Januari—Maret 2011
Mengenal dan Mengerti akan
Emosi kita Pelajaran Ke-Delapan Kwartal 1 DAYA JUANG
,
12—19 Februari 2011 Diterjemahkan Oleh: Joice dan Fritz Manurung Editor: Daniel Saputra dan Yonata Bastian
“Allah itu bagi kita tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti. Sebab itu kita tidak akan takut, sekalipun bumi berubah, sekalipun gunung-gunung goyang oleh geloranya” (Mazmur 46:1–3).
MENGENAL DAN MENGERTI AKAN EMOSI KITA Pelajaran Sekolah Sabat “Collegiate”(SSCQ) Kwartal PERTAMA 2011. Diterbitkan oleh SEIMAN (Surat Elektronik Intra Masyarakat Advent Nusantara www.seiman.org) ;
[email protected] dan SSCQIndonesia .; Editor Daniel Saputra dan ManagerYonata Bastian (Judul Asli: Collegiate Quarterly, Published by the SSPM Dept. Of General Conference of SDA
Sabbath 12 Februari
Yohanes 11:1–46
Pendahuluan
Tidak Apa-apa Menangis
Alkitab menunjukkan bahwa manusia tidaklah sama seperti ciptaan yang lain, yaitu hewan. Kita menunjukkan rangkaian emosi yang sempurna: duka saat seorang yang kita kasihi tiada, perasaan bersalah saat kita kedapatan melakukan sesuatu yang seharusnya kita lakukan tetapi kita tidak lakukan, suka cita atas kelahiran seorang bayi, menangisi rasa kehilangan, khawatir dan keraguan, iri hati manakala kita sedang berpikir bahwa kita tidak mendapatkan apa yang kita inginkan dan amarah manakala kita menghadapi berbagai tantangan dan masalah. Emosi-emosi ini ada di sekitar kita setiap hari dalam berbagai situasi.
Apakah Allah peduli dengan apa yang terjadi pada diri kita? Apakah Ia tahu bagaimana perasaan kita Yesus menunjukkan emosinya secara luas. Ia terkejut manakala orang tuanya tidak mengerti bahwa Ia harus bercakap-cakap dengan para tua-tua jemaat di kaabah ketika ia berusia 12 tahun. Ia mengasihani Yudas yang mengkhianatinya. Ia menunjukkan amarah kepada para penukar uang di kaabah, dan Ia berbelas kasihan kepada wanita yang ia temukan di sumur. Ia melepaskan kekecewaannya pada perkawinan di Kana dengan menunjukkan kebaikan ketika ia mengubah air menjadi anggur. Ia menunjukkan rasa suka cita ketika menyembuhkan ibu mertua Petrus dan membangkitkan putera seorang janda. Ia menunjukkan perhatian ketika Ia menghentikan angin rebut, dan Ia menunjukkan rasa humornya dengan memerintahkan para murid untuk melemparkan jala mereka di siang hari manakala ikan-ikan menjauh dari sinar matahari. Ia pun menunjukkan belas kasihan ketika para murid hendak mengusir anak-anak, empati untuk memberi makan lebih dari lima ribu orang ketimbang menyuruh mereka pergi sebagaimana yang diinginkan para murid, dan bersedih atas pemakaman Lazarus. Emosi-emosi ini juga terlihat di sekitar kita setiap hari. Menurut pendapat saya, emosi yang terbesar yang pernah dicatat dalam Alkitab adalah tangisan Yesus. Hal tersebut sepertinya bukan air mata yang tidak jatuh bercucuran di mana orang-orang tidak melihat tangisan itu membasahi wajahNya, dan Ia begitu berduka (Yohanes 11:1-6), Yesus menangis (ayat 35) dan orang-orang Yahudi berkata, ― ‗Lihatlah betapa kasihNya kepadanya‘ ‖!(ayat 36, NIV). Jadi bagaimana kita mengendalikan emosi kita? Apakah boleh kita merasa sedih atau gembira? Apakah ada yang salah dengan tertawa atau menangis? Apa yang Alkitab katakan mengenai emosi dalam diri manusia? Apakah Allah peduli dengan apa yang terjadi pada diri kita? Apakah Ia tahu bagaimana perasaan kita manakala kita sedang melalui kesedihan, duka, kesakitan, penderitaan seperti wanita yang kehilangan suaminya? Apakah Ia tertawa manakala kita tertawa? Biarlah Ia menolong kita untuk mengerti dan berhadapan dengan emosi kita ketika kita harus menghadapinya sepanjang hidup kita. Beverly Henry, Mandeville, Jamaica, West Indies . SSCQ adalah Pelajaran Sekolah Sabat Resmi yang diterbitkan Dept. SS/PM GC SDA dari orang muda, oleh orang muda, untuk orang muda dan berjiwa muda di seluruh dunia Diterjemahkan oleh: Joice dan Fritz Manurung - 2
MENGENAL DAN MENGERTI AKAN EMOSI KITA Pelajaran Sekolah Sabat “Collegiate”(SSCQ) Kwartal PERTAMA 2011. Diterbitkan oleh SEIMAN (Surat Elektronik Intra Masyarakat Advent Nusantara www.seiman.org) ;
[email protected] dan SSCQIndonesia .; Editor Daniel Saputra dan ManagerYonata Bastian (Judul Asli: Collegiate Quarterly, Published by the SSPM Dept. Of General Conference of SDA
Minggu 13 Februari
Bukti Tolong, Oh, Tolong Bangunlah!
Mazmur 31:1, 2, 24; 71:14–16; Markus 14:34; Filipi 4:13
Mujizat-mujizat Kristus adalah pengingat yang setia manakala saya teringat kembali akan hari yang paling menentukan di bulan Maret 2006, saat setelah ia mengeluh tidak enak badan, putriku menjadi koma ketika aku dan suamiku bergegas ke rumah sakit. Saya tahu Allah mengerti apa yang saya rasakan, tetapi hal itu tidak menghentikan saya untuk mencurahkan isi hatiku kepadaNya.
Jika kita berlatih untuk percaya dalam hal-hal kecil, hal tersebut akan menjadi satu kebiasaan jika satu peristiwa besar terjadi dalam kehidupan kita. Yesus ingin mengubah duka cita menjadi suka cita, dan ―Ia tidak dapat menahan ekspresi simpati yang berbelas kasihan.‖* Janda dari Nain dengan anak laki-laki satu-satunya; Maria dan Martha dengan saudara laki-lakinya Lazarus, mati dan membusuk; Sang Perwira dengan hambanya yang sakit keras di rumah – mereka tahu bahwa keberadaanNya menciptakan satu perbedaan. Mereka semua merasakan kesusahan yang mendalam yang mana saya pun merasakannya manakala dokter berkata, ―Anda harus mempersiapkan diri . . . .kami rasa dia tidak mungkin selamat.‖ Terkadang erangan dan bisikan kita adalah yang dapat kita berikan pada saat kita sedang berdoa. Namun demikian, Allah tidak hanya mendengar, Ia pun memahami, karena Ia juga menderita. ―Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati rasanya‖ (Markus 14:34). Jadi ketika kita berkata kepada orang-orang yang kita kasihi, ―Tolong – oh, tolong, bangunlah,‖ Ia mendengar, mengerti, dan merasa terhibur. Allah masih menjawab doa-doa. Sebagaimana yang Ia lakukan terhadap Ester, Ayub, dan Rut dan ibu mertuanya, Ia akan melakukan hal yang sama bagi kita. Damai sejahtera atang kepada kita manakala kita mengingat janjinya bahwa Ia memberikan tidak melebihi apa yang kita dapat tanggung. Percaya kepadanya terkadang sukar ketika saat itu begitu sulit, namun jika kita berlatih untuk percaya dalam hal-hal kecil, hal tersebut akan menjadi satu kebiasaan jika satu peristiwa besar terjadi dalam kehidupan kita. Kita semua menghadapi peristiwa-peristiwa yang mirip dengan apa yang para tokoh di Alkitab hadapi. Kita dapat belajar dari teladan-teladan mereka dan mendapati bahwa walaupun dalam beberapa contoh Kristus berada di sana ―dalam rupa manusia‖ untuk menyembuhkan dan untuk membangkitkan orang mati, Ia juga berada bersama-sama dengan kita dalam wujud Roh Kudus. Pengalaman pribadi saya mengajarkan saya sekali lagi bahwa janjijanji Allah adalah benar, dan jika kita memiliki iman seperti biji sesawi saja, kita akan melihat benteng pertahanan yang adalah Allah kita, Tuhan yang selalu berada di dekat kita kapan pun kita membutuhkan Dia (Mazmur 46:1-3). REAKSI 1. Bagaimanakah imanmu diuji baru-baru ini? Bagaimanakah anda meresponinya? 2. Kapankah anda mendapatkan satu jawaban doa yang bukan apa yang anda harapkan? Apakah anda akan tetap percaya petunjung yang dikirimkan kepada anda? Mengapa atau mengapa tidak? ____________ *The Desire of Ages, hal. 176, 177.
Avery Thompson, Mandeville, Jamaica, West Indies SSCQ adalah Pelajaran Sekolah Sabat Resmi yang diterbitkan Dept. SS/PM GC SDA dari orang muda, oleh orang muda, untuk orang muda dan berjiwa muda di seluruh dunia Diterjemahkan oleh: Joice dan Fritz Manurung - 3
MENGENAL DAN MENGERTI AKAN EMOSI KITA Pelajaran Sekolah Sabat “Collegiate”(SSCQ) Kwartal PERTAMA 2011. Diterbitkan oleh SEIMAN (Surat Elektronik Intra Masyarakat Advent Nusantara www.seiman.org) ;
[email protected] dan SSCQIndonesia .; Editor Daniel Saputra dan ManagerYonata Bastian (Judul Asli: Collegiate Quarterly, Published by the SSPM Dept. Of General Conference of SDA
Senin 14 Februari Rut 1; Ester 2; Ayub 19:25; Mazmur 46:1– 3; Markus 5:25–29; II Korintus 11:23–28; Filipi 4:11–13; Yakobus 5:10, 11
Logos
Kuasa Untuk Bertahan!
Allah – Yang Selalu Hadir, Yang Selalu Sanggup (Mazmur 46:1-3) Daya juang adalah kemampuan untuk menemukan semangat dan keinginan untuk mengatasi kesulitan, trauma, tragedi, kemalangan, dan kesakitan tanpa merasakan akibat-akibat negatif. Seseorang yang memiliki daya juga sering kali tampil menjadi lebih kuat dalam satu situasi yang sulit dibandingkan dengan keadaan sebelum ia menghadapi situasi tersebut. Bersama Allah kita dapat menghadapi situasi yang sulit dan tetap merasa dalam kepenuhan ketimbang merasakan emosi-emosi yang kita rasakan. ―Allah itu bagi kita tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti,‖ adalah mantra orang Kristen yang memiliki daya juang (Mazmur 46:1, NIV).
Kita dapat bertahan karena kita percaya dan bergantung kepada Allah Pencetus Stress, Kesakitan, dan Kekecewaan (Ayub 19:25; II Korintus 11:23-28) Adalah tidak akurat untuk memberikan kesan bahwa orang-orang yang memiliki daya juang adalah orang-orang yang kebal akan stress, kesakitan, kekecewaan dan pergumulan. Ayub sebagaimana dikutip dalam Alkitab memiliki segalanya yang diinginkan seorang manusia – sebuah keluarga yang bahagia; kekayaan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya; para pelayan; rumah dan tanah; ditambah, ia melayani Allah. Siapa yang pernah menyangka bahwa Ayub akan berada dalam keadaan emosi yang begitu murung manakala ia kehilangan segalanya dan ketika sahabat-sahabat dan istrinya mencaci maki dia karena lebih percaya kepada Allah ketimbang menangisi kehilangannya? Meskipun demikian ia menyadari bahwa Penebusnya hidup dan akan menyelamatkan dia. Ketimbang reaksinya yang pertama, tanggapannya sepanjang masa-masa sulit itu menunjukkan kemurnian kekuatan spiritual dan ketergantungan yang penuh kepada Allah. Rasul Paulus merasakan penderitaan disiksa, dipukul, dan diadali, namun demikan ia tetap berpegang teguh kepada Allah yang ia sedang belajar untuk dilayani, bahkan sampai kepada titik menjadi seorang martir bagiNya. Wanita yang Menunjukkan Daya Juang (Rut 1; Ester 2; Markus 5:25-29) Tekad Rut merupakan bukti bahwa ia memutuskan untuk kembali ke kampung halaman bersama dengan ibu mertuanya untuk melakukan pekerjaan kasar – mengumpulkan remah-remah di ladang supaya mereka dapat tetap hidup. Ester menyelamatkan bangsanya karena ia dengan yakin pergi menghadap raja untuk meminta agar perkara diputuskan ―Jika aku hilang, aku hilang.‖ Dibutuhkan sebuah keberanian untuk seorang wanita dengan masalah pendarahan supaya bisa mendekati Yesus untuk mendapatkan kesembuhan setelah menghabiskan seluruh tabungannya untuk berobat ke dokter yang tidak dapat menyembuhkannya. Kekuatan spiritual yang sama tersedia saat ini bagi siapa saja yang mengalami persoalan, dan yang sakit dan putus asa. Emosi Yesus (Yohanes 11:35) Teladan kita yang terbesar tentang daya juang adalah apa yang ditunjukkan Kristus dalam SSCQ adalah Pelajaran Sekolah Sabat Resmi yang diterbitkan Dept. SS/PM GC SDA dari orang muda, oleh orang muda, untuk orang muda dan berjiwa muda di seluruh dunia Diterjemahkan oleh: Joice dan Fritz Manurung - 4
MENGENAL DAN MENGERTI AKAN EMOSI KITA Pelajaran Sekolah Sabat “Collegiate”(SSCQ) Kwartal PERTAMA 2011. Diterbitkan oleh SEIMAN (Surat Elektronik Intra Masyarakat Advent Nusantara www.seiman.org) ;
[email protected] dan SSCQIndonesia .; Editor Daniel Saputra dan ManagerYonata Bastian (Judul Asli: Collegiate Quarterly, Published by the SSPM Dept. Of General Conference of SDA
kehidupannya. Perasaan dan emosinya dicatat dalam berbagai peristiwa. Ketika ia menyembuhkan seorang laki-laki dengan yang tangannya lumpuh sebelah, orang-orang yang berkuasa pada waktu Ia hidup menuduh diriNya berbuat dosa, namun Ia memandang kepada mereka dengan rasa marah dan bertanya, ― ‗Menurut agama, kita boleh berbuat apa pada hari Sabat? Berbuat baik atau berbuat jahat? Menyelamatkan orang atau membunuh?‘ ‖ (Markus 3:4,5, NKJV). Ketika sahabatnya Lazarus wafat, Yesus menangis, atau sebagaimana yang seorang bocah laki-laki yang dengan gugupnya mengutip Yohanes 11:35 dengan tepat untuk program Sabat Ketiga belas ―Allah menangis.‖ Pada saat dikhianati, ditolak dan merasakan pengadilan yang tidak adil, Yesus merasakan sengatan kesendirian, penolakan, dan rasa sakit secara fisik, namun demikian Ia tetap menjaga ketenangannya karena Ia tahu Ia dapat menghadapi segala situasi selama Ia tetap berhubungan dengan BapaNya. Ia selalu mengendalikan emosinya yang timbul sebagai hasil bahwa Ia tahu Allah bertanggung jawab dan tidak ada sesuatu pun terjadi tanpa sepengetahuanNya. Yesaya 53:3 mengatakan bahwa Ia adalah seorang manusia yang dilingkupi duka dan dikenal dari kepedihannya. Kita pun menghadapi berbagai tantangan. Beberapa dari situasi ini akan memunculkan berbagai macam emosi yang ada di dalam diri kita. Kita dapat belajar dari Yesus, yang meskipun di tengah keadaan yang tidak menyenangkan, kita juga dapat tetap tenang. Daya Juang – Tersedia bagi Semua (Keluaran 2:11-13; II Samuel 11; Mazmur 51; Matius 26:69-75; Daniel 3) Ada banyak tokoh dalam Alkitab yang mampu mengatasi emosi yang telah menghancurkan kehidupan orang lain. Musa mengatasi kemarahan dan kejijikan karena bangsanya diperlakukan tidak adil. Kemarahannya menuntunnya untuk melakukan pembunuhan. Namun demikian ia menjadi seorang pemimpin yang besar pada orang Israel. Daud melakukan perzinahan dan membuat suami pasangan zinahnya terbunuh di medan pertempuran manakala ia mengetahui bahwa wanita itu hamil karenanya. Namun demikian ia datang kepada Allah untuk meminta pengampunan dan tercatat dalam Mazmur 51 yang terkenal itu. Petrus menyangkal Yesus; Sadrakh, Mesakh, dan Abednego dihukum karena patuh kepada Allah. Orang yang kerasukan, hidup sebagai orang yang diasingkan, menyadari bahwa Yesus adalah jawaban (Markus 5:1-9). ―Dalam dunia kamu menderita penganiayaan‖ (Yohanes 16:33), tetapi kita dapat mengatasinya. Kita dapat bertahan karena kita percaya dan bergantung kepada Allah. ―Menunggu dengan sabar dalam pengharapan sehingga ketika awan membungkus kita dan semuanya gelap, mintalah iman dan penyerahan yang menyebabkan keinginan kita tertelan oleh kehendak Allah. Kita begitu cepat takut, dan segera menangis agar ujian itu berlalu dari kita, ketikan kita seharusnya kita meminta kesabaran untuk menghadapi ujian dan anugerah untuk mengatasinya.‖* REAKSI 1. Jika anda berada dalam posisi Musa, membunuh orang lain dan menutupinya, akankah anda akan bersedia membiarkan Allah memakai anda? Jika ya, jelaskan mengapa. 2. Bayangkan emosi-emosi yang Yesus rasakan ketika Ia berada dalam ujian dosa di dunia. Pikirkan tentang emosiNya dan tempatkan diri anda pada tempatNya. Apakah reaksi anda? 3. Apa yang dapat anda pelajari tentang daya juang dari pelajaran minggu ini yang dapat membantu anda di pekerjaan, sekolah atau dalam kehidupan pada umumnya? 4. Bagaimana anda dapat memiliki keteguhan hati untuk berhadapan dengan apa yang terjadi, dan tidak menjadi hancur secara emosi dalam prosesnya? Silakan bagikan dengan kelas anda sebuah pengalaman yang menunjukkan daya juang anda. _____________________ *God’s Amazing Grace, hal. 114.
T. Basil Sturrup, Mandeville, Jamaica, West Indies SSCQ adalah Pelajaran Sekolah Sabat Resmi yang diterbitkan Dept. SS/PM GC SDA dari orang muda, oleh orang muda, untuk orang muda dan berjiwa muda di seluruh dunia Diterjemahkan oleh: Joice dan Fritz Manurung - 5
MENGENAL DAN MENGERTI AKAN EMOSI KITA Pelajaran Sekolah Sabat “Collegiate”(SSCQ) Kwartal PERTAMA 2011. Diterbitkan oleh SEIMAN (Surat Elektronik Intra Masyarakat Advent Nusantara www.seiman.org) ;
[email protected] dan SSCQIndonesia .; Editor Daniel Saputra dan ManagerYonata Bastian (Judul Asli: Collegiate Quarterly, Published by the SSPM Dept. Of General Conference of SDA
Selasa 15 Februari
Kesaksian Mengetahui Kehendak Allah
Amsal 21:13; Yesaya 53:3; Matius 8:17; I Korintus 13:8; Ibrani 4:15; Yakobus 4:2
Bukti mengenai perasaan-perasaan Allah terhadap kita telah dicatat di dalam Alkitab, dan Ellen White memberikan keterangan yang lebih rinci terhadap sejumlah peristiwa yang menunjukkan bagaimana Allah menyatu dengan umat manusia. Oleh karena itu, kita dapat mengerti bagaimana untuk memiliki daya juang dan bagaimana menghindari perangkap setan.
“Tidak ada duka, penderitaan, kelemahan manusia, yang tidak Ia sediakan obatnya.” Terkadang kita bimbang karena kita tidak meminta bantuan Allah; dan seringkali kita membiarkan emosi kita yang membuat keputusan daripada bergantung kepada apa yang kita tahu itu benar. Ellen White menulis bahwa ―tidak sekali pun perasaan-perasaan dibiarkan untuk menjadi pemimpin atas suatu keputusan.‖1 Terkadang ketika kita merasa tertantang dan tertekan untuk mengambil keputusan, kita mulai merasakan emosi yang naik turun. Namun kita diingatkan: ―Jangan menunggu untuk merasakan satu emosi yang special sebelum engkau memikirkan jawaban Allah . . . .Percayalah kepada firmanNya dan biarkan segala sesuatunya di tangan Allah.‖2 Ingatlah, Kristus menjadi manusia dan oleh karena itu ia bersimpati atas kebutuhan dan tantangan kita. Ia juga berduka dan oleh karena itu mengenal kesedihan kita. Kita juga diingatkan bahwa ―tidak ada duka, penderitaan, kelemahan manusia, yang tidak Ia sediakan obatnya,‖3 Sementara kita menjalani tugas dan mengambil keputusan setiap hari, adalah sangat baik untuk menempatkan keinginan pada kehendak Allah, tetap mempertahankan keberanian kita dengan teguh (Mazmur 31:24) dan ingat untuk memiliki ―setiap emosi anda . . . dibawa ke dalam kungkungan kehendak Yesus.‖4 Setan akan menggunakan teman-teman, musuh, atasan, dan bahkan keluarga kita untuk membujuk kita agar tidak mematuhi perintah-perintahNya. Daniel dan ketiga kawannya dapat menunjukkan kepada orang yang menawan mereka bahwa Allah mereka akan memelihara mereka apakah itu melalui makanan dan minuman, doa atau penyembahan mereka akan Pencipta mereka.5 REAKSI 1. Bagaimana kita dapat mengetahui kapan emosi kita sesuai dengan kehendak Allah? 2. Tunjukkan tiga tokoh dalam Alkitab selain Daniel yang mampu menaklukkan emosi mereka dan memenuhi kehendak Allah. ____________ 1. Selected Messages, book 1, hal. 291. 2. Messages to Young People, hal. 96, 123, 153. 3. The Ministry of Healing, hal. 249. 4. Messages to Young People, hal. 153. 5. Ibid., hal. 96.
Carl Henry, Biloxi, Mississippi, U.S.A.
SSCQ adalah Pelajaran Sekolah Sabat Resmi yang diterbitkan Dept. SS/PM GC SDA dari orang muda, oleh orang muda, untuk orang muda dan berjiwa muda di seluruh dunia Diterjemahkan oleh: Joice dan Fritz Manurung - 6
MENGENAL DAN MENGERTI AKAN EMOSI KITA Pelajaran Sekolah Sabat “Collegiate”(SSCQ) Kwartal PERTAMA 2011. Diterbitkan oleh SEIMAN (Surat Elektronik Intra Masyarakat Advent Nusantara www.seiman.org) ;
[email protected] dan SSCQIndonesia .; Editor Daniel Saputra dan ManagerYonata Bastian (Judul Asli: Collegiate Quarterly, Published by the SSPM Dept. Of General Conference of SDA
Rabu 16 Februari Rut 1:16; Ester 4:14–16; 9:2, 16; Amsal 27:17; I Korintus 4:10–13; II Korintus 11:23–28
Bagaimana Yang Kuat Maju Terus
Rut adalah seorang wanita muda yang kehilangan suaminya. Ia harus memilih apakah kembali ke kampung halamannya sebagaimana yang dianjurkan ibu mertuanya atau kembali bersama ibu mertuanya ke Yudea. Ia pasti memiliki emosi yang mengaduk-ngaduk perasaannya manakala ia berpikir apakah ia sedang mengambil satu keputusan yang tepat atau tidak. Namun demikian ia memilih jalan yang benar dan menjadi nenek moyang Kristus. Bagaimana kita dapat membuat keputusan-keputusan yang benar yang menuntun kepada kekuatan untuk memiliki daya juang.
Kasih adalah prinsip yang terutama di mana mereka berdiri teguh di atasnya. Bersandar pada pimpinan Allah. Jika anda ragu-ragu akan hasil dari suatu ujian, jadilah seperti Rut dan bersandar pada pimpinan Tuhan. Anda mungkin akan terkejut akan apa yang terjadi. Setia untuk berdoa dan berpuasa. Setelah Ester menjadi ratu, peraturan untuk memusnahkan orang Yahudi membawa Mordekhai untuk menasihati Ester bahwa mungkin ia ―harus datang ke istana pada saat seperti ini‖ (Ester 4:14). Lantas Ester menyerukan kepada bangsanya untuk berdoa dan berpuasa sementara ia mempersiapkan diri untuk menghadap Raja Ahasyweros. Keraguan dan pertanyaan adalah bagian alami dari kehidupan, tetapi ambillah satu waktu untuk bersekutu dengan Allah dan seperti Ester biarkan Allah menjadi sumber kekuatan bagi anda.* Tunjukkan kasih kepada sesame dan kesetiaan kepada Allah. Paul menganiaya orang Kristen, tetapi ia menjadi orang Kristen yang taat dan mendapati dirinya dianiaya. Ia menunjukkan kekuatan moral bahkan ketika ia harus berdiri sendiri. Walaupun dipenjara, Allah membuka pintupintu. Meskipun kapal karam, dalam bahaya yang tiada henti, dilempari batu, disiksa, dan dipukuli, ia tetap setia kepada Allah dan menyemangati orang Kristen lainnya untuk melakukan hal yang sama. Tokoh-tokoh dalam Alkitab menunjukkan rasa suka cita dalam kesatuan dengan Kristus, membagikan kasih dengan sesama dan menunjukkan penampilan yang positif ketimbang masalahmasalah mereka. Meskipun banyak ujian dan emosi yang mengaduk perasaan mereka, mereka tetap setia kepada Juruselamatnya. Kasih adalah prinsip yang terutama di mana mereka berdiri teguh di atasnya (I Korintus 13). Iman, pengharapan, dan kasih adalah elemen yang penting bagi tabiat orang Kristen – tetapi yang terbesar adalah kasih (I Korintus 13) dan kasih adalah buah pertama dari buah roh (Galatia 5:22). REAKSI 1. Dengan seksama selidiki kembali riwayat para tokoh Alkitab hari ini. Ketika kita menghadapi tantangan yang hampir sama, bagaimana pendekatakan yang mereka ambil dapat berguna bagi kita hari ini? 2. Mengapa lebih mudah untuk mengasihi mereka yang kita kenal dibandingkan dengan orang-orang yang tidak kenal di jalanan? 3. Bagaimana kita dapat menggunakan teladan Yesus untuk membantu kita lebih memiliki daya juang? ____________ *Prophets and Kings, hal. 601.
Mark Henry, New Jersey, U.S.A. SSCQ adalah Pelajaran Sekolah Sabat Resmi yang diterbitkan Dept. SS/PM GC SDA dari orang muda, oleh orang muda, untuk orang muda dan berjiwa muda di seluruh dunia Diterjemahkan oleh: Joice dan Fritz Manurung - 7
MENGENAL DAN MENGERTI AKAN EMOSI KITA Pelajaran Sekolah Sabat “Collegiate”(SSCQ) Kwartal PERTAMA 2011. Diterbitkan oleh SEIMAN (Surat Elektronik Intra Masyarakat Advent Nusantara www.seiman.org) ;
[email protected] dan SSCQIndonesia .; Editor Daniel Saputra dan ManagerYonata Bastian (Judul Asli: Collegiate Quarterly, Published by the SSPM Dept. Of General Conference of SDA
Kamis 17 Februari
Pendapat Kasih Allah Yang Senyap— Mengapa Allah Bungkam
Ayub 19:25; Mazmur 27:8, 9; Matius 15:22–28
Buku Ayub bercerita tentang pengalaman manusia yang di dalamnya termasuk emosi yang mutlak menjadi bagian dari kehidupan. Betapa beruntungnya kita memiliki Allah yang mengasihi dan peduli kepada kita dan yang menuntun dan memimpin ketika jika kita membiarkan Dia melakukannya.
Mengapa pada jaman modern seperti sekarang ini, anak-anak mati karena kelaparan atau kekurangan air bersih? Ayub dikenal dan dihormati sebagai seorang pengusaha yang bijaksana, dan seorang pria yang mengasihi dan bertanggung jawab kepada keluarganya dan warga negara baik dalam masyarakatnya. Ujian demi ujian yang dia hadapi melibatkan keluarganya dan kekayaannya. Dalam perubahan yang terjadi begitu cepat, ia kehilangan ternaknya, hewan peliharaannya, hambahambanya dan kesepuluh anaknya. Kemudia ia menderita barah yang busuk dari kaki sampai ke ujung kepalanya Betapa suatu ujian yang berat yang dapat membuat dirinya menjadi undur, putus asa, marah, dan dongkol kepada Allah. Budaya yang berlaku pada waktu itu menyatakan bahwa apabila seseorang jatuh sakit seperti itu, ia pasti telah melakukan kesalahan yang fatal. Kutukan-kutukan ini pastinya merupakan tindakan Allah untuk menunjukkan ketidaksenangannya. Itulah mengapa isterinya mendorong dia untuk ―mengutuk Allah dan mati‖ (Ayub 2:9). Meskipun demikian, ia menyembah Allah dan memberkati namanNya (Ayub 1:20-22), dan masyarakat sekitarnya dapat melihat akhir kisah hidupnya lebih baik daripada permulaannya (Ayub 42:12, 13). Pada saat itu, beberapa oang bertanya-tanya kesalahan apa yang mereka lakukan dan mengapa mereka menderita hal yang sama. Mereka bertanya-tanya mengapa rumah mereka disita, atau mengapa mereka kehilangan pekerjaan atau jatuh sakit. Mengapa pada jaman modern seperti sekarang ini, anak-anak mati karena kelaparan atau kekurangan air bersih? Di manakah kasih Allah dinyatakan pada semua hal-hal tersebut? Terkadang ketika ujian-ujian terjadi dan kita tidak mengerti kehendak Allah, kita bertanya: ―Mengapa Allah berdiam diri?‖ Ini tidak berarti kita tidak boleh menangis kepada Allah sebagaimana yang Daud telah lakukan (Mazmur 27:8,9). Kita dapat belajar dari Alkitab, sejarah, dan pengalaman-pengalaman orang lain bahwa Kristus tersentuh dengan perasaan-perasaan sebagai akibat kelemahan-kelemahan kita (Ibrani 4:15). Juruselamat kita sendiri adalah seorang yang hina dan dihindari orang (Yesaya 53:3). REAKSI 1. Buatlah daftar kapan Allah berbicara kepada anda dan anda tidak memperhatikan. Apa yang dapat anda lakukan dengan cara yang berbeda? Perbedaan apa yang terjadi jika hal itu dibuat? 2. Perasaan-perasaan apa yang kita miliki ketika menghadapi ujian-ujian yang sama sebagai bukan orang Kristen? Di manakah kasih Allah di semua ujian dan penderitaan kita? Andre Henry, Raleigh, North Carolina, U.S.A. SSCQ adalah Pelajaran Sekolah Sabat Resmi yang diterbitkan Dept. SS/PM GC SDA dari orang muda, oleh orang muda, untuk orang muda dan berjiwa muda di seluruh dunia Diterjemahkan oleh: Joice dan Fritz Manurung - 8
MENGENAL DAN MENGERTI AKAN EMOSI KITA Pelajaran Sekolah Sabat “Collegiate”(SSCQ) Kwartal PERTAMA 2011. Diterbitkan oleh SEIMAN (Surat Elektronik Intra Masyarakat Advent Nusantara www.seiman.org) ;
[email protected] dan SSCQIndonesia .; Editor Daniel Saputra dan ManagerYonata Bastian (Judul Asli: Collegiate Quarterly, Published by the SSPM Dept. Of General Conference of SDA
Jum‘at 18 Februari
Eksplorasi “Apakah Engkau Mengakhirinya Dengan Gagah Berani?
Mazmur 46
KESIMPULAN Tidakkah kita semua berharap bahwa hidup akan terus menerus dipenuhi oleh kepuasan dan kedamaian? Tetapi, di dalam hidup ada kesulitan, kegagalan, dan ujian. Pada kenyataannya hidup bukanlah rangkaian bunga mawar. Adalah manusia untuk menunjukkan rasa frustasi, ketakutan, dan kesedihan ketika seseorang melewati saat-saat yang sulit. Kata-kata bijak akan mengajarkan seperti ini, ―Dan ini pun akan segera berlalu.‖ Mereka yang percaya kepada Allah akan memandang ujian tersebut akan mampu berkata seperti pemazmur, ―Allah itu bagi kita tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti‖ (Mazmur 46:1). Dengan jaminan seperti itu, tentunya kita dapat menyelesaikanny dengan gagah berani! PERTIMBANGKAN Buatlah sebuah kartu yang menunjukkan perhatian kepada seseorang yang telah mendukung atau menyemangati anda pada saat anda mengalami kesulitan. Berikan kartu tersebut kepada orang itu sebagai satu kejutan. Bagilah kertas dalam dua kolom. Kolom pertama, tuliskan daftar kegagalan atau kekecewaan besar yang anda telah alami. Di kolom kedua, tuliskan apa yang anda pelajari dari setiap pengalaman itu. Kirimkan surat elektronik kepada seorang teman yang sedang mengalami kesulitan (misalnya, kesulitan keuangan, kehilangan, sakit penyakit atau masalah hubungan), bagikan kata-kata yang menghibur dan menguatkan. Tontonlah video Are You Going to Finish Strong? Video ini merupakan sebuah cerita yang dasyat tentang Nick Vujicic yang lahir tanpa tungkai namun menjadi kesaksian yang dasyat bagi Allah. (Informasi tentang video-video lainnya tersedia di LIFEWITHOUTLIMBS.ORG) Ciptakanlah sebuah lagu dengan lirik yang menggambarkan emosi anda ketika anda melalui masalah dan kemenangan yang anda telah alami dengan bantuan Allah. Pakailan nada-nada yang mudah diikuti untuk lirik yang anda ciptakan. Hitunglah sejumlah ―pantulan‖ pengalaman yang telah anda lalui selama minggu/bulan lalu. Bersyukurlah kepada Allah atas pelajaran yang anda dapatkan dari tiap pengalaman itu. Bacalah sebuah biografi/autobiografi dari orang yang terkenal seperti Ben Carson (Gifted Hands) atau Helen Keller (Helen Keller: The Story of My Life). Refleksikan apa yang membuat mereka menjadi orang yang memiliki daya juang dan bagaimana hal ini dapat diterapkan dalam kehidupan anda. HUBUNGKAN Mazmur 51; Matius 14:23–33; The Desire of Ages, bab 9; Gospel Workers, hal. 269; Max Lucado, In the Eye of the Storm, bab 22; Philip Yancy, Where Is God When It Hurts, bab 9 & 10. Prema Gaikwad, Silang, Philippines
SSCQ adalah Pelajaran Sekolah Sabat Resmi yang diterbitkan Dept. SS/PM GC SDA dari orang muda, oleh orang muda, untuk orang muda dan berjiwa muda di seluruh dunia Diterjemahkan oleh: Joice dan Fritz Manurung - 9