I.
PENDAHULUAN Budidaya Pakan Alami dapat diartikan sebagai budidaya dan pakan alami. Budidaya
adalah segala daya upaya manusia di dalam memberdayakan sumberdaya alam secara lestari untuk kesejahteraan umat manusia itu sendiri. Jadi dalam hal ini manusia dapat meningkatkan atau melipatgandakan sumberdaya alam dengan berbagai teknologi yang dimilikinya guna kesejahteraan hidupnya tetapi tidak boleh merusak atau memusnahkan sumberdaya alam tersebut. Sumberdaya
pakan
alami
merupakan
sumberberdaya
terbaharukan dalam arti bahwa sumberdaya alam tersebut dapat pulih sendiri secara alami dengan syarat bahwa teknologi yang digunakan di dalam pemberdayan tersebut berdasarkan kaidah-kaidah yang diperbolehkan. Oleh karena itu budidaya adalah perbuatan mulia dan bertanggungjawab untuk generasi sekarang dan mendatang. Pakan alami dimaksudkan sebagai plasma nutfah perikanan berupa tumbuhan air dan hewan air. Tumbuhan air dibagi menjadi dua golongan yaitu tumbuhan kecil atau mikro atau renik dan tumbuhan besar atau tumbuhan makro. Tumbuhan mikro dimaksudkan sebagai tumbuhan air yang hanya dapat diketahui apabila dilihat dengan bantuan alat pembesar misalnya mikroskop, sedangkan tumbuhan makro adalah tumbuhan berukuran besar dan dapat diketahui tanpa menggunakan alat bantu penglihatan. Demikian pula hewan air digolongkan menjadi dua yaitu hewan air berukuran kecil atau renik atau mikro, untuk mengetahuinya perlu alat bantu penglihatan misalnya mikroskop dan kedua yaitu hewan air yang berukuran besar atau makro dan untuk mengetahuinya tanpa alat bantu penglihatan. Pakan alami mikro baik tumbuhan air maupun hewan air merupakan plasma nutfah yang sangat penting peranannya bagai kelangsungan hidup benih bagi hewan air, misalnya ikan, udang, kerang, kepiting, katak dan lainnya. Di dalam sistem rantai makanan yang berlangsung dalam kehidupan perikanan terbuka adalah tumbuhan renik atau phytoplankton yang dimakan oleh hewan renik atau zooplankton, phytoplankton atau zooplankton dimakan oleh benih hewan air atau hewan air kecil, dan benih hewan air maupun hewan air kecil dimakan oleh hewan yang lebih besar, dan hewan yang lebih besar maupun hewan kecil perikanan akan ditangkap oleh manusia. Tumbuhan air merupakan plasma nutfah yang bersifat autotrof yaitu dapat menggunakan unsur-unsur yang disediakan oleh alam seperti air, unsur hara, sinar matahari dan dengan bantuan butir hijau daun atau klorofil terjadilah proses fotosintesis yang menghasilkan gula, oksigen dan energi. Proses fotosintesis diringkaskan sebagai berikut :
Universitas Gadjah Mada
1
Fotosintesis merupakan kehidupan awal di planet Bumi baik dalam perikanan maupun di darat. Dan fotosintesis oleh golongan tumbuhan maka selanjutnya akan diikuti oleh kehidupan golongan hewan karena tumbuhan merupakan pakan bagi hewan. Di bidang perikanan dalam perikanan terbuka seperti sungai, waduk, rawa, estuari, pantai dan lautan, kehidupan perikanan ditentukan oleh kelangsungan hidup benih perikanan, dan benih perikanan ditentukan oleh phyto dan zooplankton. Apabila di dalam perikanan terbuka tidak ada kehidupan phytoplankton maka perikanan tersebut steril sehingga kehidupan benih perikanan tidak dapat berlangsung dan bidang perikanan tidak akan berlangsung pula. Sebagai gambaran keadaan perikanan di kawasan Laut Selatan Jawa (Kainiso dkk., 2000) pada jalur-I 0-4 mil potensi lestari perikanan 4.290 ton/th, jalur-II >4-12 mil potensi lestarinya 320.600 ton/th, jalur-III >12-200 mil potensi lestari 905.350 ton/th dan jalur-IV >200 mil potensi lestari perikanan juga sekitar 905.350 ton/th. Jumlah seluruh jalur potensi lestari perikanannya sekitar 2.134.990 ton/th .dan jumlah perikanan ini akan hilang bila phytoplankton yang hidup di dalam perikanan kawasan tersebut tidak ada pula, akibatnya jutaan nelayan akan kehilangan lapangan pekerjaan dan kegiatan ekonomi terkait lainnya akan berhenti total. Pakan alami mikro tidak hanya untuk menghidupi benih perikanan tetapi ikan berukuran raksasapun, seperti Paus Bini yang beratnya mencapai 130 ton, pakan pokoknya berupa pakan alami renik atau plankton. Paus Bini menggunakan saringan yang ada dalam mulutnya untuk menangkap plankton sebagai makanannya. Selain itu karena pakan alami mikro mengandung protein tinggi dan kandungan gizi lainnya yang lengkap dan juga tinggi maka ia diharapkan sebagai makanan cadangan untuk masa depan bagi umat manusia; pada dekade akhir abad ke-20 seorang pionir dari Jerman dapat hidup selama 3 (tiga) bulan dengan mengandalkan plankton sebagai makanan pokoknya. Pakan alami mikro juga berperanan di bidang kesehatan dan kecantikan karena selain mengandung gizi juga mengandung komponen untuk kecantikan dan kesehatan. Berbagai persyaratan fisik, kimia, kesehatan, biologic dan manajemen harus dipenuhi bagi plankton (tumbuhan dan hewan mikro) agar dapat berperanan sebagai pakan benih perikanan dengan baik. 1.
Persyaratan fisik Plankton harus mempunyai ukuran lebih kecil daripada bukaan mulut benih hewan air atau ikan dan lainnya. Misalnya ukuran pakan alami : Chlorella sp, 5-11; Spirulina sp. I-12; Chaeloceros sp. 2-5; Brachionus plicatilis. 400; Nauplii artemia panjang ± 400, Artemia dewasa panjang ± 1,8 cm. Bukaan mulut beberapa larva atau benih ikan: Kakap putih 250 (32 jam setelah menetas); Bandeng 200 (54 jam
Universitas Gadjah Mada
2
setelah menetas); Kerapu 150-180 (umur 3 hari); Beronang 125, (36 jam setelah menetas). Selain itu plankton sebagai pakan alami harus mudah dapat dilihat oleh larva misalnya karena gerakannya atau karena warnanya, plankton mudah ditangkap oleh larva ikan, plankton mempunyai daya aping yang baik sehingga dapat melayanglayang dengan gerakan yang tidak terlalu cepat dan memungkinkan untuk mudah ditangkap oleh benih ikan.
2.
Persyaratan Kimia/Gizi Kandungan zat gizi plankton sebagai pakan sangat menentukan pertumbuhan larva hewan air. Bila kandungan gizinya cukup baik jumlah maupun kualitasnya maka berkemungkinan besar untuk dapat mempercepat pertumbuhan larva hewan air dan demikian pula sebaliknya. Kandungan gizi berbagai plankton berbeda satu dengan lainnya misalnya antara phytoplankton dengan zooplankton, atau antar spesies dalam phytoplankton maupun zooplankton karena berbeda lingkungan. Kandungan gizi plankton sebagai pakan alami untuk larva hewan air berupa protein, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral, air. Selain itu diperlukan pula serat untuk kelengkapan bagi proses pembuangan kotoran. a.
Protein Protein memiliki fungsi penting dalam tubuh larva hewan air yaitu untuk mempertahankan fungsi jaringan secara normal, perawatan jaringan tubuh, mengganti
sel-sel
yang
rusak
dan
pembentukan
sel-sel
baru,
untuk
pertumbuhan, pembentukan hormon, enzim, antibodi, haemoglobin dan lain-lain. Selain itu protein dapat dikatabolisme menghasilkan energi bila diperlukan. Kebutuhan protein larva hewan air secara umum lebih tinggi dibandingkan dengan kebutuhan larva hewan air yang mempunyai umur lebih tinggi. Kualitas protein tergantung kepada penyusunnya yaitu asam amino. Semakin lengkap jumlah asam aminonya terutama asam amino esensial maka semakin baik kualitas protein tersebut. Asam amino esensial adalah jenis asam amino yang tidak bisa disintesis dalam tubuh larva padahal larva tersebut sangat membutuhkan asam amino esensial tersebut. Sudah diketahui sebanyak 10 (sepuluh) asam amino esensial yang diperlukan oleh tubuh hewan air yaitu : phenilalanin, valin, treonin, triptophan, isoleusin, methionin, histidin, arginin, lysin dan leusin (Omori dan Ikeda, 1984).
Universitas Gadjah Mada
3
b.
Lemak Lemak dalam tubuh larva hewan air berfungsi untuk : sumber energi, komponen membran seluler dan sub seluler; sumber asam lemak esensial; pelarut vitamin A, D, E, K; sumber steroid. Asam lemak esensial berperan penting untuk perawatan dan integritas membran seluler dan sebagai prekursor hormon prostaglandin. Steroid kolesterol berperan sebagai prekursor vitamin D3, asam empedu,
hormon
steroid
(androgen,
estrogen,
hormon
adrenalin
dan
kortikosteroid) dan perawatan sistem membran. Komponen
struktural
phospholipid
dan
asam
lemak
esensial
mempengaruhi aktivitas enzim. Kualitas lemak dipengaruhi oleh asam lemak penyusunnya. Larva ikan membutuhkan asam lemak keluarga W 3 berantai panjang agar dapat bermetamorfosis secara normal dan kelulusanhidupnya tinggi. Asam lemak esensial yang dibutuhkan oleh ikan air tawar berbeda dengan ikan dan krustasea air laut. Ikan air tawar membutuhkan 18:2W 6 dan 18:2W 3. Sedangkan asam lemak esensial untuk krustasea dan ikan laut adalah asam ikosapentaenoat atau asam timnodonic (20:5 W3) dan asam dekosaheksaenoat atau asam cervonic (22:6W 3). Pada pemeliharaan larva ikan dan krustasea laut, kandungan 20:5W 3 dan 22:6W 3 yang memadai dapat menjamin keberhasilan metamorfosis, pertumbuhan dan kualitas benih yang dihasilkan. Kandungan asam lemak pada zooplankton dipengaruhi oleh pakan yang diberikan kepadanya. Misalnya kandungan gizi Rotifera dan Artemia dapat dipengaruhi dengan cara memanipulasi pakan untuk memperkayanya dengan teknik bioenkapsulasi. c.
Karbohidrat Karbohidrat berperan sebagai sumber energi selain protein dan lemak. Kandungan
karbohidrat
pada
pakan
biasanya
relatif
rendah.
Karbohidrat disusun dari beberapa monosakarida. Misalnya pakan alami tumbuhan renik Skeletonema costatum monosakarida yang dimiliki terdiri dari rhamnosa 5,1%; fukosa 5,8%; ribosa 0,6%; arabinosa 3,3%; xylosa 4,3%; mannosa 30,3%; galaktosa 2,0% dan glukosa 48,6%. d.
Vitamin Vitamin merupakan senyawa organik kompleks yang dibutuhkan untuk pertumbuhan, perawatan dan reproduksi. Vitamin dibutuhkan dalam jumlah sedikit tetapi harus ada dalam pakan. Vitamin yang larut dalam lemak ada 4 yaitu
Universitas Gadjah Mada
4
vitamin A, D, E, dan K serta ada 11 (sebelas) jenis vitamin yang larut dalam air, kesemua vitamin ini dibutuhkan oleh ikan. Beberapa fungsi vitamin yang larut dalam air adalah sebagai koenzim aminotransferase, sebagai koenzim co-karbohidrat (thiamin), sebagai koenzim glutathione reduktase dan asam D-amino oksidase (riboflavin). Vitamin yang larut dalam lemak yaitu vitamin A berfungsi dalam proses metabolisme mukopolisakarida dan kenampakan pigmen, serta untuk perawatan jaringan ephitel. Sedangkan vitamin D berfungsi dalam homeostatis Ca. Vitamin E berfungsi dalam proses reproduksi dan memungkinkan sebagai awal reaksi rantai peroksidatif antar HUFA biomembran. Vitamin K berfungsi dalam transfer elektron dan oksidasi fosforilasi dan kofaktor dalam proses koagulasi darah. Selain kandungan gizi pada plankton sebagai pakan alami yang memadai masih ada persyaratan lain yang harus dipenuhi sebagai pakan yang baik yaitu persyaratan daya cerna dan daya serap gizi yang dikandung oleh pakan alami. Misalnya kandungan gizi pakan alami tersebut tinggi dan lengkap tetapi bila pakan tersebut tidak dapat dicerna dan diserap dengan baik maka pakan alami tersebut kurang bermanfaat bagi kehidupan benih hewan air termasuk ikan. Sebagai contoh adalah pakan alami berupa Brachiomis plicatilis tingkat daya cernanya sekitar 93,8-94,2% untuk ikan Trout dan 89,1-92,1% untuk ikan karper. e.
Mineral Mineral yang dibutuhkan oleh ikan dapat berasal dari lingkungan sekitarnya dan dari pakan yang dikonsumsinya. Untuk hewan vertebrata pada umumnya membutuhkan mineral sekitar 20 macam guna bahan pembentukan struktur tubuh dan untuk fungsi-fungsi proses metabolik. Ikan membutuhkan mineral makro dan mineral mikro. Mineral makro terdiri dari Ca, P, Mg, Cl, Na, S, K dan mineral mikro antara alin Cu, I, Fl, Mn, Se dan Zn. Ikan membutuhkan mineral makro dalam jumlah besar sedangkan mineral mikro dalam jumlah sedikit. Mineral merupakan komponen penting untuk membentuk struktur tulang dan gigi, berfungsi dalam mempertahankan tekanan osmosis untuk mengatur pertukaran cairan dan bahan terlarut dalam tubuh. Mineral berperanan penting untuk pengiriman impuls-impuls syaraf dan kontraksi otot, berfungsi dalam menjaga keseimbangan asam-basa tubuh sehingga dapat mengatur pH darah dan cairan tubuh. Selain itu mineral juga berfungsi sebagai komponen penting beberapa enzim, vitamin, hormon, sebagai kofaktor, sebagai katalis dan sebagai
Universitas Gadjah Mada
5
aktivator enzim. Mineral juga berperanan penting terhadap kesehatan dan pertumbuhan ikan. Bila dalam tubuh ikan kekurangan mineral mengakibatkan pertumbuhan yang tidak normal dan lain-lain. Kekurangan mineral P menyebabkan pertumbuhan rendah, tulang belakang tidak tumbuh normal dan efisiensi penyerapan gizi rendah. Kekurangan mineral Mg menyebabkan pertumbuhan pertumbuhan rendah, mortalitas tinggi, tulang belakang tidak normal, kandungan Ca
berlebihan
dan
menyebabkan
anoreksia.
Kekurangan
mineral
Ca
mengakibatkan pertumbuhan rendah. Kekurangan mineral mikro menyebabkan pertumbuhan rendah, kematian tinggi, bentuk morfologi tidak normal, kandungan mineral dalam tulang belakang tidak normal karena terjadi interaksi antarmineral. Sebagai contoh kandungan mineral beberapa plankton sebagai pakan alami : Brachionus. plicatilis Ca = 0,21-0,27 mg/g; P = 1,13-1,44 mg/g; Daphnia Ca = 0,21 mg/g; P = 1,40 mg/g; Scenedesmus sp. Ca = 0,16 mg/g dan P = 1,763,66 mg/g. f.
Air Air merupakan gizi dan berfungsi sebagai pelarut bahan-bahan dalam tubuh, meratakan suhu, mengangkut limbah, menstabilkan cairan sel, sebagai media terjadinya berbagai proses biokimia dalam sel dan lain-lain. Kandungan air dalam tubuh ikan >80%. Air dalam tubuh ikan dapat diperoleh dari lingkungan sekitar dengan cara meminumnya atau dengan cara lain.
g.
Serat Serat bukan gizi tetapi dalam pakan harus ada serat. Serat dapat memperlancar pembuangan kotoran dari dalam usus. Kotoran dalam usus dapat menggumpal karena peranan serat.
3.
Kesehatan Pakan alami harus dapat memenuhi persyaratan bagi kesehatan benih ikan dan tidak menimbulkan gangguan kesehatan bagi benih tersebut. Oleh karena itu pakan alami tidak meracuni benih ikan, tidak mencemari lingkungan hidup benih ikan, pakan alami bukan sebagai inang organisme patogen atau parasit. Oleh karena itu organisme pakan alami harus bersih dari bahan racun, logam berat, patogen dan parasit serta tidak menghasilkan racun pada seluruh siklus hidupnya. Beberapa jenis plankton dapat menghasilkan racun sehingga dapat membahayakan organisme yang dibudidayakan atau organisme lain bahkan bagi manusia. Sebagai contoh : Dinoflagellata menyebabkan red tide saat terjadi blooming. Beberapa spesies yang menghasilkan racun antara lain Gonyaulaxcatenella, G. Universitas Gadjah Mada
6
acatenella, G. exavata, G.spinifera, Glenodium rubrum, G. spiral, Dinophysis fortii, D. acuminata, D. caudata, Gymnodinium sp., Nocliluca scintillans, N. miliaris, Ceratium furca, Prorocentrum meritrix casta, Tricodesmium (Sudara, dkk., 1984). Racun-racun yang dihasilkan antara lain STX (saxitoxin), GTX (goniautoxin), neoSTX (neo saxitoxin), decarbomoyl saxitoxin. Apabila phytoplankton tersebut dimakan oleh jenis kerang maka kerang tersebut tidak keracunan sebab kerang memiliki anti racun tersebut. Apabila kerang dimakan oleh manusia atau hewan maka manusia atau hewan akan menderita keracunan yang disebut PSP atau Paralitic Shelfish Poisoning dan DSP atau Dyarhetic Shellish Poisoning. Ikan yang memakan phytoplankton tersebut juga akan menderita keracunan secara massal dan hal ini sering terjadi di berbagai lokasi pantai di berbagai negara di dunia. Di tambak plastik Pandansimo Yogyakarta juga pernah terjadi gangguan dari jenis phytoplankton Oscillatoria sp. menyebabkan udang tambak merana dan warna air tampak kehitaman dan untuk mengatasinya air dibuang dan udang diambil kemudian setelah beberapa lama air diganti yang baru. Pakan alami untuk pakan benih pada panti pembenihan memungkinkan pakan alami tersebut juga berperan sebagai pembawa parasit dan sumber infeksi langsung atau tidak langsung. Untuk mengatasinya dapat dilakukan sterilisasi dengan bahan disinfektan pada pakan alami agar tidak menyebabkan kerugian lebih besar. Pada umumnya pakan alami jenis plankton peka terhadap penyerapan logam berat dari lingkungannya. Oleh karena itu pemilihan lokasi yang bebas dari logam berat mutlak dilakukan. Apabila pakan alami yang mengandung logam berat dimakan oleh ikan maka logam berat tersebut dapat berpindah ke daging ikan dan jika ikan tadi dimakan manusia maka manusia akan keracunan logam berat tersebut bila yang memakan adalah ibu hamil yang akan menyebabkan bayi yang lahir dapat menjadi cacat fisik atau mental.
4.
Persvaratan Biologis Organis pakan alami hams bebas dari sumber pencemaran dan parasit serta penyakit. Pencemaran dapat berupa logam berat seperti Pb, Cd, Hg, Cu dan lain-lain. Logam berat bila telah masuk ke dalam tubuh hewan maka logam berat tersebut tidak ikut dikeluarkan lewat kotoran atau urin tetapi bahan tersebut akan mengumpul pada organ-organ dalam seperti ginjal, hati dan apabila jumlahnya melebihi ambang batas maka akan terjadi keracunan atau kerusakan organ-organ tersebut. Demikian pula penyakit dan parasit yang terbawa oleh pakan alami akan mengakibatkan kerugian bagi ikan yang memakan pakan alami tersebut. Oleh karena
Universitas Gadjah Mada
7
itu pakan alami harus bebas dari penyakit dan parasit agar tidak menimbulkan kerugian.
5.
Manajemen Pakan Alami Untuk pelaksanaan budidaya pakan alami selain peralatan fisik bahan habis pakai perlu dilengkapi dengan SDM yang profesional. Apabila semua perlengkapan sangat baik tetapi SDM-nya tidak memadai maka kemungkinan gagal cukup besar. Peralatan fisik dalam skala laboratorium harus serba steril demikian pula bahan-bahan habis pakai harus bebas dan bahan pencemar dan penyakit serta parasit. Pemanenan dan penanganan pasca panen dan basil budidaya pakan alami harus tepat demikian pula aplikasinya pada pelaksanaan pembenihan ikan dan udang. Teknik budidaya harus menggunakan model teknik budidaya yang efektif sehingga tidak akan terjadi pemborosan biaya dan keberlanjutan usaha dapat terjamin.
Universitas Gadjah Mada
8