KARAKTERISTIK PENYALAHGUNA NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA, DAN ZAT ADIKTIF (NAPZA) DI SIBOLANGIT CENTRE REHABILITATION FOR DRUG ADDICT KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2004-2007
SKRIPSI
Oleh :
NOVERRYANA SARAGIH NIM. 041000322
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
KARAKTERISTIK PENYALAHGUNA NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA, DAN ZAT ADIKTIF (NAPZA) DI SIBOLANGIT CENTRE REHABILITATION FOR DRUG ADDICT KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2004-2007
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat
Oleh :
NOVERRYANA SARAGIH NIM. 041000322
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
HALAMAN PENGESAHAN Skripsi dengan judul KARAKTERISTIK PENYALAHGUNA NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA, DAN ZAT ADIKTIF (NAPZA) DI SIBOLANGIT CENTRE REHABILITATION FOR DRUG ADDICT KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2004-2007 Yang telah dipersiapkan dan dipertahankan oleh : NOVERRYANA SARAGIH NIM. 041000322 Telah Diuji dan Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji Skripsi Pada tanggal 18 Maret 2009 dan Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat Untuk Diterima Tim Penguji Ketua Penguji
Penguji I
Drs. Jemadi, M.kes NIP. 131996168
drh. Rasmaliah, M.Kes NIP. 390009523
Penguji II
Penguji III
Prof. dr. Sori Muda Sarumpaet, MPH NIP. 130702002
Dra. Jumirah Apt, M.kes NIP. 131803342
Medan, Maret 2009 Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Dekan
dr. Ria Masniari Lubis, Msi NIP. 131124053
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
ABSTRACT Abusive use of narcotics, psychotropic, and addictive substances (illicit drugs) has been threatening and destroying our young generation. A National Survey in 2004 reported that drug abuser in Indonesia is 6% of total population or equals to 13 millions people. The objective of this research is to know the characteristics drug abuser in Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Deli Serdang Regency for period of 2004-2007. Design of the study was case series design and population is 159 drug abusers (total sampling) Highest proportion of drug abuser at age group 20-29 years (70,4%), male (99,4%), Islam (79,2%), high school (70,5%), unemployed (45,3%), unmarried (71,7%), position among brothers and sisters is in the middle (48,4%), and from Medan City (50,9%), marijuana (49,1%), the last place for treatment is in hospital/mental hospital (76,1%), length of use 5 years (60,4%), average length of use 5,49 years, and average length of stay 11,48 months. There is no significant difference between age and the type of substance used (p=0,473), between the occupation and the type of substance used (p=0,262), and between average length of use and education level (p=0,463). It is found that the average length of use for the multiple substance users is significantly longer compares to the non multiple substance users (p=0,018), and average length of stay for multiple substance users is significantly longer compares to the non multiple substance users (p=0,046). The role of families, educational institution, and communities have important role for forming children’s behavior, therefore it is necessary to give early promotion and socialization related to the danger of illicit drugs and the importance of rehabilitation for drug abuser. Key Words : Illicit Drugs, The Characteristics of Drug Abusers
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
ABSTRAK Ancaman yang cepat atau lambat akan menghancurkan generasi muda kita adalah penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika ,dan Zat Adiktif (NAPZA). Dari survei nasional pada tahun 2004 pelaku penyalahguna NAPZA di Indonesia terdata sebanyak 6% dari total populasi atau sekitar 13 juta orang telah menyalahgunakan NAPZA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik penyalahguna NAPZA di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang tahun 2004-2007. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan desain case series. Jumlah populasi adalah 159 data (total sampling). Hasil penelitian diperoleh penyalahguna NAPZA terbanyak pada kelompok umur 20-29 tahun (70,4%), jenis kelamin laki-laki (99,4%), agama Islam (79,2%), tingkat pendidikan menengah (70,5%), tidak bekerja (45,3%), status tidak kawin (71,7%), posisi dalam keluarga anak tengah (48,4%), dan daerah asal Kota Medan (50,9%), jenis zat ganja (49,1%), tempat pengobatan terakhir Rumah Sakit/Rumah Sakit Jiwa (76,1%), lama pemakaian 5 tahun (60,4%), lama pemakaian rata-rata 5,49 tahun, lama rawatan rata-rata 11,48 bulan Ditemukan bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna antara umur berdasarkan jenis zat yang dipakai (p = 0,473), pekerjaan berdasarkan jenis zat yang dipakai (p=0,262),dan lama pemakaian rata-rata berdasarkan tingkat pendidikan (p = 0,463). Ditemukan bahwa lama pemakaian rata-rata pada penyalahguna zat multiple secara bermakna lebih besar dibandingkan penyalahguna zat non multiple (p=0,018), dan lama rawatan rata-rata penyalahguna zat multiple secara bermakana lebih lama dibandingkan penyalahguna zat non multiple (p=0,046). Peranan keluarga, lembaga pendidikan, dan lingkungan masyarakat sangat berpengaruh pada pembentukan perilaku anak, oleh karena itu perlu dilakukan penyuluhan dan sosialisasi mengenai bahaya NAPZA sejak dini dan pentingnya rehabilitasi bagi penyalahguna NAPZA. Kata Kunci : NAPZA, Karakteristik Penyalahguna
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
RIWAYAT HIDUP PENULIS Nama
: Noverryana Saragih
Tempat/Tanggal Lahir
: Purba Tongah, 10 november 1985
Agama
: Kristen Protestan
Status Perkawinan
: Belum Menikah
Jumlah Anggota Keluarga
: 4 (empat) orang
Alamat Rumah
: Jl. Jamin Ginting gg. Pelita Jaya No.17 Padang Bulan, Medan.
Riwayat Pendidikan : 1. SD Negeri 091349 Purba
: Tahun 1992-1998
2. SLTP RK Budi Mulia Pematang Siantar : Tahun 1998-2001 3. SMA Negeri 4 Pematang Siantar
: Tahun 2001-2004
4. Fakultas Kesehatan Masyarakat USU
: Tahun 2004-2009
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
KATA PENGANTAR Segala puji, syukur, dan hormat hanya kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan kasih, berkat, dan anugerahNya sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan
skripsi
yang
berjudul
Karakteristik
Penyalahguna
Narkotika,
Psikotropika, dan Zat Adiktif (NAPZA) di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Skripsi ini penulis persembahkan kepada orangtua tercinta“Ayahanda S. Saragih dan Ibunda R. Sitorus” yang telah setia membesarkan penulis dengan penuh kasih, membimbing, berkorban materi maupun moril, dan selalu memberi dorongan bagi penulis untuk menyelesaikan pendidikan. Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak Drs. Jemadi, M.Kes dan Ibu drh. Rasmaliah, M. Kes selaku dosen pembimbing serta kepada Bapak Prof. dr. Sori Muda Sarumpaet, MPH selaku dosen pembanding skripsi dan sekaligus Kepala Departemen Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara, beserta Ibu Dra. Jumirah Apt, M.Kes selaku dosen pembanding skripsi, yang telah banyak memberi ilmu, kritik maupun saran sehingga skripsi ini menjadi lebih baik. Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Ibu dr. Ria Masniari Lubis, M.Si selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. 2. Ibu dr. Devi Nuraini Santi, M.Kes selaku dosen pembimbing akademik.
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
3. Bapak T. Safawi Afin, SE selaku pelaksana harian dan seluruh staf Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang yang telah membantu penulis selama penelitian. 4. Seluruh Dosen dan Pegawai di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. 5. Abang Junri Friston, Adek Sanro, dan Adek Lenra tersayang yang selalu memberi semangat, motivasi serta perhatian dengan penuh kasih sayang dan doa yang tulus kepada penulis. 6. Sahabat- sahabatku tersayang : Aina, Gifani, Safrida, Efrika, Yanti, Irma yang senantiasa menemani dalam doa dan memberi semangat dalam menyelesaikan skripsi ini dan terima kasih atas hari-hari yang kita lalui bersama. 7. Teman-temanku : Lastiar, Nerrida, Dameq, Imelda, Zaro, Rospida, Anie, Henny, Iwan, Frengki, Bang Ginting, Kak Mey, Kak Meirta, Kak Imelda, Ezra, Dori dan seluruh rekan mahasiswa peminatan Epidemiologi yang tidak dapat
disebutkan
satu
persatu,
terima
kasih
atas
perhatian
dan
kebersamaannya. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan, oleh karena itu Penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan dan kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca. Kiranya Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa menyertai kita semua. Amin. Medan, Maret 2009 Penulis
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
DAFTAR ISI ABSTRAK ................................................................................................... DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................... KATA PENGANTAR................................................................................. DAFTAR ISI............................................................................................... DAFTAR TABEL ...................................................................................... DAFTAR GAMBAR....................................................................................
i ii iii vi ix xi
BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................ 1.1. Latar Belakang........................................................................... 1.2. Perumusan Masalah ................................................................... 1.3. Tujuan Penelitian....................................................................... 1.3.1. Tujuan Umum.................................................................. 1.3.2. Tujuan Khusus................................................................. 1.4. Manfaat Penelitian....................................................................
1 1 5 6 6 6 7
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA................................................................... 2.1. Defenisi NAPZA ...................................................................... 2.2. Jenis-jenis NAPZA yang Disalahgunakan ............................... 2.2.1. Narkotika ........................................................................ 2.2.2. Psikotropika.................................................................... 2.2.3. Zat Adiktif Lainnya ........................................................ 2.3. Epidemiologi Penyalahgunaan NAPZA ................................... 2.3.1. Distribusi dan Frekuensi Penyalahgunaan NAPZA ....... 2.3.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyalahgunaan NAPZA ........................................................................... 2.4. Penyalahgunaan dan Ketergantungan NAPZA ........................ 2.5. Jenis Ketergantungan NAPZA ................................................. 2.5.1. Ketergantungan Fisik ..................................................... 2.5.2. Ketergantungan Psikis.................................................... 2.6. Upaya Pencegahan Penyalahgunaan NAPZA .......................... 2.6.1. Pencegahan Primer (Primary Prevention....................... 2.6.2. Pencegahan Sekunder..................................................... 2.6.3. Pencegahan Tersier.........................................................
8 8 9 9 15 20 25 25 27 30 31 31 32 32 32 33 33
BAB 3 KERANGKA KONSEP.................................................................. 3.1. Kerangka Konsep .................................................................... 3.2. Definisi Operasional ................................................................
38 38 38
BAB 4 Metode Penelitian ........................................................................... 4.1. Jenis Penelitian ........................................................................ 4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................... 4.2.1. Lokasi Penelitian ........................................................... 4.2.2. Waktu Penelitian ...........................................................
42 42 42 42 42
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
4.3. Populasi dan Sampel................................................................ 4.3.1. Populasi ......................................................................... 4.3.2. Sampel ........................................................................... 4.4. Metode Pengumpulan Data ..................................................... 4.5. Teknik Analisa Data ................................................................ BAB 5 HASIL PENELITIAN 5.1. Gambaran Lokasi Penelitian .................................................... 5.1.1. Sibolangit Centre Rehbilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang .............................................. 5.1.2. Sumber Daya Manusia dan Sarana Prasarana ............. 5.1.3. Kegiatan Pelayanan ..................................................... 5.2. Sosiodemografi........................................................................ 5.3. Jenis Zat yang Dipakai ............................................................ 5.4. Tempat Pengobatan Terakhir................................................... 5.5 Lama Pemakaian ...................................................................... 5.6. Lama Pemakaian Rata-rata ...................................................... 5.7. Lama Rawatan Rata-rata ......................................................... 5.8. Umur Berdasarkan Jenis Zat yang Dipakai ............................. 5.9. Pekerjaan Berdasarkan Jenis Zat yang Dipakai....................... 5.10. Lama Pemakaian Rata-rat Berdasarkan Tingkat Pendidikan .. 5.11. Lama Pemakaian Rata-rata Berdasarkan Jenis Zat yang Dipakai ..................................................................................... 5.12. Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Jenis Zat yang Dipakai .................................................................................... BAB 6 PEMBAHASAN 6.1. Sosiodemografi......................................................................... 6.2. Jenis Zat yang Dipakai ............................................................. 6.3. Tempat Pengobatan Terakhir ................................................... 6.4. Lama Pemakaian ...................................................................... 6.5. Lama Pemakaian Rata-rata....................................................... 6.6. Lama Rawatan Rata-rata .......................................................... 6.7. Analisa Statistik........................................................................ 6.7.1. Perbedaan Proporsi Umur Berdasarkan Jenis Zat yang Dipakai .................................................................. 6.7.3. Perbedaan Proporsi Pekerjaan Berdasarkan Jenis Zat yang Dipakai .............................. 6.7.4. Lama Pemakaian Rata-rata Berdasarkan Tingkat Pendidikan....................................................................... 6.7.5. Lama Pemakaian Rata-rata Berdasarkan Jenis Zat yang Dipakai ................................................................... 6.7.6. Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Jenis Zat yang Dipakai .............................................................................
43 43 43 43 43 44 44 44 45 46 48 50 51 51 52 53 54 55 56 57 58 68 70 71 72 73 74 74 75 76 77 78
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1. Kesimpulan............................................................................... 7.2. Saran.........................................................................................
80 81
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
DAFTAR TABEL Tabel 5.1.
Susunan Pelaksana Harian Sibolangit Centre Rehbilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang.............................
45
Tabel 5.2.
Distribusi Proporsi Penyalahguna NAPZA Berdasarkan Sosiodemografi di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007 .......
47
Distribusi Proporsi Penyalahguna NAPZA Berdasarkan Jenis Zat yang Dipakai di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007 .
49
Distribusi Proporsi Penyalahguna NAPZA Berdasarkan Kombinasi Jenis Zat yang di Rawat di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007 ....................................................................
49
Distribusi Proporsi Penyalahguna NAPZA Berdasarkan Tempat Pengobatan Terakhir di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007 ....................................................................
50
Distribusi Proporsi Penyalahguna NAPZA Berdasarkan Lama Pemakaian di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007 .......
51
Distribusi Proporsi Penyalahguna NAPZA Berdasarkan Lama Pemakaian Rata-rata di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007 ....................................................................
52
Distribusi Proporsi Penyalahguna NAPZA Berdasarkan Lama Rawatan Rata-rata di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007 .
53
Distribusi Proporsi Umur Berdasarkan Jenis Zat yang Dipakai Penyalahguna NAPZA di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007 ....................................................................
53
Tabel 5.3.
Tabel 5.4.
Tabel 5.5.
Tabel 5.6.
Tabel 5.7.
Tabel 5.8.
Tabel 5.9.
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
Tabel 5.10.
Tabel 5.11.
Tabel 5.12.
Tabel 5.13.
Distribusi Proporsi Pekerjaan Berdasarkan Jenis Zat yang Dipakai Penyalahguna NAPZA di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007 ....................................................................
54
Distribusi Proporsi Lama Pemakaian Rata-rata Berdasarkan Tingkat Pendidikan Penyalahguna NAPZA di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007 .......................................................
55
Distribusi Proporsi Lama Pemakaian Rata-rata Berdasarkan Jenis Zat yang Dipakai Penyalahguna NAPZA di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007 .......................................................
56
Distribusi Proporsi Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Jenis Zat yang Dipakai Penyalahguna NAPZA di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007 .......................................................
57
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
DAFTAR GAMBAR Gambar 6.1
Diagram Pie Proporsi Penyalahguna NAPZA Berdasarkan Umur di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007............................
58
Diagram Pie Proporsi Penyalahguna NAPZA Berdasarkan Jenis Kelamin di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007 ................
59
Diagram Pie Proporsi Penyalahguna NAPZA Berdasarkan Agama di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007...........................
61
Diagram Pie Proporsi Penyalahguna NAPZA Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007 .......
62
Diagram Bar Proporsi Penyalahguna NAPZA Berdasarkan Jenis Pekerjaan di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007 ................
63
Diagram Pie Proporsi Penyalahguna NAPZA Berdasarkan Status Perkawinan di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007 .......
65
Diagram Pie Proporsi Penyalahguna NAPZA Berdasarkan Posisi dalam Keluarga di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007 .
66
Diagram Bar Proporsi Penyalahguna NAPZA Berdasarkan Daerah Asal di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007 ................
67
Diagram Pie Proporsi Penyalahguna NAPZA Berdasarkan Jenis Zat yang Dipakai di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007 .
69
Gambar 6.10 Diagram Pie Proporsi Penyalahguna NAPZA Berdasarkan Tempat Pengobatan Terakhir di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007 ....................................................................
70
Gambar 6.2
Gambar 6.3
Gambar 6.4
Gambar 6.5
Gambar 6.6
Gambar 6.7
Gambar 6.8
Gambar 6.9
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
Gambar 6.11 Diagram Pie Proporsi Penyalahguna NAPZA Berdasarkan Lama Pemakaian di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007 .......
71
Gambar 6.12 Diagram Bar Proporsi Umur Berdasarkan Jenis Zat yang Dipakai Penyalahguna NAPZA di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007 ....................................................................
74
Gambar 6.13 Diagram Bar Proporsi Jenis Pekerjaan Berdasarkan Jenis Zat yang Dipakai Penyalahguna NAPZA di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007 .....................................................................
75
Gambar 6.14 Diagram Bar Proporsi Lama Pemakaian Rata-rata Berdasarkan Tingkat Pendidikan Penyalahguna NAPZA di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007 ..............................................
76
Gambar 6.15 Diagram Bar Proporsi Lama Pemakaian Rata-rata Berdasarkan Jenis Zat yang Dipakai Penyalahguna NAPZA di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007............................
77
Gambar 6.16 Diagram Bar Proporsi Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Jenis Zat yang Dipakai Penyalahguna NAPZA di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007 .......................................................
78
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu ancaman yang cepat atau lambat akan menghancurkan generasi muda kita adalah penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya (NAPZA). Masalah penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif merupakan masalah yang sangat kompleks, yang memerlukan upaya penanggulangan secara komprehensif dengan melibatkan kerja sama multidispliner, multisektor, dan peran serta masyarakat secara aktif yang dilaksanakan secara berkesinambungan, konsekuen dan konsisten.1 Dalam bidang kedokteran sebagian besar golongan NAPZA masih bermanfaat bagi pengobatan, namun bila disalahgunakan atau digunakan tidak menurut indikasi medis atau standar pengobatan terlebih lagi bila disertai peredaran dijalur ilegal, akan berakibat sangat merugikan bagi individu maupun masyarakat luas khususnya generasi muda.1 Laporan World Drug Report (2006) menyatakan bahwa pada saat ini terdapat sekitar 200 juta orang atau sekitar 5% penduduk dunia usia 15-64 tahun yang menyalahgunakan obat setidaknya satu kali dalam 12 bulan terakhir. Dari semua jenis obat terlarang, ganja merupakan zat yang paling banyak digunakan. World Drug Report (2006) juga menyatakan bahwa telah terjadi peningkatan penyalahgunaan ganja dari akhir tahun 1990-an hingga tahun 2003 dan 2004. Pada akhir tahun 1990an terdapat 144,1 juta penduduk dunia usia 15-64 tahun yang menyalahgunakan ganja,
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
pada tahun 2001 dan 2002 meningkat menjadi 146,2 juta, dan pada tahun 2003 dan 2004 mencapai 160,1 juta.2 Perkembangan penyalahgunaan dan peredaran NAPZA dengan bentuk dan dampak yang ditimbulkannya merupakan masalah yang dihadapi oleh hampir semua negara di dunia.3 Laporan World Drug Report 2006 menunjukkan peningkatan penyitaan obat-obat berbahaya
dari tahun 1990 hingga
tahun 2004. Di Eropa
penyitaan meningkat dari 2,4 milyar dosis obat berbahaya pada tahun 1990 menjadi 10,6 milyar dosis pada tahun 2004. Peningkatan juga terjadi di Asia dari 2,9 milyar dosis pada tahun 1990 menjadi 5,2 milyar dosis pada tahun 2004, dan di Afrika dari 1,3 milyar dosis pada tahun 1990 menjadi 4,8 milyar dosis pada tahun 2004. 2 Berdasarkan laporan WHO (2004) pada tahun 2002, penyalahgunaan obatobat terlarang mengakibatkan 85.000 kematian diseluruh dunia yang terdiri dari 70.000 (82,35%) laki-laki dan 15.000 (17,65%) perempuan. Proporsi tertinggi terdapat di Mediterania Timur (35,47%) dan disusul di Asia Tenggara (27,10%).4 Kasus penyalahgunaan NAPZA di Indonesia semakin bertambah dari tahun ke tahun, bukan hanya menyerang kaum muda saja tetapi juga golongan setengah baya maupun golongan usia tua. Penyebaran NAPZA sudah tidak lagi hanya di kota besar, tetapi sudah masuk kota-kota kecil dan merambah di kecamatan bahkan desa. Jika dilihat dari kalangan pengguna, NAPZA tidak hanya disalahgunakan oleh kalangan tertentu saja, tetapi sudah memasuki berbagai profesi misalnya manager perusahaan, pengusaha, pengacara, kalangan birokrat, artis, dan bahkan kepolisian.5
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
Dari survei nasional pada tahun 2004 pelaku penyalahgunaan NAPZA di Indonesia terdata sebanyak 6% dari total populasi atau sekitar 13 juta orang telah menyalahgunakan NAPZA.6 Berdasarkan Survei Nasional Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba Tahun 2003 diketahui bahwa dari 13.710 responden di 26 ibukota provinsi yang menggunakan Narkoba adalah 3,9% atau dengan kata lain sekitar 4 dari 100 responden adalah penyalahguna Narkoba. Wilayah ibukota provinsi dengan penyalahgunaan Narkoba tertinggi adalah Jakarta (23%), Medan (15%), dan Bandung (14%).7 Pada tahun 2000-2004 laporan RSKO (Rumah Sakit Ketergantungan Obat) Jakarta menunjukkan angka kunjungan yang berfluktuasi. Jumlah kunjungan pasien penyalahguna NAPZA yang rawat jalan pada tahun 2000 mencapai 4.667 kunjungan, tahun 2001 mencapai 5.683 kunjungan, tahun 2002 mencapai 4.160 kunjungan, tahun 2003 mencapai 4.420 kunjungan, dan tahun 2004 mencapai 4.515 kunjungan.8 Dari Survei Nasional Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba pada Kelompok Pelajar dan Mahasiswa di 33 Provinsi di Indonesia Tahun 2006 dengan responden sekitar 2000 orang setiap provinsi diketahui bahwa diantara 100 pelajar dan mahasiswa rata-rata 5 orang dalam setahun terakhir memakai Narkoba. Penyalahgunaan lebih tinggi 3 sampai 6 kali lipat pada laki-laki dibanding perempuan dan lebih tinggi di sekolah/kampus swasta daripada negeri atau agama.9 Berdasarkan laporan Direktorat IV Narkoba dan KT BARESKRIM POLRI pada tahun 2007 diketahui kasus narkotika, psikotropika, dan bahan berbahaya sebanyak 22.630 kasus yaitu 11.380 (50,28%) kasus narkotika, 9.289 (43,43%) kasus
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
psikotropika, 1.961 (6.29%) kasus bahan berbahaya dan Sumatera Utara merupakan peringkat ketiga kasus terbanyak setelah Jawa Timur dan Metro Jaya.10 Penyalahgunaan obat berbahaya atau NAPZA tidak hanya berdampak pada psikologis, sosial, dan ekonomi, tetapi juga pada permasalahan medis yang merupakan komplikasi dari efek pemakaian obat yang terus menerus. Hepatitis, infeksi HIV/AIDS, dan endokarditis bakterialis merupakan komplikasi medis dari penyalahgunaan obat, yang penyebarannya sangat cepat meluas di antara sesama pemakai.11 Kasus AIDS pada penyalahguna NAPZA suntik pertama dilaporkan pada tahun 1993 terdapat 1 kasus, kemudian tahun 1995 dan 1996 masing-masing terdapat 1 kasus. Sejak tahun 1999 jumlah kasus yang dilaporkan meningkat tajam yaitu 17 kasus, 69 kasus tahun 2000, 80 kasus tahun 2001, 114 kasus tahun 2002, 146 kasus tahun 2003 dan melambung tinggi menjadi 1.183 kasus tahun 2004.8 Menurut laporan Ditjen PPM-PL pada tahun 2004 terdapat 5 provinsi dengan kasus AIDS terbanyak yang disebabkan oleh penyalahgunaan NAPZA suntik yaitu Jakarta 846 dari 1272 total kasus (66,5%), Jawa Barat 66 dari 120 total kasus (55,0%), Sumatera Utara 34 dari 75 total kasus (45,3%), Bali 50 dari 128 total kasus (39,1%), dan Jawa Timur 83 dari 220 total kasus (37,7%),.8 Salah satu resolusi dari Single Convention On Narcotic Drug yang diadopsi oleh Konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa, menyatakan bahwa salah satu metode terapi yang paling efektif bagi pecandu zat adalah pengobatan di unit pelayanan kesehatan yang bersuasana bebas obat. Unit pelayanan kesehatan yang dimaksud adalah RSKO, Rumah Sakit Jiwa (RSJ), Rumah Sakit Umum (RSU), dan Puskesmas,
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
sedangkan lembaga non medik adalah institusi pelayanan dibawah sektor kepolisian, sektor sosial, dan sektor agama.12 Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang merupakan salah satu tempat rehabilitasi penyalahgunaan NAPZA dengan menerapkan metode pengobatan yakni, pengobatan rohani, tradisional, medis, latihan fisik, dan kebatinan. Data yang diperoleh pada tahun 2004-2007 terdapat 159 kasus penyalahguna NAPZA yang dirawat di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang yang terdiri dari 33 orang (20,7%) tahun 2004, 61 orang (38,4%) tahun 2005, 42 orang (26,4%)tahun 2006, dan 23 orang (14,5%) tahun 2007. Berdasarkan latar belakang diatas, maka perlu dilakukan penelitian mengenai karakteristik penyalahguna NAPZA yang dirawat di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang tahun 2004-2007.
1.2. Perumusan Masalah Belum diketahuinya karakteristik penyalahguna NAPZA yang dirawat di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang tahun 2004-2007.
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum Untuk mengetahui karakteristik penyalahguna NAPZA yang dirawat di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang tahun 2004-2007. 1.3.2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui distribusi proporsi penyalahguna NAPZA berdasarkan sosiodemografi yang meliputi umur, jenis kelamin, agama, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, status perkawinan, posisi dalam keluarga, dan daerah asal. b. Untuk mengetahui distribusi proporsi penyalahguna NAPZA berdasarkan jenis zat yang dipakai. c. Untuk mengetahui distribusi proporsi penyalahguna NAPZA berdasarkan tempat pengobatan terakhir. d. Untuk mengetahui distribusi proporsi penyalahguna NAPZA berdasarkan lama pemakaian. e. Untuk mengetahui lama pemakaian rata-rata penyalahguna NAPZA. f. Untuk mengetahui lama rawatan rata-rata penyalahguna NAPZA. g. Untuk mengetahui perbedaan proporsi umur penyalahguna NAPZA berdasarkan jenis zat yang dipakai. h. Untuk mengetahui perbedaan proporsi pekerjaan penyalahguna NAPZA berdasarkan jenis zat yang dipakai. i. Untuk mengetahui lama pemakaian rata-rata penyalahguna NAPZA berdasarkan tingkat pendidikan.
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
j. Untuk mengetahui lama pemakaian rata-rata penyalahguna NAPZA berdasarkan jenis zat yang dipakai. k. Untuk mengetahui lama rawatan rata-rata penyalahguna NAPZA berdasarkan jenis zat yang dipakai.
1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Sebagai bahan masukan bagi Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict dalam upaya peningkatan pencegahan dan rehabilitasi pasien penyalahguna NAPZA 1.4.2. Sebagai bahan informasi bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian selanjutnya mengenai penyalahguna NAPZA.
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Defenisi NAPZA Napza adalah singkatan dari narkotika, psikotropika dan zat adiktif . Kata narkotika berasal dari bahasa Yunani yaitu narke yang berarti terbius sehingga tidak merasakan apa-apa. Ada juga yang mengatakan narkotika berasal dari kata narcissus, sejenis tumbuh-tumbuhan yang mempunyai bunga yang dapat membuat orang menjadi tidak sadar.13 Pengertian yang paling umum dari narkotika adalah zat-zat atau obat baik dari alam atau sintetis maupun semi sintetis yang dapat menimbulkan ketidaksadaran atau pembiusan. Efek narkotika disamping membius dan menurunkan kesadaran juga mengakibatkan daya khayal/halusinasi serta menimbulkan daya rangsang/stimulant.13 Menurut Undang-Undang No. 22 tahun 1997, yang dimaksud dengan narkotika adalah obat atau zat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.14 WHO menyatakan bahwa yang dimaksud dengan psikotropika adalah obat yang bekerja pada atau mempengaruhi fungsi psikis, kelakuan atau pengalaman. Sebenarnya psikotropika baru diperkenalkan sejak lahirnya suatu cabang ilmu farmakologi yakni psikofarmakologi yang khusus mempelajari psikofarmaka (obatobat yang berkhasiat terhadap susunan syaraf pusat) atau psikotropik.13 UndangUndang No. 5 tahun 1997 menyatakan bahwa yang dimaksud dengan psikotropika
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
adalah zat atau obat baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan syaraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.14 Zat adiktif adalah bahan lain bukan narkotika atau psikotropika yang penggunaannya dapat menimbulkan ketergantungan dan kerugian bagi dirinya sendiri atau masyarakat sekelilingnya seperti alkohol, nikotin, kafein, dan sebagainya.3
2.2. Jenis-jenis NAPZA yang Disalahgunakan 2.2.1. Narkotika 1. Heroin Menurut Undang-Undang No. 22 tahun 1997 tentang
Narkotika, heroin
merupakan Narkotika golongan I sama dengan kokain dan ganja. Nama heroin diambil dari kata hero yang artinya pahlawan. Heroin atau diasetilmorfin adalah obat semi sintetik dengan kerja analgetis yang 2 kali lebih kuat tetapi mengakibatkan adiksi yang cepat dan hebat sekali sehingga tidak digunakan dalam terapi, tetapi sangat disukai oleh penyalahguna NAPZA. Resorpsinya dari usus dan selaput lendir baik dan di dalam darah, heroin dideasetilasi menjadi 6-monoasetilmorfin dan menjadi morfin.15 Pertama kali ditemukan digunakan untuk penekan dan melegakan batuk (antitusif) dan penghilang rasa sakit, menekan aktifitas depresi dalam sistem saraf, melegakan nafas dan jantung, juga membesarkan pembuluh darah dan memberikan kehangatan serta melancarkan pencernaan.13
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
Akibat pemakaian heroin selain ketergantungan fisik dan psikis seperti narkotika yang lain, juga dapat menyebabkan euphoria, badan terasa sakit, mual dan muntah, mengantuk, konstipasi, kejang saluran empedu, sukar buang air kecil, kegagalan pernapasan dan dapat menimbulkan kematian.13 2. Kokain/Cocain Kokain adalah alkaloida yang berasal dari tanaman Erythroxylon coca yang tumbuh di Bolivia dan Peru pada lereng-lereng pegunungan Andes di Amerika Selatan. Kedua negara tersebut dianggap penghasil kokain dalam bentuk pasta koka mentah terbesar di seluruh dunia, sedang Negara Kolombia memurnikan pasta ini menjadi serbuk kokain murni. Dalam peredaran gelap kokain diberi nama cake, snow, gold dust, dan lady serta dijual dalam bentuk serbuk yang bervariasi kemurniannya.16 Pertama sekali kokain digunakan sebagai anastesi lokal pada pengobatan mata dan gigi. Berlainan dengan opium, morfin, dan heroin yang memiliki sifat menenangkan terhadap jasmani dan rohani, kokain merupakan suatu obat perangsang sama seperti psikostimulansia golongan amfetamin tetapi lebih kuat. Zat-zat ini memacu jantung, meningkatkan tekanan darah dan suhu badan, juga menghambat perasaan lapar serta menurunkan perasaan letih dan kebutuhan tidur.13 Dalam larutan dengan kadar rendah, kokain menghambat penyaluran impuls dari SSP di otak sehingga digunakan untuk anastesi lokal, sedangkan dalam konsentrasi tinggi kokain merangsang penyaluran impuls-impuls listrik. Sifat yang didambakan oleh pecandu adalah kemampuannya untuk meningkatkan suasana jiwa (euphoria) dan kewaspadaan yang tinggi serta perasaaan percaya diri akan kapasitas mental dan fisik.13
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
Dalam dosis kecil kokain yang dihisap melalui hidung menimbulkan euphoria tetapi disusul segera oleh depresi berat yang menimbulkan keinginan untuk menggunakannya lagi dalam dosis yang semakin besar dan meyebabkan ketergantungan psikis yang kuat dan toleransi untuk efek sentral. Pada keadaan kelebihan dosis timbul eksitasi, kesadaran yang berkabut, pernafasan yang tidak teratur, tremor, pupil melebar, nadi bertambah cepat, suhu badan naik, rasa cemas, dan ketakutan, serta kematian biasanya disebabkan pernafasan berhenti.13 Dalam bidang ilmu kedokteran, kokain digunakan sebagai anastesi lokal, seperti, dalam pembedahan pada mata, hidung, dan tenggorokan, menghilangkan rasa nyeri selaput lendir, menghilangkan rasa nyeri saat luka dibersihkan dan dijahit, menghilangkan rasa nyeri yang lebih luas denga menyuntikkan kokain kedalam ruang ekstradural bagian lumbal.15,16 3. Ganja/ Kanabis Ganja berasal dari tanaman Cannabis yang mempunyai famili Cannabis Sativa, Cannabis Indica, dan Cannabis Americana. Nama yang umum untuk kanabis adalah marijuana, grass, pot, weed, tea, Mary Jane, has atau hashis.13 Kandungan kanabis
adalah
0,3%
minyak
atsiri
dengan
zat-zat
terpen
terutama
tetrahidrokanabinol (THC) yang memiliki daya kerja menekan kegiatan otak dan memberi perasaan nyaman.16 Efek pertamanya adalah euphoria yang disusul dengan rasa kantuk dan tidur, mulut menjadi kering, konjungtiva merah, dan pupil melebar. Efek medis yang potensial adalah sebagai analgetik, antikonvulsan dan hipnotik, sedangkan efek psikisnya tergantung pada dosis, cara penggunaan, pengalaman dari pemakai, dan
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
kepekaan individual. Secara terapeutis, kadangkala zat ini digunakan pada glaukoma atau sebagai zat analgetik dan anti emetikum pada terapi dengan sitostatika guna menghindarkan nausea dan muntah bila kurang efektif.15 Bentuk kanabis yang biasa dipakai berupa tanaman yang sudah dikeringkan, dirajang dan dihisap seperti tembakau.13 Pemakaian kanabis yang kronis mempengaruhi berbagai organ tubuh, menyebabkan peradangan pada paru-paru sehingga fungsi paru-paru terganggu. Dahulu kanabis digunakan sebagai obat tidur, sedative, dan spasmolitium pada tetanus, dan digunakan pada umumnya dalam bentuk ekstrak 2-3 dd 30-50 mg, sedangkan sekarang kanabis banyak disalahgunakan sebagai zat penyegar.15 4. Candu Getah tanaman Papaver Somniferum didapat dengan menyadap (menggores) buah yang hampir masak, getah yang keluar berwarna putih dan dinamai "Lates". Getah ini dibiarkan mengering pada permukaan buah sehingga berwarna coklat kehitaman dan sesudah diolah akan menyerupai aspal lunak dan dinamakan candu mentah atau candu kasar.13 Penggunaan candu secara klinik antara lain sebagai analgetika pada penderita kanker, eudema paru akut, batuk, diare, premedikasi anastesia, dan mengurangi rasa cemas. Penggunaan candu seperti yang terurai di atas adalah khasiat candu pada umumnya, sebenarnya khasiat candu secara lebih spesifik adalah akibat alkoloida yang dikandungnya.13
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
Candu mengandung ± 20 alkoloida yang dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu :15 1) Kelompok fenantren yang disebut dengan analgesik opioid dan mempunyai sifat-sifat seperti opium dan morphine. 2) Kelompok senyawa-senyawa isokinolin yang berkhasiat sangat berlainan seperti papaverin, narkotin, dan noskapin narsein. Putus obat dari candu dapat menimbulkan gejala seperti gugup, cemas, gelisah, pupil mengecil, sering menguap, mata dan hidung berair, badan panas dingin dan berkeringat, pernafasan bertambah kencang dan tekanan darah meningkat, diare, dan lain-lain.13 5. Morphine/Morfin Menurut Undang-Undang No. 22 tahun 1997 tentang
Narkotika, morfin
merupakan Narkotika golongan II. Morfin merupakan hasil olahan dari opium/candu mentah dan
merupakan alkaloida utama dari opium (C17H19NO3). Morfin
menimbulkan efek stimulasi Sistem Saraf Pusat (SSP), seperti miosis (penciutan pupil mata), mual, muntah-muntah, eksitasi, dan konvulsi. Efek perifernya yang penting adalah obstipasi, retensi kemih, dan vasodilatasi pembuluh kulit.15 Penggunaan morfin khusus pada nyeri hebat akut dan kronis seperti pasca bedah, setelah infark jantung, dan pada fase terminal dari kanker. Resorpsinya di usus baik dan di dalam hati zat ini diubah menjadi glukuronida kemudian di ekskresi melalui kemih, empedu dengan siklus enterohepatis, dan tinja. Pada intoksikasi digunakan antagonis morfin sebagai antidotum, yakni nalokson.15 Pada pemakaian yang teratur, morfin dengan cepat menimbulkan toleransi dan ketergantungan yang cepat. Morfin bekerja pada reseptor opiate yang sebagian besar
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
terdapat pada sususnan saraf pusat dan perut. Dalam dosis lebih tinggi, dapat menghilangkan kolik empedu dan ureter. Morfin menekan pusat pernafasan yang terletak pada batang otak sehingga menyebabkan pernafasan terhambat yang dapat menyebabkan kematian.15 Sifat morfin yang lainnya adalah dapat menimbulkan kejang abdominal, mata merah, dan gatal terutama disekitar hidung yang disebabkan terlepasnya histamine dalam sirkulasi darah, dan konstipasi. Pemakai morfin akan merasa mulutnya kering, seluruh tubuh hangat, anggota badan terasa berat, euphoria, dan lain-lain.16 6. Codein Menurut Undang-Undang No. 22 tahun 1997 tentang
Narkotika, codein
merupakan Narkotika golongan III. Codein termasuk garam/turunan dari candu. Efek codein lebih lemah daripada heroin, dan potensinya untuk menimbulkan ketergantungaan rendah. Biasanya dijual dalam bentuk pil atau cairan jernih dan cara pemakaiannya ditelan dan disuntikkan. Secara klinis codein dipergunakan sebagai obat analgetik, ± 6 kali lebih lemah dari morphine.13,16 Efek samping dan resiko adiksinya lebih ringan sehingga sering digunakan sebagai obat batuk dan obat anti nyeri yang diperkuat melalui kombinasi dengan parasetamol/asetosal. Obstipasi dan mual dapat terjadi terutama pada dosis lebih tinggi (di atas 3 dd 20 mg garam HCL). Resorpsi oral dan rektal baik dan di dalam hati zat ini diubah menjadi narkodein dan morfin dan ekskresinya melalui kemih sebagai glukuronida.15
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
2.2.2. Psikotropika Dalam United Nation Conference for Adoption of Protocol on Psychotropic Substance disebutkan batasan-batasan zat psikotropika yaitu bahan yang dapat mengakibatkan keadaan ketergantungan, depresi dan stimulant SSP, menyebabkan halusinasi, menyebabkan gangguan fungsi motorik atau persepsi.13 Dari ketentuan di atas maka pembagian psikotropika adalah : 1. Stimulansia Yang digolongkan stimulansia adalah obat-obat yang mengandung zat-zat yang merangsang terhadap otak dan saraf. Obat-obat tersebut digunakan untuk meningkatkan daya konsentrasi dan aktivitas mental serta fisik.13 Obat-obat yang digolongkan dalam stimulansia antara lain : a. Amphetamine (Amfetamin) Amfetamin adalah stimulansia susunan saraf pusat seperti kokain, kafein, dan nikotin. Pada waktu perang dunia ke II, senyawa ini banyak digunakan untuk efek stimulansnya yaitu meningkatkan daya tahan prajurit dan penerbang, menghilangkan rasa letih, kantuk dan lapar, serta meningkatkan kewaspadaan. Disamping itu, zazt ini juga meningkatkan tekanan darah dan denyut jantung yang dapat mengakibatkan stroke maupun sderangan jantung. Seusai perang zat-zat ini seringkali disalahgunakan mahasiswa dan pengemudi mobil truk untuk memberikan perasaan nyaman (euphoria) serta menghilangkan rasa kantuk dan letih.16 Dalam bidang pengobatan, dulu amfetamin dipakai untuk mengobati banyak macam penyakit antara lain depresi ringan, parkinsonisme, skizofrenia, penyakit meniere, buta malam, dan hipotensi, sedangkan pada masa sekarang hanya ada 3
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
indikasi medis penggunaan amfetamin yaitu pengobatan narkolepsi, gangguan hiperkinetik pada anak, dan obesitas.15 Amfetamin dapat dipakai secara oral atau parenteral dan dimetabolisir di dalam hati. Sebagian kecil diekskresi melalui urine dan bertambah dalam keadaan asidosis. Dosis oral sebanyak 10-30 mg dapat meningkatkan kesiagaan seseorang, euphoria, meingkatkan rasa percaya diri, meningkatkan konsentrasi pikiran, banyak bicara, anoreksia, pernafasan bertambah cepat, dan nyeri kepala. Overdosis dapat menimbulkan kekacauan pikiran, delirium, halusinasi, perilaku ganas, dan aritmia jantung. Ketergantungan fisik maupun psikis dan toleransi dapat terjadi dengan cepat pada pengguna kronis. Bila penggunaan dihentikan dengan mendadak, timbul gejala putus obat (withdrawal symptooms) dan jika digunakan pada saat mengalami depresi, setelah menghentikan pemakaian maka depresinya akan semakin berat sampai menjurus pada percobaan bunuh diri.13 b. Ecstasy Ecstasy pada tahun 1914 dipasarkan sebagai obat penekan nafsu makan. Pada tahun 1970-an, obat ini digunakan di Amarika Serikat sebagai obat tambahan pada psikoterapi dan kemudian dilarang pada tahun 1985. Sekarang ini ecstasy banyak digunakan oleh para pecandu di banyak negara juga di Indonesia terutama oleh para remaja dan kalangan eksekutif di tempat-tempat hiburan sehingga disebut juga party drug atau dance drug.15 Efek awalnya berupa simpatomimetis dan dapat terjadi tachyaritmia serta peningkatan suhu tubuh (hiperpireksia), gerakan klonis, dan konvulsi. Daya kerjanya
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
agak singkat (4-6 jam) dan bekerja berdasarkan gangguan re-uptake dari serotonin di otak yang berperan penting pada suasana hati, proses berpikir, makan, dan tidur.15 Obat-obat ecstasy mempunyai efek kerja serotonergik dan dopaminergik pada SSP dan adakalanya dicampur dengan obat-obat lain dengan tujuan memperkuat efeknya seperti atropine yang sangat berbahaya kerena toksisitasnya juga meningkat. Pengobatan intoksikasi berupa cuci lambung, pemberian klorpromazin dan alfa/betablockers secara intravena. Efek buruk yang penting adalah gagal hati dan ginjal akut serta kerusakan pada saraf-saraf yang melepaskan serotinin akibat pembentukan radikal bebas yang merusak membran sel.15 Karena ecstasy dibuat dari bahan dasar amfetamin, maka efek yang ditimbulkannya juga mirip, seperti mulut kering, jantung berdenyut lebih cepat, berkeringat, mata kabur dan demam tinggi, ketakutan, sulit konsentrasi, dan seluruh otot nyeri.13 c. Shabu Nama shabu adalah nama julukan terhadap zat metamfetamin yang mempunyai sifat stimulansia yang lebih kuat dibanding turunan amphetamine yang lain.11 Dalam perdagangan gelap atau nama dalam kalangan pengguna metamfetamin dikenal dengan sebutan meth, speed, ubas, as, sabu-sabu atau SS, dan mecin. Bentuk seperti kristal putih mirip bumbu penyedap masakan, tidak berbau, mudah larut dalam air dan alkohol serta rasanya menyengat.13 Setelah pemakaian shabu, pengguna akan merasakan hal-hal sebagai berikut : 1) Merasa bersemangat karena kekuatan fisiknya meningkat 2) Kewaspadaan meningkat
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
3) Menambah daya konsentrasi 4) Menyebabkan rasa gembira luar biasa 5) Kemampuan bersosialisasi meningkat 6) Insomnia, mengurangi nafsu makan 7) Penyalahgunaan pada saat hamil bisa menyebabkan komplikasi pralahir, meningkatkan kelahiran premature atau menyebabkan perilaku bayi yang tidak normal. Dalam pemakaian jangka panjang penggunaan shabu akan menimbulkan gangguan serius pada kejiwaan dan mental, pembuluh darah rusak, rusaknya ujung saraf dan otot, kehilangan berat badan, tekanan darah sistolik dan diastolik meningkat, dan terjadi radang hati.13 2. Depresiva Depresiva merupakan obat-obat yang bekerja mengurangi kegiatan dari SSP sehingga dipergunakan untuk menenangkan saraf atau membuat seseorang mudah tidur. Obat ini dapat menimbulkan ketergantungan fisik maupun psikis dan pada umumnya sudah dapat timbul setelah 2 minggu penggunaan secara terus-menerus.13 Golongan obat-obat depresiva antara lain :13,15,16 a. Barbiturat dan Turunan-turunannya Barbiturat digunakan sebagai obat pereda untuk siang hari dalam dosis yang lebih rendah dari dosisnya sebagai obat tidur. Overdosis barbital dapat menimbulkan depresi sentra dengan penghambatan pernafasan berbahaya, koma, dan kematian.
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
b. Benzodiazepin dan Turunan-turunannya Benzodiazepin terutama digunakan sebagai obat tidur, spasmolitikum (zat pelepas tegang), dan sebagai premedikasi sebelum pembedahan. Berdasarkan kecepatan metabolismenya dapat dibedakan menjadi 3 kelompok yakni zat-zat long acting, zat-zat short acting, dan zat-zat ultra short acting. c. Metakualon / Methaqualon Penggunaan Metakualon secara salah populer pada tahun 1970-1985 karena dianggap tidak beracun dan baik sebagai aphrodisial, namun sebenarnya banyak mengakibatkan keracunan yang serius. Pemakaian secara oral dalam dosis yang besar menyebabkan koma dan kejang sedangkan penggunaan secara terus menerus menyebabkan toleransi dan ketergantungan. 3. Halusinogen Halusinogen disebut juga psikodelika. Pada tahun 1954, A. Hoffer dan H. Osmond memperkenalkan istilah halusinogen untuk memberi nama pada zat-zat tertentu yang dalam jumlah sedikit dapat mengubah persepsi, pikiran dan perasaan seseorang serta menimbulkan halusinasi. Sebagian zat tersebut merupakan senyawa sintetik, sedangkan selebihnya terdapat secara alamiah dan telah lama digunakan oleh berbagai masyarakat secara tradisional.16
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
Berdasarkan struktur kimianya, halusinogen dibagi menjadi beberapa golongan yaitu :16 a. asam lisergik (LSD) b. fenetilamin (meskalin) c. indolalkil amin (psilosibin, dimetriltriptamin) d. atropine e. derivat opioida (nalorfin, siklazosin) Resiko akan ketergantungan psikis bisa kuat sedangkan ketergantungan fisik biasanya ringan sekali. Toleransi dapat terjadi tetapi penghentian penggunaannya tidak menyebabkan abstinensia. Zat-zat ini menyebabkan distorsi penglihatan dan pendengaran antara lain mampu menimbulkan efek khayalan, juga menyebabkan ketegangan dan depresi. Salah satu kekhususan zat-zat ini adalah pengaruhnya terhadap akal budi dengan menghilangkan daya seleksi dan kemampuan mengkoordinasi persepsi dan rangsangan dari dunia luar. Dalam dosis lebih tinggi dapat mengakibatkan perasaan ketakutan, kebingungan, dan panik yang biasanya disebut bad trip/flip.15 2.2.3. Zat Adiktif Lainnya 1. Alkohol Menurut catatan arkeologik, minuman beralkohol sudah dikenal manusia sejak ± 5000 tahun yang lalu. Alkohol merupakan penekan susunan saraf pusat tertua dan paling banyak digunakan manusia bersama-sama dengan kafein dan nikotin. Alkohol bersifat bakterisid. fungisid, dan virusid yang banyak digunakan untuk desinfeksi kulit dan sebagai zat pembantu dalam farmasi. Pada penggunaan oral,
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
alkohol mempengaruhi SSP yaitu merangsang dan kemudian menekan fungsi otak serta menyebabkan vasodilatasi. Bila diminum saat perut kosong, alkohol menstimulasi produksi getah lambung.16 Minum sedikit alkohol merangsang semangat, semua hambatan terlepas, dan berbicara banyak, sedangkan bila diminum terlampau cepat dan banyak hati tidak dapat mengolahnya sehingga menyebabkan mabuk dan pingsan. Overdosis dapat langsung mematikan dan pada pemakaian secara teratur dan banyak dapat mengakibatkan terganggunya fungsi hati dan akhirnya sel-selnya mengeras (cirrhosis).13 Kadar Alkohol Darah (KAD) yang tinggi mengakibatkan berkurangnya daya prestasi, daya kritik dan efisiensi, letargi, amnesia, supresi medulla dan pernafasan, hipotermia, hipoglikemia, stupor, dan koma. Penggunaan dalam jangka waktu lama akan meningkatkan kapasitas tubuh untuk metabolisasi alkohol dan menurun kembali setelah abstinensia berminggu-minggu.15 Alkohol diserap dengan cepat dari usus halus kedalam darah kemudian disebarkan melalui cairan tubuh. Kadarnya dalam darah meningkat cepat karena absorpsinya lebih cepat dari pada penguraian dan ekskresinya dari tubuh. Didalam hati sebagian besar zat ini diuraikan oleh alkoholdehidrogenase menjadi asetaldehida. Penggunaan lama dalam jumlah berlebihan merusak banyak organ terutama hati, otak, jantung, gastritis dan perdarahan lambung.15 Mengkonsumsi minuman beralkohol seperti bir, anggur, sherry, dan whisky sudah termasuk pada pola hidup dan pergaulan sosial sehingga sudah diterima umum dan ketagihan biasanya terjadi tanpa disadari. Seseorang yang minum alkohol untuk
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
bersantai, dapat berhenti minum tanpa kesulitan, namun apabila mulai tergantung pada alkohol (alkoholisme) maka tidak dapat lagi berhenti tanpa merasakan akibat buruk secara fisik maupun psikis.16 Gejala putus alkohol dapat berupa gemetaran, mual, muntah, lelah, jantung berdebar lebih cepat, tekanan darah tinggi, depresi, halusinasi, dan hipotensi ortostatik.13 2. Inhalansia dan Solvent (Pelarut) Zat yang digolongkan inhalansia dan solvent adalah gas atau zat pelarut yang mudah menguap. Zat ini banyak terdapat pada alat-alat keperluan rumah tangga seperti perekat, hair spray, deodorant spray, pelumas mesin, bahan pembersih, dan thinner. Penyalahgunaan inhalansia dan solvent terutama terdapat pada anak-anak usia 9-14 tahun. Yang banyak digunakan adalah cairan pelarut seperti toluen, etil asetat, aseton, amiln itrit, metiletilketon, ksilen, gas-gas “tertawa”, butan, propan, dan fluorokarbon.15 Gejala pecandu inhalansi antara lain pusing-pusing, perasaan bingung, bicara tidak lancar, berjalan atau berdiri sempoyongan, euphoria, halusinasi, persepsi terganggu, mudah tersinggung, impulsif, perilaku aneh, ataksia, disartri, tinitus, dan luka-luka atau peradangan disekitar mulut dan hidung. Intoksikasi akut dengan zat ini bisa berakibat fatal, sedangkan pada pemakaian kronis dapat merusak berbagai organ tubuh misalnya otak, ginjal, paru-paru, jantung, dan sumsum tulang dengan mengganggu pembentukan sel darah merah.13
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
Inhalansia bekerja pada membran sel terutama sel saraf pusat. Absorpsi tercepat melalui paru-paru dan dimetabolisir dalam hati serta diekskresi melalui ginjal dan paru-paru.15 3. Kafein Kafein atau 1,3,7 trimetilsantin adalah alkaloida yang terdapat dalam tanaman Coffea arabica, Coffea canephora, dan Coffea liberica yang berasal dari Arab, Etiopia, dan Liberia. Kopi mengandung sekitar 24 zat, namun yang terpenting adalah kafein (1-2,5%), hidrat arang (7%), zat-zat asam, tannin, zat-zat pahit, lemak , dan zat-zat aroma. Selain kopi minuman lain juga banyak yang mengandung kafein seperti daun teh (teh hitam dan teh hijau), kakao, dan coklat.16 Minum kopi terlalu banyak (lebih dari 3-4 cangkir/hari) dapat meningkatkan resiko terkena penyakit jantung karena memperbesar kadar hemosistein darah terutama bila bersamaan dengan kebiasaan merokok. Metabolisme kafein sangat kompleks dan berkaitan dengan distribusi, metabolisme, dan ekskresi banyak metabolit lain.15 Kafein biasa digunakan sebagai zat penyegar, menghilangkan rasa letih, lapar, dan mengantuk, juga meningkatkan konsentrasi dan kewaspadaan. Zat ini sering dikombinasikan dengan parasetamol atau asetosal guna memperkuat efek analgetiknya dan dengan ergotamin guna memperlancar absorpsinya.13 Kafein merangsang otot jantung sehingga kadang-kadang menyebabkan aritmia jantung, menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah otak, meningkatkan tekanan darah, meningkatkan peredaran darah perifer, mempunyai sifat diuretik,
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
melebarkan bronkus, iritasi pada lambung, dan meningkatkan basal metabolisme rate.15 Toleransi terhadap kafein ada tetapi cepat menghilang dan intoksikasi ditandai dengan tangan gemetar dan perasaan gelisah, tidak tenang, penuh gairah, muka merah, ingatan berkurang, tidak dapat tidur, poliuria, mual, otot berkedut, banyak bicara, serta denyut jantung cepat dan tidak teratur.13 4. Nikotin Nikotin terdapat pada tanaman tembakau atau Nikotiana tabacom yang diduga berasal dari Argentina. Kadar nikotin dalam tembakau berkisar 1-4%. Dalam asap rokok, nikotin tersuspendir pada partikel-partikel ter dan kemudian diserap dari paruparu kedalam darah dengan cepat sekali. Didalam hati nikotin dioksidasi menjadi metabolit yaitu kotinin. Setelah diserap , nikotin mencapai otak dalam waktu 8 detik setelah inhalasi.16 Nikotin yang diabsorpsi dapat menimbulkan tremor tangan dan kenaikan berbagai hormon dan neurohormon dopamin di dalam plasma, disamping itu nikotin dapat menyebabkan mual dan muntah. Nikotin meningkatkan daya ingat, perhatian dan kewaspadaan, mengurangi sifat mudah tersinggung, dan agresi, serta menurunkan berat badan. Merokok dikaitkan dengan berbagai penyakit serius mulai dengan gangguan arteri koroner sampai kanker paru. Dosis fatal pada manusia adalah 60 mg.15
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
2.3. Epidemiologi Penyalahgunaan NAPZA 2.3.1. Distribusi dan Frekuensi Penyalahgunaan NAPZA Prevalensi pengguna NAPZA semakin meningkat dari tahun ke tahun dan menunjukkan fenomena gunung es (ice berg fenomena) dimana kasus yang tampak pada permukaan lebih sedikit dibandingkan kasus yang tidak tampak. Berdasarkan perhitungan WHO (World Health Organization) jumlah penyalahguna yang datang hanya 10% dari jumlah penyalahguna sebenarnya.8 Berdasarkan laporan WHO (2001) pada tahun 2000 diketahui bahwa 1 dari 3 orang dewasa di dunia atau 1,2 milyar orang adalah perokok dan pada tahun 2025 angka ini diperkirakan akan meningkat menjadi lebih dari 1,6 milyar. Tembakau dinyatakan sebagai penyebab lebih dari 3 juta kematian setiap tahun pada tahun 1990, meningkat menjadi 4 juta kematian pada tahun 1998, diperkirakan 8,4 juta kematian pada tahun 2020 dan mencapai 10 juta kematian pada tahun 2030.17 Alkohol juga merupakan zat yang sering disalahgunakan disemua negara di dunia. Point prevalence penyalahgunaan alkohol pada orang dewasa berkisar antara 1.7% di dunia berdasarkan analisis GBD (Global Burden of Disease) 2000. Prevalensi penyalahgunaan alkohol sangat bervariasi diseluruh dunia, mulai dari sangat rendah di beberapa negara di Asia Tengah sampai lebih dari 5% di Amerika Utara dan beberapa Negara Eropa Timur. Periode prevalensi dari penyalahgunaan dan ketergantungan zat berkisar antara 0.4% hingga 4%, tetapi cara penyalahgunaan zat sangat bervariasi. Diperkirakan 5 juta manusia di dunia menggunakan jarum suntik dalam menyalahgunakan NAPZA.17
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
Penyalahgunaan NAPZA dapat terjadi pada setiap orang dan keluarga dengan latar belakang pendidikan apapun, baik kaya maupun miskin, tua dan muda, dan dalam kedudukan apapun. Walaupun demikian resiko setiap orang berlainan, pemuda dan laki-laki setengah baya termasuk golongan beresiko tinggi, demikian pula anak yang orangtuanya menyalahgunakan NAPZA.18 NAPZA yang masuk ke Indonesia banyak berasal dari Kolombia, China, dan Daerah Segi Tiga Emas (Golden Triangle) yang meliputi Negara Laos, Birma,dan Thailand. Berdasarkan data BNN tahun 2003, jumlah tersangka tindak pidana psikotropika yang melibatkan WNA (Warga Negara asing) dan WNI (warga Negara Indonesia) cenderung mengalami peningkatan. Jumlah tersangka pada tahun 2001 terdiri dari 4.874 orang WNI dan 50 orang WNA. Pada tahun 2002 tersangka WNI meningkat 7,3% menjadi 4.924 sedangkan tersangka WNA meningkat 64% menjadi 82 orang.19 Berdasarkan data yang dikumpulkan oleh Pusdatin (Pusat Data dan Informasi) melalui SIP2NAPZA (Sistem Informasi Penanggulangan Penyalahgunaan NAPZA), dari 5.321 responden pada tahun 2001, 51,1% adalah penyalahguna yang berumur 2024 tahun, 25,7% adalah penyalahguna yang berumur 25-29 tahun, dan selebihnya secara berurutan adalah penyalahguna NAPZA yang berumur 15-19 tahun (14,7%), 30-34 tahun (5,4%), >35 tahun (2,5%), dan 0-14 tahun (0,6%). Sedangkan pada tahun 2002 dari 3.860 orang jumlah penyalahguna NAPZA, 48,2% adalah kelompok umur 20-24 tahun, diikuti dengan 24,0% dari kelompok umur 25-29 tahun, 17,8% dari kelompok umur 15-19 tahun, 5,9% dari umur 30-34 tahun, 3,3% dari umur >34 tahun, dan 0,7% dari umur 10-14 tahun.8
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
Pada tahun 2003, dari 3.583 orang jumlah penyalahguna NAPZA, 40,0% adalah kelompok umur 20-24 tahun, diikuti dengan 28,3% dari kelompok umur 25-29 tahun, 10,9% dari kelompok umur 15-19 tahun, 10,2% kelompok umur 30-34 tahun, 9,4% kelompok umur >34 tahun, dan 1,3% kelompok umur 10-14 tahun. Tahun 2004, dari 6.218 orang penyalahguna NAPZA, 34,2% berumur 20-24 tahun, diikuti 28,9% yang berumur 25-29 tahun, 13,3% kelompok umur 30-34 tahun, 12,5% kelompok umur >34 tahun, 8,7% berumur 15-19 tahun, dan 0,5% kelompok umur 10-14 tahun.8 Berdasarkan data yang dikumpulkan BNN dari 641 responden tahun 2001, sebagian besar adalah penyalahguna yang menggunakan NAPZA dengan cara hisap (26,7%) dan suntik (22,2%). Pada tahun 2002, dari 1.936 penyalahguna NAPZA yang mengkonsumsi NAPZA dengan cara hisap adalah 42,3%, kemudian penggunaan NAPZA dengan cara suntik 24,4%, sisanya adalah dengan cara oral.8 Badan Narkotika Nasional (BNN) mencatat bahwa sejak tahun 2000-2005 peredaran NAPZA meningkat. Selama Januari hingga Juni 2005 disita barang bukti ganja seberat 18,6 ton, 15.151 gram heroin, 207.713 butir esctasy dan shabu-shabu seberat 82.472 gram, sedangkan sejak tahun 2000 – 2004 (Juni), BNN menyita 122,9 ton ganja, 87,7 kg heroin, 78,4 kg kokain, 621.830 tablet ecstasy dan lainnya.8 2.3.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyalahgunaan NAPZA Pada dasarnya terjadinya penyalahgunaan NAPZA hampir sama dengan terjadinya penyakit menular yaitu sebagai hasil interaksi dari tiga faktor, yaitu faktor zat, individu, dan lingkungan.16
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
1. Faktor Zat Tidak semua zat dapat menimbulkan gangguan penggunaan zat, hanya zat dengan khasiat farmakologik tertentu dapat menimbulkan ketergantungan. Apabila disuatu tempat zat yang dapat menimbulkan ketergantungan zat mudah diperoleh, maka di tempat itu akan banyak terdapat kasus gangguan penggunaan zat. Oleh karena itu, zat yang dapat menimbulkan ketergantungan harus diatur dengan aturanaturan yang efektif tentang penanamannya, pengolahannya, impornya, distribusinya, dan pemakaiannya.12 2. Faktor Individu Resiko untuk menyalahgunakan zat berbeda-beda untuk semua orang. Faktor kepribadian dan faktor konstitusi seseorang merupakan dua faktor yang ikut menentukan seseorang tergolong kelompok beresiko tinggi atau tidak. Kenyataan menunjukkan bahwa sebagian besar gangguan penggunaan zat terdapat pada atau dimulai pada usia remaja. Ada beberapa ciri perkembangan remaja yang dapat menjuruskan seseorang kepada gangguan penggunaan zat. Masa remaja ditandai dengan perubahan yang pesat baik jasmani, intelektual, maupun kehidupan sosial. Perubahan yang cepat kadang-kadang menimbulkan ketegangan, keresahan, kebingungan, perasaan tertekan, rasa tidak aman, bahkan tidak jarang menjadi depresi.12 Hasil survey BNN pada pelajar dan mahasiswa menunjukkan bahwa sekitar 40% penyalahguna mulai memakai Narkoba pada umur 11 tahun atau lebih muda9, selain itu penelitian Fransisca di Rumah Sakit Jiwa Medan pada Juni 2001-Juli 2002, menyatakan bahwa 50 orang (51,0%) penyalahguna yang dirawat jalan merupakan
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
anak tengah di dalam keluarga diikuti anak bungsu sebanyak 24 orang (24,7%) dan anak sulung sebanyak 19 orang (19,6%).20 Jenis kelamin juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya gangguan penggunaan NAPZA. Kebaikan selalu dikaitkan dengan kewanitaan, ada kecenderungan bahwa laki-laki harus berprestasi dan menerima tanggung jawab dalam keluarga. Tekanan tersebut dapat menimbulkan ketegangan dan untuk mengatasinya seseorang akan memberontak yang salah satunya dengan menyalahgunakan NAPZA.12 Berdasarkan
penelitian
mengenai
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
penyalahgunaan NAPZA dikalangan siswa SMU diketahui bahwa siswa laki-laki berpeluang 29,77 kali lebih besar untuk menyalahgunakan NAPZA dibanding siswa perempuan.21 3. Faktor Lingkungan Berdasarkan penelitian BNN pada siswa SMU diketahui bahwa sebagian besar responden (89,9%) berada dalam keluarga yang komunikasinya buruk dan sebanyak 49,0% responden mempunyai teman yang menggunakan NAPZA.21 Faktor lingkungan meliputi :12 a. Lingkungan Keluarga Hubungan ayah dan ibu yang retak, komunikasi yang kurang efektif antara orang tua dan anak, dan kurangnya rasa hormat antar anggota keluarga merupakan faktor yang ikut mendorong seseorang pada gangguan penggunaan zat.12
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
b. Lingkungan Sekolah Sekolah yang kurang disiplin, terletak dekat tempat hiburan, kurang memberi kesempatan pada siswa untuk mengembangkan diri secara kreatif dan positif, dan adanya murid pengguna NAPZA merupakan faktor kontributif terjadinya penyalahgunaan NAPZA.12 c. Lingkungan Teman Sebaya Adanya kebutuhan akan pergaulan teman sebaya mendorong remaja untuk dapat
diterima
sepenuhnya
dalam
kelompoknya.
Ada
kalanya
menggunakan NAPZA merupakan suatu hal yang penting bagi remaja agar diterima kelompok dan dianggap sebagai orang dewasa.12 d. Lingkungan Masyarakat / Sosial Gangguan penggunaan zat dapat juga timbul sebagai suatu protes terhadap sistem politik atau norma-norma. Lemahnya penegak hukum, situasi politik, sosial dan ekonomi yang kurang mendukung mendorong untuk mencari kesenangan dengan menyalahgunakan zat.12
2.4. Penyalahgunaan dan Ketergantungan Penyalahgunaan zat adalah penggunaan salah satu atau beberapa jenis NAPZA secara berkala atau teratur diluar indikasi medis, sehingga menimbulkan gangguan kesehatan fisik, psikis dan gangguan fungsi sosial.22 Menurut Satya Joewana yang dimaksud penyalahgunaan zat adalah suatu pola penggunaan zat yang bersifat patologik paling sedikit 1 bulan lamanya sehingga menimbulkan gangguan fungsi sosial atau okupasional.16
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
Pola penggunaan zat yang bersifat patologik dapat berupa intoksikasi sepanjang hari, terus menggunakan zat tersebut walaupun penderita mengetahui dirinya sedang menderita sakit fisik berat akibat zat tersebut, atau adanya kenyataan bahwa ia tidak dapat berfungsi dengan baik tanpa menggunakan zat tersebut, atau tidak dapat menghentikan kebiasaannya menggunakan zat tersebut.16 Ketergantungan adalah keadaan dimana telah terjadi ketergantungan fisik dan psikis, sehingga tubuh memerlukan jumlah NAPZA yang makin bertambah (toleransi), apabila pemakaiannya dikurangi atau diberhentikan akan timbul gejala putus obat ( withdrawal symptom ).13,23 Ketergantungan juga dapat diartikan sebagai suatu keadaan fisik atau psikis yang diakibatkan oleh interaksi antara suatu mahkluk hidup dengan satu atau lebih jenis obat yang ditandai oleh perilaku yang terdorong oleh suatu hasrat kuat untuk terus menerus menggunakan obat tersebut. Hasrat tersebut menguasai seluruh pikiran dan tingkah laku pecandu dan keinginannya untuk memperoleh obat tersebut sangat kuat sehingga membuatnya bertindak asosial dan kriminal.15
2.5. Jenis Ketergantungan Zat 2.5.1. Ketergantungan Fisik Ketergantungan fisik adalah suatu keadaan yang ditandai dengan gangguan fisik yang terjadi akibat dihentikannya pemakaian zat. Keadaan ini timbul sebagai akibat penyesuaian diri terhadap adanya zat dalam tubuh, dalam jangka waktu yang cukup lama. Gangguan fisik ini disebut keadaan lepas dari suatu zat yang memiliki
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
sifat spesifik untuk masing-masing jenis zatnya. Ketergantungan fisik ini dapat diikuti dengan ketergantungan mental.23 Ketergantungan fisik bercirikan terjadinya gejala abstinensia bila penggunaan obat yang berulangkali dihentikan. SSP menggunakan zat sejenis morfin (endorfin) sebagai neurotransmiter yang produksinya dihentikan bila diberikan suatu opiat. Bila kemudian pemberian opiat mendadak dihentikan, segera timbul kekurangan endorfin dan terjadilah gejala abstinensia.15 2.5.2. Ketergantungan Psikis Ketergantungan psikis adalah suatu keadaan dimana suatu zat dapat menimbulkan perasaan puas dan nikmat sehingga mendorong seseorang untuk memakainya lagi secara terus menerus atau berkala, sehingga diperoleh kesenangan atau kepuasan terus menerus.23 Ketergantungan psikis berciri terjadinya gejala abstinensia psikis bila pemberian obat dihentikan karena telah terjalin suatu ikatan antara si pemakai dan obat.15
2.6. Upaya Pencegahan Penyalahgunaan NAPZA Upaya pencegahan meliputi 3 hal : 1. Pencegahan Primer (Primary Prevention) Upaya ini terutama dilakukan untuk mengenali kelompok yang mempunyai resiko tinggi untuk menyalahgunakan NAPZA, setelah itu melakukan intervensi terhadap mereka agar tidak menggunakan NAPZA. Upaya pencegahan ini dilakukan sejak anak berusia dini, agar faktor yang dapat menghambat proses tumbuh kembang anak dapat diatasi dengan baik.24
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam upaya pencegahan ini antara lain: a. Penyuluhan tentang bahaya NAPZA b. Penerangan melalui berbagai media mengenai bahaya NAPZA c. Pendidikan tentang pengetahuan NAPZA dan bahayanya. 2. Pencegahan Sekunder Pencegahan ini dilakukan pada penyalahguna pada tahap coba-coba serta komponen masyarakat yang berpotensi menyalahgunakan NAPZA. Kegiatan yang dilakukan pada pencegahan ini antara lain : a. Deteksi dini anak yang menyalahgunakan NAPZA b. Konseling c. Bimbingan sosial melalui kunjungan rumah d. Penerangan dan pendidikan pengembangan individu. 3. Pencegahan Tersier Pencegahan ini dilakukan terhadap orang yang sedang menyalahgunakan NAPZA dan yang pernah menyalahgunakan NAPZA agar tidak kembali menyalahgunakan NAPZA. Kegiatan yang dilakukan antara lain : a. Konseling dan bimbingan sosial kepada pengguna dan keluarga serta kelompok lingkungannya b. Menciptakan lingkungan yang kondusif bagi bekas pengguna.25 Penanganan kasus yang dilakukan oleh RSKO, RSJ, dan RSU pada umumnya hanya pada masalah medik akut, kronis, dan medik dengan komplikasi. Biasanya pasien yang ditangani di institusi ini akan menjalani detoksifikasi untuk
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
menghilangkan pengaruh NAPZA dan menghambat pemakaian lebih lanjut yang pelaksanaannya dilakukan oleh dokter. Selanjutnya, penanganan perbaikan perilaku dilakukan oleh bagian rehabilitasi/panti rehabilitasi yang pada umumnya di luar institusi rumah sakit. Penanganan penyalahguna di institusi tersebut dilakukan melalui berbagai pendekatan non medis seperti sosial, agama, spiritual, therapeutic community dan pendekatan alternatif lainnya.8 Kegiatan pelayanan dan rehabilitasi sosial bagi korban penyalahguna narkoba dilaksanakan sesuai Standar Minimal dan Pedoman Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Penyalahgunaan Narkoba yang disusun BNN, meliputi :26 1. Pendekatan Awal Pendekatan awal adalah kegiatan yang mengawali keseluruhan proses pelayanan dan rehabilitasi sosial yang dilaksanakan dengan penyampaian informasi program kepada masyarakat, instansi terkait, dan organisasi sosial lain guna memperoleh dukungan dan data awal calon klien residen dengan persyaratan yang telah ditentukan. 2. Penerimaan Pada tahap ini dilakukan kegiatan administrasi untuk menentukan apakah diterima atau tidak dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut: a. Pengurusan administrasi surat menyurat yang diperlukan untuk persyaratan masuk panti (seperti surat keterangan medical check up, test urine negatif, dan sebagainya). b.Pengisian formulir dan wawancara dan penentuan persyaratan menjadi residen.
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
c. Pencatatan residen dalam buku registrasi.
3. Assessment Assesstment merupakan kegiatan penelaahan dan pengungkapan masalah untuk mengetahui seluruh permasalahan residen, menetapkan rencana dan pelaksanaan intervensi. Kegiatan assessment meliputi : a. Menelusuri dan mengungkapkan latar belakang dan keadaan residen. b. Melaksanakan diagnosa permasalahan. c. Menentukan langkah-langkah rehabilitasi. d. Menentukan dukungan pelatihan yang diperlukan. e. Menempatkan residen dalam proses rehabilitasi. 4. Bimbingan Fisik Kegiatan ini ditujukan untuk memulihkan kondisi fisik residen, meliputi pelayanan kesehatan, peningkatan gizi, baris berbaris dan olah raga. 5. Bimbingan Mental dan Sosial Bimbingan mental dan sosial meliputi bidang keagamaan / spritual, budi pekerti individual dan sosial / kelompok dan motivasi residen (psikologis). 6. Bimbingan Orang Tua dan Keluarga Bimbingan bagi orang tua / keluarga dimaksudkan agar orang tua / keluarga dapat menerima keadaan residen memberi dukungan, dan menerima residen kembali di rumah pada saat rehabilitasi telah selesai. 7. Bimbingan Keterampilan
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
Bimbingan keterampilan berupa pelatihan vokalisasi dan keterampilan usaha (survival skill), sesuai dengan kebutuhan residen. 8. Resosialisasi / Reintegrasi Kegiatan ini merupakan komponen pelayanan dan rehabiltasi yang diarahkan untuk menyiapkan kondisi residen yang akan kembali kepada keluarga dan masyarakat. Kegiatan ini meliputi: a. Pendekatan kepada residen untuk kesiapan kembali ke lingkungan keluarga dan masyarakat tempat tinggalnya. b.Menghubungi
dan
memotivasi
keluarga
residen
serta
lingkungan
masyarakat untuk menerima kembali residen. c. Menghubungi lembaga pendidikan bagi klien yang akan melanjutkan sekolah. 9. Penyaluran dan Bimbingan Lanjut (Aftercare) Dalam penyaluran dilakukan pemulangan residen kepada orang tua / wali, disalurkan ke sekolah maupun instansi / perusahaan dalam rangka penempatan kerja. Bimbingan lanjut dilakukan secara berkala dalam rangka pencegahan kambuh / relapse dengan kegiatan konseling, kelompok dan sebagainya. 10. Terminasi Kegiatan ini berupa pengakhiran / pemutusan program pelayanan dan rehabilitasi bagi residen yang telah mencapai target program (clean and sober).
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
BAB 3 KERANGKA KONSEP 2.1. Kerangka Konsep Penelitian Karakteristik Penyalahguna NAPZA 1. Sosiodemografi : Umur Jenis kelamin Agama Tingkat pendidikan Pekerjaan Status perkawinan Posisi dalam keluarga Daerah asal 2. Jenis zat yang dipakai. 3. Tempat pengobatan terakhir 4. Lama pemakaian 5. Lama pemakaian rata-rata 6. Lama rawatan rata-rata
2.2. Defenisi Operasional 2.2.1. Penyalahguna NAPZA adalah orang yang menggunakan NAPZA diluar indikasi medis dan dapat menyebabkan suatu keadaan ketergantungan. 2.2.2. Umur adalah usia penyalahguna NAPZA sesuai dengan yang tercatat pada kartu status yang dikategorikan atas 3 kelompok, yaitu : 1. 19 tahun 2. 20 – 29 tahun 3. 30 tahun Dalam tabulasi silang umur dikategorikan menjadi 2 yaitu : 1. 20 tahun 2. >20 tahun 2.2.3. Jenis kelamin adalah ciri organ reproduksi yang dimiliki penyalahguna NAPZA sesuai dengan yang tercatat pada kartu status yang dikategorikan atas
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
1. Laki-laki 2. Perempuan. 2.2.4. Agama adalah kepercayaan yang dianut penyalahguna NAPZA sesuai dengan yang tercatat pada kartu status yang dikategorikan atas : 1. Islam 2. Kristen Protestan 2.2.5. Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal yang terakhir ditempuh penyalahguna NAPZA sesuai dengan yang tercatat pada kartu status yang dikategorikan atas: 1. Pendidikan Tingkat Dasar (SD,SLTP) 2. Pendidikan Tingkat Menengah (SLTA) 3. Pendidikan Tingkat Tinggi (Akademi/Sarjana) 2.2.6. Jenis pekerjaan adalah suatu aktivitas utama yang dilakukan penyalahguna NAPZA diluar atau didalam rumah sesuai dengan yang tercatat pada kartu status yang dikategorikan atas: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
PNS/POLRI/TNI Wiraswasta Pegawai Swasta Pelajar/Mahasiswa Tidak bekerja Tidak Tercatat Dll
Dalam tabulasi silang pekerjaan dikategorikan menjadi 2 yaitu : 1. Bekerja 2. Tidak bekerja 2.2.7. Status perkawinan adalah ada tidaknya pasangan hidup penyalahguna NAPZA sesuai dengan yang tercatat pada kartu status yang dikategorikan atas: 1. Menikah 2. Belum menikah 3. Janda/duda
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
2.2.8. Posisi dalam keluarga adalah posisi penyalahguna berdasarkan urutan kelahiran dalam keluarga sesuai dengan yang tercatat di kartu status yang dikategorikan atas :20 1. Anak sulung 2. Anak tengah 3. Anak bungsu 3.2.9. Daerah asal adalah daerah dimana penyalahguna tinggal dan menetap sesuai dengan yang tercatat di kartu status yang dikategorikan atas : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Kota Medan Deli Serdang Banda Aceh Aceh Tenggara Lhokseumawe Tebing Tinggi Dan Lain-lain
3.2.10. Jenis zat yang dipakai adalah jenis NAPZA yang digunakan penyalahguna NAPZA sesuai dengan yang tercatat di kartu status yang dikategorikan atas: 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Ganja Shabu-shabu Alkohol Ecstacy Putaw Tidak tercatat
Dalam tabulasi silang jenis zat yang dipakai dikategorikan menjadi 2 yaitu : 1. Multiple (lebih dari 1 jenis zat) 2. Non Multiple (1 jenis zat saja) 3.2.11. Tempat pengobatan terakhir adalah fasilitas kesehatan tempat penyalahguna NAPZA memperoleh pelayanan kesehatan terakhir sesuai dengan yang tercata dalam kartu status yang dikategorikan atas :
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
1. 2. 3. 4.
Rumah Sakit/Rumah Sakit Jiwa Panti Rehabilitasi Lain Tradisional Tidak Ada/Langsung
3.2.12. Lama pemakaian adalah lamanya penyalahguna menggunakan NAPZA sesuai dengan yang tercatat di kartu status yang dikategorikan atas : 1. 5 tahun 2. 6-10 tahun 3. > 10 tahun 3.2.13. Lama pemakaian rata-rata adalah rata-rata lamanya penyalahguna memakai NAPZA sesuai dengan yang tercatat dalam kartu status. 3.2.14. Lama rawatan rata-rata adalah rata-rata lamanya penyalahguna NAPZA menjalani rehabilitasi di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang terhitung dari tanggal masuk sampai keluar sesuai dengan yang tercatat dalam kartu status.
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah studi deskriptif dengan desain case series yang dilanjutkan dengan analisa statistik.
4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten
Deli
Serdang
dengan
pertimbangan
bahwa
Sibolangit
Centre
Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang merupakan salah satu unit rehabilitasi yang menangani penyalahgunaan NAPZA, tersedianya data mengenai panyalahgunaan NAPZA., dan belum pernah dilakukan penelitian tentang karakteristik penyalahguna NAPZA di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang tahun 2004-2007. 4.2.2. Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan Juli 2008 sampai Maret 2009, diawali dengan survei pendahuluan, penulisan proposal, seminar proposal, pengumpulan dan pengolahan data, penulisan skripsi sampai dengan ujian skripsi. .
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
4.3. Populasi dan Sampel 4.3.1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah semua data penyalahguna NAPZA yang dirawat di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang tahun 2004-2007 yang berjumlah 159 data. 4.3.2. Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah data penyalahguna NAPZA yang dirawat di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang tahun 2004-2007, dengan besar sampel adalah seluruh populasi (total sampling).
4.4. Metode Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan adalah data sekunder yang diperoleh dari kartu status dan data konsultasi penyalahguna NAPZA di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang tahun 2004-2007 dan dicatat sesuai dengan variabel yang diteliti.
4.5. Teknik Analisa Data Data yang telah dikumpulkan diolah menggunakan komputer dengan program SPSS, kemudian dianalisa secara statistik dengan menggunakan uji Chi-Square, uji Anova, dan uji t-test. Hasil disajikan dalam bentuk tabel distribusi proporsi, diagram bar, dan diagram pie.
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
BAB 5 HASIL PENELITIAN 5.1.
Deskripsi Lokasi Penelitian
5.1.1. Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Sibolangit
Centre
merupakan
tempat
Pendidikan
dan
Pelatihan
Pemberantasan Pencegahan HIV/AIDS dan Penyalahgunaan Narkoba (P4 HIV/AIDS PN) yang berlokasi di Jl. Medan – Berastagi Km.45 Sibolangit, Kab. Deli Serdang Sumatera Utara. Sibolangit Centre merupakan panti rehabilatasi swasta yang pemiliknya adalah HM Kamaluddin Lubis SH. Panti rehabilitasi ini dibangun di atas lahan seluas 4 hektare (ha) dan melatih 60 orang yang
menjadi instruktur anti
narkoba yang terdiri dari mahasiswa USU dan Gerakan Dai Anti Narkoba (Radar). Panti rehabilitasi ini merupakan yayasan yang bersifat keagamaan dan pada awalnya berada dilokasi mesjid Al Kamal sebelum dibangun gedung yang baru di depan lokasi mesjid tersebut. 5.1.2. Sumber Daya Manusia dan Sarana Prasarana Sibolangit Centre dikelola oleh dua lembaga yaitu : a. Pusat Informasi Masyarakat Anti Narkoba Sumatera Utara (PIMANSU) yang berdiri pada tanggal 26 Mei 2000. b. Gerakan Anti Narkoba (GAN) Indonesia yang berdiri pada tanggal 27 Mei 2000. Kedua lembaga tersebut berkantor di kantor gubernur Sumatera Utara Jl. Diponegoro, Medan yang dikelola oleh pelaksana harian yang terdiri dari sebagai berikut :
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
Tabel No 1 2 3 4 5 6
Susunan Pelaksana Harian Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Pelaksana Harian Jumlah (orang) Ketua pelaksana harian 1 Konselor 1 Security 9 Tenaga Medis 1 Tenaga Pengobatan Tradisional 1 Cleaning service/Juru masak/Perlengkapan 3 Total 16 5.1.
Sarana yang ada di Sibolangit Centre Rehbilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang terdiri dari kantor, asrama, ruang kelas, ruang keterampilan, aula, dapur, ruang security, dan gazebo, sedangkan prasarana yang ada antara lain jalan, listrik, air minum, pagar, peralatan kantor, dan peralatan pelayanan. 5.1.3. Kegiatan Pelayanan Adapun pelayanan yang diberikan terhadap penyalahguna NAPZA/klien antara lain : a. Pendekatan dan Penerimaaan Pada tahap ini dilakukan kegiatan penyampaian informasi mengenai prgraam yang dilaksanakan selama masa perawatan setahun dan penandatanganan perjanjian oleh orang tua yang berisi persetujuan bahwa penyalahguna harus dirawat selama satu tahun serta pengisian formulir data pribadi penyalahgunaa NAPZA. b. Pemenuhan Kebutuhan Penyalahguna NAPZA Kebutuhan pokok dipenuhi oleh pengelola patti rehabilitasi yang terdiri dari : i.
Makan 3 kali sehari ditambah makanan tambahan berupaa jamu 3 kali sehari dan orang tua diharapkan dapat mengirimkan makanan-makanan kering.
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
ii.
Pengelola panti rehabillitasi bekerjasama dengan tenaga medis dan konselor dalam memantau perkembangan kesehatan penyalahguna NAPZA.
iii. Rekreasional dilakukan dengan kegiatan cross country, mandi air belerang, dan berenang. c. Bimbingan Fisik, Mental,dan Keterampilan Bimbingan fisik dilakukan untuk memulihkan kondisi fisik penyalahguna melalui kegiatan olahraga seperti basket, volley, badminton, lari-lari pagi, senam pagi, sepak bola, dan tennis meja. Kegiatan bimbingan mental meliputi keagamaan, konseling, dan penyuluhan yang dilakukan pengelola atau instruktur anti narkoba. Bimbingan keterampilan yang dilakukan berupa praktek komputer, pertanian, menyablon, dan sebagainya. Bila dibandingkan dengan Standar Minimal dan Pedoman Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Penyalahgunaan Narkoba yang disusun BNN, pelayanan di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang sudah memenuhi standar dan tidak banyak ditemukan perbedaan pelayanan
5.2.
Sosiodemografi Hasil penelitian tentang karakteristik penyalahguna Narkotika, Psikotropika,
dan Zat Adiktif (NAPZA) di Sibolangit Centre Rehabilitation for drug Addict Kabupaten
Deli
Serdang
tahun
2004-2007,
diperoleh
distribusi
proporsi
penyalahguna NAPZA berdasarkan sosiodemografi sebagai berikut :
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
Tabel No 1
2
3
4
5
6
7
8
5.2.
Distribusi Proporsi Penyalahguna NAPZA Berdasarkan Sosiodemografi di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten deli Serdang Tahun 2004-2007 Sosiodemografi
Umur (tahun) : 19 20-29 30 Total Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan Total Agama : Islam Kristen Protestan Total Tingkat Pendidikan : Pendidikan Dasar Pendidikan Menengah Pendidikan Tinggi Total Pekerjaan : PNS/TNI/POLRI Pegawai Swasta Wiraswasta Pelajar/Mahasiswa Tidak Bekarja Dan Lain-lain Tidak Tercatat Total Status Perkawinan : Kawin Tidak Kawin Janda/Duda Total Posisi dalam Keluarga : Sulung Tengah Bungsu Total Daerah Asal : Kota Medan Deli Serdang Banda Aceh Aceh Tenggara Lhokseumawe Tebing Tinggi Dan Lain-lain Total
Penyalahguna NAPZA
f
%
9 112 38 159
5,7 70,4 23,9 100
158 1 159
99,4 0,6 100
126 33 159
79,2 20,8 100
8 112 39 159
5,0 70,5 24,5 100
7 10 32 19 72 5 14 159
4,4 6,3 20,1 12,0 45,3 3,1 8,8 100
39 114 6 159
24,5 71,7 3,8 100
40 77 42 159
25,2 48,4 26,4 100
81 8 7 9 6 6 42 159
50,9 5,0 4,4 5,7 3,8 3,8 26,4 100
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
Pada tabel 5.2 dapat dilihat bahwa karakteristik penyalahguna NAPZA berdasarkan sosiodemografi yaitu sebagai berikut : proporsi penyalahguna NAPZA yang terbesar adalah umur 20-29 tahun yaitu sebesar 70,4%. Menurut jenis kelamin yang terbesar adalah laki-laki yaitu sebesar 99,4%. Menurut agama yang terbesar adalah agama Islam yaitu sebesar 79,2%. Menurut tingkat pendidikan yang terbesar adalah pendidikan menengah yaitu sebesar 70,5% dan menurut pekerjaan yang terbesar adalah tidak bekerja yaitu sebesar 45,3%. Menurut status perkawinan yang terbesar adalah tidak kawin yaitu sebesar 71,7% dan menurut posisi dalam keluarga yang terbesar adalah anak tengah yaitu sebesar 48,4%. Menurut daerah asal yang terbesar adalah berasal dari Kota Medan yaitu sebesar 50,9%. Pada pekerjaan yang tidak tercatat, analisa statistik tidak perlu dilakukan karena tidak menggambarkan jenis pekerjaan yang sebenarnya.
5.3.
Jenis Zat yang Dipakai Hasil penelitian tentang karakteristik penyalahguna NAPZA di Sibolangit
Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang tahun 2004-2007, diperoleh distribusi proporsi penyalahguna NAPZA berdasarkan jenis zat yang dipakai sebagai berikut :
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
Tabel No 1. 2. 3. 4. 5. 6.
5.3.
Distribusi Proporsi Penyalahguna NAPZA Berdasarkan Jenis Zat yang Dipakai di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007 Jenis Zat yang Dipakai Jumlah f % Ganja 78 49,1 Shabu-shabu 56 35,2 Alkohol 33 20,8 Ecstacy 7 4,4 Putaw 37 23,3 Tidak tercatat 16 10,1 Pada tabel 5.3 dapat dilihat bahwa jenis zat yang paling banyak dipakai
penyalahguna NAPZA adalah Ganja yaitu sebesar 49,1% dan yang paling sedikit adalah Ecstacy yaitu sebesar 4,4%. Berdasarkan jenis zat yang dipakai, ditemukan 93 orang yang menggunakan zat non multiple, 50 orang yang menggunakan zat multiple (kombinasi), dan 16 orang yang tidak tercatat. Penyalahguna NAPZA di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang tahun 2004-2007 berdasarkan kombinasi jenis zat yang dipakai dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel
5.4.
Distribusi Proporsi Penyalahguna NAPZA Berdasarkan Kombinasi Jenis Zat yang Dipakai di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007 No Jenis Zat yang Dipakai f % 1 Ganja + Shabu-shabu + Alkohol 12 24,0 2 Ganja + Shabu-shabu + Putaw 6 12,0 3 Ganja + Shabu-shabu 11 22,0 4 Ganja + Alkohol 14 28,0 5 Ecstacy + Alkohol 7 14,0 Jumlah 50 100
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
Pada tabel 5.4 dapat dilihat bahwa penyalahguna NAPZA yang terbesar berdasarkan kombinasi jenis zat yang dipakai adalah Ganja + Alkohol yaitu sebesar 28,0%, urutan kedua adalah Ganja + Shabu-shabu + Alkohol yaitu sebesar 24,0%, kemudian Ganja + Shabu-shabu yaitu sebesar 22,0%, proporsi selanjutnya adalah Ecstacy + Alkohol yaitu sebanyak 14,0%, kemudian Ganja + Shabu-shabu + Putaw yaitu sebesar 12,0%.
5.4.
Tempat Pengobatan Terakhir Hasil penelitian tentang karakteristik penyalahguna NAPZA di Sibolangit
Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang tahun 2004-2007, diperoleh distribusi kasus berdasarkan tempat pengobatan terakhir sebagai berikut : Tabel 5.5. No 1 2 3 4
Distribusi Proporsi Penyalahguna NAPZA Berdasarkan Tempat Pengobatan Terakhir di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007 Tempat Pengobatan Terakhir f % Rumah Sakit/Rumah Sakit Jiwa 121 76,1 Rehabilitasi Lain 3 1,9 Tradisional 26 16,3 Tidak Ada/Langsung 9 5,7 Jumlah 159 100
Pada tabel 5.5 dapat dilihat bahwa tempat pengobatan terakhir yang dikunjungi penyalahguna NAPZA terbesar adalah Rumah Sakit/Rumah Sakit Jiwa yaitu sebesar 76,1%, urutan kedua adalah tradisional yaitu sebesar 16,3% (26 orang), yang tidak ada/langsung sebesar 5,7%, dan yang terendah adalah rehabilitasi lain yaitu sebesar 1,9%.
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
5.5.
Lama Pemakaian Hasil penelitian tentang karakteristik penyalahguna NAPZA di Sibolangit
Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang tahun 2004-2007, diperoleh distribusi kasus berdasarkan lama pemakaian sebagai berikut : Tabel 5.6. No 1 2 3
Distribusi Proporsi Penyalahguna NAPZA Berdasarkan Lama Pemakaian di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007 Lama Pemakaian (Tahun) f % 5 96 60,4 6-10 50 31,4 >10 13 8,2 Jumlah 159 100
Pada tabel 5.6 dapat dilihat bahwa proporsi lama pemakaian penyalahguna NAPZA terbesar adalah
5 tahun yaitu sebesar 60,4% diikuti 6-10 tahun yaitu
31,4%, dan yang paling sedikit adalah > 10 tahun yaitu sebesar 8,2%.
5.6.
Lama Pemakaian Rata-rata Hasil penelitian tentang karakteristik penyalahguna NAPZA di Sibolangit
Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang tahun 2004-2007, diperoleh distribusi penyalahguna NAPZA berdasarkan lama pemakaian rata-rata sebagai berikut :
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
Lama Pemakaian Rata-rata Penyalahguna NAPZA di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007 Lama Pemakaian (tahun) Rata-rata 5,49 Standar Deviasi 3,868 95% confidence of interval 4,88-6,10 Coefisien of variation 70,45% Minimum 1 Maksimum 21
Tabel 5.7.
Pada tabel 5.7 dapat dilihat bahwa lama pemakaian rata-rata penyalahguna NAPZA adalah 5,49 tahun (95 % Confidence of Interval: 4,88-6,10), dengan standar deviasi 3,868 tahun dengan Coefisien of variation 70,45% (> 10%) artinya lama pemakaian rata-rata penyalahguna NAPZA bervariasi, dimana lama pemakaian terendah adalah 1 tahun dan lama pemakaian tertinggi adalah 21 tahun. Dari Confidence of Interval dapat disimpulkan bahwa 95% diyakini lama pemakaian ratarata penyalahguna NAPZA adalah diantara 4,88 tahun sampai dengan 6,10 tahun.
5.7.
Lama Rawatan Rata-rata Hasil penelitian tentang karakteristik penyalahguna NAPZA di Sibolangit
Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang tahun 2004-2007, diperoleh distribusi penyalahguna NAPZA berdasarkan lama rawatan rata-rata sebagai berikut :
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
Lama Rawatan Rata-rata Penyalahguna NAPZA di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007 Lama Rawatan (bulan) Rata-rata 11,48 Standar Deviasi 2,247 95% confidence of interval 11,13-11,83 Coefisien of variation 19,57% Minimum 6 Maksimum 24
Tabel 5.8.
Pada tabel 5.8 dapat dilihat bahwa lama rawatan rata-rata penyalahguna NAPZA adalah 11,48 bulan (95 % Confidence of Interval: 11,13-11,83), dengan standar deviasi 2,247 bulan dengan Coefisien of variation 19,57% (> 10%) artinya lama rawatan rata-rata penyalahguna NAPZA bervariasi, dimana lama rawatan terendah adalah 6 bulan dan lama rawatan tertinggi adalah 24 bulan. Dari Confidence of Interval dapat disimpulkan bahwa 95% diyakini lama rawatan rata-rata penyalahguna NAPZA adalah diantara 11,13 bulan sampai dengan 11,83 bulan.
5.8.
Umur Berdasarkan Jenis Zat yang Dipakai Hasil penelitian tentang karakteristik penyalahguna NAPZA di Sibolangit
Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang tahun 2004-2007, diperoleh distribusi umur berdasarkan jenis zat yang dipakai sebagai berikut : Tabel No 1 2
5.9.
Distribusi Proporsi Umur Berdasarkan Jenis Zat yang Dipakai Penyalahguna NAPZA di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007 Jenis Zat Umur (tahun) Total yang Dipakai 20 > 20 f % f % f % Multiple 7 14,0 43 86,0 50 100 Non Multiple 8 8,6 85 91,4 93 100 2 X = 0,516 df = 1 p = 0,473
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
Pada tabel 5.9 dapat dilihat bahwa dari 50 penyalahguna yang menggunakan zat multiple, 86,0% terdapat pada kelompok umur >20 tahun dan 14,0% pada kelompok umur
20 tahun. Sedangkan dari 93 penyalahguna yang menggunakan zat
non multiple, 91,4% terdapat pada kelompok umur > 20 tahun dan 8,6% pada kelompok umur
20 tahun.
Berdasarkan analisa statistik dengan uji Chi-Square diperoleh p = 0,473 (> 0,05) yang berarti tidak ada perbedaan yang bermakna antara umur berdasarkan jenis zat yang dipakai.
5.9.
Pekerjaan Berdasarkan Jenis Zat yang Dipakai Hasil penelitian tentang karakteristik penyalahguna NAPZA di Sibolangit
Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang tahun 2004-2007, diperoleh distribusi pekerjaan berdasarkan jenis zat yang dipakai sebagai berikut : Tabel
No 1 2
5.10.
Distribusi Proporsi Pekerjaan Berdasarkan Jenis Zat yang Dipakai Penyalahguna NAPZA di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007 Jenis Zat Pekerjaan Total yang Dipakai Bekerja Tidak Bekerja f % f % f % Multiple 17 39,5 26 60,5 43 100 Non Multiple 45 51,7 42 48,3 87 100 X2 = 1,260 df = 1 p = 0,262 Pada tabel 5.10 dapat dilihat bahwa dari 43 penyalahguna yang menggunakan
zat multiple, 60,5% adalah penyalahguna yang tidak bekerja dan 39,5% yang bekerja. Sedangkan dari 87 penyalahguna yang menggunakan zat non multiple, 51,7% adalah penyalahguna yang bekerja dan 48,3% yang tidak bekerja.
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
Berdasarkan analisa statistik dengan uji Chi-Square diperoleh p = 0,262 (> 0,05) yang berarti tidak ada perbedaan yang bermakna pada pekerjaan berdasarkan jenis zat yang dipakai.
5.10.
Lama Pemakaian Rata-rata Berdasarkan Tingkat Pendidikan Hasil penelitian tentang karakteristik penyalahguna NAPZA di Sibolangit
Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang tahun 2004-2007, diperoleh distribusi lama pemakaian rata-rata berdasarkan tingkat pendidikan sebagai berikut : Tabel
5.11.
Lama Pemakaian Rata-rata Berdasarkan Tingkat Pendidikan Penyalahguna NAPZA di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007 No Tingkat Pendidikan Lama Pemakaian Rata-rata (tahun) N X SD 1 Pendidikan Dasar 8 4,50 3,117 2 Pendidikan Menengah 112 5,36 3,646 3 Pendidikan Tinggi 39 6,08 4,579 F = 0,775 df = 2 p = 0,463 Pada tabel 5.11 dapat dilihat bahwa dari 8 penyalahguna dengan tingkat
pendidikan dasar memiliki lama pemakaian rata-rata 4,50 tahun dengan Standar Deviasi (SD) = 3,117, dari 112 penyalahguna dengan tingkat pendidikan menengah memiliki lama pemakaian rata-rata 5,38 tahun dengan SD = 3,646, dan dari 39 penyalahguna dengan tingkat pendidikan tinggi memiliki lama pemakaian rata-rata 6,08 tahun dengan SD = 4,579.
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
Berdasarkan hasil uji anova didapat nilai p = 0,463 (> 0,05) yang berarti tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara lama pemakaian rata-rata berdasarkan tingkat pendidikan. 5.11.
Lama Pemakaian Rata-rata Berdasarkan Jenis Zat yang Dipakai Hasil penelitian tentang karakteristik penyalahguna NAPZA di Sibolangit
Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang tahun 2004-2007, diperoleh distribusi lama pemakaian rata-rata berdasarkan jenis zat yang dipakai sebagai berikut : Tabel
5.12.
Lama Pemakaian Rata-rata Berdasarkan Jenis Zat yang Dipakai Penyalahguna NAPZA di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007 No Jenis Zat yang Lama Pemakaian Rata-rata Dipakai N X SD 1 Multiple 50 6,74 5,001 2 No Multiple 93 4,87 3,015 t = 2,417 df = 68,627 p = 0,018 Pada tabel 5.12 dapat dilihat bahwa dari 50 penyalahguna yang menggunakan
zat multiple memiliki lama pemakaian rata-rata 6,74 tahun dengan Standar Deviasi (SD) = 5,001, dan dari 93 penyalahguna yang menggunakan zat non multiple memiliki lama pemakaian rata-rata 4,87 tahun dengan SD = 3,015. Berdasarkan hasil uji t-test didapat nilai p = 0,018 (< 0,05) yang berarti ada perbedaan yang bermakna antara lama pemakaian rata-rata penyalahguna yang menggunakan zat multiple dan penyalahguna yang menggunakan zat non multiple yaitu lama pemakaian rata-rata penyalahguna yang memakai jenis zat multiple secara signifikan lebih besar dibandingkan penyalahguna yang memakai jenis zat non multiple
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
5.12.
Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Jenis Zat yang Dipakai Hasil penelitian tentang karakteristik penyalahguna NAPZA di Sibolangit
Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang tahun 2004-2007, diperoleh distribusi lama rawatan rata-rata berdasarkan jenis zat yang dipakai sebagai berikut : Tabel
5.13 Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Jenis Zat yang Dipakai Penyalahguna NAPZA di Sibolangit CentreRehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007 No Jenis Zat yang Lama Rawatan Rata-rata Dipakai N X SD 1 Multiple 50 12,04 2,740 2 Non Multiple 93 11,25 1,932 t = 2,013 df = 141 p = 0,046 Pada tabel 5.13 dapat dilihat bahwa dari 50 penyalahguna yang menggunakan
zat multiple memiliki lama rawatan rata-rata 12,04 bulan dengan SD = 2,740, dan dari 93 penyalahguna yang menggunakan zat non multiple memiliki lama rawatan rata-rata 11,25 bulan dengan SD = 1,932. Berdasarkan hasil uji T-Test didapat nilai p = 0,046 (< 0,05) yang berarti ada perbedaan yang bermakna antara lama rawatan rata-rata penyalahguna yang menggunakan zat multiple, dan penyalahguna yang menggunakan zat non multiple yaitu lama rawatan rata-rata penyalahguna yang memakai jenis zat multiple secara signifikan lebih besar dibandingkan penyalahguna yang memakai jenis zat non multiple.
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
BAB 6 PEMBAHASAN 6.1.
Sosiodemografi
6.1.1. Umur Proporsi penyalahguna NAPZA yang dirawat di Sibolangit Centre Rehabilitation for drug Addict Kabupaten Deli Serdang tahun 2004-2007 berdasarkan umur dapat dilihat pada gambar 6.1 : 5.7%
23.9% 20-29 30 19 70.4%
Gambar 6.1. Diagram Pie Proporsi Penyalahguna NAPZA Berdasarkan Umur di Sibolangit Centre Rehabilitation for drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007 Berdasarkan gambar 6.1 diatas dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi penyalahguna NAPZA berdasarkan umur adalah kelompok umur 20-29 tahun yaitu sebesar 70,4% dan yang paling rendah pada umur
19 tahun yaitu 5,7%.
Usia muda adalah sasaran strategis peredaran gelap NAPZA, oleh karena itu kita semua perlu mewaspadai bahaya dan pengaruhnya terhadap ancaman kelangsungan pembinaan generasi muda.1
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil survei nasional penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba tahun 2003 yang dilakukan BNN yang menunjukkan bahwa pola penyalahgunaan narkoba dalam variasi kelompok umur adalah diatas 25 tahun (20%) dan umur 21-25 tahun (12,3%).7 Hasil penelitian ini juga sesuai dengan hasil penelitian masalah narapida narkoba di lembaga pemasyarakatan/rumah tahanan negara tahun 2003 yang dilakukan oleh BNN yang menunjukkan bahwa hampir sepertiga (32,8%) responden berumur antara 19-24 tahun dan yang paling rendah adalah umur dibawah 19 tahun (0,3%).7
6.1.2. Jenis Kelamin Proporsi penyalahguna NAPZA yang dirawat di Sibolangit Centre
Rehabilitation for drug Addict Kabupaten Deli Serdang tahun 2004-2007 berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada gambar 6.2 :
0.6%
Laki-laki Perempuan
99.4%
Gambar 6.2. Diagram Pie Proporsi Penyalahguna NAPZA Berdasarkan Jenis Kelamin di Sibolangit Centre Rehabilitation for drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
Berdasarkan gambar 6.2 diatas dapat dilihat bahwa proporsi penyalahguna NAPZA laki-laki sebesar 99,4% sedangkan perempuan sebesar 0,6%. Salah satu teori penyebab ketergantungan zat menyatakan bahwa ada kecenderungan perilaku anak laki-laki antisosial, laki-laki harus berprestasi dan bertanggungjawab terhadap keluarga. Orang yang menderita ketergantungan zat tidak bisa menerima tanggungjawab keluarga. Ketergantungan zat adalah lanjutan aktivitas antisosial melawan rasa tanggungjawab dan kematangan.16 Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian BNN yang menunjukkan bahwa dari seluruh penyalahguna narkoba di Indonesia tahun 2004, 79% adalah lakilaki dan 21% adalah perempuan.8 Hasil penelitian ini juga sesuai dengan survei nasional penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba pada kelompok rumah tangga di Indonesia tahun 2005 yang dilakukan BNN yang menunjukkan bahwa prevalensi penyalahgunaan NAPZA pada laki-laki (4,6%) jauh lebih tinggi dibanding perempuan (0,4%)7.
6.1.3. Agama Proporsi penyalahguna NAPZA yang dirawat di Sibolangit Centre
Rehabilitation for drug Addict Kabupaten Deli Serdang tahun 2004-2007 berdasarkan agama dapat dilihat pada gambar 6.3 :
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
20.8%
Islam Kristen Protestan
79.2%
Gambar 6.3. Diagram Pie Proporsi Penyalahguna NAPZA Berdasarkan Agama di Sibolangit Centre Rehabilitation for drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007 Berdasarkan gambar 6.3 diatas dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi penyalahguna NAPZA berdasarkan agama adalah yang beragama Islam yaitu sebesar 79,2%, dan agama Kristen Protestan sebesar 20,8%. Hal ini tidak menunjukkan bahwa yang menyalahgunakan NAPZA lebih banyak yang beragama Islam, namun hal ini kemungkinan dapat disebabkan oleh tempat rehabilitasi Sibolangit Centre yang merupakan yayasan agama Islam dan bekerja sama dengan mesjid Al-Kamal yang berada tepat di depan lokasi Sibolangit
Centre. 6.1.4. Tingkat Pendidikan Proporsi penyalahguna NAPZA yang dirawat di Sibolangit Centre
Rehabilitation for drug Addict Kabupaten Deli Serdang tahun 2004-2007 berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada gambar 6.4 :
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
5.0%
24.5% Pendidikan Menengah pendidikan Tinggi Pendidikan Dasar 70.5%
Gambar 6.4. Diagram Pie Proporsi Penyalahguna NAPZA Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Sibolangit Centre Rehabilitation for drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007 Berdasarkan gambar 6.4 diatas dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi penyalahguna NAPZA berdasarkan tingkat pendidikan adalah penyalahguna pada tingkat pendidikan menengah yaitu sebesar 70,5% dan yang paling rendah adalah tingkat pendidikan dasar yaitu 5,0%. Hasil penelitian ini sesuai dengan data yang berhasil dihimpun oleh Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) pada tahun 2001 yang menyatakan bahwa 69,8% penyalahguna adalah berpendidikan SLTA, demikian juga pada tahun 2002, 2003, dan 2004 yang menunjukkan bahwa tingkat pendidikan tertinggi adalah SLTA yaitu masing-masing 65,4%, 51,7%, dan 49,5%8. Pada gambar diatas juga dapat dilihat bahwa penyalahguna NAPZA terdapat pada semua tingkat pendidikan bahkan pada tingkat pendidikan tinggi. Hal ini dapat terjadi karena tindakan menyalahgunakan NAPZA tidak hanya dapat disebabkan oleh satu faktor, namun banyak faktor yang sangat kompleks.
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
6.1.5. Jenis Pekerjaan Proporsi penyalahguna NAPZA yang dirawat di Sibolangit Centre
Rehabilitation for drug Addict Kabupaten Deli Serdang tahun 2004-2007 berdasarkan
45.3
50 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0
20.1 4.4
3.1
-la i La in
S/ TN
n
I I/P OL R
ta wa s ai S
PN
Pe g
aw
Te rc at
at
6.3
Da n
8.8
Ti da k
r/M ah
ta aja
sw as
Pe l
W ira
Be k da k Ti
as isw a
12.0
er ja
Proporsi (%)
jenis pekerjaan dapat dilihat pada gambar 6.5 :
Jenis Pekerjaan
Gambar 6.5. Diagram Bar Proporsi Penyalahguna NAPZA Berdasarkan Jenis Pekerjaan di Sibolangit Centre Rehabilitation for drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007 Berdasarkan gambar 6.5 diatas dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi penyalahguna NAPZA berdasarkan jenis pekerjaan adalah penyalahguna yang tidak bekerja yaitu sebesar 45,3% dan yang paling rendah adalah kategori dan lain-lain yang terdiri dari pedagang, buruh bangunan, dan pembalap motor yaitu sebesar 3,1%. Tingginya penyalahgunaan NAPZA si Sibolangit Centre Rehabilitation for
Drug Addict Kabupaten Deli Serdang yang tidak bekerja kemungkinan didukung oleh tingkat pendidikan penyalahguna NAPZA yaitu pendidikan menengah sehingga dapat menyebabkan kesulitan dalam mendapatkan pekerjaan.
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
Salah satu faktor pendukung terjadinya penyalahgunaan NAPZA adalah penggunaan waktu luang yang tidak baik. Penelitian Raharni dan Herman menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara penggunaan waktu luang dengan penyalahgunaan NAPZA.21 Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil survei gambaran penyalahguna NAPZA tahun 2003 dan 2004 oleh BNN yang menunjukkan bahwa jenis pekerjaan penyalahguna yang tertinggi adalah yang tidak bekerja yaitu masing-masing 38,5% dan 23,0% dan urutan kedua adalah wiraswasta yaitu 12,5% dan 14,4%, selanjutnya adalah penyalahguna yang masih berstatus pelajar/mahasiswa yaitu 10,7% dan 10,8%8.
6.1.6. Status Perkawinan Proporsi penyalahguna NAPZA yang dirawat di Sibolangit Centre
Rehabilitation for drug Addict Kabupaten Deli Serdang tahun 2004-2007 berdasarkan status perkawinan dapat dilihat pada gambar 6.6 :
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
3.8% 24.5% Tidak Kawin Kawin Janda/Duda
71.7%
Gambar 6.6. Diagram Pie Proporsi Penyalahguna NAPZA Berdasarkan Status Perkawinan di Sibolangit Centre Rehabilitation for drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007 Berdasarkan gambar 6.6 diatas dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi penyalahguna NAPZA berdasarkan status perkawinan adalah penyalahguna yang tidak kawin yaitu sebesar 71,7% dan yang paling rendah adalah janda dan duda yaitu sebesar 3,8%. Hal ini dapat disebabkan karena penyalahguna NAPZA yang di rawat di Sibolangit Centre Rehabilitaion for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang tahun 2004-2007 paling banyak berada pada golongan umur 20-29 tahun yang merupakan kelompok usia produktif dan muda. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil survei BNN pada tahun 2003 dan 2004 yang menunjukkan bahwa penyalahguna yang belum kawin lebih tinggi yaitu masing-masing 68,2% dan 60,8%, yang berstatus kawin masing-masing 23,8% dan 21,3%, sedangkan yang janda/duda masing-masing1,4% dan 1,7%8.
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
6.1.7. Posisi dalam Keluarga Proporsi penyalahguna NAPZA yang dirawat di Sibolangit Centre
Rehabilitation for drug Addict Kabupaten Deli Serdang tahun 2004-2007 berdasarkan posisi dalam keluarga dapat dilihat pada gambar 6.7 :
25.2% Tengah 48.4%
Bungsu Sulung
26.4%
Gambar 6.7. Diagram Pie Proporsi Penyalahguna NAPZA Berdasarkan Posisi dalam Keluarga di Sibolangit Centre Rehabilitation for drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007 Berdasarkan gambar 6.7 diatas dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi penyalahguna NAPZA berdasarkan posisi dalam keluarga adalah penyalahguna pada posisi anak tengah yaitu sebesar 48,4% dan yang paling rendah adalah anak sulung yaitu sebesar 25,2%. Salah satu faktor penyabab terjadinya penyalahgunaan NAPZA adalah lingkungan keluarga yang tidak baik. Aspek keluarga yang dapat menyebabkan penyalahgunaan NAPZA adalah jumlah anggota keluarga serta kedudukannya yang dapat mempengaruhi perkembangan jiwa anak.29
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
6.1.8. Daerah Asal Proporsi penyalahguna NAPZA yang dirawat di Sibolangit Centre
Rehabilitation for drug Addict Kabupaten Deli Serdang tahun 2004-2007 berdasarkan daerah asal dapat dilihat pada gambar 6.8 : 60
50.9
Proporsi (%)
50 40 26.4
30 20
5.7
10
5.0
4.4
3.8
3.8
Lh ok se um aw e Te bi ng Ti ng gi
g
ce h Ba nd aA
iS er da n
Te ng ga h
Ac e
De l
ra
n -la i La in Da n
Ko t
aM ed an
0
Daerah Asal
Gambar 6.8. Diagram Bar Proporsi Penyalahguna NAPZA Berdasarkan Daerah Asal di Sibolangit Centre Rehabilitation for drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007 Berdasarkan gambar 6.8 diatas dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi penyalahguna NAPZA adalah penyalahguna yang berasal dari Kota Medan yaitu sebesar 50,9% dan yang paling rendah adalah berasal dari Lhokseumawe dan Tebing Tinggi yaitu masing-masing sebesar 3,8%. Kategori dan lain-lain terdiri atas Kabupaten Karo, Tanjung Balai, dan Binjai masing-masing 5 orang, Bireuen, Sibolga, Padang Sidempuan, Pematang Siantar, dan Kota Pinang masing-masing 3 orang, serta sisanya berasal dari Langsa, Sidikalang, Batam, Bagan Batu, Simeulue, Kisaran, Padang, Riau, dan Tangerang
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
Hal ini dapat terjadi karena lokasi tempat rehabilitasi yang berlokasi tidak jauh dari kota Medan dan juga dapat disebabkan karena mudahnya akses untuk memperoleh NAPZA. Apabila disuatu tempat zat yang dapat menimbulkan ketergantungan mudah diperoleh, maka di daerah itu akan banyak pula dijumpai kasus gangguan penggunaan zat. Oleh karena itu, zat yang dapat menimbulkan ketergantungan harus diatur dengan aturan-aturan yang efektif tentang penanamannya, pengolahannya, distribusinya, dan pemakaiannya.16 Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Agusnita H (2004) di Pusat Pendidikan Masyarakat Anti Narkoba Sibolangit tahun 2001-2003 yang menunjukkan bahwa tempat tinggal penyalahguna paling banyak adalah dari Medan yaitu sebesar 68,4%.28
6.2.
Jenis Zat yang Dipakai Proporsi penyalahguna NAPZA yang dirawat di Sibolangit Centre
Rehabilitation for drug Addict Kabupaten Deli Serdang tahun 2004-2007 berdasarkan jenis zat yang dipakai dapat dilihat pada gambar 6.9 :
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
60
Proporsi (%)
50
49.1
40
35.2
30
23.3
20.8
20 10.1
10
4.4
0 Ganja
Shabushabu
Putaw
Alkohol
Tidak Tercatat
Ecstacy
Jenis Zat yang Dipakai
Gambar 6.9. Diagram Bar Proporsi Penyalahguna NAPZA Berdasarkan Jenis Zat yang Dipakai di Sibolangit Centre Rehabilitation for drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007 Pada gambar diatas dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi penyalahguna NAPZA berdasarkan jenis zat yang dipakai adalah ganja yaitu 49,1% dan yang paling rendah adalah ecstacy yaitu 4,4%. Berdasarkan UU RI Nomor 22 tahun 1997 tentang narkotika, ganja termasuk dalam narkotika golongan I yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak ditujukan untuk terapi serta mempunyai potensi sangat tinggi menimbulkan ketergantungan,14dan juga merupakan narkotika yang paling sering disalahgunakan.1 Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil suvei nasional penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba tahun 2003 yang dilakukan BNN yang menunjukkan bahwa ganja merupakan jenis narkoba yang paling banyak disalahgunakan (74,9%)7. Pada umumnya jenis zat adiktif yang paling banyak disalahgunakan adalah alkohol karena merupakan bagian dari kehidupan manusia sehari-hari pada
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
kebudayaan tertentu. Di Indonesia dikenal beberapa minuman lokal yang mengandung alkohol seperti brem, saguer, dan ciu.16 Demikian juga dengan Ecstacy banyak disalahgunakan di Indonesia terutama oleh remaja dan kalangan eksekutif muda.13 Ecstacy
sebetulnya
tidak
menyebabkan
ketergantungan
fisik
tetapi
menimbulkan ketergantungan emosional dan sosial. Ecstacy dapat merangsang emosi gembira, membangkitkan rasa percaya diri, tahan lama menari (tripping), bekerja, olahraga, relaksasi, berkhayal, dan mendengar musik untuk irama tertentu.23
6.3.
Tempat Pengobatan Terakhir Proporsi penyalahguna NAPZA yang dirawat di Sibolangit Centre
Rehabilitation for drug Addict Kabupaten Deli Serdang tahun 2004-2007 berdasarkan tempat pengobatan terakhir dapat dilihat pada gambar 6.10 : 5.7% 1.9% 16.4% RS/RSJ Tradisional Tidak Ada/Langsung Rehabilitasi 76.1%
Gambar 6.10. Diagram Pie Proporsi Penyalahguna NAPZA Berdasarkan Tempat Pengobatan Terakhir yang di Rawat di Sibolangit Centre Rehabilitation for drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
Berdasarkan gambar 6.10 diatas dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi penyalahguna NAPZA berdasarkan tempat pengobatan terakhir adalah penyalahguna dengan tempat pengobatan terakhir Rumah Sakit/Rumah Sakit Jiwa yaitu sebesar 76,1% dan yang paling rendah adalah penyalahguna yang sebelumnya pernah dirawat di tempat rehabilitasi lain yaitu sebesar 1,9%. Hal ini kemungkinan dapat disebabkan karena lama pemakaian rata-rata yang cukup tinggi sehingga penyalahguna yang direhabilitasi telah terlebih dahulu dirawat di RS/RSJ dan dilanjutkan dengan pemulihan di tempat rehabilitasi.
6.4.
Lama Pemakaian Proporsi penyalahguna NAPZA yang dirawat di Sibolangit Centre
Rehabilitation for drug Addict Kabupaten Deli Serdang tahun 2004-2007 berdasarkan lama pemakaian dapat dilihat pada gambar 6.11 : 8.2%
5 tahun
31.4%
6-10 tahun 60.4%
> 10 tahun
Gambar 6.11. Diagram Pie Proporsi Penyalahguna NAPZA Berdasarkan Lama Pemakaian di Sibolangit Centre Rehabilitation for drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007.
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
Pada gambar 6.11 diatas dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi penyalahguna NAPZA berdasarkan lama pemakaian adalah
5 tahun yaitu 60,4% dan yang paling
rendah adalah > 10 tahun yaitu 8,2%. Bila dikaitkan dengan umur penyalahguna terbanyak yaitu umur 20-29 tahun dapat diasumsikan bahwa penyalahguna NAPZA di Sibolangit Centre Rehabilitation
for drug Addict Kabupaten Deli Serdang paling banyak mulai menyalahgunakan NAPZA 5 tahun sebelum dirawat di Sibolangit Centre Rehabilitation for drug Addict Kabupaten Deli Serdang . Hal ini dapat membuktian bahwa kelompok usia muda adalah kelompok yang rentan terhadap penyalahgunaan NAPZA karena sedang mengalami proses mencari identitas diri dan sedang memilih gaya hidup yang paling diminati pada jamannya. Oleh karena ituperlu dilakukan upaya pencegahan penyalahgunaan NAPZA sejak dini.23 Upaya ini dapat dilakukan melalui pembinaan dan pengembangan lingkungan pola hidup masyarakat terutama bagi kaum remaja dan pemuda dengan kegiatankegiatan produktif, konstruktif, dan kreatif, sedangkan kegiatan yang bersifat preventif edukatif dengan metode komunikasi, informasi, dan edukasi dapat dilakukan melalui berbagai jalur antara lain keluarga, pendidikan, lembaga keagamaan, dan organisasi kemasyarakatan23
6.5.
Lama Pemakaian Rata-rata Hasil analisis didapatkan bahwa lama pemakaian rata-rata penyalahguna
NAPZA adalah 5,49 tahun (95 % Confidence of Interval: 4,88-6,10), dengan standar deviasi 3,868 tahun dengan Coefisien of variation > 10% artinya lama pemakaian
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
rata-rata penyalahguna NAPZA bervariasi, dimana lama pemakaian terendah adalah 1 tahun dan lama pemakaian tertinggi adalah 21 tahun. Dari Confidence of Interval dapat disimpulkan bahwa 95% diyakini lama pemakaian rata-rata penyalahguna NAPZA adalah diantara 4,88 tahun sampai dengan 6,10 tahun. Penyalahguna NAPZA dengan lama pemakaian 21 tahun berumur 37 tahun, sedangkan umur tertinggi adalah umur 47 tahun dengan lama pemakaian 17 tahun.
6.6.
Lama Rawatan Rata-rata Hasil analisis didapatkan bahwa lama rawatan rata-rata penyalahguna NAPZA
adalah 11,48 bulan (95 % Confidence of Interval: 11,13-11,83), dengan standar deviasi 2,247 bulan dengan Coefisien of variation > 10% artinya lama rawatan ratarata penyalahguna NAPZA bervariasi, dimana lama rawatan terendah adalah 6 bulan dan lama rawatan tertinggi adalah 24 bulan. Dari Confidence of Interval dapat disimpulkan bahwa 95% diyakini lama rawatan rata-rata penyalahguna NAPZA adalah diantara 11,13 bulan sampai dengan 11,83 bulan. Hal ini kemungkinan besar disebabkan oleh kebijakan Sibolangit Centre
Rehabilitation for drug Addict Kabupaten Deli Serdang yang membuat ketetapan bahwa penyalahguna NAPZA harus dirawat selama 1 tahun (12 bulan) dengan waktu kunjungan satu kali dalam 6 bulan, namun ada pihak keluarga yang mengeluarkan anggota keluarganya yang dirawat lebih cepat atau lebih lama dari ketetapan tersebut.
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
6.7.
Analisa Statistik
6.7.1. Umur Berdasarkan Jenis Zat yang Dipakai Proporsi umur berdasarkan jenis zat yang dipakai penyalahguna NAPZA yang di rawat di Sibolangit Centre Rehabilitation for drug Addict Kabupaten Deli Serdang
Proporsi Umur (%)
tahun 2004-2007 dapat dilihat pada gambar 6.12 : 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
91.4
86.0
20 > 20 14.0
8.6
Multple
Non Multiple Jenis Zat yang Dipakai
Gambar 6.12. Diagram Bar Proporsi Umur Berdasarkan Jenis Zat yang Dipakai Penyalahguna NAPZA di Sibolangit Centre Rehabilitation for drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007. Pada gambar 6.12 diatas dapat dilihat penyalahguna yang memakai zat multiple pada kelompok umur > 20 tahun sebesar 86,0%, dan umur
20 tahun 14,0%.
Penyalahguna yang memakai jenis zat non multiple pada kelompok umur > 20 tahun sebesar 91,4%, dan umur
20 tahun sebesar 8,6%.
Berdasarkan analisa statistik dengan uji Chi-Square diperoleh p > 0,05 yang berarti tidak ada perbedaan yang bermakna antara umur berdasarkan jenis zat yang dipakai.
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
6.7.2. Pekerjaan Berdasarkan Jenis Zat yang Dipakai Proporsi pekerjaan berdasarkan jenis zat yang dipakai penyalahguna NAPZA yang di rawat di Sibolangit Centre Rehabilitation for drug Addict Kabupaten Deli Serdang tahun 2004-2007 dapat dilihat pada gambar 6.13 : 70
60.5
Proporsi Pekerjaan (%)
60
51.7
50 40
48.3
39.5
Bekerja Tidak Bekerja
30 20 10 0 M ultple
Non M ultiple Jenis Zat yang Dipkai
Gambar 6.13. Diagram Bar Proporsi Pekerjaan Berdasarkan Jenis Zat yang dipakai Penyalahguna NAPZA di Sibolangit Centre Rehabilitation for drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007. Pada gambar 6.13 di atas dapat dilihat penyalahguna yang memakai zat multiple yang tidak bekerja sebesar 60,5% dan yang bekerja sebesar 39,5%. Penyalahguna yang memakai zat non multiple yang bekerja sebesar 51,7% dan yang tidak bekerja sebesar 48,3%. Berdasarkan hasil analisa statistik dengan uji Chi-Square diperoleh p > 0,05 yang berarti tidak ada perbedaan yang bermakna pada jenis pekerjaan berdasarkan jenis zat yang dipakai.
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
6.7.3. Lama Pemakaian Rata-rata Berdasarkan Tingkat Pendidikan Lama pemakaian rata-rata berdasarkan tingkat pendidikan penyalahguna NAPZA yang di rawat di Sibolangit Centre Rehabilitation for drug Addict Kabupaten Deli Serdang tahun 2004-2007 dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
6.08
Tingkat Pendidikan
Pendidikan Tinggi
Pendidikan M enengah
5.36
Pendidikan Dasar
4.50
0
1
2
3
4
5
6
7
Tahun
Gambar 6.14. Diagram Bar Lama Pemakaian Rata-rata Berdasarkan Tingkat Pendidikan Penyalahguna NAPZA di Sibolangit Centre Rehabilitation for drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007. Pada hasil tabulasi silang dapat dilihat bahwa dari 8 penyalahguna dengan tingkat pendidikan dasar memiliki lama pemakaian rata-rata 4,50 tahun dengan Standar Deviasi (SD) = 3,117, dari 112 penyalahguna dengan tingkat pendidikan menengah memiliki lama pemakaian rata-rata 5,36 tahun dengan SD = 3,646, dan dari 39 penyalahguna dengan tingkat pendidikan tinggi memiliki lama pemakaian rata-rata 6,08 tahun dengan SD = 4,579. Berdasarkan hasil uji anova didapat nilai p > 0,05 yang berarti tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara lama pemakaian rata-rata berdasarkan tingkat pendidikan.
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
6.7.4. Lama Pemakaian rata-rata Berdasarkan Jenis Zat yang Dipakai Lama pemakaian rata-rata berdasarkan jenis zat yang dipakai penyalahguna NAPZA yang di rawat di Sibolangit Centre Rehabilitation for drug Addict Kabupaten
Jenis Zat yang Dipakai
Deli Serdang tahun 2004-2007 dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
6.74
Multiple
Non Multiple
4.87
0
1
2
3
4
5
6
7
8
Tahun Gambar 6.15. Diagram Bar Lama Pemakaian Rata-rata Berdasarkan Jenis Zat yang Dipakai Penyalahguna NAPZA di Sibolangit Centre Rehabilitation for drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007. Pada hasil tabulasi silang dapat dilihat bahwa dari 50 penyalahguna yang menggunakan zat multiple memiliki lama pemakaian rata-rata 6,74 tahun dengan Standar Deviasi (SD) = 5,001, dan dari 93 penyalahguna yang menggunakan zat non multiple memiliki lama pemakaian rata-rata 4,87 tahun dengan SD = 3,015. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lama pemakaian rata-rata penyalahguna yang memakai jenis zat multiple secara signifikan lebih besar dibandingkan penyalahguna yang memakai jenis zat non multiple (p < 0,05).
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
6.7.5. Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Jenis Zat yang Dipakai Lama rawatan rata-rata berdasarkan jenis zat yang dipakai penyalahguna NAPZA yang di rawat di Sibolangit Centre Rehabilitation for drug Addict Kabupaten
Jenis Zat yang Dipakai
Deli Serdang tahun 2004-2007 dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
Multiple
12.04
Non Multple
11.25
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9 10 11 12 13 14
Bulan Gambar 6.16. Diagram Bar Lama Rawatan Rata-Rata Berdasarkan Jenis Zat yang Dipakai Penyalahguna NAPZA di Sibolangit Centre Rehabilitation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007
Pada hasil tabulasi silang dapat dilihat bahwa dari 50 penyalahguna yang menggunakan zat multiple memiliki lama rawatan rata-rata 12,04 bulan dengan SD = 2,740, dan dari 93 penyalahguna yang menggunakan zat non multiple memiliki lama rawatan rata-rata 11,25 bulan dengan SD = 1,932. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lama rawatan rata-rata penyalahguna yang memakai jenis zat multiple secara signifikan lebih besar dibandingkan penyalahguna yang memakai jenis zat non multiple (p < 0,05). Pada dasarnya lama rawatan penyalahguna NAPZA yang dirawat di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang tidak
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
dibedakan, baik berdasarkan jenis zat yang dipakai maupun faktor lain karena adanya kebijakan bahwa semua penyalahguna harus dirawat selama 1 tahun, namun karena ada pihak keluarga yang mengeluarkan penyalahguna lebih cepat atau lebih lama dari ketentuan maka secara statistik hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan lama rawatan rata-rata berdasarkan jenis zat yang dipakai.
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1.
Kesimpulan
7.1.1.
Proporsi penyalahguna NAPZA berdasarkan sosiodemografi yang terbesar adalah umur 20-29 tahun (70,4%), jenis kelamin laki-laki (99,4%), agama Islam (79,2%), tingkat pendidikan menengah (70,5%), tidak bekerja (45,3%), status tidak kawin (71,7%), posisi dalam keluarga anak tengah (48,4%), dan daerah asal Kota Medan (50,9%).
7.1.2.
Proporsi penyalahguna NAPZA berdasarkan jenis zat yang dipakai terbesar adalah ganja (49,1%) dan berdasarkan kombinasi jenis zat yang dipakai terbesar adalah ganja + alkohol (28,0%).
7.1.3.
Proporsi penyalahguna NAPZA berdasarkan tempat pengobatan terakhir terbesar adalah yang berobat dari Rumah Sakit/Rumah Sakit Jiwa (76,1%).
7.1.4.
Proporsi penyalahguna NAPZA berdasarkan lama pemakaian terbesar adalah yang
7.1.5.
5 tahun (60,4%).
Lama pemakaian rata-rata penyalahguna NAPZA adalah 5,49 tahun dengan SD = 3,868.
7.1.6.
Lama rawatan rata-rata penyalahguna NAPZA adalah 11,48 bulan dengan SD = 2,247.
7.1.7.
Tidak ada perbedaan yang bermakna antara umur berdasarkan jenis zat yang dipakai (p = 0,473).
7.1.8.
Tidak ada perbedaan yang bermakna antara pekerjaan berdasarkan jenis zat yang dipakai (p = 0,262).
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
7.1.9.
Tidak ada perbedaan yang bermakna antara lama pemakaian rata-rata berdasarkan tingkat pendidikan (p = 0,463).
7.1.10. Lama pemakaian rata-rata penyalahguna yang memakai jenis zat multiple secara signifikan lebih besar dibandingkan penyalahguna yang memakai jenis zat non multiple (p = 0,018, 6,74 vs 4,87). 7.1.11. Lama rawatan rata-rata penyalahguna yang memakai jenis zat multiple secara signifikan lebih besar dibandingkan penyalahguna yang memakai jenis zat non multiple (p = 0,046, 12,04 vs 11,25).
7.2.
Saran
7.2.1.
Peranan keluarga, lembaga pendidikan, dan lingkungan masyarakat sangat berpengaruh pada pembentukan perilaku anak sehingga perlu dilakukan penyuluhan dan sosialisasi mengenai bahaya NAPZA sejak dini dan pentingnya rehabilitasi bagi penyalahguna NAPZA.
7.2.2.
Kepada petugas administrasi di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang disarankan untuk lebih melengkapi pencatatan konsultasi pasien khususnya pada variabel jenis zat yang dipakai, jenis pekerjaan, dan variabel lain yang tidak diteliti pada penelitian ini sehingga peneliti lain dapat memperluas tujuan penelitian.
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
DAFTAR PUSTAKA 1.
Supriyono A, 2006. Mengenal Jenis dan Faktor Penyebab dan Penyalahgunaan NAPZA. http://unpad.ac.id/content.
2.
UNODC, 2006. World Drug Report 2006. http://www.unodc.org.
3.
Departemen Kesehatan RI, 2004. Akibat Lemahnya Perpu, Indonesia Menjadi Negara Produsen dan Pengekspor NAPZA. http : //www.depkes.go.id.
4.
WHO, 2004. The World Health Report 2004, Changing History. http://www.who.int/whr/2004.
5.
Departemen Kesehatan RI, 2007. Kasus Narkoba Di Indonesia Terus Meningkat. http : //www.depkes.go.id/index.
6.
Badan Narkotika Nasional, 2005. Materi Advokasi Pencegahan Narkoba. BNN, Jakarta.
7.
Badan Narkotika Nasional, 2007. Kumpulan Hasil-hasil Penelitian Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba di Indonesia Tahun 2003-2006. http : //www.bnn.go.id.
8.
Badan Narkotika Nasional, 2006. Gambaran Penyalahguna NAPZA Tahun 2001-2004. http : //www.bnn.go.id.
9.
Badan Narkotika Nasional, 2007. Hasil Survei Nasional Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba pada Kelompok Pelajar dan Mahasiswa Di 33 Provinsi Di Indonesia Tahun 2006. http://www.bnn.go.id.
10.
Badan Narkotika Nasional, 2008. Peringkat Daerah Berdasarkan Kasus yang Terjadi Tahun 2007. http://www.bnn.go.id/file/data_kasus.
11.
Suwarso, 2002. Manajemen Laboratoris Penyalahgunaan Komplikasinya. Cermin Dunia Kedokteran. No.135.
12.
Badan Narkotika Nasional, 2003. Permasalahan Narkoba di Indonesia dan Penanggulangannya. http : //www.bnn.go.id.
13.
Sasangka H, 2003. Narkotika dan Psikotropika dalam Hukum Pidana. Mandar Maju, Bandung.
Obat
dan
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
14.
Nasution Z,dkk.,2006. Kompilasi Peraturan Perundang-undangan Tentang Narkoba. Kencana Prenada Media Group, Jakarta.
15.
Tjah, T.H., Rahardja, K., 2002. Obat-obat Penting, Khasiat, Penggunaan, dan Efek Sampingnya. Edisi V, PT Elex Media Komputindo, Jakarta.
16.
Joewana S, 1989. Gangguan Penggunaan Zat Narkotika, Alkohol, dan Zat Adiktif Lain. PT Gramedia, Jakarta.
17.
WHO, 2001. The World Health Reprort 2001, Mental Health : New Understanding New hope. WHO, Geneva.
18.
Rasyid R, 1995. Penanganan Ketagihan Obat dan Alkohol Dalam Masyarakat. Penerbit ITB, Bandung.
19.
Sunarso S, 2005. Penegakan Hukum Psikotropika Dalam Kajian Sosiologi Hukum. PT Rajagrafindo Persada, Jakarta.
20.
Fransisca S, 2002. Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif (NAPZA) Rawat Jalan DI Rumah Sakit Jiwa Medan Juni 2001-Juli 2002. Skripsi FKM USU.
21.
Raharni, Herman, M.J.,2005. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Penyalahgunaan NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif) di Kalangan Siswa SMU. http://www.kalbe.co.id.
22.
Hudoyo A,dkk., 2002. Opiat, Masalah Medis dan Penatalaksanaannya. Fakultas Kedokteran UI, Jakarta.
23.
Wresniwiro M, 1999. Masalah Narkotika, Psikotropika dan obat-obat Berbahaya (Narkoba). Mitra BINTIBMAS, Jakarta.
24.
Alatas H,dkk., 2001. Penanggulangan Korban Narkoba : Meningkatkan Peran Keluarga dan Lingkungan. Fakultas Kedokteran UI, Jakarta.
25.
Sutarti
26.
Badan Narkotika Nasional, 2003. Standar Minimal dan Pedoman Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Penyalahgunaan Narkoba. http : //www.bnn.go.id.
27.
Departemen Pendidikan Nasional RI, 2008. Sistem Pendidikan Nasional. http://www.depdiknas.go.id.
E, 2008. Upaya Pencegahan http://www.bkkbn.go.id
Penyalahgunaan
NAPZA.
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
28.
Agusnita H, 2004. Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif (NAPZA) di Pusat Pendidikan Masyarakat Anti Narkoba Sibolangit Tahun 2001-2003. Skripsi FKM USU.
29.
Sudarsono, 2004. Kenakalan Remaja. Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
7 1 7 1 7 1 1 7 1 7 1 7 7 1 1 3 6 4 4 5 2 1 1 1 7 1 1 1 4 1 1 5 1
1 3 1 3 5 1 3 5 1 3 3 2 5 5 4 2 1 2 2 5 4 3 2 1 5 3 5 5 5 5 2 3 1
Lrwt
1 2 2 3 1 2 3 3 1 2 1 3 2 3 3 3 2 2 2 2 1 2 1 3 2 1 1 2 1 1 3 2 1
Lmpkk
2 2 2 1 1 2 2 1 1 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2
Lmpkn
2 2 3 1 2 2 1 1 2 3 2 2 2 3 2 1 2 1 1 1 3 1 1 3 2 1 2 2 1 3 1 1 2
Pgbtn
5 5 7 3 5 5 4 3 5 7 5 5 5 7 5 3 5 6 4 4 7 2 3 7 5 1 5 5 1 7 2 4 5
Jzatk
2 2 2 2 2 1 2 2 3 2 2 2 1 2 3 3 2 2 3 2 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 3 2 2
Kjzat
Ddk
1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1
Jzat
Agm
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Dasl
Jklm
2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1
Pss
Umrkk
2 2 2 2 3 2 1 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 3 3 3 2 3 2 2 2 3 2 3 2 1
Sts
Umrk
28 23 24 29 31 28 19 29 27 23 23 23 26 31 24 30 23 22 22 20 35 33 30 27 30 27 20 23 34 27 38 21 19
Kjk
Umr
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
Kja
No
MASTER DATA
. . . . 4 . . 5 . . . . 4 5 . . . . . 1 . . . . 2 . 3 3 3 2 . . .
2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 1 1 3 2 2 2 2 1 3 2 2 2 1 2 1 1 1 1 2 2 2
3 1 1 3 1 4 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3
14 5 6 9 4 4 3 16 6 2 7 4 9 16 3 3 6 2 1 1 5 9 6 9 13 5 1 5 19 12 6 1 2
3 1 2 2 1 1 1 3 2 1 2 1 2 3 1 1 2 1 1 1 1 2 2 2 3 1 1 1 3 3 2 1 1
12 12 14 12 8 12 12 12 7 12 12 12 18 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 15 12 7 8 20 12 12 7 12
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71
20 22 36 24 27 23 37 34 23 24 27 29 27 27 26 29 35 22 25 22 25 28 34 28 34 24 27 30 31 34 18 27 23 24 30 23 30 29
2 2 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 3 3 1 2 2 2 3 2 3 2
1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2
1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1
2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3
3 5 3 5 3 5 1 3 4 2 3 6 5 5 5 3 2 5 5 4 5 3 5 5 3 5 5 5 4 5 4 5 4 5 2 4 5 5
1 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 2 2 2 1 1 2 2 1 2 1 2 2 1 2 2 2 1 2 1 2 1 2 1 1 2 2
2 2 2 2 1 1 1 1 2 2 1 2 3 2 2 2 3 1 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 1 1
2 3 1 1 1 2 2 2 1 2 1 3 2 3 2 2 3 2 2 3 2 1 2 2 2 2 3 3 2 1 2 2 1 3 2 3 1 3
7 7 1 1 1 7 1 1 1 1 1 7 6 7 3 1 1 7 1 1 3 5 1 2 1 6 1 1 1 1 3 1 1 1 3 7 7 1
5 5 3 1 2 2 5 2 2 3 4 4 5 1 4 4 1 3 5 4 5 4 3 1 3 1 4 1 1 5 1 1 3 2 4 4 1 5
5 4 . . . . 3 . . . . . 1 . . . . . 3 . 3 . . . . . . . . 5 . . . . . . . 1
1 1 2 2 2 2 1 2 2 2 3 3 1 2 3 3 2 2 1 3 1 3 2 2 2 2 3 2 2 1 2 2 2 2 3 3 2 1
1 1 1 1 3 1 1 1 1 3 3 1 1 1 1 1 1 1 4 3 1 1 1 3 1 3 3 3 3 1 3 1 1 1 4 1 3 1
6 6 9 5 1 4 21 1 3 6 5 9 9 10 7 5 8 3 1 2 6 6 7 8 7 5 7 10 9 17 1 7 5 1 4 2 3 9
2 2 2 1 1 1 3 1 1 2 1 2 2 2 2 1 2 1 1 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 3 1 2 1 1 1 1 1 2
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
12 12 12 12 7 12 12 7 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 7 6 12 12 12 15 12 9 12 12 12 24 7 12 12 7 12 8 12 12
72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109
33 22 25 21 25 31 23 28 23 29 22 27 20 25 30 21 25 23 27 26 25 32 14 22 23 16 34 22 26 27 30 35 47 27 33 26 17 25
3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 1 2 2 1 3 2 2 2 3 3 3 2 3 2 1 2
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1
2 2 2 1 1 2 2 2 2 3 2 3 2 3 2 2 2 3 2 2 3 3 1 2 2 1 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2
3 5 5 5 5 3 5 6 3 3 5 7 5 3 1 5 3 5 7 5 5 2 4 4 5 4 2 5 1 3 2 3 7 5 3 7 5 5
1 2 2 2 2 1 2 1 1 1 2 3 2 1 1 2 1 2 3 2 2 1 1 1 2 2 1 2 1 1 1 1 3 2 1 3 2 2
2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 1 3 3 2 1 2 2 2
1 2 3 1 2 3 3 2 2 3 1 1 2 2 2 1 2 2 1 2 3 2 3 2 1 3 1 2 2 3 2 1 1 3 2 3 2 2
7 7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 7 1 1 1 1 4 3 1 1 1 1 7 1 5 1 7 1 1 2 7 7 1 1 1 3 1
3 5 1 1 4 2 1 3 3 5 5 5 5 3 5 2 5 5 5 3 3 5 5 4 1 1 5 5 2 3 2 2 1 2 2 1 1 2
. 1 . . . . . . . 3 4 1 2 . 1 . 4 3 3 . . 4 4 . . . 5 4 . . . . . . . . . .
2 1 2 2 3 2 2 2 2 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 2 2 1 1 3 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 3 4 1 1 3 1 4 3 1 1 1 1 1 3 1 1 3 1 1 1 1 1
11 2 8 5 3 4 7 4 3 2 5 13 3 3 4 5 5 1 8 4 2 5 1 2 3 1 7 3 2 5 5 8 17 5 6 2 2 4
3 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 3 1 2 1 1 1
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
12 12 12 12 12 12 12 12 12 10 12 12 12 12 12 12 12 7 12 12 6 12 12 7 12 6 12 12 7 12 12 8 12 12 12 12 12 12
110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133 134 135 136 137 138 139 140 141 142 143 144 145 146 147
29 21 30 18 27 27 23 26 22 29 31 24 22 17 25 25 32 23 24 31 29 28 27 19 29 24 23 23 26 31 23 30 29 28 23 20 22 27
2 2 3 1 2 2 2 2 2 2 3 2 2 1 2 2 3 2 2 3 2 2 2 1 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2
2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 2 1 2 1 1
2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 1 3 2 2 3 2 2 1 2 2 3 3 2 2 2 2 3
3 4 3 5 5 3 4 5 5 1 3 4 5 5 7 5 3 5 5 5 3 5 5 4 3 5 5 5 5 3 5 5 3 6 3 5 5 7
1 1 1 2 2 1 1 2 2 1 1 1 2 2 3 2 1 2 2 2 1 2 2 1 1 2 2 2 2 1 2 2 1 1 1 2 2 3
2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 3 2 2 1 1 2 1 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2
2 1 2 2 2 1 2 3 2 2 1 2 3 2 2 3 2 2 2 1 3 2 1 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 2 2 2 1 1
7 4 1 2 1 7 1 2 1 6 7 4 7 1 7 4 7 1 7 1 2 1 7 1 5 7 1 7 7 1 7 4 2 7 1 7 7 1
5 1 3 2 5 3 1 5 5 4 5 1 2 1 3 5 1 3 1 5 3 5 1 3 4 4 3 2 5 5 1 2 5 3 3 5 5 5
4 . . . 4 . . 1 5 . 4 . . . . 1 . . . 4 . 1 . . . . . . 4 5 . . 3 . . 2 4 1
1 2 2 2 1 2 2 1 1 3 1 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 1 2 2 3 3 2 2 1 1 2 2 1 2 2 1 1 1
3 2 1 4 1 4 1 3 1 1 1 1 1 4 3 1 3 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 2 1 1 1 1
6 2 3 1 2 1 4 7 6 4 8 2 3 1 6 3 9 5 6 4 9 4 6 3 16 3 2 4 9 10 6 3 2 4 3 3 5 13
2 1 1 1 1 1 1 2 2 1 2 1 1 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 3 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1 1 3
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
12 12 12 7 12 7 12 12 12 12 12 12 12 6 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 10 12 12 12 12 12
148 149 150 151 152 153 154 155 156 157 158 159
30 31 22 20 27 23 21 35 27 24 23 27
3 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2
2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 2 1 1 1 1 1 2 1 2 2 1
2 3 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2
1 5 6 4 2 5 4 2 7 5 3 7
1 2 1 1 1 2 1 1 3 2 1 3
1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 3
2 1 2 2 3 2 2 3 1 1 2 2
6 7 7 5 7 1 4 1 6 7 1 2
5 2 2 5 1 5 3 2 5 1 2 5
2 . . 1 . 3 . . 2 . . 1
1 2 2 1 2 1 2 2 1 2 2 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
4 8 2 1 5 5 1 6 5 5 4 10
1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
12 12 12 12 12 12 7 12 12 12 12 12
Frequency Table umur penyalahguna NAPZA
Valid
<= 19 tahun 20-29 tahun >= 30 tahun Total
Frequency 9 112 38 159
Percent 5.7 70.4 23.9 100.0
Valid Percent 5.7 70.4 23.9 100.0
Cumulative Percent 5.7 76.1 100.0
jenis kelamin penyalahguna NAPZA
Valid
laki-laki Perempuan Total
Frequency 158 1 159
Percent 99.4 .6 100.0
Valid Percent 99.4 .6 100.0
Cumulative Percent 99.4 100.0
agama penyalahguna NAPZA
Valid
Frequency Islam 126 Kristen Protestan 33 Total 159
Percent 79.2 20.8 100.0
Valid Percent 79.2 20.8 100.0
Cumulative Percent 79.2 100.0
tingkat pendidikan penyalahguna NAPZA
Valid
Pendidikan Dasar Pendidikan Menengah Pendidikan Tinggi Total
Frequenc y 8
Percent 5.0
Valid Percent 5.0
Cumu lative Perce nt 5.0
112
70.5
70.5
75.5
39
24.5
24.5
100.0
159
100.0
100.0
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
jenis pekerjaan penyalahguna NAPZA
Valid
PNS/TNI/PO LRI Pegawai Swasta Wiraswasta
Frequenc y
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
7
4.4
4.4
4.4
10
6.3
6.3
10.7
32
20.1
20.1
30.8
19
12.0
12.0
42.8
72
45.3
45.3
88.1
5
3.1
3.1
91.2
14
8.8
8.8
100.0
159
100.0
100.0
Pelajar/Maha siswa Tidak Bekerja Dan Lain-lain (pembalap motor,pedaga ng, dan buruh bangunan) Tidak Tercatat Total
status perkawinan penyalahguna NAPZA
Valid
Kawin Tidak Kawin Janda/duda Total
Frequency 39 114 6 159
Percent 24.5 71.7 3.8 100.0
Valid Percent 24.5 71.7 3.8 100.0
Cumulative Percent 24.5 96.2 100.0
posisi penyalahguna NAPZA dalam keluarga
Valid
Sulung Tengah Bungsu Total
Frequency 40 77 42 159
Percent 25.2 48.4 26.4 100.0
Valid Percent 25.2 48.4 26.4 100.0
Cumulative Percent 25.2 73.6 100.0
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
daerah asal penyalahguna NAPZA
Valid
Frequency Kota Medan 81 Kabupaten Deli Serdang 8 Banda Aceh 7 Aceh Tenggara 9 Lhokseumawe 6 Tebing Tinggi 6 Dan Lain-lain 42 Total 159
Percent Valid Percent 50.9 50.9 5.0 5.0 4.4 4.4 5.7 5.7 3.8 3.8 3.8 3.8 26.4 26.4 100.0 100.0
Cumulative Percent 50.9 56.0 60.4 66.0 69.8 73.6 100.0
jenis zat yang disalahgunakan penyalahguna NAPZA
Valid
Frequency Ganja 35 Shabu-shabu 27 Putaw 31 Tidak Tercatat 16 > dari 1 Jenis Zat 50 Total 159
Percent 22.0 17.0 19.5 10.1 31.4 100.0
Valid Percent 22.0 17.0 19.5 10.1 31.4 100.0
Cumulative Percent 22.0 39.0 58.5 68.6 100.0
kombinasi jenis zat yang dipakai penyalahguna NAPZA Frequency Percent Valid Percent Valid Ganja + Shabu-shabu + 12 7.5 24.0 Alkohol Ganja + Shabu-shabu + 6 3.8 12.0 Putaw Ganja + Shabu + Shabu 11 6.9 22.0 Ganja + Alkohol 14 8.8 28.0 Ecstacy + Alkohol 7 4.4 14.0 Total 50 31.4 100.0 Missing System 109 68.6 Total 159 100.0
Cumulative Percent 24.0 36.0 58.0 86.0 100.0
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
tempat pengobatan terakhir penyalahguna NAPZA
Valid
Rumah Sakit/Rumah Sakit jiwa Tempat Rehabilitasi Tradisional Tidak ada/langsung Total
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
121
76.1
76.1
76.1
3
1.9
1.9
78.0
26
16.3
16.3
94.3
9
5.7
5.7
100.0
159
100.0
100.0
lama penyalahguna NAPZA menyalahgunakan zat
Valid
<= 5 tahun 6-10 tahun > 10 tahun Total
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
96
60.4
60.4
60.4
50
31.4
31.4
91.8
13
8.2
8.2
100.0
159
100.0
100.0
Explore Case Processing Summary
lama penyalahguna NAPZA menyalahgunakan zat
N
Valid Percent 159
100.0%
Cases Missing N Percent 0
.0%
N
Total Percent 159
100.0%
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
Descriptives lama penyalahguna NAPZA menyalahgunakan zat
Mean 95% Confidence Interval for Mean
Statistic 5.49 4.88
Lower Bound Upper Bound
Std. Error .307
6.10
5% Trimmed Mean Median Variance Std. Deviation Minimum Maximum Range Interquartile Range Skewness Kurtosis
5.10 5.00 14.960 3.868 1 21 20 4 1.486 2.658
.192 .383
Explore Case Processing Summary
lama penyalahguna NAPZA dirawat
N
Valid Percent 159
Cases Missing N Percent
100.0%
0
.0%
Total Percent
N
159
100.0%
Descriptives lama penyalahguna NAPZA dirawat
Mean 95% Confidence Interval for Mean 5% Trimmed Mean Median Variance Std. Deviation Minimum Maximum Range Interquartile Range Skewness Kurtosis
Lower Bound Upper Bound
Statistic 11.48 11.13
Std. Error .178
11.83 11.49 12.00 5.049 2.247 6 24 18 0 .495 7.747
.192 .383
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
Crosstabs Case Processing Summary
umur penyalahguna NAPZA * jenis zat yang disalahgunakan penyalahguna NAPZA
Valid Percent
N
143
100.0%
Cases Missing N Percent 0
.0%
N
Total Percent 143
100.0%
umur penyalahguna NAPZA * jenis zat yang disalahgunakan penyalahguna NAPZA Crosstabulation
umur penyalahguna NAPZA
<= 20 tahun
> 20 tahun
Total
Count Expected Count % within umur penyalahguna NAPZA % within jenis zat yang disalahgunakan penyalahguna NAPZA Count Expected Count % within umur penyalahguna NAPZA % within jenis zat yang disalahgunakan penyalahguna NAPZA Count Expected Count % within umur penyalahguna NAPZA % within jenis zat yang disalahgunakan penyalahguna NAPZA
jenis zat yang disalahgunakan penyalahguna NAPZA Multiple Non Multiple 7 8 5.2 9.8
Total 15 15.0
46.7%
53.3%
100.0%
14.0%
8.6%
10.5%
43 44.8
85 83.2
128 128.0
33.6%
66.4%
100.0%
86.0%
91.4%
89.5%
50 50.0
93 93.0
143 143.0
35.0%
65.0%
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Continuity Correctiona Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value 1.009b .516 .974
df 1 1 1
1.002
Asymp. Sig. (2-sided) .315 .473 .324
1
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
.392
.233
.317
143
a. Computed only for a 2x2 table b. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5. 24.
Crosstabs Case Processing Summary Valid N Percent
pekerjaan penyalahguna NAPZA * jenis zat yang 130 disalahgunakan penyalahguna NAPZA
100.0%
Cases Missing N Percent 0
.0%
Total N Percent 130
100.0%
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
pekerjaan penyalahguna NAPZA * jenis zat yang disalahgunakan penyalahguna NAPZA Crosstabulation
pekerjaan penyalahguna Bekerja NAPZA
Total
jenis zat yang disalahgunakan penyalahguna NAPZA Multiple Non Multiple 17 45 20.5 41.5
Total 62 62.0
72.6%
100.0%
51.7%
47.7%
42 45.5
68 68.0
61.8%
100.0%
48.3%
52.3%
87 87.0
130 130.0
66.9%
100.0%
100.0%
100.0%
Count Expected Count % within pekerjaan 27.4% penyalahguna NAPZA % within jenis zat yang disalahgunakan 39.5% penyalahguna NAPZA Tidak Bekerja Count 26 Expected Count 22.5 % within pekerjaan 38.2% penyalahguna NAPZA % within jenis zat yang disalahgunakan 60.5% penyalahguna NAPZA Count 43 Expected Count 43.0 % within pekerjaan 33.1% penyalahguna NAPZA % within jenis zat yang disalahgunakan 100.0% penyalahguna NAPZA
Chi-Square Tests Value Pearson Chi-Square 1.714b a Continuity Correction 1.260 Likelihood Ratio 1.724 Fisher's Exact Test Linear-by-Linear 1.701 Association N of Valid Cases 130
df 1 1 1 1
Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig. (2-sided) (2-sided) (1-sided) .190 .262 .189 .199 .131 .192
a. Computed only for a 2x2 table b. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 20. 51.
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
Oneway Descriptives lama penyalahguna NAPZA menyalahgunakan zat
N Pendidikan Dasar 8 Pendidikan Menengah 112 Pendidikan Tinggi 39 Total 159
Mean 4.50 5.36 6.08 5.49
95% Confidence Interval for Mean Std. DeviationStd. Error Lower BoundUpper Bound Minimum Maximum 3.117 1.102 1.89 7.11 1 9 3.646 .345 4.67 6.04 1 17 4.579 .733 4.59 7.56 1 21 3.868 .307 4.88 6.10 1 21
Test of Homogeneity of Variances lama penyalahguna NAPZA menyalahgunakan zat Levene Statistic .998
df1
df2 156
2
Sig. .371
ANOVA lama penyalahguna NAPZA menyalahgunakan zat
Between Groups Within Groups Total
Sum of Squares 23.252 2340.484 2363.736
df 2 156 158
Mean Square 11.626 15.003
F .775
Sig. .463
T-Test Group Statistics jenis zat yang disalahgunakan penyalahguna NAPZA Multiple
lama penyalahguna NAPZA menyalahgunakan zat Non Multiple
N 50
Mean Std. Deviation 6.74 5.001
93
4.87
3.015
Std. Error Mean .707 .313
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
F lama penyalahguna Equal variances 14.695 NAPZA assumed menyalahgunakan zatvariances Equal not assumed
Sig.
t
.000 2.787
t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the Mean Std. Error Difference df Sig. (2-tailed) Difference DifferenceLower Upper 141
.006
1.869
.671
.543 3.195
2.417 68.627
.018
1.869
.773
.326 3.412
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
T-Test Group Statistics jenis zat yang disalahgunakan NAPZA lama penyalahguna penyalahguna Multiple NAPZA dirawat Non Multiple
N 50 93
Mean Std. Deviation 12.04 2.740 11.25 1.932
Std. Error Mean .388 .200
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
F lama penyalahguna Equal variances .457 assumed NAPZA dirawat Equal variances not assumed
Sig.
t
.500 2.013
t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the Mean Std. Error Difference df Sig. (2-tailed) Difference DifferenceLower Upper 141
.046
.793
.394
.014 1.571
1.817 75.801
.073
.793
.436
-.076 1.662
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009