JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6
1
Penerapan Repetitive Scheduling Method Pada Penjadwalan Proyek Jalan TubaanTalisayan/ Dumaring, Provinsi Kalimantan Timur Annis Nur Uzma, Ir. Putu Artama Wiguna, MT, Ph.D dan Cahyono Bintang Nurcahyono, ST, MT Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 E-mail:
[email protected] dan
[email protected] Abstrak— Para kontraktor seringkali menghadapi proyek yang terdiri dari banyak unit dimana banyak aktivitasaktivitas berulang dari satu unit ke unit berikutnya. Proyek ini membutuhkan penjadwalan yang menjamin penggunaan sumber daya yang tidak terputus dari satu aktivitas pada satu aktivitas yang sama pada unit berikutnya. Metode yang telah ada dan selama ini sering dipakai tidak dapat menjamin kebutuhan ini. Repetitive Scheduling Method (RSM) yang akan dijelaskan dalam tugas akhir ini dapat menjawab kekurangan metode yang telah ada, karena penggunaan metode ini dapat menjamin kotinuitas penggunaan sumber daya. Tujuan Tugas Akhir yang direncanakan ini adalah menerapkan metode RSM terhadap waktu dan biaya dalam proyek yang memiliki aktivitas berulang, terutama dipandang dari kontinuitas penggunaan sumber daya. Penerapan metode RSM ini diaplikasikan pada penjadwalan Proyek Jalan TubaanTalisayan/ Dumaring, Provinsi Kalimantan Timur. Studi ini dilakukan dalam beberapa prosedur yang meliputi pengumpulan data-data volume pekerjaan dan durasi proyek, perhitungan jumlah pekerja yang dibutuhkan, menentukan hubungan antar aktivitas dan perhitungan penjadwalan eksisting proyek, serta perhitungan biaya agar dapat dibandingkan dengan metode eksisting. Dilakukan perubahan penjadwalan proyek ke dalam diagram Repetitive Scheduling Method (RSM), RSM diaplikasikan dalam beberapa consequence dengan merencanakan dengan cara memutar garis produksi untuk tiap aktivitasnya. Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan Repetitive Scheduling Method (RSM), didapatkan hasil yang berbeda untuk consequense yang berbeda. Durasi penyelesaian pada consequense ke- 1 yang didapat dengan menghilangkan slag time-nya sebesar 282 hari, dengan total biaya sebesar Rp. 4.737.329.782,32,-. Durasi penyelesaian pada consequense ke- 2 yang didapat dengan menambah jumlah alat, adalah 162 hari dengan total biaya sebesar Rp. 5.385.520.490,16,-. Durasi penyelesaian proek pada consequense ke- 3 yang didapat dengan menambah jam kerja total durasi adalah 162 hari dengan total biaya sebesar Rp. 4.670.159.227,83,-. Hal ini diperoleh dengan memaksimalkan beberapa aktivitas, khususnya pada empat aktivitas yang memiliki durasi terbesar yang paling berpengaruh terhadap total durasi proyek. Hal ini membuktikan bahwa aktivitas- aktivitas tersebut perlu mendapatkan prioritas dalam penyelesaian pengerjaannya. Kata Kunci: Jalan Tubaan-Talisayan/ Dumaring, Penjadwalan, Slag Time, Repetitive Scheduling Method (RSM).
I. PENDAHULUAN
P
ara kontraktor sering menemui proyek yang memiliki beberapa unit pekerjaan yang sama, seperti salah satunya pekerjaan jalan raya. Proyek multi unit ini
ditandai dengan aktivitas-aktivitas yang berulang, yang dalam banyak kasus muncul dari perincian aktivitasaktivitas umum kedalam aktivitas-aktivitas khusus. Sebagai contoh aktivitas perataan tanah mungkin dipecah kedalam aktivitas perataan tanah setiap 100 m-nya dan seterusnya dimana setiap perataan tanah merupakan satu unit pekerjaan. Aktivitas yang berulang dari satu unit ke unit yang lain menimbulkan kebutuhan yang sangat mendesak untuk penjadwalan proyek yang memungkinkan penggunaan sumber daya yang tidak terputus/ slag, misalnya para pekerja dari satu unit ke unit berikutnya, karena sering terjadi kebutuhan ini (penggunaan sumber daya yang tidak putus) yang menentukan waktu memulai aktivitas dan mempengaruhi seluruh durasi proyek. Oleh sebab itu, penggunaan sumber daya yang tidak terputus menjadi hal yang sangat penting dalam penjadwalan proyek. RSM (Repetitive scheduling Method) adalah suatu metode penjadwalan yang pada umumnya dipergunakan untuk proyek yang memiliki kegiatan berulang. Penjadwalan RSM dipresentasikan oleh grafik seperti dalam pembuatan rencana X-Y dari seri produksi garis yang mungkin atau bias memisahkan satu sama lain atau bertemu tergantung pada relatif kemiringannya. RSM juga memperkenalkan deretan pengontrol kegiatan yang menjadi konsep baru untuk factor yang menentukan lama proyek. Deretan ini termasuk kegiatan antara control point (Cp) dalam urutan unit produksi garis dan memperpanjang dari dimulainya proyek sampai proyek selesai. Metode ini mampu memperlihatkan pemanfaatan sumber daya, baik berupa tenaga kerja, peralatan maupun bahan tanpa terputus. Oleh karena itu, tujuan sekunder dari studi adalah memperlihatkan bagaimana penerapan dari metode ini pada proyek Jalan Tubaan-Talisayan/ Dumaring, Provinsi Kalimantan Timur. Pada Proyek Jalan Tubaan-Talisayan/ Dumaring, Provinsi Kalimantan Timur adalah proyek pembangunan jalan raya yang memiliki aktivitas pekerjaan yang berulang, sehingga dipilih untuk penerapan metode RSM di dalam penjadwalannya. II. URAIAN PENELITIAN A. Jenis dan Konsep Penelitian Tugas Akhir dengan judul “Penerapan Revetitive Scheduling Method Pada Penjadwalan Proyek Jalan Tubaan- Talisayan/ Dumaring, Provinsi Kalimantan Timur” ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui total waktu dan biaya pekerjaan. Metode yang digunakan untuk
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6
2
mencapai tujuan tersebut, ialah Repetitive Scheduling Method atau RSM. B. Variabel Penelitian Dalam peneletian ini, adapun variabel-variabel yang akan diukur untuk mengetahui total waktu dan biaya pada proyek jalan Tubaan- Talisayan/ Dumaring. Variable-variabel tersebut antara lain sebagai berikut : identifikasi kebutuhan tenaga kerja peraktivitas, hubungan antar aktivitas, Penyusunan garis produksi aktivitas pada RSM, perhitungan biaya proyek, consequense yang dilakukan, perbandingan total biaya. Proses penelitian pada Tugas Akhir ini ditunjukkan dalam bentuk sebuah bagan alir atau flow chart, yang dapat dilihat pada [7]. III. HASIL PENELITIAN A. Identifikasi kebutuhan tenaga kerja tiap aktivitas Langkah pertama dalam penyusunan tenaga kerja adalah memilih beberapa aktivitas yang bersifat repetitive kemudian dilakukan perhitungan total durasi pada setiap pekerjaan. Tabel 3.1 Kebutuhan tenaga kerja tiap aktivitas. Uraian Pekerjaan
Pekerja/ Alat
Segmen 1: 1. Pekerjaaan Galian utk Selokan Drainase & Sal. Air 2. Pasangan batu dengan Mortar
Excavator Dump Truck Concrete Mixer Excavator Dump Truck Wheel loader Dump Truck Vibrator Roller Motor Grader Water Tank Truck Wheel loader Dump Truck Vibrator Roller Motor Grader Water Tank Truck Wheel loader Dump Truck Vibrator Roller Motor Grader Water Tank Truck Wheel loader Dump Truck Vibrator Roller Motor Grader Water Tank Truck Asphalt Sprayer Air Compresor Dump Truck Wheel loader Asphalt Mixing Plant (AMP) Generator Set (Genset) Dump Truck Asphalt Finisher Tandem Roller Pneutamic Tire Roller Concrete Mixer Concrete Vibrator Water Tank Truck Concrete Mixer Concrete Vibrator Water Tank Truck Pekerja/ Buruh terampil Mandor Pekerja/ Buruh terampil Mandor Pekerja/ Buruh terampil Mandor Excavator Dump Truck
3. Galian Tanah biasa
4. Urugan Tanah biasa
5. Urugan Tanah biasa untuk bahu jalan
6. Lapis Pondasi Agregat Klas A
7. Lapis Pondasi Agregat Klas B
8. Lapis Resap Pengikat
9. Laston Lapis Pondasi
10. Beton Struktur K-125
11. Beton Struktur K-250 12. Baja Tulangan Box Culvert 13. Pemancangan Tiang Pancang Ulin uk. 10x10x400cm 14. Bekisting Box Culvert 15. Galian Tanah untuk Box Culvert
Panjang Jalan Produktivitas Jumlah Durasi 1 Produktivitas Volume Persegmen Durasi 2 Persegmen Pekerja Volume Total Pekerja/ Alat (Volume/ Alat ( (L/3800)*Vol.total) ( Durasi/ n) (L) (1/ koefisien) (n) Produktivitas) (m)
1200
(m³/ jam) (m³/ org/hari) 15,37 16,75 0,76 17,81 11,45 18,35 10,99 74,7 186,75 142,29 4,35 23,38 112,05 280,13 142,29 3,79 8,18 53,36 210,92 50,30 3,91 8,18 74,70 258,82 47,43 247,99 280,00 247,99 623,58 21,65 21,65 1,62 3,61 21,79 38,91 2,4442 17,109 17,47 0,8266 5,786 52,42 2,86 28,57 2,00 8,00 3,03 30,30 17,81 11,45 -
(m3)
(m3)
220
69,47
240
75,79
500
157,89
550
173,68
2820
3420
4560
20520
890,53
1080,00
1440,00
6480,00
1140
360,00
9
-
60
-
6900
-
448
-
116
-
462,5
-
org/ unit 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 1 10 1 10 1 1 1
hari 0,65 0,59 14,16 1,27 1,97 1,35 2,26 0,33 0,13 0,17 29,27 5,44 1,14 0,45 0,89 40,71 18,86 2,89 0,73 3,07 52,61 25,15 2,75 0,79 4,34 3,49 3,31 3,73 0,08 2,38 2,38 31,75 14,25 2,36 1,32 0,53 0,08 0,07 10,37 1,48 0,16 345,00 34,50 224,00 56,00 38,28 3,83 3,71 5,77
hari 1 1 14 1 2 1 2 1 1 1 29 5 1 1 1 41 19 3 1 3 53 25 3 1 4 3 3 1 1 2 2 11 14 2 1 1 1 1 10 1 1 23 35 22 56 4 4 4 6
Keterangan
Excavator Concrete Mixer Excavator
Segmen 2: 1. Pekerjaaan Galian utk Selokan Drainase & Sal. Air 2. Pasangan batu dengan Mortar
Excavator Dump Truck Concrete Mixer Excavator 3. Galian Tanah biasa Dump Truck Wheel loader Dump Truck 4. Urugan Tanah biasa Vibrator Roller Motor Grader Water Tank Truck Wheel loader Dump Truck 5. Urugan Tanah biasa untuk Vibrator Roller bahu jalan Motor Grader Water Tank Truck Wheel loader Dump Truck 6. Lapis Pondasi Agregat Klas A Vibrator Roller Motor Grader Water Tank Truck Wheel loader Dump Truck 7. Lapis Pondasi Agregat Klas B Vibrator Roller Motor Grader Water Tank Truck Asphalt Sprayer 8. Lapis Resap Pengikat Air Compresor Dump Truck Wheel loader Asphalt Mixing Plant (AMP) Generator Set (Genset) 9. Laston Lapis Pondasi Dump Truck Asphalt Finisher Tandem Roller Pneutamic Tire Roller
950
Segmen 3: 1. Pekerjaaan Galian utk Selokan Drainase & Sal. Air 2. Pasangan batu dengan Mortar
Excavator Dump Truck Concrete Mixer Excavator 3. Galian Tanah biasa Dump Truck Wheel loader Dump Truck 4. Urugan Tanah biasa Vibrator Roller Motor Grader Water Tank Truck Wheel loader Dump Truck 5. Urugan Tanah biasa utk bahu Vibrator Roller jalan Motor Grader Water Tank Truck Wheel loader Dump Truck 6. Lapis Pondasi Agregat Klas A Vibrator Roller Motor Grader Water Tank Truck Wheel loader Dump Truck 7. Lapis Pondasi Agregat Klas B Vibrator Roller Motor Grader Water Tank Truck Asphalt Sprayer 8. Lapis Resap Pengikat Air Compresor Dump Truck Wheel loader Asphalt Mixing Plant (AMP) Generator Set (Genset) 9. Laston Lapis Pondasi Dump Truck Asphalt Finisher Tandem Roller Pneutamic Tire Roller Segmen 4: 1. Pekerjaaan Galian utk Selokan Excavator Drainase & Sal. Air Dump Truck 2. Pasangan batu dengan Mortar Concrete Mixer Excavator 3. Galian Tanah biasa Dump Truck Wheel loader Dump Truck 4. Urugan Tanah biasa Vibrator Roller Motor Grader Water Tank Truck Wheel loader Dump Truck 5. Urugan Tanah biasa untuk Vibrator Roller bahu jalan Motor Grader Water Tank Truck Wheel loader Dump Truck 6. Lapis Pondasi Agregat Klas A Vibrator Roller Motor Grader Water Tank Truck Wheel loader Dump Truck 7. Lapis Pondasi Agregat Klas B Vibrator Roller Motor Grader Water Tank Truck Asphalt Sprayer 8. Lapis Resap Pengikat Air Compresor Dump Truck Wheel loader Asphalt Mixing Plant (AMP) Generator Set (Genset) 9. Laston Lapis Pondasi Dump Truck Asphalt Finisher Tandem Roller Pneutamic Tire Roller
B.
C.
850
D. Wheel loader
E. Wheel loader
F.
G. Wheel loader
H. I.
Wheel loader
J.
K. Asphalt Sprayer
Asphalt Mixing Plant (AMP)
Concrete Mixer
Concrete Mixer Pekerja/ Buruh terampil Pekerja/ Buruh terampil Pekerja/ Buruh terampil Excavator
800
15,37 16,75 0,76 17,81 11,45 18,35 10,99 74,7 186,75 142,29 4,35 23,38 112,05 280,13 142,29 3,79 8,18 53,36 210,92 50,30 3,91 8,18 74,70 258,82 47,43 247,99 280,00 247,99 623,58 21,65 21,65 1,62 3,61 21,79 38,91
-
15,37 16,75 0,76 17,81 11,45 18,35 10,99 74,7 186,75 142,29 4,35 23,38 112,05 280,13 142,29 3,79 8,18 53,36 210,92 50,30 3,91 8,18 74,70 258,82 47,43 247,99 280,00 247,99 623,58 21,65 21,65 1,62 3,61 21,79 38,91
-
15,37 16,75 0,76 17,81 11,45 18,35 10,99 74,7 186,75 142,29 4,35 23,38 112,05 280,13 142,29 3,79 8,18 53,36 210,92 50,30 3,91 8,18 74,70 258,82 47,43 247,99 280,00 247,99 623,58 21,65 21,65 1,62 3,61 21,79 38,91
-
220
55,00
240
60,00
500
125,00
550
137,50
2820
705,00
3420
855,00
4560
1140,00
20520
5130,00
1140
285,00
220
49,21
240
53,68
500
111,84
550
123,03
2820
630,79
3420
765,00
4560
1020,00
20520
4590,00
1140
255,00
220
46,32
240
50,53
500
105,26
550
115,79
2820
593,68
3420
720,00
4560
960,00
20520
4320,00
1140
240,00
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 3 1 1 1 3 1 1 1
0,51 0,47 11,21 1,00 1,56 1,07 1,79 0,26 0,11 0,14 23,17 4,31 0,90 0,36 0,71 32,23 14,93 2,29 0,58 2,43 41,65 19,91 2,18 0,63 3,43 2,96 2,62 2,96 0,07 1,88 1,88 25,13 11,28 1,87 1,05
1 1 11 1 2 1 2 1 1 1 23 4 1 1 1 32 15 1 1 2 42 20 1 1 3 3 3 1 1 2 2 8 11 2 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 3 1 1 1 3 1 1 1
0,46 0,42 10,03 0,90 1,40 0,96 1,60 0,24 0,09 0,12 20,73 3,85 0,80 0,32 0,63 28,84 13,36 2,05 0,52 2,17 37,27 17,81 1,95 0,56 3,07 2,64 2,34 2,64 0,06 1,68 1,68 22,49 10,09 1,67 0,94
1 1 10 1 1 1 2 1 1 1 21 4 1 1 1 29 13 1 1 2 37 18 1 1 3 3 2 1 1 2 2 7 10 2 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 3 1 1 1 3 1 1 1
0,43 0,40 9,44 0,84 1,31 0,90 1,51 0,22 0,09 0,12 19,52 3,63 0,76 0,30 0,60 27,14 12,57 1,93 0,49 2,04 35,07 16,77 1,84 0,53 2,89 2,49 2,20 2,49 0,05 1,58 1,58 21,16 9,50 1,57 0,88
1 1 9 1 1 1 2 1 1 1 20 4 1 1 1 27 13 1 1 2 35 17 1 1 3 2 2 1 1 2 2 7 9 2 1
Excavator Concrete Mixer Excavator
Wheel loader
Wheel loader
Wheel loader
Wheel loader
Asphalt Sprayer
Asphalt Mixing Plant (AMP)
Excavator Concrete Mixer Excavator
Wheel loader
Wheel loader
Wheel loader
Wheel loader
Asphalt Sprayer
Asphalt Mixing Plant (AMP)
Excavator Concrete Mixer Excavator
Wheel loader
Wheel loader
Wheel loader
Wheel loader
Asphalt Sprayer
Asphalt Mixing Plant (AMP)
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6
3
B. Penyusunan Hubungan Logis antar aktivitas Langkah selanjutnya yaitu menentukan hubungan logis antar aktivitas diatas, tujuan dari menentukan hubungan antar aktivitas ini adalah untuk mengetahui urutan pekerjaan dari tiap aktivitas yang bersifat repetitif. Penentuan hubungan antar aktivitas ini dilakukan dengan persetujuan dari pelaksanaan dilapangan.
Tabel 3.3 Daftar Biaya fixed cost No.
Aktivitas
Kode
1
Pekerjaan Galian utk selokan drainase & Sal. Air Pasangan batu dengan mortar Galian Tanah Biasa
A
Durasi (hari) 4
Predecessor -
A
SS + 1D
C
4
A
FS
Galian Tanah untuk box culvert Pemancangan tiang pancang ulin uk. 10 x 10 – 400cm Beton Struktur K- 125
D
4
C
FS
E
22
D
FS
F
1
E
FS
G
23
F
FS + 1D
8
Baja Tulangan Box Culvert Bekisting Box Culvert
H
4
G
FF
9
Beton Struktur K- 250
I
10
H
FS
10
Urugan Tanah Biasa
J
4
I
FS + 1D
11
Lapis pondasi agregat klas B Lapis pondasi agregat klas A Urugan Tanah biasa untuk bahu jalan Lapis Resap Pengikat Laston lapis pondasi
K
167
J
FS
L
129
K
FS
M
93
L
FS
N O
11 8
M N
FS SS + 1D
4 5
6 7
12 13 14 15
1
86.872.200,00
86.872.200,00 86.872.200,00
B. Fasilitas Kontraktor 1 Base Camp
M2
100
50.000
5.000.000
2 Kantor
M2
200
50.000
10.000.000
3 Bengkel, Gudang, Barak
M2
100
50.000
5.000.000
4 Bangunan Laboratorium 5 Peralatan Laboratorium 6 Perabotan dan Layanan 7 Alat Komunikasi
M2 Set Set Set
70 1 1 2
50.000 10.000.000,00 10.000.000,00 5.000.000,00
3.500.000 10.000.000 10.000.000 10.000.000 53.500.000
1 Base Camp Unit 2 Perabotan dan Layanan Set 3 Kendaraan Operasional Roda 4/Sewa Unit 4 Kendaraan Operasional Roda 2/Beli Unit Sub Total F. DEMOBILISASI Ls Sub Total
1 1 1 1
8.000.000,00 7.500.000,00 55.000.000,00 25.000.000,00
1
26.061.660,00
8.000.000 7.500.000 55.000.000 25.000.000 95.500.000 26.061.660 26.061.660
Sub Total
44
3
Ls
Harga Satuan Jumlah Biaya (Rp) (Rp)
Sub Total
Hubungan Logis -
B
2
Satuan Volume
A. Peralatan
Tabel 3. 2 Hubungan Logis antar aktivitas No.
Komponen
C. Penyusunan Garis Produksi Aktivitas pada RSM Setelah itu dilakukan penyusunan diagram RSM, sambil melakukan penjadwalan tenaga kerja yang diperlukan per hari untuk setiap aktivitasnya. Dalam penjadwalan tenaga kerja harus dilihat ketersediaan tenaga kerja di lapangan. Penyusunan diagram RSM ini dapat dilihat pada lampiran 1 Gambar 4.1. Dari penjadwalan tenaga kerja ini akan didapatkan juga durasi total proyek. D. Perhitungan Biaya Proyek Perhitungan biaya proyek baru bisa dilakukan jika kegiatan perhitungan tenaga kerja selesai, yaitu setelah didapatkan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan per harinya dan durasi total proyek setelah diubah menjadi diagram RSM Perhitungan biaya proyek, selain data jumlah tenaga kerja untuk kemudian dapat dijadikan biaya upah pekerja dan durasi, diperlukan juga data pembangunan fasilitas-fasilitas utama, pengeluaran umum, kendaraan dan peralatan konstruksi, biaya overhead, dll. Semua data tersebut akan termasuk dalam Biaya Tidak Langsung proyek. a) Fixed Cost Biaya Fixed Cost adalah biaya tetap yang dikeluarkan hanya sekali dalam setiap proyek, yaitu pada awal pelaksanaan proyek (biaya pembuatan kantor engineer, pembersihan lahan, dll).
C. Fasilitas Direksi
TOTAL BIAYA
Rp261.933.860,00
b) Variable Cost Sedangan Variable Cost adalah biaya yang dikeluarkan setiap bulan untuk kebutuhan proyek tersebut (biaya listrik, telepon, dll). Tabel 3.4 Daftar Biaya Variable Cost No.
b.Komponen
Harga Satuan (Rp) 1,00 23.000.000 1,00 33.000.000 1,00 50.000.000
Satuan Volume
1 Telephones 2 Water 3 Listrik
Ls Ls Ls TOTAL BIAYA
Jumlah Biaya (Rp) 23.000.000 33.000.000 50.000.000 Rp106.000.000
c) Biaya Material Untuk perhitungan biaya pembelian material bangunan setiap perhitungan dalam beberapa consequence sama, hal ini dapat dilihat pada tabel biaya material sebagai berikut dapat dilihat pada Tabel 3.5 di bawah ini. Uraian A. Pasangan batu dengan mortar: 1. Batu 2. Semen PC 3. Pasir pasang B. Urugan tanah biasa: 1. Material timbunan (tanah urug)
Satuan
Koefisien
m3 Kg m3
1,1 202 0,4527
m³
1,2
C. Urugan tanah biasa untuk bahu jalan: 1. Material timbunan (tanah urug)
m3
1,2
D. Lapis pondasi agregat klas A: 1. Agregat Kasar
m3
0,768
2. Agregat Halus
m3
0,432
E. Lapis pondasi agregat klas B: 1. Agregat Kasar
m3
0,708
2. Agregat Halus
m3
0,492
F. Lapis resap pengikat: 1. Aspal
m3
0,6468
2. Kerosene
m3
0,484
G. Laston lapis pondasi: 1. Agregat Kasar
m3
0,7028
2. Agregat Halus 3. Filler 4. Aspal
m3 Kg Kg
0,5341 139,15 156,975
H. Beton struktur K-125: 1. Semen PC 2. Pasir
Kg m3
280 0,503
3. Agregat kasar
m3
0,8141
I. Beton struktur K-250: 1. Semen PC 2. Pasir
Kg
387,6923 0,5223
m3 3
3. Agregat kasar
m
0,7327
J. Baja tulangan: 1. Besi beton 2. Kawat
Kg Kg
1,10 0,02
m3
0,01
K. Pemancangan tiang pancang ulin 10x10 cm - 400 cm: 1. Kayu ulin 10 x 10 cm L. Bekisting Box Culver t: 1. Kayu perancah 2. Paku
m3 Kg TOTAL BIAYA
0,1 0,8
Volume Total Harga Satuan Material (m3) (Rp)
240
550
2820
3420
4560
20520
1140
9
60
6900
448
116
Jumlah Biaya (Rp)
200.000 1.500 100.000
52.800.000 72.720.000 10.864.800
9.000
5.940.000
9.000
30.456.000
200.000
525.312.000
205.000
302.875.200
200.000
645.696.000
205.000
459.921.600
8.200
108.833.155
8.000
79.453.440
260.000
208.309.920
265.000 500 8.200
161.351.610 79.315.500 1.467.402.300
1.500 260.000
3.780.000 1.177.020
235.000
1.721.822
1.500 260.000
34.892.307 8.147.880
235.000
10.331.070
10.250 15.000
77.797.500 2.070.000
2.500.000
11.200.000
1.900.000 17.000
22.040.000 1.577.600 Rp4.385.986.724
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 E. Consequence yang dilakukan Dalam penyusunan diagram diatas dapat diketahui bahwa ada kendala antara jumlah tenaga kerja yang harus disediakan per harinya di lapangan dengan ketersediaan pekerja di lapangan, untuk memperoleh hasil yang maksimal dalam penjadwalan dengan menggunakan metode RSM, baik itu dari biaya dan waktu. Maka dalam tugas akhir ini akan digunakan beberapa consequence untuk mengatasi kendala tersebut, consequence tersebut antara lain : a) Penggeseran pekerjaan yang terdapat lag time dan mengubah garis produksi. Seperti pada lampiran 1 gambar 4.2. b) Penambahan pekerja/ alat yang sesuai dengan kebutuhan. Seperti pada lampiran 1 gambar 4.2. c) Penambahan jam kerja yang sesuai dengan Kebutuhan. Seperti pada lampiran 2 pada gambar 4.3. F. Perbandingan total biaya Dari diagram RSM eksisting dan beberapa consequence diatas, dapat diperoleh durasi dan biaya upah pekerja total. Sehingga jika dilihat perbandingan jumlah total biaya (baik itu biaya langsung maupun tak langsung) serta durasi total untuk setiap diagram yang dibuat, dapat kita bandingkan seperti terlihat pada table berikut. Tabel 3.6 Daftar perbandingan biaya dan waktu diagram RSM dan Consequence. Jadwal RSM (282 hari) (lag time) Upah Pekerja/ Alat Rp 594.852.589,84 Biaya Fixed Cost Rp 261. 933.860,00 Operasional Variable Cost Rp 106.000.000,00 Biaya material/ Bahan Rp 4.385.986.724,00 TOTAL BIAYA Rp 5.086.839.313,84 Consequence ke- 1 (282 hari) Upah Pekerja/ Alat Rp 245.343.058,32 Biaya Fixed Cost Rp 261. 933.860,00 Operasional Variable Cost Rp 106.000.000,00 Biaya material/ Bahan Rp 4.385.986.724,00 TOTAL BIAYA Rp 4.737.329.782,32 Consequence ke- 2 (162 hari) Upah Pekerja/ Alat Rp 938.640.149,14 Biaya Fixed Cost Rp 261. 933.860,00 Operasional Variable Cost Rp 60.893.617,02 Biaya material/ Bahan Rp 4.385.986.724,00 TOTAL BIAYA Rp 5.385.520.490,16
4 Sedangkan pada consequence ke-2 dengan menambah jumlah pekerja/ alat, dilihat dari segi biaya total proyek mengalami pembekakan sebesar Rp. 5.385.520.490,16,-. Sedangkan dari segi durasi penyelesaian proyek juga mengalami percepatan sebesar 120 hari dari jadwal eksisting-nya dan segi biaya mengalami pembengkakan. Pada consequence ke-3, durasi proyek mengalami percepatan dengan memperhitungkan jumlah pekerja/ alat dengan menambah jam kerja sesuai kebutuhan. Dari total biaya proyek dapat menghemat biaya sebesar Rp. 4.670.159.227,83,- , dengan durasi total proyek 162 hari.
IV. KESIMPULAN Dari hasil analisa diperoleh kesimpulan bahwa dengan aplikasi RSM pada pembangunan jalan TubaanTalisayan/ Dumaring, kontinuitas pemakaian tenaga kerja dapat dijaga dengan tanpa mengganggu hubungan logis antar aktivitas. Metode RSM dapat diaplikasikan dengan perhitungan waktu dan biaya akhir sebagai berikut : Diagram RSM eksisting: Waktu = 282 hari. Total Biaya = Rp 5.086.839.313,84, Diagram RSM Consequence ke1 (menghilangkan lag time): Waktu = 282 hari. Total Biaya = Rp 4.737.329.782,32, Diagram RSM Consequence ke- 2 (menambah jumlah Alat sesuai dengan kebutuhan): Waktu = 162 hari. Total Biaya = Rp 5.385.520.490,16, Diagram RSM Consequence ke- 3 (menambah jam kerja sesuai dengan kebutuhan): Waktu = 162 hari. Total Biaya = Rp 4.670.159.227,83,Dari beberapa consequence diatas dapat diambil kesimpulan bahwa, jika proyek tersebut ingin dilakukan penghematan dalam biaya dan waktu maka yang dipilih adalah consequence ke-3, dengan penghematan waktu sebesar 120 hari dengan menambah jam kerja, dengan biaya sebesar Rp. 4.670.159.227,83,-. DAFTAR PUSTAKA [1]
Consequence ke- 3 (162 hari) Upah Pekerja/ Alat Rp 223.278.886,81 Fixed Cost Biaya Rp 261. 933.860,00 Operasional Variable Cost Rp 60.893.617,02 Biaya material/ Bahan Rp 4.385.986.724,00 TOTAL BIAYA Rp 4.670.159.227,83
Seperti yang dilihat pada Tabel 4.9 bahwa, dari tiga consequence diatas dapat diketahui bahwa setiap consequence terdapat keuntungan dan kerugian masingmasing bila dibandingkan dengan jumlah durasi dan biaya pada jadwal eksisting. Pada consequence ke-1, durasi total yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek adalah 282 hari. Dimana pada consequence pertama ini dilakukan pergeseran pada aktivitas yang terdapat waktu jeda (Lag Time). Dari total biaya proyek dapat lebih dihemat sebesar Rp. 349.509.531,52,-.
[2]
[3]
[4]
[5] [6] [7]
Barrie, Donald, S., Paulson, Boyd, C, JR., dan Sudinarto., 1995. ”Manajemen Konstruksi Profesional”. Jakarta, Erlangga. Harris, R. B., dan Ioannou, P. G., 1994. ”Scheduling Project with Repeating Activities”. Journal of Contruction engineering & Management. ASCE 124(4), 260-278. Praditya, Hardito. 2011. Penerapan repetitive scheduling method Pada penjadwalan aktivitas berulang Di proyek ciputra world mall surabaya. Tugas Akhir S1. Surabaya: ITS. Rostiyanti, Susy Fatena. 2008. Alat Berat Untuk Proyek Konstruksi. Jakarta, Rineka Cipta Suruhanjaya Tenaga, Energy Comission of Malaysia. Soeharto, Iman.1995 . Manajemen Proyek : dari Konseptual sampai Operasional. Jakarta, Erlangga. Wiranata, Anak Agung., Dewi, Parami, Diah, A.A., Nuryawan, Made, I. 2009. Jurnal ilmiah Teknik Sipil. Denpasar. Nur uzma, Annis. 2007. Penerapan Revetitive Scheduling Method pada penjadwalan proyek jalan Tubaan- Talisayan/ Dumaring, Provinsi Kalimantan Timur. Tugas Akhir S1. Surabaya: ITS.
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 Lampiran 1 : Gambar 4.1 Diagram Eksisting RSM dan Gambar 4.2 Diagram RSM alternatif 1 dan 2
5
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 Lampiran 2 : Gambar 4.3 Diagram RSM alternatif 3
6