56
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan 1.
Air minum isi ulang yang memenuhi syarat kesehatan menurut Peraturan Menteri Kesehatan No.492/MENKES/PER/IV/2010 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum adalah air minum aman bagi kesehatan apabila memenuhi persyaratan fisika, mikrobiologis, kimiawi dan radioaktif yang dimuat dalam parameter wajib dan parameter tambahan. Parameter wajib yang dimaksud yaitu: a. Parameter yang berhubungan langsung dengan kesehatan. 1) Parameter Mikrobiologi: a) Bakteri E.Coli, kadar pada air minum harus 0. b) Bakteri Koliform, kadar pada air minum harus 0. 2) Parameter Kimia an-organik: a) Arsen, pada 1 liter air minum maksimum mengandung 0,01 mg. b) Fluorida, pada 1 liter air minum maksimum mengandung 1,5 mg. c) Total Kromium, pada 1 liter air minum maksimum mengandung 0,05 mg. d) Kadmium, pada 1 liter air minum maksimum mengandung 0,003 mg. e) Nitrit (Sebagai NO2), pada 1 liter air minum maksimum mengandung 3 mg.
57
f) Nitrat (Sebagai NO3), pada 1 liter air minum maksimum mengandung 50 mg. g) Sianida, pada 1 liter air minum maksimum mengandung 0,07 mg. h) Selenium, pada 1 liter air minum maksimum mengandung 0,01 mg. b. Parameter yang tidak langsung berhubungan dengan kesehatan 1). Parameter Fisik a) Bau, air minum tidak berbau. b) Warna, pada air minum kadar maksimunnya 15 TCU. c) Total Zat Padat Terlarut (TDS), pada 1 liter air minum maksimum mengandung 500 mg. d) Kekeruhan, pada air minum kadar maksimumnya 5 NTU. e) Rasa, air minum tidak berasa. f) Suhu, suhu udara maksimum 3oC. 2). Parameter Kimiawi a) Alumunium, pada 1 liter air minum maksimum mengandung 0,2 mg. b) Besi, pada 1 liter air minum maksimum mengandung 0,3 mg. c) Kesadahan, pada 1 liter air minum maksimum mengandung 500 mg. d) Khlorida, pada 1 liter air minum maksimum mengandung 250 mg. e) Mangan, pada 1 liter air minum maksimum mengandung 0,4 mg. f) Keasaman (pH), pada air minum kadar maksimumnya 6,5-8,5. g) Seng, pada 1 liter air minum maksimum mengandung 3 mg.
58
h) Sulfat, pada 1 liter air minum maksimum mengandung 250 mg. i) Tembaga, pada 1 liter air minum maksimum mengandung 2 mg. j) Amonia, pada 1 liter air minum maksimum mengandung 1,5mg 2.
Perlindungan hukum bagi konsumen yang dirugikan akibat kelalaian penerapan standar mutu kualitas air minum isi ulang oleh pelaku usaha depot air minum isi ulang diatur dalam Undang-Undang No.8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. UUPK sangat jelas mengatur tentang perlindungan konsumen, hal ini ditegaskan dalam Pasal 4 khusunya huruf a tentang hak konsumen yaitu untuk mendapat hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang dan/atau jasa. Oleh karena itu, setiap produk air minum isi ulang harus aman dan layak untuk dikonsumsi sesuai dengan standard kesehatan. Hal ini dilakukan untuk memenuhi hak konsumen air minum isi ulang atas kenyamanan, keamanan dan keselamatn dalam mengkonsumsi produk ai minum isi ulang tersebut. Pasal 4 huruf c menjelaskan tentang hak konsumen untuk memperoleh informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa. Dalam pasal ini sangat jelas ditegaskan bahwa konsumen Air minum isi ulang harus mendapat informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan produk air minum isi ulang. Dengan kata lain produsen air minum isi ulang diwajibkan memberikan informasi yang jujur dan jelas, tidak mengelabui atau membohongi konsumen. Dalam hal ini dapat dilakukan dengan memperlihatkan sertifikat izin dan sertifikat hasil
59
pemeriksaan laboratorium dengan menempelkannya di tempat usaha depot air minum isi ulang tersebut. Pasal 7 tentang kewajiban pelaku usaha. dalam pasal ini diatur tentang kewajiban yang dilakukan pelaku usaha/produsen termasuk pelaku usaha air minum isi ulang untuk memenuhi hak konsumen, termasuk konsumen air minum isi ulang. Dalam Pasal 7 huruf b dijelaskan bahwa produsen / pelaku usaha wajib memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa serta memberi penjelasan penggunaan, perbaikan dan pemeliharaan.
Pasal 7 huruf d yang isinya tentang kewajiban pelaku usaha untuk menjamin mutu barang dan/atau jasa yang diproduksi dan/atau diperdagangkan berdasarkan ketentuan standar mutu barang dan/atau jasa yang berlaku. Dalam hal ini khususnya standar mutu air minum isi ulang sesuai Permenkes Nomor 492 Tahun 2010. Tanggungjawab pelaku usaha ini dicantumkan dalam Pasal 19 UUPK ayat (1) ”Pelaku usaha bertanggung jawab memberikan ganti rugi atas kerusakan, pencemaran, dan atau kerugian konsumen akibat mengkonsumsi barang dan ataujasa yang dihasilkan atau diperdagangkan”. Perlindungan konsumen dalam hal ini konsumen air minum isi ulang juga terdapat pada Permenkes No.492/Menkes/Per/IV/2010, antara lain Pasal 5 ”Menteri, Kepala BPOM, Kepala Dinas Kesehatan Propinsi dan Kepala Dinas
60
Kesehatan Kabupaten/Kota melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan ini sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing”. Pasal 6 “Dalam rangka pembinaan dan pengawasan, Menteri dan Kepala BPOM dapat memerintahkan produsen untuk menarik produk air minum dari peredaran atau melarang pendistribusian air minum di wilayah tertentu yang tidak memenuhi persyaratan sebagaimana diatur dalam peraturan ini”. Pasal 7 “Pemerintah atau Pemerintah Daerah sesuai kewenangannya memberikan sanksi administratif kepada penyelenggara air minum yang tidak memenuhi persyaratan kualitas air minum sebagaimana diatur dalam peraturan ini”. 3.
Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung menyebutkan bahwa pengawasan yang dilakukan oleh Dinas kesehatan Kota Bandar Lampung yaitu pengawasan secara pengamatan dan penilaian kepada depot air minum isi ulang setiap satu tahun dengan memberikan pembinaan kepada pemilik dan operator depot air minum isi ulang. Pembinaan yang dimaksud yakni apakah alat-alat yang digunakan oleh depot air minum isi ulang masih berfungsi dengan baik dan dijaga kebersihannya.
Untuk menjaga kualitas hasil produksi depot air minum isi ulang Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung memberikan pembinaan agar pelaku usaha depot air minum isi ulang memeriksakan hasil produksinya ke laboratorium. Pemeriksaan bakteri dilakukan setiap 3 bulan dan pemeriksaan kimia dan fisika setiap 6 bulan.
61
B. Saran
1. Bagi pengelola depot air minum isi ulang Pengelola depot air minum isi ulang perlu memperhatikan sumber air yang digunakannya, sebaiknya dari air pegunungan; menjaga kebersihan tempat usaha, bak penampungan air, saringan,dan galon sesuai Kepmenperindag No.651/MPP/Kep/10/2004 tentang Persyaratan Teknis Depot Air Minum dan Perdagangannya; mengurus izin
kesehatan
dari Dinas
Kesehatan Kota
Bandar Lampung; memeriksakan sampel air secara rutin ke laboratorium sesuai saran dari Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung yaitu pemeriksaan bakteri setiap 3 bulan dan pemeriksaan kimia setiap 6 bulan agar air hasil produksinya sesuai dengan Permenkes No.492/Menkes/Per/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum; memperbaiki dan menjaga kualitas air sesuai petunjuk
yang diberikan Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung;
memberikan pelayanan yang baik kepada konsumen dan memperlihatkan sertifikat izin dan sertifikat hasil pemeriksaan laboratorium Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung dengan menempelkannya di tempat usaha depot air minum tersebut.
2. Bagi konsumen Diharapkan Konsumen harus berperan aktif dalam melawan kecurangan dalam dunia usaha khususnya depot air minum isi ulang, misalnya segera melaporkan bila merasa haknya telah dilanggar, sehingga UUPK yang dibuat pemerintah
untuk
melindungi
masyarakat
sebagai
konsumen
bisa
62
diberlakukan.
Konsumen
yang
merasa
hak-haknya
dilanggar
perlu
mengadukannya ke lembaga yang berwenang. Konsumen bisa meminta bantuan Lembaga Perlidungan Konsumen Swadaya Masyarakat (LPKSM). Serta memperhatikan sebelum membeli air minum isi ulang apakah depot air minum isi ulang tersebut memiliki sertifikat izin laik hygiene. Apabila tidak, sebaiknya konsumen beralih ke depot air minum isi ulang lain yang memiliki sertifikat izin laik hygiene.
3. Bagi Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung Perlu adanya pembinaan dan pengawasan pengelolaan depot air minum isi ulang oleh Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung dengan periode yang lebih rutin lagi tidak hanya setiap satu tahun dan dilakukan secara menyeluruh ke semua depot air minum isi ulang di Kota Bandar Lampung, agar depot air minum isi ulang lebih taat dalam pelaksanaan pembinaan dari Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung; melakukan peringatan, penarikan hasil produksi, dan memberikan sanksi administratif kepada pemilik depot air minum isi ulang yang tidak memenuhi standar; serta melakukan penyuluhan baik bagi pelaku usaha depot air minum isi ulang maupun bagi konsumen tentang betapa pentingnya air minum yang aman bagi kesehatan melalui Puskesmas yang sesuai dengan daerahnya masing - masing.
Perlu adanya ketegasan oleh Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung sesuai wewenang
dalam
Permenkes
No.492/Menkes/Per/IV/2010
tentang
Persyaratan Kualitas Air Minum kepada depot air minum isi ulang sesuai
63
Pasal 5 untuk melakukan pembinaan dan pengawasan; Pasal 6 melakukan penarikan produk air minum dari peredaran atau melarang pendistribusian air minum; dan Pasal 7 memberikan sanksi administratif kepada penyelenggara air minum yang tidak memenuhi persyaratan kualitas air minum.