Februari 2017
RESEARCH TEAM
Market Update Februari 2017
RINGKASAN
Ekonomi Indonesia tumbuh 4,94% yoy pada kuartal keempat 2016. Angka ini lebih rendah dibandingkan PDB pada kuartal sebelumnya yaitu sebesar 5,02% (yoy). Pada kuartal terakhir ini, pertumbuhan ekspor dan impor sudah menunjukkan sinyal positif. Hal ini disebabkan oleh membaiknya harga komoditas dunia. Namun demikian, pertumbuhan PDB tahunan 2016 mengalami penurunan dibanding PDB di tahun 2015 yaitu dari sebesar 5,02% menjadi 4,8%.
Laju inflasi pada Februari 2017 mengalami penurunan menjadi 0,23% (mom) dari 0,97% (mom) pada Januari 2017. Sumbangan inflasi paling besar diberikan oleh kenaikan harga barang yang diatur pemerintah (administered price), terutama harga di sektor perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar yang memiliki andil 0,17%.
Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 14-16 Februari 2017 memutuskan untuk mempertahankan BI 7-days Repo Rate di level 4,75%, dengan suku bunga Deposit Facility dan Lending Facility masing-masing sebesar 4,00% dan 5,50%.
Rupiah tercatat terapresiasi tipis sebesar 0,23% dari level Rp13.369/US$ pada akhir bulan Januari 2016 ke level Rp13.338/US$ pada Februari 2017.
Pergerakan yield SUN selama bulan Februari 2017 diwarnai fase bullish, ditandai dengan penurunan yield rata-rata sebesar 9,89bps dibandingkan bulan lalu.
Pada Februari 2017, rata-rata suku bunga dasar (SBDK) KPR dari 10 besar Bank Penyalur KPR di Indonesia mencapai 10,38%, mengalami penurunan dari rata-rata SBDK bulan lalu. SBDK KPR tertinggi yang ditawarkan sebesar 11,25% yakni Bank Permata, sedangkan SBDK KPR terendah sebesar 9,75% yaitu Maybank. Suku bunga dasar KPR diproyeksikan mencapai 9,8 – 10,2% di tahun 2017.
Data statistik perbankan Indonesia mencatatkan outstanding KPR per bulan Desember 2016 sebesar Rp353,64 triliun, mengalami kenaikan dari bulan sebelumnya sebesar 1,55% (mom). Outstanding KPR Desember 2016 mengalami pertumbuhan sebesar 8,37% dibandingkan periode yang sama tahun 2015 (yoy). Porsi KPR terbesar adalah bank pemerintah sebesar 56%. Sedangkan total outstanding KPR dan KPA per bulan Desember 2016 sebesar Rp366,57 triliun. Pertumbuhan KPR dan KPA diproyeksikan berada di kisaran 6,0%-8,3% yoy di tahun 2017 (Sumber: Statistik Perbankan Indonesia).
Outstanding KPR Syariah per bulan Desember 2016 sebesar Rp51,19 triliun, mengalami kenaikan dari bulan sebelumnya sebesar 1,56% (mom) atau sebesar 17,93% dibandingkan periode yang sama tahun 2015 (yoy). Total outstanding KPR dan KPA Syariah per bulan Desember 2016 sebesar Rp52,71 triliun. Persentase NPL KPR Syariah pada Desember 2016
1
Market Update Februari 2017 mengalami penurunan menjadi 2,19% dibandingkan periode November 2016 yakni sebesar 2,47%.
SMF Building Permit Index (SMF-BPI) masih flat, namun sedikit menunjukkan sinyal perbaikan. Pada bulan Januari 2017, SMF-BPI tumbuh 2,3% mom (-4,5% yoy) dari level 257,6 ke level 263,5. Data SMF Building Permit Index Residential (SMF-BPI Residential) juga menunjukkan sinyal yang sama. Pada bulan Januari 2017, SMF-BPI Residential tumbuh 19,8% (mom) (66,1% yoy) ke level 383 dari level 319,6.
Harga properti residensial pada triwulan IV-2016 meningkat dari triwulan sebelumnya. Indeks Harga Properti Residensial pada triwulan IV-2016 berada pada level 194,54 atau tumbuh 0,37% (qtq), sedikit lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya (0,36%, qtq). Secara tahunan, harga properti residensial tumbuh melambat di level 2,38% (yoy), melambat dibandingkan 2,75% (yoy) pada triwulan III-2016.
Data Survey Harga Properti Residensial BI menyebutkan bahwa pada triwulan IV-2016, fasilitas KPR masih menjadi pilihan utama dalam melakukan transaksi pembelian properti. Sebagian besar konsumen (77,22%) memilih fasilitas KPR dalam transaksi pembelian properti, kemudian berturut-turut adalah tunai bertahap (15,91%) dan tunai (6,88%).
2
Market Update Februari 2017
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ............................................................................................ 3 MAKROEKONOMI ...................................................................................... 4 Produk Domestik Bruto ................................................................................ 4 Inflasi ........................................................................................................... 5 BI 7-days Reverse Repo Rate ..................................................................... 6 Nilai Tukar USD-IDR .................................................................................... 7 PASAR SURAT UTANG ................................................................................ 8 INFORMASI PEMBIAYAAN PERUMAHAN ............................................................ 10 Outstanding KPR ....................................................................................... 10 Non Performing Loan (NPL) KPR .............................................................. 11 Outstanding KPR Syariah .......................................................................... 12 Loan to Funding Ratio Perbankan.............................................................. 13 Suku Bunga Dasar KPR ............................................................................ 14 SMF BUILDING PERMIT INDEX (SMF-BPI) .......................................................... 15 INDEKS HARGA PROPERTI RESIDENSIAL........................................................... 16
3
Market Update Februari 2017
MAKROEKONOMI
Market Comment
Produk Domestik Bruto
Sumber : Badan Pusat Statistik (2016)
Ekonomi Indonesia tumbuh 4,94% di Q4 2016
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat PDB kuartal keempat sebesar 4,94% (yoy). Angka ini lebih rendah dibandingkan PDB pada kuartal sebelumnya yaitu sebesar 5,02% (yoy). Pada kuartal terakhir ini, pertumbuhan ekspor dan impor sudah menunjukkan sinyal positif. Hal ini disebabkan oleh membaiknya harga komoditas dunia. Namun demikian, pertumbuhan belanja pemerintah tercatat melambat sebesar -4,05% (yoy) dan perlambatan ini lebih besar dibandingkan kuartal ketiga 2016 yaitu sebesar 2,95% (yoy). Komponen inilah yang menyebabkan PDB pada kuartal ini mengalami perlambatan. Selain itu, tercatat pula bahwa pertumbuhan PDB di tahun 2017 mengalami penurunan dibanding PDB di tahun 2016 yaitu dari sebesar 5,17% (yoy) menjadi 4,94% (yoy).
Prospek: Proyeksi pertumbuhan di tahun 2017 masih akan dipengaruhi oleh dua hal utama yaitu harga komoditas dunia dan juga belanja pemerintah. Prospek di tahun 2017 memperkirakan bahwa harga komoditas akan mulai membaik. Menurut data yang diperoleh dari Bloomberg, terjadi peningkatan indeks komoditas sebesar 13,4% (yoy) pada Januari 2017. Hal ini dapat mendorong nilai ekspor terus meningkat dan akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Selain itu, belanja pemerintah pun diharapkan dapat terealisasi dengan baik di tahun 2017 mengingat pada kuartal keempat 2016 pengeluaran pemerintah masih minim.
4
Market Update Februari 2017 Inflasi Laju inflasi pada Februari 2017 mengalami penurunan menjadi 0,23%(mom) dari 0,97%(mom) pada Januari 2017 sedangan inflasi tahunan mengalami peningkatan menjadi 3,83% (yoy) pada bulan Februari dibanding bulan Januari sebesar 3,49% (yoy). Sumbangan inflasi paling besar diberikan oleh kenaikan harga barang yang diatur pemerintah (administered price), terutama harga di sektor perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar yang memiliki andil 0,17%.
Februari 2017: (0,23% mom, 3,83% yoy) Inflasi 2012
4,36%
Inflasi 2013
8,08%
Inflasi2014
8,36%
Inflasi 2015
3,35%
Inflasi 2016
3,02%
Grafik Inflasi
Data Inflasi 1 Tahun Terakhir
1.10%
Selain itu, inflasi pada bulan ini masih disebabkan oleh adanya penyesuaian kenaikan tarif listrik yang menyumbang sebesar 0,11% pada inflasi Februari 2017.
0.90%
3.83%0.70%
4.0%
Prospek:
0.50% 0.30%
0.23% 0.10%
2.5%
-0.10% -0.30%
1.0%
Inflasi y-o-y (%)
Feb-17
Jan-17
Dec-16
Nov-16
Oct-16
Sep-16
Aug-16
Jul-16
Jun-16
May-16
Apr-16
Mar-16
Feb-16
-0.50%
Proyeksi inflasi pada Maret 2017 diperkirakan masih tetap stabil. Namun demikian, kebijakan pemerintah terkait bidang energi, yaitu kenaikan tarif listrik, masih akan menjadi pemicu laju peningkatan inflasi. Selain itu, yang harus diwaspadai adalah curah hujan yang berkepanjangan yang dikhawatirkan akan berpengaruh terhadap harga bahan pangan.
Sumber : Badan Pusat Statistik (2017)
5
Market Update Februari 2017 BI 7-days Reverse Repo Rate Data 7-days Reverse Repo September 2016
5,00%
Oktober 2016
4,75%
November 2016
4,75%
Desember 2016
4,75%
Januari 2017
4,75%
Februari 2017
4,75%
Rilis siaran pers Bank Indonesia (BI) pada Februari 2017 mengenai hasil Rapat Dewan Gubernur menyatakan bahwa BI 7-day Repo Rate (7-day RR) dipertahankan pada level 4,75%, dengan suku bunga Deposit Facility tetap sebesar 4,00% dan Lending Facility tetap sebesar 5,50%. Keputusan ini mempertimbangan arah kebijakan AS dan Tiongkok serta naiknya harga minyak dunia dan harga komoditas utama. Selain itu kondisi dalam negeri pun menjadi acuan melihat perekonomian yang mulai stabil yang digambarkan dengan laju inflasi yang sudah mulai mengalami penurunan dari 0,97% (mom) pada Januari 2017 menjadi 0,23% (mom) di Februari 2017.
Prospek:
Sumber : Bank Indonesia (2017)
Pada bulan berikutnya, BI diperkirakan akan meningkatkan suku bunga acuannya. Hal ini terutama mengacu pada kondisi domestik dan global, terutama dari adanya potensi kenaikan inflasi pada Maret 2017 yang disebabkan oleh adanya kenaikan harga BBM dan tarif listrik. Namun demikian, kondisi perekonomian Indonesia dirasa masih cukup stabil untukmenghadapi guncangan global seperti adanya isu arah kebijakan AS yang belum pasti dan juga risiko geopolitik di Eropa.
6
Market Update Februari 2017
Nilai Tukar USD-IDR Rupiah mengalami volatilitas dengan kecenderungan depresiasi pada awal tahun 2017. Sementara itu Rupiah mengalami apresiasi sebesar 0,23% dari level Rp13.369/US$ pada akhir bulan Januari 2016 ke level Rp13.338/US$ pada Februari 2017.Meskipun terdapat isu-isu yang menyebutkan bahwa The Fed akan menaikkan tingkat suku bunga acuannya dalam waktu dekat, Rupiah masih dapat menjaga stabilitasnya. Menurut informasi dari Bloomberg, volatilitas nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS hanya sebesar 6,8% dan hal ini menggambarkan bahwa Indonesia memiliki risiko yang rendah terhadap volatilitas yang terjadi di Amerika Serikat. Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap US Dollar (Sumber: Bloomberg)
Prospek: Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS diperkirakan akan tetap bergerak stagnan cenderung stabil seiring dengan berbagai kondisi ekonomi maupun geopolitik yang terjadi di berbagai negara. BI mencatat bahwa cadangan devisa terus meningkat dan hal ini lah yang mendorong kestabilan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS.
7
Market Update Februari 2017
Pergerakan yield SUN selama bulan Februari 2017 diwarnai fase bullish, ditandai dengan Pergerakanyield SUN bulan Februari 2017 diwarnai fase bullish dengan penurunan rata-rata sebesar 9,89bps (mom) dibanding penurunan yield rata-rata sebesar 9,89bps dibandingkan bulan lalu. bulan sebelumnya.
PASAR SURAT UTANG
Rata-rata Februari 2017 Tenor
SUN
Premium Pasar CB AAA
CB AA+
1
6,09
164
190
2
6,78
163
194
3
7,11
164
198
5
7,39
168
203
7
7,56
171
202
10
7,80
173
193
*CB : CorporateBonds (Obligasi Korporasi) Sumber : IBPA, diolah
Pasar obligasi di bulan Februari 2017 berlanjut positif meskipun terdapat tekanan eksternal berupa peningkatan probabilitas kenaikan Fed Funds Rate pada pelaksanaan rapat FOMC Maret 2017 dari 31,2% di akhir Januari menjadi 52% di akhir Februari. Positifnya kinerja pasar obligasi domestik lebih ditopang oleh fundamental ekonomi dalam negeri yang kuat, salah satunya adalah rilisnya data pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2016 yang lebih tinggi dari tahun sebelumnya yakni tumbuh sebesar 5,02%, lebih tinggi daripada pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2015 sebesar 4,88%. Selain itu, meningkatnya outlook rating Indonesia dari stabil menjadi positif oleh lembaga pemeringkat ratingMoody’s juga turut menambah kepercayaan pelaku pasar terhadap surat utang Indonesia. Prospek:
Rata – rata Yield SUN pada Februari 2017 mengalami penurunan sebesar 9,89bps mom
Antisipasi pasar terhadap kenaikan FFR pada rapat FOMC 15-16 Maret mendatang diperkirakan cukup memberikan tekanan bagi pasar obligasi domestik, sehingga berpotensi membuat yield SUN cenderung meningkat dibandingkan posisi akhir Februari. Meskipun demikian, sentiment positif berupa rilis data inflasi Indonesia bulan Februari yang lebih rendah dari bulan sebelumnya sebesar 0,28% mom diperkirakan cukup dapat menahan tekanan global.
8
Market Update Februari 2017
Credit Spread Obligasi rating AAA mengalamipenurunandibandingkandenganbulansebelumnya, namun cread spread obligasi rating AA+ mengalami kenaikan. Sumber: IBPA, diolah
9
Market Update Februari 2017
INFORMASI PEMBIAYAAN PERUMAHAN Outstanding KPR Outstanding KPR mengalami kenaikan
Volume outstanding KPRmengalami kenaikanpada Desember 2016
Data statistik perbankan Indonesia mencatatkan outstanding KPR per bulan Desember 2016 sebesar Rp353,64 triliun, mengalami kenaikan dari bulan sebelumnya sebesar 1,55% (mom). Outstanding KPR Desember 2016 mengalami pertumbuhan sebesar 8,37% dibandingkan periode yang sama tahun 2015 (yoy). Porsi KPR terbesar adalah bank pemerintah sebesar 56%. Sedangkan total outstanding KPR dan KPA per bulan Desember 2016 sebesar Rp366,57 triliun. Pertumbuhan KPR dan KPA diproyeksikan berada di kisaran 6,0%-8,3% yoy di tahun 2017 (Sumber: Statistik Perbankan Indonesia).
Proyeksi Outstanding KPR & KPA 2017
Proporsi Penyaluran KPR (Desember 2016)
Periode
Proyeksi KPR & KPA (Rp Miliar)
Q1-2017
365.377,18
Q2-2017
373.219,35
Q3-2017
383.109,26
Q4-2017
390.650,78
Porsi KPR terbesar adalah Bank Pemerintah sebesar 56%
10
Market Update Februari 2017
Non Performing Loan (NPL) KPR Bank Indonesia mencatat persentase NPL KPR pada Desember 2016 mengalami penurunan dari periode sebelumnya, yakni dari 2,74% menjadi sebesar 2,45%. Secara volume, NPL KPR Desember 2016 turun sebesar Rp870 miliar. Kelompok BPD masih memiliki NPL terbesar sebesar 5,55%. Dengan asumsi pertumbuhan ekonomi mencapai 5,24% dan pertumbuhan likuiditas M0 mencapai 9,0-12%, rasio NPL diprediksi melandai dengan kisaran 2,51 – 2,67% di tahun 2017. (Sumber: Statistik Perbankan Indonesia) Persentase NPL KPRmengalami penurunandari bulan sebelumnya
Proyeksi Rasio NPL KPR
Periode
Proyeksi RasioNPL KPR (%)
Q1-2017
2,67
Q2-2017
2,51
Q3-2017
2,58
Q4-2017
2,51
Kelompok BPD mengalami kenaikan NPL terbesar
11
Market Update Februari 2017
Outstanding KPR Syariah Outstanding KPR Syariah mengalami kenaikan
Outstanding KPR Syariah per bulan Desember 2016 sebesar Rp51,19 triliun, mengalami kenaikan dari bulan sebelumnya sebesar 1,56% (mom) atau sebesar 17,93% dibandingkan periode yang sama tahun 2015 (yoy). Total outstanding KPR dan KPA Syariah per bulan Desember 2016 sebesar Rp52,71 triliun. Persentase NPL KPR Syariah pada Desember 2016 mengalami penurunan menjadi 2,19% dibandingkan periode November 2016 yakni sebesar 2,47%. (Sumber: Statistik Perbankan Syariah).
Volume outstanding KPR Syariah mengalami kenaikanpada Desember 2016
Persentase NPL KPR Syariahmenurundibandingkandenganbulansebelumnya
12
Market Update Februari 2017
Loan to Funding Ratio Perbankan TabelLoan to Funding Ratio Penyalur KPR
LFR
Bank BTN
94,99%
Bank Danamon
91,74%
Bank CIMB Niaga
94,77%
Bank Permata
80,45%
Bank BRI
84,85%
Bank Panin
86,81%
Bank Maybank
86,77%
Bank BNI
88,96%
Bank Mandiri
85,53%
Bank BCA
78,52%
Average
87,34%
Posisi LFR (Loan to Funding Ratio) per Desember 2016 menunjukkan rata-rata posisi di bawah batas atas LFR yang ditetapkan Bank Indonesia
Posisi rata-rata LFR 10 (sepuluh) bank penyalur KPR per Desember 2016 adalah sebesar 87,34%. Dilihat dari tabel menunjukan bahwa Bank BTN (94,99%) dan Bank CIMB Niaga (94,77%) memiliki LFR yang melewati batas atas dari LFR yang ditetapkan BI, yaitu 92%.
Sumber: Laporan Triwulan (Q4) 2016 masing-masing bank, diolah
13
Market Update Februari 2017
Suku Bunga Dasar KPR Tabel Suku bunga dasar KPR Penyalur KPR
SBDK (KPR)
Bank BRI
10,25%
Bank BCA
10,00%
Bank CIMB Niaga
10,50%
Bank Mandiri
10,25%
Bank BNI
10,50%
Bank Maybank
9,75%
Bank Panin
10,55%
Bank BTN
10,25%
Bank Danamon
10,50%
Bank Permata
11,25%
Average
10,38%
Pada Februari 2017, rata-rata suku bunga dasar (SBDK) KPR dari 10 besar Bank Penyalur KPR di Indonesia mencapai 10,38%, mengalami penurunan dari rata-rata SBDK bulan lalu. SBDK KPR tertinggi yang ditawarkan sebesar 11,25% yakni Bank Permata, sedangkan SBDK KPR terendah sebesar 9,75% yaitu Maybank. Dengan asumsi BI 7-Day RR tetap pada level 4,75% dan pertumbuhan likuiditas M2 mencapai 8,0 – 10,1%, maka suku bunga dasar KPR diproyeksikan mencapai 9,8 – 10,2% di tahun 2017.
Proyeksi Suku Bunga Dasar KPR
Sumber: Website masing-masing bank, Februari 2017
Periode
Proyeksi Suku Bunga Dasar KPR (%)
Q1-2017
10,08
Q2-2017
10,02
Q3-2017
9,87
Q4-2017
9,85
14
Market Update Februari 2017
SMF BUILDING PERMIT INDEX (SMF-BPI) SMF Building Permit Index
SMF Building Permit Index (SMF-BPI) masih flat, namun sedikit menunjukkan sinyal perbaikan. Pada bulan Januari 2017, SMF-BPI tumbuh 2,3% mom (-4,5% yoy) dari level 257,6 ke level 263,5. Data SMF Building Permit Index Residential (SMF-BPI Residential) juga menunjukkan sinyal yang sama. Pada bulan Januari 2017, SMF-BPI Residential tumbuh19,8% (mom) (66,1% yoy) ke level 383 dari level 319,6.
Source: PTSP Kota & Kanupaten, diolah
SMF Building Permit Index Residential
SMF Building Permit Index (SMF-BPI) dibangun berdasarkan data IMB dari 20 wilayah kota/kabupaten di Indonesia, dan diolah secara statistik. SMF-BPI merupakan salah satu leading indicator penting yang bermanfaat untuk memonitor arah perkembangan ekonomi Indonesia, termasuk sektor perumahan. Cepatnya pertumbuhan IMB nasional, menjadi salah satu indikasi akselerasi permintaan domestik dan ekonomi dalam 6-12 bulan mendatang.
Source: PTSP Kota & Kanupaten, diolah
15
Market Update Februari 2017
INDEKS HARGA PROPERTI RESIDENSIAL Pertumbuhan Harga Properti Residensial Harga properti residensial pada triwulan IV-2016 meningkat dari triwulan sebelumnya. Indeks Harga Properti Residensial pada triwulan IV-2016 berada pada level 194,54 atau tumbuh 0,37% (qtq), sedikit lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya (0,36%, qtq). Secara tahunan, harga properti residensial tumbuh melambat di level 2,38% (yoy), melambat dibandingkan 2,75% (yoy) pada triwulan III-2016.
Pertumbuhan indeks harga properti residensial pada triwulan IV-2016 mengalami peningkatan dari triwulanan sebelumnya
Data Survey Harga Properti Residensial BI menyebutkan bahwa pada triwulan IV-2016, fasilitas KPR masih menjadi pilihan utama dalam melakukan transaksi pembelian properti. Sebagian besar konsumen (77,22%) memilih fasilitas KPR dalam transaksi pembelian properti, kemudian berturut-turut adalah tunai bertahap (15,91%) dan tunai (6,88%). (Sumber: Survey Harga Properti Residensial)
16