PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KINERJA PADA GURU SLB
SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi
Disusun oleh : Nama : Mega Cristhina Nurhayati Marpaung NIM : 07 9114 072
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2012
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING
SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KINERJA PADA GURU SLB
Oleh : Mega Cristhina Nurhayati Marpaung 079114072
Telah disetujui oleh :
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PENGESAHAN
SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KINERJA PADA GURU SLB
Dipersiapkan dan ditulis oleh : Mega Cristhina Nurhayati Marpaung NIM : 079114072
Telah dipertahankan di depan panitia penguji Pada tanggal 16 Agustus 2012 Dan dinyatakan memenuhi syarat
Susunan panitia penguji
Nama Lengkap :
Tanda tangan
Pembimbing :
Dr. Tjipto Susana, M.Si.
__________________
Penguji I
C. Siswa Widyatmoko, M.Psi.
__________________
:
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
If you believe, you will receive anything you ask for in prayer (Matthew 21 : 22)
My chosen ones will long enjoy the work of their hands They shall not labour in vain (Isaiah 65 : 22b, 65 : 23a)
There is a time for everything, and a season for every activity under the heavens He has made everything beautiful in it’s time (Ecclesiastes 3 : 1, 11)
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Persembahan
Karya indah saya persembahkan untuk : Tuhan Yesus sebagai penolong dan juru selamat Bapak M. Marpaung dan Mama Martha Nanting terkasih Abang Crist Immanuel Marpaung tercinta Sahabat dan Kekasih tersayang Semoga menjadi kado dan bukti yang indah untuk kalian semua
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian dari karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 2012 Penulis,
Mega Cristhina Nurhayati Marpaung
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KINERJA PADA GURU SLB
Mega Cristhina Nurhayati Marpaung ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara kecerdasan emosi dengan kinerja pada guru SLB. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif korelasional. Hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan yang positif antara kecerdasan emosi dengan kinerja guru SLB. Subjek pada penelitian ini adalah 37 orang guru sekolah luar biasa (SLB) yang merupakan pegawai negeri sipil. Jenis kelamin yang menjadi subjek penelitian adalah pria dan wanita.Variabel pada penelitian ini adalah kecerdasan emosi sebagai variable bebas dan kinerja sebagai variable tergantung. Data yang diperoleh berasal dari skala kecerdasan emosi yaitu ECI yang diadaptasi dari Hay Group, McClelland Center for Research and Innovation, dan berasal dari Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3). Validitas skala ditentukan berdasarkan penilaian ahli. Hipotesis penelitian ini diuji dengan menggunakan korelasi Spearman’s Rank. Hasil penelitian ini menunjukkan koefisien korelasi sebesar 0,212 (p > 0,05) dan dengan taraf signifikan = 0,104 (p > 0,05). Hipotesis pada penelitian ini ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang tidak signifikan atau tidak ada korelasi antara kecerdasan emosi dengan kinerja pada guru sekolah luar biasa. Kecerdasan emosi baik tidak membuat kinerja menjadi baik, begitu juga sebaliknya, kecerdasan emosi buruk tidak membuat kinerja menjadi buruk. Kata Kunci : kecerdasan emosi, kinerja, guru SLB,
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
THE CORRELATION BETWEEN THE EMOTION QOUTIENT WITH PERFORMANCE AMONG TEACHERS OF SCHOOLS FOR THE DIFFABLE
Mega Cristhina Nurhayati Marpaung
ABSTRACT This research was aimed at discovering whether there was a correlation between the emotion quotient and performance among teachers of schools for the diffable. It employed a correlational quantitative approach. The hypothesis of this research was that there is a positive correlation between the emotion quotient and performance among teachers of schools for the diffable.The research subjects were 37 civil-servant teachers of schools for the diffable. They consisted of both men and women. The research variables were their emotion quotient, as the independent variable, and their performance, as the dependent variable. The data were obtained from an emotion quotient scale, namely EC1, which had been adapted from Hay Group, McClelland Center for Research and Innovation, and also from their Performance Implementation Evaluation Lists.The research hypothesis was tested using Spearman’s Rank correlation. The results showed a correlation coefficient of 0.212 (p> 0.05) with a significance level of 0.104 (p > 0.05). Thus, the research hypothesis was refuted. This means that there is insignificant correlation or there is no correlation between the emotion quotient and their performance among teachers of schools for the diffable. A high emotion quotient does not lead to good performance, and neither does the opposite: a low emotion quotient does not lead to poor performance. Keywords :emotion quotient, performance, teachers of schools for the diffable
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama
: Mega Cristhina Nurhayati Marpaung
Nomor Mahasiswa
: 079114072
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan Kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul : “Hubungan Antara Kecerdasan Emosi dengan Kinerja Pada Guru SLB” beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan Kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : Yang menyatakan,
(Mega Cristhina Nurhayati Marpaung)
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah Bapa di surga, Yesus dan Bunda Maria, atas kasih dan penyertaanNya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul : “Hubungan Antara Kecerdasan Emosi dengan Kinerja Pada Guru Sekolah Luar Biasa”. Saya sangat menyadari bahwa ada banyak permasalahan dan kendala yang muncul pada saat penulisan skripsi ini. Proses pembuatan skripsi ini, dari awal hingga akhir, telah melibatkan banyak pribadi yang dengan baik dan tangan terbuka untuk turut membantu saya. Oleh karena itu, pada kesempatan ini saya ingin menghaturkan ungkapan terima kasih yang tulus kepada : 1.
Ibu Dr. Christina Siwi Handayani selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan bimbingan dan kemudahan dalam mendapatkan perijinan penelitian.
2.
Ibu Dr. Tjipto Susana, M.Si. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak meluangkan waktu dan tenaganya serta dengan penuh kesabaran membimbing saya dalam menyelesaikan skripsi saya.
3.
Bapak C. Siswa Widyatmoko, M.Psi. selaku dosen penguji I yang turut membantu saya dalam memberikan masukan.
4.
Ibu MM. Nimas Eki S., M.Si., Psi selaku dosen penguji II yang turut memberikan masukan dan arahan kepada saya untuk proses penyelesaian skripsi ini.
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5.
Bapak Agung Santoso S.Psi, M.Si yang telah memberikan masukan terkait dengan penghitungan statistik sehingga dapat mempermudah pengerjaan skripsi ini.
6.
Semua Bapak – Ibu dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma yang tidak dapat saya sebutkan satu - persatu, tetapi telah banyak berbagi dan mengajarkan banyak hal kepada saya.
7.
Bapak M. Marpaung dan Mama Martha Nanting, kedua orang tua saya tercinta yang telah dengan penuh kasih dan kesabaran untuk menunggu, mendukung dan mendanai saya dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga karya ini bias menjadi kado untuk kalian berdua.
8.
Abang saya Crist Immanuel Marpaung terkasih yang turut mendoakan dan mendukung saya dalam menyelesaikan skripsi ini.
9.
Ibu Kartinah selaku Kepala Sekolah Luar Biasa Negeri 1 Yogyakarta yang telah memberikan banyak informasi bagi skripsis aya.
10. Bapak Sutrisno selaku Kepala Subbag TU Sekolah Luar Biasa Negeri 1 Yogyakarta yang telah memberikan banyak informasi dan semangat kepada saya. 11. Bapak dan Ibu guru Sekolah Luar Biasa Negeri 1 Yogyakarta selaku subjek pada penelitian saya yang telah meluangkan waktunya untuk mengisi skala penelitian. 10. Batara, sahabat sekaligus kekasih saya yang dengan sabar memberikan kasih, perhatian, sindiran dan tiada henti memotivasi saya untuk segera
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menyelesaikan skripsi ini. Thank you for waiting and needing me by your side, my Láska. 11. Sahabat terbaik sekaligus teman seperjuangans elama saya berada di Yogyakarta, Dino, Eva, Wening, Petra, Hellen, Wini, Lily dan Cangang yang tidak hanya membantu namun selalu mendukung dan memberikan motivasi dengan cara mereka masing-masing selama proses pengerjaan skripsi ini. 12. Abang - abang terkasih yang merangkap sebagai teman sekaligus abang bagi saya selama berada di Yogyakarta, Mas Iray, Bang Felix, Mas Kara, Mas Broti, Bang Adip, Bang Aang, Kokoh Marwin, Mas Wiko, dan Mas Unang yang turut memberikan masukan dan motivasi selama proses pengerjaan skripsi ini. 13. Sahabat terkasih sekaligus kakak bagi saya selama berada di Yogyakarta, Mami Nice dan Mba Rani yang juga memberikan saya masukan dan motivasi demi kelancaran proses pengerjaan skripsi ini. 14. Ledita sebagai sahabat baru di dalam keseharian saya yang juga memberikan semangat agar saya segera menyelesaikan skripsi ini. 15. Segenap karyawan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma, Mba Nanik, Mas Gandung dan Pak Gie yang selalu bersedia direpotin untuk urusan Proposal, Surat Perizinan, dan Surat Penelitian. Mas Muji dan Mas Doni atas bantuan ditahap akhir serta selalu tersenyum ramah kepada saya. 16. Teman - teman Psikologi angkatan 2007 yang tidak bisa saya sebutkan satupersatu, terima kasih untuk suka duka dan dinamikanya.
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17. Bagus, Fay, Nita, Bella yang selama belajar bahasa Inggris di Real English turut mendukung dan menghibur saya. 18. Wiwit dan Echa yang biarpun jauh di Surabaya tapi tetap memberikan motivasi kepada saya untuk segera menyelesaikan skripsi ini. 19. Semua saudara – saudara saya yang sudah memberikan doa, dukungan dan nasehat kepada saya selama proses mengerjakan skripsi ini. 20. Ibu dan anak - anak Kost Cinta yang juga turut menyemangati saya. 21. Mas dan Mba Psikologi mulai dari angkatan 2003 hingga 2006 yang mengenal saya, terima kasih juga sudah mau berkenalan dan berdinamika bersama saya. 22. Sahabat – sahabat semasa SMA, Nana, Monik, Titin, Desi, Uul, Windy, Mimi, dan Tommy yang menghibur saya walau sekedar melalui sms dan bbm. 23. Mas dan mba fotokopian yang turut membantu saya dari mulai menjilid, memfotokopi bahkan mencetak skala penelitian saya. 24. Pihak – pihak terkait lainnya yang mendukung terwujudnya skripsi ini.
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna, penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua orang yang membacanya dan bagi pengembangan ilmu pengetahuan.
Yogyakarta, 2012
Mega Cristhina Nurhayati Marpaung
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ............................. ii HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... . iii MOTTO ........................................................................................................... iv HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... v HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..................................vi ABSTRAK ...................................................................................................... vii ABSTRACT .................................................................................................... viii HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ...................ix KATA PENGANTAR ................................................................................... x DAFTAR ISI .................................................................................................. xv DAFTAR TABEL .......................................................................................... xix DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xx BAB I. PENDAHULUAN ......................................................................... 1 A.Latar Belakang Masalah ............................................................. 1 B. Rumusan Permasalahan ............................................................. 9 C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 9 D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................. 10 A. Kinerja ..................................................................................... 10 1. Pengertian Umum ............................................................. 10
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Indikator Kinerja ............................................................... 13 3. Faktor - faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru ................................................................................. 14 B. Sekolah Luar Biasa ................................................................ 15 1. Guru SLB .......................................................................... 15 2. Karakteristik Murid Sekolah Luar Biasa ......................... 20 C. Kecerdasan Emosi .................................................................... 22 1. Pengertian Umum .............................................................. 22 2. Aspek – aspek Kecerdasan Emosi...................................... 25 3. Dinamika Psikologis .......................................................... 29 D. Hipotesis Penelitian ................................................................. 33 BAB III METODE PENELITIAN ............................................................. 34 A. Jenis Penelitian ....................................................................... 34 B. Variabel Penelitian .................................................................. 34 C. Definisi Operasional ............................................................... 35 1. Kecerdasan Emosi ................................................................ 35 2. Kinerja .................................................................................. 36 D. Subjek Penelitian .................................................................... 38 E. Metode Pengumpulan Data .................................................... 38 1. Skala Kecerdasan Emosi .................................................... 38 2. Penilaian Kinerja pada Guru SLB ...................................... 40 F. Pengujian Instrumen Penelitian ............................................... 42 1. Validitas .............................................................................. 42
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Reliabilitas ....................................................................... 42 3. Seleksi Aitem ................................................................... 44 4. Metode Analisis Data ....................................................... 45 BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN .................................. 46 A. Pelaksanaan Penelitian ............................................................ 46 B. Hasil Penelitian ........................................................................ 47 1. Deskripsi Subjek Penelitian .............................................. 47 2. Tryout Skala Kecerdasan Emosi ....................................... 49 3. Deskripsi Data Penelitian ................................................. 51 a. Variabel Kecerdasan Emosi.......................................... 52 b. Variabel Kinerja ........................................................... 53 4. Kategorisasi Data Penelitian ............................................. 54 a. Kategorisasi Skala Kecerdasan Emosi ......................... 54 b. Kategorisasi Daftar Pelaksanaan Penilaian Pekerjaan (Kinerja)........................................................................ 55 5. Analisis Data ..................................................................... 57 a. Uji Normalitas .............................................................. 57 b. Uji Linearitas .............................................................. 58 c. Uji Hipotesis ................................................................ 59 C. Pembahasan ............................................................................. 61 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................... 69 A. Kesimpulan ............................................................................. 69 B. Keterbatasan Peneliti ............................................................... 69
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
C. Saran .......................................................................................... 70 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 72 LAMPIRAN ................................................................................................ 77
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Blue Print Skala ECI (Emotional Competence Inventory)........... 40 Tabel 2. Model Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) PNS ....... 41 Tabel 3. Distribusi Subjek Penelitian ......................................................... 48 Tabel 4. Hasil Tryout Skala Kecerdasan Emosi ......................................... 51 Tabel 5. Deskripsi Statistik Data Penelitian, Variabel Kecerdasan Emosi ........................................................................................... 52 Tabel 6. Uji t Mean Empirik dan Mean Teoritik, Skala Kecerdasan Emosi ........................................................................................... 52 Tabel 7. Deskripsi Statistik Data Penelitian, Variabel Kinerja .................. 53 Tabel 8. Uji t Mean Empirikdan Mean Teoritik, Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) ...................................................... 53 Tabel 9. Kategorisasi Skala Kecerdasan Emosi ......................................... 55 Tabel 10. Kategorisasi Skor pada Skala Kecerdasan Emosi ........................ 55 Tabel 11. Kategorisasi Daftar Pelaksanaan Penilaian Pekerjaan (Kinerja)....................................................................................... 56 Tabel 12. Hasil Uji Normalitas Kecerdasan Emosi ..................................... 57 Tabel 13. Hasil Uji Normalitas Kinerja ....................................................... 57 Tabel 14. Hasil Uji Linearitas Hubungan Antar Variabel............................ 58 Tabel 15. Uji Hipotesis ................................................................................ 60
xix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A : Skala Penelitian Kecerdasan Emosi ...................................... 78 Lampiran B: Hasil Analisis dan Seleksi Item Kecerdasan Emosi ............... 93 Lampiran C:Hasil Data Deskriptif Skala Kecerdasan Emosi dan Kinerja ... 97 Lampiran D: Hasil Uji t Mean Empirik dan Teoritik .................................. 99 Lampiran E: Hasil Uji Normalitas ............................................................. 101 Lampiran F: Hasil Uji Linearitas ............................................................... 103 Lampiran G: Hasil Uji Hipotesis ............................................................... 106 Lampiran H: Skor Kinerja Subjek.............................................................. 107 Lampiran I: Surat Ijin Penelitian ................................................................ 110
xx
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
Sebelum membahas lebih jauh mengenai penelitian ini, akan diterangkan lebih dahulu hal-hal yang berkaitan dengan latar belakang permasalahan, rumusan permasalahan, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.
A. Latar Belakang Masalah Guru mempunyai peranan yang sangat penting dan bertanggung jawab terhadap perkembangan mental dan emosional muridnya. Menurut Munandar (1999) tugas seorang guru adalah merangsang dan membina perkembangan intelektual, pertumbuhan sikap-sikap dan nilai-nilai dalam diri anak. Di Indonesia sekolah khusus seringkali disebut dengan Sekolah Luar Biasa (SLB) walaupun ada juga sekolah-sekolah khusus yang tidak menamakan dirinya sebagai SLB. Pembentukan Sekolah Luar Biasa memberikan pelayanan yang lebih baik bagi anak yang memiliki kebutuhan khusus atau anak luar biasa (Sunarjo, 2006). Menurut Sabri (2005) guru merupakan pemegang peranan utama dalam proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atau dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Swasti (2009) tentang Profil Emotional Intelligence Guru SLB di Jakarta yang menyatakan bahwa
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
guru memiliki tuntutan dan tanggung jawab yang tidak mudah atas pekerjaannya. Hasil wawancara ini juga menunjukkan bahwa guru SLB memiliki tanggung jawab yang terbilang khusus dikarenakan mereka memiliki siswa-siswa yang dengan karakteristik khusus, seperti misalnya ketunaan atau kecacatan yang dimiliki oleh para siswa SLB. Hal ini membuat para guru SLB harus memiliki kemampuan empati dan perhatian yang lebih dikarenakan sisawa-siswa SLB memiliki perasaan yang sangat sensitif atas kekurangan yang ada pada diri mereka. Kirk (dalam Effendi, 2006) mengatakan bahwa guru SLB merupakan satu profesi yang mengkhususkan pada upaya penanganan peserta didik yang memiliki gangguan dan keterbatasan baik secara fisik maupun secara mental. Siswa-siswa di SLB tergolong dalam anak dengan kebutuhan khusus, dimana karakteristik anak berkebutuhan khusus adalah mereka yang menderita keterbatasan atau gangguan pada perkembangan sensorimotor, kognitif, kemampuan berbahasa, keterampilan diri, konsep diri, kemampuan berinteraksi
sosial,
serta
kreativitasnya
(Tim
Pengembangan
Ilmu
Pendidikan, 2007). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Swasti (2009) tentang Profil Emotional Intelligence Guru SLB di Jakarta, didapatkan bahwa menangani dan mendidik anak-anak yang memiliki kecacatan atau ketunaan seperti anak-anak yang bersekolah di SLB bukanlah hal yang mudah. Hal tersebut menjadi salah satu tantangan bagi para guru SLB. Para guru SLB diharapkan dapat mengerti dan menerima kekurangan yang dimiliki para
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
siswanya serta dapat menunjukkan rasa kasih sayang dengan tulus, selain itu penanaman konsep kepada para siswa yang tidak mudah, membutuhkan upaya dan kesabaran yang lebih dari para guru SLB. Begitu juga dalam hal membina hubungan dengan para siswanya juga membutuhkan kecakapan tersendiri. Guru SLB dituntut untuk memiliki komitmen yang kuat, empati, serta kesabaran yang lebih dibandingkan guru lainnya. Para guru SLB diharapkan dapat menghadapi tantangan-tantangan yang ditemui pada pekerjaannya dengan baik. Di sebuah SLB Negeri di Yogyakarta, seorang guru yang mengajar di tingkat sekolah dasar menjabarkan pengalamannya di dalam mendidik siswanya. Guru ini mengajar di sebuah kelas dengan murid yang menderita Autis dan ADHD. Beliau mengatakan bahwa mengelola emosi (hati) selalu ia lakukan hingga pada saat ini, terutama di saat mengajar murid-muridnya yang berkebutuhan khusus. Beliau mengakui juga bahwa terkadang emosi dari rumah terbawa ke sekolah, tetapi hal ini dapat diatasi karena guru ini segera sadar
bahwa
ia
sedang
berada
di
sekolah
dan
berusaha
untuk
mengendalikannya (Salah satu pengajar di SLB Negeri Yogyakarta, wawancara, 10 September 2011). Guru merupakan sosok panutan bagi para siswanya, terutama bagi anak-anak yang memiliki kebutuhan khusus. Profesi guru tidak hanya memerlukan kecerdasan intelektual saja namun juga sangat penting memiliki kecerdasan emosi yang baik untuk dapat mengelola berbagai tuntutan dan tekanan yang mereka hadapi. Supardono dan Widyatmoko
(2006)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
menyatakan bahwa sangat penting bagi guru untuk dapat mengelola emosi mereka dengan baik. Hal tersebut didukung oleh Surya dan Natawidjaja (dalam Usman, 1995) yang mengatakan bahwa guru juga berfungsi sebagai petugas kesehatan mental, dimana para guru bertanggung jawab untuk membina kesehatan mental para siswanya. Sekarang ini kecerdasan intelektual bukanlah satu-satunya penentu kesuksesan bagi seseorang. Kecerdasan intelektual tidak lagi dilihat sebagai satu-satunya faktor kesuksesan bagi seseorang (Patton, 2000). Meskipun kecerdasan
intelektual
penting
tetapi
bagaimana
seseorang
mengimplementasikan pemikiran kognitifnya itu di lapangan sosial, dibutuhkan kecerdasan emosi (Turmudhi, 2003). Kecerdasan emosi tersebut telah dikembangkan oleh beberapa tokoh terkenal. Salovey dan Mayer sebagai pencipta istilah kecerdasan emosi mengatakan arti kecerdasan emosi itu sendiri adalah kemampuan seseorang untuk dapat mengenali apa yang dirasakan,
kemampuan
mengoptimalkan
untuk
pemikirannya,
dapat serta
menggunakan kemampuan
perasaan
untuk
untuk
dapat
mengendalikan perasaannya sehingga dapat membantu perkembangan emosi dan intelektual (Stein&Book, 2000). Goleman (1995) mengatakan bahwa kecerdasan emosi adalah kemampuan lebih yang dimiliki seseorang dalam memotivasi diri, ketahanan dalam menghadapi kegagalan, mengendalikan emosi dan menunda kepuasan, serta mengatur keadaan jiwa. BarOn juga memiliki definisi sendiri mengenai kecerdasan emosi, yaitu “an array of non-cognitive capabilities, competencies, and skills that
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
influence one’s ability to succeed with coping with environmental demands and pressures” (dalam Schulze&Roberts, 2005, h.40). Menurut BarOn, kecerdasan emosi adalah suatu kemampuan dan kompetensi pada diri manusia yang dapat memberikan pengaruh terhadap kesuksesan seseorang. BarOn (2004) mengemukakan bahwa kecerdasan emosi penting untuk berbagai profesi. Baik profesi dari bidang pendidikan, kesehatan, bahkan organisasi. Peran kecerdasan emosi dalam menentukan keberhasilan seseorang lebih besar dibandingkan peran kecerdasan intelektual, sekalipun keduanya tidak dapat menggantikan peran satu sama lainnya. Hal tersebut didukung Goleman (1995) yang menyatakan bahwa pengaruh kecerdasan emosi sangat besar dalam mencapai kesuksesan, sebesar 80%-90% jika dibandingkan pengaruh kecerdasan intelektual. Nikolaou dan Tsaousis (dalam King&Gardner, 2006) mengatakan bahwa individu yang memiliki kecerdasan emosi yang tinggi dapat menghadapi tantangan yang ada dan memiliki kontrol diri yang lebih baik dibandingkan dengan individu yang memiliki kecerdasan emosi yang rendah. Salah satu profesi dimana kecerdasan emosi berperan penting di dalamnya adalah guru. Kecerdasan emosi juga harus dimiliki oleh guru sebagai pendidik (Dameria, 2005). Kecerdasan emosi juga merupakan salah satu aspek pelengkap yang penting bagi profesi guru SLB agar dapat menjadikan diri mereka sendiri menjadi lebih baik sehingga nantinya akan memberikan yang terbaik juga bagi para siswa SLBnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Seorang guru memerlukan mental yang sehat untuk dapat membimbing dan mendidik para siswanya, terutama bagi para siswa SLB yang cenderung sangat sensitif perasaannya. Selain itu, didalam menjalankan profesinya dan meraih prestasi kerja seorang guru juga diharapkan memiliki kecerdasan emosi yang baik. Kecerdasan emosi yang baik dapat menjadikan mental seseorang menjadi lebih sehat sehingga dapat merasa lebih bahagia dan lebih optimis dalam memandang hidup. Goleman (dalam Kosim, 2007) mengemukakan bahwa kecerdasan emosi menentukan posisi seseorang dalam mempelajari keterampilan - keterampilan praktis yang didasarkan pada lima unsurnya yaitu: kesadaran diri, motivasi diri, pengendalian diri, empati, dan keterampilan dalam membina hubungan. Kecerdasan emosi itu juga menjadi salah satu hal penting bagi individu karena individu dapat menggunakan perasaannya secara optimal guna mengenali dirinya sendiri dan lingkungan sekitarnya, termasuk juga berempati (Goleman, 1998). Kecerdasan emosi juga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja guru di sekolah (Kosim, 2007). Menurut Kosim (2007), kinerja guru adalah keberhasilan guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar yang bermutu. Aspek dari keberhasilan guru tersebut meliputi kesetiaan dan komitmen yang tinggi pada tugas mengajar, menguasai dan mengembangkan metode, menguasai bahan pelajaran dan menggunakan sumber belajar, bertanggung jawab memantau hasil belajar mengajar, kedisiplinan dalam mengajar dan tugas lainnya, kreativitas dalam melaksanakan pengajaran, melakukan interaksi dengan murid untuk menimbulkan motivasi, kepribadian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
yang baik, jujur dan objektif dalam membimbing siswa, mampu berfikir sistematis tentang apa yang dilakukannya, dan pemahaman dalam administrasi pengajaran. Dalam dunia pendidikan kinerja guru atau prestasi kerja (performance) merupakan hasil yang dicapai guru dalam melaksanakan tugas-tugas yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta penggunaan waktu di dalam proses belajar mengajar di sekolah. Kosim (2007) juga mengatakan bahwa kinerja guru akan baik jika guru telah melaksanakan unsur-unsur yang terdiri dari kesetiaan dan komitmen yang tinggi pada tugas mengajar, menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran, kedisiplinan dalam mengajar dan tugas lainnya, kreativitas dalam melaksanakan pengajaran, kerjasama dengan semua warga sekolah, kepemimpinan yang menjadi panutan siswa, kepribadian yang baik, jujur dan obyektif dalam membimbing siswa, serta tanggung jawab terhadap tugasnya. Disamping itu, peneliti berhasil menemukan beberapa referensi penelitian, seperti misalnya Hubungan antara kecerdasan emosi dengan kecenderungan problem focused coping pada sales oleh Arbadiati dan Kurniati (tahun 2007), Hubungan antara kecerdasan emosional dengan kinerja guru SDIT NUR FATAHILLAH Pondok Benda Buaran Serpong oleh Kosim (tahun 2007), Keterampilan pengelolaan kelas dilihat dari jenis kelamin dan kecerdasan emosi guru sekolah luar biasa oleh Rachman dan Tjalla (tahun 2008), dan Hubungan antara kecerdasan emosi, kepuasan kerja dan komitmen terhadap organisasi oleh Adey dan Bahari (tahun 2010).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Adapun penelitian yang dilakukan oleh Kosim (tahun 2007) mengenai Hubungan antara kecerdasan emosi dengan kinerja guru SDIT NUR FATAHILLAH Pondok Benda Buaran Serpong memiliki beberapa perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti. Penelitian yang dilakukan oleh Kosim (2007) menggunakan kuesioner dalam bentuk skala likert dan observasi atau pengamatan, sedangkan peneliti akan menggunakan skala kecerdasan emosi Goleman dan menggunakan skor yang terdapat didalam Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) Pegawai Negeri Sipil. Selain itu, perbedaan yang didapat adalah populasi dalam penelitian Kosim (2007) adalah seluruh guru SDIT Nur Fatahillah Pondok Benda Buaran Serpong Kosim, sedangkan populasi pada penelitian ini adalah guru-guru SLB yang ada di Jogjakarta. Hasil yang didapat dari penelitian Kosim (2007) yaitu kecerdasan emosi guru mempunyai pengaruh yang cukup besar (sebesar 45,5%) pada kinerja guru, walaupun selain faktor kecerdasan emosi masih ada faktor lain yang turut mempengaruhi kinerja guru seperti pendidikan, pelatihan, pengalaman, maupun yang lainnya. Berdasarkan uraian tersebut, penelitian ini layak untuk diteliti karena sedikitnya referensi yang ditemui oleh peneliti, khususnya mengenai hubungan antara kecerdasan emosi yang dimiliki oleh guru sekolah luar biasa dengan kinerjanya. Peneliti memilih meneliti hubungan antara kecerdasan emosi yang dimiliki oleh guru dengan kinerjanya di sekolah luar biasa ini dikarenakan kecerdasan emosi sangat diperlukan didalam menjalankan profesi tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
B. Rumusan Permasalahan Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : apakah ada hubungan antara kecerdasan emosi dengan kinerja pada guru SLB?
C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kecerdasan emosi dengan kinerja pada guru SLB.
D. Manfaat Penelitian Dapat memberikan gambaran mengenai kecerdasan emosi dengan kinerja pada guru SLB sehingga dapat menjadi masukan bagi sekolah pada umumnya, serta guru pada khususnya agar dapat mempertahankan atau meningkatkan kecerdasan emosi dalam kegiatan mengajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II TINJUAN PUSTAKA
Dalam bab ini dibahas tinjauan kepustakaan yang berkaitan dengan kecerdasan emosi dan prestasi mengajar guru SLB. Kemudian dipaparkan juga beberapa teori untuk menunjukkan hubungan antara keduanya.
A. Kinerja 1. Pengertian Umum Kinerja merupakan terjemahan dari istilah Inggris performance yang berarti prestasi kerja, pelaksanaan kerja, atau hasil kerja/unjuk kerja/penampilan kerja. Simamora (1998:23) memandang kinerja sebagai tingkat terhadap dimana para karyawan mencapai persyaratan-persyaratan pekerjaan. Mangkunegara (2000) mengatakan bahwa kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Sedangkan menurut Gibson, Cevich, dan Donelly (1993) bahwa kinerja sebagai prestasi kerja dari perilaku. Prestasi kerja ini ditentukan oleh kemampuan bekerja, baik terhadap cakupan kerja maupun kualitas kerja secara menyeluruh. Menurut Sertifikasi Guru dalam Jabatan Tahun 2011, prestasi kerja adalah prestasi akademik dan atau non akademik yang pernah diraih guru
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
atau pembimbingan yang dilakukan guru dan mendapatkan penghargaan baik tingkat kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, nasional, maupun internasional. Di samping itu, prestasi kerja termasuk kinerja guru didalam melaksanakan tugas sehari-hari. Menurut Kastartini (1971), prestasi kerja adalah kesanggupan untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan waktu yang ditentukan, bermutu dan tepat mengenai sasarannya. Untuk menilai mutu tidaknya suatu hasil pekerjaan dapat dilihat dari jumlah kekurangan kesalahan dari hasil kerja. Hasibuan (2001) mengungkapkan prestasi kerja adalah suatu hasil yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, kesungguhan serta waktu. Sementara itu Cooper yang dikutip oleh Samsudin (2005) mendefinisikan prestasi kerja adalah tingkat pelaksanaan tugas yang dapat dicapai oleh seseorang anggota atau divisi dengan menggunakan kemampuan yang ada dan batasan-batasan yang telah ditetapkan untuk mencapai
tujuan
organisasi
atau
perusahaan.
Anwar
(1984)
mengungkapkan prestasi kerja merupakan berapa besar dan berapa jauh tugas-tugas yang telah dijabarkan dapat diwujudkan yang menggambarkan pola perilaku sebagai aktualisasi dan kompetensi yang dimiliki. Prestasi ini juga diatur didalam Undang-Undang Republik Indonesia nomor 14 tahun 2005, tentang Guru dan Dosen. Undang-undang ini berisi perihal :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
a.
12
Pada pasal 1, yaitu pada ayat 1 yang menyebutkan “Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.”
b.
Pada pasal 1, yaitu ayat ke 2 yang menyebutkan “Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.”
c.
Pada pasal 1, yaitu ayat ke 11 yang menyebutkan “Sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru dan dosen.”
d.
Pada pasal 1, yaitu ayat ke 12 yang menyebutkan “Sertifikat pendidik adalah bukti formal sebagai pengakuan yang diberikan kepada guru dan dosen sebagai tenaga profesional. “ Sementara itu Syadam (1996) mengemukakan prestasi kerja
dipengaruhi oleh kecakapan, keterampilan, pengalaman, kesungguhan dan lingkungan kerjanya sendiri. Berdasarkan definisi-definisi yang telah dijelaskan, maka dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah prestasi atau hasil kerja yang dicapai seseorang dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya, sanggup untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan waktu yang ditentukan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
mampu berkomunikasi secara efektif, menjadi teladan, serta meningkatkan kapasitas dirinya dalam hal pemenuhan tuntutan profesinya.
2. Indikator Kinerja Menurut PP nomor 10 tahun 1979 tentang Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) Pegawai Negeri Sipil, standar yang digunakan untuk mengukur kinerja seorang pegawai negeri sipil adalah : −
Kesetiaan, mengundang muatan kesetiaan, ketaatan dan pengabdian kepada
Pancasila,
Undang-undang
Dasar
1945,
Negara
dan
Pemerintah. −
Prestasi kerja, adalah hasil kerja yang dicapai oleh seorang Pegawai Negeri Sipil dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya.
−
Tanggung jawab, adalah kesanggupan seorang Pegawai Negeri Sipil menyelesaikan pekerjaan yang diserahkan kepadanya dengan sebaikbaiknya dan tepat waktunya serta berani memikul resiko atas keputusan yang diambilnya atau tindakan yang dilakukannya.
−
Ketaatan, adalah kesanggupan seorang Pegawai Negeri Sipil untuk mentaati
segala
peraturan
perundang-undangan
dan
peraturan
kedinasan yang berlaku, mentaati perintah kedinasan yang diberikan oleh atasan yang berwenang serta kesanggupan tidak melanggar larangan yang ditentukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
−
14
Kejujuran, adalah ketulusan hati seorang Pegawai Negeri Sipil dalam melaksanakan tugas dan kemampuan untuk tidak menyalahgunakan wewenang yang diberikan kepadanya.
−
Kerjasama, adalah kemampuan seorang Pegawai Negeri Sipil untuk bekerja bersama-sama dengan orang lain dalam menyelesaikan suatu tindakan yang diperlukan dalam melaksanakan tugas pokok tanpa menunggu perintah dari atasan.
−
Prakarsa, adalah kemampuan seorang PNS untuk mengambil keputusan, langkah-langkah atau melaksanakan sesuatu tindakan yang diperlukan dalam melaksanakan tugas pokok tanpa menunggu perintah dari atasan.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru Menurut Simanjuntak yang dikutip oleh Sedarmayati (2001) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang besar pengaruhnya terhadap kinerja adalah sebagai berikut: pendidikan dan latihan, keterampilan, disiplin kerja, sikap dan etika kerja, motivasi, gaji dan kesehatan, tingkat penghasilan, jaminan sosial, lingkungan dan iklim kerja, hubungan individual, teknologi, sarana produksi, manajemen, kesempatan berprestasi dan kebijakan pemerintah secara keseluruhan. Pada dasarnya faktor yang mempengaruhi prestasi kerja timbul dari faktor internal dan eksternal. Faktor internal muncul dari dalam diri guru sendiri seperti bakat, pengetahuan dan motivasi. sedangkan faktor eksternal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
muncul dari luar diri guru misalnya lingkungan kerja. Menurut Keith Davis yang dikutip oleh Mangkunegara (2001:67) faktor yang menentukan prestasi kerja adalah : a. Kemampuan (ability) terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan reality (knowledge skill) b. Motivasi terbentuk dari sikap (attitude) pegawai dalam menghadapi situasi kerja.
B. Sekolah Luar Biasa 1. Guru SLB Menurut Ineupuspita (2008) guru SLB adalah orang yang bertanggung jawab dalam pendidikan bagi anak-anak berkebutuhan khusus di sekolah. Selain itu, didalam Ineupuspita (2008) guru SLB berdasarkan PP RI No. 72 tahun 1991 adalah: “Tenaga kependidikan pada satuan pendidikan luar biasa merupakan tenaga kependidikan yang memiliki kualifikasi khusus sebagai guru pada satuan pendidikan luar biasa”. Guru SLB juga dituntut untuk memiliki kesabaran yang tinggi, kesehatan fisik dan mental yang baik dalam bekerja karena mereka melakukan tugas fungsional yaitu mengajar satu per satu siswanya dengan penuh kesabaran, melakukan tugas administrasi seperti membuat rapor, dan tugas struktural dalam organisasi sekolah (Hariyanti, 2004). Selain itu, guru SLB dihadapkan pada berbagai tantangan, seperti harus mengajar siswa yang memiliki kebutuhan khusus, kurangnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
ketersediaan sumber daya guru SLB, rendahnya insentif yang mereka terima, kurangnya perhatian pemerintah terhadap Sekolah Luar Biasa (Supriadi, 2003). Guru memiliki kemampuan professional untuk melaksanakan tugasnya. Kemampuan profesional pada Guru SLB (dalam Hidayat, 1996) tersebut adalah : -
Menguasai mata pelajaran dalam kurikulum Pendidikan Luar Biasa (PLB).
-
Mampu mengajarkan mata pelajaran kepada Anak Luar Biasa (ALB).
-
Mampu merencanakan, mengelola, mengevaluasi, dan membangun program-program belajar mengajar di PLB.
-
Mampu melaksanakan dan mengelola administrasi dan supervisi di bidang PLB.
-
Mampu melakukan layanan pendidikan dan rehabilitasi kepada anak berkelainan pada satuan PLB, serta lembaga-lembaga lain, maupun dalam masyarakat.
-
Mampu melakukan penelitian dan pengembangan ilmu di bidang PLB.
Didalam melaksanakan tugasnya di sekolah luar biasa, para guru memiliki beban dan tanggung jawab. Terdapat perbedaan diantara beban dan tanggung jawab yang dimiliki oleh guru sekolah luar biasa dengan guru di sekolah pada umumnya. Hal ini dapat menyebabkan stres pada guru sekolah luar biasa (Effendi, 2006), antara lain:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
17
Pengaruh shift pekerjaan Di beberapa sekolah-sekolah luar biasa, jumlah antara siswa yang ada tidak berimbang dengan jumlah sarana dan prasarana yang ada di sekolah tersebut. Baik dari staf pengajar, maupun fasilitas-fasilitas lain guna mendukung proses pendidikan. Bagi sekolah yang memiliki kelebihan jumlah siswa, terpaksa pihak pengelola sekolah harus membagi waktu belajar menjadi beberapa shift. Guru seringkali diharuskan menjalani shift ganda. Hal ini dapat mempengaruhi kualitas pelayanan yang diberikan kepada siswa, terlebih jika di luar sekolah para guru masih memiliki tugas tambahan.
-
Optimalisasi pemanfaatan kemampuan Didalam hal menyampaikan materi-materi pada murid di sekolah luar biasa bukanlah suatu hal yang mudah dikarenakan adanya keterbatasan pada diri murid tersebut. Bahkan seringkali penyampaian materi-materi pelajaran tidak dapat diterima secara optimal oleh para murid dikelas. Hal tersebut dapat menimbulkan, keputusasaan, kebosanan, dan kejenuhan bagi para guru SLB jika mereka tidak dapat menjaga sinergi yang dimiliki.
-
Kelebihan beban kerja Sesuai dengan karakteristik yang dimiliki oleh para siswanya, guru SLB dituntut tidak hanya mampu mengajar sejumlah pengetahuan dan keterampilan namun juga sesekali harus mampu bertindak atau berperan seperti paramedis, terapis, konselor,
serta administrator. Sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
paramedis, para guru diharapkan dapat mengetahui perkembangan fisiologis para siswanya. Sebagai terapis, para guru harus senantiasa siap untuk melakukan kegiatan yang memiliki unsur-unsur terapi seperti play therapy, speech therapy, occupational therapy, physiotherapy, dan lain- lainnya, baik pada waktu mengajar maupun di luar waktu mengajar. Sebagai konselor, para guru diharapkan dapat terus memberikan dorongan positif kepada para siswanya untuk terus belajar dan agar para siswa dapat menerima keadaan diri mereka. Tidak hanya kepada para siswa, tetapi juga memberikan pengertian kepada para orangtua murid, serta masyarakat mengenai kekurangan yang dimiliki para siswanya. Lalu sebagai administrator, para guru diharuskan
memberikan
laporan
tertulis
kepada
pimpinannya
mengenai program kerja dan realisasi kegiatan yang dilaksanakan. Tanggung jawab yang telah dipaparkan tadi dapat menjadi menjadi beban kerja yang berlebih bagi para guru SLB. -
Konflik peranan Guru SLB tidak hanya dituntut untuk memiliki kemampuan didalam hal mengajar, tetapi juga memiliki pengetahuan
sebagai konselor,
paramedis, terapis, serta administrator. Hal tersebut dapat menimbulkan konflik peran bagi para guru tersebut. Peran dan tanggung jawab pekerjaan yang dimiliki oleh para guru SLB atas multiperan yang kurang jelas seringkali menimbulkan stres (Sutherland&Cooper, 1990; Smet, 1994, dalam Effendi, 1996).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
19
Ketimpangan dalam pengupahan Sebagian besar dari guru-guru SLB adalah pegawai negeri sipil yang diangkat oleh pemerintah. Upah atau gaji yang mereka dirasa masih kurang sepadan dengan pengorbanan dan tanggung jawab yang mereka emban. Sebagai guru SLB, beban yang dipikul lebih berat dibandingkan dengan beban pekerjaan yang harus dipikul oleh guru sekolah biasa, baik beban fisik, mental, maupun moral. Besarnya upah atau gaji yang tidak seberapa yang diterima oleh para guru SLB seolah membuat kurangnya pengakuan terhadap kerja keras mereka. Sarafino (1990) mengatakan bahwa kurangnya pengakuan terhadap prestasi kerja dapat menjadikan seseorang memiliki stres (dalam Effendi, 1996).
-
Status profesi Profesi guru sekolah luar biasa bukanlah profesi yang mudah untuk dijalankan. Hal tersebut dikarenakan beberapa hal seperti beban kerja yang seringkali melebihi tugas guru pada umumnya, gaji atau upah yang diterima masih dapat dikatakan belum sepadan dengan tanggung jawab mereka, persiapan mental yang lebih harus diperhatikan dibandingkan guru pada umumnya, penghargaan yang masih rendah bagi para guru SLB karena masih banyak masyarakat beranggapan bahwa profesi sebagai guru SLB bukanlah profesi yang dapat dibanggakan.
-
Perangkat atau fasilitas pendidikan Memberikan pengajaran kepada para siswa yang memiliki kecacatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
bukanlah hal yang mudah dan praktis, tetapi memerlukan perangkatperangkat lain untuk membantu proses belajar mengajar menjadi lebih optimal. Tidak semua sekolah mampu untuk mengadakan alat bantu tersebut, jika memang sekolah tidak mampu maka para guru yang harus turun tangan untuk mengusahakannya. Untuk itu, para guru SLB diharapkan dapat kreatif untuk mengusahakan perangkat khusus yang dapat menunjang kegiatan belajar mengajar.
2. Karateristik Murid Sekolah Luar Biasa Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) merupakan istilah lain untuk menggantikan kata ”Anak Luar Biasa” (ALB) yang menandakan adanya kelainan khusus. Anak berkebutuhan khusus mempunyai karakteristik yang berbeda antara satu dan lainnya (Delphie, 2006:1). Di Indonesia, anak berkebutuhan khusus yang mempunyai gangguan perkembangan dan telah diberikan layanan antara lain sebagai berikut; - Anak yang mengalami hambatan penglihatan (tunanetra), khususnya anak buta (totally blind), tidak dapat menggunakan indera penglihatannya untuk mengikuti segala kegiatan belajar maupun kehidupan sehari-hari. - Anak dengan hambatan pendengaran dan bicara (tunarungu wicara), pada umumnya mereka mempunyai hambatan pendengaran dan kesulitan melakukan komunikasi secara lisan dengan orang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
- Anak dengan hambatan perkembangan kemampuan (tunagrahita), memiliki problema belajar yang
disebabkan adanya hambatan
perkembangan intelegensi, mental, emosi, sosial, dan fisik. - Anak dengan hambatan kondisi fisik atau motorik (tuna daksa). Anak anak tersebut digolongkan sebagai
anak yang membutuhkan layanan
khusus pada gerak anggota tubuhnya. - Anak dengan hambatan perilaku maladjustment atau sering disebut dengan tuna laras. Karakteristik yang menonjol adalah sering membuat keonaran secara berlebihan, dan bertendensi ke arah perilaku kriminal. - Anak dengan hambatan autism (autistic children). Anak autistik mempunyai
ketidakmampuan
bahasa.
Anak
autistik
mempunyai
kehidupan sosial yang aneh dan terlihat seperti orang yang selalu sakit, tidak suka bergaul, dan terisolasi dari lingkungan hidupnya. - Anak dengan hambatan hiperaktif (attention deficit disorder with hyperactive). Hiperaktif bukan merupakan penyakit tetapi suatu gejala. Cirinya adalah tidak mau diam, suka mengganggu teman, sulit berkonsentrasi, bermasalah dalam belajar, dan kurang atensi terhadap pelajaran. - Anak dengan hambatan belajar
(learning disability atau
specific
learning disability). Istilah ini ditujukan pada siswa yang mempunyai prestasi rendah dalam bidang akademik tertentu, seperti membaca, menulis, dan kemampuan matematika.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
- Anak dengan hambatan kelainan perkembangan ganda (multihandicapped and developmentally disabled children). Mereka sering disebut dengan istilah tunaganda yang mempunyai kelainan perkembangan mencakup hambatan-hambatan perkembangan neurologis (Tarmansyah, 1996). Adapun satuan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus terdiri dari jenjang TKLB, SDLB, SMPLB, SMALB, SMLB (Mangunsong, 1998). Jenis pendidikan Luar Biasa tersebut meliputi: SLB-A bagi peserta didik Tunanetra, SLB-B bagi peserta didik Tunarungu, SLB-C bagi peserta didik Tunagrahita, SLB-D bagi peserta didik Tunadaksa, SLB-E bagi peserta didik Tuna Laras, dan SLB-G bagi peserta didik Tuna Ganda. Disamping itu, pada saat ini telah berkembang pula sekolah untuk anak autis (Supriadi, 2003).
C. Kecerdasan Emosi 1. Pengertian Umum Goleman (1995) mengatakan bahwa EI adalah kemampuan lebih yang dimiliki seseorang dalam memotivasi diri, ketahanan dalam menghadapi kegagalan, mengendalikan emosi dan menunda kepuasan, serta mengatur keadaan jiwa. Goleman (dalam Nggermanto, 2002) juga mengatakan bahwa kecerdasan emosi adalah kemampuan untuk mengenali perasaan kita sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri dan kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan dalam hubungan dengan orang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Sedangkan, Patton (1998) mendefinisikan kecerdasan emosi sebagai kemampuan menggunakan emosi secara efektif untuk mencapai tujuan, membangun hubungan yang produktif dan meraih keberhasilan di tempat kerja. Gardner
(Goleman,
1999)
memberikan
pengertian
tentang
kecerdasan emosi sebagai kemampuan yang bersifat pribadi yang meliputi kecerdasan
antarpribadi
dan
kecerdasan
intrapribadi.
Kecerdasan
antarpribadi adalah kemampuan memahami orang lain, apa yang memotivasi mereka, bagaimana mereka bekerja dan bagaimana bekerja sama dengan mereka. Kecerdasan intrapribadi adalah kemampuan korelatif yang terarah ke diri sendiri. Kemampuan intrapribadi tersebut adalah kemampuan untuk membentuk suatu model diri sendiri yang teliti dan mengacu pada diri sendiri serta kemampuan untuk menggunakan model tadi sebagai alat untuk menempuh kehidupan yang efektif. Salovey dan Mayer (dalam Stein&Book, 2000) sebagai pencipta istilah kecerdasan emosi (EI) mengatakan arti dari kecerdasan emosi itu sendiri adalah kemampuan seseorang untuk dapat mengenali apa yang dirasakan,
kemampuan
mengoptimalkan
untuk
dapat
pemikirannya,
serta
menggunakan kemampuan
perasaan
untuk
untuk
dapat
mengendalikan perasaannya sehingga dapat membantu perkembangan emosi dan intelektual. Selain itu, Salovey dan Mayer (dalam Goleman 2001) juga mendefinisikan kecerdasan emosi sebagai kemampuan memantau dan mengendalikan
perasaan
sendiri
dan
orang
lain,
serta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
menggunakan perasaan-perasaan itu untuk memandu pikiran dan tindakan. Cooper dan Sawaf (Tedja, 2003) kecerdasan emosi adalah kemampuan merasakan, memahami dan secara efektif menerapkan daya dan kepekaan emosi sebagai sumber energi dan pengaruh yang manusiawi. Howes dan Herald (Tedja, 2003) juga pada intinya menjelaskan, kecerdasan emosi merupakan kemampuan dalam diri seseorang yang membuat orang tersebut menjadi pintar menggunakan emosi. Sedangkan menurut BarOn, EI adalah suatu kemampuan dan kompetensi pada diri manusia yang dapat memberikan pengaruh terhadap kesuksesan seseorang. BarOn (2004) mengemukakan bahwa EI penting untuk berbagai profesi. Baik profesi dari bidang pendidikan, kesehatan, bahkan organisasi. Senada dengan Daniel Goleman, dalam Emotional Competence Inventory dari Hay Group, McClelland Center for Research and Innovation (2005) mendefinisikan kecerdasan emosi sebagai kemampuan untuk mengenali perasaan diri sendiri, memotivasi diri sendiri dan mengelola emosi secara efektif dalam diri sendiri. Berdasarkan definisi-definisi yang telah dijelaskan, maka dapat disimpulkan bahwa kecerdasan emosi adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang, yang terdiri dari kecerdasan antarpribadi dan kecerdasan intrapribadi yang digunakan untuk mengelola emosinya, menggunakan perasaan untuk mengoptimalkan pemikirannya, memotivasi diri sendiri,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
serta kemampuan untuk dapat mengendalikan perasaannya sehingga dapat mencapai tujuan.
2. Aspek-aspek Kecerdasan Emosi Senada dengan aspek-aspek yang dikemukakan oleh Goleman, dalam Emotional Competence Inventory (2005) kecerdasan emosi dibagi menjadi empat kluster dengan delapan belas kompetensi seperti yang dipaparkan berikut ini: - Kesadaran diri merupakan kemampuan untuk mengetahui keadaan, prefensi, sumber daya, dan intuisi diri sendiri. Kluster kesadaran diri terbagi dalam tiga kompetensi, yaitu: a. Kesadaran emosi: Mengenali emosi diri sendiri dan efeknya. b. Penilaian diri secara teliti: Mengetahui kekuatan dan batas-batas diri sendiri. c. Percaya diri: Keyakinan tentang harga diri dan kemampuan sendiri. - Pengaturan diri merupakan kemampuan untuk mengelola keadaan, impuls, dan sumber daya yang ada dalam diri. Dalam kluster ini terdapat enam kompetensi, sebagai berikut: a. Kendali diri emosi: Mengelola emosi dari impuls yang merusak. b. Sifat dapat dipercaya (transparan): Memelihara integritas, berperilaku sesuai dengan nilai pada diri sendiri. c. Adaptabilitas: Keluwesan dalam menghadapi perubahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
d. Dorongan berprestasi: Dorongan untuk menjadi lebih baik atau memenuhi standar keberhasilan. e. Inisiatif: Kesiapan untuk memanfaatkan kesempatan. f. Optimisme: Kegigihan dalam memperjuangkan sasaran kendati ada halangan dan kegagalan. - Kesadaran sosial merupakan bagaimana seseorang menangani hubungan dan kesadaran perasaan orang lain, kebutuhan, dan perhatian. Dalam kluster ini terdapat tiga kompetensi, sebagai berikut: a. Empati: Mengindra perasaan dan perspektif orang lain, dan menunjukkan minat aktif terhadap kepentingan mereka. b. Kesadaran politis: Mampu membaca arus-arus emosi sebuah kelompok. c. Orientasi membantu orang lain: Mengantisipasi, mengenali, dan berusaha memenuhi kebutuhan orang lain. - Pengaturan hubungan menyangkut dengan keterampilan atau kecakapan seseorang dalam menanggapi respon yang diinginkan orang lain. Dalam kluster pengaturan hubungan terdapat enam kompetensi, yaitu: a. Mengembangkan orang lain: Merasakan kebutuhan perkembangan orang lain dan berusaha menumbuhkan kemampuan mereka. b. Kepemimpinan yang inspiratif: Membangkitkan inspirasi dan memandu kelompok dan orang lain. c. Katalisator perubahan: Memulai dan mengelola perubahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
d. Pengaruh: Memiliki taktik untuk melakukan persuasi. e. Manajemen konflik: Negosiasi dan pemecahan silang pendapat. f. Kolaborasi dan kooperasi: Kerja sama dengan orang lain demi tujuan bersama menciptakan sinergi kelompok dalam memperjuangkan tujuan bersama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Bagan Dinamika Psikologis
SLB
Tuntutan atau beban
Kesadaran diri, Kecerdasan
pengaturan diri,
emosi guru
kesadaran sosial
yang baik
dan pengaturan
Kinerja guru yang baik
Guru SLB Kecerdasan emosi guru yang buruk
Kesadaran diri, pengaturan diri, kesadaran sosial dan pengaturan
Kinerja guru yang buruk
28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
3. Dinamika Psikologis Sekolah Luar Biasa (SLB) adalah sekolah khusus bagi anak usia sekolah yang memiliki ”kebutuhan khusus” (Supriadi 2003). Menurut Petunjuk Pelaksanaan Sistem Pendidikan Nasional Tahun 1993, Lembaga pendidikan SLB adalah lembaga pendidikan yang bertujuan membantu peserta didik yang menyandang kelainan fisik dan/atau mental, perilaku dan sosial agar mampu mengembangkan sikap, pengetahuan dan keterampilan sebagai pribadi maupun anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya dan alam sekitar serta dapat mengembangkan kemampuan dalam dunia kerja atau mengikuti pendidikan lanjutan. Satuan SLB disebut juga sistem segregasi yaitu sekolah yang dikelola berdasarkan jenis ketunaan namun terdiri dari beberapa jenjang. Tenaga kerja atau guru yang bekerja di sekolah khusus ini dituntut untuk memiliki kesabaran yang tinggi, kesehatan fisik dan mental yang baik dalam bekerja karena mereka melakukan tugas fungsional yaitu mengajar satu per satu siswanya dengan penuh kesabaran, melakukan tugas administrasi seperti membuat rapor, dan tugas struktural dalam organisasi sekolah (Hariyanti, 2004). Menurut hasil observasi yang dilakukan peneliti pada saat di dalam ruang kelas, guru mengajar satu per satu muridnya tentang materi yang sudah dipersiapkan. Hal ini juga dikarenakan jumlah murid yang sedikit pada setiap ruang kelasnya. Disisi lain, guru SLB di hadapkan pada berbagai tantangan, seperti harus mengajar siswa yang memiliki kebutuhan khusus, kurangnya ketersediaan sumber daya guru SLB,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
rendahnya insentif yang mereka terima, kurangnya perhatian pemerintah terhadap Sekolah Luar Biasa (Supriadi, 2003). Selain itu, di dalam sekolah luar biasa juga terdapat murid SLB yang memiliki karakteristik yang berbeda pula dengan murid-murid disekolah regular. Anak – anak yang bersekolah di SLB adalah anak berkebutuhan khusus yang mempunyai karakteristik yang berbeda antara satu dan lainnya (Delphie, 2006). Dengan berbagai karakteristik dan tuntutan tersebut, muncul stressor tersendiri. Stresor tersebut (Effendi, 2006) berupa pengaruh shift pekerjaan, optimalisasi pemanfaatan kemampuan, kelebihan beban kerja, konflik peranan, ketimpangan dalam pengupahan, status profesi dan perangkat atau fasilitas pendidikan. Profesi guru Sekolah Luar Biasa juga memiliki beban dan tanggung jawab yang tidak sedikit. Beban dan tanggung jawab yang mereka miliki sudah menjadi bagian dari pekerjaan mereka. Beban atau tuntutan tersebut berupa empati dan perhatian lebih terhadap anak didiknya, kecakapan dalam berkomunikasi, penanaman konsep yang berulang dan hasil yang minim, multiperan pada saat dibutuhkan (sebagai konselor, paramedis, terapis, dll), dan perasaan kurang senang menjadi guru SLB. Stres kerja (Siahaan, 2004) dapat mengganggu kesehatan tenaga kerja, baik fisik maupun emosional. Hal ini didukung juga oleh Sulliyan dan Bhagat (1992) dalam studi mereka mengenai stres kerja (yang diukur dengan role ambiguity, role conflict, dan role overload) dan kinerja, pada umumnya ditemukan bahwa stres kerja berhubungan secara negatif dengan kinerja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Stres mempunyai posisi yang penting dalam kaitannya dengan produktivitas sumber daya manusia, dana, dan materi. Selain dipengaruhi oleh faktorfaktor yang ada dalam diri individu, stres juga dipengaruhi oleh faktor-faktor dari organisasi dan lingkungan (Siahaan, 2004). Masalah stres kerja (Hidayati, Puranto, & Yuwono, 2008) di dalam organisasi menjadi gejala yang penting diamati sejak mulai timbulnya tuntutan untuk efisien di dalam pekerjaan. Setiap tenaga kerja bekerja sesuai dengan perannya dalam organisasi, artinya setiap tenaga kerja mempunyai kelompok tugasnya yang harus dilakukan sesuai dengan aturan-aturan yang ada dan sesuai dengan yang diharapkan oleh atasannya. Namun demikian, tenaga kerja tidak selalu berhasil untuk memainkan perannya tanpa menimbulkan masalah. Kurang baik berfungsinya peran, yang merupakan pembangkit stress yaitu meliputi konflik peran dan ketaksaan peran (role ambiguity). Menurut
Cooper
dan
Sawaf
(1999),
berbagai
penelitian
membuktikan bahwa kecerdasan emosi menyumbang persentase yang lebih besar
dalam
kemajuan
dan
keberhasilan
masa
depan
seseorang,
dibandingkan dengan kecerdasan intelektual yang biasanya diukur dengan Intelligent
Quotient
(IQ).
Penelitian
yang
dilakukan
oleh
Yen,
Tjahjoanggoro, dan Atmadji (2003) tentang hubungan kecerdasan emosi dengan prestasi kerja Multi Level Marketing, menghasilkan kesimpulan bahwa ada hubungan positif dan signifikan antara kecerdasan emosi dan prestasi kerja Multi Level Marketing. Artinya, semakin tinggi kecerdasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
emosi, maka semakin tinggi prestasi kerja distributor tersebut dan sebaliknya. Disisi lain, Shapiro (1997) mengungkapkan bahwa kecerdasan emosi akan mempengaruhi perilaku tiap individu dalam mengatasi permasalahan yang muncul pada diri sendiri termasuk dalam permasalahan kerja. Kecerdasan emosi lebih memungkinkan seorang karyawan mencapai tujuannya. Kesadaran diri, penguasaan diri, empati dan kemampuan sosial yang baik merupakan kemampuan yang sangat mendukung karyawan di dalam pekerjaannya yang penuh tantangan serta persaingan diantara rekan kerja. Sehingga dapat dikatakan bahwa kecerdasan emosi sangat dibutuhkan oleh setiap karyawan untuk meningkatkan kinerjanya. Adanya kecerdasan emosi yang tinggi, individu akan memiliki kestabilan emosi. Kestabilan merupakan
kemampuan
individu
dalam
memberikan
respon
yang
memuaskan dan kemampuan dalam mengendalikan emosinya sehingga mencapai suatu kematangan perilaku (Hidayati, Puranto & Yuwono, 2008). Rosidah (2003) dalam temuannya yang menunjukkan ada korelasi negatif antara stres kerja dengan
kinerja
pada karyawan, yang berarti
semakin tinggi stres kerja maka akan semakin rendah kinerja karyawan. Hal ini didukung oleh hasil penelitian Adi (2000) yang dipublikasikan dalam jurnalnya yang menunjukkan bahwa stres kerja yang sangat tinggi dapat berakibat negatif terhadap kinerja. Hal ini membuat seorang guru SLB membutuhkan kecerdasan emosi yang baik dalam bekerja. Patton (1998) mengemukakan manfaat kecerdasan emosi di tempat kerja, yaitu : seseorang dapat berkerja lebih baik dari pekerja lain, menjadi anggota kelompok yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
baik, merasa percaya diri dan diberdayakan untuk mencapai tujuan, menangani masalah dengan efektif, memberikan pelayanan dengan lebih baik, dan memimpin dan mengelola pekerja dengan falsafah hati dan kepala. Ketika kecerdasan emosi dikaitkan dengan kinerja, maka guru dengan kinerja tinggi akan lebih mampu mengatasi kesulitan-kesulitan dalam melaksanakan tugas-tugasnya sehingga kinerjanya akan meningkat. Kinerja kerja yang baik akan menghasilkan prestasi kerja. Hal ini membuat seorang guru yang memiliki kecerdasan emosi yang tinggi maka ia mempunyai kinerja yang tinggi pula. Sedangkan seorang guru yang mempunyai kecerdasan emosi yang rendah maka dalam kinerjanya akan rendah pula.
D. Hipotesis Penelitian Berdasarkan landasan teori mengenai kecerdasan emosi dan prestasi mengajar, maka penelitian ini mengajukan hipotesis “Terdapat Hubungan yang Positif antara Kecerdasan emosi dengan Kinerja Guru SLB”. Semakin baik kecerdasan emosinya, semakin tinggi pula prestasi mengajar pada guru SLB.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN
Pada bab ini akan dibahas metode penelitian yang akan digunakan pada penelitian ini. Hal-hal yang yang akan dijabarkan dalam bab ini antara lain jenis penelitian, variabel penelitian, populasi dan sampel penelitian, instrumen dan teknik pengumpulan data, serta metode analisis data yang akan dipakai pada penelitian ini.
A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif
korelasional.
Menurut Sukmadinata (2007), penelitian korelasional adalah penelitian empirik yang sistematis, untuk mengetahui hubungan suatu variabel dengan variabel lain. Studi korelasional ini bertujuan mencari hubungan antara variabel yang satu dengan variabel yang lain. Penelitian ini termasuk kategori penelitian korelasi maka variabel yang dilibatkan dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu variabel X dan variabel Y. Dalam penelitian ini, penulis ingin mengetahui apakah terdapat hubungan antara kecerdasan emosi dan kinerja pada guru sekolah luar biasa (SLB).
B. Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas dan variabel tergantung. Variabel bebas merupakan variabel yang menjadi sebab
34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
berubahnya atau timbulnya variabel terikat (Idrus, 2009). Variabel bebas pada penelitian ini adalah kecerdasan emosi. Sementara variabel tergantung merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Idrus, 2009). Variabel tergantung pada penelitian ini adalah kinerja pada guru yang berbentuk Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3).
C. Definisi Operasional 1. Kecerdasan Emosi Senada dengan Daniel Goleman, dalam Emotional Competence Inventory dari Hay Group, McClelland Center for Research and Innovation (2005) mendefinisikan kecerdasan emosi sebagai kemampuan untuk mengenali perasaan diri sendiri, memotivasi diri sendiri dan mengelola emosi secara efektif dalam diri sendiri. Pada penelitian ini, skala yang digunakan untuk mengukur kecerdasan emosi adalah terfokus pada empat kluster dan delapan belas kompetensi yang dipaparkan oleh Emotional Competence Inventory, hal ini dikarenakan ECI (Emotional Competence Inventory) sudah teruji dan banyak digunakan di berbagai Negara. Selain itu, ECI ini memiliki persamaan dengan ke 5 aspek yang dipaparkan oleh Goleman, yaitu kesadaran diri, pengaturan diri, kesadaran sosial, pengaturan hubungan. ECI di dalam penelitian menunjukkan konstruk validitas yang bagus. ECI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
juga sudah banyak digunakan di banyak Negara dengan jumlah sampel lebih dari 10.000. Untuk melihat kecerdasan emosinya, subjek diminta untuk mengisi skala ECI dengan indikator berupa kesadaran diri, pengaturan diri, kesadaran sosial, pengaturan hubungan. Tingkat kecerdasan emosi dilihat dari besarnya skor yang diperoleh pada skala ECI. Semakin tinggi skor yang diperoleh, semakin tinggi pula kecerdasan emosinya. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah skor yang diperoleh menunjukkan semakin rendah pula kecerdasan emosinya.
2. Kinerja Pada penelitian ini, penilaian kinerja pada guru diperoleh berdasarkan data yang terdapat pada Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) pegawai negeri sipil. Dasar hukum sebagai implementasi kebijakan pemerintah terhadap penilaian pelaksanaan pekerjaan PNS melalui DP3, yaitu : Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 10 tahun 1979, tanggal 15 Mei 1979, tentang Penilaian Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil. yang dimaksud dengan Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) adalah suatu daftar yang memuat hasil penilaian pekerjaan seorang PNS dan atau calon PNS dalam jangka waktu satu tahun. Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) adalah suatu dokumen yang bersifat rahasia, oleh sebab itu DP3 hanya boleh diketahui oleh pegawai negeri sipil yang dinilai, pejabat penilai, atasan pejabat penilai, atasan dari atasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
pejabat penilai sampai dengan pejabat penilai tertinggi, dan pejabat lain yang terkait dengan penilaian tersebut. Oleh karena itu, peneliti meminta bantuan kepada pejabat penilai atau kepala sekolah untuk menilai para guru dengan format berdasarkan indikator yang terdapat didalam Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3). Sistem penilaian DP3 menggunakan teknik rating scale dan critical incident method. Menurut Mondy dan Noe (1993:402-414) critical incidents, merupakan teknik penilaian kinerja yaitu evaluator mencatat mengenai apa saja perilaku/pencapaian terbaik dan terburuk (extremely good or bad behaviour) pegawai. Sedangkan graphic rating scales, merupakan teknik penilaian kinerja yaitu evaluator menilai kinerja pegawai dengan menggunakan skala dalam mengukur faktor-faktor kinerja (performance factor). Misalnya adalah dalam mengukur tingkat inisiatif dan tanggung jawab pegawai. Skala yang digunakan adalah 1 sampai 5, yaitu 1 adalah yang terburuk dan 5 adalah yang terbaik. Jika tingkat inisiatif dan tanggung jawab pegawai tersebut biasa saja, misalnya, maka ia diberi nilai 3 atau 4 dan begitu seterusnya untuk menilai faktor-faktor kinerja lainnya. Baik atau buruknya kinerja guru dilihat dari skor total yang diperoleh data yang telah dinilai oleh kepala sekolah. Semakin tinggi jumlah skor total penilaian maka kinerja pada guru juga semakin tinggi atau baik. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah jumlah skor total penilaian maka semakin rendah atau buruk pula kinerja pada guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
D. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah guru sekolah luar biasa (SLB) yang merupakan pegawai negeri sipil. Jenis kelamin yang menjadi subjek penelitian adalah pria dan wanita. Hal ini dikarenakan peneliti ingin melihat gambaran emotional intelligence baik pada guru SLB pria maupun wanita agar mendapatkan gambaran yang lebih luas.
E. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini ada 2 macam, yaitu: 1. Skala Kecerdasan Emosi Skala yang digunakan untuk mengukur kecerdasan emosi adalah terfokus pada empat kluster dan delapan belas kompetensi yang dipaparkan oleh Emotional Competence Inventory, hal ini dikarenakan ECI (Emotional Competence Inventory) sudah teruji dan banyak digunakan di berbagai negara. Selain itu, ECI ini memiliki persamaan dengan ke 5 aspek yang dipaparkan oleh Goleman, yaitu kesadaran diri, pengaturan diri, kesadaran sosial, dan pengaturan hubungan. Skala ini terdiri dari 72 aitem yang terbagi dalam 2 kategori yaitu 59 item favourable (pernyataan yang mendukung) dan 13 aitem unfavourable (pernyataan yang tidak mendukung). Setiap aitem memiliki empat kategori pilihan jawaban, yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS). Kategori penilaian untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
setiap pilihan jawaban pada aitem favourable adalah nilai empat untuk Sangat Sesuai (SS), nilai tiga untuk Sesuai (S), nilai dua untuk Tidak Sesuai (TS), dan nilai satu untuk Sangat Tidak Sesuai (STS). Sementara itu, kategori penilaian untuk setiap pilihan jawaban pada item unfavourable adalah nilai satu untuk Sangat Sesuai (SS), nilai dua untuk Sesuai (S), nilai tiga untuk Tidak Sesuai (TS), dan nilai empat untuk Sangat Tidak Sesuai (STS). Menurut Hadi (2004), modifikasi skala Likert yang terdiri dari 4 kategori jawaban, dimaksudkan untuk menghilangkan kelemahan yang dikandung oleh 5 kategori jawaban, karena kategori netral mempunyai arti ganda atau dapat diartikan belum dapat memutuskan. Tersedianya jawaban di tengah atau netral juga menimbulkan kecenderungan menjawab ke tengah (central tendency effect) terutama bagi mereka yang ragu-ragu atas kecenderungan jawabannya. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan sistem uji coba terpakai atau try out terpakai. Hasil skala yang disebar akan sekaligus digunakan sebagai data penelitian yang dianalisis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 1 Blue Print Skala ECI (Emotional Competence Inventory) Nomor Item Aspek Favorable Unfavorable Kesadaran diri 1, 2, 6, 13, 27, 53, 62, 66 68 Pengaturan diri 3, 4, 9, 10, 11, 12, 5, 21, 26, 37, 15, 16, 20, 23, 24, 56, 60 30, 40, 44, 47, 48, 49, 52, 55, 57, 63, 67, 69, 70, 72 Kesadaran 22, 32, 34, 38, 39, 51 Sosial 42, 43, 45, 46, 54, 64, 71 Pengaturan 7, 8, 14, 17, 18, 19, 33, 59, 61 Hubungan 25, 28, 29, 31, 34, 35, 36, 41, 50, 65 Total
40
Jumlah Item 9 31
13 19
72
2. Penilaian Kinerja pada Guru SLB Penilaian kinerja pada guru SLB menggunakan skor total yang terdapat pada data yang dinilai oleh kepala sekolah dengan format berdasarkan indikator yang terdapat di dalam Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3). Skor yang diambil adalah skor komulatif hasil dari penjumlahan nilai ditiap aspek yang terdapat didalam DP3. Menurut PP nomor 10 tahun 1979 tentang Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) Pegawai Negeri Sipil, standar yang digunakan untuk mengukur kinerja seorang pegawai negeri sipil adalah kesetiaan, prestasi kerja, tanggung jawab, ketaatan, kejujuran, kerjasama, prakarsa dan kepemimpinan. Penilaian kinerja PNS melalui DP3 dilakukan dengan menggunakan metode penilaian kategori, yaitu metode skala penilaian (rating scale). adapun nilai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
pelaksanaan pekerjaan pada DP3 dinyatakan dengan sebutan dan angka sebagai berikut : a. amat baik
: 91 - 100
b. baik
: 76 - 90
c. cukup
: 61 - 75
d. sedang
: 51 - 60
e. kurang
: 50 ke bawah
Setelah dilakukan penilaian pelaksanaan pekerjaan terhadap seorang PNS, maka hasil penilaian tersebut dimasukkan ke dalam suatu format yang sudah ditentukan, yaitu dengan menjumlah nilai semua unsur penilaian tersebut ke dalam tabel.
Tabel 2 Model Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) PNS Nilai No Unsur Yang Dinilai Angka Sebutan 1. Kesetiaan 2. Prestasi kerja 3. Tanggung jawab 4. Ketaatan 5. Kejujuran 6. Kerjasama 7. Prakarsa Jumlah Nilai Rata-rata
Keterangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
F. Pengujian Instrumen Penelitian 1. Validitas Validitas mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu instrument pengukuran dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat tersebut memberikan hasil ukur yang sesuai dengan tujuan pengukuran tersebut (Azwar, 2004). Salah satu bentuk validitas adalah validitas isi. Validitas isi adalah validitas yang dipandang dari segi isi skala, yaitu sejauh mana isi dari skala tersebut telah dianggap dapat mengukur hal-hal yang mewakili keseluruhan tentang apa yang hendak diukur (Azwar, 2004). Validitas ini ditentukan dengan membandingkan isi aitem dengan blue print yang telah ditentukan melalui pendapat dosen pembimbing selaku professional judgment yang bersifat subjektif dan disebut validitas nonempirik. Pada penelitian ini, dosen pembimbing melakukan analisis rasional terhadap aitem-aitem yang telah tersusun. Pengujian validitas ini bertujuan untuk melihat sejauh mana pernyataan dalam skala telah mewakili komponen variable yang hendak diukur (Azwar, 2004).
2. Reliabilitas Reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi disebut sebagai pengukuran yang reliabel (Azwar, 2004). Untuk menghitung koefisien reliabilitas, peneliti menggunakan metode Coefficient Alpha Cronbach
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
yang perhitungannya dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS for Windows versi 16.0. Metode ini digunakan karena setiap aitem dalam alat ukur penelitian ini merupakan multiple-scored item, sehingga subjek penelitian dapat memperoleh skor yang berbeda untuk tiap aitem (Anastasia & Urbina, 1997). Nilai alpha bervariasi dalam rentang 0 hingga 1,00. Semakin tinggi koefisien reliabilitas mendekati angka 1,00 berarti semakin tinggi reliabilitas alat ukur. Begitu pula sebaliknya, koefisien yang semakin rendah mendekati 0 berarti semakin rendah reliabilitas alat ukurnya. Reliabilitas telah dianggap memuaskan apabila koefisien alpha-nya mencapai 0,900. Dengan koefisien reliabilitas 0,900 berarti perbedaan (variasi) yang tampak pada skor skala tersebut mampu mencerminkan 90% dari variasi yang terjadi pada skor murni kelompok subjek yang bersangkutan. Atau dengan kata lain bahwa hanya 10% dari perbedaan skor yang tampak disebabkan oleh variasi atau kesalahan pengukuran tersebut (Azwar, 1999). Konsistensi
reliabilitas
internal
(Cronbach's
alpha)
ECI
(Emotional Competency Inventory) secara keseluruhan tergolong bagus, relibilitas berkisar dari 0,68 (Transparasi) hingga 0,87 (Kesadaran Emosi Diri) dengan rata-rata reliabilitas 0,78, dan reliabilitas "self" berkisar dari 0,47 (Manajemen Konflik) hingga 0,76 (Kepemimpinan Inspiratif) dengan rata-rata reliabilitas sebesar 0,63.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
3. Seleksi Item Seleksi item digunakan untuk memilih aitem-aitem yang fungsi ukurnya selaras atau sesuai dengan fungsi ukur tes seperti dikehendaki oleh penyusunnya. Dasar dari seleksi aitem adalah memilih aitem yang mengukur hal yang sama dengan apa yang diukur oleh tes sebagai keseluruhan. Penelitian ini menggunakan koefisien korelasi aitem-total (rix) untuk menguji kesahihan aitem, yang diperoleh dari formula koefisien korelasi product-moment Pearson (Azwar, 2007). Peneliti menggunakan batasan rix ≥ 0,300 sebagai kriteria untuk memilih item yang sahih atau berkualitas pada skala. Semua aitem yang mencapai koefisien minimal 0,300 dianggap memiliki daya beda yang memuaskan dan aitem dapat digunakan. Sebaliknya, aitem yang memiliki koefisien kurang dari 0,300 dinyatakan gugur (Azwar, 2003). Analisis dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS for Windows versi 16.0. Pada saat analisa item dilakukan, item bernomer 64 secara otomatis terhapus. Item pada skala kecerdasan emosi yang dipakai oleh peneliti yang semula berjumlah 72 item menjadi 71 item. Hal ini dikarenakan tidak adanya variasi skor disemua subjek, sehingga pada saat peneliti menganalisa menggunakan SPPS for windows versi 16.0, item tersebut secara otomatis terhapus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
4. Metode Analisis Data Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara kecerdasan emosi dan kinerja pada guru sekolah luar biasa (SLB), maka data yang telah berhasil dikumpulkan selanjutnya dianalisis dengan menggunakan uji statistik, yaitu uji korelasi. Jenis uji korelasi yang digunakan adalah Spearman’s Rank. Teknik korelasi ini menggunakan program SPSS for Windows 16.0. Alasan penggunaan teknik analisis statistik ini adalah karena data ordinal serta data kedua variabel tidak harus terdistribusi normal (Sugiyono, 2010).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
Pada bagian ini, diuraikan proses pelaksanaan penelitian, hasil penelitian yang diperoleh serta analisis yang dilakukan. Bagian pertama mencakup proses jalannya penelitian dan pemaparan mengenai gambaran umum subyek penelitian. Sedangkan bagian kedua berisi analisis penelitian yang bertujuan untuk menjawab permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini.
A. Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 tahap, yaitu pada tanggal 1 Maret 2012 dan pada tanggal 28 April 2012. Pada tahap awal, peneliti mengambil hasil penilaian dari kepala sekolah luar biasa negeri 1 Yogyakarta. Pada tahap akhir, peneliti memberikan skala penelitian kepada bapak dan ibu guru sekolah luar biasa negeri 1 Yogyakarta secara langsung. Dalam melakukan penelitian diperlukan surat ijin penelitian. Perijinan ini dilakukan sebagai salah satu pemenuhan prosedur pengambilan data guna memohon kesediaan pihak yang terkait untuk ikut serta dalam penelitian. Dalam hal ini, peneliti meminta ijin kepada pihak kepala sekolah luar biasa negeri 1 Yogyakarta sebelum melakukan penelitian. Selain meminta ijin kepada pihak kepala sekolah, peneliti juga memohon kesediaan bapak dan ibu guru untuk ikut serta dalam penelitian melalui informed consent dan nota kesepahaman yang terlampir dalam skala
46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
penelitian. Informed consent berisi hak dan kewajiban yang dimiliki oleh peneliti maupun subjek penelitian. Setelah memahami hak dan kewajiban masing-masing, serta menyatakan setuju dan dengan sukarela bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini, maka bapak dan ibu guru yang bersangkutan diminta untuk menandatangani nota kesepahaman. Sebelum memulai mengerjakan, subjek diminta untuk mengisi identitas diri sembari peneliti menjelaskan mengenai petunjuk pengerjaan skala. Setelah semua dirasa jelas, barulah subjek dipersilahkan untuk mengisi jawaban atas pernyataan-pernyataan yang terdapat didalam skala penelitian. Peneliti memberikan batasan waktu pengisian kepada subjek kurang lebih satu setengah jam. Peneliti tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada subjek atas partisipasinya didalam penelitian. Dari sejumlah 45 angket penelitian yang disebar, terkumpul dan kembali sejumlah 37 angket penelitian. Sebanyak 8 subjek penelitian tidak mengembalikan angket penelitian kepada peneliti.
B. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Subjek Penelitian Jumlah subjek dalam penelitian ini adalah 37 orang. Keseluruhan data yang terkumpul dapat diproses dan dianalisis lebih lanjut karena sesuai dengan karakteristik subjek yang diminta. Selain itu, subjek mengisi angket tersebut secara lengkap sehingga tidak ada angket yang digugurkan. Subjek dalam penelitian ini adalah bapak dan ibu guru yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
mengajar disekolah luar biasa negeri 1 Yogyakarta. Berikut adalah data diri subjek : Tabel 3 Distribusi Subjek Penelitian Jumlah Usia (tahun) (orang) 32 2 33 1 34 1 35 1 40 1 41 1 42 1 43 2 44 1 45 2 46 1 47 1 50 1 52 1 53 5 54 2 55 4 56 4 58 3 59 1 60 1 Total 37 Berdasarkan data tersebut, dapat dihitung rerata usia subjek penelitian ini adalah 49,10 tahun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
2. Tryout Skala Kecerdasan Emosi Pada penelitian ini, peneliti melakukan tryout terpisah sebanyak 3 kali dan dilanjutkan dengan tryout terpakai. Tryout yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut : - Tryout 1 Pada tryout pertama ini, peneliti memberikan skala penelitian kepada 10 orang subjek. Dalam penelitian ini, dikarenakan skala orisinil ECI memakai bahasa Inggris maka skala diterjemahkan terlebih dahulu ke dalam Bahasa Indonesia untuk memudahkan subjek penelitian di dalam memahami pernyataan yang diberikan. -
Tryout 2 Pada tryout kedua ini, peneliti memakai skala yang sudah lebih baik dan mengalami perbaikan di beberapa pernyataannya. Peneliti memberikan skala penelitian kepada 30 orang subjek. Tryout kedua ini menghasilkan beberapa item yang bernilai minus pada saat dianalisis. Item-item yang bernilai minus terdapat pada item nomor 18, 26, 63, dan 70 dengan nilai koefisien alpha cronbach yaitu 0,955, 0,952, 0,955, dan 0,954. Peneliti tidak dapat menggugurkan aitem-aitem tersebut dikarenakan peneliti memakai skala yang diadaptasi dari Hay Group, McClelland Center for Research and Innovation. Selain itu, peneliti juga tidak meminta ijin kepada Hay Group, McClelland Center for Research and Innovation untuk menggugurkan aitem yang bernilai minus sehingga peneliti tetap mempertahankannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
50
Tryout 3 Pada tryout yang ketiga, peneliti memperbaharui terjemahan skala penelitian secara keseluruhan dan kemudian memberikan kepada 32 orang subjek. Hasil analisis item pada tryout ketiga ini juga menghasilkan beberapa item yang bernilai minus. Item-item yang bernilai minus terdapat pada item bernomor 21, 26, 33, 43, 51, 56, 69, dan 70 dengan nilai koefisien alpha cronbach yaitu 0,873, 0,874, 0,871, 0,875, 0,870, dan 0,877. Pada tryout ini, peneliti juga tidak dapat menggugurkan aitem-aitem tersebut dikarenakan peneliti memakai skala yang diadaptasi dari Hay Group, McClelland Center for Research and Innovation.
-
Tryout Terpakai Setelah melakukan tryout sebanyak dua kali dan tetap menghasilkan aitem bernilai minus, peneliti memutuskan untuk melakukan tryout terpakai. Selain itu, tryout ini dilakukan karena keterbatasan waktu dan sekolah yang menjadi tempat penelitian. Pada tryout terpakai ini, peneliti menggabungkan terjemahan setiap pernyataan yang terdapat pada skala penelitian tryout kedua dan tryout ketiga. Skala penelitian yang sudah digabungkan kemudian diberikan kepada 37 orang subjek. Hasil analisis item pada tryout terpakai ini menghasilkan beberapa item yang juga bernilai minus. Item-item yang bernilai minus terdapat pada nomor 6, 21, 26, 33, 59, dan 70 dengan nilai koefisien alpha cronbach yaitu 0,918, 0,919, 0,924, dan 0,922. Pada tryout ini juga, peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
kembali tidak dapat menggugurkan aitem-aitem tersebut dikarenakan peneliti memakai skala yang diadaptasi dari Hay Group, McClelland Center for Research and Innovation.
Tabel 4 Hasil Tryout Skala Kecerdasan Emosi Tryout 2 Tryout 3
Tryout Terpakai
Aitem no. 18, 26, 63, Aitem no. 21, 26, Aitem no. 6, 21, 26, 33 dan 70 33, 43, 51, 56, 69, dan 70 dan 70
Berdasarkan hasil analisis aitem pada setiap tryout, terdapat beberapa aitem yang memiliki nilai minus secara konsisten. Aitem-aitem yang bernilai minus secara konsisten tersebut bernomor 21, 26, 33, dan 70. Hal ini menunjukkan bahwa aitem pada skala ini jelek atau tidak begitu baik bagi subjek pada penelitian ini. Peneliti tidak menggugurkan aitem yang bernilai minus disebabkan peneliti memakai skala yang diadaptasi. Selain itu, peneliti juga tidak meminta ijin kepada Hay Group, McClelland Center for Research and Innovation untuk menggugurkan aitem yang bernilai minus sehingga peneliti tetap mempertahankannya.
3. Deskripsi Data Penelitian Deskripsi data digunakan untuk mengetahui informasi yang berkaitan dengan data penelitian yang akan menggambarkan tanggapan subjek terhadap variabel penelitian. Berdasarkan hasil analisis deskriptif,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
diperoleh nilai mean teoritis dan mean empiris. Mean teoritis adalah ratarata skor alat penelitian yang diperoleh dari angka yang menjadi titik tengah alat ukur. Sedangkan mean empiris adalah rata-rata skor data penelitian yang hasilnya diperoleh dari angka yang merupakan rata-rata skor penelitian. a. Variabel Kecerdasan Emosi Tabel 5 Deskripsi Statistik Data Penelitian Variabel Kecerdasan Emosi Mean Min Max N Teoretik
37
186
259
Mean
SD
Empirik
177,5
212,19
Teoretik Empirik
209
35,5
Tabel 6 Uji t Mean Empirik dan Mean Teoretik Skala Kecerdasan Emosi T 79,648
Sig. (2-
Mean
tailed)
Difference
0,000
212,189
Df 36
SD
Median
95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper 206,79 217,59
Seperti terlihat pada tabel 4 bahwa diperoleh mean teoretik sebesar 177,5 yang lebih kecil daripada mean empirik yang sebesar 212,19. Berdasarkan hasil uji t, mean empirik memiliki perbedaan yang signifikan dengan mean teoritik karena memiliki nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,000 (p < 0,05). Mean empirik pada variabel kecerdasan emosi mempunyai nilai yang lebih tinggi daripada mean
16,205
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
teoritiknya. Hal ini menunjukkan bahwa subjek dalam penelitian ini mempunyai tingkat kecerdasan emosi yang cenderung tinggi. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa skala kecerdasan emosi mempunyai standar deviasi sebesar 16,205.
b. Variabel Kinerja Tabel 7 Deskripsi Statistik Data Penelitian Variabel Kinerja Mean
Mean
SD
N
Min
Max
Teoretik
Empirik
Empirik
37
0
100
50
80,7789
0,84
N
37
Tabel 8 Uji t Mean Empirik dan Mean Teoretik Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3)
T 586,204
Df 36
Sig. (2-
Mean
tailed) 0,000
Difference 80,78
95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper 80,5 81,1
Seperti terlihat pada tabel 6 bahwa diperoleh mean teoretik sebesar 50 yang lebih kecil daripada mean empirik yang sebesar 80,7789. Berdasarkan hasil uji t, mean empirik memiliki perbedaan yang signifikan dengan mean teoretik karena memiliki nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,000 (p < 0,05). Mean empirik pada variabel kinerja mempunyai nilai yang lebih tinggi daripada mean teoretiknya. Hal ini menunjukkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
bahwa subjek dalam penelitian ini mempunyai tingkat kinerja yang cenderung tinggi. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa daftar penilaian pekerjaan mempunyai standar deviasi sebesar 0,84.
4. Kategorisasi Data Penelitian Azwar (1999) mengemukakan bahwa untuk mengetahui skor penelitian pada subjek termasuk tinggi atau rendah, dapat dilakukan dengan menetapkan kriteria-kriteria kategorisasi. Tujuan kategorisasi ini adalah menempatkan subjek penelitian ke dalam kelompok-kelompok yang terpisah secara berjenjang menurut suatu kontinum berdasar atribut yang diukur. Peneliti melakukan kategorisasi pada kedua skala penelitian untuk mengetahui distribusi skor skala pada subjek dan pada hal tersebut dapat menjadi informasi mengenai keadaan subjek pada aspek atau variabel yang diteliti. a. Kategorisasi Skala Kecerdasan Emosi Skala kecerdasan emosi terdiri atas 71 item, setiap itemnya diberikan nilai 1 pada jawaban STS, nilai 2 untuk jawaban TS, nilai 3 untuk jawaban S, dan nilai 4 untuk jawaban SS. Nilai minimum pada skala kecerdasan emosi adalah 71 dan nilai minimumnya adalah 284.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 9 Kategorisasi Skala Kecerdasan Emosi Kategori X < (177,5 – 1,0 x 35,5) (1,0 x 35,5) ≤ X < (177,5 + 1,0 x 35,5) (177,5 + 1,0 x 35,5) ≤ X
55
Keterangan Rendah Sedang Tinggi
Ket : µ = mean teoritis σ = standar deviasi Tabel 10 Kategorisasi Skor pada Skala Kecerdasan Emosi Kategori Interval Skor Frekuensi Tinggi 214 – 284 11 Sedang 143 – 213 26 Rendah 71 – 142 0 Total 37
Prosentase 29,72% 70,27% 0% 100%
Berdasarkan hasil kategorisasi skor subjek pada skala kecerdasan emosi, terlihat sebanyak 11 subjek termasuk kedalam kategori tinggi, sebanyak 26 subjek termasuk kedalam kategori sedang, dan tidak ada subjek yang termasuk kedalam kategori rendah. Hal ini menunjukkan bahwa subjek pada penelitian ini paling banyak memiliki tingkat kecerdasan emosi yang sedang, sedangkan hanya sedikit subjek memiliki tingkat kecerdasan emosi yang tinggi.
b. Kategorisasi Daftar Pelaksanaan Penilaian Pekerjaan (Kinerja) Data hasil daftar pelaksanaan penilaian pekerjaan pegawai dikategorisasikan ke dalam 5 kategori yakni amat baik, baik, cukup, sedang, dan kurang. Nilai pelaksanaan pekerjaan dinyatakan dengan sebutan dan angka. Nilai untuk masing-masing unsur penilaian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
pelaksanaan pekerjaan, adalah rata-rata dari nilai sub-sub unsur penilaian. Setelah ditentukan nilainya dengan menggunakan angka, kemudian ditentukan nilai sebutannya. Nilai minimum pada unsur penilaian pelaksanaan pekerjaan adalah 0 dan nilai maksimumnya adalah 100. Nilai penilaian pelaksanaan pekerjaan dengan sebutan dan angka sebagai berikut : Tabel 11 Kategorisasi Daftar Pelaksanaan Penilaian Pekerjaan (Kinerja) Kategori Interval Skor Frekuensi Amat baik 91-100 0 Baik 76-90 37 Cukup 61-75 0 Sedang 51-60 0 Kurang 50 ke bawah 0 Total
37
Prosentase 0% 100% 0% 0% 0% 100%
Berdasarkan hasil kategorisasi nilai subjek pada setiap unsur yang terdapat didalam daftar pelaksanaan penilaian pekerjaan pegawai, terlihat sebanyak 37 subjek termasuk kedalam kategori baik, dan tidak ada subjek yang termasuk kedalam kategori kurang, cukup, sedang maupun amat baik. Hal ini menunjukkan bahwa subjek pada penelitian ini paling banyak memiliki daftar pelaksanaan penilaian pekerjaan pegawai yang baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
5. Analisis Data Peneliti melakukan uji asumsi terlebih dahulu untuk melihat apakah data yang diperoleh sudah memenuhi syarat untuk dianalisi. Uji asumsi ini meliputi uji normalitas dan uji linearitas. a. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan teknik Kolmogorov-Smirnov Test dalam program SPPS for windows versi 16.00. Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui data variabel penelitian berdistribusi normal atau tidak. Hasil uji normalitas disajikan pada tabel 11 dan 12 berikut : Tabel 12 Hasil Uji Normalitas Kecerdasan Emosi KolmogorovAsymp. Sig. Variabel Smirnov Z (2-tailed) Normalitas 1,127 0,158 Kecerdasan Emosi
Keterangan Normal
Sebaran data pada variabel kecerdasan emosi mempunyai nilai signifikansi atau probabilitas (p) lebih besar daripada 0,05 (p > 0,05), yaitu 0,158. Hal ini menunjukkan bahwa variabel kecerdasan emosi berdistribusi normal. Tabel 13 Hasil Uji Normalitas Kinerja KolmogorovVariabel Smirnov Z Normalitas Daftar Penilaian 1,804 Pelaksanaan Pekerjaan
Asymp. Sig. (2-tailed)
Keterangan
0,003
Tidak normal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Sedangkan sebaran data pada variabel kinerja mempunyai nilai signifikansi atau probabilitas (p) lebih kecil daripada 0,05 (p < 0,05), yaitu 0,003. Hal ini menunjukkan bahwa variabel kinerja berdistribusi tidak normal.
b. Uji Linearitas Uji linearitas digunakan untuk menguji apakah hubungan antara variabel bebas dengan variabel tergantung mempunyai hubungan yang linear atau tidak. Uji linearitas dilakukan menggunakan Test for Linearity dalam program SPPS for windows versi 16.00. Hasil uji linearitas disajikan pada tabel berikut : Tabel 14 Hasil Uji Linearitas Hubungan Antar Variabel Uji Linearitas Kecerdasan Emosi * (Combined) Kinerja Linearity Deviation from Linearity
F 1,999
Sig. 0,098
0,970 2,046
0,343 0,092
Berdasarkan hasil uji linearitas tersebut, diperoleh nilai F hitung sebesar 0,970 dengan signifikansi atau probabilitas (p) sebesar 0,343. Nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,05 (0,343 > 0,05) ini menunjukkan bahwa hubungan antara kecerdasan emosi dan kinerja bersifat tidak linear. Selain itu, pada scatter plot tampak bahwa data tersebar tidak mengikuti garis linear.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Gambar 1 Scatter Plot Variabel Kecerdasan Emosi dan Variabel Kinerja
c. Uji Hipotesis Setelah melakukan uji asumsi, peneliti melakukan uji hipotesis untuk melihat apakah hipotesis penelitian ini diterima atau tidak. Pada penelitian ini, pengujian hipotesis yang diajukan adalah dengan menggunakan uji nonparametis, yaitu cara pengujian yang tidak berdasar pada pengetahuan tentang distribusi populasi yang dibicarakan, sehingga disebut uji bebas distribusi. distribusi. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis korelasi Spearman’s Rank
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
dengan bantuan program SPSS for windows versi 16.00. Koefisien korelasi Peringkat Spearman dipakai untuk jenis data yang dikorelasikan adalah data ordinal serta data kedua variabel tidak harus terdistribusi normal (Sugiyono, 2010). Selain itu, pada scatter plot terlihat bahwa sebaran data tidak normal atau tidak linear. Hasil pengujian hipotesis dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 15 Uji Hipotesis Kecerdasan Kinerja Emosi Correlation Spearman's Kecerdasan Coefficient Rho Emosi Sig. (1-tailed) N Correlation Kinerja Coefficient Sig. (1-tailed) N
1,000 37 0,212 0,104 37
0,212 0,104 37 1,000
Hasil analisis menunjukkan bahwa koefisien korelasi untuk variabel kinerja dan kecerdasan emosi adalah 0,212 dengan taraf signifikan (p) = 0,104 (p > 0,05). Perhitungan ini dilakukan pada taraf signifikan p < 0,05 dan memakai uji satu ekor (1-tailed). Pemakaian uji satu ekor dalam penelitian ini dilakukan sebab hipotesis penelitian merupakan hipotesis yang berarah, yakni terdapat hubungan negatif antara kecerdasan emosi dengan kinerja. Untuk dapat memberikan besar kecilnya penafsiran terhadap koefisien yang ditemukan, maka dapat dilihat dalam analisis korelasi
37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
dimana terdapat koefisien determinasi yang besarnya adalah kuadrat dari koefisien korelasi (r2).
C. Pembahasan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada-tidaknya hubungan positif antara kecerdasan emosi dengan kinerja pada guru sekolah luar biasa. Pada penelitian ini, variabel kecerdasan emosi mempunyai nilai signifikansi atau probabilitas (p) lebih besar daripada 0,05 (p > 0,05), yaitu 0,158. Hal ini menunjukkan bahwa variabel kecerdasan emosi berdistribusi normal. Peneliti menggunakan skala yang diadaptasi dari Emotional Competence Inventory dari Hay Group, McClelland Center for Research and Innovation yang sudah diperbaharui
pada
November
2005
(Wolff,
2005).
Peneliti
mengkategorisasikan skor pada skala kecerdasan emosi kedalam 3 kategori, yaitu kategori tinggi dengan interval skor 214-284, kategori sedang dengan interval skor 143-213, dan kategori rendah dengan interval skor 71-142. Kategorisasi skor skala yang dilakukan pada penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 70,27% subjek yang memiliki tingkat kecerdasan emosi sedang dan 29,72 % subjek berada pada kategori tinggi. Sedangkan tidak terdapat subjek yang berada
pada kategori rendah. Hal ini menunjukkan
bahwa kecerdasan emosi yang dimiliki oleh guru-guru sekolah luar biasa di SLB Negeri 1 sebagian besar sedang. Berdasarkan hasil dari beberapa tryout yang dilakukan pada skala kecerdasan emosi, terdapat aitem-aitem yang bernilai minus yang muncul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
secara konsisten. Hasil tryout yang memiliki aitem-aitem minus tersebut menunjukkan bahwa aitem tersebut jelek untuk subjek pada penelitian ini. Peneliti tidak dapat menggugurkan aitem-aitem tersebut dikarenakan peneliti memakai skala yang diadaptasi dari Hay Group, McClelland Center for Research and Innovation. Selain itu, peneliti juga tidak meminta ijin kepada Hay Group, McClelland Center for Research and Innovation untuk menggugurkan
aitem
yang
bernilai
minus
sehingga
peneliti
tetap
mempertahankannya. Sedangkan, pada variabel kinerja mempunyai nilai signifikansi atau probabilitas (p) lebih kecil daripada 0,05 (p < 0,05), yaitu 0,003, yang menunjukkan bahwa variabel kinerja berdistribusi tidak normal. Skala kinerja memiliki variasi skor yang kecil. Hal ini dapat dilihat pada variasi skor antar subjek yang terdapat pada tiap indikator. Peneliti mengukur variabel kinerja menggunakan penilaian kinerja pada guru yang diperoleh berdasarkan data yang terdapat pada Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) pegawai negeri sipil. Dasar hukum sebagai implementasi kebijakan pemerintah terhadap penilaian pelaksanaan pekerjaan PNS melalui DP3, yaitu : Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 10 tahun 1979, tanggal 15 Mei 1979, tentang Penilaian Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil. Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) adalah suatu daftar yang memuat hasil penilaian pekerjaan seorang PNS dan atau calon PNS dalam jangka waktu satu tahun. Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) adalah suatu dokumen yang bersifat rahasia, oleh sebab itu DP3 hanya boleh diketahui oleh pegawai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
negeri sipil yang dinilai, pejabat penilai, atasan pejabat penilai, atasan dari atasan pejabat penilai sampai dengan pejabat penilai tertinggi, dan pejabat lain yang terkait dengan penilaian tersebut. Oleh karena itu, peneliti meminta bantuan kepada pejabat penilai atau kepala sekolah untuk menilai para guru dengan format berdasarkan indikator yang terdapat didalam Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3). Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) memiliki tujuh indikator yaitu kesetiaan, prestasi kerja, tanggung jawab, ketaatan, kejujuran, kerjasama, dan prakarsa. Pada penelitian ini, setiap subjek memiliki skor 91 pada indikator kesetiaan. Sedangkan pada indikator prestasi kerja, tanggung jawab, ketaatan, kejujuran, kerjasama, dan prakarsa, setiap subjek pada penelitian ini memiliki skor dengan rentang antara 76 – 80. Berdasarkan hasil uji linearitas, diperoleh nilai F hitung sebesar 0,970 dengan signifikansi atau probabilitas (p) sebesar 0,343. Nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,05 (0,343 > 0,05) ini menunjukkan bahwa hubungan antara kecerdasan emosi dan kinerja bersifat tidak linear. Selain itu, pada scatter plot tampak bahwa data tersebar tidak mengikuti garis linear. Pengujian hipotesis pada penelitian ini adalah uji nonparametis, yaitu cara pengujian yang tidak berdasar pada pengetahuan tentang distribusi populasi yang dibicarakan, sehingga disebut uji bebas distribusi. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis korelasi Spearman’s Rank dengan bantuan program SPSS for windows versi 16.00. Koefisien korelasi Peringkat Spearman dipakai untuk jenis data yang dikorelasikan adalah data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
ordinal serta data kedua variabel tidak harus terdistribusi normal (Sugiyono, 2010). Berdasarkan hasil analisis data pada tabel 13, diperoleh
nilai
koefisien korelasi sebesar 0,212 dengan signifikansi sebesar 0,104 (p > 0,05). Hasil penelitian ini menolak hipotesis penelitian. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang tidak signifikan atau tidak adanya korelasi antara kecerdasan emosi dengan kinerja pada guru sekolah luar biasa. Kecerdasan emosi baik tidak membuat kinerja menjadi baik, begitu juga sebaliknya, kecerdasan emosi buruk tidak membuat kinerja menjadi buruk. Variabel-variabel pada penelitian ini memiliki hubungan yang tidak signifikan. Hal ini dikarenakan kedua variabel pada penelitian memiliki korelasi yang mendekati nol. Menurut Santoso (2007), hubungan korelasi ini menjelaskan bahwa kenaikan suatu variabel tidak diikuti oleh kenaikan atau penurunan variabel yang lain (nilai dari variabel lain stabil). Pada penelitian ini, variabel kinerja memiliki nilai yang stabil antar subjek pada setiap indikatornya. Nilai yang stabil pada setiap indikator antar subjek dilakukan untuk memenuhi tuntutan kenaikan pangkat pegawai yang dinilai. Menurut Badan Kepegawaian Negara (2010), setiap unsur penilaian DP-3 sekurangkurangnya bernilai baik dalam 1 tahun terakhir sebagai salah satu syarat kenaikan pangkat pegawai. Supriyadi (Maret, 2006) dalam penelitiannya, mengatakan bahwa atasan atau kepala sekolah yang memberikan penilaian hampir bisa dipastikan menilai dengan kategori baik. Bahkan ada kecenderungan terdapat kenaikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
secara terus menerus sekecil apapun untuk setiap tahunnya. Hal ini menyebabkan semakin senior seorang pegawai maka akan semakin tinggi nilainya. Padahal sesungguhnya belum ada kepastian bahwa pegawai senior mempunyai kinerja yang lebih baik. Supriyadi (Maret, 2006) juga menuliskan bahwa jika penilaian ini dilakukan secara objektif, diprediksikan dapat menimbulkan konflik tersembunyi antara atasan yang menilai dengan pegawai yang sudah senior. Kondisi ini juga cenderung terjadi karena budaya yang dibangun sejak awal oleh atasan yang terkadang lebih suka menghindari daripada mengelolanya. Pengaruh penilaian ini terhadap pegawai yang berprestasi dapat menimbulkan kecemburuan karena dedikasi dan prestasinya tidak mendapat penghargaan yang memadai. Hal ini disebabkan karena tidak adanya daya pembeda, skor bisa saja berbeda tetapi masih dalam rentang kriteria yang sama, yaitu baik sehingga efek yang ditimbulkan juga sama. Persamaan yang didapat oleh pegawai bisa saja dalam hal kenaikan pangkat dan mendapat honor yang sama bila kedua pegawai berada dalam golongan pangkat yang sama. Menurut Bapak Kepala Sub Bagian Tata Usaha SLB Negeri 1 (wawancara pribadi, Mei 2012), nilai pada indikator kesetiaan yang terdapat didalam DP3 memiliki nilai minimal 91. Beliau juga mengatakan bahwa nilai minimal pada indikator prestasi kerja, tanggung jawab, ketaatan, kejujuran, kerjasama, dan prakarsa adalah 76. Patokan nilai pada setiap indikator tersebut terdapat didalam PP no 53 tahun 2010. Selain itu, beliau juga mengatakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
bahwa masing-masing nilai pada tiap indikator akan mengalami kenaikan sebanyak 1 poin dan bergantung dari prestasi pegawai yang dinilai. Menurut Badan Kepegawaian Negara (2012), penilaian pelaksanaan pekerjaan pegawai ini merupakan suatu proses yang dilakukan untuk mengevaluasikan tingkat pelaksanaan pekerjaan atau unjuk kerja seorang pegawai. Badan Kepegawaian Negara juga mengatakan bahwa pada kenyataan empirik, proses penilaian ini cenderung terjebak kedalam formalitas. Penilaian ini dirasa telah kehilangan arti dan makna substantif, tidak terkait langsung dengan apa yang telah dikerjakan oleh pegawai yang dinilai. Selain itu, penilaian ini lebih berorientasi pada penilaian kepribadian (personality) dan perilaku (behavior) terfokus pada pembentukkan karakter individu dengan menggunakan kriteria behavioral, belum terfokus pada kinerja, peningkatan hasil, produktivitas dan pengembangan pemanfaatan potensi. Badan Kepegawaian Negara (2012) juga menuliskan bahwa proses penilaian ini bersifat rahasia sehingga menyebabkan penilaian ini kurang memiliki nilai edukatif, karena hasil penilaian tidak dikomunikasikan secara terbuka. Pengukuran dan penilaian prestasi kerja atau kinerja pegawai tidak didasarkan pada target goal (kinerja standar/harapan), sehingga proses peneilaian cenderung terjadi bias dan bersifat subjektif (terlalu pelit/murah), nilai jalan tengah dengan rata-rata baik untuk menghindari nilai “amat baik” atau “kurang”, apabila diyakini untuk promosi jabatan maka dinilai tinggi, sebaliknya bila tidak untuk promosi jabatan cenderung mencari alasan untuk menilai “sedang” atau “kurang”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Pernyataan lain muncul dari Utomo dan Hermawan (dalam artikel Evaluasi Terhadap Sistem Penilaian Prestasi Kerja Menurut DP3), bahwa terdapat sisi kelemahan dari proses penilaian ini, seperti adanya unsur penilaian yang sangat kualitatif, misal pada unsur kesetiaan. Pada unsur ini, bukan tidak mungkin akan memberikan penafsiran yang berbeda pada masingmasing penilai dalam menilai kesetiaan pegawai yang sedang dinilai. Sisi kelemahan lainnya adalah sistem penilaian ini berorientasi pada masa lalu dengan menggunakan teknik rating scale dan critical incident method, apabila tidak dilakukan sebagaimana mestinya maka akan menimbulkan bias penilaian berupa bias leniency effect, central tendency effect, dan recency effect. Menurut artikel yang ditulis oleh Utomo dan Hermawan (Evaluasi Terhadap Sistem Penilaian Prestasi Kerja Menurut DP3), Leniency effect adalah penilai cenderung beranggapan bahwa mereka harus berlaku baik terhadap pegawai yang dinilai, sehingga mereka cenderung memberi harkat (nilai) yang baik terhadap semua aspek penilaian. Central tendency effect adalah dimana penilai tidak ingin menilai terlalu tinggi dan juga tidak terlalu rendah kepada pegawai yang dinilainya (selalu berada ditengah-tengah). Sedangkan recency effect adalah penilai cenderung memberikan nilai atas dasar perilaku yang baru saja penilai saksikan, dan melupakan perilaku yang lalu dari pegawai yang dinilai selama suatu jangka waktu tertentu. Berdasarkan yang telah dijelaskan, peneliti berasumsi bahwa tidak adanya korelasi diantara kedua variabel ini disebabkan oleh kelemahan yang terdapat pada masing-masing alat ukur dan asumsi yang tidak terpenuhi. Alat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
ukur kecerdasan emosi yang memiliki nilai minus secara konsisten dan alat ukur kinerja yang hanya dinilai oleh 1 rater (penilai), tidak ada variasi atau adanya kestabilan pada nilai disetiap indikatornya dan cenderung bersifat subjektif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab terakhir ini, terdapat rangkuman hasil analisis data yang ada pada bab terdahulu, yang sekaligus juga merupakan jawaban dari masalah penelitian. Pada bagian ini juga disertai dengan keterbatasan penelitian dan saransaran agar penelitian serupa mengenai hal ini dapat dilakukan dengan lebih baik di kemudian hari.
A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara kecerdasan emosi dan kinerja pada guru sekolah luar biasa.
B. Keterbatasan Peneliti Pada penelitian ini, peneliti menyadari bahwa ada beberapa keterbatasan, yaitu : 1. Peneliti mengambil sampel sedikit yakni berjumlah 37 dari subjek yang luas, sehingga data yang diperoleh kurang representatif menggambarkan tingkat kecerdasan emosi dan kinerja pada guru sekolah luar biasa. Selain itu, pengambilan sampel yang menjadi subjek pada penelitian ini hanya dilakukan pada satu sekolah luar biasa saja. Hal ini disebabkan karena data
69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
penilaian yang dipakai bersifat rahasia dan tidak semua sekolah mau memberikan penilaian tersebut. 2. Peneliti menggunakan alat ukur yang diadaptasi yang tersaji dalam bahasa Inggris. Pada awalnya peneliti meminta jasa bantuan penterjemah dari sebuah lembaga bahasa atau tempat les dan kemudian diterjemahkan ulang di lembaga bahasa yang berbeda. Peneliti hanya mengandalkan penterjemahan dari bahasa Inggris ke Indonesia, tanpa meminta bantuan pada ahli bahasa Indonesia lagi dan ahli budaya. 3. Peneliti menggunakan alat ukur yang dinilai oleh kepala sekolah dengan format berdasarkan indikator yang terdapat di dalam Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3). Alat ukur ini dinilai oleh satu orang dan jika dilakukan secara objektif, diprediksikan dapat menimbulkan konflik tersembunyi antara atasan yang menilai dengan pegawai yang sudah senior. Selain itu, aspek-aspek yang terdapat didalam alat ukur ini tidak menggambarkan secara tepat konsep dari kinerja secara umum.
C. Saran Berdasarkan hasil penelitian ini, ada beberapa saran yang dapat peneliti ajukan, yaitu : 1. Untuk Atasan atau kepala sekolah Bagi atasan atau kepala sekolah selaku pejabat disekolah sebaiknya lebih memperhatikan pentingnya kecerdasan emosi bagi para guru. Kepala
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
sekolah sebaiknya melakukan upaya untuk meningkatkan kecerdasan emosi para pegawainya. 2. Untuk peneliti lain Meskipun hipotesis pada penelitian ini tidak terbukti, namun penelitian ini dapat memberikan gambaran kepada peneliti lain yang tertarik untuk mengkaji masalah-masalah guru sekolah luar biasa. Bagi para peneliti selanjutnya yang hendak meneliti hal yang sama agar dapat menggunakan alat ukur kinerja yang lebih baik atau yang lebih tepat menggambarkan konsep variabelnya. Selain itu, disarankan untuk alat ukur kecerdasan emosi, peneliti selanjutnya meminta ijin pada orang yang membuat alat ukur tersebut untuk menggugurkan aitem yang jelek.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA Anastasia, A. &Urbina, S. (1997). Tes psikologi (ed.Bahasa Indonesia). Jakarta: PT.Prenhalindo. Anwar, Idochi. (1984). Evaluasi dan pengukuran pendidikan. Jakarta: Depdikbud. Azwar, S. (1999). Penyusunan skala psikologi.Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Azwar, Saifuddin. (2004). Reliabilitas dan validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset. Bar-On, R. (2004). BarOn emotional quotient inventory. New York: Multi-Health System. Bipath, M. (2007, Juni).The dynamic effects of leader emotional intelligence and organisational culture on organisational performance (Thesis). University of South Africa, Africa. Dameria. (2005, Juni). Pendidikan kecerdasan emosional di Amerika Serikat. ganeca.blogspirit.com. Diunduh dari http://ganeca.blogspirit.com/archive/2005/06/27/ge_mozaik_juni_2005_– _pendidikan_kecerdasan_emosional_di_am.html Delphie, B. (2006). Pembelajaran anak berkebutuhan khusus. Bandung: Refika Aditama. Effendi, M. (2006). Stress akibat kerja yang dihadapi oleh guru sekolah luarbiasa. Jurnal Kependidikandan Kebudayaan 9(043), 545-547. Gibson, J.L., & Ivan, C. (1993). Organisasi dan manajemen. Terjemahan: Sulistyo. Jakarta: Erlangga. Goleman, D. (1995). Emotional intelligence. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Goleman, D. (1998). Working with emotional intellegence. eiconsortium.org. Diunduh dari http://www.eiconsortium.org /research/emotinal_competence_framework.htm Hadi, Sutrisno. (2004). Metodologi research. Yogyakarta: Penerbit Andi. Hariyanti, Muji. (2004). Tinjauan stres kerja pada guru sekolah luar biasa widya bakti Semarang. undip.ac.id. Diunduh dari http://eprints.undip.ac.id/8009/1/2266.pdf.
72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Hasibuan, S.P.M. (2001). Manajemen sumber daya manusia: pengertian dasar, pengertian, dan masalah. Jakarta: PT. Toko Gunung Agung. Hidayat, M.S. (1996). Administrasi supervisi, dan ketenagaan plb. (Tidak diterbitkan). Jakarta: Departemen Pendidikan & Kebudayaan. Hidayati, R., Purwanto, Y., &Yuwono, S. (2008, Desember). Kecerdasan emosi, stres kerja, dan kinerja karyawan. Jurnal Psikologi, Vol. 2 No. 1 Ineupuspita. (2008). Profesionalitas guru slb. wordpress.com. Diunduh dari http://ineupuspita.wordpress.com/2008/07/31 /profesionalitas-guru-slb/. Kastartini. (1971).Pokok - pokok tentang penilaian dan pembawaan hasil kerja. Bulletin No.7, BPA UGM. King, M. & Gardner, D. (2006). Emotional intelligence and occupational stress among professional staff in new zealand. International Journal of Organizational Analysis, Vol. 14(3), p.186. Kosim, N. (2007). Hubungan Antara Kecerdasan Emosional dengan Kinerja Guru SDIT Nur Fatahillah Pondok Benda Buaran Serpong.(Skripsi). Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatuullah, Jakarta, Indonesia. Mangkunegara, A.A.A.P. (2000). Manajemen sumber daya manusia perusahaan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Munandar, S.C.V. (1999). Mengembangkan bakat dan kreativitas anak sekolah : petunjuk bagi para guru dan orang tua. Jakarta: Gramedia Widiasarana. Nggermanto, A (2002). Quantum quotient, kecerdasan kuantum. Bandung: Nuansa. Patton, P. (1998). Emotional intelligence (alih bahasa: Zaini Dahlan). Jakarta: Pustaka Delapratasa. Patton, P. (2000). Kecerdasan emosional – pengembangan sukses lebih bermakna. Jakarta: Mitra Media. Rachman, P.M., & Tjalla, A. (2008, Desember). Keterampilan pengelolaan kelas dilihat dari jenis kelamin dan kecerdasan emosi guru sekolah luar biasa. Jurnal Psikologi, Vol. 2 No. 1. Sami'an. (2008). Penilaian Kinerja. wordpress.com. Diunduh http://samianstats.files.wordpress.com/2008/08/penilaian-kinerja.pdf
dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Samsudin, Sadili. (2005). Manajemen sumber daya manusia. Bandung: CV. Pustaka Setia. Santoso, Agung. (2007). Korelasi bagian I: apa itu korelasi. psikologistatistik.blogspot.com. Diunduh dari http://www.psikologistatistik.blogspot.com/2007/08/korelasi-danregresi.html Siahaan, Rotua. (2004). Pengaruh stres dalam pekerjaan terhadap kinerja karyawan (suatu kajian terhadap karyawan departemen plant PT. Nippon Indosari Corpindo, Cikarang Bekasi). (Tesis tidak dipublikasikan). Bogor, Indonesia. Siahaan, S., & Martiningsih, Rr. (2008, Juni). Seputar sertifikasi guru. Jurnal Teknodik. Vol. XII No. 1. Simamora, Henry. (1998). YKPN.
Manajemen sumber daya manusia. Jakarta: STIE
Simanjuntak, J.P. (2005). Manajemen dan evaluasi kinerja (h.10-13). Jakarta: LPFE UI. Stein, S.J. & Book, H.E. (2000). Ledakan eq 15 prinsip dasar kecerdasan emosional meraih sukses. Bandung: Kaifa. Sugiyono. (2010). Statistika untuk penelitian. Bandung: CV. Alfabeta. Sukmadinata, N.S. (2007). Metode penelitian pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Sunarjo, D.L. (2006). Gambaran sikap guru SD inkluisi dan guru SLB terhadap anak berkebutuhan khusus yang bersekolah di SD inkluisi (Skripsi tidak diterbitkan). Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, Depok, Indonesia. Supardono, & Widyatmoko, K. (2006, November). Penting! Pengelolaan emosi guru. Majalah Educare, hlm. 12. Supriadi, Dedi. (2003). Guru di Indonesia. Jakarta: Geranusa Jaya. Supriyadi. (2006, Maret). Profesionalisme guru SMA: harapan, tantangan, dan tuntutan mendesak dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan. Widya Tama, Vol. 3 No.1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Swasti, S.L. (2009). Profil emotional intelligence guru SLB di Jakarta dengan menggunakan 5 skala Bar-On emotional quotient inventory (EQ-i) (Tesis tidak diterbitkan). Universitas Katolik Indonesia Atmajaya, Jakarta, Indonesia. Syadam, Gouzali. (1996). Manajemen sumber daya manusia (jilid 2). Jakarta: Gunung Agung. Tarmansyah. (1996). Gangguan komunikasi. Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti Proyek Pendidikan Tenaga Guru. Teddy, B.Th. (2005, Juni). Analisis hubungan antara stres kerja, kepribadian, dan kinerja manajer bank. Jurnal Mutiara Kesehatan Indonesia, Vol 1 No. 1. Turmudhi, A.M. (2003, Juni). Membalik paradigma pendidikan. (Tidak dipublikasikan). worldwideweb. Diunduh dari http://dosen.amikom.ac.id/downloads/artikel/MEMBALIK%20PARADIG MA%20PENDIDIKAN.doc. Usman, M. (1995). Menjadi guru professional (ed. Ke-2). Bandung: Remaja Rosdakarya. Utomo, T.W.W., & Hermawan, D. Evaluasi terhadap sistem penilaian prestasi kerja menurut sistem DP3. geocities.ws. Diunduh dari http://www.geocities.ws/mas_tri/SistemDP3.pdf Badan Kepegawaian Negara. (2010, Maret). Kenaikan pangkat PNS. bkn.go.id. Diunduh dari http://www.bkn.go.id/in/peraturan/pedoman/pedomankenaikan-pangkat.html Badan Kepegawaian Negara. (2012).Sasaran kerja PNS (SKP) gantikan DP-3 PNS. bkn.go.id. Diunduh dari http://www.bkn.go.id/kanreg01/in/berita/212-sasaran-kerja-pns-skpgantikan-dp-3-pns.html Hay Group McClelland Center for Research and Innovation. (2005, November). Emotional Competence Inventory (ECI). Technical Manual. eiconsortium.org. Diunduh dari http://www.eiconsortium.org/pdf/ECI_2_0_Technical_Manual_v2.pdf Mencegah & Menangani Stres (Tidak dipublikasikan). worldwideweb. Diunduh dari http://tni.mil.id/patriotweb
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1979. Tentang penilaian pelaksanaan pekerjaan pegawai negeri sipil. kaltimbkd.info. http://kaltimbkd.info/index.php/id/peraturan/funcDiunduh dari download/11/ chk,a606574520316438feae57a7823e0f33/no_html,1/ Tim Pengembangan Ilmu Pendidikan. (2007). Ilmu & aplikasi pendidikan (Bag II: ilmu pendidikan praktis). Bandung: Imperial Bhakti Utama. Undang – Undang Republik Indonesia nomor 14 tahun 2005. Tentang guru dan dosen. itb.ac.id. Diunduh dari http://wrks.itb.ac.id/app/images/files_produk_hukum/uu_14_2005.pdf
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN A SKALA PENELITIAN KECERDASAN EMOSI
78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKALA PENELITIAN
Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2012
79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Yogyakarta, Mei 2012
Kepada : Yth. Bapak/Ibu yang turut berpartisipasi dalam penelitian ini. Dengan hormat, saya: Nama
: Mega Cristhina Nurhayati Marpaung
NIM
: 07 9114 072
Fakultas
: Psikologi
Universitas : Sanata Dharma Sedang menyusun tugas akhir guna menyelesaikan tanggung jawab saya sebagai seorang mahasiswa. Oleh karena itu, saya mohon bantuan Bapak/Ibu untuk memberikan tanggapan terhadap pernyataan-pernyataan yang telah tersusun dalam skala ini. Semua tanggapan yang Bapak/Ibu berikan akan dijaga kerahasiaannya. Oleh sebab itu, saya mengharapkan Bapak/Ibu untuk menjawab sesuai keadaan yang sebenarnya. Sebelumnya saya mengucapkan terima kasih atas kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi skala penelitian ini. Hormat saya Mega Cristhina Nurhayati Marpaung
80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
SURAT PERSETUJUAN PENELITIAN (INFORMED CONSENT)
Bapak/Ibu yang saya hormati, saya Mega Cristhina Nurhayati Marpaung, mahasiswi Psikologi Universitas Sanata Dharma, meneliti tentang “Kecerdasan Emosional dan Kinerja Pada Guru SLB “. Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam rangka menyelesaikan tugas akhir saya. Saya memohon kesediaan Bapak/Ibu untuk berpartisipasi dalam penelitian ini. Partisipasi Bapak/Ibu berupa : -
Mengisi Angket
-
Dinilai oleh atasan Bapak/Ibu
Pengisian Angket Angket saya terdiri dari 72 pernyataan, dan Bapak/Ibu di dalam mengisi angket tersebut hanya akan memberikan tanda centang pada salah satu pilihan jawaban yang sudah tersedia. Pengisian angket ini bisa dilakukan sendiri oleh Bapak/Ibu. Waktu pengisian angket kira-kira 1,5 (satu setengah) jam.
Penilaian Kinerja Kinerja Bapak/Ibu akan dinilai oleh kepala sekolah selaku atasan Bapak/Ibu. Penilaian akan berbentuk skor yang dinilai menggunakan indikator yang sama seperti yang terdapat di dalam DP3 (Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan) Pegawai Negeri Sipil.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Hasil dari pengisian angket dan penilaian kinerja tersebut tidak akan memberikan risiko apapun kepada Bapak/Ibu.
Kerahasiaan Hasil angket maupun hasil penilaian kinerja hanya akan digunakan untuk keperluan penelitian ini. Oleh karena itu saya menjamin kerahasiaan data dan identitas Bapak/Ibu.
Partisipasi Sukarela Bapak/Ibu tidak dapat dan tidak akan dipaksa untuk ikut serta dalam penelitian ini bila anda tidak menghendakinya. Bapak/Ibu berhak untuk sewaktuwaktu tidak melanjutkan partisipasi tanpa perlu memberikan suatu alasan, tetapi Bapak/Ibu diharapkan memberitahu peneliti jika ingin mengundurkan diri.
Apabila terdapat efek samping kepada Bapak/Ibu yang berkaitan dengan penelitian ini, maka saya akan bertanggung jawab. Penelitian yang saya lakukan ini dibawah supervisi dosen pembimbing saya Dra. Tjipto Susana, M.Si, Universitas Sanata Dharma, Kampus III Paingan, Maguwoharjo, telp. (0274) 883037, 883968.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Pernyataan Responden Saya telah membaca, atau dibacakan kepada saya tentang penelitian ini. Saya memahami maksud dari penelitian ini. Oleh karena itu, saya secara sukarela ingin atau akan berpartisipasi.
Yogyakarta, 8 Mei 2012 Peneliti
Mega Cristhina Nurhayati Marpaung
Responden
___________________
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAGIAN I PETUNJUK PENGISIAN
Pada bagian pertama, Bapak/Ibu diminta untuk mengisikan data diri Bapak/Ibu. Data diri Bapak/Ibu akan dirahasiakan, sehingga dimohon untuk mengisi dengan sungguh-sungguh sesuai keadaan Bapak/Ibu. Mohon tidak mengosongkan bagian pengisian data diri
Identitas Diri (Identitas Bapak/Ibu/Saudara/i akan dirahasiakan)
Nama
:…………………………………………………
NIP
:…………………………………………………
Jenis Kelamin
: Pria/Wanita (coret yang tidak perlu)
84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAGIAN II PETUNJUK PENGISIAN Berikut ini terdapat 72 buah pernyataaan, bacalah dan pahami setiap pernyataan tersebut dengan seksama. Berilah tanda centang atau cek list (√) di dalam kotak yang telah tersedia yaitu: SS
: Bila pernyataan tersebut “Sangat Setuju” dengan diri Bapak/Ibu.
S
: Bila pernyataan tersebut “Setuju” dengan diri Bapak/Ibu.
TS
: Bila pernyataan tersebut “Tidak Setuju” dengan diri Bapak/Ibu.
STS
: Bila pernyataan tersebut “Sangat Tidak Setuju” dengan diri Bapak/Ibu.
Bapak/Ibu bebas untuk menentukan pilihan yang sesuai dengan diri Bapak/Ibu sendiri, tidak ada jawaban yang benar ataupun salah karena jawaban Bapak/Ibu mencerminkan diri Bapak/Ibu sendiri.
85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Contoh cara pengisian : Pernyataan
SS
Saya dapat beradaptasi dengan
S
TS
STS
√
baik
Ketika Bapak/Ibu keliru dalam memberi tanda centang (√) maka Bapak/Ibu dapat mengganti jawaban Bapak/Ibu dengan memberi tanda (√),
Contoh koreksi : Pernyataan Saya dapat beradaptasi dengan
SS
S
TS
√
√
baik
Selamat Mengerjakan….
STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No
1
Pernyataan
Saya
mengenali
situasi
SS
yang
sangat
membangkitkan emosi pada diri saya 2
Saya memilki harapan yang kebanyakan positif
3
Saya memulai suatu tindakan yang menciptakan kesempatan
4
Saya mengantisipasi hambatan dalam mencapai suatu tujuan
5
Saya ragu-ragu untuk berubah atau membuat perubahan
6
Saya memiliki rasa humor terhadap diri-sendiri
7
Bila dalam kelompok, saya mendorong orang lain untuk berpartisipasi
8
Saya memberikan umpan balik yang membangun
9
Saya menyesuaikan ide-ide berdasarkan informasi yang baru
10
Saya menentukan tujuan yang terukur dan menantang
11
Saya mengundang orang lain untuk memberikan masukan
S
TS
87
STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Saya mengambil resiko yang sudah terukur atau diperhitungkan untuk mencapai tujuan
13
Saya percaya bahwa masa depan lebih baik daripada masa lalu
14
Saya memberikan arahan atau contoh tindakan untuk mengembangkan orang lain
15
Saya mengupayakan umpan balik, bahkan bila kedengarannya tidak enak
16
Saya melakukan refleksi atas sebab-sebab yang mendasari perasaan
17
Saya menyediakan diri untuk pelanggan atau klien
18
Secara terbuka, saya menyatakan posisi masingmasing pihak kepada mereka yang terlibat dalam suatu konflik
19
Saya memiliki hubungan yang baik dengan orang yang latar-belakangnya berbeda-beda
20
Saya membuat pekerjaan menjadi menarik atau menyenangkan
21
Saya bersikap defensif atau marah ketika diberi umpan-balik
22
Saya mengemukakan masalah-masalah etis
23
Saya mendengar dengan penuh perhatian
88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Saya tetap tegar dan positif, bahkan dalam saatsaat sulit
25
Saya memimpin dengan memberi teladan
26
Saya bertindak atas dasar nilai-saya sendiri bahkan bila menyebabkan kerugian pribadi
27
Saya tahu bagaimana perasaan mempengaruhi tindakan saya
28
Saya
mengemukakan
ketidak-setujuan
atau
konflik 29
Saya memberikan ilham (inspirasi) bagi orang lain
30
Saya menerapkan prosedur baku secara luwes atau fleksibel
31
Kehadiran saya ada dampaknya bagi orang-orang disekitar saya
32
Saya memantau kepuasan pelanggan atau klien
33
Bila dalam konflik, saya mengambil posisi yang dapat diterima siapa saja
34
Saya melibatkan hadirin ketika menyampaikan presentasi
35
Saya menyatakan perlunya perubahan
89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Saya
mendukung
perubahan
meskipun
ada
perlawanan 37
Saya menjadi tidak sabar atau menunjukkan frustrasi
38
Saya mengenali kekuatan atau kelebihan tertentu yang ada pada orang lain
39
Saya memahami struktur tak resmi di dalam organisasi
40
Saya berlaku tenang di dalam situasi yang menekan
41
Saya secara pribadi memimpin sebuah perubahan
42
Saya memperoleh dukungan dari tokoh-tokoh kunci atau penting
43
Saya memahami aturan organisasi yang tidak tertulis
44
Saya menepati janji
45
Saya memahami alasan historis masalah-masalah di dalam organisasi
46
Saya mengambil tanggung-jawab pribadi untuk memenuhi kebutuhan konsumen
47
Saya mengakui kesalahan saya
90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Saya
menampilkan
diri
secara
meyakinkan
(percaya diri) 49
Saya dengan baik menangani tuntutan atau permintaan yang tak terduga
50
Saya mengemukakan visi yang meyakinkan
51
Saya tidak cerdas berpolitik di tempat kerja
52
Saya berupaya mencari jalan untuk memperbaiki kinerja saya
53
Saya mengenali kekuatan dan kelemahan diri sendiri
54
Saya mampu melihat sesuatu dengan sudut pandang orang lain
55
Saya percaya bahwa saya mampu melaksanakan suatu tugas
56
Saya memotong birokrasi dan mengubah aturan bila diperlukan
57
Saya
tetap
positif
meskipun
mengalami
kemunduran atau halangan 58
Saya mengembangkan dukungan yang ada di belakang saya
59
Saya membujuk orang dengan memanfaatkan kepentingan pribadi masing-masing
91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Saya bertindak secara impulsif (meledak-ledak)
61
Saya tidak dapat bekerjasama dengan orang lain
62
Saya meragukan kemampuan diri sendiri
63
Saya menghindari konflik
64
Saya
menyesuaikan pelayanan
atau produk
dengan kebutuhan pelanggan atau klien 65
Saya membangun dan mempertahankan hubungan yang dekat di tempat saya bekerja
66
Saya ragu untuk memanfaatkan kesempatan yang ada
67
Saya memberikan arahan dan tuntunan secara berkelanjutan
68
Saya sadar akan perasaan saya sendiri
69
Saya mengubah keseluruhan strategi, tujuan, atau proyek untuk disesuaikan dengan situasi yang ada
70
Saya berupaya mencari informasi dengan cara yang tak lazim atau tidak biasanya
71
Saya memperhatikan perasaan dan isyarat-isyarat non-verbal dari orang lain
72
Saya belajar dari kegagalan saya
TERIMA KASIH
92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
LAMPIRAN B Hasil Analisis dan Seleksi Aitem Kecerdasan Emosi
Item-Total Statistics Squared Corrected Item- Multiple Scale Mean if
Scale Variance
Total
Correlati Cronbach's Alpha
Item Deleted
if Item Deleted
Correlation
on
if Item Deleted
Aitem1
208.5610
235.952
.279
.
.916
Aitem2
208.2439
233.489
.488
.
.914
Aitem3
208.6098
238.844
.250
.
.916
Aitem4
208.3902
229.894
.658
.
.913
Aitem5
208.5854
235.049
.446
.
.915
Aitem6
208.7073
242.862
-.039
.
.918
Aitem7
208.3902
232.244
.571
.
.914
Aitem8
208.3415
237.130
.374
.
.915
Aitem9
208.4878
235.406
.565
.
.914
Aitem10
208.7805
234.476
.426
.
.915
Aitem11
208.4878
234.456
.498
.
.914
Aitem12
208.5854
237.899
.343
.
.915
Aitem13
208.2683
236.101
.376
.
.915
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Aitem14
208.5610
232.552
.534
.
.914
Aitem15
208.8293
235.195
.398
.
.915
Aitem16
208.5122
239.656
.153
.
.917
Aitem17
208.6829
232.522
.518
.
.914
Aitem18
208.7561
234.689
.368
.
.915
Aitem19
208.3902
230.494
.674
.
.913
Aitem20
208.2683
233.401
.545
.
.914
Aitem21
208.6585
241.980
-.001
.
.919
Aitem22
208.6585
238.930
.162
.
.917
Aitem23
208.5122
232.256
.669
.
.913
Aitem24
208.4878
229.606
.746
.
.912
Aitem25
208.3659
232.038
.570
.
.914
Aitem26
208.9756
255.174
-.542
.
.924
Aitem27
208.4878
237.256
.287
.
.916
Aitem28
208.9756
234.474
.352
.
.915
Aitem29
208.6585
235.380
.374
.
.915
Aitem30
208.5366
232.655
.604
.
.914
Aitem31
208.6098
231.444
.553
.
.914
Aitem32
208.6341
227.938
.718
.
.912
Aitem33
209.6098
252.444
-.548
.
.922
Aitem34
208.5854
233.999
.571
.
.914
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Aitem35
208.5366
235.755
.624
.
.914
Aitem36
208.6341
233.038
.525
.
.914
Aitem37
208.7317
239.351
.150
.
.917
Aitem38
208.4390
232.402
.652
.
.913
Aitem39
208.9024
234.740
.350
.
.915
Aitem40
208.6341
233.638
.453
.
.914
Aitem41
208.9512
228.248
.594
.
.913
Aitem42
208.7317
236.551
.362
.
.915
Aitem43
208.7073
230.512
.573
.
.913
Aitem44
208.3415
233.080
.673
.
.913
Aitem45
208.7317
232.151
.546
.
.914
Aitem46
208.6829
230.772
.574
.
.913
Aitem47
208.3659
232.788
.635
.
.913
Aitem48
208.5122
237.406
.429
.
.915
Aitem49
208.7317
235.251
.348
.
.915
Aitem50
208.6098
233.644
.633
.
.914
Aitem51
209.0732
242.070
.001
.
.918
Aitem52
208.2683
235.401
.466
.
.915
Aitem53
208.3902
235.344
.542
.
.914
Aitem54
208.7561
233.139
.516
.
.914
Aitem55
208.3659
232.088
.683
.
.913
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Aitem56
209.0000
242.150
.000
.
.918
Aitem57
208.6585
242.230
.005
.
.917
Aitem58
208.6098
238.844
.250
.
.916
Aitem59
208.8293
244.945
-.136
.
.919
Aitem60
208.5854
241.149
.066
.
.917
Aitem61
208.6585
241.580
.016
.
.918
Aitem62
208.7805
237.376
.244
.
.916
Aitem63
208.6829
236.122
.299
.
.916
Aitem65
208.3415
236.130
.397
.
.915
Aitem66
208.7073
234.912
.442
.
.915
Aitem67
208.7317
235.251
.406
.
.915
Aitem68
208.4878
236.406
.372
.
.915
Aitem69
208.7073
232.762
.410
.
.915
Aitem70
209.6098
244.144
-.104
.
.919
Aitem71
208.6098
236.694
.299
.
.916
Aitem72
208.3902
239.544
.185
.
.916
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN C Hasil Data Deskriptif Skala Kecerdasan Emosi dan Kinerja Statistics kecerdasanemosi N
Valid Missing
Mean Std. Error of Mean Median Mode Std. Deviation Variance Range
37 0 212.19 2.664 209.00 205 16.205 262.602 73
Minimum
186
Maximum
259
Sum
7851
97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Statistics DP3 N
Valid Missing
Mean Std. Deviation
37 0 80.7789 .83821
98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
LAMPIRAN D Hasil Uji t Mean Empirik dan Teoritik
a. Uji t Skala Kecerdasan Emosi
One-Sample Statistics
N
kecerdasanemosi
Mean 37
Std.
Std. Error
Deviation
Mean
212.19
16.205
2.664
One-Sample Test Test Value = 0 95% Confidence Interval
t
df
Sig. (2-
Mean
tailed)
Difference
of the Difference Lower
Upper
kecerdasanemo 79.648 si
36
.000
212.189
206.79
217.59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
b. Uji t DP3 (Kinerja)
One-Sample Statistics
N DP3
Mean 37
80.7789
Std.
Std. Error
Deviation
Mean
.83821
.13780
One-Sample Test Test Value = 0 95% Confidence Interval
t DP3
df
Sig. (2-
Mean
tailed)
Difference
of the Difference Lower
Upper
586.20 36 4
.000
80.77892
80.4994
81.0584
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN E Hasil Uji Normalitas
a. Uji Normalitas Variabel Kecerdasan Emosi
NPar Tests 71 item (Kecerdasan Emosi)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ke N
37
Normal Parametersa
Most
Mean
212.19
Std. Deviation
16.205
Extreme Absolute
Differences
.185
Positive
.185
Negative
-.132
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal.
1.127 .158
101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Uji Normalitas Variabel Kinerja One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Pk N
37
Normal Parametersa
Mean Std. Deviation
Most
Extreme Absolute
Differences
80.7186 .91346 .297
Positive
.218
Negative
-.297
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal.
1.804 .003
102
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
LAMPIRAN F Hasil Uji Linearitas Uji Linearitas Skala Kecerdasan Emosi dan DP3 (Kinerja) Case Processing Summary Cases Included N DP3 * ke
Excluded
Percent 37
N
100.0%
Total
Percent 0
N
.0%
Percent 37
100.0%
ANOVA Table Sum of Squares DP3 * ke Between Groups
(Combined) Linearity Deviation
from
Df
Mean Square
Total
Sig.
23.417
23
1.018
1.999
.098
.494
1
.494
.970
.343
22.923
22
1.042
2.046
.092
6.622
13
.509
30.039
36
Linearity Within Groups
F
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Measures of Association R
R Squared
Eta
Eta Squared
DP3 * .128 ke
.016
.883
.780
104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 1 Scatter Plot Variabel Kecerdasan Emosi dan Variabel Kinerja
105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
LAMPIRAN G Hasil Uji Hipotesis
Uji Hipotesis Skala Kecerdasan Emosi dan DP3 (Kinerja) Nonparametric Correlations Correlations kecerdasanem osi
DP3
Spearman's rho kecerdasanemosi Correlation 1.000
.212
.
.104
37
37
.212
1.000
.104
.
37
37
Coefficient Sig. (1-tailed) N Kinerja
Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
LAMPIRAN H Skor Kinerja Subjek
No
Aspek/Subjek
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
Kesetiaan
91
91
91
91
91
91
91
91
91
2
Prestasi Kerja
77
80
78
79
80
80
77
80
79
3
Tanggung Jawab
78
80
78
80
80
80
77
80
80
4
Ketaatan
79
79
79
80
80
80
77
80
80
5
Kejujuran
78
79
78
80
79
80
77
80
80
6
Kerjasama
78
80
77
80
80
80
76
80
80
7
Prakarsa
77
79
77
79
80
79
77
79
79
Total
558
568
558
569
570
570
552
570
569
79,71
81,14
79,71
81,29
81,43
81,43
78,86
81,43
81,29
Nilai Rata-rata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No
Aspek/Subjek
108
10
11
12
13
14
15
16
17
18
1
Kesetiaan
91
91
91
91
91
91
91
91
91
2
Prestasi Kerja
79
80
79
76
76
79
80
77
79
3
Tanggung Jawab
80
80
80
77
76
80
80
78
80
4
Ketaatan
80
80
80
76
77
79
80
77
79
5
Kejujuran
80
79
80
77
76
78
80
78
80
6
Kerjasama
79
80
80
76
76
78
79
78
80
7
Prakarsa
79
79
79
77
77
79
79
78
79
Total
568
569
569
550
549
564
569
557
568
81,29
81,14
81,29
Nilai Rata-rata
No
Aspek/Subjek
19
20
78,57
21
78,43
22
80,57
23
81,29
79,57
24
25
81,14
26
27
1
Kesetiaan
91
91
91
91
91
91
91
91
91
91
2
Prestasi Kerja
79
79
78
76
80
79
80
79
80
80
3
Tanggung Jawab
80
80
78
77
80
80
80
79
80
80
4
Ketaatan
80
80
79
76
80
79
79
79
80
79
5
Kejujuran
79
79
79
77
80
80
80
80
80
80
6
Kerjasama
79
79
77
76
80
79
80
80
80
80
7
Prakarsa
79
79
79
76
79
79
79
79
79
79
Total
567
569
561
549
570
567
569
567
570
569
81,29
81,00
81,43
Nilai Rata-rata
81,43
81,00
81,29
80,14
78,43
81,00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No
No
28
Aspek/Subjek
29
30
31
32
33
1
Kesetiaan
91
91
91
91
91
91
2
Prestasi Kerja
80
80
79
79
79
79
3
Tanggung Jawab
80
80
80
80
80
80
4
Ketaatan
79
80
80
80
80
80
5
Kejujuran
80
80
80
80
80
79
6
Kerjasama
80
79
79
80
80
78
7
Prakarsa
79
79
79
79
79
78
Total
569
569
568
569
569
565
Nilai Rata-rata
80,57
81,29
81,14
Aspek/Subjek
81,29
34
35
36
37
1
Kesetiaan
91
91
91
91
2
Prestasi Kerja
79
78
79
79
3
Tanggung Jawab
79
79
80
80
4
Ketaatan
78
79
79
79
5
Kejujuran
79
78
80
80
6
Kerjasama
79
78
79
80
7
Prakarsa
79
78
80
79
Total
564
561
568
568
80,57
80,14
81,14
81,14
Nilai Rata-rata
81,29
80,71
109
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN I SURAT IJIN PENELITIAN
110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114