e-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol : 8 No: 2 Tahun 2017)
PENGARUH SIKAP WAJIB PAJAK, MORAL WAJIB PAJAK DAN KEMAUAN UNTUK MEMBAYAR PAJAK TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DI KANTOR PELAYANAN PAJAK(KPP) PRATAMA GIANYAR 1
Rini Aruan,[1]Edy Sujana,[2]Ni Luh Gede Erni Sulindawati Jurusan Akuntansi Program S1 UniversitasPendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
e-mail: {
[email protected], Edisujana
[email protected],
[email protected]}@undiksha.ac.id Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh Sikap wajib pajak, Moral wajib pajak dan Kemauan untuk membayar pajak terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak orang pribadi di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Gianyar.Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan data primer yang diperoleh dari hasil kuisioner.Populasi penelitian iniadalah wajib pajak orang pribadi yang terdaftar di KPP PratamaGianyar sebanyak 137,897 orang dengan jumlah sampel sebanyak 100 orang.Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan accidental sampling, yaitu penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yang siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila orang yang kebetulan ditemui dipandang cocok sebagai sumber data.Teknik analisis yang digunakan adalah analisis linier berganda, dengan program SPSSversi 22,00 for windows Hasil penelitian menunjukkan bahwa(1) Sikap wajib pajak berpengaruhsignifikan positif terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak; (2) Moral wajib pajak berpengaruh signifikan positif terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak; (3) Kemauan untuk membayar pajak berpengaruh signifikan positif terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak;dan (4) Sikap wajib pajak, Moral wajib pajak dan Kemauan untuk membayar pajak secara simultan berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak. Kata kunci: Sikap, Moral , Kemauan untuk membayar pajak dan tingkat kepatuhan Abstract The study aimed at examining the effect of taxpayers’ behaviour, taxpayers’ moral, and willingness to pay the tax on the level of personal income taxpayers’ compliance at the tax branch office Gianyar. It was a quantitative design of study by utilizing primary data obtained by using questionnaires. The population of the study included all personal taxpayers listed in the tax office branch Gianyar totally about 137.897 respondents, from which only 100 of them were selected as the samples in which accidental sampling method was used. Accidental sampling means a method of selecting samples based criteria that who were met accidently and regarded as appropriately become data resource. The analysis was conducted by using multiple linear regressions supported by SPSS software version 22.00 for Windows. The results of the study indicated that (1) the taxpayers’ behavior had a positive and significant effect on the level of personal income taxpayers’ compliance, (2) taxpayers’ moral had a positive and significant effect on the level of personal income taxpayers’ compliance, and (3) the willingness to pay the tax had a positive
e-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol : 8 No: 2 Tahun 2017) and significant effect on the level of personal income taxpayers’ compliance and (4) taxpayers’ behavior, taxpayers’ moral, and willingness to pay the tax had a simultaneous effect on the level of personal income taxpayers’ compliance. Key words: taxpayers’ behavior, taxpayers’ moral, willingness to pay the tax, level of taxpayers’ compliance
PENDAHULUAN Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang yang melaksanakan kegiatan pembangunan nasional. Pembangunan nasional adalah untuk mewujudkan kehidupan masyarakat Indonesia dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan untuk mensejahterakan rakyar Indonesia secara adil dan merata. Untuk mewujudkan hal tersebut, maka pembangunan yang dilaksanakan oleh bangsa Indonesia merupakan pembangunan yang berkesinambungan, yang meliputi seluruh aspek kehidupan masyarakat, bangsa dan negara yang bertujuan untuk mensejahterahkan rakyat Indonesia secara adil dan makmur.Agar tujuan tersebut dapat tercapai maka dibutuhkan dana yang sangat besar untuk membiayai kelangsungan pembangunan. Dana tersebut diperoleh dari segenap potensi sumber daya yang dimiliki Negara,baik berupa hasil kekayaan alam maupun iuran dari masyarakat. Salah satu iuran tersebut berasal dari penerimaan pajak. Salah satu indikator yang digunakan pemerintah untuk mengukur keberhasilan dalam penerimaan negara dari pajak adalah tax ratio, yaitu perbandingan jumlah pajak yang diperoleh atau dikumpulkan pemerintah dengan jumlah pendapatan domestik bruto dalam satu tahun fiskal. Semakin besar tax ratio mengindikasikan semakin besar porsi penerimaan pajak dalam APBN. Penerimaan dari sektor pajak merupakan salah satu sumber penerimaan terbesar negara.Dengan melihat begitu besarnya sumbangan pajak dalam APBN, maka usaha untuk meningkatkan penerimaan pajak terus dilakukan oleh pemerintah yang dalam hal ini merupakan tugas Direktorat Jenderal Pajak. Sistem
pemungutan pajak di Indonesia telah mengalami perubahan dari official assessment system menjadi self assessment system sejak reformasi perpajakan pada tahun 1983. Menurut Waluyo (2008) self assessment systemmerupakan system pemungutan pajak wewenang, kepercayaan, tanggung jawab kepada wajib pajak untuk menghitung,memperhitungkan, membayar, dan melaporkan sendiri besarnya pajak yang harus dibayar. Menurut Mardiasmo (2011) system self assessment adalah suatu system pemungutan pajak yang member wewenang kepada wajib pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang terutang. Menurut Rustiyaningsih (2011) salah satu hal yang memengaruhi penerimaan kewajiban perpajakannya.Menurut Siregar dkk (2012) kepatuhan wajib pajak dapat didefinisikan sebagai suatu sikap atau perilaku seorang wajib pajak dalam melaksanakan semua kewajiban. Menurut Marselius (2002) Sikap seseorang terhadap suatu obyek adalah perasaan mendukung atau memihak maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak pada obyek tersebut.Hasil penelitian Bobek (2003) menyatakan bahwa sikap terhadap ketidakpatuhan pajak berpengaruh secara signifikan terhadap niat ketidakpatuhan pajak. Di samping itu Moral juga dapat mempengaruhi tingkat kepatuhan wajib pajak yang dimana membayar pajak adalah suatu aktivitas yang tidak lepas dari kondisi behavior wajib pajak itu sendiri, karena di perlukan adanya tingkah laku yang baik dalam diri sendiri dalam membayar pajak.Kewajiban moral merupakan norma individu yang melekat pada diri seorang, namun kemungkinan
e-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol : 8 No: 2 Tahun 2017) besar hal ini tidak dimiliki oleh orang lain. Dan juga faktor-faktor yang diduga mempengaruhi tingkat moral dan kepatuhan pajak dapat dikelompokkan menjadi (tiga) faktor yaitu ekonorni, sosial, dan psikologi.Wajib Pajak tidak mau membayar pajak karena takut uangnya digelapkan, bukan untuk pembangunan negara, atau adanya biaya tambahan yang dipungut oleh fiskus (Sari 2011). Faktor lain yang mempengaruhi tingkat kepatuhan wajib pajak adalah kemauan untuk membayar pajak, yang dimana kemauan membayar pajak dapat diartikan sebagai suatu nilai yang rela dikontribusikan oleh seseorang (yang ditetapkan dengan peraturan) yang digunakan untuk membiayai pengeluaran umum negara dengan tidak mendapat jasa timbal (kontraprestasi) secara langsung (Rantung dan Adi, 2009). Kemauan wajib pajak dalam membayar pajak merupakan hal yang
penting. Penyebab kurangnya kemauan membayar pajak antara lain asas perpajakan yaitu bahwa hasil pemungutan pajak tersebut tidak secara langsung dapat dinikmati oleh para wajib pajak. Hal ini terjadi karena masyarakat tidak pernah tau wujud konkret imbalan dari uang yang dikeluarkan untuk membayar pajak.Upaya pendidikan, penyuluhan dan sebagainya tidak banyak berarti dalam membangun kesadaran wajib pajak melaksanakan kewajiban pajak, jika masyarakat tidak merasakan manfaat dari membayar pajak. Disisi lain ancaman, hukuman, maupun sanksi dalam Undang-undang sudah cukup jelas terhadap wajib pajak yang bandel mengabaikan kewajiban pajak. Hal ini menjadikan kepatuhan wajib pajak menjadi faktor yang sangat penting dalam hal untuk mencapai keberhasilan penerimaan pajak.
Tabel 1Jumlah WP OP yang terdaftar dan WP OP yang Menyampaikan SPT Tahunan di KPP Pratama Gianyar TAHUN PAJAK
JUMLAH WP JUMLAH SPT PERSENTASE OP OP KEPATUHAN WP TERDAFTAR YANG MELAPOR OP (%) 2011 97,372 49,376 50,70 2012 107,317 53,126 49,50 2013 115,982 52,851 45,56 2014 126,951 55,178 43,46 2015 137,897 64,197 46,55 Sumber : Kantor Pelayanan Pajak Pratama Gianyar ( data diolah, 2016) Tabel 1 di atas menunjukkan bahwa wajib pajak orang pribadi yang terdaftar di KPP Pratama Gianyar pada tahun 2011 sampai 2015 mengalami kenaikan, sementara tingkat kepatuhannya mengalami Fluktuasi. Fluktuasi disebabkan karena tingkat kepatuhan wajib pajak dalam melapor SPT tidak meningkat, melainkan turun naik.Tentu dengan adanya fluktuasi dapat merugikan pendapatan Negara di bidang perpajakan. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menguji dan memperoleh pengaruh sikap wajib pajak, moral wajib pajak dan kemauan untuk membayar pajak terhadap kepatuhan wajib pajak.Menurut Marselius
(2002) sikap seseorang terhadap suatu obyek adalah perasaan mendukung atau memihak maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak pada obyek tersebut.Sikap memiliki arti yang sangan penting dalam kehidupan manusia karena sikap yang terbentuk dalam diri manusia dapat menentukan perilaku dalam menghadapi suatu objek atau masalah yang muncul.Sikap berperan penting dalam menjelaskan perilaku seseorang dalam lingkungannya. Penelitian yang dilakukan oleh Sulud Kahono (2003) menunjukkan bahwa Sikap wajib pajak terhadap prioritas pembangunan daerah berpengaruh positif
e-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol : 8 No: 2 Tahun 2017) pada kepatuhan wajib pajak dalam pembayaran PBB di kota Semarang. Dari uraian tersebut maka ditarik hipotesis: H1
:Sikap wajib pajak berpengaruh signifikan positif terhadap kepatuhan wajib pajak. Aspek Moral dalam bidang perpajakan menyangkut dua hal yaitu (1) Kewajiban Moral dari wajib pajak dalam menjalankan kewajiban perpajakan sebagai warga negara yang baik dan (2) menyangkut kesadaran moral wajib pajak atas alokasi penerimaan pajak oleh pemerintah(Thurman etal;Troutman, 1993).Kedua peneliti tersebut telah menemukan bukti empiris mengenai hubungan yang signifikan antara Moralitas wajib pajak dengan kepatuhan wajib pajak sebagaimana dalam hasil penelitian Mustikasari (2007) telah membuktikan secara empiris, bahwa kewajiban Moral berpengaruh secara negatif signifikan terhadap niat ketidakpatuhan wajib pajak. H2:Moral wajib pajak berpengaruh signifikan positif terhadap kepatuhan wajib pajak. Kemauan membayar pajak dapat diartikan sebagai suatu nilai yang rela dikontribusikan oleh seseorang (yang ditetapkan dengan peraturan) yang digunakan untuk membiayai pengeluaran umum negara dengan tidak mendapat jasa timbal (kontraprestasi) secara langsung (Rantung dan Adi, 2009). Hasil penelitian berdasarkan Irma alfiah (2014)Pengaruh kemauan Membayar pajak menunjukkan bahwa kemauan untuk membayar pajak secara signifikan berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak orang Pribadi di dppkad grobogan- purwodadi. H3 :Kemauan untuk membayar pajak berpengaruh signifikan positif terhadap kepatuhan wajib pajak. Dalam upaya pemerintah untuk mencapai target pajak, perlu ditumbuhkan kepatuhan Wajib Pajak untuk memenuhi kewajiban pajaknya sesuai dengan aturan yang telah ditentukan. Kepatuhan dalam membayar pajak memiliki arti keadaan di mana
seseorang mengetahui, memahami, dan mengerti tentang cara membayar pajak. METODE Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain data primer yang merupakan data yang bersifat kuantitatif dan didukung dengan data sekunder. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner Populasi penelitian ini adalah wajib pajak orang pribadi sebanyak 137,897 orang yang terdaftar di KPP Pratama Gianyar. Metode pemilihan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah accidental sampling yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila orang yang kebetulan ditemui dipandang cocok sebagai sumber data.Teknik analisis data yang digunakan adalah(1) uji statistic deskriptif, (2) Pengujian kualitas data dengan menggunakan uji validitas, uji reabilitas, (3) Pengujian asumsi klasik terdiri dari uji normalitas, uji Multikolinieritas, dan Uji Heteroskedastisitas. Untuk uji hipotesis digunakan teknik pengujian analisis regresi terdiri dari Uji koefisien determinasi (R2), uji statistik T (uji parsial) dan uji statistik F (uji simultan). Sebelum melakukan pengujian terhadap hipotesis, dilakukan pengujian kualitas data yang diperoleh dengan uji validitas dan uji reabilitas.Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah instrumen tersebut valid atau reliabilitas untuk variabel yang diukur, sehingga penelitian ini bisa mendukung hipotesis.Setelah itu, dilakukan uji asumsi klasik untuk mengetahui apakah model regresi yang dibuat dapat digunakan sebagai alat prediksi yang baik.Uji asumsi klasik pada penelitian ini terdiri dari uji normalitas, uji multikolonieritas dan uji heterokedast-isitas. Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi.variabel pengganggu atau risidual memiliki distribusi normal. Suatu variabel dikatakan normal jika gambar distribusi dengan titik – titik data pada grafik normal probability plots menyebar di
e-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol : 8 No: 2 Tahun 2017) sekitar garis diagonal dan nilai signifikan atau probabilitas pada uji Kolmogrorov Sirnov> 0.05 (Ghozali, 2011). Uji multikolonearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen Hasil pengujian menunjukkantidak ada gejala multikolinearitas bila masing-masing VIF variabel bebas lebih kecil dari 10 dan nilai tolerance lebih besar dari 0,10. Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Teknik analisis data yang digunakan dalam menguji hipotesis penelitian ini adalah dengan menggunakan Multiple Regression Analysis (analisis regresi berganda). Pengujian analisis regresi berganda menggunakan bantuan software SPSS 22,00 windows dengan persamaan regresi yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah: + 𝑋 + 𝑋 +ℯ Uji t digunakan untuk mengetahuii varians koefisien regresi parsial dari model yang digunakan, artinya variable independen mempengaruhi secara parsial variabel dependen.Hipotesis 1 dan 2 dalam penelitian ini didukung apabila nilai signifikansi t < 5%.Jika nilai signifikansi lebih besar dari level of significance (sig > α) berarti tidak terdapat pengaruh yang nyata antara variabel independen terhadap variabel dependen secara individual. Uji F digunakan untuk mengetahui variabel independen mempengaruhi variabel dependen secara bersamasama.Nilai signifikansi F yang digunakan yaitu kurang dari 5%.Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar hubungan dari beberapa variabel.Tingkat ketepatan suatu garis
Y=
regresi dapat diketahui dari besar kecilnya koefisien determinasi atau koefisien R2 (R Square).Nilai Koefisien R2 dalam analisis regresi dapat digunakan sebagai ukuran untuk menyatakan kecocokan garis regresi yang diperoleh. HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam penelitian ini, sampel yang digunakan adalah 100 responden atau wajib pajak yang terdaftar di KPP Pratama Gianyar. Dari 100 kuesiner yang disebar sebanyak 100 kuesioner yang kembali serta tidak ada kuesioner yang cacat sehingga kuesioner yang diolah dalam penelitian ini sebanyak 100 kuesioner. Dari hasil pengujian statistik deskriptif diketahui jumlah responden yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 61 orang atau sebesar (61%) dan jumlah responden yang berjenis kelamin perempuan adalah sebanyak 39 orang atau (39%). Sementara responden yang pendidikan terakhirnya pada jenjang SMA sebanyak 54 atau (54%), responden yang memiliki tingkat pendidikan terakhir Diploma sebanyak 12 atau (12%), responden yang memiliki pendidikan terakhir S1 sebanyak 26 responden atau (26%), responden dengan tingkat pendidikan terakhir S2 sebanyak 3 atau (3%) dan 5 orang (5%) responden memiliki jenjang pendidikan terakhir lainnya. Selain itu, responden yang memiliki pengetahuan mengenai pajak bagian brevet sebanyak 6 orang atau (6%), responden yang memiliki pengetahuan mengenai pajak bagian penyuluh pajak sebanyak 22 atau (22%), responden yang memilih tidak ada dalam pengetahuan mengenai pajak sebanyak 58 orang atau (58%) dan responden yang memilih lainnya sebanyak 14 orang atau (14%). Sehingga keseluruhan responden dalam penelitian ini berjumlah 100 orang. Sebelum melakukan uji hipotesis terlebih dahulu dilakukan ujikualitas data yaitu uji validitas dan ujireliabel. Hasil pengujian validitas yang berada pada korelasipositif pada level 0,01 dan 0,05 yang berartibahwa pernyataan-pernyataan mengenaivariabel sikap wajib pajak, moral wajib pajak, kemauan untuk membayar pajak dan tingkat kepatuhan wajib pajak
e-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol : 8 No: 2 Tahun 2017) yang terdapat padakuesioner dinyatakan valid. Hasil pengujian reabilitas pada variabel sikap wajib pajakmenunjukkan Cronbach’s Alpha sebesar 0,839 yang artinya variabel sikap wajib pajak reliabel. Hasil pengujian reabilitas pada variabel moral wajib pajakmenunjukkan Cronbach’s Alpha sebesar 0,845 yang artinya variabel moral wajib pajak reliabel. Hasil pengujian reabilitas pada variabel kemauan untuk membayar pajak menunjukkan Cronbach’s Alpha sebesar 0,853 yang artinya variabel kemauan untuk membayar pajak reliabel. Serta hasil pengujian reabilitas pada variabel kepatuhan wajib pajak menunjukkan Cronbach’s Alpha sebesar 0,885 yang artinya variabel kepatuhan wajib pajak reliable.Setelah uji kualitas data, dilakukan uji Asumsi Klasik yang pertama yaitu Uji Normalitas hasil pengujian normalitas menunjukkan hasil diperoleh nilai Sig. sebesar 2,00 > 0.05 maka tidak cukup bukti untuk menolak H 0 . Dengan kata lain residual data berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Uji Multikolonieritas menunjukkan Nilai nilai VIF tiap variabel independen lebih kecil dari 10 dan nilai tolerance lebih besar dari 0.1 sehingga tidak cukup bukti untuk menolak H 0 atau dapat disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas. Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dan
risidual dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Hasil uji heterokedastisitas dengan grafik scatterplots memperoleh hasil bahwa titiktitik menyebar secara acak serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Gambar 1 Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas menunjukkan hasilberdasarkanoutput scatterplot diatas, terlihat bahwa titik-titik menyebar dan tidak membentuk pola tertentu yang jelas. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas. Untuk pengujian hipotesis yang pertama menunjukkan besarnya nilai t tabel untuk = 0,05 dan n = 100 adalah 1,984. Dari tabel diatas, dapat dilihat pada kolom t nilai signifikan untuk penghargaan finansial 3,094 > 1,984 dan signifikan 0,003 < 0,05 sehingga terima H 1 atau dengan kata lain Sikap wajib pajak berpengaruh signifikan positif terhadap kepatuhan wajib Pajak.
Tabel 2 Hasil uji t Sikap wajib pajak terhadap tingkat kepatuhan wajib pajakCoefficientsa Unstandardized Coefficients Model
B
1 (Constant)
14.262
Std. Error
Standardized Coefficients Beta
T
2.867
SWP .216 .070 a. Dependent Variable: TKWP Untuk menguji Hipotesis kedua, moral wajib pajak memiliki Nilai t tabel untuk = 0,05 dan n = 100 adalah 1,984. Dari tabel diatas, dapat dilihat pada kolom t
.290
Sig.
4.975
.000
3.094
.003
nilai signifikan untuk penghargaan finansial 2,455 > 1,984 dan signifikan 0,016 < 0,05 sehingga terima H 1 atau dengan kata lain Moral wajib pajak
e-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol : 8 No: 2 Tahun 2017) berpengaruh signifikan positif terhadap
kepatuhan wajib Pajak.
Tabel 3 Hasil uji t Moral wajib pajakterhadap tingkat kepatuhan wajib pajakCoefficientsa Unstandardized Coefficients Model
B
1 (Constant)
14.262
Standardized Coefficients
Std. Error
Beta
T
2.867
MWP .297 .121 a. Dependent Variable: TKWP Untuk menguji Hipotesis ketiga dilihat bahwa Nilai t tabel untuk = 0,05 dan n = 100 adalah 1,984. Dari tabel diatas, dapat dilihat pada kolom t nilai signifikan untuk penghargaan finansial
.226
Sig.
4.975
.000
2.455
.016
2,455 > 1,984 dan signifikan 0,016 <0,05 sehingga terima H 1 atau dengan kata lain Moral wajib pajak berpengaruh signifikan positif terhadap kepatuhan wajib Pajak.
Tabel 4 Hasil uji t Kemauan untuk membayar pajak terhadap Tingkat kepatuhan wajib pajakCoefficientsa
Unstandardized Coefficients Model
B
1 (Constant)
14.262
Standardized Coefficients
Std. Error
Beta
t
2.867
KMP .277 .091 a. Dependent Variable: TKWP Uji hipotesis keempat memiliki Nilai Ftabel untuk = 0.05 dan n = 100 adalah 2,70. Dari tabel diatas, dapat dilihat pada kolom F dapat dilihat nilai signifikan 24,266 > 2,70 dan signifikan 0.000 < 0.05
.291
Sig.
4.975
.000
3.054
.003
sehingga terima H 1 atau dengan kata lain Sikap Wajib Pajak, Moral Wajib Pajak dan Kemauan Untuk Membayar Pajak berpengaruh Terhadap Tingkat Kepatuhan WajibPajak
Tabel 5 Hasil Uji F Sikap wajib pajak, Moral wajib pajak dan Kemauan untuk membayar pajak terhadap Tingkatkepatuhan wajib pajak Sum of Squares
Model 1
df
Mean Square
Regression
524.516
3
174.839
Residual
691.674
96
7.204
Total 1216.190 99 a. Dependent Variable: TKWP b. Predictors: (Constant), KMP, MWP, SWP
F 24.266
Sig. .000b
e-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol : 8 No: 2 Tahun 2017) Nilai untuk = 0.05 dan n = 100 adalah 2,70. Dari tabel diatas, dapat dilihat pada kolom F dapat dilihat nilai signifikan 24,266 > 2,70 dan signifikan 0.000 < 0.05 sehingga terima atau dengan kata lain Sikap Wajib Pajak, Moral Wajib Pajak dan Kemauan Untuk Membayar Pajak berpengaruh Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak.
Berdasarkan hasil uji hipotesis kedua signifikan 0,05 sehingga hipotesis ketiga (H3) diterima. Hasil ini mendukung penelitian yang dilakukan Irma alfiah (2014)Pengaruh kemauan Membayar pajak menunjukkan bahwa kemauan untuk membayar pajak secara signifikan berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak orang Pribadi di dppkad grobogan- purwodadi.
Pengaruh Sikap wajib pajak terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak Berdasarkan hasil uji hipotesis pertama signifikan 0,05 sehingga hipotesis pertama (H1) diterima. Hasil ini mendukung penelitian yang dilakukan Hasil penelitian Bobek (2003) menyatakan bahwa sikap terhadap ketidakpatuhan pajak berpengaruh secara signifikan terhadap niat ketidakpatuhan pajak.Hasil pengujian hipotesis pertama mengindikasikan bahwa para wajib pajak memiliki kepatuhan dalam membayar pajak dikarenakan adanya anggapan wajib pajak yang menyatakan bahwa begitu terbukaan pemerintah terhadap penggunaan pajak.
Pengaruh Sikap wajib pajak, Moral wajib pajak, dan Kemauan untuk membayar pajak terhadap tingkat kepatuhan wajib Berdasarkan hasil uji F yang dilakukan pada penelitian ini menunjukkan bahwa Sikap wajib pajak, moral wajib pajak,dan kemauan untuk membayar pajak berpengaruh secara simultan terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak. Hal ini dapat dilihat dari nilai probality yang dihasilkan yaitu sebesar 0.000 < 0.05 . Hal ini berarti sikap wajib pajak, moral wajib pajak,dan kemauan untuk membayar pajak berpengaruh secara bersama sama mempengaruhi tingkat kepatuhan wajib pajak
Pengaruh M oral wajib pajak terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak Berdasarkan hasil uji hipotesis kedua signifikan 0,05 sehingga hipotesis kedua (H2) diterima.Dan juga faktor-faktor yang diduga mempengaruhi tingkat moral dan kepatuhan pajak dapat dikelompokkan menjadi (tiga) faktor yaitu ekonomi, sosial, dan psikologi.Wajib Pajak tidak mau membayar pajak karena takut uangnya digelapkan, bukan untuk pembangunan negara, atau adanya biaya tambahan yang dipungut oleh fiskus (Sari 2011). Menurut Mustikasari (2007) telah menemukan bukti empiris mengenai hubungan yang signifikanpositif antara Moralitas wajib pajak dengan kepatuhan wajib pajak sebagaimana dalam hasil penelitian .
Kesimpulan dan Saran Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap pengaruh sikap wajib pajak, moral wajib pajak dan kemauan untuk membayar pajak terhadap kepatuhan wajib pajak, maka selanjutnya dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut (1) Sikapwajib pajak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak; (2) Moral wajib pajakberpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak; (3) Kemauan untuk membayar pajak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak; dan (4) sikap wajib pajak, moral wajib pajak dan kemauan untuk membayar pajak secara simultan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak.
Pengaruh kemauan untuk membayar pajak terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak
Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, penulis dapat memberikan beberapa saran sebagai berikut: 1. Untuk penelitian selanjutnya yang ingin melakukan penelitian serupa,
e-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol : 8 No: 2 Tahun 2017)
2.
sebaiknya memperluas populasi penelitian. Populasi penelitian tidak hanya di satu Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Gianyar di Kabupaten Gianyar saja, tetapi juga dilakukan pada KPP yang berada di luar gianyar. Untuk peneliti selanjutnya sebaiknya melakukan penelitian tidak hanya pada wajib pajak orang pribadi tetapi juga pada wajib pajak badan yang terdaftar pada KPP.
DAFTAR PUSTAKA Agus Nugroho Jatmiko. (2006). Pengaruh Sikap Wajib Pajak pada Pelaksanaan Sanksi Denda, Pelayanan Fiskus, dan Kesadaran Perpajakan terhadapKepatuhan Wajib Pajak.Tesis.Program Studi Magister Akuntansi Pasca Sasrjana Universitas Diponegoro. Dwi
Indah Widaningrum (2007) .Identifikasi kemampuan dan kemauan membayar masyarakat berpenghasilan menengah rendah.
Diponegoro Journal of Accounting Vol.1 No.2, hal 1-11. Semarang. Fikriningrum, Winda. Kurnia.2012. AnalisisFaktor-faktor yang Mempengaruhi Wajib Pajak Orang Pribadi dalam Memenuhi Kewajiban Membayar Pajak.Skripsi. Semarang: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Diponegoro. Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.Semarang:BadanPenerbitU niversitasDiponegoro. Ghozali, Imam. 2009. Analisis Multivariate Lanjutandengan Program SPSS. Semarang: BadanPenerbitUniversitasDiponeg oro.
Ghozali, Imam. (2011). Aplikasi Analisis Multivariat Dengan Program IBM SPSS19. Semarang: UNDIP. Judisseno, Rimsky. K. 2004. Perpajakan Edisi Revisi. Jakarta:. Mardiasmo, 2013.“Perpajakan”, EdisiRevisi 2013. Jakarta: Andi Rahman Adi Nugroho dan Zulaikha. 2012.http://kk.pl.itb.ac.id/ppk. Mardiasmo. 2011. Perpajakan Edisi Revisi 2011. Yogyakarta: Andi. Republik Indonesia.2007. Undang-Undang Nomor 28 tentang Perpajakan. --------- .2007. Undang-Undang Nomor 28 tentang Perubahan Ketiga atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. Rustiyaningsih,Sri.2011. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak.Warta Widya, 2: 4454. Sari,Diana.2013.KonsepDasarPerpajakan. Bandung:RefikaAditama. Sugiyono. 2002. StatistikaUntuk Penelitian.Bandung: Alfabeta Siregar, Yuli. Anita. Saryadi, dan Listyorini, Sari.2012.Pengaruh Pelayanan Fiskus dan Pengetahuan Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak.Jurnal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 1, Nomor. 1: 1-9. Waluyo. 2008. Perpajakan Indonesia. Jakarta :SalembaEmpat. Wikipedia bahasa Indonesia, Pengertian Sikap, diakses pada tanggal 16 Desember2009.
e-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol : 8 No: 2 Tahun 2017)