EVALUASJ KEllERflASILAN PROGRA!\1 fIUTAN KEJ\1ASYARAKATAJ'iDI KABUPATEN
GlfNUN(;KI1.>UL UALAl\1 !\fENCAPAI KELESTAJUAN llUTAN DAN KESEJA.Il'fER.\AN MASYARAKAT SEKITAR1IUTAN
TESJS Kary" tulis sebagal :>albh sa\u syarat
unruk mcmperoleh gelar Magister dari lnstitut Teknologi Bandung
Olen :
\YA\VAN SKl'IA ~1AN :-ilM. 25-107083
l'l{()(jl{AM STUDI ~1AGISTt::n
PER£NCANAAN "'TLA YAH UAN KOTA
l1'oSTITUT TEJ
2008
P£DOMAN PENGGUNAAN TESIS Tesis S2 ynng tidak dipublikasikan tcrdallar dan tersedia di Perpustakaan !TB, dan terbuka untuk umum dcngan ketentuaa bahwa hak cipta ada pada pengarang dengao mengikuti aturan HaKI yang bcrlaku di ITB. Referensi kepustakaan diperkeuankan dicatat, terapi peugutipao atau peringkasan hanya dapat dilakukan scijin pengarang dan hams disertai dcugan kebiasaan ilmiab u111 uk menyebutkan sumbemya Mcmperbanyak atau menerbitkan sebagian arau seluruh tesis haruslah seijin Direktur Pascasariana ITB. Perpustakaan yang meminjarokan tesis ini untuk kepcrluan anggotanya diharapkan mengisi nama dan tanda tangen peminjam serta tanggal peminiamau.
iv
ABSTRAK EVALUASI KEBERHASllA 'I
PROGRA.1'1 llUTA~ KEMASYA.llAKATAN DI KABUPAT.l!:N GUl\'UNGKIDUL DA.L.\M M£NCAl'AI K£LE!)'TARIAN HUTAN OA.i'I KESEJAHTERAA!'l
MASYARA.KATSEKJTAR FflITAN Oleh Wawan Sctiawan
Program Hutan Kemasyarakaran (HJ.:m) merupakan snlah saru program pengembangan wilayah khususnya d1 perdesaan. karena mclahn program ini, akan rerjadi renaga kcrja, pcndspatan masyarakat, pcngembangan usaha ckonomi lob! dan pcndaparan daerah. D1 sisi lain, masyarakai sekuar hutan (lokal) yang peningkatan
pcnyerapan
selama ini terpinggirkan, mc1liadi terbuka aksesnya uruuk ikut sena didalam rncngclola hutan.
Olch karcna itu, di dalam konreks pembangunan wilayah, program HKrn ini
diharapkan mampu rnengurangi kCSC11janga11 amara pihak pengelola hutan dengan musyarakat desa sekirar hutan (lokal), Program HKm di Kahuparen Gunungkidul tclah dilaksanakan sejak tahun 200.1 scluas 1.089,4 ha yu11g tcrsebar di 6 kccamaran yauu Kecamstan Panggang, Paliyan, Playeu, Scmanu, Scmin dao l\glipar. Tujuao dari program HJ<m ini adalah untuk mclcstarikan hurnn dan rncnyejahterakan masyarakat sekirar hutan. Program HKm ini merupakan suatu model, sehingga untuk mcnjamin keefel.1ifan dan keberlanjutan program J !Km di mass van~ akan datang perlu d1ke1ahui tingkat keberbasilamiya. Namun. scja1~1 ini bolum pernah dilakuknu suatu J..ajianfevaluasi terhadap kcbcrhasila11 program rcrscbui. Adapun studi ioi bcrtujuan untuk mengka.J1 keoernasuan program HKm dalam meacapai kelestarian hutan dan kesejahteraan mnS) arokat sckitar hutan scrta rnengidcntifikasi faktorfaktoryang mcmpengarulu kebcrhasitan program. Mctodc yang digunakan d11la111 studi ini adalah cvaluasi formatif dimana evaluasi dilakukan dengan rnendasarkan pada hguan program I lKro yang telah ditetapkan, setelah program dilaksanakan dalam jangka waktu lima tahun, T cknik pengunipulan d11ll1 dilakukan dengan survey data primer mclalui wawancara dan penyebaran kuesioner serta survey data skunder melalui kajiau literatur. t--k:tode analisis yang digunakan adalah metode analisis kualitatlf deskriptif. dengan membandingkan basil dan program deugan hasil yw1g diharapkan dalam cvaluasi arau amdisis keseajangan (Kap cmalys1s). t.ingkup wilayab studi metiputi Kccamaian Panggang, Paliyan. Semanu dan Nglipar, Bcrdasarkan hasil evaluasi, program I JKm di Kabupatcn Gunungkidul lebih berhasil dalam rnclcstarikan butllll dibanding mcnycjahtcrakan masyarakat sckitar hutan. Namun demikian, pada dasarnya masih tenlapat kekurangefekrifan di dalarn mclesiarikau hutan, yang drsebabkan oleh belwn opnmalnya ds dalam mcugatasi gangguan peucurian kayu akibat faktor ckononu masvarakat dan kurnuguya kerjasarna pctugas dcagan kelompok tani dalam pengamanan.. Sc:daugkan kckurangefeklifan di dal:un menyejabterakau masyarakat sek1tar hutan. lebib disebabkau oleh faktor keta-batasan modal petani dan kopcrasi. Juas garap~ koodisi lahan yang kurang subur dan berbaru, scna kura11gny-d perdll aklif p;:mcrimah propinsi dalam pcnctapan amrau bag.i basil kayu.
Kata Kunci : Hutai1 Kenia~yaraKatan (liKm). 1>en~~mban!(an wilayah, cvaluasi kcb1jakan. kclestarian hulan. kcsejahteraan masya1aka1 sekitar hu1a11. kelc
\
AHSTRACI' EVALUATlON
ov TH.£ St.:CCESS
OF COMJ\1~ITY FOR.ESl J'ROGRA_l\f IN GUN~G KIDlll. REGE CY Jlli ACDT£VING
THE SUSTAl~ABil.lTY OF Tl{E FOREST AND THE PROSPERITY OF THE COM}ollJl\TI'YAROUND THE FOREST
\Va\\'"~nSetiawan
'.'ommumty Fon'SI Program is one oj regiono! developmon programs in rural area. because this 'rogrt.l•nwil! e11hn11<'£' labor absorption:con111ttt!lt:j 111c<1111e. local e..iononuc dcveiopmen: cuu.l regiona! revenue. (;11 the other hand, the com111111111) around the forest will have access to
»arucipatc i11 managmg the forest. Ther~fore, 111 the contextof rcg1011aldevelopmem, I/us pr·ogram 's expected 10 be able to reduce the gop between the fnnm management and the 1·/!/oge communi1y tround the forest :011111111nily Forest Program
in Gummg Kids! Regency has been implemented since 2003 in an 1rea of I. (18').4 Ho and spread in () {sTX) districts. i.e. Panggang. PoU;v111, Pinyen, Semonu, Semi» ind Ngiipor districts. the purpose of this program is 10 preserve the forest and to prosper the tommuntty around the forest. 1111s Comm11ni1yForest Pmgram if a model. so that to guarantee the if.feciil'lmCss and 1h~ sustatnabtttty of the pragmnL its level of success sl1uuld b« recognized. 'iowever, there has been no assessmenuevahauion011 the success of 1he program. Meanwhile, 1h1., uudy aims al assessi11g the success of the progrm11 m achteving the susrairwbili1y ()j The [ores!and he properiiy of the community around the fores) and ide11t!fyi11gfactor« ll!f/uend.ngthe .W('Ct'.<.
"he method used ini this study is formauve evaluauon, where evaluation was conductedbased <m he obtecttve o.f the CommunityFores: Program: after the program had been implementedfor 5
five) years. Dam collection war conducted with primary data suney thror1gh interviews and tuestionnaire distribution as well as secondary data sun-ey t!troug!1 literature study. Method of malysis used i11 this study was descriptive qualitative analysts and gap analysis. Are. of .m1dy 'overs Pangganf!,Palivan, Semanu; end Ni!li1)(Jrdistrict. tased on the evatuonon; Comn11mil)'ForestProgram in Gw11111g Kidu! J<egc11c:y is more successtui ,, preserving the forest than prospenng the co111n:i111i~1 around the forest. However, there J,, -ostcallytneffecuvenessi11 the preservauon of the forest due ;o less 1Jw11 optimun: wciy of 1,andh11.~
if the problem
woods robb11:.fl as a resul: ot i:i»11111;111i~J)t!C<J1w1111cfactors a11~1 l1:ic.k oj· cooper ..71/iJIJ
-etween 11finois ond the j?1111er grou:Js In sec11ri•1g the forest. Jneffevurene.<.< m propering 1!Je ·011111111m(v around 1/1t, ft1rHI is due to hmued capita] cf th« farmers and cooperatives. area 1>j' -roducuon, less thun }"r1il1: and >itJl(I' soil <:011d1tio1L and iack of gcwmme111 acttve role in -repartng the r11gul<11io11for sharing tire wooas produsc: :eyts.r(>rJ
prosperity aj CQ1n>n11n1~•· arou-u: th« forest.. capita! and go,·irn111e-111c1c111·e role.
VI
KATA l'F.NGANTAR
f'uji dan syukur pmlllis panjatkan ke badiral. Allah SWT yang tclah rahmat dm karunia-NY A, lldringga penclitian dan peu.yusuoan tesis yang
melimpabhn
berjudul "Evaluasi Keh
l'ada kc'",cmpawi iui, peaulis i11l1in wengucapkao terimakasih
kepada;
J.
Ai Nurlaila, STP istri tercin!A dan buah hatiJ..-u Shofiya Rahma, aias kesabanllloya dalam mcmbcrikan dukungan do'n dan pengorbanadllya sejalc mengikuti tes Pusbindiklatren hio,gga selcsainya tesis iai;
2.
Orang tua, Ayahanda Kamud, lbunda. Ylllli, Bapak Mertua H. Mohammad Ma'mun
(aim.). 1hu mertJl.a Hj. Siti Robmab, Kakak-kakak dan adik-6di.ldru, at:as do'a dan dekungan morilnya, J.
Dr. Ir. Dewi Sawitri, MS se~gal Pembimbing. atas segala saran. bimbingao dan uasdiawyu S<:law.\ pcoelitia.n berlangsong dan pcunlisan tesis irli;
4.
Ir.
Mangisi l.rcoc Masnida P ~ M.Sc., atas segala saran, blmbingan dan nascb1111ya
selama flCllYUSUl\211 proposal peoclitian ini;
S.
Ir. Andi Oetomo, MPl dan lr. Sllhinoan, Mr,
sebaeal doseo. pembahaS:pengaj~ atas
sepia saran clan masukauoya; 6.
Kcpala Pusat Pt111billwl f'endicfiho dao Pdatihan
Perencaoeao (PusbiDdlklatren)
Bappcnas bc:serta setaf danjajatlOllya, atas kescmpaWI dan dulmn,gan finan•illl ywig ~ 1''·. '"7 ..
dibai'kan: 7.
Bupati
Kuningan, Sektetaris Daerah Kabupaten Ku.ningan,
Kepala
SMan
Kopcgawaien Dacroh Kobupiilm Kuaiagon dnn Kepalu Dinas Kehutanan dan
Pai<.cbUl.lllU l
Kcpala Bappeda Kabupaten GununAA:idul, Kepala Dinas KclmlJ!llan dau Patebumm Kabupaten Gwwngkidul bcserta jajararuiya, dan LSM Shorea, alas segala bao1uan data untuk pcaelitian ini;
:~
9.
Seluruh staf pcngajar, pegawai tata usaha dan pccpusmkaao MPWK-ITB, aias ilmu
pcngetaauan dan baaman yang di~•;
i
l
J .'
vn
KATA Pll,NGANTAR
Puj i dan syukur pennlis paujatkan ke badirat Allah S WT yang telah melimpahkan raluunt dan karunia-NYA, sehmgga peneliuan dan penyusunan tesis yang berjudul
"Evaluasi Keberhasilan
Program H11t.a11 Kemdsyarakatan Di Kabupaten
G11nu11Rkid11/ dalam Mencapai Kelestarian Hulan dan Kesetahteraan Masyarakat Sekuor ll111a11"
t. Ai 1'i;irlaila, ST!' isiri tcrcinia dun buah hatiku Shofiya Raluna, aias kesabarannya dalarn membcrikan dukungan do'a dan peugorba11a1111ya sejak meugikuri tcs
Pusbindiklatren hingga selcsainya resis ini: 2.
Orang rua, Aynhanda Knrnud, lbunda Yanti, Bapak Mcrtua H. Mohammad Ma'rnun (alrn.), Ibu mcnua Bj. Siri Rohman. Kakak-kakak dan adik-adikku, atas do'a dan dukungan morilnya,
3.
Dr. Ir. Dcwi Sawitri, MS sebagai f'cmbi111bi11g, atas segala saran, bimbmgan dan uasehatnya selama pcnclitiau bcrlnngsu11g dan pcnulisan tesis ini;
4.
Ir. Mangisi Irene Masnida P., M.Sc., aras segala saran, bimbingan dan naschatnya solama penyusunan proposal pcnclitian ini,
5.
h. Andi Oeromo, M.PI dan Ir. Suhirman, ML sebagai dosen pcmbahas/penguji, atas scgata saran dan masukaunya;
6.
Kepala Pusat Pembinaan Pendidikan dnn Pelatihan Perencanaan (Pusbindik.lurren) Bappenas cl 1bcnknn;
7.
bcsena setaf dan .il\iarannyn, alas kesempatan dan dukungan flnansial yAng
Bupati Kuningnn.
Sekretaris Daerah
Kabupalen
Kepegawaran Daerah Kabuparcn Ku11iugan
Kuningan,
Kepala
Badan
dan Kepala Dinas Kehnlan;m clan
Perkebuuan Kabupatcn Kuningun, atas ijin dun dukungan yang dibcrikan; 8.
Kcpala Bcppcda habupaten Gum111gkidul, Kcpalu Dinas Kelnnauun dan Pcrkebuuan
Kabupaiou GunungkiduJ beserta jajarannya, dan LSM Shorca, mas segala banruan data u11111k penelftian ini; 9.
Seluruh staf pengajur, pcgawai rata usaha dan perpustakaan Ml'W"·ITB. aras ilmu
Pt:NDAHUWAN Ll. Latar Befabng Hulan Kemasyarakatan (HKm) adalah seouah program perbutanan sosial (social
forestry) yang bertujuan untuk meningkarkan kesejabteraan masyarekat setempat melalui pemanfaatan somber daya hutan secara opnmal, adil dan berkelannnan dengan tetap
menjaga kelestarian fungsi hutan d.111 lingkllllgan hidup.
Penyclenggaraan hutan
kemasyarakaran dimaksudkan untuk pengembangan kapasitas dan pcmbcrian akses terhadap masyarakat setempat dalam mengelola hutan secara lestan guna rneniamm ketersediaan lapangan k.erja bagi masyarakai seiempal untuk memecahkan persoalan ekonomi dan sosial yang terjadi di masyarakat (Peraruran Mentcri Kehutanan Nomor. P 37/Me!h'tut-11!'2007). Scbclum adanya program HKm, pembangunan hutan l>erkelanjutan deugan melibatkan masyarakat sudah cukup lama berkembang di Indonesia, antara lain diwujudkan dalarn benmk program perhuranan sosial seperti Pembinaan Masyarakat Desa Hutan (PMDH) dan Pengelolaan Hutan Dersama Masyarakat (PffBM). Program HKm merupakan salab satu upaya pemenntah umuk mengembangkan perckononuan wilayah khususnya di perdesaan, karena melalui program ini, akan tcjadi pcningkatan penyerapan
tcnaga kerja, pendapatan masyarakat, pengembangan usaha
ckonomi lokal dan pendapaten dacrah. Disisi lain. masyarakar sekitar hutan (lokal) y~ng selama ini terpinggirkan, rnenjadi terbuka aksesnya untuk ikut
serta
sebagai subyek atau
pelaku utama didalaru mengelola hutan. Oleh karona itu, didalam konteks pembangunan wilayah, program HKm ini dlharapkan mampu mengurangi kesenjangan antara pihak pengelola hutan dcngan masvarakar desa seknar hutan (lokal). Program HKm telah dilaksanakan di bcrbagai daerah di Indonesia, diantaranya adalah Kahuparen Gunungkidul Propinsi Daerah lstimewa Yogyakarta (DJY) sesuai dengan
Keputusan
Menteri
Penycfenggaraan HKm_ l fKm scluas 4 186,4 ba,
Kehutanan
Rl
Nornor
31/Kpls-lJ/2001
tenrang
Areal hutan negara di Gunungkidul yang dicadangkan unmk Berdasarkan Surat Keputusan Bupan Gummgkidul Nomor
213/KPTS,2003 tcmang Pcngclolaan HKrn, maka sejak rahun 2003 areal HKm di Kabuparcn Gunungkidul yang telah meudapatkan ijin sementara dan rekomendasi Gubemur DIY adalah seluas 1.089.4 ha yang tersebar d1 6 kecamaran yairu Kccarnatan Panggang, Paliyan. Playen, Semanu, Scmin dan Nglipar.
Kabupaten Gunungkrdul scbagai kabuparcn paling luas di DIY, menuliki luas wilayah 1.485 ,36 km1 aiau sekitar 46,63 % dari Juas wilayah DJ Y. Kabupaten ini rerkenal akan kondisi wilayshnya yang berbukit-bukn dan menuliki pegunungan kapur yang
merupakan bagiaa dari Pcgunungan Sewu. Kawasan hutan di Gunungkidul mencapai luas 13.233,43 ha atau sekitar n,859 % dari luas kawasan hutan di DIY. Hal ini menunjukkan bahwa keberadaan huran Gunungkidul mcmpuuyai fungsi stratcgis bagi wilayah DTY dan
sekitarnya, baik sebagai kawasan linduog (buffer) maupun kawasan budidaya (huran produksi) l'otcnsi sumberdaya alam termasuk sumberdaya hutan di Kabupatcn Gunungkidul cukup berpcmn dalem rnendukung penbangunan wilayah,
Sampai saat ini, PDRB
Kabupatcn Gunungkidul rcrbesar masih ditopang dari sektor penaruan termasuk didalamnya sub sektor kehutanan, tanarnan pangan, perkebunan, perikanan dan petcmakau yaitu 33 %, kcmudian disusul oleb perdagaagan, hotel dan restoran sebesar 14 'Yo, scktor iudusui pengolahan 13 % clan sektor-sektor lainnya (Gunungkidul dalam Angka, 2006). Namun, pada kenyataannya pengelolaan sumberdaya alam (tennasuk hutan) di Kabupat.en Guuungkidul belum dilaksanakan secara optima], ha! ini terlihat dengan masih cukup
luasnya lahan krius di Gunungkidul yang mencapai 15.611 ha (Rensrra Dinas Kehutanan dan Pcrkebunan Kabupaten Gunungkidul Tahun 2006-2011)
1.2. Perumusan Masalah Pe!aksanaan program perhutanan SOS!al yang telah dilaksanakan oleh Perhntani selama puloban tahun banyak meodatangkan pro dan kontra mengeoai kcberhasilannya. Menurut Aricf (2001 ), program perhutanaa sosial yang dilaksanakan oleh Perhutani telah bcrhasil dalam melestarikan hutan di Pulau Jawa dan meningkatkan
kesejahteraan
masyarakar sekitar hutao. Selain im, Fitrianro (2002) dalam Yuska (2005) menyatakan bahwa walaupun belum menghasilkan kayu, dalam ha! ini kayu jau sampai dengan I 0
(5
tahun mcndarang, program Peogelolaan Hutan Bersama \fasya1 a.lull ( PHDM)
Barat
dianggap
tc.lah
bernasil
memberdayakan masvarakat serernpat
dan
meuingkatkan kepedulian mereka rcrhadap kclcstariao hutan dan menambah pcnghasilan
rnasyarakar, Namun. menunu Awang (2003). nrogram perhutanan sosial telah gaga] dan
kegagalan dari program tcrsebut dikarenakan para pelaku dan pembuat program memang ndak memahami scjak awal apa yang dimaksud dengan pcrnutanan sosial dan proses
2
perhutanan sosial sangat ditentukan scpihak, yaitu penentu pogram pcrhutauan sosial, Peugelolaan
hutan di Pulau Jawa oleb Perhutani dianggap gagal karena Perlunani
mengelola butan secara scndirian.
Kegiatan pcngelolaan sumberdaya hutan sulit
dilaksanakan bila hanya dilakukan oleh iustansi pernerinrah dan/atau swasta saja l~upa me!ibatkan masyarakat. Selain itu, berdasarkan basil penelitian Universuas Brawijaya (!996 dalam Hanani N dkk, 2003) ditcmukan beberapa ketemahen dari program perluuanan sosial (agro(oreMI):)yang mcrupaksn salah sa111 program I'crubangunan Masyarakar Dcsa Hutan
(PMDH) yang dikeinbangkan olch Porum Perluuani,
Dari hasil pcnclitian rersebiu nntara
lain dikatakan bahwa si~lem agroforestry yang ada IJ~!111n l11y11k secara sosial ekonomi, bantuan sosial ekononu yang dilaksanakan belum cfcktif menyentuh kclompok sasarau. dan dalam rnengelola program PMDH Perum Perhurani masih bekerja scndiriau dan bclum dapat bckcrjasarua seeara rc1 uucgrasi dengan lcmbagn/i11stansi sektoral yang Iain. Sebagai scbuall proses. kcgiatan HKm llcrsifat dinamis dan torus bcrkembang sesuai deugan tuntutan keadaan. Banyak program HKm yang gagsl disebabkan oleh pclaksana kegia1au yang kurang membenkan perhauan pada aspek pcmbcnahan i11s1itusi. Program b21jahm dan disclc~aikan hanya untuk mencupai target tanpu mclcwati tnhapa11tahapan yang ideal (Roy S.13, 1999). Berkenanu dcngan hul tcrscbut, pcrmasalahan yang dihadapi sekaraug i11i 11d1,liub bllgaimana menyusun model pcngclolaan huun secara kemitraan yang tnampu menjawab mntangan p11rndigma bani. yakni efisiensi pengelolaan dan kelcstarian sumbcrdaya hutan dengan lcbih memberdayakanrnusyarakat sckitar hutan sekaligus be1da111pak lerblldap pembangunan wilnyah sekitar hutan (Hanaui N dkk., 2003 ). Program Hutan Keruasyarakatau {II.Km) di Kabupatcn Gummgkidul mempakan salah satu model program perhuranan sosial yang dikcrnbungkan dnlam 11paya pembcrdayaan masyarakat sckirar huten.
Mengiuga; progrnm tt::rsel.>111 bcrsifal jangka
panjang yaitu 3.5 tahun, dan hingg.1 sekarang baru bcrja!311 sekuar hma tahun, maka untuk mc11ga11tisipasi terjRdinya kegagalan program di 1113sa depan perlu dilakukan cvafuasi. H.:tl iui sejalun dengau isi pasal 20 ayat (2) Pcrmcnhut No. P.37/Menlwt-1112007 bahwa evatuasi juogram HKm dilaku.kau sctiap tnna tahuu. Evaluasi yang
Bcrdasarkan
permasalahan
terscbut
dai1
pcruinguya pembelajaran
unmk
perbaikan langkah program HKm lcbih lanjul maka pcrlu dilalrukan suaru kajian untuk rnelihat scberapa besar tingkat keberhasilan program tersebut dalam ruencapai tujuannya. Oleb karena itu, penelitiao ini penting dilakukan uniuk menentukan pengembangan program yang 1.ebib efektif di masa yang akan datang. IJcngan demikian yang menjadi pertanyaan dalam penelitian ini adalah : "Sejauhmana kebcrhasilan Program HKm dalam mencapai rujuan kclcstarian hutan dim kesejahteraan masyarakar sekirar buian sena fakrorfaktor apa saja yang mempcngaruhi kcbcrhasilan program ini."
1.3. Tujuan, Sasaran dan Manfaar Peneltnan Tujuan dari pcnclitian ini adalah untuk mengevaluasi kebcrhasilan program Hl<m
selama lima tahnn dengan menekankan pada pencapaian tujuan atau target yang. telah
ditetapkan. Scsuai deugan Keputusan Menren Kehutanan NOITJQr 3 l/Kpts-11/200I rentang Penyelenggaraan HKm, maka tujuan dari program HKm ini adalah untuk mewujudkan kelestarian fungsi hutan dan kesejahteran masyarakat sekitar hntan. Adapun sasaran scbagai peojabaran dari tujuan penelitian ini adalah · a. ldentifikasi kcberhasilan pencapaian tujuan kelestanan hutan b. ldcntifikasi keberbasilan pencapaian tujuan kesejahteraan masyarakat sckiiar hutan c. ldenrifikasi faktor-faktor yang rnempengaruhi kcbcrhasilan program, Berdasarkan pennnusan masalah, rujuan dan sasaran tersebur, dmarapkan basil dari penclitian ini dapat mcmberikan manfaar scbagai masukan bagi perbaikan program HKm Kabuparen Gunungkidul di masa yang akan datang, 1.4. Ruang Lingkup Penelitian 1.4.1.
Lingkup M:1leri Ruang llugkup matcri d11la111 penelitian iui mcliputi :
.a,
Evuluasi dalam studi ini adalah evuluasi hasil kebijakan/program (len11an rnendasarkan pada pencapaian tujuan arau target yang tclah ditetapkan
F.valu~si hasil dalam
penehtian ini adalah evaluasi formal yang mendasarkan pada dokumcn formal bcrsifar
fonuaru, dimana pcmantauan tujuau/mrget program dilakukan sctclah program diterapkan dalamjangka waktu rcncntu yairu lima tahun. b. Kelestariar. hutan dal<.ITT1 studi im dil>iilasi pada uidikator percepatan rehabilitasi hutau dnn tem''Jlldnya perhndungan hu1an.
4
c.
Kcsejahreraan dalam srudi ini adalah fokus terhadap kcscjahtcraan masyarakat sekirar butan (pctani) sebagai pclaku kcgiatan HKm, dengan indikator adalab adanya manfaat
ekonomi bagi masyarakat dan meningkatnya keberdayaan masyarakat. d. Fakror-fakror yang dimaksud dalam studi ini adalah faktor-faktor yang meojadi penyebab keberhasilan maupun ketidakberhasilan program llKm dalam melestanksn
huran mauoun menyejahterakan masyarakat sekitar hutan. l.4.2. Lingkup Wilayah
Kajian lingla111 wilayah dalam penelitian ini adalah wilayah kerja I IKm di Kabupaten Gunungkidul, meliputi Kccamatan Paliyan, l'anggang, Semanu, den Nglipar
Pada hakckatnya pembangunanharus dilaksanakan dengan memperhatikan ketiga aspek, yaitu aspek ekonomi, aspek sosial budaya dan aspek iingkungan (ekologij. Ketiga aspek tersebur harus dipenimbangkan secara komprehensifdan sinergi diantara ketiganya, untuk menjamin pembanguaan yang bekelanjutan {sr1stainable devefopme11f). Berkenaan dcngan ha! tcrsebut, program HKm scoagai salah satu program pembanguaan wilayah di
sektor kehutanan telah menetapkan tujuannya yaitu unruk mencapai kelcstarian hutan dan kesejahteraan masyarakat scknar hutan. Sedangkan sasarannya adalah tercapainya perccpatan rehabifaasi hutan, ternujudnya pcrlindungan huian, adanya manfaat ekononu
bagi masyarakat dan meningkamya keoerdayaanmasyarakat. Berdasarksn tujuan program HKm tcrsebet, maka akan dilakukan evaluasi untuk mclihar kcberhasilan program didalam mencapai lujuannya. Evaluasi yang dimaksud adalah evaluasi basil yang bersifat foimal dan formatif. karena evaluasi iru dilalrukan
dengan tnendasarkan pada rujuan program sebagaimana rercanmm pada dokumen formal dan evaluasi ini dilakukan sctelab program diterapkan dalam jangka walctu tertenru yaitu lima tahun.
Hasil nyata dari program HKm akan diidcntifikasi melalui wawancara daa observasi langsung sorta penyebaran kuesioner kcpads respondea.
Sclanjumya antara
tolok ukur keberhasilan yang telab ditetapkan sebagai srandar evaluasi dcngan basil nyata tersebut, akan dibandingkan dengan menggunakan aaalisis kesenjangan (gap(malysls),dan dianalisis pula faktor-faktor yang m=pengaruhi
kebernasilan program iersebut. Faktor-
faktor yang mempengaruhi kcbcrbasilao maupun ketidakberhssilau program akan digali
dan wawancara dcni:an para narasumber, untuk dijadiakan bahan dalam peoyusunan rekornendasi.
Fvaluasi hasil ini akan dikembaagkan bcrdasarkaa bsgan kcrangka
pemikiran sebagaimana tercannun pada gambar 1.2.
6
:
Peron huta,; di Gunungkidu! dalam pengembangan wilayah (fungsi ekologi dan ekooomi), ± 78 % hutan DIV ad" di Gunungkidul
\>engeloban hma; d1 r.~rrungkidul harus meli~1 ma>y.,akat lokal. mengingaJ sebt1gl8ll besar penduduk tinggal di pe<desaan dao bermata pencaharian pcrteruan J
Program petbutanan sosial yailu HKm merupakan saleh saru alat untuk pembangunan wilayah khususnya sektor kehutanar; di perdessan sekitar hutan
Mmgevaluas1 KtberhlSll:in Program HKm Gununj!lcidul d:slom Menc:ipai Kelestorian Hutan dan Kc$Cjah1ciaan Masvarakat Sckitar Hutan
Pedoman Evaluasi dan Pcn1!aian ljin Peny~lengs:voan HKm, Kriterta dan lndikntor Monnoring lival uas. HKm DIV
Teo11 Evaluasi
-------------------------------.
-------------------·-----------
'
I
I
l\clcswlllll
I .
I
If.JI... :.''""
Analisis
•
Hutsn
Kesejah1cr8M M~yarakar Scl"tv Hutan
!
!
Percepatan
'I
• Adanya manfaat ekonomi bagi masyarakat • Mcningk81nya
rchabil11as1 hutan - T enwjudnya perlindungan hutan
r.
'I
lttbordayaan masyarak:rt
.
!
!
Fntluas1
l'aktor-fok101 yang
Kcberhesilan Program HKm
Mcmpcnsaiuh1 1.:eberhasilan P~oy&n
Survey data pnmer/sckundcr
~---------------------------r-----------------------------------· Kcstmpulan dao RckcmcRdu1
Gambar 1.2 h.cmngka Pcmikiran Studi
' 'I •' •
'' '
I
l.5.2. Tahapan Penehnan Tahapan dalam evaluasi iui adalah mcliputi :
A. Melakukan identifikasi keberhasilan kclestarian hutau . 1. Mengidentifikasi keberhasilan percepatan rehabilitasi hutan, dengan : I.I. Menentukan
sub indikator percepatan rchabilnasi
hutan, yaitu penutupan
lahan HKm meningkat, melalui sub-sub indikator :
• Domiuasi jenis tanaman kayu jati • Pcrsen tumbuh tanaman pokok tinggi 1.2. Melakukan penilaian 1erha1lar1 sub-sub indikator percepatan rehabilitasi hutan, sehingga dapat diketahui tingkat keberhasilannya. 2. Mcngidentifikasi kebernasilun terwujudnya perlmdungan hutan, dengan : 2.1.
Menentukan sub indikator terwujudnya perlinduugan hutan, yaitu gangguan keamanan hutan menurun, mclalui sub-sub indikator : • Kejadian kcbakaran hutan menunm
• Kejadian pcncnrian kayu memrrun 2.2.
Melakukan penilaian tchadap sub-sub mdikator terwujudnya pcrlindungan
hutan. B. Melakukan identifikasi keberhasilan kcscjahtcraan masyarakat sekitar hutan : 1. Mengidentifikasi keberhasilan adanya manfaat ekonomi bagi inasyarakat, dcngan : I.I. Menentukan sub indikator adanya maufaal ekouomi bagi masyarakat, yaiiu pendapatan petani berrambah, melalw sub-sub indikator adanya tambahan pendapatan perani dari basil tumpangsari 1.2.
Melakukan penilaian terhadap sub-sub indikator adanya manfaat ckonomi bagi masyarakat
2. Mengidentifikasi keberhasilan mcuingkatnya keberdayaan masyarakat : 2.1.
Menentukan sub indikator meningkatnya kcberdayaan masyarskat, yairu : • Tcrbukanya akscs masyarakar ke dalam hntan, mclalui sub-sub mdikator. = Diperolehnya ijin scmcntara oleh kelornpok tani ~ Diperolehnya iji11 dcfinirif oleh kelompok tani a tau koperas.i • Adauya peran aktifdesa daiam mcndukung kcgiacan JlK.m , melalui sub-sub indikator : = Dcsa mengakui dan rnengesahkan kelompok tani HKni
- Desa menyusun Perdes ienrang HKm 8
• Ber kembangnya kelembagaan I !Km, melalui sub-sub mdikaior : = Meningkatnya lembagarani HKm
- Administmsi di kelompok taoi lcngknp • Meningkatnya partisipasi masyarakat,melalui sub-sub iodikaror : - Kealctifan petani dalam meengelola hutan =
Petani berperan dalam pengambilan kcputusan
2,2. Melakukan perulaian terhadap sub-sub mdikaior mcrungkamya kcberdayaan rnasyarakat. C'. Melakukan analisis keberhasilau p1ug1a111 HKm dalaiu 1111;11.:apai kclcsuuian luuan dan kes~jahteraan masyarakat sekuar hutan berdasarkan mdikator; sub mdikaror dan subsub indikaror yang telah ditetipkan terscbm D. Melakukan aualisis faktor-faktor penyebab yang diduga rnempcngaruhi kcberhasilan.
I .S.3
Teknik Evaluasi Teknik evaluasi yang ditetapkan dalam pcnclitian ini adalah evaluasi formatif
terhadap hasil dan pencaparan tujuan!targct pmgram HKm di Kahuratcn (iu111111g"id11l
setclah program dilaksanakan setama
:1.
5 (luna] mhun dan rahun 2003
formarif adalah salab satu bcmu" cvaluasi fonual
yai1g
2008. t;valunsi
berfokuspadn usaha-usaha uutu],
rncmantau pencapaian tuiuan dan lllfl!CI formal sctclah suatu kcbijakan atau program diterapkan untuk jangka waktu tcncotu (Dunn, 2003). Dalam penelitian evaluasi fonuauf ini,
terdapat sebuah penuasala111s11 uwna yang haJ'US dijuwab.
keberhasilan program HKm dalam mencapai tujuannya,
yaitu ~cj11uluna11a
Jika terdapat tolok ukur yang
tidak terpenuhi, maka tolok ukur tersebut akan menjadi masukan bagi perumusan rekorncndasi.
Hasil alJlir dari studi itu adalah peuilaian keberhasilau program setelah
dilil1a1 pula dan faktor-faktor yang mempeugaruhinya. maka pertu dipenunbangkan untuk perbaikan program di masa yang akan datang sd1in!!J!'1 meuingkat keb~rilasilam1ya.
1.5.4
Sumber dan Cara Pcogumpulan l>ata Dalam studi ini, data-data yang dipcriukan untuk rncncapai tujuan dan sasaran
studi dipcrolch meJalui dua macam survey, yaitu survey data primer dan survey data sekunder. Penjelasan mengenai kedua macam survey tcrsebui adalah sebagai bcrikut :
9
.- Survey Data Primer Pcngumpulan data melalui survey primer dJlalmkan dengan wawancara dan observasr langsung (penyebaran kuesioner).
Wawaocara dilakukan dengan pihak-pihak yang
terkait dengan pelsksanaan program HKm di Kabupaten Gunungkidul, dengan tujuan
untuk mendapatkan ioformasi yang tepat berkaitan dengan program HKm. Bebcrapa narasumber kunci yang akan dilakukan wawancara adalah : a. Tim/Kelompok Kcrja Pcnguatan dan Peagembangan Program llK.n1 Propuisi DfY b. Tim Pendamping Program HKm C.
Pengurus Kelompo], Tani flKm
Observasi langsung clan penyebaran kuesioncr dilakukan kepada masyarakat ( petani
HJ<m) untuk meuiperoleh data dan informasi fisikllapangan.
:> Survey Data Sekunder Pengumpulan data sekundcr dilakukan melalui kajian Iiteratur. Literatur dapat berasal dari bnku-buku,dokumen program, rencana kelola,laporan kegiatan HKm dan sumber
lairuJya. Pengumpulan data sekunder bertujuan untnk memahami metode penelitian, penetapan indikator, sub indikator dan sub-sub indikator cvaluasi. l.5.5
Pengambilan Sampel Metodc pcngambilan sampcl dalam penelitian ini menggunakan mctodc survey
dengan purposive sampling, Sampd adalah respondeo yang merupakau anggolii kelompok tani HKm, ditentukan berdasarkan wilayab kerja HKm yaitu kecamatan, yang terdiri dari Kecamatan Panggang, Paliyan, Semanu dan Nglipar.
Penentuan jumlah populasi
berdasarkan jumlah total anggota kclompok tani HKrn di Kabupaten GunungkiduL Setelah jurulah populasi diketahui, syarat yang hams dipenulu dalarn menenrukan jumlah sampel adalah :
dunana, n - Ukuran sampcl N = Jumlah populasi = 3.004 orang
d = derajar error estimate Dari data populasi dan nilai error estimate yang ditoapkan scbcsar IO %, maka diperolch nilat n ( rcsponden) scbanyak % orang {rwmmal)
10
Dcngan mempcnimbangkun
terjadinya kesalahan dalam pengambilan data atau terjadi bias respoudeu, uiaka ditctapkan jumlah responden yang diambil yaitu 9~ orang. Sampel lain yang dgunakan dalam penclitian ini adalah stakeholder pelaksana program HK.Ill di Kabupsten Gunungkidul. Stakeholder adalab individu atau grup yang memiliki kepeanngan, baik dalam mempengaruhi atau dipengaruhi, oleh aknvitavkegiatan yang menjac!i isu utama terhadap pclaksanaan program HKm Kabupaten Gunungkidul, Dalam penclitian ini stakeholder tersebut berasal dari pihak pemerintah, I ,SM pendamping
dan kelompok tani HKm. Respouden wawancara yang pertama diwawancarai adalah Ir. Murbani selaku Ketua II Kelompok Kcrja Penguatan dan Pcngcmbangan HKrn Propinsi DlY. Keiuudian selanjumya wawancara dcngan Eko Budi Wiyono selaku tim pendamping dari LSM Shorea, setelah mendapatkan rekomendasi dari Bapak Jr. Murbani.
Selanjutnya dilakukan
wawancara dengan beberapa pengurus kclompok tani, yaitu Bapak Sutarman (Kctua Kelompok Tani Ngudi Makmur di Kecamatan Panggang, Bapak Tambiyo (Ketua Kelompok Tani Sedyo Makmur di Kecamaran Sernanu, Bapak Pardjo Suwito (Ketua Kelompok Tani Scdyo Lestari di Kecaumtau Paliyan) dan Bapak Warroyo (Kctua Kelornpok Tani Wouorejo di Kecamaran Nglipar).
1.5.6
Penetapan Indikator dao Tolok Ulmr Evaluasi lndikator evaluasi dirumuskan berdasarkan dokuinen-dokumen formal, hal ini
mengacu kepada evaluasi yang bersifat formal. Dokumen formal yang digunakan untuk
meacutul::an indikator
evaluasi
adalah
Pedoman
Evaluasi
dan
Penilaian
fjio
Penyelenggaraan Hulan Kernasyarakatan (HK.m) Tahun 2006 clan Kriteria Indikator Monitoring dan Evaluasi HKm DIY Tahun 2006. lndikator dan tolok ukur pencapaian
basil yang dirumuskan dalam penelinan ini mcmiliki tujuan umuk mengukur atau rnengetahui tingkat keberhasilan program !-!!<.Jn di Kabupaten Gunungkidul dalam uiencapai kelestnrian hutan dan kcscjahteraan masyarakat sekitar hutan. Di dalam Pedoman
Evatuasi dau Peuilaian ljin
Penyelenggaraan Hutan
Kernasyarakatan {HKm) Tahun 2006 dan Kriteria lndikator Monitoring dan Evaluasi HKm DIY Tahun 2006 dijclaskan mcngcnai tujuan dan sasaran dari program HKm. Sasaransasaran program ini diturunkan mcnjadi indikator. Selain indikator, dirumuskan pula sub indikator , sub-sub mcikator dan tolok ukur yang juga didasarkan kepada Pedoman Evatuasi dan l'errilaian ljin Penyelenggaraan Hutan Kemasyarakatan (HKm) Tahun 2006
Il
dan Kriteria Indikaror Monitoring dan Evaluasi JlKm DIY Tahun 20C6. yang terdiri atas
sasaran-sasaran program yang lebih detail. Dokumcn ini diyakini bcnar karena dibuat oleh Sub Direktorat Bina Kelembagaau Departcmcu Kehuranan dan Kelom pok Kerja Penguaran dan Pcngcmbangan H.Km Propinsi DlY yang memiliki kekuatan hukum sebagai perumus kebijakan. Unruk penjelasan lebih lanjut mcngcnai idennfikasi atau perumusan indikator cvaluasi hasil dari program HKm selarna Hrna rahun di Kabupatcn Gunungkidul dapat dilihat pada Subbab 2.8.
l .5.7 .Mefodc Analisis Untuk mcnjawab pertanyaan studi. maka dalam menganahsis dara-data yang terkumpul digunakan analisis lrnalitatif dan kuantitatif Teknik analisis kuanritstif diguaakan dalarn pengumpulan dan pengolahan data basil kucsioner untuk disajiknu dalarn benruk angka atau pcrsen. Sedangkan teknik analisis kualitatif yang digunakan dalam penelitiau ini adalah content analysis, yaitu analisis yang mengkategorisasikan dan
mengklasiflkasikan isi komunikasi dari basil wawancara, yang dirampilkan dalam bcmuk narauf sebagai kutipan dari wawancara guna mendukuug Iiasil evaluasi.
Analisis foktor-
faktor yang diduga menjadi penyebab kcberbasitan maupun kendakbcrhasilan program. SeJain analisis yang telah diuraikan di atas, juga digunakan tcknik analisis kcscnjangan (gap analysis) untuk membandingkan antara basil yang diharapkan dcngan basil nyata dari program.
Selanjurnya digunakan pula teknik analisis deslaiptif untuk
menganalisa data dengan cara mendcskripsikan atau menggambarkan data yang tclah terkumpul sebagaimana adanya melalui label. perhitungun pcrscnrase dan law-lain tanpa bermaksud mcmbuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. 1.6 Sistematika Pennlisan Sccara garis bcsar, sistematika pcmbahasan dalam pcnyusunan re sis in i wcmual. subsransi rang tcrbagi ke dalam lirnu !lab. Kelnua bah iersebur adalah sebag;:! berikut : BAB l
PENDAffULUAN Bab mi membahas rancangan srudi yang mcrnberikau arahan untuk mcncapai tujuan studi.
Hal-hal yang dibahas dalam bab ini adalah latar hetakang
dilakukaunya peneliuau. nnuusan persoalau, rujuan, sasarau dan rnantaar studi.
ruang lingkup studi yang membaiasi ranah penelitian. metodologi pcneliuan dan sisiernatika penulisan
12
RAB 2 TlliJA UAN PUST AKA. Bab ini rncmaparkan kajian pustaka yang berguna scbagai Jandasan reori, dengan
tujuan untuk membentuk kerangka logika dan membaiasi pembahasan maten, sehingga evaluasi yang dilakukan retap berfokus pada tujuan penelinan. Teori yang dibahas pada bab ini dibagi menjadi teori materi peneliuan dan kajian teonns merode penelirian. Teori materi penelitian melipuri pembangunan dan pengembangan wilayah, pernuranan sosial (HKm),
pelesranan hutan,
kesejalueraan masyarakar dan rajuanzsesaran program HJ<;n. Sedangkan kajiau teoritis metode penelitian meliputi teori evaluasi formal, metode pengumpulan data, kajian stake/wider, teori analisis d31Jl, clan penerapan indikator peocapaian tujuan program HKm. BAB 3 GA.\IBARAJli mruM \VILAYAB PENELITJAN Bab ini memaparkan tentang keadaan umum dan karakteristiklokasi peuelitian melipuri kondisi biofisik, sosial 'kependudakan dan gambaran wnum pelaksanaan program HKm di lokasi smdi, B..\ B 4 K£BERliASlLAN PROGR..\.1\1 HKm DALAM MENCAPAl KELESTA IAi'l H{;TAN DAN KF.sEJAHTERAAN MASYARAKAT SEKITAR HUTAN SERTA
liAKTOR-FAKTOR
\'AJ\G
~1EMPENGARUH1 KEBER·
HASILAN PROGRMI
Bab ini mencalmp proses analisis data secara sistemaus untuk mencapai tujuao studi, Pada dasarnya, proses analisis data tersebut adalah penilaian keefekrifan prgram IIKm di Kabupaten Gunungkidul dalam mencapai kelestarian hutan dan kesejahteraan masyarakat sekitar hutan, I'enilaian keefektifan ini didasarkan
pada kriteria dan indikator evaluasi vanz telal: direrapkan scbelumnya Selain iru. diungkapkan pula faktor-faktor yang rnempengaruhi keberhasilan program.
n
BABS
ARAHAN PROGRAM
K.EBEllL-lNJlJTAN
HKm
SEBAGAJ
UNTUK PENGEMBANGAN
KHUSUSNYA
DESA
SEKlTAR
SALAll
PEIIDESAAN
WILAYAH
HUTAN
SATU
01
KABUPATEN
GUNUNGKIDUL
Pads llal> ini akau diuraikan keluarau studi yang terdiri atas kesimpulan yang mcrupakan tujuan srudi berdasarkan temuan-temuan studi dan rekomcndasi sebagai bahan masukan untuk kebedanjuran program HKm.
Pada bagian in.I
dikeuiukanan pula kelemahan studi dan saran untuk suuli lanjutau,
14
BAB2 TINJAUAN PUST AKA
l.1. Pembangunan dan Pengcmbaogan
Wilayah
Pembangunaa adalah suaru proses perubahan yang d.ilakukan melalui upayaupaya secara sadar dan terencsna, sedangkan perkenbangan adalah proses perubahan yang terjadi secara alami sebagai dampak dari adanya pernbangunan (Riyadi clan Dedi, 2003).
Sebagai dampak yang bersifat alami akibat pembangunan yang dilaksanakau, pada dasarnya perkcmbangan merupakan snaru perubahan yang kadang dapat diarahkan dan diduga scbclumnya scsuai dengan perencanaan yang dibuar. namun udak menuiup kemungkinan perkembangan yang rerjadi tidak sesuai dcngan dugaan atau h81 apan atau sasaran dari perencaaaan, Permasalahan utama pcmbangunan perdesaan di Indonesia adalah kcmiskinan
dan keterbelakangan. Kondisi ini dapar dirunjnk:kan dari keadaan jndividu atau rwnah tangga perdesaan yang kesulitan dan kelrurangan akses terhadap keburuhan dasar. Penyebabnya antara lain keterbarasan sediaan dan rendahnya daya beli masyarakat terhadap infrasuuktur dasar, sepcni caergi, air bersih, transportasi clan komunikasi (l!:conomic andSocial Council UN, 1995 dal.am l'lugraheni, 2007).
Kabupaten Gunungkidul sebagai salah satu kabupaten terluas di Dacrah lstimcwa
Yogyakarta masih tergolong wilayah yang tertinggal dan terbelakang. Ketcrbatasan alam seperti Jaban yang kurang subur karena bert>atu dan karst, sulit air dan kekenngan serta tingkai kepernilikan laban yang sempit berkisar antara O,l - 0,25 ha per KK. menyebabkan masyarakat Gunungkidul masih tergoloog miskin mencapai 58,99 % KK (Gunungk:idul dalam Angka 2005). Sclain nu, dengan keterbaiasan kemampuan sepeni pcndidikan dan
keterampilan. maka sebagian besar masyarakat tennama yang tiuggal dt perdesaan sejak Jama sudah mengganrungkan hidupnya dengan menggarap lahan baik pads lahan milik maupun lahau orang lain atau milik negara.
Hampir 69 % masyarakai Gunungkidul
bekerja di scktor pertanian. Sejau.h ini penyediaan Japaogan pekerjaan di wilayah perdcsaan sangat rcrbatas dan umumnya lapangan pekerjaan yang tersedia hanya di bidang pcrtanian, Kondisi
tcrsebut menyebabkan beban bidang pertanian di pcrdesaan scmakin bcrat, tcrutama pada em pasca krisis yang lalu
Berkenaan deagan bal tersebut, menunn Geertz dalam Yuska
e.
15
pada gilirannya akan mcmungkinkan adanya semacam penanggungan kemiskman bersama {shared poverty).
Apabila koodisi tcrseout dibiarkan bcrlanjur tanpa ada upaya
pembangunan perdesaan yang berarti, maka kondisi perekonomian masyarakat perdesaan akan semakin tcrpuruk dan tertinggal dibandingkan wilayah perkotaan. Mengingat hutan sebagai salah satu sumberdaya alam pealing di Guoungkidul dau meluasnya lahan-lahan kritis yang perlu segera direhabilitasi, maka pembangunan kchutanan sudah saatnya disinergikan dengan pembangunan wilayah. kchutanan dengan pcndckatan
Pembaugunan
perhutanan sosral seperti hutan rakyat, HKm dan
agroforesiry dalam upaya percepasan rehabihtasi lahan kritis, penyediaan lapangan pekerjaan dan pcngembangan usaha masyarakat diherapkan da11al meningkatkan kualiras hngkungan
dan kesejahrcraan masyarakat setempat, schmgga kondisi
perekonomian
masyarakat di wilayah tersebut akan lebih baik. II Km sebagai salah satu program pcmbangunan scktor kehutanan diharapkan mampu dis.inergikan dengan pembangunan wilayah khususnya perdesaan. Kcscunbangan fungsi butan baik secara ekologi (lingkungaaj, ekonomi maupun sosinl budaya diharapkan
retap lestari chm berkelanjutan, schinua dapat memberikan manfaat langsunJ( maupun tidak Iangsung untuk kesejahteraan masyarakat.
Kawasan hutan Gunungkidul yang
mcucapai luasan 13.233,43 ha atau sekuar 77,89 'Y. dari luas kawasan hutan di [)IY sudah scmestinya dikdola secara optimal dcngan mehbatkan partisipasi masyarakat khususnya
masyarakat sekitar hutan sehingga sclain hutannya 1c1ap tejaga. dibarapkan kescjahteraan hidup mereka bisa diringkatkan,
2.2. Perhutanan Sesial (Hulan Ktmasyarakat:m) Pasal 33 Undang Undang Dasar 1945 rnengamanatkan bahwa bumi dan air sorta kckayaan alarn yang tcrkandumg di dalamoya dikuasai oleh Negara dan dipenauukan bagi sebcsar-besarnya kemakmuran rakyar. SalU diantara kekavaan alam tcrschut adalah suinberdaya alarn berupa hutan, yang peugelolaannya diatur dengan Undang-Undung tcmang Kchutanan. Dengan dcmikian. hutan scbagar salah satu kekayaan alam yang mengembau fuug~i produksi, sekaligus fungsi pcdindungan, sosial dan budaya, hams dimantaatkan untuk kemakmuran rakyat, balk gencrasi sckarang maupun yang akan datang. Hutan merupakan ekosistem yang berpcran pcruiug datum menunjang kehidupau manusia dan rneuuliki hubungan sating ketcrganrungan satu dengan lainnya. Hutan
16
menghasilkan berbagai manfaai bagi manusia, yaitu manfaat langsung berupa nasu hutan
kayu dan non kayu dan man:faat ridak langsung berupa jasa lingkungansepcrti air, udara bersin dan jasa rekreasi, Disamping itu, fungsi hutan yang sangat penting adalah bahwa hutan mengandung sumber daya genetik atau sumber plasma 1111tfal1 yang pedu dilestarikan untuk kepennngan kehidupan sekarang dan yang akan datang. Karena itu, pemanfaatan hutan hams dilakukan secara bijak untuk kemakmuran rakyat yang tidak rerbatas pada dimeusi waktu maupun ruang. 11 ubungan timbal batik antara huran dan rakyat di sckitar hutan tclah mcmbeniuk
tradisi dan budaya turun remurun, Bebefapa pola pengelolaan hutan rradisioual yang telah dikembangkan oleh masyarakat lokal. telah terbukri mampu melestarikan fungsi huran, bahkan dapat dinilai scbagai sistem pcngelolaan yang ramab lingkungan dalam s1ruJ..111r
agroforetry yang memiliki nilai ekonomi tinggi, Usaha pengetolaan hutan yang lebih efektifdan efisien pedu dikerobangkan dengan cara meningkatkan peran-serta masvarakai sekitar kawasan hutan dengan mcmbuka kcmbali akscs mcrcka terhadap hutan dan rnemberi kepercayaan kepada mereka untuk meajaga, memelihara dao memanfaatkannya dengan memberikan hak penguassan hutan rakyat (Sastraatmadja, 2008). Masyarakat Pegunungan Kapur Selatan yang membentang dari Gornbong (Jawa tcngah) sampai Pacitan (Jaws Timur) pada umumnya clan masyarakat Gunung Kidul pada
khususnya sangat dikenal dengau tradisi clan kcmampuancya dalam membangun hutan rakyat. Dengan ketekunan dan kesabaran sejak tahun l 950an mereka roenaoami lahan yang kritis, kering dan taudus dengan tanamaa keras atau kayu-kayuan. Pada awalnya
semata-mata hanya unmk menyelamatkan lingkungan. letapi belakangan kebernasilan hutan rakyat juga telah membantu ekonomi rumah tangga dan berfungsi sebagai tabuagan yang dipcdukan pada saat-saat tertenm (lebaran, tahua ajaran baru, hajatan keluarga, dll). Keberhasilan pembanguan hutan rakyat tersebut kiranya perlu menjadi penimbangan bagi
pcmerintah dalam pcngelolaan hutan negara. Sudab saamya bagi pemerintah unLuk memberi kepercayaan yang lebih be= dan tulus kepada rakyat (petani) untuk terlibat secara akrifdan langsung dalam pengelolaan hutan negara (l\ugroho, 2004). Mcnurut T. Yuslina (1998) dalam Sastraaunadja (2008). huran rakyaratau sering juga dustilahkan dcngan hutan kemasyarakatan adalab hutan ncgara yang dicadangkan atau ditetapkan oleh Pemerinlah untuk diusahakan oleh masyarakat sctcmpat agar dimanfaatkan secara Jesmri sesuai dengan fungsinya. Dcugan de1111kiao, yang menpdi titik beramya adalah kepeming.an untuk mensejab1crak:m masyarakaL Jknlasarkau Kcpu(USlUJ Mt:ulc1i
17
Kchutanan Nomor . .> l/Kprs-llt20t) I. bahwa y.ing dimaksud Hulan Kemasyarakatnn ti !Km)
adalah hutan ncgara dengan sistem peagelolaan hutan yang bertujuan untuk memberdayakan rnasyarakat setempat tanpa mengganggu fungsi pokoknya deugan bcrazaskan kelestarian fungs. hutan dari aspek ekesistem, kesejahteraan masyarakat yang berkelaajutan, pcngelolaan sumberdaya alam yang dcmokratis, keadilan
sosial,
akunrabiliras publik serta kepasrian hukum.
Bertambahnya jumlah penduduk dan kondisi lahan kritis yang miskin unsur hara, sorta mcumgkatnya kebutuhan mdup terhadap kcbutuhan pangan tclah mendorong masyarakat
tani di
kawasan hutan Gunungkidul unruk mcmanfaatkau
huian
kemasyarakatan {I !Km) untuk bercoeok tanam memenuhi kebutuhan hidup schari-hari.
Mcnurut lembaran daerah Gunungkrdul t2003 ), pcmanfaaran Ii Km dengan mengclola humn ncgaru diperkenankan dengan rujuan untuk mcmberdayakau dan meningkatkan
kcsejahtcraan masyarakat :scttnlJ)at tanpa arengganggu fungsi pokok hutan dan temp mcnjaga kelestarian ekosistem didalamnya (Scpsiaji dan Fuadi, 2004). Pcngclolaan I lKm tidnk semata-meta menanam kayu. tetapi dapa1 dikombinasikan dcngan jenis tanaman lain scperti buah-buahan dan ranaman paagan yang dirumpangsarikan dengan tanaman pokok (ranaman jari, mahoni, sengon), Dengan denukian. program J lKJJJ ini tel ab direncanakun untuk menjanun kcbcrlanjutan manfoat hutan baik dalam jangka p.:.ndck, menengah hingga [angka panjang, sebingga kcbcrlanjutan program ini 111c1tjadi peating untuk rncndukung peagernbangan v.1layah Iii Kabupaten Gunungkidul, 2.3. Pclcstariao Hubin
Sumbenlaya hutan merupakan sumberdaya alam yang mcmpunyai ekstemaluas lingkungan, yang apabila pcngelolaannya udak dilakukan secara hati-hati makn akan meuimbulkan kerusakan lingkungan (air, tanah dan udara).
Scbagai public invesmcnt,
sumberdaya huran harus dikelola denJ!311 balk sehingga kelcstariannya tetap rerjaga. Menurut Marian \ 19()8). pengelolaan hutan lesrari isusraiuabl«fores: 111arragcmc111) adalah bentuk pengclolaan butan yang memiliki s1fut basil yang lestan, }"dllg ditunjukkan oleh (I) tcrjammnya kcberlaagsungan fungsi produksi sumberdaya hotan berupa hasil kayu dan non kayu; (2) tcrjaminnya keberlangsungan fungsi ckologis hutan; dan (3) terjanuunya fungsi sosial ekonoiui budaya bagi masyarakat lokal,
Keg1atan penanaman baik melalui penghijauan dan reboisasi uierupakan sa Lall saru 11s1h~ untuk mempcrbaikr bugl.ungau hidup seperti pcmulihan laban kruis.
mengurangr erosi dan meuccgah banjir (Manan, 1998). Namuu, dalam prakteknya, jenis
pohon yang ditanam baik untuk reboisasi maupun penghijauan perlu mcmperhatikan faktor ekologi dan ekooomi serta sosial masyarakat di sekitamya sehingga akan diperolah tingkat penutupan lahan yang beragam seperri butan alam dan kebun campuran, Upaya melestarikan
jenis dan ekosistem sangat
erat
kaitannya dengan
masyarakat, terutama yang hidup di sekitar hutan. Gangguan tehadap keberadaan hidupan liar dan keknyaan hutan dapat berupa pcrburuan liar, perambahan hutan dan keeakaran huran (Manan, 1998).
Oleh karcna itu, penyuluhan dan pembinaan terhadap masyarakat
agar mercka mem iliki rasa tanggung jawab untuk melindungi sumberdaya hutan dari gangguan yang mcrusak perlu terns dimasyarakatkan. Penebangan liar (pencurian kayu) merupakan salah satu masalah serius yang
mengancam kelestarian hutan Indonesia. Hal ini bisa dilihat dari besarnya kcrugian (ekonomi) akiba: pcneurian kayu terscbut. Penelitian Greenpeace mencarat tingkat kerusakan huran di Indonesia meacapai angka 3.8 juta hektar per tahun, yang sebagian bcsar disebabkan oleh aktivitas illegal logging atau penebangan liar (Johnston, 2004 dalam Nugroho, 2004 ). Sedangkan data Badan Pcnelitian Departemcn Kchutanan menunjukkan angka sebesar Rp. 83 nulyar per hari sebagai kemgian finansial akibat penebangan liar (Amara, 2004 dalam Nugroho. 2004 ).
Meskipun penebangan liar tcrscbut scbagian besar terjadi di hutan luar Jawa, tidak berarti bahwa hutan di Jawa bebas dari pencurian dan pcnjarahan. Dengan skala dan luasan yang lebilt kecil, pencurian kayu juga terjadi di hampir semua daerah dimana ada hutau uegara, termasuk di antaranya di Kabuparen Gunung Kidul. Pencurian kayu hutan merupakan
masalah utama gangguan keamanau disampiug masalah Iain sepcrti :
penguasaan lahan, pcredaran hasil hutan ulegal, kebakaran hutan, serta pcnambangan
galian C. Pada rahun 2001, di seluruh Provinsi DI Yogyakarta, terjadi 2.501 kasus pencuriau kayu, dengau 2.303 kasus dianraranya tcrjadi di Kabupaten Gunung Kidul, dengan total kerugian semlar Rp. 270.297.000,- (Suharman, 2003 dalam Nugroho, 2004).
Meskipun tcrjadi pcnurunan, pencurian kayu terap mcrupakan rnasalah utama gangguan kearnanan hutan di Dl Y pada umumnya dan Gunung Kidul pada khusnsnya. Saar ini diperkirakan dari hutau negarn di Gunung Kidu.1seluas13.221,5 ha, unggal JO 'Yo-aya yang masih bernutan (Nugroho, 2004).
19
.'\spek kelestarian butan yang akan dikaji dalam penelitian iai lebih difokuskan pada pengclolaan hutan (l lKm) yang lestan baik secara ekologi maupun ekonomi (lestari
produksi), Aspek kelestarian hutan dalam HKm. selain dilihat dari faktor jenis tanaman yang memil iki kecocokan turobuh baik, juga dilihat dari nilai ekeoornis dari jenis tanaman tersebut, Sedangkan aspek kc!estarian hutan khosus dari sisi ekologi akan dilihat dari dari faktor gangguan keamanan hutan berupa kejadian kebakaran hutan dan pencurian kayu,
karena menurut sejarahnya bahwa latar belakang munculnya HKm di Gunungkidul antara lain disebabkan oleh rusaknya hutau akibat penjarahan dan pencurian kayu. Kemiskman penduduk sering disebut sebagai penyebab utama tingginya nngkat penjaranan Jaban dan pencunan kayu di hutan negara. Kepemilikan lahan pcrtanian (lahan kenng) yang terbatas dan dengan produktivitas yang rendalr menyebabkan hasilnya udak mcncukupi kebumhan sehari-hari rumah tangga pemihknya, Faktor inilah yang antara lain dipertimbangkan
olcli pemcrinrah ketika meluncur:kan program HKm yang memberi
peluang kepada masyarakat untuk terlibat secara Jang.sung dalam pengelolaan hutan negara (Nugroho, 2004) .
2.4. Kesejahteraan Masyarakat Kcscjahteraan masyarakat mcrupakan cerminan dari kesejahteraan individu yang
kemudian dikenal deagan konsep kualitas kehidupan (quality of life). Namun menurut Olsen dan Mervin (1977) dalam Wilianto (1987), tidal; ada kescpakatan tentang apa yang dimaksud dengan konscp kualitas kehidupan walaupun terdapai usaha-usaha unruk mendefinisikan konsep tersebm. Olsen dan Mervin mencatat bahwa semua konseptualisasi tentang kualitas kehidupan mengacu pada apa yang dianggap penting dalam hidup oleb orang.
Jadi elemen-elemcn yang membenmk kualitas kehidupan pcnduduk akan
ditentukan oteh penduduk iiu sendiri bukan oleh para ahli atau kelompok elit tertentu Suhardjo (1998) menjelaskan pengernan kesejahreraao scbagai kemakmuran dan kebahagiaan, Kcruakmuran berdimensi fisik yairu ierpenuhinya kebutuhan lahir atau fisik scperti pangan, sandang, keseharan gizi, dan perdaparaa
Sedangkan kebahagiaan
disebutkau Suhardjo (1998) scoagai rasa aman dan tentcram pada din scseorang
Pernyataan Suhardjo ( 1998) tcrsccbut sejalan dengan pcmikiran Soemardjan (1993 i yang pcrnah mendeskripsikan kesejahteraan dalam dua konsep berbeda namun berkaitan yaitu sejahtera dan bahegla Sciahrera dilihat dari sudut ekonorni aiau Iinausial sedangkan bahagie dilihat dari sudut fsikologi. fndikaior kesejal!leraan memiliki arti penting unti1k
20
mengetahui hasil atau dampak dari pembangunan (Koelle daJam Bintarto, 1983). Sebagai terjemahanatas konsep Growth with Equity, Morris (J9i9) yang memperkcualkan konsep pengukuran keseiahteraan dengan konscp PQLI (Plr;sical Quality of Life index) meagemekskan pentingnya indikator sosial disamping indikator ekonomi dalam mengnkur kesejehteraan (Fakih, 2002). lndikator sosial dapat diharapkan menjadi perunjuk singkat hasil pernbangunan di bidang sosial yang telah dijalankan. Dalam penelitian ini, salah satu indikator yang dignnakan untuk meogukur tingkat kesejahteraan masyarakat sckitar hutan adalah pendapatau. Tingkar pendapatan petani HKm akaa diukur berdasarkan hasil dari produksi tumpangsari setiap tahun sclama lima rahun dan jika memungkinkan dari prediksi basil kayu (sebagai tabnnganj dari pcrfurungan pada tanaman kayu jflli berumur 25 rahun. Sedangkan indikator tainoya dari
kesejalueraan berupa kebahagiaan (berdimerui sosial) yauu rasa aman/tentram yang diwujudkan dalam tingkat keberdayaan dan partisipasi masyarakat Vntuk mengukur keberhasilan dari pembangunan yang telah dilaksanakan di suatu daerah atau negara perlu dibuat suam definisi yangjelas temang kualitas kehidupan tersebut dan penetapan indikatorrkriteria stander, Dan dengan kondisi sosial ekonomi dan budaya masyarakat yang bervariasi dari masing-masiag daernh atau negara, merupakan suatu ha! yang wajar apabila setiap dacrah atau ncgara tcrsebut mcmiliki definisi dan kriteria/indikaror sendiri tentang 1.113litas kehidupan yang disesuaikan dengan kondisi sosial ekonomi dan masyarakat setempat.
Stratcgi pcmbangunan yang bertumpu pada pcmihakan dan pembcrdayaan dipahami sebagai suatu proses rraasformasi dalam hubungan sosial, ekonomi, budaya dan politik rnasyarakat. Perubahan snukmral yang diharapkan adalab proses yang berlangsung secara alamiah, yaitu yang menghasilkan barus menikmati. Begim pula sebaliknya yang meuikmati harus yang rucnghasifkau, Melalui program HKm ini yang salah satu t.ijuannya adalah memberdayakan
masyarakat sekitar hutan, diharapkan dengan keterlibatan
masyarakat lokal dalam pengelolaan butan mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga
pengawasan akan marnpu meningkatkan kcbcrdayaan dau kcmandirian ruasyarakat. Hasil huran dari program HKm akan dinikmati bersama oleh masyarakat lokaJ sclaku pcngclola
HKm, schingga kesciahteraan masyarakai Iokal dan kelesiarian hutan ncgara sckaligus akan terwujud sccara bersamaan. Pcmbangunan hutan kemasyarakatan dimunculkan umuk mewujudkan interaksi posinf aruara masyarakat dengan hursn mclalui peagclolaan panisiparif dan pembinaan
21
produksi basil hutan non-kayu yang dapat dirasakan manfaatnya langsung oleh masyarakat sekitar hutan. Pengukuran kcberhasilan hutan kemasyarakatan duenrukan berdasarkan manfaamya bagi masyarakar berupa peningkatan pendapatan, keterampilan, kemampuan, pcnyerapan teknolog], peingkatan produlaivitas lahao serta perbaikan kawasan hutan. Haran kemasyarakatan pada dasamya adalab pemberdayaan masyarakat untuk hidup lebih baik dengan rurut aktif'mernhangun hutan berwawasan linglmngan (Arief, 2001 ).
2.5. Teknil: Evaluasi Evaluasi mcmpunyai arti yang sahng berhubungan, masing-masing menunjukkan pada aplikasi bcberapa skala nilai terhadap hasil kebijakau dan program.
Secara umum
istilab cvaluasi disamakan dengan penakstran (apprmsof), pemberian angka (raring) clan
penilaian (nssessmen1), kara-kata y.i.ng meayatakan usaha untuk menganalisis hasil suatu kcbijakan atau program dalam arti satuan nilainya. Dal8Jl1 aiti yang lcbib spesifik, evaluasi
berkenaan deugan
produksi
informast
mengenai
nilai
atau
manfaat
basil
kchijakan/program. Kerika basil kebijakan atau program pada kenyataannya mempunyai nilai, hnl ini karena hasil tcrsebut membcii sumbangan pada tujuan dan sasaran
Dapat
dikmakan bahwa kcb1jakan atau program 1elah meocapu tmgkat kmerja yang bermakna, yang bernrti masalah-masalah dibuat jclas atau tclah tcratasi (Dunn, 2003). Selanjumya Dunn (2003) mcmbcrikan gambaran utama dari \lv~luasi adalah
bahwa evaluasi mcnithasilkan tuoturan-tuntutan )ang bersitl!J evaluatif. karena itu cvaluasi mempunyai sejumlah karakteristik yang membedakannya dari metode-metode onalisis lainnya, yaitu : (2) Fokus nilai, menyangkui
Evsluas! bcrbcda dengan pemantauan. dipusatkan pada pcnilaian yang kepeduan arau rulai dan scsuatu kebijakan dao program.
Evaluasi
tcrutama rnerupakan usaha untuk mcnenrukan manfaat atau kegunaansosial kebijakai1 atau program. dan bukan sekedar usaha untuk mengumpulkan mformasi mcngcuai
hasil aksi kebijal.ao yang 1cra111isipasi dan tidak tcranlisipasi. Oleh karena ketcpatan tujuan dapat selalu dipertanyakan, evaluasi mencakup prosedur untuk mcugcvaluasi tujuan-tujuan dau sasaran uu serdm;
(3) Imerdepcndeasi fakta-nilai. Tuntutan evaluasi tergantung baik pada fakta maupun nilai.
Untuk ruenyatakan bahwa program atau kebijakau tenentu telah mencapai
tingkat kinerja yang tcrtirtggi atau rendah dipertukan tidak hanya bahwa hasil-hasil kebijakan berhaiga bag1 sejumlah individu, kelcmpok acau seluruh masyarakat. lJotuk
menyatakan demikian harus didukung oleh bukti-bukti bahwa hasil-hasil kcgiatan sccara aktual merupakan
konsekuensi dari
aksi-aksi yang
dilakukan
untuk
mcmecahkan masalah tertentu. Olah karena itu. pemantauan (monitoring) merupakan prasyaratbagi evaluasi; (4) Orientasi masa kini dan masa tampau, Tuntutan evaluasi, berbeda dengan tuntutantuntutan advokatif, diarahkan pada hasil sekarang dan masa latu ketirnbang masa depan.
Evaluasi bcrsifat rcstrospektif dan setclah aksi-aksi dilakukan (ex post).
Rekomcndasi yang juga mcncakup premis-prcmrs nilai, bersifat prospekuf dan dibuat sebelum aksi-aksi dilakukan
(eo.t
011tel:
(5) Oualitas nilai. Nilai·niL1i yang mcndasari tuntutan evalmsi mempunyai kualitas ganda,
karena mereka dipandang sebagai rujuan dan sekaligus cara. Evaluasi sarna dengan rekomendasi scjauh berkenaan dcngan nilai yang ada, dapat dianggap intrinsik (diperlukan bagi dirinya) maupun c:kslrinsik (dipcrlukan kHf(,'DH hal itu mempengaruhi pencapaian tujuaa-tujuan lain)
Nilai-mla1 senng ditata drdatam suatu hirarki yang
merefleksikan kepentingan relarif dan saling ketergantungan antar tujuan dan sasaran. Mcnurut Widodo (2006), bahwa evaluasi kebijakan puulik dalwu studi kcbijakan
publik merupakan salah satu iahapan dan proses keb1Jakan publik.
Evaluas: kebijakun
merupakan kegiatan untuk mcuilai aieu mclihat kebcrhasilan dan kcgagalau pctaksanaan suatu kebijakan publik. Olch karcna itu, cvaluas1 uicrupakau kcgiat1111 JMnbc.'Ti1111 nilni atas
sesuatu fcnomena didalamnya terkandlllg nilai tertemu yang bekaitao dengan tujuan,
sasaran kebijakan
clan kelompok sasaran yang ingin dipengaruhi, berbagai instrumen
kcbijakan yang digunakan, rcsponsi dari liuglmngau kcbijal..1111, kincrja y11J1g dicapai, darnpuk yang terjadi dan sebagainva. Evaluasi kcbijakan pubhk tidak hanya untuk melihat hasil (outcome) atau darnpak (1111pac:1), akan tetapi dapat pula 1mtu1. mclihat bagaimana proses pelaksanaan suaiu
kebiiaka« apakah telah d ilaksanakan sesuai dengan petuniuk ieknis/petunjuk pelnksanaan yang telan ditenrukan
Olch karcna im. evsluasi kebijakan publik dibedakan menjadi dua
macam ripe, yauu (l) tipe evaluasi basil merupakan riser yang mendasarkan diri pada tujuan !..cliijalum dengan ukuran kebcrhasilan pclaksanaan kcbijakan adalah sejauhmana apa yang mcniadi rujuan dapat dicapai; dan (2) tipe evaluasr proses, yairu nset evaluasi yang menrlasarkan diri pada pclunjuk pelaksanaan dan pcrunjuk teknis. dengao ui..·uran
kel>crhasilan pelaksanaan
kebijakan
adalah kesesua.ian proses implcmcntasi
kebijiika11 deugiill garis pctunjuk yang 1el;ih ditetapkan.
2.'I
sualu
Rhet e\•aluasi 1mpac1 lebLJ1
mengarah pada sarnpar sejauhmana suaiu kebijakan menyebabkau perubahan sesuai yang
dikcheodaki dan benujuao umuk menguji efeknvitas suatu kcbnakan dalam pencapaian tujuan kebjjakan. Oleh karena itu, yang pain dipersiapkan adalah tentang pendefinisian suatu tujuau dan krueria keberhasilan secara ltbili operasional (Widodo, 2006). Dalam penelitian ini, evaluasi yang dimaksud adalah evaluasi ha~I, dimana evaluasi yang dilakukan lcbih mendasarlcan pada rujuan atau terget kebijakan. Hal ini dimaksudkan untuk mcngetahui sejauhmana nngkat kcberhasilan program HK.m didalam mcnoapa, tujuan kclcsiarian hutan msupun kcsejahrerasn
masysrakat sckirar hutan,
tndikaror-indikator pencapaian tujuan yang belum her.;ifut opcrasional akan didefinisikan secara lebih 01r~nc.i0Irdl rnelalui kajian dokwnenlliteratur msupun wawancara dengan pelak.sana kegiatan, Evaluasi memiliki beberupa liwgsi utama dalam 11.nalisis kebijakan atau program. C~nluasi mcrubcri.ka11 iuformasi yang valid mcngenai ldncrja kebiiakan, yaitu scberapa jauh kcbutuhan, nilai dan kesempatan tclab dapat dicapai melalui pelaksanaan kebijakan. Selain infom1asi yang valid. evaluasi juga memberikan sumbangan pada klarifik115i dan kritik terhadap 11ilai-11ilai yang mendasari pemiliban rujuai1 dan target, Nilai dipcrjclas dengan mcndefimsrkan dan mengoperasikan tujuan dan target dalam hubungannyn dengan
masalsh yaug dituju. Evatuasi jugo mcmbenlcou suwbangan pade aplikasi mctode-mctode analisis kcbijllkan lai1111y11 tcn1111~uk l)ll(la rumusan masatah dan rekomcndasi. Informasi
temang ndek memadainya kinerja kebyakan
cvwuasi dapat pula menyumbang pada detinisi attematlf
kcbijakan yang baru atau revisi kcbiJak&n dengan memmjukkan babwa alcematif kebijak(l.[1 yang diuni;gulkan scbclumnya pcrlu dircvisi atau dipcrbaiki (Dunn, 2003). Tcrdapat tiga pcndckatan cvatuasi yang dinyamkan olch Dunn (2003). yauu :
formal (formal eva/uotion). Merupakan pendekatan yang menggunakau
metode dcskriptif untuk mengl1asilka11 mformast yang valid dan dapar dipercaya ruengenai hasil-hasii kebijakan arau program, tetapi mengevaluasi basil tersebut stas dasar tujWlll program kebijakan yang telah diumumkan secara formal oleh pembuat kebijakan dan administrator program. Asumsi uiama dari evaluasi formal adalah bahwa tujuan dan target yang diumumkan secera formal merupakan ukuran yang tepat untuk manfaat atau nilai kebijakau atau program. Secara urmun ada dua ripe evaluasi
formal: a Fvaluas] sumanf, yang bcrusaha untuk memantau pencapaian tujuan dau target fr1rmaf setelah suaru kebijakan atau program diterapkan «ntuk jangka waktu tertcnru dan didptakan untuk menifai produk-produk kcbijakau dan program publik
yang stabi.l dan ruantap. Evalusi s1illlatif dibagi lllenjadi (l) evaluasi eksperimental, meliputi pemantauan dan evaluasi hasil dibawah kondisi kontrol langsung terhadap masukan dan proses kebiiakan, dan (2) evaluasi hasil restrospektif, meliputi pemantauan dan evaluasi hasil 1erapi tidak disertai dengan kontrol langsung terhadap masukan dan proses kebijakan.
b Evaluasi formatif, yaitu 111clipu1i
usaha-usaha untuk secara terns menerus
memamau pencapaian tujuan-nuuea dan target formal. C:valuasi formatifdapat dibagi !agi melipuri kontrol langsung dan tidak langsuug rernadap masukau kebijakan dan proses-proses, yauu ( l) evaluasi perkembangan, yaitu menunjuk pada kegiatan-kegiaran/aktivitas evaluasi yang secara eksplisit diciptakan untuk
melayani kebutuhan sehari-hari staf program dcagan ukuran kontrol terhadap aksi kcbijakan bersifat Iangsung; dan (2) evaluasi proses re'strospcl.1i( mcliputi
pemantauan dan cvaluasi program setelah program tersebuc duerapkan unmk jangka waktu tertentu. Evaluasi ripe ini cenderung dipusatkan pada masalahrnasalah dan keudala-kendala yang tc1jadi sclama implemenrasi kebijakan dan
program, tidak diperkenankan uielakukan manipulas. langsuug rerhadap masukan dan proses (3) Evaluasi Kcp11h1S<1n Tcoritis
Adalah pendekaran yang menggunakan metode-mctodc
desknptif uatuk rueaghasilkan informasi yang dapat dipertanggungjawabkan dan valid
mcngcnai hasil-hasif kebijaka.a yang sccara eksplisit dinifai oleh berbagai macam
pelaku kegiaran. Merupakan cara untuk mengatasi bcberapa kekurangan dari evaluasi sc11111
dan evaluasi formal tforma! evaiuatiom.
Dalam evaluasi formal, evaluator menggunakan metode yang sama dengan
evaluasi semu, benujuan untuk mengbasilkan informasi yang valid dan dapat dipercaya mengenai variansi-variansi basil kebijakan dan dampak yang dapat di1acak dari masukan clan proses .kebijakan. Namun, perbedaannya dengan cvaluasi semu adalah bahwa evaluasi
fonual menggunakan uodang-undang,dokumen-dokumenprogram dan wawancara dengan pembuat kebuakan dan administrator untuk mengidentifikasi, mendefinisikan den tnenspesifikasikaa tujuao dan target kebijakan atau program, Dalam evaluasi formal, ripelipe kriti:ri~ evaluatif yang paling sering digunakan adalab ctck1i1ilas clan efisicnsi. UnHtk lebili jelasnya, klasifikasi akhir dari evaluasi foonal dapat di!iha1 pada tabel U-1. Tabd ll-1 Tipe Evaluasi Formal Kontrol terhadap Aksi Kebijakan
Orientasi terlladap Proses Kebijakan Formatif
Langsuag
Evaluasi Perkembaagan
1'irlak .1..an~ung
Evaluasi Proses Restrospelctif
Sumatif
· Evaluasi Eksperimcntal Evaluasi Hasil Restrospektif
Dalam pcnclitian ini. evaluator menggunakan Pedoman Evaluasi dan Penilaian ljin Penyelenggaraan Hutan Kemasyarakaran (HKm} Tahun 2006 dan Kriteria Indikator Monitoring dan Evaluasi HKm DIY Tahuo 2006 scbagai dasar pcncnruan indikstor evaluasl, Dokumea foonal ini digunakan dengan asumsi babwa mjuan dan sasaran serta
indikator peacapaiaa hasil yang tertulis didalamnya adalah beaar dan merupakan ukuran yaog tepat, Karena evaluasi yang dilakukan daliun penelitian mi meoggunakan dokurneo formal, maka evaluasi yang,dilak-ukan adalah evaluasi formal. Evaluator juga tidak dapat seeara langsung mengamr tingkat peogcluaran dana, komposisi program dan kelompok
sasaran dari program,
Bcmrti cvaluasi pads pcnciinan ini tcrgolong eveluasi tidak
langsung, Dan karena cvaluasi dilaksanakan pada saat program HKm masih berjalan, maka evaluasmya tennesuk kedalam evaluasi formariL dimana pemantauan peacapaian tujuanitcrget kebijakan seselah program HKrn diterapkan untuk jangka waktu tertentu yaitu
selame lima tahun.
26
2.6. Tujuan/Sasann Pl'egnun Rutan Kenwyankatan K.abupatcn Gun1111gkldul Evaluasi Program HKm di Kabupatco Gunungkidul dilaksanakan melalui evaluasi hasil secara fonnatif yang mcedasarkan pada tujuan program I !Km yang dicapai setelah program tersebut diterapkan sclama l.1lrallg lebih lima tahun, Tujuan dari program HKm ini telah dianggap benar dan merupalcan ukunllJ yang tepat sesuai dengan Ped-Oman Penyelenggaraan HKm yang ditetapkan oleh Menteri Kehutanan RJ.
Berdasarkan
pcdcmaa tersebut, tujuan program HKm tcrdiri dari dua bagian yanu (I J tujuan kelesrarian h11tan dsn (2) tujuan kesejahtcraan masyarakat sekitar hutan,
2.6.J. Tujuan Kelesiariaa Humn
Tujuan kelestarian hutao dari program HKm teri>agi kedalam dua sasaran, yaitu (I) pcrcepataa rebabilitasi hutao dan (2) tcrwujudnya perliodungan buran, Umuk indikator
percepatan rehabilitas1 hutan, sub indikator peecapaiannya dapal dihl1a1 dnri : ).. Penutupan lahan yang baik, adalah didominasi jeois tanaman kayu dengan komposisi 70 % kayu dan 30 %
llUD
kayu. Unruk program I IKm Kabupaten Gunungiddul,
mengingat kecoeokan twnbuh dan mina1 masyarakat y1111g tinggi terhadap tananian jati, maka tanaman pokok adolah kayu jati. Selain itu, kondisi tanaman pokok dilibat pula pertumbuhannya, apakah me11c11pai pcnumbuban minimal yailtl 7S %.
r Pola pcnanaman ddakukan secara leratur sosuai dengan rencana kclola dimana meuggunakan jarak tanam minimal 4 x 2 meter, J\rtinya diantara taoaman pokok masih memungkinkan untuk ditanamijeuis ta11am1111 Jain sepern MPTS (Mul()I Purpose Trees Species) yang berfungsi sebagai tanaman sela, tanaman pengisi dan tanrunllll
batas pagar ;. Kcgiatan kcnscrvasi peda lahan-lehan miring dcugan rnelakukan pcmbuatan tcrassering, guludan dan penanaman jcnis tanaman penguar tcras un1uk meogurangi erosi ranah, Pembuatan teras bisa rnenggunakan beru, mcugingat di Gunungkidul hatu cukup iersediu di lohan hutan
Uutuk indik.ator terwujudnya perlindu.ogan hutan, sub indikator pen<:apaiannya dapat dinhat dari :
).. Gangguan kcbakaran butan menurun, aorara Iain dilakukan melalui pembuatan ilaran api,
ranaman
sekat bakar dan pcmbuatan
papan penugatan,
sehingga tidak
urenimbulkan kebakaran hutan yang akan mengancam keberadaan tanaman pokok
27
"r Gangguan pcncurian kayu menurun, antara Jain melalui pelaksanaan rcnda bersama
dalam kelompok,
Jadwal ronrla dibuat untuk setiap anggota kelompok dan
dilaksanakan secara rurin, sehingga pencurian kayu tidak terjad i
} Ganggnan perburuan liar ruenurun. Dilakuka.n pauoli secara bersama dan dibuar aturau internal yang: melarang melakukan perburuan liar di lahan HKm, disamping membuat
papan peringatan
>
Melakukau kegiatan penyul uhan utau pcm binaan kepada masyarakat dari petugas
pcnyuluh maupun instansi yang terkait lainnya sccara rutin. 2.6.2. Tujuan Kesejahreraan Ma~yaral;a! Sekitar Hutan Tujuan kesciahteraan masyarakar sekitar butan terbagi kcdalam beherapa sasaran yaitu (I) adanya manfaar ekonomi bagi masyarakat sekitar hutan dan (2) meningkatnya kebcrdayaan masyarakat sekitar hutan.
Uutuk indikator adauya manlaat ckonomi bagi
masyarakai sekitar hutan, rnaka sub indikator-sub indikatomya dapat dilihat dari : )
Perdapatan perani bertarnbah.
Pendaparan petani iui dapat diperoleh dari basil
tnmpangsari sebagai tambahan dalam pemenuhan kebutuhan pangau dan pakau ternak sena pendapatan petani dari hasil kayu di akhir kontrak, Pendapatan uunpangseri pada dasarnya berbeda-beda tiap pctani tcrgantung pada jenis tanaman yang diupayakan, peoggunaan sarana prod11ksi dan kondisi lahan arau tajuk tanaman pokok
>-
Pernan faat<m I irnbah pertanian. Limbah pertanian dari slsa has ii tumpangsari bisa digunakan untuk bahan pembuatan pupuk organik sehagai tambahan usaha kelompok atau koperasidan rnengurangi biaya produksi
J> Pengolahau rnclainkan
liasil-hasil pertauian. Produksi dilakukan
meningkatkan
pcngolahan
tcrlebih
uuupaugsan lidak langsung dijuut, dahulu menjadi
nilai jual bagi pendapatau perani.
produk
lain
unruk
Kegiatan pengolahan ini bisa
dilakukan olch kclompok maupun kopcrasi bcrbcntuk usaha kccil rncncngah {UKJ\.1)
)- Pemanfaaran lahan di bawah tegakan selain turnpangsari.
Tanaman yang
dikembangkan bisa berupa tanaman obat arau empon-empou, sehingga keberlanjutan ekouomi pctani dapat dipertahankan hingga akhupanen kayu, Untuk indikator meaingkatnya keberdayaan masyarakat sckitar hutan, sub
indikator-sub indikator pencapaian tui11anny<1 dapat dillbat melalui :
28'
" Terbukanya akses masyarakat ke dalam hutan. Dengan adanya HKm akses masyarakat mcnjadi rerbuka unruk ikat serta rneogelola hutan. Hal ini dimnjukkan dengan adanya kcpastian areal, rencana lokasi dan ijin kelola untuk kelompok tani )>
Adanya peran aktif desa dalam mendu.kung kegiatan HKm. Hal ini ditunjukkau dengan dikeluarkannya surat pengakuan atau pengesahan kelompoktani oleh kepala dcsa dan disusunoya peraturnn desa tentang HKm yang mengatur antara lain bagi basil untuk desa, tanggung jawab pemenntah desa dan kelompoktani
;.. Bckembangnya kelembagaan I !Km. lembaga rani I IKm.
Kelembagaan HKm lebih difokuskan terhadap
Setiap kelompok tani atau beberapa kelompok tani harus
mcnggabungkan din dalam wadah berbadan hukum antara lain berupa koperasi sebaga] salah satu persyaratan dari ijio kclola dcfinitif. Selain itu, manrapnya kclembagaan tani HKm ditunjukkan dcngan kctcugkipan administrasi kciompok seperu adanya aturan-
arursn internal
kclompok, struktur organisasi, kcanggotaan dan rcncana kcrja
J... Meningkawya panisipasi masyarakat. Partisipasi masyarakat khususnya petaru JI Km
dilibatkan secara akrif dalam pengelolaan hutan sejak dari perencanaan, pelaksanaan, pemclil1araan/pengamanan
hingga pengawasan dan pengendalian.
Parnsipasr aktif
petani dilakukan antara lain dalam kegiatan pengamanan humn, keaktifan kelompok dalam bcrorganisasi seperu dalam penga111bilw1 keputuswJ kelompok. pcran scrta pctani dalam bekerjasama di lapangan sepeti penyediaan bibit scndiri (swadaya),
melakukan persiapan lahan dan penanaman seem sukarela tanpa dibayar J.. Adanya kemitraan ~lompok,
Kelompoktani arau koperasi tani HKm mclakukan
kerjasama usaha dcngan pihak lain, schingga kegiatan HKm berkembang sebagai basis usaha ekonomi rnasyarakat sekitar llutan. Selain itu, koperasi melakukan usaha-usaha bersama umuk meningkatksn kesejahterasn anggotanya scpcni simpan pinjam, pengadaan pupuk. bibit dan usaha kccil mcnengab (UK.\1).
2.7.
K.ajian l'cngumpulan, Stakehelders dan Analisis Data
Pada subbab ini terdapat beberapa bagian yang uiembahas pengumpulan
rentang teori
data. analisis stakeholders. dan anahs1s data yang dilakukan
peneliuan,
29
dalam
2.7.1. l\'leto
Metodc pengumpulan data yang digur.akan dalam srudi yang berhubengan dcngan rujuan dan keluaran yang diharapkan (Molcong, 2001) dan ~lQ. Patton (1990: 10) menyebutkaa tiga macam pengwnpulan data yang terdapat dalam metode kuatitatif, yaitu .
I) Wawaacara terbuka seeara mendalarn yang terdiri atas tiga bentuk, yaitu: a. Wawancera tidak tcrstruktur, yairu wawancara yang mengacu kepada pertanyaan-
pertanvaan yang dihasilkan secara spontan dalam alur iuteraksi yang alami !J. Wawancara semi terstruktur, yairo wawancara
yang mencakup
tampilan
serangkaian isu y&J1g akan dicksplor kcpada seuap respondcn yang biasa disebut
dengan chcckii« wawancara c. Wawancara terstruktur, yaitu wawancars yang terdiri ams serangkaian pertanyaan yaug disusun dan diatur dengan hati-hati dengan rujuan untuk mengarahkan tiap rcsponden melalui pcrtanyoan yang sama denga.n ka1a-kata yang sama secara mendasar
2) Observasi laogsung. yaitu kegisren yang bertujuan unruk mendapatkan gambarao detail tentang aktiviras, perilaku sena tindakan orang-orang dan 1cuu111g menycluruh dnri intcraks1 antarpersonal
sena proses-proses keorganisasian yang menJadi bagian
pengalaman manusia yang daptt diobservasi 3) Uokumcn tertulis. yaitu pengumpulan data kualitarif dalam btntuk pctikan, kuripan, atau kcseluruban bagian rekaman program, khnis, atau keorganisasian, memorandum dan korespondensi. Iaporsn rcsmi, cetatan harian personal, dan respon terbuka yang tertulis berdasarkan survey kuesioocr. Wawancara
yang dilakukan dalam penclitian ini adalah wawancara semi
terstruktur, Jcnis wawancara ini dipilih kareoa dengan begitu responden dapat mcnjawab
sccara bebas dan lenl(kap ranpa adlmya batasaa tertcntu, Mcskipun bcgitu, serangkaien pertanyaau ditotapkan untuk mcnjaga agar wawancara terap berada dalam lingkup matcri
pcnclnien, Obscrvasi langsung dan pengumpulan dokumcn tertulis juga dilakukan untuk rnelengkapi data basil wawancara. 2. 7 .2. Kajian S111keholder Siokeholder didefinisikan sebagai individu, grup atau instansi yang memiliki
kepcntingaa terhadap suatu proyek atau prograru.
Secara lcbih rinci, UN 1-L<\Bl'f AT
{2000) mendcfinisikan srakehokkr sebagai iodividu atau grup yang:
30
). Mcmiliki
kcpentingan,
balk
dalam
mcmpeugaruhi
arau
dipengaruhi
oteh
aktivitas/kegiatanyang meojadi isu utama
>
Memiliki informasi, sumberdaya, dan keahlian yang dibutuhkan untuk penyusunan dan
implcmcntasi dari strategi
»
Merniliki kontrol tertladap alat atau implementasi yang relevan Definisi stakeholder yang Jainnya adalah kelompok atau individu yang dapat
mernpengaruhi dan atau dipengaruhi olch suaru pencapaian tujuan tertentu (Freedman, 1982 dalam Rannzcs. 1999). Staieholder sering diidcntifikasi dcngan suatu dasar tertentu sebagaimana dikcmukakan Freeman ( 1984 ). yanu dari scgi kekuatan dan kepentingan
relati]' stak.e/10/d~rterhadap isu Oalam penelitian mi. stalrehfJlder didefinisikan sebagai individu atau grup yang memiliki kepentingan, baik yang mempengaruhi atau dipengaruhi oleh aktivitas/kegiatan yang meujadi isu uta.ma. Bcrdasarkan dcfinisi tcrscbul, stakeholders da.lam pclaksanaan Program
HKm di
Kabupateu Gunungkidul terdm aras:
1) Kelompok Kerja Pcnguatan dan Pengembangan I IKm Propinsi DI Y 2) Tenaga Pc.:111.h11upi11g Program HJ<m Kabupaten Gunungkidul 3) Kelompok t
2.7.3. Mctode Analisi5Data
AnalJs1s data merupakan proses mcngorganisasikan dan menguruikan data kedalam pola, katcgori dan satuan dasar sehingga dapat ditcmukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerjo scpcrti disarankan olcb data (Molcong, 2001).
Metodc
penelitian kualitatif dibedakari decgan metode penelitian kuantitatif daJam arti mctode pcnelitian kualitatif tidak mengandalkan bukti bcrdasarkan logika matemaus, prinsip angka atau mctode statistik
Bahan untuk anahsis kualitatif adalah pembicaraan yang scbcuaruya,
isyarnt dan tanda sosial lainnya (:"-iulyana. 2000). t\nali;is data kualiu11if merupakan upaya )ang dilakukan dengan jalan bekerju deugan data. mengorganisesikan data. memilah-milahnya mcnjadi satuan yang dapat dikelola, mensmresiskaonya, rncucari dan menemukan pola, mcncmukan apa yang pcuting dan apa yang dipelajan. dan mcmutuskan apa yang dapat diccritakan kepada orang lain (Bogdan & Biklen dalam Moleoug. 2001 ). Secara nmum, meuurut .Miles & Huberman ( 1992 ). tcrdapst tiga tahap yang perlu dilakukan dalam anahsis kualitatif, yaitu :
31
I) Reduksi data Merupakan proses pemilihan, pemusatau pcrhat.ian, peeyederuanaan, pcngabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan.
Reduksi data bukanlah sesuatu yang terpisah dari analisis. Pilihan peneliti tentang bagian mana yang dikode, bagian mana yang dihuang, pola-pola mana saja yang meringkas bagian yang tersebar, cerita yang sedang berkembang, semuanya merupakan pilihan-pilihan analisis.
Rcduksi dam merupakan suatu benruk analisis yang
mengarahkan, mcmbuang yang tidak perlu, mengorganisasikan dala, dcngan cara scdcmikian rupa sehingga kesimpulan final bisa ditarik dan divcrifikasi
2} Tampilan/penyajiandata (data d/~71/ay) Pcnyajian darn adalah pcnyusunan infonnasi untuk memungkinkan proses penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian data kualitatif dapat berupa tcks naratif, bagan, mauiks atau grafik.
Scmuanya dirancang untuk mcnggabungkan
Informasi yang tersusun dalam bentuk yang padu dan mudah dicema. Dalam proses pcoyajian data, yang dUaknkan oleh peneliti adalah deogan memberikan gambaran dAJ.1 rangkaian wawancara yang dlsajikan secara sis1emutis kemudian diperkual oleh cuplikan arau penggalan kalimal dari responden ynng diwawancara. Peuggalan kalimat tersebur untuk rnempertegas pcrnyataan yang sudah dikemukakan ofch pcnelit!
3) I'cnarikan kcsimpulan Penarikan kesimpulan adalah mencari arti benda-benda, mencarat keteraturan, pola, kejelasan, konfigurasi yang mungkin dan alur scbab akibat dengan 111e11guji kebeuarau, kekokohan, dan kecocokan makna-makna yang muncul dan data. Tipe analisis kualitntif yang digunakan dalam penelitian ini adalah analysis.
Content analysis dapat
berbentuk
bcrbagai
jenis
analisis
co111e111
yang
mengkategortsasikan dan mengklasiflkasikan isi komunikasi, coutohnya pidato, teks tertulis. atau wawancara. Dalam analisls isi (contml analysisi}, terdapat cuam hal yang dipertanyakun, ymru: I) Datu yang manakah yang dianalisis? 2) Bagaimauakat; data itu didcfinisikan? 3) Dari populasi manakah data itu didapatkan? 4) Dalam konteks apakah data tersebut akan dianalisis? 5) Apakah batasan aualisis ini'? 6) Apakah target dan kesuupulan yang dibuat?
32
•
Uutuk meujawah pertanyaan-pertanyaan tersebut, didalam penelitian ini, data
yang dianalisis adalah hasil wawancara deagan bcrbagai stakeholder dalam Program HKm di Kabupaten Gummgkidul. Hasil wawancara rcrsebut didcfimsikan schagai infonnasi yang akau menjawab ierpenuhi atau tidaknya tolok ukur cvaluasi hasil Program HKm di Kabupaten Gunungkidul.
Data tersebut didapatkan dari berbagai stakeholder dalam
Program HKm di Kabupaten Gunungkidul. Data terscbut akan dianalisis dan dicocokkan dengan tolok ukur yang ada. Batasan analisis ini adalah evatuasi indikator, subindikator dan sub-sub indikator pcncapaian tujuan Program HKm di Kabupatcn Gunungkidul, scdangkan targci dari kcsimpulan yang akan ditarik adalah uutuk mcmberikan usulan kedepan untuk program HKm sehingga pencapaian tujuen kelcstarian hutan dan kesejahteraanmasyarakat sekitar hutan lcbih cfo~1if lagi, Selain metode tersebut di atas, dalam penelitian ini dilakukan pula Gap Analysis (Analisis Kcscnjangan), yaitu dcngan rocmbandingknn anrera pcncapaian tujuan program HKm dengan target atau rencana pencapaian yang diharapkan. 2.8. ldcntlfikasi lndllmtor dan Tolok Ukur Pcncapalan Tujuan HJ<m Subbab iai merupakan kesnnpulan kajian literatur dengan hrtsil berupa rumusan indikator kcbcrhasilan pcncapaian tujuan yang digwiakan dnlam evaluas! lndikator yang
digunakan datarn cvaluasi ini dapat disebut scbagat hipotcsts dasar, Hiporcsis terscbnt akan lcblh diperkaya, diperdalam dan lebih ditelaah lagi dengan meoggabungkannya dcngan data-data yang diperoleh dari Iapangan (Moleong, 2001 ). Dalam mengukur kine~ja, diperlukan adenya Indikator kinerja, yaitu ukuranukuran yang menggambarksn seberapa jauh suaru program mencapai tujuannya (Tim Studi Pcngembangan
meruberikun penjelasan secara khusus apa yang akan diukur untuk rnenentukan apakah tujuan sudah dicapai. Indikator kinerja dapat bersifat kuanutatif ataupun kualitatif Indikator kincrja mendefinisikan data yang akan dikumpulkan unruk mcnguknr
kemajuau dan meruungkinkan 1Jas1 I akiual yang dicapai dalaw suatu kurun waktu dibandingkan deugan basil yang dircncanakan. Mcnurul Modul Pelatihan Evaluasi Kinerja lnstansi Berbasis Evaluasi Program (2005). kritcria indikator kinerja yang baik adalah :
33
I)
Relevan dan langsung Suatu indikator kineija harus mcngukur sedekat mungkin dengan hasil yang akan
diukur. Indikator kinerja tidak seharusnya dikaitkan pada tingkar lebih tinggi atau lcbih rcndah dibandingkeu dengan hasil yang diukur 2) Obyektif dan tidak bias Indikatoryang obyektif ridak memiliki amhiguitas meogenai apa yang akan diukur dan memiliki relevansi yang kuat dengan yang diukur. ditentukan oleh jenis indikator terscbur.
Obyektivitas suatu iudikator
Umuk indikator makro, dapat dikatakan
obyekuf apabi!a memiliki satu atau lehih dimensi dan tepat secara operasional. dirnana setiap dimensi yang ada dapat menggambarkan suatu fenomena terteutu setiap saat, Sedang.kan indikator mikro dapat dikatakan obyektif apabila hanya mennliki saiu
dimensi dan tepat secara operasional, yang artinya tidak ada ambiguitas atas data apa yang akan dikumpulkan untuk suatu indikator
3) Spesifik lndikator kinerja harus sesuai dengan program dan atau kegiatan sebingga mudah dipahami dalam memberikan infonnasi yang tepat tentang basil atau capaian kinerja
dari kegiatan dan atau sasaran 4) Cukup
Scbagai suatu kelompok, indikator kinerja dan indikator-indikator
pendnkungnya
seharusnya secara cukup dapat meugukur basil. Pertanyaan yaug sering dikemukakan
adalah : "Berapa ind.ikator kinerja yang harus digunakan uutuk mengukur suatu ba!>il?" Jawaban atas pertanyaan rersebut rergannmg pada : (a) kompleksitas hasiJ yang akan diukur; (b) sumberdaya yang tersedia untuk memonitor kinerja; dan (c) jwn1ah
informasi yang dtperlukan unruk membuat keputusan yang memadai, Unruk basil yang sifatnya langsung dapat dikctahui serta mempunyai pengukuran yang benar dan terbukti. satu indikator sudah dianggap cukup. Namnn unmk hasil yang sifanya tidak langsung, perlu bcbcrapa indikator untuk meugukur hasil. Untuk meaenrukan berapa indikator yang
akan digunakan, perlu dipcrtnubangkan
keseimbangan
antara
sumbcrdaya yang terscdia untuk pcngukuran kmerja dan jumlah informasi yang diperlukan untuk membuat keputusan yang mcmadai. jumlah indikator yang tcrlalu banyak
34
Namun demikian, hindari
5) Dapat dikuanriflkasi (jika mungkin) dan dapat diobservasi Iudikacor kuantiratif adalah indikator dalam angka, lndikator kualitarif adatah indikator
yang bersifat pengamatan deskriptif (pcodapa1 ahli atas suarn kekuatan insransi, atau peujelasau meagenai suatu penlaku).
Meskipun indikator kuanritanf tidak lebih
obyektif, kctepatan angkanya memungkinkan kesepakatan atas data rnengenai basil, dan biasanya lebih disul:ai. Namun, meskipun indikator kuantitatif yang efektif digunakan, indikntor h1alita1if dapat mendukung angka dan persentase dengan kckayaan yang dimiliki informasi yang menghidupkan hasil proram 6) Dirinci atau dipilah (jika mungkin) Mcrinci atau memilah hasil program di nngkat masyarakat dari segi jcms kclamin. umur, lokasi, atau dimcnsi lainnya termasak pcnnng
Pengafaman menunjukkan
pcugcmbangan kcgiatan sering memerlukan pcndekatan yang berbeda untuk kelompok ya118 bcrlx:da dan mcmpcngarul« kelompok tersebut deugau cara yang berbeda. Data
yang tennc! membantu menelusuri apakah kelompok tertenru berpartisipasi atau tidak, dan manfaa: mclibatkan kelompok tersebut dalam kegiatan. Oleh karena itu, adalah (l;i.ik bahwa indikalor kinc.:rju hm u:. ~11si1if 1c1hudap perbedaan 1ersehu 1 7) Prakus
lndikaror kincrja dikatakan praktis bila data dapat dipcrolcb pnda saat yang tepat dengau biaya ya11g wajar 8) Dapa1 diyaku11 Pertirnbangan terakhir dalarn mernilih indikator kincrja adalab apakab kualitas data yang diperolch tc.:lab cukup memadai untuk peogambilllll kepurusan. Namun yang menjadr pertanyaan sclanjutnya adalah teotang standar kualitas data yang bagaimana yang akan bcrguna.
Uvaluasi formal mendasarkan indikaror pada dokumen formal, dalam studi iui Pedornan El'alu:1si dan Peailaian ljin Pcnyelcnggarnan I {utan K~n;a.iyarakalai1 (HKlll)
Tahun 7006 dan Krirena lnd1kator Moouoring dan F.valuasi HKm DIY Tahun 2006 yang tujuan dan sasaran-sasaran program.
lodikator, sub mdikator dan sub-sub indikator
evaluasi iui didasarkan pada sasaran-sasaran program.
Meskipun demikian, dalam
pcnelitian ini penggunaan sub indikator evaluasi dibatasi pada bal-hal yang berhubungan langsung dengan pelaksanan kegiatan Hl-:m di Kabupaten Gummgkidul dan untuk target lima tahun. Bcrdasarkan pertimbaogan tersebui, rnaka kriteria, indikator, sub indikator dau sub-sub indik~tor yang digunakan adalah .
35
l) Kritcria Kelestarian Hutan
a. Indikator pcrcepatan rehabilitasi butan, dengan sub indikator pcnuiupan lahan meuiugkat. terdiri alas sub-sub indikator : a. I. Sub-sub indikator donunasi jenis tanaman kayu jati a.2. Sub-sub iodikator persen tumbuh tanaman pokok tinggi Berkenaan dengan sub-sub indikator dominasi jenis tanaman kayu jati, sesuai dcngan kaidah dan definisi hut an bahwa hutan mcrupakan kumpulan pohon-pohou yang didommasi olch jenis tanaman kayu, Maka dominasi jenis taunman yang dikehendaki adalah kayu dau capaiau terscbut tidak dipcngaruhi
olch wakru
sehingga tlari awal pcnumpannya harus didominasi kayu, yang dalam ha! im untuk HKm G1111u11gldcl11I acfafah knyu j;tti.
Tolok ukur suh-suh indikator ini adalal.
komposisi jeni kayu jari :; 70 %, karena selain kecocokan tumbuh, bahwa minat
masyarakat yung tinggi untuk mcnunarn jati, Scdungkan untuk sub-sub i.ndikator persen tumhuh ranarnan pokok ringgi, akan dilihar dari tingkat persemase tanaman pokok yang hidup. Uatuk !!Km dalaUJ jangka waktu hma tahun, rolok ukur dari svb-sub indfkator mi adalah person turnbul: tanaman pokok > 75 % dengan atasan bahwa sclain mjunn lcstari fungsi produksi, bnhwa H Km Gunungkidul mempunyai sasarnn pcrcepatan rchnbilitnsi hut1111. b. Indikator tcrwujudnya perlisdungan llumn, dcngan sub indikau» gaugguan keamanan hutan mcnurun, lcrdiri atas sub-sub indikator:
b. I. Sub-sub indikator kejadian kebakaran hutan tnenurun b.2. Sub-sub indikator k~jadiw1 pencurian kayu menurun Berkennan dengau sub-sub rndikntor kejadiau kebakaran lnuan menurun, akan dilihat dari intcnsitas kejadian kcbakarau hutan sclama ada HKm dan untuk jangka waktu lima tahun, tolok ukurnya adalah tidek terjadi kebakaran hutan.
l lal ini
dikarenakan apabila te1jadi kcbakaran hutan sedikit saju umka akau meugancum kelesuman huran d:UI lingkungan kcsehatan dan peruanasan global.
Sef.>Ct1i
kemsakan
{:111(1f11(lll,
kesubnrnn l~h(m,
Uutuk HKm Gunuugkidul kcbakaran hutan
mcrupakan ancaman yang sangar berbahaya mengingat kcadaan alam Gunungkidu] yang potcnsial kebakarao dcugan adanya Iahan-lahan yang berbatu, rawan kekenugan dan sulit air. Berkenaan dcugau sub-sub indikator kcjadiau pcncurian kayu rncnurun, dilihat clari i11ten$iWs kejadian pencmian ka)11. Untuk jangkn wa!..1u Jiu13 lalllln, tolok tLkur \l(lri
sub-sub indikator ini adalah tidak terjadi pencurian kayu, karena gangguan tersebut apabila dibiarkan akan mcngsncam kelcstarian butan. Semakin rua umur tanaman jari, nilai kayn semakin tinggi, apabila tidak dianrisipasi dimungkinkan pencuriau semakin tinggi. Oleh sebab itu, karcna ada bagi basil dari kayu unruk masyarakat (petani), maka tanggung jawab petani atan kelompoktani cukup besar dalam memelihara dan mengamankan tanaman kayujati dari gangguan pencurian.
2) Kriteria Kesejahreraan Masyarakat Sekilar Hutan
a. lndikator adanya manfaat ekoaomi bagi masyarakar, dengan sub indikator pendapatau petani bertambah, terdiri mas sub-sub Iadikator :
a. I. Sub-sub indikatur adanya tambaban pendapatan petani dari basil tumpangsan a.2. Sub-sub indikator adanya pendapatan petani dari basil kayu Bcrkcnaan dengan sub-sub indikator tambahan pcadapatan pctani dari hasil tumpangsari, bahwa selama jangka waktu lima tahUll, masyarakardiharapkan dapat memperoleh tambahan pendapatan senap tahunnya sesuai yang tercaatum pada rencana kclola,
Artinya bahwa tolok ukur dari sub-sub indikator ini adetah
pendapaian petani dari basil tumpangsari minimal sama deugan targe yang
tcrcannun pada rencana kctola. Berkenaan dengan sub-sub indikator adanya pendapatan petani dari basil kayu, scbenamya barn diperoleb mulai umur ranaman jati JO tahun (penjarangan I), umur J 5 tahun (penjarangan IT) dan umur jati 25 tahun (tebangan akhir). Artinya untuk
sub-sub indikator ini, belum relevan untuk rnenghitung pendaparan petani dalam jangka waktupelaksanaan program Lima tahun, sehingga dalam penelitian ini tidak akan dijadikan sub indikator evaluasi,
b, I ndikator meningkatnya keberdayaan masyarakat, dengan sub indikator : rerbukanya akses masyarakat kedalam hutan b, I
Sub indikaror terbukanya akses masyarakar ke dalarn hutan, dengan sub-sub indikator: • Sub-sub indikator dipemtehnya ijin sementara olch kelompok tani • Sub-sub indikaror diperotelulya ijin definitif oleh kelompok tani arau kuperasi
Hetkenaan dengan sub-sub indikaror diperolehnya
IJlll
sementara olch
kelorupok tani. tolo], ukumy:i ad:il:ih seriap kclompok tani mernperolah [jin
37
sementara yang diterbitkan mclalui SK Bupari GunungkiduL
Scdangkan
uutuk sub-sub i ndikator diperolehnya ijin dcfinitif olelL kelompok tani atau kopcrasi, bahwa serelah ijin sementara bcrjalan 3-5 tahun senap kelompok
tam harus bergabung dalaui suaru badan hukum seperti koperasi baru memperoleh iji11 definitif dari Memeri Kehutanan. b.2. Sub indikator adauyu peran akuf desa dalam mendukung HKm, dengan subsub indikator : • Sub-sub uidikaror desa mengukui daa mcngesaukan kelornpok rani HKm • Suh-sub indikator desa menyusun Perdes teuiang I lKm
Berkcnaan dcngan sub-sub indikator desa meugakm dsn mengcsahkan ketomnok tani 1-!Km, maka tolok ukurnya seuap kelompok tani hams sudah
mendapatkan pengakuan dan pengesaban dari dcsa dalam bentuk surat kcpurusan kepala desa sebclum mempcroleh ~iin definitif
Sedangkan unruk
sub-sub indikaior dcsa menyusun Pcrdes tentang J fKm. tolok ukurnya adalah setiap desa sudah mempunyai Perdes renrang HKm. Hal iui penting, kareua diauggap sebagai bcntuk dukungau pemerintah desa terhadap kegiatan H.Km,
dimana desa mcrupakan pusat pcmcrinrahan di tingkat laoangan yang paling Dengan adanya Perdes rersebur, peran dau
dekar dengan kelompok tani.
tanggung jawab desa jelas dao kuat secara hnkum, sehingga bisa mcmbantu
kelompok tani dalam memecahkan persoalan-pcrsoalan dalam masyarakar. b.3. Sub indikator berkembangnya kelembagaan HKm, dengan sub-sub indikator: • Sub-sub indikator meningkatnya lernbaga taui HKm • Sub-sub indikator udmlnsitrasi di kelornpok rani lengkap
Berkenaan dengan sub-sub indikaror meningkarnya lembaga tani HK.111, bahwa selarnbat-lambatnya dalam jangka waktu lima tahun, kclompok tani HKm sudah mcmbentuk suatu badan hukm scpcni koperasi. sebagai persyaratan uruuk mernperoleh ijiJ1 dcfinitif,
Kare1111 selain
kopcrasi tani f!Km
diharapkan mampu meningkarkan posisi tawar petani dalam melakukan tataniaga atau pemasaran. Scdangkan untuk sub-sub indikator administrasi di kelompok tani lengkap, maka sccara bertahap hingga HKm berjalan selama lima tahun, sctiap kelompok tani sudah rnenetapkan aturan-aruran internal kelompok sepcni aruran dalam pengaturan keanggotaan. kcpengurusan, kcuangan/iuran,
bagi hasil dalam kelompok. peugamanan dan sangsi
38
b.4. Sub indikator mcningkatnya partisipasi mnsyarakat, dcngan sub-sub indikator sebagai berikut : • Sub-sub indikaror petani aktif dalam kegiaran pengelolaan hutan • Sub-sub indikator petmii berperan dalaui pengarnbilan kepurusan Berkenaan dengan sub-sub indikator perani aktif dalam kegiatan pengelolaan hutan, antara lain terlihat dari aktivitas petani dalam pengamanan hutan (mcronda).
I lal ini menjadi rckanan dan prioruas program HKm dalarn
jangka wakm limn 1ah1111. karena ancaman pencurian kayu sangat rawan bcrkairan dcngan pcrsoalan
munculnya
ekonomi
HKm di Gunun[!kidul
Selan
iru, bahwa latar belakang
salah sarunya adalah karena tingginya
g;1nggunn kearnanan hutan dari pcncunan kayu Selain itu, peran ukrif pcruni HKm, dapat dilihat pula dari kesediaan pemni secara sukarcla dnn sungguhsungguh di dalam mengerjakan pekeriaan scpcni mernbcrsihkan lahan dan menanam rannn
Untuk sub-sub indikator petaui
bcrpcrau datum pcngambilan keputusan, flal inl rnenunjukkan bahwa petani
Dala111 pcngukuran kinerja program, tolok ukur rncrupakan elemen ynng sangut penting. Tolo]; ukur :idnlah alet ukur kine1ja yang menentukan apakah iodikat.or arau sub
indikator terpcnuhi atau tidak. Tolok nkur dalam penclitian ini dituliskan bersama-sama dengan indikator dau sub indikator pada Subbab 2.8 untuk masing-masing
krneria. Sein in
itu, untuk 1ucm1M'kuHI pcuilaiau terhadap kebcihasilan program, dnambahkan tolok ukuf beruua dokurnentasi kegiatan atau foto. 'Iolok ukur i.111 diperoleh melahn survey data primer dan survey data skundcr.
Dalan1 pencluian
ini, survey data dilakukan mclalui
wa wancara dau observasi Iangsung serta kajian lireratur.
Tolok ukur pengnkuran
keberhasilan program J IKrn dalam mencapal rujuannya dapat dilihat pada tabel 11-2. Tabel ini terdiri atas 6 (enam) kolom, yaim kolom kriteria, indikator, sub indikator, sub-suh indikator, tolok ukur dan kelerangan.
Kriteria menunjukkan hal yang diukur dala.ru
evaluasi il:i yaitu mjuan pro;;ram ~'a11g i11gi.u dica11
39
indikator mcnunjukkan dasar penilaian keberhasitan, sedaagkan rolok ukur adalah alat ukur keberhasilm yang meneotukan apablh indikator dan sub indikator itu terpenuhi arau tidak,
Keterangan menunjukkan wilayah dimana tolok ukur didapatkan, apakah di
propinsi, kabupaten, atau desa dan kelompoktani, Dari peniabaran tabel 11·2. diasumsikan bahwa program HKm dikatakan berhasil dengan bail: dalam mencapai tujuannya apabila sclurub indikatornya tcrcapai dan
terpenulli. Semua tolok ukur yang tidak terpenuhi dalam evaluasi ini rnenjadi penycbab kcgagalan atau ketidakberhasilan program HKm dalam mcncapai rujuannya, Sclain rolok ukur, Iaktor-faktor yang diduga mempengaruhi kebcrhasilan program I !Km, juga d\jadikan sebagai bahan masukan dalam rekomeudasi Tabd 11-2 lnd1btor dan Tolok Ukur c\"aluasi Kcbah~ilan Program H.Km Kabu?81Cn Gunungkidul Ualam Ml:flCapal. Tuuuann Sciama I,ima . Taitun "' Sub-sub Krittri• lndikator Sub lndiblor Tolot Ulrur I< e L
TCIWlan'~ 01perolehnya aises =•,-:it>J.:d ijin semeitt:n le dalam hoJ10.n eteh lelompok lam
t ijin deinitif
L.. 1011~1ol
~ Kahupme»
i
~
KJiteii_•~-'-~l-nd_i_k.at~o-r~+'~S•_b~llld~ika~t-or--l.,...!;::;_~·~~""°!•~~"-~~T-0_1_ok.,-, Adaoya....,,.., Desa I Seriap kel~mpo~ K~bupa!en 1 iliiff desa cblam nx:nga!..1Ji clan sudah
=
n1a1dui"Ut:g HKm
mengesa~kan menperoleh kelompoi.:wi peagesahan dan pengal-uan dari Kepala
'I
I I
Betlemban~iya lel!Ulbagaan Hf..'.m
1
Meningl.alnva parrisip:lSi masyarabt
Desa
D=
Setiap desasudah
mc:oyusun Perdes tenlmg HKm ":faiingka.tnya lemb:!!,>a tani
membwt Perdes l!!llang HKm
H!(_f!?
Setiap kelompok
I
Kabupaten
K.ahupatcn
tani sudah hergabung ke
&bmkoe~
Admirusrras I
Tersedianya
di kelCIJlP()k uini lengbp
~turan-aruran
Kabuparcn
Keaicrifan
internal di setiap kelom k Peumi al.1iI
pota'li dalam
meronds secsra
mengelola hutan
Peiaru mela11Jkan Kelompok
----
Kelornpok
ru1in
pekerjaan di lapangan secara sukarela (tanpa
dibavar) Petani bersedia meagadakan bibit
sendiri
Diterapkannya aruran-.aturan internal oleh
pcngambilsn
kelompok
an
e
41
SW003'a)
Pet.(111 borperan dalam
le
Kelompok
Kelompok
BA.BJ
GAMBARAN UMt;.VI WILA VAii PENELITIAN
3.l. Kondisi 8iofisik
Kabupaten Gunungkidul merupakan salah satu kabupaten/kota di Propinsi Dl Y yang terlctak di scbclah tcaggara Kota Yogyakarta, dengan jarak kurang lebih 40 km. Sccarn adminisrrntif Kabuparen Gunungkidul mempunyai bnras-bnras nnmm loin sebngai bcrikut : Baca; l 'tars
: Kabupatcn l~la;cn dan Kabuparcn Sukoharjo . Jawa l'cngah
Batas Timur
: Kabupaten wonogin
· Samudern Hindia
' Batas Selamn _, Batas Barnt
: Knbupatcn Bantul dan Kabupatcn Siemon
Kabupaten Gunun!tl(idul mcmpunyai luas wilayah 1.485,36 km2 dan rcrdiri dari
18 kecarnaraa 144 desa, 1.431padul..uhan,3.114
RW serta 7.077 RT. Kecamatan 1>aling
iuas adalah Kecarnatan Semanu (108,39 km2), sedangkan kecamatan yang paling sempit adalnh Kecamnmn :'\j!aw~n (46,59 km~) \\'ilnyoh adminisranf Knbupatcn Gunungkidul bisa dilihnt pada gambar lll.l.
Luas kawnsan butun d: Propinsi Daerah lsrimewn Yogyakarta 17.0535200 Ha (Keputusan Kcpala Dinas Kehmanan Propinsi DIV Nomor 188.413710), dcngan rincian
uap kabupatea sebagaimana rercantum pada tabel ill-I. Tabel Ill-I. Luas Kawasan Hutan DlY f!uagsi Kawasan lhuan
Lua>(Ila)
Hman Produksi
Bao tut
Kulon Progo Gunung Kidul
601,6(
12.20&,48
0,00
254.90
-
590,35
1.446.65
11.10
0 ()(l 0 I.JO
(l.()( 0,00
163,68
000
13.851.28 2 2'11.9(
I 01120 O,(Kl
175.1)! I r•> ii(
615,11{ 17,0Sl,52
0,00
181.00
43~.&
1.052,6(
t,OJ7,SO
13.2ll,.O
Horan lindung
I [utan Konservasi Cagar .Afan. Tt1rrtru1 \V,i:llH r\h101
Suakc Mmga S21wn
Jumlnh
Siem an
Ket.
-
ll'IM,
o.co 1.729,99
Rcrdasarkan tabcl 111-1. bahwa luas kawasen huran DlY tcrluas berada di Kabuparen Gunungkidul
Luas kawasan hutan Gtmungl.1dul mencapai 13.233.43
ha
( n %) yang rerdiri atas hutan produksi 12.208,48 ha, huran lindung 590,35 ha dan suaka mergasnwa 434.60 ha. Gambaran kondisi l:~was.in hutan di Gunungkidul dapar dilihat
gwnl)ar 111. ~
:= -
I I,, l
Gambor 111.2. Peta Kawasan Hman Gunungkidul
43
J.2. Kegiatan Hutan Kemasyarakatan (liKm)
Sesuai dengan Keputusan Mentcri Kehutan an Nomor 3LfKp1s-J11200 I rentang Penyclcnggaraan HKm. luas areal hutan yang dicadangkan untuk HKm di Kabupaten Gimungkidul mcncapai 4.186,4 ha, yang tebagi ke dalam empal Bagian Daerab Hutan
(BDH), yaitu ; d. BDH Paliyao seluas 2.047,9 ha
e. BDH Playcn seluas 617,8 ha I'. 8011 Pangg2nb\ scluas 9U.7 ha g, BOl 1 Karangmojo sctuas 577.0 ha
Sejak tahun 2003, kegiatan lll~m di Kabupatcn Gunungkidul telah berjalan sesuai dengan Keputusan Bupati Gu1:ungkidul Nomor 213/KPTS/2003 tanggal J 4 Jum 2003 lentang Pengclolaan HKm. Luas areal HKm yang telah mendapatkan ijin scmeetara dari
Bupati Gunungkidul mu1capai 1.087,65 ha, Scluruh areal HKm yang tclah rnendapatkan ijin semcntara selama kurang lctnh lima tahun ber)alan. maka seJak tanun 20U7 telah memperoleh ijin detinitif dari Mcnteri Kehutanan. Adapun sebaran lokasi HKm tersebut dapa: dililiat pada tabcl 111-2.
Tabel JJl-2. Sebaran Lokusi HKm Kabupaten Gunungkidul No.
Bagian Oaerah llutan
Kccamatan
I
Karangmojo
Nglipar
-
I
Luas (Ila)
--·-
180,90
-40,00
Scmin Semanu
115.00
2.
Pia yen
Playea
220,45
3.
Paliyan
Paliyan
249,90
Semanu
94 •.50
Panggang
194.90
4.
-
Panggang Jumlah
-
-
-
-
1.0&7.65
I
Selama 5 tahun memegang izin sementara HKm. beberapa persiapan uotuk menuju ijin pengelolaan HKm jangka panjang terns dilakukan, Kelompoktani HKm Gunungkidul
bekerja kcras untuk mcngclola kawasan fisik l lKm dan memperbaiki
kelembagaannya. Berbagai kcgiatan telah dilakukan untuk membangun dan memperkuat kclcmbagaan
kelompok rani llK.m yang difasilitasi
olch !\GO (LSM SHOREAJ
bckcrjasama dcngan Dinas Kehutanan dan Perkebunan bark pcmerintah kabupaten rnaupun
pemerintah propinsi. Kegiatan tcrscbut meliputi peaingkatan kapasitas (capacuy building)
kclompok, penguatan aturan. internal, dan penyusunan rencana kelola. Peningkatan kapasitas mcliputi pelatihan-pelanhandan belajar antar petani, Pelatihan yang difasilitasi oleh KPH.Km Gunungkidul merupakan pelatihan teknis kehutanan dan pelatihan
administrasi kelompok. Penguataa aturan internal meliputi penyuswian arersn-areran tertulis dalam kelompok untuk membangun kelompok yang yang kuat. Rencana kelola dimaksudkan untuk rnembuat perencanaan jangka perulek, jangka menengah, dan jangka
panjang, Dcngan dcmikian kelompok tani HKm Gunungkidul bcrjalan menuju kelompok tam yang mandiri, Beberapa kemajuan yang dicapai dalam pengelolaan HKm DI Y pada saat ini, adalah : I. Secara fisik, kondisi kawasan HKm boleb dikatakan cul..-up berhasiL Hasil monitoring
dan evaluasi yang dilakukan oleb POKJA H.Km tahun 2007 menunjukk.ao. bahwa 80 % kawasan HKro yang dikelola oleb masyarakat sudab tertutup dengan taoaman keras, dari sebelwnnya yang berupa tan.ah kosong dan kritis. Tanaman pokok yang doruioan adalah jati.
2. Set-am kelembagaan, implementasr HKm di DI Y didukung oleh kelembagaan
berjcnjaug yang cukup maruap mulai dari level lapangan sampai propinsi. Kelembagaan yang dirnaksud berkaitan dengan organisasi, kepemimpinan, aturan main
yang ada didalamnya. dan peran lembaga terscbut. Pada level Japangan, pelaksanaan HKm didulrnng oleb kelembagaan yang bemama kelornpok tani HKm. Kelompok tani HKm merupakan pemeran utama dalam pcngelolaan HKm dan sebagai pengelola yang mempunyai izin untuk melaksanakan
pcngelolaan HKm. Kelompok tani ini beranggotakan masyarakat sckitar hutan, yang mcmpunyai kesamaan dalam mata pencatarian,bergannmg pada lahan. dan bersepakat unruk membentuk komunitas dalam suatu kelompok. Ada 35 kelompok tani HKm di Guaungkidul ym:g sudah memegang izin sememara pengelolaanHKrn dari bupati. Jsu kelembagaan yang terkait dengan perizinan dalam pelaksanaan HKm adalah
keharusan bagi kelompok untuk berbadan hukwn kopcrasi selama masa izin sementara, Hal ini disebabkan Karena izin dcfinitif banya akan diberikan kepada koperasi scbagaimana tcrcantum dengan Pl' 06(2007 bagi yang berbasis kayu, Kcinginan kclotnpok untuk rneningkatkan status kelembagaan KTHKm uicnjadi badau hukum
kopcrasi telah difasilitasi dengan petanhan koperasi dan asistcnsi rekms meuejemcn
45
koperasi yang dilalmkan
oleh NC.O (LSM SHOREAJ,
Sub
Dinas Kopcrasi
Gunungkidnl Dinas Kchutanan Kabupaten dan Dinas Kehutanan Propinsi, Dcngan banyaknya KTll di Genungkidul y-d.llg jaraknya berdekatan, beberapa kelompok bcrgabung untuk mcrnbenruk kopcrasi. Pada saat ini, dari 35 KTHKru di Guuuugk:idul bergabung dan sudah membentuk 7 koperasi yang sudah mempunyai badan hukwn. Pada level dcsn, pemerintab desa mulai ikut memperkuat peran dalam pengelolaan HKm dengan menyusun Peraruran Desa teatang penyelenggaraan pengelotaan HKm di masing-masing desa. Peraturan desa (perdcs) tersebui mcngaiur remang bak dau kcwajiban peraoi I )Km. kclompok HKm, dan pcmerinrah dess. 3.3. Cambaran Kccamatan \\filayah Studi 3.3.J. Kccamatao Pangg1111g
Kecamatan Panggang tcrletak di bagian barat wilayah Kabupatcn Gunungkidul, dan rnerupakan salah safu dari 18 kccamatan yang ada. Sceara geogra fis, lctak administratifKccamatan Panggangdibatasi o!ch.
r Batas Utara I Batas Timur
r Batas Sclarau
: Kecamatan Playen dan Kecamatan Imogiri : Kecamatan Saprosan : Samudcra Hindia
: Kecamatan Purwosari "l ~atas ~arat Kecamatan Panggang lerdiri dari 6 desa, yshu DCSll Giriharjo, Giriwungu. Girimulyo, Girikarto. Girisekar, dan Girisuko. taas wilayah Kccamatan Panggar1g adalah sebesar 9.%0,4 tla. Jcnis tanah di Kecamatan Panggang terdiri dari dua bagian besar yaitu litoso! .mediteran mcrah dan rendzina. Jenis tanab iDi mempunyai tingkat kesuburan yang
rcndah hiagga sedang. Sccara umum penggunaan lahan di Kecamatan Panggang dapat dikclompokkan menjadi empat bagian, yai111 sawah, lahan kering, baugunan dau butan (luuan negara dan hutan rakyat), Seperti kebanyakan d1 daerah bagian selatan Gunungkidul, pcuggunaan Iahan di Kecamatan Panggang d1do111111asi oleh lahau kcnng dapat berupa kcbun, tegalan, SCUlah.. Lahan kering irn mencapai porsi 69% dari scluruh
penggunaau lahan di Kccamaian Panggaug. disosul dcagan Hutan Negara (20,33%). Jurnlah penduduk Kecamatan Paoggang dari hasil PODl~S di tahun 2006
menunjukkan angka 28.2530 jiwa dengau 5.728 KK Jumlah penduduk terbanyak terdapat di Oesa Girisekar (7259 jiwa) sedangkan paling sedikit 1cnlttµa1 di Desa Giriwungu (2556
jiwa). Giriharjo sebagai ibukota kecamatan jumlab pcnduduknya mencapar 3748 jiwa.
lebih sedikit dibandingkan dengan Girisekar. Desa yang terpadat penduduknya adalah
Dcsa Girimulyo dan Dess Girisekar (3.43 jiwalha). sedangkan dcsa yang paling rendal. kepadatan penduduknya adalah Desa Girisuko (2, 12 jiwa/ba). Kepadatan penduduk kotor di Kecamaran Panggang tabun 2006 rata-rata 283,08 jiwa/km2. Jumlah KK miskin yang berada di Kecamatan Panggang rata-rata jumlahnya mencapai separuh dari jumlah KK (3038 KK atau 52,l %). Prosentase KK miskin yang paling banyak berada di Dess Girisuko yang mencapai 60.9%. Sedangkao pruseruase KK mi skin yang paling sedikit berada di Dcsa Giriwungu Kegiatan HKm di Kecamaian Panggang tcrdapa; di dua desa yaitu Desa Girisuko dan Desa Girimulyo yang terdiri aias 8 (delapan) kelompok tani dan tergabung dalam I (satu) kopcrasi yairu Kopcrasi Rimba Lestari
Masing-masing luasan areal dsn nama
kclompok tani HKm di Kccamatan Panggang disajikon pada tabel Ill-S. Tabel nl-3. Kelompok tani HKm Keaunatan Panggang No.
Kclompok tani
[-I .. Sido--Mulyo I 2. Margo Mulyo II 3.
I I
Sido Mulyo Ill
4.
----Sido Mulyo IV
5.
Sido Mulyo V
G. 7. 8.
Sidodadi
-
3.3.2.
Turun~n
I Prahu
Um mu Iyo
-
24,90 20,00 26,80
Turunan
26.80
Temuireng
20,00
Girisuko
Temuireug
35,00
Oirisuko
Dempul
20,00
Girisnko
-
Uirisuko
Girisuko
-
-
Luas (ha)
Tururuw Turunan
Girisuko
-
Ngudi Makmur
Ousun
Girisuko
Sido Raharjo JLU11Jal1-
Des.
17,40
•·
194,90
Keeamatan Pali~·an Kecamatan l':iliym1 terlera], d1 bagian barat daya Kabupatcn Guuuugkidul,
berjarak kuraug lcbih 15 km dari Kora wonosan, Berdasarkau letak administraufhy»
Kecamatan Paliyau dibatasi oleh : C Sebc\ah Utara
: Kecamatan Playcn daa Wonosari
0 Sebelah Timur
: Kccamatan \VonoSllli
n Sebelah Sclatan
: Kecamatan Saptosan
l ' Sebelah Barnt
: Kecamatan Panggang
rum Tanjungsari
47
Kecamaran Paliyan lcrdiri dari 7 desa, yaitu Desa Karangduwet, Karangasem, Mulusau, Girin~, Sodo, Pampang dan Grogol, dcngan luas total sebesar 58,07 km2 . Kccamatan Paliyan tersusun atas beberapa macam jenis tanab anrara lain adalah tanah grumusol hitam, litosol, mcditcran mcrah sorta rcndzina, Taanh litosol berasosiasi dengan mediteran merah, sedangkan rendzina berasosiasi juga dengan mediteran merah. Sccara
11mW11
penggunaan lahan di Kecamatan Paliyan dapat dikelompokkan
rnenjadi lima bagian, yaitu sawah, lahan keriug, bangunan dan hutan scna pcnggunnan lainnya, Penggunaan lahan d1 Kccamatan I'ahyan didominasi oleh lahan kering, yang dapat bcrupa kcbun, tcgalan, semak. 1.ahan kering ini mcncapai porsi 4~.% dari scluruh
penggunaan lahan di Kccauraum Paliyan, disnsul dengan Huran Negara l35%). Jumlah pcnduduk Kecamatan Paliyan pada tahun 2006 sebesar 30.874 jiwa. Pada kecamatan ini jurnlah penduduk perempuan lebih banyak daripada Iaki-laki, Pada tahun 2006, jumlah penduduk tcrbanyakterdapa; di Dcsa Karangascm (7.523 jiwa) scdangkan paling sedikit tcrdapat di Desa Pampang (2.399 jiwa). Desa yang tcrpadat penduduknya di kccamatan Paliyan adalah Desa Sodo (2.614 jiwalkm2), sedangkan Dcsa yang paling rcuduh kcpndutw1 penduduknya adalah Giring (284 jiwa/km2). Kepadatan pcududuk kotor
di Kecamatan Paliyun ram-rata 531,6 7 jrwa I km:l Jumlah Kcluarga miskin di Kecamatan Paliya« pada tahun 2006 mcucapai angkn 3.974 KK atau $dNsar 43,36% dari keseluruhan KK di Kecamatan Paliy1111. Jumlah keluarga miskiJ1 dengan prosenrasc J)aling tinggi terdapat di Dcsa Karangasem (67 .22 %), dan tingkat keluarga rniskin yang paling sedikit terdapal di Desa Mulusan (27,43%), K~giataJ1 HKm di Kecamatao Paliyan lerdapat di empat desa yaitu Dcsa Paliynn, Uesa Karangasem. uesa Karangduwet, dan Desa Mulusao yang terdiri atas 13 kelompok tani dan tcrgabung dalam I (Salli) kopcrasi yaitu Koperasi Sedyo Lcstari. Masing-masing luas areal dan nama kclompok tani 1 IKm di Kecamatan l'aliyan disajikan pada label 111-4. Tabcl 111-4. Kelornpok lat:i HKm Kccamaran Paliyan No.
Kclomp()k tnni
Ocsa
-
Dusun
Luus (ha)
--
25,00
I.
Sido Rub..1,111
PDliyan
Mulusan
2.
Sidornaju I
Karangasem
Cangkring
10,00
Sidomaju LI
Karangduwet
Tahunan
10.00
Side Dadi HI
Karangd uwet
Tahunan
10,00
Sidomaju IV
Karangduwet
Setro
L0,00
1-3·4. 5. L
48
~~ 6.
-Kclowpok tani - ---;-
-
Desa
Dusltll
-
-
Luas (ha)
Manunggal
Karangduwet
Tahu/ran
30,00
7.
Handaynni
Mulusan
Paliyan Lor
20,00
S.
~1intasari
Karangduwet
Surulanang
9.
'.\lgudi Rejeki
Karangduwet
Tahunan
26,70
rv
Karangduwet
S urulanang
14,00
II
Karangduwcr
Surulanang
20,00
Karangasem B
29,20
Karangmiri
15,00
'---
I
h-~· 11.
Sumber Wanajati
-Sumbcr Wanaja1i
-12. Sedyo Lcsrari 13.
--
Karangasem
Ng11di Se111p11ma
Mulusan
.
-
Jumlah
I
30,00
--
249,90
3.3.3. Kecamatan Semanu Kecamatau Semanu terlemk di scbclah rimur Kola Woncsari, berjarak kurang lcbih 5 kilometer. Secara udministrauf Kecamatan Scmanu dlbatasi olch : Sebelah Ut1U11 : Kecamaran Knrangmojo dan Ponjong Scbclah Timur
: Kccumatan Ponjong dun Rongkop
Scbclah Sclatan
: Kccamatan Taojungsari, dan Tepus
Scbclah Bar.u
: Kccamatan Wonosari
t.uas Kecamatan Semanu adalah J 08.3903 km2, tcrdiri dari Desa Pacarejo,
Candirejo, Dadapayu, Ngeposari dan Dcsa Semanu, Berdasarkan peta tanah skata tinjau, Kecamatan Semanu memiliki jenis tanah antara lain : grumusol hitam, litosol .mediteran merah dan reudzina. Secara urnuiu tanah -tanah tcrsebut di atas mempunyai potensi rcndah l1iugga scdang. Berdasarkan data stausrik, pcnggunaan Iahau di Kecamatan Semanu terbagi dalam bcbcrapa macarn penggunaan lahan yaitu tanah sawah, tanah kcring, bangunan, hutun rnkya! dan J1utun negara serta peugguuaan lain-lain. Peugguuaan lahun yang paling utama di kccamntan inl berupa tanah kcring yang mempuuyai luas 7.Jl5,4.I ha (53,18%) Bangunan atau pcrmukiman mencapai 1.992,43 ha. Sedaugkan pcnggunaan lahan yang paling sedikir hrasannya adalah hutan rakyat yaitu mencapai 309,50 ha Jumlah peududuk Kecamatan Semanu pada tahun 2006 mencapai 58.379 jiwa. yang terdin dan penduduk lakl-laki 28.161
jiwa dan perempuan 30.218 jiwa dengan
jumlah KK mencapai 14.473. Penduduk tcrbanyak terdapat di Desa Paearejo (16.61 l jiwa) sedangkan penduduk paling scdikit tcrdapur di Desa Caudircjo (8.252 jiwa).
49
Kcpadatan
pcnduduk kotor pada tahuu 2006 di Kccamatan Semanu rnencapai angka rata-rata
538 jiwaikm2. Penduduk tcrpadat terdapat di Desa Semanu (957 jiwa/km2), scdangkan kepadatan terendah terdapat di Desa Dadapayu (3 70 jiv1a!km2). Hampir 45% penduduk Kecamatan Scmanu menurut Diaas Kependudukan dan Keluarga Berencana Kabupaten Gunungkidul di tahun 2006 termasuk dalaru keluarga
miskin, yaitn sekitar 44 ,37% dari keseluruhan jumlah KK di Kecamatan Semanu. Perbandiogan angka kerniskinan yang paling tinggi terdapat di Desa Candirejo (59,58%),
sementara yang paling rendah terdapat d! Dcsa Semanu (20) 1%). Kegiatan 1 IKm di Kecamatan Semanu terdaoar di dua desa yaitu Desa Ngcposari dan Dess Paucarejo yang terdiri atas empat kelompok tani dan tergabung dalam 2 (dua) koperasi yaitu Kopcrasi Sedyo Makmur dan Koperasi Ngudi Makmur. Masing-masing
Iuas areal dau nama kelompok tani HKm di Kecamatan Semanu disajikan pada tabel UI-5. Tabel .W-5. Kelompok tani HKm Kccamatan Semanu Kdompok tani
No.
Dusun
Desa
Luas (ha)
l.
Sedyo Makrnnr
Ngeposari
Jragum
115.00
2.
Ngudi Makmur
Pancarejo
Ngampo
31,00
3.
Sumber Rejeki
Pancarejo
Serpeug
41,50
4.
Maju Makmur
Pancarejo
Dengok
20,00
I I
94,50
Jumlah
· 3.3.4. Kecamatan ~glipar Kecamaran Nglipnr terletak di bagian utara wi.layab Kabupaten Guuungk.idul, berjarak kurang Iebih 7 km dari Kota Wonosari, Berdasarkan letak administraufnya.
Kecamatan Nglipar dibatasi oleh : :-; Batas Utara
: Kecamatan Gedangsari dan Kecsmatau Ngawen
U Batas Timur
; Kecamatan Ngawen dan Kecamatan Karangmojo
L: Batas Selatan
: Kecamaum Karangmojo dan wonosan
n Batas Baral
: Kccamatan Gedangsan
Kccamatan Nglipar terdiri dari 7 desa , yaitu Desa Katongan, Keduugkeris, Kedungpoh, Natali, N~ipar, Peugkol dan Pilangrejo. Luas wilayah Kccamatan Nglipar
adalah sebesar 73.87 km2. sebagian besar berada di Desa Katongan (18,36%) dau Kedungpoh
i14.62% }.
50
Karakterisrik tanah yang berada di Kecamatan Nglipar terdiri atas empat jenis yairu !atosol mcrsh, litosol, mcdireran merab dan rendzina. Jenis tanab yang tcrbcsar adalah mediteran merah dan rendzina. Jcnis tanah ini terdapat dibagian selatan. Secara umum penggunaan lahan di Kecamatan Nglipar dapat dikelompokkan menjadi empat bagian, yaitn sawah, lahan kering, bangunan dan hutan (hntan negara clan
hutnn rakyat). Seperti kebanyakan di daerah bagian selatan Gunnngkidul, peaggunaan lahan di Kecamaran N glipar didominasi olch lahan kcring, yang daoat bcrupa kebun,
tcgalan, semak. Laban kering ini mencapai porsi (3 l ,49%) dari seluruh penggunaan lahan di Kocamatan Nglipar, disusul olch bangunan (26,42%). Jnrulab penduduk Kccarnatan Nglipar pada tahun 2006 sebesar 35.007 jiwa. Dougan 8.138 KK. Jumlah pcnduduk terbanyak terdapat di Desa Kedungpoh (6.052 jiwa) sedangkan paling sedikit terdapsi di Desa Pilangrejo (4.042 jiwa). Dcsa yang terpadat penduduknya di Kccamatan Nglipar adalah Dcsa Pengkol (640 jiwa/km2), sedangkan desa yang paling rendah kcpadatan pendudukuya adalah Dcsa Nglipar (327 jiwa/km2). Kepadatan pcnduduk kotor di Kecametau Nglipar tahun 2006. rata-rata 489,8 l jiwaikru2. Jumlah Kl< miskin di Kecamatan Nglipar pada tahun 2006 mcncapai angka ratn-
rata 33,95% dari keseluruhan KK di Kecamatan N glipar, Prosentase KK miskin paling' tiuggi terdspar di Desa Katongan (4
Kdompok tani
Luas {ha)
Dusun
Utsa
1.
Wonorcjo
Kaiongan
Kepuhsari
tooon
2.
Kusuma Tani
Katongan
Kepuhsari
80,90
Jmnlah
I
51
.
180,9<)
BAB4 KEBERIIASILAN PROGRAM UKm DALAM MENCAPAI KELESTAIAN HUTA.1'1 DAN KESEJAHTERAANMASYARAKAT FAKTOR-llAKTOR
SEKITAR HUT AN SERTA
YANG MEMPENGARUHJ KEBERHASlLAi~ PROGRAM
Setelah dilakukan pengolahan dan analisis data, maka melalui evaluasi ini kcbcrbasilan program hutan kemasyarakatan di Kabupaten Gunungkidul dalam mencapai tujuan kelestarian hutan dan kesciahteraan masyarakat sckitar hutan akan diketahui. Pada hall ini akan dijclaskan basil evaluasi yang terbagi kedalam dua bagian, yaitu basil cvaluasi kcberhasilan kelestarian hutan, basil evaluasi keberhasilan kesejahteraan masyarakat sekitar hutan, kesimpulan evaluasi dan basil analisis faktor-fakror yang mempegaruhi keberhasilan program. 4.1. Evaluasi Keberhasilan Ketestarian Hutan Untuk tujuan kelestarian hutan terbagi kedalarn dua indikator evaluasi yaitu percepatan rehabilitasi hutan dan terwujudnya pcrlindungan hutan.
Masing-masing
iudikator akan uijt:laskan tersendiri berdasarkan sub indikator dan sub-sub indikatornya. 4.J.L Evaluasi Keberhasilan Percepatan Rebabilitasi Ilutan
Percepatan rehabilitasi hutan dilihat dari sub indikator "pcnutupan Iahan baik" daa sub-sub uidikator "douiinasi jenis tanaman kayu jati" deogan tolok ukur "komposisi jenis jati ~ 70 %" serta sub-sub indikator "persen tumbuh tanaman pokok tinggi" dengan tolok ukur "person tumbuh tanaman pokok ~ 75 %". Keberbasilan percepatan rehabilitasi huran dibahas berdasarkan sub indikator, sub-sub indikator dan tolok ukur yang telah ditetapkan tcrsebut di atas, dengan basil sebagaimana dapat dilihat pada tabel IV-!. label IV-L llasil Evaluasi Keberhasilan Perceparan Rehabilitasi Hntan lndikator
Sub lndikator
Perccpaten
Rehabilnasi
I HlRM i
j
Sub-sub lndik.ator
Penutupan lahan
Dormnasijems tanaman
n~~i ugl::tt
kayu jau
Persen tumboh tanaman
I
l'olok Ukur-
Hasii
Kesim pulan J
~ 70~~
95.40
;*'
Bernasii
z 75 OJ.
~(),('13
o/..
flemasil
Pok<>k tin~gi
Berdasarkan tabel IV-I, unruk sub-sub indikator "dcminasi jenis tanaman kayu jati" dengan tolok ukur "komposisi jenis jati ?; 70 %", diperoleh hasil bahwa rata-rata jurnlah ranarnan jati di senap lahan HKm dari 98 responden mencapai 95,40 %. sisanya
52
berupa jcnis tanamau kayu lain sepcrti mahoni, seogon, akasia ciao kesambi serta renaman
buah-buahan seperti mangga, sukun, sirsak dim nangka.
Sedaogkan unruk sub-sub
i11dikator "persen tumbuh tanaman pokok tinggi" dengan tolok ukur "persen tumbuh
tanamau pokok ~ 75 %", dipero!eh basil bahwa rata-rata lahan HKm dari 98 responden, pertwnbuhao taoaman pokoknya meocapai 89,03 %. Jnfonnasi ini diduknng pula oleh hnsil wawancara yang menvatakan bahwa jenis tanaman HKm di Kabupaten Gunungkid ul
didominasi oleh jenis jati dengan tingknt penumbuban yang nnggi, "Kegratan HKm di Kabupaien GLnungkidul dllakswmkan pada hutan pmduks1 yang scbelumnya n.crupaka» hu11111 Jrnl Jerrs tmanoan Jall manang dorninan pada lahan HKm. nicngi11~.11 kecocokkan runibu!i dan mmat masyall!kal yang tingg1, karcna ado anggapan
bahwa tanarnan jati se~a1 tabungan Pem:mhuhan tanaman jati rata-raia 80 % dan tumbuh baik, bisa d1hltat di lapangm, karena 1nasyaral:a1 mcmpunyai rasa merniliki )'!Itg tinggi tcrhadap tanaman RK.m" (It, Mutbani, Kcrua U Kc!ompok Kcrja Pcnguatan dan Pengembnngan HKm Propins: OTY) "Tanaman pokok ~IK.m Gunungk1dul adala~ jw, knraia masyarakat 1nh11 bahwa jati mcmpunyai nilai ckooumis tinggi dan d1~ scb&Gai tabungan m ..sa dl!J)an yang scwaktu waktu bi:
tM3Jll2n
