STUDI PENGELOLAAN
SAm AH SISTEM KOIVllJNAL
DI P£RMUK1l\1AN KOTA BANDCNG
TESJS Karya tulis sebagai salah satu syarat Untuk memperoleb gelar Magister dari Jnstitut Teknologi Bandung
Olch V.7ARTJNI NIM: 25405037
PROGRAM. l\tAGISTER PERENCANAAN WlLAVArr DAN KOTA SEKOLAH ARSITEKTUR, PERENCANAAN DA,~ PENGEl\fRANl.AN Kl<:Bl.JAKAN
INSTJTUT TEKNOLOGI BANDUfliG
2006
PROGRAM MAGl~'Tli:RPERE'1CAl\AA.'1 WJT.AYAHDAN KUTA SEKOLAH ARSlTEKTUR, Pl:RENCANAAN DAN Pf,NGEMBANGAN KRBIJAKAl'i
INSTITUT TEKNOLOGI BANDCNG 2006
STUD! PENGELOLAAN SAM PAR SISTEM KOMUNAL 01 PER!\>1UKIMAN
KOTA BANDUNG
Oleh WARTINI NIM : 25405037
Program Magistcr Perencanaan Wilaynh Dan Kofa Sekolah Arsitcktur, Perencanaan clan Pen~cmhangan Kebijakan lnstitut Tcknologi Bandunj!.
Menyctujui Pcmbimbing,
~%
Ir. lwan l'ratoyo Kusumantoro, NLP 132 094 369
II
J\.1T.
rEDOMAN PENGGLNAAN
TESIS
tcrdafiar dan tersedia di Pcrpustakaan
Tcsis S2 yang tidak dipublikasikan
lnstirut Teknnlogi Bamlung dan tcrbuka untuk umurn cl.:nga11 ketenruan bahwa
hak cipta ada pada pengarang dcngan mengikuti aruran hak yang berlaku di lnstinn
leknologi Bandung, Rcfcrcnsi perpusrakaau diperkcnankan dicatat, tetapi
pengutipan atau peringkusan hanya dapat dilalukan
scijin 11engara11g dan harus
disertai dcngan kcbiasaan ilmiah untuk menycbutkan surnbcrnya. Mcmpcrbanynk atau rncncrbirkan scbagian utau seluruhnya tesis haruslah ~cijin Dircktur Pasca Sarjana. lnsrltut Teknologi Bandung,
Ill
Kata Pengantar
Puji syukur pcnulis kchlldiral Allah S\VT, atas segala rahmat, taufiq dan hidayahnya sehingga resis dengan judul "Studi Pcngclclaan Sampah Sistem Komunal di Pcrmukiman Korn Bandung" dapar rcrsctesaikan. Tesis ini disusun untuk memenuhi pcrsyara1an akadcmis guna mcnyclcsaikan pcndidikan pada Program Srudl Magistcr Pcrcncanaan Wilayah dan Kora, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan lnsthut Teknologi Bandung (ITll) Pcnulisan icsis ini dapat tersclesaikan karena bamuan dnn dorongan dnri banyak pihak. Berkenaan dengan hal ini. pcnulis mengucapan terirna kasih kcpada:
1. Dapak Ir. lwan Pratoyo Kusumantoro, MT .. sclaku doscn pembimbing yang dcngan tutus ikhlas, penuh perhaiian dan kesabaran,
telah mcmbcrikan
dorongan sernangat scrta bimbingan sctama pcnutisan 1e.~i~ ini. 2. BnJ)llk Dr. Ir. I leru Purboyo I lidu)nt Putro. DE!\ .. selaku doscn pcnguji d:111 pcmbahas naskah awal studi in', yang h:lah ba:t)ak mcmbcrikan 1:1ns11ka11 dan
sarun yang ~angat bijaksana dan pcn rh pemahaman alas kernampuan penulis, untuk pcrbaikan dan penyempurnaan 1csi~ ini.
1. lbu Ir. Sri vtaryati, Ml'I ... i.clalu dusur pcnguji dan pcmbaha< yang Lelah mcmbcrikan masukan-masukan )'ang beruni dalam mcnycmpurnakan tesis mi. 4. Bapak Dr. Lr. Bencdictus Kombaitan, selaku dosen wuli akadcmik yang selalu mengingatknn dan mcnc.luruug pcnulis dalam menyelesaikan iesis tcpal waktu 13 bulan.
5. Bapak/lbu doscn S2 MPWK
fill yang telah rncrnbcrikan
rambahan
pcngctahuun bagi pcnulis du lam mcnyelcsaikan studi, 6. Pusbindiklatrcn BAPPCNAS. yang telah membcrikan beasiswa studi dalam program diklat gelar 13 bulan. 7. Pemcrintah Kabupaten Bantul yang tclah rnemberikan ijin Jan dorongan baik rnoril maupun materiil umuk mcngikuti pcndidikan pada Program MPWK ITB.
v
8. Selurnh Staff karyawan Ml'WK ITR baik Bagian TU (!bu Elly, !bu Nunung dkk) serta bagian l'erpustakaan (Pak Ejc dan !bu Lenny) yang dengan iulus ikhlas membaruu pencarian lucrntur.
9. Semua teman senasib scpcnanggungan Mf>WK ffB anggkatan 2005 baik I'. I:; maupun reguler, khususnya Komunitas Keahlian khusus "Sistcm lnfrastuktur dan Transportasi" Ayip, Rajman, Chandra. Sugeng dan Rizal, scmoga kita
dapat mengambil pelejaran dan manfaar dari semua )'-ang pernah kita alami. I 0. Para lnforman yang telah bersedia diwawancarai selama pcnclitian: Bapak Sntim. lbu Dewi Snfitri dan Rapak Yadi warga RT 01 Cisitu lndah V1 serta Bapak Ors. Bambang Sudiarto, Bapak Sayudi dan 13apak lman sebagai pengelola sampah sistcm komunal di RW 13 Perumahan Bukit l'ajajaran. Atas
pernberian informasi dan data unmk penulisan tesis ini. I I. Doa restu Oapak/Tbu. Oapakilbu mertua. seluruh saudara sens suami tcrcinta dan kcdua anak penutis tersayang yant: merupakan pcndorong dnlam mcnyclesaikan tcsis. 12. Teman-tcman kost putri JI. Daso Pojok No. Ji : Penny. Anggi, Da)U. Siti dan Ell). yang sclalu mcmbcrikan semangat dalam pcnulisan tests ini
13. Dan satu yang terakhir. tak l,1pa pcnulis ucapkan terima kasih kepada lvfa~ Ir. /\11u~ Junacili 11la~ pemberian dukungan moril maupun materii! sela-na pcnulis mclakukan studi d1 Ml'WK
11 H.
l'I. Semua pihak, yang tidok dapat disebutkan satu persaiu dalam membnntu jaluunya penelitian ini. Semoga segata amal clan kcbaj ikan yan1t tel ah diiatankun mendapat balasan
yang setimpal dari-Nya. Herbagai kekurangan tcntu tcrdapat dalam tuliasn ini. oleh karcna itu sang-JI diharapkan
saran-saran yang mcmban:u untuk penyernpurnaannya. Akhirnya,
semoga hasil rulisan ini dapai bcrmanfaatsebagaimana yang diharapkan Bandung.
vi
September 2006
ARSTRAK
Studi Pcugelolaan Sampab Sistcm Komunal Di Pcrmukiman Kora Bandung Olcb: Wartini
Nll\1. : 25405037 Pada bu Ian April - Mei 2006, Kota Bandung tcrjadi darurat sampan. Timbulan sampah di Kota Bandung tidak dapat ditangani. Hal itu terjadi karena PD Kebersihan memiliki keterbatasan tingkat pelayanan, SOM dan saranaprasarana persampahan, terutama tidak tcrscdianya lahan TPA baru untuk pemhuangan sampah. Menanggapi kcjadian tersebut, sebagian masyarakat yang memiliki kepedulian terhadap lingkungan berinisiatif mclakukan pengelolaan sampah sistem komunal di lingkungan RT/RW, sebagai wujud partisipasi mcrcka unruk membantu beban pemerintah dalarn rnengatasi permasalahan sampan. Studi ini bertujuan unluk mengkaji pcngelolaan sampah sistem kornunal di RT O t RW 04 Cisitu lndab VI dan nw 13 l'crumahan Bukit Pajajarao. Pengambilan sampel informan dengan teknik purposive sampling, yaitu menurut kebutuhan dari pcnclitian, dan metode anahsa yang dipakai adalah metode kualitatif Hasil pcngkajian tcrhadap aspck-aspck pcngclolaan menunjukknn bahwa, aspek non-teknis operasional yang meliputi: [11 Peran serta masyarakat, [2] Kelernbagaan, [3] l'ernbiayaan dan (41 Pcraturan/hukum, Peran masyarakat mcrupakan unsur pokok dalam pe.ngelolaan sistem komunal. karcna kegiatan iersebut merupakan kcgiatan yang berbasis komunitas. Kelembagaan pengelula
berada dalam wadah organisasi RT/RW. Perubiavaan pcngelolaan herasal dari iuran rnasyarakat dan donatur. Besarnya iuran iidak ditcnrukan berdasarkan banyaknya sampah yang dibuang. tetapi berdasarkan kesepakatan. Peraturan yang mcngatur jalannya pelaksanaan pengelolaan rapal tidak dalam bcnluk dokumcn tcrtulis.
dibuat bcrdasarkan
kesepakaran
Aspek tcknis operasional meliputl: [1) Pewadahan, [2J Pengumpulan dan 1.3] Pengolahan, Pewadahan dilakukan oleh masing-masing KK dan bclum dilakukan pemilahan antara sarnpah organik dan an-organik, Pengurnpulan dilakukan oleh petugas, Pengolahan sampah yang dilakukan adalah mcngolah sampan organik menjadi kornpos. Sarnpah yang dapat dikomposkan sekitar 20%25% dari dari total produksi sampah, didaur-ulang dan dijual kc Lapak sekitar 25%-30% dan sisa sampah yang tidak rlapat diolah sekitar 50% dimusnahkan dengan cara pernbakaran.
Terdapat kendala dan rnanfaat dalam pengclolaan sampah sistcm komunal di kedua wilayah studi. Kendala yang. dihadapi RW 13 lcbih sedikit dibandingkan dengan RT 0 1, hal tersebut mcmmj ukkan bahwa pengelolaan sampah sistem komunal di RW 13 lcbih berhasil dibandingkan di Rt 01.
Kata kunci : Aspek Pcngelolaan sampan, sistern komunal
VII
ABSTRACT The Study Of Communal System olid W:iste Management In Dwelling Area Of Bandung B~· \Vartini Reg. Xo. : 25405037
Dunng the months or •\pril through Ma; ::006. there was an emergency suuation 011 solid waste in lsandung The piles of solid waste in the cit) could not be handled. THs was due 10 the lirura.ion on the pan of PD Kebersihan regarding level of scrv ice, human resource and soli:I waste' ~ infrastructures. especiauy lack of new final dump site a\ailabilii) for ,olid waste disposal In responding 10 this incident, ,;0111e of rhc people who were concerned towards the envi-onmem iuiuared to conduct w111111unal system solid waste manaaemcra in rhe RTIRW community, a; a 101111 of their particiayion 10 help the i;.o,emmcnt in overcoming solid waste' s problem I his s1ud' is aimed ill studying the communal system solid waste 1m111ugc1m.:11l in KT 01 RW 0-1 ('i;11u h:da~ \'I and RW 13 Bukit Paja.nran residential The sampling technique used ''a~ 111irpmil'e \fllll/•lt11x. which was based on the need or study, and 1he analysis method used "as a qualitative mcihode, The 1c,uh of study toward> managcmcn aspects showed that the opcnuional non-technical aspects covered [ 11 The parucipation o!' communii v, f2l lns.innional 131 l-unding and f4] Regulatio1ila\\ The role of the commurity is me 11rni11 aspect in the management of commune' system, because this activity is based on community The ir.stttutional of management is under the organization of RT/R\\' The tundrng of management comes from peop e's comribuiion tmd charity The amount of ccn.uiburion i; not based on 1hc amount of solid waste disposed but based on a!!rccmcnt The regulation controlling the implementation of management is -nade based on the agreement of meeting. 1101 in the form of wnuen UU\;L1111<.:11l The technical aspects of operaron <'OH'r I 1] Waste handling. 121 Collecting and [11 Processing waste handling is ccudi.cted by each household and has nor been separated into organic and inorganic waste Collecting is conducted by "'i't" collector Processing conducted is processing organic waste into compost So id \\35:c that may be turn i1110 ccmpo t i> approximately 2C0o· 25°~ from the total solid waste production. to be recycled and sold to location i~ around ~5° o-30" o and the rest o" solid waste that could not I~ processed is around 50% and "as disposed by burning There was ohsracle» and benefits in communal system solid waste management in both $lud~ areas The ol,,tack faced in R W I 3 was less than JU' 01, which shows that the communal system solid waste managemcrr in RW 13
was more successful compared
10
RT 0 I
Keywords· Soli
viii
OAFfAR ISi
Hal. PERSETUTIJAN
PEl\ffiJMBING
1'1:'.NGESAllAN
IJEPARTEMEN
. II
P£DOMAN PENGGUNAAN TESIS
.. . .. ..
111
PERSEMAAJlAN ············································ KATA PENGANTAR .. .. •.. .
I\'
.. . .. . .. .
.. . . ..
..
.. ..
v
ABSTRAK
vii
ABSTI~ACT.. ..
..
..
..
VIII
DAFT /\R fSI ................•..............•.....•............••............•..
ix
, .•. .
DAFTARTABEL
Xiii
DA~TAR GAi\1DAR
Xv
DAFTAR l.AMl'IRAN
llab I
..................•....•.......•.•..•.......................
rcnilahuluan ........•.... ········· I. I Latar Hclakang
xvi
························ , ..
1.2
Perurm san Masalah dan Pertanyaan Penditi:111
1.3
Tujuan dan Sasaran Penelirian
1.4
Relevansl Penelitian
. . ..
1.4.2 Monfom Penelitiun
1.6
l.7
I.
.
1.4.1 Alasan Pcnclitian
1.5
3
..
S
.
5
Ruang Lingkup Penelitian
.
6
1.5.1. Lingkup Wilayal1 Studi ...........................••
6
1.5.2. Lingkup Ma1cri Studi .. ..
.. .. . . ..
7
Metode Penelitian
.
7
1.6.1. Jcnis dan Sumber Data
.
7
.
.. .
1.6.2. Metode Analisis dan Kerangka Pikir .
8
Sistematika Pembahasan ...............•.......•.•••...••
11
ix
Bab II
Tinjauan Pustaka 2.1
7..7.
.
Definisl Tentang Sampan ·-k as•. xampa c, h ······································-·· Klasin
12
.
13
2.2. 1. Berdasar Sumber Sampah . ... .. .. .. . .. .. . ... . .. ....
13
2.2.2. Berdasar Kimia Saropah
14
2.2.3. Berdasar Kandungan Air Sampah.
14
22.4. Sifar Sampah Yang Mengganggu
15
2.3
Tim bu Ian Sampah . . . . .. . ... . ... .. .. .. .. .. .. .. . .. .. . . . . .. . . .
16
2.4
Penge lolaan Sampah Si stem Korn unal . . . . . . . . . . . . .. .. . ..
l8
Pengelolaan Sampah Secara Umurn.......................
I&
2.5.1 AspekTeknis Operasional . . .. ..
19
..
2.5.Ll Pewadahan Sampan
20
2.5.l.2 Pcngumpelan Sampah
21
2.5. L3 l'cmindahan Sampah
. ..
21
2.5.1.4 Pengangkutan Sampah
22
2.5.l.5Pengolahan Sampah
23
2.5.1.6 Pembuangan Akhir .. . .. .. .. . .. .. ..
.. .. .
24
2.5.2 Aspe], "Ion Teknis Opcrasional
24
2.5.2.1 Sistcm Kelemba,,.aaaniOrganisa.~i . . . . . . . . . . . .. . ..
25
2.5.2.2. Sisrem Pcmbiayaan
26
2.5.2.3 Sistem Peraturanl I lukum . 2.5.24 Partisipasi Masyarakat .
2.5.2A. I Koosep Partisipasi
.. . .. .. . .. ..
28
..
29
.. .. .. . .. ..
..
.. ..
2.5.2.4.2 Lkuran dan Bentuk-bentuk Partisipasi... 2.6
Matrik Aspok Teknis dan :-.'on Teknis Pcngclolaan
Gambaran Umum Obyck Studi
3.1
29 33
Sampah Secara Toritis . . . .. . . . . . . . .. . . . . . .. .. . . .. . . .. . . . . . .. llab IU
12
Garnbaran Llmum
35 40
.. ..
41
3.1.1 Pengclolaan Sarnpah Sistem Komural .. . .. .. .. .. .
4I
3. l.2 Protil Permukiman Wilayah Studi . .. .. .. ... .. . . ...
42
.. .
x
.. . .. ..
..
..
3.1.3 Jumlah ciao Keparlatan Penduduk 3.1.4 Tata Guna Lahan .
3 .. 2
43
..
..
3.1.5 Kondisi Sosizl Ekonomi . ... ... .... .. . .. . . .. .. . ..
48
Pengelolaan Persampahan Kora Bandung
48
3.2.1 Layanan Persampahan ......................•......•.
49
3.2.2 Opcrasionalisasi Persampahan ... .. .
3.3
Bab IV
44
..
.
J.2.3 Sarana dan Prasarana l'crsampahan .
52
Pembiayaan PcrsampahanKota Bandung...............
54
Kajian Terhadap Peogelilaan Sampah Sistern Komunal Di Pcrmukimaa Kofa .Bandang 4.1
55
Kajian Teoritis Variabebfaktordan Atribut Aspek-
aspek Pcngclolaan Sampah.......
.. .. .
55
4.1.1 Atribut Aspek Nuu Teknis Operasional..
5(,
4.1.1.1 Sistem Kelembagaan ....
.... .. . .. . . ..
56
4.1.1.2 Sistem Pcmbiayaan . . .. . .
. . .. .. .. . .. .. . .. . . .. ..
56
4.1.1.3. Sistem Pcraturan/Ilukum .. ..
.. ..
57
4.1. 1.4. Partisipasi Masyara~a: . . . . . ..
. . . . . . . . . . . . . . . . ..
57
4.1.2. Atribut Aspek Teknis Operasional
..
58
4.12.1. Pewadahan Sampah
5&
4.1.2.2. Pengumpulan Sampah . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . ..
58
4. l .2.3. Pemindahan Sampah .
59
.
4.1.2.4. Pengangkuian Sampah
.. . .
4.1.2.5. Pengolahan Sampah
.. . .. .
59 60
4.1.2.6. Pembuangan Akhir . . .. . . . . . . . .. . . . . . . . . . .. . . . . . . .. 4.2
51
60
Kajian Fakta Pengelolaan Sampah Sistem Komunal di Wilayah S:udi.. .. .. .. . ..
..
.. .. . .
.. ..
4.2.1 Kajian Non Tcknis Opcrasional 4.2.1.1. Kajian Partisipasi Masyarakat
61 61
.. . . .. .. . ..
61
4.2.1.2. Kajian Sistem KclcmbagaaniOrganisasi .. ..
68
4.2.1.3. Kajian Sistem Pembiayaan .
70
xi
..
Daftar Tabel
Hal
Tabcl
II.I
StandanTimbulan Sampah(U!orglhari)
17
Tabel
112
Tarif Retribusi Sampah Katagori Rumah Tinggal Dengan Pelayanan Tidak L.angsung .. .. . . . . . . . . . . . . . . . . .
Tabel
11.3
27
Matriks Hubungan Antara Aspek Tcknis dan Non Teknis Pengelolaan Sampah Secara Teori...........
36
Tabet
Lll.l
Jumlah dan Kepedatan Penduduk
43
Tahel
ITT.2
Tata Gunn l.ahan KOia Bandung..........................
46
Tabel
111.J
Perkembangan Komposisi
Sumber
Sampah
Korn
Bandung
Tabcl
111.4
47
Perkembangan Kornposisi Produksi Sampah Kota U:rndung . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ...
Tabet
111.5
Persentase
Pcngeluaran
Per
Kapita
~7
Scbulan
Masyarakai Koia Bandung . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . Tnbcl Tabel
~8
111.6
Sarana dan Prasarana Pcrssmpahan Pl) Kcbersihan
IV. I
K01:1 oan " d ung Pihak-pihak Yang berperan
. dalam
Pcngelolaan
Sampah Sistem Komunal . ... . .... ..• .. . .... ... .. . .. . .. Tubcl
IV.2
Bcntuk-bcniuk
Partisipasi
Masyarakat
IV.3 IV.4
Aspek
Pembiayaan
Sampah
Pengelolaan
.. ..
IV.5
70
Aspek Peraturan/ Hukum Pengelolaan Sampah Sistcm Komunal
Tabcl
TV .6
6\1
Sistem
Komuual ...........................................•..........
Tabel
67
Aspck Kelembagaan/Organsiasi OJ.l<1.m Pcngclolaan Sampan Sistem Komunal .. .. . . . . .. . .. . .. . .. .
Tabel
64
Dalam
Pengelolaan Sampah Sistem Komunal . . .. . . . .. . .. .. . . .. Tabcl
·'-~
Aspek T ekni:; Sistern
72 Operasional Pcngclolaan
Komunal . .
..
xiii
..
Sampah
.. .. .
i5
Tabel
TV.7 Penuasalahan Pengetotaan Sampah Sistcm Ko111t111al
'Fabel
IV. R
77
Perhandingan Variahel dan Atribut Pcngclolaan Sarnpah Sccera Tcori dan Fakta di Wilayah Studi.. ....
xiv
79
Daftar Gambar Hal Gambar
l.l
Diagram Kerangka Pikir dan Tahapan Pcncl itian . . .. .. ..
l0
Garnbar
2.1
Diagram Aspek-aspek rengelolaan Sampah .. .. .. .. ..
19
Gambar
3.1
Pet> Wilayah Snrdi . .
45
Gambar
3.2
Opcrasionalisasi
Pcngclolaan Pcrsampahan di Kota
Bandung.......................................................
Gamber
3.2
Peta Lokasi TPS dan TPA Serra Wilayah Persampahan PD. Kcbcrsihan Kota Bandung ...... ... ..... .. .. .. ... .. ...
Gambar
4.1 4.2
81
Diagram Pclaksanaan Pengclolaan Sampah Sistem Komunal di RW 13 Perumahan Bukir Pajajaran .. .. ... ..
Gambar
4.3
53
Diagram Pelaksanaan Pengelolaan Sampah Sistcm Komunal di KTOJ Cisitu lndab Vl
Gambar
51
82
Diagram Gabungan Pelaksanaan Pengelolaan Sampah Sistem Komunal di RT OI Cisitu lndah VI dan R W 13 Perumahan Bukit Pajajaran
xv
..
83
Daftar Lampiran
Hal l.ampiran
L
Pengaruar Wawaneara dan Daftar Penany aan
Lampiran
2
Hasil Wawancara Dengan Tokoh Masyarakat di RT 0 I
Cisitu lndah VI .. .. . .. .... ... .. ... .... .. •.. .. . . . .. .. .. .... larnpiran
3
4
Hasil Wawancara
5 6
1 lasil
Wawancara
Dengan
l'cngawas
7
I 12
Pcngclolaan
Sampah di RW 13 Pcrumahan Bukit P~jajaran .. ..... .. Lampiran
I 08
Hasil Wawancara Dengan Tokoh Masyarakat di RW 13 Perumahan H11ki1 Pa_iajaran . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . .
Lampiran
104
Oengan Petugas Pengumpul Sampah
di RT 0 I Cisitu Indah VI . . . . . . . . . . . . .. .. . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . Lampiran
n
Hasil Wawancara Dengan Tokoh Kclompok lbu-ibu
Pedull di RTOI Cisitu lndah VI............................ Larnpiran
95
117
Hasil Wawancara Dcngan Pctuga l'cngumpul/Pengolah Sampah di R\11 13 l'erumahan Ouk it Pajajaran
xvi
122
Bab I Pendahaluan
I.I.
Latar Belakanse Sampah merupakan lirnbah dari kegiatan dan usaha manusia di pennukaan
bumi, Olch karena im. sampah erat sekali hubungannya dengan jumlah manusia. kegiatan dan usaha di suatu tempat, Menurut llasan Dasri Durio (1985) dikutip dalam Ischak (2001}, semakin banyak jumlah manusia, sernakin kompleks usahanya, maka semakin besar pula masalah persampahan yang harus ditenggulangi. Di kota-kota besar pada umumnya dan Kota Bandung khususnya, masalah
sampah masih rnerupakan masalaa yang belum dapar disclcsaikan dengan baik. Permasalahan tersebut selain disebabkan olch ketcrbatasan pendanaan untuk penyediaan iufrastruktur jug;i reudahnya tingkat pelayauan persampahan terhadap masyarakat, l'ennasalahan darurat sampan yang lerJad1 pada bulan April - Mei 2006 di Kora Handung yang lalu, setiap harinya sekitar 6.500 - 7.500 m' sarnpah yang dihasilkan tidak dapat diangkut dan dibuang kc TPA. TPA Kota Bandung udak dapat lagi menampung sampah yang ada, sehing_l(a hampir di seluruh sudut
Kora Bandung mcnjadi laman sampah, sampah menumpuk dan menimbulkan bau yang tidak sedap. Siapa yang harus benanggung jawab ternadap menumpuknya sarnpah di
bcberapa lokasi terscbut, khususnya halaman rumah. di :alan-jalaa kampung rnaupun pinggiran karnpung? Jika bal terseber diserahkan kepada instansi pcngclola, jclas tidak mungkin. Jadi kcbersihan sampah khususnya halarnan
rurnah. di jalan-jalan kampucg rnaupun pinggiran kampung meojadi ranggung jawab warga kampung atau kcluarga di kampung tersebut,
Menghadapi kenyataan tersebut di atas, terdapat sekelompok masyarakar Kora Bandung yang peka dan pcduli tcrbadap lingkungan, mcrcka berinisiatif melakukan pengelolaan sampan di lingkungannya un:uk rnembantu pcmerintah dalam
mengaiasi permasalahan
persampahan. Pengetolaan
d ilakukan oleh sekelompok warz;i masyarakai tersebut adalah
sampah yang Pengelolaan
sampan sistcm komunal di tingkat RT dan RW. Sckolompok masyarakat yang bcrusaha mengclola sampah seeara komunal tersebut antara lain dllakukan olch warga RT 01 Perumahan Cisitu lndah VI dan RW 13 Perumahan Bukit Pajajaran. Pcngclolaan
sampah
(PD
Kebersiban
Kota
Bandung
(2005) dan
E. Oamanhuri (2004) rnencakup aspek non teknis dan aspek teknis operasional. Aspek 1-:on-Teknis opcrasional mcliputi: [I) Sistem kelembagaan/organisasi, (21 Pembiayaan, [3] Aspek peraturarehukum dan [41 Pcran sena masyarakat. Dalam sisrem pengelolaan sampah secara komunal aspck peran serta masyarakat sangat penring, karcna tanpa adanya pcran scna dan kesadaran masyarakat scbagai pcnghasil
sampah,
untuk bcrparti~i~i
dalam pengelolaan sampah sistcm
komunal, maka program tcrsebut tidak akan bcrjalan dengan lancar. Scdangkan sistcm teknis opcmsional pengelolaan sampah meliputi sub-sistcm: 11 J Pcwadahan di tingkat rumah tangga, [21 Pengumpulan olch petugas yang teluh ditunjuk. [31 Pcmindnhan. [4] Pengangkuran.
[51 Pengolahan sampan dan LS) Pembuangan
akhir. Dari proses tcknis eperasional tersebut, berdasarkan hasil survey terliluu bahwa tcknis opcrusional pengelolaan sampah sistem komunal rucuriliki uhapan
yang lebih singkat dari padu pcngclolaan sampah yang dilakukan secara umum kora-kota di Indonesia.
i\pubila pemcriutahan daerah berhasi] mcusosiallsas! pcngclolaan sampah srstem komunal kcpada masyarakat, niscaya pemerintab daerah tidak pcrlu menganggarkan biaya yang cukup besar unluk penanganan sampah. Dengan pengelolaan sampah sistem komunal pemerintah dacrah tcrkurangi bcbannya dalatn penyediaan sarana dan prasarana persampahan scperti: kesulitan pencarian lnhan S•'bacai TPA barn. Selarna ini penyediaan TPA merupakan masalah hesar, karena kesulitan dalam rneudapatkan lahan yang luas dan mcmcnuhi persayaratan untuk TPA. Selain i111 adanya penolakan dari pihak masyarakat apahila lahan di dcknmya akan dipergunakan sebagai Tl'A mcrupakan tantangan yang paling berat, Kesulitan tersebut kemungkinan akan dapat teratasi. apabila ada sosialisasi dari pihak pernerintah kepada masyarakat untuk rnclakukan pengelolaan sampah
sistem komunal untuk uieugelola sampah yang dihasilkan di lingkungan permukimannya.
2
1.2.
Pcrumusan Ma.~alab dan Pertanyaan
Pcuclitian
Sampah
yang dihasilkan oleh sisa kegiatan
mcrupakan produk buangan
manusia yang terus diproduksi selama manusia masih hidup dan rnclakukan kegiaran. Oleh karena itu masyarakatsebagai pcnghasil sampah sebaiknya tidak sepenuhnya menyerahkan pengelolaan kcpada pemerintah, karena pcmerintah mcmiliki ketcrbatasan baik segi surnber daya manusia, pembcrian pelayanan, penyedaiaan saruna clan prasarana maupuu pendanaannya. Apabila rnasyarakat pcnghasil sampan sccara individu tidak dapat mclakukan pengelolaan sendiri, mereka dapat rnelakukan pengelolaan sisrem komunal dalam skala lingkungan RT/RW. Dalam pcngelolaan sisrem ini sangat diperiukan ~cmitraau dengan pcmcrintah dan swasta pengusaha daur ulang sampah, karena tidak keseluruhan produksi !>lmpah RT/R W dapat tertangani dengan baik dan sanitcr, Sampah yang ter>i>
C~ pengomposan
memerlukan peran pengusaha daur ulang untuk
mcnangani sampah yang dapat didaur ulang dan sampah yang benar-benar tidak dapat diolah memcrlukan bantuan pemerintah umuk mcncari solusi pcnanganan yw1g tcpat <Jan rarnuh liugkungan.
Llcrclasar data dari Pl), Kebersihun Kotu Handung mcnunjukkan bahwa perkernbangan komposisi sumber sampah pada tahun 2005 perscnrase sumber
sarnpah pcrmukiman sebcsar 66,02% dari total somber sampah, Apabih; 101nl timbulan
sampan
Ko13 Bandung sctiap harinya 7.500 m'/hari, maka besarnya
sampan permukiman 3.978 m1/hari. Oleh karcna itu. apabila sampah perrnukiman tidak dikelola cleh masyarakat pcnghasil sampah scndiri, sedangkan pernerintah rnengalami kesuluan rnendapatkan lahan baru untuk TPA. maka pcnnasalahan snrnpah di Kota Bandung tidak dapat scgcra teratasi. Pengelolaan sampah tidak hanya sckedar rncmbuang sampah begitu saja kc TPA. tetapi harus menerapkan
sebuah proses pernusnahan sarnpah yang lepal dau ramah lingkungan. Pengelolaan Sampah Sistem Komunal dilakukan oleh sekolompok masyakar di Kuta Bandung untuk rncngarasi permasalahan s:tmpah permukiman. Gagasan tersebut dilatarbelakngi
olch adanya permasalahan keterbatasan pemerintah
dalam rnemberikan pelayanan pcrsarnpahun ;an~ ada, Berdasarkan pada hal-hal
3
tersebut
di
atas,
maka
dapar
dirumuskan
pcnnasalahan
utamanya
dari
permasalahan yang dibahas ini adaleh : "Bagaimana
Pengelolaaa Sampah Sistem Komunal di permukiman Kola
Bamlung?"
Dari rumusan rnasalah umma ini selanjutnya dapat disusun beberapa pertanyaan pen el itian scbagai berikut:
a. Ba~imana Asock-aspek pengelolaan tersebut apabila ditinjau dari kajian tcoriris? b. Siapa seja yang tcrlibat dalam pereocanaan d3n pclaksanaan pengclolaan sampah sistcm komunal tersebut? c.
l~ag~im~nn benruk keterliha1anfpartisipasi masyarakat dalam perencanaan dan pclaksanaun pcngcloaan?
d. Bagaimana
bcntuk kclcmbagaan!organisasi
pengelolaan
sarnpah sistcm
komunnl tcrsebur?
e. Bugaimana sistem pembiayaan pcngclotaan sampah sistem komunal tcrsebut? f. Bagaimanu beruok Pcraturan/hukum unruk pelaksanaan pengelolaan ~111pah
sistcm komunal tersebut? g. Bagaimana pclaksanaan aspck-aspek teknis operasional dalam pengelolaan sarnpah >bt1:m komunal tersebut. yang mcliputi:
Ill
Sistem pewadahan,
12] Sistem pengumpulan dan [31 Sistem pcngolabannya't h.
Apa kcndala yang dihadapi dalam pelaksanaan pengelolaan sampah sistem koruuual?
i.
1.3.
Apa rnanfaat dari pelaksanaan pcngclolaan sampah sistem komunal terscbut?
Tujuan dan Sasaran Pcoclitian
Srudi iui benujuan untuk mengkaji pelaksanaan aspek-aspek pengelolaan
sampah sistcm komunal yang telah dilakukan di pcnnukiman Kora Bandung. Adapun sasaran dari penelitian ini meliputi: a.
Mengakaji aspek ...aspck pcngclolaan sampah secara teoritis.
b. :V1engkaji pihak-pihak yang tcrlibat dan beanrk kererlibatan warga masyarakat
dalam perencanaan rnaupun pclaksanaan pengclolaan sampah sistem komenal.
4
c. Mcngkaji
bentuk
komunal
tersebut
kclcmbagaan/organisasi dalam
peneniuan
pengclolaan
jcnis
sampah
sistcm
dan
proses
pcngclolaan
pembiayaannya. d. Mengkaji sistem pembiyaan pengelolaan
sampah sistcm komunal tersebur.
e. Mengkaji benuik pcraturan/hukum yang mengatur pelaksanaan pengelolaan sampah sistem kornunal. f. Mangkaji pelaksanaan aspek teknis operasional pcngclolaan sarnpah sistern
komunal, yang ruelipuu: [l) Sistem Pewadahan, [2] Sisteiu Pengurupulan dan [3] Sistem pengolahannya. g. Mengkaji kendala-kendala yang muncul dari pclaksanaan pcngelolaan sampah
sistem komuual. h. Mcngkaji manfaat pengelolaan sampan sistem komunal. 1.
Menyusun rekomendasi kebijakan model pengelclaan sampah sistem komunal sebagai arahan pengembangan pengelolaan sarnpah pcrmukiman di Kota Bandung.
1.4. Relcvansi Sludi I .4.1
Atasan Penetirlan Bcbcrapa
hal
yang
dapat
dikemukakan
berkaiian dcngan
alasan
dipcrlukannya penelitian ini antara lain: l. Selama
ini urusan pengelolaan sampah diserahkan
masyarakat
kepada PD. Kebersihan,
padahal
sepenuhnya olch
PD. Kebersihan
mempunyai
kererbarasan baik surnber daya rnanusia, sumbcr dana serta penyediaan sarana dan prasarana. Oleh karena itu pengclolaan sampah sistem komuna.1 merupakan salah saru ahcrnatif solusi yang dapat dipergunakan untuk membantu pemerintah dalam mcngatasi keterbatasan tersebut .dari pihak
masyarakat. 2. Pengelolaun sampah yang sclama iui dilakukan olch pcmcrintah hanya mengandalkan
sistem
kumpul - angkur - buang di TPA,
pcngclolaan:
terganrung pada adanya lahan TPA dan ianpa adanya suaru proses pemusnahan sampah yang tcpat dan ramah lingkungan. maka pengelolaan
5
sarnpah sistem komunal merupakan salah satu jenis pengelolaan sampab yang telah rnetakukan pengolahan sampah pada tingkat sumbcr sampan.
Ma11fa:11 Peuelitiau
1.4.2
Penelitian
ini dilakukan dengan harapan dapat membcrikan bcberapa
manfaat dan kontribusi, antara bin: I.
Pcnelitian ini dapat dipakni refcrcnsi bagi pengelolaan sampah yang dilakukan oleh sekelompok
masyarakat untuk masa yang
akan datang, bahwa
pcngelolaan sarnpah sistcm komunul merupakan salah satu pcngclolaan
sampan di tingkat sumbcr sampah dan dapat digunakan unruk mengurangi bcban pomcrintah dalam mengatasi masalah sampan: 2. Memberi masukan yang bcnnanfaat bagi para perenc.ana dan pcngambil kcbijakan khususnya
instansi yang tcrkuit dalarn pcngclolaan
maupun pcngembanaan Dinas t.ingkungan
pcngclolaan
wilayah antara Jain:
pcrsampahau
Badan Pcrcncanaan Daerah.
1 lidup maupun PD. Kebersihan/Dinas
Kebersihan, bahw(1
sarnpah sistcm komuual dapa: disosinlisasikan
scbagai jenis
olch mnsyarakar padn tingk.al sumber
pcngelolaan snmpah yang dilakukan
sampah. Dcngan dc111iki1111 masyarnkat dan pcmcrintah dapni scbagai mitra kerja dalam penunganan sampah.
1.5.
Ruang Lingkup Peuelitiau
1.5. l
Lingkup \Viluyuh St,udl t.ingkup wilayah studi dalarn pcnelitian ini adalah 2 permukiman di wilayah
Kola Uandung, yaitu: 11 I l{T 01 RW 04 l'crumahan Cisitu lndah VJ Kelurahan Dago, Kecamatan Cohlong yang terdiri dari 150 KK dan (21 RW 13 Pcrumahan Bukit rajajaran KeJurahan Karangpamulang, Kccamatan Cicadas. terdiri dari 220
KK. Pcrtimbangan pcmilihan kedua lokasi tersebut adalah adanya kesamaan bahwa
di permukiman-permukimau ini telah rnclaksanakan pengelolaan sampah
sistem komunal yang percncanaan dan pcngclolaannya dilakukan aras dasar partisipasi masyarakat seiernpat.
6
1.5.2
Lingkup
Materi Stutli
Adapun ruang lingkup materi penelitian yang dilakukan pada Studi Sistern Pengelolaan Sampan Sistem Komunal
di Permukiman Kota Bandung adalah
sebagai berikut: 0
Pengertian f'engelolaan sampab sistem komunal yang terdapat pada Jumat
Dinarnika Periurban, Perpustakaan Jurusan Percncanaan Wilayah dan Kola !Tl Volume ll edisi November 2005.
0 Pcngertian Partisipasi dan bentuk partisipasi masyarakat sebagaimana diuraikan oleh Mario Pei (1976), Whyte (1984), Keith Davis (dalarn
Sastroputro, l 988: 16) dan Prawoio {dalam Suhcodi, 19')7: 28). Kajian
0
sistem
k.elembagaan/organisasi
yang
rncliputi
pengenian,
wadahJtempat kerjasama, hubungan kerja dan pembagian tugas antar pcrsonil {IIasibuan.
M. 2001)
dalam kaitannya dengan pembuatan peraturan
pelaksanaan aspek teknis operasional pengelolaan dan proses pembiayaan sobagaimana diuraikan olch Kodcatie. RJ .. 2005. 0 Kaj ian teknik opcrasional pcngelolaan sampah ya.1g meliputi: pewadahan. pengumpulan dan pengolahan sebagaimana diuraikan olch E. Damanhuri,
2ooq. PD Kebersihan Kota Bandung. 1.6.
~lctodc Pcnclitian
1.6.J
.leois dan Sumber Data
1.6.1. I Data Sekunder Jenis data sekunder diperoleh dari instansi tcrkait dengan pengelolaan
sampan. Jcnis dan sumber data sekunder yang dimanfaatkan dalam proses kajian adalah: a. Datajumlah KK dalam RT/RW Sumber data: Data Kctua RT/R W di wilayah studi b, Data pengelolaan pcrsampahan . Sumber data: PO. Kebersihan Kora Bandun
7
1.6.1.2 Oata Primer
Data
primer
berupa pendapai dan
persepsi
para
pihak
yang
berkepentingan, baik tokoh masyarakat, penanggung jawab pengelolaan maupun petugas pengelolaau Unruk memperoleh informan tcrscbut dilakukan dengan pemilihan sampel secarapurpQsive sampling.yaitu pcmilihan sampel disesuaikan dengan maksud dari penelitian. Perolehan data primer dilakukan dcngan tcknik
wawancara. Datarn penclitian ini digunakan metode wawancara dengan model terstruktur dengan pernilihan infonnan rnerupakan informan kunci.
Metode Penelitian dan Kcrangka Pikir
1.6.2
Berdasarkan latar belakang dan rumusan persoalan studi,
rnaka
diidentifikasikan aspek-aspek yang terkait dengan pengelolaan sampah sistern komunal, Selanjutnya dari uap aspek tersebut diuraikan faktor-faktor yang tcrkait di dalamnya untuk kcmudian dianalisis dengan cara membandingkan fenomrna tiap taktor di wilayah studi. Dari hasil idcntifikasi
tersebut dikaitkan deagan mjnan smdi, sehingga
dipcrolch tcmuan studi. Sdanjutnya dari remuan tersebut dibandingkan dcngan kerangka teori, maka dapat dirumuskan suaiu kesimpulan studi. Bcrdasarkan kcsirnpulau tersehut dikeluarkan rekomendasi bagi pengetola sampah sistem komunal di witayah studi maupun rekornendasi bagi penclitian sclanjumya, Metode penelitian yang digunakan pada Studi ini adalah Metod« Penelitian Kualitatif yaitu sebagai prosedur penelilian yang mcnghasilkan data deskrtptif
berupa kata-kata tcrtulis atau lisan dari orang-Orang dan perilaku yang diamati (Moleong, 2006). Adapun prosedur kajian studi ini dapat digambarkan sebagi berikut
l. Mcngkaji aspck-aspek pengelotaan sampah dari beberapa teori. 2. Membuat daftar pcnanyaan yang akan digunakan uruuk mcncari informasi di wilayah
studi tcr.tang pcngclolaansampah sisrem komunal.
3. Mengumpulkan data primer dengan tcknik wawaucara kepada infonnan/rokoh masyarakat tlan pctugas pengelola sampan
di wilayab srudi. Data tcrsobut
meliputi: aspek peran serta masyarakat, benruk peran sena masyarakat, proses
8
pengaturan kerja dan tanggungjawab pengelolaan, proses pcmbiayaan.jumlah
sampah yang bisa tertanganL sisa sampah yang tidak dapat ditangani sena kcndala yang dihadapi dan manfaat yang diperoleh dalam pclaksanaan pengelolaan sampah sistern kornunat. 4. Mcnyusun transkrip basil wawancara yang disampaikan olch informan. 5. Menguraikan faktor-faktoryang berkaitan dcngan pengelolaan sampah sistem komunal, yaitu faktor Non-icknis operasional yang meliputi:
fl J
Peran serta
masyarakat, [2] Sistem kelembagaanzorganisasi, [3] Sistern pembiayaan, dan [4] Sistem peraturan/hukum yang berlaku, Faktor teknis opcrasional rneliputi: (I] sistem pcwadahan, (21 Si stem pengumpulan dan (3) Sistcm pcngolahan. Scdangkan mekanisme kegiaraa terdapat tahapan kegia!an yang meliputi pcrencanaan dan pelaksanaan pcngelolaan, 6. Mcncntukan atribut yang ada dalam masing-masing fakior yang bcrkaitan dengan pcngelolaan sampah sistem komunal. 7. Mengkaji rnasing-masing atribut apa saja 11111g secara fakta dilakukan di masing-masing wilayah studi?. 8. Mengkaji permasalahanyang timbu! dalam pelaksauaar; pcngclolaan 9. Mengkaji manfaat yang ditimbulkan oleh adanya pelacsaeaan pcngclolaan sarnpah sistem komunal dalam kaitannya amarakemampuan reduksi produksi sampan dengan kcbutuban TPS dan TPA sena manfuamya terhadap penyerapau tenaga kerja, I 0. Melakukan perbandingkan tiap-tiap atribut yang ada pada aspek pengelolaan sampah sistcm komunal di masing-mesing wilayah studi. I I. Mcrurnuskan bcbcrapa lcmuan studi untuk mcmbuat kcsipulan dan rekornendasi.
Adapun kcrangka pikir dan metode kajian selengkapnya dapat disajikan dalarn bagan alir scbagai bcrikut:
9
~· T
-
. ~
:'2 ~
...
P-
8...
:a
a
~
... 'Oc:"' .8 ...
:/)
l ,,, .."'
E :;;: c: 0"
~
"""
::>
b/)
"'E
),t.
"
:>t!
E
., ~
J
iS
t
j -
0
I
1. i
Sistematika Pembahasan
Rancangan sistematika penulisan laporan penelitian dapat diuraikan sebagai bcrikut: llab J
Pendahuluan Rah ini menguraikan latar belakang penelitian, perumusan masalah yang dihadapi. rujuau dan sasaran penelitian, manfaat dan relevansi penelitian,
ruang lingkup penclitian. metode penelitian, dan Sistcmatika Pembahasan, Bahn
Ti njauan Pusraka
Bab ini menguraikan tentang definisi sampah, Penggolongan jcnis sarnpah, Teori dan konsep mcngenai pengelolaan persampahan secara kornunal,
Konscp partisipasi masyarakat, Aspek pengelolaan sampan, Jenis-jenis pcagolahan sampah, dan Iufrastruktur Persampahan, Bab llJ
Gambaran Umum Obyck Studi Bah ini rncmbahas gambaran umum yang mcliputi pcngclolean sampah
sistem komunal, Profit permukiman wilayah studi, Jumlah dan kcpadatan penduduk Kecamatan wilayah studi, Tata guna lahan dan Kondisi sosial ekonomi. Pembahasan lain pada bab ini adalah mcngenai pengelolaan persampahan Kora Bandung, yang mclipuri: pelayanan, operasionalisasi, Sarana dan prasarana persarupahan, Pcmbiayaan persampahan Kola Bandung dan Garnbaran komponen yang terkait dcngan partisipasi. Bab IV
Kajian Terhadap Model Pcngelolaan Sampah Sistem Komu.nal Rah ini bcrisi: pencrapan variabel dan atribut dari aspek pcngclolaan
sampah, kajian fakta aspek-aspek pengelolaan sampan sistem komunal di witayah srudi, kajian permasalahan dalam pelaksanaan pengelolaan sampan sistern komunal di wilayah studi, Kajian manfaat pelaksanaan pengelolaan sampah sistem kornunal di wilayah studi, kajian perbandingan aspck-aspck pcngelolaan sampah secara teori dan Iakta serta diagram sistematika asil kajian pengelolan sampah di wilayah studi. Hah
v
Kesimpulan dan Rekomendasi
Bab ini merupakan kesirnpulan basil penclitian dan rekomendasi yang diberikan sebagai arahan pengelolaan sampan sistem komunal lebih laniur,
II
Bab
n
Tiojauao Pustaka
2.1
Defmisi Tcotang Sampan Untuk mengetahui lebih jauh pengertian temang sampah, maka di bawah ini
akan disampaikan beberapa definisi remang sarnpah menurut bcberapa pendapat para ahli. Terdapat beberapa perbcdaan definisi tentang sampah, Perbedaan tersebut muncul tergantung pada paradigma masing-rnasing ahli, Sampah di
dalam bahasa lnggris sering discbui "soli«I M1Sfe" wuu "disposal" (Laporan Teknis Prasarana Pcrsampahan-Studio Sistem lnfrastruktur Wilayah dan Kota Planologi ITB. 2004). dapat didcfinisikan antara lain: I.
Menurut SNI 19-2454-1991, Departernen PU, 1991. tentang Tata Cara Pengelolaan Teknik Sampah Perkotaan: Sampah merupakan limbah yang bersifat padar terdiri atas zar organ ik dan zat anorganik yang dianggap tidak bcrguna lagi dan harus dike Iola agar tidak rnernbahayakan
lingkungnan dan melindungi investasi pernbangunan.
Sarnpah umumnya dalam bcntuk sisa makanan (sampah dapur). daundaunan, rdnting pohon, kertas/kanon, plasuk, kain
bekas, kaleng-kalcng,
debu ~ba pcnyapuan dan scbJgainya 2.
Calar, T .. 2003. dalam makalah Pengelolaan Sampah Terpadu scbagai Salah Saru Upaya Meogaiasi Problem Sampah Pcrkotaan Sampah merupakan bahan yang terbuang atau dibuang dari suatu sumber
hasil akrifitas manusia maupun proses-proses alam yang iidak mcmpunyai nilai ckonomis, bahkan dapar mcmpunyai nilai ekonomis yang negaiif karcna dalam penanganannya balk umuk mcrnbuang atau membersihkannya mcmerlukan biaya yang cukup besar, 3.
Kodoatie. 2005, dalam bukunya Pengamar Manajemcn lnfrasrruktur Sampah didcfinisikan scbagai limbah atau buaogao yang bersifai padat,
serengah padat yang merupakan hasil sarnpingan dari kegiatan pcrkotaan atau siklus kchidupan manusia. hewan maupun tumbuh-rumbuhan.
Tchobanoglous, etall .. 1993 dalam bukunya
4.
Integrated Solid Wasta
Managemem Engineering Priciples and Management Issues Sampah padat merupakan keseluruhan sisa aktifitas yang ditimhulkan oleh manusia ataupun hewan yang biasanya bcrbcntuk padat, sudah dibuang, dan tidak terpakai atau tidak diinginkan, Dari beberapa definisi tersehur diatas, dapai ditarik suatu kesimpulan mengenai sampah adalah scbagai berikut: •
Merupakan sisa dari kegiaran manusia
•
Benda yang tidak tcrpakai
•
Scsuatu yang sudah ridak berguna dan tidak bermanfaat
•
Dapat merusak lingkungan
Klasifikasi Sampah
2.2
Datam pengclolaan sampah sistcm komunal ling!-.ungan RT.'RW yang dilakukan dcngan proses pengomposan diperlukan suaiu proses pemilahan secara bcnar. Oleh karena
im agar pemilahan rerscbor berjalan dengan baik. maka
diperlukan pemahaman tcrhadap anggota warga masyarakat dan pctugas pcngoiahan tcrnang klasifikasi sampah. Berdasarkan kiasifikasinya sampah dapat diuraikan seperti di bawah ini.
2.2.l
Berdasarkan Sumber Sampab
Berdasarkan l)irjen Cipta Karya Departemen PU ( 1988), pengetahuan rentang sumber sampah.jenis-jcnis sarnpah, komposisi scna laiu generasi sampah mcrupakan
dasar bagi perencanaan dan operasicnal
yang terkait dalam
pengelolaan sampan perkotaan, Sampah dapat berasal dari berbagai somber.
Sumber sampah tersebut dapat dibedakan menjadi: •
Pennukiman/rumah tinggal
•
Daerah komersial (pasar, pusat kegiatan ekonomi)
•
Jalan komersial
•
Pusat industri
•
Hotel
13
•
Rumah sakit
•
Daerah pertanian
13erdasarbn sumbernya, sampah yang dikelola dengan sistem komunal oleh warga rnasyarakai RT 0 I R W 04
Perumahan Cisitu lndah VI dan R W 13
Pcrumahan Bukit l'ajajaran rncrupakan sampah permukiman/rumah tinggal.
karena sampah tersebut herasal dari sisa aktifitas para penghuni rumah 1inggul/pem1ukiman.
2.2.2
Berdasarkan Kimia Sampah
Berdasarkan kandungan kimianya sampah dapet diklasifikasiknn
mcnjadi
2 (dua), yaitu: 1. Sampah organik, yaitu sampah dcngan kandungan bahan yang dapat dcngan mudah diuraikan oleh mikroorganisme, misalnya: stsa makanun, sampah sayuran dan buah-buahan. 2. Sumpah Anorganik, merupakan jenls sampah yang ridnk dnrM rcrurai olch mikrcorganismc,
scbag11i contoh adaleh; kaca, kalcng, plastik dan scbagninya.
Pada pengelolaan sampah sistcm komunal sepeni yang. dilakukun
di witayah
stodi, sampah orgnnik di proses uniuk dijadikan kompos, sedangkau untuk sampan anorganik dipilah untuk di_junl ke Lapuk don mcndotangkan
nilal eko110111i
d:111
tidak mcrusak lingkungan.
2.2.3
Bcrdas:irkao K:rndungao Air Sampah
Klasi likasi sampah bcrdasarkan kundungan air yang terdapat di dulamnya. dapat dikclompokkan menjadi 2 (dua), yaitu: l. Sampuh basah (Garbag1?)
Sampah basah adalah sampan yang memiliki kandungan air tinggi, unrara lain bcrasal dari sisa pengolahan, sisa mukanau ya11g tclah mernbusuk, namun masih dapat dipakai scbagai bahan makanan olch organlsme
lainnya scpcrti
insekta, binatang penyengat dun lain-lain. Sampah jenis ini biasanya berasal
dari kegiatan rumah tangga atau industri pengolahan makanan,
14
2. Sampan kering (Rubbish) Sarnpah kcring merupakan sampan yang scdikit/tidak mengandung air dart tidak mudah rnembusuk, sarnpah ini terdiri alas dua golongan: • Sampah yang tidak mudah membusuk, tetapi mudah te-bakar, seperti kayu, bahan sintetis dan lain-lain. • Sampah yang tidak mudah mernbusuk dan tidak mudab terbakar seperti logam, kaca, keram ik dan lain-lain.
Dalam pengelolaan sampan sistern komunal yang dilakukan di RT Ol R\V 04 Perumahan Cisitu lndah VI dan R W 13 Perumahan Bukit Pajajaran, klasifikasi sampah basah diproses rnenjadi kompos dan klasifikasi sampah kering dipilah tersendiri kemudian dijual kc Lapak. Hasil dari penjualan pilahan sampan kcring
iersebot dijadikan sebagai penghasilan tamhahan dari petugas pengolah sampan. 2.2.4
Sifar Sampab yang Mengganggu
Sampah merupakan sisa dari aktifitas manusia, seandainya tidak dikelola akan menimbulkan gangguan. Adapun sifat-sifat sampan yang dapat mengganggu aruara lain: •
Sampah merupakan
bcnda padar yang mengganggu
pandangan. Apabila
sampah berada di sekitar pekarangan akan mcngurangi nilai esretika tempat terse but.
• Sampah yang terdiri dari bcnda rajam. seperti pecahan kaca rnaupun pecahan logam dapat menyebabkan
•
Iuka.
Sampah dapat menyebabkan naiknya suhu udara dan pada kondisi tertentu dapat membakar scndiri sehingga menyebabkan kcbakaran,
•
Sarnpah yang ccpat membusuk mengakibarkanbau yang tidak sedap schingga dapat mencemari air dan udara.
•
Sampah yang dibuang sernbarangan, tidak pada tempatnyajika musim hujan ak<.111
ruenyumbat air riol.
sungai atau saluran air ~ainnya
rnenyebabkan banjir.
15
sehingga
Sampah rncmiliki sifat biclogis yang membahayakan antara lain: •
Sampah
discnangi
menyebabkan •
Sampah
binarang
seperti
tikus
dan serangga
sehingga
dapat
penyakit tifus, kolera dan discntri.
mengadung
kuman jenis Coiiform, Coltform Faectts. Salmonella
Srnt>hhylocnr.eus. .4/pa
Hemolycus dan
beberapa
jenis
larva
yang
mcmbahayakan.
Sifat kimia sampan yang mcmbahayakan antara lain: •
(.ins yang menguap
selama pcngurnian sampah rncmbahayakan
kesehatan
manusla dan kadang-kadang beracun.
•
Ternpat pernhuangan ukhir sampah biasanya kckurangan oksigen sehingga beberapa tanumnn dun binaumg kecil mati.
• Sampah dari pabrik kadang-kadang beracun dan mengandung rudioaktif dan hahan pclcdak.
2.3
Timbulan Samp:ih Pcngcrtian timbulan
~:1111p~h
y~11c.
sampah
(E. Danrnnhuri,
2004) adalah
banyaknya
c1ihasi I kan a 1u11 di rmriu ksi suatu wi layah pcrhari, yang dinyatakan
dulum sutuan volume (tircr/orung/har], beret (kg/ornng/harl,
liter/m'/hari, liter/bed/hari) atau satuan
kg/m2/hari. kg/bed/bari). Timbulun surnpah dipengaruhi oleh
beberapa faktor, antara lain: jumlah sumber, luas wilayah, karakterisuk wilayah
dan musirn. llntuk mengetahui jumlah timbulao sampah kota, maka terlebih dahulu pertu diketahui sumbcr-sumbcr
produksi sarnpah yang ada di koia. yairu
tercliri dari: •
Perurnahan/rumah tangga
•
Komersial/pcrdugangun
•
Pariwisata dan fasilitus uruum
•
Jalan dan Taman
•
lndustri
•
Lain-lain
16
Untuk rncncntukan jumlah timbulan sampah, biasanya digunakan ukuran volume yang diuyatakan dalam m'n1ari a1a11 dalarn ukuran bcrat sampah yaitu ton/hari. Berikut standar timbulan sarnpah:
Tabel LI. I
Stander Timbulan Sampan Q ,i/org/hari) Sumbcr
No I
Timbulan (lt/org/hr)
Pemukiman
Semi Pennanen
2.04 1.77
Non Pcrmancn
2.14
Rerata
198
Permanen
2
Non-Pemukiman
Pasar
0.567
Jalan
0.167
Toko Kantor Rumah Makan
0.103
Hotel
0.008
lndustri
0.041 0.013 3.021
0.072 0.07
Rumah saki; Jumlah
Menurut PusI itbang permukiman yang bekerjasama dengan LPPM ITB pada tahun 1989 mengenai laju timbulan sampah pcrkotaan. standar timbulan sampah adalah scbagai bcrikut (Tingkat Lanjutan Bidang Persarnpahan, 1994; 274):
I.
2.
Laju timbulan sampah kora diekivalenkan menjadi liter/orang/har! •
Kora Kecil
= 2.5 -2.75 11/org/hr
•
Kola Scdang
- 2.75 ·3.25 lt/orgihr
Berdasarkan besaran kora
•
Tirnbulan sampah permukiman
= 2.0 lt/org/hr
•
Prosentasc total sampah permukiman
=
•
Prosemase total sarnpah non-permuklman
- (20-25)%
17
\75·80)%
2.4 Pengetolaan Sampah Sistcm Komunal Dalam Jumal LA.PAK, 2005 menyebuikan bahwa pengelolaan sampah sistem komunal merupakan model pcngclolaan sampah pada tingkat sumber sampah yang dilakukan secara kolektif (komunitas). Pengelolaan sistem kolektif dilakukan karcna upaya sistematis dari rumah tangga melalui pemilahan dan pembuaran kornpos masih belum banyak dilakukan. Dibutuhkan keterkaitan dengan penanganan selanjutnya supaya pcngelolaan sistern ini mernpunyai skala ekonomis (rnenghasilkan uang) dan efek posit if lain yang nyata (kesehatan). Pada beberapa kasus yang berhasil, komunirias menikrnati hasilnya berupa tidak adanya lagi biaya retribusi yang ditarik olch pemerintah dalarn penanganan sampan lingkungan. Pelaksanaan pengelolaan sampah sistem komunal dapat dilakukan paua tingkatan RTfRW. Aspck-aspek pengelolaau sampan sistern komunal pada
prinsipnya sama dcngan aspek-aspek pengelolaan sampan yang dilakukan oleh pcngelola sampah dinas/insatnasi pemerintah, narnun aspek teknis operasionalnya
lebih singkat, karena tidak memerlukan proses pengangkutan sampah dari TPS kc
Tl'A. Sampan yang dihasilkan oleh kclompok masyarakai langsung diolah di lingkungan sumbernya.
2.5
Pengelolaan Sampah Secara l!mum Sistem pengelolaan sampah mcrupakan suaru rangkaian tindakan untuk
mengclola sampah yang saling terkait. Serangkaian tindakan dalam sistem pengelolaan sampan tersebut tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang
lainnya. Aspek-aspck pcngelolaan
sarnpah menurut PD. Kebersihan Kota
Bandung (2006) sebagairnana digambarkan seperti Gambar 2.1 di bawah ini.
18
Gambar 2.1 Diagram Aspek-aspek Pengelolaan Sampan
:;:~~:·.
-.
.::7c~~~~.:-:-~.
~~~~
·~.~~~
-----.···::~:~~r;~~'lr S11111'Nr: .''D. Ki!.b:t:ffhu.1Kor.c{Ja11.:tung.10(.:6
Menurut E. Damanhuri (2004), pengclolaan sampah merupakan rangkaian keglatan mulal dari pengumpulan sampah pada wadah di sumber (penghasil). dikumpulkan menuju penampungan semcntara, kemudian daingkut ke icmpat pcmrosesan dan daur ulang, seperri pengomposan, insenerasi, kmqiifli11gatau cam lain. Pengclolaan bukan hanya mcnyangkut uspek teknis, tetaui mcncakup juga
aspek non teknis, seperti bagaimana mengorganlsir. bagaimana membiayai dan bagaimana rnelibatkan masyarakat penghasil limbah agar ikut berpartisipasi secara aktif atau pasif dalam aktifitas penauganan tersebut. Aspek-aspck tcrscbut sccara rinci diu.raikan di bawah ini. 2.5.1
Aspek Tekais Operaslonal Berdasarkan G.1-1. Tchobanoglous, et. All., 1993 dalarn E. Damanhuri
(2004°1. menyebutkan bahwa aspek teknis operasional meliputi:
LI I
Pwadahan sampah,
[21
pengelolaan sampan
pengumpulan sampah, [3] pcmindahan
sampah, (4) pengangkutan sarnpah, [SJ Pengolahan dan pendaurulangan sarnpah dan (6) Pcrnbuangan akhir sampah, Scdangkan
reknis operasional
menurut PO. Kebersihan, aspck
tcrdin dari ) (lima) sub-sistem yaitu: I 11
19
Pewadahan.
[21 pengumpulan, L31 Pemindahan. [4] Pengangkutan dan [5] Pcmbuangan akhir. Adaoun penjelasan masing-rnasing sub-sistem terse but, sebagaimana di hawah in i.
2.S.l.l
Pewadahan sampab
Pewadahan sarnpah mcrupakan cara penampungan sampah semenrara di sumbernya baik individu (dari sebuah rumah) maupun komunal (bcberapa rumuh). Wadah sampah individual umumnya ditempatkan di muka rumah atau bangunan lainnya. Scdangkan wadah sampah komunal ditempatkan di tempat terbuka yang mudah
diak~s.
Sampah
diwadahi
schingga
memudahkan
dalarn
pengangkutannya, ldealnya jcnis wadah disesuaikan dengan jcnis sampan yang akan dikelola agar rnernudahkan dalam penanganan berikumya, khususnya dalam uapaya daut ulang. Di samping itu. dcngan adanya wadah yang baik, maka: l:lau akiba; pcmbusukan sampah yang mcnarik datangnya laiat dapat diarnsi. Air hujan yang berpotensi mcnambah kadar air di sampah. <1Apa1 dikendalikan. Pencarnpuran sarnpah yang tisak sejcnis. dapat dihindari. Wadah sampan hendaknya rrcndomng tcrjadinya upaya daur-ulang. yahu discsuaikan dcngan pcmilahan jcnis s.impah Oi Indonesia sampai saat ini masih bclum berhasil menerapkan konscp pcmilahan, maka paling tido• hcndaknya wadah tersebut mcnampung secara terpisah, msalnya: a. Sampah organik, sepeni
rnt1in
si~ sayuran, kulit buah lunak. sisa makanan,
dcngan wadah waran gelap seperti hijau. b. Sarnpah an-organik, sepcrti !!cla:.. vlas1il.., logam, dan lain-lain dcngan waduh
warna tcrang seperti kuning. c, Sampan B3 (bahan berbabaya dan beracun) <'
diberi label khusus.
Menurui PD Kebersihan Kota Bandung (2006 ), proses pewadahan ~ampah
rnenjadi tanggung jawab masing-masing mmah targga, Proses pengurnpulan dari rumh tangga sampai penganggkutan ke rl'S mcnjadi kewenangannya di kclola
oleh RT1RW masing-masing dau proses pcmindahan serta pcngangkutan sampah dan LPS ke l'l'A menjadi kcwcnangan PD. Kebersihan.
20
2.5.1.2
Pengumpulan Sampan
Pengurnpulan sarnpah merupakan proses pcnanganan sarnpah dcngan cara mengumpulkan dari masing-masing surnber sampah untuk diangkut ke Tempat Sementara (TPS) atau kc tcmpar pengolahan sarnpah, Operasional
pcnampungan
pcngumpulan dan pcngangkntan sampah mulai dari surnbcr sampah sampai kc tcmpar pcngolahan sistern komunal dilakukan dcngom cum langsung door door.
atau
secara
tidak
langsung
(clcngan
mcmpergunakan
10
Tranter
Depo/Containcr) scbagai TPS. Proses pcngnmpulan tersehut dart dijelaskan sebagai bcrikut:
a. Sccara langsung (door10 door) Pada sistcm ini proses pcngumpulan bcrsamaan.
nan pengangkutan sampan dilakukan
Sampah dnri tiap-tiap
sumbcr olch pctugas akan diambil.
dikumpulkan dan diangkut ke temper pernroscsan/pengolahan atau TPA. b. Sccara lidnk langsnng t<w11111111w/) Pada sistcm ini scbclum dinngkut ke tempat pcmrosesan atau TPA. sampah dari iiap-tiap p~ng11111p11l
sumbcr sampan akan dikumpulkan
seperti g~rohuk tnngan
dnn diangkut
dahulu olch sarana kc TPS. 'I I'~ dapat
difungsikan scbagai lokasi pcmroscsan skala kawasnn gunn mengurnngi jumlah sampan )•ling harus uiangkuL kc
2.5.J.3
pi;111111~Cs&ll
akhir,
Pemindahau Sampuh Pernindahan
sarnpah merupakan rahapcn untuk mcminduhknn sampah hasil
pengumpulan kc dalam alat pengangkutan untuk dibawa kc icmpat perosesan atau kc pernbuangan akhir. Lokasi pcmindahan sarnpah hendaknya mcrnudahkan bagi sarana pengumpul dan pcngangkut sampah untuk masuk dan keluar dari lokasi pemindahan, dan tidak jauh dari sumber ' sanipah. Pemrosesan sampah atau pcmilahan
sampan dapat dilakukan di lokasi ini. sehingga sarana ini dapat
berfungsi scbagai lokasi pernroscsan tiugkat kuwasan. dilakukan
Pemindahan
sampah
olch petugas kebcrsihau, yung dapnt dilkukan sccara manual, arau
kombinas: misalnya pcngisian kontainer dilakukan secara manual oleh pctugas
21
pengumpul,
sedangkan
pengangkutan
kontainer ke atas truk dilakukan sccara
mekanis (load Jiau{).
2.5.1.4
Pengangkutan Sampab Pengangkutan
sampan
merupakan
sub-sistcm
yang
bcrsasaran
mernbawa/rnengangkut sampah dari pemindahan atau surnbcr sampah secara lang)ung meuuju 1e111pa1 pemrosesan akhir. atau TPA dengan sarana angkut yang lebih bcsar. Pcngangkutan sampan merupakan salah satu komponen pcnting dan memburuhkan perhirungan yang cukup tcliti. dcngan sasaran rnengoptimalkan walm1 augku. yang diperfukan dalam sistcm tersebet, khususnya apabila: 'I'crdnpat sarana pcrnindahan sampan dalarn skala cukup besar yang harus menangani sampah. Lokasi iitik 1ujua11 sampah relatifjauh. Sarann
pemmdahan mcrupakan
rnik pertemuan masuknya sarnpah dari
berbaga! area.
Ritasi perlu diperhitungkan secara detil. Masaluh talu-tmtas jalur mcnuju 1111k sasaran rujuan sampah. D~n~n11 optimasi
11b--i<1em ini rliharnpk1111 pcngangkullln sampah mcnjadi
mudah, ccpat dan biaya rclatif murah, IJntuk mcningkatknn cfoktitilll~ dun
eflsiensi pengcperasien sarana angkutan sampan kemungkinan penggunaan stasiun atau dcpo kontainer layak direrapkan. Dari pusat kontaincr ini. trek kupasltus bcsar dapat mcngangkur kontainer kc lokasi pernrosesan atau TPA, scdangkan untuk rruk sampah kota (k.ajAl~ita:; kecil] tidak scniuanya perlu sampai kc lokasi tcrsebut, hanya cukup sampar depo kontamcr saja. Dengan dernikiun jumlah ritasi truk sampah kota dapat ditingkatkan. Usia pakai (lifetime) minimal 5·7 tahun, Volume muat sampah 6-8 m' atau 3-5 too. Riiasi truk angkutan perhari dapat rncncapai 4-) kali untuk [arak tempuh di bawah 20 km. dan 2-4 rit umuk jarak iempuh 20-30 km. yang f"lda dasamya akan tergantung waktu ritasi sesuai kclanceran lalu-lintas, waktu pemuatan dan pembongkaran sampah,
22
2.5.1.5 Pengolahau Saiapah Sistcm opcrasional pcngclolaan sampah mencakup sub-sistem pemrosesan
dan pengolahan sarnpah, yang perlu dikernbangkan secara bcrtahap dengan mcmpcrtimbangkan pcrnroscsan yang berturnpu pada pemanfaatan kernbali, baik secara langsung sebagai bahan baku maupun sumbcr cnergl, sehingga tercipra
kescimbangan dan kesetarasan antar sub-sistern, baik dalam pengoperasian maupun pembiayaan. Maka dalam perencanaan dan implementasinya, berbagai
upaya terkait terhadap berbagai stake holder dalam upaya pen ingkatan efektifiras dan efisiensi pcmbiayaan dan operasionalnya harus rneniadi prioritas utama (E. Damanhuri, 2004). Peugolahan sampah dapat dilakukan mulai dari tingkat sumber sarnpah (saai pewadahan di rumah tangga). di lokasi pengumpulan ataupun di lokasi TP A. Terdapat berbagai teknik pengolahan sampah yang sering dilakukan amara lain:
pengomposan, pemadaran (baling), incenerntor/pembakaran dapat mereduksi sampah sampai 70% total sampah, maupun daur ulang (recycle). Proses Pengomposan dilakukan oleh mikroorganisme
{compostiny) adalah proses dekomposisi terhadap buangan organik yang
yang
biodegradable.
Pengomposan dapai dipeicepar dengan faktor-faktor yang mempeugaruhinya, schingga bcrada dalam kondisi yang optimum untuk proses pengomposan. Menunu E. Damanhuri dengan melihat karakteristik dan komposisinya, maka scbagian bcsar sampah di Kota besar di Indonesia adalah sampah tergolong organikihayati mcncapai 70% dari total sampan dan dapai dikomposkan, sekitar
28% didaur ulang olch pernulung dan sekitar sisa 2% rnerupakan sampan 83. Pengomposan sccara tradisional telah banyak dilakukan di beberapa kota di Indonesia. namun permasalahan utama yang dijumpai
adalah
masalah
pernasaran. karena tidak ierscdianya pasar yang dapat menyerap produk yang dihasilkan. Selain itu. masalah tersebui muncul karena kualitas kompos yang dihasilkan belum rnernenuhi keinginan pasar.
23
2.5.1.6 Pemnuangan Akl1ir Proses akhir dari rangkaian penanganan sampah yang biasa dilakukan di Indonesia
adalah dilaksanakan di Temper Pembuangan Akhir (T PA). Pada
umumnya pcmrosesan akhir sampan ydng dilaksanakan di TPA adalah bcrupa proses lmutfilling (pengurugan), dan scbagian besar dilaksanakan dengan open-
d11111pi11g, yang mcngakibatkan pennasalahan lingkungau, seperti timbulnya bau, tirnhulnya asap. Teknologi landfilling
rercemarnya air tanah, dan iimbulnya
mcmburuhkan lahan luas, karena mcmiliki kemarnpuan reduksi volume sampan
secnra rerbatas,
Discbabkan berfungsi sebagai tempat penirnbunan,
maka
kebutuhan luas lahun TPi\ dirasakan tiap wuktu mcniugat sebanding dcngan pcningkatan jurnlah timbulan sarnpah. Scdangkan persoatan yang dihadapi di kota-kota adalah kctcrbatasan lahan. maka dipcrlukun
l.ntuk mcngantisipasi
masalah tcrscbut,
suatu usaha optlmatisasi Tl'A yang ielah ada schingga
diharapkan dapat rncmpcrbalki kinerja dan masa tayanan TPi\. Salah sam solusi tcrsebut adnlah dengan pcngolahan dan daur-ulang sampah scbelum diurug. Uµa)'a·upaya
lebih dhitik bcratkan radii rcduksi volume sarnpah, amarn lain
dengan cam: Pcndaur-ulangan sampah (llelLVC!, Recycle, Re.c·e>ve1y). Pcmbuatan kompos,
lnsenerasi, 2.5.2
Aspek Non Teknls Operaslouat
Keberhasilan pengelolaan sampan bukan hunya l~rgu11tu11g pada aspek tcknis semata, tetapi rnencakup juga aspek non tcknis, seperti bagaimana mcngatur sistcm agar dapat berfungsi, bagaimana lembaga arau organisasi yang sebaiknya mengelolu, bagaimana iueinbiayai sistcm tersebut dan yang tak kalah pcntingnya adalah bagaimana mclibatkan masyarakat pcnghasil sampan dalam aktifitas pcnanganan sampah. Adapun aspck-aspek non-teknis opcrasional (Dept.
Kimpraswil, 2003 dalam E. Damanhuri, 2004) mclipuri:
24
2.5.2.1
Sistem KelembagaanfOrganisasi
Dengan adanya suatu pcrcncanaan yang baik, maka diharapkan tujuan yang
telah ditetapkan akan dapat dicapai secara efektif clan cfisicn. Walaupun dernikian bagaimanapun baiknya
scbuah
perencanaan. namun jika
pelaksanaanya
kurang/tidak baik, maka perencanaan tersebut hanya akan tctap menjadi sebuah
rencana dalam sebuah cokumcn. dilaksauakau
/I gar suatu perencanaan terscbut dapat
sesuai dengan yang dimaksud, rnaka perlu bagi kita untuk
mengorganlsasikan dengan baik. Mengorganisasi di sinl mcrupakan sebuah pencapaian rujuan dengan mengadakan pembagian pekerjaan serta menetapkan pula kcdudukan masing-rnasing dalam hubungan untara yang satu dcngan yang lain. Dengan dernikian, organisasl dalam pcngertian statis merupakan suatu wadah arau tempat kerjasama unruk melaksanakan tugas-tugas sesuai dengan rcncana yang Lelah ditctapkan. Sedang organisasi dalam pengerrian dinamis adalah merupakan suaru proses kerja sama antara dua orang atau lebih dalam mencapai
tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu Pada umumnya suatu organisasi dalam praktek dapat digambarkan dalam bcnruk bagan tcrtcnsn. sehingga dengan bagan tersebut akan jelas terlihat tugas seria kedudukan masing-masing orang dalarn orgnmsaai rersebut Illasibuan, M .. 2001: I IS- l71). Dalam suatu sistcm pengelolaan diperlukan adanya koordinasi dan hubungan kerja. baik anrar organisasi rnaupun intra organisasi, Koordinasi dan hubungan kerja merupakan dua pcngertiau yang sating terkait. karena koordinasi hanya
dapat dicapai dengan baik melalui hubungan kerja yang efektif (Handayanmgrat, 1989 dalam Mangasi, 2000) Jemes D. Mooney, 1947 (dalam Mangasi, ~000), mendefinisikan koordinasi adalah : "Coordination as the achievement of orderly group
25
Seperti telah diuraikan di aras, bahwa dalam melakukan hubungan, baik antar lembaga atau dalam lembaga itu sendiri, dibutuhkan adanya koordinasi. Adapun fungsi dari koordinasi itu sendiri antara lain: I. Koordinasi merupakan salah satu fungsi manejernen, disamping adanya fungsi perencanaan merupakan
dan pengawasan,
Dengan
istilah
tungsl organik dari pimpinan,
mencakup pula fungsi-fungsi
lain
schiugga
bahwa koordinasi fungsi
koordinasi
lainnya, sepcni pcrencanaan, pengawasan dan
scbagainys. 2. Kcordinasi merupakan usaha meniarnin kelancaran mekanlsme prosedur kcrjH
dari berbagai kompoueu dulam organisasi. Kclancnran
mekanisrne prosedur
kerja harus dapal tcrjurnin dalam pencapaian tujuun crganisas: dcngan mcnghindari
scminimal
mungkin
perselisihan
yang urnbul antara scsama
komponcn organisasi clan mcngusahakau semaksimal mungkin kerjasarna di antara kompouen-komponcn
tersebut.
3. Koordinusi rnerupakan suutu usuhu yang mengarahkan dan menvatukan kcglatan dari satuan kcria organisasl. schingga organisasi bcrgcrak scbagai kesatuan dipcrlukan
yang bulai
guna melaksanakan
untuk mcncapai
tuiuannya.
seluruh
iugas orgauisast
yang
Hal tcrscbut scsual dongan prinsip
koordinusi. integrus] dan sinkronisasi,
2.5.2.2 Sistcm Pembiayann E. Dumunhuri (2004) mcnycbutkan buhwa Aspek pcmbiayaan pcngelolaan persampahan terkait erat dengan aspek keuangan. Pengcloluan kcuangan rnerjjadi nadi urama roda kehidupan operasional pengelolaan sampah, Hcbcrapa hal yang
mcnjadi clcmen dasar aspek keuangan dalam sistem pengelolaan sampah adalah:
a. l{ctribusi dari M11sy11rakal Rctribusi merupakan sa lah
.
hcntuk nyata pan isi pasi masyarakat di
dalam membiayai program pengelolaun sampah, Rerribusi harus disiapkan dengan seksama serta mempunyai landasan kokoh. agar rnasyamkat dapar menerima
kenyataan bahwa untuk hidup sehat diperlukan biaya clan
26
masyarakat
dapat pcrcaya bahwa uang yang dibayarkannya
benar-bcnar
dipcrgunakan untuk pengelolaan sampah. Berdasarkan data dari PD Kebersihan Kota Bandung, retribusi dikenakan kcpada rnasyarakat Kota Bandung selaku pengguna (konsumen) jasa lay an an yang
digunakan
untuk
pengelolaan TI'S dan TPA serta
pembayaran
pengangkuran sampah dari TPS ke TP A y~ng: d ikelola oleh PD Kebcrsihan
Kota Bandung dilakukan berdasarkan kerentuan yang ditetapkan. Kctentuan tersebut sebagai berikut: I. Peraturan Daerah Kola Bandung No. 27 tahun 200 I. tcntang Pengelolaan K ebersihan Di Kota Bandung.
2. Surat Kcputusan Walikota Bandung Nu. 644 tahun 2002 temang Tarif Jasa l'elayanan Kebersihan. Penggalangan dana masyarakat tersebut dilakukan melalui pcngcnaan tarif retribusi sampah bcrdasarkan katagori berikut Tabet 11.7. TarifRetribusi Sampah Katagori Ruinah Tinggal Dengan Pelayanan Tidak Langsung
I
I.
.Ien is Rumah Tinggal I
Duva Listrik Teroasana >6.600 wan
Besaran Tarif Rerrlbusi Rp. 7.500/bulan
~0
Rumah Tinggal 2
3.601 watt- 6.600 watt
R;>. 6.000/bulan
3.
Rumah Tinggal 3
2.201 wan-3.600 watt
R?. 5.000/bulan
4.
Rumah Tinggal 4
1.301 watt-2.200 watt
Rp. 4.000/bulau
5.
Rurnah Tinggal S
90 1 wan - J.300 wan
Rp. 3.0001'bulau
6.
R urnah Tinggal 6
No.
:5 450
wan
Rp. 2.000ihulan
Suwter: l'{J Kebersihnn Kt>J(I HohdJu1:J
b. Anggaran l'cmcrintah Dnlam suaru pcmerinrahan Kahupaten/Kota biasanya telah dibenruk suatu badan/dinas/insransi yang ditunjuk untuk rnelaksanakan tugas dan tanggung jawab dalam pengelolaan kebersihan. Untuk melaksanakan tugas dan ranggung jawabnya rcrscbut tidak terlepas dari pembiayaan. Oleh karena itu sctiap rahun
anggaran pemerincah rnasing-masing Kabupatcn/Kota menganggarkan untuk
27
pelaksanaan pengetulaan kcbersihan melalui instansi yang telah ditunjuk yang besarnya disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan masing-rnasing dacrah.
Anggnran pemcrintah digunakan untuk menutupl defisit anggaran operasional yang tidak dapar dipenuhi dari penerimaan rctribusi sampan. Dalnm pengelolaan sampah sistcm komunal pembiayaan bcrasal dari: I.
lurnn warga
luran dari warga mcrupakan cncrgi mama penggcrak roda kcgiaran pcngclolaan ini. Tanpa adanya iuran dari warga, maka sistem ini menajadi
rnulfungsi dan tidak dapat bcrjalan. 2. Do11u1ur wurga!pihak kctiga
Donarur \varga/pihak kcriga mcrupakan bcntuk iurun yang diborikan olch warga/pihak ketiga di luur pcmbayaran iuran wajib yang telah ditctapkan. l'c111 biayann dari donatur/pi hak kcligu ini san gal peuting kat ena pada kenyataannya iuran wajib yang telah terkumpul dari masyarakai tidak bisa rnencukupi untuk biaya opcrasional maupun untuk pembclian pcralatan pada awal pcngclolaan.
2.5.2.3 A~pck Hukurn/Peruturun Aspck ini dibutuhkan untuk mcngatur bagaimana pengelolaan sampah dapar dilaksanakan,
sepenl bagaimana menentukan
(termasuk cam
pengolahan
pelaksanaan
sampuh), pcncntuan
teknis oneraslonal
bcsarnya retrjhusi
untuk
pembiayaan pcngelotaan, benmk kclembagaan yang scsuai, pcngaturan kerjasamn dengan pihak lain yang dibutuhkan,
pengaturan peran serta masyarakat scrta
pengaturan kewajiban dan larangan bagi penghasil sarnpah (Kodoaiie, 2005). Produk hukum tersebur biusanya berupu pcraturan tertulis Peraturan Oaerah (Perdu). Scdangkau peraturau pengelolaan
yang berbentuk
yang bcrkcnaan dengan
sampah di Kota Bandung adalah bcrupa:
L Pcraiuran Daerah No. 02/P0/1985, tentang Pcmbcnrukan Perusahaan Oacrah Kcbcrsihan. 2. Peraturan Daerah No. 15 tahun 1993. Le111:a11g Perubahan l'ertama Perda No. 02/PD!l 985.
28
3. SK \Vali Kora No. 1197 tahun 1986, temang susunan Organisasi dan Tata
Kerja Perusahaan Daerah Kebersihan. 4. Peraturan Daerah No. 06 tahun 1995, tentang Ketenioan, Kebcrsihan dan Keindahan. 5. Peraturan Daerah No. 27 tahun 200 I.. tentang Pengelolaan Kebersihan di Kora Bandung.
6. SK Wali Kota No. 644 tahun 2002. tcruang Tarif Jasa Pelayanan Kebersihan.
2.5.2.4
Pnrtisipasi Mnsynrnkat
Pembcrdayaan
masyarakat
dalam
pengclolaan
sampan
aoalah
dengan
melakokan perubahan bcntuk pcrilaku yang didasarkan pada kebutuhan atus kondisi lingkungan yang bcrsih, yung pnda akhirnya dapet rnonumbuhkan dun mengembangkan
pcrun
$CMa
rnasyarakat dalam bidang kcbcrslhan.
Pcrubahan
bcntuk perilaku masyarnkat dapat tcrwujud apabila ada usaha memhangkitkan musyarakat
dengan
mengubah
kebiasaan
sikap
dan
perilaku
rcrhadap
kcbersihau/sam pall 1 ida k lasi d idasarkan kepadn kcharusan i1wu kcwaj lbannya, tc~'Pi rebih didasarkan kepada nilai partisipasi
masyarakat dalam
kcbutuhan,
Dari hal-hal
tersebut.
maku
pcngclolaan
sampah sangot dibutuhkan
untuk
mengartikan
secara
mcnjaga kebersihan lingkungan.
2.5.2.4.1
111
Konsep Partisipasi
I'cngertian l'artisi1)asi
Mario
Pei (1976;69 I),
mcngandung arti ikut serta, berasal dari kata "toke a
hartiah flfJrt"
kaia
partisipasi
atau ambi I bagian.
Lebih umurn lagi kata ini bisa berarti ikut sertanya suatu kcsatuan unruk ambil bagiuu dalaru aktivitas yang diluksanakan oleh susunan kesatuan yang lebih besar lagi. Selanjutnya islilah panisipasi erat hubungannya dengan istilah partnership, yang berarti bahwa partisipasi hcndsknya harus discrtai dcngan sikap ikut bcrtanggung jawab dari satu kesatuun yang turul umbil bagian di dulam aktivirus tcrsebur, Di dalam unsur ranggung jawab itu sudah barang tentu terdapat beberapa hak-hak dan wcwcnang yang patut dihargai dalarn rangkaian kcrjasama tcrscbut.
29
Menurut webster Dictionary peranserta mcmiliki pcngenian sebagai tindakan
mengambil bagian dari suatu kegiatan. Peranserta juga rnemiliki ani sebagai hubungan dengan pihak lain dalam sebuah ikatan dengan hak-hak clan kewajiban tertentu, dan terdapat pembagian kcuntungan/manfaat di antara pihak-pihak yang mcngambil bagian tersebut. Tcrkandung makna bahwa dalam peranserta terdapat proses tindakan pada snam kegiatan yang tclah dldefinisikan scbelumnya, l)engan kata Jain, ada keadaan tertentu lebih dahulu, baru kemudian ada tindakan
mengarnbil bagian. (Narine, dalam Migley, 1986:113). Peranserta juga rnembutuhkan suatu wadah untuk menlaga hak dan kewajiban pihak-pihak yang terlibat, Hal yang termasuk di dalamnya adalah pcroleban
bagian keuruungan/manfaat akibat hubungan yang terjadi. Peranserta merupakan bentuk hubungan yang saling menguntungkan (Narine, dalam Migley, J986:113i. Oengan pengertian di atas. peranserra dapat terjadi pada tahap perencanaan, pengambilan keputusan, irnplcmemasi, dan pcngolahan kegiatan lebih lanjur. Dalam urutan kegiatan ini. peranserta pada suatu tahap akan mempengaruhi tahap
selanjutnya, dan peluang peranscrta di suatu rahap rcrganrung pada anrisipasi tahap scbclumnya.
Sedangkan menurut Alastaire White (dalam Suhendi. 1997:28). partisipasi adalah keterlibaran komunitas setempat secara aktif dalam pengambilan keputusan
arau pclaksanaannya terhadap proyck-proyck pcmbangunan untuk masyarakat. Rumlan Surbukii ( 1984: 72-73), rnengernukakau bahwa konsep partisipasi dirurnuskan sebagai tindakan seseorang rnengambil bagian dalam rnenentukan hal-bal yang menyangkut atau mempengaruhi hidupnya .. Asumsi dasar konsep ini adalah, panama. seseorang Iebih mengenal dunianya scndiri daripada orang lain. Kedua: seseorang berhk ikut serta rnenentukau hal-hal yang akau mempengaruhi hidupnya dalam masyarakat. Hal ini berarti warga masyarakat sendirilah yang harus merumuskan program-program
yang rnercka pandang baik untuk mereka
(scbagai subjck pcmbangunan). Oleh karena itu partisipasi bisa berfungsiganda, yaitu: I) sebagai alat unruk inenyelenggarakan pembangunan: dan 2) sebagai tujuan pernbangunan itu sendiri.
30
Panisipasi dapat pula dikenali dari kererlibatan, bentuk konuibusi. orgauisasi
kerja, penetapan
tujuan. dan pecan. Parworo (dalam Suhcndi
1997:28)
mengemukakan bahwa panisipasi mcmpunyaiciri-ciri: I. Keterlibatan dalern keputusan: meagambil dan meojalankan keputusan; 2. [lentuk konrribusi: seperti gagasanlide. tenaga, materi, dan dukungan moral; J.
Organisasi kerja: berbagi pcran;
4. penetapan tujuan: ditetapkan kelompok bersarna pihak lain; 5. Peran masyarakat: sebagai subjek.
Dengan demikian panisipasi
harus mengandung
unsur-unsur:
adanya
kesepakatan, adanya Lindakan mengisi kesepakatan tersebut, dan adanya pernbagian kerja serta tanggung jawab dalam kedudukan yang setara.
121
Faktor-faktor yang Mempengareh] partisipasi. Berbicara tentang panisipasi seseorang atau suatu organisasi dalam kegiatan
apapun tidak terlepas dari fakter-Iaktor)'11Dg raerupengaruhinya. Dalam salah satu uraian tentang partisipasi masyarakat di tingkat lokal, Wirosardjono ( 1980:60) mengemukakan bahwa secara meodasar partisipasi berarti memberi kesempatan kepada iuasyarakat sebegai subjek pcmbangunan Jan menjadikan mereka scbagai agen pembaharuan dan perubahan. Ualam pcngclolaan pembangunan, panipasi masyarakat dapat terjadi pada semua tabap pembangunan. Dalam partisipasi terdapat kesadarau akan kontribusi yang dapat diberikan oleb pihak-pihak lain untuk satu kegiatan. Partisipasi berarti kesadaran mengenai kontribusi yang dapat diberi.kan oleh pihak lain unruk suatu kegiatan (Bryant dao White, 19g 7:268) Sejalao dcngan hal tersebut Schoorl {I 986: 120) menyatakan bahwa suaru indikator unluk rnelihat sejauh mana pembangunan telah mencapai sasarannya antara lain dengan melihat sejauh mana program tersebut telah mampu rnelibatkan partisipasi rnasyarakat di dalamnya. Salah satu prasyarai untuk memperoleh partisipasi dalam suaru program
pcmbangunan adalah tersedianya informasi bagi
pihak yang akan berpartisipasi. Pengetahuan serta pernahaman tcrhadap program rersebut
akan
rncmperbesar
keikutsenaan
rnasyarakar.
[)alam
hal
1n1
Koernjaraningrat { 1974:79) menyatakan bahwa: cara-cara yang ditempuh agar
31
masyarakat mau berpartisipasi dalnm program pembangunan adalah jika mereka diberitahu
tcmang tujuan program tersebut, Partisipasi
pengerahuan
dan kegunaan
menghasilkan
partisipasi
( 1987:290)
program tersebut bagi diri individu
yang spoutan sifatnya.
meugemukakan
yang dilandaskan
bahwa,
pada
biasanya axan
Sementara Bryant dan white
masyarakat akan ccnderung
berpartisipasi
apabila ada mantaat langsung yang dapat rnereka petik, Dari uraian tersebut menunjukkan bahwa partisipasi berbubungan dengan
pemilikan informasi. Adanya informasi sebagai salah satu faktor dalam mcnarik panisipasi masyarakai dalam kegiatan suatu program dirasakan pentingnya rcrurama dalam hal mempcrkenatkau atau menyebarkan suatu ide baru. Ada dugaan bahwa gegalnyn adopsi
inovasi kerap kali terjadi karena tidak
memadainya kesempatan memperoleh informasi.
Selanjutnya
Landecker (1971:338-340)
rncngcmukakan adanya hubungan
aruar partisipasi dengan adanya integrasi komunikatif. Integrasi komunikarif dimaksudkan dengan adanya suatu kcadaan dimana hubungan antara orang-orang
akan serasi karena adanya kontak dan komunikasi. Unruk mengetahui intcgrasi komunikatif
dapai dilihat dari sedikit banyaknya orang yang ierisnlasi dari
lingkungannya. Semukin banyak orang yang mcmpunyai hubung.an akrab atau berpartisipasi
dalarn kegiatan yang ada di lingkuugannya, menunjukkan kcadaan positif dari integrasi kornunlkatif.
ucngan dcmikian. dapat dikatakan bahwa bila auggota
masyarakat rnempunyai integrasi komunikatif tinggi
maka dengan sendirinya
parrisipasi juga tinggi, karena berpartisipasi mcrupakan indikator dari adanya iruegrasi komunikarif Untuk melihat integrasi komunikatif, maka sebagai indikator dari orang-orang yang terisolasi dari lingkungannya. atau sebaliknya, adanya huhungan sosial yang akrab antar nnggota masyarakat, akan dilihat dari variabel sebaga i beri kut
(Landecker, 1971 ): 1) Tingkat pengenalan ierhadap terangga ?:) Saling rncngunjungi antar retangga:
32
3) Tetangga scl>agai sumbef informasi dari kejadian-kejadian yang ada di lingkungannya; 4) Keikutsertaannya da!am kegiatan-kepmn yan& aOi di lio~ya. Meourut Whyte (dalam 8oumc, 1984) untuk dapat menerima reran chlam berpartisipesi lwus ada kemampuan dao kesediaan dari masyamkot tcrsebut.
Kemampuan berpartispasi berhubungan dengao kemampwin fiiwulal, sumbcr de.ya manusia, orpnisasi dim k=-mpllaft masyaralcat direngarohi olcli ~
bclajar. Sc:dangkan kesed taan
ye.og dilihat dari ~aran
masyarakat
untulc ilml ser1A dalam perencaoun dan pelaksanun pmgelolaan, mMfilal yang diruakan ~ngan kcbc:rad.un pengelo!Wl, serta iatcralcsi dengan liagkuogannya.
Kemainpuan dM kesediaan tcrsdiut mcnjadi salab satu faktor pcoentu masyaralce.t bag! kerangka berparti<:i(Wi l.5.S.4.2
111
\Jk•n• da• Bffl•k-bealllk Perauerta
Ukura• Partisi.,ast
Uk.urw untuk peranserta kom11'1iw lebih ~t bila dijclask:an secara kualicatif. L>alam hal ini, peransena ~ didefinisik.an kc dalam ~ah tipologi
.~;."'·. ...:.•
.YWI~ wempcrlihatl:.iul adanyo perocdaan ungkat inle$itl1S keterlibatan aogi;ota masyarolalt (Wh)'tc dalatn Bourne: 1934:222). Tipologi-tipologi tcrsebut adalah: I. Wekil kon1uuiUt.S yang dlpilih. maupun seluruh anggota kOIDWlila.5 llCrlibat
dallWI koos11IU1si pem:lapan proyek. 2. Komunltas membmkao surnbugun linansial.
J. l'ro~k swadaya olch kdompolt yang menerima nian(aat. 4. Proyek swadaya yang melibittkan siemua aoggota komunilas. ~. Oigunakanoya aogg«a komunilas yang lerbtib ddam tugns yang berkail11J1
deugan pengelolsan prasaraoa. 6. J<erja kolcktif (terutama renaga l:.erja manual) 7. Teriadinya komitrnen bersama bagi sebuah leputusan.
lt. Muoculnya gagasen dan t.111.
33
Bila peranserta diartikan sebagai mcnerirna sebagian peran, tanggungjawab dan kegiatan
tertemu,
maka dasar bag: ukuran
peranserta adalah besarnya
ranggungjawab dan kegiatan yang diterima, Ukuran ini ditunjukkan oleh jcnis langgungjawab, jumlah, dau skala proyek atau kcgiatan yang dlambil alih dalam kurun wakm tenentu. Berdasarkan pengertian terscbut disimpulkan bahwa:
•
Scmakin banyak rnasyarakat terlibat dalam tiap tahapan yang ada, semakin besar peransenanya.
•
Scmakin
hanyak
komponcn
yang diambil
utih,
semakin
bcsar pula
peransertanya.
• Se111aki11 besar skala kegiatan yang diambil
alih.
scmakin
besar pula
pcranscrtanya,
l21
Jcnis dun lkntuk berdasarkan jcnisnya.
Dusscldrop (dalam
suhendi.
1997:31)
membagi
partisipas! mcnjadi tisa kelompok, yang di dasurkan aias dcrajat kcsukarelannnya,
y~i(u:
I 11
l'artis1pasi
Pai tisipa)i spontan, 121 Pa1ti~ipa~i tcrbujuk, dan
I 31
snontan l~rjadi bila scseorang mula: berpartisipasi
partisipasi tcrpaksa. bcrdasarkau
pads
keyakinan tanpa dipenguruhi melalui penyuluban ntau 1\jakun olch lembaga-
lernbaga atau orang lain.
Partlsipas!
tcrbujuk, yaitu biln seseorang mulai
berpanisipasi setelah diyakinknn mclalul program penyuluhan aiau oten pengaruh lain. P~rtisirasi rerpaksn dapat terjadi dalam berbagai cara. Partisipasi tcrpaksa olch hukum, tcrjadi bila orang-orung dipaksa melalui hukum atau peraiuran untuk berparusipasi dalarn kegiatan tclapi bcrtcntangan deugan keyakinan mereka atau tanpn mclalui persetejuan mereka. Sementara
Keith Davis (dalam Sarropoerro, 1988: l6) menggolongkan
beutuk partisipasi menjadi 5 (lima) bentuk yaitu: [I J Partispasi buah pikiran, [2] Partisipasi keterampitan/keahlian. [ 31 Partisipasi tenaga, f 4] Partlsipasi hana benda,
[5]
Par1isipa~i
uang. Sejalan
mcngemukaknn bahwa kegiatan-kcgiaran
dengan
itu Surbakti
yang dapat digolongkan
partisipasi udalah: a) lkut mengajukan usul-usul mengenai suatu kegiatan
34
~ 1984: 72- 73)
sebagai
b) lkut serta bermusyawarah
dalam mengambil
keputusan tcntang alternatif
program, yang dianggap paling balk. c) lkut serta melaksanakan apa yang telah diputuskan
tcrmasuk di sini
mcmbcrikan iuran arau sumbangan materil. d) lkui serta rnengawasi pelaksanaan keputusan
Jfikaitkan dengan panelitian ini, partisipasi masyarakat dalam pengclolaan sampah sistem komunal adalah keterlibatan masyarakat dalam perencaan kcgiatan dan pelaksanaan pengelolaan yang melipuii aspck teknis dan non-teknis operasional,
2.6 Mattik Aspek Tenis
dan Non Teknis Peugelulaan Saurpah Secara
Teoritis Bcrdasarkan beberapa kajian teoritis mengenai aspek teknis dan non teknis pengelolaan sampah scbagaimana telah disampaikan oleh beberapa ahli tcrscbut di atas, rnaka dapat dibuat suatu matrik hubungan kcdua aspek tersebut, seperti dapat dilihat pada Tabel U.3.
35
.=
••=
=
c
""~·
•
-e
.,;
~
:;;
a
0:.
•• "
"'~
=
"'
e
" 3 •
;; a,
..=
t:
"'e
•c ="
"I:
"
~
.
.,,••c e "'
E .!!
.s
•
i.'1 • •
••"
"'"; "'
-
Bab ID Garnbaran Um um Ohyek Studi
Pcngelolaan
sampah
bukan
rncrupakan
saru-samnya
togas
dan
kewenangan pihak institusi pcngclola, tetapi merupakan kewejiban bagi para penghasil sampah untuk ikut berpcran dala.m pengelolaan. Namun apabila seriap rurnah iangga mcrasa kcsulltan unruk mengelola
scndiri, rnaka mcreka dapat
mengelola secara bcrkelornpok dalam cakupan wilayah RT/RW. Pengelolaan sarnpah sccara bcrkclompok skala RT/R\V ini lebih sering dikcnal dengan sistcrn kornunal. Pengelolaan sampah harus dirnulai dari tingkur sumber sampah yaitu perlunya
dilakukan
pemisahan sarnpah. Jika sampah organik (sampah basah)
sudah rcrplsahkan dcngan sampah non-organik (sampah kcring) scjak dari rumah
tangga. rnuka ketika sampah akan dllakukan pcngolahan, para petugas tidak lagi kcrcpotan rnclakukan pcmilahan.
Snmpah non-organiknya dikurnpulkan olch
pciugas dan dijual ke lnpak, scdangkan sarnpah organiknya dibuat pupuk kompos, Dcngan
dcmlkian,
bcrkat adanya peugelolaan
sampah
sistcrn
komuuul
akan
mcmpcrkecil kcicrgamungan kepada TPS. yang sclanjutnya kcsulitan penearlan lahun baru umuk TP/\ dapat tcratasi karena sampah clari pennukiman sudah banyak icrcduksi. Bcrkaitan dengan hal tersebur di atas, pembahasan mcngcnai gambaran umum obyek studi secant garis bcsar akan memaparkan beberapa hal yang berkaitau dcngan kondisi persampahan dan pcngclolaunnya. Pembahasan akan dirnulai
dengan
uraian
rnengenai
kondisi/gambaran
umum
Aspck-aspek
pengelolaan sarnpah sistem komunal, gambaran profil permukiman wilayah studi.
kcpcndudukan. kondisi geogrufis, dun kondisi sosial ckonomi masyarakat Kota Bandung. Selanjuinya akan dibahas rnengenai peugelolaan persampahau Kora Bandung. yang mcliputi layanan persampahan. opcrasionatisasi persampahau scrta saruna dan prasarana pcrsampahan. Pada bagian nkhir hah ini akan dibahas mcngenai pembiayaan persampuban.
40
J.J
Gambaran Umum Bagian ini akan memberikan gambaran rnengcnai aspck-aspek pengelolaan
sampah sisrem komunal yang dapat digunakan sebagai arahan pengembangan pcngelolaan sampah pcrmukiman, gambaran mengenai profit pcrmukiman yang mcnjadi ooyck srudi, jumlah
dan kepadatan penduduk pada wilayah studi;
gambaran umurn tata guna lahan Kota Bandung sena akan dibahas pula rncngcnai kondisi pcrkembangan sosial ekonomi masyarakat berupa iingkat pcndapatan masyarakat Kola Handung sccara umum.
3.J.J
Pcngctolaan Sampah Sisrem Komunal Pengelolaan sampan sistem komunat rnerupakan pengclolaan sampah yang
ditakukan olch sekelompok masyarakat di tingkat RT/RW. Pengelolaan tcrscbut dilakukan mas dasar panisipasi mnsyarukat baik pada tahap percncanaan maupun pclaksannannya.
Pengelolaan
sampah
slsrcrn
komunal
yung dtlakukan
di
pcrmukiman Kora Bandung, scbagaimann lclnh dilakukan oleh warga masyarakai RT 0 I ll W 04 l'crurnahan Cisiru lndah VI Kclurahan Dugo dcngan mengelolo
sampah dari ISO KK d;111 warua masyarakat RW 13 l'crunrnhan Bukit Paji\jaran Kclurnhan
Knrnngpnnmlnne, llcnr;rn mcngelol» sampah dari 220 KK. Pengclolaan
ynng dilakukun padu kcdua wilayuh sludi tcrscbut, adalah mcngumpulknn sampah dari warga, mclakukan pcmilahan sampah organik dsn an-organik, melakukan
kcmudian
pengornposan untuk sarnpah organik.
Berdasarkan data dari PD Kebersihan (2006) mcnycbutkan
bahwa
perklraan timbulan sarnpah pcrmukiruan Kula Bunduug volurnenya mcncapai 3.9nrn'ihan. Sampan tersebut daput diangkut kc TPA hanya sekitar 3.02Xm'/hari, arau hanya
sckitar 76% dari low! timbulan sampan pcrmukiman.
Sedangkan
berdasarkan hasit wawancara dcngan tokoh masyaraknt, pengelolaun
sampah
sistcm komunal dapat mengolah sampah sekitar 20%-25% pengomposan. 25%30% sampah
pengolahan dcngun cara pcrnbakaran.
IJerdasarkan Iakta rerscbut,
walaupun pcmusnahan sisa sampah tidak dilakukan dcngan memakai teknologi yang Lin~gi dan ramah lingkungan. namun demikian pengclolaan sampan sistern
41
komunal dapat rnereduksi iimbulan sampah permukiman. Dengan demikian sarnpah yang dikclola secara sistcm komunal. tidak terdapat sisa sampah yang sarnpai dibuang ke TPS milik Pemerintah, sehingga dapat mengurangi volume sampah yang dibcbankan kepada pemerintah, meogurangi pengangkutan ruaupun
pcnumpukan sampah di 1 PA.
3.1.2
Prom Permsklman Wilayab Studi Wilayah studi ditentukan berdasarkan pcmilihan pcnnukiman wilayah
Kotn l!nndung ynng telah melnkukan pengelolaan sarnpah sistem kornunal. Dua pcrmukiman yang dijadikan wilayah smdi. yaitu di RT 0 I R \V 04 pcrumahun Ci~ilu lndah VJ Kelurahan Dago. Kecamatan C.oblong dan di R W 13 Pcrumahan Bukit Pajajaran Kelurahan K:irangparnulMg. Kecamatan Cicadas. Kedun pcrmuktman terscbut rnemiliki karal.'letiStik yang berbeda, narnun mernpunyai
kesamaan sebagai pennukiman di perkotaan, Permukirnan di RT 0 I
RW 04 Cisitu lndah VI dcngan jumlah KK sebanyak
150 buah, merupakan
pcrmukiruan penduduk biasa yaug tidal. dibangun olch peugembang, sehingga letak hangunan rurnah iida], teretur sena fasilitas umumnra 1idak tersedia. Permukiman ini telah lama sekati dihuni oleh penduduk, yaitu mulai sckitar t.ahun I 960-an. Banguncn rnmah yang berada di tcpi jalan utarna pcrurnahan itu pada umurnnya bcsar, indah dan tcrtata rapi, karena pemiliknya sebagian bcsar
mcrupakan orang yang bcrl:crjn tetap dan herpcndidikan tinggi. Sedangkan bangunan rumah-rumnh yang tclab masuk gang yang sangat sernpit, merupakan bangunan yang sedcrhana, lidak tenata dan tidak mengindahkan nllai keschaian dun estuika. Rurnah-rumah mcrcka saling berhimpitan tanpa ada pcmisah ruang terbuka, f'e11ghuni rumah padu kelompok rumah yang masuk gang sernpit ini,
kcbunyak rncreka yang berpeudidikan reudah dan berpcnghasilan mcncgah ke bawah. Profil R\V 13 Perumahan Bukit Pajajar.m yang tcrdiri
no
KK adulah
scbagai bcrikui: pcrmukiman (perumaban) ini merupakan pcrrnukiman yang dibangun oteh pengcmbang (developer). Perumahan
ini terlecak di Pasir lmpun,
Kclurahan Karangpamulang. Kecamatan Cicadas, tidak jauh dari lahan bekas Tl' A
42
Pasir lmpun yang sekarang tidak dioperasikan lagi. Perumahan ini mulai dihuni sejak tahun 1996-an. Perumahan ini merupakan pcrumahan khusus untuk para Dosen dan karyawan UNPAD. Mereka terrnasuk kelas berpenghasilan ting:gi dan berpendidikan tinggi. Dilihat dari segi pcrndapatan dan tingkar pendidikan perurnahan ini lebih homogen dibandingkan dengan permukiman di Cisitu Indah VJ yang bervariasi tingka; pcndidikan dan pendaparannya. Pada perumahan ini tersedia fasilitas umum untuk warga, karcna adanya kehutuhan yang sangat mcndesak untuk menanggulangi sampan, maka fasurn tcrsebui dipergunakan untuk pengolahan sampah dengan meminta ijin kepada pengembangnya.
3.1.3 Jumlah dan Kepadatan Pcnduduk
Jumlah pcnduduk yang semakin paadat, akan mengaibatkan sampah yang di produksi oleh penduduk persatuan luas makin rneningkat. Peningkatan inl akan bcrirnplikasi pulda pada beban kerja dan pembiayaan yang sernakin mcingkat dalam mengelola persampahan, Selain itu. sernakin padat penduduk suiau witayah
akan mcmeperbesar kemungkinan timbulnya pengaruh gangguan sampah yang discbabkan oleh sampah yang tidak terangkui dan tcrscbar di beberapa wilayah perkoraan.
Berdasarkan data Bandung
Dalam Angka tahun 2004t2005 yang
disarnpaikan oleh Bl)S Kota Bandung, diperoleh data rata-rata kepadatan pcnduduk Kecamatan di Kula Bandung adalah 13.346 jiwa/Km '. Sementara itu kepadatan penduduk
yang terdapat pada masing-rnasing kecamatan di wilayah
studi dapat lihat pada Tabet IU.l (Jumlah dan Kcpadatan Penduduk). Tabel Ill. I Jumlah dan Kcpadatan Penduduk
Cicadas
8,66
206l7
Srunht?r•·· flruuiung!)a/a111.4nP,/w ](J(),/l}(JOS
43
98.611
11.387
Dari tabel tersebut di atas, uarupal, bahwa Kccamatan Coblong dengan kepadatan penduduk 16.031/Km' memiliki kepadatan pcnduduk di alas rata-rata
kcpadatan pcnduduk kecamatan di Kota Bandung, yaitu 13.346/ Km'. Sedangkan Kecamatan Cicadas dengan kepadatan pen
3.1.4 Tata Cuna Lahao Pcnggunaan lahan atau tata guna lahan di wilayah pcrkotaan secara umum
terdiri dari duamkegiatan (Utomo. 1983 dalam Hidayat K.R., 2005). yairu: I. Kcgiatan pcrurnahen'permukiman;
2. Kegiatan
non perumahan. yang mcliputi:
pasar, pusat pcrdagangan.
perkaotoran, jalan umu. industri, fasilitas umum,saluran dan lain-lain. Tinjauan terhadap penggunaan lahan akan memperlihatkan adanya perbedaan karakterisrik sampah yang dihasilkannya. baik dari segi jumlah dan jenisnya, Tinjuuan
tara guna lahan juga dapat digunakan
sebagai pcdoman
unruk
rnenentukan besar nya kcnaikan produksi sampah di setiap penggunaan lahan yang ada, untuk sclan'utnya dapat digunakan sebagar dasar proycksi dalam mencntukan kebutuhan sarana dan prusarana persampahan sena l..l·bu1Uhu11 pemhia) aan pada masa yang akan datang,
Mernperhatlkan uraian tersebut di atas, penggunaan lahan (tam guna luhan) Kolo Bandung sccara umum dapat digambarkan sebagaimana tabel 111.2.
44
• .,
.
...., :f= ,,;~
'
.;
1~ 11
<0
I
• ~
z -c
s<( o a::
-a< (fl
<(
2 o
~
z ~
v-,
~
"'
~
\
~ ~
E-
0 I'~
o z::J ::J
z<(
III
>
Tabel 111.2 Tata Gum Lahan Kota Bandung
l0.266,010
62.03
Perdagangan
713,834
4,3 l
3. 4.
Perkantoran
J .544,508
9,33
Pcndidikan
227,076
1,37
5.
Konscrvasi
2.251,940
13,60
6.
Indusui
1.103,335
6,66
7.
Perranian
8.
Lainnya
l.
Perurnahan
2.
667,986 16.547,613
Jumlah
4,03 100
S11111bcr: Dmas Ta111 Kou: Bandung. 2001
Berdasarkan pada data tara guna lahan Kora Bandung sepcrti diuraikan di alas. maku dapat dikemukakan bahwa haiupir sebagian besar wilayah Kata Bandung
digunakan untuk kcgiatan permukiman yaitu sekitar 62,03%, sedangkan sisanya sebesar 37,97% digunakan sebagai kegiatan non permukiman. Herkenaan dengan penggunaan lahan tcrscbut di alas, dapat pula dikcmukakau mengcnai pcrsampahan yang meliputi perkembaugan komposisi sumbcr sampah dan
produksi sampah di Kota Bandung, sebagai berikut:
46
Tabet III.3 Perkembangan Komposisi Sumber Sampah Kola Bandung
54,75
66,02
Pasar
6,66
8.25
3.
Komcrsial
5,06
4,04
4.
Non Komersial
5,54
4,84
5.
Jalan Umum
4,62
6.03
6.
Industri
23,20
0,65
7.
Saluran
0,17
0, 17
I.
Penu nahan/ perm ukiman
2.
.Jumlah
100
Sumber ·Pr>. Ksbersitso»Ko,'{1 Rondung
Tabcl 111.4
Pcrkcmbangan Komposisi Produksi Sampah Kota Bandung
47
100
3 .. 1.S
Kondisi Sosial Ekonomi Salah satu kritcria pcnting yang berkairan dengan kemauan seseorang untuk
mernbayar
secara maksimal
(WTP)
iuran sampah untuk menjaga
kebersihan
lingkungannya, akan dipcngaruhi oleh kemampuan daya beli atau tingkat pendapatan yang dimilikinya.
Berdasarkan
data basil survey BPS mengenai kondisi sosial
ckonorni masyarakat Kota Bandung, diperoleh data berupa perkembangan daya beli masyarakat Kota Bandung sebagai berikut: Tabel
ru.s
Persenrase Pengeluaran Per Kapita Scbulan Masyarakat Kora Bandung
<40000
4
2.
40.000 -59.999
18
1,20
3.
60.000- 79.999
18,40
6.1.0
0,002
4.
80.000-99.999
17 ,80
11.30
0.02
5.
100.000-149.999
23,30
28,10
t, J 8
6.
» 150.000
18,60
53.20
98,80
100
100
Jurnlah
lOO
Sumber ~· Susenas PropinsiJawa Borot
3.2 Pcngclolaan Pcrsampahan Kota Bandung Pengelolaan pcrsampahau di Kora Bandung berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandung No. 27 Tahun 2001 ientang Pengelolaun Kcberxihan Ji Kuta Bandung. Pcngelolaan kebersihan di Kota Bandung merupakan tanggung jawab bersama antara Pcmcrintah Kora dan masyarskat. Teuggung jewab pcngclolaan persampahan tersebul
mclipnti seluruh dacrah hukum/administrasi Kora Bandung. Pembahasan rnengenai pengelolaan
persarnpahan di Kora Bandung ini mcliputi
layanan persampahan,
opcrasionalisasi persampahan scrta sarana dan prasarana pcrsampahan.
48
3.2.1
Layanan Pcrsampahan
Layanan jasa persampahan untuk konsurnen rumah tinggal di Kota Bandung meliputi: I. la ya nan Persampahan pada t ingkat RT/R W. yang secara urnum mcliputi: a. Pengelolaan bak sampah rumah ringgal, b. Pcngangkutan sarnpah dari bak sampah rumah tinggal ke TPS. 2. Layanan persampahan oleh dinas/instansi terkuit, yang dalain hal ini dikclola olch PD Kcbcrsihan Kota Bandung. Layanan persampahan oleh PD Kebersihan Kota Bandung tcrsebut, didasarkan pada ketentuan-ketentuan sebagai berikut: a. Peramran Oaerah \lo. O?JP0/198"i, tentang Pernbentukan Perusahaan f);1~rah Kebersihan, b. Peraruran Dacrah No. 15 tahun I W3, tcntang l'crub~han l'crtama Pcrda No. 02/PD/1985. c. SK Wali Kota No. 1197 tahun 1986. tentang susunan Organisasi dan Tarn Kerju Perusahuan Daeruh Kebersihan, d, Pcraturan Dacrah No. 06 tahun 1995, tcntan~ Kctcrtiban, Kcbcrsihan dun Kcindabau. ~. I'eraturan Dacrah No. 27 tahun 200 I. tentang Pengelolaan Kebersihan di Kuta Bandung. f. SK Wali Kota xo. 644 tabuo 202. tentang Tarif Jasa Pelayanan Kcbersihan,
Layanan yang dilakukan olch PO Kcbcrsihan Kota Bandung. sccara
urnum
meliputi:
l , Pengclolaan l empat Pcuampungan Sementara (rPS) dan Tempat Pembuangan Akhir(TPA).
Pcngelolaan TPS dan TPA }'aJtg telah dilakukan oleh PD Kebersihan Kota Bandung dapat dijelaskaa sebagai berikut:
a
Tempat l'enampungan Sementara (TPS)
Dalam rangkn memberikan jasa pelayanan pcrsampahan yang optimum kcpada konsurncn persarnpahan, PD Kebersihan Kota Bandung tclah
49
rnenempatkan sejumlah TPS yang terleiak menyebar di Kecamatan-kecamatan yang termasuk dalam wilayah adrninistrzsi Kota Bandung. Lokasi TPS di Kota Bandung dapat dilihat pada peta pada gambar 3 .2
b. Ternpat Pembuangan Akhir (TPA)
TPA yang dikelola oleh PD Kebersiban Kota Bandung terdiri dari 6 TPA, dengan kondisi masing-masing TPA adalah sebagai berikut: •
TPA yang sudah dinnup: (1) TPA Cicabe (1973 - 1986), dengan luas areal 4,5 ha, tetapi dipakai lagi scbagai TPA darurat mulai I Januari 2006 - 14 April 2006. (2) TPA Cieunreung (1972- 1993). dengan luas areal 3,519 ha. (3) TPA Pasir Im.pun (1989- 2000). dengan luas acral 3,50 ha.
•
TPA yang tidal: dipakai: (4) TPA Pasir Jmpun dengan luas areal 4,450 ha. (5) TPA Leuwigajah (1987 - 2005). dengan luas areal 17,50 ha, dinnup pada 21 Februari 2005 karena teriadi longsor
•
TP A yang masih dioperasikan:
( 6) TPA Jalcngkoug ( 1995 - sekaraug),dengan luas area! lO ha. •
Tl' A Gedig. Sarimulri, Cipatat (Mei 2006 - sekarang) Merupakan TPA milik Kabupaten Bandung. Status kepernilikan lahan adalah lahan milik !'°I. Perhutani seluas 21 Ha .. merpakan TPA bersama Kota Badung dan Kabupaten Bandung.
2. Pengangkutan Sampah dari Tl'S kc TPA Bcnlasarkan data dari l'D Kebersihan Kota Bandung mengenai frckweusi
pengangkutan sampan dari TPS ke TPA, diperoleh raia-rata pcngangkutan sampah dari TPS k.e TPA yang tersebar di Kecamatan-kecamatan dalam wilayah
administrasi Kota Bandung dilakukan sebanyak 5 (lima) kali dalam satu minggu.
50
3.2.2
Opcrasionalisasi Persampahan
Operasioualisasi/tatacara pelaksanaan pengelolaan persampahan di Kota Bandung dari sumber sampah sampai dengan Ternpat Pembuangan Akhir (TPA}, secara umum dapat digambarkan sebagaimana diagram di bawah ini:
Gambar 3.2 Operasionalisasi Pengelolaan Persampahan di Kota Bandung
I Pcngumpulan
I
Ru1112h llngga)
I
Koutersial.•Ja.lan
RT/RW
.
i
~
Penampun~::w. Serncmara
rn Kcbcrsiban
Gerob?.I:
Gerobak
T...,...1 f(.-rur.tpt.tnga,
l'emindahan
Scmcnl:lra
rrJ." Pcmbu:mgnnn
T~ Panbuangan
Akhir
Akhir
Berdasarkan gambar tersebut di atas dapat dijclaskan bahwa kegiatan pemindahan mengukur
dan pengangkutan merupakan kegiatan yang sangat menentukan untuk kemampuan
penanganan
persarnpahan
yang
pcngclola sampah (Utomo, 1983 dalam Hidayat K.R .. 2005}.
SJ
dilakukan
oleh
pihak
3.2.3
Sarana dan Prasarana Persampahan
Kualitas maupun kuanntas sarana dan prasaraua pcrsampahan yang dilmilik.i oleh pihak pcngclola akan bcrkaitan dcngan besaran dana yang dimiliki dan kcrnampuannya dalam menghimpun dana. Semcntara itu sarana dan prasarana
persampahan yang dimiliki tentunya akan berpengaruh pula terhndap kcmampuan pengelola dalarn rnemberikan layanan, Sarana dan prasarana yang dimiliki olch PD Kcbcrsihan Kora Bandung, nampak bclum tcrponuhi sccara optimal. Tabel 111.6
-Nu.
Sarona dnn Presarana Pcrsnmpahan PD Kcbcrsihan Kota Bandung Saranu dan Prasarana
I
Jumlah
Opcrasional
Keterangau Kcbutuhan idea I kendaraan pcngangkui sampah jenis truk scbanyak 140 buah dan jcnis kancil
A.
Kendnrnun
I.
Sa11111al1
59
4Q
2.
Ann Roll
34
32
l 4.
llump Truck
10
5
Com pa c tor
6
6
n.
Kcndaraan Kecil (Kancil)
I.
Alai llerat
5
I
2.
Buldozcr
2
-
3.
Excavator
2
2
4.
Wheel I .oadcr
2
I
c.
·1 ruck Sovel
I.
TPS dun Kontainer
145
13!>
2.
TPS I 0 111>
53
49
3.
'JPS 6 m'
I l.878
~.
Kontaiuer 120
D.
Kontainor :<40 Lt
I.
TPA
Pcni;angkul
u
17
-
6
I
sebanyak 18 buah
Kcburuhan ideal TPS scbanyak 4 l 9 buah
Dari 6 TPA yang ada, hanya Tl' A Cicabe 1lipHk:ii
Lokusi TPJ\ bcrada di Cicahe,
kcmbali sbg
TPA darurat dari I Jan
Cicuntcung, Pasir lmpun,
s/d 14 April 2006
Leuwigajah dan Jalengkoug Sumber : PD Kebersihan Kota Bandung
52
=
L' I~
!!
!_
I
~·!
~I
'
•1
i' ___L.
li_~
-·-T-::-1 " . ~
-
-~:·~
!
o
·1
--il ~
·.
3.3 Pembiayaan Persampahan
Kota Bandung
Upaya penanganan persampahan
secara
optimum
memerlukan adanya
pembiayaan yang memadai, oleh karena iru diperlukan sumber-surnber peuerimaan dana yang dapat mcnunjang keperluan dimak.sud. Sumber-sumber penerirnaan dana yang digunakan untuk mcmbiayai pcrsampahan Kora Bandung diperoleh dari Pemerintah Daerah dan masyarakat, dengan uraian sebagai berikut : I. Pemcrintah Dacrah Berdasarkan
Peraruran Daerah Kota Bandung No.27 tahun 200 I tentang
Pengelolaan
Kebersihan
Kota
Bandung.
Pemerintah
Daerah
membiayai
penyelenggaraan pengelolaan kebersihan rempa; dan asilitas umum yang meliputi: a. Jalan umum. yaitu sctiap jalan dalam Kota Bandung yang tcrbuku untuk lalu iinras umum. b. Tempat umum. yaitu tempat yang meliputi taman, lapangan, halarnan, bangunan y~ng disediakan olch Pemerintah Daerah imruk fasilitas umum. c. Snluran lcrbuka umum yang meliputi sungai dan anak sungai, 2. Retribusi Rcrribusi ini dikcnakan kcpada rnasyarakat Kora Bandung sclaku pcngguna (konsumenj jaso layanan persampahan yang tcrdiri dan : a. Rctribusi yang digunakan untuk mcmbayar pengclolaan oak sampah rumnh 1ingg11l dan pengangkutan sampah dari hak sampah ke TI'S yang dikclola olch rnasing-masing pada tingkat RT/RW.
b. Rctribusi yang digunakan untuk pembayarun pengetolaan TPS dan 1PA sena pcngangkuran sampah dari TPS ke TPA yang dikelola olch Perusahaun Daerah
Kebersihan Kota Bandung
54
Bab 1\1 Kajian Terbadap Pengelolaao Sampab Sistem Komonal Di Permukimaa Kota Baudung
Telah diuraikan pada Bab fl tentang tinjauan teori pengelolaan persampahan, bahwa pcngelolaan sampah tcrdiri dari aspek teknis dau aspek nonteknis operasional.
Sedangkan pada Bab
m
Lelah
pengclolaan sampah sistem komunal di dua wilayah srudi, yaitu di RT 01 RW 04 Perumahan Cisitu lndab VT Kclurahan Dago dan RW 13 Perurnahan
Bukit
Pajajaran Kelurahan Karangpamulang Cicadas. Berdasarkan pada dua bao tersebut dan hasil wawancara dengan tokoh masyarakat/pengelola dan petugas pengolah sampan di masing-masing wilayah studi. maka pada Bab IV ini akau di lakukan kaj ian meogenai variabel/faktor masing-rnasing aspek yang tcrdapat kajian teoritis. Kajian terscbut nantinya akan dipcrbandingkan dengan kajian variabe l/foktor yang secara nyata ditemui di dua (2) wilayah srudi.
4.1
Kajian Teoritis VariabcVfaktor dan Atribut Pcngclulaan Sampah
Sebagaimana telah disampaikan dalam Bab U. kajian teori menurut E. Damanhuri (2004)
rum
PD. Kebersihan Kora Bandung (2006) dalam Laporan
Pcngclolaan Kcbcrsihan Kota Bandung, bahwa pengelolaan sampah terdiri dari Aspek Non-Teknis dan Aspek Tcknis Operasional.
Aspek Non-Teknis
operasional mcliputi variabel/faktor;
f I]
Sistern kclembagaareorganisasi
f2] Sistern Peinbiayaan f3J Sistem pcraturan/hukum [4] Peran scrta masyarakai Sedangkan Aspek Ieknis operasicnal meliputi variabel:
[I] Pewadahan sarnpah (21 Pengumpulan sampah [3] Pengangkutan sampan [4] Pengolahan dan pendaur-ulangan sampah
55
[ 5] Pembuangan akhir sampah
Berdasarkan pada kajian teoritis, masing-masing variabel pengelolaan sampah memiliki atribut yang dapat dikclompokan sebagai berikut :
Atribut Aspek Non-Teknis Operssional
4.1.l
4.1.1.1 Sistcm Kclcmbagaao/Organ.isasi Sebagaimana disampaikan
oleh
Hasibuan
(2001),
meagorganlsasi
merupakan sebuah pencapaian tujuan dengan mengadakan oembal!.1an pekcrjaan serta meaecapkan pula l..edudukan masine.-ma.~ine dalam hubungan antara vane
~aru denQau vane. lain. Dengan demikian, organisasi dalam oene.ertian statis merupakan suatu wadah atau temoat kerjasama untuc melaksanakan tugas-iugas sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Sedang pengertian dalam pengenian dinamis adalah merupakan suatu proses kcrja sama antara dua orang atau lebih dalarn mencapai lltiuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Pada umumnya suatu organisasi dalam praktek dapat digambarkan dalam hentuk bagan tcrtcntu. schingga dengan bagan tersebut akan jelas terlihat tugas sena kedudukan masingmasing orang dalam organisasi rersebut, Dalam suatu sisu:m 11!}ngcfolaan dioerlckan adanva koordinasi dan huQ.ungan keria. baik antar ()TQanisasilren:erinlah maupun intra orcanisasi. Koordinasi dan hubungan kerja merupakan dua pengertian yang sating tc.rkait, karena koordinasi hanya dapat dicapai dcngan balk melalui hubungan kerja yang efcktif ( 1 landayaningrar. 1989 dalam 11.fanga,i, 2000). Dari konsepsi di atas dapar diambil kesimpulan, bahwa arribut sistem kelembagaan/organisasi secara ieoritis meliputi hal-hal: [ l] Pewadahan/tcmpat kerjasarna, f2] Pembagian kcrja/tanggung jawab,
f31
Hubuugan kerja antar
organisasi/ pemerintah,
4.1.1.2
Sistem Pemhiayaau
E. Damanhuri (2004) menyeouikan bahwa Aspek pernbiayaan peugelolaan
persarnpahan terkait erat dcngan aspek keuangan. Terdapat 2 (dua) hal yang
56
menjadi elemen dasar aspck kcuangan dalam sistcm pengelolaan sampah adalah: (I] Retribusi masvarakat dan (21 J\11gQaran Pemerintah
4.1.1.3 Sistcm Perarurandtukum
Aspek ini dibutuhkan untuk mengatur bagaimana pengelolaan sampah dapat dilaksanakau,
seperti bagaimana menentukan
pelaksanaan teknis opcrasional,
pencntuan bcsarnya retribusi unmk pembiayaan pengelolaan, bentuk kelembagaan
yang sesuai, pengaturan
kerjasama dengan pihak lain yang dibutuhkan.
pcngaturan pcran scna masyurakat sorta pcngaruran kewajlban clan larangan bagi penghasil
sampah (Kodoatie. 2005 ). Produk hukurn tcrscbut biasanya berupa
peraluran ierculis yang berbentuk Peraturan Daerah (Perda).
4. 1.1 .4 Partisi11asi Masy:irakal Menurut Whyte (dalarn Bourne, 1984) untuk dapat rnenerima peran dalam herpanisipasi
harus ada kcmampuan
Kcmampuan
bcrnnelisnnsj
daY,a
manusia,
dan kcse<:lii!ml d111i masyarakat tcrscbut.
berhubunggn
prganisusi
dengt111 kemampuan
dun _kcmarnpuan bclajar.
li11m1sjaL
Sedangkan
sumbcr
kescdiaan
masyarakat dipcngaruhi olch pcmahaman yUl1g dilihat dari kesadaran masyarakat untuk ikut serta dal:1111 oerencauaan d:m pclaksanaan
pcngclolaan.
111anfil!ll yang
dinisakun dengan kebcradnan pcngclolann, sere~ interaksi dengan lingkungannyn. Kemampuan dun kcscdiaan tcrscbut mcnjadi salah satu faktor penentu masyarukat bagi kerangka berpanisipasi, Parwoto (dalam Suhendl. l997:28) mcngcmukukan bahwa purtisipasi dapat pula dikcnali dari bentuk komrib11si dari rnasyarakat seperti gugasan/ide, t~nm.m, mmcri, clan dukungan morJI.
Dari konscpsi di atas dapa( diambil kesimpulan, bahwa atribut partisipasi masyarakat secara teoritis mcliputi hal-hnl: a.
Kernampuan Masyarakal: - Kcrnarnpuan linunsial - Surnbcr Daya Manusia
- Organlsasi dan belajar
57
b. Kesediaan Masyarakai:
- Pcmahaman terhadap rnanfaat yang didapat - lnrcraksi dan kcmunikasi dengan lingkungun
c, Mekanisme pengelolaan: Perencanaan
Pclaksanaan d. Bentuk kontribusi partisipasi: • Gauasan/ide c - Tenaga
• Materi • Dukungan moral
4.1.2
Alribut Aspek Tcknis Opcrasienal
4.1.2.1
l'cwad:1h:in Sa11111~h
Mcnurut E. Damanhuri (2004 ). pewadahan sam pah mcrupakan cara pcnampungan sampan semcntara 11i sumbcrnya baik individu (c.Jari scboah rumah)
maupun
komunal (bebernpa rumah), Wadah sampah individual umumnya
ditempatkun di muka rumah atau hangunan luinnya, Wadah sampah hendaknya mendorong
tcrjadinyn upaya daur-ulang,
yaitu discsuaikun
dengan pemilahan
jcnjs S!UDDah.
Dari konsepsi di atas dapat diambil kcsimpulan. bahwa atribut pewadahan sumpah padu aspek teknis operasional adalah berupa: remilahan jcnis sampah
4.1.2.2
l'cngumpulno Samrah
Mcnurut E. Oamanhuri (2004), pcngumpulan sampah merupakan proses penanganan
sampah dengan cara mengumpulkan
dari sumber sampah untuk
diangku! kc Tcmpar penampungan Scmcntara (TI'S) atau kc tcmpat pcngolahan sampah. Proses pengumpulau tersebut dapt dijelaskan sehagai berikut:
58
a. Secara langsunu (doortodoor)
Pada sistcm ini proses pengumpulan dan pcngangkuran sarnpah dilakukan bcrsamaan, Sampah dari tiap-tiap sumber oleh petugas akan diarnbil, dikumpulkan dan diangkut ke tempat pemrcscsan/pcngolahan atau Tl' A. b. Secara tidak langsung (comm11nal\
Pada sisicm ini, scbclum dlangkur kc ternpat pemrosesan atau TPJ\. sarnpah dari tiap-tiap
sumber
sampah akan
dikumpulkan
dahulu oleh fil!!l!!li!
pengumlll!! scpcrri gcrobak tangan dan diangknt ke TPS. 'l'l'S dapat difungsiknn
sebagai lokasi pcmroscsan skala kawasan guno mengurangi
jumlah sampah yang harus diangkur kc pemrosesan akhir. Dari konsepsi di atas dapat diarnbil kesimpulan. bahwa atribut Pengumpulan
sampah dapat dibagi mcojndi : a. Proses pengumpulan
Secara langsung Sccara tidak langsung b. 1>c1 ugas pen gum pu I c.
Sarana pcngumpul
4. t.2.3 Pcmindahan Peminduhan
Sum pah sumpah merupakan tahapan untuk memjndahkan
sampan
hasi I pengumpulan k~ dala111 a!At pengangkutan untuk dibawa ke tcmpat perosesan atau kc pembuangan akhir (E. Durnanhuri, 2004). Dari konscpsi ini dapat diambil kcslmpulan, bahwa atribut pcmindahau
sampah adalah memindahkaJJ sampah ke
alat angkut.
4.1.2.4
Pengaugkutan Sampah
Pengangkulan sampan rnerupakan sub sistem yang bersasaran membaJ•@i mengangkut sampah dari pemindahan atau sumber samP-ah sccara langsung rnenuju ternpat pcmrosesan akhir, atau Tl'A dcngan sarnnn angkul vnng lcbih besar (E. Damanhuri, 2004). Dari konsepsi ini dapat diambil kesunpulan. bahwa
59
atribui pengangkutan
sarnpah
terdiri
dari:
[a] Mengangkut
sampah
dari
11emindahan atau s·urnber sampah. [b) Sarans angkut vang lebjh besar.
4.1.2.5
Pengolaban Sampah Menurut
komposisinya,
E.
Damanhuri
(2004),
dengan
melihat
karakteristik
dan
maka sebagian bcsar sampah di Kora besar di Indonesia adalah
sampah iergolong orga11ilv11avati mencapai 70% dari 10,tal sampah dan dapat
dikomposkan. sekitar 28% didaur ulanR olch_jlenmlunf.! dan sekttar sisa 2% tnerupakan sampah 133. Pcngomposan secara tradisional telah banyak dilakukan di beberapa kota di Indonesia, namun permasalahan urama vang dijumpai adalah masalah pemasaran, karena tidak tcrsedianya pasar yang dapat menyerap produk yang dihasilkan, Selain itu, masalah terscbut muncul karena kualilas komoos yang dihasilkan belum memenuhi keinginan pasar. Teknik pengolahan sampan yang sering dilakukan antara lain: pemilal@l smnpah, pengomposan, J:l.!<madatan
sarnpai 70% total sampah, maupun daur ulanc (recpc/e I. Bcrdasarkan konsep ini dapat diambil kesirnpulan bahwa arribut dari pcngolahan sarnpah tcrdiri dari: [a] Pemilahan. lb!Pcn11.0111pnsan. [;:] Pcmadaian (baling).
lei lncenerator/pcmbakaran
dan [d) Daur ulang (recvcle). Volume
sampah yang dapat diolah : 70% dikomposkan. 28%
4. 1.2.6
Pembuaugau E. Damanhuri
penanganan sampah
Akhir
(2004} menyebutkan
bahwa proses akhir dari rangkaian
yang biasa dilakukan di Indonesia adalah dilaksanakan di
Tempat Pcmbuangan Akhir (TP/\). Pada umurnnya pcmrosesan akhir sampah yang dilaksanakau di TPA adalah berupa proses igndfilling (pengurugan). dan sebagian
besar dilaksanak.an
dengan open-dumping,
yang mengakibatkan
permasalahan lingkungan, scperti timbulnya bau, tercemarnya air tanah. dan timbulnya timbulnyu asap.
60
Berdasarkan
konsep ini dapai diambil kesimpulan bahwa atribut dari
pembuangan akhir sampah terdiri dari: [a] Proses landfilling (pengumgan) dan
[b] open-dumping 4.2 Kajian Fakta Pengelolaao Sampah Sistcro Komunal di Wilayab Studi 4.2.1
Kajian Aspek Non - Tcknis Operasional
4.2.l.l
Kajian Partisipasi Masyarakat
[I]
Kajiau Pihak-pihak Yang Herpartisipasi Dalam PCJ1gclolaan Pihak-pihak yang berpartisipasi dalam mekanisme pengelolaan dibagi
menjadi 2 (dua) tahap, yaitu partisipasi dalam percncanaan dan pengelolaan. Scbagaimana telah diuraikan pada bab sebelumnya. bahwa Pihak-pihak yang
berpartisipasi dalam pcrencanaan pada kedua model tcrscbut dipengaruhi olch komponen pada masyarakat [kcmampoan dan kesediaan pada rnasyarakat] dan
mekanismc kcgiatan, Kemampuan masyarakat dapat melipuri : l l] kemampuan financial. Pl kernarnpuan SDM. dan f3l kemampuan organisasi. Sedangkan kesediaan masyarakat meliputi : [ l J pemahaman terhadap perlunya pengelolaan sampah. [2] manfaai yang dirasakan, Jau [3] interaksi dengan lingkungaanya. Berikut akan dikaji partisipasi pihak-pihak yang terlibat dalam pengelolaan berdasarkan urutan/mckanismc
kegiatannya
a. Tahap Perencaoaan Pihak-pihak yang terlibat pada tahap perencanaan pengelolaan sampah sistem kornunal di RT 01 RW 04 Cisitu lndah Vl adalah Kelompok Ibu -ibu Peduli. Apabila ditinjau dari segi kemarnpuannya
(baik dari kemampuan financial, SDM
maupun kemampuan organisasi], mereka termasuk orang-orang yang rnemiliki kcmampuan financial yang 1ingei, karena mcreka kebanyakan sebagai pekerj a aniara lain Ditinjau
sebagai pergawai UPI. Dosen ITB maupun pengusaha catering.
dari
kemampuan
SDMny-<1, mereka
mcrupakan
orang-orang 1ang
berpendidikan ting_llj. yaitu Sarjana (Ke{IJ3) dan Magister [Seksi Donarur]. Scdangkan apahila ditinjau dari kemampuan organisasi dari Ke!ompok Ibu-ibu Peduli cukup tinggi. walaupun mereka sebagai pekerja Hal terscbut dapat terlihat
61
pada keaktifan dalam mengadakn pertemuan Min riap bulan dan kemampuan rnercka dalam penearian donatur sebagai sumber dana untuk kcgiatan rnereka, serta dapat mernberikan bantuan pembelian mesin pencacah sampah seharga Rp. 8.000.000,· dari dana yang mereka kumpulkan. Apabiln ditinjau dari kesediaan masyarakat dalam berpanisipasi, yang mcliputi : [11 pcmahaman tcrhadap pcrlunya pcngclolaan sampah. [2] rnanfaat yang dirasakan, dan
f3l
imeraksi dcngan ling.l
pihak-pihak yang
berpartisipasi di RT 01 RW 04 Cisitu lndah dalam tahap perencanaan, terlihat bahwa
Kclo:npok lbu-ibu Pcduli mcmiliki pcmahaman tcrhndap perlunya
pengelolaan
sampah dilingkungannya
dan mengetahui manfaat yang akan
dirasaknn pada kegiatan tersebot. Hal tersebut terbukti dengan Jtntmia~nya mereka mcnyampaikan idc/gag;isan serta pemberian pendanaan pcngclolaan, Scdangkan apablla dit.injau dari kesedlaan inreraksi dengan lingkungannya. Kelompok lbu-
ibu Peduli memiliki tingkat interaksi dengan lingkungannya yang ringgi, karenn kcgiaicn yang dilakukan pado pokoknyo odoloh menyantuni warga di sckitarnya yang rldak mampu. Pihuk-pihak yang tcrtibm pada tah:tp pcrencanaan pengelolaan sumpuh sisicm komunal di RW 13 l'erumah:in Bul...it Pujajaran adalah perwakilan warga RW 13. Tclah disampaikan pada bab Ill Prolil wila)ah ~tuJi. bahwa pcrumahan Bukit Pajajaran merupakan kompleks perumahan Dosen tlan karyawan UNPAO. dirnana tingkat pcndidikan dan cingkat pendapatan hampir seragam scmua warganya. yaitu rata-rata sarjana Jan berpendaparan meuengah kc aras, rnaka dengan adanya
latar bclakang darurat sampah yang Lidak dapat ditanggulangi oleh pemerirnah pada bebcrapa waktu yang lalu. mereka langsung tanggap /\pahila clitinjau dari
scgi kcmumpuannya [baik dari kemampunn financial. SDM maupun kemampuan organlsasi], rncrcka termasuk orang-orang yang mcmiliki kemarnpuan financial yang kuat. karcna mereka kebanyakan sebagai pekerja baik sebagai Dosen alau Karyawan di UNl'AD [Univcrsitas Padjadjaran).
IJitinjau dari kcmarnpuan
SDMnya. mereka merupakan orang-orang yang bcrpcndidikan tinggi. yaitu Sarjana
haik Ketua R w maupun Kerua Seksi l.ingkungannya, Scdangkan apabila
62
ditinjau
dari
kernampuan
organisasi.
pada
prinsipnya
mcrcka
merniliki
kemampuan organisasi yang tinggi. namun karcna mereka, Apabila meliputi:
ditinjau
dari kcsediaan
[II pemahaman
yang dirasakan,
dan
masyarakat
tcrhadap perlunya
dalam
pengelolaan
berpartisipasi, sampah.
L3] intcraksi dengan tingkungannya,
yang
L2) manfaat
pihak-pihak yang
berpartisipasi di RW IJ Perumahan Bukit Pajajaran dalam iahap perencanaan, terlihat bahwa
warga
memiliki pemahaman terhadap perlunya pengelolaan
sampah di lingkungannya dan mengetahui manfaat yang akan dirasakan pada kegiatan tersebut. Hal rcrsebet terbukti dengan semangat mereka dalarn mcnyampaikan
icle/gagaS
apabila ditinjau dari kesediaan interaksi dengan lingkungannya, warga tersebin kurang, karena mcreka sibuk dcngan kcgiatan masing-masing dan pada umumnya
pcnghuni perurruhan rerscbut mcrupakan "argu peudatang, b. Tubup Peluksanaan Pengetetaan
Pihak-pihak yang tcrl.ail dalam pelaksanaan kegiatan pcngelolaan, hampir di kcdua wilayah studi tidak ada ~an!! terlibat. kecuali orang-orang yang telah ditetapkan sebagai penauggung jawab dan p.:tusa~ pengelolaan. Walaupun mereka rncmbcri idc/gaga~n dalam perencanaan. namun mcrcka tidak dapat rcrlibat Iangsung dalam petaksanaan dengan pemberian tenaga rnereka, karcna mereka memiliki kesibukan yang ringgi. Sedangkan bagi mereka yang memiliki SDM yang rendah tidak dapat ikut tcrlibat karena mereka beranggapan bahwa tugas pengelolaan telah dilaksanakan oleh petugas yang tclah ditunjuk. Pihak-pihak yang tcrlibat dalam pelaksanaan pengelolaan di Kl 01 Cisitu Indab VI. yaitu pendanaan awal dibantu oleh Kelompok lbu Peduli, perugas pelaksana adalah l:lai:xsl. Yadi sebagai pengumpul dan membantu pcngomposan, serra Bapak Satim sebagai operator mesm pcncacah dan pcngomposan. Sedangkan pelaksanaan l'engelolaan di RW 11 l:lukit Pajajaran dilakukan oleh Bapak Ir. Bambang Sudiano setaku penanggung jawab, Bapak Sayudi sebagai pcngawas sena Bapak Iman dau Bapak Amin sebagai petugas pcngumpul dan pcngomposan.
63
Pihak-pihak
Yang Berperan
Tabcl IV.I Dalam Pengelolaan Sampah Sistcm Komunal
Wila\•ab SIUdi RT 01 Cisitu lnd2b VI RW 13 Bukit Pajajarno
T•hapaa
• Kelompok lbu - ibu Peduli, yang diketuai olc' 1 seoraug Pegawai Ul'I rL1n Sehi
1. Pereaeanaan
•
• • • • •
• Memiliki kemampuan SDM • Memiliki kcmampuan Donatur seorang Dosen rm organisasi Memiliki kemampuan • Memiliki Pcmahaman terhadap finansial renunya pengetolaan sampah Memiliki Kemampuan S0'.111 • Mengc1ahui manfaa: Memil:ki kemampuan pengelelaan organisasi • Tingka1 interaksi dengan linuMemiliki pemahaman kungan kuraug, karena mercka terhadap pcrlunya pcngelolaan sibek deegan kcgiacan masingsampah 1n:isiog Mengetahui manraa1 pe~gelol:mn Terdapat 1ingko1 imcraksi densan lin·1·un<>an
• Kelompol lbu-1bu l'cduli llen!l"" pemberian dana vpcraoional a"al
2. l'clalQuna~n
• Perwakilan warga R W 13 • Memiliki kcmampuan finansial
• Kctun RT 0 I dnn seblit:•"
..:battai operator mesin pcncacah dan pembuat kOllll)('S
• Sapak Yac1 pctuga.; pengumpul sampah dan
I ....
w .~,
Lingkungan scbagai rcoang~ung jaw<•h
-
pengelolaan. • llapak Sayudi s~b;i~a· pcng.1wa5 proses pengcmposcn. • Dapak Ima~ (Jan Hapak Amin
se~ag;ii pciogas pergumpul, p1::mlah dan pemroscsan pengomposan
merubanru proses pengomposaa.
' Sumber: lla'
[21
Kajian Benruk Kontribusi Partisipasi Masyar1tk:U Bentuk kontribusi partisipasi masyarakat )'3ng ada dalarn pcngelolaan
sampan sistern komunal di kedua wilayah studi tersebui bcrupa:
u,
Gaga~au atau ide Partisipasi dalam bcruuk gagasan etau ide membcrikan pengertian yang luas.
Masyarakai dapat berperan dalam menyurubangkan gagasan atau ide tcntang
usaha pembangunan
linglmogan melalui musyawarah dan membahas iindakan
yang perlu dilaknkan. Bentuk partisipasi masyarakat berupa gagasan atau ide, diberikan oleh mcrcka pada saat pcrencanaan yang dilakukan
kegiatan, Hal tersebut seperti
di dua wilayah studi. scbagian
gagasan atau ide untuk merencanakan sampah dilingkungannya
masyarakat
mernberikan
pengelolaan sampah agar pcrmasalahan
dapet diatasi. Gagasan atau ide tersebut disarnpaiakn
olch mereka yang memiliki sikap kepedulian terhadap lingkungan yang tinggi dan gagao;an tersehut muncul dari mcreka yang memiliki SOM yang cukup tinggi.
b. Tenaga Partisipasi dalam bentuk tenaga mempunyai pengertian bahwa suatu individu maupun
kelompok
kecil orang menyumbangkan
tenaganya dalam beutuk
keikutsertaan dalam suaiu kegiatan bersama tan pa didasarkan aw uang jasa dnri tenagn yung dikcluarkan. Salah satu bentukny a adalah gotong royong. Partisipasi dalam bcruu], tcnaga dikcdua tcmpat ini dapat dikatakan 1idJk nda. karena pcngclolaan di RT 0 I R W 04 Cisiru lndah VI tiduk membutuhkan suatu tcmpat yang harus dibangun terlebih dahulu, Sedangkan pada "argn R \V 13 Perurnanan l311i..i1 PajajaratL walaepun dalam pclaksanaan pcngclolaan membutuhkan bangunan bak sarnpah untuk penampungan sampan yang belurn siap
dikomposkan
dan
bak yang dipergunaksn
untuk pengomposan.
masyarakat tidak dapat bcrpartisipasi dalam bentuk tcnnga karcna rnercka
kebanyakan orang-orang peker]a yang sangat sibuk. sehingga rnereka tidak dapar meluangkan wakur dan tcnaganya untuk berpartisipasi, Pernbangunan Bak sampah yang dibuiuhkan tcrscbut dibangun oleh tukang batu yang telah
dirunjuk dan mercka diberi upah dari uang hasil iuran seksi lingkungan. c, Material
Partisipasi dalam bcntuk material rnempunyai pengertian bahwa suatu individu maupun sekelornpok orang menyumbangkan sebagian harta/bcndu yang dimilikinya yang dibutuhkan dalam kegiatan bersama, Wujud partisipasi
65
material ini dalarn kegiaian pengelolaan sampah sistem komunal dapat dalam bcntuk peralaran, barang, atau lahan, Benruk sumbangan masyarakar yang demikian sebenamya juga berkaitan dengan bemuk uang. Panisipasi dalam bemuk material yang ada di RT 01 RW 04 Cisitu lndah VI bcrupa perninjaman lahan oleh seorang warga sebagai tempat unruk proses pcngolahan sarnpah dan pcmbdian scbuah mcsin pencacah sampah seharga Rp. 8.000.000,- dari dana Kelompok lbu-ibu Peduli. Seisin itu panisipasi mereka adalah dalam bentuk uang. yaitu kesadaran mereka dalam memberikan iuran uruuk peugelolaen sampan walapun besamya iuran yang
rnercka
beri kan berbeda-beda menurut kemampuannya. Sedangkan partisipasi dalam bentuk material yang ada di R \V 13 Perumahan Bukil l~.ijajurJn berupa pcrnbcrian 2 buah soblok seharga Rp. 600.000.· dan peminjaman mobil pick-up untuk pengumpulan sarnpah oleh Bapak Ir. Barnbang Sudiarto sebagai Ketua Seksi Lingkungan dan sekaligus sebagai penanggung jawab pclaksanaan pengclolaan sampah slstern komunal. Scdangkan partisipasi dalam bcntuk uang diberikan olch scluruh warga R \V 13 rnelalui iuran pengelolaan lingkungan sebesar Rp. 5.000.-/hulaniKK.
II. l)ukunj!an moral Partisipasi dalam bcntuk duknngan moral yang dirnaksud dapat bcrupa mernberikan informasi tentang
pentingnya pengelolaan
sampah sistcm
komunal kepada masyarakat lainnya secara jelas dan benar dalarn hal tujuan, rnanfaat, dan keuntungannya. Dukungan moral ini dapat disalurkan melalui kegiatan-kegiatan sosial di masyarakat seperti rapat-rapat RT1RW. pengajian, maupun kegiatan ibu-ibu PKK. Dukungan mom! yang dlberikan oleh warga RT 01 RW 04 Cisitu lndah VI adalah berupa pemberian
informasi yang disampaikan oleh Kctua RT
sekaligus sebagai petugas pengolah sarnpah di wi layah tersebut, Informasi tersebui berupa ajakao uutuk membangun kcsadaran kepada warga akan
pcnringnya pernilahan sampan pada saat pewadahan di masing-maslng rumah tangga. Selain itu larangan hagi masyarakat yang tinggal di dekat Sungai
66
Cikapundung untuk tidak membuang sampahnya di sungai. [nformasi tentang
pcruingnya pembayaran iuran sampah juga tidak lupa disampalkan, karena pembayaran iuran
sampah yang lancar dan
sesuai jumlahnya
akan
meuiperlancar dalam proses pengclolaan. Dukungan moral berupa ajakan kcpada masyarakat di RW 13 Perumahan
Bukit Pajajaran akan pentingnya pernilahan sampah saat pewadahan di masing-masiog rumah tangga selalu disampaikan oleh Bapak Ir. Barnbang Sudiarto sebagai Ketua Seksi l.ingkungan dan sckaligus sebagai pcnanggung
jawab pengelolaan sarnpah. Ajakan dan sosialisasi pcntingnya pemilahan sampah basah yang dapat dikomposkan dan
sampah
kering,
selalu
disampaikan oleh beliau dalam pertemuan ibu-ibu PKK. karena para kaum ibulah biasanya urusan sampah diserahkan.
Tabd IV.2
Bentuk-benruk Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah Sistem Komunal Rentuk Pa rtisipasi
Wila)'ah Studi RW 13 Buklr P:1j>1jaran RT tit Cisitu ludab VI
I. G ngas:mliM
• Proses perencanaan
• Proses percncanaan
2. Tenaga
• Hanya petugas yang ditunjuk
• Hanya petugas yang diumjuk
3.. Material
• Dcoatur pernbclian rnesin pcncacah Rp. 8.000.000.- etch Kelompok Ibu Pcduli • Iun..sn '''ar.ga seuap bulan
• Pembcrian
• Peminjarnan Lahan seorang pcnduduk untuk pengolahan
sampah
2 buah soblok pengasapan sampah untuk 600.000,dari seharga Rp. Ketua Seksi t.ingkunga». • Pcmberian piniaman mobil pick up untuk pcngumpulan sampah oleh Ketua Seksi Lingkungan • Pcrnbayarun iuran dari warga lingkungan untuk seksi sebesar Rp. 5.000,-/K K/hulan
4. Dukungan
Moral
• Pcnyuluhan pemilahan
sampall oleh Ketua .l'cngelola
()/
• Penyuluhan samp:.ih oada
pemilahan saat OfOSC$
RTvpengajian/ pertemuan ibu-
pcwadahan di masing-masing rumah tangga oleh Kctua
ihu PKK
Seksi
pada setiap pertemuan rut in
Li ngkungan
dalam
penemuan ibu-ibu PKK.
• Penyuluhan pernbayaran iuran tepat waktu dan besarnya
paatas • Pclarangan pembuangan
sampan ke sungal Cikapundung bagi masyarakat yang berrnukiru dekai sungai .\'unJl1t1r:J-f1l\'ilKaiittn
4.2.1.2
Kajian Sisrem Kelembai.:aan/Organisasi Organisasvkelembagaau
dengan
bagian-bagian
yang
mempunyai
pengcrtian
diintcgrasiknn
sedcmikian
salu dcngan yang lainnya terika:
hubungannya
kescluruhannya.
mcnciprakan
olch
Organisasi dlartlkun menggambarkan
struktur
rupa,
schingga
hubungan
tcrhadap
pola-pola, skema, bagan
yang rnenunjukkan gnris-c11ri~ perintah. kcdudukan pctugas/ka.ryawan. pembagian
tugas dan tunggung Organisas!
jawab, hubungnn-hubungan
hanya mcrupakan
mclnkukan kegiaran-kegintnnnya
suaiu
"ulat"
atuu
yang ada dan sebagainya. "wadah''
rcrnpat
manajcr
untuk mencupai tujuan yang diin~inkan.
Kcgiut1111 pcngclolaan sampah yung tcrdapat di RT 0 I R W 04 Cisitu lndnh
VI diwadahi dalam suuiu wuduh kepcngurusau RT 0 I. Ketua RT 0 I ditunjuk ~ehagai
penanggung jawab pengclolaan
dan sekallgus
sebazal petugas
pelaksanaan pengolahan yang dibantu oleh scorang peiugas yang 1,~lah ditunjuk dalam kepuiusan rupat RT )•ang dilakukan sctiap bulan. Dalarn kclcrnbagann ioi masalah pengelolaan dibahas, dari mencntukan proses yang akan dilaksanakau. penyusunan peraturan dan sistcm pem biayaannya dan penentuan bcsarnya i uran dan melakuknn penarikan iuran bulauan duri masyarakat, Dalam Kelembagaan ini
scsuai dengan hasil wawancara dcngan Bapak RT 01 (Bapuk Salim). sangat dihutuhkan seorang yang benar-bcnar ahli dalam pcngolahan sampah tcrutama proses pengomposan. Kclcmbagaan ini terlepas dari struktur organisasi yang ada di PD Kebersihan
Kota Bandung. Organisusi ini berjalan scndiri dengan
kcmarnpuan kcuangan dan SOM yang dimiliki oleh masyarakat seicmpat. Segala
68
permasalahan yang muncul bcrkenaan dengan proses pengelolaan. semua warga
akan mclapor kepada Ketua Pengelolaan, yaitu Bapak Satim Ketua RT 01.
Sedangkan Kelembagaan/organisasi pengelolaan sarnpah yang berada di RW 13 Pcrumahan Bukit Pajajaran, bcrada di dalarn wadah kepcngurusan RW,
yairu diserahkan kepada Seksi Lingkungan yang diketuai oleh Bapak Ir. Barnbang Sudiano,
Belieu
adalah seorang yang sejak tahun
1984
tclah mclakukan
pengelolaan sampan rumah tangganya sendiri. Di dalam organisasi RW inilah segala
perencanaan
dibahas
melalui
rapat yang dilakukan
tiap bulanan.
Perubahasan ini meliputi pencntuan proses yani; akan dilaksanakan, pencntuan besarnyu iuran dun pcnetuan bcsarnya upah unruk petugas. Mclalul kelcmbagaan itu juga, proses sosialisasi pcmilahan sampah dilakukan. Kelcmbagaan ini tidak ada kaitaunya tangsung dcngan kelembagaan PD Kebersihan scbagai pcnanggung jawab pelayanan persampahan Kola Bandung, Apabila terjadi permasafuhan yang bcrkenaan dengan proses pcngclolaan, warga masyarakat akan mclapor kcp11dA Ketua Seksi l.iugkungan yaitu Bapak Ir. Bumbang Sudiarto.
Aspek Kclembaga:mlorganba~i
TAblll IV.I Dalam P~11i;eloh1a11 Sampah Sisicm Komunal Wlla1·t1h Stulll RW L3 Rukit f':1jaj,_a_ra_1_1 _ __,
A>1>ck i-------l---'1.:.n:..·.;:tl.:.l ..;<:.::i:.:silu I ndah VI
Keleml>ag>1an I Orgunisas!
• t)iwadahi dalam kepengurusan RT 0 I
• Diwadahi dalam kepengurusan
• Ketua dan peuanggung jawab
• Ketua dan Pcnanggung jawab pcngclotaa» udalah Kelur> Scksi Lingkungan R W 13
R W 13 di bawah Seksi Lini,:kunl),an
pcngclcla adalah Ketua KT 01 • Laporan pcrmasalahun pengelolaan kepuda Ket ua 01
I{
I
• Pembagian rugas : diserahkan
• l.aporan pcrmasulahnn pengelolaan kepada Ka. Scksi t.lngk. RW 13 • Pe111 bagiau tugas : discrahkun
kepada petugas yang ditunjuk
kepada pctugas yang ditunjuk • Tidak ada hubungannya
deugan suuktur organisasi PO- Kchersihan .Su1nbcr. Hastl K(Yio•1
• Tldak adu huhungannya dengan strukmr oruanisat;i Pl). Kebersihen
4.2.1.3
Kajian Sistem Pcmbiayaan
Sistem pemhiayaan yang rerdapat pada pengelolaan sistern komunal di wilayah studi edaleh scbagei bcrikut:
a. Pembiayaan awal pengelotaan Pcmbiayaan awal pengclolaan sampan di RT 01 RW 04 Cisitu lndah VI
berasal dari uang kas kelorupok lbu-ibu peduli sonilai Rp, 8.000.000,- untuk pembelian
sebuah
mcsin pcncacah sampan
yang akan dikomposkan.
Biaya
opcrasionnl awal yaitu unruk pembclian bahan hakar mcojalankau mesin pencacah dun pernbayaran upah seorang petogas pengumpul berasal dari dana kelompok ibu-ibu peduli. Sedangkan untuk di wilayah studi RW 13 Pcrumahan Bukit Pajnjaran. biaya uwal pengetolaan yang digunakan untuk pernbuatnn 3 buah Bnk sampah bcrasal
dari uang kas seksi
lingkungan.
dan pcrnbclian
2 buuh soblok seharga
Rp.600.000.- bcrasal dari uang pribadi Kenia Seksi l.ingkungan yaitu Bapak Ir. Bambang Sudiarto. l'abcl IV.4 l'~mbiuy<1an l'cngclolaan S11111puh Sistcm Komunol
Aspck
Wila>':oh Studl RW 13 Bukil l'uiuiuran_ UTQI Cisitu lndah Vl
Toho11011 Awai
pe11gclolaa11
• Oonatur Kelompok lbu Peduti untuk pembelian rnesin
pencacah snmpah seharga Rp, ~.000.00(),. • Donatur \\'arga untuk
pcmbetian gerobak sampah kecil scharga Rp. 250.000,-
• Donalur pernbel ian soblok
pengasap S~lllpah R11. 600.000.darl Kctua Seksi Llngkungan • Kas Scksi Lingkungan unruk pembuatan I TI'S dan 'l Bak pengomposan
• Dana operaslonal awal pembelian bahan t~1knr mesin pcncacah dari kas I bu Pedul i
Pelaksanaan Pcngeloluao
• luran warga yang. besarnya sukarela. Ada yang memhnyar Rp. J.OOOib"la11. Rp. 5.o;}O/bulan Rp, '.!).OUOfbulno dan Rp.40.000i bulau
Snmber. / ,'a$il Kajion
70
• luran warga untuk scksi lingkungan yang telah
ditetapkan scbcsar Rp. 5 .OOOiK K/bulan
.
h. Pem hiayaan pelaksanaan pengelolaan
Biaya pelaksanaan pengclolaan untuk wilayah studi RT 01 RW 04 Cisitu Indah Vl, yaitu dipergunakan untuk pembelian bahan bakar rnesin pcncacah selama sebulan kurang lebih 40 liter dan memberi upah kepada pcrugas pengumpul sampan scbesar Rp. 200.000.- berasal dari iuran warga Mereka memberi iuran besarnya suka rela, ada yang membayar Rp. 5.000,- (40 KK), Rp.25.000 - Rp, 40.000,- (6 .K.K). Bagi warga yang merasa menghasilkan banyak sampah rnau mcm bayar iuran Rp. 40.000,-lbulnn,
clan sebagian warga yang
rnerasa memiliki pendapatan tinggi mau mernbayar iuran sebcsar Rp. 25.000,/bulan, sedang bagi warga yang herpendapatan menengah kc bawah mereka rata rata membayar iuran sebesar Rp. 3.000- 5.000,-/bulan (94 K.K). bahkan terdapat sebagian warga yang tidak mau mcmbayar iuran (10 KK).
Pada pelaksanaan pengelolaan di RW 13 Perurnahan Hukil Pajajaran. tidak dipcrlukan biaya cpcrasional, kecuali hanya untuk mernbayar 2 orang petugas pengumpul dan pengolah sampan, yang besarnya masing-masing
Rp. 400.000.-
/bulan. I.fang nnruk pernbayaran kedua petugas tersebut berasal dari pernbayaran iuran 'varga untuk scksi lingkungan, untuk masing-masing '"''arga dikenakan iuran wajib Rp. 5.QOO.·IKK/bulan.
Sedangkan untuk iuran pengelolaan sampah bclurn
dilakukan pcnarikan, karena hlaya operasional masih tercukupi dengan hasil iuran wajib seksi lingkungan.
4.2.1.4 Kajian Sistem Peraturan/hukum Peraturan
yang mengatur pelaksanaan pengelolaan sampah untuk masing-
masing wilayah studi belurn disusun dalam bentuk tcrtulis . .Demikian juga dengan peraturan yang mengarur kewajiban para penghasll sampah serta berapa bcsar iuran yang harus mereka bayarkan terhadap sampan yang dibuang. Semua pelaksanaan proses pengelolaan dilakukan berdasarkan hasil musyawarah warga yang dilakukan rutin setiap bulan di tingkat RT/RW. Peraturan dalam rnemberikan besarnya upah kcpada petugas juga helum diatur. Pengelolaan Sarnpah di RT 0 I Cisitu Judah VI besarnya iuran warga menurut kesepakatan yang diwajibkan
sebcsar Rp. 5.000.- (termasuk iuran
71
kearnanan dan posyandu), namun karena kemampuan warga tidak sarna, maka ada sebagian wnrga yang membayar kurang dan ada warga yang membayar lcbib, kescrnuanya tetap diterima. Selain itu dalam pengelolaan ini. bdum terdapat suatu peraturan yang mcngatur bagaimana kewsjiban dan hak baik bagi penghasil sampah maupun bagi pcngclola. Segala pelaksanaan kegiatan pcngclolaan dilakukan bcrdasarkan hasil kesepakaian dalam pertemuan rutin tingkat RT yang
diadakan tiap bulan. Peraturan pengelolaan sampan di RWl3 dihasilkan
melalm rapat tingkat
lingkungan
Perumahan Bukit Pajajaran
R W. l:lcS3m)a
iuran untuk pengelolaan
melalui kas seksi lingkungan besamya ditetapkan Rp. 5.000,-
/KK/bulan. Pcraruran kewajiban ba£i warga untuk rnemilah sampahnya telah
disepakati, namun warga minta waktu sosialisasi sampai akhir Desernber 2006. Apabila pada awal Januari 200i tcrdapat warge )'ang tidak mernilah sampahnya, tclah disctujui bahwa sampahnya tidal. akan diambil. Peraruran mengenai sb.tcm apa yang akan dilaksanakan dalam pengolahan iclah cti.;erakati. sesuai pengolahan
sampan yang telah dilakukan olch Bapak Ir. !Jambang Sudiano,
Tabel IV.5 Aspck Pcraturan/hukum Pengelolaan Sampah Sistem Komunal At)ek
Wila,11h Stud1 RW 13 Bukit Pajai .. ran HT Ol Cisitu lndah Vl tertulis hak dan peng)iasil
ada peraturan
PeraturiJn/
• l:Jclum
hukum
ynng mengatur kcwajiban bagi maupun perugas sampah pengejola. has ii • Peraturan bcrdasarkan kesepakatan rdl"'l rutiu Iiap bulan tingl:at RT
n
• Oelum aci1' pcraturan terrulis meugarur hnk d~u• )'a.II!! kewajiban sampal1
bagi maupun
penghasil perugas
pengelela, • Pcraruran berdasarkan hasil kesepekatan rapat nnin tiap bulan ringkat RT
4.2.2
Kajian Aspek Teknis Opcrasional
4.2.2.1 Sub-sistem Pcwadahan Proses pcwadahan rnerupakan proses paling awal yang harus dilakukan oleh
masing-masing rumah iangga pcnghasil sampah. Apabila proses paling awal ini telah dijalankan dengan baik, rnaka untuk menjalankan proses selanjutnya akan mengalami suatu kcmudahan. Proses pewadahnn yang dilakukan olch penghasil sampah masyarakat RW 04 Cisitu lndah VI dan RW 13 Perumahan Dukit Pnjajnran
memiliki
persarnaan
sifat. Di kedua lokasi tersebut
kesadaran
rnasyarakat untuk memilah sampah dalam proses pewadahan masih sangat rcndah. Mereka masih mencampur sampah organik yang bisa dikornposkan dengan
sarnpah lain yang bisa didaur ulang maupon dengan sampan yang tidak dapat diproscs. Dengan demikian, pcrilaku ini sagnt mempersulit petugas dalam
pengolahan sampah. karena harus metakukan pemllahan terlebih dabulu sebelum dilakukan pcngomposan, 4.2.2.2 Sub-sistcm l'eogumpulan Pcngumpulan sampah mcrupakan lanjutan dari prose> pewadahan.
l':ida
pengelolaan sampah sistem komunal yang dilaksanakan di wila)'ah studi. baik di RT 0 I perumuhan Cisuu Judah VI dan RW 13 rcrumahan Bukil Pajojaron
dilakukan oleh petugas yang telah ditunjuk berdasarkan kesepakatan dalarn rapat RTIR W.
Pctugas tersebut mcngumpulkan sampah dari masing-masing rumah
tanggu, Satu orang petugas di RT 01 Cisitu lndah VI bcrtugas mengumpulkan sarnpah dari 150 KK dengan mempergunakan banruan alat gerobak sampah kecil dilakukan setiap 3 hari sekali. sedangkan untuk wilayah srudi RW 13 Perumahan Hukit Pajajar-.in acla 2 (dua) orang perugas untuk mcngumpulkan sampah dari 220 KK dengan alat pcngangkur mobil pick up milik Bapak Ir. Bambang Sudiarto. dilakukan seminggu sekali seriap hari Senin. Sampah dari masing-masing rumah tangga dikurnpulkan ke tempat pengolahan yang rclah disepakati, kcrnudian dilakukan proses pcmilahan dan
pengolahan.
73
4.2.2.3
Sub sistem Pengolahan
Pengolahan sampah merupakan proses terakhir dalam sistem pengelolaan sampah sistem komunal. Model pcngolahan sampah yang dipilih olch kcdua kelompok masyarakat tersebut adalah Pcngomposan sampah organik. Sampah yang dihasilkan oleh 150 KK RT 0 I Cisitu lndah VI setiap harinya kurang lebih I kwintal (I 00 kg). Pengolahan sarnpah dijadikan kompos dilakukan setiap J hari sekali. Darijumlah sampah selama (3) tiga hari yang dihasilkan sekitar 3 kwintal, hanya sekitar 20% sampan yang dapat dikomposkan,
Sampah sebelum
dikomposkan terlebih dulu dicacah dengan mcsin pencacah. Dari sejumlah 80% sarnpah yang tidak dapat dikornposkan rnerupakan sampah yang dapat didaur ulang seperti bekas botol aqua, kertas dan kardus sebanyak 30% dan sampah 50% merupakan sampan plastik yang. sudah tercampur dan tidak bisa diolah. Pctugas pengolah sampah mengalami kendala dalam penanganan sarnpah yang tidak dapat diolah. Sarnpah tersebur hanya dibakar di lubang tanah. Hal tersebut kemungkinan menimbulkan polusi asap, polusi tanah dan air tauah. Uotuk mcnangani sampah
yang tidak dapat diolah ini, sebenarnya diperlukan bantuan peralatan yang dapai mernusnnhkan sampah. Selain itu proses pengomposan di Cisitu hasilnya belum sempuma, dan kouiposnya tidak laku dijual. l lari masalah ini petugas pengomposan
memerlekan
bantuan
semacam
pclatihan
tentang ·icknik
pengomposan yang benar, Masalah kompos yang tidak laku dijual. pegurus memirua bamuan kepada pemerintah, agar dapat membantu rncmasarkan produk komposnya. Pemasaran ini bcrkaitan dengan proses pengomposan sclanjutnya, karena pengomposan akan berjalan selarna masyarakat memproduksi sampah dan tcmpar untuk
menyimpan kompos terbatas.
Selain masalah reknis. pengolahan sarnpah menjadi kompos di RT 01 Cisitu lndah Vl menemukan kcndala yaitu rnasalah lahan yang digunakan urnuk proses pengornposan seluas ± l4 m'. Saar ini lahan y~nc biasa digunakan untuk proses pcngornposan tidak boleh dipakai lagi untuk opcrasional, Laban tersebut rnerupakan hak miliki prlbadi seseerang, Permasalahan ini cukup mcnghambat sistem pcngelolaan sarnpah yang telah disepakati bcrsama.
74
Pengolahan sampah sisiem komunal di R W 13 Bukit Pajajaran rnerupakan proses pengomposan sampah organik dengan hantuan mikroba cacing tanah (lumbricus). Scbclum dikomposkan sampah organik diasapkan terlebih dahulu untuk memutus sikulus lalat yang bcncbaran, Sampah sclarna seminggu sampah
yang dihasilkan
RW 13 sebanyak
2111', sedangkan yang dapat diolah sekitar
25%nya yairu 0.5111' dijadikan kompos, 25% dapat didaur ulang dan 50% sampah tidak dupat diolah,
Proses pengolahan dilakukan
di lahan Pasum perumahan
tcrscbut dengan lu~s 12 m1• Pana lahan tersebut dibangun TPS ukuran 2 m'. TPS terscbut dibagi mcnjadi 2 bagian, scparoh untuk menampung sampah yang belum diolah dan separoh untuk menyimpan sarnpah yang sudah diasapkun dansiap untuk dipindahkan ke bak lain khusus pengomposan. Oari segi pengolahan sistem
ini adn beberapa keuntungnn ynng dapat dipcroleh, yaitu pupuknya digunakan untuk penghiiauan llngkungan. sampah yang dapar dapar dldaur ulang dapat mcmbcrikan rambahan penghasilan bagi pciugas pengolahan. Kcuntungan yang cukup bcsar adalah dcngan adanyn sistem pengolahan ini paling tidak dalam I (sn111} RW dapat mcnciptnkan lapangan kerja yang dapt11 menyerap 2 tenaga kerju dcngan hasil ym1g c11k11p lumuyan.
karcna proses pengomposan hanya dilakukan
dun hari kcrj:i dalum scrninggu. ~ehinggu pekerja tcrscbut dapat bekerja di rcmpat lain di luar hari kcrjanya,
Dalam proses pengomposan ini tcrdapat kendala, yaitu bagaimana rnengntasi snmpuh yang ridek dapat diolah maupun sampah yang
Diperlukan
bantuun dari peruerirual:
tidak dupat dimusnahkan,
scbuah al111 yang dapat mcmusnahkan
sampah yang tidak dapat diolah urnuk skala RW.
'Fabel lV.6 Aspek Teknis Operasional Peng.ilolaan Sampah Sistem Komunal Sub Sistem I. Pc~~111dahan
Wilavah Studi RTOI Cisitu lndab VI
• Uelum ada pernilahan di maslnz- nttl>ing ruruah ranaen
2. l'cngu1npulan
• Dilnkukau oleh seorang O)C[Uo>OS
75
RW 13 Bukil
l'ah1i~1·a11
• llclum ada pemilahan di rnasina- masina rumah tan • Di lakukan olch 2 orang pctugas
• A lat pengumpul gerobak kecil • Waktu pengumpulan 3 hari sckali
• Alar pengumpul mobil pick up milik Ketua Seksi Li ngkungan
• Waktu pengumpulnn semin•gu sekali • Pcnnlahan sampah organik, dicacah dcngan rncsiu
3. Pengolahan
pcncacah dan dijadikan
kompos (20%) dari 300 kg (6() kg) • Sampah an MCflnik yan11 dapat didaur ulang dijuat olch pcrugas sebagni tarnbahan pcngha.,ilan (30%) sckitar 90 k~ • Sampah yang tidak dapnt diolt1h dibakar ditubang tanah dekul proses pengomposHn sckitar SO%, yaitu 150 k11.
• Pemilahan sampan organik. diasapkan kemudian dijadikun kornpos 25% lOtal volume sampah 2 111',
pcnghasilan (25%) • Sampal. yang 1id:lk dapat diolah dibakar dalam tungku scbagai bahau oemenas pengasapau >
S11111ber; H11Sll Kaf/a11
4.3 Kajian Pcrmosalahan
Dalam l'cngclolnnn
Permasalahan yang muncul pada pelaksanaan pcngclotaan sampah slsiem kornunal Ji kedua wllayah srncli adalah scbagai bcrikut : I.
Pcngclolaan sampah di RT 01 RW t)4 Cisitu lndah VI dalam pelaksanaannya menemui permasalahan, yaitu : (a) Kurangnya pemahaman masyarakat dalum
mcmilah sampan pada SMI mclakukan tnngga,
(b)
mempunyai
tidak keahlian
dirnilikinya dalam
kemauan dalam rnernberi rendah. (d) kesulitan
pewadahan di masing-masing rumah
seorang
pcngurus/pctugas
proses pengomposan,
(c)
sampah kernumpuan
yang dan
iuran sampah scbagian warganya musih sangat
dalam mengatasi sampah plastik yang telah tercampur
maupun yang tclah tcrpilah tidak laku dijual, (e) kesulitan dalam pcnjualan
kompos yang telah dihasilkan. dan (f) kesuliian dalam perolchan scbuah lahan untuk proses pengolahan sampah. Permasulahan ini merupakan permasalahan yang paling utarna. schlngga proses pengolahan uruuk scmcntara diheutikan karena lahan yang pernah dipakai untuk pcngolahan pernillknya
untuk dipergunakan.
76
tidak diijinkan lt1gi olch
2.
Pennasalahan yang dihadapi pada pcngclolaan
sampah di R W 13 Perumahan
Bukil Pajajaran adalah : (a) kcsadaran masyarakat dalarn mernilah sampan ketika mercka melakukan pewadahan di rnasing-masing rumah tangga, ha) ini akan mem persul it dalam proses pcngomposan, karena hams perugas harus mclakukan
pemilahan
yang sangat mcmbutuhkan waktu dan tenaga cukup
banyak, (b} kesulitan dalam pemusnahan sisu-sisa sampah yang tidak dapat diproses dau Jijual, karena tldak dimilikiuya alal pcmusnah yang tepat dan ramah lingkungan. Pemusnahan
sampan tersebut unruk semcntara hanyn
dibakar sebagai bahan pcmanas pengasapan sampah yang akan dibuat kompos
dengan tujuan memutus siklus hidup lalat. Tabet IV.7 Pcrmasalahan Pcngclolaan Sampah Slstcrn Kornunal Wlla,·ah Studi
Hal
I
Pcrniusutol1t1n
RT 0 I Clsitu lnduh VI
-
HW 13
Bul
• H~h1111
yang uhli dalam pcngomposan • Kcmauon dan kc111a111pu311
• • Kcsulitan 111 cng.ulusi tiduk dupal ViUlJ;
'v;)rg(t
dalam
mcnibcrikau
iuran sampan yung
$C~lllli
masing-
di nunah
ada pemilahan
• Bclum acJa pemilahun di masiug- maslng rumah taogga • Tidak climilikin)'
I nuslng
:nng~a sumpnh
d1prosc~
dengan pen 1rt"ISCl)tUI )'ling ~:1~ilcr dnn ramah I lngkungan
rnasih rendah • Ke;;sulitw1 1111.111gaca.".:i sainpah
plastik baik yang tcrcampur maupun yang terpilah
• Kesulitan pemasaran kompos • Kesuli Lan mcmperolch lahan untuk pengelolaan lcbih lnn_iut
.5iunJ.":r. Husil Kuiiun
4.4
Kajian Mnnfoat J>cngdvl:rnn
Manfaat yung diperoleh dcngan dilakukannya pengelolaun sampuh sistem komunal antara lain: I.
Dapat diproscsnya produksi sampan lingkungan RT/RW, schingga kebersihan lingkung.an dapat terjaga.
77
2. Sarnpah
yang
diproduksi
lingkungan
RT/R \V
dapat diproses sccara
kcscluruhan, schingga tidak ada ketergantungan dengan TPS yang disediakan
pemerintah. 3. Terscdianya kompos uruuk pemeliharaan penghijauan Iingkungan. 4. Terserapnya minj111;112 orang tenaga kerja dalarn sam lingkungan pcngelolaan, schingga dapai diasumsikan
bahwa apabila seluruh R \V di Kota Bandung
tcrdapa: 1.498 RW, maka ukan tcrserap tenaga kerja sebanyak 2.996 orang.
4.5
Kajian Perbandingan
Sccara Tcoritis dan Fukta
Atrlbut
Pcngclolaan
Sam 1ialt Scbagaimana tclah diuraikan dalam llab II tentang beberapa landasan tcori rncngcnai pengelolaan sampah baik dari aspck tcknls dan Hob IV diuraikan
11011
tcknis, Pada sub
pencntuan varlabel den arribut sccara tcori yang berkenaan
dcngan aspck tcknis dan non teknis pengelotaan sampah, dan pada sub bab lni juga tclah dikaj] Iakta pcluksannan
aspck tcknik dan non teknis pcngclolnan
sampah sistcm komunat di 2 (duu) wilayah studi, maka masing-masing arribm
balk sccara tcoritls maupun fakia di wiluyah ktu
Dari hasil
perband ingan pelaksanaan
in i, ~k~n rt icln park n n
lcrnuan studi scbagai dasar perumusan kcsimpulan dan penyusunun rckomcudasi.
Adapun perbandingan tcrscbut scbagaimana disajikan pada Tabcl IV.8.
78
Tabel IV.8 Perbandingan Variabel dan Atribut Pcngclolaan Sarnpah
Secara Tcori dan Fakta di Wilayah Studi Rujukan
Fakta di Wi!ayah Stud! Teoritis I RW 13 RT 01
Atrihut
Variabcl/Faktor t, Asn•k i'lon·T•k.nis
• ,t\ lat:\\1;-u.l~th 1)rPJ1ni~si
· Dinas1ir.stansi/PD ~ Oraausisasi RT - Seksi Lingk. R W
J. Sisiem Ke'.embagaan
• Pembagian wgas/ ta.i•2un2 iawab • I lubungan dengan
Pernerintah • Rctribusi/l uran warga • Anr>!')aran rxmerintah
2. Sissem Pembiayaan
• Donatur • Peraruran tertulis: llukum
• -
,1
~
~
-J
~
.
-
'i ~
~
~
"" .
.
.
.
v
Pengelolaan sampah Jrl';R W
-
~
v
- Kewajiban pew.gas
.
~
'
-
.J
\'
'
v
'' 'v
- Kcwajiban pcnghasil ~111U•1h Rl'/R\V
A. Fakior masvarakar I. Kemamnuaa • Finansial
• SOM • Ort.·~1n.i.s:)si/belaiar 2. Kesediaan • Pemahaman manfaat • Intcraks! dengan lingkungan
IJ. Hentuk kontribusi • Gag-(\s;.tnlidc • Materi
• 'Ienaea • Dukt~1ga~rvtoril C. Mekunlsrnc
. 11, Asnck T ck11is
:-;a111;:-a\1
1. 1•engtunpulan sampan
• Teknik neneumpulan
- Lengsung - Tidak lar.gsung
79
'
-
~
''i ~
.
''
"
-./
~
-./
.J
.
~
\ ~ ~
v
-i v
'/ 'I
•
.
v
~
~
v
•/
-:
'
v
-
-
-./
~
\
-./
.
v
\
' .,,
'
I
v
I
'
-
v
• Pctugas
I
-
-./
~
Pelaksanaan
• Pernilubun
~ ~ ~ ~
'
• Percncanaan
! . Pe\\i;!~han_ s.~~
-
..; .
"
RTiR.W
l
-
\ ~
- Pcngaturan organisasi
rcasyarakat
-
v
-
- Besarn Y3 iuran
-t l>arti~if.!:!:!i
~
~
• Kcseoakaian warga:
I·
' -
. -
- Perda kelembaaaan - SK pengaiuran tari f
J. Aspek Peraturan/
v
I
' ' .
I
• AJul oeneurusul - Oerobak Tang:io Im' - Gcrobak kecit .. ('..1o1Jil rit.:k. uu • Jadwal Pcneumnulan ~ - hari sekali
4. Pe11g.
. .
alar nencacah · Pcngasapan samnah .. Pcngomposan di karun~,- heras - Pena.onll'V\$31~ di OOk - Bantuan rnikrnba • Volume terkomnoskan · 70% total samoah - 20% total samoah - 2s·~~ total sarnnah • Pemadatan • l'ernbakaran: . 70o/l) - 50% to1:1I samnah
• l)aur-ulang - 25% 101.al samnah - 28% total sampah - 30'!/U total
samoar
Pcmbuangan Akhir-
-·
• larui-fi/lim
,.
. -
-r-
v
.
. -,-
.
~
,,
'
-
"
.
'I
~
4
-
J
-
'I
v
~
v
.
,,
v
.
.J
-
.
I
'
~
I
-
.J
I
~
~
.,,
v
v v -..:
.
.
.
-
v
I • Ooen-dumoim;
''-
I
-
''
,,\
• Lahau 6.
\ \
,/
. r)l!l'l£.311
-
-
.
I
v
\
-
• Pens_o~s.:1~
5. Pcng<;.la:ian sarnpah
-
\
•
Pemindahan dari TI'S ke alat angkut Pengacgkutau sar11;-Jah dari !'PS ke TP A • S~r;<10~ :tn~bn besar Pemilahan samrah
\
-
· ~nlill.,_.,i"'U sct..-ati .l. Pe111in
J ~
I
I
.
I
\
-
~
-
'. -
Sumber: Hasii Anousa Keterangan : ,1 : r1C:W.di taksauakan - : tidak ada/tidak dilaksanakan
4.6 Diagram Sistematika
Uasil Kajian Peagelolaan Sampah
Sistem
Komunal Di Wilayab Studi Berdasarkan pada hasil kajian pengelolaan sampan sistcm komunal di dua wilayah studi tersebut di atas. maka dapat digarnbarkan diagram proses pcngclolaannya, scbagaimana dapat dilihat pada Gambar 4.1 dan Gambar 4.2 di bawah ini.
80
···-··· ······-·-·;:::::========:::::--::=:::::;--;:::=:=:=::=::;-··-·-·-·-···--- --!
'i ~
<;
i!0
I
.:il
" 3a ~ !
a j .~
,..v."
' '
~n
,.,.. ·e ~~ ~"' ~ g e"
i
§§ u u
>!
. r ---
I
1.... .,
'
s
r-
:ii .!:
1~~ "a
>
cE.
.: ==
.
~~
"O
.5
..li =g"
!°'
.,,-A-
-" -
'--...~
~
I ._J
. iii I
0
"•
J:!
~ e ~
-
:s"0
:i
:!-"' i" :i
E~
~o
"
ii= c..
:::! ....
-,--
+
.-
t: ~ ~~ ~ ~ e, :::i:
E
-
.&>
a!.
•
I~
~·~~ . ·-e
c ~ >.
c
.~c
00
"'
~
e
0
:c.
...
"
<"" ~
T
f
f
.. "
"c 1l -cc:
"10' " E 1l <; c.. e,u c
i 1l="~ """ ..e.0" I _,Ci" -e" ~a. ; ;!
:;; " eeE
:,.::
!
-
..
""e," E
,..,c"' m"es
aE ~0 ::l
c:
<;
'6
0..
"'
··-··-·-··-··-·-
-
::« 0
'l
. a.
-
§
! i "!!.. i
~ ~
I
' ~ i
>I:
0.
a0
=
D
s '
' .g
~ a..
c:
~ -5 c:
--·---·-·-·-·---
·=
.
~~ E -"'
- ~e
""'
~
"' ~ ;;;
VJ
r---.
= ~" ]" ii
e"' .. "'
0.
....
•
't
'
------·-··-·-·-·--
·~
•~
..
'
E
i
•
;J
.,;
·~I-
0
._,
3
·;a~
~
cSI> .. .. ~
~
!
-- --- - ---··-·~ ----···-·-·--·· ··-··-;!i
I ----;::1:=~;---1------· · ---···· · ·· ····· ····· ... .
-
'''
!
I! '
.'
-
I l
I
I ·-····--·-
............................ ·-···-·
·-·· .. ·····-······---·-··-··---·-··--··-·····-
_!
!
" ! ,, ! )<: -;i
-e c
i;
I~
. ........................................·
r··-. ·-· -···-
-··
4 ................•
:
·-:.___--·.-· ···-··-· . · · · · - -·· · · ···- . --··-·-·-·· -·
·~
!
~
li .E!
~. ~
:S £! IL
:
""'
,....L
,....L
c
;
c
...•
.!:!
•
ii
E
~
'-r
....l
-= "'
6.
-e
£
_
-
~
....e
o".
,.. ,...
-1-
"'
!;;)
c"'
""";;"
co ,_
. ee
..l
&: :t
•
c
"g_~ -e
~
... ]·e- -a e
~ ~ ~
T -'-
:z.•
.....
. -_-···-·-·-···· l· · · · · · :.
: 11!··· ... -
,_
T
1:-
····-·-·--·
E
~
e ~' Jto
.,
~
•
-.; c,
E
1i
e,
c:
]'·~
'G .il
~;J ...!i r:,, .= e,
.!!!
"•~ ...
"' "' ~"'
..c
" ..
'
~
•"••
="'
l 'T
-
-'-
'a·-
ll ;; ., ·c
it •• E § ~ 11
~ v 0.. 0.
~~ E o
" ~1!
- ,,.,"'
~ E 0
!
.s:
i-
Ii:
es
""~g"' E~
~ ·~.,, 0.
--···-·J
i
,. r'I
~
ij' .?.
... 1
i
"' co
. .,,..,_ _._ ..,_. __ ,_ ..,..,,,_,
1
----
r•~""-'"''
-"' e
I _.._
_,
,,~,,,,,_..,. ·-
~
-
<3
8
0 "' ~·a'
. ""
a~.,E c,"'
....
.i::. IXI
~g
~ {i
E
VJ
s
M
2
.s~
-
-t= .£ ('') .. ... ,,,C/j e -;:.
<';)
.Q
E
c"'
~~ ~~
~> ~~
0) "O
.~~
~bl)·-El ,... V> 3 ·J:)u
"'
-
,.~ ~
;l!
I
f
~I
~
c,
....L
__ ,,__ ,,_.,,,_
"5 ..- ~-;]
~
ii
+
~
]e,
l :.. . i" -
~
.
~~
~
+
o.1.i i]
8·~..,c '·~
:1)
~ y~ d. u ~
,_ -
Q.. -
....L
"'
~ ~ ~
·~;;;
~
.!Q ~
c
~
~~i;;! 1~r; 0,.;:...
§ -~ '
>
..: 6
.
'----'
"
.:::1
~
~·~.,.. I oa: . ' c; ,.,
,
;;
I
.
..........!
-"
~
~· :li
~] ~.c ~!!.
~
a~
s~ •
~=
"
:!::
Q.
•
. . . '"l
Q.. ~
f .-'-
.~•
...• I-
•
.. ...... z0
l!. ~ <
('.JO
~~
~-"' -Q
0
. ...l
M
°"
!lab v Kcsimpulan
llan Rekomendasi
l'engelolaan sarnpah sisrcm komunal merupakan jenis peugelolaan sampah yang dilakukan olcb sckelompok masyarakat balk di tingkar RT/RW. l'eogclolaan tcrsebut selain dimuksudkan unruk membantu permasalahan pemcrintah karcna dalam memberikan pclayanan persampahan, juga bermanfaat
ketcrbatasannya
untuk menjaga kebersihan kebcrsihan di lingkungan pcrmukiman. Pengelolaan sampah sistem komunal yang dilukukan di 2 (dua) permukiman wilayah studi, yaitu di RTOI Cisitu lndah YI dan RW 13 Perurnahan Out...il Pajejaran mcrupakan jenis pcngclolasn sampah yang didasarkan pada gagasan/ide yang disampaikan olch warga masyarakat yang bcrternpat tinggal di pcrmukiman terscbut. Pclaksanaan
pcngclolaan
sampan slstem kornunal tcrsebut, rcrkait dcngan
nspck non rcknis non aspek tcknis opcraslonal 11m111n
dilukukan olch dinas/inr.tonsi/slt\kc
pengelolaan sampan yang secara
holder pcngclola sarnpah. Berdasarkan
pada uraian di aias
5.1 Tcmuan Stulll I. Bentuk
kclcrnbagaan/organisasi
pengclolaan
sampah
sistem komunal
di
wilayah stcdi bukan mcrupakan bentuk organisasi khusus yang mcnangani pengclolaan
sampah,
kelembagaan/organisasi
tcrscbut menempel
organisasi dan kepenuurusan RT/R W. Kclembagaan/organisasi
pada
pengelolaau
sampah sistcm komnnal di RT 01 RW 04 perumahan Cisitu lndah VI
mencmpcl pada kcpcngurusan RT 0 I dun scbagai Ketua pengelolaan serta penanggung jawabnya adalah Ketua RT Ol. Sedangkan pengclolaan sampah di RW 13
Perumahan Bukit
Pajujaran wadah organisasi
bcrada dalarn
kcpengurusan Seksi l.ingkungan R W 13. dengan penanggung jawabnya adalah Ketua Seksi Lingkungan. Sccara hierorki kelernbagaan yang ada tiduk ada kaitannya sccara langsung den gun kelcrubagaa« pengelolaan sampah yang ada di PD. Kcbersihan Kola Bandung.
84
2. Pcmbiayaan pcngclolaan
sarnpah yang utama bcrasal dari dari iuran wargn,
namun iuran tersebut masih disaiukan dcngan iuran yang lain (scpcrti untuk uang kemanan dan PKK) serta besarnya iuran masih ditcntukan berdasarkan kcsepakatan wargn dan kemampuan warga, belum didasarkan pada pentarifan besarnya buangan sampah dari masing-masing KK. Selain iuran bulanan
warga, pembiayaan pengelolaan sarnpah sistem komunal berasal dari pihak donatur warga yang memiliki penghasitan lebih. Keseluruhan pembiayaan tcrscbut tidak ada subsi
merupakan personil yang relah
hasil rnpal tingkat RT!RW. Pctugas pengumpul
sampah di RT 01 Cisiru lndah VI rerdrri dari I (satuj orang. Petugas ini selain mengupulkan sampah dari 150 KK juga mcmbantu proses pemilahan sampah. Petugas ini digaji Rp, 200.000/hu!an dan scorang pctugas pengompos tidak djgaji karena
iuran warga tidak mencukupi.
Sedangkan petugas pengumpul
dan pengolah sampah di RW 13 Perumahan Bukit Pajajaran. dengan jumlah layanan 220 KK terdiri dari 2 (dua) orang, mcrcka
digaji masing-masing Rp.
400.000,-ibulan. 6. Waktu pengumpulan dan pengolahan sampan di RT 01 Cisim Indah VI dilakukan setiap 3 (tiga) hari sekali, sedangkan di R W 13 Perumahan Bukit Pajajaran pcngumpulan
dilakukan seminggu sckali
yahu tiap hari Senin dan
pengolahan dikerjakan hanya selama 2 hari, yaitu hari Sen in dan Selasa,
7. Proses pengolahan sarnpah dikedua wilayah studi bcrupa proses pemilahan sampah organik dan non organik yang dapat di daur ulang sebeium dilakukan
85
pcngumposan. Sampah yang dapat didaur ulang dijual kc Lapak oleh petugas pcngumpul scbagai tambahan pcnghasilan. Scdangkan sampah basah diproses menjudi kompos, Proses teknis pengomposan di RT 0 I sebelum sampah organik dikomposkan terlebih dahulu dicacah dengan mesin pencacah, dengan
maksud untuk rnendapatkan kompos yang lebih lembut, kcmudian sampah dimasukkan kc karung beras dan di ditumpuk untuk selanjumya dibiarkan agar menjadi kompos. Proses pengomposan
di RW 13, terlebih dahulu sampah
organik diasapkan sebclum dikomposkan. Maksud dari pengasapan adalah untuk mernulus siklus hidup lalar. Setclah diasapkan
sampah kemudian
dikomposkan dalam bak dengan baruuan cacing tanah (lcmbricns).
8. Volume sampah yang dapar dircduksi dalam pcngclolaan sarnpah sistem komunal di wilaynh studi tersebut sebngei berikut: a,
RT 0 I Cisitu lndah VI:
• Pcngomposan
: 20% total timbulan sampeh (3 kwinral)
• Sampah daur ulung : 30% total timbulan sampah • Dibakar di tcrnpat
: 50% total timbulun sarnpah
b, RIV 13 l'crunrnhan l3ukir l'ajajaran: • Pcngomposan
: 25% toinl timbulan sampah (3 kwinial)
• Sampah daur ulang : 25% total iirnbulan sampah • Dibakar di tcrnpat
: 50% total tirnbulan sampah
9. Secaru teori yang disampaikan pcngctolaan
sampah
olch E. Damanhur:
tcrdiri dari 6 sub-sistcm
(2004) aspek ieknis
yaitu:
[I
J
Pewndahan.
121 Pcngumpulan, f3] Pcmindahan. [4] Pcngangkutan, [5] Pengolahan dun
[61
Pembuangan akhir. namun dalam pclaksanaan pengelolaan sampah sisicm kornunal di kedua wilayuh studi hanya tcrdiri dari 3 sub-sistern, yaitu: [I] Pewaduhan, [Z] J>cngu111pul1111 dun [3] Pengolahau. I 0. Dalam pelaksanaan pengelolaan sampah di. kedua wilayah studi dhemukan bcbcrapa kcndala, yaitu:
a. Wilayah studi RT 01 Cisitu lndah VT: (a) Kurangnya pernahaman masyarakai dalaru uiemilah sampah pada saat rnelakukan
pcwadahan
di masing-masing
86
rurnah tangga, (b)
tidak
dimilikinya
seorang pengurus/petugas sampah yang mcmpunyai kcahlian
dalam proses pengomposan, (c) bclum scmua warga mcmiliki kemampuan
dan kemauan dalam memberi iuran sampah, (d) kesulitan dalam mengatasi sampah plastik yang telah tercampur rnaupun yang telah terpilah tidak laku dijual. (e) kesulitan dalam penjualan kompos yang rclah dihasilkan. dan (f) kcsuliran dalam pcrolehan sebuah lahan unruk proses pengolahan sampah. b. Wilayah studi RW l3 Perumahan Bukit Pejajaran:
(a) Bclum adanya kcsadaran masyarakat dalam rnemllah sampan kctika mereka rnelakukan pewadahan di rnasing-masing rurnah tangga dan kesulitau dalam pemusnahun sisa-sisa sampah yang tidak dapat diproses dan dijual, karena tidak dirnilikinya alat pernusnah yang tepat dan ramah
lingkungan.
5.2 Kesim11ulan I.
Aspck non icknis pcngclolaan
sampah mcnurut
Kodoatic (2005) (crdiri dari: 11
I
n.
Damanhuri (2004) dan
Aspck kclcmbagaan/organisasi,
pembiayaan,
131
pengelolaan
sampah sisiem kumunal di kedua wilayah srudi keempai aspek
Aspek penuuran/hukum dan
r4l
f21 Aspek
Parttslpas] masyaraknt. l'ada
terscbut dapat bcrjnlan. PelnkSllnaan keemput nspek tcrsebut sebagai bcrikui: a. Aspek kelembagaan/organisasl Kclcmbagaan/organisasi pengelolaan sarnpah sistcm komunal di kedua wilayah siudi berada dalam wadah organisasi yang telah ada. Organisasi di RT 0 I Cisilu lt1dah VI berada dalam organisasi kepengurusan RT 0 I, dcngan pcnauggong jawab Ketua RT ()I dan rnenunjuk seorang petugas
pengumpul sarnpah. Dala111 kcpengurusan di RT 0 I belum ada pcngurus yang, rnerniliki ahli pengomposan. Sedangkan Ji RW 13 Perumahan Bukit l'ajajaran
organisasinya
berada
da lam
wadah kepengurusan
Seksi
I ingkungan, dengan pcnanggung jawab Ke111a Seksi Lingkungan yang rncmiliki kcahlian pengomposan sejak tahun 1984 dan menunjuk seorang pcngawas pengomposan serta 2 (dua)
orang pctugas pcngurnpul dan
pcngotah sampah. Kedua organisasi terscbut tidak ada hubungan secara
87
h ierarki dengan organi.sasi pcngclola sampah PD Kebersihan Kota Bandung. b. Aspck pcmbiayaan
Pcmbiayaan pcngelolaan sampah sistem komunal di kedua wilayah studi berasal dari iuran bulanan warga dan donatur. Di RT 01 iuran warga masih bcrsifat suka rcla menurut kcmampun warga, sedang di RW 13 iuran warga ditcntukan sebesar Rp. 5.0001bulan!J
dapat terjangkau dengan iuran warga yang jumlahnya terbatas. c. A~pek peraruran/hukurn
l'craturan
yang mengatur pclak.sanaan pcngclolaan
sampah sistem
komunal di kcdua wilayah studi mcrupakan bentuk peraiuran yang tldak tcrrulis. Pcraturan tersebut hanya berupa kesepakatan
yang diputuska»
melalui rapat rutin bulanan tingkat RTiRW. d. l'anisipasi
masyarakat.
baik dari fal.1or masyarakat (kemauan dan
kcscdiaan berpanisipasi) serte mekanisme kegiatan (pcrcncanaan dan pelaksanaau pcngclolaan) di kcdua wilayah )ludi dapat berjalan, 1Jcn111k komribusi partisipasi yang ada berupa pcmberian gagasan/idc, rnatcri dan dukungan moral. Sedangkan bentuk komribusi berupa renaga ridak mcrcka berikun pada proses pengurnpulan deu pc:ugolaloao sampah, selain 111crck11 disibukan oleh pekerjaannya juga
karena mereka merasa sudah ada
pctugas yang telah ditunjuk. 2. Aspek teknis pcngelolaan sarupah sisrem komunal di kedua wilayah studi
hanya terdiri dari 3 (Liga) sub-sistcm, yaitu: (I] Pewadahan, 121 Pcngumpulan dan I 3 I l'engolahan. Adapun pelaksanaan ketiga sus-sistern tesebut di d 11a wilayah studi adalah scbagai bcrikut;
a. Pewadahan menjadi ianggung jawab masing-masing KK. b. Pcngumpulan dilakukan oleh petugas pengumpul yang telah ditunjuk, dengan rnempergunakan alat pengumpul yang sudab disediakan dan wakru pengumpulan yang discpakati, Waktu pengumpulan di RT 0 l adalah 3
88
•
(tiga) hari sekali, sedangkan di RW 13 selama scminggu sckali tiap hari Scnin. c. Pengolahan
sampah dilakukan
olch petugas
yang telah ditunj uk dan
diproses di lokasi yang telah diteniukan dan tcknis pcngolahan yang ielah ditentukan. Lokasi pengolahan RT 0 I di lokasi makam kelurga dan R W 13
di Fasum pcrumnhan. Tcknis pengolahan berupa pengomposan sarnpah organik,
3. Kendala pcngelolaan sampah sistem komunal yang dircmukan di RT 01 Cisitu lndah VI lebih banyak dibandingkan dengan kendala yang ditcmukan di RW 13 f>crumahan Bukit Pajajaran Hal tersebut dapai rncngidemifikasikan bahwa pengelolaan sampah di RW 13 lcbih baik dari pada pengelolaan sampah
sistem komunal yang dilakukan di I{ I 0 I. 4. 11anyak manfaat yang diperoleh dari pengelolaan sampah sistem komunal, yuitu; lingkungan mcnjadi bersjh. tersedianya kompos uutuk penghijauan
lingkungan. tidak 1cri;antung pada ·1 PS ~ang discdiakan oleh pcmcrimah karena sampah telah diproses habis di lingkungan, dan dapat mcnycrap tcnag,a kcrja.
5.3 Rekomcndasi
5.3.1 1.
Rckomcndasl Bagi Ma~)'HrJkal
MaS)"arak.11 pcrlu mcnjaga kcberlanjutan pengelolaan sampah sistcm komunal
~cbagni usaha untuk mcnjoga kcbersihan dan keschatan dilingkungannya. karena pemcrintah memiliki keterbatasan dalam rncrnbcrikau pelayana«.
SOM. sarana dan prasarana sena anggaran. Selain itu pengclolaan sampan sistem komunal dapat mengurangi kctergantungan
kebutuhan TPA yang
scluuia ini menjadi ruasalah besar yang dihadapi olch pcmcrintah.
2. Masyarakai pcrlu meningkatkan kesadarannya dalam melakukan pemilahan sarnpah pada saat pewadahan di rnasing-mnsing nunah tangga, karena akan
mcrnpcrmudah dalam pemrosesnn lebih lanjut. 3. Masyarakat yang telah rnelaksanakau pengetolaan sampah sisiem komunal perlu mcnjalin kerjasama dengan pernenntah dalam mengatasi pennasalahan
89
yang dihadapi, terutama dalam mengatasi sisa sampah yang tidak dapat diolah unluk mendapatkan bantuan peralatan, sena kerjasama dengan pihak swasta dalam pemasaran kompos yang diproduksi.
5.3.2
Rekomeoda.si Bagi Pemerintah
l. PD Kcbcrsihan perlu metakukan peninjauan langsung kc lokasi pcngclolaan
sampah sisiem komunal. sehingga PD Kebersihan memperoleh suaiu gambaran laogsung tentang pengelolaan sampah sistem komuoal. Apabila sistern tersebut dapat uieugurangibeban kerjanya, dan manfaamya lebih besar bagi kebersihan lingkungan yang barns dilayaninya.. maka PD Kebersihan dapat rnensosialisasikan ke seluruh masyarakat unruk melakukan peogelolaan sampah sistem komunaL 2. PD Kebersihan pcrlu rnemberikan subsidi/bantuan
bagi sckclompok
masyarakat yang telab mclakukan pcngclolaan sampah sistem kornunal.
Terutama banruan alat pemusnah sampah yang tcpat dan ramah lingkungan untuk rncngatasi sisa sampah yang ridak dapat terclah, 3. PD Kebersihan perlu melakukan
peninjauan ulaug
rerhadap sistcm
kelcmbagaan/ organisssi yang selama ini ada.. agar sistcm kelembagaan pengelolaan pengelolaan sampah sistem komunal yang mcccmpel pada organisasi
RTIRW
menjadi bagiao dari srruktur organisasinya sccara
langsung. 5.4 Kelemahan Studi dan Usu.Jan Studi Laajut
I. Studi pengelolaan sampah sistcm komunal di permukiman Kora Bandung didasarkan pada informasi hasil wawancara dengan tokoh masyarakat pcnganggung jawab pengelolaan, pemgas pcngumpul dan pengolah sampah serta salah saru warga yang secara langsung mempelopori dilakukannya
pengelolaan sampah sistem komunal, maim uotuk mendapatkan hasil studi yang lebih akurat masih diperlukan informasi/data dari beberapa anggota masyarakat di luar pengurus dan petugas maupun stake holder lainnya yang berkairan dengan pengelolaan sampah,
90
2.
Studi pengelolaan sampah sistcm komunal di permukiman Kota Bandung didasarkan pada metodc analisis kulaitatif, oleh karena itu apabila diperlukan sebuah indikator yang berkaitan dengan besaran angka masih diperlukan data unluk rnetode analisis kuantitatif
3. Studi
pengelolaan
sampah sistem komunal di permukirnan
Kota Bandung
hanya didasarkan pada kajian aspek non teknis dan teknis operasional, maka
apabila dibutuhkan infonnasi di luar aspek yang dikaji (misal: aspek sosial ekonomis) masih diperlukan data-data yang berkenaan dengan aspek yag dibutuhkan tcrscbut.
Penelirian
mengenai
studi
pengelolaan
sampah
sistem komuoal
di
permuk iman Kota Bandung dapat dijadikan sebagai dasar untuk melakukan penelitian lanjutan lainnya yang memiliki keterkaitan dengan penelitian ini,
seperti: •
Penentuan
faktor-faktor
prioritas
yang
mempeagaruhi
keberlanjuran
pengelolaan sampah sistcrn komunal; •
Identifikasi
Iakior-fakter yang mempengaruhi keberhasilan pengelolaan
sampan sisiem kornunal dengan pendckatan peran serta masyarakat. •
lmplikasi hasil balik skala ekonorni pada pengelolaan sampah sisrem komunal di permukiman Kota Bandung.
91
Daftar Pustaka
----------. J 993, SK SNT S 04-1993-03, Standart Spesifikasi Timbulan Sampah Unwk Kota Kecil don Kota Sedang di lndonesia,
Departemen PU, Jakarta---------, 199,1, SK SN! 19-3212-1994: Tata Cara Pengeloloan Sampah
Perkotaan; Dirjcn Ciptakarya-
PU, Jakana
-------------, 1994, Komposisi dan Karakieristik Sampah Bandung. PD. Kebcrsihan Bandung. UPI dan Jurusan TL- ITl3, Bandung. ----------. 2005. Laporun Teknis Prusarona Persampohan; Studio Sistem Infrasrruktur dan T ransportasi, Departemen Planologi, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Bandung,
Bandung. ----------, 2005, Bandung DaJam Angk« Tahun 200412005, 13adan Pusat Sratistik, Bandung
....•.............
, .1005 .. 'l!Jodei Pengetoloan Sampoh (.!n;uk Mengurangi fek(l11QJ1 Terhodap Kawasan Pinggiran Kora. Jurnal Dinamika Periurban Vol 11 November, Perpustakaan Jurusan PWK - ITI, Jakarta .
. . . . . . . . .. ... ... ... 2006. Pengelolaon Kebersihan Kola Ba11du11g, PD. Kebersihan
Kora Bandung. Bandung ...................
, 2003,
Da111
Sosial Ekonomi MasyarakaiJawa Baral Tohun 2003,
Badan Pusat Statisrlk. Jawa Barat ...................•
2004, Pedoman Format Penulisan Tesis Mogisser. Program Pasca Sarjana, lnstitut Teknologi Bandung, Bandung
Arikuuto, Suharin i, 1993. Prosedur Penelitian Dengan Pendekatan Prakiek.
R ineka Cipta, Jakarta. Bourne. Peter G (ed); 1984. Waler and Sonisation, Economic & Sociological Perspective, Academic Press, Inc. London. White, 1987, Ma11oje11w11 Pembangunan untuk Negm·a Berkemhang,Terjemahan Rusyarmo, LP3 F~<\, Jakarta.
Bryant, Caroline.
Calar, T. dkk .• 2003. Pengeloloan Sampah Terpodu sebagai Sa/alt Saw Upaya .\fengacusiProblem Sompoh Perkotaan; Makalah diskusi S3, 11'13. Bogor.
92
Dewiastanti, E., 2003, lderuifikasi Faktor-faktorPartisipasi Masyarakai Dalam f'engelolaan t'rasarana Air Bersih Sistem K111111111ol (Stud! Kasus : Permukiman-permukiman di Wilayah Bandung). Tugas Akhir, lJcpartemen Teknik Planotogi, lnslitut Tcknologi Bandung, Bandung
E. Damanhuri, 2004, Pengelolaan S11mµ11h, Diktat Kuliah 1'l-3 I 50, Dcpartemen Teknik Lingkungan, Fakultas Tcknik Sipil dan Perencanaan. lnstirut Teknologi l~andung, Bandung. Hidayat, K.R., 2005, S111di Penetuun Tarif Persampahan Berdasarkan Kemauun Memboyar Maksimun: Masyarakat Kola Bandung ( Studi Ka.111s Berdasarkan Ktmsumen Rumah Tangga Di Wiltiyah 1Ja11du11g Utara dan Wilayah Ba11d11ng Timur). Tcsis, Program Magister Pcrencanann Wilaynh 1fa11 Kota, lnstitut Teknologi Bandung, Bandung.
lschak. 200 l. Peron Ser/a Masyorakat Kota l'111!J1akar1a Dalam Mummgani Mosaloh Sampah. Majalah Geograf Indonesia. Volume 15, No. 2 September, Yogyakarrn
Kodomie. Robert .. 2005, l'cngamor Maml}emcn lnfrastrukmr. Pustaka l'clajar. Yogynkarta 1974. Keb11d1~1·1w11. Mc•11111/i1e1 don Pe111/wnw1111111. Grumcdia. Jakarta.
Kocntjoroningrat,
Korten,
Davie!. C:, I 9R
Landecker,
Mangasi,
Experiences and
1971, Types of Integrates und Their Mea.1111w11~111. American Journal of Sociology, Vol. VI t'
Wermer.S,
H.S:r.
2000, Struktur permasalahon kelembugaon dan pembiayotm dalam pemba11.11.1111an elem pengelolaon 1'11s11r 8ar11 Kotn Bandung. Tugas Akhir, Departemen Teknik Planologi, lnstitut Teknologi Bandung. Bandung
Malayu. Hasibuan, 2004. Monojemen basar. Pcngerttan. don Masalah. Bumi Aksara, Jakarta.
Migley, James. et.nll, I 986, Community Participation,Social devetopnion: and the Stale. New York.
93
Moleong. L.L 2006, Merodalogi Penelitian Kuali101if, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung Nurdin. Ali, 200-0, Identiflkaasi Fakior-faktor yang Mempengaruhi Partisipasi do/am Pemeliharaan Prasarana Pasco Program Pembongunan Prasarana Desa Teninggal (P3D7) (Swdi Kasus . Kecamatan Salawu. Kabupaien Tasilr.malaya), Tugas Akhir. Departemcn Tcknik Planologi, lnstitut teknologi Bandung, Bandung. Oetomo, Andi. l 997. Konsepsi dan tmplikasi Penerapan Peron Sena Masyarakat dalam Penatoan Ruang di Indonesia, Jurnal Perencanaan wilayah
dan Kota, Vol.&, No. 2 April. bal 3-14. Patilima, H~ 2005, Me/odePenelitian Kualitatif. Alfabeta,Bandung
Sasrropoerro, R.A., l 988, Partisipasi; Komunikas, Persuasi dan Disiplin dolam Pembangunan Nasional, Penerbit Alumni, Bandung. Schoor], J. W.. 1986. Modemisasi. Pengatuar &1sio!ogi Pembongunan Negara Sedang Berkembang, Gramedia, Jakarta.. Slamet,
Y..
1994.
Pembungnnan
Masyarakat Berwawasan
Partisipasi.
Universitas Sebelas Maret, Solo. Soehendy. Joesoef 1997. Panisipasi Masyarakatlsalam PrtJJ..''""" Pengembangan Lohan Terkendal!ds Kawasnn PI11f(J!ira11 Kota, Tcsis, Dapanemen
Teknik Planologi, lnstinn Teknologi Bandung, Bandung. Surbakti, A. Ramlan., 1984. Kemiskinan di Kota dan Program Perbaikan
Kampung:Prisma No. 6. L.P3ES. 11. Theiissen. SA Vigil 1993. Integrated Solid Waste Managemem, McGraw Hill New York
Tchohanoglous.
Wirosarjdono, S., 1980, Peoples Purticiposion ut The Local Level. Prisma March, LP3ES. Jakarta. Zakaria, Ali., 2005, Pe11e11111a11 Faklor-fi1kJ1Jr Prioritas yang mempengaruhi keberlanjutan pelayonan penyediaan air komunal. Tugas Akhir, Departemen Teknik Pl~noloei. Institut Teknclogi Bandung,
Bandung
94
LAMPI RAN
LA.l\.'{PIRA1'1 -1 PENGANTAR
Kepada Yth
.
Di -
,,
.
Dalam rangka penclitian untuk menyusun Tesis sebagai salah satu syarat uutuk memperoleh gelar Magister pada Program Magister Perencanaan Wilayah dan Kota, Sekolah Arsitektur Pcrencanaan dan Pcngcmbangan Kcbijakan lnstiuu Teknologi Bandung Tahun Ajaran 200512006, dengan judul : Studi Model Pengeloluun ampalr Sistem Ko1m111a/ Scbagai Ara/1011 Pengembangan Pengelolaan Sampal: Permukiman (Studi Kasus : Permukimun di Koia Ba11d11111:), maka diperlukan dukungan beberapa data dalam penyusunannya.
Sehubungan dengan hal ini, peneliti mohon dan mengharapkan kescdiaan Bpk/lbu/sdr. Kiranya dapat rneinberikan jawaban yang benar dalam arti sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya. Dengan mernberikan keterangan yang benar, selain akan membantu kebenaran analisa dan kesimpulan peneliti. Bpk!lbu!Sdr
Jugu
ielah
dcugan
ayata
rnernbcrikan
sumbangan
bcrharga
terhadap
pengcmbangan ilrnu oengetahuan.
Dcmikian harapan dan permohonan pcneliti. alas pengertian dan bantuan Tipkllbu/Sdr dihaturkan terima kasih. Bandung,
J uni 2006
Peneliti WARTLNI NJM. : 25405037
95
DAFTAR PERTANYAAl"'i UNTUK TOK OH MASY ARAKA T/KETUA RT/PENGURUS PENGELOLAA.~ SAMPAJi
Nama Rcspondcn Alamat
Jahatan Tanggal wawancara
Pertanyaan
I . Sejak kapan
sistem pengelolaan sampah
sistem komunal tersebut
dilaksanakan? 2. Apa latar belakang dilakukan pengelolaan sampan sistcrn komunal rersebut? 3. Siapa saja yang terlibat clan )'-ang menjadi penggerak dalam : a. Perencanaan
b. Pengclolaan (Pewadahan, pengumpulan dan pengclaban I 4. Apa beniuk kcrcrlibaran masyarakat dalam kegiatan tersebut ? a. Perencanaan b. Pengelolaan
5. Dari mana dana untuk pengelolaan sampab tersebut diperoleh? 6. Apakah ada forum diskusi khusus yang dilakukan warga bcrkaitan dengan pelaksanaan pcogelolaan sampah tcrscbut? Hal-hal apa saja yang biasanya
dibahas dalam forum tersebut? 7. Sistem pengolahan sarnpah seperti apa yang dilakukan dalam pengelolaan ini? 8. Berapajumlah KK yang sampahnya dikclola? 9. Berapa produksi saiupah warga tcrsebut setiap harinya dan berapa yang dapat ditangani'l I 0. Bagaimana cara menangani sampab yang tidak habis terolah -r
Apakah
dilakukan kerjasama dengan PD. Kebersihan? 11. Apakah sistem pengelolaan tcrsebut masih bcrjalan dan dilaksanakan sampai saat ini?
96
12. Apa permasalahan
yang dihadapi selama pclaksanaan pengelolaan sampah
dengan sistem tcrsebut'I 13. Bila terdapat masalah yang berkaitan dengan pcngclolaan ini, kemana masyarakat harus melapor '?
97
Lampiran -2
TRANSKRIP BASIL WA WANCA.RA TOKOJ:t MASY ARAKAT/KETUA RTIRWtrRNGUnus
PENGELOLAAN
SAMl'AH
Nania lnforman
: Bapak Sarim
Alarnat
: Cisitu lndah Vl RT 01RW04 Kelurahan Dago, Coblong
Jabatan
: Kctua RT 0 I
Tauggal wa wancara
: 30 Juni 2006
llnsil Wawanrara
I.
Waklu awal pdaksa1:aa11 Pcngolahan tersebui dilakukan sckitar 2 bulan yang lalu kira-kira awal bulan April. yaitu dimulai setelah terjadinya masalah penumpukan sarnpah di Kota Aandung.
Ata.s inisiaiif
kelompok
lbu-ibu
pcduli
Cisitu
lndah
VI
mcnyumbangkan sebagian dana yang. terkumpul untuk mcmbcli mesin pcncacah scharga Rp, 8.000.000.· untuk mcmbamu mengatasa] sampah ringkur RT 0 I. 2. Latar belakang Ide melakukan pengolahan sampah dengan cara pengompcsan rersebut dilatar belakangl oleh adanya kcjadian bahwa Pemcrintah Kota Bandung tidak lagi mampu
menangani sampah sehiogga menycbabkan ssmpah rnenumpuk
dimana-mana. Dari kejadian terscbut Kelompok lbu-ibu Berduli di Ci~i111
Judah VI mempunyai idc untuk membantu mengurangi beban Pernerintah dalam rncngurus sampan. maka lbu-ibu Pcduli membeli ala1/mcsin pencacah sampah organik dengan dnna yang Lelah mcrcka kumpulkan. Dana yang dikumpulkan dari
porn donatur tcrsebut biasanya dipergunakan untuk
membantu orang-orang permasalahan sampan
yang tidak mampu, namun karcna munculnya yang diperkirakan akan
98
menimbulkan
masalah
lingkungan, maka dana rersebut dipcrgunakan untuk menaugani permasalahan
samaph dengan membeli mesin pencacah seharga Rp. 80.000.000,-
3. Yan!! terlibat a. Perencanaan
Yang terlibat dalam perencanaan pertama kali menyampaikan gagasan/ide untuk dilakukannya pengelolaan sarnpah skala RT tcrscbut adalah Kelompok lbu-ibu Peduli RT OJ yang diketnai oleh lbu Elly Effendi. Gagasan/ide tersebut kemudian disampaikan kepada bapak-bapak dan dibahas dalarn forum rapat RT 01 yang pertemuannya dilakukan tiap bulanan tersebut. b. Pcngelolaan (pewadahan, pengumpulan dan pengolahan) Dalam pewadahan sampan dari masing-masing rumah tangga di lakukan scndiri-sendiri
oleh anggota kcluarganya, Mereka dalam
pewadahannya ada yang di rnasukkan
kresek hiram dan ada yang
mcurakai tempat sampan plastik. Namun sebagian rumah tangga rnewadahi sampahnya dalam plastik kresek dan semua [enis sampah
masih dicampur. Mereka belum melakukan pcmilahan sampah organik dan non
organik dalam pcwadahannya.
Yang terlibat dalam proses pengumpulan adalah seorang perugas yang tclah ditunjuk. Petugas tcrsebut adalah Bapak Yadi, seorang warga kampung Cisitu lndah VI RT 0 I. Masyarakar yang lainnya udak ada yang rncmbantu dalarn pcngumpulan ini, karcna telah ada pcrugas pcngumpul dan mereka telah memberi upah. Yang menaugani proses pengolaban sampah dijadikan kompos adalah
saya sendiri (Bapak Satirn] dibantu oleh pctngas pengumpul dalam pcmilahan
sampahnya. Hasil pcmilahan sampan bcrupa sampah
organik diproses menjadi kompos dan yang non organik seperti botol plastik aqua dikumpulkan sclanjutnya dijual olch petugas pengumpul sebagai uang rambahan. Masyarakat yang lain tidak mau peduli, karena
99
mereka sudah rnerasa membayar uang pengelolaan, Selain itu mereka rnasih beranggapan bahwa sampah merupakan barang yang kotor dan bau, jadi mcrcke tidak ada yang tertarik,
4. Bcntuk Keterlibalan Masvaraka1 a. Bcruuk kctcrlibatan
masyarakat
dalam
proses
perencanaan akan
dilakukannya pengelolaan sampan skala RT 01 adalah mcrcka menyetujui gagasan/idc yang disampaikan nleh Kelompok Ibu-ibu Peduli pada forum rapat bulanan tingkat RT 0 I untuk mcngoloh sampah, Kclompok lbu-ibu Peduli sanggup mendanai pelaksanaan dengan dana yani; tclah mereka kumpu lkan dari berbagai donatur, b. Bcntuk kctcrlibaian masyarakat dalam pengelolaan. adalah ikut membahas dalam rapat proses pengclolaan yang akan dilakukao. Keterlibatartnya
secara lisik langsung mcnangani pengelolaan 1idak mereka lakukan. paling mereka terlibat dalam proses pcwodohan di masing-rnasing rumah tangga. Scbagal lmbalan jasa icrhadap pcrugas pengumpul y411g relah mcmbantu
mcnangani sa111p.1hnyn bcsamya
masing-masing
Maka maslng-masing memberikan upah yang rumah tangga bcrbeda, Mereka
sebagian
member] Rp. 25.000.· sampai Rp. 40.000.·. sedangkau scbagaian ada yang mernberi Rp. 3.000.- sampai Rp. 5.000.· se1iap bulannya .
.5. Dana Pengdolaan Dana untux pcmbclian mesin pencacah seharga Rp. 8.000.000,· lx.,-rll!>al da1 i dana yang dikumpulkan oleh Kelompok Ibu-ibu pcduli. Dana pcmbelian bahan bakar untuk menjalankan mcsin pencacah pada waktu sampah akan diproses mcnjadi kompos sebelum masyarakat membayar iuran masih dibiayai
dana Kelompok Ibu-jhu Peduli.
Namun setclah sebulan
bcrlkumya
masyarakat rnembayar iuran yang besarnya tergantung dari kemampuan warga. Mereka sebagian ada yang membayar Rp. 3.000,-/KK/bulan. Rp.
5.000,-. Rp. 25.000.· bahkan ada yang membcri Rp. 40.000.- bahkan ade sekitar 10 KK yang tidak mau mernbayar. Warga yang mcmbayar lebih ada
100
sekitar 6 Kl<. Biaya pcmbclian bahan bakar diambilkan dari dana tersebut dun
untuk membayar pemgas pengumpul scbcsar Rp. 200.000ibulan. Proses pengomposan dilakukan setiap 3 hari sckali dan mengolah sampah sekitar I kwintal. Bahan bakar yang dipakai untuk sekali proses adalah sckitar 5 liter solar. Jadi scminggu menghabiskan I 0 liter solar.
6. forum diskusi Forum diskusi
warga khusus unruk membahas pelaksanaan
pengelolaan
sampah bclum pcrnah dilakuknn. Pembahasan suatu masalah biasa dilakukan pada saat pertemuan RT senap bulan. Kadang dalam pengajian RT kalau ada permasalahan sering ~ikit dibahas. Dalam pcrtcmuan ibu-ibu yang dilakukan tiap bulan, sering mernbahas permesalahan pengelolaan sampah. Dalam forum
rapai bapak-b.1pak tingkat RT hal-hal yang sering dibaha> bcrkeuaan dcngan pengelolaan sampah adalah kesadaran masyarakar untuk rnemilah sampan. Karena sampeh yJng iidak terpilah dari masing-masing
rncnyulitkan dalam
pl'OSI;>
rumah tangga
po;i:gomposan. Sclam masalah tcrscbut, jugu
dihahas rnengcnai kesuliian mcmpcroleh lahan untuk proses pengomposan. Lahan yang sclama ini dipakai sudah ridak boleh dipakai l~gi oleh yang merniliki lahan,
7. Sisiem pcnwlahan samooh Sistcrn pengolahan sarnpah )Sng tclnh ditetapkan dalam forum rapat tingkat RT 0 J dan atas arahan dari Ketua Kelompok lbu-ibu Peduli lbu Elly Effendi yaitu scorang Pegawai LlPL mengolah sampan orgamk menjadi kompos
kornpos dcngnn proses alamiah. Sampah dari warga yang dikumpulkan oleh petugas pengurnpul di lahan sebuah makam keluarga kcrnudian dipilah urnara
sampan organik dan non organik. Sampah organik diiadikan kompos dan yang. non organik dikumpulkan oleh petugas pengumpul untuk dijual scbagai tambahan penghasilannya. dan sisanyu yang tidak dapat diolah dibakar di
I ubang tanah dekat pengomposan. Sampah yang akan dikomposkan terlebih dahulu dicacah dcngan mesin pencacah. kemudian dlmasukan kc karung
101
ukuran 1 0 kg beras dan didiamkan
sarnpai sckitar sebulan untuk mcnjadi
kompos.
8. Jumlah_KK yang.Qikelo!a Pengolahan sarnpah yang dilakukan ini untuk mcnangani sampah dari 150 KK yang bcrada di RT 01RW04 Cisitu Jndah VI.
9. Produksi samoah dan yang dapat tertangani Sampah yang dihasilkan oleh 150 KK yang dikelola setiap harinya sckitar 1 kwintal (I 00 kg). Pengolahan dilakukan sctiap 3 (tiga) hari sekali, jadi sctiap pengolahan sckitar 3 kwintal (300 kg) sarnpah. Dari 3 kwintal sampah tersebut hanya sekitar 20% sampah yang dapat dikomposkan, 30% dipilahkan sebagai bahan yang dapat dijual seperti bekas botol aqua dan sisanya 50% berupa sampah plastik yang tercampur.
I 0. Pcnanganan sisa olahan Urituk mcnangani sampah yang tidak dapat diolah dan diambil mantaamya hanya dibakar di lubaug tanah dekat proses pcngomposan. Tidak ada proses
lain untuk menangani yang penting sampah dapat nabis, Dalam penanganan sisa sampan yang tidak dapat ditangant tidak pernah merninta banruan ke Pl). Kcbcrsiban Kota Bandung. Kita menangani dcngan sistem pembakaran, dan sisa sarnpah tidak pemah dibuang kc TPS yang telah
disediakan oleh pemerintah. Saya san gal berharap di Kora Bandung in i ada pabrik
pengolah
plastik bckas yang sudah tcrcampur, karena pada
kenyaiaannya sampah yang paling banyak dan tidak dapat diolah oleh kita adalah sampan plasm. kresek.
l l. Pclaksnnnnn pengelolaan Lruuk semernara pada bulan dihentikan.
Juni ini pemrosesan sampah mcnjadi kompos
Proses yang dilakukan sekarang adalah pembakaran sampan
102
dengan di dalam drum. Sampah diambil dan dipilah yang sckiranya bemilai ekonomis, kemudian sisanya dibakar di dalam drum.
12. Permasalahan yang dihadapi Permasalahan
utnrna yang dihadapi dalam sistem pengolahan sampah ini
adalah ridak terscdianya lahan png benar-benar bcbas untuk melakukan proses pengomposan. Lahan yang sclama ini dipakai tidak boleh lagi dipergunakan oleh pcmiliknya. Sclain itu kompos yang dihasilkan masih mcnumpuk di tempat pcngolahan mcmenuhi tcmpat tcrsebut. karena kompos yang kita hasilkan ditawarkan kemana-mana, kepada penjual tanaman hias tidak laku. Maka kami butuh bantuan pihok pcmcrintoh untuk membantu memasarkan kompos tersebut, paling 1idak kita sudah mcmbamu permasalahan sampah pcrncrintah, jadi pcmorintah scbaiknya jugu mcmbanru dalam hasil usaha kita,
13. Lapor.m aoabila tcrja
103
Lampiran • 3
TRANSKRJP HASIL WA W ANCARA TOKOl:l MASYARAKATfKRTUA RT/R\VlPENGURUS PENGELOLAAN
SAfrlPAH Nama Informan
: [bu Ir. Dewi Sutanto
Alamat
: Cisitu Indah VI RT 01. RW 04 Kelurahan Dago. Kee.
Cob long
Jabatan
: Seksi Donarnr Kclompok lbu-ibu l'eduli
Tanggal wawancara : 23 Juni 2006
Hasil Wawancara 1 . Wal'tllawal pclaksanaan
Pcmgolahan tcrscbut dirnulai kalau tidak salah bulan April atau Mei tahun 2006 yang lalu. pada saat terjadi masalah pcnumpukan sampan yang udak blsa ditangani nleh Pemerintah Kora Bandung;.
2. Lalar b~lakang Dengan timbulnya permasalahan
sampah Kora Bandung pada sekitar awal
April yang lalu, Kelompok ibu-ibu menyarnpaikan gagasan/ide ke forum rapat
bulanan ringkat RT untuk mengclola sarnpah lingkungan Rf 01.
Kita
bermaksud untuk rnembaruu pemcrintah dalam mengatast permasalahan sampah yang ridak dapat teriangani pada skala RT. Kemudian Ibu-ibu Peduli hcrscdia mcmbelikan mesin pencacah seharga Rp. 8.000.000,- dari dana yang icrkumpul. Mesin tersebut sebagai alat untuk mencacah sampah yang akan dijadikan kompos.
3. Yans! terlihal a. Perencanaan Pcrcncanaan untuk melakukan pengelolaan gagasannya disampaikan
sampan
skala
RT 0 I
oleh Kelompok lbu-ibu peduli, rerutama oleh
104
Ketuanya, yaitu ibu Elly Effendi seornng Pegawai LlPI. Gagasan tersebut kemudian disarnpaikan
di penemuan bapak-bapak tingakat RT dan
dibahas pada pcrtemuan itu. Mereka menyetujui gagasan itu. b. Pengelolaan (pewadahan, pengumpulan dan peogolahan) Dalam proses pewaclahan sampan menjadi tangguug jawab masing-
masing rumah tangga, Pengurnpulan
melibatkan
seorang
petugas,
yang
tugasnya
mengumpulkan sernua sampah dari masing-masing rumah tangga di lingkungan RT OJ. Perugas mengumpulkan sampan dengan bantuan gerobak sampah keeil unruk dibawa kc tempat pembuatan kompos. Pcngolahan sampah dilakukan sendiri langsung olch Bapak Satim Ketua RT OJ dan dibanru petugas peogumpul dalam pemilahannya.
4. Bentuk Kctcrlibatan Masv:m1kat a
Proses Perencanaan Ke lompok Ibu-ibu Peduli menyampaikan gagasan/ide bahwa ke.ompok ibu-ibu akan melakukan pengelolaan sampah di lingkungan RT 01. Kclouipok lbu-ibu Peduli
menyed.akan dana yang telah terkumpul.
biasanya dana tersebut digunakan unruk membantu kelurga yang tidak mempau menyekolahkan anaknya, semeatara dialihkan unt.uk membamu
mcnangani masalah sampah. Da!am proses perencanaan juga melibatkan para bapak di lingkungan RT 0 I. Sebelum proses pengelolaan dilaksanakan dibahas terlcbih dahulu dalam pertemuan rut in tiap bulanan ole bapak-bapak, Mereka rnenyetuju i gagasan yang disampaikan oleh Kelompok Ibu-ibu Peduli untuk diadakan
pengelolaan sampan di RT 01. b. Benruk ketcrlibatan masyarakat dalarn pengclolaan Dalam pewadahan, masyarakat cerlibat langsung secara tindakan fisik, karena pewadahan mcnjadi tanggung jawab masing-masing rumah
rangga,
105
Dalarn kegiatan pengumpulan,
karcna dalam
forum rapat perugas
pengumpul sampah dari ruma.h taog_ga ke rcmpat pengolahan sudah
ditunjuk, maka msayarakat tidak lagi ikut melakukan pcngnmpulan. Proses pcngumpulan secara fisik dilakukan olch pcmgas. Dalam proses pcnglohan sampah organik mcnjadi kompos, masyarakai sccara fisik juga tidak terlibat langsung. Pcngolahan sudah ditangani uleh Bapak Satim dan pctugas pengumpul. Masyarakat hanya membayar iuran scsuai kemampuan un:uk imbalan iasa pengumpul dan pembelian solar operasional mcsin pencacah.
5. Dana Pcngelolaan Dana unruk pcmbclian mesin dari dana Kclompok lbu-ibu Peduli scbcsar Rp. 8.000.000,-. Dcmikian juga dana pembelian solar bulan pertama operasional. Dana untuk petugas pengumpul berasal dari iuran masyarakat
sampahnya ditangani,
yang
Mereka mernbayar mcnunn kerelaan mereka, Mereku
membayar bcrvariasi, ada yang Rp. 3.000.·. Rp. 5.0()0,- don sebagainya,
6. Fon1m diskusi Forum diskusi khusus yang mcmbahas tentang pengelolaan sampah binsan)'a dilakukan oleh bapak-bapak dalam pcnemuan bulanan RTOI. Paling yang dibahas rnasnlah pcngclolaan sarnpah adalah tentang kesulitan lahan untuk pcrnroscsan kompos,
kesadaran membayar iuran atau kesadaran memilah
sampah, 7. Sistem pcngolahan samoah Kcbetulan di RT 01 ada scorang pegawai Lll'I dan sckaligus Kerua Kelompok lbu-ibu l'eduli. beliau usul sampah organik dipilah umuk dijadikan kornpos. Supaya kompos hasilnya lembut. maka sampah organik dicacah terlebih dahulu dcngan mesin. kemudian dimasukao kc karung beras I 0 kg, dan dibiarkan begitu saja akan menjadi kompos sendiri.
106
8. Jumlah KK \'an2 dikelola
Sampah yang dikelola khusus sampan yang dihasilkan oleh warga RT 0 I. J umlah KK nya scrams lebih, kalau tidal< salah sekitar 150 KK.
9. Produksi samoah dan vang dapat tcrtan!!bui Diprediksikan saja setiap KK rnenghasilkan I kg setiap harinya, maka sampah yang dihasilkan RT OJ sebanyak 150 kg. Sampah yang dihasilkan sedikit kanrlungan organiknya paling tidak lebih dari 200/o yang bisa dikomposkan. Kebanyakan sampah yang mcreka hasilkan berupa plastik-plastik kresek yang
tidak ada nilai elmnnmisnya seperti bekas botol aqua. I 0. Penanganan >isa olahan Penangan sisa olahan hanya dibakar di dekat pengomposan dibikinkan lubang
di situ. Tidak pemah melakukan koordinasi kc PO Kebersihan. Sampah sisalu tidak pemah dibuang kc TPS yang tersedia,
11. Pelaksanaan oengelo!aan Pcngomposan unruk semeniara tidal.. berja.an, karena tcrkcndala oleh lahan y:1ng tidak
dengan ukuran sekitar 14m2 tidak boleh dipakai lagi oleh
pcmiliknya. 12. Permasalahan vane dihadapi
Tidak terscdianya tempar yang memadahi unruk pengolahan sampah. Kemudian kcsadaran masyarakat umuk memilah sampah dan rucmbayar iuran pengclolaan masih rendah. Selain itu sistcrn kelembagaan dan kcpcngurusan belum disusun sccara jelas clan tidak dimilikinya
tenaga ahli dalam
pengomposan. Tidak lakunya hasil pengomposan bila dijual di rukang penjual tanaman hias juga merupakan suaru masalah.
13. Laporan apabila terjadi masalah Karena yang meogelola dan menangani langsung adalah Bapak Satim dan sekaligus Ketua RT 01, maka mereka paling ridak melapor kc beliu.
107
Lampiran -4
TRA.~SKlUP RASlL WAWANCARA TOKOH !'t1ASYARAKATl.KETUA RT/RWIPENGURUS J'ENGELOLAAN
SAMPAH Nama Infonuan
: Bapak Yadi
Alamat
: Cisiru lndah VI RT 0 I RW 04 Kel. Dago. Kee. Cob long
Jabatan
: Pctugas Pengurnpul Sampah RT 0 I
Tanggal wawancara
: 30 Juni 2006
Ra.sit Wawancara
I. Wal:tu awal pclaksanaan Pcngelolaan dimulai awal April 2006 yang lalu.
2. Latar belakang Adanya pcrmasalahan rncnumpuknya sampah di Korn Bandung yang terjadi bulan April
lalu.
Dengan dipelopori
oleh
Kelornpok
lbu-ibu
Peduli,
masyarakat RT OJ Cisitu lndah VI ingin membantu pemeriutah mcngatasi sampah yang menumpuk dcngan rnengolah sampah di lingkungan RT 01.
3. Yang terlibal a. Perencanaan
Perencanaan di lakukan olch Kclompok lbu-ibu peduli dan dipelopori Kctuanya ibu Blly Elcndi, kcmudian disampaikan di forum rapat ungkat RT OJ yang dihadiri oleh rnasyarakat terutama bapak-bapak.
b. Pengelolaan (pewadahan. pengumpulan dan pengolahan) Pewadahan dilakukan olch masing-rnasing anggota keluarga
Pcngumpulan dari masmg-masing rurnah di seluruh RT 01 diserahkan kepada saya (Bapak Yadi) yang ditunjuk sebagai petugas,
108
Pengolahan dilakukan oleh Bapak Ketua RT 0 I (Bapak
Salim) dan
Saya mcmbantu dalam pemilahan sampahnya. PemiJahan sampah yang sudah tcrcampur cukup mercpotkan, sangat membutuhkan waktu dan tenaga, Bapak Salim mcncacach sampah y;ing akan dikomposkan dengan mesin pencacah.
Kemudian Bapak Salim juga yang
mcmasnkan sampah ke karung untak pengomposan.
4. Bentuk Keterlibatan Masvarakat a. Proses Perencanaan
Kelornpok lbu-ibu peduli memberikan gagasan/ide serta menyiapkan danaoya unluk pembclian rnesin pencacah Masyarakat dan kelompok ibu-ibu membahas jenis pengolahan yang akan dijalankan melalui rapat tingkat RT
b. Bentuk keterlibatan masyarakatdalam pengclolaan
Dalarn pewadahan melibarkan scluruh anggota keluarga di masingmasing rumah tangga seluruh RT 01 Dalam pengumpulan yar.g dilakukan sctiap 2 (dua) hari sekali 1.k11ga11 sehuah bantuan dorongan kecil yang dibeli dari uang para donatur dilakukan oleh saya sendiri (Bapak Yadi), Saya sendiri mcndetangi
seluruh rumab tangga di RT 0 I dan saya juga yang mcmasukan sampah dari wadab rumah tangga ke gerobak kecil dao saya bawa ke tempat pengolahan.
Dalam proses pcngotahan hanya dilakukan olch Bapak Satim dan saya bantu dalam pemilahan sampahnya, Masyarakat secara tindakan langsung tidak ada yang mau membantu pengolahan tersebm, mereka sudah rnerasa membayar iuran sampah dan sudah ada pctugas yang
dirunjuk, maka mercka rncnyerahkan pengolahan scpenuhnya kepada pemgas,
109
5. Dana Penaelolaan Dana
pengclolaan
berasal
dari dana yang berhasll dikumpulkan oleh
Kelompok Ibu-ibu Peduli di RT. Dana tersebut diperoleh dari para donatur. Dana dari Kelompok lbu-ibu Peduli dibelikan sebuah mesin pencacah sampan seharga Rp. 8.000.000,-. Pada awal operasional pembelian bahan bakar yang sekali mengadakan pencacahan mengnabiskan I 0 liter berasal dari dana ibu pcduli. Saya sendiri dibcri upah dari iuran warga yang masing-masing KK besarnya menurut kemampuan mereka, Mereka ada y1mg membayar Rp.
1.000.-, Rp. 5.000.-. Rp. 25.000 dan Rp. 40.000,-. uan sebagian masyarakar masih ada yang tidak mau mcmbeyar, Saya dibayar menurut besarnya iuran yang terkumpul dikurangibiaya pembelian bahan bakar dan pembelian karung
untuk kompos. Biasanya sekitar Rp, 17).000.- per bulan. G. forum diskusi
Forum diskusi khusus untuk membabas pelak.sanaan pengclolaa sampah dari rnewadahi. mengumpull.-an atau mengolahnya. Masalah yang ada biasanya dibahas dalam rapat bulanan RT Biasanya vang dibahas dalam rapat adalah kesadaran masyarakat untuk membayar iuran. kesadaran pemilahan sampah dalam pewadahan dan masalah kesulitan pencanan tempat untuk melakukan pengolahan. 7. Sistem pengolahan samoah Sistern pengolahan sampah yang dipuruskan dalam rapai adalah mengolah sampah organik
menjadi kompos dcngan bantuaa mesin pencacah supaya
kompos yang dihasilkan menjadi lcmbui. Sampah yang tidak bisa di komposkan saya sendirikan yang bisa dijual saya jual dan plastik )·ang tercampur saya bakar dalam lubang tanah pada lahan unruk pengolahan scluas ± 14 m2•
8. Jumlah KK van!! dit,_elo'a Sampah yang saya ambil di lingkungan RT 01 sebanyak lebih dari 10() KK kira-kira 150 KK.
110
9. Produksl sampah dan vang dapat tcrtaneani Untuk satu RT setiap hari sarnpah yang ada kira-kira palingtidak. sekitar 100
kg. Dari sckitar 100 kg tersebut hanya sckitar 1/5 nya yang saya pilah dan dapat dikcmposkan, li3nya berupa sarnpah kertas, botol-botol aqua dan lainnya yang dapat say a j ual dan 1/2nya saya bakar di lubang tanah karena
tidak dapat diolah. 1 0. Penanganan sisa olahan Sampah yang tidak. dapat diolah hanya saya bakar dan tidak saya buang kc TPA yang disediakan oleh Pemerintah. Koordinasi untuk membahas sampah yang tidak dapat diolah Bapak-bapak pcngurus RT tidak pernah mcnghubungi pihak Pcmerintah untuk membaniu rnenangani.
11. Pelaksanaan pengelolaan sampan menjadi kompos scmentara pada mulai bulan
Pcngolahan dihentikan
Juni
semcntara sampai masalah penyediaan lahan diperoleh. Sekarang
sampah hanya dibakar di drum, ada 3 drum yang discdiakan
untuk
pembakaran.
12. Pcrmasalahan yang dihadapi
Kcsulitan pencarian lahan yang di ijinkan untuk proses pengolahan Kcsadaran sebagian rnasyarakat dalam membayar iuran y11ng sesuai masih rendah. ada sebagian yang tidak mau membayar iuran. Kesadaran rnasyarakat dalam rnernilah sampah masih sangat rendah. Scandainya sampah dari masing-masing rumah tangga tclah dipilah. proses pengomposan akan lcbih mudah, karena tidak membutuhkan waktu dan tenaga untuk pcm i lahan. 13. LaP.oran apabila terjadi masalah Kalan terjadi masalah dalam pengelolaan, rnasyarakat akan lapor ke kerua RT 0 l dan akan dibahas dalam rapat bulanan HT.
111
Lampiran • 5 TRANSKRJI' HASlL WA WANCARA
TOKOH 1\1.ASYARAKAT/KETUA RT/RWfl'ENGURUS PENGF.LOLAAl'i SAMl'AH
Nama I nforman
: Bapak Ir. Bambang Sudiarto
Alamat
: Perurnahan Bukit l'ajajaran No. 55 Karangpamulang, Cicadas
Jabaian
: Ketus Scksi l.ingkungan RW 13
Tanggal wawancara
: 2() Juli 2006
llasil Wawaneara I. WgL111 nwnl pclgksan!ll)n Pcngclolaan dimulai sckitar pertengahan bulan Mei 2006 yang Jalu.
2. Latar bc!-0kang Gagasan dilakukannya proses pengelolnan sampah ska In lingkungan di RW 11 l'en1111ul11111 Buki; permasalahan olch
Pejajaran adalah dihuar bclakangi
oleh
munculnya
darurat sampan dt Kola Bandung yang cidak dapat ditangani
pemerintah
padu bcbcrapa bulan
yang lalu. Dari rnasalah
masyarakat mendatangi saya (Ilapak llambung)
yang scbelumnya
tersebui
sudah
mclakukan pengoluhun sarnpah rumah tangga soya sendir], mcminta agar saya mau memberikan petunjuk (Ian ~chi1g11i pengelola sampah di lingkungan
RW 13. 3. Yp11g terlibai a.
Perencnnaan Perencanaan dibahas dalam forum rapat bulauun tingkar RW 13 oJch warga R W I 3. Perencana proses pcngolahanuya dilakukan oleh Saya (Bapak Bambang) sendiri. Pcmbuatan Bak sampah untuk menampung sampah baik yang akan diolah rnaupun yang siau dikornposkan dilakukan
112
olch warga sckitar kompleks yang diupah unruk pcrnbuatan bak tersebui. Warga komplek R W 13 sebagian ikur hndir nan mernbantu dalam pcmbuaian bak tersebut,
b. Pengelolaan (pcwadahan, pcngumpulan dan pengolahan) Proses pcwadahan yang dilakukan di masing-musiug rumah tangga mcllbatkan anggota rumah tangganya tcrutama para ibu dan pembantu rumah tangga yang banyak rncngurusi kegiaran rumah. Proses pengumpulan sampah dari masing-masing rumah tangga hanyn mcllbaikan dua orang perugas yang telah ditunjuk dalam rapat tingka:
RW. Pctugas tersebut melakukan pengumpulan sarnpah seminggu sckali, yairu setiap hnri Scnin. Dalam pcngumpulan
tcrscbut tidak ada
warga masyamkar yang membamunyu. Kedua orang petugas pcngumpul tcrsebui sckaligus menjadi pcngolah sampah.
Pctuges icrsebut melakukun
pengeloluan dengan petunjuk
saya, Masyarakat yang lain tidak mau peduli pengolahan
lahi dcngan
proses
snmpah, sclain mcreka orang-orang sibuk. juga mercka
sudah merasa membaynr iuran pcngclotaeo sampan.
4. Bcmuk Keterli batan Masvaraka1 a.
Proses Percncanaan
Oagasan/iu~ rencana uutuk rnengolah sampan bcrasal dari masyarakat, karcna dalam kondisi darurat sampan
rumahnyu rnenumpuk sampah.
Mercka mcndatangi saya (Bapak
Bambang) unrnk
melakukan
pengelolaan, yang kebetulan saya sendiri tclah rnclakukan pcngelolaan sampah rumah tangga saya scndiri sekaligus saya ditunjuk sebagui K~111a Scksi t.ingkungan di RW 13. Rencana sisrem apa yang akan digunakan rnasyarakm mcnyerahkan keputusannya kepada Bapnk Bambang. paling tidak seperti proses pengolahan sampah yang tcleh duakukan oicn Bapak nambang.
I 13
b. llentuk kctcrlibatan rnasyarakat dalam pengclolaan Beruuk keterlibatan
masyarakat dalam proses pewadahan,
berupa
tenaga mereka mewadahi sarnpah di masing-masing rumah tangga ke
dalam tempat sarnpah yang telah mereka sediakan secara pribadi. Bemuk ketertibatan rnasyarakat dalam proses pcngurnpulan sampah
tidak ada, karcna sampah Lelah dikumpulkan oleh petugas yang Lelah ditonjuk dan diberi upah. Bentuk keterlibatan dalam proses pcngolahan secara langsung tidak ada. pengolahan telah dilakukan oleh perugas dan diawasi oleh adik ipar saya sendiri. Warga hanya membayar uang lingkungan untuk mengolah sampah scbesar Rp 5.000,-IKK!bulan. Namun kesediaan mereka untuk mcmbayar lebih cukup tinggi, karena rnereka selalu mcnanyakau kenapa tidak ditarik iuran lagi?
5. Oann Pengelolaan Dana pernbuatan bak sampah ukuran 2111 x 2m x Im untuk mcnampung sampan yang dikumpulkan sebelum diolah dan sampah setelah diasapkan.
scrta pembuatan bak 2 buah untuk proses pengomposan ukuran 3111 x 0,5m x 0.5m bcrasal dari dana yang terkumpul di Seksi Lingkungan R W 13. Dana pcrnbclian 2 buah ketel/soblok unmk pengasapan sampah organik yang akan dikomposkan agar siklus lalat terputus. scbesar Rp. 600.000,· berasal dari dana pribadi Bapak Barn bang. Dana unruk memberi upah borongan kepada 2 (dua) orang petugas pengumpul
dan
pengolah
sarnpah
masing-masing Rp.400.000,-
/orang/bulan berasal dari dana iuran scksi lingkungan yang berasal dari \varga RW 13. Masing-masing warga wajib membayar uang lingkungan sebesar Rp. 5.000/KK/hulan. 6. Forum djskusi
Forum diskusi yang khusus memhahas pelaksanaan pengelolaan sampan lidak ada, Pcmbahasan suaru pcrmasalahan dilakukan hanya pada rapat tingkat R W
l 14
yang dilakukan setiap bulan. Hal yang biasanya dibahas dalam forum tersebut dalam kaitannya pengnlahan sampah adalah pcnekanan pernilahan sampan
pada pcwadahan di masing-rnasing rumah tangga.
7. Sistem pen20Jahan sampah Sistem pengolahan sampah yang dilakukan di RW JJ ini adalab mengolah sampah basah/organik rnenjadi kornpos dengan bantuan cacing tanah. Sampah dari warga yang tclah dikumpulkao di masukkan ke bak sampah, kernudian dilakukau pcmilahan oleh petugas. Sampah yang bisa didaur ulang seperti kertas, kardus dan botol aqua dikumpulkan dan dijua! olch petugas sebagal tambahan
penghasilannya.
Sarnpah
basah/organik
dikomposkan,
yang
scbcluuurya dikomposkan sarnpah diasapkan tcrlcbig dahulu dalam soblok di atas tungku pemanas, Sarnpah yang tidak dapai diolah, dibakar sebagai bahan
bakar dalam pengasapan.
8. Jumlah KK vane: dikelola
Sampah yang dikelola berasal dari warga RW 13 sebanyak 220 KK.
9. Produksi sarnpah dan vang dapat tcrtangani
Dalam seminggu sampah yang dihasilkan warga sekitar 2 m' sarnpah yang telah dipadatkan. Dari sejumlah sampah tersebut hanya sckitar Y, m' yang dapat dibuat kompos atau sekitar 25% total produksi sarnpah.
Sampah kering
seperti botol aqua , kertas, kerdus atau yang lainnya yang dapat dijual hanya
sekitar 25% total sampah. Sehingga sampah yang tidak dapat dimanfaatkan sekitar 50% dari dari keseluruhanjumlah produksi sampah warga. 10. Penanganan sisa sampah vang tidak terolah Sarnpah yang tidak terolah dibakar, digunakan scbagai bahan pemanas dalam
proses pengasapan sampah yang akan dibuar kompos. Pcngasnpan di lakukan untuk memutus rantai siklus talat agar lidak berkernbang biak.
115
Dalam mengatasi sisa sampah yang tidak dapat diolah pernab dilakukan pengajuan bantuan alat untuk rnembakar, tctapi pihak PD. Kebersihan tidak memberikan tanggapan.
11. Pclaksanaan pengelol2an Sistcm pengelolaan sapah menjadi kompos masih bcrjalan baik sampai saat ini.
12. Permasalahan vang dihadapi l'ennasalahan yang scrius tidak muncul dalam pengclolaan ini. Lahan tidak menjadi masalah, karena lahan untuk pemrosesan tersebut merupakan Fasum untuk pcrumahan ini yang diminta kepada pcngcmbang unruk pengolahan sampah. Pengembang mengijinkan, karena Fasum rnemang menjadi hak
warga penghuni perumahan. Masalah yang cukup menghambat dalam proses pengolahan adalah sampah adalah kondisi sampah yang bclum terpilah. Pemi lahan cukup membutuhkan waktu dan tenaga
Kesadaran warga
untukmemilah sampah basah dan kering rnasih sangat rendah.
13. Laooran apabi la terja,di masalah Kalau terdapat masaJah yang berkaitan dengan pengelolaan ini, merka akan melapor ke saya (Bapak Bambang),
karena saya selaku Ketua Seksi
Lingkungan dan penanggungjawab dari pclaksanaan pengelolaan ini.
116
Lampiran
-6
TRA.'ISKRIP H.A.SU.. WA WANCAR...\ TOKOH MASYARAKAT/KETUA RTIR\VIPENGURUS PENGELOLA.AN
SAMPAI{
Nama lnforman
: Bapak Suyudi
Alamat
: Pcrumahan Bukit Pajajaran Nu. 55 Karangpamulang,
Cicadas Jabatan
: Pengawas
Tanggal wawancara : 26 Juli 2006 Hasil W:nvancara: l. Wal-tu awal pelaksanaan Pengelolaan dimulai sek itar oertengahan Mei 2006 yang lalu. di saat Kola Bandung rnuncul pcrmasalahan sampah.
2. Latar belakang
Dengan adanya darurar sampan di Kota Bandung, sarnpah dimana-mana menumpuk tidak dapat diangkut lagi oleh PD. Kebersihan, Sampah warg:1 rli RW 13 disini juga menumpuk. Karena mcncmui masalah tersebut. maka
warga RW 13 rnendatangi Bapak Bambang untuk rncmbantu menyetcsaikau penumpukan sarnpahnya dengan dikclola seprti yang telah dilakukan Hapak Bambang mengeloln sampah rurnah tengganya sendiri dijadikan kompos. Permimaan warga terscbut keruudian diangknt kc forum rapat bulanan RW 13 dan dibahas bersama. Dalarn rapar tersebut warga setuiu dan Bapak Barn bang
sebagai Kctua Seksi Lingkungan dirunjuk sebagai ketua pcngclola.
117
3.
Yang cerliba1
a. Pcrcncanaan Yang tcrl ibat dalam pcrcncanaan adalah warga masyarakar R W 13 sendiri yang meminta
agar Bapak
Bambang
man mcmbanru
mengatasi
pemasalahan sampah sepeni yang telah dilakukan Bapak Bambang sendiri.
b. Pengelolaan (pewadahan. pengumputan dan pcngolahan) Proses pewadahan mclibatkan masing-mnsing anggora rumah lilllgga, terutama ibu-ibu yang sangat bcrperan dalam kcgiaian rumah rangga. Untuk rcncana pengelolaan tahun 2007. ada semacam ancaman bagi rurnah tangga yang ridak melakukan pemilaban ssrnpah, sampahnya tidak akan diurusi. Karena mcnurut kcsepakatan tcnggang wnktu sosialisasi pemilahan hanya selllhun sampai akhir tahun 2006. Dalam proses pcngun:pulan sampah dnri rumah 1aneza sampai kc tempat pcngolahnn warga tidak ad1 yang rcrlibat. Pcrugas pengumpul ielah ditunjuk dalam rapat hulanan tingka1 R \V. Yang mengurusi
pcngumpulan sampah ada 2 (dua) <>rang yaitu Bapak Iman dao Uapuk /\min yang keduanya rncrupakan warga kumpung sebclah perumahan dun kcbetulan mereka berdua pernah bekerja scbagai Pl ll, di PO. Kebersihan Korn Bandung. Setama ini
pengumpulan
dilakukan
seminggu sekali dan pada rencana tahun 2007. pengumpulan
akan
dilakukau setiap hari. Proses pengolahan sampah dilakukan oleh kedua orang perugas pengumpul dan sekaligus sebagai petuga~ pengomposan dengan birnbingan
Bapak Bambang dsn saya (Bapak
Sayudi) disuruh
rnengawasi dalam proses pengornposan seandainya Bapak Bambang
tidak
sedang
pcrurnuhan,
di rumah .. Pengelolanan dilakukan pada lahan Fasurn penggunaannya minta ijin kcpada pengernbang (Ian
dijinkan. Jadi tidak terjadi pennasalahan dalam lahan yang digunakan UOIUk pengolahan.
l 18
4. Bentuk Keterlibatan Masvarakat a. Proses Perencanaan Bentuk keterlibatan
mcrcka dalam preses
perencanaan adalah
menyampaikan ide/gagasan untuk dilakukannya pengelolaan sampah
di lingkungan RW dan warga ikut membahas dan rapat bagaimana proses pclaksanaannya nanti, Dalam hal penyediaan dana mereka merencanakan mau membayar iuran sarnpah untuk dana pengolahan.
b. Benruk keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan Dalarn proses pewadahan warga terlibat melakukan pewadahan senoiri-sendiri di masing-maslng rumah tangganya. Mereka mcwadahi sampah di tempat sampan yang telah mereka sediakan sendiri. Dalam proses peugumpulan sampah warga tidak terlibat sccara flsik. warga
telah
mcmbayar
iuran
lingkungan
sebagai
bentuk
keterlibatannya dalam proses pengelolaan. Dalam proses pengolahan, bentuk kctcrlibatan warga sudah mereka anggap cukup dcngan membayar iuran lingkungan sebesar Rp 5.000,uutuk pengclolaan, karena pengolahan sudah ditangani
olch petugas
yang tel ah diturj uk.
5.
Dana Pengelolaan Biaya untuk pembuatan Bak sampah umuk rncnarnpung sampah yang baru dikurnpulkan dari warga dan sampah yang sudah di asapkan, scrta dua buah bak untuk pengompo~au berasal dari dana kas seksi lingkungan. Biaya pembelian 2 buah soblok untuk proses pengasapan sampan berasal dari uang pribadi Bapak Ram hang, senilai Rp. 600.000,-.
Uang untuk rncmbcri upnh dua orang petugas pengurnpul dan pengompos berasal dari iuran lingkungan R W. Masing-masing dibcri upah setiap bulannya sebesar Rp.
400.000,-.lbulan. Mcrcka sebagai tenaga borongan,
yang penting sampah yang ada diolah semuanya dengan upah sebesar iru,
l 19
Mereka boleh mengerjakan 1-2 hari, hari lainnya mcreka boleh bekerja ditempat lain.
6. Forum diskusi Forum diskusi khusus umuk mernbahas masalah pengelolaan sampah tidak pernah dilakukan oten warga. Pembahasan mengcnai pe'aksenaan pcngelolaan hanya disisipkan dalam pertemuan rutin bulanan RW.
7. Sistem oengolahan samoah Pengolahan sampah yang dilakukan di R W ini adalah mcmbuat kompos dari sampan urganik yang dapat dikomposkan. Pcngomposan dilakukan dcngan bantuan cacing tanah. Sampah y-Jng layak didaur ulang dipisahkan oleh petugas seperti kertas, Kardus. gclas aiau boiol aqua , kemudian dijual oleh
petugas sebagai tambahan insentifnya, Sampah yang tidak dapat diolah baik sebagai bahan kompos maupun oijual sebagai bahan daur ulang. maka sisa tcrscbui dibakar untuk pemanas dalam pcngasapan sampah, Sarnpah )'81lS
dikelola tidak ada yang tcrsisa, sehlngga 1idak ada l>
9. Pro
sekitar 0.5 rn'. Sedangkan sampah yang dapat dipilah untuk dijual hanya sckitar '/. bagian total sampah, dan Y, nya merupakan sampah yang tidak dapat diolah dan hanya dibakar.
120
IO. Penanganan sisa sarnoah vang 1idak 1erolah Sisa sampah yang tidak dikomposkan
dan ridak diadur ulang dibakar unruk
pcmanas pengasapan. Dalam pcngclolaan sisa sampah pernah menghubungi PD. Kebersihan Kola Bandung untuk memberikan banruan alat pembakar sampah, namun tidak pernah ada respon.
11. Pelaksanaan pen11elolaan Sampai saai ini pcngelolaan masih berjalan lancar.
12. Pennasalahan vang dihadapi Permasalahan yang muncul paling hanya masalah pcrnilahan sampah. Warga masih rendah kemauannya dalam pemilahan sampah. Padahal pemilahan sampah dari rumah tangga tidak sulit, masing-masing Iba rumah tangga tinggal menyuruh pernbanmnya unruk memilah.
13. l,aooran apabila teriadi masalah
Kalau ada permasalahan temang pengelolaan sampah, warga mclapornya kc Bapak Bambang sebagai Kerua Seksi Lir.gkungan dan pembina proses pengelolaan.
121
Lampiran - 7 TRANSKRIPHASLL WAWANCARA
TOK OB MASY ARA KATIKETUA RT/RW/PEJ\GURUS PENGELOLAAN SAl'VfPAH
Nama lnforman
: Bapak Iman
Alamat
: Pasir lmpun, Karangpamulang, Cicadas
Jabatan
: Pctugas pengumpul dan pengolah sampah
Tanggal wawancara
: 26 Juli 2006
Hasll Wawaaeara: I. Waktu awal pciaksanaan Kegiatan ini dimulai kira-kira bulan Mei yang tatu.
2. Latar bdakang Karena adanya masalah penumpukan sampah di hampir seluruh TPS di Kora
Bandung. ktta tiduk d.1pa1 membuang sampah kc TPS lagi. Oleh kurcna itu sarnpah yang ada di rnasing-musing rumah tangga juga menumpuk. DMi masatah sarnpah yang 1idak dapat ditangani oleh perncrimah ltu. maka warga ini mempunyai idc mcminla Bapak Bambang untuk rnau mernberikan pcngarahan dalam pengelolaan sampah di lingkungen RW.
3. Yang terljbal
a. Perencanaan Setahu saya, masyarakat mcmberikan idc, kcmudian dibahas dalam rapat R W dan dis.:paka;i untuk di lakukan pengelulaan. Rencana proses pengolahannya scpcrti apa, hal tersebut yang mercncanakan
Bapak
Barnbang disampaikan
proses
pengolahan
tersebut
dalam
rapat
mcrnbutuhkan
RW. tenaga
Karena unruk
rencana
mengumpulkan.
rncmilah. rnangasap dan mengompuskan. maka saya disuruh mencari
122
reman kerja yang dapat rnembanru
pelaksanaan
rerscbur, maka saya
(Bapak Iman) mengajak anak menantu saya untukjadi petugas.
b. Pengelolaan (pewadahan, pcngumpulan dan pengolahan) Pewadahan dilakukan oleh masing-masing keluarga, Pengumpulan saya lakukan bersama anak menanru saya, l'engumpulan
dilakukan seminggu sekali dengan mempergunakan mobil pick upnya Bapak Bambang. Dalarn pcngumpulan ini tidak ada warga yang terlibat.
Dalam pengolahan sampah hanya kita lakukan berdua. Kita berdua juga yang melakukan pemilahan dan pengasapan sampan sebelum sampah dikornposkan, Warga Rw 13 tidak ada yang terlibat langsung, Dari proses pemilahan sarnpah yang bisa didaur ulang kita mcndapat tambahan uang dari basil penjual botol-botol, kertas dan kardus. Kita hanya sering dikontrol oleh Bapak Sayudi, orang yang diserahi tugas
mengawasi jalannya pcngomposan kalau Bapak 13ambang tidak dapat mengontrol sendiri.
4. Bentuk Ketedibatan Masvarakat
a. Proses Perencanaan Setahu saya keterlibatan warga dalam proses perencanaan adalah rnereka rnennyampaikan
idc/gagasannya agar Bapak Bambang mau
mcmimpin pengolahan sarnpah di RW 11 ini. Selain itu mereka juga bcrscdia rncmbayar iuran sampah berapapun
bcsarnya asal sampahnya diangkut dari rumahnya .. b. Bentuk kcterlibatan rnasyarakat dalam pengelolaan Masing-masing rumah tangga mclakukan pcwadahan sarnpah scndiri,
biasabya yang terlibat langsung pada urusan sampah adalah ibu rurnah tangga atau pembantunya ..
123
Ket er I ibatan berupa tindakan rnembantu pengumpulan dari warga tidak ada, karcna pcngumpulan telah discrahkan kepada saya dan menantu
saya . Proses pengolahan, tidak auu keterlibatan dari warga, karena mereka sudah menganggap cukup dengan membayar iuran lingkungan sebesar Rp 5.000.-untuk pengelolaan, karcna pcngolahan sudah ditangani oleh
petugas yang telah ditunjuk. Barangkali mereka tidak sempat untuk rnernbantu karena merka termasuk orang-orang pekerja. Kompleks ini ditempaii
oleh
Karyawan
dan
Dosen-dosen
UJ\l'AD
yang
berpendidikan tinggi, rnereka sangat sibuk dan tidak sempat unruk bergabung langsung dalam proses pcngelolaan. 5. Dana Pengelolaan Biaya pcngclolaan sampah sctahu says ada iuran dari warga yang
mengurus Bapak Bambang, Dana rersebut barangkaf yang dipergunakan uruuk mernbayar kita sebagai
petugas sebesar Rp. 400.000,-!buJac\iperorang
dan membangun
bak
sampah clan bak pengomposan. Dana untuk pcmbclian 2 buah soblok yang yang dipcrgunakan unruk
pengasapan bcrasal dari daoa pribadi Bapak Bambang yang karanya sebesar Rp. 600.000,6. Forum diskusi
Forum diskusi khusus yang rncmbahas rcntang pelaksanaan pengelclaan. kita sebagai pctugas tidak pcrnah diajak dalarn rapat R W tcrsebut. Kita hanya dibcri tahu dan arahan dari Bapak Bambang atau Bapak Sayudi seandainya ada suatu pcrmasalahan dalarn proses pcngclolaan. 7. Sistem pengo!ahan sampah Pcngolahan sampah yang dilakukan sepni ini : sampan yang dikumpulkan ditaruh di bak sampah, kemudian dipilah sedikit-sedikit. sampah yang bisa
124
dikomposli.an
sepeni sampah daun, sisa mukanan dan sisa sayuran, Setelah
dipilah diasapkan untuk mematikan
lalal.
Sampan
sctclah diasapkan
diletakkan disebelah bak sampah sampah yang masih tercarupur tadi, Setclah
sampah yang akan dikornposkan cukup banyak, lalu dipindahkan kc bak khusus pengornposan. Dalam bak tersebut diberikan cacmg tanah unruk
mempercepat pembusukan. Sampnh lain basil pcmilahan yang dapai didanr ulang sepcrti bckas botol aqua, kerta atau kerdus kita jual, Sarnpeh yang tidak ada manfaatnya kua bakar dalam rungku sebagai alat pemanas pcngasapan.
8. Jumlah KK yang dikclnln
Kita discrahi untuk mcngambll sampah di lingkunguu RW 13 kira-kira sebanyak 220 rumah tangga ..
9. l'roduk>i s1u11pah dru1 yang dapal tc11angani :)ampah yang dapat kita pilah untuk dijadikan
kompos kira-kira
selama
seminggu hanya Y,, dari isi bak sampan itu (ukurnn Im x Im x2111\. Sampah
yang dapat didaur ulang kira-kira jug.o hanya y., nya. dan sisanya merupekan sampan yang hunya dibakar,
l 0. Penanggn:in sisa r.amrah yang tjdak tcrolah
Sarnpah yang tidok dapat dikornposkan
atau didaur ulang olch Uopuk
Bambang disuruh mernbakar di dalam tvnggu sebagat banan bakar dalam
pengasupan sampah yang ukan dibuat kompos supaya lalatnya tidak banyak ..
11. l'claksanaan pemtelolaan
Pcngclolaan rnasih berjalan lancar sampai saat mi. 12. Pennasalahan yang dihadnri Permasalahan yang saya hadapi sebagai pcngolah langsung adalah sulitnya memilah sampah. Apabila sampan dart masing-masing rumah iangga telah
125
dilakukan pcmilahan, kita tidak akan menghabiskan waktu dan renaga unmk
mclakukan pcmilahan.
13. Laporan apabila terjadi masalah Kalau terjadi permasalahan yang bcrkaitan dengan pengelolaan ini, saya
laugsung laugsung melapor kepada Bapak Bambang sclaku penanggungjawub pcngclolaan ini ..
126