Deden Agustiari mahasiswa pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga; Dra. Hj. Nurhayati Liputo, M.Pd dan Edy Dharma Putra Duhe, S.Pd M.Pd dosen pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIKK Universitas Negeri Gorontalo; Yantje Hulukati, S.Pd guru mata pelajaran olahraga SMA Negeri 1 Kabila
PENGARUH LATIHAN FARTLEK TERHADAP PENINGKATAN VO2MAX PADA PEMAIN SEPAK BOLA PUTRA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KABILA
(Deden Agustiari , Nurhayati Liputo, Edy Dharma P. Duhe)
[email protected] Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Dan Keolahragaan Universitas Negeri Gorontalo
Abstrak : Olahraga sepakbola dimainkan di atas lapangan yang rata dan berbentuk persegi panjang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh latihan fartlek Terhadap Peningkatan Vo2max Pemain sepak bola putra kelas X SMA Negeri 1 Kabila. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen. Rancangan Penelitian yang digunakan adalah dengan desain “One group pree-test and post-test design”. Instrumen penelitian atau alat ukur yang digunakan diambil dengan teknik tes MFT ( Multi Fitnes Tees ). Dalam penelitian ini pengukuran dilakukan dengan pengukuran hasil VO2max terhadap subyek penelitian yang dilakukan melalui tes awal dan tes akhir dari Latihan fartlek Berdasarkan uji yang dilakukan terhadap hasil tes awal dan tes akhir dengan uji Normalitas, homogenitas dan uji Hipotesis. Dari hasil analisis data eksperimen hasil data pre -test dan post-test pada pengujian t yaitu diperoleh harga thitung 24,12 sedangkan untuk harga ttabel pada α = 0,05; dk = n-1 (18-1 = 17) diperoleh harga sebesar 1,73. Dengan demikian thitung lebih besar dari ttabel (thitung = 24,12 > ttabel = 1,73). Berdasarkan kriteria pengujian bahwa tolak Ho: jika thitung > t pada α = 0,05; n – 1, oleh karena itu hipotesis alternativ atau ha dapat diterima, sehingga dapat dinyatakan terdapat “Pengaruh Latihan Fartlek Terhadap Peningkatan Ketepatan VO2max Pada Pemain sepak Bola Putra Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Kabila “. Kata Kunci : Fartlek, VO2max, Sepak Bola Deden Agustiari mahasiswa pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga; Dra. Hj. Nurhayati Liputo, M.Pd dan Edy Dharma Putra Duhe, S.Pd M.Pd dosen pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIKK Universitas Negeri Gorontalo; Yantje Hulukati, S.Pd guru mata pelajaran olahraga SMA Negeri 1 Kabila
Sepak bola hampir seluruhnya menggunakan kemahiran kaki, kecuali penjaga gawang yang bebas menggunakan anggota tubuh manapun. Tujuan dari masing-masing regu adalah memasukkan bola ke gawang lawan sebanyak mungkin dengan pengertian pula berusaha sekuat tenaga agar gawangnya terhindar dari kebobolan penyerang lawan. Pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa sepak bola adalah permainan antara dua (2) regu yang masing-masing regu terdiri dari 11 orang dan dimainkan dengan kaki, kecuali penjaga gawang, boleh menggunakan tangan dan lengan. Setiap tim berusaha untuk memasukkan bola ke gawang lawan sebanyak-banyaknya dan menjaga gawangnya dari kemasukan bola oleh serangan lawan dan permainan ini dilakukan selama 2x45 menit. Lapangan sepak bola harus memiliki ukuran panjang 100 meter hingga 110 meter dan lebar 64 meter hingga 75 meter. Garisgaris batas kapur putih harus jelas dengan ketebalan garis sebesar 12 centimeter. Setiap pertandingan dimulai dari titik tengah lapangan yang membagi lapangan menjadi dua daerah simetris yang dikelilingi oleh lingkaran yang memiliki diameter 9,15 meter. Disetiap sudut lapangan diberi garis lingkaran dengan jari-jari 1 meter dan bendera sudut lapangan dengan tinggi tiang 1,5 meter. 13 Gawang ditempatkan pada kedua ujung lapangan pada bagian tengah garis gawang. Masing-masing gawang memiliki tinggi 2,44 meter dan lebar 7,32 meter yang terbuat dari kayu atau logam yang memiliki ketebalan 12 centimeter, tiang gawang dicat putih dan dipasang jaring-jaring pada bagian belakang tiang. Daerah gawang adalah sebuah kotak persegi panjang pada masing-masing garis gawang. Dua garis ditarik tegak lurus dari garis gawang masing-masing antara tiang gawang yang panjangnya 5,5 meter. Ujung-ujung kedua garis kedua garis dihubungkan oleh suatu garis lurus sejajar dengan garis gawang. Daerah ini masuk bagian dari daerah tendangan hukuman (penalty area) dengan ukuran 16,5 meter dari tiang gawang. Titik penalty berjarak 11 meter dari depan pertengahan garis gawang dan lingkaran pinalti dengan jari-jari 9,15 meter. Deden Agustiari mahasiswa pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga; Dra. Hj. Nurhayati Liputo, M.Pd dan Edy Dharma Putra Duhe, S.Pd M.Pd dosen pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIKK Universitas Negeri Gorontalo; Yantje Hulukati, S.Pd guru mata pelajaran olahraga SMA Negeri 1 Kabila
Jadi dapat disimpulkan bahawa Sepak bola merupakan salah satu cabang olahraga permainan yang terdiri dari dua regu dengan setiap regu memiliki 11 orang pemain yang berada dilapangan. Bola dimainkan oleh seluruh tubuh kecuali dengan tangan (kecuali penjaga gawang) dengan dibatasi oleh aturan-aturan tertentu, yang bertujuan untuk memasukan bola sebanyak mungkin ke gawang lawan dan menjaga gawang sendiri dari serangan lawan. Hakekat Daya Tahan Daya tahan adalah kemampuan untuk bekerja, berlatih dalam waktu yang lama. Atlet yang memiliki daya tahan yang baik adalah atlet yang dapat berlatih dalam waktu relative singkat, kondisinya telah kembali seperti sebelum latihan. Engkos koasih (1985:22) daya tahan ialah “Keadaan atau kondisi tubuh yang mampu untuk bekerja dalam waktu yang lama, tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan setelah menyelesaikan pekerjaan tersebut”. Kemampuan fisiologis individu adalah kemampuan adaptasi dari organorgan tubuh seperti otot, jantung dan paru – paru terhadap suatu aktifitas dalam kurun waktu tertentu.” Daya tahan dapat diklasifikasikan sebagai berikut : 1. daya tahan umum (General Endurance), dikenal sebagai daya jantung dan paru atau daya tahan aerobic, yang melibatkan aktifitas otot-otot yang luas, serta diarahkan daya tahan jantung dan pernafasan. 2. daya tahan khusus (Specifik Endurance) dikenal sebagai daya tahan otot atau daya tahan anaerobok. Daya tahan anaerobok sebagai “kemampuan untuk mempertahankan kontraksi otot dengan pemberian energi melalui mekanisme anaerobic”. Fox et al (Allis M., 2003:7). Jadi setiap latihan olahraga yang dilakukan secara tateratur dan sistematis dapat memperbaiki dan meningkatkan kemampuan Daya tahan Cardiovaskuler. Hal ini menyatakan bahwasanya pemain sepak bola harus memiliki daya tahan
Deden Agustiari mahasiswa pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga; Dra. Hj. Nurhayati Liputo, M.Pd dan Edy Dharma Putra Duhe, S.Pd M.Pd dosen pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIKK Universitas Negeri Gorontalo; Yantje Hulukati, S.Pd guru mata pelajaran olahraga SMA Negeri 1 Kabila
cardiovaskuler yang baik agar bermain dengan maksimal dan mendapatkan gelar juara. Kardiovaskuler (Jantung) Daya tahan Cardiovaskuler-respiratory atau daya tahan jantung paru menurut Harsini (1988) adalah keadaan atau kondisi tubuh yang mampu untuk bekerja untuk waktu yang lama, tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan setelah menyelesaikan perkerjaan tersebut. Oleh karena batasan daya tahan adalah seperti yang diuraikan di atas, yakni kemampuan untuk bekerja atau berlatih dalam waktu yang lama. Maka latihan-latihan untuk mengembangkan komponan daya tahan haruslah sesuai dengan batasan-batasan tersebut, yaitu bahwa latihan-latihan yang dipilih baruslah berlangsung lama, misalnya lari jarak jauh, renang jarak jauh, cross country atau lari lintas alam, fartlek, interval training, atau bentuk latihan apapun yang memaksa tubuh kita untuk bekerja untuk waktu yang lama. Dari kutipan diatas dapat diambil suatu gambaran bahwa banyak bentuk latihan yang dapat digunakan untuk meningkatkan daya tahan Cardiovaskuler, dan prinsipnya adalah latihan-latihan yang dipilih haruslah dapat berlangsung lama. Berikut ini adalah 2 bentuk latihan daya tahan yang dapat meningkatkan daya tahan Cardiovaskuler pada pemain sepak bola putra kelas X SMA N 1 Kabila. Hakikat VO2MAX ( Aerobik ) VO2max (Aerobik) adalah kemampuan olah daya aerobik terbesar yang dimiliki seseorang. Hal ini ditentukan oleh jumlah zat asam (O2) yang paling banyak dapat dipasok oleh jantung, pernapasan, dan hemo-hidro-limpatik atau transport O2, CO2 dan nutrisi pada setiap menit (Karpovich, dalam Santoso, 1992). Menurut Devries (dalam Joesoef, 1988) yang dimaksud dengan VO2max adalah derajat metabolisme aerob maksimum dalam aktivitas fisik dinamis yang dapat dicapai seseorang. Sedangkan menurut Thoden (dalam Sukarman, 1992), Deden Agustiari mahasiswa pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga; Dra. Hj. Nurhayati Liputo, M.Pd dan Edy Dharma Putra Duhe, S.Pd M.Pd dosen pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIKK Universitas Negeri Gorontalo; Yantje Hulukati, S.Pd guru mata pelajaran olahraga SMA Negeri 1 Kabila
yang dimaksud dengan VO2max adalah: “Daya tangkap aerobik maksimal menggambarkan jumlah oksigen maksimum yang dikonsumsi per satuan waktu oleh seseorang selama latihan atau tes, dengan latihan yang makin lama makin berat sampai kelelahan. Ukurannya disebut VO2max. VO2max adalah ambilan oksigen (oxygen intake) selama upaya maksimal”, dan menurut Costill, (dalam Maglischo, 1982), bahwa kapasitas kerja fisik dinamis yang dapat dilakukan dalam waktu yang lama dapat diukur dari konsumsi oksigen maksimalnya (VO2max atau maximal oxygen uptake)”. Untuk pengukuran volume oksigen maksimum (VO2max) dapat dilakukan dengan dua cara: (1) dengan cara langsung, (2) dengan cara tidak langsung. Pengukuran dengan cara langsung dapat dilakukan di laboratorium akan tetapi memerlukan biaya yang sangat mahal. Pada umumnya tes kapasitas aerobik (VO2max) dilakukan dengan cara tidak langsung supaya biayanya tidak mahal, misalnya dengan: step test, lari 12 menit, lari 2,4 km, dan tes jalan cepat satu mil. Cooper mendapatkan bahwa keadaan seseorang setelah lari 2,4 km sangat erat hubungannya dengan ukuran langsung dari volume oksigen maksimum seseorang. Multistage Fitness Test MFT atau Bleep Test adalah tes yang digunakan untuk mengetahui tingkat kebugaran jasmani seseorang. Biasanya tes ini banyak dipakai untuk olahraga seperti bola basket, sepak bola, bola voli dan lainnya. Tes MFT dapat dilakukan terhadap beberapa orang sekaligus asalkan tester dapat mencatat dengan tepat dan cermat setiap tahapan tes dan dapat menghentikannya dengan tepat sesuai ketentuan MFT. Tes ini bukan merupakan alat ukur yang canggih, tetapi menghasilkan suatu paduan daya tahan yang sebagian besar ditentukan oleh seberapa besar tingkat efisiensi fungsi jantung dan paru-paru. Hal ini ditunjukkan dengan baik melalui pengukuran ambilan oksigen maksimum (maximum oksigen uptake). (The National Coaching Foundation, 1999: 1). Deden Agustiari mahasiswa pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga; Dra. Hj. Nurhayati Liputo, M.Pd dan Edy Dharma Putra Duhe, S.Pd M.Pd dosen pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIKK Universitas Negeri Gorontalo; Yantje Hulukati, S.Pd guru mata pelajaran olahraga SMA Negeri 1 Kabila
Sistim Energi Aerobik Latihan Fartlek mengembangkan sistem anaerob karena bentuk latihan ini merupakan latihan untuk melatih daya tahan pemain. Sistem energi anaerob dengan bahan bakar kareaton phospat dan dengan cepat memindahkan gugus fosfit energi tinggi kepada ADP untuk menghasilkan ATP, hal ini berlangsung kurang lebih 5-7 detik. Sistem snergi ini 10 kali lebih cepat dibandingkan dengan proses anaerob (A. Purba 1996). Produk akhir dari peristiwa anaerob adalah asam laktat, penumpukan asam laktat ini secara berlahanlahan akan diubah kembali menjadi glukosa oleh hati. Latihan ini bertujuan untuk melatih atlet dalam hal daya tahan Cardiovaskuler karena olahraga sepak bola senantiasa melakukan gerakangerakan yang memaksa kerja jantung dan energi bekerja dengan cepat dalam penyampaian energi kejaringan otot sehingga dengan keteraturan latihan dapat melatih perubahan asam laktat dengan cepat dalam tubuh atlet dan mempercepat pemulihan kembali glukosa dari penumpukan asam laktat tarakumulasi oleh hati sebagai pembayaran oksogen yang terpakai selama berlatih. Hakikat Fartlek Sistem latihan fartlek (speed play) di ciptakan oleh Gosta Holmer dari Swedia, adalah suatu sistem latihan daya tahan yang masudnya adalah untuk membangun, mengembalikan atau memlihara kondisi fisik atau tubuh seseorang. Fartek adalah susatu sistem latihan yang sangat baik untik semua cabang olahraga yang memerlukan daya tahan. Latihan di programkan untuk membina kondisi fisik seseorang atlet menjelang pertandingan untuk mempertahankan daya tahan yang telah dimilikinya. Dari pemaparan dan pendapat para ahli diatas latihan Fartlek sangat berpengaruh sekali terhadap kemampuan daya tahan khususnya daya tahan Cardiovaskuler sehingga dapat meningkatkan kapasitas paru dalam menampung oksigen secara maksimal, akibatnya pembentukan energi dalam tubuh semakin Deden Agustiari mahasiswa pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga; Dra. Hj. Nurhayati Liputo, M.Pd dan Edy Dharma Putra Duhe, S.Pd M.Pd dosen pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIKK Universitas Negeri Gorontalo; Yantje Hulukati, S.Pd guru mata pelajaran olahraga SMA Negeri 1 Kabila
baik. Selain itu pula dapat menghilangkan kejenuhan latihan sehingga kelelahan dapat dikurangi. Kontribusi Latihan Fartlek Dapat Meningkatkan Daya Tahan Menurut Harsono (1988:30) mengatakan bahwa” daya tahan merupakan keadaan atau kondisi tubuh yang mampu untuk bekerja dalam waktu yang lama tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan setelah menyelesikan pekerjaan.” Latihan fartlek adalah suatu sistem latihan daya tahan yang masukdnya adalah untuk membangun, mengembalikan atau memlihara kondisi fisik atau tubuh seseorang. Fartek adalah susatu sistem latihan yang sangat baik untik semua cabang olahraga yang memerlukan daya tahan. Menurut Engkos Kosasih (1985 ) “fartlek ialah kombinasi antara lari pelan dan lari cepat yang bervariasi tanpa melakukan istirahat. Sejalan dengan pernyataan di atas Harsono (1988:156) “Fartlek adalah lari lambat-lambat yang kemudian divariasikan dengan sprintsprint pendek yang intensif dari lari jarak menengah dengan keceparan yang konstan yang cukup tinggi kemudian di selingi dengan lari sprint dan jogging dan sprint lagi dan seterusnya, jadi variasi tempo lari bisa dimain-mainkan tergantung kondisi atlet. Sedangkan Harsono (1988) mengatakan “Fartlek adalah kerja pada tingkat aerrobik, yang dimana pemasukan (supplay) oksigen masih cukup untuk memenuhi kebutuhan pekerjaan yang dilakukan oleh otot”. Dari pemaparan dan pendapat para ahli diatas latihan Fartlek sangat berpengaruh sekali terhadap kemampuan daya tahan khususnya daya tahan Cardiovaskuler sehingga dapat meningkatkan kapasitas paru dalam menampung oksigen secara maksimal, akibatnya pembentukan energi dalam tubuh semakin baik. Bertolak dari penjelasan dan uraian yang ada dalam latar belakang masalah, mengingat pentingnya peningkatan VO2max dalam permainan sepak bola maka peneliti merasa tertarik untuk meneliti lebih lanjut tentang “ Pengaruh
Deden Agustiari mahasiswa pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga; Dra. Hj. Nurhayati Liputo, M.Pd dan Edy Dharma Putra Duhe, S.Pd M.Pd dosen pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIKK Universitas Negeri Gorontalo; Yantje Hulukati, S.Pd guru mata pelajaran olahraga SMA Negeri 1 Kabila
latihan Fartlek terhadap peningkatan VO2max pemain sepak bola putra siswa kelas X SMA Negeri 1 Kabila”. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh latihan Fartlek terhadap VO2max pada pemain sepak bola putra siswa kelas X SMA Negeri 1 Kabila. Metode Penelitian Dalam penelitian ini dipergunakan metode penelitian eksperimen dengan melakukan test awal, memberikan Treatmen atau perlakuan latihan fartlek dan melakukan test akhir yang kemudian menganalisis selisih skor test awal dan test akhir. Desain penelitian menggunakan desain “One Group Pre-test and Post-Test Design” (Maksum, 200). Desain penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut: Pre Test
Treatmen
Post Test
X1
T
X2
Gambar: Desain penelitian Sumber : (Maksum, 200) Keterangan : X1
=
peningkatan VO2max awal sebelum latihan
T
=
Treatmen ( Perlakuan berupa latihan fartlek )
X2
=
Hasil peningkatan VO2max setelah diadakan latihan fartlek
Hasil Berdasarkan rumusan hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa, terdapat pengaruh latihan fartlek terhadap peningkatan VO2max, dan untuk membuktikan hal tersebut, maka dilakukan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Langkah pertama : Menentukan hipotesis statistik Deden Agustiari mahasiswa pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga; Dra. Hj. Nurhayati Liputo, M.Pd dan Edy Dharma Putra Duhe, S.Pd M.Pd dosen pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIKK Universitas Negeri Gorontalo; Yantje Hulukati, S.Pd guru mata pelajaran olahraga SMA Negeri 1 Kabila
a.
: Tidak terdapat pengaruh latihan fartlek terhadap peningkatan VO2max.
b.
: Terdapat pengaruh latihan fartlek terhadap peningkatan VO2max.
2. Langkah kedua : Menentukan kriteria pengujian a. Tolak b. Terima 3. Langkah ketiga : Menentukan uji statistik Untuk menguji statistik penelitian yang diajukan, digunakan rumus sebagai berikut :
Keterangan : t
= t observasi/t hitung
md
= rata-rata selisih antara tes awal dan tes akhir = jumlah kuadrat antara selisih tes awal dan tes akhir
N 4.
= jumlah sampel penelitian Langkah keempat : Kesimpulan Pengujian Hasil pengujian diperoleh
Nilai
dk = n-1 (19-1=18) diperoleh sebesar = 1,73, dengan demikian dari
(
. Berdasarkan kriteria pengujian
bahwa terima hipotesis alternatif atau
lebih besar
, oleh karena itu dapat diterima, sehingga dapat dinyatakan terdapat
pengaruh fartlek terhadap peningkatan VO2max. Untuk lebih jelasnya hal ini dapat dilihat dalam gambar berikut :
Deden Agustiari mahasiswa pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga; Dra. Hj. Nurhayati Liputo, M.Pd dan Edy Dharma Putra Duhe, S.Pd M.Pd dosen pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIKK Universitas Negeri Gorontalo; Yantje Hulukati, S.Pd guru mata pelajaran olahraga SMA Negeri 1 Kabila
Daerah Penerimaan Ho
Ha
Pembahasaan Seni dalam permaian sepak bola sering terlihat pada saat melakukan serangan yang dilakukan, itu semua tidak akan terjadi jika tidak memiliki daya tahan yang maksimal, setiap pemain sepak bola selalu berlatih untuk meningkatkan daya tahan dengan berbagai metode latihan Latihan merupakan faktor yang sangat penting dalam meningkatkan kemampuan fisik bagi pemain. Dengan kemampuan fisik yang dimiliki pemain dapat mempermudah melakukan gerakan teknik-teknik yang ada dalam permainan sepak bola sehingga dapat mencapai hasil maksimal,dan untuk itu perlu ditingkatkan latihan daya tahan untuk mnunjuang kemampuannya melalui pelatihan yang benar, dan tujuan akhir untuk meningkatkan kondisi fisik seperti daya tahan. Daya Tahan merupakan suatu faktor yang sangat penting untuk menghasilkan prestasi yang tinggi, daya Tahan dapat menentukan keberhasilan seorang atlit, bagaimana seorang atlit dapat berlari lebih dengan waktu yg lama, semua itu memerlukan kemampuan VO2max. Pemain sepak bola memerlukan daya tahan, yaitu dengan bentuk latihan fartlek secara langsung dianggap dapat mempengaruhi daya tahan. Anggapan ini dapat dibenarkan, akan tetapi perlu diketahui bahwa salah satu unsur fisik yang Deden Agustiari mahasiswa pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga; Dra. Hj. Nurhayati Liputo, M.Pd dan Edy Dharma Putra Duhe, S.Pd M.Pd dosen pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIKK Universitas Negeri Gorontalo; Yantje Hulukati, S.Pd guru mata pelajaran olahraga SMA Negeri 1 Kabila
dominan pada saat berlari dengan cepat perlu ditunjang oleh kondisi fisik daya tahan yaitu daya tahan VO2max. Oleh karena itu sangat jelas bahwa latihan fartlek secara signifikan dapat meningkatkan daya tahan VO2max, oleh karena itu dapat ditegaskan bahwa jika latihan daya tahan VO2max dengan bentuk latihan fartlek diterapkan pada pemain sepak bola putra, maka dapat meningkatkan daya tahan VO2max dan menunjang keterampilan bermain. Penelitian dengan metode eksperimen ini dimaksud untuk mengukur dan memperoleh gambaran tentang pengaruh latihan Fartlek terhadap peningkatan VO2max pada pemain sepak bola putra siswa kelas X SMA Negeri 1 Kabila. Berdasarkan hasil eksperimen yang telah dianalisis dengan pengujian statistik, menunjukan bahwa adanya peningkatan VO2max pada pemain sepak bola putra siswa kelas X SMA Negeri 1 Kabila yang signifikan setelah dilakukanya eksperimen atau latihan Fartlek tersebut. Hal ini dapat dilihat pada peningkatan rata-rata peningkatan VO2max pada pemain sepak bola putra siswa kelas X SMA Negeri 1 Kabila setelah diberikan latihan fartlek, yang menunjukkan adanya peningkatan. Dimana rata rata sebelum diberikan latihan fartlek sebesar 41.61 dan setelah diberikan latihan fartlek sebesar 47.64 atau terjadi peningkatan VO2max sebesar 6.03. Sedangkan Pengaruh yang signifikan ini dapat dibuktikan dengan hasil pengujian statistik,dimana thitung = 24.12. nilai ttabel pada ɑ = 0,05; dk = n-1 (19-1 =18) di peroleh harga sebesar 1.73. Dengan demikian thitung lebih besar dari ttable (thitung = 24.12 > tolak
ttabe
l
= 1.73). Berdasarkan kriteria pengujian bahwa
: Jika thitung > ttabel pada α = 0,05; n – 1, oleh karena itu hipotesis alternativ
atau Ha dapat di terima karena harga thitung telah berada di luar daerah penerimaan H0. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang menyatakan bahwa “Terdapat pengaruh latihan Fartlek terhadap peningkatan VO2max pada pemain sepak bola putra siswa kelas X SMA Negeri 1 Kabila.” dapat diterima. Deden Agustiari mahasiswa pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga; Dra. Hj. Nurhayati Liputo, M.Pd dan Edy Dharma Putra Duhe, S.Pd M.Pd dosen pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIKK Universitas Negeri Gorontalo; Yantje Hulukati, S.Pd guru mata pelajaran olahraga SMA Negeri 1 Kabila
Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah diuraikan pada BAB sebelumnya, maka hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat terdapat pengaruh latihan Fartlek terhadap peningkatan VO2max pemain sepak bola putra kelas X SMA Negeri 1 Kabila. Pengaruh yang signifikan ini dapat dibuktikan dengan hasil pengujian statistik, dimana thitung = 24.12. nilai ttabel pada ɑ = 0,05; dk = n-1 (19-1 =18) di peroleh harga sebesar 1.73. Dengan demikian thitung lebih besar dari ttable (thitung = 24.12 > ttabe l = 1.73). Berdasarkan kriteria pengujian bahwa tolak
: Jika thitung > ttabel pada α = 0,05; n – 1, oleh
karena itu hipotesis alternativ atau Ha dapat di terima karena harga thitung telah berada di luar daerah penerimaan H0. Saran Sehubungan dengan hasil penelitian yang dikemukakan di atas, maka peneliti dapat memberikan saran-saran yang kiranya dapat dijadikan pedoman bagi para pelatih dan mahasiswa yang ada Di Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga : 1.
Dalam rangka memacu para pemain sepak bola guna meningkatkan kemampuan VO2max maka sangat efektif diterapkan latihan daya tahan dengan bentuk latihan fartlek
2.
Dalam merencanakan program latihan, hendaklah dikaji dengan benar bentuk bentuk latihan yang akan digunakan, sebab prinsip latihan daya tahan berbeda halnya dengan melatih komponen fisik latihan lainnya.
3.
Perlu mengetahui tentang ilmu fisiologi olahraga yang dibutuhkan dalam latihan daya tahan, sebab tanpa pengetahuan tentang ini, daya tahan tidak mungkin akan tercapai.
4.
Perlu diadakan penelitian yang lebih lanjut sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terlebih khusus dalam dunia olahraga.
DAFTAR PUSTAKA Deden Agustiari mahasiswa pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga; Dra. Hj. Nurhayati Liputo, M.Pd dan Edy Dharma Putra Duhe, S.Pd M.Pd dosen pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIKK Universitas Negeri Gorontalo; Yantje Hulukati, S.Pd guru mata pelajaran olahraga SMA Negeri 1 Kabila
Allis, M. (2002) Sekripsi, Perbedaan Pengaruh latihan interval training dan fartlek
terhadap daya tahan kardivaskuler pada atlet junior putra
taekwondo Medan. Harsono.(
2001
).
Coaching
dan
Aspek-aspek
Psikologi
dalam
Coaching.Bandung Joesoef, Abdul Hamid., (1988), Tesis. Pengaruh Latihan Fisik dan atau Pemakaian Jamu Kebugaran Jasmani Terhadap Kapasitas Kerja Fisik Kelompok Umur Dewasa Muda. Universitas Padjadjaran Bandung.. Kosasih, Engkos. (1985) Olahraga Teknik dan Program Latihan, Jakarta. Maksum, A. 2009.Metodologi Penelitian Dalam Olahraga. Surabaya. UNESA Press.
M.Sajoto.
(1988).
Peningkatan
dan
Pembinaan
Kondisi
Fisik
dalam
Olahraga.Semarang:Dahara Prize, Pate dkk.(1988). Dasar-dasar ilmu kepelatihan K. Semarang, IKIP Semarang Press. Rifal. 2011. Pengertian sepak bola. Http;// rifal.blogdetik com. Diaskes sspada tanggal 5 februari 2014. Sarumpaet A. 1992. Permainan bola besar.Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Dirjen Dikti Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan, Scheuerman, Timo. (2008) “Dasar Sepakbola Modern” Dioma. Malang Suharsimi Arikunto, 2006, Manajemen Penelitian, Jakarta,.PT Rineka Cipta. Sukarman (1989).Dasar Olahraga untuk Pembinaan Dan Atlet, CV Haji Masagung. Jakarta. Ucok, H.R. 2010. Penuntun praktikum laboratorium Fikk Ung.
Deden Agustiari mahasiswa pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga; Dra. Hj. Nurhayati Liputo, M.Pd dan Edy Dharma Putra Duhe, S.Pd M.Pd dosen pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIKK Universitas Negeri Gorontalo; Yantje Hulukati, S.Pd guru mata pelajaran olahraga SMA Negeri 1 Kabila