TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRA TENTANG BAHAYA ROKOK PADA SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN 2013 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun oleh: RISKI LISTYO NOVITA NIM: B10 046
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2013
TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRA TENTANG BAHAYA ROKOK PADA SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN 2013 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun oleh: RISKI LISTYO NOVITA NIM: B10 046
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2013
HALAMAN PERSETUJUAN
KARYA TULIS ILMIAH
TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRA TENTANG BAHAYA ROKOK PADA SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN 2013
Diajukan Oleh: RISKI LISTYO NOVITA NIM B10 046
Telah diperiksa dan disetujui Pada tanggal 9 Juli 2013
Pembimbing
(RETNO WULANDARI, S.ST) NIK. 200985034
ii
HALAMAN PENGESAHAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRA TENTANG BAHAYA ROKOK PADA SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN 2013 Karya Tulis Ilmiah Disusun Oleh: RISKI LISTYO NOVITA NIM B10 046 Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Ujian Akhir Program D III Kebidanan Pada Tanggal 18 Juli 2013
PENGUJI PENG PE NGUJ NG UJII I UJ
PENGUJI PENG PE NGUJ NG UJII II UJ
(ER ERLY LYN LY N HAPSARI,S.ST) HAPS HA PSAR PS ARI, AR I,S. I, S.ST S. ST)) ST (ERLYN
(RE RETN TNO TN O WULANDARI, WULA WU LAND LA NDAR ND ARI, AR I, S.ST) S.S S .ST .S T) (RETNO
NIK. NIK. 200683018 2200 0068 00 6830 68 3018 30 18
NIK. NIK. 200985034 200 2 0098 00 9850 98 5034 50 34
Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan Mengetahui, Ka. Prodi DIII Kebidanan
(DHENY ROHMATIKA, S.SiT) NIK. 200582015
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan kash karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul: “Tingkat Pengetahuan Remaja Putra tentang Bahaya Rokok pada Siswa Kelas XI di SMA Negeri 2 Surakarta Tahun 2013”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan STIKes Kusuma Husada Surakarta. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta. 2. Ibu Dheny Rohmatika, S.SiT, selaku Ka. Prodi DIII STIKes Kebidanan Kusuma Husada Surakarta. 3. Ibu Retno Wulandari, S.ST selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis. 4. Drs. H. Sudadi Mulyono, M.Si, selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Surakarta yang telah bersedia memberikan ijin untuk melakukan penelitian pada penulis dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini. 5. Seluruh dosen dan staff Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan.
iv
6. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta,
Juli 2013
Penulis
v
MOTTO ª Tuhan bekerja luar biasa dalam hidupku, meski saat Tuhan ambil semua hal yang paling berharga dihidupku, aku tahu Tuhan berikan ganti yang terbaik. ª Hanya orang yang tidak pernah memanjat yang tidak pernah jatuh, dan hanya orang yang tidak pernah mencoba yang tidak pernah gagal. ª Daripada permasalahkan masa lalu, lebih baik perbaiki hari ini. Daripada menyalahkan seseorang, lebih baik membetulkan diri sendiri (Fiersa Besari) ª Hati yang gembira adalah obat yang manjur tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang (Amsal 17 :22). ª Kalau uang bisa membuatku melupakan sahabat terbaikku, maka aku lebih memilih untuk tidak punya uang sama sekali.
PERSEMBAHAN Karya Tulis Ilmiah ini penulis persembahan kepada : © Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan berkat dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. © Ayah, ibu dan kakak-kakakku tercinta, yang aku yakin selalu mendoakanku meski tak bisa menemani aku melewati hidupku. © Mama yang sudah merawatku dan selalu memberiku doa dan semangat serta menjadi pengganti ayah dan ibuku di semesta ini. © Kakak-kakak sepupuku tersayang dan keponakan kecilku tersayang yang selalu memberi doa, semangat dan nasehat-nasehat kepadaku. © Sahabat-sahabatku tercinta, Mba Enggari, Dyah dan Inang yang selalu memberikan dukungan semangat bahwa aku bisa melewati segala sesuatu dengan baik dan tepat pada waktunya. © Kekasihku beserta keluarga yang selalu memberikan kasih sayang dan semangat kepadaku dalam menyelesaikan sesuatu yang aku lakukan. © Teman-teman STIKes Kusuma Husada Surakarta angkatan 2010, yang telah bersama-sama merasakan suka dan duka dalam meraih impian dan cita-cita. © Almamater tercinta Program Studi Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta.
vi
CURICULUM VITAE
Nama
: Riski Listyo Novita
Tempat/tanggal lahir : Surakarta, 6 Oktober 1992 Agama
: Kristen
Jenis kelamin
: Perempuan
Alamat
: Jl. Jambu 6 RT 07 RW 05, Jajar, Laweyan, Surakarta.
Riwayat pendidikan : 1. SD Negeri Karangasem 1 Surakarta
LULUS Tahun 2004
2. SMP Kristen 2 Surakarta
LULUS Tahun 2007
3. SMA Negeri 2 Surakarta
LULUS Tahun 2010
4. Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Angkatan Tahun 2010
vii
Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Karya Tulis Ilmiah, Juli 2013 Riski Listyo Novita B10 046 TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRA TENTANG BAHAYA ROKOK PADA SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN 2013 xiii + 53 halaman + 18 lampiran + 5 tabel + 2 gambar ABSTRAK Latar belakang: Bahaya merokok bagi remaja diantaranya dapat meningkatkan resiko kanker paru-paru dan penyakit jantung di usia yang masih muda. Selain itu kesehatan kulit tiga kali lipat lebih beresiko terdapat keriput di sekitar mata dan mulut. Kulit akan menua sebelum waktunya atau biasa disebut dengan penuaan dini. Merokok di usia dini menyebabkan impotensi dan mengurangi jumlah sperma pada pria dan mengurangi tingkat kesuburan pada wanita. Faktor terbesar pada anak usia remaja yang mempunyai kebiasaan merokok adalah dari kebiasaan orangtuanya sendiri sebagai figur. Anak pada usia remaja akan lebih cepat berperilaku merokok pada ayah atau ibunya yang juga seorang perokok. Tujuan: Untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja putra tentang bahaya rokok pada siswa kelas XI di SMA Negeri 2 Surakarta. Metode penelitian: Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Lokasi penelitian di SMA Negeri 2 Surakarta pada tanggal 15 April – 3 Mei 2013. Jumlah populasi sebanyak 136 siswa laki-laki dan jumlah sampel sebanyak 34 siswa laki-laki kelas XI, dengan teknik pengambilan sampel menggunakan simple random sampling. Alat pengumpul data yang digunakan adalah kuesioner tertutup, untuk uji validitas dilakukan dengan software SPSS dengan rumus pearson product moment, hasil uji validitas dari 35 soal didapatkan 30 soal valid dan uji reliabilitas didapatkan hasil 0,958 sedangkan untuk analisa data yang digunakan dalam pengolahan hasil data adalah analisa univariat. Hasil penelitian: Dari pengolahan data didapatkan hasil penelitian menunjukkan pengetahuan remaja putra tentang bahaya rokok adalah baik sebanyak 9 responden (26,5%), cukup sebanyak 20 responden(58,8%), dan kurang sebanyak 5 responden (14,7%). Kesimpulan: Dari penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa pengetahuan remaja putra tentang bahaya rokok adalah cukup sebanyak 20 responden (58,8%) dari 34 responden, sebagian besar responden kurang mengetahui tentang bahaya rokok pada kulit dan rambut.
Kata kunci : pengetahuan, remaja, rokok, bahaya rokok Kepustakaan : 25 literatur (2004 - 2012)
viii
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL..............................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN..............................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN...............................................................
iii
KATA PENGANTAR...........................................................................
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN.........................................................
vi
CURICULUM VITAE............................................................................
vii
ABSTRAK..............................................................................................
viii
DAFTAR ISI..........................................................................................
ix
DAFTAR TABEL.................................................................................
x
DAFTAR GAMBAR............................................................................
xii
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................
xiii
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Latar Belakang..................................................................
1
B. Perumusan Masalah..........................................................
3
C. Tujuan Penelitian..............................................................
3
D. Manfaat Penelitian............................................................
4
E. Keaslian Penelitian............................................................
4
F. Sistematika Penulisan........................................................
5
TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori...................................................................
7
1. Pengetahuan................................................................
7
a. Pengertian pengetahuan.........................................
7
b. Tingkat pengetahuan.............................................
7
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan...
9
d. Cara memperoleh pengetahuan..............................
11
e. Kriteria tingkat pengetahuan..................................
15
2. Remaja.........................................................................
15
a. Pengertian...............................................................
15
ix
b. Tahap-tahap perkembangan remaja........................
16
c. Perubahan fisik.......................................................
17
3. Rokok...........................................................................
20
a. Pengertian............................................................... 20 b. Jenis rokok.............................................................. 20 c. Komponen dalam rokok.........................................
22
d. Bahaya rokok.......................................................... 23 e. Perokok pasif.......................................................... 29 B. Kerangka Teori................................................................... 31 C. Kerangka Konsep...............................................................
32
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitan..........................................
33
B. Lokasi dan Waktu Penelitian.............................................
33
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel.........
34
D. Instrumen Penelitian..........................................................
36
E. Teknik Pengumpulan Data................................................
40
F. Variabel Penelitian............................................................
41
G. Definisi Operasional..........................................................
41
H. Metode Pengolahan dan Analisis Data.............................
42
I. Etika Penelitian.................................................................
44
J. Jadwal Kegiatan................................................................
45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian................................
46
B. Analisa Data.....................................................................
47
C. Pembahasan......................................................................
48
D. Keterbatasan Penelitian....................................................
50
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan.......................................................................
52
B. Saran.................................................................................
52
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 3.1 Populasi Siswa Laki-laki tiap kelas dan jumlah sampel yang diambil pada kelas XI di SMA Negeri 2 Surakarta................
36
Tabel 3.2 Kisi-kisi kuesioner...................................................................
37
Tabel 3.3 Definisi operasional penelitian................................................
41
Tabel 4.1 Jumlah Data, Mean, Standar Deviasi, Nilai Minimun dan Nilai Maksimum......................................................................
47
Tabel 4.2 Tingkat Pengetahuan Remaja Putra tentang Bahaya Rokok pada Siswa Kelas XI di SMA Negeri 2 Surakarta..................
xi
48
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1
Kerangka teori...............................................................
31
Gambar 2.2
Kerangka konsep...........................................................
32
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Jadwal Penyusunan KTI
Lampiran 2
Surat Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 3
Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan dari SMA Negeri 2 Surakarta
Lampiran 4
Surat Ijin Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 5
Surat Balasan Ijin Validitas dan Reliabilitas dari SMA Negeri 5 Surakarta
Lampiran 6
Surat Ijin Penggunaan Lahan
Lampiran 7
Surat Balasan Ijin Penggunaan Lahan dari SMA Negeri 2 Surakarta
Lampiran 8
Surat Permohonan Responden
Lampiran 9
Lembar Persetujuan Responden (Informed Consent)
Lampiran 10 Kuesioner Lampiran 11 Jawaban Kuesioner Lampiran 12 Data Tabulasi Kuesioner Lampiran 13 Hasil Uji Validitas Lampiran 14 Hasil Uji Reliabilitas Lampiran 15 Data Tabulasi Penelitian dan Skor Prosentase Lampiran 16 Hasil Uji Frequencies Lampiran 17 Tabel Nilai r Product Moment Lampiran 18 Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah
xiii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Data WHO (2007) menyebutkan bahwa di negara berkembang jumlah perokoknya 800 juta orang, hampir tiga kali lipat dari negara maju. Setiap harinya sekitar 80 -100 ribu remaja di dunia menjadi pecandu atau ketagihan rokok. Bila pola ini terus menetap maka sekitar 250 juta anak-anak yang hidup sekarang ini akan meninggal akibat kebiasaan merokok (Araujo, 2009). Berdasarkan data WHO jumlah perokok di dunia sebesar 1,3 M orang sementara kematian yang diakibatkan olehnya mencapai 4,9 juta orang per tahun. Berdasarkan data WHO kebiasaan merokok masyarakat terus berlanjut, maka pada tahun 2020 angka kematian akibat merokok diperkirakan akan meningkat menjadi 10 juta pertahun dimana 70 persennya terjadi di negara-negara berkembang (Araujo, 2009). Menurut Sekjen Komnas Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait, menyebutkan usia perokok mulai merokok di tanah air yang tertinggi ada di kelompok remaja yaitu usia 15-19 tahun. Jumlahnya mencapai 63,7%. Ironisnya ada anak yang mulai merokok di kelompok usia 5-9 tahun yang jumlahnya mencapai 1,8% (Jaya, 2009). Dirilis pada tanggal 11 September 2012 di Indonesia ada 61,4 juta penduduk yang merokok, dan perokok pada usia 15 – 24 tahun mencapai 51,7 % (Admin, 2012). Bahaya merokok bagi remaja diantaranya dapat meningkatkan resiko kanker paru-paru dan penyakit jantung di usia yang masih muda. Selain itu 1
2
kesehatan kulit tiga kali lipat lebih beresiko terdapat keriput di sekitar mata dan mulut. Kulit akan menua sebelum waktunya atau biasa disebut dengan penuaan dini. Merokok di usia dini menyebabkan impotensi dan mengurangi jumlah sperma pada pria dan mengurangi tingkat kesuburan pada wanita (Karyo, 2012). Faktor terbesar pada anak usia remaja yang mempunyai kebiasaan merokok adalah dari kebiasaan orangtuanya sendiri sebagai figur. Anak pada usia remaja akan lebih cepat berperilaku merokok pada ayah atau ibunya yang juga seorang perokok (Triswanto, 2007). Kompleksnya permasalahan rokok di dunia termasuk Indonesia, akibat kurangnya pengetahuan dan kesadaran seseorang terhadap zat-zat yang terkandung dalam rokok dan dampak dari bahaya rokok. Pengetahuan yang kurang baik akan cenderung membuat seseorang berperilaku merokok. Ataupun sebaliknya jika pengetahuan dan kesadaran seseorang terhadap zatzat yang terkandung dalam rokok serta dampak dari bahaya merokok baik, maka akan mencegah timbulnya perilaku merokok (Araujo, 2009). Berdasarkan studi pendahuluan dengan metode wawancara di SMA Negeri 2 Surakarta pada kelas XI sebanyak 7 siswa didapatkan hasil bahwa siswa yang mempunyai pengetahuan baik sebanyak 2 siswa, siswa yang mempunyai pengetahuan cukup sebanyak 3 siswa, dan siswa yang mempunyai pengetahuan kurang sebanyak 2 siswa. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan, didapatkan hasil bahwa masih banyak siswa yang mempunyai pengetahuan kurang
3
tentang bahaya rokok, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Tingkat Pengetahuan Remaja Putra tentang Bahaya Rokok pada Siswa Kelas XI di SMA Negeri 2 Surakarta Tahun 2013”. B. Perumusan Masalah Berdasarkan pernyataan di atas maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana tingkat pengetahuan remaja putra tentang bahaya rokok pada siswa kelas XI di SMA Negeri 2 Surakarta Tahun 2013?”. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja putra tentang bahaya rokok pada siswa kelas XI di SMA Negeri 2 Surakarta. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja putra tentang bahaya rokok pada siswa kelas XI di SMA Negeri 2 Surakarta dalam kategori baik. b. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja putra tentang bahaya rokok pada siswa kelas XI di SMA Negeri 2 Surakarta dalam kategori cukup. c. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja putra tentang bahaya rokok pada siswa kelas XI di SMA Negeri 2 Surakarta dalam kategori kurang.
4
D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Ilmu Pengetahuan Dapat dijadikan bahan masukan untuk menambah teori atau ilmu pengetahuan dibidang kesehatan khususnya tentang bahaya rokok bagi kesehatan. 2. Bagi Peneliti Mendapatkan pengalaman nyata dan meningkatkan pengetahuan kegiatan penelitian dan dalam membuat Karya Tulis Ilmiah. 3. Bagi Institusi a. SMA Negeri 2 Surakarta Memberi data bagi lembaga pendidikan mengenai aspek tingkat pengetahuan siswa tentang bahaya rokok bagi kesehatan sekaligus sebagai bahan masukan dalam upaya menyukseskan program kampanye anti rokok. b. Pendidikan Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan dalam memperkaya bahan pustaka yang berguna bagi pembaca secara keseluruhan. E. Keaslian Penelitian Dalam penelitian ini penulis mengambil keaslian dari : Wiwik Widya Wati (2012) dengan judul “Tingkat Pengetahuan Siswa SMP Kelas VIII tentang Bahaya Merokok Bagi Kesehatan di SMP Negeri 7 Wonogiri”. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Lokasi penelitian di
5
ambil di SMP Negeri 7 Wonogiri pada tanggal 12 Juli 2012. Jumlah sampel sebanyak
76
siswa
laki-laki,
dengan
teknik
pengambilan
sampel
menggunakan total sampling. Alat pengumpul data yang digunakan adalah kuesioner tertutup. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan remaja tentang bahaya rokok dengan pengetahuan baik yaitu 15 siswa (19,7%), tingkat pengetahuan cukup 48 siswa (63,2 %), dan tingkat pengetahuan kurang 13 siswa (17,1 %). Secara umum hasil penelitian ini dalam kategori cukup. Persamaan keaslian dengan penelitian yang penulis ambil adalah pada jenis penelitian,
alat pengumpul data dan hasil penelitian, sedangkan
perbedaan keaslian dengan penelitian yang penulis ambil adalah pada judul, lokasi dan waktu penelitian, jumlah responden, dan teknik pengambilan sampel F. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah, terdiri dari 5 (lima) bab dengan sistematika penulisan sebagai berikut : BAB I
PENDAHULUAN Dalam bab ini berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, manfaat penelitian, tujuan penelitian, keaslian penelitian, dan sistematika penulisan.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini menjelaskan dari teori-teori dari masalah yang akan diteliti meliputi pengetahuan, remaja, rokok, kerangka teori, dan kerangka konsep .
BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini berisikan tentang jenis dan rancangan penelitian, lokasi penelitian, populasi dan sampel, alat penelitian, metode pengambilan data, jalannya penelitian, variabel penelitian, definisi operasional, metode pengolahan data, dan analisa data. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini berisikan tentang gambaran umum tempat penelitian, hasil penelitian, serta pembahasan hasil penelitian. BAB V
PENUTUP Dalam bab ini berisikan tentang kesimpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN TEORI 1. Pengetahuan a. Pengertian 1) Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan adalah hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. 2) Menurut Mahmud (2011), pengetahuan juga merupakan sesuatu yang tertinggal dari hasil pengindraan manusia terhadap dunia luar. Selain itu, pengetahuan merupakan deskripsi arsip informasi konsep dan kenyataan tentang alam semesta, baik yang ada dalam memori perseorangan maupun tertulis. b. Tingkat Pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan atau kognitif merupakan domain penting bagi terbentuknya perilaku seseorang. Pengetahuan yang mencakup domain kognitif mempunyai 6 tingkatan, yakni: 1) Tahu (know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk dalam tingkatan ini adalah 7
8
mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, “tahu” ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya. 2) Memahami (Comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara
benar
tentang
objek
yang
diketahui
dan
dapat
menginterprestasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari. 3) Aplikasi (application) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi di sini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. 4) Analisis (analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu
9
sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata-kata
kerja:
dapat
menggambarkan
(membuat
bagan),
membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya. 5) Sintesis (synthesis) Sintesis menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan
bagian-bagian
dalam
suatu
bentuk
keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasiformulasi yang ada. 6) Evaluasi (evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. c. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan Menurut Dewi dan Wawan (2010), faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah sebagai berikut: 1) Faktor internal a) Pendidikan Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan.
10
Pendidikan diperlukan untuk mendapatkan informasi misalnya hal-hal
yang
menunjang
kesehatan
sehingga
dapat
meningkatkan kualitas hidup. Pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku seseorang akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk sikap berperan serta dalam pembangunan. Pada umumnya makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi. b) Pekerjaan Pekerjaan adalah keburukan yang harus dilakukan terutama untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarga. Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan, tetapi lebih banyak merupakan cara mencari nafkah yang membosankan, berulang dan banyak tantangan. c) Umur Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang tahun. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. d) Informasi Informasi
yang
diperoleh
dari
berbagai
sumber
akan
mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang. Bila seseorang banyak
memperoleh
informasi
maka
mempunyai pengetahuan yang lebih luas.
akan
cenderung
11
2) Faktor eksternal a) Faktor lingkungan Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada di sekitar manusia
dan
pengaruhnya
yang
dapat
mempengaruhi
perkembangan dan perilaku orang atau kelompok. b) Sosial budaya Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi. d. Cara memperoleh pengetahuan Menurut
Notoatmodjo
(2010),
cara
memperoleh
kebenaran
pengetahuan dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu: 1) Cara memperoleh kebenaran nonilmiah a) Cara coba salah (Trial and Error) Cara coba salah ini dilakukan dengan menggunakan beberapa kemungkinan dalam memecahkan masalah dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain. Apabila kemungkinan kedua ini gagal pula, maka dicoba
lagi
dengan
kemungkinan
ketiga,
dan
apabila
kemungkinan ketiga gagal dicoba kemungkinan keempat dan seterusnya, sampai masalah tersebut dapat terpecahkan. Itulah sebabnya maka cara ini disebut metode trial (coba) and error (gagal atau salah) atau metode coba salah (coba-coba).
12
b) Secara kebetulan Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak disengaja oleh orang yang bersangkutan. Salah satu contoh adalah penemuan enzim urease oleh Summers pada tahun 1926. c) Cara kekuasaan atau otoritas Sumber pengetahuan cara ini dapat berupa pemimpinpemimpin masyarakat baik formal atau informal, para pemuka agama, pemegang pemerintah, dan sebagainya. Dengan kata lain,
pengetahuan
tersebut
diperoleh
berdasarkan
pada
pemegang otoritas, yakni orang yang mempunyai wibawa atau kekuasaan, baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun ahli ilmu pengetahuan atau ilmuwan. d) Berdasarkan pengalaman pribadi Pengalaman
pribadi
dapat
digunakan
sebagai
upaya
memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu. e) Cara akal sehat (common sense) Akal
sehat
atau
common
sense
kadang-kadang dapat
menemukan teori atau kebenaran. Misalnya cara menghukum anak dengan dijewer telinganya atau dicubit sampai sekarang berkembang menjadi teori atau kebenaran, bahwa hukuman
13
adalah merupakan metode (meskipun bukan yang paling baik) bagi pendidikan anak. Pemberian hadiah dan hukuman merupakakan cara yang masih dianut oleh banyak orang untuk mendisiplinkan anak dalam konteks pendidikan. f) Kebenaran melalui wahyu Ajaran dan dogma agama adalah suatu kebenaran yang diwahyukan dari Tuhan
melalui para Nabi. Kebenaran ini
harus diterima dan diyakini oleh pengikut-pengikut agama yang bersangkutan, terlepas dari apakah kebenaran tersebut rasional atau tidak. g) Kebenaran secara intuitif Kebenaran secara intuitif diperoleh manusia secara cepat sekali melalui proses di luar kesadaran dan tanpa melalui proses penalaran atau berpikir. Kebenaran yang diperoleh melalui intuitif
sukar
dipercaya
karena
kebenaran
ini
tidak
menggunakan cara-cara yang rasional dan yang sistematis. Kebenaran ini diperoleh seseorang hanya berdasarkan intuisi atau suara hati atau bisikan hati saja. h) Melalui jalan pikiran Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat manusia, cara berpikir manusia pun ikut berkembang. Dari sini manusia telah mampu
menggunakan
penalarannya
dalam
memperoleh
pengetahuannya. Dengan kata lain, dalam memperoleh
14
kebenaran pengetahuan manusia telah menggunakan jalan pikirannya, baik melalui induksi maupun deduksi. i) Induksi Induksi adalah proses penarikan kesimpulan yang dimulai dari pernyataan-pernyataan khusus ke pernyataan yang bersifat umum. Karena proses berpikir induksi itu beranjak dari hasil pengamatan indra atau hal-hal yang nyata, maka dapat dikatakan bahwa induksi beranjak dari hal-hal yang konkret kepada hal-hal yang abstrak. j) Deduksi Deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataanpernyataan umum ke khusus. Aristoteles (384-322 SM) mengembangkan cara berpikir deduksi ini ke dalam suatu cara yang disebut “silogisme”. Silogisme ini merupakan suatu bentuk deduksi yang memungkinkan seseorang untuk dapat mencapai kesimpulan yang lebih baik. 2) Cara ilmiah dalam memperoleh pengetahuan Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis, logis, dan ilmiah. Cara ini disebut metode penelitian ilmiah, atau lebih popular disebut metodologi penelitian (research methodology).
15
e. Kriteria tingkat pengetahuan Menurut Riwidikdo (2010), pengetahuan seseorang dapat diketahui dalam 3 (tiga) kriteria, yaitu: 1) Baik: bila nilai (x) > mean + 1 SD 2) Cukup: bila nilai mean – 1 SD ≤ x ≤ mean +1 SD 3) Kurang: bila nilai (x) < mean ─ 1 SD 2. Remaja a. Pengertian Remaja 1) Menurut Widyastuti (2009), masa remaja adalah masa transisi yang ditandai oleh adanya perubahan fisik, emosi, dan psikis. Masa ini antara usia 10-19 tahun, merupakan suatu periode masa pematangan organ reproduksi manusia, dan sering disebut masa pubertas. Masa remaja adalah periode peralihan dari masa anak ke masa dewasa. 2) Menurut Soetjiningih (2010), remaja adalah masa transisi antara masa anak dan dewasa, timbul ciri-ciri seks sekunder, tercapai fertilitas, dan terjadi perubahan-perubahan psikologi serta kognitif.
16
b. Tahap-tahap perkembangan remaja Menurut Sarwono
(2010), mengatakan bahwa dalam proses
penyesuaian diri menuju kedewasaan ada 3 tahap perkembangan remaja, yaitu: 1) Remaja awal (early adolescent) Seorang remaja pada tahap ini masih terheran-heran akan perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuhnya sendiri dan dorongan- dorongan yang menyertai perubahan-perubahan itu. Pada umumnya dimulai pada usia 10-13 tahun. Remaja mengembangkan pikiran-pikiran baru, cepat tertarik pada lawan jenis, dan mudah terangsang secara erotis. Dengan dipegang bahunya saja oleh lawan jenis remaja sudah berfantasi erotik. Kepekaan
yang
berlebih-lebihan
ini
ditambah
dengan
berkurangnya kendali terhadap ego menyebabkan para remaja awal ini sulit di mengerti dan di mengerti orang dewasa. 2) Remaja madya (middle adolescent) Dimulai pada usia sekitar 13-15 tahun, pada tahap ini remaja sangat membutuhkan kawan-kawan, senang jika banyak teman yang mengakuinya. Ada kecenderungan narsistis yaitu mencintai diri sendiri, dengan menyukai teman-teman yang sama dengan dirinya. Selain itu, remaja berada dalam kondisi kebingungan karena tidak tahu memilih yang mana peka atau tidak peduli, ramai-ramai atau sendiri, optimistis atau pesimistis, idealis atau
17
materialis, dan sebagainya. Remaja pria harus membebaskan diri dari oedipus complex (perasaan cinta pada ibu sendiri pada masa anak-anak) dengan mempererat hubungan dengan kawan-kawan. 3) Remaja akhir (late adolescent) Dalam tahap remaja akhir biasanya dimulai pada usia 16-19 tahun, tahap ini adalah masa konsolidasi menuju periode dewasa dan ditandai dengan pencapaian lima hal yaitu: a) Minat yang makin mantap terhadap fungsi-fungsi intelek. b) Egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan orangorang lain dan dalam pengalaman- pengalaman baru. c) Terbentuk identitas seksual yang tidak akan berubah lagi. d) Egosentrisme (terlalu memusatkan perhatian pada diri sendiri) diganti dengan keseimbangan antara kepentingan diri sendiri dengan orang lain. e) Tumbuh ”dinding” yang memisahkan diri pribadinya (private self) dan masyarakat umum. c. Perubahan Fisik 1) Tanda seks primer Tanda
seks
primer
adalah
organ
seks.
Pada
laki-laki
gonade/testes. Organ itu terletak di dalam skrotum. Pada usia 14 tahun baru sekitar 10% dari ukuran matang. Setelah itu terjadilah pertumbuhan yang pesat selama 1 atau 2 tahun, kemudian pertumbuhan menurun. Testes berkembang penuh pada usia 20
18
atau 21 tahun. Sebagai tanda bahwa fungsi organ-organ reproduksi pria matang, lazimnya terjadi mimpi basah, artinya bermimpi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan hubungan seksual, sehingga mengeluarkan sperma. Semua organ reproduksi wanita tumbuh selama masa puber. Namun tingkat kecepatan antara organ satu dan lainya berbeda. Berat uterus pada anak usia 11 atau 12 tahun kira-kira 5,3 gram, pada usia 16 tahun rata-rata beratnya 43 gram. Sebagai tanda kematangan organ reproduksi pada perempuan adalah datangnya haid. Ini adalah permulaan dari serangkaian pengeluaran darah , lendir, dan jaringan sel yang hancur dari uterus secara berkala, yang akan terjadi kira-kira setiap 28 hari. Hal ini berlangsung terus sampai menjelang masa menopause. Menopause biasa terjadi pada usia sekitar 50an (Widyastuti, 2009). 2) Tanda-tanda seks sekunder Menurut Widyastuti (2009), tanda- tanda seks sekunder adalah: a) Pada laki-laki : (1) Rambut yang mencolok tumbuh pada masa remaja adalah rambut kemaluan, terjadi sekitar satu tahun setelah testes dan penis mulai membesar. (2) Kulit menjadi lebih kasar, tidak jernih, pori-pori membesar.
19
(3) Kelenjar lemak di bawah kulit menjadi lebih aktif, seringkali menyebabkan jerawat karena produksi minyak yang meningkat. (4) Otot – otot pada tubuh remaja makin bertambah besar dan kuat. (5) Terjadi perubahan suara yang mula-mula agak serak, kemudian volumenya juga meningkat. (6) Pada usia remaja sekitar 12-14 tahun muncul benjolan kecil-kecil di sekitar kelenjar susu. Setelah beberapa minggu besar dan jumlahnya menurun. b) Pada wanita : (1) Rambut kemaluan pada wanita tumbuh setelah pinggul dan payudara mulai berkembang. (2) Pinggul menjadi berkembang, membesar, dan membulat. (3) Payudara membesar dan puting susu menonjol. (4) Kulit menjadi kasar, lebih tebal dan pori-pori membesar. (5) Kelenjar lemak dan kelenjar keringat menjadi lebih aktif, kelenjar lemak dapat menyebabkan jerawat, kelenjar keringat baunya menusuk sebelum dan sesudah masa haid. Suara berubah menjadi merdu, suara serak jarang terjadi pada wanita.
20
3. Rokok a. Pengertian Rokok Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah (Jaya, 2009). b. Jenis Rokok Menurut Jaya (2009), di Indonesia rokok dibagi menjadi beberapa jenis, antara lain : 1) Rokok Berdasarkan Bahan Pembungkus a) Klobot Rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun jagung. b) Kawung Rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun aren. c) Sigaret Rokok yang bahan pembungkusnya berupa kertas. d) Cerutu Rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun tembakau. 2) Rokok Berdasarkan Bahan Baku a) Rokok Putih Rokok yang bahan baku atau isinya hanya daun tembakau yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.
21
b) Rokok Kretek Rokok yang bahan baku atau isinya daun tembakau dan cengkeh yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu. c) Rokok Klembak Rokok yang bahan baku atau isinya daun tembakau, cengkeh, dan kemenyan yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu. 3) Rokok Berdasarkan Bahan Pembuatannya a) Sigaret Kretek Tangan (SKT) Rokok yang proses pembuatannya dengan cara digiling atau dilinting dengan menggunakan tangan dan atau alat bantu sederhana. b) Sigaret Kretek Mesin (SKM) Rokok yang proses pembuatannya menggunakan mesin. Sederhananya, material rokok dimasukkan ke dalam pembuat rokok. Keluaran yang dihasilkan mesin pembuat rokok berupa rokok batangan. Saat ini mesin pembuat rokok telah mampu menghasilkan keluaran sekitar enam ribu sampai delapan ribu batang rokok per menit. Biasanya mesin pembuat rokok dihubungkan dengan mesin pembungkus rokok sehingga keluaran yang dihasilkan bukan lagi berupa rokok batangan melainkan rokok yang sudah dalam bentuk pak. Adapula mesin
22
pembungkus rokok yang mampu menghasilkan keluaran rokok dalam bentuk pres, satu pres berisi 10 pak. 4) Rokok Berdasarkan Penggunaan Filter a) Rokok Filter Rokok yang bagian pangkalnya terdapat gabus. b) Rokok Non Filter Rokok yang bagian pangkalnya tidak terdapat gabus. c. Komponen dalam Rokok Menurut Aditama (2006), asap rokok mengandung sekitar 4000 bahan kimia. Secara umum komponen rokok dibagi menjadi dua yaitu : 1) Komponen Gas Komponen gas adalah yang dapat melewati filter yang terdapat di dalam asap rokok, antara lain : carbon monoksida (CO), amonia acrolin, benzopiren, lutidin, colidin, metil alcohol, formalin, arsenic dan lain-lain. Menurut Jaya (2009), gas carbon monoksida (CO)
lebih mudah terikat pada hemoglobin daripada oksigen,
karena itu darah orang yang banyak kemasukan carbon monoksida (CO) akan berkurang daya angkut bagi oksigen dan orang tersebut dapat meninggal dunia karena keracunan carbon monoksida (CO). Menurut Wati (2012), Benzopiren dan lutidin berasal dari tar tembakau yang dapat menyebabkan kanker. Colidin menyebabkan kelumpuhan dan lambat laun mengakibatkan kematian. Metil Alkohol menimbulkan kebutaan. Formalin sering digunakan untuk
23
membalsem mayat. Arsenik merupakan sejenis racun yang dipakai untuk membunuh tikus. 2) Komponen Padat Komponen padat adalah bagian yang tertinggal pada filter, yaitu berupa nikotin dan tar. Nikotin adalah bahan adiktif yang menimbulkan ketergantungan atau kecanduan. Zat ini meracuni saraf
tubuh,
meningkatkan
tekanan
darah,
menimbulkan
penyempitan pembuluh darah tepi. Tar adalah kumpulan beriburibu bahan kimia yang terdapat dalam rokok. Tar bersifat karsinogen/penyebab kanker. d. Bahaya Rokok Senyawa-senyawa kimia yang terkandung di dalam rokok terbukti membahayakan kesehatan para perokok aktif dan perokok pasif. Penyakit yang diakibatkan rokok antara lain yaitu : 1) Paru-paru Merokok dapat menyebabkan perubahan dan struktur fungsi salurang nafas dan jaringan paru-paru. Pada saluran nafas besar, sel mukosa memberas (hypertrofi) dan kelenjar mukus bertambah banyak (hyperplasia). Pada saluran nafas kecil, terjadi radang ringan
hingga
penyempitan
akibat
bertambahnya
sel
dan
penumpukan lendir. Pada jaringan paru-paru, terjadi peningkatan jumlah sel radang dan kerusakan alveoli (Triswanto, 2007).
24
2) Penyakit Kardiovaskuler Menurut Jaya (2009), senyawa kimia yang terkandung di dalam rokok akan meningkatkan detak jantung, tekanan darah, resiko hipertensi dan penyumbatan arteri. Di samping itu rokok juga menurunkan kadar HDL (kolesterol baik dalam darah) dan menurunkan tingkat elatisitas aorta (pembuluh darah terbesar pada tubuh manusia) yang dapat meningkatkan terjadinya penggumpalan darah sehingga memicu berbagai penyakit seperti : a) Serangan Jantung (Trombosis Koroner) Terjadi penggumpalan darah pada arteri yang menyumbat suplai darah pada jantung sehingga dapat mengakibatkan serangan jantung. b) Serangan Otak (Trombosis Cerebral) Terjadi pemblokiran pada pembuluh darah yang menuju ke otak sehingga dapat menyebabkan pingsan, stroke dan kelumpuhan. c) Gagal Ginjal Terjadi penggumpalan darah pada arteri yang menyumbat suplai darah pada ginjal sehingga mengakibatkan peningkatan tekanan darah, bahkan gagal ginjal. d) Penyakit Sistem Sirkulasi Terjadi penyumbatan pada pembuluh darah kaki dan tangan sehingga mengakibatkan pembusukan jaringan. Pecandu rokok rawan terkena penyakit langka Buerger, yaitu artritis pada
25
pembuluh peripheral yang dapat menimbulkan gangrene (kematian jaringan) sehingga harus diamputasi. 3) Impotensi Merokok menyebabkan terjadinya penyempitan pembuluh darah pada sistem vaskular yang mengarah ke penyumbatan arteri. Penis tidak bisa mendapatkan darah yang cukup dari arteri yang tersumbat dan akibatnya penis tidak bisa ereksi. Nikotin dapat mengganggu proses spermatogenesis sehingga kualitas sperma menjadi buruk (Admin, 2011) . 4) Gangguan Saraf Sistem saraf simpatik adalah cabang dari sistem saraf otonomik (Autonomic Nervous System/ANS) yang merupakan bagian dari sistem
saraf
peripheral
yang
bertugas
mengontrol
dan
mempengaruhi detak jantung, pencernaan, pernafasan, respirasi, diameter pupil, pembuangan urin dan ereksi. Senyawa kimia pada rokok akan memicu peningkatan aktivitas sistem saraf tersebut sehingga menambah beban pada sistem yang bertugas untuk mengatur pembuluh darah dan jantung (Satiti, 2009). 5) Gangguan Indra Penglihatan Asap rokok dapat merusak pembuluh darah mata, sehingga menyebabkan mata merah dan gatal serta meningkatkan resiko terkena katarak. Katarak yaitu memutihnya lensa mata yang
26
menghalangi masuknya cahaya yang dapat menyebabkan kebutaan (Promkes RI, 2012) 6) Gangguan Indra Pendengaran Tembakau
menyebabkan
timbulnya
endapan
pada
dinding
pembuluh darah sehingga menghambat laju aliran darah ke dalam telinga bagian dalam, perokok dapat kehilangan pendengaran lebih awal daripada orang yang tidak merokok (Admin, 2012). 7) Gangguan Indra Penciuman Racun-racun yang terkandung di dalam rokok, terutama nikotin lambat laun akan merusak saraf-saraf penciuman sehingga dapat mengganggu fungsi indera penciuman. Pecandu rokok menjadi kurang sensitif terhadap jenis bau, bahkan ada kalanya tidak mampu membeda-bedakan bau secara benar (Satiti, 2009). 8) Gangguan Pernafasan Menurut Satiti (2009), Racun tar yang terkandung di dalam rokok mempengaruhi dan memproduksi dan memproduksi lendir yang berlebihan di dalam paru-paru. Lendir tersebut menyebabkan borok dan mengakibatkan perdarahan. Gangguan pernafasan yang biasa dialami oleh perokok berat adalah : a) Bronchitis Gangguan serius pada dinding pipa-pipa udara yang lebih kecil yang melebar dan lemah yang disebabkan oleh paru-paru dan
27
alat-alat pernafasan yang telah lama sakit. Tanda pengidap bronchitis adalah batuk-batuk yang semakin parah. b) Emphysema Penyakit bengkak pada paru-paru karena pembuluh darahnya kemasukan udara. Akibatnya, kecepatan dan frekuensi bernafas meningkat disertai rasa nyeri. Tanda-tanda pengidap ephysema adalah bernafas terengah-engah, dengan bunyi nafas yang nyaring, disertai batuk-batuk dengan frekuensi tinggi c) Radang Saluran Udara Penderita asma yang tetap merokok akan mengalami peradangan saluran udara yang sulit disembuhkan dengan obat-obatan. 9) Gangguan Indera Pengecap Racun-racun yang terkandung dalam rokok terutama nikotin secara bertahap akan merusak saraf-saraf pengecap sehingga mengganggu fungsi indera pengecap. Perokok berat kurang bisa menikmati cita rasa makanan dan minuman, sehingga nafsu makan cenderung menurun, padahal tubuh membutuhkan asupan gizi yang cukup. Akibatnya, berat badan perokok terus menurun (Satiti, 2009). 10) Gangguan Pencernaan Tembakau merupakan salah satu bahan perangsang yang dapat menyulitkan alat-alat pencernaan. Itulah sebabnya seorang perokok berat cenderung mengalami gangguan pencernaan yang ditandai dengan berbagai gejala penyakit, yaitu mual, nyeri ulu
28
hati, sakit perut bagian atas dan kembung. Pada tahap selanjutnya, berat badan perokok berat akan turun drastis karena mengalami peradangan selaput lendir lambung (gastritis) sehingga nafsu makan hilang, sakit kepala, muntah-muntah, bahkan perdarahan lambung. Perdarahan berat akan ditandai dengan tinja yang berwarna kehitam-hitaman (Satiti, 2009). 11) Gangguan Hati Senyawa kimia di dalam rokok akan mengganggu fungsi hati, padahal hati merupakan organ yang bertugas untuk memproses pembuangan obat-obatan, alkohol dan racun-racun lainnya di dalam tubuh (Satiti, 2009). 12) Gangguan pada Gigi Jumlah karang pada gigi perokok cenderung lebih banyak daripada yang bukan perokok. Karang gigi yang tidak dibersihkan akan menimbulkan keluhan seperti gusi berdarah. Gigi dapat berubah warna akibat efek dari tembakau (Mulyawati, 2012). 13) Gangguan pada Kulit Merokok dapat menyebabkan penyakit kulit, eksim dan ruam pada perokok yang peka terhadap nikotin. Eksim adalah iritasi berat pada kulit, daerah kulit yang terkena eksim menjadi bersisik dan timbul rasa gatal. Eksim bisa juga ditimbulkan dari arsenik yang berasal dari tembakau (Promkes RI, 2012).
29
14) Gangguan pada Rambut Merokok bisa menyebabkan menurunnya sistem kekebalan sehingga perokok lebih mudah terserang penyakit seperti lupus erimatosis
yang
menyebabkan
kerontokkan
pada
rambut
(Promkes RI, 2012). 15) Polisitenia Racun-racun di dalam rokok dapat menimbulkan penyakit polistenia, yaitu penyakit kelainan pertumbuhan sumsum tulang, yakni kelebihan kadar Hemoglobin (Hb) dalam sel darah merah. Kebiasaan menghisap rokok akan meningkatkan kadar Hb menjadi lebih dari 20 gram per desiliter. Penyakit yang lebih banyak menimpa pada laki-laki dan sulit diatasi ini, mengancam para perokok berat dan orang yang bermukim pada ketinggian 300 meter di atas permukaan laut (Satiti, 2009). e. Perokok Pasif Perokok pasif atau yang dikenal dengan nama Involuntary Smoking adalah orang yang tidak merokok tetapi terpapar langsung oleh asap tembakau dari orang yang sedang merokok di sekitarnya. Perokok pasif ini lebih banyak resikonya karena terpapar asap rokok lebih banyak daripada perokok itu sendiri (Araujo, 2009). Perokok pasif memiliki resiko yang cukup tinggi atas kanker paru-paru dan jantung koroner, serta gangguan pernafasan. Kadar nikotin, carbon monoksida (CO) serta zat-zat lain lebih tinggi dalam
30
darah perokok pasif yang bisa menyebabkan penyakit yang diderita semakin parah. Anak-anak yang orangtuanya merokok akan mengalami batuk, pilek, dan radang tenggorokan dan kemungkinan mendapat serangan jantung lebih tinggi bagi mereka. Bagi anak di bawah umur, terdapat resiko kematian mendadak akibat terpapar asap rokok (Jaya, 2009).
31
B. Kerangka Teori Tingkat pengetahuan: a. b. c. d. e. f.
Tahu Memahami Aplikasi Analisis Sintesis Evaluasi
Rokok:
Pengetahuan Remaja Putra tentang Bahaya Rokok
a. Pengertian Rokok b. Jenis Rokok c. Komponen Dalam Rokok d. Bahaya Rokok e. Perokok Pasif
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan: a. b. c. d. e. f.
Pendidikan Pekerjaan Umur Informasi Lingkungan Sosial budaya
Gambar 2.1 Kerangka Teori Sumber: Modifikasi oleh Notoatmodjo (2007), Jaya (2009)
32
C. Kerangka Konsep
Baik Pengetahuan Remaja Putra tentang Bahaya Rokok
Cukup
Kurang
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan: a. b. c. d. e. f.
Pendidikan Pekerjaan Umur Informasi Lingkungan Sosial budaya
Keterangan: = Variabel yang diteliti = Variabel yang tidak diteliti
Gambar 2.2 Kerangka Konsep Sumber: Modifikasi oleh Notoatmodjo (2007), Riwidikdo (2010)
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan rancangan penelitian Ditinjau dari tujuan penelitian yang akan dicapai, penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal lain-lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian (Arikunto, 2010). Kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan (Sugiyono, 2007). Penelitian ini mendeskripikan tentang tingkat pengetahuan remaja putra tentang bahaya rokok pada siswa kelas XI di SMA Negeri 2 Surakarta tahun 2013. B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Menurut Hidayat (2011), Lokasi penelitian adalah rancangan tentang tempat yang akan dilakukan oleh peneliti dalam melaksanakan kegiatan penelitian. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 2 Surakarta. 2. Waktu Penelitian Waktu penelitian merupakan rencana tentang waktu yang akan dilakukan oleh peneliti dalam melaksanakan kegiatan penelitiannya (Hidayat, 2011). Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 22 April 2013.
33
34
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti (Notoatmodjo, 2010). Pada penelitian ini populasi yang digunakan adalah seluruh siswa laki-laki kelas XI di SMA Negeri 2 Surakarta sebanyak 136 siswa. 2. Sampel Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, 2011). Besar sampel menurut Arikunto (2006), apabila populasi subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tetapi jika jumlah subjeknya besar atau lebih dari 100, dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih. Karena jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak 136 siswa laki-laki, maka peneliti mengambil sampel 25% yaitu sebanyak 34 siswa. Pengambilan sampel dalam penelitian ini berdasarkan kriteria inklusi dan ekskulsi yang ditetapkan oleh peneliti. Menurut Notoatmodjo (2010), kriteria inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh setiap anggota populasi yang dapat diambil sebagai sampel, sedangkan kriteria eksklusi adalah ciri-ciri anggota populasi yang tidak dapat diambil sebagai sampel.
35
Dalam pengambilan sampel ini peneliti menetapkan beberapa kriteria, antara lain : a. Kriteria inklusi 1) Siswa laki-laki kelas XI SMA Negeri 2 Surakarta. 2) Siswa laki-laki kelas XI SMA Negeri 2 Surakarta yang bersedia menjadi responden. b. Kriteria eksklusi 1) Siswa laki-laki kelas X dan kelas XII SMA Negeri 2 Surakarta. 2) Siswa perempuan kelas XI SMA Negeri 2 Surakarta. 3) Siswa laki-laki kelas XI SMA Negeri 2 Surakarta yang tidak bersedia menjadi responden. 3. Teknik Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sampel merupakan suatu proses seleksi sampel yang digunakan dalam penelitian dari populasi, sehingga jumlah sampel akan mewakili keseluruhan populasi yang ada (Hidayat, 2011). Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan cara random sampling dengan teknik pengambilan sampel acak sederhana (simple random sampling) yaitu pengambilan sampel sedemikian rupa sehingga setiap unit dasar (individu) mempunyai kesempatan yang sama untuk diambil sebagai sampel. Dengan cara diundi, karena ada 10 kelas maka tiap kelas diambil 3-4 siswa untuk dijadikan sampel dan kelas yang mempunyai siswa laki-laki lebih banyak diambil 4 siswa.
36
Tabel 3.1 Populasi Siswa Laki-laki tiap kelas dan jumlah sampel yang diambil pada kelas XI di SMA Negeri 2 Surakarta Kelas
Jumlah Siswa Laki-laki
Sampel
XI IPA 1
11
3
XI IPA 2
12
3
XI IPA 3
11
3
XI IPA 4
12
3
XI IPS 1
14
3
XI IPS 2
15
4
XI IPS 3
15
4
XI IPS 4
16
4
XI IPS 5
14
3
XI IPS 6
16
4
Jumlah
136
34
Sumber : Data Primer D. Instrumen Penelitian Instrumen adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data. Alat yang dipergunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner adalah daftar pertanyaan atau pernyataan yang
sudah
tersusun dengan baik, sudah matang, dimana
responden tinggal memberikan jawaban atau dengan memberikan tanda-tanda tertentu (Notoatmodjo, 2010). Dalam penelitian ini kuesioner yang digunakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja tentang bahaya rokok adalah kuesioner tertutup atau berstruktur dengan jawaban benar dan salah di mana kuesioner tersebut dibuat sedemikian rupa sehingga responden hanya tinggal memilih atau menjawab pada jawaban yang sudah ada (Hidayat, 2011). Skala pengukuran
37
yang digunakan dalam pengukuran instrumen ini adalah skala Guttman yaitu skala yang bersifat tegas dan konsisten dengan memberikan jawaban yang tegas seperti jawaban dari pernyataan : benar dan salah (Hidayat, 2011). Cara penilaian untuk pernyataan positif (favorable) bila responden menjawab benar nilainya 1 dan menjawab salah nilainya 0. Pernyataan negatif (unfavorable) bila responden menjawab benar nilainya 0 dan menjawab salah nilainya 1. Untuk memudahkan dalam menyusun instrumen, maka diperlukan kisi-kisi. Tabel. 3.2 Kisi – kisi Kuesioner No Kuesioner Variabel
Indikator
Jumlah Favorable
Tingkat
1. Pengertian
Pengetahuan
Rokok
Remaja
2. Jenis Rokok
Putra
3. Komponen
tentang
dalam rokok
Bahaya
4. Bahaya Rokok
Rokok
Unfavorable 1
1 2,3
4,5
4
6,8,9
7
4
11,12,13,14,
10,16,19,21,
15,17,18,20,
24,25, 28
19
22,23,26,27 5. Perokok Pasif Jumlah Total Soal
29,30 20
2 10
30
Sumber : Jaya (2009) Untuk mengetahui kuesioner dalam penelitian ini berkualitas, terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas. 1. Uji Validitas Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar mengukur apa yang diukur (Notoatmodjo, 2010). Suatu
38
instrumen penelitian dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan atau dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat (Arikunto, 2010). Uji validitas minimal dilakukan dengan 30 responden (Riwidikdo, 2012). Teknik yang dipakai untuk mengetahui validitas kuesioner dengan rumus product moment. Instrumen dikatakan valid jika nilai rhitung > rtabel (Riwidikdo, 2010). Rumus Pearson Product Moment :
rxy =
N . SXY - SX.SY {N SX 2 - (SX ) }{N SY 2 - (SY ) } 2
2
Keterangan : rxy
: Koefisien
korelasi setiap item dengan skor total
N
: Jumlah responden
X
: Skor pertanyaan
Y
: Skor total
XY
: Skor pertanyaan dikalikan skor total Untuk mengetahui suatu pernyataan valid, maka harus ada korelasi
antara skor pernyataan dengan jumlah skor total. Hasil nilai rhitung dibandingkan dengan nilai rtabel pada taraf signifikan 0,05. Pernyataan dikatakan valid apabila
nilai
rhitung > rtabel untuk n=30 dan taraf
signifikansi 0,05 adalah 0,361 (Riwidikdo, 2012). Berdasarkan uji validitas yang telah dilakukan di SMA Negeri 5 Surakarta terhadap 30 siswa dapat diperoleh nilai rhitung > rtabel (0,361) sehingga dari 35 pernyataan didapatkan 30 pernyataan yang valid dan 5
39
pernyataan yang tidak valid antara lain nomor 1, 4, 7, 31 dan 34 serta untuk selanjutnya pernyataan tidak valid tidak digunakan dalam penelitian. Sehingga soal yang digunakan penelitian sejumlah 30 soal. 2. Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah suatu indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten atau tetap asas (ajeg) bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama, dengan menggunakan alat ukur yang sama (Notoatmodjo, 2010). Untuk menguji reliabilitas instrumen, peneliti menggunakan rumus Alpha Cronbach dengan bantuan komputer SPSS for windows. Rumus Alpha Cronbach adalah sebagi berikut :
2 k é Ssi ù ri = ê1 - 2 ú k - 1 ë st û Keterangan : ri
: Reliabilitas
k
: Banyaknya butir peryataan
∑ݏଶ
: Jumlah varian butir
s t2
instrumen
: Varian total Angket atau kuesioner dikatakan reliabel jika memiliki nilai alpha
minimal 0,7 (Riwidikdo, 2010). Dari hasil uji reliabilitas yang dilakukan
40
di SMA Negeri 5 Surakarta didapatkan nilai alpha 0,958 > 0,7 sehingga instrumen dapat dikatakan reliabel untuk dijadikan instrumen penelitian. E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan lembar pernyataan persetujuan untuk menjadi responden dan membagikan kuesioner atau angket kepada siswa di SMA Negeri 2 Surakarta, kemudian menjelaskan tentang cara pengisiannya. Responden disuruh mengisi kuesioner sampai dengan selesai dan kuesioner diambil pada saat itu juga oleh peneliti. Data berdasarkan cara memperolehnya menurut Riwidikdo (2012), terdiri dari : 1. Data Primer Data primer adalah data yang secara langsung diambil dari objek penelitian oleh peneliti perorangan maupun organisasi. Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari jawaban atas pertanyaan yang disediakan melalui pengisisan kuesioner oleh responden tentang bahaya rokok. 2. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang didapatkan tidak secara langsung dari objek penelitian. Data sekunder dalam penelitian ini didapatkan dari kantor administrasi SMA Negeri 2 Surakarta yang dapat menunjang pelaksanaan penelitian ini, berupa jumlah siswa laki-laki kelas XI tahun ajaran 2012 – 2013.
41
F. Variabel Penelitian Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang sesuatu konsep pengertian tertentu (Notoatmodjo, 2010). Variabel dalam penelitian ini menggunakan variabel tunggal yaitu tingkat pengetahuan remaja putra tentang bahaya rokok. G. Definisi Operasional Untuk membatasi ruang lingkup atau pengertian variabel yang diteliti, maka variabel perlu diberi batasan-batasan atau definisi operasional. Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional berdasarkan karakteristik yang diamati, memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena (Hidayat, 2011). Tabel 3.3 Definisi Operasional Variabel
Definisi Operasional
Tingkat
Segala
sesuatu
pengetahuan
yang
remaja
remaja
putra tentang
pengertian rokok,
bahaya rokok
jenis
diketahui tentang
rokok,
komponen dalam
Alat
Skala
ukur
Ukur
Kuesioner Ordinal
Kategori a. Baik,
bila
nilai
yang diperoleh (x) > mean + 1SD b. Cukup, bila nilai mean – 1SD ≤ x ≤ mean + 1SD
rokok,
bahaya
c. Kurang, bila nilai
rokok
dan
yang diperoleh (x)
perokok pasif Sumber : Riwidikdo (2010)
< mean – 1SD
42
H. Metode Pengolahan dan Analisis Data 1. Pengolahan Data Langkah-langkah pengolahan data menurut Hidayat (2011), adalah sebagai berikut : a. Editing Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh atau dikumpulkan. Editing
dapat dilakukan pada tahap
pengumpulan data atau setelah data terkumpul. b. Coding Coding
merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka)
terhadap data yang terdiri dari beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat penting bila pengolahan dan analisis data menggunakan komputer. c. Data Entry Data entry adalah kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan kedalam master tabel atau database komputer, kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana atau dengan membuat tabel kontingensi. d. Melakukan Teknik Analisis Dalam melakukan teknik analisis khususnya terhadap data penelitan akan menggunakan ilmu statistik terapan yang disesuaikan dengan tujuan yang hendak dianalisis.
43
2. Analisis Data Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis univariat (analisis deskriptif) yaitu analisis yang bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteritik setiap variabel penelitian. Analisis ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan presentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2010). Selanjutnya menurut Riwidikdo (2010), untuk mengetahui hasil tingkat pengetahuan remaja putra tentang bahaya rokok dengan persentase dengan keterangan sebagai berikut : a. Pengetahuan Baik : Bila nilai yang diperoleh (x) > mean + 1 SD b. Pengetahuan Cukup : Bila nilai mean ─ 1 SD ≤ x ≤ mean + 1 SD c. Pengetahuan Kurang : Bila nilai yang diperoleh (x) < mean ─ 1 SD Keterangan : x
: Responden
mean : Rata-rata SD
: Simpangan Baku Untuk mencari nilai rata-rata (݉݁ܽ݊) diperoleh dengan rumus : n
åx
i
x =
i:1
n
Keterangan :
x
åx
: Mean (rata-rata) i
: Besaran/nilai dari data
44
n
: Jumlah data Sedangkan untuk mencari SD (standar deviasi) yaitu dengan rumus : n
n
SD =
åx
2 i
-
( å x1 )2 i =1
i =1
n
n -1
Keterangan : SD
: Simpangan Baku
åx n
i
: Besaran/nilai dari data : jumlah data
Rumus yang digunakan untuk memperoleh skor prosentase menurut Riwidikdo (2010), adalah: Skor Prosentase :
௨௦௦௪௨௨௧௧௧௧௨
I. Etika Penulisan
௨௦ௗ
ͲͲͳݔΨ
Menurut Hidayat (2011), masalah etika penelitian yan harus diperhatikan antara lain adalah sebagai berikut: 1. Informed Concent Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden penelitian
dengan memberikan lembar persetujuan.
Informed consent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan informed consent adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian, mengetahui dampaknya. Jika subjek bersedia, maka
45
mereka harus menandatangani lembar persetujuan. Jika responden tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati hak pasien. 2. Anonymity (tanpa nama) Masalah etika kebidanan adalah merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan. 3. Kerahasiaan (confidentiality) Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset. J. Jadwal Penelitian Terlampir
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 2 Surakarta yang terletak di Jalan Monginsidi No.40 Surakarta, dengan kepala sekolah yang bernama Bapak Drs. H. Sudadi Mulyono, M.Si. Lokasi wilayah berada diantara SMA Negeri 1 Surakata dan SD Negeri Margoyudan Surakarta. Jumlah seluruh siswa SMA Negeri 2 Surakarta Tahun Pelajaran 2012/2013 sebanyak 984 siswa. Kelas X sebanyak 320 siswa yang terdiri dari 10 kelas, kelas XI sebanyak 322 siswa dengan jumlah siswa laki-laki sebanyak 136 siswa yang terbagi menjadi 10 kelas, 4 kelas IPA dengan siswa laki-laki pada kelas XI IPA 1 sebanyak 11 siswa, kelas XI IPA 2 sebanyak 12 siswa, kelas XI IPA 3 sebanyak 11 siswa, kelas XI IPA 4 sebanyak 12 siswa dan 6 kelas IPS dengan siswa laki-laki pada kelas XI IPS 1 sebanyak 14 siswa, kelas XI IPS 2 sebanyak 15 siswa, kelas XI IPS 3 sebanyak 15 siswa, kelas XI IPS 4 sebanyak 16 siswa, kelas XI IPS 5 sebanyak 14 siswa, dan kelas XI IPS 6 sebanyak 16 siswa serta kelas XII sebanyak 342 siswa yang terbagi menjadi 10 kelas, 4 kelas IPA dan 6 kelas IPS. Fasilitas yang ada di sekolah ini antara lain perpustakaan, laboratorium komputer, bahasa, biologi, kimia, fisika, studio band, koperasi, UKS dan masjid. Responden dalam penelitian ini adalah siswa laki-laki kelas XI sebanyak 34 siswa.
46
47
B. Analisa Data Setelah dilakukan analisa data terhadap tingkat pengetahuan remaja putra tentang bahaya rokok pada siswa kelas XI di SMA Negeri 2 Surakarta didapatkan hasil nilai jumlah data, mean, standar deviasi, nilai minimun dan nilai maksimum yang disajikan dalam tabel berikut ini: Tabel 4.1 Jumlah Data, Mean, Standar Deviasi, Nilai Minimun dan Nilai Maksimum Variabel Tingkat
Jumlah
Nilai
Nilai
Data (n)
Minimum
Maximum
34
13
28
Mean 20,85
Standar Deviasi 4,89
Pengetahuan Remaja Putra tentang Bahaya Rokok pada Siswa Kelas XI di SMA Negeri 2 Surakarta
Berikut ini perhitungan kategori pengetahuan responden : Baik
: Bila nilai responden yang diperoleh x > mean + 1 SD x > 20,85 + 4,89 = x > 25,74 Jadi pengetahuan baik jika nilai responden > 25,74
Cukup
: Bila nilai responden mean – 1 SD ≤ x ≤ mean +1 SD 20,85 - 4,89 ≤ x ≤ 20,85 + 4,89 = 15,96 ≤ x ≤ 25,74 Jadi pengetahuan cukup jika nilai responden 15,96 ≤ x ≤ 25,74
48
Kurang
: Bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean ─ 1 SD x < 20,85 - 4,89 = x < 15,96 Jadi pengetahuan kurang jika nilai responden < 15,96
Setelah dilakukan analisa data terhadap tingkat pengetahuan remaja putra tentang bahaya rokok pada siswa kelas XI di SMA Negeri 2 Surakarta didapatkan hasil kategori pengetahuan yang disajikan dalam tabel berikut ini: Tabel 4.2 Tingkat Pengetahuan Remaja Putra tentang Bahaya Rokok pada Siswa Kelas XI di SMA Negeri 2 Surakarta No.
Pengetahuan
Jumlah
Persentase (%)
1.
Baik
9
26,5
2.
Cukup
20
58,8
3.
Kurang
5
14,7
34
100
Total Sumber: Data Primer
Berdasarkan penelitian, tingkat pengetahuan remaja putra tentang bahaya rokok pada siswa kelas XI di SMA Negeri 2 Surakarta dapat dikategorikan menjadi siswa yang mempunyai pengetahuan baik sebanyak 9 responden (26,5%), siswa yang mempunyai pengetahuan cukup sebanyak 20 responden (58,8%) dan siswa yang mempunyai pengetahuan kurang sebanyak 5 responden (14,7%). Jadi tingkat pengetahuan remaja putra tentang bahaya rokok pada siswa kelas XI di SMA Negeri 2 Surakarta adalah rata-rata mempunyai pengetahuan cukup , yaitu sebanyak 20 responden (58,8%). C. Pembahasan Hasil penelitian tingkat pengetahuan remaja putra tentang bahaya rokok pada siswa kelas XI di SMA Negeri 2 Surakarta dapat dikategorikan menjadi
49
siswa yang mempunyai pengetahuan baik sebanyak 9 responden (26,5%), siswa yang mempunyai pengetahuan cukup sebanyak 20 responden (58,8%), dan siswa yang mempunyai pengetahuan kurang sebanyak 5 responden (14,7%). Sehingga didapatkan hasil tingkat pengetahuan remaja putra tentang bahaya rokok pada siswa kelas XI SMA Negeri 2 surakarta rata-rata mempunyai pengetahuan cukup tentang bahaya rokok yaitu sebanyak 20 responden (58,8%). Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan adalah hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pada penelitian Wiwik Widyawati tahun 2012 yang berjudul “Tingkat Pengetahuan Siswa SMP Kelas VIII tentang Bahaya Merokok Bagi Kesehatan di SMP Negeri 7 Wonogiri”. Hasil penelitian tersebut menyebutkan bahwa tingkat pengetahuan siswa SMP Kelas VIII tentang bahaya merokok bagi kesehatan tergolong dalam kategori cukup (63,2%). Menurut teori faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan antara lain pendidikan, pekerjaan, umur, dan informasi. Dari hasil penelitian ini rata-rata siswa mempunyai pengetahuan cukup (58,8%) dikarenakan siswa kurang mengetahui tentang bahaya rokok pada kulit dan rambut. Menurut Promkes RI (2012), merokok dapat menyebabkan penyakit kulit, eksim dan ruam pada perokok yang peka terhadap nikotin. Eksim adalah iritasi berat pada kulit, daerah kulit yang terkena eksim menjadi
50
bersisik dan timbul rasa gatal. Eksim bisa juga ditimbulkan dari arsenik yang berasal dari tembakau. Merokok bisa menyebabkan menurunnya sistem kekebalan sehingga perokok lebih mudah terserang penyakit seperti lupus erimatosis yang menyebabkan kerontokkan pada rambut. Pengetahuan remaja tentang bahaya rokok kemungkinan dipengaruhi oleh informasi dan pendidikan. Informasi yang diperoleh dari berbagai sumber akan mempengaruhi tingkat
pengetahuan seseorang.
Bila sesesorang
memperoleh banyak informasi maka ia cenderung mempunyai pengetahuan yang lebih luas. Pendidikan yang tinggi akan berpengaruh pada penerimaan hal-hal baru dan dapat menyesuaikan diri dengan hal baru tersebut (Dewi dan Wawan, 2010). D. Keterbatasan Penelitian 1. Kendala Penelitian Waktu pelaksanaan penelitian ini bersamaan dengan kegiatan belajar mengajar di SMA Negeri 2 Surakarta sehingga peneliti harus mencari waktu lain diluar jam pembelajaran. 2. Kelemahan Penelitian a. Variabel penelitian ini merupakan variabel tunggal, sehingga hasil penelitian ini terbatas hanya pada tingkat pengetahuan remaja putra kelas XI tentang bahaya rokok saja tetapi faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan tentang bahaya rokok tidak diteliti. Penelitian ini hasilnya akan berbeda jika faktor yang mempengaruhi pengetahuan tentang bahaya rokok juga diteliti.
51
b. Kuesioner yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner tertutup. Responden hanya bisa menjawab “benar” dan “salah”, sehingga tidak bisa digunakan untuk menggali pengetahuan responden tentang bahaya rokok secara mendalam.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Hasil penelitian tingkat pengetahuan remaja putra tentang bahaya rokok pada siswa kelas XI di SMA Negeri 2 Surakarta dapat dikategorikan sebagai berikut: 1. Tingkat pengetahuan remaja putra tentang bahaya rokok pada siswa kelas XI di SMA Negeri 2 Surakarta yang mempunyai pengetahuan baik sebanyak 9 responden (26,5%). 2. Tingkat pengetahuan remaja putra tentang bahaya rokok pada siswa kelas XI di SMA Negeri 2 Surakarta yang mempunyai pengetahuan cukup sebanyak 20 responden (58,8%). 3. Tingkat pengetahuan remaja putra tentang bahaya rokok pada siswa kelas XI di SMA Negeri 2 Surakarta yang mempunyai pengetahuan kurang sebanyak 5 responden (14,7%). B. Saran 1. Bagi Peneliti selanjutnya Diharapkan ada penelitian tentang faktor-faktor lain dan menambah variabel-variabel penelitian yang berhubungan dengan bahaya rokok serta menggunakan instrumen pengumpulan data yang berbeda sehingga didapatkan hasil penelitian yang lebih baik.
52
53
2. Bagi Institusi Pendidikan a. SMA Negeri 2 Surakarta Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberi data bagi lembaga pendidikan mengenai aspek tingkat pengetahuan siswa tentang bahaya rokok bagi kesehatan sekaligus sebagai bahan masukan dalam upaya menyukseskan program kampanye anti rokok serta memberikan informasi kepada institusi untuk memberikan penyuluhan kepada siswa tentang bahaya rokok. b. STIKes Kusuma Husada Surakarta Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan dalam memperkaya bahan pustaka yang berguna bagi pembaca secara keseluruhan dan penelitian selanjutnya. 3. Bagi Responden Diharapkan bagi responden mencari informasi khususnya tentang bahaya rokok dan tetap menjaga kesehatan dengan tidak merokok, karena merokok dapat meningkatkan resiko timbulnya penyakit.
DAFTAR PUSTAKA
Aditama, T.Y. 2006. Tuberkolosis Rokok dan Perempuan. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. Admin. 2011. Merokok Menyebabkan Impotensi. (online). http://www.seksualitas.net/merokok-sebabkan-impotensi.htm. tanggal 30 November 2012.
Available: Diakses
Admin. 2012. Merokok. (online). Available: http://www.persahabatan.co.id /index.php?option=com_content&view=article&id=115&Itemid=536. Diakses tanggal 30 November 2012. Admin. 2012. Perokok Anak dan Remaja 51,7 Persen di Indonesia. http://kardopa.co.id/perokok-anak-dan-remaja-517-persen-di-indonesia/. Diakses tanggal 21 November 2012 Araujo, D. 2009. Hubungan Tingkat Pengetahuan tentang Merokok dengan Perilaku Merokok Mahasiswa Timor Leste di Yogyakarta. STIKes Wira Husada Yogyakarta. Skipsi Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta _______, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta Dewi, M, A, Wawan. 2010. Teori & Pengukuran Pengetahuan, Sikap, Dan Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika Hidayat, A. 2011. Metode Penelitian Kebidanan & Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika Jaya, Muhammad. 2009. Pembunuh Berbahaya Itu Bernama Rokok. Yogyakarta: Riz’ma. Karyo, T. 2012. Bahaya Merokok Bagi Pelajar. (online). Available : http://pabelan-online.com/varia/2012/02/bahaya-merokok-bagi-pelajar/. Diakses tanggal 21 November 2012. Mahmud. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia Mulyawati, Y. 2012. Pengaruh Rokok Terhadap Gigi dan Mulut .(online). Available:http://www.smallcrab.com/kesehatan/418-pengaruh-rokokterhadap-gigi-dan-mulut/. Diakses tanggal 30 November 2012.
Notoatmodjo, S. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta ___________, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Promkes RI. 2012. 15 Masalah Kesehatan Karena Rokok yang Jarang Dipublikasikan.(online).Available:http://www.promkes.depkes.go.id/index .php/program/pengendalian-rokok/28-15-masalah-kesehatan-karenarokokyang-jarang-dipublikasikan. Diakses tanggal 30 November 2012. Riwidikdo, H. 2010. Statistik Untuk Penelitian Kesehatan dengan Aplikasi Program R dan SPSS. Yogyakarta: Pustaka Rihama _________, H. 2012. Statistik Kesehatan Belajar Mudah Teknik Analisis Data Dalam Penelitian Kesehatan (Plus Aplikasi Software SPSS). Yogyakarta: Nuha Medika Sarwono, S. 2010. Psikologi Remaja. Jakarta : Rajawali Pers. Satiti, A. 2009. Strategi Rahasia Berhenti Merokok. Yogyakarta: Data Media. Soetjiningsih. 2004. Tumbuh Kembang Remaja Dan Permasalahanya. Jakarta : Sagung Seto. Sugiyono. 2010. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta Triswanto, Sugeng. 2007. Stop Merokok. Yogyakarta: Progresif Books. Wati, W. 2012. Tingkat Pengetahuan Siswa SMP Kelas VIII tentang Bahaya Merokok Bagi Kesehatan di SMP Negeri 7 Wonogiri. STIKes Kusuma Husada Surakarta. Karya Tulis Ilmiah. Widyastuti, Y. 2009. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta : Fitramaya.