perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGARUH INSTITUTIONAL OWNERSHIP, INVESMENT OPPORTUNITY SET (IOS), FIRM SIZE, CASH FROM OPERATION DAN PROFITABILITY TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG PERUSAHAAN (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI)
SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret
Oleh:
ALBERT SATRIO PRAYUDI NIM.F0305029
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGARUH INSTITUTIONAL OWNERSHIP, INVESMENT OPPORTUNITY SET (IOS), FIRM SIZE, CASH FROM OPERATION DAN PROFITABILITY TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG PERUSAHAAN (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI) Albert Satrio Prayudi F0305029
ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh institutional ownership, investment opportunity set (IOS), firm size, cash from operation dan profitability terhadap kebijakan utang perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Untuk tujuan tersebut, penelitian ini menggunakan sampel akhir yang diperoleh 388 perusahaan manufaktur pada tahun 2005-2007 kecuali dari sektor perbankan dan asuransi yang diambil dengan cara purposive sampling. Analisis data dilakukan dengan menggunakan alat uji regresi berganda (multiple regression) yang terlebih dahulu dilakukan uji normalitas data dan asumsi klasik yang terdiri dari autokorelasi, multikolinear dan heteroskedaktisitas. Dalam pengujian data, penelitian ini menggunakan bantuan software computer untuk statistik yaitu SPSS versi 16.00. Hasil analisis data penelitian menunjukkan bahwa institutional ownership dan investment opportunity set tidak mempengaruhi perusahaan dalam menetapkan kebijakan hutang. Sementara itu, firm size, cash from operation, dan profirability berpengaruh terhadap penetapan kebijakan hutang perusahaan. Hasil analisis koefisien regresi simultan menunjukkan bahwa variabel-variabel yang dipakai dalam penelitian yaitu institutional ownership (INS), investment opportunity set (IOS), firm size (SIZE), cash from operation (CFO), dan profitability (ROA) merupakan faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam mengambil kebijakan hutang perusahaan. Kata kunci: kebijakan hutang, institutional ownership, investment opportunity set, firm size, cash from operation, profitability. commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
THE EFFECT OF INSTITUTIONAL OWNERSHIP, INVESMENT OPPORTUNITY SET (IOS), FIRM SIZE, CASH FROM OPERATION AND PROFITABILITY ON COMPANY DEBT POLICY (EMPIRICAL STUDY ON MANUFACTURE COMPANY IN INDONESIAN STOCK EXCHANGE) Albert Satrio Prayudi F0305029
ABSTRACT This study aims to analyze the effect of institutional ownership, investment opportunity set (IOS), firm size, cash from operation and profitability on debt policy at manufacture company which are listed in Indonesian Stock Exchange. This study examines a sample of 388 manufacture company except banking and asurance sector and listed in Indonesian Stock Exchange in 2005 until 2007, which is using purposive sampling for determining the sample. To examine the data, multiple regression is used, but before that, we done the test of data normality, and classical assumption, which are autocorelation, multicolinear and heteroskedaktisitas. We used computer software SPSS version 16.00 to examine the data. The results of this study shows that institutional ownership, and investment opportunity set does not have influence on debt policy. Meanwhile, it shows that firm size, cash from operation, and profitabilty has significant effect on debt policy. The analyze of simultaneous regression shows that all of the variable which used in this study are institutional ownership (INS), investment opportunity set (IOS), firm size (SIZE), cash from operation (CFO), and profitability (ROA), are included in consederation factors to make a debt policy.
Keywords: debt policy, institutional ownership, investment opportunity set, firm size, cash from operation, profitability. Data Availability: idx.co.id; ICMD; IDX Statistics 2005; IDX Statistics 2006; IDX Statistics 2007
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
“Berbahagia dalam pengharapan, bersabar dalam kesesakan, dan bertekun dalam doa” (Alkitab. Roma 12 : 12)
“Semua akan indah pada waktunya” (Alkitab. Pengkotbah 3 : 11)
“Failure is always the best way to learn” (Kings of Convenience)
“Manusia hanya bisa berusaha dan Tuhan yang menentukkan” (Banyak Orang)
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan dengan segenap hati kepada: 1. Tuhan Yang Maha Esa 2. Bapakku tercinta 3. Ibuku tercinta di surga 4. Sobat-sobatku 5. Almamaterku commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
skripsi
dengan
judul
PENGARUH
INSTITUTIONAL
OWNERSHIP, INVESMENT OPPORTUNITY SET (IOS), FIRM SIZE, CASH FROM OPERATION DAN PROFITABILITY TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG PERUSAHAAN (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI). Adapun skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan dalam mencapai Gelar Sarjana Ekonomi pada Program S1 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret. Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan selesai tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak, untuk itu dengan segala kerendahan dan ketulusan hati penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada: 1. Bapak Prof. Dr. Bambang Sutopo, M.Com., Ak. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret. 2. Bapak Drs. Jaka Winarna, M.Si., Ak. selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret. 3. Ibu Dra. Yasmin Umar Assegaf, MM., Ak. selaku dosen pembimbing yang telah berkenan meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk mengarahkan dalam penulisan skripsi ini. 4. selaku tim penguji skripsi. commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id
5. Keluargaku
digilib.uns.ac.id
yang
tidak
berhenti
membimbing,
menyemangati
dan
mengingatkanku dalam penulisan skripsi ini. 6. Sobat-sobatku yang selalu bersedia meluangkan waktu, tenaga, pikiran dan memberikan semangat dalam penulisan skripsi ini. 7. Mas iyok yang membantu dengan memberikan ide dan menjadi tempat diskusi tentang skripsi ini. 8. Dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu per satu. Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.
Surakarta,
Penulis
commit to user
ix
September 2010
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................................
i
ABSTRAK ..................................................................................................
ii
ABSTRACT ................................................................................................
iii
PERSETUJUAN .........................................................................................
iv
PENGESAHAN ..........................................................................................
v
MOTTO .......................................................................................................
vi
PERSEMBAHAN .......................................................................................
vii
KATA PENGANTAR .................................................................................
viii
DAFTAR ISI ................................................................................................
x
DAFTAR TABEL ........................................................................................
xii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................
xiii
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang .................................................................................
1
B. Rumusan Masalah ...........................................................................
8
C. Tujuan Penelitian .............................................................................
9
D. Manfaat Penelitian ...........................................................................
10
II. TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS commit to user A. Landasan Teori ...............................................................................
x
11
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1. Struktur Kepemilikan Modal ......................................................
11
2. Teori Agensi (Agency Theory) ....................................................
14
3. Investment Opportunity Set (IOS) ..............................................
17
4. Firm Size ....................................................................................
19
5. Cash From Operation ................................................................
20
6. Profitability ................................................................................
21
7. Kebijakan Hutang ......................................................................
24
B. Penelitian Terdahulu ......................................................................
29
C. Kerangka Teoritis ..........................................................................
33
D. Hipotesis ........................................................................................
33
III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ..............................................................................
37
B. Populasi dan Sampel ......................................................................
38
C. Data dan Metode Pengumpulan Data ............................................
39
D. Variabel Peneltian dan Pengukuran Variabel .................................
39
E. Metode Analisis Data .....................................................................
42
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengumpulan Data ................................................................
48
B. Statistik Deskriptif .........................................................................
49
C. Pengujian Asumsi Klasik ...............................................................
52
1. Uji Normalitas ............................................................................
52
2. Uji Multikolinearitas ..................................................................
54
3. Uji Autokorelasi .........................................................................
55
4. Uji Heteroskedastisitas ............................................................... commit to user
56
xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
D. Pengujian Hipotesis ........................................................................
57
E. Pembahasan ....................................................................................
62
V. PENUTUP A. Kesimpulan .....................................................................................
66
B. Keterbatasan Penelitian ...................................................................
68
C. Saran ................................................................................................
68
D. Implikasi ..........................................................................................
69
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................
70
LAMPIRAN
commit to user
xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Tabel IV.1 Hasil Pengambilan Sampel .......................................................
48
Tabel IV.2 Hasil Statistik Deskriptif ..........................................................
50
Tabel IV.3 Hasil Uji Normalitas Data 1 .....................................................
52
Tabel IV.4 Hasil Uji Normalitas Data 2 .....................................................
53
Tabel IV.5 Hasil Uji Multikolinearitas .......................................................
54
Tabel IV.6 Hasil Uji Autokorelasi ..............................................................
55
Tabel IV.7 Hasil Uji Heterokedastisitas .....................................................
56
Tabel IV.8 Hasil Analisis Regresi Ganda ...................................................
57
Tabel IV.9 Hasil Uji Signifikansi-t ..............................................................
60
Tabel IV.10 Hasil Uji Uji signifikansi- F .......................................................
61
commit to user
xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Gambar II Kerangka Pemikiran ...............................................................
commit to user
xiv
33
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGARUH INSTITUTIONAL OWNERSHIP, INVESMENT OPPORTUNITY SET (IOS), FIRM SIZE, CASH FROM OPERATION DAN PROFITABILITY TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG PERUSAHAAN (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI) Albert Satrio Prayudi F0305029
ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh institutional ownership, investment opportunity set (IOS), firm size, cash from operation dan profitability terhadap kebijakan utang perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Untuk tujuan tersebut, penelitian ini menggunakan sampel akhir yang diperoleh 388 perusahaan manufaktur pada tahun 2005-2007 kecuali dari sektor perbankan dan asuransi yang diambil dengan cara purposive sampling. Analisis data dilakukan dengan menggunakan alat uji regresi berganda (multiple regression) yang terlebih dahulu dilakukan uji normalitas data dan asumsi klasik yang terdiri dari autokorelasi, multikolinear dan heteroskedaktisitas. Dalam pengujian data, penelitian ini menggunakan bantuan software computer untuk statistik yaitu SPSS versi 16.00. Hasil analisis data penelitian menunjukkan bahwa institutional ownership dan investment opportunity set tidak mempengaruhi perusahaan dalam menetapkan kebijakan hutang. Sementara itu, firm size, cash from operation, dan profirability berpengaruh terhadap penetapan kebijakan hutang perusahaan. Hasil analisis koefisien regresi simultan menunjukkan bahwa variabel-variabel yang dipakai dalam penelitian yaitu institutional ownership (INS), investment opportunity set (IOS), firm size (SIZE), cash from operation (CFO), dan profitability (ROA) merupakan faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam mengambil kebijakan hutang perusahaan. Kata kunci: kebijakan hutang, institutional ownership, investment opportunity set, firm size, cash from operation, profitability. commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
THE EFFECT OF INSTITUTIONAL OWNERSHIP, INVESMENT OPPORTUNITY SET (IOS), FIRM SIZE, CASH FROM OPERATION AND PROFITABILITY ON COMPANY DEBT POLICY (EMPIRICAL STUDY ON MANUFACTURE COMPANY IN INDONESIAN STOCK EXCHANGE) Albert Satrio Prayudi F0305029
ABSTRACT This study aims to analyze the effect of institutional ownership, investment opportunity set (IOS), firm size, cash from operation and profitability on debt policy at manufacture company which are listed in Indonesian Stock Exchange. This study examines a sample of 388 manufacture company except banking and asurance sector and listed in Indonesian Stock Exchange in 2005 until 2007, which is using purposive sampling for determining the sample. To examine the data, multiple regression is used, but before that, we done the test of data normality, and classical assumption, which are autocorelation, multicolinear and heteroskedaktisitas. We used computer software SPSS version 16.00 to examine the data. The results of this study shows that institutional ownership, and investment opportunity set does not have influence on debt policy. Meanwhile, it shows that firm size, cash from operation, and profitabilty has significant effect on debt policy. The analyze of simultaneous regression shows that all of the variable which used in this study are institutional ownership (INS), investment opportunity set (IOS), firm size (SIZE), cash from operation (CFO), and profitability (ROA), are included in consederation factors to make a debt policy.
Keywords: debt policy, institutional ownership, investment opportunity set, firm size, cash from operation, profitability. Data Availability: idx.co.id; ICMD; IDX Statistics 2005; IDX Statistics 2006; IDX Statistics 2007
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian Perusahaan
bergantung
kepada
pemegang
saham
dalam
hal
permodalan. Tujuan perusahaan adalah memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham melalui keputusan pendanaan, keputusan investasi dan kebijakan dividen yang tercermin dalam harga saham perusahaan di pasar modal. Pemegang saham memiliki struktur kepemilikan sendiri. Istilah struktur kepemilikan (ownership structure) digunakan untuk menunjukkan bahwa variabel-variabel yang penting di dalam struktur modal tidak hanya ditentukan oleh jumlah hutang tetapi juga jumlah equity dan persentase kepemilikan saham oleh insider shareholders dan outsider shareholders (Jensen dan Meckling, 1976). Dalam memaksimalkan kesejahteraan hidupnya, manajer melakukan tugasnya dengan baik. Manajer bertanggung jawab terhadap manajemen keuangan perusahaan. Manajer keuangan bertujuan untuk memaksimumkan kesejahteraan pemilik (shareholders) melalui kebijaksanaan pendanaan, investasi dan dividen yang tercermin dalam harga saham di pasar modal. (Jensen dan Meckling, 1976). commit to user
1
2 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Manajer dalam menjalankan perusahaan terkadang mementingkan kepentingan pribadi, hal ini tidak disukai oleh pemegang saham dikarenakan pengeluaran untuk kepentingan pribadi manajer akan mengurangi keuntungan perusahaan
sehingga
menurunnya
deviden
yang
diterima
pemilik
(Wahidawati, 2002). Kreditur berkepentingan untuk mendapatkan kembali dana yang dipinjamkan beserta bunga yang disetujui. Manajer sebagai penggerak perusahaan diharuskan mengembalikan hutang yang dipinjam oleh perusahaan kepada kreditur, hal ini tidak menyenangkan bagi pemilik perusahaan dikarenakan keuntungan perusahaan berkurang dan akan semakin berkurangnya pendapatan deviden pemilik. Manajer, pemegang saham dan kreditur memiliki kepentingan berbeda satu dengan yang lain yang disebut dengan konflik keagenan (Jensen, 1986). Dengan adanya konsep keagenan ini maka baik manajer dan pemegang saham akan berusaha memaksimalkan kesejahteraan masing-masing. Masalah keagenan (agency problem) yang terbagi dalam tiga kelompok yaitu antara pemilik dengan manajer, manajer dengan debt holder, serta antara manajer dan shareholder dengan debt holder. Wuryaningsih (2004) menyatakan bahwa perusahaan memilih struktur modal berdasarkan atribut yang menentukan berbagai biaya dan manfaat yang berhubungan dengan pembiayaan melalui hutang dan ekuitas. Pemilihan alternatif penambahan modal yang berasal dari kreditur (hutang) pada umumnya didasarkan pada pertimbangan murah. Dikatakan murah, karena biaya bunga to user yang harus ditanggung lebih commit kecil dari laba yang diperoleh dari pemanfaatan
3 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
hutang tersebut (Deniansyah, 2009). Dengan tingginya hutang maka biaya bunga hutang pun semakin tinggi dengan demikian perusahaan akan dituntut untuk menaikkan pendapatannya untuk dapat membayar biaya hutang tersebut, sehingga pendapatan akan bertambah dan pendapatan deviden untuk pemegang saham pun akan bertambah. Deniansyah (2009) mengungkapkan bahwa semakin besar biaya bunga atas hutang maka akan membuat pemegang saham semakin “menuntut” pengembalian yang lebih yang tercermin dalam biaya ekuitas yang lebih tinggi. Penelitian tentang struktur kepemilikan modal perusahaan telah banyak dilakukan. Salah satu penelitian yang berhubungan dengan struktur kepemilikan modal adalah penelitian yang dilakukan oleh Putri dan Nasir (2006). Penelitian mereka mengungkapkan bahwa hubungan kepemilikan institusional
(institutional
ownership)
terhadap
kebijakan
hutang
berhubungan positif namun tidak signifikan. Kebijkan hutang membuat perusahaan dimonitor oleh debtholder. Monitoring dalam perusahaan yang ketat membuat manajer bergerak sesuai dengan kemauan debtholder dan shareholders. Karena monitoring yang ketat dalam perusahaan maka akan menarik masuknya kepemilikan institusional. (Crutchley dan Hansen, 1989). Investment opportunity set (IOS) adalah keputusan investasi dalam bentuk kombinasi aktiva yang dimiliki (asset-in-place) dan pilihan pertumbuhan / growth option pada masa yang akan datang (Myers, 1977). Investment opportunity set menunjukkan investasi perusahaan atau opsi commit to user pertumbuhan. Opsi pertumbuhan tersebut bisa berupa investasi tradisional
4 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
atau discretionary expenditure yang diperlukan untuk kesuksesan perusahaan seperti penelitan dan pengembangan teknologi terbaru (Lestari, 2004). Menurut Gaver dan Gaver dalam Faisal (2004) menyatakan bahwa opsi investasi dalam masa datang tidak hanya terbatas dalam kegiatan riset dan pengembangan saja, tetapi juga dengan kemampuan perusahaan yang lebih dalam mengeksploitasi kesempatan mengambil keuntungan dibandingkan dengan perusahaan lain yang setara dalam kelompok industrinya. Cash flow adalah aliran kas masuk dan kas keluar perusahaan yang terdiri dari operating cash inflow dan out flow, investing cash inflow dan outflow serta financing cash inflow dan outflow (Kieso, 2001). Operating cash flow from operating activities biasa disebut dengan cash from operation yang merupakan sisa kas yang diterima dari aktivitas operasi utama perusahaan dengan kas yang dipakai oleh untuk aktivitas operasinya, misalnya kas masuk dari penjualan produk dan kas untuk pembayaran biaya tenaga kerja, dan biaya operasi lainnya. Free cash flow merupakan akumulasi dari saldo cash from operation activities, saldo cash flow from investing activities dan saldo dari cash flow from financing, atau dengan kata lain menggambarkan perubahan modal kerja bersih perusahaan (net working capital). Net working capital dapat dilihat dari
selisih antara current
asset dengan
current liabilities, yang
menggambarkan kemampuan perusahaan melunasi hutang lancar dan kegiatan operasinya dengan aktiva lancar. commit to user
5 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Disamping itu Free cash flow diperlukan manajemen untuk mendanai semua proyek yang memiliki net present value positip dan untuk mendistribusikan kepada investor dengan tujuan meningkatkan value perusahaan (Jensen, 1986). Semakin besar cash from operation berarti semakin besar pula free cash flow, misalnya penggunaan idle cash untuk keperluan operasi atau lainnya yang dapat mengurangi tingkat hutang. Akan tetapi free cash flow yang terlalu besar akan menimbulkan “idle cash” yang bila tidak dimanfaatkan secara maksimal, dapat memacu manajer melakukan manajemen kas yang tidak produktif yang merugikan perusahaan. Dengan demikian diperlukan cash management yang akurat yang dapat mengelola kas dengan baik. Akan tetapi pada kenyataannya banyak terjadi idle cash tersebut hanya dimanfaatkan oleh manajer sebagai sarana kepentingan pribadi, misalnya leisure facilities (bermewah-mewah), dan hal inilah yang menyebabkan terjadinya Agency cost free cash flow yang memicu terjadinya agency conflict antara stockholder, manager dan debtholder. Stockholder tidak menyukai adanya campur tangan pihak ke tiga dalam menentukan kebijakan perusahaan (misalnya kebijakan dividen), sedangkan debtholder seringkali mensyaratkan dividend restriction dalam ketentuan tingkat bunga kreditnya, dengan maksud untuk mengurangi tingkat risiko hutangnya (Ahmed, 2003). Dalam beberapa kasus, Debtholder membatasi penggunaan kredit tersebut untuk investasi pada proyek baru untuk mengurangi risiko kreditnya. commit to user
6 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Faisal (2004) menemukan bahwa perusahaan dengan free cash flow yang besar cenderung mempunyai level hutang yang tinggi, karena perusahaan berusaha menurunkan agency conflict free cash flow yang ada, dengan menaikkan pengawasan dari kreditur. Dilain pihak secara logis, tingginya free cash flow seharusnya dapat menurunkan tingkat hutang dengan jalan memenuhi kebutuhan operasi, artinya biaya bunga berkurang dan laba naik, sehingga dividen pun juga dapat dinaikkan. Meskipun ini berarti bahwa manajer akan kekurangan peluang investasi perusahaan dengan tingginya dividen. Dengan demikian, besarnya free cash flow kemungkinan akan berpengaruh terhadap kebijakan hutang perusahaan. Pendanaan operasi dan investasi usaha dapat berasal dari luar (hutang) maupun dari dalam (laba ditahan) perusahaan itu sendiri. Perusahaan dalam ukuran besar akan lebih mudah membiayai investasi mereka melalui hutang. Kreditur lebih mempercayai perusahaan skala besar yang dipandang lebih mampu untuk mengembalikkan hutang dan tidak rentan terhadap kebangkrutan daripada perusahaan dengan skala kecil. Pada penelitian yang dilakukan oleh Pandey (2001) menunjukkan hubungan yang positif antara firm size (ukuran perusahaan) dengan kebijakan hutang, artinya semakin besar ukuran perusahaan, maka kebijakan hutang akan semakin tinggi. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Lestari (2004) dan Pandey (2001). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu: commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
7 digilib.uns.ac.id
1. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada tahun 2005-2007 sedangkan sampel yang digunakan pada Lestari (2004) adalah perusahaan manufaktur yang teraftar di BEI pada tahun 1999-2002 dan sampel yang digunakan pada Pandey (2001) adalah seluruh perusahaan kecuali sektor keuangan dan sekuritas yang terdaftar di KLSE Malaysia pada tahun 1984-1999. 2. Penelitian ini menggunakan variabel independen cash from operation sebagai variabel independen institutional ownership, firm size, cash from operation, profability dan investment opportunity set (IOS) dan varibel dependen kebijakan hutang. Lestari (2004) menggunakan variabel independen kebijakan hutang, kebijakan deviden, risiko, dan profitabilitas dan variabel dependen set kesempatan investasi (IOS). Pandey (2001) menggunakan variabel independen growth, IOS, profitability, risk, size, tangibility dan varibel dependen debt ratio (kebijakan hutang). Pada penelitian ini penulis menambahkan variabel cash from operation sebagai variabel independen. Atas dasar paparan di atas, maka penelitian ini mengambil fokus pengaruh struktur kepemilikan institutional ownership, firm size, cash from operation, profability dan investment opportunity set (IOS) terhadap kebijakan hutang perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), dengan judul penelitian “PENGARUH INSTITUTIONAL OWNERSHIP, INVESMENT OPPORTUNITY SET (IOS), FIRM SIZE, commit to user CASH FROM OPERATION DAN PROFITABILITY TERHADAP
8 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
KEBIJAKAN HUTANG PERUSAHAAN (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN MAUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI)”.
B. RUMUSAN MASALAH Permasalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan seperti berikut ini. 1. Apakah institutional ownership berpengaruh terhadap kebijakan hutang perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)? 2. Apakah investment opportunity set (IOS) berpengaruh terhadap kebijakan hutang perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)? 3. Apakah firm size berpengaruh terhadap kebijakan hutang
perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)? 4. Apakah cash from opertation berpengaruh terhadap kebijakan hutang perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)? 5. Apakah profitability berpengaruh terhadap kebijakan hutang perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)?
commit to user
9 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
C. TUJUAN PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan tujuan yang dapat diuraikan seperti berikut ini : 1. Memperoleh bukti empiris tentang pengaruh institutional ownership berpengaruh
terhadap kebijakan hutang perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). 2. Memperoleh bukti empiris tentang pengaruh investment opportunity set (IOS) terhadap kebijakan hutang perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) 3. Memperoleh bukti empiris tentang pengaruh firm size terhadap kebijakan hutang perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). 4. Memperoleh bukti empiris tentang pengaruh cash from operation terhadap kebijakan hutang perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). 5. Profitability secara simultan terhadap kebijakan hutang perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
commit to user
10 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
D. MANFAAT PENELITIAN Penelitian ini diharapkan dapat memperoleh hasil penelitian yang dapat digunakan oleh pihak-pihak seperti berikut ini. 1. Bagi Perusahaan Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu bahan
pertimbangan
manajemen
perusahaan
dalam
pengambilan
keputusan hutang oleh perusahaan. 2. Bagi Investor dan Kreditur Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan informasi dalam pengambilan keputusan investasi atau keputusan kredit terkait dengan faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan hutang perusahaan. 3. Bagi Penelitian Berikutnya Hasil penelitian dapat digunakan sebagai referensi dan dasar awal untuk melakukan penelitian-penelitian berikutnya terutama penelitian terkait faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan hutang perusahaan.
commit to user
11 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Landasan Teori 1. Struktur Kepemilikan Modal Dalam struktur kepemilikan modal dapat dibedakan
kedalam
modal sendiri dan modal dari luar luar perusahaan (hutang). Dalam perusahaan terbuka kepemilikan modal dibedakan menurut pemiliknya berdasar prosentase kepemilikan modal saham. Kepemilikan modal saham oleh para manajemen sering disebut juga dengan kepemilikan manajerial sedangkan kepemilikan dari modal luar manajemen dapat dimiliki oleh perseorangan maupun institusi. Kepemilikan oleh institusi disebut dengan kepemilikan
institusional
(institusional
ownership)
yang
biasanya
berpengaruh terhadap pengambilan kebijakan manajemen. Istilah struktur kepemilikan digunakan untuk menunjukkan bahwa variabel-variabel yang penting di dalam struktur modal tidak hanya ditentukan oleh jumlah hutang dan equity tetapi juga ditentukan oleh persentase kepemilikan saham oleh manager dan institutional (Jensen dan Meckling, 1976). Penelitian terdahulu menunjukkan hasil penelitian antara hubungan kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional yang berbeda-beda, salah satu diantaranya adalah Putri dan Nasir (2006) dalam penelitiannya commit to user menunjukkan adanya hubungan positif signifikan antara kepemilikan
12 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
institusional dengan kepemilikan manajemen. Hal ini disebabkan karena manajemen tidak mau kehilangan suara dalam rapat pemegang saham sehingga apabila kepemilikan institusional naik, maka kepemilikan manajerial cenderung akan naik juga untuk mengimbangi kenaikan tersebut.
Hubungan
kepemilikan
manajerial
dengan
kepemilikan
institusional berhubungan positif namun tidak signifikan. Naiknya kepemilikan manajerial dikhawatirkan akan menjadi perusahaan keluarga atau perusahaan pribadi sehingga keputusan yang diambil akan menjurus kepada kepentingan oportunistik manajer. Oleh karena itu untuk mengimbangi
naiknya
kepemilikan
manajemen
maka
diperlukan
pengawasan dari pihak institusional. Penelitian yang dilakukan di Amerika oleh Bathala et al. (1994) membahas tentang hubungan antara kepemilikan institusional dengan kebijakan hutang. Pada penelitiannya, Bathala et al. (1994) menunjukkan bahwa institutional ownership memiliki hubungan negatif dengan kebijakan hutang. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi institutional ownership dalam suatu perusahaan akan membuat perusahaan mengurangi hutangnya dan juga tidak menambah besar taraf kepemilikan manajerial perusahaan dalam rangka mengurangi agency cost. Menurut Moh’d et al. dalam Wahidahwati (2001), menyatakan bahwa distribusi saham antara pemegang saham dari luar yaitu institusional investor dan shareholder dispersion dapat mengurangi commit mewakili to user suatu sumber kekuasaan yang agency cost karena kepemilikan
13 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dapat digunakan untuk mendukung atau sebaliknya terhadap keberadaan manajemen. Tingkat kepemilikan investor yang tinggi akan menimbulkan usaha pengawasan yang lebih besar oleh pihak investor institusional sehingga dapat menghalangi perilaku opportunistik manajer kaitanya terhadap kinerja manajemen. Seringkali manajer bersifat opportunistik dan tidak sesuai dengan tugas yang diberikan, maka untuk mengurangi konflik dibutuhkan agen pengawas terhadap perusahaan atau lebih tepatnya terhadap manajemen perusahaan. Kepemilikan institusional ini adalah berbentuk institusi seperti bank, perusahaan dan asuransi, perusahaan investasi, dan lembaga dana pesiun, dan lain-lain. Kepemilikan
institusional
berperan
dalam
memberikan
pengawasan yang efektif berkaitan dengan kebijakan hutang sehingga menyebabkan penggunaan hutang menurun, karena peranan hutang sebagai salah satu alat monitoring sudah diambil alih oleh pihak institusional sehingga mengurangi agecy cost. Aktivitas pengawasan manajemen, dapat dilakukan dengan cara yaitu pembentukan dewan komisaris beserta komite audit atau dapat pula dilakukan dengan menempatkan dewan ahli yang tidak dibiayai perusahaan sehingga tidak dibawah pengawasan manajemen, sehingga dewan ahli dapat menjalankan fungsinya secara efektif dalam pengawasannya (Haryono dalam Purbandari, 2008). Kepemilikan saham diharapkan dapat memenuhi aspek monitoring terhadap kebijakan hutang yang diambil manajemen. Kepemilikan saham yangcommit yang terkonsentrasi oleh institusional investor to user
14 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
akan lebih mengoptimalkan efektivitas pengawasan aktivitas manajemen karena besarnya dana yang ditanam. 2. Teori Agensi (Agency Theory) Teori tentang agency cost pertama kali dikemukan oleh Jensen dan Meckling pada tahun 1976. Teori tersebut menegaskan bahwa struktur keuangan dipengaruhi oleh insentif dan perilaku dari pembuat keputusan (pihak manajemen). Dalam teorinya, Jensen dan Meckling (1976), mengungkapkan adanya dua potensi konflik antara pemegang saham dengan kreditur dan pemegang saham dengan manajemen. a. Konflik antara Pemegang Saham dengan Kreditur Kreditur menerima uang dalam jumlah tetap dari perusahaan (bunga hutang), sedangkan pendapatan pemegang saham bergantung pada besaran
laba
perusahaan.
Dalam
situasi
ini,
kreditur
lebih
memperhatikan kemampuan perusahaan untuk membayar kembali hutangnya, dan pemegang saham lebih memperhatikan kemampuan perusahaan dalam meraih laba yang banyak. Cara perusahaan untuk memperoleh kembalian yang besar adalah melakukan investasi pada proyek-proyek yang berisiko. Apabila pelaksanaan proyek yang berisiko itu berhasil, kreditur tidak dapat menikmati keberhasilan tersebut, tetapi bila proyek mengalami kegagalan, kreditur mungkin akan menderita kerugian akibat dari ketidak-mampuan pemegang saham memenuhi kewajibannya. Untuk mengantisipasi kemungkinan commit to user rugi, kreditur mengenakan biaya keagenan hutang (debt agency cost),
15 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dalam bentuk pembatasan penggunaan hutang oleh manajer. Salah satu pembatasan
adalah
membatasi
jumlah
penggunaan
hutang.
Penggunaan hutang dibatasi karena kreditur tidak ingin mengambil risiko untuk melakukan semakin banyak investasi di kegiatan berisiko yang memiliki kemungkinan kegagalan yang cukup besar. Jika proyek berisiko gagal, maka perusahaan akan memiliki biaya yang semakin besar dan dapat menyebabkan kebangkrutan, dan hutang yang diberikan kreditur tidak dapat terbayarkan. Hal ini menyebabkan kerugian pada kreditur. Hutang perusahaan tidak hanya memiliki nilai pokok hutang namun juga memiliki bunga hutang (Kieso, 2001). Biaya yang ditanggung perusahaan tidak hanya nilai pokok hutang pada saat jatuh tempo namun juga bunga hutang yang dibayarkan setiap bulannya. Semakin besar nilai hutang maka akan semakin besar biaya bunga hutang yang harus ditanggung perusahaan setiap bulannya. Biaya bunga hutang pada taraf tertentu dapat menguntungkan perusahaan karena dapat sebagai biaya pengurang pajak, namun jika bunga hutang perusahaan terlalu banyak maka perusahaan akan mengalami penurunan laba yang besar bahkan tidak mungkin akan mengalami kerugian jika bunga hutang terus mningkat. Maka pembatasan jumlah hutang menjadi hal yang penting.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
16 digilib.uns.ac.id
b. Konflik antara Pemegang Saham dengan Pihak Manajemen Pihak manajemen tidak selalu bertindak yang terbaik untuk kepentingan pemegang saham, tetapi mengarah kepada kepentingan dirinya sendiri. Akibatnya, pemegang saham menanggung biaya keagenan ekuitas (equity agency cost) untuk memantau kegiatan pihak manajemen. Salah satu biaya keagenan adalah kompensasi bagi akuntan publik untuk mengaudit perusahaan. Dengan adanya pengawasan dari pihak ketiga seperti akuntan publik, maka diharapkan kinerja pihak manajemen dapat terpantau sehingga manajemen tidak melakukan kegiatan yang mengarah kepada dirinya sendiri. Biaya keagenan berupa kompensasi bagi akuntan publik untuk mengaudit menyebabkan biaya yang ditanggung perusahaan membesar dan hal ini menyebabkan laba perusahaan akan menurun. Maka pihak manajemen akan berusaha meningkatkan laba dengan cara berinvestasi pada proyek-proyek yang berisiko ataupun tidak. Sumber dana dalam melakukan investasi bisa didapat dari internal perusahaan yaitu melalui penggunaan laba ditahan, dan bisa juga dari pihak eksternal yaitu melalui pinjaman. Konflik keagenan dapat diminimalkan dengan adanya mekanisme pengawasan yang dapat mensejajarkan kepentingan-kepentingan yang terkait tersebut. Beberapa alternatif untuk mengurangi agency cost yaitu (1) Dengan menurunkan agency cost dari free cash flow akan mengurangi commit to user sumber-sumber discretionary, khususnya aliran kas dibawah kontrol
perpustakaan.uns.ac.id
17 digilib.uns.ac.id
manajemen, (2) Meningkatkan pendanaan dengan hutang, dan (3) Dengan meningkatkan kepemilikan saham oleh manajemen, (4) Meningkatkan kepemilikan institusional sebagai monitoring agent. Adanya kepemilikan pemegang saham dari luar yaitu kepemilikan institusional seperti perusahaan asuransi, bank, perusahaan investasi dan kepemilikan institusi lain akan mendorong peningkatan pengawasan yang lebih optimal terhadap kinerja manajemen, (Jensen dan Meckling, 1976). 3. Investment Opportunity Set (IOS) Pada Pakaryaningsih (2004) konsep dari investment opportunity set (IOS), adalah kombinasi antara aktiva yang dimiliki dan kesempatan investasi atau pilihan pertumbuhan (growth option), yang akan menentukan level pertumbuhan perusahaan. Pemilihan pelaksanaan kesempatan investasi memerlukan NPV (Net Present Value) yang positif dari proyek yang akan dikerjakan, sehingga dapat menentukan apakah proyek yang dipilih tadi akan memberikan keuntungan bagi perusahaan. Kesempatan investasi (investment opportunity set) menunjukkan bahwa asset tak berwujud perusahaan tidak memiliki nilai yang tetap sehingga perusahaan bisa saja kehilangan nilai atas asset tak berwujudnya jika terjadi krisis keuangan (Pandey, 2001). Tingginya resiko atas aktiva tak berwujud perusahaan ini membuat perusahaan sangat berhati-hati dalam menentukan investasinya. Investment opportunity set (IOS) merupakan opsi pertumbuhan perusahaan dan dapat diukur menggunakan commit to user tiga proksi. Tiga proksi pengukur investment opportunity set adalah harga
18 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pasar, investasi dan pengukur varian (Kallapur dan Trombley dalam Fasial, 2004). Menurut Kallapur dan Trombley dalam Fasial (2004) tiga proksi pengukur IOS dapat diterangkan sebagai berikut : a. Proksi berdasarkan harga, proksi ini percaya pada gagasan bahwa prospek yang tumbuh dalam pasar dinyatakan dalam harga pasar. Perusahaan yang tumbuh akan mempunyai nilai pasar yang lebih tinggi dibandingkan dengan aktiva riil lainnya. b. Proksi berdasarkan investasi, proksi ini percaya pada gagasan bahwa satu level kegiatan investasi yang tinggi berkaitan secara positif pada nilai IOS suatu perusahaan. c. Proksi berdasarkan varian, proksi ini percaya pada gagasan bahwa suatu opsi akan menjadi lebih bernilai menggunakan variabilitas ukuran untuk memperkirakan besarnya opsi yang tumbuh, seperti variabilitas return yang mendasari peningkatan aktiva. Kesempatan investasi menunjukkan bahwa asset tak berwujud perusahaan tidak memiliki nilai yang tetap sehingga perusahaan bisa saja kehilangan nilai atas asset tak berwujudnya jika terjadi krisis keuangan. Tingginya resiko atas aktiva tak berwujud perusahaan ini membuat perusahaan sangat berhati-hati dalam menentukan investasinya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
19 digilib.uns.ac.id
4. Firm Size Ukuran perusahaan menjadi suatu yang perlu dipertimbangkan karen ukuran perusahaan yang besar akan lebih mudah untuk mendapat pinjaman dari pihak ketiga (Faisal, 2004). Kemudahan ini dikarenakan perusahaan besar memiliki asset yang besar sehingga dinilai oleh pihak ketiga lebih aman jika dibandingkan dengan memberikan pinjaman pada perusahaan dengan asset yang kecil. Dilihat dengan adanya kemudahan ini berarti perusahaan yang dikategorikan besar dapat lebih mudah untuk mendapatkan dana bagi investasi mereka. Sebuah perusahaan pasti memerlukan dana untuk melakukan investasi. Salah satu sumber dana bagi perusahaan adalah kebijakan hutang perusahaan. Semakin besar suatu perusahaan akan semakin besar pula hutang yang akan dibuat. Hal ini dikarenakan kemudahan mendapat kepercayaan dari kreditur (Soliha dan Taswan, 2002). Hubungan positif antara kebijakan hutang dan ukuran perusahaan (firm size) dibahas dalam penelitian yang dilakukan oleh Pandey (2001). Pada penelitiannya Pandey (2001) menyatakan bahwa perusahaan yang cukup besar akan memiliki hutang jangka panjang yang lebih besar dibandingkan oleh perusahaan yang kecil. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rajan dan Zingales (1995). Penelitian tentang hubungan antara ukuran perusahaan (firm size) dengan kebijakan hutang juga dilakukan di Indonesia, diantaranya commit to user penelitian yang dilakukan oleh Sujoko dan Soebiantoro (2007) yang
20 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
menyatakan adanya hubungan yang positif dan signifikan antara size dan kebijakan hutang. Hasil yang berbeda ditunjukkan pada penelitian yang dilakukan oleh Faisal (2004). Pada penelitiannya, Faisal (2004) menunjukkan bahwa hubungan antara size dengan kebijakan hutang adalah positif namun tidak signifikan. 5. Cash From Operation Metode penilaian investasi dapat diukur dalam berbagai cara diantaranya adalah dengan menggunakan laba akuntansi dan arus kas dari operasi (cash from operation). Cash from operation sendiri dapat diartikan sebagai Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukan apakah dari operasinya perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, bunga atas hutang, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar dividen dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber pendanaan dari luar (Pradhono dan Christiawan, 2004). Menurut Damodaran dalam Pradhono dan Christiawan (2004), informasi arus kas berguna untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas. Informasi tersebut juga meningkatkan daya banding pelaporan kinerja operasi berbagai perusahaan karena dapat meniadakan pengaruh penggunaan perlakuan akuntansi yang berbeda terhadap transaksi dan peristiwa yang sama. Laporan arus kas melaporkan arus kas selama periode tertentu dan diklasifikasikan menurut aktivitas operasi commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
21 digilib.uns.ac.id
(cash from operation), investasi (cash flow from investing activities) dan pendanaan (cash flow from financing activities) (Kieso, 2001). Ross, et, al. (2000) menyatakan bahwa cash from operation adalah salah satu komponen dari free cash flow jadi cash from operation akan mempengaruhi besar kecilnya free cash flow. Faisal (2004) menyatakan besar kecilnya free cash flow akan mempengaruhi besar kecilnya tingkat hutang perusahaan. Hal ini dikarenakan perusahaan berusaha menurunkan agency cost free cash flow dengan cara menaikkan kepemilikan dari pihak ke tiga. Agency cost free cash flow dapat diartikan sebagai biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam rangka mengawasi manajer yang terlalu memboroskan free cash flow (Jensen, 1986). 6. Profitability Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan profit atau laba selama satu periode yang dinyatakan dalam rasio laba operasi terhadap penjualan dari data laporan laba rugi akhir tahun (Sujoko dan Soebiantoro, 2007). Profitabilitas adalah tingkat keuntungan bersih yang mampu diraih perusahaan pada saat operasinya (Soliha dan Taswan, 2002). Keuntungan yang dibagikan kepada pemegang saham adalah keuntungan perusahaan setelah bunga dan pajak. Keuntungan yang besar akan memungkinkan pembagian dividen yang besar pula oleh perusahaan. Rasio profitabilitas merupakan rasio laba bersih terhadap ekuitas saham biasa yang mengukur tingkat pengembalian investasi pemegang commit to user saham. Rasio profitabilitas dianggap sebagai alat yang paling valid dalam
22 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
mengukur hasil pelaksanaan operasi perusahaan, karena rasio profitabilitas merupakan alat pembanding pada berbagai alternatif investasi yang sesuai dengan tingkat risiko. Semakin besar risiko investasi, diharapkan profitabilitas yang diperoleh semakin tinggi pula (Kieso, 2001). Tandelilin (2001: 240) menyatakan bahwa salah satu indikator penting untuk menilai prospek perusahaan di masa yang akan datang adalah dengan melihat pertumbuhan profitabilitas perusahaan. Profitabilitas sangat penting diperhatikan untuk mengetahui sejauhmana investasi yang akan dilakukan investor di suatu perusahaan mampu memberikan return yang sesuai dengan tingkat yang disyaratkan investor. Dua rasio profitabilitas utama yang biasa digunakan yaitu (1) return on equity (ROE), yang menggambaran sejauhmana kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang bisa diperoleh pemegang saham, dan (2) return on asset (ROA), menggambarkan
sejauhmana
kemampuan
aset-aset
yang
dimiliki
perusahaan bisa menghasilkan laba. Meythi (2005) menguji lima kelompok rasio keuangan yaitu likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, aktivitas dan pertumbuhan untuk menentukan rasio mana yang baik dalam memprediksi pertumbuhan laba. Ada tiga proksi dari rasio profitabilitas yang digunakan dalam penelitian tersebut yaitu profit margin (PM), return on asset (ROA) dan return on equity (ROE). Hasilnya menunjukkan bahwa return on asset (ROA) adalah rasio yang paling baik dalam memprediksi pertumbuhan laba perusahaan. commit to user Ini dikarenakan kemampuan perusahaan untuk tumbuh dipengaruhi oleh
23 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pendapatan dan pengelolaan aset yang efektif dan efisien. ROA dapat diperoleh dengan cara membagi laba bersih sebelum pajak yang tersedia untuk pemegang saham dengan total asset yang dimiliki oleh perusahaan. Profitabilitas yang tinggi akan memberikan sinyal positif kepada investor bahwa perusahaan berada dalam posisi yang baik. Profitabilitas dapat menarik investor dikarenakan tujuan dari investor adalah mendapatkan return atas modal yang ditanamkan oleh mereka dan dengan profitabilitas yang baik maka semakin besar return yang diharapkan investor (Soliha dan Taswan, 2002). Profitabilitas selain mempengaruhi nilai perusahaan tetapi juga memiliki pengaruh terhadap kebijakan hutang dan pajak. Semakin besar keuntungan perusahaan maka perusahaan akan mampu mendapatkan hutang yang cukup besar dan mendapatkan keuntungan dari pajak (Pandey, 2001). Hutang perusahaan pasti akan menimbulkan bunga hutang. Bunga hutang perusahaan bisa dianggap sebagai biaya yang diperhitungkan oleh perusahaan dalam laporan keuangan, biaya bunga juga masuk dalam biaya yang diakui sebagai biaya pengurang laba. Dengan turunnya laba maka pajak yang dikeluarkan oleh perusahaan akan menjadi lebih kecil dan perusahaan menadapat keuntungan dari pajak (Deniansyah, 2009). Pengukuran profitabilitas dapat dilakukan dengan rasio profitabilitas. Rasio ini
menunjukan
kemampuan
perusahaan
memperoleh
laba
hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. commit to user
dalam
perpustakaan.uns.ac.id
24 digilib.uns.ac.id
7. Kebijakan Utang Hutang dapat diartikan pengorbanan manfaat ekonomi yang akan timbul dimasa yang akan datang yang disebabkakan oleh kewajibankewajiban di saat sekarang dari suatu badan usaha yang akan dipenuhi dengan mentransfer aktiva atau memberikan jasa kepada badan usaha lain dimasa datang sebagai akibat dari transaksi-transaksi yang sudah lalu (Kieso, 2001). Definisi dalam hutang juga dapat dinyatakan dalam cara yang berbeda. Definisi tentang hutang tergantung pada tujuan dari analisis (Rajan dan Zingales 1995). Kebijakan hutang sering di tunjukan dengan rasio hutang terhadap total aktiva atau disebut dengan debt ratio, rasio ini memberikan presentase total dana yang disediakan oleh kreditur, termasuk dalam hutang ini adalah hutang lancar dan hutang jangka panjang (Bringham, 2001). Menurut Kieso (2001), hutang dapat dibedakan menjadi dua yaitu hutang lancar dan hutang jangka panjang. Hutang lancar adalah hutang yang jatuh temponya tidak lebih dari 1 tahun. Hutang jangka panjang adalah hutang yang jatuh temponya lebih dari 1 tahun. Dalam menjalankan operasinya, setiap perusahaan menghadapi masalah dari mana dana diperoleh dan untuk apa dana tersebut digunakan. Sumber dana perusahaan dapat dilihat dari sisi pasiva pada neraca perusahaan, sedangkan penggunaan dana dapat dilihat dari sisi aktiva dari neraca perusahaan. Seorang manajer memiliki tugas untuk memenuhi kebutuhan dana. commit to user Dalam melaksanakan tugas tersebut manajer dihadapkan adanya suatu siklus
25 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dalam pembelanjaan, dalam arti kadang perusahaan lebih baik menggunakan dana yang bersumber dari hutang dan suatu saat lebih baik menggunakan dana yang bersumber dari modal sendiri. Kebijakan yang berkaitan dengan pendanaan merupakan salah satu hal yang menyebabkan timbulnya konflik keagenan antara manajer dengan pemegang saham. Keputusan pendanaan ini berhubungan dengan keputusan manajer dalam menentukan sumbersumber pendanaan apakah didanai dari modal internal atau modal eksternal. Modal internal berasal dari laba ditahan sedangkan modal eksternal berasal dari modal sendiri atau melalui hutang. Hutang adalah instrumen yang sangat sensitif terhadap perubahan nilai perusahaan (Soliha dan Taswan, 2002). Semakin tinggi proporsi hutang maka semakin tinggi harga saham, hal ini dikarenakan hutang yang ada pada perusahaan dapat digunakan untuk pengendalian free cash flow daripada melakukan investasi yang sia-sia, dengan demikian meningkatkan nilai perusahaan. Menurut Rossa et al. (2000), free cash flow diartikan sebagai kas perusahaan yang dapat didistribusikan kepada kreditor atau pemegang saham yang tidak diperlukan untuk modal kerja atau investasi pada asset. Fasial (2004) pada penelitiannya mengungkapkan bahwa pada perusahaan besar semakin besar free cash flow maka hutang perusahaan akan semakin besar. Perusahaan akan menambah hutang dengan tujuan memperbesar biaya keuangan perusahaan melalui pembayaran biaya bunga hutang dan pelunasan hutang sehingga diharapkan free cash flow akan menjadi lebih kecil (Faisal, 2004).
commit to user
26 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Nilai perusahaan yang naik akan meningkatkan harga saham perusahaan. namun hal ini akan berbalik pada titik tertentu dikarenakan semakin tinggi hutang akan menurunkan nilai perusahaan (Soliha dan Taswan, 2002). Seorang manajer harus cermat dalam menentukan kebijakan hutang, yaitu dalam penentuan proporsi yang tepat antara hutang dan ekuitas. Semakin tinggi hutang perusahaan maka akan semakin berat bagi perusahaan untuk melunasi hutangnya. Tidak jarang banyak perusahaan yang tidak mampu melunasi hutang-hutangnya tersebut dan akhirnya dinyatakan pailit. Fungsi lain hutang selain sebagai peningkat nilai perusahaan dan pengontrol free cash flow adalah sebagai alat untuk melakukan penghematan pajak. Penghematan pajak dapat terjadi karena dengan adanya hutang pada perusahaan maka biaya bunga akan menjadi besar dan laba perusahaan akan menjadi lebih kecil sehingga pajak perusahaan akan menjadi lebih kecil (Deniansyah, 2009). Perusahaan memang dapat menikmati bertambahnya penghematan pajak yang diperoleh dari bertambahnya hutang, akan tetapi pendanaan
yang
diperoleh
dari
hutang
juga
dapat
meningkatkan
kemungkinan perusahaan mengalami kebangkrutan dikarenakan semakin besarnya beban bunga. Perusahaan bisa menangguhkan (mengabaikan) pembayaran dividen, tetapi pembayaran bunga tetap harus dipenuhi tepat waktu dan jumlahnya. Kegagalan perusahaan untuk memenuhi kewajiban pembayaran bunga disebabkan oleh kas yang dimiliki tidak cukup dan dapat commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
27 digilib.uns.ac.id
mengakibatkan perusahaan menanggung beban keuangan, dan wujud beban keuangan yang paling berat adalah kebangkrutan (Deniansyah, 2009). Pembiayaan investasi dari pihak luar yang berupa hutang dapat terpenuhi dengan mudah jika perusahaan didukung dengan kemampuan memperoleh laba (Soliha dan Taswan, 2002). Perusahaan yang profitable umumnya meminjam dalam jumlah sedikit dan perusahaan yang memiliki profitable rendah cenderung mempunyai hutang yang lebih besar karena dua alasan dana internal yang tidak cukup dan hutang merupakan sumber dana eksternal yang lebih disukai. Kemampuan memperoleh laba yang baik akan menyakinkan debtholder bahwa perusahaan yang berhutang dapat mengembalikan hutangnya. Struktur modal dan struktur keuangan merupakan keputusan manajemen dalam menentukan kebijakan hutang. Menurut Bringham dan Houston (2001) faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kebijakan hutang adalah: a. Stabilitas penjualan Perusahaan dengan penjualan yang relatif stabil dapat lebih aman memperoleh lebih banyak pinjaman dan menanggung beban tetap lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang penjualannya tidak stabil. b. Struktur aktiva perusahaan Perusahaan dengan struktur aktiva yang cocok dijadikan jaminan kredit to userbanyak hutang. cenderung lebih banyak commit menggunakan
perpustakaan.uns.ac.id
28 digilib.uns.ac.id
c. Leverage keuangan Jika hal-hal lain tetap sama, perusahaan dengan leverage operasi yang lebih kecil cenderung lebih mampu untuk memperbesar leverage keuangan, karena akan mempunyai neraca bisnis yang lebih baik. d. Tingkat pertumbuhan Perusahaan yang tumbuh dengan pesat akan membutuhkan sumber dana dari modal ekstern yang lebih besar. e. Profitabilitas Perusahaan yang mempunyai tingkat pengembalian tinggi atas investasi, menggunakan hutang yang relative kecil. Tingkat pengembalian yang tinggi memungkinkan perusahaan membiayai sebagian besar kebutuhan pendanaan dengan dana yang dihasilkan secara internal. f. Pajak Bunga merupakan biaya yang dapat mengurangi pajak perusahaan, oleh karena itu semakin tinggi tingkat pajak perusahaan, maka semakin besar daya tarik penggunaan pihutang. g. Pengendalian Pengaruh hutang lawan saham terhadap posisi pengendalian manajemen bisa mempengaruhi struktur modal perusahaan. h. Sikap manajemen Sikap pemberi pinjaman dan penilai peringkat sering kali mempengaruhi commit to user pengambilan keputusan mengenai cara pemenuhan dana kebutuhan dana.
29 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
i. Sikap pemberi pinjaman dan lembaga penilai peringkat Sikap
memberi
pinjamaan
dan
penilai
peringkat
sering
kali
mempengaruhi keputusan struktur keuangan. Suatu perusahaan akan mengalami penurunan peringkat obligasinya. Jika perusahaan tersebut menerbitkan lebih banyak obligasi. j. Kondisi pasar Kondisi pasar modal sering mengalami perubahan, dalam menjual sekuritas harus menyesuaikan dengan pasar modal. k. Kondisi internal perusahaan Apabila perusahaan memperoleh keuntungan yang rendah sehingga tidak menarik bagi investor, maka perusahaan lebih menyukai pembelanjaan dengan hutang daripada mengeluarkan saham. l. Fleksibilitas keuangan Seorang
manajer
pendanaan
yang
pintar
adalah
selalu
dapat
menyediakan modal yang diperlukan untuk mendukung operasi.
B. Penelitian Terdahulu Cructhley and Hansen (1989) mengungkapkan bahwa pengaruh kebijakan hutang terhadap kepemilikan institusional adalah positif. Kebijakan hutang yang tinggi menyebabkan perusahaan dimonitor oleh pihak debt holders. Dari sisi debt holders, transparansi manajemen akan menurunkan commit to user debt agency problem. Dengan monitoring dan kontrol dari shareholders dan
perpustakaan.uns.ac.id
30 digilib.uns.ac.id
transparansi manajemen kepada debt holders maka diharapkan perilaku manajamen akan semakin sesuai dengan keinginan pemilik perusahaan. Maka hal ini menyebabkan masuknya kepemilikan institusional. Hal ini sejalan dengan penelitian Ismiyati dan Hanafi (2003) dan penelitian Putri dan Nasir (2006) yang menunjukkan hubungan yang positif namun tidak signifikan dalam hubungan kebijakan hutang dengan kepemilikan institusional. Myers (1977) menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki tingkat pertumbuhan yang tinggi cenderung untuk tidak menambah hutang karena masalah underinvestment dan asset-substitution. Masalah underinvestment berhubungan dengan manajemen perusahaan yang menghindari klaim dari debt holders. Manajemen perusahaan cenderung enggan melakukan investasi yang dapat meningkatkan nilai perusahaan karena debt holders merupakan pihak yang memiliki kalim pertama atas aliran kas yang diperoleh dari proyek yang berjalan. Maka hal ini membuat manajemen memilih untuk mengurangi hutang. Pendapat Myers (1977) ini sejalan dengan hasil penelitian Lestari (2004). Dalam penelitannya, menunjukkan hubungan yang negatif antara investment opportunity set (IOS) dengan kebijakan hutang. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Wahidahwati (2002) menunjukkan bahwa hubungan kebijakan hutang dengan kebijakan dividen adalah negatif tidak signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa jika hutang meningkat, maka kemampuan perusahaan untuk membayar dividen akan semakin rendah. Hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitan yang commit to user dilakukan oleh Putri dan Nasir (2006) yang menunjukkan bahwa adanya
perpustakaan.uns.ac.id
31 digilib.uns.ac.id
hubungan positif yang tidak signifikan antara kebijakan dividen dan kebijakan hutang. Dalam penelitiannya, Putri dan Nasir (2006) menjelaskan adanya hubungan positif ini berhubungan dengan sampel penelitian mereka yang mengambil kondisi pasar Indonesia setelah terjadinya krisis dimana perusahaan lebih memilih untuk membagikan dividen untuk menarik investor dibandingkan dengan membayar bunga. Pada penelitian yang dilakukan oleh Pradhono dan Christiawan (2004) menunjukkan bahwa adanya pengaruh positif dan signifikan antara arus kas operasi dan return saham, maka dapat disimpulkan bahwa jika arus kas operasi suatu perusahaan adalah positif akan dapat menarik investor. Hal ini dikarenakan arus kas operasi yang positif lebih menjamin kemampuan perusahaan dalam menjalankan aktivitas usahanya di masa akan datang. Sehingga nilai perusahaan naik. Hubungan antara nilai perusahaan dengan kebijakan hutang dijelaskan oleh Soliha dan Taswan (2002). Dalam penelitiannya, mereka menjelaskan bahwa kebijakan hutang berpengaruh positif namun tidak signifikan dengan nilai perusahaan. Penggunaan hutang akan meningkatkan nilai perusahaan karena biaya bunga hutang adalah biaya yang mengurangi pajak. Penelitan yang dilakukan oleh Sujoko dan Soebiantoro (2007) tentang profitabilitas terhadap leverage menunjukkan hasil yang negatif dan signifikan. Profitabilitas akan meningkatkan laba sehingga mengurangi minat perusahaan untuk melakukan hutang dan leverage akan menurun. commit to user
32 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tersedianya dana intern yang semakin meningkat akan menurunkan minat perusahaan untuk melakukan pembiayaan melalui hutang sehingga leverage menurun (Sujoko dan Soebiantoro, 2007). Penelitian tentang kebijakan hutang tidak hanya dilakukan di dalam negeri namun juga dilakukan diluar negeri diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Pandey (2001). Dalam penelitiannya, dia mengungkapkan bahwa kebijakan hutang memiliki hubungan positif signifikan dengan ukuran perusahaan (firm size). Sedangkan kebijakan hutang memiliki hubungan negatif dengan investment opprtunity set (IOS), profitability, risiko (risk), dan tangibility. Hubungan positif antara kebijakan hutang dan ukuran perusahaan ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rajan dan Zingales (1995). Penelitian tentang institutional ownership dalam hubungannya dengan kebijakan hutang juga dilakukan oleh Bathala et al. (1994) yang menunjukkan hubungan yang negatif. Penelitian lain tentang kebijakan hutang dilakukan oleh Aggarwal et al. (2008). Dalam penelitian mereka yang memfokuskan hubungan kebijakan hutang dengan nilai perusahaan menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif tidak signifikan antara nilai perusahaan dengan kebijakan hutang perusahaan. Hasil ini bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan oleh Soliha dan Taswan (2002).
commit to user
33 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
C. Kerangka Teoritis Kerangka pikir dalam penelitian ini dapat dengan bagan seperti berikut : Gambar II Kerangka Pemikiran Variabel Independen
Variabel Dependen
Institutional Ownership (+) IOS
Size
(-) (+)
Kebijakan Utang
(+) Cash from Operation
(-)
Profitability
D. Hipotesis Putri dan Nasir (2006) menyebutkan bahwa dengan tingginya kepemilikan manajerial, para investor institusional akan mendapatkan kesempatan kontrol perusahaan yang lebih sedikit. Churtley dan Hansen (1989) melakukan penelitian dengan bukti empiris yang diperoleh bahwa kepemilikan modal institutional mempunyai hubungan positif terhadap kebijakan hutang perusahaan bukti yang sama diperoleh Putri dan Nasir (2006) dan Ismiyati dan Hanafi (2003) namun dalam penelitian Ismiyati dan commit to user Hanafi (2003) menunjukkan hasil yang signifikan. Penelitian yang dilakukan
34 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
di luar negeri oleh Bathala et al. (1994) tentang institutional ownership ini menunjukkan hasil sebaliknya dari penelitian yang dilakukan di dalam negeri. Bukti empiris tersebut mendasari perumusan hipotesis dalam penelitian ini yaitu: Ha1 = Insititusional ownership berpengaruh positif signifikan terhadap kebijakan hutang perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Lestari (2004) memperoleh bukti empiris bahwa kebijakan hutang pada perusahaan bertumbuh cenderung lebih kecil. Perusahaan tidak ingin berhubungan dengan klaim oleh debt holders jika tidak dapat membayar hutang dalam melakukan investasi yang baru. Hasil ini sejalan dengan Pakaryaningsih (2004) dan Pandey (2001) yang menunjukkan adanya hubungan negatif antara kebijakan hutang dengan Investment opportunity set (IOS). Pandey (2001) menyebutkan hubungan negatif antara kebijakan hutang dan IOS ini tidaklah signifikan. Dengan bukti tersebut maka dibentuk hipotesis penelitian sebagai berikut: Ha2 = Investment opportunity set (IOS) berpengaruh negatif signifikan terhadap kebijakan hutang perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
commit to user
35 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Pada penelitiannya, Pandey (2001) mengungkapakan bahwa semakin besar suatu perusahaan akan cenderung menggunakan berbagai macam cara dalam menghadapi kebangkrutan dan semakin sulit untuk bangkrut. Hubungan positif antara size dan kebijakan hutang perusahaan dalam penelitian Pandey (2001) ini sama dengan hasil penelitian Sujoko dan Soebiantoro (2007). Atas dasar bukti tersebut maka hipotesis penelitian ini dapat dirumuskan seperti berikut ini: Ha3 = Firm size berpengaruh positif signifikan terhadap kebijakan hutang perusahaan manufaktur yang terdaftar Bursa efek Indonesia (BEI).
Cash from operation merupakan salah satu alat ukur dari keberhasilan investasi. Pradhono dan Christiawan (2004) mengungkapkan bahwa dengan adanya arus kas dari operasi yang positif maka perusahaan akan memiliki kemampuan untuk menjalankan operasinya di masa yang akan datang. Arus kas dari operasi yang posisitf akan menarik investor sehingga dapat meningkatkan nilai dari perusahaan. Hubungan nilai dari perusahaan dengan kebijakan hutang diungkapkan dalam penelitian yang dilakukan oleh Soliha dan Taswan (2002). Pada penelitian mereka, Soliha dan Taswan (2002) mengungkapkan bahwa dengan adanya hutang maka para manajer akan dapat terkendali walaupun masih membutuhkan bantuan pengendalian dari institutional ownership, hal ini akan dapat meningkatkan nilai perusahaan commit to user
36 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dimata investor. Atas dasar penelitian tersebut maka hipotesis penelitian ini dapat dirumuskan seperti berikut ini: Ha4 = Cash from operation berpengaruh positif signifikan terhadap kebijakan hutang perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Sujoko dan Soebiantoro (2007), mengungkapkan bukti empiris antara profitabilitas dengan kebijakan hutang. Mereka mengungkapkan bahwa profitabilitas yang semakin meningkat akan meningkatkan laba ditahan. Perusahaan memilih untuk melakukan pembiayaan melalui kemampuan internal daripada menggunakan hutang. Hasil ini sejalan dengan hasil penelitan yang dilakukan Sudarma dalam Sujoko dan Soebiantoro (2007) dan hasil penelitan Pandey (2001). Atas dasar penelitian tersebut maka hipotesis penelitian ini dapat dirumuskan seperti berikut ini: Ha5 = Profitability berpengaruh negatif signifikan terhadap kebijakan hutang perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
commit to user
37 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan studi yang menguji hipotesis dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh institutional ownership, investment opportunity set (IOS), firm size, cash from operation dan profitability terhadap kebijakan hutang perusahaan pada perusahaan manufaktur yang go public di Indonesia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Penelitian merupakan penelitian dengan data cross section, karena penelitian ini memfokuskan pada suatu peristiwa pada tahun 2005 sampai dengan 2007 serta pengumpulan data dilakukan hanya satu kali.
B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Populasi merupakan kelompok orang, kejadian atau peristiwa yang menjadi perhatian para peneliti untuk diteliti (Sekaran, 2000). Populasi yang digunakan sebagai sampel frame penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang telah go publik di Indonesia. Populasi dalam to user yang terdaftar di Bursa Efek penelitian ini perusahaancommit manufaktur
perpustakaan.uns.ac.id
38 digilib.uns.ac.id
Indonesia (BEI) karena merupakan kelompok industri terbesar dalam BEI sehingga diharapkan dapat diperoleh jumlah sampel dan observasi yang representatif. 2. Sampel Penelitian Sampel adalah bagian atau anggota dari populasi (Sekaran, 2000). Sampel merupakan beberapa anggota yang diambil dari populasi. Sampel yang diteliti selama tahun 2005 sampai dengan tahun 2007 yang menyediakan data yang dibutuhkan dalam penghitungan, pengukuran dan penilaian variabel. Penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling. Metode pengambilan anggota sampel ini menggunakan dasar beberapa kriteria sebagai berikut ini: a. Perusahaan manufaktur yang telah go public per tanggal 31 Desember 2004 karena laporan keuangan yang diamati dalam penelitian ini adalah laporan keuangan yang telah dipublikasikan tanggal 1 Januari 2005 sampai tanggal 31 Desember 2007. b. Perusahaan manufaktur yang menerbitkan laporan keuangan tahunan selama tahun 2005, 2006 dan 2007 dengan mencantumkan data dan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian. Sampel adalah himpunan obyek pengamatan yang dipilih dari populasi. Ukuran sampel adalah banyaknya pengamatan dalam sampel (Sekaran, 2000). Dikarenakan periode penelitian dan kriteria pengambilan commit to user
39 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
sampel yang telah dijelaskan sebelumnya, maka kemungkinan sampel yang dihasilkan pada penelitian adalah sampel besar. Sampel besar adalah sampel yang jumlah sampelnya lebih dari 100 (Sekaran, 2000).
C. Data dan Metode Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan data sekunder, yaitu informasi yang diperoleh dari pihak lain (Sekaran, 2000). Alasan menggunakan data sekunder dengan pertimbangan bahwa data ini mudah untuk diperoleh dan memiliki waktu yang lebih luas. Adapun data berikut terdiri dari data berikut ini. 1. Data perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode penelitian. 2. Laporan keuangan tahunan perusahaan manufaktur selama tahun 2005 sampai dengan 2007.
D. Variabel Penelitian dan Pengukuran Variabel Penelitian ini terdapat dua variabel yang akan diuji secara sistematis, yaitu seperti berikut ini. 1. Variabel Independen (variabel bebas) a. Institutional ownership diberi simbol INS Variabel ini mewakili persentase saham yang dimiliki oleh commitini to user institusi. Variabel diukur dengan tingkat
persentase
40 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
saham yang dimiliki oleh institusi pada tanggal pelaporan keuangan perusahaan. b. Investment opportunity set diberi simbol IOS Variabel ini mewakili investment opportunity set perusahaan. Variabel ini diukur dengan proksi berdasarkan harga (market to book value of equity) yang dimiliki oleh perusahaan pada akhir tahun. Menurut Lestari (2004) formula untuk menetukan IOS adalah seperti berikut ini:
Market to book value equity = (Jumlah saham beredar X Harga penutupan saham) Total Ekuitas
c. Firm size diberi simbol Size Size menunjukkan besar atau kecilnya suatu perusahaan melalui total penjualan dalam laporan laba rugi akhir periode mereka. Rumus dalam menentukan firm size menurut Pandey (2001) adalah Log natural dari total penjualan (Ln total penjualan). d. Cash from operation diberi simbol CFO Cash from operation dapat diukur dengan jumlah arus kas bersih dari aktivitas operasional yang tersaji dalam laporan arus kas. commit to user
41 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
e. Profitability diberi simbol ROA Profitabilitas
adalah
kemampuan
perusahaan
untuk
menghasilkan profit atau laba selama satu tahun yang dinyatakan dalam rasio laba operasi dengan penjualan dari data laporan laba rugi akhir tahun. Pengukuran profitabilitas perusahaan menggunakan rasio ROA (Return On Asset). Menurut Pandey (2001), Rumus ROA adalah sebagai berikut:
ROA =
EBIT Total asset
2. Variabel Dependen (variabel terikat) Kebijakan hutang diproksikan dengan nilai debt to equity ratio yang merupakan hasil pembagian antara kewajiban jangka panjang dengan jumlah total antara kewajiban jangka panjang dan modal sendiri. Debt to Equity Ratio, variable debt ratio diberi simbol DER. DER Merupakan hasil bagi antara long-term liabilities tahunan dengan jumlah long-term liabilities tambah shareholders equity tahunan. Menurut Lestari (2004), Debt to Equity Ratio dapat dirumuskan sebagai berikut
DER
= Total Kewajiban
commitTotal to user ekuitas
42 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
E. Metode Analisis Data 1. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi dengan membagi model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali, 2005). Untuk menguji normalitas, peneliti akan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov. Jika nilai ρ value > 0.05 maka data tersebut berdistribusi normal, jika ρ value < 0.05 maka data
tidak
berdistribusi
normal.
Dalam
penelitian
ini,
peneliti
menggunakan asumsi central limit theorem yang menyatakan bahwa untuk sampel besar (n > 30) akan mendekati suatu distribusi normal (Gujarati, 2003).
2. Uji Asumsi Klasik Pengujian asumsi klasik yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut: a. Pengujian Multikolinieritas Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen) (Ghozali, 2005). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara independen. Jika variabel independen saling korelasi, maka variabel-variabel ini tidak orthogonal. Variabel orthogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel sama dengan nol. Untuk mendeteksi ada atau commitdi to user tidaknya multikolinieritas dalam model, peneliti akan melihat
43 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tolerence dan Variance Infaltion Factors (VIF) dengan alat bantu program Statistical Product and Service Solution (SPSS). Tolerence mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan variabel independen lainnya. Jadi nilai Tolerence yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi (karena VIF = 1/Tolerence). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinieritas adalah nilai Tolerence < 0.10 atau sama dengan nilai VIF > 10. Bila ternyata dalam model terdapat multikolinieritas, peneliti akan mengatasi hal tersebut dengan transformasi variabel. Transformasi variabel merupakan salah satu cara mengurangi hubungan linier di antara variabel independen. Transformasi dapat dilakukan dalam bentuk logaritma natural dan bentuk first difference atau delta (Ghozali, 2005). b. Pengujian Autokorelasi Menurut Ghozali (2006), autokorelasi merupakan korelasi antara anggota serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu (seperti dalam data SPSS dalam data time series) atau ruang (seperti data cross section). Autokorelasi menunjuk pada hubungan yang terjadi antara anggota-anggota dari serangkaian observasi yang terletak berderetan secara series dalam bentuk waktu (untuk time series) atau hubungan antara tempat yang berdekatan (cross sectional). Pada penelitian ini menggunakan alat uji runs test. Dari pengujiaan ini dapat dilihat apakah terjadi autokorelasi atau tidak commit to user
44 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
didasarkan pada nilai asymp.sig dalam uji run test. Apabila asymp. Sig. Lebih besar dari 5%, maka tidak terjadi gejala autokorelasi dan sebaliknya jika asymp. Sig. Lebih kecil 5% maka terjadi gejala aoutokorelasi dalam model regresi yang digunakan dalam penelitian ini. c. Pengujian Heteroskedaktisitas Uji heterokedaktisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah homoskedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas. Kebanyakan data cross section mengandung situasi heterokedastisitas karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran (kecil, sedang, atau besar) (Ghozali, 2005). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas dalam model, peneliti akan menggunakan uji Glejser dengan bantuan program SPSS. Apabila koefisien parameter beta > 0.05 maka tidak ada masalah heteroskedastisitas (Ghozali, 2005). Jika ternyata dalam model terdapat heteroskedastisitas, maka cara memperbaiki dapat dilakukan dengan cara:
commit to user
45 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1) Melakukan transformasi dalam bentuk model regresi dengan membagi
model
regresi
dengan
salah
satu
variabel
independen yang digunakan dalam model tersebut. 2) Melakukan transformasi logaritma.
3. Pengujian Hipotesis Sesuai dengan kerangka pemikiran dan pengajuan hipotesis di atas maka hipotesis akan diuji dengan persamaan regresi seperti berikut ini. DER = β0 + β1 INS + β2 IOS + β3 Size + β4 CFO + β5 ROA + ε1 Keterangan: DER
= Debt to equity ratio
β0, β1, β2, β3,β4, β5
= Konstanta
INS
= Institutional ownership
IOS
= Investment opportunity set
Size
= Firm Size
CFO
= Cash From Operation
ROA
= Return On Asset
εi
= Error term
a. Pengujian Ketepatan Perkiraan (R2) Pengujian ini untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen. Tingkat ketepatan regresi dinyatakan dalam koefisien determinasi majemuk commit to user (R2) yang nilainya antara 0 sampai dengan 1. Nilai yang mendekati 1
46 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel independen. Jika dalam suatu model terdapat lebih dari dua variabel independen, maka lebih baik menggunakan nilai adjusted R2. b. Pengujian Koefisien Regresi Simultan (Signifikansi F) Untuk mengetahui apakah variabel independen secara bersama-sama atau simultan mempengaruhi variabel dependen, maka peneliti menggunakan uji pengaruh simultan (F test) dengan alat bantu program SPSS. Langkah-langkah untuk melakukan pengujian adalah: 1)
Menentukan Hipotesis. H0 : b1 = b2 = b3 …….= bn Ha : b1 ≠ b2 ≠ b3 ……..= bn
2)
Menentukan Ftabel dengan tingkat signifikansi 0,05.
3)
Menghitung Fhitung dan kemudian membandingkan dengan Ftabel.
Kriteria pengujiannya adalah: 1)
H0 diterima dan Ha ditolak yaitu apabila ρ value < 0.05 atau bila nilai signifikansi lebih dari nilai alpha 0,05 berarti variabel
independen
secara
bersama-sama
tidak
berpengaruh terhadap variabel dependen atau dapat dikatakan bahwa model regresi tidak signifikan. commit to user
47 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2)
H0 ditolak dan Ha diterima yaitu apabila ρ value > 0.05 atau bila nilai signifikansi kurang dari nilai alpha 0,05 berarti variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen atau dapat dikatakan bahwa model regresi signifikan.
commit to user
48 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengumpulan Data Penelitian ini bertujuan memberikan bukti empiris pengaruh institutional ownership (INS), investment opportunity set (IOS), size, cash from operation (CFO) dan profitability (ROA) terhadap kebijakan hutang perusahaan. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Indonesia Capital Market Directory (ICMD) dan laporan keuangan perusahaan yang dapat diakses melalui www.idx.co.id. Berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya, diperoleh sampel penelitian dengan rincian: Tabel IV.1 Hasil Pengambilan Sampel Kriteria Sampel 1.
Perusahaan yang terdaftar di BEI per 1 Januari 2005 s/d 31 Desember 2007
2.
1012
Perusahaan yang terdaftar di BEI termasuk kelompok industri perbankan dan asuransi per 1 Januari 2005 s/d 31 Desember 2007.
3.
Jumlah
574
Perusahaan perusahaan yang terdaftar di BEI dan tidak termasuk kelompok industri perbankan dan asuransi yang tidak mencantumkan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian
jumlah Sampel penelitian.
user Sumber : Indonesian Capitalcommit MarkettoDirectory (ICMD)
50 388
49 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Terdapat 1012 perusahaan yang terdaftar di BEI per 1 Januari 2005 sampai dengan 31 desember 2007. Akan tetapi terdapat 574 perusahaan perbankan dan asuransi dan 50 perusahaan yang tidak mencantumkan seluruh informasi yang dibutuhkan dalam penelitian dimana ketiga kelompok perusahaan tersebut harus dikeluarkan dari sampel penelitian. Sehingga didapat jumlah 388 perusahaan dari tahun 2005-2007 yang memenuhi kriteria dan dapat dijadikan sebagai sampel dalam penelitian. Perusahaan yang dijadikan sampel sebanyak 388 perusahaan dengan masa observasi tiga tahun (2005-2007). Adapun daftar perusahaan yang dijadikan sampel dapat dilihat pada lampiran. Langkah selanjutnya adalah pengumpulan data dari perusahaan yang dijadikan sampel selama tahun 2007. Data digunakan untuk menganalisis pengaruh institutional ownership (INS), investment opportunity set (IOS), firm size (SIZE), cash from operation (CFO) dan profitability (ROA) terhadap kebijakan hutang perusahaan. Analisis dilakukan dengan bantuan SPSS 16.0.
B. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif digunakan untuk melihat distribusi data yang digunakan sebagai sampel. Berikut merupakan statistik deskriptif untuk masing-masing variabel:
commit to user
50 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel IV.2 Hasil Statistik Deskriptif N INS IOS SIZE ROA DER CFO Valid N (listwise)
388 388 388 388 388 388
Minimum 0,57 -13047,44 8,39 -1,08 -69,95 -1279818,06
Maximum
Mean
Std. Deviation
100,00 70,8740 20,08187 3737508,90 16077,7122 197518,27579 18,07 13,3625 1,58188 19,53 0,1087 1,02703 827,93 4,3033 44,16592 11244269,00 186459,8636 853764,80798
388
INS
: Institutional Ownership
IOS
: Investment Opportunity Set
ROA : Return On Asset DER : Debt to Equity Ratio CFO : Cash From Operation Tabel di atas menunjukkan untuk perusahaan-perusahaan yang terdaftar di BEI dan dijadikan sampel penelitian memiliki rata-rata nilai INS sebesar 70,8740, nilai minimum sebesar 0,57 dan nilai maksimum sebesar 100 dan dengan standar deviasi 20,08187. Statistik dekskriptif pada INS ini memberi gambaran bahwa penyebaran data untuk variabel INS adalah sebesar 50,79213 sampai dengan 90,95587. Rata-rata nilai IOS sebesar 16077,7122, nilai minimum sebesar 13047,44 dan nilai maksimum sebesar 3737508,90. Statistik dekskriptif pada IOS ini memberi gambaran bahwa penyebaran data untuk variabel IOS adalah sebesar -181440,5636 sampai dengan 213595,988. Rata-rata nilai SIZE sebesar 13,3625, nilai minimum sebesar 8,39 dan nilai maksimum sebesar commit to user
51 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
18,07. Statistik dekskriptif pada SIZE ini memberi gambaran bahwa
penyebaran data untuk variabel SIZE adalah sebesar 11,78062 sampai dengan 14,94438. Rata-rata nilai ROA sebesar 0,1087, nilai minimum sebesar -1,08 dan nilai maksimum sebesar 19,53. Statistik dekskriptif pada ROA ini memberi penggambaran bahwa penyebaran data untuk variabel ROA adalah sebesar 0,91833 sampai dengan 1,13573. Rata-rata nilai CFO sebesar 186459,8636, nilai
minimum sebesar
-1279818,06 dan nilai
maksimum sebesar
11244269,00. Statistik dekskriptif pada CFO ini memberi gambaran bahwa penyebaran data untuk variabel CFO adalah sebesar -39,86262 sampai dengan 48,46922. Rata-rata nilai DER sebesar 4,3033, nilai minimum sebesar -69,95 dan nilai maksimum sebesar 827,93. Statistik dekskriptif pada DER ini memberi gambaran bahwa penyebaran data untuk variabel DER adalah sebesar -667304,9444 sampai dengan 1040224,672 Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linear untuk
menguji
pengaruh
institutional
ownership
(INS),
investment
opportunity set (IOS), size, cash from operation (CFO) dan profitability (ROA) terhadap kebijakan hutang perusahaan. Namun sebelumnya dilakukan uji asumsi klasik.
commit to user
52 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
C. Pengujian Asumsi Klasik Model regresi dalam penelitian dapat digunakan untuk estimasi dengan signifikan dan representative jika model regresi tersebut tidak menyimpang
dari
asumsi
dasar
klasik
regresi
berupa:
normalitas,
autokorelasi, heterokedastisitas dan multikolinearitas. 1.
Uji Normalitas Hasil pengujian normalitas data secara ringkas hasil ditunjukkan pada tabel berikut: Tabel IV.3 Hasil Uji Normalitas Data 1 N Normal Parametersa Most Extreme Differences
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) Sumber : Hasil Pengolahan Data
Unstandardized Residual 388 .0000000 43.89916461 .370 .370 -.358 7.283 .000
Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji KolmogorovSmirnov terhadap residual regresi yang dilakukan dengan program SPSS 16.0. tabel di atas menunjukkan bahwa data penelitian terdistribusi tidak normal dengan nilai asymp sig. 0,000 yang lebih kecil 5%. Oleh karena data tidak berdistribusi normal, dilakukan proses outlier data penelitan commit to user
53 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan menggunakan z-score. Metode outlier ini dilakukan dengan membuang data yang mempunyai nilai ekstrem. Setelah dilakukan proses outlier ini, diperoleh data penelitian sejumlah 180 data penelitan sehingga tersisa 208 data penelitian yang diuji normalitas datanya dengan menggunakkan nilai residual. Hasil pengujian normalitas data yang telah di outlier
dapat
ditunjukkan dengan tabel berikut: TABEL IV.4 Hasil Uji Normalitas Data 2
N Normal Parametersa Most Extreme Differences
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) Sumber : Hasil Pengolahan data
Unstandardized Residual 208 .0000000 .65789322 .090 .090 -.052 1.292 .071
Hasil pengujian Kolmogorov-Smirnov dengan residual atas data setelah proses outlier dapat diketahui p-value lebih besar dari 5% (p > α) yaitu sebesar 0,071, maka dapat dinyatakan bahwa data memiliki sebaran data normal. Sehingga dapat disimpulkan bahwa syarat model regresi dapat terpenuhi.
commit to user
54 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Uji Multikolinearitas Multikolinearitas digunakan untuk mengetahui korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik adalah model yang tidak terdapat korelasi antara variabel independen atau korelasinya rendah. Keberadaan multikolinearitas diketahui dengan Varians Inflating Factor (VIF) dan Tolerance. Hasil uji multikolinearitas tersaji pada tabel berikut ini. Tabel IV.5 Hasil Uji Multikolinearitas Variabel
Tolerance
VIF
0.901 1.109 INS 0.972 1.029 IOS 0.712 1.404 Size 0.837 1.195 ROA 0.742 1.348 CFO Sumber : Hasil Pengolahan Data
Keterangan Tidak terdapat multikolinearitas Tidak terdapat multikolinearitas Tidak terdapat multikolinearitas Tidak terdapat multikolinearitas Tidak terdapat multikolinearitas
Hasil pengujian multikolinearitas menunjukkan bahwa semua variabel independen memiliki nilai tolerance lebih dari 0,1 (10%), tidak ada korelasi antar variabel bebas yang nilainya lebih dari 90%. Hasil penghitungan juga menunjukkan bahwa semua variabel bebas memiliki VIF kurang dari 10, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala multikolinearitas dalam model regresi yang digunakan.
commit to user
55 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3. Uji Autokorelasi Pada penelitian ini menggunakan alat uji runs test. Dari pengujiaan ini dapat dilihat apakah terjadi autokorelasi atau tidak didasarkan pada nilai asymp.sig dalam uji run test. Apabila asymp. Sig. Lebih besar dari 5%, maka tidak terjadi
gejala autokorelasi dan
sebaliknya jika asymp. Sig. Lebih kecil 5% maka terjadi gejala aoutokorelasi dalam model regresi yang digunakan dalam penelitian ini. Berikut ini disajikan hasil uji runs test untuk mengindikasikan asumsi autokorelasi dalam model regresi yang digunakan dalam penelitian ini. Tabel IV.6 Hasil Uji Autokorelasi Unstandardized Residual Test Valuea
-.09705
Cases < Test Value
104
Cases >= Test Value
104
Total Cases
208
Number of Runs
116
Z
1.529
Asymp. Sig. (2-tailed)
.126
a. Median Sumber : Hasil Pengolahan Data
Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai asymp. Sig. dalam run test sebesar 0.126 sehingga dapat diambil kesimpulan tidak terjadi autokorelasi dalam model regresi oleh karena nilai asymp. Sig tersebut di atas nilai signifikansi 0,05. commit to user
56 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedaktisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Kebanyakan data crossection seperti yang digunakan dalam penelitian ini mengandung situasi heteroskedastisitas.
Untuk
mendeteksi
ada
atau
tidaknya
heteroskedastisitas dalam penelitian ini, maka dilakukan uji gletzer dengan kriteria pengambilan simpulan dalam pengujian ini adalah didasarkan pada nilai sig. Apabila nilai sig. Dalam pengujian gletzer lebih besar
dari
5%,
maka
dapat
dinyatakan
bahwa
tidak
terjadi
heterokedastisitas atau homogenitas. Hasil pengujian heterokedastisitas data dengan uji gletzer dapat ditunjukkan pada tabel berikut ini. Tabel IV.7 Hasil Uji Heterokedastisitas Variabel
Tolerance
Kriteria
Keterangan
0,897 p > 0,05 Tidak terjadi heteroskedaktisitas INS 0,645 p > 0,05 Tidak terjadi heteroskedaktisitas IOS 0,067 p > 0,05 Tidak terjadi heteroskedaktisitas Size 0,057 p > 0,05 Tidak terjadi heteroskedaktisitas ROA 0,942 p > 0,05 Tidak terjadi heteroskedaktisitas CFO Sumber : Hasil Pengolahan Data commit to user
57 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai sig. Dalam pengujian heteroskedaktisitas dengan uji gletzer untuk semua variabel penelitian lebih besar dari 5%. Hasil ini mengindikasikan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada semua variabel dalam model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini.
D. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi ganda untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Penghitungannya dilakukan dengan bantuan program SPSS 16.0 dengan hasil sebagai berikut ini. Tabel IV.8 Hasil Analisis Regresi Ganda
Konstanta INS IOS SIZE
Koefisien -2,403 0,003 0,0000002603 0,286
thitung
Sign 0,456 0,933 0,000* 0,000* 0,021*
ROA
-3,766
0,747 0,084 7,043 -7,066
CFO
-0,0000004035
-2,330
R2 Adjusted R2
0,301 0,290
Fhitung
29.238
Sumber : Hasil Pengolahan Data *signifikan pada tingkat keyakinan (α) 5% commit to user
0,000
58 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Hasil analisis regresi di atas dapat digunakan dalam menyusun persamaan sebagai berikut ini.
DER = -2,403 + 0,003 (INS) + 2,603E-7 (IOS) + 0,286 (SIZE) - 3,766 (ROA) – 4,035E-7 (CFO) +0,66363
Nilai koefisien institutional ownership (INS) adalah 0,003 dengan tanda koefisien positif. Nilai p-value untuk variabel ini adalah sebesar 0,456 yang lebih besar dari tingkat keyakinan dalam penelitian 5%. Atas hasil ini dapat dinyatakan bahwa variabel institutional ownership tidak berpengaruh terhadap kebijakan utang perusahaan. Nilai koefisien investment opportunity set (IOS) adalah 0,0000002603 atau 2,603E-7 dengan tanda koefisien positif. Nilai p-value untuk variabel ini adalah sebesar 0,933 yang lebih besar dari tingkat keyakinan dalam penelitian 5%. Atas hasil ini dapat dinyatakan bahwa variabel investment opportunity set tidak berpengaruh terhadap kebijakan utang perusahaan. Nilai koefisien firm size (SIZE) adalah 0,286 dengan tanda koefisien positif. Nilai p-value untuk variabel ini adalah sebesar 0,000 yang lebih kecil dari tingkat keyakinan dalam penelitian 5%. Atas hasil ini dapat dinyatakan bahwa variabel firm size berpengaruh terhadap kebijakan utang perusahaan. Nilai koefisien profitability (ROA) adalah 3,766 dengan tanda koefisien negatif. Nilai p-value untuk variabel ini adalah sebesar 0,000 yang lebih kecil dari tingkat keyakinan dalam penelitian 5%. Atas commit to user
59 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
hasil ini dapat dinyatakan bahwa variabel profitability berpengaruh terhadap kebijakan utang perusahaan. Nilai koefisien cash from operation (CFO) adalah 0,0000004035 atau 4,035E-7 dengan tanda koefisien negatif. Nilai p-value untuk variabel ini adalah sebesar 0,021 yang lebih kecil dari tingkat keyakinan dalam penelitian 5%. Atas hasil ini dapat dinyatakan bahwa variabel cash from operation berpengaruh terhadap kebijakan utang perusahaan. a. Pengujian Ketepatan Perkiraan (R2) Pengujian ini untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen. Tingkat ketepatan regresi dinyatakan dalam koefisien determinasi majemuk (R2) yang nilainya antara 0 sampai dengan 1. Nilai yang mendekati 1 berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel independen. Jika dalam suatu model terdapat lebih dari dua variabel independen, maka lebih baik menggunakan nilai adjusted R2. Hasil pengujian mengindikasikan bahwa nilai Adjusted R2 sebesar 0,290 yang menunjukkan bahwa 29% variasi dari kebijakan hutang yang dapat dijelaskan oleh institutional ownwership, investment opportunity set, firm size, profitability dan cash fom operation. Sementara itu, variabilitas DER sebesar 71% dijelaskan dengan variabel lain diluar model penelitian. commit to user
60 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b. Pengujian Signifikansi Parameter Individual (Signifikansi-t ) Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas secara individual mempengaruhi variabel terikat dengan asumsi variabel independen lainnya konstan. Tabel IV.9 Hasil Uji Signifikansi-t Variabel
T
Sig.
α
kriteria
Keterangan
P<0,05 p>0,05
Ha1: tidak didukung data penelitian Ha2: tidak didukung data penelitian
INS IOS
0,084 0,747
0,456 0,933
0,05 0,05
SIZE
7,043
0,000
0,05
P<0,05
Ha3: didukung data penelitian
0,000
0,05
P<0,05
Ha4: didukung data penelitian
0,021
0,05
P<0,05
Ha5: didukung data penelitian
ROA CFO
-7,066 -2,330
Sumber : Hasil Pengolahan Data
Tabel di atas menunjukkan bahwa variabel INS mempunyai pvalue 0,456 yang lebih besar dari tingkat signifikansi penelitian 0,05 sehingga dapat dinyatakan bahwa hipotesis pertama dalam penelitian ini tidak didukung oleh data penelitian. Variabel IOS mempunyai pvalue 0,933 yang lebih besar dari tingkat signifikansi penelitian 0,05 sehingga dapat dinyatakan bahwa hipotesis kedua dalam penelitian ini tidak didukung oleh data penelitian. Sedangkan variabel SIZE mempunyai p-value 0,000 yang lebih kecil dari tingkat signifikansi penelitian 0,05 sehingga dapat dinyatakan bahwa hipotesis ketiga dalam penelitian ini didukung oleh data penelitian. Variabel ROA mempunyai p-value 0,000 yang lebih kecil dari tingkat signifikansi penelitian commit to0,05 usersehingga dapat dinyatakan bahwa
61 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
hipotesis keempat dalam penelitian ini didukung oleh data penelitian. Sementara variabel CFO mempunyai p-value 0,021 yang lebih kecil dari tingkat signifikansi penelitian 0,05 sehingga dapat dinyatakan bahwa hipotesis kelima dalam penelitan ini didukung oleh data penelitian. c. Pengujian Koefisien Regresi Simultan (Signifikansi F) Pengujian
ini
bertujuan
mengetahui
apakah
variabel
independen secara bersama-sama atau simultan mempengaruhi variabel dependen. Tabel IV.10 Hasil Uji signifikansi- F F-hitung Sig. 0,000 Sumber: Hasil Pengolahan Data 29,238
Kriteria Pengujian
Keterangan
P < 0,05
Signifikan
Hasil uji signifikansi-F (ANOVA) menunjukkan hasil yang signifikan berarti variabel independen institutional ownership, investment opportunity set, firm size, profitability dan cash from operation berpengaruh secara simultan terhadap kebijakan hutang.
commit to user
62 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
E. PEMBAHASAN Analisis data penelitian yang telah dilakukan dan dipaparkan seperti tersaji di atas menunjukkan bahwa variabel independen yang digunakan yaitu firm size, profitability dan cash from operation berpengaruh pada kebijakan utang perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Sementara itu untuk variabel institutional ownership dan investment opportunity set hasil membuktikan tidak terdapat pengaruh terhadap kebijakan utang perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Tanda koefisien regresi untuk variabel firm size adalah positif yang mengindikasikan bahwa tingkat ukuran perusahaan yang tinggi membawa kecenderungan besar perusahaan untuk melakukan kebijakan utang bagi perusahaan. Perusahaan besar mempunyai kesempatan yang lebih tinggi melakukan kebijakan utang yang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan kecil karena perusahaan besar mempunyai koneksi yang lebih luas dan mempunyai asset yang dapat menjadi jaminan atau agunan utang yang lebih tinggi pula. Hasil penelitian ini konsisten dengan bukti empiris dalam penelitian Pandey (2001). Tanda koefisien regresi untuk variabel profitability adalah negatif. Tanda koefisiean ini mengindikasikan bahwa perusahaan yang mempunyai tingkat profitabilitas yang tinggi akan mempunyai kecenderungan yang kecil untuk
melakukan
kebijakan
hutang.
Perusahaan
yang
mempunyai
profitabilitas tingggi mengindikasikan bahwa perusahaan mempunyai sumber commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
63 digilib.uns.ac.id
dana internal yang tinggi sehingga laba ditahan perusahaan tersebut berkecenderungan tinggi. Perusahaan yang mempunyai tingkat laba ditahan yang tinggi lebih kecil kecenderungannya untuk melakukan kebijakan hutang oleh karena sumber pendanaan internal yang diperoleh dari hasil kegiatan operasional telah mencukupi bagi perusahaan sehingga tidak terlalu membutuhkan pendanaan dari pihak eksternal dalam hal ini kreditur yang berupa utang. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Sujoko dan Soebiantoro (2007). Tanda koefisien regresi untuk variabel cash from operation adalah negatif yang mengindikasikan bahwa perusahaan dengan tingkat cash from operation yang tinggi akan mempunyai kecenderungan yang lebih rendah untuk melakukan kebijakan utang. Salah satu penentu besar kecilnya free cash flow adalah cash from operation, sehingga besar kecilnya free cash flow ditentukan oleh besar kecilnya cash from operation. Cash from operation yang besar jika dimanfaatkan dengan baik dan diimbangin dengan pengendalian free cash flow, contohnya dengan membagikan deviden kepada shareholders, maka perusahaan dapat memenuhi kebutuhan kas dalam pendanaan atau pembiayaan perusahan tersebut. Hal ini menyebabkan kecenderungan untuk tidak membuat utang sebagai sumber pendanaan eksternal karena sudah tercukupi dari pendanaan internal. Hal ini sesuai dengan penelitan yang disampaikan oleh (Pujianti dan Widanar, 2009) Cash from operation yang kecil memiliki kecenderungan memiliki commit to user free cash flow yang kecil. Hal ini memaksa perusahaan melakukan kebijakan
64 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
utang untuk memenuhi kebutuhan investasinya, dikarenakan perusahaan tersebut tidak dapat memenuhi kebutuhan investasinya dari pendanaan internal (Pujianti dan Widanar, 2009). Dikarenakan beberapa alasan di atas, cash from operation berpengaruh negatif terhadap kebijakan utang perusahaan. Hasil penelitian terkait variabel cash from operation ini konsisten dengan penelitian Faisal (2004). Untuk variabel institutional ownership hasil penelitian membuktikan bahwa tidak terjadi pengaruh institutional ownership terhadap kebijakan utang. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan logika teori dalam pengembangan hipotesis dalam penelitian ini. Hasil yang kontradiktif ini didasari oleh alasan bahwa perusahaan yang mempunyai institutional ownership yang tinggi telah memperoleh pengawasan yang ketat dari institutional ownership sehingga kurang menggunakan mekanisme utang sebagai mekanisme pengawasan kinerja operasional perusahaan. Selain itu, institutional ownership yang tinggi juga dapat menyebabkan kemungkinan yang kecil untuk melakukan kebijakan utang oleh karena keengganan pemilik perusahaan untuk berkurang hak atas laba karena digunakan untuk pembayaran bunga pada kreditur. Oleh karena alasan tersebut, maka institutional ownership tidak berpengaruh pada kebijakan hutang perusahaan. Hasil ini bertolak belakang dengan penelitian Putri dan Nasir (2006) yang menyatakan kebijakan hutang perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap kepemilikan institusional. commit to user
65 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Untuk pengujian variabel Investmnet Opportunity Set (IOS), hasil analisis data menunjukkan bukti bahwa IOS tidak berpengaruh terhadap kebijakan utang perusahaan. Hasil ini mengindikasikan bahwa besar kecilnya kesempatan investasi perusahaan tidak berpengaruh terhadap kebijakan hutang perusahaan. Hasil ini bertolak belakang dengan hipotesis yang dikembangkan dalam penelitian ini. Hasil yang kontradiktif ini kemungkinan didasari alasan bahwa tingkat pengembalian investasi lebih rendah dari biaya atas utang, sehingga walaupun perusahaan mempunyai kesempatan investasi, tetapi karena bunga pinjaman tinggi, maka perusahaan tidak menggunakan sumber dana eksternal sebagai pembiayaan investasi tersebut. Selain itu, IOS yang tinggi mengindikasikan bahwa perusahaan mempunyai sisa kas operasional yang cukup sehingga tidak mempengaruhi perusahaan untuk melakukan kebijakan utang. Hasil penelitian bahwa IOS tidak berpengaruh terhadap kebijakan utang perusahaan ini konsisten dengan penelitian Lestari (2004). Dalam pengujian koefisien regresi simultan, hasil analisis data menunjukkan bahwa kelima variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini berpengaruh terhadap kebijakan utang yang dilakukan perusahaan. Hasil ini mengindikasikan bahwa kelima variabel independen merupakan faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam mengambil kebijakan utang perusahaan.
commit to user
66 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Hasil analisis data yang telah dilakukan mendasari pengambilan kesimpulan yang dapat dinyatakan seperti berikut ini. 1. Variabel
Institutional
Ownership
tidak
berpengaruh
terhadap
kebijakan hutang perusahaan, sehingga dapat dinyatakan bahwa tinggi rendahnya
kepemilikan
institusi
di
suatu
perusahaan
tidak
mempengaruhi kebijakan utang perusahaan. Hubungan positif ini sejalan dengan penelitian Putri dan Nasir (2006). 2. Variabel Investment Opportunity Set tidak berpengaruh terhadap kebijakan hutang perusahaan, sehingga dapat dinyatakan bahwa tinggi rendahnya persentase kepimilikan eksternal dalam perusahaan tidak mempengaruhi perusahaan untuk melakukan kebijakan utang. 3. Variabel
Firm
Size
berpengaruh
terhadap
kebijakan
hutang
perusahaan dengan tanda koefisien regresi positif, sehingga dapat dinyatakan
bahwa
semakin
besar
ukuran
peusahaan
maka
kecenderungan semakin tinggi kemungkinan perusahaan melakukan commit to user
67 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kebijakan utang. Hasil pengujian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Pandey (2001), dan Lestari (2004). 4. Variabel Cash From Operation berpengaruh terhadap kebijakan hutang perusahaan dengan tanda koefisien regresi negatif yang mengindikasikan bahwa semakin tinggi tingkat cash from operation perusahaan maka semakin kecil kecenderungan perusahaan untuk melakukan kebijakan utang. Perusahaan dengan tingkat cash from operation yang tinggi akan lebih mudah membiayai operasionalnya sehingga tidak memerlukan tambahan dana dari pihak eksternal berupa utang. 5. Variabel Profitability berpengaruh terhadap kebijakan hutang perusahaan
dengan
tanda
koefisien
regresi
negatif
yang
mengindikasikan bahwa semakin tinggi profitabilitas perusahaan maka semakin kecil kecenderungan perusahaan untuk melakukan kebijakan utang. Kebijakan utang tidak dilakukan perusahaan dikarenakan dengan profitabilitas yang tinggi mengindikasikan perusahaan memiliki sumber dana dari internal yang tinggi pula. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wahidahwati (2002), Sujoko dan Soebiantoro (2007), Putri dan Nasir (2006) dan Pandey (2001). 6. Variabel INS, IOS, Firm Size, CFO, dan Profitability secara bersamasama berpengaruh terhadap kebijakan utang perusahaan sehingga commit to user
68 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dapat dinyatakan bahwa keempat variabel tersebut menjadi faktor yang dpertimbangkan dalam melakukan kebijakan utang.
B. Keterbatasan Penelitian Penelitian dilakukan dengan beberapa keterbatsan yang dapat dinyatakan seperti berikut ini. 1. Penelitian ini hanya menggunakan lima variabel independen yang digunakan sebagai variabel yang mempengaruhi kebijakan hutang perusahaan. 2. Penelitian ini hanya menggunakan sampel perusahaan sektor manufaktur saja, sehingga tidak dapat melihat perbedaan atau persamaan dalam hasil atas variabel independen dan dependen antara industri manufaktur dan industri yang lain. C. Saran Atas dasar keterbatasan dalam penelitian ini, maka penulis dapat mengajukan rekomendasi yang dapat dinyatkan seperti berikut ini. 1. Penelitian berikutnya dapat menambah jumlah variabel independen dalam peneilitan lanjutan sehingga dapat diperoleh hasil penelitian yang lebih mendalam.
commit to user
69 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Penelitian berikutnya tidak hanya mengambil sampel industri manufaktur saja namun juga industri lain yang berbeda, sehingga dapat dilihat perbandingan antara industri manufaktur dan industri yang lain. D. Implikasi Dengan memperhatikan kesimpulan riset, maka dapat dikatakan bahwa para manajer maupun pemilik perusahaan dapat menggunakan instrumen ukuran perusahaan (size), cash from operation, dan profitabilitas perusahaan pada saat akan melakukan melakukan kebijakan hutang. Penelitian ini juga berguna sebagai bahan pertimbangan bagi investor dan kreditur yang ingin menanamkan investasi dan atau akan memberikan hutang kepada perusahaan.
commit to user
70 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
Ahmed, Anwer S; Bruce.K. Billings; Richard M. Morton and Mary Standford Harris. (2002). ”The Role of Accounting Conservatism in Mitigating Bondholders-Shareholders Conflicts over Dividend Policy and in Reducing Debt Costs”. The Accounting Review. Vol 77 No 4. pp. 867890.
Aggarwal Raj, Kyaw, Aung NyoNyo, and Zhao Xinlei. (2008). “Leverage and Firm Value : Global Prespective”. Bathala, CT., Moon, KP., Rao, RP. (1994). “Managerial Ownership, Debt Policy, and The Impact of Institutional Holding: An Agency Perspective”. Financial Management. Vol 23, No.3.P.38-50. Crutchley, C. E. and Hansen R. S. (1989). “A Test of The Agency Theory of Managerial Ownership, Corporate Leverage, and Corporate Dividend”. Financial Management, 18(4), 36-46. Deniansyah, Erdy. (2009). “Struktur Modal”. www.scribd.com. Faisal, Muhamad.(2004). “Analisis Pengaruh Free Cash Flow, Kesempatan Investasi, Kepemilikan Manajerial, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Hutang (Studi Empiris pada Perusahaan-Perusahaan Sektor IndustriManufaktur di Bursa Efek Indonesia)”. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Ghozali, Imam. (2005). “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”. Edisi 3. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Gujarati, Damodar an. (2003). “Basic Econometrics”. Edisi 4. New York: McGraw-Hill.
commit to user
71 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Ismiyati, Fitri dan Mamduh Hanafi. (2003). “Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Risiko, Kebijakan Utang dan Kebijakan Deviden : Analisis Persamaan Simultan”. Simposium Akuntansi Nasional (SNA) VI. Jensen, M.C., and W.H. Meckling. (1976). “Theory of The Firm: Managerial Behavior, Agency Cost and Ownership Structure”. Journal of Financial Economics p. 3-24
Jensen, M.C. (1986). “Agency Cost of Free Cash Flow, Corporate Finance and Take Over”. American Economic Review. Vol.76
Kieso, E. (2001). “Intermediate Accounting”. John Wilky and sons. Inc.
Lestari, Holydia. (2004). “Pengaruh Kebijakan Utang, Kebijakan Deviden, Risiko dan Profitabilitas Perusahaan Terhadap Investment opportunity set”. Simposium Nasional Akuntansi (SNA) VII.
Myers, S. C. (1977). ”Determinants of Corporate Borrowing”. Journal of Financial Economics, 5, 147-175.
Pakaryaningsih, Elok. (2004). “Tax Position, Investment opportunity set (IOS), and Signaling Effect as A Determinant of Leverage and Dividend Policy Simultanity (An Empirical Study on Jakarta Stock Exchange)”. Simposium Nasional Akuntansi (SNA) VII.
Pandey, I.M. (2001). “Capital Structure and The Firm Characteristics: Evidence from An Emerging Market”. IIMA Working Paper No. 2001-10-04.
commit to user
72 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Pujianti, Diyah dan Erman Widanar. (2009). “Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap Nilai Perusahaan: Keputusan Keuangan Sebagai Variabel Intervening”. www.perbanas.ac.id.
Putri, Imanda Firmantyas dan Mohamad Nasir. (2006). “Analisis Persamaan Simultan Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Risiko, Kebijakan Hutang, dan Kebijakan Deviden dalam Perspektif Teori Keagenan”. Simposium Nasional Akuntansi (SNA) IX.
Pradhono dan Yulius Jogi Christiawan. (2004). “Pengaruh Economic Value Added, Residual Income, dan Arus kas Operasi terhadap Return yang Diterima oleh Pemegang Saham (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta)”. Jurnal Akuntansi & Keuangan Vol. 6, No. 2, November 2004: 140-166
Rajan, RG., and Zingales, Luigi. (1995). “What Do We Know about Capital Structure? Some Evidence from International Data”. Journal of Finance. Vol 50, No. 5, 1421-1460.
Ross, Stephen A., Randolph W., and Bradford, D. Jordan. (2000). “Fundamentals of Corporate Finance”. Irwin McGraw-Hill, Boston, Fifth Edition.
Sekaran, Uma. (2000). “Research Methods for Business. 3rd Edition”. John Wiley and Sons Inc., New York.
Soliha, Euis dan Taswan. (2002). “Pengaruh Kebijakan Hutang terhadap Nilai Perusahaan Serta Beberapa Faktor yang Mempengaruhinya”. Jurnal Bisnis dan Ekonomi, September 2002.
commit to user
73 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Sujoko dan Ugy Soebiantoro. (2007). ”Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham, Leverage, Faktor Intern Dan Faktor Ekstern Terhadap Nilai Perusahaan (Studi empirik pada perusahaan manufaktur dan non manufaktur di Bursa Efek Jakarta)”. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol. 9, No. 1, Maret 2007 : 41-48.
Wahidawati. (2002). “Kepemilikan Manajerial dan Agency Conflict : Analysis Persamaan Simultan Non Linier dari Kepemilikan Manajerial, Penerimaan Risiko (Risk Taking),Kebijakan Utang dan Kebijakan Dividen”. Simposium Akuntansi Nasional (SNA) IV.
Wuryaningsih . (2004). “Pengujian Pengaruh Capital Structure Pada Debt Policy”. Benefit Vol. 8, No.2.
commit to user
74 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
LAMPIRAN
commit to user
75 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Peneliti
Judul Penelitian
Variabel
Metodologi
yang
penelitan
Hasil penelitian
digunakan Putri
dan Analisis Persamaan
Kepemilikan Untuk
Kebijakan hutang
Institusional menguji
berpengaruh positif
Kepemilikan
dengan
hipotesis
signifikan terhadap
Manajerial,
kebijakan
digunakan
kepemilikan institusional.
Kepemilikan
hutang
two stage
Nasir (2006) Simultan
Institusional, Risiko, Kebijakan Hutang,
least square
dan untuk
dan Kebijakan
mengetahui
Deviden dalam
variable
Perspektif Teori
endogen
Keagenan
berkorelasi dua arah digunakan Uji Hausman
Lestari
Pengaruh Kebijakan Kebijakan
Analisis
(2004)
Utang,
faktor
Kebijakan Hutang
Hubungan kebijakan hutang dan dengan
set
kesempatan
Deviden, Risiko dan dengan IOS
regresi
investasi atau IOS adalh
Profitabilitas
logistik
negatif tidak signifikan
Perusahaan Terhadap Investment opportunity set Pradhono
Pengaruh Economic arus
dan
Value
kas Regeresi
linear Added, operasi dan commit to user
Arus
kas
berhubunga
operasi positif
76 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Christiawan Residual (2004)
Income, return
signifikan dengan return
dan Arus kas Operasi saham terhadap
saham
Return
yang Diterima oleh Pemegang
Saham
(Studi
pada
Perusahaan Manufaktur
yang
Terdaftar di Bursa Efek Jakarta) Sujoko dan
Pengaruh Struktur
Faktor
SEM
Profitabilitas dengan
Soebiantoro Kepemilikan Saham,
intern
leverage berhubungan
(2007)
Leverage, Faktor
profitabilitas
negatif signifikan, hubungan
Intern Dan Faktor
dengan
deviden adalah positif
Ekstern Terhadap
leverage
signifikan dengan leverage.
Nilai Perusahaan (Studi empirik pada perusahaan manufaktur dan non manufaktur di Bursa Efek Jakarta) Regresi OLS
Pandey
Capital Structure and Ukuran
(2001)
The Firm
perusahaan
hubungan positif signifikan
Characteristics:
(firm size)
dengan ukuran perusahaan
Evidence from An
dengan
(firm size).
Emerging Market
kebijakan hutang commit to user
Kebijakan hutang memiliki
77 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
STATISTIC DESKRIPTIF [DataSet0]
Descriptive Statistics N ins ios size roa der cfo Valid N (listwise)
388 388 388 388 388 388
Minimum
Maximum
Mean
.57 -13047.44 8.39 -1.08 -69.95 -1279818.06
100.00 3737508.90 18.07 19.53 827.93 11244269.00
70.8740 16077.7122 13.3625 .1087 4.3033 186459.8636
388
NORMALITAS DATA SEBELUM OUTLIER [DataSet0]
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N Normal Parametersa Most Extreme Differences
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal.
UJI NORMALITAS DATA‐SETELAH NORMALITAS [DataSet0]
commit to user
388 .0000000 43.89916461 .370 .370 -.358 7.283 .000
Std. Deviation 20.08187 197518.27579 1.58188 1.02703 44.16592 853764.80798
78 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N Normal Parametersa Most Extreme Differences
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal.
Autokorelasi [DataSet0] Runs Test Unstandardized Residual Test Valuea Cases < Test Value Cases >= Test Value Total Cases Number of Runs Z Asymp. Sig. (2-tailed)
-.09705 104 104 208 116 1.529 .126
a. Median
HETEROSKEDASTISITAS commit to user
208 .0000000 .65789322 .090 .090 -.052 1.292 .071
79 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Regression [DataSet0] Variables Entered/Removedb Model
Variables Entered
1
cfo, ios, ins, roa, sizea
Variables Removed
Method . Enter
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: abs_res Model Summary Model
R
R Square .185a
1
Adjusted R Square
.034
Std. Error of the Estimate
.010
.38996
a. Predictors: (Constant), cfo, ios, ins, roa, size ANOVAb Model 1
Sum of Squares Regression
df
Mean Square
1.088
5
.218
Residual
30.719
202
.152
Total
31.807
207
F
Sig. .214a
1.431
a. Predictors: (Constant), cfo, ios, ins, roa, size b. Dependent Variable: abs_res Coefficientsa Standardized Coefficients
Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Std. Error -.085
.324
ins
.000
.002
ios
-8.369E-7
size
t
Beta
Sig. -.263
.793
-.009
-.130
.897
.000
-.032
-.462
.645
.050
.025
.164
1.798
.067
roa
-.602
.314
-.145
-1.917
.057
cfo
-7.461E-9
.000
-.006
-.073
.942
a. Dependent Variable: abs_res
MULTIKOLINIERITAS DAN HIPOTESIS commit to user
80 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Regression [DataSet0] D:\olahbebek-221.sav
Variables Entered/Removedb Model
Variables Entered
1
cfo, ios, ins, roa, sizea
Variables Removed
Method . Enter
2
Backward (criterion: Probability of Fto-remove >= .100). Backward (criterion: Probability of Fto-remove >= .100).
. ios
3 . ins
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: der
Model Summaryd Model 1 2 3
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
a
.303
.285
.66599
b
.303
.289
.66435
c
.301
.290
.66363
.550 .550
.548
a. Predictors: (Constant), cfo, ios, ins, roa, size b. Predictors: (Constant), cfo, ins, roa, size c. Predictors: (Constant), cfo, roa, size d. Dependent Variable: der
commit to user
Durbin-Watson
2.376
81 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
ANOVAd Model
Sum of Squares
1
F
38.879
5
7.776
Residual
89.594
202
.444
128.474
207
Regression
38.876
4
9.719
Residual
89.598
203
.441
128.474
207
Regression
38.630
3
12.877
Residual
89.844
204
.440
128.474
207
Total 3
Mean Square
Regression
Total 2
df
Total
Sig.
17.531
.000a
22.020
.000b
29.238
.000c
a. Predictors: (Constant), cfo, ios, ins, roa, size b. Predictors: (Constant), cfo, ins, roa, size c. Predictors: (Constant), cfo, roa, size d. Dependent Variable: der
Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant) ins
.003
.004
.045
ios
2.603E-7
.000
.278
.042
roa
-3.775
cfo (Constant)
size
Collinearity Statistics t
Beta
.554
ins
3
Std. Error
-2.514
size
2
Standardized Coefficients Sig.
Tolerance
VIF
-4.541
.000
.726
.469
.901
1.109
.005
.084
.933
.972
1.029
.457
6.558
.000
.712
1.404
.536
-.452
-7.043
.000
.837
1.195
-3.992E-7
.000
-.156
-2.293
.023
.742
1.348
-2.512
.552
-4.552
.000
.003
.004
.747
.456
.919
1.088
.046
.278
.042
.456
6.597
.000
.719
1.391
roa
-3.772
.534
-.452
-7.069
.000
.840
1.190
cfo
-3.985E-7
.000
-.156
-2.297
.023
.743
1.346
-2.430
.540
-4.499
.000
.286
.041
.470
7.043
.000
.771
1.296
roa
-3.766
.533
-.451
-7.066
.000
.840
1.190
cfo
-4.035E-7
.000
-.158
-2.330
.021
.744
1.344
(Constant) size
a. Dependent Variable: der
commit to user
82 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Coefficient Correlationsa Model 1
Cfo Correlations
Covariances
2
Correlations
Covariances
3
Correlations
Covariances
ios
ins
roa
size
cfo
1.000
-.046
.045
-.256
-.378
ios
-.046
1.000
-.140
-.065
.097
ins
.045
-.140
1.000
-.007
-.271
roa
-.256
-.065
-.007
1.000
-.177
size
-.378
.097
-.271
-.177
1.000
cfo
3.031E-14
-2.486E-14
2.864E-11
-2.391E-8
-2.795E-9
ios
-2.486E-14
9.587E-12
-1.588E-9
-1.077E-7
1.278E-8
ins
2.864E-11
-1.588E-9
1.341E-5
-1.414E-5
-4.211E-5
roa
-2.391E-8
-1.077E-7
-1.414E-5
.287
-.004
size
-2.795E-9
1.278E-8
-4.211E-5
-.004
.002
cfo
1.000
.039
-.260
-.376
ins
.039
1.000
-.016
-.261
roa
-.260
-.016
1.000
-.172
size
-.376
-.261
-.172
1.000
cfo
3.009E-14
2.440E-11
-2.407E-8
-2.748E-9
ins
2.440E-11
1.309E-5
-3.182E-5
-3.980E-5
roa
-2.407E-8
-3.182E-5
.285
-.004
size
-2.748E-9
-3.980E-5
-.004
.002
cfo
1.000
-.260
-.379
roa
-.260
1.000
-.183
size
-.379
-.183
1.000
cfo
2.998E-14
-2.396E-8
-2.668E-9
roa
-2.396E-8
.284
-.004
size
-2.668E-9
-.004
.002
a. Dependent Variable: der
commit to user
83 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Collinearity Diagnosticsa Condition Index (Constant)
Model Dimension Eigenvalue 1
2
3
Variance Proportions ins
ios
size
roa
cfo
1
3.634
1.000
.00
.00
.00
.00
.02
.01
2
.967
1.938
.00
.00
.93
.00
.00
.01
3
.902
2.008
.00
.00
.04
.00
.10
.47
4
.473
2.772
.00
.00
.00
.00
.85
.36
5
.020
13.415
.06
.99
.02
.05
.00
.00
6
.004
32.120
.94
.00
.01
.95
.03
.14
1
3.598
1.000
.00
.00
.00
.02
.01
2
.904
1.995
.00
.00
.00
.10
.48
3
.474
2.757
.00
.00
.00
.85
.36
4
.021
13.232
.06
.99
.05
.00
.00
5
.004
31.874
.94
.00
.95
.03
.14
1
2.711
1.000
.00
.00
.05
.03
2
.822
1.816
.00
.00
.05
.52
3
.463
2.420
.00
.00
.88
.31
4
.004
27.643
1.00
1.00
.03
.14
a. Dependent Variable: der
Excluded Variablesc Collinearity Statistics Model
Beta In
t
Sig.
Partial Correlation
Tolerance
VIF
Minimum Tolerance
2
ios
.005a
.084
.933
.006
.972
1.029
.712
3
ios
.011b
.188
.851
.013
.991
1.009
.743
ins
b
.747
.456
.052
.919
1.088
.719
.046
a. Predictors in the Model: (Constant), cfo, ins, roa, size b. Predictors in the Model: (Constant), cfo, roa, size c. Dependent Variable: der
commit to user
84 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Residuals Statisticsa Minimum Predicted Value Std. Predicted Value Standard Error of Predicted Value Adjusted Predicted Value Residual Std. Residual Stud. Residual Deleted Residual Stud. Deleted Residual Mahal. Distance Cook's Distance Centered Leverage Value
Maximum
Mean
Std. Deviation
N
-.7859 -4.517
2.1206 2.211
1.1656 .000
.43199 1.000
208 208
.047
.297
.084
.039
208
-1.1724 -1.24791 -1.880 -1.891 -1.26223 -1.903 .023 .000 .000
2.1186 1.88327 2.838 2.848 1.93540 2.899 40.346 .425 .195
1.1630 .00000 .000 .002 .00263 .004 2.986 .006 .014
.44101 .65881 .993 1.004 .67488 1.009 4.890 .030 .024
208 208 208 208 208 208 208 208 208
a. Dependent Variable: der
commit to user
85 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Charts
commit to user
86 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
commit to user