CONTINUOUS IMPROVEMENT MINDSET
Oleh: Mulyadi Universitas Gadjah Mada
[email protected] Jogjakarta, September 2013
BUTIR-BUTIR PENTING 1. Opening remark 2. Mengapa continuous improvement?
3. Paradigma continuous improvement 4. Continuous improvement mindset 5. Perwujudan continuous improvement mindset 6. Closing remark
APA YANG KITA BAHAS SEKARANG? 1. Opening remark 2. Mengapa continuous improvement?
3. Paradigma continuous improvement 4. Continuous improvement mindset 5. Perwujudan continuous improvement mindset 6. Closing remark
Opening Remark
There is no resting place for an enterprise in a competitive society (Alfred Sloan Jr.)
APA YANG KITA BAHAS SEKARANG? 1. Opening remark 2. Mengapa continuous improvement?
3. Paradigma continuous improvement 4. Continuous improvement mindset 5. Perwujudan continuous improvement mindset 6. Closing remark
MENGAPA CONTINUOUS IMPROVEMENT SANGAT PENTING?
Customer memegang kendali bisnis Persaingan global sangat intense
Lingkungan bisnis yang turbulen
AMERIKA MENIRU JEPANG? Bangsa Amerika: breakthrough Bangsa Jepang: kaizen Kaizen = small gradual continuous improvement
INOVASI
KOMBINASI INOVASI DAN KAIZEN
KARAKTERISTIK KAIZEN KAIZEN
INNOVATION
Effect
Long-term and long lasting, but undramatic
Short-term , but dramatic
Pace
Small steps
Big steps
Time frame
Continuous and incremental
Intermittent and non-incremental
Change
Gradual and constant
Abrupt and volatile
Envolvement
Everybody
Select few “champions”
Approach
Collectivism, group efforts, systems approach
Rugged individualism, individual ideas and efforts
Mode
Maintenance and improvement
Srap and rebuild
Spark
Conventional know-how and state of the art
Technological breakthroughs, new inventions, new theories
KARAKTERISTIK KAIZEN KAIZEN
INNOVATION
Practical requirements
Requires little investment, but great effort to maintain it
Requires large investment, but little effort to maintain it
Effort orientation
People
Technology
Evaluation criteria
Process and efforts for better results
Result for profits
Advantage
Works well in slow-growth economy
Better suited to fast-grown economy
BAGAIMANA MERUMUSKAN MISI ORGANISASI? The theory of the business Peter F. Drucker Core Competence
What do we do best in that business?
Mission Statement
*What need do we meet? *Who is our customer? *What business are we in?
Environment
Assumption about Environment
BAGAIMANA MEMBANGUN DAYA SAING
Kompetensi Inti
Misi Organisasi
Constant Reinventing of Advantage
Mission Redefinition or Reconfirmation
Asumsi tentang Lingkungan
Trendwatching and Envisioning
ASSUMPTIONS ABOUT ENVIRONMENT Assumptions about Environment
Pergeseran ke Smart Technology Smart Technology
Change becomes constant, radical, simultaneous, fast, and pervasive
Knowledge Workers
Proses Globalisasi
Mobilty
Simultaneity
Bypass
Pluralism
MANAGING CHANGE: A COMPETITIVE NECESSITY Core Competency
Managing Change
Mission Statement
Improvement berkelanjutan terhadap proses dan sistem
Assumptions about Environment
Change becomes constant, radical, simultaneous, fast, and pervasive
LEADERSHIP AND MANAGERSHIP SKILL Core Competence
Vision
Strategy
Leadership Skill
Strategic Planning
Budgeting
Managing Change Managership Skill
PERUBAHAN MACAM APA? Incremental change Transformational change Radical change Deep change Walking naked to the land of uncertainty
POLA PERUBAHAN Perubahan ke-3
Perubahan ke-2
Perubahan ke-1
DISCONTINUOUS CHANGE
Discontinuous Change
Discontinuous Change
Discontinuous Change
SEBERAPA CEPAT PERUSAHAAN HARUS IMPROVING? In a competitive market, an organization that is not improving is losing ground. In fact, improving is not enough; to gain ground one has to be improving at a faster rate than the competition.
(Greg Bound)
APA YANG KITA BAHAS SEKARANG? 1. Opening remark 2. Mengapa continuous improvement?
3. Paradigma continuous improvement 4. Continuous improvement mindset 5. Perwujudan continuous improvement mindset 6. Closing remark
PARADIGMA CONTINUOUS IMPROVEMENT Paradigma improvement berkelanjutan menggeser pandangan manajer terhadap Terjadinya improvement Respon terhadap kesalahan Peran dan wewenang manajer, serta fokus perhatian manajer Pengendalian Cara
PERGESERAN PARADIGMA TERHADAP TERJADINYA IMPROVEMENT OLD PARADIGM
NEW PARADIGM
Difokuskan ke pengembangan produk
Difokuskan ke sistem yang lebih luas
Bersifat reaktif terhadap problem
Tidak kenal batas akhir
Terbatas pada terobosan
Bersifat proaktif terhadap peluang Mencakup terobosan dan langkah-langkah kecil
PERGESERAN PARADIGMA RESPON TERHADAP KEKELIRUAN OLD PARADIGM Hukuman, ketakutan, penutupan kesalahan, mencari orang yang perlu diperbaiki, Karyawan bertanggung jawab atas kekeliruan
NEW PARADIGM Belajar, keterbukaan, mencari proses/sistem yang perlu diperbaiki, Manajemen bertanggung jawab atas kekeliruan
PERGESERAN PERAN MANAJER OLD PARADIGM
NEW PARADIGM
Mengelola dan Menantang status quo mempertahankan status quo Mengendalian orang lain Mempercepat strategic improvement
PERGESERAN PARADIGMA WEWENANG OLD PARADIGM
NEW PARADIGM
Dipacu dari atas (top-driven) via rules and policies
Dipacu oleh customer melalui visi, enablement, and empowerment
PERGESERAN PARADIGMA FOKUS IMPROVEMENT OLD PARADIGM Business results through quotas and target
NEW PARADIGM Business results through capable systems, means tied to results
PERGESERAN PARADIGMA PENGENDALIAN OLD PARADIGM
NEW PARADIGM
Scoring, reporting, evaluating
Statistical study of variation to understand causes
PERGESERAN PARADIGMA CARA OLD PARADIGM Didelegasikan oleh manajer ke staf dan bawahannya
NEW PARADIGM Dimiliki oleh manajer yang memimpin staf dan bawahannya dalam melakukan improvement
APA YANG KITA BAHAS SEKARANG? 1. Opening remark 2. Mengapa continuous improvement? 3. Paradigma continuous improvement 4. Continuous improvement mindset a) b) c)
Paradigma Keyakinan dasar Nilai dasar
5. Perwujudan continuous improvement mindset 6. Closing remark
CONTINUOUS IMPROVEMENT MINDSET
Tampak Luar
Pengetahuan Manajemen
KEYAKINAN DASAR: (1) kita harus mengetahui fakta, (2) alasan dan belajar, (3) selalu ada cara yang lebih baik, (4) kita harus selalu berusaha untuk sempurna NILAI DASAR: (1) kejujuran, (2) kerendahan hati, (3) kerja keras, (4) kesabaran, (5) keterbukaan, (6) keberanian.
Paradigma Continuous Improvement
Mindset yang Mendasari Perilaku Bisnis
APA YANG KITA BAHAS SEKARANG? 1. Opening remark 2. Mengapa continuous improvement? 3. Paradigma continuous improvement 4. Continuous improvement mindset a) b) c)
Paradigma Keyakinan dasar Nilai dasar
5. Perwujudan continuous improvement mindset 6. Closing remark
KEYAKINAN DASAR Harus mengetahui fakta Alasan dan belajar Selalu ada cara yang lebih baik Harus selalu berusaha untuk sempurna; orang tidak akan pernah mencapai kesempurnaan tersebut
Harus Mengetahui Fakta
HARUS MENGETAHUI FAKTA Continuous improvement mengharuskan personel mengetahui di mana mereka sekarang berada, kemana mereka ingin menuju di masa yang akan datang, dan kemajuan yang telah mereka capai dalam mewujudkan tujuan mereka.
HARUS MENGETAHUI FAKTA Untuk mewujudkan improvement berkelanjutan, personel perlu mengumpulkan dan menganalisis berbagai fakta tentang: kondisi proses dan sistem yang digunakan untuk menghasilkan customer value, ke arah mana proses dan sistem tersebut ditingkatkan kualitasnya, kemajuan yang telah dicapai dalam peningkatan proses dan sistem yang diinginkan.
FAKTA TENTANG APA? Fakta tentang apa yang menurut pikiran personel terjadi,
Fakta tentang apa yang sebenarnya terjadi,
Fakta tentang apa yang akan terjadi.
Alasan dan Belajar
ALASAN Fakta yang dikumpulkan tentang proses dan sistem yang digunakan untuk menghasilkan customer value kemudian digunakan sebagai pengetahuan bagi personel untuk bekerja lebih baik—yaitu belajar dari fakta untuk melakukan improvement.
Fakta yang dikumpulkan dari proses dan sistem digunakan untuk mencari dasar alasan mengapa suatu penyimpangan terjadi (apakah karena bersifat kebetulan atau karena ada penyebab yang perlu mendapatkan perhatian yang lebih serius).
BELAJAR Dengan cara ini, personel dapat belajar untuk memahami masalah ke penyebab terjadinya, dan berdasarkan fakta, mereka melakukan improvement terhadap proses dan sistem.
Belajar merupakan rasa haus untuk mengetahui lebih banyak, yang jika digabungkan dengan pengumpulan fakta dan penggunaan fakta untuk memecahkan masalah yang terjadi akan merupakan landasan yang kuat untuk melakukan improvement terhadap proses dan sistem.
Selalu Ada Cara yang Lebih Baik
SELALU ADA CARA YANG LEBIH BAIK Keyakinan dasar “selalu ada cara yang lebih baik” merupakan suatu komitmen tidak sekadar menjadi terbaik, namun lebih dari itu, untuk menjadi lebih baik, dan tidak pernah berhenti untuk mencapai yang lebih baik.
Dalam paradigma improvement berkelanjutan, terkandung keyakinan dasar bahwa tujuan personel adalah untuk mencapai tingkat kinerja yang selalu lebih baik.
Dalam perusahaan, tujuan improvement adalah “lebih baik, lebih cepat, dan lebih murah.”
SELALU ADA CARA YANG LEBIH BAIK Untuk merangsang improvement berkelanjutan, Motorola merumuskan formula berikut ini: hilangkan rasa puas, tetapkan tujuan heroik yang memaksa pemikiran baru, naikkan batas tujuan, jika telah mendekati pencapaian tujuan.
Untuk menumbuhkan semangat improvement berkelanjutan, kritik terhadap proses dan sistem yang sedang digunakan untuk menghasilkan customer value tidak hanya dapat diterima, namun lebih dari itu, harus dipacu.
SELALU ADA CARA YANG LEBIH BAIK Everyday in anyway there is a better way What’s good can be improved If it ain’t broke, brake it, or somebody else will brake it for you
Harus Selalu Berusaha untuk Sempurna; Orang Tidak Akan Pernah Mencapai Kesempurnaan Tersebut
SELALU BERUSAHA UNTUK SEMPURNA Mengapa? Karena kesempurnaan tidak akan pernah dapat kita capai
Komitmen terhadap kualitas dapat diibaratkan sebagai: “suatu perlombaan tanpa garis akhir.”
Kebutuhan dan keinginan customers senantiasa berubah dan berkembang. Kompetisi selalu mengubah batas-batas customer value.
Dengan demikian, personel senantiasa harus melakukan improvement berkelanjutan terhadap proses dan sistem untuk menjadikan sempurna produk dan jasa yang dihasilkan, meskipun kesempurnaan tersebut tidak akan pernah dicapai.
APA YANG KITA BAHAS SEKARANG? 1. Opening remark 2. Mengapa continuous improvement? 3. Paradigma continuous improvement 4. Continuous improvement mindset a) b) c)
Paradigma Keyakinan dasar Nilai dasar
5. Perwujudan continuous improvement mindset 6. Closing remark
NILAI DASAR Kejujuran Kerendahan hati Kerja keras Kesabaran
Keterbukaan Keberanian
KEJUJURAN Honesty is our ability to see thing as it is To solve a problem is by solving the problem Alternatives: To solve a problem by running away from the problem To solve a problem by pretending that the problem doesn’t exist To solve a problem by hoping that the problem will vanish as time passing by
KERENDAHAN HATI Kerendahan hati adalah kemampuan untuk mengakui dan menerima kelebihan orang lain
Diperlukan kerendahan hati dalam belajar, karena dalam belajar orang harus mengakui bahwa ia tidak tahu dan ia perlu belajar lebih banyak.
Dalam belajar orang dapat menjadikan siapa saja gurunya, baik dari personel yang baru masuk kerja sampai yang sudah pensiun, dari personel bawahan sampai kawan sekerja, dari personel kantor sampai personel pabrik.
Diperlukan kerendahan hati untuk menjadikan siapa saja guru kita dalam melakukan improvement berkelanjutan.
Bahkan pesaing pun perlu dihormati, karena kalau perusahaan dapat mencapai suatu improvement, pesaing pun dapat mencapainya. Diperlukan kerendahan hati untuk mengakui keunggulan pesaing.
KERJA KERAS Continuous improvement memerlukan penghargaan tinggi terhadap kerja keras yang tidak kenal lelah.
Improvement berkelanjutan memerlukan semangat untuk bereksperimen, dan eksperimen selalu mengandung kemungkinan gagal. Penghargaan tinggi terhadap kerja keras dapat mencegah terjadinya keputusasaan karena kegagalan.
KESABARAN Kesabaran adalah kemampuan seseorang untuk menerima kelainan yang terjadi dalam diri orang tersebut untuk jangka waktu panjang.
Di dalam paradigma improvement berkelanjutan, orang didorong untuk melakukan eksperimen dalam improvement terhadap proses dan sistem.
Setiap eksperimen mengandung kemungkinan gagal. Personel harus memiliki kemampuan untuk menerima kegagalan, karena kemampuan ini yang mengantarkan mereka menuju keberhasilan eksperimen menghasilkan improvement.
Kesabaran adalah kemampuan seseorang di dalam menerima kegagalan dalam jangka panjang.
OPEN-MINDEDNESS Keterbukaan terhadap hal yang baru merupakan nilai yang perlu dijunjung tinggi oleh seluruh personel perusahaan, untuk menjadikan mereka senantiasa mampu membaca setiap perubahan yang terjadi dalam lingkungan bisnis yang mereka hadapi.
Nilai keterbukaan terhadap hal yang baru memungkinkan organisasi melakukan penggeseran paradigma, jika kondisi lingkungan memerlukan penggeseran tersebut.
Pergeseran paradigma merupakan awal improvement yang akan diimplementasikan oleh perusahaan.
Keterbukaan terhadap sesuatu yang baru dilandasi oleh kejujuran dalam melihat kenyataan, keberanian, kerendahan hati, luasnya wawasan dan pengetahuan (knowledge) yang dikuasai oleh personel perusahaan.
KEBERANIAN (1) Keberanian adalah keteguhan hati seseorang dalam mempertahankan pendirian, keyakinan, prinsip, visinya; keteguhan hati dalam mengambil posisi.
Keberanian juga berarti kemampuan untuk mengubah pikiran; kemampuan untuk mengatakan, “Saya tidak tahu, namun saya akan mencari jawabannya;” kemampuan untuk mengakui bahwa dirinya tidak sempurna; kemampuan untuk tetap belajar, tidak puas dengan sukses yang telah dicapai; kemampuan untuk meletakkan prinsip di atas prasangka dan di atas expediency (cari mudahnya saja).
KEBERANIAN (2) Keberanian adalah kapasitas untuk tetap maju dengan adanya ketakutan dan penderitaan yang menyertainya.
Keberanian bukan berarti bebas dari adanya ketakutan, karena ketiadaan rasa takut merupakan suatu jenis kerusakan otak.
The land of excellent is safely guarded from unworthy intruder. At the gates stand two fearsome sentries—risk and learning. The keys to entrance are faith and courage.
Jika personel memiliki visi untuk menjadikan perusahaannya unggul di masa yang akan datang, mereka perlu menyadari bahwa mereka harus melakukan perjalanan yang jarang dilalui oleh orang kebanyakan. Mengapa?
KEBERANIAN (3) Karena kebanyakan orang akan enggan mengayunkan langkah pertama, setelah mengetahui risiko yang akan mereka hadapi selama perjalanan dan setelah mengetahui pengorbanan yang harus dilakukan dalam perjalanan.
Atau mereka kebanyakan gagal dalam langkah-langkah awal perjalanan mereka karena: tidak mampu belajar dari kegagalan yang mereka alami, tidak memiliki keyakinan dasar yang kuat mengenai kebenaran visi mereka dan tidak memiliki keberanian, padahal keyakinan dan keberanian inilah yang merupakan kunci menuju ke pintu gerbang keunggulan, tidak memiliki kesabaran dalam perjalanan mewujudkan visi mereka
The world is full of starters but few finishers.
It is the first step that stop most people.
APA YANG KITA BAHAS SEKARANG? 1. Opening remark 2. Mengapa continuous improvement? 3. Paradigma continuous improvement 4. Continuous improvement mindset a) b) c)
Paradigma Keyakinan dasar Nilai dasar
5. Perwujudan continuous improvement mindset 6. Closing remark
PERWUJUDAN CONTINUOUS IMPROVEMENT MINDSET Organisasi sebagai destabilizer Peran manajer De-jobbed organization Teamwork Cross-functional approach Kualitas, Keandalan, Kecepatan, Efisiensi Biaya
Organisasi sebagai Destabilizer
HAKIKAT TUJUAN PEMBANGUNAN ORGANISASI Organisasi pada hakikatnya dibangun untuk menciptakan perubahan
Namun dalam perjalanan hidupnya, organisasi seringkali berubah sebagai alat untuk mempertahankan status quo
Organisasi didesain sebagai destabilizer— creative destruction and creative reconstruction
ORGANISASI SEBAGAI DESTABILIZER Didesain dengan struktur yang fleksibel untuk menghadapi perubahan lingkungan bisnis. Struktur lebih datar (flatter) dan virtual organization merupakan struktur yang pas dengan lingkungan bisnis yang turbulen.
Dipimpin oleh leader yang memiliki kemampuan untuk menciptakan dan mengelola perubahan.
ORGANISASI STRUCTURE:Flatter and Virtual CAPABILITY:
Learning capability Capacity for change Accountability ACCOUNTABILITY:
The art of progress is to preserve change amid order and to preserve order amid change
Peran Manajer
PERAN MANAJER Peran lama manajer: sebagai boss yang bertanggung jawab untuk mempertahankan status quo dan mengendalikan bawahannya
Peran baru manajer: sebagai coach bagi karyawan yang bertanggung jawab untuk menantang status quo dan untuk menjadikan produktif knowledge yang dikuasai oleh karyawan.
Pekerjaan yang bersifat kreatif tidak dapat diawasi dengan menggunakan aturan dan jenjang organisasi sebagaimana pekerjaan-pekerjaan yang secara berwujud dapat diamati, seperti pengoperasian mesin-mesin mekanik.
Pekerjaan kreatif hanya dapat diawasi melalui perumusan visi organisasi dan melalui penanaman values ke dalam diri personel.
PERAN BARU MANAJER Kompetensi untuk mengelola perubahan
Kompetensi untuk memberdayakan karyawan
Kompetensi untuk menerapkan MAT
Desain dan implementasi sistem untuk memungkinkan personel berkompeten dalam melakukan improvement berkelanjutan.
MANAGEMENT ACCOMPLISHMENT TOPOGRAPH: MANAJER PUNCAK
MANAGEMENT ACCOMPLISHMENT TOPOGRAPH: OPERATOR
Tahap Transformasional
Tahap Ketidakpastian Wawasan
Konfirmasi
Panik Kehabisan tenaga
Percobaan Sinergi Visi Ilusi
Penguasaan Keinginan Rutinisasi
Takut gagal
Tahap Rutinisasi
Stagnasi
Tahap Pemicuan
SIKLUS PERUBAHA N TRANSFORMATIONAL
DE-JOBBED ORGANIZATION Continuous improvement mindset menuntut knowledge workers bekerja berdasarkan kreativitasnya.
Perusahaan akan berpindah dari perubahan yang satu ke perubahan yang lain, mengikuti trend perubahan lingkungan bisnis yang turbulen.
Dalam kondisi seperti ini, tidak mungkin perusahaan menyusun deskripsi pekerjaan untuk personelnya. Di samping itu, pekerjaan kreatif tidak dapat dibuatkan job description.
Oleh karena itu, organisasi masa yang akan datang akan berubah menjadi de-jobbed organization—suatu organisasi yang pekerjaan personelnya tidak dibuatkan deskripsi pekerjaan (job description).
TEAMWORK Organisasi harus dikelola berdasarkan kerja tim untuk menghadapi perubahan.
Perusahaan perlu membentuk dua macam tim:: tim masa depan dan tim masa kini.
Tim masa depan bertanggung jawab untuk menghasilkan inovasi, sedangkan tim masa kini bertanggung jawab untuk mengelola inovasi yang dihasilkan oleh tim masa depan.
Teamwork akan menjadi bentuk organisasi pekerjaan yang cocok untuk melaksanakan improvement berkelanjutan.
CROSS-FUNCTIONAL TEAM Pendekatan lintas fungsional ini merupakan pendekatan organisasional di dalam memberikan layanan kepada customer.
Dalam pendekatan ini pekerjaan diorganisasi menurut sistem yang digunakan oleh perusahaan di dalam menghasilkan value bagi customer.
Setiap sistem ditunjuk case manager yang bertanggung jawab atas layanan jasa kepada customer. Setiap sistem dijalankan oleh sebuah tim yang dipimpin oleh case manager. Anggota tim berasal dari berbagai fungsi, namun di dalam tim mereka bekerja bersama untuk menghasilkan value bagi customer melalui sistem tertentu. Oleh karena tim dipimpin oleh case manager, fokus tim dapat dipusatkan terhadap layanan kepada customer.
Oleh karena kebutuhan customer senantiasa mengalami perubahan, crossfunctional team dengan cepat dapat memberikan respon terhadap perubahan tersebut, karena anggota tim tidak lagi terikat pada organisasi fungsionalnya, namun berorientasi kepada pemuasan kebutuhan customer.
APA YANG KITA BAHAS SEKARANG? 1. Opening remark 2. Mengapa continuous improvement? 3. Paradigma continuous improvement 4. Continuous improvement mindset a) b) c)
Paradigma Keyakinan dasar Nilai dasar
5. Perwujudan continuous improvement mindset 6. Closing remarks
CLOSING REMARK
Bad news should travel faster than good news. Bill Gates, Chairman, Microsoft
CLOSING REMARK
Quality is never an accident; it is always the result of intelligent effort. John Ruskin