Prosiding Seminar Bimbingan dan Konseling Vol. 1, No. 1, 2017, hlm. 292-302
Tersedia Online di http://pasca.um.ac.id/conferences/index.php/snbk ISSN 2579-9908
EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN KARIER DISCREPANCY MODEL DALAM MENINGKATKAN KUALITAS KINERJA KONSELOR Muhammad Nikman Naser, Ferisa Prasetyaning Utami Universitas Negeri Malang E-mail:
[email protected],
[email protected] ABSTRAK Evaluasi merupakan proses untuk menentukan kualitas keberhasilan dan wujud akuntabilitas pelaksanaan program bimbingan dan konseling di Sekolah. Penilaianprogram dirancang menggunakan standar dan kriteria sesuai kerangka kerja program BK komprehensif. Fenomena yang menjadi fokus perhatian ialah data dari badan pusat statistik tingkat pengangguran terbuka tahun 2016 didominasi oleh lulusan SMK yaitu 9,84%. Maka perlu adanya perhatian terhadap pelaksanaan bimbingan karier di sekolah.Pelaksanaan bimbingan karier di SMK kurang menunjukkan suatu ketercapaian program yang diharapkan baik dari pemerintah, kepala sekolah, guru, konselor, orangtua dan perserta didik.Discrepancy model merupakan salah satu model evaluasi untuk melihat kesenjangan antara penyelenggaraan dan realita disekolah, yang nantinya dapat tersusun rekomendasi mengenai peningkatan penyelenggaraan bimbingan karier. Kata Kunci: evaluasi program, bimbingan karier, discrepancy model
Komponen
PENDAHULUAN Peraturan
Menteri
individual
dan
merupakan proses pemberian bantuan kepada
Kebudayaan Republik Indonseia Nomor 111
peserta didik untuk membantu perencanaan
Tahun 2014 tentang bimbingan dan konseling
masa depan terkait dengan rencana studi dan
pada
menengah
persiapan kerja.Perencanaan individu terdiri
menyebutkan ada empat layanan bimbingan
dari kegiatan yang membantu peserta didik
dan
dalam
mengeksplorasi, merencanakan,
mengembangkan potensi peserta didik secara
memonitor
mengelola
optimal yaitu: (1) layanan dasar (2) peminatan
pengembangan
dan perencanaaan individual (3) layanan
Department of Education. 2008).
pendidikan
konseling
dasar
yang
Pendidikan
perencanaan
dan
dapat
membantu
responsif dan (4) dukungan sistem. Selain itu
Berdasarkan
akademik,
karier.
(South
tugas
dan
Carolina
perkembangannya
implementasi pelaksanaan BK di Sekolah
siswa SMA/SMK merupakan remaja yang
lebih ditekankan pada upaya implementasi
memiliki rentangan usia 11- 18 tahun. Mereka
perkembangan potensi konseli yang meliputi
banyak
aspek pribadi, soisal, belajar, dan karier.
berkaitan dengan keputusan dan pilihan
(Gysberg & Handerson, 2006: 69).
seperti yang diungkapkan dalam rambu-
menghadapi
permasalahan
yang
rambu bimbingan dan konseling dalam bidang
292
Naser, Utami, Evaluasi Program Bimbingan... 293
karier adalah kemampuan peserta didik dalam
pada pemilihan jenis pekerjaan di masa
merencanakan masa depan dan kemampuan
depan,perencanaan
untuk mengambil keputusan karier yang akan
keputusan tentang karier , dan informasi
mereka tempuh (Kemendiknas, 2008). Super
tentang kelompok kerja berkaitan dengan
(dalam
yang
persyaratan yang harus dimiliki. Hal tersebut
tahap
adalah
Brown
memposisikan
&
Brooks,2002)
remaja
pada
karier,
persoalan
yang
pengambilan
perlu
mendapat
crystallization dalam perkembangan karier
perhatian dari orang tua, guru, dan khusunya
mereka. Pada tahap ini, remaja hendaknya
konselor /guru bimbingan dan konseling.
telah memutuskan rangkaian perencanaan
Sebab,
karier.
perkembangan
Jika
dilihat
dari
proporsi
jumlah
pengangguran lulusan SMK di negeri ini
peserta
didik yang
memiliki berkaitan
tugas dengan
pencapaian kematangan karier. Program
bimbingan
karier
sangat
dalam kurun waktu 1996-2016), presentase
diperlukan khususnya untuk meningkatkan
pengangguran lulusan SMK meningkat yakni
kematangan perencanaan karier bagi peserta
dari 11,9% pada tahun 2014 naik menjadi
didik.Shertzer
19,2 % (BPS, Sakernas 1996-2016). Tingkat
mengemukakan salah satu
pengangguran terbuka tahun 2016 sebesar
indikator atau kriteria keberhasilan program
5,50% menurut data dari Badan Pusat
bimbingan konseling disekolah, yakni Choice
Statistik didonimasi oleh lulusan SMK yaitu
of suitable vocational goals, yaitu pilihan
sebanyak 9,84%, lulusan universitas 6,22 %
peserta didik tentang
lulusan SMA 6,95 %, kemudian lulusan
karier menjadi semakin tepat sesuai dengan
diploma 7,22%, lulusan SMP 5,67 %, dan
potensi dan karakteristik pribadinya. Secara
lulusan SD 3,44%. Berangkat dari fenomena
umum
tersebut, calon tenaga kerja dalam hal ini
apakah sesuatu yang dikerjakan mencapai
adalah peserta didik memerlukan peran dari
hasil dan lebih khusus penilaian bertujuan
konselor untuk membantu mewujudkan cita-
menentukan
cita serta harapan dari peserta didik dalam
ditetapkan tercapai dan seberapa jauh jika
mempersiapkan masa depannya.
benar-benar tercapai.
Menurut Leksana, Wibowo dan Tadjri
&
evaluasi
Model
Stone
kategori umum
tujuan dan pilihan
bermaksud
apakah
evaluasi
(1971)
tujuan
mengetahui
yang
kesenjangan
telah
ini
(2013) bahwa permasalahan karier yang
dikembangkan (Fitzpatrick et al, 2004).
terjadi pada remaja biasanya berkaitan dengan
Malcom Provus
pemilihan jenis pendidikan, yang mengarah
memandang
(Fitzpatrick et al, 2004)
evaluasi
sebagai
proses
294 Prosiding Seminar Bimbingan dan Konseling, Vol. 1, No. 1, 2017, hlm. 292-302
manajemen informasi yang berkelanjutan.
penilaian hampir mendekati standar dengan
Discrepancy model sebagai model untuk
presentase 60%.
mengevaluasi
PEMBAHASAN
penyelenggaraan
program
bimbingan karier di Sekolah menengah atas
Bimbingan Karier
(SMA/SMK) bertujuan untuk menentukan
Berdasarkan Permendikbud No 111 tahun
ada atau tidak kesenjangan yang muncul
2014 bimbingan karier merupakan proses
antara performansi
pemberian
program
dan sejumlah aspek
dengan
performansi
perangkat
tersebut.Sehingga
tentang kesenjangan
konselor
atau
guru
standar
bimbingan dan konseling kepada peserta didik
informasi
dalam rangka pertumbuhan, perkembangan,
memutuskan
eksplorasi,
melanjutkan,
keputusan karier sepanjang rentang hidupnya
menghentikan program keseluruhan ataupun
secara rasional dan realistis. Berdasarkan
salah satu aspek dari program tersebut.
informasi potensi diri dan kesempatan yang
untuk
dapat
bantuan
mengembangkan,
Penelitian yang relevan dalam hal ini
aspirasi
dan
pengambilan
tersedia di lingkungan hidupnya sehingga
salah satunya adalah Penelitian Sugianto
mencapai
Akhmad (2015) Evaluasi Program Individual
Selanjutnya,
Learning
Perencanaan
bimbingan karier adalah bimbingan yang
Menengah
berwatak pendidikan dan bertujuan untuk
Pertama Negeri Se-Kota Barabai Kalimantan
membantu peserta didik menyusun rencana
Selatan discrepancy Model menunjukkan
karier dan menyiapkan diri untuk kehidupan
bahwa
kerja.
Plans
Pendidikan
Terhadap
Siswa
Sekolah
pelaksanaan
program
individual
learning plans di sekolah sampel sebesar 30%dari
standar
100%
artinya
bahwa
kesuksesan menurut
Keberadaan dimaknai
yang
Munandir
bimbingan
sebagai
diharapkan.
layanan
(1995)
karier
dapat
yang
dapat
implementasi program individual learning
membantu peserta didik untuk merencanakan
plans sangat jauh dibawah standar yang
karier di masa depan yang tidak terlepas dari
ditetapkan. Rincian setiap aspek (1) aspek
adanya pengambilan keputusan karier. Proses
penyiapan sangat jauh dibawah standar
layanan bimbingan karier bertujuan agar
dengan
aspek
individu mampu menentukan pilihannya,
sangat jauh di bawah
mengambil keputusan dan meyakini bahwa
standar dengan presentase 25%, (3) aspek
keputusannya tersebut adalah yang paling
pelaksanaan
standar
tepat, sesuai dengan keadaan diri serta
dengan presentase 65% dan (4) aspek
dihubungkan dengan persyaratan-persyaratan
presentase
pengorganisasian
hampir
20%,
(2)
mendekati
Naser, Utami, Evaluasi Program Bimbingan... 295
dan tuntutan pekerjaan
yang dipilihnya
pemahaman dunia kerja, kegiatan penyediaan
(Gani,2012).Pelaksanaan bimbingan karier di
bahan informasi yang akurat tentang dunia
sekolah
macam
kerja perlu dilakukan oleh konselor agar dapat
kegiatan antara lain intervertarisasi data
membuka wawasan dan pengetahuan peserta
pribadi,
didik
dapat
melalui
berbagai
pemahaman dunia kerja, orientasi
untuk
mempersiapkan
pendidikan
dunia kerja, konseling dan pengambilan
lanjut, dan dunia kerja. Penyediaan informasi
keputusan karier, penempatan, tindak lanjut
d yang lengkap akan membantu peserta didik
dan evaluasi, kurikulum dan bimbingan
sebagai bahan untuk merancang minat studi
karier. (Munandir, 1995).
lanjut yang terkait dengan minat perencanaan
Implementasi bimbingan karier dapat diawali dengan adanya program inventarisasi
karier yang relevan dengan cita-cita pekerjaan yang diinginkan.
data pribadi, kegiatan pengumpulan data dan
Kegiatan orientasi dunia kerja dapat
informasi terkait dengan potensi diri peserta
dilakukan oleh guru BK /konselor dengan
didik dengan menggunakan instrumen tes atau
melakukan kerjasama dengan perusahaan /
non-tes. Kegunaan inventarisasi data pribadi
instansi melalui kegiatan pengenalan dunia
adalah sebagai bahan acuan bagi konselor
kerja atau kunjungan kerja. Adanya program
dalam
orientasi dunia kerja akan membantu para
membantu
peserta
didik
untuk
merencanakan karier sesuai dengan bakat dan
peserta
potensi yang dimiliki. Program bimbingan
mendalami tentang bagaimana iklim kerja
karier yang berhasil dengan baik memusatkan
suatu
usahanya untuk memperoleh catatan yang
orientasi dunia kerja, konselor juga dapat
lengkap melalui diri pribadi peserta didik
melakukan program orientasi studi lanjut
(Munandir, 1995).
yang mana konselor dapat bekerjasama
Menurut penelitian yang dilakukan oleh
dengan
didik
untuk
perusahaan
para
atau
perguruan
memahami
instansi.
tinggi
dan
Selain
untuk
Dessy Harisanti tahun 2014 di SMA di Kota
memberikan orientasi program studi dan
Surabaya
informasi
jurusan di universitas kepada para peserta
informasi
didik.
menunjukan
tentang bahwa
kebutuhan kebutuhan
sekolah lanjut dan informasi dunia kerja
Keputusan karier merupakan keputusan
tergolong sangat tinggi. Informasi tersebut,
jangka panjang yang melibatkan kesesuaian
perlu disediakan oleh konselor, dan pihak
potensi diri dengan kondisi nyata lingkungan
sekolah sebagai fasilitator. Oleh karena itu,
dunia kerja di masyarakat. Terkadang peserta
perlunyakegiatan perencanaan studi lanjut,
didiksebagai individu yang berada pada tahap
296 Prosiding Seminar Bimbingan dan Konseling, Vol. 1, No. 1, 2017, hlm. 292-302
eksplorasi karier, mengalami kebingungan untuk
menentukan
keputusan.
Adanya
Kurikulum
dan
bimbingan
karier
merupakan pemaduan bimbingan karier ke
konseling karier sangat membantu para
dalam
peserta didik yang memiliki masalah –
Maksudnya disini adalah kegiatan pengajaran
masalah dalam perencanaan karier.
juga dapat menjadi bahan bimbingan karier,
Program
penempatan
merupakan
pengajaran
misalnya
pada
(Munandir,
pelajaran
1995).
biologi
dapat
program untuk menyalurkan peserta didik
digunakan sebagai bahan untuk memberikan
sesuai dengan potensi diri yang menunjang
wawasan kepada siswa tentang berbagai
pengembangan
profesi yang harus memiliki penguasaan
menengah
karirnya.
umum
Pada
program
sekolah
penempatan
biasanya dilakukan untuk menempatkan siswa
keahlian biologi. Adapun
contoh
kegiatan
program
ke jurusan-jurusan tertentu, sedangkan pada
bimbingan karier menurut Ghibson & Mitchel
sekolah
penempatan
(2011) yang ada di Amerika bahwa kegiatan
penempatan jurusan
program pendidikan karier terdiri dari (1)
kejuruan
program
merupakan kegiatan
sesuai bidang kerja yang akan digeluti.
konseling karier,
yang dirancang untuk
Tindak lanjut dan evaluasi merupakan
menyiapkan individu bagi pemilihan karier
kegiatan untuk menilai sejauh mana program
secara bijak; (2) asesmen karier, aspek
bimbingan
keberhasilan
penting program pendidikan karier yang
menentukan
menyediakan peserta didik untuk menilai
dalam
karier
mencapai
membantu
kariernya.
Misalnya
siswa dengan
melakukan
karakteristik
pribadi
mereka
terkait
kegiatan penelusuran alumni dapat digunakan
perencanaan karier; (3) Sumber daya individu
sebagai salah satu kegiatan tindak lanjut dan
dan konsultan, yaitu konselor sebagai sumber
evaluasi yakni dapat mengetahui informasi
daya untuk membuat bahan-bahan bimbingan
studi lanjut para alumni, apakah sesuai
yang tepat bagi perencanaan karier dan
dengan keputusan karier yang dipilih pada
memanfaatkan
waktu konseling karier ataukah ada perubahan
peserta didik dan sumber daya pengembangan
keputusan.
karier; (4) Agen perantara,
Intinya
kegiatan
penelusuran
pemahamannya
tentang
sebagai agen
alumni ini sebagai wadah untuk mengetahui
kolaboratif dengan pihak lain seperti guru,
kesesuaian tujuan karier yang diharapkan para
kepala sekolah, lembaga komunitas dan
peserta didik dengan pilihan karier yang
pekerja.
sekarang dipilih.
Pelaksanaan karier juga memerlukan acuan
atau
standar
dalam
penyusunan
Naser, Utami, Evaluasi Program Bimbingan... 297
kurikulum bimbingan karier. Menurut standar
terhadap dunia kerja; (4) memahami relevansi
Nasional untuk siswa berdasarkan American
kemampuan
School Conselor Association (2016) dalam
persyaratan keahlian atau keterampilan bidang
bidang pengembangan karier terdapat tiga
pekerjaan yang menjadicita-cita karier di
standar yaitu
masa depan; (5) memiliki kemampuan untuk
akan
(1) Standar A: peserta didik
memiliki
keterampilan
untuk
menguasaipelajaran
membentuk
identitas
dengan
karier,dengan
cara
mengidentifikasi dunia kerja dalam kaitannya
mengenali ciri-ciri pekerjaan, persyaratan
tentang pemahaman diri dan pembuatan
kemampuan yang dituntut,lingkungan sosio-
keputusan karier yang terdiri dari dua aspek
psikologis
yaitu (a) Mengembangkan kesadaran karier
kesejahteraan
kerja.Memiliki kemampuan
(b) mengembangkan kesiapan kerja (c) ; (2)
merencanakan
masa
Standar B : Peserta didik akan menggunakan
kemampuan
merancang
strategi untuk mencapai tujuan karier masa
secararasional untuk memperoleh peran yang
depan dengan sukses dan puas yang terdiri
sesuai dengan minat, kemampuan, dankondisi
dari dua aspek (a) memperoleh informasi
kehidupan sosial ekonomi; membentuk pola
karier; (b) mengidentifikasi tujuan karier; (3)
karier; mengenal keterampilan serta memiliki
peserta didik akan memahami hubungan
kemampuan
antara kualitas personal, pendidikan, pelatihan
pengambilan keputusan karier.
dan dunia kerja, yang terdiri dari aspek (a)
pekerjaan,
dan
prospek
depan,
kerja,
berupa kehidupan
kematangan
dalam
Sehingga dalam pelaksanaan program
Memperoleh pengetahuan untuk mencapai
bimbingan
tujuan karier; (b) Memperoleh keterampilan
bimbingan dan konseling perlu mengacu pada
untuk mencapai tujuan karier.
standar yang dapat dikembangkan sesuai
Sedangkan menurut Panduan Operasional Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di SMA tahun 2016, Aspek perkembangan yang
karier,
konselor
atau
guru
dengan kebutuhan peserta didik. Evaluasi Program Pemakanaan
evaluasi
dalam
kamus
karier
Oxford Advanced Learners’s Dictionary Of
pemahaman diri
Current English (AS Hornby,1986) adalah
(kemampuan, minat dankepribadian) yang
to find out, decide the amount or value yang
terkait
artinya upaya untuk menentukan nilai atau
dikembangkan meliputi;
dalam
(1) memiliki
dengan
pengetahuan
bimbingan
pekerjaan;
mengenai
(2)
memiliki
duniakerja
dan
jumlah.
Defenisi
tersebut
informasi karier yang menunjang kematangan
bahwa kegiatan evaluasi
kompetensi karier; (3) memilikisikap positif
secara
hati-hati,
menunjukkan
harus dilakukan
bertanggung
jawab,
298 Prosiding Seminar Bimbingan dan Konseling, Vol. 1, No. 1, 2017, hlm. 292-302
menggunakan
strategi,
dan
dipertanggungjawabkan.
Definisi
dapat
2000 dalam Cooker, J. K., Astramovich, R.
yang
L., dan Hoskins, W. J., 2007).
relevan (Dimmit, 2010) menjelaskan bahwa
Dari beberapa pendapat diatas, dipahami
evaluasi adalah proses pengumpulan dan
bahwa bahwa evaluasi programmerupakan
menganalisis informasi tentang program atau
langkah
intervensi
mengumpulkan data secara lengkap dan
secara teratur dan menyusun
perencanaan dalam pengambilan keputusan. Secara
konseptual
evaluasi
program
awal
dalam
supervisi,
yaitu
dilanjutkan dengan pembinaan yang tepat. Manfaat dari evaluasi ini dirasakan oleh para
bimbingan dan konseling dan semua bentuk
pengambil
layanan serta kegiatan yang berkaitan dengan
tindak lanjut dari program yang sedang atau
evaluasi
diskusi
yang telah dilaksanakan. Wujud dari evaluasi
profesional sejak tahun 1920an (Gisbers,
ini adalah sebuah rekomendasi dari evaluator
2008).Bagaimanapun, saat ini isu-isu tentang
untuk
evaluasi mendapatkan perhatian yang lebih
maker).
dari para pemerhati BK. Konselor sekolah
Tujuan Evaluasi
semakin diminta untuk menunjukkan kinerja
Evaluasi
dan
telah
menjadi
berkontribusi
bahan
dalam
mewujudkan
keputusan
untuk
pengambilan
menentukan
keputusan
merupakan
(decision
proses
yang
terstruktur yang bertujuan untuk menciptakan
keberhasilan siswa, di bidang pribadi, sosial,
dan
belajar, dan karier pada khusunya.
intervensi dalam rangka membuat keputusan
Tyler,1950
(dalam
Arikunto,
Ralp 2009)
terkait
menyatukan
perubahan
informasi
mengenai
yang dihasilkan,
dari
menjelaskan bahwa evaluasi program adalah
intervensi, dan tingkat kesesuaian antara
suatu proses untuk mengetahui apakah tujuan
harapan dan hasil yang tidak diinginkan (Mc
program sudah dapat terealisasi. Evaluasi
David, et al dalam Guyadeen 2016)
program dianggap sebagai disiplin ilmu
Pada hakikatnya evaluasi mengacu pada
penelitian terapan, dan diartikan sebagai suatu
proses pengumpulan data sebagai masukan
proses yang sistematis dari mengumpulkan
dalam rangka pengambilan keputusan. Nagle
dan menganalisis informasi tentang efisiensi,
(2011)
efektivitas, dan dampak dari program dan
diantaranya:
layanan serta kecocokan sesuatu sesuai
1. Memberikan arahan bagi sekolah khusnya
dengan kriteria dan
tujuan
yang telah
ditetapkan sebelumnya (Boulmetis &Dutwin,
menjelaskan
konselor
dalam
tujuan
evaluasi
menyusun
dan mengimplementasikan program.
Naser, Utami, Evaluasi Program Bimbingan... 299
2. Menyajikan dasar yang obejktif dalam pengambilan keputusan.
melanjutkan atau menghentikan program keseluruhan ataupun salah satu aspek dari
3. Memberikan rujukan bagi sekolah dan para
program tersebut.
komite bahwa program perlu ditingkatkan
Fungsi utama discrepancy model untuk
dan kualitas perlu dikembangkan dan
memberkan
dijaga.
keputusan oleh popham (Nyre Gleen & Rose
Pravous (Fitzpatrick,2004) menjelaskan bahwa tujuan dari evaluasi ialah proses untuk
informasi
dalam
mengambil
Clare, 1997). Berikut keempat tahapan: 1. Design
mendapatkan informasi terkait keterlaksanaan
Pada tahap ini adalah mendefenisikan
program dalam upaya menentukan apakah
tujuan dan mengembangkan sumber daya
program
yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan
yang
direvsi,
telah
diimplementasikan
dilanjutkan,
dihentikan.Berdasarkan
kinerja
atau konselor
dalam mencapai tujuan. Provus menganggap program merupakan suatu sistem
yang
profesional dipahami bahwa evaluasi dalam
dinamis, yang terdapt input, proses, dan
peneltian ini adalah mendeskripsikan kinerja
output. Tugas evaluator adalah melihat bahwa
konselor
program
dalam
mengimplementasikan
telah
memenuhi
kriteria
yang
program, serta ketercapaian tujuan suatu
diingingkan. Tujuan penelitiian ini adalah
program bimbingan dan konseling di sekolah.
memastikan bahwa program tersebut berjalan
Discrepancy Model
sesuai dengan tujuan yang ditetapkan.
Model
evaluasi
kesenjangan
ini
2. Instalasi
dikembangkan (Fitzpatrick et al, 2004). Malcom Provus memandang
(Fitzpatrick et al, 2004)
evaluasi
sebagai
proses
Standar yng telah ditetapkan digunakan ntuk
meniai
pengoperasian
Evaluator melakukan
program.
rangkaian kegiatan
manajemen informasi yang berkelanjutan.
untuk
Evaluasi sebagai proses yang mencakup 1)
yang diharapkan dengan realita implementasi.
kesepakatan tentang standar-standar tertentu,
Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa
2) menentukan ada/tidak kesenjangan yang
program tersebut berjalan sesuai dengan
muncul antara performansi dan sejumlah
tujuan yang ditetapkan
aspek program
3. Proses
dengan perangkat standar
untuk performansi tersebut, 3) menggunakan informasi
tentang
kesenjangan
dalam
memutuskan untuk mengembangkan atau
mengindentifikasi perbedaan program
Pada tahap ini berfokus pada pengumpulan dan implementasi program bimbingan karier di
sekolah.
Rangkaian
kegiatan
yang
300 Prosiding Seminar Bimbingan dan Konseling, Vol. 1, No. 1, 2017, hlm. 292-302
dilakukan
adalah
konselor
dalam
mengadakan
evaluasi
mengenai ketercapaian performansi program
mengimplementasikan
apakah sesuai dengan standar yang telah
program bimbingan karier.
disepakati.
4. Produk
Adanya kesenjangan antara performansi
Pada tahapan ini adalah unutk menentukan
program dengan standar-standar yang telah
apakah tujuan dari program bimbingan karier
disepakati
telah
yang
pembuatan keputusan, apakah program perlu
dilakukan peneliti adalah membandingkan
dikembangkan, dilanjutkan atau dihentikan
ketercapaian actual terhadap standar dalam
pada salah satu aspek program dan bahkan
hal
keseluruhan.
tercapai.
ini
Adapun
deskripsi
kegiatan
konselor
dalam
tersebut
digunakan
untuk
mengimplemantasikan program bimbingan
Saran
karier dan deskripsi ketercapaian tujuan
1. Bagi para praktisi atau stakeholder di
implementasi
program
sehinnga
muncul
sekolah dapat menggunakan model ini
kriteria dalam evaluasi program bimbingan
untuk
selayaknya
diterapkan
untuk
karier.
mengevaluasi program bimbingan dan
PENUTUP
konseling secara menyeluruh 2. Peneliti bimbingan dan konseling dapat
Kesimpulan Bimbingan
karier
menjadi
sebuah
menggunakan
Discrepancy
sebagai
membantu memetakan peserta didik dalam
khususnya untuk mengevaluasi program-
merencanakan karier sesuai dengan potensi,
program bimbingan dan konseling di
minat dan kondisi lingkungan dunia kerja saat
Sekolah.
Program
merupakan bimbingan kegiatan
bimbingan bidang
dan evaluasi
karier
layanan
yang
program
konseling
memerlukan
untuk
mengetahui
keefektifan dan keberhasilan program. Salah satu model evaluasi yang dapat digunakan adalah menggunakan Discrepancy Model (model kesenjangan) untuk mengevaluasi keberjalanan program bimbingan karier di sekolah. Model ini berorientasi pada tujuan
penelitian
ini
program bimbingan dan konseling yang dapat
ini.
bahan
Model
evaluasi
DAFTAR RUJUKAN Arikunto, S. Abdul jabar, C. S 2008. Evaluasi program pendidikan, pedoman teoritis bagi praktisi pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Arikunto, S. 2009. Dasar-dasar evaluasi pendidikan. Jakarta: Bumi aksara American School Counselor Association (2004). ASCANational Standards for Students. Alexandria, VA: Author. B., Shertzer and Stone S.C 1981. Fundamental of Guidance Boston: Publishing Company.
Naser, Utami, Evaluasi Program Bimbingan... 301
Badan
Pusat Statistik.2016. Tingkat Pengangguran Terbuka Indonesia. www.bps.go.id. Brown & Books,2002. Career choice and development (4th Edition). New Jersey: John Wiley &Sons, Inc. Cooker, J. K., Astramovich, R. L., dan Hoskins, W. J. 2007. Introducing the Accountability Bridge Model: A Program Evaluation Framework for School Counselors. Article 65: 207209. Dessy Harisanty.2014.Kebutuhan Informasi Siswa Sma Dan Ketersediaan Sumber Informasi Pada Perpustakaan Sma Di SurabayaOleh: Http://Palimpsest. Fisip. Unair. Ac. Id/Images/Pdf/ 2008 - Academia.Edu. Dimmit Carrey, 2010. Evaluation in School Counseling:Current Practices and FuturePossibilities Counseling. Outcome Research and Evaluation. Volume 1(1) 44-56. Fitzpatrick, J.L, James R Sanders, and Blaine R. Writhen. 2004. Program Evaluation: Alternative Approaches Practical Guidelines. San Fransisco: Pearson Education, Inc. Gani, Abdul Ruslan. 2012. Bimbingan Karier. Bandung: CV. Angkasa. Ghibson & Mitchel. 2011. Bimbingan dan Konseling. Edisi ketujuh. Pustaka Pelajar : Yogyakarta. Guyadeen, D. and Seasons, M. 2016. Evaluation Theory and PracticeComparing Program Evaluation and Evaluation in Planning. Journal of Planning Education and Research. Page 1-13. Gysbers, N.C & Handerson, P. 2006. Developing and Managing: Your School Guidance and Counseling Program 4th. United States of American Counseling Association. Gysbers, N. dan Henderson, P. 2008.Comprehensive Guidance and Counseling Program Evaluation:
Program + Personnel = Results. 187190 Kemendiknas.2008. Rambu-Rambu Penyelenggraan Bimbingan Dan Konnseling Dalam Jalur Pendidikan Formal. Direkorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidikan Dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional. Kemendikbud.2016. Revitalisasi Pendidikan Vokasi. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan kebudayaan. Munandir. 1995. Program Bimbingan Karir di Sekolah. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Tenaga Akademik : Jakarta. Nyre F Gleen & Rose Clare.1979. the practice of evaluation, (online), (http://digitalcommons.uni.edu/podqtrl y/20). Panduan Operasional Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di SMA tahun2016. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 111 Tahun 2014 Tentang Bimbingan dan Konseling Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, Jakarta Sugianto, Akhmad. 2015. Evaluasi Program Individual Learning Plans Terhadap Perencanaan Pendidikan Siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri Se-Kota Barabai Kalimantan Selatan discrepancy Model. Tesis. Program Studi Bimbingan dan Konseling, Pascasarjana Universitas Negeri Malang. South Carolina Department of Education. 2008. The South Carolina Comprehensive Developmental Guidance and Counseling Program Model. A Guide for School CounselingPrograms, Prekindergarten through Grade Twelve. USA. Colombia. Tim Penyusunan Panduan Bimbingan dan Konseling Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan. 2016.
302 Prosiding Seminar Bimbingan dan Konseling, Vol. 1, No. 1, 2017, hlm. 292-302
Panduan Operasional Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling Sekolah Menengah Atas. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Guru Dan Tenaga Kependidikan.