tingkat kepuasan perkawinan pada wanita dewasa awal dan dewasa madya tinggi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 53
2. Uji Hipotesis Sebelum melakukan uji hipotesis, peneliti melakukan uji asumsi untuk melihat normalitas dan homogenitas data penelitian. Hal ini penting dilakukan agar peneliti dapat menentukan analisis yang tepat untuk uji hipotesis serta tidak meleset dalam pengambilan kesimpulan (Santoso, 2010). Untuk menguji normalitas data penelitian, peneliti menggunakan analisis Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan software statistik SPSS 22. Data penelitian dikatakan normal apabila nilai p lebih besar dari 0,05 (Santoso, 2010).
Tabel 8. Tabel 8a. Ringkasan Uji Normalitas Subjek Dewasa Awal Tests of Normality a
Kolmogorov-Smirnov
total
Statistic
df
Sig.
.120
50
.068
Tabel 8b. Ringkasan Uji Normalitas Subjek Dewasa Madya Tests of Normality a
Kolmogorov-Smirnov Statistic total
.108
df
Sig.
50
.200
*
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa data penelitian wanita dewasa awal (Sig. = 0,068, p > 0,05) dan wanita dewasa madya (Sig. =
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 54
0,200, p > 0,05) tergolong normal. Hal tersebut dikarenakan nilai signifikansi kedua kelompok subjek lebih besar daripada 0,05. Selanjutnya, untuk menguji homogenitas data penelitian, peneliti menggunakan analisis Levene's Test for Equality of Variances. Apabila nilai p lebih besar dari 0,05, maka data penelitian dapat dikatakan homogen (Priyatno, 2014). Tabel 9. Ringkasan Uji Homogenitas Levene's Test for Equality of Variances F total
Equal variances assumed
Sig. .804
.372
Equal variances not assumed
Hasil analisis Levene menunjukkan bahwa data penelitian tergolong homogen (Sig. = 0,372, p > 0,05). Berdasarkan hasil uji asumsi tersebut, peneliti dapat menggunakan analisis parametik independent sample t-test.
Tabel 10. Ringkasan Hasil Uji Independent Sample T-test Independent Samples Test t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the
Sig. (2t total
df
Mean
Std. Error
tailed) Difference Difference
Equal variances
.741
98
.461
3.76000
5.07667
.741 97.004
.461
3.76000
5.07667
assumed
Difference Lower
Upper -
6.31448
13.83448
Equal variances not assumed
6.31577
13.83577
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 55
Menurut Priyatno (2014), pengambilan keputusan terhadap uji hipotesis dapat dilihat pada nilai signifikansi (Sig. 2-tailed). Apabila nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 maka tidak ada perbedaan pada variabel yang diteliti. Berdasarkan hasil uji Independent Sample T-test yang diuraikan dalam tabel di atas, data penelitian memiliki nilai signifikansi sebesar 0,461 (Sig. = 0,461, p > 0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan tingkat kepuasan perkawinan pada wanita dewasa awal dan wanita dewasa madya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 56
D. Analisis Tambahan Analisis tambahan ini dilakukan untuk melihat perbedaan tiap aspek kepuasan perkawinan pada kedua kelompok usia. Berikut adalah tabel perbedaan mean tiap aspek pada kelompok usia dewasa awal dan dewasa madya.
Tabel 11. Ringkasan Hasil Perbandingan Antar Aspek Kepuasan Perkawinan Group Statistics
Aspek Komunikasi
Afeksi
Kesetiaan
Kepuasan Ekonomi
Kepuasan Seksual
Pembagian Peran
Manajemen Konflik
Kelompok Usia
N
Mean
Dewasa awal
12
154.0000
Dewasa madya
12
156.6667
Dewasa awal
10
147.2000
Dewasa madya
10
155.8000
Dewasa awal
6
179.3333
Dewasa madya
6
178.5000
Dewasa awal
10
149.0000
Dewasa madya
10
148.5000
Dewasa awal
9
153.2222
Dewasa madya
9
155.1111
Dewasa awal
8
160.6250
Dewasa madya
8
166.7500
Dewasa awal
7
163.1429
Dewasa madya
7
165.1429
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa aspek kesetiaan memiliki mean yang paling tinggi baik pada tahapan usia dewasa awal (M=179.33) dan tahapan usia dewasa madya (M=178.50). Hal tersebut berarti aspek kesetiaan merupakan aspek yang paling mempengaruhi kepuasan perkawinan pada tahapan usia dewasa awal dan dewasa madya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 57
E. Pembahasan Hasil penelitian ini menemukan bahwa tidak ada perbedaan tingkat kepuasan perkawinan (Sig. = 0,461, p > 0.05) pada wanita dewasa awal dan wanita dewasa madya. Hal ini disebabkan oleh nilai signifikansi hasil uji perbedaan yang lebih tinggi daripada 0,05. Sementara itu, nilai rerata empirik kedua kelompok subjek (M = 195,72) lebih tinggi dibandingkan nilai rerata teoritik (M = 155). Jika nilai rerata empirik lebih tinggi daripada nilai rerata teoritik maka tingkat kepuasan perkawinan tinggi. Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa wanita dewasa awal dan dewasa madya sama-sama memiliki tingkat kepuasan perkawinan yang tinggi. Berdasarkan uraian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa kelompok usia tidak mempengaruhi tingkat kepuasan perkawinan pada wanita. Wanita dewasa awal maupun wanita dewasa madya sama-sama memiliki tingkat kepuasan perkawinan yang tinggi. Hal tersebut tentu dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satu faktor yang menyebabkan tingkat kepuasan perkawinan yang tinggi adalah status sosial ekonomi menengah keatas. Menurut Miller (dalam Hurlock, 10990) keluarga dengan status sosial ekonomi menengah keatas cenderung lebih positif dalam menilai perkawinannya. Status sosial ekonomi dapat dilihat dari besarnya penghasilan suami-istri. Berdasarkan data yang ada, hampir setengah jumlah subjek penelitian memiliki penghasilan menengah keatas ( 45 orang > Rp 3.000.000 / bulan). Kriteria penentuan jumlah penghasilan dilihat dari upah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 58
minimum regional (UMR) Daerah Istimewa Yogyakarta. Rata-rata UMR DIY adalah Rp 1.200.000/bulan (BPS DIY, 2014), sehingga jumlah penghasilan diatas Rp 3.000.000 termasuk dalam ekonomi menengah keatas. Latar belakang pendidikan juga mempengaruhi bagaimana seseorang menilai kepuasan perkawinannya (Papalia, 2014). Sebagian besar subjek dalam penelitian (78 subjek) ini memiliki latar belakang pendidikan SMA keatas. Hal ini dapat mempengaruhi cara berpikir subjek yang lebih rasional dan penilaian yang lebih positif terhadap perkawinannya. Berdasarkan data analisis tambahan, terlihat bahwa aspek kesetiaan memiliki nilai rerata yang paling tinggi dibandingkan keenam aspek lainnya yaitu sebesar (M=179,33) pada tahapan usia dewasa awal dan (M=178,5) pada tahapan usia dewasa madya. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa aspek yang lebih mempengaruhi kepuasan perkawinan pada tahapan usia dewasa awal dan dewasa madya yaitu aspek kesetiaan. Kesetiaan merupakan sikap pasangan dalam membangun komitmen perkawinannya (Rosen-Granson, 2004). Kesetiaan juga merupakan elemen penting dalam kehidupan perkawinan pada tahapan usia dewasa madya (Santrock, 2002). Hal ini dikarenakan
pada tahapan usia dewasa madya,
seorang wanita memiliki tugas perkembangan untuk mempertahankan perkawinannya serta menjaga komitmen perkawinannya dengan tetap setia pada pasangannya (Santrock, 2002). Hasil penelitian yang menunjukkan bahwa aspek kesetiaan merupakan aspek yang paling mempengaruhi kepuasan perkawinan ini serupa dengan hasil
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 59
penelitian Dollahite dan Lambert (2007) yang memaparkan pentingnya kesetiaan dalam meningkatkan kualitas perkawinan. Lebih lanjut Dollahite dan Lambert mengatakan, kesetiaan dalam perkawinan memiliki hubungan yang erat dengan agama atau kepercayaan dari pasangan. Pasangan yang memandang perkawinannya sebagai suatu perintah dari Tuhannya akan mengikuti ajaran-ajaran dalam agamanya, salah satunya dengan setia terhadap pasangannya. Hal ini terutama tampak pada perkawinan agama katolik dimana kesetiaan merupakan salah satu dari tiga nilai yang penting dan mendasar dalam sebuh perkawinan katolik (Catur, 2008).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan 1. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan tingkat kepuasan perkawinan pada wanita dewasa awal dan wanita dewasa madya. 2. Wanita dewasa awal dan wanita dewasa madya memiliki tingkat kepuasan perkawinan yang tinggi. 3. Aspek kesetiaan merupakan aspek yang paling mempengaruhi kepuasan perkawinan pada wanita dewasa awal dan wanita dewasa madya.
B. Saran 1. Bagi Wanita Dewasa Awal dan Wanita Dewasa Madya Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan tingkat kepuasan perkawinan pada wanita dewasa awal maupun dewasa madya secara signifikan. Wanita dewasa awal dan wanita dewasa madya memiliki tingkat kepuasna perkawinan yang tinggi. Untuk itu wanita atau istri baik yang berada pada tahapan usia dewasa awal maupun dewasa madya diharapkan mampu mempertahankan kepuasan dalam perkawinannya. 2. Bagi Penelitian Selanjutnya Penelitian ini memiliki beberapa kekurangan diantaranya kurangnya data tentang agama, jumlah subjek pada tiap usia tidak merata, tidak ada jeda usia yang cukup signifikan antara subjek tahapan usia dewasa awal
60
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 61
dan tahapan usia dewasa madya sehingga hasil penelitian tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan. Untuk itu bagi peneliti yang ingin meneliti kepuasan perkawinan selanjutnya disarankan menambahkan faktor pendukung lain yang cukup menentukan tingkat kepuasan perkawinan selain usia, seperti agama, jumlah subjek yang merata pada tiap usia, serta jeda usia antara subjek dewasa awal dan dewasa madya yang cukup signifikan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA Andhianita, I., & Andayani, B. (2005). Kepuasan Pernikahan Ditinjau dari Berpacaran dan Tidak Berpacaran. Jurnal Psikologi 32 (2), 101-111. Badan Pusat Statistik. (2009-2013). Persentase Rumah Tangga menurut Daerah Tempat Tinggal, Kelompok Umur,Jenis Kelamin Kepala Rumah Tangga, dan Status Perkawinan, 2009-2013. Diperoleh tanggal 24 September 2014 dari http://bps.go.id/index.php/linkTabelStatis/1605. Benokraitis, N. V. (1996). Marriage and Family. New Jersey: Pretince Hall, Inc. Benson, Purnell. (1955). Familism and Marital Success. Social Forces 33 (3), 277-280. Burpee, Leslie C. & Langer, Ellen J. (2005). Mindfulness and Marital Satisfaction. Journal of Adult development 2 (1), 43-51. Cohen, O., Geron, Y., & Farchi, A. (2009). Marital Quality and Global Wellbeing among Older Adult Israeli Couples in Enduring Marriages. The American Journal of Family Therapy, 37, 299–317. Collins, R. & Coltrane, S. (1991). Sociology of Marriage and The Family: Gender, Love and Property. Chichago: Nelson-Hall. DeGenova, M. K. (2008). Intimate Relationships, Marriage and Family Development. New York: Harper and Row. Desmita. (2006). Psikologi Perkembangan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Dew, Jeffrey & Wilcox, W. B. (2011). If Momma Ain’t Happy: Explaining Declines in Marital Satisfaction Among New Mothers. Journal of Marriage and Family 73, 1-12. Dollahite, David C & Lambert, Nathaniel M. (2007). Forsaking All Others: How Religious Involvement Promotes Marital Fidelity in Christian, Jewish , and Muslim Couples. Review of Religious Research 48 (3), 290-307 Eriany, P. (1997). Menikah atau Hidup Melajang: Pilihan Hidup Wanita Masa Kini. Jurnal Pranata 8 (3), 1-6. Faulkner, R. A., Davey, M., & Davey, A. (2005). Gender-related Predictors of Change in Marital Satisfaction and Marital Conflict. American Journal of Family Therapy, 33, 61–83. Fincham, F. (2004). Communication in marriage. Handbook of family communication, 83-104. Fowers, Blaine J. & Olson, David H. (1993). ENRICH Marital Satisfaction Scale: A Brief Research and Clinical Tool. Journal of Family Psychology 7 (2), 176-185. Gilford, R. & Bengston, V. (1979). Measuring Marital Satisfaction in Three Generations: Positive and Negative Dimensions. Journal of Marriage and Family 41 (2), 387-398 . 62
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 63
Gorchoff, Sara M., John, Oliver P., Helson, Ravena. Contextualizing Change in Marital Satisfaction during Middle Age: An 18-Year Longitudinal Study. Journal of Psychological Science 19 (11), 1194-1200. Gottman, J. M., & Levenson, R. W. (2002). A two-factor model for predicting when a couple will divorce: Exploratory analyses using 14-year longitudinal data. Family Process 41, 71-83. Gottman, J. M., & Notarius, C. I. (2000). Decade review: Observing Marital Interaction. Journal of Marriage and the Family 62, 927–947. Gunarsa, Yulia Singgih. (1990). Psikologi untuk Keluarga. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Helgeson, Vicki S. (2012). Psychology Gender. New Jersey: Pearson. Hirschberger, G., Srivastava, S., Marsh, P., Cowan, C., Cowan, P. (2009). Attachment, Marital Satisfaction, and Divorce During the First Fifteen Years of Parenthood. Pers Relaths 16 (3), 401-420. Hojati, N., Yousefi, Z., & Eilnaz, S. (2014). Predicting Marital Satisfaction: Meta Cognition, Thought Control and Resiliency. Journal of Education and General Studies 2 (6), 138-143. Hurlock, E.B., (1990). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga. Hurlock, E. B. (1994). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga. Huston, T. L., Caughlin, J. P., Houts, R. M., Smith, S. E., & George, L. J (2001). The Connubial Crucible: Newlywed Years as Predictors of Marital Delight, Distress and Divorce. Journal of Personality and Social Psychology 80, 237-252. Indonesia. Undang-undang Tentang Perkawinan, UU No. 1 Tahun 1974. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Keempat. (2008). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Kail, R.V., Cavanaugh, J.C. (2010). Human Development A Life-Span View Fifth Edition. California: Wadsworth, Cengage Learning. Karney, B. & Bradbury, T. (1995). The longitudinal course of marital quality and stability: A review of theory, method, and research. Psychological Bulletin, 118, 3-34. Kirkpatrick, L. A., & Hazan, C. (1994). Attachment styles and close relationships: A four-year prospective study. Journal of Personal Relationships 1, 123-142. Kotler, Philip. (2000). Manajemen Pemasaran. Jakarta: PT. Prenhallindo
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 64
Kulik, L. (2002). Equality in Marriage, Marital Satisfaction, and Life Satisfaction : A Comparative Analysis of Preretired and Retired Men and Women in Israel. Families in Society : The Journal of Contemporary Human Services, 83 (2), 197-207. Kurdek, Lawrence A. (2005). Gender and Marital Satisfaction Early in Marriage : A Growth Curve Approach. Journal of Marriage and Family 67 (1), 68-84 Landis, J. T. & Landis, M. (1963). Personal Adjustment, Marriage and Family Living. New Jersey: Englewood Cliffs, Prentice-Hall, Inc. Larson, J. H., dan Holman, T. B. (1994). Premarital Predictors of Marital Quality and Stability. Journal of Family Relation 43 (2), 228-237. Laswell, M.E. (1991). Marriage and The Family. USA: Wadsworth. Inc. Lemme, B. H. (1995). Development in Adulthood. Needham Heights: Ally and Bacon . Long, S. J. (1984). Adult Life: Development Processes, 2ed. California: Mayfields Publishing Company. Mappiare, A. (1983). Psikologi Orang Dewasa bagi Penyesuaian dan Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional. Monks, F. J., Knoers, A. M. D., Haditono, Siti Rahayu. (2006). Psikologi Perkembangan: Pengantar dalam berbagai Bagiannya. Yogyakarta : Gajah Mada University Press. Noor, Juliansyah. (2012). Metodologi Penelitian : Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah. Jakarta: Kencana. Olson, D.H. & Hamilton, L. M. (1983). Families: What Make Them Work. Beverly Hills: Sage Publication. Papalia, D.E., Old, S.W., & Felman, R.D. (2014). Human Development Psikologi Perkembangan. Jakarta : Kencana. Papalia, D.E., Old, S.W., & Felman, R.D. (2010). Human Development Psikologi Perkembangan (Edisi 9). Jakarta : Kencana. Pusat Bahasa (Indonesia). (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Priyatno, D. (2014). SPSS 22: Pengolah Data Terpraktis. Yogyakarta: Penerbit Andi Media. Proulx, C. M., Helms, H. M. & Buehler, C. (2007). Marital Quality and Personal Well-being: A meta-analysis. Journal of Marriage and Family, 69, 576–593 Pujiastuti, Erni dan Retnowati, Sofia. (2004). Kepuasan Perkawinan dengan Depresi pada Kelompok Wanita Menikah yang Bekerja dan yang Tidak Bekerja. Humanitas : Indonesian Psychology Journal, 1 (2 ), 1-9. Raharso, Alf. Catur. (2008). Kesepakatan nikah dalam hokum perkawinan katolik. Malang : Penerbit Dioma. Robinson, L. C. & Blanton, P. W. (1993). Marital Strenghts in Enduring Marriage. Family Relation 42, 38-45.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 65
Rosen-Grandon, Jane R.; Myers, Jane E.; Hattie, John A. (2004). The Relationship between Marital Characteristics, Marital Interaction Processes, and Marital Satisfaction. Journal of Counseling and Development 82 (1), 58-64. Santrock, J.W. (2002). Life-Span Development Perkembangan Masa Hidup jilid 2 ed. 5. Jakarta: Penerbit Erlangga. Sadarjoen, S. (2005). Konflik Marital: pemahaman konseptual, aktual dan alternatif solusinya. Bandung : Refika Aditama. Salkind, Neil. J. (2009). Teori-teori Perkembagan Manusia : Sejarah kemunculan, konsepsi dasar, analisis komparatif, dan aplikasi. Bandung : Penerbit Nusa Media. Santoso, A. (2010). Statistik untuk Psikologi dari Blog menjadi Buku. Yogyakarta: Penerbit Universitas Sanata Dharma . Sari, E. I., indriana, Y., & Ariati, J. (2012). Hubungan antara Kepribadian Ekstraversi dengan Kepuasan Perkawinan pada Karyawan Wanita di PT Indotama Omicron Kahar Purwerejo. Jurnal Psikologi 1 (1), 168-178. Simpson, J.A., & Rholes, W.S. (2002). Attachment Theory and Close Relationship. New York: Guildford Press. Snyder D.K. (1979). Multidimensional assessment of marital satisfaction. Journal of Marriage and Family, 41 (4), 813-823 . Steinberg L. & Silverberg, SB. (1987). Influences on marital satisfaction during the middle stage of the family life cycle. Journal of Marriage and the Family.; 49, 751–760. Stone, E. A., & Shackelford, T. K. (2007). Marital Satisfaction. Encyclopedia of social psychology , 541-54 . Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Penerbit Alfabeta . Trokan, John. (1998). Stage of the Marital and Family Life Cycle: Marital Miracles. Pastoral Psychology 46 (4), 281-295. White, L. K. & Booth, A. (1991). Divorce Over the Life Course. Journal of Family Issues 12, 5-21. Wismanto, Y. B. (2004). Kepuasan Perkawinan: Ditinjau dari Komitmen Perkawinan, Kesediaan Berkurban, Penyesuaian Diadik, Kesetaraan Pertukaran dan Persepsi terhadap Perilaku Pasangan. Disertasi. Tidak diterbitkan. Yogyakarta: Program Pascasarjana Universitas Gajah Mada.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 66
Wood, W., Rhodes, N., & Whelan, M. (1989). Sex differences in positive wellbeing: A consideration of emotional style and marital status. Psychological Bulletin, 106 (2), 249-264. Yuwana, T. A., & Maramis, W. F. (1991). Dinamika Perkawinan Masa Kini. Malang: Dioma.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN 1 SKALA KEPUASAN PERKAWINAN SEBELUM TRY-OUT
67
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 68
SKALA PENELITIAN
disusun oleh : Caecilia Adelina Lestari Ndaumanu (109114100)
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 69
Salam sejahtera, Saya, Caecilia Adelina Lestari Ndaumanu, adalah mahasiswi tingkat akhir Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. Saat ini saya sedang melakukan penelitian mengenai tingkat kepuasan perkawinan pada wanita. Saya memohon kesediaan Anda untuk membantu saya dengan mengisi skala penelitian ini. Sebelum mengisi skala penelitian, Anda akan diminta untuk mengisi beberapa data diri yang terkait dengan kepentingan penelitian. Selanjutnya, Anda diharapkan mengisi skala penelitian sesuai dengan apa yang Anda alami, rasakan, maupun pikirkan. Anda tidak perlu ragu-ragu dalam menjawab karena tidak ada jawaban yang benar maupun salah. Selain itu, jawaban Anda akan dirahasiakan sehingga saya maupun orang lain tidak mengetahui identitas asli Anda. Saya sangat menghargai apabila Anda bersedia mengisi skala ini dengan sejujur-jujurnya. Apabila Anda bersedia untuk mengisi skala penelitian ini, silakan memberikan tanda tangan atau paraf Anda di akhir pernyataan ini. Terima kasih atas perhatian dan kesediaan Anda.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 70
LEMBAR PERNYATAAN KESEDIAAN Saya bersedia untuk terlibat dalam penelitian ini dengan mengisi skala penelitian tanpa paksaan dari pihak manapun. Untuk menjaga kerahasiaan identitas asli saya, saya tidak mencantumkan nama. Seluruh jawaban yang saya berikan sungguhsungguh sesuai dengan apa yang saya alami, rasakan, dan pikirkan.
Yogyakarta, Mei 2015
(paraf tanpa nama)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 71
PETUNJUK PENGISIAN 1. Sebelum mengisi skala kepuasan perkawinan, isilah data yang ada pada bagian Identitas Diri 2. Bacalah dengan teliti sebelum mengisi jawaban dari pernyataan yang ada 3. Pilihlah salah satu dari empat pilihan jawaban yang telah disediakan, yang paling sesuai dengan keadaan Anda saat ini, dengan memberikan tanda silang (X) pada kolom jawaban. Terdapat empat pilihan jawaban yang tersedia yaitu: SS
: Bila Anda Sangat Setuju dengan pernyataan
S
: Bila Anda Setuju dengan pernyataan
TS
: Bila Anda Tidak Setuju dengan pernyataan
STS
: Bila Anda Sangat Tidak Setuju dengan pernyataan
Contoh : No.
Pernyataan
Jawaban SS
1
Saya senang pasangan memperhatikan penampilan saya
X
S
TS
STS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 72
Identitas Diri
Inisial
:
Lama Pernikahan
:
Jumlah anak
:
Usia tahun
:
tahun
Pendidikan Terakhir : Pekerjaan :
Silakan mengerjakan mulai dari sini. No.
Pernyataan
Jawaban SS
1.
S
TS
STS
Pasangan saya memberikan perhatian saat saya bercerita
2.
Saya merasa pendapatan pasangan cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga kami
3.
Saya merasa nyaman ketika menghabiskan waktu bersama pasangan
4.
Saya merasa pasangan saya mampu memenuhi kebutuhan seksual saya
5.
Saya lebih memilih diam daripada mengatakan keinginan seksual saya pada pasangan
6.
Pasangan saya ikut membantu saya mengurus pekerjaan rumah tangga
7.
Saya dan pasangan bekerjasama mencari jalan keluar atas masalah kami
8.
Saya merasa ingin hidup sendiri tanpa pasangan Periksa kembali jawaban Anda, jangan sampai ada yang tidak terisi!
Silakan lanjut ke halaman berikutnya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 73
No.
Pernyataan
Jawaban SS
9.
S
Saya menyampaikan segala kekurangan saya pada pasangan saya
10.
Saya jarang memuji penampilan pasangan saya
11.
Saya merasa pasangan kurang memperhatikan saya karena sibuk dengan pekerjaannya
12.
Saya merasa pasangan mampu mencari uang untuk memenuhi kebutuhan keluarga
13.
Saya hanya peduli dengan kebutuhan seksual saya sendiri
14.
Saya dan pasangan selalu berdiskusi sebelum membeli perabotan rumah tangga
15.
Pasangan saya ikut terlibat dalam mendidik anak
16.
Pasangan saya sering mengambil keputusannya sendiri tanpa berdiskusi dengan saya
17.
Saya jarang mengungkapkan perasaan saya yang sebenarnya kepada pasangan
18.
Saya dan pasangan sering mengucapkan kata-kata sayang
19.
Saya pernah berpikir untuk berpisah dengan pasangan
20.
Pasangan saya sering membeli barang-barang yang menurut saya tidak penting tanpa memberitahukan saya terlebih dahulu
Periksa kembali jawaban Anda, jangan sampai ada yang tidak terisi! Silakan lanjut ke halaman berikutnya.
TS
STS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 74
No.
Pernyataan
Jawaban SS
21.
S
TS
STS
Saya selalu mendengarkan pasangan saya saat dia berbicara
22.
Pasangan saya menanyakan pendapat saya sebelum mengambil keputusan
23.
Saya ingin hidup bersama dengan pasangan saya hingga maut menjemput
24.
Saya merasa pasangan saya terlalu memanjakan anak kami
25.
Saya berani mengatakan terlebih dahulu keinginan saya untuk berhubungan seksual pada pasangan
26.
Pasangan saya jujur menceritakan semua masa lalunya pada saya
27.
Pasangan saya menanyakan kabar saya saat kami tidak bersama
28.
Saya merasa kehidupan ekonomi keluarga kami sudah cukup layak
29.
Pasangan saya terlalu sibuk dengan pekerjaannya sehingga jarang memperhatikan anak
30.
Saya dan pasangan selalu menyempatkan diri untuk bersama disela-sela kesibukan kami
31.
Saya menyembunyikan beberapa hal dari pasangan
32.
Saya merasa pasangan saya terlalu boros menggunakan uangnya
Periksa kembali jawaban Anda, jangan sampai ada yang tidak terisi! Silakan lanjut ke halaman berikutnya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 75
No.
Pernyataan
Jawaban SS
33.
Saya selalu berkata jujur kepada pasangan saya
34.
Saya dan pasangan mampu mencari jalan keluar
S
TS
STS
atas masalah kami 35.
Pasangan saya sering memuji penampilan saya
36.
Saya merasa pasangan saya sering berbohong
37.
Saya dan pasangan selalu menjaga keharmonisan keluarga kami
38.
Saya dan pasangan berbagi pekerjaan rumah tangga
39.
Saya selalu mengambil keputusan sendiri dalam hal mendidik anak
40.
Saya lebih memilih menonton televisi daripada mendengarkan pasangan saya bercerita
41.
Saya sering merasa terpaksa melayani pasangan untuk memenuhi kebutuhan seksualnya
42.
Saya dan pasangan bekerjasama dalam mendidik anak
43.
Saya merasa pendapatan pasangan saya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan kami
44.
Pasangan saya memahami keinginan saya ketika berhubungan seksual
Periksa kembali jawaban Anda, jangan sampai ada yang tidak terisi! Silakan lanjut ke halaman berikutnya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 76
No.
Pernyataan
Jawaban SS
45.
S
TS
STS
Saya merasa bosan menjalani hidup dengan pasangan saya
46.
Saya dan pasangan sepakat untuk selalu memberi perhatian pada anak
47.
Saya dan pasangan tidak pernah merasa kesulitan membeli kebutuhan rumah tangga
48.
Saya merasa pasangan saya menyembunyikan beberapa hal dari saya
49.
Pasangan saya jarang mengucapkan kata-kata sayang pada saya
50.
Saya merasa perlu mencari penghasilan tambahan tanpa sepengetahuan pasangan untuk memenuhi kebutuhan keluarga
51.
Saya tahu bagaimana caranya membuat pasangan saya senang saat berhubungan seksual
52.
Pasangan saya jarang membantu saya mengerjakan pekerjaan rumah tangga
53.
Saya dan pasangan kesulitan menyelesaikan masalah keluarga kami
54.
Pasangan saya sibuk dengan handphonenya ketika saya bercerita
55.
saya merasa malu mengatakan terlebih dahulu keinginan untuk berhubungan intim dengan pasangan
Periksa kembali jawaban Anda, jangan sampai ada yang tidak terisi! Silakan lanjut ke halaman berikutnya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 77
No.
Pernyataan
Jawaban SS
56.
S
TS
STS
Pasangan saya selalu jujur menceritakan pekerjaannya pada saya
57.
Saya dan pasangan jarang memiliki waktu luang bersama karena kesibukan kami berdua
58.
Saya sering merasa kelelahan karena pekerjaan rumah tangga saya lebih banyak dibandingkan pasangan saya
59.
Saya mengatakan keinginan saya saat mau berhubungan seksual dengan pasangan
60.
Saya merasa pasangan kurang memperhatikan anak kami
61.
Saya ingin mempertahankan keutuhan keluarga kami hingga tua nanti
62.
Saya dan pasangan sering bertengkar karena masalah keuangan
63.
Saya merasa bosan dengan kehidupan seksual saya dan pasangan
64.
Saya merasa pasangan saya selalu menghindar dari masalah keluarga kami
65.
Saya merasa pasangan kurang peduli keberadaan saya dan apa yang saya lakukan
66.
Saya dan pasangan selalu berdiskusi untuk mencari jalan keluar atas masalah kami Periksa kembali jawaban Anda, jangan sampai ada yang tidak terisi!
TERIMA KASIH
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 78
LAMPIRAN 2 SKALA KEPUASAN PERKAWINAN SESUDAH TRY-OUT
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 79
SKALA PENELITIAN
disusun oleh : Caecilia Adelina Lestari Ndaumanu (109114100)
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 80
Salam sejahtera, Saya, Caecilia Adelina Lestari Ndaumanu, adalah mahasiswi tingkat akhir Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. Saat ini saya sedang melakukan penelitian mengenai tingkat kepuasan perkawinan pada wanita. Saya memohon kesediaan Anda untuk membantu saya dengan mengisi skala penelitian ini. Sebelum mengisi skala penelitian, Anda akan diminta untuk mengisi beberapa data diri yang terkait dengan kepentingan penelitian. Selanjutnya, Anda diharapkan mengisi skala penelitian sesuai dengan apa yang Anda alami, rasakan, maupun pikirkan. Anda tidak perlu ragu-ragu dalam menjawab karena tidak ada jawaban yang benar maupun salah. Selain itu, jawaban Anda akan dirahasiakan sehingga saya maupun orang lain tidak mengetahui identitas asli Anda. Saya sangat menghargai apabila Anda bersedia mengisi skala ini dengan sejujur-jujurnya. Apabila Anda bersedia untuk mengisi skala penelitian ini, silakan memberikan tanda tangan atau paraf Anda di akhir bagian Lembar Pernyataan Kesediaan dibawah ini. Terima kasih atas perhatian dan kesediaan Anda.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 81
LEMBAR PERNYATAAN KESEDIAAN
Inisial
: _____
Usia
: ____ tahun
Tinggal bersama suami : YA / TIDAK* (Coret yang tidak sesuai) Jumlah Anak
: ____
Lama Pernikahan Pendidikan Terakhir Pekerjaan Penghasilan Keluarga
: ____ tahun : SMP / SMA / S1 / Lainnya* : ______ : __________ : Rp 1.000.000 - Rp 3.000.000/bulan
(penghasilan suami dan istri)
Rp 3.000.000 - Rp 5.000.000/bulan > Rp 5.000.000/bulan Rp _______ * : Coret yang tidak sesuai
Saya bersedia untuk terlibat dalam penelitian ini dengan mengisi skala penelitian tanpa paksaan dari pihak manapun. Untuk menjaga kerahasiaan identitas asli saya, saya tidak mencantumkan nama. Seluruh jawaban yang saya berikan sungguhsungguh sesuai dengan apa yang saya alami, rasakan, dan pikirkan.
Yogyakarta, Juni 2015
(paraf tanpa nama)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 82
PETUNJUK PENGISIAN 4. Sebelum mengisi skala kepuasan perkawinan, isilah data yang ada pada bagian Lembar Pernyataan Kesediaan 5. Bacalah dengan teliti sebelum mengisi jawaban dari pernyataan yang ada 6. Pilihlah salah satu dari empat pilihan jawaban yang telah disediakan, yang paling sesuai dengan keadaan Anda saat ini, dengan memberikan tanda silang (X) pada kolom jawaban. Terdapat empat pilihan jawaban yang tersedia yaitu: SS
: Bila Anda Sangat Setuju dengan pernyataan
S
: Bila Anda Setuju dengan pernyataan
TS
: Bila Anda Tidak Setuju dengan pernyataan
STS
: Bila Anda Sangat Tidak Setuju dengan pernyataan
Contoh : No.
Pernyataan
Jawaban SS
1
Saya senang pasangan memperhatikan penampilan saya
X
S
TS
STS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 83
Silakan mengerjakan mulai dari sini. No.
Pernyataan
Jawaban SS
1.
S
TS
STS
Saya dan pasangan bekerjasama dalam mendidik anak
2.
Pasangan saya sering mengambil keputusannya sendiri tanpa berdiskusi dengan saya
3.
Saya sering merasa terpaksa melayani pasangan untuk memenuhi kebutuhan seksualnya
4.
Saya ingin mempertahankan keutuhan keluarga kami hingga tua nanti
5.
Saya dan pasangan sering bertengkar karena masalah keuangan
6.
Pasangan saya menanyakan kabar saya saat kami tidak bersama
7.
Saya menyampaikan segala kekurangan saya pada pasangan saya
8.
Saya jarang mengungkapkan perasaan saya yang sebenarnya kepada pasangan
9.
Pasangan saya selalu jujur menceritakan pekerjaannya pada saya Periksa kembali jawaban Anda, jangan sampai ada yang tidak terisi!
Silakan lanjut ke halaman berikutnya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 84
No.
Pernyataan
Jawaban SS
10.
S
TS
STS
Saya dan pasangan tidak pernah merasa kesulitan membeli kebutuhan rumah tangga
11.
Saya dan pasangan jarang memiliki waktu luang bersama karena kesibukan kami berdua
12.
Pasangan saya menanyakan pendapat saya sebelum mengambil keputusan
13.
Pasangan saya terlalu sibuk dengan pekerjaannya sehingga jarang memperhatikan anak
14.
Saya merasa pasangan saya dapat memenuhi kebutuhan seksual saya
15.
Saya dan pasangan sepakat untuk selalu memberikan perhatian pada anak
16.
Saya merasa pendapatan pasangan cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga kami
17.
Saya merasa nyaman ketika menghabiskan waktu bersama pasangan
18.
Saya pernah berpikir untuk berpisah dengan pasangan
19.
Saya merasa kehidupan ekonomi keluarga kami sudah cukup layak Periksa kembali jawaban Anda, jangan sampai ada yang tidak terisi!
Silakan lanjut ke halaman berikutnya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 85
No.
Pernyataan
Jawaban SS
20.
S
TS
STS
Saya merasa pasangan saya terlalu boros menggunakan uangnya
21.
Saya dan pasangan selalu menyempatkan diri untuk bersama disela-sela kesibukan kami
22.
Saya merasa pasangan kurang memperhatikan saya karena sibuk dengan pekerjaannya
23.
Saya merasa pasangan mampu mencari uang untuk memenuhi kebutuhan keluarga
24.
Pasangan saya memberikan perhatian saat saya bercerita
25.
Saya jarang memuji penampilan pasangan saya
26.
Saya lebih memilih menonton televisi daripada mendengarkan pasangan saya bercerita
27.
Saya selalu berkata jujur kepada pasangan saya
28.
Saya menyembunyikan beberapa hal dari pasangan
29.
Pasangan saya sering memuji penampilan saya
30.
Saya merasa pasangan saya menyembunyikan beberapa hal dari saya Periksa kembali jawaban Anda, jangan sampai ada yang tidak terisi!
Silakan lanjut ke halaman berikutnya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 86
No.
Pernyataan
Jawaban SS
31.
S
TS
STS
Pasangan saya ikut membantu saya mengurus pekerjaan rumah tangga
32.
Saya mengatakan keinginan saya saat mau berhubungan seksual dengan pasangan
33.
Pasangan saya ikut terlibat dalam mendidik anak
34.
Saya selalu mengambil keputusan sendiri dalam hal mendidik anak
35.
Saya dan pasangan mampu mencari jalan keluar atas masalah kami
36.
Saya merasa pasangan kurang memperhatikan anak kami
37.
Saya tahu bagaimana caranya membuat pasangan saya senang saat berhubungan seksual
38.
Saya merasa ingin hidup sendiri tanpa pasangan
39.
Saya merasa pasangan saya sering berbohong
40.
Saya merasa pasangan saya kurang peduli keberadaan saya dan apa yang saya lakukan
41.
Saya dan pasangan sering mengucapkan kata-kata sayang Periksa kembali jawaban Anda, jangan sampai ada yang tidak terisi!
Silakan lanjut ke halaman berikutnya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 87
No.
Pernyataan
Jawaban SS
42.
S
TS
STS
Pasangan saya sibuk dengan handphonenya ketika saya bercerita
43.
Saya merasa perlu mencari penghasilan tambahan tanpa sepengetahuan pasangan untuk memenuhi kebutuhan keluarga
44.
Saya sering merasa kelelahan karena pekerjaan rumah tangga saya lebih banyak dibandingkan pasangan saya
45.
Saya dan pasangan selalu berdiskusi sebelum membeli kebutuhan rumah tangga
46.
Saya dan pasangan bekerjasama mencari jalan keluar atas masalah kami
47.
Saya tidak malu mengatakan keinginan saya untuk berhubungan seksual terlebih dahulu pada pasangan
48.
Saya selalu mendengarkan pasangan saya saat dia berbicara
49.
Saya merasa bosan menjalani hidup dengan pasangan saya
50.
Pasangan saya jarang mengucapkan kata-kata sayang pada saya Periksa kembali jawaban Anda, jangan sampai ada yang tidak terisi!
Silakan lanjut ke halaman berikutnya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 88
No.
Pernyataan
Jawaban SS
51.
S
TS
STS
Pasangan saya sering membeli barang-barang yang menurut saya tidak penting tanpa memberitahukan saya terlebih dahulu
52.
Saya merasa pasangan saya selalu menghindar dari masalah keluarga kami
53.
Saya dan pasangan selalu berdiskusi untuk mencari jalan keluar atas masalah kami
54.
Pasangan saya memahami keinginan saya dalam berhubungan seksual
55.
Pasangan saya jarang membantu saya mengerjakan pekerjaan rumah tangga
56.
Saya dan pasangan selalu menjaga keharmonisan keluarga kami
57.
Saya hanya peduli dengan kebutuhan seksual saya sendiri
58.
Saya merasa malu mengatakan terlebih dahulu keinginan untuk berhubungan intim dengan pasangan
59.
Pasangan saya jujur menceritakan masa lalunya pada saya Periksa kembali jawaban Anda, jangan sampai ada yang tidak terisi!
Silakan lanjut ke halaman berikutnya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 89
No.
Pernyataan
Jawaban SS
60.
S
TS
STS
Saya ingin hidup bersama dengan pasangan saya hingga maut menjemput
61.
Saya merasa pendapatan pasangan saya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan kami
62.
Saya merasa bosan dengan kehidupan seksual saya dan pasangan Periksa kembali jawaban Anda, jangan sampai ada yang tidak terisi!
TERIMA KASIH
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 90
LAMPIRAN 3 HASIL UJI RELIABILITAS DAN KUALITAS AITEM SKALA KEPUASAN PERKAWINAN
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 91
A. Hasil Uji Reliabilitas dan Kualitas Aitem Sebelum Seleksi Aitem Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items .961
Scale Mean if Item Deleted 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
207.3600 207.5600 207.1600 207.2600 208.2800 207.4400 207.1400 207.1600 207.4600 207.8200 207.8200 207.4000 207.4200 207.5000 207.0800 207.8400 207.9400 207.7400 207.4400 207.7600 207.4000 207.5400 207.1000 208.2400 207.9800 207.7400 207.3800 207.6000
66 Item-Total Statistics Corrected ItemScale Variance Total if Item Deleted Correlation 488.072 486.619 492.260 491.951 491.185 488.333 488.000 491.158 491.192 483.865 475.130 488.163 489.432 490.010 489.749 486.464 478.425 488.319 482.211 491.778 489.878 483.070 492.663 501.778 486.591 487.870 482.281 484.776
.534 .489 .451 .444 .294 .412 .609 .402 .423 .711 .772 .476 .487 .482 .561 .627 .637 .432 .583 .383 .438 .629 .457 -.005 .500 .468 .723 .563
Cronbach's Alpha if Item Deleted .960 .961 .961 .961 .961 .961 .960 .961 .961 .960 .960 .961 .961 .961 .960 .960 .960 .961 .960 .961 .961 .960 .961 .962 .961 .961 .960 .960
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 92
29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66
207.7400 207.4000 207.7800 207.8200 207.6200 207.4600 207.7800 207.7000 207.2400 207.6200 207.7600 207.6200 207.6600 207.2200 207.7800 207.6800 207.3600 207.2000 207.9000 207.8400 208.0400 208.0800 207.5800 207.8800 207.8600 207.8400 208.0800 207.5200 208.0400 208.1800 207.8200 207.5200 207.0800 207.8200 207.5600 207.6400 207.6000 207.4200
482.115 487.429 481.440 480.396 485.628 488.335 487.236 482.378 487.411 495.996 490.431 484.853 484.882 490.257 483.481 488.467 486.194 489.306 489.561 491.362 482.570 489.463 491.228 489.455 494.409 484.545 485.789 492.826 489.182 492.559 486.844 482.377 492.647 483.375 479.313 478.521 481.918 483.881
.566 .564 .630 .691 .602 .580 .542 .665 .605 .199 .388 .568 .533 .487 .589 .467 .573 .532 .457 .397 .638 .349 .461 .402 .231 .625 .541 .346 .459 .325 .526 .716 .363 .651 .702 .703 .661 .668
.960 .960 .960 .960 .960 .960 .960 .960 .960 .961 .961 .960 .960 .961 .960 .961 .960 .960 .961 .961 .960 .961 .961 .961 .961 .960 .960 .961 .961 .961 .960 .960 .961 .960 .960 .960 .960 .960
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 93
B. Hasil Uji Reliabilitas dan Kualitas Aitem Sesudah Seleksi Aitem Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items .963
1 2 3 4 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 25
Scale Mean if Item Deleted 196.0800 196.2800 195.8800 195.9800 196.1600 195.8600 195.8800 196.1800 196.5400 196.5400 196.1200 196.1400 196.2200 195.8000 196.5600 196.6600 196.4600 196.1600 196.4800 196.1200 196.2600 195.8200 196.7000
62
Item-Total Statistics Scale Corrected Cronbach's Variance if Item-Total Alpha if Item Item Deleted Correlation Deleted 464.116 .529 .963 462.083 .505 .963 467.781 .465 .963 467.408 .460 .963 464.668 .398 .963 464.041 .604 .963 466.924 .405 .963 467.171 .417 .963 459.723 .718 .962 451.396 .771 .962 463.577 .494 .963 465.225 .490 .963 465.522 .497 .963 465.837 .550 .963 461.966 .647 .963 454.841 .629 .963 463.886 .443 .963 458.056 .590 .963 467.153 .401 .963 465.455 .450 .963 459.013 .632 .963 468.355 .463 .963 462.459 .503 .963
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 94
26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66
196.4600 196.1000 196.3200 196.4600 196.1200 196.5000 196.5400 196.3400 196.1800 196.5000 196.4200 195.9600 196.4800 196.3400 196.3800 195.9400 196.5000 196.4000 196.0800 195.9200 196.6200 196.5600 196.7600 196.8000 196.3000 196.6000 196.5600 196.8000 196.2400 196.7600 196.9000 196.5400 196.2400 195.8000 196.5400 196.2800 196.3600 196.3200 196.1400
464.294 458.133 460.589 458.784 463.047 457.480 456.294 461.535 464.110 462.908 458.249 463.182 466.867 460.678 460.689 466.180 459.276 464.327 462.034 465.014 465.261 467.109 458.594 466.082 466.990 466.245 460.700 462.286 468.268 465.533 468.704 462.621 458.472 468.653 459.315 455.226 454.684 458.549 459.756
.450 .731 .569 .547 .577 .631 .698 .604 .586 .552 .672 .612 .367 .574 .539 .484 .597 .469 .578 .540 .464 .400 .639 .326 .464 .371 .620 .522 .360 .441 .312 .532 .714 .355 .654 .710 .703 .641 .674
.963 .962 .963 .963 .963 .963 .962 .963 .963 .963 .962 .963 .963 .963 .963 .963 .963 .963 .963 .963 .963 .963 .962 .964 .963 .963 .963 .963 .963 .963 .964 .963 .962 .963 .962 .962 .962 .962 .962
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 95
LAMPIRAN 4 HASIL SPSS UJI ANALISIS DAN UJI HIPOTESIS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 96
A. Uji Asumsi 1. Uji Normalitas Tests of Normality Dewasa Awal Kolmogorov-Smirnova total
Statistic .120
df 50
Sig. .068
a. Lilliefors Significance Correction Tests of Normality Dewasa Madya Kolmogorov-Smirnova total
Statistic .108
df 50
Sig. .200*
*. This is a lower bound of the true significance. a. Lilliefors Significance Correction 2. Uji Homogenitas Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances F total Equal variances assumed Equal variances not assumed
Sig. .804
.372
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 97
B. Uji Hipotesis
Independent Samples Test t-test for Equality of Means
t total Equal variances .741 assumed
df
Sig. (2Mean Std. Error tailed) Difference Difference
95% Confidence Interval of the Difference Lower
Upper
98
.461
3.76000
5.07667
13.83448 6.31448
Equal variances .741 97.004 not assumed
.461
3.76000
5.07667
13.83577 6.31577
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 98
LAMPIRAN 5 HASIL SPSS DATA ANALISIS TAMBAHAN
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 99
A. Hasil Perbandingan Mean Antar Aspek Kepuasan Perkawinan Group Statistics
Aspek Komunikasi
Afeksi
Kesetiaan
Kepuasan Ekonomi
Kepuasan Seksual
Kelompok Usia Dewasa awal Dewasa madya Dewasa awal Dewasa madya Dewasa awal Dewasa madya Dewasa awal Dewasa madya Dewasa awal
Dewasa madya Pembagian Peran Dewasa awal Dewasa madya Manajemen Dewasa awal Konflik Dewasa madya
N Mean 12 154.0000 12 156.6667
t-test for Equality of Means Sig. (2Mean t tailed) Difference
-.900
.378
-2.66667
-1.807
.088
-8.60000
.202
.844
.83333
.121
.905
.50000
-.306
.764
-1.88889
-.615
.548
-6.12500
-.951
.360
-2.00000
10 147.2000 10 155.8000 6 179.3333 6 178.5000 10 149.0000 10 148.5000 9 153.2222 9 155.1111 8 160.6250 8 166.7500 7 163.1429 7 165.1429