Eddy Satriya
[email protected] Asisten Deputi Urusan Telematika dan Utilitas Kementeriaan Koordinator Bidang Perekonomian
WORKSHOP DETIKNAS Membangun Strategi E-Government Hotel Swiss Bell Jayapura, Selasa 08 Maret 2011
OUTLINE Kilasan Ekonomi Global dan Nasional Koridor Ekonomi Indonesia (KEI) dan Konektivitas Kondisi Terkini ICT Indonesia Broadband Economy Indonesia Universal Service Obligation (USO)
Last update from KEI
2
3
4
Pencapaian Positif Daya Saing Global Indonesia (WEF) naik
dari ranking ke-54 (2009) menjadi ke-44 (2010) (Pertumbuhan >6% dan Pendapatan rata-rata US$ 3,000.- per kapita)*. IHSG mencapai angka 3500-an. Nilai tukar Rupiah terhadap USD menyentuh angka 8000-an
*Menristek R.I. di Detik Finance, 16-10-2010
5
CGI Global Competitive Index (2010-2011)
The Global Competitiveness Report 2010-2011 – World Economic Forum
6
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun 2005-2014 Pertumbuhan Ekonomi dan Kebutuhan Investasi 2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
5,5
5,4
5,7
5,8
4,5
6,15
6,2 - 6,5
6,6 - 6,8
6,7 - 7,2
7,0 - 7,7
Sumber : Bank Indonesia, 2010
Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2014 diharapkan dapat mencapai sekitar 7 persen Kebtuhan investasi selama 2009 – 2014 rata rata skitar Rp. 2000 triliun per tahun
7
Strategi Penyusunan Masterplan
Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi (Pertumbuhan Ekonomi Tinggi, Inklusif, Berkeadilan, dan Berkelanjutan) STRATEGI UTAMA: Mengintegrasikan 3 Elemen Utama 1.
MENGEMBANGKAN KORIDOR EKONOMI INDONESIA Membangun pusat-pusat pertumbuhan di setiap koridor, dengan pengembangan klaster industri dan atau Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) berbasis sumber daya unggulan (komoditi).
2.
MEMPERKUAT KONEKTIVITAS NASIONAL:
3.
Konektivitas intra dan antar pusat pertumbuhan dalam koridor ekonomi Konektivitas antar koridor/pulau. Konektivitas international (gate perdagangan dan wisatawan),
MEMPERCEPAT KEMAMPUAN IPTEK NASIONAL Meningkatkan kemampuan SDM dan Iptek untuk mendukung pengembangan program utama. 8
9
Visi Indonesia 2025
Indonesia yang Sejahtera, Demokratis, dan Berkeadilan “Mengangkat Indonesia menjadi negara maju dan merupakan kekuatan 10 besar dunia di tahun 2025 dan 6 besar dunia pada tahun 2050 melalui pertumbuhan ekonomi tinggi yang inklusif, berkeadilan dan berkelanjutan”
10
Perumusan Masterplan harus menggunakan pola
pikir yang tidak business as usual.
Masterplan ini harus menjadi produk yang bisa
menawarkan terobosan perbaikan ke depan atau “cut off” dari problem masa lalu.
Bukan hanya sekedar dokumen rencana yang
menawarkan menu rencana aksi untuk solusi bagi isu dan permasalahan-permasalahan masa lalu. 11
8 Program Utama – 18 Aktivitas Ekonomi
12
7
Strategi Masterplan berdasarkan Direktif Menko Perekonomian pada saat Kick-Off Masterplan – 7 Februari 2011
Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki Leverage Regional dan Global, oleh sebab itu perumusan masterplannya jangan berlandaskan
Penyusunan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia telah menjadi Direktif dari Presiden dalam Retreat di Bogor 30 December 2010 dan kembali ditekankan oleh Menko Perekonomian
pada perspektif internal saja.
Solusi yang dihasilkan harus seimbang antara
kebutuhan saat ini dan yang akan datang.
Pembangunan pelabuhan hub internasional di kawasan barat dan timur Indonesia sebagai
backbone jaringan logistik nasional. Sebagai pilar ekonomi Indonesia, Jawa dalam pengembangan ekonominya harus “naik kelas” (memperhatikan aspek tata kelola air).
Pengembangan Food and Energi Estate Merauke dalam memperkuat ketahanan pangan.
Mengoptimalkan kekuatan ekonomi Pulau Kalimantan dengan memfungsikan Pulau Kalimantan sebagai
lumbung energi nasional.
Pengembangan koridor NT dan Bali berfokus pada sektor pariwisata dan industri garam nasional serta menjadi pendukung pangan nasional.
13
Enam Koridor Ekonomi Indonesia yang telah ditetapkan Menjangkau seluruh pusat ekonomi di wilayah Indonesia Banda Aceh
BIMP-EAGA
Medan
1 Pekanbaru Padang
IMTGT Tj. Pinang Jambi
Palembang
4
3
Manado
Pontianak Samarinda Palu Mamuju
Palangkaraya
Pkl. Pinang
Banjarmasin Bengkulu Lampung 2 Makassar Jakarta Semaran Surabay g 5 Serang a Mataram Jogjakart a
Pusat ekonomi mega
1 KE Sumatera 2 KE Jawa
Gorontal o
Pusat ekonomi
Usulan lokasi KEK
3 KE Kalimantan 4 KE Sulawesi – Maluku Utara
Manokwari Sorong
Kendari
Denpasar
Sofifi
Jayapura
6
Ambon Wamena
Merauke Kupang Usulan lokasi KEK yang merupakan FTZ
5 KE Bali – Nusa Tenggara 6 KE Papua – Maluku 14
Rencana Induk Koridor Ekonomi Indonesia mengembangkan potensi unik masing-masing koridor "Sentra Produksi dan Pengolahan Hasil Banda Aceh Bumi dan Lumbung Energi Nasional" Medan
1 Pekanbaru Padang
"Pusat Produksi dan Pengolahan Hasil Tambang & Lumbung Energi Nasional" BIMP-EAGA 4 Manado 3
IMTGT Tj. Pinang Jambi
Palembang
Pontianak Samarinda Palu Palangkaraya
Mamuju
Gorontal o
Pkl. Pinang
Banjarmasin Bengkulu Lampung 2 Makassar Jakarta Semaran Surabay g Serang a Mataram Jogjakarta
Denpasar
"Pendorong Industri dan Jasa Nasional"
KE Jawa
Kupang
3 KE Kalimantan 4
Sofifi
Manokwari Sorong
6
Jayapura
Ambon Wamena
''Pintu Gerbang Pariwisata dan Pendukung Pangan Nasional''
1 KE Sumatera 2
5
Kendari
''Pusat Produksi dan Pengolahan Hasil Pertanian, Perkebunan, dan Perikanan Nasional''
KE Sulawesi – Maluku Utara
"Pengolahan Sumber Daya Alam yang Melimpah dan SDM yang Sejahtera"
Merauke
5 KE Bali – Nusa Tenggara
6 KE Papua – Maluku 15
Koridor Papua - Maluku Tema Pembangunan: • Produksi dan Pengolahan sumber daya alam yang melimpah dan SDM yang sejahtera
Pusat Pertumbuhan Manokwari - Sorong
Kawasan potensial untuk PLTA
Manokwari
Pusat Pertumbuhan Jayapura - Wamena Sorong
Jayapura Ambon Ke Makassar & Surabaya
Timika
Simpul kegiatan pertanian Simpul kegiatan pertambangan (migas, emas)
Pusat Pertumbuhan Timika dan sekitarnya
Kawasan Industri Jaringan pelayaran domestik Jalur utama keluar koridor
Pusat Pertumbuhan Merauke dan sekitarnya Ke Makassar & Surabaya
Merauke
16
Penentuan sektor dalam koridor Ranking KE Sumatera KE Jawa KE Sulawesi KE Kalimantan KE Bali-NT KE Papua strategis (Rp Tn) GRDP (%) (Rp Tn) GRDP (%) (Rp Tn) GRDP (%) (Rp Tn) GRDP (%) (Rp Tn) GRDP (%) (Rp Tn) GRDP (%)
1.industri besi-baja
7
0%
2.makanan-minuman
4
204
9%
3.tekstil
2
136
6%
4.peralatan transportasi
7
227
10%
5.perkapalan
38**
0.003
22**
6**
0%
18**
6.nikel
3
7.tembaga
3
6
1%
8.bauksit
3
0.3
0%
9.kelapa sawit
1
58
7%
21
4%
10.karet
1
44
3%
9
2%
14
7.5% 32
26%
11.food estate (kakao, gula, jagung, kedelai, padi) 9
32
17%
34
28%
18
15%
12.perikanan
9
4
2%
4
2%
1
1%
13.pariwisata
10
57
36%
7
6%
3
3%
14.telematika 15.batubara
3
16.minyak dan gas
13
10(119*) 1%(14%*) 150
18%
0
0%
42
7%
163
27%
17.pengembangan metropolitan Jabodetabek 18.pembangunan kawasan Selat Sunda 19.industri pertahanan/alutsista 20.peternakan
9
21.energi baru dan terbarukan***
Jumlah sub-sektor dalam koridor
7 6
* ** ***
9
6
8
4% 6
Identifikasi oleh IEDC Aspirasi utama dari Pokja di koridor Aspirasi tambahan dari Pokja di koridor Potensi Jumlah galangan kapal utama Jawa Bali-NT memiliki ~50 titik potensi geothermal dari keseluruhan ~160 titik potensi seluruh Indonesia
6
17
KERANGKA KERJA KONEKTIVITAS NASIONAL Terintegrasi secara lokal, Terhubung secara Internasional (Locally Integrated, Globally Connected) Pengembangan Wilayah/ KEI
Domestic Connectivity ICT
- Intra island
Sistranas
- Inter island - Internasional
Sislognas 18
“…… Locally integrated and globally connected” ELEMEN UTAMA Menghubungkan pusat-pusat pertumbuhan utama untuk memaksimalkan pertumbuhan berdasarkan prinsip keterpaduan, bukan keseragaman. Memperluas pertumbuhan dengan menghubungkan daerah tertinggal dengan pusat pertumbuhan melalui inter-modal supply chain systems Menghubungkan daerah terpencil dengan infrastruktur & pelayanan dasar dalam menyebarkan manfaat pembangunan secara luas (pertumbuhan yang inklusif)
Integrasi ekonomi untuk penyebaran manfaat dan konvergensi standar hidup
Membangun Konektivitas Nasional: Untuk mendorong pertumbuhan tinggi yang inklusif 19
20
World ICT Statistics Indonesia : 90 (di atas rata-rata cellular dunia)
21
Indonesia Mobile Operator No
Operator
Owner
1
Telkomsel
65% Telkom, 35% SingTel
2
Indosat
65% Qtel, 14.3% RI Govt, 20.7% Public
Technology
Spectrum
GSM, 3G (UMTS) GSM (900/800 MHz) : 30 MHz 3G (2100 MHz) : 10 Mhz GSM, 3G (UMTS) GSM (900/800 MHz) : 30 MHz
Market Share (Q3/2010) 41.1% 17.5%
3
XL Axiata
66.7% Axiata, 13.3% Etisalat, 20.0% Public
4
HCPT
60% Hutchison Whampoa 40% Charoen Phokpand
3G (2100 MHz) : 10 Mhz GSM, 3G (UMTS) GSM (900/800 MHz) : 30 MHz 3G (2100 MHz) : 10 Mhz GSM, 3G (UMTS) GSM (900/800 MHz) : 30 MHz 3G (2100 MHz) : 5 Mhz
5
NTS
6
Flexi
51% Saudi Telecom Co. 44% Maxis, 5% Lippo 100% Telkom
GSM, 3G (UMTS) GSM (900/800 MHz) : 30 MHz 3G (2100 MHz) : 5 Mhz CDMA 2000 1x CDMA 800 MHz : 5 MHz
7.4%
7
Bakrie Telecom
21.1% Bakrie Brothers
CDMA 2000 1x
CDMA 800 MHz : 5 MHz
5.3%
8
StarOne
78.9% Public 100% Indosat
EVDO CDMA 2000 1x
CDMA 800 MHz : 3.75 MHz
0.3%
9
Mobile-8
Jerash Inv. 19.6% Corp. United Inv. 12.7% Etrading Sec. 12.0% Qualcom 3.1%, Public 52.7%
CDMA 2000 1x EVDO
CDMA 800 MHz : 6.25 MHz
1.3%
10
Sampoerna Telecom
100% Sampoerna
CDMA 2000 1x
CDMA 450 MHz : 10 MHz
0.1%
11
Smart Telecom
100% SinarMas
CDMA 2000 1x EVDO
CDMA 1900 MHz : 10 MHz
2.0%
Sumber : Telkom, 2010
17.0% 4.8% 3.0%
22
Sekilas perkembangan ICT nasional . . . Fixed Wireline
Fixed Wireless
Mobile Cellular
Internet
Broadband
9 juta
17,5 juta
140 juta
25 juta
300 ribu
Pelanggan
Pelanggan
Pelanggan
Pelanggan
Pelanggan
Penetrasi
Penetrasi
Penetrasi
Penetrasi
Penetrasi
4%
7,7%
61,6%
11,4%
0,2%
Presentasi Dir Jen Postel di Seminar Broadband Economy MASTEL (April 2010)
23
Broadband Economy Indonesia
24
Sambungan Internet Berkecepatan Tinggi… “A fast Internet connection is now seen by most of the public as an essential service, as indispensable as electricity, gas and water.” - Former U.K. Prime Minister Gordon Brown [Sebagian besar masyarakat kini memandang sambungan Internet yg cepat sebagai kebutuhan layanan pokok, yg sangat dibutuhkan seperti listrik, gas dan air. - Gordon Brown, Mantan Perdana Menteri Ingeris]
25
Broadband as an economic enabler… “Broadband is not just an infrastructure. It is a general-purpose technology that can fundamentally restructure an economy.” - World Bank, 2009 [Broadband bukan hanya sebuah prasarana. Broadband adalah teknologi multi-guna yg bisa merestrukturisasi sebuah ekonomi secara mendasar – Bank Dunia, 2009]
26
Broadband opportunity! “Providing a boost of 1.38 percentage points on GDP growth in developing countries for every ten percentage points increase in broadband penetration” – World Bank,2009 1.6 1.38 1.4 1.21 1.12 1.2 1 0.8
0.77
0.6 High-income economies
0.4 0.2
0 Narrowband Internet
Broadband
InfoDev – What Role should Governments Play in Broadband Development? 27
Peluang dengan meningkatkan penetrasi? Setiap peningkatan penetrasi 10%: - menghasilkan peningkatan point prosentase GDP! Fixed Wireline
Fixed Wireless
Mobile Cellular
Internet
Broadband
1.38 1.21 1.12
0.43
0.81
0.73
0.73 0.43
0.77
0.6
developed
InfoDev – What Role should Governments Play in Broadband Development?
developing
28
Mendefinisikan Pita-Lebar ( connectivity is not enough! )
“A way of thinking that adds values into people’s everyday life by using broadband infrastructure, its content and application to create wealth and prosperity.”
[Sikap & cara berfikir yang memberi nilai tambah terhadap kehidupan masyarakat sehari-hari dengan memanfaatkan pita-lebar, konten & aplikasi dalam usaha menciptakan kesejahteraan hidup] 29
Broadband as an Ecosystem Investments
High-Speed Networks
Users
Services
Applications
Source: World Bank (forthcoming) “Broadband Policy Development in Developing Countries”.
Relevance
30
Mereka yang sudah Memanfaatkan Broadband:
55% Non-Telco Sectors
45% Telco Sectors
Sources: Japanese Ministry of Internal Affairs. Nov 2010. Austrade Korea, Japan, Singapore Study.
31
Tantangan yg harus dihadapi . . .!!! 100%
90%
80%
70%
India Indonesia
60%
Korea 50%
Malaysia Philippines
40%
30%
Singapore Taiwan
30%
Thailand 20%
10%
0%
2010
2011
2012
2013
Penetrasi Broadband (Household)
2014
32
33
Universal Service Obligation (USO)
USO (KPU = Kewajiban Pelayanan Umum) adalah kewajiban yang dibebankan kepada penyelenggara telekomunikasi untuk memenuhi aksesibilitas bagi wilayah atau sebagian masyarakat yang belum terangkau jaringan dan atau jasa telekomunikasi
Wilayah Pelayanan USO Telekomunikasi (WPUT) WPUT adalah wilayah yang belum terjangkau fasilitas jaringan dan atau jasa Telekomunikasi seperti daerah tertinggal, daerah terpencil, daerah perintisan atau daerah perbatasan, serta daerah yang tidak layak secara ekonomis 34
Wilayah Barat
Provider: Telkomsel Februari 2010: 14.000 Desa berdering Target 2011 : 23.000 Desa berdering
Wilayah Timur
Provider: Icon + Februari 2010: 230 Desa berdering Target 2011 : 7.773 Desa berdering
Percepatan desa berdering = 20 - 30 desa per hari
35
Target dan Realisasi Desa Berdering PROVINSI BALI BANTEN BENGKULU D.I. YOGYAKARTA GORONTALO IRIAN JAYA BARAT JAMBI JAWA BARAT JAWA TENGAH JAWA TIMUR KALIMANTAN BARAT KALIMANTAN SELATAN KALIMANTAN TENGAH KALIMANTAN TIMUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG KEPULAUAN RIAU LAMPUNG MALUKU MALUKU UTARA NANGGROE ACEH DARUSSALAM NUSA TENGGARA BARAT NUSA TENGGARA TIMUR PAPUA RIAU SULAWESI BARAT SULAWESI SELATAN SULAWESI TENGAH SULAWESI TENGGARA SULAWESI UTARA SUMATERA BARAT SUMATERA SELATAN SUMATERA UTARA
Oktober, 2010
WPUT 178 685 997 19 184 768 805 1187 1552 1579 986 1187 1128 636 159 88 767 710 576 3847 388 2027 2247 716 236 905 744 928 474 1804 1704 2976 33187
REALISASI 178 680 983 19 7 69 805 1185 1551 1579 986 1187 1120 636 158 57 767 65 10 3845 387 2027 271 681 67 323 67 12 8 1749 1599 2961 26039
% 100% 99% 99% 100% 4% 9% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 99% 100% 99% 65% 100% 9% 2% 100% 100% 100% 12% 95% 28% 36% 9% 1% 2% 97% 94% 99% 78%
Pelaksana Telkomsel Telkomsel Telkomsel Telkomsel Icon+ Icon+ Telkomsel Telkomsel Telkomsel Telkomsel Telkomsel Telkomsel Telkomsel Telkomsel Telkomsel Telkomsel Telkomsel Icon+ Icon+ Telkomsel Telkomsel Telkomsel Icon+ Telkomsel Icon+ Icon+ Icon+ Icon+ Icon+ Telkomsel Telkomsel Telkomsel
36
Target dan Realisasi Desa Pinter NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
PROPINSI NAD Sumatera Utara Sumatera Barat Riau JAMBI Sumatera Selatan BENGKULU Lampung Kep Bangka Belitung Kep Riau Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Bali NTB NTT Jawa Timur Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Barat Banten Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Barat Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Maluku Utara Maluku Irian Jaya Barat Papua jumlah
Oktober, 2010
TARGET 9 7 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 3 5 3 3 6 4 10 3 6 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 131
REALISASI 9 7 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 3 5 3 3 6 4 10 3 6 4 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 101
37
Target PLIK
Oktober, 2010
38
Program Desa Berdering dan Desa Pinter Paket 3
Paket 4
Paket 1 Paket 2
Paket 5
Paket 7 7 PAKET:
Paket 6
PAKET 1 = WPUT 1 / AREA I (NAD, NORTH SUMATERA AND WEST SUMATERA) PAKET 2 = WPUT 2 / AREA 2 (JAMBI, RIAU, RIAU ISLAND, BANGKA BELITUNG ISLAND) WPUT 3 / AREA 3 ( BENGKULU, SOUTH SUMATERA AND LAMPUNG) PAKET 3 = WPUT 4 / AREA 4 ( WEST KALIMANTAN AND CENTRAL KALIMANTAN) WPUT 5 / AREA 5 (EAST KALIMANTAN AND SOUTH KALIMANTAN) PAKET 4 = WPUT 6 / AREA 6 (NORTH SULAWESI, GORONTALO AND CENTRAL SULAWESI) WPUT 7 / AREA 7 (WET SULAWESI, SOUTH SULAWESI AND SOUTHWEST SULAWESI) WPUT 9 / AREA 8 (MALUKU AND NORTH MALUKU) PAKET 5 = WPUT 8 / AREA 9 (PAPUA AND WEST IRIAN JAYA) PAKET 6 = WPUT 10 / AREA 10 (BALI,, NTB AND NTT) PAKET 7 = WPUT 11 / AREA 11 (BANTEN, WEST JAVA, CENTRAL JAVA, YOGYAKARTA AND EAST JAVA)
39
40
Koridor Papua - Maluku Sektor Pertanian (MIFEE)
Sektor Pertambangan (Emas dan Tembaga)
Strategi umum
• Kegiatan usaha budidaya tanaman skala luas (> 25 Ha) yang dilakukan dengan konsep pertanian sebagai sistem industrial yang berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), modal, serta organisasi dan manajemen modern. • Keterpaduan sektor dan subsektor dalam suatu sistem agribisnis dengan memanfaatkan sumberdaya secara optimal dan lestari, dikelola secara profesional, didukung oleh SDM yang berkualitas, teknologi tepat guna yang berwawasan lingkungan dan kelembagaan yang kokoh • Diarahkan kepada sistem agribisnis terpadu yang membutuhkan infrastruktur terpadu yang berakar kuat di pedesaan berbasis pemberdayaan masyarakat adat/ lokal yang merupakan landasan dalam pengembangan wilayah. • Konsolidasi internal dengan Pemerintah dan Pemerintah Daerah berkaitan dengan status pemanfaatan tanah ulayat dengan pendekatan kemitraan adat dan swasta
• Meningkatkan eksplorasi pertambangan emas dan tembaga di Papua • Meningkatkan produk nilai tambah • Memperbaiki peraturan dan perencanaan • Mendorong kesinambungan
Strategi lokus/ kegiatan umum
• Pengembangan food estate jangka pendek di Greater Merauke, Kalikumb, Yeinan, Bian • Pengembangan food estate jangka menengah – panjang di Okaba, Wanam, Tubang, Tabonji, Nakias, Selil.
• Pembangunan industri smelter dan pemurnian tembaga di Timika • Pertambanga di Nabire
• Pembukaan akses jalan ke pusat pelayanan dan koneksi produk pertanian • Pembukaan dermaga sungai dan pelabuhan laut
• Pembangunan jalan akses dari Nabire (dari lokasi pertambangan) ke lokasi smelter di Timika
Infrastruktur (cross sectors)
Koridor Papua - Maluku Sektor Energi (PLTA Memberamo)
Strategi umum
• Peningkatan supply listrik untuk mendukung pengembangan kegiatan ekonomi di Papua • Koordinasi dengan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dalam melaksanakan bagi hasil maupun lahan • Kerjasama dalam melakukan pengembangan Area Memberamo dengan standar world class operation
Strategi lokus/ kegiatan umum
• Pembangunan PLTA di Memberamo
Infrastruktur (cross sectors)
• Pembangunan jalan yang memadai untuk mendukung kegiatan di Memberamo
Sektor TIK
• Pembangunan jaringan broadband untuk meningkatkan konektivitas Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di Koridor Papua – Maluku • Pembangunan feeder line ke user • Harmonisasi kebijakan dan program Pemerintah untuk menciptakan suasana yang kondusif guna mendorong pekembangan TIK di Indonesia • Mempercepat pemerataan penyedian infrastruktur dan layanan TIK • Memperluas pemanfaatan aplikasi TIK dalam berbagai aktivitas ekonomi untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi usaha
• Pembangunan backbone broadband di Ambon – Jayapura, Merauke dan Saumlaki • Pembangunan feeder link di kabupatenkabupaten di Maluku dan Papua
Koridor Papua - Maluku Sektor Energi (Migas) Strategi umum
• Pengembangan kapasitas ekspor dan impor • Peningkatan ketersediaan listrik yang memadai • Pengembangan pembangkit yang menggunakan sumber energi hydropower untuk mengurangi ketergantungan terhadap penggunaan BBM • Peningkatan kualitas infrastruktur khususnya kapasitas pelabuhan • Membuat masterplan domestic market obligation • Menyediakan iklim investasi yang positif • Kebijakan yang mendorong ke arah yang lebih baik (kemudahan) • Penetapan kebijakan yang menjamin pelibatan masyarakat dalam industri migas • Penyempurnaan beberapa Perundang-undangan migas • Penetapan harga gas bumi
Strategi lokus/ kegiatan umum
• Pengembangan kualitas infrastruktur Kawasan Fakfak • Pengembangan Kawasan Biak • Peningkatan kapasitas Pelabuhan Merauke • Pengembangan Kawasan Kabupaten Teluk Bintuni • Pengembangan Kawasan Sorong – Manokwari
Infrastruktur (cross sectors)
• Pembangunan jalan
Koridor Papua - Maluku Sektor Peternakan Strategi umum
• Inisiasi pro aktif terhadap regulasi peternakan • Restocking bibit lokal dengan penyelamatan sapi betina produktif • Mendorong Munculnya Peternak dan Perusahaan Yang Bergerak di Pembibitan Sapi • Menciptakan Iklim Usaha Yang Kondusif Sehingga Pasar Akan Memberikan Insentif Terhadap Budi Daya dan Pembibitan • Optimalisasi pemanfaatan limbah perkebunan sebagai feed yang paling murah menekan biaya produksi • Peningkatan produksi daging untuk memenuhi kebutuhan konsumsi hewani dan permintaan yang semakin meningkat • Penyuluhan pengendalian terhadap penyakit • Teknologi tepat guna untuk meningkatkan potensi sektor peternakan • Penelitian yang mengarah kepada optimalisasi sektor peternakan • Pelatihan pengawas mutu bibit ternak • Pedoman pelaksanaan kredit usaha pembibitan sapi
Strategi lokus/ kegiatan umum
• Pengembangan Kawasan Peternakan di Manokwari • Pengembangan Kawasan Peternakan di Merauke
Infrastruktur (cross sectors)
• Pembangunan akses jalan
Koridor Papua - Maluku Sektor Kelautan dan Perikanan Strategi umum
• Meningkatkan produksi olahan bernilai tambah tinggi. Pengembangan akuakultur sesuai dengan potensi unggulan setempat • Mengamankan ketahanan pangan akan kebutuhan protein ikan dengan penyediaan kebutuhan domestik • Meningkatkan daya saing produk perikanan di pasar lokal dan eskpor • Mempertahankan sustainability sektor perikanan melalui pemberdayaan nelayan • Pengembangan Maluku sebagai lumbung perikanan
Strategi lokus/ kegiatan umum
• Budidaya rumput laut di Fakfak, Sorong, Kaimana, Raja Ampat , Teluk Wondama • Pengembangan pelabuhan di Kabupaten Sorong • Pengembangan industri pembekuan ikan • Pengembangan pengolahan ikan asin di Kab. Raja Ampat • Pengembangan tambak udang payau di Kab. Sorong Selatan dan Kab. Teluk Bintuni • Pengembangan lobster dan kepiting di Manokwari, Sorsel, Bintuni • Penangkapan ikan di Kab. Merauke • Pengembangan perikanan tangkap di Maluku Tenggaran dan P. Seram • Pengembangan usaha collecting ikan melalui kemitraan dengan nelayan • Pengembangan industri pengolahan ikan dalam rangka meningkatkan nilai tambah produk • Pengembangan usaha penangkapan ikan dengan alat tangkap purse seine dan fish net
Infrastruktur (cross sectors)
• Pengembangan Pelabuhan di Kab. Sorong
Rencana Investasi Besar BUMN ( Di atas 1 T) Koridor Papua - Maluku No. 1.
KEGIATAN Proyek pembangunan jaringan optik, termasuk 5 Hub (Sorong, Manokwari, Wamena, Jayapura dan Marauke)
Lokasi: Provinsi Papua dan Maluku
BUMN
HAMBATAN
USULAN
Telkom, Telkomsel
Nilai:Rp 21,79 Triliun Luas Areal: Jadwal: 2011-2014
46
47
Eddy Satriya • 1989 :Graduated from Bandung Institute of Technology (Telecommunication Engineering) • 1997 :Graduated from University of Connecticut (MA in Economics) • 1989-90: Program Management Consultancy (PMC-IV) for Telecommunication Development • 1990-2005: Working in Bappenas (The National Development Planning Agency). Contact:
[email protected] [email protected] 021.3456714
• 1995 : Secretary to Board of Commissioners of PT.Telkomsel • 2005 (Dec)-present: Working in Coordinating Ministry for Economics Affairs • 1997- present: Visiting Lecturer in University of Indonesia, University of Pelita Harapan, and ITB • 2002-present : Actively writes various article and column in national papers and magazines. Recent publications are available on: eddysatriya.blogspot.com kolom.pacific.net.id
49
Koridor
Banda Aceh
Sumatera
Pel. Hub International K. Tanjung
(Pantai Timur Sumatera – Banten Utara)
Tema Pembangunan: • Pusat produksi dan pengolahan hasil bumi. • Lumbung energi nasional.
Medan
Dumai
Sibolga
Sumatera Utara: 17 % cadangan air bersih nasional
Pel. Hub International Batam Ke Pontianak
Pekan Baru
Ke Pontianak
• Memiliki 183 TCF CBM (40% cad. nasional) • Reserve dari 52 miliar ton Batubara (50% cad. nasional)
Jambi
Padang
Pangkal Pinang
Palembang
Simpul Perkebunan Karet Simpul Perkebunan Sawit
Bengkulu
Usulan Lokasi KEK Kawasan/Klaster Industri
Bandar Lampung
Simpul Pertamb. Batubara Jaringan pelayaran domestik Jaringan Kereta Api
Jembatan Selat Sunda
Serang
Jakarta
Jalur utama keluar koridor
50
Koridor Jawa (Pantai Utara Jawa) Tema Pembangunan: • Pendorong industri dan jasa nasional
• Metropolitan Jabodetabek • Salah satu konsentrasi kegiatan industri manuaktur terbesar di Asia Ke Pontianak Ke Batam Ke Kalimantan & Sulawesi
Serang Ke Bagian Barat Sumatera
Ke Sulawesi Ke Balikpapan dan Samarinda Ke Banjarmasin
Jakarta
Ke Indonesia Timur
Semarang Surabaya Bandung Ke Bali & N. Tenggara
Simpul Industri makanan
Yogyakarta
Simpul Industri Tekstil Simpul Manufaktur Mesin dan Alat Angkut Usulan Lokasi KEK Kawasan/Klaster Industri Jaringan pelayaran domestik Jalur utama keluar koridor
• Metropolitan Gerbangkertosusila • Berpotensi menjadi pusat utama kegiatan industri manufaktur di masa depan
51
Koridor Kalimantan Tema Pembangunan: • Pusat produksi dan pengolahan hasil tambang. • Lumbung energi nasional. Simpul pengolahan bauksit alumina aluminium
Kompleks industri LNG Bontang
Simpul Kegiatan migas
Simpul Kelapa Sawit Simpul Penamb. Batubara Pontianak
Simpul Kehutanan
Samarinda
Usulan Lokasi KEK Kawasan/Klaster Industri
Ke Palembang
Palangkaraya
Balikpapan
Simpul perikanan Jaringan pelayaran domestik
Ke Jakarta Ke Mamuju & Makassar Ke Surabaya
Banjarmasin
Simpul perkebunan karet
Ke Cirebon & Semarang
Ke Surabaya
Berpotensi untuk simpul gasifikasi batubara
52
Koridor Pel. Hub Internasional Bitung
Sulawesi – Maluku Utara Visi Koridor PTS-JBL: • Pusat produksi dan pengolahan hasil pertanian pangan, perkebunan, perikanan.
Sofifi Manado
Gorontalo
Palu
Siap menjadi kompleks LNG yang terintegrasi dengan pabrik pupuk dan lain sebagainya
Mamuju
Kendari
Ambon
Simpul pengolahan Nikel Simpul pertanian pangan Makassar
Simpul perkebunan kakao dan kelapa Usulan Lokasi KEK Simpul perikanan
Ke Surabaya
Kawasan Industri Jaringan pelayaran domestik
53
Visi Koridor Bali – NT: • Pintu gerbang industri pariwisata. • Pendukung Pangan Nasional
Koridor Bali – Nusa Tenggara
Ke Maluku & Papua
Surabaya
Lombok
Denpasar
Simpul pertanian pangan Simpul peternakan
Global Hub Lombok Kupang
Simpul kegiatan pariwisata Simpul kegiatan perikanan Usulan Lokasi KEK Kawasan Industri Jaringan pelayaran domestik
54