E. LESI PUTIH
Lesi Putih pada mukosa rongga mulut Area keputihan -> mukosa oral -> khas o/k pencahayaan <- perubahan lapisan mukosa. Etiologi a.l :
Trauma fisik kronis — sekunder
Pemakaian tembakau,
Abnormalitas genetik
Penyakit mukokutaneus atau
Reaksi inflamasi
Perangai klinis dapat dibedakan berdasar struktur lesi :
Epithelial thickening
Material superficial
Submucosal changes
Lesi Putih dapat dibedakan menjadi : (Regezi & Sciubba, 1993) 1. Kondisi Herediter Leukoedema, White sponge nevus, Hereditary benigna intra-epithelial dyskeratosis (HBID) dan Keratosis folikuler 2.Lesi Reaktif Keratosis fokal (friksional), Lesi putih terkait smokeless tobacco, Stomatitis nikotina, Solar cheilitis / keilitis aktinik 3. Lesi putih lainnya Leukoplakia idiopatik, Hairy leukoplakia, Hairy tongue, Geographic tongue, Liken planus
Universitas Gadjah Mada
1
4. Lesi putih-kuning non epitel Kandidiasis, Mucosal burns, Fibrosis, submukosa , I ordyce s granules, Ectopic lymphoid tissue, Gingival cyst, Parulis, Lipoina Penegakan diagnosa pertimbangkan
Adanya riwayat keluarga dari lesi yang sama Durasi dari proses penyakit Identifkasi oral habit -3 cheek biting, tobacco use (tipe/frek) Kaitan dengan lesi kutan atau mukosal Medikasi Simtom dan tanda konstitusional Data lab dan klinis KONDISI HEREDITER 1. Leukoedema a. Pendahuluan
Insidental variasi normal predileksi ras Tatar belakang pigmentasi. b. Etiologi & patogenesis
unknown. c. Perangai klinis
asimptomatik simetri bilateral pada mukosa pipi lesi putih keabu-abuan opalesen mirip lapisan film atau susu, dengan perubahan tekstur melipat-lipat/ berkerut d. Gambaran Histopatologis
ketebalan epitel , Epitel parakeratotik dan akantotik edema intraseluler pd sel spinosa. e. Diagnosa banding
Leukoplakia, candidiasis, lichen planus, white sponge nevus, hereditary benigna intraepithelial dyskeratosis
Universitas Gadjah Mada
2
f. TX dan prognosis
Tidak ada perawatan dan tidak ada kemungkinan perubahan kearah keganasan 2. White sponge nevus ( Cannon's disease) a. Pendahuluan
genodermatosis dominan otosomal b. Etiologi & patogenesis
gangguan keratinisasi normal Mutasi gen pasangan keratin 4 dan 13 c. Perangai klinis
asimptomatik, simetri dan bilateral pada mukosa bukal keabuan hingga keputihan menebal, konsistensi mirip spans.
terlihat pada masa kanak-kanak menjelang pubertas ekstra oral terutama mukosa conjunctiva, sedang mukosa anogenital (anal, penile, vulval dan vaginal) sangat jarang d. Histopatologis
Epitel terlihat menebal, hiperparakeratosis dan akantosis serta spongiosis.
Degenerasi hidrofil pada sel spinosa 9 mulai lapisan parabasal hingga permukaan
e. Diagnosa banding
HBID, Pachyonichia congenita, Lichen planus tipe hiperkeratotik
dapat dipertimbangkan cheek biting, traumatik atau friksional keratosis.
f. TX dan prognosis
Prognosisnya baik.
3. Hereditary benigna intra-epithelial dyskeratosis (Witkop-von Sallmann syndrome) a. Etiologi & patogenesis
Genodermatosis dominan otosomal keturunan kelompok isolat trirasial (Native American, black and white)
sindrom dengan onset awal konjungtivitis bulbar dan lesi oral.
b. Perangai klinis
Lesi oral plak serta lipatan pada mukosa yang mirip busa berwarna putih, lunak serta asimtomatik.
Adanya keluhan fotopobia pada kehidupan kanak-kanak Universitas Gadjah Mada
3
c. Histopatologis
Akantosis dan hiperplasi epitel
degenerasi hidrofilik yang signifikan.
pola 'sel dalam sel'.
d. Diagnosa banding
Gambaran HBID WSN, Pachonychia congenita dan liken planus hipertropik
e. TX dan prognosis
Tidak diperlukan perawatan sejauh kondisi self limiting
tidak terlihat adanya peningkatan resiko perubahan kearah keganasan.
4. Follicular keratosis (Darier's disease, dyskeratosis Follicularis) a. Pendahuluan
genodermatosis dominan otosomal
b. Etiologi & patogenesis
mutasi gen pengkode pompa kalsium intraseluler organisasi desmosomal abnormal Tidak ada kohesi diantara sel epitel permukaan proses akantolitik
c. Perangai klinis
Onset : masa kanak-kanak dan remaja.
Lesi oral kulit 4 Secara tipikal, lesi papul keputihan kecil mirip batu bulat (cobble-stone).
Lesi oral regio keratinisasi seperti gingiva cekat, palatum keras oropharyng dan pharyng.
kuku garis longitudinal dengan ridge atau gigir yang menyakitkan dapat membantu penegakan diagnosa.
d. Histopatologis Lesi oral mirip pada kulit, meliputi : 1) terbentuknya lakuna suprabasal berisi set epitel akantolitik 2) proliferasi meningkat 3) Pembentukan lakuna vertikal 4) Adanya sel diskeratotik benigna spesifik berbentuk ronds dan grains e. Diagnosa banding
Dyskeratosis congenita dan acanthosis nigricans.
f. TX dan prognosis
Perawatan tergantung pada keparahan jaringan yang terlibat. Universitas Gadjah Mada
4
analog vit A atau retinoid dalam bentuk etretinate dan isotretinoin
diskontinuitas periode remisi yang bervariasi kembali ke derajat semula.
LEST REAKTIF 1. Focal (Frictional) hyperkeratosis a. Etiologi & patogenesis
Garukan atau friksi kronis mukosa oral analog dengan `kalus' pada kulit.
Respon kulit aksi protektif terhadap trauma ringan jangka panjang.
Etiologi lesi ini adalah self evident
b. Perangai klinis
Keratinisasi
area yang menerima trauma seperti
o
mukosa bibir,
o
bukal sepanjang garis oklusal dan
o
gigir edentulous.
c. Histopatologis
hiperkeratosis.
Sedikit sel-sel inflamasi kronis dapat terlihat dalam jaringan ikat didekatnya.
d. Diagnosa banding
Pengambilan riwayat penyakit yang betul serta tepat dan pemeriksaan dapat mengindikasikan sifat alami lesi.
e. TX dan prognosis
Observasi
mengontrol habit
Setiap lesi dengan etiologi yang meragukan 4 dibiopsi.
Linea alba : a. Etiologi & patogenesis
Perubahan mukosa bukal o/k tekanan, iritasi friksional, Trauma mengisap (sucking) perm fasial gigi
Tidak terkait plat, klamer atau malposisi
b. Perangai klinis
`garis putih' setinggi okiusal, bilateral Universitas Gadjah Mada
5
semakin ke posterior semakin tebal
c. Histopatologis
Hiperortokeratosis
Edema intraseluler, inflamasi kronis ringan
d. TX dan prognosis
Tidak memerlukan perawatan
Morsicatorio buccarum (chronic cheek chewing/ habitual cheeck chewing) a. Etiologi & patogenesis
Stress, Kondisi psikologis
b. Perangai klinis
Bilateral, unilateral bibir atau lidah
Lesi menebal, keputihan menyerpih dng eritema, erosi / ulserasi fokal traumatik
Permukaan iregular, area lebih luas
c. Histopatologis
Hiperparakeratosis, Kolonisasi bakteri permukaan
d. Diagnosa banding
Presentasi klinis 4 diagnosis presumpif ditegakkan
f. TX dan prognosis
Tak ada perawatan, menghilangkan penyebab
2. Lesi putih terkait pipe and cigarette smoking : (leukokeratosis nicotina palatina, stomatitis nicotina) a. Pendahuluan
lesi spesifik permukaan palatum perokok pipa atau cerutu berat.
tar agen onkogenik poten
Temperatur, konsentrasi karsinogenik serta kecepatan iritasi mukosa
b. Etiologi & patogenesis
Iritasi kronis peningkatan keratinisasi pada mukosa oral
c. Perangai klinis
mukosa palatal eritema general papul kemerahan multipel hiperplasi duktal stomatitis nicotinic
mukosa palatal o/k panas keratinisasi meningkat area keputihan smoker's palatal Universitas Gadjah Mada
6
d. Histopatologis
acanthosis dan hiperortokeratosis serta hiperparakeratosis epitel duktal squamous metaplasia.
infiltrat inflamasi kronis derajat sedang
e. TX dan prognosis
kondisi reversibel merokok dihentikan
Lesi putih terkait smokeless tobacco a. Etiologi & patogenesis smokeless tembakau perubahan pada mukosa oral resiko displasia. jaringan respon terhadap isi tembakau dan agen lain (Nitrosononikotine) jejas set sublethal induksi hiperplasi epitel b. Perangai klinis
Area terlibat : lipatan mukobukal pada mandibula -> gambaran granular/keriput - terlipat tebal
Lesi umumnya tidak sakit dan asimptomatik
c. Histopatologis
parakeratosis ringan hingga sedang vakuolisasi lapisan spinosa Hiperlasi epitel adalah tipikal inflamasi stromal dengan derajat yang bervariasi. d. Diagnosa banding
leukoedema difus white sponge nevus e. TX dan prognosis
Mengurangi/ menghentikan menghilang Lesi persisten dibiopsi. 3. Solar cheilitis (Actinic cheilitis) Pendahuluan
Akselerasi degenerasi jaringan bibir
O/k paparan sinar matahari
Eksklusif pada kulit putih
Universitas Gadjah Mada
7
a. Etiologi & patogenesis
Sinar 2900 — 3200 A
b. Perangai klinis
Tepi vermilion atropik, pucat, glossy
Sudut mulut mengerut & berfisur
Area tertentu : hiperpigmentasi dan keratosis erosi, retak dan terkelupas
c. Histopatologis
Epitel hiperkeratotik + atropik
Sel basal hiperkromatik, Lamina propria basofil dan telangiektasis
d. TX dan prognosis
Tidak ada perawatan spesifik
Pemakaian lipbalm -PABA
OTHER WHITE LESION I. Idiopathic leukoplakia a. Etiologi & patogenesis
Terkait tembakau, trauma, faktor nutrisi
Resiko malignansi bervariasi (1-17%)
b. Perangai klinis
Bevariasi, mirip jrg normal --- wart/ verukal,
Lokasi : mukosa bukal / mandibular
Resiko keganasan : dasar mulut
c. Histopatologis
Perubahan epitel bervariasi Displasia Transformasi malignan : 5% lesi d. Diagnosa banding
Keratosis, verrucous hyperplasia, OLP, discoid Lupus erythematosus dan WSN e. TX dan prognosis
Faktor teridentifikasi 4 prognosis Lesi ekstensif 4 biopsi
Universitas Gadjah Mada
8
2.Hairy leukoplakia a. Etiologi & patogenesis
Lesi putih yang tidak biasa Infeksi oportunistik o/k EBV b. Perangai klinis
Asimtomatik, Tepi lateral — dorsal lidah Bervariasi : uni-bilateral, kontur ireguler — terlipat hingga halus — makular c. Histopatologis
Lapisan superfisial hiperparakeratotik Sel spinosa : degenerasi balon + jelas perinuklear 4 koilocytosis Peripheral displacement chromatin + pusat basofil Deteksi EBV : IHC d. Diagnosa banding
Leukoplakia idiopatik / terkait tembakau OLP, candidiasis hiperplastik kronis e. TX dan prognosis
Tidak ada perawatan spesifik 3. Hairy tongue a. Etiologi
Istilah non-spesifik : white hairy tongue Idiopatik + faktor predisposisi b. Perangai klinis
Hipertropi papila filiformis Asimtomatik, sensasi mengganggu Wama: putih — coklat -hitam c. Histopatologis
Elongasi papilla filiformis Kontaminasi bakteria pada permukaan Keratinisasi , Hiperplasia sel basal
Universitas Gadjah Mada
9
d. Diagnosa banding
Sangat khas
e. TX dan prognosis
Menjaga OH, menyikat lidah
4. Geographic tongue a. Etiologi
Unknown stress emosional, infeksi
Terkait : psoriasis, seborrheic dermatitis
b. Perangai klinis
Khas : deskuamasi + dekeratinisasi papila
Periodik , self-limiting
Lokasi: dasar mulut, mukosa bukal/ gingiva
Asimtomatik, kadang iritatif
c. Histopatologis
Tepi lesi hiperkeratosis - akantosis
Pusat lesi : eritem, sel radang
d. Diagnosa banding
Khas Candidiasis, leukoplakia, OLP, LE
e. TX dan prognosis
Tak ada perawatan spesifik
5. Liken planus a. Pendahuluan
Penyakit mukokutaneus inflamatori kronis Temuan klinis I oleh Wilson (1869) Temuan histologis I oleh Dubreuilh (1906) b. Etiologi & patogenesis
Stimulasi antigenik Target utama kerusakan : sel basal epitel terkait proses cell-mediated immune melibatkan : sel langerhans (LC), Limfosit T, makrofag predisposisi genetik Mekanisme : LC dan makrofag pada epitel memproses antigen dan membawa informasi antigenik kepada limfosit T sesudah periode proliferatif Universitas Gadjah Mada
10
limfosit T8 (CD8) menjadi sitotoksik thd keratinosit basal destruksi
sekresi IFN- laju diferensiasi 71 ketebalan epitel T (lesi putih)
c. Perangai klinis
Usia pertengahan Laki-laki = perempuan keparahan paralel dng derajat stress manifestasi oral : presentasi dan perangi bervariasi Retikuler Plak Atropik erosif bullous tipe umum bentuk retikuler :
karakterisasi : wickham's striae mukosa bukal terbanyak, selain lidah, gingiva dan bibir manifes hampir pada semua jaringan mukosa simtom klinis minimal, insidental bentuk plak :
scr klinis mirip leukoplakia distribusi multifokal dorsum lidah + mukosa bukal bentuk atropik :
bentuk yang sering tercampur dengan bentuk retikuler dan erosif proporsi area atropik bervariasi gingiva cekat sering terlibat pola desquamatic gingivitis pada tepi area terlihat strie keratotik keputihan, melingkar pusat perifer simptomatik 4 sakit + terbakar bentuk erosif :
permukaan granular dan eritematus terang, dapat berdarah tertutup pseudomembran atau plak fibrinous bentuk bullous :
tidak umum, ukuran variasi : mm — cm mukosa bukal : post/inf M2-M3 lateral lidah, gingiva, bibir bag dlm superinfeksi candida
Universitas Gadjah Mada
11
d. Histopatologis
Kriteria umum : hiperortokeratosis atau hiperparkeratosis, akantosis liquefaksi lap basal tdk ada sel basal destruksi pertemuan jaringan ikat-epitel, infiltrasi limfosit padat spt pola pita pada lamina propria paralel dng permukaan
sel langerhans , civatte's bodies e. Diagnosa banding
Candidiasis atropik, leukoplakia, SCC, DLE, drug eruption f. TX dan prognosis
Tidak ada terapi lokal/sistemik spesifik. kortikosteroid NON EPITHELIAL WHITE-YELLOW LESION 1. Kandidiasis a. Pendahuluan
kondisi kutaneus dan mukosal o/k candida Infeksi mikotik oral paling umum manifestasi oral : akut / kronis b. Etiologi & patogenesis
Candida albicans : uniseluler yeast mikroorganisma komensal oral pada mayoritas populasi sehat pseudohypae
menjadi patogen o/k banyak faktor imunokompromi/ supresan/ defisiensi, malnutrisi, dll
infeksi terjadi superfisial c. Perangai klinis
Bentuk bervariasi Klasifikasi Kkandidiasis akut
kandidiasis oral Pseudomembran atropik
Kkandidiasis kronik
Atropik hipertropik/hiperplastik Terlokalisasi
Bentuk kutaneus
familial terkait sindrom
Universitas Gadjah Mada
12
Kandidiasis akut pseudomembranous = TRUSH
ekstrem pada usia balita dan lanjut
penerima radiasi/ kemoterapi, AIDS
lesi oral khas : plak / nodul putih lunak yang tumbuh sentrifugal dan menyebar
isi plak : organisma jamur, debris keratotik, sel radang, epitel deskumasi, bakteri dan fibrin
usap --> area eritem, tererosi, ulserasi
lokasi utama : mukosa bukal, lipatan mukobukal, orofaring, lateral lidah
tak terusap : simtomatik minimal, bila terusap : tenderness, terbakar,
disfagia Kandidiasis akut atropik
dorsum lidah : bercak depapilasi/ dekeratinisasi
simtomatik o/k erosi dan radang kandidiasis
kronik atropik= denture sore mouth
geriatri + GTL atas > 65%
perempuan lebih banyak
pemicu : trauma ringan thd GT yang tidak pas, GT kotor
area merah cerah, mirip sutra dan sedikit keratinisasi.
Pada kasus parah : tampak vesikel dan erosi
sering diikuti angular cheilitis
kandidiasis kronik hiperplastik
infeksi kandidal kronis, asimtomatik
dorsum lidah dengan pola : median rhomboid glossitis
letak : anterior papila sirkumvalata
permukaan dpt halus, berfisur, nodular
wama : putih hingga merah
kandidiasis mukokutaneus
persisten pada mukosa oral, kuku, kulit dan mukosa vaginal
umumnya resisten, remisi temporer dengan terapi antifungal
usia muda, dekade ke-2
Universitas Gadjah Mada
13
diawali dengan lesi tipe pseudomembran — segera diikuti kuku dan kulit
Kandidiasis non-sindrom familial
20 % dengan presentasi mukokutaneus
diturunkan resesif otosomal
terkait endokrinopati, tmsk addison's disease, hipoparatiroid, kadang hipotiroid atau DM
terkait defisiensi Fe tanpa tanda klinis anemia
d. Temuan klinis
Hipa yang tipikal dapat ditemukan melalui :
o usapan o Identifikasi kultur o imunofluorescen e. Histopatologis
Reaksi radang superfisial terlokalisasi dengan erosi/ ulserasi permukaan
Ulkus tertutup lapisan tebal eksudat
hipae pada lapisan permukaan
Infiltasi neutrofilik dan pembentukan mikroabses superfisial
Pseudohipae mampu penetrasi ke epitel
Kronis hiperplasi epitel
f. Diagnosa banding
Adanya pseudomembran : Chemical bums, stomatitis gangrenosa, ukus traumatik, mucous patch of syphilis
Adanya lesi merah : drug reaction, thermal bums, erosive LP, DLE, EM
g. TX dan prognosis
Aplikasi topikal suspensi nystatin, clotrimazole
Jika terkait imunosupresan, agen topikal tidak efektif—> sistemik dengan amphotericin B, ketoconazole
2. Mucosal burns a. Etiologi
'burn' superfisial pada mukosa oral
Terkait aplikasi topikal bahan kimia : aspirin atau agen kaustik
b. Perangal klinis
Eritema ringan — nekrosis koagulasi membtk membran putih/ slough
Dibawah membran : sangat sakit, mudah berdarah Universitas Gadjah Mada
14
Membran dikelupas : jrg ikat Thermal burns : Mukosa palatum keras Cairan/minuman panas :
Mukosa lidah, palatum lunak
Umumnya bentuk eritematous
Electrical bums :
Permukaan lesi tertutup `slough' tebal dalam hingga jrg ikat dan otot
c. Histopatologis
o Thermal + kimia : tbtk slough epitel : nekrosis koagulatif pada seluruh ketebalannya
o Eksudat fibrinosa o Electrical burns lebih dalam d. Diagnosa banding
o Riwayat akurat, identifikasi agen penegakan diagnosa tepat e. TX dan prognosis
o Terapi simtomatik lokal + anaigesik sistemik o Hidrokortison asetat tdk/dng benzocain 3. Fibrosis submukosal a. Etiologi
Hipersensitif thd konstitusi diet, seperti makanan pedas, terutama cabai habit : betel nut chewing, pemakaian tembakau dalam betel nut quid defisiensi vitamin atau nutrisi Populasi Asia terutama India, namun juga Pakistan, Burma, Cina, Nepal dll b. Perangai klinis
Lesi putih kekuningan, kronis Kondisi premalignan Tipikal pada oral, ttp kadang faring-esofagus Diawali pembentukan vesikel Mukosa bukal + palatum lunak kehilangan resiliensi dan elastisitas trismus hingga gangguan makan
Proses pada lamina propria muskulasi
Universitas Gadjah Mada
15
c. Histopatologis
Penipisan dan atropi epitel ekstrem dengan derajat displasi bervariasi
Vaskularisasi bagian atas lamina propria buruk dan terhyalinisasi Jumlah fibroblas sedikit infiltrat radang kronis bervariasi d. Diagnosa banding
Tcrbatas, dapat dibedakan dengan : o Radiation-related sub-epithelial fibrosis o Mucosal scarring o/k burns e. TX dan prognosis
o Injeksi kortikosteroid intra-lesional o Latihan peregangan o Bila perlu : tindakan bedah 4. Fordyce's granules a. Etiologi
Ektopik kelenjar sebasea atau Sebaceous choristomas b. Perangai klinis
Multipel dengan susunan berkelompok atau terpisah
Predileksi : mukosa bukal dan vermillion
Distribusi simetris, asimtomatik
Laki-laki lebih banyak, usia post-pubertal
Proporsi populasi terkena lebih dari 80%
c. Histopatologis
Lobul-lobul klj sebasea superfisial tampak menyebar sekitar duktus ekskretorius
Duktus berisi debris keratinosa dan sebaseous
Kelenjar heterotopik terbentuk baik dan berfungsi, sel individual tampak granular, sitoplasma jelas, letak inti lebih ke basal piknotik
e. Diagnosa banding
usapan tunggal dapat dibedakan dengan kelompok kecil candida f. TX dan prognosis
Tidak ada perawatan khusus Universitas Gadjah Mada
16
5. Ectopic lymphoid tissue = Lymphoepithelial cyst
Perubahan sistik dari epitel yang terjebak dalam jaringan limfoid pada masa embryonal
normal ditemukan pada posterolateral lidah lingual tonsil Lokasi lain : palatum lunak, dasar mulut, pilar tonsil Berwarna kuning — keputihan, bentuk elevasi seperti kubah kecil Kripta dalam jaringan limfoid dapat tersumbat dilatasi sistik Mudah dibedakan dari gambaran klinis lain 6. Gingival cyst a. Pendahuluan
Asal : odontogenik Fase neonatal, setelah 3 bulan menghilang Istilah lain : o Epstein's pearl' midline palatal o Bohn's nodules' ridge alveolar b. Etiologi & patogenesis
Neonatal gingival cyst o Sisa-sisa lamina dental o Banyak pada fetus dan anak-anak Epstein's cyst o Epitel yang terjebak dalam midline palatal ketika berfusi o inklusi epitel dalam garis fusi microcyst isi : keratin gingival cyst pada usia dewasa o (mungkin) berasal dari sisa-sisa lamina dental (rests of Serres) o perubahan kistik lesi multilokular c. Perangai klinis
Neonatal Gingival cyst o Nodul dengan dasar lebar keputihan o Diameter 2mm o Satu/lebih di sepanjang gigir alveoler o Midline palatal cyst : sepanjang midpalatal raphe o Insidensi 76%
Universitas Gadjah Mada
17
Adult gingival cyst o
Dekade ke-5-6
o
Lebih sering pada mandibula
o
Ada kesamaan dengan lateral periodontal cyst
o
Berbatas tegas, tidak sakit, tumbuh lambat
o
Gingiva cekat pada interdental papila
o
Warna putih kekuningan - biru
d. Histopatologis
Neonatal gingival cyst o Struktur sistik sub-epitel 4 batas epitel tipis, sel basal memipih o Mineralisasi distrofik kadang ditemukan dalam rongga kista Adult gingival cyst o Kista dibatasi oleh lapisan tipis epitel pipih atau kuboidal o Inti sel hiperkromatik, seragam o Pertemuan jaringan ikat-epitel memipih beberapa kista penebalan epitel fokal/plak e. TX dan prognosis
Pada bayi tidak ada perawatan khusus dapat ruptur spontan
Dewasa eksisi bedah
Tidak ada riwayat kekambuhan
7. Parulis = gumboil
Kumpulan pus dalam jaringan ikat gingival
infeksi akut Dasar poket periodontal Apeks gigi non-vital
Lesi kuning keputihan pada gingival, kadang dikuti eritema
Tipikal : sakit pus keluar sakit hilang
Perawatan : penyebab dihilangkan/dirawat
8. Lipoma
Lesi berupa massa submukosa kuning atau putih-kekuningan Tak ada peradangan
Universitas Gadjah Mada
18