Visi Pembangunan Kabupaten Banyuasin Tahun 2009 - 2013
Development Vision of Banyuasin Regency in 2009 - 2013
“Banyuasin Sebagai Kawasan Yang Mandiri dan Berdaya Saing”.
”As the Area of Self Empowerment Banyuasin and Competitiveness”
Misi Pembangunan Kabupaten Banyuasin Tahun 2009-2013
Development Mission of Banyuasin Regency in 2009-2013
Ω Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia. Ω Meningkatkan Pengelolaan Sumber Daya Alam Yang Berwawasan Lingkungan. Ω Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan Yang Akuntabel. Ω Meningkatkan Pemerataan & Pertumbuhan Ekonomi Daerah
@ Improvement the quality of human resources. @ Improvement natural resource s environment. @ Create an accountable governance @ Improvement the equity and regional economic growth.
Gambaran Umum Kabupaten Banyuasin Tahun 2002. Pembentukan Kabupaten Banyuasin dibentuk karena adanya pertimbangan berkembang pesatnya kemajuan pembangunan di Propinsi Sumatera Selatan umumnya dan khususnya di Kabupaten Musi Banyuasin yang diperkuat oleh aspirasi masyarakat untuk meningkatkan penyelenggaraan pemerintah, pelaksanaan pembangunan dan pelayanan guna menjamin kesejahteraan masyarakat. Kabupaten Banyuasin dibentuk atas dasar Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2002 yang diresmikan tanggal 2 Juli 2002 oleh menteri dalam Negeri an. Presiden Republik Indonesia dengan Ibukota Pangkalan Balai melalui keputusan Mendagri Nomor: 131.26.255
General Illustration of Banyuasin Regency The Banyuasin Regency established under the considering that development progress at Province of South Sumatera in generally and especially Musi Banyuasin Regency that strengthened by public’s aspiration improving of government held, implementing of development and service to protect the public prosperity. Banyuasin Regency established under RI Role 6 of 2002, that inaugurated by Minister of Home Affairs on behalf of President of Republic Indonesia with city of Pangkalan Balai based on Decree Minister of Home Affair Number 131.26.255 of Year 2002, dated July 2, 2002.
Letak Geografis
Geography Positon
Kabupaten Banyuasin berada pada posisi antara 1,30° – 4,0° Lintang Selatan dan 104°00 – 105°35 Bujur Timur dengan batas wilayah: Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kabupaten Musi Banyuasin (Kec. Sungai Lilin, Sungai Lais dan Bayung Lincir) Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kabupaten Ogan Komering Ilir (Kec.Pampangan dan Air Sugihan) Sebelah Utara : Berbatasan dengan Selat Bangka dan Kab.Tanjung Jabung Timur (Propinsi Jambi) Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kabupaten Muara Enim (Talang Ubi dan Kec. Sungai Rotan), Kec.Jejawi (OKI) dan Kota Palembang
The geography position of Banyuasin Regency at between 1,30° – 4,0° SL and 104°00 – 103°35 EL and following the border of regional: o West : Bordered with Musi Banyuasin Regency (Sungai Lilin Sub District, Sungai Lais and Bayung Lincir)
Luas wilayah Kabupaten Banyuasin 11.832,99 km² dengan perincian wilayah kecamatan.
Area of Banyuasin Regency is 11,832.99 km ² under the detail sub district regional.
o East : Bordered with Ogan Komering Ilir Regency (Pampangan Sub District and Air Sugihan)
o North : Bordered with Bangka Strait and Muara Jambi (Tanjung Jabung Timur) Regency (Province of Jambi) o South : Bordered with Muara Enim Regency (Talang Ubi and Sungai Rotan Sub District), Ogan Komering Ilir Regency (Jejawi Sub District) and Palembang City.
Demografi
Demography
Jumlah penduduk Kabupaten Banyuasin pada tahun 2010 ± 797.425 jiwa dengan kepadatan rata-rata 67.39 jiwa per km². Kepadatan penduduk antar kecamatan sangat bervariasi. Kecamatan dengan kepadatan penduduk yang tinggi adalah kecamatan Urban (Talang Kelapa dan Banyuasin III), sedangkan kecamatan dengan kepadatan penduduk yang rendah adalah kecamatan yang berada di wilayah pesisir yang sebagian wilayahnya merupakan eks pemukiman transmigrasi.
Total population of Banyuasin Regency is at least 797.425 on 2010 and average crowded 67.39 per km². Crowded inter sub district is varied. Sub district with high crowded, Sub District of Urban (Talang Kelapa and Banyuasin III), in the other hand, low crowded such as sub district at beach in which its regional extransmigration settlement.
Mayoritas penduduk Kabupaten Banyuasin beragama islam, namun ada juga yang memeluk agama lain dan senantiasa hidup berdampingan dengan penuh kesadaran dan saling hormat menghormati antar umat beragama.
People’s majority of Banyuasin Regency is Moslem but other religion and they lived in peace with full awareness and honor each other.
8
9
KECAMATAN BANYUASIN III BETUNG RANTAU BAYUR
Luas Wilayah (Total Area) 11.832,99 Km²
TALANG KELAPA PULAU RIMAU BANYUASIN I MUARATELANG BANYUASIN II
Jumlah Penduduk (Number of Population) 797.425 Jiwa (Thousand)
MUARAPADANG MAKARTI JAYA RAMBUTAN TUNGKAL ILIR AIR SALEK TANJUNG LAGO
Administrasi (Administration) 288 Desa (Village) 16 Kelurahan (Wards)
MUARA SUGIHAN
10
GEOGRAPHY LOCATION
1.3° -4.0° LS dan 104.00°-105.35°BT
BORDER AREA West : Bordered with Musi Banyuasin Regency (Sungai Lilin Sub District, Sungai Lais and Bayung Lincir) East : Bordered with Ogan Komering Ilir Regency (Pampangan Sub District and Air Sugihan) North : Bordered with Bangka Strait and Muara Jambi (Tanjung Jabung Timur) Sub District (Province of Jambi) South : Bordered with Muara Enim Regency (Talang Ubi and Sungai Rotan Sub District), Ogan Komering Ilir Regency (Jejawi Sub District) and Palembang City.
PENCAPAIAN KONDISI SOSIAL EKONOMI TAHUN 2010 Achievement of Social – Economic Conditions in 2010 Pertanian / Agriculture
3.635.805
Pertambangan dan Penggalian/ Minning and
1.809.664
Quarrying Industri Pengolahan /
3.229.598
Manufacturing Industry Listrik, Gas, dan Air Bersih / Electricity,
4.984
Gas and Water Supply Bangunan / Contruction Perdagangan, Hotel dan Restoran /
965.696 1.427.809
Trade,Hotel and Restaurant Pengangkutan dan Komunikasi /
Transportation and Communication Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan /
67.212
86.682
Ownership Jasa-jasa/ services
694.325
13
PERKIRAAN KEBUTUHAN INVESTASI KABUPATEN BANYUASIN ESTIMATION INVESTMENT NEEDS IN BANYUASIN REGENCY RATA – RATA PERTUMBUHAN PEREKONOMIAN KABUPATEN BANYUASIN 2009-2013 SEBESAR 5.50 % / TAHUN SECARA AKUMULATIF 27,50% SAMPAI TAHUN 2013
AVERAGE ECONOMIC GROWTH 2009-2013 BANYUASIN DISTRICT OF 5.50% / YEARS, THE ACCUMULATION of 27.50 % UNTIL THE YEARS 2013
AKUMULASI PELUANG INVESTASI PRODUKTIF SAMPAI TAHUN 2013 Rp. 7,44 TRILYUN
ACCUMULATION OF PRODUCTIVE INVESTMENT OPPURTUNITIES UNTIL THE YEAR 2013 Rp. 7.44 TRILLION RENCANA INVESTASI EKONOMI MELALUI BELANJA PEMERINTAH SAMPAI TAHUN 2013 RP. 2,6 TRILYUN
INVESTMENT PLAN FOR THE ECONOMY THROUGHT GOVERNMENT SPENDING UNTIL 2013 RP. 2.6 TRILLION PERKIRAN KEBUTUHAN INVESTASI PRODUKSTIF SWASTA Rp. 4,48 TRILYUN
ESTIMATED INVESTMNT NEEDS OF PRIVATE PRODUCTION Rp. 4.48 TRILLION 14
NO
INDIKATOR SOSIAL EKONOMI Social Economic Indicator
2008
2009
2010
5,40 %
5,48 %
6,05 %
1
PERTUMBUHAN EKONOMI Economic Growth
2
PENDAPATAN RATA-2 PER KAPITA PENDUDUK Average Income Per Capita of Population
Rp. 10.096.933
Rp. 10.367.605 *
Rp. 10.367.605 *
3
JUMLAH PENDUDUK Number Population
798.360 JIWA
818.280 JIWA
797.425 JIWA
3
% PERTAMBAHAN PENDUDUK Percent of Population (%)
2,53 %
2,49 %
- 2.55 %.
4
UMUR HARAPAN HIDUP Age of Hope Alive
67,02 THN
67,23 THN *
67,23 THN *
5
ANGKA MELEK HURUF Literaly Rate
96,08 %
96,24% *
96,24% *
6
PENGANGGURAN TERBUKA Open Unemployment
3,33 %
3,21 % *
3,21 % *
7
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) Human Development Index
69,08
69,45 *
69,45 *
122.430 Jiwa (15,38%)
112,140 Jiwa (13,72%) *
112,140 Jiwa (13,72%) *
8
JUMLAH RENDUDUK MISKIN (Jiwa/%) Number of Poor People
15
Kondisi Sosial dan Ekonomi Kabupaten Banyuasin 2008 - 2010
Social and Economic Conditions Banyuasin Regency in 2008 - 2010 Uraian Description
Pertumbuhan Ekonomi / Economic Growth
2008
5,40 %.
2009
5,48 %
2010
6,05 %
Tingkat Capaian Performance Level
+10.40 %
Pendapatan Perkapita / Income Per capita
Rp. 9.628.307
Penduduk / Population
798.360 Jiwa
818.280 Jiwa
797.425 Jiwa
- 2.55 %.
Penduduk Miskin / Poor People
122.430 Jiwa (15,38%)
112.140 Jiwa (13,72 %) *
112.140 Jiwa (13,72 %) *
- 8,4 %. *
Rp. 11.551.309 Rp. 11.893.310
Rp. 342.001
16
Perkembangan Produksi Komoditi Unggulan Daerah Development of Commodity Production Areas
Jenis Komoditi Commodity
2010 (Ton)
Tingkat Capaian / Performance Level
767.315
795.550,8
+3.68 %
117.283
120.202
127.009,5
+5.66 %
103.171
131.324
660.781
+4.03 %
50.738,82
54.535,09
58.979,91
+8.15 %
2008 (Ton)
2009 (Ton)
Padi / Rice
745.316
Karet /Rubber Kelapa Sawit /Palm Ikan / Fish
17
19
Sektor Perikanan dan Kelautan
Marine and Fishery Sector
Produksi perikanan merupakan salah satu andalan daerah Kabupaten Banyuasin, perkembangan jumlah produksi perikanan pada tahun 2010 cenderung meningkat walaupun tidak terjadi lonjakan yang cukup besar. Jika pada tahun 2009 produksi sebesar 54.535,09 ton maka ditahun 2010 mencapai 58.979,91 ton meliputi perikanan laut 37.557,77 ton, perikanan perairan umum 8.656,80 ton, budidaya kolam 5.895,36 ton, budidaya keramba 81,12 ton dan budidaya tambak 6.788,86 ton.
Fishing production is one of key resource of Banyuasin Resources, development of total fishing production in 2010 tend to rise but it is not enough significant. By 2009 production was at least 54.535,09 ton, following by 2009, reached to 58.979,91 ton consist of sea fishing 37.557,77 ton, land fishing open water 8.656,80 ton, fresh water pond fishing 5.895,36 ton, cage fishing 81,12 ton and pond fishing 6.788,86 ton.
Potensi Perikanan dan Kelautan
Potential of Marine and Fishery
Kabupaten Banyuasin merupakan salah satu Kabupaten di Sumatera Selatan yang cukup potensial di bidang perikanan untuk dikembangkan terutama perikanan laut dan perikanan budidaya. Peningkatan produksi hasil perikanan laut sebanyak 37.557,77 ton di sentra-sentra produksi yang meliputi daerah: Kec. Banyuasin II : 23.682,85 ton. Kec. Makarti Jaya : 9.567,51 ton . Kec. Muara Sugihan : 4.038,99 ton. Kec. Tanjung Lago : 243,07 ton Kec. Muara Telang : 25,35 ton
Banyuasin Regency is one of regency at South Sumatera have potential in fishing especially sea fishing and land fishing. Improving production of sea fishing is at least 37.557,77 ton at production centers made up of sub district: Banyuasin II : 23.682,85 ton Makarti Jaya : 9.567,51 ton Muara Sugihan : 4.038,99 ton Tanjung Lago : 243,07 ton Muara Telang : 25,35 ton 20
Peluang Investasi 1. Perikanan Tangkap 2. Budidaya Ikan Laut Sistem Keramba/Jaring Terapung 3. Budidaya Rumput Laut 4. Industri Pengolahan Ikan 5. Budidaya Udang/Bandeng di Tambak 6. Budidaya Ikan Air Tawar di Kolam dan Sungai dengan Sistem Keramba
No
Jenis Perikanan (Marine&Fishery Type)
1 2
Investment Opportunities 1. Capture Fishing 2. Sea Fish Cage System Cultivation/Net Float 3. Seaweed Cultivation 4. Fish Processing Industry 5. Shrimp Cultivation/MilkFish Pond 6. Freshwater Fish Cultivation in Pond and River in Cage System Jumlah Produksi/Production 2008 (Ton)
2009 (Ton)
2010 (Ton)
Perikanan/Marine
45.202,80
45.928,67
46.214,57
Budidaya / Cultivation
5.536,02
8.606,42
12.765,34
54.535,09
58.979,91
Total
50.738,82
Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Banyuasin Source : Marine and Fishery Service of Banyuasin Regency
21
Produksi Perikanan dan Kelautan di Kabupaten Banyuasin 2010 Quatity of Marine&Fishery Production in Regency of Banyuasin 2010
Kecamatan/ Sub Districts
(1)
Produksi / Production (Ton) Perikanan Laut / Marine Fisheries
Perikanan Perairan Umum / Open Water
Perikanan Budidaya Kolam / Fresh Water Pond
Perikanan Budidaya Keramba /Cage
Perikanan Budidaya Tambak /Pond
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Jumlah Perkecamatan / Total by Sub District (7)
Air Saleh
-
31,1
17,9
-
-
49,00
Banyuasin I
-
68,75
91,55
3,74
-
164,04
23.682,85
632,94
19,13
-
1.919,90
26.254,82
Banyuasin III
-
357,39
59,32
-
-
416,71
Betung
-
502,53
41,71
-
-
544,24
9.567,51
229,99
801,18
-
407,98
11.006,66
Muara Padang
-
39,29
27,73
-
322,88
389,90
Muara Sugihan
4.038,99
297,1
-
-
2.209,34
6.545,43
25,35
106,67
160,15
-
1.060,11
1.352,28
Pulau Rimau
-
353,03
46,69
-
170
569,72
Rambutan
-
846,28
238,72
1,98
-
1.086,98
Rantau Bayur
-
4.405,62
43,31
75,4
-
4.524,33
Talang Kelapa
-
216,34
4.132,95
-
-
4.349,29
243,07
854,74
185,27
-
698,64
1.981,72
-
75,03
29,75
-
-
104,78
Jumlah/Total
37.557,77
8.656,8
5.895,36
81,12
6.788,85
58.979,91
Tahun / Year 2009
37.489,78
8.438,89
3.682,18
77,06
4.847,18
54.535,09
Tahun / Year 2008
37.431,30
7.771,50
994,99
103,79
4.437,24
50.738,82
Banyuasin II
Makarti Jaya
Muara Telang
Tanjung Lago Tungkal Ilir
Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Banyuasin Source : Fishery and Ocean Service of Banyuasin Regency
22
Tabel Produksi Ikan Usaha Budidaya Keramba, Tambak dan Kolam, Menurut Jenis Ikan di Kabupaten Banyuasin Tahun 2010 Table Production of Cage Cultivation, Pond Fishery Cultivation and Fresh Water Pond Fishery Cultivation in Banyuasin Regency 2010 Produksi / Production (Ton) Jenis Ikan/ Kind of Fish
(1)
1
Mas
2
Budidaya Keramba/ Cage Cultivation
Budidaya Kolam/ Fresh Water Pond Fishery
Budidaya Tambak / Pond Fishery Cultivation
2008
2009
2010
2008
2009
2010
2008
2009
2010
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
5,03
-
-
-
-
-
127,54
258,29
410,03
Tawes
-
-
-
-
-
-
13,92
41,88
66,48
3
Mujair
-
-
-
-
-
-
111,28
265,54
421,54
4
Nila
42,50
-
17,44
-
-
-
241,03
345,58
548,60
5
Lele/Cat Fish
32,09
16,57
-
-
-
-
170,07
352,87
560,18
6
Patin
20,94
28,53
30,03
-
-
-
229,09
2.196,08
3.486,25
7
Tembakang
-
-
-
-
-
-
-
-
-
8
Gurami
3,23
21,99
23,15
-
-
-
102,06
174,45
276,94
10
Bandeng
-
-
-
3.220,21
2.800,95
3.799,23
-
-
-
11
Udang Windu
-
-
1.977,38
1.723,34
2.337,55
-
-
-
12
Udang Galah
-
-
881,44
480,74
652,08
-
-
-
13
Ikan Lainnya/ Others
-
9,98
10,5
-
-
-
-
78,95
125,33
103,79
77,07
81,12
6.079,03
5.005,03
6.788,86
994.99
3.713,64
5.896,36
Jumlah/Total
Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Banyuasin Source : Fishery and Ocean Service of Banyuasin Regency
23
Luas Areal Pemeliharan / Penangkapan Ikan di Kabupaten Banyuasin Tahun 2010 Area of Fishing Catch in Banyuasin Regency 2010
Kecamatan/ Sub Districts
(1)
Produksi / Production (Ton)
Kolam /Fresh Water Pond
Sawah / Paddy Field
Keramba/ Cage
Tambak/ Brackish Water Pond
Budidaya Laut/ Marine Culture
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Jumlah Perkecamatan / Total by Sub District (7)
-
-
-
-
-
-
Banyuasin I
36,45
-
-
-
-
36,45
Banyuasin II
4,73
-
-
776,97
-
781.70
Banyuasin III
97,12
-
-
-
-
97,12
Betung
36,45
-
-
-
-
36,45
Makarti Jaya
16,87
-
-
264,17
-
281.04
Muara Padang
17,55
-
-
206,45
-
224,00
Muara Sugihan
-
-
-
1.707,33
-
1.703,33
Muara Telang
40,5
-
-
286,53
-
327.03
Pulau Rimau
41,25
-
17,46
-
-
58.71
8,1
-
310,97
-
-
319.07
Rantau Bayur
10,77
-
1.591,82
-
-
1.602,59
Talang Kelapa
163,34
-
-
-
-
163,34
29,7
-
-
743,67
-
773.37
17,29
-
-
-
-
17,29
Jumlah/Total
520,12
-
1.920,25
3.985,12
-
6421.49
Tahun / Year 2009
394.95
-
1 916.80
3 680.11
-
5.991,86
Tahun / Year 2008
385,50
-
1 870,04
3 590,35
-
5.845,89
Air Saleh
Rambutan
Tanjung Lago Tungkal Ilir
Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Banyuasin Source : Fishery and Ocean Service of Banyuasin Regency
24
26
Sektor Perkebunan
Estate Sector
Produksi hasil perkebunan di Kabupaten Banyuasin mengalami kenaikan 840.492,3 Ton tahun 2010 dibandingkan 294.494 Ton tahun 2009.
Production of estate in Banyuasin Regency tend to rise 840.492,3 Ton 2010 if that produced compare with 294.494Ton 2009.
Komoditas perkebunan yang menghasilkan produksi tertinggi beberapa tahun terakhir ini di kabupaten Banyuasin adalah kelapa sawit dan karet. Perkembangan jumlah luas tanaman kebun karet di tahun 2009 seluas 101.664 Ha dan kebun kelapa sawit 77.922 Ha maka di tahun 2010 luas tanam kebun karet mencapai 105.298 Ha dan sawit 82.370 Ha. Disamping kedua jenis tanaman tersebut Kabupaten Banyuasin juga memiliki komoditi hasil perkebunan lain yang menjadi andalan seperti kopi, kakao, dan kelapa.
Commodity of estate that produced the high production at last years at Banyuasin Regency consist of palm oil and ruber. By 2009, total width of rubber estate is at least 101.664 Ha and palm oil estate is at least 77.922 Ha and by 2010 total width of rubber estate is at least 105.298 Ha and palm is at last 82.370 Ha. In addition, both species, this districts was also other estate like coffee, cacao and coconut.
27
LUAS AREAL PERKEBUNAN DI KABUPATEN BANYUASIN TAHUN 2010 232.450 Ha, terdiri dari : -Perkebunan Rakyat : 158.629 Ha -Perkebunan Negara : 22.777 Ha -Perkebunan Swasta : 51.044 Ha
28
Potensi Perkebunan Karet
Potential of Rubber Estate
Luas areal perkebunan karet di Kabupaten Banyuasin pada tahun 2010 seluas 105.298 Ha dengan hasil produksi sebanyak 127.009,5 ton/tahun. Perkebunan Karet di Kabupaten Banyuasin terdiri dari:
In Banyuasin Regency has width of rubber estate in 2009 is at least 105.298 Ha and total production is at least 127.009,5 ton/year. In Banyuasin Regency has rubber estate consist of:
Perkebunan Karet Rakyat Luas areal 89.307 Ha dengan hasil produksi 95.334,5 ton/tahun.
People Rubber Estate Total area is at least 89.307 Ha and result of production is at least 95.334,5 ton/year.
Perkebunan Negara, meliputi: a. PTPN VII Musi Landas luas areal 3.041 Ha dengan hasil produksi 6.742 ton/tahun b. PTPN VII Tabenan luas areal 1.968 Ha dengan hasil produksi 5.621 ton/tahun. c. Puslitbun Sembawa luas areal 5.594 Ha dengan hasil produksi 5.979 ton/tahun.
State Estate Consist of: a. PTPN VII Musi Landas is at least 3.041 Ha and total production is at least 6.742 ton/year. b. PTPN VII Tabenan is at least 1.968 Ha and total production is at least 5.621 ton/year. c. Sembawa Estate Training Center is at least 5.594 Ha and total production is at least 5.979 ton/year.
Perkebunan Swasta meliputi: a. Swasta Asing luas areal 2.290 Ha dengan hasil produksi 7.785 ton/tahun. b. Swasta Nasional luas areal 3.098 Ha dengan hasil produksi 5.548 ton/tahun.
Plantation of Private Sector Covers: a. Foreign Private Sector of wide areal 2.290 Ha with result of produce of 7.785 ton/year. b. National Private Sector of wide areal 3.098 Ha with result of produce of 5.548 ton/year.
29
Luas Areal 2008 (Ha)
Produksi 2008 (Ton)
Luas Areal 2009 (Ha)
Produksi 2009 (Ton)
Luas Areal 2010 (Ha)
Produksi 2010 (Ton)
N o
Jenis Tanaman
1
Perkebunan Rakyat
88.346
94.546
88.875
91.988
89.307
95.334,5
2
Perkebunan Negara
7.409
12.648
7.401
18.325
10.603
18.342
3
Perkebunan Swasta
5.406
10.089
5.388
9.889
5.388
13.333
101.161
117.283
101.664
120.202
105.298
127.009,5
Jumlah / Total
Sumber : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Banyuasin Source : Forestry and Estate Service of Banyuasin Regency 30
Potensi Perkebunan Sawit
Potential of Palm Estate
Luas areal perkebunan Sawit di kabupaten Banyuasin pada tahun 2010 seluas 82.370 Ha dengan hasil produksi sebanyak 660.781 ton/tahun. Perkebunan Karet di Kabupaten Banyuasin terdiri dari:
In Banyuasin Regency has width of rubber estate in 2010 is at least 82.370 Ha and total production is at least 660.781 ton/year. In Banyuasin Regency has rubber estate consist of:
Perkebunan Sawit Rakyat Luas areal 17.296 Ha dengan hasil produksi 39.004 ton/tahun.
People Rubber Estate Total area is at least 17.296 Ha and result of production is at least 39.004 ton/year.
Perkebunan Negara, meliputi: a. PTPN VII Betung Krawo luas areal 8.221 Ha dengan hasil produksi 16.682 ton/tahun b. Puslitbun Sembawa luas areal 1.153 Ha dengan hasil produksi 20.914 ton/tahun. c. PTPN VII Bentayan luas areal 2.800 Ha dengan hasil produksi 5.321 ton/tahun.
State Estate Consist of: a. PTPN VII Betung Krawo is at least 8.221 Ha and total production is at least 16.682 ton/year. b. Puslitbun Sembawa is at least 1.153 Ha and total production is at least 20.914 ton/year. c. PTPN VII Bentayan is at least 2.800 Ha and total production is at least 5.321 ton/year.
Perkebunan Swasta meliputi: a. Swasta Asing luas areal 555 Ha dengan hasil produksi 1.291 ton/tahun. b. Swasta Nasional luas areal 52.345 Ha dengan hasil produksi 577.569 ton/tahun.
Plantation of Private Sector Covers: a. Foreign Private Sector of wide areal 555 Ha with result of produce of 1.291 ton/year. b. National Private Sector of wide areal 52.345 Ha with result of produce of 577.569 ton/year.
31
Jenis Perkebunan
Luas Areal (Ha) 2008
Produksi (Ton) 2008
Luas Areal (Ha) 2009
Produksi (Ton) 2009
Luas Areal (Ha) 2010
Produksi (Ton) 2010
Perkebunan Rakyat
12.848
35.646
12.848
31.392
17.296
39.004
Perkebunan Negara
12.174
42.914
12.174
57.221
12.174
42.917
Perkebunan Swasta
55.351
24.608
52.900
42.711
52.900
578.860
Jumlah/Total
80.373
103.171
77.922
131.324
82.370
660.781
Sumber : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Banyuasin Source : Forestry and Estate Service of Banyuasin Regency
32
Potensi Perkebunan Kelapa (Kopra)
Potential of Rubber Estate
Luas areal perkebunan kelapa di kabupaten Banyuasin pada tahun 2010 seluas 49.421 Ha dengan hasil produksi sebanyak 50.436 ton/tahun.
In Banyuasin Regency has width of coconut estate in 2010 49.421 Ha and total production is at least 50.436 ton/year.
Perkebunan kelapa di Kabupaten Banyuasin terdiri dari: Perkebunan Karet Rakyat memilki luas areal 46.476 Ha dengan hasil produksi kopra 47.893 ton/tahun. Perkebunan Swasta memiliki luas areal 2.945 Ha dengan hasil produksi kopra 2.543 ton/tahun.
Following coconut estate at Banyuasin Regency consists of: People Coconut Estate is at least 46.476 Ha and total production of copra is at least 47.893 ton/year. Private Coconut Estate is at least 2.945 Ha and total production of copra is at least 2.543 ton/year.
33
Jenis Perkebunan
Luas Areal (Ha) 2008
Perkebunan Rakyat
45.806
50.160
45.932
39.576
46.476
47.893
Perkebunan Negara
-
-
-
-
-
-
2.945
2.653
2.945
2.576
2.945
2.543
48.751
52.813
48.877
42.143
49.421
50.436
Perkebunan Swasta Jumlah/Total
Produksi (Ton) 2008
Luas Areal (Ha) 2009
Produksi (Ton) 2009
Luas Areal (Ha) 2010
Produksi (Ton) 2010
Sumber : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Banyuasin Source : Forestry and Estate Service of Banyuasin Regency 34
Potensi Perkebunan Kopi
Potential of Coffee Estate
Luas areal perkebunan Kopi Rakyat di Kabupaten Banyuasin tahun 2010 seluas 5.136 Ha dengan jumlah hasil produksi sebanyak 2.249,8 ton biji kering.
In Banyuasin Regency has width of coffee estate in 2009 is at least 5.136 Ha and total production is at least 2.249,8 ton/year. Potential of Cacao Estate
Potensi Perkebunan Kakao Luas areal perkebunan Kakao Rakyat di Kabupaten Banyuasin seluas 414 Ha engan jumlah produksi sebanyak 16,00 ton biji kering.
In Banyuasin Regency has width of Cacao Estate is at least 414 Ha an total production is at least 16,00 ton dry kernel. Investment Oppurtinity
Peluang Investasi
Peluang investasi yang potensial untuk dikembangkan adalah: Pembangunan dan pengembangan kebun Kelapa Sawit, Karet, Kelapa, Kopi, dan Kakao. Pembangunan dan pengembangan sarana dan prasarana produksi. (Pengolahan dan pemasaran serta industri kecil, sedang dan besar).
Following the investment oppurtinity to be developed: Development and Expansion of palm. Rubber, coconut, cofffee and cacao estates. Development andc Expansion of facility and infrastructure of production (processing and marketing and small industry, clothing and big)
35
Jenis Tanaman
Kopi
Kakao
Luas Areal 2008 (Ha)
Produksi 2008 (Ton)
Luas Areal 2009 (Ha)
Produksi 2009 (Ton)
4.475
1.103,38
4.475
808,00
494
3,94
494
Sumber : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Banyuasin Source : Forestry and Estate Service of Banyuasin Regency
16,80
Luas Areal 2010 (Ha) 5.136
414
Produksi 2009 (Ton)
2.249,8
16,0
Sektor Pertanian
Agriculture Sector
Luas areal pertanian tanaman pangan di Kabupaten Banyuasin cukup potensial. Dimana lebih dari setengah luas wilayah Kabupaten Banyuasin dipergunakan untuk lahan pertanian, luas areal tersebut mencapai 963.657 Ha meliputi persawahan 234.309 Ha( 24,31 %), dan sisanya lahan non persawahan 729.348 Ha (75,69 %).
In Banyuasin Regency has width of food plant is potensial. Which one of area less than a half for agricultural area, that area until 963.657 Ha consist of wetland 234.309 Ha (24,31 %) and non-wetland 729.348 Ha (75,69 %)
Dari Potensi lahan tersebut telah From land potensial has been used and dimanfaatkan dan menghasilkan berupa produced like agriculture commodity such komoditi hasil pertanian antara lain as food plant, crops,horticultural and etc. tanaman pangan, palawija, hortikultura, dan sebagainya.
40
Tahun/Year 2008 N o
Komoditas Commodity
1
Padi/Paddy
2
Luas Panen (Area) (Ha)
Tahun/Year 2009
Produksi (Production) (Ton)
Luas Panen (Area) (Ha)
Produksi (Production) (Ton)
Tahun/Year 2010 Luas Panen (Area) (Ha)
Produksi (Production) (Ton)
165.657
745.316,1
189.258
767.315,5
187.225
795.550,8
Jagung/Corn
6.049
22.902
6.314
23.622,8
2.772
10.326
3
Ubi Kayu/ Kaspe Cassava
2.212
24.475,9
1.903
21.110,3
1.933
30.342,4
4
Cabe/Chilli
1079
610
1.187
5.504,1
1.323
632,4
5
Komoditas lainnya/ Other Commodity
9.220,20
22.681,10
5.176,40
27.590,90
5.938,2
51.630,8
184.217,20
815.985,10
203.838,40
845.143,60
398.382,4
888.482,4
Jumlah/Total
Sumber : Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Banyuasin Source : Agriculture and Animal Husbandary Service of Banyuasin Regency
Peluang Investasi Lumbung Desa Modern, Jasa Alsintan, Pengolahan Beras, Penangkaran Benih Padi, Perluasan Areal Tanam, Rice Estate; Pakan Ternak, Coorporate Farming, Industri Pengolahan, Perluasan Areal Tanam; Industri Pengolahan Hasil Hortikultura; Industri (Tepung Cabai Dan Saos).
Lebak
Potensi Komoditas Padi
Potential of Paddy Commodity
Produksi padi di kabupaten Banyuasin setiap tahun terus menunjukan peningkatan jika pada tahun 2009 jumlah produksi padi sebesar 767.315,50 Ton maka di tahun 2010 sudah mencapai 795.550,8 ton
In Banyuasin Regency, production of rice improved, if 2009 total rice production at least 767.315,50 ton and by 2010 reached to 795.550,8 ton.
Potensi luas lahan sawah di Kabupaten Banyuasin sampai tahun 2010 sebesar 185.525 Ha dengan panen padi 790.494,9 Ton dan luas lahan padi ladang sebesar 1.700 Ha dengan hasil padi 5.055,9 Ton
Potential of width wetland paddy in Banyuasin District at 2010 at least 185.525 Ha with total harvest is 790.494,9 Ton and dry land paddy at least 1.700 Ha with total harvest 5.055,9 Ton.
Produksi padi pada akhir tahun 2010 sebesar Last 2010, production of rice at least 795.550,8 ton GKP dengan tingkat 795.550,8 ton GKP and productivity level is at least 4,245 ton/Ha. produktivitas sebesar 4,245 Ton/Ha.
Peluang Investasi
Investment Opportunity
Pembangunan Unit Pengolahan Beras Pengembangan Alsintan dan Upja Peningkatan Benih Padi Pengembangan Lumbung Desa Modern (LDM, Dryer,RMU)
Construction Of rice process unit Develoment of alsintan and upja Develoment of Rice seed Develoment of modern Village Rice Barn
(LDM,Dryer,RMU
43
Potensi Komoditas Jagung
Potential of Corn Commodity
Luas areal panen jagung di Kabupaten Banyuasin tahun 2010 seluas 2.772 Ha Dimana Jumlah Produksi Jagung Sebesar 10.326 Ton GKG dengan Tingkat Produktivitas sebesar 3,7 Ton/Ha
By 2010, total havest area is 2.772 Ha at Banyuasin Regency,and total prodiction of corn is 10.326 ton and level of productivity is 3.7 ton/Ha
Peluang Investasi
Invesment Opportunity
Potensi Pengembangan Tanaman Jagung Develoment Potential consist of : Yang Mencakup : Pengembangan Pekan Ternak Industri Pengelolahan Jagung Pengembangan dan Perluasan Areal Tanam Copret Farming Kemitraan Agribisnis
Develoment of Feed Livestock Corn Process Industry Develoment and Expansion of Plant Area Copret Farming Agribusiness Partnership
44
Potensi Komoditas Ubi Kayu
Potential Kaspe cassava Commodity
Luas areal panen ubi kayu di Kabupaten Banyuasin Tahun 2010 seluas 1.933 Ha, Dimana jumlah produksi sebesar 30.342,4 Ton GKG dengan tinggkat Produktivitas sebesar 15,69 Ton/Ha
By 2010, Banyuasin Regency has kaspe cassava harvest is 1,933 Ha and total production at least 30.342,4 Ton and level of productivity is at least 15,69 ton/Ha
Potensi pengembangan tanaman ubi kayu seluas Development potential of kaspe cassava is 4,000 Ha 4.000 Ha yang mencakup kecamatan : made up of sub district : 1.Pulau Rimau : 750 Ha 1.Pulau Rimau : 750 Ha 2.Betung : 150 Ha 2.Betung : 150 Ha 3.Talang Kelapa : 400 Ha 3.Talang Kelapa : 400 Ha 4.Muara Telang : 500 Ha 4.Muara Telang : 500 Ha 5.Makarti Jaya : 100 Ha 5.Makarti Jaya : 100 Ha 6.Banyuasin l : 1.000 Ha 6.Banyuasin l : 1.000 Ha 7.Rambutan : 100 Ha 7.Rambutan : 100 Ha 8.Muara Padang : 1.000 Ha 8.Muara Padang : 1.000 Ha
Peluang Investasi
Investment Opportunity
Industri Pengolahan Ubi kayu
Kaspe Cassava Processing Industry
Pengembangan dan Perluasan Areal Tanam
Development and Expansion of Plant Area
Kemitraan Agraris
Agribusiness Partnership
45
Komoditas Cabe
Commodity of Pepper
Luas Area Panen cabe di Kabupaten Banyuasin tahun 2010 seluas 1.323 Ha, dimana jumlah produksi cabe sebesar 632,4 Ton dengan tingkat produktivitas sebesar 0,48 ton/Ha
By 2007, Banyuasin Regency has Peppper area is 1,323 Ha and total production is at least 632,4 ton and level of productivity is at least 0.48 ton/Ha
Potensi Potensi pengembangan tanaman cabe seluas 1.500 Ha yang mencakup kecamatan : 1.Banyuasin III : 750 Ha 2.Pulau Rimau : 100 Ha 3.Betung : 200 Ha 4.Talang Kelapa : 200 Ha 5.Muara Padang : 200 Ha
Potential
Peluang Investasi
Investment Opportunity
Pengembangan dan perluasan areal tanam
Development and Expansion of Plant Area
Kemitraan Agribisnis
Agribusiness Partnership
Industri Pengolahan Hasil Cabe
Pepper Process Industry
Development potential of peppper is 1,500 Ha made up of sub district : 1.Banyuasin III : 750 Ha 2.Pulau Rimau : 100 Ha 3.Betung : 200 Ha 4.Talang Kelapa : 200 Ha 5.Muara Padang : 200 Ha
46
Sektor Kehutanan
Foresty Sector
Potensi Sektor Kehutanan
Potential of Forestry Sector
Sektor Kehutanan mempunyai potensi kawasan hutan seluas 459.580,86 Ha terdiri dari: • Hutan Lindung seluas 57.629 Ha • Hutan Konservasi seluas 276.932 Ha • Hutan Produksi seluas 79.130 Ha. • Hutan Produksi yang dapat di konversi seluas 54.889,86 Ha.
Following the potential of Forestry Sector is at least 459.580,86 Ha made up of: • Protected Forest is at least 57.629 Ha. • Conservation Forest is at least 267,932Ha. • Production Forest is at least 79.130 Ha • Production conversed is at least 54.889,86 Ha.
Kawasan Hutan menghasilkan berbagai jenis kayu seperti Gelam, Bakau, Meranti, Pulau, Sengon, Rotan, dan non kayu lainnya. Produksi / Peredaran Pengiriman Hasil Hutan Kayu Bulat Dalam Negeri di Kabupaten Tahun 2010 menurut jenis:
1.Gelam 2.Karet 3.Meranti 4.KKRC 5.Akasia
: 9.019,20 M3 : 34.873,13 M3 : 1.827,13 M3 : 151.945,17 M3 : 117.294,31 M3
Forest area produced several species wood like Gelam, Bakau, Meranti, Pulau, Sengon, Rattan and other non wood
Production / Circulation of shipping of cycle wood of forestry product in Regency of Banyuasin 2010 Menurut type:
1.Gelam 2.Karet 3.Meranti 4.KKRC 5.Acacia
: 9.019,20 M3 : 34.873,13 M3 : 1.827,13 M3 : 151.945,17 M3 : 117.294,31 M3 48
459.580,86 Ha, Consist of :
Total Area Forestry
:
Conservation Production Forest
: 267.932 Ha
Protected Coastal Forest
: 57.629 Ha
Production Forest
: 79.130 Ha
Conversion Production Forest
: 54.889,86 Ha
Production Forestry in 2010 : Sumber : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Banyuasin Source : Forestry and Estate Service of Banyuasin Regency
–Plywood Industry : 2.517,9998 M³
–Wood Working
: 2.890,3775 M³
–Pencil Slat
:
893,1507 M³
Peluang Investasi
Investment Oppurtinity
1. Pemanfaatan kawasan berupa jasa lingkungan Taman Nasional Sembilang melalui: Wisata Rawa Gambut Pusat Penelitian Rawa Gambut, Flora & Fauna.
1. Use area such as Sembilang National Park environment service through: Swamp Turf Tourism Swamp Turf, Flora and Fauna Research Center.
2. Pembangunan Hutan Tanaman Industri (HTI) seluas 49.008 Ha, terletak di: Kecamatan Banyuasin III seluas 613 Ha. Kecamatan Banyuasin II seluas 39.395 Ha.
2. Reforest of Industry Forest is at least 49,008 Ha at: Banyuasin III Sub District is at least 613 Ha. Banyuasin II Sub District is at least 39,395 Ha.
3. Pengembangan Aneka Usaha Kehutanan berupa Perlebahan, Persuteraan Alam dan walet.
3. Development of Forest Business such as bee, natural silk and swallow.
4. Rehabilitasi hutan & lahan seluas 29.938,85 Ha.
4. Rehablitation of Forest and land is at least 29,938.85 Ha.
Sektor Industri
Industry Sector
Potensi Industri Industri yang berkembang di kabupaten Banyuasin di dominasi industri kecil baik formal maupun non formal dan kerajinan rumah tangga. Keadaan industri yang ada meliputi industri kecil, sedang dan besar.
Potential of Industry In Banyuasin Regency has developed industry that dominated small industry either formal or non formal, houshold handicraft. Exiting industry is small, middle and big industries.
Jenis Industri yang tumbuh dan berkembang antara lain : Arang terapung. Dowel, Komponen Furniture, Batu Bata, Genteng, Batako Meubel Kayu, Anyaman Rotan, Keramik, industri Rumah Tangga, Alumunium, Air dalam kemasan.
Type of industry growth and developed as follows : Charcoal, dowel, component of furniture, concrete brick, roof, pres concrete brick, wood furniture, plait rattan, ceramic, household industry, alimunium, packing water.
Peluang Investasi Sejalan dengan kebijaksanaan membuka kesempatan bagi investor swasta dalam dan luar negeri untuk menanamkan modalnya di Kabupaten Banyuaasin yaitu : Industri Kaca Porselin Industri Pengolahan Air Payau / Asin menjadi air minum Industri Sarung Tangan, Kondom Industri Kosmetik Industri Pengolahan sabut Kelapa Industri Arang Terapung Kelapa Industri Pengolahan Sawit
Investment opportunity In line with the open policy to foreign and domestic investor who invested in Banyuasin Regency as follows : Porcelain Glass Industry Salty Water Processing Industry to clean water Gloves and condom Industry Cosmetik Industry Coconut Fiber Process Industry Charcoal Industry Palm Coconut Process Industry
Minyak dan Gas Bumi di Kec. Pulau Rimau Batubara 2,5 Milyar ton Di Kec. Rantau Bayur, Pulau Rimau, Tungkal Ilir, Betung, Banyuasin III Kaolin di Kec. Pulau Rimau, Betung Bentonit di Kec. Talang Kelapa
Pasir Silika di Kec. Talang Kelapa Sumber : Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Banyuasin Source : Minning and Energy Service of Banyuasin Regency
SEKTOR PERTAMBANGAN
MINING SECTORS
Potensi Pertambangan Kabupaten Banyuasin merupakan daerah yang memiliki bahan galian yang cukup potensial seperti minyak dan gas bumi,batubara,gambut, lempung, kaolin,pasir kuarsa. Namun demikian potensi bahan galian tersebut belum seluruhnya diolah dan dikelola. Untuk mengetahui potensi sektor pertambangan dan energi Kabupaten Banyuasin.
Potential of Mining Banyuasin Regency is a area that have potential mineral such as oil and natural gas, coal, turf, clay, coaline, quartz sand. But such potential mineral has not all expired. It is to know potential of mining and energy sector of Banyuasin District.
Potensi bahan tambang minyak dan gas bumi di Kabupaten Banyuasin belum dikelola secara maksimal. Jumlah produksi minyak Kabupaten Banyuasin pada tahun 2010 produksi minyak yang dihasilkan sebanyak 1.113.365 Barel.
Potential of oil and natural gas has not explored in maximal at Banyuasin Regency. Total production oil of Banyuasin Regency 2010 at least 1.113.365 barrel.
55
Peluang Investasi Bahan galian Batubara yang tersebar di 5 (lima) kecamatan yaitu: Kecamatan Rantau Bayur, Kecamatan Pulau Rimau, Kecamatan Betung, Kecamatan Banyuasin I dan Kecamatan Banyuasin III dengan perkiraan 2,5 Milyar ton. Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Mulut Tambang dapat dikembangkan di kecamatan Betung, Kecamatan Rantau Bayur dan Kecamatan Banyuasin III. Pembangunan PLTU Mulut Tambang di kecamatan-kecamatan ini sangat mendukung karena potensi batubara dan air telah tersedia. Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) dapat dikembangkan di kecamatan Pulau Rimau (gas alam yang dihasilkan oleh WKP Conoco Philips belum digunakan secara maksimal), Kecamatan Betung dan Kecamatan talang Kelapa. Pembangunan Pelabuhan Batubara di Tanjung Api-Api, untuk menunjang kelancaran ekspor batubara yang ada di propinsi sumatera Selatan dan sekitarnya. Kaolin yang terdapat di Kecamatan Talang Kelapa Kecamatan Pulau Rimau dan Kecamatan Betung dapat digunakan sebagai bahan baku pembuat keramik, kertas, industri farmasi, industri kosmetik dan plastik.
Investment Oppurtunity Coal found at five sub districts: Rantau Bayur, Pulau Rimau, Betung, Banyuasin I and Banyuasin III have total deposit 2.5 billion ton. Mulut Tambang Steam Power Generator developed at Betung, Rantau Bayur and Banyuasin III sub district. This generator is highly supported because of coal and water avalaible. Construction of Gas Power Generator developed at Pulau Rimau Sub District (natural gas produced by WKP Conoco Philips that has not used in maximal), Betung and Talang Kelapa Sub Districts. Construction of Coal Harbor at Tanjung Api-Api to access the coal export at Province of South Sumatera and its environ. Coalin found at Talang Kelapa, Pulau Rimau and Betung Sub Districts used as material of ceramic, paper, pharmacy industry, cosmetic and plastic industry.
56
Bentonit yang ada di Kecamatan Talang Kelapa sebagai bahan baku pembuat cat, bahan baku industri cor, lem dan industri kelapa sawit. Pembangunan kilang minyak dapat dikembangkan di kecamatan Banyuasin I, daerah ini mempunyai pantai yang cukup baik untuk pelabuhan serta dekat dengan jalur internasional. Pasir kuarsa di Kecamatan Pulau Rimau dan Kecamatan Talang Kelapa dapat digunakan sebagai bahan baku industri gelas, kaca, keramik, industri semen dan bahan penyaring air bersih. Eksplorasi migas, Pembangkit Listrik Tenaga Gas, bahan bakar gas transportasi / industri rumah tangga. Indikasi keterdapatan minyak dan gas bumi di 3 Kecamatan seperti Kecamatan Pulau Rimau, Kecamatan Talang Kelapa dan Kecamatan Betung. Pengelolaan Sumur Tua peninggalan zaman Belanda yang kemungkinan masih dapat di produksi / diambil minyaknya (terdapat 3 kecamatan), masih terdapat 8 kecamatan yang belum dieksplorasi. Pengambilan dan pemanfaatan air tanah untuk air minum dalam kemasan dapat dikembangkan di kecamatan Talang kelapa dan pengembangan air permukaan untuk air bersih dapat dikembangkan di Kecamatan Talang Kelapa, Kecamatan Banyuasin I, Kecamatan Banyuasin II, Kecamatan Banyuasin III dan Kecamatan Muara Telang.
Bentonic found at Talang Kelapa Sub District as
material of paint, cast, glue industries and palm industry. Construction of refionery developed at Banyuasin I Sub District, this regional has best beach for harbor and closed to international line. Quartz sand found at Pulau Rimau Talang Kelapa Sub Districts that it used as material of glass, ceramic, cement and filter of clean water industries. Exploration of oil and gas, Gas Power Generator, Gas for transportation or household industry. Oil and natural gas exploration indicated at three Sub District as follows Pulau Rimau, Talang Kelapa and Betung. Exploration of old well from Dutch era that still being explored (at three Sub Districts) and 8 Sub Districts that have not been explored. Use of water land for clean water in packing developed at Talang Kelapa Sub District, sea water development for clean water developed at Talang Kelapa, Banyuasin I, Banyuasin II, Banyuasin III and Muara Telang Sub Districts.
57
SEKTOR PARIWISATA
TOURISM SECTOR
Wilayah Kabupaten Banyuasin memiliki potensi objek dan daya tarik wisata alam, budaya dan kompensasi potensi wisata alam meliputi pantai, sungai, gunung, danau gua, hutan. Potensi Wisata Budaya antara lain adalah sepeninggalan sejarah dan budaya masyarakat seperti bangunan-bangunan kuno, adat istiadat, benda-benda bersejarah atau barang-barang hasil karya masyarakat pemukiman penduduk. Sementara potensi obyek dan daya tarik wisata konpension adalah tempat-tempat untuk menyelenggarakan seminar, lokakarya, pelantikan dan pertemuan-pertemuan baik tingkat Propinsi, Nasional maupun Internasional.
Banyuasin Regency regional has potential of object and interesting of natural tourism, culture and compensation of natural tourism such as beach, mountain, lake, cave, and forest. Potential of Culture Tourism such as inheritance of history ad public culture like old building, custom, history article and article from people’s settlement. While potential and interesting object of companion tourism is site that held seminar, workshop, inauguration, conference at province, national or international.
Salah satu Potensi ekowisata mancanegara di Taman Nasional Sembilang yang merupakan salah satu dari dua situs ramsar lahan basah yang ada di Indonesia. Potensi wisata di kawasan Taman Nasional Sembilang antara lain :Wisata Mangrove, Pengamatan Burung, Agrowisata, Asset lain berupa Hutan Lindung Habitat gajah di Lebung Hitam Kecamatan Muara Padang, dan ada juga asset wisata berupa pantai kawasan pesisir yang merupakan wisata bahari, data perkebunan sawit dan karet sebagai agrowisata, Balai penelitian Perkebunan dapat dijadikan sebagai karya wisata dan merupakan fasilitasi riset dan teknologi.
One of the potential tourism sector is Sembilang National Park as one of two hundred wet land at Indonesia. Potential of the Sembilang National Park area as follow’s : Mangrove tourism, Observation of bird, Agro tourism, other assets like Protected Forest for Elephant habitat at Lebung Hitam of Muara Padang Sub District and tourism assets like coastal beach as marine tourism, palm and rubber estate data as agro – tourism. Estate Research Agency is as work tourism and facility of research and technology
AKSESBILITAS TAMAN NASIONAL SEMBILANG
ACCESSIBILITY TO SEMBILNG NATIONAL PARK
Kawasan Hutan Suaka Alam Sembilang Merupakan Taman Nasional Sembilang di Pesisir Timur Kabupaten Banyuasin yang dapat di tempuh melalui beberapa jalur antara laian : Dari kota Palembang menuju kota Sungsang (Kecamatan Banyuasin II) dengan perjalanan air melalui sungai musi menggunakan speed boat sekitar 2 jam dari sungai Sungsang menuju kawasan HAS Sembilang memakan waktu sekitar 1,5 Jam. Selain itu HAS Sembilang dapat di capai melalui Sungai Lalan dan Sungai Kempah yang Kecamatan Bayung Lincir dari Palembang melalui jalur darat menuju Kecamatan Bayung Lincir sekitar 4 jam perjalanan. Kemudian di lanjutkan dengan perjalanan air dengan speed boat melalui Sungai Lalan dan Sungai Kempahyangan menuju kawasan HAS Sembilang sekitar 4 jam.
Sembilang asylum Forest Area is a Sembilang National Park at East Beach of Banyuasin District acccessed with several line as follows:
City of Palembang go to City of Sungsang (Banyuasin II Sub District) and water way via Musi River used speed boat at least 2 hours from Sungsang River goes to Sembilang asylum Forest Area spent at least 1,5 hours. Instead of Sembilang asylum Forest Area accessed from Lalan River and Kempahyangan River, Bayunr Lincir Sub District from Palembang via land line goes to Bayung Lincir Sub District spent 4 hours. Following it used with water way speed boat via Lalan River goes to Sembilang asylum Forest Area spent at least 4 hours
Potensi Budaya
Potential of Culture
Atraksi Tari Persembahan Sedulang Setudung. Atraksi Tari Tradisi, seperti : * Tari Tradisi Betagas * Tari Tradisi Seluang Mudik * Tari Tradisi Bedana
Attraction of Welcome Dance of Sedulang Setudung Attraction of Traditional Dance as follow : * Betagas Traditional Dance * Seluang Mudik Traditional Dance * Bedana Traditional Dance
Atraksi Tari Kreasi, seperti : * Tari Tradisi Berengkok * Tari Tradisi Renggok Bujang Gadis * Tari Tradisi Kipas Bertuah * Tari Tradisi Kojor Prini * Tari Tradisi Pegi Mantang * Tari Tradisi Berenah * Tari Tradisi Bekarang * Tari Tradisi Zapin Kepok–Kepok Betepak
Attraction of CreationDance as follows: * Berengkok Traditional Dance * Renggok Bujang Gadis Traditional Dance * Kipas Bertuah Traditional Dance * Kojor Prini Traditional Dance * Pegi Mantang Traditional Dance * Berenah Traditional Dance * Bekarang Traditional Dance * Zapin Kepok – Kepok Betepak Traditional Dance
Atraksi Sendra Tari Muning Munia Atraksi Tari Melayu Baku : * Tari Melayu Kuala Deli (Patah Sembilan) * Tari Melayu Mak Inang Pulau Kampai * Tari Melayu Serampang 12 * Tari Melayu Tanjung Katung
Attraction of Muning Munia Dance Attraction of Melayu Standard Dance of follow: * Kuala Deli Melayu Dance (Patah Sembilan) * Mak Inang Pulau Kampai Melayu Dance * Serampang 12 Melayu Dance * Tanjung Katung Melayu Dance 61
Peluang Investasi
Investment Opportunity
Peluang investasi yang dapat dikembangkan pada sektor pariwisata di Kabupaten Banyuasin, antara lain :
Following the investment opportunity developed tourism sector at Banyuasin District :
1. Investasi / Penanaman Modal pada pengembangan potensi objek wisata
1. Investment for exiting potential of tourism object development.
2. Penyediaan fasilitas – fasilitas pendukung pariwisata , seperti : Biro Perjalanan, Hotel / Penginapan, Restaurant, Cottage, dan fasilitas lainnya yang mendukung
2. Providing of additional tourism facilities like Travel Agent, Hotel/Inn, Restaurant, Cottage, etc.
3. Pembangunan infrastruktur dalam penyediaan sarana transportasi.
3. Constuction of Infrastruktur in providing of means of transportation
4. Bantuan dana bagi pemerintah Kabupaten untuk pengelolaan bantuan pariwisata.
4. Fund aid from Government District for managing of tourism aid.
5. Penelitian dan Pendidikan
5. Researched and Educated
6. Rekreasi dan Wisata
6. Recreation and Tourism
SEKTOR PERDAGANGAN
COMMERCIAL SECTOR
Potensi Sektor Perdagangan Di sektor perdagangan, Kabupaten Banyuasin memiliki pasar potensial yang berada di Kota Palembang sebagai pusat perdagangan regional dan salah satu gerbang ekspor di masa depan diharapkan mampu memacu perkembangan industri dan perdagangan wilayah hinterland yang salah satunya adalah Wilayah Kabupaten Banyuasin.
Commercial sector Potency In trade sector, Banyuasin Regency has potential market at City of Palembang as regional market center and one of export gate. At future, it would be expected to support the industry and trade development of hinterland regional and one of them is Banyuasin District regional.
Sementara itu dilihat dari komoditi hasil produksi Kabupaten Banyuasin saat ini disamping untuk memenuhi pasar pasar lokal juga diperdagangkan antar pulau maupun ekspor. Komoditi yang dihasilkan di daerah ini antaranya telah dapat menembus ekspor seperti ikan segar, ikan beku, udang, kayu lapis, minyak kelapa sawit, arang kayu gelam, frame photo, dan lain-lain. Hasil ekspor juga digunakan untuk membiayai impor bahan baku dan teknologi. Komoditi ekspor tersebut peranannya cukup dominan dalam mendukung kinerja ekspor khususnya non migas Sumatera Selatan. Oleh karena itu komoditi eksport ini menjadi sangat penting merupakan motor penggerak pembangunan nasional.
While it is based on commodity of Banyuasin District accompanied to meet local market and inter insular trade as well as export. From this regional produced the commodity such as fresh fish, frozen fish, shrimp, plywood, palm oil, species of charcoal gelang, photograph frame and etc. the result of export is also used to fund the material and technology.
The export commodity has dominant role to support the volume export the volume export especially non-oil and gas of south Sumatra. Therefore, this commodity of export to be key as motivator of national development.
SEKTOR PERHUBUNGAN Berbagai fasilitas publik seperti sumber energi listrik, perhubungan darat dan laut, pos dan telekomunikasi, kesehatan, dan air minum yang telah tersedia cukup mampu memfasilitasi kebutuhan masyarakat di Kabupaten Banyuasin.
TRANSPORTATION SECTOR Several public facilities like electrical power, land and sea transportation, postal and telecommunication, health and clean water provided have requirement of people at Banyuasin Regency.
Saran dan Prasarana
Facility and Infrastructure
1. Perhubungan a. Perhubungan Darat Sarana dan prasarana perhubungan di Kabupaten Banyuasin telah tersedia. Perhubungan darat memegang peranan yang sangat penting bagi kegiatan di daerah ini. Kondisi jaringan jalan yang ada di Kabupaten Banyuasin sepanjang 1.148 km yang terdiri dari jalan Kabupaten sepanjang 1.005 km, jalan propinsi sepanjang 82 km, dan jalan nasional sepanjang 61 km.
Transportation a. Land Transportation In Banyuasin District have been available the facility and infrastructure of transportation. Land transportation has key role for activity in this regional. Road network condition with length is 1.148 km consist of District road, its length is 1.005 km and province road, its length is 82 km and national road, its length is 61 km.
b. Perhubungan Sungai dan Laut Perhubungan sungai dan laut tidak kalah penting dengan perhubungan darat, karena kedua jenis perhubungan tersebut pada prinsipnya merupakan urat nadi perekonomian daerah ini. Sarana transportasi sungai dan laut berdasarkan jenisnya di Kabupaten Banyuasin.
b. River and sea Transportation River and Sea Transportation is also key role with land transportation, because of both types transportation is key local economic. River and Sea Transportation based on its type at Banyuasin District.
2. Pos dan Telekomunikasi Sarana perhubungan dalam melayani kepentingan masyarakat Kabupaten Banyuasin yang tersedia adalah sebagai berikut : a. Kantor Pos dan Giro b. Telekomunikasi c. Jumlah kapasitas yang tersedia dan pengguna telekomunikasi di Kabupaten Banyuasin.
2. Postal and Telecommunication Means of transportation is to services the public’s Banyuasin Regency as follows : a. Postal and Deposit Office b. Telecomunication c. Total capacity installed and user of telecomunication at Banyuasin Regency.
3.Fasilitas Air Bersih Peningkatan Pelayanan Air bersih merupakan salah satu kegiatan penting Pemerintahan Kabupaten Banyuasin. Penyedian dan pelayanan Kapasitas air bersih di Kabupaten Banyuasin terdapat 2 unit yaitu unit Tanjung Kerang dan Unit Srimulyo dengan 7 cabang (Pangkalan Balai, Sembawa, Betung, Air Batu, Sungai Pinang, Mariana dan Talang Kelapa
3. Facility of Clean water Improving of clean water service is one of key activity of the Government of Banyuasin Regency. Clean water supply and services in Banyuasin Regency have 2 unit consist of Tanjung Kerang and Srimulyo with 7 Branch (Pangkalan Balai,Sembawa,Betung, Air Batu, Sungai Pinang, Mariana and Talang Kelapa)
4. Listrik Listrik merupakan kebutuhan mendasar bagi sebagian besar masyarakat dan merupakan sarana yang penting bagi perkembangan suatu daerah/kota. Peningkatan jumlah daerah yang mendapatkan pelayanan suplai listrik tahun 2010 di Kabupaten Banyuasin yaitu : 196/desa/kelurahan (64,47%) bila dibandingkan dengan tahun 2009 yaitu 189/desa/kelurahan(60,81%)
4. Electricity Electricity has become a fundamental requirement for most people and important facilities for grewing up of the city. Improving total getting suplay and services electricity 2010 is 196/vilages (64,47%) if that compare with 2009 189/Vilages (60,81%)
67
POTENTIAL AREA
WET AREA : 31.447 Ha.
(Rantau Bayur, Rambutan, Talang Kelapa, Banyuasin III, Betung) LOW TIDE AREA : 125.000 Ha. (Muarapadang, P. Rimau, Tanjung Lago, Muara Telang, Banyuasin I, Airsaleh, Muara Sugihan)
Invesment Opportunity Fat Cow With Partnership Model; Livestock & Poultry Business Development Level of livestock consumption need that it highly impoved Germ LiveStock agency Agribusiness Partnership of Livestock Development
N o
Jenis Ternak
Jumlah Populasi (Ekor) 2008
1
Sapi/Cow
2
Kerbau/Buffalo
3
2009
2010
23.751
24.928
25.325
2.064
2.203
2.201
Kambing/Goat
24.565
25.878
24.145
4
Domba/Sheep
1.926
2.203
2.052
5
Ayam Buras/Chicken
686.082
720.232
804.214
6
Ayam Potong/Broiler
1.388.000
1.457.400
8.142.600
7
Ayam Petelur/Laying Pullet
4.069.100
4.227.428
4.299.500
8
Itik/ Duck
90.290
94.795
96.718
9
Babi/ Pig
2.043
2.115
4.804
Sumber : Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Banyuasin Source : Agriculture and Animal Husbandary Service of Banyuasin Regency
Sektor Peternakan
ivestock Sector
Potensial Pertenakan
Potential of Livestock
Kabupaten Banyuasin merupakan salah satu wilayah yang potensial pengembangan usaha budidaya maupun penggemukan ternak. Potensi komoditi sektor peternakan di Kabupaten Banyuasin meliputi :
The Banyuasin Regency is one of regional whose development potential of livestock as well as fat livestock Commodity potential of livestock sector at Banyuasin Regency covers as follows :
Ternak Sapi
Cow
Populasi Ternak sapi pada tahun 2010 sebanyak 25.325 ekor dengan potensi pengembangan mencakup kecamatan : 1. Banyuasin III * 2. Pulau Rimau 3. Rantau Bayur 4. Betung 5. Talang Kelapa 6. Muara Padang 7. Muara Telang 8. Banyuasin I 9. Rambutan 10. Banyuasin II 11. Makarti Jaya 12. Air Saleh 13. Muara Sugihan 14. Tanjung Lago 15. Tungkal Ilir
By 2010, Population of cow is at least 25,325 with development potential made up of sub ditrict : 1. Banyuasin III * 2. Pulau Rimau 3. Rantau Bayur 4. Betung 5. Talang Kelapa 6. Muara Padang 7. Muara Telang 8. Banyuasin I 9. Rambutan 10. Banyuasin II 11. Makarti Jaya 12. Air Saleh 13. Muara Sugihan 70 14. Tanjung Lago 15. Tungkal Ilir
Kerbau
Buffalo
Populasi ternak kerbau pada tahun 2010 sebanyak 2.201 ekor dengan potensi pengembangan mencakup kecamatan: 1. Banyuasin III 2. Pulau Rimau 3. Rantau Bayur 4. Betung 5. Talang Kelapa 6. Muara Padang 7. Muara Telang 8. Banyuasin I 9. Rambutan * 10. Makarti Jaya
By 2010, Population of buffalo is at least 2.201 with development potential made up of sub district : 1. Banyuasin III 2. Pulau Rimau 3. Rantau Bayur 4. Betung 5. Talang Kelapa 6. Muara Padang 7. Muara Telang 8. Banyuasin I 9. Rambutan * 10.Makarti Jaya
Ternak Kambing
Goat
Populasi ternak kambing pada tahun 2010 sebanyak 24.145 ekor dengan potensi pengembangan mencakup kecamatan: 1. Banyuasin III 2. Pulau Rimau 3. Rantau Bayur * 4. Betung 5. Talang Kelapa 6. Muara Padang 7. Muara Telang 8. Banyuasin I 9. Rambutan 10. Banyuasin II 11. Makarti Jaya 12. Air Saleh 13. Muara Sugihan 14. Tanjung Lago 15. Tungkal Ilir
By 2010, Population of goat is at least 24.145 with development potential made up of sub district : 1. Banyuasin III 2. Pulau Rimau 3. Rantau Bayur * 4. Betung 5. Talang Kelapa 6. Muara Padang 7. Muara Telang 8. Banyuasin I 9. Rambutan 10. Banyuasin II 11. Makarti Jaya 12. Makarti Jaya 13. Muara Sugihan 14. Tanjung Lago 15. Tungkal Ilir
Ternak Ayam Buras
Chicken
Populasi ayam buras pada tahun 2010 sebanyak 804.214 ekor dengan potensi pengembangan mencakup kecamatan : 1. Banyuasin III * 2. Pulau Rimau 3. Rantau Bayur 4. Betung 5. Talang Kelapa 6. Muara padang 7. Muara Telang 8. Banyuasin I 9. Rambutan 10. Banyuasin II 11. Makarti Jaya 12. Tungkal Ilir 13. Tanjung Lago 14. Air Saleh 15. Muara Sugihan
By 2010, Population of goat is at least 804.214 with development potential made up of sub district : 1. Banyuasin III * 2. Pulau Rimau 3. Rantau Bayur 4. Betung 5. Talang Kelapa 6. Muara padang 7. Muara Telang 8. Banyuasin I 9. Rambutan 10. Banyuasin II 11. Makarti Jaya 12. Tungkal Ilir 13. Tanjung Lago 14. Air Saleh 15. Muara Sugihan
Ternak Ayam Petelur
Laying Pullet
Populasi ayam petelur pada tahun 2010 sebanyak 4.299.500 ekor dengan potensi pengembangan mencakup kecamatan: 1. Banyuasin III 2. Talang Kelapa * 3. Rambutan
By 2010, population of laying pullet is at least 4.299.500 with development potential made up of sub districts: 1. Banyuasin III 2. Talang Kelapa * 3. Rambutan 72
Ternak Ayam Pedaging
Broiler
Populasi ayam pedaging pada tahun 2010 sebanyak 8.142.600 ekor dengan potensi pengembangan mencakup wilayah: 1. Banyuasin III 2. Talang Kelapa * 3. Banyuasin I 4. Rambutan 5. Muara Padang 6. Makarti Jaya 7. Tanjung Lago
By 2010 population of broiler is at least 8.142.600 with development potential made up of sub districts: 1. Banyuasin III 2. Talang Kelapa * 3. Banyuasin I 4. Rambutan 5. Muara Padang 6. Makarti Jaya 7. Tanjung Lago
Ternak Itik
Duck
Populasi itik pada tahun 2010 sebanyak 96.718 ekor dengan potensi pengembangan mencakup kecamatan : 1. Banyuasin III 2. Pulau Rimau 3. Rantau Bayur * 4. Betung 5. Talang Kelapa 6. Muara padang 7. Muara Telang 8. Banyuasin I 9. Rambutan 10. Banyuasin II 11. Makarti Jaya 12. Tungkal Ilir 13. Tanjung Lago 14. Air Saleh 15. Muara Sugihan
By 2010, Population of goat is at least 96.718 with development potential made up of sub district : 1. Banyuasin III 2. Pulau Rimau 3. Rantau Bayur * 4. Betung 5. Talang Kelapa 6. Muara padang 7. Muara Telang 8. Banyuasin I 9. Rambutan 10. Banyuasin II 11. Makarti Jaya 12. Tungkal Ilir 13. Tanjung Lago 14. Air Saleh 15. Muara Sugihan 73
Tabel Populasi Ternak dan Unggas Menurut Jenisnya di Kabupaten Banyuasin Tahun 2010 Table Livestok&Poultry Population by Kind in Regency of Banyuasin 2010 Jenis Ternak/KInd of Livestock Kecamatan/ Sub Districts (1)
1
Air Saleh
2
Jenis Unggas/Kind of Poultry
Sapi/ Cow
Kerbau/ Buffalo
Kambing/ Goat
Domba / Sheep
(2)
(3)
(4)
(5)
Babi/ Pig
Ayam Petelur/ Layer
Ayam Pedaging/ Broiler
Ayam Buras/ Chicken
Itik/ Duck
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
278
-
1.426
114
-
-
-
62.785
4.166
Banyuasin I
2.428
4
2.161
183
-
-
70.000
44.826
3.149
3
Banyuasin II
237
-
919
-
-
-
-
46.881
2.463
4
Banyuasin III
6.848
447
1.374
466
-
270.000
395.000
190.321
5.406
5
Betung
3.945
189
1.951
523
-
-
-
68.560
5.949
6
Makarti Jaya
322
7
726
269
1.026
-
20.000
47.837
8.589
7
Muara Padang
2.276
148
2.377
205
-
-
5.000
45.157
9.152
8
Muara Sugihan
684
-
2.617
179
-
-
-
34.848
4.984
9
Muara Telang
467
-
1.521
72
42
-
-
29.221
8.370
10
Pulau Rimau
1.348
12
1.676
-
-
-
-
44.746
12.947
11
Rambutan
3.684
1.339
937
18
-
3.500
1.612.000
50.317
1.900
12
Rantau Bayur
384
19
3.375
-
-
-
-
34.795
21.786
13
Talang Kelapa
808
17
811
23
3.699
4.026.000
5.960.600
30.298
2.398
14
Tanjung Lago
888
-
775
-
-
-
80.000
21.642
3.153
15
Tungkal Ilir
728
19
1.499
-
37
-
-
51.980
2.306
Jumlah/Total
25.325
2.201
24.145
2.052
4.804
4.299.500
8.142.600
804.214
96.718
Tahun/Year
2009
24.928
2.203
25.878
2.203
2.115
4 227 428
1 457 400
720 232
94 795
Tahun/Year
2008
23.751
2.064
24.565
1.926
2.043
4 069 100
1 388 000
686 082
90 290
Sumber : Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Banyuasin Source : Agriculture and Animal Husbandary Service of Banyuasin Regency
74
Peluang Investasi Sektor Peternakan
Investment Oppurtinity
¤ Usaha penggemukan sapi pola kemitraan
¤ Fat cow business with partnership model
¤ Pengembangan usaha ternak unggas.
¤ Bird business development.
¤ Kemitraan agribisnis pengembangan ternak.
¤ Agribusiness partnership of livestock
¤ Tingkat kebutuhan konsumsi ternak yang makin meningkat ¤ Balai Inseminasi buatan
¤ Balai Pembibitan Ternak dan hijauan makanan ternak
development. ¤ Level of livestock consumption need that
it is highly improved ¤ Insemination Agency ¤ Germ Livestock Agency and livestock feed
green
75
77
Tanjung Api-Api
Tanjung Api-Api
Tanjung Api-Api adalah kawasan untuk Pelabuhan laut yang berlokasi di pesisir timur pulau Sumatera tepatnya di Muara sungai Banyuasin atau berhadapan dengan Selat Bangka. Kawasan tersebut berjarak 70 km dari sebelah utara kota Palembang ibukota Propinsi Sumatera Selatan. Letak geografis kawasan Tanjung Api-Api 102° 17 S dan 104°50’ E.
Tanjung Api-Api location for the sea port is the site is at the eastern coast of Sumatra Island in the Banyuasin Estuary, facing Bangka strait. The location is about 70 km to thec North of Palembang, the capital city of the proposed site is at 102° 17 S and 104°50’ E.
Kawasan ini dipilih berdasarkan rekomendasi yang telah dibuat oleh E.G Frankel Inc. Boston USA, setelah melakukan penelitian dan mempelajari secara mendalam mengenai kemungkinan kawasan untuk mendirikan pelabuhan laut di pesisir timur pulau Sumatera pada tahun 1976. Banyak juga yang telah melakukan penelitian seperti Japan International Cooperation Agency (JICA) tahun 1993 dan lois Berger International Inc, tahun 1966 yang telah merencanakan kawasan Tanjung Api-Api cocok untuk dikembangkan menjadi pelabuhan laut untuk Propinsi Sumatera Selatan tetapi juga tiga menjadi propinsi di wilayah ini seperti Propinsi Lampug, Bengkulu dan Jambi.
The site is selected based on recommendation made by E.G Frankel Inc. Boston USA after intensively studied many possible site for sea por establishment in the eastern coast of Sumatra Island in 1976. More recent studies by Japan Berger International Inc. in 1996 also proved the sea port for South Sumatra Province or for whole Southern part of Sumatra Island. To serve not only South Sumatra Province but also the other three provinces in the region i.e. Lampung, Bengkulu and Jambi Province.
79
Beberapa hal yang menarik dan menjanjikan Pelabuhan Laut Tanjung si Api-Api yaitu: Kawasan Tanjung Api-Api merupakan kawasan ekonomi yang bergairah dikarenakan dapat menghasilkan income bagi propinsi, investor dan kawasan itu sendiri, setelah melakukan investasi di kawasan tersebut. Kondisi fisik tanah dan laut Tanjung Api-Api sangat cocok untuk konstruksi pelabuhan laut seperti air yang dalam, sedimentasi yang baik, arus laut, kondisi fisik tanah. Dukungan yang luas dari penduduk setempat sebagai pernyataan resmi kepada pemerintah propinsi sebagai wakil rakyat untuk mengembangkan pelabuhan laut di Tanjung ApiApi.
Investasi di Tanjung Api-api Dalam pengembangan Tanjung Api-Api Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan mengundang investor asing dan lokal. Perusahaan-perusahaan yang berminat pada pengembangan pelabuhan Tanjung Api-api : 1. PT. OTI PERUSAHAAN (SWASTA MALAYSIA) 2. PT. INTEGRAX BERHARD (SWASTA MALAYSIA) 3. UEM BERHARD (BUMN MALAYSIA) 4. PT. BOUSTEAD SINGAPORE, LTD (SINGAPORE) 5. PT. PETRAS INDONESIA DAN CONSORSIUM KOREA SELATAN 6. RAS AL KHAIMAH (UEA)
The rationale for selection is founded on a number of promises which includes: The site is economically viable and has a high probability of praying for it self as well as producing net income for the propvince after paying back all related investment expenditures. he site has marine and land phsycal condition that are suitable for the sea port construction i.e, water depth, rate of sedimntation, sea current, soil phsyical condition. Strong support from local communities as formally stated by the Priovincial House of Representative to develop sea port at the siite.
Investment in Tanjung Api-api For Development at Tanjung Si Api-Api Provincial Goverment of South Sumatera invites foreign and local investor. Company having an interest in development port of Tanjung Api-Api : 1. PT. OTI PERUSAHAAN (Malasyian’s private company) 2. PT. INTEGRAX BERHARD (Malaysia’s private company) 3. UEM BERHARD (Malaysian’s state company) 4. PT. BOUSTEAD SINGAPORE, LTD (Singapore) 5. PT. PETRAS INDONESIA and CONSORSIUM OF SOUTH KOREA. 6. RAS AL KHAIMAH (UEA) 80
Gambaran masa depan Tanjung Api-api
Future Overview of Tanjung Api-api
Akses jalan yang menghubungkan kawasan pelabuhan laut Tanjung Api-api dengan Ibukota Provinsi Sumatera Selatan yang pada tahun 2008 sedang dalam tahap pembangunan saat ini telah diselesaikan dan dapat digunakan.
Access road connecting the proposed sea port site of Tanjung Api-api with the capital city of South Sumatra is being constructed will be finished.
Fasilitas yang tidak kalah pentingnya untuk mendukung pembangunan pelabuhan laut Tanjung Api-api. Selain akses jalan ; menyediakan listrik untuk kebutuhan industri;perkantoran dan perumahan ; ketersediaan air bersih; dan fasilitas telekomunikasi; tidak hanya itu, juga yang menjadi pertimbangan serius adalah pembangunan rel kereta api sebagai sarana angkutan alternatif. Rel kereta api yang ada sekarang akan diperpanjang kekawasan pelabuhan laut Tanjung Api-api sehingga transportasi batu bara dari lokasi tambang dapat langsung di bawa ke pelabuhan laut Tanjung api-api. Jalur pipa minyak dan gas juga direncanakan ke dalam skenario pembangunan pelabuhan laut Tanjung Api-api, sehingga ekspor minyak dan gas alam dapat dilakukan secara cepat dari ladang-ladang minyak dan gs yang ada di Provinsi Sumatera Selatan. Dengan menyediakan tenaga listrik, fasilitas telekomunikasi dan air minum diharapkan dapat mempercepat pembangunan kawasan pelabuhan Laut Tanjung Api-api dan sekitarnya yang rencana pembangunannya telah dikembangkan.
Supporting but very urgent facilities to be constructed occlude access road to the sea port site power line to provide electricity required by industries; offices; and housing; water treatment plants; and telecommunication facilities. In addition to these basic and vital facilities, it has to be also seriously considered is railway as an alternative mode of transport.
Railway may also be extended to the proposed sea port site from present railway system so that transportation of coal from mining site to the sea port could be well managed. Oil and gas pipeline may also be integrated into this development scenario so that export of oil and natural gas ca be done directly from field (for natural gas and crude oil) and oil processing facilities in South Sumatra Province. To Provide electrical power telecommunication facilities, and drinking water to the expected fast growing site at the sea port and its vivacity, an integrated plan has to be 81 developed.
KAWASAN INDUSTRI GASING
GASING INDUSTRIAL AREA
Gasing adalah sebuah kawasan yang akan dijadikan Kawasan Industri Kabupaten Banyuasin, Kawasan yang memilki luas ± 2 Hektar dinilai cukup strategis untuk pengembangan industri.
Gasing is an area that will be used as Industrial Area Banyuasin District, which has an extensive area of ± 2 Hectares considered strategic enough for industrial development.
Peluang Investasi Salah Satu faktor dipilihnya Gasing sebagai kawasan industri adalah Gasing berada dekat dengan Pelabuhan Tanjung Api-Api (TAA) yang diperkirakan akan menjadi tempat transit berbagai macam barang dan jasa, sehingga akan sangat mempengaruhi perkembangan beberapa daerah sekitar TAA dan akan sangat cocok dijadikan sentral produksi barang. Selain itu dengan lokasi yang berada dekat dengan Tanjung Api-Api akan menyebabkan beberapa daerah sekitar TAA dimanfaatkan untuk membangun industri sesuai kebutuhan dan kedekatannya
Investment Opportunities One of the factors a Gasing choice as an industrial park is located near the Port of Tanjung Api-Api (TAA), which is expected to be a transit point for various goods and services, which will greatly affect the development of several areas around the TAA and will be very suitable central production of goods . In addition to the location which is located near Tanjung Api-Api will cause some areas around the TAA is used to build the industry according to the needs and proximity
Pengembangan Gasing sebagai kawasan industri tidak hanya dimanfaatkan oleh Pemerintah Kabupaten Banyuasin, namun seluruh wilayah Sumatera Selatan akan mengarahkan ekspansi wilayah ke kawasan Industri Gasing
Development of industrial Gasing park is not only utilized by the Government Banyuasin District, but the entire region of South Sumatra will be directed expansion into the industrial Gasing area.
Faktor lain yang berperan dalam pengembangan kawasan industri Gasing adalah Gasing tidak terlalu jauh dengan para pemodal, terutama yang berdomisili di Kota Palembang. Hal ini berarti akses menuju kawasan industri sangat mudah dan tidak terlalu jauh dari pusat kota. Sehingga akan memberikan kemudahan bagi para pemilk pemodal untuk menjangkaunya.
Other factors that play a role in the development of industrial Gasing park are not too far tops with investors, especially those domiciled in the city of Palembang. This means access to the industrial park is very easy and not too far from downtown. So that would make it easy for investors to reach the owners.
KOTA TERPADU MANDIRI (KTM) MUARA TELANG Kota Terpadu Mandiri (KTM) adalah kawasan transmigrasi yang pembangunan dan pengembangannya dirancang menjadi pusat pertumbuhan yang mempunyai fungsi perkotaan melalui pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan.
Fungsi perkotaan dimaksud antara lain meliputi: - Pusat kegiatan agribisnis. - Pusat perdagangan wilayah. Tujuan pembangunan Kota Terpadu Mandiri adalah: Menciptakan sentra-sentra agribisnis dan agroindustri yang mampu menarik investasi swasta untuk menumbuh-kembangkan kegiatan ekonomi transmigran dan penduduk sekitar, serta membuka peluang usaha dan kesempatan kerja. Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan transmigran dan penduduk sekitar. Meningkatkan kemudahan transmigran dan penduduk sekitar untuk memenuhi berbagai kebutuhan dasar. Sasaran dari pembangunan Kota. Pengembangan Kota Terpadu Mandiri (KTM) mendapat sambutan positip dari kalangan dunia usaha nasional, dimana diharapakan investor dan dunia usaha tertarik untuk mengembangkan bisnisnya, di kawasan KTM ini tersedia berbagai peluang usaha yang menguntungkan.
CITY OF INTEGRATED SELF MUARA TELANG Independent Integrated City (KTM) is the region transmigration of the construction and development designed to become the center of urban growth that has function through the management of sustainable natural resources. Urban functions referred to include the following: - Center for agribusiness activities. - Trade center area. The development objective of Integrated Self Cities are: Creating centers of agribusiness and agroindustry that can attract private investment to grow and develop the economic activities of migrants and residents around, and open business opportunities and employment. Increasing incomes and welfare of migrants and locals. Improve ease of transmigrants and locals to meet basic needs. The objectives of the development of the City.
Integrated Urban Development Mandiri (KTM) received a positive response from the national business community, which is expected investors and businesses interested in developing its business, in the region is available KTM lucrative business opportunities
PROFIL MUARA TELANG
PROFILE ESTUARY Telang
Muara Telang adalah sebuah kawasan transmigrasi di Pemerintah Kabupaten Banyuasin. Di daerah ini sedang diarahkan menjadi kawasan-kawasan yang diunggulkan, seperti tata ruang pembangunan Muara Telang, yang akan dicanangkan sebagai kota terpadu mandiri (KTM).
Muara Telang is a transmigration area in Banyuasin Regency. In this area are being redirected into areas seeded, such as Muara Telang spatial development, which will be proclaimed as an independent integrated city (KTM).
Kawasan perkotaaan yang dibangun dengan berbasiskan transmigrasi di Telang ini ada kaitannya dalam upaya menjadikan Sungsang sebagai kota perikanan pantai. Letaknya memang di bibir pantai dan di depan laut. Dan sekarang memang telah dikenal sebagai kota nelayan atau kota perikanan.
Urban area built on the basis of transmigration in this Telang had something to do in order to make Breech as coastal fishing town. Its location is on the lips in front of the beach and sea. And now it has been known as a fishing town or city fisheries.
Rencana umum tata ruang untuk Sungsang juga telah dibuat. Disamping sebagai kota perikanan, tempat itu juga dilengkapi dengan pusat pendaratan ikan (PPI) dan tempat pelelangan ikan (PTI). Semua itu sudah dibangun, termasuk dermaga perikanan. Juga sudah dibangun pabrik es batu berkapasitas 60 ribu ton untuk nelayan guna pembekuan ikan. Pabrik es itu merupakan bantuan dari Menteri Koperasi. Dengan semua fasilitas yang tersedia, Sungsang akan jadi kota perikanan pantai. Untuk pendukung lainnya, saat ini juga sedang di buka dan dibangun jalan Sungsang - Tanjung Api-Api, jalan tembus sepanjang 9 kilometer.
General spatial planning for Breech also been made. Besides the fishing town, the place was also equipped with fish landing centers (PPI) and place the fish auction (PTI). All that has been built, including fishing pier. Also has built an ice factory with a capacity of 60 thousand tons of rock for fishermen to fish freezing. Ice factory that is a relief from the Minister of Cooperatives. With all the facilities available, Breech will be a fishing town beach. For other support, is currently in open and built roads Breech - Tanjung ApiApi, the pass along the 9 kilometers.
WILAYAH KTM MUARA TELANG
Telang KTM ESTUARY REGION
Kawasan KTM Telang meliputi dua delta, yaitu Delta Telang I dan Delta Telang II yang dipisahkan oleh Sungai Telang. Delta Telang I dan Delta Telang II diapit oleh empat sungai besar, yaitu Sungai Musi di sebelah timur, Sungai Banyuasin di sebelah barat, serta Sungai Sebalik dan Sungai Gasing di sebelah selatan. Bagian utara dari kedua delta tersebut berbatasan dengan Terusan PU dan Selat Bangka. Di sebelah utara Terusan PU merupakan Kawasan SECDe (South Sumatra Eastern Corridor Development).
The area includes two delta KTM Telang, namely Delta Telang I and II are separated by Telang Telang River. Delta Telang Telang I and II flanked by four major rivers, namely the Musi River on the east, Banyuasin River to the west, as well as contrast and River tops in the south. The northern part of the delta is bounded by Canal Works and Bangka Strait. To the north is an area SECDe PU Canal (South Sumatra Eastern Corridor Development).
Secara administratif, Delta Telang I yang memiliki luas 26.680 ha termasuk dalam wilayah Kecamatan Muara Telang, Banyuasin II, dan Makarti Jaya. Delta Telang I terbagi atas 20 desa, yaitu Desa Sumber Jaya, Marga Rahayu, Sumber Mulyo, Panca Mukti, Telang Jaya, Mukti Sari, Mukti Jaya, Mekar Sari, Telang Makmur, Sumber Hidup, Telang Rejo dan Desa Telang Karya yang merupakan desa-desa eks UPT (Unit Permukiman Transmigrasi). Desa Karang Anyar, Talang Lubuk, Terusan Dalam, Terusan Tengah, Muara Telang, Karang Baru, Muara Baru, dan Desa Upang Jaya merupakan desa-desa eks Marga.
Administratively, the Delta Telang I which has an area of 26,680 ha are included in the sub district of Muara Telang, Banyuasin II, and Makarti Jaya.
Delta Telang I consisting of 20 villages, namely Desa Sumber Jaya, Marga Rahayu, Source Mulyo, Panca Mukti, Telang Jaya, Mukti Sari, Mukti Jaya, Mekar Sari, Telang Makmur, Source of Life, Telang Telang Rejo and Village Works is a village-UPT ex village (Transmigration Settlement Unit). Desa Karang Anyar, Talang Lubuk, Canal In, Central Canal, Muara Telang, Karang Baru, Muara Baru, and the Village Upang Jaya is a former villages Marga.
Sedangkan Delta Telang II yang memiliki luas 13.800 ha termasuk dalam wilayah Kecamatan Tanjung Lago yang merupakan kecamatan baru hasil pemekaran dari Kecamatan Talang Kelapa dan Kecamatan Muara Telang. Kecamatan Tanjung Lago terbentuk pada tanggal 12 Desember 2006. Delta Telang II terbagi atas 12 desa, yaitu Desa Telang Sari, Purwosari, Mulya Sari, Banyu Urip, Bangun Sari, Sumber Mekar Mukti, Suka Damai, Suka Tani, dan Desa Muara Sugih yang merupakan desa-desa eks UPT. Sedangkan Desa Tanjung Lago, Sri Menanti, dan Desa Kuala Puntian merupakan desa-desa eks Marga. Desa Muara Baru yang berada di Delta Telang I, secara administratif termasuk dalam wilayah Kecamatan Banyuasin II, sedangkan Desa Upang Jaya yang juga berada di Delta Telang I termasuk dalam wilayah Kecamatan Makarti Jaya. Desa Mukti Sari di Delta Telang I merupakan hasil pemekaran dari Desa Telang Jaya, sedangkan Desa Purwosari di Delta Telang II merupakan hasil pemekaran dari Desa Telang Sari. Delta Telang II dapat diakses melalui jalur darat dan air, sedangkan Delta Telang I hanya dapat diakses melalui jalur air. Akses jalan darat ke Delta Telang II dapat dilakukan setelah dibangunnya jembatan penghubung di Sungai Gasing. Akses jalan darat tersebut kini semakin lancar sejalan dengan semakin ditingkatkannya pembangunan jalan Palembang-Tanjung Api-api.
While Delta Telang II which has an area of 13,800 ha are included in the sub district of Cape Lago which is a new sub-division of the District and Sub district Talang Kelapa Muara Telang. Sub Cape Lago formed on December 12, 2006. Delta Telang II divided into 12 villages, the village of Sari Telang, Purwosari, Mulya Sari, Banyu Urip, Bangun Sari, Source Blooms Mukti, Like Peace, Like Farmers, and the village of Muara Sugih which is the former villages of UPT. While Cape Lago Village, Sri Waiting, and the village of Kuala Puntian an ex Marga villages. Muara Baru village in the Delta Telang I, administratively included in the sub district of Banyuasin II, where is Upang Desa Jaya, who is also in the Delta Telang I included in the sub district of Makarti Jaya. Mukti Sari village in the Delta Telang I is the result of the expansion of the Village Telang Jaya, while in Delta Telang Purwosari Village II is the result of the expansion of the village of Sari Telang. Delta Telang II can be accessed by land and water, while Delta Telang I can only be accessed through the waterway. Access road to the Delta Telang II can be done after the construction of bridges on the River a top. Access by road is now more smoothly in line with the increased construction of roads Palembang-Tanjung Api-api.
Potensi Unggulan KTM Muara Telang 1.Pertanian Luas lahan sawah di Kawasan KTM Telang yaitu 50.000 yang meliputi sawah transmigrasi dan sawah eks desa marga. Produktivitas padi pasang surut di Telang I ratarata 6-7 ton/hektar, sedangkan di Telang II produktivitasnya rata-rata 4-5 ton/hektar. Selain padi, potensi komoditas tanaman pertanian di Kawasan KTM Telang yaitu jagung dan palawija serta tanaman hortikultura 2. Perkebunan Untuk Kawasan KTM Telang, komoditi perkebunan yang cukup potensial yaitu kelapa yang banyak terdapat di Telang I. Sedangkan di Telang II juga memiliki potensi perkebunan kelapa dan kelapa sawit. 3. Perternakan Kabupaten Banyuasin juga memiliki potensi yang besar untuk pengembangan usaha budidaya maupun penggemukan ternak. Kawasan KTM Telang merupakan salah satu sentra pengembangan ternak sapi dan kambing di Kabupaten Banyuasin. 4. Perikanan Dengan garis pantai sepanjang 275 km, potensi perikanan laut yang dimiliki Kabupaten Banyuasin cukup besar. Selain itu perikanan darat dan penangkaran anakan ikan juga tidak kalah pentingnya untuk diperhatikan. Kawasan KTM Telang yang dikelilingi oleh sungai-sungai besar, seperti Sungai Musi, Sungai Banyuasin, Sungai Sebalik, dan Sungai Gasing memiliki potensi perikanan yang sangat besar, khususnya untuk budidaya ikan air tawar.
Potential Competitive KTM Muara Telang 1. Agriculture Wetland in Area KTM Telang which covers 50,000 transmigration and former rice fields clan village. Productivity of rice tides in Telang I average 6-7 tons / hectare, while in Telang II productivity average of 4-5 tons / hectare. Besides rice, the potential agricultural crops in the area of corn KTM Telang and pulses and horticultural crops
2. Plantation For Regions KTM Telang, plantation commodities sufficient potential that is there is lots of coconut in Telang I. While in Telang II also has the potential of coconut and oil palm plantations. 3. Farms Banyuasin Regency also has a great potential for development of farming and cattle fattening. Telang KTM region is a center of development cattle and goats in the District Banyuasin.
4. Fishery With a coastline of 275 km, the potential of marine fishery District owned Banyuasin big enough. In addition aquaculture and fish breeding puppies do not lose importance to note. Regions that Telang KTM surrounded by great rivers, such as the River Musi River Banyuasin, contrary River, and River tops have the potential fishery is very large, especially for fish farming water bargaining.