37
EVALUASI PROGRAM CHAMPIONSHIP SEBAGAI BENTUK CONTINUOUS QUALITY IMPROVEMENT (CQI) CHAMPIONSHIP PROGRAM EVALUATION AS CONTINOUS QUALITY IMPROVEMENT (CQI) 1
2
Dina Ribka Wijayanti , Nyoman Anita Damayanti Rumah Sakit Onkologi Surabaya, Surabaya, Jawa Timur 2 Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga Surabaya Email :
[email protected] 1
ABSTRACT Continuous Quality Improvement (CQI) is needed to fulfill customer need on health care services. Unfortunately, there was inconsistency betweenChampionship Program implementationand long-term quality improvement program in Surabaya Oncology Hospital. This was adescriptiveevaluation research with quantitativeapproach. Questionnaires were deployed to 13 Championship Programcompilers and 29 participants. In Championship Program implementation, the majority of program compilers and programparticipantswere committed. They perceivedthat Championship Program as a form ofCQI.Spearman bivariate test showed that there was no significant correlation between commitment and perception ofprogramcompilers (p>0.05). There was a significant correlation between perceptionsand commitment ofprogramparticipants(p=0.015). It meant that the more important program participants’ perception of the program makes them more committed. Meanwhile there were still no indicatorsmeasuring program achievement. There was no special allocation time to participate in Championship Program. This research showed that the success ofCQI depend on the perception of program participants about how important this program was. It also dependson how committedparticipantsin the program implementation.The program barrierswhich identified in this research were participants-compilers feedback on the planning and implementation. The feedback never been evaluated as program materials. Keywords:
Championship Program, Continuous Quality Improvement, Kaizen, Total Quality Management
PENDAHULUAN Peningkatan kualitas secara terus menerus
menunjukkan bahwa sebanyak 80% responden
atauContinuous
menjawab
Quality
Improvement (CQI)
merupakan salah satu unsur yang terkandung dalam
Total
Manajemen
Quality
mutu
(TQM)merupakan
dilakukan
evaluasi
terhadap
pelaksanaan program championship.
Management(TQM).
terpadu
perlu
Berdasarkan hasil observasi pada bulan Januari
2012
terhadap
pelaksanaan
program
pendekatan manajemen untuk memadukan upaya
championshipdi setiap unit kerjadi RSOS diketahui
pengembangan mutu, pemeliharaan mutu, dan
bahwa program championship belum dilaksanakan
peningkatan mutu dari berbagai kelompok dalam
secara
organisasi untuk menghasilkan produk yang paling
championship tahun 2008 hingga 2011terdapat
ekonomis
ketidakkonsistenan
serta
mampu
memenuhi
kepuasan
maksimal.
Pada
pelaksanaan program
dalam
konsumen (MS, 2011). CQI merupakan sebuah
pelaksanaannya.Sedangkan
filosofi dasar mengenai cara mencapai standar
program championship belum dilaksanakan secara
kualitas yang optimal melalui beberapa langkah
berkesinambungan.Program championship tahun
perbaikan yang sistematis dan dilaksanakansecara
2009 tentang Standar Prosedur Operasional (SPO),
berkesinambungan.Programchampionshipadalah
unit kerja menyusun SPObelum pernah dilakukan
program yang diselenggarakan oleh Rumah Sakit
review
Onkologi Surabaya (RSOS) sebagai bentuk CQI
semuaunit kerja belum pernah melakukan review
sekaligus sarana pembelajaran bagi karyawan yang
terhadap
bersifat
menunjukkan bahwa pada pelaksanaan program
ilmiah.
Hasil
survei
pendahuluan
terhadap
SPO
SPO
yang
pada
yang
sudah
Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia Volume 1 Nomor 1 Januari – Maret 2013
tahun
disusun.
ada.
2009,
Hampir
Hal
ini
58
championship sebagai bentuk CQI belum berjalan
Komitmen jangka panjang sangat penting
dengan
guna mengadakan perubahan budaya agar
baik.
Penelitian
mengevaluasi
ini
bertujuan
programchampionship
untuk sebagai
penerapan
TQM
dapat
berjalan
dengan
bentuk continuous quality improvementdi Rumah
sukses. Menurut Griffin (2010), komitmen
Sakit Onkologi Surabaya.
organisasi (organisational commitment) adalah sikap
PUSTAKA
mencerminkan
sejauh
mana
seseorang individu mengenal dan terikat pada
Menurut merupakan
yang
Goetch
suatu
dan
kondisi
Davis,
kualitas
dinamis
yang
organisasinya. 5.
Kerja sama tim (teamwork)
berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses
Dalam organisasi yang menerapkan TQM,
dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi
kerja sama tim, kemitraan dan hubungan
harapan (Tjiptono & Diana, 2001). TQM merupakan
dijalin
pendekatan
perusahaan
dalam
menjalankan
usaha
yang
dan
dibina,
baik
maupun
antar
dengan
lembaga
perbaikan terus menerus atas produk, jasa, tenaga
sekitarnya. Menurut(Tjiptono & Diana, 2001),
kerja, proses dan lingkungannya(Nasution, 2005).
kerja sama tim merupakan salah satu unsur
Menurut Goetsch dan Davis, terdapat 10 unsur
yang fundamental dalam TQM. Sebelum tim
utama TQM diantaranya:
yang baru terbentuk melaksanakan tugasnya,
Fokus pada pelanggan Dalam TQM, pelanggan internal dan eksternal
2.
tim harus dilatih terlebih dahulu. 6.
Perbaikan sistem secara berkesinambungan Sistem yang ada perlu diperbaiki secara terus
Obsesi terhadap kualitas
menerus agar kualitas yang dihasilkan dapat
Dalam organisasi yang menerapkan TQM,
makin meningkat. 7.
Pendidikan dan pelatihan
kualitas.
Pedidikan dan pelatihan merupakan faktor
Pendekatan ilmiah
fundamental. Dengan belajar setiap orang
Pendekatan ilmiah sangat diperlukan dalam
dalam
penerapan TQM, terutama untuk mendesain
keterampilan
pekerjaan dan dalam proses pengambilan
profesionalnya. Menurut (Tjiptono & Diana,
keputusan dan pemecahan masalah yang
2001), pelatihan bersifat spesifik, praktis dan
berkaitan dengan pekerjaan yang didesain
segera.
tersebut. 4.
masyarakat
merupakan driver.
pelanggan internal dan eksternal menentukan
3.
dan
pemasok,
memaksimumkan daya saing organisasi melalui
1.
pemerintah
karyawan
8.
Komitmen jangka panjang
perusahaan
dapat
teknis
meningkatkan
dan
keahlian
Kebebasan yang terkendali Kebebasan yang timbul karena keterlibatan dan pemberdayaan tersebut merupakan hasil
Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia Volume 1 Nomor 1 Januari – Maret 2013
59
dari
9.
pengendalian
yang
terencana
dan
program
dan
13
terlaksana dengan baik. Pengendalian itu
pengambilan
sendiri
proportionalstratified
dilakukan
terhadap
metode
penyusun
program.Cara
sampel
menggunakan
random
sampling.
Sampel
pelaksanaan setiap proses tertentu.
penelitian ditentukan berdasarkan kriteria inklusi
Kesatuan tujuan
dan eksklusi yang telah ditetapkan.Peserta program
Supaya TQM dapat diterapkan dengan baik,
yang menjadi responden adalah kepala unit kerja,
maka perusahaan harus memiliki kesatuan
karyawandari level pelaksana pada setiap unit kerja
tujuan. Dengan demikian setiap usaha dapat
yang pernah mengikuti program Championship
diarahkan pada tujuan yang sama.
tahun 2008-2011, pelaksana yang ada di unit kerja
10. Adanya
keterlibatan
dan
pemberdayaan
dimana hanya terdapat 1 pelaksana di unit kerja
karyawan
tersebut.Pihak penyusun program utama yang ikut
Keterlibatan dan pemberdayaan karyawan
serta dalam penelitian ini adalah Direktur, Wakil
merupakan hal penting dalam penerapan
Direktur Administrasi, Wakil Direktur Pelayanan,
TQM. Usaha untuk melibatkan karyawan
Kepala
membawa 2 manfaat utama. Pertama, hal ini
Departemen Mutu, Kepala Departemen SDM dan
akan
Kesekretariatan serta kepala Departemen lain yang
meningkatkan
kemungkinan
Departemen
dalam
Pengembangan,
proses
Kepala
dihasilkannya keputusan yang baik, rencana
terlibat
yang lebih baik, atau perbaikan yang lebih
dikumpulkan melalui kuesioner, wawancara dan
efektif, karena juga mencakup pandangan dan
studi dokumen. Data dianalisis dengan Rank
pemikiran dari pihak-pihak yang langsung
Spearman.
berhubungan dengan situasi kerja. Kedua,
FGD para penyusun program.
Rekomendasi
championship.
disusun
Data
berdasarkan
keterlibatan karyawan juga meningkatkan rasa memiliki dan tanggung jawab atas keputusan dengan
melibatkan
orang
yang
harus
melaksanakannya(Tjiptono & Diana, 2001).
HASIL DAN PEMBAHASAN Menurut Goetsch dan Davis, salah satu prinsip dalam TQM adalah kesatuan tujuan yang sangat diperlukan pada pelaksanaan peningkatan kualitas
METODE
secara
berkesinambungan(Nasution,
2005).
Penelitian ini adalah penelitian evaluatif yang
Berdasarkan konsep Kaizen, CQI hanya dapat
dilakukan selama 3 bulan pada bulan Maret – Mei
berhasil dengan baik apabila disertai dengan usaha
2012. .Penelitian dilakukan di seluruh unit kerja
sumber daya manusia yang tepat (Tjiptono & Diana,
Rumah Sakit Onkologi Surabaya.Populasi pada
2001).
penelitian ini adalah seluruh karyawan Rumah Sakit
terpenting
Onkologi
produktifitas(Tjiptono & Diana, 2001).
Surabaya.Besar
sampelkeseluruhan
Faktor
manusia
dalam
merupakan
perbaikan
sebanyak 32 orang yang terdiri dari 29 peserta
Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia Volume 1 Nomor 1 Januari – Maret 2013
dimensi
kualitas
dan
60
Sebagian besar penyusun program di RSOS
championship. Menurut Goetsch dan Davis (n.d)
(92,3%) menganggap bahwa pelaksanaan program
komitmen jangka panjang sangat penting guna
championship sangat penting sebagai bentuk CQI.
mengadakan perubahan budaya agar penerapan
Penyusun dan peserta program berpersepsi bahwa
TQM dapat berjalan dengan sukses. Dalam hal ini
upaya peningkatan kualitas dalam jangka panjang
keterlibatan karyawan sangat diperlukan. Tujuan
penting untuk dilakukan oleh RSOS. Penyusun dan
pelibatan
peserta
meningkatkan kemampuan organisasi dan untuk
program
pelaksanaan
juga
program
berpersepsi
bahwa
champhionship
penting
dan
memberikan
pemberdayaan
nilai
kepada
adalah
pelanggan.
untuk
Menurut
dilakukan sebagai upaya peningkatan kualitas
Oakland (2003) seluruh anggota dalam suatu
pelayanan
ini
organisasi perlu bekerjasama dalam peningkatan
penyusun
kualitas organisasi. Kerja sama dari setiap orang
jangka
menunjukkan program
panjang
bahwa
memiliki
(CQI).
peserta
persama
Hal
dan visi
dalam
hal
pada setiap lapisan dibutuhkan untuk meningkatkan
peningkatan kualitas secara berkesinambungan.
kualitas, dan dapat dilaksanakan apabila
Selain persepsi, komitmen merupakan hal yang
management benar-benar berkomitmen.
perlu diperhatikan dalam kesuksesan program
top
Kerja sama dari setiap orang pada setiap
championship.
lapisan dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas,
Tabel 1
Komitmen Penyusun dan Peserta Program Terhadap Pelaksanaan Program Championship Sebagai Bentuk CQI Pada Tahun 2012 di RSOS
dan dapat dilaksanakan apabila top manajemen
Penyusun Program
kualitas
Keterangan
Ratarata
Peserta Program %
(2011) menjelaskan bahwa komitmen terhadap pelayanan
harus
dimulai
dari
pucuk
n
%
Sangat Berkomitmen
6
46,2
8
27,6
untuk meningkatkan kualitas produk jasa pelayanan
Berkomitmen
7
53,8
18
62,1
kesehatan. Komitmen manajemen untuk jangka
Tidak Berkomitmen
0
0,0
1
3,4
30,3
n
Rata rata
benar-benar berkomitmen. Sedangkan Muninjaya
Sangat Tidak Berkomitmen
0
0,0
2
6,9
Total
13
100,0
29
100,0
penyusun
program
Mayoritas berkomitmen
dalam
melaksanakan
21,7
pimpinan institusi. Mereka harus memiliki obsesi
panjang sangat dibutuhkan. Nilai koefisien korelasi (0,377)
menunjukkan
bahwa
hubungan
antara
persepsi
komitmen
penyusun.
penyusun
program
walaupun
mempunyai
berbeda
terhadap
program.
Komitmen
Hal
tidak
terdapat
penyusun ini
berarti
dengan bahwa
sangat tetap
harus
berkomitmen
program tingkat
persepsi
yang
championship sebagai bentuk CQI. Pada Tabel 1 pentingnya
pelaksanaan
juga dapat diketahui bahwa sebagian besar peserta berkomitmen
dalam
pelaksanaan
penyusun
program
harus
program dikomunikasikan agar seluruh karyawan dapat
championship. Bahkan sebanyak 27,6% peserta berpartisipasi dan memiliki komitmen yang sama sangat berkomitmen dalam pelaksanaan program dengan penyusun program.
Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia Volume 1 Nomor 1 Januari – Maret 2013
61
Hasil
uji
Rank
Spearman
menunjukkan
championship yaitu perencanaan program, seluruh
adanya hubungan antara komitmen peserta dengan
penyusun
persepsi peserta (p=0,015). Sesuai dengan hierarki
melaksanakan kegiatan yang tercantum dalam
keterlibatan kaizen, manajemen puncak hingga
perencanaan program championship. Penyusun
level karyawan mempunyai peranan dalam upaya
program
perbaikan kualitas (Gazpersz, 2005). Penyusun
perencanaan
program
perlu
dilaksanakan dengan baik. Kesimpulan akhir dari
program
pelaksanaan proses perencanaan ditentukan dari
program
ada tidaknya dokumen yang mendokumentasikan
diketahui
kegiatan program.
sebagai
memperhatikan mengenai
pihak
manajemen
persepsi
pentingnya
championship.
Dalam
peserta
pelaksanaan penelitian
ini
program
berpendapat
Hasil
adanya hubungan yang signifikan antara persepsi
menyatakan
bahwa
program
cross
telah
pelaksanaan
championship
check
dokumen
sudah
mengenai
ini
perencanaan program champhionship menunjukkan
menunjukkan bahwa semakin peserta menganggap
bahwa perencanaan championsip program sudah
program ini penting maka peserta program juga
baik. Penyusun melakukan proses perencanaan
semakin
pelaksanaan
dengan baik dan sesuai dengan konsep CQI.
program. Apabila peserta memiliki persepsi bahwa
Namun demikian masih terdapat beberapa hal yang
program ini penting maka akan berpengaruh positif
perlu diperbaiki. Penentuan indikator keberhasilan
terhadap komitmen peserta dalam melaksanakan
program perlu diperjelas dan disesuaikan dengan
program
tujuan pelaksanaan program. Keluhan karyawan
dan
komitmen
peserta
berkomitmen
maupun
program.
terhadap
sebaliknya.
Pihak
Hal
penyusun
program perlu melibatkan karyawan sejak awal
tentang
perencanaan program supaya karyawan menyadari
pelaksanaan
akan
program
ditindaklanjuti dengan mengatur kembali alokasi jam
dilaksanakan
kerja di unit kerja atau dengan menyediakan waktu
pentingnya
championship
pelaksanaan yang
berkesinambungan sebagai bentuk CQI. Dalam
wawancara,
menjelaskan terbebani
bahwa
karena
peserta
peserta kesulitan
program mengatur
tidak
adanya
waktu
program
khusus
untuk
championship
perlu
khusus di luar jam kerja. Pihak manajemen perlu program merasa waktu
mengupayakan perencanaan
perbaikan yang
kualitas
sesuai
dengan
dengan perbaikan
kualitas berkesinambungan.
mengerjakan karena waktu pelaksanaan program
Penelitian
ini
juga
menunjukkan
bahwa
bersamaan dengan rutinitas pekerjaan. Sebanyak
sebagian besar karyawan (86,2%) telah memahami
6,9% peserta berkomitmen terhadap pelaksanaan
tahapan
program tetapi menganggap program championship
peserta program berpendapat bahwa penyusunan
tidak penting. Peserta beranggapan bahwa upaya
dan
peningkatan kualitas lebih efektif dilakukan dengan
pelaksanaan program championship belum baik.
cara
Ada
lain.
Pada
identifikasi
input
program
dan
peraturan
pelaksanaan
58,6%
yang
championship.
program
belum
Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia Volume 1 Nomor 1 Januari – Maret 2013
Namun
pada
menyusun
proses
dan
62
melaksanakan program. Sebesar 53,12 % peserta menyatakan
bahwa
pelaksanaan
program
Penyusun pengendalian
program
terhadap
telah
melakukan
pelaksanaan
program
champhionship pada tahun 2010 tidak konsisten.
dengan menilai hasil kinerja kualitas aktual dan
Sedangkan pada tahun 2011 hanya sebesar 55,6%
membandingkan kinerja dengan tujuan pelaksanaan
responden menyatakan program champhionship
program.
sebagai bentuk CQI sudah konsisten. Total skor
penyusun program, bentuk pengendalian dilakukan
sebesar 50% dan termasuk dalam kategori tidak
dengan melalui kegiatan supervisi dan pemantauan
baik. Sehingga disimpulkan bahwa pelaksanaan
berkala terhadap penyusunan dan pelaksanaan
program championship sebagai bentuk CQI tidak
program inovasi di setiap unit kerja. Selain itu juga
dilaksanakan
terdapat pemantuan berkala dari level Direksi untuk
secara
konsisten
oleh
peserta
program.
Berdasarkan
penjelasan
jawaban
memantau secara langsung pelaksanaan program
Evaluasi
program
championship
secara
inovasi disetiap unit kerja. Setiap ada permasalahan
berkesinambungan hanya dilakukan pada saat
dalam
periode pelaksanaan program champhionship yang
sebagian
ditentukan
oleh
menindaklanjuti.
ditentukan
pemenang
penyusun
program.
program,
Setelah
pelaksanaan
pelaksanaan besar
penyusun Selain
perhitungan
hasil
dimonitor secara berkesinambungan. Pendekatan
peningkatan
kualitas
Kaizen atau CQI pada dasarnya merupakan suatu
ketentuan
kesatuan
perhitungan
yang
komprehensif
dan
championship,
program
itu
juga
segera
didapatkan
informasi bahwa seluruh penyusun melakukan
program championship di setiap unit kerja belum
pandangan
program
yang
akhir
pelaksanaan
dihitung
sudah
secara
sesuai
dengan
ditetapkan
dengan
berdasarkan
Pengendalian
perbaikan secara terus-menerus (Gazpersz, 2005).
manajemen dilakukan sesuai dengan tahapan dan
Oleh karena itu, proses evaluasi harus dilaksanakan
metode yang ditetapkan. Pada tahun 2011 bentuk
terus menerus untuk mengupayakan perbaikan
pengendalian dilakukan secara bertahap dengan
yang berkesinambungan di unit kerja. Pada siklus
mengkoordinasikan peranan setiap level karyawan,
kaizen, check merupakan kegiatan pemeriksaan
yaitu dengan observasi, in-depth interview dengan
segala
guna
peserta, dan penilaian persiapan dan hasil akhir
memastikannya agar tetap berjalan sesuai rencana
program inovasi. Hasil akhir pelaksanaan program
sekaligus memantau kemajuan yang telah ditempuh
camphionship dinilai sesuai dengan ketentuan yang
(Gazpersz, 2005). Berdasarkan hasil studi dokumen
sudah ditetapkan dan menggunakan perhitungan
terhadap pernyataan untuk menilai pelaksanaan
secara ilmiah. Menurut Muninjaya (2011) dalam
program,
segitiga
yang
pelaksanaan
berjalan dengan baik.
telah
dijalankan
program
championship
TQM
untuk
dilakukan
oleh
data.
terintegrasi yang bertujuan untuk melaksanakan
prosedur
yang
ilmiah
program
menumbuhkan
pihak
komitmen
pimpinan terkait dengan mutu pelayanan, setiap pengambilan keputusan untuk pengembangan mutu
Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia Volume 1 Nomor 1 Januari – Maret 2013
63
pelayanan harus dilengkapi dengan penilaian mutu
sistem
pelayanan dengan pendekatan ilmiah. Untuk itu
championship disetiap unit kerja sebesar 88,89%.
dibutuhkan rekaman data hasil kegiatan terkait
Sehingga
dengan program menjaga mutu dan analisisnya
championship pada tahun 2010 kurang berhasil
dengan komputer.
namun
Sebagian
dapat
pada
penerapan
dikatakan
tahun
program
bahwa
2011
program
sudah
berhasil.
Berdasarkan hasil wawancara, pada tahun 2010
menyatakan telah melaksanakan kegiatan program
program kurang berhasil dalam memberikan efek
championship. Rata-rata skor dari pelaksanaan
perbaikan sistem. Hal ini karena salah satu program
program adalah 4,9 dengan persentase 98% dan
championship yaitu penerapan buku operan sudah
termasuk dalam kategori baik. Hal ini berarti bahwa
banyak diterapkan di unit kerja yang bersangkutan
penyusun
sehingga dirasakan tidak ada perbaikan sistem
program dalam
penyusun
hasil
program
kegiatan
besar
sebagai
berpendapat
program
pelaksanaan telah
yang berarti. Sedangkan untuk program kebersihan
dilakukan dengan baik. Berdasarkan hasil cross
juga kurang berhasil dalam memberikan dampak
check
yang
perbaikan sistem karena sebagian besar unit kerja
mendokumentasikan beberapa proses pelaksanaan
tidak konsisten dan lebih banyak tergantung pada
program championship. Skor dari hasil cross check
jasa cleaning service yang disediakan rumah sakit.
dokumen adalah sebesar 6 dengan persentase
Berdasarkan pertanyaan terbuka dari kuesioner
75,0%
baik.
terhadap 29 peserta program dan 13 penyusun
telah
program,
dokumen,
championship
terdapat
dan
termasuk
Pelaksanaan
program
dokumen
dalam
kategori
championship
didapatkan
kesimpulan
mengenai
dilaksanakan dengan baik.
hambatan yang dihadapi adalah partisipasi individu
Tabel 2 Perbaikan Sistem Kerja yang Ada di Setiap Unit Dengan Adanya Penerapan Program Championship
tidak
Jumlah Jumlah Program program championship championshi yang p dengan Pernyataan Tahun terbentuk perbaikan sistem Jumlah Dengan 2010 pelaksanaan program championshi p terdapat 2011 perbaikan sistem di unit kerja
%
Jumlah program championsh ip tidak dengan perbaikan sistem Jumlah
%
32
18
56.3
14
43.7
18
16
88.9
2
6.2
sama,
kurangnya
kesadaran
tentang
pentingnya melaksanakan program, latar belakang pendidikan peserta yang tidak sama, kesulitan dalam menentukan metode, ketidakkosnsistenan dalam melaksanakan program. Hambatan yang dihadapi peserta adalah pelaksanaannya yang bersamaan dengan rutinitas kerja, kesulitan dalam membagi waktu, persepsi metode yang kurang jelas sehingga
terdapat
perbedaan
persepsi
antara
pengampu dan peserta, demotivasi karena yang Berdasarkan Tabel 2, efek perbaikan sistem
dipapar hanya karyawan.
yang ada di setiap unit kerja sebagai hasil penerapan program championship pada tahun 2010 sebesar 52,25 % dan pada tahun 2011 perbaikan
Peserta program championship memberikan feed
back
terhadap
championship antara lain.
Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia Volume 1 Nomor 1 Januari – Maret 2013
pelaksanaan
program
64
1.
2.
3.
4.
Sebagian
besar
menyatakan
sebaiknya
program ini tidak dilanjutkan lagi atau ada jeda
item
2 tahun.
mengalami perubahan dan disesuaikan dengan
Pelaksanaan program sebaiknya dilakukan
standar joint comision international on acreditation
oleh semua level karyawan dan melibatkan
(JCIA) maka dibutuhkan persiapan yang lebih lama
level manajerial.
dan
Tema program sebaiknya dibuat lebih menarik
menghadapinya.
dan
championship tahun 2012 ini, pihak manajemen
atractive
supaya
tidak
bosan
dan
7.
pada
keterlibatan
akreditasi
semua
Dalam
rumah
sakit
pihak
dalam
pelaksanaan
program
akan lebih mempersiapkan middle up manajemen
Perlu perbaikan metode yang dapat dijalankan
untuk dapat menjadi agen perubahan. Sehingga
dengan tanpa rasa beban, menarik dan bisa
dengan adanya agen perubahan ini akan dapat
dipahami semua level, serta keseragaman
mengajak karyawan untuk terus berkomitmen dan
konsep
memiliki
dalam
lingkup
penyusun
konsep
kemauan
mencapai
Evaluasi
harus
dilakukan
secara
tujuan
untuk
berusaha
peningkatan
mampu
kulitas
melalui
program championship.Berdasarkan hasil telaah isu
berkesinambungan oleh pembuat program
strategis
untuk
program championship tahun 2011 didapatkan
mengetahui
efektifitas
pelaksanaan
program championship 6.
penilaian
terbeban.
program. 5.
akreditasi pada bulan Oktober 2013. Mengingat
Perlu
diberikan
yang
ditemukan
dalam
pelaksanaan
kesimpulan bahwa untuk membuat peserta tidak
waktu
khusus
untuk
terbeban dalam melaksanakan program maka pada
mengerjakan program.
perencanaan program championship tahun 2012
Perlu perbaikan sistem pemberian reward
akan
sehingga bisa lebih merata dan adil.
manajemen untuk menjadi agen perubah sebagai
Penyusunan
rekomendasi
ditingkatkan
peranan
middle
up
program
pemicu komitmen dan memampukan peserta dalam
champhionship dilakukan melalui FGD dengan tim
melaksanakan program championship pada tahun
penyusun program champhionship. Isu strategis
2012. Sehingga dengan adanya agen perubahan ini
dipilih berdasarkan hambatan yang dihadapi oleh
akan
responden yaitu penyusun dan peserta program
berkomitmen dan memiliki kemauan untuk berusaha
championship, data hasil penelitian yaitu komitmen
mampu
dan persepsi penyusun serta peserta program.
melalui program champhionship. Menurut (Oakland
Berdasarkan hasil FGD disepakati bahwa tema
, 2003), manajemen madya mempunyai peranan
program
adalah
penting dalam TQM, mereka tidak hanya harus
persiapan akreditasi dengan format baru. Tujuan
memahami prinsip TQM, tetapi juga mereka harus
dalam
menjelaskan prinsip tersebut pada bawahannya dan
championship
pemilihan
mempersiapkan
tema
karyawan
tema
lebih
tahun
ini
2012
adalah
dalam
untuk
menghadapi
dapat
mengajak
mencapai
memastikan
bahwa
karyawan
tujuan
peningkatan
komitmen
Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia Volume 1 Nomor 1 Januari – Maret 2013
untuk
mereka
terus
kulitas
sendiri
65
disampaikan pada bawahan mereka. Dengan ini
championship
maka TQM dapat tersalurkan kepada seluruh
tanggapan
anggota organisasi secara efektif. Level manajemen
pelaksanaan program championship sesuai dengan
ini
konsep
juga
harus
memastikan
bahwa
upaya
danprestasibawahan
selanjutnya.Feed
dari
sistem
peserta
saran
back
program
pada
atau
mengenai
filosofi
kaizen
merupakan hal penting sebagai masukan kepada
merekamendapatkanpengakuan,
perhatian
dan
penghargaanyang layak.
manajemen
terhadap
pebaikan
evaluasi
kualitas
secara
menerus.Rekomendasi SIMPULAN
championship
Program championship merupakan hal yang
pelaksanaan
tema
tahun
2012
terus program
adalah
persiapan
akreditasi dengan format baru sesuai dengan
sangat penting untuk peningkatan kualitas secara
standar
berkesinambungan.
program
mempersiapkan middle up manajemen untuk dapat
tingkat
menjadi agen perubahan yang dapat mengajak
keberhasilan perencanaan belum dapat diketahui
karyawan untuk terus berkomitmen dan memiliki
karena belum ada indikator keberhasilan dan target
kemauan untuk berusaha mampu mencapai tujuan
pencapaian
peningkatan
championship
Perencanaan
sudah
yang
baik,
jelas.
namun
Pelaksanaan
program
championship sebagai bentuk CQI belum berjalan
baru
yang
ditetapkan.
kulitas
Dengan
melalui
lebih
program
champhionship.
secara konsisten dan pelaksanaan evaluasi oleh penyusun program belum dilaksanakan secara berkesinambungan. diharapkan
Perbaikan
dapat
dilakukan
sistem melalui
yang program
championship pada tahun 2010 kurang berhasil dan pada tahun 2011 berhasil. Perbaikan sistem ini dapat diukur melalui kesesuaian program perbaikan kualitas
dengan
digunakan
dimensi
sebagai
kualitas
patokan
dalam
jasa
yang
mengukur
DAFTAR PUSTAKA Gazpersz, V., 2005. Total Quality Management. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. MS, B., 2011. Penjaminan Mutu Pelayanan Kesehatan dan Akseptabilitasnya. Jakarta: Erlangga. Muninjaya, A.A.G., 2011. Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran Erlangga. Nasution, M.N., 2005. Manajemen Mutu Terpadu. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia. Oakland , J.S., 2003. Total Quality Management Text with Cases Third Edition. Tjiptono & Diana, 2001. Total Quality Management. Yogyakarta: Andi.
kepuasan pelanggan. Kesuksesan
pelaksanaan
program
championship tergantung dari kelancaran peserta dan
penyusun
program
dalam
melaksanakan
program. Dari hasil identifikasi hambatan dari penyusun dan peserta program, terdapat hambatan yang dapat diselesaikan dan digunakan sebagai bahan evaluasi dan untuk perencanaan program
Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia Volume 1 Nomor 1 Januari – Maret 2013