Dhoni Yusra – Pentingnya Implementasi K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) dalam Perusahaan
PENTINGNYA IMPLEMENTASI K3 (KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA) DALAM PERUSAHAAN Oleh:
DHONI YUSRA Dosen di Fakultas Hukum Universitas Indonusa Esa Unggul
ABSTRAK Adalah hal yang sangat penting bagi setiap orang yang bekerja dalam lingkungan perusahaan, terlebih yang bergerak di bidang produksi khususnya, dapat memahami arti pentingnya kesehatan dan keselamatan kerja dalam bekerja kesehariannya untuk kepentingannya sendiri atau memang diminta untuk menjaga hal-hal tersebut untuk meningkatkan kinerja dan mencegah potensi kerugian bagi perusahaan. Namun yang menjadi pertanyaan adalah seberapa penting perusahaan berkewajiban menjalankan prinsip K3 di lingkungan perusahaannya. Patut diketahui pula bahwa ide tentang K3 sudah ada sejak 20 (dua puluh) tahun lalu, namun sampai kini masih ada pekerja dan perusahaan yang belum memahami korelasi K3 dengan peningkatan kinerja perusahaan, bahkan tidak mengetahui aturannya tersebut, sehingga seringkali mereka melihat peralatan K3 adalah sesuatu yang mahal dan seakan-akan mengganggu proses berkerjanya seorang pekerja. Untuk menjawab itu kita harus memahami filosofi pengaturan K3 yang telah ditetapkan pemerintah dalam Undang-Undang. Key Words: Kesehatan, Keselamatan Kerja
mencegah
PENDAHULUAN Adalah hal yang sangat penting
potensi
kerugian
bagi
perusahaan.
bagi setiap orang yang bekerja dalam
Namun yang menjadi pertanyaan
lingkungan perusahaan, terlebih yang
adalah
bergerak di bidang produksi khususnya,
berkewajiban menjalankan prinsip K3 di
dapat
lingkungan
memahami
arti
pentingnya
seberapa
penting
perusahaan
perusahaannya.
Patut
kesehatan dan keselamatan kerja dalam
diketahui pula bahwa ide tentang K3
bekerja
untuk
sudah ada sejak 20 (dua puluh) tahun lalu,
atau memang
namun sampai kini masih ada pekerja dan
kesehariannya
kepentingannya
sendiri
diminta untuk menjaga hal-hal tersebut
perusahaan
untuk
korelasi K3 dengan peningkatan kinerja
meningkatkan
kinerja
dan
yang
Lex Jurnalica Vol. 1/No. 1/ Desember 2003
belum
memahami
13
Dhoni Yusra – Pentingnya Implementasi K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) dalam Perusahaan
perusahaan, bahkan tidak mengetahui
gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau
aturannya tersebut, sehingga seringkali
radiasi, suara dan getaran;
mereka melihat peralatan K3 adalah
h. Mencegah
dan
mengendalikan
sesuatu yang mahal dan seakan-akan
timbulnya penyakit akibat kerja, baik
mengganggu proses berkerjanya seorang
fisik
pekerja. Untuk menjawab itu kita harus
infeksi dan penularan;
memahami filosofi pengaturan K3 yang telah
ditetapkan
pemerintah
i.
dalam
undang-undang. Pemerintah
membuat
aturan K3 dapat dilihat pada Pasal 3 Ayat
a. Mencegah
ketertiban;
mengurangi
dan
kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan
memadamkan kebakaran;
proses kerjanya;
c. Mencegah dan mengurangi bahaya
n. Mengamankan
peledakan;
pengangkutan kesempatan
menyelematkan
diri
atau pada
jalan waktu
yang berbahaya; e. Memberikan
orang,
binatang,
jenis bangunan;
pada
dan
memperlancar
pekerjaan bongkar-muat, perlakuan
kecelakaan;
dan penyimpanan barang;
Memberi alat-alat perlindungan diri
q. Mencegah terkena aliran listrik yang
pada para pekerja;
berbahaya;
g. Mencegah dan mengendalikan timbul atau
memperlancar
o. Mengamankan dan memelihara segala
p. Mengamankan pertolongan
dan
tanaman atau batang;
kebakaran atau kejadian-kejadian lain
f.
Memelihara kebersihan, kesehatan dan
m. Memperoleh keserasian antara tenaga
b. Mencegah,
d. Memberi
Menyelenggarakan suhu dan lembab
yang cukup;
mengurangi
kecelakaan;
Memperoleh penerangan yang cukup
k. Menyelenggarakan penyegaran udara
l.
dan
peracunan,
udara yang baik;
1 UU No. 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja, yaitu:
psikhis,
dan sesuai; j.
Tujuan
maupun
menyebar-luaskan
suhu,
kelembaban, debu, kotoran, asap, uap,
r.
Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang berbahaya
kecelakaannya
menjadi
bertambah tinggi.
Lex Jurnalica Vol. 1/No. 1/ Desember 2003
14
Dhoni Yusra – Pentingnya Implementasi K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) dalam Perusahaan
Dari tujuan pemerintah tersebut
melaksanakan
kita
kesimpulan bahwa
kecelakaan kerja untuk dan atas nama
dibuatnya aturan penyelenggaraan K3
pekerja yang terkena musibah kecelakaan
pada hakekatnya adalah pembuatan syarat-
kerja. Bila terjadi hal demikian, maka hal-
syarat
hal
dapat
ambil
keselamatan
kerja
dalam
yang
investigasi
harus
perencanaan, pembuatan, pengangkutan,
sebagai berikut:
peredaran,
perdagangan,
pemasangan,
1. Lingkungan
pemakaian,
penggunaan,
pemeliharaan
kecelakaan.
peralatan dalam bekerja serta pengaturan dalam
penyimpanan
bahan,
barang,
produk tehnis dan aparat produksi yang mengandung dan dapat menimbulkan bahaya
kecelakaan.
Sehingga
bila
diperhatikan
Kerja
terjadi
adalah
terjadinya
2. Pelatihan, Instruksi, Informasi dan Pengawasan kecelakaan kerja 3. Kemungkinan resiko yang timbul dari kecelakaan kerja
potensi
4. Perawatan bagi korban kecelakaan
bahaya kecelakaan kerja tersebut dapat
kerja dan perawatan peralatan sebagai
dieliminir.
upaya pencegahan kecelakaan kerja
Dalam penyelenggaran K3 ada 3 (tiga) hal penting yang harus diperhatikan: Pertama, seberapa serius K3 hendak diimplementasikan dalam perusahaan.
yang telah dilakukan 5. Perlindungan bagi pekerja lain sebagai tindakan preventif 6. Aturan
bila
Kedua, pembentukan konsep budaya malu
(sanksi)
dari masing-masing pekerja bila tidak
7. Pemeriksaan
melaksanakan
K3,
serta
keterlibatan
(dukungan) serikat pekerja dalam program K3 di tempat kerja.
sebagai sarana sosialisasi.
atas kecelakaan yang
timbul di area kerja 8. Pengaturan pekerja setelah terjadi
9. Memeriksa proses investigasi dan membuat laporan kecelakaan kepada
Adapun hal lain yang tak kalah agar
pelanggaran
kecelakaan kerja
Ketiga, kualitas program pelatihan K3
pentingnya
terjadi
dapat
10. Membuat satuan kerja yang terdiri
terlaksana, adalah adanya suatu komite K3
atas orang yang berkompeten dalam
yang bertindak sebagai penilai efektivitas
penanganan kecelakaan di area terjadi
dan
kecelakaan kerja.
efisiensi
program
program
K3
pihak yang berwenang
bahkan
Lex Jurnalica Vol. 1/No. 1/ Desember 2003
15
Dhoni Yusra – Pentingnya Implementasi K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) dalam Perusahaan
Inti dari terlaksananya K3 dalam perusahaan
adalah
adanya
kebijakan
Semua produk perundang-undangan pada dasarnya mengatur tentang kewajiban dan
standar berupa kombinasi aturan, sanksi
hak Tenaga Kerja terhadap Keselamatan
dan benefit dilaksanakannya K3 oleh
Kerja untuk:
perusahaan bagi pekerja dan perusahaan,
a. Memberikan keterangan yang benar
atau dengan kata lain adanya suatu
bila diminta oleh pegawai pengawas
kebijakan mutu K3 yang dijadikan acuan
dan atau ahli keselamatan kerja;
atau pedoman bagi pekerja dan pengusaha. Berbicara penerapan K3 dalam perusahaan tidak terlepas dengan landasan hukum
penerapan
Landasan
K3
hukum
itu
yang
sendiri. dimaksud
memberikan pijakan yang jelas mengenai
b. Memakai alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan; c. Memenuhi dan mentaati semua syaratsyarat keselamatan dan kesehatan kerja yang diwajibkan; d. Meminta
pada
pengurus
aturan apa dan bagaimana K3 itu harus
dilaksanakan
diterapkan.
keselamatan dan kesehatan kerja yang
Adapun
sumber
hukum
penerapan K3 adalah sebagai berikut: 1. UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
semua
agar syarat
diwajibkan; e. Menyatakan keberatan kerja pada pekerjaan di mana syarat keselamatan
2. UU No. 3 tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja.
dan kesehatan kerja serta alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan
3. PP No. 14 tahun 1993 tentang
diragukan olehnya kecuali dalam hal-
Penyelenggaraan Program Jaminan
hal
Sosial Tenaga Kerja.
pegawai pengawas dalam batas-batas
4. Keppres No. 22 tahun 1993 tentang Penyakit yang Timbul karena
khusus
yang
ditentukan
masih
dapat
lain
oleh
diper-
tanggungjawabkan.
Hubungan Kerja. Selanjutnya sebagai perwujudan
5. Permenaker No. Per-05/MEN/1993 tentang Petunjuk Teknis Pendaftaran
program K3 yang ditujukan sebagai
Kepesertaan, Pembayaran Iuran,
program perlindungan khusus bagi tenaga
Pembayaran Santunan, dan Pelayanan
kerja, maka dibuatlah Jaminan Sosial
Jaminan Sosial Tenaga Kerja.
Tenaga
Kerja,
Lex Jurnalica Vol. 1/No. 1/ Desember 2003
yaitu
suatu
program
16
Dhoni Yusra – Pentingnya Implementasi K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) dalam Perusahaan
perlindungan bagi tenaga kerja dalam
2. Perusahaan yang membayar upah
bentuk santunan berupa uang sebagai
paling sedikit Rp 1.000.000,- (satu
pengganti sebagian pengganti sebagian
juta rupiah) per bulan (walaupun
dari
kenyataannya tenaga kerjanya kurang
penghasilan
yang
hilang
atau
berkurang dan pelayanan sebagai akibat
dari 10 orang).
peristiwa atau keadaan yang dialami oleh
Akibat hukum bagi perusahaan
tenaga kerja berupa kecelakaan kerja,
yang
sakit, hamil, bersalin, hari tua, dan
jamsostek ini adalah Pengusaha dapat
meninggal dunia.
dikenai sanksi berupa hukuman kurungan
Program
jamsostek
lahir
tidak
menjalankan
program
dan
selama-lamanya 6 (enam) bulan atau
diadakan dan selanjutnya dilegitimasi
denda setinggi-tingginya Rp 50.000.000,-
dalam UU No. 3 Tahun 1992 tentang
(lima puluh juta rupiah). Apabila setelah
Jamsostek sebagai pengakuan atas setiap
dikenai sanksi tersebut si pengusaha tetap
tenaga kerja berhak atas jaminan sosial
tidak
tenaga kerja. Sedangkan ruang lingkup
dilanggarnya, maka ia dapat dikenai
program jaminan sosial tenaga kerja
sanksi ulang berupa hukuman kurungan
dalam Undang-undang ini meliputi:
selama-lamanya 8 (delapan) bulan dan
a. Jaminan Kecelakaan Kerja;
dicabut ijin usahanya, apabila pengusaha
b. Jaminan Kematian;
melakukan hal-hal sebagai berikut:
c. Jaminan Hari Tua;
a. Tidak memenuhi hak buruh untuk
d. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan.
mematuhi
ketentuan
yang
mengikuti program Jamsostek; b. Tidak melaporkan adanya kecelakaan
Program
Jamsostek
pengejawantahan
kepada Kantor Depnaker dan Badan
diwajibkan berdasarkan Pasal 2 Ayat 3 PP
Penyelenggara dalam waktu tidak
No.
lebih dari 2 kali 24 jam (2 hari);
perusahaan,
Tahun
1993
yang
program
kerja yang menimpa tenaga kerja
K3
14
dari
sebagai
bagi
memiliki
setiap kriteria
sebagai berikut: 1. Perusahaan
c. Tidak melaporkan kepada Kantor Depnaker dan Badan Penyelenggara
yang
mempekerjakan
tenaga kerja 10 orang atau lebih;
dalam waktu tidak lebih dari 2 kali 24 jam
(2
hari)
dinyatakan
Lex Jurnalica Vol. 1/No. 1/ Desember 2003
setelah
oleh
si
korban
dokter
yang
17
Dhoni Yusra – Pentingnya Implementasi K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) dalam Perusahaan
merawatnya bahwa ia telah sembuh,
Badan
cacad atau meninggal dunia;
memperoleh hak-haknya;
d. Apabila pentahapan
pengusaha kepesertaan
melakukan
Penyelenggara
sampai
b. Tidak memiliki daftar tenaga kerja
program
beserta
keluarganya,
daftar
upah
jamsostek, tetapi melakukan juga
beserta
perubahan-perubahan
dan
pentahapan pada program jaminan
daftar kecelakaan kerja di perusahaan
kecelakaan kerja (program kecelakaan
atau bagian perusahaan yang berdiri
kerja mutlak diberlakukan kepada
sendiri;
seluruh buruh tanpa terkecuali);
c. Tidak
menyampaikan
data
ketenagakerjaan dan data perusahaan Hal tersebut diatas berdasarkan
yang
berhubungan
dengan
ketentuan yang telah diatur dalam Pasal 29
penyelenggaraan program jamsostek
ayat (1) dan (2) UU No. 3 tahun 1992 &
kepada Badan Penyelenggara;
Pasal 27 sub a PP No. 14 tahun 1993.
d. Menyampaikan data yang tidak benar
Sanksi lain yang mungkin diterapkan
sehingga mengakibatkan ada tenaga
adalah berdasarkan ketentuan Pasal 29
kerja yang tidak terdaftar sebagai
ayat (1) dan (2) UU No. 3 tahun 1992
peserta program jamsostek;
pada Pengusaha dapat dikenai sanksi berupa
hukuman
kurungan
e. Menyampaikan data yang tidak benar
selama-
sehingga mengakibatkan kekurangan
lamanya 6 (enam) bulan atau denda
pembayaran
setinggi-tingginya Rp 50.000.000,- (lima
korban;
puluh juta rupiah). Apabila setelah dikenai
f.
jaminan
kepada
si
menyampaikan data yang tidak benar
sanksi tersebut si pengusaha tetap tidak
sehingga
mematuhi ketentuan yang dilanggarnya,
pembayaran
maka ia dapat dikenai sanksi ulang berupa
Penyelenggara;
mengakibatkan kelebihan jaminan
oleh
Badan
hukuman kurungan selama-lamanya 8
g. Apabila pengusaha telah memotong
(delapan) bulan dan, apabila pengusaha
upah buruh untuk iuran program
melakukan hal-hal sebagai berikut:
jamsostek
a. Tidak mengurus hak tenaga kerja yang
membayarkannya
tertimpa kecelakaan kerja kepada
tetapi kepada
tidak Badan
Penyelenggara dalam waktu yang ditetapkan;
Lex Jurnalica Vol. 1/No. 1/ Desember 2003
18
Dhoni Yusra – Pentingnya Implementasi K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) dalam Perusahaan
Selain sanksi-sanksi yang sudah disebutkan
diatas,
ada
pula
sanksi
kerja yang tertimpa kecelakaan; e. Tidak
melaporkan
penyakit
yang
administratif berupa pencabutan ijin usaha
timbul karena hubungan kerja dalam
seperti yang diatur dalam Pasal 47 sub a
waktu tidak lebih dari 2 x 24 jam
PP No. 14 tahun 1993. Peringatan ini
setelah ada hasil diagnosis dari Dokter
dapat
Pemeriksa;
dikenakan
melakukan
apabila
pengusaha
tindakan-tindakan
sebagai
f.
Tidak membayar upah tenaga kerja
berikut:
yang bersangkutan selama tenaga
a. Tidak mendaftarkan perusahaan dan
kerja yang tertimpa kecelakaan kerja
tenaga
kerjanya
sebagai
peserta
program Jamsostek kepada Badan Penyelenggara perusahaannya
masih belum mampu bekerja, sampai adanya penetapan dari menteri.
walaupun
Pengusaha dapat pula dikenakan
kriteria
denda sebesar 2% untuk setiap bulan
memenuhi
untuk berlakunya program Jamsostek; b. Tidak menyampaikan kartu peserta
keterlambatan yang dihitung dari iuran yang
seharusnya
dibayar,
program jaminan sosial tenaga kerja
melakukan
kepada masing-masing tenaga kerja
iuran program Jamsostek.
dalam waktu paling lambat 7 (tujuh) hari
sejak
diterima
dari
Badan
Penyelenggara;
Selanjutnya pengusaha program
c. Tidak melaporkan perubahan:
keterlambatan
yang
apabila
pembayaran
apabila tidak
Jamsostek
ada
menjalankan
padahal
telah
memenuhi kriteria, maka pekerja yang
-
Alamat perusahaan
cepat tanggap dapat melaporkan hal ini
-
Kepemilikan perusahaan
pada Departemen Tenaga Kerja, yang
-
Jenis atau bidang usaha
kemudian akan diadakan penyelidikan
-
Jumlah
dan
terhadap perusahaan selanjutnya ditangani
keluarganya-besarnya upah setiap
oleh petugas-petugas penyelidik dalam
tenaga kerja palling lambat 7
hukum acara, yaitu:
(tujuh)
tenaga
hari
kerja
sejak
terjadinya
perubahan; d. Tidak
memberikan
pertolongan
pertama pada kecelakaan bagi tenaga
Kepolisian Republik Indonesia
Pegawai negeri sipil yang mempunyai kewenangan dalamhal ini pegawai pengawas Depnaker.
Lex Jurnalica Vol. 1/No. 1/ Desember 2003
19
Dhoni Yusra – Pentingnya Implementasi K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) dalam Perusahaan
Dengan
mengimplementasikan
K3, setidak-tidaknya pengusaha dapat mengantisipasi
kemungkinan
penyakit
9. Penyakit yang disebabkan oleh krom atau persenyawaannya yang beracun. 10. Penyakit
yang
disebabkan
oleh
yang timbul akibat hubungan kerja, yaitu:
mangan atau persenyawaannya yang
1. Pnemokoniosis yang disebabkan debu
beracun.
mineral pembentuk jaringan parut (silikosis, antrakosilikosis, asbestosis) dan
silikotuberkulosis
yang
silikosisnya merupakan faktor utama penyebab cacat atau kematian.
(bronkhopulmoner) yang disebabkan oleh debu logam keras.
12. Penyakit yang disebabkan oleh raksa atau persenyawaannya yang beracun.
atau persenyawaannya yang beracun. 14. Penyakit yang disebabkan oleh fluor atau persenyawaannya yang beracun.
3. Penyakit paru dan saluran pernapasan (bronkhopulmoner) yang disebabkan oleh debu kapas, vlas, henep dan sisal (bissinosis).
15. Penyakit yang disebabkan oleh karbon disulfida. 16. Penyakit yang disebabkan oleh derivat halogen
4. Asma akibat kerja yang disebabkan oleh penyebab sensitisasi dan zat perangsang yang dikenal yang berada dalam proses pekerjaan.
oleh faktor dari luar sebagai akibat penghirupan debu organik. disebabkan
dari
persenyawaan
hidrokarbon alifatik atau aromatik yang beracun. 17. Penyakit benzena
5. Alveolitis allergika yang disebabkan
yang
atau persenyawaannya yang beracun.
13. Penyakit yang disebabkan oleh timbal
2. Penyakit paru dan saluran pernapasan
6. Penyakit
11. Penyakit yang disebabkan oleh arsen
yang atau
disebabkan
oleh
homolognya
yang
beracun. 18. Penyakit yang disebabkan oleh derivat nitro dan amina dari benzena atau
oleh
berilium atau persenyawaannya yang beracun.
homolognya yang beracun. 19. Penyakit
yang
disebabkan
oleh
nitrogliserin atau ester asam nitrat
7. Penyakit yang disebabkan kadmium atau persenyawaannya yang beracun. 8. Penyakit yang disebabkan fosfor atau
lainnya. 20. Penyakit
yang
disebabkan
oleh
alkohol, glikol atau keton.
persenyawaannya yang beracun.
Lex Jurnalica Vol. 1/No. 1/ Desember 2003
20
Dhoni Yusra – Pentingnya Implementasi K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) dalam Perusahaan
21. Penyakit yang disebabkan oleh gas
dalam suatu pekerjaan yang memiliki
atau uap penyebab asfiksia atau keracunan seperti karbon monoksida, hidrogensianida, atau
hidrogen
sulfida,
yang
beracun,
derivat-nya
amoniak seng, braso dan nikel. 22. Kelainan
pendengaran
risiko kontaminasi khusus. 30. Penyakit yang disebabkan oleh suhu tinggi atau rendah atau panas radiasi atau kelembaban udara tinggi. 31. Penyakit
yang
disebabkan
bahan
yang
kimia lainnya termasuk bahan obat.
oleh
(Lampiran Keppres No 22 thn 1993)
disebabkan oleh kebisingan. 23. Penyakit
yang
disebabkan
Adapun akibat yang muncul atas
getaran mekanik (kelainan-kelainan otot,
urat,
tulang
persendian,
pembuluh darah tepi atau syaraf tepi).
kecelakaan kerja atau penyakit yang ditimbulkan oleh hubungan kerja dapat
oleh
berupa:
yang
-
tidak mampu bekerja untuk sementara
-
cacat sebagian untuk selama-lamanya
25. Penyakit yang disebabkan oleh radiasi
-
cacat total untuk selama-lamanya
elektro magnetik dan radiasi yang
-
cacat kekurangan fungsi organ
meng-ion.
-
meninggal dunia.
24. Penyakit
yang
pekerjaan
disebabkan
dalam
udara
bertekanan lebih.
26. Penyakit
kulit
disebabkan
(dermatoses)
oleh
penyebab
yang
Akibat lain yang berdampak pada
fisik,
pengusaha karena pekerjanya terjangkit penyakit-penyakit yang telah disebutkan
kimiawi atau biologik. 27. Kanker kulit epitelioma primer yang
diatas, dapat mempengaruhi kinerja dan
disebabkan oleh ter, pic, bitumen,
produktivitas perusahaan, sehingga ke-
minyak
untungan perusahaan menjadi berkurang.
mineral,
antrasena
atau
persenyawaan, produk atau residu dari
Ini
zat tersebut.
perlindungan K3 dengan efektivitas dan
28. Kanker paru atau mesotelioma yang
adalah
bukti
adanya
korelasi
efisiensi perusahaan Dari gambaran diatas, ternyata
disebabkan oleh asbes. 29. Penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus, bakteri atau parasit yang didapat
persoalan
K3
yang
dalam
hal
ini
diejawantahkan dalam program jamsostek tidak boleh dilaksanakan secara setengah-
Lex Jurnalica Vol. 1/No. 1/ Desember 2003
21
Dhoni Yusra – Pentingnya Implementasi K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) dalam Perusahaan
setengah karena memiliki konsekuensi hukum yang cukup berat bagi pengusaha. Dengan kata lain implementasi K3 dalam perusahaan memiliki arti pula sebagai perwujudan taatnya pada hukum yang berlaku di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA Dharmabumi,
Hemasari,
Labour
Education Center, Bandung 2001 Mike Travis. OccupationalHealth. Sutton: Aug 2002. Vol.54. Undang-Undang
Republik
Indonesia
Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja. Undang-Undang
Republik
Indonesia
Nomor 3 Tahun 1992 tentang
Jaminan Sosial Tenaga kerja
Lex Jurnalica Vol. 1/No. 1/ Desember 2003
22