Konferensi Nasional Ilmu Sosial & Teknologi (KNiST) Maret 2017, pp. 612~618
613
PENTINGNYA PENERAPAN PROGRAM K3 PERKANTORAN DALAM MENINGKATKAN KUALITAS KINERJA SEKRETARIS Suparman HL ASM BSI Jakarta
[email protected]
Abstrak Keselamatan dan kesehatan kerja seorang sekretaris merupakan salah satu hak asasi dan upaya untuk meningkatkan kualitas kinerja seorang sekretaris itu sendiri. Tinggi rendahnya kualitas kinerja sekretaris dapat berpengaruh atas masih tingginya tingkat kecelakaan kerja di tempat kerja atau kantor. Perkantoran sebagai salah satu tempat kerja, tidak terlepas dari berbagai potensi bahaya lingkungan kerja yang dapat mempengaruhi keselamatan dan kesehatan para sekretaris didalamnya dalam rangka mendukung terwujudnya upaya keselamatan dan kesehatan kerja di gedung perkantoran diperlukan standar penyelenggaraan keselamatan, kesehatan kerja, lingkungan kerja. Dampak dari pentingnya pelaksanaan K3 di perkantoran adalah terjaminnya kesehatan dan keselamatan kerja sehingga seorang sekretaris akan merasa aman dan nyaman dalam bekerja, merasa tenang dan diperhatikan kesejahteraannya. Hal tersebut akan meningkatkan semangat sekretaris dalam bekerja, penyelesaian pekerjaan dengan penuh kecermatan dan ketelitian sehingga sekretaris dapat menyelesaikan pekerjaan dengan lancar, tuntas, tidak perlu menunda-nunda pekerjaan dan hasilnya memuaskan dan pada akhirnya kualitas kinerja seorang sekretaris dapat meningkat dengan sendirinya. Keywords: Keselamatan, Kesehatan Kerja, Kualitas, Kinerja, Sekretaris 1. Pendahuluan Keselamatan dan Kesehatan Kerja atau disingkat K3 merupakan program pemerintah. Program ini lahir dari keprihatinan akan banyaknya kecelakaan yang terjadi ditempat kerja yang mengakibatkan penderitaan bagi pekerja maupun keluarga pekerja. Karena frekuensi kecelakaan kerja tidak begitu banyak, maka banyak yang memandang sebelah mata pada program ini. Pengusaha bilang, ini cost atau buang buang biaya. Pekerja berkomentar, memperlambat pekerjaan. Dua duanya benar, jika hanya dilihat dari satu sisi saja. Tapi kalau dicermati sisilainnya, tentunya pengusaha akan berpikir dua kali berkata demikian. Kenapa? Karena cost yang dikeluarkan untuk suatu insiden kecelakaan kerja akan jauh berkali lipat dibandingkan yang dikeluarkan untuk pencegahannya. Bagi pekerja, jika sudah terkena cidera atau fatality, tentu tidak akan berani berkata lagi kalau K3 itu hanya memperlambat pekerjaan. Undang Undang dibidang K3 sudah ada sejak tahun 1970 yaitu UU no. 1 tahun 1970 yang mulai diundangkan tanggal 12 Januari 1970
yang juga dijadikan hari lahirnya K3. Namun, hingga tahun 2000anlah K3 baru mulai banyak dikenal. belum ada kesadaran baik dari pihak pengusaha, pekerja bahkan dari pihak Depnakertrans sendiri sebagai pengawas. Depnakertrans bertindak tegas, bergerak cepat, tentu kemajuan implementasi K3, sudah lebih maju daripada yang ada sekarang ini. Perusahaan kecil dan sifat kerjanya tidak mengandung bahaya atau resiko tinggi, maka anda hanya pekerjakan seorang safety officer atau ahli K3 umum. Karena, semua tempat kerja memiliki resiko atau bahaya. Itulah definisi tempat kerja menurut UU no.1 tahun 1970. Jadi, anda harus tetap waspada dengan bahaya lain ditempat kerja, tentu ancaman penyakit yang mungkin saja terjadi bertahun tahun kemudian. Jadi, sudah saatnya pengusaha dan pekerja serta pihak depnakertrans sendiri sadar untuk lebih meningkatkan performa K3 di semua organisasi di Indonesia, karena angka kecelakaan kerja masih tinggi. Kesehatan kerja (Occupational health) merupakan bagian dari kesehatan masyarakat
Diterima 23 Februari 2017; Revisi 08 Maret 2017; Disetujui 15 Maret, 2017
ISBN: 978-602-61242-0-3 yang berkaitan dengan semua pekerjaan yang berhubungan dengan faktor potensial yang mempengaruhi kesehatan pekerja (dalam hal ini Dosen, Mahasiswa dan Sekretaris). Bahaya pekerjaan (akibat kerja), Seperti halnya masalah kesehatan lingkungan lain, bersifat akut atau khronis (sementara atau berkelanjutan) dan efeknya mungkin segera terjadi atau perlu waktu lama. Efek terhadap kesehatan dapat secara langsung maupun tidak langsung. K3 bertujuan agar para pekerja di lingkungan kerjanya masing-masing selalu dalam keadaan sehat, nyaman, selamat dan terutama bekerja secara produktif dalam meningkatkan kinerja Perusahaan serta meningkatkan kesejahteraan Karyawan Perusahaan. Demikian pula untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan kemauan serta kerja sama para karyawan agar menjunjung tinggi peraturan-peraturan Keselamatan dan Kesehatan Kerja demi kesejahteraan Perusahaan yang berarti kesejahteraan keluarga karyawan. Dengan keadaan karyawan melaksanakan kegiatan operasinya dengan aman, nyaman, handal dan efisien, sehingga kerugian Perusahaan dapat dicegah dan dikurangi. Menurut Sumakmur (1985) menerangkan bahwa keselamatan kerja adalah keselamatan yang berkaitan dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, dan lingkungan tempat kerja serta cara-cara melakukan pekerjaan. Irianto dan Putranto (2010) menyatakan bahwa kesehatan kerja merupakan aplikasi kesehatan masyarakat dalam suatu tempat kerja. Hakikat kesehatan kerja yaitu untuk mencapai kesehatan karyawan dan untuk meningkatkan produksi yang berlandaskan pada meningkatnya efisiensi dan produktivitas. Keselamatan kerja adalah suatu kondisi aman atau selamat dari resiko penderitaan, kerusakan atau kerugian di tempat kerja. Secara filosofi, keamanan, kesehatan dan keselamatan kerja merupakan suatu pemikiran, usaha untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani tenaga kerja pada umumnya dan hasil karya. Secara keilmuan, merupakan ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit kerja. Secara praktis merupakan pengawasan terhadap orang, mesin material dan metode yang mencakup lingkungan kerja agar pekerja tidak mengalami cidera.
KNiST, 30 Maret 2017
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa keamanan, kesehatan dan keselamatan kerja adalah suatu usaha untuk menciptakan perlindungan dan keamanan dari resiko kecelakaan dan bahaya baik fisik maupun emosional bagi tenaga kerja. Perlindungan dan keamanan tersebut bermaksud agar tenaga kerja secara aman melakukan pekerjaannya sehari-hari untuk meningkatkan produksi serta selalu dalam keadaan sehat dan selamat selama bekerja di tempat kerja. Tujuan dari keamanan, kesehatan dan keselamatan kerja banyak yang mendefinisikan adalah terciptanya kondisi lingkungan kerja yang aman dan nyaman serta dapat meningkatkan produktivitas kerja. Untuk mengkaji tujuan keamanan, kesehatan dan keselamatan kerja para ahli mengungkapkan beberapa pendapat, diantaranya: 1. Menurut Soedjono (1995) menyatakan bahwa keselamatan kerja bertujuan untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani manusia serta hasil kerja yang tertuju pada kesejahteraan pada umumnya. 2. Sutrisno (2006) mendefinisikan dari sekian banyak hal yang bisa dijadikan tujuan keamanan, kesehatan dan keselamatan kerja, sebagai berikut: a. Tujuan keamanan, kesehatan dan keselamatan kerja untuk perusahaan adalah sebagai berikut: 1) Meningkatkan kinerja dan omzet perusahaan. 2) Mencegah terjadinya kerugian. 3) Memelihara sarana dan prasarana perusahaan. b. Tujuan keamanan, kesehatan dan keselamatan kerja untuk karyawan adalah sebagai berikut: 1) Meningkatkan kesejahteraan rohani dan jasmani karyawan. 2) Meningkatkan penghasilan karyawan dan penduduk sekitarnya. 3) Untuk kinerja yang berkesinambungan. Dengan demikian tujuan adanya keamanan dan kesehatan kerja adalah tercapainya keselamatan karyawan saat sedang bekerja dan setelah bekerja. Imbas dari karyawan yang selamat adalah suatu tujuan keuntungan bagi perusahaan dan karyawan itu sendiri. Metode Penelitian Penelitian sebagai upaya sistematik memiliki arti bahwa untuk dapat memperoleh pengetahuan yang benar, penelitian dilaksanakan dengan menggunakan metode
614
ISBN: 978-602-61242-0-3 ilmiah oleh peneliti yang memiliki integritas ilmiah. Penelitian dilaksanakan berdasarkan teori-teori, prinsip-prinsip, serta asumsi-asumsi dasar ilmu pengetahuan dengan menggunakan penalaran deduktif serta prosedur dan teknik sistematik. Metode penelitian yang digunakan penulis adalah metode penelitian deskriptif kualitatif. 2. Pembahasan 2.1. Dasar Hukum Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Perkantoran Menurut Ibrahim (2010) yang dikutip dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja, dijelaskan tujuan: 1. Melindungi dan menjamin keselamatan setiap tenaga, kerja dan orang lain di tempat kerja. 2. Menjamin setiap sumber produksi dapat digunakan secara aman dan efisien. 3. Meningkatkan kesejahteraan dan produktivitas nasional. Sedangkan dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2016 tentang Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja Perkantoran, dijelaskan secara umum tentang K3, yaitu: 1. Pengelola Gedung adalah pihak yang mengelola pelayanan fisik dan non-fisik yang memastikan kesehatan, keselamatan, dan keamanan gedung, serta pemeliharaan struktur gedung berada pada tahap yang memuaskan. 2. Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang selanjutnya disingkat K3 adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan sekretaris melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. 3. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Perkantoran yang selanjutnya disingkat SMK3 Perkantoran adalah bagian dari sistem manajemen gedung perkantoran secara keseluruhan dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif. 4. Kesehatan Kerja adalah upaya peningkatan dan pemeliharaan derajat kesehatan yang setinggitingginya bagi sekretaris di semua jabatan, pencegahan penyimpangan kesehatan yang disebabkan oleh kondisi sekretaris, perlindungan sekretaris dari risiko akibat faktor yang merugikan kesehatan,
KNiST, 30 Maret 2017
penempatan dan pemeliharaan sekretaris dalam suatu lingkungan kerja yang mengadaptasi antara sekretaris dengan manusia dan manusia dengan jabatannya. 5. Ergonomi adalah ilmu yang mempelajari interaksi kompleks antara aspek pekerjaan yang meliputi peralatan kerja, tatacara kerja, proses atau sistem kerja dan lingkungan kerja dengan kondisi fisik, fisiologis dan psikis manusia sekretaris untuk menyesuaikan aspek pekerjaan dengan kondisi sekretaris dapat bekerja dengan aman, nyaman efisien dan lebih produktif. 3.2. Pentingnya Penerapan Keselamatan dan kesehatan kerja Perkantoran Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) penting dilaksanakan di lingkup perkantoran karena dengan melaksanakan K3 perkantoran seorang sekretaris akan merasa aman, nyaman dan terlindungi keselamatannya dalam bekerja. Kenyamanan dalam bekerja akan berpengaruh terhadap kinerja sekretaris. Apabila sekretaris yang mengalami kecelakaan dalam bekerja atau kondisi kesehatannya kurang baik mengakibatkan tidak dapat melakukan pekerjaan dengan lancar dalam membantu pimpinannya. Hal tersebut juga membuat kualitas kinerja sekretaris sekretaris menurun. Kesehatan dan keselamatan kerja penting dalam mendukung peningkatan mutu kerja seorang sekretatis. K3 Perkantoran diterapkan dalam rangka tertib dan disiplin dalam menjalankan pekerjaan sebagai seorang sekretaris, sebagai berikut: 1. Mengkondisikan Pekerjaan a. Pembagian tugas dan tanggung jawab yang jelas. Pimpinan bertanggung jawab memberikan pengarahan tentang kesehatan dan keselamatan kerja kepada sekretarisnya.. b. Peraturan kerja yang fleksibel. Peraturan kerja yang fleksibel adalah peraturan yang tidak kaku menyesuaikan keadaan, tempat dan waktu yang tepat. Dengan peraturan kerja yang fleksibel tentunya membuat sekretaris tidak tertekan dalam bekerja tetapi tetap disiplin. c. Penghargaan atas hak dan kewajiban sekretaris selalu diberikan. d. Menjalin hubungan sosial yang baik antara kantor dengan masyarakat sekitar. e. Membuat kondisi kerja yang aman dengan membeli dan mempergunakan mesin-mesin yang dilengkapi alat-alat pengaman, menggunakan peralatan yang
615
ISBN: 978-602-61242-0-3
f.
1)
2) 3) 4) 5)
lebih baik, mengatur susunan ruang tempat kerja sebaik mungkin dan pemeliharaan fasilitas tempat kerja yang baik. Tersedianya ruang kerja yang memenuhi standar syarat-syarat lingkungan kerja, sebagai berikut: Tempat kerja bersih dari debu, kotoran dan asap rokok, getaran mesin dan peralatan bising. Tempat kerja aman dari sengatan arus listrik. Lampu penerangan cukup memadai. Ventilasi dan sirkulasi udara yang seimbang Adanya aturan kerja dan aturan keprilakuan.
2. Prosedur Kerja
3.
Saat bekerja sekretaris harus mengikuti prosedur kerja sesuai dengan aturan yang berlaku diperkantoran. Dibawah ini adalah prosedur kerja yang harus diikuti: a. Setiap sekretaris wajib hadir dan pulang sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan serta mengisi daftar presensi. b. Setiap sekretaris wajib mematuhi instruksi dari pimpinan kantor dan melaksanakan tugas serta tanggung jawab dari kantor. c. Setiap sekretaris wajib menjaga dan memelihara semua milik kantor, apabila terjadi hal-hal yang menimbulkan bahaya sebaiknya segera melapor kepada pimpinan. d. Setiap sekretaris wajib memeriksa semua alat-alat kerja, mesin-mesin sebelum memulai bekerja atau akan meninggalkan pekerjaan sehingga benar-benar tidak akan menimbulkan kerusakan atau bahaya yang mengganggu. e. Setiap sekretaris dilarang melakukan pekerjaan yang bukan tugasnya. f. Setiap sekretaris dilarang melakukan tindak asusila, minum-minuman keras, mabuk, menyimpan dan menyalahgunakan obat terlarang, melakukan penjudian, pertengkaran dan berkelahi dengan sesama sekretaris/ pimpinan di dalam lingkungan perkantoran. g. Setiap sekretaris dilarang membawa senjata api atau senjata tajam kedalam lingkungan perusahaan. Pemeliharaan Kesehatan Sekretaris Setiap sekretaris dalam bekerja harus dapat memelihara kesehatannya dengan
KNiST, 30 Maret 2017
baik agar dapat kembali bekerja dengan aman. Pemeliharaan kesehatan dilakukan dengan cara, sebagai berikut: a. Makan makanan bergizi b. Berolahraga yang teratur c. Istirahat/ tidur yang cukup K3 merupakan suatu masalah penting dalam setiap melakukan pekerjaan. Meskipun pekerjaan di perkantoran tergolong ringan jika dibandingkan dengan pekerjaan lainnya seperti di perusahaan, di pabrik-pabrik, maupun di rumah sakit namun pada kenyataanya kecelakaan kerja dapat terjadi pada siapa saja dan kapan saja. Kecelakaan kerja dapat mengakibatkan cidera dan waktu yang hilang pada sekretaris kantor. Berikut ini terdapat beberapa contoh kecelakaan kerja yang dapat mengakibatkan cidera pada sekretaris kantor: 1. Seorang sekretaris kantor saat akan meminta cap pada bagian lain ia terpeleset dan jatuh ditangga karena lampu penerangan kurang memadai sehingga ia tidak mengetahui lantainya basah terkena air hujan. Hal tersebut mengakibatkan cidera pada punggung dan kepalanya sehingga ia tidak sadar diri dan harus dibawa ke Rumah Sakit untuk mendapat perawatan lebih lanjut. Kecelakaan kerja tersebut tidak hanya mengakibatkan cidera tetapi membuat waktu kerja sekretaris menjadi hilang karena harus mendapat perawatan di Rumah Sakit dan meninggalkan pekerjaanya. 2. Seorang sekretaris tersandung kabel telepon tanpa pelindung yang ada di lantai kantornya dan jatuh, secara reflek sekretaris tersebut menopang dirinya dengan kedua tangannya ketika menghantam ke lantai dan itu membuat tangannya sakit, pergelangannya terkilir. Hal tersebut mengakibatkan cidera dan membuat waktu kerja sekretaris berkurang. Seharusnya dengan kondisi yang sehat seorang sekretaris dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan baik namun karena mengalami kecelakaan pekerjaannya menjadi tertunda. 3. Seorang sekretaris dalam membuat surat menyurat mengalami tegang pada leher ketika sedang mengetik didepan komputer, cidera tersebut terjadi karena posisi kerja yang tidak baik, ia menahan postur yang kaku terlalu lama. Sekretaris tersebut harus beristirahat sebentar untuk memulihkan kondisinya agar kembali fit dalam bekerja. Seorang sekretaris yang ditimpa kecelakaan akan mengeluh dan menderita, bahkan tidak
616
ISBN: 978-602-61242-0-3 jarang kecelakaan menyebabkan luka-luka, kelainan tubuh, dan kematian Sedangkan proses pekerjaan mengarsip menjadi tertunda karena kepanikan para sekretaris dan perhatian yang tertuju pada teman yang mangalami cidera. Oleh sebab itu penting bagi semua sekretaris untuk melaksanakan K3 untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja, dengan mentaati semua peraturan dan ketentuan kerja yang dikeluarkan perkantoran. Dari penjelasan yang telah diuraikan diatas pelaksanaan K3 adalah dengan mengikuti prosedur atau ketentuan bekerja di tempat kerja. Sekretaris sebaiknya selalu waspada dalam bekerja, memperhatikan apa yang sedang dikerjakan dan menggunakan peralatan kerja dengan benar. Bersikap tenang dan tidak terburu-buru dalam bekerja. Pelaksanaan K3 tersebut penting untuk melindungi sekretaris atas hak keselamatan dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan mendukung peningkatkan mutu kerja. 3.3. Peningkatan Kualitas Kinerja Sekretaris Melalui Penerapan K3 Kinerja merupakan perbandingan antara hasil kerja (output) dan usaha yang dipergunakan (input). Seorang sekretaris dapat dikatakan berkinerja apabila ia mampu menghasilkan jumlah produk pekerjaannya yang lebih banyak dibandingkan dengan sekretaris lain dalam waktu yang sama. Dengan menerapkan K3 Perkantoran akan dapat meminimalisir kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja di kantor, sehingga alasan sekretaris untuk tidak masuk bekerja karena cedera atau sakit semakin berkurang. Sekretaris yang bekerja pada kantor yang benar-benar memperhatikan kesehatan dan keselamatan kerja sekretarisnya kemungkinan untuk mengalami cidera atau sakit akibat kerja adalah kecil sehingga penuntutan biaya pengobatan untuk kesehatan mereka juga kecil. Adanya keselamatan kerja yang tinggi juga akan tercipta kondisi-kondisi yang mendukung kenyamanan serta semangat dalam bekerja. Keselamatan kerja yang dilaksanakan dengan sebaik- baiknya dengan partisipasi pimpinan dan sekretaris akan menciptakan kondisi aman dalam bekerja sehingga membantu terjalinnya hubungan sekretaris dengan pimpinan. Pelaksanakan K3 Perkantoran dapat menciptakan kondisi tempat kerja yang tenang dan menyenangkan. Sebagai contoh penerangan yang cukup memadai, tempat kerja yang bebas dari kebisingan, penggunaan
KNiST, 30 Maret 2017
alat dengan cara yang benar sehingga meminimalisir kelelahan dalam bekerja. Hal tersebut mendukung sekretaris untuk menyelesaikan pekerjaan dengan cermat dan teliti, fokus dengan apa yang dikerjakan serta dapat menyelesaikan pekerjaan dengan tuntas. Pelaksanaan K3 diharapkan dapat memberikan jaminan keselamatan dan kesehatan kerja baik secara fisik, sosial dan psikologis serta terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh tempat kerja. Jaminan keselamatan dan kesehatan kerja secara fisik adalah jaminan terhadap kondisi kesehatan diri sekretaris. Sebagai contoh, seorang sekretaris bekerja diruangan yang bebas dari polusi udara, sekretaris tersebut terhindar dari gangguan pernafasan sehingga kesehatannya terjamin. Jaminan keselamatan dan kesehatan secara sosial adalah jaminan terhadap kondisi sosial hubungan sekretaris satu dengan yang lainnya. Jaminan keselamatan dan kesehatan secara psikologis adalah jaminan terhadap kondisi kejiwaan dari sekretaris itu sendiri. Kondisi psikologis ini dapat dipengaruhi oleh beban kerja yang berlebihan, stress akibat kerja atau adanya permasalahan pribadi sekretaris. Sedangkan jaminan terhindar dari gangguan di tempat kerja adalah jaminan terhindar dari keadaan lingkungan kerja yang tidak aman seperti gedung tinggi dan instalasi listrik yang tidak teratur. Dengan adanya jaminan kesehatan dan keselamatan kerja yang telah diuraikan tersebut, maka sekretaris akan merasa aman dan terlindungi serta semangat dalam bekerja untuk selalu meningkatkan hasil kerja. Jaminan atas kesehatan dan keselamatan yang tinggi dapat membantu sekretaris dalam penyelesaian pekerjaan. Sehingga sekretaris tidak menunda- nunda dalam menyelesaikan pekerjaan. Pelaksanaan K3 juga sejalan dengan pemeliharaan dan penggunaan peralatan kerja serta mesin dengan optimal, hal tersebut dapat membantu sekretaris dalam mempercepat penyelesaian pekerjaan dibantu dengan peralatan mesin sehingga dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan target waktu yang telah di tetapkan kantor. Dampak dari pentingnya penerapan K3 Perkantoran adalah terjaminnya keamanan dan keselamatan kerja dari seorang sekretaris dan sekretaris lainnya sehingga merasa aman dan nyaman dalam bekerja, merasa tenang dan diperhatikan kesejahteraannya. Hal tersebut akan meningkatkan semangat sekretaris dalam
617
ISBN: 978-602-61242-0-3 bekerja, penyelesaian pekerjaan dengan penuh kecermatan dan ketelitian sehingga sekretaris dapat menyelesaikan pekerjaan dengan lancar, tuntas, tidak perlu menundanunda pekerjaan dan hasilnya memuaskan. Selain itu kapasitas jumlah pekerjaan yang dilakukan sekretaris dapat sesuai dengan standar yang di tetapkan kantor, hasil kerja dari sekretaris juga selalu meningkat. Sekretaris tentunya dalam menyelesaikan pekerjaan dapat sesuai dengan target waktu di perkantoran. Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan K3 Perkantoran berpengaruh terhadap tingkat kualitas kinerja sekretaris. Semakin baik tingkat K3 Perkantoran semakin baik pula kualitas kinerja sekretaris di perkantoran. Dari pelaksanaan K3 juga mempunyai konsekuensi. Adapun konsekuensi dari pentingnya penerapan K3 Perkantoran terhadap kualitas kinerja sekretaris, sebagai berikut: 1. Pengeluaran biaya lebih besar. 2. Perlu adanya sarana dan prasarana. 3. Perlu adanya aturan. Dari beberapa penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan K3 memberikan dampak positif terhadap kualitas kinerja sekretaris, tetapi dalam pelaksanaanya terdapat konsekuensi. Dengan melaksanakan K3, perkantoran mempunyai konsekuensi yaitu; 1) pengeluaran biaya menjadi lebih besar, 2) adanya sarana dan prasarana yang menunjang proses pelaksanaan K3 agar lebih aman dan nyaman dalam bekerja, 3) perlu adanya aturan agar terjadi keselarasan antara aturan kerja di kantor dengan aturan K3.
pekerjaan dengan lancar, tuntas, tidak perlu menunda-nunda pekerjaan dan hasilnya memuaskan yang berdampak pada kualitas kinerja sekretaris. Semakin baik tingkat penerapan K3 perkantoran semakin baik pula kualitas kinerja seorang sekretaris dalam membantu pekerjaan pimpinan . Konsekuensi di perkantoran yang melaksanakan keamanan, kesehatan dan keselamatan kerja adalah 1) pengeluaran biaya menjadi lebih besar, 2) perlu adanya sarana dan prasarana yang menunjang proses pelaksanaan keamanan, kesehatan dan keselamatan kerja agar lebih aman dan nyaman dalam bekerja dan 3) perlu adanya aturan agar terjadi keselarasan antara aturan kerja di kantor dengan aturan keamanan, kesehatan dan keselamatan kerja.
3. Simpulan Kualitas kinerja atas penerapan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di perkantoran adalah dengan melaksanakan K3 Perkantoran, seorang sekretaris akan merasa aman, nyaman dan terlindungi keselamatannya dalam bekerja serta untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja, dengan mentaati peraturan dan ketentuan kerja yang berlaku di perkantoran. Pentingnya pelaksanaan K3 di perkantoran adalah terjaminnya kesehatan dan keselamatan kerja sehingga seorang sekretaris akan merasa aman dan nyaman dalam bekerja, merasa tenang dan diperhatikan kesejahteraannya. Hal tersebut akan meningkatkan semangat sekretaris dalam bekerja, penyelesaian pekerjaan dengan penuh kecermatan dan ketelitian sehingga sekretaris dapat menyelesaikan
Sutrisno dan Kusmawan. (2006). K3. Jakarta: Ghalia Indo.
KNiST, 30 Maret 2017
Referensi Ibrahim. (2010). Pelaksanaan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja Sekretaris PT Bitratex Industri Semarang. Jurnal K3,Vol.8, No.3, 8-12. Irianto dan Putranto. (2010). Sains Kesehatan Masyarakat. Bandung: PT Sarana Ilmu Pustaka. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2016 tentang Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja Perkantoran Sumakmur. (1998). Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan. Jakarta: PT. Gunung Agung.
Soedjono. (1985). Keselamatan Kerja Jilid 1. Jakarta: Bhratara Karya Aksara. Undang-undang No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja
618