PARAMITRA
Iaf7400333sekuyah U
FOKUS PAGI
Senin, 3 November 2014
www.paramitra.com 2014
IHSG
MARKET REVIEW Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada Senin (3/11/2014) diperkirakan akan bergerak menguat pada kisaran 5,080 - 5,120. Dow Jones Industrial Menguat 195.10 poin atau 1,13% ke level 17,390.52. Penguatan indeks global dan regional, dengan dipimpin oleh Indeks NIKKEI sebesar 4,83%, dikarenakan Bank Sentral Jepang yang memutuskan untuk memberikan stimulus sebesar ¥ 80 Triliun dari stimulus sebelumnya ¥60- ¥70 Triliun. Dengan adanya pemberian stimulus dari Bank Of Japan, diharapkan kekhawatiran investor akan sulitnya likuiditas keuangan dunia menjadi sedikit berkurang. Selain itu Badan investasi dana pensiun pemerintah Jepang juga akan menempatkan setengah dana investasi di pasar saham dan berinvestasi di aset alternatif. Dari dalam negeri, Indonesia saat ini tengah diuntungkan dengan harga minyak dunia yang terus melemah akibat meningkatnya cadangan minyak dunia. Biaya Import minyak Indonesia menjadi berkurang dan berdampak positif pada neraca perdagangan serta defisit anggaran yang menipis. Data yang tengah ditunggu hari ini adalah data inflasi Indonesia yang diperkirakan sebesar 4,12% meningkat dibanding periode September sebesar 4,04%
WATCH LIST STOCK Ticker INDF UNVR ITMG UNTR LSIP BBRI JSMR PGAS AISA BBTN PTBA
Rating Hold Buy Buy Buy Buy Buy Buy Buy Buy Bow Buy
%Change Change % Foreign Net (Rp/Bill) Day Range Value (Rp/Bill) Average PE Year To Date 1 Year
30.698 0.607% 325.7 5,062.120 – 5,089.547 5,726 16.6 19.08% 17.62%
Source: Bloomberg
P admin Source : IDX
GLOBAL HIGHLIGHT
Price Target Support Resist. 6,825 30,400 21,175 18,375 1,945 11,075 6,350 5,950 2,190 1,120 12,950
5,089.547
7,000 31,900 23,000 20,150 2,000 11,325 6,450 6,100 2,315 1,195 13,500
6,300 29,950 20,900 16,700 1,905 10,000 5,825 5,700 2,165 1,070 12,500
SoS : Sell On Strength; BoW : Buy On Weakness; Spec Buy : Speculative Buy
7,000 31,100 21,950 19,000 2,000 11,050 6,200 5,850 2,270 1,195 13,500
Last WORLD INDEX HANGSENG NIKKEI S&P/ASX200 FTSE DOW JONES EIDO COMMODITY Gold Oil (WTI) Coal (Monthly) CPO (RM) CURRENCY USD/IDR
+/-
(%)
23,998.06 16,413.76
296.02 755.56
1.25% 4.83%
5,526.60 6,546.47 17,390.52 27.57
50.40 82.92 195.10 0.12
0.92% 1.28% 1.13% 0.44%
1,172.94 80.54 70.65 2,291
-25.91 -0.58 -3.21 20
-2.16% -0.71% -4.35% 0.88%
12,085
-54
-0.44%
Source: Bloomberg,Reuteres,theice
DISCLAIMER : PARAMITRA SPECIFICALLY DISCLAIMS ALL LIABILITY FOR ANY DIRECT, INDIRECT, CONSEQUENTIAL OR OTHER LOSSES OR DAMAGES INCLUDING LOSS OF PROFITS INCURRED BY YOU OR ANY THIRD PARTY THAT MAY ARISE FROM ANY RELIANCE ON THIS REPORT OR FOR THE RELIABILITY, ACCURACY, COMPLETENESS OR TIMELINESS THEREOF.
DAILY NEWS
SECTORAL PERFORMANCE Last (Rp)
+/-
( %) )
AGRI
2,156.79
17.28
0.81%
MINING
1,458.46
22.92
1.60%
MAKRO EKONOMI Korporasi Wajib Hedging Valas 20% Mulai 1 Januari hingga Desember 2015 Bank Indonesia (BI) kan menerapkan Kebijakan untuk korporasi nonbank yang memiliki utang luar negeri (ULN) valuta asing (valas) wajib melakukan lindung nilai (hedging) valas terhadap rupiah dengan rasio 20%. Rasio tersebut akan ditingkatkan menjadi 25% pada 1 Januari 2016. Menurut Direktur Eksekutif
BASIC-IND
542.53
2.79
0.52%
MISC-IND
1,204.74
-17.02
-1.39%
CONSUMER
2,086.41
13.43
0.65%
PROPERTY INFRASTRUC
469.26
4.05
0.87%
1,149.02
9.11
0.80%
Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Tirta Segara di Jakarta, Kamis
FINANCE
710.39
7.77
1.11%
(30/10), Rasio ini diterapkan terhadap selisih negatif antara aset valas dan
TRADE
892.91
-0.60
-0.07%
kewajiban valas yang akan jatuh tempo hingga tiga bulan ke depan dan
MANUFACTUR
1,280.61
1.37
0.11%
yang akan jatuh tempo lebih dari tiga sampai enam bulan ke depan, Tirta menambakan, ketentuan itu tertuang dalam Peraturan Bank Indonesia (PBI) No 16/20/PBI/2014 tanggal 28 Oktober 2014 tentang Penerapan Prinsip Kehati-hatian Dalam Pengelolaan Utang Luar Negeri Korporasi Nonbank yang dipublikasikan BI di Jakarta, kemarin. Menurut Tirta Segara, aturan tersebut dirilis agar korporasi nonbank dapat memitigasi risiko yang timbul dari kegiatan ULN. “Dengan begitu, mereka mampu berkontribusi optimal terhadap perekonomian nasional tanpa menimbulkan gangguan pada kestabilan makroekonomi,” tutur dia. (Investor Daily)
CORPORATE NEWS INDF : Mencatatkan Laba Bersih Rp 3 Triliun PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), grup usaha yang dikendalikan keluarga Salim, membukukan laba bersih sebesar Rp 3 triliun selama kuartal III – 2014 atau melonjak 57,6% dibandingkan periode sama tahun lalu Rp 1,9 triliun. Sementara itu, penjualan bersih tumbuh sebesar 22,1% menjadi Rp 50,39 triliun, dibandingkan kuartal III – 2013 senilai Rp 41,28 triliun. Pertumbuhan ditopang oleh kinerja kelompok usaha strategis, terutama penjualan kelompok budidaya dan pengolahan sayuran. Selama kuartal III – 2014, grup produk konsumen bermerek yang dikelola PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) mencatat pertumbuhan penjualan sebesar 21,2%. Grup usaha ini terdiri atas divisi mi instan, dairy, makanan ringan, penyedap makanan, nutrisi dan minuman. Sementara itu, grup bogasari dan distribusi Indofood masing-masing mencatat pertumbuhan penjualan sebesar 7,5% dan 9,5%. Adapun segmen agribisnis yang dijalankan PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP), PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP), dan Indofood Agri Resources Ltd mencetak pertumbuhan sebesar 10,6% selama kuartal III – 2014. Salim Invomas membukukan penjualan sebesar Rp 10,7 triliun atau tumbuh 12,6% dibandingkan Rp 9,5 triliun pada kuartal III – 2013. Laba bersih perseroan tercatat sebesar Rp 557,3 miliar atau melesat 225,7% dibandingkan periode sama 2013 sebesar Rp 171,1 miliar. Sementara itu, London Sumatera menghasilkan penjualan sebesar Rp 3,5 triliun selama kuartal III – 2014 atau tumbuh 25% dibandingkan periode sama 2013 sebesar Rp 2,8 triliun. Adapun laba bersih mencapai Rp 698,6 miliar atau naik 57,7% dibandingkan Rp 442,8 miliar selama kuartal III – 2013. Selama Januari – September 2014, laba bruto Indofood tumbuh 35,8% menjadi Rp 13,62 triliun dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp 10 triliun. Hal ini menyebabkan marjin laba bruto meningkat dari 24,3% menjadi 27%. Adapun marjin laba usaha tercatat naik menjadi 12%, dari sebelumnya 11,5. Pada saat yang sama, marjin laba bersih naik menjadi 6% dari sebelumnya 4,7% akibat penurunan nilai tukar mata uang asing. Jika tidak memperhitungkan akun non-recurring dan selisih kurs, core profit Indofood tercatat tumbuh 18,1% menjadi Rp 3 triliun dari Rp 2,57 triliun pada kuartal III – 2013. Tahun ini, Indofood mengalokasikan Rp 9,6 triliun untuk belanja modal (capital expenditure/capex). Sebanyak 27% dana capex digunakan untuk pembangunan pabrik baru, sebanyak 18% untuk ekspansi bisnis bogasari, sedangkan 32% untuk memperluas sektor agribinis. Sektor distribusi mendapat jatah sebanyak 2% belanja modal sedangkan sektor budidaya memperoleh 20%. (Investor Daily) DISCLAIMER : PARAMITRA SPECIFICALLY DISCLAIMS ALL LIABILITY FOR ANY DIRECT, INDIRECT, CONSEQUENTIAL OR OTHER LOSSES OR DAMAGES INCLUDING LOSS OF PROFITS INCURRED BY YOU OR ANY THIRD PARTY THAT MAY ARISE FROM ANY RELIANCE ON THIS REPORT OR FOR THE RELIABILITY, ACCURACY, COMPLETENESS OR TIMELINESS THEREOF.
ICBP : Laba Meningkat 11.6% PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) mencatatkan Laba bersih sebesar Rp2,07 triliun (Rp355 per saham) pada Q3 2014, meningkat sebesar 11,6% dari periode yang sama tahun lalu Rp1,85 triliun (Rp318 per saham). pencapaian laba ini seiring pertumbuhan penjualan bersih ICBP sebesar 20,7% menjadi Rp22,78 triliun dari Rp18,88 triliun per September 2013. Menurut pihak manajemen, divisi mi instan yang merupakan divisi usaha terbesar memberikan kontribusi 66% terhadap total penjualan bersih ICBP. Berikut divisi dairy, makanan ringan, minuman, penyedap makanan dan nutrisi dan makanan khas masing-masing memberikan konstribusi 17%, 6%, 6%, 3% dan 2%. Hingga September 2014, laba kotor ICBP naik 23,5% menjadi Rp6,06 triliun dari Rp4,91 triliun dan marjin laba kotor naik dari 26% menjadi 26,6%, sementara laba usaha ICBP tumbuh 9,6% menjadi Rp2,55 triliun dari Rp2,32 triliun. Namun marjin laba usaha ICBP turun dari 12,3% menjadi 11,2%. Ini seiring kenaikan beban penjualan dan administrasi umum. (Stock Watch) GGRM: Membukukan Laba Sebesar Rp 4,04 Triliun PT Gudang Garam Tbk (GGRM) membukukan laba sebesar Rp4,04 triliun (Rp2.101 per saham) pada Januari-September 2014, tumbuh sekitar 7,71% dibandingkan Rp3,04 triliun (Rp1.682 per saham) pada periode yang sama 2013. Pendapatan GGRM naik 20,42% menjadi Rp48,189 triliun, dari Rp40,016 triliun per September 2013. Sebesar Rp46,052 triliun pendapatan tersebut dari pasar domestik, dan sisanya Rp2,136 triliun dari pasar ekspor. Beban pokok GGRM per September 2014 meningkat 15,98% menjadi Rp38,48 triliun, dari Rp32,08 triliun per September 2013. Namun GGRM masih mampu meraih laba kotor sebesar Rp9,70 triliun, naik 22,38% dari Rp7,92 triliun per September 2013. Marjin laba kotor GGRM meningkat menjadi 20,13% dari sebelumnya sebesar 19,80%. Setelah dikurangi beban usaha, perusahaan beraset Rp56,579 triliun per September 2014 itu membukukan laba usaha sebesar Rp6,35 triliun, naik 31,17% dari Rp4,84 triliun per September 2013. Marjin laba usaha GGRM naik menjadi 13,18% dari 12,10%. (Stock Watch) ADRO : Laba Bersih Tercatat Turun Sebesar Rp 1,14 Triliun Perusahaan tambang PT Adaro Energy Tbk. membukukan penurunan laba bersih hingga Rp1,14 triliun per 30 September 2014. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk mencapai US$220,4 juta, merosot 30,22% dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp315,9 juta. Pada kuartal III/2014, emiten berkode saham ADRO itu membukukan kenaikan pendapatan yang cukup tipis 3% menjadi US$2,5 miliar dari sebelumnya US$2,4 miliar. Kenaikan ditopang oleh peningkatan volume penjualan sebesar 8% sedangkan harga rata-rata turun 5%. Beban pokok pendapatan relatif stabil pada US$1,9 miliar sehingga EBITDA naik 11% menjadi US$701 juta. Laba kotor tercatat juga meningkat tipis menjadi US$586 juta dari sebelumnya US$532,7 juta. ADRO membukukan laba periode berjalan sebesar US$224,9 juta merosot dari sebelumnya US$315,2 juta. Total aset perseroan tercatat menjadi US$7,4 miliar dari sebelumnya US$6,6 miliar. Penurunan laba bersih akibat keuntungan dari akuisisi Balangan pada kuartal III/2013 dimasukkan ke dalam komponen tersebut. Namun, laba inti perseroan, tidak termasuk komponen akuntansi non operasional meningkat 36% menjadi US$291 juta. (Bisnis.com) ELTY : Laba Bersih Anjlok 72,21% PT Bakrieland Development Tbk belum berhasil memperbaiki kinerjanya setelah laba bersih tercatat anjlok 72,21% dari periode yang sama setahun lalu, menjadi Rp210,49 miliar. Anjloknya laba bersih sejalan dengan turunnya pendapatan perseroan. ELTY hanya mampu membukukan revenue sebesar Rp1,3 triliun atau 51,09% lebih rendah dari posisi September 2013, yang sekitar Rp2,67 triliun. Dalam laporan keuangannya, perseroan menyebutkan akumulasi rugi bersih entitas anak mencapai Rp1,65 triliun dan terjadi defisiensi modal sebesar Rp1,04 triliun, per September 2014. Untuk itu, ELTY menyatakan bakal mencari investor strategis untuk mempercepat pengembangan usaha, berekspansi ke luar Jakarta, dan mengakuisisi perusahaan yang bergerak. Perseroan juga mengungkapkan niatnya mendapatkan fasilitas pinjaman baru dengan bunga yang lebih rendah, mendivestasi aset, serta meningkatkan efisiensi biaya. “Untuk kewajiban yang jatuh tempo dalam dalam jangka pendek, entitas induk mengupayakan pembayaran sebagian kewajiban yang bersumber dari hasil operasi, serta melakukan refinancing dan negosiasi atas sebagian utang yang akan jatuh tempo,” papar perseroan.
DISCLAIMER : PARAMITRA SPECIFICALLY DISCLAIMS ALL LIABILITY FOR ANY DIRECT, INDIRECT, CONSEQUENTIAL OR OTHER LOSSES OR DAMAGES INCLUDING LOSS OF PROFITS INCURRED BY YOU OR ANY THIRD PARTY THAT MAY ARISE FROM ANY RELIANCE ON THIS REPORT OR FOR THE RELIABILITY, ACCURACY, COMPLETENESS OR TIMELINESS THEREOF.
Total utang ELTY saat ini mencapai Rp3,51 triliun. Dari angka itu, sekitar Rp3,04 triliun jatuh tempo pada 30 September. Adapun jumlah kas internal perseroan di kuartal III/2014 hanya sekitar Rp104,49 miliar atau 3,44% dari total utang. (Bisnis.com) MYOR : Bukukan Laba Rp 249,59 Miliar PT Mayora Indah Tbk (MYOR) membukukan laba Rp249,59 miliar pada Januari-September 2014, turun 67,21% dibandingkan Rp761,31 miliar pada periode sama 2013.
Penurunan laba MYOR, seperti tergambar dari laporan keuangan per September 2014 yang
dipublikasikan BEI, Jumat (31/10) disebabkan oleh peningkatan beban pokok penjualan sebesar 36,78% menjadi Rp8,81 triliun dari Rp6,44 triliun per September 2013. Peningkatan beban pokok tersebut mengakibatkan laba kotor MYOR turun 18,83% menjadi Rp1,74 triliun dari Rp2,14 triliun. Marjin laba kotor MYOR turun menjadi 16,54% dari 24,99%. Laba usaha perusahaan beraset Rp10,74 triliun per September 2014 itu mencapai Rp630,97 miliar, turun 34,85% dari Rp968,52 miliar per September 2013. Penjualan MYOR tumbuh 22,93% menjadi Rp10,55 triliun per September 2014, dari Rp8,58 triliun per September 2013. Kontributor terbesar penjualan MYOR adalah pasar lokal mencapai Rp6,51 triliun, dan pasar ekspor menyumbang Rp4,08 triliun. (Stock Watch) GJTL : Laba Bersih Meningkat 10% Setelah beberapa waktu tertekan, kinerja emiten Ban PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL) akhirnya kembali menggelinding. Dalam laporan keuangan kuartal III-2014, (31/10), perseroan mampu meraup pendapatan Rp 9,68 triliun, naik 6% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, Rp 9,11 triliun. Beban pokok pendapatannya tercatat sebesar Rp 7,97 triliun. Angka ini meningkat 10% dibanding periode sebelumnya, Rp 7,22 triliun. Secara porsi, maka porsi beban pokok terhadap pendapatan GJTL masing-masing 82% dan 79% baik untuk kuartal III-2014 dan kuartal III-2013. Meningkatnya porsi tersebut membuat laba kotor GJTL mengalami sedikit penurunan. Kuartal III2014, laba kotor GJTL sebesar Rp 1,71 triliun, turun 9% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, Rp 1,89 triliun. Namun, dengan sejumlah penghematan di pos beban lainnya, GJTL mampu mencetak laba bersih kuartal III-2014 sebesar Rp 225,03 miliar. Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, angka ini meningkat 10%. Sehingga, marjin laba bersih GJTL baik untuk periode kuartal III-2014 dan kuartal III-2013 tetap terjaga di kisaran 2%. (Kontan)
DISCLAIMER : PARAMITRA SPECIFICALLY DISCLAIMS ALL LIABILITY FOR ANY DIRECT, INDIRECT, CONSEQUENTIAL OR OTHER LOSSES OR DAMAGES INCLUDING LOSS OF PROFITS INCURRED BY YOU OR ANY THIRD PARTY THAT MAY ARISE FROM ANY RELIANCE ON THIS REPORT OR FOR THE RELIABILITY, ACCURACY, COMPLETENESS OR TIMELINESS THEREOF.
WORLD ECONOMIC CALENDAR THIS WEEK Date
Event
Forecast
Previous
4.12% 51.8 50.7 54.8 56.2
4.04% 51.8 50.7 54.6 56.6
Monday, Nov 3
Indonesia Core Inflation (YoY) Oct German Manufacturing PMI (Oct) EuropeManufacturing PMI (Oct) US. ISM Manufacturing Employment (Oct) US. ISM Manufacturing PMI (Oct)
Tuesday, Nov 4
US. Trade Balance (Sep) US. Factory Orders (MoM) Sep China HSBC Service PMI (Oct)
-40.00B -0.6%
-40.10B -10.1% 53.5
Wednesday, Nov 5
Europe Service PMI (Oct) Europe Retail Sales (MoM) Sep
52.4 -0.8%
52.4 1.2%
Thursday, Nov 6
German Factory Orders (MoM) Sep UK. Interest Rate Decision Europe Interest Rate Decision US. Initial Jobless Claims
2.3% 0.50% 0.05% 285K
-5.7% 0.50% 0.05% 287K
Friday, Nov 7
German Industrial Production (MoM) Sep German Trade Balance (Sep) US. Unemployment Rate (Oct) China Exports (YoY) Oct China Imports (YoY) Oct China Trade Balance (Oct)
2.0% 18.5B 5.9%
-4.0% 17.5B 5.9% 15.3% 7.0% 31.00B
PT. Paramitra Alfa Sekuritas Cyber 2 Tower 20th Floor, Suite 2001, Jl. HR Rasuna Said Blok X-5 No. 13, Jakarta 12950 Telp. : 3002-6700, Fax : 3002-6910 Website : www.paramitra.com
Putu Yani Arini ( Head Of Research ) Putu Wahyu Suryawan
Ricky Bujung ( Head Of Equity ) Teguh Prabowo Aron Parman Andriyana
Research Division ext 264 ext 184 Equity Sales Division ext 162-167 ext 157-168 ext 156 ext 166-159-169 ext 161
[email protected] [email protected]
[email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected]
DISCLAIMER : PARAMITRA SPECIFICALLY DISCLAIMS ALL LIABILITY FOR ANY DIRECT, INDIRECT, CONSEQUENTIAL OR OTHER LOSSES OR DAMAGES INCLUDING LOSS OF PROFITS INCURRED BY YOU OR ANY THIRD PARTY THAT MAY ARISE FROM ANY RELIANCE ON THIS REPORT OR FOR THE RELIABILITY, ACCURACY, COMPLETENESS OR TIMELINESS THEREOF.
Disclaimer: The information herein has been compiled by PT. Paramitra Alfa Sekuritas (Paramitra), from sources that we believe are reliable, but no representation or warranty, is expressed or implied, and as to its accuracy or completeness. All opinions and estimates included in this document constitute our judgment as of this date and are subject to change without notice. This information is not an offer to sell or buy any securities. Neither Paramitra nor its affiliates and employees accept any liabilities whatsoever for any loss arising from any use of this information. Members of Paramitra and its affiliates and employees may from time to time have a position in or with the securities mentioned herein. PT. Paramitra Alfa Sekuritas (Paramitra) generates mechanical trading system signals, and is not investment advice nor should it be construed as such. The information contained in this report is based on material we believe to be reliable; however, we do not represent that it is accurate, current, complete, or error free. Assumptions, estimates and opinions contained in this report constitute our judgement as of the date of the document and are subject to change without notice.Any projections are based on a number of assumptions as to market conditions and there can be no guarantee that any projected results will be achieved. Past performance is not a guarantee of future results. PARAMITRA SPECIFICALLY DISCLAIMS ALL LIABILITY FOR ANY DIRECT, INDIRECT, CONSEQUENTIAL OR OTHER LOSSES OR DAMAGES INCLUDING LOSS OF PROFITS INCURRED BY YOU OR ANY THIRD PARTY THAT MAY ARISE FROM ANY RELIANCE ON THIS REPORT OR FOR THE RELIABILITY, ACCURACY, COMPLETENESS OR TIMELINESS THEREOF
DISCLAIMER : PARAMITRA SPECIFICALLY DISCLAIMS ALL LIABILITY FOR ANY DIRECT, INDIRECT, CONSEQUENTIAL OR OTHER LOSSES OR DAMAGES INCLUDING LOSS OF PROFITS INCURRED BY YOU OR ANY THIRD PARTY THAT MAY ARISE FROM ANY RELIANCE ON THIS REPORT OR FOR THE RELIABILITY, ACCURACY, COMPLETENESS OR TIMELINESS THEREOF.