Hikayat Qamaruzzaman: Suntingan Teks dan Analisis Sastra Fantastik Oleh: Farhana Aulia C0208022 Abstrak Penelitian naskah lama dalam dunia sastra selalu menarik untuk dikaji, terlebih dalam rangka upaya penyelamatan dokumen budaya. Salah satunya yaitu Hikayat Qamaruzzaman (HQ), sebuah kisah tentang percintaan kaum bangsawan Melayu kembali dihadirkan kepada pembaca dengan tulisan yang lebih mudah dibaca, tanpa meninggalkan kaidah penyuntingan dalam ilmu filologi. Tidak hanya suntingan teks, analisis sastra fantastik pun dilakukan untuk mengkaji teks HQ. Unsur fantastik dalam teks HQ yang melibatkan dunia supranatural dan natural menjadi titik berat kajian teks. Selain itu, upaya mengungkap relevansi isi teks dengan konteks kekinian menjadikan analisis sastra fantastik memiliki makna tersendiri. Teks HQ pun memiliki keunikan dalam penyajian cerita tentang konsep hipnotis di masa lalu. Pemanfaatan unsur supranatural dan ketidaksadaran tokoh dalam mempertemukan kisah cinta anak raja merupakan keunikan cerita yang berkaitan dengan konsep hipnotis masa lalu. Namun, seiring perkembangan ilmu pengetahuan konsep hipnotis kini menjadi sebuah fenomena yang bermanfaat bagi masyarakat. Hipnotis pun berkembang dengan bermacam bentuknya di berbagai bidang misalnya, kesehatan, hiburan, pendidikan, dan ekonomi. Kata Kunci: Hikayat Qamaruzzaman, suntingan teks, sastra Fantastik, konsep hipnotis. 1. Pendahuluan Filologi merupakan satu disiplin ilmu yang diperlukan untuk satu upaya yang dilakukan terhadap peninggalan tulisan masa lampau dalam rangka kerja menggali nilai-nilai masa lampau (Siti Baroroh Baried, et. al , 1994: 2). Peninggalan tulisan tersebut merupakan naskah-naskah klasik yang menjadi objek kajian utama pada ilmu filologi. Namun sekarang ini, sudah semakin jarang orang yang tertarik meneliti naskah. Faktor mahalnya biaya, sulitnya akses, perlunya ketelitian dan kecermatan, serta lamanya waktu penelitian menyebabkan naskah jarang dilirik peneliti. Akan tetapi, usaha yang sulit
1
tersebut tidak akan sia-sia untuk jangka waktu yang panjang karena naskah merupakan dokumen budaya yang harus segera diselamatkan. Naskah yang dijadikan objek pada penelitian ini adalah Hikayat Qamaruzzaman (selanjutnya disebut HQ). Naskah ini ditulis dengan huruf Arab- Melayu, pada tahun 1324 H atau 1905 M. Naskah ini tersimpan di Pusat Dokumentasi Melayu, Koleksi Dewan Bahasa dan Pustaka, Kuala Lumpur yang terdapat dalam Pustaka Digital Manuskrip Melayu. Perpustakaan digital ini dapat diakses pada www.mymanuskrip.fsktm.um.edu.my. Sumber data diperoleh dengan cara mengunduh file yang tersedia dalam website tersebut. Naskah HQ merupakan cerita yang berjenis hikayat. Judul yang disebutkan dalam naskah, menunjukkan bahwa naskah ini berjenis hikayat. Hikayat ini adalah sebuah cerita yang disadurkan dari kesusastraan Arab yang tidak diketahui nama pengarangnya. Sisi menarik dari karya HQ ini di antaranya ada beberapa hal, di antaranya yaitu pertama, naskah HQ merupakan naskah klasik yang berbahasa Melayu dengan huruf Arab-Melayu yang sudah tidak dipahami lagi oleh kebanyakan orang. Kedua, naskah masih dalam keadaan baik dan utuh baik secara fisik maupun isi sehingga masih layak untuk dikaji. Ketiga, naskah HQ berisi kisah percintaan kaum bangsawan atau anak raja pada masa lampau yang melibatkan kekuatan jin dan alam bawah sadar tokoh dalam menyatukan keduanya untuk saling bercinta (HQ, 1905: 5—10). Pengisahan tentang unsur kekuatan supranatural yang dihadapkan pada realitas dan logika, membuat peneliti tergugah untuk mengkaji naskah ini dengan kajian sastra fantastik. Di samping itu, kajian dengan analisis sastra fantastik menjadi pembahasan yang menarik apabila dihadapkan pada konteks kekinian seputar hipnotis seperti yang dikisahkan dalam naskah HQ. Kelima, naskah ini mempunyai penyajian teks yang khas. Berdasarkan latar belakang masalah seperti yang telah dikemukakan di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut (1) Bagaimana suntingan teks HQ? (2) Bagaimana analisis struktur sastra fantastik teks HQ? (3) Bagaimana relevansi teks HQ apabila dianalisis melalui unsur fantastik berupa konsep hipnotis?
2
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut (1) Menyediakan suntingan teks naskah HQ yang baik dan benar, (2) Mengungkapkan struktur sastra fantastik teks HQ, (3) Mengungkapkan relevansi teks HQ apabila dianalisis melalui unsur fantastik berupa hipnotis. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara teoritis dalam berbagai bidang, di antaranya dapat menyediakan suntingan teks naskah HQ, memperkaya khazanah penelitian dalam bidang filologi, memaparkan kehidupan sosial berupa hikayat kaum bangsawan Islam, serta menyediakan sumber referensi dari karya Sastra Melayu yang berkaitan dengan ilmu supranatural maupun metafisika tentang hipnotis. 2. Metode Penelitian Metode adalah cara yang telah teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai sesuatu maksud, baik dalam ilmu pengetahuan maupun bidang lainnya (Poerwadarminta, 1976: 649). Bisa juga dikatakan bahwa metode merupakan cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan dalam pencapaian tujuan tertentu. Kegiatan yang dimaksudkan di sini adalah penelitian. Dengan demikian, metode penelitian adalah cara-cara berfikir dan berbuat yang dipersiapkan dengan baik-baik untuk mengadakan penelitian, dan untuk mencapai suatu tujuan penelitian (Sutrisno Hadi, 1993: 124). 2.1
Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang membicarakan kemungkinan untuk memecahkan masalah yang aktual dengan jalan mengumpulkan data,
menyusun
atau
mengklasifikasikan,
menganalisa
dan
menginterpretasikan (Winarno Surakhmad, 1982: 174). Maksudnya adalah data yang dikumpulkan berupa kata-kata atau kalimat dan bukan angka-angka. Hal ini disebabkan oleh adanya penerapan kualitatif (Lexy J. Moleong. 1990: 6).
3
2.2
Objek Penelitian Setiap penelitian memiliki objek yang diteliti. Objek penelitian ini adalah suntingan teks HQ dan struktur sastra fantastik pada naskah HQ.
2.3
Sumber Data Penelitian Sumber data dalam penelitian ini adalah naskah Hikayat Qamaruzzaman berkode MS 34. Tebal halaman naskah berjumlah 67 halaman, berupa foto digital berformat pdf. Naskah ini tersimpan di Pusat Dokumentasi Melayu, Koleksi Dewan Bahasa dan Pustaka, Kuala Lumpur yang terdapat dalam Pustaka Digital Manuskrip Melayu. Perpustakaan
digital
ini
dapat
diakses
pada
www.mymanuskrip.fsktm.um.edu.my. Website ini diakses peneliti pada 28 November 2011. 2.4
Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik kepustakaan (library research). Teknik pustaka adalah teknik yang menggunakan sumber-sumber tertulis untuk memperoleh data (Edi Subroto, 2007: 47). Data penelitian yang dipakai berupa kata, kalimat dan paragraf atau pernyataan yang terdapat dalam naskah HQ. Pengumpulan data dengan berbagai tekniknya harus benar-benar sesuai dan tepat untuk menggali data yang diperolehnya (H.B. Sutopo, 2002 : 78). Tahapan pengumpulan data pada penelitian ini yaitu sebagai berikut. 2.4.1 Pencarian Informasi Peneliti berusaha mendapatkan informasi mengenai naskah yang akan dijadikan sumber data penelitian. Informasi ini diperoleh dari inventarisasi naskah dengan studi katalog. Pelacakan dilakukan pada katalog terbitan dan katalog online. Katalog yang dimaksud adalah katalog online Digital Library of Malay Manuscripts (Pustaka Digital Manuskrip Melayu). Katalog terbitan
4
yang diteliti yaitu Indonesian Manuscripts in Great Britain: A Catalogue of Manuscripts in Indonesian Languages in British Public Collections; Katalog Naskah Ali Hasjmy Aceh, Catalogue of Aceh Manuscripts: Ali Hasjmy Collection; Katalog Naskah Buton Koleksi Abdul Mulku Zahari; Catalogue of Malay and Minangkabau Manuscripts: in the Library of Leiden University and Other Collections in the Netherlands (volume one); Malay Manuscripts a Bibliographical Guide; Katalog Induk NaskahNaskah Nusantara Jilid 4 Perpusnas RI; Katalogus Koleksi Naskah Melayu Museum Pusat Departemen P dan K; dan Panduan Koleksi Naskah-Naskah Indonesia Sedunia. Dari pembacaan katalog ini, didapatkan informasi tentang naskah HQ yang tersimpan di Pusat Dokumentasi Melayu, Koleksi Dewan Bahasa dan Pustaka, Kuala Lumpur. Perpustakaan digital ini dapat diakses pada www.mymanuskrip.fsktm.um.edu.my. 2.4.2 Pencetakan Data Tahapan setelah pencarian informasi adalah tahap pencetakan data. Tahap pencetakan dilakukan dengan cara mencetak file foto digital naskah. Setelah itu, naskah dicetak dengan cara print file unduhan. Naskah yang telah dicetak ke dalam lembar cetakan ini dilakukan agar memudahkan peneliti dalam mengkaji naskah terutama saat penyuntingan teks. Sebelum melakukan proses pencetakan, terlebih dahulu dilakukan pengunduhan naskah. Langkah
yang dilakukan
setelah
pencetakan
data
adalah
mendeskripsikan naskah. Deskripsi naskah ini sangat diperlukan untuk menjelaskan atau memberi gambaran tentang seluk-beluk naskah. Selain itu, deskripsi sangat berperan untuk mengetahui karakter naskah. Data yang disajikan tentang pendeskripsian naskah HQ ini mengacu pada dua sumber, yaitu Kodikologi Melayu Indonesia (Sri Wulan Rujiati Mulyadi, 1994: 38-42) dan deskripsi naskah yang terdapat dalam Katalogisasi dan
5
Konservasi Naskah-naskah Jawa di Surakarta sebagai Upaya Penyelamatan Intangible Asset Bangsa (Asep Yudha Wirajaya, 2007:5). 2.5
Teknik Analisis Data Analisis data dalam penelitian ini menggunakan tahapan sesuai dengan yang diterapkan dalam ilmu filologi. Metode dalam bidang filologi memiliki kekhasan yang tidak dimiliki ilmu lain. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut. 2.5.1 Metode Penyuntingan Teks Metode penyuntingan dalam penelitian ini adalah metode penyuntingan naskah tunggal edisi standar. Edisi standar ialah penyuntingan dengan disertai pembetulan kesalahan-kesalahan kecil dan ketidakkonsistenan. Ejaan yang digunakan ialah ejaan yang baku (standar). Kesalahan-kesalahan diberi komentar yang dicatat dalam aparat kritik (Bani Sudardi, 2003: 59-61). Metode penyuntingan naskah tunggal dilakukan karena berdasarkan inventarisasi naskah, diketahui bahwa naskah HQ merupakan naskah salinan dari Malaysia. Hal ini berarti bahwa naskah ini bukan naskah tunggal. Akan tetapi, mengingat jarak, tenaga, waktu yang terbatas serta keterjangkauan naskah HQ, maka peneliti memutuskan untuk menggunakan metode naskah tunggal dalam penelitian ini. Naskah yang terjangkau oleh peneliti hanya terdapat satu edisi naskah dari Pustaka Digital Manuskrip Melayu, sehingga perbandingan naskah tidak memungkinkan untuk dilakukan. Penyuntingan menggunakan
naskah
metode
edisi
tunggal standar.
pada
penelitian
Sebagaimana
ini yang
diungkapkan di atas, hal-hal yang perlu dilakukan dalam edisi standar antara lain sebagai berikut (Edwar Djamaris, 2006: 28). a.
Teks ditransliterasikan
b.
Kesalahan teks dibetulkan
c.
Diberi catatan perbaikan/perubahan
6
d.
Diberi komentar, tafsiran (informasi di luar teks)
e.
Teks dibagi dalam beberapa bagian
f.
Disusun daftar kata sukar
2.5.2 Metode Pengkajian Teks Pengkajian teks ini digunakan beberapa metode untuk mendukungnya. a.
Metode Struktural Sastra Fantastik Pengkajian teks ini dilakukan dengan mendeskripsikan struktur sastra fantastik. Analisis struktur sastra fantastik teks HQ menggunakan metode struktural. Kajian dilakukan pada identifikasi story discourse (meliputi aspek wacana dan kronologis), dekor realis, tokoh, penokohan, narator, dan kejadian-kejadian aneh (Risnawati, 2010: 29) yang terdapat pada
naskah
HQ.
Kemudian
dilanjutkan
dengan
pengelompokan ke dalam subgenre. Hal ini berdasarkan teori sastra fantastik yang dikemukakan oleh Tzvetan Todorov dalam buku Apsanti Djokosujatno (2005: 51—70). b.
Metode Analisis Isi (Content Analysis) Penelitian ini menggunakan analisis isi atau content analysis. Analisis isi tentang relevansi teks berkaitan dengan konsep hipnotis. Pembacaan relevansi isi naskah dalam hal ini ditinjau dari segi konteks kekinian unsur fantastik berupa hipnotis. Untuk memahami sebuah teks agar teks itu bermakna sesuai dengan konteks kekinian sesuai dengan situasi ketika teks itu ditulis, tidak dapat dilepaskan kaitannya dengan ilmu lain (Istadiyantha, 2010: 5). Bagian ini memungkinkan pengembangan penelitian filologi dengan berbagai disiplin ilmu. Menurut Suwardi Endraswara (2003: 160), analisis isi digunakan apabila peneliti hendak mengungkap, memahami dan menangkap pesan yang terkandung dalam sebuah karya.
7
Manfaat suatu teks dapat diketahui setelah teks itu dapat dipahami isinya. Dengan menggunakan pendekatan mutakhir dan relevan dengan masalah kekinian, akan menempatkan filologi sesuai dengan arus perkembangan zaman dan perkembangan ilmu pengetahuan. 2.6
Teknik Penarikan Simpulan Setelah melakukan penelitian, maka peneliti mengambil simpulan atas hasil dari analisis dan interpretasi data yang dilengkapi dengan saran-saran. Penarikan simpulan sangat berguna dalam merangkum hasil akhir suatu penelitian. Selain sebagai landasan rumusan pengambilan keputusan bagi pihak peneliti, simpulan juga digunakan sebagai bahan acuan penelitian selanjutnya. Dalam penelitian ini, penarikan simpulan dilakukan secara induktif, yaitu penarikan simpulan dengan berpikir berdasarkan pengetahuan yang bersifat khusus ke pengetahuan yang bersifat umum.
3. Suntingan Teks Pembahasan dalam penelitian ini meliputi suntingan teks dan analisis sastra fantastik. Suntingan teks secara lengkap dapat dilihat pada skripsi yang disusun oleh peneliti di Universitas Sebelas Maret. Sebagaimana diuraikan sebelumnya,
metode
penyuntingan
yang
digunakan
adalah
metode
penyuntingan naskah tunggal dengan edisi standar. Sebelum dilakukan penyuntingan, terlebih dahulu dilakukan transliterasi pada naskah HQ. Transliterasi ini menggunakan pedoman transliterasi yang disusun oleh Istadiyantha, sesuai dengan sistem yang terdapat dalam artikel Pedoman Transliterasi Arab Latin (Istadiyantha, 2010: 1—3) dalam www.istayn.file.wordpress.com. Akan tetapi, pedoman transliterasi ini juga terdapat penambahan serta pengurangan pada huruf Arab Melayu serta tambahan huruf Melayu (Bani Sudardi, 2003: 17—18). Suntingan teks HQ melewati beberapa tahapan dalam pelaksanaannya. Berikut merupakan tahap-tahap dalam menyunting naskah HQ.
8
3.1
Inventarisasi Naskah Berdasarkan inventarisasi naskah yang telah dilakukan melalui studi katalog dapat diketahui bahwa teks HQ merupakan teks salinan dari Malaysia. Hal ini berarti bahwa naskah ini bukan naskah tunggal. Peneliti mendapati terdapat bagian berupa foto dan penyebutan judul naskah serta kode yaitu Hikayat Qamaruzzaman MS 34. Selain katalog online, dalam inventarisasi naskah juga digunakan katalog terbitan. Katalog terbitan sebagaimana disebutkan dalam teknik pengumpulan data (lihat hal. 4).
3.2
Deskripsi Naskah Di dalam katalog Pustaka Digital Manuskrip Melayu pada halaman 1 atau sampul naskah digital disebutkan bahwa judul naskah adalah Hikayat Qamaruzzaman. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam teks yaitu „Sebuah Hikayat Qamaruzzaman’ (HQ, 1905:2). Naskah ini tersimpan di Pusat Dokumentasi Melayu, Koleksi Dewan Bahasa dan Pustaka, Kuala Lumpur. Perpustakaan digital ini dapat diakses pada www.mymanuskrip.fsktm.um.edu.my.
Nomor
inventarisasi
naskah
disebutkan dalam halaman pertama naskah digital yaitu, MS 34. Nomor ini merupakan nomor inventarisasi yang terdapat dalam katalog online Pustaka Digital Manuskrip Melayu. Naskah tersimpan dalam bentuk format PDF, dengan nama file hikayat qamaruzzaman.pdf. Naskah HQ memiliki ukuran file 11980 kilobytes. Naskah HQ ini hanya terdiri dari satu teks serta merupakan cerita yang berjenis hikayat. Judul yang disebutkan dalam naskah, menunjukkan bahwa naskah ini berjenis hikayat. Selain itu, bahasa yang digunakan pada naskah HQ adalah bahasa Arab dan bahasa Melayu. Akan tetapi, informasi tempat penulisan, penyalin maupun pemilik naskah tidak terdapat dalam teks. Di bagian tanggal penulisan tidak tercantum jelas dalam teks, namun terdapat kolofon yang tertulis dalam bagian akhir naskah.
9
Terdapat informasi tahun penyalinan naskah, yaitu tahun 1324 H atau 1905 M. Berdasarkan kondisi naskah HQ melalui foto digitalnya, diketahui bahwa keadaan naskah digital HQ sangat baik. Tulisan dapat dengan mudah dan jelas dibaca. Warna kertas terlihat agak kuning kecoklatan dikarenakan usia naskah yang sudah memiliki umur di atas 50 tahun. Bahan yang digunakan dalam penulisan naskah HQ adalah kertas. Tidak terdapat cap kertas dalam naskah ini. Dominasi warna tinta hitam dan sebagian warna merah. Status kelengkapan naskah juga menunjukkan naskah ini lengkap, dengan ditandai letak catchword yang sesuai pada setiap halamannya serta struktur cerita lengkap. Akan tetapi terdapat beberapa bagian naskah yang sedikit terhapus. Seperti pada halaman 11, 20, 28, 29, dan 40. Akan tetapi, hal ini tidak membuat peneliti menemukan kendala berarti dalam membaca teks. Naskah HQ ini memiliki 67 halaman, mencakup sampul depan. Terdapat penambahan penulisan halaman dengan menggunakan pensil di bagian bawah naskah. Informasi ini merupakan tambahan dari pengelola website dan sangat membantu peneliti dalam melakukan pembacaan naskah. Jumlah baris tiap halaman berbeda-beda. Rata-rata berkisar 26 baris tiap halaman. Selain jumlah baris, jumlah halaman yang ditulis yaitu 66 halaman. Tidak terdapat halaman pelindung serta kuras. Ukuran halaman pada tiap halaman naskah HQ ini berbeda-beda. Rata-rata menunjukkan angka panjang = 61 cm dan lebar = 38 cm. Ukuran pias pun berbeda-beda pada setiap halaman naskah. Hal ini peneliti indikasikan karena format digital foto naskah dimungkinkan telah melalui pemotongan ataupun penyesuaian tata letak yang berbeda di setiap digitalisasi naskah di tiap halamannya. Di bagian penulisan, terdapat satu kolom halaman untuk penulisan narasi cerita dan dua kolom halaman untuk penulisan sya‟ir pelengkap narasi cerita. Penomoran halaman merupakan tambahan dari kodikolog
10
atau penyedia layanan website naskah HQ. Penomoran halaman dilakukan dengan menambahkan tulisan angka halaman di bawah foto naskah. Naskah HQ menggunakan tulisan dengan aksara Arab. Jenis hurufnya berukuran sedang dan tebal, dengan keadaan tulisan yang mudah dan jelas terbaca. Jarak antarhuruf pun renggang. Warna tulisan menggunakan tinta warna hitam dan merah. Tanda koreksi pada naskah HQ terdapat di beberapa halaman yaitu halaman 20, 24, 46, dan 66. Dalam naskah ini tidak terdapat pungtuasi atau tanda baca. Namun, hanya sebagian kecil saja yang menggunakan harokat/tanda baca khususnya dalam aksara Arab yang berbahasa Arab. Hiasan huruf dan ilustrasi pun tidak terdapat dalam naskah. Pada naskah HQ terdapat iluminasi di beberapa bagian naskah. Iluminasi merupakan hiasan bingkai yang biasanya terdapat pada halaman awal dan mungkin juga pada halaman akhir (Sri Wulan Rujiati Mulyadi, 1994: 69). Bentuk iluminasi pada naskah HQ berupa gambar sulur bunga dan daun. Iluminasi terdapat pada halaman 2—8, 17—18, 21—22, 26, 29—30, 34, 36, 38—39, 41—45, 49, 52, 55, 58, dan 59— 61. Kolofon naskah berada di bagian halaman paling belakang naskah di akhir teks. Kolofon ini tidak menunjukkan nama penulis, nama penyalin, dan tempat penyalinan. Akan tetapi hanya memuat informasi tentang angka tahun. Tahun yang tertera yaitu 1324 H. Catatan ciri kepemilikan resmi naskah terlihat dari logo Dewan Bahasa dan Pustaka Malaysia. Logo ini terletak di pojok bawah sisi kanan tiap halaman naskah. Catatan lain yang terdapat dalam naskah yaitu catchword. Naskah HQ memiliki catchword atau alihan pada setiap halaman naskah pada ujung pias sebelah kiri. Meskipun demikian, terdapat halaman tanpa catchword karena penulisan berupa sya‟ir. Penulisan sya‟ir berbentuk kolom berbeda, sehingga tidak terdapat kata alihan.
11
3.3
Kritik Teks Secara keseluruhan, di dalam teks HQ ditemukan lima bentuk kesalahan salin tulis dan ketidakkonsistenan. Berikut penjelasan mengenai lima bentuk kesalahan salin tulis (Bani Sudardi: 2003: 56). 1.
Lakuna adalah pengurangan atau penghilangan huruf, kata, frasa, kalimat, dan paragraf pada teks.
2.
Adisi adalah penambahan huruf, kata, frasa, kalimat, dan paragraf pada teks.
3.
Substitusi adalah penggantian huruf, kata, frasa, kalimat, dan paragraf pada teks.
4.
Transposisi adalah pemindahan letak huruf, kata, frasa, kalimat, dan paragraf pada teks.
5.
Ditografi adalah perangkapan huruf, kata, frasa, klausa, kalimat, dan paragraf pada teks. Secara keseluruhan, ditemukan bentuk kesalahan salin tulis dan
ketidakkonsistenan penulisan dalam teks HQ yaitu berupa 198 kesalahan salin tulis dan 9 ketidakkonsistenan penulisan. Bentuk kesalahan salin tulis perinciannya yaitu 63 lakuna, 78 adisi, 43 substitusi, 7 ditografi, dan 7 transposisi, sedangkan ketidakkonsistenan penulisan terdiri dari 2 penulisan kata ulang, 5 penulisan kata, dan 2 penulisan ejaan. 4. Analisis Sastra Fantastik Cerita fantastik menekankan rasionalitas, mempermainkan nalar dengan kebimbangan untuk memilih antara penjelasan natural (rasional) dan penjelasan supranatural, serta tidak mempertentangkan kebaikan dengan kejahatan. Cerita fantastik tidak pernah mempermasalahkan apakah si makhluk supranatural mempunyai masalah eksistensial atau tidak. Cerita fantastik termasuk dalam kategori “seni untuk seni”, yang membebaskan diri dari semua beban, seperti puisi (Apsanti Djokosujatno, 2005: 82) Analisis sastra fantastik pada naskah HQ dilakukan berdasarkan pembacaan unsur instrinsik teks HQ. Melalui pembacaan unsur instrinsik tersebut diketahui bahwa terdapat unsur fantastik yang mendominasi yaitu
12
pengaruh kekuatan supranatural dalam penyatuan cinta anak raja. Kekuatan supranatural tersebut berupa kekuatan jin yang dapat membuat tokoh tidak sadar dan di bawah pengaruh ketaksadaran tokoh menimbulkan perasaan cinta yang luar biasa. Selain itu, kekuataan supranatural lain berasal dari cincin yang dikisahkan dalam teks tertukar dapat menjadi simbol bentuk kecintaan yang dirasakan kedua tokoh utama. Unsur instrinsik sastra fantastik dilakukan melalui kajian motif fantastik, dekor realis, narator, dan kejadian aneh pada teks HQ. Berdasarkan hal tersebut, diketahui bahwa motif fantastik memperoleh nilai berkat faktor penceritaan. Terdapat hal atau informasi yang pada awalnya meloncat dan menimbulkan kebimbangan, namun dijelaskan selanjutnya dalam cerita bahwa hal ini terjadi karena makhluk supranatural berupa jin. Melalui kajian unsur-unsur di atas, teks HQ dapat digolongkan sebagai sub-genre marvelous. Genre ini merujuk pada penceritaan yang akan datang, artinya masih melibatkan gejala yang tidak atau belum pernah terjadi, sehingga hukum alam yang baru harus dibuat untuk memperhitungkan gejala supranatural tersebut. Karakteristik teks HQ tersebut benar-benar murni imajiner dengan peristiwa fantastik sebagai dasar setting-nya menjadi indikator minimum marveolus. Penghadiran cerita jin dan cincin berkekuatan merupakan motif fantastik yang ditemukan dalam teks HQ. 5. Relevansi Teks HQ Teks HQ memiliki unsur supranatural yang melibatkan jin sehingga menyebabkan pengaruhnya meliputi manusia dalam keadaan tidak sadar. Hal inilah yang membuat peneliti tergugah untuk mengkaji konsep hipnotis dalam teks HQ dan masa kini. Peneliti mengasumsikan bahwa terdapat hubungan atau relevansi dengan konteks kekinian mengenai pemanfaatan kondisi tidak sadar manusia untuk melakukan sesuatu hal antara kisah Qamaruzzaman dengan konsep hipnotis. Hipnotis pada masa lalu sangat erat dengan dunia sihir, perdukunan, paranormal. Rentang waktu yang berlalu menjadikan ilmu tentang sihir berkembang seiring pesatnya ilmu pengetahuan. Pada kondisi tertentu,
13
fenomena hipnotis yang marak ini dapat diungkap lebih mendalam tentang kesejarahan dan hubungannya dengan dunia gaib dan sihir di masa lampau. Hal ini melibatkan beberapa elemen, di antaranya agama, ilmu pengetahuan, kesehatan, psikologi, metafisika, dan seni. Hypnosis sebenarnya tidak benar-benar membuat seseorang dalam kondisi tidur, walaupun dalam beberapa kasus terutama dalam hypnosis panggung kita melihat orang ditidurkan oleh penghipnotisnya, yang terjadi adalah di mana kondisi suyet (objek) berpindah dari kondisi sadar ke kondisi bawah sadar. Hipnotis kini marak digunakan sebagai salah satu alternatif penyelesaian masalah mulai dari masalah hiburan, kesehatan, hingga masalah pengasuhan anak. Akan tetapi, ilmu yang seharusnya digunakan dengan baik ini dimanfaatkan oleh orang tidak bertanggungjawab untuk kejahatan. Hipnotis jika dikaji lebih memiliki keterkaitan dengan apa yang dikisahkan dalam teks HQ. Hipnotis secara tradisional diungkapkan dengan tokoh supranatural yang melibatkan jin sehingga menyebabkan pengaruhnya meliputi manusia dalam keadaan tidak sadar. Pemanfaatan kondisi tidak sadar manusia untuk melakukan sesuatu hal dalam teks HQ tentang kisah Qamaruzzaman terdapat relevansi yang kuat dengan konsep hipnotis masa kini atau hipnotis modern. Meskipun pada kenyataannya, hipnotis pun membawa nilai positif dan negatif bagi masyarakat penggunanya. 6. Penutup 6.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian terhadap teks HQ dapat diperoleh simpulan sebagai berikut. 1.
Secara keseluruhan, ditemukan bentuk kesalahan salin tulis dan ketidakkonsistenan penulisan dalam teks HQ yaitu berupa 198 kesalahan salin tulis dan 9 ketidakkonsistenan penulisan. Bentuk kesalahan salin tulis perinciannya yaitu 63 lakuna, 78 adisi, 43 substitusi,
7
ditografi,
dan
7
transposisi,
sedangkan
ketidakkonsistenan penulisan terdiri dari 2 penulisan kata ulang, 5 penulisan kata, dan 2 penulisan ejaan.
14
2.
Teks HQ dapat digolongkan sebagai sub-genre marvelous. Berdasarkan kajian motif fantastik, dekor realis, narator, dan kejadian aneh pada teks HQ, dapat diperoleh bahwa motif fantastik memperoleh nilai berkat faktor penceritaan. Terdapat unsur fantastik yang mendominasi yaitu pengaruh kekuatan supranatural dalam penyatuan cinta anak raja. Kekuatan supranatural tersebut berupa kekuatan jin yang dapat membuat tokoh tidak sadar dan di bawah pengaruh ketaksadaran tokoh menimbulkan perasaan cinta yang luar biasa. Selain itu, cincin yang dikisahkan dalam teks tertukar dapat menjadi simbol bentuk kecintaan yang dirasakan kedua tokoh utama. Ada hal atau informasi yang pada awalnya berlubang dan menimbulkan kebimbangan, namun dijelaskan selanjutnya dalam cerita bahwa hal ini terjadi karena makhluk supranatural berupa jin. Karakteristik teks HQ tersebut benar-benar murni imajiner dengan peristiwa fantastik sebagai dasar setting-nya menjadi indikator minimum marveolus.
3.
Hipnotis memiliki keterkaitan dengan apa yang dikisahkan dalam teks HQ. Hipnotis secara tradisional diungkapkan dengan tokoh supranatural
yang
melibatkan
jin
sehingga
menyebabkan
pengaruhnya meliputi manusia dalam keadaan tidak sadar. Pemanfaatan kondisi tidak sadar manusia untuk melakukan sesuatu hal dalam teks HQ tentang kisah Qamaruzzaman terdapat relevansi yang kuat dengan konsep hipnotis masa kini atau hipnotis modern. Meskipun pada kenyataannya, hipnotis pun membawa nilai positif dan negatif bagi masyarakat penggunanya. 6.2 Saran Setelah peneliti menarik simpulan terhadap hasil penelitian, maka peneliti memberikan saran bagi pembaca yang menggali informasi dari penelitian ini sebagai berikut. 1.
Bagi para penikmat karya sastra, hendaknya dalam melakukan pembacaan terhadap karya sastra, khususnya karya sastra lama, tidak
15
terbatas pada pemaknaan teks yang disajikan oleh pengarang. Akan tetapi, pembacaan hendaknya dilakukan dengan mempertimbangan konteks yang berkaitan dengan karya tersebut. Harapan akan pemaknaan yang lebih luas dan menyeluruh terhadap karya akan tercapai apabila pembaca dapat menyikapi karya secara bijak. Karya tidak hanya dihadirkan pengarang tanpa suatu maksud tertentu. Dunia irasional, dunia yang tidak mengenal batas natural dan supranatural, dunia yang menghadirkan dunia tak kasat mata, tidak begitu saja hadir tanpa kedekatan tema dengan masyarakatnya. Penikmat sastra hendaknya mampu membaca makna di balik penggunaan tema, motif, dan penghadiran kembali cerita yang dekat dengan masyarakat pada karya tersebut. 2.
Bagi para peneliti lain dalam bidang sastra Indonesia, penelitian ini hanya mencakup salah satu unsur dari seluruh bagian cerita objek penelitian. Peneliti menyadari di dalam penelitian ini masih terdapat kekurangan dalam penyuntingan maupun pengkajian teks. Untuk itu, peneliti berharap penelitian ini dapat menjadi pemicu dalam pengembangan penelitian filologi
yang lebih lanjut. Masih
memungkinkan adanya beberapa penelitian lain untuk mengungkap permasalahan-permasalahan yang meliputi teks HQ. 3.
Bagi masyarakat pembaca, diharapkan penelitian ini dapat dirasakan manfaatnya. Dari hasil penelitian, didapati bahwa hal positif dan negatif dari perkembangan ilmu pengetahuan selalu meliputi perjalanannya. Filolog mencoba menghadirkan karya klasik ke hadapan pembaca, dilengkapi dengan kajiannya mengenai fenomena yang kini merebak di masyarakat tentang hipnotis. Pembaca hendaknya lebih waspada dan berhati-hati menghadapi fenomena hipnotis yang kini. Masyarakat awam terutama yang beragama Muslim, hipnotis kerap disalahtafsirkan hingga menjerumuskan ke dalam kemusyrikan. Masyarakat umum hendaknya juga berhati-hati akan pemanfaatan hipnotis untuk kriminalitas. Korban dapat terperdaya dengan memanfaatkan metode hipnotis.
16
7.
Daftar Pustaka Achadiati Ikram, et.al., 2001. Katalog Naskah Buton: Koleksi Abdul Mulku Zahari. Jakarta: Manassa - Yayasan Obor Indonesia. Amir Sutaarga, et.al. 1972. Katalogus Koleksi Naskah Melayu Museum Pusat Dep. P dan K. Jakarta: Departemen P & K. Apsanti Djokosujatno. 2005. Cerita Fantastik dalam Perspektif Genetik dan Struktural. Jakarta: Djambatan. Asep Yudha Wirajaya. 2007. “Katalogisasi dan Konservasi Naskah-naskah Jawa di Surakarta sebagai Upaya Penyelamatan Intangible Asset Bangsa”. Laporan Penelitian Beasiswa Unggulan Biro Perencanaan dan Kerja Sama Luar Negeri Sekretariat Jenderal Depdiknas. Surakarta: Universitas Sebelas Maret. Bani Sudardi. 2003. Penggarapan Naskah. Surakarta: BPSI. Behrend, T. E. (Ed.). 1998. Katalog Induk Naskah-Naskah Nusantara Jilid 4 Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia-Ecole Francaise D‟Extreme orient. Edi Subroto. 2007. Pengantar Metode Penelitian Linguistik Struktural. Surakarta: LPP UNS dan UNS Press. Edwar Djamaris. 2006. Metode Penelitian Filologi. Cetakan Kedua. Jakarta: CV Manasco. H.B. Sutopo. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: UNS Press. Howard, Joseph H. 1966. Malay Manuscripts a Bibliographical Guide. Kuala Lumpur: University of Malaya Library. Lexy J. Moleong. 1990. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. Loir, Henri Chambert dan Oman Fathurahman. 1999. Panduan Koleksi Naskah-Naskah Indonesia Sedunia: World Guide to Indonesian Manuscript Collections. Jakarta: Ecole Francaise D‟Extreme Orient dan Yayasan Obor Indonesia. Oman Fathurahman dan Munawar Holil. 2007. Katalog Naskah Ali Hasjmy Aceh, Catalog of Aceh Manuscripts: Ali Hasjmy Collection. Tokyo: Tokyo Universities of Foreign Studies. Poerwadarminta, W. J. S. 1976. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
17
Ricklefs, M.C & P. Voorhoeve. 1977. Indonesian Manuscripts in Great Britain: A Catalogue of Manuscripts in Indonesian Languages in British Public Collections. London: Oxford University Press. Risnawati. 2010. Representasi Fantasi Enam Cerpen Dalam Kumpulan Cerpen "Dunia di Kepala Alice" Karya Ucu Agustin Analisis Struktur Fantastik Dan Semiotika.( Skripsi). Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga Surabaya. Siti Baroroh Baried, et.al. 1994. Pengantar Teori Filologi. Yogyakarta: Badan Penelitian dan Publikasi Fakultas (BPPF) Seksi Filologi, Fakultas Sastra Universitas Gadjah Mada. Sri Wulan Rujiati Mulyadi. 1994. Kodikologi Melayu di Indonesia (Lembar Sastra Edisi Khusus No. 24). Depok: Fakultas Sastra Universitas Indonesia. Suwardi Endraswara. 2011. Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta: CAPS. Wieringa, E. P. (Ed). 1998. Catalogue of Malay and Minangkabau Manuscripts: in the Library of Leiden University and Other Collections in the Netherlands (volume one). Leiden: Legatum Warnerianum in Leiden University Library. Winarno Surakhmad. 1984. Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung: Tarsito.
Sumber Internet Istadiyantha. 2010. “Pedoman Transliterasi Arab Latin”. (www.istayn.file.wordpress.com) diakses peneliti pada 27 Juli 2012. __________. 2010. “Problematika Penelitian Filologi”. (www.istayn.file.wordpress.com) diakses peneliti pada 27 Juli 2012. Website Pustaka Digital Manuskrip Melayu. “Hikayat Qamaruzzaman MS 34.” (www.mymanuskrip.fsktm.um.edu.my.) diakses peneliti pada 28 November 2011.
18