Fangki B. Lakoro mahasiswa pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga; Ucok H Refiater, S.Pd M.Pd dan Syarif Hidayat, S.Pd Kor M.Or dosen pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIKK Universitas Negeri Gorontalo; Herson A. Taha pelatih Sepak Takraw PPLP Gorontalo
47
PENGARUH MODEL LATIHAN UMPAN JARAK BERTAHAP TERHADAP KETEPATAN MENGUMPAN DALAM OLAHRAGA SEPAKTAKRAW PADA ATLIT PPLP GORONTALO
(Fangki B. Lakoro, Ucok H. Refiater, Syarif Hidayat)
[email protected] Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Dan Keolahragaan Universitas Negeri Gorontalo Abstrak : Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji secara ilmiah tentang pengruh model latihan umpan jarak bertahap terhadap ketepan umpan dalam olahraga sepaktakraw pada atlit PPLP Provinsi Gorontalo. Hipotesa penelitian ini yaitu terdapat pengaruh model latihan umpan jarak bertahap terhadap ketepatan mengumpan dalam olahraga Sepaktakraw. Metode yang di gunakan adalah metode eksperimen, dengan memberikan perlakuan latihan umpan jarak bertahap dan terprogram selama 24 pertemuan dengan frekuensi 3 kali seminggu, rancangan penelitian ini menggunakan desain penelitian One Group Pre Test and Post Test Desing . Dengan sampel berjumlah 20 atlit PPLP cabang olahraga Sepaktakraw Provinsi Gorontalo. Kemudian latihan diberikan selama 24 pertemuan dan di tes akhir dengan menggunakan tes ketepatan umpan. Teknik analisa data adalah dengan menggunakan rumus Uji t pada taraf signifikan α=0,05 dalam analisa data pengujian hipotesa, diperoleh ttabel senilai 1.729 sesuai kriteria pengujian bahwa terima H0 jika thitung sama atau lebih kecil dari ttabel.sedangkan tolak H0 jika thitung lebih besar dari ttabel. Oleh karena itu thitung 19.5 lebih besar dari ttabel(1.729), maka hasil analisis menunjukan tolak H0 yang berarti terima Ha atau terima hipotesis penelitian.Dengan demikian kesimpulan analisa adalah terdapat pengaruh model latihan umpan jarak bertahap terhadap ketepatan umpan dalam olahraga Sepaktakraw pada atlit PPLP Provinsi Gorontalo.
Kata Kunci : latihan umpan jarak bertahap, Ketepatan umpan
Fangki B. Lakoro mahasiswa pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga; Ucok H Refiater, S.Pd M.Pd dan Syarif Hidayat, S.Pd Kor M.Or dosen pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIKK Universitas Negeri Gorontalo; Herson A. Taha pelatih Sepak Takraw PPLP Gorontalo
48
Sepaktakraw merupakan cabang olahraga permainan yang dimainkan oleh dua regu yang saling berhadapan dan dipisahkan oleh sebuah net dengan ketinggian 1,55 meter. Permainan ini dimulai dengan melakukan servis, oleh tekong ke daerah lapangan lawan. Pemain regu lawan memainkan bola menggunakan seluruh anggota badan selain tangan, setiap regu paling banyak boleh memainkan bola dengan tiga kali sentuhan. Jumlah pemain masing-masing regu terdiri dari tiga orang pemain, (tekong, apit kiri, dan apit kanan) dengan seorang pemain cadangan. Dalam permainan sepaktakraw, menyepak atau sepakan merupakan gerak yang “dominan”. Teknik sepakan yang paling sering digunakan dalam bermain sepaktakraw adalah sepak sila. Hal ini merupakan tahap awal memperoleh kemantapan keterampilan untuk melaksanakan dasar permainan sepaktakraw secara efisien dan efektif. Sehingga sepak sila sangat membantu dalam suatu bentuk permainan serta menjadi bagian dalam mencapai suatu penunjang untuk mencapai keterampilan yang tinggi. Ucup dkk ( 2004:29 ) mengemukakan bahwa permainan sepaktakraw memiliki cirri khusus yaitu kaki adalah peran utama dalam memainkan bola. Selama permainan berlangsung bola tidak boleh menyentuh benda lain kecuali tubuh pemain yaitu kaki, paha, dada, kepala. Bila bola menyentuh tangan, lantai atau benda yang berada di luar lapangan maka bola dinyatakan mati. Di lain pihak kedua kaki adalah alat tubuh supaya orang bias berdiri, melompat, ke depan ke kiri atau ke kanan dan meloncat keatas. Dengan demikian keseimbangan tubuh patut mendapat perhatian kalau tidak maka itu akan sulit menyepak bola karena dia harus biasa berdiri pada satu kaki. Selain itu adalah teknik sepak kuda yakni sepakan yang dilakukan dengan menggunakan bagian punggung kaki pemain. Sepakan ini dapat dipergunakan untuk menjangkau atau mengantisipasi bola yang posisinya jauh dari badan. Sedangkan sepakan cungkil adalah sepakan yang dalam pelaksanaannya menggunakan bagian Fangki B. Lakoro mahasiswa pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga; Ucok H Refiater, S.Pd M.Pd dan Syarif Hidayat, S.Pd Kor M.Or dosen pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIKK Universitas Negeri Gorontalo; Herson A. Taha pelatih Sepak Takraw PPLP Gorontalo
49
jari-jari kaki. Sepakan ini sangat membantu dalam mengantisipasi bola yang lebih jauh dari badan dengan menggunakan jari-jari kaki. Sepak telapak kaki adalah sepakan yang menggunakan bagian telapak kaki. Walaupun pada saat bermain sangat jarang digunakan namun sepakan ini juga turut berperan untuk mengatasi bola-bola yang datangnya secara tiba-tiba dan posisi pemain dalam kondisi out of position. Sepak badek adalah sepakan yang mempergunakan bagian kaki luar dari kaki pemain. Sepakan ini sering diartikan dengan sepakan yang merupakan kebalikan dari sepak sila. Teknik sepak ini dapat dipergunakan untuk mengatasi bola yang datang secara tiba-tiba pada sisi bagian kanan dan kiri pemain. Menyundul atau Heading dapat dilakukan dengan berbagai macam cara yakni dengan menggunakan bagian dahi yang berfungsi untuk mengumpan dan melakukan serangan atau smash, bagian kiri dan kanan kepala berfungsi untuk melakukan serangan, bagian belakang kepala berfungsi untuk menipu lawan. Berdasarkan dari beberapa pendapat tersebut diatas maka dapat disimpulkan bahwa teknik dasar dalam permainan ini adalah segala komponen teknik yang lebih mengarah pada keterampilan dan penguasaan secara individu yang meliputi sepak sila, sepak kuda, sepak badek, sepak petik, sepak cangkuk, menggunakan paha, dan menyundul bola (heading), yang secara keseluruhan merupakan komponen teknik yang dapat memberikan kontribusi pada implementasi dari penampilan atlet dalam permainan atau pertandingan. Adapun teknik lanjutan yang di kemukakan oleh Abdul Aziz Hakim, dkk (2007:23) bahwa teknik lanjutan terdiri dari : 1) sepak mula (service), sepak mula adalah sepakan yang dilakukan oleh tekong ke arah lapangan lawan sebagai cara memulai permainan. Sepak mula merupakan teknik khusus terpenting dalam sepaktakraw karena angka dapat diperoleh regu yang melakukan sepak mula. 2) smash, adalah teknik gerakan serangan yang dilakukan untuk mematikan permainan lawan dengan menggunakan kaki dan gerakan tertentu. Seperti gerakan melayang dan Fangki B. Lakoro mahasiswa pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga; Ucok H Refiater, S.Pd M.Pd dan Syarif Hidayat, S.Pd Kor M.Or dosen pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIKK Universitas Negeri Gorontalo; Herson A. Taha pelatih Sepak Takraw PPLP Gorontalo
50
berputar di udara. 3) mengumpan, adalah gerak yang dilakukan untuk memindahkan bola dari seorang pemain kepada pemain lain supaya dapat diteruskan untuk gerak kerja berikutnya sperti mengumpan balik atu smash. 4) blok (menahan) adalah gerakan yang dilakukan untuk menahan atau mengembalikan bola lawan baik yang berasal dari smash atau heading dengan posisi pemain yang melakukan blok mendekati net. Model Latihan Mengumpan Jarak Bertahap Model adalah konsep yang masih dalam pengembangan dari sistem yang disederhanakan. Model yang kebanyakan digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah model informal. Syam Asry ( 2009:35 ) Seseorang yang akan melakukan pekerjaan selalu didahului dengan konsep dalam pikiran tentang apa yang akan dikerjakan. Khayalan yang ada dalam pikiran adalah representasi sederhana dari suatu sistem yang kompleks yang kadang-kadang disebut model mental. Demikian halnya dengan Wahab Azis ( 2007:31 ) mengemukakan bahwa model adalah perencanaan yang menggambarkan proses yang ditempuh pada proses kegiatan agar dicapai perubahan spesifik pada prilaku seseorang seperti yang diharapkan. Sedangkan latihan menurut Bompa ( 1994:167 ) adalah suatu aktifitas olahraga yang dilakukan secara sistematis dalam waktu yang sesuai dengan tingkat individu, yang bertujuan membentuk fungsi fisiologi dan psikologi manusia untuk memenuhi syarat-syarat yang dibebankan padanya. Hal senada dikemukakan Harsono dalam Syam Asry ( 2009:36 ) bahwa latihan merupakan sebagai suatu proses berlatih yang sistematis, yang dilakukan secara berulang-ulang dan kian hari jumlah beban latihannya bertambah Pengunaan model latihan ini disesuaikan dengan tujuan yang akan dicapai. Syam Asry ( 2009:35 ) Untuk pengembangan keterampilan teknik dalam permainan sepaktakraw, telah banyak dikembangkan variasi-variasi model latihan seperti drills smas h, drills umpan, drills blok dan drills servis.
Fangki B. Lakoro mahasiswa pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga; Ucok H Refiater, S.Pd M.Pd dan Syarif Hidayat, S.Pd Kor M.Or dosen pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIKK Universitas Negeri Gorontalo; Herson A. Taha pelatih Sepak Takraw PPLP Gorontalo
51
Sesuai dengan pendapat di atas maka model latihan adalah variasi latihan yang dilakukan perorangan dan kelompok untuk pengembangan teknik sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Dalam penerapannya bahwa model ini dapat dilakukan dengan pelatih, teman main, sparing partner yang disiapkan dan dengan lingkungan, misalnya dengan tembok atau menggunakan target. Latihan umpan jarak bertahap merupakan salah satu model drills latihan teknik mengumpan yang dilakukan pada jarak yang bervariasi. Jarak dapat diartikan sebagai ruang (panjang, jarak) antara dua benda atau tempat. Arifin Jainal dkk ( 2008:611 ) Bertahap dari asal kata “ tahap” artinya tingkat. Jadi kata ”bertahap” artinya bertingkat atau berjenjang. Jadi dapat disimpulkan bahwa jarak bertahap adalah panjang jauhnya suatu tempat yang ditempuh secara bertahap atau bertingkat dari tempat yang terdekat sampai kepada tempat yang sesungguhnya. Menurut Syam Asry ( 2009:38 ) Model latihan umpan ini dilakukan secara terpola,
sistimatis
dan
berkesinambungan
untuk
pengembangan
ketepatan
mengumpan dalam permainan sepaktakraw. Model ini adalah variasi latihan yang spesifik dalam permainan sepaktakraw sesuai dengan prinsip spesifikasi. Dalam metode kepelatihan untuk pengembangan teknik pada umumnya para pelatih sepaktakraw masih berorientasi pada prinsip latihan fisik yaitu prinsip latihan spesifikasi, misalnya untuk meningkatkan smash diberikan berbagai latihan spesifikasi sesuai tujuan yang akan dikembangkan, oleh karena itu model latihan umpan
jarak bertahap adalah variasi latihan untuk pengembangan ketepatan
mengumpan. Syam Asry ( 2009:39 ) pelaksanaan model latihan ini yakni dilakukan dari beberapa tahapan jarak yang terdiri dari tahap I pada jarak 2 mteter dari centre line, tahap II pada jarak 3 meter dari centre line, tahap III pada jarak 4 meter dari centre line dan tahap IV pada jarak 5 meter atau lebih dari centre line. Pelaksanaanya dimana bola dilambungkan oleh pelatih atau atlet lainnya. Tahapan Jarak ini juga Fangki B. Lakoro mahasiswa pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga; Ucok H Refiater, S.Pd M.Pd dan Syarif Hidayat, S.Pd Kor M.Or dosen pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIKK Universitas Negeri Gorontalo; Herson A. Taha pelatih Sepak Takraw PPLP Gorontalo
52
dimaksudkan agar atlet dapat beradaptasi dari pelaksanaan latihan ketepatan mengumpan dari yang ringan ke yang berat atau dari yang dekat sampai jarak yang jauh. Pada tahap awal, jarak antara mengumpan dan bidang sasaran umpan lebih dekat, maka umpan akan dengan mudah mengarahkan bola ke bidang sasaran umpan yang dituju. Kemudian berpindah ketahapan jarak ke II, III dan selanjutnya ke tahap jarak ke IV yakni pada jarak yang terjauh. Dalam penerapan latihan ini disesuaikan dengan perencanaan program latihan yang telah dirancang sesuai dengan prosedur latihan dan tahapan gerakan umpan jarak bertahap. Ketepatan Umpan Ketepatan
adalah
istilah
yang
sering
digunakan
sebagai
pedoman
kecenderungan perilaku untuk mengatakan kemampuan seseorang. Hal ini sesuai dengan pendapat poerwanto dalam herman ( 2012:8 ) yang mengatakan bahwa : “ketepatan adalah betul atau lurus (arahnya, jurusanya) misalnya kena benar pada sasaranya, tujuanya maksudnya dan sebagainya”. Senada dengan Sajoto dalam herman ( 2012:8 ) mengemukakan bahwa “ketepatan (accuraty) adalah kemampuan seseorang dalam mengendalikan gerakan bebas, terhadap sasaran dapat berupa jarak, atau mungkin sebuah objek langsung yang harus dikenai dengan tepat. Misalnya memasukan bola basket dalam ring basket. Ketepatan mengumpan dalam permainan sepaktakraw adalah kemampuan dari pemain yang berperan sebagai toser/umpan untuk mengumpan bola ke sasaran yang diinginkan oleh smass agar mampu menciptakan point/angka. Berdasarkan uraian di atas maka masalah yang akan diselidiki dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: “Apakah terdapat pengaruh model latihan mengumpan jarak bertahap terhadap Ketepatan Mengumpan dalam Permainan Sepaktakraw Pada Atlet PPLP Provinsi Gorontalo?
Fangki B. Lakoro mahasiswa pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga; Ucok H Refiater, S.Pd M.Pd dan Syarif Hidayat, S.Pd Kor M.Or dosen pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIKK Universitas Negeri Gorontalo; Herson A. Taha pelatih Sepak Takraw PPLP Gorontalo
53
Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model latihan mengumpan jarak bertahap terhadap Ketepatan Mengumpan dalam Permainan Sepaktakraw Pada Atlet PPLP Provinsi Gorontalo. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan melakukan test awal, memberikan perlakuan latihan dan melakukan test akhir yang kemudian menganalisis selisih score test awal dan test akhir. Dalam penelitian ini dipergunakan metode penelitian deskriptif dengan teknik Eksperimen. Sehubungan dengan itu, rancangan atau desain penelitian dapat digambarkan sebagai berikut: T
X1
X2
Gambar Desain penelitian Sumber : Sugiono ( 2008:111 ) Keterangan: X1
= Pre Test
T
= Treatment
X2
= Post Test
Mengacu dari hasil pengujian prasyarat analisis, diketahui bahwa data penelitian berdistribusi normal dan homogen, maka pengujian hipotesisi yang dimaksud, menggunakan statistik parametrik. Adapun statistic parametric yang dimaksud guna untuk pengujian hipotetesis penelitian yakni uji t. Adapun dalam perhitungannya, menggunakan rumus sebagai berikut : t=
Fangki B. Lakoro mahasiswa pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga; Ucok H Refiater, S.Pd M.Pd dan Syarif Hidayat, S.Pd Kor M.Or dosen pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIKK Universitas Negeri Gorontalo; Herson A. Taha pelatih Sepak Takraw PPLP Gorontalo
54
Berdasarakan hasil perhitungan diperoleh thitung = 19.5, sedangkan dari tabel nilai t atau ttabel pada alfa α = 0.05; dk = n-1 (20-1 =19) diperoleh harga ttebel = 1.729. Dengan demikian thitung lebih besar dari pada ttebel (19.5 > 1.729). Selanjutnya, mengacu pada kriteria pengujian yang menyatakan bahwa tolak Ho jika t hitung (t0) > ttebel (tt), maka dalam hal ini H0 ditolak dan Ha diterima. Atau dengan kata lain, terdapat pengaruh Latihan Umpan Jarak Bertahap Terhadap Ketepatan Umpan Pada Atlet Sepaktakraw di Pusat Pendidikan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) Provinsi Gorontalo. Adapun hasil perhitungan uji t yang dimaksud, selanjutnya dapat mempertegas kurva penerimaan dan penolakan hipotesis seperti yang tampak di bawah ini:
H0
Ha
Ha -1.729
1.729
19.5
Gambar. Kurva Penerimaan dan Penolakan Hipotesis (X1 dan X2) Pembahasan Permainan Sepaktakraw merupakan olahraga yang dapat dilakukan oleh siapa saja untuk mengembangkan minat dan bakat atau potensi yang ada dengan tidak mengeluarkan biaya besar. Akan tetapi untuk mengembangkan keterampilan pada cabang olahraga Sepaktakraw diperlukan adanya proses melatih dan berlatih yang sistematis dan terencana. Dalam usaha untuk meningkatkan latihan untuk menunjang Fangki B. Lakoro mahasiswa pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga; Ucok H Refiater, S.Pd M.Pd dan Syarif Hidayat, S.Pd Kor M.Or dosen pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIKK Universitas Negeri Gorontalo; Herson A. Taha pelatih Sepak Takraw PPLP Gorontalo
55
keterampilan dasar gerak atau teknik-teknik dasar dalam olahraga Sepaktakraw, seperti latihan umpan umpan jarak bertahap sangatlah dipengaruhi oleh sekian banyak
faktor
sehingga
benar-benar
diperlukan
kemampuan
untuk
dapat
mengaplikasikan pendekatan secara ilmiah sesuai dengan disiplin ilmu. Hal ini di dukung teori di atas yaitu latihan umpan jarak bertahap merupakan salah satu model drills latihan teknik mengumpan yang dilakukan pada jarak yang bervariasi. Jarak dapat diartikan sebagai ruang (panjang, jarak) antara dua benda atau tempat. latihan ini adalah variasi latihan yang dilakukan perorangan dan kelompok untuk pengembangan teknik sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Dalam penerapannya bahwa model ini dapat dilakukan dengan pelatih, teman main, sparing partner yang disiapkan dan dengan lingkungan, misalnya dengan tembok atau menggunakan target. Model latihan umpan ini dilakukan secara terpola, sistimatis dan berkesinambungan untuk pengembangan ketepatan mengumpan dalam permainan sepaktakraw. Model ini adalah variasi latihan yang spesifik dalam permainan sepaktakraw sesuai dengan prinsip spesifikasi. Dalam metode kepelatihan untuk pengembangan teknik pada umumnya para pelatih sepaktakraw masih berorientasi pada prinsip latihan fisik yaitu prinsip latihan spesifikasi, misalnya untuk meningkatkan smash diberikan berbagai latihan spesifikasi sesuai tujuan yang akan dikembangkan, oleh karena itu model latihan umpan jarak bertahap adalah variasi latihan untuk pengembangan ketepatan mengumpan. Penelitian dengan metode eksperiment ini dimaksud untuk mengukur dan memperoleh gambaran tentang pengaruh model latihan umpan jarak bertahap terhadap ketepatan umpan dalam permaianan sepaktakraw pada atlet PPLP Provinsi Gorontalo. Berdasarkan hasil eksperimen yang telah di analisis dengan pengujian statistik, manunjukan bahwa adanya pengaruh latihan umpan jarak bertahap terhadap Fangki B. Lakoro mahasiswa pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga; Ucok H Refiater, S.Pd M.Pd dan Syarif Hidayat, S.Pd Kor M.Or dosen pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIKK Universitas Negeri Gorontalo; Herson A. Taha pelatih Sepak Takraw PPLP Gorontalo
56
ketepatan umpan dalam permaianan sepaktakraw setelah dilakukannya eksperimen, data pretest menunjukkan skor tertinggi 26 dan skor yang terendah 20. Setelah dilakukan analisis diperoleh nilai rata-rata 23.2 dan nilai standar deviasi 1.81. Sedangkan pada data posttest menunjukkan skor tertinggi 30 dan skor terendah 23. Setelah dilakukan analisis diperoleh nilai rata-rata 25.9 dan standar deviasi 1.9. Hal ini menunjukkan bahwa responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini memperoleh peningkatan hasil rata-rata dari tes awal sampai dengan tes akhir. Selain itu juga, berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan dapat diketahui pula bahwa seluruh variabel memiliki varians populasi yang homogen serta memiliki populasi yang berdistribusi normal. Untuk keperluan pengujian hipotesis dalam penelitian ini, maka dalam pengujian hipotesis digunakan uji t. Dari hasil pengujian hasil pretest dan posttest
menunjukkan harga thitung
sebesar 19.5. Sedangkan dari daftar distribusi diperoleh harga tdaftar 1.729. Ternyata harga thitung telah berada di dalam daerah penerimaan Ha. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Ha diterima dan tidak dapat menerima H0. Jadi dapat disimpulkan bahwa model latihan umpan jarak bertahap memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ketepatan umpan dalam permainan sepaktakraw pada atlet PPLP Provinsi Gorontalo. Sehingganya hipotesis penelitian yang berbunyi terdapat pengaruh model latihan umpan jarak bertahap terhadap ketepatan umpan dalam permainan sepaktakraw pada atlet PPLP Provinsi Gorontalo dapat diterima. Simpulan Berdasarkan hasil perhitungan analisis data dan pembahasan penelitian yang dikemukakan di atas, maka hasil penelitian selama 24 kali pertemuan dapat di simpulkan bahwa : terdapat pengaruh model latihan umpan jarak bertahap terhadap ketepatan umpan smash dalam olahraga sepaktakraw pada atlit PPLP Provinsi Gorontalo
Fangki B. Lakoro mahasiswa pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga; Ucok H Refiater, S.Pd M.Pd dan Syarif Hidayat, S.Pd Kor M.Or dosen pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIKK Universitas Negeri Gorontalo; Herson A. Taha pelatih Sepak Takraw PPLP Gorontalo
57
Saran Sehubungan hasil penelitian yang telah di rampung di atas, maka penelitian dapat memberikan saran-saran agar kirannya dapat menjadi pedoman bagi para pelatih serta para pembina olahraga yang ada di Provinsi Gorontalo sebagai berikut : 1. Dapat meningkatkan prestasi cabang olahraga sepaktaraw di Provinsi Gorontalo, maka diharapkan peran serta seperti pemerintah agar memberi dukungan fasilitas sarana prasarana untuk kegiatan latihan. 2. Untuk
mengoptimalkan
dalam
pelaksanaan
latihan
pada
olahraga
sepaktakraw, serta orang tua dapat memberikan motivasi dan pengawasan pada atlit agar kirannya lebih mentaati peraturan yang berlaku terutama kedisplinan. 3. Untuk memaksimalkan keterampilan atlit maka harus dilakukan berbagai model latihan yang bertahap dan terprogram. DAFTAR PUSTAKA Abdul Aziz Wahab. (2007), Metode dan Model-Model Mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS),Bandung : ALFABETA, CV, Arifin Jainal dkk. (2008). Kamus Bahasa Indonesia Terbaru, Surabaya : Reality Publisher Arikunto Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktis, Edisi Revisi, Jakarta : Rineka Cipta. Herman, H. (2012). Skripsi. Perbedaan Ketepatan Servis Melalui Latihan Sepak Sila Dan Pantulan Bola KeTembokDalamPermainanSepaktakraw,Makasar :Jurnal From Universitas Negeri Makasar Kuswantodedy. (2012). Statistic UntukPemula Dan Orang Awam,Jakarta : Laskar Aksara. Sugiono. (2008). Metode Penelitian Administarsi, Jakarta, Penerbit : Alfabeta Hakim A Abdul, Dkk. (2007). SepakTakraw, Surabaya : Unesa University Press Fangki B. Lakoro mahasiswa pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga; Ucok H Refiater, S.Pd M.Pd dan Syarif Hidayat, S.Pd Kor M.Or dosen pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIKK Universitas Negeri Gorontalo; Herson A. Taha pelatih Sepak Takraw PPLP Gorontalo
58
Sajoto, Mochamad. (1988). Pembinaan Kondisi Fisik dalam Olahraga, Jakarta : Ditjen Dikti Depdikbut Syam Asry. (2009), Tesis. Efektivitas Model Latihan dan Kelentukan Terhadap Ketepatan Servis Atas dalam Permainan Sepaktakraw, Jakarta : Program Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Tudor O Bompa. (1994) Theory and metodology of training,
Dubuque Lowa :
Kendall/Hunt Publishing Company Poerwandaminta,W.J.S. (1987).Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta : Pusat pembinaan Dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Balai Pustaka. Palmizal. A. (2012).Pengaruh Metode Latihan Elementer Terhadap Akurasi Ground Stroke Forehand Dalam Permainan Tenis, Jambi : Pendidikan Olahraga Dan Kesehatan FKIP UNJA. YusupUcup, Prawirasaputra S, UsliLingling. (2004). PembelajaranPermainan Sepaktakraw, Jakarta :Direktorat Jenderal Olahraga.
Fangki B. Lakoro mahasiswa pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga; Ucok H Refiater, S.Pd M.Pd dan Syarif Hidayat, S.Pd Kor M.Or dosen pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIKK Universitas Negeri Gorontalo; Herson A. Taha pelatih Sepak Takraw PPLP Gorontalo