perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PROFESIONALITAS GURU DAN KINERJA KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN ( Studi Kasus Tentang Kualitas Pembelajaran di SD Negeri IV Girimarto)
TESIS Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Teknologi Pendidikan
Oleh : TOTO TRIYATMO NIM : S.810809325
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA TAHUN 2010 commit to user
i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga tesis yang berjudul “Profesionalitas Guru dan Kinerja Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran (Studi Kasus Tentang Kualitas Pembelajaran di SD Negeri IV Girimarto)”, peneliti selesaikan dengan lancar. Penyusunan tesis ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Magister pada Program Studi Teknologi Pendidikan Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret. Dalam penyusunan tesis ini, penulis memperoleh bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Prof. Dr. H. Much. Syamsulhadi, dr., Sp.KJ (K) selaku Rektor Universitas Sebelah Maret yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk dapat menimba ilmu di program pascasarjana. 2. Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph. D. Direktur Program Pascasarjana Universitas Sebelah Maret yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk dapat menimba ilmu di program pascasarjana. 3. Prof. Dr. H. Mulyoto, M.Pd, selaku ketua Program Studi Teknoloi pendidikan yang telah mencurahkan perhatiannya demi kelancaran studi peneliti pada program studi ini.
commit to user vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4. Prof. Dr. Sri Yutmini, M.Pd, selaku pembimbing I yang selalu memberikan arahan, dorongan, baik saat perkuliahan maupun pada saat bimbingan tesis, begitu tulus dan sabar dalam membimbing. 5. Prof. Dr. Sri Anitah, M. Pd. Selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, arahan, masukan, saran dan dorongan yang tulus dalam penulisan tesis ini. 6. Segenap dosen Program Studi Teknologi Pendidikan Pascasarjana UNS yang telah banyak memberikan ilmunya pada peneliti selama kuliah. 7. Teman-teman mahasiswa S2 Program Studi Teknologi Pendidikan yang telah sama-sama memberi motivasi, kritikan, dan saran demi sempurnanya tesis ini. 8. Maryatmi, S.Pd, Kepala Sekolah SD negeri IV Girimarto atas pemberian ijin penelitian dan bantuannya demi selesainya tesis ini. 9. Para Guru SD Negeri IV Girimarto yang membantu peneliti dalam mengumpulkan data dan informasi demi terselesaikannya tesis ini. 10.Semua pihak yang yang tidak dapat penulis sebutkan yang telah membantu penyelesaian tesis ini. Peneliti menyadari dengan setulus-tulusnya bahwa tesis ini jauh dari sempurna, untuk itu masukan, saran, dan kritikan dari siapapun yang sifatnya membangun sangat peneliti harapkan demi lebih baiknya tesis ini. Surakarta, 20 Desember 2010 Penulis
commit to user viii
Toto Triyatmo
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
Ada kalanya alloh memberikan sesuatu yang kita anggap buruk, padahal itulah yang baik bagi kita. Demikian pula Alloh memberikan sesuatu yang kita anggap baik, padahal itulah yang buruk bagi kta. (S. Albakoroh:216)
commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PROFESIONALITAS GURU DAN KINERJA KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN (Studi Kasus Tentang Kualitas Pembelajaran di SD Negeri IV Girimarto)
Disusun oleh : TOTO TRIYATMO NIM: S.810809325 Telah disetujui oleh Tim Pembimbing Dewan Pembimbing Jabatan
Nama
Tanda Tangan
Pembimbing I
Prof. Dr. Sri Yutmini, M.Pd. .......................
Tanggal ..................
NIP. 130259809 Pembimbing II
Prof. Dr. Sri Anitah, M. Pd.
.......................
NIP. 19381022 196902 2 001
Mengetahui Ketua Program Studi Teknologi Pendidikan
Prof. Dr. H. Mulyoto, M. Pd. commit to197301 user 1 001 NIP. 19430712 ii
..................
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGESAHAN TESIS PROFESIONALITAS GURU DAN KINERJA KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN (Studi Kasus Tentang Kualitas Pembelajaran di SD Negeri IV Girimarto)
Disusun oleh : TOTO TRIYATMO NIM: S.810809325
Telah disetujui oleh Tim Penguji Jabatan
Nama
Tanda Tangan
Tanggal
: Prof. Dr. H. Mulyoto, M. Pd.
.......................
..............
Sekretaris : Dr. Nunuk Suryani, M. Pd.
.......................
..............
Anggota
: 1. Prof. Dr. Sri Yutmini, M . Pd.
.......................
..............
2. Prof. Dr. Sri Anitah, M. Pd.
.......................
..............
Ketua
Direktur Program
Ketua Program Studi
Pascasarjana UNS
Teknologi Pendidikan
Prof. Drs. Suranto, M.Sc. Ph. D. Prof. Dr. H. Mulyoto, M. Pd. NIP. 195708201985031004 NIP. 19430712 197301 1 001 commit to user iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERNYATAAN
Nama
: TOTO TRIYATMO
NIM
: S810809325
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis berjudul “Profesionalitas Guru dan Kinerja Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran (Studi Kasus Tentang Kualitas Pembelajaran di SD Negeri IV Girimarto)” betul-betul karya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya, dalam tesis ini diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik yang berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya peroleh dari tesis tersebut.
Surakarta, Desember 2010
Yang Membuat Pernyataan
Toto Triyatmo
commit to user iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Tesis ini kupersembahkan kepada : 1. Ibunda dan ayahnda terkasih yang dengan segenap nurani telah memberi arti suatu diri, dan karenanya dapat kuwujudkan impian dan harapan. 2. Istriku tercinta Fety Marhayuni 3. Anak-anakku tercinta, Nadia dan Fani. 4. Kakak-kakakku tersayang 5. Rekan-rekan Guru SDN IV Girimarto dan SDN I Semagarduwur 6. Para pembaca yang budiman
commit to user vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ..............................................................................................i HALAMAN PERSETUJUAN DARI TIM PEMBIMBING .............................ii HALAMAN PERSETUJUAN DARI TIM PENGUJI .....................................iii HALAMAN PERNYATAAN ..............................................................................iv HALAMAN MOTTO ...........................................................................................v HALAMAN PERSEMBAHAN .........................................................................vi KATA PENGANTAR .........................................................................................vii DAFTAR ISI..........................................................................................................ix DAFTAR TABEL ..............................................................................................xiii DAFTAR BAGAN ..............................................................................................xiv DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................xv ABSTRAK ..........................................................................................................xvi ABSTRACT ......................................................................................................xvii BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1 A. Latar Belakang......................................................................................1 B. Perumusan Masalah.............................................................................10 C. Tujuan Penelitian.................................................................................11 D. Manfaat Penelitian...............................................................................11 BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN, DAN KERANGKA PIKIR...........................................................................................13 A. Kajian Teori.........................................................................................13 commit to user ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1. Profesionalitas Guru.......................................................................13 2. Kinerja Kepala Sekolah..................................................................26 3. Kualitas Pembelajaran....................................................................48 4. Strategi Pembelajaran.....................................................................58 5. Prestasi Belajar...............................................................................62 B. Penelitian yang Relevan......................................................................63 C. Kerangka Pikir.....................................................................................64 BAB III METODOLOGI PENELITIAN..........................................................67 A. Tempat dan Waktu Penelitian.............................................................67 B. Bentuk/Strategi Penelitian...................................................................68 C. Data dan Sumber Data.........................................................................78 D. Teknik Pengumpulan Data…………………………………………..69 E. Teknik Cuplikan(sampling).................................................................70 F. ValiditasData.......................................................................................70 G. TeknikAnalisis....................................................................................71 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...................................74 A. Setting Lokasi Penelitian ....................................................................74 1. Sejarah Singkat SD Negeri IV.......................................................74 2. Letak Gegrafis SD Negeri IV ........................................................75 3. Kondisi Guru dan Karyawan .........................................................76 4. Struktur Organisasi ........................................................................80 5. Kondisi Sarana dan Prasarana........................................................81 6. Visi dan Misi .................................................................................82 commit to user x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7. Tujuan Sekolah ..............................................................................82 B. Hasil Penelitian ..................................................................................83 1. Profesionalitas Guru Dalam Pembelajaran....................................83 a. Perencanaan Program Pembelajaran ......................................83 b. Pelaksanaan Program Pembelajaran ........................................86 c. Evaluasi Pembelajaran.............................................................91 d. Program Tindak Lanjut ..........................................................93 2. Kinerja Kepala Sekolah.................................................................95 a. Kepala Sekolah Sebagai Edukator .........................................95 b. Kepala Sekolah Sebagai Manajer ...........................................96 c. Kepala Sekolah Sebagai Administrator...................................97 d. Kepala Sekolah Sebagai Supervisor .......................................97 e. Kepala Sekolah Sebagai Leader .............................................98 f. Kepala Sekolah Sebagai Inovator ...........................................99 g. Kepala Sekolah Sebagai Motivator .......................................100 3. Prestasi Hasil Belajar ...................................................................100 a. Prestasi Akademik.................................................................101 b. Prestasi Non Akademik ........................................................104 B. Pembahasan Hasil Penelitian ...........................................................109 1. Profesionalitas Guru Dalam Pembelajaran..................................109 a. Perencanaan Program Pembelajaran ....................................109 b. Pelaksanaan Program Pembelajaran ......................................112 c. Evaluasi Pembelajaran...........................................................118 commit to user xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
d. Program Tindak Lanjut .........................................................119 2. Kinerja Kepala Sekolah................................................................121 a. Kepala Sekolah Sebagai Edukator ........................................121 b. Kepala Sekolah Sebagai Manajer ..........................................112 c. Kepala Sekolah Sebagai Administrator.................................123 d. Kepala Sekolah Sebagai Supervisor .....................................125 e. Kepala Sekolah Sebagai Leader ............................................126 f. Kepala Sekolah Sebagai Inovator .........................................127 g. Kepala Sekolah Sebagai Motivator .......................................129 3. Prestasi Hasil Belajar ...................................................................130 a. Prestasi Akademik ................................................................130 b. Prestasi Non Akademik ........................................................131 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN....................................132 A. Kesimpulan.......................................................................................132 B. Implikasi...........................................................................................137 C. Saran.................................................................................................139 DAFTAR PUSTAKA........................................................................................140
commit to user xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK Toto Triyatmo S810809325: Profesionalitas Guru dan Kinerja Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran. Studi Kasus Tentang Kualitas Pembelajaran di SD Negeri IV Girimarto. Tesis Program Studi Teknologi Pendidikan, Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2010. Pembimbing 1 Prof. Dr. Sri Yutmini, M. Pd., pembimbing 2 Prof. Dr. Sri Anitah, M. Pd. Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui upaya peningkatan kualitas pembelajaran melalui profesionalitas guru dalam pengelolaan pembelajaran terkait dengan perannya sebagai: a).Perencanaan program pembelajaran, b).Pelaksanaan program pembelajaran, c).Evaluasi program pembelajaran, d).Analisa hasil evaluasi, dan e).program tindak lanjut. (2) Untuk mengetahui upaya peningkatan kualitas pembelajaran melalui kinerja kepala sekolah yang terkait dengan perannya sebagai: a).Edukator, b).Manajer, c).Administrator, d).Supervisor, e).Leader, f).Inovator, dan g).Motivator. (3) Untuk mengetahui upaya yang dilakukan dalam meningkatkan prestasi hasil belajar siswa SD Negeri IV Girimarto. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif deskriptif dengan penekanan pada masalah proses. Sumber data diperoleh dari Informasi atau narasumber, Tempat dan Peristiwa/aktivitas kegiatan terlaksana, Arsip dan dokumen. Teknik pengambilan data berupa wawancara mendalam, observasi langsung, dan sumber dan triangulasi metode. Teknik analisi data berupa teknik analisis interaktif, data reduction dan display, serta conclusion drawing yang saling berinteraksi. Berdasarkan analisis data penelitian disimpulkan bahwa: (1).Peningkatan kualitas pembelajaran di SD Negeri IV Girimarto dapat diupayakan melalui profesionalitas guru dalam mengelola pembelajaran yang meliputi: a).Perencanaan program pembelajaran, b).Pelaksanaan program pembelajaran, c).Evaluasi program pembelajaran, d).Analisa hasil evaluasi, dan e).program tindak lanjut. (2).Peningkatan kualitas pembelajaran dapat diupayakan melalui kinerja kepala sekolah yang meliputi: a).Edukator, b).Manajer, c).Administrator, d).Supervisor, e).Leader, f).Inovator, dan g).Motivator. (3).Banyaknya prestasi SD Negeri IV Girimarto diperoleh karena guru-guru bekerja secara professional dan kinerja kepala sekolah sangat baik.
commit to user
xvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT Toto Triyatmo. S810809325. Teacher Professionalism and Principal’s Performance in Enhancing the Quality of Learning. Case Study on the Quality of Learning in State Primary School Girimarto IV. Thesis Education of Technology Studies Program, Graduate Program of Sebelas Maret University, 2010. 1st advisor Prof. Dr. Sri Yutmini, M. Pd. 2nd advisor Prof. Dr. Sri Anitah, M. Pd. The purpose of this study are (1) to find out the efforts in increasing the quality of learning through teachers' professionalism in the management of learning related to: a). Planning learning program, b). Implementation of the learning program, c).Evaluation of learning programs, d). Analysis of the results of the evaluation, and e). follow-up program. (2) To know the effort in improving the quality of learning through the performance of principals associated with the roles as: a).Educator, b). Manager, c). Administrator, d). Supervisor, e). Leader, f).Innovator, and g) . Motivator. (3) To know the efforts made in improving achievement of learning outcomes of Girimarto IV Primary School’s students. The research method being used was descriptive qualitative research with an emphasis on process issues. Information was obtained from the data source or resource persons, places and events / activities implemented activities, archives and documents. Data collection technique was in the form of in-depth interviews, direct observation, and triangulation of sources and methods. Data analysis techniques was in the form of interactive analysis techniques, data reduction and display, and conclusion drawing interacting. Based on research data analysis, the study concludes that: (1). Improving the quality of learning at primary school Girimarto IV can be pursued through the professionalism of teachers in managing learning, includes: a). Lesson Plan learning program, b).Implementation of the learning program, c). Evaluation of the learning program , d). Analysis of evaluation results, and e). follow-up program. (2). Improving the quality of learning can be pursued through the principal’s performance, includes the roles as: a). Educator, b). Manager, c).Administrator, d). Supervisor, e). Leader, f).Innovator, and g). Motivator. (3).Number of Primary School Girimarto IV achievement were obtained because of the teachers’ professionalism and the pricipal’s very good performance. .
commit to user
xvii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pendidikan merupakan kebutuhan manusia sepanjang hayat. Manusia membutuhkan pendidikan kapan saja dan di mana pun Ia berada. Untuk itu, pendidikan sangat penting artinya bagi manusia, sebab tanpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan bahkan akan terbelakang. Dengan demikian pendidikan harus betul-betul diarahkan untuk menghasilkan manusia yang berkualitas yang mampu bersaing, memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik. Pendidikan dan usaha peningkatan sumber daya manusia ibarat dua sisi keping mata uang yang selalu berhimpitan satu dengan lainnya. Dalam UndangUndang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Pendidikan yang
terencana, terprogram dan berkesinambungan dapat
membantu peserta didik mengembangkan kemampuannya secara optimal, baik aspek kognitif, aspek afektif, maupun aspek psikomotorik. Dalam mencapai tujuan pendidikan, perlu diupayakan suatu sistem pendidikan yang mampu commit to user
1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 2
membentuk kepribadian dan ketrampilan peserta didik yang unggul, yakni manusia yang kreatif, cakap, terampil, jujur, dapat dipercaya, bertanggungjawab, dan memiliki solidaritas sosial yang tinggi. Tujuan pendidikan nasional bangsa Indonesia merupakan implementasi dari empat pilar pendidikan yang dicanangkan oleh UNESCO. Empat pilar ini merupakan visi pendidikan di masa sekarang dan di masa depan yang perlu dikembangkan oleh lembaga pendidikan formal di mana pun. Keempat pilar tersebut yaitu: (1) learning to know (belajar untuk mengetahui), (2) learning to do (belajar untuk melakukan sesuatu) dalam hal ini kita dituntut untuk terampil dalam melakukan sesuatu, (3) learning to be (belajar untuk menjadi seseorang), dan (4) learning to live together (belajar untuk menjalani kehidupan bersama). Dalam rangka merealisasikan 'learning to know', Guru berfungsi sebagai fasilitator. Learning to do (belajar untuk melakukan sesuatu) akan bisa berjalan jika sekolah memfasilitasi siswa untuk meng-aktualisasikan keterampilan yang dimilikinya, serta bakat dan minatnya. Learning to be (belajar untuk menjadi seseorang) erat hubungannya dengan bakat dan minat, perkembangan fisik dan kejiwaan, tipologi pribadi anak serta kondisi lingkungannya. Learning to live together (belajar untuk menjalani kehidupan bersama). Penerapan pilar keempat ini dirasakan makin penting dalam era globalisasi/era persaingan global. Keempat pilar tersebut merupakan salah satu dasar pengembangan kurikulum yaitu sebagai prinsip penyelenggaraan pembelajaran yang merupakan implementasi kurikulum. Mutu pendidikan sangat ditentukan oleh kualitas sekolah dan guru maupun manajemen pendidikan. Manajemen pendidikan yang sentralistis, dengan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 3
menempatkan pengambilan keputusan di tangan-tangan yang jauh dari guru, tidak menguntungkan bagi usaha meningkatkan kualitas kerja guru (Zamroni, 2000 : 118). Sebagai konsekuensi paradigma baru pendidikan dan tuntunan pembaharuan pendidikannya. Maka dunia pendidikan memerlukan guru-guru dengan kualifikasi profesional. Peningkatan kualitas pembelajaran merupakan salah satu pilar upaya peningkatan mutu pendidikan secara keseluruhan. Upaya peningkatan mutu pendidikan adalah bagian terpadu dari upaya peningkatan kualitas manusia baik aspek kemampuan, kepribadian maupun tanggungjawab sebagai warga negara. Marsigit (1996 : 61) menyatakan, ahli-ahli kependidikan telah menyadari bahwa mutu pendidikan sangat tergantung kepada kualitas guru dan praktik pembelajarannya sehingga peningkatan kualitas pembelajaran merupakan isu mendasar bagi peningkatan mutu pendidikan secara nasional. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan suatu keharusan yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Mengingat pentingnya usaha peningkatan kualitas sumber daya manusia termasuk di dalamnya adalah para aparatur negara, maka konsep atau upaya proaktif perlu dilakukan dengan memanfaatkan berbagai sumber daya yang ada tentunya dengan cara-cara yang dapat dipertanggungjawabkan dengan benar. Mengingat pembangunan pendidikan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional Indonesia, maka isu pendidikan hampir dapat dipastikan selalu mewarnai berbagai kebijakan maupun pembicaraan banyak pihak baik dalam konteks kebijakan, kajian ilmiah maupun dari sudut pandang yang lain.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 4
Guru merupakan kunci dalam peningkatan mutu pendidikan, mereka berada pada titik sentral dari setiap usaha reformasi pendidikan yang diarahkan pada perubahan-perubahan kualitatif. Guru bertanggung jawab untuk mengatur dan menciptakan suasana yang mendorong siswa untuk melaksanakan kegiatankegiatan di kelas. Peran guru sangat besar dalam pengelolaan kelas, karena guru sebagai penaggung jawab kegiatan belajar mengajar di kelas. Peranan guru dalam meningkatkan mutu pendidikan sangat penting. Raka Joni (dalam Conny R. Semiawan Sudiarto, 1991 : 119) mengatakan secara makro tugas guru berhubungan dengan pengembangan sumber daya manusia yang pada akhirnya akan paling menentukan kelestarian dan kejayaan kehidupan bangsa. Dalam konteks belajar mengajar di kelas, peranan guru tidak dapat diganti oleh piranti elektronik semodern apapun. Guru yang berkualitas akan selalu melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajarannya.
Salah satunya adalah pemanfaatan
media dalam setiap pembelajarannya yang sesuai dengan waktu, materi, tujuan, dan tingkat perkembangan kemampuan siswa. Dengan media, hal-hal yang tidak jelas akan menjadi jelas, yang tidak menarik akan menjadi menarik, yang abstrak menjadi konkrit. Media juga dapat menghadirkan dunia luar ke dalam kelas tanpa batas ruang dan waktu dan sebagainya. Untuk itu, Guru dituntut lebih berkualitas dan efektif. Guru yang efektif adalah guru yang mampu mengajar secara efektif. Untuk dapat mengajar secara efektif, pertama-tama harus dipahami bahwa mengajar adalah merupakan seni sekaligus sebagai ilmu (Ornstein dan lasley, II, 2005:59). Oleh karenanya seorang guru adalah seorang seniman dalam commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 5
arti sebagai seorang tenaga profesional yang terlatih sekaligus sebagai ilmuwan. Dalam hal ini guru tidak terpaku pada sebuah gaya mengajar tertentu, tetapi berusaha mengembangkan gaya khas sendiri yang unik yang dianggap paling efektif olehnya dan terus berusaha memodifikasinya. Orang-orang seperti ini tidak akan pernah kehilangan perspektif mengenai hal-hal baru. Dengan demikian, seorang guru harus memiliki jiwa inovatif yang menonjol serta selalu melakukan refleksi diri. Mutu pendidikan sangat ditentukan oleh kualitas sekolah dan guru maupun manajemen pendidikan. Manajemen pendidikan yang sentralistis, dengan menempatkan pengambilan keputusan di tangan-tangan yang jauh dari guru, tidak menguntungkan bagi usaha meningkatkan kualitas kerja guru (Zamroni, 2000 : 118). Sebagai konsekuensi paradigma baru pendidikan dan tuntunan pembaharuan pendidikannya. Maka dunia pendidikan memerlukan guru-guru dengan kualifikasi profesional. Seorang guru yang profesional dituntut sejumlah persyaratan minimal, antara lain memiliki kualitas pendidikan profesi yang memadai, memiliki kompetensi keilmuan sesuai dengan bidang yang ditekuninya, memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik dengan anak didiknya, mempunyai jiwa kreatif dan produktif, mempunyai etos dan komitmen tinggi terhadap profesinya, dan selalu melakukan pengembangan diri secara terus-menerus/continous improvement melalui organisasi profesi, internet dan seminar (Indra Jati Sidi, 2001 : 38-39). Dengan profesionalisasi guru maka guru masa depan tidak tampil lagi sebagai pengajar (teacher) seperti fungsinya yang menonjol selama ini, commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 6
melainkan beralih sebagai pelatih (coach), pembimbing (conselor), dan manajer belajar (learning manager). Pekerjaan guru adalah pekerjaan profesional, karena di dalamnya diperlukan kualitas menganalisis, merencanakan, menyusun, program, mengelola dalam bentuk administrasi yang dapat dijadikan bukti fisik pelaksanaan tugasnya. Peningkatan mutu pendidikan di sekolah mempersyaratkan guru yang profesional. Semua komponen proses pembelajaran di sekolah tidak dapat dimanfaatkan secara optimal bagi pengembangan proses pembelajaran tanpa didukung oleh keberadaan guru yang profesional dan didayagunakan secara profesional (Zamroni, 2002 : 42). Sehubungan dengan itu, Undang-Undang no. 25 tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional yang berisi perintisan pembentukan Badan Akreditasi dan Sertifikasi Mengajar di daerah merupakan bentuk dari upaya peningkatan kualitas tenaga kependidikan secara nasional. Pengembangan standar kompetensi guru diarahkan pada peningkatan kualitas guru dan pola pembinaan guru yang terstruktur dan sistematis. Untuk menindaklanjuti ketentuan tersebut, Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah, Departeman Pendidikan Nasional mengembangkan standar kopetensi guru pada setiap satuan dan jenjang pendidikan dasar dan menengah. Direktorat Jendral Pendidikan D asar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional menerapkan standar kompetensi guru yang berhubungan dengan (1) komponen kompetensi pengelolaan pembelajaran dan wawasan kependidikan; (2) komponen kompetensi akademik/vokasional sesuai materi pembelajaran; (3) pengembangan profesi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 7
Komponen-komponen standar kompetensi guru ini mewadahi kompetensi profesional dan sosial yang harus dimiliki oleh seorang guru. Undang-Undang nomor 14 tahun 2004 tentang Guru dan Dosen menuntut setiap guru memiliki empat kompetensi, yakni kompetensi paedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial. UU tersebut juga menuntut setiap guru memiliki sertifikat pendidik sebagai indikator keprofesionalan guru. Salah satu upaya untuk meningkatkan profesionalitas guru adalah dengan meningkatkan kemampuan penguasaan materi secara luas dan mendalam. Profesionalitas guru sangat menentukan keberhasilan peningkatan kualitas pembelajaran. Untuk itu, kemampuan profesional guru perlu ditingkatkan dan dikembangkan. Berbagai upaya dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran , antara lain melalui pendidikan, pelatihan, dan pembinaan secara berkesinambungan di sekolah dan wadah-wadah pembinaan kelompok kerja guru (KKG). Peningkatan dan pengembangan profesional tersebut meliputi berbagai aspek antara lain seperti kemampuan guru dalam menguasai kurikulum dan materi pelajaran, kemampuan dalam menggunakan metode dan sarana dalam proses belajar mengajar, melaksanakan penilaian proses dan hasil belajar, dan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar, disiplin dan komitmen guru terhadap tugas (Sudarwan Dinim, 2006 : 91). Pekerjaan guru bersifat profesional, yaitu suatu pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh mereka yang secara khusus disiapkan untuk itu, bukan pekerjaan yang dilakukan oleh mereka yang karena tidak dapat atau tidak memperoleh pekerjaan lainnya. (Nana Sudjana, 2000 : 13). Sebagai profesional commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 8
seorang guru mempunyai tugas dan peranan yang sangat kompleks, tidak terbatas pada saat berlangsung interaksi pembelajaran di dalam kelas, namun juga bertugas sebagai administrator, evaluator, dan konselor. Sebagai tenaga pendidik, seorang guru SD harus mampu berperan sebagai pembimbing, pengajar, dan pelatih (H.M. Surya, 1999 : 14). Sebagai pembimbing guru diharapkan mampu menjadi panutan, dan sebagai pengajar tugas guru adalam mengajar sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai pada jam-jam yang sudah ditentukan, dan sebagai pelatih guru dapat memberi pelatihan baik di dalam maupun di luar jam pelajaran. Keberhasilan sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan ditentukan oleh banyak faktor antara lain kualitas dan kreativitas guru, pemanfaatan sarana prasarana ada, dukungan dari orang tua/wali siswa atau lingkungan, dan yang tidak
kalah
pentingnya
adalah
peran
serta
kepala
sekolah
sebagai
penanggungjawab suatu lembaga sekolah. Untuk mengukur keberhasilan sekolah dan keberhasilan kepala sekolah maka perlu diadakan Penilaian Kinerja Sekolah (PKS) yang didalamnya juga memuat instrumen penilaian kinerja kepala sekolah. Sekolah adalah lembaga yang komplek dan unik. Mengingat sifatnya yang komplek dan unik itulah sekolah sebagai organisasi memerlukan tingkat koordinasi yang setinggi-tingginya oleh kepala sekolah sebagai penanggung jawab di sekolah. Karena keberhasilan sekolah adalah keberhasilan kepala sekolah. Kepala sekolah yang berhasil apabila mereka memahami keberadaan sekolah sebagai organisasi kompleks dan serta mampu melaksanakan peranan kepala sekolah sebagai seseorang yang diberi tanggung jawab untuk memimpin commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 9
sekolah. Menurut Wahjosumidjo (2003:8) studi keberhasilan kepala sekolah menunjukkan bahwa kepala sekolah adalah seseorang yang menentukan titik pusat irama suatu sekolah. Bahkan lebih jauh studi tersebut menyimpulkan bahwa ” Keberhasilan sekolah adalah keberhasilan kepala sekolah”. Kepala sekolah dalam melaksanakan tugasnya dituntut memiliki kemampuan manajerial yang memadai agar mampu mengambil inisiatif atau prakarsa untuk meningkatkan mutu sekolah. Hal ini diperlukan paling tidak satu pendekatan terhadap praktik kepala sekolah saat ini, mereka betul-betul memerlukan kemampuan kepemimpinan dalam melaksanakan tugas-tugas dan fungsi kepala sekolah. Suatu pekerjaan besar yang memerlukan kecermatan dan sungguh-sungguh. Peraturan Bupati Wonogiri No. 12 tahun 2005 tentang pedoman penugasan guru yang diberi tugas tambahan sebagai kepala sekolah untuk memimpin dan mengelola pendidikan di sekolah dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan. Di samping itu juga disebutkan bahwa untuk menunjang pelaksanaan otonomi daerah dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan perlu diberlakukan keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 162 / U / 2003 tentang penugasan guru sebagai kepala sekolah. Selanjutnya Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah / Madrasah mengatur tentang kualifikasi dan kompetensi kepala sekolah/madrasah. Sekolah Dasar Negeri IV Girimarto adalah satu di antara 35 Sekolah Dasar Negeri di kecamatan Girimarto yang memiliki prestasi sangat istimewa. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 10
Keistimewaannya
dipengaruhi
oleh
banyak
faktor
diantaranya
adalah
profesiolisme guru dalam mengelola pembelajaran dan peran kinerja kepala sekolah. Salah satu tolak ukur keistimewaannya itu adalah banyak prestasi yang pernah diraih oleh SD tersebut baik prestasi di bidang akademik maupun prestasi non akademik. Hal ini terbukti pada setiap even perlombakan baik tingkat kecamatan maupun kabupaten selalu meraih kejuaraan dan perolehan nilai ratarata UASBN selalu di atas rata-rata UASBN SD se- Kecamatan Girimarto. Berangkat dari paparan di atas, maka penulis tertarik
melakukan
penelitian lebih jauh untuk mendeskripsikan profesionalisme guru dalam mengelola pembelajaran dan peran kinerja Kepala Sekolah Sekolah Dasar Negeri IV Girimarto dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana upaya guru SD Negeri IV Girimarto dalam mengelola proses belajar mengajar, terkait dengan : Perencanaan program pembelajaran, Pelaksanaan program pembelajaran, Evaluasi program pembelajaran, dan program tindak lanjut ? 2. Bagimana kinerja Kepala Sekolah SD Negeri IV Girimarto dalam melaksanakan fungsinya sebagai : Edukator, Manajer, Administrator, Supervisor, Leader, Inovator, dan Motivator. 3. Bagaimana prestasi hasil belajar peserta didik SD Negeri IV Girimarto 3 tahun terakhir?
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 11
C. Tujuan penelitian Tujuan penelitian adalah : 1. Untuk mengetahui upaya guru SD Negeri IV Girimarto dalam mengelola proses belajar mengajar, terkait dengan : Perencanaan program pembelajaran, Pelaksanaan program pembelajaran, Evaluasi program pembelajaran, dan program tindak lanjut . 2. Untuk mengetahui kinerja Kepala Sekolah SD Negeri IV Girimarto dalam melaksanakan fungsinya sebagai : Edukator, Manajer, Administrator, Supervisor, Leader, Inovator, dan Motivator. 3. Untuk mengetahui prestasi hasil belajar SD Negeri IV Girimarto 3 tahun terakhir. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktis antara lain : 1.
Manfaat Teoritis a.
Untuk menambah dan mengembangkan ilmu pengetahuan yang dapat mendukung teori-teori yang telah ada sehubungan dengan masalah yang diteliti.
b.
Sebagai bahan masukan dalam rangka meningkatkan keprofesionalan guru dan kualitas pembelajaran peserta didik di sekolah.
c.
Sebagai dasar untuk mengadakan penelitian lebih lanjut bagi peneliti yang lain. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 12
2.
Manfaat Praktis a. Bagi Dinas Pendidikan Kabupaten Wonogiri agar mengetahui upaya guru dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran peserta didik yang telah dilaksanakan. Selanjutnya akan digunakan sebagai rujukan dalam mempertimbangkan, menetapkan, dan melaksanakan Kebijakan Dinas Pendidikan. b. Bagi kepala sekolah dan guru dapat digunakan sebagai wawasan dan wacana baru dalam langkah meningkatkan profesionalitas dan kualitas pembelajaran peserta didik di sekolah Dasar. c. Bagi peneliti sebagai bahan rujukan pendalaman dalam penelitian sejenis.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II
KAJIAN TEORI, HASIL PENELITIAN YANG RELEVAN, DAN KERANGKA PIKIR
A. Kajian Teori 1. Profesionalitas Guru a.
Pengertian Profesional Ada beberapa pengertian yang berhubungan dengan profesi keguruan,
yaitu profesi, profesionalisme, profesionalitas, profesionalisasi secara umum agar tidak terjadi kesimpangsiuran dalam mengupas profesi keguruan. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia (1993:987), profesi adalah bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (keterampilan, kejuruan, dan sebagainya tertentu. Profesional (1) bersangkutan dengan profesi; (2) memerlukan kepandaian khusus untuk
menjalankannya
(3)
mengharuskan
adanya
pembayaran
untuk
melakukannya. Profesionalisme adalah mutu, kualitas, dan tindak tanduk yang merupakan suatu ciri suatu profesi atau orang yang profesional. Profesional adalah: (l) perihal profesi, keprofesian; (2) berkaitan dengan profesi ada beberapa istilah yang hendaknya tidak dicampuradukkan, yaitu, profesi, profesionalisme, profesionalitas, dan profesionalisasi. Profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian dari para petugasnya. Artinya, pekerjaan yang disebut profesi itu tidak bisa dilakukan oleh orang yang tidak terlatih dan tidak disiapkan secara khusus terlebih dahulu untuk melakukan pekerjaan itu,
dan memiliki
kemampuan untuk bertindak secara profesional. commit to user Profesional mempunyai makna
13
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 14
mengacu kepada sebutan tentang orang yang menyandang suatu profesi atau sebutan tentang penampilan seseorang dalam mewujudkan unjuk kerja sesuai dengan profesinya. Penyandangan dan penampilan profesional ini telah mendapat pengakuan secara formal maupun informal. Pengakuan secara formal diberikan oleh suatu badan atau lembaga vang mempunyai kewenangan untuk itu, yaitu Pemerintah . Istilah profesi, memang selalu menyangkut pekerjaan, tetapi tidak semua pekerjaan dapat disebut prof'esi. Untuk mencegah kesimpangsiuran tentang arti profesi dan hal-hal yang bersangkut paut dengan profesi, berikut ini dikemukakan beberapa istilah profesi menurut H.M. Surya (1999:45) sebagai berikut: ”Profesional" menunjuk kepada dua hal. Pertama, orang yang menyandang suatu profesi; misalnya sebutan dia seorang "profesional". Kedua, penampilan seseorang dalam melakukan pekerjaan yang sesuai dengan profesinya. Dalam pengertian kedua ini, istilaih profesional sering dipertentangkan dengan istilah non-profesional atau amatiran. ”Profesionalisme" menunjuk kepada komitmen para anggota suatu profesi untuk meningkatkan kemampuan profesionalnya dan terus-menerus mengembangkan strategi-strategi yang digunakannya dalam melakukan pekerjaan yang sesuai dengan profesinya. ”Profesionalitas” adalah suatu sebutan terhadap kualitas sikap para anggota suatu profesi terhadap profesinya serta derajat pengetahuan dan keahlian yang mereka miliki untuk dapat melakukan tugas-tugasnya. Dengan demikian sebutan
profesionalitas
lebih
menggambarkan commit to user
suatu
keadaan
derajat
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 15
keprofesionalan seseorang dilihat dari sikap, pengetahuan, dan keahlian yang diperlukan untuk melaksanakan tugasnya. Dalam hal ini para guru diharapkan memiliki profesionalitas keguruan yang memadai sehingga mampu melaksanakan tugasnya secara efektif. ”Profesionalisasi" menunjuk pada proses peningkatan kualitas maupun kemampuan para anggota suatu profesi dalam mencapai kriteria yang standar dalam penampilannya sebagai anggota suatu profesi. Profesionalisasi pada dasarnya merupakan serangkaian proses pengembangan keprofesionalan, baik dilakukan melalui pendidikan/latihan pra-jabatan (pre-service training) maupun pendidikan/latihan dalam jabatan (in-service training). Oleh sebab itu, profesionalisasi merupakan proses yang berlangsung sepanjang hayat tanpa henti. Profesional berasal dari kata bahasa Inggris professionalism yang secara leksikal berarti sifat profesional (Sudarwan Danim, 2002:22). Kata profesional merujuk pada dua hal pertama orang yang menyandang satu profesi. Orang yang profesional melakukan pekerjaan secara otonom dan mengabdikan dirinya disertai rasa tanggung jawab atas kemampuan profesionalnya, Kedua kinerja atau performance seseorang dalam melakukan pekerjaan sesuai profesinya.Ada tiga pilar pokok yang ditunjukkan untuk suatu profesi,yaitu: pengetahuan, keahlian dan persiapan akademik. Pengetahuan adalah sebagai fenomena yang diketahui yang disistematisasi sedemikian rupa sehingga memiliki daya prediksi, daya kontrol daya aplikasi tertentu. Pengetahuan bermakna kapasitas kognitif yang dimilki oleh seseorang melalui proses belajar. Keahlian bermakna penguasaan substansi keilmuan yang commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 16
dapat dijadikan acuan bertindak, persiapan akademik mengandung makna untuk mencapai dejarat profesional diperlukan persyaratan pendidikan khusus berupa pendidikan prajabatan yang dilaksanakan pada lembaga pendidikan formal, khususnya jenjang perguruan tinggi. Profesional adalah suatu proses menuju kepada perwujudan dan peningkatan profesi dalam mencapai suatu kriteria yang sesuai dengan standar tentang guru dan dosen yaitu guru wajib memiliki kualifikasi akademik yang diperoleh melalui pendidikan tinggi program sarjana atau diploma empat. Pada dasarnya profesionalisasi merupakan suatu proses pengembangan keprofesian yang sistematis melalui berbagai program pendidikan baik Pendidikan prajabatan maupun dalam jabatan. Beberapa program profesionalisasi telah dan sedang berjalan antara lain program penyetaraan untuk guru memperoleh derajat kualifikasi profesional sesuai dengan standar yang berlaku seperti penataran dan pelatihan untuk meningkatkan kualifikasi kemampuan guru (Depdikbud, 1998). Berdasarkan sejumlah penelitian pendidikan diyakini sebagai salah salah satu faktor yang menentukan tingkat keberhasilan anak didik dalam melakukan proses transformasi ilmu pengetahuan dan teknologi serta internalisasi etika dan moral (Indra Djati Sidi, 2001:37)' Oleh karena itu tidaklah berlebihan bila masyarakat yang mempunyai kepedulian terhadap pendidikan selalu mengarahkan perhatiannya pada berbagai aspek yang berkaitan dengan guru dan keguruan. Djam’an satori (2000:2-3) menyatakan profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan menuntut keahlian (expertise) dari para anggotanya. Artinya tidak bisa commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 17
dilakukan oleh sembarang orang tidak terlatih dan tidak disiapkan secara khusus untuk melakukan pekerjaan itu. Walter Johnson (dalam Djam'an Satori, 2000 : 4) mengartikan tugas profesional sebagai orang yang menampilkan suatu tugas khusus yang mempunyai tingkat kesulitan lebih dan biasa, dan mempersyaratkan waktu persiapan dan pendidikan yang cukup lama untuk menghasilkan pencapaian kemampuan, keterampilan dan pengetahuan yang berkadar tinggi. Soedijarto (1998 : 78) menyatakan untuk dapat melaksanakan peran sekolah sebagai lembaga sosialisasi nilai, sikap, disiplin, kemampuan, dan memiliki kedisiplinan diperlukan guru dengan kemampuan rasa tanggung jawab, kepekaan profesional, serta pengabdian kepada profesi, bangsa, dan negara yang lebih tinggi. Lebih lanjut Indra Djati Sidi, (2001:38) menjelaskan bahwa ”Pekerjaan profesional adalah jenis pekerjaan yang,hanya dapat dilakukan oleh orang yang secara khusus dididik secara profesional untuk dapat menjalankan tugas sebagai guru. Sekarang ini masyarakat menginginkan
semua pelayanan yang
diberikannya adalah yang terbaik misalnya setiap orang tua menginginkan anaknya bersekolah di sekolah yang gurunya profesional. Karena itu peran guru masa depan harus diarahkan untuk mengembangkan tiga inteligensi dasar anak didik yaitu inteleklual, emosional dan moral. Untuk dapat melaksanakan peran tersebut, maka sosok guru masa depan harus mampu bekerja secara profesional, yaitu secara ekonomis terjamin kesejahteraannya, dan secara politis terjamin hakhak kewarganegaraannya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 18
Dengan profesionalisme guru maka guru masa depan tidak tampil lagi sebagai pengajar(teacher), seperti fungsinya yang menonjol selama ini, melainkan beralih menjadi pelatih (coach), pembimbing (councelor). Dan manager belajar(learning manager). Sebagai pelatih, guru akan berperan seperti pelatih olah raga. Guru mendorong siswanya untuk menguasai alat belajar, memotivasi siswa untuk belajar keras dan mencapai prestasi setinggi-tingginya, dan membantu siswa untuk menghargai nilai belajar dan pengetahuan, sebagai pembimbing guru akan berperan sebagai sahabat siswa" menjadi teladan dalam pribadi yang mengundang rasa hormat dan keakraban dari siswa. Sebagai manager belajar, guru akan membimbing siswanya belajar, mengambil prakarsa, dan mengeluarkan ide-ide baik yang dimilikinya. Dengan ketiga peran ini maka diharapkan para siswa mampu mengembangkan potensi diri masing-masing, mengembangkan kreativitas dan mendorong penemuan keilmuan dan teknologi yang inovatif, sehingga para siswa mampu bersaing dalam masyarakat global. Guru yang memiliki kemampuan profesional menurut Soedijarto (1998 : 79-82) adalah guru yang memiliki karakteristik yang dapat: 1) Menyusun siasat belajar mengajar yang berarti bagi tercapainya tujuan pendidikan; 2) Memilih teknik mengajar, bahan pelajaran, bentuk belajar, alat penilaian kemajuan belajar dan alat pelajaran secara tepat dan serasi dengan tujuan yang hendak dicapai; 3) Memahami setiap kegiatan belajar mengajar, dan setiap tahapan bagi pengembangan kemampuan, sikap, dan disiplin siswa; commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 19
4) Mengelola proses belajar mengajar secara dinamis, kreatif, dan imajinatif; 5) Siap sedia membantu siswa dalam menghadapi kesulitan belajar; 6) Membangkitkan motivasi belajar siswa; 7) Mendiaknosis latar belakang kesulitan belajar siswa dan menyusun alternatif pemecahannya; 8) Memberikan informasi pendidikan kepada orang tua siswa khususnya yang menyangkut masalah kependidikan yang dihadapi siswa; 9) Memahami arti dari tugas secara keseluruhan mengenai sistem pendidikan nasional; 10) Memahami arti dan kedudukan pendidikan dalam rangka pembangunan nasional yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Sejalan dengan itu, Ornstein dan Levine dalam Soetjipto Kosasi (1999:15) menyatakan bahwa profesi adalah jabatan yang mengandung pengertian : 1) Melayani masyarakat, merupakan karier yang akan dilaksanakan sepanjang hayat (tidak berganti-ganti pekerjaan); 2) Memerlukan bidang ilmu dan keterampilan tertentu di luar jangkauan khalayak ramai (tidak setiap orang dapat melakukannya); 3) Menggunakan hasil penelitian dan aplikasi dari teori ke praktik (teori baru dikembangkan dari hasil penelitian); 4) Memerlukan latihan khusus dalam waktu yang panjang; 5) Terkendali berdasarkan lisensi buku dan atau mempunyai persyaratan khusus yang ditentukan untuk dapat mendudukinya; commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 20
6) Otonomi dalam membuat keputusan tentang ruang lingkup kerja tertentu atau adanya persyaratan tertentu (tidak teratur orang lain); 7) Menerima tanggung jawab terhadap keputusan yang diambil dan unjuk kerja yang ditampilkan yang berhubungan dengan layanan yang diberikan (langsung bertanggung jawab terhadap apa yang diputuskannya, tidak pindah ke atasan atau instansi yang lebih tinggi, mempunyai sekumpulan untuk kerja yang baku); 8) Mempunyai komitmen terhadap jabatan dan klien, dengan penekanan terhadap layanan yang akan diberikan; 9) Menggunakan administrator untuk memindahkan profesinya, relatif bebas dalam jabatan (misalnya: dokter memakai tenaga administrator untuk mendata klien, sementara tidak supervisi dari luar terhadap pekerjaan dokter itu sendiri; 10) Mempunyai organisasi yang diatur oleh anggota profesi sendiri; 11) Mempunyai profesi dan atau kelompok elit untuk mengetahui dan mengakui keberhasilan; 12) Mempunyai kode etik untuk menjelaskan hal-hal yang meragukan atau menyangsikan yang berhubungan dengan layanan yang diberikan; 13) Mempunyai kadar kepercayaan yang tinggi dari publik yaitu kepercayaan diri setiap anggotanya (anggota masryarakat selalu meyakini dokter lebih tahu tentang penyakit pasien yang dilayani); 14) Mempunyai status sosial dan ekonomi yang tinggi (bila dibanding dengan jabatan lainnya).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 21
Seorang pekerja profesional dapat dibedakan : pertama, seorang teknisi; kedua (pekerja profesional dan teknisi) dapat saja tampil dengan unjuk kerja yang sama (misalnya, menguasai taktik kerja sama, menguasai prosedur yang sama, dapat memecahkan masalah-masalah teknik
dalm bidang kerjanya), tetapi
seorang yang profesional dituntut menguasai visi yang mendasari keterampilan yang menyangkut wawasan filosofis, pertimbangan rasional dan memiliki pola yang positif dalam melaksanakan serta mengembangkan mutu karyanya (T. Raka Joni, 1991 : 6) b. Profesionalitas Guru Di dalam lingkup satuan pendidikan yang terkecil yaitu sekolah, guru memegang peranan yang sangat penting dan strategis. Kelancaran proses seluruh kegiatan pendidikan terutama di sekolah, sepenuhnya berada dalam tanggung jawab guru adalah seorang pemimpin yang harus mengatur, mengawasi, dan mengelola seluruh kegiatan proses pembelajaran di sekolah yang menjadi tanggung jawabnya. Dalam
menghadapi
tuntutan
situasi
perkembangan
zaman
dan
pembangunan nasional,sistem pendidikan nasional harus dapat dilaksanakan secara tepat guna dan hasil guna dalam berbagai aspek, dimensi, jenjang, dan tingkat pendidikan. Keadaan tersebut pada akhirnya akan menuntut para pelaksana dalam bidang pendidikan untuk mampu menjawab tantangan itu melalui fungsinya sebagai guru. Guru merupakan ujung tombak yang berada pada to userdengan siswa melalui kegiatan garis terdepan yang langsung commit berhadapan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 22
pembelajaran di kelas dan di luar kelas. Para guru jelas dituntut untuk dapat melaksanakan seluruh fungsi profesionalitas secara efektif dan efisien. Pendidikan pengajaran dilaksanakan secara profesional yaitu dilaksanakan secara sungguhsungguh dan didukung oleh para petugas profesional. Guru yang profesional adalah guru yang memiliki keahlian, tanggung jawab, dan rasa kesejawatan yaitu rasa kebersamaan di antara sesama guru, yang didukung oleh etika profesi yang kuat (Depdikbud, 1998). Berdasar uraian tersebut maka diharapkan guru memiliki kompetensi memadai yang meliputi intelektual, sosial, spiritual, pribadi, moral, dan profesional. Profesionalisasi pada dasarnya merupakan serangkaian proses pengembangan profesional, baik dilakukan melalui pendidikan/latihan prajabatan maupun latihan dalam jabatan. Oleh karena itu profesionalisasi merupakan proses sepanjang hayat yang tidak pernah berakhir selama seseorang itu telah menyatakan dirinya sebagai warga suatu profesi. Menurut Richey (1973:273) dalam Surya (1999: 45) guru yang profesional memiliki kualitas mengajar yang tinggi. Ada lima variabel yang menandai kualitas mengajar yang tinggi yakni membuat perencanaan dan persiapan mengajar, menggunakan alat bantu mengajar dalam berbagai pengalaman baru yang tinggi dan mengikutsertakan dalam pengalaman baru yang tinggi. Selanjutnya (H. M. Surya,1999 : 55) menyatakan bahwa ciri-ciri profesi yaitu: ”(1) ada standar untuk kerja yang baku dan jelas. (2) ada lembaga pendidikan khusus yang menghasilkan pelakunya dengan program dan jenjang pendidikan yang baku dan memiliki standar akademik yang memadai dan bertanggung jawab tentang pengembangan ilmu pengetahuan yang melandasi profesi itu; (3) adanya organisasi profesi yang commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 23
mewadahi para pelakunya untuk mempertahankan dan
memperjuangkan
eksistensi dan kesejahteraannya; (4) ada etika, kode etik yang mengatur perilaku etik pada pelakunya dalam memperlakukan klienya; (5) ada sistem imbalan terhadap jasa layanannya yang adil dan baku dan (6) ada pengakuan masyarakat terhadap pekerjaan itu sebagai suatu profesi"' Menurut Gordon (1997:381) guru yang profesional yaitu guru mempunyai kinerja yang baik adalah guru yang efektif dalam menjalin hubungan dengan siswanya sehingga terjadi saling pengertian, saling percaya antara kedua belah pihak. Lebih lanjut Gordon mengatakan bahwa guru yang efektif adalah guru yang memiliki ciri-ciri: (1) selalu menggunakan bahasa penerimaan dan menghindari bahasa penolakan, (2) lebih mengutamakan pesan saya dari pada pesan anda, (3) memilih metode sama-sama untuk dalam menyelesaikan konflik (win-win solution),(4) berdoa dan pasrah kepada Tuhan Yang Maha Esa bila semua telah ditempuh dan permasalahan tetap belum selesai. c. Kompetensi Profesional Guru Istilah kompetensi guru (Uzer usman, 2002:14) memiliki banyak makna sebagaimana dikemukakan berikut. Descriptive of quality natur teacher behavior appears to be entirely meaningful (Broke and Stone, 1975 dalam Uzer.Usman, 2002 : 16). Kompetensi merupakan gambaran hakikat kualitatif dari perilaku Guru yang tampak sangat berarti. Competency it's a rational performance which statisfatorily, meets the objective for a desired condition (Charles E .Johnson, 1974 dalam Uzer Usman, 2002: 19). Kompetensi merupakan perilaku yang commit to user rasional untuk mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 24
diharapkan. The state of legally competency or qualified (Mc. Leod, 1989 dalam Uzer Usman, 2002 : 20) Keadaan berwewenang atau memenuhi syarat menuntut ketentuan hukum. Adapun kompetensi guru (teacher competency) the ability of a Teacher to responsibly perform his or her duties appropriately. Kompetensi guru merupakan kemampuan seorang guru dalam melaksanakan profesi keguruannya. Berdasarkan
paparan tersebut, standar kompetensi guru menunjukkan
kualitas guru. Kompetensi tersebut akan terwujud dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan
maupun sikap professional dalam menjalankan
fungsinya sebagai guru. Standar kompetensi guru adalah suatu pernyataan tentang kriteria yang disyaratkan, ditetapkan dan disepakati bersama dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan dan
sikap bagi seorang tenaga
kependidikan sehingga layak disebut kompeten. Tujuan adanya standar kompetensi guru adalah sebagai jaminan dikuasainya tingkat kompetensi untuk dapat melakukan tugasnya secara professional, dapat dibina secara efektif dan efisien serta dapat melayani pihak yang berkepentingan terhadap proses pembelajaran, dengan sebaik-baiknya sesuai bidang tugasnya. Adapun manfaat disusunnya standar kompetensi guru ini adalah sebagai acuan pelaksanaan uji kompetensi, penyelenggaraan diklat, dan pembinaan, maupun acauan bagi pihak yang berkepentingan terhadap kompetensi guru untuk melakukan evaluasi, pengembangan bahan ajar sebagainya bagi tenaga kependidikan. Sepuluh kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh guru menurut (Piet A,sahertian dan Alaida Sahertian, 1990) : commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 25
1) Kemamapuan menguasai bahan pelajaran yang disajikan 2) Kemampuan mengelola program belajar mengajar 3) Kemampuan mengelola kelas 4) Kemampuan menggunakan media/sumber belajar 5) Kemampuan menguasai landasan-landasan kependidikan 6) Kemampuan mengelola interaksi belajar-mengajar 7) Kemampuan menilai prestasi siswa untuk kependidikan pengajaran 8) Kemampuan mengenal fungsi
program pelayanan bimbingan dan
penyuluhan. 9) Kemampuan mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah. 10) Kemampuan
memahami
prinsip-prinsip
dan
menafsirkan
hasil-hasil
Penelitian pendidikan guna keperluan pengajaran. Proses pengembangan standar kompetensi guru dirumuskan secara sistematik melalui langkah-langkah sebagai berikut: 1) Melakukan analisis tugas guru, studi kepustakaan baik dalam maupun luar negeri atau mungkin meminta masukan dari para pakar pendidikan. 2) Mengidentifikasi tugas guru. 3) Menyusun standar kompetensi guru. 4) Melakukan sosialisasi standar kompetensi guru. 5) Melaksanakan uji coba Standar Kompetensi Guru 6) Menganalisis hasil uji coba standar Kompetensi Guru. Indikator kompetensi profesional guru dalam pembelajaran fersi (dit. PLP Pengembangan Profesionalisme Tenaga Pengajar, 2005 : 12) adalah : commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 26
”(a) Menguasai bahan ajar; (b) Menguasai landasan-landasan kependidikan; (c) Mampu mengelola program belajar mengajar; (d) Mampu mengelola kelas; (e) Mampu menggunakan media/sumber belajar lainnya; (f) Mampu mengelola interaksi belajar mengajar; (g) Mampu menilai prestasi peserta didik untuk kepentingan pengajaran; (h) Mengenal fungsi dan program pelayanan bimbingan dan penyuluhan; (i) Mampu menyelenggarakan administrasi sekolah; (j) Memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasilhasil penelitian pendidikan untuk pengajaran”. Dari beberapa pendapat para ahli di atas terkait dengan profesionalitas guru dalam melaksanakan tugasnya, dapat penulis simpulkan bahwa upaya yang dapat dilakukan oleh guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran adalah sebagai berikut: 1.
Membuat perencanaan Program Pembelajaran;
2.
Melaksanaan Program Pembelajaran;
3.
Mengevaluasi Hasil Pelaksanaan Program Pembelajaran dan;
4.
Melaksanakan program tindak lanju 2. Kinerja Kepala Sekolah
a.
Pengertian Kinerja Menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2006:67), istilah kinerja berasal
dari kata job performance atau actual performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang). Pengertian kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 27
dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diperlukan kepadanya. Jadi kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai tanggung jawab yang diberikan kepadanya. b.
Pengertian Kepala Sekolah Menurut Wahjosumidjo (2003:83), kepala sekolah terdiri dari kata ”kepala”
dan ”sekolah”, kata kepala dapat diartikan ”ketua” atau ”pemimpin” dalam suatu organisasi atau sebuah lembaga, sedang ”sekolah” adalah lembaga menjadi tempat menerima dan memberi pelajaran. Dengan demikian secara sederhana kapala sekolah dapat didefinisikan sebagai ” seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah di mana diselenggarakan proses belajar mengajar, atau tempat di mana terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang menerima pelajaran”. Kata ”memimpin” dari rumusan tersebut mengandung makna luas, yaitu ”kemampuan untuk menggerakkan segala sumber yang ada pada suatu sekolah sehingga dapat didayagunakan secara maksimal untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan ”. Dalam praktek organisasi kata memimpin mengandung konotasi: menggerakkan, mengarahkan, membimbing, melindungi, membina, memberi teladan, memberikan dorongan, memberikan bantuan. Batapa banyak arti yang terkandung dalam kata memimpin memberikan indikasi yang luas tugas dan peranan kepala sekolah sebagai pemimpin suatu organisasi. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 28
c.
Kinerja Kepala Sekolah Menurut
E.
Mulyasa
(2004:98),
kepala
sekolah
harus
mampu
melaksanakan pekerjaannya sebagai edukator, manajer, administrator, dan supervisor (EMAS). Dalam perkembangan selanjutnya, sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan perkembangan jaman, kepala sekolah juga harus mampu berperan sebagai leader, inovator, dan motivator di sekolahnya. Degan demikian, dalam paradigma baru manajer pendidikan, kepala sekolah sedikitnya harus mampu berfungsi sebagai edukator, manajer, administrator, supervisor, leader, inovator, dan motivator (EMASLIM). a.
Fungsi Kepala Sekolah sebagai edukator atau pendidik Menurut Wahjosumidjo (2005:122-123), memahami arti pendidik tidak
cukup dengan berpegang konotasi yang terkandung dalam definisi pendidik, melainkan harus dipelajari keterkaitannya dengan makna pendidikan, sasaran pendidikan, bagaimana strategi pendidikan itu dilaksanakan. Definisi pendidikan seecara leksikal dapat digali dari beberapa sumber antara lain: pendidik, adalah orang yang mendidik, Sedang mendidik diartikan memberikan latihan (ajaran, pemimpin) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran sehingga pendidikan dapat diartikan proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau sekelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Menurut E. Mulyasa (2004:98), kepala sekolah dalam melaksanakan fungsinya sebagai edukator harus memiliki strategi yang tepat untuk meningkatkan profesionalisme tenaga kependidikan di sekolahnya. Menciptakan to usernasehat kepada warga sekolah, iklim sekolah yang kondusif, commit memberikan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 29
memberikan dorongan kepada seluruh warga sekolah, memberikan dorongan kepada seluruh tenaga kependidikan serta melaksanakan modal pembelajaran yang menarik, seperti team teaching, moving class, dan mengadakan program akselerasi bagi peserta didik yang cerdas di atas normal. Menurut Wahjosumidjo (2003:123-124), kepala sekolah sebagai seorang pendidik, ia harus mampu menanamkan, memajukan, dan meningkatkan paling tidak empat macam nilai, yaitu : 1) Mental, hal-hal yang berkaitan dengan sifat batin dan watak manusia. 2) Moral, hal-hal yang berkaitan dengan ajaran baik buruk mengenai perbuatan, sikap, dan kewajiban atau moral yang diartikan sebagi akhlak, budu pekerti, dan kesusilaan. 3) Fisik, hal-hal yang berkaitan dengan kondisi jasmani atau badan, kesehatan dan penampilan manusia secara lahiriah. 4) Artistik, hal-hal yang berkaitan dengan manusia terhadap seni dan keindahan. Berdasarkan pendapat para ahli tersebut di atas maka yang perlu diperhatikan oleh setiap kepala sekolah terhadap peranannya sebagai pendidik mencakup dua hal pokok, yaitu sasaran atau kepada siapa perilaku sebagai pendidik itu diarahkan. Sedangkan yang kedua yaitu peranan sebagai pendidik itu dilaksanakan. Adapun sasaran utamanya yaitu para guru atau tenaga fungsional yang lain, tenaga administrasi, dan kelompok para siswa atau kelompok peserta didik kedua sasaran tersebut berupa manusia yang memiliki unsur kejiwaan dan fisik yang berbeda-beda antara manusia yang satu dengan yang lainnya. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 30
Keteladanan juga merupakan sikap seorang edukator yang patut, baik yang perlu dicontoh yang ditampilkan oleh kepala sekolah melalui sikap, perbuatan dan perilaku termasuk penampilan kerja. Penampilan kerja seorang kepala sekolah yang patut dan baik dicontoh oleh para guru, staf dan siswa dapat berupa disiplin, jujur, penuh tanggung jawab, bersahabat, dan sebagainya termasuk pula penampilan fisik seperti cara dan sikap berbicara, berkomunikasi, berpakaian yang bersih, sehat jasmani, rapi, serasi, dan enerjik. Seperti diketahui bahwa kehidupan manusia selalu dikendalikan dan ditentukan oleh faktor-faktor psikis yang ada di dalam dirinya serta kondisi fisik yang dimiliknya. Faktor psikis, seperti pandangan hidup atau sikap keinginan, harapan, harga diri, rasa puas dan sebagainya. Sedangkan kondisi fisik ialah keadaan lahiriah manusia yang bersifat jasmaniah yang diharapkan sehat sehingga mampu mendukung secara serasi unsur-unsur psikis tersebut, sehingga tercipta manusia yang harmonis antara pertumbuhan, perkembangan, kestabilan psikis dengan kondisi jasmani yang sehat bugar. Berdasarkan pendapat para ahli tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah harus memiliki kemampuan memberdayakan tenaga kependidikan di
sekolah
diwujudkan
dalam
memberikan
arahan
secara
dinamis
pengkoordinasian tenaga kependidikan dalam pelaksanaan tugas, pemberian hadiah (reward) bagi mereka yang berprestasi dan pemberian hukuman (punisment) bagi yang kurang disiplin dalam melaksanakan tugasnya kepala sekolah juga mempunyai kemampuan mendayagunakan sumberdaya sekolah yang harus diwujudkan dalam pendayagunaan serta perawatan sarana prasarana commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 31
sekolah, pencatatan berbagai kinerja tenaga kependidikan, dan pengembangan program peningkatan profesionalisme. b. Fungsi Kepala Sekolah sebagai manajer Manajemen pada hakikatnya merupakan suatu proses perencanaan, mengorganisasikan, melaksanakan, memimpin dan mengendalikan usaha para anggota organisasi serta mendayagunakan seluruh sumberdaya organisasi dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dikatakan suatu proses karena semua manajer dengan ketangkasan dan keterampilan yang dimilikinya mengusahakan dan mendayagunakan berbagai kegiatan yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan. Dalam rangka melalukan peran dan fungsinya sebagai menajer, kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk memberdayakan tenaga kependidikan melalui kerjasama atau kooperatif, memberikan kesempatan kepada para tenaga kependidikan untuk meningkatkan profesinya dan mendorong keterlibatan seluruh tenaga kependidikan dalam berbagai kegiatan yang menunjang program sekolah (E. Mulyasa, 2004:103). Temuan di lapangan bahwa kepala sekolah SD Negeri IV Girimarto telah melaksanakan peran dan fungsinya sebagai manajer melalui: Pertama, memberdayakan tenaga kependidikan melaui kerjasama atau kooperatif dimaksudkan bahwa dalam peningkatan profesionalisme tenaga kependidikan di sekolah, kepala sekolah harus mementingkan kerjasama dengan tenaga kependidikan dan pihak lain yang terkait dalam melaksanakan setiap kegiatan.
Sebagai
manajer
commit to sekolah user kepala
harus
mau
dan
mampu
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 32
mendayagunakan seluruh sumber daya sekolah dalam rangka mewujudkan visi, misi dalam mencapai tujuan. Kepala sekolah harus mampu bekerja melalui orang lain (wakil-wakilnya), serta berusaha untuk senantiasa mempertanggungjawabkan setiap tindakan. Kepala sekolah harus mampu menghadapi berbagai persoalan di sekolah berfikir secara analitik dan konseptual, serta harus senantiasa berusaha untuk menjadi juru penengah dalam memecahkan berbagai masalah yang dihadapi oleh para tenaga kependidikan yang menjadi bawahannya, serta berusaha untuk mengambil keputuan yang memuaskan bagi semua. Kedua, memberikan kesempatan kepada para tenaga kependidikan untuk meningkatkan profesinya secara persuasif dan dari hati ke hati. Dalam hal ini, kepala sekolah harus bersifat demokratis dan memberikan kesempatan kepada seluruh tenaga kependidikan untuk mengembangkan profesinya secara optimal. Misalnya, memberikan kesempatan kepada bawahan untuk meningkatkan profesinya melalui berbagai penataran dan lokakarya sesuai dengan bidangnya msing-masing. Ketiga,
mendorong
keterlibatan
seluruh
tenaga
kependidikan,
dimaksudkan bahwa kepala sekolah harus berusaha untuk mendorong keterlibatan semua tenaga kependidikan dalam setiap kegiatan di sekolah (partisipasif). Menurut Wahjosumidjo (2003:96), kepala sekolah sebagai seorang manajer pada hakikatnya adalah seorang perencana, organisator, pemimpin, dan seorang pengendali. Keberadaan manajer pada suatu organisasi sangat diperlukan, sebab organisasi sebagi alat mencapai tujuan organisasi di mana di dalamnya berkembang berbagai macam pengetahuan serta organisasi yang menjadi tempat commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 33
untuk
membina
memerlukan
dan
manajer
mengembangkan yang
mampu
karir-karir
sumberdaya
merencanakan,
manusia,
mengorganisasikan,
memimpin, dan mengendalikan agar organisasi dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Berdasarkan pendapat dari para ahli tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah harus memiliki kemampuan memberdayakan tenaga kependidikan di sekolah diwujudkan dalam memberikan arahan secara dinamis, pengkoordinasian tenaga kependidikan dalam pelaksanaan tugas, pemberian hadiah (reward) bagi mereka yang berprestasi, dan pemberian hukuman (punisment) bagi yang kurang disiplin dalam melaksanakan tugasnya. Kepala sekolah juga mempunyai kemampuan mendayagunakan sumberdaya sekolah yang harus diwujudkan dalam pendayagunaan serta perawatan sarana prasarana sekolah, pencatatan berbagai kinerja tenaga kependidikan dan pengembangan program peningkatan profesionalisme. c.
Kepala Sekolah sebagai administrator Menurut E. Mulyasa (2005:107-108) kepala sekolah sebagai administrator
adalah memiliki hubungan yang sangat erat dengan berbagai aktifitas pengelolaan administrasi yang bersifat pencatatan, penyusunan dan pendokukmenan seluruh program sekolah. Secara spesifik kepala sekolah harus memiliki kemampuan untuk mengelola kurikulum, mengelola administrasi peserta didik, mengelola administrasi personalia, mengelola adminstrasi sarana dan prasarana, mengelola administrasi kearsipan dan mengelola administrasi keuangan. Kegiatan tersebut commit user menunjang produktifitas sekolah. dilakukan secara efektif dan efeisien agartodapat
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 34
Untuk itu, kepala sekolah harus mampu menjabarkan kemampuan di atas dalam tugas-tugas operasional sebagai berikut: 1) Kemampuan Mengelola Kurikulum, harus diwujudkan dalam penyususnan kelengkapan data administrasi pembelajaran, penyusunan kelengkapan data administrasi bimbingan konseling, penyusunan kelengkapan data kegiatan praktikum, dan kelengkapan penyusunan data administrasi kegiatan belajar peserta didik di perpustakaan. 2) Kemampuan Mengelola Administrasi Peserta Didik, harus diwujudkan dalam penyusunan kelengkapan dan administrasi peserta didik, penyusunan kelengkapan data administrasi kegiatan ekstra kurikuler, dan kelengkapan penyusunan kelengkapan data administrasi hubungan sekolah dengan orang tua peserta didik. 3) Kemampuan Mengelola Administrasi Personalia, harus diwujudkan dalam kelengkapan data administrasi tenaga guru, serta pengembangan kelengkapan data administrasi tenaga kependidikan non guru seperti pustakawan, laporan, pegawai tata usaha, penjaga sekolah, dan teknisi. 4) Kemampuan Mengelola Administrasi Sarana dan Prasarana, harus diwujudkan dalam pengembangan kelengkapan dan administrasi gedung dan ruang, pengembangan data administrasi mebeler, pengembangan kelengkapan data administrasi alat dan mesin kantor (AMK), pengembangan data administrasi buku atau bahan pustaka, pengembangan kelengkapan data dan administrasi
laboratorium,
serta
pengembangan
administrasi alat bengkel dan workshop. commit to user
kelengkapan
data
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 35
5) Kemampuan Mengelola Administrasi Kearsipan, harus diwujudkan dalam pengembangan kelengkapan data administrasi surat masuk, pengembangan kelengkapan data administrasi surat keluar, pengembangan kelengkapan data administrasi surat keputusan, dan pengembangan kelengkapan
data
administrasi surat edaran. 6) Kemampuan Mengelola Administrasi Keuangan, harus duwujudkan dengan
pengembangan
administrasi
keuangan
rutin,
pengembangan
administrasi keuangan yang bersumber dari masyarakat dan orang tua peserta didik, pengembangan administrasi keuangan yang bersumber dari pemerintah, yakni uang yang harus dipertanggungjawabkan (UYHD), dan dana bantuan operasional (DBO), pengembangan proposal untuk mendapatkan bantuan keuangan, seperti hibah atau block grant, dan pengembangan proposal untuk mencari berbagai kemungkinan dan mendapatkan bantuan keuangan dari berbagai pihak yang tidak mengikat. Dalam melaksanakan tugas di atas, kepala sekolah sebagai administrator, khususnya dalam meningkatkan kinerja dan produktifitas sekolah, dapat dianalisis berdasarkan beberapa pendekatan, baik pendekatan sifat, pendekatan perilaku maupun pendekatan situasional. Dalam hal ini kepala sekolah harus mampu bertindak situasional, sesuai degan situasi dan kondisi yang ada. Meskipun demikian pada hakekatnya kepala sekolah harus lebih mengutamakan tugas (task oriented), agar tugas-tugas yang diberikan kepada setiap tenaga kependidikan bisa dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Di samping orientasi terhadap tugas, kepala sekolah juga harus menjaga hubungan kemanusiaan dengan para stafnya, agar commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 36
setiap tenaga kependidikan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, tetapi mereka tetap merasa senang dalam melaksanakan tugasnya. Dengan demikian, efektifitas kerja kepala sekolah bergantung pada tingkat pembauran antara gaya kepemimpinan dengan tingkat menyenangkan dalam situasi tertentu, ketika para tenaga kependidikan melakukan tugas-tugas yang diembankan kepadanya. Menurut Oemar Hamalik (1992:143-144) kepala sekolah sebagai administrator lebih ditekankan kepada pelaksanaan kepemimpinan dibandingkan dengan administrasi umumnya. Administrasi sekolah disesuaikan dengan kebijakan-kebijakan yang ada, pada hakekatnya lebih mudah dilaksanakan dibandingkan dengan masalah kepemimpinan itu sendiri. Kepemimpinan harus dilatih dalam profesi, dalam masyarakat dan dalam negara serta bangsa. Kepemimpinan dalam hal ini lebih luas artinya dibandingkan dengan pelaksanaan kepemimpinan dalam sistem sekolah. Menurut
Ngalim
Purwanto
(2006:106)
kepala
sekolah
sebagai
administrator pendidikan bertanggung jawab terhadap kelancaran pelaksanaan pendidikan dan pengajaran di sekolahnya. Oleh karena itu, untuk dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, kepala sekolah hendaknya memahami, meguasai dan mampu melaksanakan kegiatan-kegiatan yang berkenaan dengan fungsinya sebagai administrator pendidikan. Berdasarkan pendapat para ahli di atas, disimpulkan bahwa peranan administrator sekolah sudah tentu berbeda dari administrator dalam bidangbidang lainnya. Dia berperan sebagai pemimpin profesi kependidikan dan juga sebagai pemimpin sekolah. Peranan kepemimpinan adminstrator sekolah harus commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 37
menampilkan keahlian dalam profesionalisasi kependidikan, dalam proses mobilisasi sumber-sumber dan dalam usaha memenuhi kebutuhan atau bekerja memecahkan masalah. Ini berarti seorang administrator sekolah harus memiliki kemampuan
menampung,
menginventarisasi,
mengarahkan
tenaga,
dan
memberikan kemudahan-kemudahan. d.
Kepala Sekolah sebagai supervisor Menurut E. Mulyasa (2005:111) kegiatan utama pendidikan di sekolah
dalam rangka mewujudkan tujuannya adalah kegiatan pembelajaran, sehingga seluruh aktifitas organisasi sekolah bermuara pada pencapaian efisiensi dan efektifitas pembelajaran. Oleh karena itu salah satu tugas kepala sekolah adalah sebagai supervisor, yaitu mensupervisi pekerjaan yang dilakukan oleh tenaga kependidikan. Sergiovani dan Starrat dalam Mulyasa (2005:111), menyatakan bahwa ”Supervision is a process designed to help teacher and supervisor learn more abaut their practice, to better able to use their knowledge and skills to better serve parents and schools and to make the schools a more effective learning community”. Kutipan tersebut menunjukkan bahwa supervisi merupakan suatu proses yang dirancang secara khusus untuk membentuk para guru dan supervisor dalam mempelajari tugas sehari-hari di sekolah, agar dapat menggunakan pengetahuan dan kemampuannya untuk memberi layanan yang lebih baik pada orang tua peserta didik di sekolah, serta berupaya menjadikan sekolah sebagi masyarakat belajar yang lebih efektif. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 38
Supervisi sesungguhnya dapat dilaksanakan oleh kepala sekolah yang berperan sebagai supervisor, tetapi dalam system yang lebih independen, dan dapat meningkatkan obyektifitas dalam pembinaan dan pelaksanaan tugasnya. Jika supervise dilaksanakan oleh kepala sekolah, maka ia harus mampu melakukan berbagai pengawasan dan pengendalian untuk meningkatkan kinerja tenaga kependidikan. Pengawasan dan pengendalian ini merupakan kontrol agar kegiatan pendidikan sekolah terarah pada tujuan yang telah ditetapkan. Pengawasan dan pengendalian juga merupakan tindakan preventif untuk mencegah agar para tenaga kependidikan tidak melakukan penyimpangan dan lebih berhati-hati dalam melaksanakan pekerjaannya. Menurut Oemar Hamalik (1992:173) kepala sekolah sebagai supervisor : 1) Seorang supervisor mempunyai tugas mengendalikan (tugas pengendalian) 2) Seorang supervisor itu harus dapat mensposori (sebagai sponsor) 3) Seorang supervisor itu sebagai evaluator 4) Seorang supervisor itu sebagai pengawas. Menurut Ngalim Purwanto (2006:115-116) supervisi adalah aktivitas menentukan kondisi/ syarat-syarat yang esensial, yang akan menjamin tercapainya tujuan pendidikan. Maka tugas kepala sekolah sebagai supervisor, dia hendaknya padai meneliti, mencari, dan menentukan syarat-syarat yang diperlukan bagi kemajuan sekolahnya sehingga tujuan-tujuan pendidikan di sekolah itu semaksimal mungkin dapat tercapai. Ia harus dapat meneliti dan menentukan syarat-syarat mana yang telah ada dan mencukupi, mana yang belum ada atau kurang mencukupi yang perlu diusahakan dan dipenuhi. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 39
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan, tugas seorang supervisi memang harus dilaksanakan oleh kepala sekolah, kepala sekolah juga harus mampu melakukan berbagai pengawasan dan pengandalian untuk meningkatkan kinerja tenaga kependidikan. Pengawasan dan pengendalian merupakan kontrol agar kegiatan pendidikan di sekolah terarah pada tujuan yang telah ditetapkan. Pengawasan dan pengendalian juga merupakan tindakan preventif untuk mencegah agar pada tenaga kependidikan tidak melakukan penyimpangan dan lebih berhati-hati dalam melakukan pekerjaannya. Kepala sekolah sebagai supervisor dapat dilakukan secara efektif antara lain melalui diskusi kelompok, kunjungan kelas, pembicaraan individual, dan simulasi pembelajaran. e.
Kepala Sekolah sebagai leader Menurut Ngalim Purwanto (2006:62-63) kepala dan pemimpin sebenarnya
merupakan dua pengertian yang tidak identik. Keduanya ada persamaan dan perbedaannya. 1) Persamaannya : a) Keduanya menghadapi/ mengepalai kelompok b) Keduanya bertanggungjawab 2) Perbedaannya : a) Kepala bertindak sebagai penguasa, sedangkan pemimpin bertindak sebagai organisator dan koordinator. b) Kepala bertanggungjawab terhadap pihak ketiga, pihak atasannya, commit to user pemimpin bertanggung jawab terhadap kelompok yang dipimpinnya.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 40
c) Kepala tidak selalu merupakan bagian dari kelompok, sedangkan pemimpin merupakan bagian dari kelompok. d) Kekuasaan kepala biasanya berasal dari peraturan-peraturan atau dari pihak ketiga, sedangkan kekuasaan pemimpin berasal dari kepercayaan anak buah/kelompoknya. e) Kelompok atau anak buah seorang kepala biasanya bukan atas kemampuan sendiri, melainkan ditunjuk oleh peraturan-peraturan (karena adanya pengangkatan seorang kepala oleh pihak ketiga). Pemimpin diangkat oleh anggota-anggotanya dan dianggap anggota dari kelompoknya. Perlu dijelaskan di sini bahwa perbedaan-perbedaan seperti diuraikan di atas hanya perbedaan-perbedaan dari teori saja. Sedangkan di dalam praktik banyak kepala menjalankan fungsinya. Jadi
tugas seorang kepala adalah bertanggung jawab terhadap pihak
ketiga/atasannnya, bertanggung jawab terhadap tugas yang telah dipikulkan kepadanya. Seorang kepala sekolah dianggap berhasil jika kelompoknya berhasil, dan sebaliknya. Dengan kata lain, kecakapan yang penting dari seorang kepala sekolah adalah membuat kelompoknya berhasil. Apa yang dimaksud dengan ”berhasil” ? Jika kelompokmya mengerjakan sesuatu dengan cara yang telah ditetapkan, dengan hasil yang telah ditentukan, dan dalam waktu yang sudah ditetapkan. Segala sesuatu dilakukan oleh kelompok, sesuai dengan keinginan kepala itu sendiri atau atasannya, bukan karena kemauan kelompok. Jadi, segala sesuatu itu dilakukan oleh kelompok berdasarkan keinginan kepala/atasan secara commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 41
paksaan, bukan berdasarkan keinginan atau kreasi kelompok. Seorang kepala akan benar-benar berhasil jika ia dapat membawa kelompoknya kepada keinginankeinginan yang sesuai dengan keinginan atasannya. Menurut E. Mulyasa (2004:115) kepala sekolah sebgai leader adalah harus mampu memberikan petunjuk dan pengawasan, meningkatkan kemauan tenaga kependidikan, membuka komunikasi dua arah, mendelegasikan tugas. Menurut Wahjosumijo (2003:110) mengemukakan bahwa kepala sekolah sebagai leader harus memiliki karakter khusus yang mencakup kepribadian, keahlian dasar, pengalaman, dan pengetahuan profesional, serta pengetahuan administrasi dan pengawasan. Menurut Hersye dan Blanchard (1988:5) menjelaskan : “leadership occurs any time one attemps to influence the behavior of on individual or group”. Setiap tindakan yang dilakukan untuk mempengaruhi orang lain melakukan sesuatu sesuai dengan harapan yang mempengaruhi di dalamnya telah terjadi proses kepemimpinan. Menurut Stogdill dalam Keith Grint (1997:114) menjelaskan ”Leadership is the process (act)of influencing the activities of an organized group in its efforts goal setting and goal achievement”. Pendapat ini menerapkan pemahaman kepemimpinan sebagai tindakan mempengaruhi kegiatan kelompok dan pencapaian tujuan. Di dalamnya terdiri dari unsur-unsur kelompok (dua orang atau lebih), ada tujuan dalam orientasi kegiatan serta pembagian tanggung jawab sebagai bentuk perbedaan kewajiban. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 42
Menurut Syafarudin dan Anzizhan (2004:37) kepemimpinan merupakan proses mempengaruhi aktivitas individu atau kelompok dalam usaha kearah pencapaian tujuan dalam situasi tertentu. Dengan kata lain dalam proses kepemimpinan itu dijumpai fungsi pemimpin, pengikat (anggota), dan situasi. Berdasarkan pendapat para ahli tersebut di atas maka kepala sekolah sebagai leader dapat disimpulkan menjadi tiga sifat kepemimpinan dari kepala sekolah yaitu demokratis, otoriter, laissez-faire,. Ketiga difat tersebut sering dimiliki secara bersamaan oleh leader mungkin bersifat demokratis, otoriter, dan mungkin bersifat laissez-faire. f.
Kepala Sekolah sebagai inovator Menurut E. Mulyasa (2005:118-119) dalam rangka melakukan peran dan
fungsinya sebagai inovator kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk menjalin hubungan yang harmonis dengan lingkungan, mencari gagasan baru, mengintegrasikan setiap kegiatan, memberikan teladan kepada seluruh tenaga kependidikan di sekolah dan mengembangkan model-model pembelajran inovatif. Kepala sekolah sebagai inovator akan tercermin dari cara-cara ia melakukan pekerjaannya secara konstruktif, kreatif, delegatif, integratif, rasional dan objektif, pragmatis, keteladanan, disiplin, serta adaptabel dan fleksibel. 1) Konstruktif, dimaksudkan bahwa dalam meningkatkan profesionalisme tenaga kependidikan di sekolah, kepala sekolah harus berusaha mendorong dan membina setiap tenaga kependidikan agar dapat berkembang secara optimal commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 43
dalam melakukan tugas-tugas yang diembankan kepada masing-masing tenaga kependidikan. 2) Kreatif, dimaksudkan bahwa dalam meningkatkan profesionalisme tenaga kependidikan di sekolah, kepala sekolah harus berusaha mencari gagasan dan cara-cara baru dalam melakukan tugasnya. Hal ini dilakukan agar para tenaga kependidikan dapat memahami apa-apa yang disampaikan oleh kepala sekolah sebagai pimpinan, sehingga dapat mencapai tujuan sesuai dengan visi dan misi sekolah. 3) Delegatif, dimaksudkan bahwa dalam meningkatkan profesionalisme tenaga kependidikan di sekolah, kepala sekolah harus berupaya mendelegasikan tugas kepada tenaga kependidikan sesuai dengan deskripsi tugas, jabatan serta kemampuan masing-masing. 4) Integratif, dimaksudkan bahwa dalam meningkatkan profesional tenaga kependidikan di sekolah, kepala sekolah harus berusaha mengintegrasikan semua kegiatan sehingga dapat menghasilkan sinergi untuk mencapai tujuan sekolah secara efektif, efisien, dan produktif. 5) Rasional
dan
Objektif,
dimaksudkan
bahwa
dalam
meningkatkan
profesionalisme tenaga kependidikan di sekolah, kepala sekolah harus berusaha bertindak berdasarkan pertimbangan rasio dan objektif. 6) Pragmatis, dimaksudkan bahwa dalam meningkatkan profesionalisme tenaga kependidikan di sekolah, kepala sekolah harus berusaha memberikan teladan dan contoh yang baik. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 44
7) Adabtabel
dan
fleksibel,
dimaksudkan
bahwa
dalam
meningkatkan
profesionalisme tenaga kependidikan di sekolah, kepala sekolah harus mampu beradaptasi dan fleksibel dalam menghadapi situasi baru, serta berusaha menciptakan situasi kerja yang menyenangkan dan memudahkan para tenaga kependidikan untuk beradaptasi dalam melaksankan tugasnya. Jadi kepala sekolah sebagai inovator, harus mampu mencari, menemukan, dan melaksanakan berbagai pembaharuan di sekolah. Gagasan baru tersebut misalnya moving class. Moving class adalah mengubah strategi pembelajaran dari pola kelas tetap menjadi kelas bidang studi sehingga setiap bidang studi memiliki kelas tersendiri yang dilengkapi dengan alat peraga dan alat-alat lainnya. Moving class ini bisa dipadukan dengan pembelajaran terpadu sehingga dalam suatu laboratorium bidang studi dapat dijaga oleh beberapa orang guru (fasilitator) yang bertugas memberikan kemudahan kepada peserta didik dalam belajar. g.
Kepala Sekolah sebagai motivator Menurut E. Mulyasa (2004:120) kepala sekolah sebagai motivator adalah
harus memiliki strategi yang tepat untuk memberikan motivasi kepada para tenaga kependidikan dalam melakukan berbagai tugas dan fungsinya. Motivasi ini dapat ditumbuhkan melalui pengaturan lingkungan fisik, pengaturan suasana kerja, dan penyediaan berbagai sumber belajar melalui pengambangan sumber belajar. Menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2000:93) motif adalah merupakan suatu dorongan kebutuhan dalam diri pegawai yang perlu dipenuhi agar pegawai tersebut dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungannya, sedangkan motivasi commit to user adalah kondisi yang menggerakkan pegawai agar mampu mencapai tujuan dari
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 45
motivnya. Motivasi dapat pula dikatakan sebagai energi untuk membangkitkan dorongan dalam diri. Menurut Hari Sudrajat (2005:129) kemampuan direktur sekolah dalam memotivasi staf dan guru memegang peranan penting dalam mencapai tujuan sekolah. Motivasi staf dan guru merupakan kekuatan yang mendorog efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan. Staf dan guru harus ditingkatkan motivasinya untuk berbuat sebaik-baiknya agar dapat mencapai tujuan sesuai dengan standar dan dengan pertanggungjawaban untuk berhasil, yang keberhasilannya tersebut terikat dengan harga diri (achievement motivation). Pelatihan dalam motivasi dan perolehan (achievement motivation and tarining) adalah mengubah posisi sikap dari takut gagal ke posisi sikap harapan berhasil. Menurut Wahjosumidjo (2004:172) keberhasilan seorang pemimpin dalam menggerakkan orang lain dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan sangat tergantung kepada kewibawaan, dan juga pemimpin itu di dalam menciptakan motivasi di dalam diri setiap orang bawahan, kolega, maupun atasan pemimpin itu sendiri. Berdasarkan pendapat para ahli tersebut di atas, disimpulkan bahwa kepala sekolah harus memperhatikan motivasi para tenaga kependidikan dan faktorfaktor lain yang berpengaruh, sehingga kepala sekolah dapat meminimalisir segala kemungkinan yang dapat menghambat menemukan kesempatan yang baik untuk mencapai tujuan sekolah secara efektif dan efisien. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 46
Penilaian
kinerja
sekolah
adalah
upaya pemotretan
keberhasilan
kepemimpinan kepala sekolah dan sekaligus menggambarkan kondisi objektif profil sekolah secara utuh. Lampiran Peraturan Bupati Wonogiri Nomor 31 tahun 2005:10, Hasil Penilaian Kinerja Sekolah tidak dapat dipisahkan dari peran kepala sekolah dalam melaksanakan tugasnya sehubungan dengan upaya peningkatan mutu pendidikan. Oleh karena itu, setelah dilaksanakan penilaian sekolah secara berkesinambungan dan dilakukan pembinaan bagi kepala sekolah, pada akhir periodisasi penugasannya diajukan rekomendasi untuk dapat ditindak lanjuti Dinas Pendidikan sesuai kewenangannya. Ada beberapa aspek yang dinilai dalam penilaian kinerja kepala sekolah yang meliputi perkembangan akademik dan non akademik serta berbagai aspek dari komponen efektivitas kepemimpinan kepala sekolah. Penilaian ini meliputi tiga hal yaitu IPO (Input, Proses, Output) atau MPK (Masukan, Proses, Keluaran) yaitu : 1) Input (masukan), merupakan data awal profil sekolah yang meliputi data komponen non akademik pada awal periodisasi penugasan seseorang sebagai kepala sekolah di sekolah tersebut. 2) Proses, merupakan data kinerja kepala sekolah yang meliputi komponen EMASLIM, yaitu efektivitas kepala sekolah dalam melaksanakan tugas / peranannya sebagai Edukator, Manager, Administrator, Supervisor, Leader, Inovator, dan Motivator. 3)
Keluaran, merupakan data akhir profil sekolah baik berupa komponen non
akademik. Data ini menunjukkan perubahan atau hasil yang dicapai sebagai upaya commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 47
pemberdayaan sumber daya yang terdapat di sekolah, yaitu semua warga dan fasilitas sekolah selama masa kepemimpinan kepala sekolah yang bersangkutan. Ada tiga rekomendasi yang diberikan kepada kepala sekolah dan sekolah dalam penilaian kinerja sekolah, yaitu : Tabel 1 : Penilaian Kinerja Sekolah dan Rekomendasi No.
Interval Nilai
R
Tindak lanjut pembinaan periodisasi kepemimpinan kepala sekolah
1.
86-100
R1
a.
Periode I dan ke II, dan mutasi ke tipe sekolah yang lebih baik.
b.
Periode II ke III, dan mutasi ke tipe sekolah yang lebih baik.
c.
Periode III (berakhir)
Catatan : Promosi jabatan struktural dan fungsional sesuai peraturan yang berlaku. 2.
71-85,99
R2
a.
Periode I ke II, dan mutasi ke tipe sekolah yang sama.
b.
Periode II ke III, dan ke tipe sekolah yang sama.
3.
56-70,99
R3
c.
Periode ke III (berakhir)
a.
Periode I ke II, dan mutasi ke tipe
sekolah yang lebih baik. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 48
b.
Periode II ke III, ke tipe sekolah yang lebih baik.
c.
4.
0-55,99
R4
Periode III (berakhir)
Periode I, II, III dibebaskan dari tugas tambahan kepala sekolah dan melaksanakan tugas guru secara penuh.
Kriteria penilaian kinerja kepala sekolah, ditunjukkan oleh hasil nilai kerja tahun I sampai dengan tahun IV ada proses peningkatan dimulai dari nilai standar atau lebih baik. Indikator tidak berhasilnya kepala sekolah dalam melaksanakan tugas ditunjukkan oleh indikator hasil kerja tahun I sampai dengan IV, menunjukkan nilai penurunan sampai dengan di bawah nilai standar minimal. 3. Kualitas Pembelajaran Sekolah Kualitas pembelajaran merupakan suatu istilah yang memiliki kaitan erat dengan tujuan atau kompetensi, proses dan standar pendidikan. Menurut Ashcroft (1995:41) pembelajaran yang berkualitas adalah pembelajaran yang secara moral, epistemologis, maupun edukatif mempunyai tujuan, proses, dan capaian dengan standar tinggi sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Dari pandangan sistem, menurut Hoy, Bayne-Jardine, dan Wood (2000:3) tinggi rendahnya kualitas pembelajaran merupakan hasil dari sistem yang digunakan, dan sebagai hasil dari sebuah proses, kualitas pembelajaran juga dipengaruhi oleh kondisi commit to user orang-orang yang terlibat dalam proses tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 49
Pembelajaran merupakan proses terpenting dalam lembaga pendidikan. Upaya peningkatan kualitas pendidikan sering kali dimulai dengan mengadakan perbaikan proses pembelajaran. William Glasser (1993:19) ketika menjelaskan tentang kualitas pendidikan memulai dengan menjelaskan lima kebutuhan dasar manusia; ”love, power, freedom, fun, and survival”. Berangkat dari kebutuhan dasar-kebutuhan dasar tersebut, maka kualitas diartikan sebagai; ”anything we experience that is consistently satisfying to one or more of the basic needs”. Bertitik tolak dari pengertian tersebut, suatu pendidikan dianggap berkualitas apabila mampu memenuhi salah satu atau lebih kebutuhan orang-orang yang terlibat dalam pendidikan, terutama peserta didik. Kualitas dalam pendidikan bukanlah suatu yang berdiri sendiri, tetapi lebih menunjuk pada hasil dari suatu proses. Hanya dengan proses dengan baik (berkualitas) akan dihasilkan produk yang berkualitas pula. Proses yang berkualitas hanya mungkin diwujudkan oleh pelaku dalam proses tersebut yang berkualitas pula. Tidak mungkin proses yang berkualitas dihasilkan oleh orang yang tidak berkualitas. Dalam pembelajaran yang berkualitas dibutuhkan guru yang berkualitas, karena guru merupakan manajer dalam proses pembelajaran. Untuk itu dibutuhkan guru yang efektif. Guru yang berkualitas adalah guru yang mampu mengajar secara efektif. Untuk dapat mengajar secara efektif harus dipahami bahwa mengajar adalah merupakan seni sekaligus sebagai ilmu. Guru yang efektif adalah guru yang mampu membantu peserta didik memperoleh yang terbaik dari pembelajaran yang dikelolanya. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 50
Dalam konteks profesionalisme guru, menurut Nurdin (2004:159-160) guru yang efektif juga harus memiliki syarat profesional sebagai berikut: sehat jasmani dan rohani, bertaqwa, berilmu pengetahuan luas, adil, berwibawa, ikhlas, mempunyai tujuan yang robbani, mampu merencanakan dan melaksanakan evaluasi, dan menguasai bidang yang diajarkan. Untuk itu menjadi guru tidaklah mudah, apalagi menjadi guru dengan predikat efektif. Menurut Muriel Gerhard dalam suparlan (2005:124) karakteristik guru adalah sebagai berikut: (1) Menerima dan mengembangkan ide dan perasaan perserta didik; (2) Memuji dan menggalakkan mereka; (3) Merangsang peserta didik ikut serta dalam membuat keputusan; (4) Mendengar dan berinteraksi dengan peserta didik, (5) mengembangkan kecakapan berpikir; dan (6) menggunakan berbagai sumber dan media. Kualitas pembelajaran menurut E. Mulyasa (2003:101) dapat dilihat dari segi proses dan dari segi hasil. Dari segi proses pembelajaran dikatakan berkualitas apabila seluruhnya atau sebagian besar peserta didik terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran, gairah belajar yang tinggi, semangat belajar yang besar, dan rasa percaya pada diri sendiri. Sedangkan dari segi hasil, proses pembelajaran dikatakan berkualitas apabila terjadi perubahan perilaku yang positif pada diri peserta didik seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar (75%). Senada dengan Mulyasa, Dede Rosyada (2004:120) mengemukakan bahwa pembelajaran dikatakan efektif jika peserta didik mengalami berbagai pengalaman baru dan perilakunya berubah menuju kompetensi yang dikehendaki. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 51
Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran dikatakan berkualitas apabila proses pembelajaran itu aktif dan bermakna dengan ditandai: (1) peserta didik aktif; (2) kooperatif; (3) kritis dan kreatif; (4) semangat belajar tinggi; dan (5) adanya perubahan perilaku yang positif. Berdasarkan indikator kualitas pembelajaran tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: a.
Peserta Didik Aktif dan Kooperatif Keterlibatan peserta didik secara aktif oleh Cranton (1989:133) dikatakan
bahwa tanpa mengabaikan materi dan metode pembelajaran yang dipilih penting juga untuk menyertakan keterlibatan peserta didik secara aktif dalam proses pembelajaran. Individu yang mendengarkan secara pasif terhadap ceramah tanpa aktifitas lain seperti bertanya, menjawab pertanyaan, atau melakukan tindakan interaktif lainnya, akan lebih sedikit untuk mempertahankan informasi itu. Bagaimanapun keterlibatan peserta didik secara aktif akan memudahkan pembelajaran. Keaktifan itu ada dua macam, yaitu keaktifan rohani dan keaktifan jasmani. Paul B. Diedrieh dalam Ramayulis (2005:106) menemukan berbagai bentuk keaktifan; (1) visual activities, seperti membaca, memperhatikan gambar; (2) oral activities, seperti menyatakan, merumuskan, bertanya, diskusi; (3) listening activities, seperti mendengarkan uraian percakapan , diskusi, pidato, ceramah; (4) writing activities, seperti menulis cerita, karangan, menyalin; (5) commit to user drawing activities, seperti membuat grafik, peta; (6) mental activities, seperti
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 52
mengingat, memecahkan soal, menganalisa; (7) motor activities, seperti melakukan percobaan, membuat kontruksi, berkebun; (8) emotional activities, seperti menaruh minat gembira, berani, tenang. Proses pembelajaran yang berlangsung interaktif dan partisipatif memungkinkan
peserta
didik
untuk
mengaktifkan
seluruh
inderanya.
Menggunakan semua inderanya peserta didik akan melakukan suatu proses belajar yang lebih bermakna. Edgar Dale dalam Barbara B. Seel and Rita Richey (1994:14) menekankan perlunya pengalaman dengan memperkenalkan ”kerucut pengalaman” (come of experience) sebagai berikut: Lambang Verbal Lambang visual Gambar mati Gambar Hidup Pameran Karya Wisata Demonstrasi Dramatisasi Pengalaman Buatan Pengalaman Langsung
Gambar 1. Kerucut Pengalaman commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 53
Gambar di atas bertujuan untuk menggambarkan deretan pengalaman dari yang bersifat langsung hingga pengalaman melalui simbol komunikasi. Pengalaman tersebut didasarkan pada suatu rentangan pengalaman dari yang kongkrit ke yang abstrak. Dale menunjukkan bahwa potensi pengalaman belajar semakin besar ketika materi pembelajaran disampaikan dengan lebih bervariasi. Namun ketika materi pembelajaran hanya disampaikan dalam bentuk simbolsimbol verbal, potensi pengalaman belajar sangat kecil karena hanya mendengar saja. b. Berpikir Kritis dan Kreatif Pembelajaran di era reformasi menuju kualitas manusia yang memiliki daya saing global, diperlukan pengembangan kemampuan berpikir kritis dan kreatif, serta kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan masalah, karena dalam dunia kerja yang berorientasi kompetensi, kecepatan dalam pengambilan keputusan menjadi suatu tuntutan, bahkan keberanian mengambil sebuah putusan meskipun salah, lebih berharga dari pada tidak ada putusan sama sekali. Untuk itulah peserta didik harus dilatih oleh guru untuk berpikir kritis dan kreatif serta kemampuan dalam memecahkan masalah, dengan berbagai strategi yang mendukung (Dede Rosyada, 2004:165). Proses pembelajaran pada hakekatnya untuk mengembangkan critical thinking, creative thinking, dan problem solving melalui berbagai interaksi dan pengalaman belajar. Namun dalam pelaksanaannya sering kali kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan justru menghambat hal-hal dimilikinya tersebut commit tomenurut user oleh peserta didik. Guru pada umumya Mulyasa (2002:106) kurang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 54
menyenangi situasi di mana para peserta didik banyak bertanya-tanya mengenai hal-hal di luar konteks yang dibicarakannya. Gibbs dalam Mulyasa (2002:106) berdasarkan berbagai penelitiannya menyimpulkan bahwa kreatifitas peserta didik dapat dikembangkan melalui : (1) rasa percaya diri; (2) memberikan kesempatan kepada seluruh peserta didik untuk berkomunikasi ilmiah secara bebas dan terarah; (3) melibatkan peserta didik dalam menentukan tujuan belajar; (4) memberikan pengawasan yang tidak terlalu ketat dan otoriter; (5) melibatkan mereka secara aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran secara keseluruhan. Demikian pula kemampuan peserta didik dalam problem soving harus dikembangkan. Problem harus dipecahkan melalui operasi mental, khususnya menggunakan konsep dan kaidah serta metode-metode bekerja tertentu, misalnya algoritme dan heuristik (Winkel, 1996:86). c. Semangat Belajar Tinggi Pembelajaran yang berkualitas juga ditandai oleh adanya peserta didik yang memajukan semangat belajar yang tinggi. Dengan adanya semangat belajar yang tinggi ini menunjukkan bahwa peserta didik banyak memiliki motivasi belajar. Motivasi merupakan salah satu faktor yang turut menentukan keefektifan pembelajaran, Callahan and Clark dalam Mulyasa (2002:112) mengemukakan bahwa motivasi merupakan tenaga pendorong atau penarik yang menyebabkan mundurnya tingkah laku ke arah satu tujuan tertentu. Peserta didik akan belajar dengan sungguh-sungguh apabila memiliki motivasi yang tinggi. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 55
Motivasi menurut Sardiman, et al. (2001:73) dapat juga dikatakan sebagai serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau melakukan sesuatu. Dalam konteks belajar motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri peserta didik yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehinggga tercapai tujuan yang dikehendaki. Dikatakan ”keseluruhan” karena biasanya ada beberapa motif yang berama-sama menggerakkan peserta didik untuk belajar. Motivasi belajar merupakan faktor psikis non intelektual. Peranannya yang khas adalah dalam hal penumbuhan gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar. Peserta didik yang memiliki motivasi kuat, akan memiliki banyak energi untuk melakukan aktivitas belajar. Berkaitan dengan motivasi ini, Maslow dalam Mulyasa, (2002:112-113) menyusun suatu teori piramida hirarki kebutuhan manusia, yaitu physiological needs (kebutuhan fisiologis), safety needs (kebutuhan rasa aman), esteem needs (kebutuhan akan harga diri), needs for actualization (kebutuhan akan aktualisasi diri). Dalam kenyataan, seringkali kebutuhan peserta didik yang berupa kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman, dan seterusnya, bisa terjadi beberapa kebutuhan tertentu dapat dipenuhi secara bersama-sama, atau bahkan semua kebutuhan tersebut dapat terpenuhi secara serentak. Dalam konteks implementasi KTSP, teori Maslow ini menurut Mulyasa (2002:113) dapat digunakan sebagai pegangan untuk melihat dan mengerti mengapa:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 56
1) Peserta didik dalam keadaan lapar atau sedang sakit tidak memiliki motivasi untuk belajar. 2) Peserta didik lebih senang belajar dalam suasana yang menyenangkan. 3) Peserta didik yang merasa disenangi teman atau kelompoknya akan memiliki minat belajar yang lebih dibandingkan dengan peserta didik yang dikucilkan. 4) keinginan peserta didik untuk mengetahui dan memahami sesuatu tidak selalu sama. Syamsudin Makmun (2001:40) menyatakan bahwa motivasi pada diri seseorang dapat dilihat dari : 1) Durasinya kegiatan, berapa lama mampu menggunakan waktunya untuk belajar. 2) Frekuensi kegiatan, berapa sering kegiatan belajar dilakukan dalam periode waktu tertentu. 3) Persistensinya, ketetapan dan kelekatannya pada tujuan kegiatan. 4) Ketabahan, keuletan, dan kemampuannya dalam menghadapi berbagai rintangan dan hambatan. 5) Pengabdian dan pengorbanannya guna tercapainya tujuan. 6) Tingkatan aspirasinya, rencana, cita-cita, target yang hendak dicapai oleh kegiatan belajar yang dilaksanakan. 7) Tingkatan kualifikasi prestasi/produk dari kegiatan belajar yang dilakukan. 8) Arah sikapnya terhadap sasaran kegiatan positif atau negatif. Menurut Sardiman, et.al., (2001:81) motivasi yang dimiliki oleh peserta didik ditandai oleh hal-hal sebagai berikut: commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 57
1) Tekun menghadapi tugas (dapat belajar terus menerus dalam waktu yang lama). 2) Ulet menghadapi kesulitan (tidak mudah putus asa). 3) Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam pelajaran. 4) Lebih senang bekerja sendiri. 5) Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin. 6) Dapat mempertahankan pendapatnya. 7) Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini. 8) Senang mencari dan memecahkan soal. Dari pendapat-pendapat di atas kiranya dapat disimpulkan, bahwa peserta didik yang memiliki semangat belajar yang tinggi, disebabkan oleh motivasi belajar yang dimilikinya. Adapun indikator dimilikinya motivasi itu adalah tekun dalam menghadapi tugas, mampu belajar dalam waktu lama, ulet dalam menghadapi kesulitan, kerelaan mengorbankan apa yang dimilikinya untuk belajar, teguh dalam prinsip, dan senang memecahkan masalah. d. Perubahan Perilaku yang Positif Pembelajaran yang berkualitas ditandai juga oleh adanya perubahan perilaku yang positif pada diri peserta didik. Perubahan perilaku ini sebenarnya merupakan proses hasil dari proses belajar oleh peserta didik. Untuk itu, menurut Sardiman (2001:21) ada yang mendefinisikan ”belajar adalah berubah”. Dalam hal ini yang dimaksudkan belajar berarti usaha mengubah perilaku. Belajar akan membawa perubahan pada individu yang melakukan kegiatan belajar. Perubahan commit to user ilmu pengetahuan, tetapi juga itu tidak hanya berkaitan dengan penambahan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 58
berbentuk kecakapan, keterampilan, sikap, harga diri, penyesuaian diri dan sebagainya. Dengan demikian perubahan di sini tidaklah hanya pada ranah kognitif saja, melainkan juga pada ranah afektif dan psikomotorik. Senada dengan pendapat di atas, Abin Syamsudin Makmun (2001:27) dengan menggunakan konsep dasar psikologis khususnya dalam konteks pandangan behaviorisme, menyatakan bahwa proses pembelajaran pada hakikatnya merupakan usaha menciptakan perangkat stimulus yang diharapkan menghasilkan pola-pola perilaku. Hasil belajar yang berupa pengetahuan, sikap, dan keterampilan merupakan manifestasi dari perubahan perilaku tersebut. Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran yang berkualitas ditandai oleh adanya perubahan perilaku peserta didik, baik berupa pengetahuan, sikap, atau keterampilan, dan memiliki life skill. 4. Strategi Pembelajaran Strategi pembelajaran atau strategi instruksional (instructional strategies) menurut Hasibuan dan Mujiono (1983: 3) disebutnya sebagai strategi belajar mengajar dan diartikan sebgai pola umum penguatan guru dan murid dalam perwujudan strategi belajar mengajar. Strategi di sini menjelaskan aktivitas yang dikembangkan dalam analisis sistem yaitu mencari alternatif pemecahan. Strategi seperti ini terjadi pada analisis metode dan alat, yaitu metode beserta alatnya termasuk sumber pendidikan yang dilibatkan. Arrends (1997 : 10) dalam hasibuan dan Mujiono (1988 : 22) menggunakan istilah strategi pembelajaran atau strategi instruksional dengan commitmodels, to userwhich dates back to as earley as istilah model pengajaran:“The teacher
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 59
Jhon Dewey has did a very strong revival during the paste decade. The model is a most effective approach for teaching higher level thinking processes, helping student Process information already in their possession and assisting students to contruct their own knowledge about the social and physical word around them" (Model pembelajaran
sebagaimana sejak dulu telah dikemukakan oleh John
Dewey pada beberapa dekade yang lalu, merupakan model yang paling efektif untuk pendekatan berpikir pada tingkat yang lebih tinggi, membantu siswa Memroses informasi agar selalu siap menuntun mereka dengan pengetahuan fisik dan sosial masyarakat di lingkungannya). Guna mewujudkan prinsip-prinsip strategi pembelajaran KTSP, maka guru dapat memilih sejumlah strategi pembelajaran aktif, di antaranya sebagian dari strategi-strategi menurut Silbermen (1986 : 7) dalam Hasibuan dan Mudjiono (1988 : 56) adalah: 1) Strategi Group Resume (Resume kelompok) Teknik resume secara khusus menggambarkan sebuah prestasi, kecakapan dan pencapaian individual, sedangkan resume kelompok merupakan cara yang menyenangkan untuk membantu para peserta didik lebih rnengenal atau melakukan kegiatan membangun tim dari sebuah kelompok yang para anggotanya telah mengenal satu sama lain. 2) Strategi Point Counter Point (Debat Pendapat) Kegiatan ini merupakan sebuah teknik untuk rnerangsang diskusi dan Mendapatkan pemahaman lebih mendalam tentang berbagai isu kompleks. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 60
format tersebut mirip open discussion dengan perdebatan terbuka dari setiap peserta didik, namun kurang formal dan berjalan dengan lebih cepat. 3) Strategi Modeling the way {membuat contoh praktek) Strategi ini memberi kesempatan peserta didik untuk mempraktek keterampilan spesifik yang dipelajari di kelas melalui demontrasi. Peserta didik diberi waktu untuk menyusun skenario sendiri dan menentukan caracara mengilustrasikan keterampilan teknik yang baru saja dijelaskan dan dipahami. 4) Strategi Guided Instruksional (Pembelajaran Terbimbing) Pembelajaran terbimbing merupakan suatu perubahan menarik dari Metode ceramah secara langsung. Guru dimungkinkan untuk mempelajari apa yang telah diketahui dan dipahami peserta didik sebelum membuat poin-poin pengajaran. 5) Strategi Jigsaw Learning (Belajar dengan model jigsaw) Strategi ini merupakan strategi yang menarik untuk digunakan jika materi yang akan dipelajari dapat dibagi menjadi beberapa bagian dan materi tersebut tidak mengharuskan urusan penyampaian. Kelebihan strategi ini adalah dapat memelihara seluruh peserta didik dalam belajar dan sekaligus mengajarkan kepada orang lain. 6) Strategi Every is Teacher here (semua menjadi guru) Pada strategi ini, tugas yang berbeda diberikan kepada kelompok peserta didik yang berbeda. Masing-masing kelompok mengajar apa yang telah dipelajari.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 61
7) Strategi Reading Aloud (Membaca dengan keras) Menurut Ramayulis (2005 : 112) strategi ini dapat membantu peserta didik memfokuskan perhatiannya secara mental. Strategi ini menjadikan peserta didik memusatkan perhatiannya pada apa yang dibaca secara keras itu. 8) Strategi The Power of Two (Menggabung dengan kekuatan) Strategi ini dilakukan untuk meningkatkan belajar kolaboratif dan mendorong munculnya keuntungan dari sinergi itu, Sebab hasil pemikiran dua kepala tentu lebih baik dari hanya satu. 9) Strategi Reading Guide (Panduan membaca) Dalam pembelajaran seringkali materi tidak dapat diselesaikan di dalam kelas akhirnya harus diselesaikan di luar kelas, hal ini disebabkan oleh banyaknya materi yang harus di baca dan diselesaikan. Strategi ini dapat dimanfaatkan secara maksimal 10) Strategi Card Sort (Sortir Kartu) Strategi ini menurut Hisyam Zaeni, Barmawi Munthe, dan Sekar Ayu Aryani (2005 : 53) merupakan kegiatan kolaboratif yang dapat digunakan untuk mengajarkan konsep, karakteristik klasikal, fakta tentang obyek atau review pengetahuan yang telah diberikan sebelumnya. 11) Strategi Index Card Math (mencarai pasangan) Strategi ini menurut Hisyam Zaini, Barmawi munthe, dan Sekar Ayu Aryani (2005 : 69) cukup menyenangkan dapat digunakan untuk mengulang materi yang telah diberikan sebelumnya. Untuk materi yang berumpun tetap bisa digunakan asalkan peserta didik sebelumnya telah ditugaskan untuk commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 62
mempelajari topik yang akan diajarkan terlebih dahulu, sehingga saat mereka masuk kelas memiliki bekal pengetahuan. 5. Prestasi Belajar Dalam proses belajar tidak terlepas dari prestasi belajar, karena prestasi belajar merupakan tolok ukur bagi keberhasilan belajar. Prestasi dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (1991:769) merupakan hasil yang telah dicapai atau dilakukan. Kemudian Winkel (1984:162), prestasi adalah bukti keberhasilan yang dicapai. Atas dasar definisi tersebut dapat diambil pengertian bahwa prestasi merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai seseorang setelah melakukan usaha. Kemudian apabila dikaitkan dengan usaha belajar, maka prestasi belajar dapat diartikan sebagai hasil maksimal yang dicapai oleh seseorang setelah melakukan usaha belajar (Gunarsa, 1995 : 57). Selanjutnya Tirtonegoro (1984:43) mengatakan,” prestasi belajar merupakan hasil dari pengukuran serta penilaian usaha belajar yang dinyatakan dengan simbol, angka, huruf, maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang telah dicapai setiap anak dalam periode tertentu. Prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh berbagai faktor. Pada dasarnya faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah sama dengan faktorfaktor yang mempengaruhi belajar. Apabila faktor-faktor yang menunjang proses belajar dapat terpenuhi dengan baik, maka kegiatan belajarpun akan berlangsung dengan baik, yang akhirnya akan membuahkan prestasi belajar yang baik pula. Adapun faktor-faktor tersebut antara lain : commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 63
1. Faktor Dari Dalam Diri Pebelajar ( Internal Factor ) Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri siswa. Faktor tersebut diklasifikasikan menjadi dua golongan yaitu faktor fisik dan psikis. Faktor fisik meliputi kesehatan tubuh, kelainan cacat tubuh, dan keadaan lain yang berkaitan dengan fisik. Faktor psikis meliputi motif, minat, bakat, kecerdasan, dan kemampuan kognitif. 2. Faktor Dari Luar Diri Pebelajar ( External Factor ) Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri siswa. Faktor eksternal masih dapat diklasifikasikan menjadi dua golongan yaitu faktor lingkungan dan instrumental. Faktor lingkungan terdiri atas lingkungan fisik dan sosial. Lingkungan fisik misalnya iklim, cuaca, suhu udara, waktu. Sedangkan lingkungan sosial misalnya lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Lingkungan instrumental meliputi kurikulum, guru, sarana dan fasilitas belajar, serta administrasi. Untuk mendapatkan prestasi belajar yang optimal tergantung dari pengelolaan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Apabila semua faktor dapat dimiliki dan dapat dikelola dengan baik maka kelangsungan proses belajar akan berjalan dengan optimal. Dengan demikian dapat diharapkan prestasi belajar sebagai hasil akhir dari suatu kegiatan belajar akan berhasil secara optimal pula. B. Penelitian yang Relevan 1. Penelitian yang dilakukan oleh Saryono ”Kinerja Kepala Sekolah dan Kualitas Pembelajaran Sekolah. Studi kasus tentang Kualitas Pembelajaran di SMP commitPenelitian to user ini adalah penelitian kualitatif Negeri 1 Tirtomoyo” tahun 2007.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 64
deskriptif dengan teknik pengambilan data berupa wawancara, observasi langsung, dan mencatat dokumen. Uji validasi data menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi metode. Teknik analisis data berupa teknik analisis interaktif, yaitu data reduction dan display, serta conclusion drawing yang saling berinteraksi. Kesimpulan hasil penelitian : (1) Peningkatan kualitas pembelajaran di SMP Negeri 1 Tirtomoyo dapat diupayakan melalui peningkatan kualitas kinerja kepala sekolah; (2) Banyak siswa SMP Negeri 1 Tirtomoyo berprestasi karena pelaksanaan pembelajaran yang berkualitas. 2. Penelitian yang dilakukan oleh Suroso Heru Prasetyo ”Profesionalitas Guru dalam Menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Studi di SD Negeri Tlogomulyo Kabupaten Temanggung tahu 2008. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif dengan
teknik pengambilan sampelnya
purposive sampling, uji analisis data triangulasi data dan metodologis, dengan analisis interaktif, reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian : (1) penerapan KTSP secara proporsional berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa, (2) pelaksanaan pembelajaran telah berjalan dengan baik, (3) kepemimpinan kepala sekolah SD Negeri IV girimarto telah berjalan dengan baik. C. Kerangka Berpikir 1.
Profesionalitas Guru dapat Meningkatkan Kualitas Pembelajaran di Sekolah. Profesionalitas seorang guru akan punya andil yang sangat besar dalam
commit to user Proses Belajar Mengajar (PBM) di sekolah. Karena Guru profesional akan dapat
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 65
melaksanakan semua tugas-tugasnya dengan penuh kesungguhan dan tanggung jawab. Guru profesional juga akan selalu melakukan suatu tugasnya dengan menitikbertakan kualitas dari pada kuantitas. Apabila Proses Belajar mengajar di kelas berkualitas, maka dapat dipastikan kualitas pembelajaran di sekolah juga akan meningkat, dan jika kualitas pembelajaran meningkat, maka prestasi belajar atau prestasi sekolah juga akan meningkat pula. 2.
Kinerja Kepala Sekolah dapat meningkatkan kulaitas Pembelajaran di Sekolah. Kepala sekolah adalah seorang pemimpin dan bertanggungjawab penuh
atas semua aktivitas di sekolah. Kepala sekolah yang baik adalah kepala sekolah yang mempunyai kinerja (prestasi kerja) yang baik pula. Kinerja Kepala sekolah yang baik akan berimbas pada keberhasilan Proses Balajar Mengajar (PBM). Apabila Proses Belajar Mengajar berhasil, maka akan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah. Selanjutnya apabila kualitas pembelajaran di sekolah meningkat, maka giliran berikutnya juga akan dapat meningkatkan prestasi belajar atau prestasi sekolah. Dari paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa profesionalitas guru dan kinerja kepala sekolah secara bersama-sama mempengaruhi keberhasilan proses belajar mengajar, sehingga proses belajar mengajar berjalan lebih efektif dan efisien. Proses Belajar Mengajar yang efektif dan efisien
akan dapat meningkatkan
kualitas pembelajaran sekolah dan selanjutnya akan dapat meningkatkan prestasi commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 66
belajar/prestasi sekolah. Alur pemikiran di atas dapat digambarkan dengan skema sebagai berikut:
Profesionalitas Guru
Proses Belajar Mengajar (PBM) Kinerja Kepala Sekolah
Bagan 1 : Flow Chart Kerangka Pikir
commit to user
Peningkatan Kualitas Pembelajaran Sekolah
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri IV Girimarto, Kecamatan Girimarto, Kabupaten Wonogiri dengan pertimbangan sebagai berikut: a. Guru-guru SD Negeri IV Girimarto, memiliki kompetensi profesional di bidangnya. b. Kinerja Kepala SD Negeri IV Girimarto, memperoleh rekomendasi amat baik. c. Hasil akreditasi tahun 2006 SD Negeri IV Girimarto memperoleh predikat amat baik. d. Prestasi hasil pembelajaran SD Negeri IV Girimarto, sudah diakui mulai tingkat kecamatan sampai tingkat propinsi. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2010 sampai dengan bulan Desember 2010, dengan jadwal kegiatan seperti tabel di bawah ini: Tabel 2: Alokasi Waktu Penelitian No 1
Waktu
Kegiatan
Juni 2010
Pengajuan judul, penyusunan proposal
2
Juli 2010
Seminar proposal, revisi proposal, commit to user pengesahan proposal
67
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 68
3
Agustus s.d. September 2010
Penyusunan instrumen, penyelesaian ijin penelitian, pelaksanaan penelitian
4
Oktober s.d. Desember 2010
Pengolahan data, penulisan laporan, hasil penelitian
B. Bentuk/Strategi Penelitian Berdasarkan masalah yang diajukan dalam penelitian ini, yang menekankan pada masalah proses, maka jenis penelitian dengan strateginya yang terbaik adalah penelitian kualitatif deskriptif. Jenis penelitian ini akan mampu menangkap berbagai informasi kualitatif dengan deskripsi teliti dan penuh nuansa, yang lebih berharga dari pada sekedar pernyataan jumlah atau frekuensi dalam bentuk angka. Strategi yang digunakan adalah studi kasus (case study). Dan karena permasalahan serta fokus penelitian sudah ditentukan
dalam
proposal
sebelum
peneliti
terjun
dan
menggali
permasalahan di lapangan, maka penelitian tersebut juga dapat dikategorikan sebagai Studi kasus terpancang (Embedded Case Study Research) (Sutopo, 2002:41). C. Data dan Sumber Data Data atau
informasi yang paling penting untuk dikumpulkan dan
dikaji dalam penelitian ini sebagian besar berupa data kualitatif. Informasi tersebut akan digali dari beragam sumber data yang akan dimanfaatkan dalam penelitian ini, meliputi: commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 69
1. Informasi atau narasumber, yang terdiri dari kepala sekolah, guru, karyawan, siswa, orang tua siswa dan komite sekolah. 2. Tempat dan Peristiwa/aktivitas yang terdiri dari kegiatan pelaksanaan penilaian kinerja sekolah. 3. Arsip dan dokumen resmi prestasi-prestasi akademik dan nonakademik serta pendukung lainnya. D. Teknik Pengumpulan Data Sesuai dengan bentuk penelitian kualitatif dan juga jenis sumber data yang dimanfaatkan, maka teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian adalah : 1. Wawancara mendalam (in-depth-interviewing) Wawancara jenis tersebut bersifat lentur dan terbuka, tidak terstruktur ketat, tidak dalam suasana formal dan dapat dilakukan berulang pada informan yang sama (Patton dalam Sutopo, 2006:68). Pernyataan yang diajukan dapat semakin terfokus sehingga informasi yang dikumpulkan semakin rinci dan mendalam. Kelonggaran dan kelenturan cara ini akan mampu mengorek kejujuran informan untuk memberikan informasi yang sebenarnya, terutama yang berkaitan dengan perasaan, sikap, dan pandangan mereka terhadap pelaksanaan penelitian Kinerja Kepala Sekolah. Teknik wawancara ini dilakukan pada semua informan. 2. Observasi langsung Observasi dalam penelitian kualitatif sering disebut sebagai observasi commit to user2006:75). Observasi langsung ini berperan pasif (Spradle dalam Sutopo,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 70
dilakukan dengan cara formal dan indormal, untuk mengamati berbagai kegiatan dan peristiwa yang terjadi di sekolah, juga kegiatan pokok warga sekolah di lingkungan sekolah. 3. Mencatat dokumen (content analysis) Teknik mencatat dokumen dilakukan untuk mengumpulkan data yang bersumber dari dokumen dan arsip yang terdapat di sekolah. E. Teknik Cuplikan (Sampling) Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Peneliti cenderung untuk memilih informan yang dianggap mengetahui informasi dan masalahnya secara mendalam, serta dapat dipercaya sebagai sumber data yang mantap. Sampling atau cuplikan lebih cenderung sebagai internal sampling (Bogdan & Biklen dalam Sutopo, 2006:63), informan dipilih dengan kriteria tertentu dan kemudian dimanfaatkan untuk berbicara, bertukar pikiran, membandingkan suatu kejadian yang ditemukan dari subjek lain, dan tidak untuk membuat generalisasi hasil. Teknik ini disebut juga sebagai criterion based selection (Goetz dan Le Comte dalam Sutopo, 2006:64). F. Keabsahan Data Guna menjamin dan mengembangkan keabsahan data yang akan dikumpulkan dalam penelitian, teknik pengambangan keabsahan data yang biasa digunakan dalam penelitian kualitatif yaitu taknik trianggulasi akan dikembangkan. Dari empat macam teknik trianggulasi yang ada (Patton dalam commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 71
Sutopo, 2002:78), hanya akan digunakan (1) trianggulasi data atau sumber yaitu mengumpulkan data sejenis dari beberapa sumber data yang berbeda, misalnya mengenai kegiatan program digali dari sumber data yang berupa informan, arsip dan peristiwa, demikian juga data kegiatan keterlibatan, dan (2) trianggulasi metode, dilakukan dengan menggali data yang sama dengan metode yang berbeda, seperti hasil wawancara yang disinkronkan dengan hasil observasi. Selain itu database dikembangkan dan disimpan yang sewaktuwaktu dapat ditelusuri kembali bila dikehendaki untuk verifikasi. G. Teknik Analisis Untuk menganalisis data pada penelitian tahap awal dipergunakan teknik analisis interaktif.
Ada tiga komponen analisis interaktif, yaitu
reduction (reduksi data), display (sajian data), dan conclusion drawing (penarikan simpulan serta verifikasinya) yang masing-masing komponen tersebut terlibat dalam proses analisis dan saling berkaitan serta menentukan hasil akhir analisis. Pada
tahap
reduction,
data
penelitian
diseleksi,
difokuskan,
disederhanakan, dan dibuat abstrak data dari fieldnote. Proses ini berlangsung terus sepanjang pelaksanaan penelitian. Sajian data selain dalam bentuk narasi kalimat, juga dapat meliputi berbagai jenis matriks, gambar, jaringan kerja, kaitan kerja, dan juga tabel sebagai pendukung narasinya. Semua itu dirancang guna merakit informasi secara teratur supaya mudah dilihat dan lebih dimengerti dalam bentuk yang lebih kompak.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 72
Simpulan akhir penelitian perlu diverifikasi agar cukup mantap dan benar-benar bisa dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu perlu dilakukan aktivitas pengulangan untuk tujuan pemantapan, penelusuran data kembali dengan cepat, mungkin sebagai akibat pikiran kedua yang timbul melintas saat peneliti menulis sajian data dengan melihat kembali sebentar pada catatan lapangan. Pada proses verifikasi sering melangkah kembali pada tahap reduksi data, sehingga trianggulasi selalu inheren dalam proses penelitian. Untuk memperjelas model analisis interaktif dapat digambarkan sebagai berikut : Pengumpulan Data
Sajian Data
Reduksi Data
Penarikan Kesimpulan atau Verifikasi
Bagan 2: Flow Chart Analisis Interaktif (Sutopo,2002:96) Karena sifat penelitian kualitatif yang lentur dan terbuka, meski penelitian ini menggunakan strategi studi kasus terpancang dengan kegiatan penelitian yang dipusatkan pada tujuan dan pernyataan yang telah jelas commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 73
dirumuskan, namun penelitian ini tetap bersifat spekulatif, karena segalanya secara pasti akan ditentukan kemudian, oleh keadaan yang sebenarnya yang terjadi pada di lokasi penelitian.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada Bab IV ini akan dibahas tentang hasil penelitian dan pembahasan terhadap profesionalitas guru dan kinerja kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di SD Negeri IV Girimarto. A. Setting Lokasi Penelitian 1. Sejarah Singkat SD Negeri IV Girimarto (Sumber : hasil wawancara dengan ketua komite yang juga salah satu pendiri SD Negeri IV Girimarto). SD Negeri IV Girimarto adalah salah satu dari 35 SD Negeri di Kecamatan Girimarto, Kabupaten Wonogiri. SD Negeri IV Girimarto terletak di Jalan Sinuwun, 28 Tambakmerang Girimarto, kurang lebih 3 Km disebelah utara kantor Kecamatan Girimarto. SD Negeri IV Girimarto berdiri pada tahun 1965. Ketika sekolah ini berdiri, belum memiliki gedung dan tanah sendiri sehingga tempat pembelajarannya berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat yang lain dengan meminjam tempat umum seperti balai desa atau bahkan pernah pinjam rumah milik warga. Dengan kondisi seperti ini maka proses belajar mengajar sering terganggu dan tidak nyaman. Pada tahun 1965 Pemerintah Desa Tambakmerang, Kecamatan Girimarto mengijinkan
tanah
miliknya
(tanah
milik
desa)
di
dusun
Dondong,
Tambakmerang, Girimarto tepatnya dibelakang balai Desa Tambakmerang untuk commit to user
74
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
75 didirikan sebuah bangunan
sekolah dasar guna proses belajar mengajar.
Bangunan itulah yang sekarang menjadi SD Negeri IV Girimarto. Seiring dengan perkembangan jaman, bangunan Sekolah Dasar Negeri IV Girimarto telah mengalami beberapa kali renovasi. Sekarang SD Negeri IV Girimarto memiliki gedung-gedung yang cukup kokoh dan megah untuk ukuran bangunan sekolah dasar sehingga sangat nyaman untuk tempat melaksanakan proses pembelajaran. Berdasarkan catatan dokumen (sumber : Data administrasi SD Negeri IV Girimarto), nama-nama tokoh pendiri SD Negeri IV Girimarto adalah sebagai berikut: 1. Ponco Saroyo 2. Agus diyatmo 3. Teguh Subroto Sejak berdiri sampai sekarang SD Negeri IV Girimarto telah mengalami 3 kali pergantian kepala sekolah. Adapun nama-nama kepala sekolah yang pernah bertugas di SD Negeri IV Girimarto (sumber : Data administrasi SD Negeri IV Girimarto), adalah sebagai berikut: 1. Suratno
(1965 - 1996)
2. Yatto
(1996 - 2007)
3. Maryatmi, S.Pd.
(2007 - sekarang)
2. Letak Geografis SD Negeri IV Girimarto SD Negeri IV Girimarto terletak di Desa Tambak Merang, Kecamatan to userSecara geografis letak SD tersebut Girimarto, Kabupaten Wonogiri, commit Jawa tengah.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
76 sangat
strategis karena selain terletak di tengah-tengah wilayah kecamatan
Girimarto juga terletak di pinggir jalan Sinuwun Km 6 Sidoharjo – Bubakan yang merupakan jalur penting untuk menggerakkan roda perekonomian masyarakat khususnya di kecamatan Girimarto. Karena letaknya itulah SD Negeri IV Girimarto terletak di Desa Tambakmerang, Girimarto, Kabupaten Wonogiri dengan batas-batas sebagai berikut: Utara
: Tanah pertanian milik Sardi.
Timur
: Tanah pertanian milik warga.
Selatan
: Balai Desa Tambak Merang.
Barat
: Jalan raya Sidoharjo-Bubakan dan pemukiman warga Lokasi tersebut sangat ideal untuk proses pendidikan karena selain dekat
jalan raya sehingga mudah jangkauannya juga sangat nyaman karena dekat lahan pertanian milik warga yang udaranya sangat sejuk. Luas areal sekolah yang mencapai 1700 m2 tersebut terdiri dari tiga gedung. Gedung petama untuk ruang kelas I, II, kantor sekolah, dan ruang komputer. Gedung kedua untuk kelas III, IV, V, dan VI. Gedung ketiga untuk rumah dinas guru, penjaga, dapur, dan kamar kecil/WC siswa. Selain itu areal di sebelah timur digunakan secara psikologis kondisi tersebut dapat menumbuhkan rasa nyaman untuk belajar. 3. Kondisi Guru, Karyawan, dan Siswa SDN IV Girimarto Keadaan Guru, karyawan, dan siswa sekolah SD Negeri IV Girimarto pada tahun 2008, 2009, dan 2010 (Sumber: data lapor bulan) adalah sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
77 Tabel 3.1: Keadaan Guru dan Karyawan tahun 2007/2008 No
Nama
NIP
Tgl Lahir
Pend
130733154
Jbtn
Gol Ruang
Masa
Mngj.
Kerja
Kl
1.
Maryatmi, S.Pd
17-6-1960
S1
Kasek
IV a
28
IV-VI
2.
Suginem, S.Pd
130493635
3-1-1953
S1
Gr.Kl
IV a
32
I
3.
Agus S. A.Ma.
131180482
12-2-1959
D2
Gr.Kl
IV a
26
VI
4.
Surahminingsih,A.Ma
130987190
6-6-1957
D2
Gr.Ag.
IV a
26
I-VI
5.
Suradi, S.Pd.
131727367
12-11-1965
S1
Gr.Kl
IV a
20
IV
6.
Surtarno, A.Ma.Pd
131326476
13-12-1957
S1
Gr. OR
III d
23
I-VI
7.
Fety Marhayuni, S.Pd.
132177846
19-2-1973
S1
Gr.Kl
III b
14
III
8.
Mulyati, S.Pd.
132053141
10-2-1968
S1
Gr.Kl
III b
22
V
9.
Sadiman
131547795
19-8-1956
SMA
Penjg.
II b
21
-
10.
Vera Listiyana, A.Ma.
-
27-2-1986
D2
Gr.Kl
-
2
II
Tabel 3.2: Keadaan Guru dan Karyawan tahun Tahun 2008/2009 No
Gol
Masa
Mngj.
NIP
Tgl Lahir
Pend
Jbtn
1. Maryatmi, S.Pd
19600617 197911 2 005
17-6-1960
S1
Kasek
IV a
29
2. Suginem, S.Pd
19530103 197512 2 002
3-1-1953
S1
Gr.Kl
IV a
33
I
3. Agus S. A.Ma.
19590212 198304 1 002
12-2-1959
D2
Gr.Kl
IV a
27
VI
4. Surahminingsih,A.Ma
19570606 198201 2 008
6-6-1957
D2
Gr.Ag.
IV a
27
I-VI
5. Suradi, S.Pd.
19651112 198806 1 002
12-11-1965
S1
Gr.Kl
IV a
21
IV
6. Surtarno, A.Ma.Pd
19571213198405 1 001
13-12-1957
S1
Gr. OR
III d
24
I-VI
7. Mulyati, S.Pd.
19680210 199303 2 005
10-2-1968
S1
Gr.Kl
III b
23
V
8. Sadiman
19850622 201001 2 013
19-8-1956 SMA
Penjg.
II b
22
-
9. Ristya Tri W.
19560819198702 1 002
5-3-1990
SMA
WB
-
0
-
Pend
Jbtn
Nama
Ruang Kerja
Kl IV-VI
Tabel 3.3: Keadaan Guru dan Karyawan tahun Tahun 2009/2010 No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
Nama Maryatmi, S.Pd Suginem, S.Pd Agus Suyono. A.Ma. Surahminingsih,A.Ma Suradi, S.Pd. Surtarno, A.Ma.Pd Mulyati, S.Pd. Ida Fitrianingsih A.Ma Sadiman Rini Susanti Alvina Anita W.
NIP 19600617 197911 2 005 19530103 197512 2 002 19590212 198304 1 002 19570606 198201 2 008 19651112 198806 1 002 19571213198405 1 001 19680210 199303 2 005 19850622 201001 2 013 19560819198702 1 002 -
Tgl Lahir
17-6-1960 S1 3-1-1953 S1 12-2-1959 D2 6-6-1957 D2 12-11-1965 S1 13-12-1957 S1 10-2-1968 S1 22-6-1985 D2 19-8-1956 SMA 18-12-1989 SMA 13-2-1990 SMA
Kasek Gr.Kl Gr.Kl Gr.Ag. Gr.Kl Gr. OR Gr.Kl Gr. Kl Penjg. WB WB
Gol Masa Ruang Kerja IV a 30 IV a 34 IV a 28 IV a 28 IV a 22 III d 25 III b 24 II b 3 II b 23 1 1
Kondisi jumlah guru SD Negeri IV Girimarto dirasa cukup
Mngj. Kl IV-VI I VI I-VI IV I-VI V III II -
karena
meskipun guru yang Pegawai Negeri Sipil (PSN) belum sebanding dengan jumlah commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
78 rombongan belajar yang ada namun ada guru Wiyata Bakti (WB) yang juga mampu menjadi guru kelas atau bahkan wali kelas. Kualifikasi akademik guru-guru di SD Negeri IV Girimarto khususnya guru Pegawai Negeri Sipil adalah Sarjana sehingga telah memenuhi standar kependidikan. Sementara itu untuk Guru-guru Wiyata Baktinya masih dalam proses menempuh pendidikan sarjana. Jenjang Pendidikan dan Status guru dapat diuraikan dalam tabel berikut: Tabel 4 : Jenjang Pendidikan dan Status Guru SDN IV Girimarto 3 Tahun. terakhir Tahun
2008
Tahun
2009
Tahun
2010
Tingk.Pendidikan S3/S2 S1/D4 D3/Sarmud D2 D1 SLTA Jumlah Tingk.Pendidikan S3/S2 S1/D4 D3/Sarmud D2 D1 SLTA Jumlah Tingk.Pendidikan S3/S2 S1/D4 D3/Sarmud D2 D1 SLTA Jumlah
Jumlah dan Status Guru GT/PNS GTT/WB L P L P 1 2 1 4
4 1 1 5 1 Jumlah dan Status Guru GT/PNS GTT/WB L P L P 1 3 2 1 1 1 4 4 1 Jumlah dan Status Guru GT/PNS GTT/WB L P L P 1 4 2 1 1 3 4 5 3
Jumlah
Ket.
5 4 10 Jumlah
Ket.
4 3 2 9 Jumlah
Ket.
5 3 4 12
Tabel 6 adalah keadaan jenjang pendidikan guru-guru SD Negeri IV Girimarto menunjukkan bahwa dalam tiga tahun terakhir dari jumlah12 guru dan commit to user karyawan berpendidikan sarjana/D4 5 orang, D2 3 orang dan SLTA/SPG 4 orang.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
79 Menurut Undang-undang RI Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dosen, bahwa persyaratan minimal bagi guru SD serendah-rendahnya berpendidikan S1, dengan akta mengajar sesuai dengan bidang studi atau mata pelajaran yang ada di Sekolah Dasar. Untuk mengatasi kualifikasi pendidikan para guru dan karyawan khususnya guru-guru WB Sekolah Dasar Negeri IV Girimarto memberi kesempatan yang seluas-luasnya untuk melajutkan studi di Perguruan Tinggi baik melalui jalur reguler maupun non reguler misalnya Universitas Terbuka (UT). Keadaan siswa dalam tiga tahun terakhir dari tahun 2007 sampai dengan 2010 dapat diuraikan dalam tabel sebagai berikut :
NO
1
TAHUN
KELAS
ROMBEL
2007/2008
Tabel 5: Keadaan Siswa SD Negeri IV Girimarto tiga tahun terakhir (2007 s.d. 2010) I II III IV V VI
1 1 1 1 1 1 6 1 1 1 1 1 1 6
L 10 12 11 3 11 6 53 5 9 11 9 3 12 49
1 1 1 1 1 1 6
4 7 10 9 9 2 41
2
2008/2009
JUMLAH I II III IV V VI
3
2009/2010
JUMLAH
JUMLAH
I II III IV V VI
SISWA P 12 10 5 7 7 8 49 9 10 10 5 7 7 48 4 8 9 9 5 7 42
JML 22 22 16 10 18 14 102 14 19 21 14 10 19 97
KETERANGAN
8 15 19 18 14 9 83
Tabel 7 tentang keadaan siswa di atas menunjukkan bahwa jumlah siswa SD Negeri IV Girimarto dalam tiga tahun terakhir semakin menurun. Hal ini bukan berarti SD Negeri IV Girimarto tidak commit to userdiminati para peserta didik baru
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
80 melainkan karena memang program Keluarga Berencana (KB) yang dicanangkan oleh pemerintah berhasil sehingga jumlah siswa di SD tersebut semakin berkurang. 4. Struktur Organisasi SD Negeri IV Girimarto
Kepala Sekolah Maryatmi, S. Pd.
Komite
Unit Perpustakaan (Alvi Anita W.)
Tata Usaha (Rini S.)
Bendahara (Suradi)
Guru Kelas I Suginem
Siswa
Guru Kelas II Ristya
Guru Kelas III Ida F.
Guru Kelas IV Suradi
Guru Kelas V Mulyati
Guru Kelas VI Agus S.
Siswa
Siswa
Siswa
Siswa
Siswa
Bagan 3 : Flow Chart Struktur Organisasi Berdasarkan Flow Chart struktur organisasi SD Negeri IV Girimarto di atas dapat dijelaskan bahwa seorang kepala sekolah dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai Edukator, Manajer, Administrator, Supervisor, Leader, Inovator, dan Motivator dibantu oleh para guru dan karyawan sehingga dihubungkan dengan garis komando yang berarti kepala sekolah dapat memberi perintah kepada pembantu-pembantunya dalam penyelenggaraan kegiatan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
81 sekolah. Sedangkan hubungan sekolah dengan komite sekolah sebagai wakil dari orang tua siswa, tokoh masyarakat dan pemerhati pendidikan dihubungkan dengan garis putus-putus yang bersifat konsultatif dan kooperatif yang berarti saling kerja sama. 5. Kondisi Sarana dan Prasarana Pembelajaran Sarana pembelajaran yang dimaksud adalah bangunan fisik perkantoran, ruang kelas, laboratorium, perpustakaan, dan ruang penunjang lainnya. Keadaan sarana pembelajaran Sekolah dasar Negeri IV Girimarto dalam tiga tahun terakhir adalah sebagai berikut: Tabel 6 : keadaan Sarana dan Prasarana Pembelajaran (sumber data administrasi SD Negeri IV Girimarto) NO
JENIS RUANG
JUMLAH
1.
Ruang Kelas
6
2.
Ruang Kepala Sekolah
1
3.
Ruang Guru
1
4.
Ruang UKS
1
5.
Ruang Tata Usaha
1
6.
Ruang Perpustakaan
1
7.
Rumah Dinas Guru
2
8.
Rumah Dinas Penjaga
1
9.
Gudang
1
10.
Kamar mandi/WC Guru
1
11.
Kamar mandi/WC Siswa
1
12.
Garasi
1
KETERANGAN
Berdasarkan tabel 8 tentang keadaan sarana dan prasarana pembelajaran di atas menunjukkan bahwa SD Negeri IV Girimarto memiliki ruang kelas 6 sedangkan jumlah rombongan belajar (rombel) 6. Selain itu juga ada ruang kepala sekolah, ruang guru, rumah dinas guru dan penjaga, kamar kecil/ WC, commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
82 perpustakaan, dan juga garasi sehingga sudah cukup untuk proses pembelajaran setingkat pendidikan dasar (SD). 6. Visi dan Misi Sekolah a. Visi Visi SD Negeri IV Girimarto adalah ”Terwujunya manusia yang berprestasi, bertaqwa, berbudi luhur, santun dalam berperilaku”. b. Misi Untuk mewujudkan visi tersebut SD Negeri IV Girimarto menetapkan indikator-indikator sebagai berikut: 1. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. 2. Meningkatkan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. 3. Meningkatkan etos kerja untuk mencapai tujuan pembelajaran secara maksimal. 4. Memotivasi siswa untuk berprestasi. 5. Mengembangkan budi pekerti luhur serta budaya bangsa menuju bangsa yang santun. 7. Tujuan Sekolah Dasar Negeri IV Girimarto Untuk mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan, Sekolah Dasar Negeri IV Girimarto menetapkan beberapa tujuan. Tujuan yang telah ditetapkannya adalah sebagai berikut: a. Meningkatkan dasar-dasar ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai bekal untuk melanjutkan sekolah yang lebih tinggi. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
83 b. Dapat mengamalkan ajaran agama hasil proses pembelajaran dan kegiatan pembiasaan. c. Memiliki jiwa toleransi antar manusia. d. Menjadi sekolah yang diminati oleh masyarakat. B. Hasil Penelitian 1. Profesionalitas Guru dalam Pengelolaan Pembelajaran Ada beberapa hal yang dikerjakan oleh guru terkait dengan mengelola pembelajaran antara lain; penyusunan Rencana Pelaksanakan Pembelajaran (RPP), pelaksanaan program pembelajaran, evaluasi program pembelajaran, analisa hasil evaluasi, dan tindak lanjut. a. Perencanaan Program Pembelajaran Guru pembelajaran.
memegang peranan yang sangat penting dan strategis dalam Kelancaran
proses
pengelolaan
pembelajaran
di
sekolah,
sepenuhnya berada dalam tanggung jawab guru. Selain itu guru adalah seorang pemimpin yang harus mengatur, mengawasi, dan mengelola seluruh kegiatan proses pembelajaran di sekolah yang menjadi tanggung jawabnya. Sebelum melaksanakan program pembelajaran guru-guru di SD Negeri IV Girimarto terlebih dahulu menyusun program pembelajaran di antaranya: 1) Silabus, 2) Program Tahunan (Prota), 3) Program Semester (Promes), 4) Bahan ajar,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
84 5) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),dan 6) Tindak lanjut. Temuan di lapangan 83% guru di SD Negeri IV Girimarto menyusun silabus sebelum melaksanakan program pembelajaran. Dalam menyusun silabus guru berpedoman pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) karena untuk komponen Standar Kompensi dan Kompetensi Dasar mengadopsi dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Hal ini sesuai dengan pengakuan Ibu Guru kelas V ”Mul” bahwa” Saya menyusun silabus mengacu pada KTSP yang berlaku di SDN IV Girimarto karena silabus merupakan pengembangan dari SK dan KD yang ada pada KTSP.” (CL. 06) Penyusunan perencanaan program pembelajaran tersebut dapat digambarkan dalam sebuah ”Flow Chart” sebagai berikut: PENYUSUNAN PROGRAM PEMBELAJARAN GURU KEPALA SEKOLAH SILABUS PROTA PROMES MENINGKATNYA KUALITAS PEMBELAJARAN
BAHAN AJAR RPP
Bagan 3: Flow Chart Penyusunan Program Pembelajaran commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
85 Selain silabus 67% guru di SD Negeri IV Girimarto juga membuat program tahunan (Prota) sedangkan 33%-nya belum. Program Tahunan yang mereka buat telah mengacu pada ketentuan-ketentuan dalam KTSP utamanya Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD). Para Guru membuat Program Tahunan sebelum pelaksanaan program pembelajaran. Bapak Guru kelas IV ”Sr” mengaku selain silabus beliau juga membuat program pembelajaran yaitu program tahunan (Prota). Berikut ini komentarnya ” Ya, selain menyusun silabus saya juga menyusun
Program
Tahunan
(Prota)
sebelum
melaksanakan
program
pembelajaran”(CL. 05). Namun baru 67% guru-guru di SD Negeri IV Girimarto yang sudah membuat program tahunan karena masih ada beberapa guru yang belum paham tentang program tahunan seperti yang diungkapkan guru kelas II Ibu ”Ri” bahwa ” ”Belum. saya belum menyusun Program Tahunan (Prota) sebelum melaksanakan program pembelajaran karena belum pahamam tentang isi program tahunan (Prota)” (CL. 03). Perangkat pembelajaran berikutnya yang ditemukan di lapangan adalah Program Semester (Promes). Hasil temuan di lapangan baru 83% guru-guru yang telah membuat Program Semester sedangkan yang 17% guru yang lain belum. Program semester dibuat para guru dua kali dalam setahun. Program semester dibuat dengan mengacu pada program tahunan. Hal ini sesuai dengan pengakuan Bapak Guru kelas VI ”Ag” bahwa ”Saya sebelum melaksanakan program pembelajaran menyusun Program Semester (Promes) dengan mengacu pada program tahunan?”(CL.07) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
86 Perangkat pembelajaran selanjutnya yang ditemukan di lapangan adalah bahan ajar. Belum semua guru di SD Negeri IV Girimarto membuat bahan ajar. Baru 1 dari 6 guru di SD tersebut yang membuat bahan ajar sebelum melaksanakan pembelajaran. Satu-satunya guru di SD tersebut yang telah membuat bahan ajar adalah guru kelas V Ibu ”Mul”. Hal ini sejalan dengan pengakuan Guru kelas V Ibu ”Mul” bahwa ”Ya , Sebelum mengajar saya juga menyusun bahan ajar agar materi yang akan diajarkan tidak terlalu luas dan lebih menyasar”. Sementara 5 dari 6 guru kelas yang lain belum membuat bahan ajar karena alasan tertentu (CL.05). Selain silabus, prota, promes, dan bahan ajar para guru di lapangan juga membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Pembuatan RPP mengacu pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Silabus. Semua Rencana Pelaksanaan Pembalajaran yang akan digunakan diajukan kepada kepala sekolah untuk dikoreksi dan ditandatangani. Berikut ini pengakuan Ibu Guru kelas V ”Mul” yang mengatakan bahwa ” Sebelum digunakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) diajukan kepada kepala sekolah untuk dikoreksi dan ditandatangani.”(CL. 06) b. Pelaksanaan Program Pembelajaran Setelah membuat perangkat pembelajaran, guru-guru SD Negeri IV Girimarto
melaksanakan
program
pembelajaran.
Pelaksanaan
program
pembelajarannya dilakukan di dalam kelas maupun di luar kelas. Baik pembelajaran di dalam kelas maupun di luar kelas pada umumnya Guru-guru commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
87 sudah menerapkan pembelajaran PAKEM (Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif dan Menyenangkan). Pembelajaran kontekstual learning dan kooperatif learning merupakan salah satu model pembelajaran yang di laksanakan pada SD Negeri IV Girimarto. Pembelajaran Kontektual Learning (Contextual Teaching and Learning) merupakan konsep pembelajaran yang menekankan pada keterkaitan antara materi pelajaran dengan dunia kehidupan peserta didik secara nyata. Sedangkan pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) merupakan sistem pembelajaran yang memberi kesempatan kepada anak didik untuk bekerjasama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang berstruktur. Dengan diterapkannya
pembelajaran PAKEM maka dalam membuka
pelajaran pun guru-guru SD Negeri IV Girimarto juga telah menggunakan caracara yang menarik perhatian siswa. Salah satu caranya adalah guru mengawali pembelajaran dengan menyanyi atau bercerita. Hal ini sesuai dengan pengakuan guru kelas IV bapak ”Sr” bahwa ”Saya sering membuka pelajaran dengan cara yang menarik misalnya dengan menyanyi terlebih dahulu karena dengan begitu siswa akan tumbuh ketertarikan siswa pada pembelajaran yang akan dilaksanakan.”(CL. 05) Begitu juga dalam menyajikan materi pelajaran guru-guru SD Negeri IV Girimarto juga telah menyajikan materi pelajaran secara sistematis. Caranya materi pelajaran yang akan disajikan disusun mulai dari hal-hal yang mudah ke materi yang sulit atau dari materi yang konkrit ke materi yang abstrak. Berikut ini pengakuan Ibu guru kelas V ”Mul”terkait dengan penyajian materi beliau commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
88 mengatakan bahwa ”Dalam menyajikan materi pelajaran ”Saya, sajikan secara sistematis. Dengan penyajian materi secara sistematis akan menjadikan proses pembelajaran lebih efisien dan efektif.”(CL. 06) Metode yang digunakan oleh para guru dalam pembelajarannyapun juga bervariatif. Berbagai metode tersebut antara lain metode ceramah, diskusi, tanya jawab, penugasan, demontrasi dan masih banyak metode lagi. Pemilihan metode yang digunakan oleh para guru telah sesuai dengan materi dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Berikut ini pernyataan guru kelas VI Bapak ”Ag” terkait dengan penggunaan metode bahwa ”Saya telah menerapkan metode yang sesuai dengan tujuan pembelajaran karena dengan menerapkan metode pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran maka hasil pembelajaran yang akan dicapai siswa juga lebih baik dan lebih tepat sesuai tujuan pelajaran yang hendak dicapai.”(CL.07) Pelaksanaan program pembelajaran guru-guru SD Negeri IV Girimarto juga telah menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Media yang dimaksud adalah media elektronik maupun non elektronik. Media elektronik yang digunakan oleh para guru misalnya tape recorder, keyboard, komputer, dan sebagainya sedangkan media non elektronik misaknya KIT IPA, KIT Matematika, gambar-gambar, bahkan tumbuhan lingkungan sekitar. Semua media yang digunakan telah sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada saat itu. Terkait dengan penggunaan media pembelajaran tersebut Ibu guru kelas IV ”Mul” menyatakan bahwa ” dengan menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran akan mudah tercapai.”(CL. 06) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
89 Sumber belajar yang digunakan dalam pelaksanaan program pembelajaran guru-guru SD Negeri IV Girimarto lebih dari satu buku. Banyaknya buku pelajaran yang diijinkan oleh pemerintah sebagai buku wajib menjadikan para guru lebih leluasa memilih judul-judul sesuai kebutuhan para guru di kelas. Kepala sekolah juga memberi anggaran yang cukup untuk pembelian buku pegangan guru. Semua sumber belajar yang digunakan para guru telah sesuai dengan tujuan pembelajaran yang dicapai pada saat pembelajaran dilaksanakan. Hal ini sesuai dengan pengakuan guru kelas III Ibu guru ”Id” Bahwa ” ”Saya telah karena dengan menggunakan sumber belajar yang sesuai materi pelajaran mudah diterima siswa dan tujuan pembelajaran mudah tercapai.”(CL. 04) Pada saat melaksanaan program pembelajaran guru-guru SD Negeri IV Girimarto telah melakukan skenario pembelajaran yang dibuat sebelumnya. Skenario pembelajaran tersebut dibuatnya ketika guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Para guru melaksanakan skenario pembelajaran melalui beberapa tahapan yakni eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Hal ini sesuai dengan pernyataan Ibu guru kelas II Ibu ”Ri’ bahwa dalam pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) ” Saya telah merancang skenario dan melakukan skenario pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran agar tujuan mudah tercapai.” (CL. 03) Dalam pelaksanaan pembelajaran Bapak Ibu guru SD Negeri IV Girimarto telah menggunakan beberapa cara yang positif untuk memotivasi siswa. Siswa diberi kesempatan untuk mengerjakan tugas ke depan kelas secara bergantian. Semua siswa sangat senang, aktif dan sangat antusias. Hal ini sesuai dengan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
90 pernyataan Bapak Guru kelas IV ”Sr” Bahwa ”Saya selalu memotivasi siswa untuk membangkitkan semangat belajar siswa.” (CL. 05) Di samping itu dalam berinteraksi dengan siswa Bapak Ibu guru juga menggunakan bahasa yang komunikatif. Untuk membuat lebih komunikatif guruguru dalam pembelajarannya
menggunakan
bahasa keseharian yang mudah
diterima oleh siswa. Dengan melakukan bahasa yang komunikatif itu suasana kelas menjadi semarak dan lebih hidup. Hal ini sesuai dengan pernyataan Ibu Guru kelas V ”Mul” Bahwa ”Saya selalu menggunakan bahasa yang komunikatif agar lebih ada kedekatan saya dengan siswa saya sering nggunakan bahasa yang komunikatif yakni bahasa yang tidak terpaku dengan kaidah kebahasaan.” (CL.06). Pada akhir pembelajaran guru-guru SD Negeri IV Girimarto menutup pembelajaran dengan memberi ulasan. Guru mengulas materi pembelajaran yang telah diberikan secara global atau hanya garis besarnya saja. Dengan ulasan materi tersebut pemahaman siswa akan lebih baik membuat ingatan siswa labih kuat dan tidak cepat lupa.
Hal ini sesuai dengan pernyataan Ibu Guru kelas III ”Id”
Bahwa”Pada akhir pembelajaran saya memberi ulasan, selain untuk mempertegas materi pelajaran juga untuk memberi masukan kekurangan dan kelebihan proses pembelajaran.” (CL. 04) Setelah memberi ulasan, guru-guru SD Negeri IV Girimarto pada akhir pembelajaran membuat kesimpulan. Guru bersama-sama siswa membuat kesimpulan dengan memberi penekanan pada hal-hal yang dianggap penting. Selanjutnya siswa mencatat isi kesimpulan pada buku siswa masing-masing. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
91 Tetapi sayang pembuatan kesimpulan pada akhir pembelajaran
belum
dilaksanakan oleh para guru secara rutin. Ibu Guru kelas I ”Su” mengatakan bahwa ”Saya belum membuat
kesimpulan
secara rutin. Kadang-kadang
membuat tetapi kadang-kadang ya tidak”. (CL. 02) Selain membuat kesimpulan pada akhir pembalajaran Bapak Ibu Guru memberi reward kepada siswa yang memperoleh nilai paling baik. Reward yang diberikan guru-guru SD Negeri IV Girimarto tidak mesti barang ataupun hadiah tetapi kadang-kadang hanya berupa ucapan ”selamat atas keberhasilnnya”. Pemberian Reward mempunyai tujuan untuk memotivasi siswa agar siswa lebih meningkatkan prestasinya di kemudian hari. Ibu Guru kelas V ”Mul” mengatakan bahwa ”Saya berusaha memberi reward pada setiap akhir pembelajaran, karena dengan reward siswa merasa dihargai dan termotivasi untuk lebih meningkatkan belajarnya.” (CL. 06) c.
Evaluasi Pembelajaran Setelah melaksanakan program pembelajaran, Bapak Ibu Guru SD Negeri
IV
Girimarto
melakukan
evaluasi
pembelajaran.
Pelaksaanaan
evaluasi
pembelajaran diawali dengan menyusun instrumen penilaian meskipun belum lengkap seperti belum ada kisi-kisi dan norma penilaiannya. Penyusunan instrumen penilaian yang dilakukan oleh para guru mengacu indikator yang telah ditentukan sebelumnya. Indikator yang dibuat oleh para guru tersebut merupakan penjabaran dari Standar Kompetensi (SK) dan Standar Kompetensi (KD) yang akan dicapai dalam pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pernyataan Ibu Guru commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
92 kelas II ”Rin” bahwa ”Sebelum melaksanakan penilaian Saya menyusun perangkat penilaian sesuai dengan indikator yang telah ditentukan.” (CL. 03) Setelah membuat instrumen penilaian para Bapak Ibu guru SD Negeri IV Girimarto melaksanakan penilaian terhadap siswa pada kelasnya masing-masing. Penilaian dilakukan oleh para guru dengan berpedoman pada intrumen penilaian yang dibuat sebelumnya. Demikian yang pernah dialami oleh Bapak Guru VI ”Ag” lewat pengakuannya bahwa
”Dengan melaksanakan penilaian, guru
maupun siswa dapat mengetahui tingkat keberhasilan tujuan pembelajaran yang akan mereka capai dalam pembelajaran.” (CL. 07) Setelah selesai mengadakan ulangan sebagai tindak lanjut dari penilaian maka guru-guru SD Negeri IV Girimarto memeriksa dan memberi skor . Para Guru menentukan penilaian dengan berpedoman pada pedoman peskoran yang telah ditentukan sebelumnya. Hal ini sesuai dengan pengakuan Guru kelas III Ibu ”Id” bahwa ”saya memeriksa hasil evaluasi pembelajaran siswa , agar guru dapat mengetahui hasil yang dicapai siswa dalam menguasai materi ajar dan dapat mengetahui ketuntasan tujuan pembelajaran yang tekah dikuasai oleh siswa.” (CL. 04) Selanjutnya guru-guru SD Negeri kelas IV Girimarto mencatat dan menganalisis hasil penilaian. Siswa yang mendapat nilai tuntas diberi pengayaan, sedangkan siswa yang nilai belum tuntas atau di bawah KKM diberi perbaikan. Hal
demikian
sesuai
pengakuan
Guru
Kelas
V
Ibu
”Mul”
bahwa
”Penandatanganan daftar nilai tujuannya untuk memberi pengesahan bahwa guru telah melaksanakan penilaian terhadap siswa pada waktu tertentu .” (CL. 06) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
93 Kegiatan penilaian sebagai upaya dalam rangka peningkatan kualitas pembelajaran. Dari pendapat para guru di lapangan secara ringkas dapat dibuatkan dalam bagan Flow Chart sebagai berikut : Evaluasi Pembelajaran
Ulangan Harian
Portopolio
Ulangan Blok
Ranah Kognitif
Ranah Kognitif
Ranah Kognitif
Ranah Afektif
Ranah Afektif
Ranah Afektif
Ranah Psikomotorik
Ranah Psikomotorik
Ranah Psikomotorik
Nilai Rapor Bagan 4 : Flow Chart Evaluasi Pembelajaran d. Program Tindak Lanjut Setelah melaksanakan evaluasi pembelajaran guru-guru SD Negeri IV Girimarto melakukan program tindak lanjut hasil evaluasi/penilaian. Langkah pertama Bapak Ibu guru menganalisa hasil evaluasi dengan menganalisis butir soal yang valid dan yang tidak valid.
Salah satu indikator ketidakvalidan
soal/perangkat penilaian tersebut apabila butir soal tidak dapat digunakan sebagai alat ukur keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran. Caranya bisa dengan memperbaiki butir soal ataupun mengganti dengan soal yang baru/berbeda. Hal ini to user sesuai dengan pengakuan guru commit kelas IV Bapak ”Sr” bahwa ”Ya, saya akan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
94 memperbaiki perangkat penilaian yang tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran.” (CL.04). Langkah kedua Bapak/Ibu Guru mengklasifikasikan siswa yang memperoleh nilai diatas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dan siswa yang memperoleh nilai di atas atau sama dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM diberi remidi atau diberi perbaikan untuk mengerjakan soal-soal dengan Kompetensi Dasar (KD) yang sama sedangkan siswa yang telah memperoleh nilai di atas atau sama dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) diberi pengayaan dengan mengerjakan soal-soal Kompetensi Dasar (KD) berikutnya atau yang lain. Seperti yang dilakukan oleh guru ”Id”, yang mengatakan bahwa ”Pelaksanaan program tindak lanjut untuk memperbaiki nilai siswa yang di bawah KKM dengan memberi perbaikan atau remidi, dan memberikan pengayaan bagi siswa yang nilainya di atas KKM atau sudah tuntas” (CL.04). Kegiatan program tindak lanjut tersebut dapat digambarkan dalam ”flow chart” sebagai berikut:
PROGRAM TINDAK LANJUT TUNTAS BELAJAR
TIDAK TUNTAS BELAJAR
PENGAYAAN
REMIDIAL BELAJAR TUNTAS
Bagan 5 : Flow Chart Program tindak lanjut commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
95 2. Kinerja Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Kepala sekolah harus mampu melaksanakan pekerjaannya sebagai edukator, manajer, administrator, supervisor, leader, inovator, dan motivator. Berdasarkan temuan di lapangan dapat diuraikan sebagai berikut: a. Kepala sekolah sebagai educator (pendidik) Dalam
melaksanakan
peran
dan
fungsinya
untuk
meningkatkan
profesionalisme sebagai tenaga kependidikan di sekolah, kepala sekolah senantiasa menciptakan iklim sekolah yang kondusif, memberikan pembinaan dan dorongan kepada seluruh tenaga kependidikan serta melaksanakan model pembelajaran yang menarik dan menyenangkan, juga pembelajaran yang menekankan keterkaitan antara materi dengan dunia kehidupan peserta didik secara nyata, sehingga para peserta didik mampu menghubungkan dan menerapkan kompetensi hasil belajar dalam kehidupan sehari-hari (Contextual Teaching and Learning), dan pembelajaran yang memberi kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur (Cooperative Learning). Keteladanan juga merupakan sikap seorang edukator yang patut, baik yang perlu dicontoh yang ditampilkan oleh kepala sekolah melalui sikap, perbuatan dan perilaku termasuk penampilan kerja. Penampilan kerja seorang kepala sekolah yang patut dan baik dicontoh oleh para guru, staf dan siswa dapat berupa disiplin, jujur, penuh tanggung jawab, bersahabat, dan sebagainya termasuk pula penampilan fisik seperti cara dan sikap berbicara, berkomunikasi, berpakaian yang to user bersih, sehat jasmani, rapi, serasi, commit dan enerjik.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
96 Seperti halnya seorang guru, kepala sekolah juga melaksanakan fungsinya sebagai pendidik atau guru yang harus mengajar dengan jumlah jam 6 jam per minggu, serta melaksanakan tugas pokok guru seperti halnya seorang guru. Hal ini sesuai dengan yang
pernah disampaikan oleh kepala sekolah Ibu ”Mar”
(CL.01). b. Kepala sekolah sebagai Manager Dalam rangka melalukan peran dan fungsinya sebagai menajer, kepala sekolah memiliki strategi yang tepat untuk memberdayakan tenaga kependidikan melalui kerjasama atau kooperatif, memberikan kesempatan kepada para tenaga kependidikan untuk meningkatkan profesinya dan mendorong keterlibatan seluruh tenaga kependidikan dalam berbagai kegiatan yang menunjang program sekolah. Berdasarkan hasil temuan di lapangan, kepala sekolah SD Negeri IV Girimarto dalam Memberdayakan tenaga kependidikan melaui kerjasama atau kooperatif dengan melibatkan semua warga sekolah yaitu; guru, siswa, karyawan, komite, dan juga melibatkan dinas pendidikan, pengawas sekolah dan KKKS. Adapun program kepala sekolah yang melibatkan warga sekolah tersebut adalah sebagai berikut: 1). Analisi SWOT untuk revitalisasi dan inovasi program sekolah, 2) Pelaksanaan Kurikulum Tingkat Sekolah yaitu KTSP, 3). Revitalisasi dan inovasi program sekolah dengan melibatkan stakeholder, 4). Pelaksanaan ekstra kurikuler baik akademik maupun non akademik, 5). Meningkatkan prestasi akademik dan non akademik, 6). Peningkatan sumber belajar. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
97 c.
Kepala sekolah sebagai Administrator Kepala sekolah sebagai administrator memiliki hubungan yang sangat erat
dengan berbagai aktifitas pengelolaan administrasi yang bersifat pencatatan, penyusunan dan pendokukmenan seluruh program sekolah. Secara spesifik kepala sekolah harus memiliki kemampuan untuk mengelola kurikulum, mengelola administrasi peserta didik, mengelola administrasi personalia, mengelola adminstrasi sarana dan prasarana, mengelola administrasi kearsipan dan mengelola administrasi keuangan. Kegiatan tersebut dilakukan secara efektif dan efeisien agar dapat menunjang produktifitas sekolah. Sesuai temuan di lapangan, kepala sekolah SD Negeri IV Girimarto mengadministrasikan bahwa semua aktifitas pengelolaan administrasi yang bersifat pencatatan, penyusunan dan pendokukmenan seluruh program sekolah. Adapun cakupan administrasinya meliputi administrasi kurikulum, kesiswaan, kepegawaian, perpustakaan, sarana dan prasarana, keuangan, dan administrasi sekolah lainnya seperti yang disampaikan oleh kepala sekolah ”Mar” (CL.01). d. Kepala sekolah sebagai Supervisor Sebagai supervisor kepala sekolah harus mampu melakukan berbagai pengawasan dan pengandalian untuk meningkatkan kinerja tenaga kependidikan. Pengawasan dan pengendalian merupakan kontrol agar kegiatan pendidikan di sekolah terarah pada tujuan yang telah ditetapkan. Pengawasan dan pengendalian juga merupakan tindakan preventif untuk mencegah agar pada tenaga kependidikan tidak melakukan penyimpangan dan lebih berhati-hati dalam to user melakukan pekerjaannya. Kepalacommit sekolah sebagai supervisor dapat dilakukan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
98 secara efektif
antara lain melalui diskusi kelompok, kunjungan kelas,
pembicaraan individual, dan simulasi pembelajaran. Sesuai temuan di lapangan, kepala sekolah SD Negeri IV Girimarto melaksanakan supervisi baik supervisi administrasi perangkat pembelajaran, supervisi administrasi pendidikan maupun supervisi kunjungan kelas. Seperti yang disampaikan oleh kepala sekolah ”Mar” yang mengatakan bahwa” Saya melaksanakan supervisi administrasi sarana dan prasarana hanya waktunya kurang terprogram. Kadang-kadang pelaksanaan supervisi tidak sesuai dengan jadwal yang
telah
dibuat
karena
banyaknya
acara
kegiatan
yang
sifatnya
mendadak.”(CL.01). e. Kepala sekolah sebagai Leader Kepala sekolah adalah pemimpin di sekolahnya. Sebagai pemimpin kepala sekolah bertanggung jawab terhadap pihak ketiga/atasannnya, dan bertanggung jawab terhadap tugas yang telah dipikulkan kepadanya. Sebagai pemimpin dianggap berhasil jika kelompoknya atau yang dipimpinnya berhasil, dan sebaliknya pemimpin dianggap gagal jika kelompoknya atau yang dipimpinnya gagal atau tidak berhasil. Dengan kata lain, kecakapan yang penting dari seorang kepala sekolah sebagai pemimpin adalah membuat kelompoknya berhasil. Hasil temuan di lapangan, bahwa kepala sekolah SD Negeri IV Girimarto sangat berhasil dalam memimpin sekolahnya. Hal ini dapat terlihat dari: 1) Penilaian akreditasi di sekolah pada tahun 2006 memperoleh nilai B (baik), 2) Banyak prestasi yang telah di raih oleh siswa sampai tingkat propinsi baik pretasi akademik maupun non akademik.commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
99 Hal ini terbukti dengan adanya dokumen hasil akreditasi dan prestasi dalam bidang akademik maupun non akademik yang pernah diraih oleh SD Negeri IV Girimarto dalam tiga tahun terakhir yang terlampir pada (tabel 5.0). f. Kepala sekolah sebagai inovator Dalam melakukan peran dan fungsinya sebagai inovator kepala sekolah harus dapat menjalin hubungan yang harmonis dengan lingkungan, mencari gagasan baru, mengintegrasikan setiap kegiatan, memberikan teladan kepada seluruh tenaga kependidikan di sekolah dan mengembangkan model-model pembelajran inovatif. Sebagai seorang inovator kepala sekolah SD Negeri IV Girimarto melakukan pekerjaannya dengan cara-cara secara konstruktif, kreatif, delegatif, integratif, rasional dan objektif, pragmatis, keteladanan, disiplin, serta adaptabel dan fleksibel. Semua cara tersebut diarahkan untuk meningkatkan profesionalisme tenaga kependidikan di sekolah, dengan cara mendorong dan membina setiap tenaga kependidikan. Hasil temuan di lapangan untuk meningkatkan profesionalisme tenaga kependidikan di sekolah, kepala sekolah mendorong dan membina setiap tenaga kependidikan agar dapat berkembang secara optimal, berusaha mencari gagasan dan cara-cara baru agar dapat berkembang secara optimal dalam melakukan tugastugas yang diembankan kepada masing-masing tenaga kependidikan, berupaya mendelegasikan tugas kepada tenaga kependidikan sesuai dengan deskripsi tugas dan kemampuan masing-masing, berusaha mengintegrasikan semua kegiatan commituntuk to usermencapai tujuan sekolah secara sehingga dapat menghasilkan sinergi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
100 efektif, efisien, dan produktif, bertindak berdasarkan pertimbangan rasio dan objektif, memberikan teladan dan contoh yang baik, beradaptasi dalam menghadapi situasi baru, serta berusaha menciptakan situasi kerja yang menyenangkan dan memudahkan para tenaga kependidikan untuk beradaptasi dalam melaksankan tugasnya. g. Kepala sekolah sebagai motivator Sebagai motivator kepala sekolah SD Negeri IV Girimarto telah memiliki strategi yang tepat untuk memberikan motivasi kepada para tenaga kependidikan dalam melakukan berbagai tugas dan fungsinya. Motivasi ini dapat ditumbuhkan melalui pengaturan lingkungan fisik, pengaturan suasana kerja, dan penyediaan berbagai sumber belajar melalui pengambangan sumber belajar. Dari temuan di lapangan, kepala sekolah SD Negeri IV Girimarto telah banyak memberikan dorongan ataupun motivasi baik kepada guru, siswa, dan karyawan secara rutin agar: a. Selalu melakukan pekerjaan dengan rasa iklas dan penuh tanggung jawab. b. Selalu rajin belajar untuk mempertahankan prestasi yang telah diperolehnya. c. Selalu mempersiapkan sejak awal bagi siswa yang akan diikutsertakan lomba baik bidang akademik maupun non akademik. d. Guru dan karyawan memanfaatkan kesempatan untuk melanjutkan sekolah yang lebih tinggi (kuliah). 3. Prestasi Hasil Belajar Hasil temuan di lapangan bahwa SD Negeri IV Girimarto mempunyai commit to userlainnya se-Kecamatan Girimarto banyak prestasi. Di antara SD-SD Negeri
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
101 prestasi SD Negeri IV Girimarto cenderung lebih menonjol. Karena prestasinya itulah SD Negeri IV Girimarto menjadi barometer bagi SD-SD lain di Kecamatan Girimarto. Prestasi hasil belajar dibedakan menjadi dua yaitu prestasi akademik dan prestasi non akademik. Prestasi akademik adalah pretasi yang berkaitan langsung dengan pelajaran sedangkan prestasi non akademik adalah prestasi yang tidak secara langsung berkaitan dengan pelajaran. a. Prestasi Akademik Dari hasil catatan lapangan prestasi akademik SD Negeri IV Girimarto dalam tiga tahun terakhir tergolong sangat baik. Pada setiap lomba SD Negeri IV Girimarto hampir dipastikan memperoleh kejuaraan. Data Prestasi akademik SD tersebut dapat disajikan pada tabel sebagai berikut: Tabel 7.1: Prestasi akademik dari perlombaan dalam tiga tahun terakhir dari tahun 2007 sampai tahun 2010 (Sumber data dari dokumen sekolah). NO
TANGGAL
NAMA Aiga Creslendya
1.
Rabu, 16 Mei 2007
Mega Sinta P. Lili Nur Indah Sari
Rabu, 30 Mei 2007
Aiga Creslendya
3.
Selasa, 5 Juni 2007
Lili Nur Indah Sari
4.
Sabtu,28 Juli 2007
2.
KL
MACAM LOMBA
JUARA
KET.
V
Siswa Teladan
I
Kec.
v
Bahasa Jawa
I
Kec.
V
Siswa Teladan (Pi)
III
Kab.
V
Bahasa Jawa
II
Kab.
VI
Cerdas Cermat
I
Kec.
VI
Cerdas Cermat
Harapan III
Kab.
Aiga Creslendya Eni Susilowati Lili Nur Indah Sari Aiga Creslendya 5.
Selasa,31 Juli 2007
Eni Susilowati Lili Nur Indah Sari commit
to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
102
6.
Sabtu, 12 April 2008
Intan Rahmadani Ardiansyah Dwi A.
V
Keteladanan Siswa
I
Kec.
V
Siswa Teladan
I
Kec.
V
Cerdas Cermat
I
Kec.
7. Sabtu, 19 April 2008
Ardiansyah Dwi A. Intan Rahmadani
8.
Senin, 28 April 2008
Liya Prasi W. Ardiansyah Dwi A.
9.
Sabtu, 31 Mei 2008
Suryanti
IV
Bahasa Jawa
I
Kec.
10.
Rabu, 18 Juni 2008
Suryanti
IV
Bahasa Jawa
III
Kab.
11.
Senin, 16 Feb. 2009
Suryanti
VI
Olimpiade IPA
I
Kec.
Selasa, 17 Feb. 2009
Suryanti
VI
Olimpiade IPA
Harapan II
Kab.
13.
Selasa,21 April 2009
Suryanti
V
Olimpiade IPA
II
Kec.
14.
Senin, 27 April 2009
Suryanti
v
Mengarang Cerpen
I
Kec.
15.
Rabu, 3 Juni 2009
V
Siswa Teladan
V
Siswa Teladan
12.
16.
Senin, 15 Juni 2009
Suryanti Raga Pramuja
Raga Pramuja
II I
Kec.
Harapan III
Kab.
I
Kec.
Arum Marlina 17.
Kamis, 11 Feb. 2010
Karlina
V
Lomba Cerdas Cermat (LCC)
Wahyu Putra Utama
18.
Kamis, 8 April 2010
19.
Selasa, 27 April 2010
Arum Marlina
V
Olimpiade IPA
I
Kec
Wahyu Putra Utama
V
Olimpiade MAT
I
Kec
Karlina
V
Wahyu Putra Utama
V
Siswa Berprestasi
I
Kec.
Dari uraian tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dalam 3 tahun terakhir SD Negeri IV Girimarto telah memperoleh 19 prestasi/kejuaraan dalam bidang akademik. Prestasi lomba siswa teladan sebanyak 7 kali, prestasi lomba bahasa commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
103 jawa 4 kali, lomba cerdas cermat 4 kali, pretasi olimpiade 5 kali, dan mengarang 1 kali. Selain berprestasi dalam lomba atau kejuaraan SD Negeri IV Girimarto juga berprestasi dalam perolehan nilai ujian baik Ujian Akhir Sekolah (UAS) maupun Ujian Sekolah (US). Hasil temuan di lapangan perolehan nilai UASBN dalam tiga tahun terakhir (2007/2008 s.d 2009/2010) dapat dilihat dalam tabel berikut ini. Tabel 7.2: Prestasi akademik nilai rata-rata UASBN dalam tiga tahun terakhir (2007/2008 s.d 2009/2010) Mata Pelajaran NO
Tahun Pelajaran B. Indo.
Mat.
IPA
Jumlah
Rata-rata
1.
2007/2008
7,56
6,44
7,84
21,84
7,28
2.
2008/2009
8,23
6,86
8,38
23,47
7,82
3.
2009/2010
8,17
8,68
8,39
25,24
8,41
Dari tabel perolehan nilai rata-rata UASBN di atas dapat dijelaskan bahwa pada tahun pelajaran 2007/2008 perolehan nilai rata-rata Bahasa Indonesia 7,56, Matematika 6,44 dan IPA 7,84, jumlah 21,84 sehingga rata-rata untuk tiga mata pelajaran 7,28. Pada tahun pelajaran 2008/2009 perolehan nilai rata-rata Bahasa Indonesia 8,23, Matematika 6,86 dan IPA 8,3 jumlah 23,47 dan rata-rata 7,82. Pada tahun 2009/2010 perolehan nilai rata-rata Bahasa Indonesia 8,17, Matematika 8,68, IPA 8,39 jumlah 25,24 sehingga rata-rata tiga mata pelajaran adalah 8,41.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
104 b. Prestasi Non Akademik Selain prestasi akademik, Sekolah Dasar Negeri IV Girimarto juga banyak memperoleh prestasi non akademik. Prestasi non akademik tersebut meliputi semua kejuaraan atau prestasi yang tidak secara langsung berkaitan dengan pelajaran. Prestasi yang dimaksud misalnya : juara lomba seni tari, lukis, MTQ, dan sebagainya. Hasil temuan di lapangan prestasi non akademik SD Negeri IV Girimarto dalam tiga tahun terakhir (tahun pelajaran 2007/2008 sampai 2009/2010) dapat ditulis dalam tabel sebagai berikut: Tabel 8: Prestasi non akademik (Sumber data : Administrasi Kepala Sekolah SD Negeri IV Girimarto) NO
1.
TANGGAL
V
Mega Sinta P.
IV
Sabtu,24 Maret
Danik Febriana
V
2007
Intan
IV
Eni Susilowati
V
Davinci
V
Aiga Creslendya
V
Mega Sinta P.
IV
Aiga Creslendya
V
Lili Nur Indah Sari
V
Danik Febriana
V
Fachrunia Akbar
V
Aiga Creslendya
VI
Senin, 14 Mei 2007
3.
Sabtu, 26 Mei 2007
5.
KL
Aiga Creslendya
2.
4.
NAMA
Kamis, 31 Mei 2007
Sabtu, 21 Juli 2007
MACAM LOMBA JUARA KET Seni Tari
I
Kec.
Seni Tari
II
Kec.
Seni Lukis
I
Kec.
III
Kab.
Pidato (FASI)
I
Kab.
MTQ
I
Kec.
I
Kab.
Seni Tari
Festival Kompetensi (BI)
Davinci
VI
commit to user
Festival Kompetensi (lukis)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
105 Aiga Creslendya 6.
Kamis,26 Juli 2007
Festival Kompetensi VI
Davinci
(BI) Festival Kompetensi
I
Kab.
(lukis)
7.
Senin, 30 Juli 2007
Aiga Creslendya Arif Hidayat
I
VI
Pidato
VI
Mapsi
vI
Sinopsis
I
Prop.
Bulu Tangkis
II
Kec.
V
Loncat Jauh
I
Kec.
V
Seni Tari
I
II
Kec.
Aiga Creslendya 8.
Sabtu, 4 Agst.2007
Eni Susilowati
Harapan I
Kab.
Davinci 9.
Selasa,11 Sep.2007
10.
Selasa,18 Mart.2008
11.
Aiga Creslendya Angga Pramana Andika Rahmat
Rabu, 19 Maret
Erik Ardiansyah
2008
Tomi Setiawan Intan R. Mega Sinta P Liya Prasi Tomi Setiawan
V
Macapat
III
Kec.
IV
Febriana Oktavia 12.
Sabtu,29 Maret 2008
V
Hardiansyah Osi Safitri Ayu Musfiroh
Paduan Suara
III
Kec.
V
Seni Lukis
I
Kec.
V
Dokter Kecil
I
Kec.
V
Seni Tari
Jefri Konaivi Kartiko
IV
Melandari Resky Yuliawati 13. Sabtu,29 Maret 2008
Angga Pramana Mufidatu R. Febriana N.
14. Sabtu,12 April 2008
Oktavia M. Liya Prasi Osi Safitri Intan Rahmadani
7.
Selasa,15 April 2008
Mega Sinta P.
commit to user
Eric Ardiansyah
V
Lompat Jauh
Harapan I I
Kab. Kab.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
106 Eric Ardiansyah
V
Kitobah
V
Kaligrafi
V
Mapel PAI
V
Macapat Islam
Anggita
III
Seni Lukis
I
Kec.
Liya Prasi
V
Cipta & baca puisi
I
Kec.
II
Kab.
I
Kec.
Intan Rahmadani Mufidatu R. 8.
24 Mei 2008
Angga Pramana Osi Safitri Liya Prasi Tomi Setiawan
9.
Sabtu, 31 Mei 2008
I II I II III I
Kec.
Kec. Kec. Kec.
10.
Sabtu, 7 Juni 2008
Liya Prasi
V
Cipta & baca puisi
11.
Sabtu, 5 Juli 2008
Liya Prasi
VI
Lomba Bercerita
12.
Kamis, 12 Juli 2008
Liya Prasi
VI
Lomba Bercerita
II
Kab.
13.
Kamis,30 Okt. 2008
Suryanti
V
Sinopsis
I
Kec.
14.
Sabtu, 8 Nov. 2008
Suryanti
V
Sinopsis
II
Kab.
Liya Prasi
VI
Febriana N
VI
Intan Rahmadani
VI
Mega Sinta P.
VI
Melandari
V
Hardiansyah
VI
Paduan Suara
I
Kec.
Kartiko
V
Tomi Setiawan
VI
Raga Pramuja
V
Jefri Konaivi
V
Suryanti
V
Lia Winarsih
V
Seni Tari
I
Kec.
Anggita
IV
I
Kec.
Lukito Aji
IV
II
Kab.
Raga Pramuja
V
Melandari Sri H.
V
Jefri Konaivi
V
Sarindras Yoga P
V
15. Senin, 10 Nov. 2008
16. Rabu, 15 April 2009
17.
Karlina
commit to user IV
Seni Lukis
Seni Macapat
Paduan Suara
III I I
Kec.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
107
18.
Senin, 4 Mei 2009
Sefi Nuranggai
III
Anisa Pradina
IV
Sri Wulandari
V
Lusitafiani
III
Resky Yuliawati
V
Yusuf
V
Reza Pramudya
V
Randi
V
Suryanti
V
Lia Winarsih
IV
Melandari
V
Macapat
Seni Tari
III Harapan III
19.
Senin, 13 Juli 2009
Suryanti
V
Lomba Bercerita
20.
Selasa, 28 Juli 2009
Suryanti
VI
Lomba Bercerita
21.
Kamis, 30 Juli 2009
Raga Pramuja
VI
Arum Marlina
V
Novalia Anggita
V
Luqito Aji
V
Jefri Konaivi
VI
Karlina
V
Aqdam Abdul Salam
VI
Macapat Islami
II
Anggit Prastowo
IV
Macapat
II
Luqito Aji
V
Novalia Anggita
22. Sabtu, 10 April 2010
Karlina
V
Anisa P.
V
Thalia E
III
Anjani Z
III
Anis Marsela
III
Tria Suci Lestari
III
Marsilatul K
III
Wahyu Putra
V
Prabowo W
IV
Fatah Nisan A
IV
Noorjihad M
IV
Diki Saputra
IV
Sabiqh Nuril N
III
commit to user
PAI
Khot
Pidato
Seni Lukis
Paduan Suara
I
Kab.
Kab. Kab.
Harapan I Prop.
II III II IV II I
II I
I
Kec.
Kec.
Kec.
Kec. Kec.
Kec.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
108 23. Rabu, 14 April 2010
24. Sabtu, 17 April 2010
Lusitafiani
IV
Cipta Baca Puisi
III
Kec.
Karlina
V
Pidato (Feskom)
I
Kec.
Arum Marlina
V
Mengarang
I
Kec.
Karlina
V
Pidato (Feskom)
III
Kab.
Aprilia
V Seni Tari
III
Kab.
25. Selasa, 20 April 2010 Lia Winarsih
26. Kamis, 27 Mei 2010
Karlina
V
Pildacil
I
Kec.
27.
Sabtu, 29 Mei 2010
Karlina
V
Pildacil
II
Kab.
28. Kamis, 17 Juni 2010
Karlina
V
Lomba Bercerita
II
Kab.
29.
Karlina
VI
Lomba Pidato Mapsi
I
Kec.
Anggita Prastowo
V
Macapat Islami
I
Kec.
Novilia Anggita
VI
Khot dan Kaligrafi
I
Kec.
Karlina
VI
Cipta
II
Kab.
Rabu, 13 Okt. 2010
30. Minggu,30Okt. 2010
Baca
Puisi
(Bulan Bahasa)
Dari tabel pretasi non akademik di atas dapat diuraikan bahwa dalam 3 tahun terakhir (2007/2008 s.d 2009/2010) SD Negeri IV Girimarto telah memperoleh prestasi atau kejuaraan dalam lomba seni tari sebanyak 8 kali baik tingkat kecamatan maupun kabupaten, seni lukis 5 kali, pidato 4 kali, MTQ 1 kali, Feskomp 4 kali, cabang MAPSI 14 kali, sinopsis 2 kali,bulu tangkis 1 kali, loncat jauh 2 kali, macapat 4 kali, paduan suara 3 kali, bercerita 5 kali, cipta baca puisi 4 kali, dan dokter kecil 1 kali. Dari beberapa prestasi atau kejuaraan tersebut yang paling banyak perolehan prestasi pada tingkat kecamatan, tingkat kabupaten, dan yang paling sedikit tingkat propinsi. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
109 B. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Profesionalitas Guru dalam Pengelolaan Pembelajaran Dalam pengelolaan pembelajaran guru dituntut melaksanakannya tugasnya secara profesional. Kerofesionalan guru tersebut menuntut adanya penyusunan perangkat pembelajaran. Perangkat pembelajaran yang tersebut di antara lain perencanaan
program pembelajaran, pelaksanaan program, evaluasi,
dan
program tindak lanjut. a.
Perencanaan Program Pembelajaran Dalam mengelola pembelajaran guru
memegang peranan yang sangat
penting dan strategis. Sebelum melaksanakan program pembelajaran guru-guru wajib menyusun perencanaan program pembelajaran.Seperti halnya yang telah dilakukan oleh guru-guru SD Negeri IV Girimarto sebelum melaksanakan pembelajaran yakni menyusun: 1) Silabus, 2) Program Tahunan (Prota), 3) Program Semester (Promes), 4) Bahan ajar, 5) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),dan 6) Tindak lanjut. Dari temuan di lapangan yang baru 83% (5 dari 6) guru-guru di SD Negeri IV Girimarto yang menyusun silabus sedangkan 17% (1 dari 6) guru-guru belum menyusun sikabus. Idealnya semua guru-guru di SD tersebut mau menyusun commit to userdari Kurikulum yang semestinya silabus karena silabus merupakan penjabaran
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
110 digunakan oleh guru menyusun Prota, Promes, bahan ajar, RPP dan sebagainya. Tanpa silabus maka pembuatan perencanaan pembelajaran yang lain akan tidak jelas arah dan tujuannya. Selain silabus guru-guru SD Negeri IV Girimarto juga membuat program tahunan
(Prota). Pembuatan Program Tahunan yang di buat oleh guru telah
mengacu pada ketentuan –ketentuan dalam KTSP utamanya Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) sudah benar namun sayangnya masih 17% guru yang belum menyusun silabus. Agar para guru membuat silabus maka perlu pembinaan dan motivasi dari sesama guru maupun dari atasannya dalam hal ini kepala sekolah. Selain silabus para guru SD Negeri IV Girimarto juga telah membuat program Tahunan (Prota). Program Tahunan yang telah mereka buat masih meniru atau kopi paste dari Program Tahunan milik SD lain. Untuk itu perlu adanya kesadaran dan kemauan dari para guru untuk dapat membuat Program Tahunan sendiri dan dimiliki sendiri oleh sekolah SD negeri IV Girimarto tanpa minta bantuan SD lain. Dengan adanya Program Tahunan maka semua kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan oleh guru harus sesuai dengan apa yang telah diprogramkan dalam Program Tahunan. Demikian juga dengan Program semester (promes), temuan di lapangan bahwa semua Guru SD Negeri IV Girimarto juga telah membuat program semester. Para guru dalam membuat program semester mengacu pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang berlaku. Program semester tersebut berisikan Kompetensi Dasar, indikator, materi pokok, dan alokasi waktu. Pembuatan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
111 program semester tersebut sudah benar karena sesuai dengan ketentuan-ketentuan pembuatan program semester atau mengacu pogram tahunan. Bapak guru kelas VI ”Ag” menyatakan bahwa ”Saya sebelum melaksanakan program pembelajaran menyusun Program Semester (Promes) dengan mengacu pada program tahunan?”(CL.06). Perangkat pembelajaran yang juga ditemukan di lapangan adalah bahan ajar. Bahan ajar perlu dibuat dan dipersiapkan oleh guru sebelum melaksanakan pembelajaran karena memuat Standar Kompetensi, Kompetensi dasar, indikator, rangkuman materi, uji kompetensi dan pedoman penilaian. Namun sayangnya baru 17% (1 dari 6) Guru kelas di SD Negeri IV Girimarto yang membuat bahan ajar sebelum melaksanakan pembelajaran. Satu dari enam guru kelas yang telah membuat bahan ajar adalah guru kelas V ”Mul” yang mengatakan bahwa ” Sebelum mengajar saya juga menyusun bahan ajar agar materi yang akan diajarkan tidak terlalu luas dan lebih menyasar”(CL.05). Sementara 5 guru yang lain belum membuat bahan ajar sebelum melaksanakan pembelajaran dengan alasan tertentu seperti yang diungkapkan oleh guru kelas 3 Ibu ”Id” bahwa ”Maaf , saya belum menyusun bahan ajar untuk mempersiapkan materi pelajaran karena saya masih rancu antara bahan ajar dengan rangkuman materi”(CL.03). Perangkat pembelajaran selanjutnya yang ditemukan di lapangan adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang disingkat RPP. Semua guru di SD Negeri IV Girimarto membuat dan memiliki RPP untuk semua mata pelajaran. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran menjadi pedoman bagi guru dalam melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
112 ditentukan. Salah satu keberhasilan guru dalam
proses pembelajaran untuk
mencapai tujuan pembelajaran adalah ditentukan oleh baik tidaknya atau buat tidaknya RPP oleh guru yang bersangkutan dengan demikian mengingat pentingya RPP bagi guru dalam proses pembelajaran sebelum melaksanakan pembelajaran guru wajib membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Demikian juga yang dialami guru SD Negeri IV Girimarto terkait dengan pembuatan RPP seperti pengakuan guru kelas IV Bapak ”Sr” bahwa ”Ya. Sebelum mengajar dan untuk membuat skenario pembelajaran saya menyusun RPP agar proses belajar mengajar lebih terarah efektif” (CL. 04). Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran oleh guru-guru SD negeri IV Girimarto telah mengacu pada Silabus dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Setelah
Rencana Pelaksanaan Pembalajaran dibuat guru
sebelum digunakan terlebih dahulu diajukan kepada kepala sekolah untuk dikoreksi dan ditandatangani dengan tujuan agar apabila sebelum digunakan ada kesalahan atau kekurangan bisa dibetulkan atau ditambah agar lebih sempurna. Berikut ini pengakuan Ibu Guru kelas V ”Mul” yang mengatakan bahwa ” Sebelum digunakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) diajukan kepada kepala sekolah untuk dikoreksi dan ditandatangani.”(CL. 05) b.
Pelaksanaan Program Pembelajaran Dalam pelaksanakan program pembelajaran guru-guru SD Negeri IV
Girimarto melaksanakan dengan sungguh-sungguh dan penuh tanggung jawab. Pelaksanaan program pembelajarannya dilakukan di dalam kelas maupun di luar commit user kelas. Baik pembelajaran di dalam kelastomaupun di luar kelas pada umumnya
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
113 Guru-guru sudah menerapkan pembelajaran PAKEM (Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif dan Menyenangkan). Dengan menerapkan pembelajaran PAKEM maka proses pembelajaran tidak hanya menyenangkan tetapi juga memposisikan siswa sebagai pelaku yang aktif melakukan pembelajaran sedangkan guru hanya sebagai fasilitator saja. SD Negeri IV Girimarto juga telah melaksanakan pembelajaran kontekstual learning dan kooperatif. Pembelajaran Kontektual Learning (Contextual Teaching and Learning) merupakan konsep pembelajaran yang menekankan pada keterkaitan antara materi pelajaran dengan dunia kehidupan peserta didik secara nyata. Sedangkan pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) merupakan sistem pembelajaran yang memberi kesempatan kepada anak didik untuk bekerjasama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang berstruktur. Dengan diterapkannya pembelajaran PAKEM maka pembelajaran di SD Negeri IV Girimarto selain menarik perhatian siswa juga mempunyai dampak yang sangat besar terhadap peningkatan mutu siswa. Salah satu contoh peningkatan mutu siswa adalah banyaknya perolehan prestasi baik akademik maupun non akademik mulai dari tingkat kecamatan sampai tingkat propinsi. Begitu juga dalam menyajikan materi pelajaran guru-guru SD Negeri IV Girimarto juga telah menyajikan materi pelajaran secara sistematis. Materi pelajaran disusun mulai dari hal-hal yang mudah ke yang sulit, dari materi yang konkrit ke materi yang abstrak, dari materi yang pernah dikenal siswa ke materi yang baru atau belum dikenal siswa. Penyajian materi secara sistematis akan menjadikan pembelajaran lebih efisien dan efektif. Berikut ini pengakuan Ibu commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
114 guru kelas V ”Mul”terkait dengan penyajian materi beliau mengatakan bahwa ”Dalam menyajikan materi pelajaran ”Saya, sajikan secara sistematis. Dengan penyajian materi secara sistematis akan menjadikan proses pembelajaran lebih efisien dan efektif” (CL. 05). Metode yang digunakan oleh para guru di SD Negeri IV Girimarto dalam pembelajarannyapun juga bervariatif. Berbagai metode telah diterapkan oleh para guru dalam pembelajaran mulai dari metode ceramah, diskusi, tanya jawab, penugasan, demontrasi dan masih banyak metode lagi. Pemilihan metode yang digunakan oleh para guru telah disesuaikan dengan materi dan tujuan pembelajaran
yang
akan
dicapai.
Dengan
telah
diterapkannya
metode
pembelajaran yang disesuaikan dengan tujuan pembelajaran menjadikan pembelajaran lebih efektif dan efisien. Berikut ini pernyataan guru kelas VI Bapak ”Ag” terkait dengan penggunaan metode bahwa ”Saya telah menerapkan metode yang sesuai dengan tujuan pembelajaran karena dengan menerapkan metode pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran maka hasil pembelajaran yang akan dicapai siswa juga lebih baik dan lebih tepat sesuai tujuan pelajaran yang hendak dicapai.”(CL.06) Penggunaan media pembelajaran oleh para guru di SD Negeri IV Girimarto telah sesuai dengan tujuan pembelajaran. Meskipun media pembelajaran yang dimiliki SD tersebut sangat minim tetapi guru-guru dapat menggunakannya secara maksimal. Karena keterbatasan media yang ada maka guru-guru memanfaatkan lingkungan sekitar sekolah yang alami untuk menggantikan media yang diperlukan dalam pembelajaran. Sesekali para guru juga menggukan media commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
115 modern tetapi jumlahnya sangat minim.Media yang dimaksud adalah media elektronik maupun non elektronik. Media elektronik yang digunakan oleh para guru misalnya tape recorder, keyboard, komputer, dan sebagainya sedangkan media non elektronik misaknya KIT IPA, KIT Matematika, gambar-gambar, bahkan tumbuhan lingkungan sekitar. Semua media yang digunakan telah sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai . Terkait dengan penggunaan media pembelajaran tersebut Ibu guru kelas 2 ”Ri” ” Saya menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran agar tujuan pembelajaran mudah tercapai” (CL. 02). Banyak sumber belajar yang digunakan oleh para guru di SD Negeri IV Girimarto. Selain buku-buku pelajaran, buku-buku perpustakaan, buku-buku pendamping juga media baik media cetak maupun media elektronik. Kepala sekolah juga memberi kebebasan guru memilih sumber belajar dan juga memberi anggaran yang cukup untuk memenuhi kebutuhan sumber belajar bagi para guru. Semua sumber belajar yang digunakan para guru telah sesuai dengan tujuan pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pengakuan guru kelas V Ibu guru ”Mul” Bahwa ” ” Ya, dengan menggunakan sumber belajar yang sesuai materi pelajaran mudah diterima siswa dan tujuan pembelajaran mudah tercapai” (CL. 05). Dengan diberinya kebebasan guru untuk menentukan sumber belajar diharapkan dapat memberi ispirasi bagi para guru untuk memilih dan menentukan sumber belajar yang sesuai dengan kondisi dan situasi di SD tersebut sehingga tujuan pembelajaran akan dapat tercapai lebih mudah. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
116 Skenario pembelajaran yang telah dibuat oleh para guru di SD Negeri IV Girimarto sudah baik tetapi juga perlu ditingkatkan. Semakin jeli dan baik skenario
pembelajaran
akan
semakin
mempermudah
pencapaian
tujuan
pembelajaran. Skenario tersebut terperinci di dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang dibuat oleh para guru. Para guru melaksanakan skenario pembelajaran melalui beberapa tahapan yakni eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Hal ini sesuai dengan pernyataan Ibu guru kelas II Ibu ”Ri’ bahwa dalam pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) ” Saya telah merancang skenario dan melakukan skenario pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran agar tujuan mudah tercapai” (CL. 02). Bapak Ibu guru SD Negeri IV Girimarto telah menggunakan beberapa cara yang positif untuk memotivasi siswa. Tujuan pemberian motivasi tersebut adalah agar kreativitas dan kepercayaan diri para siswa dapat bangkit tanpa adanya paksaan dari siapapun sehingga siswa dapat menemukan jati dirinya untuk berprestasi seoptimal mungkin. Banyak cara yang telah dilakukan oleh para guru untuk memotivasi semangat belajar para siswa seperti yang telah diungkapkan Bapak Guru kelas IV ”Sr” Bahwa ”Saya selalu memotivasi siswa
untuk
membangkitkan semangat belajar siswa” (CL. 04). Di samping itu para guru SD Negeri IV Girimarto juga dituntut untuk dapat berinteraksi dengan para siswa dengan menggunakan bahasa yang komunikatif. Agar ada interaksi yang komunikatif antara guru dan siswa sebaiknya para guru tidak memposisikan dirinya sebagai seorang yang serba tahu melainkan memposisikan
dirinya
sebagai patner para commit to user
siswa
dalam
memecahkan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
117 permasalahan belajarnya. Untuk itu guru sebaiknya tidak menggunakan bahasa yang kaku dan resmi melainkan bahasa keseharian yang mudah diterima atau dipahami siswa. Karena dengan menggunakan bahasa yang komunikatif itu dapat membuat suasana kelas menjadi lebih hidup sehingga ada kedekatan antara guru dan siswa . Hal ini sesuai dengan pernyataan Ibu Guru kelas V ”Mul” Bahwa ”Saya selalu menggunakan bahasa yang komunikatif agar lebih ada kedekatan saya dengan siswa saya sering nggunakan bahasa yang komunikatif yakni bahasa yang tidak terpaku dengan kaidah kebahasaan” (CL. 05). Pada akhir pembelajaran guru-guru SD Negeri IV Girimarto sebaiknya memberi ulasan secara singkat untuk mengulang dan memberi penekanan pada hal-hal tertentu sehingga apa yang diajarkan oleh guru akan terpatri di dalam ingatan siswa. Untuk memberi ulasan guru mengulang dan memberi penekanan pada hal-hal yang penting. Dengan ulasan materi tersebut diharapkan dapat membuat pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan akan lebih baik dan membuat ingatan siswa labih kuat dan tidak cepat lupa. Hal ini sesuai dengan pernyataan Ibu Guru kelas III ”Id” bahwa ”Pada akhir pembelajaran saya memberi ulasan, selain untuk mempertegas materi pelajaran juga untuk memberi penekanan pada hal-hal yang penting agar mudah dipahami atau diingat siswa” (CL. 03). Pada akhir pembelajaran guru-guru SD Negeri IV Girimarto juga membuat kesimpulan. Dengan bimbingan guru siswa membuat kesimpulan tentang pelajaran yang baru saja diterimanya dengan memberi kata kunci pada hal-hal yang dianggap penting. Setelah kesimpulan dibuat selanjutnya siswa mencatat isi kesimpulan pada buku siswa masing-masing. Dengan membuat kesimpulan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
118 diharapkan dapat membantu siswa mengingat dan memahami materi pelajaran yang telah diberikan oleh guru. Seperti yang diungkapkan guru ”Mul” terkait dengan pembuatan kesimpulan pada akhir pembelajaran”Ya kesimpulan dibuat, agar siswa lebih mudah mengingat, mempelajari, dan memahami materi yang telah disajikan atau diajarkan oleh guru secara ringkas dan jelas” (CL. 05). Selain membuat kesimpulan pada akhir pembelajaran para Guru memberi reward kepada siswa yang memperoleh nilai baik. Reward dimaksudkan untuk memberi motivasi agar prestasinya lebih baik sedangkan punisment dimaksudkan untuk memberi rasa jera bagi siswa yang telah melakukan kesalahan. Seperti yang pernah diungkapkan Ibu Guru kelas V ”Mul” mengatakan bahwa ”Saya berusaha memberi reward pada setiap akhir pembelajaran, karena dengan reward siswa merasa dihargai dan termotivasi untuk lebih meningkatkan belajarnya” (CL. 05). c. Evaluasi Pembelajaran Bapak Ibu Guru SD Negeri IV Girimarto melakukan evaluasi pembelajaran setelah proses belajar mengajar berakhir. Sebelum melaksanakan evaluasi pembelajaran
guru terlebih dahulu menyusun instrumen penilaian.
Instrumen peniaian tidak hanya soal dan kunci jawaban tetapi harus dilengkapi dengan kisi-kisi penilaian dan norma penilaian. Penyusunan instrumen penilaian yang dilakukan oleh para guru telah berpedoman pada
indikator yang telah
ditentukan sebelumnya. Indikator yang dibuat oleh para guru tersebut merupakan penjabaran dari Standar Kompetensi (SK) dan Standar Kompetensi (KD) yang akan dicapai dalam pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pernyataan Ibu Guru commit to user kelas II ”Rin” bahwa ”Sebelum melaksanakan penilaian Saya menyusun
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
119 perangkat penilaian sesuai dengan indikator yang telah ditentukan.” (CL. 02) Secara umum evlauasi pembelajaran yang dilakukan oleh para guru di SD Negeri IV Girimarto sudah berjalan dengan baik dan benar kalaupun masih ada kekurangannya harap dikemudian hari bisa diperbaiki atau dilengkapi. Setelah mengadakan ulangan guru-guru SD Negeri IV Girimarto melakukan analisis hasil evaluasi, memeriksa dan memberi skor . Pemberian skor yang dilakukannya telah berpedoman pada pedoman peskoran yang telah ditentukan sebelumnya. Hal ini sesuai dengan pengakuan Guru kelas III Ibu ”Id” bahwa ”saya memeriksa hasil evaluasi pembelajaran siswa , agar guru dapat mengetahui hasil yang dicapai siswa dalam menguasai materi ajar dan dapat mengetahui ketuntasan tujuan pembelajaran yang telah dikuasai oleh siswa” (CL. 03). Secara umum pelaksanaan penilaian telah dilaksanakan dengan baik dan benar dan sesuai dengan ketentuan penilaian yang berlaku. d. Program Tindak Lanjut Sebagai tindak lanjut dari penilaian guru-guru SD Negeri IV Girimarto telah melakukan analisi hasil penilaian. Analisa hasil penilaian dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui keberhasilan ketercapaian tujuan pembelajaran. Analisis hasil penilaian yang dilakukan oleh para guru telah berpedoman pada kriteria analisis hasil penilaian yang berlaku. Dari analisis hasil evaluasi/penilaian tersebut selanjutnya guru menyimpulkan hasil penilaian kemudian guru menyusun laporan hasil evaluasi/penilaian kemudian dilanjutkan pemuatan laporan hasil penilaian. Terkait dengan masalah pelaporan hasil penilaian Guru kelas V Ibu ”Mul” to user menyatakan bahwa ”Penyusunancommit laporan perlu dibuat karena hasil penilaian
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
120 merupakan bukti hasil belajar yang diperoleh siswa dalam menguasai berbagai macam materi pelajaran yang diajarkan oleh guru sesuai kemampuan siswa.”(CL.05). Selain penyusunan laporan hasil penilaian atau hasil evaluasi guru-guru SD Negeri IV Girimarto juga telah melakukan perbaikan terhadap soal atau perangkat penilaian yang tidak valid. Salah satu indikator ketidakvalidan soal/perangkat penilaian itu tidak dapat digunakan sebagai alat ukur keberhasilan dalam hal ini keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pengakuan guru kelas IV Bapak ”Sr” bahwa ”Saya selalu memperbaiki perangkat penilaian yang tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran” (CL. 04). Guru-guru SD Negeri IV Girimarto telah melaksanakan program tindak lanjut hasil penilaian. Pelaksanaan program tindak lanjut dimaksudkan untuk memberi pelayanan yang terbaik dan adil kepada semua siswa. Bagi siswa yang belum mencapai standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) telah diadakan perbaikan atau remidi, sedangkan siswa yang telah mencapai atau melebihi batas tuntas maka diadakan pengayaan. Seperti yang terjadi di SDN IV Girimarto, guru ”Id”, mengatakan bahwa ”Pelaksanaan program tindak lanjut untuk memperbaiki nilai siswa yang di bawah KKM dengan memberi perbaikan atau remidi, dan memberikan pengayaan bagi siswa yang nilainya di atas KKM atau sudah tuntas.” (CL.03). Secara umum pelaksanaan penilaian guru-guru SD Negeri kelas IV Girimarto telah berjalan dengan baik dan benar. Setelah penilaian dilakukan guruguru juga sudah membuat laporan hasil penilaian baik penilaian ulangan tengah commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
121 semester maupun ulangan umum semester. Laporan juga telah ditandatangani oleh kepala sekolah selanjutnya disampaikan kepada orang tua atau wali siswa. Dengan penyampaian laporan ulangan ini diharapkan orang tua/wali siswa memberi apresiasi terhadap hasil belajar siswa sehingga pada akhirnya dapat kemauan orang tua/wali untuk lebih meningkatkan upaya di dalam membimbing siswa. 2. Kinerja Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Kepala sekolah telah melaksanakan pekerjaannya sebagai edukator, manajer, administrator, supervisor, leader, inovator, dan motivator. Berdasarkan temuan di lapangan dilakukan pembahasan sebagai berikut: a.
Kepala sekolah sebagai educator (pendidik) Dalam
melaksanakan
peran
dan
fungsinya
untuk
meningkatkan
profesionalisme sebagai tenaga kependidikan di sekolah, kepala sekolah telah menciptakan iklim sekolah yang kondusif, memberikan pembinaan dan dorongan kepada seluruh tenaga kependidikan serta melaksanakan model pembelajaran yang menarik dan menyenangkan. Hal ini sejalan dengan pendapat E. Mulyasa (2004:98), bahwa kepala sekolah dalam melaksanakan fungsinya sebagai edukator harus memiliki strategi yang tepat untuk meningkatkan profesionalisme tenaga kependidikan di sekolahnya. Menciptakan iklim sekolah yang kondusif, memberikan nasehat kepada warga sekolah, memberikan dorongan kepada seluruh
warga
sekolah,
memberikan
dorongan
kepada
seluruh
tenaga
kependidikan serta melaksanakan modal pembelajaran yang menarik, seperti team commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
122 teaching, moving class, dan mengadakan program akselerasi bagi peserta didik yang cerdas di atas normal. Selain itu sebagai seorang educator atau pendidik kepala sekolah SD Negeri IV Girimarto juga telah menampilkan sikap keteladanan dalam melaksanakan kerja yang patut, dan perlu dicontoh bagi semua guru dan karyawan yang dipimpinnya. Penampilan kerja seorang kepala sekolah yang patut dan baik dicontoh oleh para guru, staf dan siswa dapat berupa disiplin, jujur, penuh tanggung jawab, bersahabat, dan sebagainya termasuk pula penampilan fisik seperti cara dan sikap berbicara, berkomunikasi, berpakaian yang bersih, sehat jasmani, rapi, serasi, dan enerjik. Sebagai pendidik kepala sekolah juga melaksanakan fungsinya sebagai pendidik atau guru yang harus mengajar dengan jumlah jam 6 jam per minggu, serta melaksanakan tugas pokok guru seperti halnya seorang guru. Semua itu telah dilakukan kepala sekolah SD Negeri IV Girimarto dalam tugas utamanya sebagai pendidik. Terkait dengan permasalahan tersebut sesuai dengan yang pernah disampaikan oleh kepala sekolah Ibu ”Mar” ”Saya sebagai Kepala sekolah juga sebagai pendidik sesuai dengan ketentuan yang berlaku juga harus mengajar 6 jam pelajaran perminggu”(CL. 07). b. Kepala sekolah sebagai Manajer Sebagai menajer, kepala sekolah SD Negeri IV Girimarto telah melaksanakan tugasnya untuk memberdayakan tenaga kependidikan secara maksimal. Hal ini sejalan dengan pendapat E. Mulyasa ( 2004:103) bahwa Dalam commit to user menajer, kepala sekolah harus rangka melalukan peran dan fungsinya sebagai
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
123 memiliki strategi yang tepat untuk memberdayakan tenaga kependidikan melalui kerjasama atau kooperatif, memberikan kesempatan kepada para tenaga kependidikan untuk meningkatkan profesinya dan mendorong keterlibatan seluruh tenaga kependidikan dalam berbagai kegiatan yang menunjang program sekolah. Berdasarkan hasil temuan di lapangan, kepala sekolah SD Negeri IV Girimarto telah Memberdayakan tenaga kependidikan melaui kerjasama atau kooperatif dengan melibatkan semua warga sekolah yaitu; guru, siswa, karyawan, komite, dan juga melibatkan dinas pendidikan, pengawas sekolah dan KKKS. Bentuk kerjasama yang melibatkan warga sekolah dengan sekolah antara lain: 1) melakukan analisis SWOT untuk revitalisasi dan inovasi program sekolah, 2) penyusunan Kurikulum Tingkat Sekolah yaitu KTSP, 3) melaksanakan Revitalisasi dan inovasi program sekolah, 4) Pelaksanaan ekstra kurikuler baik akademik maupun non akademik, 5) Peningkatan sumber belajar, dan lain-lain. c.
Kepala sekolah sebagai Administrator Sebagai seorang administrator kepala sekolah SD Negeri IV Girimarto telah
memiliki hubungan yang sangat erat dengan berbagai aktifitas pengelolaan administrasi yang bersifat pencatatan, penyusunan dan pendokumenan seluruh program sekolah. Hal ini sejalan dengan pendapat E. Mulyasa (2005:107-108) bahwa kepala sekolah sebagai administrator adalah memiliki hubungan yang sangat erat dengan berbagai aktifitas pengelolaan administrasi yang bersifat pencatatan, penyusunan dan pendokumenan seluruh program sekolah. Secara spesifik kepala sekolah harus memiliki kemampuan untuk mengelola kurikulum, mengelola administrasi pesertacommit didik,to user mengelola administrasi personalia,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
124 mengelola adminstrasi sarana dan prasarana, mengelola administrasi kearsipan dan mengelola administrasi keuangan. Kegiatan tersebut dilakukan secara efektif dan efeisien agar dapat menunjang produktifitas sekolah. Sejalan dengan tugas kepala sekolah sebagai administrator, Oemar Hamalik (1992:143-144) berpendapat bahwa kepala sekolah sebagai administrator lebih ditekankan kepada pelaksanaan kepemimpinan dibandingkan dengan administrasi umumnya. Administrasi sekolah disesuaikan dengan kebijakan-kebijakan yang ada, pada hakekatnya lebih mudah dilaksanakan dibandingkan dengan masalah kepemimpinan itu sendiri. Kepemimpinan harus dilatih dalam profesi, dalam masyarakat dan dalam negara serta bangsa. Kepemimpinan dalam hal ini lebih luas artinya dibandingkan dengan pelaksanaan kepemimpinan dalam sistem sekolah. Sesuai temuan di lapangan, kepala sekolah SD Negeri IV Girimarto telah mengadministrasikan semua aktifitas pengelolaan administrasi yang bersifat pencatatan, penyusunan dan pendokukmenan seluruh program sekolah. Adapun cakupan
administrasinya
meliputi
administrasi
kurikulum,
kesiswaan,
kepegawaian, perpustakaan, sarana dan prasarana, keuangan, dan administrasi sekolah lainnya seperti yang disampaikan oleh kepala sekolah ”Mar” bahwa ”Hampir semua kegiatan yang dilaksanakan di sekolah kami di administrasikan” (CL.07). Secara umum pengelolaan administrasi kepala sekolah di SD Negeri IV Girimarto dilaksanakan dengan baik. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
125 d. Kepala sekolah sebagai Supervisor Sebagai supervisor kepala sekolah SD Negeri IV Girimarto telah mampu melakukan berbagai pengawasan dan supervisi terhadap guru untuk meningkatkan kinerja tenaga kependidikan terutama meningkatkan ketrampilan dan pengetahuan untuk melaksanakan pembelajaran secara efektif. Hal ini sejalan dengan pendapat Sergiovani dan Starrat dalam Mulyasa (2005:111),
yang menyatakan bahwa
”Supervision is a process designed to help teacher and supervisor learn more abaut their practice, to better able to use their knowledge ang skills to better serve parents and schools and to make the schools a more effectife learning community”. untuk meningkatkan kinerja tenaga kependidikan kepala sekolah sebagai supervisor telah mampu melakukan berbagai pengawasan dan pengendalian. Kepala sekolah telah mampu melakukan berbagai pengawasan dan pengendalian untuk meningkatkan kinerja tenaga kependidikan. Pengawasan dan pengendalian merupakan kontrol agar kegiatan pendidikan di sekolah terarah pada tujuan yang telah ditetapkan. Hal ini sesuai dengan pendapat Oemar Hamalik (1992:173) bahwa 1)Seorang supervisor mempunyai tugas mengendalikan, 2) Seorang supervisor itu harus dapat mensposori (sebagai sponsor), 3) Seorang supervisor itu sebagai evaluator, 4) Seorang supervisor itu sebagai pengawas. Sesuai temuan di lapangan, kepala sekolah SD Negeri IV Girimarto telah melaksanakan supervisi baik supervisi administrasi perangkat pembelajaran, supervisi administrasi pendidikan maupun supervisi kunjungan kelas. Seperti yang disampaikan oleh kepala sekolah ”Mar” yang mengatakan bahwa” Saya commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
126 melaksanakan supervisi administrasi sarana dan prasarana hanya waktunya kurang terprogram. Kadang-kadang pelaksanaan supervisi tidak sesuai dengan jadwal yang
telah
dibuat
karena
banyaknya
acara
kegiatan
yang
sifatnya
mendadak.”(CL.01). e.
Kepala sekolah sebagai Leader Sebagai leader (pemimpin) kepala sekolah SD Negeri IV Girimarto
bertanggung jawab terhadap pihak ketiga/atasannnya, dan bertanggung jawab terhadap tugas yang telah dipikulkan kepadanya. Sebagai pemimpin dianggap berhasil jika kelompoknya atau yang dipimpinnya berhasil, dan sebaliknya pemimpin dianggap gagal jika kelompoknya atau yang dipimpinnya gagal atau tidak berhasil. Dengan kata lain, kecakapan yang penting dari seorang kepala sekolah sebagai pemimpin adalah membuat kelompoknya berhasil. Kecuali itu kepala sekolah SD Negeri IV Girimarto juga memiliki karakter khusus yaitu kepribadian yang penuh perhatian dan peduli terhadap peningkatan prestasi sekolah baik prestasi akademik maupun non akademik. Beliau juga memiliki keahlian khusus di bidang seni suara baik seni suara nasional maupun daerah. Pengalaman dan pengetahuan baik berkaitan dengan profesionalisme maupun administrasi sangat berperan dalam menentukan kebijaksanaan Kepala Sekolah SD IV Girimarto. Hal ini sesuai dengan pendapat Wahjosumijo (2003:110) yang mengemukakan bahwa kepala sekolah sebagai leader harus memiliki karakter khusus yang mencakup kepribadian, keahlian dasar, pengalaman, dan pengetahuan profesional, serta pengetahuan administrasi dan pengawasan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
127 Dalam setiap kesempatan kepala SD Negeri IV Girimarto selalu berusaha memberi dorongan dan mempengaruhi orang lain melakukan sesuatu sesuai dengan harapan dan tujuan selama proses kepemimpinan. Hal ini sesuai pendapat Hersye dan Blanchard (1988:5) yang menjelaskan bahwa: “leadership occurs any time one attemps to influense the behavior of on individual or group”. Hasil temuan di lapangan, bahwa kepala sekolah SD Negeri IV Girimarto sangat berhasil dalam memimpin sekolahnya. Hal ini dapat terlihat dari: 1)penilaian akreditasi di sekolah pada tahun 2006 memperoleh nilai B (baik), 2)banyak prestasi akademik maupun non akademik yang telah di raih oleh para siswa mulai tingkat kecamatan sampai tingkat propinsi. 3) terciptanya situasi yang kondusif. Bukti keberhasilan prestasi dalam bidang akademik maupun non akademik yang pernah diraih oleh SD Negeri IV Girimarto dalam tiga tahun terakhir yang terlampir pada (tabel 5.0). f.
Kepala sekolah sebagai inovator Sebagai seorang inovator kepala sekolah SD Negeri IV Girimarto telah
melakukan peran dan fungsinya dalam membina hubungan yang harmonis baik secara intern maupun ekstern. Kepala sekolah juga selalu mencari ide baru untuk meningkatkan prestasi sekolah. Setiap kegiatan yang dilakukan oleh SD Negeri IV Girimarto selalu dalam pantauan kepala sekolah. Selain itu, kepala sekolah juga memberi contoh cara menerapkan model-model pembelajaran yang inovatif. Sesuai pendapat E. Mulyasa (2005:118-119) bahwa dalam rangka commit to user kepala sekolah harus memiliki melakukan peran dan fungsinya sebagai inovator
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
128 strategi yang tepat untuk menjalin hubungan yang harmonis dengan lingkungan, mencari gagasan baru, mengintegrasikan setiap kegiatan, memberikan teladan kepada seluruh tenaga kependidikan di sekolah dan mengembangkan modelmodel pembelajran inovatif. Sebagai seorang inovator kepala sekolah SD Negeri IV Girimarto melakukan pekerjaannya dengan cara-cara secara konstruktif, kreatif, delegatif, integratif, rasional dan objektif, pragmatis, keteladanan, disiplin, serta adaptabel dan fleksibel. Semua cara tersebut diarahkan untuk meningkatkan profesionalisme tenaga kependidikan di sekolah, dengan cara mendorong dan membina setiap tenaga kependidikan. Hasil temuan di lapangan untuk meningkatkan profesionalisme tenaga kependidikan di sekolah, kepala sekolah mendorong dan membina setiap tenaga kependidikan agar dapat berkembang secara optimal, berusaha mencari gagasan dan cara-cara baru agar dapat berkembang secara optimal dalam melakukan tugastugas yang diembankan kepada masing-masing tenaga kependidikan, berupaya mendelegasikan tugas kepada tenaga kependidikan sesuai dengan deskripsi tugas dan kemampuan masing-masing, berusaha mengintegrasikan semua kegiatan sehingga dapat menghasilkan sinergi untuk mencapai tujuan sekolah secara efektif, efisien, dan produktif, bertindak berdasarkan pertimbangan rasio dan objektif, memberikan teladan dan contoh yang baik, beradaptasi dalam menghadapi situasi baru, serta berusaha menciptakan situasi kerja yang menyenangkan dan memudahkan para tenaga kependidikan untuk beradaptasi dalam melaksankan tugasnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
129 g.
Kepala sekolah sebagai motivator Sebagai seorang motivator kepala sekolah SD Negeri IV Girimarto telah
memiliki strategi yang tepat untuk memberikan motivasi kepada para guru dan tenaga kependidikan dalam melakukan berbagai tugas pokok dan fungsinya. Kepala sekolah memberi motivasi staf dan guru untuk meningkatkan efisiensi dan pencapaian tujuan. Hal ini sejalan dengan pendapat Hari Sudrajat (2005:129) bahwa kemampuan direktur sekolah dalam memotivasi staf dan guru memegang peranan penting dalam mencapai tujuan sekolah. Motivasi staf dan guru merupakan kekuatan yang mendorog efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan. Staf dan guru harus ditingkatkan motivasinya untuk berbuat sebaik-baiknya agar dapat mencapai tujuan sesuai dengan standar dan dengan pertanggungjawaban untuk berhasil, yang keberhasilannya tersebut terikat dengan harga diri (achievement motivation). Temuan di lapangan, kepala sekolah SD Negeri IV Girimarto telah banyak memberikan dorongan ataupun motivasi baik kepada guru, siswa, dan karyawan agar: 1) melakukan pekerjaan dengan rasa iklas dan penuh tanggung jawab, 2) rajin belajar untuk mempertahankan prestasi yang telah diperolehnya, 3) mempersiapkan sejak awal bagi siswa yang akan diikutsertakan lomba baik bidang akademik maupun non akademik, 4) guru dan karyawan memanfaatkan kesempatan untuk melanjutkan sekolah yang lebih tinggi (kuliah), 5) menyediakan sarana dan prasarana yang dapat mendukung peningkatan prestasi sekolah. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
130 Kepala sekolah juga sering memberi reward kepada guru, karyawan dan siswa yang berprestasi baik di tingkat kecamatan, kabupaten maupun propinsi. Reward yang diberikan berupa material atau inmaterial. Terkait dengan hal tersebut kepala sekolah SD Negeri IV Girimarto ”Mar” menyatakan bahwa ” Saya selalu berusaha membangkitkan motivasi warga sekolah dengan trik-trik tertentu misalnya dengan memberi reward.” 3. Prestasi Hasil Belajar Prestasi hasil belajar siswa SD Negeri IV Girimarto dibedakan menjadi dua yaitu prestasi akademik dan non akademik. Temuan di lapangan prestasi-prestasi tersebut adalah sebagai berikut: a. Prestasi akademik SD Negeri IV Girimarto mempunyai banyak prestasi akademik. Prestasi akademik yang telah diperolehnya adalah prestasi dalam mengikuti perlombaan dan prestasi dalam memperoleh nilai hasil tes maupun UASBN. Prestasi perlombaan misalnya lomba cerdas cermat antar SD sekecamatan ataupun kabupaten sedangkan prestasi nilai yaitu perolehan nilai rata-rata UASBN kelas 6 dalam tiga tahun terakhir selalu masuk 3 besar dari 35 SD di Kecamatan Girimarto. Banyaknya prestasi tersebut bukan suatu kebetulan melainkan merupakan bukti keberhasilan usaha atau bimbingan guru dan kepala sekolah kepada siswa yang tidak mengenal lelah. Terkait dengan usaha pembimbingan sesuai pendapat Kepala Sekolah SD Negeri IV Girimarto Ibu ”Mar” bahwa ”Banyak usaha yang commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
131 selalu kami lakukan untuk peningkatan mutu akademik misalnya dengan memberi pelajaran tambahan (les) ataupun pembimbingan” (CL. 01). Seiring dengan prestasi yang merupakan suatu keberhasilan dan bimbingan tersebut sesuai pendapat Winkel (1984:162), bahwa prestasi adalah bukti keberhasilan yang dicapai dan (Gunarsa, 1995 : 57) yang menyatakan dengan usaha belajar, maka prestasi belajar dapat diartikan sebagai hasil maksimal yang dicapai oleh seseorang setelah melakukan usaha belajar. b. Prestasi Non Akademik Prestasi non akademik SD Negeri IV Girimarto sangat banyak mulai dari tingkat kecamatan sampai tingkat propinsi. Hampir setiap mengikuti perlombaan SD Negeri IV Girimarto selalu memperoleh kejuaraan meski terkadang tidak selalu nomor satu. Hal itu sesuai dengan pendapat kepala sekolah Ibu ”Mar” yang menyatakan bahwa bahwa ”Bahkan hampir setiap lomba SD kami memperoleh kejuaraan meskipun tidak selalu nomer satu” (CL. 01). Dari sekian banyak prestasi yang pernah diperolehnya prestasi puncak adalah juara 1 sinopsis siswa SD tingkat propinsi pada tahun 2007. Semua prestasi yang telah di peroleh SD Negeri IV Girimarto mencerminkan keberhasilan belajar dan pembimbingan yang dilakukan oleh para guru maupun kepala sekolah. Sejalan dengan pernyataan tersebut Tirtonegoro (1984:43) mengatakan bahwa,” prestasi belajar merupakan hasil dari pengukuran serta penilaian usaha belajar yang dinyatakan dengan simbol, angka, huruf, maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang telah dicapai setiap anak dalam periode tertentu.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN Pada Bab ini akan diuraikan tiga hal yaitu kesimpulan hasil penelitian, implikasi, dan aran-saran atas dasar hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian. A. KESIMPULAN Berdasarkan analisis data penelitian tentang Profesionalitas Guru dan Kinerja kepala Sekolah dalam Meningkatkan kualitas Pembelajaran (Studi Kasus Tentang Kualitas Pembelajaran di SD Negeri IV Girimarto) dapat disimpulkan sebagai berikut : 1.
Profesionalitas Guru dalam Pengelolaan Pembelajaran
a.
Perencanaan Program Pembelajaran Sebelum melaksanakan program pembelajaran Guru-guru SD Negeri
IV Girimarto membuat perencanaan program pembelajaran. Perencanaan Program Pembelajaran tersebut diantaranya : 1) silabus, 2) program tahunan, 3) Program semester, 4) bahan ajar, 5) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, 6) analisis hasil evaluasi, dan 7) tindak lanjut. Dengan dibuatnya semua program pembelajaran tersebut berdampak pada meningkatnya kualitas pembelajaran di SD Negeri IV Girimarto. b. Pelaksanaan Program Pembelajaran Setelah membuat perencanaan program pembelajaran, Guru-guru SD Negeri IV Girimarto melaksanakan program pembelajaran. Pelaksanaan commit to user
132
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 133
program pembelajarannya menerapkan pembelajaran PAKEM dengan pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning) yang menekankan pada keterkaitan atara materi pelajaran dengan kehidupan perserta didik secara nyata dan pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) yaitu sistem pembelajaran yang memberi kesempatan kepada anaka didik untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang berstruktur. Dengan pelaksanaan program pembelajaran tersebut dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di SD Negeri IV Girimarto. c.
Evaluasi Pembelajaran Evaluasi pembelajaran pada SD Negeri IV Girimarto diawali dengan
membuat instrumen penilaian yaitu kisi-kisi, soal, kunci jawaban serta pedoman penilaian. Evaluasi pembelajaran dilaksanakan dengan sebaikbaiknya mengacu pada intrumen yang telah dibuat sebelumnya. Dengan terlaksananya evaluasi pembelajaran guru-guru di SD Negeri IV Girimarto memperoleh
umpan
balik mengenai
keberhasilan
pencapaian
tujuan
pembelajaran sehingga dapat menentukan tindak lanjutnya. e.
Program Tindak Lanjut Program tindak lanjut merupakan program tindakan mulia seorang guru
untuk menghargai siswa sesuai dengan kemampuannya.
Bagi siswa yang
memperoleh nilai di atas KKM diberi pengayaan dengan memberi pelajaran lanjutan sedangkan bagi siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM diberi perbaikan dengan memberi pelajaran ulang materi yang telah disampaikan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 134
Dengan terlaksananya program tindak lanjut dapat berdampak positif pada tertingkatnya kualitas pembelajaran di SD Negeri IV Girimarto. 2. Kinerja Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran a.
Kepala sekolah sebagai educator (pendidik) Sebagai pendidik kepala sekolah SD Negeri IV Girimarto juga
melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai guru yakni mengajar. Kepala sekolah juga mengajar mata pelajaran Bahasa Jawa kelas IV, V, dan kelas VI dengan alokasi waktu yang tersedia 6 jam per minggu. Kesempatan tersebut digunakan sebaik-baiknya untuk melaksanakan tugas sekaligus memberi keteladanan melaksanakan pembelajaran bagi para guru yang dipimpinnya. Kepala sekolah juga menerapkan pembelajaran PAKEM yang dikemas dalam pembelajaran kontekstual dan kooperatif. Dengan terlaksananya tugasnya kepala sekolah sebagai pendidik dapat berpengaruh terhadap meningkatnya kualitas pembelajaran Di SD Negeri IV Girimarto. b. Kepala sekolah sebagai Manajer Kepala
Sekolah
sebagai
manajer,
upaya
yang
dilakukan
Memberdayakan pendidik dan tenaga kependidikan. Cara yang dilakukannya melaui kerjasama atau kooperatif dengan melibatkan semua warga sekolah yaitu; guru, siswa, karyawan, komite, dan juga melibatkan dinas pendidikan, pengawas sekolah dan KKKS yang dijabarkan ke dalam Rencana Kerja dan Anggaran Sekolah (RKAS). commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 135
c)
Kepala Sekolah sebagai Administrator Upaya yang dilakukan Kepala Sekolah sebagai administrator adalah
mewajibkan semua guru dan karyawan mengadministrasikan semua kegiatan yang mereka kerjakan. Para guru diwajibkan membuat administrasi pembelajaran seperti silabus, program tahunan, program semester, bahan ajar, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), evaluasi pembelajaran, analisis, dan program tindak lanjut sedangkan untuk para karyawan membuat administrasi sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya masing-masing. Dengan adanya administrasi yang baik dari kepala sekolah terhadap guru dan karyawan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di SD Negeri IV Girimarto. d) Kepala Sekolah sebagai Supervisor Upaya yang dilakukan kepala sekolah sebagai supervisor adalah melakukan berbagai pengawasan dan supervisi terhadap guru untuk meningkatkan
kinerja
tenaga
kependidikan
terutama
meningkatkan
ketrampilan dan pengetahuan untuk melaksanakan pembelajaran secara efektif.
Supervisi yang dilakukan terhadap para guru
terkait dengan
pembelajaran, sedangkan supervisi terhadap tenaga kependidikan terkait dengan tugas pokok dan fungsinya. Kepala sekolah melakukan supervisi secara klinis atau non klinis. Dengan adanya pengawasan yang baik dari kepala sekolah terhadap guru dan karyawan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di SD Negeri IV Girimarto. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 136
e)
Kepala Sekolah sebagai Leader Upaya yang dilakukan kepala sekolah SD Negeri IV Girimarto sebagai
leader, yaitu melaksanakan tugas pokok dan fungsinya dengan baik dengan memberi petunjuk, melakukan pengawasan, membentuk komunikasi dua arah dan mendelegasikan tugas, serta memberi contoh kepada para guru dan karyawan. Dengan adanya kepemimpinan yang baik dari kepala sekolah dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di SD Negeri IV Girimarto. f)
Kepala Sekolah sebagai Inovator Upaya yang dilakukan kepala sekolah SD Negeri IV Girimarto sebagai
Inovator yaitu membina hubungan yang harmonis baik secara intern maupun ekstern, mencari ide baru untuk meningkatkan prestasi sekolah, dan merintis Sekolah Standar Nasional (SSN) tahun pelajaran 2011/2012. Dengan adanya motivasi dari kepala sekolah terhadap guru dan karyawan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di SD Negeri IV Girimarto. g) Kepala Sekolah sebagai Motivator Upaya yang dilakukan kepala sekolah SD Negeri IV Girimarto sebagai Motivator yaitu memberikan dorongan ataupun motivasi baik kepada guru, siswa, dan karyawan serta memberi kesempatan untuk meningkatkan wawasan keilmuannya melalui penetaran-penaratan, workshop, In House Training (IHT) sesuai dengan bidangnya secara bergantian. Dengan adanya motivator dari kepala sekolah akan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di SD Negeri IV Girimarto. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 137
3. Prestasi Hasil Belajar a.
Prestasi Akademik SD Negeri IV Girimarto mempunyai banyak prestasi akademik mulai
dari tingkat kecamatan sampai tingkat kabupaten. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan ataupun mempertahankan prestasi akademik tersebut adalah melakukan pembinaan, pembimbingan, dan pelatihan secara rutin. Dengan tertingkatnya prestasi akademik dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di SD Negeri IV Girimarto. b. Prestasi Non Akademik Selain prestasi akademik SD Negeri IV Girimarto juga mempunyai banyak prestasi non akademik tidak hanya pada tingkat kecamatan dan kabupaten tetapi sampai tingkat propinsi. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan perolehan prestasi non akademik adalah melakukan pembinaan, pembimbingan, dan pelatihan secara rutin dengan tertingkatnya prestasi non akademik dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di SD Negeri IV Girimarto. B. IMPLIKASI Dari hasil temuan penelitian dan pembahasan
temuan penelitian
seperti yang telah diuraikan pada bab terdahulu dan dibandingkan dengan kajian teori, maka dapat peneliti uraikan implikasinya sebagai berikut: Profesionalitas guru SD Negeri IV Girimarto dalam mengelola commit to user pembelajaran sangat berpengaruh terhadap peningkatan kualitas pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 138
Pembelajaran yang baik dan berkualitas akan berimplikasi
pada prestasi
sekolah yang baik pula. Untuk itu sebagai seorang profesional para guru perlu untuk
selalu
meningkatkan
wawasan
dan
pengetahuannya
serta
mengembangkan inovasi-inovasi pembelajaran melalui berbagai kegiatan yang memungkinkan, misalnya: mengikuti diklat, workshop, lokakarya, seminar, baca buku, internet dan sebagainya. Dengan makin meningkatnya profesionalitas guru tidak hanya meningkatkan kualitas pembelajaran dan prestasi sekolah tetapi lebih jauh akan dapat meningkatkan mutu pendidikan. Selain profesionalitas guru, kinerja kepala sekolah juga sangat berpengaruh terhadap meningkatnya kualitas pembelajaran, prestasi sekolah dan
pada akhirnya juga berimplikasi pada peningkatan mutu pendidikan.
Kinerja kepala sekolah yang baik sangat ditentukan oleh profil seorang kepala sekolah yang baik pula. Kepala sekolah yang baik harus mampu melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai educator, manajer,administrator, supervisor, leader, inovator dan motivator secara optimal . Untuk itu kualitas dan kuantitas kinerja kepala sekolah perlu ditingkatkan agar dapat meningkatkan kualitas pembelajaran secara optimal. Profesionalitas guru dan kinerja kepala sekolah SD Negeri IV Girimarto
mempunyai andil yang besar
pembelajaran.
dalam meningkatkan kualitas
Pembelajaran yang berkualitas dapat menjadikan sekolah
berprestasi dan pada akhirnya dapat berimbas pada meningkatnya mutu pendidikan nasional. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 139
C. SARAN Berdasarkan kesimpulan dan implikasi, maka ada beberapa saran yang dapat diajukan sebagai berikut: 1. Untuk para Guru a.
Para guru meningkatkan profesionalismenya sebagai pendidik dengan memperluas wawasan dan ilmu pengetahuannya secara optimal.
b. Para guru meningkatkan profesionalismenya sebagai pendidik dengan menerapkan inovasi-inovasi pembelajaran sesuai dengan kebutuhan. 2. Untuk para Kepala Sekolah a.
Kepala sekolah memahami penilaian instrumen Penilaian Kinerja Kepala Sekolah (PKKS) dan memiliki komitmen tinggi dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya.
b. Kepala sekolah selalu memotivasi dan memberi kesempatan kepada para guru untuk mengembangkan kemampuannya melalui berbagai cara yang memungkinkan. 3. Untuk Dinas Pendidikan a.
Kinerja kepala sekolah perlu dievaluasi secara periodik.
b. Rekrutmen kepala sekolah perlu seleksi melalui mekanisme yang selektif, obyektif, dan transparan.
commit to user