BAB I PENDAHULUAN
1.1
Gambaran Umum Objek Penelitian
1.1.1
Nike Nike Inc. awalnya dikenal dengan nama Blue Ribbon Sports yang berkantor pusat di Oregon. Nike Inc. didirikan oleh Philip Knight yang merupakan seorang atlet lari bersama pelatihnya yang bernama Billy Bowerman pada 25 Januari tahun 1964. Pada masa awal berdirinya Nike di tahun 1964, perusahaan beroperasi sebagai distributor sepatu asal Jepang yang bernama Onitsuka Tiger hingga hubungan tersebut berakhir pada tahun 1971 (Marketeers, 2012:270). Pada tahun 1971, perusahaan mulai membuat produk sendiri dan menggunakan nama Nike untuk produknya, pada saat yang bersamaan hubungan sebagai distributor dengan perusahaan Onitsuka terputus. Nama Nike diusulkan oleh salah satu tenaga penjual pertama bernama Jeff Johnson. Logo Nike Inc. dapat dilihat pada Gambar 1.1. Bill dan Philip meminta bantuan mahasiswi desain grafis bernama Carolyn Davidson dan terciptalah logo “Swoosh” yang dikenal hingga saat ini (Marketeers, 2012:270).
Gambar 1.1 Logo Nike Inc. Sumber: Nike (2015)
Kata Nike berasal dari bahasa Yunani yang berarti kemenangan. Dalam sejarah bangsa Yunani terdapat dewi yang bernama Dewi Nike yaitu seorang dewi kemenangan atau keberhasilan. Nike diharapkan dapat berhasil
1
dan memberikan kemenangan pada semua orang, sehingga semua orang yang memakai produk Nike akan menjadi seorang pemenang (Fanadita, 2014). Makna dari logo Nike adalah sebagai berikut: (Fanadita, 2014). -
Swoosh Memberikan arti sebuah kecepatan dan gerakan.
-
Slogan Slogan “Just Do It” menyampaikan pesan “lakukanlah”. Lebih luasnya slogan ini memiliki arti ketika ingin meraih kemenangan dan keberhasilan, hanya cukup lakukanlah karena tidak akan pernah tahu apa yang ada di depan jika tidak melakukannya. Slogan “Just Do It” ini sangat mudah diingat dibenak konsumen.
Seiring waktu perusahaan melakukan ekspansi ke berbagai pasar, baik secara geografis maupun demografis. Tidak hanya itu, Nike juga melakukan beberapa diversifikasi produk agar dapat melayani kebutuhan konsumen, terutama di dunia olahraga. Nike terus mengikuti perkembangan konsumen dan memakai sejumlah endorser dari tokoh-tokoh olahragawan terkenal (Marketeers, 2012:271). Nike merupakan sport equipment companies dengan menawarkan produk yang menunjang beberapa kegiatan olahraga seperti Nike Basketball, Nike Golf, Nike Running, Nike Tennis, Nike Sportswear, dan Nike Football. (Nike, 2015). Produk Nike tersebar di beberapa negara di dunia seperti benua Afrika, Amerika, Asia, Eropa, dan Middle East. Pada benua Asia terdiri dari negara Australia, Hong Kong, India, Malaysia, New Zealand, Filipina, Singapura, Thailand, Korea, Jepang, Taiwan, China, dan salah satunya adalah Indonesia (Nike, 2015). Pihak-pihak yang mengelola pendistribusian sepatu Nike Indonesia antara lain adalah Nike Factory Store, Nike Store Indonesia, konter, outlet, dan website resmi Nike. Pendistribusian sepatu Nike menjadi lebih mudah
2
karena di Indonesia juga terdapat beberapa pabrik atau sentra produksi sendiri (Fadli, 2014).
1.1.2
Adidas Adidas berdiri pada 18 Agustus 1949 tepatnya di Herzogenaurach, Jerman didirikan oleh Adolf Adi Dassler. Produk perlengkapan olahraga yang ditawarkan oleh Adidas seperti sepatu, pakaian, dan beragam aksesoris pelengkap olahraga. Adidas Group mempekerjakan lebih dari 50.700 orang (31 Desember 2013) di lebih dari 160 negara dan menghasilkan 650 juta unit produk setiap tahunnya. (Adidas Group, 2015). Pada Desember 1997, perusahaan ini mengakuisisi Salomon Group dengan merek TaylorMade, Mavic dan Bonfire. Proses akuisisi tersebut menjadikan perusahaan ini kemudian berganti nama menjadi Adidas-Salomon AG. Pada tahun 2000 dengan manajemen baru, perusahaan semakin berusaha untuk terus mengembangkan perusahaan dengan program pertumbuhan dan efisiensi. Adidas mengakuisi Reebok pada Agustus 2005, penggabungan kedua merek ini semakin memberi keuntungan bagi perusahaan (Setya, 2015). Salomon Grup yang terdiri dari beberapa merek seperti TaylorMade, Mavic dan Bonfire, kemudian dijual ke Amer Sport pada bulan Oktober 2005. Sehingga Adidas Grup terfokus untuk produksi sepatu atletik dan pakaian olahraga. Hal tersebut menjadikan nama perusahaan kemudian berganti kembali menjadi Adidas AG pada bulan Mei 2006 (Setya, 2015). Rancangan baju dan sepatu yang diproduksi oleh perusahaan ini biasanya bergambar dengan bentuk tiga strip paralel dengan warna yang sama, motif yang serupa digunakan pula sebagai logo resmi Adidas dan dapat dilihat pada Gambar 1.2 (Adidas Group, 2015).
3
Gambar 1.2 Logo Adidas Sumber: Adidas (2015) Makna dari logo Adidas adalah sebagai berikut: (Indah, 2011) -
Adidas Nama “Adidas” berasal dari kombinasi nama pertama dan kedua pendiri perusahaan tersebut yaitu Adolf Dassler.
-
Three stripes Tiga balok miring yang membentuk tanjakan yang menggambarkan kekuatan, daya tahan serta masa depan.
-
Slogan Adidas mengubah slogannya pada Maret 2011 menjadi "Adidas is All In” memiliki arti bahwa Adidas dapat digunakan oleh semua kalangan konsumen, dapat digunakan untuk segala aktivitas dan dapat mendukung performa semua aktivitas. Sehingga produk Adidas dianggap memiliki spesifikasi yang lengkap untuk mendukung segala macam aktivitas. Selama lebih dari 80 tahun lamanya, grup Adidas telah menjadi bagian
dari dunia olahraga di segala bidangnya dengan menawarkan sepatu, pakaian serta beragam aksesori pelengkap olahraga yang bernilai seni pada setiap produknya. Pada November 2010, Adidas Group meluncurkan rencana strategi bisnis “Route 2015” dengan menggabungkan target khusus untuk semua merek, saluran penjualan, dan fungsi grup secara global (Adidas Group, 2015). Perusahaan percaya bahwa dengan inovasi dan teknologi terbaru dapat mengubah performa olahraga dunia.
4
Produk Adidas tersebar di beberapa negara pada benua Amerika, Asia Pasifik, Eropa, Middle East, dan Afrika. Pada Asia Pasifik terdiri dari negara Australia, China, Hong Kong, India, Jepang, Korea, Malaysia, New Zealand, Filipina, Singapura, Taiwan, Thailand, Vietnam, dan negara Indonesia menjadi salah satunya (Adidas, 2015).
1.2
Latar Belakang Penelitian Persaingan bisnis yang sangat ketat menuntut setiap produsen untuk senantiasa melakukan upaya agar dapat tetap mempertahankan pasar, terlebih didukung oleh teknologi yang terus menerus berkembang. Peningkatan kualitas produk yang ditawarkan menjadi perhatian khusus bagi perusahaan, hal ini karena salah satu alat yang dapat digunakan untuk mencapai keunggulan kompetitif bagi perusahaan adalah kualitas produk (Kotler dan Keller, 2012: 153). Menurut Porter (dalam Irsyad) pada 26 Agustus 2010 menyatakan bahwa dalam persaingan global, suatu perusahaan dapat bertahan dan unggul hanya jika memiliki keunggulan atas biaya (cost-based advantage) yang mencerminkan bahwa perusahaan beroperasi secara efisien dan keunggulan atas produk (product-based advantage) dimana perusahaan senantiasa melakukan pengembangan produk-produk baru yang inovatif. Selera konsumen yang terus-menerus berkembang dan berubah-ubah menjadi sebuah tantangan yang harus diperhatikan. Salah satu strategi yang dapat dilakukan yaitu dengan selalu mencari tahu serta memahami perilaku konsumen (Irsyad, 2010). Adi Widiatmo Mangunadikusumo (dalam Pramudyo) pada tanggal 14 Agustus 2009 mengungkapkan, bahwa olahraga telah berperan fungsi sebagai media promosi dan kampanye pemasaran, baik itu menjadi ajang sasaran pasar maupun sebagai komoditi (Pramudyo, 2009).
5
Olahraga yang kian hari kian diminati adalah olahraga lari. Hal tersebut terlihat dari event lari yang mengalami peningkatan jumlah event setiap tahunnya. (Aprilia, 2014). Awalnya, lari merupakan olahraga yang murah karena tidak memerlukan alat khusus untuk digunakan dan lari juga dapat dilakukan dimanapun tidak terpaku di lapangan luas saja. Aktivitas lari menjadi kegiatan yang menyenangkan, tidak lagi dilakukan sendiri tetapi juga bersama temanteman. Akhir-akhir ini berbagai event lari pun bermunculan dengan tema berbeda-beda, dan banyaknya peserta yang tergabung di dalamnya. Peserta yang berasal dari luar kota berdatangan untuk berpartisipasi dalam event ini. Mayoritas peserta yang hadir menggunakan peralatan dengan merek alat atribut olahraga terkemuka yang juga tergolong mahal. Misalnya, penggunaan perlengkapan olahraga dari merek-merek ternama seperti Nike, Adidas, Puma, New Balance, Asics, Reebok, Ardiles, K Swiss, Umbro, dan Filla (Simanjuntak, 2014). Penggunaan atribut tersebut membuat olahraga lari tidak lagi menjadi olahraga yang murah tetapi menjadi olahraga dengan membutuhkan biaya besar. Hal ini mungkin terjadi karena saat ini olahraga lari telah menjadi sebuah fenomena sosial, yakni sebagai ajang sosialisasi dan eksistensi diri. Walaupun tidak semua orang yang mengikuti olahraga ini menggunakan atribut-atribut mahal, namun olahraga lari di era ini merupakan sebuah fenomena transformasi fungsi dari olahraga untuk kesehatan menjadi olahraga untuk gaya hidup (Simanjuntak, 2014). Berawal dari tahun 2012 hingga saat ini, olahraga lari sedang booming, hal ini berbanding lurus dengan running apparel dari merek olahraga terkemuka yang diminati oleh para remaja (KA, 2014). Tingginya minat olahraga lari menjadikan perusahaan penyedia sport equipment harus lebih peka terhadap kebutuhan pasar akan atribut-atribut yang menunjang olahraga lari. 6
Nike Adidas VF Corporation Puma Asics Amer Sports New Balance Jarden Quiksilver Mizuno Columbia Sportswear Billabong
27,8 19,95 7 4,38 3,2 2,94 2,73 2,72 1,81 1,78 1,68 1,35 0
5
10
15
20
25
30
Revenue (in billion U.S. Dollars)
Gambar 1.3 Market Share Sportswear / Sporting goods companies ranked by worldwide revenue in 2013/2014 (in billion U.S. dollars) Sumber: (Statista, 2014)
Gambar 1.3 memperlihatkan bahwa terdapat beberapa perusahaan penyedia perlengkapan olahraga yang menguasai pangsa pasar di dunia dilihat dari besarnya jumlah pendapatan perusahaan pada tahun 2013/2014. Nike dan Adidas menduduki dua peringkat teratas dengan jumlah pendapatan $27,8 billion untuk Nike dan $19,95 billion untuk Adidas, di dua peringkat terbawah diduduki oleh Columbia Sportswear dengan jumlah pendapatan sebesar $1,68 billion dan Billabong sebesar $1,35 billion (Statista, 2014). Merek Nike dan Adidas merupakan perusahaan yang menjual perlengkapan atau barang-barang olahraga yang paling dominan di seluruh dunia dengan pendapatan gabungan hampir $50 billion pada tahun 2013/2014. Sebagian besar pendapatan Nike berasal dari penjualan produk footwear dan pendapatan yang dihasilkan dari segmen ini mencapai hampir $15 billion pada
7
tahun 2013 dibandingkan dengan $9,46 billion yang dihasilkan oleh Adidas di sektor yang sama (Statista, 2014). Persaingan diantara Nike, Adidas, dan Puma terlihat dari tingkat pendapatan yang dihasilkan oleh ketiga produsen footwear tersebut (Statista, 2014). Berikut besaran pendapatan dari ketiga perusahaan, diantaranya:
Gambar 1.4 Revenue from Footwear Segment of Nike, Adidas, and Puma from 2011 to 2014 (in billion US dollars) Sumber: (Statista, 2014) Berdasarkan Gambar 1.4 menjelaskan bahwa pendapatan yang dihasilkan oleh Nike selalu lebih dari $10 billion setiap tahunny, untuk Adidas berada pada range
$5-$10 billion, sedangkan Puma selalu mendapati
pendapatan yang lebih rendah dibandingkan dengan Nike dan Adidas. Maka dari itu, terlihat bahwa produsen penyedia perlengkapan olahraga yang paling mendominasi adalah Nike dan Adidas. Menurut trainer fitnes Nano Oerip (dalam Kartika) pada 30 Desember 2013, mengungkapkan bahwa dikalangan tertentu olahraga lari sudah menjadi gaya hidup. Jadi meski sudah bergeser pun, olahraga lari diprediksikan tetap menjadi olahraga yang diminati. Jika dilihat dari trennya, pada tahun-tahun
8
mendatang olahraga lari masih menyerap animo apalagi pada tahun 2014 sudah dijadwalkan sejumlah lomba lari (Kartika, 2013).
Grafik Minat Olahraga Lari di Indonesia
Gambar 1.5 Grafik Minat Olahraga Lari di Indonesia Sumber: Google Trends (2015) Gambar 1.5 merupakan grafik minat olahraga lari di Indonesia dari tahun 2009 hingga 2015. Terlihat bahwa setiap tahunnya dimulai sejak 2009, minat olahraga lari semakin meningkat. Pada tahun 2009 sebanyak 218, tahun 2010 sebanyak 295, tahun 2011 sebanyak 376, tahun 2012 sebanyak 391, tahun 2013 sebanyak 548, dan tahun 2014 sebanyak 784. Untuk tahun 2015 dari bulan Januari hingga April, minat terhadap olahraga lari sudah mencapai 277. Tools Google Trends ini dapat digunakan untuk mengetahui topik yang sedang trend di internet. Google trends selalu menampilkan update terbaru hal-hal yang sedang hangat dan banyak dicari di internet (Maxmanroe, 2015). Minat olahraga lari di Indonesia pun semakin terlihat jelas dari banyaknya acara-acara lari yang diadakan setiap tahunnya. Berdasarkan hasil wawancara dengan Agriansyah Ramadhan (3 April 2015) selaku koordinator pelari kampus se-Bandung, mengatakan bahwa atmosphere lari mulai digemari masyarakat Indonesia pada tahun 2012 dan masih tetap bertahan hingga tahun 2015 ini. Walaupun sebenarnya acara-acara
9
lari sudah ada dari dahulu, namun hanya para atlet saja yang menjadi peminat acara-acara tersebut. Melihat animo masyarakat terhadap olahraga lari yang kian meningkat, menjadikan perkembangan event lari di Indonesia menjadi semakin meningkat juga.
Event Lari di Indonesia 70 60 50 40 30 20 10 0
65
61
Q2 2014
Q3 2014
66
48 28 10
1
3
Q1 2012
Q2 2012
Q3 2012
15 4 Q1 2013
Q2 2013
Q3 2013
Q1 2014
Q1 2015
Gambar 1.6 Event Lari di Indonesia Sumber: Data yang telah diolah, 2015
Gambar 1.6 dapat dilihat grafik acara-acara lari di Indonesia dari tahun 2012 hingga 2015 kuartal pertama. Jumlah acara lari yang ada di Indonesia tiap tahunnya mengalami peningkatan, terutama pada tahun 2014 yang dalam satu tahunnya terselenggara 154 acara. Acara olahraga lari semakin diminati oleh masyarakat, terlihat dari jumlah acara lari pada bulan Januari hingga April 2015 yang sudah mencapai 66 acara. Menurut Reza Puspo sebagai pendiri komunitas lari terbesar di Indonesia yaitu Indorunners (dalam Triananda) pada 21 Januari 2015, mengemukakan semakin maraknya ajang kompetisi lari menandakan bahwa olahraga lari akan semakin diminati di tahun 2015 ini (Triananda, 2015). Perusahaan penyedia perlengkapan olahraga tersebut sudah mulai membuat sport event di Indonesia, beberapa contohnya seperti acara 10
#BAJAKJKT yang diselenggarakan oleh Nike, King of The Road yang diselenggarakan oleh Adidas, dan acara lomba lari Grip The Road oleh League (Dunia Lari, 2015). Hal tersebut dapat dikatakan sebagai salah satu wujud untuk meningkatkan brand awareness masyarakat. Dengan adanya fenomena lari ini, maka dibutuhkan pula sebuah produk yang dapat mendukungnya. Salah satu perlengkapan paling penting yang menunjung kegiatan olahraga lari adalah sepatu, karena pemilihan sepatu yang tepat akan memberikan kenyamanan dan keamanan pada saat dipakai (Anderson & Rustam, 2015). Tabel 1.1 Top Brand Award Sepatu Lari 2015 2015 Merek
Top Brand Index
Nike
30,3% (TOP)
Adidas
23,3% (TOP)
Reebok
6,3%
Bata
4,3%
Eagle
3,7%
Ardiles
3,7%
Sumber: (Top Brand Award, 2015) Tabel 1.1 menjelaskan bahwa pada tahun 2015, Nike dan Adidas masuk ke dalam kategori sepatu lari di Top Brand Award Indonesia. Pada tahun 2015, Nike berada pada peringkat pertama dan Adidas pada peringkat kedua dengan perbedaan presentasi sebesar 7%. Penilaian yang dilakukan oleh Top Brand didasarkan atas hasil riset terhadap konsumen Indonesia. Pemilihan oleh konsumen ini dilakukan melalui survei dari Frontier Consulting Group pada sebelas kota besar di Indonesia (Top Brand Award, 2015).
11
Konsep sebuah produk menyatakan bahwa konsumen akan menyukai sebuah produk yang menawarkan kualitas, kinerja, dan fitur-fitur inovatif yang terbaik. Berdasarkan konsep ini, strategi pemasaran berfokus pada perbaikan produk yang berkelanjutan (Kotler dan Keller, 2012: 40). Dalam berlari dibutuhkan sepatu lari yang memiliki kualitas yang baik dan perlu pertimbangan dalam memilihnya, ini dilakukan untuk menghindari terjadinya cedera. Terdapat enam kategori sepatu lari terbaik, diantaranya: (Watrous, 2010) 1. Fit atau kesesuaian panjang dan lebar kaki dengan ukuran sepatu. 2. Cushioning atau bantalan sepatu lari, 3. Stabilitas dan fleksibilitas. 4. Breathability (memiliki ventilasi udara yang baik agar kaki tidak terasa panas dan berkeringat), 5. Weight (sepatu lari yang ringan akan meningkatkan kekuatan berlari penggunanya). Tujuan dasar dari memakai sepatu lari adalah untuk mengurangi dampak pendaratan kaki, sangat penting bahwa sepatu yang dipilih adalah seimbang, sempurna dan tidak mengakibatkan ketidaknyamanan saat berlari (Wardayati, 2014). Beberapa hal yang harus diperhatikan pada pemilihan sepatu lari adalah sebagai berikut: -
Kinerja teknologi sepatu (seperti fleksibilitas, responsivitas, ringan, dan meningkatkan stabilitas),
-
Bantalan sepatu yang lembut,
-
Sepatu lari yang empuk,
-
Kesesuaian sepatu lari dengan kaki dan kualitas sepatu, dan
-
Nyaman dan cocok dengan tujuan pembeli. Berdasarkan penelitian Novianti (2011) menyatakan bahwa variabel
kualitas produk memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap minat pembelian sepatu olahraga Adidas dibandingkan variabel harga dan variabel 12
endorser selebritis. Variabel kualitas produk memberikan pengaruh sebesar 56,5%, setelah itu variabel peran harga memberikan pengaruh sebesar 26,9%, dan endorser selebritis terhadap minat pembelian sepatu olahraga Adidas sebesar 9,6%. Agar lebih mendukung bahwa kualitas produk merupakan faktor penting dalam mempengaruhi minat beli konsumen, maka dilakukan sebuah mini survei kepada 30 responden mengenai hal yang biasanya menjadi pertimbangan konsumen saat memutuskan untuk membeli atau memilih sepatu lari.
Mini Survey Kualitas produk 17%
30%
18% 13%
22%
Harga Kemudahan mendapatkan produk Promosi Brand sudah terkenal
Gambar 1.7 Hasil Mini Survei Sumber: (Survey Monkey, 2015) Dari Gambar 1.7 merupakan hasil mini survey kepada 30 orang responden mengenai hal-hal yang menjadi pertimbangan konsumen dalam membeli atau memilih sepatu lari, dan didapatkan hasil: 1. Kualitas produk memiliki presentase sebesar 30%, maka responden memilih sepatu lari karena sepatu lari berkualitas, seperti kenyamanan, fungsi sepatu, desain sepatu, teknologi sole, daya tahan sepatu, dan sebagainya. 2. Harga memiliki presentase sebesar 22%, maka responden memilih sepatu lari karena harga yang ditawarkan terjangkau.
13
3. Promosi memiliki presentase sebesar 18%, maka responden memilih sepatu lari karena promosi yang dilakukan oleh para produsen sepatu lari menarik seperti diskon, iklan, dan sebagainya. 4. Brand yang kuat memiliki presentase sebesar 17%, maka responden memilih sepatu lari karena brand sepatu lari yang sudah terkenal. 5. Kemudahan responden dalam mendapatkan produk sepatu lari memiliki presentase sebesar 13%. Di Indonesia, Bandung dikenal sebagai salah satu kota metropolitan. Di Jawa Barat, Bandung merupakan kota terbesar sekaligus ibu kota provinsi. Bandung merupakan salah satu tujuan wisatawan, mulai dari wisata belanja, fesyen, dan kuliner (Riswan, 2014). Sepatu merupakan salah satu produk fesyen. Berdasarkan wawancara dengan Bapak Achmad Yusuf Komarudin selaku Supervisor Adidas Store di Bandung dan Ade Ansori selaku pegawai Nike Store Bandung mengungkapkan bahwa Bandung merupakan kota dengan potensi yang cukup besar dilihat dari pendapatan tiap tahun yang terus meningkat. Salah satu alasan lainnya adalah banyaknya pendatang domestik yang datang ke Bandung dan menyempatkan waktu untuk berbelanja di store Nike dan Adidas. Berikut
data
penjualan
produk
olahraga
yang
menghasilkan
pendapatan dari yang terbesar hingga yang terkecil pada Nike dan Adidas: (Pegawai Nike Store Bandung & Supervisor Adidas Store Bandung, 2015) Nike:
Adidas:
Running Shoes
Running Shoes
Football Shoes
Tennis shoes
Casual Shoes
Outdoor Shoes
Basketball Shoes
Classic Shoes (tipe original)
Tennis Shoes
Football Shoes
14
Tabel 1.2 Perbandingan Sepatu Lari Nike dan Adidas Running Shoes Tipe
Nike
Sepatu
Lari
Adidas
Motion Control:
Motion Control:
Didesain untuk mengurangi dan mengontrol efek dari gerakan kaki.
Didesain untuk mengurangi dan mengontrol efek dari gerakan kaki.
(Klosowski,
-
Nike Free Run
-
Adidas Supernova Glide 5
2013)
-
Nike Lunarglide
-
Adidas Energy Boost
-
Nike Vomero Zoom
-
Adidas Supernova Sequence
(Sumber: Nike Store Bandung)
(Sumber: Pegawai Mitra Adi Perkasa)
Stability:
Stability:
Tipe ini ditujukan untuk kaki yang jatuh terlalu dalam atau
Tipe ini ditujukan untuk kaki yang jatuh terlalu dalam atau
overpronate. Tentunya tipe sepatu lari stability berfungsi untuk
overpronate. Tentunya tipe sepatu lari stability berfungsi untuk
menjaga posisi kaki agar tidak bergeser di dalam sepatu.
menjaga posisi kaki agar tidak bergeser di dalam sepatu.
-
Nike LunarGlide 6 & 6 iD
-
Supernova Sequence Boost
-
Nike LunarGlide 6 Flash
-
Supernova Sequence Boost 7
-
Nike LunarGlide 6 Glow
-
Supernova Sequence 7
-
Nike LunarEclipse 4
-
Adidas Revenge Boost 2
-
Nike LunarEclipse 5
-
Adidas Adistar Boost
-
Nike Air Zoom Structure 18
(Sumber: Pegawai Mitra Adi Perkasa)
-
Nike Air Zoom Structure 18 iD
-
Nike Air Zoom Structure 18 Flash
-
Nike Air Zoom Structure 18 Flash iD
-
Nike Flyknit Lunar 3
-
Nike Air Zoom Fly 2 (Sumber: Nike Store Bandung)
Bersambung 15
Tabel Sambungan 1.2 Running Shoes
Nike
Adidas
Cushioned/Neutral:
Cushioned/Neutral:
Sangat berguna untuk tipe kaki yang jatuh tegak lurus. Bantalan
Sangat berguna untuk tipe kaki yang jatuh tegak lurus. Bantalan
pada sepatu lari ini didesain untuk meredam benturan antara kaki
pada sepatu lari ini didesain untuk meredam benturan antara kaki
ketika menginjak jalanan atau tanah. Tipe sepatu seperti ini
ketika menginjak jalanan atau tanah. Tipe sepatu seperti ini
biasanya digunakan untuk lari jarak jauh.
biasanya digunakan untuk lari jarak jauh.
-
Nike Flyknit Air Max
-
Adidas Energy Boost ESM
-
Nike Air Max 2014
-
Adidas Energy Boost 2
-
Nike Air Max 2015
-
Adidas Ultra Boost
-
Nike Air Max 2015 iD
-
Adidas Adistar Boost
-
Nike Air Max 2015 Reflective
-
Adidas Springblade
-
Nike Air Max Tailwind 7
-
Adidas Adizero Prime Finesse
-
Nike LunarTempo
-
Adidas Adizero Prime Accelerator
-
Nike Dual Fusion Run 3
-
Adidas Adizero Cadience 2
-
Nike Air Zoom Elite 7
-
Adidas Adizero Feather Prime
-
Nike Air Zoom Pegasus 31
-
Adidas Adizero Adios Boost 2
-
Nike Air Zoom Pegasus 31 Flash iD
-
Adidas Adizero Tempo 7
-
Nike Air Zoom Pegasus 31 iD
-
Adidas Adizero Boston
-
Nike Air Zoom Pegasus 30
-
Adidas Adizero Boston Boost 5
-
Nike Flyknit Lunar 2
-
Adidas Adizero Ambition
-
Nike Flyknit Lunar 3
-
Adidas Supernova Glide 7
-
Nike Flyknit Lunar 3 iD
-
Adidas Response Boost
-
Nike Air Zoom Vomero 7
-
Adidas Revenge Boost
-
Nike Air Zoom Vomero 8
-
Adidas Sonic Boost
-
Nike Air Zoom Vomero 9
-
Adidas Duramo 6
Bersambung 16
Tabel Sambungan 1.2 Running Shoes
Nike
Adidas
(Sumber: Nike Store Bandung)
-
Adidas Canadia
-
Climacool Fresh 2.0
(Sumber: Pegawai Mitra Adi Perkasa) Minimalist/Barefoot:
Minimalist/Barefoot:
Sepatu ini cenderung memiliki sedikit atau tidak ada bantalan. Hal
Sepatu ini cenderung memiliki sedikit atau tidak ada bantalan. Hal
ini dimaksudkan untuk meniru bertelanjang kaki, jadi dapat berlari
ini dimaksudkan untuk meniru bertelanjang kaki, jadi dapat berlari
dengan
dengan
semaksimal
mungkin
namun
tetap
memberikan
semaksimal
mungkin
namun
perlindungan.
perlindungan.
- Nike Free 3.0 Flyknit
-
- Nike Free 4.0
- Adidas Adipure Adapt
- Nike Free 4.0 iD
- Adidas Adipure Motion
- Nike Free 4.0 Flyknit
- Adidas Adipure Ride
- Nike Free 4.0 Flyknit iD
(Sumber: Pegawai Mitra Adi Perkasa)
tetap
memberikan
Adidas Adipure Gazelle
- Nike Free N7 4.0 Flyknit - Nike Free 4.0 V5 - Nike Free 5.0 - Nike Free 5.0 iD - Nike Free 5.0 Flash - Nike Free 5.0 Flash iD - Nike Free 5.0 Print - Nike Free Express - Nike Flex Run 2015 (Sumber: Nike Store Bandung)
Bersambung 17
Tabel Sambungan 1.2 Running Shoes Harga (range
harga
Nike
Adidas
Rp. 800.000,- s/d Rp. 2.799.000,-
Rp. 700.000,- s/d Rp.2.499.000,-
(sumber: pegawai Nike Store Bandung)
(sumber: pegawai Adidas Store Bandung)
Nike Free
Adidas Boost: Bantalan boost dibuat dari teknologi berbahan
Sela-sela bantalah sol bawah dibuat berjarak sehingga sepatu lebih
sterofoam yang memberikan pengembalian energi yang optimal,
fleksibel, dan memungkinkan otot-otot kaki mendapatkan kekuatan.
mampu meredam tekanan pada kaki, dan mempercepat langkah dari
Nike Free diperuntukkan bagi orang-orang yang menyukai lari
pelari (Adidas, 2015).
yang ditawarkan) Teknologi
tanpa sepatu karena dibuat dari bahan yang ringan dan bantalan yang tipis. Macam-macam Nike Free seperti Nike Free 3.0 (4mm), 4.0 (6mm), dan 5.0 (8mm), semakin kecil angkanya maka semakin tipis bantalan sole nya. (Sumber: Anggota komunitas lari Tunners Telkom dan BR20, Bandung)
Springblade: Sole bawah yang berbentuk seperti mata pusau. Teknologi mata pisau progresif menampilkan 16 mata pisau yang mengarah ke depan, dibuat dari bahan polymer berteknologi tinggi. Mata pisau elastis ini secara cepat bereaksi kepada segala jenis lingkungan dan melepaskan energi untuk menciptakan dorongan yang efisien layaknya memiliki pegas di telapak kaki, dan digunakan untuk lari
Nike Lunarlon
jarak jauh (Jawa Pos National Network, 2014).
Bantalan sole lebih lembut dan responsive, bantalan lebih tebal untuk footstrike. Sepatu dengan teknologi ini dapat digunakan untuk latihan harian atau balap, serta dapat meningkatkan stabilitas. (Sumber: Anggota komunitas lari Tunners Telkom dan BR20, Bandung)
Bersambung 18
Tabel Sambungan 1.2 Running Shoes
Nike
Adidas Adidas Prime Knit : Teknologi upper sepatu yang berbahan rajut yang di desain agar mampu menggabungkan kenyamanan dan responsivitas agar pengguna merasa seperti lari dengan telanjang kaki karena sepatu menjadi ringan dengan bobot sebesar 165 gram dan standar berat
Nike Air Max Bantalan sol membuat sepatu lebih ringan, stabil, dan durable
tersebut tidak berubah karena setiap benang rajutan dilapisi dengan tingkat akurasi tinggi sehingga kedap air (Adidas, 2015).
(tahan lama) karena sol bawah lebih tebal dan terdapat udara di selah-selah sol bawah. Air Sole terletak di midsole bagian bawah tumit, kaki depan atau di kedua daerah. Sole sepatu Nike Air berfungsi untuk mengurangi dampak kekuatan pijakan kaki saat berlari. Air Sole akan kembali ke bentuk aslinya sesuai volume awal, dan siap menerima dampak kekuatan pijakan kaki berikutnya. (Sumber: Anggota komunitas lari Tunners Telkom dan BR20, Bandung)
Micoach Smart Run Watch Teknologi ini dirancang untuk membantu pelari memaksimalkan latihannya setiap kali menggunakan sepatu Adidas (Adidas, 2015). Memberikan sensor denyut jantung, kecepatan lari, jarak tempuh, tingkat langkah, rute lari berbasis GPS, bluetooth 4.0. Display: 1.45” full color transflective TFT LCD, 184px x 184px touch screen Battery: 410mAh lithium ion, charging time max. 4 hours. Materials: tali yang lembut dengan sentuhan bahan silikon, stainless
Nike Zoom Bantalan untuk stabilitas lari yang lebih lama terutama pada
steel bezel, buckle and detailing, magnesium backplate. Weight: 2.8 ons.
gerakan multi-arah, biasanya digunakan untuk lari jarak jauh.
Bersambung 19
Tabel Sambungan 1.2 Running Shoes
Nike
Adidas
Teknologi sole nike zoom ini memberikan nuansa yang super responsif dan peningkatan kesadaran permukaan pijakan yang menggunakannya. (Sumber: Anggota komunitas lari Tunners Telkom dan BR20, Bandung) Micoach miCoach diibaratkan bekerja sebagai personal trainer, dengan memberikan panduan secara audible untuk menuntun pengguna menyesuaikan kinerja langkah kaki dan kapasitas jantung. Selanjutnya, miCoach akan memberikan instruksi untuk mempercepat atau memperlambat kecepatan berlari berdasarkan Nike Flyknit
hasil sensor yang diterima oleh alat pelengkap yang dipasangkan
Teknologi lapisan atas sepatu dibuat dari benang berkualitas tinggi
dibagian kaki (Darmawan, 2010).
yang dirajut sehingga sepatu menjadi lebih ringan saat dipakai, Nike Flyknit berbobot 160 gram. Teknologi Flyknit juga membuat sepatu terasa sangat pas dengan kaki, sehingga pemakainya seolaholah memakai lapisan kulit kedua (Ikhsan, 2012).
Geofit: padding yang terletak di bagian belakang sepatu berfungsi untuk memberi support pada tumit dan meningkatkan stabilitas. Nike Sportwatch with GPS
(sumber: pegawai Adidas Store Bandung)
Merupakan jam tangan olahraga yang dilengkapi dengan berbagai teknologi canggih, seperti teknologi GPS by TomTom dengan Nike
Bersambung 20
Tabel Sambungan 1.2 Running Shoes
Nike
Adidas
Sensor adalah sutu teknologi untuk melacak jarak tempuh lari pengguna secara langsung. Selain GPS, jam tangan ini dapat mengukur kecepatan dan informasi jarak tempuh secara akurat meskipun pengguna lari di indoor maupun outdoor (Nike, 2015). Size and Dimensions: One size wrist-based band
Adiprene+: Bantalan elastis di sole bagian kaki depan yang
1.5" x 10.1" x 0.6"
menyediakan ultra-dinamic push-off berfungsi untuk memberikan
Weight:
daya pantul atau dorong saat kaki jatuh ke tanah.
2.3 oz / 66 g
(sumber: pegawai Adidas Store Bandung)
Memory: Stores 8+ hours of runs Battery Life: 3 hours (with average use) Sensors: 3 axis accelerometer
Adiprene: Bantalan kental di tumit yang menyerap getaran dan mengurangi tekanan. Berfungsi untuk meredam daya benturan disat kaki mendarat. (sumber: pegawai Adidas Store Bandung)
Nike Running Chip Produk Nike yang merupakan kombinasi antara sepatu, sensor, dan produk dari Apple yaitu iPod atau iPhone. Adanya sensor canggih
Bersambung 21
Tabel Sambungan 1.2 Running Shoes
Nike
Adidas
yang dilekatkan di sepatu dan kemudian dilengkapi dengan receiver
Promoderator: Sebuah midsole ringan yang berfungsi untuk
di iPod atau iPhone. Sehingga pelari dapat mengetahui persis
meningkatkan stabilitas lateral.
berapa jauh dia telah berlari dan mudah untuk mengetahui jumlah
(sumber: pegawai Adidas Store)
kalori yang terbakar (Zoel, 2011).
Dynamic Flywire
Torsion system: teknologi ini tertanam dalam dasar sepatu
Merupakan bagian tambahan di area tali sepatu yang bisa
(outsole), hal ini memungkinkan adaptasi yang lebih baik pada
mencengkram kaki dengan kuat, yang dapat memberikan dukungan
permukaan. Sehingga membuat stabilitas tumit dan permukaan
aman tanpa beban pada kaki, sehingga mencengkram kaki lebih erat
kaki, serta memberikan pengalaman lari yang lebih halus dan
dan nyaman (Rema, 2013).
terkontrol. (sumber: pegawai Adidas Store)
Formotion: Sebuah sistem tumit kaki bebas bergerak yang menyediakan pemogokan kaki yang halus, lebih alami, sehingga mengurangi resiko cedera pada permukaan tidak rata. (sumber: pegawai Adidas Store)
Bersambung
22
Tabel Sambungan 1.2 Running Shoes
Nike
Adidas
Ukuran/Size
Women’s Shoes:
Women’s Shoes:
Sepatu Lari
35 – 43
36 2/3 – 40 2/3
(sumber: pegawai Nike Store Bandung)
(sumber: pegawai Adidas Store Bandung)
Men’s Shoes:
Men’s Shoes:
39 – 47
39 2/3 – 46 2/3
(sumber: pegawai Nike Store)
(sumber: pegawai Adidas Store Bandung)
Women’s shoes:
Women’s shoes:
White, silver, yellow, orange, green, blue, pink, red, purple, grey,
Grey, black, white, pink, orange, blue, green, yellow, red,
chocolate, black.
turquoise.
Men’s shoes:
Men’s shoes:
White, silver, yellow, orange, green, blue, pink, red, purple, grey,
Black, white, grey, blue, red, green, yellow, beige, orange, purple,
chocolate, black.
silver.
(Nike Store, 2015)
(Adidas, 2015)
Warna
Bersambung
23
Persamaan dari kedua merek antara Nike dan Adidas adalah lini produknya, Nike dan Adidas sama-sama menjual perlengkapan olahraga tidak hanya footwear tetapi apparel dan berbagai perlengkapan olahraga yang menunjang (Nike dan Adidas, 2015). Nike dan Adidas memiliki target market yang serupa dimana Nike telah difokuskan pada pemanfaatan media sosial untuk menargetkan “young consumer” atau konsumen muda (Thomasson, 2014). Target market utama dari Nike sendiri adalah remaja, dimana pada demografi usianya diantara 18 hingga 40 tahun namun yang terbesar adalah “teens” atau remaja dengan gaya hidup seperti active teens, athletic or sporty individuals, serta gaya hidup yang modis (Labrador, 2010). Adidas pun termasuk merek yang sejak lama produk-produknya diminati oleh para remaja, karena aktivitas olahraga termasuk kegemaran para remaja maka tidak heran sejumlah produsen produk olahraga menyasar kaum remaja sebagai target utama (Darmawan, 2013). Hal ini tertera pada annual report Adidas pada tahun 2014 yang mengungkapkan bahwa Adidas menargetkan “the young fashionable teen” karena saat ini para remaja ini merupakan generasi yang berada dalam era digital. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat dinyatakan bahwa mayoritas pengguna dari sepatu lari Nike dan Adidas di dominasi oleh kaum remaja. Nike dan Adidas dalam produk sepatu olahraganya pun memiliki kekurangan serta kelebihan masing-masing dapat dilihat pada Tabel 1.2. Berdasarkan dari tipe sepatu lari secara umum kedua merek tersebut memiliki produk-produk yang menunjang, tetapi dari sisi kuantitas Nike lebih banyak mengeluarkan seri sepatu larinya dibandingkan dengan Adidas yang cenderung tetap lebih konstan dengan sedikit perubahan dari waktu ke waktu. Dari sisi harga, kisaran harga yang ditawarkan oleh Nike memang cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan Adidas, tetapi keduanya sama-sama menetapkan harga tinggi bagi konsumen di negara-negara berkembang seperti Indonesia.
24
Merek Nike dan Adidas sama-sama ingin memberikan rasa nyaman kepada konsumen dengan membuat inovasi pada teknologi sepatu. Selain teknologi pada sepatu lari seperti dari bagian sole dan upper sepatu, kedua merek tersebut mengeluarkan teknologi-teknologi lain yang menunjang olahraga lari seperti jam dan chip untuk mengukur jarak tempuh lari pengguna. Ukuran dan pilihan warna sepatu yang ditawarkan dari masing-masing merek pun tidak begitu berbeda jauh. Persaingan antara kedua merek Nike dan Adidas ini semakin tinggi karena pada tahun 2014, tiga nama besar desainer Denis Dekovic, Marc Dolce, dan Mark Milner dari Nike meninggalkan perusahaan untuk bergabung bersama pesaing nomor satu Nike yaitu Adidas. Nike mengklaim bahwa ketiga desainer telah mencuri rahasia dagang, informasi desain yang merupakan beberapa rancangan produk Nike dimasa depan, data tersebut disalin dari komputer Nike dan Adidas mencoba untuk menutupi jejak. Nike juga mengklaim bahwa Adidas menyadari semua masalah yang mungkin terjadi dan menawarkan untuk membayar biaya hukum yang dihasilkan dari langkah tersebut. Kejadian ini memperlihatkan bahwa telah terjadi persaingan pada penyedia perlengkapan olahraga antara Nike dan Adidas khususnya dari produk footwear (Bergi, 2014). Nike dan Adidas merupakan peringkat kedua teratas perusahaan penyedia perlengkapan olahraga yang mendominasi pasar pada data market share by worldwide revenue dan Top Brand Award Indonesia. Berdasarkan tabel perbandingan sepatu lari Nike dan Adidas, terdapat kelebihan dan kekurangan yang dimiliki kedua merek tersebut. Nike dan Adidas pun bersaing dalam menciptakan masing-masing teknologi sepatu lari yang berbeda dan teknologi-teknologi lain yang menunjang kegiatan olahraga lari untuk memuaskan konsumennya, dan diketahui bahwa teknologi pada sepatu lari merupakan hal yang dapat memberikan kenyamanan dan kepuasan kepada pemakainya. Namun, kuantitas sepatu lari Nike memang lebih unggul dibandingkan dengan Adidas. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan kualitas kedua produk sepatu lari Nike dan Adidas dari sisi pendapat konsumen maka penelitian ini menggunakan uji beda. Dihubungkan dengan mini survey dan data-data 25
yang didapat yang menunjukkan bahwa kualitas produk merupakan hal penting pada pertimbangan konsumen dalam membeli sepatu lari. Penelitian ini akan membahas perbandingan
kualitas
produk
sepatu
lari
dengan
judul:
“ANALISIS
PERBANDINGAN KUALITAS PRODUK RUNNING SHOES NIKE DAN ADIDAS MENURUT KONSUMEN DI BANDUNG”
1.3
Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, maka dapat dirumuskan permasalahan yang akan diteliti sebagai berikut: 1. Bagaimana kualitas produk running shoes Nike menurut konsumen di Bandung? 2. Bagaimana kualitas produk running shoes Adidas menurut konsumen di Bandung? 3. Apakah terdapat perbedaan kualitas produk antara running shoes Nike dan Adidas menurut konsumen di Bandung?
1.4
Tujuan Penelitian Sesuai dengan perumusan masalah yang telah ditetapkan, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui kualitas produk running shoes Nike menurut konsumen di Bandung. 2. Untuk mengetahui kualitas produk running shoes Adidas menurut konsumen di Bandung. 3. Untuk mengetahui perbedaan kualitas produk antara running shoes Nike dan Adidas menurut konsumen di Bandung.
1.5
Kegunaan Penelitian Diharapkan penelitian ini dapat memberikan hasil dan kegunaan kepada pihak-pihak yang membutuhkannya. Beberapa kegunaan yang diharapkan dari penelitian ini diantaranya: 26
1. Aspek Teoritis (keilmuan) Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi dimasa yang akan datang dan menambah wawasan untuk menguatkan teori yang ada dalam bidang pemasaran terutama mengenai perbandingan tentang kualitas produk. 2. Aspek Praktis (guna laksana) Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai tambahan informasi bagi kedua perusahaan yaitu Nike dan Adidas untuk mengetahui seberapa baik kualitas produk yang mereka miliki, dan untuk mengevaluasi kualitas produk masing-masing perusahaan agar mampu mengembangkan dan mempertahankan kualitas produknya agar sesuai dengan harapan yang diinginkan oleh konsumen serta memiliki nilai unggul dibandingkan dengan pesaing.
1.6
Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini memiliki batasan-batasan untuk menjaga konsistensi pembahasan agar sesuai dengan tujuan yang diinginkan dalam penelitian ini dan guna menghindari permasalahan yang terlalu meluas dan tidak fokus. Batasan-batasan penelitian ini adalah: 1.
Lokasi Penelitian: Penelitian dilakukan di wilayah Bandung.
2.
Waktu dan periode penelitian: Februari 2015 – Oktober 2015.
3.
Objek Penelitian: Objek dalam penelitian adalah konsumen yang sedang atau pernah menggunakan running shoes Nike dan Adidas.
27
4.
Variabel dan Sub Variabel Penelitian: Kualitas produk dianalisis berdasarkan delapan dimensi yang dikutip dari teori dimensi kualitas produk menurut Garvin dalam Tjiptono dan Chandra (2012:75).
1.7
Sistematika Penulisan Tugas Akhir Sistematika penulisan tugas akhir ini disusun untuk memudahkan pembaca dalam memahami isi yang terdapat pada skripsi ini. Berikut adalah sistematika penulisan penelitian ini:
BAB I PENDAHULUAN Bab ini merupakan penjelasan secara umum, ringkas, dan padat yang menggambarkan dengan tepat isi penelitian. Pada bab ini berisi tentang gambaran umum objek penelitian, latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan tugas akhir.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LINGKUP PENELITIAN Bab ini berisikan landasan teori yang berhubungan dengan pokok permasalahan yang diteliti yang nantinya akan dijadikan landasan dalam penulisan skripsi ini. Teori-teori tersebut dikutip dari beberapa literatur seperti buku teks, jurnal, dan skripsi. Selain itu, dalam bab ini terdapat kerangka pemikiran, hipotesis penelitian, dan ruang lingkup penelitian.
BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini meliputi janis penelitian, variabel penelitian, tahapan penelitian, populasi dan sampel, jenis dan sumber data, metode-metode
28
pengumpulan data, dan teknik analisis apa saja yang akan digunakan dalam penelitian ini.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini berisikan penjelasan dari hasil penelitian secara rinci yaitu data-data yang sudah dikumpulkan, diolah, dan kemudian dianalisis. Hasil analisis data diinterpretasikan dan diikuti dengan penarikan kesimpulan.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Dalam bab ini berisikan kesimpulan akhir dari hasil temuan penelitian serta saran-saran yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan atau rekomendasi bagi perusahaan yang diteliti untuk kemajuan perusahaan.
29