HIKAYAT SALMAN AL FARISI SEBAGAI KARYA SASTRA ISLAM: SUNTINGAN TEKS DAN ANALISIS ISI
Anisya Noviani Program Studi Indonesia, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia
[email protected]
Abstrak Skripsi ini menyajikan suntingan teks dari naskah berkode Cod. Or. 1758 yang berjudul Hikayat Salman Al Farisi (HSAF). Metode yang dipakai untuk menyajikan suntingan teks dalam penelitian ini adalah
metode edisi kritis untuk naskah tunggal. HSAF merupakan naskah yang disalin oleh
Muhammad Daim pada tanggal 3 Desember 1825 di Kampung Pakojan, Pangukiran, Jakarta. Tempat penyalinan ini memengaruhi teks dari segi bahasa dan memperlihatkan kekhasan dari teks yang disalin di Jakarta. Penelitian ini juga membahas HSAF sebagai karya sastra Islam. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa HSAF merupakan sastra Islam yang di dalamnya terkandung ajaran-ajaran dalam agama Islam.
Hikayat Salman Al Farisi as an Islamic Literature Creation: Text Editing and Analysis Contents Abstract This thesis presents the text editing from manuscript that has code Cod. Or. 1758 and titled Hikayat Salman Al Farisi (HSAF). The method that utilize to present the text editing in this research is method of critical edition for single manuscript. HSAF is a manuscript which was copied by Muhammad Daim on 3rd December 1825 in Kampung Pakojan, Pangukiran, Jakarta. This copying place influences text language and shows speciality of text that copied in Jakarta. This research also discusses about HSAF as an Islamic literature creation. The result of this research shows HSAF is an Islamic literature which contains the lesson of Islam. Keyword
: Hikayat Salman Al Farisi; Islamic literature; text editing,
Hikayat Salman..., Anisya Noviani, FIB UI, 2013
A. Pendahuluan Indonesia merupakan negara yang kaya akan khazanah budaya, salah satunya adalah naskah klasik. Dari naskah-naskah yang ada, dapat diketahui peradaban masa lampau, termasuk kearifan lokal yang dimiliki masyarakat pada masa itu. Hal ini karena naskah menjanjikan sebuah jalan pintas istimewa untuk mengetahui khazanah intelektual dan sejarah sosial kehidupan masyarakat masa lalu (Fathurahman, 2010: 4). Akan tetapi, naskah klasik pada umumnya ditulis pada bahan yang akan lapuk seiring waktu, seperti di daun, daun lontar, bambu, kulit kayu, dan kertas. Jika penelitian tidak dilakukan, dikhawatirkan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya akan turut hilang. Bertolak dari hal inilah penelitian filologi terhadap naskah, khususnya naskah berbahasa Melayu, sangatlah penting untuk dilakukan. Naskah yang dipakai dalam penelitian ini adalah naskah Hikayat Salman Al Farisi (HSAF) dengan kode naskah Cod. Or. 1758. Teks HSAF dipilih karena belum terdapat suntingan teks dari naskah ini. Suntingan teks dari naskah ini perlu dibuat agar isi naskah ini dapat dimengerti masyarakat luas dan dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan ilmu pengetahuan. Nama Salman al Farisi yang menjadi judul dalam naskah ini merujuk pada seorang sahabat Nabi Muhammad. Salman Al Farisi dikenal sebagai sosok yang cerdas dan pintar dalam mengatur taktik perang (1993: 244). Nama Salman Al Farisi seringkali dikaitkan dengan Perang Khandaq. Perihal nama Salman al Farisi ini membuat asumsi bahwa HSAF merupakan naskah sastra Islam. Berdasarkan hal tersebut, maka permasalahan yang terdapat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Belum terdapat suntingan teks Hikayat Salman Al Farisi sehingga perlu untuk ditransliterasi. 2. Hal-hal apa saja yang membuktikan bahwa Hikayat Salman Al Farisi tergolong dalam naskah sastra Islam?
B. Naskah dan Metode Edisi Naskah Berdasarkan pencarian dari katalog-katalog yang telah dilakukan, diketahui bahwa hanya ada satu naskah yang berjudul Hikayat Salman Al Farisi dengan nomor
Hikayat Salman..., Anisya Noviani, FIB UI, 2013
naskah Cod. Or. 1758. Setelah ditelusuri lebih lanjut, diketahui bahwa Hikayat Salman Al Farisi memiliki keterkaitan dengan beberapa naskah lain. Naskah ini memiliki keterkaitan dengan naskah Cod. Or. 3234 (3), Cod. Or. 1751 (17), Kl. 67d, dan SOAS 7124. Kelima naskah ini tersimpan di Belanda dan Inggris. Naskah yang tersimpan di Belanda adalah naskah Cod. Or. 3234 (3), Cod. Or. 1751 (17), dan Kl. 67d. Di sisi lain, naskah SOAS 7124 tersimpan di Inggris. Pada penelitian ini, naskah yang dibahas hanya naskah berkode Cod. Or. 1758. Naskah berkode Cod. Or. 1758 ini berjudul Hikayat Salman Al Farisi. Naskah ini merupakan naskah koleksi Royal Academy of Delft dan kini tersimpan di Rijksuniversiteits-Bibiliotheek di Leiden, Belanda. Keseluruhan halaman pada naskah ini berjumlah 43 halaman yang terdiri atas 2 halaman berisi catatan tambahan di depan, 1 halaman kosong di depan, 2 halaman kosong di antara halaman 17 dan 18, 1 halaman berisi catatan di belakang, dan 37 halaman berisi teks cerita. Terdapat dua teks cerita dalam naskah ini, yaitu Hikayat Nur Muhammad (1—17) dan Hikayat Salman Al Farisi (18—37). Naskah ditulis di atas kertas Eropa dengan ukuran 16 x 9 cm (Iskandar, 1999: 33). Kertas yang digunakan berwarna kuning kecokelat-cokelatan. Kondisi naskah dalam keadaan baik, meskipun pada bagian tepi di beberapa halaman terdapat lubanglubang kecil. Namun, lubang-lubang ini tidak mengganggu kejelasan tulisan. Pada halaman awal naskah ini, ditemukan pula cap stempel yang bertuliskan ―ACAD. LUGD. BAT.BIBL‖. Selain cap stempel, terdapat cap kertas di dalam naskah ini. Cap kertas atau watermark adalah sejenis gambar pada kertas yang dapat dilihat dengan nyata di tempat yang ada sinar matahari atau lampu (Mulyadi, 1994: 63). Cap kertas yang terdapat pada naskah ini adalah cap kertas HESPE & COMP (Iskandar, 1999: 33). Bahasa yang digunakan dalam naskah ini adalah bahasa Melayu yang ditulis dengan aksara Jawi. Tulisan di dalam naskah ini ditulis dengan rapi. Di dalam naskah, tidak ditemukan iluminasi. Tinta yang digunakan dalam naskah ini adalah tinta berwarna hitam. Di dalam naskah ini, terdapat rubrikasi yang ditulis dengan warna tinta hitam dan dihias berbentuk kaligrafi. Untuk menandai pergantian halaman, digunakan kata alihan yang terdapat pada setiap halaman verso. Setiap halaman pada naskah ini juga memiliki nomor yang tertera di bagian atas halaman. Meskipun demikian, diperkirakan nomor tersebut bukan nomor yang ditulis oleh penyalin. Kesimpulan tersebut diambil karena
Hikayat Salman..., Anisya Noviani, FIB UI, 2013
penomoran ditulis menggunakan aksara Latin, sedangkan nomor-nomor pada isi naskah ditulis menggunakan aksara Arab. Naskah ini disalin oleh
Muhammad Daim. Berdasarkan keterangan yang
terdapat pada kolofon naskah, disebutkan bahwa Muhammad Daim adalah seorang juru tulis Jawa. Naskah ini ditulis pada masa kepemimpinan Godert Alexander Gerard Philip baron van Der Capellen. Penyalinan naskah ini dilakukan di daerah Kampung Pekojan, Pengukiran dan selesai disalin pada tanggal 3 Desember 1825. Tanggal penyalinan naskah ini menunjukkan bahwa naskah benar disalin pada masa kepemimpinan Godert Alexander Gerard Philip baron van Der Capellen. Dengan kata lain, naskah ini disalin setahun sebelum masa jabatan Godert Alexander Gerard Philip baron van Der Capellen berakhir. Informasi mengenai penyalin, tanggal, dan tempat penyalinan terdapat pada kolofon naskah. Penelitian ini menggunakan edisi metode kritis untuk menyunting satu naskah. Metode ini dipilih agar tujuan untuk mengetahui isi teks sesuai fungsinya dapat terpenuhi. Ditambah lagi, edisi teks lebih banyak membantu pembaca untuk mengatasi berbagai kesulitan yang bersifat tekstual atau yang berkenaan dengan interpretasi dan dengan demikian terbebas dari kesulitan mengerti isinya (Robson, 1994: 25). Dengan demikian, masalah yang terdapat dalam teks akan diidentifikasi dan diberikan jalan keluar.
C. Ringkasan Cerita Hikayat Salman Al Farisi Pada suatu hari, Abu Bakar duduk bersama dengan jemaat di dalam mesjid setelah habis salat subuh. Ia bercerita mengenai apa yang didengarnya dari Rasululah SAW sebelum beliau wafat. Kemudian, datanglah beberapa orang pendeta Yahudi dari Benua Sam. Rahib Yahudi tersebut bertanya mengenai Islam kepada Abu Bakar. Setelah Abu Bakar mendengar semua pertanyaan yang diajukan Rahib Yahudi tersebut, Salman Al Farisi mengusulkan untuk memanggil Ali. Abu Bakar pun setuju dan menyuruh Salman Al Farisi untuk memanggil Ali. Selanjutnya, datanglah Ali ke mesjid dan duduk di samping Abu Bakar. Setelah diberitahu pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh Rahib Yahudi tersebut, Ali pun mengerti. Lalu, Ali pun berkata jika ia dapat menjawab pertanyaanpertanyaan tersebut, Rahib Yahudi tersebut diminta untuk mengatakan dua kalimat syahadat. Rahib tersebut pun setuju dengan permintaan Ali.
Hikayat Salman..., Anisya Noviani, FIB UI, 2013
Setelah Rahib tersebut berjanji, Ali pun menjawab seluruh pertanyaan yang diajukan oleh Rahib Yahudi tersebut. Jawaban yang diberikan Ali
menyentuh
masalah akidah, syariat, dan akhlak. Setelah mendengar jawaban Ali, Rahib tersebut pun sujud dan masuk agama Islam.
D. Kekhasan Bahasa pada Hikayat Salman Al Farisi Di dalam Hikayat Salman Al Farisi, terdapat kata-kata khas yang dianggap menjadi ciri khas penulisan naskah. Kata-kata ini dipertahankan dalam transliterasi untuk memperlihatan kekhasan yang dimiliki oleh naskah ini. kekhasan ini diperkirakan muncul karena pengaruh dialek tempat penyalinan naskah. Berdasarkan informasi yang terdapat di dalam naskah, diketahui bahwa naskah ini disalin di daerah Pekojan, Pangukiran. Daerah ini berada di wilayah Jakarta. Berdasarkan hal tersebut, diperkirakan naskah Hikayat Salman Al Farisi memperoleh pengaruh dialek Betawi. Hikayat Salman Al Farisi memuat kata-kata yang diakhiri oleh huruf –h. Katakata-tersebut adalah citah, katah, labah-labah, limah, matah, Dan zinah, Kata-kata tersebut lazimnya ditulis tanpa huruf h. Kehadiran –h sangat lazim di dalam naskah Betawi (Sudjiman, 1995: 103). Selain pada akhir naskah, penggunaan huruf ‗h‘ juga terdapat pada awal kata. Hal ini terlihat pada kata hayam, helang, dan hobat. Ketiga kata ini lazimnya ditulis ayam, elang, dan obat. Namun, untuk memperlihatkan pengaruh dialek Betawi, kata-kata ini tetap dipertahankan. Di dalam penulisan Hikayat Salman Al Farisi, terdapat penggunaan huruf ‗sin‘ سdan huruf ‗syin‘ ش. Akan tetapi, terkadang terdapat kata yang menggunakan huruf yang satu untuk huruf yang lain. Tepatnya penggunaan huruf ‗syin‘ untuk kata yang seharusnya ditulis ‗sin‘. Contoh penulisan kata ini terdapat pada kata syiapa, syurga, sesyungguhnya, besyar, disyusui dan sesyeorang. Penggunaan huruf ‗syin‘ untuk huruf ‗sin‘ di dalam naskah salinan Muhammad Daim ini tidak memiliki sistem yang jelas. Di dalam naskah, Muhammad Daim menggunakan huruf ‗k‘ dan huruf ‗g‘. Namun, pada naskah terdapat pemakaian huruf ‗g‘ yang seharusnya memakai huruf ‗k‘. Fenomena ini terjadi pada kata merak ‗‘ yang ditulis dengan merag. Dalam kasus ini, huruf ‗g‘ dipakai untuk huruf ‗k‘. Pemakaian huruf ‗g‘ untuk ‗k‘ sangat jarang (Chambert Loir, 2009: 285). Namun, fenomena kebahasaan ini juga ditemui di dalam
Hikayat Salman..., Anisya Noviani, FIB UI, 2013
Hikayat Merpati Mas salinan Muhammad Bakir yang dianggap terpengaruh oleh dialek Betawi. Selain kekhasan dalam hal kata, di dalam HSAF juga terdapat kata-kata yang sulit untuk dipahami. Hal ini mungkin terjadi mengingat bahasa berkembang seiiring zaman dan HSAF ditulis pada tahun 1825. Untuk memahami kata-kata tersebut, katakata yang sulit dipahami tersebut didaftarkan dan diberikan keterangan. Keterangan diambil dari kamus A Malay – English Dictionary (Romanised) (1948) dan Kamus Bahasa Melayu Nusantara (2003)
E. Hikayat Salman Al Farisi Sebagai Karya Sastra Islam Kemunculan karya-karya yang berisi nilai-nilai Islam membuka babak baru dalam periodisasi kesusastraan Melayu klasik. Liaw Yock Fang pun membuat kategori khusus untuk naskah-naskah jenis ini dan mengelompokannya ke dalam kelompok sastra Islam. Menurut Liaw Yock Fang (2011:237), sastra Islam adalah sastra tentang orang Islam dan segala amal salehnya. Kehadiran genre sastra ini berkaitan erat dengan masuknya agama Islam ke wilayah Melayu. Menurut Liaw Yock Fang (2011: 237), Marco Polo pada tahun 1292 melaporkan bahwa penduduk di Perlak telah memeluk Islam. Berdasarkan keterangan tersebut dianggap bahwa setelah tahun tersebut pengaruh Islam telah masuk ke Nusantara. Berdasarkan kolofon yang terdapat dalam naskah, diketahui bahwa naskah HSAF ditulis pada tahun 1825. Dengan demikian, pada saat penulisan naskah ini, pengaruh Islam telah masuk. Bukti lain yang menunjukkan bahwa naskah ini merupakan sastra Islam adalah penyebutan Allah SWT dan Rasulullah SAW. Di dalam transliterasi, penyebutan Allah disebutkan sebanyak 39 kali. Di sisi lain, terdapat 3 kali penyebutan Rasulullah SAW di dalam naskah. Hal ini menjadi penanda bahwa naskah ini merupakan karya sastra yang terpengaruh Islam. Selain penyebutan nama Allah dan Rasulullah SAW di dalam transliterasi. Terdapat pula penyebutan nama sahabat nabi, yaitu Abu Bakar As-Shidiq, Ali bin Abi Thalib, dan Salman Al Farisi. Nama-nama ini menjadi tokoh utama di dalam penceritaan HSAF. Hal ini pula yang menjadi dasar HSAF sebagai cerita sahabat Nabi Muhammad. Cerita sahabat Nabi Muhammad adalah cerita yang berisi kisah orang-
Hikayat Salman..., Anisya Noviani, FIB UI, 2013
orang yang dekat dengan Nabi Muhammad (Liaw Yock Fang, 2011: 284). Abu Bakar As-Shidiq, Ali bin Abi Thalib, dan Salman Al Farisi merupakan orang-orang yang memiliki kedekatan dengan Nabi Muhammad SAW dan memiliki peran penting dalam perkembangan agama Islam. Bukti lain yang menunjukkan bahwa naskah HSAF merupakan sastra Islam adalah ajaran-ajaran yang terkandung di dalamnya. Di dalam naskah HSAF terkandung ajaran-ajaran Islam. Ajaran-ajaran Islam ini terlihat dari jawaban Ali atas pertanyaan yang diajukan oleh rahib Yahudi. Ajaran-ajaran Islam yang terdapat dalam naskah ini adalah pembacaan dua kalimat syahadat, larangan untuk melakukan zina, larangan untuk meminum minuman yang memabukkan, perintah mandi junub, larangan meninggalkan sembahyang, aturan memiliki istri lebih dari satu, dan makanan-makanan yang diharamkan. Ajaran-ajaran Islam yang terdapat di dalam HSAF terkait dengan akidah, syariah, dan akhlak. Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan klasifikasi ajaran-ajaran Islam yang terdapat dalam naskah HSAF. 1.
Tabel Klasifikasi ajaran-ajaran Islam
NO 1 2 3 4 5 6 7
Pembacaan Dua Kalimat Syahadat Larangan Untuk Melakukan Zina Larangan Untuk Meminum Minuman Yang Memabukan Perintah Mandi Junub Larangan Meninggalkan Sembahyang Adil dalam poligami Makanan-makanan yang diharamkan
Akidah V
Akhlak
Syariat
V V V V V V
Sebagai naskah bercorak Islam HSAF yang memenuhi lima ciri-ciri umum sastra Islam, yakni mitos, legenda, ciri kekitaban, ciri khutbah dan fatwa, serta unsur doksologi. Ciri mitos di dalam teks ini terlihat dari mitos mengenai asal-usul binatang. Ciri legenda terlihat dari jawaban Ali yang menyangkut tokoh dalam sejarah Islam, namun dicampuradukkan dengan fiksi. Ciri kekitaban dan ciri khutbah di dalam naskah terlihat dari jawaban-jawaban Ali yang menyentuh persoalan akidah, akhlak, dan syariah.
Hikayat Salman..., Anisya Noviani, FIB UI, 2013
Di sisi lain, unsur doksologi terlihat pada pembukaan naskah yang diawali bacaan Bismillāhirrahmanirrahīm. Kata ini berarti dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Menurut Ernayati (1997:61), dengan mengucapkan kata Bismillāhirrahmanirrahīm kita berharap apa yang kita lakukan mendapat ridho-Nya atau kerelaan-Nya. Hal ini pula yang mungkin dimaksudkan dalam naskah. Naskah diawali dengan kata Bismillāhirrahmanirrahīm agar mendapat keridhoan dari Allah SWT. Kelima ciri-ciri yang terdapat dalam HSAF menunjukan bahwa HSAF merupakan karya sastra bercorak naratif yang dipengaruhi oleh nilainilai keislaman.
F. Kesimpulan HSAF merupakan
naskah sastra Islam yang berisi kisah mengenai rahib
Yahudi yang datang menemui Abu Bakar untuk bertanya. Dalam melakukan suntingan teks untuk teks HSAF, digunakan metode edisi kritis untuk naskah tunggal. Pertanyaan yang diajukan oleh rahib Yahudi ini kemudian dijawab oleh Ali. Sebagai naskah sastra Islam, HSAF memuat ajaran-ajaran Islam yang terkait akidah, syariat, dan akhlak. Naskah ini ditulis di daerah Kampung Pekojan, Pangukiran, Jakarta. Tempat penyalinan ini memengaruhi teks dan memperlihatkan kekhasan dari teks yang disalin di Jakarta.
Daftar Pustaka Braginsky, V. I. 1998. Yang Indah, Berfaedah, dan Kamal: Sejarah Sastra Melayu dalam abad 7-19. Jakarta: Indonesia-Netherlands Coorperation in Islamic Studies (INIS). Behrend, T.E. 1998. Katalog Induk Naskah-naskah Nusantara Jilid 4 Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Chambert-Loir, Hendri. 2009. Sapirin bin Usman, Hikayat Nahkoda Asik. Muhammad Bakir, Hikayat Merpati Mas daan Merpati Perak. Jakarta: Masup Jakarta. Churcill, W. A. 1935. Watermark in Paper in Holland, England, France, , Etc . in the XVII and XVIII Centuries and Their Interconnection. Amsterdam: Mennno Hertzberger & Co.
Hikayat Salman..., Anisya Noviani, FIB UI, 2013
Danandjaja, James. 2002. Folklor Indonesia: Ilmu Gosip, Dongeng, dan Lain-lain. Jakarta: Grafity. Departemen Agama Republik Indonesia. 2005. Al-Qur’an Terjemahan. Jakarta: PT. Syamil Cipta Media. Djazuli. 2005. Ilmu Fiqh: Penggalian, Perkembangan, dan Penerapan Hukum Islam. Jakarta: Kencana. Ekadjati, Edi S. 2000. Direktori Edisi Naskah Nusantara. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Ernayati. 1997. Kajian Nilai Budaya Naskah Kuno Nazhan Nasehat. Jakarta: CV. Eka Dharma. Fathurahman, Oman. 2010. Filologi dan Islam Indonesia. Jakarta: Badan Litbang dan Diklat Kementrian Agama Repulik Indonesia. Howard, Joseph H.. 1996. Malay Manuscripts: A Bibliographical Guide. Kuala Lumpur: University of Malaya Library. Hawwa, Said. 2004. Al-Islam. Jakarta: Gema Insani Press. Ikram, Achadiati. 1997. Filologia Nusantara. Jakarta: Pustaka Jaya. Iskandar, Teuku. 1999. Catalogue of Malay and Minangkabau, and South Sumatran Manuscripsts in the Netherlands Volume I-II. Leiden: Universitetit Leiden, Faculteit der Godgeleerdheid, Documentatiebureau Islam Christendom. Jamaris, Zainal Arifin. 1996. Islam: (Aqidah dan Syari’ah). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Johannes den Heijer. 1992. Pedoman Transliterasi Bahasa Arab. Jakarta: INIS. Kaelany. 2010. Islam Agama Universal. Jakarta: Rahma Press. Liaw Yock Fang. 2011. Sejarah Kesusastraan Melayu Klasik. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor. Mulyadi, Rujiati. 1994. Kodikologi Melayu di Indonesia. Jakarta: Fakultas Sastra Universitas Indonesia.
Hikayat Salman..., Anisya Noviani, FIB UI, 2013
Rahmawati. 2012. Hikayat Nur Muhammad: Suntingan Teks dan Analisis Penciptaan (Koleksi Kabau dan Cod. Or. 1758. Skripsi Universitas Indonesia. Ricklefs, M.C. dan P. Voorhoeve. 1977. Indonesian Manuscripts in Great Britanian: A Catalogue of Manuscripts in Indonesian Languages in British Public Collections. Oxford: Oxford University Press. Robson, S. O. 1994. Prinsip-prinsip Filologi Indonesia. Jakarta: RUL. Rukmi, Maria Indra. 1997. Penyalinan Naskah Melayu di Jakarta pada Abad XIX: Naskah Algemeene Secretarie Kajian dari Segi Kodikologi. Depok: FS UI. Sharif, Zalila dan Jamilah Haji Ahmad (ed.). 1993. Kesusastraan Melayu Tradisional. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka Kementrian Pendidikan Malaysia. Sudjiman, Panuti. 1995. Filologi Melayu. Jakarta. Pustaka Jaya. Sutaarga, M. Amir, dkk. 1972. Katalog Koleksi Naskah Melayu Museum Pusat Dep P & K. Jakarta: Proyek Inventarisasi dan Kebudayaan Nasional Direktorat Jendral Kebudayaan. Tim Penyusun Dewan Redaksi Ensiklopedia Islam. 1993. Ensiklopedia Islam. Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve. Tim Penyusun Ensiklopedia. 2005. Ensiklopedia Jakarta: Budaya dan Sejarah. Jakarta: Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Dinas Kebudayaan dan Permuseuman. Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka. Tim Penyusun Kamus. 2003. Kamus Bahasa Melayu Nusantara. Bandar Seri Bengawan: Dewan Bahasa dan Perpustakaan Brunai Kementerian Kebudayaan Belia dan Sukan. Wieringa,E. P. 1998. Catalogue of Malay and Minangkabau Manuscripts Volume I-II. Leiden: Legatum Warnerianum in Leiden University Library. Wilkinson, R.J. A Malay-English Dictionary (Romanised). Tokyo: Daitoa Syuppan Kabusiki Kaisya.
Hikayat Salman..., Anisya Noviani, FIB UI, 2013