Abdul Rahman Ibrahim mahasiswa pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga; Ucok H. Refiater, S.Pd M.Pd dan Edy Dharma P. Duhe, S.Pd M.Pd dosen pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIKK Universitas Negeri Gorontalo; Iver Hart pangulimang, S.Pd guru mata pelajaran Olahraga SMA negeri 1 Telaga
PENGARUH CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENINGKATAN VO2 MAX PADA SISWA PUTRA KELAS X1 SMA NEGERI 1 TELAGA KABUPATEN GORONTALO
(Ucok H. Refiater, Edy Dharma P. Duhe, Iver Hart P)
[email protected] Pendidikan kepelatihan Olahraga Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Dan Keolahragaan Universitas Negeri Gorontalo
Abstrak : Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah benar terdapat pengaruh latihan Circuit Training terhadap Peningkatan VO2 Max Pada Siswa Putra Kelas X1 SMA Negeri 1 Telaga, dan seberapa besar pengaruhnya. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang dilakukan di SMA Negeri 1 Telaga Kabupaten Gorontalo tahun 2014. Populasinya adalah seluruh siswa (Putra) kelas X1 yang berjumlah 100 orang dan sampel siswa 20 orang. Pengambilan sampel ini dilakukan dengan cara ditunjuk langsung dengan ketentuan tertentu (Purposif sampel). Instrumen penelitian ini menggunakan waktu, dan uji normalitas menggunakan uji Liliefors. Uji Homogenitas data menggunakan varians terbesar dan varians terkecil untuk mendapatkan H0 di terima dan HA di tolak. Uji Hipotesis penelitian menggunakan uji t dengan taraf signifikasi 5%. Pada pengujian hipotesis diperoleh t hitung sebesar 2,112 dan nilai t table sebesar pada α = 0,05; dk = 19 diperoleh sebesar 1,729. Dengan demikian t hitung lebih besar dari t tabel (t hitung = 2,112 > t table = 1,729) Berdasarkan criteria pengujian bahwa tolak H0. Oleh karena itu hipotesis alternative atau H1diterima yang menyatakan bahwa rata-rata latihan sirkuit training memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan VO2 Max pada siswa putra SMA Negeri 1 Telaga Kabupaten Gorontalo. Kesimpulan dari penelitian ini adalah “terdapat pengaruh latihan sirkuit terhadap peningkatan VO2 Max pada Siswa putra kelas XI SMA Negeri 1 Telaga Kabupaten Gorontalo.
Kata kunci : Latihan sirkuit,VO2 Max Abdul Rahman Ibrahim mahasiswa pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga; Ucok H. Refiater, S.Pd M.Pd dan Edy Dharma P. Duhe, S.Pd M.Pd dosen pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIKK Universitas Negeri Gorontalo; Iver Hart pangulimang, S.Pd guru mata pelajaran Olahraga SMA negeri 1 Telaga
VO2 max adalah suatu indikator yang baik daricapaian daya tahan aerobik. Individu yang terlatih dengan VO2 max yang lebih tinggi akan cenderung dapat melaksanakan lebih baik di dalam aktivitas daya tahan dibanding dengan orangorang yang mempunyai VO2 max
lebih rendah untuk aktivitas daya tahan
aerobik. Pada tahun 1970-an Kenneth Cooper meneliti hubungan antara olahraga dengan kesegaran jasmani ia mendapatkan bahwa orang-orang yang mempuyai daya tahan yang tinggi karena melakukan olahraga, ternyata paru-paru mereka mempunyai kesanggupan untuk menampung 1,5 lebih banyak udara dari pada orang biasa (Gilmore, 1981). Pengukuran banyaknya udara atau oksigen disebut VO2max.berarti volume, O2 berarti oksigen, Max berarti maksimum, dengan demikian VO2max berarti volume oksigen tubuh yang dapat digunakan saat bekerja sekeras mungkin. Hal ini memberikan indikasi bagaimana tubuh menggunakan oksigen pada saat melakukan pekerjaan misalnya sewaktu olahraga otot harus menghasilkan energi satu proses dimana oksigen memegang suatu peranan penting. Lebih banyak oksigen digunakan berarti lebih besar kapasitas menghasilkan energi dan kerja yang berarti daya tahan akan lebih besar. Mereka yang mempunyai VO2 max yang tinggi dapat melakukan lebih banyak pekerjaan sebelum menjadi lelah, dibandingkan dengan mereka yang mempunyai VO2 max yang lebih rendah. Lebih sehat dan lebih tinggi kebugaran jasmani seseorang, lebih banyak oksigen yang tubuh kita dapat proseskan. Sementara kita berlatih, paru-paru akan dapat mengambil lebih banyak oksigen dari pembuluh darah kapiler. Dengan demikian mereka
yang
mempunyai VO2max
tinggi adalah orang yang mempunyai
kesegaran jasmaninya baik, sedangkan yang VO2maxnya rendah adalah orang yang kebugaran jasmaninya jelek. Untuk pengukuran volume oksigen maksimum (VO2max) dapat dilakukan dengan dua cara: (1) dengan cara langsung, (2) dengan cara tidak langsung. Pengukuran dengan cara langsung dapat dilakukan di laboratorium makan tetapi memerlukan biaya yang sangat mahal. Pada umumnya Abdul Rahman Ibrahim mahasiswa pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga; Ucok H. Refiater, S.Pd M.Pd dan Edy Dharma P. Duhe, S.Pd M.Pd dosen pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIKK Universitas Negeri Gorontalo; Iver Hart pangulimang, S.Pd guru mata pelajaran Olahraga SMA negeri 1 Telaga
teskapasitas aerobik (VO2max) dilakukan dengan cara tidak langsung supaya biayanya tidak mahal, misalnya dengan: step test, lari 12 menit, lari 2,4 km,dan tes jalan cepat satu mil. Cooper mendapatkan bahwa keadaan seseorang setelah lari 2,4 km sangat erat hubungannya dengan ukuran langsung dari volume oksigen maksimum seseorang. Faktor yang Mempengaruhi VO2max Setiap individu mempunyai nilai VO2 max yang berbeda. Latihan menjadi factor penentu yang membedakan nilai VO2 max. Latihan membuat otot-otot berkontraksi. Semakin banyak kontraksi otot semakin banyak
pula kapasitas
oksidatif. Namun unit gerak otot ini diatur secara genetic. Oleh kerena itu, setiap individu memupnyai respon yang berbeda terhadap latihan ( Robergs, et, al. 2000). Wiesseman (dalam Kuntaraf, 1992) ahli Kesehatan Masyarakat dari Universitas Loma Linda menyebutkan lima faktor yang mempengaruhi VO2max seseorang yaitu: jenis kelamin, usia, keturunan, komposisi tubuh, dan latihan. 2.1.3 Faktor-Faktor yang Menentukan Nilai VO2 max 1) Fungsi paru Pada saat melakukan aktivitas fisik yang intens, terjadi peningkatan kebutuhan oksigen oleh otot yang sedang bekerja. Kebutuhan oksigen ini didapat dari ventilasi dan pertukaran oksigen dalam paru-paru. Ventilasi merupakan proses mekanik untuk memasukkan atau mengeluarkan udara dari dalam paru. Proses ini berlanjut dengan pertukaran oksigen dalam alveoli paru dengan cara difusi. Oksigen yang terdifusi masuk dalam kapiler paru untuk selanjutnya diedarkan melaluipembuluh darah ke seluruh tubuh. Untuk dapat masuk kebutuhan oksigen yang kuat, dibutuhkan paru-paru yang berfungsi dengan baik, termasuk juga kapiler dan pembuluh pulmonalnya. Pada seorang atlet yang terlatih dengan baik, konsumsi oksigen dan ventilasi paru total meningkat sekitar 20 kali pada saat ia melakukan latihan dengan intensitas maksimal. Dalam fungsi paru, dikenal Abdul Rahman Ibrahim mahasiswa pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga; Ucok H. Refiater, S.Pd M.Pd dan Edy Dharma P. Duhe, S.Pd M.Pd dosen pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIKK Universitas Negeri Gorontalo; Iver Hart pangulimang, S.Pd guru mata pelajaran Olahraga SMA negeri 1 Telaga
juga istilah perbedaan oksigen arteri-vena (A-VO2diff). Selama aktivitas fisik yang intens, A - VO2 akan meningkat karena oksigen darah lebih banyak dilepas ke otot yang sedang bekerja, sehingga oksigen darah vena berkurang. Hal ini menyebabkan pengiriman oksigen ke jaringan naik hingga tiga kali lipat dari pada kondisi biasa. Peningkatan A-VO2 diff terjadi serentak dengan peningkatan cardiac output dan pertukaran udara sebagai respon terhadap olah raga berat. 2) Fungsi kardiovaskuler Respon kardiovaskuler yang paling utama terhadap aktivitas fisik adalah peningkatan cardiac output. Peningkatan ini disebabkan oleh peningkatan isi sekuncup jantung maupun heart rate yang dapat mencapai sekitar 95% dari tingkat maximalnya. Karena pemakaian oksigen olehtubuh tidak dapat lebih dari kecepatan sistem kardiovaskuler menghantarkan oksigen ke jaringan, maka dapat dikatakan bahwa sistem kardiovaskuler dapat membatasi nilai VO2 max. 3).Sel darah merah (Hemoglobin) Karena dalam darah oksigen berikatan dengan hemoglobin, maka kadar oksigen dalam darah juga ditentukan oleh kadar hemoglobin yang tersedia. Jika kadar hemoglobin berada di bawah normal, misalnya pada anemia, maka jumlah oksigen dalam darah juga lebih rendah. Sebaliknya, bila kadar hemoglobin lebih tinggi dari normal, seperti pada keadaan polisitemia, maka kadar oksigen dalam darah akan meningkat. Hal ini juga bisa terjadi sebagai respon adaptasi pada orang-orang yang hidup ditempat tinggi. Kadar hemoglobin rupanya juga dipengaruhi oleh hormonandrogen melalui peningkatan pembentukan sel darah merah. Laki-laki memiliki kadarhe moglobin sekitar 1-2 gr per 100 ml lebih tinggi dibanding wanita. 1) Komposisi tubuh Jaringan lemak menambah berat badan, tapi tidak mendukung kemampuan untuk secara langsung menggunakan oksigen selama olahraga berat. Maka, jika Abdul Rahman Ibrahim mahasiswa pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga; Ucok H. Refiater, S.Pd M.Pd dan Edy Dharma P. Duhe, S.Pd M.Pd dosen pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIKK Universitas Negeri Gorontalo; Iver Hart pangulimang, S.Pd guru mata pelajaran Olahraga SMA negeri 1 Telaga
VO2 max
dinyatakan relatif terhadap berat badan, berat lemak cenderung
menaikkan angka penyebut tanpa menimbulkan akibat pada pembilang VO2;VO2 (mk/kg/menit) = VO2 (LO2) x 1000 Berat badan (kg) Jadi, kegemukan cenderung mengurangi VO2 max
Hakikat Latihan Sirkuit (Circuit Training) Menurut M. Sajoto (1995:83), latihan sirkuit adalah suatu program latihan terdiri dari beberapa stasiun dan di setiap stasiun seorang atlet melakukan jenis latihan yang telah ditentukan. Satu sirkuit latihan dikatakan selesai, bila seorang atlet telah menyelesaikn latihan di semua stasiun sesuai dengan dosis yang telah ditetapkan. Sedangkan menurut Soekarman (1987: 70), latihan sirkuit adalah suatu program latihan yangdikombinasikan dari beberapa item-item latihan yang tujuannya dalam melakukan suatu latihan tidak akan membosankan dan lebih efisien. Latihan sirkuit akan tercakup latihan untuk: 1) kekuatan otot, 2) ketahanan otot, 3) kelentukan, 4) kelincahan, 5) keseimbangan dan 6) ketahanan jantung paru. Latihan-latihan harus merupakan siklus sehingga tidak membosankan. Latihan sirkuit biasanya satu sirkuit ada 6 sampai 15 stasiun, berlangsung selama 10-20 menit. Istirahat dari stasiun ke lainnya 15-20 detik. Menurut Fox (1993: 693) bahwa latihan adalah suatu program latihan fisik untuk mengembangkan seorang atlit dalam menghadapi pertandingan penting. Peningkatan kemampuan ketrampilan dan kapasitas energi diperhatikan sama. Sedangkan menurut Harsono mengungkapkan bahwa keuntungan latihan dengan menggunakan sistem sirkuit adalah; a) meningkatkan berbagai komponen kondisi fisik secara serempak dalam waktu relatif singkat, b) setiap atlet dapat berlatih menurut kemajuannya masing-masing, c) setiap atlet dapat mengkoreksi kemajuannya sendiri, d) latihan mudah di awasi, e) hemat waktu, karena dalam waktu yang relatif singkat dapat menampung banyak orang berlatih sekaligus. Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli peneliti dapat menyimpulkan bahwa latihan sirkuit adalah uatu program latihan yang berurutan, untuk Abdul Rahman Ibrahim mahasiswa pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga; Ucok H. Refiater, S.Pd M.Pd dan Edy Dharma P. Duhe, S.Pd M.Pd dosen pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIKK Universitas Negeri Gorontalo; Iver Hart pangulimang, S.Pd guru mata pelajaran Olahraga SMA negeri 1 Telaga
megembangkan kebugaran fisik dan ketrampilan yang tujuannya dalam melakukan suatu latihan tidak akan membosankan dan lebih efisien . Cara Melakukan Circuit Training Cara melakukan Circuit training atau latihan sirkuit adalah : 1. Dalam suatu daerah atau area tertentu ditentukan beberapa pos, misalnya 10 pos 2. Di setiap pos, atlet diharuskan melakukan suatu bentuk latihan tertentu 3. Biasanya berbentuk latihan kondisi fisik seperti kekuatan, daya tahan, kelincahan, daya tahan dan sebagainya. 4. Latihan dapat dilakukan tanpa atau dengan menggunakan bobot atau beban. 5. Bentuk-bentuk latihan setiap pos antara lain seperti lari zig-zag, pull-up, lempar bola, squat jump, naik turun tambang, press, squat thrust, rowing, dan lari 200 meter secepatnya. Variasi Circuit Training 1. 8x 8 Training Training ini adalah jenis latihan yang ditujukan untuk membangun otot. Seperti namanya, jenis latihan ini berpatokan pada delapan set dan delapan repetisi masing-masingnya. Jika latihan straight set atau standard memiliki waktu jeda yang cukup panjang, yaitu sekitar 60 detik, maka 8 x 8 ini menggunakan waktu jeda yang pendek antara 15-20 detik saja. 2. Super Set Latihan ini adalah latihan yang efektif untuk melatih otot. Jika latihan straight set atau standard itu melakukan beberapa set untuk satu latihan yang sama, maka super set ini melakukan variasi dimana setelah melakukan satu set latihan A kemudian langsung tanpa istirahat lanjut ke satu set latihan B. Misalnya, melakukan bench press sebanyak 10 repetisi kemudian dilanjutkan cepat ke cable rows sebanyak 10 repetisi, baru kemudian anda istirahat. Super set mempunyai Abdul Rahman Ibrahim mahasiswa pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga; Ucok H. Refiater, S.Pd M.Pd dan Edy Dharma P. Duhe, S.Pd M.Pd dosen pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIKK Universitas Negeri Gorontalo; Iver Hart pangulimang, S.Pd guru mata pelajaran Olahraga SMA negeri 1 Telaga
tipikal bahwa latihan yang kedua biasanya akan drop kekuatannya karena tanpa istirahat pasti stamina kita berkurang. Keuntungan Super Set, yaitu: (a) melatih dua jenis latihan sekaligus dalam waktu singkat , (b) stamina akan terlatih dan pembakaran lemak akan lebih banyak, dan (c) bagus untuk orang yang ingin mengeringkan otot. 3. 5 x 5 Training Training ini merupakan latihan yang cukup berat tetapi bagus untuk target latihan kekuatan dan pembentukan otot. Latihan ini salah satu jenis latihan yang populer dikalangan binaragawan. Program 5 x 5 ini berdasarkan pada 5 set dengan masing-masing 5 repetisi. Jenis training ini sangat bagus untuk mereka yang ingin membangun otot lebih besar. 4. High Intensity Interval Training (HIIT) Latihan ini adalah jenis latihan yang sederhana tapi sangat efektif untuk mempercepat pembakaran lemak dan memperoleh tubuh lebih langsing. Melakukan latihan HIIT ini akan melatih stamina karena pengurasan stamina yang cukup besar diperoleh dari latihan ini. Kombinasi dari sprint dan jogging ini sebenarnya menguras tenaga lebih banyak daripada sprint. 5. Drop Set Jenis latihan ini banyak digunakan untuk membangun otot yang lebih besar. Tekniknya cukup sederhana. Lakukan latihan seperti straight set/standard, tetapi untuk bebannya mulai dari yang paling berat terlebih dulu. Lalu repetisinya tidak dibatasi, lakukan hingga anda tidak mampu mengangkat beban lagi, kemudian turunkan beratnya dan lakukan repetisi lagi hingga tidak kuat mengangkat lagi. Terus hal ini dilakukan hingga beberapa set. Contohnya : melakukan biceps curls dengan beban 20 kg, kemudian lakukan repetisi sebanyak yang dimampu. Kemudian, mengangkat 15 kg dan lakukan repetisi lagi sebanyak yang dimampu. Berikutnya diturunkan 10 kg, 5 kg. Keuntungan latihan drop set, yaitu membentuk otot lebih besar dengan latihan ini. Abdul Rahman Ibrahim mahasiswa pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga; Ucok H. Refiater, S.Pd M.Pd dan Edy Dharma P. Duhe, S.Pd M.Pd dosen pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIKK Universitas Negeri Gorontalo; Iver Hart pangulimang, S.Pd guru mata pelajaran Olahraga SMA negeri 1 Telaga
Di sekolah, khususnya di SMA Negeri 1 Telaga, pada pembelajaran mata pelajaran penjaskes, khususnya tentang gerak, banyak terdapat siswa yang cepat mengalami kelelahan dan terlihat
malas dalam melakukan aktifitas
gerak.
Gejala-gejala ini menandakan VO2max. yang kurang baik yang terdapat pada siswa. Alasannya, VO2max. dapat digunakan
sebagai tolak ukur daya tahan
jantung-paru. VO2max merujuk kepada banyaknya jumlah oksigen selama eksersi (aktifitas fisik) maximum. Semakin tinggi VO2max seseorang, semakin lama seseorang itu merasakan kelelahan ketika bekerja atau beraktivitas. yang sangat berpengaruh
terhadap
ketahanan adalah kemampuan
Faktor maximal
dalam memenuhi konsumsi oksigen yang ditandai dengan VO2max. Seseorang atau atlet
yang memiliki VO2max tinggi maka memiliki daya tahan
kebugaran yang baik
dan
dan tidak mudah mengalami kelelahan.Oleh sebab itu,
peneliti tertarik dengan masalah yang terdapat di SMA Negeri 1 Telaga, yang mana banyak terlihat siswa yang mudah mengalami kelelahan dan tidak mampu melakukan kegiatan secara maximal. Adapun tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh latihan sirkuit terhadap peningkatan VO2max. Metode Penelitian Dalam penelitian ini digunakan desain yang menngunakan pre-test, treatmen, post-test yang dapat digambarkan sebagai berikut: PREE TEST
TREATMENT
POST TEST
X1
T
X2
Keterangan : X1
= Pree-test/ tes awal = uji kemampuan volume oksigen maximal
T
= Perlakuan = memberikan latihan sirkuit
X2
= Post-test/ = uji kemampuan volume oksigen maximal
Abdul Rahman Ibrahim mahasiswa pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga; Ucok H. Refiater, S.Pd M.Pd dan Edy Dharma P. Duhe, S.Pd M.Pd dosen pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIKK Universitas Negeri Gorontalo; Iver Hart pangulimang, S.Pd guru mata pelajaran Olahraga SMA negeri 1 Telaga
Hasil Pengujian hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh latihan sirkuit terhadap peningkatan VO2 Max pada putra kelas XI SMA Negeri 1 Telaga menggunakan analisis varians uji “t” atau analisis varians uji dua rata-rata. Berdasarkan hasil perhitungan atau analasis statistika maka diperoleh thitung sebesar 2,112 dan niali ttabel sebesar pada α = 0,05; dk = 19 diperoleh sebesar 1,729. Dengan demikian thitunglebih besar dari ttabel(thitung = 2,112 > ttabel= 1,729) Berdasarkan kriteria pengujian bahwa tolak H0. Oleh karena itu hipotesis alternative atau H1 diterima dimana terdapat pengaruh latihan sirkuit terhadap peningkatan VO2 Max pada siswa putra kelas XI SMA Negeri 1 Telaga. Hal ini dapat dilihat dalam gambar berikut:
Daerah Penerima H0 Ha
Ha
2,112
2,112
-1,729
00000
1,729
Gambar : Kurva Penerimaan dan Penolakan Hipotesis Pembahasan Tingkat kebugaran tubuh merupakan syarat penting pada manusia. Tingkat kebugaran dapat diukur dari volume tubuh saat mengkonsumsi oksigen saat latihan pada volume dan kapasitas maksimum. Volume O2 Max ini adalah suatu tingkatan kemampuan tubuh yang dinyatakan dalam liter permenit atau militer/menit/kg berat badan. Cepat atau lambatnya kelelahan dapat diperkirakan Abdul Rahman Ibrahim mahasiswa pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga; Ucok H. Refiater, S.Pd M.Pd dan Edy Dharma P. Duhe, S.Pd M.Pd dosen pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIKK Universitas Negeri Gorontalo; Iver Hart pangulimang, S.Pd guru mata pelajaran Olahraga SMA negeri 1 Telaga
dari kapasitas paru-paru yang kurang baik. Kapasitas paru menunjukan kapasitas maksimal oksigen yang dipergunakan oleh tubuh (VO2 Max) Untuk menjaga agar kapasitas paru baik maka salah satunya dengan berolahraga atau latihan secara teratur setiap hari. Peningkatan VO2 Max banyak dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya adalah latihan sirkuit training. Penelitian eksperimen ini bertujuan untuk mengukur pengaruh latihan sirkuit training terhadap peningkatan VO2 Max pada Putra kelas XI SMA Negeri 1 Telaga. Berdasarkan hasil eksperimen dan analisis yang dilakukan menunjukan bahwa adanya peningkatan VO2 Max setelah diberikan sirkuit training. Hal ini bisa dibuktikan dengan rata-rata peningkatan VO2 Max sebelum diberikan latihan sirkuit sebesar 33,985 dan setelah diberikan latihan sirkuit ratarata peningkatan VO2 Max sebesar 42,95. Oleh karena itu peneliti berasumsi bahwa penerapan latiahan sirkuit training salama 2 bulan sangat berpengaruh terhadap peningkatan VO2 Max. Peninngkatan ini dibuktikan dengan pengujian dua rata-rata atau analisis varians bahwa, setelah dianalisis menunjukan thitung sebesar 2,112 dan niali ttabel sebesar pada α = 0,05; dk = 19 diperoleh sebesar 1,729. Dengan demikian thitunglebih besar dari ttabel(thitung = 2,112 > ttabel= 1,729) Berdasarkan kriteria pengujian bahwa tolak H0. Oleh karena itu hipotesis alternative atau H1 diterima dimana terdapat pengaruh latihan sirkuit terhadap peningkatan VO2 Max pada putra kelas XI SMA Negeri 1 Telaga. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa latihan sirkuit training berpengaruh terhadap peningkatan VO2 Max siswa (putra) kelas XI SMA Negeri 1 Telaga. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa latihan Circuit Training berpengaruh terhadap peningkatan VO2 Max pada siswa putra kelas XI SMA Negeri 1 Telaga.
Abdul Rahman Ibrahim mahasiswa pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga; Ucok H. Refiater, S.Pd M.Pd dan Edy Dharma P. Duhe, S.Pd M.Pd dosen pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIKK Universitas Negeri Gorontalo; Iver Hart pangulimang, S.Pd guru mata pelajaran Olahraga SMA negeri 1 Telaga
Saran Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan diatas maka peneliti dapat memberikan saran sebagai berikut: 1. Untuk menjaga kebugaran tubuh dan peningkatan VO2 Max siswa bukan hanya merupakan tanggung jawab guru dan sekolah, tetapi merupakan tanggung jawab orang tua yang lebih penting yaitu kesadaran diri sendiri. 2. Untuk meningkatkan VO2 Max maka diperlukan sarana dan prasarana untuk menunjang keberlangsungan latihan sirkuit yang diberikan kepada siswa. Sehingga demi berlangsungnya latihan tersebut maka harus ada dukungan dari Diknas setempat. DAFTAR PUSTAKA Anonim, 2000. Pedoman dan Modul Pelatihan Kesehatan Olahraga Bagi Pelatih Olahragawan Pelajar. Jakarta: Depdiknas Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani A. Latif, Misno, 2000, Teknik Analisis Data Kuantitatif, Makalah diklat Action Research Mahasiswa STAIN Jember. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedure Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineke Cipta Astrand, P.D.,Rodahl, K, 2003. Texbook of Work Physiological Basic of Exercise. New York: Mc.Graw Hill Brooks Company. Bompa, T.O., (1994). Theory and Methodology of Training, Third edition, Toronto, OntorioCanada: Kendall/ Hunt Publishing Company Bompa, T.O. 2000. Total Training For Young Champions. Campaign: Human Darmawan. 2012. Pengaruh Latihan Interval dan Continuous Running terhadap Peningkatan VO2 max pada Tim Sepakbola SMA Negeri Ajibarang Tahun 2011. Under Graduates thesis, Universitas Negeri Semarang. Djoko P.I. (2000). Panduan Latihan Kebugaran (Yang Efektif dan Aman). Yogyakarta: LukmanOffset. Abdul Rahman Ibrahim mahasiswa pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga; Ucok H. Refiater, S.Pd M.Pd dan Edy Dharma P. Duhe, S.Pd M.Pd dosen pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIKK Universitas Negeri Gorontalo; Iver Hart pangulimang, S.Pd guru mata pelajaran Olahraga SMA negeri 1 Telaga
Evelyn C. Pearce. 2009 Anatomi dan fisiologi untuk para medis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Giriwijiyo, S. 2007. Ilmu Faal Olahraga. Bandung : Fakultas Pendidikan Olahragadan Kesehatan UPI Irianto, J. P. 2004. Pedoman Praktis Berolahraga untuk Kebugaran dan Kesehatan.Yogyakarta : Penerbit Andi. Kardjono. 2008. Pelatihan Olahraga. Jakarta: Asisten Deputi IPTEK Olahraga Kuntaraf L. Kathlehen. 1992. Olahraga Sumber Kesehatan. Jakarta : Percetakan Anvent Indonesia. Muhajir. 2006 Pendidikan Jasmani
dan Kesehatan untuk SMA Kelas XI .
Bandung: Judistira Riduwan.2008 Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta Sajoto.M. 1995 .Peningkatan dan pembinaan kekuatan kondisi Fisik dalam Olahraga. Semarang: Dahara Prize Sugiono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan Bandung Alfabeta Sukadianto 2014. http/Blokspot.com/2014/11 hakikat-latihan. Html Sunarno Agung. 2010. Metode Penelitian Keolahragan. Jakarta: Yuma Pustaka Supriadi. Dkk. 2008. Jurnal Iptek Olahraga Volume 10. Jakarta . Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga Wales, Jimmy. 2014. Sirkuit latihan http:/id.wikipwdia.org/wiki/Sirkuit latihan Diakses pada tanggal 5 Februari 2014 Wiyarto, Giri. 2012. Fisiologi dan Olahraga. Surakarta : Graha Ilmu
Abdul Rahman Ibrahim mahasiswa pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga; Ucok H. Refiater, S.Pd M.Pd dan Edy Dharma P. Duhe, S.Pd M.Pd dosen pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIKK Universitas Negeri Gorontalo; Iver Hart pangulimang, S.Pd guru mata pelajaran Olahraga SMA negeri 1 Telaga