KODE JUDUL: F1.28
EXECUTIVE SUMMARY
INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA
“Rancang Bangun Peralatan Kristalisasi Produksi Lemak Padat Dari Minyak Sawit”
KEMENTERIAN/LEMBAGA: BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI
Peneliti/Perekayasa: 1. 2. 3. 4. 5.
Drs. Agus Tri Putranto, MM Ir. Indra Budi Susetyo, M.Sc Ir. Wahyu Purwanto, M.Sc Ir. Bayu Rusmandana Maisaroh, ST
INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI 2012
EXECUTIVE SUMMARY
Industri kelapa sawit Indonesia tumbuh dengan cepat khususnya dibagian hulunya yang memproduksi minyak sawit mentah (crude palm Oil/CPO), bahkan telah menjadi produsen CPO terbesar dunia. Thomas Mielke, Oil World (2010), menunjukkan ketergantungan terhadap minyak sawit akan tetap meningkat dimasa mendatang dengan proyeksi produksi minyak sawit mencapai 62,98 juta ton pada tahun 2015, tumbuh 5,7%/pertahun dan 75,4 juta ton pada tahun 2020 dengan pertumbuhan 3,7%, sementara pertumbuhan 3 jenis minyak (kedelai, matahari dan rape) akan lebih rendah yaitu 3,7% sampai dengan 2015 dan hanya 2,5% sampai dengan 2020. Konsumsi minyak/lemak sebagai bahan pangan tumbuh dari 91,8 juta ton pada tahun 2000 menjadi 123,0 juta ton pada tahun 2009. Yang meskipun proporsi penggunaan sebagai minyak makan turun dari 80% pada tahun 2000 menjadi 75% pada tahun 2009 tetapi pertumbuhan konsumsi minyak makan dunia tetap meningkat sebesar 3,3%/tahun dalam 9 tahun terakhir [Thomas Mielke,Oil World (2010)]. Jika diamati lebih lanjut pertumbuhan konsumsi yang pesat antara tahun 2000 -2007 dialami China yang memiliki jumlah penduduk (2008) 1,33 milyar (20% populasi dunia) mencapai 4,5%/tahun [diolah dari FAOSTAT, 2011]. Sementara India yang berpenduduk 1,14 milyar (17.3% populasi dunia) mengalami pertumbuhan yang rendah diawal dekade ini dengan pertumbuhan antara 2000-2004 dengan pertumbuhan konsumsi 1,4%/tahun [diolah dari FAOSTAT ,2011], dan tumbuh menguat setelahnya (2004/5 – 2007/8) menjadi 3,3% [Ministry of Agriculture and Food/Consumer Affair, India]. Penggunaan minyak/lemak sebagai bahan pangan tetap tumbuh karena pertumbuhan
penduduk
dunia
dan
pertumbuhan
tingkat
kemakmurannya.
Peningkatan kebutuhan tersebut pada saat ini terutama didorong oleh pertumbuhan ekonomi yang pesat di Asia Timur, Asia Tenggara dan Asia Selatan, terutama China dan India yang mewakili lebih dari sepertiga penduduk dunia. Sementara untuk memenuhi kebutuhan minyak/lemak makan tersebut minyak sawit digunakan 20,8 juta ton pada tahun 2000 dan menjadi 35,6 juta ton 1
pada tahun 2009. Jika dilihat dari proporsi penggunaannya 84% pada tahun 2000, dan 79% pada tahun 2009 dari produksi minyak sawit dunia dipergunakan untuk kebutuhan pangan. Dengan demikian minyak sawit menyediakan 46% peningkatan penggunaan minyak makan antara tahun 2000 sampai 2009, yaitu sebesar 14,6 juta ton dari total peningkatan penggunaan 31,2 juta ton. Walaupun secara global permintaan minyak dan lemak akan meningkat dan Indonesia telah menjadi produsen terbesar minyak sawit yang merupakan salah pasokan utama minyak nabati dunia, namun produk yang dihasilkan dan dipasarkan oleh Indonesia sebagian besar masih berupa minyak sawit mentah. Sementara itu produk berupa hasil olahan seperti minyak padat masih didominasi usaha besar dengan mesin-mesin yang teknologinya masih merupakan merupakan milik penyedia teknologi (technology provider) asing. Ketergantungan dunia terhadap minyak sawit untuk memenuhi kebutuhan minyak/lemaknya semakin jelas terlihat dari jumlah minyak/lemak dunia yang diperdagangkan. Pada tahun 2009 keseluruhan minyak dari sawit (PKO dan CPO) memenuhi kebutuhan pengimpor minyak dunia sebesar 61% Indonesia dan dan khusus minyak sawit (CPO) 56% dari total yang diperdagangkan dengan Malaysia sebagai produsen utamanya yang produksinya mencapai 85,36% produksi dunia dan mengekspor sebagian besar produknya ke pasar international. Minyak/lemak sebagai produk pertanian secara konvensional merupakan bahan yang penggunaan utamanya untuk memenuhi kebutuhan bahan pangan, meskipun penggunaan dalam berbagai industri juga tumbuh dengan pesat. Terlebih dengan perkembangan teknologi, jenis dan aplikasinya untuk pemenuhan bahan pangan berkembang sesuai dengan tuntutan spesifik terhadap produk penggunanya. Modifikasi dan manipulasi fisik dan kimia, memungkinkan penggunaannya dalam spektrum yang lebar mulai dari penciptaan produk “baru” sampai sebagai substitusi bahan yang langka/mahal atau “tidak sehat”. Kegiatan ini bermaksud diharapkan dapat menjadi solusi permasalahan yang ada yaitu: -
Sebagai produsen minyak nabati khususnya minyak kelapa sawit terbesar di dunia namun industri pengolahan/industri hilir di Indonesia masih tertinggal dibandingkan negara lain seperti Malaysia dan China.
2
-
Industri hilir kelapa sawit masih didominasi industri besar dengan produk oleokimia dasar dan industri pangan terutama berupa minyak goreng dan margarine.
-
Peralatan dan mesin untuk pengolahan minyak sawit masih merupakan teknologi proses yang kepemilikannya masih dikuasai oleh penyedia teknologi (technology provider).
-
Kandungan lokal (local content) dari teknologi yang ada perlu ditingkatkan sehingga dapat lebih terjangkau sehingga industri yang sifatnya UKM akan mampu untuk melakukan investasi di industri hilir minyak sawit.
-
Minim ketersediaan desain/rancang bangun alat proses yang diperlukan dalam rangka penguatan kandungan lokal teknologi di bidang pengolahan minyak sawit.
Tujuan Tujuan kegiatan ini adalah untuk mendapatkan rancang bangun peralatan kristalisasi produksi lemak padat dari minyak sawit dan peningkatan kapasitas iptek periset dan industri nasional dalam bidang teknologi proses, khususnya untuk bidang pangan.
Sasaran Sasaran yang hendak dicapai adalah diperolehnya 1 (satu) prototipe produk kristalisasi lemak padat dari minyak sawit dan 1 (satu) paket desain rancang bangun peralatan kristalisasi produksi lemak padat dari minyak sawit. Metodologi yang digunakan untuk pencapaian tujuan dan sasaran adalah sebagai berikut: -
Melakukan pengujian terhadap hasil dari pemilihan teknologi proses yang akan dikembangkan. Pada saat ini telah terdapat beberapa jenis proses dalam pengolahan minyak kelapa sawit menjadi lemak padat. Agar kegiatan menghasilkan toutput yang dapat mengikuti perkembangan teknologi yang ada maka perlu dilakukan pemilihan terhadap teknologi proses yang akan dikembangkan atau dilakukan pembuatan rancang bangunnya.
3
Melakukan analisa terhadap sample produk yang dihasilkan.
-
Dalam melakukan kajian terhadap proses tersebut, perlu dilakukan analia terhadap produk yang dihasilkan dari proses yang dikaji. Hal ini untuk mengetahui proses yang dapat menghasilkan produk dengan spesifikasi yang terbaik atau bias dicapai secara maksimal. Membuat rancang bangun peralatan kristalisasi lemak.
-
Dari hasil kajian dan analisa yang dilakukan selanjutnya dibuat rancang bangun dari alat kristalisasi minyak sawit yang secara teknis dapat menjadi acuan dalam manufaktur peralatan kristalisasi. Kegiatan ini dilakukan di LABTIAP – Puspiptek, Serpong, merupakan kegiatan kerekayasaan yaitu kegiatan yang meliputi research, development, engineering dan operation. Pada tahap ini fokusnya adalah pengembangan riset dan engineering. Fokus kegiatan ini adalah menghasilkan 1 (satu) prototipe produk kristalisasi lemak padat dari minyak sawit dan 1 (satu) paket desain rancang bangun peralatan kristalisasi produksi lemak padat dari minyak sawit. Da lam kegiatan ini
menitikberatkan pada kegiatan research (R),
development (D), engineering (E) dan operation (O). -
Pengumpulan, pengolahan dan analisis data kristalisasi lemak padat dari minyak sawit.
-
Pembuatan rancang bangun peralatan kristalisasi produksi lemak padar dari minyak sawit.
Tahapan Pelaksanaan Kegiatan dan Anggaran Secara substantif, perkembangan pencapaian target kinerja/output kegiatan hingga saat ini dapat dilaksanakan tepat waktu sesuai jadwal pekerjaan adalah: -
Diperolehnya Kajian Teknologi Proses Kristalisasi Produksi Lemak Padat dari Minyak Sawit,
-
Diperolehnya produk lemak padat dari minyak sawit,
-
Diperolehnya hasil analisa dan uji produk lemak padat,
-
Diperolehnya Desain rancang Bangun Peralatan Kristalisasi Produksi Lemak Padat. 4
Metode Pencapaian Target Kinerja Kegiatan yang dilakukan mengikuti metode sebagai berikut: -
Melakukan pengujian terhadap hasil dari pemilihan teknologi proses yang akan dikembangkan.
-
Melakukan analisa terhadap sample produk yang dihasilkan.
-
Membuat rancang bangun peralatan kristalisasi lemak.
-
Metode yang digunakan untuk pencapaian target kinerja adalah dengan menerapkan PCM (Progress Control and Monitoring) System.
Indikator keberhasilan pencapaian target kinerja : -
Realisasi keuangan mencapai 99% dan Realisasi Fisik Pekerjaan mencapai 100%.
-
Telah dihasilkan 1 (satu) prototipe produk kristalisasi lemak padat dari minyak sawit
-
Telah dihasilkan 1 (satu) paket desain rancang bangun peralatan kristalisasi produksi lemak padat dari minyak sawit.
Hasil pelaksanaan kegiatan adalah suatu desain awal proses kristalisasi lemak dengan sistem yang merupakan alternative bagi proses yang sudah ada. Proses dirancang untuk memungkinkan pembuatan lemak padat dengan peralatan yang lebih kompak.
Potensi Pengembangan Ke Depan Kegiatan Rancang Bangun Peralatan Kristalisasi Lemak Padat dari Minyak Sawit merupakan upaya mewujudkan kemandirian teknologi dengan penyediaan rancang bangun alat proses kristalisasi sebagai implementasi Sistem Inovasi Nasional. Pengembangan desain peralatan untuk proses kontinyu sebagai alternatif terhadap peralatan-peralatan proses yang sudah ada. Untuk hal tersebut akan dilakukan koordinasi dengan mitra dalam aplikasi peralatan yang telah didesain saat ini agar diketahui performance dan faktor-faktor yang dominan untuk perbaikan desain yang akan datang.
5
Sinergi Koordinasi Kelembagaan-Program Strategi koordinasi kelembagaan-program yang dilakukan berupa: -
Sosialisasi melalui media presentasi dan pendekatan secara lembaga kepada para pengguna.
-
Mengikuti workshop/seminar sebagai wadah penyampaian hasil riset yang telah dicapai.
-
Menjalin komunikasi dengan stakeholder industri sawit yang memiliki prospek dan ketertarikandalam penggunaan Rancang Bangun Peralatan Kristalisasi Produksi Lemak Padat dari Minyak Sawit.
Indikator keberhasilan sinergitas koordinasi kelembagaan-program adalah dapat menjalin kerjasama dengan semua stakeholder terkait yang mendukung pengembangan industri hilir kelapa sawit. Perkembangan koordinasi dengan mitra masih dalam tahap awal kerjasama untuk pemanfatan Desain Rancang Bangun Peralatan Kristalisasi Produksi Lemak Padat dari Minyak Sawit yang dihasilkan kegiatan ini.
Kerangka Pemanfaatan Hasil Litbangyasa Pemanfaatan hasil litbangyasa dapat diterapkan pada dua kelompok pengguna yaitu: -
Pembuat kebijakan (pemerintah), seperti kementerian pertanian, kementerian perindustrian dan kementerian negara riset dan teknologi, dalam menyusun rumusan kebijakan peningkatan kemampuan industri hilir kelapa sawit.
-
Industri manufaktur, penggunaan desain rancang bangun produksi kristalisasi lemak padat dari minyak sawit. industri hilir kelapa sawit, untuk mengetahui peta posisi serta upaya peningkatan daya saing dan kemampuan teknologi. Perkembangan pemanfaatan Desain Rancang Bangun Peralatan Kristalisasi
Produksi Lemak Padat dari Minyak Sawit, belum dapat dilihat karena selama ini teknologi kristalisasi minyak menjadi lemak padat umumnya masih merupakan teknologi yang dikuasai oleh penyedia teknologi (technology provider) asing dan jumlahnya hanya sedikit saja. Perkembangan teknologi ini relative lambat jika tidak stagnan.
6
Saran Keberlanjutan Pemanfaatan Hasil Kegiatan Proses kristalisasi merupakan salah satu proses yang penting dalam pengolahan minyak kelapa sawit mentah menjadi produk turunannya. Proses ini juga dipakai dalam pembuatan lemak padat seperti margarine dan vanaspati. Pengembangan desain peralatan untuk proses kontinyu sebagai alternatif terhadap peralatan-peralatan proses yang sudah ada. Untuk hal tersebut akan dilakukan koordinasi dengan mitra dalam aplikasi peralatan yang telah didesain saat ini agar diketahui performance dan faktor-faktor yang dominan untuk perbaikan desain yang akan datang.
Keberlanjutan Dukungan Program Ristek Kegiatan Rancang Bangun Peralatan Kristalisasi Lemak Padat dari Minyak Sawit merupakan upaya mewujudkan kemandirian teknologi dengan penyediaan rancang bangun alat proses kristalisasi sebagai implementasi Sistem Inovasi Nasional. Untuk itu diperlukan dukungan dari Program Ristek berupa: -
Dukungan kebijakan insentif bagi industri yang mau mengembangkan dan menerapkan hasil riset peneliti/perekayasa.
-
Dukungan insentif bagi peneliti/perekayasa yang berhasil menemukan dan mengembangankan riset dengan inovasi baru yang dapat dimanfaatkan langsung oleh masyarakat
7