PARAMITRA
Iaf7400333sekuyah U
FOKUS PAGI
Selasa, 4 November 2014
www.paramitra.com 2014
IHSG
MARKET REVIEW Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada Selasa (4/11/2014) diperkirakan akan bergerak melemah pada kisaran 5,077 - 5,104. Dow Jones Industrial Melemah 24.28 pts/0.14% ke level 17,366.24. Pasar cenderung terpengaruh oleh sentimen dalam negeri, seperti data inflasi yang tercatat 4,19% lebih tinggi dari perkiraan yang sebesar 4,12%, dan juga terjadi defisit neraca perdagangan sebesar US$1,7 Miliar. BPS mencatat Import mengalami penurunan, namun hal tersebut belum mampu untuk mengcover defisit neraca perdagangan karena Export yang cenderung melemah, Import tercatat US$ 134,4 Miliar dan Export tercatat US$ 132,7 Miliar. Export Indonesia menurun karena pelemahan harga komoditi. China yang menjadi negara Import terbesar mengalami perlambatan pertumbuhan ekonomi, sehingga menimbulkan dampak permintaan yang lemah bagi Indonesia. Purchasing Manager Index (PMI) China hanya tercatat 50,8 lebih rendah dari perkiraan analis yang sebesar 51,2, dan pertumbuhan ekonomi China hanya tercatat 7,3% pada Q3 2014. Pertumbuhan ini merupakan yang terlemah sepanjang 5 tahun sejak 2009.
WATCH LIST STOCK Ticker INDF UNVR ITMG UNTR LSIP BBRI JSMR PGAS AISA BBTN PTBA
Rating Hold Buy Buy Buy Buy Buy Buy Buy Buy Bow Buy
%Change Change % Foreign Net (Rp/Bill) Day Range Value (Rp/Bill) Average PE Year To Date 1 Year
4.038 0.079% 224.8 5,060.316 – 5,103.698 4,993 16.0 18.98% 17.52%
Source: Bloomberg
P admin
GLOBAL HIGHLIGHT
Price Target Support Resist. 6,825 30,400 21,175 18,375 1,945 11,075 6,350 5,950 2,190 1,120 12,950
5,085.509
7,000 31,900 23,000 20,150 2,000 11,325 6,450 6,100 2,315 1,195 13,500
6,300 29,950 20,900 16,700 1,905 10,000 5,825 5,700 2,165 1,070 12,500
SoS : Sell On Strength; BoW : Buy On Weakness; Spec Buy : Speculative Buy
7,000 31,100 21,950 19,000 2,000 11,050 6,200 5,850 2,270 1,195 13,500
Last WORLD INDEX HANGSENG NIKKEI S&P/ASX200 FTSE DOW JONES EIDO COMMODITY Source : IDX Gold Oil (WTI) Coal (Monthly) CPO (RM) CURRENCY USD/IDR
+/-
(%)
23,915.97 17,068.83
-82.09 655.07
-0.34% 3.99%
5,507.70 6,487.97 17,366.24 27.34
0.81 -58.50 -24.28 -0.23
0.01% -0.89% -0.14% -0.83%
1,164.32 78.33 70.65 2,315
-1.31 -0.45 -3.21 20
-0.11% -0.57% -4.35% 0.87%
12,108.8
23.8
0.20%
Source: Bloomberg,Reuteres,theice
DISCLAIMER : PARAMITRA SPECIFICALLY DISCLAIMS ALL LIABILITY FOR ANY DIRECT, INDIRECT, CONSEQUENTIAL OR OTHER LOSSES OR DAMAGES INCLUDING LOSS OF PROFITS INCURRED BY YOU OR ANY THIRD PARTY THAT MAY ARISE FROM ANY RELIANCE ON THIS REPORT OR FOR THE RELIABILITY, ACCURACY, COMPLETENESS OR TIMELINESS THEREOF.
DAILY NEWS
SECTORAL PERFORMANCE Last (Rp)
MAKRO EKONOMI Inflasi Oktober Sebesar 0.47% Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi pada Oktober 2014 sebesar 0,47%. Sementara sejak Januari 2014 sampai dengan Oktober 2014 tercatat inflasi 4,19%. Demikian dikemukakan oleh Suryamin, Kepala BP. Menurut Suryamin, angka tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan September 2014, dimana terjadi inflasi 0,27% . Dari 82 kota, tercatat 74
+/-
( %) )
AGRI
2,186.41
29.61
1.37%
MINING
1,441.72
-16.74
-1.15%
BASIC-IND
532.67
-9.87
-1.82%
MISC-IND
1,216.33
11.59
0.96%
CONSUMER
2,083.04
-3.38
-0.16%
PROPERTY INFRASTRUC
469.11
-0.15
-0.03%
1,152.86
3.84
0.33%
kota mengalami inflasi dan 8 kota mengalami deflasi. Suryamin
FINANCE
711.15
0.76
0.11%
menyatakan, inflasi tertinggi terjadi di Tual 2,18% dan terendah terjadi di
TRADE
890.89
-2.03
-0.23%
Mamuju 0,06%. Sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Sorong 1,08 % dan
MANUFACTUR
1,276.33
-4.28
-0.33%
terendah terjadi di Tanjung Pandan 0,12 %. Inflasi terjadi karena kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks seluruh kelompok pengeluaran, yaitu kelompok bahan makanan 0,25%, kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,43%. Berikut, kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar naik 1,04%, kelompok sandang naik 0,21%, kelompok kesehatan naik 0,6%, kelompok pendidikan, rekreasi, dan olah raga naik 0,23%, serta transpor, komunikasi, dan jasa keuangan naik 0,16%. (Stock Watch) CORPORATE NEWS PGAS : Pendapatan Meningkat 14% PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) membukukan pendatan bersih naik sebesar 14 persen menjadi 2,5 miliar dolar AS pada kuartal ketiga 2014 dibanding periode sama tahun sebelumnya 2,2 miliar dolar AS. Kenaikan pendapatan diperoleh dari peningkatan volume penjualan dari usaha distribusi sebesar 6,3 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya dari 808 MMSCFD menjadi 859 MMSCFD, Sementara itu, dari usaha transmisi PGN dan anak usaha PT Transportasi Gas Indonesia mengalirkan gas sebesar 864 MMSCFD dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, yaitu 867 MMSCFD. Dari sisi beban pokok pendapatan, kenaikan harga beli gas dari pemasok mulai 1 April 2013 lalu memengaruhi kenaikan beban pokok pendapatan pada tanggal 30 September 2014 sebesar 22 persen menjadi 1,4 miliar dolar AS, dibanding periode sama tahun sebelumnya sebesar 1,2 miliar dolar AS. Kondisi ekonomi global mempengaruhi kinerja laba bersih perusahaan pada tanggal 30 September 2014. PGN membukukan laba bersih sebesar 591,8 juta dolar AS pada tanggal 30 September 2014, menurun dibandingkan periode sama tahun sebelumnya 641,6 juta dolar AS. Untuk meningkatkan bisnis gas bumi, PGN melalui anak usaha PT Saka Energi Indonesia (SEI) pada awal tahun 2014 mengakuisisi 75 persen hak partisipasi di Blok Pangkah sehingga kepemilikannya menjadi 100 persen. Pada tanggal 15 Juli 2014, SEI juga meyelesaikan transaksi akuisisi working interest sebesar 36 persen termasuk carry di blok shale gas Fasken wilayah Eagle Ford, Houston-Texas, Amerika Serikat milik Swift Energy Company senilai 175 juta dolar AS. Hal itu memberikan kontribusi pendapatan dari usaha di bidang hulu sebesar 219,4 juta dolar AS. (Investor Daily) BNLI : Bukukan Laba Rp 5,32 Triliun Bank Permata Tbk membukukan laba Rp 5,32 triliun sepanjang kuartal III tahun 2014 atau tujuh persen yoy dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp 4,98 triliun. Laba bersih yang diterima perusahaan setelah pajak mencapai Rp 1,24 triliun. Peningkatan pendapatan operasional Bank Permata didorong pertumbuhan pada pendapatan bunga bersih yang tipis dan pertumbuhan yang kuat pada pendapatan bebasis biaya. Pendapatan bunga bersih tumbuh dua persen yoy menjadi Rp4,1 triliun ditopang oleh pertumbuhan kredit 12 persen yoy, meski di-offset dengan penurunan margin. peningkatan pendapatan berbasis biaya
DISCLAIMER : PARAMITRA SPECIFICALLY DISCLAIMS ALL LIABILITY FOR ANY DIRECT, INDIRECT, CONSEQUENTIAL OR OTHER LOSSES OR DAMAGES INCLUDING LOSS OF PROFITS INCURRED BY YOU OR ANY THIRD PARTY THAT MAY ARISE FROM ANY RELIANCE ON THIS REPORT OR FOR THE RELIABILITY, ACCURACY, COMPLETENESS OR TIMELINESS THEREOF.
naik 28 persen yoy menjadi Rp 1,2 triliun didukung kinerja yang lebih kuat di bisnis bancassurance dan Trade finance serta aktivitas transaksi berbasis biaya lainnya. Bank Permata juga secara terus menerus berinvestasi pada pengembangan sumber daya manusia, teknologi, jaringan dan kantor cabang sehingga biaya operasional mencapai Rp 3,3 triliun meningkat sembilan persen dibandingkan periode yang sama tahun 2013. Sedangkan kredit, termasuk pembiayaan syariah, tumbuh 12 persen yoy menjadi Rp 130 triliun pada akhir September 2014. Pertumbuhan kredit didorong pertumbuhan sektor UKM dan pasar korporasi menengah lokal melalui bisnis trade finance dan produk-produk pinjaman perseroan. Dibandingkan dengan posisi akhir Desember 2013, kredit tumbuh 10 persen yang mencerminkan kondisi likuiditas yang masih ketat. Bank Permata mengumumkan, total aset per 30 September 2014 mencapai Rp 185 triliun, naik dibandingkan periode sebelumnya yang tercatat hanya Rp 155 triliun. Perseroan juga berhasil mengelola likuiditasnya di tengah persaingan untuk mendapatkan pendanaan dan menurunnya permintaan atas pinjaman dengan mencatat pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 20 persen menjadi Rp 147 triliun, sehingga rasio loan to deposit ratio (LDR) membaik menjadi 88,1 persen dibandingkan catatan tahun lalu 94,5 persen. Permata Bank juga mempertahankan tingkat permodalan yang baik terhadap aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR) dan mengakhiri periode dengan rasio kecukupan modal (CAR) sebesar 13,2 persen. Ekuitas tumbuh 22 persen menjadi Rp 16,7 triliun pada akhir September 2014 didorong oleh tuntasnya rights issue pada awal 2014. Tantangan kondisi ekonomi makro yang dihadapi sejak 2013 juga turut berdampak pada Non Performing Loan (NPL) tercermin pada rasion NPL gross dan NPL Net yang meningkat dari 1,1 persen dan 0,3 persen tahun lalu menjadi 1,4 persen dan 0,8 persen pada akhir September 2014. Sementara untuk memperkuat modal, Bank Permata menyelesaikan penerbitan obligasi subordinasi pada Oktober yang sejalan dengan ketentuan Basel-3 dan memperoleh total dana bruto sebesar Rp 700 miliar. Secara pro-forma, hasil dari obligasi itu akan meningkatkan posisi rasio CAR perseroan pada posisi September 2014 sebesar 50 bps. (Investor Daily) BLTZ : Rugi Periode Berjalan Mengalami Peningkatan Rugi periode berjalan PT Graha Layar Prima Tbk. kian besar. Pengelola jaringan bioskop Blitzmegaplex itu mendulang rugi periode berjalan sepanjang sembilan bulan pertama 2014 sebesar Rp33,36 miliar, melonjak 791,98% dari periode sama 2013. Penaikan rugi didulang karena beban operasional membengkak. Beban umum dan administrasi naik 17,28% serta beban pokok pendapatan meningkat 20,73% pada triwulan III/2014 dari triwulan III/2013 (year-on-year/ yoy). Perseroan berkode saham BLTZ itu juga tidak lagi mengantongi laba restrukturisasi pinjaman jangka panjang. Pada triwulan III/2013, perseroaan memperoleh laba restrukturisasi pinjaman jangka panjang sebesar Rp10,62 miliar. Tahun ini, BLTZ mampu menurunkan rugi selisih kurs sebesar 86,73% menjadi Rp2,1 miliar dari sembilan bulan pertama tahun lalu Rp15,82 miliar. Juga berhasil menekan beban pinjaman sebesar 45,71% year-on-year menjadi Rp1,71 miliar pada sembilan bulan pertama tahun ini dari sebelumnya Rp3,15 miliar. Adapun, pendapatan neto Graha Layar Prima pada triwulan III tahun ini merosot 0,64% menjadi Rp227,19 miliar dari triwulan III tahun lalu Rp228,65 miliar. Perseroan sudah mengoperasikan tujuh bioskop Blitzmegaplex, tersebar di Bandung, Jakarta, dan Bekasi. BTLZ dan anak usaha juga mengoperasikan empat bioskop Blitztheater yang berlokasi di Balikpapan, Batam, dan Bekasi.Laporan keuangan yang terbit akhir pekan ini menyebut perseroan akan memperkuat peningkatan pendapatan grup dari penjualan concession (makanan dan minuman) serta iklan. Juga mengembangkan bioskop Blitzmegaplex, terutama di luar Jakarta. (Bisnis.com)
LPKR: Raih Pendapatan Rp 6,2T PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) menorehkan kinerja yang meyakinkan pada kuartal III-2014 dibanding periode sama tahun silam. Lippo Karawaci meraup pendapatan Rp 6,12 triliun, naik 28% dengan laba bersih Rp 1,05 triliun, meningkat 15,40%. Hasil keseluruhan selama periode sembilan bulan 2014 merupakan refleksi dari ketahanan serta pendalaman kegiatan operasional perusahaan dalam menghadapi kondisi pasar yang penuh tantangan. Dengan penjualan Kemang Village Mall ke KMT1 Holdings Pte Ltd, anak usaha Lippo Malls Indonesia Retail Trust (LMIRT), Lippo Karawaci optimistis mencapai target pendapatan Rp 11,55 triliun pada 2014. Selama kuartal III-2014, marketing sales property Lippo Karawaci mencapai Rp 3,85 triliun atau sekitar 82% dari total target 2014. Pendapatan
DISCLAIMER : PARAMITRA SPECIFICALLY DISCLAIMS ALL LIABILITY FOR ANY DIRECT, INDIRECT, CONSEQUENTIAL OR OTHER LOSSES OR DAMAGES INCLUDING LOSS OF PROFITS INCURRED BY YOU OR ANY THIRD PARTY THAT MAY ARISE FROM ANY RELIANCE ON THIS REPORT OR FOR THE RELIABILITY, ACCURACY, COMPLETENESS OR TIMELINESS THEREOF.
berulang Lippo Karawaci, terus tumbuh sebesar 25% (year on year/yoy) menjadi Rp 3,4 triliun, serta memberikan kontribusi 55% terhadap total pendapatan konsolidasi selama sembilan bulan 2014. Hal ini sejalan dengan strategi perseroan mempertahankan keseimbangan basis pendapatan antara pendapatan pengembangan properti dengan pendapatan berulang. (Investor Daily)
LPCK : Laba Bersih Tumbuh 60,99% PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK), anak perusahaan properti ternama di Indonesia PT Lippo Karawaci Tbk, hingga kuartal 3 – 2014 membukukan kenaikan laba bersih periode berjalan (yoy) per 30 September 2014 sebesar Rp680,21 miliar atau meningkat 60,99 persen dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya sebesar Rp422,52miliar. Kenaikan ini digerakkan oleh tumbuhnya pendapatan usaha mencapai Rp 1,32 triliun, naik 53,81 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 858,42 miliar. Sementara beban pokok penjualan sebesar Rp495,88 miliar naik sebesar Rp46,03 persen dari Rp339,58 miliar untuk periode yang sama tahun sebelumnya. Kenaikan signifikan pendapatan Lippo Cikarang masih ditopang penjualan tanah industri dan komersial. Penjualan tanah industri dan komersial pada Q3 2014 ini mencapai Rp 805,14 miliar atau naik sekitar 50,13 persen dar penjualan Q3 2013 yaitu sebesar Rp536,29 miliar. Perseroan di Q3 2014 berhasil membukukan penjualanmarketing sebesar Rp656,2 miliar. Untuk laba per saham perseroan juga mengalami kenaikan menjadi Rp 977,31 per saham dibanding tahun sebelumnya Rp 607,07 per saham. Saat ini sedang dimulai pengembangan kawasan Orange County seluas 322 Ha dengan pembangunan MaxxBox seluas 6 Ha dilanjutkan dengan Orange County Business District (OCBD) 13,5 Ha dengan total investasi Rp 250 triliun. Ke depannya akan diproyeksikan sebagai sebuah sentra bisnis terbesar berkelas dunia di wilayah koridor Timur Jakarta yang dilengkapi fasilitas dan sarana life style. Lippo Cikarang adalah urban development (pengembangan kota) dengan basis ekonomi industri. Saat ini tercatat 820 industri yang beroperasi di kawasan dengan luas sekitar 3.000 hektar (ha) dan total pekerja yang beraktivitas setiap harinya sekitar 350.000 orang. (Investor Daily) KRAS : Optimalkan Kinerja Perusahaan Untuk Tingkatkan Daya Saing PT Krakatau Steel Tbk (PT KS) terus mengoptimalkan kinerja perusahaan dan meningkatkan daya saing melalui pembangunan pabrik Blast Furnace dan pembangkit listrik berteknologi Combined Cycle (Combined Cycle Power Plant/CCPP) berkapasitas 120 MW. Pabrik Blast Furnace tersebut ditargetkan selesai pada pertengahan 2015, sementara CCPP berkapasitas 120 MW, ditargetkan selesai pada akhir 2014. Menurut Irvan, beroperasinya pabrik Blast Furnance dan CCPP diharapkan beban biaya perusahaan dapat menurun sehingga berimbas pada peningkatan laba. Pabrik blast furnace mengadopsi teknologi berbasis batubara dengan proses yang lebih efisien, sehingga menurunkan biaya produksi baja cair dan slab, meningkatkan marjin laba, dan menciptakan keseimbangan kapasitas produksi iron making, steel making & rolling mill. Berdasarkan perhitungan, setiap 100 kwh/ton penurunan konsumsi listrik akan berimbas pada penurunan beban biaya produksi hingga 10 dolar AS/ton dengan tarif listrik terbaru. Hal tersebut terbukti di beberapa pabrik baja lain yang menggunakan Hot metal di dalam proses Electric Arc Furnace (EAF). Hingga kuartal III-2014, proses pembangunan fisik pabrik blast furnace sudah mencapai 62,4 persen dan diharapkan bisa mencapai 100 persen pada kuartal III-2015. (Bisnis.com) MLIA : Mencatatkan Peningkatan Laba Bersih 215,2% Emiten keramik PT Mulia Industrindo Tbk (MLIA) mencatat pertumbuhan laba bersih yang signifikan pada kuartal III 2014 yakni sebesar 215,2%. Berdasarkan laporan keuangan interim perseroan, MLIA mencatat laba bersih Rp366,73 miliar dari periode yang sama tahun lalu yang mengalami rugi bersih Rp318,09 miliar. Tingginya peningkatan laba bersih ini sejalan dengan pertumbuhan pendapatan perseroan sebesar 7,92% menjadi Rp4,05 triliun. Di samping itu adanya penghapusan utang bunga perseroan mencapai Rp215,54 miliar, dan adanya untung kurs mata uang asing Rp13,58 juta. Sedangkan pada kuartal III tahun 2013 perseroan mengalami rugi kurs hingga Rp464,47 miliar. Pencapaian positif ini tampaknya sejalan dengan target perseroan tahun ini. Berdasarkan catatan Bisnis, sepanjang tahun ini MLIA menargetkan penjualan bersih sebesar Rp5,5 triliun. (Bisnis.com)
DISCLAIMER : PARAMITRA SPECIFICALLY DISCLAIMS ALL LIABILITY FOR ANY DIRECT, INDIRECT, CONSEQUENTIAL OR OTHER LOSSES OR DAMAGES INCLUDING LOSS OF PROFITS INCURRED BY YOU OR ANY THIRD PARTY THAT MAY ARISE FROM ANY RELIANCE ON THIS REPORT OR FOR THE RELIABILITY, ACCURACY, COMPLETENESS OR TIMELINESS THEREOF.
CPRO : Mencatat Rugi Rp 199,788 Miliar PT Central Proteina Prima Tbk (CPRO) mencatat rugi Rp199,788 miliar (Rp4,9 per saham) pada Januari-September 2014, berkurang 73,19% dibandingkan rugi Rp745,343 miliar (Rp18,4 per saham) pada periode sama 2013. Seperti tergambar dalam laporan keuangan per September 2014 yang dipublikasikan Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (31/10), biaya keuangan CPRO meningkat 76,49% menjadi Rp161,296 miliar. Berikut amortisasi obligasi yang direstrukturisasi tercatat Rp163,27 miliar per September 2014. Hal ini antara lain menyebabkan CPRO kembali mencatat rugi sebelum pajak Rp196,842 miliar, turun 75% dari rugi sebelum pajak per September 2013 sebesar Rp789,830 miliar. Hingga triwulan III/2014, penjualan bersih konsolidasi CPRO tumbuh 22,3% menjadi Rp6,775 triliun dari Rp5,541 triliun per September 2013. Kendati beban pokok penjualan meningkat 21,14% menjadi Rp5,73 triliun, CPRO masih membukukan laba kotor Rp1,042 triliun, tumbuh 28% dari Rp813,88 miliar. Meski begitu, perusahaan beraset Rp7,136 triliun per September 2014 - turun 0,6% dari Desember 2013 sebesar Rp7,179 triliun - itu mampu mencatat laba usaha Rp167,742 miliar. Padahal pada periode yang sama 2013, CPRO masih mencatat rugi usaha Rp59,684 miliar. (Stock Watch)
DISCLAIMER : PARAMITRA SPECIFICALLY DISCLAIMS ALL LIABILITY FOR ANY DIRECT, INDIRECT, CONSEQUENTIAL OR OTHER LOSSES OR DAMAGES INCLUDING LOSS OF PROFITS INCURRED BY YOU OR ANY THIRD PARTY THAT MAY ARISE FROM ANY RELIANCE ON THIS REPORT OR FOR THE RELIABILITY, ACCURACY, COMPLETENESS OR TIMELINESS THEREOF.
WORLD ECONOMIC CALENDAR THIS WEEK Date
Event
Forecast
Previous
4.12% 51.8 50.7 54.8 56.2
4.04% 51.8 50.7 54.6 56.6
Monday, Nov 3
Indonesia Core Inflation (YoY) Oct German Manufacturing PMI (Oct) EuropeManufacturing PMI (Oct) US. ISM Manufacturing Employment (Oct) US. ISM Manufacturing PMI (Oct)
Tuesday, Nov 4
US. Trade Balance (Sep) US. Factory Orders (MoM) Sep China HSBC Service PMI (Oct)
-40.00B -0.6%
-40.10B -10.1% 53.5
Wednesday, Nov 5
Europe Service PMI (Oct) Europe Retail Sales (MoM) Sep
52.4 -0.8%
52.4 1.2%
Thursday, Nov 6
German Factory Orders (MoM) Sep UK. Interest Rate Decision Europe Interest Rate Decision US. Initial Jobless Claims
2.3% 0.50% 0.05% 285K
-5.7% 0.50% 0.05% 287K
Friday, Nov 7
German Industrial Production (MoM) Sep German Trade Balance (Sep) US. Unemployment Rate (Oct) China Exports (YoY) Oct China Imports (YoY) Oct China Trade Balance (Oct)
2.0% 18.5B 5.9%
-4.0% 17.5B 5.9% 15.3% 7.0% 31.00B
PT. Paramitra Alfa Sekuritas Cyber 2 Tower 20th Floor, Suite 2001, Jl. HR Rasuna Said Blok X-5 No. 13, Jakarta 12950 Telp. : 3002-6700, Fax : 3002-6910 Website : www.paramitra.com
Putu Yani Arini ( Head Of Research ) Putu Wahyu Suryawan
Ricky Bujung ( Head Of Equity ) Teguh Prabowo Aron Parman Andriyana
Research Division ext 264 ext 184 Equity Sales Division ext 162-167 ext 157-168 ext 156 ext 166-159-169 ext 161
[email protected] [email protected]
[email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected]
DISCLAIMER : PARAMITRA SPECIFICALLY DISCLAIMS ALL LIABILITY FOR ANY DIRECT, INDIRECT, CONSEQUENTIAL OR OTHER LOSSES OR DAMAGES INCLUDING LOSS OF PROFITS INCURRED BY YOU OR ANY THIRD PARTY THAT MAY ARISE FROM ANY RELIANCE ON THIS REPORT OR FOR THE RELIABILITY, ACCURACY, COMPLETENESS OR TIMELINESS THEREOF.
Disclaimer: The information herein has been compiled by PT. Paramitra Alfa Sekuritas (Paramitra), from sources that we believe are reliable, but no representation or warranty, is expressed or implied, and as to its accuracy or completeness. All opinions and estimates included in this document constitute our judgment as of this date and are subject to change without notice. This information is not an offer to sell or buy any securities. Neither Paramitra nor its affiliates and employees accept any liabilities whatsoever for any loss arising from any use of this information. Members of Paramitra and its affiliates and employees may from time to time have a position in or with the securities mentioned herein. PT. Paramitra Alfa Sekuritas (Paramitra) generates mechanical trading system signals, and is not investment advice nor should it be construed as such. The information contained in this report is based on material we believe to be reliable; however, we do not represent that it is accurate, current, complete, or error free. Assumptions, estimates and opinions contained in this report constitute our judgement as of the date of the document and are subject to change without notice.Any projections are based on a number of assumptions as to market conditions and there can be no guarantee that any projected results will be achieved. Past performance is not a guarantee of future results. PARAMITRA SPECIFICALLY DISCLAIMS ALL LIABILITY FOR ANY DIRECT, INDIRECT, CONSEQUENTIAL OR OTHER LOSSES OR DAMAGES INCLUDING LOSS OF PROFITS INCURRED BY YOU OR ANY THIRD PARTY THAT MAY ARISE FROM ANY RELIANCE ON THIS REPORT OR FOR THE RELIABILITY, ACCURACY, COMPLETENESS OR TIMELINESS THEREOF
DISCLAIMER : PARAMITRA SPECIFICALLY DISCLAIMS ALL LIABILITY FOR ANY DIRECT, INDIRECT, CONSEQUENTIAL OR OTHER LOSSES OR DAMAGES INCLUDING LOSS OF PROFITS INCURRED BY YOU OR ANY THIRD PARTY THAT MAY ARISE FROM ANY RELIANCE ON THIS REPORT OR FOR THE RELIABILITY, ACCURACY, COMPLETENESS OR TIMELINESS THEREOF.