d.3. Minggu ke3 3.1. Pokok Bahasan : a.
Unsur yang terlibat dan mekanisme yang diperlukan pada metoda penyusunan program desain (pemrograman) s/d pembangunan.
b.
Informasi yang diperlukan dalam pemrograman.
3.2.Sub.Pokok Bahasan : a.
Pengguria/pemilik/klien,perancang/arsitek
dan
Tim,dan
pengembang/
kontraktor pelaksana pembangunan sebagai unsur-unsur yang terlibat dalam proses pemrograman ssmpai dengan pembangunan. b.
Mekanisme unsur-unsur yang terlibat selama proses pemrograman dan pembangunan.
c.
Tugas arsitek dalam lingkup pemrograman, pemrosesan data/ informasi dan informasi yang diperlukan.
3.3.Materi Bahasan : d.
Unsur yang terlibat dalam proses pemrograman s/d pembangunan fasilitas. Terdapat 3 (tiga) unsur yang terlibat dalam proses pemrograman s/d pembangunan fasilitas, ialah : Klien :
Menginformasikan kepada arsitek dan tim gagasan-gagasan berupa tujuan dan keinginan klien untuk mendapatkan suatu "wadah kegatan" yang sesuai dengan tuntutan klien.
Menginformasikan
gambaran
hambatan-hambatan/kendala
(handicap) dan juga keterbatasan-keterbatasan (constraint) yang ada kepada arsitek. Catatan: hambatan-hambatan merupakan faktor yang harus dihindari seperti : kondisi alam yang tidak memungkinkan fasilitas tersebut dibangun (misal: daerah bahaya 1 dekat dengan gunung api), atau daerah gempa daerah banjir kronis, dan sebagainya.
Sedangkan
faktor
pembatas
(constraint)
merupakan faktor yang harus dicari dan diketahui sebe!um proyek dilaksanakan, agar persiapan & proses pencarian data bisa lebih effektif dan effisien. Contoh misalnya : ketersediaan dana yang terbatas, kesenjangan kcmunikasi, keterbatasan luasan tapak/ lahan, dan lain-lain.
Universitas Gadjah Mada
1
Arsitek
Arsitek mempunyai tugas untuk menterjemahkan keinginan/gagasangagasan klien melalui : pengetahuan perancangannya (design know how)dan pengalamannya (dalam menangani proyek design). Catatan: Informasi dari klien lebih berorientasi pada penggunaan "bahasa klien", sehingga arsitek harus menterjemahkan ke dalam bahasa arsitektur agar bisa lebih dipahami oleh anggota tim yang lain dan sekaligus
dipahami
oleh klien.
Terjemahan bahasa
arsitektur
diperlukan untuk memanami/menterjemahkan keinginan klien, diolah oleh arsitek sebagai "perantara" yang menjembatani pemahaman yang berbeda, tetapi dengan tujuan yang sama. Tingkat pengalaman sangat berpengaruh pada kualitas produk "fasilitas" (yang diinginkan) sebagai karya rancangan arsitektur oleh arsitek dan Tim. Tingkat pengalaman juga "memudahkan" arsitek berkomunikasi lebih lancar dengan klien. Melalui
design
know
how
dan
pengalaman,
arsitek
dapat
melaksanakan "manajemen design" sebaik-baiknya, sehingga hasil bisa lebih optimum memenuhi tuntutan pengguna. Pengembang/kontraktor/pelaksana pembangunan Pengembang atau kontraktor/pelaksana pembangunan merupakan unsur yang mengimplementasikan karya desain sebagai fasilitas yang siap untuk
dioperasionalkan/dimanfaatkan
oleh
pengguna/user.
Secara
fungsional, teknis dan estetis fasilitas yang dibangun oleh kontraktor harus memenuhi kelayakan pakai. Kontraktor merupakan institusi pembangun yang mempunyai 3(tiga) sumber daya berupa : 1) Perangkat teknologi 2) Tenaga ahli dan tenaga kerja 3) Pengalaman kontraktor didalam menjalankan kewajibannya harus menerapkan manajemen pelaksanaan yang baik agar dicapai : effisiensi waktu dan optimalisasi sumber daya yang ada.
Universitas Gadjah Mada
2
b. Mekanisme kerja unsur-unsur yang terlibat selama proses pemrograman dan pembanguan. Secara skematik mekanisme unsur-unsur yang terlibat dapat digambarkan sebagai berikut :
c. Tugas arsistek dalam Iingkup pernrograman pemrosesan, data/informasi, dan data yang diperlukan. c.1 Tugas Arsitek
Melakukan pendekatan untuk desain dengan melihat metoda apa yang paling tepat digunakan dalam kaitan :
Kebutuhan untuk desain Kebutuhan untuk evaluasi desain. Untuk kedua hal tersebut diatas perlu dilakukan secara tepat terstruktur, dan terkoordinasi. Dalam hal pemrosesan maka informasi pemrograman menjadi input yang berguna bagi langkah-langkah desain selanjutnya.
Pemrosesan informasi merupakan tugas arsitek yang dalam proses pelaksanaannya harus selalu mendapat masukkan dari klien atau dapat juga sebagai hasil interaksi antara arsitek dengan klien. Pemrosesan informasi tersebut meliputi : 1. Koleksi data 2. Organisasi data 3. Mengkomunikasikan data 4. Analisis data Universitas Gadjah Mada
3
5. Mengevaluasi data Hasil dari pemrosesan informasi merupakan input bagi arsitek di dalam mengambil keputusan desain. - Secara definitif lingkup pemrosesan informasi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: c.2 Pemrosesan data/informasi Pemrosesan data/informasi dalam pemrograman meliputi 5 (lima) tahap kegiatan yang secara garis besar dapat dijelaskan sebagai berikut : I.
Koleksi Data
:menyusun
pertanyaan,
interview,
melakukan
survey,
studi pustaka,observasi dan mencatat data yang masuk II. OrganisasiData
:menyusun,mengurutkan,mengklasifikasikan,
mengkata-
gorikan,mengeelompokkan dalam group sesuai klasifikasinya. III. Komunikasi data
:menuliskan,rnengilustrasikan,menginteraksikan, menjelaskan, mendokumentasikan, menterjemahkan, dan menginterpretasikan.
IV. Analisa Data
:melakukan
sorting
dan
seleksi
membandingkan
membobot, melakukan tes validitas data dan komputasi (mengolah dengan komputer). V. Evaluasi Data
:Melakukan
review,
melakukan
verifikasi,
optimasi,
membuat prioritas, menanyakan dan membuat alternatif
c.3. Data/informasi yang diperlukan Gambaran lingkup informasi yang diperlukan oleh programmer/arsitek selalu diorientasikan pada. informasi yang mendukung upaya pemecahan desain arsitektur. Informasi dari klien mungkin sangat atau bahkan tidak arsitektural, tetapi bukan berarti hal tersebut kemudian kita abaikan, justru menjadi kewajiban arsitek untuk bisa menterjemahkan atau mengkorelasikan dengan kepentingan desain arsitektur. Terjemahan informasi ke lingkup arsitektur seyogyanya dioerientasikan pada 3 (tiga) hal ialah: arsitektur sebagai penyedia fasilitas, arsitektur sebagai pelindung dan arsitektur sebagai symbol. Penjelasannya dibawah ini : 1. Arsitektur sebagai penyedia fasilitas : Fasilitas sebagai hasil karya arsitektur harus bisa berfungsi sebagai Wadah
yang
menjamin
kegiatan
bisa
berlangsung
dengan
lancar/optimum. Identifikasi kegiatan,
meliputi jenis kegiatan,
spesifikasi kegiatan,
identifikasi macam dan jumlah pelaku kegiatan serta alat/ perlengkapan yang dibutuhkan. Universitas Gadjah Mada
4
2. Arsitektur sebagai pelindung : Fasilitas sebagai karya arsitektur harus mampu memproteksi kegiatan dari "gangguan" alam (panas,bising,bau,dsb). 3. Arsitektur sebagai simbol : Fasilitas sebagai karya arsitektur harus dapat mencerminkan : Identitas, ekspresi,gagasan,tata nilai dan keinginan klien.
Universitas Gadjah Mada
5