1
A. JUDUL PENELITIAN Hikayat Qamaruzzaman: Suntingan Teks dan Analisis Sastra Fantastik B. LATAR BELAKANG MASALAH Aktivitas-aktivitas kehidupan manusia termanifestasi dalam sebuah kebudayaan. Di antara sekian banyak peninggalan kebudayaan manusia, naskah merupakan dokumen bangsa yang paling menarik bagi para peneliti kebudayaan lama. Hal ini disebabkan naskah memiliki kelebihan yaitu dapat memberi informasi yang luas dibandingkan peninggalan yang berbentuk puing bangunan yang tidak dapat berbicara dengan sendirinya, tetapi harus ditafsirkan (Haryati Soebadio dalam Siti Baroroh Baried, et. al., 1985: 86). Keberadaan naskah pun semakin tenggelam dan terancam punah. Selain itu, naskah-naskah tersebut sudah berumur ratusan tahun sehingga tidak akan mampu bertahan lama. Jika tidak segera diselamatkan, dokumen budaya yang sangat berharga tersebut akan segera musnah. Kemusnahan naskah di daerah tropika seperti Indonesia dikarenakan kerusakan alas naskah (seperti kertas, lontar, dan nipah) karena tidak dapat bertahan terhadap iklim (Sri Wulan Rujiati Mulyadi, 1994: 79). Oleh karena itu, perlu diadakan penyelamatan terhadap naskah-naskah klasik ini. Naskah-naskah klasik ini merupakan obyek kajian utama pada ilmu filologi. Filologi merupakan satu disiplin ilmu yang diperlukan untuk satu upaya yang dilakukan terhadap peninggalan tulisan masa lampau dalam rangka kerja menggali nilai-nilai masa lampau (Siti Baroroh Baried, et. al , 1994: 2). Namun sekarang ini, sudah semakin jarang orang yang tertarik meneliti naskah. Faktor mahalnya biaya, sulitnya akses, perlunya ketelitian
2
dan kecermatan, serta lamanya waktu penelitian menyebabkan naskah jarang dilirik peneliti. Akan tetapi, usaha yang sulit tersebut tidak akan sia-sia untuk jangka waktu yang panjang karena naskah merupakan dokumen budaya yang harus segera diselamatkan. Naskah yang dijadikan obyek pada penelitian ini adalah Hikayat Qamaruzzaman (selanjutnya disebut HQ). Kitab ini ditulis dengan huruf Arab Melayu, pada tahun 1324 H atau 1905 M. Naskah ini tersimpan di Pusat Dokumentasi Melayu, Koleksi Dewan Bahasa dan Pustaka, Kuala Lumpur yang terdapat dalam Digital Library of Malay Manuscripts (Pustaka Digital Manuskrip
Melayu).
Perpustakaan
digital
ini
dapat
diakses
pada
www.mymanuskrip.fsktm.um.edu.my. Sumber data diperoleh dengan cara mengunduh file yang tersedia dalam web tersebut. Berdasarkan inventarisasi naskah yang telah dilakukan melalui studi katalog dapat diketahui bahwa naskah HQ merupakan naskah salinan dari Malaysia. Hal ini berarti bahwa naskah ini bukan naskah tunggal. Pada katalog online Pustaka Digital Manuskrip Melayu terdapat bagian berupa foto dan penyebutan judul naskah serta kode yaitu Hikayat Qamaruzzaman MS 34. Selain katalog online, dalam inventarisasi naskah juga digunakan katalog terbitan. Katalog terbitan yang diteliti yaitu Indonesian Manuscripts in Great Britain: A Catalogue of Manuscripts in Indonesian Languages in British Public Collections; Katalog Naskah Ali Hasjmy Aceh, Catalogue of Aceh Manuscripts: Ali Hasjmy Collection; Katalog Naskah Buton Koleksi Abdul Mulku Zahari; Catalogue of Malay and Minangkabau Manuscripts: in the Library of Leiden University and Other Collections in the Netherlands
3
(volume one); Malay Manuscripts a Bibliographical Guide; Katalog Induk Naskah-Naskah Nusantara Jilid 4 Perpusnas RI; Katalogus Koleksi Naskah Melayu Museum Pusat Departemen P dan K; dan Panduan Koleksi NaskahNaskah Indonesia Sedunia. Sisi menarik dari karya HQ ini di antaranya ada beberapa hal. Pertama, naskah HQ merupakan naskah klasik yang berbahasa Melayu dengan huruf Arab yang sudah tidak dipahami lagi oleh kebanyakan orang. Agar keberadaannya dapat diketahui dan isinya dapat dipahami, maka perlu dilakukan suntingan terhadapnya. Kedua, saat ini naskah HQ yang memiliki tebal 67 halaman masih dalam keadaan baik dan utuh sehingga masih layak untuk dikaji. Baik dalam arti, kondisi naskah (bahan naskah dan tulisan) masih memungkinkan untuk diteliti. Utuh dalam arti, lengkap halamannya sehingga memungkinkan untuk dikaji secara komprehensif. Ketiga, naskah HQ memiliki teks yang utuh yang diawali dengan basmalah dan diakhiri dengan kata wa l-Allaahu a’lam. Teks HQ memiliki struktur hikayat yang lengkap. Keempat, naskah HQ berisi kisah percintaan kaum bangsawan atau anak raja pada masa lampau. Disadur dari kisah cerita Islam, nama tokoh-tokoh dalam naskah ini pun memiliki makna tersendiri untuk dikaji. Kisah percintaan dalam naskah ini pun melibatkan kekuatan jin dan alam bawah sadar tokoh dalam menyatukan keduanya untuk saling bercinta (HQ, 1905: 5—10). Pengisahan tentang unsur kekuatan supranatural yang dihadapkan pada realitas dan logika, membuat peneliti tergugah untuk mengkaji naskah
4
ini dengan kajian sastra Fantastik. Selain itu, kajian dengan tinjauan sastra Fantastik menjadi pembahasan yang menarik apabila dihadapkan pada konteks kekinian seputar hipnotis seperti yang dikisahkan dalam naskah HQ. Kelima, penyajian teks ini sangat khas. Hikayat memang banyak berisi cerita berbentuk prosa, namun di sela-sela pengisahan terdapat pengungkapan syair yang sesuai dengan cerita yang dikisahkan. Syair-syair tersebut juga dilengkapi dengan iluminasi bunga-bunga yang menarik. Keenam, sampai saat ini, naskah HQ belum pernah dikaji dari aspek suntingan dan analisis Sastra Fantastik sebelumnya. Hal ini didasarkan atas pembacaan Direktori Edisi Naskah Nusantara, tidak ditemukan penelitian naskah yang berjudul Hikayat Qamaruzzaman ataupun yang sejenisnya. Selain itu, pembacaan juga dilakukan pada perpustakaan-perpustakaan yang dimungkinkan adanya penelitian naskah maupun filologi, baik secara manual maupun online. Pencarian pada jurnal serta katalog perpustakaan digital ditemukan bahwa penelitian serupa pada naskah Hikayat Qamaruzzaman dilakukan di Singapura dan Malaysia. Akan tetapi, penelitian yang dilakukan hanya berupa transliterasi atau alih bahasa. Hal inilah yang menjadi pembeda penelitian naskah HQ ini yaitu ditinjau dari aspek suntingan dan analisis sastra Fantastik. Usaha kelanjutan penyelamatan dan pelestarian naskah merupakan alasan utama pengkajian naskah ini dengan menyajikannya dalam bentuk suntingan yang baik dan benar. Namun, menyediakan suntingan saja tentunya masih belum cukup. Setelah tulisan dan bahasa dalam naskah dapat dipahami, langkah selanjutnya adalah mengkaji dengan tinjauan sastra fantastik dan
5
mengungkapkan kandungan teks. Hal ini penting karena tidak semua orang bisa meluangkan waktunya untuk membaca teks berbahasa Melayu. Dengan demikian, diharapkan naskah ini akan lebih mudah dipahami sehingga nilainilai yang terkandung di dalamnya dapat tersampaikan pada masyarakat pada masa kini. C. PEMBATASAN MASALAH Pembatasan masalah diperlukan agar penelitian ini dapat terarah dan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai atau tidak menyimpang dari pokok permasalahannya.
Pembatasan
masalah
dalam
penelitian
ini
adalah
menyediakan suntingan teks HQ, analisis sastra fantastik, dan relevansi isi naskah HQ dengan masa kini apabila dikaji melalui unsur fantastik berupa konsep hipnotis. D. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah seperti yang telah dikemukakan di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut. 1. Bagaimana suntingan teks naskah HQ? 2. Bagaimana kajian teks naskah HQ dengan menggunakan tinjauan sastra Fantastik? 3. Bagaimana relevansi isi naskah dengan masa kini apabila dikaji melalui unsur fantastik berupa konsep hipnotis yang terdapat dalam naskah HQ? E. TUJUAN PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut. 1. Menyediakan suntingan teks naskah HQ yang baik dan benar. 2. Mengungkapkan analisis teks naskah HQ dengan tinjauan sastra Fantastik.
6
3. Mengungkapkan relevansi isi naskah dengan masa kini apabila dikaji melalui unsur fantastik berupa hipnotis yang terdapat dalam naskah HQ. F. MANFAAT PENELITIAN Manfaat penelitian ini yaitu sebagai berikut. 1. Manfaat teoritis. a. Menyediakan suntingan teks naskah HQ. b. Memperkaya khazanah penelitian dalam bidang filologi. c. Memaparkan kehidupan sosial berupa hikayat kaum bangsawan Islam dari kerajaan di masa Melayu Klasik. d. Menyediakan sumber referensi dari karya Sastra Melayu Klasik yang berkaitan dengan ilmu supranatural maupun metafisika tentang hipnotis. 2. Manfaat praktis. a. Memberikan kemudahan dalam pembacaan naskah lama yang memiliki aksara yang sukar dipahami masyarakat saat ini. b. Menyelamatkan intangible asset dari kepunahan berupa ide, gagasan, dan buah pikiran nenek moyang yang terkandung dalam naskah. c. Memaparkan fenomena sihir, tukang ramal, paranormal, hipnotis panggung yang merebak di kehidupan bangsa Indonesia baik di bidang sosial, ekonomi, politik, dan seni-budaya. d. Menjadi bahan masukan bagi pembaca sebagai alternatif model pengobatan dengan cara hypnotherapy, hypnoparenting, hipnotis pada janin, serta self-hypnosis, melalui pembacaan konteks kekinian kandungan isi naskah.
7
e. Menjadi sumber wacana bagi pembaca untuk lebih waspada terhadap penyalahgunaan ilmu supranatural ataupun metafisika seperti hypnocrime dan hypno-selling yang mengarah pada kriminal. G. SISTEMATIKA PENULISAN Penelitian ini terdiri dari enam bab, yaitu pendahuluan, kajian pustaka dan kerangka pikir, metode penelitian, suntingan teks, analisis, dan penutup. Masing-masing bab diuraikan yaitu sebagai berikut. Bab pertama adalah pendahuluan. Bab ini berisi latar belakang masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Bab kedua adalah kajian pustaka dan kerangka pikir. Bab ini berisi kajian pustaka, teori penyuntingan teks, teori pengkajian teks, dan kerangka pikir. Bab ketiga adalah metode penelitian. Bab ini berisi penjelasan mengenai sumber data penelitian; metode penelitian; teknik pengumpulan data; teknik analisis data; serta teknik penarikan simpulan. Bab keempat adalah suntingan teks. Bab ini menguraikan tentang inventarisasi naskah, deskripsi naskah, ikhtisar isi teks, kritik teks, suntingan teks, dan daftar kata-kata sukar. Bab kelima adalah analisis. Bab ini menguraikan struktur teks yang dalam hal ini adalah struktur sastra Fantastik. Analisis isi yang ditinjau dari segi unsur fantastik berupa hipnotis digunakan untuk mengungkapkan kandungan teks dan keterkaitannya dengan masa kini. Bab keenam adalah penutup. Bab ini berisi kesimpulan dan saran dari keseluruhan hasil penelitian.
8
H. KAJIAN PUSTAKA Pengkajian pustaka mengenai penelitian yang terdahulu telah dilakukan sebagai bahan pembanding. Di antara hasil kajian pustaka yang dilakukan penulis yaitu sebagai berikut. Mohd Idris melakukan transliterasi karya Haji Abdul Rahman bin Jabugis berupa penerjemahan dalam bahasa Melayu. Penelitian dilakukan tahun 1902. Buku yang berjudul Hikāyat Qamar al-Zamān, diterbitkan di Singapura terdiri atas 144 halaman dan tebal 20 cm. Buku ini disebutkan dalam katalog online „Hathi Trust Library‟, serta dapat dilihat secara terbatas di University of Michigan,
namun
tidak
ada
pratinjau
yang
disediakan
dari
web
www.catalog.hathitrust.org tersebut. Perbedaannya dengan penelitian yang saat ini penulis lakukan terlihat pada kutipan naskah pada Hathi Trust Digital Library sebagai berikut. Inilah yang bernama Hīkāyat Qamar al-Zamān bin Malek Saharman yang amat indah ceritanya yang diterjemahkan akan dia daripada bahasa Arab kepada bahasa Melayu oleh hamba yang faqir lagi miskin kepada tuhan yang kaya nama alhaj Abdul Rahman bin Jabugis diperanakkan di negeri Asahan. (www.catalog.hathitrust.org)
Ibn „Alawī ibn „Uthmān ibn Yahyā tersebut sebagai pengarang Ini Hikayat bernama Qamar al-zamān dalam katalog online „Hathi Trust Library‟ pada tahun 1924. Diketahui bahwa penelitian ini berbentuk buku dan puisi terdiri atas 35 halaman, tebal 24 cm serta berbahasa Melayu. Buku ini dapat dilihat secara terbatas di University of Michigan, namun tidak ada pratinjau yang disediakan dari web www.catalog.hathitrust.org tersebut. Berbeda halnya dengan yang dilakukan penulis terhadap naskah HQ yang terdiri atas 67 halaman, disertai suntingan serta tinjauan sastra fantastik.
9
Siti Fathilah Nur Hidayati pada tahun 2006 menulis penelitian berupa skripsi dengan judul “Risālah Tabyin Ath-Tharīq ilā ‘l-Lāhi Ta’ālā Karya Ali al-Muttaqi:
Suntingan
Teks
dan
Tinjauan
Tasawuf.
Penelitian
ini
menghadirkan suntingan teks, kajian struktur penyajian teks dan gaya pengisahan, serta tinjauan tasawuf tentang konsep dzikir Lā ilāha illa ‘l-Lāh. Metode yang digunakan yaitu pendekatan filologis, struktural dan tasawuf. Penelitian ini dilakukan di Sastra Indonesia, Fakultas Sastra dan Seni Rupa, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Risnawati melakukan penelitian berupa skripsi berjudul Representasi Fantasi Enam Cerpen Dalam Kumpulan Cerpen "Dunia di Kepala Alice" Karya Ucu Agustin Analisis Struktur Fantastik Dan Semiotika” pada tahun 2010. Skripsi ini menggunakan kajian struktur Fantastik Tzvetan Todorov dan Semiotika. Obyek kajian skripsi ini yaitu Kumpulan Cerpen Dunia di Kepala Alice karya Ucu Agustin. Penelitian ini dilakukan di Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Airlangga Surabaya. Farida Hidayati Asni melakukan penelitian berupa skripsi berjudul Manhaju ‘l-Atami fī Tabwībi ‘l-Chikam: Suntingan Teks, Analisis Strktur dan Tinjauan Tasawuf. Skripsi ini menghadirkan suntingan teks, analisis struktur narasi sastra kitab, dan tinjauan tasawuf. Suci Antari melakukan penelitian berupa skripsi berjudul Tanbīhu ‘lIkhwān fi ‘sy-Syurūthi wa ‘l-Arkān: Suntingan Teks dan Pendekatan Resepsi. Skripsi ini menghadirkan suntingan teks Tanbīhu ‘l-Ikhwān fi ‘sy-Syurūthi wa ‘l-Arkān disertai analisis dengan pendekatan resepsi. Penelitian ini dilakukan di Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.
10
Berdasarkan kajian dari penelitian terdahulu di atas, dapat diketahui bahwa penelitian terhadap teks HQ dengan disertai suntingan teks HQ serta analisis struktur sastra fantastik belum pernah dilakukan sebelumnya. Penelitian terhadap teks HQ memang pernah tercatat dilakukan di Malaysia dan Singapura. Akan tetapi, penulis mengalami kesulitan dalam pelacakan lebih lanjut terhadap penelitian teks HQ tersebut. Akses pratinjau online yang terbatas terhadap penelitian tersebut menyatakan bahwa penelitian pada teks HQ hanya berupa transliterasi. Pada dasarnya, penelitian pada teks HQ yang dilakukan penulis saat ini belum pernah dilakukan sebelumnya dikarenakan dari segi analisis merupakan kajian yang baru dalam penelitian filologi, yaitu menghadirkan suntingan teks HQ dan analisis sastra fantastik. Teks yang dikaji dalam penelitian ini adalah HQ. Langkah pertama yang dilakukan adalah mengadakan penyuntingan teks, yaitu terdiri dari inventarisasi naskah, deskripsi naskah, ikhtisar isi teks, kritik teks, dan suntingan
teks.
Penyuntingan
teks
dilakukan
dengan
tujuan
dapat
menghasilkan sebuah suntingan teks yang baik dan benar. Baik dalam arti mudah dibaca karena sudah ditransliterasikan. Benar dalam pengertian kebenaran isi teks dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah karena sudah dibersihkan dari kesalahan-kesalahan kecil. Langkah selanjutnya yaitu melakukan analisis sastra fantastik. Kajian teks dilakukan dengan memerikan aspek semantik yaitu wacana dan kronologi cerita, dekor realis, narator, tokoh dan penokohan serta kejadian-kejadian aneh. Kemudian cerita dalam naskah dikelompokkan ke dalam genre serta subgenre sesuai dengan ciri instrinsik cerita tersebut. Analisis tahap kedua,
11
yaitu menjelaskan tentang relevansi isi naskah terhadap kehidupan masa kini. Pengkajian relevansi isi naskah ini dititikberatkan pada kajian aspek fantastik berupa hipnotis. I. LANDASAN TEORI 1. Teori Penyuntingan Teks „Menyunting‟ dalam KBBI (2002: 1106) berarti menyiapkan naskah siap cetak atau terbit dengan memperhatikan segi sistematika penyajian, isi, dan bahasa (menyangkut ejaan, diksi, dan struktur kalimat). Menyunting dalam filologi adalah menyediakan naskah yang mendekati aslinya, yaitu naskah yang baik dan benar. Baik, berarti mudah dibaca dan dipahami karena sudah ditransliterasikan dan ejaannya sudah disesuaikan dengan bahasa sasaran. Benar, berarti bahwa kebenaran isi teks dapat dipertanggungjawabkan karena sudah dibersihkan dari kesalahan (Sholeh Dasuki, 1996: 60). Beberapa langkah yang dilakukan dalam penyuntingan pada naskah tunggal adalah sebagai berikut. a. Inventarisasi Naskah Inventarisasi naskah merupakan usaha untuk mengumpulkan semua naskah yang akan diteliti atau yang masih dalam koleksi pribadi atau koleksi lembaga yang nantinya digunakan sebagai bahan penelitian. Langkah ini berguna untuk mengetahui jumlah naskah dan tempat naskah itu disimpan, serta penjelasan tentang keadaan naskah tersebut. Ada dua teknik dalam menginventarisasikan naskah, yaitu: studi katalog dan studi lapangan.
12
1) Studi Katalog Pencarian naskah-naskah melalui daftar yang ada di katalog online maupun terbitan. Naskah yang terdaftar di katalog adalah naskah-naskah yang dimiliki oleh suatu museum atau lembaga lain. Pencarian naskah dengan katalog dilakukan dengan cara melihat judul dan keterangan-keterangan yang ada di dalam katalog. 2) Studi Lapangan Pencarian naskah dilakukan langsung di masyarakat dengan cara mendatangi orang-orang yang diduga menyimpan naskahnaskah yang sesuai dengan tujuan penelitian. Selain kedua cara di atas, pencarian juga perlu dilakukan dengan membaca sejumlah artikel yang berisi tentang penemuan dan informasi lainnya mengenai naskah. Hal ini dilakukan karena beberapa katalog kadang belum lengkap dengan adanya penemuan naskah-naskah baru (Bani Sudardi, 2003: 47). b. Deskripsi Naskah Deskripsi naskah dilakukan dengan memerikan data-data mengenai gambaran naskah secara detail. Untuk mengetahui karakteristik naskah yang akan diteliti perlu dilakukan deskripsi terhadap seluk beluk naskah. c. Suntingan Teks Untuk
menyediakan
suntingan
teks,
diperlukan
metode
penyuntingan teks. Seorang penyunting harus memilih metode penyuntingan dengan tepat. Penentuan metode harus dilakukan dengan
13
hati-hati
serta
dengan
perbandingan
yang
cermat
sehingga
menghasilkan teks yang dapat dipertanggungjawabkan. Metode ini harus disesuaikan dengan karakter naskah yang akan diteliti. Metode yang digunakan untuk menyunting naskah tunggal adalah metode edisi naskah tunggal. Salah satunya adalah dengan edisi standar, yaitu penyuntingan dengan disertai pembetulan kesalahankesalahan kecil dan ketidakkonsistenan. Ejaan yang digunakan ialah ejaan yang baku (standar). Kesalahan-kesalahan diberi komentar yang dicatat dalam aparat kritik (Bani Sudardi, 2003: 59—61). Suntingan teks berkaitan dengan transliterasi dan transkripsi. Transliterasi artinya penggantian jenis tulisan, huruf demi huruf dari abjad yang satu ke abjad yang lain (Siti Baroroh Baried, et. al., 1985: 65). Sedangkan transkripsi adalah penggantian huruf demi huruf dengan memperhatikan ejaan bahasa sasaran. d. Kritik Teks Tugas utama para filolog adalah mendapatkan naskah yang mendekati aslinya dengan melakukan kritik teks. Kritik teks berusaha mengembalikan teks ke bentuk aslinya sebagaimana yang diciptakan oleh pengarangnya (Siti Baroroh Baried, et. al., 1985: 62). Kritik teks adalah penilaian terhadap kandungan teks yang tersimpan dalam naskah untuk mendapatkan teks yang paling mendekati aslinya (Bani Sudardi, 2003: 55). 2. Teori Pengkajian Teks a. Sastra Fantastik
14
Todorov menulis sebuah buku berjudul Introduction a la Litterature Fantastique, yang pada tahun 1973 diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Richard Howard dengan judul The Fantastic – a Structural Approach to a Literary Genre. Dalam buku tersebut Todorov mengemukakan bahwa fantasi adalah sastra yang menyajikan peristiwa-peristiwa yang berada di antara dua kutub: natural dan supranatural. Sebab kalau akhirnya dapat dijelaskan secara natural, ia termasuk sub-genre fantastic-uncanny, sedang kalau akhirnya dapat dijelaskan secara supranatural, ia termasuk sub-genre fantasticmarvelous. Diagram Todorov dapat digambarkan sebagai berikut (Th. Sri Rahayu Prihatmi, 1999: 6) terlampir dalam lampiran. Dalam bukunya (1975), The Fantastic – a Structural Approach to a Literary Genre Tzvetan Todorov menawarkan definisi berikut fiksi fantastis: …In a world which is indeed our world, the one we know....there occurs an event which cannot be explained by the laws of this same familiar world. The person who experiences the event must opt for one of two possible solutions: either he is the victim of an illusion of the senses, of a product of the imagination-- and the laws of the world then remain what they are; or else the event has indeed taken place, it is an integral part of reality--but then this reality is controlled by laws unknown to us (hal. 25).
Berikut ini merupakan uraian aspek-aspek semantik yang merupakan bagian dalam kajian fantastik. 1) Motif, tema fantastik, dan dekor realis. Motif
atau
tema,
agar
menimbulkan
kesan
fantastik
membutuhkan sejumlah atribut atau detil, seperti deskripsi khusus. Dekor realis dibangun dari tema-tema realis dan unsur-unsur cerita
15
lain seperti tokoh, peristiwa, ruang dan waktu yang ditata dan disajikan dengan uraian atau detil yang memadai untuk memberikan kesan riil (Apsanti Djokosujatno, 2005: 52—57). 2) Tokoh, ruang dan waktu dalam cerita fantastik Tokoh dalam cerita fantastik biasanya mengisi peran-peran tertentu, sebagai korban peristiwa fantastik tokoh yang mendengar cerita tentang suatu peristiwa yang dialami tokoh lain, atau yang menyaksikan dan mengalami peristiwa supranatural (tetapi tidak percaya meskipun merasa ketakutan), sebagai penutur (Apsanti Djokosujatno, 2005: 59). Ruang selain membangun dunia riil, juga berfungsi untuk menciptakaan kesan seram. Cerita fantastik memerlukan dekor realis untuk menguatkan kesan fantastik pada peristiwa yang tibatiba muncul dan menghentikan alur yang jernih (id, 2005: 60). 3) Narator dalam cerita fantastik Tokoh utama dalam cerita fantastik, umumnya erat berkaitan dengan masalah penuturan cerita, dan biasanya dialah yang memegang peran sebagai penutur (pencerita atau narator). (id: 63). J. METODE PENELITIAN Metode adalah cara yang telah teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai sesuatu maksud, baik dalam ilmu pengetahuan maupun bidang lainnya (Poerwadarminta, 1976: 649). Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif kualitatif, yaitu penelitian yang data-datanya berupa kata-kata atau konsep dan bukan berupa angka. Deskriptif yaitu berisi penggambaran hasil
16
penelitian dengan cara pendeskripsian. Adapun pada penelitian ini, metode dibedakan menjadi dua, yaitu. 1. Metode Penyuntingan Teks Berdasarkan inventarisasi naskah yang telah dilakukan melalui studi katalog dapat diketahui bahwa naskah HQ merupakan naskah salinan dari Malaysia. Hal ini berarti bahwa naskah ini bukan naskah tunggal. Pada katalog online „Pustaka Digital Manuskrip Melayu‟ terdapat bagian berupa foto
dan
penyebutan
judul
naskah
serta
kode
yaitu
Hikayat
Qamaruzzaman MS 34. Mengingat jarak, tenaga, waktu yang terbatas serta keterjangkauan naskah HQ, maka peneliti memutuskan untuk menggunakan metode naskah tunggal dalam penelitian ini. Keterbatasan yang dimiliki penulis menjadi kendala pelacakan lebih lanjut pada naskah HQ yang terlacak telah diteliti di Malaysia dan Singapura. Pratinjau yang terbatas pada media online dalam pelacakan naskah HQ yang berada di luar Indonesia juga menimbulkan kendala. Naskah yang terjangkau oleh penulis hanya terdapat satu edisi naskah dari „Pustaka Digital Manuskrip Melayu‟, sehingga perbandingan naskah tidak memungkinkan untuk dilakukan. Oleh karena teks dianggap sebagai naskah tunggal, maka penelitian ini menggunakan penyuntingan naskah tunggal. Metode edisi teks yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode edisi standar. Edisi standar ialah penyuntingan dengan disertai pembetulan kesalahan-kesalahan kecil dan ketidakkonsistenan. Ejaan yang digunakan ialah ejaan yang baku
17
(standar). Kesalahan-kesalahan diberi komentar yang dicatat dalam aparat kritik (Bani Sudardi, 2003: 59-61). Setiap perbaikan yang dilakukan akan dipertanggungjawabkan, misalnya dengan memberikan penjelasan di dalam pengantar suntingan, memakai catatan kaki (footnote) dan sebagainya agar dapat memberikan kesempatan pada pembaca atau peneliti lain untuk memberikan penilaian dan alternatif terhadap setiap perbaikan sehingga pertanggungjawaban atau setiap perbaikan yang dilakukan oleh penyunting akan memberikan tambahan bobot atau kualitas keilmiahan yang menurut pertimbangan keilmiahan dirasa lebih tepat (Sholeh Dasuki, 1996: 61). 2. Metode Pengkajian Teks Pengkajian teks HQ menggunakan metode deskriptif kualitatif. Deskriptif adalah metode yang digunakan untuk memecahkan masalah aktual dengan jalan mengumpulkan data, menyusun, mengklasifikasi, menganalisis, dan menginterpretasikan. Metode kualitatif merupakan prosedur penelitian yang datanya berupa data tertulis atau lisan. Untuk mendukung metode ini, digunakan beberapa metode, sebagai berikut ini. a. Metode analisis struktural sastra Fantastik Pendeskripsian struktur (sastra fantastik) menggunakan pendekatan intrinsik,
yaitu
pendekatan
yang
berusaha
menafsirkan
dan
menganalisis karya itu sendiri sebagai sesuatu yang mandiri secara totalitas. Pertama, analisis struktur fantastik terhadap objek material yang menggunakan metode struktural (content analysis/ analisis isi). Kajian dilakukan pada identifikasi story discourse (meliputi aspek
18
wacana dan kronologis), dekor realis, tokoh, penokohan, narator, dan kejadian-kejadian aneh (Risnawati, 2010: 29) yang terdapat pada naskah HQ. Kemudian dilanjutkan dengan pengelompokan ke dalam genre dan subgenre. Hal ini berdasarkan teori sastra Fantastik yang dikemukakan oleh Tzvetan Todorov dalam buku Apsanti Djokosujatno (2005: 51—70). b. Metode analisis relevansi isi naskah Pengkajian teks pada penelitian ini melalui dua tahap analisis. Analisis pertama yaitu analisis struktur fantastik. Setelah itu dilakukan analisis relevansi isi naskah, dalam hal ini ditinjau dari segi konteks kekinian unsur fantastik berupa hipnotis. 3. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik pustaka. Teknik pustaka adalah teknik yang menggunakan sumber-sumber tertulis untuk memperoleh data (Edi Subroto, 2007: 47). Penelitian ini melibatkan data primer dan sekunder. Data primer berupa naskah HQ dikumpulkan dengan inventarisasi naskah melalui studi katalog. Sedangkan, pengumpulan data sekunder berupa buku dan artikel pendukung penelitian. 4. Teknik Analisis Data Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini terbagi menjadi tiga tahap yaitu sebagai berikut.
19
a. Tahap Deskripsi Setelah naskah didapat dengan melakukan inventarisasi naskah dengan studi katalog, langkah selanjutnya adalah mendeskripsikan naskah. Deskripsi naskah ini sangat diperlukan untuk menjelaskan atau memberi gambaran tentang seluk-beluk naskah. Selain itu, deskripsi sangat berperan untuk mengetahui karakter naskah. b. Tahap Analisis Setelah naskah dideskripsikan, langkah selanjutnya adalah melakukan suntingan teks berdasarkan karakter naskah. Metode suntingan yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode edisi standar. Metode ini yaitu penyuntingan dengan disertai pembetulan kesalahan-kesalahan kecil dan ketidakkonsistenan. Ejaan yang digunakan ialah ejaan yang baku (standar). Kesalahan-kesalahan diberi komentar yang dicatat dalam aparat kritik (Bani Sudardi, 2003: 59— 61). Untuk mengungkap isi naskah, penelitian ini menggunakan analisis isi atau content. Untuk menganalisis data, penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif naskah. Analisis data menggunakan struktur sastra fantastik. Selain itu, dilakukan kajian relevansi naskah mengenai unsur fantastik berupa hipnotis pada naskah dengan masa kini. Dengan demikian, hasil suntingan teks yang baik dan benar inilah yang nantinya akan dijadikan bahan analisis karya sastra yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
20
c. Tahap Evaluasi Tahap evaluasi ini dilakukan dengan memeriksa kembali secara cermat keseluruhan hasil penelitian. Tahap akhir penelitian ini dilakukan
agar
diperoleh
hasil
penelitian
yang
dapat
dipertanggungjawabkan. 5. Teknik Penarikan Simpulan Berdasarkan hasil deskripsi, analisis dan evaluasi, langkah terakhir adalah penarikan simpulan. Dalam penelitian ini, penarikan simpulan dilakukan secara induktif, yaitu penarikan simpulan dengan berpikir berdasarkan pengetahuan yang bersifat khusus ke pengetahuan yang bersifat umum. K. JADWAL KEGIATAN
Kegiatan Usulan Penelitian dan Penggarapan, serta Konsultasi Bab I (Pendahuluan) Penggarapan dan Konsultasi Bab II (Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori) Penggarapan dan Konsultasi Bab III (Metode Penelitian) Penggarapan dan Konsultasi Bab IV (Suntingan Teks) Penggarapan dan Konsultasi Bab V (Analisis) Penggarapan dan Konsultasi Bab VI (Penutup)
Juli
Waktu Pengerjaan Agustus September Oktober November
Desember
21
L. DAFTAR PUSTAKA Achadiati Ikram, et.al., 2001. Katalog Naskah Buton: Koleksi Abdul Mulku Zahari. Jakarta: Manassa - Yayasan Obor Indonesia. Amir Sutaarga, et.al. 1972. Katalogus Koleksi Naskah Melayu Museum Pusat Dep. P dan K. Jakarta: Departemen P & K. Apsanti Djokosujatno. 2005. Cerita Fantastik dalam Perspektif Genetik dan Struktural. Jakarta: Djambatan Bani Sudardi. 2003. Penggarapan Naskah. Surakarta: BPSI. Behrend, T. E. (Ed.). 1998. Katalog Induk Naskah-Naskah Nusantara Jilid 4 Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia-Ecole Francaise D‟Extreme orient. Edi Subroto. 2007. Pengantar Metode Penelitian Linguistik Struktural. Surakarta: LPP UNS dan UNS Press. Edi S. Ekadjati (Ed.). 2000. Direktori Edisi Naskah Nusantara. Jakarta: Manassa dan Yayasan Obor Indonesia. Farida Hidayati Asni. 2010. Manhaju ‘l-Atami fī Tabwībi ‘l-Chikam: Suntingan Teks, Analisis Strktur dan Tinjauan Tasawuf (Skripsi). Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. Howard, Joseph H. 1966. Malay Manuscripts a Bibliographical Guide. Kuala Lumpur: University of Malaya Library. Ibn „Alawī ibn „Uthmān ibn Yahyā. 1924. Ini Hikayat bernama Qamar alzamān. Batavia: Weltevreden. Katalog Online „Hathi Trust Library‟ (www.catalog.hathitrust.org) diakses peneliti pada 3 Januari 2012. Loir, Henri Chambert dan Oman Fathurahman. 1999. Panduan Koleksi Naskah-Naskah Indonesia Sedunia: World Guide to Indonesian Manuscript Collections. Jakarta: Ecole Francaise D‟Extreme Orient dan Yayasan Obor Indonesia. Mohd. Idris. 1902. Hikāyat Qamar al-Zamān/ diterjemahkan oleh Haji Abdul Rahman bin Jabugis. Singapura. Oman Fathurahman dan Munawar Holil. 2007. Katalog Naskah Ali Hasjmy Aceh, Catalog of Aceh Manuscripts: Ali Hasjmy Collection. Tokyo: Tokyo Universities of Foreign Studies. Panuti Sudjiman. 1995. Filologi Melayu: Kumpulan Karangan. Jakarta: Pustaka Jaya.
22
Poerwadarminta, W. J. S. 1976. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Ricklefs, M.C & P. Voorhoeve. 1977. Indonesian Manuscripts in Great Britain: A Catalogue of Manuscripts in Indonesian Languages in British Public Collections. London: Oxford University Press. Risnawati. 2010. Representasi Fantasi Enam Cerpen Dalam Kumpulan Cerpen "Dunia di Kepala Alice" Karya Ucu Agustin Analisis Struktur Fantastik Dan Semiotika.( Skripsi). Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga Surabaya. Sholeh Dasuki. 1996. “Metode Penyuntingan Teks dalam Filologi” dalam Haluan Sastra Budaya No. 27 Th. XV Maret 1996. Surakarta: Fakultas Sastra UNS. Siti Baroroh Baried, et. al. 1985. Pengantar Teori Filologi. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Siti Fathilah Nur Hidayati. 2006. Risālah Tabyin Ath-Tharīq ilā ‘l-Lāhi Ta’ālā Karya Ali al-Muttaqi: Suntingan Teks dan Tinjauan Tasawuf. (Skripsi) Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret. Suci Antari. 2008. Tanbīhu ‘l-Ikhwān fī ‘sy-Syurūthi wa ‘l-Arkān: Suntingan Teks dan Pendekatan Resepsi (Skripsi). Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. Th. Sri Rahayu Prihatmi. 1999. “Cerkan yang Merongrong Tradisi Realisme: Makna dan Fungsinya.” Semarang: Pidato Pengukuhan Guru Besar Penerimaan Jabatan Guru Besar Madya dalam Ilmu Kesusasteraan Modern, Fakultas Sastra Universitas Diponegoro. Website Pustaka Digital Manuskrip Melayu. “Hikayat Qamaruzzaman MS 34.” (www.mymanuskrip.fsktm.um.edu.my.) diakses peneliti pada 28 November 2011. Wieringa, E. P. (Ed). 1998. Catalogue of Malay and Minangkabau Manuscripts: in the Library of Leiden University and Other Collections in the Netherlands (volume one). Leiden: Legatum Warnerianum in Leiden University Library.