Alan UN Agunta mahasiswa Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga; Ucok H. Refiater, S.Pd M.Pd dan Edy Dharma P. Duhe, S.Pd M.Pd dosen pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIKK Universitas Negeri Gorontalo; Kamel Dukalang, S.Pd guru mata Pelajaran Olahraga SMK Negeri 1 Boalemo
PENGARUH LATIHAN MEDICINE BALL THROW TERHADAP KEMAMPUAN LEMPAR LEMBING GAYA CROSS PADA SISWA PUTERA KELAS X SMK NEG. 1 BOALEMO
(Alan UN. Agunta, Ucok H. Refiater, Edy Dharma Putra Duhe)
[email protected] Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Dan Keolahragaan Universitas Negeri Gorontalo Abstrak : Rumusan masalah berbunyi “apakah terdapat pengaruh latihan medicine ball throw terhadap kemampuan lempar lembing pada cabang olahraga atletik pada siswa putra kelas X SMK Negeri 1 Boalemo ?”. oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh latihan medicine ball throw terhadap kemampuan lempar lembing. Hipotesis penelitian eksperimen adalah terdapat pengaruh latihan medicine ball throw terhadap kemampuan lempar lembing pada siswa putera kelas X SMK Negeri 1 Boalemo. Langkah awal pada pengujian hipotesis adalah teknik statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah uji-t. Uji ini dilakukan setelah selesai melakukan uji homogenitas data terhadap pre-test dan post-test. Pada akhir pengujian hipotesis didapati bahwa ternyata Terima Ho jika: thitung < ttabel dengan taraf nyata α = 0,05 dan n-1. Melihat hasil perolehan thitung sebesar 11.62 dan ttabel sebesar 1.729 pada α = 0,05 dan dk=n-1 lebih jelasnya 11.62 ≥ 1.729 jadi thitung lebih besar dari ttabel. Berdasarkan hal tersebut, maka harga thitung telah berada diluar daerah penerimaan Ho. Sehingga Ho yang menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh latihan medicine ball throw terhadap kemampuan lempar lembing siswa kelas X putra SMK Negeri I Boalemo ditolak dan menerima H1 yang menyatakan: terdapat pengaruh latihan medicine ball throw terhadap kemampuan lempar lembing siswa kelas X putera SMK Negeri I Boalemo. Kata Kunci : Latihan Medicine Ball Throw, Dan Kemampuan Melempar Lembing.
Alan UN Agunta mahasiswa Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga; Ucok H. Refiater, S.Pd M.Pd dan Edy Dharma P. Duhe, S.Pd M.Pd dosen pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIKK Universitas Negeri Gorontalo; Kamel Dukalang, S.Pd guru mata Pelajaran Olahraga SMK Negeri 1 Boalemo
Hakikat Atletik Atletik merupakan cabang olahraga yang diperlombakan pada Olimpiade I pada 776 SM. Induk organisasi untuk olahraga atletik di Indonesia adalah PASI (Persatuan Atletik Seluruh Indonesia). Dalam pengertiannya, atletik meliputi perlombaan jalan cepat, lari, lompat, dan lempar ( Yusuf Hidayat 2010 : 152) Olahraga atletik merupakan olahraga perlombaan yang dapat diikuti oleh wanita dan pria. Olahraga ini di laksanakan di lintasan maupun di lapangan. Atletik diklarifikasi atas beberapa nomor yag di perlombakan yaitu nomor jalan, nomor lari, nomor lompat dan nomor lempar. Olahraga ini dapat dilakukan berbagai tujuan, yaitu disamping untuk prestasi atletik pun bisa dilakukan untuk tujuan pendidikan (Latif 2011 : 4) Istilah atletik yang kita kenal sekarang ini berasal dari beberapa sumber antara lain bersumber dari bahasa Yunani, yaitu “Athlon” yang mempunyai pengertian berlomba atau bertanding (Yoyo Bahagia2011 : 4). Istilah Atletik ini juga biasa dijumpai dalam berbagai bahasa antara lain dalam bahasa Inggris Athletic, dalam bahasa Prancis Ateletique, dalam bahasa Belanda Atletiek, dalam bahasa Jerman atheletik (Giri Wiarto 2013 : 2 ). Dari uraian pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa atletik adalah suatu aktivitas jasmani yang dilakukan oleh perseorangan dan diperlombakan meliputi nomor-nomor; nomor jalan, nomor lari, nomor lompat dan nomor lempar yang di laksanakan di lapangan dan di lintasan, atletik sendiri juga merupakan induk dari semua cabang olahraga untuk itu unsur-unsur kemampuan dasar fisik pun harus di utamakan dalam cabang olahraga atletik. Atletik meliputi jalan, lari, lompat, dan lempar. Dari beberapa cabang olahraga lari, lompat, dan lempat ini masih dipecahkan lagi dalam beberapa kategori nomor. Misalnya, dalam cabang olahraga lari dibagai menjadi 3 nomor, yaitu nomor lari jarang pendek, lari jarak menengah, dan lari jarak jauh dan sebagainya. Biasanya, cabang atletik ini dilakukan di sebuah lapangan yang disebut track and fields atau lintasan dan lapangan. (Chandra Sodikin 2010:63)
Alan UN Agunta mahasiswa Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga; Ucok H. Refiater, S.Pd M.Pd dan Edy Dharma P. Duhe, S.Pd M.Pd dosen pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIKK Universitas Negeri Gorontalo; Kamel Dukalang, S.Pd guru mata Pelajaran Olahraga SMK Negeri 1 Boalemo
Olahraga atletik sangatlah mudah untuk dilakukan dan dikembangkan bahkan juga diperlombakan jika kita mempelajarinya dengan sungguh - sungguh, baik dengan mengacu kepada teorinya maupun dengan prakteknya. Dalam olahraga atletik yang termasuk di dalamnya adalah nomor lari, lompat, lempar dan jalan, namun yang akan menjadi pokok pembahasan dalam nomor atletik ini yaitu lempar khususnya adalah lempar lembing. Hakikat Lempar Lembing Lembing pada masa lampau terbuat dari kayu dengan ujung dari besi dan sosok. Untuk membawanya sangat berat, kemudian diganti dengan kayu ringan dari Swedia, dan berubah lagi menjadi lembing modern yang terbuat dari logam dan serat kaca (fiberglass).(Sutarmin 2010;53) Lempar lembing adalah salah satu cabang nomor atletik lempar dengan alat menyerupai tombak yang terbuat dari alumunium atau bambu yang dilemparkan di lapangan yang telah ditentukan dengan tujuan dapat melakukan lemparan sejauh-jauhnya dan lembing jatuh menancap di sektor lemparan. (Santoso 2010;53) Lempar lembing merupakan olahraga yang termasuk nomor lempar dalam atletik. Tujuan melakukan lomba lempar lembing adalah dapat melakukan lemparan sejauh – jauhnya. Agar dapat melakukan lemparan dengan benar dan mengahsilkan lemparan sejauh mungkin, maka ada beberapa teknik dasar yang harus dikuasai oleh pelempar. (Sunarto 2010;64). Lempar lembing termasuk nomor lempar yang sering dilombakan dalam cabang atletik. Lempar lembing dilakukan di lapangan terbuka yang mempunyai persyaratan sebagai berikut: untuk awalan diperlukan 40 meter dan untuk sektor lemparannya kurang lebih 70 meter. Jadi, lapangan sepak bola dapat digunakan untuk lapangan lempar lembing. Namun, kalau untuk latihan pada tingkat pelajar, cukup menggunakan lapangan untuk awalan kurang lebih 15 meter dan untuk sektor lemparan cukup 30 meter.(Rithaudin 2011;58) Dari uraian pendapat di atas maka dapat disimpulkan lempar lembing adalah salah satu cabang olahraga atletik yang alatnya terbuat dari alumunium Alan UN Agunta mahasiswa Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga; Ucok H. Refiater, S.Pd M.Pd dan Edy Dharma P. Duhe, S.Pd M.Pd dosen pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIKK Universitas Negeri Gorontalo; Kamel Dukalang, S.Pd guru mata Pelajaran Olahraga SMK Negeri 1 Boalemo
atau yang sejenisnya untuk diperlombakan yaitu dengan cara melakukan lemparan sejauh – jauhnya dengan benar dan diperlombakan di lapangan terbuka untuk awalan diperlukan 40 meter dan untuk sektor lemparan kurang lebih 70 meter. Peraturan Lempar Lembing Peraturan lempar lembing terdiri dari beberapa bagian, diantaranya seperti: 1. Persyaratan Suatu Lemparan Yang Syah - Lembing harus di pegang pada bagian pegangannya dan harus di lempar lewat atas bahu atau bagian teratas dari lengan si pelempar dan harus tidak dilempar secara membandul. Gaya non orthodox tidaklah di izinkan untuk dipakai. - Lemparan itu tidak syah apabila mata lembing tidak menggores tanah sebelum bagian lembing lainnya. - Pelempar pada waktu membuat awalan lempar tidak boleh memotong salah satu garis atau jalur paralel. - Lemparan tidak syah bila si pelempar menyentuh dengan bagian tubuhnya atau anggota badan garis lempar, atau garis perpanjangan (garis lempar) yang siku – siku terhadap garis paralel, atau menyentuh tanah di depan garis lempar dan garis – garis itu semua. - Sesudah membuat gerakan awalan lempar sampai lembingnya dilepaskan dan mengudara, tidak sekali – kali pelempar memutar tubuhnya penuh sehingga punggungnya membelakangi sektor lemparan. - Pelempar tidak boleh meninggalkan jalur lari awalan sebelum lembing yang dilemparkan jatuh ke tanah. Dari sikap berdiri meninggalkan jalur lari awalan dari belakang lengkung garis lempar dan garis perpanjangan. 2. Peralatan Lembing Lembing terdiri dari 3 bagian : a). Mata lembing. b). Badan lembing. c). Tali pegangan - Tali pegangan (melilit pada badan lembing) berada dititik pusat gravitasi dan tidak melebihi garis tengah badan lembing dari 8 mm. Lilitan tali pegangan lembing harus sama tebal dan bergerigi, tanpa sabuk atau benjolan.
Alan UN Agunta mahasiswa Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga; Ucok H. Refiater, S.Pd M.Pd dan Edy Dharma P. Duhe, S.Pd M.Pd dosen pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIKK Universitas Negeri Gorontalo; Kamel Dukalang, S.Pd guru mata Pelajaran Olahraga SMK Negeri 1 Boalemo
- Panjang lembing untuk putera adalah 2,6 – 2,7M dan putri adalah 2,2 – 2,3M. Berat untuk putera 800 gram dan putri 600gr. 3. Jalur Lari Awalan - Panjang jalur awalan lempar harus tidak lebih dari 36,5 M dan tidak kurang dari 30 M dan harus dibatasi dengan dua garis paralel selebar 5 cm yang saling terpisah sejauh 4 M. - Kemiringan kesamping dari jalur lari awalan max 1 : 1.000. 4. Garis Lengkung Lemparan Lemparan harus dilakukan dari belakang garis lengkung lempar atau sebuah busur dengan jari – jari 8 cm. Garis lempar ini terdiri dari garis batas lempar dicat putih selebar 7 cm atau terbuat dari kayu atau metal dan dipasang rata dengan tanah. Garis lempar ini di perpanjang ke arah kanan dan kiri 75 cm di buat siku – siku atau tegak lurus dengan garis paralel 4 m. Garis perpanjangan inipun dicat putih, lebar 7 cm dan panjangnya 0,75 m. 5. Sektor Lemparan Semua lemparan (lembing) yang dianggap syah harus jatuh di dalam sektor lemparan, suatu daerah yang dibatasi oleh garis 5 cm di sebelah kanan dan kiri garis lempar. Garis 5 cm ini di buat di tanah dari titik A yaitu titik dari busur atau garis lempar, garis itu ditarik melalui titik B dan C pada titik mana busur atau garis lempar itu berpotongan dengan garis 5 cm untuk membentuk sektor lemparan. Sektor lemparan ini boleh atau dapat diberi tanda jarak : 30 cm, 50 cm, 70 cm, dst. Keterampilan dan Teknik Dasar Lempar Lembing Keterampilan merupakan kemampuan yang penting didalam kehidupan sehari-hari maupun didalam pendidikan jasmani. Menurut Yanuar Kiram (1992:11) “Keterampilan adalah tindakan yang memerlukan aktivitas gerak dan harus dipelajari agar supaya mendapatkan bentuk yang benar.” Lempar Lembing merupakan nomor lempar dalam atletik. Dalam perlombaan lempar lembing tujuan utamanya adalah dapat melakukan lemparan sejauh – jauhnya. Agar dapat melakukan lemparan dengan baik dan benar serta Alan UN Agunta mahasiswa Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga; Ucok H. Refiater, S.Pd M.Pd dan Edy Dharma P. Duhe, S.Pd M.Pd dosen pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIKK Universitas Negeri Gorontalo; Kamel Dukalang, S.Pd guru mata Pelajaran Olahraga SMK Negeri 1 Boalemo
mengahasilkan lemparan yang sejauh – jauhnya maka dituntut harus menguasai teknik – teknik. Adapun teknik – teknik yang terapkan yaitu ; Cara Memegang Lembing Menurut Sutrisno (2010;37) Cara memegang lembing dapat dibedakan menjadi tiga macam, seperti berikut. a. Cara Amerika (American Style) b. Cara Finlandia (Finlandia Style) c. Cara Menjepit Hakikat Latihan Bompa (2009 :59) mengemukakan “latihan adalah proses dimana seorang atlet dipersiapkan untuk performa tertinggi” Pomatahu (2008;22) menyatakan bahwa “latihan adalah aktifitas yang terencana, terstruktur, berulang – ulang dan punya tujuan, dalam hal ini meningkatkan dan mempertahankan kelincahan, kecepatan, reaksi. Reaksi merupakan suatu kesatuan yang utuh dari komponen kesegaran jasmani serta kemampuan motorik yang harus dimiliki seseorang”. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa latihan adalah suatu kegiatan
fisik
yang
sistematis,
terprogram
dan
dilakukan
secara
berkesinambungan untuk rangsangan fungsional tubuh untuk meningkatkan prestasi. Prinsip – Prinsip Latihan Prinsip – prinsip latihan yang akan dikemukakan disini adalah prinsip – prinsip dasar yang perlu diketahui dan diterapkan dalam setiap latihan dalam cabang olahraga. Dengan mengetahui prinsip – prinsip latihan tersebut diharapkan prestasi seorang atlet akan cepat meningkat. (hajarati 2009 : 21) a.
Prinsip – prinsip latihan berbagai unsur
b.
Prinsip Individualisasi
c.
Prinsip spesialisasi Pada penelitian ini, latihan dalam upaya meningkatkan kemampuan
lempar lembing latihan yang digunakan adalah latihan medicine ball throw. Alan UN Agunta mahasiswa Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga; Ucok H. Refiater, S.Pd M.Pd dan Edy Dharma P. Duhe, S.Pd M.Pd dosen pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIKK Universitas Negeri Gorontalo; Kamel Dukalang, S.Pd guru mata Pelajaran Olahraga SMK Negeri 1 Boalemo
Hakikat Latihan Medicine Ball Throw Asal istilah playometrics berasal dari kata bahasa yunani “pleythuein” berarti “memperbesar atau meningkatkan “ atau dari akar kata bahasa yuna “plio” dan “metric”. Masing-masng “lebih banyak” dan “ukuran” (Ch.19893:Gambetra ,1981: Wilt & Ecker, 1970) sekarang ini plaiometrik mengacu pada latihan – latihan yang di tandai dengan kontraksi-kontraksi otot yang kuat sebagai respon terhadap pembebanan yang cepat dan dinamis, atau peregangan otot-otot yang terlibat (M. Furqon H. dkk : 2002). Plaiometrik adalah salah satu cara terbaik untuk mengembangkan power eksplosif untuk berbagai cabang olahraga (M. Furqon H. dkk : 2002). Bentuk latihan Medicine Ball adalah salah satu bentuk latihan Plyometrics yang bertujuan untuk meningkatkan power otot lengan. Latihan medicine ball throw menggunakan seluruh tangan pada saat melempar bola medicine. Hal ini sangat mendukung dalam usaha meningkatkan power otot lengan dan hasil lemparan dalam lempar lembing. Medicine ball atau yang disebut bola latih, Bentuk bolanya padat terbuat dari bahan karet dan di dalamnya terdapat pasir sebagai pemberat. Gerakan latihan Medicine ball throw adalah gerakan mengangkat bola yang berisi beban dan diangkat keatas dengan dua tangan hingga mengangkat bola disamping bahu dan dilemparkan, ini dilaksanakan secara berpasangan dan dilihat secara anatomi dapat melatih kekuatan dari otot paha dan pinggul (Quadriceps), otot perut (abdominals), otot dada (pectoralis), otot bahu (deltoid), otot punggung (latissimus dorsi, otot lengan (Biceps dan Triceps). Berdasarkan uraian diatas dapat dipahami, latihan medicine ball merupakan suatu bentuk latihan yang digunakan untuk meningkatkan kekuatan otot lengan. latihan medicine ball efektif dalam mengembangkan kekuatan otot bahu. latihan ini sangat baik dilakukan untuk menunjang pelaksanaan teknik dasar suatu cabang olahraga khususnya pada lempar lembing.
Alan UN Agunta mahasiswa Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga; Ucok H. Refiater, S.Pd M.Pd dan Edy Dharma P. Duhe, S.Pd M.Pd dosen pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIKK Universitas Negeri Gorontalo; Kamel Dukalang, S.Pd guru mata Pelajaran Olahraga SMK Negeri 1 Boalemo
Pengaruh Latihan Medicine Ball Throw Terhadap Kemampuan Lempar Lembing Seorang pelempar lembing akan mampu melempar lembing dengan baik dan maksimal apabila ia menguasai teknik dasar. Ada beberapa jenis teknik dasar melakukan lempar lembing yaitu dengan cross step dan jingkat. Untuk dapat melakukan lemparan ini dengan baik dan tepat perlu adanya komponen kekuatan otot. Kekuatan otot yang berperan ketika melakukan lempar lembing ini seperti kekuatan tungkai, otot perut, kekuatan otot bahu, kekuatan otot dada, dan kekuatan otot lengan. Namun dalam penelitian ini, peneliti menitikberatkan pada latihan peningkatan kekuatan otot dada, otot bahu, dan otot lengan. Oleh karena itu, latihan untuk meningkatkan kekuatan otot lengan patut dilaksanakan secara sistematis dan berkesinambungan. Bentuk latihan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kukuatan otot – otot tersebut adalah latihan medicine ball throw. Terbentuknya kekuatan otot yang baik memungkinkannya kemampuan untuk mengendalikan gerak – gerak bebas terhadap suatu sasaran. Oleh karena itu latihan – latihan seperti medicine ball throw sangat diperlukan agar siswa mampu melempar lembing dengan baik dan benar. dengan demikian, kemampuan lempar lembing yang dimaksudkan ialah kemampuan mengarahkan lembing dengan baik. Berdasarkan uraian di atas, maka latihan medicine ball throw sangat baik untuk melatih kekuatan otot lengan, dada, dan bahu, sehingga akan berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan lempar lembing pada cabang olahraga atletik. Berdasarkan permasalahan yang terjadi pada siswa SMK Negeri 1 Boalemo, yang menjadi perhatian tersendiri bagi peneliti yaitu perlu adanya penindakan secara ilmiah terhadap kemampuan siswa melakukan lempar lembing. Dengan demikian, penulis berinisiatif untuk mengadakan suatu penelitian terkait dengan nomor lempar lembing yang ada dalam cabang olahraga atletik yang penulis beri judul “Pengaruh Latihan Medicine Ball Throw Terhadap Kemampuan Lempar Lembing Gaya Cross Pada Siswa Putera SMK Negeri 1 Boalemo”. Alan UN Agunta mahasiswa Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga; Ucok H. Refiater, S.Pd M.Pd dan Edy Dharma P. Duhe, S.Pd M.Pd dosen pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIKK Universitas Negeri Gorontalo; Kamel Dukalang, S.Pd guru mata Pelajaran Olahraga SMK Negeri 1 Boalemo
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh latihan medicine ball throw terhadap kemampuan lempar lembing gaya cross pada cabang olahraga Atletik pada siswa putera kelas X SMK Negeri 1 Boalemo. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah (“One Group Pre-Test) and Post-Test Design”. (Suharsimi Arikunto, 2003 : 279) yaitu terdapat tes awal sebelum dilakukan eksperimen atau perlakuan berupa latihan kelentukan dan dilakukan tes akhir untuk melihat pengaruh dari latihan tersebut. Secara skematis dapat digambarkan sebagai berikut : Tes Awal (Pre – Test)
Full – Over
Tes Akhir (Post – Test)
X1
T
X2
Keterangan : X1 = Pre – Test atau tes awal kemampuan lempar lembing. X2 = Post Test atau tes akhir kemampuan lempar lembing T = Penerapan latihan medicine ball throw Hasil Uji Normalitas data Melalui pengujian normalitas data dapat ditentukan pula statistik uji yang dapat digunakan dalam rangka pengujian hipotesis. Untuk pengujian normalitas data dapat dilakukan rumus sebagai berikut: = Keterangan : = Chi-kuadrat Oi = Frekuensi observasi Ei = Frekuensi teoritis
Alan UN Agunta mahasiswa Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga; Ucok H. Refiater, S.Pd M.Pd dan Edy Dharma P. Duhe, S.Pd M.Pd dosen pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIKK Universitas Negeri Gorontalo; Kamel Dukalang, S.Pd guru mata Pelajaran Olahraga SMK Negeri 1 Boalemo
Uji Homegenitas Dalam pengujian homogenitas varians populasi terdapat beberapa metode yang telah ditemukan untuk dapat digunakan, tetapi hanya dapat diuraikan metode perhitungan yang diberi nama uji Bartlett. Adapun rumus yang digunakan adalah : = (ln10) (B-
)
Keterangan : Ln 10 = 2,3026, disebut logaritma asli dari bilangan 10 B
= Harga satuan B yang diperoleh dengan rumus : B= (log
)
S2
= Varians gabungan dari semua sampel yang diperoleh dengan rumus: S2 =
Ni
= Jumlah setiap kelompok sampel
Pengujian Hipotesis Statistik Uji T Rumus yang digunakan yaitu uji-t
KETERANGAN Md : Rata- rata selisih antara pre test dan post test ∑xd : Jumlah kuadrat antara selisih pre test dan post test N
: Sampel
Pembahasan Atletik telah dikenal jauh sebelum manusia mengenal adanya ilmu pengetahuan yang dikenal dengan zaman purbakala. Karena olahraga ini sudah melekat disetiap kehidupan manusia seperti lari, lompat maupun lempar. Lempar lembing merupakan bagian dari atletik yang masuk pada nomor lempar. Prestasi yang diukur yaitu melempar lembing sejauh-jauhnya pada lapangan yang telah disediakan. Pada olahraga ini, atlet lempar lembing harus berlari pada lintasan untuk ancang – ancang. Kemudian, atlet melemparkan lembing pada wilayah atau lapangan yang ukurannya sudah ditentukan. Olahraga lempar lembing memiliki Alan UN Agunta mahasiswa Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga; Ucok H. Refiater, S.Pd M.Pd dan Edy Dharma P. Duhe, S.Pd M.Pd dosen pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIKK Universitas Negeri Gorontalo; Kamel Dukalang, S.Pd guru mata Pelajaran Olahraga SMK Negeri 1 Boalemo
perbedaan dengan cabang olahraga atletik lempar lainnya. Pada olahraga lempar lembing, gaya atau style yang digunakan saat melempar lembing sudah ditentukan. Untuk mendapatkan lemparan yang jauh diperlukan beberapa latihan yang teratur dan kemampuan kondisi fisik yang menunjang terutama pada bagian lengan yang digunakan untuk melempar. Salah satu latihannya adalah menggunakan latihan medicine ball throw. latihan Medicine Ball Throw adalah salah satu bentuk latihan Plyometrics yang bertujuan untuk meningkatkan power otot lengan. pelaksanaanya menggunakan seluruh tangan pada saat melempar bola medicine. Hal ini sangat mendukung dalam usaha meningkatkan power otot lengan dan hasil lemparan dalam lempar lembing. Medicine ball atau yang disebut bola latih, Bentuk bolanya padat terbuat dari bahan karet dan di dalamnya terdapat pasir sebagai pemberat. Setelah para sampel diberikan perlakuan selama 2 bulan berturut-turut dan hasilnya telah dianalisis menggunakan analisis statistic diperoleh peningkatan yang signifikan terhadap kemampuan lempar lembingnya. Terlihat pada skor tertinggi tes awal 22.80 dan skor tertinggi tes akhir mencapai 24.09 dan peningkatan rata-ratanya yang sebelumnya 16.42 menjadi 18.75. selanjutnya, diperoleh nilai thitung sebesar 11.62 yang nilai lebih besar dari pada ttabel 1.729 yang menandakan bahwa thitung berada dalam area penerimaan H1 atau penolakan H0. Sehingga hipotesis penelitian yang menyatakan terdapat pengaruh latihan medicine ball throw terhadap kemampuan lempar lembing siswa kelas X putera SMK Negeri I Boalemo dapat diterima dan terjawab. Kesimpulan Setelah hasil analisis data pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang berbunyi “Terdapat Pengaruh Latihan Medicine Ball Throw Terhadap Kemampuan Lempar Lembing Gaya Cross Pada Siswa Putera Kelas X SMK Negeri 1 Boalemo” dapat diterima. Bentuk latihan medicine ball throw dapat memberikan kontribusi kemampuan lempar lembing. Hal ini di pengaruhi oleh hasil yang dilakukan Alan UN Agunta mahasiswa Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga; Ucok H. Refiater, S.Pd M.Pd dan Edy Dharma P. Duhe, S.Pd M.Pd dosen pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIKK Universitas Negeri Gorontalo; Kamel Dukalang, S.Pd guru mata Pelajaran Olahraga SMK Negeri 1 Boalemo
setelah eksperimen dengan menggunakan statistik uji-t dimana diperoleh nilai thitung sebesar 11.62 yang nilai lebih besar dari pada ttabel 1.729 yang menandakan bahwa thitung berada dalam area penerimaan H1 atau penolakan H0. Sehingga hipotesis penelitian yang menyatakan terdapat pengaruh latihan medicine ball throw terhadap kemampuan lempar lembing siswa kelas X putera SMK Negeri I Boalemo dapat diterima dan terjawab. Saran Dengan hasil pembahasan dan simpulan diatas maka dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut: 1.
Untuk meningkatkan kemampuan lempar lembing sangat tepat menggunakan Latihan Medicine Ball Throw ini di harapkan kepada guru olahraga maupun pelatih agar dapat menerapkan bentuk Latihan Medicine Ball Throw baik dalam pembelajaran maupun pada kegiatan latihan ekstrakurikuler.
2.
Kepada orang tua siswa agar kiranya memberikan motivasi pada anak- anak terutama bagi anak yang mempunyai bakat dalam olahraga atletik nomor lempar yaitu lempar lembing.
3.
Bentuk Latihan Medicine Ball Throw ini diharapkan dapat dilakukan oleh siswa sesuai dengan kemampuan rata – rata siswa. Karena bentuk latihan ini di samping memberikan dampak positif terhadap kemampuan lempar lembing juga menjadi kemampuan dasar yang harus ditanamkan oleh seorang atlit agar dapat berprestasi dalam cabang olahraga atletik khususnya pada nomor lempar lembing.
DAFTAR PUSTAKA Arismunandar. Wiranto. (1991). Manusia dan olahraga Teknik dasar lempar lembing. ITB dan FPOK / IKIP Bandung Bompa, 2009. Bahan Ajar Metodologi. Materi presentasi, Jurusan Pendidikan Keolahragaan FIK Universitas Negeri Jakarta.
Alan UN Agunta mahasiswa Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga; Ucok H. Refiater, S.Pd M.Pd dan Edy Dharma P. Duhe, S.Pd M.Pd dosen pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIKK Universitas Negeri Gorontalo; Kamel Dukalang, S.Pd guru mata Pelajaran Olahraga SMK Negeri 1 Boalemo
Bompa, (Dalam Hajarati 2009) Ilmu Kepelatihan Dasar, Jurusan Pendidikan Keolahragaan FIKK Universitas Negeri Gorontalo. Dahri. Sudirman. (2013). Makalah olahraga lempar lembing. Universitas Negeri Makasar Danusayogo. Suyono. (1988). Program – Pembinaan Pengembangan Atletik. Teknik dan latihan lempar lembing Harsono, Dkk 2005. Manusia dan Olahraga, Penerbit ITB Bandung. http://www. medicine ball throw/ACE Fit _ Ab Exercises _ Reverse Medicine Ball Throw.htm http://en.wikipedia.org/wiki/Medicine_ball http://www.kpindo.com/produkdetail2083-Medicine-Ball--/-Training-Ball.html https://www.google.com/search?q=cara+membawa+lembing&client=firefoxbeta&hs=98w&rls=org Mukholid, Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Pomatahu, 2008. Bahan Ajar Ilmu kesehatan Olahraga, Jurusan Pendidikan Keolahragaan FIKK Universitas Negeri Gorontalo. Roji, KTSP 2006. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, Erlangga. Ratnapuri. Pupung. (2011). Ayiknya berolahraga di luar ruangan Sejarah dan Cabang olahraga atletik. Perpus Daerah Ricky Joe “Joni Louis”. (2010) Overhead throw dan Medicine Ball Throw Terhadap Power Otot Lengan. UNM Sutrisno BUDI. 2010. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan di Jakarta. Tombak . Anggar. (2014). Pengertian lempar lembing dan gambar lapangan serta sektor lembing Posted by Jumat, 07 Februari Kamis Wikimedia Commons. (2013). Lempar lembing/Atletik - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. oktober, Media wiki
Alan UN Agunta mahasiswa Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga; Ucok H. Refiater, S.Pd M.Pd dan Edy Dharma P. Duhe, S.Pd M.Pd dosen pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIKK Universitas Negeri Gorontalo; Kamel Dukalang, S.Pd guru mata Pelajaran Olahraga SMK Negeri 1 Boalemo