BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kecemasan
1. Definsi
Cemas (ansietas) adalah perasaan takut yang tidak jelas dan tidak didukung oleh situasi. Ketika merasa cemas individu merasa tidak nyaman takut dan memiliki firasat akan ditimpa malapetaka padahal ia tidak mengerti mengapa emosi yang mengancam tersebut terjadi. (Videbeck, 2008, hal. 307)
2. Etiologi Cemas
Penyebab timbulnya kecemasan dapat ditinjau dari 2 faktor yaitu : 1) faktor internal yaitu tidak memiliki keyakinan akan kemampuan diri 2) faktor eksternal dari lingkungan seperti ketidaknyamanan akan kemampuan diri, Threat (ancaman), Conflik (pertentangan), Fear (ketakutan), Unfuled need (kebutuhan yang tidak terpenuhi). (Videbeck, 2008, hal. 312).
3. Faktor Predisposisi Berbagai teori telah dikembangkan untuk menjelaskan asal kecemasan. 1. Dalam pandangan psikoanalitis, kecemasan adalah konflik emosional yang terjadi anatara dua elemen kepribadian: id dan superego. Id mewakili dorongan insting dan impuls primitive, sedangkan superego mencerminkan hati nurani dan
Universitas Sumatera Utara
dikendalikan oleh norma budaya. Ego atau aku, berfungsi menengahi tuntutan dari dua elemen yang bertentangan tersebut, dan fungsi kecemasn adalah mengingatkan ego bahwa ada bahaya. 2. Menurut pandangan interpersonal, kecemasan timbul dari perasaan takut terhadap ketidaksetujuan dan penolakan interpersonal. Kecemasan juga berhubungan dengan perkembangan trauma, seperti perpisahan dan kehilangan, yang menimbulkan kerentanan tertentu. Individu dengan harga diri rendah terutama rentan mengalami kecemasan yang berat. 3. Menurut pandangan perilaku, kecemasan merupakan frustasi yaitu segala sesuatu yang mengganggu kemampuan individu untuk mencapai tujuan yang diinginkan. 4. Kajian keluarga menunjukan bahwa ganguan kecemasan biasanya terjadi dalam keluarga. Ganguan kecemasan juga timpang tindih antara gangguan kecemasan dan depresi. ( Stuarts, 2007, hal.146) 4. Bentuk Cemas
Menurut Bucklew cemas bisa mempengaruhi seseorang dalam berbagai bentuk. Beberapa orang menunjukkan kecemasannya secara psikologis, emosional, dan fisiologis. Cemas secara psikologis dan emosional terwujud dalam gejala-gejala kejiwaan seperti tegang, bingung, khawatir, sukar berkontraksi, perasaan tidak menentu dan sebagainya. Sedangkan secara fisiologis terwujud dalam gejala-gejala fisik terutama pada sistem saraf misalnya tidak dapat tidur, jantung berdebar-debar, gemetar, perut mual-muntah, diare, nafas sesak disertai tremor pada otot. (videbeck, 2008, hal. 308).
Universitas Sumatera Utara
5. Tingkat Kecemasan
kecemasan
memiliki dua aspek yang sehat dan aspek membahayakan, yang
bergantung pada tingkat kecemasan,lama kecemasan yang dialami, dan seberapa baik indivudu melakukan koping terhadap kecemasan. Kecemasan dapat dilihat dalam rentang ringan, sedang, berat sampai panik. setiap tingkat menyebabkan perubahan fisiologis dan emosional pada individu.
1. Kecemasan ringan adalah cemas yang normal menjadi bagian sehari-hari dan menyebabkan seseorang menjadi waspada dan meningkatkan, tetapi individu masih mampu memecahkan masalah. Cemas ini dapat memotivasi belajar dan menghasilkan pertumbuhan dan kreatifitas yang ditandai dengan terlihat tenang percaya diri, waspada, memperhatikan banyak hal, sedikit tidak sabar, ketegangan otot ringan, sadar akan lingkungan, rilex atau sedikit gelisah. 2. Kecemasan sedang adalah cemas yang memungkinkan seseorang untuk memusatkan pada hal-hal yang penting dan mengesampingkan yang tidak penting atau bukan menjadi prioritas yang ditandai dengan perhatian menurun penyelesaian masalah menurun, tidak sabar, mudah tersinggung, ketegangan otot sedang, tanda-tanda vital meningkat, mulai berkeringat, sering mondar-mandir, sering berkemih dan sakit kepala. 3. Kecemasan berat adalah cemas ini sangat mengurangi persepsi individu, cenderung untuk memusatkan pada sesuatu yang terinci dan spesifik, dan tidak dapat berfikir tentang hal yang lain. Semua perilaku ditunjukkan untuk
Universitas Sumatera Utara
mengurangi ketegangan individu memerlukan banyak pengesahan untuk dapat memusatkan pada suatu area lain ditandai dengan sulit berfikir , penyelesaian masalah buruk, takut, bingung, menarik diri, sangat cemas, kontak mata buruk, berkeringat, bicara cepat, rahang menegang, menggertakkan gigi, mondar mandir dan gemetar. 4. Panik adalah tingkat panik dari suatu ansietas berbungan dengan ketakutan dan teror, karena mengalami kehilangan kendali. Orang yang mengalami panik tidak mampu melakukan sesuatu walaupun dengan pengarahan, panik melibatkan disorganisasi kepribadian, dengan panik terjadi peningkatan aktivitas motorik, menurunnya kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain, persepsi yang menyimpang dan kehilangan pemikiran yang tidak dapat rasional. Tingkat ansietas ini tidak sejalan dengan kehidupan dan jika berlangsung terus dalam waktu yang lama, dapat terjadi kelelahan yang sangat bahkan kematian (Struat, 2007, hal. 144).
Sisi negative kecemasan atau sisi yang membahayakan ialah rasa khawatir yang berlebihan tentang masalah yang nyata atau potensial. Hal ini menghabiskan tenaga, menimbulkan rasa takut, dan menghambat individu melakukan fungsinyadengan adekuat dalam situasi interpersonal,situasi kerja,dan situasi social. Individu selalu khawatir tentang sesuatu atau semua hal tanpa alas an yang nyata, merasa gelisah lelah dan tegang. (Videbeck, 2008, hal. 307)
6. faktor-faktor Yang Menyebabkan Suami Cemas
Universitas Sumatera Utara
1. Kecemasan akan kesehatan istri dan bayi
Seorang ibu hamil memiliki kepekaan tertentu, dan sebagai suami yang mencintai, hasrat anda untuk ingin melindungi istri dari segala kemungkinan bahaya adalah sesuatu yang sangat alami dan Para calon ayah yang sangat khawatir tentang kesehatan dan kesejahteraan bayinya yang belum hadir. untungnya hampir semua kekhawatiran itu sebenarnya tidak perlu. Sekarang ini ada kemungkinan yang sangat besar bahwa bayi akan lahir dalam keadaan hidup dan sangat sehat kemungkinan ini jauh lebih besar dibandingkan masa lalu.
2. Harapan jenis kelamin
Banyak pasangan suami istri mencari informasi tentang jenis kelamin anaknya sebelum kelahiran anaknya. Saat persalinan berlangsung, kebanyakan orang tua dapat menerima jenis kelamin bayinya tetapi kadang-kadang kekecewaan muncul dan diungkapkan dengan jelas. Suami akan merasa sedih dan kehilangan pada saat melahirkan karena melepaskan anak yang dibayangkan dan mulai menerima anakny yang nyata.
3. Tangung jawab financial
Terutama dimasa sekarang, ketika biaya perwatan anak semakin meninggi, banyak calon ayah yang susah tidur memikirkan pertanyaan ini. Tetapi sesudah bayi lahir, perubahan prioritas membuat uang yang tersedia akan cukup untuk kebutuhan bayi.
Universitas Sumatera Utara
4. Anak lahir cacat
Ketika janin semakin jelas, yang terlihat dengan adanya gerakan dan denyut jantung, kecemasan orang tua yang terutama ialah kemungkinan cacat pada anak.orang tua akan membiacarakan rasa cemasnya ini secara terbuka dan berusaha memperoleh kepastian bahwa anaknya dalam keadaan sempurna. (Bobak, 2005, hal. 129)
7. Hubungan
faktor-faktor
kecemasan
dengan
tingkat
kecemasan
suami
menghadapi istri yang bersalin Kecemasan suami yang terutama ialah kemungkinan anak cacat pada anak. Suami akan membicarakan rasa cemasnya ini secara terbuka dan berusaha memperoleh kepastian bahwa anaknya dalam keadaan sempurna. Keteganagn dan kekhawatiran ayah yang tidak siap dan tidak mendukung mudah menular kepada ibu. Keraguan dan ketakutan bahwa dirinya tidak mampu dapat benarbenar muncul jika ibu tidak didukung. Rasa percaya diri akan timbul, jika ia dapat menentukan tujuan yang realistis dan mendapat dukungan dari orang lain. (Bobak, 2005, hal. 130) 8. Respon Psikologi Suami
Hari-hari dan minggu-minggu menjelang tanggal lahir yang diperkirakan ditandai oleh tindakan antisipasi dan rasa cemas. Perasaan bosan dan gelisah sering ditemukan karena perhatian dipusatkan pada proses persalinan.
Universitas Sumatera Utara
Perhatian utama ayah ialah membawa ibu ke fasilitas medis tepat waktu untuk bersalin dan tidak menunjukkan sikap acuh. Banyak ayah ingin mengetahui saat persalinan dan menentukan saat yang tepat untuk pergi ke rumah sakit atau memanggil pemberi jasa pelayanan kesehatan. (Bobak, 2005, hal.135)
Banyak ayah menanyakan perabot ruang bersalin, staf perawat, lokasi, dan ketersediaan pemberi jasa pelayanan kesehatan dan ahli anestesi. Ayah yang lain ingin mengetahui apa yang diharapkan pasangannya saat melahirkan. Ayah merasa takut terjadi kematian pada pasangan dan anaknya.
Ketegangan dan kekhawatiran ayah yang tidak siap dan tidak mendukung mudah menular kepada ibu. Keraguan dan ketakutan bahwa dirinya tidak mampu dapat benarbenar muncul, jika ibu tidak didukung. Rasa percaya diri akan timbul, jika ia dapat menentukan tujuan yang realistis dan mendapat dukungan dari orang lain. (Bobak,2005, hal.135-136)
B. PERSALINAN
1. DEFINSI
Persalinan adalah proses dimana bayi plasenta dan selaput ketuban keluar di uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit. Persalinan dimulai (inpartu) sejak uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada serviks (membuka dan
Universitas Sumatera Utara
menipis) dan berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap. Ibu belum inpartu jika kontraksi uterus tidak mengakibatkan perubahan serviks (JNPK, 2008, hal.37)
B. Tanda-tanda awal persalinan
1. Tahap pertama persalinan
Awal persalinan yang sesungguhnya ditunjukkan oleh satu atau lebih tanda-tanda berikut ini:
1. Awal kontraksi rahim yang berirama,teratur dan mungkin menyakitkan. 2. Keluarnya sejumlah lendir lengket kadang disertai dengan darah dari vagina (tanda awal) 3. Keluarnya cairan dari vagina. Ini disebabkan pecahnya selaput dari kantung ketuban.
2.Tahap kedua persalinan
Tahap kedua ini diawali dengan terbukanya jalan lahir (leher rahim) sudah terbuka berarti kepala bayi dapat melaluinya. Kekuatan kontraksi rahim dibantu tenaga siibu yang kuat pada waktu mengejan, akan mendorong kepala bayi yang berada pada otot dasar panggul, keluar dari saluran vagina.
Tenaga pada waktu mengejan didapat dengan cara si ibu menarik napas dalamdalam, menahannya untuk beberapa saat, lalu mendorong sekuat tenaga, seolah-olah si
Universitas Sumatera Utara
ibu akan mengeluarkan isi perut. Kalau bayi sudah lahir maka, berakhirlah tahap kedua persalinan.
3.Tahap ketiga persalinan
Tahap ketiga persalinan adalah masa antara setelah bayi lahir dan plasenta keluar dari dari rahim. Beberapa saat setelah bayi lahir, rahim akan berkontraksi lagi. Plasenta yang telah terlepas dari tempatnya melekat, akan berada dalam vagina bagian atas. Turunnya plasenta dalm vagina diiringi oleh keluarnya sesebagian tali pasat, cairan darah, dan kontraksi rahim. Bila bagian tali pusat yang telah keluar ditarik perlahanlahan, dan penolong persalinan menekan perut siibu, maka plasenta akan terdorong keluar dari saluran lahir. Dengan demikian selesainya keseleruruhan proses persalinan. Namun, selama kurang lebiih satu jam, siibu masih harus tetap berada dalam ruang persalinan. Hal ini untuk menjaga bila terjadinya perdarahan setelah persalinan, maka bisa segera diatasi. (Musbikin, 2006, hal. 265)
C. Nyeri Persalinan
Nyeri adalah rasa tidak enak akibat perangsangan ujung-ujung saraf khusus. Selama persalinan dan kelahiran persalinan dan kelahiran dan pervaginam,nyeri disebabkan oleh kontraksi rahim,dilatasi servik dan distensi perineum.
Faktor-faktor yang mempengaruhi rasa nyeri dalam persalinan
Universitas Sumatera Utara
1. Salah satu kebutuhan wanita dalam persalinan adalah keringanan rasa sakit,cara yang dirasakan oleh individu dan reaksi terhadap rasa sakit dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain: 2. Rasa takut atau kecemasan akan meninggikan respon individual terhadap rasa sakit. Rasa takut terhadap hal yang tidak diketahui,rasa takut terhadap hal yang tidak diketahui,rasa takut ditinggalkan sendiri pada saat proses persalinan (tanpa pendamping) dan rasa takut atas kegagalan persalinan dapat meningkatkan kecemasan. Pengalaman buruk persalinan yang lalu juga akan menambah kecemasan. 3. Kepribadian ibu berperan penting terhadap rasa sakit, ibu yang secara alamiah tegang dan cemas akan lebih lemah dalam menghadapi stress disbanding wanita yang rileks dalam reaksi rasa sakit. bebrapdan percaya diri. 4. kelelahan ibu yang suudah lelah selama beberapa jam persalinan, mmungkin sebelumnya sudah terganggu tidurnya oleh ketidaknyamanan dari akhir masa kehamilannya dan akhir masa kehamilannya akan kurang mampu akan kurang mampu mentolerir rasa sakit. 5. Faktor social dan budaya juga berperan penting dalam reaksi sakit. Beberapa budaya mengharapkan stocisme (sabar dan membiarkannya) sedang budaya lainnya mendorong keterbukaan untuk menyatakan perasaan. 6. Pengharapan akan memberi warna pada pengalaman. Wanita yang realistis dalam pengharapannya mengenai persalinannya dan tanggapannya terhadap hal tersebut mungkin adalah persiapan yang terbaik sepanjang ia merasa percaya diri
Universitas Sumatera Utara
bahwa ia akan menerima pertolongan dan dukungan yang diperlukannnya dan yakin bahwa ia akan menerima pertolongan dan dukungan yang diperlukannya dan yakin bahwa ia akan menerima analgesic yang sesuai. (Rukiyah, 2009, hal 51
D. Pendamping Persalinan Ibu
Besar artinya kehadiran seorang pendamping persalinan karena dapat berbuat banyak untuk membantu ibu saat persalinan. Pendamping tersebut akan menghitung konnnntraksi sehingga ibu mengetahui kemajuan persalinan, memberi dorongan dan keyakinan pada ibu selama persalinan, membantu menciptakan suasana nyaman dalam ruang bersalin, membantu mengawasi pintu dan melindungi privasi ibu, melapoorkan gejala-gejala atau sakit pada perawat atau dokter, membantu ibu mengatsi rasa tidak nyaman fisik.
Jauh sebalum hari persalinan, tentukan siapa pendamping persalinan. Biasanya, suami adalah calon terkuat. Namun, perlu diketahui bahwa tidak semua suami dapat menjadi pendamping persalinan istrinya. Oleh krena itu, aturlah pendamping pengganti untuk berjaga-jaga jika suami berhalangan. Mungkin, orang tersebut adalah ibuy kandung,ibu mertua,saudara, atau sahabat perempuan ibu. Pastikan mereka cukup usia,cukup matang,dan memiliki kesiapan dan perencanaan persalinan,termasuk mengikuti kursus persalinan agar benar-benar memahami tugasnya.
Universitas Sumatera Utara
Hal yang wajar jika pendamping persalinan gugup menghadapi persalinan. Memang, sulit menyaksikan orang terkasih menderita kesakitan saat bersalin. Meskipun demikian, akhirnya banyak pendamping persalinan bersyukur karena diberi kesempatan menjadi saksi peristiwa ajaib, yaitu kelahiran bayi.mendampingi persalinan seorang ibu juga dapat mempererat hubungan dengannya karena sudah yang baik dalam persalinan, lakukan hal-hal dibawah ini:
a) Ajukan pertanyaan
Kebanyakn dokter atau bidan tidak menjelaskan tindakan atau wewenang mereka terhadap pasien. Oleh karena itu, aktifleh bertanya sehingga tahu hal yang dapat diiterima, dipertimbangkan, dan ditolak.
b) Bawa bekal untuk diri sendiri
Semua orang sibuk menguurus pasien. Jadi, uruslah diri sendiri dengan membawa persiapan cukup,seperti baju ganti,alas kaki yang nyaman karena mungkin bolak-balik di koridor rumah sakit,serta bawa bekal makanan dan minuman.
c). Tahu yang akan dihadapi
Ada yang menyatakan teknnik pernapasan yang dipelajari di kursus persalinan tidak berguna. Meskipun demikian, jangan pernah menyepelekan ilmu apapun yang didapatkan di kursus persalinan atau buku karena semua pasti ada gunanya. Selain itu
Universitas Sumatera Utara
kemungkinan kecil ditengah persalinan membolak-balik buku panduan lagi. Oleh karena itu, pelajari pengetahuan dasar dan tambahan tentang persalinan walaupun tidak dipakai pada waktunya.
d. Bersikap fleksibel
Strategi persalinan yang berhasil bagi seorang ibu belum tentu berhasil bagi ibu yang lainnya. Tugas pendamping adalah mencermati strategi yang berhasil dan bersiap menghentikan yang gagal. Terbukalah terhadap perubahan strategi. Sebelum persalinan, diskusikan dengan ibu mengenai harapan dan pilihan di
ruang bersalin. Hal ini
dimaksutkan agar pendamping dapat mengambil inisiatif untuk mengusulkan suatu perubahan strategi jika terjadi sesuatu yang tidak diharapkan.
e). Temukan pengalih perhatian
Proses persalinan dapat lama dan berat, selama melewatinya, usahakan ppendamping dan ibu memiliki seesuatu untuk mengalihkan perhatian dari rasa sakit, bosan, dan putus asa. Bentuknya dapat merupakan tehnik pernapasan, pijatan di kaki atau bersama-sama melakukan tehnik relaksasi.
f). Jadilah supporter
Meskipun banyak yang akan menolong ibu, pendampinglah supporter utama baginya. Agar tetap membuatnya mersa nyaman,turuti permintannya. Lakukan yang ibu
Universitas Sumatera Utara
ingnkan. Mulai dari lari kekantin untuk membbelikan permen, mengambil minuman,atau menyampaikan permintaannya kepada bidan.
g). Mengetahui kapasitas pendamping
Banyak hal dapat terjadi di ruang bersalin. Pahamilah hal yang dapat ditangani dan yang harus diserahkan kepada petugas medis jika berada diluar kapasitas dan kemampuan pendamping.
h). Bersiaplah mengambil alih
Hanya pendamping dan ibu yang tahu hal-hal yang diinginkan. Namun, mungkin ibu berada dalm kondisi tidak dapat mengambil keptusan untuknya. Upayakan keputusan yang diambil selalu dibicarakan terlebih dahulu dengan ibu.
i). Siap menunggu
Kadang persalinan tahap pertama berlangsung sangat lama sehingga ibu belum dianjurkan ke rumah sakit atau disarankan kembali pulang setibanya disana. Bersabarlah mendampinginya meskipun ibu berada di lingkungan yang sangat akrab yaitu rumah. Ibu tetap
membutuhkan pendamping,khususnya saat menghdapi kontraksi. Sambil
menunggu, lakukan aktivitas ringan bersama
j) Selalu disamping ibu
Universitas Sumatera Utara
Bagi para suami, kadang ibu juga mengundang ibu kandungnya atau sahabat perempuannya
yang
dianggap
lebih
memahami
sakit
persalinan
unntuk
mendampinginya. Meskipun demikian, bukan berarti kehadiran suami kurang berarti. Bagi ibu, keberadaan suami tetaplah nomor satu. Oleh karena itu, usahakan tidak menghilang dari pandangan matanya. (Danuatmaja, 2004, hal.23).
Universitas Sumatera Utara