EDISI 87 TAHUN VIII MARET 2013 ISSN 2086-8804
Drs. H. ASYARI NUR, SH, MM DITENGAH KELUASAN SEMESTA, SAYA HANYA SIAPA
PP AS-SALAM NAGA BERALIH BERTEKAD MENJADI PESANTREN UNGGUL 2018
MAJALAH BULANAN
R A M A H ,
A M A N A H
&
T E G A S
PONDOK PESANTREN AS-SALAM NAGA BERALIH
WASPADAI NARKOBA
Bertekad Menjadi Pesantren Unggul Termaju di Sumatera Tahun 2018
PERBAIKI ETOS KERJA
Klik......................http://riau.kemenag.go.id
Sekapur Sirih
Humas Kini
“Humas” adalah satu kata yang cukup banyak dikenal dan didengar. Apalagi di era globalisasi di mana modernitas mempengaruhi hampir seluruh aspek kehidupan, dan interaksi antar sesama di segala kalangan dan lingkungan tidak bisa dihindarkan. Kenyataan ini sesuai dengan pemahaman bahwa manusia adalah “zoon politicon” tidak bisa terlepas dari manusia lainnya. Hakekat dasar dari humas tetap merupakan penghubung atau jembatan dari satu pihak yang diwakili oleh humas itu sendiri dengan pihak lain di dalam suatu tatanan sosial masyarakat. Ada satu perbedaan paradigma humas masa lampau dan humas di masa kini. Harword L Childs sebagaimana dikutip buku Executive Public Relations menulis satu hal menonjol dari perubahan antara humas dulu dan kini. Perbedaan tersebut terletak pada fungsi humas secara sempit yakni, di masa lampau humas atau seorang yang menjalankan tugas sebagai seorang humas lebih merupakan juru bicara dari pihak yang diwakilinya. Keberpihakan tersebut bersifat mutlak. Dalam artian seorang humas bahkan harus menjadi “pembela” dari pihak yang diwakilinya. Tidak jarang seorang humas harus “memelintir” kenyataan dalam suatu informasi yang harus disampaikan agar lebih mencerminkan adanya suatu kebenaran pada pihak yang terwakili. Humas masa kini lebih mementingkan adanya komunikasi dua arah. Berbeda dengan humas di masa lampau yang berkomunikasi satu arah, saat ini seorang humas juga membuka diri untuk menerima masukan dan saran, berdiskusi untuk mencapai pemahaman yang optimal terhadap suatu permasalahan. Sehingga Humas sekarang bukan lagi sebagai “penyambung lidah” namun lebih merupakan “penghubu-
ng ide, kebijakan” sehingga keberadaan humas mampu membawa perubahan kepada organisasi atau institusi yang diwakilinya ke arah perbaikan melalui konseling yang disampaikan oleh humas itu sendiri. Saat ini peran humas di institusi-institusi pemerintahan tidak bisa dipandang sebelah mata. Seiring dengan tuntutan reformasi termasuk reformasi di bidang birokrasi, pemerintah wajib menyelenggarakan aktifitasnya dengan memenuhi kriteria asas-asas pemerintahan yang baik. “Transparancy” menjadi salah satu ukuran dari suatu penyelenggaraan pemerintahan. Masyarakat berhak mengetahui informasi apapun dari pembuat dan pelaku kebijakan. Mengutip definisi humas oleh Joice J Gordon yang diintisarikan dalam buku Effective Public Relation1) humas seharusnya memiliki fungsi dan peran mempertahankan hubungan yang baik dan bermanfaat antara organisasi dengan publik. Gordon merangkum tugas-tugas seorang humas pemerintah sebagai berikut: Pertama, memberi informasi konstituen tentang aktivitas agen pemerintah. Kedua, memastikan kerjasama aktif dalam program pemerintah; voting, curbside recycling, dan juga kepatuhan kepada program aturan-kewajiban menggunakan sabuk pengaman, aturan dilarang merokok. Ketiga, mendorong warga mendukung kebijakan dan program yang ditetapkan; sensus, program pengawasan keamanan lingkungan, kampanye penyadaran akan kesehatan personal, bantuan untuk upaya pertolongan bencana. Keempat, melayani sebagai advokat publik untuk administrator pemerintah; menyampaikan opini publik kepada pembuat keputusan, mengelola isu publik didalam organisasi serta meningkatkan aksesibilitas publik ke pejabat
administrasi. Kelima, mengelola informasi internal; menyiapkan newsletter organisasi, pengumuman elektronik, dan isi dari dari situs internet organisasi untuk karyawan. Keenam, memfasilitasi hubungan media-menjaga hubungan dengan pers lokal; bertugas sebagai saluran untuk semua pertanyaan media; memberitahu pers tentang organisasi dan praktiknya serta kebijakannya. Ketujuh, membangun komunitas dan bangsa; menggunakan kampanye kesehatan publik dengan dukungan pemerintah dan program keamanan publik lainnya serta mempromosikan berbagai program sosial dan pembangunan. Humas di pemerintahan dengan demikian menjadi pemberi informan kepada masyarakat sekaligus penghubung antara pemerintah dan masyarakat. Hal ini bisa dipahami karena pemerintah adalah agen dari masyarakat itu sendiri. Masyarakat memberikan haknya untuk diwakilkan kepada orang-orang pemerintahan agar bisa diselenggarakan dengan sebaik-baiknya. Maka suatu kewajaran apabila pemerintah harus tetap terhubung dengan masyarakat dan setiap aspeknya menyentuh langsung kehidupan masyarakat. Humas menjadi palang pintu bagi hubungan yang harmonis antara pemerintah dengan publik atau masyarakat.*
MAJALAH BULANAN
R A M A H ,
A M A N A H
&
T E G A S
Lampiran Keputusan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Riau Nomor 379 Tahun 2012 Tentang Tim Penyusunan Majalah DINAMIS
02
Penanggung Jawab: H. M. Saman, S. Sos., M.Si Redaktur: H. Mansyur, S.Ag, Griven H. Putera, M.Ag, Ahmad Zakir, S.Ag, Musdhalifah, S.Sos, Novam Scorpiantrien, S.Sos Penyunting/Editor: H. Sobri, S.Ag, Osti Sirait, A.Md, H. Syarianto, S.Pd.I, Joni Sudiana, S.Pd, F. Angga Agusta, SKom Desain Grafis dan Fotografer: Mawaddah Awaliyah, S.H.I, Erdiansyah, S.Sos.I, Afneti, BA, Busra Saputra, Khairul Anwar Sekretariat: Syahrial, Surya Buwono, SE Alamat Redaksi: Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Riau cq. Hukmas dan KUB Jl. Jendral Sudirman No. 235 Pekanbaru 28017 Telepon: (0761) 24224 Fax: (0761) 24224 E-mail:
[email protected] Redaksi menerima sumbangan tulisan pembaca dalam bentuk berita maupun artikel. Seluruh naskah yang telah masuk ke meja Redaksi menjadi hak penuh Redaksi.
EDISI 87 TAHUN VIII MARET 2013
Dapur Redaksi
Mematangkan Program Kerja
A
lhamdulillah masih diberikan kesempatan di bulan ke tiga tahun 2013 ini untuk tetap berkarya dan berkreasi dalam menyampaikan segala bentuk informasi yang ada di Kementerian Agama Riau. Bulan Maret 2013 merupakan awal sejarah bagi Kankemenag Kep. Meranti karena Kepala Kantor Kemenag Kab. Kep. Meranti untuk pertama kalinya dilantik oleh Kakanwil Kemenag Riau. Adapun beliau yang menjabat pertama kali menjadi Kakankemenag Kab. Kep. Meranti adalah Drs Miskam MA. Diharapkan dengan dilantiknya Drs Miskam MA dapat membawa kinerja yang positif untuk mendukung kemajuan kinerja Kementerian Agama Riau. Walaupun Kankemenag Meranti merupakan Kemenag baru dan masih diusia yang sangat muda bukan berarti tidak bisa membawa prestasi yang gemilang. Maka ditahun 2013 inilah titik awal dari perjalanan panjang yang akan ditempuh oleh Kankemenag Meranti. Tidak hanya itu, tetapi Bulan maret 2013 seakan menjadi bulan pemanasan bagi Kementerian Agama Riau untuk mematangkan program kerja yang akan dilaksanakan selama setahun ini beserta rencana kegiatan yang akan dilaksanakan pada tahun yang akan datang. Walaupun anggaran masih jalan ditempat, “warming up” harus terus dilakukan agar saat bintang itu sudah bersedia turun maka pelaksanaan program pun akan semakin matang, terncana, dengan realisasi yang baik. Bulan Maret 2013 juga persiapan diri terhadap kedatangan pemeriksan rutin yaitu BPK dan Itjen kemenag. Seperti biasa mereka akan memeriksa anggaran yang sudah dilaksanakan pada tahun 2012, maka dari itu bersiaplah diri dengan segala laporan dan berkas yang sudah sipa untuk diperiksa sehingga pada hari H nya nanti tidak akan kerepotan lagi. (*)
LINTAS KEMENAG
indeks SEKAPUR SIRIH ..................... 02 INDEKS ................................... 03 BEDAH BUKU .......................... 04 LIPUTAN KHUSUS ................... 05 INFO KANWIL ......................... 08 ARTIKEL ................................. 11 TOKOH ................................... 16 GALERY FOTO ........................ 20 PONDOK PESANTREN ............ 22 LAPORAN UTAMA .................. 24 ORMAS ................................... 26 INFO SEHAT ........................... 27 PRODUK HUKUM .................... 28 KALAM ................................... 31 LINTAS KEMENAG ................. 32 KEMENAG SE-RIAU ................ 39 POTRET .................................. 40
LAPORAN UTAMA EDISI 87 TAHUN VIII MARET 2013
03
Bedah Buku
Menelisik Riau-Lingga
B
agaimana sejarah asal usul dan perkembangan kesultanan Riau-Lingga, struktur dan birokrasi kerajaan, kontrol wilayah dan hubungan sultan dengan rakyat sebelum dan sesudah sultan menandatangani kontrak-kontrak politik dengan Belanda? Sebagai sebuah kerajaan yang mendasarkan adat budayanya pada nilai Islam, bagaimana sistem birokrasi dan praktek hukum (hukum positif) di kesultanan Riau-Lingga sebelum dan sesudah Belanda datang? Bagaimana corak budaya materi yang ditinggalkan para sultan di kerajaan Riau-Lingga? Tiga pertanyaan pokok itulah yang hendak diuraikan dan dijawab buku Sejarah Kesultanan Riau-Lingga dalam Persfektif Hukum dan Budaya ini. Sekilas Sejarah Proses pembentukan kesultanan Melayu Riau-Lingga dapat ditelusuri mulai pada kejatuhan Sriwijaya yang kemudian berdirinya Kerajaan Tumasik, Singapura. Dari Tumasik ke Kesultanan Malaka, dan kemudian mencapai puncak jaya menjadi Imperium Malaka. Penaklukan Malaka oleh Portugis merupakan awal dari perpindahan kesultanan Melayu dari satu tempat ke tempat lain. Misalnya dari Malaka ke Johor, dari Johor ke Riau, dan Penyengat serta Daik. Kesultanan Riau-Lingga merupakan sebuah kerajaan Maritim yang sebagian besar wilayahnya adalah lautan yang ditaburi 2.408 pulau, menjadi gerbang termuka yang berhadapan langsung dengan Malaysia dan Singapura. Laut menyatukan satu pulau
04
Judul
: Sejarah Kesultanan Riau-Lingga dalam Persfektif Hukum dan Budaya Penulis : Dr. Erwiza Erman (Ed.) Tebal : xxi + 224 halaman Penerbit : Puslitbang Lektur dan Khazanah Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI Tahun : 2012 dengan pulau-pulau lainnya. Laut pula yang menjadi alat komunikasi penting yang menghubungkan penduduk antar pulau, menyatukan realitas politik budaya kerajaan Melayu antara Riau-Lingga, Johor dan Pahang sebagai sebuah entitas sampai akhirnya dipisahkan lewat traktat London 17 Maret 1824 antara Belanda dengan Inggris. Penamaan Riau-Lingga atau Lingga Riau tidaklah terjadi begitu saja. Ia merupakan konstruksi dari sebuah realitas politik yang membagi dan memusatkan sebuah kekuatan politik
EDISI 87 TAHUN VIII MARET 2013
kesultanan yang berpindah dari Riau, Penyengat dan Daik antara sultan dan yang dipertuan muda. Dua kekuatan politik ini kemudian dihapuskan pada tahun 1884, di mana hanya sultan saja yang berkuasa dan berkedudukan di Penyengat. Penduduk Kerajaan Riau-Lingga ini bersifat heterogen. Selain melayu yang berasal dari Semenanjung Melaya, Kalimantan Barat, Bangka dan daerah Melayu lainnya, di sini juga dihuni oleh bangsa Eropa dan timur asing seperti Arab, Cina dan Keling. Di samping pemeluk Islam yang mayoritas, penduduknya menganut pula berbagai agama seperti Budha, Khonghucu dan animisme. Dalam perkembangannya, kesultanan Riau-Lingga mengalami pasang surut pasca terjadinya perjanjian politik pada 1784 dan perjanjian berikutnya. Penurunan kedaulatan itu dimulai sejak sultan harus menerima Belanda sebagai ‘patron’ baru berakhir sampai kesultanan Riau-Lingga dihapuskan pada tahun 1913. Walaupun kedaulatan dan kekuasaan sultan secara resmi berkurang akan tetapi tidak berarti para sultan tidak melakukan manufer selama itu. Salah-satu manufernya adalah politik pembiaran dalam tata kelola pemerintahan di bidang pertahanan keamanan. Misalnya seperti tidak mengibarkan bendera Belanda, pura-pura dalam menumpas bajak laut, tidak serius dan tidak patuh pada kontrak perjanjian yang telah disepakati dengan Belanda dengan alasan tidak mengerti dengan isi perjanjian yang tertulis di lembaran traktat, dan lainlain. (griven h. putera)
Liputan Khusus Dari pantauan di seberang kampung, mesjid Melayu yang dibangun di awal abad ke-19 ini sangat unik dan mencengangkan karena berdiri pas di bibir tebing yang berair deras. Tempat tegak mesjid yang dikenal dengan nama Pematang Terhentak ke Tebing ini menjadi tumpuan air yang mengalir laju dari hulu. Pemandangan ini memberi kesan elok dan eksotis, bahwa mesjid Nurul Islam ini seolah berhalaman air, dan menaranya yang kuning keemasan, tinggi mencacak tajam seolah hendak menyundak langit seolah menjadi pigura alam Langgam.
Keunikan Mesjid Raya Langgam TERLETAK DI BIBIR PANTAI, BERHALAMAN AIR, KUBAH KUNING KEEMASAN EDISI 87 TAHUN VIII MARET 2013
05
Liputan Khusus
M
emang, Mesjid Nurul Islam Langgam merupakan mesjid unik. Salah-satu keunikan mesjid ini karena, pertama terletak pas di bibir tebing. Secara logika, mesjid ini sudah lama terjun ke dalam air karena tanah di kiri-kanannya sudah runtuh. Akan tetapi karena kuasa Allah Swt. bangunan yang sudah berdiri sejak kira-kira tahun 1910 ini masih tegak berdegam bahkan bisa dibilang megah sampai hari ini. Menurut Haji Abu Bakar yang didampingi Ust. Fadli Rahman, mes-
06
jid ini merupakan mesjid tertua di Kelurahan Langgam. Kenapa bangunan mesjid ini tetap bertahan sampai kini di tepi bantaran sungai, karena letaknya sangat strategis, yaitu berada di tengah kampung Langgam dan tak jauh pula dari pasar Langgam dahulunya. Menurut Haji Bakar lagi, semasa Kecamatan Langgam masuk dalam wilayah Kabupaten Kampar, pihak Pemerintah Kabupaten Kampar pernah merasa enggan memberi bantuan kepada mesjid ini karena dinilai mubazir. “Dahulu Pemerin-
EDISI 87 TAHUN VIII MARET 2013
tah Kabupaten (Kampar), kalau tak salah semasa dipimpin HR Subrantas masih berpikir-pikir untuk mengulurkan bantuan kepada mesjid ini karena dinilai mubazir, sebab tanah ini bakal runtuh. Tapi alhamdulillah mesjid ini sampai kini masih ada,” kata pensiunan pegawai Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Langgam ini tersenyum. Pada awal dibangun, konon luas mesjid ini hanya 8X9 meter persegi. Bertiang dan terbuat dari kayu. Kirakira pada tahun 1920-an, luas mesjid menjadi 13 X 13 meter persegi. Pada
tahun 1974, setelah dirasa tak muat lagi karena bertambahnya jumlah jemaah, maka dilakukan pemugaran besar-besaran dan dibangun beton. Luasnya pun menjadi 25 X 30 meter persegi. Konon, pada tahun 1974 tersebut, terjadi beberapa hal yang cukup mencengangkan dan mengundang decak tanya Ketika keinginan pemugaran dilaksanakan, air sungai tiba-tiba surut. Di seberang mesjid ini tiba-tiba timbul pula batu kerikil. Melihat itu, masyarakat Langgam pun mulai bergotong-royong mengambil batu kerikil yang terjumun di seberang mesjid tersebut. Syahdan, setelah mesjid selesai direnovasi, batu yang dahulunya terdapat di seberang mesjid itu pun hi-
lam mengalami pemugaran kembali. Mesjid ini semakin dibangun megah dan gagah. Satu menara kuning tajam seperti hendak menggugah awan, dua kubah kuning tampak bagai tempurung emas yang sedang telungkup menambah indahnya pesona Langgam. Temboknya dicat warna putih yang dibingkai dengan warna hitam yang memberi kesan kokoh dan gagah tapi sederhana. Bila dilihat dari jembatan yang melintang di hilir Kampung Langgam, kehadiran mesjid yang berukuran 25 X 30 meter persegi ini sungguh menambah cantik dan moleknya negeri yang dikenal Onah Tanjung Bungo ini. Selain menjadi anasir memperindah alam Langgam nan permai, mesjid ini juga seper-
tinya menjadi gerbang pertemuan dua sungai, yaitu Kampar Kiri dan Kampar Kanan. Dari Pekanbaru menuju lokasi mesjid ini bisa dicapai dengan kendaraan yang menghabiskan waktu kira 2 (dua) jam. Sedangkan dari Pangkalan Kerinci hanya kira-kira 20 (dua puluh) menit saja. Jika ada azam, karena unik dan letaknya yang strategis serta mudah dijangkau, mesjid ini sanggam nian dijadikan salah-satu objek wisata religi di kabupaten Pelalawan. Selain itu juga, mesjid ini sepertinya menjadi satu tanda nyata dari kekuasaan dan keperkasaan Allah Swt. karena tak runtuh-rebah walau berdiri tepi jurang Batang Kampar sejak kira-kira satu abad sudah. Wallahu a’lam. (*)
lang sempena naiknya air. Sepertinya batu tersebut sengaja didatangkan Allah Swt. buat mesjid ini, “ kata Haji Bakar yang juga diaminkan Drs. H. Zulkifli, Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Pelalawan. Selain itu, di hulu mesjid ini yang dahulunya merukan teluk berair dalam yang dikenal Bernama Teluk Ongeh Biso, tiba-tiba didatangi lumpur yang seolah menjadi pulau. Sepertinya, pulau lumpur yang baru muncul tersebut menjadi pagar bagi tebing mesjid ini. Pada tahun 2010, Mesjid Nurul IsEDISI 87 TAHUN VIII MARET 2013
07
Info Kanwil
DPD RI Perwakilan Riau Bahas UU PNBP Menyangkut Biaya Nikah DINAMIS-Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Asal Riau, Drs H Abdul Gafar Usman MSi, melakukan pertemuan di Kanwil Kemenag Riau terkait tentang pelaksanaan UU Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Menyangkut Biaya Nikah, Rabu (20/3) di Aula Kantor Kemenag Riau.
“Kita dari DPD RI saat ini turun ke 33 provinsi se Indonesia dalam rangka sharing langsung dengan masyarakat terkait rencana penggeratisan Biaya Pencatatan Nikah, karena sampai saat ini soal biaya pencatatan nikah gratis masih menimbulkan pro kontra. Dan hasil dari pertemuan ke Provinsi tersebut akan kita jadikan input di pusat sebagai pendukung dalam mengambil keputusan,” jelas Abdul Gafar. Sementara itu Kakanwil Kemenag Riau Drs H Tarmizi Tohor MA menyebutkan, soal Biaya Nikah
Gratis memang masih perlu dijelaskan lebih lanjut. Karena nikah tidak dipungut biaya alias gratis di Kantor Urusan Agama (KUA) saat ini tengah menjadi isu dalam masyarakat. Padahal ketentuan baku tentang hal tersebut belum ada. Ia mengakui, Kementerian Agama (Kemenag) RI memang sudah menyampaikan usulannya ke Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI seperti yang diinformasikan beberapa waktu lalu, namun hal tersebut belum disahkan. (mus)
Kakanwil Lantik Kakankemenag Kepulauan Meranti DINAMIS-Setelah sempat mengalami beberapa kali penundaan, akhirnya Rabu (27/3) Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Riau Drs H Tarmizi Tohor MA, melantik Kepala Kantor Kemenag Kepulauan Meranti Drs H Miskam MA, yang sebelumnya menjabat sebagai Kasi Pendidikan Madrasah pada Kankemenag Kota Pekanbaru. Pelantikan Kakankemenag Kepulauan Meranti tersebut berdasarkan Keputusan Menteri Agama RI Nomor: B.II/3/0929 tertanggal 7 Maret 2013. Dimana Drs Miskam MA diapandang cakap dan memenuhi syarat untuk ditetapkan sebagai Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Meranti. Kakanwil Kemenag Riau dalam sambutannya menyebutkan, tugas Kakankemenag Meranti cukup berat. Walaupun Kabupaten Kepulauan Meranti merupakan kabupaten
08
termuda dan baru terpecah dari Bengkalis, namun masyarakatnya sangat heterogen. Apalagi letak daerah yang cukup strategis dan berdekatan langsung dengan beberapa Negara luar, seperti Singapura dan Malaysia. Untuk sementara, Kantor Kemenag Kepulauan Meranti akan menempati kantor yang telah disediakan oleh Pemda Kepulauan Meranti, termasuk sarana dan prasarana kantor. Sedangkan untuk angga-
EDISI 87 TAHUN VIII MARET 2013
ran dan biaya operasional kantor untuk sementara masih disubsidi oleh Kanwil Kemenag Riau, sambil menunggu revisi anggaran tahun 2013. Lebih lanjut Tarmizi mengharapkan, agar Kakankemenag yang baru dilantik dapat menjalankan tugas dan fungsinya di daerah yang merupakan hasil pemekaran Kabupaten Bengkalis. “Saya sangat berharap Kakankemenag yang baru dilantik dapat membawa
kehidupan masyarakat Kepulauan Meranti lebih, khususnya dalam hal kerukunan hidup umat beragama. Apalagi Miskam merupakan putra daerah, yang sudah banyak tahu tentang kondisi kehidupan beragama di daerah tersebut,” ungkapnya. Selain melantik Kakankemenag Kepulauan Meranti, pada kesempatan tersebut Kakanwil juga melantik beberapa orang pejabat, diantaranya Drs H Rialis MPd sebagai Kasi Pendidikan Madrasah Kemenag Pekanbaru, H Muhammad Nazar SAg sebagai Kasi Pendidikan Agama Islam pada PAUD Bidang Pendidikan Agama dan Keagamaan Islam Kanwil Kemenag Riau, Ilyas M Ag Kasi Kesiswaan dan Drs H Afrialsah Lubis M Pd sebagai Kasi Kelembagaan dan Sistem Informasi Madrasa pada Bidang Pendidikan Madrasah Kanwil Kemenag Riau. (mus)
Kakanwil: Tokoh Agama Berperan Sukseskan Program KKB KKB
DINAMIS- Program Kependudukan dan Keluarga Berencana (KKB) tidak akan berjalan tanpa peran serta dari segenap elemen masyarakat, khususnya tokoh adat, tokoh agama dan tokoh masyarakat. Karena itu kepada mereka dititipkan program KKB agar pesan pembangunan kependudukan dan KB selalu bergema dari kota hingga ke desa.
D
emikian ditegaskan Kakanwil Kemenag Riau, Drs H Tarmizi Tohor MA, saat memberikan sambutan sekaligus membuka acara Pelatihan Program Kependudukan dan Keluarga Berencana Bagi Tokoh Agama se Provinsi Riau di Aula Kantor BKKBN Provinsi Riau, Rabu (3/4). Menurutnya, jumlah penduduk di Indonesia pada tahun ini diperkirakan sekitar 250 juta jiwa, meskipun berkat program KB yang dikembangkan sejak tahun 1970-an angka kelahiran bisa ditekan sebesar 100 juta jiwa, namun laju pertumbuhan penduduk masih tergolong tinggi sementara luas bumi tidak akan bertambah. Jumlah penduduk yang semakin banyak tentu perlu berbagai macam kebutuhan dalam hidupnya, baik kebutuhan primer maupun kebutuhan sekunder, dan itu menjadikan persoalan tersendiri dalam pembangunan kependudukan. Pemerintah dengan segala upaya berusaha mengatasi hal tersebut, sa-
lah satu yang dilakukan pemerintah adalah menekan laju pertumbuhan penduduk dengan menggalakkan kembali program KB. Peran tokoh agama dalam program KKB terutama dalam penyiapan keluarga menuju keluarga yang sakinah, mawaddah dan warahmah tidaklah bisa dipungkiri. Tokoh agama terutama KUA punya arti penting dalam program KKB karena mereka selalu berhubungan secara langsung dengan calon pasangan pengantin sebelum melakukan pernikahan. “Untuk itu sangat tepat jika kepala KUA hadir ditempat ini dalam rangka mengikuti pelatihan Program KKB karena besar harapan kami, program ini dapat bapak dan ibu sampaikan kepada masyarakat luas khususnya calon pengantin,” tegas Tarmizi. Program KKB tidak akan berjalan tanpa peran serta dari segenap elemen masyarakat, serta tokoh adat, tokoh agama dan tokoh masyarakat. Karena itu kepada mereka dititipkan program KKB agar pesan pembangunan kependudukan dan KB selalu bergema dari kota hingga ke desa. Tokoh agama mempunyai beberapa peran yang begitu central dan menentukan dalam menggerakkan masyarakat. Peran tersebut, pertama; bahwa tokoh agama mempunyai peran sebagai penyuluh masyarakat dimana tokoh agama memberi jalan
penerangan bagi masyarakat agar bisa berkehidupan yang lebih baik, dan ini sesuaui dengan tujuan BKKBN yaitu menjadikan keluarga Indonesia bahagia dan sejahtera. Dengan peran ini dapat memberikan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) kepada masyarakat dengan gagasan- gagasan yang luhur dan mulia yang tersirat dan tersurat dalam setiap kesempatan yang ada. Kedua; sebagai pemimpin, tokoh agama mempunyai peran untuk bisa menjadi panutan dan teladan kepada masyarakat sehingga masyarakat tergerak untuk mengikuti arahan serta ajakan agar masyarakat mengikuti dan memahami program KKB. Ketiga: sebagai fasilitator, tokoh agama diharapkan dapat menjembatani perubahan dan memberikan informasi yang terbaru mengenai program KKB. Keempat; sebagai motivator, dimana tokoh agama bisa berperan membangkitkan masyarakat untuk mengikuti program KKB sehingga masyarakat bisa berperan aktif dan bukan hanya pasif dalam mengikuti program KKB. “Kami yakin dan percaya jika program KKB dititipkan kepada tokoh agama yang dalam kesempatan ini diwakili oleh dari KUA maka program kependudukan dan KB Insyaallah akan terus berjalan dan berkembang,” ujar Kakanwil. (mus) EDISI 87 TAHUN VIII MARET 2013
09
Info Kanwil
Kakanwil Kemenag Riau Tinjau Pelaksanaan UANBN DINAMIS-Untuk melihat kelancaran pelaksanaan UANBN (Ujian Akhir Madrasah Berstandar Nasional) tahun 2013, Kepala Kanwil Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) Provinsi Riau, Drs H Tarmizi Tohor MA dan Drs H Mahyuddin MA Kepala Bidang Pendidikan Madrasah Kanwil Kemenag Riau lakukan peninjauan ke sejumlah Madrasah Ibtidaiyyah Negeri (MIN) di Kota Pekanbaru pada Senin, (25/3). Sekolah yang dikunjungi tersebut adalah Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Pekanbaru dan Madrasah Ibtidaiyah Negeri 3 Pekanbaru. Di MIN 1, rombongan Kanwil diterima oleh kepala madrasah Drs. Marzai dan Drs H Edward S Umar MA Kepala Kemenag Pekanbaru serta beberapa majelis guru dan pejabat kemenag Kota Pekanbaru. Sedangkan di MIN 3, kafilah Kemenag Riau disambut oleh Maryani, SPdI, kepala MIN 3 Pekanbaru dan majelis guru yang mayoritas terdiri dari kaum perempuan. Di MIN 3, usai melakukan per-
temuan di ruang majelis guru, Kakanwil dan rombongan sekilas meninjau pelaksanaan UANBN dari luar ruangan ujian, kemudian berkeliling melihat keadaan sekolah tersebut. “Ini kita lakukan dalam rangka meninjau dari dekat proses pelaksanaan UANBN pada madrasah Ibtidaiyah kita, apakah berjalan lancar atau tidak. Dari pantauan di lapangan, prosesi ujian tampaknya berjalan lancar tanpa hambatan dan kendala apapun.
Bahkan pengawasnya pun memakai sistem silang,” kata Tarmizi. Sementara itu Mahyuddin berharap semoga peserta UANBN yang berlangsung mulai tanggal 25 – 27 Maret tahun ini bisa lulus seratus persen. “Lulus seratus persen ini hendaknya menjadi modal berarti pula untuk menghadapi ujian nasional nanti,” harap Mahyuddin yang didampingi Kepala Seksi Kurikulum dan Evaluasi Drs H Elwizar. (ghp)
Umat Hindu Riau Lakukan Melasti DINAMIS- Dalam rangka menyambut Hari Raya Nyepi tahun Saka 1935, umat Hindu melakukan serangkaian ibadah/ritual sebelum jatuhnya Hari Raya Nyepi tersebut pada Selasa 13 Maret 2013. Adapun rangkaian ibadah dalam rangka menyambut Nyepi menurut panitia, Nengah Sujati SAg, yang didampingi Kawit SAg disela acara Melasti yang bertempat di Danau Buatan, Rumbai, Pekanbaru menyampaikan bahwa dalam rangka menyambut Hari Raya Nyepi tahun ini mengadakan beberapa rangkaian acara ritual, seperti acara Melasti, Tawur Geni dengan mengarak ogoh-ogoh di sekitar Pure (Rumah Ibadah Umat Hindu) dan selanjutnya melaksanakan Nyepi. Nengah Sujati yang menjabat Pembimas Hindu Kemenag Riau ini menjelaskan prosesi Melasti dalam ajaran Agama Hindu mempunyai makna yang sangat dalam, Melasti tujuannya adalah untuk membersihkan alam lingkungan serta manusia dari
10
pengaruh jahat dengan melakukan suatu upacara pemujaan kepada tuhan. Pelaksanaan Melasti ini adalah untuk memanjatkan doa/mantera dan pujian kepada Tuhan yang dipandu oleh beberapa orang Pandita atau Pemangku, dipandu oleh 6 orang Pandita, diantaranya I Wayan Sutama dan Nyoman Suprapta dalam rangka membersihkan Alam lingkungan dan manusia dari gangguan berbagai kejahatan dan juga doa/mantera untuk keselamatan bagi manusia. Bapak Pandita membaca doa atau mantera puji-pujian yang di sertai
EDISI 87 TAHUN VIII MARET 2013
dengan sesajian yang telah disiapkan dalam persembahyangan, akan tetapi adakalanya mantera yang diucapkan oleh Pendita/Pemangku hanya mereka yang mengerti sebagai seorang Pandita yang berhubungan langsung dengan para Dewa. Tapi adakalanya mantera atau doa tertentu yang harus di ikuti oleh para jemaat/peserta Melasti, tujuan doa/ mantera tersebut adalah ungkapan terima kasih kepada Tuhan atas suksesnya penjagaan alam semesta serta mendoakan keselamatan, hal tersebut sudah ada tuntunannya dalam Agama Hindu. (az)
Artikel
Buku Agama Islam Sebagai Hadiah Buat Juru Dakwah Menurut jadwal Prof Dr H Syukur Hassan akan menyampaikan ceramah di mesjid “A” yang kira-kira akan dihadiri 2.000 jemaah. Karena itu, sejak dini, ia sudah mempersiapkan materi, agar ceramah nanti bisa menyentuh hati jemaah. Ia tidak mau, jemaah jadi bingung hanya karena ada masalah ceramah yang ruwet.
S
ebagai referensi, ia perlu suatu buku tentang bahasa khutbah yang baik dan benar. Dengan buku itu, khutbah diharapkan akan lebih efektif/efisien. Tapi sayang, hingga menjelang khutbah, belum ditemukan, meskipun sudah mencari ke beberapa toko buku. Rupanya itu tercium oleh Irwan, kemenakan, yang kebetulan mengetahui beberapa alamat toko buku
PENULIS: NASRULLAH IDRIS yang khusus atau banyak menjual BAI. Dengan diam-diam, Irwan mencari buku itu hingga ditemukan. Lalu dibungkus dengan kertas kado dengan maksud, akan diberikan sebagai hadiah. Betapa gembira Bapak Syukur Hassan menerima hadiah yang spontan itu, meskipun jika dinilai dari harga, ya ... sekitar Rp. 1.250. Dengan itu, ia tambah optimis, khutbah yang disampaikan nanti akan berlangsung efektif dan efisien. Coba direnungkan contoh ini ! Berapa nilai dampak positif yang dihasilkan dari tiap bentuk hadiah tersebut? Besar, bukan? Dengan BAI yang harga murah, ia dapat menyusun bahan syiar Islam yang lebih mudah dan lebih cepat. Ada beberapa alasan yang membuat “Buku Agama Islam” (BAI) sulit diperoleh. Di antaranya : tiada tahu tempat menjualnya, tiada waktu buat mencarinya, jauh dari tempat menjualnya, tiada uang buat membelinya dan sangat sedikit saat mencetaknya. Ini bisa dialami oleh semua kalangan, termasuk juru dakwah, kaya atau miskin. Jadi cukup logis jika BAI dipopulerkan, diapresiasikan atau dimasyarakatkan dalam hadiah. Soalnya dari tahun ke tahun frekwensi hadiah memperlihatkan grafik yang makin meningkat dan makin bervariasi. Sedangkan hadiah BAI buat juru dakwah, berarti bisa meringankankan syiar agama Islam. Hadiah dengan BAI bisa dilakukan siapa saja. Yang penting dilakukan dengan perhitungan terhadap si pemberi (sesuai dengan kemampuan) dan si penerima (sesuai dengan kebutuhan). Kini perkembangan BAI di Indonesia sangat kuat : koleksi, essay, maupun terjemahan. Sebagian anggota “Ikatan Penerbit Indonesia” (IKAPI) sedikit- banyak menerbitkan BAI. Jadi sangat disayangkan jika kondisi ini tidak dijadikan momen-
tum buat meningkatkan syiar Islam, khususnya melalui hadiah. Kita tidak perlu jenuh mencari BAI buat hadiah. Tiap langkah kaki kita bisa perhitungan ibadan dari Allah, asal dilakukan dengan ikhlas. Agar lebih gamblang, coba diperhatikan contoh lain pengandaian berikut ini. Semoga bisa dijadikan contoh, inspirasi atau pedoman. Aswim mengirim paket BAI buat para juru dakwah dengan pertimbangan : a) di sana tiada tempat menjual BAI. b) mesjid di sana kesulitan BAI. c) rasa taqwa penduduk di sana dikhawatirkan jadi erosi. Menurut Abdullah, Ilmar mempunyai bakat jadi juru dakwah. Ini mengingat keaktifannya dan kerajinannya pidato di beberapa tempat dengan retorika yang bagus dan khas, meskipun masih dalam tingkat kelurahan. Namun sayang, pikir Abdullah. Wawasan Ilmar tentang ajaran Islam hanya itu ke itu saja. Mungkin saja akan membuat jemaah jenuh, meskipun ia selalu semangat. Selidik-selidik, akhirnya bisa dimaklumi. Kurang fasilitas, seperti BAI, ternyata kendala pokok. Maklumlah, Ilmar hidup dalam kondisi yang serba pas, karena ia hanya sebagai tukang sapu di pabrik. Sedangkan ia sangat ingin jadi juru dakwah. Karena itu, ia mengirim paket BAI. Ini dengan harapan, semoga bobot Ilmar sebagai juru dakwah meningkat hingga kelak mampu jadi stabilisator iman/taqwa di lingkungan di mana ia tinggal. Selain itu, jadi stabilisator rohani keluarganya, sanaknya dan familinya, agar terus iman dan taqwa terhadap Allah, yaitu dengan mengajak pada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar. Karena itu, kita jangan ragu bimbang atau risih dalam memberi hadiah dengan BAI kepada juru dakwah. Ingat ! Berjuang fisabilillah banyak cara. Di antaranya dengan memikirkan kepentingan mereka yang jadi juru dakwah, termasuk dalam bentuk BAI. (*)
EDISI 87 TAHUN VIII MARET 2013
11
Artikel
Patung-Patung Latah Orang-orang di Riau ini semakin hari semakin latah. Terutama orang Pekanbaru. Untuk menunjukkan citra diri, mereka buat simbol-simbol berupa patung-patung, yang katanya itu merupakan identitas Melayu. Dan celakanya, mereka tak mengerti benar apa makna hakiki dari simbol yang dibuat itu karena pemahaman tersebut diperoleh hanya secara sambil-lalu dari ceramah atau tulisan para budayawan Melayu.
N
ilai Melayu yang dangkal yang mereka perdapat melalui acara seremonial main-main yang di interpretasi sesedap-sedap perutnya tersebut, mereka upayakan untuk meninggikan citra Melayu yang selama ini diperjuangkan kaum intelektual Melayu secara sungguh-sungguh itu malah merendahkan Melayu itu sendiri. Hari ini orang Riau, terutama para pembuat kebijakan yang tinggal di Pekanbaru sibuk membuat patung, katanya itu bernama monumen. Saya tak tahu apa beda monumen dengan patung. Setahu saya, munumen dibuat untuk mengingat sesuatu yang maha penting, dan menyampaikan sejumlah pesan supaya sesuatu yang penting itu bisa diambil pelajaran yang
12
OLEH: GRIVEN H PUTERA juga penting bagi kelangsungan generasi mereka di kemudian hari. Kini patung-patung berserak di Pekanbaru, mulai patung songket, patung tepak, patung ikan, patung zapin, mungkin patung bahasa, dan entah apa lagi. Dan yang paling menyengat dan hangat dibincangkan orang hari ini adalah tentang patung zapin yang menelan duit rakyat hampir 5 milyar. Sebelum membahas patung zapin itu, saya hendak memposisikan kembali patung pesawat itu bagi saya semasa kecil dahulu. Saat saya belum bersekolah dasar, ayah dan ibu membawa saya ke Pekanbaru, mengunjungi sanak-keluarga. Ketika sampai di jalan Sudirman, tepatnya di depan Kantor Gubernur itu, mata saya tak berkedip melihat pesawat. Dan itulah pertamakali saya melihat bentuk pesawat dari dekat. Pikiran saya langsung menerawang; bagaimana rasanya naik pesawat itu ya? Siapa saja yang boleh naik pesawat? Sehubungan bertambahnya umur dan bacaan saya, maka yakinlah saya bahwa orang berilmu dan berduitlah yang bisa naik pesawat, yang bisa dengan enjoy mengendarai awan di langit. Dan sejak itulah saya makin giat sekolah, biar bisa naik pesawat, bisa terbang ke mana-mana, bisa menikmati indahnya alam ciptaan Tuhan Azza Wajalla ini. Sebuah monumen sekali lagi, bukan hanya pengingat masa lampau tapi pemberi kompas untuk jalan panjang di masa depan. Menukar tugu pesawat dengan patung orang menari zapin adalah sebuah kecerobohan dalam me-
EDISI 87 TAHUN VIII MARET 2013
maknai nilai Melayu yang sesungguhnya. Alasannya jelas; orang bisa saja memandang dan berpikir seolah makhluk Melayu Riau itu identik dengan main-main, lekat dengan seni-menyeni, tari-menari, joget berjoget, dendang berdendang, puisi mempuisi, berhubung erat dengan sesuatu yang sifatnya hayal-menghayal karena kemampuan intelektual mereka dipertanyakan. Artinya, patung-patung yang dibuat sekarang itu menjadi refresentasi dari budaya malas yang selama ini selalu didengungkan orang yang kurang suka kepada Melayu. Seolah, orang Melayu tidak perlu pandai buat pesawat terbang, dan bisa terbang melanglang buana ke negara manapun dengan kemampuan iptek dan imtaq-nya yang juga terbilang. Orang Melayu seolah hanya pandai membuat, bermain layang-layang dan menaja festival layang-layang, gasing dan sebagainya. Orang Melayu seolah terbuai dengan masa lalu, dan tak punya masa depan, sehingga simbol-simbol yang berserak itu hanya benda-benda yang ada di masa lampau, yang sebagiannya memang sudah punah di negeri ini, contoh kecilnya ikan selais. Di mana orang bisa mendapatkan ikan itu di kota ini sekarang? Kalaupun ada, paling-paling dibawa dari sungai Kampar, dan itupun kala banjir tiba. Dan saya khawatir, sebagian orang yang membuat patung ikan itu pun ada yang tak tahu bentuk ikan selais itu sebenarnya. Karena, ketika kami menjadi juri pada sayembara logo dan maskot POPNAS XI Riau yang lalu, ada yang menyebut ikan tongkol yang dibuat peserta ikan selais. Saya terpontang-panting ketawa. Dan tentang patung selais yang tersergam di depan kantor Walikota itu saja, Pakcik saya yang datang dari Kandis bertanya heran kepada saya, “Apakah ikan selais di Pekanbaru ini berwarna kuning emas, Ven?” Saya
lagi-lagi tertawa terbakah-bakah. Pertanyaan itu tak saya jawab, tapi dalam hati saya katakan, “Mereka itu latah, Pak! Tak tahu pura-pura tahu! Sebab, kalau orang sudah menjabat seolah-olah semua yang ada di dunia ini dia tahu. Dan tak perlu bertanya lagi kepada ahlinya.” Kembali ke patung zapin! Saya hendak bertanya kepada penggagas dan pembuat ide itu. Nilai apa yang dibawa patung itu? Nilai melenggang-lenggok? Maaf, mempertontonkan aurat di depan orang ramai? Atau kita anggap seni tari zapin itu berasal dari Riau ini? Kalau yang terakhir tadi alasannya, hmm, jauh sebelum orang Riau daratan ini mengenal zapin, orang Kepulauan Riau sana sudah mempraktekkan budaya itu dalam masyarakat sehari-hari. Bahkan Umar Amin Husin, orang Riau yang pernah menjadi atase kebudayaan di Mesir menyebut bahwa tari zapin di Kepulauan Riau itu cikal bakal tari modern di Indonesia. Atau paling tidak, sebelum orang Pekanbaru mengenal budaya itu, orang Siak pun sudah lama sekali melakukannya. Lalu apa alasannya? Apa pesannya? Lagipula perlu diingat, katanya Melayu itu identik dengan Islam. Islam mana yang membolehkan orang memperbanyak patung? Walau masih terjadi ikhtilaf di kalangan ulama tentang boleh atau tidaknya buat-membuat patung, tapi kenapa orang-orang di pemerintahan
Riau ini mau terlibat pada sesuatu yang berbau syubhat itu? Mana lembaga MUI, mana lembaga keagamaan Islam yang lainnya? Mana lembaga adat? Kenapa tuan-tuan diam sahaja? Kini tugu pesawat dipindahkan, saya menangkap sinyal lain, ini menyiratkan seolah orang Melayu buta dan tak bisa menghasilkan teknologi, tak boleh menikmati high technology, padahal pemerintah Riau alpa, sudah berapa banyak anak Melayu Riau ini yang sekejap lagi bakal jadi insinyur teknologi di luar negeri, yang kini sedang hidup-mati bersekolah di Turki, di Jerman, di Inggeris dan negara-negara besar lainnya? Pernahkah Pemerintah Provinsi Riau memberi bantuan beasiswa buat mereka? Saya yakin, jangankan menyalurkan bantuan beasiswa buat mereka, mendata mereka pun belum pernah dilakukan. Bahkan, ada seorang anak negeri yang kini belajar technology tinggi di Turki ternyata lahir dan dibesarkan oleh seorang ayah yang menjadi pensiunan golongan satu. Sudah hampir lima tahun tak bisa balik ke Riau karena tak ada ongkos pulang! Hui, pedih. Sungguh zalim kita rupanya. Yang mendapat beasiswa dari duit Riau hari ini malah para pejabat yang menyapu duit beasiswa itu demi mengejar pangkat dan jabatan supaya bertenang-lenang
sesudah masa pensiun; bukan buat anak bangsa, buat anak negeri yang bersungguh-sungguh menimba pengetahuan demi kegemilangan Riau di masa depan. Tuan dan puan pembuat kebijakan, sadarlah. Daripada membuat patung-patung yang minim guna itu, lebih baik serahkan uang itu kepada anak muda yang mau belajar serius di universitas-universitas bergengsi di luar negeri. Kalau itu dilakukan, tuan-tuan pun akan menjadi monumen ingatan orang-orang cerdas di hari depan. Kalau hanya membuat patung-patung proyek itu saja yang bisa dilakukan, maka tuan-tuan akan menjadi buah cibir kekesalan anak cucu di kemudian hari. Bila budaya patung-mematung ini terus berlanjut, dan tak ada tempat di negeri ini kecuali patung-patung yang berserak di kota ini, maka dikhawatirkan, para kita pun nantinya bakal membuat patung diri sendiri sebelum betul-betul menjadi patung karena dipanggil Yang Kuasa. Ya, mungkin patung-patung kita itu akan bernasib seperti patung Saddam Husein yang dikapak rakyatnya setelah ia terjungkal dari kekuasaan. Akh, semoga janganlah. Wallahu ‘alam. *** Pegawai Subbag Informasi & Humas Kanwil Kemenag Riau EDISI 87 TAHUN VIII MARET 2013
13
Artikel
Pengelolaan Zakat Oleh Badan Amil Zakat Sejak datangnya Islam ke tanah air Indonesia ini, zakat telah menjadi salah satu sumber kepentingan pengembangan agama Islam dalam perjuangan bangsa Indonesia menentang penjajahan Belanda. Zakat terutama sekali digunakan bagian Fiisabilillah sebagai sumber dana perjuangan. Ketika satu persatu wilayah tanah air Indonesia di kuasai oleh Belanda pemerintahan Kolonial mengeluarkan satu kebijakan mengenai zakat, isinya untuk mencegah terjadinya penyelewengan (korupsi) uang zakat oleh penghulu atau pengurus yang bekerja melaksanakan administrasi kekuasaan Pemerintah Belanda. Untuk melemahkan dana kekuatan rakyat yang bersumber dari zakat itu, Pemerintah Hindia Belanda melarang semua pegawai pemerintah dan priyai pribumi untuk membantu pelaksanaan zakat. Larangan itu dituangkan dalam Bijblad No. 6200 tanggal 25 Februari 1905.
S
etelah Indonesia merdeka makin hari makin besar harapan umat Islam di Indonesia agar pelaksanaan pemungutan zakat dapat dilakukan dengan sebaik-baiknya. Harapan ini disampaikan dalam berbagai kesempatan oleh para pemimpin Islam, seperti dalam pidato Presiden Soeharto pada tahun 1968 di Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Jakarta, menghimbau kepada umat Islam untuk mengamalkan ibadah zakat secara konkrit, pengumpulan zakat secara besar-besaran sehingga hasilnya dapat diarahkan untuk tujuan yang lebih terarah sesuai dengan tuntunan agama, sehingga langsung maupun tidak langsung akan menunjang pembangunan. Kendatipun Negara Indonesia tidak didasarkan pada ajaran suatu agama, namun falsafah Negara kita dan pasal-pasal dalam undang-Undang Dasar Republik Indonesia mendorong pejabat-pejabat Negara untuk membantu berkembangn-
14
OLEH: ASRIL, SHI, MH ya kegiatan kegiat keagamaan termasuk pelaksanaan pemungutan zakat dan pendayagunaannya. Bertitik tolak pada Pasal 29 dan Pasal 34 UUD 1945, maka membina dan mengembangkan serta mengatur mekanisme pelaksanaannya dengan baik adalah merupakan bagian dari kegiatan pembangunan bermasyarakat dan bernegara menuju terciptanya tujuan yang di idam-idamkan yaitu masyarakat yang adil dan makmur dalam bidang material dan spiritual karena terciptnya sistem ekonomi dan sosial yang diridhai oleh Tuhan Yang Maha Esa. Pelaksanaan pemungutan zakat secara formal oleh Pemerintah Republik Indonesia di dasarkan kepada Keputusan bersama Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia dan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 1991 dan Nomor 47 Tahun 1991 tentang Pembinaan Badan Amil Zakat, Infaq dan Shadaqah (selanjutnya disingkat dengan Bazis) merupakan lembaga swadaya masyarakat mengelola penerimaan, pengumpulan, penyaluran harta zakat secara berdayaguna dan berhasil guna. Pada masa Pemerintahan Presiden Baharuddin Jusuf Habibie dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) telah dihasilkan Undang-Undang Nomor 38 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Zakat. Pada Pasal 1 ayat(1) disebutkan bahwa Pengelolaan zakat merupakan kegiatan perencanaan, pengorganisasian dan pengawasan terhadap pengumpulan dan pendistribusian serta pendayagunaan zakat. Pengertian itu kemudian dipertegas lagi dalam keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 373 Tahun 2003. Dalam Pasal 1 ayat(1) disebutkan bahwa yang dimaksud dengan Badan Amil Zakat adalah organisasi Pengelolaan zakat yang dibentuk oleh Pemerintah terdiri dari unsur masyarakat dan
EDISI 87 TAHUN VIII MARET 2013
pemerintah setempat dengan tugas mengumpulkan, mendistribusikan dan mendayagunakan zakat sesuai dengan ketentuan agama. Baik Ketentuan dalam UU No.38 Tahun 1999 maupun dalam Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri, sama-sama bertujuan untuk menjalankan dan melaksanakan Perintah Allah SWT yang termuat dalam al-Quran Surat at-Taubah ayat (60) dan (103). Dengan telah dibentuknya Undang-Undang Nomor 38 Tahun 1999 dan Keputusan Menteri Agama Nomor 373 Tahun 2003 kemudian pada tahun 2011 direvisi lagi menjadi Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat, diharapkan pengelolaan zakat oleh Badan Amil Zakat (BAZ) dapat berjalan dengan baik sesuai dengan tujuan dan fungsi zakat itu sendiri. Tetapi kenyataannya dari hasil pengamatan dan wawancara penulis dengan beberapa orang Pengurus Badan Amil Zakat dan data yang diperoleh dari hasil-hasil penelitian, pengelolaan zakat secara kelembagaan belum tersosialisasikan di tengah-tengah masyarakat Provinsi Riau khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya sebagaimana yang diharapkan oleh Undang-Undang Nomor 38 Tahun 1999. Yang telah dirubah dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011. Secara umum ada semacam kesalahan persepsi di kalangan masyarakat Islam dalam memahami dan mengamati pengelolaan dan pendistribusian zakat, yaitu oleh karena zakat termasuk masalah ibadah, maka pengelolaan dan pendistribusiannya bisa dilakukan secara individual. Padahal kalau dimengerti, munculnya pendapat bahwa zakat itu tertumpu kepada orang yang wajib zakat mengeluarkan secara individual disebabkan oleh kondisi masyarakat Islam pada waktu dulu yang sedang mengalami krisis kepemimpinan. Selanjutnya Djamal Doa salah seorang anggota
DPR RI berpendapat dalam konisi buku tersebut banyak kalangan teks ini ulama mengkhawatirkan masyarakat Islam yang berbeda pejika pengelolaan zakat diserahkan mahaman dalam menerima isi kitab kepada pemerintah atau lembaga fiqih dari ulama terdahulu. yang dibentuk pemerintah secara Selain belum berdayaguna langsung, besar kemungkinan dana sistem pengeluaran zakat tersebut, zakat akan diselewengkan oleh pandangan tentang harta kekayaan mereka dan tidak dimanfaatkan yang wajib dizakatkan dari sebagian secara optimal untuk mengatasi umat Islam masih bersifat tradisionproblem sosial seperti kemiskinan al. Pada umumnya masyarakat dan pengangguran. menganggap bahwa zakat hanya Pada masa penjajahan dan wajib ditunaikan dari harta kekasetelah kemerdekaan Republik yaan berupa onta, sapi, kambing, Indonesia, pengelolaan zakat hanya gandum, emas, atau perak dan ditangani oleh amil dalam pengerharta temuan (rikaz). Selain dari itu tian orang perorangan (figur ulama) terdapat pula kebiasaan masyartidak dalam bentuk organisasi akat yang bersifat lokal yang tidak seperti dicontohkan pada zaman sejalan dengan hakikat dan tujuan berhak menerima zakat) yang mereRasulullah SAW. Pemikiran seperti zakat. Kebiasaan masyarakat itu ka sukai dan kepada keluarga yang ini dikembangkan oleh Pemerintah adalah para pembayar zakat atau terdekat. Kebiasaan lama tersebut Hindia Belanda karena pada waktu penunai zakat yang menyerahkan sangat sulit dirobah.(5). Kurangnitu mereka tahu betul bahwa apabila zakatnya secara sendiri-sendiri ya Perhatian Pemerintah Daerah zakat benar-benar dikelola secara langsung kepada yang berhak menSetempat, (6). Belum Mempunyai profesional dengan sistem organiserimanya tanpa melalui amil zakat. Sanksi) dan (7). Kecenderungan asi dan administrasi yang baik akan Faktor Munculnya PersepSebagian dari Sifat Manusia. Bukan dapat menghimpun dana yang sansi Negatif masyarakat terhadap rahasia lagi bahwa salah satu sifat gat besar di kemudian hari dan hal Pengelolaan zakat oleh Badan Amil manusia adalah watak kikir yang ini merupakan potensi umat/bangsa Zakat adalah(1) Kurangnya Pemamelekat pada dirinya. Dalam Indonesia sebagai modal perjuanhaman Masyarakat terhadap BAZ. Alquran Surat Isra’ ayat 100 Allah gannya dalam melawan pemerintah Setelah keluarnya Peraturan PemerSWT telah berfirman: “ Dan Ingatlah Hindia Belanda. bahwa manusia itu ada yang Faktor Munculnya Persepsi Negatif masyarakat terhadap bersifat kikir”. Setelah Masa Pengelolaan zakat oleh Badan Amil Zakat adalah(1) Penjajahan (masa Sedangkan usaha yang Kurangnya Pemahaman Masyarakat terhadap BAZ. transisi) pemikiran akan dilakukan mengaSetelah keluarnya Peraturan Pemerintah Hindia Belanda tasi munculnya persepsi semacam itulah yang yang melarang semua pegawai pemerintah, ulama dan dipahami sehingga negative adalah (1). Menpriyai pribumi ikut serta membantu pelaksanaan zakat membudaya dikalaningkatkan Pemahaman larangan itu dituangkan dalam Bijblad Nomor 6200 gan umat di mana amil Masyarakat terhadap Badan tanggal 25 Februari 2009. masyarakat dalam menyalur- Amil Zakat (BAZ) dapat tidak dikenal, zakat kan zakatnya langsung kepada mustahiq yang disukai dilaksanakan secara dilakukan pada setiap acara dengan kata lain dia sendiri sebagai muzaki (wajib individual, langsung Peringatan Hari Besar Islam. zakat) dan dia sendiri sebagai amilnya. kepada mustahik atau (2) Pada pertemuan Informelalui para ulama, mal, Pada waktu Khutbah kiyai, ustazd sehingga zakat kurang intah Hindia Belanda yang melarang Jumat dan ceramah agama lainnya. fungsional dan potensial. Lembaga semua pegawai pemerintah, ulama (3). Meningkatkan Sosialisasi Badan zakat hanya dikenal di masjid-masdan priyai pribumi ikut serta memAmil Zakat, dapat dilakukan lewat jid (lembaga pendidikan yang bantu pelaksanaan zakat larangan media komunikasi masa, melalui bersifat tradisional) karena dibentuk itu dituangkan dalam Bijblad Nomusyawarah desa, lewat pengudan melaksanakan fungsinya hanya mor 6200 tanggal 25 Februari 2009. muman dan dapat di masukkan pada bulan suci Ramadhan saja masyarakat dalam menyalurkan ke dalam Kurikulum Sekolah atau menjelang Hari Raya Idil Fitri dan zakatnya langsung kepada mustahiq Madrasah.(4). Harus Lebih transparbersifat Pasif. yang disukai dengan kata lain dia an kepada masyarakat.(5) Harus ada Para Ulama terdahulu memilisendiri sebagai muzaki (wajib zakat) perhatian dari Umara dan Ulama. ki penafsiran yang berbeda andan dia sendiri sebagai amilnya. (6). Membentuk pengurus yang tara yang satu dengan yang lain Faktor lain (2). Kurangnya baru atau mengganti pengurus yang dalam menuliskan isi bukunya Sosialisasi Kepada Masyarakat,(3). tidak aktif.(7). Harus ada Peraturan masing-masing, terlebih lagi kitabKurang Kepercayaan terhadap Daerah Tentang Pengelolaan Zakat kitab/buku-buku fiqih yang mereka pengurus Badan Amil Zakat,. (4). dan yang ke (8). Harus ada memtulis itu kebanyakan merupakan Pengaruh Tradisi Lama. Salah satu punyai sanksi. Semoga terwujud karya individual, sehingga ketentradisi lama yang sulit dihilangkan (amiin). tuan-ketentuan lainnya menjadi lebih suka dan senang menyalurkan sangat beragam. Dalam memahami zakatnya kepada mustahiq (yang *** Dosen FASI UIN SUSKA RIAU
EDISI 87 TAHUN VIII MARET 2013
15
SEKILAS JALAN HIDUP H ASYARI NUR
Di Tengah Keluasan Semesta Ilahi, Saya Hanya Siapa? Inilah Dunia! Saya lahir di Rantau Kopar, di tepi sungai Rangau, Rokan pada 14 Mei 1956. Walaupun lahir di Rantau Kopar, akan tetapi saya besar di Desa Petani (Desa Belading), Mandau, Duri.
D
i Desa Petani (Belading), keluarga saya hidup berladang padi dan berkebun getah. Saat berumur lima tahun, saya sudah ikut ayah berdakwah,
16
EDISI 87 TAHUN VIII MARET 2013
mengunjungi kampung-kampung Sakai. Kami pergi kadang naik sepeda, dan tak jarang pula berjalan kaki. Kalau sudah penat berjalan, saya pun dijulang (ditaruh di atas bahu) ayah. Dan, saat mengikuti ayah berdakwah itu, saya sudah pandai melantunkan azan. Bagi penduduk setempat, ternyata kehadiran saya mendatangkan daya tarik tersendiri bagi mereka. Mereka ingin mendengar anak tuan guru yang masih berumur lima tahun mengumandangkan azan. Dan sepertinya, karena kepandaian saya azan tersebut menambah simpatik orang-orang Sakai untuk memeluk dan menikmati indahnya agama Islam. Sehabis ayah memberi pengajian, dan akan pulang ke rumah, kami pun dibekali penduduk setempat beras ladang yang dimasukkan dalam sumpik (tempat beras dari mengkuang pandan yang dianyam). Di dalam sumpik tersebut, selain berisi beras cerai (beras biasa) dan beras pulut, terkadang diselipkan pula telur ayam denak (ayam hutan) dan sesekali dibekali pula ayam denak itu sendiri. Saya sangat suka telur ayam denak tersebut. Oleh karena itulah, maka saya mengikuti ayah kemana pun ia pergi berdakwah. Saya tak perduli pada alam sekitar yang saat itu di kiri kanan jalan yang kami tempuh ditumbuhi semak belukar dan pohonan lebat yang dihuni aneka flora dan fauna yang amat banyak. Di dalam hutan, waktu itu tumbuh aneka pohon berbuah lezat, seperti durian hutan, cempedak hutan, manggis hutan, salak hutan, redan, tampui, berangan dan lain-lain. Sampai saat ini, tekak saya masih ingat betapa lezatnya buah-buah itu. Kini, ingin sekali rasanya mencicipi buah-buahan itu lagi. Tapi kemana hendak dicari?
Tokoh
Saat itu, tak sekali dua, saya dan ayah bertembung, berpapasan dengan gajah. Tapi waktu itu gajah tidak seperti sekarang, mereka tidak mengusik kami dan kebun penduduk. Saat itu, bahkan saya sangat suka berjalan di tengah rimba belantara karena di samping sejuk dan damai, saya pun dihibur kicau burung dan pekik-pingkau binatang rimba tiada henti. Kicau burung dan pekik binatang rimba yang sambung-menyambung itu menjadi musik tersendiri bagi saya. Pernah suatu ketika, saya mendengar suara burung hiruk-pikuk di balik semak yang kami lalui. “Burung apa yang berbunyi itu, Yah?” Tanya saya penasaran. Ayah terdiam sejenak. Saya lihat ia sedang berpikir. Kemudian ia
tatap wajah saya. Roman muka ayah teduh sekali. “Itu namanya burung wak-wak,” jawabnya kemudian. “Burung itu sedang memanggil waknya. Ia ditinggal waknya dalam hutan karena ia nakal. Oleh sebab itu, kamu jangan nakal ya…” Kini, setiap kali saya melewati tempat itu, tanpa sadar airmata saya mengalir. Saya tak bisa melupakan ayah. Rasanya baru kemarin saja ayah mengucapkan itu pada saya. Apa Arti Sebuah Nama? Apalah arti sebuah nama? Tanya William Shakespear dalam Romeo and Juliet, sebuah novel Inggris yang menghebohkan masa lalu itu. Bagi saya, nama itu penting. Nabi Adam AS pun di-fit and profer test, diuji kelayakan dan kepatutan oleh
Tuhan untuk menjadi khalifah atau pemimpin di muka bumi dengan meminta disebutkan nama-nama di depan makhluk langit, seperti Iblis dan Malaikat. Konon, semua makhluk langit tercengang dan terkagum-kagum mendengar kepetahan Nabi Adam AS. menjawab pertanyaan Tuhan tersebut, setelah sebelumnya sebagian mereka meragukan keputusan Tuhan untuk mengangkat Adam AS. yang tercipta dari tanah menjadi ‘rab-al’alamien’. Karena mampu menyebutkan nama-nama dengan fasih, lalu oleh Tuhan, Nabi Adam AS. layak dan patut menjadi khalifah atau pemimpin alam semesta sebagai wakil-Nya di muka bumi ini. Alhamdulillah, ayahanda memberi nama saya tidak sembarangan seperti kebanyakan orang kampung kami, orang Melayu yang lain kala itu. Misalnya dalam kebiasaan sebagian orang Melayu, kalau anak lahir musim menaju ikan tapah, maka anaknya yang lahir itu pun akan diberi nama Tapah. Kalau lahir musim menugal padi, lalu anak yang lahir bernama Tugal. Atau kalau lahir musim berbalak kayu, maka anak itu diberi nama Balak. Tidak! Ayah saya sudah tidak seperti orang kampung kami yang kebanyakan itu. Ia memberi nama saya Asy’ari. Nama yang menyimpan banyak pristiwa, banyak makna dan banyak impian serta harapan. Siapakah Asy’ari itu? Ia adalah tokoh sentral bidang ilmu tauhid dalam golongan Ahlussunah wal jamaah. Ia dikenal dengan nama Abu Musa Al-Asy’ari. Di antara kitab karangan beliau yang terkenal adalah Al-Husun al- Hamidiyah. Sebuah kitab tauhid yang menjadi buku wajib dipelajari pada beberapa pesantren di Indonesia. Lalu apa hubungannya dengan nama saya? Konon, malam sebelum saya lahir, ayah saya, Tuan Syekh Muhammad Nur mimpi bertemu dengan Imam Asy’ari. Karenanya, saya pun diberi nama yang sama dengan nama imam besar dalam mazhab ahlussunnah wal jamaah itu. Ayah yang mana yang tak ingin anaknya menjadi hebat, apalagi sejumawa Imam Asy’ari yang pengaruhnya telah melampaui benua-benua, bahkan hampir di seluruh dunia Islam itu?
EDISI 87 TAHUN VIII MARET 2013
17
Tokoh Kembali ke Tanah Kelahiran Umur tujuh tahun, atas anjuran kakek, Tuan Syekh Abdurrahman, ayah membawa kami kembali pulang ke Rantau Kopar, tepi Sungai Rangau. Kakek mengharapkan ayah mengajari masyarakat Rantau Kopar dan sekitarnya mengaji Alquran dan tarekat Naqsyabandiyah dengan ikhlas. Di kampung tempat saya lahir inilah saya mulai mengenal aksara dan angka untuk menulis, berhitung dan membaca huruf latin. Saya mulai masuk Sekolah Dasar di SD 007 Rantau Kopar tahun 1962 dan selesai tahun 1969. Semasa kecil, saya ingat benar kalau Sungai Rangau; salah-satu dari empat sungai besar di Riau itu berair jernih dan mengandung banyak jenis ikan. Di salah-satu anak sungai Rangau waktu itu, kalau kami ingin berenang mesti pakai baju. Seandainya bertelanjang dada, maka badan kami akan teruk digigit ikan. Dan jika menjenguk atau membangkit lukah (sejenis alat penangkap ikan yang terbuat dari bambu), kami harus pelan-pelan menarik dan menggoleknya ke pinggir sungai. Kalau lukah diangkat langsung ke dalam sampan, bisa-bisa ia akan berkecai karena banyaknya ikan yang terperangkap di dalamnya. Ikan itu macam-macam jenisnya, mulai toman, jalai, haruan, tapah, rubuk, selais, tuakang, juara, patin, puyu-puyu, tempalo, selincah, baung, selusubatang, limbat, pantau, bada, sepat, mengkaik, lulung, tebingalan, wajang, udang, dan lain-lain. Saat itu, di pinggiran sungai Rangau hingga ke daratnya tegak mencancang aneka pokok kayu yang tak terbilang jenisnya, mulai kulim, punak, meranti, rengas, belanti, sungkai, pulai, mentangor, kuras, tembusu, kelakap, modang, gaharu, kemeyan, suntai, cempedak air, resak, keranji, kempas, dan lain sebagainya. Selain mengandung berbagai ragam jeni kayu-kayan, hutan Rangau ketika itu menyimpan pula aneka jenis rotan, seperti rotan saga, rotan danan, rotan getah dan lain-lain. Bila matahari mulai merangkak naik dari belakang hutan, suara murai dan kicau burung-burung lain mulai terdengar hingar-bingar. Di langit, burung elang, enggang
18
dan kekik berpasang-pasangan pun terbang melayang melintasi awan. Sambil mencebur di sungai, saya amat senang mengintip burung-burung langit yang ceria menyambut datangnya pagi itu. Saat petang membayang senja. Kala langit mulai kemerahan, saya kembali mandi di sungai Rangau. Sebelum naik ke rumah dan menuju mesjid untuk Shalat Maghrib dan mengaji, kebiasaan saya mengintip burung berpasangan dan bergerom-
EDISI 87 TAHUN VIII MARET 2013
bolan yang melenggang di tengah langit merah kembali terulang. Hati saya sungguh damai rasanya menyaksikan makhluk-makhluk indah yang akan pulang ke sarang itu. Begitulah yang saya jalani selama di Rantau Kopar. Masa kecil yang tak pernah saya lupakan. Masa-masa indah yang tentu saja hanya tinggal kenangan. Titisan Darah Kaum Sufi Saya sungguh beruntung! Sung-
guh besar anugerah Allah Swt. pada saya. Ayah dan ibu saya dilahirkan dari keturunan orang-orang mulia, yaitu para tuan guru tarekat Naqsyabandiyah yang mengabdikan diri seumur hidup mereka untuk menyelamatkan umat manusia dari alam gelap-gulita ke dunia Islam nan terang-cemerlang di sepanjang sungai Rokan, Riau. Ayah saya bernama Syekh Muhammad Nur yang merupakan anak ketiga dari Tuan Syekh Abdurrahman. Tuan Syekh Abdurrahman ini adalah anak dari Haji Muhammad Saleh, Panglima Harimau Rokan, Hulubalang Kerajaan Tambusai. Sementara ibu saya bernama Nurmah. Beliau merupakan anak pertama Tuan Syekh Sulaiman. Syahdan, Syekh Abdurrahman, kakek saya yang disebut-sebut orang sebagai alim keramat itu mendapat amanah dari gurunya, Syekh Muhammad Daud bin Abdul Wahab Rokan di Langkat untuk mengislamkan orang-orang Sakaidan Bonai (suku terbelakang) di Duri, Riau. Konon, ayah saya pun ikut pula mendampingi kakek ‘mengislamkan’ orangorang Sakai tersebut, mulai dari Desa Ulak Patian, Ulak Kemahang, Balai Raja, Tengganau, Air Hitam, Pinggir, Duri Tiga Belas hingga Balai Pungut, dan lain-lain. Konon, selain Tuan Syekh Abdurrahman, Tuan Syekh Sulaiman yang merupakan ayah dari ibu saya juga pembawa ajaran Islam di daerah kampung Sakai tersebut. Jadi, setelah Kalifah Ibrahim, Tuan Syekh Abdurrahman dan Tuan Syekh Sulaiman
merupakan dua orang ulama sufi yang membawa ajaran Islam di daerah Sakai. Hampir semua masyarakat yang berdiam-tinggal di pinggir sepanjang sungai Rokan, mulai dari Pasir Pengaraian hingga ke Tanah Putih merupakan murid dari kakek saya, Tuan Syekh Abdurrahman. Dan hampir seluruh penghulu dan musyid tarekat Naqsyabandiyah di setiap kampung tersebut merupakan keluarga besar Tuan Syekh Abdurrahman. Alhasil, saya pun hampir dikenal di sepanjang bantaran sungai Rokan tersebut. Apalagi, setelah ayah meninggal dunia, saya pun diangkat menjadi pengganti beliau untuk memimpin suluk. Mulai Berenang di Lautan Sufi Saya mulai menerima bi’ah tarekat Naqsyabandiyah dari Tuan Syekh Haji Muhammad Nur (sang ayah) pada tahun 1978. Sejak itu pun, saya mulai berkali-kali berkhalwat atau bersuluk selama 10 (sepuluh) hari. Saat berkhalwat di Rantau Ben-
uang Sakti, di dekat Danau Runda, tempat kelahiran Syekh Abdul Wahab Rokan, saya pun diamanahkan Tuan Guru untuk mengamalkan maqom tahlil (satu tingkatan amal dalam ajaran Tarekat Naqsyabandiyah). Pada tahun 1998, setahun setelah ayahanda Tuan Syekh Haji Muhammad Nur meninggal dunia, saya pun mengikuti riyadhoh, berupa suluk selama 40 (empat puluh) hari di bawah bimbingan Tuan Syekh Haji Tajuddin bin Syekh Muhammad Daud dari Babussalam. Dan alhamdulillah pada saat itu, saya pun diangkat menjadi ‘khalifah’, sekaligus menjadi mursyid (tuan guru) menggantikan ayahanda Syekh Haji Muhammad Nur, yang membawahi sebanyak lebih kurang 61 (enam puluh satu) buah rumah khalwat sampai hari ini. Dan sampai saat ini, saya pun dipercaya menjadi penghubung tarekat jamaah Tuan Syekh Muhammad Daud/Tuan Syekh Haji Tajuddin pada beberapa wilayah di provinsi Riau. (griven h. putera)
EDISI 87 TAHUN VIII MARET 2013
19
Galery Foto
1
1
Pelantikan
1
Kepala Kemenag Meranti & Pejabat Eselon IV
1
1 20
1 EDISI 87 TAHUN VIII MARET 2013
PENYERAHAN SK HONORER KANWIL KEMENAG RIAU
EDISI 87 TAHUN VIII MARET 2013
21
Pondok Pesantren PP AS-SALAM NAGA BERALIH, KAMPAR, RIAU
Bertekad Menjadi Pesantren Unggul Termaju di Sumatera Tahun 2018 Pondok Pesantren merupakan lembaga pendidikan berbasis agama yang keberadaannya merupakan lembaga pendidikan awal di Indonesia, jauh sebelum Indonesia merdeka pondok pesantren sudah berkiprah mencetak generasi agamis yang membentuk karakter insan bertaqwa, bahkan para pejuang kemerdekaan menurut sejarah banyak yang berasal dari kalangan pesantren, pesantren merupakan wahana pendidikan yang sangat berjasa mencetak para tokoh-tokoh dan ulama-ulama yang berkarakter dan berakhlakul karimah.
P
ada awalnya pesantren banyak di kenal berada di pulau Jawa, akan tetapi sesungguhnya pada masa kolonial dan masa sebelum kemerdekaan RI pesantren telah banyak tumbuh di luar pulau Jawa, seperti di Sumatera Barat yang terkenal dengan
Oleh dasar itulah salah satu lembaga pendidikan berbasis agama Pondok Pesantren AsSalam Naga Beralih yang terletak di Kecamatan Kampar Utara, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau merasa berkewajiban untuk berperan serta
Ponpes Candung/Parabek, ada Ponpes Thawalib Padang Panjang dan lain sebagainya yang sudah banyak melahirkan ulama dan cendikiawan muslim pada masa itu, di Riau juga dikenal adanya Ponpes yang sudah lama berdiri seperti Ponpes Dharun Nahdha Tawalib Bangkinang, Ponpes Darussalam Batu Bersurat dan PP MTI Tanjung Berulak yang sampai saat ini masih eksis penyelenggaraan pendidikannya (Sumber Kabid Pontren Kanwil Kemenag Riau, 2013). Dengan kondisi moral anak bangsa akhir-akhir ini yang mengalami degradasi moral, sehingga melahirkan generasi-generasi kurang beretika yang melangkahi nilai-nilai moral luhur yang tertanam dalam masyarakat sebelumnya, suatu kondisi yang sungguh memprihatinkan, sehingga para tokoh dan pemerintah prihatin dengan kondisi tersebut dan berusaha mengkaji dan memformat ulang sistem pendidikan yang mengarah kepada pendidikan karakter menanamkan budi pekerti dan akhlak mulia seperti diberitakan media elektronik baru-baru ini. Kalau mau jujur, format pendidikan karakter yang dielu-elukan oleh pemerintah saat ini untuk menciptakan generasi handal yang berakhlak mulia sudah ada di pola dan proses pembelajaran keagamaan yang ada di Madrasah dan Pondok Pesantren. Perkembangan dan kemajuan dunia yang memasuki era globalisasi pada saat ini, sangat banyak faktor yang mempengaruhi pola hidup, pola bersosialisasi, pola pendidikan, prilaku dan lain sebagainya yang bisa membawa pengaruh negatif terhadap kehidupan masyarakat, maka dalam rangka mengantisipasi hal tersebut diperlukan kader-kader ulama yang handal dan menguasai ilmu agama secara utuh untuk mencegah dan menghambat kerusakan moral lebis luas.
menciptakan generasi Islami yang berakhlakul karimah melalui perpaduan antara pendidikan moderen dan klasik berupa pembiasaan santri berbahasa Arab dan Inggris, pendalaman pemahaman dan kajian Kitab Kuning sebagai Kitab yang menjadi ciri khas Pondok Pesantren serta program Tahfidzul Qur’an, disamping itu di PP As-Salam para santri juga di tunjang dengan pengembangan diri dan pengembangan bakat sesuai minat dan bakat mereka. Hal ini dijelaskan Ust M Amin SAg MPd, Pimpinan PP As-Salam ketika tim Dinamis berkunjung ke PP Assalam mendampingi Kabid Pontren dan Pendidikan Keagamaan Kanwil Kemenag.Riau beberapa waktu yang lalu. Ust M Amin memaparkan bahwa perjalanan penyelenggaraan PP As-Salam Naga Beralih berlandaskan kepada Visi yang sudah dirumuskan oleh pengelola yaitu“ Terwujudnya Pendidikan Islam yang Melahirkan Ulama’ yang Tafaqquh Fiddin yang Mengintegrasikan IMTAQ dan IPTEK”, dengan menjalankan Misi sebagai berikut: 1. Membangun budaya Madrasah yang membelajarkan dan mendorong semangat keunggulan Kitab Kuning (klasik) dan Kontemporer 2. Menyelenggarakan pendidikan yang menghasilkan lulusan yang mampu menguasai ilmu-ilmu alat untuk menggali nash-nash syar’i (Al-Qur’an dan Hadist)
22
EDISI 87 TAHUN VIII MARET 2013
3. Melaksanakan program pembelajaran terpadu antara kurikulum pondok pesantren dengan kurikulum Kementerian Agama dan Kementerian Pendidikan Nasional secara efektif dan efisien. 4. Mengupayakan penyelenggaraan pendidikan dengan tiga bahasa (Bahasa arab, Inggris dan Indonesia) yang berbasis Informations Communications and Technology (ICT). 5. Membimbing dan mengembangkan potensi diri santri secara oftimal dan seimbang dalam intelektual, emosional, dan spiritual (berilmu, beriman, beramal sholeh dan berakhlak mulia) 6. Menciptakan dan memelihara lingkungan yang sehat, kondusif dan harmonis. 7. Meningkatkan profesionalisme penyelenggara pendidikan. PP As-Salam mempunyai beberapa jenjang pendidikan yaitu; Madrasah Tsanawiyah ( Putra/ putri ), Madrasah Aliyah (Putra/putri), kelas khusus menghafal Al-Qur’an 30 Juz dan pemahaman Kitab Kuning (Salafiyah). Saat ini telah mendidik lebih kurang 523 santri putra dan puteri. Semua jenjang tersebut para santri di asuh dan dididik oleh tenaga pendidik yang berkompeten di bidangnya yang perekrutannya sesuai dengan latar belakang belakang pendidikan sebagaimana yang diharapkan dan semestinya
milik pendiri yang telah diserahkan kepada Yayasan pengelola Ponpes. Pendiri yang merupakan pengusaha dua bersaudara asli putera Naga Beralih Air Tiris yang peduli dengan pengembangan agama dan dakwah Islam ini berencana akan mengadakan “kebun kelapa sawit” sebagai penunjang dan membantu kelancaran biaya operasional PP As-Salam kedepan agar PP AsSalam bisa mandiri dan konsentrasi mencetak para ulama yang mampu mengemban tugas dakwah atau pencerah ummat dan penegak kalimat La Ilahaillallah kepada umat seluruh alam. Meskipun baru berusia empat tahun, para santri PP As-Salam sudah banyak mengukir prestasi dan mengharumkan nama almamater mereka baik di tingkat Kabupaten Kampar maupun Provinsi Riau. Hal ini bisa diraih berkat kerja sama yang baik antara unsur yang ada di dalam, terutama kesungguhan santri dalam menimba ilmu dan membekali diri untuk berbuat yang terbaik di tambah kerja keras/kesungguhan para ustadz dan ustadzah yang mencurahkan segala kemampuan mereka dalam mendidik dan mengasuh santri, serta dukungan maksimal dari unsur pimpinan pondok dan yayasan yang menghasilkan beberapa prestasi membanggakan.
sesuai dengan mata pelajaran yang mereka ampu dan diamanatkan. Para tenaga pendidik dan pengasuh yang mengajar di as-Salam merupakan tamatan dari pondok pesantren ternama dari Pulau Jawa dan Sumatera yang sudah dikenal masyarakat (Gontor, Ngabar, Tebu Ireng, Thawalib Padang Panjang, Dharun Nahdha Tawalib Bangkinang, dll) dan juga sarjana S1/S2 tamatan dari dalam dan luar negeri berjumlah 46 orang ditambah dengan tenaga administrasi (TU dan Satpam serta pembantu lainnya) sebanyak 18 orang dengan total jumlah pendidik, TU, Satpam sebanyak 64 orang. Semenjak berdiri sampai saat ini PP As-Salam Naga Beralih sudah memiliki beberapa fasilitas pelayanan terhadap santri yang di bangun oleh pendiri dan bantuan dari pemerintah (Kanwil Kemenag Riau 2 RKB) yaitu; Ruang Kelas sebanyak 17 RKB, Asrama putra dan putri 10 ruang pada lokasi yang berbeda, perpustakaan 1 unit, gedung podok pembelajaran putra dan putri yang berbeda lokasi, Masjid dan Musholla berbeda lokasi, labor Komputer lengkap dengan jaringan internet, lapangan olah raga (sepak bola, futsal, volly ball, badminton, sepak takraw, tenis meja dan lain-lain. Poskestren (petugas 24 jam dari tenaga ahli kesehatan), Koperasi, kamar MCK, Kantin, Dapur Umum dan Keamanan 24 jam (satpam dan pagar elektric) yang terletak pada areal seluas 2,5 Ha
Adapun beberapa prestasi yang pernah di raih oleh para santri adalah: • Juara I pidato B.Indonesia putri Tk.SMP/MTs SeProv.Riau Tahun 2011 • Juara III pidato B.Indonesia putra Tk.SMP/MTs se-Prov.Riau 2011 • Juara II MQK Tk.Ula Bid.Fiqih se-Prov Riau Tahun 2011 • Juara III MQK Tk.Ula Bid.Akhlak se-Prov. Riau Tahun 2011 • Juara I Lomba Mading Tk.SMP/MTs se-Prov.Riau tahun 2011 • Juara III Musikalisasi Puisi Tk.SMP/MTs se-Prov. Riau Tahun 2012 • Juara I Tenis Meja Puteri PORSENI Tk.SMP/MTs se Kab.Kampar Tahun 2011 • Juara II Tenis Meja Putera PORSENI Tk.SMP/MTs se Kab.Kampar Tahun 2011 • Juara III Hacking Perkemahan GUDEP 663-664 Tahun 2011 • Juara III Pospeda cabang Bulu Tangkis Ganda Puteri se-Prov.Riau 2012 • Juara I MQK Tk.Ula putera bid.akhlak se-Kab. Kampar Tahun 2012 • Juara II MQK tk.wustho putera bid.Nahwu se-Kab. Kampar tahun 2012 • Juara III MQK Tk.Ula puteri Bid.Nahwu se-Kab Kampar Tahun 2012 • Juara III MQK Tk.Wustho putera Bid.Tafsir se-Kab. Kampar Tahun 2012
• Juara III MQK Tk.Wustho putera Bid.Fiqih se-Kab. Kampar Tahun 2012 • Juara III MQK Tk.Wustho putera Bid.Akhlak seKab.Kampar Tahun 2012 • Juara I Mading Putera Se-Prov.Riau Tahun 2012 • Juara II Puisi Musicalisasi puteri se-Prov.Riau Tahun 2013 • Juara III Mnading putera dan puteri se-Prov.Riau Tahun 2013 • Dan Lain-lain Prestasi yang telah diraih oleh para santri dalam berbagai ajang tersebut merupakan bukti kesungguhan dan kerja keras para Ustazd/dzah memacu potensi dan prestasi santri berdasarkan bakat-bakat yang mereka miliki dan ini merupakan landasan untuk menjadikan PP As-Salam menjadi pondok pesantren unggul dan terdepan di Sumatera pada tahun 2018 Wujud kesungguhan peningkatan mutu pendidikan, keahlian dan pengembangan diri kedepan, saat
ini telah dikirim 5 orang santri Aliyah beserta 3 orang ustadz/guru untuk mengikuti pendidikan dan pembelajaran penguasaan dan penguatan bahasa selama 6 bulan di perkampungan Inggris di Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri, Provinsi Jawa Timur. Di sisi lain, sebagai salah satu pondok pesantren, As-Salam merupakan madrasah yang memiliki asrama (boarding school), kesehariannya dalam pembelajaran dan pendidikan bagi para santri di wajibkan tinggal di asrama baik putera maupun puteri. Untuk membangun soft skill para santri sehingga memiliki ATTITUDE (Appreciative, Though, Team work, Integrity, Time Management, Usefulnes, and Endless Learning), PP As-Salam menyediakan sarana Ekstra Kurikuler sebagai berikut : • Kursus Komputer • Marawis, Rebana, Hadroh, Nasyid, Sholawatan • Drama, Puisi dan Kaligrafi • Bela Diri ( Khusus tingkat Aliyah ) • Qiro’atl Qutub • Latihan bidang Dakwah (Muhadhoroh) tiga Bahasa • Bidang Olah Raga ( Futsal, bola kaki, volly ball, badminton, tenis meja dan bola basket) • Tadribut Tadris • Seni Tilawah Al-Qur’an, Syarhil Qur’an • PMR, Pramuka, KIR, MC • English Club dan Arabic Club • Science Club
EDISI 87 TAHUN VIII MARET 2013
23
Laporan Utama
PENYULUHAN BNN DI KEMENAG RIAU
DINAMIS-Kabag Tata Usaha Kemenag HM Saman SSos MSi didampingi pihak Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Riau Alfian membuka secara resmi Penyuluhan/ Advokasi Implementasi Inpres Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pelaksanaan Kebijakan dan Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan dan Peredaran Gelap Narkoba.
WASPADAI NARKOBA
S
aman dalam sambutannya mengatakan, pengenalan dan penyuluhan advokasi Implementasi Inpres Nomor 12 Tahun 2011 tentang Narkoba yang dilakukan oleh BNN Riau sangat berguna bagi pejabat dan karyawan di lingkungan Kanwil Kemenag Riau. Karena, peredaran Narkoba saat ini sudah sangat menghantui berbagai kalangan. “Untuk itu, peserta penyuluhan yang hadir, baik dari pejabat di lingkungan Kanwil Kemenag Riau, Kepala Madrasah, maupun para pegawai hendaknya benar-benar memanfaatkan peluang ini untuk mendapatkan informasi tentang narkoba sebanyak- banyaknya, baik dari sisi pencegahan maupun dari sisi hukum,” harap Saman. Sementara itu dari BNN Provinsi Riau Alfian menyebutkan, tujuan dari penyuluhan Advokasi Implementasi Inpres Nomor 12 Tahun 2011
24
PERBAIKI ETOS KERJA
dalam rangka meningkatkan produktifitas dan etos kerja tanpa narkoba. Karena saat ini narkoba tidak hanya dikonsumsi oleh kalangan penjahat, tapi juga telah banyak
EDISI 87 TAHUN VIII MARET 2013
dikonsumsi oleh pejabat, khususnya jenis shabu- shabu. “Tidak tertutup kemungkinan kita yang ada disini juga telah susupi narkoba tanpa kita sadari, baik secara
godaan maupun secara paksa. Jadi ini harus kita waspadai,” terangnya. Menurut Alfian, Visi dai Inpres tahun 2011 adalah Bersama Mewujudkan Indonesia Bebas Narkoba Tahun 2015 dengan Misi Melakukan pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba secara komprehensif dan sinergis. “Sasaran strategisnya berupaya menjadikan para pekerja memiliki pola pikir, sikap, dan terampil menolak penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba. Dan DKPD baik daerah maupun vertical termasuk Kementerian masuk dalam rencana aksi, misalnya melalui penyuluhan-penyuluhan dalam rangka meningkatkan kesadaran sikap menolak terhadap Narkoba,” tegas Alfian. Selain penjelasan tentang Inpres No 12 Tagun 2012, Alfian juga memaparkan tentang ketentuan pidana UU Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, diantaranya pasal 128 tentang orang tua/wali pecandu yang belum cukup umur yang sengaja tidak melaporkan maka bisa dikenakan pidana 6 bulan kurungan atau dengan minimal Rp1 juta. “Dalam UU Nomor 35/ 2009 ini telah dijelaskan ketentuan pidana secara rinci tentang pemilik, pengedar, pemakai, terapi dan rehabilitasi dan lain sebagainya. Jadi kita semua berperan dalam penanggulangan atau pencegahan narkoba ini,” pungkasnya. (mus) EDISI 87 TAHUN VIII MARET 2013
25
Ormas
Pemuda Muhammadiyah Kunjungi Kanwil Kemenag Riau DINAMIS-Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah (PWPM) Provinsi Riau mengunjungi Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Riau dalam rangka silaturrahim, sinergisasi program PWPM dengan Kanwil Kemenag Riau serta mohon dukungan moral kepada Kanwil Kemenag Riau karena pada Oktober 2013 Riau akan menjadi tuan rumah Tanwir Pemuda Muhammadiyah Nasional. Hadir pada kesempatan itu, sejumlah pejabat teras PWPM Riau, seperti Jhon Hendri Hasan, Anwar Siregar, Apandi dan lain-lain. Pada kesempatan itu, Kepala Kemenag Riau Drs H Tarmizi Tohor MA berharap PWPM ikut membantu menyukseskan beberapa program Kanwil Kemenag Riau tahun ini, seperti Riau Magrib Mengaji, Pendirian MAN Insan Cendikia, Embarkasi Haji, Pengelolaan Zakat yang Profesional serta Pemantapan Kerukunan Umat Beragama di Riau. “Saya harap PWPM ini bisa bersinergitas dengan BKPRMI, dan organisasi kepemudaan Islam lainnya. Kalau bisa, organisasi kepemudaan Islam berkumpul sekali setahun mengadakan sejumlah kegiatan, seperti festi-
val dan lomba-lomba yang bermanfaat untuk pemuda,” kata Kakanwil yang didampingi Kabid Penaiszawa, Kasi Infomasi dan humas serta berapa pegawai kanwil Menag Riau. Pada kesempatan itu, Tarmizi juga berharap PWPM, Kemenag dan FKUB bisa bekerjasama dalam rangka memantapkan kerukunan umat beragama di Riau. “Dialog-dialog lintas agama, mulai dari masyarakat umum hingga mahasiswa perlu kita taja terus menerus,” ujar kakanwil. “Selain itu, karena khawatir narkoba masuk madrasah dan pesantren, saya harap pemuda Muhammadiyah, Kemenag dan Direktur Narkoba Polda Riau bisa bekerjasama memberantas
hal tersebut. Selain itu, saya harap pemuda muhammadiyah dan ormas pemuda Islam lainnya bisa memberikan pencerahan kepada masyarakat agar jangan sampai bertikai yang mengakibatkan perpecahan akibat perbedaan aliran dan pemahaman,” harap kakanwil. Jhon Hendri Hassan mewakili ketua PWPM mengucapkan terima kasih kepada Kepala Kemenag Riau yang telah bersedia menyambut kedatangan pengurus PWPM. “Ke depan, semoga apa yang dibicarakan ini bisa terealisasi. Dan hendaknya pertemuan ini bukan menjadi pertemuan pertama dan terakhir kalinya,” kata Jhon Hendri yang juga anggota DPRD Kabupaten Pelalawan ini. (ghp)
Prestasi
Riau Juara II Lomba Pidato Guru TK Aisyiyah Tingkat Nasional 2013
DINAMIS-Utusan Ikatan Guru Taman Kanak- Kanak Bustanul Athfal Aisyiyah Provinsi Riau, Tengku Asmaroni SPd, berhasil meraih juara II pada Lomba Pidato Porseni Tingkat Nasional Ikatan Guru Bustanul Athafl Aisyiyah di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) 8 Maret 2013 lalu. Prestasi tersebut berhasil di ukir setelah bersaing ketat dengan peserta dari 27 Provinsi se Indonesia yang turus meramaikan kegiatan tersebut. “Ini merupakan prestasi yang mengejutkan, karena banyak peserta yang juga tampil luar biasa, khususnya peserta dari pulau Jawa,” jelas Tengku Asmaroni saat bertandang di ruang kerja Kakanwil Kemenag Riau, Drs H Tarmizi Tohor MA. Sebelumnya pada tahun 2011. perempuan yang keseharian menjabat sebagai Kepala TK Aisyiyah 2 Sukajadi Pekanbaru ini juga mengukir prestasi pada pemilihan Kepala TK Teladan tingkat Nasional. Terhadap prestasi yang telah diraih oleh utusan Riau tersebut disambut baik oleh Kakanwil Kemenag Riau, Drs H Tarmizi Tohor
26
MA dengan sepenuhnya akan memberikan dukungan terhadap kegiatan-kegiatan keagamaan, khususnya yang dalaksanakan oleh TK. “Ini membuktikan bahwa TK Islami di Riau sudah banyak memberikan sumbangan prestasi khususnya dalam membangun generasi penerus yang tidak hanya dibidang pengetahuan umum tapi juga dengan bekal
EDISI 87 TAHUN VIII MARET 2013
ilmu keagamaan. Jadi sangat tepat untuk pendidikan awal anak. Untuk itu, Kakanwil meminta agar Asmaroni yang telah berprestasi baik tingkat provinsi maupun nasional hendaknya dapat mengembangkan pengetahuan dan kemampuannya kepada anak didik atau guru-guru lain, sehingga lahir generasi yang baru yang juga mampu berkiprah di daerah, maupun nasional. (mus)
Info Sehat menyebabkan air masuk ke dalam kanal vagina. Dan karena bayi Anda tidak dapat mengontrol suhu di dalam rahim, pastikan juga air yang ada di kolam renang tidaklah terlalu panas.
Olahraga
yang Paling Cocok
Buat Ibu Hamil Hamil…Hamil…Hamil… pasti akan menjadi momen yang paling membahagiakan bagi seorang perempuan. Akan tetapi, momen ini kadang jadi sangat menyebalkan disaat harus mengalami morning sickness, nyeri punggung, kelelahan, mengantuk, kaki bengkak, dan keluhan lainnya. Hal inilah yang biasanya dijadikan alasan bagi perempuan hamil untuk bermalas-malasan.
P
erempuan yang sedang hamil masih bisa berolahraga untuk tetap menjaga kebugaran tubuhnya dan hasil survey juga menunjukkan bahwa dengan berolahraga tidak hanya menyehatkan sang ibu tetapi janin yang sedang dikandung. Ini dia lima latihan terbaik dan aman bagi si ibu hamil: 1. Prenatal Yoga Yoga perlu dilakukan oleh para wanita yang berencana untuk segera hamil karena latihan ini sangat membantu mereka menghadapi masa kehamilan hingga persalinan, termasuk periode pasca persalinan. Sebab yoga menekankan pada latihan pernapasan dalam yang banyak digunakan selama proses persalinan. “Jadi jika Anda rutin berlatih yoga selama masa kehamilan, maka Anda akan merasakan kemudahan saat melahirkan dan juga ketika memasuki masa pemulihan,” tutur Desi Bartlett, pencipta
“Prenatal Yoga” dan “Yoga for Beginners.” Namun pastikan hindari berbaring di atas perut, melakukan gerakan-gerakan cepat, sit-up, menahan napas dan berbaring telentang setelah memasuki minggu ke-20. “Ketika menentukan tempat untuk berlatih yoga, pilih saja kelompok kecil dan seorang instruktur yang telah melakukan pelatihan prenatal yoga minimal selama 100 jam,” saran Anne Martens, pendiri “Bella Bellies”, sebuah program kebugaran khusus untuk wanita hamil. 2. Jalan Kaki Tak peduli jalan jauh atau hanya mengelilingi taman, jalan kaki meningkatkan sirkulasi darah, merenggangkan otot dan mempertahankan/menambah daya tahan tubuh. Olahraga ringan ini juga berdampak terhadap pikiran dan dapat membantu para calon ibu menghadapi stres pra-persalinan. 3. Berenang Disamping menyegarkan, berenang menghilangkan berbagai tekanan yang dirasakan sendi-sendi tubuh, memberi ketahanan serta membantu mengendalikan tekanan darah. Pastikan saja Anda masuk ke dalam kolam secara perlahan-lahan karena melompat ke kolam dapat
4. Dansa Berlatih dansa klasik seperti Salsa, Zumba dan balet bukan saja untuk iseng, tapi juga baik untuk sirkulasi darah dan pergerakan, termasuk memperkuat otot, terutama pada tubuh bagian bawah. “Tapi hindari terlalu banyak membungkuk ke depan dan sedikit longgarkan sendi Anda agar tidak merenggangkan ligamen secara berlebihan,” kata Marten. Bisa juga dengan memanfaatkan jasa instruktur dansa yang berpengalaman melatih wanita hamil. 5. Latihan Ketahanan Berdasarkan sebuah studi dari Michigan State University, wanita yang lakukan latihan ketahanan tiga kali seminggu, masing-masing selama 20-30 menit berisiko lebih kecil untuk mengalami diabetes gestasional, tekanan darah tinggi, serta penambahan berat badan. Lagipula latihan ketahanan dapat membantu menjaga otot dan tulang agar tetap kuat, termasuk meningkatkan daya tahan Anda. Ini penting di masa kehamilan dan persalinan atau setelahnya dimana Anda harus menggendong bayi siang dan malam. Namun hindari mengangkat beban melebihi kemampuan karena ini akan merenggangkan seluruh sendi di tubuh. Saat melakukannya, jangan tahan nafas Anda juga jika tak ingin tercipta tekanan di dalam perut yang dapat melemahkan otot core (otot perut, punggung dan di sekitar pinggul). Kalau dibiarkan, ini akan menyebabkan hernia, penurunan kadar oksigen dalam darah, menaikkan tekanan darah, hingga membuat ketuban pecah, meski hal ini jarang terjadi. “Dan karena kenaikan progesterone menghalangi jaringan otot berkontraksi dan terkoneksi seperti sebelumnya, mungkin Anda memang ingin menggunakan beban yang lebih ringan dari biasanya,” saran Martens. (health.detik.com)
EDISI 87 TAHUN VIII MARET 2013
27
Produk Hukum
PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTANSI VERTIKAL KEMENTERIAN AGAMA LANJUTAN... Pasal 27 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26, Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umrah menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan perumusan kebijakan teknis dan perencanaan di bidang penyelenggaraan haji dan umrah; b. pelaksanaan pelayanan, bimbingan, dan pembinaan di bidang pendaftaran, dokumen, akomodasi, transportasi, perlengkapan haji, pengelolaan keuangan haji, dan pembinaan jemaah haji dan umrah serta pengelolaan sistem informasi haji dan umrah; c. evaluasi dan penyusunan laporan di bidang penyelenggaraan haji dan umrah. Pasal 28 Susunan Organisasi Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umrah terdiri atas: a. Seksi Pendaftaran dan Dokumen Haji; b. Seksi Pembinaan Haji dan Umrah; c. Seksi Akomodasi, Transportasi, dan Perlengkapan Haji; d. Seksi Pengelolaan Keuangan Haji; e. Seksi Sistem Informasi Haji; dan f. Kelompok Jabatan Fungsional. Pasal 29 (1) Seksi Pendaftaran dan Dokumen Haji sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 huruf a mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pelaksanaan pelayanan, bimbingan teknis, dan pembinaan di bidang pendaftaran dan dokumen haji. (2) Seksi Pembinaan Haji dan Umrah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 huruf b mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pelaksanaan pelayanan, bimbingan teknis, dan pembinaan di bidang pembinaan haji dan umrah. (3) Seksi Akomodasi, Transportasi, dan Perlengkapan Haji sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 huruf c mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pelaksanaan pelayanan, bimbingan teknis, dan pembinaan di bidang akomodasi, transportasi, dan perlengkapan haji. (4) Seksi Pengelolaan Keuangan Haji sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 huruf d mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pelaksanaan pelayanan, bimbingan teknis, dan pembinaan di bidang pengelolaan keuangan haji. (5) Seksi Sistem Informasi Haji sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 huruf e mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pelaksanaan pelayanan, bimbingan teknis, dan pembinaan di bidang pengelolaan sistem informasi haji dan umrah. Pasal 30 Bidang Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat 1 huruf f mempunyai tugas melaksanakan pelayanan, bimbingan, pembinaan, dan pengelolaan sistem informasi di bidang urusan agama Islam dan pembinaan syariah berdasarkan kebijakan teknis yang ditetapkan oleh Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama. Pasal 31 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30, Bidang Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan perumusan kebijakan teknis dan perencanaan di bidang urusan agama Islam dan pembinaan syariah; b. pelaksanaan pelayanan, bimbingan, dan pembinaan di bidang kepenghuluan, pemberdayaan kantor urusan agama dan keluarga sakinah, pemberdayaan
28
EDISI 87 TAHUN VIII MARET 2013
masjid, produk halal, hisab rukyat, dan pembinaan syariah, serta pengelolaan sistem informasi urusan agama Islam dan pembinaan syariah; dan c. evaluasi dan penyusunan laporan di bidang urusan agama Islam dan pembinaan syariah. Pasal 32 Susunan Organisasi Bidang Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah terdiri atas: a. Seksi Kepenghuluan; b. Seksi Pemberdayaan Kantor Urusan Agama; c. Seksi Kemasjidan; d. Seksi Produk Halal, Pembinaan Syariah dan Sistem Informasi Urusan Agama Islam; dan e. Kelompok Jabatan Fungsional. Pasal 33 (1) Seksi Kepenghuluan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 huruf a mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pelaksanaan pelayanan, bimbingan teknis, dan pembinaan di bidang kepenghuluan. (2) Seksi Pemberdayaan Kantor Urusan Agama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 huruf b mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pelaksanaan pelayanan, bimbingan teknis, dan pembinaan di bidang pemberdayaan kantor urusan agama. (3) Seksi Kemasjidan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 huruf c mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pelaksanaan pelayanan, bimbingan teknis, dan pembinaan di bidang kemasjidan. (4) Seksi Produk Halal, Pembinaan Syariah dan Sistem Informasi Urusan Agama Islam sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 huruf d mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pelaksanaan pelayanan, bimbingan teknis, dan penyiapan pembinaan di bidang produk halal, hisab rukyat, dan pembinaan syariah, serta pengelolaan sistem informasi urusan agama Islam. Pasal 34 Bidang Penerangan Agama Islam, Zakat, dan Wakaf sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf g mempunyai tugas melaksanakan pelayanan, bimbingan, pembinaan, dan pengelolaan sistem informasi di bidang penerangan agama Islam, zakat, dan wakaf berdasarkan kebijakan teknis yang ditetapkan oleh Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama. Pasal 35 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34, Bidang Penerangan Agama Islam, Zakat, dan Wakaf menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan perumusan kebijakan teknis dan perencanaan di bidang penerangan agama Islam, zakat, dan wakaf; b. pelaksanaan pelayanan, bimbingan, dan pembinaan di bidang penerangan dan penyuluhan agama Islam, kemitraan umat dan publikasi dakwah, hari besar Islam, seni budaya Islam, musabaqah al- Quran dan al-Hadits, zakat, dan wakaf, serta pengelolaan sistem informasi penerangan agama Islam, zakat, dan wakaf; dan c. evaluasi dan penyusunan laporan di bidang penerangan agama Islam, zakat, dan wakaf. Pasal 36 Susunan Organisasi Bidang Penerangan Agama Islam, Zakat, dan Wakaf terdiri atas:
a. Seksi Penerangan dan Penyuluhan Agama Islam; b. Seksi Kemitraan Umat Islam, Publikasi Dakwah, dan Hari Besar Islam; c. Seksi Pengembangan Seni Budaya Islam, Musabaqah Al-Quran dan Al-Hadits; d. Seksi Pemberdayaan Zakat; e. Seksi Pemberdayaan Wakaf; dan f. Kelompok Jabatan Fungsional. Pasal 37 (1) Seksi Penerangan dan Penyuluhan Agama Islam sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 huruf a mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pelaksanaan pelayanan, bimbingan teknis, dan pembinaan di bidang penerangan dan penyuluhan agama Islam. (2) Seksi Kemitraan Umat Islam, Publikasi Dakwah dan Hari Besar Islam sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 huruf b mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pelaksanaan pelayanan, bimbingan teknis, dan pembinaan di bidang kemitraan umat Islam, publikasi dakwah dan hari besar Islam. (3) Seksi Pengembangan Seni Budaya Islam, Musabaqah al-Quran dan al-Hadits sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 huruf c mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pelaksanaan pelayanan, bimbingan teknis, dan pembinaan di bidang pengembangan seni budaya Islam, musabaqah al-Quran dan al-Hadits. (4) Seksi Pemberdayaan Zakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 huruf d mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pelaksanaan pelayanan, bimbingan teknis, dan pembinaan di bidang pemberdayaan zakat. (5) Seksi Pemberdayaan Wakaf sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 huruf e mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pelaksanaan pelayanan, bimbingan teknis, dan pembinaan di bidang pemberdayaan wakaf dan pengelolaan sistem informasi penerangan agama Islam, zakat, dan wakaf. Pasal 38 Pembimbing Masyarakat Kristen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf h mempunyai tugas melaksanakan pelayanan, bimbingan, pembinaan, dan pengelolaan sistem informasi di bidang bimbingan masyarakat Kristen berdasarkan kebijakan teknis yang ditetapkan oleh Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama. Pasal 39 Pembimbing Masyarakat Katolik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i mempunyai tugas melaksanakan pelayanan, bimbingan, pembinaan, dan pengelolaan sistem informasi di bidang bimbingan masyarakat Katolik berdasarkan kebijakan teknis yang ditetapkan oleh Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama. Pasal 40 Pembimbing Masyarakat Hindu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf j mempunyai tugas melaksanakan pelayanan, bimbingan, pembinaan, dan pengelolaan sistem informasi di bidang bimbingan masyarakat Hindu berdasarkan kebijakan teknis yang ditetapkan oleh Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama. Pasal 41 Pembimbing Masyarakat Buddha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf k mempunyai tugas melaksanakan pelayanan, bimbingan, pembinaan, dan pengelolaan sistem informasi di bidang bimbingan masyarakat Buddha berdasarkan kebijakan teknis yang ditetapkan oleh Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama. Pasal 42 (1) Susunan Organisasi Kantor Kementerian Agama Kabupaten Aceh Selatan, Kabupaten Aceh Timur, Kabupaten Aceh Barat, Kabupaten Aceh Besar, Kabupaten Pidie, Kabupaten Aceh Utara, Kota Banda Aceh, dan Kota Sabang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2) huruf a sampai dengan huruf h terdiri atas: a. Subbagian Tata Usaha; b. Seksi Pendidikan Madrasah; c. Seksi Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren; d. Seksi Pendidikan Agama Islam; e. Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umrah; f. Seksi Bimbingan Masyarakat Islam;
(2)
(3)
(4)
(5)
g. Penyelenggara Syariah; dan h. Kelompok Jabatan Fungsional. Susunan Organisasi Kantor Kementerian Agama Kabupaten Aceh Tengah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2) huruf i terdiri atas: a. Subbagian Tata Usaha; b. Seksi Pendidikan Madrasah; c. Seksi Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren; d. Seksi Pendidikan Agama Islam; e. Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umrah; f. Seksi Bimbingan Masyarakat Islam; g. Penyelenggara Syariah; h. Penyelenggara Katolik; dan i. Kelompok Jabatan Fungsional. Susunan Organisasi Kantor Kementerian Agama Kabupaten Aceh Tenggara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2) huruf j terdiri atas: a. Subbagian Tata Usaha; b. Seksi Pendidikan Madrasah; c. Seksi Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren; d. Seksi Pendidikan Agama Islam; e. Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umrah; f. Seksi Bimbingan Masyarakat Islam; g. Penyelenggara Syariah; h. Penyelenggara Kristen; i. Penyelenggara Katolik; dan j. Kelompok Jabatan Fungsional. Susunan Organisasi Kantor Kementerian Agama Kabupaten Aceh Tamiang, Kabupaten Bireuen, dan Kabupaten Simeulue sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2) huruf k sampai dengan huruf m terdiri atas: a. Subbagian Tata Usaha; b. Seksi Pendidikan Madrasah; c. Seksi Pendidikan Agama dan Keagamaan Islam; d. Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umrah; e. Seksi Bimbingan Masyarakat Islam; f. Penyelenggara Syariah; dan g. Kelompok Jabatan Fungsional. Susunan Organisasi Kantor Kementerian Agama Kabupaten Aceh Singkil, Kabupaten Aceh Barat Daya, Kabupaten Gayo Lues, Kabupaten Nagan Raya, Kabupaten Aceh Jaya, Kabupaten Bener Meriah, Kabupaten Pidie Jaya, Kota Langsa, Kota Lhokseumawe, dan Kota Subulussalam sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2) huruf n sampai dengan huruf w terdiri atas: a. Subbagian Tata Usaha; b. Seksi Pendidikan Islam; c. Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umrah; d. Seksi Bimbingan Masyarakat Islam; e. Penyelenggara Syariah; dan f. Kelompok Jabatan Fungsional.
Pasal 43 (1) Subbagian Tata Usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42 mempunyai tugas melakukan koordinasi perumusan kebijakan teknis dan perencanaan, pelaksanaan pelayanan dan pembinaan administrasi, keuangan dan barang milik negara di lingkungan Kantor Kementerian Agama. (2) Seksi Pendidikan Islam sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42 mempunyai tugas melakukan pelayanan, bimbingan teknis, pembinaan, serta pengelolaan data dan informasi di bidang pendidikan madrasah, pendidikan agama Islam, dan pendidikan keagamaan Islam. (3) Seksi Pendidikan Madrasah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42 mempunyai tugas melakukan pelayanan, bimbingan teknis, pembinaan, serta pengelolaan data dan informasi di bidang RA, MI, MTs, MA, dan MAK. (4) Seksi Pendidikan Agama Islam sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42 mempunyai tugas melakukan pelayanan, bimbingan teknis, pembinaan, serta pengelolaan data dan informasi di bidang pendidikan agama Islam pada PAUD, SD/SDLB, SMP/SMPLB, SMA/SMALB/SMK. (5) Seksi Pendidikan Agama dan Keagamaan Islam sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42 mempunyai tugas melakukan pelayanan, bimbingan teknis, pembinaan, serta pengelolaan data dan informasi di bidang pendidikan agama Islam dan pendidikan keagamaan Islam. (6) Seksi Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42 mempunyai tugas melakukan pelayanan, bimbingan
EDISI 87 TAHUN VIII MARET 2013
29
Produk Hukum teknis, pembinaan, serta pengelolaan data dan informasi di bidang pendidikan diniyah dan pondok pesantren. (7) Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umrah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42 mempunyai tugas melakukan pelayanan, bimbingan teknis, pembinaan, serta pengelolaan data dan informasi di bidang penyelenggaraan haji dan umrah. (8) Seksi Bimbingan Masyarakat Islam sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42 mempunyai tugas melakukan pelayanan, bimbingan teknis, pembinaan, serta pengelolaan data dan informasi di bidang bimbingan masyarakat Islam. Pasal 44 (1) Penyelenggara Syariah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42 mempunyai tugas melakukan pelayanan, bimbingan teknis, pembinaan, serta pengelolaan data dan informasi di bidang pembinaan syariah. (2) Penyelenggara Kristen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42 mempunyai tugas melakukan pelayanan, bimbingan teknis, pembinaan, serta pengelolaan data dan informasi di bidang bimbingan masyarakat Kristen. (3) Penyelenggara Katolik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42 mempunyai tugas melakukan pelayanan, bimbingan teknis, pembinaan, serta pengelolaan data dan informasi di bidang bimbingan masyarakat Katolik. Bagian Kedua Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara Pasal 45 (1) Susunan Organisasi Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara terdiri atas: a. Bagian Tata Usaha; b. Bidang Pendidikan Madrasah; c. Bidang Pendidikan Agama dan Keagamaan Islam; d. Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umrah; e. Bidang Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah; f. Bidang Penerangan Agama Islam, Zakat, dan Wakaf; g. Bidang Bimbingan Masyarakat Kristen; h. Pembimbing Masyarakat Katolik; i. Pembimbing Masyarakat Hindu; j. Pembimbing Masyarakat Buddha; dan k. Kelompok Jabatan Fungsional. (2) Selain organisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara membawahi Kantor Kementerian Agama: a. Kabupaten Simalungun; b. Kabupaten Labuhanbatu; c. Kabupaten Langkat; d. Kabupaten Mandailing Natal; e. Kabupaten Asahan; f. Kabupaten Deli Serdang; g. Kota Pematang Siantar; h. Kota Sibolga; i. Kabupaten Tapanuli Selatan; j. Kota Medan; k. Kabupaten Dairi; l. Kabupaten Karo; m. Kabupaten Nias; n. Kabupaten Tapanuli Tengah; o. Kabupaten Tapanuli Utara; p. Kota Binjai; q. Kota Padang Sidempuan; r. Kota Tanjung Balai; s. Kabupaten Padang Lawas; t. Kota Tebing Tinggi; u. Kabupaten Padang Lawas Utara; v. Kabupaten Toba Samosir; w. Kabupaten Batu Bara; x. Kabupaten Serdang Bedagai; y. Kabupaten Pakpak Bharat; z. Kabupaten Humbang Hasundutan; aa. Kabupaten Nias Selatan; dan bb. Kabupaten Samosir. Pasal 46
30
EDISI 87 TAHUN VIII MARET 2013
Bagian Tata Usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 ayat (1) huruf a mempunyai tugas melakukan koordinasi perumusan kebijakan teknis dan pelaksanaan pelayanan dan pembinaan administrasi keuangan dan barang milik negara di lingkungan kantor wilayah berdasarkan kebijakan teknis yang ditetapkan oleh Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama. Pasal 47 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46, Bagian Tata Usaha menyelenggarakan fungsi: a. koordinasi penyusunan rencana, evaluasi program dan anggaran, serta laporan; b. pelaksanaan urusan keuangan; c. penyusunan organisasi dan tata laksana; d. pengelolaan urusan kepegawaian; e. penyusunan peraturan perundang-undangan dan bantuan hukum; f. pelaksanaan bimbingan kerukunan umat beragama; g. pelaksanaan informasi dan hubungan masyarakat; dan h. pelaksanaan urusan ketatausahaan, rumah tangga, perlengkapan, dan pengelolaan barang milik/kekayaan negara pada Kantor Wilayah Kementerian Agama. Pasal 48 Susunan Organisasi Bagian Tata Usaha terdiri atas: a. Subbagian Perencanaan dan Keuangan; b. Subbagian Organisasi, Tata Laksana, dan Kepegawaian; c. Subbagian Hukum dan Kerukunan Umat Beragama; d. Subbagian Informasi dan Hubungan Masyarakat; e. Subbagian Umum; dan f. Kelompok Jabatan Fungsional. Pasal 49 (1) Subbagian Perencanaan dan Keuangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 48 huruf a mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan koordinasi dan penyusunan rencana, program dan anggaran, evaluasi dan laporan, serta pelaksanaan urusan keuangan. (2) Subbagian Organisasi, Tata Laksana, dan Kepegawaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 48 huruf b mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan organisasi dan tata laksana serta pengelolaan urusan kepegawaian. (3) Subbagian Hukum dan Kerukunan Umat Beragama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 48 huruf c mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan peraturan perundang-undangan, bantuan hukum, dan pelaksanaan urusan kerukunan umat beragama serta pelayanan masyarakat Khonghucu. (4) Subbagian Informasi dan Hubungan Masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 48 huruf d mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pelaksanaan urusan pengelolaan informasi dan hubungan masyarakat. (5) Subbagian Umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 48 huruf e mempunyai tugas melakukan urusan ketatausahaan, rumah tangga, perlengkapan, dan pemeliharan serta pengelolaan barang milik/kekayaan negara. Pasal 50 Bidang Pendidikan Madrasah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 ayat (1) huruf b mempunyai tugas melaksanakan pelayanan, bimbingan, dan pembinaan pengelolaan sistem informasi di bidang pendidikan madrasah berdasarkan kebijakan teknis yang ditetapkan oleh Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama. Pasal 51 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50, Bidang Pendidikan Madrasah menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan perumusan kebijakan teknis dan perencanaan di bidang pendidikan madrasah; b. pelaksanaan pelayanan, bimbingan, dan pembinaan di bidang kurikulum, dan evaluasi, pendidikan dan tenaga kependidikan, sarana prasarana, pengembangan potensi siswa, kelembagaan, kerja sama, dan pengelolaan sistem informasi pendidikan madrasah; dan c. evaluasi dan penyusunan laporan di bidang pendidikan madrasah.
BERSAMBUNG
Kalam
Lelaki Pembawa Kain Kafan GRIVEN H. PUTERA Empat Terkadang, bila datang semangatnya, Pak Jupen ceramah hingga Subuh. Dan anehnya, masyarakat tak ada yang tertidur. Mereka tak mau beringsut dari tempat duduk. Kian malam, ceramah Pak Jupen kian mengasyikkan. Dan ketika ingin berhenti, malah jemaah meminta supaya dilanjutkan terus. Melihat respon jemaah begitu, Pak Jupen makin bersemangat. Ia seolah-olah mesin yang berbahan bakar solar—makin lama makin kuat dan tahan. Dan semakin lama semakin banyak saja bahan ajar Pak Jupen, dan ceritanya semakin melenakan. Bagi orang kampung sini, kehadiran Pak Jupen bagaikan membawa kebahagiaan baru, menjinjing harapan baru, mengangkut hiburan malam yang amat menyenangkan. Banyak sekali cara Pak Jupen menyampaikan pesan Tuhan di kampung ini. Tingkah kocaknya itu membuat orang kampung sini bagai kedatangan tukang sulap. Atau bagai seorang pemain sandiwara tunggal yang amat mengagumkan. Andai ia ada saat ini, mungkin akan ada puluhan partai politik akan mengincarnya untuk jadi juru kampanye. Tapi jika memang ada yang memintanya, kata ayah, Pak Jupen akan menolak. Ia tak akan mau diperbudak bangsa hipokrit seperti sekarang. Ia tak akan tergoda popularitas sesaat. Pak Jupen menyampaikan pesan moral dan agama bukan untuk mencari bagi sesuatu yang fana. Di samping memang kegemaran berbual, konon ia berkeliling masuk-keluar kampung sebagai bentuk syukur atas nikmat yang dianugerahkan Tuhan kepadanya. Syahdan, kalau menginap beberapa hari di kampung, ia akan ikut main bulutangkis bersama para pemuda sehabis salat Isya. Kebetulan lapangan
badminton terletak di pekarangan mesjid. Maka ia akan ikut main badminton diterangi lampu strongkeng. Walaupun usia tak bisa lagi disebut muda namun kepiawaiannya memukul bulu ayam belum tertandingi sebagian pemuda di sini. Kalau ia bermain double atau ganda, Pak Jupen selalu berpasangan dengan Pak Guru. Bila mereka main, maka pinggir lapangan penuh sesak penonton. Konon Pak Jupen dan Pak Guru bermain dengan teknik dan gaya di luar yang biasa dilakukan orang-orang sini. Smesh backhandnya hampir sama kuat dengan smesh biasa. Kadang-kadang smesh lawan diambilnya di bawah selangkangan. Tak perduli masih muda, setengah baya—semua akan dilibas PakJupen dan Pak Guru. Kalau lawan agak bagus, maka mereka bermain agak hati-hati. Jika lawannya sedikit agak lemah, Pak Jupen dan Pak Guru pun mengendurkan permainan tanpa diketahui oleh lawannya atau penonton. Akibatnya, sang lawan makin penasaran dengan Pak Jupen dan Pak Guru. Para lawan setiap pekan menunggu kedatangan Pak Jupen. Mereka ingin membalas kekalahan dan berharap bisa terbalas. Tapi tentu saja tak pernah terbalas. Akibat kedatangan Pak Jupen di kampung sini maka banyak kebiasaan jelek pemuda sedikit hilang. Yang biasanya mencuri ayam, menurunkan kelapa tengah malam, dan terkadang manjat rumah, ngintip perempuan tidur pun sudah mulai berkurang. Mereka terfokus kadang-kadang di lapangan badminton atau ke mesjid melihat ceramah Pak Jupen. Bagi kaum ibu, kedatangan Pak Jupen dinanti-nanti, karena selain ingin mendengar ceramahnya di mesjid, juga minta obat ini dan itu bagi dirinya dan anak-anak serta suami. Anak nakal, suami pemarah, mereka minta sembahyang hajat pada Pak Jupen. Bagi yang masih gadis—tidak sedikit pula minta sembahyang Adam pada Pak Jupen supaya lekas
menemukan jodoh. Dengan izin Allah, banyak juga yang berhasil. Selain minta obat, janda-janda dan para gadis atau pun dara kampung banyak juga yang berminat jadi istri Pak Jupen. Akan tetapi sampai saat ini tak ada yang sanggup mengutarakan isi hati secara terang-terangan kepada Pak Jupen. Mereka menyimpan rasa itu rapat-rapat dalam hati. Mereka selalu menyimpan harapan dan impian kalau suatu saat Pak Jupen akan mempunyai perasaan sama dengan yang mereka rasakan. Mereka sudah siap untuk hidup dimadu. Dalam hati mereka berharap jika suatu saat Pak Jupen tak ada lagi, maka akan ada Pak Jupen baru di kampung ini—yaitu anak Pak Jupen, anak mereka sendiri. Bukankah air perabung akan jatuh ke penutuhan juga? Akan tetapi harapan cuma tinggal harapan. Ternyata Pak Jupen tak pernah berpikir ke situ walaupun ia tahu perasaan perempuan-perempuan itu. Alasannya, selain menjaga kesetiaan kepada istri di kampung, ia juga tidak mau menyakiti perasaan mereka—perempuan-perempuan itu apabila tidak terpilih jadi istri kedua Pak Jupen. Tentu yang tak terpilih semakin akan kecewa, dan bisa-bisa tak datang lagi ke mesjid. Semenjak kedatangan Pak Jupen, para dukun kampung tak lagi menjadi satu-satunya tempat orang berobat. Melihat itu, para dukun mulai resah. Mereka merasa tersaingi bahkan terkalahkan oleh Pak Jupen. Beberapa orang dukun seperti Long Jantan, Tuk Panglimo dan lainnya sudah beberapa kali membicarakan sepak terjang Pak Jupen secara rahasia. Menyiapkan strategi apa yang dibuat untuk memudarkan pengaruh Pak Jupen di kampung itu. Apabila mereka dengar masyarakat memuji Pak Jupen, maka dengan nada mengejek mereka selalu berkata, siapa sebenarnya Pak Jupen itu? Buya atau dukun? “Jangan-jangan dukun beranak juga,” kata mereka senyum sinis. Bersambung EDISI 87 TAHUN VIII MARET 2013
31
Meranti
Lintas Kemenag
Sebagai Satker Baru Kemenag Meranti Butuh SDM dan Anggaran DINAMIS-Sebagai Kemenag termuda di Provinsi Riau, Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kepulauan Meranti sangat memerlukan kelengkapan infrastruktur SDM dan fasilitas kantor sebagai dukungan operasional perkantoran. Kantor Kementerian Agama Kepulauan Meranti ditetapkan berdasarkan Peraturan Menteri Agama (PMA) No. 20 Tahun 2012 tertanggal 22 November 2012 tentang Penetapan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kepulauan Meranti Provinsi Riau karena sebelumnya Kab. Kepulauan Meranti termasuk dalam wilayah Kankemenag Kab. Bengkalis. Penetapan Kankemenag ini lebih muda usianya dibandingkan dengan penetapan pemekaran dari Kab. Bengkalis yaitu pada tanggal 19 Desember 2008 dengan dasar hukum berdirinya adalah Undang-undang nomor 12 tahun 2009, tanggal 16 Januari 2009. Berdasarkan PMA tersebut, Kakanwil Kemenag Riau Drs H Tarmizi MA, melantik 5 orang pejabat eselon IV di lingkungan Kankemenag Kepulauan Meranti yaitu Kasubbag TU Efendi SAg MM, Kasi Pendidikan Islam Hasbullah SAg, Kasi Penyelenggaraan Haji dan Umroh Drs H Sulaiman, Kasi Bimbingan Masyarakat Islam Jasmail SAg dan Metawati SAg sebagai Penyelenggara Budha Kemenag Meranti. “Jumlah pejabat eselon IV tersebut berdasarkan tipologi kantor kemenag Meranti,”
jelas Kakanwil usai pelantikan 30 pejabat eselon IV dilingkungan Kanwil Kemenag Riau (28/12). Adapun biaya operasional penyelenggaraan Kemenag Meranti sebagai awal kegiatan disubsidi terlebih dalulu dari Kanwil Kemenag Riau sejumlah 60 juta rupiah dan mobil operasional 1 unit sebelum adanya DIPA defenitif Kemenag Meranti dan posisi Kepala Kemenag pada saat ini masih menunggu keputusan dari Menteri Agama Republik Indonesia. Menanggapi hal tersebut, Kasubbag TU Kemenag Meranti Efendi SAg MM, menyampaikan bahwa yang dibutuhkan pada saat ini adalah pegawai yang membantu pekerjaan sehari-hari (SDM) dan anggaran biaya penyelenggaraan perkantoran. “Sebagai satker yang baru kita sangat
mengharapkan secepatnya Kemenag RI memenuhi kebutuhan perkantoran kita dan mengesahkan pendanaan (DIPA) Kemenag Meranti, karena dengan adanya kedua hal tersebut maka kita akan lebih bisa melakukan pelayanan terhadap masyarakat dalam rangka mewujudkan pencapaian pembangunan di bidang keagamaan sesuai dengan tupoksi kita di Kementerian Agama”, pinta Efendi. Ia juga mengatakan bahwa Pemerintah Kabupaten Meranti telah juga membantu menyediakan sarana dan peralatan kantor dan meubelernya, bahkan dana untuk penyelenggaraan pendidikan dengan mengirim siswa ke Pare Kediri untuk belajar Bahasa Inggris sudah dianggarkan oleh pihak Pemerintah Daerah Meranti. (az)
PD IPHI KEPULAUAN MERANTI DIKUKUHKAN
DINAMIS-Ketua PW IPHI Provinsi Riau Drs H Asyari Nur SH MM mengukuhkan Pengurus Daerah IPHI Kep. Meranti melalui SK DPP IPHI nomor 3.235/Skep/PP-IPHI/XII/2012, Selasa (26/2) di Masjid Agung Darul Ulum Selat Panjang Kabupaten Kep. Meranti. Acara dihadiri oleh anggota DPRD Meranti, Kakanwil Kementerian Agama Provinsi Riau Drs H Tarmizi MA dan segenap pengurus Wilayah IPHI Riau, MUI, Instansi terkait dan Tokoh Masyarakat Kab. Kepulauan Meranti. Pada kegiatan ini juga dihadiri oleh BAZNAS Provinsi Riau dan pimpinan Bank Syariah
32
Mandiri sekaligus menyerahkan zakat Produktif kepada mustad’afin guna memberdayakan usaha kecil. Dalam arahannya, Ketua PW IPHI Riau Asyari Nur menyampaikan bahwa IPHI adalah organisasi kebajikan dan sebagai ladang amal pelestarian kemabruran haji. Banyak yang bisa kita perbuat dalam organisasi ini untuk meningkatkan kesejahteraan umat dan pencerahan pemahaman agama. Sementara itu Kakanwil Kemenag Riau Drs H Tarmizi MA menyampaikan, pemerintah selalu melakukan pembinaan masyarakat khususnya
EDISI 87 TAHUN VIII MARET 2013
bidang Haji dan Zakat. Sehingga dengan kegiatan ini program-program itu mengakar sampai ke tingkat bawah. Ketua PD IPHI Kepulauan Meranti Drs H Masrul Kasmy MSi dalam arahannya sekaligus sebagai wakil Bupati menjelaskan beberapa program strategis dalam pengelolaan Zakat dan pelestarian Haji. Para Haji yang ada diyakini adalah orang-orang yang mampu meningkatkan kesejahteraan umat melalui program wajib zakat melalui perda tentang zakat. Acara ini diakhiri dengan tausiyah Maulid Nabi dari Ustad kondang H Abdul Somad Lc MA dari Pekanbaru. (zul)
Dumai DINAMIS–Kepala Bidang Haji Kanwil Kemenag Riau Drs H Aziz MA beserta rombongan melakukan peninjauan ke Kemenag Kota Dumai khususnya pada seksi haji dan umrah, sekaligus mengadakan pertemuan dengan Kakankemenag Kota Dumai Drs H Darawi MA, Kasubbag TU, Kasi Haji, Ka. KUA se Kota Dumai beserta staf kemenag Kota Dumai, Selasa (5/3) di ruang kerja Kemenag Kota Dumai. Kakankemenag menyampaikan bahwa pelaksanaan haji di Kota Dumai untuk tahun 2012 berjalan dengan baik karena dukungan semua pihak baik dari Pemeritah Kota Dumai, pegawai kemenag, Ka. KUA juga masyarakat kota Dumai. Kakankemenag Darawi meninta kepada Kabid Haji untuk memberikan arahan kepada pegawai kemenag dan Ka KUA dalam pelaksanaan haji tahun ini, agar pelaksanaan dapat berjalan dengan lancar dan baik sesuai dengan aturan-aturan yang berlaku. Kabid Haji Drs H Aziz MA mengatakan
Kabid Haji adakan Pembinaan Pelaksanaan Haji di Dumai pelaksanaan haji merupakan program nasional yang harus didukung semua pihak dalam pelaksanaannya. Untuk itu ia meminta kegiatan haji harus dilaksanakan sebagai bekal persiapan bagi jamaah untuk beribadah seperti manasik haji baik tingkat kecamatan maupun kota. Kabid menjelaskan juga bahwa untuk tahun 2013 ini direncanakan kloter 1 berangkat bulan September. Sedangkan Calon Jamaah Haji (CJH) akan ada pengelompokan jamaah usia lanjut yang diperioritaskan usia diatas 80. Ia juga menambahkan bahwa KUA sebagai
ujung tombak kemenag harus berperan aktif dalam pelaksanaan haji di tingkat kecamatan dan melaporkan kegiatan baik secara lisan maupun tulisan ke Kepala Kantor Kemenag. Ia meminta kepada KUA untuk menyampaikan kepada jamaah travel-travel yang mendapatkan pengesahan dari pemerintah untuk melaksanakan haji khusus dan umrah agar jamaah tidak tertipu. Travel yang mendapat izin tersebut yaitu Muhibbah (Pekanbaru), Sella (Pekanbaru) dan pandu Kencana Mulia Pandu di Pekanbaru yang merupakan izin cabang dari Jakarta. (harmi)
KAKANKEMENAG KUKUHKAN FKGPAI TK DAN PAUD KOTA DUMAI
Tim Kanwil Kemenag Riau Sosialisai dan Monitoring Penggunaan BOS DINAMIS-Seksi Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Kanwil Kemenag Riau adakan Sosialisasi dan Monitoring Penggunaan Bantuan Operasional Sekolah (BOS), Senin (8/3) Jam 09.00 di Aula Kementerian Agama Kota Dumai. Hadir pada acara tersebut Kakankemenag Kota Dumai Drs H Darawi MA, Kasi Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Kanwil Kemenag Riau dan Staf Drs H Eka Purba, Temmy Moradila SKom, Kasi Pendis Kemenag Kota Dumai Drs H Syafwan, dan Kepala-kepala sekolah Madrasah Aliyah, Tsanawiyan serta Ibtidaiyah Swasta dan Negeri se Kota Dumai. Kakankemenag Kota Dumai Drs H Darawi MA dalam sambutannya mengata-
kan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) mengunakan anggaran APBN. Setiap pengunaannya harus dilaporkan dan dibuat pertanggungjawabannya. Lebih lanjut Kakankemenag menyampaikan bahwa data-data yang diajukan untuk mendapakan BOS haruslah sesuai dengan realita yang ada, jangan ada data yang fiktif. Jika terjadi data yang tidak sesuai atau diada-adakaan maka yang bertanggungjawab tetap pada madrasah yang bersngkutan. Kakankemenag meminta kepada penanggungjawab pengunaan dana BOS untuk membuat SPJnya dan tertip administrasi sesuai dengan petunjuk-petunjuk yang telah ditetapkan. (harmi)
DINAMIS-Kepala Kemenag kota Dumai Drs H Darawi MA melaksanakan pengukuhan Jajaran Kepengurusan Forum Komunikasi Guru Pendidikan Agama Islam (FKGPAI) TK dan PAUD periode 2012 – 2017, Sabtu (23/2) di Gedung STT Dumai Kelurahan Bukit Batrem Kecamatan Dumai Timur. Kakankemenag Kota Dumai Drs H Darawi MA, mengatakan melalui wadah ini ia berharap kedepan terjadi perubahan menuju perbaikan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan. Lebih lanjut Kakankemenag mengatakan ada beberapa hal yang harus ditingkatkan bagi guru PAI khususnya Guru PAI TK dan PAUD dengan adanya forum ini yaitu Kinerja guru PAI semakin baik atau bagus, proses pendidikan yang berjalan semakin Islami, program pendidikan TK dan PAUD harus diupayakan bernuansa Islami, terus melakukan kordinasi komunikasi dengan Kementerian Agama dan Dinas Pendidikan serta melakukan kerjasama dengan FKGPAI Provinsi dan KAB/Kota Lainnya. Jajaran pengurus FKGPAI TK dan PAUD se Kota Dumai yang dilantik yaitu Ketua Asnidar AMd, Wakil Ketua Saniah SPd, Sekretaris Wirda Ningsih dan Bendahara Dra Yerniwilis. Ketua FKGPAI TK dan PAUD Asnidar berharap pemerintah dapat bersinergi dalam pengembangan ilmu Agama, karena kemajuan pendidikan tidak bisa dilepaskan dari dukungan pemerintah. Hadir pada acara tersebut Pengawas pendidikan Islam Ali Santoso SPd I, Guru PAI TK dan PAUD se Kota Dumai dan FKG PAI Kab. Kampar. (harmi) EDISI 87 TAHUN VIII MARET 2013
33
Indragiri Hilir
Lintas Kemenag
Kakanwil Kemenag Riau Silaturahim dengan KKM se Inhil DINAMIS-Kepala Kemenag Riau Drs H Tarmizi Tohor MA, melakukan kunjungan kerja dalam rangka silaturahim dengan Kelompok Kerja Madrasah (KKM) se kabupaten Indragiri Hilir, Kamis (28/2) bertempat di Aula Gedung Abdurrahman Siddiq STAI Auliaurrasyidin Tembilahan Hulu. Acara ini dimulai sekitar pukul 8.30 WIB di ikuti rombongan Kakanwil Kemenag Riau, juga seluruh Kepala Madrasah MI, MTs dan MA se Kabupaten Inhil yang tergabung dalam KKM, juga dihadiri Ka KUA Sekab Inhil, Pokjawas dan pegawai PNS maupun Non PNS di lingkungan Kemenag Kab Inhil serta bebera papejabat STAI Auliaurrasyidin Tembialhan Hulu. Kakanwil dalam arahannya menyampaikan bahwa Kementerian Agama mempunyai peran yang sangat strategis dalam rangka membangun, membina terus menerus kehidupan masyarakat Riau yang heterogen, memper-
baiki prilaku melalui lembaga pendidikan yang berupa madrasah sehingga dapat membangun karakter bangsa. Selain itu beliau juga menyampaikan tiga kiat agar berhasil dalam tugas, antara lain
bekerjakeras dalama arti bersungguh-sungguh, bekerja dengan ikhlas dalam arti bukan tidak di gaji, akan tetapi dibayar sesuai dengan pekerjaannya dan selalu bersikap dengan berprasangka baik terhadap orang lain. (yar)
Kakankemenag Inhil Bantu Peralatan Olahraga MTs Al Huda DINAMIS-Kepala Kemenag Indragiri Hilir H Azhari, menyerahkan bantuan peralatan olahraga berupa Bola Voly dan jarring kepada Kepala MTs Al- Huda Concong Tengah, Senin (4/2) bertempat diruang kerjanya. MI, MTs dan MA di desa ini berada dalam satu yayasan dan dalam satu tempat/lokasi.
Penyerahan peralatan olahraga tersebut disaksikan oleh Kasubbag TU H Burhanuddin HS. Dimana peralatan olahraga yang diserahkan tersebut berasal dari dana pribadi Kakankemenag Inhil. Ia mengatakan, bantuan peralatan olahraga yang diberikan kepada MTs
Al Huda dalam rangka memenuhi janji Kakankemenag saat berkunjung ke MA Ittifaqul Ikhwan Desa Concong Tengah beberapa waktu lalu. “Peralatan ini untuk menunjang kegiatan olahraga di madrasah yang ada di desa concong tengah,” demikian kata Azhari. (yar)
KEMENAG INHIL SERAHKAN
BANTUAN UNTUK KORBAN KEBAKARAN
DINAMIS-Kepala Kantor Kemenag Indragiri Hilir H Azhari didampingi Kasubbag TU H Burhanuddin HS, Kasi Haji dan Umrah H Harun, Kepala Urusan Umum Muhammad Shaleh, Humas H Herianto dan Pengawas Madrasah Indra Gunawan menyerahkan bantuan pada korban kebakaran di parit sebelas Tembilahan Hulu, Selasa (5/3) di sekitar lokasi kebakaran tersebut. Bantuan tersebut berupa uang dan barang yang diterima langsung oleh Ketua RT setempat dan akan disalurkan kepada yang kena musibah kebakaran di tempat tersebut. Acara penyerahan bantuan tersebut dilakukan dengan tujuan untuk meringankan beban bagi saudara-saudara yang terkena musibah kebakaran. Lokasi kebakaran kebetulan berada di tepi sungai Indragiri Hilir tepatnya di jl. Kampungbaru II dan Jl. Kampungbaru III Tembilahan Hulu parit sebelas dengan puluhan rumah musnah dilalap jago merah. (yar)
34
EDISI 87 TAHUN VIII MARET 2013
Kampar
Kakankemenag Buka Pelatihan dan Pengembangan Kurikulum RA DINAMIS-Untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia yang berkualitas dalam program penyelenggaraan Raudhatul Atfal (RA) yang cerdas, baik dari segi intelektual, emosianal dan religius yang berbasis Agama Islam, Kepala Kemenag Agama Kampar Drs H Fairus MA di dampingi Kasi Pendidikan Madrasah Drs Muhammad Yamin, rabu (6/3) membuka sekaligus memberikan pengarahan dalam acara Pelatihan dan pengembangan Kurikulum RA se Kab. Kampar di aula Lantai II Kantor Kemenag Kampar. Dalam arahannya Fairus mengatakan, Pendidikan anak pada usia dini sangat menentukan kualitas sumber daya manusia (SDM), oleh karena itu semua lapisan masyarakat, khususnya di. Kampar sudah semestinya peduli terhadap perkembangan dan proses pertumbuhan anakanak usia dini mulai dari usia 0 sampai 8 tahun. Melihat perkembangan dan kemajuan zaman yang serba canggih serta pesatnya teknologi informasi
menjadi salah satu alasan untuk mempersiapkan anakanak usia dini menjadi anak yang siap tumbuh menjadi remaja sampai dewasa sebagai manusia yang tangguh dan cerdas serta bertaqwa kepada Allah SWT. Lebih lanjut Fairus Mengatakan, Dengan diterbitkanya Undang-Undang No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang salah satu pasalnya mengamanahkan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini harus dilakukan oleh masyarakat bersama pemerintah. Raudhatul Athfal (RA) ini merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak-anak usia dini, yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan (perkembangan) jasmani kesiapan dalam memasuki pendidikan dasar dan kehidupan ke tahap berikutnya. Oleh karena itu Fairus Berharap, melalui Pelatihan dan pengembangan Kurikulum RA ini, kiranya para guru Raudhatul Atfal dapat termotivasi untuk lebih kreatif dan inovatif dalam mengembangkan ide-idenya ketika mengajar. “Saya berharap, dengan diadakannya Pelatihan dan pengembangan Kurikulum RA ini, mudah-mudahan para guru-guru Raudhatul Atfal dapat termotivasi untuk lebih kreatif dan inovatif lagi dalam mengembangkan ide-idenya ketika mengajar”, ujarnya. (ags)
KAKANKEMENAG KAMPAR HADIRI PERESMIAN MASJID RAYA TAPUNG HULU DINAMIS-Kepala Kemenag Kampar Drs H Fairus MA menghadiri acara peresmian Masjid Raya Kecamatan Tapung Hulu, Jum’at (8/3). Acara peresmian Masjid Raya Kecamatan Tapung Hulu ini, diresmikan Bupati Kampar H Jefry Noer. Hadir dalam acara tersebut, seluruh Kepala Dinas, Wakil Ketua DPRD Kampar Hj Eva Yuliana, Seluruh Camat, Imam Besar Masjid Islamic Kampar Dr H Dasman Yahya Lc MA, Kasi Bimbingan Masyarakat Islam (Bimas Islam) Kemenag Kampar Drs H Syarizal Aziz dan seluruh para undangan yang hadir. Acara peresmian Masjid Raya Kecamatan Tapung Hulu tersebut, ditandai dengan acara pemukulan beduk dan membuka selubung papan nama. Dalam pemukulan beduk, Jefri Noer memukul beduk yang pertama, dan dilanjutkan oleh Fairus serta Dasman. Setelah acara pemukulan beduk, dilanjutkan dengan membuka selubung papan nama yang tertera didalamnya tulisan Masjid Raya Kec. Tapung Hulu. Sementara itu, dalam melaksanakan Sholat Jum’at yang perdana di Masjid Raya Kecamatan Tapung Hulu, yang bertindak sebagai Khotib Bupati Kampar H Jefri Noer, sebagai Imam Kakankemenag Kampar Drs H Fairus MA dan Mu’azin Kasi Bimas Islam Drs H Syafrizal Aziz. Setelah melaksanakan sholat Jum’at, dilanjutkan dengan makan bajambau atau makan bersama. (ags)
ANTRIAN JCH KAMPAR SUDAH MENCAPAI TAHUN 2024
11 Pengurus FKG PAI di Kukuhkan DINAMIS-Kepala Kemenag Kampar Drs H Fairus MA mengukuhkan 11 orang pengurus Forum Komunikasi Guru Pendidikan Agama Islam (FKG PAI) PAUD, senin (4/3) di aula lantai II Kemenag Kampar. Hal ini Berdasarkan keputusan Kepala Kemenag Kampar Nomor Kd.05.10/6/PP.00.11/142 2012 tentang pembentukan pengurus Forum Komunikasi Guru Pendidikan Agama Islam (FKG PAI) PAUD tingkat Kab. Kampar periode 2012-2016. 11 Pengurus yang dikukuhkan Fairus yakni Agusnafida SPd AUD jabatan Ketua, Dra Misnah jabatan Wakil Ketua, Bustami MPd jabatan Sekretaris, Rinawati SAg jabatan Bendahara, dan Farida SS jabatan Bidang Seksi Perencanaan dan Pelaksana Program. Selanjutnya Citra Ayu SS jabatan Bidang Seksi Organisasi, Jumita Karmila SPd AUD jabatan Bidang Seksi Humas, Norulita jabatan Bidang Seksi Dakwah, Diana Sari SPd jabatan Bidang Seksi Sosial, Nuraini jabatan Bidang
Seksi Kesiswaan dan Salmitri Ama PdTK dengan jabatan Bidang Seksi Rohani Islam. Dalam arahannya Fairus mengatakan, Forum Komunikasi Guru Pendidikan Agama Islam merupakan wadah kegiatan profesional bagi Guru PAI pada PAUD di tingkat Kabupaten yang terdiri dari sejumlah Guru PAI dari sejumlah PAUD. Dalam melaksanakan tugas, Fairus mekankan agar selalu berpedoman kepada surat edaran bersama Dirjen Binbaga Islam Depag dan Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini tentang pedoman pelaksanaan Forum Komunikasi Guru Pendidikan Agama Islam (FKG PAI). Lebih lanjut Fairus menekankan kepada seluruh pengurus Forum Komunikasi Guru Pendidikan Agama Islam yang baru di kukuhkan, untuk bersatu padu, menjaga kekompakan dan bekerja secara maksimal sehingga apa yang kita diharapkan bersama bisa terwujud, dan mudah-mudahan FKG PAI dari tahun ketahun membawa purubahan yang signifikan ke arah perbaikan. (ags)
DINAMIS-Minat Masyarakat Kampar untuk menunaikan Ibadah Haji cukup besar, hal ini ditandai dengan antrian Jema’ah Calon Haji Kampar hingga saat ini sudah mencapai tahun 2024. Demikian dikatakan Kasi Penyelenggara Haji dan Umrah Kantor Kemenag Kampar H Dirhamsyah SAg dalam amanatnya saat menjadi Pembina Upacara senin pagi (4/3) dihalaman Kantor Kemenag Kampar. Dirhamsyah mengatakan, dengan banyaknya minat masyarakat Kampar untuk menunaikan Ibadah Haji, diharapkan kepada seluruh keluarga, sanak saudara yang ingin menunaikan Ibadah Haji untuk segera mendaftar. Karena kalau ditunggu-tunggu untuk mendaftar, tentunya akan lama pula menunggu antrian untuk menunaikan ibadah Haji. Lebih lanjut Dirhamsyah mengatakan, jumlah masyarakat Kampar yang mendaftar untuk menunaikan ibadah Haji setiap harinya rata-rata mencapai 10 orang. Sedangkan untuk Jumlah Jema’ah Calon Haji tahun 2013 mengalami kenaikan dari tahun lalu yakni berjumlah 684 orang. “Jumlah JCH yang mendaftar setiap hari rata-rata 10 orang. untuk tahun 2013 ini, jumlah kuota JCH Kabupaten Kampar Alhamdulillah naik menjadi 684 orang”, ujarnya. (ags) EDISI 87 TAHUN VIII MARET 2013
35
Kuansing
Lintas Kemenag
Kakanwil Berikan Pembinaan di Kemenag Kuansing DINAMIS- Kepala Kemenag Riau Drs H Tarmizi, MA memberikan pembinaan kepada seluruh pejabat dan Staf Kemenag Kuantan Singingi, Senin, 18 Maret 2013 di Halaman Kantor Kemenag. Dalam pembinaan ini hadir juga beberapa pejabat di Kanwil Kementerian Agama Riau yaitu, Kabid Madrasah Drs H Mahyudin MA, Kasubag Ortala dan Kepegawaian Drs Efrion Efni MAg, Kasi Sertifikasi Drs H EkaPurba, Kasi Pemberdayaan
Zakat Dr H M Fakhri MAg, dan beberapa orang staf lainnya. Sedangkan Di kantor Kementerian Agama Kabupaten Kuantan Singingi yang hadir Kepala Kankemenag Kuansing H Yulisman Ya’cub SAg, Kasubbag TU H Armadis SAg, Kasi Bimas Islam H Bakhtiar SAg MH, Kasi Madrasah Drs Alfiani, Kasi Pais Masrul Hakim MPdI dan Penyelenggara Syari’ah Jepriadi SAg serta seluruh Karyawan dan Staf Kantor Kemenag Kuantan Singingi. Dalam Pembinaan tersebut Kakanwil menyampaikan untuk menjaga nama baik Instansi
Kementerian Agama dengan melihatkan jati diri kita sebagai abdi Negara Kantor kementerian Agama di tengah masyarakat. “Jangan sekali-kali kita melakukan kesalahan dan perbuatan yang buruk, karena sedikit saja kita melakukan kesalahan atau perbuatan yang kurang baik maka masyarakat akan mengatakan kementerian kita tidak becus, karna itu tingkatkan prestasi kinerja kita kalau perlu lebih baik dari instansi lain dan jadilah pegawai yang taat peraturan dan menjadi pegawai yang disiplin”, tegas Kakanwil. (afan)
Kunker Kakanwil ke Inuman dan Cirenti Kuansing
DINAMIS- Kepala Kemenag Riau Drs H Tarmizi MA yang didampingi Kabid Pendidikan Madrasah, Kakankemenag Kuansing beserta pejabat eselon IV Kemenag Kuansing disambut hangat tokoh masyarakat Kecamatan Inuman dan Kecamatan Cerenti beserta camat kedua kecamatan, Senin (18/3) bertempat di MTs Ulil Albab Kecamatan Inuman. Pertemuan tersebut dihadiri unsur Muspika kedua kecamatan seperti Kapolsek Danramil, UPTD Dinas Pendidikan, UPTD Dinas Kesehatan dan Ninik Mamak pimpinan adat kedua kecamatan. Camat Inuman Mastur SE menyampaikan kondisi masyarakat kecamatan Inuman yang berkenaan dengan bidang pembangunan keagamaan. Di daerah Inuman telah berdiri lembaga pendidikan agama mulai dari MI, MTs dan MA namun semuanya masih berstatus swasta, antusias dan animo masyarakat Inuman dan Cerenti untuk menyekolahkan anak mereka ke madrasah cukup tinggi, namun sangat disayangkan belum ada madrasah di Inuman baik MI, MTs maupun MA yang berstatus negeri. Ia menambahkan, prestasi keagamaan di Inuman sangat membanggakan, tahun 2010 Kecamatan Inuman memperoleh Juara Umum MTQ tingkat Kabupaten Kuantan Singingi, para utusan adalah siswa Madrasah termasuk siswa MTs Ulil Albab. Ia bersama masyarakat berharap agar Kakanwil Kemeneg Riau bisa membantu penegerian Madrasah yang ada di masing-masing kecamatan. “Masalah kelengkapan lokasi insya Allah akan kami persiapkan, madrasah negeri sangat kami butuhkan pak, karena pendidikan madrasah inilah yang akan memandu anak generasi kita berbudi pekerti dan berakhlakul karimah”, harapnya. Menanggapi hal tersebut, Kakanwil Kemenag Riau menyambut baik keinginan masyarakat tersebut dan akan membantu tersedianya madrasah negeri di Inuman dan Cerenti, namun Kakanwil menyampaikan bahwa proses penegerian madrasah sangatlah panjang tidak seperti penegerian sekolah, kalau sekolah hanya cukup pada Dinas dan kepala daerah, kalau penegerian madrasah sampai kepada persetujuan Menpan dan tidak cukup di Kemenag. Selanjutnya Kakanwil menyampaikan bahwa tujuan kunjungannya ke Kecamatan Inuman dan
36
Kecamatan Cirenti adalah untuk melihat secara langsung pelaksanaan program keagamaan di tengah masyarakat. “Saya ingin melihat langsung kondisi keberagamaan dan ketersediaan sarana ibadah serta potensi kerukunan, disamping itu saya juga mensosialisasikan beberapa program strategis Kanwil Kemenag Riau yang berkenaan dengan pelayanan kepada masyarakat”, ujar Kakanwil. Kakanwil juga menjelaskan bahwa Program Maghrib Mengaji sudah di Perdakan oleh Pemprov Riau, tujuannya adalah agar masyarakat Riau kembali menghidupkan tradisi lama yang sudah hampir punah untuk melakukan mengaji di Masjid/ Mushallah setelah Shalat Maghrib menjelang Isya. Kegiatan magrib mengaji ini dapat menghindari anak-anak dari pengaruh teknologi yang salah guna yang bisa membuat generasi Islam lalai dan lupa terhadap pedoman dan panduan hidupnya yaitu Al-qur’an dan Hadis Nabi, dengan menghidupkan tradisi maghrib mengaji ini diharapkan para generasi penerus bangsa dan agama dapat membentengi diri dari pengaruh yang bisa merusak akhlak dan moral mereka. Disamping itu, Kanwil Kemenag Riau juga
EDISI 87 TAHUN VIII MARET 2013
memiliki program peningkatan mutu madrasah dengan pembangunan MAN Insan Cendikia yang terletak di Perawang, Kab. Siak, MAN IC di Indonesia baru ada di 3 yaitu MAN IC Serpong Banten, MAN IC Gorontalo dan pada saat ini sudah dibangun di Jambi MAN IC Jambi dan pada tahun ini di Provinsi Riau. Program strategis lainnya yaitu akan membangun Embarkasi Haji di Provinsi Riau yaitu di Pekanbaru, dengan terbangunnya Embarkasi Haji ini diharapkan para Jamaah Calon Haji Provinsi Riau tidak perlu lagi ke Batam untuk menuju Arab Saudi cukup dari Pekanbaru untuk mengurangi biaya domestik yang lumayan banyak. Selanjutnya program pemberdayaan zakat pada saat ini juga merupakan program prioritas dalam rangka mengurangi kemiskinan, potensi zakat di Provinsi Riau cukup menjanjikan untuk peningkatan ekonomi masyarakat lemah. Dengan demikian masyarakat agar menyalurkan ZIS kepada yang berhak menerimanya melalui lembaga amil yang bertanggung jawab, jika hal ini kita lakukan dengan penuh kesadaran dan keikhlasan maka manfaatnya akan sangat besar bagi kaum dhu’afa. (az)
Rokan Hulu
Kakankemenag Terpilih Menjadi Ketua LPTQ Rohul DINAMIS- Kakankemenag Rohul Drs H Ahmad Supardi Hasibuan MA, terpilih menjadi Ketua Harian Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an (LPTQ) Tingkat Provinsi Riau menggantikan Bisman B SSI MM, sebagaimana ditetapkan dalam Keputusan Bupati Rohul Nomor Kpts.400/ Setda/110/2013 tentang Penetapan Pengurus LPTQ Kab Rohul. Penetapan tersebut bersamaan dengan penetapan pengurus secara lengkap, yang meliputi Wakil Ketua I Drs H Zulkifli Syarif MPdI, Wakil Ketua II HA Rahman Jailani SAg, Wakil Ketua III H Fathanalia Putra SSos MSi, Sekretaris H Rusli SAg, Sekretaris I H Anizar SAg, Sekretaris II Sopian Hadi SHum, Sekretaris III Damrah SSos,
Bendahara Devi Noviyanti SE, Wakil Bendahara Yuhendra SE. Kepengurusan LPTQ dibantu oleh Ketua Bidang Pembinaan dan Pelatihan Drs H Syahruddin MSy beserta 10 orang anggota, Ketua Bidang Perhakiman H Ahadin dibantu 10 orang anggota, dan Ketua Bidang Informasi dan Humas Irwandi SSos dibantu 10 orang anggota. Bupati Rohul Drs H Achmad MSi mengharapkan agar pengurus LPTQ Kab Rohul yang baru ini dapat melaksanakan tugas-tugas LPTQ dengan baik dan sungguh-sungguh, yakni menyelenggarakan pembinaan dan pelatihan pada bidang tilawah, pemahaman, penghayatan, dan pengamalan isi kandungan Alqur’an untuk masyarakat Islam Kab Rohul. H Achmad juga mengamanatkan secara khusus untuk melakukan pembinaan dan pelatihan kepada qari’-qari’ah, hafizh/ah, Khaththath/ah, yang
menjadi utusan Kab Rohul mengikuti MTQ XXXII Prov Riau 2013 di Rokan Hulu. “Saya berharap kafilah Rohul dapat mengukir prestasi terbaik dalam MTQ Prov Riau 2013 dimana Rokan Hulu sebagai tuan rumah,” tegas Achmad yang menyatakan diri maju menuju Riau I tahun 2013 ini. Ahmad Supardi Hasibuan selaku Ketua Harian menyatakan akan bekerja keras bersama dengan pengurus LPTQ lainnya mengemban tugas yang diamanahkan oleh Bupati Rohul ini. Dirinya akan segera melakukan konsolidasi pengurus, menetapkan langkah-langkah taktis dan strategis, serta jadwal pembinaan dan pelatihan untuk mencapai target tersebut. “Saya yakin dan percaya, berkat kerjasama dan keuletan serta tekad membara pengurus lainnya, harapan Bupati Rohul dimaksud, insya Allah dapat diwujudkan,” tegas Ahmad Supardi yang juga Kakan Kemenag Rohul ini. (ash)
MTQ Bangun Purba Paling Meriah, Rambah Hilir Juara Umum DINAMIS-Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) XIII Tingkat Kabupaten Rokan Hulu, yang dimulai 26 Februari s/d 2 Maret 2013, usai sudah dilaksanakan dan telah ditutup secara resmi oleh Wakil Bupati Rohul, Ir H Hafith Syukri MM, Sabtu (2/3) pukul 20.00 WIB, bertempat di lapangan Pemuda Desa Tangun Kec Bangun Purba. Hadir dalam upacara penutupan tersebut Kakankemenag Rohul Drs H Ahmad Supardi Hasibuan MA, Ketua MUI Drs H Hasbi Abduh MAg, beberapa anggota DPRD Rohul, Asisten II H Syaiful Bahri SSos MSi, para Kepala Badan/Dinas/Kantor di lingkungan Pemkab Rohul, DANRAMIL Rambah, Kapolsek Rambah, Camat se Rohul, Kepala KUA se Rohul, dan 6000 umat Islam Bangun Purba dan sekitarnya. Wakil Bupati dalam sambutan pengarahannya menyatakan, bahwa selama 13 kali perhelatan MTQ Tingkat Kabupaten di Rokan Hulu, MTQ di Kec Bangun Purba adalah yang paling meriah, semarak, dan paling banyak dikunjungi oleh masyarakat, ditambah dengan banyaknya stand para pedagang, yang secara khusus datang berjualan di arena MTQ. “Saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Camat dan Masyarakat Bangun Purba yang telah dapat melaksanakan event MTQ ini dengan sangat meriah dan masyarakat telah dapat menghadiri setiap perlombaan cabang MTQ dengan penuh antusias,” tegas Hafith Syukri. Hafith Syukuri lebih lanjut men-
yatakan, hasil kejuaraan MTQ tahun ini mengalami kejutan cukup besar, biasanya dimenangi oleh Kec Rambah, apalagi telah meraih piala tetap pada tahun lalu. Namun berdasarkan hasil kejuaraan, sesuai yang dibacakan oleh Ketua Dewan Hakim yang juga Kakankemenag Rohul, Drs H Ahmad Supardi Hasibuan MA, keluar sebagai Juara Umum adalah kafilah Kec Rambah Hilir. Sedangkan juara Umum II adalah kafilah Kec Tambusai Utara dan disusul sebagai juara umum III adalah kafilah Kec Bonai Darussalam. Kafilah Rambah Hilir meraih total nilai 34 dengan meraih 5 juara I, 2 juara II, dan 3 juara III. Tambusai Utara meraih total nilai 33 dengan meraih 3 juara I, 5 juara II, 3 juara III. Sedangkan Bonai Darussalam meraih total nilai 32 dengan meraih, 5 juara I, 2 juara II, dan 1 juara III. Pada pusaran tiga besar ini terjadi
persaingan sangat ketat, tegas Kakan Kemenag Rohul. Kakankemenag Rohul menyatakan bahwa Qiblat MTQ tahun ini mengalami pergeseran, yang semula Kec Rambah dan saat ini beralih ke Kec Rambah Hilir, disusul Tambusai Utara, lalu kemudian Kec Bonai Darussalam. “Harapan kita kedepan terjadi persaingan positif dalam kerangka fastabiqul khairat menuju masyarakat Rokan Hulu Gemar mengaji dan menghafal Alqur’an,” tegasnya. Untuk itu, Ahmad Supardi Hasibuan mengharapkan agar suksesnya pelaksanaan MTQ ini, harus dibarengi dengan melekatnya Alqur’an bagi umat Islam. Bila hal ini dapat dilakukan, berarti umat Islam telah dapat memetik hikmah terbesar dari MTQ itu sendiri. Untuk itu pula beliau berharap agar umat Islam Bangun Purba
dan Rokan Hulu, setelah selesainya pelaksanaan MTQ ini, dapat menjadikan start awal dimulainya 6 gerakan penting terkait dengan Alqur’an. Pertama, Gerakan belajar baca tulis huruf Alqur’an, dengan menghidupkan kembali pengajian tradisional di rumah-rumah ustaz/ ah setiap malam, khususnya antara magrib dengan isya. Kedua, gerakan membaca Alqur’an, baik di masjid maupun di rumah-rumah setiap umat Islam. Ketiga, gerakan menghafal Alqur’an. Keempat, gerakan memahami isi kandungan Alqur’an. Kelima, gerakan mengamalkan Alqur’an. Dan Keenam, gerakan mengajarkan Alqur’an. Jika hal ini dapat dilakukan, itu berarti bahwa umat Islam Bangun Purba dan Rokan Hulu, telah dapat memetik hikmah penting dan terbesar dari pelaksanaan MTQ yang menelan tenaga, pikiran, dan biaya yang cukup besar itu, tegasnya. Ketika ditanya tentang siapa tuan rumah MTQ XIV Kab Rohul tahun 2014, Kakan Kemenag menyatakan bahwa sesuai giliran adalah Bonai Darussalam atau Pendalian IV Koto, namun hal ini akan dilaporkan kepada Bupati Rohul Drs H Achmad MSi, sebab ada wacana pasca MTQ Provinsi Riau di Rohul Tahun 2013, MTQ Kab Rohul dilaksanakan di purna MTQ Provinsi Riau di kompleks Masjid Agung Madani Islamic Centre Pasir Pengaraian. Putusan akhir tetap ada pada pak Bupati, tegas Ahmad Supardi. (ash)
EDISI 87 TAHUN VIII MARET 2013
37
Siak
Lintas Kemenag
Bupati dan Kemenag Riau Buka MTQ Siak ke XIII DINAMIS- Pelaksanaan MTQ XIII Kabupaten Siak digelar dan resmi dibuka langsung oleh Bupati Siak Drs H Syamsuar MSi bertempat di Desa Bunga Raya, Kecamatan Bunga Raya, dengan diikuti kontingen dari seluruh Kecamatan di Kabupaten Siak.
A
cara MTQ dibuka dengan Pembacaan Ayat Suci Al-Qur’an oleh Dra H Rahmawati MAg sebagai Qariah Internasional undangan dari Jakarta. Turut hadir dalam kesempatan tersebut Wakil Bupati Siak Drs H Alfedri MSi, segenap jajaran muspida, Kakanwil Kemenag Riau Drs H Tarmizi MA,Kepala Kemenag Siak H Muhklis SHI, Anggota DPRD Kabupaten Siak, Para Tokoh Tapak Tilas Pejuang dari Riau serta undangan dari Tokoh Agama, Pengurus MUI, Pengurus LPTQ dan tokoh masyarakat lainnya. Dalam laporan Panitia yang disampaikan oleh Dicky Syofyan, SSTP selaku Camat Bunga Raya menyampaikan terima kasih pada pihak-pihak yang telah membantu kelancaran MTQ Kabupaten Siak di Kecamatan Bunga Raya. Kemudian Dicky Syofyan SSTP menyampaikan tema yang diambil dalam MTQ kecamatan Siak kali ini adalah dengan MTQ ke XIII Kabupaten Siak tahun 2013 kita gali potensi minat dan bakat menuju generasi qur’ani yang unggul, cerdas, agamis dan berakhlakul karimah, cabang-cabang yang diperlombakan meliputi Tilawah Qur’an, Hifzil Qur’an, Tafsir Qur’an, Khattil Qur’an, Syahril Qur’an, Fahmil Qur’an,M2IQ serta Albarzanji dan Marhaban. Dalam kesempatan ini Kepala Kemenag Riau menjelaskan tentang dukungan Kementerian
Agama khususnya Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Riau mensukseskan peraturan Gubenur Riau nomor 35 Tahun 2012 tentang Gerakan Masyarakat Maghrib Mengaji di Provinsi Riau,. Kakanwil juga menjelaskan bahwa sekarang yang sedang digesa adalah pembangunan MAN Insan Cendikia di Kecamatan Tualang Kabupaten Siak yang nantinya menjadi suatu kebanggan bagi Provinsi Riau khususnya Kabupaten Siak. Program penting ini terwujud berkat kerjasama dari Pemerintah Daerah Kabupaten Siak dan Masyarakat Kabupaten Siak, sudah tentu Kementerian Agama melalui Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Riau siap mendukung program ini. Ini sejalan dengan cita-cita kita bersama mewujudkan masyarakat yang Agamis serta termasuk melalui pelaksanaan MTQ saat ini yang kali ini cukup meriah bahkan bisa dibandingkan setara dengan pelaksanaan MTQ Tingkat Provinsi Riau” Ujar beliau penuh semangat.
Bupati Siak dalam sambutannya mengatakan bahwa pelaksanaan MTQ ini sangat penting, tidak hanya sekedar perlombaan saja, tetapi juga menjadi pundi penegakan syariat Islam. “Al-quran merupakan pedoman hidup bagi kita, tidak hanya membacanya namun kita juga perlu memaknai isinya. Dengan pelaksanaan MTQ ini,” ucapnya. Selain itu dengan pelaksanaan MTQ XIII ini juga dapat menjadi ajang persiapan kontingen siak nantinya menghadapi MTQ Provinsi yang diagendakan dilaksanakan di Kabupaten Rohul.” Acara dilanjutkan dengan penyerahan piala bergilir MTQ Kabupaten Siak dari Camat Siak selaku Pemenang MTQ tahun sebelumnya kepada Bupati Siak dan selanjutnya diserahkan kepada Camat Bunga Raya selaku Ketua Panitia MTQ XIII Kabupaten Siak. Dan seremoni Pembukaan di tutup dengan penampilan kreatifitas dari pemuda-pemudi Kabupaten Siak tanpa Pesta Kembang Api sesuai nasehat dari Alim Ulama Kabupaten Siak. (andi)
Dalam arahannya Drs HM Aziz MA MM didampingi Kasi Penyelenggara Haji dan Umrah Haji Kantor Kementerian Agama kabupaten Siak H Muhyaruddin menyampaikan bahwa pelayanan penyelenggaran Ibadah Haji diharapkan dilaksanakan sesuai Standar Operasioan Prosedur sebagaimana telah ditetapkan dalam Peraturan Menteri Agama RI Nomor 14 Tahun 2012 tentang penyelenggaraan Ibadah Haji Reguler. Dalam peraturan tersebut sudah jelas tahapan-tahapan yang dilalui dalam memberikan pelayanan penyelenggaraan Ibadah Haji meliputi Syarat dan Prosuder Pendaftaran Haji, Kuota haji, Bimbingan Ibadah Haji, PPIH, Petugas yang menyertai Jemaah, Pelayanan Dokumen dan Identitas Haji, Pelayanan Transportasi Jemaah Haji, Pelayanan Akomodasi dan Konsumsi Haji, Pembinaan dan Pelayanan Kesehatan Jemaah
Haji, Perlindungan Jemaah dan Petugas Haji dan Koordinasi Penyelenggara Ibadah Haji. Selajutnya Aziz beserta rombongan berkesempatan meninjau Ruangan Siskohat online Seksi Penyelenggara Haji dan Umrah Haji Kemenag Siak. Beliau berpesan dan mengajak kerjasama semua pihak agar pelayanan penyelenggaraan Haji semakin meningkat dan memberikan kepuasan bagi jemaah. “Jadikan semangat kita memberikan pelayanan sebagai Ibadah. Untuk petugas haji khususnya operator siskohat kabid menghimbau untuk merawat peralatan siskohat yang ada, selain itu operator siskohat juga diminta mentransferkan ilmunya kepada rekan kerjanya, sehingga jika ada petugas haji yang berhalangan hadir tidak mengganggu proses pendaftara,” ujarnya. (andi)
Penyelenggara Haji dan Umrah Kemenag Riau Lakukan Pembinaan di Siak
DINAMIS- Dalam rangka meningkatkan pelayanan haji khususnya bagi jamaah di Kabupaten Siak Kabid Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kanwil Kemenag Riau Drs HM Aziz MA MM melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Siak dengan di dampingi Kepala Seksi Pendaftaran dan Dokumen H Defizon SKom dan Kepala Seksi Pembinaan Jamaah dan Petugas Drs H Asril serta Hj Musalamah dan H Murdani. Kunjungan kerja ini merupakan bentuk pembinaan kepada Petugas Haji Kantor Kemenag Siak dan para KUA Kecamatan se Kabupaten Siak yang memiliki jamaah dan yang melakukan pembinaan para Calon jamaah nantinya di tingkat kecamatan. Dihadiri oleh 14 Kepala KUA se Kabupaten Siak serta Staff pengelola Siskohat online Seksi Penyelenggara Haji dan Umrah Haji Kemenag Siak.
38
EDISI 87 TAHUN VIII MARET 2013
EDISI 87 TAHUN VIII MARET 2013
39
Potret
40
EDISI 87 TAHUN VIII MARET 2013