DRAF RANCANGAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN 2010 – 2025 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2010
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kota Tangerang Selatan Tahun 2010 - 2025 adalah dokumen perencanaan yang substansinya memuat visi, misi dan arah pembangunan daerah yang
merupakan
satu
kesatuan
dalam
Sistem
Perencanaan
Pembangunan
Nasional.
Penyusunannya dilakukan secara terencana, bertahap dan sistimatis yang didasarkan pada kondisi, potensi, proyeksi sesuai kebutuhan kota dalam kurun waktu 15 tahun yang akan datang. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kota Tangerang Selatan memiliki karakteristik sebagai berikut : pertama lebih memfokuskan pada identifikasi dan penanganan isu-isu strategik dengan sasaran yang dinamis; kedua mengikuti kecenderungan baru; ketiga lebih berorientasi pada tindakan antisipatif. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kota Tangerang Selatan dimaksudkan untuk mengakomodasi kepentingan masyarakat. Penyusunannya dengan memperhatikan dinamika perubahan masyarakat melalui pendekatan : Teknokratik, Politik, Partisipatif, Atas Bawah (TopDown), dan Bawah Atas (Bottom-Up). Dengan demikian perencanaan yang disusun merupakan kesepakatan bersama, menjadi acuan pelaksanakan pembangunan secara berkesinambungan.
B.
Tujuan Tujuan disusunnya RPJP Kota Tangerang Selatan merupakan dokumen perencanaan yang bersifat makro, sebagai pedoman pelaksanaan pembangunan daerah guna mewujudkan visi, misi dan arah pembangunan jangka panjang sesuai kewenangan Kota. RPJP juga digunakan sebagai pedoman dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah dan penyusunan pembangunan tahunan Kota Tangerang Selatan.
C.
Landasan Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kota Tangerang Selatan 2010 – 2025
disusun
berdasarkan : 1.
Undang Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;
2.
Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
3.
Undang Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pusat dan Daerah.
4.
Undang Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
5.
Undang Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pertanggungjawaban Keuangan Negara;
6.
Undang Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
7.
Undang-undang No. 51 Tahun 2009 tentang Pembentukan Kota Tengrang Selatan;
8.
Undang Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
9.
Kep. Mendagri No. 29 Tahun 2002 tentang Pedoman Pertanggungjawaban dan Pengawasan Keuangan Daerah serta Tata Cara Penyusunan APBD, Pelaksanaan Tata Usaha Keuangan Daerah dan Penyusunan Perhitungan APBD.
D.
Sistematika Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kota Tangerang Selatan Tahun 2010 – 2025 disusun dengan sistematika sebagai berikut : BAB I
PENDAHULUAN : berisi Latar Belakang, Tujuan, Landasan dan Sistematika Penyusunan
BAB II
KONDISI UMUM
BAB III
POTENSI PEMBANGUNAN DAN FAKTOR STRATEGIS : berisi 1) Kualitas Sumber
Daya Manusia, 2) Daya Saing Ekonomi Daerah, 3) Kondisi Kawasan dan Lingkungan, 4) Pemerintahan dan Pelayanan Publik dan 5) Ketertiban dan Keamanan. BAB IV
VISI DAN MISI PEMBANGUNAN KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN 2010 – 2025
BAB V
ARAH PEMBANGUNAN : berisi 1) Mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang efisien,
produktif
dan merata, 2) Pengembangan tata kepemerintahan yang baik, 3) Mewujudkan
pembangunan wilayah dan infrastruktur yang berkelanjutan dan 4) Mewujudkan pembangunan masyarakat yang berkualitas BAB VI
PENUTUP
BAB II Gambaran Umum Wilayah dan Pemerintahan
Letak Geografis dan Luas Wilayah Kota Tangerang Selatan terletak di bagian timur Provinsi Banten yaitu pada titik koordinat 106˚38’ 106˚47’ Bujur Timur dan 06˚13’30” - 06˚22’30” Lintang Selatan dan secara administratif terdiri dari 7 (tujuh) kecamatan, 49 (empat puluh sembilan) kelurahan dan 5 (lima) desa dengan luas wilayah 147,19 Km2 atau 14.719 Ha. Batas wilayah Kota Tangerang Selatan adalah sebagai berikut: -
Sebelah utara berbatasan dengan Provinsi DKI Jakarta & Kota Tangerang
-
Sebelah timur berbatasan dengan Provinsi DKI Jakarta & Kota Depok
-
Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Bogor & Kota Depok
-
Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Tangerang
Wilayah Kota Tangerang Selatan dilintasi oleh Kali Angke, Kali Pasanggrahan dan Sungai Cisadane sebagai batas administrasi kota di sebelah barat. Letak geografis Kota Tangerang Selatan yang berbatasan dengan provinsi DKI Jakarta pada sebelah utara dan timur memberikan peluang pada Kota Tangerang Selatan sebagai salah satu daerah penyangga provinsi DKI Jakarata, selain itu juga sebagai daerah yang menghubungkan Provinsi Banten dengan Provinsi DKI Jakarta. Selain itu, Kota Tangerang Selatan juga menjadi salah satu daerah yang menghubungkan Provinsi Banten dengan Provinsi Jawa Barat.
Tabel 2.1 Potensi Fisik Dasar Kota Tangerang Selatan No Potensi Fisik Dasar Keterangan 1 Letak geografis Di sebelah timur Propinsi Banten 2 Luas Wilayah 147,19 Km2 atau 14.719 Ha Batas-batas 3 - Sebelah Utara Kota Tangerang - Sebelah Timur Provinsi DKI Jakarta - Sebelah Selatan Kota Depok dan Kabupaten Bogor - Sebelah Barat Kabupaten Tangerang 4 Wilayah Pemerintahan - Kecamatan 7 Kecamatan - Kelurahan 49 Kelurahan - Desa 5 Desa Sumber: - Hasil Olah Potensi Desa Tahun 2006 dalam Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan (2008) - Undang-undang Nomor 51 Tahun 2008
Gambar 2.1 Wilayah Kota Tangerang Selatan (Sumber : Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan, 2008)
Luas wilayah masing-masing kecamatan tertera dalam Tabel 2.2. Kecamatan dengan wilayah paling besar adalah Pondok Aren dengan luas 2.988 Ha atau 20,30% dari luas keseluruhan Kota Tangerang Selatan, sedangkan kecamatan dengan luas paling kecil adalah Setu dengan luas 1.480 Ha atau 10,06%. Luas wilayah masing-masing kelurahan/desa tertera dalam Tabel 2.3. Kelurahan/desa dengan wilayah di atas empat ratus hektar terletak di Kecamatan Pamulang, yaitu Pondok Cabe Udik dan Pamulang Barat, dan di Kecamatan Serpong Utara, yaitu Paku Jaya. Kelurahan/desa dengan wilayah di bawah seratus lima puluh hektar terletak di Kecamatan Serpong, yaitu Cilenggang dan Serpong, dan di Kecamatan Serpong Utara, yaitu Jelupang. Kelurahan/desa dengan luas wilayah paling besar adalah Pondok Cabe Udik dengan luas 483 Ha sedangkan kelurahan/desa dengan luas wilayah paling kecil adalah Jelupang dengan luas 126 Ha.
Tabel 2.2 Luas Wilayah Menurut Kecamatan Kota Tangerang Selatan
No
Kecamatan
Luas Wilayah (Ha)
Persentase terhadap luas kota (%)
1
Serpong
2.404
16,33%
2
Serpong Utara
1.784
12,12%
3
Ciputat
1.838
12,49%
4
Ciputat Timur
1.543
10,48%
5
Pamulang
2.682
18,22%
6
Pondok Aren
2.988
20,30%
7
Setu
1.480
10,06%
14.719
100,00%
Kota Tangerang Selatan
Sumber : Hasil Olah Potensi Desa Tahun 2006 dalam Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan (2008)
Tabel 2.3 Luas Wilayah Kelurahan/Desa Kota Tangerang Selatan No 1
2
3
4
Kecamatan Serpong
Serpong Utara
Ciputat
Ciputat Timur
1
Kelurahan/Desa Buaran
Luas Wilayah (Ha) 334
2
Ciater
376
3
Rawa Mekar Jaya
235
4
Rawa Buntu
328
5
Serpong
139
6
Cilenggang
143
7
Lengkong Gudang
361
8
Lengkong Gudang Timur
262
9
Lengkong Wetan
226
1
Lengkong Karya
210
2
Jelupang
126
3
Pondok Jagung
209
4
Pondok Jagung Timur
225
5
Pakulonan
279
6
Paku Alam
281
7
Paku Jaya
454
1
Sarua
368
2
Jombang
345
3
Sawah Baru
274
4
Sarua Indah
193
5
Sawah
249
6
Ciputat
172
7
Cipayung
237
1
Pisangan
391
2
Cireundeu
308
3
Cempaka Putih
227
4
Pondok Ranji
246
5
Rengas
165
6
Rempoa
206
Tabel 2.3 (Lanjutan) No 5
6
7
Kecamatan Pamulang
Pondok Aren
Setu
Kelurahan/Desa
Luas Wilayah (Ha)
1
Pondok Benda
386
2
Pamulang Barat
416
3
Pamulang Timur
259
4
Pondok Cabe Udik
483
5
Pondok Cabe Ilir
396
6
Kedaung
256
7
Bambu Apus
220
8
Benda Baru
266
1
Perigi Baru
310
2
Pondok Kacang Barat
252
3
Pondok Kacang Timur
252
4
Perigi Lama
389
5
Pondok Pucung
362
6
Pondok Jaya
233
7
Pondok Aren
217
8
Jurang Mangu Barat
253
9
Jurang Mangu Timur
258
10
Pondok Karya
271
11
Pondok Betung
191
1
Kranggan
205
2
Muncul
361
3
Setu
364
4
Babakan
170
5
Bakti Jaya
174
6
Kademangan Jumlah
206 14.719
Sumber : Hasil Olah Potensi Desa Tahun 2006 dalam Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan (2008)
Topografi (Ketinggian dan Kemiringan) Sebagian besar wilayah Kota Tangerang Selatan merupakan dataran rendah, dimana sebagian besar wilayah Kota Tangerang Selatan memiliki topografi yang relatif datar dengan kemiringan tanah rata-rata 0 – 3% sedangkan ketinggian wilayah antara 0 – 25 m dpl. Untuk kemiringan garis besar terbagi dari 2 (dua) bagian, yaitu : 1.
Kemiringan antara 0 – 3% meliputi Kecamatan Ciputat, kecamatan Ciputat Timur, Kecamatan Pamulang, Kecamatan Serpong dan Kecamatan Serpong Utara.
2.
Kemiringan antara 3 – 8% meliputi Kecamatan Pondok Aren dan Kecamatan Setu.
Geologi dan Jenis Tanah Kota Tangerang Selatan merupakan daerah yang relatif datar. Beberapa kecamatan memiliki lahan yang bergelombang seperti di perbatasan antara Kecamatan Setu dan Kecamatan Pamulang serta sebagian di Kecamatan Ciputat Timur. Kondisi geologi Kota Tangerang Selatan umumnya adalah batuan alluvium, yang terdiri dari batuan lempung, lanau, pasir, kerikil, kerakal dan bongkah. Jenis batuan ini mempunyai kemudahan dikerjakan atau workability yang baik sampai sedang, unsur ketahanan terhadap erosi cukup baik oleh karena itu wilayah Kota Tangerang Selatan masih cukup layak untuk kegiatan perkotaan.
Dilihat dari sebaran jenis tanahnya, pada umumnya di Kota Tangerang Selatan berupa asosiasi latosol merah dan latosol coklat kemerahan yang secara umum cocok untuk pertanian/perkebunan. Meskipun demikian, dalam kenyataannya makin banyak yang berubah penggunaannya untuk kegiatan lainnya yang bersifat non-pertanian. Untuk sebagian wilayah seperti Kecamatan Serpong dan Kecamatan Setu, jenis tanah ada yang mengandung pasir khususnya untuk wilayah yang dekat dengan Sungai Cisadane. Keadaan Iklim Keadaan iklim didasarkan pada penelitian di Stasiun Geofisika Klas I Tangerang, yaitu berupa data temperatur (suhu) udara, kelembaban udara dan intensitas matahari, curah hujan dan rata-rata kecepatan angin. Temperatur udara rata-rata berkisar antara 23,7 - 32,3 °C, temperatur maksimum tertinggi pada bulan September dan Oktober yaitu 33,6 °C dan temperatur minimum terendah pada bulan Juli yaitu 22,7 °C. Rata-rata kelembaban udara dan intensitas matahari sekitar 80,3 % dan 51,8 %. Keadaan curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Februari, yaitu 664mm, sedangkan rata-rata curah hujan dalam setahun adalah 145,3mm. Hari hujan tertinggi pada bulan Februari dengan hari hujan sebanyak 28 hari. Rata-rata kecepatan angin dalam setahun adalah 4,6 m/detik dan kecepatan maksimum rata-rata 31,5 m/detik. Tabel 2.4 Temperatur Udara Maksimum dan Minimum di Stasiun Geofisika Klas I Tangerang 2008 Temperatur (°C) Bulan Maksimum Minimum Rata-rata 1 Januari 31,9 24,0 27,2 2 Februari 29,6 23,0 25,9 3 Maret 31,7 23,7 26,6 4 April 32,1 23,5 27,2 5 Mei 32,7 23,6 27,6 6 Juni 32,3 23,5 27,3 7 Juli 32,9 22,7 27,1 8 Agustus 32,7 23,6 27,3 9 September 33,6 24,0 28,1 10 Oktober 33,6 23,9 28,3 11 Nopember 32,3 24,3 27,8 12 Desember 31,7 24,3 27,3 Rata-rata 32,3 23,7 27,3 Sumber : BMG, Stasiun Geofisika Klas I Tangerang dalam Kabupaten Tangerang Dalam Angka 2008/2009 Tabel 2.5 Kelembaban Udara dan Intensitas Matahari di Stasiun Geofisika Klas I Tangerang 2008 Bulan Kelembaban Udara (%) Intensitas Matahari (%) 1 Januari 80 62 2 Februari 88 10 3 Maret 84 50 4 April 83 47 5 Mei 78 66 6 Juni 80 62 7 Juli 75 77 8 Agustus 77 61 9 September 76 59 10 Oktober 78 55 11 Nopember 82 37 12 Desember 83 36 Rata-rata 80,3 51,8 Sumber : BMG, Stasiun Geofisika Klas I Tangerang dalam Kabupaten Tangerang Dalam Angka 2008/2009
Tabel 2.6 Banyaknya Curah Hujan dan Hari Hujan di Stasiun Geofisika Klas I Tangerang 2008 Bulan Curah Hujan (mm) Hari Hujan (Hari) Januari 138 13 Februari 664 28 Maret 98 12 April 198 14 Mei 55 7 Juni 141 8 Juli 1 1 Agustus 48 8 September 2 2 Oktober 81 11 Nopember 174 13 Desember 144 20 Rata-rata 145,3 11,4 Sumber : BMG, Stasiun Geofisika Klas I Tangerang dalam Kabupaten Tangerang Dalam Angka 2008/2009 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Bulan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Rata-rata
Tabel 2.7 Rata-rata Kecepatan Angin di Stasiun Geofisika Klas I Tangerang 2008 Kecepatan Angin Kecepatan RataKecepatan Maksimum Arah rata (M/detik) (M/detik) 7 W 35 5 W 40 4 W 30 3 N 25 3 N 25 4 N 25 4 N 30 5 N 40 4 N 30 5 N 30 5 W 38 6 W 30 4.6 31.5
Arah W W W NW E N E E NE NE W W
Sumber : BMG, Stasiun Geofisika Klas I Tangerang dalam Kabupaten Tangerang Dalam Angka 2008/2009
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah, Kota Tangerang Selatan mempunyai perangkat daerah antara lain kecamatan yang terdiri dari beberapa desa/kelurahan. Kota Tangerang Selatan terdiri dari 7 (tujuh kecamatan) dengan kelurahan sebanyak 49 (empat puluh sembilan) dan desa sebanyak 5 (lima). Rukun warga (RW) sebanyak 572 dan Rukun Tetangga sebanyak 2.996. Kecamatan dengan RW dan RT terkecil adalah Setu 29 RW dan 144 RT, sedangkan kecamatan dengan RW dan RT terbanyak adalah Pamulang dengan 129 RW dan 690 RT.
Tabel 2.8 Jumlah Kelurahan dan Desa per Kecamatan Kota Tangerang Selatan
1
Serpong
9
-
Jumlah Rukun Warga (RW) 69
2
Serpong Utara
7
-
65
272
3
Ciputat
7
-
92
460
4
Ciputat Timur
6
-
75
416
5
Pamulang
8
-
129
690
6
Pondok Aren
11
-
113
677
7
Setu
1
5
29
144
49
5
572
2.996
No
Kecamatan
Jumlah
Jumlah Kelurahan
Jumlah Desa
Jumlah Rukun Tetangga (RT) 337
Sumber : Hasil Olah Potensi Desa Tahun 2006 dalam Kompilasi Data untuk Penyusunan RT/RW Kota Tangerang Selatan (2008)
Organisasi Perangkat Daerah Sejak dibentuknya Pemerintah Kota Tangerang Selatan, susunan organisasi pemerintahan daerah sudah mengalami dua kali perubahan. Berdasarkan Peraturan Walikota Nomor 7 Tahun 2009 tentang Organisasi Perangkat Daerah, Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemerintah Kota Tangerang Selatan terdiri dari Sekretariat Daerah, Sekretariat Dewan, Inspektorat Daerah, Satuan Polisi Pamong Praja, 6 badan, 11 Dinas, 7 kecamatan, dan 49 kelurahan.
Tabel 2.9 Nomenklatur Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemerintah Kota Tangerang Selatan Tahun 2009 No. SKPD 1 Dinas Pendidikan 2 Dinas Kesehatan 3 Dinas Pekerjaan umum 4 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 5 Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika 6 Badan Pelayanan Perizinan Terpadu 7 Badan Lingkungan Hidup 8 Dinas Kebersihan dan Pertamanan 9 Dinas Kependudukan, Catatan Sipil, Sosial, Ketenaga Kerjaan dan Transmigrasi 10 Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah 11 Dinas Pemuda, Olah Raga, Kebudayaan dan Pariwisata 12 Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat 13 Satuan Polisi Pamong Praja 14 Sekretariat Daerah 15 Sekretariat DPRD 16 Inspektorat 17 Kecamatan Ciputat 18 Kecamatan Ciputat Timur 19 Kecamatan Pamulang 20 Kecamatan Serpong 21 Kecamatan Serpong Utara 22 Kecamatan Pondok Aren 23 Kecamatan Setu 24 Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah 25 Badan Kepegawaian Daerah 26 Badan Pemberdayaan Masyarakat, Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga 27 Dinas Pertanian dan Perikanan 28 Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sumber: Peraturan Walikota Tangerang Selatan Nomor 07 tahun 2009 tentang Perubahan atas Peraturan Walikota Tangerang Selatan Nomor 01 tahun 2009 tentang Organisasi Perangkat Daerah Kota Tangerang Selatan
Kependudukan Jumlah penduduk merupakan aset bagi suatu daerah yang mempunyai peran cukup besar dalam penentuan percepatan pembangunan daerah apabila didukung dengan kualitas yang baik. Penduduk mempunyai dua peranan dalam bidang ekonomi yaitu sebagai produsen dan konsumen. Perkembangan penduduk suatu daerah ditentukan oleh tingkat kelahiran, kematian, dan migrasi penduduk. Menurut BPS Kabupaten Tangerang, jumlah penduduk Kota Tangerang Selatan adalah 1.076.302 pada tahun 2008 atau meningkat sebesar 2,37% dari jumlah pada tahun 2007. Penduduk berjenis kelamin laki-laki sebesar 543.671 jiwa sedangkan perempuan 532.631 jiwa. Rasio jenis kelamin adalah sebesar 102,69, yang menunjukkan bahwa jumlah laki-laki sedikit lebih banyak dibandingkan jumlah perempuan (Tabel 3.1.1.).
Tabel 2.10 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Menurut Kecamatan Kota Tangerang Selatan 2008 No
Serpong Serpong Utara Setu Pamulang Ciputat Ciputat Timur Pondok Aren
51.657 39.058 29.426 128.652 84.634 81.938 128.306
51.076 40.176 28.332 125.433 80.925 82.269 124.420
Jumlah Penduduk 102.733 79.234 57.758 254.085 165.559 164.207 252.726
Jumlah
543.671
532.631
1.076.302
102,07
2007
532.670
518.704
1.051.374
102,69
Kecamatan
1 2 3 4 5 6 7
Laki-laki
Perempuan
Rasio Jenis Kelamin 101,14 97,22 103,86 102,57 104,58 99,60 103,12
Sumber: - Kabupaten Tangerang Dalam Angka 2007/2008 - Kabupaten Tangerang Dalam Angka 2008/2009
Dengan luas wilayah 147,19 Km2, kepadatan penduduk Kota mencapai 7.312 orang/Km2. Kepadatan tertinggi terdapat di Kecamatan Ciputat Timur yaitu 10.642 orang/Km2 sedangkan kepadatan terendah di Kecamatan Setu yaitu 3.903 orang/Km2. Kepadatan penduduk yang tinggi disebabkan kecenderungan peningkatan jumlah penduduk dari waktu ke waktu, yang bukan hanya disebabkan oleh pertambahan secara alamiah, tetapi juga tidak terlepas dari kecenderungan masuknya para migran yang disebabkan oleh daya tarik Kota Tangerang Selatan seperti banyaknya perumahan-perumahan baru yang dibangun sebagai daerah yang berbatasan langsung dengan Kota Jakarta dan menjadi limpahan penduduk dari Kota Jakarta. Hal tersebut akan menyebabkan dibutuhkannya ruang yang memadai dengan lapangan kerja baru untuk mengimbangi pertambahan tenaga kerja. Tabel 2.11 Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan Kota Tangerang Selatan 2008 No 1 2 3 4 5 6 7
Kecamatan Serpong Serpong Utara Setu Pamulang Ciputat Ciputat Timur Pondok Aren Jumlah 2007***)
Jumlah Penduduk *) 102.733 79.234 57.758 254.085 165.559 164.207 252.726 1.076.302 1.051.374
Luas Wilayah **) (Km2) 24,04 17,84 14,80 26,82 18,38 15,43 29,88 147,19 147,19
Kepadatan (Org/Km2) 4.273 4.441 3.903 9.474 9.008 10.642 8.458 7.312 7.143
Sumber: *) Kabupaten Tangerang Dalam Angka 2008/2009 **) Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan (2008) ***) Kabupaten Tangerang Dalam Angka 2007/2008
Komposisi penduduk berdasarkan kelompok umur pada tahun 2008 menunjukkan bahwa kelompok umur dengan jumlah penduduk terbesar adalah 0 – 4 tahun, yaitu sebesar 9,69% sedangkan kelompok umur dengan jumlah penduduk terkecil adalah ≥ 60, yaitu sebesar 3,47%.
Komposisi penduduk berdasarkan kelompok umur diolah dari Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan. Karena ada ketidakcocokan antara jumlah total penduduk yang ada dalam Kabupaten Tangerang Dalam Angka Tahun 2007/2008 yang digunakan sebagai acuan, angka yang digunakan adalah angka persentase dan bukan angka absolut dengan asumsi bias tersebar ke dalam semua kelompok data. Tabel 2.12 Komposisi Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Kota Tangerang Selatan Hingga Agustus 2008 No
Kelompok Umur
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
0-4 5-9 10 - 14 15 - 19 20 - 24 25 - 29 30 - 34 35 - 39 40 - 44 45 - 49 50 - 54 55 - 59 ≥ 60
Laki-laki 4,89% 4,71% 4,51% 4,81% 4,73% 4,39% 4,60% 3,67% 2,53% 3,42% 3,22% 3,28% 1,75%
Perempuan 4,79% 4,61% 4,42% 4,71% 4,64% 4,30% 4,50% 3,60% 2,48% 3,35% 3,15% 3,22% 1,72%
Jumlah Penduduk 9,69% 9,32% 8,93% 9,52% 9,37% 8,70% 9,10% 7,27% 5,00% 6,77% 6,37% 6,50% 3,47%
Jumlah 50,51% 49,49% 100,00% Sumber : Hasil Olah Potensi Desa Tahun 2006 dan data bulanan Kecamatan 2008 dalam Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan (2008)
Gambar 2.3. Piramida penduduk berdasarkan kelompok umur tahun 2008
Bab 3
Sosial Budaya Indikator makro pembangunan di antaranya adalah Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang menjadi ukuran pembangunan dalam pemenuhan tiga unsur, yaitu peluang berumur panjang dan sehat, pengetahuan dan ketrampilan yang memadai dan peluang untuk merealisasikan pengetahuan yang dimiliki dalam kegiatan produktif. IPM Kota Tangerang Selatan, berdasarkan perhitungan sementara BPS Kabupaten Tangerang, adalah sebesar 75,1. Angka tersebut merupakan angka tertinggi kabupaten/kota di Provinsi Banten dan termasuk ke dalam kategori “menengah atas”. Pendidikan Pendidikan merupakan salah satu sektor yang penting dalam hal peningkatan kualitas manusia. Indikator pendidikan yaitu angka melek huruf (AMH) dan rata-rata lama sekolah (RLS) digunakan sebagai variabel dalam menghitung indeks pembangunan manusia (IPM) selain indikator kesehatan dan indikator ekonomi. AMH Kota Tangerang Selatan berdasarkan perhitungan sementara BPS adalah sebesar 98,9% sedangkan RLS sebesar 10,0 tahun. Kedua angka ini merupakan angka AMH dan RLS tertinggi di Provinsi Banten. Komposisi penduduk berdasarkan tingkat pendidikan tahun 2008 menunjukkan bahwa penduduk dengan tingkat pendidikan SLTA berjumlah paling besar yaitu 29,22%. Penduduk dengan tingkat pendidikan perguruan tinggi (sarjana muda dan sarjana) juga cukup tinggi, yaitu 29,05%. Profil penduduk berdasarkan tingkat pendidikan cenderung mirip antar kecamatan, kecuali Setu. Pada kecamatan lain, tidak tercatat penduduk yang tidak lulus SD atau penduduk buta huruf (belum melek aksara) namun di Setu masih ada dengan angka sebesar 0,52%. Penduduk dengan tingkat pendidikan perguruan tinggi di kecamatan lain melebihi angka 29% namun di Setu hanya sebesar 15,10%. Dilihat dari sisi prasarana, masih banyak hal yang perlu ditingkatkan. Jumlah total unit sekolah adalah sebesar 667 unit dengan rincian 236 sekolah negeri, 5 madrasah negeri, 292 sekolah swasta dan 134 madrasah swasta. Ruang kelas rusak SD negeri mencapai 213 ruang dari total ruang kelas SD negeri sebanyak 1.169 ruang atau 18,22%. Ruang kelas rusak SMP negeri mencapai 27 ruang dari total ruang kelas SMP negeri sebanyak 486 ruang atau 5,56%, sedangkan SMA negeri mencapai 17 ruang dari total 312 ruang atau 5,45%. Pada tahun 2009 dilakukan rehabilitasi terhadap 9 unit SD dan 9 unit SMP yang rusak dengan rincian ruang kelas SD sebanyak 48 lokal sedangkan ruang kelas SMP sebanyak 29 lokal. Kualitas pelayanan pendidikan juga masih harus ditingkatkan. Dari sisi kompetensi pendidik, masih banyak guru yang belum tersertifikasi sedangkan dari sisi sarana belajar, masih banyak sekolah yang belum memiliki perpustakaan dan laboratorium. Karena itu peningkatan kompetensi guru baik tingkat dasar maupun tingkat menengah serta penyediaan sarana belajar masih harus diprioritaskan.
Tabel 3.1 Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Menurut Kecamatan Kota Tangerang Selatan 2008 Kecamatan No
Pendidikan
Serpong
1 Sarjana
Serpong Utara
Ciputat Timur
Ciputat
Pondok Aren
Pamulang
Kota Tangerang Selatan
Setu 7,05%
8,63%
20,97%
8,05%
20,42%
29,08%
32,85%
29,22%
25,43%
14,42%
24,64%
8,71%
8,71%
8,71%
8,71%
8,71%
8,69%
2 Sarjana Muda
21,02%
21,02%
21,02%
21,02%
21,02%
3 SLTA
29,03%
29,03%
29,03%
29,03%
29,03%
4 SLTP
25,03%
25,03%
25,02%
25,03%
25,02%
5 SD
5,20%
5,20%
5,21%
5,20%
5,21%
5,23%
23,08%
6,02%
6 TK
11,01%
11,01%
11,01%
11,01%
11,01%
10,59%
3,06%
10,55%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
8,35%
0,38%
8 Buta Huruf 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 3,13% Jumlah 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% Sumber: Hasil Olah Data dari Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan (2008)
100,00%
7 Drop Out SD
0,14%
Tabel 3.2 Jumlah Sekolah, Ruang Kelas dan Ruang Kelas Rusak Kota Tangerang Selatan Tahun 2008 Uraian *)
Kota Tangerang Selatan Negeri
1 Jumlah SD Total ruang kelas SD Ruang kelas rusak SD
Negeri
Swasta
17
12
40
27
1.169
1.198
144
136
122
144
249
308
213
26
49
10
2
76
-
15
-
3
-
12
158
-
28
-
8
-
NA
NA
12
NA
-
19
NA
NA
-
NA
16 34
NA
NA
17
104
3
18
2
7
3
24
486
1.191
90
216
40
70
95
240
Ruang kelas rusak SMP
27
-
1
Total ruang kelas MTs
NA
Ruang kelas rusak MTs
NA
5 Jumlah SMA
43 NA NA
9
-
NA
NA
NA
NA
33
-
312
255
-
-
17
19
-
-
2
15
-
Ruang kelas rusak SMA Total ruang kelas MA
NA
Ruang kelas rusak MA
NA
NA
NA
NA
NA NA
3 3
NA
3
NA
-
-
-
1 NA
NA
8
NA
NA
8
11
6 Jumlah MA
Total ruang kelas SMK
Swasta
17
4 Jumlah MTs
7 Jumlah SMK
Negeri
25
3 Jumlah SMP
Total ruang kelas SMA
Swasta
Pamulang
109
Total ruang kelas MI
Total ruang kelas SMP
Negeri
Serpong Utara
207
2 Jumlah MI Ruang kelas rusak MI
Swasta
Serpong
7 NA
NA
NA
1
3
2
5
24
32
60
56
-
-
-
-
-
-
3
NA
NA
NA
NA
NA
NA
NA
NA
3
1
46
1
8
-
3
-
7
6
624
6
103
-
39
-
179
Tabel 3.2 (Lanjutan) Ciputat
Uraian *)
Negeri 1 Jumlah SD Total ruang kelas SD
Negeri
Swasta
Negeri
6
47
28
12
176
270
128
42
282
290
68
36
6
58
5
39
5
-
8
-
9
-
21
-
4
-
29
-
32
-
13
NA
NA
NA
NA
NA
NA
4
9
3
26
1
5
30
150
115
150
86
350
30
15
-
6 9
NA
-
-
6 4
NA
NA
5 Jumlah SMA Total ruang kelas SMA
NA
15
3
Ruang kelas rusak MTs
NA
1
NA
8 -
14
Ruang kelas rusak SMP Total ruang kelas MTs
1
2 NA
Total ruang kelas SMP
Swasta
12
3 Jumlah SMP
NA
NA
-
11
NA
NA
-
NA
NA
-
-
1
NA
NA
NA
NA
NA
3
3
3
6
1
8
1
-
82
32
76
65
30
70
40
-
3
6
6
6
5
4
3
-
4
2
Ruang kelas rusak SMA -
4
Total ruang kelas MA
NA
NA
Ruang kelas rusak MA
NA
NA
7 Jumlah SMK
Swasta
26
Total ruang kelas MI
6 Jumlah MA
Negeri
Setu
18
2 Jumlah MI
4 Jumlah MTs
Swasta
Pondok Aren
40
Ruang kelas rusak SD
Ruang kelas rusak MI
Ciputat Timur
-
1
NA
NA
NA
NA
NA
NA
NA
NA
NA
NA
NA
-
8
-
11
-
8
-
Total ruang kelas SMK
-
75
-
120
-
99
-
Ruang kelas rusak SMK
-
-
-
-
-
-
-
NA
-
1 9 -
Sumber: Dinas Pendidikan Kota Tangerang Selatan, Tahun 2009
Berdasarkan data Dinas Pendidikan Kabupaten Tangerang, Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM) kecamatan-kecamatan Kota Tangerang Selatan masih rendah terutama pada pendidikan tingkat menengah yang ditunjukkan dengan APK dan APM SMA / SMK yang masih di bawah 70%. Namun, rendahnya APK dan APM, selain karena tingkat partisipasi, diduga juga disebabkan banyaknya penduduk usia sekolah yang tidak bersekolah di wilayah Kota Tangerang Selatan melainkan bersekolah di daerah seperti Kota Tangerang dan DKI Jakarta. Dilihat dari sisi pendidikan tinggi, di Kota Tangerang Selatan terdapat 14 unit perguruan tinggi/akademi di antaranya Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Sekolah Tinggi Akutansi Negara (STAN), Institut Teknologi Indonesia (ITI), Swiss Germany University (SGU) dan Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ). Tabel 3.3 Angka Partisipasi Kasar (APK) Angka Partisipasi Murni (APM) Menurut Kecamatan Kota Tangerang Selatan 2008 No 1 2 3 4 5 6 7
Kecamatan Serpong Pamulang Ciputat Pondok Aren Serpong Utara Ciputat Timur Setu Jumlah Rata-rata
SD APK APM 118,40 98,59 80,17 66,92 109,45 91,21 71,62 59,17 88,51 71,09 58,44 49,01 85,85 71,13 87,49 72,45
Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Tangerang, 2009
SMP APK APM 120,83 83,62 58,96 36,46 109,42 82,47 52,72 36,41 80,31 70,17 60,69 58,84 60,17 59,05 77,59 61,00
SMA/SMK APK APM 80,01 61,79 62,40 50,14 79,75 54,01 31,25 22,21 60,56 49,91 79,65 61,90 54,00 41,07 63,95 48,72
Kesehatan Keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan dapat tercermin dari tingkat kesehatan masyarakat yang merupakan salah satu indikator pembangunan manusia. Salah satu indikator kesehatan adalah Angka Harapan Hidup (AHH) yang menunjukkan perkiraan lama hidup rata-rata penduduk dengan asumsi tidak ada perubahan pola mortalitas menurut umur. Indikator ini dalam perhitungannya didapatkan dari Angka Lahir Hidup (ALH) dan Angka Masih Hidup (AMH). Kedua angka ini sangat dipengaruhi oleh kondisi kesehatan balita dan kesehatan reproduksi ibu. Pelayanan kesehatan dan sarana prasarana kesehatan terkait hal tersebut merupakan hal yang penting. Berdasarkan perhitungan sementara BPS Kabupaten tangerang, AHH Kota Tangerang Selatan adalah sebesar 68,8 dengan indeks AHH sebesar 73, hal ini mengindikasikan bahwa penduduk Kota Tangerang Selatan rata-rata bisa mencapai usia 68,8 tahun. Selain indikator makro tesebut, kondisi kesehatan masyarakat juga di antaranya dapat dilihat dari keadaan gizi balita, kondisi kesehatan ibu, kesehatan keluarga miskin, dan kesehatan orang lanjut usia. Dilihat dari keadaan gizi balita, masih ada balita dengan status gizi buruk yang tentunya harus mendapat perhatian khusus dari Pemerintah Daerah. Dari 63.439 orang balita yang ditimbang, sebesar 91,54% dalam keadaan gizi baik, 0,51% gizi buruk, 5,75% gizi kurang dan 2,21% gizi lebih.
Tabel 3.4 Jumlah dan Persentase Keadaan Gizi Balita Yang Ditimbang Menurut Kecamatan di Kota Tangerang Selatan No.
Kecamatan
Jumlah Balita Ditimbang
Keadaan Gizi (Orang) Baik
Buruk Kurang
Lebih
Jumlah Balita (Orang)
Keadaan Gizi (%) Baik
Buruk Kurang
Lebih
1 Serpong
8.245
7.839
27
329
50
100,00%
95,08%
0,33%
3,99%
0,61%
2 Serpong Utara
6.300
5.616
46
394
244
100,00%
89,14%
0,73%
6,25%
3,87%
3 Setu
3.390
3.134
19
207
30
100,00%
92,45%
0,56%
6,11%
0,88%
10.523
9.353
69
806
295
100,00%
88,88%
0,66%
7,66%
2,80%
5 Ciputat
9.616
8.868
45
579
124
100,00%
92,22%
0,47%
6,02%
1,29%
6 Ciputat Timur
7.183
6.459
61
546
117
100,00%
89,92%
0,85%
7,60%
1,63%
7 Pondok Aren
18.182
16.801
56
786
539
100,00%
92,40%
0,31%
4,32%
2,96%
63.439
58.070
323
3.647
1.399
100,00%
91,54%
0,51%
5,75%
2,21%
4 Pamulang
Kota Tangerang Selatan
Sumber: Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan, 2009
Berdasarkan data Dinas Kota Tangerang Selatan yang didasarkan dari data seluruh Puskesmas, jumlah ibu hamil adalah sebesar 25.643 orang, ibu bersalin/dalam masa nifas sebesar 24.476 orang dan ibu menyusui sebesar 24.476 orang. Terdapat cukup banyak rumah sakit bersalin dan praktek bidan swasta serta sudah ada pelayanan Pelatihan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED) di Puskesmas Ciputat, namun belum ada pusat pelayanan kesehatan ibu ataupun unit pelayanan kesehatan ibu di Puskesmas yang lengkap dengan cakupan yang besar yang dibutuhkan terutama untuk melayani ibu hamil dari kalangan masyarakat miskin. Hal ini menjadi penting karena kesehatan ibu merupakan salah satu unsur penentu angka harapan hidup. Masih cukup banyak keluarga miskin yang membutuhkan bantuan dari segi kesehatan. Menurut catatan Dinas kesehatan, masih ada 59.833 rumah tangga miskin dengan 2.931 orang anak Balita dan ibu hamil. Lansia yang memerlukan bantuan pelayanan kesehatan berjumlah 167.876 orang. Pelayanan kesehatan bagi kaum marjinal tersebut perlu mendapatkan perhatian lebih.
Tabel 3.5 Data Terkait Kesehatan Ibu menurut Kecamatan Kota Tangerang Selatan Tahun 2008 Ibu No
Puskesmas
Hamil
Bersalin
Neonatus Meneteki 0 - 28 hari
Nifas
Dukun Bayi Sasaran Sasaran PUS WUS (Pasangan Tidak (Wanita Usia Subur) Terlatih Terlatih Usia Subur)
1 Serpong
2.465
2.353
2.353
2.353
2.310
43.001
21.180
16
-
2 Serpong Utara
1.901
1.814
1.814
1.814
1.781
28.117
15.851
6
-
3 Setu
1.207
1.152
1.152
1.152
1.132
10.010
8.241
11
-
4 Pamulang
6.096
5.819
5.819
5.819
5.713
78.023
44.953
15
-
5 Ciputat
3.972
3.790
3.790
3.790
3.722
49.551
28.375
12
-
6 Ciputat Timur
3.939
3.760
3.760
3.760
3.692
81.075
32.784
-
-
7 Pondok Aren
6.063
5.788
5.788
5.788
5.682
78.459
38.267
7
-
25.643
24.476
24.476
24.476
24.032
368.236
189.651
67
-
Kota Tangerang Selatan
Sumber: Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan, 2009
Tabel 3.6 Data Terkait Kesehatan Keluarga Miskin menurut Kecamatan Kota Tangerang Selatan Rumah Tangga Rawan Gakin (RT)
Jiwa Peserta Jamkesmas (Orang)
Anak Umur 0-11 Bulan Gakin (Orang)
Anak Umur 11- 59 Bulan Gakin (Orang)
Bumil Gakin (Orang)
1 Serpong
4.711
14.562
38
158
34
2 Serpong Utara
5.707
17.831
52
333
41
3 Setu
6.605
20.773
20
105
48
13.195
45.954
25
325
107
5 Ciputat
7.079
25.933
78
125
60
6 Ciputat Timur
4.538
16.666
33
364
39
No
Puskesmas
4 Pamulang
7 Pondok Aren Kota Tangerang Selatan
17.998
57.392
76
1.199
133
59.833
199.111
322
2.609
462
Sumber: Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan, 2009
Tabel 3.7 Jumlah Lansia Sasaran di Wilayah Puskesmas dan Panti menurut Kecamatan Kota Tangerang Selatan No
Puskesmas
Sasaran Lansia di Wilayah Puskesmas & Panti
45 - 59 Thn 1 Serpong 11.432 2 Serpong Utara 8.817 3 Setu 5.600 4 Pamulang 28.273 5 Ciputat 15.102 6 Ciputat Timur 18.272 7 Pondok Aren 28.122 Kota Tangerang Selatan 115.618 Sumber: Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan, 2009
≥ 60 Thn 5.167 3.985 2.531 12.779 6.826 8.259 12.711 52.258
Jumlah 16.599 12.802 8.131 41.052 21.928 26.531 40.833 167.876
Keberadaan fasilitas kesehatan sangatlah diperlukan dalam rangka pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Fasilitas kesehatan yang terdapat di Kota Tangerang Selatan di antaranya Rumah Sakit, Puskesmas, Balai Pengobatan dan Posyandu. Jumlah total Posyandu berjumlah 737 unit yang terdiri dari Posyandu Pratama, Madya, Purnama dan Mandiri dengan 3.950 orang kader aktif. Selain itu juga terdapat 100 Posbindu dengan 484 orang kader aktif.
Jumlah rumah sakit yang berada di Kota Tangerang Selatan ada 14 unit yang seluruhnya milik swasta karena Kota belum memiliki Rumah Sakit Umum Daerah. Di Kecamatan Setu bahkan belum terdapat rumah sakit. Rumah sakit di Kota Tangerang Selatan ada yang bertaraf internasional seperti Rumah Sakit Internasional Bintaro, Omni Hospital di Serpong Utara dan Eka Hospital. Keberadaan rumah sakit swasta memang mengikuti “urban core” yang ada dan berkembang dan umumnya untuk melayani warga perumahan yang termasuk golongan menengah ke atas. Rumah Sakit Umum yang dapat melayani masyarakat golongan menengah ke bawah belum ada hingga saat ini. Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) biasa berjumlah 10 unit, Puskesmas Dengan Tempat Perawatan (DTP) 1 unit dengan 14 tempat tidur, Puskesmas Pembantu 11 unit dan Puskesmas Keliling 10 unit. Selain itu juga terdapat Balai Pengobatan, Praktek Dokter dan Rumah Bersalin.
Tabel 3.8 Jumlah Prasarana Kesehatan Menurut Kecamatan di Kota Tangerang Selatan Tahun 2009 Kecamatan Setu
Kota Tangerang Selatan
3
-
14
2
1
10
1
2
2
11
-
-
-
-
14
44
14
31
24
11
176
131
167
71
93
65
20
660
46
81
28
36
28
6
267
6
26
31
11
30
8
-
112
40
29
80
48
41
22
16
276
10 Laboratorium Klinik Swasta
1
3
7
7
5
6
1
30
11 Optik
2
-
9
5
15
9
2
42
12 Apotik
6
5
10
9
25
18
2
75
13 Toko Obat Berijin
2
-
-
2
1
-
1
6
14 Industri Kecil Obat Tradisional
8
-
17
16
-
7
-
48
15 Rumah Bersalin Swasta
2
1
4
6
9
10
1
33
16 Pengobatan Tradisional
4
8
4
5
2
7
1
31
17 Puskesmas Keliling
1
1
1
3
1
2
1
10
No.
Jenis
Serpong
Serpong Utara
Pamulang
1 Rumah Sakit
3
2
2 Puskesmas
1
1
3 Puskesmas Pembantu
2
4 Tempat tidur Puskesmas Perawatan 5 Balai Pengobatan Swasta 6 Praktek Dokter Umum Swasta 7 Praktek Dokter Gigi Swasta 8 Praktek Dokter Spesialis 9 Praktek Bidan Swasta
Ciputat
Ciputat Timur
Pondok Aren
1
2
3
1
3
1
1
1
2
-
-
14
30
22
113 42
Sumber: Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan, 2009
Tabel 3.9 Jumlah Tenaga Kesehatan pada 10 (Sepuluh) Puskesmas Kota Tangerang Selatan Tahun 2009 Tenaga Kesehatan Ahli Dokter Dokter Ahli Ahli Bidan Perawat Jumlah Umum Gigi Gizi Sanitasi Kesehatan 1 Serpong 3 1 13 1 1 1 Masyarakat0 20 2 Pondok Jagung 2 3 10 7 1 1 0 24 3 Pamulang 3 4 9 6 1 1 0 24 4 Ciputat 2 3 4 4 1 0 0 14 5 Kampung Sawah 2 3 7 5 1 1 0 19 6 Jombang 2 2 8 5 1 0 0 18 7 Ciputat Timur 1 1 9 3 1 0 0 15 8 Pondok Aren 2 2 9 7 1 1 0 22 9 Jurang Mangu Timur 2 2 6 2 0 1 0 13 10 Setu 3 2 12 5 0 0 1 23 Kota Tangerang Selatan 22 23 87 45 8 6 1 192 Sumber: Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan, 2009 No
Puskesmas
Tabel 3.10 Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) dan Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) Menurut Kecamatan Kota Tangerang Selatan Tahun 2009 Posyandu No
Puskesmas
1 Serpong
Kader
Pratama
Madya
Purnama
Mandiri
Jumlah
Posbindu
Posyandu Total Aktif
Dasawisma
Posbindu Total Aktif
1
20
41
13
75
16
367
367
1.217
70
70
19
28
20
3
70
9
329
329
202
25
25
-
5
30
3
38
3
161
161
24
25
25
33
53
28
13
127
25
668
668
1.030
82
82
9
63
44
13
129
19
733
733
551
95
95
6 Ciputat Timur
18
49
40
12
119
12
716
716
600
72
72
7 Pondok Aren
18
138
14
9
179
16
976
976
85
115
115
98
356
217
66
737
100
3.950
3.950
3.709
484
484
2 Serpong Utara 3 Setu 4 Pamulang 5 Ciputat
Kota Tangerang Selatan
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang, 2009
Sarana kesehatan merupakan sarana sosial yang sangat penting dalam pembangunan manusia yang sehat. Oleh karena itu pembangunan dalam bidang kesehatan antara lain dilakukan pada pemenuhan sarana dan prasarana kesehatan serta pelayanan kesehatan pada masyarakat. Pelayanan kesehatan kepada masyarakat diantaranya dilakukan dengan program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) bagi keluarga miskin dan pelayanan kesehatan bagi balita melalui Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu). Selain itu Pemerintah Kota Tangerang Selatan merencanakan pembangunan Rumah Sakit Daerah (RSUD) yang rencana pembangunannya akan dimulai pada tahun 2010, serta penambahan Puskesmas Baru, Pustu, Poskesdes dan penambahan mobil ambulans. Penyakit menular masih menjadi permasalahan yang harus mendapatkan perhatian serius. Penyakit menular yang tercatat oleh Dinas Kesehatan di antaranya demam berdarah, filariasis, tuberculosis, HIV/AIDS, Pneumonia, infeksi menular seksual (IMS), diare, kusta, difteri dan campak. Penyakit dengan angka kejadian tertinggi adalah diare dengan 10.533 kejadian disusul pneumonia dengan 2.473 kejadian. Penyakit menular lain dengan angka kejadian yang besar adalah tuberculosis (625 kejadian) dan demam berdarah (154 kejadian).
Kejadian HIV/AIDS yang tercatat di Puskesmas
adalah sebanyak 3 kejadian, yaitu di Ciputat dan Ciputat Timur, namun angka yang sesungguhnya diduga jauh lebih besar karena banyak pasien yang diduga berobat di RSUD Kabupaten Tangerang atau rumah sakit lain di Jakarta serta fenomena gunung es yang biasanya terjadi pada penyakit ini. Tabel 3.11 Angka Kejadian Penyakit Di Kota Tangerang Selatan
1
Nama Penyakit DHF
2
Filariasis
3
TB
4
HIV Aids
5
Pneumonia
6
IMS
27
-
120
4
-
-
-
151
7
Diare
1.093
1.507
4.165
1.130
1.025
1.288
325
10.533
8
Kusta
6
1
11
1
-
18
-
37
9
Difteri
-
-
1
-
-
-
-
1
10
Campak
4
-
19
49
-
13
-
85
No.
23
Serpong Utara 16
40
Ciputat Timur 26
19
Pondok Aren 26
4
154
-
-
2
-
-
7
-
9
101
136
129
80
115
59
5
625
-
-
1
2
-
-
-
3
697
228
676
184
-
2.473
Serpong
688
Ciputat
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang, 2009
Pamulang
Setu
Jumlah
Keluarga Berencana dan Kesejahteraan Keluarga Dalam rangka menekan pertambahan jumlah penduduk, pemerintah mencanangkan program Keluarga Berencana (KB) bagi para Pasangan Usia Subur (PUS). Jumlah peserta KB aktif adalah 114.433 orang dari 189.433 orang yang termasuk kelompok PUS sedangkan peserta KB baru adalah 18.522 orang. Petugas Keluarga Berencana berjumlah petugas KB sebanyak 54 orang yang terdiri dari 6 orang PLKB/PKB, 24 orang dokter dan 24 orang bidan. Tabel 3.12 Jumlah Petugas Keluarga Berencana Menurut Kecamatan di Kota Tangerang Selatan Tahun 2008 No.
Kecamatan PLKB/PKB Dokter Bidan Jumlah 1 Serpong 1 3 3 7 2 Serpong Utara 1 4 4 9 3 Setu 1 2 2 5 4 Pamulang 5 5 10 5 Ciputat 1 3 3 7 6 Ciputat Timur 1 1 1 3 7 Pondok Aren 1 6 6 13 Kota Tangerang Selatan 6 24 24 54 Sumber: Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Tangerang dalam Kabupaten Tangerang Dalam Angka 2008/2009 Keterangan: PLKB/PKB
: Petugas Lapangan Keluarga Berencana / Penyuluh Keluarga Berencana
Tabel 3.13 Jumlah Institusi Masyarakat dalam Kegiatan Keluarga Berencana menurut Kecamatan Kota Tangerang Selatan Tahun 2008 No.
Kecamatan
PPKBD
1 2 3 4 5 6 7
Sub PPKBD 84 36 33 121 92 73 108
Kelompok Akseptor 2 2 2 5 10 2 10
Kelompok BKB 22 17 6 34 41 32 31
Kelompok UPPKS 2 2 2 5 10 2 10
Kelompok BKR 4 2 1 5 8 5 6
Kelompok BKL 3 2 1 4 8 4 5
9 Serpong 7 Serpong Utara 6 Setu 8 Pamulang 7 Ciputat 6 Ciputat Timur 11 Pondok Aren Kota Tangerang Selatan 54 547 33 183 33 31 Sumber: Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Tangerang dalam Kabupaten Tangerang Dalam Angka 2008/2009 Keterangan: PPKBD BKB UPPKS BKR BKL
: : : : :
Petugas Pembina Keluarga Berencana Desa Bina Keluarga Balita Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera Bina Keluarga Remaja Bina Keluarga Lansia
27
Tabel 3.14 Jumlah Peserta KB Baru Berdasarkan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) dan Non Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (Non MKJP) Menurut Kecamatan Kota Tangerang Selatan Tahun 2008 Kecamatan Metode
Serpong
PPM MKJP MKJP IUD MOP MOW IMP Jumlah Pencapaian PPM Non MKJP Non MKJP Suntik Pil Kondom Ovag Jumlah Pencapaian Total PPM Total Peserta KB Baru
209 55
Serpong Utara 172
Setu
Pamulang
Ciputat
395
246
79
Ciputat Timur 272
Pondok Aren 296
Kota Tangerang Selatan 1.669
2007 3.727
21 47 123 58,85% 2.765
35 3 5 64 107 62,21% 2.287
42 1 14 92 149 188,61% 799
190 4 30 7 231 58,48% 4.046
202 8 21 31 262 106,50% 2.744
67 4 4 41 116 42,65% 2.735
51 6 15 34 106 35,81% 2.751
642 26 110 316 1.094 65,55% 18.127
1.098 18 142 176 1.434 38,48% 14.889
3.089 723 265 4.077 147,45% 2.974 4.200
1.061 299 22 1.382 60,43% 2.459 1.489
750 478 57 1.285 160,83% 878 1.434
2.962 906 6 3.874 95,75% 4.441 4.105
2.647 587 10 3.244 118,22% 2.990 3.506
2.010 337 11 2.358 86,22% 3.007 2.474
829 496 108 1.433 52,09% 3.047 1.539
13.348 3.826 479 17.653 97,39% 19.796 18.747
6.447 2.308 333 9.088 61,04% 18.616 10.522
-
Total Pencapaian 141,22% 60,55% 163,33% 92,43% 117,26% 82,27% 50,51% 94,70% 56,52% Sumber: Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Tangerang dalam Kabupaten Tangerang Dalam Angka 2008/2009 Keterangan: PPM MKJP IUD MOP MOW
: Perkiraan Permintaan Masyarakat : Metode Kontrasepsi Jangka Panjang : Intra Uterine Device : Metode Operasi Pria : Metode Operasi Wanita
Tabel 3.15 Jumlah Peserta KB Aktif Berdasarkan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) dan Non Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (Non MKJP) Menurut Kecamatan Kota Tangerang Selatan Tahun 2008 Kecamatan Metode
Serpong Serpong Utara
Setu
Kota Ciputat Pondok Tangerang Pamulang Ciputat Selatan Timur Aren
MKJP IUD 2.822 2.824 388 10.775 6.160 6.873 7.742 37.584 MOP 238 238 96 488 309 312 319 2.000 MOW 303 303 71 620 761 409 615 3.082 IMP 439 439 267 570 283 355 477 2.830 Jumlah 3.802 3.804 822 12.453 7.513 7.949 9.153 45.496 Non MKJP Suntik 7.272 3.959 2.732 6.683 5.493 8.823 8.156 43.118 Pil 1.624 1.624 1.101 7.802 3.960 3.752 5.398 25.261 Kondom 21 21 24 71 68 81 272 558 Ovag 0 0 0 0 0 0 0 0 Jumlah 8.917 5.604 3.857 14.556 9.521 12.656 13.826 68.937 Total Peserta KB Aktif 12.719 9.408 4.679 27.009 17.034 20.605 22.979 114.433 21.160 15.651 8.241 44.955 28.375 32.784 38.267 189.433 Total Pasangan Usia Subur Persentase 60,11% 60,11% 56,78% 60,08% 60,03% 62,85% 60,05% 60,41% Sumber: Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Tangerang dalam Kabupaten Tangerang Dalam Angka 2008/2009 Keterangan: MKJP IUD MOP MOW
: Metode Kontrasepsi Jangka Panjang : Intra Uterine Device : Metode Operasi Pria : Metode Operasi Wanita
2007
37.460 1.976 3.026 2.669 45.131 47.409 27.131 410 0 74.950 120.081 189.503 63,37%
Panti sosial yang terdapat di Kota Tangerang Selatan adalah panti asuhan anak sejumlah 14 panti dan tresna werdha sejumlah 5 panti dan bina grahita sejumlah 1 panti. Potensi dan sumber daya kesejahteraan sosial di antaranya adalah tenaga kesejahteraan masyarakat, organisasi masyarakat, karang taruna dan panti sosial. Penyandang masalah kesejahteraan sosial masih banyak dan beragam jenis permasalahannya. Dari dua puluh empat jenis permasalahan, penyandang yang paling banyak adalah anak jalanan, wanita rawan sosial, lansia berumur lebih dari 60 tahun yang terlantar, korban bencana alam setahun lalu, penduduk di daerah rawan bencana alam, keluarga fakir miskin, dan penduduk yang tinggal di rumah tidak layak huni. Ada yang memang permasalahan khas daerah perkotaan seperti anak jalanan dan pengemis namun ada juga yang bukan. Untuk orang terinfeksi HIV/AIDS dinyatakan tidak ada. Hal ini kemungkinan besar disebabkan belum ada data terpisah per kecamatan yang disebabkan oleh sifat kerahasiaan berkaitan dengan domisili individu-individu tersebut. Namun diperkirakan angkanya cukup besar yang di antaranya disebabkan oleh lokasi yang berbatasan dengan DKI Jakarta sehingga memudahkan penyebaran HIV dari Ibukota. Tabel 3.16 Jumlah Panti Sosial Menurut Jenis dan Kecamatan di Kota Tangerang Selatan Tahun 2008
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Serpong
Serpong Utara
Petirahan Anak Taman Penitipan Anak Panti Asuhan Anak Bina Remaja Tresna Werdha Bina Daksa Bina Netra Bina Rungu Bina Grahita Bina Laras Bina Pasca Laras Kronis Marsudi Putra Pamardi Putra Karya Wanita Bina Karya
-
-
Jumlah
1
Jenis
1 -
-
Setu
Ciputat Timur
Pondok Aren
3 1 -
-
5 1 1 -
Kota Tangerang Selatan 14 5 1 -
4
-
7
20
Pamulang Ciputat -
-
1 1 -
4 2 -
2
6
Sumber: Dinas Sosial Kabupaten Tangerang dalam Kabupaten Tangerang Dalam Angka 2008/2009
Tabel 3.17 Jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial Menurut Kecamatan di Kota Tangerang Selatan Tahun 2008
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Balita Terlantar Anak Terlantar Anak Nakal Anak Jalanan Anak 5-21 th Korban Kekerasan Wanita 22-59 th Korban Kekerasan Wanita Rawan Sosial Lansia >60 th Terlantar Lansia >60 th Korban Kekerasan Anak Cacar Usia 5-21 th Penyandang Cacat Penyandang Cacat Eks TBC Penyandang Cacat Eks Kusta Mantan Napi Pekerja Seks Komersial Waria Pengemis Pemulung Gelandangan Eks Korban NAPZA Pengidap HIV/AIDS Korban Bencana Sosial/Pengungsi Korban Bencana Alam setahun Lalu
684 115 37 24 8 7 247 97 8 119 79 1 66 14 13 15 2 49 5
14 8 2 161 4 36 30 4 10 7 7 2.638
7 410 101 35 8 965 1.162 111 3 3 26 75 27 13 16 1.755
12 85 68 12 1 55 81 38 20 466 38 27 164 16 8
9 99 559 13 63 64 18 109 17 6 21
9 72 516 12 57 10 16 60 92 12 6 86
31 2 5 6 48 63 39 11 1 70 1 22 3
Kota Tangerang Selatan 735 525 433 1.206 28 7 1.379 1.294 8 321 485 91 39 651 137 14 277 234 45 122 4.516
24
284
9
1.873
81
7
558
6.250
9.062
25
Penduduk di daerah Rawan Bencana Alam Keluarga Fakir Miskin
2.182
2.140
3.431
107
122
130
5.698
13.810
26
Yang Tinggal di Rumah Tidak Layak Huni
315
61
1.122
6
8
7
130
1.649
27
Keluarga Bermasalah Sosial Psikologi
-
-
-
-
-
-
-
-
28
Keluarga Rentan Sosial Ekonomi
-
-
-
-
-
-
-
-
No
Jenis
Serpong
Serpong Utara
Setu
Pamulang Ciputat
Ciputat Pondok Timur Aren
Sumber: Dinas Sosial Kabupaten Tangerang dalam Kabupaten Tangerang Dalam Angka 2008/2009
Tabel 3.18 Jumlah Potensi dan Sumberdaya Kesejahteraan Sosial Menurut Kecamatan di Kota Tangerang Selatan Tahun 2008
No
Kecamatan
1
Serpong
2
Serpong Utara
3
Tenaga Kesejahteraan Masyarakat 131 42
Potensi dan Sumberdaya Kesejahteraan Sosial Organisasi Karang Panti Sosial LSM Sosial Taruna Masyarakat 192 14
11 6
LSM Perempuan
8 4
340
-
-
4
Setu
66
8
9
3
28
-
4
Pamulang
22
172
9
28
81
10
5
Ciputat
7
90
27
20
16
8
6
Ciputat Timur
7
90
27
20
16
8
7
Pondok Aren
-
29
21
11
275
595
110
94
19 500
24 54
Kota Tangerang Selatan
Sumber: Dinas Sosial Kabupaten Tangerang dalam Kabupaten Tangerang Dalam Angka 2008/2009
Berdasarkan validasi data Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang dilakukan oleh BPS pada tahun 2008, jumlah rumah tangga penerima Bantuan Langsung Tunai (BLT) di Kota Tangerang Selatan adalah sebanyak 19.104 RT. Jumlah penerima paling banyak di Pamulang yaitu sebanyak 5.963 rumah tangga, sedangkan paling sedikit di Ciputat Timur yaitu sebanyak 1.685 rumah tangga.
Menurut hasil Pendataan Program Perlindungan Sosial (2008) yang memverifikasi hasil sensus BLT tahun 2005, terjadi penurunan jumlah RTS menjadi 16.303 RT dengan jumlah kepala dan anggota rumah tangga 58.093 orang atau 4,89% jika dibandingkan dengan jumlah penduduk pada tahun 2008. Persentase tersebut lebih kecil jika dibandingkan dengan persentase di Kabupaten Tangerang (dengan 36 kecamatan) yang sebesar 19,18% (687.797 orang jumlah kepala dan anggota RTS dari 3.585.269 orang penduduk) dengan jumlah rumah tangga sasaran sebanyak 189.236 RTS. Di Provinsi Banten, Kota Tangerang Selatan menempati posisi kedua setelah Kota Cilegon dalam hal persentase penduduk miskin (RTS) yang paling sedikit. Jika dilihat per kecamatan, persentase jumlah kepala dan anggota rumah tangga RTS tertinggi adalah di Setu dengan 10,93% dan yang terendah adalah di Ciputat Timur dengan 2,44%.
Tabel 3.19 Jumlah Rumah Tangga Hasil Pendataan Program Perlindungan Sosial 2008 Menurut Kecamatan Kota Tangerang Selatan Tahun 2008
No 1 2 3 4 5 6 7
Kecamatan Serpong Serpong Utara Setu Pamulang Ciputat Ciputat Timur Pondok Aren
Kota Tangerang Selatan Sumber:
Rumah Tangga Penerima BLT
Rumah Tangga Sasaran PPLS '08
2.463 1.742 1.993 5.963 2.438 1.685 2.820 19.104
2.420 1.590 1.817 5.299 1.848 918 2.411 16.303
Kepala & Anggota RTS PPLS '08 5.317 5.453 6.313 18.119 6.086 4.003 7.353 52.644
Jumlah Penduduk 102.733 79.234 57.758 254.085 165.559 164.207 252.726 1.076.302
- Bappeda Kabupaten Tangerang (2008)
- Pendataan Program Perlindungan Sosial 2008, BPS Kabupaten Tangerang
Persentase RTS Terhadap Jumlah Penduduk 5,18% 6,88% 10,93% 7,13% 3,68% 2,44% 2,91% 4,89%
Tabel 3.20 Jumlah Rumah Tangga Hasil Pendataan Program Perlindungan Sosial 2008 Menurut Kelurahan / Desa Kota Tangerang Selatan Tahun 2008 No 1
2
3
4
Kelurahan/Desa
Kecamatan Serpong 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Buaran Ciater Rawa Mekar Jaya Rawa Buntu Serpong Cilenggang Lengkong Gudang Lengkong Gudang Timur Lengkong Wetan
1 2 3 4 5 6 7
Lengkong Karya Jelupang Pondok Jagung Pondok Jagung Timur Pakulonan Paku Alam Paku Jaya
1 2 3 4 5 6 7
Sarua Jombang Sawah Baru Sarua Indah Sawah Ciputat Cipayung
1 2 3 4 5
Pisangan Cireundeu Cempaka Putih Rempoa Rengas
Serpong Utara
Rumah Tangga Sasaran PPLS '08 2.420 365 335 257 205 402 290 123 215 228
Kepala & Anggota RTS PPLS '08 5.317 887 674 549 414 949 660 249 457 478
1.590
5.453
140 236 170 208 276 232 328
1.848
Ciputat
418 305 323 170 257 83 292
918
Ciputat Timur
6 Pondok Ranji
500 694 605 690 991 869 1.104
6.086 1.178 1.032 1.063 460 875 165 1.313
4.003
99 85 203 256 119
345 441 958 1.248 472
156
539
Tabel 3.20 (Lanjutan) No 5
Pondok Benda Pamulang Barat Pamulang Timur Pondok Cabe Udik Pondok Cabe Ilir Kedaung Bambu Apus Benda Baru
18.119
495 430 383 303 848 1.726 460 654
1.812 1.429 1.118 1.039 2.801 5.822 1.267 2.831
2.411
Pondok Aren 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Perigi Baru Pondok Kacang Barat Pondok Kacang Timur Perigi Pondok Pucung Pondok Jaya Pondok Aren Jurang Mangu Barat Jurang Mangu Timur Pondok Karya
7.353
295 203 208 361 135 122 203 365 203 143
11 Pondok Betung 7
Kepala & Anggota RTS PPLS '08
5.299
Pamulang 1 2 3 4 5 6 7 8
6
Rumah Tangga Sasaran PPLS '08
Kelurahan/Desa
Kecamatan
908 687 824 993 413 437 586 993 554 482
173
Setu 1 Kranggan 2 Muncul 3 Kademangan 4 Setu 5 Babakan 6 Bakti Jaya Jumlah
476
1.817
6.313
406 259 381 204 225 342 16.303
1.536 839 1.329 684 787 1.138 52.644
Sumber: - Bappeda Kabupaten Tangerang (2008)
- Pendataan Program Perlindungan Sosial 2008, BPS Kabupaten Tangerang
Agama Berdasarkan komposisi penduduk menurut agama yang dipeluk, sebagian besar penduduk memeluk agama Islam yaitu sebanyak 90,98%. Penduduk selebihnya memeluk agama Protestan (4,07%), Kristen (3,14%), Budha (1,21%) dan Hindu (0,60%). Komposisi penduduk berdasarkan agama yang dipeluk diolah dari Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan. Sarana peribadatan yang tersedia untuk para pemeluk agama adalah mesjid sebanyak 436 buah, langgar/mushola 968 buah, gereja 42 buah, vihara/kuil 7 buah. Tabel 3.21 Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama Yang Dipeluk Menurut Kecamatan Kota Tangerang Selatan 2008 Kecamatan No
Agama
Serpong Serpong Utara 89,38% 81,57%
Ciputat 94,00%
Ciputat Pamulang Timur 88,80% 94,87%
Pondok Aren 90,97%
Setu
Kota Tangerang Selatan
1
Islam
90,94%
90,98%
2
Kristen
4,20%
7,14%
2,00%
3,65%
2,17%
2,79%
1,90%
3,14%
3
Protestan
2,97%
7,72%
2,00%
5,59%
2,19%
5,16%
4,47%
4,07%
4
Hindu
0,40%
0,31%
1,00%
0,81%
0,48%
0,42%
0,93%
0,60%
5
Budha
3,05%
3,27%
1,00%
1,15%
0,30%
0,67%
1,76%
1,21%
Jumlah 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% Sumber: Hasil Olah Data dari Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan (2008)
Tabel 3.22 Jumlah Fasilitas Peribadatan Menurut Jenis dan Kecamatan di Kota Tangerang Selatan Tahun 2008 Langgar / Gereja Vihara / Kuil Mushola 1 Serpong 41 130 6 2 2 40 112 3 0 Serpong Utara 3 26 65 0 0 Setu 4 108 156 26 3 Pamulang 5 71 150 1 2 Ciputat 6 62 149 0 0 Ciputat Timur 7 88 206 6 0 Pondok Aren Kota Tangerang Selatan 436 968 42 7 Sumber: Departemen Agama Kabupaten Tangerang dalam Kabupaten Tangerang Dalam Angka 2008/2009 No
Kecamatan
Mesjid
Cagar Budaya Bangunan cagar budaya dan mempunyai nilai sejarah di antaranya adalah bangunan peristiwa lengkong di BSD, tugu pernyataan rakyat Serpong di Perempatan Cisauk dan rumah tua peninggalan Belanda di Cilenggang. Bangunan lain yang mempunyai nilai budaya adalah rumah-rumah adat perpaduan budaya Cina dan Betawi seperti di daerah Maruga Ciputat dan rumah adat betawi yang banyak dijumpai di daerah Parigi dan Jombang. Pariwisata Fasilitas olah raga dan rekreasi yang terbanyak adalah berupa lapangan bulutangkis sebanyak 43 buah dan lapangan sepakbola sebanyak 41 buah. Selain itu juga terdapat 11 mal dan 125 rumah makan. Tabel 3.23 Jumlah Fasilitas Olahraga dan Rekreasi Per Kecamatan di Kota Tangerang Selatan Tahun 2008 Lapangan No
Kecamatan
Sepak Bola
Bulutangkis
Voli
Tenis
Lapangan Kolam Pacuan Golf Renang Kuda
1
Serpong
1
3
4
2
1
2
Serpong Utara
3
5
5
-
3
Ciputat
5
5
3
-
4
Ciputat Timur
3
6
4
2
5
Pamulang
10
4
6
6
Pondok Aren
4
-
2
7
Setu
15
20
41
43
Kota Tangerang Selatan
Mal
GOR / GSG
4
-
2
-
-
-
2
-
-
1
-
2
2
-
1
-
1
1
5
-
5
1
2
2
2
1
1
-
2
2
2
1
-
-
-
-
1
26
12
2
12
1
11
9
Sumber: Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan (2008)
1
Tabel 3.24 Jumlah Rumah Makan dan Counter Menurut Kecamatan di Kota Tangerang Selatan Tahun 2007 No
Kecamatan
1
Serpong
2
Serpong Utara
3
Ciputat
4
Ciputat Timur
5
Pamulang
6
Pondok Aren
7
Setu
Jumlah Rumah Makan 40
Jumlah Meja
Jumlah Kursi
Jumlah Counter
150
600
20
35
50
400
20
1
-
-
-
4
40
200
-
11
60
300
-
3
50
250
-
31
100
500
-
Kota Tangerang Selatan 125 450 2.250 40 Sumber: Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Pariwisata Kabupaten Tangerang dalam Kabupaten Tangerang Dalam Angka 2007/2008
Bab 4
Infrastruktur dan Permukiman Transportasi Jalan merupakan salah satu infrastruktur terpenting sebagai salah satu faktor daya tarik investasi di suatu daerah. Pada awal tahun 2009, jalan kota Tangerang Selatan menurut Dinas Pekerjaan Umum Kota Tangerang Selatan memiliki total panjang jalan kota adalah 137,773 Km dan diperkirakan 5% rusak ringan, 5% rusak sedang dan 20% rusak berat. Setelah dilakukan peningkatan dan pemeliharaan pada tahun 2009, tingkat kerusakan telah banyak berkurang. Jumlah terminal yang ada di Kota Tangerang Selatan yang resmi baru satu buah yaitu di Pondok Cabe namun saat ini tidak dimanfaatkan dan dalam kondisi tidak terurus. Terminal di BSD juga belum dimanfaatkan secara optimal. Kendaraaan angkutan umum lebih banyak parkir di pinggir jalan untuk menunggu atau menaikturunkan penumpang yang biasanya berlokasi di sekitar pasar, stasiun, kompleks perumahan dan persimpangan jalan. Kondisi ini menimbulkan kemacetan di banyak ruas jalan. Titik rawan kemacetan utamanya terdapat pada 12 titik yang umumnya terdapat pada sekitar persimpangan jalan atau pasar.
Tabel 4.1 Ruas Jalan Kota Tangerang Selatan Tahun 2008 No.
Nama Jalan / Ruas Jalan
Status Jalan
1 Jl. Raya Serpong - Pahlawan Seribu Arteri Sekunder 2 Jl. Letnan Sutopo (BSD) - Ciater Kolektor Sekunder 3 Jl. Kapten Subianto (BSD) - Rawa Buntu Arteri Sekunder 4 Jl. Ciater Raya - Bukit Indah Kolektor Sekunder 5 Jl. Astek - Jombang Kolektor Sekunder 6 Jl. Jombang Raya - Aria Putra Kolektor Sekunder 7 Jl. Aria Putra - Pasar Ciputat Kolektor Sekunder 8 Jl. Otista - Dewi Sartika - Pasar Ciputat Arteri Sekunder 9 Jl. Pamulang Raya - Pajajaran Arteri Sekunder 10 Jl. Setiabudi - Cabe Raya Kolektor Sekunder 11 Jl. Cabe Raya - Cireundeu Kolektor Sekunder 12 Jl. Ir. H. Juanda - Pasar Jum'at Arteri Sekunder 13 Jl. Tegal Rotan - Cenderawasih - Ki Hajar Dewantara - Pasar Ciputat Kolektor Sekunder 14 Jl. Rempoa - Gintung Kolektor Sekunder 15 Jl. Menteng Raya (Bintaro) - Bintaro Utama Kolektor Sekunder 16 Jl. Pondok Betung Raya - WR. Supratman (IAIN Ciputat) Kolektor Sekunder 17 Jl. Ceger Raya - Pondok Betung Kolektor Sekunder 18 Jl. Pondok Kacang - Parigi Kolektor Sekunder 19 Jl. Elang (Bintaro) - Menteng Raya (Bintaro) Kolektor Sekunder 20 Jl. Graha Bunga - Parigi Kolektor Sekunder 21 Jl. Bhayangkara - Mas Mansyur Kolektor Sekunder 22 Jl. Sutera Utama (Alam Sutera) Kolektor Sekunder 23 Jl. Raya Puspitek - Pamulang Arteri Sekunder 24 Jl. Tol Serpong - Bintaro Arteri Primer 25 Jl. German Center - Muncul Arteri Sekunder 26 Jl. Rawa Buntu - Viktor Arteri Sekunder 27 Jl. Lingkar Selatan Arteri Sekunder 28 Parakan - Ciater Raya Kolektor Sekunder Sumber: Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan (2008)
Tabel 4.2 Titik Rawan Kemacetan Kota Tangerang Selatan No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Titik Rawan Kemacetan Jalan Serpong Raya sekitar PT Pratama Abadi Industri hingga Gading Serpong Jalan Serpong Raya sekitar Rumah Sakit Ashshobirin Jalan Pahlawan Seribu di sekitar Pasar Serpong (lintasan Kereta Rel Listrik) Perempatan Jalan Pahlawan Seribu menuju Kampus ITI Perempatan Puspiptek Pasar Jengkol Pasar Jombang sekitar Jalan Tol Pertigaan Jalan Pondok Betung Raya sekitar Kantor Kelurahan Pondok Betung Perempatan Bintaro - Jalan Pondok Betung Raya Perempatan Jalan Ir. H. Juanda - Jalan Pahlawan, Rempoa Pertigaan Jalan WR Supratman - Jalan Ir. H. Juanda, Ciputat Pertigaan Pasar Ciputat Perempatan Pondok Cabe Jalan Setiabudi - Jalan RE Martadinata
Sumber: - Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan (2008) - Jakarta Jabotabek Street Atlas and Index CD-ROM 2005/2006, Gunther W. Holtorf
Stasiun kereta rel listrik (KRL) berjumlah 5 buah dan tersebar di tiga kecamatan yaitu Serpong, Ciputat dan Ciputat Timur. Wilayah Kota Tangerang Selatan yang dilalui oleh lintasan rel KRL antara lain wilayah Serpong (Stasiun Pasar Serpong), Stasiun Rawa Buntu (BSD), Stasiun Tegal Rotan (Pondok Aren), Ciputat (Stasiun Jombang) dan Ciputat Timur (Stasiun Pondok Ranji). Kereta rel listrik yang melintas adalah KRL penumpang dan kereta api barang. Moda angkutan KRL ini banyak dipilih warga Kota Tangerang Selatan yang beraktivitas di Jakarta karena berbagai pertimbangan lebih cepat, murah atau memang lokasi stasiunnya yang berdekatan dengan kantor / tempat kerja mereka. Jumlah penglaju yang cukup besar membutuhkan sarana / moda transportasi massal yang cepat, nyaman dan murah yang dapat menarik para penglaju untuk menggunakannya sehingga mereka tidak menggunakan kendaraan, terutama mobil, pribadi yang kemudian diharapkan dapat mengurangi kemacetan dan tingkat polusi udara. Kereta rel listrik merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan mengingat jaringan rel listrik tepat berada di tengah Kota Tangerang Selatan. Jika dilihat dari pilihan moda angkutan, kereta api baru mencapai 5% sebagai moda transportasi yang dipilih masyarakat. Perencanaan jaringan rel KRL sudah harus mulai dirancang dengan memperhatikan titik-titik lokasi perumahan dalam penentuan lokasi stasiun-stasiunnya dan perencanaan sistem transportasi secara keseluruhan yang menggabungkan berbagai model transportasi sehingga menjadi moda yang semakin banyak dipilih masyarakat.
Tabel 4.3 Stasiun Kereta Rel Listrik di Kota Tangerang Selatan No. 1 2 3 4 5
Nama Stasiun Kereta Rel Listrik Stasiun Serpong Stasiun Rawabuntu Stasiun Sudimara Stasiun Tegal Rotan Stasiun Pondok Ranji
Kelurahan/Desa Serpong Rawabuntu Jombang Sawah Pondok Ranji
Kecamatan Serpong Serpong Ciputat Ciputat Ciputat Timur
Sumber: - Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan (2008) - Jakarta Jabotabek Street Atlas and Index CD-ROM 2005/2006, Gunther W. Holtorf
Gambar 4.1. Rel kereta dan titik-titik lokasi stasiun kereta di Kota Tangerang Selatan pada tahun 2008 (Sumber : Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan, 2008)
Tabel 4.3 Stasiun Kereta Rel Listrik di Kota Tangerang Selatan No. 1 2 3 4 5
Nama Stasiun Kereta Rel Listrik Stasiun Serpong Stasiun Rawabuntu Stasiun Sudimara Stasiun Tegal Rotan Stasiun Pondok Ranji
Kelurahan/Desa Serpong Rawabuntu Jombang Sawah Pondok Ranji
Kecamatan Serpong Serpong Ciputat Ciputat Ciputat Timur
Sumber: - Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan (2008) - Jakarta Jabotabek Street Atlas and Index CD-ROM 2005/2006, Gunther W. Holtorf
Tabel 4.4 Perjalanan Orang Menurut Moda Angkutan Tahun 2006 Perjalanan Komposisi Pilihan Orang per Hari 1 Bus 29% 20% 2 Mobil/Sepeda Motor 32% 40% 3 Angkutan Kota 37% 35% 4 Kereta Api 2% 5% Jumlah 100% 100% Sumber: Studi Sistem Transportasi Commuter Tahun 2006 dalam Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan (2008) No.
Moda Angkutan
Energi dan Telekomunikasi Selain prasarana transportasi, prasarana dan sarana terkait energi dan telekomunikasi juga sangat penting. Di Kota Tangerang Selatan terdapat tiga kantor pelayanan PLN, yaitu di Serpong, Ciputat dan Pamulang. Gardu listrik berjumlah 61 unit dengan 195.352 sambungan listrik. Di setiap kecamatan terdapat lebih dari 15.000 sambungan listrik kecuali di Setu yang hanya berjumlah 9.686 sambungan. Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) banyak dijumpai di kawasan pusat keramaian dan jalan-jalan utama. Di Kota Tangerang Selatan terdapat 52 SPBU yang tersebar di seluruh kecamatan. Serpong dan Pamulang adalah kecamatan dengan jumlah SPBU terbanyak yaitu 12 dan 13 unit SPBU. Sedangkan Setu dan Pondok Aren hanya memiliki masing-masing 2 dan 3 unit saja. Kantor Telkom berjumlah 5 buah dan tersebar di 5 kecamatan. Tower GSM/BTS berjumlah 83 unit sedangkan sambungan telepon berjumlah 108.529 sambungan. Sambungan telepon paling banyak terdapat di Pamulang dengan 26.447 sambungan sedangkan paling sedikit terdapat di Setu dengan 5.381 sambungan. Tabel 4.5 Sebaran Gardu Listrik, Kantor PLN Menara Telekomunikasi/BTS dan Kantor Telkom/STO di Kota Tangerang Selatan
No
Kecamatan
1 2 3 4 5 6 7
Serpong Serpong Utara Ciputat Ciputat Timur Pamulang Pondok Aren Setu Kota Tangerang Selatan
Gardu Listrik 14 4 10 11 10 8 4 61
Energi Kantor Sambungan PLN Listrik 1 18.508 15.165 1 28.375 28.944 1 47.604 47.070 9.686 3 195.352
SPBU 12 6 7 9 13 3 2 52
Tower GSM/BTS 12 10 9 8 24 8 12 83
Telekomunikasi Kantor Sambungan Telkom/STO Telepon 10.282 1 8.425 1 15.764 16.080 1 26.447 1 26.150 1 5.381 5 108.529
Sumber: Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan (2008)
Utilitas Terkait dengan pengelolaan limbah baik limbah padat (sampah) maupun limbah cair, terdapat 5 unit water treatment plant (WTP) yang tersebar di Serpong, Serpong Utara dan Pondok Aren. Selain itu juga terdapat 21 tempat pembuangan sementara (TPS) yang sebagian besarnya menurut Dinas Kebersihan dan Pertamanan adalah TPS liar. Jumlah tersebut belum mencukupi untuk memenuhi kebutuhan seluruh penduduk. Dengan standar kota metropolitan, tingkat timbulan sampah diasumsikan sebanyak 0,0035 m3 /orang/hari, maka timbulan sampah pada tahun 2008 dengan jumlah penduduk 1.076.302 jiwa mencapai ±3.767,06 m3 sampah/hari. Di masa mendatang perlu dikembangkan pengelolaan sampah berbasis masyarakat (PSBM). Paradigma pengolahan sampah yang telah berubah dari “mengumpulkan, mengangkut dan membuang” menjadi “mengurangi, menggunakan kembali, mendaur ulang, memulihkan” atau “reduce, reuse, recycle, recover” menuntuk keterlibatan masyarakat yang lebih besar dalam pengelolaan sampah. Dalam hal pelayanan air bersih, PDAM Kabupaten Tangerang berperan dalam pelayanan bagi pabrik/industri. Wilayah pelayanan PDAM belum mencakup seluruh wilayah kota. Di bagian selatan kota belum ada jaringan perpipaan. Di daerah perumahan, pelayanan air bersih diberikan oleh pihak pengembang melalui pompa deepwell, yang berarti masih menggunakan air tanah. Demikian juga masyarakat yang tinggal di kawasan bukan perumahan yang menggunakan pompa air untuk mendapatkan air bersih dengan sumber dari air tanah. Tingkat kedalaman air semakin berubah menjadi semakin dalam untuk mendapatkan air bersih melalui pemasangan pompa yang menunjukkan turunnya permukaan air tanah.
Gambar 4.2. Wilayah pelayanan air bersih perpipaan di Kota Tangerang Selatan pada tahun 2008 (Sumber : Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan, 2008)
Ada dua makam pahlawan yang terdapat di Pondok Aren dan Setu, yaitu Taman Makam Pahlawan Seribu di dekat kawasan industri Taman Tekno di Kecamatan Setu dan Taman Makam Bahagia di Parigi Kecamatan Pondok Aren. Tempat pemakaman umum (TPU) berjumlah 26 unit dengan jumlah terbanyak terdapat di Ciputat yaitu sebanyak 6 unit. Di Serpong Utara dan Pondok Aren masing-masing hanya terdapat 2 unit TPU.
Tabel 4.6 Sebaran Tempat Pembuangan Sementara (TPS) dan Water Treatment Plant (WTP) di Kota Tangerang Selatan
No
No
Sebaran TPS
WTP
1
Serpong
1
3
2
Serpong Utara
3
1
3
Ciputat
3
0
4
Ciputat Timur
1
0
5
Pamulang
3
0
6
Pondok Aren
3
1
7
Setu
7
0
21
5
Kota Tangerang Selatan
Sumber: Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan (2008)
Catatan: Sebagian besar tempat pembuangan sementara (TPS) merupakan TPS liar (Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Tangerang Selatan)
Tabel 4.7 Makam Pahlawan dan Tempat Pemakaman Umum (TPU) di Kota Tangerang Selatan Tahun 2008
No
Kecamatan
Makam Pahlawan
TPU Jumlah
Luas
1 2 3 4 5 6 7
5,6 Serpong 5 2 2,5 Serpong Utara 6 10,6 Ciputat 3 4,5 Ciputat Timur 5 5,0 Pamulang 1 2 4,0 Pondok Aren 1 3 3,5 Setu Kota Tangerang Selatan 2 26 35,7 Sumber: Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan (2008)
Lainnya Bencana banjir merupakan masalah yang harus dihadapi oleh penduduk yang bahkan di lokasi tertentu harus dihadapi secara rutin. Lokasi rawan banjir terdapat di sepanjang beberapa sungai yang mengalir di Kota Tangerang Selatan, di antaranya Kali Angke, Kali Serua, Kali Pasanggrahan, Kali Ciputat dan Kali Kedaung. Titik-titik lokasi rawan banjir tersebut dapat dilihat pada tabel dan gambar.
Tabel 4.8 Lokasi Rawan Banjir di Kota Tangerang Selatan No Lokasi Sungai Kecamatan Kompleks Sekretariat Negara Kali Angke Pondok Aren 1 Perumahan Maharta Kali Serua Pondok Aren 2 Taman Mangu Kali Pasanggrahan Pondok Aren 3 Graha Permai, Bintaro Kali Ciputat Ciputat 4 Perumahan Bintaro Sektor 9, Bintaro Kali Serua Pondok Aren 5 Kompleks Inhutani Kali Pasanggrahan Ciputat 6 Perumahan Pondok Hijau Kali Ciputat Ciputat 7 Perumahan Graha Hijau Kali Pasanggrahan Ciputat 8 Perumahan Reni Jaya Kali Angke Pamulang 9 Kali Kedaung Pamulang 10 Perumahan Bukit Pamulang Indah Sumber: Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan (2008)
Gambar 4.4. Sebaran lokasi rawan banjir di Kota Tangerang Selatan pada tahun 2008 (Sumber : Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan, 2008)
Bab 5
Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Penggunaan Lahan Penggunaan lahan Kota Tangerang Selatan sebagian besar adalah untuk perumahan dan permukiman yaitu seluas 9.941,41 Ha atau 67,54% dari 14.719 Ha. Sawah ladang dan kebun menempati posisi kedua terluas dengan 2.794,41 Ha atau 18,99%. Penggunaan lahan paling kecil adalah untuk pasir dan galian yaitu seluas 15,27 Ha atau 0,1% yang terdapat di Setu. Di Kota Tangerang Selatan terdapat tiga pengembang perumahan skala besar yaitu Bumi Serpong Damai (BSD), Bintaro dan Alam Sutera. Hingga tahun 2008, terdapat 128 kawasan perumahan baik yang berdiri sendiri atau berupa cluster dari lingkup kawasan perumahan skala besar. Jumlah kawasan perumahan di tiap kecamatan adalah sebagai berikut: Ciputat 45 kawasan, Pamulang 40 kawasan, Ciputat Timur 32 kawasan, Pondok Aren 25 kawasan, Serpong 18 kawasan, Serpong Utara 14 kawasan dan Setu dengan 9 kawasan. Luas daerah irigasi situ potensial, berdasarkan data Dinas Pekerjaan Umum (2009) adalah sebesar 97,7 Ha yang tersebar di sekitar 7 situ.
Gambar 5.1. Penggunaan Lahan di Kota Tangerang Selatan pada tahun 2008 (Sumber : Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan, 2008)
Tabel 5.1 Luas Penggunaan Lahan di Kota Tangerang Selatan Tahun 2008 No
Jenis Penggunaan Lahan
1
Perumahan dan permukiman
2
Industri / Kawasan Industri
3
Perdagangan dan jasa
4
Sawah, ladang, dan kebun
5
Semak belukar dan rerumputan
6
Pasir dan galian
7 8
Luas (Ha)
Persentase Luas (%)
9.941,41
67,54%
167,61
1,14%
487,08
3,31%
2.794,41
18,99%
366,48
2,49%
15,27
0,10%
Situ dan danau / tambak / kolam
137,43
0,93%
Tanah kosong
809,31
5,50%
Jumlah 14.719 Sumber : Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan (2008)
100,00%
Tabel 5.2 Luas Daerah Irigasi Situ Potensial Di Kota Tangerang Selatan Tahun 2009 No
Data Dasar
Volume (Ha)
Daerah Irigasi Pamulang 25 Daerah Irigasi Cibarengkok 15 Daerah Irigasi Ciledug 22 Daerah Irigasi Engram/Gintung 21 Daerah Irigasi Pondok Jagung 8 Daerah Irigasi Legoso 2 Daerah Irigasi Bungur 3 Daerah Irigasi Kayu Antap 1,7 Luas Total 97,7 Sumber: Bidang Pengairan Dinas Pekerjaan Umum Kota Tangerang Selatan, 2009 1 2 3 4 5 6 7 8
Komoditas Pertanian Jenis komoditas pertanian yang diproduksi antara lain adalah padi sawah, jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, kacang panjang, mentimun, bayam, terung, kangkung, dan petsai/sawi. Komoditas dengan luas panen terbesar adalah padi sawah yaitu sebesar 168 Ha dengan produksi 1038 Ton GKP, sedangkan komoditas dengan luas panen terkecil adalah terung yaitu sebesar 30 Ha dengan produksi 187 ton.
Komoditas Peternakan Berbagai jenis ternak terdapat di Kota Tangerang Selatan dengan populasi yang beraneka ragam. Berdasarkan Survei Rumah Tangga Peternakan Nasional 2008, ada beberapa jenis ternak yang dipelihara di masyarakat. Ternak besar terdiri dari sapi dan kerbau dengan didominasi oleh kerbau dengan populasi 174 ekor yang ada di Serpong dan Pondok Aren. Ternak kecil yang dipelihara adalah kambing dengan populasi sebesar 4.169 ekor yang ada di Serpong dan Pondok Aren. Unggas yang besar populasinya adalah ayam ras pedaging dengan 765.743 ekor dan ayam ras petelur dengan 56.618 ekor. Unggas-unggas lain adalah ayam buras (2.457 ekor), itik manila (1.348 ekor) dan itik (261ekor). Rumah tangga yang memelihara ternak didominasi oleh ayam ras petelur dengan 10.576 rumah tangga demikian juga dengan rumah tangga yang mengusahakan ternak (198 rumah tangga).
Tabel 5.3 Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Padi Sawah Menurut Kecamatan Kota Tangerang Selatan Tahun 2008 Produktivitas Produksi (Ton (Kut/Ha) GKP) Serpong 48 61,19 294 1 Serpong Utara 65 2 11 59,25 Setu 162 3 26 62,45 Pamulang 4 Ciputat 367 5 59 62,23 Ciputat Timur 6 Pondok Aren 150 7 24 62,35 Kota Tangerang Selatan 168 307,47 1.038 Sumber: Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Tangerang dalam Kabupaten Tangerang Dalam Angka 2008/2009 No
Kecamatan
Luas Panen (Ha)
Tabel 5.4 Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Jagung Menurut Kecamatan Kota Tangerang Selatan Tahun 2008 Produktivitas Produksi (Ton) (Kut/Ha) Serpong 2 28,53 6 1 Serpong Utara 9 2 3 28,86 Setu 55 3 19 28,76 Pamulang 44 4 15 29,57 Ciputat 82 5 28 29,31 Ciputat Timur 40 6 14 28,55 Pondok Aren 41 7 14 29,49 Kota Tangerang Selatan 95 203,07 277 Sumber: Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Tangerang dalam Kabupaten Tangerang Dalam Angka 2008/2009 No
Kecamatan
Luas Panen (Ha)
Tabel 5.5 Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Ubi Kayu Menurut Kecamatan Kota Tangerang Selatan Tahun 2008 Produktivitas Produksi (Ton) (Kut/Ha) Serpong 14 125,40 176 1 Serpong Utara 100 2 8 125,00 Setu 13 3 1 126,00 Pamulang 4 Ciputat 151 5 12 126,00 Ciputat Timur 200 6 16 125,28 Pondok Aren 339 7 27 125,50 Kota Tangerang Selatan 78 753,18 979 Sumber: Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Tangerang dalam Kabupaten Tangerang Dalam Angka 2008/2009 No
Kecamatan
Luas Panen (Ha)
Tabel 5.6 Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Ubi Jalar Menurut Kecamatan Kota Tangerang Selatan Tahun 2008 Produktivitas Produksi (Ton) (Kut/Ha) Serpong 2 96,50 19 1 Serpong Utara 67 2 7 95,00 Setu 154 3 17 90,59 Pamulang 134 4 14 95,50 Ciputat 154 5 16 96,00 Ciputat Timur 38 6 4 95,50 Pondok Aren 19 7 2 96,00 Kota Tangerang Selatan 62 665,09 585 Sumber: Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Tangerang dalam Kabupaten Tangerang Dalam Angka 2008/2009 No
Kecamatan
Luas Panen (Ha)
Tabel 5.7 Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kacang Tanah Menurut Kecamatan Kota Tangerang Selatan Tahun 2008 No
Kecamatan
Luas Panen (Ha)
1 2 3 4 5 6 7
Produktivitas (Kut/Ha) 16,12 17,57 17,14 16,29 17,01 16,99 16,99
Produksi (Ton)
Serpong 5 8 9 Serpong Utara 16 15 Setu 26 9 Pamulang 15 19 Ciputat 32 3 Ciputat Timur 5 15 Pondok Aren 25 Kota Tangerang Selatan 75 118,11 127 Sumber: Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Tangerang dalam Kabupaten Tangerang Dalam Angka 2008/2009
Tabel 5.8 Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kacang Panjang Menurut Kecamatan Kota Tangerang Selatan Tahun 2008 No
Kecamatan
Luas Panen (Ha)
Produktivitas (Kut/Ha) 63,45
Produksi (Ton)
Serpong 1 1 Serpong Utara 2 Setu 3 10 63,40 Pamulang 4 Ciputat 5 24 63,14 Ciputat Timur 6 16 63,56 Pondok Aren 7 Kota Tangerang Selatan 51 253,55 Sumber: Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Tangerang dalam Kabupaten Tangerang Dalam Angka 2008/2009
6 63 152 102 323
Tabel 5.9 Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Mentimun Menurut Kecamatan Kota Tangerang Selatan Tahun 2008 No
Kecamatan
Luas Panen (Ha)
Produktivitas (Kut/Ha)
Produksi (Ton)
Serpong 1 Serpong Utara 2 Setu 3 11 80,46 Pamulang 4 Ciputat 5 26 81,96 Ciputat Timur 6 14 80,13 Pondok Aren 7 8 83,31 Kota Tangerang Selatan 59 325,86 Sumber: Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Tangerang dalam Kabupaten Tangerang Dalam Angka 2008/2009
89 213 112 67 480
Tabel 5.10 Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Bayam Menurut Kecamatan Kota Tangerang Selatan Tahun 2008 No
Kecamatan
Luas Panen (Ha)
Produktivitas (Kut/Ha)
Produksi (Ton)
Serpong 1 Serpong Utara 2 Setu 3 Pamulang 4 3 26,96 Ciputat 5 31 26,22 Ciputat Timur 6 21 26,01 Pondok Aren 7 42 26,25 Kota Tangerang Selatan 97 105,44 Sumber: Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Tangerang dalam Kabupaten Tangerang Dalam Angka 2008/2009
8 81 55 110 254
Tabel 5.11 Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Terung Menurut Kecamatan Kota Tangerang Selatan Tahun 2008 No
Kecamatan
Luas Panen (Ha)
Produktivitas (Kut/Ha)
Produksi (Ton)
Serpong 1 Serpong Utara 2 Setu 3 Pamulang 4 Ciputat 5 22 62,23 Ciputat Timur 6 8 63,12 Pondok Aren 7 Kota Tangerang Selatan 30 125,35 Sumber: Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Tangerang dalam Kabupaten Tangerang Dalam Angka 2008/2009
137 50 187
Tabel 5.12 Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kangkung Menurut Kecamatan Kota Tangerang Selatan Tahun 2008 No
Kecamatan
Luas Panen (Ha)
Produktivitas (Kut/Ha)
Produksi (Ton)
Serpong 1 Serpong Utara 2 3 69,46 Setu 3 Pamulang 4 Ciputat 5 25 68,32 Ciputat Timur 6 17 66,31 Pondok Aren 7 44 68,22 Kota Tangerang Selatan 89 272,31 Sumber: Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Tangerang dalam Kabupaten Tangerang Dalam Angka 2008/2009
21 171 113 300 605
Tabel 5.13 Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Petsai / Sawi Menurut Kecamatan Kota Tangerang Selatan Tahun 2008 No
Kecamatan
Luas Panen (Ha)
Produktivitas (Kut/Ha)
Produksi (Ton)
Serpong 1 Serpong Utara 2 Setu 3 Pamulang 4 4 72,33 Ciputat 5 31 72,89 Ciputat Timur 6 Pondok Aren 7 35 72,46 Kota Tangerang Selatan 70 217,68 Sumber: Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Tangerang dalam Kabupaten Tangerang Dalam Angka 2008/2009
29 226 254 509
Tabel 5.14 Populasi Ternak Menurut Kecamatan di Kota Tangerang Selatan Tahun 2008
1
Kerbau
75
-
-
-
-
-
99
Kota Tangerang Selatan 174
2
Kuda
-
-
-
-
-
-
-
-
3
Sapi
-
-
-
-
-
-
79
79
4
Babi
-
-
-
-
-
-
-
-
5
Domba
-
-
-
-
-
-
-
-
6
Kambing
1.867
-
-
-
-
-
2.302
4.169
7
Ayam Buras
1.216
-
-
-
-
-
1.241
2.457
8
Ayam Ras Pedaging
-
-
-
-
-
-
765.743
765.743
-
-
-
-
-
-
56.618
56.618
261
-
-
-
-
-
-
No
9
Jenis
Ayam Ras Petelur 10 Itik 11 Itik Manila
Serpong
Serpong Utara
Setu
Pamulang Ciputat
Ciputat Timur
Pondok Aren
707 641 Sumber: Survei Rumah Tangga Peternakan Nasional 2008, Badan Pusat Statistik Kabupaten Tangerang
261 1.348
Tabel 5.15 Jumlah Rumah Tangga Yang Memelihara Ternak Menurut Kecamatan di Kota Tangerang Selatan Tahun 2008 Kota Tangerang Selatan 46 80 126 1 Kerbau 2 Kuda 35 35 3 Sapi 4 Babi 5 Domba 605 1.143 6 Kambing 538 261 561 7 Ayam Buras 300 205 8 Ayam Ras Pedaging 205 10.576 10.576 9 Ayam Ras Petelur 55 10 Itik 55 44 117 11 Itik Manila 73 Sumber: Survei Rumah Tangga Peternakan Nasional 2008, Badan Pusat Statistik Kabupaten Tangerang No
Jenis
Serpong
Serpong Utara
Setu
Pamulang Ciputat
Ciputat Timur
Pondok Aren
Tabel 5.16 Jumlah Rumah Tangga Yang Mengusahakan Ternak Utama Menurut Kecamatan di Kota Tangerang Selatan Tahun 2008 Kota Tangerang Selatan 12 12 24 1 Kerbau 2 Kuda 34 34 3 Sapi 4 Babi 5 Domba 96 144 6 Kambing 48 7 Ayam Buras 198 8 Ayam Ras Pedaging 198 16 16 9 Ayam Ras Petelur 10 Itik 26 52 11 Itik Manila 26 Sumber: Survei Rumah Tangga Peternakan Nasional 2008, Badan Pusat Statistik Kabupaten Tangerang No
Jenis
Serpong
Serpong Utara
Setu
Pamulang Ciputat
Ciputat Timur
Pondok Aren
Di Kota Tangerang Selatan terdapat 9 situ, yang tersebar di 5 kecamatan. Situ-situ tersebut adalah Situ Pondok Jagung / Rawa Kutup, Situ Parigi, Situ Bungur, Situ Kayu Antap, Situ Rompong, Situ Gintung, Situ Legoso, Situ Pamulang / Pondok Benda, dan Situ Ciledug / Kedaung. Namun, ada 4 situ yang sudah tidak tertera pada peta, yaitu Situ Bungur, Situ Antak, Situ Rompong, dan Situ Legoso. Secara umum, situ-situ tersebut mengalami penyusutan air dan pendangkalan pada bagian tepi yang terutama disebabkan oleh sedimentasi. Situ Gintung saat ini tidak berfungsi akibat jebolnya tanggul pada akhir Maret 2009.
Tabel 5.17 Situ di Kota Tangerang Selatan Tahun 2008 No 1
Nama Situ Situ Pondok Jagung / Rawa Kutup
Kecamatan Serpong Utara
2
Situ Parigi
Pondok Aren
3
Situ Bungur
Ciputat
-
4
Situ Kayu Antap
Ciputat
-
5
Situ Rompong
Ciputat Timur
-
6
Situ Gintung
Ciputat Timur
29,3
7
Situ Legoso
Ciputat
8
Situ Pamulang / Pondok Benda
Pamulang
27,0
9
Situ Ciledug / Kedaung
Pamulang
9,7
Kota Tangerang Selatan Sumber: Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan (2008) Keterangan: - : sudah tidak ada di peta
Luas Situ (Ha) 8,2 5,1
-
79,3
Bab 6
Industri, Perdagangan dan Koperasi Industri Industri bukan merupakan sektor utama yang menggerakkan perekonomian Kota Tangerang Selatan. Namun demikian, perannya masih lebih besar dibandingkan dengan sektor primer seperti sektor pertanian. Ada lima jenis industri kerajinan yang terdapat di Kota Tangerang Selatan, yaitu kerajinan kayu berjumlah 165 unit, anyaman 28 unit, gerabah 1 unit, kain 293 unit dan makanan 164 unit. Selain itu industri kerajian tersebut, juga terdapat 7 unit pabrik yang di dalamnya terdapat 1 kawasan industri. Perdagangan dan Jasa Perekonomian Kota Tangerang Selatan, sebagian besar digerakkan oleh sektor perdagangan dan jasa. Berdasarkan Sensus Ekonomi 2006, jumlah perusahaan menengah dan besar di Kota Tangerang Selatan berjumlah 65 unit dengan penyerapan tenaga kerja sebanyak 11.162 orang pekerja. Kegiatan perdagangan dan jasa tersebar hampir di seluruh wilayah Kota Tangerang Selatan. Namun, yang paling menonjol adalah kegiatan perdagangan dan jasa di sepanjang koridor jalan-jalan utama seperti Jalan Raya Serpong, Jalan Raya Ceger, Jalan Raya Bintaro Utama – Jalan kesehatan, Jalan Raya Pondok Betung - Jalan Raya WR Supratman, Jalan Raya Pamulang – Ciputat, Jalan Raya Pamulang – Pondok Cabe dan Jalan Raya Ir. H. Juanda (Ciputat Raya). Fasilitas perdagangan dan jasa yang tersedia berupa pasar, baik modern maupun tradisional, bank, BPR, KUD/koperasi, kompleks ruko dan minimart. Pasar tradisional yang terdapat di tanah milik pemerintah daerah adalah sebanyak 6 unit, yaitu Pasar Ciputat, Pasar Ciputat Permai, Pasar Jombang, Pasar Bintaro Sektor 2, Pasar Serpong, dan Pasar Gedung Hijau. Seluruhnya berfungsi kecuali Pasar Gedung Hijau. Secara total, luas lahan yang ditempati oleh pasar-pasar tersebut adalah 25.721 m2 dengan 1.966 kios, 865 los dan 1.795 pedagang kaki lima. Berdasarkan tanda daftar perusahaan (TDP), terdapat perseroan terbatas (PT), comanditer venotschaap / perseroan komanditer (CV), perusahaan perorangan (PO), koperasi, firma, dan bentuk usaha lain yang keseluruhannya berjumlah 5.146 unit. Yang paling banyak adalah adalah PT yaitu berjumlah 2.467 unit sedangkan yang paling sedikit adalah firma yang hanya berjumlah 2 unit.
Koperasi Koperasi seluruhnya berjumlah 330 unit yang terdiri dari koperasi karyawan (Kopkar), koperasi simpan pinjam (KSP), koperasi serba usaha (KSU), dan Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI). Namun, koperasi yang terdaftar pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Tangerang baru sejumlah 81 unit. Secara keseluruhan, jumlah anggota mencapai 24.553 orang.
Tabel 6.1 Jumlah Perusahaan Menengah dan Besar Menurut Status Penanaman Modal dan Jumlah Tenaga Kerja Menurut Kecamatan di Kota Tangerang Selatan No
Kecamatan
1
Serpong
2
Serpong Utara
3 4 5 6 7
Setu
Status Penanaman Modal Jumlah Non PMDN PMA Fas -
Pekerja Produksi Lk
Pekerja Lainnya Jumlah
Pr
Lk
Pr
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
2.613
213
234
4.023 6.585
-
Pamulang
6
-
11
17
963
Ciputat
4
2
22
28
3.095
2.436
641
413
Ciputat Timur Pondok Aren
-
-
-
-
-
-
-
-
-
2
-
18
303
189
42
40
12
2
51
20 65
4.361
5.238
896
687
574 11.182
Kota Tangerang Selatan
Sumber: Sensus Ekonomi 2006, Badan Pusat Statistik Kabupaten Tangerang
Tabel 6.2 Sebaran Industri Kecil, Menengah / Besar di Kota Tangerang Selatan Sebaran No 1 2 3 4 5 6 7
Kecamatan Serpong Serpong Utara Ciputat Ciputat Timur Pamulang Pondok Aren Setu
Kota Tangerang Selatan
Kerajinan Kayu 8 7 35 64 33 5 13
Kerajinan Anyaman 5 0 1 0 4 3 15
Kerajinan Gerabah 0 0 0 0 0 1 0
Kerajinan Kain 0 0 6 4 2 281 0
Industri Makanan 12 13 18 10 39 3 69
165
28
1
293
164
Pabrik 0 5 0 0 1 0 1 (kawasan industri) 7
Sumber: Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan (2008)
Tabel 6.3 Sebaran Fasilitas Perdagangan dan Jasa di Kota Tangerang Selatan Sebaran No 1 2 3 4 5 6 7
Kecamatan Serpong Serpong Utara Ciputat Ciputat Timur Pamulang Pondok Aren Setu
Kota Tangerang Selatan
Pasar Modern 2 1 1 1 1 1 1
Pasar Tradisional 1 0 0 1 2 2 2
8
8
0 1 2 0 0 0 1
KUD / Koperasi 0 0 0 0 1 0 0
Kompleks Ruko 10 5 4 15 20 6 0
4
1
60
Bank
BPR
21 4 5 9 9 12 1 61
Sumber: Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan (2008)
Minimart 8 3 13 13 23 4 7 71
Tabel 6.4 Pasar Tradisional Di Tanah Milik Pemerintah Di Kota Tangerang Selatan Tahun 2009 No
Nama Pasar
Lokasi
Kondisi
Komoditi Yg Dijual
1
Pasar Ciputat
Ciputat
Cukup Baik
Sembako, sandang, perhiasan
2
Pasar Ciputat Permai Pasar Jombang
Ciputat
Kurang Baik Kurang Baik
Sembako
4
Pasar Bintaro Sektor 2
Ciputat Timur
5
Pasar Serpong
6
Pasar Gedung Hijau
3
Jumlah Jumlah Pedagang Luas Areal Status Kios Los Kaki Lima (M2) Tanah 1.136 386 608 5.670 Milik Pemkab
Ket. 3 Lantai
12
40
366
Sembako, sandang, perhiasan
195
21
188
Kurang Baik
Sembako, sandang
23
95
8
830 Milik Pemkab
Sedang dibangun
Serpong
Baik
Sembako, sandang, perhiasan
600
323
625
8.730 Milik Pemkab
Dibangun 2007
Serpong Utara
Cukup Baik
--
--
--
--
3.396 Milik Pemkab
Tidak digunakan
Ciputat
JUMLAH
1.966
865
1.795
1.000 Milik Pemkab 6.095 Milik Pemkab
2 Lantai 2 Lantai
25.721
Sumber: PD Pasar Niaga Kerta Raharja Kabupaten Tangerang 2009
Tabel 6.5 Perusahaan Perdagangan Berdasarkan Tanda Daftar Perusahaan (TDP) Kota Tangerang Selatan Tahun 2009 No 1 2
3 4
Kecamatan Ciputat Ciputat Timur Serpong Serpong Utara Setu Pamulang Pondok Aren Jumlah
Bentuk Badan Hukum PT 509
CV 413
PO 241
Koperasi 25
Firma -
1.261
575
418
26
271 426
292 299
177 167
2.467
1.579
1.003
Jumlah (Unit)
BUL 5
1.193
1
5
2.286
15 15
1 -
2 2
758 909
81
2
14
5.146
Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Tangerang 2009 PT CV PO BUL
: Perseroan Terbatas : Comanditer Venotschaap / Perseroan Komanditer. : Perusahaan Perorangan : Bentuk Usaha Lain
Tabel 6.6 Koperasi Kota Tangerang Selatan Tahun 2009 No 1 2 3 4 5 6 7
Kecamatan Ciputat Ciputat Timur Serpong Serpong Utara Setu Pamulang Pondok Aren JUMLAH
Jumlah Koperasi 113
Jumlah Anggota 9.605
76
11.400
26 69 46
650 1.518 1.380
330
24.553
Keterangan Kopkar, KSP, KSU, KPRI Kopkar, KSP, KSU, KPRI Kopkar, KSP, KSU, KPRI Kopkar, KSP, KSU, KPRI
Sumber : Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kabupaten Tangerang, 2009
Bab 7
Ekonomi dan Keuangan Perkembangan PDRB Pada tahun 2008, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga (adh) berlaku Kota Tangerang Selatan adalah sebesar Rp.9.088.663,66 Juta sedangkan PDRB adh konstan adalah sebesar Rp.4.709.756,14 Juta. Angka-angka tersebut meningkat dari total PDRB adh berlaku pada tahun 2007 yang sebesar Rp.7.712.527,15 Juta –yang merupakan angka perbaikan dari angka sementara yang sebesar Rp.5.256.882,05 Juta – dan PDRB adh konstan yang sebesar Rp.4.391.990,06 Juta – yang merupakan angka perbaikan dari angka sementara yaitu Rp.2.768.787,17 Juta. Menurut BPS Kabupaten Tangerang, perbedaan angka perbaikan yang cukup signifikan pada tahun 2007 dari angka sementaranya disebabkan beberapa hal. Angka sementara diperoleh dari agregasi langsug dari nilai PDRB Kabupaten Tangerang berdasarkan tujuh kecamatan pembentuk Kota Tangerang Selatan yang menggunakan asumsi bahwa komponen ekspor neto antar wilayah kecamatan (regional trading) adalah nol; menggunakan rata-rata konsumsi rumah tangga di Kabupaten Tangerang; dan menggunakan indeks harga penyesuaian dari Kota Tangerang. Angka perbaikan diperoleh dengan asumsi-asumsi yang berbeda, yaitu telah memperhitungkan regional trading; menggunakan rata-rata konsumsi rumah tangga di Kota Tangerang yang disesuaikan; serta menggunakan indeks harga Kota Tangerang tanpa penyesuaian. Perkembangan PDRB Kota Tangerang Selatan cenderung menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun demikian juga dengan PDRB per kapita. Pada tahun 2008, berdasarkan PDRB adh konstan, laju pertumbuhan ekonomi (LPE) adalah sebesar 7,24%. Percepatan pertumbuhan ekonomi Kota Tangerang Selatan pada tahun 2008 terutama didukung oleh percepatan pada sektor perdagangan, hotel, restoran dan sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan yang tumbuh sangat signifikan. Secara keseluruhan, semua sektor ekonomi di Kota Tangerang Selatan menunjukkan pertumbuhan positif kecuali sektor pertanian yang menunjukkan pertumbuhan negatif. Dengan jumlah penduduk pertengahan tahun 2008 mencapai 1.069.872 orang, PDRB per kapita adh berlaku adalah sebesar Rp.8,495 Juta sedangkan PDRB per kapita adh konstan adalah Rp. 4.402.165,45 Juta, meningkat dari angka pada tahun 2007 yang sebesar Rp. 4.212.206,10 Juta. Jika dilihat per kecamatan, total PDRB adh berlaku terbesar adalah di Ciputat Timur, yaitu sebesar Rp.2.687.576,66 juta dan yang terkecil adalah di Setu dengan nilai Rp.318.982,46 juta. Namun, jika dilihat dari PDRB per kapita yang paling besar ternyata Serpong utara dengan Rp.19.347.523,69 dan yang terkecil adalah Pamulang dengan Rp.3.944.099,14.
Tabel 7.1 Angka Agregat PDRB, Jumlah Penduduk dan PDRB Per Kapita Kota Tangerang Selatan No. Uraian 1 PDRB atas dasar harga berlaku (Juta Rp) 2 PDRB atas dasar harga konstan 2000 3 Jumlah penduduk pertengahan tahun 4 PDRB per kapita adh berlaku (Rupiah) 5 PDRB per kapita adh konstan (Rupiah) *) Angka Perbaikan **) Angka Sementara
2007*) 7.712.527
2008**) 9.088.664
Pertumbuhan
4.391.990
4.709.756
7,24%
1.042.682
1.069.873
2,61%
7.396.819
8.495.090
4.212.206
4.402.165
4,51%
Tabel 7.2 Produk Domestik Regional Bruto A.D.H. Berlaku Menurut Lapangan Usaha Kota Tangerang Selatan 2007*) No. 1 2 3 4 5 6 7 8
Lapangan Usaha
(Juta Rupiah)
Pertanian Pertambangan & Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas & Air Bersih Bangunan / Konstruksi Perdagangan, Hotel & Restoran Pengangkutan & Komunikasi Bank, persewaan & jasa perusahaan
9 Jasa-jasa Jumlah
2008**)
Distribusi (%)
(Juta Rupiah)
Distribusi (%)
69.210,35 1.750,59 1.376.481,67 318.108,45 508.303,55 2.052.573,35 1.592.076,01 849.775,55
0,90% 0,02% 17,85% 4,12% 6,59% 26,61% 20,64% 11,02%
71.323,84 1.835,51 1.401.131,41 375.056,88 610.817,72 2.589.278,12 1.893.779,02 1.014.567,11
0,78% 0,02% 15,42% 4,13% 6,72% 28,49% 20,84% 11,16%
944.247,63 7.712.527,15
12,24% 100,00%
1.130.874,05 9.088.663,66
12,44% 100,00%
*) Angka Perbaikan **) Angka Sementara Sumber: BPS Kabupaten Tangerang, 2009
Tabel 7.3 Produk Domestik Regional Bruto A.D.H. Berlaku Menurut Kecamatan Tahun 2008 Jumlah Penduduk Pertengahan Tahun 2008 (Orang)
Jumlah
Kecamatan
Juta Rupiah Setu
PDRB per kapita (Rupiah)
Persen
318.982,46
3,51%
55.969
5.699.296,31
1.792.125,04
19,72%
102.428
17.496.441,14
Pamulang
992.784,99
10,92%
251.714
3.944.099,14
Ciputat
725.909,44
7,99%
165.069
4.397.618,38
Ciputat Timur
2.687.576,66
29,57%
163.713
16.416.350,57
Pondok Aren
1.042.770,27
11,47%
251.977
4.138.362,07
Serpong Utara
1.528.514,80
16,82%
79.003
19.347.523,69
9.088.663,66
100,00%
1.069.873
8.495.089,77
Serpong
Jumlah
Sumber: BPS Kabupaten Tangerang, 2008
Struktur Ekonomi Berdasarkan data PDRB tahun 2008, struktur ekonomi Kota Tangerang Selatan didominasi oleh sektor sektor tersier, yaitu pengangkutan dan komunikasi;
perdagangan hotel dan restoran; jasa-jasa; dan bank,
persewaan dan jasa perusahaan, yang memberikan kontribusi hampir 72,93%. Sektor sekunder (industri pengolahan; listrik, gas dan air bersih; dan konstruksi) memberikan kontribusi 26,26%, dan sektor primer (pertanian, pertambangan dan penggalian) hanya memberikan kontribusi kurang dari 1%. Jika dilihat kecenderungan tahun 2007 dan tahun 2008, sektor primer dan sekunder mengecil kontribusinya sedangkan sektor tersier meningkat kontribusinya.
P E RT A M B A NGA N DA N P E NGGA LI A N; 0, 02% K E UA NGA N, P E RSE WA A N & JA SA
JA SA -JA SA 12, 44%
P E RUSA HA A N 11, 16%
P E RT A NI A N
I NDUST RI P E NGOLA HA N
0. 78%
15, 42% LI ST RI K , GA S DA N A I R B E RSI H 4, 13%
B A NGUNA N 6, 72% P E RDA GA NGA N, HOT E L DA N RE ST ORA N P E NGA NGK UT A N DA N K OM UNI K A SI 20, 84%
28, 49%
Gambar 7.1. Grafik persentase peranan sektoral terhadap pembentukan PDRB Kota Tangerang Selatan adh Berlaku Tahun 2008 Tabel 7.4 Produk Domestik Regional Bruto Menurut Kelompok Sektor Kota Tangerang Selatan 2007*) No.
Kelompok Sektor
(Juta Rupiah)
Atas Dasar Harga Berlaku 1 Primer 70.960,94 2 Sekunder 2.202.893,67 3 Tersier 5.438.672,54 Total 7.712.527,15 Atas Dasar Harga Konstan 1 Primer 45.070,92 2 Sekunder 1.437.654,83 3 Tersier 2.909.264,31 Total 4.391.990,06 *) Angka Perbaikan **) Angka Sementara Sumber: BPS Kabupaten Tangerang, 2009
2008**) Distribusi (%)
(Juta Rupiah)
Distribusi (%)
0,92% 28,56% 70,52% 100,00%
73.159,35 2.387.006,01 6.628.498,29 9.088.663,66
0,80% 26,26% 72,93% 100,00%
1,03% 32,73% 66,24% 100,00%
44.968,80 1.456.012,74 3.208.774,60 4.709.756,14
0,95% 30,91% 68,13% 100,00%
Pertumbuhan (%)
-0,23% 1,28% 10,30%
Keuangan Daerah Pada tahun 2009, Pemerintah Kota Tangerang Selatan telah menyusun Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang berisi rencana pendapatan, belanja serta pembiayaan daerah. Pendapatan Dalam APBD Tahun Anggaran 2009, pendapatan daerah hanya berasal dari lain-lain pendapatan daerah yang sah, yaitu dari pendapatan hibah, bagi hasil pajak dari provinsi dan pemerintah daerah lainnya, dan bantuan keuangan dari provinsi atau pemerintah daerah lainnya. Hal tersebut disebabkan pendapatan asli daerah, baik pajak maupun retribusi, masih masuk ke dalam pendapatan daerah Pemerintah Kabupaten Tangerang. Kota Tangerang Selatan juga belum mendapatkan dana perimbangan baik berupa bagi hasil pajak / bagi hasil bukan pajak, dana alokasi umum maupun dana alokasi khusus, karena peraturan mengenai dana perimbangan ditetapkan sebelum ditetapkannya Undang-undang Nomor 51 Tahun 2008 Tentang Pembentukan Kota Tangerang Selatan di Propinsi Banten. Dalam perkembangannya, pendapatan asli daerah sudah dapat diterima langsung oleh Pemerintah Kota Tangerang Selatan, tidak lagi seperti asumsi awal yang harus masuk ke dalam kas Pemerintah Kabupaten Tangerang. Dalam Perubahan APBD Tahun Anggaran 2009, total pendapatan daerah Kota Tangerang Selatan direncanakan sebesar Rp.191.699.005.762,00 yang berasal dari pendapatan asli daerah (PAD) dan lain-lain pendapatan daerah yang sah. Pendapatan Asli Daerah. PAD berasal dari pajak, retribusi daerah dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah. Besar target PAD adalah sebesar Rp.25.367.150.025,00 yang berasal dari pajak sebesar
Rp.15.397.425.025,00,
retribusi
Rp.9.219.725.000,00
dan
lain-lain
PAD
yang
sah
Rp.750.000.000,00. Dana Perimbangan. Kota Tangerang Selatan juga belum mendapatkan dana perimbangan baik berupa bagi hasil pajak / bagi hasil bukan pajak, dana alokasi umum maupun dana alokasi khusus, oleh karenanya target capaian untuk dana perimbangan adalah nol. Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah. Lain-lain pendapatan daerah yang sah berasal dari pendapatan hibah, bagi hasil pajak dari provinsi dan pemerintah daerah lainnya, dan bantuan keuangan dari provinsi atau pemerintah daerah lainnya. Pendapatan hibah sebesar Rp.15.000.000.000,00, bagi hasil pajak dari provinsi dan pemerintah daerah lainnya sebesar Rp.131.331.855.737,00 dan bantuan keuangan dari provinsi atau pemerintah daerah lainnya sebesar Rp.20.000.000.000,00. Pendapatan hibah seluruhnya berasal dari Pemerintah Kabupaten Tangerang, sedangkan bantuan keuangan dari provinsi atau pemerintah daerah lainnya adalah bantuan dana dari Pemerintah Propinsi Banten sebesar Rp.5.000.000.000,00. Besar hibah dan bantuan keuangan tersebut sesuai dengan yang ditetapkan dalam UU No. 51 Tahun 2008. Selain itu, Pemerintah Propinsi Banten juga memberikan bantuan khusus pendidikan (specific grant) sebesar Rp. Rp.15.000.000.000,00. Belanja Besar alokasi belanja Tahun Anggaran 2009 adalah sebesar Rp.191.698.355.762,00 yang dialokasikan untuk belanja seluruh SKPD Kota Tangerang Selatan. Belanja Langsung. Belanja langsung dialokasikan sebesar Rp.137.997.533.096,00 dengan rincian belanja pegawai sebesar 25.439.759.820,00, belanja barang dan jasa Rp.67.035.480.416,00 dan belanja modal Rp.45.522.292.860,00.
Belanja Tidak Langsung. Tahun 2009, belanja tidak langsung dialokasikan sebesar Rp.53.700.822.666,00. Dari jumlah tersebut, sebesar Rp.37.999.149.862,20 merupakan belanja pegawai; Rp.9.783.787.000,00 merupakan belanja hibah yang diperuntukkan bagi Bantuan Operasional Pendidikan Daerah dan untuk badan / lembaga / organisasi kemasyarakatan; Rp.4.917.885.803,80 merupakan belanja bantuan sosial yang dialokasikan untuk bantuan sosial organisasi kemasyarakatan; dan Rp.1.000.000.000,00 merupakan belanja tidak terduga. Tidak ada rencana alokasi untuk belanja bunga, belanja subsidi, belanja bagi hasil dan belanja bantuan keuangan. Pembiayaan Dari segi pembiayaan, tidak ada kebijakan untuk mendapatkan penerimaan maupun melakukan pengeluaran pembiayaan. Belum ada sisa lebih perhitungan anggaran daerah tahun 2008, pencairan dana cadangan, serta penerimaan piutang daerah karena Perubahan APBD Tahun Anggaran 2009 merupakan perubahan dari rencana penganggaran pertama yang disusun Pemerintah Kota Tangerang Selatan yaitu APBD Tahun Anggaran 2009. Selain itu, juga belum ada rencana penerimaan pembiayaan dari penerimaan pinjaman daerah dan obligasi daerah. Tidak ada rencana pengeluaran daerah, baik dari pembentukan dana cadangan, penyertaan modal (investasi), pembayaran pokok utang dan pemberian pinjaman daerah. Ringkasan pendapatan, belanja dan pembiayaan selengkapnya tertera pada Tabel 7.5. Tabel 7.5 Ringkasan Perubahan APBD Kota Tangerang Selatan Tahun 2009 Uraian PENDAPATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH HASIL PAJAK DAERAH HASIL RETRIBUSI DAERAH LAIN-LAIN PENDAPATAN ASLI DAERAH YANG SAH LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH PENDAPATAN HIBAH DANA BAGI HASIL PAJAK DARI PROVINSI DAN PEMERINTAH DAERAH LAINNYA BANTUAN KEUANGAN DARI PROVINSI ATAU PEMERINTAH DAERAH LAINNYA Jumlah Pendapatan BELANJA BELANJA TIDAK LANGSUNG BELANJA PEGAWAI BELANJA HIBAH BELANJA BANTUAN SOSIAL BELANJA TIDAK TERDUGA BELANJA LANGSUNG BELANJA PEGAWAI BELANJA BARANG DAN JASA BELANJA MODAL Jumlah Belanja Surplus / (Defisit) PEMBIAYAAN PENERIMAAN PEMBIAYAAN DAERAH Jumlah Penerimaan Pembiayaan PENGELUARAN PEMBIAYAAN DAERAH Jumlah Pengeluaran Pembiayaan Pembiayaan Netto SISA LEBIH PERHITUNGAN ANGGARAN (SiLPA) TAHUN BERKENAAN
Bertambah /(Berkurang) Rp % 28.866.146.582,00 17,73 25.367.150.025,00 100,00 15.397.425.025,00 100,00 9.219.725.000,00 100,00 750.000.000,00 100,00
Sebelum Perubahan 162.832.859.180,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Setelah Perubahan 191.699.005.762,00 25.367.150.025,00 15.397.425.025,00 9.219.725.000,00 750.000.000,00
162.832.859.180,00
166.331.855.737,00
3.498.996.557,00
2,15
15.000.000.000,00 127.832.859.180,00
15.000.000.000,00 131.331.855.737,00
0,00 3.498.996.557,00
0,00 2,74
20.000.000.000,00
20.000.000.000,00
0,00
0,00
162.832.859.180,00 162.832.859.180,00 59.083.451.280,00 43.159.187.441,20 8.853.787.000,00 6.070.476.838,80 1.000.000.000,00 103.749.407.900,00 19.516.960.620,00 54.015.653.457,00 30.216.793.823,00 162.832.859.180,00 (0,00)
191.699.005.762,00 191.698.355.762,00 53.700.822.666,00 37.999.149.862,20 9.783.787.000,00 4.917.885.803,80 1.000.000.000,00 137.997.533.096,00 25.439.759.820,00 67.035.480.416,00 45.522.292.860,00 191.698.355.762,00 650.000,00
28.866.146.582,00 28.865.496.582,00 (5.382.628.614,00) (5.160.037.579,00) 930.000.000,00 (1.152.591.035,00) 0,00 34.248.125.196,00 5.922.799.200,00 13.019.826.959,00 15.305.499.037,00 28.865.496.582,00 650.000,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00 (0,00)
0,00 650.000,00
0,00 (650.000,00)
0,00
17,73 17,73 (9,11) (11,96) 10,50 (18,99) 0,00 33,01 30,35 24,10 50,65 17,73
Ketenagakerjaan Letak Kota Tangerang Selatan yang berdekatan dengan ibu kota negara menyebabkan perekonomian berjalan dengan cepat dan oleh karenanya banyak tersedia lapangan kerja yang merupakan daya tarik bagi para penduduk daerah lain untuk bermigrasi ke Kota Tangerang Selatan. Berdasarkan perhitungan sementara BPS Kabupaten Tangerang, angkatan kerja adalah sebesar 62,61% dari keseluruhan penduduk usia 15 tahun ke atas dengan penduduk yang bekerja sebesar 55,81% sedangkan pengangguran sebesar 6,8%. Berdasarkan sebaran penyerapan tenaga kerja pada sektor lapangan usaha, sebagian besar tenaga kerja diserap oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran yaitu sebesar 45,46%, sektor industri 18,50%, sektor jasa-jasa 12,74% dan sektor pengangkutan & komunikasi 11,22%. Sektor-sektor lain dengan penyerapan tenaga kerja kurang dari 10% adalah sektor pertanian 1,40%, bangunan dan konstruksi sebesar 9,55%, sektor bank, persewaan & jasa perusahaan 0,74% , sektor listrik, gas & air bersih 0,26% dan sektor pertambangan & penggalian 0,13%. Berdasarkan tingkat pendidikan pencari kerja yang tercatat pada Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Tangerang pada tahun 2008, pencari kerja dengan tingkat pendidikan SLTA merupakan kelompok pencari kerja terbesar dengan jumlah 5.490 orang dari total 8.874 orang atau sebesar 61,87%. Pencari kerja dengan tingkat pendidikan perguruan tinggi (DI-DII, DIII dan Sarjana) juga tercatat cukup besar yaitu berjumlah 3.297 orang atau 18,91%. Pencari kerja tak tamat SD hanya sebanyak 1 orang atau 0,01%. Tabel 7.6 Komposisi Penyerapan Tenaga Kerja Kecil, Menengah dan Besar Menurut Sektor Ekonomi Tahun 2007 dan 2008 Kota Tangerang Selatan 2008**) No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Lapangan Usaha
Jumlah Tenaga Kerja (Orang) 7.995,00 733,00 105.443,00 1.486,00 54.423,00 259.034,00 63.934,00 4.191,00 72.595,00
Pertanian Pertambangan & Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas & Air Bersih Bangunan / Konstruksi Perdagangan, Hotel & Restoran Pengangkutan & Komunikasi Bank, persewaan & jasa perusahaan Jasa-jasa Jumlah
*) Angka Perbaikan **) Angka Sementara Sumber: BPS Kabupaten Tangerang, 2009
569.834,00
Distribusi (%) 1,40% 0,13% 18,50% 0,26% 9,55% 45,46% 11,22% 0,74% 12,74% 100,00%
Tabel 7.7 Jumlah Pencari Kerja Berdasarkan Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin Menurut Kecamatan Kota Tangerang Selatan Tahun 2008 Tingkat Pendidikan Tak Tamat SD
SD
SLTP
SLTA
Jenis Kelamin
DIII
Sarjana
Pamulang
Pondok Aren -
Kota Tangerang Selatan
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Jumlah
1
-
-
-
-
-
-
1
1
58
55
1
-
-
5
-
119
Perempuan
106
71
4
-
-
10
8
199
Jumlah
164
126
5
-
-
15
8
318
Laki-laki
106
286
120
14
8
86
2
622
Perempuan
131
212
232
4
4
177
5
765
Jumlah
237
498
352
18
12
263
7
1.387
Laki-laki
919
324
956
323
114
106
47
2.789
Perempuan
672
254
1.334
236
54
120
31
2.701
1.591
578
2.290
559
168
226
78
5.490
9
46
24
31
-
22
-
132
Perempuan
40
59
18
46
6
20
-
189
Jumlah
49
105
42
77
6
42
-
321
Laki-laki
40
34
6
23
9
51
-
163
Perempuan
59
25
6
48
14
80
2
234
Jumlah
99
59
12
71
23
131
2
397
Laki-laki
122
24
6
103
36
71
6
368
Perempuan
146
28
4
281
41
79
13
592
Laki-laki
Laki-laki
268
52
10
384
77
150
19
960
Laki-laki
1.255
769
1.113
494
167
341
55
4.194
Perempuan
1.154
649
1.598
615
119
486
59
4.680
Jumlah Total
Setu
Ciputat Ciputat Timur -
Perempuan
Laki-laki
Jumlah DI-DII
Kecamatan Serpong Serpong Utara 1 -
2.409 1.418 2.711 1.109 286 827 114 8.874 Jumlah Sumber: Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Tangerang dalam Kabupaten Tangerang Dalam Angka 2008/2009
BAB VIII
VISI DAN MISI PEMBANGUNAN KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN 2010 – 2025 Dengan memperhatikan sejarah perkembangan kota Tangerang Selatan sebagai kota niaga dan didukung oleh analisis potensi, faktor-faktor strategis serta perspektif kedepan, maka visi pemerintah kota Tangerang Selatan tahun 2010 – 2025 dirumuskan sebagai berikut :
A. Visi : “ Terwujudnya Kota yang Berkeadilan, Sejahtera, dan Nyaman (BERKESAN) ” Alternatif 1.
“Terwujudnya Kota Jasa termaju/terdepan di INDONESIA”
2.
“Terwujudnya Kota yang Aman, Nyaman, dan Berkeadilan menuju Masyarakat Makmur dan Sejahtera”
3.
“Terwujudnya Kota Jasa yang Modern dan Religius”
B. Misi : 1. Meningkatkan Sumber Daya Manusia yang berkualitas 2. Meningkatkan Kapasitas “Kota Pendidikan yang Modern dan Religius” 3. Meningkatkan Kualitas Pelayanan Kesehatan dan Pendidikan 4. Meningkatkan Ekonomi Lokal melalui Pemberdayaan Masyarakat 5. Menyediakan prasarana, sarana dan utilitas dengan menerapkan prinsip pembangunan berkelanjutan 6. Mengurangi disparitas antar wilayah dan antar golongan pendapatan masyarakat 7. Menyelenggarakan pemerintahan yang amanah dengan prinsip demokratisasi dan good governance
Visi tersebut mengandung pengertian bahwa
15 tahun mendatang kota Tangerang Selatan
diharapkan menjadi kota perdagangan dan jasa sebagai bentuk aktivitas ekonomi utama yang mampu menjadi tulang punggung pertumbuhan ekonomi dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Perwujudan kondisi tersebut didukung oleh sumber daya manusia yang memiliki/menguasai kecakapan/keahlian yang tinggi, kelembagaan yang efektif dan lingkungan yang berkelanjutan.
BAB IX
ARAH PEMBANGUNAN Terwujudnya Tangerang Selatan sebagai kota perdagangan dan jasa mensyaratkan kondisi masyarakat yang menguasai ilmu, pengetahuan, ketrampilan dan moralitas yang didukung oleh tersedianya sarana prasarana berbasis pada
perdagangan dan jasa. Oleh karena itu Rencana
pembangunan jangka panjang disusun untuk mencapai tujuan pembangunan implementasinya mengacu pada arah pembangunan dengan dilandasi strategi pemerataan, pertumbuhan, keserasian dan kesimbangan, interkoneksitas serta dinamis. Berdasarkan atas fungsi yang menjadi kewenangan pemerintah kota maka pencapaian misi dilakukan melalui penetapan arah Arah Pembangunan sebagai berikut : A. Mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang efisien, produktif dan merata. Kota Tangerang Selatan sebagai kota perdagangan dan jasa tercermin dari peningkatan pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, efisien , produktif
dan merata sehingga mampu
berdampak positif bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Apabila diakumulasikan 15 tahun yang akan datang mencapai ................... %. Sedangkan pendapatan perkapita penduduk Kota Tangerang Selatan (berdasarkan harga konstan tahun 2009) pada tahun 2025 diproyeksikan mencapai Rp............................ atau mengalami kenaikan rata-rata sebesar ............. % per tahun. Jumlah angkatan kerja pada tahun 2025 diproyeksikan kurang dari ........... % dari jumlah penduduk, dimana Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) pada tahun 2025 sebesar .......... %. Hal tersebut menunjukkan bahwa perlunya peningkatan lapangan pekerjaan yang cukup guna menampung banyaknya penduduk usia kerja yang tiap tahun semakin meningkat. Kondisi sistem perdagangan kedepan akan semakin berkembangnya pusat-pusat perdagangan modern yang menawarkan kenyamanan, keamanan, kebersihan, kepastian akan berdampak terhadap keberadaan pasar-pasar tradisonal. Hal ini perlu dirumuskan kebijaksanaan sistem kegiatan perdagangan agar dalam secara optimal memberikan nilai tambah bagi ekonomi kota. Pembangunan ekonomi diarahkan pada pertumbuhan ekonomi yang tinggi, merata dan berkelanjutan, serta berdaya saing melalui arah pembangunan sebagai berikut : 1.
Struktur Ekonomi Kota Terbangunnya struktur perekonomian kota yang kokoh dimana perdagangan dan jasa menjadi basis aktivitas perekonomian yang didukung oleh aktivitas perekonomian lainnya. Di samping itu, pengembangan struktur ekonomi kota juga di arahkan untuk mewujudkan peningkatan PDRB kota sebagai agregat pendapatan masyarakat melalui pengembangan produk unggulan, pengembangan kemitraan swasta dengan pemerintah serta pengembangan kelancaran jalur distribusi perdagangan barang dan jasa antar daerah, antar pulau maupun antar negara.
2.
Ekonomi Lokal Arah pembangunan penguatan ekonomi lokal diarahkan bagi peningkatan berusaha, optimalisasi potensi lokal,
pemerataan pembangunan serta
pengembangan keadilan
kesempatan berusaha dalam iklim berusaha yang kondusif. 3.
Pertanian Pengembangan kegiatan pertanian dalam arti luas diarahkan pada peningkatan nilai tambah (value added) serta usaha peningkatan produktifitas, efisiensi, serta dilakukan dalam usaha intensifikasi.
4.
Ketenagakerjaan Pembangunan ketenagakerjaan diarahkan pada peningkatan kualitas tenaga kerja dan kemandirian tenaga kerja yang mampu bersaing di era global.
5.
UKM dan koperasi Arah Pembanguan Arah Pembangunan pengembangan koperasi dan UKM diarahkan untuk mewujudkan sistem ekonomi yang effisien, produktif dan berdaya saing, mampu menembus pasar global dengan mengembangkan kerjasama strategis dan sinergis antar pelaku usaha.
6.
Investasi Arah Pembangunan pengembangan investasi diarahkan untuk mendorong tumbuhnya investasi dengan mengembangkan iklim investasi yang kondusif, pemenuhan sarana prasarana ekonomi dan menjamin kepastian berusaha.
7. Perdagangan dan jasa Arah pembangunan pengembangan kegiatan perdagangan dan jasa di arahkan pada peningkatan potensi sumber daya perdagangan secara terpadu, agar Kota Tangerang Selatan menjadi pusat aglomerasi kegiatan ekonomi regional maupun nasional. Serta mengoptimalkan kegiatan ekonomi lokal (local economic) dan peningkatan sistim informasi dan komunikasi yang handal dalam menghadapi perdagangan bebas. 8. Industri Arah pembangunan pengembangan kegiatan industri diarahkan bagi optimalisasi kawasan industri yang ada dengan konsentrasi pengembangan jenis industri yang bersifat ramah lingkungan (green industri) dan industri yang bersifat padat teknologi dengan tetap medorong eksistensi industri kecil / home industri sebagai penggerak kegiatan ekonomi lokal.
9.
Insfrastruktur ekonomi kota Arah Pembangunan pengembangan insfrastruktur ekonomi kota diarahkan pada tercukupinya kebutuhan sarana prasarana ekonomi dalam kerangka peningkatan investasi, pertumbuhan ekonomi, perluasan jaringan pasar yang berbasis pada pemanfaatan e-commerce dan mendukung pengembangan perdagangan dan jasa.
B.
Pengembangan Tata Kepemerintahan yang baik. Mewujudkan visi Kota Tangerang Selatan sebagai Kota Perdagangan dan Jasa dengan mengembangkan tata kepemerintahan yang baik melalui peningkatan kinerja pelayanan prima diberbagai sektor publik yang didukung perangkat daerah yang efektif dan efisien, aparatur yang profesional, infrastruktur yang memadai, dalam suasana politik, hukum dan kamtibmas yang kondusif. 1.
Pelayanan Umum pelayanan umum diarahkan untuk peningkatan peran dan fungsi pemerintah agar mampu memberikan pelayanan secara prima kepada masyarakat dengan menerapkan sistem pelayanan yang berorientasi kepada kepuasan pelanggan . Upaya tersebut ditempuh melalui :
Meningkatkan kinerja pelayanan publik yang berorientasi pada kepuasan masyarakat, dengan penerapan dan pengembangan Standar Pelayanan Minimal (SPM) disesuaikan standar ISO, serta semakin mendekatkan penyelenggaraan pelayanan kepada masyarakat
Mengembangkan kualitas birokrasi pelayanan yang semakin efektif dan efisien, dengan aparatur pemerintah yang semakin profesional dan berkarakter, disertai dengan budaya penilaian kinerja organisasi publik yang semakin konsisten dan transparan.
Meningkatkan kapasitas dan kemandirian kemampuan keuangan daerah disertai dengan intensifikasi dan ekstensifikasi sumber-sumber pendapatan/pembiayaan pembangunan yang potensial serta dikelola dengan mengembangkan prinsip-prinsip akuntabel, transparan, efisien dan efektif (value for money) yang ditujukan bagi peningkatan kinerja pelayanan sektor publik.
Mengembangkan infrastruktur pelayanan pemerintahan yang semakin baik, dengan menerapkan sistem informasi manajemen daerah melalui infrastruktur teknologi dan informasi yang handal serta peningkatan kemampuan sumber daya manusia
2.
Sumber Daya Aparatur Arah Pembangunan peningkatan kualitas SDM Aparatur diarahkan untuk mewujudkan sosok dan kinerja aparatur pemerintah yang profesional dan berkarakter . Oleh karena ke depan perlu dirumuskan adanya Arah Pembangunan yang mengarah pada penataan terhadap pola pengembangan karir, profesionalitas, dan kompetensi aparatur. Disamping itu secara bertahap juga dilakukan perubahan terhadap mental dan budaya birokrasi yang cenderung lambat dalam merespon tuntutan, kebutuhan, dan perkembangan kuantitas dan kualitas pelayanan publik.
3. Kapasitas Keuangan Pemerintah Daerah Arah Pembangunan pengembangan keuangan daerah diarahkan pada kemandirian keuangan daerah melalui penyesuaian secara terarah dan sistematis
untuk menggali sumber-sumber
pembiayaan pembangunan serta dikelola dengan mengembangkan prinsip-prinsip akuntabel, transparan, efisien dan efektif (value for money) 4.
Infrastruktur Pemerintahan Arah Pembangunan pembangunan infrastruktur pemerintahan diarahkan pada penciptaan system informasi manajemen daerah (SIMDA) yang dapat meningkatkan pelayanan kepada publik dengan mewujudkan infrastruktur teknologi informasi yang handal dan kemampuan SDM di bidang teknologi informasi.
5.
Ketertiban dan Keamanan Arah Pembangunan pembangunan keamanan dan ketertiban dititik beratkan pada penciptaan lingkungan yang aman dan tertib serta antisipatif terhadap munculnya kerawanan-kerawanan sosial, politik dan ekonomi, serta bencana yang dapat meresahkan masyarakat
6.
Hukum Arah pembangunan hukum diarahkan untuk mewujudkan menciptakan sistem hukum yang mampu memberikan jaminan kepastian, rasa keadilan, dan perlindungan hukum bagi masyarakat, peningkatan integritas dan profesionalisme aparat penegak hukum, yang pada akhirnya akan meningkatkan kesadaran hukum pada masyarakat dalam rangka membentuk budaya hukum dan penghargaan terhadap hak asasi manusia serta memperkuat perwujudan sistem hukum nasional, mendorong partisipasi masyarakat dalam penegakkan dan ketaatan terhadap hukum.
7.
Politik lokal Arah
Pembangunan
demokratisasi,
yang
dirumuskan
perlu
diarahkan
untuk
menjaga
momentum
melakukan penguatan pola seleksi dan pergantian kepemimpinan politik
nasional dan lokal secara regulatif, serta
kemampuan daerah dalam pelayanan dasar
masyarakat, efisiensi, efektifitas penyelenggaraan otonomi daerah, meningkatkan keserasian hubungan antar pemerintahan daerah, dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.
8.
Komunikasi Arah Pembangunan komunikasi diarahkan pada terwujudnya fungsi komunikasi dan media massa secara optimal dan terwujudnya masyarakat yang responsif terhadap informasi pembangunan
melalui
media
massa
dan
pengembangan
komunikasi
antar
pelaku
pembangunan agar tercapai kesamaan persepsi yang dapat menumbuhkan motivasi membangun secara kebersamaan. C. Mewujudkan pembangunan wilayah dan infrastruktur yang berkelanjutan Mewujudkan visi Kota Tangerang Selatan sebagai Kota Perdagangan dan Jasa dengan mewujudkan tata ruang yang efektif, efisien dan hirarki, dan pembangunan SDA, Drainase, Perumahan dan permukiman, fasum dan transportasi serta penanganan limbah dan Polusi. Permasalahan transportasi diperkirakan akan mengalami peningkatan kebutuhan baik untuk kebutuhan transportasi/pergerakan barang maupun pergerakan penumpang/orang. Hal ini merupakan dampak dari meningkatnya ekonomi dan aktivitas perkotaan. Sistem jaringan jalan yang saat ini berfungsi diperkirakan sudah tidak seimbang dengan pertumbuhan arus transportasi. Pada sisi lain, terjadinya percampuran antara pergerakan moda regional/nasional dengan pergerakan moda internal kota akan lebih bertambah parah dikemudian hari.
Perkembangan Kota yang
diperkirakan akan semakin menyebar berpengaruh terhadap penambahan intensitas transportasi pada wilayah-wilayah pinggiran, Untuk menunjang kelancaran transportasi perkotaan yang berdampak pada peningkatan kinerja perkotaan perlu diantisipasi dengan kebijaksanaan sistem dan manajemen transportasi yang efektif dan efisien. Jumlah kebutuhan rumah di Kota Tangerang Selatan pada tahun 2025 diprediksi sebanyak ........................ buah rumah. Kebutuhan rumah ini menuntut juga pemenuhan sarana perumahan dan permukiman seperti fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan, fasilitas sosial budaya, ruang publik
dan fasilitas olah raga, serta pemenuhan kenyamanan lingkungan. Kondisi
persampahan diperkirakan akan menghadapi permasalahan dengan bertambahnya jumlah penduduk dan aktivitas perkotaan lainnya. Hal tersebut berdampak pada meningkatnya volume sampah yang dihasilkan. Keberadaan kapasitas pengelolaan sampah di TPA ............. diperkirakan tidak mampu menampung jumlah produksi sampah pada tahun 2025. Hal ini perlu dirumuskan kebijaksanaan sistem pengelolaan sampah yang lebih efektif agar tercipta kenyamanan dan kesehatan lingkungan perkotaan. Dalam rangka mempercantik wajah kota, Arah Pembangunan pembangunan wilayah yang berkelanjutan dalam 20 tahun kedepan diarahkan pada hal sebagai berikut : 1.
Tata ruang Arah Pembangunan penataan ruang diarahkan bagi terwujudnya keserasian, kelestarian dan optimalisasi pemanfaatan ruang sesuai dengan potensi dan daya dukung wilayah dengan mengembangkan struktur dan pola tata ruang yang efektif dan efisien sesuai dengan hirarki dan masing-masing fungsi pengembangan.
2.
Sumber daya air Arah Pembangunan sumber daya air diarahkan untuk menjamin daya dukung sumber daya air bagi penyediaan air yang berkelanjutan.
3.
Drainase Arah Pembangunan sistem drainase perkotaan diarahkan bagi terwujudnya keterpaduan pengelolaan kawasan hulu dan hilir dalam suatu daerah tangkapan air (cathment area) yang berfungsi dalam penanganan banjir .
4.
Limbah Arah Pembangunan pengelolaan limbah perkotaan, baik limbah domestik maupun limbah non domestik diarahkan bagi penanganan yang terintregrasi dalam sistem penanganan limbah.
5.
Polusi Arah Pembangunan Penanggulangan polusi perkotaan diarahkan dengan penggunaan teknologi perkotaan yang ramah lingkungan serta pengembangan sistem ruang terbuka hijau perkotaan.
6.
Perumahan dan Permukiman Arah Pembangunan perumahan dan pemukiman diarahkan bagi terpenuhinya kebutuhan rumah serta terrbentuknya lingkungan yang sehat dan terpenuhi kebutuhan sarana prasarana permukiman serta tercapai pengelolaan kawasan yang berbasis masyarakat.
7.
Fasilitas Umum Arah Pembangunan Pengembangan Fasilitas Umum diarahkan bagi terpenuhinya kebutuhan masyarakat perkotaan serta pemenuhan kebutuhan fasilitas Kota Semarang sebagai kota metropolitan
8.
Transportasi Arah Pembangunan sistem jaringan transportasi diarahkan bagi terwujudnya sistem jaringan jalan yang efektif dan efisien sesuai dengan hirarki dan fungsi jalan serta terwujudnya sistem jaringan transportasi yang terintegrasi antara moda transportasi darat (jalan raya dan rel kereta api), Pengembangan sistem transportasi diarahkan bagi tersedianya moda transportasi cepat dan masal (mass rapid transport).
D. Mewujudkan pembangunan masyarakat yang berkualitas Mewujudkan visi Kota Tangerang Selatan sebagai Kota Perdagangan dan Jasa dengan mewujudkan pembangunan masyarakat yang berkualitas melalui peningkatan derajat kesehatan, pendidikan, pelayanan sosial, pariwisata dan budaya. Penduduk miskin tahun terakhir mengalami peningkatan/penurunan rata-rata sebesar .......... % per tahun, maka jumlah penduduk miskin pada tahun 2025 diperkirakan mencapai .......................... KK atau .............Jiwa. Walaupun proyeksi jumlah penduduk miskin ini relatif lebih kecil dibandingkan proyeksi pertumbuhan penduduk, namun perlu dilakukan langkah-langkah untuk menuntaskan masalah penduduk miskin. Tingkat pendidikan Kota Tangerang Selatan tahun 2025 diproyeksikan penduduk Kota Tangerang Selatan telah mampu menyelesaikan tingkat pendidikan menengah. Kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan pada tahun 2025 diprediksikan akan mencapai ................. sekolah pada tingkat pendidikan dasar, ................ sebanyak ....... dan SLTA sebanyak ........ unit. Target Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM) pada tahun 2025 masing-masing jenjang pendidikan.
APK
untuk SD/MI sebesar ........ %, SMP/MTs sebesar .......... % dan SMA/SMK/MA sebesar .............. %.
APM untuk SD/MI sebesar ..........%, SMP/MTs sebesar ....... % dan SMA/SMK/MA sebesar
....... %. Berdasarkan proyeksi, derajat Kesehatan masyarakat dilihat dari indikator kesehatan yaitu Angka Harapan Hidup, Angka Kematian Bayi dan Angka Kematian Ibu, ditargetkan Angka Harapan Hidup pada tahun 2025 akan mencapai ......... tahun, Angka Kematian Bayi mencapai ........../1000 kelahiran dan Angka Kematian Ibu mencapai ........../100.000 melahirkan. Guna memberikan pelayanan kesehatan di wilayah Kota Tangerang Selatan, diproyeksikan cakupan pelayanan kesehatan mencapai .......... % dari jumlah penduduk pada tahun 2025. 1.
Kesehatan Sasaran pokok bidang kesehatan adalah peningkatan derajat Kesehatan masyarakat dilihat dari indikator kesehatan yaitu Angka Harapan Hidup, Angka Kematian Bayi dan Angka Kematian Ibu melahirkan, ditargetkan Angka Harapan Hidup pada tahun 2025 diharapkan mencapai ........ tahun, Angka Kematian Bayi mencapai ........../1000 kelahiran dan Angka Kematian Ibu mencapai ........./100.000 melahirkan. Oleh karena itu pembangunan kesehatan diarahkan pada terwujudnya peningkatan derajat kesehatan melalui kegiatan-kegiatan promotif, preventif dan kuratif serta mewujudkan perilaku sehat dan lingkungan yang sehat yang di dukung oleh profesionalisme aparatur dan sarana prasarana kesehatan yang memadahi .
2.
Pariwisata dan Budaya a)
Pengembangan Pariwisata Kebijaksanaan pengembangan pariwisata diarahkan bagi
pemenuhan kebutuhan
berwisata masyarakat dan sebagai daya tarik kota dengan mengembangkan wisata danau/situ, wisata belanja, wisata budaya dan wisata lainnya serta wisata alam berikut sarana
prasarana
perekonomian kota.
pendukung
sehingga
membawa
dampak
bagi
peningkatan
b)
Budaya Arah
Pembangunan
Pembangunan
Budaya
diarahkan
untuk
memperkuat,
mengembangkan dan melestarikan potensi Kesenian dan kebudayaan lokal dalam rangka membentuk karakteristik masyarakat kota. Mencegah masuknya budaya lain yang negatif atau yang tidak sesuai dengan budaya lokal. 3.
Pendidikan Pembangunan pendidikan diarahkan pada upaya perluasan dan pemeratan kesempatan memperoleh pendidikan pada tingkat menengah yang bermutu bagi seluruh masyarakat, peningkatan kualitas lembaga pendidikan dan mutu pendidikan, peningkatan kemampuan akademik dan profesionalisme tenaga pendidikan serta kesejahteraan tenaga pendidik.
4.
Perlindungan Sosial
a) Pembangunan Kesejahteraan Sosial Arah Pembangunan Pembangunan Kesejahteraan Sosial diarahkan untuk mencegah, menanggulangi, dan
mengurangi masalah-masalah sosial dengan meningkatkan
pemberdayaan masyarakat penyandang masalah sosial seperti fakir miskin, tuna susila, gelandangan, pengemis, penjudi, korban napza, wanita rawan sosial, lanjut usia, anak terlantar, anak jalanan, serta keluarga penyandang masalah sosial/ psikologis
b) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Pemberdayaan perempuan diarahkan pada terwujudnya kesetaraan dan keadilan gender dalam pembangunan sedangkan perlindungan anak diarahkan untuk mewujudkan suatu kondisi yang menjamin hak dan tumbuh-kembang anak.
c) Kependudukan dan keluarga sejahtera Arah Pembangunan kependudukan dan keluarga sejahtera diarahkan pada pengendalian laju pertumbuhan dan persebaran penduduk serta mewujudkan keluarga sejahtera.
d) Pengembangan kelembagaan masyarakat Arah Pembangunan pengembangan kelembagaan masyarakat diarahkan pada penguatan pranata sosial dan masyarakat sehingga mampu mewujudkan peran serta aktif dalam setiap proses pembangunan.
BAB IX
PENUTUP Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Tangerang Selatan Tahun 2010 – 2025 merupakan dokumen perencanaan, sebagai landasan bagi pelaksanaan pembangunan Kota Tangerang Selatan 15 tahun ke depan. Implementasi RPJPD dalam pembangunan daerah dilaksanakan
melalui
Rencana
Pembangunan
Jangka
Menengah
Daerah
(RPJMD)
secara
berkesinambungan. Keberhasilan pelaksanaan pembangunan akan sangat tergantung pada komitmen dan peran serta aktif stakeholders pembangunan Kota Tangerang Selatan guna menjamin terwujudnya visi dan misi Kota Tangerang Selatan yang telah ditetapkan sesuai kesepakatan bersama. Hasil-hasil pembangunan yang dilaksanakan diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN
DRAFT RANCANGAN
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH (RPJPD) TAHUN 2010 - 2025
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN