Global Investment Perspective August 2009
Market/ Commodity US Despite Positive Earnings Surprises in Q2, Risk to Corporate Profit and Medium-Term Growth Remains High Europe Weak Earnings Growth and Labour Conditions AThreat to Growth Japan Hopes of Economic Recovery Starting in the NearTerm Weakened Emerging Markets Positive Developments Reflected in Higher Valuations for Emerging Asian Markets Asia ex-Japan Positive Newsflow Already Priced In Indonesia Positive Macroeconomic Data and Upward Trend in Commodity Prices Have Been Driving the Rally Oil Subdued Demand is Likely to Keep Oil Price Within US$50-70 Range
Interest Rate/ Fixed Income US Recommend A Neutral Position inTreasuries Relative to Cash
In July, the MSCI World Index rose 7.5% as global equity markets rallied on signs the economy may have reached the bottom and as positive earnings surprises lifted sentiment. Emerging markets surged 9.9% during the month, outperforming developed markets again (US +7.5% and Europe +9.3%), on the belief Asia will be the first region to emerge from the economic crisis.
Growth will be anaemic next year While the risk of a severe and prolonged economic slowdown has receded, the potential recovery in the second half of this year and 2010 isn’t likely to be strong. This is especially true of the developed world as structural issues remain and are likely to constrain consumer spending.
Valuations following rally less compelling Following the rally in the second quarter, valuations for equities and corporate debt are still attractive relative to historic levels but are no longer at the same very attractive levels as they were in the fourth quarter of 2008 or in February during the low point. As such, in the absence of compelling valuation buy signals, strong positions are not recommended as it makes forecasting relative market movements even more uncertain.
Eurozone Recommend Neutral Allocation in Euro Bonds Relative to Cash Investment Grade Valuation Less Appealing Following Pick-Up, but Still Attractive Versus Historic Levels
Real GDP growth conensus forecasts
2.0
2.1
7.2
0.8
0.4
3.4
2.7
2.6
1.9
1.4
0.0 -0.8
-2.0 -2.5 -4.0
-5.0
Brazil
India
-6.0 China
-6.2
-8.0
Eastern Europe
-4.4
-6.0
Russia
-2.6
Latin America
-4.0
-2.6
Asia ex-Japan
GBP Maintain Moderately Negative View as Economic Conditions and Public Finances Remain Weak
2.1
JP
EUR Rates Supportive Versus GBP
8.7 6.3
3.7
4.0
UK
USD Maintain Neutral Position asThere are No Visible Catalysts for A Sustained Trend
7.7
6.0
US
Currency
2010
6.5
World
Indonesia Further Rate Cut and Rupiah Strengthening are Positive for This Asset Class
2009
8.0 Annual real GDP growth (%)
Emerging-Market Debt Appealing Valuations, but Less So than Corporate Debt
10.0
Euro Zone
High Yield Reduced Overweight Position in Asset Class as Valuation Less Striking Than Earlier in the Year
JPY Retain Neutral Position as Uncertainties are on Both the Upside and the Downside IDR Received Support from the Rally in Equity Market and Strong Economic Background
DISCLAIMER. This document is prepared by HSBC Investment and distributed by HSBC through its Indonesian office. The views, numbers and any information contained in this document have not been reviewed in the light of anybody personal financial circumstances. The information is not and should not be construed as an offer to sell or a solicitation for an offer to buy any financial products, and should not be considered as investment advice. Past performance figures shown are not indicative of future performance. The relevant product offering documents should be read for further detail. Any forecast, projection or target where provided is indicative only and is not guaranteed in any way. We shall not be reliable for any direct, indirect or consequential loss arising from the use of or reliance on the information of this document. The opinions in this document constitute our present judgement, which therefore is subject to change without notice.
Perspektif Investasi Global Agustus 2009
Ulasan Pasar/ Komoditas Amerika Serikat Laporan Keuangan Membaik di Q2, Namun Risiko Menurunnya Laba Korporasi dan Pertumbuhan Ekonomi Jangka Menengah, Masih Tinggi Eropa Lemahnya Pertumbuhan Laba Korporasi dan Kondisi PasarTenaga Kerja, Menekan Pertumbuhan Ekonomi Jepang Melemahnya Harapan Ekonomi Akan Membaik Dalam Waktu Dekat Negara-negara Berkembang Berita-Berita Positif SudahTercermin Pada Valuasi Saham yang Naik Asia di luar Jepang Berita-Berita positif Sudah Tercermin di Harga Indonesia Data-Data Makroekonomi yang Positif dan Kenaikan Harga Komoditas Mendorong Kenaikan Pasar Minyak Bumi Permintaan yangTidak Meningkat Membuat Harga KemungkinanTetap di Kisaran 50 – 70 dolar AS
Suku Bunga/ Pendapatan Tetap Amerika Serikat Pandangan Netral Untuk Obligasi Pemerintah AS
Di bulan Juli, Indeks MSCI World naik 7,5% seiring dengan kenaikan pasar saham dunia karena adanya tanda-tanda dimana ekonomi mungkin sudah berada di titik terendah dan laporan keuangan yang positif membuat sentimen membaik. Pasar saham negara-negara berkembang naik 9,9% di bulan lalu, lebih tinggi dibandingkan kenaikan pasar saham negara-negara maju ( pasar Amerika Serikat (AS) naik 7,5% dan pasar Eropa naik 9,3%). Banyak yang melihat bahwa Asia akan menjadi wilayah yang pertama keluar dari krisis global ini.
Pertumbuhan tahun depan akan berjalan lambat Walaupun risiko terjadinya krisis ekonomi yang berkepanjangan sudah mengecil, namun perbaikan ekonomi di semester ke-2 tahun ini dan di tahun 2010 diperkirakan tidak akan besar, terutama di negara-negara maju dimana masalah struktural tetap ada dan kemungkinan masih menekan belanja domestik.
Valuasi Menjadi Kurang Menarik Seiring Terjadinya Rally di Pasar Valuasi saham dan obligasi korporasi masih menarik dibandingkan data historis, namun sudah tidak semenarik valuasi di Q4-08 atau di bulan February yang lalu, dimana pasar berada di titik rendahnya. Ditambah dengan pergerakan pasar yang tidak pasti, membuat kami tidak merekomendasikan pengambilan posisi yang agresif pada aset-aset berisiko.
Eropa Pandangan Netral Untuk Obligasi Eropa Dibandingkan Instrumen Likuid
Euro Tingkat Suku Bunga Lebih Mendukung Euro Dibandingkan Pound Poundsterling Mempertahankan Pandangan Moderat Negatif Karena Kondisi Ekonomi dan Pasar Finansial yang Masih Lemah. Yen Mempertahankan Pandangan Netral karena Ketidakpastian Masih Besar Rupiah Mendapatkan Dukungan dari Naiknya Pasar Saham dan Latar Belakang Ekonomi yang Kuat
8.7 6.3
7.2
6.0 3.7
4.0
2.1
2.0
2.1 0.8
0.4
3.4
2.7
2.6
1.9
1.4
0.0 -0.8
-2.0 -2.5 -4.0
-5.0
Brasil
India
-6.0 Cina
Amerika Latin
-6.2
-8.0
Eropa Timur
-4.4
-6.0
Rusia
-2.6
Asia di luar Jepang
-4.0
-2.6
Jepang
Dolar AS Tetap Berpandangan Netral KarenaTidak Ada Katalisator yang Dapat MemperlihatkanTren Pergerakan
7.7
6.5
Inggris
Mata Uang
2010
Zona Eropa (EU)
Indonesia Berlanjutnya Penurunan Suku Bunga dan Rupiah yang Menguat Memberikan Pengaruh Positif Pada Kelas Aset Ini
2009
8.0
Amerika Serikat
Negara-negara Berkembang Valuasi Menarik NamunTidak Sebaik Valuasi Obligasi Korporasi
10.0
Global
Obligasi HighYield Mengurangi Porsi Kelas Aset Ini Dalam Portofolio Karena Valuasi SudahTidak Semenarik Beberapa Waktu Lalu
Perkiraan Konsensus Pada Pertumbuhan PDB Riil Pertumbuhan Rata-Rata Tahunan PDB Riil (%)
Obligasi Investment Grade Valuasi Menjadi Kurang Menarik Sejak Pasar Rally, Namun Harga Masih Murah
CATATAN PENTING. Dokumen ini dipersiapkan oleh HSBC Investment dan didistribusikan oleh HSBC Indonesia. Gambaran-gambaran, angka-angka, dan seluruh informasi yang dimuat dalam dokumen ini tidak dipersiapkan sehubungan dengan keadaan keuangan perseorangan manapun. Informasi ini bukan dan tidak seharusnya dianggap sebagai suatu penawaran untuk menjual atau suatu ajakan untuk membeli suatu produk keuangan, dan tidak seharusnya dianggap sebagai suatu nasihat investasi. Kinerja masa lalu bukan merupakan indikasi kinerja masa depan. Dokumen penawaran atas produk terkait harus dipelajari secara lebih jauh. Setiap perkiraan, proyeksi, atau target yang ditampilkan di sini hanya merupakan suatu indikasi dan tidak dijamin dalam bentuk apapun. Kami tidak bertanggung jawab atas segala kerugian baik langsung, tidak langsung, ataupun sebagai konsekuensi yang timbul karena penggunaan dari dan ketergantungan atas informasi yang berasal dari dokumen ini. Opini-opini yang terdapat dalam dokumen ini mencerminkan keadaan saat ini, dan karenanya, dapat berubah, tanpa pemberitahuan.
Market US
Emerging Markets
The MSCI USA Index gained 7.5% in July, lifted by positive surprises in second quarter earnings. However, it should be remembered that earnings expectations for 2009 stood at extremely pessimistic levels, thereby making it easier to surprise on the upside. Therefore, while moving closer to a neutral stance for equities relative to cash as short-term momentum is improving, we retain an overall defensive stance given the still-high risks to corporate profits on a 6 to 12 months view.
The positive macroeconomic newsflow for Emerging Asia is reflected in higher valuations for the region. At the regional level, we are seeing more divergence in performance and valuations. Latin American performance has lagged in the rally compared with Asian markets. Therefore, within emerging markets we have a preference for Latin America relative to Emerging Asia on valuation grounds. Furthermore Latin America’s market may get advantage in the event rising commodity prices due to significant increase on the demand side.
Europe
Asia ex-Japan
Weakening labour market conditions continue to be a threat to consumption and to corporate profits in the medium to long term. Therefore, while we move closer to a neutral position in equities relative to cash, we are still defensive overall on UK and Eurozone equities relative to cash.
The market’s strong performance in July was largely driven by improving economic fundamentals and the belief that Asia has a fair chance of being among the first to emerge from the crisis. Nevertheless, we believe the positive newsflow is already reflected in relative valuations. We expect Asia ex Japan to perform in line with other developed markets.
Japan
Indonesia
Despite Positive Earnings Surprises in Q2, Risk to Corporate Profit and Medium-Term Growth Remains High
Weak Earnings Growth and Labour Conditions A Threat to Growth
Hopes of Economic Recovery Starting in the Near Term Weakened Ongoing weakness in economic data and the prime minister’s call for national elections on 30 August dampened hopes of a recovery starting in the near future. Meanwhile, Japanese equity valuations have become stretched following the recent rally. Given the ongoing uncertainty on Japan’s economic outlook, we reiterate our defensive stance on local equities relative to cash.
Commodity Oil
Subdued Demand is Likely to Keep Oil Price Within US$50-70 Range
Subdued demand is likely to keep the oil price fluctuating around the US$50-70 range for the rest of the year. That said, if OPEC reduces production, this could support oil prices. Also if the macro picture in the US were to deteriorate sharply, this could be negative for the USD and could force the price of USD-denominated commodities like oil higher.
The above views are SHORT TERM views (3 to 6 months) only. Positive Neutral Negative
Positive Developments Reflected in Higher Valuations for Emerging Asian Markets
Positive Newsflow Already Priced In
Positive Macroeconomic Data and Upward Trend in Commodity Prices Have Been Driving the Rally Indonesian equity market continued the rally last month by rising 14.63%. Successful election, consumer confidence that rose to the highest level in 4 years, and strong domestic consumption, all drove analysts to upgrade Indonesian growth projection and sent positive sentiment to the nation’s equity market. Furthermore, the eighth rate cut done by central bank after inflation was reported to slow further, provided support to interest rates related shares, on expectation lower interest rates may boost credit growth. The rise in commodity prices also played important role in driving JCI higher in July. However, recent rallies drive valuation higher, and increase the risk of profit taking. Therefore, we maintain our neutral view on this asset class.
Ulasan Pasar Amerika Serikat
Laporan Keuangan Membaik di Q2, Namun Risiko Menurunnya Laba Korporasi dan Pertumbuhan Ekonomi Jangka Menengah, Masih Tinggi
Indeks MSCI USA naik 7,5% di bulan Juli, dibantu oleh laporan keuangan Q2-09 yang secara mengejutkan lebih baik dari ekspektasi. Namun, harus diingat bahwa pasar memperkirakan laba korporasi untuk tahun 2009 masih sangat lemah, sehingga jika ada berita-berita positif di pasar, harga saham dapat naik dengan cepat. Walaupun pandangan jangka pendek kami untuk kelas aset ini sudah lebih baik dari sebelumnya, namun kami masih berhati-hati dalam mengambil posisi untuk 6 – 12 bulan ke depan, karena masih tingginya risiko menurunnya laba korporasi.
Eropa
Lemahnya Pertumbuhan Laba Korporasi dan Kondisi Pasar Tenaga Kerja, Menekan Pertumbuhan Ekonomi Kondisi di pasar tenaga kerja yang lemah terus menekan tingkat belanja konsumen dan laba korporasi dalam jangka menengah hingga jangka panjang. Sehingga kami tetap lebih memilih instrumen likuid dibandingkan saham-saham Inggris dan Eropa.
Jepang
Melemahnya Harapan Ekonomi Akan Membaik Dalam Waktu Dekat
Data-data ekonomi yang masih lemah dan rencana pemerintah untuk melakukan pemilu pada tanggal 30 Agustus mendatang, menurunkan harapan bahwa perbaikan ekonomi dapat dimulai dalam waktu dekat. Di sisi lain, kenaikan di pasar saham sudah membuat valuasi saham menjadi mahal. Dengan masih adanya ketidakpastian pada gambaran ekonomi Jepang, kami tetap lebih memilih instrumen likuid dibandingkan kelas aset ini.
Komoditas Minyak Bumi
Permintaan yang Tidak Meningkat Membuat Harga Kemungkinan Tetap di Kisaran 50 – 70 dolar AS
Permintaan yang tidak banyak berubah diperkirakan akan tetap membuat harga bergerak diantara kisaran 50 – 70 dolar AS sampai akhir tahun. Harga dapat naik jika OPEC mengurangi tingkat produksi. Selain itu, jika gambaran makroekonomi AS memburuk, maka hal ini dapat berdampak negatif pada dolar AS dan mendorong harga komoditas dalam denominasi AS (seperti minyak bumi) untuk naik.
Pandangan di atas adalah pandangan jangka pendek (3-6 bulan). Positive Neutral Negative
Negara-Negara Berkembang
Berita-Berita Positif Sudah Tercermin Valuasi Saham yang Naik
Data-data makroekonomi negara-negara berkembang Asia yang positif sudah tercermin di valuasi saham yang naik. Di tingkat regional, kami melihat pergerakan dan valuasi pasar mulai berbeda antara satu pasar dengan yang lain. Pasar saham di wilayah Amerika Latin naik lebih lambat dibandingkan pasar Asia di luar Jepang. Sehingga valuasi saham-saham Amerika Latin sekarang terlihat lebih menarik dibandingkan saham-saham Asia. Selain itu, saham-saham Amerika Latin bisa mendapatkan keuntungan jika harga komoditas naik karena permintaan yang meningkat tajam.
Asia di Luar Jepang
Berita-Berita positif Sudah Tercermin di Harga Pasar saham yang naik tajam di bulan Juli didukung oleh membaiknya fundamental ekonomi dan ekspektasi pasar bahwa Asia kemungkinan besar akan menjadi wilayah yang pertama keluar dari krisis. Namun, kami melihat bahwa berita-berita positif sudah tercermin pada tingkat valuasi yang sekarang. Kami memperkirakan pasar saham Asia di luar Jepang akan bergerak mengikuti pasar saham negara maju lainnya.
Indonesia
Data-Data Makroekonomi yang Positif dan Kenaikan Harga Komoditas Mendorong Kenaikan Pasar
Pasar saham Indonesia kembali naik 14,63% di bulan Juli. Suksesnya pemilu presidensial, tingkat kepercayaan konsumen yang naik ke tingkat tertinggi dalam 4 tahun, dan kuatnya konsumsi domestik, semuanya membuat analis-analis merevisi ke atas target pertumbuhan ekonomi. Hal ini memberikan sentimen positif pada IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan). Selain itu, suku bunga yang kembali di turunkan oleh bank sentral (untuk ke-8 kalinya), memberikan dukungan pada saham-saham yang berkaitan dengan tingkat suku bunga, dengan perkiraan bahwa suku bunga yang rendah dapat mendorong pertumbuhan kredit untuk naik. Meningkatnya harga komoditas juga merupakan faktor yang mendukung kenaikan IHSG di bulan lalu. Namun, rally yang terjadi sejak bulan Maret membuat valuasi menjadi mahal sehingga rentan terjadinya aksi ambil untung oleh investor. Sehingga, kami tetap mempertahankan pandangan netral untuk kelas aset ini.
Interest Rate/ Fixed Income
Suku Bunga/ Pendapatan Tetap
US
Amerika Serikat
While the fiscal position of the US is still a concern, given the sell-off in Treasuries prices year-to-date, we recognise that market valuations have improved and recommend a neutral position in government bonds relative to cash. However, in terms of relative return prospects, we prefer to hold corporate debt where valuations remain more attractive, rather than US Treasuries.
Walaupun anggaran keuangan AS di tingkat yang menguatirkan, namun koreksi di pasar obligasi dari awal tahun membuat valuasi menjadi relatif murah, sehingga kami memberikan pandangan netral untuk obligasi pemerintah terhadap instrumen likuid. Namun, jika dibandingkan tingkat pengembaliannya, kami lebih memilih obligasi korporasi karena valuasinya lebih menarik dibandingkan obligasi pemerintah.
Recommend A Neutral Position in Treasuries Relative to Cash
Eurozone
Recommend Neutral Allocation in Euro Bonds Relative to Cash Supply concerns could place pressure on Eurozone bond prices, as governments continue to issue record amounts of debt to support their economies. However, these concerns appear to be already reflected in bond prices leading us to recommend a neutral allocation in Eurozone government bonds versus cash.
Investment Grade
Valuation Less Appealing Following Pick-Up, but Still Attractive Versus Historic Levels Given the strong performance from corporate bonds this year, valuations are now less appealing, but nevertheless still attractive relative to longer term history. Therefore, we recommend a smaller overweight position in the asset class relative to earlier in the year.
High Yield
Reduced Overweight Position in Asset Class as Valuation Less Striking than Earlier in the Year After the very strong performance from high-yield debt, we recognise that valuations are less striking than earlier in the year. Therefore, we recommend a smaller overweight position in the asset class relative to earlier in the year.
Emerging-Market Debt
Appealing Valuations, but Less So Than Corporate Debt Valuations for the asset class are still attractive, and the resilience of the oil price and good economic readings from Asia are also supportive. However, on a valuation basis, the emerging debt segment does not compare favourably with corporate bonds, hence we reiterate our preference for the latter.
Indonesia
Further Rate Cut and Rupiah Strengthening are Positive for This Asset Class Slowing down inflation pace in July as consumer prices rose 3.65% from a year earlier in June compared with 6.04% in May, drove Bank Indonesia to cut its benchmark interest rates for the 8th times to 6.75%. Combined with strengthening rupiah and the highest yield in Asian region, increased investors’ appeal toward local debts. With successful election that lead to a stable political condition and strong economic background, we upgrade Indonesia’s credit rating from BB- to BB, three level below investment grade. However, recent rallies have made valuation to be expensive, and thus risk of profit taking is rising. As such, we maintain neutral view for this asset class.
Pandangan Netral Untuk Obligasi Pemerintah AS
Eropa
Pandangan Netral Untuk Obligasi Eropa Dibandingkan Instrumen Likuid Rencana pemerintah-pemerintah di wilayah Eropa dalam menambah jumlah obligasi untuk mendukung ekonomi, membuat pasar kuatir suplai obligasi akan meningkat dan menekan harganya. Namun risiko ini sudah tercermin pada harga obligasi, sehingga kami memberikan pandangan netral pada obligasi pemerintah Eropa terhadap instrumen likuid.
Obligasi Investment Grade
Valuasi Menjadi Kurang Menarik Sejak Pasar Rally, Namun Harga Masih Murah
Meningkatnya harga obligasi korporasi dari awal tahun membuat valuasi menjadi kurang menarik, namun masih murah jika dibandingkan dengan data historis. Sehingga kami merekomendasikan posisi overweight yang lebih kecil untuk kelas aset ini dibandingkan posisi beberapa bulan yang lalu.
Obligasi High Yield
Mengurangi Porsi Kelas Aset Ini Dalam Portofolio Karena Valuasi Sudah Tidak Semenarik Beberapa Waktu Lalu Kenaikan tajam pada harga obligasi high yield membuat valuasi menjadi kurang menarik dibandingkan valuasi di awal tahun. Sehingga, kami merekomendasikan pengurangan posisi kelas aset ini di dalam portofolio dari posisi awal tahun.
Negara-negara Berkembang
Valuasi Menarik Namun Tidak Sebaik Valuasi Obligasi Korporasi Valuasi untuk kelas aset ini masih menarik dan didukung oleh data ekonomi yang positif dan tidak terpengaruh oleh pergerakan harga minyak bumi. Namun valuasinya yang masih mahal membuat kami lebih memilih obligasi korporasi dibandingkan obligasi pemerintah di wilayah ini.
Indonesia
Berlanjutnya Penurunan Suku Bunga dan Rupiah yang Menguat Memberikan Pengaruh Positif Pada Kelas Aset Ini Kenaikan harga barang konsumen yang semakin pelan di bulan Juli mendorong Bank Indonesia kembali menurunkan suku bunga acuan BI untuk ke-8 kalinya menjadi 6,75% (sebagai referensi, inflasi naik 3,65% di bulan Juni, dibandingkan dengan kenaikan 6,04% di bulan Mei). Ditambah dengan menguatnya rupiah dan tingkat imbal hasil obligasi yang tertinggi di wilayah Asia, mendorong minat investor-investor terhadap obligasi pemerintah Indonesia terus membesar. Dengan suksesnya pemilu yang memperlihatkan kestabilan kondisi politik negara dan ekonomi yang kuat, kami menaikkan peringkat kredit Indonesia dari BB- menjadi BB. Namun, kenaikan yang terjadi belakangan ini sudah membuat valuasi menjadi mahal dan rentan terhadap terjadinya aksi ambil untung oleh investor-investor. Sehingga, kami tetap mempertahankan pandangan netral untuk kelas aset ini.
Currency
Mata Uang
USD
Dolar AS
Maintain Neutral Position as There are No Visible Catalysts for A Sustained Trend
On the positive side, recent economic data lends credence to the view that the US economy has passed the low point. On the negative side, any central bank sales would exert downward pressure on the USD and the US economic recovery faces challenges from weak consumption and labour market conditions. The counterbalancing and uncertain factors leave us continuing with our neutral view.
EUR
Rates Supportive Versus GBP Although nominal interest rates in the eurozone are relatively attractive and real interest rates are rising as CPI falls, support cannot be found from the macroeconomic picture where the timing of economic improvement is likely to lag that of other major economies. Overall we keep our neutral stance against the USD and marginal preference against the GBP, where real rates are lower.
GBP
Maintain Moderately Negative View as Economic Conditions and Public Finances Remain Weak Deteriorating UK public sector finances and a marginally unfavourable interest rate differential versus the EUR support a moderate preference for the EUR versus the GBP. Volatility is likely to remain high and we caution against taking any aggressive position.
JPY
Retain Neutral Position as Uncertainties are on Both the Upside and the Downside Better economic data (or at least less severe) might indicate support for the JPY but Japan remains a global laggard. Potential unwinding of speculative long positions and the uncertainty generated by the forthcoming election suggest downside risks to the JPY. With uncertainties on both the upside and downside, we retain our neutral position.
IDR
Received Support from the Rally in Equity Market and Strong Economic Background Rupiah strengthened 3.27% against the dollar last month, driven by the rally in local equity market. Furthermore, rising consumer confidence, a downward trend in inflation pace, and expectation president Yudhoyono has the highest probability of wining the presidential election, all sent positive sentiment to rupiah. However, rising risk aversion and risk of profit taking in local equity and bond markets, could potentially pressure rupiah in the future. Therefore we maint ain a neutral view for this currency.
T
500 700 (local) 64 700 (cellular) W www.hsbcpremier.co.id
For more information on Market Insight, Investment Ideas, and HSBC’s latest Relevant Products, please contact your Premier Relationship Manager to further discuss with them by experiencing
Tetap Berpandangan Netral Karena Tidak Ada Katalisator yang Dapat Memperlihatkan Tren Pergerakan Data-data ekonomi yang dikeluarkan belakangan ini memberikan gambaran bahwa kondisi ekonomi AS sudah melewati titik rendahnya. Namun rencana bank sentral untuk menambah jumlah obligasi di pasar dapat menekan dolar AS, dan perbaikan ekonomi AS masih tertekan oleh tingkat konsumsi dan pasar tenaga kerja yang lemah. Ketidakpastian ini membuat kami tetap mempertahankan pandangan netral untuk dolar AS.
Euro
Tingkat Suku Bunga Lebih Mendukung Euro Dibandingkan Pound Walaupun tingkat suku bunga nominal wilayah Eropa sudah menarik, namun suku bunga riil terus naik karena tekanan inflasi yang menurun. Selain itu, perbaikan ekonomi kelihatannya akan lebih pelan dibandingkan negara-negara maju lainnya, yang dimana dapat menekan mata uang ini. Secara umum, kami tetap mempertahankan pandangan netral untuk euro terhadap dolar AS, dan sedikit positif untuk poundsterling, karena suku bunga riil-nya lebih rendah daripada Eropa.
Poundsterling
Mempertahankan Pandangan Moderat Negatif Karena Kondisi Ekonomi dan Pasar Finansial yang Masih Lemah. Memburuknya sektor finansial Inggris dan suku bunga yang sedikit lebih rendah dibandingkan Eropa, membuat kami lebih memilih euro dibandingkan poundsterling. Tingkat volatilitas tetap tinggi dan kami sangat berhati-hati dalam mengambil posisi agresif.
Yen
Mempertahankan Pandangan Netral karena Ketidakpastian Masih Besar Data ekonomi yang membaik (paling tidak sudah naik dari titik rendahnya) memberikan dukungan pada nilai tukar yen. Namun harus diingat bahwa pertumbuhan ekonomi Jepang tetap lebih pelan daripada ekonomi global. Potensi terjadinya aksi ambil untung dan ketidakpastiaan pada hasil pemilu memberikan tekanan pada yen. Sehingga kami tetap mempertahankan pandangan netral.
Rupiah
Mendapatkan Dukungan dari Naiknya Pasar Saham dan Latar Belakang Ekonomi yang Kuat Rupiah menguat 3,27% terhadap dolar AS di bulan lalu, didukung oleh kenaikan di pasar saham Indonesia. Selain itu, bertambahnya tingkat kepercayaan konsumen, semakin rendahnya tekanan inflasi, dan ekspektasi presiden Yudhoyono akan kembali terpilih sebagai presiden, semuanya memberikan pengaruh positif pada rupiah. Namun, risiko membesarnya aksi pengurangan risiko dan kemungkinan terjadinya aksi ambil untung pada kenaikan harga saham dan obligasi oleh investor-investor, dapat menekan rupiah di waktu yang akan datang. Sehingga, kami tetap mempertahankan pandangan netral untuk mata uang ini.
The world’s local bank